i LAPORAN KEMAJUAN HIBAH UNGGULAN PROGRAM STUDI EFEK HIPOGLIKEMIK DIET RUMPUT LAUT Gracilaria sp. DAN Caulerpa sp. PADA TIKUS DIABETES INDUKSI ALLOXAN Tahun ke 1 dari rencana 1 tahun NI LUH ARI YUSASRINI, S.TP., M.P. /0004037802 LUH PUTU TRISNA DARMAYANTI, S.Hut., M.P. / 0010057807 Ir. NI MADE YUSA, M.Si / 0031125749 PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA Juli 2015
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
LAPORAN KEMAJUANHIBAH UNGGULAN PROGRAM STUDI
EFEK HIPOGLIKEMIK DIET RUMPUT LAUT Gracilaria sp. DANCaulerpa sp. PADA TIKUS DIABETES INDUKSI ALLOXAN
Tahun ke 1 dari rencana 1 tahun
NI LUH ARI YUSASRINI, S.TP., M.P. /0004037802LUH PUTU TRISNA DARMAYANTI, S.Hut., M.P. / 0010057807
Ir. NI MADE YUSA, M.Si / 0031125749
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGANFAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
Juli 2015
ii
iii
RINGKASAN
Diabetes mellitus merupakan penyakit tidak menular menahun, yang dicirikan olehabnormalitas metabolisme karbohidrat yang dapat pula mempengaruhi metabolisme proteindan lemak, dan ditandai dengan kadar glukosa darah puasa 126 mg/dL dan kadar glukosadarah sesaat di atas 200 mg/dL. Penyakit diabetes mellitus dapat berkembang dengan cepat,sehingga memerlukan penanganan yang tepat untuk menghindari komplikasi lebih lanjut.Untuk mengendalikan tingginya kadar glukosa darah pada penderita diabetes mellitus dapatdilakukan dengan terapi diet, karena aman, tidak menimbulkan efek samping, memerlukanbiaya murah dan mudah dilaksanakan. Pemilihan ingredien diet yang bersifat hipoglikemik(mampu menurunkan glukosa darah) menjadi pertimbangan utama dalam penatalaksanaandiet penderita diabetes mellitus.
Rumput laut merupakan salah satu jenis bahan pangan yang berpotensi dalammengendalikan laju glukosa darah. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa pasiendiabetes mellitus yang diberi suplemen yang mengandung rumput laut dapat menurunkanglukosa darah (Kim et al., 2008). Peneliti lain Suter et al., (2014) melaporkan bahwa dietcampuran rumput laut Eucheuma cottoni dan kedelai mampu menurunkan glukosa darahpada hewan coba yang diinduksi diabetes.
Di Bali terdapat beberapa spesies rumput laut yang sudah sering dikonsumsi sebagaisayuran atau camilan yaitu dari spesies Gracilaria sp. dan Caulerpa sp. atau lebih dikenaldengan nama daerah bulung sangu dan bulung boni. Sampai saat ini belum ada laporanmengenai efek hipoglikemik kedua jenis rumput laut ini secara in vivo. Tujuan khusus daripenelitian ini adalah untuk mengetahui efek hipoglikemik diet Gracilaria sp. dan Caulerpasp. pada hewan coba yang diinduksi diabetes menggunakan alloxan. Dari informasi ininantinya diharapkan bisa digunakan sebagai acuan dalam penyusunan menu diet berbahanbaku bulung sangu dan bulung boni bagi penderita diabetes mellitus.
