Top Banner
LAPORAN KASUS “RETINOPATI DIABETIK” Pembimbing : dr. Freddy W Arsyad,Sp,M Disusun oleh : Sanitya Dwiyuli (1310221008) RSPAD Gatot Soebroto Jakarta
79

Laporan Kasus Mata SANI

Apr 14, 2016

Download

Documents

Bumble Melati

CXGFG
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Laporan Kasus Mata SANI

LAPORAN KASUS“RETINOPATI DIABETIK”

Pembimbing : dr. Freddy W Arsyad,Sp,MDisusun oleh : Sanitya Dwiyuli (1310221008)RSPAD Gatot Soebroto Jakarta

Page 2: Laporan Kasus Mata SANI

IDENTITAS Nama : Ny. K Jenis Kelamin : Perempuan Usia : 73 tahun Alamat : Rawa Sari Pekerjaan : Pensiunan PNS Tgi. Pemeriksaan : 28 Oktober 2014

Page 3: Laporan Kasus Mata SANI

ANAMNESA Keluhan Utama :

Penglihatan pada mata kiri buram secara perlahan sejak 6 bulan yang lalu dan tidak disertai mata merah

Keluhan Tambahan :Mata kanan juga mengalami keluhan serupa namun tidak separah pada mata kiri

Page 4: Laporan Kasus Mata SANI

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG Pasien mengeluhkan penglihatan mata kiri

semakin menurun selama 2 bulan terakhir ini.

Penglihatan buram/kabur timbul secara tiba – tiba dan semakin lama semakin menurun.

Pandangan kabur digambarkan seperti ada yang menghalangi pada bagian tengah mata.

Page 5: Laporan Kasus Mata SANI

Keluhan pasien tidak disertai dengan mata merah ataupun nyeri pada matanya.

Pasien mengaku tidak memiliki keluhan melihat seperti ada benda yang berterbangan yang mengikuti arah gerak mata.

Pasien juga mengatakan tidak merasa penglihatannya menjadi lebih silau jika terkena sinar/cahaya.

Page 6: Laporan Kasus Mata SANI

Pasien menyangkal mempunyai keluhan sering menbrak saat berjalan.

Pasien mengaku tidak memiliki keluhan melihat seperti ada kabut atau pelangi pada matanya.

Riwayat nyeri hebat pada mata yang disertai dengan mual – muntah, sakit kepala disangkal.

Page 7: Laporan Kasus Mata SANI

Pasien merupakan penderita diabetes melitus sejak berusia 40 tahun . Pasien menggunakan obat antidiabetes metformin sebagai pengobatan diabetes melitusnya. Dan juga pasien mengatakan gula darah terakhirnya 148 mg/dl .

Pasien juga mempunyai riwayat hipertensi sejak 10 tahun yang lalu dan terkontrol.

Pasien menyangkal mempunyai riwayat pemakaian obat tetes mata atau konsumsi obat dalam waktu lama.

Page 8: Laporan Kasus Mata SANI

Riwayat Operasi : Pasien mengatakan bahwa dia 3 minggu yang

lalu melakukan operasi katarak pada mata kanannya. Namun sampai saat ini penglihatan pasien masih buram.

± 2 tahun yang lalu pasien melakukan operasi pada mata kirinya. Namun sampai saat ini penglihatan masih buram.

