Top Banner
 Laporan Kas us MEI 2016 HIFEMA OKULUS DEKSTRA ET CAUSA TRAUMA TUMPUL Zevhinny Umbu Ro!" S# Ke$ Pembimbin% $&# Euni'e (!hy!nin)ih" S*#M RSUD PROF# DR# + # Z# ,OHA--ES FAKULTAS KEDOKTERA- U-I.ERSITAS -USA (E-DA-A KUPA-/ I# PE-DAHULUA- Struktur wajah dan mata sangat sesuai untuk melindungi mata dari cedera. Bola mata terdap at di dalam sebua h rongg a yang dikelil ingi oleh tulan g yang kuat. Kelopak mata bisa segera menutup untuk membentuk penghalang bagi benda asing dan mata bisa mengatasi  benturan yang ringan ta npa mengalami kerusakan. Meskipun demikian, mata dan struktur di sekitarnya bis a mengalami ker usa kan aki bat cedera, kadang sangat ber at sampai ter jadi kebutaan atau mata harus diangkat. Trauma pada mata harus diperiksa untuk menentukan  pengobatan dan menilai fungsi penglihatan. 1 Trauma pada mata merupakan penyebab umum kebutaan unilateral pada anak dan dewasa muda kelompok usia ini mengalami sebagian besar cedera mata yang parah. Trauma dapat berupa trauma tumpul akibat benda keras atau benda yang tidak keras, dimana benda ters ebut dapat mengen ai mata den gan ker as !ke nca ng" atau pun lambat . Sua tu ben tur an tumpul bisa mendorong mata ke belakang sehingga kemungkinan merusak struktur pada  permukaan !kelopak mata, konjungti#a, sclera, kornea dan lensa" dan struktur mata bagian  belakang !retina dan persarafan. Kerusakan pada mata akan mengakibatkan atau memberikan  penyulit sehingga menggangg u fungsi penglihatan. v!uh!n!)bu&y $ Trauma mata yang berat dapat mengenai semua jaringan mata secara bersamaan atau terjadi secara terpisah. Trauma tumpul menyebabkan kompresi bola mata, disertai peregangan limbus , dan per uba han posisi dar i iri s ata u lensa. %al ini dap at mening kat kan tekana n int raokuler seca ra akut dan ber hub ung an dengan ker usak an jari nga n pad a sudut mata.
21

Laporan KasusMEI 2016

Jul 06, 2018

Download

Documents

7nny
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Laporan KasusMEI 2016

8/17/2019 Laporan KasusMEI 2016

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasusmei-2016 1/21

 Laporan Kasus MEI 2016

HIFEMA OKULUS DEKSTRA ET CAUSA TRAUMA TUMPUL

Zevhinny Umbu Ro!" S# Ke$

Pembimbin%

$&# Euni'e (!hy!nin)ih" S*#M

RSUD PROF# DR# + # Z# ,OHA--ES

FAKULTAS KEDOKTERA-

U-I.ERSITAS -USA (E-DA-A

KUPA-/

I# PE-DAHULUA-

Struktur wajah dan mata sangat sesuai untuk melindungi mata dari cedera. Bola mata

terdapat di dalam sebuah rongga yang dikelilingi oleh tulang yang kuat. Kelopak mata bisa

segera menutup untuk membentuk penghalang bagi benda asing dan mata bisa mengatasi

 benturan yang ringan tanpa mengalami kerusakan. Meskipun demikian, mata dan struktur di

sekitarnya bisa mengalami kerusakan akibat cedera, kadang sangat berat sampai terjadi

kebutaan atau mata harus diangkat. Trauma pada mata harus diperiksa untuk menentukan

 pengobatan dan menilai fungsi penglihatan.1

Trauma pada mata merupakan penyebab umum kebutaan unilateral pada anak dan

dewasa muda kelompok usia ini mengalami sebagian besar cedera mata yang parah. Trauma

dapat berupa trauma tumpul akibat benda keras atau benda yang tidak keras, dimana benda

tersebut dapat mengenai mata dengan keras !kencang" ataupun lambat. Suatu benturan

tumpul bisa mendorong mata ke belakang sehingga kemungkinan merusak struktur pada

 permukaan !kelopak mata, konjungti#a, sclera, kornea dan lensa" dan struktur mata bagian

 belakang !retina dan persarafan. Kerusakan pada mata akan mengakibatkan atau memberikan

 penyulit sehingga mengganggu fungsi penglihatan.v!uh!n!)bu&y$

Trauma mata yang berat dapat mengenai semua jaringan mata secara bersamaan atau

terjadi secara terpisah. Trauma tumpul menyebabkan kompresi bola mata, disertai peregangan

limbus, dan perubahan posisi dari iris atau lensa. %al ini dapat meningkatkan tekanan

intraokuler secara akut dan berhubungan dengan kerusakan jaringan pada sudut mata.

Page 2: Laporan KasusMEI 2016

8/17/2019 Laporan KasusMEI 2016

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasusmei-2016 2/21

Kemudian terjadi robekan pembuluh darah, antara lain arteri&arteri utama dan cabang&cabang

dari badan siliar, arteri koroidalis, dan #ena&#ena badan siliar yang mengakibatkan

 perdarahan. Sedangakan trauma tusuk atau tajam dapat menyebabkan kerusakan langsung

yang berakibat perdarahan. 'erdarahan yang terlihat di dalam Camera Oculi Anterior (COA

disebut hifema dan merupakan masalah yang serius serta harus segera ditangani.

Penununi3mu*enym!!"&!um!i4hy*hem!

