Top Banner
LAPORAN LENGKAP PRAKTIK LAPANGAN MATA KULIAH ENVIROMENTAL SCIENCE DI MALINO KABUPATEN GOWA OLEH : KELOMPOK 4 PENDIDIKAN KIMIA ICP A YULI ASTUTI RISDAH DAMAYANTI NASIR NUR ALIYA IBRAHIM FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
27

Laporan Ke Malino

Sep 17, 2015

Download

Documents

aporan ini membahas tentang perjalanan ke daerah malino
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

LAPORAN LENGKAP PRAKTIK LAPANGAN MATA KULIAH ENVIROMENTAL SCIENCE DI MALINO KABUPATEN GOWA

OLEH :KELOMPOK 4PENDIDIKAN KIMIA ICP A

YULI ASTUTIRISDAH DAMAYANTI NASIRNUR ALIYA IBRAHIM

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR2014BAB I PENDAHULUANA. Latar BelakangDalam kehidupan sehari-hari setiap kita melakukan aktivitas pasti berhubungan dengan lingkungan baik itu dalam bekerja, bermain, rekreasi, dll, hal ini menunjukan bahwa kita tidak bisa lepas dari lingkungan karena ketergantungan hidup kita berasal dari lingkungan. Lingkungan terdiri dari lingkungan darat, perairan, dan udara, jika manusia bersifat semena-mena terhadap lingkunga bisa menyebabkan lingkungan tersebut tercemar. Contoh dari pencemaran darat adalah seperti pencemaran sampah yang menumpuk disetiap daerah, contoh pencemaran dari perairan seperti yang kita lihat sampah yang dibuang di sungai sehinggah menyebabkan air menjadi berbau busuk dan kalihatan keruh, contoh pencemaran dari udara yaitu gas-gas dari hasil industri maupun gas yang dikeluarkan oleh knalpot kendaraan ke udara. Pencemaran ini dapat merugikan manusia sendiri seperti terjadinya bencana alam berupa banjir, longsor maupun keadaan iklim yang berubah.Kerusakan lingkungan yang banyak terjadi yang sering kita lihat dengan mata kepala kita sendiri yakni pada kerusakan hutan penyebab dari ini adalah karena tempat tersebut akan dijadikan pemukiman maupun lahan untuk bercocok tanam serta kegiatan industri. Karena jumlah penduduk yang semakin tahun semakin banyak maka tidak bisa dihindari lagi bahwa hutan akan semakin sempit hal ini bisa membahayakan daerah tersebut apalagi jika tempat itu rawan hujan maka tidak ada lagi yang menyerap air tersebut sehinggah menyebabkan tanah terkikis. Kerusakan lingkungan yang terjadi dapat ditanggulangi dengan adanya kesadaran masing-masing pada diri manusia bahwa sahnya mereka diciptakan sebagai pemimpin baik itu sesamanya maupun lingkungan. Penanggulanan kerusakan linkungan sudah dilakukan oleh pemerintah utamanya di propinsi sulawesi selatan. Untuk membuktikan semua permasalahan-permasalahan diatas serta mengetahui sejauh mana sikap manusia terhadap kondisi tersebut maka kami melakukan penelitian didaerah pegunungan yang hutannya masih luas dengan melihat langsung alam didaerah tersebut dan juga mewawancarai masyarakat setempat karena masyarakatlah yang lebih mengetahui daerah mereka.

