Page 1
KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KUDUS
PERIODE 17 JUNI – 24 AGUSTUS 2013
DAFTAR MASALAH
Masalah aktif Tanggal Masalah pasif Tanggal
Tetanus derajat I 29 Juni 2013
Luka pada punggung kaki kiri 29 Juni 2013 Teratasi 4 juli 2013
Hipertensi derajat II 29 Juni 2013
1
Page 2
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. S
Umur : 60 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status : Menikah
Pendidikan : -
Pekerjaan : Petani
Alamat : Margorejo, Dawe 02 /02
Nama istri : Ny. Sri Purwati
Nomor CM : 658459
Dirawat di ruang : Melati 1
Masuk bangsal : 29 Juni 2013
Dikasuskan : 29 Juni 2013
Keluar bangsal : 7 Juli 2013
II. ANAMNESIS
Autoanamnesis dengan pasien dan alloanamnesis dengan anak pasien pada tanggal 29 dan 30
Juni 2013
Keluhan utama : mulut kaku sulit dibuka
Riwayat penyakit sekarang :
Pasien dibawa ke IGD RSUD Kudus pada tanggal 29 Juni 2013 pkl 20.20 WIB dengan
keluhan mulut kaku sulit dibuka 3 hari. Kaku mulut dirasa makin lama makin memberat
sehingga kegiatan makan minum terganggu. Pasien juga mengaku badan, kaki, tangan,
2
Page 3
terasa kaku. BAK dan BAB lancar. Pasien mengaku kakinya pernah tertusuk bambu di
sawah sekitar 2 minggu lalu, kemudian lukanya dibersihkan oleh mantri lalu dibalut
dengan perban yang mengandung jamu. Setiap sekali dalam seminggu, pasien datang ke
mantri tersebut untuk merawat lukanya
Riwayat penyakit dahulu:
o Riwayat darah tinggi diakui
o Riwayat kencing manis disangkal
o Riwayat kejang disangkal
o Riwayat imunisasi TT disangkal
Riwayat penyakit keluarga:
o Riwayat kencing manis dalam keluarga diangkal
o Riwayat darah tinggi dalam keluarga disangkal
o Riwayat menderita kejang dalam keluarga disangkal
Riwayat sosial ekonomi:
o Pasien adalah seorang petani. Biaya ditanggung sendiri
o Kesan ekonomi: kurang mampu
III. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Tanda Vital
Tekanan darah : 170/110 mmHg
3
Page 4
Denyut nadi : 82 x/menit, regular, isi cukup
Laju pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,4 0C (aksila)
Berat badan : 50 kg
Tinggi badan : 160 cm
IMT : 19.53 (Normal)
Pemeriksaan Sistem
Kulit : anemis (-), sianosis(-), ikterik(-), turgor baik
Kepala : mesocephal, benjolan (-), rambut hitam terdistribusi merata dan tidak
mudah dicabut,
Mata : konjungtiva palpebra pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks pupil
(+/+), isokor, diameter 2mm
THT : otorrhea (-), rinorrhea (-), epistaksis (-)
Wajah : risus sardonicus (+)
4
OD OS
Visus 6/60 6/60
Palpebra Edema (-) Edema (-)
Conjunctiva Jernih Jernih
Sclera Jernih Jernih
Kornea Jernih Jernih
Lensa Jernih Jernih
COA Cukup Cukup
Page 5
Mulut : trismus (+) ± 1 cm, sulcus nasolabialis simetris, bibir kering (-),
sianosis (-)
Leher : JVP Normal (5+2cm ), trakea di tengah, pembesaran KGB leher
(-), pembesaran tiroid (-), kekakuan otot (+)
Paru belakang Paru belakang
Inspeksi Kanan Kiri Pergerakan kedua paru simetris,
retraksi intercostal (-)
Pergerakan kedua paru simetris,
retraksi intercostal (-)
Palpasi Kanan Kiri Stem fremitus sama kuat kanan dan
kiri
Stem fremitus sama kuat kanan dan
kiri
Perkusi Kanan Kiri Sonor di seluruh lapang paru Sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi Kanan Kiri Suara dasar vesikuler, suara