Tahapan penelitian yang dilakukan diantaranya pembuatan tepung rumput lautGracilaria sp. dan Caulerpa sp., pembuatan pakan standar dan pakan perlakuan dandilanjutkan dengan pengujian bioassay menggunakan tikus diabetes yang diinjeksi alloxan.Analisis yang dilakukan meliputi analisis proksimat dan kandungan serat pangan pada bahanbaku, analisis gula darah, penimbangan berat badan dan pengamatan konsumsi pakan padahewan coba serta pengamatan histologi pankreas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Rumput laut Gracilaria sp. dan Caulerpa sp.memiliki kadar serat kasar berturut-turut 20,48 % dan 12,47 %. Rumput laut Gracilaria sp.dan Caulerpa sp. memiliki kadar serat kasar berturut-turut 20,48 % dan 12,47 %. Kadarglukosa darah pada keempat kelompok tikus pada hari ke-0 berkisar antara 123,18 mg/dL –131,96 mg/dL. Pemberian pakan PBN dan PBS selama 30 hari menurunkan kadar glukosadarah tikus berturut-turut sebesar 51,63 % (dari 384,4 mg/dL menjadi 168,52 mg/dL) dan35,24 % (dari 328,05 mg/dL menjadi 212,42 mg/dL). Tingkat konsumsi pakan pada keempatkelompok tikus pada hari ke-0 berkisar 10 g – 10,5 g. Pada akhir perlakuan terjadipeningkatan konsumsi pakan berkisar 11,97 g – 12,5 g. Berat awal tikus semua kelompokperlakuan berkisar antara 107,5 g – 185,2 g. Pada akhir perlakuan terjadi peningkatan berattikus berkisar 133,7 g – 216,1 g.
Pengaruh pemberian pakan perlakuan terhadap kadar glukosa darah hewan coba dapat
dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Perubahan kadar glukosa darah
Pada hari ke- 0 kadar glukosa darah keempat kelompok tikus berkisar antara 123,18
mg/dL – 131,96 mg/dL. Menurut Ganong (1995) kadar glukosa darah normal pada tikus
adalah 72 – 110 mg/dL. Namun glukosa darah akan meningkat setelah pemberian pakan
sumber karbohidrat, dan kira-kira 2 jam setelah itu glukosa darah akan kembali normal.
22
Pada hari ke-1 setelah injeksi alloxan terjadi kenaikan kadar glukosa darah pada
kelompok PS-positif, PBN dan PBS. Alloxan merupakan senyawa yang bersifat toksik
terhadap sel β pankreas sehingga dapat menyebabkan diabetes pada hewan coba. Kenaikan
kadar glukosa darah pada kelompok PS-positif, PBN dan PBS berturut-turut menjadi 247
mg/dL, 348 mg/dL dan 328,05 mg/dL. Efek diabetogenik alloxan diawali dengan
terbentuknya radikal hydroksil yang selanjutnya berakumulasi sehingga menyebabkan
kerusakan DNA pada sel β pankreas. Terjadinya kerusakan pada DNA akan mengaktivasi
enzim poly (ADP-ribose) polymerase dengan menggunakan substrat NAD+ seluler.
Akibatnya terjadi penurunan konsentrasi NAD+ intraseluler yang berimbas pada penurunan
aktivitas sel seperti sintesis dan sekresi insulin dan mengakibatkan kematian sel β pankreas
(Okamoto, 1996).
Pada hari terakhir perlakuan (hari ke-30), pemberian pakan rumput laut Caulerpa sp.
mampu menurunkan kadar glukosa darah sebesar 51,63 % (dari 348 mg/dL menjadi 168
mg/dL), sedangkan pemberian pakan rumput laut Gracilaria sp. mampu menurunkan glukosa
darah sebesar 35,24 % (dari 328,05 mg/dL menjadi 212,42 mg/dL). Dalam hal ini pemberian
pakan rumput laut Caulerpa sp mampu menurunkan kadar glukosa darah lebih baik dari
pakan rumput laut Gracilaria sp.
Berdasarkan hasil pengamatan, tepung rumput laut Gracilaria sp. mengandung kadar
serat kasar yang lebih tinggi namun memiliki efek hipoglikemik yang lebih rendah jika
dibandingkan dengan tepung rumput laut Caulerpa sp. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
Sharma et al., (2014) yang melaporkan bahwa rumput laut Caulerpa lentillifera secara
signifikan dapat meningkatkan sekresi insulin dan uptake glukosa secara in vitro sehingga
sangat potensial untuk dikembangkan sebagai agensia antidiabetes.
