Top Banner

of 39

LAPORAN KASUS

Mar 09, 2016

Download

Documents

zxcvb
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • RIZQULLOH TAUFIIQUL HAKIM BARSAH1102011242LAPORAN KASUSPNEUMONIA

  • Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiulus terminalis yang menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat yang disebabkan oleh mikroorganisme.BAKTERIVIRUSJAMURPROTOZOAStreptococcus pneumoniaRespiratory synticial virusHistoplasma capsulatumPneumocytiss carinii

  • Communityy-acquired acute pneumoniaStreptococcus pneumoniaHaemophilus influenzaeMoraxella catarrhalisStaphylococcus aureusLegionella pneumophilaEnterobacteriaceae (Klebsiella pneumoniae) and Pseudomonas spp.Community-acquired atypical pneumoniaMycoplasma pneumoniaChlamydia spp. (C. pneumoniae, C. psittaci, C. trachomatis)Coxiella burnetii (Q fever)Viruses: respiratory syncytial virus, parainfluenza virus (children); influenza A and B (adults); adenovirus(military recruits); SARS virusHospital-acquired pneumoniaGram-negative rods, Enterobacteriaceae (Klebsiella spp., Serratia marcescens, Escherichia coli) andPseudomonas spp.Staphylococcus aureus (usually penicillin resistant)Pneumonia kronis NocardiaActinomycesGranulomatous: Mycobacterium tuberculosis and atypical mycobacteria, Histoplasma capsulatum,Coccidioides immitis, Blastomyces dermatitidis

  • KLASIFIKASIBerdasarkan klinis dan epidemiologi :

    KOMUNITASTerjadi di dilingkungan masyarakat dan kurang dari 48 jam di dalam rumah sakitHOSPITAL/NOSOKOMIALTerjadi setelah 48 jam dirawat di dalam rumah sakit

  • Berdasarkan lokasi infeksi :Pneumonia lobarisPneumonia focal yang melibatkan satu / beberapa lobus paruBronkopneumoniaInflamasi paru-paru biasanya dimulai di bronkiolus terminalis. Bronkiolus terminalis menjadi tersumbat dengan eksudat mukopurulen membentuk bercak-bercak konsolidasi di lobulus yang bersebelahan. Pneumonia intersitialTerutama pada jaringan penyangga, yaitu interstitial dinding bronkus dan peribronkil

  • PATOGENISSTADIUM 1 (4-12 JAM PERTAMA)Pelepasan mediator-mediator peradangan dari sel mast setelah pengaktifan sel imun dan cidera jaringan.Degranulasi sel mast mengaktifkan komplemen.Komplemen bekerja sama dengan histamin untuk melemaskan otot vaskuler paru dan meningkatkan permeabilitas kapiler paru.Perpindahan eksudat plasma kedalam ruang intersitium sehingga terjadi pembengkakan dan edema antar kapiler dan alveolus.

  • Stadium II (48 jam berikutnya)Terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah merah, eksudat dan fibrin yang dihasilkan oleh host sebagai bagian dari reaksi peradangan.Lobus yang terkena akan menjadi padat karena penumpukan leukosit, eritrosit dan cairan sehingga warna paru menjadi merah.Pada stadium ini udara di alveoli tidak ada atau sangat sedikit sehingga anak akan semakin sesak.

  • STADIUM III (3-8 hari berikutnya)Terjadi pada saat sel darah putih mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi.Endapan fibrin terakumulasi pada seluruh daerah yang cidera dan terjadi fagositosis sisa sel.Eritrosit mulai direabsorbsi, lobus masih tetap padat karena terisi oleh fibrin dan leukosit dan kapiler darah mulai tidak kongesti

  • STADIUM IV (7-11 hari)Terjadi sewaktu respon imun dan peradangan mereda.Sisa-sisa sel fibrin dan eksudat lisis dan diabsorbsi oleh makrofag sehingga jaringan kembali ke struktur semula.

