BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Dalam undang-undang perbankan No.07 tahun 1992 di sebutkan bahwa pembiayaan adalah persediaan uang atau tagihan yang dapat di persamakan dengan itu, berdasarkan kesepakatan atau persetujuan antara pihak BTM dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang mengajukan untuk hutang setelah jangka waktu tertentu , dengan jumlah pembagian hasil keuntungan yang telah di sepakati bersama. Produk pembiayaan merupakan fasilitas yang di berikan BTM kepada anggotanya untuk menggunakan dana yang telah di kumpulkan oleh pihak pengurus dan pengelola BTM berasal dari pihak yang menanamkan investasi dana di BTM (Bank Syariah Mandiri, Bank Syariah Bukopin dan PT Telkom). Seperti di jelaskan dalam Al-Qur’an surat At- Thalaq ayat 6. Artinya:” kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak) mu untukmu, maka berikanlah upah kepada mereka (QS. Ath Thalaq : 6) Para ulama fiqih juga mengemukakan hadits yang diriwayatkan dari ibnu umar bahwa Rasulullah saw
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Dalam undang-undang perbankan No.07 tahun 1992 di sebutkan bahwa
pembiayaan adalah persediaan uang atau tagihan yang dapat di persamakan
dengan itu, berdasarkan kesepakatan atau persetujuan antara pihak BTM dengan
pihak lain yang mewajibkan pihak yang mengajukan untuk hutang setelah
jangka waktu tertentu , dengan jumlah pembagian hasil keuntungan yang telah di
sepakati bersama.
Produk pembiayaan merupakan fasilitas yang di berikan BTM kepada
anggotanya untuk menggunakan dana yang telah di kumpulkan oleh pihak
pengurus dan pengelola BTM berasal dari pihak yang menanamkan investasi
dana di BTM (Bank Syariah Mandiri, Bank Syariah Bukopin dan PT Telkom).
Seperti di jelaskan dalam Al-Qur’an surat At-Thalaq ayat 6.
Artinya:” kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak) mu untukmu, maka
berikanlah upah kepada mereka (QS. Ath Thalaq : 6)
Para ulama fiqih juga mengemukakan hadits yang diriwayatkan dari ibnu
umar bahwa Rasulullah saw bersabda”berikan upah /jasa kepada orang yang
kamu pekerjakan sebelum kering keringatnya (HR.Ibnu Majah).1
Dilihat dari segi obyeknya, Akad Ijarah (sewa/jasa) di bagi para ulama
fiqih kepada dua macam yaitu yang bersifat manfaat dan yang bersifat pekerjaan
(jasa). Ijarah (sewa/jasa) yang bersifat manfaat umpamanya adalah sewa
menyewa rumah, toko, kendaraan, pakaian dan perhiasan. itu merupakan
manfaat yang disepakati oleh ulama sebagai objek ijarah manfaat.
Ijarah (sewa/jasa) yang bersifat pekerjaan ialah dengan cara
memperkerjakan seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan. Ijarah (sewa/jasa)
seperti ini, menurut para ulama fiqih, hukumnya boleh. Apabila jenis pekerjaan itu
jelas, seperti buruh bangunan, tukang jahit dan buruh pabrik. Ijarah seperti ini
1M.Ali Hasan ,Berbagai Macam Transaksi Dalam islam (Muamalat), PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002.hal.230.
ada yang bersifat pribadi, seperti menggaji seorang pembantu rumah tangga, ada
yang bersifat serikat yaitu seorang yang menjual jasanya untuk kepentingan
orang banyak seperti tukang sepatu, kedua bentuk Ijarah (sewa/jasa) terhadap
pekerjaan ini, menurut para ulama fiqih hukumnya boleh.
Maka dalam kehidupan ini kita semua di tuntut untuk
mengaktualisasikan diri dalam segala tingkat yang melalui sistem produk
pembiayaan Ijarah (sewa/jasa) yaitu akad sewa menyewa di mana pihak penjual
(BTM) menyebutkan harga sewa barang/tempat kepada konsumen / pihak
penyewa barang, kemudian pihak BTM mensyaratkan atas jasa/upah dari
kegiatan pembiayaan Ijarah dalam jumlah tertentu, sesuai dengan akad yang di
sepakati antara 2 pihak, yang berlandaskan nilai-nilai islam dan bersumber dalam
Al-qur’an dan Al-Hadist.
