-
5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr
1/54
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN SDR. I DENGAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA
DIRI RENDAH DENGAN DIAGNOSA MEDIS F 19 : GANGGUAN
MENTAL DAN PERILAKU AKIBAT PENGGUNAAN ZAT MULTIPEL
DAN ZAT PSIKOTROPIKA DIRUANG PEMULIHAN
KETERGANTUNGAN NAPZA RSJ DR. RADJIMAN
WEDIODININGRAT LAWANG
DISUSUN OLEH KELOMPOK 4 :
FERIYANTO ISMANDANI :713. 6. 3. 0061
HARDIONO : 713. 6. 3. 0062
HASAN MAUROBI : 713. 6. 3. 0063
HENDRI : 713. 6. 3. 0064
JASTIN FRANSISKA : 713. 6. 3. 0068
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATANUNIVERSITAS WIRARAJA
SUMENEP
2014
-
5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr
2/54
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN SDR. I DENGAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI
RENDAH DENGAN DIAGNOSA MEDIS F 19 : GANGGUAN MENTAL DAN
PERILAKU AKIBAT PENGGUNAAN ZAT MULTIPEL DAN ZAT
PSIKOTROPIKA DIRUANG PEMULIHAN KETERGANTUNGAN NAPZA
RSJ DR. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG
Laporan Ini Disusun Untuk Memenuhi Laporan Praktik
Stase Keperawatan Jiwa
Pelaksana Praktik
Tempat Ruang PK. Napza RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat
Lawang
Tanggal 214 Juni 2014
Disusun Oleh:
KELOMPOK 4
Mengetahui
Pembimbing Institusi
SYAIFURRAHMAN HIDAYAT, S.Kep. Ns
Pembimbing Ruang PK. Napza
KAWIT ANDRARYANIWATI,S.ST
NIP.19661227 1986032 002
Kepala Ruang PK. Napza
RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang
KAWIT ANDRARYANIWATI,S.ST
NIP.19661227 1986032 002
-
5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr
3/54
LAPORAN PENDAHULUAN
1.1LAPORAN PENDAHULUAN NAPZAA. Pengertian
Penyalahgunaan zat adalah penggunaan zat secara terus menerus
bahkan
sampai setelah terjadi masalah. Ketergantungan zat menunjukkan
kondisi yang
parah dan sering dianggap sebagai penyakit. Adiksi umumnya
merujuk pada
perilaku psikososial yang berhubungan dengan ketergantungan zat.
Gejala putus zat
terjadi karena kebutuhan biologik terhadap obat. Toleransi
adalah peningkatan
jumlah zat untuk memperoleh efek yang diharapkan. Gejala putus
zat dan toleransi
merupakan tanda ketergantungan fisik (Stuart & Sundeen,
1998). Kondisi yang
ringan sampai yang berat, indikator ini berdasarkan perilaku
yang ditunjukkan oleh
pengguna NAPZA.
B. Rentang Respon Penyalahgunaan NAPZARespon adaptif Respon
Maladaptif
Eksperimental Rekreasional Situasional Peyalahgunaan
Ketergantungan
(Sumber: Yosep, 2007)
Eksperimental: Kondisi pengguna taraf awal, yang disebabkan
rasa
ingin tahu dari remaja. Sesuai kebutuan pada masa tumbuh
kembangnya, klien
biasanya ingin mencari pengalaman yang baru atau sering
dikatakan taraf coba-
coba.
Rekreasional: Penggunaan zat adiktif pada waktu berkumpul
dengan
teman sebaya, misalnya pada waktu pertemuan malam mingguan,
acara ulang
tahun. Penggunaan ini mempunyai tujuan rekreasi bersama
temantemannya.
Situasional: Mempunyai tujuan secara individual, sudah
merupakan
kebutuhan bagi dirinya sendiri. Seringkali penggunaan ini
merupakan cara untuk
melarikan diri atau mengatasi masalah yang dihadapi. Misalnya
individu
menggunakan zat pada saat sedang mempunyai masalah, stres, dan
frustasi.
Penyalahgunaan: Penggunaan zat yang sudah cukup patologis,
sudah
mulai digunakan secara rutin, minimal selama 1 bulan, sudah
terjadi
penyimpangan perilaku mengganggu fungsi dalam peran di
lingkungan sosial,
pendidikan, dan pekerjaan.
-
5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr
4/54
Ketergantungan: Penggunaan zat yang sudah cukup berat, telah
terjadi
ketergantungan fisik dan psikologis. Ketergantungan fisik
ditandai dengan
adanya toleransi dan sindroma putus zat (suatu kondisi dimana
individu yang
biasa menggunakan zat adiktif secara rutin pada dosis
tertentu menurunkan jumlah zat yang digunakan atau berhenti
memakai,
sehingga menimbulkan kumpulan gejala sesuai dengan macam zat
yang
digunakan. Sedangkan toleransi adalah suatu kondisi dari
individu yang
mengalami peningkatan dosis (jumlah zat), untuk mencapai tujuan
yang biasa
diinginkannya.
C. Jenis-jenis NAPZA1. Narkotika
Narkotika adalah suatu obat atau zat alami, sintetis maupun
sintetis yang
dapat menyebabkan turunnya kesadaran, menghilangkan atau
mengurangi
hilang rasa atau nyeri dan perubahan kesadaran yang
menimbulkan
ketergantungna akan zat tersebut secara terus menerus. Contoh
narkotikayang
terkenal adalah seperti ganja, heroin, kokain, morfin,
amfetamin, dan lain-lain.
Narkotika menurut UU No. 22 tahun 1997 adalah zat atau obat
berbahaya yang
berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun
semi sintesis
yang dapat menyebabkan penurunanmaupun perubahan kesadaran,
hilangnya
rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat
menimbulkan
ketergantungan (Wresniwiro dkk. 1999). Golongan narkotika
berdasarkan
bahan pembuatannya adalah:
1) Narkotika alami yaitu zat dan obat yang langsung dapat
dipakai sebagainarkotik tanpa perlu adanya proses fermentasi,
isolasi danproses lainnya
terlebih dahulu karena bisa langsung dipakai dengan sedikit
proses
sederhana. Bahan alami tersebut umumnya tidak boleh digunakan
untuk
terapi pengobatan secara langsung karena terlalu berisiko.
Contoh
narkotika alami yaitu seperti ganja dan daun koka.
2) Narkotika sintetis adalah jenis narkotika yang memerlukan
proses yangbersifat sintesis untuk keperluan medis dan penelitian
sebagaipenghilang
rasa sakit/analgesik. Contohnya yaitu seperti amfetamin,
metadon,
dekstropropakasifen, deksamfetamin, dan sebagainya.Narkotika
sintetis
dapat menimbulkan dampak sebagai berikut: a. Depresan =
membuat
pemakai tertidur atau tidak sadarkan diri.b. Stimulan = membuat
pemakai
bersemangat dalam beraktivitas kerja dan merasa badan lebih
segar. c.
-
5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr
5/54
Halusinogen = dapat membuat si pemakai jadi berhalusinasi
yang
mengubah perasaan serta pikiran.
3) Narkotika semi sintetis yaitu zat/obat yang diproduksi dengan
caraisolasi,ekstraksi, dan lain sebagainya seperti heroin, morfin,
kodein,dan lain-lain.
2. PsikotropikaMenurut Kepmenkes RI No. 996/MENKES/SK/VIII/2002,
psikotropika
adalah zat atau obat, baik sintesis maupun semisintesis yang
berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat
yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Zat yang
tergolong dalam psikotropika (Hawari, 2006) adalah: stimulansia
yang membuat
pusat syaraf menjadi sangat aktif karena merangsang syaraf
simpatis. Termasuk
dalam golongan stimulan adalah amphetamine, ektasy
(metamfetamin), dan
fenfluramin. Amphetamine sering disebut dengan speed,
shabu-shabu, whiz, dan
sulph. Golongan stimulan lainnya adalah halusinogen yang dapat
mengubah
perasaan dan pikiran sehingga perasaan dapat terganggu. Sedative
dan hipnotika
seperti barbiturat dan benzodiazepine merupakan golongan
stimulan yang dapat
mengakibatkan rusaknya daya ingat dan kesadaran, ketergantungan
secara fisik
dan psikologis bila digunakan dalam waktu lama.
3. Zat Adiktif LainnyaZat adiktif lainnya adalah zat, bahan
kimia, dan biologi dalam bentuk
tunggal maupun campuran yang dapat membahayakan kesehatan
lingkungan
hidup secara langsung dan tidak langsung yang mempunyai sifat
karsinogenik,
teratogenik, mutagenik, korosif, dan iritasi. Bahanbahan
berbahaya ini adalah zat
adiktif yang bukan termasuk ke dalam narkotika dan psikoropika,
tetapi
mempunyai pengaruh dan efek merusak fisik seseorang jika
disalahgunakan
(Wresniwiro dkk. 1999). Adapun yang termasuk zat adiktif ini
antara lain:
minuman keras (minuman beralkohol) yang meliputi minuman keras
golongan
A (kadar ethanol 1% sampai 5%) seperti bir, green sand; minuman
keras
golongan B (kadar ethanol lebih dari 5% sampai 20%) seperti
anggur malaga;
dan minumanbrandy, wine, whisky. Zat dalam alkohol dapat
mengganggu
aktivitas sehari-hari bila kadarnya dalam darah mencapai 0,5%
dan hampir
semua akan mengalami gangguan koordinasi bila kadarnya dalam
darah 0,10%
(Marviana dkk. 2000). Zat adiktif lainnya adalah nikotin,
votaile, dan
solvent/inhalasia.
-
5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr
6/54
D. Faktor-faktor Penyebab Penyalahgunaan NAPZAHarboenangin
(dikutip dari Yatim, 1986) mengemukakan ada beberapa
faktor yang menyebabkan seseorang menjadi pecandu narkoba yaitu
faktor eksternal
dan faktor internal.
1. Faktor Internala. Faktor Kepribadian
Kepribadian seseorang turut berperan dalam perilaku ini. Hal ini
lebih
cenderung terjadi pada usia remaja. Remaja yang menjadi pecandu
biasanya
memiliki konsep diri yang negatif dan harga diri yang rendah.
Perkembangan
emosi yang terhambat, dengan ditandai oleh ketidakmampuan
mengekspresikan emosinya secara wajar, mudah cemas, pasif,
agresif, dan
cenderung depresi, juga turut mempengaruhi. Selain itu,
kemampuan untuk
memecahkan masalah secara adekuat berpengaruh terhadap bagaimana
ia
mudah mencari pemecahan masalah dengan cara melarikan diri.
b. InteligensiaHasil penelitian menunjukkan bahwa inteligensia
pecandu yang
datang untuk melakukan konseling di klinik rehabilitasi pada
umumnya
berada pada taraf di bawah rata-rata dari kelompok usianya.
c. UsiaMayoritas pecandu narkoba adalah remaja. Alasan
remaja
menggunakan narkoba karena kondisi sosial, psikologis yang
membutuhkan
pengakuan, dan identitas dan kelabilan emosi; sementara pada
usia yang lebih
tua, narkoba digunakan sebagai obat penenang.
d. Dorongan Kenikmatan dan Perasaan Ingin TahuNarkoba dapat
memberikan kenikmatan yang unik dan tersendiri.
