BAB I
PENDAHULUAN
Pneumonia adalah infeksi saluran pernapasan akut bagian bawah
yang mengenai parenkim paru. Pneumonia pada anak dibedakan menjadi
(Bennete, 2013):
1. Pneumonia lobaris
2. Pneumonia interstisiel (bronkiolitis)
3. Bronkopneumonia
Pneumonia adalah salah satu penyakit yang mneyerang saluran
napas bagian bawah yang terbanyak kasusnya didapatkan di
praktek-praktek dokter atau rumah sakit dan sering menyebabkan
kematian terbesar bagi penyakit saluran napas bawah yang menyerang
anak-anak dan balita hamper di seluruh dunia. Diperkirakan
pneumonia banyak terjadi pada bayi kurang dari 2 bulan, oleh karena
itu pengobatan penderita pneumonia dapat menurunkan angka kematian
anak (Bennete, 2013).
Bronkopneumonia disebut juga pneumonia lobularis yaitu suatu
peradangan pada parenkim paru yang terlokalisir yang biasanya
mengenai bronkiolus dan juga mengenai alveolus di sekitarnya, yang
sering menimpa anak-anak dan balita, yang disebabkan oleh
bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur, dan benda
asing. Kebanyakan kasus pneumonia disebabkan oleh mikroorganisme,
tetapi ada juga sejumlah penyebab noninfeksi yang perlu
dipertimbangkan. Bronkopneumonia lebih sering merupakan infeksi
sekunder terhadap berbagai keadaan yang melemahkan daya tahan tubuh
tetapi bias juga sebagai infeksi primer yang biasanya kita jumpai
pada anak-anak dan orang dewasa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
SISTEM RESPIRASI
I. PENGERTIAN RESPIRASI
Pengertian pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai
dari pengambilan oksigen, pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan
energi di dalam tubuh. Menusia dalam bernapas menghirup oksigen
dalam udara bebas dan membuang karbondioksida ke lingkungan.
Respirasi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu :
Respirasi Luar yang merupakan pertukaran antara O2 dan CO2
antara darah dan udara.
Respirasi Dalam yang merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran
darah ke sel-sel tubuh.
Dalam mengambil nafas ke dalam tubuh dan membuang napas ke udara
dilakukan dengan dua cara pernapasan, yaitu :
1. Respirasi / Pernapasan Dada
Otot antar tulang rusuk luar berkontraksi atau mengerut
Tulang rusuk terangkat ke atas
Rongga dada membesar yang mengakibatkan tekanan udara dalam dada
kecil sehingga udara masuk ke dalam badan.
2. Respirasi / Pernapasan Perut
Otot difragma pada perut mengalami kontraksi
Diafragma datar
Volume rongga dada menjadi besar yang mengakibatkan tekanan
udara pada dada mengecil sehingga udara masuk ke paru-paru.
Normalnya manusia butuh kurang lebih 300 liter oksigen perhari.
Dalam keadaan tubuh bekerja berat maka oksigen atau O2 yang
diperlukan pun menjadi berlipat-lipat kali dan bisa sampai 10
hingga 15 kalilipat. Ketika oksigen tembus selaput alveolus,
hemoglobin akan mengikat oksigen yang banyaknya akan disesuaikan
dengan besar kecil tekanan udara.
Pada pembuluh darah arteri, tekanan oksigen dapat mencapat 100
mmHg dengan 19 cc oksigen. Sedangkan pada pembuluh darah vena
tekanannya hanya 40 milimeter air raksa dengan 12 cc oksigen.
Oksigen yang kita hasilkan dalam tubuh kurang lebih sebanyak 200 cc
di mana setiap liter darah mampu melarutkan 4,3 cc karbondioksida /
CO2. CO2 yang dihasilkan akan keluar dari jaringan menuju paruparu
dengan bantuan darah.
Proses Kimiawi Respirasi Pada Tubuh Manusia :
Pembuangan CO2 dari paru-paru : H + HCO3 ---> H2CO3 --->
H2 + CO2
Pengikatan oksigen oleh hemoglobin : Hb + O2 ---> HbO2
Pemisahan oksigen dari hemoglobin ke cairan sel : HbO2 --->
Hb + O2
Pengangkutan karbondioksida di dalam tubuh : CO2 + H2O --->
H2 + CO2
Alat-alat pernapasan berfungsi memasukkan udara yang mengandung
oksigen dan mengeluarkan udara yang mengandung karbon dioksida dan
uap air.Tujuan proses pernapasan yaitu untuk memperoleh energi.
Pada peristiwa bernapas terjadi pelepasan energy.SALURAN NAPAS
BAGIAN ATAS1. Rongga hidung
2. Faring
Nasofaring(terdapatpharyngeal tonsildanTuba Eustachius)
Orofaring(merupakan pertemuan rongga mulut dengan
faring,terdapat pangkal lidah)
Laringofaring(terjadi persilangan antara aliran udara dan aliran
makanan)
SALURAN NAPAS BAGIAN BAWAH1. Laring : yang merupakan batas
saluran atas dan bawah
Terdiri dari tiga struktur yang penting
- Tulang rawankrikoid- Selaput/pita suara
-Epilotis/Glotis1. Trakhea
Merupakan pipa silider dengan panjang 11 cm, berbentuk cincin
tulang rawan seperti huruf C. Bagian belakang dihubungkan
olehmembran fibroelasticmenempel pada dinding depanusofagus.1.
Bronkhus
Merupakan percabangantrakheakanan dan kiri. Tempat percabangan
ini disebutcarina.Brochuskanan lebih pendek, lebar dan lebih dekat
dengantrachea.Bronchuskanan bercabang menjadi: lobus superior,
medius, inferior.Brochuskiri terdiri dari: lobus
superiordaninferior1. Paru
Merupakan jalinan atau susunanbronkhiolus,bronkhiolus
terminalis,bronkhiolus respiratory, alveoli, sirkulasiparu, syaraf,
sistemlimfatik.
Rongga dan Dinding Dada/thoraxRongga ini terbentuk oleh:
- Otot ototinterkostalis- Otot ototpektoralis mayordanminor-
Otot otottrapezius- Otot ototseratus anterior/posterior- Kosta-
kosta dan kolumna vertebralis
- Keduahemi diafragmaII. Alat alat pernapasan pada manusia1.
Rongga Hidung (Cavum Nasalis)
Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis).
Rongga hidung berlapis selaput lendir, di dalamnya terdapat
kelenjar minyak (kelenjar sebasea) dan kelenjar keringat (kelenjar
sudorifera). Selaput lendir berfungsi menangkap benda asing yang
masuk lewat saluran pernapasan. Selain itu, terdapat juga rambut
pendek dan tebal yang berfungsi menyaring partikel kotoran yang
masuk bersama udara. Juga terdapat konka yang mempunyai banyak
kapiler darah yang berfungsi menghangatkan udara yang masuk.Di
sebelah belakang rongga hidung terhubung dengan nasofaring melalui
dua lubang yang disebut choanae.
Pada permukaan rongga hidung terdapat rambut-rambut halus dan
selaput lendir yang berfungsi untuk menyaring udara yang masuk ke
dalam rongga hidung.2. Faring (Tenggorokan)Udara dari rongga hidung
masuk ke faring. Faring merupakan percabangan 2 saluran, yaitu
saluran pernapasan (nasofarings) pada bagian depan dan saluran
pencernaan (orofarings) pada bagian belakang. Pada bagian belakang
faring (posterior) terdapat laring (tekak) tempat terletaknya pita
suara (pita vocalis). Masuknya udara melalui faring akan
menyebabkan pita suara bergetar dan terdengar sebagai suara. Makan
sambil berbicara dapat mengakibatkan makanan masuk ke saluran
pernapasan karena saluran pernapasan pada saat tersebut sedang
terbuka. Walaupun demikian, saraf kita akan mengatur agar peristiwa
menelan, bernapas, dan berbicara tidak terjadi bersamaan sehingga
mengakibatkan gangguan kesehatan. Fungsi utama faring adalah
menyediakan saluran bagi udara yang keluar masuk dan juga sebagi
jalan makanan dan minuman yang ditelan, faring juga menyediakan
ruang dengung(resonansi) untuk suara percakapan.3. Batang
Tenggorokan (Trakea)Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya 10 cm,
terletak sebagian di leher dan sebagian di rongga dada (torak).
