Page 1
8/17/2019 Laporan KasusMEI 2016
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasusmei-2016 1/21
Laporan Kasus MEI 2016
HIFEMA OKULUS DEKSTRA ET CAUSA TRAUMA TUMPUL
Zevhinny Umbu Ro!" S# Ke$
Pembimbin%
$&# Euni'e (!hy!nin)ih" S*#M
RSUD PROF# DR# + # Z# ,OHA--ES
FAKULTAS KEDOKTERA-
U-I.ERSITAS -USA (E-DA-A
KUPA-/
I# PE-DAHULUA-
Struktur wajah dan mata sangat sesuai untuk melindungi mata dari cedera. Bola mata
terdapat di dalam sebuah rongga yang dikelilingi oleh tulang yang kuat. Kelopak mata bisa
segera menutup untuk membentuk penghalang bagi benda asing dan mata bisa mengatasi
benturan yang ringan tanpa mengalami kerusakan. Meskipun demikian, mata dan struktur di
sekitarnya bisa mengalami kerusakan akibat cedera, kadang sangat berat sampai terjadi
kebutaan atau mata harus diangkat. Trauma pada mata harus diperiksa untuk menentukan
pengobatan dan menilai fungsi penglihatan.1
Trauma pada mata merupakan penyebab umum kebutaan unilateral pada anak dan
dewasa muda kelompok usia ini mengalami sebagian besar cedera mata yang parah. Trauma
dapat berupa trauma tumpul akibat benda keras atau benda yang tidak keras, dimana benda
tersebut dapat mengenai mata dengan keras !kencang" ataupun lambat. Suatu benturan
tumpul bisa mendorong mata ke belakang sehingga kemungkinan merusak struktur pada
permukaan !kelopak mata, konjungti#a, sclera, kornea dan lensa" dan struktur mata bagian
belakang !retina dan persarafan. Kerusakan pada mata akan mengakibatkan atau memberikan
penyulit sehingga mengganggu fungsi penglihatan.v!uh!n!)bu&y$
Trauma mata yang berat dapat mengenai semua jaringan mata secara bersamaan atau
terjadi secara terpisah. Trauma tumpul menyebabkan kompresi bola mata, disertai peregangan
limbus, dan perubahan posisi dari iris atau lensa. %al ini dapat meningkatkan tekanan
intraokuler secara akut dan berhubungan dengan kerusakan jaringan pada sudut mata.
Page 2
8/17/2019 Laporan KasusMEI 2016
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasusmei-2016 2/21
Kemudian terjadi robekan pembuluh darah, antara lain arteri&arteri utama dan cabang&cabang
dari badan siliar, arteri koroidalis, dan #ena&#ena badan siliar yang mengakibatkan
perdarahan. Sedangakan trauma tusuk atau tajam dapat menyebabkan kerusakan langsung
yang berakibat perdarahan. 'erdarahan yang terlihat di dalam Camera Oculi Anterior (COA
disebut hifema dan merupakan masalah yang serius serta harus segera ditangani.
Penununi3mu*enym!!"&!um!i4hy*hem!
%ifema akibat trauma sering ditemui pada anak dan juga dewasa. %ifema sering terjadi
setelah trauma tumpul maupun tajam yang langsung pada mata dibandingkan trauma di
daerah sekitar mata, misalnya pada tulang orbita atau jaringan periorbita. Berbagai benda
yang diidentifikasi umumnya sering menyebabkan hifema diantaranya, bola, batu, permainan
seperti robot&robotan, dan peluru senapan angin. %ifema juga dapat disebabkan karena
kekerasan dan kecelakaan lalu lintas.v!uh!n!)bu&y"me$)4!*e
'ada gejala klinik pasien akan mengeluh nyeri pada mata, disertai dengan epifora dan
blefarospasme. 'englihatan pasien kabur dan akan sangat menurun. Terdapat penumpukan
darah yang terlihat dengan mata telanjang bila jumlahnya cukup banyak. Bila pasien duduk
hifema akan terlihat terkumpul di bagian bawah bilik mata depan, dan hifema dapat
memenuhi seluruh ruang bilik mata depan.1
Berdasarkan waktu terjadinya, hifema dibagi atas dua yaitu hifema primer( terjadi
langsung setelah trauma, dapat sedikit dapat pula banyak. %ifema sekunder( biasanya timbul
pada hari ke ) setelah trauma. 'erdarahannya biasanya lebih hebat dari pada yang primer.
'enderita sebaiknya di rawat di rumah sakit, karena ditakutkan terjadi perdarahan sekunder
yang lebih hebat dari pada perdarahan primer. 'erdarahan ulang dapat terjadi pada 1*&$+
kasus dalam $&- hari.1
Komplikasi yang paling sering ditemukan pada traumatik hifema adalah perdarahan
sekunder, glaukoma dan hemosiderosis disamping komplikasi traumanya sendiri berupa
dislokasi dari lensa, ablatio retina, katarak, dan iridodialysis. Besarnya komplikasi tergantung
pada tingginya hifema.,/
'rognosis tergantung pada banyaknya darah yang tertimbun pada kamera okuli
anterior. Biasanya hifema dengan darah yang sedikit dan tanpa disertai glaukoma,
prognosisnya baik karena darah akan diserap kembali dan hilang sempurna dalam beberapa
hari. Sedangkan hifema yang telah mengalami glaukoma, prognosisnya bergantung pada
seberapa besar glaukoma tersebut menimbulkan defek pada ketajaman penglihatan. Bila
tajam penglihatan telah mencapai 10*+ atau lebih rendah maka prognosisnya penderita adalah
buruk kerena dapat menyebabkan kebutaan.,/
Page 3
8/17/2019 Laporan KasusMEI 2016
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasusmei-2016 3/21
II# TI-,AUA- PUSTAKA
De5ini)i
%ifema merupakan keadaan dimana terdapat darah di dalam bilik mata depan, yaitu
daerah di antara kornea dan iris, yang dapat terjadi akibat trauma tumpul yang merobek
pembuluh darah iris atau badan siliar dan bercampur dengan humor aueus !cairan mata"
yang jernih. 2arah yang terkumpul di bilik mata depan biasanya terlihat dengan mata
telanjang. 3alaupun darah yang terdapat di bilik mata depan sedikit, tetap dapat menurunkan
penglihatan.