Mulanya merasa enak yang diperoleh dari coba-coba dan ingin tahu
atau
ingin merasakan seperti yang diceritakan oleh teman-teman
sebayanya. Lama
kelamaan akan menjadi satu kebutuhan yang utama.
e. Pemecahan MasalahPada umumnya para pecandu narkoba
menggunakan narkoba untuk
menyelesaikan persoalan. Hal ini disebabkan karena pengaruh
narkoba dapat
menurunkan tingkat kesadaran dan membuatnya lupa pada
permasalahan
yang ada.
2. Faktor Eksternala. Keluarga
Keluarga merupakan faktor yang paling sering menjadi
penyebab
seseorang menjadi pengguna narkoba. Berdasarkan hasil penelitian
tim
-
5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr
7/54
UKM Atma Jaya dan Perguruan Tinggi Kepolisian Jakarta pada tahun
1995,
terdapat beberapa tipe keluarga yang berisiko tinggi anggota
keluarganya
terlibat penyalahgunaan narkoba, yaitu:
1) Keluarga yang memiliki riwayat (termasuk orang tua)
mengalamiketergantungan narkoba.
2) Keluarga dengan manajemen yang kacau, yang terlihat dari
pelaksanaanaturan yang tidak konsisten dijalankan oleh ayah dan ibu
(misalnya ayah
bilang ya, ibu bilang tidak).
3) Keluarga dengan konflik yang tinggi dan tidak pernah ada
upayapenyelesaian yang memuaskan semua pihak yang berkonflik.
Konflik
dapat terjadi antara ayah dan ibu, ayah dan anak, ibu dan anak,
maupun
antar saudara.
4) Keluarga dengan orang tua yang otoriter. Dalam hal ini, peran
orang tuasangat dominan, dengan anak yang hanya sekedar harus
menuruti apa
kata orang tua dengan alasan sopan santun, adat istiadat, atau
demi
kemajuan dan masa depan anak itu sendiri tanpa diberi
kesempatan
untuk berdialog dan menyatakan ketidaksetujuannya.
5) Keluarga yang perfeksionis, yaitu keluarga yang menuntut
anggotanyamencapai kesempurnaan dengan standar tinggi yang harus
dicapai dalam
banyak hal.
6) Keluarga yang neurosis, yaitu keluarga yang diliputi
kecemasan denganalasan yang kurang kuat, mudah cemas dan curiga,
sering berlebihan
dalam menanggapi sesuatu.
b. Faktor Kelompok Teman Sebaya (Peer Group)Kelompok teman
sebaya dapat menimbulkan tekanan kelompok, yaitu
cara teman-teman atau orang-orang seumur untuk mempengaruhi
seseorang
agar berperilaku seperti kelompok itu.Peer group terlibat lebih
banyak dalam
delinquent dan penggunaan obat-obatan. Dapat dikatakan bahwa
faktor-faktor
sosial tersebut memiliki dampak yang berarti kepada keasyikan
seseorang
dalam menggunakan obat-obatan, yang kemudian mengakibatkan
timbulnya
ketergantungan fisik dan psikologis. NAPZA pada remaja adalah
teman
sebaya (78,1%). Hal ini menunjukkan betapa besarnya pengaruh
teman
kelompoknya sehingga remaja menggunakan narkoba. Hasil
penelitian ini
relevan dengan studi yang dilakukan oleh Hawari (1990) yang
memperlihatkan bahwa teman kelompok yang menyebabkan remaja
memakai
NAPZA mulai dari tahap coba-coba sampai ketagihan.
-
5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr
8/54
c. Faktor KesempatanKetersediaan narkoba dan kemudahan
memperolehnya juga dapat disebut
sebagai pemicu seseorang menjadi pecandu. Indonesia yang sudah
menjadi
tujuan pasar narkoba internasional, menyebabkan obat-obatan ini
mudah
diperoleh. Bahkan beberapa media massa melaporkan bahwa para
penjual
narkotika menjual barang dagangannya di sekolah-sekolah,
termasuk di
Sekolah Dasar. Pengalaman feel good saat mencoba drugs akan
semakin
memperkuat keinginan untuk memanfaatkan kesempatan dan
akhirnya
menjadi pecandu. Seseorang dapat menjadi pecandu karena
disebabkan oleh
beberapa faktor sekaligus atau secara bersamaan. Karena ada juga
faktor yang
muncul secara beruntun akibat dari satu faktor tertentu.
E. Tanda dan GejalaPengaruh NAPZA pada tubuh disebut
intoksikasi. Selain intoksikasi, ada juga
sindroma putus zat yaitu sekumpulan gejala yang timbul akibat
penggunaan zat
yang dikurangi atau dihentikan. Tanda dan gejala intoksikasi dan
putus zat berbeda
pada jenis zat yang berbeda.
TANDA DAN GEJALA INTOKSIKASI
OPIAT GANJASEDATIF -
HIPOTIKALKOHOL AMFETAMINE
- Eforia- Mengantuk- Bicara
cadel
- Konstipasi- Penurunan
kesadaran
- Eforia- Mata merah- Mulut
kering
- Banyakbicara dan
tertawa- Nafsu
makan
meningkat
- Gangguanpersepsi
- Pengendalian diriberkurang
- Jalansempoyongan
- Mengantuk- Memperpanjang
tidur- Hilang kesadaran
- Mata merah- Bicara cadel- Jalan
sempoyonga
n
- Perubahanpersepsi
- Penurunankemampuan
menilaian
- Selaluterdorong
untuk bergerak.
- Berkeringat
- Gemetar
- Cemas
- Depresi- Paranoid
TANDA DAN GEJALA PUTUS ZAT
OPIAT GANJA SEDATIF -
HIPOTIKALKOHOL AMFETAMINE
* nyeri
* mata dan
jarang
ditemukan
* cemas
* tangan gemetar
* cemas
* depresi
* cemas
* depresi
-
5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr
9/54
hidung berair
* perasaan
panas dingin
* diare
* gelisah
* tidak bisa
tidur
* perubahan
persepsi
* gangguan daya
ingat
* tidak bisa tidur
* muka
merah
* mudah
marah
* tangan
gemetar
* mual
muntah
* tidak bisa
tidur
* kelelahan
* energi
berkurang
* kebutuhan
Tidur meningkat
F. Dampak Penyalahgunaan NAPZAMartono (2006) menjelaskan bahwa
penyalahgunaan NAPZA mempunyai
dampak yang sangat luas bagi pemakainya (diri sendiri),
keluarga, pihak sekolah
(pendidikan), serta masyarakat, bangsa, dan negara.
Bagi diri sendiri. Penyalahgunaan NAPZA dapat mengakibatkan
terganggunya
fungsi otak dan perkembangan moral pemakainya, intoksikasi
(keracunan),
overdosis (OD), yang dapat menyebabkan kematian karena
terhentinya pernapasan
dan perdarahan otak, kekambuhan, gangguan perilaku (mental
sosial), gangguan
kesehatan, menurunnya nilai-nilai, dan masalah ekonomi dan
hukum. Sementara
itu, dari segi efek dan dampak yang ditimbulkan pada para
pemakai narkoba dapat
dibedakan menjadi 3 (tiga) golongan/jenis: 1) Upper yaitu jenis
narkoba yang
membuat si pemakai menjadi aktif seperti sabu-sabu, ekstasi dan
amfetamin, 2)
Downer yang merupakan golongan narkoba yang dapat membuat orang
yang
memakai jenis narkoba itu jadi tenang dengan sifatnya yang
menenangkan/sedatif
seperti obat tidur(hipnotik) dan obat anti rasa cemas, dan 3)
Halusinogen adalah
napza yang beracun karena lebih menonjol sifat racunnya
dibandingkan dengan
kegunaan medis.
Bagi keluarga. Penyalahgunaan NAPZA dalam keluarga dapat
mengakibatkan
suasana nyaman dan tentram dalam keluarga terganggu. Dimana
orang tua akan
merasa malu karena memilki anak pecandu, merasa bersalah, dan
berusaha
menutupi perbuatan anak mereka. Stres keluarga meningkat, merasa
putus asa
karena pengeluaran yang meningkat akibat pemakaian narkoba
ataupun melihat
anak yang harus berulangkali dirawat atau bahkan menjadi
penghuni di rumah
tahanan maupun lembaga pemasyarakatan.
Bagi pendidikan atau sekolah.NAPZA akan merusak disiplin dan
motivasi yang
sangat tinggi untuk proses belajar. Penyalahgunaan NAPZA
berhubungan dengan
-
5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr
10/54
kejahatan dan perilaku asosial lain yang menganggu suasana
tertib dan aman,
rusaknya barang-barang sekolah dan
meningkatnya perkelahian.
Bagi masyarakat, bangsa, dan negara. Penyalahgunaan NAPZA
mengakibatkan
terciptanya hubungan pengedar narkoba dengan korbannya sehingga
terbentuk
pasar gelap perdagangan NAPZA yang sangat sulit diputuskan mata
rantainya.
Masyarakat yang rawan narkoba tidak memiliki daya tahan dan
kesinambungan
pembangunan terancam. Akibatnya negara mengalami kerugian
karena
masyarakatnya tidak produktif, kejahatan meningkat serta sarana
dan prasarana
yang harus disediakan untuk mengatasi masalah tersebut.
G. Penanggulangan NAPZAPenanggulangan masalah NAPZA dilakukan
mulai dari pencegahan,
pengobatan sampai pemulihan (rehabilitasi).
1) Pencegahan dapat dilakukan, misalnya dengan:a) Memberikan
informasi dan pendidikan yang efektif tentang NAPZA
b) Deteksi dini perubahan perilakuc) Menolak tegas untuk mencoba
(Say no to drugs) atau Katakan tidak pada
narkoba
2) PengobatanTerapi pengobatan bagi klien NAPZA misalnya dengan
detoksifikasi.
Detoksifikasi adalah upaya untuk mengurangi atau menghentikan
gejala putus
zat, dengan dua cara yaitu:
a) Detoksifikasi tanpa subsitusiKlien ketergantungan putau
(heroin) yang berhenti menggunakan zat yang
mengalami gajala putus zat tidak diberi obat untuk menghilangkan
gejala
putus zat tersebut. Klien hanya dibiarkan saja sampai gejala
putus zat
tersebut berhenti sendiri.
b) Detoksifikasi dengan substitusiPutau atau heroin dapat
disubstitusi dengan memberikan jenis opiat misalnya
kodein, bufremorfin, dan metadon. Substitusi bagi pengguna
sedatif-hipnotik
dan alkohol dapat dari jenis anti ansietas, misalnya diazepam.