tambahan wheezing (-/-), ronkhi (-/-)
Suara dasar vesikuler, suara
tambahan wheezing (-/-), ronkhi (-/-)
JANTUNG
Inspeksi : tidak tampak pulsasi ictus cordis di ICS V MCLS
Palpasi : teraba pulsasi ictus cordis di ICS V MCLS
Perkusi : redup, batas atas ICS III PSLS
Batas kanan ICS V PSLS
Batas kiri ICS V MCLS
Auskultasi : BJ I-II (+) regular, murmur (-), gallop (-)
ABDOMEN
Inspeksi : datar dan tidak tampak benjolan
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani, pekak alih (-)
5
Page 6
Palpasi : perut keras seperti papan, hepar dan lien tidak teraba, nyeri
tekan (-)
EKSKREMITAS Superior Inferior
Pembesaran kelenjar limfe axiller -/- -/-
Pembesaran kelenjar limfe inguinal -/- -/-
Edema -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Petechiae -/- -/-
Refleks fisiologis + / + + / +
Reflex patologis -/- -/-
Kekuatan motorik 5/5 5/5
Tonus ↑/↑ ↑/↑
Tulang Belakang : opistotonus (+)
Genitalia, anus, dan rektum : tidak diperiksa
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Lab darah rutin tanggal 30 Juni 2013
Golongan darah : B, Rhesus : +
6
Fokal infeksi : bekas tertusuk bambu
Luka tusuk, dorsum pedis sinistra, 2 cm dari tepi kaki, 4 cm dari garis medial, diameter ± 0,5 cm, warna kemerahan, bulat
x
Page 7
NILAI SATUAN NORMAL
WBC 6.0 103/mm3 4.0 – 10.0
RBC 5.10 106/mm3 4.50 -5.80
HGB 14.4 g/dl 11.0 – 18.0
HCT 42.3 % 28.0 – 75.0
PLT 283 103/mm3 150 – 450
PCT .168 % .100 - .500
MCV 88 μm3 80 – 97
MCH 20.2 Pg 26.5 – 33.5
MCHC 34.1 H g/dl 31.5 – 35.0
Kimia darah dan elektrolit darah tanggal 30 Juni 2013
Ureum 24.2 mg/dl 11.00 - 55.0
Creatinin 3.2 mg/dl 0.6 - 1.36
Daftar Abnormalitas
1. Trismus 29 Juni 2013
2. Risus sardonicus 29 Juni 2013
3. Kekakuan otot leher 29 Juni 2013
4. Perut seperti papan 29 Juni 2013
5. Opistotonus 29 Juni 2013
6. Rigiditas 29 Juni 2013
7
Page 8
7. Luka pada punggung kaki kiri 29 Juni 2013
8. Hipertensi 29 Juni 2013
PROBLEM AKTIF
1. Tetanus derajat I
2. Hipertensi grade II (JNC VII)
RENCANA PEMECAHAN MASALAH
Problem 1: Tetanus derajat I
Assessment :
a. Menetralisir toksin
b. Menyingkirkan sumber infeksi
c. Mencegah komplikasi
Initial Assesment : Tetanus derajat I, Hipokalsemia, abses peritonsil
Plan Diagnostic : Anamnesa
Gejala Klinis (trismus, risus sardonicus, kekakuan otot leher,
opistotonus, perut seperti papan, rigiditas)
Plan Terapi:
NON FARMAKOLOGIK:
o Penatalaksanaan Umum : Tempatkan pasien di ruang yang tenang
o Penatalaksanaan Suportif : Diet cair, penghisapan lendir di trakea / bronkus
FARMAKOLOGIK:
o Infus RL 20 tpm
o Menetralisir toksin : Injeksi TIG 1 x 3000 U IM
8
Page 9
o Menyingkirkan sumber infeksi : Metronidazole 1 gr / 12 jam IV
o Pengendalian rigiditas, spasme : Diazepam oral 4 x 10 mg
Plan Monitoring:
o Keluhan pasien dan tanda – tanda vital (jantung, paru)
o Pemeriksaan Fisik (mulut, leher, abdomen, ekskremitas)
Plan Edukasi:
o Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang penyakit dan terapi yang diberikan
o Menjelaskan mengenai kompikasi yang timbul
2. Luka pada Dorsum Pedis Sinistra
o Assessment : vulnus ictum dorsalis pedis sinistra et causa tertusuk bambu
o Plan diagnose : autoanamnesa, pemeriksaan fisik
o Plan monitoring : keluhan pasien, pemeriksaan fisik
o Plan therapy : eksplorasi luka, debridement