%ifema atau darah didalam bilik mata depan dapat terjadi akibat trauma tumpul yang
merobek pembuluh darah iris atau badan siliar. 'asien akan mengeluh sakit, disertai dengan
epifora dan blefarospasme. 'engihatan pasien akan sangat menurun. Bila pasien duduk
hifema akan terlihat terkumpul dibagian bawah bilik mata depan, dan hifema dapat
memenuhi seluruh ruang bilik mata depan. Kadang&kadang terlihat iridoplegia dan
iridodialisis.$,-
K3!)i5i'!)i
a". Berdasarkan penyebabnya hifema dibagi menjadi *e&$!&!h!n bi3i' $e*!n bo3! m!!$,-(
1. %ifema traumatika adalah perdarahan pada bilik mata depan yang disebabkan pecahnya
pembuluh darah iris dan badan silier akibat trauma pada segmen anterior bola mata.
$. %ifema akibat tindakan medis !misalnya kesalahan prosedur operasi mata"
-. hifema akibat inflamasi yang arah pada iris dan badan silier, sehingga pembuluh darah
pecah
4. %ifema akibat kelainan sel darah atau pembuluh darah
). hifema akibat neoplasma !contohnya retinoblastoma"
b". Berdasarkan onset perdarahannya, hifema dibagi menjadi(
1. hifema primer terjadi langsung sampai $ hari setelah trauma pada mata
$. hifema sekunder terjadi $&) hari setelah trauma pada mata
c". Berdasarkan darah yang terlihat, hifema diklasifikasikan menjadi(
1. makrohifema, perdarahan terlihat dengan mata telanjang
$. mikrohifema, perdarahan terlihat apabila menggunakan mikroskop
d". Berdasarkan pemenuhan darah dibilik mata depan, hifema dapat dibagi menjadi(
• 5rade 6, darah mengisi kurang dari 10- bilik mata depan
• 5rade 66, darah mengisi 10-&10$ bilik mata depan
•5rade 666, darah mengisis 10$ 7 kurang dari seluruh bilik mata depan
Page 4
8/17/2019 Laporan KasusMEI 2016
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasusmei-2016 4/21
• 5rade 68, darah mengisi seluruh bilik mata depan, dikenal dengan total hyphema,
blackball atau 8-ball hyphema
Eio3oi i3y!)
%ifema dapat disebabkan oleh trauma tumpul maupun trauma tajam yang langsung
pada bola mata. 9amun, trauma tumpul lebih sering didapatkan sebaga penyebab hifema.
Trauma tumpul dapat disebabkan karena terkena bola, batu, peluru, senapan angin, dan lain&
lain. Selain itu, hifema juga dapat disebabkan oleh kesalahan prosedur operasi. Keadaaan lain
yang dapat menyebabkan hifema, namun jarang terjadi adalah tumor mata !retinoblastoma"
dan kelaianan pembuluh darah ! juvenile xanthogranuloma".
%ifema yang terjadi karena trauma tumpul pada mata dapat diakibatkan oleh
kerusakan jaringan bagian dalam bola mata, misalnya terjadi robekan pada iris, korpus siliaris
dan koroid. :aringan tersebut mengandung banyak pembuluh darah, sehingga dapat
menyebabkan terjadinya perdarahan bila mendapat trauma. 'erdarahan yang timbul dapat
berasal dari kumpulan arteri utama dan cabang dari badan siliar, arteri koroid, #ena badan
siliar, pembuluh darah iris pada sisi pupil. 'erdarahan dalam bola mata yang berada di dalam
kamera okuli anterior akan tampak dari luar. Timbunan darah ini karena gaya berat akan
berada di bagian terendah.
Page 5
8/17/2019 Laporan KasusMEI 2016
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasusmei-2016 5/21
P!o5i)io3oi
Trauma tumpul pada mata menghasilkan kerusakan oleh kekuatan yang berbeda.
Terdapat ) mekanisme trauma tumpul pada mata, yakni(
1. Tekanan langsung pada bola mata !direct impact on the globe"
$. Tekanan dari rambatan trauma (compression wave force"
-. Tekanan dari rambatan trauma yang dipantulkan (reflected compression wave force"
4. Tekanan dari rambatan trauma dikembalikan lagi !rebound compression wave force"
). Trauma tidak langsung
Mekanisme Trauma Tumpul
Trauma tumpul menyebabkan kompresi pada bola mata, disertai peregangan limbus
dan perubahan posisi iris atau lensa. %al ini dapat meningkatkan tekanan intraokular secara
akut dengan kerusakan jaringan pada sudut mata. 'erdarahan biasanya terjadi akibat adanya
robekan pembuluh darah, antara lain arteri&arteri utama dan cabang&cabang dari badan siliar.