Koperasi Syariah BTM Bandar Lampung adalah Lembaga keuangan
Syariah yang kegiatannya mengelolah dan menyalurkan dana yang bersifat laba
(keuntungan ). Alasan BTM tidak menjadi BMT karena Baitul mal sudah ada di
Pimpinan wilayah Muhammadiyah (PWM) Lampung yaitu Badan Amil Zakat,
Infak dan Sedekah (ZIS).Tentunya nama yang paling cocok adalah Koperasi
syari’ah Baitut Tamwil Muhammadiyah ( BTM). Dari berbagai perkembangan
ekonomi dalam konteks syari’ah, maka Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan
Muhammadiyah mendirikan lembaga keuangan syari’ah yang diberi nama
Ada juga teller yang bertugas melayani anggota yang ingin menabung,
membayar angsuran atau mengambil tabungan dan mengecek kembali jumlah
uang yang masuk dari kantor kas pasar .
2. Tehnik Penggalangan Modal BTM Bandarlampung
Tehnik yang digunakan pihak BTM Bandarlampung dalam menambah
modal dengan memberikan suatu kejelasan terkait dengan penyaluran dana
tersebut. Agar dananya tidak disalah gunakan dan tepat sasaran. Oleh sebab itu
pihak BTM memiliki sifat Sidiq, amanah, fathonah dan Tabligh untuk menarik
pihak investasi agar menggulirkan dana diBTM. Serta sudah benar-benar
termanajemen pengelolahan BTMnya dan program kerja yang direncanakan
benar-benar dilaksanakan. Untuk itulah para investor tidak ragu menanamkan
dananya Di BTM.
Modal dana yang dimiliki Koperasi syari’ah BTM berasal dari simpanan
pokok, simpanan wajib, SHU dan modal dari mitra kerja BTM. Simpanan pokok
adalah simpanan yang berasal dari anggota pendiri BTM dan anggota biasa pada
tahap keanggotaan BTM. Besarnya simpanan pokok adalah Rp. 10.000.000
(sepuluh juta rupiah). Simpanan pokok itu buat anggota koperasi kelebihannya
selain bisa simpan dan pembiayaan juga dapat SHU tiap akhir tahunnya.
Sedangkan simpanan wajib adalah simpanan yang diharuskan tiap bulannya
berlaku buat semua anggota, besarnya RP 2.00.000 per bulan dan simpanan wajib
juga didapat dari simpanan nasabah BTM Dan dana dari SHU ( sisa hasil usaha )
yang besarnya ditetapkan oleh rapat anggota tahunan BTM.
Dana investasi ( penanaman modal ) yang ada di BTM berasal dari mitra
kerja BTM yaitu Bank Syari’ah Mandiri (BSM) yang selama ini banyak
mnginvestasikan dana untuk mengoperasikan pembiayaan diBTM, kedua
PT.Telkom dimana dana yang digulirkan dikhususkan sasarannya bagi para
pelaku usaha yang menjadi anngota BTM besarnya satu nasabah mendapatkan
bantuan Rp.5.000.000, yang pembayaran angsurannya perbulan. Ketiga Bank
Syari’ah Bukopin (BSB) yaitu berupa dana untuk pengelolahan perumahan
bermasalah dan yang terakhir pada bulan januari 2011 BTM mendapatkan dana
dari Lembaga Pengelolah Dana Bergulir (LPDB) yang sasarannya untuk
membiayai produk pembiayaan BTM Bandarlampung, besar dananya adalah
Rp 5.000.000.000 ( lima milyar rupiah ).
3. Tehnik Pengembangan Produk Pembiayaan Ijarah BTM Bandarlampung
Untuk mencapai maksud dan tujuan pembiayaan Ijarah (Sewa / Jasa).
Maka pihak pengelolah Koperasi Syari’ah BTM Bandarlampung harus
menetapkan dan menjalankan syarat-syarat pembiayaan Ijarah (Sewa/jasa)
diantaranya :
a. Pemilik Barang sewaan harus memberi tahu biaya barang yang akan
diakadkan Ijarah Kepada nasabah.
b. Akad Ijarah Harus diterima oleh kedua belah pihak antara BTM dan
Nasabah yaitu asas Kemanfaatan.
c. Kontrak harus terhindar dari praktek Riba.
d. Pemilik barang sewaan harus menjelaskan kepada penyewa bila terjadi
cacat atas barang yang akan disewakan, agar tidak terjadinya penghianatan
dalam akad Ijarah.
e. Pemilik sewaan harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan
sistem pembayaran kepada nasabah yang tertarik untuk menyewa barang
tersebut.