B. Tujuan Praktik Lapangan1. Dengan melakukan observasi dibendungan bili-bili mahasiswa dapat menjelaskan dampak positif dan dampak negatif kebedaraan bendungan bili-bili 2. Dengan memperhatikan material hasil erosi sungai yang terdapat di lebong mahasiswa dapat menjelaskan aktivitas alam dalam merusak lingkungan3. Dengan memperhatikan tanggul pengaman mahasiswa dapat menjelaskan pentingnya tanggul pengaman untuk mengurangi percepatan pendangkalan bendungan bili-bili 4. Dengan memperhatikan letak geografis wilayah budidaya tanaman holtikultura di Bulu Balea mahasiswa dapat menjelaskan kaitan antara letak tempat, kemiringan lereng , jenis dan struktur tanah dengan budidaya tanaman holtikultura 5. Dengan memperhatikan pemukiman di Bulu balea, mahasiswa dapat menjelaskan pengaruh kesuburan tanah terhadap pembentukan pemukiman penduduk6. Dengan memperhatikan keberadaan air terjun di Takapala, mahasiswa dapat menjelaskan kaitan bentuk lahan terhadap aktivitas manusia di sekitarnya 7. Dengan melakukan observasi di pasar malino, mahasiswa dapat menjelaskan jenis dan pola pertanian di malino dan sekitarnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. Problematika LingkunganMasalah lingkungan yang kita hadapi sekarang merupakan masalah ekologi manusia. Masalah itu timbul karena aktifitas manusia yang menyebabkan lingkungan tidak atau kurang sesuai lagi untuk mendukung kehidupan manusia. Baljar dari kasus-kasus yang telah terjadi sebelumnya maka semua pihak baik pemerintah maupun masyarakat mulai vocal dalam menyuarakan keperihatinanya terhadap masalah lingkungan. Puncak perhatian tehadap masalah lingkungan ini pada saat diselenggarakan konferensi PBB tentang lingkungan hidup di Stockholm pada bulan juni 1972, yang dikenal dengan konferensi stockhplm pada bulan juni 1972, sehingga ditetapkan sebgai hari lingkungan hidup sedunia (Tim Dosen, 2012:1-2)1. Pengertian Lingkungan HidupLingkungan hidup adalah kesatuan ruang dalam semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya ynag mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk lain (UU RI No. 23 Tahun 1997). Pada pengertian ini tercantum dua kali kata manusia yakni manusia sebagai subjek (manusia dan perilakunya) dan manusia sebagai objek (yang akan terpengaruh). Dalam lingkungan hidup kita jumpai benda dan daya yang memungkinkan manusia dan makhluk lain dapat hidup dan berkembang biak. Benda dan daya ini biasanya dikelompokkan kedalam komponon fisik lingkungann hidup atau biasa juga disebut sebagai komponon abiotik. Makhluk hidup yang terdiri dari satwa dan tumbuhan termasuk komponen biotic sedangkan makhluk hidup berupa manusia disebut komponen social, ekonomi dan budaya serta kesehatan masyarakat disebut sebagai komponen kultur (cultur). Untuk singkatnya, lingkungan hidup terdiri atas tiga komponen abiotik, biotic dan cultur, atau sering disebut sebagai konsep ABC (Tim Dosen, 2012:3). 2. Permasalahan Lingkungan Hidup Perkembangan kehidupan manusia mewujudkan semakin modern tingkat kehidupan manusia, semakin besar kerusakan dari pencemaran lingkungan hidup yang ditimbulkan. Disamping itu perkembangan kehidupan tersebut juga menyebabkan makin menipisnya sumberdaya alam yang ada dibimi ini. Masalah lingkungan hidup ini ada yang bersifat regional, dan global. Luas besarnya masalah tersebut sangat dipengaruhi oleh tingkat besarnya masalah (Tim dosen, 2012:4).

B. Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Alam dan Lingkungan1. Pertumbuhan Penduduk dan Dampaknya Terhadap LingkunganDi indonesia masalah pertambahan penduduk masih cukup memperihatinkan, kalaupun berbagai upaya telah dilaksanakan oleh pemerintah. Pada awal pelita I, penduduk Indonesia berjumlah sekitar 120 juta, dengan pertumbuhan rata-rata diatas 2,6%setahun kemudian pertumbuhan tersebut telah dapat ditkan menjadi 2%, namun pertambahan jumlah penduduk masih cukup besar (Tim Dosen,2012:29).Akibat pertumbuhan penduduk yang makin pesat tersebut akan menimbulkan banyak masalah. Masalah di bidang kependudukan di Negara berkembang terdapat kecenderungan perpindahan penduduk secara dramatis dari wilayah pedesaan kewilayah perkotaan (Tim Dosen, 2012:30)2. Sumber Daya Alam dan Dampaknya Terhadap LingkunganSumber daya alam merupakan unsure lingkungan alam, baik fisik maupun hayati yang diperlukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya dan meningkatkan kesejahteraannya. Manusia dalam melaksanakan segala kegiatannya selalu memanfaatkan sumber daya alam. Hal tersebut akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan baik positif maupun negative (Tim dosen, 2012:31).

