BAB IPENDAHULUAN
Rongga mulut memiliki kondisi lingkungan yang sangat kompleks.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kondisi rongga mulut seperti
faktor lokal ataupun sistemik. Faktor-faktor ini dapat menyebabkan
perubahan di dalam rongga mulut yang selanjutnya disebut sebagai
variasi rongga mulut. Secara teoritis, variasi dalam rongga mulut
di bagi menjadi variasi normal dan variasi patologis.Variasi normal
rongga mulut adalah suatu keadaan rongga mulut dimana terdapat
kelainan di dalamnya, namun kelainan tersebut bukanlah suatu
keadaan yang perlu di khawatirkan karena umumnya tidak mengganggu
keseharian pasien. Sementara itu variasi patologis rongga mulut
adalah suatu keadaan rongga mulut dimana terdapat kelainan di
dalamnya, hanya saja kelainan yang ditemukan ini perlu di waspadai
karena dapat mengakibatkan gangguan baik secara lokal maupun
sistemik.Sebagai seorang dokter gigi, kita harus dapat melihat
perubahan yang ada di dalam rongga mulut. Selain itu kita juga
harus dapat mengidentifikasikan perubahan yang ada tersebut sebagai
variasi normal atau variasi patologis. Setelah dilakukan
identifikasi tersebut, kita dapat menentukan tindakan atau
perawatan apa yang harus dilakukan ketika menangani pasien dengan
variasi-variasi dalam rongga mulut yang ada.
BAB IILAPORAN KASUS
A. Laporan Kasus FisiologisPasien INo. Status: I.3261/V/13Jenis
kelamin: PerempuanUsia: 22 tahunTanggal lahir: 9 September
1990Keluhan utama:Pasien merasa terdapat permukaan garis yang
menonjol, tidak sakit pada pipi bagian dalam sebelah kiri dan
kananRiwayat penyakit:Pasien tidak menyadari mulai kapan permukaan
garis tersebut timbul. Permukaan garis tersebut tidak melebar dan
tidak menggangu. Pasien mengakui sering menghisap-hisap
pipi.Pemeriksaan ekstra oral: Tidak ada kelainanPemeriksaan intra
oral:
11
2
Kebersihan mulut: Baik Mukosa pipi kiri: Garis putih,
bergelombang, menonjol, dengan panjang 3 cm pada mukosa bukal yang
menghadap regio 36-38 Mukosa pipi ka: Garis putih, bergelombang,
menonjol, dengan panjang 1 cm pada mukosa bukal yang menghadap
regio 46-48 Gingiva atas kiri: Kecoklatan Gingiva atas ka:
KecoklatanDiagnosa:1. Cheek biting2. Pigmentasi rasialPrognosa:
BAIKPerawatan: 1. Pasien diminta untuk menghilangkan kebiasaan
buruk menghisap-hisap pipi2. DHE berupa menjaga kebersihan gigi dan
mulut dengan cara rajin menyikat gigi
B. Laporan Kasus PatologisPasien INo. Status: W.3494/V/13Jenis
kelamin: PriaUsia: 33 tahunTanggal lahir: 3 Maret 1980Keluhan
utama:Pasien merasa terdapat benjolan lunak, tidak sakit pada
permukaan pipi bagian dalam sebelah kiri.Riwayat penyakit:Pasien
tidak menyadari mulai kapan benjolan tersebut timbul. Benjolan
tidak membesar, tetapi mengganggu akibat sering tergigit secara
tidak sengaja.Pemeriksaan ekstra oral: Tidak ada
kelainanPemeriksaan intra oral:
21
Kebersihan mulut: kurang Mukosa pipi kiri : Terdapat benjolan
sesil, lunak, dengan diameter 1cm, berwarna merah tua. Setempat
permukaan berwarna putih. Terletak menghadap gigi 25 Gingiva atas
kiri: Terdapat penonjolan tulang di atas gigi 22 dan 23 Gingiva
atas ka: Terdapat penonjolan tulang di atas gigi 12 dan
13Diagnosa:1. Iritasi fibroma oleh karena gigi 252.
ExostosisPrognosa: BAIKPerawatan:1. Iritasi fibroma oleh karena
gigi 25Pasien dirujuk ke bagian prostodonsia guna dilakukan
grinding pada bagian yang tajam dari mahkota gigi 25 sebelah
bukal.2. ExostosisKarena merupakan variasi normal, maka tidak
dilakukan perawatan.