Page 9: Laporan Kasus Mata SANI

PEMERIKSAAN FISIK

Page 10: Laporan Kasus Mata SANI

Keadaaan Umum : Baik Kesadaran : Compos Mentis Tanda – Tanda Vital : TD : 135/90 mmHg N : 84x/m RR : 18 x/m S : Afebris Kepala : Normocephal, tidak terdapat

deformitas Telinga : Discharge (-)

Page 11: Laporan Kasus Mata SANI

Hidung : Deviasi septum (-), epistaksis (-), discharge (-)

Mulut : Sianosis (-), pucat (-) Leher : Pembesaran KGB (-) Thoraks

Jantung : BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-) Paru : Suara napas dasar vesikuler (+), rhonki (-),

wheezing (-) Abdomen : Datar, supel, nyeri tekan (-)

Page 12: Laporan Kasus Mata SANI

STATUS OFTALMOLOGIKUS Visus

Keterangan OD OSTajam Penglihatan

0,6 f 0,2 f

Koreksi - -

Addisi - -

Distansia pupil 60/58

Kacamata lama - -

Page 13: Laporan Kasus Mata SANI

Kedudukan Bola Mata

Keterangan

OD OS

Eksoftalmus Tidak ada Tidak ada

Endoftalmus Tidak ada Tidak ada

Deviasi Tidak ada Tidak ada

Gerakan bola mata

Baik ke segala arah

Baik ke segala arah

Page 14: Laporan Kasus Mata SANI

Supra Silia

Keterangan OD OS

Warna Hitam Hitam

Letak Simetris Simetris

Page 15: Laporan Kasus Mata SANI

Konjungtiva Palpebra Superior dan InferiorKeterangan OD OSEdema Tidak ada Tidak adaNyeri tekan Tidak ada Tidak adaEktropion Tidak ada Tidak adaEntropion Tidak ada Tidak adaBlefarospasme Tidak ada Tidak adaTrikiasis Tidak ada Tidak adaSikatriks Tidak ada Tidak adaFissura Palpebra 11 mm 11 mmHordeolum Tidak ada Tidak adaKalazion Tidak ada Tidak adaPtosis Tidak ada Tidak ada

Page 16: Laporan Kasus Mata SANI

Konjungtiva Tarsalis Superior dan Inferior

Keterangan

OD OS

Hiperemis Tidak ada Tidak adaFolikel Tidak ada Tidak adaPapil Tidak ada Tidak adaSikatriks Tidak ada Tidak adaAnemia Tidak ada Tidak adaKemosis Tidak ada Tidak ada

Page 17: Laporan Kasus Mata SANI

Konjungtiva Bulbi

Keterangan OD OSInjeksi konjungtiva Tidak ada Tidak adaInjeksi siliar Tidak ada Tidak adaPerdarahan subkonjungtiva

Tidak ada Tidak ada

Pterigium Tidak ada Tidak adaPinguekula Tidak ada Tidak adaNevus Pigmentosus

Tidak ada Tidak ada

Kista Dermoid Tidak ada Tidak ada

Page 18: Laporan Kasus Mata SANI

Sistem Lakrimalis

Sklera

Keterangan OD OSPunctum Lakrimal Terbuka TerbukaTes anel Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Keterangan

OD OS

Warna Putih PutihIkterik - -

Page 19: Laporan Kasus Mata SANI

Kornea

Keterangan

OD OS

Kejernihan Jernih JernihPermukaan Licin LicinUkuran 12 mm 12 mmSensibilitas Baik BaikInfiltrat Tidak ada Tidak adaUlkus Tidak ada Tidak adaPerforasi Tidak ada Tidak adaArkus Senilis Tidak ada Tidak adaEdema Tidak ada Tidak adaTes Placido Regular Regular

Page 20: Laporan Kasus Mata SANI

Bilik mata depan

Keterangan

OD OS

Kedalaman Dalam DalamKejernihan Jernih JernihHifema Tidak ada Tidak adaHipopion Tidak ada Tidak adaEfek Tyndall - -

Page 21: Laporan Kasus Mata SANI

Iris

Pupil

Keterangan

OD OS

Warna Coklat CoklatKripte Jelas JelasBentuk Bulat BulatSinekia Tidak ada Tidak adaKoloboma Tidak ada Tidak ada

Keterangan OD OSLetak Di Tengah Di TengahBentuk Bulat BulatUkuran 3 mm 3 mmRefleks cahaya langsung Positif Positif