o Plan edukasi : menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang tindakan
yang harus dilakukan
3. Hipertensi derajat II
Assesment :
a. Mencari faktor risiko
b. Mencegah komplikasi
Plan Diagnostik:
o Pemeriksaan laboratorium kimia darah (ureum, kreatinin), EKG
Plan Terapi:
o HCT 1 x 25 mg
9
Page 10
o Amlodipine 1 x 10 mg
Plan Monitoring:
o Pengukuran tekanan darah & tanda vital lain pada pagi dan sore hari
o Keluhan subjektif pada pasien dan pemeriksaan fisik
Plan Edukasi:
o Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang penyakit dan terapinya
o Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang perubahan gaya hidup yang terdiri dari
mengurangi konsumsi garam (2-3 gr/hari ½ sdt) dan lemak, meningkatkan
konsumsi buah dan sayur dan kepatuhan dalam meminum obat
o Menjelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai komplikasi dari penyakit
hipertensi
PROGRESS NOTE
Tanggal 01 Juli 2013
1. kesadaran: CM 3. Nadi 88 x / menit
2. TD 170/110 mmHg 4. Suhu 37.40 C
Problem 1 : Tetanus Derajat I
S : leher masih kaku, mulut sulit dibuka, BAB (+), BAK (+)
0 Wajah : risus sardonicus (+), trismus (+) 1 cm
Leher : kekakuan otot (+)
Abdomen : Perut seperti papan (+), nyeri tekan (-)
Tulang Belakang : opistotonus (+)
10
Page 11
Ekstremitas : Rigitditas
A : Tetanus Derajat 1
Plan Terapi:
o Infus RL 20 tpm
o Metronidazole 4 x 500 mg / hari (hari ke-3)
o Diazepam oral 4 x 10 mg
o Diet cair, penghisapan lendir di trakea / bronkus
Plan Monitor:
o Keluhan subjektif dan tanda – tanda vital (jantung, paru)
o Pemeriksaan Fisik (mulut, leher, abdomen, ekskremitas)
Plan Edukasi:
o Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang penyakit dan terapi yang diberikan
o Menjelaskan mengenai kompikasi yang timbul
Problem 2 : Luka pada Dorsum Pedis Sinistra
S : -
O : luka tampak sudah mulai mengering
A : Luka pada Dorsum Pedis Sinistra
Plan Monitoring : -
Plan Therapy : -
Plan Edukasi : menjaga kebersihan luka
Problem 3 : Hipertensi derajat II
S : -
11
Page 12
O : TD 170/110 mmHg
A : Hipertensi Derajat II
Plan Diagnostik:
o Pemeriksaan laboratorium kimia darah (ureum, kreatinin, profil lipid: kolesterol,
trigliserida), EKG
Plan Terapi:
o HCT 1 x 25 mg
o Amlodipine 1 x 10 mg
Plan Monitoring:
o Pengukuran tekanan darah & tanda vital lain pada pagi dan sore hari
o Keluhan subjektif pada pasien dan pemeriksaan fisik
Plan Edukasi:
o Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang perubahan gaya hidup yang terdiri dari
mengurangi konsumsi garam (2-3 gr/hari ½ sdt) dan lemak, meningkatkan
konsumsi buah dan sayur dan kepatuhan dalam meminum obat
o Menjelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai komplikasi dari penyakit
hipertensi
Tanggal 02 Juli 2013
1. kesadaran: CM 3. Nadi 84 x / menit
2. TD 160/100 mmHg 4. Suhu 37.40 C
Problem 1 : Tetanus Derajat I
S : leher masih kaku, mulut sulit dibuka, kaki kanan kejang
0 : wajah: risus sardonicus (+), trismus (+) 1 cm
12
Page 13
Leher :kekakuan otot (+)
Abdomen : Perut seperti papan (+), nyeri tekan (-)
Tulang Belakang : opistotonus (+)
Ekstremitas : Rigitditas
A : Tetanus Derajat 1
Plan Terapi:
o Infus RL 20 tpm
o Metronidazole 4 x 500 mg / hari (hari ke-4)
o Diazepam oral 4 x 10 mg
o Diet cair, penghisapan lendir di trakea / bronkus
Plan Monitor:
o Keluhan pasien, tanda – tanda vital (jantung, paru)
o Pemeriksaan Fisik
Plan Edukasi:
o Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang penyakit dan terapi yang diberikan
o Menjelaskan mengenai kompikasi yang timbul
Problem 2 : Luka pada Dorsum Pedis Sinistra
S : -
O : luka tampak sudah mulai mengering
A : Luka pada Dorsum Pedis Sinistra
Plan Monitoring : -
Plan Therapy : -
Plan Edukasi : menjaga kebersihan luka
13
Page 14
Problem 3 : Hipertensi derajat II
S : -
O : TD 160/100 mmHg , Nadi 84 x/menit
A : Hipertensi Derajat II
Plan Diagnostik:
o Pemeriksaan laboratorium kimia darah (ureum, kreatinin), EKG
Plan Terapi:
o HCT 1 x 25 mg
o Amlodipine 1 x 10 mg
Plan Monitoring:
o Pengukuran tekanan darah & tanda vital lain pada pagi dan sore hari
o Keluhan subjektif pada pasien dan pemeriksaan fisik
Plan Edukasi:
o Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang perubahan gaya hidup yang terdiri dari
mengurangi konsumsi garam (2-3 gr/hari ½ sdt) dan lemak, meningkatkan
konsumsi buah dan sayur dan kepatuhan dalam meminum obat
o Menjelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai komplikasi dari penyakit
hipertensi
Tanggal 03 Juli 2013
1. kesadaran: CM 3. Nadi 76 x / menit
2. TD 160/100 mmHg 4. Suhu 37.40 C
Problem 1 : Tetanus Derajat I
14
Page 15
S : leher masih kaku, mulut sulit dibuka, kejang (-)
0 : Wajah : risus sardonicus (-), trismus (+) 1,5 cm
Leher : kekakuan otot (+)
Abdomen : Perut seperti papan (+), nyeri tekan (-)
Tulang Belakang : opistotonus (+)
Ekstremitas : Rigitditas
A : Tetanus Derajat 1
Plan Terapi:
o Infus RL 20 tpm
o Metronidazole 4 x 500 mg / hari (hari ke-5)
o Diazepam oral 4 x 10 mg
o Diet cair, penghisapan lendir di trakea / bronkus
Plan Monitor:
o Keluhan pasien, tanda – tanda vital (jantung, paru)
o Pemeriksaan Fisik (mulut, leher, abdomen, ekskremitas)
Plan Edukasi:
o Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang penyakit dan terapi yang diberikan
o Menjelaskan mengenai kompikasi yang timbul
Problem 2 : Luka pada Dorsum Pedis Sinistra
S : -
O : luka sudah mulai mengering
A : Luka pada Dorsum Pedis Sinistra
Plan Monitoring : -
15
Page 16
Plan Therapy : -
Plan Edukasi : menjaga kebersihan luka
Problem 3 : Hipertensi derajat II
S : -
O : TD 160/110 mmHg , Nadi 76 x/menit
Ureum 25.4 mg/dl 11.00 - 55.0
Creatinin 0.9 mg/dl 0.6 - 1.36
A : Hipertensi Derajat II
Plan Diagnostik :
o Pemeriksaan laboratorium kimia darah (profil lipid: kolesterol, trigliserida)
o EKG
Plan Terapi:
o HCT 1 x 25 mg
o Amlodipine 1 x 10 mg
Plan Monitoring:
o Pengukuran tekanan darah & tanda vital lain pada pagi dan sore hari
o Keluhan subjektif pada pasien dan pemeriksaan fisik
Plan Edukasi:
o Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang perubahan gaya hidup yang terdiri dari
mengurangi konsumsi garam (2-3 gr/hari ½ sdt) dan lemak, meningkatkan konsumsi
buah dan sayur dan kepatuhan dalam meminum obat
o Menjelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai komplikasi dari penyakit hipertensi
16
Page 17
Tanggal 04 Juli 2013
1. kesadaran: CM 3. Nadi 80 x / menit
2. TD 140/90 mmHg 4. Suhu 36.40 C
Problem 1 : Tetanus Derajat I
S : leher tidak terlalu kaku, mulut masih sulit dibuka
O : Wajah : risus sardonicus (-), trismus (+) 2 cm
Leher : kekakuan otot (+)