Mekanisme 'erdarahan ;kibat Trauma Tumpul
Mekanisme 'erdarahan ;kibat Trauma Tumpul
Page 6
8/17/2019 Laporan KasusMEI 2016
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasusmei-2016 6/21
'erdarahan pada bilik mata depan menagikabtkan terakti#asinya mekanisme homeostasis
dan fibrinolisis. 'eningkatan tekanan intraokular, spasme pembuluh darah, dan pembentukan
fibrin merupakan mekanisme pembekuan darah yang akan menghentikan pendarahan.
Bekuan darah biasanya berlangsung selama 4& hari, setelah itu fibrinolisis akan
terjadi.Setelah terjadi bekuan darah pada bilik mata depan, maka plasminogen akan diubah
menjadi plasmin oleh akti#ator kaskade koagulasi. 'lasmin akan memecah fibrin , sehingga
bekuan darah yang sudah terjadi mengalami disolusi. 'roduk hasil degradasi bekuan darah,
bersama dengan sel darah merah dan debris peradangan, keluar dari bilik mata depan menuju
jalinan trabekular dan aliran u#eoskleral.
'erdarahan dapat terjadi segera sesudah trauma yang disebut dengan perdarahan
primer. 'erdarahan sekunder biasanya terjadi setelah hari ke ) terjadinya trauma. 'erdarahan
sekunder umumnya lebih hebat dibandingkan dengan perdarahan primer. 'erdarahan
sekunder ini dapat terjadi bila reabsorpsi dari bekuan darah terjadi terlalu cepat sehingga
pembuluh darah tidak mendapat waktu untuk regenerasi.
'enyembuhan darah pada hifema dikeluarkan dari <=; dalam bentuk sel
darah merah melalui sudut <=; menuju kanalis chlemm sedangkan sisanya akan diabsorpsi
melalui permukaan iris. 'enyerapan iris dipercepat dengan adanya en>im fibrinolitik di
daerah ini. Sebagian hifema dikeluarkan setelah terurai dalam bentuk hemosiderin. Bila
terdapat penumpukan dari hemosiderin ini, dapat masuk ke dalam lapisan kornea,
menyebabkan kornea menjadi bewarna kuning dan disebut hemosiderosis atau imbibisi
kornea, yang hanya dapat ditolong dengan keratoplasti. 6mbibisio kornea dapat dipercepat
terjadinya oleh hifema yang penuh disertai glaukoma.
Pene!'!n Di!no)i)
1. ;namnesis
'asien hifema umumnya akan datang dengan keluhan perdarahan atau adanya darah pada bagian tengah mata. Keluhan tersebut dapat disertai dengan nyeri, gangguan
penglihatan dan sensitif terhadap cahaya. Bila terdapat riwayat trauma, perlu
ditanyakan mekanisme kejadian, jenis objek yang mengenai mata, arah terjadinya
benturan, dan penggunaan pelindung pada saat kejadian. ?iwayat penyakit mata perlu
ditanyakan, terutama mengenai penyakit yang mempengaruhi tekanan intraokuler,
riwayat tindakan pembedahan dan riwayat penyakit metabolik serta kemungkinan
keganasan.$. 'emeriksaan fisik dan oftalmologis
Page 7
8/17/2019 Laporan KasusMEI 2016
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasusmei-2016 7/21
'emeriksaan oftalmologi dilakukan secara menyeluruh meliputi pemeriksaan #isus,
lapang pandang, gerakan bola mata, mata bagian anterior dan posterior serta T6=.
Terdapat penumpukan darah yang terlihat dengan mata telanjang bila jumlahnya
cukup banyak. Bila pasien duduk, hifema akan terlihat terkumpul di bagian bawah
<=;, dan hifema dapat memenuhi seluruh ruang <=;. =tot sfingter pupil
mengalami kelumpuhan, pupil tetap dilatasi !midriasis", dapat terjadi pewarnaan
darah (blood staining! pada kornea, anisokor pupil#
;kibat langsung terjadinya hifema adalah penurunan #isus karena darah
mengganggu media refraksi. 2arah yang mengisi kamera okuli ini secara langsung
dapat mengakibatkan tekanan intra okuler meningkat akibat bertambahnya isi
kamera anterior oleh darah. Kenaikan tekanan intra okuler ini disebut glaukoma
sekunder. 5laukoma sekunder juga dapat terjadi akibat massa darah yang menyumbat
jaringan trabekulum yang berfungsi membuang humor aueous yang berada di
kamera anterior. Selain itu akibat darah yang lama berada di kamera anterior akan
mengakibatkan pewarnaan darah pada dinding kornea dan kerusakan jaringan kornea.-. 'emeriksaan penunjang
a. Slit @amp Biomicroscopy( untuk menentukan kedalaman <=; dan iridocorneal
contact, aueous flare, dan synechia posterior.
b. 'emeriksaan oftalmoskopi( mengkaji struktur internal okuler.
4# Tes pro#okatif( digunakan untuk menentukan adanya glaukoma bila T6= normal
atau meningkat ringan.
Pen!!3!')!n!!n
Biasanya hifema akan hilang sempurna. Bila perjalanan penyakit tidak berjalan demikian
maka sebaiknya penderita dirujuk. 3alaupun perawatan penderita hifema traumatik ini
masih banyak diperdebatkan, namun pada dasarnya adalah),*(
1" Menghentikan perdarahan.
$" Menghindarkan timbulnya perdarahan sekunder.-" Mengeliminasi darah dari bilik depan bola mata dengan mempercepat
absorbsi.