C. Ekologi Sebagi Dasar Ilmu Lingkungan1. Pengertian EkologiEkologi berasal dari bahas ayunani oikos yang berarti rumah atau rumah tangga atau tempat tinggal, dan logos yang berarti ilmu. Jadi mempelajari rumah tangga lingkungan, tempat hidup semua organism, seluruh proses-proses fungsional yang menyebabkan tempat hidup itu cocok untuk didiami. Secara harfiah, ekologi adalah ilmu yang mempelajari organism di tempat hidupnya dengan menggunakan pola hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya. Secara tradisional ekologi biasanya diberibatasan sebagai ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dalam lingkungannya (Tim Dosen, 2012:43).Menurut Tim Dosen (2012), pengertian ekologi dapat disimpilkan sebagi beruikut:a. Ekologi adalah ilmu tentang hubungan timbale balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. b. Ekologi adalah ilmu tentang makhluk hidup dan dalam habitatnya.c. Ekologi adalah ilmu tentang struktur dan fungsi ekosistem.Ekologi adalah dasar pokok ilmu lingkungan (Soerjaatmadja, 1981:4).2. Ruang Lingkup Kajian EkologiKajian ekologi tidak telepasa dari kajian mengenai sitem makhluk hidup atau biosistem. Biosistem tersusun atas komponen biotic dan abiotik. Setiap komponen biotic membutuhkan semua komponen abiotik yang meliputi materi, energy ruang, waktu dan keanekaragaman untuk membentuk ekoisistem secara utuh (Tim Dosen, 2012:43).3. Hubungan Ekologi dengan Ilmu LingkunganPada dasarnya ekologi adalah ilmu dasar untuk mempertanyakan, menyelidiki dan memahami bagaimna alam bekerja, bagaimana keberadaan makhluk hidup dalam setiap kehidupan, apa yang mereka perlukan dari habitatnya untuk dapat melangsungkan kehidupan, bagiman mereka mencukupi kebutuhannya, bagaimna mereka melakukan interaksi dengan komponenlain dsan dengan spesies lain, bagiman individu dalam spesies dapat beradaptasi, bagaiman makhluk hidup menghadapi keterbatasan dan harus toleran terhadap berbagai perubahan, bagaiman individu dalm spesies mengalami pertumbuhan sebagai bagian dari suatu populasi dan komunitas. Semua ini berlangsung dalam satu proses yang mengikuti tatanan prinsip dan ketentuan alam yang rumit tetapi cukup teratur yang dengan ekologi kita mencoba memhaminya. Dimana perlu dengan menyederhanakannya, walaupun kita menyadari bahwa dibalik kesederhanaan itu tetap tersimpan kerumitan yang mendalam (Anonim,2012).Dapat dikatakan bahwa ilmu lingkungan sebenarnya merupakan ilmu terapan dari ekologi yang murni sifatnya, yakni bagaimana menerapkan berbagai prinsip dan ketentuan ekologi itu, dalam kehidsupan manusia, atau ilmu yang mempelajari tentang bagaimana manusia harus menmpatkan dirinya dalam ekosistem, dalam lingkungan hidupnya (Anonim,2012).4. Daya dukung dan strategi hidupDaya dukung lingkungan (carrying capacity) adalah batas teratas dari pertumbuhan suatu populasi, diatas mana jumlah populasi tidak dapat didukung lagi oleh sarana, sumberdaya dan lingkungan yang ada.Berdasarkan strategi kehidupannya, ada mahluk yang mempunyai strategi hidup memperhatikan daya dukung lingkungan, dan akan menekan pertumbuhan populasinya apabila jumlahnya sudah mendekati kemampuan daya dukung lingkungannya. Ciri utama mahluk hidup yang demikian adalah yang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. Sebaliknya ada mahluk yang mempunyai strategi hidup tidak mempedulikan batas daya dukung lingkungan,mereka berkembang biak menurut nalurinya, melampaui daya dukung, mengalami bencana kelaparan yang menyebabkan kematian masal, sehingga populasinya terpaksa turun di bawah kemampuan daya dukung lingkungannya. Demikian seterusnya sampai mungkin terjadi stabilitas di bawah batas daya dukung lingkungannya, walaupun stabilitas itu hanya akan terjadi sementara waktu.