4. Tehnik Perhitungan Produk Pembiayaan Ijarah BTM Bandarlampung
Tehnik perhitungan pembiayaan Ijarah (sewa/jasa) yaitu memiliki
perhitungan sistem Ujroh/Upah sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak
pada saat akad Ijarah yang telah ditetapkan dan sesuai dengan prinsip syari’ah
(Al Qur’an dan Al hadits), misalnya :
Seorang nasabah BTM ingin menyewa ruko/lapak untuk tempat usaha
penjualan pakaian seharaga Rp 4.000.000 (empat juta Rupiah), nasabah datang
ke BMT dan meminta BMT untuk Membayarkan sewaan ruko tersebut.maka
dilakukanlah akad antara nasabah dengan pihak BMT untuk menentukan
ujroh/upah yang akan diperoleh pihak BTM. Misalnya telah sepakati nasabah
membayar angsuran perharinya Rp 40.000 selama waktu 110 hari.maka
ujroh/upah yang didapat pihak BTM adalah Rp.400.000 hasil dari 40.000 X 110
hari =4.400.000. Ini merupakn akad Ijarah Manfaat.
Pak hasan seorang nasabah pasar untung, sedang merenopasi rumahnya,
ia telah memperkerjakan 10 orang tukang bangunan, disaat hari sabtu tiba, pak
hasan kehabisan uang dan tidak bisa membayar jasa tukang bangunan tersebut.
Maka pak hasan mengajukan pembiayaan ke BTM, melalui pembiayaan ijarah.
maka pak hasan mendapatkan pembiayaan sebesar Rp 5.000.000. Akad
disepakati angsuran perharinya Rp.50.000 selama waktu 112 hari. Maka
ujroh/upah yang didapat pihak BTM adalah Rp 600.000 hasil dari RP 50.000 X
112 = RP 5.600.000. Ini merupakan akad Ijarah Manfaat.
5. Produk Pembiayaan Ijarah BTM Bandarlampung
produk pembiayaan Ijarah (sewa/jasa) BTM Bandarlampung pada
dasarnya mempunyai prinsip (ujroh/upah) saling kepercayaan, kekeluaragaan dan
prinsip pengelolahan menjemput bola yaitu suatu pembiayaan yang dapat dan siap
memberikan pelayanan antar jemput maupun diantar sendiri setoran angsuran
maupun penarikan simpanan anggota. Pada prinsip ini harus benar-benar
dijalankan secara intensif dan sungguh-sungguh. Selain itu produk pembiayaan
Ijarah yang diberikan kepada anggota lebih bersifat kekeluargaan, yang
membangun dasar moral tehadap nasabah. Antara nasabah dan pengelolah BTM
Bandarlampung, adannya keterbukaan dan tidak ada jarak yang mendasar dalam
transaksi. Dalam transaksi Pembiayaan pihak BTM memiliki Proses yaitu
mengadakan silatuhrami berkunjung kerumah nasabah dan tempat usaha nasabah
untuk mengadakan survey kelayakan penerimaan penbiayaan dari BTM dengan
cara yang sopan, teratur, mendetail, teliti dan adanya tegur sapa antara nasabah
dan pihak pengelolah BTM Bandarlampung.
Tujuan diadakannya produk pembiayaan Ijarah adalah untuk mengatasi
solusi permasalahan ummat khususnya dibidang kegiataaan sewa-menyewa yang
dilakukan nasabah BTM maupun mayarakat dan menghormati pekerjaan yang
telah dilakukan oleh pihak yang telah melakukan pekerjaan dengan tidak
menunda-nunda pembayaran upah atas kerja yang telah diselesaikannya serta
melaksanakan perintah Allah SWT untuk saling tolong menolong dalam
kebaikan dan takwa dan menjalankan ajaran Rasulullah SAW untuk
bermuamalah secara syari’ah.