4" Mengontrol glaukoma sekunder dan menghindari komplikasi yang lain.)" Berusaha mengobati kelainan yang menyertainya.
'ada hifema dengan grade 6 dan 66 umumnya tidak memerlukan hospitalisasi, namun jika
hifema telah menempati lebih dari 10- kamera okuli anterior atau tekanan intraokular
meningkat hingga -+ mm%g, atau terjadi keduanya, maka pasien harus dirawatinapkan
untuk dipantau keadaan matanya setiap hari.
Page 8
8/17/2019 Laporan KasusMEI 2016
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasusmei-2016 8/21
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka cara pengobatan penderita dengan traumatik
hifema pada prinsipnya dibagi dalam $ golongan besar yaitu perawatan dengan cara
konser#atif0tanpa operasi, dan perawatan yang disertai dengan tindakan operasi.
Pe&!!!n Kon)e&v!i5
1# Ti&!h b!&in (bed rest total
'enderita ditidurkan dalam keadaan terlentang dengan posisi kepala diangkat !diberi
alas bantal" dengan ele#asi kepala -+A & 4)o !posisi semi fowler". %al ini akan mengurangi
tekanan darah pada pembuluh darah iris serta memudahkan kita menge#aluasi jumlah
perdarahannya. ;da banyak pendapat dari banyak ahli mengenai tirah baring sempurna ini
sebagai tindakan pertama yang harus dikerjakan bila menemui kasus traumatik hifema.
Bahkan beberapa penelitian menunjukkan bahwa dengan tirah baring kesempurnaan absorbsi
dari hifema dipercepat dan sangat mengurangi timbulnya komplikasi perdarahan sekunder.),*
2# 7eb! m!!
Mengenai pemakaian bebat mata, masih belum ada persesuaian pendapat di antara
para ahli. 'enggunaan bebat mata pada mata yang terkena trauma yaitu untuk mengurangi
pergerakan bola mata yang sakit.
8# Pem!'!i!n ob!9ob!!n
Ko!u3!n)i!
5olongan obat koagulansia ini dapat diberikan secara oral maupun parenteral,
berguna untuk menekan0menghentikan perdarahan. 'ada hifema yang baru dan terisi
darah segar diberi obat anti fibrinolitik sehingga bekuan darah tidak terlalu cepat diserap
dan pembuluh darah diberi kesempatan untuk memperbaiki diri dahulu sampai sembuh.
2engan demikian diharapkan terjadinya perdarahan sekunder dapat dihindarkan.
Mi$&i!i'! Mioi'!
Masih banyak perdebatan mengenai penggunaan obat&obat golongan midriatika
atau miotika, karena masing&masing obat mempunyai keuntungan dan kerugian sendiri&
sendiri. Miotika memang akan mempercepat absorbsi, tapi meningkatkan kongesti dan
midriatika akan mengistirahatkan perdarahan. 'emberian midriatika dianjurkan bila
didapatkan komplikasi iridiocyclitis. ;khirnya beberapa penelitian membuktikan bahwa
pemberian midriatika dan miotika bersama&sama dengan inter#al -+ menit sebanyak dua
kali sehari akan mengurangi perdarahan sekunder dibanding pemakaian salah satu obat
saja.
Page 9
8/17/2019 Laporan KasusMEI 2016
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasusmei-2016 9/21
O4u3!& Hy*oen)ive D&u
Semua para ahli menganjurkan pemberian aceta>olamide !2iamo" secara oral
sebanyak - sehari bilamana ditemukan adanya kenaikan tekanan intraokuler.
Ko&i'o)e&oi$ $!n Anibioi'!
'emberian hidrokortison +,) secara topikal akan mengurangi komplikasi iritis
dan perdarahan sekunder dibanding dengan antibiotika.
Te&!*i Pembe$!h!n
Terapi pembedahan dikerjakan bilamana ditemukan glaukoma sekunder, tanda
imbibisi kornea atau hemosiderosis kornea !corneal bloodstaining ". 2an tidak ada
pengurangan dari tingginya hifema dengan perawatan non&operasi selama - & ) hari. Cntuk mencegah atrofi papil saraf optik dilakukan pembedahan bila tekanan bola mata maksimal D
)+ mm%g selama ) hari atau tekanan bola mata maksimal D -) mm%g selama hari. Cntuk
mencegah imbibisi kornea dilakukan pembedahan bila tekanan bola mata rata&rata D $)
mm%g selama * hari atau bila ditemukan tanda&tanda imbibisi kornea.
Tindakan operatif dilakukan untuk mencegah terjadinya sinekia anterior perifer bila
hifema total bertahan selama ) hari atau hifema difus bertahan selama E hari. 6nter#ensi
bedah biasanya diindikasikan pada atau setelah 4 hari. 2ari keseluruhan indikasinya adalah
sebagai berikut (
1. Fmpat hari setelah onset hifema total
$. Microscopic corneal bloodstaining !setiap waktu"
-. Total dengan dengan Tekanan 6ntra =kular )+ mm%g atau lebih selama 4 hari !untuk
mencegah atrofi optik"
4. %ifema total atau hifema yang mengisi lebih dari G <=; selama * hari dengan tekanan
$) mm%g !untuk mencegah corneal bloodstaining "
). %ifema mengisi lebih dari H <=; yang menetap lebih dari /&E hari !untuk mencegah
peripheral anterior synechiae"
*. 'ada pasien dengan sickle cell disease dengan hifema berapapun ukurannya dengan
tekanan 6ntra ocular lebih dari -) mm%g lebih dari $4 jam. :ika Tekanan 6nta =cular
menetap tinggi )+ mm%g atau lebih selama 4 hari, pembedahan tidak boleh ditunda.
