Top Banner
LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2007 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN DEPARTEMEN KESEHATAN RI TAHUN 2009
267

LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …

Oct 16, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …

LAPORAN HASILRISET KESEHATAN DASAR

(RISKESDAS)PROVINSI SUMATERA UTARA

TAHUN 2007

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATANDEPARTEMEN KESEHATAN RI

TAHUN 2009

ii

KATA PENGANTAR

Assalamursquoalaikum wr wb

Puji syukur kepada Allah SWT kami panjatkan karena hanya dengan rahmat dankaruniaNYA laporan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dipersiapkan sejaktahun 2006 dan dilaksanakan pada tahun 2007 di 28 provinsi serta tahun 2008 di 5provinsi di Indonesia Timur telah dicetak dan disebar luaskan

Perencanaan Riskesdas dimulai tahun 2006 dimulai oleh tim kecil yang berupayamenuangkan gagasan dalam proposal sederhana kemudian secara bertahap dibahastiap Kamis dan Jumrsquoat di Puslitbang Gizi dan Makanan Litbangkes di Bogor dilanjutkanpertemuan dengan para pakar kesehatan masyarakat para perhimpunan dokterspesialis para akademisi dari Perguruan Tinggi termasuk Poltekkes lintas sektorkhususnya Badan Pusat Statistik jajaran kesehatan di daerah dan tentu saja seluruhpeneliti Balitbangkes sendiri Dalam setiap rapat atau pertemuan selalu ada perbedaanpendapat yang terkadang sangat tajam terkadang disertai emosi namun didasari niatuntuk menyajikan yang terbaik bagi bangsa Setelah cukup matang dilakukan uji cobabersama BPS di Kabupaten Bogor dan Sukabumi yang menghasilkan penyempurnaaninstrumen penelitian kemudian bermuara pada ldquolaunchingrdquo Riskesdas oleh MenteriKesehatan pada tanggal 6 Desember 2006

Instrumen penelitian meliputi

1 Kuesionera Rumah Tangga 7 blok 49 pertanyaan tertutup + beberapa pertanyaan terbukab Individu 9 blok 178 pertanyaanc Susenas 9 blok 85 pertanyaan (15 khusus tentang kesehatan)

2 Pengukuran Antropometri (TB BB Lingkar Perut LILA) tekanan darah visus gigikadar iodium garam dan lain-lain

3 Lab Biomedis darah hematologi dan glukosa darah diperiksa di lapangan

Tahun 2007 merupakan tahun pelaksanaan Riskesdas di 28 provinsi diikuti tahun 2008di 5 provinsi (NTT Maluku Maluku Utara Papua dan Papua Barat) Kami mengerahkan5619 enumerator seluruh (502) peneliti Balitbangkes 186 dosel Poltekkes JajaranPemda khususnya Dinas Kesehatan Provinsi dan KabupatenKota Labkesda danRumah Sakit serta Perguruan Tinggi Untuk kesehatan masyarakat kami berhasilmenghimpun data dasar kesehatan dari 33 provinsi 440 kabupatenkota blok sensusrumah tangga dan individu Untuk biomedis kami berhasil menghimpun khusus daerahurban dari 33 provinsi 352 kabupatenkota 856 blok sensus 15536 rumahtangga dan34537 spesimen

Tahun 2008 disamping pengumpulan data di 5 provinsi diikuti pula dengan kegiatanmanajemen data editing entry dan cleaning serta dilanjutkan dengan pengolahan dananalisis data Rangkaian kegiatan tersebut yang sungguh memakan waktu stamina danpikiran sehingga tidaklah mengherankan bila diwarnai dengan protes berupa sindiranmelalui jargon-jargon Riskesdas sampai protes keras

Kini kami menyadari telah tersedia data dasar kesehatan yang meliputi seluruhkabupatenkota di Indonesia meliputi hampir seluruh status dan indikator kesehatantermasuk data biomedis yang tentu saja amat kaya dengan berbagai informasi di bidangkesehatan Kami berharap data itu dapat dimanfaatkan oleh siapa saja termasuk parapeneliti yang sedang mengambil pendidikan master dan doktor Kami memperkirakanakan muncul ratusan doktor dan ribuan master dari data Riskesdas ini Inilah sebuah

iii

rancangan karya ldquokejutanrdquo yang membuat kami terkejut sendiri karena demikian beratrumit dan hebat kritikan dan apresiasi yang kami terima dari berbagai pihak

Pada laporan Riskesdas 2007 (edisi pertama) banyak dijumpai kesalahan diantaranyakesalahan dalam pengetikan ketidaksesuaian antara narasi dan isi tabel kesalahandalam penulisan tabel dan sebagainya Untuk itu pada tahun anggaran 2009 telahdilakukan revisi laporan Riskesdas 2007 (edisi kedua) dengan berbagai penyempurnaandiatas

Perkenankanlah kami menyampaikan penghargaan yang tinggi serta terima kasih yangtulus atas semua kerja cerdas dan penuh dedikasi dari seluruh peneliti litkayasa danstaf Balitbangkes rekan sekerja dari BPS para pakar dari Perguruan Tinggi para dokterspesialis dari Perhimpunan Dokter Ahli Para dosen Poltekkes PJO dari jajaran DinasKesehatan Provinsi dan KabupatenKota seluruh enumerator serta semua pihak yangtelah berpartisipasi mensukseskan Riskesdas Simpati mendalam disertai doa kamihaturkan kepada mereka yang mengalami kecelakaan sewaktu melaksanakanRiskesdas (beberapa enumeratorpeneliti mengalami kecelakaan dan mendapat gantirugi dari asuransi) termasuk mereka yang wafat selama Riskesdas dilaksanakan

Kami telah berupaya maksimal namun sebagai langkah perdana pasti masih banyakkekurangan kelemahan dan kesalahan Untuk itu kami mohon kritik masukan dansaran demi penyempurnaan Riskesdas ke-2 yang Insya Allah akan dilaksanakan padatahun 20102011 nanti

Billahit taufiq walhidayah wassalamursquoalaikum wr wb

Jakarta Desember 2008

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Departemen Kesehatan RI

Dr Triono Soendoro PhD

iv

SAMBUTANMENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Assalamu lsquoalaikum Wr Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang dengan rahmat dan bimbinganNya Departemen

Kesehatan saat ini telah mempunyai indikator dan data dasar kesehatan berbasis

komunitas yang mencakup seluruh Provinsi dan KabupatenKota yang dihasilkan

melalui Riset Kesehatan Dasar atau Riskesdas Tahun 2007 - 2008

Riskesdas telah menghasilkan serangkaian informasi situasi kesehatan berbasis

komunitas yang spesifik daerah sehingga merupakan masukan yang amat berarti bagi

perencanaan bahkan perumusan kebijakan dan intervensi yang lebih terarah efektif dan

efisien Selain itu data Riskesdas yang menggunakan kerangka sampling Susenas Kor

2007 menjadi lebih lengkap untuk mengkaitkan dengan data dan informasi sosial

ekonomi rumah tangga

Saya minta semua pelaksana program untuk memanfaatkan data Riskesdas dalam

menghasilkan rumusan kebijakan dan program yang komprehensif Demikian pula

penggunaan indikator sasaran keberhasilan dan tahapanmekanisme pengukurannya

menjadi lebih jelas dalam mempercepat upaya peningkatan derajat kesehatan secara

nasional dan daerah

Saya juga mengundang para pakar baik dari Perguruan Tinggi pemerhati kesehatan

dan juga peneliti Balitbangkes untuk mengkaji apakah melalui Riskesdas dapat

dikeluarkan berbagai angka standar yang lebih tepat untuk tatanan kesehatan di

Indonesia mengingat sampai saat ini sebagian besar standar yang kita pakai berasal

dari luar

Riskesdas yang baru pertama kali dilaksanakan ini tentu banyak yang harus diperbaiki

dan saya yakin Riskesdas dimasa mendatang dapat dilaksanakan dengan lebih baik

Riskesdas harus dilaksanakan secara berkala 3 atau 4 tahun sekali sehingga dapat

diketahui pencapaian sasaran pembangunan kesehatan di setiap wilayah dari tingkat

kabupatenkota provinsi maupun nasional

Untuk tingkat kabupatenkota perencanaan berbasis bukti akan semakin tajam bila

keterwakilan data dasarnya sampai tingkat kecamatan Oleh karena itu saya

menghimbau agar Pemerintah Daerah baik Provinsi maupun KabupatenKota ikut serta

berpartisipasi dengan menambah sampel Riskesdas agar keterwakilannya sampai ke

tingkat Kecamatan

v

Saya menyampaikan ucapan selamat dan penghargaan yang tinggi kepada para peneliti

dan pegawai Balitbangkes para enumerator para penanggung jawab teknis dari

Balitbangkes dan Poltekkes para penanggung jawab operasional dari Dinas Kesehatan

Provinsi dan KabupatenKota jajaran Labkesda dan Rumah Sakit para pakar dari

Universitas dan BPS serta semua yang teribat dalam Riskesdas ini Karya anda telah

mengubah secara mendasar perencanaan kesehatan di negeri ini yang pada gilirannya

akan mempercepat upaya pencapaian target pembangunan nasional di bidang

kesehatan

Khusus untuk para peneliti Balitbangkes teruslah berkarya tanpa bosan mencari

terobosan riset baik dalam lingkup kesehatan masyarakat kedokteran klinis maupun

biomolekuler yang sifatnya translating research into policy dengan tetap menjunjung

tinggi nilai yang kita anut integritas kerjasama tim serta transparan dan akuntabel

Billahit taufiq walhidayah Wassalamursquoalaikum Wr Wb

Jakarta Desember 2008

Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Dr dr Siti Fadilah Supari SpJP(K)

vi

RINGKASAN EKSEKUTIF

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 adalah survei tingkat nasional yang dilakukanoleh Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Kesehatan RI denganmelibatkan BPS organisasi profesi perguruan tinggi lembaga penelitian pemerintahdaerah dan partisipasi masyarakat untuk menyediakan informasi kesehatan yangberbasis bukti (evidence-based) untuk menunjang perencanaan bidang kesehatankabupatenkota Riskesdas mencakup sampel yang jauh lebih besar dari survei-surveikesehatan sebelumnya seperti SKRT atau SDKI dan mencakup aspek kesehatan yanglebih luas Riskesdas 2007 dilaksanakan untuk menjawab pertanyaan tentang statuskesehatan masyarakat di tingkat nasional provinsi dan kabupatenkota faktor-faktoryang melatarbelakanginya dan masalah kesehatan masyarakat yang spesifik di setiapwilayah

Penarikan sampel untuk Riskesdas 2007 identik pula dengan two stage sampling yangdigunakan dalam Susenas 2007 Riskesdas 2007 di Provinsi Sumatera Utara mencakupsampel di 25 kabupatenkota yang mencakup 1054 blok sensus atau sebanyak 16864rumah tangga Selanjutnya seluruh anggota rumah tangga dari setiap rumah tanggayang terpilih dari kedua proses penarikan sampel tersebut diatas diambil sebagai sampelindividu

Pada buku ini dijelaskan berbagai temuan hasil Riskesdas 2007 tingkat provinsi denganvariasinya pada tingkat kabupatenkota dan karakteristik responden

Status Gizi

Prevalensi status gizi anak balita di Sumatera Utara menurut BBU anak balitadengan gizi buruk dan sangat buruk masih ada sebanyak 227 persen menurut TBUjumlah yang sangat pendek dan pendek ada sebanyak 431 persen sedangkanmenurut BBTB jumlah yang dikategorikan sangat kurus dan kurus masih adasebanyak 17 persen Ada enam kabupaten dan satu kota yang diukur dengan tigaukuran status gizi tersebut selalu berada di bawah standar yaitu Kabupaten TapanuliSelatan Tapanuli Tengah Simalungun Humbang Hasundutan Serdang Bedagaidan Kota Sibolga

Menurut karakteristik responden anak balita yang harus mendapat prioritaspenanganan dalam perbaikan gizi terutama pada responden yang memiliki bayi umurdi bawah satu tahun tempat tinggal di desa dan tingkat ekonomi pada kuintilpertama (kategori ekonomi paling rendah)

Status gizi anak balita menurut berat badan terhadap tinggi badan (BBU) yangdikategorikan gizi buruk menurut kabupatenkota berkisar antara 23 - 195Prevalensi tertinggi di Kabupaten Tapanuli Utara dan terendah di Kabupaten KaroSedangkan yang tergolong gizi kurang prevalensinya berkisar antara 72 yaituKabupaten Samosir dan tertinggi di Kabupaten Nias 211 Ada delapan kabupatenkota yang mempunyai prevalensi gizi buruk dan kurang sudah di bawah 20 persenyaitu Kabupaten Toba Samosir Dairi Karo Langkat Samosir dan Kota PematangSiantar Medan dan Padang Sidempuan

Status gizi anak balita menurut tinggi badan terhadap umur (TBU) yangdikategorikan sangat pendek menurut kabupatenkota berkisar antara 128 -454 prevalensi tertinggi di Kabupaten Tapanuli Utara dan terendah di KotaPematang Siantar Sedangkan yang tergolong pendek prevalensinya berkisar antara96 di Kabupaten Tapanuli Selatan dan tertinggi di Kabupaten Nias Selatan 293Jika prevalensi sangat pendek dan pendek dijumlahkan maka hanya terdapat 5

vii

kabupatenkota yang mempunyai prevalensi kependekan lebih rendah dari angkanasional yaitu Tapanuli Selatan Samosir Kota Pematang Siantar Kota TebingTinggi dan Kota Padang Sidempuan

Masalah kegemukan (berat badan lebih + obese) pada orang dewasa di ProvinsiSumatera Utara sudah terlihat tinggi untuk tiap kota yang prevalensinya di atas 20persen dan ada empat kabupaten yaitu Kabupaten Labuhan Batu Asahan Karodan Deli Serdang Kecuali Kabupaten Labuhan Batu semua kabupatenkota tersebutdi atas juga sudah bermasalah dengan obesitas yang prevalensinya sudah di atas10 Kabupaten Nias dan Pakpak Bharat yang mempunyai prevalensi obesitas yangrendah atau di bawah lima persen

Secara umum di Provinsi Sumatera Utara rumah tangga mengkonsumsi garamcukup iodium sudah mencapai 90 persen atau sudah dalam kategori baik bahkanbeberapa kabupatenkota hampir mencapai 100 persen seperti Kabupaten Karo danKota Pematang Siantar Namun demikian masih terdapat kabupaten yang masih dibawah 50 persen seperti Kabupaten Tapanuli Selatan dan Mandailing Natal

Kualitas konsumsi garam beriodium rumah tangga menurut kabupatenkota diProvinsi Sumatera Utara secara umum sudah mencapai 90 persen atau sudahdalam kategori baik bahkan beberapa kabupatenkota hampir mencapai 100 persenseperti Kabupaten Karo dan Kota Pematang Siantar Namun demikian masihterdapat kabupaten yang masih di bawah 50 persen seperti Kabupaten TapanuliSelatan dan Mandailing Natal Sedangkan kabupaten yang kualitas konsumsi garamberiodium rumah tangganya rendah atau masih di bawah 50 persen adalahKabupaten Tapanuli Selatan dan Mandailing Natal namun demikian masih tergolongcukup untuk kecukupan garam iodium tersebut

Kesehatan Ibu dan Anak

Cakupan anak balita yang telah mendapat imunisasi terhadap lima penyakit anakutama yang bisa dicegah dengan imunisasi pada umur 12 bulan seperti yangdianjurkan oleh pemerintah Cakupan tertinggi adalah untuk BCG (750) danCampak (708) sedangkan cakupan terendah adalah imunisasi Hepatitis

Sebagian besar balita ditimbang di Posyandu (616) ditimbang di Puskesmas141 Delapan puluh sembilan persen balita di Kabupaten Asahan ditimbang diPosyandu sedangkan di Humbang Hasundutan hanya 171 Sebagian besar(60) balita di Humbang Hasundutan ditimbang di Polindes Kota Tanjung Balaitempat favorit penimbangan balita adalah Puskesmas (476) Posyandu hanya270

Pemberian vitamin A sesuai dengan catatan dalam KMS Secara umum 510 balitapernah mendapat vitamin A dosisi tinggi Cakupan tertinggi Vitamin A adalahTapanuli utara (870) dan terendah adalah Labuhan Batu (348) Angka tersebutturun dengan meningkatnya umur anak Pada anak umur 12 ndash 23 bulan 600pernah mendapat vitamin A dosis tinggi sedangkan persentase untuk anak umur 48ndash 59 bulan adalah 408

Sebagian besar (747) ibu hamil memeriksakan kehamilannya ke tenagakesehatan Bahkan ada KabupatenKota yang hampir keseluruhan ibu hamilmemeriksakan kehamilannya (100 Kota Tebing Tinggi sekitar 90 Kota MedanKota Binjai dan Kota Padang Sidempuan Namun masih ada beberapaKabupatenKota yang cakupannya di bawah 50 (Tapanuli Selatan TapanuliTengah dan Labuhan Batu)

viii

Penyakit Menular

Dalam 12 bulan terakhir di Provinsi Sumatera Utara filariasis klinis terdeteksi denganprevalensi yang sangat rendah Namun ada Kabupaten Pakpak Barat yangprevalensinya lebih tinggi dari prevalensi filarisis di Provinsi Sumatera Utara secarakeseluruhan