Pemberian
substitusi adalah dengan cara penurunan dosis secara bertahap
sampai
berhenti sama sekali. Selama pemberian substitusi dapat juga
diberikan obat
yang menghilangkan gejala simptomatik, misalnya obat penghilang
rasa
nyeri, rasa mual, dan obat tidur atau sesuai dengan gejala yang
ditimbulkan
akibat putus zat tersebut.
-
5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr
11/54
3) RehabilitasiRehabilitasi adalah upaya kesehatan yang
dilakukan secara utuh dan terpadu
melalui pendekatan non medis, psikologis, sosial dan religi agar
pengguna
NAPZA yang menderita sindroma ketergantungan dapat mencapai
kemampuan
fungsional seoptimal mungkin. Tujuannya pemulihan dan
pengembangan pasien
baik fisik, mental, sosial, dan spiritual. Sarana rehabilitasi
yang disediakan harus
memiliki tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan (Depkes,
2001). Sesudah
klien penyalahgunaan/ketergantungan NAPZA menjalani program
terapi
(detoksifikasi) dan konsultasi medik selama 1 (satu) minggu dan
dilanjutkan
dengan program pemantapan (pascadetoksifikasi) selama 2 (dua)
minggu, maka
yang bersangkutan dapat melanjutkan ke program berikutnya yaitu
rehabilitasi
(Hawari, 2003).
Jenis program rehabilitasi:
a) Rehabilitasi psikososialProgram rehabilitasi psikososial
merupakan persiapan untuk kembali
ke masyarakat (reentry program). Oleh karena itu, klien perlu
dilengkapi
dengan pengetahuan dan keterampilan misalnya dengan berbagai
kursus atau
balai latihan kerja di pusat-pusat rehabilitasi. Dengan demikian
diharapkan
bila klien selesai menjalani program rehabilitasi dapat
melanjutkan kembali
sekolah/kuliah atau bekerja.
b) Rehabilitasi kejiwaanDengan menjalani rehabilitasi diharapkan
agar klien rehabilitasi yang
semua berperilaku maladaptif berubah menjadi adaptif atau dengan
kata lain
sikap dan tindakan antisosial dapat dihilangkan, sehingga mereka
dapat
bersosialisasi dengan sesama rekannya maupun personil yang
membimbing
dan mengasuhnya. Meskipun klien telah menjalani terapi
detoksifikasi,
seringkali perilaku maladaptif tadi belum hilang, keinginan
untuk
menggunakan NAPZA kembali atau craving masih sering muncul,
juga
keluhan lain seperti kecemasan dan depresi serta tidak dapat
tidur (insomnia)
merupakan keluhan yang sering disampaikan ketikamelakukan
konsultasi
dengan psikiater. Oleh karena itu, terapi psikofarmaka masih
dapat
dilanjutkan, dengan catatan jenis obat psikofarmaka yang
diberikan tidak
bersifat adiktif (menimbulkan ketagihan) dan tidak
menimbulkan
ketergantungan. Dalam rehabilitasi kejiwaan ini yang penting
adalah
psikoterapi baik secara individual maupun secara kelompok.
Untuk
mencapai tujuan psikoterapi, waktu 2 minggu (program
pascadetoksifikasi)
memang tidak cukup; oleh karena itu, perlu dilanjutkan dalam
rentang waktu
-
5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr
12/54
3 6 bulan (program rehabilitasi). Dengan demikian dapat
dilaksanakan
bentuk psikoterapi yang tepat bagi masing-masing klien
rehabilitasi. Yang
termasuk rehabilitasi kejiwaan ini adalah psikoterapi/konsultasi
keluarga
yang dapat dianggap sebagai rehabilitasi keluarga terutama
keluarga broken
home. Gerber (1983 dikutip dari Hawari, 2003) menyatakan
bahwa
konsultasi keluarga perlu dilakukan agar keluarga dapat memahami
aspek-
aspek kepribadian anaknya yang mengalami penyalahgunaan
NAPZA.
c) Rehabilitasi komunitasBerupa program terstruktur yang diikuti
oleh mereka yang tinggal
dalam satu tempat. Dipimpin oleh mantan pemakai yang
dinyatakan
memenuhi syarat sebagai koselor, setelah mengikuti pendidikan
dan
pelatihan. Tenaga profesional hanya sebagai konsultan saja. Di
sini klien
dilatih keterampilan mengelola waktu dan perilakunya secara
efektif dalam
kehidupannya sehari-hari, sehingga dapat mengatasi keinginan
mengunakan
narkoba lagi atau nagih (craving) dan mencegah relaps. Dalam
program ini
semua klien ikut aktif dalam proses terapi. Mereka bebas
menyatakan
perasaan dan perilaku sejauh tidak membahayakan orang lain. Tiap
anggota
bertanggung jawab terhadap perbuatannya, penghargaan bagi
yang
berperilaku positif dan hukuman bagi yang berperilaku negatif
diatur oleh
mereka sendiri.
d) Rehabilitasi keagamaanRehabilitasi keagamaan masih perlu
dilanjutkan karena waktu
detoksifikasi tidaklah cukup untuk memulihkan klien
rehabilitasi
menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinan agamanya
masing-masing.
Pendalaman, penghayatan, dan pengamalan keagamaan atau keimanan
ini
dapat menumbuhkan kerohanian (spiritual power) pada diri
seseorangsehingga mampu menekan risiko seminimal mungkin
terlibat
kembali dalam penyalahgunaan NAPZA apabila taat dan rajin
menjalankan
ibadah, risiko kekambuhan hanya 6,83%; bila kadang-kadang
beribadah
risiko kekambuhan 21,50%, dan apabila tidak sama sekali
menjalankan
ibadah agama risiko kekambuhan mencapai 71,6%.
-
5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr
13/54
1.2Laporan Pendahuluan Harga Diri RendahA. Diagnosa
Keperawatan
Harga Diri Rendah
B. Tinjauan Teori1. Pengertian
Harga diri rendah adalah penilaian individu tentang pencapaian
diri denganmanganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal
diri. Pencapaian
ideal diri atau cita-cita atau harapan langsung menghasilkan
perasaan
bahagia (Budi Ana Keliat, 2002)
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti
dan rendahdiri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap
diri sendiri dan
kemampuan diri (Keliat, 2001)
Gangguan harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan
tentang diriatau kemampuan diri yang negatif yang dapat secara
langsung atau tidak
langsung diekspresikan (Townsend, 2002)
Dapat disimpulkan harga diri rendah adalah suatu perasaan
negatif terhadapa diri
sendiri, hilangnya kepercayaan diri, dan gagal mencapai tujuan
yang
diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung, penurunan
harga diri ini
dapat bersifat situasional maupun kronis atau menahun.
2. Faktor Predisposisi dan Presipitasia. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah adalah
penolakan orang tua
yan gtidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang mempunyai
tanggung
jawab personal, ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang
tidak
realistis.
b. Faktor PresipitasiFaktor presipitasi terjadinya harga diri
rendah biasanya adalah kehilangan
bagian tubuh, perubahan penampilan atau bentuk tubuh, kegagalan
atau
produktivitas yang menurun.
(Yosep, 2009)
3. Rentang Respon MarahKonsep diri merupakan aspek kritikal dan
dasar dari perilaku individu. Individu
dengan konsep diri yang positif dapat berfungsi lebih efektif
yang terlihat dari
kemampuan interpesonal, kemampuan intelektual dan penguasaan
lingkungan.
Konsep diri yang negatif dapat dilihat dari hubungan dan sosial
yang maladaptif.
-
5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr
14/54
Rentang respon individu terhadap konsep dirinya dapat dilihat
pada gambar
berikut :
Konsep diri positif merupakan bagaimana seseorang memandang apa
yangada pada dirinya meliputi citra dirinya, ideal dirinya, harga
dirinya,
penampilan dirinya, penampilan peran serta identitas dirinya
secara positif.
Hal ini akan menunjukkan bahwa individu itu akan menjadi
individu yang
sukses.
Harga diri rendah merupakan perasaan negatif terhadap dirinya
sendiri,termasuk kehilangna percaya diri, tidak berharga, tidak
berguna, pesimis,
tidak ada harapan dan putus asa. Adapun perilaku yang
berhubungan dengan
harga diri yang rendah yaitu mengkritik diri sendiri dan/ atau
orang lain,
penurunan produktivitas, destruktif yang diarahakan kepada orang
lain,
gangguan dalam berhubungan, perasaan tidak mampu, rasa
bersalah,
perasaan negatif mengenai tubuhnya sendiri, keluhan fisik,
menarik diri
seccara sosial, khawatir serta menarik diri dari realitas.
Kerancuan identitas merupakan suatu kegagalan individu
untukmengintegrasikan berbagai identifikasi masa kanak-kanak ke
dalam
kepribadian psikososial dewasa yang harmonis. Adapun perilaku
yang
berhubungan dengan keracuan identitas yaitu tidak ada kode
moral, sifat
kepribadian yan bertentangan, hubungan interpersonal
eksploitatif, perasaan
hampa. Perasaan menagmbang tentang diri sendiri, tingkat
ansietas yang
tinggi, ketidakmampuan untuk empati terhadap orang lain.
Depersonalisasi merupakan suatu perasaan yang tidak realistis
dimana klientidak dapat membedakan stimulus dari dalam atau luar
dirinya (Stuart &
Sudden, 1998).
Individu mengalami kesulitas untuk membedakan dirinya sendiri
dari orang
lain, dan tubuhnya sendiri merasa tidak nyata dan asing
baginya.
4. PatofisiologiDiawali dengan individu merasa malu terhadap
diri sendiri karena kegagalan
yang dialaminya. Kemudian akan merasa bersalah akan dirinya
sendiri,
menyalahkan atau mengejek diri sendiri karena menganggap bahwa
dirinya
tidak berarti. Setelah individu merasa dirinya tidak berguna
maka akan
mengasingkan diri kemudian individu mengalami rasa kurang
percaya diri,
Respon Adaptif Respon Maldaptif
Aktualisasi Diri Konsep diripositif
DepersonalisasiKeracunan IdentitasHarga Diri
Rendah
-
5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr
15/54
mengalami halusinasinya mencederai diri sendiri atau orang lain.
Tanda-tanda
tersebut merupakan akibat dari harga diri rendah.