%ifema akibat trauma sering ditemui pada anak dan juga dewasa. %ifema sering terjadi

setelah trauma tumpul maupun tajam yang langsung pada mata dibandingkan trauma di

daerah sekitar mata, misalnya pada tulang orbita atau jaringan periorbita. Berbagai benda

yang diidentifikasi umumnya sering menyebabkan hifema diantaranya, bola, batu, permainan

seperti robot&robotan, dan peluru senapan angin.  %ifema juga dapat disebabkan karena

kekerasan dan kecelakaan lalu lintas.v!uh!n!)bu&y"me$)4!*e

'ada gejala klinik pasien akan mengeluh nyeri pada mata, disertai dengan epifora dan

 blefarospasme. 'englihatan pasien kabur dan akan sangat menurun. Terdapat penumpukan

darah yang terlihat dengan mata telanjang bila jumlahnya cukup banyak. Bila pasien duduk 

hifema akan terlihat terkumpul di bagian bawah bilik mata depan, dan hifema dapat

memenuhi seluruh ruang bilik mata depan.1

Berdasarkan waktu terjadinya, hifema dibagi atas dua yaitu   hifema primer( terjadi

langsung setelah trauma, dapat sedikit dapat pula banyak. %ifema sekunder( biasanya timbul

 pada hari ke ) setelah trauma. 'erdarahannya biasanya lebih hebat dari pada yang primer.

'enderita sebaiknya di rawat di rumah sakit, karena ditakutkan terjadi perdarahan sekunder 

yang lebih hebat dari pada perdarahan primer.   'erdarahan ulang dapat terjadi pada 1*&$+

kasus dalam $&- hari.1

Komplikasi yang paling sering ditemukan pada traumatik hifema adalah perdarahan

sekunder, glaukoma dan hemosiderosis disamping komplikasi traumanya sendiri berupa

dislokasi dari lensa, ablatio retina, katarak, dan iridodialysis. Besarnya komplikasi tergantung

 pada tingginya hifema.,/

'rognosis tergantung pada banyaknya darah yang tertimbun pada kamera okuli

anterior. Biasanya hifema dengan darah yang sedikit dan tanpa disertai glaukoma,

 prognosisnya baik karena darah akan diserap kembali dan hilang sempurna dalam beberapa

hari. Sedangkan hifema yang telah mengalami glaukoma, prognosisnya bergantung pada

seberapa besar glaukoma tersebut menimbulkan defek pada ketajaman penglihatan. Bila

tajam penglihatan telah mencapai 10*+ atau lebih rendah maka prognosisnya penderita adalah

 buruk kerena dapat menyebabkan kebutaan.,/

Page 3: Laporan KasusMEI 2016

8/17/2019 Laporan KasusMEI 2016

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasusmei-2016 3/21

II# TI-,AUA- PUSTAKA

De5ini)i

%ifema merupakan keadaan dimana terdapat darah di dalam bilik mata depan, yaitu

daerah di antara kornea dan iris, yang dapat terjadi akibat trauma tumpul yang merobek 

 pembuluh darah iris atau badan siliar dan bercampur dengan humor aueus !cairan mata"

yang jernih. 2arah yang terkumpul di bilik mata depan biasanya terlihat dengan mata

telanjang. 3alaupun darah yang terdapat di bilik mata depan sedikit, tetap dapat menurunkan

 penglihatan.

%ifema atau darah didalam bilik mata depan dapat terjadi akibat trauma tumpul yang

merobek pembuluh darah iris atau badan siliar. 'asien akan mengeluh sakit, disertai dengan

epifora dan blefarospasme. 'engihatan pasien akan sangat menurun. Bila pasien duduk 

hifema akan terlihat terkumpul dibagian bawah bilik mata depan, dan hifema dapat

memenuhi seluruh ruang bilik mata depan. Kadang&kadang terlihat iridoplegia dan

iridodialisis.$,-

K3!)i5i'!)i

a". Berdasarkan penyebabnya hifema dibagi menjadi *e&$!&!h!n bi3i' $e*!n bo3! m!!$,-(

1. %ifema traumatika adalah perdarahan pada bilik mata depan yang disebabkan pecahnya

 pembuluh darah iris dan badan silier akibat trauma pada segmen anterior bola mata.

$. %ifema akibat tindakan medis !misalnya kesalahan prosedur operasi mata"

-. hifema akibat inflamasi yang arah pada iris dan badan silier, sehingga pembuluh darah

 pecah

4. %ifema akibat kelainan sel darah atau pembuluh darah

). hifema akibat neoplasma !contohnya retinoblastoma"

 b". Berdasarkan onset perdarahannya, hifema dibagi menjadi(

1. hifema primer terjadi langsung sampai $ hari setelah trauma pada mata

$. hifema sekunder terjadi $&) hari setelah trauma pada mata

c". Berdasarkan darah yang terlihat, hifema diklasifikasikan menjadi(

1. makrohifema, perdarahan terlihat dengan mata telanjang

$. mikrohifema, perdarahan terlihat apabila menggunakan mikroskop

d". Berdasarkan pemenuhan darah dibilik mata depan, hifema dapat dibagi menjadi(

• 5rade 6, darah mengisi kurang dari 10- bilik mata depan

• 5rade 66, darah mengisi 10-&10$ bilik mata depan

•5rade 666, darah mengisis 10$ 7 kurang dari seluruh bilik mata depan

Page 4: Laporan KasusMEI 2016

8/17/2019 Laporan KasusMEI 2016

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasusmei-2016 4/21

•  5rade 68, darah mengisi seluruh bilik mata depan, dikenal dengan total hyphema,

blackball  atau 8-ball hyphema

 

Eio3oi i3y!)

%ifema dapat disebabkan oleh trauma tumpul maupun trauma tajam yang langsung

 pada bola mata. 9amun, trauma tumpul lebih sering didapatkan sebaga penyebab hifema.

Trauma tumpul dapat disebabkan karena terkena bola, batu, peluru, senapan angin, dan lain&

lain. Selain itu, hifema juga dapat disebabkan oleh kesalahan prosedur operasi. Keadaaan lain

yang dapat menyebabkan hifema, namun jarang terjadi adalah tumor mata !retinoblastoma"

dan kelaianan pembuluh darah ! juvenile xanthogranuloma".