Abdomen : Perut seperti papan (+), nyeri tekan (-)
Tulang Belakang : opistotonus (+)
Ekstremitas : Rigitditas
A : Tetanus Derajat 1
Plan Diagnosa : -
Plan Terapi:
o Infus RL 20 tpm
o Metronidazole 4 x 500 mg / hari (hari ke-6)
o Diazepam oral 4 x 10 mg
o Diet cair, penghisapan lendir di trakea / bronkus
Plan Monitor:
o Keluhan pasien
o Tanda – tanda vital (jantung, paru)
o Pemeriksaan Fisik (mulut, leher, abdomen, ekskremitas)
Plan Edukasi:
o Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang penyakit dan terapi yang diberikan
17
Page 18
o Menjelaskan mengenai kompikasi yang timbul
Problem 2 : Luka pada Dorsum Pedis Sinistra
S : sudah mengering
O : -
A : Luka pada Dorsum Pedis Sinistra
Plan Monitoring : -
Plan Therapy : -
Plan Edukasi : menjaga kebersihan luka
Problem 3 : Hipertensi derajat II
S : -
O : TD 140/90 mmHg , Nadi 80 x/menit
A : Hipertensi Derajat I
Plan Diagnostik : -
Plan Terapi : Amlodipine 1 x 10 mg
Plan Monitoring:
o Pengukuran tekanan darah & tanda vital lain pada pagi dan sore hari
o Keluhan subjektif pada pasien dan pemeriksaan fisik
Plan Edukasi:
o Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang perubahan gaya hidup yang terdiri dari
mengurangi konsumsi garam (2-3 gr/hari ½ sdt) dan lemak, meningkatkan konsumsi
buah dan sayur dan kepatuhan dalam meminum obat
o Menjelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai komplikasi dari penyakit hipertensi
18
Page 19
Tanggal 05 Juli 2013
1. kesadaran: CM 3. Nadi 80 x / menit
2. TD 130/90 mmHg 4. Suhu 36.70 C
Problem 1 : Tetanus Derajat I
S : leher tidak terlalu kaku, mulut masih sulit dibuka
O : Wajah : risus sardonicus (-), trismus (+) 3 cm
Leher : kekakuan otot (↓)
Abdomen : Perut seperti papan (↓), nyeri tekan (-)
Tulang Belakang : opistotonus (+)
Ekstremitas : Rigitditas
A : Tetanus Derajat 1
Plan Diagnosa : -
Plan Terapi:
o Infus RL 20 tpm
o Metronidazole 4 x 500 mg / hari (hari ke-7)
Plan Monitor:
o Keluhan pasien
o Tanda – tanda vital (jantung, paru)
o Pemeriksaan Fisik (mulut, leher, abdomen, ekskremitas)
Plan Edukasi:
o Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang penyakit dan terapi yang diberikan
19
Page 20
o Menjelaskan mengenai kompikasi yang timbul
Problem 2 : Luka pada Dorsum Pedis Sinistra
S : sudah mengering
O : -
A : Luka pada Dorsum Pedis Sinistra
Plan Monitoring : -
Plan Therapy : -
Plan Edukasi : menjaga kebersihan luka
Problem 3 : Hipertensi derajat II
S : -
O : TD 130/90 mmHg , Nadi 80 x/menit
A : Hipertensi Derajat I
Plan Diagnostik : -
Plan Terapi : Amlodipine 1 x 10 mg
Plan Monitoring:
o Pengukuran tekanan darah & tanda vital lain pada pagi dan sore hari
o Keluhan subjektif pada pasien dan pemeriksaan fisik
Plan Edukasi:
o Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang perubahan gaya hidup yang terdiri dari
mengurangi konsumsi garam (2-3 gr/hari ½ sdt) dan lemak, meningkatkan konsumsi
buah dan sayur dan kepatuhan dalam meminum obat
o Menjelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai komplikasi dari penyakit hipertensi
20
Page 21
Tanggal 06 Juli 2013
1. kesadaran: CM 3. Nadi 76 x / menit
2. TD 130/100 mmHg 4. Suhu 37470 C
Problem 1 : Tetanus Derajat I
S : kaku di mulut berkurang, kaku leher (-)
O : Wajah : risus sardonicus (-), trismus (+) 3 cm
Leher : kekakuan otot (↓)