5. Penentuan Diagnosaa. Harga diri rendah kronik
Definisi : evaluasi diri/ perasaan negatif tentang diri sendiri
atau
kecakapan diri yang berlangsung lama
Batasan karakteristik :
- Bergantung pada pendapat orang lain- Evaluasi diri bahwa
individu tidak mampu menghadapai persitiwa- Melebih-lebihkan umpan
balik negatif terhadap diri sendiri- Secara berlebihan mencari
penguatan- Sering kali kurang berhasil dalam peristiwa hidup-
Enggan mencoba situasi baru- Enggan mencoba hal baru- Perilaku
bimbang- Kontak mata kurang- Pasif- Sring kali mencari penegasan-
Menolak umpan balik positif tentang diri sendiri- Ekspresi rasa
bersalah- Ekspresi ra malu
b. Harga diri rendah situasionalDefinisi : perkembangan persepsi
negatif tentang harga diri sebagai
respons terhadap situasi saat ini
Batasan karakteristik :
- Evaluasi diri bahwa individu tidak mampu meghadapi situasi-
Evaluasi diri bahwa individu tidak mampu menghadapi peristiwa-
Perilaku bimbang- Perilaku tidak asertif
Isolasi Sosial : Menarik Diri
Gangguan Konsep Diri :
Harga diri rendah
Gangguan Citra Tubuh
Core
Cause
Effect
-
5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr
16/54
- Secara verbal melaporkan tantang situasional sat ini terhadap
hargadiri
- Ekspresi ketidakberdayaan- Ekspresi ketidakbergunaan-
Verbalisasi meniadakan diri
C. Perumusan Diagnosa KeperawatanGangguan konsep diri : Harga
Diri Rendah
Gangguan : Aksis 3 (Deskriptor)
Konsep diri : Aksis 1 (Status Diagnosa)
Harga diri rendah : Aksis 4 (Topologi)
-
5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr
17/54
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
HARGA DIRI RENDAH
Nama Klien : ................. .................... ........ No.
CM : ................... ................... ............Jenis
Kelamin : ................. .................... ........ Dx. Medis
: ................... ................... ............Ruang :
................. .................... ........ Unit Keswa :
................... ................... ............
Diagnosa
Keperawatan
Perencanaan
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Harga Diri Rendah TUM
Klien memiliki konsep diri
yang positif
TUK:
1. Klien dapat membinahubungan saling
percaya
- Klien dapat menungkapkan perasaannya- Ekspresi wajah
bersahabat- Ada kontak mata- Menunjukkan rasa senang- Mau berjabat
tangan- Mau menjawab salam- Klien mau duduk berdampingan- Klien mau
mengutarakan masalah yang dihadapi
1. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip
komunikasi terapeutik: Beri salam setiap berinteraksi. Perkenalkan
nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat berkenalan Tanyakan
dan panggil nama kesukaan klien Jelaskan tujuan pertemuan Jujur dan
menepati janji Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
Beri perhatian dan perhatikan kebutuhan dasar klien
2. klien dapat
mengidentifikasi aspek
positif dan kemampuan
yang dimiliki
- Klien mampu mempertahankan aspek yang postif. 2.1 Diskusikan
dengan klien tentang :a. aspek positif yang dimiliki klien,
keluarga, lingkungan
b. kemampuan yang dimiliki klien
2.2 Bersama klien buat daftar tentang
-
5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr
18/54
a. aspek positif klien, keluarga, lingkungan
b. kemampuan yang dimiliki klien
2.3 Beri pujian yang realistis, dan hidarkan memberi penilain
negatif
3. Klien dapat menilai
kemampuan yang
dimiliki untuk
dilaksanakan
- Kebutuhan klien terpenuhi- Klien dapat melakukan aktivitas
terarah
3.1 Diskusikan dengan klien kemampuan yang dapat dilaksanakan
dan digunakan
selalma sakit
3.2 Diskusikan kemampuan yang masih dapat dilajutkan
pelaksanaanya setelah klien
pulang dengan kondisinya saat ini.
4. Klien dapat merencakan
kegiatan sesuai dengan
kemampuan yang
dimiliki
- Klien mampu beraktivitas sesuai kemampuan- Klien mengikuti
terapi aktivitas kelompok
4.1 Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan
setiap hari sesuai
kemampuan klien
a. kegiatan mandiri
b. kegiatan dengan bantuan
4.2 Tingkatkan kegiatan sesuai kondisi klien
4.3 Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat klien
lakukan
5. Klien dapat melakukan
kegiatan sesuai rencana
yang dibuat
Klien mampu beraktivitas sesuai dengan kemampuan 5.1 Anjurkan
klien untuk melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan
5.2 Pantau kegiatan yang dilaksanakan klien
5.3 Beri pujian atas usaha yang dilakukan klien
5.4 Diskusikan kemungkinan pelaksanaan kegiatan setelah
pulang.
6. Klien dapat
memanfaatkan sistem
pendukung yang ada
- Klien mampu melakukan apa yang diajarkan- Klien mau memberikan
dukungan
6.1 Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat
klien dengan harga
diri rendah
6.2 Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien di rawat
6.3 Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah
-
5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr
19/54
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, BA. Dan Akemat. 2011.Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas
Kelompok. Jakarta :
EGC.
Keliat BA, Panjaitan RA, Helena N. 2002. Proses Keperawatan
Kesehatan Jiwa. Edisi
2. Jakarta : EGC.
Herdman, T. Hether. 2012. NANDA Internasional Diagnosa
Keperawatan : Definisi
dan Klasifikasi 20122014.Jakarta : EGC.
Stuart, Sundeen, S.J. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa
(terjemahan), Edisi 3.
Jakarta: EGC.
Townsend, MC. 2002.Buku Saku Diagnosa Keperawatan Pada
Keperawatan Psikiatri:
Pedoman untuk Pembuatan Rencanan Keperawatan. Jakarta : EGC.
-
5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr
20/54
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama : Sdr.I
Hari tanggal : 03-06-2014
Pertemuan : Pertama
Ruang : PK NAPZA
A. PROSES KEPERAWATAN1. Kondisi klien
Data Subyektif
- Pasien tersenyum pada perawatData Obyektif
- Pasien menerima kedatangan perawat- Pasien tampak tenang dan
rileks- Kontak mata kurang- Selalu menunduk
2. Diagnosa keperawatanGangguan konsep diri : harga diri
rendah
3. Tujuan Klien dapat membina hubungan saling percaya Klien
dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki.
Klien dapat menilai kemampuan yang masih dapat digunakan. Klien
dapat memilih kegiatan yang sesuai dengan kemampuan. Klien dapat
melatih kemampuan yang dipilih. Klien dapat memasukkan kegiatan
yang sesuai dengan kemampuan
kedalam jadwal kegiatan harian.
4. Tindakan KeperawatanSp 1:
Mendiskusikan dengan klien tentang kemampuan dan aspek positif
yangdimiliki.
Mendiskusikan dengan klien kemampuan yang dapat dilaksanakan
dandigunakan selama di RSJ.
Mendiskusikan dengan klien memilih kegiatan yang sesuai
dengankemampuan.
-
5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr
21/54
Menganjurkan pada klien untuk memasukkan kegiatan yang
sesuaidengan kemampuan kedalam jadwal kegiatan harian.
B. STRATEGI KOMUNIKASI1. Fase orientasi
Salam terapeutikSelamat pagi mas !! apa kabar hari ini ?? oh ya,
perkenalkan nama saya J...,
saya mahasiswa yang praktek disini selama 2 minggu. Saya perawat
yang
akan merawat mas disini. Kalau boleh tau nama mas siapa ?? dan
suka
dipanggil sapa ??
Evaluasi ValidasiBagaimana keadaan mas I saat ini ? kayaknya
lebih fress.
Kontrak- Topik : bagaimana kalau kita ngobrol tentang kemampuan
dan kegiatan
yang pernah mas lakukan. Setelah itu kita akan nilai kegiatan
mana yang
masih dapat mas I lakukan di RSJ lalu kita pilih salah satu
dari
kemampuan yang mas bisa untuk kita latih.
- Waktu : berapa lama kira-kira kita bisa ngobrol ? bagaimana
kalau 10menit saja.
- Tempat : dimana kita bisa ngobrol ? bagaimana kalau diluar
saja dibawahpohon. Setujukan !
2. Fase kerjaMas I,,,, Apa saja kemampuan yang mas I miliki ? oh
ya! Apa lagi ? ok kalau
begitu saya buat daftarnya ya. Kalau kegiatan rumah tangga yang
bisa mas I
lakukan apa saja? Bagaimana dengan merapikan tempat tidur?
Menyapu? Atau
mas I pernah bantu ngepel ? wah ternyata mas punya 5 kegiatan
dan kemampuan
yang mas I miliki.
dari 5 kegiatan ini, yang masih bisa dilakukan di RSJ apa saja?
Bagus sekali,
jadi mas I ada 3 kegiatan yang masih bisa dikerjakan di RSJ saat
ini.
sekarang, coba mas I pilih salah satu kegiatan yang masih bisa
dikerjakan di
RSJ ini. Baik, yan no.1 adalag merapikan tempat tidur.
kalau begitu, bagaimana kalau sekarang kita latihan merapikan
tempat tidur
mas I. Mari kita lihat apakah sudah rapi tempat tidurnya.
nah!! Kalau kita mau merapikan tempat tidur, sebelumnya kita
perlu
memindahkan bantal,dan selimutnya.
-
5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr
22/54
sekarang kita angkat spreynya jika perlu kasurnya dibalik.
Kemudian kita
mulai pasang lagi spreynya. Ya, bagus !! sekarang ujungnya
ditarik dan
dimasukkan begitu juga sebelahnya.
kemudian ambil bantal dan selimutnya.
mas I sudah merapikan tempat tidur denga baik sekali. Dan coba
perhatikan
bandingkan dengan sebelumnya.
besok atau setiap kali bangun tidur, jangan lupa untuk
melakukannya.
3. Fase terminasi Evaluasi subyektif
Bagaimana perasaan mas I setelah kita bercakap-cakap? Dan
latihan
merapikan tmpat tidur?
Evaluasi obyektifTernyata mas I banyak memiliki kemampuan yang
dapat dilakukan di RSJ
ini, ya salah satunya seperti merapikan tempat tidur.
Rencana tindak lanjutSekarang mari kita masukkan pada jadwal
harian mas. Mas I mau merapikan
tempattidur berapa kali ? Bagus, dua kali. Saat bangun tidur
pagi dan siang.
Kontrak- Topik
Bagaimana kalu besok pagi kita latihan kemampuan mas I yang ke2.
Mas
I masih ingat dengan kegiatan apa lagi yang mampu dilakukan di
RSJ
selain merapikan tempat tidur? Ya bagus! Menyapu. Kalu begitu
besok
kita latihan menyapu.
- WaktuBesok mau jam berapa kita latihan ? bagaimana kalau jam
11.00 WIB
lama waktu 10 menit.
- TempatBagaimana kalau kita latihan di teras saja. Setujukan ?
sampai jumpa
besok!