%ifema yang terjadi karena trauma tumpul pada mata dapat diakibatkan oleh

kerusakan jaringan bagian dalam bola mata, misalnya terjadi robekan pada iris, korpus siliaris

dan koroid. :aringan tersebut mengandung banyak pembuluh darah, sehingga dapat

menyebabkan terjadinya perdarahan bila mendapat trauma. 'erdarahan yang timbul dapat

 berasal dari kumpulan arteri utama dan cabang dari badan siliar, arteri koroid, #ena badan

siliar, pembuluh darah iris pada sisi pupil. 'erdarahan dalam bola mata yang berada di dalam

kamera okuli anterior akan tampak dari luar. Timbunan darah ini karena gaya berat akan

 berada di bagian terendah.

Page 5: Laporan KasusMEI 2016

8/17/2019 Laporan KasusMEI 2016

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasusmei-2016 5/21

P!o5i)io3oi

Trauma tumpul pada mata menghasilkan kerusakan oleh kekuatan yang berbeda.

Terdapat ) mekanisme trauma tumpul pada mata, yakni(

1. Tekanan langsung pada bola mata !direct impact on the globe"

$. Tekanan dari rambatan trauma (compression wave force"

-. Tekanan dari rambatan trauma yang dipantulkan (reflected compression wave force"

4. Tekanan dari rambatan trauma dikembalikan lagi !rebound compression wave force"

). Trauma tidak langsung

Mekanisme Trauma Tumpul

Trauma tumpul menyebabkan kompresi pada bola mata, disertai peregangan limbus

dan perubahan posisi iris atau lensa. %al ini dapat meningkatkan tekanan intraokular secara

akut dengan kerusakan jaringan pada sudut mata. 'erdarahan biasanya terjadi akibat adanya

robekan pembuluh darah, antara lain arteri&arteri utama dan cabang&cabang dari badan siliar.

Mekanisme 'erdarahan ;kibat Trauma Tumpul

Mekanisme 'erdarahan ;kibat Trauma Tumpul

Page 6: Laporan KasusMEI 2016

8/17/2019 Laporan KasusMEI 2016

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasusmei-2016 6/21

'erdarahan pada bilik mata depan menagikabtkan terakti#asinya mekanisme homeostasis

dan fibrinolisis. 'eningkatan tekanan intraokular, spasme pembuluh darah, dan pembentukan

fibrin merupakan mekanisme pembekuan darah yang akan menghentikan pendarahan.

Bekuan darah biasanya berlangsung selama 4& hari, setelah itu fibrinolisis akan

terjadi.Setelah terjadi bekuan darah pada bilik mata depan, maka plasminogen akan diubah

menjadi plasmin oleh akti#ator kaskade koagulasi. 'lasmin akan memecah fibrin , sehingga

 bekuan darah yang sudah terjadi mengalami disolusi. 'roduk hasil degradasi bekuan darah,

 bersama dengan sel darah merah dan debris peradangan, keluar dari bilik mata depan menuju

 jalinan trabekular dan aliran u#eoskleral.

'erdarahan dapat terjadi segera sesudah trauma yang disebut dengan perdarahan

 primer. 'erdarahan sekunder biasanya terjadi setelah hari ke ) terjadinya trauma. 'erdarahan

sekunder umumnya lebih hebat dibandingkan dengan perdarahan primer. 'erdarahan

sekunder ini dapat terjadi bila reabsorpsi dari bekuan darah terjadi terlalu cepat sehingga

 pembuluh darah tidak mendapat waktu untuk regenerasi.

'enyembuhan darah pada hifema dikeluarkan dari <=; dalam bentuk sel

darah merah melalui sudut <=; menuju kanalis chlemm sedangkan sisanya akan diabsorpsi

melalui permukaan iris. 'enyerapan iris dipercepat dengan adanya en>im fibrinolitik di

daerah ini. Sebagian hifema dikeluarkan setelah terurai dalam bentuk hemosiderin. Bila

terdapat penumpukan dari hemosiderin ini, dapat masuk ke dalam lapisan kornea,

menyebabkan kornea menjadi bewarna kuning dan disebut hemosiderosis atau imbibisi

kornea, yang hanya dapat ditolong dengan keratoplasti. 6mbibisio kornea dapat dipercepat

terjadinya oleh hifema yang penuh disertai glaukoma.

Pene!'!n Di!no)i)

1. ;namnesis

'asien hifema umumnya akan datang dengan keluhan perdarahan atau adanya darah pada bagian tengah mata. Keluhan tersebut dapat disertai dengan nyeri, gangguan

 penglihatan dan sensitif terhadap cahaya. Bila terdapat riwayat trauma, perlu

ditanyakan mekanisme kejadian, jenis objek yang mengenai mata, arah terjadinya

 benturan, dan penggunaan pelindung pada saat kejadian. ?iwayat penyakit mata perlu

ditanyakan, terutama mengenai penyakit yang mempengaruhi tekanan intraokuler,

riwayat tindakan pembedahan dan riwayat penyakit metabolik serta kemungkinan

keganasan.$. 'emeriksaan fisik dan oftalmologis

Page 7: Laporan KasusMEI 2016

8/17/2019 Laporan KasusMEI 2016

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasusmei-2016 7/21

'emeriksaan oftalmologi dilakukan secara menyeluruh meliputi pemeriksaan #isus,

lapang pandang, gerakan bola mata, mata bagian anterior dan posterior serta T6=.