Persentase malaria berdasarkan gejala dan diagnosis dalam sebulan terakhir diProvinsi Sumatera Utara dijumpai sebesar 3 persen dengan rentang 01 ndash 25persen Nias Nias Selatan dan Mandailing Natal mempunyai persentase tertinggiberdasarkan diagnosis pasti persentase malaria di Provinsi Sumatera Utara 13persen dengan rentang 01 ndash 105 persen Nias Nias Selatan dan Mandailing Natalpersentasenya masih yang tertinggi

Angka persentase ISPA dalam sebulan terakhir di Provinsi Sumatera Utara adalah22 persen prevalensi di atas 30 ditemukan di 6 kabupatenkota yaitu NiasMandailing Natal Simalungun Nias Selatan Kota Tebing Tinggi dan Kota PadangSidempuan dan hanya dua wilayah yang persentasenya di bawah 10 yaituLangkat dan Kota Binjai

Di Provinsi Sumatera Utara dalam 12 bulan terakhir penyakit ini masih terdeteksidengan prevalensi 09 persen (rentang 01ndash62 persen) di beberapa kabupatenkotaprevalensinya masih 2 persen atau lebih tinggi yaitu di Mandailing Natal NiasSelatan Kota Sibolga dan Kota Padang Sidempuan

Dalam 12 bulan terakhir tifoid klinis dapat dideteksi di Provinsi Sumatera Utaradengan persentase 09 persen dan tersebar di seluruh kabupatenkota denganrentang 02 ndash 33 persen persentase tifoid tertinggi dilaporkan dari Nias Selatan (33persen)

Sedangkan untuk hepatitis penyakit ini teridentifikasi di hampir seluruh kabupatenkota Persentase hepatitis tertinggi ditemukan di Kabupaten Mandailing NatalPakpak Barat dan Nias Selatan

Penyebaran diare dalam satu bulan terakhir di Sumatera Utara merata di seluruhkabupatenkota Persentase di provinsi ini sebesar 88 persen tertinggi ditemukan diKabupaten Simalungun (204 persen) Nias Mandailing Natal Simalungun NiasSelatan Humbang HasundutanPakpak Barat Kota Sibolga Kota Tebing Tinggi danKota Padang Sidempuan mempunyai persentase diare di atas 10 persen

Penyakit Tidak Menular

Prevalensi penyakit persendian yang didiagnosis di Sumatera Utara sebesar 119sedangkan yang didiagnosis serta mengalami gejala sebesar 202 Kasuspersendian tertinggi di Kabupaten Nias Selatan (425)

Untuk prevalensi hipertensi berdasarkan diagnosis oleh tenaga kesehatan adalah58 dan hamper sama dengan hipertensi yang berdasarkan diagnosis serta minumobat (59)

Sementara untuk prevalensi penyakit stroke hanya di bawah satu persen

Prevalensi penyakit asma di Provinsi Sumatera Utara sebesar 3 (kisaran 03 ndash64) tertinggi di Mandailing Natal Prevalensi penyakit jantung 7 penyakitdiabetes sebesar 1 dan prevalensi tumor di bawah satu persen

Prevalensi gangguan mental emosional di Provinsi Sumatera Utara mencapai 69persen di mana tertinggi di Kabupaten Mandailing Natal (142) dan Kota PadangSidempuan (127)

ix

Di Sumatera Utara gangguan Low Vision sebesar 45 sedangkan untuk kebutaansebesar 07 Penyakit katarak yang ditanyakan pada penduduk umur 30 tahun keatas menunjukkan bahwa mereka yang pernah didiagnosis oleh tenaga kesehatandan dinyatakan katarak sebesar 17 persen sedangkan penduduk yang merasakanada gejala katarak sebanyak 97 persen

Masalah gigi-mulut ditanyakan untuk kurun waktu 12 bulan terakhir pada seluruhpenduduk Di Provinsi Sumatera Utara prevalensi masalah gigi-mulut sebanyak 167persen yang 24 persennya mendapat perawatan Masalah gigi-mulut tinggi di KotaSibolga (37) dan Kabupaten Tapanuli Tengah (29) Perawatan yang dilakukansebagian besar pada pengobatan (87) atau perawatan yang disertai denganpencabutan gigi (33)

Menurut kabupatenkota prevalensi karies aktif di Sumatera Utara berkisar antara267 sampai 59 yaitu terendah di Kabupaten Nias Selatan dan tertinggi di KotaSibolga

Di Provinsi Sumatera Utara disabilitas belum menjadi masalah yang berat di manamereka yang mempunyai disabilitas buruk + sangat buruk masih di bawah limapersen Namun disabilitas secara keseluruhan sudah menjadi masalah setidaknyapada 23 persen penduduk Masalah disabilitas banyak dikeluhkan pada wanita danterutama usia lanjut 64 tahun atau lebih

Gambaran bahwa dari 25 kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara prevalensitertinggi cedera terdapat pada Kota Sibolga (97) sedangkan yang terendahterdapat pada kabupaten Labuhan Batu (08) Pola penyebab cedera terbanyakpada tingkat provinsi yaitu jatuh kecelakaan transportasi di darat dan terluka bendatajamtumpul

Persentase merokok tiap hari menurut umur sudah dimulai sejak umur 10-14 tahunyang kemudian meningkat menjadi 14 pada umur 15-24 tahun persentasemerokok terus meningkat seiring bertambahnya umur dan pada puncaknya padaumur 45-54 tahun (366) Selanjutnya persentase merokok menurun setelah umur54 tahun

Perokok umumnya pada laki-laki dan menurut pendidikan terbanyak pada yang ber-pendidikan tamat SMA (293 ) selanjutnya tamat SMP Tidak tampak perbedaanpada tingkat pengeluaran perkapita per bulan yaitu rata-rata 22 persen

Persentase penduduk Provinsi Sumatera Utara umur 10 tahun ke atas yang merokoktiap hari sebesar 23 persen Di Kabupaten Nias (16) terendah dibandingkandengan kabupatenkota lainnya sedangkan Kabupaten Karo (41) tertinggi darikabupatenkota yang lain Atau dapat dikatakan di Kabupaten Karo setiap 10 orangada empat orang perokok

Hasil Riskesdas 2007 menunjukkan secara keseluruhan hanya 55 persen pendudukumur 10 tahun ke atas yang cukup mengkonsumsi sayur dan buah di ProvinsiSumatera Utara Bahkan di Kabupaten Nias dan Nias Selatan masih di bawah satupersen atau dapat dikatakan kurang makan buah dan sayur Menurut karakteristikresponden yang paling kurang konsumsi buah dan sayur adalah pada kelompokumur di atas 75 tahun dan yang pengeluaran perkapita rumah tangganya rendahkuintil 1 dan 2

Di Sumatera Utara prevalensi peminum alkohol 12 bulan terakhir sebanyak 61persen sedangkan yang masih mengkonsumsi dalam satu bulan terakhir sebanyak44 persen Beberapa kabupaten kota prevalensi minum alkohol terlihat tinggi dibeberapa kabupatenkota seperti di Kabupaten Dairi Toba Samosir SamosirdanHumbang Hasundutan

x

Sebagian besar penduduk di Provinsi Sumatera Utara yang kurang melakukanaktivitas fisik masih lebih banyak (519) Bahkan di Kabupaten Nias Selatanpenduduk yang kurang aktifitas tersebut mencapai 713 persen Namun demikiansudah ada beberapa kabupatenkota yang sudah mencapai di atas 80 untuk yangkategori aktifitas cukup yaitu Kabupaten Toba Samosir Dairi dan HumbangHasundutan

Sebagian besar (746) penduduk Provinsi Sumatera Utara berusia 10 tahun keatas pernah mendengar tentang flu burung tetapi baru 848 persen diantaranya yangberpengetahuan benar dan sudah 942 persen bersikap benar tentang flu burung

Di Provinsi Sumatera Utara 552 penduduk pernah mendengar tentang HIVAIDSnamun baru 171 yang berpengetahuan benar tetapi sudah 407 berperilakubenar tentang HIVAIDS Menurut kabupatenkota persentase penduduk yangpernah mendengar HIVAIDS tertinggi di Kota Medan (755) Kabupaten Langkat(722) dan Labuhan Batu (694) Sedangkan yang berpengetahuan benartentang penularan HIVAIDS persentase tertinggi di Kabupaten Nias Selatan(531) Kabupaten Tapanuli Utara merupakan kabupaten dengan persentaseperilaku benar tentang HIVAIDS penduduknya yang paling kecil dibandingkankabupatenkota yang lain

Di Provinsi Sumatera Utara perilaku BAB di jamban persentasenya mencapai 762persen

Perilaku cuci tangan dengan benar sangat bervariasi menurut kabupatenkotadengan rerata 145 persen

Akses dan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

Fasilitas Pelayanan kesehatan yang dimaksud adalah Rumah Sakit PuskesmasPuskesmas Pembantu Dokter praktek dan bidan praktek

Dari segi jarak nampak bahwa 586 rumah tangga (RT) berjarak kurang dari 1 kmdan 365 RT berjarak 1-5 km Kondisi ini dapat dikatakan bahwa 951 RT diProvinsi Sumatera Utara berada kurang atau sama dengan 5 km dari fasilitaskesehatan dan 49 berada lebih dari jarak tersebut Kondisi sangat tinggi dibeberapa kabupaten yaitu Kabupaten Toba Samosir (242) dan Nias Selatan(218) dan Nias (158)

Ada 241 rumah tangga di Provinsi Sumatera Utara telah memanfaatkanposyanduposkesdes tertinggi di kabupaten Serdang Bedagai (451) dan terendahdi kabupaten Deli Serdang (128) Di Provinsi Sumatera Utara 114 rumahtangga tidak memanfaatkan pelayanan tersebut Kabupaten yang lebih 20 RT-nyatidak memanfaatkan UKBM adalah Kabupaten Nias Selatan (491) KabupatenNias (357)Kabupaten Mandailing Natal (327) Kabupaten Langkat (224)Kabupaten Tapanuli Selatan (205)

Secara keseluruhan di Provinsi Sumatera Utara Persentase RT yang pernahmemperoleh pelayanan pengobatan jauh lebih tinggi (868) dibanding dengan RTyang pernah memperoleh masing-masing jenis pelayanan bidang KIA (lt 25) Jenispelayanan KIA yang diterima RT yang memanfaatkan polindesbidan desa mulaiterbanyak berturut turut adalah Pemeriksaan bayibalita (231) Pemeriksaankehamilan (175) persalinan (117) pemeriksaan neonatus (102) danpemeriksaan ibu nifas (99)

Di Sumatera Utara tempat rawat inap yang dimanfaatkan oleh rumah tanggasebagian besar di RS Swasta (23) RS Pemerintah (16) RSB (09) tenagakesehatan (06) Puskesmas (02)

xi

Aspek ketanggapan rawat inap yang diukur dari masyarakat meliputi waktu tunggukeramahan kejelasan informasi ikut ambil keputusan kerahasiaan kebebasanmemilih kebersihan ruangan dan mudah dikunjungi

Kabupaten dengan nilai aspek-aspek ketanggapan paling rendah adalah KabupatenTapanuli Selatan Kabupaten Nias Selatan dari 8 aspek ketanggapan semuanyaberada dibawah 80

Kesehatan Lingkungan

Konsumsi air per orang per hari penduduk di Provinsi Sumatera Utara 427persennya lebih dari 100 liter Menurut antar wilayah kabupatenkota bervariasiberkisar 03 (Kabupaten Tapanuli Tengah) sampai 939 yaitu di KabupatenSerdang Bedagai Sedangkan penduduk yang menggunakan air per orang per harimasih di bawah 20 liter (lt5 + 5 ndash 19 liter) di Provinsi Sumatera Utara sebanyak 136persen tinggi di Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kota Sibolga

Secara umum pemenuhan kebutuhan air dalam rumah tangga menurut jenisnyaberasal dari sumur terlindung (258) ledeng eceran (192) dan sumur borpompa(177) Namun di beberapa daerah masih dijumpai pemenuhan kebutuhan air yangcukup tinggi dari air sungai dan air hujan seperti Kabupaten Mandailing Natal (airsungai 194) Labuhan batu (air hujan 126) Dairi (air sungai 228 dan air hujan130) Pakpak Barat (air sungai 213) dan Samosir (air sungai 237)

Menurut kabupatenkotamasih terdapat beberapa kabupaten yang mempunyaimasalah dengan tidak menggunakannya jamban sebagai sarana BAB karenaPersentasenya masih di atas 50 persen Kabupaten tersebut antara lain Nias(608) Samosir (538) Nias Selatan (536) Tapanuli Tengah (526)

Menurut jenis tempat buang air besar ada sebanyak 66 persen dalam melakukanbuang air besar dengan menggunakan jamban dengan lahir angsa berikutnya 199mengguna-kan cemplungcubluk dan sisanya plengsengan dan tidak memakaijamban Kabupaten Nias Selatan dan Humbang Hasundutan merupakan duakabupaten dengan Persentase tertinggi penduduk yang tidak menggunakan jamban

Di desa secara umum lebih sulit dalam mengakses sanitasi Akses sanitasi di kota736 di desa 316

Sebanyak 53 persen di Provinsi Sumatera Utara yang menggunakan jenis saluran airlimbah terbuka tertinggi di Kabupaten Langkat (856) Sedangkan yang tidakmenggunakan saluran air Kabupaten Humbang Hasundutan dan Samosir (lebih dari60)

Pada umumnya rumah tangga tidak mempunyai sarana penampungan sampah didalam rumah (838) walaupun ada hanya 112 yang terbuka Sedangkan yangmempunyai penampungan sampah yang di luar rumah pada umumnya terbuka(495) dan hanya 82 persen yang tertutup

Rumah tempat tinggal di Kabupaten Nias banyak yang jenis lantainya tanah (16)dengan tingkat kepadatan hunian lt 8 m2 kapita sebesar 538 sementara NiasSelatan Jenis lantai (192) dan Langkat (114)

Masyarakat yang memelihara unggas cukup tinggi dibanding jenis ternak lainsebesar (326) Pada beberapa kabupaten pemeliharaan unggas tersebut cukuptinggi seperti Nias (730) Humbang Hasundutan (320) Samosir (322) danTapanuli Utara (332)

xii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar iiiSambutan Menteri Kesehatan Kesehatan Republik Indonesia vRingkasan Eksekutif viiDaftar Isi xiiiDaftar Tabel xviiDaftar Gambar xxxiiDaftar Grafik xxxiiiDaftar Singkatan xxxivDaftar Lampiran xxxviBAB 1 Pendahuluan 1

11 Latar Belakang 112Ruang Lingkup Riskesdas 113 Pertanyaan Penelitian 214 Tujuan Riskesdas 215 Kerangka Pikir 316 Alur Pikir Riskesdas 2007 517 Pengorganisasian Riskesdas 618 Manfaat Riskesdas 619 Persetujuan Etik Riskesdas 6

BAB 2 Metodologi Riskesdas 721 Desain 722 Lokasi 723 Populasi Sampel 7231 Penarikan Sampel Blok Sensus 8232 Penarikan Sampel Rumah Tangga 8233 Penarikan Sampel Anggota Rumah Tangga 9234 Penarikan Sampel Biomedis 9235 Penarikan Sampel Yodium 1024 Variabel 11241 Kuesioner Rumah Tangga (RKD07RT) 11242 Kuesioner Gizi (RKD07GIZI) 11243 Kuesioner Individu (RKD07IND) 11244 Kuesioner Autopsi Verbal untuk umur lt 29 hari

(RKD07AV1)11

245 Kuesioner autopsi verbal untuk umur lt 29 hari -lt 5 tahun(RKD07AV2)

12

246 Kuesioner autopsi verbal untuk umur 5 tahun keatas(RKD07AV3)

12

25 Alat Pengumpul Data dan Cara Pengumpul Data 1226 Manajemen Data 14261 Editing 14262 Entry 15263 Cleaning 1527 Pengorgasisasian Pengumpulan Data 16271 Pelatihan Surveyor 16272 Pengumpulan Data di Lapangan 17

xiii

273 Menjaga Kualitas Data 1728 Keterbatasan Riskesdas 1829 Analisa Data 18

BAB 3 3 Hasil Riskesdas 1931 Gambaran Umum 19311 Profil Provinsi Sumatera Utara 19312 Respon Rate Data Riskesdas 2007 2032 Gizi 23321 Status Gizi Balita 233211 Status Gizi balita berdasarkan indikator BBU 243212 Status Gizi balita berdasarkan indikator TBU 263213 Status Gizi balita berdasarkan indikator BBTB 273214 Status Gizi balita menurut karakteristik responden 28322 Status Gizi Penduduk Umur 6 ndash 14 tahun (Usia Sekolah) 33323 Status Gizi Penduduk Umur 15 tahun keatas 363231 Status gizi dewasa berdasarkan indikator Indeks Massa

Tubuh (IMT)36

3232 Status gizi dewasa berdasarkan indikator Lingkar Perut(LP)

40

3233 Status gizi wanita usia subur (WUS) 15 ndash 45 tahunberdasarkan indikator Lingkar Lengan Atas (LILA)

42

324 Konsumsi Energi dan Protein 44325 Konsumsi Garam beriodium 4833 Kesehatan Ibu dan Anak 49331 Status Imunisasi 49332 Pemantauan Perumbuhan Balita dan Distribusi Vitamin A 55333 Pemantauan Perumbuhan Balita 55334 Distribusi Kapsul Vitamin A 59335 Kepemilikan KMS dan Buku KIA 62336 Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi 67337 Penimbangan Bayi 67338 Pemeriksaan Kehamilan 72339 Pemeriksaan Neonatus 7634 Penyakit Menular 77341 Prevalensi Filariasis Deman Berdarah Dengue dan

