Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
BAB I PENDAHULUANL a b o Survey hidrografi adalah kegiatan
pemetaan laut, pengumpulan data, kondisi dan sumber r daya suatu
wilayah laut yang kemudian diolah, dievaluasi dan disajikan dalam
bentuk buku, a t peta laut serta informasi mengenai kelautan
lainnya, yang selanjutnya digunakan untuk o kepentingan pembangunan
dan pertahanan keamanan suatu negara. r i Data mengenai fenomena
dasar perairan dan dinamika badan air diperoleh melalui u
pengukuran yang kegiatannya disebut sebagai survei hidrografi. Data
yang diperoleh dari m
1.1 Latar belakang
survei hidrografi kemudian diolah dan disajikan sebagai
informasi geospasial atau informasi G yang terkait dengan posisi di
muka bumi. Sehubungan dengan itu maka seluruh informasi e yang
disajikan harus memiliki data posisi dalam ruang yang mengacu pada
suatu sistem o referensi tertentu. Aktifitas utama survei
hidrografi meliputi: s p a. Penentuan posisi di laut a b.
Pengukuran kedalaman (pemeruman) s i c. Pengamatan pasut a d.
Pengukuran detil situasi dan garis pantai (untuk pemetaan pesisir)
l e. penggunaan sistem referensi P r Data yang diperoleh dari
aktifitas-aktifitas tersebut diatas dapat disajikan sebagai o
informasi dalam bentuk peta dan non-peta. Untuk menunjang
pengetahuan hidrografi, maka g perlu dilakukan praktikum survey
hidrografi. Oleh sebab itu kami melakukan kegiatan r a praktikum
survey hidrografi yang dilakukan di Pantai Dalegan Kabupaten Gresik
1.2 Rumusan MasalahS t u Dalegan d i
m
Pada kegiatan praktikum survei hidrografi yang dilaksanakan di
Pantai Kabupaten Gresik, kami membatasi masalah dengan sebagai
berikut, 1. Bagaimana ketinggian pantai dalam hal ini diwakili oleh
Bench Mark (BM) T terhadap muka air laut rata-rata di Pantai
Dalegan Kabupaten Gresik? e 2. Bagaimana kenampakan dasar laut
Pantai Dalegan Kabupaten Gresik? k n 3. Bagaimana kenampakan
situasi detail Pantai Dalegan Kabupaten Gresik? 1.3 Tujuani k
Adapun tujuan diadakan praktikum survei hidrografi ini antara
lain sebagai berikut : e o 1. Mahasiswa dapat mengaplikasikan
materi yang didapat selama perkuliahan mata m kuliah Survey
Hidrografi yaitu teori tentang pasang surut air laut, penentuan a
posisi, pemeruman, serta pembuatan topografi di daerah pantai
Delegan, Gresik. t i 2. Mahasiswa dapat merencanakan dan
melaksanakan manajemen pekerjaan di k lapangan. aP h . 0 3 1
G
Laporan Praktikum Survey Hidrografi
1
Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
3. Mahasiswa dapat mengetahui secara langsung permasalahan dan
kendala-kendala yang terjadi di lapangan selama praktikum
berlangsung. 4. Mahasiswa diharapkan dapat memahami, merencanakan,
dan mengolah data yang diperoleh di lapangan hingga pada hasil
akhir.L a b Pelaksanaan kegiatan praktikum survei hidrografi di
Pantai Dalegan Kabupaten Gresik o r diharapkan dapat memberikan
pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa dalam a melaksanakan suatu
pekerjaan hidrografi. Selain itu praktikum ini dapat menjadi ajang
t mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di perkuliahan untuk
mengerjakan suatu pekerjaan o r sesungguhnya. i Hasil akhir
praktikum ini adalah peta bathymetri yang didapat dari GPS map
sounder. u m Selanjutnya peta bathymetri ini dapat digunakan
sebagai acuan untuk menentukan kedalaman
1.4 Manfaat
laut dan mendapatkan informasi mengenai bahaya-bahaya pelayaran
bagi keperluan navigasi G pada daerah survei. eo s p a s i a l P r
o g r a m S t u d i T e k n i k G e o m a t i k a P h . 0 3 1
Laporan Praktikum Survey Hidrografi
2
Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
BAB II DASAR TEORI2.1 Definisi HidrografiL a b Kata hidrografi
merupakan serapan dari bahasa Inggris hydrography. Secara o
etimologis, hydrography ditemukan dari kata sifat dalam bahasa
Prancis abad pertengahan r hydrographique sebagai kata yang
berhubungan dengan sifat dan pengukuran badan air, a t misalnya
kedalaman dan arus (Merriam-Webster Online, 2004). Hingga sekitar
akhir 1980o an, kegiatan hidrografi utamanya didominasi oleh survey
dan pemetaan laut untuk pembuatan r i peta navigasi laut (nautical
chart) dan survey untuk eksplorasi minyak dan gas bumi u (Ingham,
1975). Peta navigasi laut memuat informasi penting yang diperlukan
untuk m
menjamin keselamatan pelayaran, seperti kedalaman perairan,
rambu-rambu navigasi, garis G pantai, alur pelayaran, bahaya-bahaya
pelayaran dan sebagainya. Selain itu, kegiatan e hidrografi juga
didominasi oleh penentuan posisi dan kedalaman di laut lepas yang o
mendukung eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi. s p
Definisi akademik untuk terminologi hidrografi, dikemukakan pertama
kali oleh a International Hydrographic Organization (IHO) pada
Special Publication Number 32 (SPs i 32) tahun 1970 dan Group of
Experts on Hydrographic Surveying and Nautical Charting a dalam
laporannya pada Second United Nations Regional Cartographic
Conference for the l Americas di Mexico City tahun 1979. IHO
mengemukakan bahwa hidrografi adalah that P r branch of applied
science which deals with measurement and description of physical
features o of the navigable portion of earths surface and adjoining
coastal areas, with special g reference to their use for the
purpose of navigation. Group of Experts on Hydrographic r a
Surveying and Nautical Charting mengemukakan bahwa hidrografi
adalah the science of m measuring, describing, and depicting nature
and configuration of the seabed, geographical S relationship to
landmass, and characteristics and dynamics of the sea. t
Perkembangan hidrografi juga mengakibatkan perubahan definisi
hidrografi yang oleh u IHO didefinisikan sebagai that branch of
applied sciences which deals with the measurement d i and
description of the features of the seas and coastal areas for the
primary purpose of navigation and all other marine purposes and
activitie including -inter alia- offshore T activities, research,
protection of the environment and prediction services (Gorziglia,
2004).e k Survei adalah kegiatan terpenting dalam menghasilkan
informasi hidrografi. Adapun n aktivitas utama survei hidrografi
meliputi : i k 1. Penentuan posisi (1) dan penggunaan sistem
referensi (7) 2. Pengukuran kedalaman (pemeruman) (2) G 3.