Suatu studi mencatat atrofi optic pada )+ persen pasien dengan total hifema ketika
pembedahan terlambat. Corneal bloodstaining terjadi pada 4- pasien. 'asien dengan
Page 10
8/17/2019 Laporan KasusMEI 2016
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasusmei-2016 10/21
sickle cell hemoglobinopathi diperlukan operasi jika tekanan intra ocular tidak
terkontrol dalam $4 jam.
Tindakan pembedahan pada hifema harus dimulai dengan pemberian aseta>olamid
atau manitol intra#ena bila terjadi peningkatan T6=. 'embedahan harus dilakukan diabawah
anestesi umum ! general anasthesia". 'endekatan pembedahan yang dapat dilakukan, yakni(
1. F#akuasi hifema dengan instrumen #itrektomi
F#akuasi hifema dilakukan dengan menggunakan instrumen #itrektomi. ;walnya
dibuat sayatan kornea dengan pisau, untuk menghindari iris dan lensa, pisau didorong
ke bilik mata depan sedemikian rupa sehingga sejajar dengan iris. Selanjutnya
dimasukkan instrumen #itrektomi dan dilakukan e#akuasi hifema dengan hati&hati
untuk mencegah terjadinya perdarahan sekunder.
$. 'arasentesis
'arasentesis merupakan tindakan pembedahan dengan mengeluarkan cairan0darah
dari bilik depan bola mata dengan teknik sebagai berikut( dibuat insisi kornea $ mm
dari limbus ke arah kornea yang sejajar dengan permukaan iris. Biasanya bila
dilakukan penekanan pada bibir luka maka koagulum dari bilik mata depan akan
keluar. Bila darah tidak keluar seluruhnya maka bilik mata depan dibilas dengan
garam fisiologis. Biasanya luka insisi kornea pada parasentesis tidak perlu dijahit.
'arasentesis dilakukan bila T6= tidak turun dengan medikamentosa atau jika darah
masih tetap terdapat dalam <=; pada hari )&E.
Page 11
8/17/2019 Laporan KasusMEI 2016
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasusmei-2016 11/21
-. 6rigasi dan aspirasi melalui insisi kecil.
Teknik ini memiliki keuntungan karena hanya menyebabkan sayatan kecil. Sayatan
dilakukan umumnya pada arah jam 1 di mata kanan dan jam 11 di mata kiri. :arum
irigasi dimasukkan melalui endotel kornea dan secara perlahan membersihkan bekuan
darah pada bilik mata depan. 'ada teknik ini, biasanya tetap meninggalkan jaringan
fibrin yang telah terbentuk karena proses hemostasis.
4. 6rigasi bekuan darah dengan trabekulektomi
Cmumnya teknik ini dilakukan apabila teknik yang lain tidak memberikan hasil.
2#:#;# Kom*3i'!)i10
Komplikasi yang paling sering ditemukan pada traumatik hifema adalah perdarahan
sekunder, glaukoma sekunder dan hemosiderosis di samping komplikasi dari traumanya
sendiri berupa dislokasi dari lensa, ablatio retina, katarak dan iridodialysis. Besarnya
komplikasi juga sangat tergantung pada tingginya hifema.
1# Pe&$!&!h!n )e'un$e&
Komplikasi ini sering terjadi pada hari ke - sampai ke *, sedangkan insidensinya
sangat ber#ariasi, antara 1+ & 4+. 'erdarahan sekunder ini timbul karena iritasi pada iris
akibat traumanya, atau merupakan lanjutan dari perdarahan primernya. 'erdarahan sekunder
biasanya lebih hebat daripada yang primer. Terjadi pada 10- pasien, biasanya antara $&) hari
setelah trauma inisial dan selalu ber#ariasi sebelum hari post&trauma.
2# /3!u'om! )e'un$e&
Timbulnya glaukoma sekunder pada hifema traumatik disebabkan oleh tersumbatnya
trabecular meshwork oleh butirbutir0gumpalan darah. 6nsidensinya $+ , sedang di ?S( 2r(
Soetomo sebesar1,). ;danya darah dalam <=; dapat menghambat aliran cairan bilik
mata oleh karena unsur&unsur darah menutupi sudut <=; dan trabekula sehingga terjadinya
glaukoma.5laukoma sekunder dapat pula terjadi akibat kontusi badan siliar berakibat suatu
reses sudut bilik mata sehingga terjadi gangguan pengaliran cairan mata.
8# Hemo)i$e&o)i) 'o&ne!
Page 12
8/17/2019 Laporan KasusMEI 2016
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasusmei-2016 12/21
'ada penyembuhan darah pada hifema dikeluarkan dari <=; dalam bentuk sel darah
merah melalui sudut <=; menuju kanal Schlemm sedangkan sisanya akan diabsorbsi melalui
permukaan iris. 'enyerapan pada iris dipercepat dengan adanya en>im fibrinolitik di daerah
ini.Sebagian hifema dikeluarkan setelah terurai dalam bentuk hemosiderin. Bila terdapat
penumpukan dari hemosiderin ini, dapat masuk ke dalam lapisan kornea, menyebabkan
kornea menjadi bewarna kuning dan disebut hemosiderosis atau imbibisio kornea, yang
hanya dapat ditolong dengan keratoplasti. 6mbibisio kornea dapat dipercepat terjadinya oleh
hifema yang penuh disertai glaukoma. %emosiderosis ini akan timbul bila ada
perdarahan0perdarahan sekunder disertai kenaikan tekanan intraokuler. 5angguan #isus
karenahemosiderosis tidak selalu permanen, tetapi kadang&kadang dapat kembali jernih
dalam waktu yang lama !$ tahun". 6nsidensinya I 1+.- Jat besi di dalam bola mata dapat
menimbulkan siderosis bulbi yang bila didiamkan akan dapat menimbulkan ftisis bulbi dan
kebutaan.