Malaria78

342 Prevalensi ISPA Pneumonia Tuberkulosis (TB) Campak 82343 Prevalensi Tifoid Hepatitis Diare 8535 Penyakit Tidak Menular 88351 Penyakit Tidak Menular Utama Penyakit Sendi dan

Penyakit Keturunan88

352 Gangguan Mental Emosional 94353 Penyakit Mata 96354 Kesehatan Gigi 10336 Cedera dan Disabilitas 119361 Cedera 119362 Status DisabilitasKetidakmampuan 13037 Pengetahuan Sikap dan Perilaku 136371 Perilaku Merokok 136

xiv

372 Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur 150373 Perilaku Minum Minuman Beralkohol 152374 Perilaku Aktivitas Fisik 155375 Pengetahuan Sikap terhadap Flu Burung dan HIVAIDS 157375 1 Flu Burung 1753752 HIVAIDS 159376 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 16338 Akses dan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan 167381 Akses dan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan 194382 Sarana dan Sumber Pembiayaan Pelayanan Kesehatan 187383 Ketanggapan Pelayanan Kesehatan 17039 Kesehatan Lingkungan 199391 Air Keperluan Rumah Tangga 199392 Fasilitas Buang Air Besar 214393 Sarana Pembuangan Air Limbah 220394 Pembuangan Sampah 221395 Perumahan 223

BAB 4 Ringkasan Hasil 227Daftar Pustaka 228Lampiran 233

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 12 Indikator Riskesdas dan Tingkat Keterwakilan Informasi 2

Tabel 232 Jumlah Blok Sensus dan Rumah Tangga Yang MenjadiSampel di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

8

Tabel 234 Jumlah Sampel Biomedis Menurut KabupatenKota diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

9

Tabel 271 Tempat Training Center Di Provinsi Sumatera Utara 17

Tabel 311 Indikator Kependudukan Yang Ingin Dicapai di ProvinsiSumatera Utara

20

Tabel 3121 Respon Rate Sampel Rumah Tangga MenurutKabupatenKota Di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

21

Tabel 3122 Respon Rate Sampel Individu Menurut KabupatenKota diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

22

Tabel 3211 Prevalensi Balita Menurut Status Gizi (BBU) danKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

25

Tabel 3212 Prevalensi Balita Menurut Status Gizi (TBU) danKabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

26

Tabel 3213 Prevalensi Balita Menurut Status Gizi (BBTB) danKabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

27

Tabel 32141 Prevalensi Balita Menurut Status Gizi BBU danKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

29

Tabel 32142 Prevalensi Balita Menurut Status Gizi TBU danKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

30

Tabel 32143 Prevalensi Balita Menurut Status Gizi BBTB danKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

31

Tabel 33144 Prevalensi Balita menurut Tiga Indikator Status Gizidan KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

32

Tabel 3221 Standar Penentuan Kekurusan dan Berat Badan LebihMenurut Nilai Rerata IMT Umur dan Jenis Kelamin WHO2007

33

xvi

Tabel 3222 Persentase Status Gizi Anak Usia 6-14 Tahun MenurutIMT dan KabupatenKota Pada Laki-Laki dan Perempuandi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

34

Tabel 3223 Persentase Status Gizi Anak Usia 6-14 Tahun MenurutKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

35

Tabel 32311 Prevalensi Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas MenurutIndeks Massa Tubuh dan KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

37

Tabel 32312 Prevalensi Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas Yang BBLebih + Obesitas Menurut KabupatenKota di ProvinsiSumatera UtaraRiskesdas 2007

38

Tabel 32313 Prevalensi Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas MenurutIndeks Massa Tubuh dan Karakteristik Responden diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

39

Tabel 32321 Prevalensi Obesitas Sentral Pada Penduduk Umur 15Tahun Ke Atas Menurut KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

40

Tabel 32322 Prevalensi Obesitas Sentral Pada Penduduk Umur 15Tahun Ke Atas Menurut Karakteristik Responden diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

41

Tabel 32331 Nilai Rerata LILA Wanita Umur 15-45 Tahun Riskesdas2007

42

Tabel 32332 Prevalensi Risiko KEK Penduduk Wanita Umur 15-45Tahun Menurut KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

43

Tabel 32333 Prevalensi Risiko KEK Penduduk Perempuan Umur 15-45Tahun Menurut Karakteristik Riskesdas 2007

44

Tabel 3241 Konsumsi Energi dan Protein Per Kapita Per Hari MenurutKabupaten di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

45

Tabel 3242 Prevalensi RT dengan Konsumsi Energi dan Protein LebihKecil dari Angka Rerata Nasional Menurut Kabupaten diProvinsi Sumatera Utara Riskedas 2007

46

Tabel 3243 Prevalensi Konsumsi Energi dan Protein Lebih Kecil DariAngka Rerata Nasional Menurut Klasifikasi Desa danKuintil Pengeluaran Rumah Tangga di Provinsi SumateraUtara Riskedas 2007

47

Tabel 3251 Persentase Rumah Tangga Mengkonsumsi GaramMengandung Cukup Iodium Menurut KabupatenKota diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

48

Tabel 3252 Persentase Rumah Tangga Mengkonsumsi Garam CukupIodium Menurut Karakteristik Responden di Provinsi

49

xvii

Sumatera Utara Riskesdas 2007

Tabel 3311 Prevalensi Anak Balita Umur 12-59 Bulan YangMendapatkan Imunisasi Dasar Menurut KabupatenKota diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

51

Tabel 3312 Prevalensi Anak Balita Umur 12-59 Bulan YangMendapatkan Imunisasi Dasar Menurut KarakteristikResponden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

52

Tabel 3313 Prevalensi Anak Balita Umur 12-59 Bulan YangMendapatkan Imunisasi Lengkap MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

53

Tabel 3314 Prevalensi Anak Balita Umur 12-59 Bulan YangMendapatkan Imunisasi Lengkap Menurut KarakteristikResponden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

54

Tabel 3331 Prevalensi Balita Menurut Frekuensi Penimbangan EnamBulan Terakhir dan KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

56

Tabel 3332 Prevalensi Balita Menurut Frekuensi Penimbangan EnamBulan Terakhir dan Karakteristik Responden di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

57

Tabel 3333 Prevalensi Balita Menurut Tempat Penimbangan EnamBulan Terakhir dan KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

58

Tabel 3334 Prevalensi Balita Menurut Tempat Penimbangan EnamBulan Terakhir dan Karakteristik Responden di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

59

Tabel 3341 Prevalensi Anak Umur 6-59 Bulan Yang Menerima KapsulVitamin A Menurut KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

60

Tabel 3342 Prevalensi Anak Umur 6-59 Bulan Yang Menerima KapsulVitamin A Menurut Karakteristik Responden di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

61

Tabel 3351 Prevalensi Balita Menurut Kepemilikan KMS DanKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

62

Tabel 3352 Prevalensi Balita Menurut Kepemilikan KMS danKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

64

Tabel 3353 Prevalensi Balita Menurut Kepemilikan Buku KIA danKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

65

Tabel 3354 Prevalensi Balita Menurut Kepemilikan Buku KIA danKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

66

xviii

Tabel 3371 Prevalensi Ukuran Bayi Lahir Menurut Persepsi Ibu danKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

68

Tabel 3372 Prevalensi Ukuran Bayi Lahir Menurut Persepsi Ibu danKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

69

Tabel 3373 Cakupan Penimbangan Bayi Baru Lahir 12 Bulan TerakhirMenurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

70

Tabel 3374 Cakupan Penimbangan Bayi Baru Lahir 12 Bulan TerakhirMenurut Karakteristik Responden di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

71

Tabel 3381 Cakupan Pemeriksaan Kehamilan Ibu Yang MempunyaiBayi Menurut KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

72

Tabel 3382 Cakupan Pemeriksaan Kehamilan Ibu Yang MempunyaiBayi Menurut Karakteristik Responden di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

73

Tabel 3383 Prevalensi Ibu Hamil Menurut Jenis PelayananPemeriksaan Kehamilan dan KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

74

Tabel 3384 Prevalensi Ibu Hamil Menurut Jenis PelayananPemeriksaan Kehamilan dan Karakteristik Responden diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

75

Tabel 3391 Cakupan Pemeriksaan Neonatus Menurut KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

76

Tabel 3392 Cakupan Pemeriksaan Neonatus Menurut KarakteristikResponden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

77

Tabel 3411 Prevalensi Filariasis Demam Berdarah Dengue Malariadan Pemakaian Obat Program Malaria MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

79

Tabel 3412 Prevalensi Filariasis Demam Berdarah Dengue Malariadan Pemakaian Obat Program Malaria MenurutKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

81

Tabel 3421 Prevalensi ISPA Pneumonia TBC Campak MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

83

Tabel 3422 Prevalensi ISPA Pneumonia TBC Campak MenurutKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

84

xix

Tabel 3431 Prevalensi Tifoid Hepatitis Diare MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

86

Tabel 3432 Prevalensi Tifoid Hepatitis Diare Menurut KarakteristikResponden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

87

Tabel 3511 Prevalensi Penyakit Persendian Hipertensi dan StrokeMenurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

89

Tabel 3512 Prevalensi Penyakit Persendian Hipertensi StrokeMenurut Karakteristik Responden di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

90

Tabel 3513 Prevalensi Penyakit Asma Jantung Diabetes danTumor Menurut KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

91

Tabel 3514 Prevalensi Penyakit Asma Jantung Diabetes danTumor Menurut Karakteristik Responden di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

92

Tabel 3515 Prevalensi Penyakit Keturunan (Gangguan Jiwa BeratButa Warna Glaukoma Sumbing Dermatitis RhinitisThalasemi Hemofili) Menurut KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

93

Tabel 3521 Prevalensi Gangguan Mental Emosional Pada PendudukBerumur 15 Tahun Ke Atas (Berdasarkan Self ReportingQuestionnaire-20) Menurut Kabupaten Kota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

94

Tabel 3522 Prevalensi Gangguan Mental Emosional Pada PendudukBerumur 15 Tahun Ke Atas (Berdasarkan Self ReportingQuestionnaire-20) Menurut Karakteristik Responden diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

95

Tabel 3531 Prevalensi Penduduk Usia 6 Tahun Ke Atas Menurut LowVision dan Kebutaan (dengan Atau Tanpa KoreksiKacamata Maksimal) dan KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

97

Tabel 3532 Prevalensi Penduduk Umur 6 Tahun Ke atas Menurut LowVision dan Kebutaan (dengan Atau Tanpa KoreksiKacamata Maksimal) dan Karakteristik Responden diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

98

Tabel 3533 Persentase Penduduk Umur 30 Tahun Ke atas denganKatarak Menurut KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

99

Tabel 3534 Persentase Penduduk Umur 30 Tahun Ke Atas denganKatarak Menurut Karakteristik Responden di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

100

xx

Tabel 3535 Prevalensi Penduduk Umur 30 Tahun Keatas DenganKatarak Yang Pernah Menjalani Operasi Katarak danMamakai Kacamata Setelah Operasi MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

101

Tabel 3536 Persentase Penduduk Umur 30 Tahun Ke atas DenganKatarak Yang Pernah Menjalani Operasi Katarak danMemakai Kacamata Pasca Operasi Menurut KarakteristikResponden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

102

Tabel 3541 Persentase Penduduk Bermasalah Gigi-Mulut dalam 12Bulan Terakhir Menurut Karakteristik Responden DiProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

104

Tabel 3542 Persentase Penduduk Bermasalah Gigi-Mulut dalam 12Bulan Terakhir Menurut KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

105

Tabel 3543 Persentase Jenis Perawatan Yang Diterima PendudukUntuk Masalah Gigi-Mulut Menurut KarakteristikResponden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

106

Tabel 3544 Persentase Jenis Perawatan Yang Diterima PendudukUntuk Masalah Gigi-Mulut Menurut KabupatenKota diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

107

Tabel 3545 Persentase Penduduk 10 Th gt Yang Menggosok GigiSetiap Hari dan Berperilaku Benar Menggosok GigiMenurut Karakteristik Responden di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

108

Tabel 3546 Persentase Penduduk 10 Th gt Yang Menggosok GigiSetiap Hari dan Berperilaku Benar Menyikat Gigi MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

109

Tabel 3547 Persentase Waktu Menyikat Gigi Pada Penduduk 10 Th gtYang Menggosok Gigi Setiap Hari Menurut KarakteristikResponden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

110

Tabel 3548 Persentase Waktu Menyikat Gigi Pada Penduduk 10 Th gtYang Menggosok Gigi Setiap Hari MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

111

Tabel 3549 Komponen D M F dan Index DMF-T MenurutKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

112

Tabel 35410 Komponen D M F dan Index DMF-T MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

113

xxi

Tabel 35411 Prevalensi Bebas Karies Karies Aktif dan PengalamanKaries Menurut Karakteristik Responden di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

114

Tabel 35412 Prevalensi Bebas Karies Karies Aktif dan PengalamanKaries Menurut KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

115

Tabel 35413 Required Treatment Index (RTI) dan Perform TretmentIndex (PTI) Menurut Karakteristik Responden di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

116

Tabel 35414 Required Treatment Index (RTI) dan Perform TretmentIndex (PTI) Menurut KabupatenKota di Provinsi SumateraUtaraRiskesdas 2007

117

Tabel 35415 Persentase Penduduk dengan Fungsi Normal Gigi danPenduduk Edentulous Menurut Karakteristik Responden diSumatera Utara Riskesdas 2007

118

Tabel 3611 Prevalensi Cedera dan Penyebab Cedera MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

120

Tabel 3612 Prevalensi Cedera dan Penyebab Cedera MenurutKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

122

Tabel 3613 Prevalensi Cedera Menurut Bagian Tubuh Terkena danKabupatenKota Di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

123

Tabel 3614 Prevalensi Cedera Menurut Bagian Tubuh Terkena danKarakteristik Responden Di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

125

Tabel 3615 Prevalensi Jenis Cedera Menurut KabupatenKota diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

127

Tabel 3616 Prevalensi Jenis Cedera Menurut Karakteristik Respondendi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

129

Tabel 3621 Persentase Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas MenurutMasalah Disabilitas dalam Fungsi TubuhIndividuSosial diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

131

Tabel 3622 Persentase Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas MenurutMasalah Disabilitas dalam 1 Bulan Terakhir danKabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

132

Tabel 3623 Persentase Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas MenurutMasalah Disabilitas dalam 1 Bulan Terakhir danKarakteristik Responden di Sumatera Utara Riskesdas2007

133

xxii

Tabel 3624 Persentase Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas MenurutMasalah Disabilitas Yang Membutuhkan Bantuan OrangLain dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

134

Tabel 3625 Persentase Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas MenurutMasalah Disabilitas Yang Membutuhkan Bantuan OrangLain Menurut Karakteristik Responden di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

135

Tabel 3711 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok dan Tidak Merokok Menurut KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

137

Tabel 3712 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok dan Tidak Merokok Menurut Karakteristik di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

138

Tabel 3713 Persentase Perokok dan Jumlah Batang Rokok YangDihisap Menurut Karakteristik di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

139

Tabel 3714 Persentase Perokok dan Jumlah Batang Rokok YangDihisap Menurut KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

140

Tabel 3715 Persentase Perokok Saat Ini Umur 10 Tahun Ke AtasBerdasarkan Jumlah Batang Rokok Yang Dihisap Per HariMenurut Karakteristik di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

141

Tabel 3716 Persentase Perokok Saat Ini Pada Laki-Laki Umur 10Tahun Ke Atas Berdasarkan Jumlah Batang Rokok YangDihisap Per Hari Menurut KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

142

Tabel 3717 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok Berdasarkan Umur Pertama Kali Merokok Setiap HariMenurut Karakteristik di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

143

Tabel 3718 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok Berdasarkan Umur Pertama Kali Merokok Setiap HariMenurut Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

144

Tabel 3719 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok Berdasarkan Umur Pertama Kali Merokok MenurutKarakteristik di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

146

Tabel 37110 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok Berdasarkan Umur Pertama Kali Merokok MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

147

xxiii

Tabel 37111 Prevalensi Perokok Dalam Rumah Ketika BersamaAnggota Rumah Tangga Yang Lain Menurut KarakteristikKabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

148

Tabel 37112 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok Berdasarkan Jenis Rokok Yang Dihisap MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

149

Tabel 37113 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok Berdasarkan Jenis Rokok Yang Dihisap MenurutKarakteristik di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

150

Tabel 3721 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Cukup dan Kurang Makan Buah dan Sayur Menurut Karakteristik diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

151

Tabel 3722 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Cukup dan Kurang Makan Buah dan Sayur Menurut KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

152

Tabel 3731 Persentase Peminum Minuman Beralkohol 12 BulanTerakhir dan 1 Bulan Terakhir di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

153

Tabel 3732 Persentase Peminum Minuman Beralkohol 12 BulanTerakhir dan 1 Bulan Terakhir Menurut Karakteristik diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

154

Tabel 3741 Prevalensi Penduduk ge 10 Tahun Yang Melakukan Kegiatan Aktif dan Tidak Aktif Menurut KabupatenKota diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

155

Tabel 3742 Prevalensi Penduduk ge 10 Tahun Yang Melakukan Kegiatan Aktif dan Tidak Aktif Menurut Karakteristik diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

156

Tabel 37511 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Pernah Mendengar Berpengetahuan Benar dan Bersikap BenarTentang Flu Burung Menurut KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

157

Tabel 37512 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Pernah Mendengar Berpengetahuan Benar dan Bersikap BenarTentang Flu Burung Menurut Karakteristik di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

158

Tabel 37521 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Pernah Mendengar Berpengetahuan Benar Dan Bersikap BenarTentang HivAids Menurut KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