Dinding tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi oleh cincin tulang
rawan, dan pada bagian dalam rongga bersilia. Silia-silia ini
berfungsi menyaring benda-benda asing yang masuk ke saluran
pernapasan. Batang tenggorok (trakea) terletak di sebelah depan
kerongkongan. Di dalam rongga dada, batang tenggorok bercabang
menjadi dua cabang tenggorok (bronkus). Di dalam paru-paru, cabang
tenggorok bercabang-cabang lagi menjadi saluran yang sangat kecil
disebut bronkiolus. Ujung bronkiolus berupa gelembung kecil yang
disebut gelembung paru-paru (alveolus).4. Pangkal Tenggorokan
(laring)Laring merupakan suatu saluran yang dikelilingi oleh tulang
rawan. Laring berada diantara orofaring dan trakea, didepan
lariofaring. Salah satu tulang rawan pada laring disebut epiglotis.
Epiglotis terletak di ujung bagian pangkal laring.Laring diselaputi
oleh membrane mukosa yang terdiri dari epitel berlapis pipih yang
cukup tebal sehingga kuat untuk menahan getaran-getaran suara pada
laring. Fungsi utama laring adalah menghasilkan suara dan juga
sebagai tempat keluar masuknya udara.Pangkal tenggorok disusun oleh
beberapa tulang rawan yang membentuk jakun. Pangkal tenggorok dapat
ditutup oleh katup pangkal tenggorok (epiglotis). Pada waktu
menelan makanan, katup tersebut menutup pangkal tenggorok dan pada
waktu bernapas katu membuka. Pada pangkal tenggorok terdapat
selaput suara yang akan bergetar bila ada udara dari paru-paru,
misalnya pada waktu kita bicara.5. Cabang Batang Tenggorokan
(Bronkus) Tenggorokan (trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu
bronkus kanan dan bronkus kiri. Struktur lapisan mukosa bronkus
sama dengan trakea, hanya tulang rawan bronkus bentuknya tidak
teratur dan pada bagian bronkus yang lebih besar cincin tulang
rawannya melingkari lumen dengan sempurna. Bronkus bercabang-cabang
lagi menjadi bronkiolus.Batang tenggorokan bercabang menjadi dua
bronkus, yaitu bronkus sebelah kiri dan sebelah kanan. Kedua
bronkus menuju paru-paru, bronkus bercabang lagi menjadi
bronkiolus. Bronkus sebelah kanan(bronkus primer) bercabang menjadi
tiga bronkus lobaris (bronkus sekunder), sedangkan bronkus sebelah
kiri bercabang menjadi dua bronkiolus. Cabang-cabang yang paling
kecil masuk ke dalam gelembung paru-paru atau alveolus. Dinding
alveolus mengandung kapiler darah, melalui kapiler-kapiler darah
dalam alveolus inilah oksigen dan udara berdifusi ke dalam darah.
Fungsi utama bronkus adalah menyediakan jalan bagi udara yang masuk
dan keluar paru-paru.6. Paru-paru (Pulmo)
Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian
samping dibatasi oleh otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi
oleh diafragma yang berotot kuat. Paru-paru ada dua bagian yaitu
paru-paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri atas 3 lobus dan
paru-paru kiri (pulmo sinister) yang terdiri atas 2 lobus.
Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis, disebut pleura.
Selaput bagian dalam yang langsung menyelaputi paru-paru disebut
pleura dalam (pleura visceralis) dan selaput yang menyelaputi
rongga dada yang bersebelahan dengan tulang rusuk disebut pleura
luar (pleura parietalis). Paru-paru tersusun oleh bronkiolus,
alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh darah. Bronkiolus tidak
mempunyai tulang rawan,tetapi ronga bronkus masih bersilia dan
dibagian ujungnya mempunyai epitelium berbentuk kubus bersilia.
Setiap bronkiolus terminalis bercabang-cabang lagi menjadi
bronkiolus respirasi, kemudian menjadi duktus alveolaris.Pada
dinding duktus alveolaris mangandung gelembung-gelembung yang
disebut alveolus.
Kapasitas Paru-ParuUdara yang keluar masuk paru-paru pada waktu
melakukan pernapasan biasa disebut udara pernapasan (udara tidal).
Volume udara pernapasan pada orang dewasa lebih kurang 500 ml.
Volume udara tidal orang dewasa pada pernapasan biasa kira-kira 500
ml. ketika menarik napas dalam-dalam maka volume udara yang dapat
kita tarik mencapai 1500 ml. Udara ini dinamakan udara
komplementer. Ketika kita menarik napas sekuat-kuatnya, volume
udara yang dapat diembuskan juga sekitar 1500 ml. Udara ini
dinamakan udara suplementer. Meskipun telah mengeluarkan napas
sekuat-kuatnya, tetapi masih ada sisa udara dalam paru-paru yang
volumenya kira-kira 1500 mL. Udara sisa ini dinamakan udara residu.
Jadi, Kapasitas paru-paru total = kapasitas vital + volume residu
=4500 ml/wanita dan 5500 ml/pria.
Pertukaran Gas dalam AlveolusOksigen yang diperlukan untuk
oksidasi diambil dari udara yang kita hirup pada waktu kita
bernapas. Pada waktu bernapas udara masuk melalu saluran pernapasan
dan akhirnyan masuk ke dalam alveolus. Oksigen yang terdapat dalam
alveolus berdifusi menembus dinding sel alveolus. Akhirnya masuk ke
dalam pembuluh darah dan diikat oleh hemoglobin yang terdapat dalam
darah menjadi oksihemoglobin. Selanjutnya diedarkan oleh darah ke
seluruh tubuh.Oksigennya dilepaskan ke dalam sel-sel tubuh sehingga
oksihemoglobin kembali menjadi hemoglobin. Karbondioksida yang
dihasilkan dari pernapasan diangkut oleh darah melalui pembuluh
darah yang akhirnya sampai pada alveolus Dari alveolus karbon
dioksida dikeluarkan melalui saluran pernapasan pada waktu kita
mengeluarkan napas.Dengan demikian dalam alveolus terjadi
pertukaran gas yaitu oksigen masuk dan karnbondioksida keluar.III.
Proses PernafasanProses pernapasan meliputi dua proses, yaitu
menarik napas atau inspirasi serta mengeluarkan napas atau
ekspirasi. Sewaktu menarik napas, otot diafragma berkontraksi, dari
posisi melengkung ke atas menjadi lurus. Bersamaan dengan itu,
otot-otot tulang rusuk pun berkontraksi. Akibat dari
berkontraksinya kedua jenis otot tersebut adalah mengembangnya
rongga dada sehingga tekanan dalam rongga dada berkurang dan udara
masuk. Saat mengeluarkan napas, otot diafragma dan otot-otot tulang
rusuk melemas. Akibatnya, rongga dada mengecil dan tekanan udara di
dalam paru-paru naik sehingga udara keluar. Jadi, udara mengalir
dari tempat yang bertekanan besar ke tempat yang bertekanan lebih
kecil.Jenis Pernapasan berdasarkan organ yang terlibat dalam
peristiwa inspirasi dan ekspirasi, orang sering menyebut pernapasan
dada dan pernapasan perut. Sebenarnya pernapasan dada dan
pernapasan perut terjadi secara bersamaan.(1) Pernapasan dada
terjadi karena kontraksi otot antar tulang rusuk, sehingga tulang
rusuk terangkat dan volume rongga dada membesar serta tekanan udara
menurun (inhalasi).Relaksasi otot antar tulang rusuk, costa
menurun, volume kecil, tekanan membesar (e kshalasi). (2)
Pernapasan perut terjadi karena kontraksi /relaksasi otot diafragma
( datar dan melengkung), volume rongga dada membesar , paru-paru
mengembang tekanan mengecil (inhalasi).Melengkung volume rongga
dada mengecil, paru-paru mengecil, tekanan besar/ekshalasi.IV.