Terdapat penumpukan darah yang terlihat dengan mata telanjang bila jumlahnya

cukup banyak. Bila pasien duduk, hifema akan terlihat terkumpul di bagian bawah

<=;, dan hifema dapat memenuhi seluruh ruang <=;. =tot sfingter pupil

mengalami kelumpuhan, pupil tetap dilatasi !midriasis", dapat terjadi pewarnaan

darah (blood staining! pada kornea, anisokor pupil#

;kibat langsung terjadinya hifema adalah penurunan #isus karena darah

mengganggu media refraksi. 2arah yang mengisi kamera okuli ini secara langsung

dapat mengakibatkan tekanan intra okuler meningkat akibat bertambahnya isi

kamera anterior oleh darah. Kenaikan tekanan intra okuler ini disebut glaukoma

sekunder. 5laukoma sekunder juga dapat terjadi akibat massa darah yang menyumbat

 jaringan trabekulum yang berfungsi membuang humor aueous yang berada di

kamera anterior. Selain itu akibat darah yang lama berada di kamera anterior akan

mengakibatkan pewarnaan darah pada dinding kornea dan kerusakan jaringan kornea.-. 'emeriksaan penunjang

a. Slit @amp Biomicroscopy( untuk menentukan kedalaman <=; dan iridocorneal

contact, aueous flare, dan synechia posterior.

 b. 'emeriksaan oftalmoskopi( mengkaji struktur internal okuler.

4# Tes pro#okatif( digunakan untuk menentukan adanya glaukoma bila T6= normal

atau meningkat ringan.

Pen!!3!')!n!!n

Biasanya hifema akan hilang sempurna. Bila perjalanan penyakit tidak berjalan demikian

maka sebaiknya penderita dirujuk. 3alaupun perawatan penderita hifema traumatik ini

masih banyak diperdebatkan, namun pada dasarnya adalah),*(

1" Menghentikan perdarahan.

$" Menghindarkan timbulnya perdarahan sekunder.-" Mengeliminasi darah dari bilik depan bola mata dengan mempercepat

absorbsi.

4" Mengontrol glaukoma sekunder dan menghindari komplikasi yang lain.)" Berusaha mengobati kelainan yang menyertainya.

'ada hifema dengan grade 6 dan 66 umumnya tidak memerlukan hospitalisasi, namun jika

hifema telah menempati lebih dari 10- kamera okuli anterior atau tekanan intraokular 

meningkat hingga -+ mm%g, atau terjadi keduanya, maka pasien harus dirawatinapkan

untuk dipantau keadaan matanya setiap hari.

Page 8: Laporan KasusMEI 2016

8/17/2019 Laporan KasusMEI 2016

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasusmei-2016 8/21

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka cara pengobatan penderita dengan traumatik 

hifema pada prinsipnya dibagi dalam $ golongan besar yaitu perawatan dengan cara

konser#atif0tanpa operasi, dan perawatan yang disertai dengan tindakan operasi.

Pe&!!!n Kon)e&v!i5 

 1# Ti&!h b!&in (bed rest total 

'enderita ditidurkan dalam keadaan terlentang dengan posisi kepala diangkat !diberi

alas bantal" dengan ele#asi kepala -+A & 4)o !posisi semi fowler". %al ini akan mengurangi

tekanan darah pada pembuluh darah iris serta memudahkan kita menge#aluasi jumlah

 perdarahannya. ;da banyak pendapat dari banyak ahli mengenai tirah baring sempurna ini

sebagai tindakan pertama yang harus dikerjakan bila menemui kasus traumatik hifema.

Bahkan beberapa penelitian menunjukkan bahwa dengan tirah baring kesempurnaan absorbsi

dari hifema dipercepat dan sangat mengurangi timbulnya komplikasi perdarahan sekunder.),*

2# 7eb! m!!

Mengenai pemakaian bebat mata, masih belum ada persesuaian pendapat di antara

 para ahli. 'enggunaan bebat mata pada mata yang terkena trauma yaitu untuk mengurangi

 pergerakan bola mata yang sakit.

8# Pem!'!i!n ob!9ob!!n

  Ko!u3!n)i!

5olongan obat koagulansia ini dapat diberikan secara oral maupun parenteral,

 berguna untuk menekan0menghentikan perdarahan. 'ada hifema yang baru dan terisi

darah segar diberi obat anti fibrinolitik sehingga bekuan darah tidak terlalu cepat diserap

dan pembuluh darah diberi kesempatan untuk memperbaiki diri dahulu sampai sembuh.

2engan demikian diharapkan terjadinya perdarahan sekunder dapat dihindarkan.

Mi$&i!i'! Mioi'!

Masih banyak perdebatan mengenai penggunaan obat&obat golongan midriatika

atau miotika, karena masing&masing obat mempunyai keuntungan dan kerugian sendiri&

sendiri. Miotika memang akan mempercepat absorbsi, tapi meningkatkan kongesti dan

midriatika akan mengistirahatkan perdarahan. 'emberian midriatika dianjurkan bila

didapatkan komplikasi iridiocyclitis. ;khirnya beberapa penelitian membuktikan bahwa

 pemberian midriatika dan miotika bersama&sama dengan inter#al -+ menit sebanyak dua

kali sehari akan mengurangi perdarahan sekunder dibanding pemakaian salah satu obat

saja.

Page 9: Laporan KasusMEI 2016

8/17/2019 Laporan KasusMEI 2016

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasusmei-2016 9/21

 

O4u3!& Hy*oen)ive D&u

Semua para ahli menganjurkan pemberian aceta>olamide !2iamo" secara oral

sebanyak - sehari bilamana ditemukan adanya kenaikan tekanan intraokuler.

Ko&i'o)e&oi$ $!n Anibioi'!

'emberian hidrokortison +,) secara topikal akan mengurangi komplikasi iritis

dan perdarahan sekunder dibanding dengan antibiotika.

Te&!*i Pembe$!h!n

Terapi pembedahan dikerjakan bilamana ditemukan glaukoma sekunder, tanda

imbibisi kornea atau hemosiderosis kornea !corneal bloodstaining ". 2an tidak ada

 pengurangan dari tingginya hifema dengan perawatan non&operasi selama - & ) hari. Cntuk mencegah atrofi papil saraf optik dilakukan pembedahan bila tekanan bola mata maksimal D

)+ mm%g selama ) hari atau tekanan bola mata maksimal D -) mm%g selama hari. Cntuk 

mencegah imbibisi kornea dilakukan pembedahan bila tekanan bola mata rata&rata D $)

mm%g selama * hari atau bila ditemukan tanda&tanda imbibisi kornea.

