Laporan Kasus PanjangGEMELLI 1 + BCB KMK + ASFIKSIA NEONATORUM +
GAWAT NAPAS RINGAN EC. SUSP. PNEUMONIA NEONATAL
Oleh:Nama: FebriyanaNRI : 070111006Masa KKM : 21 Oktober - 29
Desember 2013
Supervisor Pembimbing:dr. Rocky Wilar, SpA (K)
PENDAHULUAN
BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAKFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
SAMRATULANGI MANADO2013
PENDAHULUAN
Berat badan merupakan salah satu indikator kesehatan bayi baru
lahir. Rerata berat bayi normal (usia gestasi 37-41 minggu) adalah
3200 gram. Hubungan antara umur kehamilan dan berat lahir
mencerminkan kecukupan pertumbuhan intra uterin.1Bayi Berat Badan
Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang dilahirkan dengan berat lahir
kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi.1 Sumber lain
mendefinisikan sebagai bayi dengan berat badan lahir dibawah
persentil 10 dari perkiraan berat menurut masa gestasi.2 Bayi BBLR
dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu : 3,41. Prematuritas
murniMasa gestasinya M2, T1>T2, P2>P1, A2>A1Batas jantung
kiri: linea midclavicularis sinistraBatas jantung kanan : linea
parasternalis dekstraBatas jantung atas : ICS II-IIIParu-paru:
Suara pernapasan bronkovesikuler, Rh -/-, Wh -/-Abdomen: Datar,
lemas, Bising usus (+) normal Hepar dan lien tidak teraba, tali
pusat terawatEkstremitas: Akral hangat, CRT < 3, sianosis
(-)Tulang belulang: deformitas (-)Otot-otot: eutrofiGenitalia:
normal, labia mayora (+), labia minora (+)Anus: Lubang
(+)Refleks-refleks: RP -/-. RF +/+ Refleks Moro (+) Refleks
Grasping (+) Refleks Rooting (+)
Skor Downess :RR1
Retraksi1
Sianosis0
Air entry0
Merintih 1
Skor Total3
Hasil Lab Darah LengkapPemeriksaanHasilSatuanNilai normal
Leukosit14300/mm35,0-10,0
Eritrosit4,27106/mm33,8-5,8
Hemoglobin13,9g/dL11,0-16,5
Hematokrit41,4%35,0-50,0
Trombosit255.000/mm3150-390
Ballard score : 39 38 40 mingguDiagnosis : Gemelli 1 + Bayi
Cukup Bulan Kecil Masa Kehamilan + asfiksia neonatorum + gawat
napas ringan ec.susp Pneumonia neonatalTerapi :- Berikan
kehangatan- Posisikan kepala- Bersihkan jalan napas- Rangsang
taktil- Keringkan tubuh - Rawat tali pusat- Injeksi Vit K 1 mg
(IM)- O2 Headbox 5-7 l/m- IVFD D10% 5-6 gtt/m (mikro)- Inj.
Amoxicilin 2 x 100 mg IV (ST)- Inj. Gentamicin 10 mg/36 jam IV-
Chloramphenicol ED 1 gtt ODS FOLLOW UPTanggal, 29 Oktober 2013 PH.
2, Umur 1 hari, BBL 2000 gr.Kel : Demam (-), sesak (+), intake
(-)KU : aktif (+), reflex (+)HR : 152 x/mnt, RR: 44 x/mnt, Sb:
36,20CSSP: pupil bulat isokor diameter 3mm-3mm, RC +/+, refleks
(+)CV: akral hangat CRT 3, sianosis (-), bising (-)RT: simetris,
retraksi (-), SP: bronkovesikuler, Rh-/-, Wh -/-GIT: cembung,
lemas, BU (+) normal, Hepar & Lien: ttb, tali pusat
terawatHemato: conj. An (-), scl ict (-)
Diagnosis : G1 + BCB KMK + riw. Asfiksia neonatorum + susp.