Efek hipoglikemik serat pangan sangat ditentukan oleh komposisi serat larut dan serat
tidak larutnya. Perbedaan efek hipoglikemik rumput laut Gracilaria sp dan Caulerpa sp,
kemungkinan pula disebabkan oleh perbedaan jumlah komposisi serat larut dan serat tidak
larut. Astawan dan Wresdiyati (2004) melaporkan bahwa serat pangan terutama serat larut
memiliki manfaat yang sangat baik bagi penderita diabetes mellitus. Mekanisme yang dapat
menjelaskan fungsi serat dalam penyembuhan diabetes mellitus yaitu serat dapat menurunkan
efisiensi penyerapan karbohidrat sehinga menyebabkan turunnya respon insulin. Dengan
menurunnya respon insulin, kerja pankreas akan semakin ringan sehingga dapat memperbaiki
fungsi pancreas dalam menghasilkan insulin. kandungan serat larut dan tidak larut pada
kedua jenis rumput laut ini.
23
0
2
4
6
8
10
12
14
0
KON
SUM
SI P
AKAN
(g)
b. Tingkat konsumsi pakan
Pengamatan terhadap tingkat konsumsi pakan dapat dilihat pada Gambar 5. Rata-rata
konsumsi pakan tikus pada kondisi normal (hari ke-nol) adalah 10 g.
Gambar 5. Perubahan tingkat konsumsi pakan
Setelah dilakukan injeksi alloxan terjadi penurunan konsumsi pakan pada semua
kelompok tikus diabetes (PS-positif, PBN dan PBS). Injeksi alloxan kemungkinan
menyebabkan rasa sakit dan kurang nyaman pada tikus sehingga tikus cenderung tidak mau
makan dan aktif seperti pada kondisi normalnya. Rata-rata tingkat konsumsi pakan tikus
kelompok diabetes setelah injeksi alloxan berkisar 5,1 g - 6,2 g, namun pada kelompok
placebo tidak terjadi perubahan pada tingkat konsumsi pakannya.
Pada akhir perlakuan, keempat kelompok tikus menunjukkan peningkatan konsumsi
pakan. Pada kelompok injeksi alloxan, tikus menunjukkan tingkat konsumsi pakan yang
lebih besar. Menurut Ganong (1993), peningkatan nafsu makan (poliphagia) merupakan salah
satu gejala klinis diabetes mellitus. Poliphagia bisa disebabkan karena penurunan
pemanfaatan glukosa di dalam sel nuclei ventromedialis hypothalamus.
c. Berat tikus
Hasil pengamatan terhadap berat tikus pada semua kelompok hewan coba disajikan
pada Gambar 6.
23
1 30PENGAMATAN (HARI)
PS - Negatif
PS - positif
PBN
PBS
b. Tingkat konsumsi pakan
Pengamatan terhadap tingkat konsumsi pakan dapat dilihat pada Gambar 5. Rata-rata
konsumsi pakan tikus pada kondisi normal (hari ke-nol) adalah 10 g.
Gambar 5. Perubahan tingkat konsumsi pakan
Setelah dilakukan injeksi alloxan terjadi penurunan konsumsi pakan pada semua
kelompok tikus diabetes (PS-positif, PBN dan PBS). Injeksi alloxan kemungkinan
menyebabkan rasa sakit dan kurang nyaman pada tikus sehingga tikus cenderung tidak mau
makan dan aktif seperti pada kondisi normalnya. Rata-rata tingkat konsumsi pakan tikus
kelompok diabetes setelah injeksi alloxan berkisar 5,1 g - 6,2 g, namun pada kelompok
placebo tidak terjadi perubahan pada tingkat konsumsi pakannya.