Pengukuran arus (3) e o 4. Pengukuran (pengambilan contoh dan
analisis) sedimen (4) m 5. Pengamatan pasut (5) a t 6. Pengukuran
detil situasi dan garis pantai (untuk pemetaan pesisir) (6) i Data
yang diperoleh dari aktivitas-aktivitas tersebut di atas dapat
disajikan sebagai k informasi dalam bentuk peta dan non-peta serta
disusun dalam bentuk basis data kelautan. aP h . 0 3 1
Laporan Praktikum Survey Hidrografi
3
Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
L a b o r a t o r i u m G e o 2.2 Penentuan Posisi Titik Fix
Perum s p a Untuk penentuan posisi titik fix perum dapat
menggunakan kombinasi LOP (Line Of s Position, LOP adalah likasi
atau keberadaan ) titik-titik dari suatu pengamat yang memiliki i a
satu besaran pengamatan tetap (dari titik referensi yang telah
ditentukan posisinya) yang l dapat berupa; arah, jarak, sudut atau
beda jarak). Prinsip dasar yang digunakan pada P kombinasi LOP
garis-garis sama dengan interseksi atau pengikatan kemuka pada ilmu
ukur r o tanah. Metode ikatan kemuka yang diterapkan dalam
penentuan posisi ini mengacu pada titik g di darat yang telah
diketahui koordinatnya. r a m
Gambar 1. Konfigurasi Survei Hidrografi
2.3 Pemeruman
2.3.1 Desain Lajur Perum
Pemeruman dilakukan dengan membuat profil (potongan) pengukuran
Lajur perum dapat berbentuk garis-garis lurus, lingkaran-lingkaran
konsentrik, atau T lainnya sesuai metode yang digunakan untuk
penentuan posisi titik-titik fiks perumnya. e k Lajur-lajur perum
didesain sedemikian rupa sehingga memungkinkan pendeteksian n
perubahan kedalaman yang lebih ekstrem. Untuk itu, desain
lajur-lajur perum harus i memperhatikan kecenderungan bentuk dan
topografi pantai sekitar perairan yang akan k disurvei. Agar mampu
mendeteksi perubahan kedalaman yang lebih ekstrem lajur perum G
dipilih dengan arah yang tegak lurus terhadap kecenderungan arah
garis pantai. eo m a t i k a P h . 0 3 1
S t u d kedalaman. i
Laporan Praktikum Survey Hidrografi
4
Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
titik fiks perum
g a r i si s
Lajur perum
\p
Lajur peruma n t
p a
L a b o r a t o r i u m
G e a o n Gambar 2. Lajur-Lajur Garis Perum Garis Lurus s i p t
a Dari pengukuran kedalaman di titik-titik fiks perum pada
lajur-lajur perum yang telah s didesain, akan didapatkan sebaran
titik-titik fiks perum pada daerah survei yang nilai-nilai i a a
pengukuran kedalamannya dapat dipakai untuk menggambarkan batimetri
yang diinginkan. l i Berdasarkan sebaran angka-angka kedalaman pada
titik-titik fiks perum itu, batimetri P perairan yang disurvei
dapat diperoleh dengan menarik garis-garis kontur kedalaman. r o
Penarikan garis kontur kedalaman dilakukan dengan membangun grid
dari sebaran data g kedalaman. Dari grid yang dibangun, dapat
ditarik garis-garis yang menunjukkan angkar a angka kedalaman yang
sama. m
2.3.2 Prinsip Penarikan Garis Kontur
S t u Teknik yang paling sederhana untuk menarik garis kontur
adalah dengan teknik d triangulasi menggunakan interpolasi linier.
Grid dengan interval yang seragam dibangun i
di atas sebaran titik-titik tersebut. Nilai kedalaman di setiap
titik-titik grid dihitung T berdasarkan tiga titik kedalaman
terdekat dengan pembobotan menurut jarak. Dari e k angka-angka
kedalaman di setiap titik-titik grid, dapat dihubungkan dari
titik-titik yang n mempunyai nilai kedalaman yang sama. ik
2.4
G e o Pengukuran kedalaman merupakan bagian terpenting dari
pemeruman yang menurut m prinsip dan karakter teknologi yang
digunakan dapat dilakukan dengan metode mekanik, a optik atau
akustik. Dalam praktikum ini digunakan metode akustik untuk
pengukuran t i kedalaman. k Penggunaan gelombang akustik untuk
pengukuran-pengukuran bawah air (termasuk: a pengukuran kedalaman,
arus, dan sedimen) merupakan teknik yang paling populer dalam P h
.
Teknik Pengukuran Kedalaman
Laporan Praktikum Survey Hidrografi
5
0 3 1
Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
hidrografi pada saat ini. Gelombang akustik dengan frekuensi 5
kHz atau 100 Hz akan mempertahankan kehilangan intensitasnya hingga
kurang dari 10% pada kedalaman 10 km, Sedangkan gelombang akustik
dengan frekuensi 500 kHz akan kehilangan intensitasnya pada
kedalaman kurang dari 100 m. Untuk pengukuran kedalaman, digunakan
echosounder atau perum gema yang pertama kali dikembangkan di
Jerman tahun 1920 (Lurton,2002). L Alat ini dapat dipakai untuk
menghasilkan profil kedalaman yang kontinyu sepanjang a lajur perum
dengan ketelitian yang cukup baik. Alat perum gema menggunakan
prinsip b o pengukuran jarak dengan memanfaatkan gelombang akustik
yang dipancarkan dari tranduser. r Tranduser adalah bagian dari
alat perum gema yang mengubah energi listrik menjadi a t mekanik
(untuk membangkitkan gelombang suara) dan sebaliknya. Gelombang
akustik o tersebut merambat pada medium air dengan cepat rambat
yang relatif diketahui atau r diprediksi hingga menyentuh dasar
perairan dan dipantulkan kembali ke transduser. i u d = (vt) m
dimana: du = kedalaman hasil ukuran G e v = kecepatan gelombang
akustik pada medium air o t = selang waktu sejak gelombang
dipancarkan dan diterima kembali sp a Untuk pemilihan echosounder,
faktor-faktor yang harus diperhatikan adalah sebagai s berikut : i
a 1. kedalaman maksimum daerah yang disurvei l 2. sudut pancaran
pulsa P Jenis Echosounder berdasarkan kemampuan kedalaman yang
dapat dicapai adalah : r o 1. Echosounder laut dangkal g 2.