Refleks cahaya tidak langsung

Positif Positif

Page 22: Laporan Kasus Mata SANI

Lensa

Badan Kaca

Keterangan OD OSKejernihan Jernih JernihLetak Di tengah Di tengahShadow tes Negatif Negatif

Keterangan OD OSKejernihan Sulit di nilai Sulit di nilai

Page 23: Laporan Kasus Mata SANI

Fundus Okuli

Keterangan OD OReflex fundus + +PapilBentuk Bulat BulatBatas Tegas TegasWarna Kuning

kemerahanKuning

kemerahanMakula luteaRefleks Tidak terlihat Tidak terlihatEdema Tidak terlhat Tidak terlihatRetinaPerdarahan + +CD Ratio 0,3 0,3Ratio AV 1:3 1:3Sikatriks Tidak ada Tidak ada

Page 24: Laporan Kasus Mata SANI

Palpasi

Kampus Visi

Keterangan

OD OS

Nyeri tekan Tidak ada Tidak adaMassa tumor Tidak ada Tidak adaTensi okuli (palpasi)

Normal /palpasi N+0

Non Contact Tonometri

16,2 13,2

Tonometri Schiotz (5,5 g) 5,0 17,3 5,5 15,9

Keterangan

OD OS

Tes Konfrontasi Sama dengan pemeriksa

Sama dengan pemeriksa

Page 25: Laporan Kasus Mata SANI

RESUME Pasien wanita , Ny. K, berusia 73 tahun

datang dengan keluhan Penglihatan pada mata kiri buram secara perlahan sejak 6 bulan terakhir tanpa disertai mata merah. Pandangan buram mulai memburuk sejak 2 bulan terakhir. Pasien juga mengatakan mata kanannya buram namun tidak seberat jika dibandingkan dengan mata kiri. Penglihatan buram digambarkan oleh pasien seperti ada yang menghalangi pada bagian tengah.

Page 26: Laporan Kasus Mata SANI

Penglihatan seperti ada benda yang berterbangan mengikuti arah gerak mata atau berasap atau berkabut maupun mata terasa silau jika terkena cahaya disangkal oleh pasien. Pasien juga menyangkal adanya nyeri, mata merah dan sakit pada mata

Page 27: Laporan Kasus Mata SANI

Pasien juga menyangkal adanya nyeri, mata merah dan sakit pada mata.

Pasien mempunyai riwayat diabetes melitus sejak berusia 40 tahun dengan DM terkontrol dan pasien juga mempunyai riwayat hipertensi sejak 10 tahun yang lalu dengan hipertensi terkontrol.

Page 28: Laporan Kasus Mata SANI

Riwayat operasi : 3 minggu yang lalu melakukan operasi katarak pada mata kanannya. Namun sampai saat ini penglihatan pasien masih buram. Dan ± 2 tahun yang lalu pasien dioperasi katarak pada mata kirinya, namun sampai saat ini penglihatan pasien masih buram.

Page 29: Laporan Kasus Mata SANI

Pada pemeriksaan fisik ditemukan, : pada mata kanan (OD) visus 0,6 f ,

mata kiri (OS) 0,2 f. Tidak terdapat kekeruhan pada lensa. Dari pemeriksaan funduskopi didapatkan refleks fundus (+), bentuk papil bulat dengan batas tegas dan berwarna kuning kemerahan, CD ratio 0.3, AV ratio 1:3, Perdarahan (+), Eksudat(+). Pada pasien tidak didapatkan adanya penurunan luas lapang pandang

Page 30: Laporan Kasus Mata SANI

Diagnosis Kerja : Retinopati diabetes Non Proliferatif

ODS Pseudofakia ODS

Diagnosa Banding : Retinopati diabetes Proliferatif

Page 31: Laporan Kasus Mata SANI

PENATALAKSANAAN Edukasi kepada pasien tentang penyakit

retinopat diabetik Mengontrol gula darah dan tekanan darah

yang bertujuan untuk mengurangi progresifitas penyakit dengan menggunakan obat –oba tan dan dan perubahan gaya hidup serta disarankan juga agar pasien kontrol ke dokter bagian ilmu penyakit dalam.