Abdomen : Perut seperti papan (↓), nyeri tekan (-)
Tulang Belakang : opistotonus (↓)
Ekstremitas : Rigitditas
A : Tetanus Derajat 1
Plan Diagnosa : -
Plan Terapi:
o Infus RL 20 tpm
o Metronidazole 4 x 500 mg / hari (hari ke-8, lanjutkan hingga hari ke-10)
Plan Monitor:
o Keluhan pasien
o Tanda – tanda vital (jantung, paru)
o Pemeriksaan Fisik (mulut, leher, abdomen, ekskremitas)
Plan Edukasi:
21
Page 22
o Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang penyakit dan terapi yang diberikan
o Menjelaskan mengenai kompikasi yang timbul
Problem 2 : Luka pada Dorsum Pedis Sinistra
S : sudah mengering
O : -
A : Luka pada Dorsum Pedis Sinistra
Plan Monitoring : -
Plan Therapy : -
Plan Edukasi : menjaga kebersihan luka
Problem 3 : Hipertensi derajat II
S : -
O : Vital sign TD 130/100 mmHg , Nadi 76 x/menit
A : Hipertensi Derajat I
Plan Diagnostik : -
Plan Terapi : Amlodipine 1 x 10 mg
Plan Monitoring:
o Pengukuran tekanan darah & tanda vital lain pada pagi dan sore hari
o Keluhan subjektif pada pasien dan pemeriksaan fisik
Plan Edukasi:
o Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang perubahan gaya hidup yang terdiri dari
mengurangi konsumsi garam (2-3 gr/hari ½ sdt) dan lemak, meningkatkan konsumsi
buah dan sayur dan kepatuhan dalam meminum obat
22
Page 24
PEMBAHASAN
TETANUS
Definisi
Tetanus merupakan gangguan neurologis yang ditandai dengan meningkatnya tonus otot dan spasme,
yang disebabkan oleh tetanospasmin, suatu toksin protein yang kuat yang dihasilkan oleh Clostiridium
tetani.
Klasifikasi Tetanus :1)
1. Generalized Tetanus
Median onset setelah trauma adalah 7 hari (3-14 hari)
Trias Klinis : rigiditas, spasme otot, dan disfungsi otonomik
Gejala Lain : trismus (peningkatan tonus otot rahang), kontraksi otot wajah (risus
sardonicus), disphagia, kekakuan otot leher, kontraksi otot punggung (opisthotonus),
rigiditas otot abdomen dan ekstremitas.
Komplikasi : sianosis, gagal nafas, aspirasi, obstruksi jalan nafas akut,
2. Local Tetanus
Bentuk yang jarang
Manifestasi hanya terbatas pada otot-otot sekitar luka
Prognosis : baik
3. Neonatal Tetanus
24
Page 25
Terjadi pada anak-anak yang dilahirkan dari ibu yang tidak diimunisasi secara adekuat,
terutama setelah perawatan bekas potongan tali pusat yang tidak steril
Onset : 2 minggu pertama kehidupan
Gejala : rigiditas, sulit menelan ASI, iritabilitas dan spasme
4. Cephalic Tetanus
Bentuk jarang tetanus local, setelah trauma kepala atau infeksi telinga
Masa inkubasi : 1-2 hari
Gejala : disfungsi 1 atau lebih saraf cranial (tersering N VII)
Derajat Keparahan : 2)
I (ringan) Trismus ringan sampai sedang, spastisitas generalisata, tanpa gangguan
pernapasan, tanpa spasme, sedikit, atau tanpa disfagia
II (sedang) Trismus sedang, rigiditas nampak jelas, spasme singkat ringan sampai sedang,
gangguan pernafasan sedang dengan frekunsi pernafasan lebih dari 30, disfagia
ringan
III (berat) Trismus berat, spastisitas generalisata, spasme refelk berkepanjangan, frekuensi
pernafasan lebih dari 40, serangan apnea, disfagia berat, dan takikardi lebih dari
120
IV (sangat berat) Derajat tiga dengan gangguan otonomik berat melibatkan system
kardiovaskular. Hipotensi dan takikardi sering berselingan dengan hipotensi dan
bradikardi, salah satunya dapat meningkat.