6.Hambatan- Hambatan
Semua pogram yang telah dibentuk dapat terlaksana dengan baik, namun
ada hambatan-hambatan yang ditemui yaitu keterbatasan Sumber Daya Manusia
(SDM) dari segi Kualitas karyawan dan nasabah BTM Bandarlampung, dari pihak
pimpinan wilayah Muhammadiyah (PWM) banyak yang belum memahami
konsep Syari’ah sehingga banyak mengalami miss komunikasi, tatanan penetapan
tempat kerja pengelolah BMT kurang baik akibatnya kenyamanan dalam bekerja
sedikit terusik karena sarana dan prasarana yang disediakan belum mencukupi
kebutuhan karyawan dan BTM Bandarlampung belum memiliki Kantor pusat
Sendiri akibatnya Kalau sudah habis masa kontraknya maka bersiap-siap mencari
tempat untuk dijadikan kantor pusat.9
Adapun hambatan yang dialami dalam produk pembiayaan Ijarah
(Sewa/Jasa) adalah nasabah kadang sekali menghianati akad Ijarah yang telah
disepakati dengan mengoper sewaan tempat kepada orang lain, keterlambatan
anggota (nasabah) dalam pembayaran angsuran dan banyak tunggakan-tunggakan
anggota. Keterlambatan tersebut diakibatkan oleh kecerobohan nasabah itu sendiri
dalam mengelolah keuangan maupun faktor dari dalam yang dihadapi oleh
nasabah. Dengan demikian pihak pengelolah BTM mengalami hambatan
(kemacetan ) dalam pemutaran keuangan untuk membiayai pengajuan nasabah
9 Wawancara Dengan Kepala Bagian Marketing Dan Administrasi Legal BTM Bandar Lampung, Hari Jumat tanggal 25 Februari 2011 pukul 10.30 wib.
pada produk-produk pembiayaan dan produk simpanan Koperasi Syari’ah BTM
Bandarlampung.
BAB IV
ANALISIS
Setelah penulis melakukan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) di
Koperasi Syari’ah BTM Bandarlampung. Dengan Proses Metode Interview Dan
Survey, maka dapat Dianalisis sesuai dengan inti permasalahan yang penulis
kemukakan yaitu mengenai bagaimana produk pembiayaan Ijarah (sewa/jasa)
dan tujuan diadakannya pembiayaan Ijarah DiBTM Bandarlampung.
Koperasi Sayri’ah BTM Bandarlampung Dalam memberikan pelayanan
pembiayaan kepada nasabah dilakukan dengan baik, sehingga nasabah merasa
nyaman antara anggota dengan pihak BTM mempunyai sifat saling keterbukaan
dan kekeluargaan . Dalam Transaksi pembiayaan Ijarah (Sewa/jasa) mempunyai
system (ujroh/upah) saling mempercayai, kekeluargaan dan sistem menjemput
bola dalam penarikan angsuran Pembiayaan Ijarah (sewa/jasa).
Koperasi Syari’ah BTM Bandarlampung Pengelolahannya sudah sesuai
dengan prinsip syari’ah agama islam yang menginginkan kesejahteraan ummat
dan kemaslahatan ummat upaya kebersamaan menggapai Ridho Illahi, sesuai
dengan Visi dan Misi didirikannya Koperasi Syari’ah BTM Bandarlampung.
kualitas sumber daya manusia yang dimiliki Oleh BTM mulai dari Pengurus,
Pengawas dan Pengelola sudah mencukupi, namun sedikit kurangnya
kemampuan karyawan BTM dalam memahami konsep syariah terutama dalam
menjelaskan produk pembiayaan dan sistem Ujroh/Upah kepada nasabah dan
masyarakat umum.
Perkembangan Koperasi Syari’ah BTM Bandarlampung sangat pesat
sekali terbukti hingga bulan februari 2011 asset yang dimiliki mencapai
Rp.13.000.000.000 (tiga belas milyar rupiah) dari Rp 9.000.000.000 (Sembilan
milyar rupiah) ditahun 2010. Dan memiliki tujuh cabang kantor kas pasar
antara lain kas pasar Temple Sukarame, kas pasar Pulau Damar Way Dadi, kas
pasar kota karang Teluk Betung, kas pasar untung Labuhan Dalam, kas pasar
Perumnas Way Halim, kas pasar Way kandis dan kas pasar koga kedaton. Ini
terbukti bahwa BTM Bandarlampung Sangat Diminati Oleh Ummat sebagai
Alternatif mengatasi permasalahan hidup (Ekonomi). Sistem kerja yang
dilakukan oleh pihak BTM sudah sangat efektif dan efisien dengan antusiasnya
masyarakat untuk berdoyong-doyong datang ke BTM untuk menjadi anggota
BTM, mengajukan pembiayaan dan melakukan simpanan tawadu.