Echosounder laut dalam r a m S t u d i T e k n i k G e o m a t i k
a P h . 0 3 1
Gambar 3. Jenis echosounder berdasarkan beam
Laporan Praktikum Survey Hidrografi
6
Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
2.5 Pengukuran Detil Situasi dan Garis Pantai Detil situasi yang
dimaksud disini adalah unsur-unsur yang terdapat di sepanjang
pantai, yang sering kali ikut tergambarkan pada peta-peta laut.
Unyuk keperluan pelayaran, detil situasi dibutuhkan oleh pelaut
untuk melakukan navigasi secara visual. Artinya, detil tersebut L
dibutuhkan oleh pelaut untuk membantunya dalam penentuan posisi
kapal. Seberapa jauh a detil yang harus diukur untuk keperluan
pembuatan peta laut sangat tergantung dari tujuan b o pembuatan
peta lautnya. Semakin besar skala peta yang akan dibuat, akan
semakin rapat detil r situasi yang harus diukur. a t 1. Garis
Pantai o Garis pantai merupakan garis pertemuan antara pantai
(daratan) dan air (laut). r Walaupun secara periodik permukaan air
laut selalu berubah, suatu tinggi muka air i u tertentu yang tetap
harus dipilih untuk menjelaskan fisik garis pantai. Pada peta laut
m biasanya digunakan garis air tinggi (high water line) sebagai
garis pantai. Sedangkan untuk acuan kedalaman biasanya digunakan
garis air rendah (low water line). G e 2. Pengukuran Detil Situasi
dan Garis Pantai o Pengukuran detil situasi dimaksudkan untuk
mengumpulkan data detil pada s p permukaan bumi (unsur alam maupun
buatan manusia) yang diperlukan bagi a pelaksanaan pemetaan situasi
yang bertujuan memberikan gambaran situasi secara s lengkap pada
suatu daerah di sepanjang pantai dengan skala tertentu untuk
berbagai i a keperluan. Sedangkan pengukuran garis pantai
dimaksudkan untuk memperoleh garis l pemisah antara daratan
(permukaan bumi yang tidak tergenang) dan lautan (permukaan P bumi
yang tergenang). Pada dasarnya pengukuran detil situasi dan garis
pantai juga r o merupakan kegiatan penentuan posisi titik-titik
detil sepanjang topografi pantai dan g teknik-teknik yang terletak
pada garis pantai. r a Salah satu metode untuk melakukan pengukuran
garis pantai dapat digunakan metode m tachimetri. Metode tachimetri
merupakan metode yang paling sering digunakan untuk pemetaan daerah
yang luas dengan detil yang tidak beraturan. Untuk melakukan S t
pengukuran titik detil tersebut diperlukan suatu kerangka dasar. u
Kerangka dasar merupakan titik yang diketahui koordinatnya dalam
sistem tertentu d yang mempunyai fungsi sebagai pengikat dan
pengontrol ukuran baru. Mengingat i fungsinya, titik-titk kerangka
dasar harus ditempatkan menyebar merata diseluruh daerah T yang
akan dipetakkan dengan kerapatan tertentu. Terdapat dua macam titik
kerangka e k dasar, yaitu kerangka dasar horisontal dan kerangka
dasar vertikal. Dengan adanya titikn titik kerangka dasar maka
koordinat titi detil untuk pengukuran garis pantai dapat i dihitung
dengan sistem koordinat yang sama dengan kerangka dasar tersebut.
kG e o m Pasang surut ( Pasut ) adalah perubahan kedudukan
permukaan air laut yang berupa naik a dan turunnya permukaan air
laut. Maloney mendefinisikan pasut dengan the verticalrise and t i
fall of the ocean level due to gravitional forces between earth and
moon, and, to lasser k extent, the sun(1985). Sedangkan IHO sendiri
mendefinisikan the periodic rise and fall of a the surface of
ocean, bays, etc., due principally to the gravitional attraction of
the moon and P h .
2.6 Pengamatan Pasut
Laporan Praktikum Survey Hidrografi
7
0 3 1
Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
sun for the rotating earth(1974). Gerakan pasut mengakibatkan
gerakan mendatar, yang dirasakan terutama pada daerah yang sempit,
seperti selat dan danau, gerakan ini dikenal sebagai arus pasut.
Pasut terjadi karena adanya gaya tarik benda-benda di langit,
terutama matahari dan bulan terhadap massa air laut di bumi.
Fenomena alam tersebut merupakan gerakan periodik, L maka pasang
surut dan perubahan elevasi air laut yang ditimbulkan dapat
dihitung dan a diprediksikan, sehingga dapat digunakan untuk
berbagai keperluan seperti: b o 1. Navigasi yang aman pada alur
pelayaran yang sempit dan strategis, contoh Selat r Malaka dimana
sekitar 75 ribu kapal berlalu lalang setiap tahunnya a t 2. Tata
pelabuhan serta metode pengoperasiannya secara efisien o 3.
Pengembangan daerah tambak untuk budidaya berbagai komoditas
perikanan r 4. Memperkirakan arus pasang surut yang erat kaitannya
dengan pencemaran laut i u terutama minyak (oil spills) m 5.
Penelitian tentang frekuensi dari variasi abnormal dari paras laut
yang berhubungan erat dengan pertahanan pantai (break water, groin,
dll) maupun G e pembuangan limbah industri o 6. Menyediakan
informasi penunjang untuk mengetahui fenomena gelombang pasang s p
yang disebabkan oleh badai maupun gempa yang mengakibatkan tsunami.
a 7. Mempelajari perubahan iklim secara global seperti El Nino. Isu
internasional s tentang pemanasan global berakibat pada mencairnya
es dikutub yang menambah i a tinggi permukaan laut, sangat mungkin
dapat dipantau dengan pengamatan pasut l yang dilakukan secara
baik, pada tempat yang tetap, berkesinambungan dan dalam P waktu
lama. r o 8. Menentukan permukaan air laut rata-rata (MLR) dan
ketinggian titk ikat pasut g (tidal datum plane) lainnya untuk
keperluan survai dan rekayasa dengan melakukan r a satu sistem
pengikatan terhadap bidang referensi tersebut. m 9. Memberikan data
yang tepat untuk studi muara sungai tertentu. Pengamatan pasut
dilakukan untuk mendapatkan model tinggi muka air laut di S t suatu
titik dengan mengambil contoh data tinggi muka air laut pada selang
waktu u tertentu. di
Alat yang paling sederhana yang digunakan untuk melakukan
pengamatan pasut T adalah palem atau rambu pasut. Pada dasarnya
pengamatan pasut dilakukan dengan e k cara mengukur tinggi muka air
laut terhadap suatu acuan tertentu, yaitu stasiun n pengamat pasut.