Tindakan operatif dilakukan untuk mencegah terjadinya sinekia anterior perifer bila

hifema total bertahan selama ) hari atau hifema difus bertahan selama E hari. 6nter#ensi

 bedah biasanya diindikasikan pada atau setelah 4 hari. 2ari keseluruhan indikasinya adalah

sebagai berikut (

1. Fmpat hari setelah onset hifema total

$. Microscopic corneal bloodstaining !setiap waktu"

-. Total dengan dengan Tekanan 6ntra =kular )+ mm%g atau lebih selama 4 hari !untuk 

mencegah atrofi optik"

4. %ifema total atau hifema yang mengisi lebih dari G <=; selama * hari dengan tekanan

$) mm%g !untuk mencegah corneal bloodstaining "

). %ifema mengisi lebih dari H <=; yang menetap lebih dari /&E hari !untuk mencegah

 peripheral anterior synechiae"

*. 'ada pasien dengan  sickle cell disease dengan hifema berapapun ukurannya dengan

tekanan 6ntra ocular lebih dari -) mm%g lebih dari $4 jam. :ika Tekanan 6nta =cular 

menetap tinggi )+ mm%g atau lebih selama 4 hari, pembedahan tidak boleh ditunda.

Suatu studi mencatat atrofi optic pada )+ persen pasien dengan total hifema ketika

 pembedahan terlambat. Corneal bloodstaining terjadi pada 4- pasien. 'asien dengan

Page 10: Laporan KasusMEI 2016

8/17/2019 Laporan KasusMEI 2016

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasusmei-2016 10/21

sickle cell hemoglobinopathi diperlukan operasi jika tekanan intra ocular tidak 

terkontrol dalam $4 jam.

Tindakan pembedahan pada hifema harus dimulai dengan pemberian aseta>olamid

atau manitol intra#ena bila terjadi peningkatan T6=. 'embedahan harus dilakukan diabawah

anestesi umum ! general anasthesia". 'endekatan pembedahan yang dapat dilakukan, yakni(

1. F#akuasi hifema dengan instrumen #itrektomi

F#akuasi hifema dilakukan dengan menggunakan instrumen #itrektomi. ;walnya

dibuat sayatan kornea dengan pisau, untuk menghindari iris dan lensa, pisau didorong

ke bilik mata depan sedemikian rupa sehingga sejajar dengan iris. Selanjutnya

dimasukkan instrumen #itrektomi dan dilakukan e#akuasi hifema dengan hati&hati

untuk mencegah terjadinya perdarahan sekunder.

$. 'arasentesis

'arasentesis merupakan tindakan pembedahan dengan mengeluarkan cairan0darah

dari bilik depan bola mata dengan teknik sebagai berikut( dibuat insisi kornea $ mm

dari limbus ke arah kornea yang sejajar dengan permukaan iris. Biasanya bila

dilakukan penekanan pada bibir luka maka koagulum dari bilik mata depan akan

keluar. Bila darah tidak keluar seluruhnya maka bilik mata depan dibilas dengan

garam fisiologis. Biasanya luka insisi kornea pada parasentesis tidak perlu dijahit.

'arasentesis dilakukan bila T6= tidak turun dengan medikamentosa atau jika darah

masih tetap terdapat dalam <=; pada hari )&E.

Page 11: Laporan KasusMEI 2016

8/17/2019 Laporan KasusMEI 2016

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasusmei-2016 11/21

-. 6rigasi dan aspirasi melalui insisi kecil.

Teknik ini memiliki keuntungan karena hanya menyebabkan sayatan kecil. Sayatan

dilakukan umumnya pada arah jam 1 di mata kanan dan jam 11 di mata kiri. :arum

irigasi dimasukkan melalui endotel kornea dan secara perlahan membersihkan bekuan

darah pada bilik mata depan. 'ada teknik ini, biasanya tetap meninggalkan jaringan

fibrin yang telah terbentuk karena proses hemostasis.

4. 6rigasi bekuan darah dengan trabekulektomi

Cmumnya teknik ini dilakukan apabila teknik yang lain tidak memberikan hasil.

2#:#;# Kom*3i'!)i10

Komplikasi yang paling sering ditemukan pada traumatik hifema adalah perdarahan

sekunder, glaukoma sekunder dan hemosiderosis di samping komplikasi dari traumanya

sendiri berupa dislokasi dari lensa, ablatio retina, katarak dan iridodialysis. Besarnya

komplikasi juga sangat tergantung pada tingginya hifema.

1# Pe&$!&!h!n )e'un$e&

Komplikasi ini sering terjadi pada hari ke - sampai ke *, sedangkan insidensinya

sangat ber#ariasi, antara 1+ & 4+. 'erdarahan sekunder ini timbul karena iritasi pada iris

akibat traumanya, atau merupakan lanjutan dari perdarahan primernya. 'erdarahan sekunder 

 biasanya lebih hebat daripada yang primer. Terjadi pada 10- pasien, biasanya antara $&) hari

setelah trauma inisial dan selalu ber#ariasi sebelum hari post&trauma.

2# /3!u'om! )e'un$e&

Timbulnya glaukoma sekunder pada hifema traumatik disebabkan oleh tersumbatnya

trabecular meshwork oleh butirbutir0gumpalan darah. 6nsidensinya $+ , sedang di ?S( 2r(

Soetomo sebesar1,). ;danya darah dalam <=; dapat menghambat aliran cairan bilik 

mata oleh karena unsur&unsur darah menutupi sudut <=; dan trabekula sehingga terjadinya

glaukoma.5laukoma sekunder dapat pula terjadi akibat kontusi badan siliar berakibat suatu

reses sudut bilik mata sehingga terjadi gangguan pengaliran cairan mata.

8# Hemo)i$e&o)i) 'o&ne!