BAB IIITINJAUAN PUSTAKA
A. Cheek Biting / Frictional KeratosisDefinisiCheek biting
adalah suatu lesi akibat kebiasaan seseorang menghisap atau
menggigit pipi kronis (mukosa bukal) disebabkan oleh karena
maloklusi, kebiasaan oral atau kurangnya koordinasi dalam
pengunyahan sehingga dapat menyebabkan trauma pada area tersebut.
(1)
EtiologiFaktor psikogenik seperti stress atau cemas, kelainan
neuromuskular. (2)
Gambaran KlinisAbrasi epitelium superfisial yang meninggalkan
fragmen keputihan dengan latar belakang kemerahan yang umumnya
terbatas pada mukosa labial bawah dan atau mukosa bukal di dekat
garis oklusi. (3)
PerawatanPerawatannya ditujukan untuk menghilangkan faktor
penyebab iritasi kronis, baik itu permukaan mahkota gigi yang tajam
atau tepi protesa yang perlu diperbaiki. Kadang, penggunaan acrylic
guard dapat diaplikasikan pada malam hari, guna mencegah cheek atau
lip chewing. (4)
Diagnosa BandingLinea alba, kandidiasis pseudomembran akut
(Thrush).
Diagnosa Banding Cheek Biting
Cheek BitingLinea AlbaKandidiasis (Thrush)
Gambar
DefinisiCheek biting adalah suatu lesi akibat kebiasaan
seseorang menghisap atau menggigit pipi kronis (mukosa bukal)
disebabkan oleh karena maloklusi, kebiasaan oral atau kurangnya
koordinasi dalam pengunyahan sehingga dapat menyebabkan trauma pada
area tersebut. (1)Garis horizontal pada mukosa bukal, sejajar
dengan bidang oklusal. Biasanya memanjang dari lipatan bibir ke
gigi posterior dan dapat memanjang sampai mukosa bibir bagian dalam
dan sudut mulut. (5)Lesi putih non keratotik yang terjadi akibat
serbuan agen endogenous mulut yang infeksius pada lapisan
superfisial dari mukosa mulut. (6)
EtiologiFaktor psikogenik seperti stress atau cemas, kelainan
neuromuskular. (2)Aktivitas motorik dan faktor psikis. (5)
Jamur seperti ragi yang disebut Kandida. (6)
Gambaran KlinisAbrasi epitelium superfisial yang meninggalkan
fragmen keputihan dengan latar belakang kemerahan yang umumnya
terbatas pada mukosa labial bawah dan atau mukosa bukal di dekat
garis oklusi. (3)Garis putih horizontal dan lebih tebal dari
sekelilingnya, biasanya bilateral. (5)Pembentukan lesi putih
seperti plak atau flek putih pada mukosa, bisa digosok namun akan
memperlihatkan suatu daerah kemerahan atau bahkan ulserasi yang
dangkal. (6)
PerawatanPerawatannya ditujukan untuk menghilangkan faktor
penyebab iritasi kronis, baik itu permukaan mahkota gigi yang tajam
atau tepi protesa yang perlu diperbaiki. Kadang, penggunaan acrylic
guard dapat diaplikasikan pada malam hari, guna mencegah cheek atau
lip chewing. (4)Menghentikan kebiasaan, terapi psikologis,
penggunaan occlusal night guard. (5)
Biopsi, obat antijamur : larutan nystatin oral atau pastilles,
amphoterizin lozenges atau gel dan tablet mikonazol, berhenti
merokok. (3)
B. Pigmentasi Rasial / Pigmentasi Fisiologis /
MelanoplakiaDefinisiSuatu pigmentasi gelap yang menyeluruh dan
konstan pada mukosa mulut, tidak hanya terlihat pada pasien kulit
berwarna, tetapi juga pada beberapa orang kulit putih terutama yang
hidup di daerah mediterania. (3,7)
EtiologiBertambahnya produksi melanin. (7)
Gambaran KlinisPigmentasi umumnya berwarna kecoklatan (jarang
berwarna hitam), seringkali tampak sebagai pita difus, gelap dengan
batas jelas dan tepi lengkung yang memsahkannya dari mukosa
alveolar, secara khas daerah tersebut simetris dan tanpa gejala,
mengenai terutama gingiva dan juga pipi, palatum durum, bibir dan
lidah. (7)
PerawatanTidak perlu dilakukan perawatan, hanya bersifat
menenangkan pasien saja. (3)
Diagnosa BandingSmokers melanosis dan penyakit addison.