Oleh karena itu harus dilakukan pengikatan palem dengan stasiun i
pengamat pasut. Pengikatan pengamatan pasut ditujukan untuk
menentukan posisi k horisontal titik pengamat pasut dan utamanya
selisih tinggi palem terhadap titik ikat G (BM). Selisih tinggi
palem terhadap BM nantinya akan digunakan untuk e o mendefinisikan
tinggi BM itu sendiri setelah bidang referensi kedalaman ditentukan
m dari pengamatan pasut.a t i k a P h . 0 3 1
Laporan Praktikum Survey Hidrografi
8
Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Tinggi palem P
Hp
BM a r i sHaHo Tinggi BM A Tinggi muka air Bid. Ref. kedalaman
Nol palem
L a b o r a t o r i u m
p
Gambar 4. Konfigurasi Stasiun Pasut
2.7 Reduksi kedalaman laut an Hasil pengukuran pemeruman berupa
kertas grafik kedalaman hasil ini harus dikoreksi dengan hasil
pengamatan pasang surut t tinggi acuan yang di gunakan ( lihat
gambar 2.12) a i
G e o s p a dasar laut ( koordinat Z ) , s selama pengukuran,
serta i a l P r o g r a m S t u d i T e k n i k G e o m a t i k a P
h . 0 3 1
Gambar 5. Reduksi Elevasi Hasil Pemeruman Elevasi titik fix
dapat ditulis sebagai berikut : Elevasi titik fix = h - r + p d
dimana : h = Elevasi titik BM terhadap referensi tinggi yang
dipakai (m) p = bacaan pasut (m) r = beda tinggi antara BM dengan
nol pasut hasil pengukuran waterpas
Laporan Praktikum Survey Hidrografi
9
Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
d = kedalaman air laut saat penentuan posisi titik fix. 2.8
Pengukuran Beda Tinggi (levelling) Kerangka kontrol vertikal
merupakan kumpulan titik-titik yang telah diketahui L atau
ditentukan posisi vertikalnya terhadap sebuah datum ketinggian.
Datum a ketinggian ini dapat berupa ketinggian muka air laut
rata-rata (mean sea level - MSL) b o atau ditentukan lokal. r
Tinggi adalah perbedaan vertikal atau jarak tegak dari suatu bidang
referensi yang a t telah ditentukan terhadap suatu titik sepanjang
garis vertikalnya. Untuk mendapatkan o tingi suatu titik perlu
dilakukan pengukuran beda tinggi antara suatu titik terhadap r
titik yang telah diketahui tingginya dengan mempergunakan alat
sipat datar. i u Pengukuran kerangka kontrol vertikal bertujuan
untuk menentukan tinggi titikm titik yang dicari (koordinat
vertikal) terhadap bidang referensi.G e o s GPS (Global Positioning
System) adalah sistem navigasi yang berbasiskan satelit p yang
saling berhubungan yang berada di orbitnya. Satelit-satelit itu
milik Departemen a Pertahanan (Departemen of Defense) Amerika
Serikat yang pertama kali diperkenalkan mulais tahun 1978 dan pada
tahun 1994 sudah memakai 24 satelit. Untuk dapat mengetahui posisi
i a seseorang maka diperlukan alat yang diberinama GPS reciever
yang berfungsi untuk l P menerima sinyal yang dikirim dari satelit
GPS. Posisi di ubah menjadi titik yang dikenal r dengan nama
Way-point nantinya akan berupa titik-titik koordinat lintang dan
bujur dari o posisi seseorang atau suatu lokasi kemudian di layar
pada peta elektronik. g r sejak tahun 1980, layanan GPS yang
dulunya hanya untuk leperluan militer mulai a terbuka untuk publik.
Uniknya, walau satelit-satelit tersebut berharga ratusan juta
dolar, m
2.9
Global Positining System ( GPS )
namun setiap orang dapat menggunakannya dengan gratis.
Satelit-satelit ini mengorbit pada S ketinggian sekitar 12.000 mil
dari permukaan bumi. Posisi ini sangat ideal karena satelit t dapat
menjangkau area coverage yang lebih luas. Satelit-satelit ini akan
selalu berada posisi u yang bisa menjangkau semua area di atas
permukaan bumi sehingga dapat meminimalkan d i terjadinya blank
spot (area yang tidak terjangkau oleh satelit). GPS adalah sistem
radio navigasi dan penentuan posisi menggunakan satelit. Nama T e
formalnya adalah NAVSTAR GPS (Navigation Satellite Timing and
Ranging Global k Positioning System). GPS didesain untuk memberikan
informasi posisi, kecepatan dan waktu.n i Pada dasarnya GPS terdiri
atas 3 segmen utama, yaitu: k 1. Segmen angkasa (space segment)
Terdiri dari 24 satelit yang terbagi dalam 6 orbit dengan inklinasi
55 dan G e ketinggian 20200 km dan periode orbit 11 jam 58 menit. o
2. Segmen sistem control (control system segment) m a Mempunyai
tanggung jawab untuk memantau satelit GPS supaya satelit GPS dapat
tetap berfungsi dengan tepat. Misalnya untuk sinkronisasi waktu,
prediksi t i orbit dan monitoring kesehatan satelit. k a 3. Segmen
pemakai (user segment)P h . 0 3 1
Laporan Praktikum Survey Hidrografi
10
Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Segmen pemakai merupakan pengguna, baik di darat, laut maupun
udara, yang menggunakan receiver GPS untuk mendapatkan sinyal GPS
sehingga dapat menghitung posisi, kecepatan, waktu dan parameter
lainnya.