Page 32: Laporan Kasus Mata SANI

Prognosis :Okuli Dekstra Okuli

Sinistra Ad Vitam : Dubia ad bonamDubia ad

bonam Ad Fungsitionam : Dubia ad malamDubia ad

malam Ad Sanationam : Dubia ad malamDubia ad

malam

Page 33: Laporan Kasus Mata SANI

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Page 34: Laporan Kasus Mata SANI

ANATOMI RETINA

Page 35: Laporan Kasus Mata SANI
Page 36: Laporan Kasus Mata SANI

RETINOPATI DIABETIK DM merupakan penyakit kronik degeneratif

tersering dengan angka morbiditas dan mortilitas yang tinggi di dunia

Penyakit mata yang disebabkan karena DM ; Retinopati diabetik Katarak Glaukoma

Page 37: Laporan Kasus Mata SANI

Retinopati Diabetes merupakan salah satu komplikasi penyakit diabetes.

Komplikasi tersebut berupa kerusakan pada bagian retina mata yang akan berdampak langsung pada terganggunya penglihatan penderita dan apabila terlambat ditangani akan menyebabkan penderita mengalami kebutaan permanen.

Page 38: Laporan Kasus Mata SANI
Page 39: Laporan Kasus Mata SANI

Epidemiologi : 40% - 80 % pada pasien DM Timbul setelah 5 – 15 tahun mempunyai riwayat

DM Lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan

laki – laki Ditemukan pada 24 – 40% pasien DM <5 tahun

dan meningkat hingga 53– 84% setelah menderita DM selama 15 – 20 tahun

Page 40: Laporan Kasus Mata SANI

KEADAAN YANG MEMPERBERAT : Arteriosklerosis dan hipertensi arteri Hipoglikemia atau trauma Hiperlipoproteinemia dapat mempengaruhi

arteriosklerosis. Kehamilan pada penderita diabetes yuvenilis

yang tergantung pada insulin dapat menimbulkan perdarahan dan proliferasi.

Page 41: Laporan Kasus Mata SANI

FAKTOR RISIKO : Diabetes Ras Kondisi Medis Wanita hamil

Page 42: Laporan Kasus Mata SANI

Hiperglikemia memicu

terbentuknya reactive oxygen

intermediates (ROIs) dan advanced

flycation endproducts(AGEs)

ROIs dan AGEs merusak perisit dan endotel PD serta

merangsang pelepasan faktor vasoaktif seperti nitric oxide (NO), prostasiklin, IGF-

1,dan endotelin

PATOFISIOLOGI

Kerusakan

Page 43: Laporan Kasus Mata SANI

Hiperglikemia kronik

mengaktivasi jalur poliol

Meningkatkan glikosilasi

dan ekspresi aldose

reduktase

Akumulasi sorbitol

Glikosilasi dan akumulasi sorbitol

mengakibatkan kerusakan endotel PD dan disfungsi enzim

endotel

Page 44: Laporan Kasus Mata SANI

Hiperglikemia mengaktivasi

transduksi sinyal interselular protein

kinase C (PKC)

PKC mengaktivasi Vascular endothelial growth factor

( VEGF) dan faktor pertumbuhan lain

VEGF menstimulasi ekspresi intracellular adhesion molecule-1

(ICAM-1)

Memicu terbentuknya ikatan antara leukosit dan

endotel PD

Kerusakan sawar darah retina serta

trombosis dan oklusi kapiler retina

Page 45: Laporan Kasus Mata SANI

Ketiga jalur tersebut menimbulkan gangguan sirkulasi ,hipoksia dan inflamasi pada retina.