  • DIAGNOSISBatukSputum ProduktifDemam Sesak nafasNyeri dadaLeukosit diatas 12.000Konsolidasi paru pada pemeriksaan fisikDapat dilakukan pemeriksaan bakteriologi untuk menentukan etiologi

  • Pemeriksaan radiologiKonsolidasi homogen/inhomogen sesuai dengan lobus atau segmen paru secara anatomisPada masa resolusi sering terdapat air bronchogram signVolume paru tidak berubah, tidak seperti atelektasis dimana paru mengecil. Tidak tampak deviasi trachea/septum/fissure/ seperti pada atelektasis.Seringkali terjadi komplikasi efusi pleura.

  • Tabel 2. Rekomendasi Terapi Empiris (ATS 2001)Kategori Keterangan Kuman Penyebab Obat Pilihan I Obat Pilihan II Kategori I Usia penderita < 65 tahun-Penyakit Penyerta (-)-Dapat berobat jalan -S.pneumonia-M.pneumonia-C.pneumonia-H.influenzae-Legionale sp-S.aureus-M,tuberculosis-Batang Gram (-) Klaritromisin 2x250 mg-Azitromisin 1x500mgRositromisin 2x150 mg atau 1x300 mg Siprofloksasin 2x500mg atau Ofloksasin 2x400mgLevofloksasin 1x500mg atau Moxifloxacin 1x400mgDoksisiklin 2x100mg

  • Kategori II -Usia penderita > 65 tahun- Peny. Penyerta (+)-Dapat berobat jalan -S.pneumonia H.influenzae Batang gram(-) Aerob S.aures M.catarrhalis Legionalle sp -Sepalospporin generasi 2-Trimetroprim +Kotrimoksazol-Betalaktam -Makrolid-Levofloksasin-Gatifloksasin-Moxyfloksasin Kategori III-Pneumonia berat.- Perlu dirawat di RS,tapi tidak perlu di ICU-S.pneumoniae-H.influenzae-Polimikroba termasuk Aerob-Batang Gram (-)-Legionalla sp-S.aureusM.pneumoniae - Sefalosporin Generasi 2 atau 3- Betalaktam +Penghambat Betalaktamase +makrolid-Piperasilin + tazobaktam-Sulferason

  • Kategori IV-Pneumonia berat-Perlu dirawat di ICU-S.pneumonia-Legionella sp-Batang Gram (-) aerob-M.pneumonia-Virus-H.influenzae-M.tuberculosis-Jamur endemicSefalosporin generasi 3 (anti pseudomonas) + makrolidSefalosporin generasi 4Sefalosporin generasi 3 + kuinolon-Carbapenem/ meropenem -Vankomicin-Linesolid(mandel, 2007)-Teikoplanin

  • Terapi suportifTerapi O2 untuk mencapai PaO2 80-100 mmHg atau saturasi 95-96% berdasarkan pemeriksaan analisis gas darah.Fisioterapi dada untuk pengeluaran dahak, khususnya anjuran untuk batuk dan napas dalam. Bila perlu dikerjakan fish mouth breathing untuk melancarkan ekspirasi dan pengeluarn CO2. Posisi tidur setengah duduk untuk melancarkan pernapasan.Humidifikasi dengan nebulizer untuk pengenceran dahak yang kental, dapat disertai nebulizer untuk pemberian bronkodilator bila terdapat bronkospasme

  • TB PARUATELETAKSISEFUSI PLEURAHIPOKSEMIABRONKIEKTAKSISABSES PARUPNEUMONIA KRONIK

  • Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia menurun sejak ditemukannya antibiotik. Faktor yang berperan adalah patogenitas kuman, usia, penyakit dasar dan kondisi pasien. Secara umum angka kematian pneumonia pneumokokus adalah sebesar 5%, namun dapat meningkat menjadi 60% pada orang tua dengan kondisi yang buruk misalnya gangguan imunologis, sirosis hepatis, penyakit paru obstruktif kronik, atau kanker. Adanya leukopenia, ikterus, terkenanya 3 atau lebih lobus dan komplikasi ekstraparu merupakan petanda prognosis yang buruk. Kuman gram negatif menimbulkan prognosis yang lebih jelek PROGNOSIS