:# Sine'i! Po)e&io&
Sinekia posterior bisa timbul pada pasien traumatik hifema.Komplikasi ini akibat dari
iritis atau iridocyclitis.Komplikasi ini jarang pada pasien yang mendapat terapi
medikamentosa dan lebih sering terjadi pada pada pasien dengan e#akuasi bedah pada
hifema.'eripheral anterior synechiae anterior synechiae terjadi pada pasien dengan hifema
pada <=; dalam waktu yang lama, biasanya E hari atau lebih.'atogenesis dari sinekia
anterior perifer berhubungan dengan iritis yang lama akibat trauma atau dari darah pada
<=;. Bekuan darah pada sudut <=; kemudian bisa menyebabkan trabecular meshwork
fibrosis yang menyebabkan sudut bilik mata tertutup.
<# A&o5i o*i'
;trofi optik disebabkan oleh peningkatan tekanan intra okular.
6# Uveii)
'enyulit yang harus diperhatikan adalah glaukoma, imbibisio kornea, u#eitis. Selain
dari iris, darah pada hifema juga datang dari badan siliar yang mungkin juga masuk ke dalam
badan kaca (corpus vitreum! sehingga pada funduskopi gambaran fundus tak tampak dan
ketajaman penglihatan menurunnya lebih banyak.%ifema dapat sedikit, dapat pula banyak.
Bila sedikit ketajaman penglihatan mungkin masih baik dan tekanan intraokular masih
normal. 'erdarahan yang mengisi setengah <=; dapat menyebabkan gangguan #isus dan
kenaikan tekanan intra okular sehingga mata terasa sakit oleh karena glaukoma. :ika
hifemanya mengisi seluruh <=;, rasa sakit bertambah karena tekanan intra okular lebih
meninggi dan penglihatan lebih menurun lagi.
Page 13
8/17/2019 Laporan KasusMEI 2016
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasusmei-2016 13/21
2#:#=# P&ono)i) 1"=
'rognosis tergantung pada banyaknya darah yang tertimbun pada kamera okuli
anterior. Biasanya hifema dengan darah yang sedikit dan tanpa disertai glaukoma,
prognosisnya baik !bonam" karena darah akan diserap kembali dan hilang sempurna dalam
beberapa hari. Sedangkan hifema yang telah mengalami glaukoma, prognosisnya bergantung
pada seberapa besar glaukoma tersebut menimbulkan defek pada ketajaman penglihatan. Bila
tajam penglihatan telah mencapai 10*+ atau lebih rendah maka prognosis penderita adalah
buruk !malam" karena dapat menyebabkan kebutaan.
Page 14
8/17/2019 Laporan KasusMEI 2016
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasusmei-2016 14/21
III# LAPORA- KASUS
1 IDE-TITAS PASIE-
9ama ( ;. %.
Cmur ( * tahun
Page 15
8/17/2019 Laporan KasusMEI 2016
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasusmei-2016 15/21
:enis Kelamin ( @aki&@aki
'ekerjaan ( &
Status 'erkawinan ( &
Suku0Bangsa ( Timor06ndonesia
;lamat ( Takari
;gama ( Kristen 'rotestanTanggal M?S ( 1E ;pril $+1*
2 A-AM-ESIS
Keluhan utama
Mata kanan nyeri
?iwayat penyaki sekarang
Mata kanan terasa nyeri dirasakan pasien sejak I - minggu sebelum masuk rumah
sakit. Keluhan disertai mata merah, bengkak dan penglihatan kabur. 9yeri yang
dirasakan pasien berlangsung terus&menerus dan pasien sering rewel karenanya.
Menurut orang tua, mata pasien terkena penutup ujung jari&jari payung pada saat ia
bermain bersama teman&temannya. ;walnya pasien masih dapat melihat sedikit
namun setelah dibiarkan beberapa hari, penglihatan !mata kanan" pasien semakin
kabur. =rang tua pasien juga mengatakan ia mengalami demam selama beberapa
hari, namun keluhan tersebut hilang sendiri.
?iwayat penyakit dahulu
'asien tidak pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya.
?iwayat penyakit keluarga
Tidak ada keluarga yang mengeluh seperti ini. ?iwayat pengobatan
'ertama kali pasien terkena penutup ujung jari&jari payung, matanya dikompres
menggunakan air hangat oleh orang tua dan diberikan obat kampung selama 4 hari,
namun keluhan tidak berkurang. %al ini menyebabkan orang tua membawa pasien
ke 'uskemas Takari. 2i 'uskesmas Takari, mata pasien dibersihkan kemudian
pasien diberikan obat tetes mata dan obat minum asam mefenamat dan parasetamol
yang dikonsumsi selama $ minggu. Kemudian nyeri dan bengkak dirasakan sedikit
berkurang namun mengalami perbaikan berarti sehingga pasien dirujuk ke ?SC2
9aibonat. 2i ?SC2 9aibonat pasien tidak mendapatkan penanganan apapun namun
langsung dirujuk ke ?SC2 'rof. 2r. 3. J. :ohannes Kupang.
