LAPORAN KEMAJUAN INL-FIBROGEN (Inhibiton of Liver Fibrosis Based on Regenerative Medicine Empowering Peanut Hull): INOVASI TERAPI DEGRADASI FIBROSIS HEPAR BERBASIS KEDOKTERAN REGENERATIF MENGGUNAKAN KULIT KACANG TANAH (Arachis hypogea L) 1. Target luaran Produk berupa artikel ilmiah dan paten tentang manfaat ekstrak kulit kacang tanah terhadap regenerasi jaringan hepar melalui inhibisi degradasi hepar pada kondisi fibrosis hepar. Tujuan Umum Membuktikan efektivitas ekstrak kulit kacang tanah (Arachis hypogea L) dalam proses regenerasi hepar pada mencit model fibrosis hepar. Tujuan Khusus 1. Mengetahui pengaruh ekstrak kulit kacang tanah (Arachis hypogea L) terhadap perbaikan struktur anatomi dan histologi hepar pada mencit model fibrosis hepar. 2. Mengetahui pengaruh ekstrak kulit kacang tanah (Arachis hypogea L) terhadap penurunan deposisi kolagen hepar pada mencit model fibrosis hepar. 3. Mengetahui pengaruh ekstrak kulit kacang tanah (Arachis hypogea L) terhadap penurunan ekspresi TGF-β1 pada hepar mencit model fibrosis hepar. 2. Metode
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN KEMAJUAN
INL-FIBROGEN (Inhibiton of Liver Fibrosis Based on Regenerative Medicine Empowering
Peanut Hull): INOVASI TERAPI DEGRADASI FIBROSIS HEPAR BERBASIS
KEDOKTERAN REGENERATIF MENGGUNAKAN KULIT KACANG TANAH
(Arachis hypogea L)
1. Target luaran
Produk berupa artikel ilmiah dan paten tentang manfaat ekstrak kulit kacang tanah terhadap
regenerasi jaringan hepar melalui inhibisi degradasi hepar pada kondisi fibrosis hepar.
Tujuan Umum
Membuktikan efektivitas ekstrak kulit kacang tanah (Arachis hypogea L) dalam proses regenerasi
hepar pada mencit model fibrosis hepar.
Tujuan Khusus
1. Mengetahui pengaruh ekstrak kulit kacang tanah (Arachis hypogea L) terhadap perbaikan
struktur anatomi dan histologi hepar pada mencit model fibrosis hepar.
2. Mengetahui pengaruh ekstrak kulit kacang tanah (Arachis hypogea L) terhadap penurunan
deposisi kolagen hepar pada mencit model fibrosis hepar.
3. Mengetahui pengaruh ekstrak kulit kacang tanah (Arachis hypogea L) terhadap penurunan
ekspresi TGF-β1 pada hepar mencit model fibrosis hepar.
2. Metode
2.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain eksperimen murni (true experimental design) di
laboratorium secara in vivo menggunakan rancangan Randomized Post Test Only Controlled Group
Design. Induksi CCl4 mengacu pada dosis Sahreen et al (2011) sebesar 0.5 ml/ kg, dua kali
seminggu selama enam minggu. Dosis esktrak mengacu pada penelitan Domitrovic et al., (2009)
dengan pemberian ekstrak luteolin 10, 25, dan 50 mg/kg BB.
Cedera dan inflamasi sel hepar
TGF-β1
Penumpukan Kolagen tipe I
↑ Sel Fibroblas
↑ Hepatic Stellate Cell (HSC)
2 . 2 Kerangka Konsep Penelitian
2.3 Variabel Penelitian
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah ekstrak kulit kacang tanah yang dibagi dalam kelompok:
1. Kelompok 1: kelompok kontrol negatif (mencit yang tidak diberikan CCl4 dan tanpa diberikan ekstrak kulit kacang tanah)
2. Kelompok 2: kelompok kontrol positif (mencit yang diberikan CCl4 tanpa diberikan ekstrak kulit kacang tanah)
3. Kelompok 3: mencit yang diberikan CCl4 dan ekstrak kulit kacang tanah konsentrasi I (15mg/Kg BB)4. Kelompok 4: mencit yang diberikan diberikan CCl4 dan ekstrak kulit kacang tanah konsentrasi II
(30mg/Kg BB)5. Kelompok 4: mencit yang diberikan diberikan CCl4 dan ekstrak kulit kacang tanah konsentrasi III (60
mg/Kg BB)- Variabel terikat dalam penelitian ini adalah: (a) Anatomi dan histopatologi hepar; (b) deposisi
kolagen hepar; (c) ekspresi TGF-β1, MMP-9.
2.4 Objek dan Sampel Sampel penelitian adalah model mencit BALB/c jantan berusia 6-7 minggu jantan sesuai
penelitian Jong In Yang dan rekannya (2009). Perhitungan besarnya pengulangan pada sampel
adalah sebagai berikut (Anshori,M., 2008):
(t-1) (r-1) ≥ 15
t : jumlah perlakuan, r : jumlah ulangan
Pada penelitian ini t = 5 sehingga jumlah pengulangan adalah:
(5-1) (r-1) ≥ 15
r-1 ≥ 15:4
r = 3.75 + 1 = 4.75
Dibesarkan menjadi 5 pengulangan.