Organ-Organ Pernafasan Pada Manusia 1. Hidung Hidung terdiri dari
lubang hidung, rongga hidung, dan ujung rongga hidung. Rongga
hidung banyak memiliki kapiler darah, dan selalu lembap dengan
adanya lendir yang dihasilkan oleh mukosa. Didalam hidung udara
disaring dari benda-benda asing yang tidak berupa gas agar tidak
masuk ke paru-paru. Selain itu udara juga disesuaikan suhunya agar
sesuai dengan suhu tubuh. 2. FaringFaring merupakan ruang
dibelakang rongga hidung, yang merupakan jalan masuknya udara dsri
ronggs hidung. Pada ruang tersebut terdapat klep (epiglotis) yang
bertugas mengatur pergantian perjalanan udara pernafasan dan
makanan.3. LaringLaring/pangkal batang tenggorokan / kotak suara.
Laring terdiri atas tulang rawan, yaitu jakun, epiglotis, (tulang
rawan penutup) dan tulang rawan trikoid (cincin stempel) yang
letaknya paling bawah. Pita suara terletak di dinding laring bagian
dalam.4. Trakhea Trakea atau batang tenggorokan merupakan pita yang
tersusun atas otot polos dan tulang rawan yang berbentuk hurup C
pada jarak yang sangat teratur. Dinding trakea tersusun atas tiga
lapisan jaringan epitel yang dapat menghasilkan lendir yang berguna
untuk menangkap dan mengembalikan benda-benda asing ke hulu saluran
pernafasan sebelum masuk ke paru-paru bersama udara penafasan.5.
Bronkus
Merupakan cabang batang tenggorokan yang jumlahnya sepasang,
yang satu menuju ke paru-paru kiri dan yang satunya menuju
paru-paru kanan. Dinding bronkus terdiri atas lapisan jaringan
ikat, lapisan jaringan epitel, otot polos dan cincin tulang rawan.
Kedudukan bronkus yang menuju kekiri lebih mendatar dari pada ke
kanan. Hal ini merupakan salah satu sebab mengapa paru-paru kanan
lebih mudah terserang penyakit6. BronkiolusBronkeolus merupakan
cabang dari bronkus, dindingnya lebih tipis dan salurannya lebih
tipis. Bronkeolus bercabang-cabang menjadi bagian yang lebih
halus.7. Alveolus
Saluran akhir dari saluran pernafasan yang berupa
gelembung-gelembung udara. Dinding aleolus sanat tipis setebal
silapis sel, lembap dan berdekatan dengan kapiler- kapiler darah.
Adanya alveolus memungkinkan terjadinya luasnya daerah permukaan
yang berperan penting dalam pertukaran gas. Pada bagian alveolus
inilah terjadi pertukaran gas-gas O2 dari udara bebas ke sel-sel
darah, sedangkan perukaran CO2 dari sel-sel tubuh ke udara bebas
terjadi.8. Paru-paru
Paru-paru terletak dalam rongga dada dibatasi oleh otot dada dan
tulang rusuk, pada bagian bawah dibatasi oleh otot dafragma yang
kuat. Paru-paru merupakan himpunana dari bronkeulus, saccus
alveolaris dan alveolus. Diantara selaput dan paru-paru terdapat
cairan limfa yang berfungsi untuk melindungi paru-paru pada saat
mengembang dan mengempis. Mengembang dan mengempisnya paru-paru
disebabkan karena adanya perubahan tekana rongga dada. Paru-paru
kanan berlobus tiga Bronkus kanan bercabang tiga Paru-paru kiri
berlobus dua Bronkuis kiri bercabang dua Posisinya lebih mendatar
Dibungkus oleh lapisanpleura yang berfungsi menghindari gesekan
saat bernafas V. Mekanisme Pernafasan Manusia. Pernafasan pada
manusia dapat digolongkan menjadi 2, yaitu: A. Pernafasan dada Pada
pernafasan dada otot yang erperan penting adalah otot antar tulang
rusuk. Otot tulang rusuk dapat dibedakan menjadi dua, yaitu otot
tulang rusuk luar yang berperan dalam mengangkat tulang-tulang
rusuk dan tulang rusuk dalam yang berfungsi menurunkan atau
mengembalikan tulang rusuk ke posisi semula. Bila otot antar tulang
rusuk luar berkontraksi, maka tulang rusuk akan terangkat sehingga
volume dada bertanbah besar. Bertambah besarnya akan menybabkan
tekanan dalam rongga dada lebih kecil dari pada tekanan rongga dada
luar. Karena tekanan uada kecil pada rongga dada menyebabkan aliran
udara mengalir dari luar tubuh dan masuk ke dalam tubuh, proses ini
disebut proses inspirasi Sedangkan pada proses espirasi terjadi
apabila kontraksi dari otot dalam, tulang rusuk kembali ke posisi
semuladan menyebabkan tekanan udara didalam tubuh meningkat.
Sehingga udara dalam paru-paru tertekan dalam rongga dada, dan
aliran udara terdorong ke luar tubuh, proses ini disebut espirasi.
B. Pernafasan perut Pada pernafasan ini otot yang berperan aktif
adalah otot diafragma dan otot dinding rongga perut. Bila otot
diafragma berkontraksi, posisi diafragma akan mendatar. Hal itu
menyebabkan volume rongga dada bertambah besar sehingga tekanan
udaranya semakin kecil. Penurunan tekanan udara menyebabkan
mengembangnya paru-paru, sehingga udara mengalir masuk ke paru-
paru(inspirasi). Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara
otomatis walau dalam keadaan tertidur sekalipun karma sistem
pernapasan dipengaruhi oleh susunan saraf otonom. Menurut tempat
terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dapat dibedakan atas 2
jenis, yaitu pernapasan luar dan pernapasan dalam. Pernapasan luar
adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam alveolus
dengan darah dalam kapiler, sedangkan pernapasan dalam adalah
pernapasan yang terjadi antara darah dalam kapiler dengan sel-sel
tubuh.Masuk keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh
perbedaan tekanan udara dalam rongga dada dengan tekanan udara di
luar tubuh. Jika tekanan di luar rongga dada lebih besar maka udara
akan masuk. Sebaliknya, apabila tekanan dalam rongga dada lebih
besar maka udara akan keluar.Sehubungan dengan organ yang terlibat
dalam pemasukkan udara (inspirasi) dan pengeluaran udara
(ekspirasi) maka mekanisme pernapasan dibedakan atas dua macam,
yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut. Pernapasan dada dan
perut terjadi secara bersamaan.VI. Volume Udara PernafasanDalam
keadaan normal, volume udara paru-paru manusia mencapai 4500 cc.
Udara ini dikenal sebagai kapasitas total udara pernapasan
manusia.Walaupun demikian, kapasitas vital udara yang digunakan
dalam proses bernapas mencapai 3500 cc, yang 1000 cc merupakan sisa
udara yang tidak dapat digunakan tetapi senantiasa mengisi bagian
paru-paru sebagai residu atau udara sisa. Kapasitas vital adalah
jumlah udara maksimun yang dapat dikeluarkan seseorang setelah
mengisi paru-parunya secara maksimum.Dalam keadaaan normal,
kegiatan inspirasi dan ekpirasi atau menghirup dan menghembuskan
udara dalam bernapas hanya menggunakan sekitar 500 cc volume udara
pernapasan (kapasitas tidal = 500 cc). Kapasitas tidal adalah
jumlah udara yang keluar masuk pare-paru pada pernapasan normal.
Dalam keadaan luar biasa, inspirasi maupun ekspirasi dalam
menggunakan sekitar 1500 cc udara pernapasan (expiratory reserve
volume = inspiratory reserve volume = 1500 cc). Lihat skema udara
pernapasan berikut ini.VII. Skema udara pernapasanUdara cadangan
inspirasi1500
Udara pernapasan biasa500
kapasitas total Udara cadangan ekspirasi1500 kapasitas vital
Udara sisa (residu)1000
Dengan demikian, udara yang digunakan dalam proses pernapasan
memiliki volume antara 500 cc hingga sekitar 3500 cc.