BAB IIIMETODE PELAKSANAAN PRAKTEK LAPANGANA. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan1. Waktu PelaksanaanHari: SabtuTanggal: 22 November 2014Berangkat: Sabtu, 22 November 2014, pukul 08.00 WITA Kembali: Sabtu, 22 November 2014, pukul 05.00 WITA2. Tempat PelaksanaanPraktik lapang dilaksanakan di lima titik di Kabupaten Gowa yaitu :Objek 1 : Bendungan Bili-biliObjek 2 : Tempat penambangan material hasil erosi sungai yang terdapat di lebongObjek 3: Tempat pembudidayaan tanaman holtikultura dataran tinggi Bulu BalleaObjek 4 : Air terjun TakkapalaObjek 5 : Pasar Sentral MalinoB. Teknik Pengumpulan Data1. DokumentasiDokumentasi disini dalam bentuk foto sebagai bukti bahwa telah dilakukan observasi atau praktik lapangan secara langsung.2. ObservasiObservasi yaitu melakukan pengamatan pada alam secara langsung, bagaimana pengaruh alam terhadap lingkungan dan kehidupan manusia.

BAB IVHASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASANA. Hasil Pengamatan1. Bendungan Bili-biliPada bagian bawah, bendungan bili-bili terbentang sungai yang memanjang dengan bukit di sebelah kiri dan kanannya serta jembatan di atas sungai. Terlihat bendungan yang saat itu tampak kering dari biasanya karena musim kemarau.

Sedangkan pada bagian atas yaitu bagian tanggu atas terlihat muara beberapa sungai yang tampak seperti laut yang luas, namun memiliki keadaan yang hampir sama di bagian bawah yaitu kapasitas air lebih sedikit dari biasanya sehingga garis batas air dapat dilihat.

2. Tempat penambangan material hasil erosi sungai yang terdapat di lebong :Pada tempat tersebut, bermuara beberapa beberapa sungai seperti pada gambar di atas, dan tempat di atas merupakan tempat penambangan beberapa material seperti batu, kerikil, pasir, dsb. 3. Tempat pembudidayaan tanaman holtikultura dataran tinggi Bulu Ballea :Pada daerah tersebut merupakan dataran tinggi dengan curah hujan yang tinggi yang kemudian dimanfaatkan untuk membudidayakan tanaman holtikultura.

4. Air terjun Takkapala :Air terjun takkapala memberikan manfaat yang begitu berarti bagi penduduk disekitarnya, dimana dengan adanya air terjun tersebut membuat pendapatan penduduk menjadi meningkat.

5. Pasar Sentral Malino : Di pasar tersebut, dijual berbagai macam hasil budidaya wilayah malino, termasuk dari hasil tanaman budidaya di bulu ballea. Selain itu, juga dijual berbagai jajanan khas malino yang ditujukan untuk para pengunjung yang pergi berwisata atau berekreasi ke daerah tersebut.B. Pembahasan1. Dampak positif dan dampak negatif kebedaraan bendungan bili-bili Bendungan bili-bili dibangun di wilayah tersebut dikarenakan letak geografisnya yang strategis yang dapat menampung beberapa aliran sungai dan bermuara di sungai tersebut. Sehingga, kesiapan airnya selalu tetap sepanjang tahun. Selain itu, pada sisi kiri dan kanan bendungan juga terdapat bukit. Itulah yang menjadi patokan bahwa dengan membangun bendungan di wilayah ini, dapat memberikan kontribusi air ke wilayah-wilayah lainnya, seperti wilayah Pallangga, Bontonompo, Takalar, Bajeng Utara, dsb. Dimana, wilayah tersebut terbentang luas sawah-sawah. Sehingga dengan irigasi ini, sawah yang awalnya hanya panen sekali dalam setahun, menjadi dua kali atau lebih panen dalam setahunnya. Selain karena faktor geografis diatas, di wilayah Makassar setiap tahun kandungan air tanahnya semakin tidak layak untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu, para penduduk meminta untuk dibangun bendungan ini sebagai sumber air PDAM. Adapun pada bendungan tersebut terdapat bagian yag disebut sebagai pintu pengendali yang akan dibuka ketika air melebihi standar normal. Bendungan ini memiliki lebar yaitu sekitar 1 kilo 9 meter atau 1009 meter. Pada musim kemarau, pasokan air akan berkurang. Namun sebaliknya, pada musim hujan pasokan airnya akan melimpah bahkan bisa menyebabkan banjir.