Selain itu Koperasi Syari’ah BTM Bandarlampung memiliki program
kerja dalam bentuk produk pembiayaan IJarah (sewa/jasa) mempunyai tujuan
untuk mengatasi permasalahan ummat dan memeberdayakan ummat, terbukti
dakwah bil hal yang dilakukan pihak BTM, terutama pemberdayaan ekonomi
ummat dapat menjalur kepada pemberdayaan intelektual dan spiritual ummat.
Sistem Ujroh/Upah yang diterapkan oleh pihak BTM dalam mengambil jasa
tidak melebihi kapasitas kemampuan nasabah.
Pengelolahan BTM Bandarlampung Sebagian besar sesuai dengan teori-
teori keBMTan. Teori-teori yang didapatkan setelah mengikuti magang di BMT
Fajar Kota Metro, kemudian diterapkan di koperasi syari’ah sebagai penunjang
berkembang dan berlangsungannya BTM Bandarlampung serta demi untuk
membantu keadaan perekonomian ummat. kemudian Koperasi syari’ah BTM
Bandarlampung dalam menerapkan Produk pembiayaan Ijarah (sewa/jasa) dan
memberikan pelayanan pembiayaan IJarah (sewa/jasa ) kepda Nasabah, dengan
menggunakan peraturan (akad) yang sesuai dengan ajaran Ai-Qur’an dan Al
Hadist.
Koperasi Syar’iah BTM Bandarlampung berbadan hukum Koperasi secara
resmi berasas kekeluargaan, dalam prakteknya antara pengurus, pengawas dan
pengelola BTM benar-benar telah menerapkannya, karena penulis merasakan
sendiri, selama 25 hari PPL di BTM, penulis diannggap bukan orang asing
melainkan kelurga BTM. Yang sama-sama memepunyai tanggung jawab
mengembangkan BTM dan Memeberdayakan Ummat.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Baitut Tamwil Muhammadiyah dalam bahasa Indonesia sering disebut
dengan Balai Mandiri Terpadu (BMT) merupakan salah satu lembaga pendanaan
alternative yang beroperasi ditengah masyarakat Pinbuk (1995) menyatakan
bahwa BMT/BTM merupakan lembaga ekonomi rakyat kecil yang berupaya
mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan
kegiatan ekonomi usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan berlandasan prinsip
syari’ah dan koperasi (kekeluargaan). BTM memiliki fungsi yaitu menghimpun
simpanan tawadu dan membiayai kegiatan ekonomi rakyat dengan menggunakan
sistem syari’ah.
Koperasi Syari’ah BTM Bandarlampung memiliki kegiatan yang sangat
baik bagi masyarakat yang didalamnya terdapat suatu kegiatan yang produktif
yaitu melalui kegiatan jasa keuangan yang meliputi pembiayaan Ijarah
((sewa/jasa). Dalam transaksinya sesuai dengan prinsip syari’ah dan dalam
pelaksanaan akad Ijarah bagi nasabah sudah terkontrol dengan baik, karena
pihak BTM tidak sekedar membiayai namun mengawasi jalannya akad Ijarah
sekaligus memotivasi nasabah.dan antara nasabah dan pihak BTM memiliki
hubungan kekeluargaan yang sangat baik dan erat sekali.
BTM Bandar lampung juga berperan aktif dalam mengatasi kesenjangan
antara kota dan desa sekaligus berperan aktif dalam membangun otonomi daerah
terutama perekonomian. Semua program yang telah dibentuk dapat terlaksana
dengan baik, namun ada hambatan-hambatan yang ditemui yaitu keterbatasan
Sumber Daya Manusia (SDM) dari segi Kualitas karyawan dan nasabah BTM
Bandarlampung, dari pihak pimpinan wilayah Muhammadiyah (PWM) banyak
yang belum memahami konsep Syari’ah sehingga banyak mengalami miss
komunikasi, tatanan penataan tempat kerja pengelolah BMT kurang baik
akibatnya kenyamanan dalam bekerja sedikit terusik karena sarana dan prasarana
yang disediakan belum mencukupi kebutuhan karyawan dan BTM Bandar
lampung belum memiliki Kantor pusat Sendiri akibatnya Kalau sudah habis masa
kontraknya maka bersiap-siap mencari tempat untuk dijadikan kantor pusat.