2.5 Tempat Penelitian
Luteolin
Ekstrak Kulit Kacang Tanah (Arachis hypogea L)
↑MT I/II↓↑Regenerasi Hepar
↓ MMP-9
Fibrosis Hepar
Sirosis Hepar
Hepatic Carcinoma Hipertensi portal Gagal Hepar
Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian
Adaptasi hewan coba selama satu minggu
Memilih sampel mencit BALB/c jantan (6 minggu) dengan metode simple random sampling
25 mencit BALB/c jantan (6 minggu)
Diberikan CCl41ml/kg 2 kali semingguTanpa perlakuan apapunDiberikan CCl4+Ekstrak kulit kacang tanah (15 mg/Kg BB)Diberikan CCl4+Ekstrak kulit kacang tanah (30 mg/Kg BB)Diberikan CCl4+Ekstrak kulit kacang tanah (60 mg/Kg BB)
Kelompok kontrol positif (5 ekor)Kelompok kontrol negatif (5 ekor) Kelompok II (5 ekor)Kelompok III (5 ekor)Kelompok I (5 ekor)
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmakologi, Laboratorium Biomedik, Laboratorium Biokimia dan Biomol, Laboratorium Patologi Anatomi dan Laboratorium Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang
2.6 Skema Alur Penelitian
Gambar 2. Skema Alur Penelitian
3. Kemajuan Pengerjaan Penelitian
3.1 Hasil Pemeriksaan Deposisi Kolagen Hepar dengan Pewarnaan Masson’s Trichrome
Penampang potongan pada kelompok kontrol (-) menunjukkan deposisi kolagen (jaringan
berwarna biru) yang sedikit. Pada kelompok kontrol (+) yang diberikan CCl4 saja, didapatkan
deposisi kolagen yang sedikit lebih banyak. Pada kelompok perlakuan I dengan dosis 15 ml/KgBB,
masih didapati adanya deposisi kolagen. Pada perlakuan II dengan dosis 30 ml/KgBB telah terjadi
penurunan deposisi kolagen yang bermakna. Pada kelompok III dengan dosis 60 ml/KgBB, hepar
nampak seperti pada kondisi normal.
3. 2 Hasil Pemeriksaan Histopatologi dengan Pewarnaan Hematoxylin Eosin
Penampang potongan pada kelompok kontrol (-) menunjukkan arsitektur hepar yang normal
pada semua area. Pada kelompok kontrol (+) yang diberikan CCl4 saja, nampak adanya hepatosit
yang telah mengalami ballooning degeneration/nekrosis, degenerasi yang mengandung inklusi
hyaline yang asidofilik yang ditunjukkan dengan panah panjang. Pada daerah ini juga menunjukkan
adanya infiltrasi sel mononuclear yang banyak dan microvesikuler steatosis. Selain itu pada
kelompok ini ditemukan kongesti aliran darah yang ditandai dengan pelebaran daerah sinusoidal
yang terisi dengan eritrosit. Pada kelompok perlakuan I dengan dosis 15 ml/KgBB, masih didapati
adanya hepatosit yang mengalami ballooning degeneration dengan inklusi hialin dan kongesti
aliran darah. Pada perlakuan II dengan dosis 30 ml/KgBB telah terjadi penurunan yang bermakna
dari lesi hepatosit walaupun masih ada dalam jumlah yang lebih kecil dan tidak dijumpai lagi
kongesti aliran darah. Pada kelompok III dengan dosis 60 ml/KgBB, histoarsitektur hepar nampak
seperti pada kondisi normal walaupun masih ada mikrovesikuler steatosis pada daerah perilobuler
maupun periportal.
3. 5 Hasil Pemeriksaan MMP-9
Hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov data dari persentase area imunopositif MMP-9 di
atas diperoleh sebaran data normal (p>0,05). Selanjutnya, untuk uji homogenitas diperolah angka
signifikansi 0.185 artinya data telah memiliki varian yang homogen (p> 0.05). Setelah kedua syarat
terpenuhi, selanjutnya dilakukan uji one way anova dan didapatakan angka signifikansi 0.000 yang
berarti paling tidak ada dua kelompok yang memiliki perbedaan yang bermakna. Dari analisa post
hoc didapatkan perbedaan yang bermakna antara K(-) dengan K(+)dan P1, antara P1 dengan P2 dan
P3. Namun tidak didapatkan perbedaan yang bermakna antara prosentase akhir dari K(-) dengan P2
dam P3. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa pada dosis P2 maupun P3 sudah mampu
meningkatkan ekspresi MMP-9 pada hepar dengan kondisi fibrosis hepar. Dengan demikian pada
pemberian ekstrak kulit kacang tanah mampu meningkatkan ekspresi MMP-9 yang merupakan
indikator proses perbaikan struktur dan adanya proses regenerasi yang berjalan baik yang pada
kondisi fibrosis hepar.
3. 6 Hasil Pemeriksaan level TGF-β1
TGF-β1 memiliki peran utama dalam pembentukan jaringan fibrosa. Pada fibrosis hepar ini,
terjadi peningkatan level TGF-β1 yang pada awalnya merekrut sel-sel inflamasi dan fibroblast ke
area cedera dan menstimulasi sel-sel tersebut untuk memproduksi sitokin-sitokin dan matriks
ekstraseluler. Penampang potongan pada kelompok kontrol (-) menunjukkan level TGF-β1 yang
normal. Pada kelompok kontrol (+) yang diberikan CCl4 saja, didapatkan peningkatan level TGF-
β1. Pada kelompok perlakuan I dengan dosis 15 ml/KgBB, terjadi penurunan level TGF-β1. Pada
perlakuan II dengan dosis 30 ml/KgBB telah terjadi penurunan level TGF-β1 yang bermakna. Pada
kelompok III dengan dosis 60 ml/KgBB, level TGF-β1 nampak seperti pada kondisi normal.