Dari 500 cc udara inspirasi/ekspirasi biasa, hanya sekitar 350
cc udara yang mencapai alveolus, sedangkan sisanya mengisi saluran
pernapasan. Volume udara pernapasan dapat diukur dengan suatu alat
yang disebut spirometer.Besarnya volume udara pernapasan tersebut
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain ukuran alat
pernapasan, kemampuan dan kebiasaan bernapas, serta kondisi
kesehatan.VIII. Gas-gas dalam Udara Pernapasan Persentase gas utama
pernapasan dalam udara yang keluar masuk paru-paru :
Gas Udara luar sebelum masuk paru-paru (%) Udara di alveoli
(%)Udara yang keluar dari paru-paru (%)
Nitrogen (N2)79,0180,779,6
Oksigen (O2)20,9513,816,4
Karbon dioksida (CO2)0,045,54,0
Pertukaran udara berlangsung di dalam avelous dan pembuluh darah
yang mengelilinginya. Gas oksigen dan karbon dioksida akan
berdifusi melalui sel-sel yang menyusun dinding avelous dan kapiler
darah. Udara aveolus mengandung zat oksigen yang lebih tinggi dan
karbon dioksida lebih rendah dari pada gas di dalam darah pembuluh
kapiler. Oleh karena itu molekul cenderung berpindah dari
konsentrasi yang lebih tinggi ke rendah, maka oksigen berdifusi
dari udara aveolus ke dalam darah, dan karbon dioksida akan
berdifusi dari pembuluh darah ke avelous. Pengangkutan CO oleh
darah dapat dilaksanakan melalui 3 cara yaitu : (1) Karbondioksida
larut dalam plasma dan membentuk asam karbonat dengan enzim
anhydrase. (2) Karbondioksida terikat pada hemoglobin dalam bentuk
karbomino hemoglobin (3) Karbondioksida terikat dalam gugus ion
bikarbonat (HCO) melalui proses berantai pertukaran klorida.IX.
Pertukaran O2 Dan CO2 Dalam PernafasanJumlah oksigen yang diambil
melalui udara pernapasan tergantung pada kebutuhan dan hal tersebut
biasanya dipengaruhi oleh jenis pekerjaan, ukuran tubuh, serta
jumlah maupun jenis bahan makanan yang dimakan. Pekerja-pekerja
berat termasuk atlit lebih banyak membutuhkan oksigen dibanding
pekerja ringan. Demikian juga seseorang yang memiliki ukuran tubuh
lebih besar dengan sendirinya membutuhkan oksigen lebih banyak.
Selanjutnya, seseorang yang memiliki kebiasaan memakan lebih banyak
daging akan membutuhkan lebih banyak oksigen daripada seorang
vegetarian. Dalam keadaan biasa, manusia membutuhkan sekitar 300 cc
oksigen sehari (24 jam) atau sekitar 0,5 cc tiap menit. Kebutuhan
tersebut berbanding lurus dengan volume udara inspirasi dan
ekspirasi biasa kecuali dalam keadaan tertentu saat konsentrasi
oksigen udara inspirasi berkurang atau karena sebab lain, misalnya
konsentrasi hemoglobin darah berkurang.Oksigen yang dibutuhkan
berdifusi masuk ke darah dalam kapiler darah yang menyelubungi
alveolus. Selanjutnya, sebagian besar oksigen diikat oleh zat warna
darah atau pigmen darah (hemoglobin) untuk diangkut ke sel-sel
jaringan tubuh. Hemoglobin yang terdapat dalam butir darah merah
atau eritrosit ini tersusun oleh senyawa hemin atau hematin yang
mengandung unsur besi dan globin yang berupa protein.
Secara sederhana, pengikatan oksigen oleh hemoglobin dapat
diperlihat-kan menurut persamaan reaksi bolak-balik berikut ini :
Hb4 + O2 4 Hb O2oksihemoglobin) berwarna merah jernih Reaksi di
atas dipengaruhi oleh kadar O2, kadar CO2, tekanan O2 (P O2),
perbedaan kadar O2 dalam jaringan, dan kadar O2 di udara. Proses
difusi oksigen ke dalam arteri demikian juga difusi CO2 dari arteri
dipengaruhi oleh tekanan O2 dalam udara inspirasi.Tekanan seluruh
udara lingkungan sekitar 1 atmosfir atau 760 mm Hg, sedangkan
tekanan O2 di lingkungan sekitar 160 mm Hg. Tekanan oksigen di
lingkungan lebih tinggi dari pada tekanan oksigen dalam alveolus
paru-paru dan arteri yang hanya 104 mm Hg. Oleh karena itu oksigen
dapat masuk ke paru-paru secara difusi.Dari paru-paru, O2 akan
mengalir lewat vena pulmonalis yang tekanan O2 nya 104 mm; menuju
ke jantung. Dari jantung O2 mengalir lewat arteri sistemik yang
tekanan O2 nya 104 mm hg menuju ke jaringan tubuh yang tekanan O2
nya 0 - 40 mm hg. Di jaringan, O2 ini akan dipergunakan. Dari
jaringan CO2 akan mengalir lewat vena sistemik ke jantung. Tekanan
CO2 di jaringan di atas 45 mm hg, lebih tinggi dibandingkan vena
sistemik yang hanya 45 mm Hg. Dari jantung, CO2 mengalir lewat
arteri pulmonalis yang tekanan O2 nya sama yaitu 45 mm hg. Dari
arteri pulmonalis CO2 masuk ke paru-paru lalu dilepaskan ke udara
bebas. Berapa minimal darah yang dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan oksigen pada jaringan? Setiap 100 mm3 darah dengan
tekanan oksigen 100 mm Hg dapat mengangkut 19 cc oksigen. Bila
tekanan oksigen hanya 40 mm Hg maka hanya ada sekitar 12 cc oksigen
yang bertahan dalam darah vena. Dengan demikian kemampuan
hemoglobin untuk mengikat oksigen adalah 7 cc per 100 mm3 darah.
Pengangkutan sekitar 200 mm3 C02 keluar tubuh umumnya berlangsung
menurut reaksi kimia berikut:1. 02 + H20 (karbonat anhidrase)
H2CO3Tiap liter darah hanya dapat melarutkan 4,3 cc CO2 sehingga
mempengaruhi pH darah menjadi 4,5 karena terbentuknya asam
karbonat.Pengangkutan CO2 oleh darah dapat dilaksanakan melalui 3
Cara yakni sebagai berikut.Karbon dioksida larut dalam plasma, dan
membentuk asam karbonat dengan enzim anhidrase (7% dari seluruh C2.
Karbon dioksida terikat pada hemoglobin dalam bentuk karbomino
hemoglobin (23% dari seluruh CO2).3. Karbon dioksida terikat dalam
gugus ion bikarbonat (HCO3) melalui proses berantai pertukaran
klorida (70% dari seluruh CO2). Reaksinya adalah sebagai
berikut.CO2 + H2O H2CO3 H+ + HCO-3Gangguan terhadap pengangkutan
CO2 dapat mengakibatkan munculnya gejala asidosis karena turunnya
kadar basa dalam darah. Hal tersebut dapat disebabkan karena
keadaan Pneumoni. Sebaliknya apabila terjadi akumulasi garam basa
dalam darah maka muncul gejala alkalosis.X. Energi Dan
PernafasanEnergi yang dihasilkan oleh proses pernapasan akan
digunakan untuk membentuk molekul berenergi, yaitu ATP (Adenosin
Tri Phospate). Selanjutnya,molekul ATP akan disimpan dalam sel dan
merupakan sumber energy utama untuk aktivitas tubuh. ATP berasal
dari perombakan senyawa organik seperti karbohidrat, protein dan
lemak. Gula (glukosa) dari pemecahan karbohidrat dalam tubuh diubah
terlebih dahulu menjadi senyawa fosfat yang dikatalisis oleh
bantuan enzim glukokinase. Selanjutnya senyawa fosfat diubah
menjadi asam piruvat dan akhirnya dibebaskan dalam bentuk HO dan CO
sebagai hasil samping oksidasi tersebut. Proses respirasi sel dari
bahan glukosa secara garis besar, meliputi tiga tahapan, yaitu
proses glikosis, siklus Krebs, dan transfer elektron.Pada pekerja
berat atau para atlit yang beraktivitas tinggi, pembentukan energy
dapat dilakukan secara anaerobic. Hal ini disebabkan bila tubuh
kekurangan suplai oksigen maka akan terjadi proses perombakan asam
piruvat menjadi asam laktat yang akan membentuk 2 mol ATP.XI.