-
5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr
23/54
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama : Sdr.I
Hari tanggal : 05-06-2014
Pertemuan : kedua
Ruang : PK NAPZA
A. PROSES KEPERAWATAN1. Kondisi klien
Data Subyektif
- Klien menyapa perawat dan tersenyum pada perawatData
Obyektif
- Klien menerima kedatangan perawat- Klien tampak tenang dan
rileks- Kontak mata kurang- Klien kooperatif
2. Diagnosa keperawatanGangguan konsep diri : harga diri
rendah
3. Tujuan Klien dapat menilai kemampuan yang masih dapat
digunakan. Klien dapat memilih kegiatan yang sesuai dengan
kemampuan. Klien dapat melatih kemampuan yang dipilih. Klien dapat
memasukkan kegiatan yang sesuai dengan kemampuan
kedalam jadwal kegiatan harian.
4. Tindakan KeperawatanSp 1:
Mendiskusikan dengan klien kemampuan yang dapat dilaksanakan
dandigunakan selama di RSJ.
Mendiskusikan dengan klien memilih kegiatan yang sesuai
dengankemampuan.
Menganjurkan pada klien untuk memasukkan kegiatan yang sesuai
dengankemampuan kedalam jadwal kegiatan harian.
-
5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr
24/54
B. STRATEGI KOMUNIKASI1. Fase orientasi
a. Salam terapeutikSelamat pagi mas !!
b. Evaluasi ValidasiApa kabar hari ini ? sudah melakukan
kegiatan apa saja selama tidak
bersama saya ? masih ingatkah dengan jadwal kita hari ini ? iya
bagus !!
c. Kontrak- Topik : sesuai dengan janji kita kemarin, kita akan
latihan kemampuan
mas I yang ke 2, yaitu menyapu.
- Waktu : berapa lama kira-kira bisa latihan ini ? bagaimana
kalau 10menit saja. Setujukan !
- Tempat : mau dimana kita latihan kemampuan mas I yang ke
2,bagaimana kalau di teras samping saja. Ok !
2. Fase kerjaMas I, kemarin kan kita sudah membahas tentang
kemampuan mas I yang ada
5. Sekarang ayo kita latihan kemampuan mas I yang ke 2, tentunya
mas I masih
ingatkan ? iya, tepat sekali.
Nah, mas I ternyata bisa melakukan hal itu. Sebaiknya kalau ada
kursi
dibawah kursi disapu juga.
Mas I sudah menyapu dengan cara mas I sendiri, itu tepat sekali.
Jadi lantai
terlihat bersih. Dan coba bandingkan dengan yang tadi sebelum di
sapu.
Bagus!!
Besok atau setiap kali melihat lantai kotor, jangan lupa untuk
disapu. Apalagi
selesai makan mungkin bisa ada sisa nasi yang terjatuh di
lantai.
3. Fase terminasi Evaluasi subyektif
Bagaimana perasaan mas I setelah kita latihan tadi ?
Evaluasi obyektifTernyata mas I punya cara sendiri untuk
menyapu.
Rencana tindak lanjutSekarang mari kita masukkan pada jadwal
harian mas. Jika mas I melihat
lantai kotor mau diapakan ? bagus !
-
5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr
25/54
Kontrak- Topik
Bagaimana kalau besok kita latihan kemampuan mas I yang ke-3.
Mas I
masih ingat dengan kegiatan yan sudah kita rencanakan ? iya,
tepat
sekali. Mencuci piring, kalau begitu besok kita latihan cuci
piring ya.
- WaktuBesok enaknya kita latihan jam berapa ? bagaimana kalau
selesai makan
saja ?
- TempatKita latihan di tempat pencucian piring ya. Bagaimana
menurut mas I ?
Ok ! sampai jumpa mas I.
-
5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr
26/54
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama : Sdr.I
Hari tanggal : 07-06-2014
Pertemuan : ketiga
Ruang : PK NAPZA
A. PROSES KEPERAWATAN1. Kondisi klien
Data Subyektif
- Pasien tersenyum pada perawatData Obyektif
- Pasien menerima kedatangan perawat- Pasien tampak tenang dan
rileks- Kontak mata kurang- Selalu menunduk
2. Diagnosa keperawatanGangguan konsep diri : harga diri
rendah
3. Tujuan Klien dapat menilai kemampuan yang masih dapat
digunakan. Klien dapat memilih kegiatan yang sesuai dengan
kemampuan. Klien dapat melatih kemampuan yang dipilih. Klien dapat
memasukkan kegiatan yang sesuai dengan kemampuan
kedalam jadwal kegiatan harian.
4. Tindakan KeperawatanSp 1:
Mendiskusikan dengan klien kemampuan yang dapat dilaksanakan
dandigunakan selama di RSJ.
Merencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap
hari. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
Menganjurkan pada klien untuk memasukkan kegiatan yang sesuai
dengan
kemampuan kedalam jadwal kegiatan harian.
-
5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr
27/54
B. STRATEGI KOMUNIKASI1. Fase orientasi
Salam terapeutikSelamat pagi mas !!
Evaluasi ValidasiBagaimana perasaan mas pagi ini ?
Kontrak- Topik : sesuai janji kita kemarin, siang ini kita akan
latihan kemampuan
ma s I yang ke3 yaitu mencuci piring.
- Waktu : berapa lama kira-kira kita bisa latihan mencuci piring
?bagaimana kalau 10 menit saja.
- Tempat : kemarin kita janjian di tempat pencucian piringkan.
Nantisetelah makan siang kita mulai latihannya. Ok !
2. Fase kerjaMas I,,,, sesuai janji saya kemarin, siang ini kita
akan latihan mencuci piring.
Sebelum kita mencuci piring, langkah awal kita harus gimana? Iya
tepat sekali.
Sebelum kita mencuci piring, kita harus buang dulu sisa
makanannya di
sampah. Kemudian kita lakukan cuci piring menggunakan sabun.
Setelah itu kita harus gimana? Iya, mas I benar sekali.
Ternyata mas I cukup fasih dalam hal kegiatan rumah tangga. Itu
patut
dikembangkan ketika mas I pulang kerumah.
Mas I sudah melakukan 3 kemampuan kegiatan rumah tangga yang
bisa
dilakukan di RSJ.
Besok kita rencanakan lagi kemampuan apa saja yang ada dalam
diri mas I
yang belum tersalurkan.
Ok ! mas I tadi cara mencuci piring mas I tepat sekali, nanti
setiap selesai
makan sebaiknya piring, sendok dan alat makan lainnya langsung
dicuci.
3. Fase terminasia. Evaluasi subyektif
Bagaimana perasaan mas I setelah kita latihan tadi ?
b. Evaluasi obyektifMas I sudah melakukan kegiatan rumah tangga
yang dapat dilakukan disini,
seperti merapikan tempat tidur, menyapu dan mencuci piring.
c. Rencana tindak lanjutSekarang kita rencanakan kemampuan apa
saja yang mas I miliki, mas I kan
menyukai musik, bagaimana kalau besok kita latihan main gitar.
Dan yang
perlu ditekankan dari 3 kegiatan itu mas I harus terapkan setiap
hari.
-
5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr
28/54
d. Kontrak- Topik
Bagaimana kalu besok pagi kita latihan bermain gitar.
- WaktuBesok mau jam berapa kita latihan ? bagaimana kalau
sepulang dari mas
I rehab saja ya, bagaimana mas I setujukan!
- TempatBagaimana kalau kita latihan di halaman samping dibawah
pohon. Ok!
Sampai jumpa besok!
-
5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr
29/54
ANALISA PROSES INTERAKSI
Komunikasi Verbal Komunikasi Non VerbalAnalisa Perpusat pada
PerawatAnalisa Perawat pada Klien Rasional
P : Selamat Pagi mas !
Boleh saya dudukdisebelah mas ?
K: pagi, oh ya ! silahkan
P : Memandang K dan tersenyum
K : memandang p dan tersenyum
P : ingin membuka
percakapan dengan K denganharapan membalas sapaan
P : bias diterima oleh K
K : member respon positif
dipertmuan pertama
Salam merupakan
kalimat pembuka untukmemulai suatu
percakapan sehinggadapat terjalin rasa
percaya
P : oh ya ! perkenalkannama saya Jastin
P : menatap K dan menjulurkantangan
P : merasa senang karena Ktersenyum pada P yang
K : memberikan respon sepintas Memperkenalkan diridapat
menciptakan rasa
Insial Pasien : Sdr. I
Status Interaksi : Fase Perkenalan
Lingkungan : Teras Samping
Deskrispi Pasien : px kooperatif
Tujuan : px dapat mengenal perawat dan
menceritakan masalahnya secara
terbuka
Nama Mahasiswa : J
Tanggal : 08 Januari 2014
Jam :
Ruang : PK. NAPZA
-
5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr
30/54
Fransiska lebih sering
disapa jastin
K : (diam) K : tersenyum pada P
artinya bahwa K merespon
adanya perkenalan
percaya dan agar
memudahkan interaksi
P : nama mas siapa ?
K : Namaku !!! ?
P : masih berjabat tangan dan
mendekati K
K : menyebutkan nama denganjelas sambil tersenyum
P : ingin tau nama K
P : merasa kooperatif
K : mulai dekat dengan Mengenal nama K akan
memudahkan interaksi
P : mas senang dipanggil
siapa ?
K : I
P : memandang K
K: menunduk dan menjawab
singkat
P : ingin menjalin kedekatan
dengan K
K : senang berkenalan dengan P Nama panggilan
merupakan nama akrabklien sehingga
menciptakan rasa senangakan adanya pengakuan
atas namannya
P : mas asalnya dari
mana ?
K : Banyuwangi
P : memandan K
K : menoleh pada P dantersenyum
P : masih berusaha
membangun kearaban
P : senang karena K adarespon
K : menjawab dengan singkat Topik sederhana
membantu menjalinkedekatan dengan klien
P : sekarang umur masberapa ?
K : sekarang aku umur19 tahun dan nanti bulan
November aku sudah 20tahun
P : mendekati K
K : menoleh pada P
P : merasa pertanyaannyadapat dijawab dengan jelas
K : menjawab sesuai denganingatannya
Umur biasmempengaruhi daya
ingat klien
P : selama disini P : menepuk pundak K P : merasa K mulai
mengikuti K : senang dengan aktivitasnya Menanyakan kegiatan
-
5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr
31/54
kegiatan apa saja yang K
lakukan
K : ya, disini kalau pagi
aku ke rehab musik nanti jam 12 makan
sebelumnya sholatberjamaah dan kalau
jam 13.30 wib waktunyatidur
K : menoleh pada P dan
menjelaskan kegiatan harian
jadwal kegiatan yang sesuai
dengan yang sudah
direncanakan
di RS walaupun terkadang
menjenuhkan
harian untuk mengetahui
keahlian apa saja yang
dimiliki klien
P : keahlian apa yang
mas I punya selama diRS
K : aku suka main drum,
dengerin musk tapikarena disini ada gitar ya
aku belajar gitar aja
P : memandang K
K : memandang P dan
memandang objek lain.