Page 12: Laporan KasusMEI 2016

8/17/2019 Laporan KasusMEI 2016

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasusmei-2016 12/21

'ada penyembuhan darah pada hifema dikeluarkan dari <=; dalam bentuk sel darah

merah melalui sudut <=; menuju kanal Schlemm sedangkan sisanya akan diabsorbsi melalui

 permukaan iris. 'enyerapan pada iris dipercepat dengan adanya en>im fibrinolitik di daerah

ini.Sebagian hifema dikeluarkan setelah terurai dalam bentuk hemosiderin. Bila terdapat

 penumpukan dari hemosiderin ini, dapat masuk ke dalam lapisan kornea, menyebabkan

kornea menjadi bewarna kuning dan disebut hemosiderosis atau imbibisio kornea, yang

hanya dapat ditolong dengan keratoplasti. 6mbibisio kornea dapat dipercepat terjadinya oleh

hifema yang penuh disertai glaukoma. %emosiderosis ini akan timbul bila ada

 perdarahan0perdarahan sekunder disertai kenaikan tekanan intraokuler. 5angguan #isus

karenahemosiderosis tidak selalu permanen, tetapi kadang&kadang dapat kembali jernih

dalam waktu yang lama !$ tahun". 6nsidensinya I 1+.- Jat besi di dalam bola mata dapat

menimbulkan siderosis bulbi yang bila didiamkan akan dapat menimbulkan ftisis bulbi dan

kebutaan.

:# Sine'i! Po)e&io&

Sinekia posterior bisa timbul pada pasien traumatik hifema.Komplikasi ini akibat dari

iritis atau iridocyclitis.Komplikasi ini jarang pada pasien yang mendapat terapi

medikamentosa dan lebih sering terjadi pada pada pasien dengan e#akuasi bedah pada

hifema.'eripheral anterior synechiae anterior synechiae terjadi pada pasien dengan hifema

 pada <=; dalam waktu yang lama, biasanya E hari atau lebih.'atogenesis dari sinekia

anterior perifer berhubungan dengan iritis yang lama akibat trauma atau dari darah pada

<=;. Bekuan darah pada sudut <=; kemudian bisa menyebabkan trabecular meshwork 

fibrosis yang menyebabkan sudut bilik mata tertutup.

<# A&o5i o*i' 

;trofi optik disebabkan oleh peningkatan tekanan intra okular.

6# Uveii)

'enyulit yang harus diperhatikan adalah glaukoma, imbibisio kornea, u#eitis. Selain

dari iris, darah pada hifema juga datang dari badan siliar yang mungkin juga masuk ke dalam

 badan kaca (corpus vitreum!  sehingga pada funduskopi gambaran fundus tak tampak dan

ketajaman penglihatan menurunnya lebih banyak.%ifema dapat sedikit, dapat pula banyak.

Bila sedikit ketajaman penglihatan mungkin masih baik dan tekanan intraokular masih

normal. 'erdarahan yang mengisi setengah <=; dapat menyebabkan gangguan #isus dan

kenaikan tekanan intra okular sehingga mata terasa sakit oleh karena glaukoma. :ika

hifemanya mengisi seluruh <=;, rasa sakit bertambah karena tekanan intra okular lebih

meninggi dan penglihatan lebih menurun lagi.

Page 13: Laporan KasusMEI 2016

8/17/2019 Laporan KasusMEI 2016

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasusmei-2016 13/21

2#:#=# P&ono)i) 1"=

'rognosis tergantung pada banyaknya darah yang tertimbun pada kamera okuli

anterior. Biasanya hifema dengan darah yang sedikit dan tanpa disertai glaukoma,

 prognosisnya baik !bonam" karena darah akan diserap kembali dan hilang sempurna dalam

 beberapa hari. Sedangkan hifema yang telah mengalami glaukoma, prognosisnya bergantung

 pada seberapa besar glaukoma tersebut menimbulkan defek pada ketajaman penglihatan. Bila

tajam penglihatan telah mencapai 10*+ atau lebih rendah maka prognosis penderita adalah

 buruk !malam" karena dapat menyebabkan kebutaan.

Page 14: Laporan KasusMEI 2016

8/17/2019 Laporan KasusMEI 2016

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasusmei-2016 14/21

III# LAPORA- KASUS

1 IDE-TITAS PASIE-

 9ama ( ;. %.

Cmur ( * tahun

Page 15: Laporan KasusMEI 2016

8/17/2019 Laporan KasusMEI 2016

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasusmei-2016 15/21

:enis Kelamin ( @aki&@aki

'ekerjaan ( &

Status 'erkawinan ( &

Suku0Bangsa ( Timor06ndonesia

;lamat ( Takari

;gama ( Kristen 'rotestanTanggal M?S ( 1E ;pril $+1*

2 A-AM-ESIS

Keluhan utama

Mata kanan nyeri

?iwayat penyaki sekarang

Mata kanan terasa nyeri dirasakan pasien sejak I - minggu sebelum masuk rumah

sakit. Keluhan disertai mata merah, bengkak dan penglihatan kabur. 9yeri yang

dirasakan pasien berlangsung terus&menerus dan pasien sering rewel karenanya.

Menurut orang tua, mata pasien terkena penutup ujung jari&jari payung pada saat ia

 bermain bersama teman&temannya. ;walnya pasien masih dapat melihat sedikit

namun setelah dibiarkan beberapa hari, penglihatan !mata kanan" pasien semakin

kabur. =rang tua pasien juga mengatakan ia mengalami demam selama beberapa

hari, namun keluhan tersebut hilang sendiri.

?iwayat penyakit dahulu

'asien tidak pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya.

?iwayat penyakit keluarga

Tidak ada keluarga yang mengeluh seperti ini. ?iwayat pengobatan

'ertama kali pasien terkena penutup ujung jari&jari payung, matanya dikompres

menggunakan air hangat oleh orang tua dan diberikan obat kampung selama 4 hari,

namun keluhan tidak berkurang. %al ini menyebabkan orang tua membawa pasien

ke 'uskemas Takari. 2i 'uskesmas Takari, mata pasien dibersihkan kemudian

 pasien diberikan obat tetes mata dan obat minum asam mefenamat dan parasetamol

yang dikonsumsi selama $ minggu. Kemudian nyeri dan bengkak dirasakan sedikit

 berkurang namun mengalami perbaikan berarti sehingga pasien dirujuk ke ?SC2

 9aibonat. 2i ?SC2 9aibonat pasien tidak mendapatkan penanganan apapun namun

langsung dirujuk ke ?SC2 'rof. 2r. 3. J. :ohannes Kupang.