Diagnosa Banding Pigmentasi RasialPigmentasi RasialSmokers
MelanosisPenyakit Addison
Gambar
DefinisiSuatu pigmentasi gelap yang menyeluruh dan konstan pada
mukosa mulut, tidak hanya terlihat pada pasien kulit berwarna,
tetapi juga pada beberapa orang kulit putih terutama yang hidup di
daerah mediterania. (3,7)Perubahan warna yang khas pada permukaan
permukaan mukosa yang terpajan tembakau. (7)
Penyakit endokrin langka dimana kelenjar adrenalin memproduksi
hormon steroid yang tidak cukup sehingga menimbulkan
pigmentasi.
EtiologiBertambahnya produksi melanin. (7)
Pengendapan melanin dalam lapisan sel basal. (7)
Kerusakan autoimun dari kelenjar adrenal dan juga peny infeksi
(adrenalektomomi, sepsis gram positi, insufisiensi ptituari dan
invasi tumor) . (7)
Gambaran KlinisPigmentasi umumnya berwarna kecoklatan (jarang
berwarna hitam), seringkali tampak sebagai pita difus, gelap dengan
batas jelas dan tepi lengkung yang memsahkannya dari mukosa
alveolar, secara khas daerah tersebut simetris dan tanpa gejala,
mengenai terutama gingiva dan juga pipi, palatum durum, bibir dan
lidah. (7)Umumnya ditemukan pada perokok berat, bercak coklat difus
yang ukurannya beberapa sentimeter yang tersebar asimetris,
diskolorisasi gigi menjadi coklat dan halitosis biasanya menyertai
keadaan tersebut. (7)
Hiperpigmentasi, terutama pada daerah yang biasanya berpigmen
atau terkena trauma. Pada mukosa mulut tampak pigmentasi coklat
berupa bintik-bintk fokal yang multipel atau difus di daerah
gingiva, mukosa bukal dan tempat lainnya seperti lidah dan bibir,
secara klinis sulit dibedakan dengan pigmentasi rasial. (3)
PerawatanTidak perlu dilakukan perawatan, hanya bersifat
menenangkan pasien saja. (3)
Tidak perlu dilakukan perawatan, tetapi dianjurkan untuk
mengurangi frekuensi merokok agar lesi berkurang secara bertahap
dan tidak tampak setelah beberapa bulan atau tahun.Diberikan terapi
penggantian (fludrokortison dan kortikosteroid) . (3)
C. Iritasi Fibroma / Fibro-epithelial PolypDefinisiNeoplasma
jinak yang paling sering ditemukan di rongga mulut akibat iritasi
yang menerus sehingga mengakibatkan hiperplasia atau proliferasi
yang reaktif pada jaringan ikat. (8,9)
EtiologiIritasi kronis. (7)
Gambaran KlinisMassa semi menonjol, kuat, berbatas jelas, tak
bertangkai atau bertangkai, berwarna merah muda, tertutup oleh
mukosa yang tampaknya normal atau kadang-kadang tertutup oleh
mukosa yang berwarna keputih-putihan akibat hiperkeratosis yang
umumnya terletak pada mukosa bukal disekitar garis oklusal, bibir
dan lidah. (7,8,9)
PerawatanFibroma iritasi paling baik dirawat dengan
menghilangkan sumber iritasinya bersamaan dengan eksisi bedah.
(7)
Diagnosa BandingLipoma, neurofibroma soliter.
Diagnosa Banding Iritasi FibromaIritasi
FibromaLipomaNeurofibroma Soliter
Gambar
DefinisiNeoplasma jinak yang paling sering ditemukan di rongga
mulut akibat iritasi yang menerus sehingga mengakibatkan
hiperplasia atau proliferasi yang reaktif pada jaringan ikat.
(8,9)Tumor jinak yang berasal dari jaringan lemak, bertumbuh lambat
dan tidak terasa sakit. (3,9)
Suatu neoplasma jinak yang mengandung campuran dari sel-sel
schwan neoplastik dan akson-akson yang tersebar. (11)
EtiologiIritasi kronis. (7)
Belum diketahui penyebab pastinya.Belum diketahui penyebab
pastinya.
Gambaran KlinisMassa semi menonjol, kuat, berbatas jelas, tak
bertangkai atau bertangkai, berwarna merah muda, tertutup oleh
mukosa yang tampaknya normal atau kadang-kadang tertutup oleh
mukosa yang berwarna keputih-putihan akibat hiperkeratosis yang
umumnya terletak pada mukosa bukal disekitar garis oklusal, bibir
dan lidah. (7,8,9)Massa submukosa, berbatas jelas, bulat atau
lonjong, tak bertangkai atau bertangkai, berwarna
kekuning-kuningan, permukaannya licin, lunak dan kadang terdapat
pseudofluktuasi. (9)Palpasi, tampak lebih kenyal dari jaringan
lunak di sekitarnya, konsistensinya kistik, batas difus,
menunjukkan variasi warna dari pucat hingga kekuningan dengan
dilindungi warna yang bervariasi coklat, kulit atau mukosa tampak
normal, lesi besar menimbulkan deformasi dan mempunyai massa tumor
yang kecil dan bertangkai nodular terlokalisir. (11)
PerawatanFibroma iritasi paling baik dirawat dengan
menghilangkan sumber iritasinya bersamaan dengan eksisi bedah.