Pada akhir perlakuan, keempat kelompok tikus menunjukkan peningkatan konsumsi
pakan. Pada kelompok injeksi alloxan, tikus menunjukkan tingkat konsumsi pakan yang
lebih besar. Menurut Ganong (1993), peningkatan nafsu makan (poliphagia) merupakan salah
satu gejala klinis diabetes mellitus. Poliphagia bisa disebabkan karena penurunan
pemanfaatan glukosa di dalam sel nuclei ventromedialis hypothalamus.
c. Berat tikus
Hasil pengamatan terhadap berat tikus pada semua kelompok hewan coba disajikan
pada Gambar 6.
23
PS - Negatif
PS - positif
PBN
PBS
b. Tingkat konsumsi pakan
Pengamatan terhadap tingkat konsumsi pakan dapat dilihat pada Gambar 5. Rata-rata
konsumsi pakan tikus pada kondisi normal (hari ke-nol) adalah 10 g.
Gambar 5. Perubahan tingkat konsumsi pakan
Setelah dilakukan injeksi alloxan terjadi penurunan konsumsi pakan pada semua
kelompok tikus diabetes (PS-positif, PBN dan PBS). Injeksi alloxan kemungkinan
menyebabkan rasa sakit dan kurang nyaman pada tikus sehingga tikus cenderung tidak mau
makan dan aktif seperti pada kondisi normalnya. Rata-rata tingkat konsumsi pakan tikus
kelompok diabetes setelah injeksi alloxan berkisar 5,1 g - 6,2 g, namun pada kelompok
placebo tidak terjadi perubahan pada tingkat konsumsi pakannya.
Pada akhir perlakuan, keempat kelompok tikus menunjukkan peningkatan konsumsi
pakan. Pada kelompok injeksi alloxan, tikus menunjukkan tingkat konsumsi pakan yang
lebih besar. Menurut Ganong (1993), peningkatan nafsu makan (poliphagia) merupakan salah
satu gejala klinis diabetes mellitus. Poliphagia bisa disebabkan karena penurunan
pemanfaatan glukosa di dalam sel nuclei ventromedialis hypothalamus.
c. Berat tikus
Hasil pengamatan terhadap berat tikus pada semua kelompok hewan coba disajikan
pada Gambar 6.
24
Gambar 6. Perubahan berat tikus
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa rata-rata berat tikus pada hari ke - 0 berkisar
antara 110 – 185,2 g. Injeksi alloxan sedikit berpengaruh terhadap berat tikus dimana terjadi
penurunan berat tikus pada keempat kelompok tikus diabetes. Namun pada kelompok
placebo, berat tikus tidak mengalami perubahan. Penurunan berat tikus ini berhubungan
dengan penurunan tingkat konsumsi pakan yang juga menurun setelah injeksi alloxan.
Pada akhir perlakuan (hari ke-30) kenaikan berat tikus kelompok kontrol (placebo)
lebih besar dari kelompok injeksi alloxan.Tikus kelompok PS positif, PBN dan PBS juga
mengalami peningkatan berat badan meskipun tidak sebesar peningkatan pada kelompok
placebo. Gejala klinis diabetes mellitus selain poliphagia adalah penurunan berat badan
meskipun nafsu makan bertambah. Menurut Ganong (1993) hal ini disebabkan karena
terjadinya peningkatan glukoneogenesis. Pelepasan glukosa ke dalam darah meningkat dan
glukosa yang masuk ke jaringan ferifer menurun sehingga terjadi kelebihan glukosa
ekstraseluler dan defisiensi glukosa intraseluler. Glukosa tidak dapat dimanfaatkan untuk
menghasilkan energi sehingga terjadi penurunan berat badan.