Pneumonia neonatalTerapi: O2 head box 5-8 L/mnt IVFD D 10% 200 cc +
Ca 9 cc (7-8 gtt/ menit) Inj.Amoxicilin 2 x 100 mg IV (2)
Inj.Gentamicin 10 mg/36 Jam IV (2) Susu 12 x 5-6 cc via NGT (30
cc/kgBB/hari)
Tanggal, 30 Oktober 2013 PH. 3, Umur 2 hari, BBL 2000 gr.Kel :
Demam (-), intak (+)KU : aktif (+), reflex (+)HR : 140 x/mnt, RR:
40 x/mnt, Sb: 36,50CSSP: pupil bulat isokor diameter 3mm-3mm, RC
+/+, refleks (+)CV: akral hangat CRT 3, sianosis (-), bising (-)RT:
simetris, retraksi (-), SP: bronkovesikuler, Rh-/-, Wh -/-GIT:
cembung, lemas, BU (+) normal, Hepar & Lien: ttb, tali pusat
terawatHemato: conj. An (-), scl ict (-)
Diagnosis : G1 + BCB KMK + riw. Asfiksia neonatorum + susp.
Pneumonia neonatalTerapi: O2 head box 5-8 L/mnt IVFD D 10% 165 cc +
D40% 16 cc + Ca 4 cc + AS 6% 34 cc + KCl 4 cc + NaCl 3% 12 cc
6gtt/m Inj.Amoxicilin 2 x 100 mg IV (3) Inj.Gentamicin 10 mg/36 Jam
IV (3) Susu 12 x 5-6 cc via NGT (30 cc/kgBB/hari) Pro: DL,
Diff.count, CRPFoto Thorax
DISKUSI
Diagnosis Gemelli 1 + Bayi Cukup Bulan Kecil Masa Kehamilan +
asfiksia neonatorum + gawat napas ringan ec. susp Pneumonia
neonatal pada kasus diatas, ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.Dari anamnesis pasien
merupakan bayi perempuan lahir pada tanggal 28 Oktober 2013, jam
20.13 WITA secara sectio caesarea atas indikasi gawat janin, dengan
berat badan lahir 2000 gram, panjang badan lahir 43 cm, APGAR score
3-5-7. Adapun faktor resiko sepsis dari pasien ini yaitu: Kehamilan
Ganda, Keputihan yang tidak diobati, dan APGAR score yang rendah (3
5 7). 8Menurut kurva Battaglia & Lubchenco pasien merupakan
bayi yang tergolong dalam bayi cukup bulan kecil masa kehamilan,
dimana bayi lahir pada kehamilan usia 39 40 minggu dengan berat
badan lahir 2000 gram. Skor Ballard untuk pasien ini adalah 39
38-40 minggu. Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan
berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi.
1,2BBLR dapat digolongkan sebagai berikut :a. Prematuritas
murniAdalah masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat
badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi itu atau
biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan.
Kelompok BBLR ini sering mendapatkan penyulit dan komplikasi akibat
kurang matangnya organ karena masa gestasi yang kurang.b.
DismaturitasAdalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat
badan seharusnya untuk masa gestasi itu. Berarti bayi mengalami
retardasi pertumbuhan intrauterin dan merupakan bayi yang kecil
untuk masa kehamilannya.1,3 Penyebab dismaturitas adalah setiap
keadaan yang menganggu pertukaran zat antara ibu dan janin
(gangguan suplai makanan pada janin). Dismaturitas dihubungkan
dengan keadaan medik yang menggangu sirkulasi dan insufisiensi
plasenta, pertumbuhan dan perkembangan janin, atau kesehatan umum
dan nutrisi ibu.4,5.Faktor dari janin yang dapat mempengaruhi
terjadinya BBLR yaitu: cacat bawaan, kehamilan ganda, hidramnion,
ketuban pecah dini, kelainan kromosom. Pada kehamilan ganda, berat
badan janin pada kehamilan kembar lebih ringan dari pada janin pada
kehamilan tunggal pada umur kehamilan yang sama. Sampai kehamilan
30 minggu kenaikan berat badan janin kembar sama dengan janin
kehamilan tunggal. Setelah itu kenaikan berat badan lebih kecil,
mungkin karena regangan yang berebihan menyebabkan peredaran darah
pasenta kurang. Umumnya berat badan bayi yang baru lahir pada
kehamilan kembar kurang dari 2500 gram.9Pada saat lahir bayi tidak
langsung menangis dan nilai APGAR score menit pertama 3, menit
kelima 5 dan menit ke sepuluh 7. Asfiksia neonatorum adalah keadaan
bayi baru lahir yang gagal bernafas secara spontan dan teratur
segera setelah lahir. Menurut American College of Obstetricans and
Gynecologists (ACOG) dan American Academy of Pediatrics (AAP),
seorang neonatus disebut mengalami asfiksia bila memenuhi kondisi
sebagai berikut. a. Nilai Apgar menit kelima 0-3. b. Adanya
asidosis pada pemeriksaan darah tali pusat (pH 60 kali/menit,
sianosis, retraksi epigastrium, intercostal space, supra sternal,
supra clavicular dan expiratory grunting. Sesak napas merupakan
kumpulan gejala klinis yang menunjukkan bahwa bayi mengalami
kesulitan bernapas. Terdapat 4 gejala klinis yang penting, yaitu
:21. Takipneu, yaitu laju napas lebih dari 60 kali per menit2.
Sianosis sentral, yaitu lidah biru pada udara kamar3. Retraksi,
yaitu tarikan pada sela iga dan dada pada saat inspirasi4.
Grunting, suara merintih yang terdengar pada saat ekspirasiBayi
dikatakan mengalami sesak napas bila minimal terdapat dua dari
gejala klinis di atas.1,2,3,12
Kriteria RDS menurut DownessParameterNilai
012
Grunting Tidak adaStetoskopJelas
PCHTidak AdaTidak jelasJelas
Retraksi :ICSCXyphoid Tidak jelasTidak jelasTidak jelasTidak
jelasTidak jelasTidak jelasJelasJelasJelas
Penilaian :1-3: Sesak napas ringan4-6: Sesak napas sedang7-10 :
Sesak napas beratPenatalaksanaan terhadap pasien yaitu diberikan O2
Headbox 5-7 l/m. Diberikan juga kombinasi antibiotika golongan
Amoxicilin dosis 50mg/kgBB/kali diberikan 2 dosis i.v, dan dosis
Gentamisin 5 mg/kgBB/36 jam. Pemilihan antibiotik dalam
penatalaksanaan memerlukan pertimbangan yang matang. Pemilihan
spektrum antibiotik harus ditetapkan dengan tepat sesuai dengan
pola kuman yang ditemukan. 10 WHO merekomendasikan pemberian
ampisilin (50 mg / kg) setiap 12 jam pada minggu pertama kehidupan
dan setiap delapan jam dari 2-4 minggu, ditambah dosis harian
tunggal gentamicin. alternatif lini pertama untuk ampicillin,
benzilpenisilin atau amoxicillin, dan alternatif untuk gentamisin
adalah kanamisin atau streptomisin. Jika terdapat bukti kuat
infeksi staphylococcal (pustula kulit, selulitis, infeksi tali
pusat, pneumatocoeles, atau empiema), kloksasilin atau
flukloksasilin, di mana ini tersedia, boleh menggantikan
ampicillin.13Direncanakan untuk pemeriksaan X- Foto Thorax.