2. Pentingnya tanggul pengaman untuk mengurangi percepatan pendangkalan bendungan bili-bili Pada bendungan bili-bili, terdapat pula sebuah kantor yang digunakan sebagai pengendali aliran sungai. Aliran sungai tersebut dapat ditandai pada lokasi dimana terdapat beberapa sampan para nelayan. Bendungan tersebut juga dilengkapi dengan pintu pengendali otomatis, yang dimana jika pasokan air melebihi standar normal maka pintu pengendali air pada bendungan akan terbuka secara otomatis. Struktur dari pintu pengendali ini kemungkinan sangat susah untuk rusak, kecuali jika terdapat pula kerusakan pada mesin pengendalinya. Air pada bendungan berasal dari daerah sakupan tadahan hujan yang kemudian mengalir ke bendungan. Batas airnya terletak di seberang sungai yang penampakannya seperti pinggir pantai. Serta daerah batas dari bendungan tersebut terdapat pada punggung gunung yang disebut sebagai keepment area, dimana berfungsi untuk mengalirkan pula air ke bendungan. Adapun bendungan tersebut dapat mencapai kedalaman hingga 90 meter. Sedangkan pada musim kemarau saat ini kedalamannya hanya 20 meter. Jika airnya melimpah (penuh), maka bendungan tersebut akan seperti laut. Namun jika airnya meluap, maka bendungan tersebut akan jebol dan pada akhirnya menyebabkan banjir. Pada saat terjadi banjir, daerah-daerah utama yang akan merasakan dampaknya meliputi daerah sekitar bendungan, Pallangga, Sungguminasa, kecamatan Maccini Sombala, bahkan bisa menjangkau daerah Parangtambung. Selain dari pintu pengendalinya yang sangat susah untuk rusak, bendungan tersebut juga tahan akan gempa. Gempa yang kekuatannya lebih dari 12 SR pun masih dapat mengokohkan bendungan. Namun, bendungan hanya memiliki kekuatan hingga 15 SR kekuatan gempa. Lebih daripada itu, maka kekuatan bendungan tidak mampu lagi menahannya. Di Indonesia, rata-rata kekuatan maksimal gempa sebesar 8,5 SR yang dimana kasus ini pernah terjadi pada masa pemerintahan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).Seperti pada slogan dimana ada pembangunan, disitu ada kerusakan. Namun pembangunan bendungan tersebut ternyata bersifat positif dan membantu masyarakat sekitar. Sebelum bendungan Bili-Bili dibangun, awalnya merupakan bekas kampung yang terdiri dari rumah para warga, sawah, kebun, bahkan kuburan. Namun, pada tahun sekian dibebaskan oleh pemerintah seluas lebih dari 10 kilometer dengan cara pemberian ganti rugi oleh pemerintah kepada masyarakat yang dirugikan. Pada awal sebelum bendungan tersebut dibangun, hasil panen penduduk dalam setahun mencapai 1000 ton gabah. Namun setelah bendungan tersebut dibangun, keuntungan mereka mencapai sekitar 50% dari keuntungan awal.Adapun dampak dari adanya bendungan tersebut meliputi sumber mata pencaharian penduduk menjadi bertambah. Hal ini dikarenakan tersebarnya berbagai jenis ikan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat serta dijadikan pula sebagai objek wisata bagi para pendatang. Selain itu, terdapat pengaliran listrik dan tenaga air namun masih terbatas dalam ruang lingkup daerah sekitar bendungan. Hal ini ditandai dengan banyaknya didirikan bengkel, pengelasan, dsb di sepanjang jalan. Sebelum pembangunan bendungan, hanya orang-orang penting saja yang bisa menggunakan air dari PDAM. Sedangkan masyarakat lain hanya bisa mengandalkan pasokan air dari sumur dan sungai Jeneberang maupun dari PLTA Maros. Namun berbeda dengan sekarang, seluruh masyarakat sekitar sudah bisa menggunakan air dari PDAM. Kebutuhan PDAM mendekati 1 juta rumah dan setiap rumah kebutuhan air mencapai 2 kubik air per hari, dimana 1 kubik air dihargai dengan 6.000 rupiah.3. Aktivitas alam dalam merusak lingkungan di LebongJika diukur dengan