P : merasa kalau K punya sisi
positif (kemampuan bermainmusic )
K : senang dengan keahliannya
main gitar walaupun baru belajar
Menggali kemampuan /
keahlian klien dapatmencegah
P : sebelumnya kalau di
rumah kegiatan apa saja
yang dilakukan secara
mandiri ?
K : kadang yamembereskan tempat
tidur
P : tersenyum pada K
K : menunduk
P : merasa kalau K jaran
melakukan aktivitas dirumah
seperti membantu orang
tuannya
K : berpikir dan mengingat ingat
hal apa saja yang dilakukan
secara mandiri
Untuk mengetahui
kegiantan apa saja
dirumah sebelum di
bawa ke RS untukmelatih kemandirianklien
-
5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr
32/54
P : oke mas I, besok kita
ngobrol lagi ya. Kita
bahas keahlian apa sajayang dimiliki mas I, kita
ketemu jam 11 ya, sayasenang sudah bias
ngobrol dengan masK : oh ya ! besok kita
ketemu lagi
P : menepuk pundak K
K : menoleh dan tersenyum
P : memberikan reinfokement
pada K
K : memikirkan tentang kegiatan
yang ditawarkan
Kontrak berikutnya
harus ditentukan dan
harus mendapatkanpersetujuan klien dapat
ingat terhadap kontrak.
-
5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr
33/54
PENGKAJIAN KEPERAWATAN NAPZA
Ruangan : PK. Napza Tanggal Dirawat : 16 Mei 2014
I. IDENTITAS KLIENNama Klien : Sdr. I
Umur : 19 tahun
Pendidikan : SMA
Sumber Informasi : Klien dan Status
Tanggal Pengkajian : 02 Juni 2014
Nomor RM : 1012xx
Pekerjaan : -
Alamat : Banyuwangi
II. ALASAN MASUK/ KEDATANGANA. Alasan Masuk
Klien Mengatakan saat MRS dipaksa oleh keluarganya dalam keadaan
tangan
diborgol dan kaki diikat karena ketahuan mengkonsumsi
obat-obatan terlarang
dan emosi.
B. Keadaan Saat MasukKlien mengatakan saat MRS dalam keadaan
sadar dan paska penyalagunaan
obat dextro sebanyak 10 butir, miras dan ganjaa 1 batang 2 hari
sebelum
MRS.
C. Pemakaian TerakhirKlien mengatakan sebelum di bawa kesini,
klien mengkonsumsi ganja 1
batang dengan cara di hisap, terakhir tanggal 14 Mei 2014.
III. FAKTOR PREDISPOSISIKlien mengatakan di bawa ke RSJ lawang
klien pernah di rawat selama 1 bulan di
RKJM Banyuwangi. Saat Pulang kembali bergabung dengan
teman-teman yang
dulu. Dan mengulangi perbuatan hal yang sama (miras dan
penyalagunaan obat
dextro). Pada tahun 2010 klien mengaku pernah di tahan di BNN
Selama 10 hari.
Menurut status klien dirumah sering ngamuk-ngamuk sejak 2 bulan
yang lalu.
Paling parah 1 minggu. Klien sulit tidur. Minta apapun harus
diturutin jika tidak
orang tua di ancam.
Klien mengatakan depresi karena hubungan dengan pacarnya tidak
disetujui
keluarganya.
Diagnosa Keperawatan : - RPK
- Mekanisme Koping Individu tidak efektif.
-
5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr
34/54
A. Riwayat Masalah Penggunaan Zat1. Intoksikasi
Klien mengatakan mengkonsumsi tablet dextro yang awalnya Cuma 3
dan
sampai 10 biji tablet langsung di minum.
2. Keadaan/ Gejala Lepas zatKlien mengatakan tidak pernah
mengalami gejala lepas zat.
3. Komplikasi medik/ jiwaKlien marah-marah dan mengancam orang
tuanya
4. Perilaku Kriminal dalam RumahKlien mengatakan selalu
mengancam ibunya jika tidak diberi uang dengan
kata-kata Kalau saya tidak diberi uang, saya tidak mau pulang.
Dan
menurut status, pasien sering menjual gabah (padi) yang tersedia
di
rumahnya. Dan yang paling parah pasien mengancam ibunya
dengan
membawa parang, dengan nada bicara marah-marah serta sering
melontarkan kata-kata ingin membunuh ibunya jika tidak diberi
uang.
5. Perilaku Kriminal di luar RumahKlien mengatakan tidak pernah
punya masalah/ berbuat kriminal di luar
rumah seperti mencuri, mengancam dan mengambil barang dengan
paksa.
Tetapi kalau butuh uang dia menjual barang berupa gabah (padi)
di
rumahnya sendiri.
6. Catatan PolisiKlien mengatakan pada tahun 2010, klien di
tahan di BNN selama 10 hari
karena obat-obatan terlarang.
7. Problema dalam SekolahKlien mengatakan masa SMP adalah masa
terburuk, karena sudah 2 kali
pindah sekolah yang disebabkan selalu bertengkar dengan
temannya. Klien
mengatakan juga sering ikut tawuran.
Menurut status klien dikeluarkan dari sekolah.
8. Problema dalam keluargaKlien mengatakan tidak ada permasalah
dalam keluarga, klien mengatakan
apa yang diminta klien pasti diturutin dan diberikan.
9. Problem dalam PekerjaanKlien mengatakan pernah bekerja di
tempat cuci motor tapi berhenti
karena gajinya kecil. Kemudian bekerja di pabrik ikan sarden,
tapi juga
berhenti atas kemauan sendiri.
-
5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr
35/54
10.Problema dalam MasyarakatKlien mengatakan tidak pernah ada
masalah dengan orang lain. Klien
mengatakan mudah berbaur dengan orang lain.
11.Perawatan RS JiwaDiagnosa Medeik F.19 (Gangguan mental dan
perilaku akibat penggunaan
zat multipel dan zat psikoa)
Diagnosa Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
B. Etiologi Penggunaan Zat Adiktif Pertama KaliPasien mengatakan
awalnya dia dapat tawaran pil dextro dari temannya yang
mengatakan pil dextro dapat membuat pikiran happy. Kemudian
klien
mencoba pil tersebut saat punya masalah.
Diagnosa Keperawatan : Koping Individu tidak efektif
IV. FAKTOR PENYEBAB KAMBUH/ RELAPSKlien mengatakan setelah di
rawat di RKJM. Klien kembali bergabung dengan
teman-temannya lagi yang juga pengguna. Dan mulai menyalagunakan
obat
dextro, miras dan ganja lagi.
Diagnosaa Keperawatan : Koping Individu Tidak Efektif.
V. RIWAYAT UPAYA PENANGGULANGAN1. Lembaga/ Kota : PKJM2. Lamanya
: 1 Bulan3. Jenis Penanggulangan : Rehabilitasi Rohani dan Medik4.
Alasan meninggalkan metode tersebut : Programnya Selesai
Diagnosa Keperawatan : -
VI. PEMERIKSAAN FISIK1. Tanda Vital : TD : 110/ 70 mmHg, N :
99/mnt. S : 36,3oC. Rr : 20x/mnt2. Ukur : TB : 161 cm BB : 78 kg3.
Keluhan Fisik : Klien mengatakan tidak ada keluhan
Diagnosa Keperawatan : -
-
5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr
36/54
VII. DATA PSIKOSOSIAL1. Genogram
Keterangan Gambar :
: Laki-Laki
: Perempuan
: Hubungan Pernikahan
: Garis Keturunan
: Meninggal
: Tinggal Serumah
: Klien
: Orang terdekat
- Pola Asuh : klien mengatakan saat kecil sampai sekarang
diasuholeh ibunya
- Pola Komunikasi : Klien mengatakan selalu curhat dengan
kakaknya- Pengambilan Keputusan : Klien mengatakan ketika ada
masalah dalam
keluarga/ hal apa saja yang mengambil keputusan
pasti bapak
2. Data Saudara Kandung/ Saudara TiriNo Nama (Inisial) L/P Umur
Pendidikan Pekerjaan Ket.
1 Tn. W L 24 SMK TKI
Diagnosa Keperawatan : Koping Kelurga Tidak Efektif :
Ketidakmampuan
19
-
5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr
37/54
3. Riwayat Pendidikan Terakhir KlienTamat SMU
4. Riwayat Perilaku Seksual KlienKlien mengatakan belum pernah
menikah. Menurut status klien pernah
berperilaku seksual pra nikah dengan pacaranya.
5. Riwayat Pekerjaan KlienKlien mengatakan sering pindah-pindah
pekerjaan. Awalnya bekerja di tempat
pencucian sepeda motor, tapi berhenti karna gajinya terlalu
kecil. Kemudian
bekerja di tempat pabrik ikan sarden. Dan juga berhenti.
6. Hubungan Sosiala. Orang yang dekat/ dipercaya saat ini :
Klien mengatakan dekat dengan kakak. Alasan dekat dengan kakak
karena
selalu diberi uang saku.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok masyarakatKlien
mengatakan kadang-kadang saja ikut kumpul dengan tetangga
tetapi
lebih banyak kumpul dengan teman main.
Di RS klien selalu mengikuti program-program yan sudah
direncanakan
seperti keruang rehab untuk bermusik dan melakukan sholat
berjamaah.
c. Hambatan dalam hubungan dengan orang lainKlien tidak
mempunyai hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
terbukti saat perkenalan klien mampu memulai percakapan
walaupun
hanya bertanya sedikit tentang tempat asal.
Diagnosa Keperawatan : -
7. Konsep Diria. Gambaran Diri
Klien mengatakan tidak ada masalah dengan tubuhnya walaupun
sekarang
berat badannya bertambah
b. PeranKlien mengatakan saya seorang anak dengan usia 19 tahun
yang biasanya
kulia dan bermain dengan teman-teman.
c. IdentitasKlien memperkenalkan dirinya dan identitas
keluarganya dan klien bangga
dengan identitasnya menjadi laki-laki.
-
5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr
38/54
d. Ideal DiriKlien mengatakan ingin segera berkumpul bersama
keluarga dan berhenti
mengkonsumsi obat-obatan terlarang. Ingin segera bekerja karena
kalau
kulia rasanya tidak mampu karena dengan ijazah SMA
persamaan.
e. Harga DiriKlien mengatakan saya merasa malu saat pulang
nanti, karena saat dibawa
kesini dengan kondisi tangan di borgol dan kaki di ikat. Saya
merasa
tetangga selalu berpikir negatif.
Diagnosa Keperawatan : Harga Diri Rendah
8. Spirituala. Nilai dan Keyakinan
Klien mengatakan agamanya islam dan meyakini adanya
Tuhan-Nya
b. Kegiatan IbadahKlien melakukan ibadah secara rutin dan
berjamaah selama di RSJ. Saat
dirumah klien mengatakan sholatnya bolong-bolong.