159

xxiv

Tabel 37522 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Pernah Mendengar Berpengetahuan Benar dan Bersikap BenarTentang HivAids Menurut Karakteristik di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

160

Tabel 37523 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Bersikap Benar Tentang HIVAIDS Menurut KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

161

Tabel 37524 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Bersikap Benar Tentang HIVAIDS Menurut Karakteristik di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

162

Tabel 3761 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Berperilaku Benar dalam Hal Buang Air Besar dan Cuci Tangan denganSabun Menurut KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

164

Tabel 3762 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Berperilaku Benar dalam Hal Buang Air Besar dan Cuci Tangan DenganSabun Menurut Karakteristik di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

165

Tabel 3763 Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih danSehat Menurut KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

166

Tabel 3811 Persentase Rumah Tangga Menurut Jarak WaktuTempuh Ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan) danKabupaten di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

168

Tabel 3812 Persentase Rumah Tangga Menurut Jarak WaktuTempuh Ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan ) danKarakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

169

Tabel 3813 Persentase Rumah Tangga Menurut Jarak dan WaktuTempuh Ke Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat) danKabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

170

Tabel 3814 Persentase Rumah Tangga Menurut Jarak dan WaktuTempuh Ke Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat) danKarakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

171

Tabel 3815 Persentase Rumah Tangga Yang MemanfaatkanPosyandu Poskesdes Menurut Kabupaten di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

172

Tabel 3816 Persentase Rumah Tangga Menurut PemanfaatanPosyandu Poskesdes dan Karakteristik Rumah Tangga diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

173

xxv

Tabel 3817 Persentase Rumah Tangga Yang MemanfaatkanPosyandu Poskesdes Menurut Jenis Pelayanan danKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

174

Tabel 3818 Persentase Rumah Tangga Yang MemanfaatkanPosyandu Poskesdes Menurut Jenis Pelayanan danKarakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

175

Tabel 3819 Persentase Rumah Tangga Menurut Alasan Utama TidakMemanfaatkan PosyanduPoskesdes (di Luar TidakMembutuhkan) dan Kabupaten di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

176

Tabel 38110 Persentase Rumah Tangga Menurut Alasan Utama TidakMemanfaatkan PosyanduPoskesdes (di Luar TidakMembutuhkan) dan Karakteristik Rumah Tangga diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

177

Tabel 38111 Persentase Rumah Tangga Yang MemanfaatkanPolindes Bidan Desa Menurut Kabupaten di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

178

Tabel 38112 Persentase Rumah Tangga Yang MemanfaatkanPolindes Bidan di Desa Menurut Karakteristik RumahTangga di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

179

Tabel 38113 Persentase Rumah Tangga Yang MemanfaatkanPolindes Bidan di Desa Jenis Pelayanan danKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

180

Tabel 38114 Persentase Rumah Tangga Yang MemanfaatkanPolindes Bidan di Desa Menurut Jenis Pelayanan danKarakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

181

Tabel 38115 Persentase Rumah Tangga Yang Tidak MemanfaatkanPolindesBidan di Desa Menurut Alasan Utama danKabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

182

Tabel 38116 Persentase Rumah Tangga Menurut Alasan Utama TidakMemanfaatkan PolindesBidan Desa dan KarakteristikRumah Tangga di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

183

Tabel 38117 Persentase Rumah Tangga Menurut Pemanfaatan PosObat Desa (POD)Warung Obat Desa (WOD) danKabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

184

xxvi

Tabel 38118 Persentase Rumah Tangga Menurut Pemanfaatan PosObat Desa (POD)Warung Obat Desa (WOD) danKarakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

185

Tabel 38119 Persentase Rumah Tangga Menurut Alasan TidakMemanfaatkan Pos Obat Desa (POD) Warung Obat Desa(WOD) dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

186

Tabel 38120 Persentase Rumah Tangga Menurut Alasan TidakMemanfaatkan Pos Obat Desa (POD) Warung Obat Desa(WOD) dan Karakteristik Rumah Tangga di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

187

Tabel 3821 Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut Tempat danKabupatenKota Di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

188

Tabel 3822 Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut Tempat danKarakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

189

Tabel 3823 Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut SumberPembiayaan dan KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

190

Tabel 3824 Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut SumberPembiayaan dan Karakteristik Rumah Tangga di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

191

Tabel 3825 Persentase Responden Yang Rawat Jalan Satu TahunTerakhir Menurut Tempat dan KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

192

Tabel 3826 Persentase Penduduk Rawat Jalan Menurut Tempat danKarakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

193

Tabel 3827 Persentase Penduduk Rawat Jalan Menurut SumberBiaya dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

193

Tabel 3828 Persentase Penduduk Rawat Jalan Menurut SumberBiaya dan Karakteristik Rumah Tangga di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

194

Tabel 3831 Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut AspekKetanggapan dan KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

196

Tabel 3832 Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut AspekKetanggapan dan Karakteristik Rumah Tangga di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

197

xxvii

Tabel 3833 Persentase Penduduk Rawat Jalan Menurut AspekKetanggapan dan KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

198

Tabel 3834 Persentase Penduduk Rawat Jalan Menurut AspekKetanggapan dan Karakteristik Rumah Tangga di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

199

Tabel 3911 Persentase Rumah Tangga Menurut Rerata PemakaianAir Bersih Per Orang Per Hari dan KabupatenKota diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

200

Tabel 3912 Persentase Rumah Tangga Menurut Waktu dan Jarak KeSumber Air Ketersediaan Air Bersih dan KarakteristikResponden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

201

Tabel 3913 Persentase Rumah Tangga Menurut Waktu dan Jarak KeSumber Air Ketersediaan Air Bersih dan KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

202

Tabel 3914 Persentase Rumah Tangga Menurut Waktu dan Jarak KeSumber Air Ketersediaan Air Bersih dan KarakteristikResponden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

203

Tabel 3915 Persentase Rumah Tangga Menurut Individu Yang BiasaMengambil Air Dalam Rumah Tangga danKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

204

Tabel 3916 Persentase Rumah Tangga Menurut Individu Yang BiasaMengambil Air Dalam Rumah Tangga dan KarakteristikResponden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

205

Tabel 3917 Persentase Rumah Tangga Menurut Kualitas Fisik AirMinum dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

206

Tabel 3918 Persentase Rumah Tangga Menurut Kualitas Fisik AirMinum dan Karakteristik Rumah Tangga di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

207

Tabel 3919 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Sumber Air danKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Susenas2007

208

Tabel 39110 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Sumber Air danKarakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraSusenas 2007

209

Tabel 39111 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis TempatPenampungan dan Pengolahan Air Minum SebelumDigunakan Diminum dan KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

210

xxviii

Tabel 39112 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis TempatPenampungan dan Pengolahan Air Minum SebelumDigunakanDiminum dan Klasifikasi Desa di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

211

Tabel 39113 Persentase Rumah Tangga Menurut Akses Terhadap AirBersih dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraSusenas dan Riskesdas 2007

212

Tabel 39114 Persentase Rumah Tangga Menurut Akses Terhadap AirBersih dan Karakteristik Rumah Tangga di ProvinsiSumatera UtaraSusenas dan Riskesdas 2007

213

Tabel 3921 Persentase Rumah Tangga Menurut Penggunaan FasilitasBuang Air Besar dan KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Susenas 2007

214

Tabel 3922 Persentase Rumah Tangga Menurut Penggunaan FasilitasBuang Air Besar dan Karakteristik Rumah Tangga diProvinsi Sumatera Utara Susenas 2007

215

Tabel 3923 Persentase Rumah Tangga Menurut Tempat Buang AirBesar dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraSusenas 2007

215

Tabel 3924 Persentase Rumah Tangga Menurut Tempat Buang AirBesar dan Karakteristik Rumah Tangga di ProvinsiSumatera Utara Susenas 2007

216

Tabel 3925 Persentase Rumah Tangga Menurut Akses Sanitasi danKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Susenas danRiskesdas 2007

217

Tabel 3926 Persentase Rumah Tangga Menurut Akses TerhadapSanitasi dan Karakteristik Rumah Tangga di ProvinsiSumatera Utara Susenas dan Riskesdas 2007

218

Tabel 3927 Persentase Rumah Tangga Menurut Tempat PembuanganAkhir Tinja dan KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Susenas 2007

219

Tabel 3928 Persentase Rumah Tangga Menurut Tempat PembuanganAkhir Tinja dan Karakteristik Rumah Tangga di ProvinsiSumatera Utara Susenas 2007

220

Tabel 3931 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis SaluranPembuangan Air Limbah dan KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

220

Tabel 3932 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis SaluranPembuangan Air Limbah dan Klasifikasi Desa di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

221

Tabel 3941 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis PenampunganSampah di Dalam dan Luar Rumah dan KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

221

xxix

Tabel 3942 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis PenampunganSampah di Dalam dan Luar Rumah dan KarakteristikRumah Tangga di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

222

Tabel 3951 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Lantai Rumahdan Kepadatan Hunian dan KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Susenas 2007

223

Tabel 3952 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Lantai Rumahdan Kepadatan Hunian dan Klasifikasi Desa Susenas2007

224

Tabel 3953 Persentase Rumah Tangga Menurut TempatPemeliharaan TernakHewan Peliharaan danKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

225

Tabel 3954 Persentase Rumah Tangga Menurut TempatPemeliharaan TernakHewan Peliharaan dan KarakteristikRumah Tangga di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

226

xxx

DAFTAR GAMBAR

Gambar 15 Kerangka Pikir Kesehatan Masyarakat Menurut Blum 3

Gambar 16 Mekanisme Kerja Riskesdas 2007 5

Gambar 311 Peta Wilayah KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

19

xxxi

DAFTAR GRAFIK

Grafik 3211 Prevalensi Balita Menurut Status Gizi (BBU) di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

25

Grafik 337 Ukuran Bayi Lahir Menurut Persepsi Ibu di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

70

Grafik 361 Prevalensi Jenis Cedera di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

126

Grafik 371 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok Berdasarkan Umur Pertama Kali Merokok Setiap Hari

145

xxxii

DAFTAR SINGKATAN

ART Anggota Rumah TanggaAFP Accute Flaccia ParalysisASKES Asuransi KesehatanASESKIN Asuransi Kesehatan miskinBB Berat BadanBBU Berat Badan Menurut UmurBBBT Berat Badan Menurut Tinggi BadanBUMN Badan Usaha Milik NegaraBALITA Bawah Lima TahunBABEL Bangka BelitungBCG Bacilius Calmette GuireneBBLR Berat Bayi Lahir RendahBATRA Pengobatan TradisionalCPITN Community Periodental Index Treatment NeedsD DiagnosaDG Diagnosa GejalaDO Di ObatiDM Diabetes MelitusDLL Dan lain-lainDLM DalamD-T Decay - RethDPT Diptheri Pertusis TetanusDMF-T Decay Missing Filling TeethDEPKES Departemen KesehatannF-T Filling TeethG GejalaHB HaemoglobinIDF International Diabetes FoundationFederationIMT Indeks Massa TubuhICF International Classification of Furetionis Disability amp HealthICCIDD International Council for the Control of Iodine Deficiency DisordersIU International UnitKK Kepala KeluargaKG KilogramKEK Kurang Energi KaloriKKAL Kilo KaloriKMS Kartu Menuju SehatKIA Kartu Ibu dan AnakKLB Kejadian Luar BiasaLP Lingkar PerutL Laki LakimmHg Milimeter HidragyrummL Mili LiterM-T Missing TeethMDG Millenium Development GoalM MeterNakes Tenaga KesehatanPoskesdes Pos Kesehatan DesaPolindes Pondok Bersalin DesaPustu Puskesmas PembantuPuskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat

xxxiii

PTI Performed Treatment IndexPOLRI Polisi Republik IndonesiaPNS Pegawai Negeri SipilPT Perguruan TinggiP PerempuanPPI Panitia Penelitian IlmiahPD3I Penyakit (yg) Dapat Dicegah Dengan ImunisasiPIN Pekan Imunisasi NasonalPosyandu Pos Pelayanan TerpaduPPM Part Per MillionRS Rumah SakitRSLN Rumah Sakit Luar NegeriRSB Rumah Sakit BersalinRMH RumahRTI Required Treatment IndexRPJM Rencana Pembangunan Jangka MenengahRiskesdas Riset Kesehatan DasarRT Rumah TanggaSRQ Self Reporting QuestionarreSKTM Surat Keterangan Tidak MampuSPAL Saluran Pembuangan Air LimbahSD Standar DeviasiSD Sekolah DasarSLTP Sekolah Lanjutan Tingkat PertamaSLTA Sekolah Lanjutan Tingkat AtasTB Tinggi BadanTBU Tinggi Badan Meurut UmurTT Tetanus ToxoidTdk TidakTkt TingkatUNHCR United Nations High Commissioner for RefugeesUNICEF United Nations International Childrens Emergency FundUCI Universal Child ImmunizationU UmurWHO World Health OrganizationWUS Wanita Usia Suburmicrol Mikro Liter

xxxiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 877MENKESSKXI2006 tentang

Tim Riset Kesehatan Dasar

Lampiran 2 Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent)

Lampiran 3 Kuesioner Riset Kesehatan Dasar

1

BAB 1 PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Untuk mewujudkan visi ldquomasyarakat yang mandiri untuk hidup sehatrdquo DepartemenKesehatan RI mengembangkan misi ldquomembuat rakyat sehatrdquo Sebagai penjabarannyatelah dirumuskan empat strategi utama dan 17 sasaran Badan Penelitian danPengembangan Kesehatan (Balitbangkes) sebagai salah satu unit utama Depkesmempunyai fungsi menunjang sasaran 14 yaitu berfungsinya sistem informasikesehatan yang berbasis bukti (evidence-based) di seluruh Indonesia Untuk itudiperlukan data berbasis komunitas tentang status kesehatan dan faktor-faktor yangmelatarbelakanginya

Sejalan dengan Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerahkewenangan perencanaan bidang kesehatan berada di tingkat kabupatenkota Prosesperencanaan pembangunan kesehatan yang akurat membutuhkan data berbasis bukti ditiap kabupatenkota

Keterwakilan hasil survei yang berbasis komunitas seperti Survei Kesehatan Nasional(SDKI Susenas Modul SKRT) yang selama ini dilakukan hanya sampai tingkat kawasanatau provinsi sehingga belum memadai untuk perencanaan kesehatan di tingkatkabupatenkota termasuk perencanaan pembiayaan Sampai saat ini belum tersediapeta status kesehatan (termasuk data biomedis) dan faktor-faktor yang melatarbelakangidi tingkat kabupatenkota Dengan demikian perumusan dan pengambilan kebijakan dibidang kesehatan belum sepenuhnya dibuat berdasarkan informasi komunitas yangberbasis bukti

Atas dasar berbagai pertimbangan di atas Balitbangkes melaksanakan riset kesehatandasar (Riskesdas) untuk menyediakan informasi berbasis komunitas tentang statuskesehatan (termasuk data biomedis) dan faktor-faktor yang melatarbelakanginya denganketerwakilan sampai tingkat kabupatenkota

12 Ruang Lingkup Riskesdas

Riskesdas adalah riset berbasis komunitas dengan tingkat keterwakilan kabupatenkotayang menyediakan informasi kesehatan dasar termasuk biomedis dengan mengguna-kan sampel Susenas Kor

Riskesdas mencakup sampel yang lebih besar dari survei-survei kesehatan sebelumnyadan mencakup aspek kesehatan yang lebih luas

Dibandingkan dengan survei berbasis komunitas yang selama ini dilakukan tingkatketerwakilan Riskesdas adalah sebagai berikut

2

Tabel 12Indikator Riskesdas dan Tingkat Keterwakilan Informasi

Indikator SDKI SKRT KOR Susenas Riskesdas

Sampel 35000 10000 280000 280000

Pola Mortalitas Nasional SJKTI -- Nasional

Perilaku -- SJKTI Kabupaten Kabupaten

Gizi amp Pola Konsumsi -- SJKTI Provinsi Kabupaten

Sanitasi lingkungan -- SJKTI Kabupaten Kabupaten

Penyakit -- SJKTI -- ProvKab

Cedera amp Kecelakaan Nasional SJKTI -- ProvKab

Disabilitas -- SJKTI -- ProvKab

Gigi amp Mulut -- -- -- ProvKab

Biomedis -- -- -- Nasional perkotaan

S Sumatera J Jawa-Bali KTI Kawasan Timur Indonesia

13 Pertanyaan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan kebutuhan perencanaan maka pertanyaan penelitianyang harus dijawab dengan Riskesdas adalah

Bagaimana status kesehatan masyarakat ditingkat nasional provinsi dan kabupatenkota

Apa dan bagaimana faktor-faktor yang melatarbelakangi status kesehatanmasyarakat di tingkat nasional provinsi dan kabupatenkota

Apa masalah kesehatan masyarakat yang spesifik di setiap provinsi dankabupatenkota

14 Tujuan Riskesdas

Tujuan Riskesdas adalah sebagai berikut

Menyediakan informasi berbasis bukti untuk perumusan kebijakan pembangunankesehatan di berbagai tingkat administratif

Menyediakan informasi untuk perencanaan kesehatan termasuk alokasi sumberdaya di berbagai tingkat administratif

Menyediakan peta status dan masalah kesehatan di tingkat nasional provinsi dankabupatenkota

Membandingkan status kesehatan dan faktor-faktor yang melatarbelakangi antarprovinsi dan antar kabupatenkota