Perjalanan Penyakit
Inkubasi rata-rata 7-10 hari dengan rentang 1-60 hari
Onset bervariasi 1-7 hari
Minggu I : rigiditas dan spasme otot yang parah, gangguan otonomik dimulai beberapa hari
setelah spasme dan bertahan 1-2 minggu. Spasme mulai berkurang setelah 2-3 minggu tetapi
25
Page 26
kekakuan bertahan lama. Pemulihan terjadi karena tumbuhnya akson terminal dan
penghancuran toksin. Pemulihan memerlukan waktu sampai 4 minggu
Komplikasi Tetanus 2)
Sistem Komplikasi
Jalan nafas Aspirasi
Laringospasme/obstruksi
Obstruktif berkaitan dengan sedatif
Respirasi Apnea
Hipoksia
Gagal nafas tipe 1 (atelektasis, aspirasi, penumoni)
Gagal nafas tipe 2 (spasme laryngeal, spasme trunkal
berkepanjangan, sedasi berlebihan)
ARDS
Komplikasi bantuan ventilasi berkepanjangan (pneumoni)
Komplikasi trakeostomi (stenosis trakea)
Kardiovaskular Takikardi, hipertensi, iskemia
Hipotensi, bradikardi
Takiaritmia, bradiaritmia
Asistol
Gagal jantung
Ginjal Gagal ginjal curah tinggi
Gagal ginjal oligouri
26
Page 27
Stasis urin dan infeksi
Gastrointestinal Stasis gaster
Ileus
Diare
Lain - lain Penurunan Berat badan
Tromboembolus
Sepsis dengan gagal organ multiple
Fraktur vertebra selama spasme
Rupture tendon akibat spasme
Penatalaksanaan umum
Tujuan Pengobatan
Netralisasi dari toksin yang bebas TIG 3000-6000 IM
Menyingkirkan sumber infeksi Debridement luka
Penisillin 10-12juta IV selama 10 hari
Metronidazol 500 mg @ 6 jam atau 1 gram @ 12 jam
Alternative : eritromisin, tetrasiklin, kloramfenikol,
klindamisin
Pengendalian rigiditas dan spasme Benzodiazepin
Diazepam
Pilihan lain : lorazepam, midazolam
Pengendalian disfungsi otonomik Benzodiazepin
Antikonvulsan
27
Page 28
Morfin 20-180 mg
Fenothiazin (klorpromasin)
Propanolol
MgSO4 à pasien terpasang ventilator
28
Page 29
HIPERTENSI
Klasifikasi tekanan darah menurut JNC7(3)
Klasifikasi tekanan darah Sistolik (mmHg) Diastolic (mmHg)
NORMAL <120 dan <80
Prahipertensi 120 – 139 atau 80 – 89
Hipertensi derajat 1 140 – 159 atau 90 – 99
Hipertensi derajat II ≥ 160 atau ≥100
KERUSAKAN ORGAN TARGET YANG UMUM DIJUMPAI. (4)
1. Jantung
o Hipertrofi ventrikel kiri
o Angina atau IM
o Gagal jantung
2. Otak
o Stroke atau TIA
3. Penyakit ginjal kronis
4. Penyakit arteri perifer
5. Retinopati
FAKTOR RESIKO PENYAKIT KARDIOVASKULAR . (4)
1. Merokok
2. Obesitas
29
Page 30
3. Kurangnya aktivitas fisik
4. Dislipidemia
5. Diabetes Melitus
6. Mikro - albuminuria atau perhitungan LFG < 60 ml/menit
7. Umur ( laki-laki > 55 tahun, perempuan >65 tahun)
8. Riwayat keluarga dengan penyakit jantung premature
EVALUASI PENYAKIT PENYERTA SISTEMIK. (4)
1. Aterosklerosis ( melalui pemeriksaan profil lipid )
2. Diabetes ( melalui pemeriksaaan gula darah)
3. Fungsi ginjal ( dengan pemeriksaan proteinuria, kreatinin serum, serta memperkirakan laju
filtrasi glomerulus )
TUJUAN PENGOBATAN : . (4)