0
50
100
150
200
250
0
BERA
T TI
KUS
(g)
24
Gambar 6. Perubahan berat tikus
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa rata-rata berat tikus pada hari ke - 0 berkisar
antara 110 – 185,2 g. Injeksi alloxan sedikit berpengaruh terhadap berat tikus dimana terjadi
penurunan berat tikus pada keempat kelompok tikus diabetes. Namun pada kelompok
placebo, berat tikus tidak mengalami perubahan. Penurunan berat tikus ini berhubungan
dengan penurunan tingkat konsumsi pakan yang juga menurun setelah injeksi alloxan.
Pada akhir perlakuan (hari ke-30) kenaikan berat tikus kelompok kontrol (placebo)
lebih besar dari kelompok injeksi alloxan.Tikus kelompok PS positif, PBN dan PBS juga
mengalami peningkatan berat badan meskipun tidak sebesar peningkatan pada kelompok
placebo. Gejala klinis diabetes mellitus selain poliphagia adalah penurunan berat badan
meskipun nafsu makan bertambah. Menurut Ganong (1993) hal ini disebabkan karena
terjadinya peningkatan glukoneogenesis. Pelepasan glukosa ke dalam darah meningkat dan
glukosa yang masuk ke jaringan ferifer menurun sehingga terjadi kelebihan glukosa
ekstraseluler dan defisiensi glukosa intraseluler. Glukosa tidak dapat dimanfaatkan untuk
menghasilkan energi sehingga terjadi penurunan berat badan.
0 1 30PENGAMATAN (HARI)
PS - Negatif
PS - positif
PBN
PBS
24
Gambar 6. Perubahan berat tikus
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa rata-rata berat tikus pada hari ke - 0 berkisar
antara 110 – 185,2 g. Injeksi alloxan sedikit berpengaruh terhadap berat tikus dimana terjadi
penurunan berat tikus pada keempat kelompok tikus diabetes. Namun pada kelompok
placebo, berat tikus tidak mengalami perubahan. Penurunan berat tikus ini berhubungan
dengan penurunan tingkat konsumsi pakan yang juga menurun setelah injeksi alloxan.
Pada akhir perlakuan (hari ke-30) kenaikan berat tikus kelompok kontrol (placebo)
lebih besar dari kelompok injeksi alloxan.Tikus kelompok PS positif, PBN dan PBS juga
mengalami peningkatan berat badan meskipun tidak sebesar peningkatan pada kelompok
placebo. Gejala klinis diabetes mellitus selain poliphagia adalah penurunan berat badan
meskipun nafsu makan bertambah. Menurut Ganong (1993) hal ini disebabkan karena
terjadinya peningkatan glukoneogenesis. Pelepasan glukosa ke dalam darah meningkat dan
glukosa yang masuk ke jaringan ferifer menurun sehingga terjadi kelebihan glukosa
ekstraseluler dan defisiensi glukosa intraseluler. Glukosa tidak dapat dimanfaatkan untuk
menghasilkan energi sehingga terjadi penurunan berat badan.
PS - Negatif
PS - positif
PBN
PBS
25
BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA
Rencana penelitian tahap selanjutnya yang akan dilaksanakan yaitu : pengujian
histologi pankreas tikus. Pengamatan histologi pankreas menggunakan metode pewarnaan
Hematoxylin-Eosin (HE). Gambaran histologi sel β pankreas diamati menggunakan
mikroskop dengan perbesaran 400 x. Pengamatan dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif.
Pengamatan secara kualitatif meliputi perubahan bentuk sel, membran sel dan kenampakan
insula, sedangkan pengamatan secara kuantitatif meliputi pengukuran terhadap luas insula
langerhans.
26
BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan pengamatan yang sudah dilakukan maka kesimpulan sementara dari
penelitian ini adalah :
1. Rumput laut Gracilaria sp. dan Caulerpa sp. memiliki kadar serat kasar berturut-turut
20,48 % dan 12,47 %.