3

15 Kerangka Pikir

Kerangka pikir Riskesdas didasari oleh kerangka pikir Blum (1974 1981) yangmenyatakan bahwa status kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh empat faktor yangsaling berinteraksi yaitu faktor lingkungan perilaku pelayanan kesehatan danketurunan Bagan kerangka pikir Blum adalah sebagai berikut

Gambar 15Kerangka Pikir Kesehatan Masyarakat Menurut Blum

Pada Riskesdas tahun 2007 ini tidak semua indikator status kesehatan dan faktor-faktoryang berhubungan dengan status kesehatan tersebut dikumpulkan Indikator yangdiukur adalah sebagai berikut

Status kesehatan diukur dengan

Mortalitas (pola penyebab kematian untuk semua umur)

Morbiditas meliputi prevalensi penyakit menular dan penyakit tidak menular

Disabilitas (ketidakmampuan)

Status gizi balita ibu hamil wanita usia subur (WUS) dan semua umur denganmenggunakan Indeks Masa Tubuh (IMT)

Kesehatan jiwa

Faktor lingkungan diukur dengan

Konsumsi gizi meliputi konsumsi energi protein vitamin dan mineral

Lingkungan fisik meliputi air minum sanitasi polusi dan sampah

Lingkungan sosial meliputi tingkat pendidikan tingkat sosial-ekonomi perbandingankotandashdesa dan perbandingan antar provinsikabupatenkota

StatusKesehatan

Keturunan

PelayananKesehatan

LingkunganFisik amp Kimia

Biologis

PerilakuSosial Budaya

4

Faktor perilaku diukur dengan

Perilaku merokokkonsumsi tembakau dan alkohol

Perilaku konsumsi sayur dan buah

Perilaku aktivitas fisik

Perilaku gosok gigi

Perilaku higienis (cuci tangan buang air besar)

Pengetahuan sikap dan perilaku terhadap flu burung HIVAIDS

Faktor pelayanan kesehatan diukur dengan

Akses terhadap pelayanan kesehatan termasuk untuk upaya kesehatan berbasismasyarakat

Pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan

Ketanggapan pelayanan kesehatan

Cakupan program KIA (pemeriksaan kehamilan pemeriksaan bayi dan imunisasi)

5

16 Mekanisme Kerja Riskesdas

Gambar 16Mekanisme Kerja Riskesdas 2007

Policy

Questions

Research

Questions

Riskesdas

2007

1 Indikator Morbiditas Mortalitas Ketanggapan Pembiayaan Sistem Kesehatan Komposit variabel

lainnya

6 Laporan Tabel Dasar Hasil Pendahuluan

Nasional Hasil Pendahuluan

Provinsi Hasil Akhir Nasional Hasil Akhir Provinsi

2 Desain AlatPengumpul Data Kuesioner

wawancarapengukuranpemeriksaan

Validitas Reliabilitas Acceptance

5 Statistik Deskriptif Bivariat Multivariat Uji Hipotesis

3 PelaksanaanRiskesdas 2007 Pengembangan

manual Riskesdas Pengembangan

modul pelatihan Pelatihan

pelaksana Penelusuran

sampel Pengorganisasian Logistik Pengumpulan data Supervisi

bimbingan teknis

4 Manajemen DataRiskesdas 2007 Editing Entry Cleaning follow

up Perlakuan terhadap

missing data Perlakuan terhadap

outliers Consistency check Analisis syntax

appropriateness

Pengarsipan

6

17 Pengorganisasian Riskesdas

Riskesdas direncanakan dan dilaksanakan dengan melibatkan berbagai pihak antaralain BPS organisasi profesi perguruan tinggi lembaga penelitian pemerintah daerahdan partisipasi masyarakat Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan tahun 2007pengorganisasian Riskesdas dibagi menjadi berbagai tingkat sebagai berikut (rincianlihat Lampiran 1)

Organisasi tingkat pusat

Organisasi tingkat wilayah (empat wilayah)

Organisasi tingkat provinsi

Organisasi tingkat kabupaten

Tim pengumpul data

18 Manfaat Riskesdas

Riskesdas memberikan manfaat bagi perencanaan pembangunan kesehatan berupa

Tersedianya data dasar dari berbagai indikator kesehatan di berbagai tingkatadministratif

Stratifikasi indikator kesehatan menurut status sosial-ekonomi sesuai hasil Susenas2007

Tersedianya informasi untuk perencanaan pembangunan kesehatan yangberkelanjutan

19 Persetujuan Etik Riskesdas

Riskesdas ini telah mendapatkan persetujuan etik dari Komisi Etik Penelitian KesehatanBalitbangkes Depkes RI

7

BAB 2 METODOLOGI RISKESDAS

21 Desain

Riskesdas adalah sebuah survei cross sectional yang bersifat deskriptif DesainRiskesdas terutama dimaksudkan untuk menggambarkan masalah kesehatan pendudukdi seluruh pelosok Indonesia secara menyeluruh akurat dan berorientasi padakepentingan para pengambil keputusan di berbagai tingkat administratif Berbagaiukuran sampling error termasuk di dalamnya standard error relative standard errorconfidence interval design effect dan jumlah sampel tertimbang akan menyertai setiapestimasi variabel Dengan desain ini maka setiap pengguna informasi Riskesdas dapatmemperoleh gambaran yang utuh dan rinci mengenai berbagai masalah kesehatan yangditanyakan diukur atau diperiksa Laporan Hasil Riskesdas 2007 akan menggambarkanberbagai masalah kesehatan di tingkat nasional dan variabilitas antar provinsisedangkan di tingkat provinsi dapat menggambarkan masalah kesehatan di tingkatprovinsi dan variabilitas antar kabupatenkota

Secara singkat dapat dikatakan bahwa Riskesdas 2007 didesain untuk mendukungpengembangan kebijakan kesehatan berbasis bukti ilmiah Desain Riskesdas 2007dikembangkan dengan sungguh-sungguh memperhatikan teori dasar tentang hubunganantara berbagai penentu yang mempengaruhi status kesehatan masyarakat Riskesdas2007 menyediakan data dasar yang dikumpulkan melalui survei berskala nasionalsehingga hasilnya dapat digunakan untuk penyusunan kebijakan kesehatan bahkansampai ke tingkat kabupatenkota Lebih lanjut desain Riskesdas 2007 menghasilkandata yang siap dikorelasikan dengan data Susenas 2007 atau survei lainnya sepertidata kemiskinan yang menggunakan desain sampling yang sama Dengan demikianpara pembentuk kebijakan dan pengambil keputusan di bidang pembangunan kesehatandapat menarik manfaat yang optimal dari ketersediaan data Riskesdas 2007

22 Lokasi

Sampel Riskesdas 2007 tingkat kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara berasal dari25 kabupatenkota atau seluruh kabupatenkota yang ada Untuk kabupatenkotapemekaran yang belum tercantum dalam laporan ini sampel yang terpilih digabungkandengan kabupatenkota induknya

23 Populasi Sampel

Populasi dalam Riskesdas 2007 adalah seluruh rumah tangga di seluruh pelosokRepublik Indonesia Sampel rumah tangga dan anggota rumah tangga dalam Riskesdas2007 identik dengan daftar sampel rumah tangga dan anggota rumah tangga Susenas2007 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa metodologi penghitungan dan carapenarikan sampel untuk Riskesdas 2007 identik pula dengan two stage sampling yangdigunakan dalam Susenas 2007 Berikut ini adalah uraian singkat cara penghitungandan cara penarikan sampel dimaksud

8

231 Penarikan Sampel Blok Sensus

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya Riskesdas menggunakan sepenuhnya sampelyang terpilih dari Susenas 2007 Dari setiap kabupatenkota diambil sejumlah bloksensus yang Persentaseonal terhadap jumlah rumah tangga di kabupatenkota tersebutKemungkinan sebuah blok sensus terpilih kedalam sampel blok sensus pada sebuahkabupatenkota bersifat Persentaseonal terhadap jumlah rumah tangga pada sebuahkabupatenkota (probability proportional to size) Bila dalam sebuah blok sensus terdapatlebih dari 150 (seratus lima puluh) rumah tangga maka dalam penarikan sampel ditingkat ini akan dibentuk sub-blok sensus Secara keseluruhan di Provinsi SumateraUtara berdasarkan sampel blok sensus dalam Susenas 2007 yang berjumlah 1054(seribu lima puluh empat) sampel blok sensus Secara Persentaseonal tiapkabupatenkota jumlah blok sensus tersebut dapat dilihat pada tabel 232

232 Penarikan Sampel Rumah Tangga

Dari setiap blok sensus terpilih kemudian dipilih 16 (enam belas) rumah tangga secaraacak sederhana (simple random sampling) yang menjadi sampel rumah tangga denganjumlah rumah tangga di blok sensus tersebut Secara keseluruhan jumlah sampelrumah tangga di 25 kabupatenkota adalah 16864 (enam belas ribu delapan ratus enampuluh empat) Tabel 232

Tabel 232Jumlah Blok Sensus dan Rumah Tangga

yang Menjadi Sampel di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kode KabupatenKotaSusenas KOR RISKESDAS

BS RT KesmasBS RT

01 Nias 44 704 44 70402 Mandailing Natal 40 640 40 640

03 Tapanuli Selatan 44 704 44 704

04 Tapanuli Tengah 38 608 38 608

05 Tapanuli Utara 40 640 40 640

06 Toba Samosir 40 640 40 640

07 Labuhan Batu 46 736 46 736

08 Asahan 48 768 48 768

09 Simalungun 46 736 46 736

10 Dairi 38 608 38 608

11 Karo 40 640 40 640

12 Deli Serdang 60 960 60 960

13 Langkat 48 768 48 768

14 Nias Selatan 42 672 42 672

15 Humbang Hasundutan 40 640 40 640

16 Pakpak barat 26 416 26 416

17 Samosir 40 640 40 640

18 Serdang Bedagai 40 640 40 640

71 Sibolga 36 576 36 576

72 Tanjung Balai 38 608 38 608

73 Pematang Siantar 38 608 38 608

74 Tebing Tinggi 38 608 38 608

75 Medan 60 960 60 960

76 Binjai 38 608 38 608

77 Padang Sidempuan 46 736 46 736

Jumlah 1054 16864 1054 16864

9

233 Penarikan Sampel Anggota Rumah Tangga

Selanjutnya seluruh anggota rumah tangga dari setiap rumah tangga yang terpilih darikedua proses penarikan sampel tersebut di atas maka diambil sebagai sampel individu

234 Penarikan Sampel Biomedis

Sampel untuk pengukuran biomedis adalah anggota rumah tangga berusia lebih dari 1(satu) tahun yang tinggal di blok sensus dengan klasifikasi perkotaan Di ProvinsiSumatera Utara terpilih sampel anggota rumah tangga berasal sebanyak 63 (enampuluh tiga) blok sensus perkotaan Kecamatan di kabupatenkota terpilih serta jumlahblok sensus dapat dilihat pada tabel 22 Khusus untuk pengukuran gula darah sampeldiambil dari anggota rumah tangga berusia lebih dari 15 tahun

Tabel 234Jumlah Sampel Biomedis

Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabKota KecamatanJmlBS

Nama RSUDLabkesda

Mandailing Natal Panyabungan1

Lab RSU Panyabungan KabMandailingNatal

Tapanuli Selatan Sipirok 1 RSUD KabTapanuli SelatanTapanuli Utara Tarutung

1RSU Swadana Tarutung JlAgus Salim No1KabTapanuli Utara

Toba Samosir Laguboti 1 RSU HKBP Balige KabToba Samosir

Labuhan Batu Bilah Hulu 1 RSUD Rantau Prapat KabLabuhan BatuAsahan Pulau Rakyat

Kisaran Barat 2RSUD HAManan Simatupang KisaranJlSisingamangaraja No310 KabAsahan

Simalungun Silimakuta 2 RSU Parapat KabSimalungunSiantar

Dairi Sidikalang 1 RSUD Sidikalang KabDairiKaro Kabanjahe 1 RSUD Kabanjahe KabKaroDeli Serdang Sibolangit 6 RSUD KabDeli Serdang

Tanjung Morawa

Deli Tua

Sunggal

Percut Sei Tuan

Langkat SalapianBabalan

2 RSUD Tanjung Pura KabLangkatHumbangHasundutan

Pakkat1

RSUD Doloksanggul KabHumbangHasundutan

Serdang Bedagai Dolok Masihul 1 RSUD KabSerdang BedagaiPerbaungan

Batu Bara Tanjung Tiram 1 -Sibolga Sibolga Utara

Sibolga Kota 6 Lab RSU DrFL Tobing Kota Sibolga

Sibolga Selatan

Sibolga Sambas

Tanjungbalai Datuk BandarDatuk Bandar Timur 5 RSU Dr T Mansyur Kota Tanjung Balai

Tanjungbalai Utara

Sei Tualang Raso

Teluk Nibung

10

Tabel 234 (lanjutan)

KabKota KecamatanJmlBS

Nama RSUDLabkesda

Pematang Siantar Siantar SelatanSiantar BaratSiantar Utara

5RSUD DrJasamen Saragih Jl Sutomo KotaPematang Siantar

Siantar Timur

Siantar Martoba

Tebing Tinggi Padang HuluRambutanPadang Hilir

6UPTD RSU Kota Tebing TinggiJlDrKumpulan Pane No226 Kota TebingTinggi

Medan Medan JohorMedan Marelan 9 RSU Pirngadi JlHMYamin Kota Medan

Medan Denai

Medan Kota

Medan Selayang

Medan Helvetia

Medan Barat

Medan Perjuangan

Medan Deli

Binjai Binjai SelatanBinjai BaratBinjai Utara

6RSU RMDjafar Jl SltHasanudin No9 KotaBinjai

Binjai Kota

Binjai Timur

Padangsidimpuan PadangsidimpuanPadangsidimpuan Utara 4

LabRSU Padang Sidempuan JlDrFLTobing No10 Kota Padang Sidimpuan

235 Penarikan Sampel Yodium

Ada 2 (dua) pengukuran yodium Pertama adalah pengukuran kadar yodium dalamgaram yang dikonsumsi rumah tangga dan kedua adalah pengukuran yodium dalamurin Pengukuran kadar yodium dalam garam dimaksudkan untuk mengetahui jumlahrumah tangga yang menggunakan garam beryodium Sedangkan pengukuran yodiumdalam urin adalah untuk menilai kemungkinan kelebihan konsumsi garam yodium padapenduduk Pengukuran kadar yodium dalam garam dilakukan dengan test cepat meng-gunakan ldquoiodinardquo dilakukan pada seluruh sampel rumah tangga

Untuk pengukuran kedua dipilih secara acak 2 Rumah Tangga yang mempunyai anakusia 6-12 tahun dari 16 RT per blok sensus di 30 kabupaten yang dapat mewakili secaranasional di Sumatera Utara sampel ini hanya diambil di Kabupaten Karo Toba Samosirdan Tapanuli Tengah

Dari rumah tangga yang terpilih sampel garam rumah tangga diambil dan juga sampelurin dari anak usia 6-12 tahun yang selanjutnya dikirim ke laboratorium UniversitasDiponegoro Balai GAKY-Magelang dan Puslitbang Gizi dan Makanan Bogor

11

24 Variabel

Berbagai pertanyaan terkait dengan kebijakan kesehatan Indonesia dioperasionalisasi-kan menjadi pertanyaan riset dan akhirnya dikembangkan menjadi variabel yangdikumpulkan dengan menggunakan berbagai cara Dalam Riskesdas 2007 terdapatvariabel yang yang dikumpulkan tersebar didalam 6 (enam) jenis kuesioner denganrincian sebagai berikut

241 Kuesioner RumahTangga (RKD07RT)

Blok I tentang pengenalan tempat (9 variabel)

Blok II tentang keterangan rumah tangga (7 variabel)

Blok III tentang keterangan pengumpul data (6 variabel)

Blok IV tentang anggota rumah tangga (12 variabel)

Blok V tentang mortalitas (10 variabel)

Blok VI tentang akses dan pemanfaatan pelayanan kesehatan (11 variabel)

Blok VII tentang sanitasi lingkungan (17 variabel)

242 Kuesioner Gizi (RKD07GIZI)

Blok VIII tentang konsumsi makanan rumah tangga 24 jam lalu

243 Kuesioner Individu (RKD07IND)

Blok IX tentang keterangan wawancara individu (4 variabel)

Blok X tentang keterangan individu dikelompokkan menjadi

Blok X-A tentang identifikasi responden (4 variabel)

Blok X-B tentang penyakit menular tidak menular dan riwayat penyakitturunan (50 variabel)

Blok X-C tentang ketanggapan pelayanan kesehatan

- Pelayanan Rawat Inap (11 variabel)

- Pelayanan Berobat Jalan (10 variabel)

Blok X-D tentang pengetahuan sikap dan perilaku untuk semua anggotarumah tangga umur ge 10 tahun (35 variabel)

Blok X-E tentang disabilitasketidakmampuan untuk semua anggotarumah tangga ge 15 tahun (23 variabel)

Blok X-F tentang kesehatan mental untuk semua anggota rumah tangga ge 15 tahun (20 variabel)

Blok X-G tentang imunisasi dan pemantauan pertumbuhan untuk semuaanggota rumah tangga berumur 0-59 bulan (11 variabel)

Blok X-H tentang kesehatan bayi (khusus untuk bayi berumur lt 12 bulan(7 variabel)

Blok X-I tentang kesehatan reproduksi ndash pertanyaan tambahan untuk 5provinsi NTT MalukuMaluku Utara Papua Barat Papua (6 variabel)

Blok XI tentang pengukuran dan pemeriksaan (14 variabel)

244 Kuesioner Autopsi Verbal Untuk Umur lt 29 Hari (RKD07AV1)

Blok I tentang pengenalan tempat (7 variabel)