Untuk meningkatkan atau mensejahterakan pembiayaan Ijarah maka pihak BTM
harus teliti dalam mengadakan survey terhadap nasabah yang mengajukan
pembiayaan, dan lebih meningkatkan sosialisasi tentang penerapan bermuamalah
secara syari’ah kepada masyarakat agar keberkahan hidup dan Ridho illahi
tercapai pada BTM.
B. Saran
Setelah penulis melakukan penelitian melalui PPL di Koperasi Syariah
BTM Bandarlampung terdapat beberapa masalah yaitu kurangnya sarana dan
prasarana yang ada dikantor pusat maupun kantor kas pasar, sehingga membuat
kenyamanan dalam bekerja kurang efektif dan pelayanan terhadap nasabah
kurang maksimal. Untuk itu menulis mengharapkan kepada pihak BTM untuk
dapat memenuhi sarana dan prasarana kerja karyawan agar kenyamanan dalam
bekerja berefek kepada pelayanan yang memuaskan bagi nasabah.
Pemberdayaan karyawan dan nasabah terutama (ekonomi, intelektual dan
spiritual), lebih ditingkatkan lagi, dengan mengadakan pendidikan dan pelatihan
yang bertujuan tercapaianya kemaslahatan ummat. kegiatan membaca al Qur’an,
menafsirkan Al Qur’an dan Pengajian Fiqih, Akidah dan akhlak, penulis
mensarankan jangan sampai dihapus/dihilangkan di BTM Bandarlampung terus
dilakukan dan teruslah berjuang bagi pihak BTM dalam mensosialisasikan
penerapan bermuamalah secara Syari’ah kepada ummat. PPL tahun 2011 ini yang
penulis jalankan diBTM Bandarlampung sudah terpola sehingga membuat penulis
dapat mentransfer ilmu tentang BMT/BTM, dan pengalaman hidup yang tidak
dapat dilupakan yang dijadikan penulis sebagai suatu pola mengatasi masalah
yang terjadi dimasyarkat. Untuk itu bagi pihak BTM agar lebih meningkatkan
kembali kegiatan PPL yang akan datang agar lebih mantap dan sukses.
DAFTAR PUSTAKA
Hasan M.Ali ,2002. Berbagai Macam Transaksi Dalam islam (Muamalat), Jakarta:PT Raja Garafindo Persada.
Chaniago S Nurvaif,15 januari 2010,Dokumentasi Rapat Akhir Tahun
Pengurus wilayah Muhammadiyah Provinsi Lampung.
Agustianto, Teologi Ekonomi islsm VI, Jakarta, 2005.
Adib Zamin,Abdul . 2010,Laporan Rapat Akhir Tahun Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Provinsi Lampung
Wahyudi,Heru. 2005, Ekonomi Syari’ah, Jakarta.
Amrullah, Muhammad, 1995, Fiqih, Bandung : Armico.
Antonio, Muhammad Syafe’i, 2001, Bank Syari’ah dari teori hingga praktek, Jakarta : Gema Insani.