Hipoksia ekspresi faktor angiogenik yang berlebihan sehingga merangsang pembentukan PD baru.

PD baru ini memiliki kelemahan membran basalis, defisiensi taut kedap antarsel endotel dan kekurangan jumlah perisitnya.

Terjadi kebocoran protein plasma dan perdarahan di dalam retina dan vitreous.

Page 46: Laporan Kasus Mata SANI

MANIFESTASI KLINIS Gejala :

Floaters Penglihatan kabur Distorsi Hilangnya ketajaman visual progresif

Page 47: Laporan Kasus Mata SANI

Tanda : Microaneurisma Dot and blot perdarahan Hard eksudat Cotton wool spot / soft eksudat Edema retina Venous loop dan venous beading Neovaskular Edema makula

Page 48: Laporan Kasus Mata SANI

HARD EKSUDAT DAN HEMORRHAGE

Page 49: Laporan Kasus Mata SANI

COTTON WOOL SPOT DAN NEOVASKULARISASI

Page 50: Laporan Kasus Mata SANI

KLASIFIKASI

Page 51: Laporan Kasus Mata SANI

NON PROLIFERATIF RETINOPATI DIABETIK(NPDR) Merupakan kelainan patologi paling

dini pada retinopati diabetik. Retinopati diabetik adalah suatu

mikroangiopati progressif yang ditandai oleh kerusakan dan sumbatan – sumbatan pembuluh – pembuluh kecil.

Retinopati nonproliferative dapat berkembang melalui tiga tahap (ringan, sedang, dan berat)

Page 52: Laporan Kasus Mata SANI

Stadium pada retinopati diabetik non proliferatif :Mild: Ditandai dengan kehadiran minimal 1

microaneurysm.Moderat: Termasuk adanya perdarahan,

mikroaneurisma, dan hard eksudat.Berat (4-2-1): Ditandai dengan perdarahan

dan mikroaneurisma di 4 kuadran, dengan manik-manik vena dalam setidaknya 2 kuadran dan kelainan mikrovaskuler intraretinal dalam setidaknya 1 kuadran

Page 53: Laporan Kasus Mata SANI

PROLIFERATIF RETINOPATI DIABETIK (PDR) Retinopati diabetik proliferatif merupakan

komplikasi mata yang paling berat pada diabetes melitus

Retinopati diabetik proliferatif gejala awal ditandai oleh adanya pembuluh – pembuluh baru pada diskus optikus (NVD) atau dibagian retina manapun (NVE).

Page 54: Laporan Kasus Mata SANI

Neovaskularisasi: Hallmark of PDR Perdarahan Preretinal: Tampil sebagai

kantong darah dalam ruang potensial antara retina dan wajah posterior hyaloid; sebagai kolam darah dalam ruang ini, perdarahan mungkin muncul berbentuk perahu

Page 55: Laporan Kasus Mata SANI

Perdarahan ke dalam vitreous: Dapat muncul sebagai kabut difus atau sebagai gumpalan bekuan darah di dalam gel

Fibrovascular proliferasi jaringan: Biasanya terlihat terkait dengan kompleks neovascular.

Traksi ablasio retina: Biasanya muncul tented up, bergerak, dan cekung

edema makula

Page 56: Laporan Kasus Mata SANI

MAKULOPATI Makulopati diabetik bermanifestasi sebagai

penebalan atau edema retina setempat atau difus, yang terutama disebabkan karena kerusakan sawar darah retina pada tingkat endotel kapiler retina yang menyebabkan terjadinya kebocoran cairan dan konstituen plasma ke retina sekitarnya

Page 57: Laporan Kasus Mata SANI
Page 58: Laporan Kasus Mata SANI

DIAGNOSIS Metode diagnostik terkini yang disetujui oleh

American Academy of Ophthalmology (AAO) adalah fundus photography.