(7)Pembuangan secara bedah sampai meliputi dasar lesinya. (7)
Eksisi. (7)
D. EksostosisDefinisiPenonjolan tulang keluar yang terlokalisasi
umumnya berupa nodula keras multipel yang memperlihatkan lipatan
mirip kerut diantara nodul-nodulanya, secara histopatologis juga
tampak sama dengan torus. (7)
EtiologiBerasal dari pusat inti tulang cancellous dan juga
berhubungan dengan autosomal dominan yang dimiliki oleh setiap
individu. (7)
Gambaran KlinisTampak sebagai nodula dengan permukaannya keras,
tegang dan putih sampai merah mudah pucat, umumnya mengenai daerah
permukaan fasial dari alveolar ridge rahang atas dan rahang bawah,
kadang-kadang terjadi pada alveolar ridge palatum di dekat molar
atas. (7)
PerawatanPembuangan umumnya tidak perlu, jika tidak didorong
oleh pertimbangan-pertimbangan kosmetis, prostodontik, psikologik
atau trauma. (7)
Diagnosa BandingTorus palatinus dan torus mandibularis.
Diagnosa Banding EksostosisEksostosisTorus Palatinus dan
Mandibularis
Gambar
DefinisiPenonjolan tulang keluar yang terlokalisasi umumnya
berupa nodula keras multipel yang memperlihatkan lipatan mirip
kerut diantara nodul-nodulanya, secara histopatologis juga tampak
sama dengan torus. (7)Tonjolan tulang pada rahang, terletak pada
garis tengah palatum atau attached gingival sebelah lingual dari
mandibula dapat dikenali dengan mudah sebagai nodula-nodula tulang
keras yang secara histopatologis tampak sama. (7)
EtiologiBerasal dari pusat inti tulang cancellous dan juga
berhubungan dengan autosomal dominan yang dimiliki oleh setiap
individu. (7)Genetik. (3)
Gambaran KlinisTampak sebagai nodula dengan permukaannya keras,
tegang dan putih sampai merah mudah pucat, umumnya mengenai daerah
permukaan fasial dari alveolar ridge rahang atas dan rahang bawah,
kadang-kadang terjadi pada alveolar ridge palatum di dekat molar
atas. (3)Torus palatinus tampak sebagai benjolan tulang sesil,
tumbuh lambat di garis tengah palatum, datar atau nodular.
Sedangkan torus mandibularis tampak sebagai benjolan tulang
bilateral, di lingual gigi premolar dan tidak sakit. (3)
PerawatanPembuangan umumnya tidak perlu, jika tidak didorong
oleh pertimbangan-pertimbangan kosmetis, prostodontik, psikologik
atau trauma. (7)Tidak perlu dilakukan perawatan. Bila mempersulit
pemakaian gigi tiruan makan perlu dilakukan eksisi atau pemotongan.
(3)
BAB IVRINGKASAN
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kondisi rongga mulut
seperti faktor lokal ataupun sistemik. Faktor-faktor ini dapat
menyebabkan perubahan di dalam rongga mulut yang selanjutnya
disebut sebagai variasi rongga mulut., baik normal maupun
patologis. Variasi normal rongga mulut adalah suatu keadaan rongga
mulut dimana terdapat kelainan di dalamnya, namun tidak perlu
dikhawatirkan karena umumnya tidak mengganggu keseharian pasien.
Sementara itu variasi patologis rongga mulut adalah suatu keadaan
rongga mulut dimana terdapat kelainan di dalamnya, hanya saja
kelainan yang ditemukan ini perlu di waspadai karena dapat
mengakibatkan gangguan baik secara lokal maupun sistemik.Cheek
biting adalah suatu lesi akibat kebiasaan seseorang menghisap atau
menggigit pipi kronis (mukosa bukal) disebabkan oleh karena
maloklusi, kebiasaan oral atau kurangnya koordinasi dalam
pengunyahan sehingga dapat menyebabkan trauma pada area tersebut.