1. Target TD <140/90 mmHg, untuk individu berisiko tinggi ( diabetes, gagal ginjal proteinuria)
<130/80 mmHg
2. Penurunan mortalitas dan morbiditas penyakit kardiovaskuler
3. Menghambat laju penyakit ginjal proteinuria
Tatalaksana hipertensi menurut JNC 7. (4)
30
Page 31
TD Terapi obat awal
TDS TDD Tanpa indikasi yang
memaksa
Dengan indikasi memaksa
Pre hipertensi 120-139 80-89 Tidak ada indikasi Gagal jantung : Thiaz,
BB. ACEI, ARB,
aldos ant
Resiko penyakit
pembuluh darah
korener : Thiaz, BB,
ACEI, CCB
Diabetes : Thiaz, BB,
ACEI, ARB, CCB
Peny. Ginjal kronis :
ACEI, ARB
Pencegahan stroke
berulang : THIAZ,
ACEI
HT derajat 1 140-159 90-99 Diuretic jenis Thiazide,
dapat dipertimbangkan
ACEI, ARB, BB, CCB
HT derajat 2 ≥ 160 ≥ 100 Kombinasi 2 obat untuk
sebagian besar kasus
umumnya digunakan
diuretika jenis thiazide dan
ACEI atau ARB atau BB
atau
KLASIFIKASI HIPERTENSI KRISIS(3)
adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang mendadak ( sistole ≥ 180 dan/atau diastole ≥
120 mmHg), pada penderita hipertensi yang memerlukan penanganan segera
1. Hipertensi emergensi
kenaikan tekanan darah mendadak yang disertai kerusakan organ target yang progresif. Pada
keadaan ini perlu penurunan tekanan darah segera dalam waktu menit/jam
2. Hipertensi urgensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang disertai kerusakan organ target yang progresif. Pada
keadaan ini perlu penurunan tekanan darah dalam waktu 24-48 jam.
31
Page 32
Krisis hipertensi dapat terjadi pada keadaan : (3)
1. Penderita hipertensi yang tidak meminum obat atau minum obat anti hipertensi yang tidak
teratur
2. Kehamilan
3. Pengguna NAPZA
4. Penderita dengan rangsangan simpatis tinggi
5. Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal
Manifestasi klinis krisis hipertensi : (3)
a. Bidang neurologi : sakit kepala, hilang/kabur penglihatan, kejang, deficit neurologis fokal,
gangguan kesadaran
b. Bidang mata : funduskopi berupa perdarahan retina, eksudat retina, edema papil
c. Bidang kardiovaskuler : nyeri dada, edema paru
d. Bidang ginjal : azotemia, proteinuria, oliguria
e. Bidang obstetrik : preklamsia dengan gejala berupa gangguan penglihatan, sakit kepala hebat,
kejang, nyeri abdomen kuadran atas, gagal jantung kongestif dan oliguri, serta gangguan
kesadaran / gangguan cerebrovaskuler
DAFTAR PUSTAKA
32
Page 33
1. Fauci, Braunwald, Kasper, Hauser, Longo, Jameson,Loscalzo. Anaerobic Infection. In:
Harrison Principles of Internal Medicine. 17th ed. USA:Mc Graw Hill.2008.
2. Ismanoe G. Tetanus. In:Ilmu Penyakit Dalam. 5th ed. Jakarta :Interna Publishing.2009.
3. Ringkasan eksekutif krisis hipertensi 2008. Available at : www.inash.or.id
4. Sudoyo Aru.W, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi V Jilid II . Jakarta: Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 2009
5. http://www.antimicrobe.org/b100tab.htm
33