8 PEMERIKSAA- FISIK 

Status 5eneralis

Keadaan umum ( Sakit Sedang

Kesadaran ( <ompos Mentis

5i>i ( <ukup

Page 16: Laporan KasusMEI 2016

8/17/2019 Laporan KasusMEI 2016

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasusmei-2016 16/21

Tekanandarah ( 11+0+ mm%g

?espirasi ( $40menit

 9adi ( /+0menit

Temperature ( -*.=<

1E ;pril $+1*

O'u3u) De>&! O'u3u) Sini)&!

"isus 10 *0)

#ekanan $ntraokuler  Tn L$ Tn

 Segmen Anterior 

 %alpebra %ematom !L" %ematom !&", edema !&"

 &onjungtiva

%iperemis !L"

6njeksi konjungti#a !L"

6njeksi siliar !L"

%iperemis !&"

6njeksi konjungti#a !&"

6njeksi siliar !&"

 &ornea Fdema !L" Fdema !L"

COA2arah !L" memenuhi

hampir seluruh <=;2alam

 $ris'%upil 

'upil( bulat di tengah,

refleks cahaya !&"

6ris( intak 

'upil( bulat di tengah,

refleks cahaya !L"

6ris( intak 

 Segmen Posterior 

 efleks fundus  9ormal Sulit die#aluasi

 etina  9ormal Sulit die#aluasi %apil )* $$   9ormal Sulit die#aluasi

 +akula  9ormal Sulit die#aluasi

: Re)ume

'asien datang dengan keluhan mata kanan terasa nyeri dirasakan pasien sejak I -

minggu sebelum masuk rumah sakit. Keluhan disertai mata merah, bengkak dan tidak dapat melihat.

'ada keadaan umum didapatkan pasien tampak sakit sedang. 2ari status

oftalmologi, pada mata kiri didapatkan #isus *0) sedangkan kanan +. 'ada

konjungti#a palpebra tampak hiperemis, konjungti#a bulbi terdapat injeksi

konjungti#a dan injeksi siliar. Tampak adanya darah menutupi hampir seluruh <=;,

kornea tampak edema, iris intak, pupil refleks cahaya !&" pada mata kanan.

< Di!no)i)%ifema oculus detra grade 666 ec trauma tumpul

Page 17: Laporan KasusMEI 2016

8/17/2019 Laporan KasusMEI 2016

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasusmei-2016 17/21

* Te&!*i

- ,ed rest   dengan ele#asi kepala -++&4)+ !posisi semifowler "

- ;s. Traneamat tab $)+ mg - dd 1

- Timolol maleate +,$) $ dd gtt 1

- itrol * dd gtt 1

? Fo33o U* !n!3 20 A*&i3 2016

S ( 'asien masih merasa nyeri dan ia tidak dapat melihat sama sekali. 'asien sangat

tidak kooperatif.

= ( T2 N 1$+0E+ mm%g

 9adi N E+0menit

?? N $10menit

Suhu N -,$+<

Status =ftalmologis

O'u3u) De>&! O'u3u) Sini)&!"isus + *0)

#ekanan $ntraokuler  Tn L$ Tn

 Segmen Anterior 

 %alpebra %ematom !L" %ematom !&", edema !&"

 &onjungtiva

%iperemis !L"

6njeksi konjungti#a !L"

6njeksi siliar !L"

%iperemis !&"

6njeksi konjungti#a !&"

6njeksi siliar !&"

 &ornea Fdema !L" Fdema !L"

COA2arah !L" memenuhi

hampir seluruh <=;2alam

 $ris'%upil 

'upil( bulat di tengah,

refleks cahaya !&"

6ris( intak 

'upil( bulat di tengah,

refleks cahaya !L"

6ris( intak 

@ensa Sulit die#alusi Sulit die#aluasi

; ( %ifema =kulus 2ekstra grade 666

' (

- ,ed rest   dengan ele#asi kepala -++&4)+ !posisi semifowler "

- ;s. Traneamat tab $)+ mg - dd 1- Timolol maleate +,$) $ dd gtt 1

- itrol * dd gtt 1

Fo33o U* 21 A*&i3 2016

S ( 'asien mengeluhkan matanya sangat nyeri dan ia terus menangis karenanya. Menurut

orang tua, mata pasien berdarah setiap kali ia menangis.

= ( T2 N 1-+0E+ mm%g 9adi N E)0menit

Page 18: Laporan KasusMEI 2016

8/17/2019 Laporan KasusMEI 2016

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasusmei-2016 18/21

?? N $-0menit

Suhu N -+<

O'u3u) De>&! O'u3u) Sini)&!

"isus + *0)

#ekanan $ntraokuler  Tn L$ Tn Segmen Anterior 

 %alpebra %ematom !L" %ematom !&", edema !&"

 &onjungtiva

%iperemis !L"

6njeksi konjungti#a !L"

6njeksi siliar !L"

%iperemis !&"

6njeksi konjungti#a !&"

6njeksi siliar !&"

 &ornea Fdema !L" Fdema !L"

COA2arah !L" memenuhi

hampir seluruh <=;2alam

 $ris'%upil 

'upil( bulat di tengah,

refleks cahaya !&"6ris( intak 

'upil( bulat di tengah,

refleks cahaya !L"6ris( intak 

@ensa Sulit die#alusi Sulit die#aluasi

; ( %ifema =kulus 2ekstra grade 666

' ( 'embedahan !;spirasi dan 6rigasi"

Fo33o U* 22 A*&i3 2016

S ( 'asien mengatakan mata kanannya sudah tidak nyeri, namun ia masih tidak dapat melihat.