Blok II tentang keterangan yang meninggal (6 variabel)

Blok III tentang karakteristik ibu neonatal (5 variabel)

Blok IVA tentang keadaan bayi ketika lahir (6 variabel)

Blok IVB tentang keadaan bayi ketika sakit (12 variabel)

Blok V tentang autopsi verbal kesehatan ibu neonatal ketika hamil danbersalin (2 variabel)

12

Blok VIA tentang bayi usia 0-28 hari termasuk lahir mati (4 variabel)

Blok VIB tentang keadaan ibu (8 variabel)

245 Kuesioner Autopsi Verbal Untuk Umur lt29 Hari - lt 5 Tahun(RKDo7AV2)

Blok I tentang pengenalan tempat (7 variabel)

Blok II tentang keterangan yang meninggal (7 variabel)

Blok III tentang autopsi verbal riwayat sakit bayibalita berumur 29 hari - lt5tahun (35 variabel)

Blok IV tentang resume riwayat sakit bayibalita (6 variabel)

246 Kuesioner autopsi verbal untuk umur 5 tahun keatas (RKD07AV3)

Blok I tentang pengenalan tempat (7 variabel)

Blok II tentang keterangan yang meninggal (7 variabel)

Blok IIIA tentang autopsi verbal untuk umur 5 tahun ke atas (44 variabel)

Blok IIIB tentang autopsi verbal untuk perempuan umur 10 tahun ke atas (4variabel)

Blok IIIC tentang autopsi verbal untuk perempuan pernah kawin umur 10-54tahun (19 variabel)

Blok IIID tentang autopsi verbal untuk laki-laki atau perempuan yang berumur15 tahun keatas (1 variabel)

Blok IV tentang resume riwayat sakit untuk umur 5 tahun ke atas (5 variabel)

Catatan

Selain keenam kuesioner tersebut di atas terdapat 2 formulir yang digunakan untukpengumpulan data tes cepat yodium garam (Form Garam) dan data yodium di dalamurin (Form Pemeriksaan Urin)

25 Alat Pengumpul Data dan Cara Pengumpulan Data

Pelaksanaan Riskesdas 2007 menggunakan berbagai alat pengumpul data danberbagai cara pengumpulan data dengan rincian sebagai berikut

a Pengumpulan data rumah tangga dilakukan dengan teknik wawancaramenggunakan Kuesioner RKD07RT

Responden untuk Kuesioner RKD07RT adalah Kepala Keluarga atau IbuRumah Tangga atau anggota rumah tangga yang dapat memberikaninformasi

Dalam Kuesioner RKD07RT terdapat verifikasi terhadap keterangananggota rumah tangga yang dapat menunjukkan sejauh mana sampelRiskesdas 2007 identik dengan sampel Susenas 2007

Informasi mengenai kejadian kematian dalam rumah tangga di recallterhitung sejak 1 Juli 2004 termasuk didalamnya kejadian bayi lahir matiInformasi lebih lanjut mengenai kematian yang terjadi dalam 12 bulansebelum wawancara dilakukan eksplorasi lebih lanjut melalui autopsi verbaldengan menggunakan kuesioner RKD07AV yang sesuai dengan umuranggota rumah tangga yang meninggal dimaksud

b Pengumpulan data individu pada berbagai kelompok umur dilakukan dengan teknikwawancara menggunakan Kuesioner RKD07IND

13

Secara umum responden untuk Kuesioner RKD07IND adalah setiapanggota rumah tangga Khusus untuk anggota rumah tangga yang berusiakurang dari 15 tahun dalam kondisi sakit atau orang tua maka wawancaradilakukan terhadap anggota rumah tangga yang menjadi pendampingnya

Anggota rumah tangga semua umur menjadi unit analisis untukpertanyaan mengenai penyakit menular penyakit tidak menular dan penyakitketurunan sebagai berikut Infeksi Saluran Pernafasan Akut PnemoniaDemam Tifoid Malaria Diare Campak Tuberkulosis Paru DemamBerdarah Dengue Hepatitis Filariasis Asma Gigi dan Mulut CederaPenyakit Jantung Penyakit Kencing Manis TumorKanker dan PenyakitKeturunan serta pengukuran berat badan tinggi badanpanjang badan

Anggota rumah tangga berumur ge 15 tahun menjadi unit analisis untukpertanyaan mengenai penyakit sendi penyakit tekanan darah tinggi strokedisabilitas kesehatan mental pengukuran tekanan darah pengukuranlingkar perut serta pengukuran lingkar lengan atas (khusus untuk wanitausia subur 15-45 tahun termasuk ibu hamil)

Anggota rumah tangga berumur ge 30 tahun menjadi unit analisis untukpertanyaan mengenai penyakit katarak

Anggota rumah tangga berumur 0-59 bulan menjadi unit analisis untukpertanyaan mengenai imunisasi dan pemantauan pertumbuhan

Anggota rumah tangga berumur ge 10 tahun menjadi unit analisis untukpertanyaan mengenai pengetahuan sikap dan perilaku terkait denganpenyakit flu burung HIVAIDS perilaku higienis penggunaan tembakaupenggunaan alkohol aktivitas fisik serta perilaku terkait dengan konsumsibuah-buahan segar dan sayur-sayuran segar

Anggota rumah tangga berumur lt 12 bulan menjadi unit analisis untukpertanyaan mengenai kesehatan bayi

Anggota rumah tangga berumur gt 5 tahun menjadi unit analisis untukpemeriksaan visus

Anggota rumah tangga berumur ge 12 tahun menjadi unit analisis untukpemeriksaan gigi permanen

Anggota rumah tangga berumur 6-12 tahun menjadi unit analisis untukpemeriksaan urin

c Pengumpulan data kematian dengan teknik autopsi verbal menggunakanKuesioner RKD07AV1 RKD07AV2 dan RKD07AV3

d Pengumpulan data biomedis berupa spesimen darah Sampel darah diambil dariseluruh anggota rumah tangga (kecuali bayi) yang menandatangani informedconsent Pengambilan darah tidak dilakukan pada anggota rumah tangga yangsakit berat riwayat perdarahan dan menggunakan obat pengencer darah secararutin

Untuk pemeriksaan kadar glukosa darah data dikumpulkan dari anggota rumahtangga berumur ge 15 tahun kecuali wanita hamil (alasan etika) Responden terpilih memperoleh pembebanan sebanyak 75 gram glukosa oral setelah puasa 10ndash14jam Khusus untuk responden yang sudah diketahui positif menderita DiabetesMellitus (berdasarkan konfirmasi dokter) maka hanya diberi pembebanan se-banyak 300 kalori (alasan medis dan etika) Pengambilan darah vena dilakukansetelah 2 jam pembebanan Darah didiamkan selama 20ndash30 menit disentrifussesegera mungkin dan kemudian dijadikan serum Serum segera diperiksa dengan

14

menggunakan alat kimia klinis otomatis Nilai rujukan (WHO 1999) yangdigunakan adalah sebagai berikut

Normal (Non DM) lt 140 mgdl

Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) 140 - lt 200 mgdl

Diabetes Mellitus (DM) gt 200 mgdl

e Pengumpulan data konsumsi garam beryodium rumah tangga untuk seluruhsampel rumah tangga Riskesdas 2007 dilakukan dengan tes cepat yodiummenggunakan ldquoiodina testrdquo

Catatan

Pelaksanaan pengumpulan data Riskesdas 2007 tidak dapat dilakukan serentak padapertengahan 2007 sehingga dalam analisis perlu beberapa penyesuaian agarkomparabilitas data dari satu periode pengumpulan data yang satu dengan periodepengumpulan data lainnya dapat terjaga dengan baik Situasi ini disebabkan olehbeberapa hal berikut ini

a Kesiapan daerah untuk berperanserta dalam pelaksanaan Riskesdas 2007 amatbervariasi sehingga pelaksanaan dari satu lokasi pengumpulan data ke lokasi lainnyamemerlukan koordinasi dan manajemen logistik yang rumit

b Kondisi geografis dari sampel blok sensus terpilih amat bervariasi Di daerahkepulauan dan daerah terpencil di seluruh wilayah Indonesia pelaksanaanpengumpulan data dalam berbagai situasi amat tergantung pada ketersediaan alattranspor ketersediaan tenaga pendamping dan ketersediaan biaya operasional yangmemadai tepat pada waktunya

c Untuk pengumpulan data biomedis perlu dilakukan pelatihan yang intensif untukpetugas pengambil spesimen dan manajemen spesimen Petugas dimaksud adalahpara analis atau petugas laboratorium dari rumah sakit atau laboratorium daerahPelatihan dilakukan oleh peneliti dari Puslitbang Biomedis dan petugas Labkesdasetempat Pelatihan dilaksanakan di tiap provinsi

26 Manajemen Data

Manajemen data Riskesdas dilaksanakan oleh tim manajemen data pusat yangmengkoordinir tim manajemen data dari Korwil I ndash IV Urutan kegiatan yang dilakukanadalah sebagai berikut

261 Editing

Editing adalah salah satu mata rantai yang secara potensial dapat menjadi the weakestlink dalam pelaksanaan pengumpulan data Riskesdas 2007 Editing mulai dilakukan olehpewawancara semenjak data diperoleh dari jawaban responden Di lapanganpewawancara bekerjasama dalam sebuah tim yang terdiri dari 3 pewawancara dan 1Ketua Tim Ketua tim Pewawancara sangat kritikal dalam proses editing Ketua TimPewawancara harus dapat membagi waktu untuk tugas pengumpulan data dan editingsegera setelah selesai pengumpulan data pada setiap blok sensus Fokus perhatianKetua Tim Pewawancara adalah kelengkapan dan konsistensi jawaban responden darisetiap kuesioner yang masuk Kegiatan ini seyogyanya dilaksanakan segera setelahdiserahkan oleh pewawancara Ketua Tim Pewawancara harus mengkonsultasikanseluruh masalah editing yang dihadapinya kepada Penanggung Jawab Teknis (PJT)Kabupaten danatau Penangung Jawab Teknis (PJT) Provinsi

15

PJT Kabupaten dan PJT Provinsi melakukan supervisi pelaksanaan pengumpulan datamemeriksa kuesioner yang telah diisi serta membantu memecahkan masalah yangtimbul di lapangan dan juga melakukan editing

262 Entry

Tim manajemen data yang bertanggungjawab untuk entry data harus mempunyai danmau memberikan ekstra energi berkonsentrasi ketika memindahkan data dari kuesionerformulir kedalam bentuk digital Buku kode disiapkan dan digunakan sebagai acuan bilamenjumpai masalah entry data Kuesioner Riskesdas 2007 mengandung pertanyaanuntuk berbagai responden dengan kelompok umur yang berbeda Kuesioner yang samajuga banyak mengandung skip questions yang secara teknis memerlukan ketelitianpetugas entry data untuk menjaga konsistensi dari satu blok pertanyaan ke blokpertanyaan berikutnya

Petugas entry data Riskesdas merupakan bagian dari tim manajemen data yang harusmemahami kuesioner Riskesdas dan program data base yang digunakannya Prasyaratpengetahuan dan keterampilan ini menjadi penting untuk menekan kesalahan entryHasil pelaksanaan entry data ini menjadi bagian yang penting bagi petugas manajemendata yang bertanggungjawab untuk melakukan cleaning dan analisis data

263 Cleaning

Tahapan cleaning dalam manajemen data merupakan proses yang amat menentukankualitas hasil Riskesdas 2007 Tim Manajemen Data menyediakan pedoman khususuntuk melakukan cleaning data Riskesdas Perlakuan terhadap missing values noresponses outliers amat menentukan akurasi dan presisi dari estimasi yang dihasilkanRiskesdas 2007 Petugas cleaning data harus melaporkan keseluruhan proses per-lakuan cleaning kepada penanggung jawab analisis Riskesdas agar diketahui jumlahsampel terakhir yang digunakan untuk kepentingan analisis Besaran numerator dandenominator dari suatu estimasi yang mengalami proses data cleaning merupakanbagian dari laporan hasil Riskesdas 2007 Bila pada suatu saat data Riskesdas 2007dapat diakses oleh publik maka informasi mengenai imputasi (proses data cleaning)dapat meredam munculnya pertanyaan-pertanyaan mengenai kualitas data

16

27 Pengorgasisasian Pengumpulan Data

Pengumpulan data Riskesdas 2007 di Provinsi Sumatera Utara di bawah KoordinasiWilayah I (Puslitbang Ekologi amp Status Kesehatan sebagai penanggung-jawab) yangkemudian dibentuk Tim di tingkat provinsi dan kabupatenkota yang melibatkan sektorterkait Adapun susunan Penanggung Jawab Teknis Riskesdas 2007 di ProvinsiSumatera Utara adalah sebagai berikut

PJT Provinsi Joko Irianto SKM MKesWakil PJT Dr Dina Bisara L MAPJT Kabupaten

No Nama KabupatenKota Instansi

12345678910111213141516171819202122232425

Ning S SKM MKesMahdiah DCN MKesYusrawati Hasibuan MKesEfendi SNainggolan MKesIda SKMDrs Sahat ManaluMuhammad Tarmidzi MKesDR Riris NainggolanSabar Sihotang MSiTetty Herta DS STP MKMDra MardianaRini Andarwati MKesDra Sunanti ZIr Abdul Wahab MKesEfendi Sianturi MKesOster Suryani SKMAsnita B Simaremare MKesDra MegawatiMKesRA Wigati MKesChoiriah Lubis MKesDr LamriaRiyanto Suprawihadi MKesDian P SKMTH Teddy BS MKesEndang Susilawati MKes

NiasNias SelatanMandailing NatalTapanuli SelatanPadang SidempuanTapanuli TengahSibolgaTapanuli UtaraToba SamosirHumbang HasundutanSamosirLabuhan BatuAsahanTanjung BalaiPapak BaratDairiKaroDeli SerdangLangkatSerdang BedagaiMedanBinjaiPematang SiantarTebing TinggiSimalungun

P3ESKPoltekesPoltekesPoltekesP3ESKP3ESK

PoltekesP3ESK

PoltekesPoltekesP3ESK

PoltekesP3ESK

PoltekesPoltekesP3ESK

PoltekesPoltekesP3ESK

PoltekesP3ESK

PoltekesP3ESK

PoltekesPoltekes

271 Pelatihan Surveyor

Seluruh penanggung jawab teknis kabupatenkota di bawah koordinasi penanggungjawab teknis provinsi dan wakilnya menjadi pelatih pada pelatihan surveyor yangdilaksanakan di Training Center (TC) di Sumatera Utara untuk kabupatenkota dibagimenjadi delapan TC Kabupaten yang menjadi tempat TC tersebut adalah sebagaiberikut

17

Tabel 271Tempat Traning Center di Provinsi Sumatera Utara

No Tempat TC KabupatenKota1 Medan Kota Medan

Kota LangkatKota BinjaiKabupaten Deli Serdang

2 Pematang Siantar Kota Pematang SiantarKabupaten SimalungunKabupaten Serdang Bedagai

3 Dairi Kabupaten DairiKabupaten Pakpak BharatKabupaten Karo

4 Asahan Kabupaten AsahanKabupaten Labuhan BatuKabupaten Tanjung Balai

5 SamosirParapat Kabupaten Tapanuli UtaraKabupaten SamosirKabupaten Toba SamosirKabupaten Hambang Hasundutan

6 Sibolga Kota SibolgaKabupaten Tapanuli Tengah

7 Padang Sidempuan Kabupaten Tapanuli SelatanKabupaten Mandailing Natal

8 Gunung Sitoli Kabupaten NiasKabupaten Nias Selatan

272 Pengumpulan Data di Lapangan

Tahap yang paling penting adalah pengumpulan data di tiap kabupatenkota Biasanyapengumpulan data diawali dengan pembekalan singkat oleh penanggung jawab teknisdan penanggung jawab operasional kabupatenkota yang bersangkutan dirumuskanstrategi pengumpulan data yang digunakan dilakukan pembagian wilayah barukemudian pengumpulan data dilaksanakan Beberapa kabupatenkota ada yangmenyelenggarakan rdquopelepasan surveyorrdquo oleh Bapak BupatiWalikota setempat

Pengumpulan data tidak bisa serentak dilakukan karena

Kesiapan daerah juga bervariasi seingga pelaksanaan kabupatenkota tidak sama

Kondisi geografis sampel terpilih Di daerah kepulauan dan terpencil memerlukantambahan transport daerah sulit yang cairnya belakangan sehingga pengumpulandata juga terlambat

273 Menjaga Kualitas Data

Dalam Riskesdas diupayakan penjagaan kualitas data sebagai berikut

1 Pelatihan surveyor berjenjang (dari MOT TOT sampai training)

2 Ada video wawancara dan video pengukuran

3 Ada praktek lapangan

4 Ketua tim bertugas memeriksa kelengkapan pengisian kuesioner

5 Editing dilakukan oleh peneliti

6 Entry data dilakukan oleh tenaga terlatih

7 Cleaning data dilakukan oleh tim manajemen data yang berpengalaman

8 Imputasi data dilakukan oleh peneliti terlatih

9 Validasi data ke lapangan

18

28 Keterbatasan Riskesdas

Riskesdas merupakan riset berbasis komunitas dengan skala besar dan dilaksanakansecara swakelola Sebagai pengalaman pertama tentu ada beberapa kelemahan ataukekurangan yang masih terjadi meski sudah diupayakan sebaik mungkin