2.10
L a b Pada dasarnya konsep penentuan posisi dengan GPS adalah
reseksi (pengikatan ke o belakang) dengan jarak, yaitu dengan
pengukuran jarak secara simultan ke beberapa satelit r a GPS yang
koordinatnya telah diketahui. Posisi yang diberikan oleh GPS adalah
posisi 3 t dimensi (x,y,z atau ,,h) yang dinyatakan dalam datum WGS
(World Geodetic System) o r 1984, sedangkan inggi yang diperoleh
adalah tinggi ellipsoid. i Adapun pengelompokan metode penentuan
posisi dengan GPS berdasarkan mekanismeu m pengaplikasiannya dapat
dilihat pada tabel berikut (Tabel 2.1).
Penentuan Posisi dengan GPS
Metode Static Kinematik Rapid static Pseudeo kinematik Stop and
go
Tabel Metode Penentuan Posisi dengan GPS Absolute Differensial
Titik (1 receiver) (min 2 receiver) Diam Bergerak Diam Diam
Diam
G e o Receiver s p a Diam s i Bergerak a l Diam (singkat) P r
Diam & bergerak o g r Diam & bergerak a m S t u d i T e k n
i k G e o m a t i k a P h . 0 3 1
Ketelitian posisi yang didapat dari pengamatan GPS secara umum
bergantung pada 4 faktor: a. Ketelitian data tipe data yang
digunakan kualitas receiver GPS level dari kesalahan dan bias b.
Geometri satelit jumlah satelit lokasi dan distribusi satelit lama
pengamatan c. Metode penentuan posisi absolute dan differensial
positioning static, rapid static, pseudo-kinematic, stop and go,
kinematic one dan multi monitor station d. Strategi pemrosesan data
real-time dan post processing
Laporan Praktikum Survey Hidrografi
11
Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
strategi eliminasi dan pengkoreksian kesalahan dan bias metode
estimasi yang digunakan pemrosesan baseline dan perataan jaringL a
b o r a t o r i u m G e o s p a s i a l P r o g r a m S t u d i T e
k n i k G e o m a t i k a P h . 0 3 1
Laporan Praktikum Survey Hidrografi
12
Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Adapun pelaksanaan dari praktikum dilaksanakan pada : Hari/tanggal
Waktu Lokasi : Selasa dan Rabu, 22-23 Mei 2012 : 08.00-17.00 BBWI :
Pantai Delegan, GresikL a b o r a t o r i u m
3.1.1 Tabel Pelaksanaan Pekerjaan Survei Hidrografi hari I Waktu
18.00 18.30 18.30 19.00 19.00 21.30 21.30 22.00 22.00 22.30 22.30
Persiapan alat Persiapan keberangkatan Perjalanan ke lokasi
Brifieng kegiatan Pembuatan jalur sounding Istirahat Kegiatan
Pelaksana Peserta + laboran Peserta Peserta + laboran Peserta +
laboran Peserta + laboran
G e o s p a s i a l P r o g r a m S t u d i
3.1.2Tabel Pelaksanaan Pekerjaan Survei Hidrografi hari II Waktu
06.00 06.30 06.30 09.30 Kegiatan Pemasangan rambu pasut
Pelaksana
09.30 12.30
T Survei Hidrografi (sesi 1) e Kloter 1 Sounding (pemeruman) k n
Kelompok 5 Pengamatan pasang surut (pasut) i Pengukuran detil
situasi garis pantai Kloter 1 k menggunakan Total Station G
Kelompok WP Pengukuran beda tinggi e Survei Hidrografi (sesi 2) o
Kloter 2 dan Kloter 3 m Sounding (pemeruman) a Kelompok 12
Pengamatan pasang surut (pasut) t i Pengukuran detil situasi garis
pantai Kloter 2 k menggunakan Total Station a P h . 0 3 1
Laporan Praktikum Survey Hidrografi
13
Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
12.30 15.30
15.30 18.30
18.30 21.30
21.30 00.30 00.30 03.30 03.30 06.30
Kelompok WP Pengukuran beda tinggi Survai Hidrografi (sesi 3)
Kloter 3 dan Kloter 4 Sounding (pemeruman) Kelompok 2 Pengamatan
pasang surut (pasut) Pengukuran detil situasi garis pantai Kloter 3
L menggunakan Total Station a b Survai Hidrografi (sesi 4) o
Kelompok 11 Pengamatan pasang surut (pasut) r a Kloter 4 Pengukuran
detil situasi garis pantai t menggunakan RTK o r Survei Hidrografi
(sesi 5) i Kelompok 3 Pengamatan pasang surut (pasut) u Pengukuran
detil situasi garis pantai Kloter 5 m menggunakan RTK G Peserta
Evaluasi e o Survei Hidrografi (sesi 6) s Kelompok 1 Pengamatan
pasang surut (pasut) p a Survei Hidrografi (sesi 7) s Kelompok 8
Pengamatan pasang surut (pasut) i Survei Hidrografi (sesi 8) a l
Kelompok 6 Pengamatan pasang surut (pasut)P r o g r a m S
3.1.3 Tabel Pelaksanaan Pekerjaan Survei Hidrografi hari III
Waktu 06.30 09.30 Kegiatan Survei Hidrografi (sesi 9) Sounding
(pemeruman) Pengamatan pasang surut (pasut) Pengukuran detil
situasi garis pantai menggunakan RTK Survei Hidrografi (sesi 10)
Pengamatan pasang surut (pasut) Pengukuran detil situasi garis
pantai menggunakan RTK Survei Hidrografi (sesi 11) Pengamatan
pasang surut (pasut) Pengecekan alat, evaluasi, dan persiapan
kepulangan Perjalanan pulang Pelaksana
Kloter 5 dan Kloter 6 t u Kelompok 7 d Kloter 5 iT e k n i k G e
o m a t i k a P h . 0 3 1
09.30 12.30
Kelompok 10 Kloter 6
12.30 15.30 15.30 16.30 16.30 19.00
Kelompok 9 dan 4 Peserta
Peserta + laboran
Laporan Praktikum Survey Hidrografi
14
Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
3.2
Alat dan Bahan 3.2.1 Perangkat keras a. Pemeruman/Sounding 1.
Perahu nelayan 2. Pelampung 3. Dudukan pipa penyangga transduser 4.
Klem transduser 5. Batang transduser 6. Kabel penghubung antara
perekam dan accu 7. Receiver GARMIN GPSmap 168 Sounder 8. Antena
receiver GPS map 168 9. Kabel dari receiver ke antena map 168 10.
Barcheck 11. Accu b. Penentuan posisi dan pemetaan detil situasi 1.