Diagnosa Keperawatan : -
VIII.STATUS MENTAL1. Penampilan
Klien berpakaian sesuai dengan fungsinya, baju tidak kusut,
rambut disisir
rapi.
Diagnosa Keperawatan : -
2. PembicaraanSaat wawancara cara berbicara klien lambat dan
dapat dimengerti dengan
volume suara lembut.
Diagnosa Keperawatan : -
3. Aktivitas motorik / psikomotor Kelambatan
Klien tidak mengalami keterlambatan aktivitas motorik/
psikomotor,
terbukti ketika klien melakukan aktivitas rutin seperti tepat
jam rehab,
sholat dan makan, klien mampu melakukan tanpa disuruh.
-
5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr
39/54
PeningkatanKlien banyak beraktivitas, sulit untuk diam, sebentar
noton TV, sebentar
maen gitar dan mengerjakan sesuatu hal seperti membersihkan
kukunyya
dan maen tenis meja.
Diagnosa Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
4. Afek dan Emosia. Afek
Afek klien dangkal/ datar, terbukti saat klien ditanya kenapa
samapai
menggunakan obat terlarang, klien hanya menampakkan ekspresi
datar dan
menjawab pertanyaan secara singkat dan menunduk.
Diagnosa Keperawatan : -
b. EmosiKlien cemas, terbukti saat ditanya tentang perasaan
klien setelah membuat
keluarga kecewa saat ini, klien mengatakan kasian dan cemas
dengan
keadaan keluarganya.
Terbukti ekspresi wajah klien menunduk, cemas, bicara klien
lebih pelan
dan pada saat pemeriksaan fisik nadi teraba cepat (N:
99x/mnt).
Diagnosa Keperawatan : Ansietas.
5. Interaksi Selama WawancaraKontak mata kurang, terbukti saat
wawancara klien selalu memandang ke
objek lain, tidak mampu menatap lawan biara dan klien selalu
menunduk.
Akan tetapi seketika klien mampu memulai pembicaraan seperti
menanyakan
Sedang apa? Apa kabar?
Diagnosa Keperawatan : -
6. Persepsi Sensorik Halusinasi
Klien mengatakan tidak mengalami gangguan pada panca inderanya.
Klien
mengatakan tidak mendengar bisikan aneh ataupun hal-hal aneh
pada
penglihatan, penciuman, pengecapan dan perabaan.
IlusiKlien mampu melihat hal yang dilihat sesuai dengan
kenyataan, terbukti
klien mengatakan hal yang dilihat adalah pohon belimbing dan
kenyataannya adalah pohon belimbing.
-
5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr
40/54
DepersonalisasiKlien awalnya merasa asing pada lingkungan di RSJ
ini tapi tidak pada
diri sendiri maupun orang lain.
DerealisasiKlien menilai lingkungannya adalah nyata.
Diagnosa Keperawatan :-
7. Proses Pikira. Arus Pikir
Arus pikir klien koheren, terbukti saat ditanya, Kenapa sampai
mau
diajak teman untuk mengkonsumsi obat terlarang dan miras?
klien
menjawab singkat dan jelas Karena saya ingin mencoba/ ingin
tau,
dirasakan enak ya saya lanjutkan
Diagnosa Keperawatan : -
b. Isi PikirIsi pikiran klien obsesif, terbukti klien sering
mengeluhkan klien ingin
cepat pulang, karena ingin berkumpul dengan keluarganya.
c. Bentuk PikirBentuk pikiran klien realistik terbukti saat
ditanya tentang anggota
keluarganya, klien mengatakan anak ke 4 dari 4 bersaudara.
Tetapi anak
pertama dan ke 2 meninggal sejak kecil.
Diagnosa Keperawatan : -
8. Kesadaran- Secara Kuantitatif : Kesadaran klien compos mentis
(GCS : 4 5 6)- Secara Kualitatif : Klien mampu berorientasi baik
dengan waktu,
seperti waktu makan, sholat dan mandi. Klien juga
mampu berorientasi dengan tempat dan
lingkungannya seperti tenmpat tidur dan tempat
rehapnya. Klien mau merubah posisi duduknya yang
semula kakinya di atas kursi menjadi diturunin
ketika ditegur.
Diagnosa Keperawatan : -
9. Orientasi- Waktu : Klien tidak mengalami gangguan orientasi
waktu terbukti klien
mampu menyebutkan waktu sholat duhur, dan pada
kenyataannya memang waktu sholat duhur dan saat ditanya
-
5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr
41/54
sekrang tanggal berapa ? klien menjawab tanggal 2 Juni
2014 sesuai dengan kenyataan.
- Tempat : Klien tidak mengalami gangguan orientasi tempat
terbuktiklien mampu menjawab ini adalah RSJ. dan saat disuruh
ke
rehab, klien bisa ke tempat rehab sesuai dengan tempat
rehabnya yaitu di rehab percobaan tenaga kerja laki-laki.
- Orang : Klien tidak mengalami gangguan orientasi orang
terbukti, klienmampu mengenali perawat yang bertugas di napza dan
saat di
tanya itu namanya siapa? klien menjawab perawat A
kenyataannya memangperawat A.
Diagnosa Keperawatan : -
10.MemoriKlien tidak mengalami gangguan memori baik jangka
panjang maupun jangka
pendek. Terbukti klien mampu menceritakan sebelum klien dibawa
ke RSJ
dan aktivitas yang dilakukan dari saat bangun tidur sampai tidur
siang.
Diagnosa Keperawatan : -
11.Tingkat Konsentrasi dan berhitungSaat klien diajak berbiara
dengan topik Apa kesan dan pesan saat di sini?
Klien tampak berfikir lama dan saat mencoba perkalian dan
penjumlahan (70
x 10 + 1 x 0 = .....) klien tidak mampu konsentrasi dengan
pertanyaan itu.
Diagnosa Keperawatan : Gangguan Proses Pikir.
12.Kemampuan PenilaianKlien mengatakan bila sampai dirumah, saya
akan bergaul dengan teman baru
yang lebih baik dan akan menjauhin teman-teman yang memakai
obat-obat
terlarang.
Diagnosa Keperawatan : -
13.Daya Tilik DiriKlien menyadari dengan kesalahan yang telah
dia perbuat di masa lalu dan
menyadari dengan keadaannya saat ini.
Diagnoa Keperawatan : -
-
5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr
42/54
IX. MEKANISME KOPINGKlien mengatakan saat perasaan tidak enak
saat ini lebih baik bermain gitar.
Tetapi kalau dibangdingkan dengan sebelum MRS ketika ada masalah
langsung
membeli miras dan tidak pulang ke rumah (menghindari
masalah)
Diagnosa Keperawatan : Koping Individu tidak Efektif.
X. PENGETAHUAN KURANG MENGENAISaat ditanya, Apa akibat dari
pemakaian zat psikoaktif, apakah klien tau apa
komplikasi yang akan terjadi dan bagaimana cara mengatasi
suggest ? klien
mengatakan tidak tau.
Diagnosa Keperawatan : Kurang Pengetahuan tentang akibat,
komplikasi dan cara
mengatasinya.
XI. ASPEK MDEIK1. Diagnosa Medis
AXIS I : F19 (Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan
zat
multiple dan zat psikoa)
AXIS II : C.K. terbuka (ciri kepribadian terbuka)
AXIS III : Laserasi di lutut kiri
AXIS IV : Masalah yang berkaitan dengan lingkungan sosial
AXIS V : GAF Scala saat ini 2011
2. Terapi MedisTablet Clozapin 25 mg 101
-
5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr
43/54
XII. ANALISA DATATanggal
& JamData Diagnosa Keperawatan
2/6/14
11.00
Ds : - Klien mengatakan selalu mengancam
ibunya jika tidak diberi uang dengan
ancaman tidak mau pulang.
-Menurut status, klien mengancam sambilmembawa parang dan
marah-marah
Do: klien banyak beraktivitas, sulit untuk diam,
sebentar noton tv, sebentar maen gitar dan
mengerjakan sesuatu hal seperti
membersihkan kukunya, main tenis meja.
Resiko Perilaku
Kekerasan
2/6/14
11.00
Ds : - Klien mengatakan pada tahun 2010
pernah ditahan di BNN selam 10 hari
karena obat terlarang dan kakanya selalu
mengkonsumsi miras.
-Menurut status, kakak klienmengkonsumsi miras.
-Pengambil keputusan dalam keluargalebih dominan bapak
klien.
Do: -
Koping keluarga tidak
efektif
2/6/14
11.00
Ds : Klien mengatakan tidak mampu kulia
karena dengan ijazah persamaan dan malu
saat pulang nanti
Do: - klien tampak malu dengan keadaannya
-Kontak mata kurang-menunduk
Harga diri rendah
situasional
2/6/14
11.00
Ds : Klien mengatakan sudah malas untuk mikir
Do: Klien kurang konsentrasi saat berhitung
Gangguan Proses Pikir
2/6/14
11.00
Ds : Klien mengatakan saat kumpul dengan
teman lama kembali mengkonsumsi obat
terlarang. Dan jika ada malah menghindar
Do: saat ditanya bagaimana cara klien jika ada
masalah, klien menjawab menghindar/ tidak
pulang
Koping individu tidak
efektif
-
5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr
44/54
XIII. POHON MASALAH
XIV. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Resiko Perilaku Kekerasan2.
Koping Individu tidak efektif3. Harga diri rendah situasional4.
Gangguan proses pikir5. Koping individu tidak efektif.
Lawang, 2 Juni 2014
Perawat yang Mengkaji
Ttd
Kelompok IV
Gangguan Konsep Diri
: HDR
Koping Kelurga tidak Efektif
Gangguan Proses
Pikir
Resiko Perilaku Kekerasan
Core Problem
Cause Koping Individu tidak Efektif
Efek
-
5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr
45/54
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
KLIEN DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH
DI UNIT RAWAT INAP PK. NAPZA DR. RADJIMAN WEDIODININGRAT
LAWANG
Nama Klien : Sdr. I No. CM : 1012xx
Jenis Kelamin : Laki-Laki Dx. Medis : F19Ruang : Napza Unit
Keswa :
Tgl DiagnosaKeperawatan
Perencanaan RasionalTujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
2/6/14 Harga Diri
Rendah
TUM
Klien memiliki konsep
diri yang positif
TUK:
1. Klien dapatmembina
hubungan saling
percaya
Setelah 1x interaksi, klien
menunjukkan ekspresi
wajah bersahabat,
menunjukkan rasa senang,
ada kontak mata, mau
berjabat tangan, mau
menyebutkan nama, mau
menjawab salam, klien
1. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakanprinsip
komunikasi terapeutik:
Beri salam setiap berinteraksi. Perkenalkan nama, nama panggilan
perawat dan tujuan
perawat berkenalan
Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien Jelaskan tujuan
pertemuan Jujur dan menepati janji
Hubungan salingpercaya akan
menimbulkankepercayaan klien
pada perawatsehingga akan
memudahkan
dalampelaksanaantindakan
selanjutnya.