Frekuensi PernafasanJumlah udara yang keluar masuk ke paru-paru
setiap kali bernapas disebut sebagai frekuensi pernapasan. Pada
umumnya,frekuensi pernapasan manusia setiap menitnya sebanyak 15-18
kali. Cepat atau lambatnya frekuensi pernapasan dipengaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya : Usia. Semakin bertambahnya usia
seseorang akan semakin rendah frekuensi pernapasannya.Hal ini
berhubungan dengan energy yang dibutuhkan. Jenis kelamin. Pada
umumnya pria memiliki frekuensi pernapasan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan wanita.Kebutuhan akan oksigen serta produksi
karbondioksida pada pria lebih tinggi dibandingkan wanita. Suhu
tubuh. Semakin tinggi suhu tubuh seseorang maka aka semakin cepat
frekuensi pernapasannya, hal ini berhubungan dengan penigkatan
proses metabolism yang terjadi dalam tubuh. Posisi atau kedudukan
tubuh. Frekuensi pernapasan ketika sedang duduk akan berbeda
dibandingkan dengan ketika sedang berjongkok atatu berdiri.Hal ini
berhubungan erat dengan energy yang dibutuhkan oleh organ tubuh
sebagai tumpuan berat tubuh. Aktivitas. Seseorang yang aktivitas
fisiknya tingi seperti olahragawan akan membutuhkan lebih banyak
energi daripada orang yang diamatau santai, oleh karena itu,
frekuensi pernapasan orang tersebut juga lebih tinggi. Gerakan dan
frekuensi pernapasan diatur oleh pusat pernapasan yang terdapat di
otak. Selain itu, frekuensi pernapasan distimulus oleh konsentrasi
karbondioksida (CO) dalam darah.XII. Gangguan Pada Sistem Respirasi
Sistem pernapasan manusia yang terdiri atas beberapa organ dapat
mengalami gangguan. Gangguan ini biasanya berupa kelainan atau
penyakit. Penyakit atau kelainan yang menyerang sistem pernapasan
ini dapat menyebabkannya proses pernapasan. Berikut adalah beberapa
contoh gangguan pada system pernapasan manusia. Emfisema, merupakan
penyakit pada paru-paru. Paru-paru mengalami pembengkakan karena
pembuluh darah nya kemasukan udara. Asma, merupakan kelainan
penyumbatan saluran pernapasan yang disebabkan oleh alergi, seperti
debu,bulu, ataupun rambut. Kelainan ini dapat diturunkan.Kelainan
ini juga dapat kambuh jika suhu lingkungan. Tuberkulosis (TBC),
merupakan penyakit paru-paru yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis. Bakteri tersebut menimbulkan bintil-bintil pada
dinding alveolus. Jika penyakit ini menyerang dan dibiarkan semakin
luas,dapat menyebabkan sel-sel paru-paru mati. Akibatnya paru-paru
akan kuncup atau mengecil. Hal tersebut menyebabkan para penderita
TBC napasnya sering terengah-engah. Infuenza (fu), merupakan
penyakit yang disebabkan oleh virus infuenza. Penyakit ini timbul
dengan gejala bersin-bersin, demam, dan pilek. Kanker paru-paru.
Penyakit ini merupakan salah satu paling berbahaya. Sel-sel kanker
pada paru-paru terus tumbuh tidak terkendali. Penyakit ini
lama-kelamaan dapat menyerang seluruh tubuh. Salah satu pemicu
kanker paru-paru adalah kebiasaan merokok. Merokok dapat memicu
terjadinya kanker paru-paru dan kerusakan paru-paru. Merokok dapat
menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran pernapasan dan
jaringan paru-paru. Misalnya, sel mukosa membesar (disebut
hipertrofi) dan kelenjar mukus bertambah banyak (disebut
hiperplasia). Dapat pula terjadi radang ringan, penyempitan saluran
pernapasan akibat bertambahnya sel sel dan penumpikan lendir, dan
kerusakan alveoli. Perubahan anatomi saluran pernapasan menyebabkan
fungsi paru-paru terganggu.BRONKOPNEUMONIA
DEFINISI
Bronkopneumonia adalah peradangan pada parenkim paru yang
melibatkan bronkus atau bronkiolus yang berupa distribusi berbentuk
bercak-bercak (patchy distribution) (Bennete, 2013). Pneumonia
merupakan penyakit peradangan akut pada paru yang disebabkan oleh
infeksi mikroorganisme dan sebagian kecil disebabkan oleh penyebab
noninfeksi yang akan menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan
gangguan pertukaran gas setempat (Bradley et al, 2011).
EPIDEMIOLOGI
Insiden penyakit ini pada Negara berkembang hamper 30% pada
anak-anak di bawah umur 5 tahun dengan risiko kematian yang tinggi,
sedangkan di Amerika pneumonia menunjukkan angka 13% dari seluruh
penyakit infeksi pada anak di bawah umur 2 tahun (Bradley et al
2011). ETIOLOGI
Penyebab bronkopneumonia yang biasa dijumpai adalah (Bradley et
al, 2011):
1. Faktor infeksia. Pada neonates: Streptococcus group B,
Respiratory Sincytial Virus (RSV)
b. Pada bayi:
1) Virus: Virus parainfluenza, virus influenza, Adenovirus, RSV,
Cytomegalovirus2) Organisme atipikal: Chlamidia trachomatis,
Pneumocytis3) Bakteri: Streptokokkus pneumoni, Haemofilus
influenza, Mycobacterium tuberculosa, Bordetellapertusisc. Pada
anak-anak:
1) Virus: Parainfluenza, Influenza Virus, Adenovirus, RSV
2) Organisme atipikal: Mycoplasma pneumonia3) Bakteri:
Pneumokokkus, Mycobacterium tuberculosisd. Pada anak besardewasa
muda:1) Organisme atipikal: Mycoplasma pneumonia, C. trachomatis2)
Bakteri: Pneumokokkus, Bordetella pertussis, M. tuberculosis2.
Faktor noninfeksiTerjadi akibat disfungsi menelan atau refluks
esophagus meliputi
a. bronkopneumonia hidrokarbon:terjadi oleh karena aspirasi
selama penelanan muntah atau sonde lambung (zat hidrokarbon seperti
pelitur, minyak tanah, dan bensin).
b. Bronkopneumonia lipoid:
Terjadi akibat pemasukan obat yang mengandung minyak secara
intranasal, termasuk jeli petroleum. Setiap keadaan yang mengganggu
mekanisme menelan seperti palatoskiziz, pemberian makanan dengan
posisi horizontal, atau pemaksaan pemberian makanan seperti ikan
pada anak yang sedang menangis. Keparahan penyakit tergantung pada
jenis minyak yang terinhalasi. Jenis minyak binatang yang
mengandung asam lemak tinggi bersifat paling merusak contohnya
seperti susu dan minyak ikan.