Pemeriksaan penunjang lainnya : Pemeriksaaan oftalmoskop direk dan indirek Foto fundus digital OCT Angiografi Fluoresein

Page 59: Laporan Kasus Mata SANI

Klasifikasi

Retinopati

Diabetik

Tanda Pada Pemeriksaan Mata

Derajat 1 Tidak terdapat retinopati

Derajat 2 Hanya terdapat mikroaneurisma

Derajat 3 Retinopati DM non-proliferatif derajat ringan - sedang

yang ditandai oleh mikroaneurisma dan satu atau lebih

tanda: • Venous loops - Soft eksudat

• Perdarahan - Venous Beading

• Hard exudate

-Intraretinal microvascular abnormalities (IRMA)

SISTEM KLASIFIKASI RETINOPATI DM BERDASARKAN ETDRS

Page 60: Laporan Kasus Mata SANI

Klasifikasi Retinopati

Diabetik

Tanda Pada Pemeriksaan

Mata

Derajat 4 Retinopati DM non-proliferatif

derajat sedang-berat yang

ditandai oleh:

• Perdarahan derajat sedang-

berat

• Mikroaneurisma

• IRMA

Derajat 5 Retinopati DM proliferatif yang

ditandai oleh neovaskularisasi

dan perdarahan vitreous.

Page 61: Laporan Kasus Mata SANI

KOMPLIKASI Perdarahan Vitreous Ablasio Retina Glaukoma Kebutaan

Page 62: Laporan Kasus Mata SANI

PENATALAKSANAAN Terapi anti-VEGF (Avastin, Lucentis, Eylea)

Terapi anti-VEGF melibatkan injeksi obat ke bagian belakang mata.

FDA telah menyetujui Lucentis untuk edema makula dan pilihan pengobatan tambahan termasuk Avastin dan Eylea.

Page 63: Laporan Kasus Mata SANI

Injeksi steroid intraokular untuk edema makula diabetes. membantu mengurangi jumlah kebocoran cairan

ke retina, sehingga terjadi perbaikan visual. Karena sifat kronis penyakit mata diabetes,

perawatan ini mungkin perlu diulang atau dikombinasikan dengan terapi laser untuk mendapatkan efek maksimum.

Page 64: Laporan Kasus Mata SANI

Terapi laser Laser difokuskan pada retina yang rusak untuk

menutup kebocoran pembuluh retina. Untuk pertumbuhan pembuluh darah abnormal

(neovaskularisasi), akan menghasilkan bekas luka laser yang kecil yang akan mengurangi pertumbuhan pembuluh darah abnormal dan membantu obligasi retina ke bagian belakang mata sehingga mencegah ablasi retina.

Operasi laser dapat sangat mengurangi kemungkinan gangguan penglihatan berat.

Page 65: Laporan Kasus Mata SANI

Vitrectomy Vitrectomy adalah operasi untuk mengeluarkan

jaringan parut dan cairan berawan dari dalam mata.

Vitrektomi dapat membersihkan vitreus dan mengatasi traksi vitreoretina

Vitrektomi dini diindikasikan untuk diabetes tipe I dengan perdarahan vitreus luas dan proliferasi aktif yang berat dan kapanpun penglihatan mata sebelahnya menjadi buruk

Page 66: Laporan Kasus Mata SANI

NPDR derajat ringan perlu dievaluasi setahun sekali.

NPDR derajat ringan-sedang tanpa edema makula yang nyata 4 – 6 bulan.

NPDR derajat berat dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan rutin setiap 6-12 bulan

Page 67: Laporan Kasus Mata SANI

NPDR derajat ringan-sedang dengan edema makula signifikan : indikasi laser photocoagulation untuk mencegah perburukan.

Post laser photocoagulation, dievaluasi setiap 2-4 bulan untuk menjalani panretinal laser photocoagulation, terutama apabila kelainan berisiko tinggi untuk berkembang menjadi retinopati DM proliferatif.