Total station 2. Statif 3. Payung 4. GPS navigasi (GPS Map 76) 5.
GPS geodetik (GPS Topcon Hyperpro) c. Pengamatan pasut 1. Waterpass
Nikon AE7C 2. Statif 3. Rambu ukur 4. Payung d. Peralatan penunjang
lainnya 1. Alat pencatat waktu 2. Kalkulator 3. Alat tulis 4.
Formulir pengukuran 5. Roll meter 30 m 6. Tampar e. Peralatan
masing-masing peserta 1. Alat Sholat 2. Obat-obatan pribadi 3.
Rompi Praktikum
1 buah 9 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 set 2 set 2 buah 2 buah 1
buah 1 buah 1 set 3 buah 2 buah 1 buah 1 buah 1 set 1 buah 2 buah 1
buah 1 buah 1 buah 2 buah 2 buah 1 buah 4 buah 1 buah 1 buah
L a b o r a t o r i u m G e o s p a s i a l P r o g r a m S t u
d i T e k n i k G e o m a t i k a P h . 0 3 1
3.2.2
Perangkat Lunak Sistem operasi berbasiskan Windows 7 Sistem
aplikasi berupa Microsoft Office 2007
Laporan Praktikum Survey Hidrografi
15
Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
3.2.3 Bahan
Sistem aplikasi berupa software Autodesk Land Desktop 2004.
Sistem aplikasi berupa software MicroCAD Sistem aplikasi berupa
software Topcon ToolsL a b o r a t o r i u dalam m G e o s p a s i
a l P r o g r a m S t u d i T e k n i k G e o m a t i k a P h . 0 3
1
Data Penentuan Posisi Kapal Data Pengukuran Detil Situasi Data
Pengukuran Pasang Surut Data Pengukuran Beda Tinggi 3.3 Metode
Pelaksanaan Survei Secara garis besar pelaksanaan survai hidrografi
ini dapat digambarkan flowchart sebagai berikut:Survei Lokasi
PengukuranPemasangan Rambu Ukur
Pemasangan Patok (Titik Utama)
Pengamatan Pasut dengan Rambu Pasut
GPS (BM1 dan BM2)
GPS Kinematik
KKV
KKH + Detil
Pengaturan Mapsounder
Pemeruman
Pengolahan Data
Penggambaran
Laporan Akhir
Gambar 6. Diagram Alir Pekerjaan
Laporan Praktikum Survey Hidrografi
16
Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
3.4
Jadwal Pekerjaan
Tempat pelaksanaan survei hidrografi yaitu di Dermaga Pantai
Dalegan, Gresik. Pelaksanaan survei hidrografi ini yaitu pada: 1.
Tanggal Waktu Tempat : 22 Mei 2012 : pukul 06.00 00.00 : Pantai
Wisata Dalegan, GresikL a b o r a t o r i u m G e o s p a s i a l P
r o g r a m S t u d i T e k n i k G e o m a t i k a P h . 0 3 1
Kelompok : 1-6 2. Tanggal Waktu Tempat : 23 Mei 2012 : pukul
00.00 17.00 : Pantai Wisata Dalegan, Gresik
Kelompok : 7-12 3.5 Pelaksana Pekerjaan Kelompok 10 : Aulia
Hafizh Latri Wartika Yoga Prahara Putra Adittyo Darmawan A. Fiky
Fathoni (3508100059) (3509100012) (3509100051) (3509100046)
(3509100054)
Laporan Praktikum Survey Hidrografi
17
Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
BAB IV ANALISA DAN HASIL4.1 BM 1 2 3 4 5 4.2 Data koordinat BM X
662151.296 662116.125 662055.251 661976.17 661924.752 Y 92371916.63
9237929.717 9237917.058 9237951.663 9237995.490L a b o r a t o r i
u m G e o s p a s i a l P r o g r a m S t u d i T e k n i k G e o m
a t i k a P h . 0 3 1
Data pengukuran sipat datar (waterpass)Nama Titik Pasut A A BM 1
BM 1 BM 2 BM 2 B B BM 3 BM 3 C C BM 4 BM 4 D D BM 5 Hasil ukuran BB
2.44 0.225 1.787 1.122 1.172 0.695 0.926 1.872 1.316 0.971 1.114
1.285 1.234 0.921 0.778 0.64 1.198 1.064 BT 2.595 0.465 1.851 1.17
1.237 0.832 0.998 1.957 1.383 1.064 1.204 1.416 1.136 1.008 0.887
0.759 1.25 1.16 BA 2.75 0.705 1.914 1.218 1.302 0.97 1.066 2.042
1.449 1.158 1.295 1.548 1.038 1.095 0.996 0.878 1.301 1.257 Koreksi
0 0 -0.0005 0 0 0.0005 -0.002 0 -0.0005 0.0005 0.0005 0.0005 0 0 0
0 -0.0005 0.0005 Beda Tinggi 2.13 2.811 0.681 0.405 0.405 0.959
0.319 0.212 0.128 0.128 0.218 0.09
Stand 1
Pasut BM1 BM 1 - BM 2 BM 2 - BM 3
-0.64
Bm 3 -BM 4
0.084
BM 4 - BM 5
Stand 2
Nama Titik Pasut A A BM 1 BM 1
BB 2.48 0.265 1.779 1.113 1.17
Hasil ukuran BT 2.636 0.505 1.844 1.161 1.235
BA 2.791 0.745 1.908 1.208 1.3
Koreksi -0.0005 0 -0.0005 -0.0005 0
