LAPORAN KASUS “POLIP NASI” Pembimbing : dr. Rini Febrianti, Sp. THT-KL Oleh : Suci Ramadhanni 2009730114
LAPORAN KASUS“POLIP NASI”
Pembimbing :dr. Rini Febrianti, Sp. THT-KL
Oleh :Suci Ramadhanni
2009730114
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. A Umur : 75 Tahun Jenis kelamin : Laki-laki Alamat : Cijeungjing Pekerjaan : Pensiunan Agama : Islam Tanggal pemeriksaan : 6 November 2014
ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA :
• Hidung kiri tersumbat sejak 1 minggu yang lalu.
KELUHAN TAMBAHAN :
• Sakit kepala, batuk, sulit tidur
Autoanamnesa (06 November, 11.00 WIB)
Os mengeluh hidung kiri terasa tersumbat, dirasakan hilang timbul. Os menganggap hanya flu biasa dan menghilang setelah mengkonsumsi obat flu. Os menyangkal adanya demam, batuk maupun sakit kepala.
Hidung kiri masih terasa tersumbat, dirasakan terus menerus. Os menyangkal adanya demam maupun sakit kepala. Os hanya mengeluh adanya batuk yang tidak disertai dahak. Os sempat berobat ke RS dan mendapatkan obat semprot hidung, namun keluhan tidak menghilang.
Keluhan hidung tersumbat dirasakan semakin memberat. Os juga mengeluh adanya sakit kepala, dirasakan seperti di tusuk-tusuk di semua bagian kepala. Os juga mengeluh terkadang batuk yang disertai dahak berwarna putih. Os menyangkal adanya sekret maupun darah yang keluar dari hidung, nyeri di daerah sekitar hidung dan wajah. Os hanya mengeluh penciumannya terasa terganggu dan sulit untuk tidur.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
2 tahun
1 bulan
1 minggu
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
• Os belum pernah mengalami sakit seperti ini, biasanya hanya sakit batuk dan pilek saja.• Riwayat asma, TB paru, hipertensi disangkal.
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
• Riwayat asma, TB paru, hipertensi disangkal.
RIWAYAT PENGOBATAN
• Os sudah pernah berobat ke RS 1 bulan yang lalu dan mendapatkan obat semprot. Namun keluhan yang dirasakan tidak menghilang.
RIWAYAT ALERGI• Alergi terhadap makanan dan udara disangkal.• Alergi obat (Antalgin).
RIWAYAT PSIKOSOSIAL• Merokok (± 5 batang/hari).• Senang mengkonsumsi minuman dingin dan
gorengan.• Lingkungan sekitar rumah bersih.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Tampak sakit ringanKesadaran : Composmentis
Tanda Vital • Tekanan darah : 120/70 mmHg• Penafasan : 22x/menit• Nadi : 88x/menit• Suhu : 36 0C
Kepala : normocephal, rambut bewarna putih, distribusi merataMata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks pupil (+/+) isokorTelinga : lihat status lokalisHidung : lihat status lokalisMulut : bibir kering (-), sianosis (-), stomatitis (-), lidah tidak kotor (-),
lidah tremor (+), gigi palsu gigi goyang (-) gigi berlubang 4,5
dan caries (-).Tenggorok : lihat status lokalisLeher : lihat status lokalis
Thorax Inspeksi : normochest, simetris, retraksi dinding dada (-)Palpasi : tidak ada bagian dada yang tertinggal saat bernafasPerkusi : sonor pada semua lapang paruAuskultasi : suara napas vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
STATUS GENERALIS
JantungInspeksi : ictus cordis tidak terlihatPalpasi : ictus cordis teraba di ICS 5 linea midclavicularis sinistraPerkusi : batas jantung relatif dalam batas normalAuskultasi : bunyi jantung I dan II regular
AbdomenInspeksi : tampak datarPalpasi : nyeri tekan (-), massa (-), hepatomegali (-), spleenomegali (-)Perkusi : timpani pada seluruh kuadran abdomenAuskultasi : bising usus (+) normal
EkstremitasSuperior : akral hangat, udem (-/-), RCT < 2 detik, sianosis (-/-)Inferior : akral hangat, udem (-/-), RCT < 2 detik, sianosis (-/-)
PEMERIKSAAN TELINGAAD AS
Normotia, helix sign (-), tragus sign (-) Aurikula Normotia, helix sign (-), tragus sign (-)
Preaurikula appendege (-) tanda radang (-), pus (-), nyeri tekan (-), fistula (-)
Preaurikula Preaurikula appendege (-) tanda radang (-), pus (-), nyeri tekan (-), fistula (-)
Tenang, udem (-), fistel (-), sikatriks (-), nyeri tekan (-)
Retroaurikula Tenang, udem (-), fistel (-), sikatriks (-), nyeri tekan (-)
Hiperemis (-), udem (-), sekret (-), serumen (-), massa (-) MAE
Hiperemis (-), udem (-), sekret (-), serumen (-), massa (-)
Intak, reflek cahaya (+), hiperemis (-), sikatriks (-)
Membran timpani Intak, reflek cahaya (+), hiperemis (-), sikatriks (-)
Tidak dilakukan Uji Rinne Tidak dilakukanTidak dilakukan Uji Weber Tidak dilakukan