8 PEMERIKSAA- FISIK
Status 5eneralis
Keadaan umum ( Sakit Sedang
Kesadaran ( <ompos Mentis
5i>i ( <ukup
Page 16
8/17/2019 Laporan KasusMEI 2016
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasusmei-2016 16/21
Tekanandarah ( 11+0+ mm%g
?espirasi ( $40menit
9adi ( /+0menit
Temperature ( -*.=<
1E ;pril $+1*
O'u3u) De>&! O'u3u) Sini)&!
"isus 10 *0)
#ekanan $ntraokuler Tn L$ Tn
Segmen Anterior
%alpebra %ematom !L" %ematom !&", edema !&"
&onjungtiva
%iperemis !L"
6njeksi konjungti#a !L"
6njeksi siliar !L"
%iperemis !&"
6njeksi konjungti#a !&"
6njeksi siliar !&"
&ornea Fdema !L" Fdema !L"
COA2arah !L" memenuhi
hampir seluruh <=;2alam
$ris'%upil
'upil( bulat di tengah,
refleks cahaya !&"
6ris( intak
'upil( bulat di tengah,
refleks cahaya !L"
6ris( intak
Segmen Posterior
efleks fundus 9ormal Sulit die#aluasi
etina 9ormal Sulit die#aluasi %apil )* $$ 9ormal Sulit die#aluasi
+akula 9ormal Sulit die#aluasi
: Re)ume
'asien datang dengan keluhan mata kanan terasa nyeri dirasakan pasien sejak I -
minggu sebelum masuk rumah sakit. Keluhan disertai mata merah, bengkak dan tidak dapat melihat.
'ada keadaan umum didapatkan pasien tampak sakit sedang. 2ari status
oftalmologi, pada mata kiri didapatkan #isus *0) sedangkan kanan +. 'ada
konjungti#a palpebra tampak hiperemis, konjungti#a bulbi terdapat injeksi
konjungti#a dan injeksi siliar. Tampak adanya darah menutupi hampir seluruh <=;,
kornea tampak edema, iris intak, pupil refleks cahaya !&" pada mata kanan.
< Di!no)i)%ifema oculus detra grade 666 ec trauma tumpul
Page 17
8/17/2019 Laporan KasusMEI 2016
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasusmei-2016 17/21
* Te&!*i
- ,ed rest dengan ele#asi kepala -++&4)+ !posisi semifowler "
- ;s. Traneamat tab $)+ mg - dd 1
- Timolol maleate +,$) $ dd gtt 1
- itrol * dd gtt 1
? Fo33o U* !n!3 20 A*&i3 2016
S ( 'asien masih merasa nyeri dan ia tidak dapat melihat sama sekali. 'asien sangat
tidak kooperatif.
= ( T2 N 1$+0E+ mm%g
9adi N E+0menit
?? N $10menit
Suhu N -,$+<
Status =ftalmologis
O'u3u) De>&! O'u3u) Sini)&!"isus + *0)
#ekanan $ntraokuler Tn L$ Tn
Segmen Anterior
%alpebra %ematom !L" %ematom !&", edema !&"
&onjungtiva
%iperemis !L"
6njeksi konjungti#a !L"
6njeksi siliar !L"
%iperemis !&"
6njeksi konjungti#a !&"
6njeksi siliar !&"
&ornea Fdema !L" Fdema !L"
COA2arah !L" memenuhi
hampir seluruh <=;2alam
$ris'%upil
'upil( bulat di tengah,
refleks cahaya !&"
6ris( intak
'upil( bulat di tengah,
refleks cahaya !L"
6ris( intak
@ensa Sulit die#alusi Sulit die#aluasi
; ( %ifema =kulus 2ekstra grade 666
' (
- ,ed rest dengan ele#asi kepala -++&4)+ !posisi semifowler "
- ;s. Traneamat tab $)+ mg - dd 1- Timolol maleate +,$) $ dd gtt 1
- itrol * dd gtt 1
Fo33o U* 21 A*&i3 2016
S ( 'asien mengeluhkan matanya sangat nyeri dan ia terus menangis karenanya. Menurut
orang tua, mata pasien berdarah setiap kali ia menangis.
= ( T2 N 1-+0E+ mm%g 9adi N E)0menit
Page 18
8/17/2019 Laporan KasusMEI 2016
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasusmei-2016 18/21
?? N $-0menit
Suhu N -+<
O'u3u) De>&! O'u3u) Sini)&!
"isus + *0)
#ekanan $ntraokuler Tn L$ Tn Segmen Anterior
%alpebra %ematom !L" %ematom !&", edema !&"
&onjungtiva
%iperemis !L"
6njeksi konjungti#a !L"
6njeksi siliar !L"
%iperemis !&"
6njeksi konjungti#a !&"
6njeksi siliar !&"
&ornea Fdema !L" Fdema !L"
COA2arah !L" memenuhi
hampir seluruh <=;2alam
$ris'%upil
'upil( bulat di tengah,
refleks cahaya !&"6ris( intak
'upil( bulat di tengah,
refleks cahaya !L"6ris( intak
@ensa Sulit die#alusi Sulit die#aluasi
; ( %ifema =kulus 2ekstra grade 666
' ( 'embedahan !;spirasi dan 6rigasi"
Fo33o U* 22 A*&i3 2016
S ( 'asien mengatakan mata kanannya sudah tidak nyeri, namun ia masih tidak dapat melihat.