Selain faktor si atas, daya tahan tubuh sangat berpengaruh untuk
terjadinya bronkopneumonia. Menurut system imun pada
penderita-penderita penyakit yang berat seperti AIDS dan respon
imunitas yang belum berkembang pada bayi dan anak merupakan faktor
predisposisi terjadinya penyakit ini. KLASIFIKASI
Pembagian pneumonia sendiri pada dasarnya tidak ada yang
memuaskan, dan pada umumnya pembagian berdasarkan anatomi dan
etiologi. Beberapa ahli telah membuktikan bahwa pembagian pneumonia
berdasarkan etiologi terbukti secara klinis dan memberikan terapi
yang lebih relevan (Bradley et al, 2011). 1. Berdasarkan lokasi
lesi di paru
a. Pneumonia lobaris
b. Pneumonia interstitialisc. Bronkopneumonia
2. Berdasarkan asal infeksi
a. Pneumonia yang didapat dari masyarakat (community acquired
pneumonia=CAP)
b. Pneumonia yang didapat dari rumah sakit (hospital-based
pneumonia)3. Berdasarkan mikroorganisme peneybab:
a. Pneumonia bakteri
b. Pneumonia virus
c. Pneumonia mikoplasma
d. Pneumonia jamur
4. Berdasarkan karakteristik penyakit:a. Pneumonia tipikal
b. Pneumonia atipikal
5. Beradasarkan lama penyakit
a. Pneumonia akut
b. Pneumonia persisten
PATOGENESIS
Normalnya, saluran pernapasan steril dari daerah sublaring
sampai parenkim paru. Paru-paru dilindungi dari infeksi bakteri
melalui mekanisme pertahanan anatomis dan mekanis, dan faktor imun
local dan sistemik. Mekanisme pertahanan awal berupa filtrasi bulu
hidung, reflex batuk, dan mukosilier apparatus. Mekanisme
pertahanan lanjut berupa sekresi IgAlokal dan respon inflamasi yang
diperantarai leukosit, komplemen, sitokin, immunoglobulin,
makrofag, alveolar, dan imunitas yang diperantarai sel. Infeksi
paru terjadi bila satu atau lebih mekanisme di atas terganggu, atau
bila virulensi organism bertambah. Agen infeskius masuk ke saluran
napas bagian bawah melalui inhalasi atau aspirasi flora komensal
dari slauran napas bagian atas, dan jarang mellaui hematogen. Virus
dapat meningkatkan kemungkinan terjangkiynya infeksi saluran napas
bagian bawah dengan mempengaruhi mekanisme pembersihan dan respon
imun. Diperkirakan sekitar 25-75% anak dengan pneumonia bakteri
didahului dengan infeksi virus.Invasi bakteri ke parenkim paru
menimbulkan konsolidasi eksudatif jaringan ikat paru yang bias
lobular (bronkopneumonia), lobar, atau interstisiel. Pneumonia
bakteri dimulai dengan terjadinya hiperemi akibat pelebaran
pembuluh darah, eksudasi cairan intra-alveolar, penumpukan fibrin,
dan infiltrasi neutrofil, yang dikenal dengan stadium hepatisasi
merah. Konsolidasi jaringan menyebabkan penurunan compliance paru
dan kapasitas vital. Peningkatan aliran darah yang melewati paru
yang terinfeksi menyebabkan terjadinya pergeseran fisiologis
(ventilation-perfusion mismatching) yang kemudian menyebabkan
terjadinya hipoksemia. Selanjutnya desaturasi oksigen menyebabkan
peningkatan kerja jantung. Stadium berikutnya terutama diikuti
penumpukan fibrin dan disintegrasi progresif dari sel-sel inflamasi
(hepatisasi kelabu). Pada kebanyakan kasus, resolusi konsolidasi
terjadi setelah 8-10 hari dimana eksudat dicerna secara enzimatik
untuk selanjutnya direabsorbsi dan dikeluarkan melalui batuk.
Apabila infeksi bakteri menetap dan meluas ke kavitas pleura,
supurasi intrapleura menyebbakan terjadinya empiema. Resolusi dari
reaksi pleura dapat berlangsung secara spontan, namun kebanyakan
menyebabkan penebalan jaringan ikat dan pembentukan perlekatan
(Bennete, 2013).Secara patologis, terdapat 4 stadium pneumonia,
yaitu (Bradley et.al., 2011):
1. Stadium I (4-12 jam pertama atau stadium kongesti)
Disebut hiperemia, mengacu pada respon peradangan permulaan yang
berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi. Hal ini ditandai
dengan peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler di tempat
infeksi. Hiperemia ini terjadi akibat pelepasan mediator-mediator
peradangan dari sel-sel mast setelah pengaktifan sel imun dan
cedera jaringan. Mediator-mediator tersebut mencakup histamin dan
prostaglandin. Degranulasi sel mast juga mengaktifkan jalur
komplemen. Komplemen bekerja sama dengan histamin dan prostaglandin
untuk melemaskan otot polos vaskuler paru dan peningkatan
permeabilitas kapiler paru. Hal ini mengakibatkan perpindahan
eksudat plasma ke dalam ruang interstisium sehingga terjadi
pembengkakan dan edema antar kapiler dan alveolus. Penimbunan
cairan di antara kapiler dan alveolus meningkatkan jarak yang harus
ditempuh oleh oksigen dan karbondioksida maka perpindahan gas ini
dalam darah paling berpengaruh dan sering mengakibatkan penurunan
saturasi oksigen hemoglobin.
2. Stadium II (48 jam berikutnya)
Disebut hepatisasi merah, terjadi sewaktu alveolus terisi oleh
sel darah merah, eksudat dan fibrin yang dihasilkan oleh penjamu (
host ) sebagai bagian dari reaksi peradangan. Lobus yang terkena
menjadi padat oleh karena adanya penumpukan leukosit, eritrosit dan
cairan, sehingga warna paru menjadi merah dan pada perabaan seperti
hepar, pada stadium ini udara alveoli tidak ada atau sangat minimal
sehingga anak akan bertambah sesak, stadium ini berlangsung sangat
singkat, yaitu selama 48 jam.
3. Stadium III (3-8 hari berikutnya)
Disebut hepatisasi kelabu, yang terjadi sewaktu sel-sel darah
putih mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi. Pada saat ini
endapan fibrin terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan
terjadi fagositosis sisa-sisa sel. Pada stadium ini eritrosit di
alveoli mulai diresorbsi, lobus masih tetap padat karena berisi
fibrin dan leukosit, warna merah menjadi pucat kelabu dan kapiler
darah tidak lagi mengalami kongesti.
4. Stadium IV (7-11 hari berikutnya)
Disebut juga stadium resolusi, yang terjadi sewaktu respon imun
dan peradangan mereda, sisa-sisa sel fibrin dan eksudat lisis dan
diabsorsi oleh makrofag sehingga jaringan kembali ke strukturnya
semula.MANIFESTASI KLINIK
Pneumonia khususnya bronkopneumonia biasanya didahului oleh
infeksi saluran nafas bagian atas selama beberapa hari. Suhu dapat
naik secara mendadak sampai 39-400C dan mungkin disertai kejang
karena demam yang tinggi. Anak sangat gelisah, dispnu, pernafasan
cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung dan sianosis di
sekitar hidung dan mulut. Batuk biasanya tidak dijumpai pada awal
penyakit,anak akan mendapat batuk setelah beberapa hari, di mana
pada awalnya berupa batuk kering kemudian menjadi produktif
(Bennete, 2013).
Dalam pemeriksaan fisik penderita pneumonia khususnya
bronkopneumonia ditemukan hal-hal sebagai berikut (Bennete,
2013):
1. Pada inspeksi terlihat setiap nafas terdapat retraksi otot
epigastrik, interkostal, suprasternal, dan pernapasan cuping
hidung.
Tanda objektif yang merefleksikan adanya distres pernapasan
adalah retraksi dinding dada; penggunaan otot tambahan yang
terlihat dan cuping hidung; orthopnea; dan pergerakan pernafasan
yang berlawanan. Tekanan intrapleura yang bertambah negatif selama
inspirasi melawan resistensi tinggi jalan nafas menyebabkan
retraksi bagian-bagian yang mudah terpengaruh pada dinding dada,
yaitu jaringan ikat inter dan sub kostal, dan fossae supraklavikula
dan suprasternal. Kebalikannya, ruang interkostal yang melenting
dapat terlihat apabila tekanan intrapleura yang semakin positif.
Retraksi lebih mudah terlihat pada bayi baru lahir dimana jaringan
ikat interkostal lebih tipis dan lebih lemah dibandingkan anak yang
lebih tua.
Kontraksi yang terlihat dari otot sternokleidomastoideus dan
pergerakan fossae supraklavikular selama inspirasi merupakan tanda
yang paling dapat dipercaya akan adanya sumbatan jalan nafas. Pada
infant, kontraksi otot ini terjadi akibat head bobbing, yang dapat
diamati dengan jelas ketika anak beristirahat dengan kepala
disangga tegal lurus dengan area suboksipital. Apabila tidak ada
tanda distres pernapasan yang lain pada head bobbing, adanya
kerusakan sistem saraf pusat dapat dicurigai.
Pengembangan cuping hidung adalah tanda yang sensitif akan
adanya distress pernapasan dan dapat terjadi apabila inspirasi
memendek secara abnormal (contohnya pada kondisi nyeri dada).
Pengembangan hidung memperbesar pasase hidung anterior dan
menurunkan resistensi jalan napas atas dan keseluruhan. Selain itu
dapat juga menstabilkan jalan napas atas dengan mencegah tekanan
negatif faring selama inspirasi.
2. Pada palpasi ditemukan vokal fremitus yang simetris.
Konsolidasi yang kecil pada paru yang terkena tidak
menghilangkan getaran fremitus selama jalan napas masih terbuka,
namun bila terjadi perluasan infeksi paru (kolaps paru/atelektasis)
maka transmisi energi vibrasi akan berkurang.