menggunakan Antimeter, posisi Lebong terdapat pada 300 meter diatas permukaan laut. Sumber air yang terdapat di lebong berasal dari gunung, serta terdapat pula pertemuan 5 titik sungai. Pada tahun 2007, terjadi bencana longsor di gunung Bawakaraeng, sehingga materialnya masih bisa dilihat sampai saat ini yakni berupa pasir dan bebatuan yang terbawa oleh air. Selain itu, dulunya terdapat tanggul pengamatan. Namun, tanggul tersebut telah dibobol dikarenakan adanya tanggul yang baru. Berdasarkan standar, jangka waktu minimal pemakaian bendungan adalah selama 100 tahun, setelah itu dibuat kembali bendungan yang baru. Air yang akan mengalir ke bendungan akan di tahan di Lebong. Selain itu terdapat pula material-material hasil longsoran yang dimana hampir seluruh material tersebut di bawa ke Makassar dan sekitarnya untuk timbunan maupun bahan-bahan bangunan. Dan inilah yang merupakan pengaruh baik dari adanya longsor.Jika musim hujan, material material yang terlihat tersebut tertutupi oleh air dan penduduk tidak dapat mengambil bahan-bahan seperti pasir ini.Lebong berfungsi untuk menahan adanya longsoran. Dari bendungan Bili-Bili jaraknya 20 km, serta luapan airnya sejauh 15 km. Pada tahun 2007, terjadi bencana longsor sehingga kecepatan air pada lokasi tersebut menjadi deras yakni 200 km/jam. Pada awalnya, lokasi Lebong hanya berupa sawah-sawah. Namun, sejak meletusnya gunung Bawakaraeng dan bencana longsor, akibatnya hampir seluruh dari bagian lokasi tersebut tertutup oleh batu-batu (material) hingga sekarang.Material-material tersebut dibeli oleh pemilik mobil dari pemerintah sebagai pemilik lahan, namun disini yang memilki keuntungan yang lebih besar yaitu pemilik mobil. 4. Kaitan antara letak tempat, kemiringan lereng , jenis dan struktur tanah dengan budidaya tanaman holtikultura di wilayah Bulu ballea dan pengaruh kesuburan tanah terhadap pembentukan pemukiman penduduk di wilayah Bulu BalleaWilayah Bulu ballea merupakan wilayah budidaya holtikultura dengan ketinggian 1490 meter di atas permukaan air laut yang merupakan dataran tinggi. Pada tahun 1982 daerah ini hanya ada satu pondokan dan pohon akkasia sepanjang jalan, ditempat ini hanya memproduksi jagung. Sehingga dapat disebut sebagai wilayah yang tidak produiktif. Pada tahun 1983 ada 4 orang dari pengalengan, Jawa Barat yang jalan jalan di tempat ini dan memeriksa tanahnya, kemudian menganggap bahwa struktur tanah di sini sama dengan tanah di pengalengan dan menyimpulkan bahwa tanah ini cocok untuk budidaya tanaman holtikultura. Selanjutnya menanyakan mengenai curah hujan yang hanya terdapat dua bulan yang sama sekali tidak ada hujan dan sepuluh bulan lainnya terjadi hujan terus menerus. Karena hal itulah yang mereka untuk melakukan budidaya holtikultura di daerah ini, yakni H. Ilyas, dkk. Pertama mereka membeli tanah 1,5 ha dan kemudian menanaminya dengan tanaman kentang, dsb selama satu tahun. Alhasil hasilnya melimpah dan menarik orang lain untuk melakukan budidaya holtikultura juga di daerah ini. Kemudian daerah ini menjadi wilayah yang produktif dengan tanaman utama berupa kentang, wortel dsb. Kemiringan lereng di sini sekitar 15%, yang dampaknya terhadap aliran air yang tidak terlalu mengganggu tanah. Selain kemiringan, jens tanah juga berpengaruh terhadap aliran air, dimana tanah yang gembur memenuhi syarat drainase air untuk tanaman seperti kentang. Letak geografis daerah ini mendapat dua pengaruh angin, yakni ketika musim angin barat daya, uap air dari teluk bone membuat turun hujan, begitu juga dengan angin tenggara. Dan daerah ini merupakan dataran tinggi sehingga terjadi hujan. Adapun untuk pemukiman penduduk berkembang seiring dengan berkembangnya