Pemeriksaan rontgen paru memegang peranan yang sangat penting dalam
menentukan diagnosis Pneumonia neonatal yang tepat. Disamping itu
pemeriksaan juga bermanfaat guna menyingkirkan kemungkinan penyakit
lain. selain itu direnacanakan pula untuk pemeriksaan C-reactive
protein. ). Neonatus mempunyai risiko tinggi terhadap terjadinya
sepsis disebabkan sistem imun belum sempurna 14,15. Protein
C-reaktif (C-reactive protein=CRP) adalah suatu globulin yang
disintesis oleh sel hepatosit dan disekresi ke dalam darah. Kadar
CRP akan meningkat bila terjadi respons inflamasi lokal atau
sistemis, dan lebih spesifik pada penyakit infeksi neonatal seperti
sepsis neonatorum dan meningitis.16
DAFTAR PUSTAKA
1. Dalmanik Sylvia M. Klasifikasi Bayi Menurut Berat Lahir dan
Masa Gestasi. Dalam : Kosim E, Yunanto A, Dewi R, Sarosa G, Usman A
(Eds) Buku Ajar Neonatologi. Jakarta : Badan Penerbit IDAI 2008 ;
11-30. 2. Stoll Barbara, Chapman. The High-Risk Infant, In :
Kliegman RM, Behrman RE, Jenson HB, Stanton BF(Eds) Nelsons
Textbook of Pediatrics. 18th Ed. Philadelphia : Saunders, 2007 ;
701-10.3. Hasan R, Alatas H. Perinatologi. Dalam: Ilmu Kesehatan
Anak 3; edisi ke-4. Jakarta : FKUI, 1985;1051-7.4. Arifuddin J,
Palada P. BBLR-LBW. Dalam : Perinatologi dan Tumbuh Kembang.
Jakarta : FKUI, 2004;9-11.5. Behrman, RE, Kliegman RM. The Fetus
and the Neonatal Infant, In : Kliegman RM, Behrman RE, Jenson HB,
Stanton BF(Eds) Nelson Textbook of pediatrics; 18 th ed.
Philadelphia: Saunders. 2007; 550-8.6. Wiknjosastro H, Saifuddin
AB. Bayi Berat Lahir Redah. Dalam: Wiknjosastro H, Saifuddin AB,
Rachimhadhi T (Eds) Ilmu Kebidanan; edisi ke-3. Jakarta : yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2008;771-83.7. Pencegahan dan
penatalaksanaan asfiksia neonatorum. Departemen kesehatan republik
Indonesia, 2008;3-5.8. Wilar R, Kumalasari E, Suryanto D, Gunawan
S. Faktor Risiko Sepsis Awitan Dini. Sari Pediatri. 2010; 12(4):
265-9.9. Budjang, Rahma. Bayi dengan berat badan lahir rendah.
Dalam : Ilmu Kebidanan Edisi ketiga. Jakarta: Yayasan bina pustaka
sarwono prawiroharjo. 2008; 771-84.10. Dharmasetiawani, Nani.
Asfiksia dan resusitasi bayi baru lahir. Dalam : Kosim E, Yunanto
A, Dewi R, Sarosa G, Usman A (Eds) Buku Ajar Neonatologi. Jakarta :
Badan Penerbit IDAI 2008; 103-25.11. Aminullah, Asril. Sepsis pada
bayi baru lahir. Dalam: Dalam : Kosim E, Yunanto A, Dewi R, Sarosa
G, Usman A (Eds) Buku Ajar Neonatologi. Jakarta : Badan Penerbit
IDAI 2008; 170-85.12. Rusmawati A, Haksari E, Naning R. Downes
score as a clinical ssassessment for hypoxemia in neonates with
respiratory distress. Paediatrica Indonesiana. 2008;48(6):342-5.13.
Hua Wang, Jun Tang, Ying Xiong et al. Neonatal community-acquired
pneumonia: Pathogens and treatment. Journal of Paediatrics and
Child Health. 2010;46(11):66872.14. Hofer N, Zacharias E, Mller W,
Resch B. An update on the use of C-reactive protein in early-onset
neonatal sepsis: current insights and new tasks. Neonatology.
2012;102(1):25-3615. Aydin B, Dilli D, Zencirolu A, Kaya O,
Bilalolu E, Okumu N, Beken S. Comparison of a rapid bed-side test
with a central laboratory analysis for C-reactive protein in
newborn infants with suspicion of sepsis. Clin Lab.
2013;5(10):1045-51. 16. Setal B Chauhan, Viren Vaghasia, Bimal B
Chauhan. C-Reactive Protein (CRP) in Early Diagnosis of Neonatal
Septicemia. Natl J Med Res. 2012; 2(3): 276-8.