3. Pada perkusi tidak terdapat kelainan
4. Pada auskultasi ditemukan crackles sedang nyaring.
Crackles adalah bunyi non musikal, tidak kontinyu, interupsi
pendek dan berulang dengan spektrum frekuensi antara 200-2000 Hz.
Bisa bernada tinggi ataupun rendah (tergantung tinggi rendahnya
frekuensi yang mendominasi), keras atau lemah (tergantung dari
amplitudo osilasi) jarang atau banyak (tergantung jumlah crackles
individual) halus atau kasar (tergantung dari mekanisme
terjadinya).
Crackles dihasilkan oleh gelembung-gelembung udara yang melalui
sekret jalan napas/jalan napas kecil yang tiba-tiba terbuka.
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Gambaran radiologis mempunyai bentuk difus bilateral dengan
peningkatan corakan bronkhovaskular dan infiltrat kecil dan halus
yang tersebar di pinggir lapang paru. Bayangan bercak ini sering
terlihat pada lobus bawah (Bennete, 2013).
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pada pemeriksaan laboratorium terdapat peningkatan jumlah
leukosit. Hitung leukosit dapat membantu membedakan pneumoni viral
dan bakterial. Infeksi virus leukosit normal atau meningkat (tidak
melebihi 20.000/mm3 dengan limfosit predominan) dan bakteri
leukosit meningkat 15.000-40.000 /mm3 dengan neutrofil yang
predominan. Pada hitung jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri
serta peningkatan LED. Analisa gas darah menunjukkan hipoksemia dan
hipokarbia, pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis
respiratorik. Isolasi mikroorganisme dari paru, cairan pleura atau
darah bersifat invasif sehingga tidak rutin dilakukan (Bennete,
2013).
KRITERIA DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan bila ditemukan 3 dari 5 gejala berikut
(Bradley et.al., 2011):
1. Sesak napas disertai dengan pernafasan cuping hidung dan
tarikan dinding dada
2. Panas badan
3. Ronkhi basah halus-sedang nyaring (crackles)
4. Foto thorax meninjikkan gambaran infiltrat difus
5. Leukositosis (pada infeksi virus tidak melebihi 20.000/mm3
dengan limfosit predominan, dan bakteri 15.000-40.000/mm3 neutrofil
yang predominan)
KOMPLIKASI
Komplikasi biasanya sebagai hasil langsung dari penyebaran
bakteri dalam rongga thorax (seperti efusi pleura, empiema dan
perikarditis) atau penyebaran bakteremia dan hematologi.
Meningitis, artritis supuratif, dan osteomielitis adalah komplikasi
yang jarang dari penyebaran infeksi hematologi (Bradley et.al.,
2011).
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan pneumonia khususnya bronkopneumonia pada anak
terdiri dari 2 macam, yaitu penatalaksanaan umum dan khusus (IDAI,
2012; Bradley et.al., 2011)
1. Penatalaksaan Umum
a. Pemberian oksigen lembab 2-4 L/menit sampai sesak nafas
hilang atau PaO2 pada analisis gas darah 60 torr.
b. Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi elektrolit.
c. Asidosis diatasi dengan pemberian bikarbonat intravena.
2. Penatalaksanaan Khusus
a. Mukolitik, ekspektoran dan obat penurun panas sebaiknya tidak
diberikan pada 72 jam pertama karena akan mengaburkan interpretasi
reaksi antibioti awal.
b. Obat penurun panas diberikan hanya pada penderita dengan suhu
tinggi, takikardi, atau penderita kelainan jantung
c. Pemberian antibiotika berdasarkan mikroorganisme penyebab dan
manifestasi klinis. Pneumonia ringan amoksisilin 10-25
mg/kgBB/dosis (di wilayah dengan angka resistensi penisillin tinggi
dosis dapat dinaikkan menjadi 80-90 mg/kgBB/hari).
Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan terapi :
1. Kuman yang dicurigai atas dasas data klinis, etiologis dan
epidemiologis
2. Berat ringan penyakit
3. Riwayat pengobatan selanjutnya serta respon klinis
4. Ada tidaknya penyakit yang mendasari
Pemilihan antibiotik dalam penanganan pneumonia pada anak harus
dipertimbangkan berdasakan pengalaman empiris, yaitu bila tidak ada
kuman yang dicurigai, berikan antibiotik awal (24-72 jam pertama)
menurut kelompok usia.
1. Neonatus dan bayi muda (< 2 bulan) :
a. ampicillin + aminoglikosid
b. amoksisillin - asam klavulanat
c. amoksisillin + aminoglikosid
d. sefalosporin generasi ke-3
2. Bayi dan anak usia pra sekolah (2 bl-5 thn)
a. beta laktam amoksisillin
b. amoksisillin - asam klavulanat
c. golongan sefalosporin
d. kotrimoksazol
e. makrolid (eritromisin)
3. Anak usia sekolah (> 5 thn)
a. amoksisillin/makrolid (eritromisin, klaritromisin,
azitromisin)
b. tetrasiklin (pada anak usia > 8 tahun)
Karena dasar antibiotik awal di atas adalah coba-coba (trial and
error) maka harus dilaksanakan dengan pemantauan yang ketat,
minimal tiap 24 jam sekali sampai hari ketiga. Bila penyakit
bertambah berat atau tidak menunjukkan perbaikan yang nyata dalam
24-72 jam ganti dengan antibiotik lain yang lebih tepat sesuai
dengan kuman penyebab yang diduga (sebelumnya perlu diyakinkan dulu
ada tidaknya penyulit seperti empyema, abses paru yang menyebabkan
seolah-olah antibiotik tidak efektif).
BAB IIILAPORAN KASUS
3.1 Identitas Pasien
Nama
: An. A
Jenis kelamin
: Laki-laki
Umur
: 15 bulan
Alamat
: Kidang, Kabupaten Lombok Tengah
Tanggal MRS
: 12 November 2013
Tanggal pemeriksaan: 13 November 2013
Diagnosis masuk
: Bronkopneumonia
No. RM
: 830072
3.2 Identitas Keluarga
Identitas IbuAyah
NamaNy. WTn. K
Umur25 tahun30 tahun
PendidikanSDSMP
PekerjaanPetaniPetani
3.3 Anamnesis (Heteroanamnesis)
Keluhan utama
Sesak napas
Riwayat penyakit sekarang
Anak datang dengan dikeluhkan sesak napas sejak 2
hariSMRS.Sesaktidak disertai suara ngik namun disertai dengan suara
seperti orang yang mengorok. Sesak akan bertambahberat jika pasien
duduk sehingga pasien lebih memilih tidur daripada duduk. Sesak
juga tidak dipengaruhi oleh suhu dan cuaca.Selain sesak pasien juga
mengeluhkan batuk yang disertai dahak namun sulit untuk mengelurkan
dahak.Batuk lebih sering dan suara dahaknya lebih terdenganr pada
pagi hari dan siang hari daripada malam hari.Selain itu pasien juga
dikeluhkan demam,sejak 3 hari SMRS. Demam naik turun.Nafsu makan
pasien berkurang, dan tampak lemas dan tidak bertenaga, pasien juga
tidak seaktif teman temannya dalam bermain. Sejak sakit pasien juga
dikeluhkan mengalami sariawan dilidah dan mulutnya, sariawan
dirsakan perih dan membuat pasien sering rewel dan tidak mau minum
ASI. BAB (+) dalam batas normal, frekuensi 1-2 kali/hari,
konsistensi lembek.BAK (+) dirasakan agak kurang dalam 2 hari ini,
frekuensi 3-4 kali/hari, warna kuning jernih, volume + 10-15
ml/BAK. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien sering mengalami batuk sebelumnya namun dengan pengobatan
di Puskesmas akan membaik dan baru pertama kali pasien mengalami
sesak.