budidaya tanaman holtikultura dimana, orang orang yang memiliki tanah memutuskan untuk tinggal sambil bercocok tanam dan beberapa orang dari kota juga datang untuk membeli tanah yang kemudian menetap di daerah ini.5. Kaitan bentuk lahan terhadap aktivitas manusia di sekitarnya yakni adanya air terjun TakkapalaKapasitas air terjun yang terlihat ketika dilakukan observasi dapat dikatakan kecil dibandingkan jika musim hujan, dimana saat musim hujan arus air akan terlihat melompat turun. Pada tahun 1980 an ada selokan kecil, kemudian tangga yang dilalui jauh sampai ke atas ke jalan raya. Adanya air terjun ini karena adanya perbedaan tinggi,dimana ada air maka ada air yang mengalir, dimana air ini berasal dari hujan yang terus menerus sehingga persediaaan air tanah terus ada. Karena adanya air terjun, maka orang orang tertarik untuk datang, dengan banyaknya orang yang berkunjung maka penduduk sekitar dan pemerintah menyiapkan berbagai jajanan maupun fasilitas penginapan. Dan inilah yang dikatakan ekowisata (ekologi wisata), yakni menambah pendapatan penduduk dan daerah, sehingga kehidupan penduduk semakin sejahtera. Lingkungan semacam inilah lingkungan perpaduan alam dengan manusia dan keberadaan air terjunlah yang meyebabkan adanya aktivitas kerja tersebut.Didekat tebing air terjun tersebut, dimana gundukan gundukan batu yang merupakan lepasan dari tebing misalnya terdapat batu besar karena jika batu-batu dari atas jatuh atau batu terlepas dari tebing maka tempat aliran air di atas semakin longgar dan mengakibatkan batu yang lainnya juga jatuh, kemudian hasil jatuhan batu tersebut dapat berupa kerikil, kerakal maupun pasir. Dan disekitar air terjun terdapat batu-batu yang tersusun rapi oleh air. Dimana batuan tersebut terjadi dengan proses dalam lapisan magma yang berbentuk cair yang mencari jalan keluar kemudian mengangkat material-material yang ada, sehingga ada yang sampai ke permukaan bumi ada yang tidak, dan yang sampai adalah batu batu tersebut. 6. Jenis dan pola pertanian di malino dan sekitarnyaPola pertanian di Malino dan sekitarnya dapat dilihat dari segi pasar Malino sendiri, yakni mengenai jenis jenis bahan makanan atau sayuran maupun buah buahan yang di jual. Di pasar malino terdapat jenis sayura seperti kentang, kol, wortel, tomat, seledri, dsb. Dengan harga yang cukup terjangkau apalagi bagi orang kota yang datang berkunjung. Selain sayuran adapun buah khas yang dapat ditemukan di Malino dengan harga terjangkau yakni markisa, stroberi dan ubi ungu.Sedangkan untuk oleh oleh atau jajanan terdapat seperti dodol, tenteng dan berbagai jajanan lainnya.

BAB IVKESIMPULAN DAN SARANA. KesimpulanDi daerah Malino terdapat beberapa titik yang dapat digunakan sebagai tempat observasi tentang hubungan antara sosial dengan lingkungan. Hal ini dapat dilihat baik dari segi dampak positif dan negatif adanya pembangunan bendungan, pencemaran lingkungan pada pertemuan beberapa sungai sebagai tempat penambangan material di wilayah lebong, air terjun Takkapala sebagai objek wisata yang menimbulkan ekowisata, kaitan kemiringan lereng , jenis dan struktur tanah dengan budidaya tanaman holtikultura di wilayah Bulu ballea dan pengaruh kesuburan tanah terhadap pembentukan pemukiman penduduk di wilayah Bulu Ballea serta jenis dan pola pertanian di malino dan sekitarnya di pasar Malino.B. SaranUntuk praktek lapangan selanjutnya sebaiknya mahasiswa yang pergi melakukan observasi lebih memahami apa yang harus dilakukan dalam kegiatan observasi tersebut sehingga mereka tidak hanya pergi untuk jalan jalan. Selain itu, untuk waktu praktek lapangan seharusnya lebih diperpanjang waktunya sehingga proses observasi lebih baik dan teliti.