  • LAPORAN KASUSIDENTITAS PASIENNama: Ny. TUmur: 61 tahunJenis kelamin: PerempuanAlamat: Jemaras lorAgama: IslamStatus : MenikahSuku: JawaPekerjaan : ibu rumah tangga Masuk RS: 12-10-15

  • ANAMNESIS

    Keluhan Utama : Sesak nafas sejak 3 hari smrs

    Riwayat Penyakit SekarangPasien datang ke RSUD Arjawinangun dengan keluhan sesak nafas sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Sesak dirasakan sering kambuh oleh pasien, disertai dengan batuk dan dahak berwarna hijau, sesak dirasakan berkurang ketika pasien miring ke kiri. Demam dirasakan 3 hari smrs, Mual dirasakan oleh pasien dan didapatkan muntah-muntah pada pasien. Sesak nafas yang pasien rasakan tidak berkurang dengan beristirahat dan sesak tidak disertai dengan bunyi "ngik". Sesak tidak dipengaruhi oleh suhu, cuaca maupun debu. Pasien mengeluhkan susah makan karena perasaan mual. Buang air kecil normal dengan frekuensi 3-4x/hari, warna kuning jernih, nyeri saat BAK tidak ada, kemerahan pada air kencing tidak ada. Buang air besar normal tidak ada kelainan.

  • Riwayat penyakit dahuluHipertensi (+)Diabetes (-)TB paru (-)Riwayat penyakit keluargaTidak ada anggota keluarga dengan keluhan yang samaRiwayat pengobatanRiwayat alergi obat tidak ada

  • Pemeriksaan fisikKeadaan umumKeadaan umum : sedangKeadaan sakit : Tampak sakit sedangKesadaran : GCS E4V5M6Tekanan darah : 160/110Nadi : 93x/menitSuhu : 37,7oCPernafasan : 32x/menit

  • Status LokalisKepalaBentuk dan ukuran normalRambut normalNyeri tekan kepala (-)MataKonjungtiva anemis (-/-)Sklera ikterik (-/-)Strabismus (-)TelingaBentuk normal simetris kanan dan kiriLubang telinga normal, sekret (-/-)

  • HidungSimetris tidak ada deviasi septumNafas cuping hidung (+)MulutTidak terlihat sianosisLeherTidak terlihat adanya kelainan

  • ThoraxInspeksiBentuk simetris,ukuran normal, pergerakan dinding dada simetris, penggunaan otot bantu nafas (+)PalpasiPergerakan dinding dada simetris, tidak ada nyeri tekan dan krepitasiAuskultasiSuara nafas vesikuler (+/+)Ronkhi (+/+)Wheezing (-/-)

  • CORInspeksi : Iktus cordis tidak tampakPalpasi : iktus cordis teraba pada ICS V linea midclavicula sinistra. Thrill -Perkusi : Batas jantung kanan ICS II linea parsternal dextra, batas jantung kiri ICS V linea midklavikula sinistraAuskultasi : Bunyi jantung 1 dan 2 reguler, Gallop (-), Mur-mur (-)

  • AbdomenInspeksi : Distensi (-), sikatrik(-), caput medusa (-), luka bekas operasi(-)Auskultasi : Bising usus (+), Metalik sound (-)Palpasi : Nyeri tekan(-), Hepar dan lien tidak terabaPerkusi: Timpani pada seluruh lapang abdomenEkstremitasAkral hangat tidak terdapat edemaGenitaliaTidak ada kelainan

  • RESUMEWanita 61 tahun datang dengan keluahan sesak nafas dan demam sejak 3 hari SMRS, sesak tidak dipengaruhi oleh aktifitas, suhu dan cuaca. Sesak dirasakan berkurang ketika pasien miring ke kiri. Pasien mengeluhkan batuk berdahak berwarna hijau dan mual disertai oleh muntah. Kesadaran : composmentis, GCS : E4V5M6, pada pemeriksaan fisik ditemukan Konjungtiva anemis (-/-), Ronkhi (+/+) dan penggunaan otot bantu nafas (+).