Etiologinya yaitu faktor psikogenik seperti stress atau cemas,
kelainan neuromuskular. Gambaran klinisnya berupa abrasi epitelium
superfisial yang meninggalkan fragmen keputihan dengan latar
belakang kemerahan yang umumnya terbatas pada mukosa labial bawah
dan atau mukosa bukal di dekat garis oklusi.Pigmentasi rasial
adalah suatu pigmentasi gelap yang menyeluruh dan konstan pada
mukosa mulut, tidak hanya terlihat pada pasien kulit berwarna,
tetapi juga pada beberapa orang kulit putih terutama yang hidup di
daerah mediterania. Etiologinya yaitu sebagai akibat dari
bertambahnya produksi melanin. Gambaran klinisnya berupa warna
kecoklatan (jarang berwarna hitam), seringkali tampak sebagai pita
difus, gelap dengan batas jelas dan tepi lengkung yang memsahkannya
dari mukosa alveolar, secara khas daerah tersebut simetris dan
tanpa gejala, mengenai terutama gingiva dan juga pipi, palatum
durum, bibir dan lidah.Iritasi fibroma adalah neoplasma jinak yang
paling sering ditemukan di rongga mulut akibat iritasi yang menerus
sehingga mengakibatkan hiperplasia atau proliferasi yang reaktif
pada jaringan ikat. Etiologinya yaitu iritasi kronis. Gambaran
klinisnya berupa massa semi menonjol, kuat, berbatas jelas, tak
bertangkai atau bertangkai, berwarna merah muda, tertutup oleh
mukosa yang tampaknya normal atau kadang-kadang tertutup oleh
mukosa yang berwarna keputih-putihan akibat hiperkeratosis yang
umumnya terletak pada mukosa bukal disekitar garis oklusal, bibir
dan lidah.Eksostosis adalah penonjolan tulang keluar yang
terlokalisasi umumnya berupa nodula keras multipel yang
memperlihatkan lipatan mirip kerut diantara nodul-nodulanya, secara
histopatologis juga tampak sama dengan torus. Etiologinya berasal
dari pusat inti tulang cancellous dan juga berhubungan dengan
autosomal dominan yang dimiliki oleh setiap individu. Gambaran
klinisnya tampak sebagai nodula dengan permukaannya keras, tegang
dan putih sampai merah mudah pucat, umumnya mengenai daerah
permukaan fasial dari alveolar ridge rahang atas dan rahang bawah,
kadang-kadang terjadi pada alveolar ridge palatum di dekat molar
atas.
DAFTAR PUSTAKA
1. Meisawati HF. 2011. Gambaran Klinis dan Diagnosa Banding
Cheek Biting. Jakarta : FKG UPDM (B), 4.
2. Boras, Vania Vucicevic, Ana Cekic-Arambasin, Karmela Svub.
Case Report: Parafunctional Cheek Biting. Acta Stomat Croat.
(School of Dental Medicine, University of Zagreb, Croatian Dental
Society - Croatian Medical Association), 34, no.3 (2000):
335-336.
3. Scully C, Cawson RA. 1988. Atlas Bantu Kedokteran Gigi :
Penyakit Mulut. Jakarta : Hipokrates, 59, 61, 81, 83, 91, 105.
4. Lewis MAO, Jordan RCK. 2004. A Colour Handbook of Oral
Medicine. New York : Thieme, 72.
5. Strassburg, Manfred, Gerdt Knolle. Diseases of the Oral
Mucosa: A Color Atlas. Chicago: Quintessence Publishing Co, Inc,
1994.
6. Lynch MA, Brightman VJ, Greenberg MS. Burket Ilmu Penyakit
Mulut : Diagnosis & Terapi. 1993. Jakarta : Binarupa Aksara,
266-268.
7. Langlais RP, Miller CS. 1992. Kelainan Rongga Mulut yang
Lazim. Jakarta : Hipokrates, 70, 78, 80, 129, 131.
8. Greenberg, Martin S., Michael Glick. Acute Pseudomembranous
Candidiasis (Thrush). Burkets Oral Medicine Tenth Edition.
November, 2012.
http://burketsoralmedicine.blogspot.com/2012/11/acute-pseudomembranous-candidiasis.html
(Diakses pada tanggal 28 juni 2013).
9. Pindborg JJ. 2009. Atlas Penyakit Mukosa Mulut. Jakarta:
Binarupa Aksara, 108-109.
10. Gandolfo S, Scully C, Carrozzo M. 2006. Oral Medicine.
Toronto : Elsevier, 74.
11.
http://fkgmantab.wordpress.com/2011/11/15/tumor-jinak-rongga-mulut/(Diakses
pada tanggal 3 agustus 2013.)8