Beda Tinggi 2.131 2.814 0.683 0.404 0.404
Pasut BM1 BM 1 -
Laporan Praktikum Survey Hidrografi
18
Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
BM 2 BM 2 BM 3
Bm 3 -BM 4
BM 4 BM 5
BM 2 BM 2 B B Bm 3 BM 3 C C BM 4 BM 4 D D BM 5
0.694 0.944 1.888 1.303 0.958 1.114 1.285 0.991 0.875 0.764
0.631 1.225 1.091
0.831 1.0145 1.9735 1.369 1.05 1.205 1.418 1.089 0.962 0.879
0.75 1.278 1.189
0.968 1.085 2.059 1.437 1.142 1.298 1.549 1.188 1.05 0.988 0.869
1.329 1.285
0 0 0 0.001 0 0.001 -0.001 0.0005 0.0005 -0.003 0 -0.001
-0.001
0.959 0.319 0.213 0.127 0.129
-0.64L a b o r a t o r i u m G e o s p a s i a l P r o g r a m S
t u d i T e k n i k G e o m a t i k a P h . 0 3 1
0.086
0.218 0.089
4.3
Pengamatan Pasut Tanggal Jam 6.30 7.00 7.30 8.00 8.30 9.00 9.30
9.30 10.00 10.30 11.00 11.30 12.00 12.30 12.30 13.00 13.30 14.00
14.30 15.00 15.30 16.00 16.30 17.00 Ketinggian Pasut (m) 1.600
1.620 1.650 1.670 1.720 1.720 1.740 1.750 1.710 1.680 1.650 1.630
1.550 1.520 1.450 1.350 1.300 1.240 1.120 1.020 9.500 0.860 0.780
0.680
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
24
22-May12
Laporan Praktikum Survey Hidrografi
19
Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64
23-May12
17.30 18.00 18.30 19.00 19.30 20.00 20.30 21.00 21.30 22.00
22.30 23.00 23.30 24.00 24.30 1.00 1.30 2.00 2.30 3.00 3.30 4.00
4.30 5.00 5.30 6.00 6.30 7.00 7.30 8.00 8.30 9.00 9.30 10.00 10.30
11.00 11.30 12.00 12.30 13.00
0.610 0.520 0.430 0.410 0.340 0.280 0.260 0.240 0.270 0.240
0.250 0.310 0.360 0.410 0.500 0.610 0.670 0.780 0.850 0.980 1.090
1.190 1.360 1.370 1.440 1.480 1.580 1.630 1.680 1.720 1.740 1.790
1.840 1.805 1.792 1.775 1.735 1.672 1.588 1.515
L a b o r a t o r i u m G e o s p a s i a l P r o g r a m S t u
d i T e k n i k G e o m a t i k a P h . 0 3 1
Laporan Praktikum Survey Hidrografi
20
Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
65 66 67 68 69
13.30 14.00 14.30 15.00 15.30
1.410 1.330 1.220 1.140 1.050
Hasil pengukuran ketinggian pasut dihitung dengan rata-rata per
30 menit 4.4Titik 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Data pemeruman (sounding)X 662426 662433 662424 662459 662469
662494 662512 662530 662551 662566 662576 662596 662613 662631
662647 662661 662680 662662 662645 662634 662617 662597 662584
662567 662549 662532 662514 662497 662482 662467 662449 Y 9237962
9237993 9238031 9238081 9238109 9238136 9238173 9238199 9238230
9238259 9238288 9238314 9238342 9238369 9238393 9238414 9238405
9238381 9238358 9238335 9238305 9238277 9238251 9238220 9238192
9238163 9238132 9238099 9238073 9238055 9238028 Kedalaman (S) 1.4
1.6 1.7 2.2 3.1 3.5 4.3 4.3 4.6 5 5.5 6 6.2 6.4 6.5 6.6 6.6 6.6 6.4
6.2 6 5.3 4.9 4.5 4.3 4.2 3.6 3 2.2 1.9 1.8 Waktu 8:59:34 9:00 9:01
9:01:42 9:01:50 9:02:09 9:02:30 9:02:46 9:03:10 9:03:36 9:03:40
9:03:55 9:04:20 9:04:00 9:04:45 9:05:07 9:05:51 9:06:15 9:06:30
9:06:43 9:07:07 9:07:24 9:07:35 9:07:50 9:08:13 9:08:20 9:08:38
9:08:59 9:09:09 9:09:26 9:09:31 Pasut (P) 1.72 1.72 1.721 1.721
1.721 1.721 1.721 1.721 1.722 1.722 1.722 1.722 1.723 1.723 1.723
1.723 1.723 1.724 1.724 1.724 1.725 1.725 1.725 1.725 1.725 1.725
1.725 1.725 1.726 1.726 1.726
L a b pada saat pengamatan o r a t o r Elevasi thdi MSL h=S-P u
(Z) m
-0.32 -0.12 -0.021 0.479 1.379 1.779 2.579 2.579 2.878 3.278
3.778 4.278 4.477 4.677 4.777 4.877 4.877 4.876 4.676 4.476 4.275
3.575 3.175 2.775 2.575 2.475 1.875 1.275 0.474 0.174 0.074
-1.3295 G -1.5295 e -1.6285 o s -2.1285 p -3.0285 a -3.4285 s i
-4.2285 a -4.2285 l -4.5275 P r -4.9275 o -5.4275 g -5.9275 r a
-6.1265 m -6.3265 -6.4265 S t -6.5265 u -6.5265 d -6.5255 i -6.3255
T -6.1255 e -5.9245 k n -5.2245 i -4.8245 k -4.4245 G -4.2245 e
-4.1245 o m -3.5245 a -2.9245 t -2.1235 i k -1.8235 a -1.7235P h .