2. Kadar glukosa darah pada keempat kelompok tikus pada hari ke-0 berkisar antara
123,18 mg/dL – 131,96 mg/dL. Pemberian pakan PBN dan PBS selama 30 hari
menurunkan kadar glukosa darah tikus berturut-turut sebesar 51,63 % (dari 384,4
mg/dL menjadi 168,52 mg/dL) dan 35,24 % (dari 328,05 mg/dL menjadi 212,42
mg/dL).
3. Tingkat konsumsi pakan pada keempat kelompok tikus pada hari ke-0 berkisar 10 g –
10,5 g. Pada akhir perlakuan terjadi peningkatan konsumsi pakan berkisar 11,97 g –
12,5 g.
4. Berat awal tikus semua kelompok perlakuan berkisar antara 110,0 g – 185,2 g. Pada
akhir perlakuan terjadi peningkatan berat tikus berkisar 133,7 g – 216,1 g.
27
DAFTAR PUSTAKA
American Diabetes Association. 2006. Nutrition Recommendation and Principles for PeopleWith Diabetes Mellitus. Diabetes Care, 23 S43 – S46
Astawa, M. Dan Wresdiyati, T. 2004. Diet Sehat Dengan Makanan Berserat. Cetakan I. TigaSerangkai, solo.
AOAC. 1990. Official Methods of Analysis. 15th ed. Vol. 2. Virginia
Dewi, R.D., Aulannni’am, Rosdiana, A. 2013. Studi Pemberian Ekstrak Rumput Laut Coklat(Sargassum prismaticum) Terhadap Kadar MDA dan Histologi Jaringan PankreasPada Tikus Rattus norvegicus Diabetes Melitus Tipe 1 Hasil Induksi MLD-STZ(Multiple Low Dose-Streptozotocin). Kimia Student Jurnal, 2 (1) 351-357.
Chandalia, M. Abhimanyu, G., von Bergenmann, K. 2000. Beneficial Effect of High DietaryFiber Intake in Patiens with Type II Diabetes Mellitus. New Engl. J. Med.42 : 1392– 1398
Effendi, H. 2001. Fisiologi Sistem Hormonal dan Reproduksi Dengan Pathofisiologinya.Penerbit Alumni. Bandung.
Ganong, W.F. 1980. Review of Medical Physiology Lange Medical Publication. SanFransisco, California.
Gomes,K.A. dan Gomes, A.T. 1995. terjemahan E. Sjamsudin dan J.S. Baharsyah. ProsedurStatistik Untuk Penelitian Pertanian. UI Press. Jakarta.
Herpandi, Made, A., Tutik, W., dan Nurheni, S.P. 2006. Perubahan Profil Lipida, KolesterolDigesta dan Asam Propionat pada Tikus dengan Diet Tepung Rumput Laut. Jurnalteknol. Dan Industri Pangan. XVII No 3, 227 – 232
Julyasih, K.S.M. 2013. Potensi beberapa Jenis Tepung Rumput Laut Untuk MeningkatkanKadar HDL (High Density Lipoprotein) Plasma Tikus Wistar Hiperkolesterolemia.Rekapangan. 87-91
Kim, M.S., Kim, J.Y., Choi, W.H., dan lee, S.S. 2008. Effect of Seaweed Suplementation onBlood Glucose Concentration, Lipid profile and antioxidant Enzyme Activities inPatient with Type 2 Diabetes mellitus. Nutrition Research and Practice. 292), 62 –67
Lahaye, M. 1991. Marine Alga as Sources of Fibre Determination of Soluble and InsolubleDietary Fiber Contents in Some Sea Vegetable. J. Science Food Agri 54 : 587 – 594.
Lenzet, S., Tiedge, M., Jorns, A. and Munday, R. 1996. Alloxan Derivative as a Tool for theElucidation of the Mechanism of Diabetogenic Action of Alloxan. Recent Advances.Lesson from Animal Diabetes VI. 75th Anniversary of the Insulin Discovery. EdEleasar Shafir. Birkhausher, Berlin.