= ( T2 N 1++0+ mm%g

 9adi N //0menit

?? N $10menit

Suhu N -*,/+<

O'u3u) De>&! O'u3u) Sini)&!"isus + *0)

#ekanan $ntraokuler  TnL1 Tn

 Segmen Anterior 

 %alpebra %ematom !&" %ematom !&", edema !&"

 &onjungtiva

%iperemis berkurang

6njeksi konjungti#a !L"

6njeksi siliar !L"

%iperemis !&"

6njeksi konjungti#a !&"

6njeksi siliar !&"

 &ornea Fdema !&" Fdema !L"

COA 2arah !&" 2alam

 $ris'%upil  'upil( bulat di tengah,

refleks cahaya !&"

'upil( bulat di tengah,

refleks cahaya !L"

Page 19: Laporan KasusMEI 2016

8/17/2019 Laporan KasusMEI 2016

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasusmei-2016 19/21

6ris( intak 6ris( intak  

@ensa Sulit die#alusi Sulit die#aluasi

; ( 'asca ;spirasi dan 6rigasi

' ( ;mpisilin 4 -)+ mg

5entamisin F2 * dd 1 gtt

Timolol $ dd 1 gtt

'arasetamol sirup - 1H sendok takar 

I.# PEM7AHASA-

%ifema merupakan suatu keadaan dimana di dalam bilik mata depan ditemukan darah

yang biasanya berasal dari pembuluh darah iris dan badan siliar yang pecah, dapat terjadi

Page 20: Laporan KasusMEI 2016

8/17/2019 Laporan KasusMEI 2016

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasusmei-2016 20/21

akibat trauma tumpul, dapat juga pendarahan ini terjadi spontan. 2arah dalam bilik mata

depan ini dapat mengisi seluruh bilik mata depan atau hanya mengisi bagian bawah bilik 

mata depan.  2alam kasus ini, darah memenuhi hampir seluruh bilik mata depan pasien yang

mengakibatkan pasien mengalami penurunan penglihatan.

2iagnosis ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik. 'ada anamnesis

didapatkan mata kanan terasa nyeri, bengkak, dan merah yang dirasakan pasien sejak I -

minggu sebelum masuk rumah sakit. %al ini terjadi saat pasien pulang bermain bersama

teman&temanya. Menurut orang tua, mata kanan pasien terkena penutup ujung jari&jari

 payung yang digunakannya untuk bermain. Saat pulang ke rumah, pasien menangis dan

keluar darah dari matanya. =rang tua pasien langsung mengompres matanya menggunakan

air hangat. %al ini dilakukan selama beberapa namun pasien tetap mengeluh nyeri dan tidak 

 bisa melihat. 'ada pemeriksaan fisik didapatkan #isus mata kanan 10, adanya edema

 palpebral0hematoma, konjungti#a hiperemis, terdapat injeksi konjungti#a, injeksi siliar, serta

terdapat hifema di hampir seluruh bilik mata depan.

Beratnya hifema dinilai dari banyak nya darah dalam bilik mata depan. Berdasarkan tampilan

klinisnya dibagi menjadi beberapa grade !heppard " (

1. 5rade 6 ( darah mengisi kurang dari sepertiga <=;

$. 5rade 66 ( darah mengisi sepertiga hingga setengah <=;

-. 5rade 666 ( darah mengisi hampir total <=;

4. 5rade 68 ( darah memenuhi seluruh <=;

%ifema mempunyai $ jenis, yaitu (

& %ifema primer, yaitu hifema yang langsung terjadi setelah trauma

& %ifema sekunder, yaitu hifema yang biasanya muncul pada hari kelima setelah

terjadinya trauma. 'endarahan yang terja dibiasanya lebih hebat dari pada hifema

 primer.

'ada pasien ini dikategorikan sebagai hifema grade 666 karena darah telah menigisi

hampir total seluruh kamera okuli anterior.

'enanganan pada pasien ini adalah dengan membatasi akti#itas pasien, melakukan

 penutupan mata pasien !bebat mata" dengan eye patch atau eye o#er, melakukan ele#asi

kepala -+&4+O yang bertujuan membuat darah mengumpul di bagian inferior dari dan

mempermudah dalam e#aluasi harian <=;. 'asien termasuk dalam indikasi rawat inap

karena hifema telah memenuhi lebih dari 10- kamera okuli anterior dan pasien mengalami

 peningkatan tekanan intraokular sehingga diperlukan e#aluasi harian untuk penilaian hifema.

;sam traneamat diberikan sebagai anti perdarahan terutama untuk kasus hifema dimana

terjadi perdarahan pada pembuluh darah iris dan badan siliar.

Page 21: Laporan KasusMEI 2016

8/17/2019 Laporan KasusMEI 2016

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasusmei-2016 21/21

Selanjutnya pada hari ke - perawatan, dilakukan pembedahan pada pasien. %al ini

dikarenakan pasien mengeluhkan tidak dapat melihat sama sekali, serta pada pemeriksaan

fisik ditemukan adanya corneal bloodstaining dan hifema yang memenuhi seluruh bilik mata

depan. Setelah dilakukan pembedahan, pasien disitirahatkan dan diberi parasetamol sebagai

anti nyeri dan timolol maleate untuk menurunkan tekanan intraokular pada mata.

'ada saat dilakukan pembedahan !aspirasi dan irigasi" didapatkan hifema membeku

dan menutupi seluruh kamera okuli anterior. %al inilah yang menyebabkan pasien tidak dapat

melihat. Satu hari setelah dilakukan pembedahan, pasien diperbolehkan pulang dan istirahat

di rumah sampai sisa dari hifema diserap oleh kanalis schlemm.

Komplikasi yang dapat terjadi pada hifema akibat trauma ialah sinekia posterior,sinekia anterior perifer, corneal bloodstaining , dan atrofi optik. 'ada pasien ini terjadi

corneal bloodstaining  yang menyebabkan pasien tidak dapat melihat.