Abdul Karim, Adiwarman,2006, Bank Islam, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
KEGIATAN HARIAN PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)
DI KOPERASI SYARI’AH BAITUT TAMWIL MUHAMMADIYAH (BTM) BANDAR LAMPUNG
NO HARI/TANGGAL KEGIATAN PENDAMPING1 Kamis,20-01-2011 Ta’arufan ,ngaji al
Qur’an,pembegian tugas dan survey nasabah dipasar untung
Miftahuddin,S.Pd.I
2 Jumat,21-01-2011 Ngaji,bripping(pembagian berkas survey),blajar dan praktek menulis akad murabahah bil wakalah dan belajar pembagian penghitungan keuntungan pembiayaan
Rahmat Habibi
3 Minggu,23-01-11 Remedial dipasar untung (belajar administrasi pembukuan angsuran dan simpanan dan menhitung cepat )
Dedi iskandar
4 Senin ,24-01-2011 Pengajian tafsir,Penanganan masalah hutang piutang didesa sembaringin natar,mlakukan akad qordhul hasan,penagihan kepda nasabah yang angsurannya macet dan survey pembiayaan dipulau dammar
Dedi iskandar
5 Selasa,25-01-2011 Penanganan masalah perumahan BKP yang kreditnya macet,mencari nasabah yang kabur nunggak angsuran,dropping (pendampingan) dipasar perumnas way halim dan survey di way halim
Suratman S.Pd.I dan habibi
6 Rabu,26-01-2011 Survey pembiayaan di way dadi,ngecek perumahan bermasalah di BKP dan Bataranila dan mengikuti
Sabandi dan Suratman S.Pd.i
pengajian rutin 7 Kamis,27-01-2011 Menyebarkan undangan RAT
BTMSuratman S.Pd.I
8 Jumat,28-01-2011 Mengisi kultum,menyebar undangan RAT BTM dan penangan maslah surat masuk yang tidak sampai di BTM dari Lahat (sumsel)
Karyawan BTM
9 Sabtu,29-01-2011 Ikut berpartisipasi mempersiapkan acara RAT BTM
Karyawan BTM
10 Minggu,30-01-11 Mengikuti RAT BTM Dedi iskandar11 Senin,31-01-2011 Pengajian tafsir,mengecek
keadaan kantot kas pasar untung,survey pembiayaan dipasar untung,penagihan angsuran macet,survey pembiayaan dipahoman dan menulis akad murabah
Dedi Iskandar
12 Selasa,01-02-2011 Mengantar surat penting kedinas koperasi kota Bandar lampung,ngroscek laporan harian teller kas pasar tgl 28-29 januari,mengiput data dan menjadi CS
Nita adriani S.E dan suprantia ningsih
13 Rabu,02-02-2011 Dropping dipasar gintung,survey pembiayaan dipulau buru dan raja basa
Bintar AS
14 Kamis,03-02-2011 Survey pasar koga untuk kelayakan membuka kantor cabang baru,penagihan angsuran macet,dropping dipasar temple,penanganan masalah nasabah yang kabur meninggalkan hutang.
Zulkifli harun
15 Jumat,04-02-2011 Survey pembiayaan diprumnas sukabumi permai dan penagihan kapda nasabah pasar way halim yang macet
rentenir dipulau dammar,penanganan masalah hutang dipasar kandis dan penagihan angsuran macet dipasar untung seta survey pembiayaan diay halim
Dedi Iskandar
24 Rabu,16-02-2011 Memindahkan barang jaminan berupa kursi jepara 3 set ketempat karyawan BTM untuk dititipkan dan dropping dipasar koga
Yuke Derli S.Pd.I dan Sabandi
25 Kamis,17-02-2011 Survey pembiayaan dipasar way kandis dan pasar koga. Tanggal 25 februari 2011 diadakannya acara perpisahan dan penjemputan mahasiswa PPL
Bintar AS
Bandar Lampung,18 februari 2011Mengetahui Pembimbing Lapangan Mahasiswa PPL DI BTM
BAB l PENDAHULUAN........................................................................1A. Latar Belakang Masalah...........................................................1B. Permasalahan............................................................................. 3
BAB II TINJAUAN TEORITIS / LANDASAN TEORI.......................4A. Pengertian Rumah Zakat ..........................................................4B. Dasar Pemikiran Terbentuknya Rumah zakat...........................4C. Peran Rumah zakat pada otonomi daerah.................................5D. Keunggulan Rumah zakat ..................................................................................................7E. Produk yang Ditawarkan Rumah Zakat Kepada donasi...........................................................................8F. program………………………………………...10
BAB III GAMBARAN OBJEK PPL........................................................14A. Kondisi Objek PPL...................................................................14 1. Sejarah Berdirinya Rumah Zakat Bandarlampung.................14 2. Struktur Organisasi Rumah Zakat Bandarlampung................16 3. Program Kegiatan Di R.Z Bandarlampung.............................17B .Pelaksaan Kegiatan / Mekanisme Kerja Dan Hambatan...........18 1. Pelaksaan Kegiatan / Mekanisme Kerja.................................18 2. ................................................................................................21 3. ......................................................................................................22 ...................................................................................................... .................................................................................................22 5. ................................................................................................23 6. Hambatan- Hambatan............................................................24
BAB IV ANALISIS.....................................................................................25
BAB V PENUTUP.....................................................................................27A. Kesimpulan...............................................................................27B. Saran..........................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................29