Tidak dilakukan Uji Schwabach Tidak dilakukan
Interpretasi : Dalam batas normal
Dextra Rhinoskopi anterior Sinistra
Normal Mukosa Normal
(-) Sekret (-)
Eutrofi Konka inferior Hipertrofi
Deviasi (-) Septum Deviasi (-)
(-) Massa
Terdapat massa berwarna pucat, permukaan licin, dapat
digerakkan, tidak mudah berdarah
(+) Passase udara (+)
PEMERIKSAAN HIDUNG
Rhinoskopi anterior
PEMERIKSAAN TENGGOROK
Nasofaring (Rhinoskopi posterior)
Konka superior Tidak ada kelainan
Torus tubarius Tidak ada kelainan
Fossa Rossenmuller Tidak ada kelainan
Plika salfingofaringeal Tidak ada kelainan
Dextra Pemeriksaan Orofaring Sinistra
Mulut
Tenang Mukosa mulut Tenang
Bersih, basah Lidah Bersih, basah
Tenang Palatum molle Tenang
Karies (-) GigiKaries (-), gigi palsu pada dens
4,5 bawah
Simetris Uvula Simetris
Tonsil
Hiperemis (-) Mukosa Hiperemis (-)
T1, tenang Besar T1, tenang
Melebar Kripta Melebar
(-) Detritus (-)
(-) Perlengketan (-)
Faring
Tenang Mukosa Tenang
(-) Granula (-)
(-) Post nasal drip (-)
Laringofaring (Laringoskopi indirect)
Epiglotis Tidak dilakukan
Plika ariepiglotika Tidak dilakukan
Plika ventrikularis Tidak dilakukan
Plika vokalis Tidak dilakukan
Rima glotis Tidak dilakukan
PEMERIKSAAN LEHER
Dextra Pemeriksaan Sinistra
Pembesaran (-) Thyroid Pembesaran (-)
Pembesaran (-) Kelenjar submental Pembesaran (-)
Pembesaran (-) Kelenjar submandibula Pembesaran (-)
Pembesaran (-) Kelenjar jugularis superior Pembesaran (-)
Pembesaran (-) Kelenjar jugularis media Pembesaran (-)
Pembesaran (-) Kelenjar jugularis inferior Pembesaran (-)
Pembesaran (-) Kelenjar suprasternal Pembesaran (-)
Pembesaran (-) Kelenjar supraklavikularis Pembesaran (-)
RESUME• Tn. A, 75 tahun datang dengan keluhan hidung terasa
tersumbat sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan ini dirasakan terus menerus. Os juga mengeluh adanya sakit kepala yang dirasakan seperti di tusuk-tusuk di semua bagian kepala. Mengeluh adanya batuk yang tidak disertai dahak. Os juga mengeluh akhir-akhir ini penciumannya terasa terganggu dan sulit untuk tidur.
• Pemeriksaan fisik pada hidung kiri konka inferior hipertrofi dan terdapat massa yang berasal dari meatus medius berwarna pucat, permukaan licin, dapat digerakkan dan tidak mudah berdarah.
DEFINISI
Polip nasi adalah suatu pseudotumor bersifat edematosa yang merupakan penonjolan keluar
dari mukosa hidung atau sinus paranasalis, massa lunak, bertangkai, bulat, berwarna putih
atau keabu-abuan yang terdapat di dalam rongga hidung
PATOGENESIS
Peradangan kronik
Hiperplasia membran
mukosa hidung
Adanya cairan serous di celah-celah jaringan
Tertimbun dan menimbulkan
edema
Keadaan ini menyebabkan
terbentuknya tangkai polip
Terdorong ke rongga hidung oleh gaya berat
Polip
LANGKAH DIAGNOSTIK
Anamnesis•Hidung tersumbat•Pilek yang lama•Suara sengau•Sakit kepala•Pada sumbatan yang hebat hiposmia atau anosmia•Rasa lendir di tenggorok
Pemeriksaan Fisik
•Deviasi septum•Tidak ada kelainan
Pemeriksaan penunjang
•Rhinoskopi anterior (tampak adanya massa lunak, bertangkai, tidak nyeri, tidak mudah berdarah dan pada pemakaian vasokontriktor tidak mengecil.•Rhinoskopi posterior (bila ukurannya besar akan tampak massa berwarna putih keabu-abuan mengkilat yang terlihat mengggantung di nasofaring
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Endoskopi nasal dan sinus • CT-scan, tes alergi, kultur
PENATALAKSANAAN
• Terapi konservatif- Kortikosteroid sistemik- Kortikosteroid spray- Leukotrin inhibitor
• Terapi operatif
PROGNOSIS
• Umumnya setelah penatalaksanaan yang dipilih prognosis polip hidung ini baik.
• Akan tetapi kekambuhan pasca operasi masih sering terjadi.
• Untuk itu sangat penting dilakukan pemeriksaan endoskopi post operatif.
• Penatalaksanaan lanjutan dengan intra nasal kortikosteroid diduga dapat mengurangi angka kekambuhan polip hidung.
Probst, R., Grevers, G., dan Iro, H. Anatomy, Physiology, and Immunology of the Nose, Paranasal Sinuses, and Face. Dalam: Basic Otorhinolaryngology. New York: Thieme, 2006.
Assanasen paraya MD. Medical & Surgical Management of Nasal Polyps. Current Option in Otolaryngology & Head and Neck Surgery. 2001.
Kirtsreesatul Virat. Update on Nasal Polyps : Etiopatogenesis. J Med Assoc Thai. 2005.
Bachort C.Management of Nasal Polyps. Rhinology. 2005.Muranjan S. Anatomy of the nose and paranasal sinuses.
Available at: http://www.bhj.org/journal/1999_4104_oct99/sp_617.htm
DAFTAR PUSTAKA