  • PEMERIKSAAN PENUNJANGDarah lengkapHB : 13,2HCT : 39,2Leko : 11,2Trombo : 229MCV : 89,1MCH : 39,0Neutrofil : 68,0Linfosit 28,6Monosit : 8,4GDS : 93

  • RADIOLOGIKesan : Susp. Efusi pelura kanan D/D penebalan pleura

    DIAGNOSA : Pneumonia DD TBC paru

  • PenatalaksanaanMedikamentosaO2 3L/menitMetilprednisolon 2x1/2ampCefrtriakson 1x2 gramNebu : berotek : bisolvon 6ccParacetamol 3x1Omeprazol 2x1Non medikamentosaIstirahat yang cukupTidur setengah dudukPasien dan keluarga diberikan edukasi tentang penyakitnya

  • PemeriksaanDarah lengkapRontgen thoraxBTARencana monitoringEvaluasi kesadaranTanda vitalKeluhan

  • PrognosaQuo Ad Vitam : Dubia ad bonamQuo Ad Functionam : Dubia ad bonamQuo Ad sanationam : Dubia ad bonam

  • TANGGALSUBJEKTIVEOBJEKTIVEASESMENTPLANING12/10/15Sesak (+), mual (+), muntah (+), Nafsu makan menurun, merasa sesak berkurang ketika miring ke kiri (+)P : 93x/menitR : 32x/menitS : 37,7TD : 160/110Mata : Ca(-/-), Si(-/-)Leher : T.A.KPulmo : VBS kanan = kiri, RH (+/+), WH (-/-)COR : BJ 1-2 reg, GL(-), Mur (-)Abdo : BU(+), NT (-)Ekstre : Akral hangat, edema (-)O2 3L/menitMetilprednisolon 2 x 1/2 ampCeftriakson 1x2 gramNebu : Barotek : Bisolvon 6ccParacetamol 3 x 1Omeprazol 2 x 1

  • 13/10/15Sesak mulai berkurang, Mual (+), Muntah(-), nafsu makan sedikit membaikP : 88R: 22S: 36,9TD: 150/90Mata : Ca(-/-), Si(-/-)Leher : T.A.KPulmo : VBS kanan = kiri, RH (+/+), WH (-/-)COR : BJ 1-2 reg, GL(-), Mur(-)Abdo : BU (+), NT (-)Ekstre : akral hangat, edema (-)PleuritisMetilprednisolon 3x4Salbutamol 3x2Ranitidin 2x1Ambroxol 3x1Ceftriakson 2x2

  • ANALISA KASUS

  • Efusi pleuraAtas dasar : Pasien merasa sesak berkurang ketika miring ke kiri, sesak nafas dengan pernafasan 32x/menit, adanya tanda-tanda infeksi, ditemukanya efusi pleura pada pemeriksaan radiologi.Assesment : Efusi pleuraPlaning : Diagnosis : Pungsi pleuraTerapi : Pungsi pleura

  • DAFTAR PUSTAKA

    1.Aru W, Bambang, Idrus A, Marcellus, Siti S, ed. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Edisi 4. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen IPD RSCM; 2007.2.Price SA, Wilson LM. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Edisi 6, Volume 2: Penerbit EGC. Jakarta.3.Soedarsono. 2004. Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru. Bagian Ilmu Penyakit Paru FK UNAIR. Surabaya4.Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Pedoman Diagnosis dan penatalaksanaan Pneumonia Komuniti.20035.Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Pedoman Diagnosis dan penatalaksanaan Pneumonia Nosokomial.20036.Mandell LA, IDSA/ATS consensus guidelines on the management of community-acquired pneumonia in adults, CID 2007;44:S277.Menendez R, Treatment failure in community-acquired pneumonia, 007;132:13488.Niederman MS, Recent advances in community-acquired pneumonia inpatient and outpatient, Chest 2007;131;1205

    *


Related Documents