Beberapa keterbatasan Riskesdas adalah sebagai berikut

1 Meski Riskesdas dirancang untuk keterwakilan sampai tingkat kabupatenkota tetapitidak semua informasi bisa mewakili kabupatenkota terutama kejadian-kejadianyang jarang hanya bisa mewakili tingkat provinsi atau bahkan hanya tingkat nasional

2 Khusus untuk data biomedis keterwakilan hanya di tingkat perkotaan nasional

29 Analisis Data

Sampel Riskesdas diperoleh dari two stage sampling design yang memerlukanperlakuan khusus dalam pengolahannya Dalam analisis ini menggunakan paketperangkat lunak statistik konvensional seperti SPSS Aplikasi statistik yang tersediadidalam SPPS untuk mengolah dan menganalisis data seperti Riskesdas 2007 adalahSPSS Complex Samples Aplikasi statistik ini memungkinkan penggunaan two stagesampling design seperti yang diimplementasikan di dalam Susenas 2007 Denganpenggunaan SPSS Complex Sample dalam pengolahan dan analisis data Riskesdas2007 maka validitas hasil analisis data dapat dioptimalkan Pengolahan dan hasilanalisis data dipresentasikan pada Bab Hasil Riskesdas

19

BAB 3 HASIL RISKESDAS

31 Gambaran Umum

311 Profil Provinsi Sumatera Utara

Provinsi Sumatera Utara terletak pada 1deg - 4deg Lintang Utara dan 98deg - 100deg Bujur Timuryang pada tahun 2004 memiliki 18 Kabupaten dan 7 kota dan terdiri dari 328kecamatan secara keseluruhan Provinsi Sumatera Utara mempunyai 5086 desa dan382 kelurahan Luas daratan Provinsi Sumatera Utara 71680 km 2

Gambar 311Peta Wilayah KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara

Riskesdas 2007

20

Hasil perkebunan di Provinsi Sumatera Utara hingga kini menjadi primadonaperekonomian Perkebunan tersebut dikelola oleh perusahaan swasta maupun negaraSumatera Utara menghasilkan karet coklat teh kelapa sawit kopi cengkeh kelapakayu manis dan tembakau Perkebunan tersebut tersebar di Deli Serdang LangkatSimalungun Asahan Labuhan Batu dan Tapanuli Selatan

Selain komoditas perkebunan Sumatera Utara juga dikenal sebagai penghasilkomoditas holtikultura (sayur-mayur dan buah-buahan) misalnya Jeruk Medan JambuDeli Sayur Kol Tomat Kentang dan Wortel yang dihasilkan oleh Kabupaten KaroSimalungun dan Tapanuli Utara

Sumatera Utara merupakan provinsi yang keempat terbesar jumlah penduduknya diIndonesia setelah Jawa Barat Jawa Timur dan Jawa Tengah Menurut hasilpencacahan lengkap Sensus Penduduk (SP) 1990 penduduk Sumatera Utara padatanggal 31 Oktober 1990 (hari sensus) berjumlah 1081 juta jiwa dan pada tahun 2002jumlah penduduk Sumatera Utara diperkirakan sebesar 1185 juta jiwa Kepadatanpenduduk Sumatera Utara tahun 1990 adalah 143 jiwa per km 2 dan tahun 2002meningkat menjadi 165 jiwa per km 2 sedangkan laju pertumbuhan penduduk SumateraUtara selama kurun waktu tahun 1990-2000 adalah 120 persen per tahun

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Sumatera Utara setiap tahunnya tampakberfluktuasi Pada tahun 2000 TPAK di daerah ini sebesar 5734 persen tahun 2001naik menjadi 5770 persen tahun 2002 naik lagi menjadi 6945 persen

Indikator pembangunan bidang kependudukan Provinsi Sumatera Utara adalah sebagaiberikut

Tabel 311Indikator Kependudukan yang Ingin Dicapai

di Provinsi Sumatera Utara

312 Respon Rate

Pengumpulan data Riskesdas 2007 di Provinsi Sumatera Utara direncanakan dari 1054blok sensus tetapi setelah dilakukan kunjungan ke rumah-tangga ada 1045 blok sensus(992 ) atau lebih tinggi dari pencapaian nasional (988) Sedangkan pencapaiankunjungan ke rumah-tangga di Provinsi Sumatera Utara mencapai 972 danpencapaian wawancara ke individu mencapai 929 jauh lebih tinggi pencapaiantinggkat nasional yang mencapai 858 Tabel 3121 dan Tabel 3122

21

Tabel 3121Respon Rate Sampel Rumah Tangga

Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKotaRiskesdas Susenas Riskesdas

SusenasN N

Nias 700 028 704 026 994

Mandailing Natal 626 025 640 024 978

Tapanuli Selatan 698 028 704 026 991

Tapanuli Tengah 593 024 608 023 975

Tapanuli Utara 631 025 640 024 986

Toba Samosir 637 026 640 024 995

Labuhan Batu 725 029 736 028 985

Asahan 765 031 768 029 996

Simalungun 725 029 736 028 985

Dairi 566 023 608 023 931

Karo 637 026 640 024 995Deli Serdang 928 037 960 036 967

Langkat 764 031 768 029 995

Nias Selatan 568 023 669 025 849

Humbang Hasundutan 639 026 640 024 998

Pakpak Bharat 407 016 416 016 978

Samosir 639 026 640 024 998

Serdang Bedagai 608 025 640 024 950

Kota Sibolga 556 022 576 022 965

Kota Tanjung Balai 575 023 608 023 946

Kota Pematang Siantar 582 023 608 023 957

Kota Tebing Tinggi 600 024 608 023 987

Kota Medan 878 035 960 036 915

Kota Binjai 605 024 608 023 995

Kota Padang Sidempuan 734 030 736 028 997

Sumatera Utara 972

22

Tabel 3122Respon Rate Sampel Individu Menurut Kabupatenkota

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKotaRiskesdas Susenas Riskesdas

SusenasN N

Nias 3779 041 3855 035 980

Mandailing Natal 2667 029 2772 025 962

Tapanuli Selatan 2915 031 3023 028 964

Tapanuli Tengah 2676 029 2845 026 941

Tapanuli Utara 2641 028 2760 025 957

Toba Samosir 2516 027 2610 024 964

Labuhan Batu 3351 036 3424 031 979

Asahan 3225 035 3428 032 941

Simalungun 2842 030 2932 027 969

Dairi 2188 023 2520 023 868

Karo 2266 024 2352 022 963

Deli Serdang 3891 042 4218 039 922

Langkat 2754 030 3186 029 864

Nias Selatan 2573 028 3429 032 750

Humbang Hasundutan 2764 030 2880 026 960

Pakpak Bharat 1703 018 1876 017 908

Samosir 2591 028 2737 025 947

Serdang Bedagai 2432 026 2628 024 925

Kota Sibolga 2459 026 2746 025 895

Kota Tanjung Balai 2598 028 2877 026 903

Kota Pematang Siantar 2321 025 2576 024 901

Kota Tebing Tinggi 2459 026 2582 024 952

Kota Medan 3859 041 4391 040 879

Kota Binjai 2541 027 2653 024 958

Kota Padang Sidempuan 3245 035 3348 031 969

Sumatera Utara 929

23

32 Status Gizi

321 Status Gizi Balita

Status gizi balita diukur berdasarkan umur berat badan (BB) dan tinggi badan (TB)Berat badan anak ditimbang dengan timbangan digital yang memiliki presisi 01 kgpanjang badan diukur dengan length-board dengan presisi 01 cm dan tinggi badandiukur dengan menggunakan microtoise dengan presisi 01 cm Variabel BB dan TBanak ini disajikan dalam bentuk tiga indikator antropometri yaitu berat badan menurutumur (BBU) tinggi badan menurut umur (TBU) dan berat badan menurut tinggi badan(BBTB) Untuk menilai status gizi anak maka angka berat badan dan tinggi badansetiap balita dikonversikan ke dalam bentuk nilai terstandar (Z-score) denganmenggunakan baku antropometri WHO 2006 Selanjutnya berdasarkan nilai Z-scoremasing-masing indikator tersebut ditentukan status gizi balita dengan batasan sebagaiberikut

a Berdasarkan indikator BBU

Kategori Gizi Buruk Z-score lt -30

Kategori Gizi Kurang Z-score gt=-30 sd Z-score lt-20

Kategori Gizi Baik Z-score gt=-20 sd Z-score lt=20

Kategori Gizi Lebih Z-score gt20

b Berdasarkan indikator TBU

Kategori Sangat Pendek Z-score lt -30

Kategori Pendek Z-score gt=-30 sd Z-score lt-20

Kategori Normal Z-score gt=-20

c Berdasarkan indikator BBTB

Kategori Sangat Kurus Z-score lt -30

Kategori Kurus Z-score gt=-30 sd Z-score lt-20

Kategori Normal Z-score gt=-20 sd Z-score lt=20

Kategori Gemuk Z-score gt20

Perhitungan angka prevalensi

Prevalensi gizi buruk = (Jumlah balita gizi burukjumlah seluruh balita) x 100

Prevalensi gizi kurang = (Jumlah balita gizi kurangjumlah seluruh balita) x 100

Prevalensi gizi baik = (Jumlah balita gizi baikjumlah seluruh balita) x 100

Prevalensi gizi lebih = (Jumlah balita gizi lebihjumlah seluruh balita) x 100

Data tentang status gizi balita dikumpulkan dari hasil penimbangan berat badandanpengukuran tinggi badan Anak dimaksud adalah anak umur 0 ndash 59 bulan ketikasurvei dilakukan Pada perhitungan status gizi anak balita dilakukan denganmembandingkan antara berat badan dengan umur serta berat badan dengan tinggibadan Adapun kriteria yang digunakan untuk mengkategorikan status gizi yaitu dengankriteria yang dianjurkan oleh WHO Anak balita yang berada pada kategori kurus dansangat kurus berat badan rendah dan sangat rendah serta pendek dan sangat pendekmerupakan anak balita yang harus mendapat prioritas penanganan dalam perbaikangizi

Target program perbaikan gizi nasional tahun 2015 adalah mencapai prevalensi gizikurang + buruk (BBU) 20 untuk target MDG tahun 2015 adalah prevalensi gizikurang + buruk (BBU) 185 Untuk balita pendek + sangat pendek (TBU) jikaprevalensinya masih 20 atau lebih maka dapat dikatakan di kabupaten tersebutmasalah balita pendek masih tinggi

24

Indikator BBTB menggambarkan status gizi yang sifatnya akut sebagai akibat darikeadaan yang berlangsung dalam waktu yang pendek seperti menurunnya nafsu makanakibat sakit atau karena menderita diare Dalam keadaan demikian berat badan anakakan cepat turun sehingga tidak Persentaseonal lagi dengan tinggi badannya dan anakmenjadi kurus

Di samping mengindikasikan masalah gizi yang bersifat akut indikator BBTB juga dapatdigunakan sebagai indikator kegemukan Dalam hal ini berat badan anak melebihiPersentase normal terhadap tinggi badannya Kegemukan ini dapat terjadi sebagaiakibat dari pola makan yang kurang baik (berlebihan) atau juga karena keturunanMasalah ke-kurus-an dan ke-gemuk-an pada usia dini dapat berakibat pada rentannyaterhadap berbagai penyakit degenerative pada usia dewasa (Teori Barker)

Salah satu indikator untuk menentukan anak yang harus dirawat dalam manajemen giziburuk adalah indikator sangat kurus yaitu anak dengan nilai Z_Score lt -30 SD

Dalam diskusi selanjutnya akan digunakan masalah kekurusan untuk gabungankategori sangat kurus dan kurus Besarnya masalah kekurusan pada balita yang masihmerupakan masalah kesehatan masyarakat (public health problem) adalah jikaprevalensi kekurusan gt 5 Masalah kesehatan masyarakat sudah dianggap serius bilaprevalensi kekurusan antara 101 - 150 dan dianggap kritis bila prevalensikekurusan sudah di atas 150 (UNHCR)

Prevalensi status gizi anak balita di Sumatera Utara menurut BBU anak balita dengangizi buruk dan sangat buruk masih ada sebanyak 227 persen menurut TBU jumlahyang sangat pendek dan pendek ada sebanyak 431 persen sedangkan menurut BBTBjumlah yang dikategorikan sangat kurus dan kurus masih ada sebanyak 17 persen Adaenam kabupaten dan satu kota yang diukur dengan tiga ukuran status gizi tersebutselalu berada di bawah standar yaitu Kabupaten Tapanuli Selatan Tapanuli TengahSimalungun Humbang Hasundutan Serdang Bedagai dan Kota Sibolga

Menurut karakteristik responden anak balita yang harus mendapat prioritas penanganandalam perbaikan gizi terutama pada responden yang memiliki bayi umur di bawah satutahun tempat tinggal di desa dan tingkat ekonomi pada kuintil pertama (kategoriekonomi paling rendah)

Secara rinci status gizi anak balita di Sumatera Utara menurut kabupatenkota dankarakteristik responden dapat di lihat pada tabel 3211 hingga tabel 32143

3211 Status Gizi Balita Menurut BBU

Status gizi anak balita menurut berat badan terhadap tinggi badan (BBU) yangdikategorikan gizi buruk menurut kabupatenkota berkisar antara 23 - 195Prevalensi tertinggi di Kabupaten Tapanuli Utara dan terendah di Kabupaten KaroSedangkan yang tergolong gizi kurang prevalensinya berkisar antara 72 yaituKabupaten Samosir dan tertinggi di Kabupaten Nias 211 Ada delapan kabupatenkota yang mempunyai prevalensi gizi buruk dan kurang sudah di bawah 20 persen yaituKabupaten Toba Samosir Dairi Karo Langkat Samosir dan Kota Pematang SiantarMedan dan Padang Sidempuan

Sedangkan prevalensi anak balita gizi lebih tiap kabupatenkota masih berada di bawah10 persen Namun Kota Medan dan Kabupaten Langkat sudah perlu waspadamengingat prevalensi anak balita yang mempunyai gizi lebih sudah mendekati 10persen

25

Tabel 3211Prevalensi Balita menurut Status Gizi (BBU) dan KabupatenKota

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota Kategori Status Gizi BBU

Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Baikbaik

Gizi LebihlebihNias 162 211 606 21

Mandailing Natal 101 160 701 38Tapanuli Selatan 143 130 669 58Tapanuli Tengah 111 167 699 23Tapanuli Utara 195 188 597 21Toba Samosir 37 91 836 37Labuhan Batu 104 123 694 79Asahan 72 190 720 17Simalungun 133 130 708 29Dairi 51 143 780 26Karo 23 127 835 15Deli Serdang 61 168 750 21Langkat 38 76 803 83Nias Selatan 139 181 672 8Humbang Hasundutan 168 133 637 62

Pakpak Bharat 140 105 708 47Samosir 43 72 859 26Serdang Bedagai 106 155 691 48Kota Sibolga 177 151 623 49Kota Tanjung Balai 62 200 711 27Kota Pematang Siantar 24 122 845 8Kota Tebing Tinggi 51 177 746 26Kota Medan 44 126 745 85Kota Binjai 100 158 700 42Kota Padang Sidempuan 32 95 853 19

Sumatera Utara 84 143 727 45) BBU = berat badan menurut umur

Grafik 3211Prevalensi Balita menurut Status Gizi (BBU)di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

26

3212 Status Gizi Balita Menurut TBU

Status gizi anak balita menurut tinggi badan terhadap umur (TBU) yang dikategorikansangat pendek menurut kabupatenkota berkisar antara 128 - 454 prevalensitertinggi di Kabupaten Tapanuli Utara dan terendah di Kota Pematang SiantarSedangkan yang tergolong pendek prevalensinya berkisar antara 96 di KabupatenTapanuli Selatan dan tertinggi di Kabupaten Nias Selatan 293 Jika prevalensi sangatpendek dan pendek dijumlahkan maka hanya terdapat 5 kabupatenkota yangmempunyai prevalensi kependekan lebih rendah dari angka nasional yaitu TapanuliSelatan Samosir Kota Pematang Siantar Kota Tebing Tinggi dan Kota PadangSidempuan

Kota Pematang Siantar selain prevalensi anak balita yang sangat pendeknya rendahjuga kedua tertinggi (699) untuk anak balita yang tingginya normal terbanyak padaKabupaten Tapanuli Selatan (71)

Tabel 3212Prevalensi Balita menurut Status Gizi (TBU) dan KabupatenKota

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKotaKategori status gizi TBU

Sangat pendek Pendek Normal

Nias 309 196 495Mandailing Natal 357 184 459Tapanuli Selatan 193 96 711Tapanuli Tengah 217 201 582Tapanuli Utara 454 157 388Toba Samosir 198 196 606Labuhan Batu 301 169 530Asahan 193 206 602Simalungun 267 162 571Dairi 325 234 442Karo 218 232 550Deli Serdang 215 184 601Langkat 315 152 533Nias Selatan 378 293 329Humbang Hasundutan 338 135 526Pakpak Bharat 408 138 454Samosir 187 161 652Serdang Bedagai 299 97 604Kota Sibolga 306 159 536Kota Tanjung Balai 216 221 563Kota Pematang Siantar 128 173 699Kota Tebing Tinggi 141 212 646Kota Medan 220 196 584Kota Binjai 201 169 630Kota Padang Sidempuan 164 164 672

Sumatera Utara 252 179 569) TBU = Tinggi badan menurut umur

27

3213 Status Gizi Balita Menurut BBTB

Sedangkan status gizi anak balita di Sumatera Utara dalam berat badan terhadap umur(BBTB) menurut kabupatenkota dikategorikan sangat kurus kurus normal dan gemukPrevalensi tertinggi untuk kategori sangat kurus adalah Kabupaten Tapanuli Selatan danterendah di Karo Sedangkan yang tergolong kurus prevalensinya berkisar antara 37 -138