= ( T2 N 1++0+ mm%g
9adi N //0menit
?? N $10menit
Suhu N -*,/+<
O'u3u) De>&! O'u3u) Sini)&!"isus + *0)
#ekanan $ntraokuler TnL1 Tn
Segmen Anterior
%alpebra %ematom !&" %ematom !&", edema !&"
&onjungtiva
%iperemis berkurang
6njeksi konjungti#a !L"
6njeksi siliar !L"
%iperemis !&"
6njeksi konjungti#a !&"
6njeksi siliar !&"
&ornea Fdema !&" Fdema !L"
COA 2arah !&" 2alam
$ris'%upil 'upil( bulat di tengah,
refleks cahaya !&"
'upil( bulat di tengah,
refleks cahaya !L"
Page 19
8/17/2019 Laporan KasusMEI 2016
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasusmei-2016 19/21
6ris( intak 6ris( intak
@ensa Sulit die#alusi Sulit die#aluasi
; ( 'asca ;spirasi dan 6rigasi
' ( ;mpisilin 4 -)+ mg
5entamisin F2 * dd 1 gtt
Timolol $ dd 1 gtt
'arasetamol sirup - 1H sendok takar
I.# PEM7AHASA-
%ifema merupakan suatu keadaan dimana di dalam bilik mata depan ditemukan darah
yang biasanya berasal dari pembuluh darah iris dan badan siliar yang pecah, dapat terjadi
Page 20
8/17/2019 Laporan KasusMEI 2016
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasusmei-2016 20/21
akibat trauma tumpul, dapat juga pendarahan ini terjadi spontan. 2arah dalam bilik mata
depan ini dapat mengisi seluruh bilik mata depan atau hanya mengisi bagian bawah bilik
mata depan. 2alam kasus ini, darah memenuhi hampir seluruh bilik mata depan pasien yang
mengakibatkan pasien mengalami penurunan penglihatan.
2iagnosis ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik. 'ada anamnesis
didapatkan mata kanan terasa nyeri, bengkak, dan merah yang dirasakan pasien sejak I -
minggu sebelum masuk rumah sakit. %al ini terjadi saat pasien pulang bermain bersama
teman&temanya. Menurut orang tua, mata kanan pasien terkena penutup ujung jari&jari
payung yang digunakannya untuk bermain. Saat pulang ke rumah, pasien menangis dan
keluar darah dari matanya. =rang tua pasien langsung mengompres matanya menggunakan
air hangat. %al ini dilakukan selama beberapa namun pasien tetap mengeluh nyeri dan tidak
bisa melihat. 'ada pemeriksaan fisik didapatkan #isus mata kanan 10, adanya edema
palpebral0hematoma, konjungti#a hiperemis, terdapat injeksi konjungti#a, injeksi siliar, serta
terdapat hifema di hampir seluruh bilik mata depan.
Beratnya hifema dinilai dari banyak nya darah dalam bilik mata depan. Berdasarkan tampilan
klinisnya dibagi menjadi beberapa grade !heppard " (
1. 5rade 6 ( darah mengisi kurang dari sepertiga <=;
$. 5rade 66 ( darah mengisi sepertiga hingga setengah <=;
-. 5rade 666 ( darah mengisi hampir total <=;
4. 5rade 68 ( darah memenuhi seluruh <=;
%ifema mempunyai $ jenis, yaitu (
& %ifema primer, yaitu hifema yang langsung terjadi setelah trauma
& %ifema sekunder, yaitu hifema yang biasanya muncul pada hari kelima setelah
terjadinya trauma. 'endarahan yang terja dibiasanya lebih hebat dari pada hifema
primer.
'ada pasien ini dikategorikan sebagai hifema grade 666 karena darah telah menigisi
hampir total seluruh kamera okuli anterior.
'enanganan pada pasien ini adalah dengan membatasi akti#itas pasien, melakukan
penutupan mata pasien !bebat mata" dengan eye patch atau eye o#er, melakukan ele#asi
kepala -+&4+O yang bertujuan membuat darah mengumpul di bagian inferior dari dan
mempermudah dalam e#aluasi harian <=;. 'asien termasuk dalam indikasi rawat inap
karena hifema telah memenuhi lebih dari 10- kamera okuli anterior dan pasien mengalami
peningkatan tekanan intraokular sehingga diperlukan e#aluasi harian untuk penilaian hifema.
;sam traneamat diberikan sebagai anti perdarahan terutama untuk kasus hifema dimana
terjadi perdarahan pada pembuluh darah iris dan badan siliar.
Page 21
8/17/2019 Laporan KasusMEI 2016
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasusmei-2016 21/21
Selanjutnya pada hari ke - perawatan, dilakukan pembedahan pada pasien. %al ini
dikarenakan pasien mengeluhkan tidak dapat melihat sama sekali, serta pada pemeriksaan
fisik ditemukan adanya corneal bloodstaining dan hifema yang memenuhi seluruh bilik mata
depan. Setelah dilakukan pembedahan, pasien disitirahatkan dan diberi parasetamol sebagai
anti nyeri dan timolol maleate untuk menurunkan tekanan intraokular pada mata.
'ada saat dilakukan pembedahan !aspirasi dan irigasi" didapatkan hifema membeku
dan menutupi seluruh kamera okuli anterior. %al inilah yang menyebabkan pasien tidak dapat
melihat. Satu hari setelah dilakukan pembedahan, pasien diperbolehkan pulang dan istirahat
di rumah sampai sisa dari hifema diserap oleh kanalis schlemm.
Komplikasi yang dapat terjadi pada hifema akibat trauma ialah sinekia posterior,sinekia anterior perifer, corneal bloodstaining , dan atrofi optik. 'ada pasien ini terjadi
corneal bloodstaining yang menyebabkan pasien tidak dapat melihat.