0 3 1
Laporan Praktikum Survey Hidrografi
21
Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52
53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74
75 76
662415 662351 662369 662392 662407 662427 662461 662484 662504
662525 662546 662564 662583 662603 662627 662610 662589 662567
662368 662392 662412 662431 662456 662474 662494 662511 662525
662540 662554 662596 662582 662560 662543 662525 662501 662482
662457 662439 662419 662398 662377 662360 662344 662333 662414
9237976 9237998 9238024 9238058 9238090 9238123 9238185 9238219
9238254 9238290 9238323 9238357 9238386 9238416 9238414 9238382
9238349 9238308 9237990 9238020 9238043 9238073 9238118 9238146
9238185 9238210 9238232 9238258 9238280 9238454 9238433 9238410
9238386 9238355 9238312 9238280 9238249 9238214 9238176 9238138
9238109 9238075 9238045 9238015 9238008
1.5 1.7 1.6 1.9 2.4 3.2 3.8 4.3 4.6 4.9 5.4 6.1 6.2 6.4 6.5 6.5
6.2 5.9 1.6 1.6 1.7 2.2 3.2 3.7 4.4 4.4 4.6 5 5.4 6.7 6.7 6.5 6.3
6.1 5.8 5.1 4.8 4.7 4.3 3.5 3 2.4 1.8 1.8 1.6
9:10:42 9:11:43 9:11:50 9:12:10 9:12:35 9:12:53 9:13:12 9:13:33
9:14:00 9:14:26 9:14:52 9:15:11 9:15:21 9:15:39 9:16:04 9:27:56
9:29:34 9:30:22 9:37:03 9:37:34 9:37:55 9:38:15 9:38:50 9:39:14
9:39:32 9:39:55 9:40:16 9:40:30 9:40:42 9:43:47 9:44:12 9:44:40
9:44:49 9:44:10 9:45:26 9:45:52 9:46:10 9:46:34 9:47:00 9:47:25
9:47:45 9:48:08 9:48:31 9:48:52 9:00:00
1.727 1.727 1.727 1.728 1.728 1.728 1.729 1.729 1.729 1.729
1.729 1.73 1.73 1.73 1.731 1.738 1.739 1.74 1.733 1.733 1.733 1.732
1.732 1.731 1.731 1.731 1.73 1.73 1.73 1.727 1.823 1.823 1.823
1.823 1.822 1.822 1.821 1.821 1.82 1.82 1.82 1.819 1.819 1.819
1.720
-0.227 -0.027 -0.127 0.172 0.672 1.472 2.071 2.571 2.871 3.171
3.671 4.37 4.47 4.67 4.769 4.762 4.461 4.16 -0.133 -0.133 -0.033
0.468 1.468 1.969 2.669 2.669 2.87 3.27 3.67 4.973 4.877 4.677
4.477 4.277 3.978 3.278 2.979 2.879 2.48 1.68 1.18 0.581 -0.019
-0.019 -0.12
-1.4225 -1.6225 -1.5225 -1.8215 -2.3215 L -3.1215 a -4.2205 b
-4.5205 o r -4.8205 a -5.3205 t o -6.0195 r -6.1195 i -6.3195 u m
-6.4185 -6.4115 G -6.4105 e o -6.1105 s -5.8095 p -1.5165 a s
-1.6165 i -2.1175 a -2.5175 l P -3.1175 r -3.6185 o -4.3185 g r
-4.3185 a -4.5195 m -4.9195 S -5.3195 t -6.6225 u -6.5265 d i
-6.3265 -6.1265 T e -5.9265 k -5.6275 n -4.9275 i k -4.6285 -4.5285
G -4.1295 e o -3.3295 m -2.8295 a -2.2305 t i -1.6305 k -1.6305 a
-1.5295 Ph . 0 3 1
Laporan Praktikum Survey Hidrografi
22
Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
77
662394
9237966
1.4
9:11:00
1.727
-0.327
-1.3225
Keterangan : Selang waktu pengamatan pasut = 30 menit Rumus
Interpolasi Kedalaman : [ ( )]L a b o r a t o r i u m G e o s p a s
i a l P r o g r a m S t u d i T e k n i k G e o m a t i k a P h . 0
3 1
Dimana : = Contoh : Pada data nomor 10, kedalaman sounding = 5 m
waktu Sounding 9:03:36, Tinggi pengamatan pasut pada pukul 09:00:00
adalah 1.72 dan pukul 09:30:00 memilii ketinggian 1.74 m. Tinggi BM
terhadap rambu pasut adalah 2.8125 m. Sehingga perhitungan pada
data nomor 10 adalah : [ [ ( )] ( )]
Maka tinggi Sounding terhadap BM adalah [ [ ( ( ) ( ) ( )]
)]
H = -4.9275 4.5 Data GPS RTK Z (MSL) 1.712 1.322 0.312 1.232
1.132 1.062 1.522 1.722
No. X 1 662188.7 2 662214.1 3 662306.9 4 662322.7 5 662345.1 6
662314 7 662372.4 8 662283.7 Z BM1 = 35.861 MSL = 1.163
Y 9237769.9 9237786.5 9237799.1 9237797.4 9237820 9237827.7
9237931.1 9237962.6
Z 36.4 36 35 35.9 35.8 35.8 36.2 36.4
Laporan Praktikum Survey Hidrografi
23
Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Hasil yang digunakan dalam pembuatan peta dalah ketinggian (z)
terhadap MSL yang dapat dicari dengan menggunakan cara : Z MSL = Z
(Z BM1-h MSL) Dimana ; Z H MSL = Tinggi titik dari GPS RTK
(terhadap Ellipsoid) = Mean Sea LevelL a b o r a t o r i u m G e o
s p a s i a l P r o g r a m S t u d i T e k n i k G e o m a t i k a
P h . 0 3 1
Laporan Praktikum Survey Hidrografi
24
Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
BAB V PENUTUPL a b o Kesimpulan r Kesimpulan yang didapat
setelah melakukan praktikum survey hidrograrfi ini a adalah sebagai
berikut : t o 1 Dalam pengamatan pasang surut tinggi muka air
tertinggi adalah 1.805 m, r terendah adalah 0.24 m dan tinggi pasut
rata-rata adalah 1.163 dan dianggap i sebagai MSL. u m 2 Hasil
pengukuran kedalaman pemeruman didapatkan 6.6225 m dibawah MSL
5.1
3
pada koordinat 662596; 9238454 sebagai titik terdalam dan 1.3225
m G e dibawah MSL pada koordinat 662394; 9237966 sebagai titik
terdangkal o Beda tinggi antara BM dan rambu pasut adalah hBM,PASUT
= 2.8125 m s
5.2
p a s Saran i Adapun saran untuk laporan sebagai berikut : a 1.
Sebaiknya dilakukan koreksi barcheck pada saat pengambilan data l P
sounding r 2. Mempersiapkan rencana tambahan apabila terjadi
kerusakan pada salah o g satu alat yang dibawa. r 3. Perlu
dilakukan perencanaan yang matang dan koordinasi pada tiap-tiap a
kelompok yang akan melakukan praktikum. m S t u d i T e k n i k G e
o m a t i k a P h . 0 3 1
Laporan Praktikum Survey Hidrografi
25
Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
DAFTAR PUSTAKA Abidin, Z.A. 2005. Penentuan Posisi Dengan
Receiver GPS Satu-Frekuensi, Status dan Permasalahannya. Departemen
Teknik Geodesi ITB. Bandung.L BAKOSURTANAL. 2002. Informasi Pasang
Surut Bidang Medan Gaya Berat dan a Pasang Surut. Pusat Geodesi dan
Geodinamika.
b o Djaja, Rochman. 1989. Pasang Surut. Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia. Jakarta.r a t Ingham. 1984. Hydrography for The Surveyor
and Engineering. Geodetic Institute o University Stuttgart. Jerman.
r i Yuwono. 2005. Buku Ajar Hidrografi-1. Program Studi Teknik
Geodesi ITS. u m Surabaya. G e o s p a s i a l P r o g r a m S t u
d i T e k n i k G e o m a t i k a P h . 0 3 1
Laporan Praktikum Survey Hidrografi
26