28
Ma’aruf, W.F., Ibrahim, R. Nurcahya Dewi, E., Susanto, E. Dan Amalia, U. 2013. ProfilRumput Laut Caulerpa rasemosa dan Gracilaria verrucosa Sebagai Edible Food.Jurnal Saintek Perikanan Vol 9 No 1 : 68-74
Marsono, Y. 1998. Resistant Starch: Pembentukan, Metabolisme and Aspek gizinya.Agritech: 18: 29-35.
Marsono, Y. 2002. Indeks Glikemik Umbi-umbian. Agritech, vol.22 (1): 13-16
MacArtain, P., Christopher, I.R., Grill, Mariel, B., Ross, C. and Ian, R.R. 2007. NutritionalValue of Edible Seaweeds. Nutrition Reviews 65 (12) 535 – 543
MacIntosh, M., Carla, M. 2001. A Diet Containing Food Rich in Soluble and Insoluble FiberImproves Glycemic Control and Reduce Hyperlipidemia among Patiens with Type 2Diabetes Mellitus. Nutrition Review 59 (2) : 52 – 55
Murata, M., Kenji, I., dan Hiroaki, S. 1999. Hepatic Fatty Acid Oxidation Enzyme Avtivitiesare Stimulated in Rats Fed the Brown Seawed Undaria pinnatifida (wakame). J.Nutr. 129 (1) 146 – 151
Murata, M., Sano,Y. Ishihara, K. dan Uchida, M. 2002. Dietary Fish Oil and Undariapinnatifida (wakame) Synergistically Decrease rat Serum and Liver Triacylglycerol.J. Nutr. 132 : 742 – 747
Okamoto, H. 1996. Okamoto Model for β-Cell Damage. Recent Advances. Lesson fromAnimal Diabetes VI. 75th Anniversary of the Insulin Discovery. Ed Eleasar Shafir.Birkhausher, Berlin.
Reeves, P.G., Nielsen, F.H. dan Fahey, G.C. 1993. AIN-93. Purified Diets for LaboratoryRodents : Final Report of the American institute of Nutrition Ad Hoc writingCommittee on the Reformulation of AIN-76 Rodent Diet. J. Nutr. 123 : 1939-1953
Sjafrie, N.D.M. 1990. Beberapa Catatan Mengenai Rumput Laut Gracilaria. Oseana XV (4) :147-155.
Sharma, B.R dan Rhyu, D.Y. 2014. Anti-diabetic Effects of Caulerpa lentillifera : Stimulationof Insulin Secretion in Pancreatic β-cells and Enhancement of Glucose Uptake inAdipocytes. Asian Pac. J. Trop Biomed 4(7) : 575-580
Shofia, V., Aulannni’am, Mahdi,C.. 2013. Studi Pemberian Ekstrak Rumput Laut Coklat(Sargassum prismaticum) Terhadap Kadar Malondialdehid dan Gambaran HistologiJaringan Ginjal Pada Tikus Rattus norvegicus Diabetes Melitus Tipe 1. KimiaStudent Jurnal, 1 (1) 119-125.
Sukardji. 2001. Seminar: Hidup Bahagia Bersama Diabetes (17 Februari 2001) dalamMajalah Intisari. Ed. Mei 2001. Pusat Diabetes dan Lipid RSCM/FKUI. Jakarta.
Suter, K., Kencana Putra, N., N.L. Ari Yusasrini dan Yusa, M. 2014. Sifat FungsionalCampuran Kedelai dan Rumput Laut Ditinjau dari Efek Hipoglikemik Secara In Vivo.Proseding Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK), Denpasar Bali.
29
Susanto, T dan Saneto,B. 1994. Teknologi pengolahan Hasil Pertanian. Cetakan I. Bina Ilmu,Surabaya.