Penderita harus dievaluasi setiap 3-4 bulan pasca tindakan. Panretinal laser photocoagulation harus segera dilakukan pada penderita retinopati DM proliferatif.

Page 68: Laporan Kasus Mata SANI

Untuk retinopati diabetik proliferatif biasanya diindikasikan pengobatan dengan fotokoagulasi pan-retina (PRP).

Apabila terjadi retinopati DM proliferatif disertai edema makula signifikan, maka kombinasi focal dan panretinal laser photocoagulation menjadi terapi pilihan

Page 69: Laporan Kasus Mata SANI

PrognosisPada mata yang mengalami edema makular dan iskemik yang bermakna akan memiliki prognosa yang buruk dengan atau tanpa terapi laser, dibandingkan mata denga edema dan perfusi yang relatif baik.

Page 70: Laporan Kasus Mata SANI

BAB IIIANALISA KASUS

Page 71: Laporan Kasus Mata SANI

Keluhan utama : Pandangan kabur pada mata kiri sejak 6 bulan

terrakhir tanpa disertai mata merah Kelompok Mata tenang visus turun perlahan.

Kelompok mata tenang visus turun perlahan : Kelainan refraksi Katarak Glaukoma Penyakit kelainan retina dan makula (ex: retinopati

diabetik)

Page 72: Laporan Kasus Mata SANI

Dari anamnesa keluhan : Keluhan penglihatan seperti ada benda yang

berterbangan mengikuti arah gerak mata disangkal Kelainan refraksi (-)

Penglihatan berasap atau berkabutmaupun mata terasa silau jika terkena cahaya disangkal Katarak (-)

Keluhan seperti pasien sering menabrak ketika berjalan juga disangkal Glaukoma (-)

Page 73: Laporan Kasus Mata SANI

Riwayat diabetes melitus sejak berusia 40 tahun salah satu faktor risiko retinopati diabetik

Passien juga mempunyai riwayat hipertensi sejak 10 tahun yang lalu dengan hipertensi terkontrol..

Page 74: Laporan Kasus Mata SANI

Riwayat operasi : Pseudofakia ODS 3 minggu yang lalu melakukan operasi katarak

pada mata kanannya Dan ± 2 tahun yang lalu pasien dioperasi katarak

pada mata kirinya, namun penglihatan sampai saat ini masih buram

Page 75: Laporan Kasus Mata SANI

PEMERIKSAAN FISIK Pada pemeriksaan fisik ditemukan, pada

mata kanan (OD) visus 0,6 f, mata kiri (OS) 0,2 f.

Dari pemeriksaan funduskopi didapatkan refleks fundus (+), bentuk papil bulat dengan batas tegas dan berwarna kuning kemerahan, C/D ratio 0.3, A/V ratio 1:3, Perdarahan (+), Eksudat(+).

Page 76: Laporan Kasus Mata SANI

Assesment :Retinopati Diabetikum Non Proliferatif (NPDR) ODSPseudofakia ODS

Page 77: Laporan Kasus Mata SANI

PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan Penunjang :

Pemeriksaan Foto Fundus digital Pemeriksaan Angiografi fluoresein Pemeriksaan Optical Coherence Tomography Pemeriksaan Ocular Ultrasonography Pemeriksaan Laboratorium Darah :

Pemeriksaan Gula Darah Pemeriksaan EKG dan konsultasi ke departemen

Jantung

Page 78: Laporan Kasus Mata SANI

PENATALAKSANAAN Edukasi ke pasien tentang penyakit

retinopati diabetik baik faktor risiko dan pencegahan serta pengobatan.

Meminta pasien untuk mengontrol gula darah dan tekanan darah yang bertujuan untuk mengurangi progresifitas penyakit dengan menggunakan obat – obatan dan faktor lifestyle dan disarankan agar pasien juga kontrol ke dokter bagian ilmu penyakit dalam

Page 79: Laporan Kasus Mata SANI

TERIMAKASIH