-
5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr
46/54
mau duduk berdampingan
dengan perawat, mau
mengutarakan masalah
yang dihadapi
Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apaadanya
Beri perhatian dan perhatikan kebutuhan dasar klien
3/6/14 2. klien dapat
mengidentifikasi
aspek positif dan
kemampuan yang
dimiliki
Setelah 1x interaksi klien
menyebutkan :
a. Aspek positif dankemampuan yang
dimiliki
b. Aspek positifkeluarga
c. Aspek positiflingkungan
2.1 Diskusikan dengan klien tentang :
a. aspek positif yang dimiliki klien, keluarga, lingkungan
b. kemampuan yang dimiliki klien
2.2 Bersama klien buat daftar tentang
a. aspek positif klien, keluarga, lingkungan
b. kemampuan yang dimiliki klien
2.3 Beri pujian yang realistis, dan hidarkan memberi
penilain
negatif
Pujian akan
meningkatkanharga diri klien.
3/6/14 3. Klien dapat menilai
kemampuan yang
dimiliki untuk
dilaksanakan
Setelah 1x interaksi klien
menyebutkan kemampuan
yang dapat dilaksanakan
3.1 Diskusikan dengan klien kemampuan yang dapat
dilaksanakan dan digunakan selalma sakit
3.2 Diskusikan kemampuan yang masih dapat dilajutkan
pelaksanaanya setelah klien pulang dengan kondisinya
saat ini.
Peningkatankemampuan
mendorong klien
untuk mandiri
-
5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr
47/54
3/6/14 4. Klien dapat
merencakan
kegiatan sesuai
dengan kemampuan
yang dimiliki
Setelah 1x interaksi klien
membuat rencana
kegiatan harian
4.1 Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat
dilakukan setiap hari sesuai kemampuan klien
a. kegiatan mandiri
b. kegiatan dengan bantuan
4.2 Tingkatkan kegiatan sesuai kondisi klien
4.3 Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat klien
lakukan
Pelaksanaan
kegiatann secara
mandiri modalawal untuk
meningkatkanharga diri.
4/6/14 5. Klien dapat
melakukan kegiatan
sesuai rencana yang
dibuat
Setelah 2x interaksi klien
melakukan kegiatan
sesuai jadwal yang dibuat
5.1 Anjurkan klien untuk melaksanakan kegiatan yang telah
direncanakan
5.2 Pantau kegiatan yang dilaksanakan klien
5.3 Beri pujian atas usaha yang dilakukan klien
5.4 Diskusikan kemungkinan pelaksanaan kegiatan setelah
pulang.
Dengan aktivitasklien akan
mengetauikemampuannya.
- 6. Klien dapat
memanfaatkan
sistem pendukungyang ada
Setelah 1x interaksi klien
memanfaatkan sistem
pendukung yang ada dikeluarga
6.1 Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara
merawat klien dengan harga diri rendah
6.2 Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat
6.3 Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah
Perhatiankeluarga dan
pengertiankeluarga akan
dapat membantumeningkatkanharga diri klien.
-
5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr
48/54
CATATAN PERKEMBANGAN TINDAKAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
DI UNIT RAWAT INAP NAPZA RSJ DR. RADJIMAN WEDIODININGRAT
LAWANG
Nama Pasien : Sdr I No RM : 1012xx
Jenis Kelamiin : Laki-Laki Diagnosa Medis : F19
Ruang : Napza No. Keswa :
No TANGGAL IMPLEMENTASI EVALUASI TTD
1 08 - 06 - 2014 1. Membimbing hubungan saling percaya
denganmenggunakan prinsip komunikasi terapeutif.
P : Selamat pagi mas !! apa kabar hari ini ? oh ya,
perkenalkan nama saya J. Saya mahasiswa yang
praktek disini selama 2 minggu. Saya perawat yang
akan merawat mas disini. Kalau boleh tau nama mas
siapa ? dan suka di panggil siapa ?
K : pagi juga bak. Nama saya I. Saya suka dipanggil
dengan panggilan I
2. Mendiskusikan aspek positif / kemampuan yangdimiliki
klien.
P : kamu punya kemampuan apa yang bisa dilakukan
disni?
S : Px mengatakan bias bermain music (drum) dan untuk saat
ini masih belajar main gitar
O: Px menerima kedatangan perawat
Px masih menggunakan kemampuannya dan mau belajar
hal baru
Px mengikuti semua kegiatan yang sudah direncanakan
untuk dirinya
A : Px memiliki kemampuan lain yang ada pada dirinya
Px setuju dengan kegiatan / kemampuan yang lain untuk
dimasukkan ke dalam jadwal harian
-
5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr
49/54
K : saya dulu main drum, sekarang disini saya belajar
main gitar
3. Mendiskusikan kemampuan yang masih dapatdilanjutkan.
P : sudah bisa nyanyi apa saja disni ?
K : banyak, sandiwara cinta salah satunya.
4. Merencanakan kegiatan yang akan dipilih klien sesuaidengan
kemampuan.
P : ayo kita rencanakan kegiatan-kegiatan yang bisa kita
lakukan disini dan kamu sukai ?
K : ayo
P: Lanjutkan intervensi dan untuk Px, kita latihan
kemampuan lainnya besok.
2 05062014 1. Merencanakan bersama px aktivitas yang
dapatdilakukan setiap hari
2. Member kesempatan px untuk mencoba kegiatan yangsudah
direncanakan.
S : Px mengatakan senang dengan akitivitas saat ini,
walaupun kadang membosankan
O: Px kooperatifPx tampak fresh
Px mulai akrab dengan perawat
Px mengikuti semua kegiatan yang sudah dijadwalkan
-
5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr
50/54
A: SP 1 belum tercapai
P : Px latih kemampuan yang lain
P ulangi SP 1 no 3. Mendiskusikan kemampuan yang
masih dapat dilanjutkan.
3 07062014 1. Merencanakan bersama px aktivitas yang
dapatdilakukan setiap hari.
2. Member kesempatan pada px untuk mencoba kegiatanyang sudah
direncanakan.
3. Meningkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisipx.
4. Menganjurkan pada px untu memasukkan kegiatanyang sesuai
dengan kemampuan ke dalam jadwal
kegiatan.
S : Selamat pagi mbak !
O : Px kooperatif
Px tampak fresh
Keadaan umum baik
Kontak mata +
A : SP 1 belum tercapai
P: Pxmotivasi kemampuan lain
P ulangi SP 1. Implementasi no 1,2,3 dan 4
1. Merencanakan bersama px aktivitas yang dapatdilakukan setiap
hari.
2. Member kesempatan pada px untuk mencoba kegiatan
-
5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr
51/54
yang sudah direncanakan.
3. Meningkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisipx.
4. Menganjurkan pada px untu memasukkan kegiatanyang sesuai
dengan kemampuan ke dalam jadwal
kegiatan.
4 09062014 1. Mendiskusikan dengan px kemampuan yang
dapatdilaksanakan dan digunakan selama di RSJ
2. Merencanakan bersama px aktivitas yang dapatdilaksanakan
setiap hari
3. Menganjurkan pada px untuk memasukkan kegiatanyang sesuai
dengan kemampuan ke dalam kegiatan.
S : Saya baikbaik saja mbak!
O: Px kooperatif
Px tenang
ADI mandiri
Istirahat +
Ma / mi +
A: SP 1 belum tercapai
P : px motivasi kemampuan px
P ulangi SP 1 impelementasi no 1, 2, dan 3
1. Mendiskusikan dengan px kemampuan yang dapatdilaksanakan dan
digunakan selama di RSJ
-
5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr
52/54
2. Merencanakan bersama px aktivitas yang dapatdilaksanakan
setiap hari
3. Menganjurkan pada px untuk memasukkan kegiatanyang sesuai
dengan kemampuan ke dalam kegiatan.
5 1006 2014 1. Merencanakan bersama px aktivitas yang
dapatdilaksanakan setiap hari
2. Melatih px sesuai kemampuan yang dipilih3. Memberikan pujian
yang wajar terhadap keberhasilan
px.
4. Menganjurkan pada px untuk memasukkan kegiatanyang sesuai
dengan kemampuan ke dalam kegiatan.
5. Memotivasi px dengan kemampuang yang px punya.
S : px mengatakan ada apa mbak !
O: px kooperatif
rehab +
TAK +
ADI mandiri
ma / mi +
A : SP 1 tercapai sebagian
P : px motivasi kemampuan px
P lanjutkan SP 1 implementasi no 1, 2, 3, 4, dan 5
1. Merencanakan bersama px aktivitas yang dapatdilaksanakan
setiap hari
2. Melatih px sesuai kemampuan yang dipilih3. Memberikan pujian
yang wajar terhadap keberhasilan
px.
-
5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr
53/54
4. Menganjurkan pada px untuk memasukkan kegiatanyang sesuai
dengan kemampuan ke dalam kegiatan.
5. Memotivasi px dengan kemampuang yang px punya.
-
5/23/2018 Laporan Kasus Lp Dan Askep Hdr
54/54
RSJ dr.Radjiaman Wediodiningrat LAWANG
Ruang Pemulihan Ketergantungan NAPZA
KEGIATAN HARIAN KONSELOR ADIKSI
HARI/TANGGAL :
NAMA KLIEN :
WAKTU JENIS KEGIATAN KETERANGAN
04.30-05.00 Sholat subuh berjamaah
05.00-05.50 Function (Kebersihan Facility)
05.50-06.30 Senam pagi
06.30-07.00 Merapikan tempat tidur dan membersihkan diri
(mandi)
07.00-07.30 Makan pagi
07.30-08.00 Nicotin break
Cek kerapian
Kontrol vital sign
08.00-09.15 Morning meeting
09.15-12.00 Time frame/free
Latihan kerja rehabilitasi
Visite dokter
Seminar/TAK
Nonton tv/ baca koran/ hobby
12.00-12.30 Sholat dzuhur berjamaah
12.30-13.00 Makan siang
13.00-13.30 Function (Kebersihan Facility)13.30-13.50 Nikotin
break
13.50-15.00 Tidur siang
15.00-15.30 Sholat ashar berjamaah
15.30-16.00 Function (Kebersihan Facility)
16.00-17.15 Jam santai
Nonton tv/baca koran/hobby
17.15-17.45 Mandi dan persiapan sholat
17.45-18.45 Sholat magrib berjamaah
18.45-19.45 Makan malam
19.45-19.30 Nicotin break
19.30-21.00 Jam bebasNonton tv/baca koran/ hobby
21.00-21.10 istirahat
CATATAN EVALUASI HARIAN :
Mengetahui
Kepala ruang PK NAPZA Yang mengerjakan
KAWIT ANDRARYANIWATI,S.ST
NIP.19661227 1986032 002