Tama, C.S.A., Nurcahya Dewi, E., dan Ibrahim, R. 2012. Pengaruh Pemberian EkstrakGracilaria verrucosa Terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus Putih (Rattusnorvegicus). Jurnal Saintek Perikanan Vol 8 No 1 : 1-6
Tjokroprawiro, A. 1996. Diabetes Mellitus, Klasifikasi, Diagnosis dan Terapi, GramediaPustaka Utama, Jakarta.
Torsdottir, I., Magne, A., Garan, H., Ann-Sofi, S. and Jukka, T. 1991. A Small Dose ofSoluble Alginat – Fiber Affects Postprandial Glycemia and Gastric Emptying inHuman with Diabetes. J. Nutr. 121 : 795 -799
Wannamethee, S.G., Peter, H.W., Mary, C.T. and Naved, S. 2009. Association betweenDietary Fiber and Imflamation, Hepatic Function and Risk of Type 2 Diabetes inOlder Men. Diabetes Care 32 (10) : 1823 – 1825
Widowati, S. 2007. Sehat Dengan Pangan Indeks Glikemik Rendah. Warta Penelitian danPengmbangan Pertanian. Vol 29 No 3.
Wikanta, T., Darmayanti, R. Dan Rahayu, L. 2008. Pengaruh Pemberian κ-Karagenan dan ι-Karagenan Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Hiperglikemia. JurnalPascapaen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 3 No 2 : 131-138.
Zuheid, N.. 2000. Sifat Hipoglisemik Komponen Kedelai. Proseding Seminar NasionalIndustri Pangan. PAU Pangan dan Gizi, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
30
REKAPITULASI PENGGUNAAN DANA PENELITIAN
Judul : Efek Hipoglikemik Diet Rumput Laut Gracilaria sp.danCaulerpa sp. pada Tikus Diabetes InduksiAlloxan
Skema Hibah : Hibah Ungulan Program StudiPeneliti / pelaksana :Nama Ketua : Ni Luh Ari Yusasrini, S.TP., M.P.Perguruan Tinggi : Universitas UdayanaNIDN : 0004037802Nama Anggota (1) : Luh Putu Trisna Darmayanti, S.Hut., M.P.Nama Anggota (2) : Ir. Ni Made Yusa, M.SiTahun Pelaksanaan : Tahun ke 1 dari rencana 1 tahunDana Tahun Berjalan : Rp. 25.000.000,-Dana Mulai Diterima Tanggal : 11 Juni 2015
Rincian Penggunaan
1. HONOR OUTPUT KEGIATAN
Item Honor Volume Satuan Honor / Jam(Rp)
Total (Rp)
Honorarium Peneliti (70%) 3 orang 5.250.000 5.250.000
Sub Total (Rp) 5.250.000
2. BELANJA BARANG
Item Bahan Volume Satuan Harga Satuan(Rp)
Total (Rp)
Sampel rumput laut Caulerpa sp. 10 kg 15.000 150.000Sampel rumput laut Graclaria sp. 10 kg 15.000 150.000Reagen analisis proksimat 1 paket 978.000 978.000Hewan coba 28 ekor 50.000 1.400.000L cystin 1 paket 1.722.000 1.722.000Kasein dan mineral mix 1 paket 1.948.000 1.948.000Glukosa kit 1 paket 1.222.000 1.222.000Kandang hewan coba 10 buah 50.000 500.000CMC 1,5 kg 200.000 200.000
Sub Total Rp. 8.270.000
3. BELANJA BARANG NON OPERASIONAL LAINNYA
Item Barang Volume Satuan Harga Satuan(Rp)
Total (Rp)
Administrasi laboratorium 1 periode(3 bulan)
500.000 500.000
31
Seminar SENASTEK(Pemakalah)Non pemakalah
1
1
orang
orang
1.000.000
950.000
1.000.000
950.000Pemeliharaan hewan coba 1 Bulan 500.000 500.000Pengambilan sampel darah daninjeksi alloxan