Riwayat Penyakit KeluargaBatuk lama dalam keluarga disangkal
pasien
Riwayat asma atau alergi disangkaloleh ibu pasien
Riwayat Pengobatan
Saat mulai sesak pasien dibawa kedukun namun tidak membaik
kemudian berobat kepraktik spesialis dan dari spesialis dirujuk ke
RSUD Praya untuk mendapatkan perawatan Riwayatkehamilan
Pasien merupakan anak pertama. Selama mengandung pasien, ibunya
rajin memeriksakan kehamilan di posyandu, hampir setiap bulan,
>4 kali.Selama hamil, ibu mengaku tidak pernah sakit, tidak
pernah mengkonsumsi obat-obatan, maupun jamu-jamuan.Ibu hanya
pernah mengkonsumsi obat penambah darah yang didapat dari
posyandu.Berat badan ibu bertambah selama hamil.
Riwayat persalinan
Pasien lahir spontan di RSUD Praya, kurang bulan. Menurut ibu
pasien, pasien langsung menangis. Berat lahir 1.700 gram dan bayi
dirawat di NICU didalam incubator selama 1 minggu. Ibu pasien
menyangkal kalau pasien pernah kuning pada waktu dirawat di NICU
Riwayat imunisasi
Ibu pasien mengaku rajin membawa anaknya ke posyandu untuk
memperoleh imunisasi tiap bulannya sesuai jadwal.
Riwayatnutrisi
Pasien masih minum ASI sejak lahir sampai sekarang, menetek kuat
namun berkurang sejak sakit
Pasien tidak diberikan susu formula penambah ASI
Pasien diberikan makanan tambahan, setalah 6 bulan diberikan
bubur sun dan setelah umur 8 bulan diberikan nasi dengan lauk hanya
garam saja.Telur, ayam, daging dan sayur sayuran jarang diberikan
kepada pasien
Genogram
Riwayat social
Pasien tinggal bersama kedua orang tuanya ,bapak pasien seorang
perokok berat dan mengaku sering merokok didekat anaknya bahkan
saat memangkuanaknya. Ibu pasien memasak menggunakan kompor gas
dirumahnya. Tidak ada tetangga atau orang yang dekat rumah dengan
pasien menderita penyakit batuk lama.3.4 Pemeriksaan Fisik
Status generalis
Keadaan umum: lemah
Kesadaran
: Compos mentis Tanda vital
HR: 110 x/menit
RR: 39 x/menit
Suhu: 37,40 C
Penilaian pertumbuhan
Berat badan sekarang: 8 kg
Panjang badan
: 76cm
Status gizi
Menurut WHO
BB/PB : -3SD (kurus )
BB/U :< -2 SD >- 3 SD (Gizi kurang )
PB/U : < - 2 SD >-3 SD (Pendek ) Pemeriksaan fisik
umum
Kepala
Bentuk kepala: normocephali,Ubun ubun besar tertutup, kelainan
(-),
Mata: konjungtiva anemis (+), sklera ikterus (+), pupil isokor,
Refleks cahaya +/+, miosis (-), midriasis (-).
Telinga: bentuk normal, otore (-). Nyeri tekan tragus (-/-)
Hidung: pernapasan cuping hidung (+), rinore (-)
Mulut: Mukosa sianosis (-), mukosa kering (+) pucat(-).
Leher
Kaku kuduk (-), pembesaran kel. Tiroid (-) dan pembesaran KGB
(-)
Thoraks
Inspeksi:gerakan dinding dada simetris, retraksi suprasternal
(+), retraksi interkosta (+)retraksi subcosta (+).
Auskultasi: Cor: S1S2 tunggal regular, murmur (-), gallop (-).
Pulmo: vesikuler +/+, rh +/+, wh -/-, stridor (+) Abdomen
Inspeksi: distensi (-), pelebaran vena (-), massa (-) Auskultasi
: bisingusus normal
Perkusi : timpani (+) diseluruh lapang abdomen Palpasi : massa
(-), supel (+), nyeritekan (-), hepar- 1/3-1/3, lien tidak teraba.
EkstremitasEkstremitas atasEkstremitas bawah
Hangat+/++/+
Pucat+/++/+
Sianosis-/--/-
3.5 Resume
Anak laki-laki umur 15 bulan datangke IGD RSUD Praya dengan
membawa surat pengantar dari spesialis. Pasien dikeluhkan sesak
napas sejak 2 hari SMRS. Sesak tidak disertai suara ngik namun
disertai dengan suara seperti orang yang mengorok. Sesak akan
bertambah berat jika pasien duduk sehingga pasien lebih memilih
tidur daripada duduk. Selain sesak pasien juga mengeluhkan batuk
yang disertai dahak namun sulit untuk mengelurkan dahak. Batuk
lebih sering dan suara dahaknya lebih terdengar pada pagi hari
ketika pasien duduk. Selain itu pasien juga dikeluhkan demam, sejak
3 hari SMRS. Demam naik turun. Nafsu makan pasien berkurang, dan
tampak lemas dan tidak bertenaga, pasien juga tidak seaktif teman
temannya dalam bermain.
Pasien juga dikeluhkan mengalami sariawan di lidah dan mulutnya,
sariawan dirsakan perih dan membuat pasien sering rewel dan tidak
mau minum ASI BAB (+) dalam batas normal, frekuensi 1-2 kali/hari,
konsistensi lembek.BAK (+) dirasakan agak kurang dalam 2 hari ini,
frekuensi 3-4 kali/hari, warna kuning jernih, volume + 10-15
ml/BAK.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum lemah, aktivitas
menurun. Mata conjungtiva anemis (+) pernapasan cuping hidung (-),
mukosa mulut sianosis (-), kering (+), pucat(+). Thorax: retraksi
suprasternal (+), retraksi interkosta (+) retraksi subcosta (+).
Auskultasi: vesikuler +/+, rh +/+, wh -/-, abdomen: palpasihepar
1/3-1/3. Ekstremitas: akral hangat ++/++., pucat++/++
3.6 Diagnosis Sementara
Pneumonia
Anemia hipokromik mikrositik
3.7 Diagnosis Banding
Bronkhiolitis
3.8 Usulan Pemeriksaan
DL Hapusan darah tepi Rontgen dada
3.9 Hasil Pemeriksaan
Darah Lengkap 13 November 2013:
RBC
: 4,65 Hemoglobin : 6,80 gr%
Hct
: 23, 1% MCV
: 49,6 fl MCH
: 25,6 pg MCHC
: 29,5 g% WBC
: 28,4.103/mm3
Trombosit: 846.000/mm3
Gol. Darah: BRontgen thoraxtanggal 14 November 2013
Foto toraks AP tampak konsolidasi. Sudut kostofrenikus tajam,
sudut cardiofrenikus tajam. Ukuran jantung normal (CTR: 43 %).
Kesan: 3.10 Diagnosis Kerja Pneumonia berat dengan anemia
mikrositikhipokromik
3.11 Rencana terapi
O2 nasal kanul 1 lpm
Kebutuhan cairan:
Kabutuhan total: (100x8)
IVFD D51/4 NS 11 tetes per menit
Nebu NaCl Steroid: dexametason 3x 1/3 ampul
Cefotaxime2 x 400 mg Ambroxol syrup 3x 1 sendok teh Sanmolsirup1
sendokteh TransfusiPRC 250 cc Nystatin drops Observasi kondisi umum
dan tanda vital.
KIE keluarga:
Memberikan makanan yang banyak mengandung zat besi, telur,
daging dan lainnya
Menghindari merokok didekat pasien
Menghindar dari asap kendaraan
DAFTAR PUSTAKABayyinatul. 2010. Sistem Respirasi.
http://blog.uin-malang.ac.id/bayyinatul/2010/07/09/sistem-respirasi-pada-manusia-bagian-1/
(15 November 2013)Sadina. 2009. Sistem Pernafasan Pada Manusia.
http://blog.unila.ac.id/sadina/2009/10/01/sistem-pernapasan-pada-manusia/
(15 November 2013)Bennete M.J. 2013 Pediatric
Pneumonia.http://emedicine.medscape.com/article/967822-overview (15
November 2013)Bradley et al. 2011. The Management of Community
Acquired Pneumonia in Infants and Children Older than 3 Months of
Age: Clinical Practice by the Pediatric Infectious Diseases Society
and the Infectious Diseases Society of America. Clin. Infect
Disease 53 (7): 617-630
Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2012. Panduan Pelayanan Medis Ilmu
Kesehatan Anak. Jakarta: Penerbit IDAI
Ibu
Ayah
Pasien (15 bulan)