Dalam diskusi selanjutnya digunakan masalah kekurusan untuk gabungan kategorisangat kurus dan kurus Besarnya masalah kekurusan pada balita yang masihmerupakan masalah kesehatan masyarakat (public health problem) adalah jikaprevalensi kekurusan gt 5 Masalah kesehatan masyarakat sudah dianggap serius bilaprevalensi kekurusan antara 101 - 150 dan dianggap kritis bila prevalensikekurusan sudah di atas 150 (UNHCR)

Prevalensi kekurusan di Provinsi Sumatera Utara ialah 17 Terdapat 9 kabupatenkotayang prevalensinya berada di bawah 151 yaitu Kabupaten Mandailing Natal TobaSamosir Dairi Deli Serdang Nias Selatan Pakpak Bharat Kota Tanjung Balai KotaTebing Tinggi dan Kota Medan Hanya 1 kabupaten yang prevalensinya kurang dari101 yaitu Karo

Tabel 3213Prevalensi Balita menurut Status Gizi (BBTB) dan KabupatenKota

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaKategori Status Gizi BBTB

Sangat kurus Kurus Normal GemukNias 76 105 703 116Mandailing Natal 76 67 663 194Tapanuli Selatan 180 138 499 183Tapanuli Tengah 144 89 640 127Tapanuli Utara 91 69 618 221Toba Samosir 64 61 735 139Labuhan Batu 99 68 572 261Asahan 89 95 686 130Simalungun 124 104 586 187Dairi 55 48 743 154Karo 41 37 784 138Deli Serdang 52 73 770 106Langkat 118 80 489 313Nias Selatan 67 59 648 226Humbang Hasundutan 117 96 585 202Pakpak Bharat 89 61 653 197Samosir 75 103 680 143Serdang Bedagai 166 93 559 183Kota Sibolga 125 102 574 199Kota Tanjung Balai 45 74 785 96Kota Pematang Siantar 96 79 755 70Kota Tebing Tinggi 53 97 793 57Kota Medan 83 65 715 137Kota Binjai 89 69 684 158Kota Padang Sidempuan 104 77 758 61

Sumatera Utara 91 79 668 162) BBTB = Berat badan menurut tinggi badan

28

3214 Status Gizi Balita Menurut Karakteristik Responden

Prevalensi status gizi anak balita menurut (BBU) yang dikategorikan gizi buruk gizikurang menurut karakteristik responden di Sumatera Utara menunjukkan bahwa

1 Ditinjau dari kelompok umur maka terlihat bahwa prevalensi balita gizi kurang +buruk di Provinsi Sumatera Utara masih tinggi pada tiap kelompok umur kecualipada kelompok umur 6 - 11 bulan

2 Menurut jenis kelamin tidak terlihat perbedaan berarti antara masalah gizi kurang +buruk pada balita laki-laki dan balita perempuan di mana keduanya mempunyaimasalah status gizi yang sama

3 Tidak ada perbedaan masalah status gizi berdasarkan pendidikan kepala keluarga(KK) terlihat bahwa tingkat pendidikan KK prevalensi balita gizi kurang + burukmasih tinggi (di atas 20)

4 Pada keluarga dengan KK memiliki pekerjaan tetap ABRIPolriPNS BUMNSwasta)ditemukan lebih banyak balita yang memiliki status gizi baik dibanding dengan jenispekerjaan lainnya

5 Menurut tempat tinggal di perdesaan jumlah balita yang gizi kurang + buruk lebihbanyak daripada di perkotaan sebaliknya di perkotaan jumlah balita yang gizi lebihlebih banyak daripada di pedesaan

6 Dilihat dari pendapatan keluarga per kapita per bulan maka jumlah balita yang gizikurang + buruk meningkat seiring dengan menurunnya pengeluaran perkapita ataudengan kata lain semakin rendah kuintil pendapat keluarga semakin banyak jumlahbalita yang gizi kurang + buruk Sebaliknya semakin tinggi kuintil semakin banyakjumlah balita yang berstatus gizi lebih

29

Tabel 32141Prevalensi Balita Menurut Status Gizi BBU

dan Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikKategori Status Gizi BBU

GiziBuruk

GiziKurang

GiziBaik

GiziLebih

Kelompok umur (bulan)

0 - 5 113 101 711 76

6 -11 81 99 777 42

12-23 74 124 752 50

24-35 79 162 709 50

36-47 86 150 724 41

48-60 88 160 715 37

Jenis kelamin

Laki-laki 95 145 720 40

Perempuan 74 141 734 50

Pendidikan KK

Tdk tamat SD amp Tdk sekolah 106 153 707 35

Tamat SD 97 171 687 45

Tamal SLTP 84 151 722 44

Tamat SLTA 79 121 751 49

Tamat PT 86 143 725 46

Pekerjaan Utama KK

Tdk kerjasekolahibu RT 76 177 726 21

TNIPolriPNSBUMN 74 95 787 44

Pegawai Swasta 46 132 761 62

Wiraswastadagangjasa 59 135 750 55

Petaninelayan 114 152 693 41

Buruh amp lainnya 95 159 711 35

Tempat tinggal

Kota 60 139 749 52

Desa 102 147 711 40

Tingkat pengeluaran per kapita

Kuintil 1 97 166 705 32

Kuintil 2 82 146 733 39

Kuintil 3 74 132 746 47

Kuintil 4 90 136 714 60

Kuintil 5 71 122 749 59

Responden status gizi anak balita menurut tinggi badan terhadap umur (TBU) menurutkelompok umur tempat tinggal jenis kelamin pendidikan pekerjaan dan tingkatpengeluaran perkapita prevalensi anak balita yang pendek + sangat pendek di atas 20persen

Menurut tempat tinggal menunjukkan bahwa status gizi kategori TBU di perkotaan lebihbaik dibanding di perdesaan dan menurut tingkat pendidikan semakin tinggi pendidikansemakin baik status gizi kategori TBU tersebut

30

Tabel 32142Prevalensi Balita Menurut Status Gizi TBU

dan Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikKategori status gizi TBU

Sangat Pendek Pendek Normal

Kelompok umur (bulan)0 - 5 210 164 6266 -11 275 94 631

12-23 262 158 581

24-35 267 220 51336-47 291 187 522

48-60 226 187 587Jenis kelamin

Laki-laki 264 177 559

Perempuan 240 181 578Pendidikan KK

Tdk tamat SD amp Tdk sekolah 287 181 532Tamat SD 283 196 521

Tamal SLTP 255 177 568Tamat SLTA 234 168 598

Tamat PT 174 163 662Pekerjaan Utama KK

Tdk kerjasekolahibu RT 272 184 544

TNIPolriPNSBUMN 211 177 612Pegawai Swasta 244 180 576

Wiraswastadagangjasa 220 180 601

Petaninelayan 289 163 548Buruh amp lainnya 244 209 546

Tempat tinggalKota 227 192 581

Desa 271 169 559Tingkat pengeluaran per kapita

Kuintil 1 256 185 558

Kuintil 2 261 183 555Kuintil 3 244 169 586

Kuintil 4 265 178 558Kuintil 5 224 175 600

Status gizi kategori BBTB menurut kelompok umur tempat tinggal jenis kelaminpendidikan pekerjaan dan tingkat ekonomi per kapita sebagai berikut

1 Prevalensi balita kurus+sangat kurus cenderung menurun bersamaan denganbertambahnya umur anak Hal yang sama juga ditemukan pada prevalensi balitayang berat badannya normal Semakin bertambah umur semakin banyak balita yangberat badannya normal

2 Tidak terlihat perbedaan prevalensi balita kurus+sangat kurus yang berarti antarabalita laki-laki dan balita perempuan

3 Menurut tingkat pendidikan KK terlihat tidak ada pola hubungan prevalensi balitakurus+sangat kurus Demikian pula halnya antara pekerjaan utama KK

4 Ditemukan perbedaan prevalensi balita kurus+sangat kurus berdasarkankarakteristik tempat tinggal di daerah perdesaan prevalensi balita kurus+sangatkurus cenderung lebih tinggi dari di perkotaan

5 Dalam kaitannya dengan kuintil pengeluaran keluarga per kapita per bulan terlihathubungan yang jelas dengan prevalensi balita gemuk di mana prevalensi balitagemuk semakin tinggi dengan meningkatnya kuintil pengeluaran keluarga perkapita

31

Tabel 32143Prevalensi Balita menurut Status Gizi BBTB

dan Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik Kategori Status Gizi BBTBSangat Kurus Normal Gemuk

Kelompok umur (bulan)

0 - 5 117 92 586 205

6 -11 126 104 581 188

12-23 98 76 678 148

24-35 102 83 673 143

36-47 77 78 673 172

48-60 77 71 693 159

Jenis kelamin

Laki-laki 96 84 664 157

Perempuan 87 74 671 167

Pendidikan KK

Tdk tamat SD amp Tdk sekolah 91 88 663 158

Tamat SD 63 84 678 175

Tamal SLTP 103 75 657 165

Tamat SLTA 102 78 662 158

Tamat PT 104 78 652 166

Pekerjaan Utama KK

Tdk kerjasekolahibu RT 134 83 647 136

TNIPolriPNSBUMN 54 80 664 202

Pegawai Swasta 101 91 635 173

Wiraswastadagangjasa84 73 691 152

Petaninelayan 103 84 634 178

Buruh amp lainnya 91 73 700 136

Tempat tinggal

Kota 76 73 711 140

Desa 103 84 635 178

Tingkat pengeluaran per kapita

Kuintil 1 105 82 669 144

Kuintil 2 82 82 695 141

Kuintil 3 98 69 684 149

Kuintil 4 83 78 641 197

Kuintil 5 83 82 624 211

32

Tabel 32144 di bawah ini menyajikan gabungan prevalensi balita menurut ke tigaindikator status gizi yang digunakan yaitu BBU (Gizi Buruk dan Kurang) TBU(kependekan) BBTB (kekurusan) Indikator TBU memberikan gambaran masalah giziyang sifatnya kronis dan BBTB memberikan gambaran masalah gizi yang sifatnya akut

Tabel 32144Prevalensi Balita menurut Tiga Indikator Status Gizi

dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKotaBBU

Bur-Kur

TBU Kronis

(Kependekan)

BBTBAkut

Akut Kronis

(Kekurusan)Nias 383 505 181 radic radicMandailing Natal 261 541 143 radic radicTapanuli Selatan 273 289 318 radicTapanuli Tengah 278 418 233 radic radicTapanuli Utara 383 611 160 radic radicToba Samosir 128 394 125 radic radicLabuhan Batu 227 470 167 radic radicAsahan 262 399 184 radic radicSimalungun 263 429 228 radic radicDairi 194 559 103 radic radicKaro 150 450 78 radicDeli Serdang 229 399 125 radic radicLangkat 114 467 198 radic radicNias Selatan 320 671 126 radic radicHumbang Hasundutan 301 473 213 radic radicPakpak Bharat 245 546 150 radic radicSamosir 115 348 178 radicSerdang Bedagai 261 396 259 radic radicKota Sibolga 328 465 227 radic radicKota Tanjung Balai 262 437 119 radic radicKota Pematang Siantar 146 301 175 radicKota Tebing Tinggi 228 353 150 radicKota Medan 170 416 148 radic radicKota Binjai 258 370 158 radic radicKota Padang Sidempuan 127 328 181 radic

Sumatera Utara 227 431 170

Permasalahan gizi akut adalah apabila BBTB gt10 (UNHCR)Permasalahan gizi kronis adalah apabila TBU di atas prevalensi nasional (368)

Hampir semua kabupatenkota di Provinsi Sumatera utara masih menghadapipermasalahan gizi akut kecuali Kabupaten Karo Dari 25 kabupatenkota hanya 5kabupatenkota yang tidak mengalami masalah gizi kronis atau prevalensi kependekanyang lebih kecil dari angka provinsi yaitu Tapanuli Selatan Samosir Kota PematangSiantar Kota Tebing Tinggi dan Kota Padang Sidempuan

33

322 Status Gizi Penduduk Umur 6-14 Tahun (Usia Sekolah)

Status gizi penduduk umur 6-14 tahun dapat dinilai berdasarkan IMT yang dibedakanmenurut umur dan jenis kelamin Sebagai rujukan untuk menentukan kurus apabila nilaiIMT kurang dari 2 standar deviasi (SD) dari nilai rerata dan berat badan (BB) lebih jikanilai IMT lebih dari 2SD nilai rerata standar WHO 2007 (Tabel 3221)

Tabel 3221Standar Penentuan Kekurusan dan Berat Badan Lebih

Menurut Nilai Rerata IMT Umur dan Jenis Kelamin WHO 2007

Umur(Tahun)

Laki-laki Perempuan

Rerata IMT -2SD +2SD Rerata IMT -2SD +2SD

6 153 130 185 153 127 1927 155 132 190 154 127 1988 157 133 197 157 129 2069 161 135 205 161 131 215

10 164 137 214 166 135 22611 169 141 225 173 139 23712 175 145 236 180 144 24913 182 149 248 188 149 26214 190 155 259 196 155 273

Berdasarkan standar WHO di atas untuk provinsi Sumatera Utara prevalensi kekurusanadalah 124 pada laki-laki dan 97 pada perempuan Sedangkan prevalensi BB lebihpada laki-laki 149 dan perempuan 118

Menurut kabupaten prevalensi kekurusan terendah di Dairi yaitu 43 pada anak laki-laki dan 25 pada anak perempuan

Lima kabupaten dengan prevalensi kekurusan tertinggi pada anak laki-laki adalahSimalungun (178) Pakpak Bharat (172) Samosir (165 ) Kota Tanjung Balai(164) dan Kota Binjai (151) Sedangkan untuk anak perempuan terdapat diKabupaten Samosir (180) Pakpak Bharat (172) Toba Samosir (141) Kota Binjai(140) Tapanuli Selatan (134)

Prevalensi BB-lebih pada anak umur 6 ndash 14 tahun tertinggi di Langkat untuk anak laki-laki (272) dan untuk anak perempuan (224) Lima kabupaten dengan prevalensiBB-lebih pada anak laki-laki adalah Langkat (272) Labuhan Batu (234) SerdangBedagai (197) Simalungun (191) dan Humbang Hasundutan (188) Sedangkanuntuk anak perempuan terdapat di kabupaten Langkat (224) Labuhan Batu (212)Serdang Bedagai (165) Kota Sibolga (150) dan Simalungun (147)

34

Tabel 3222Persentase Status Gizi Anak Usia 6-14 Tahun menurut IMT dan

KabupatenKota Pada Laki-Laki dan Perempuandi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaLaki-laki Perempuan

Kurus BB Lebih Kurus BB LebihNias 147 56 122 44

Mandailing Natal 125 166 91 115

Tapanuli Selatan 130 175 134 141

Tapanuli Tengah 127 89 92 78

Tapanuli Utara 124 109 84 95

Toba Samosir 133 74 141 74

Labuhan Batu 119 234 131 212

Asahan 100 125 49 69

Simalungun 178 191 119 147

Dairi 43 117 25 78

Karo 61 87 68 52

Deli Serdang 148 69 110 63

Langkat 101 272 66 224

Nias Selatan 128 176 85 101

Humbang Hasundutan 134 188 93 146

Pakpak Bharat 172 182 172 125

Samosir 165 53 180 34

Serdang Bedagai 133 197 87 165

Kota Sibolga 130 161 113 150

Kota Tanjung Balai 164 71 103 45

Kota Pematang Siantar 83 87 78 70

Kota Tebing Tinggi 86 45 96 83

Kota Medan 111 165 74 134

Kota Binjai 151 86 140 44

Kota Padang Sidempuan 101 84 68 47

Sumatera Utara 124 149 97 118

35

Tabel 3223 menyajikan hasil tabulasi silang status gizi anak usia 6-14 tahun menurutIMT dengan karakteristik responden tipe daerah dan tingkat pengeluaran rumah tanggaper kapita Dari tabel ini terlihat bahwa

a Prevalensi anak kurus baik pada laki-laki dan perempuan cenderung lebih tinggidi perdesaan sebaliknya prevalensi anak dengan BB lebih banyak terjadi diperkotaan

b Tidak tampak adanya kecenderungan prevalensi pada anak laki-laki kurusmenurut tingkat pengeluaran rumah tangga per kapitaSedangkan prevalensianak laki-laki dengan BB-lebih cenderung meningkat sejalan dengan naiknyatingkat pengeluaran rumah tangga per kapita

c Ada kecenderungan semakin tinggi tingkat pengeluaran rumah tangga per kapitasemakin kecil prevalensi anak perempuan kurus Sebaliknya semakin tinggitingkat pengeluaran rumah tangga per kapita semakin besar prevalensi anakperempuan dengan BB-lebih

Tabel 3223Persentase Status Gizi Anak Usia 6-14 Tahun

menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KarakteristikLaki-laki Perempuan

Kurus BB Lebih Kurus BB Lebih

Tipe daerah

Perkotaan 111 137 85 110

Perdesaan 135 157 105 123

Tingkat pengeluaran per kapita

Kuintil 1 157 137 117 99

Kuintil 2 115 135 98 104

Kuintil 3 125 152 90 129

Kuintil 4 112 155 83 136

Kuintil 5 95 179 84 133

36

323 Status Gizi Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas

Status gizi penduduk umur 15 tahun ke atas dinilai dengan Indeks Massa Tubuh (IMT)Indeks Massa Tubuh dihitung berdasarkan berat badan dan tinggi badan dengan rumussebagai berikut

BB (kg)TB(m)2

Berikut ini adalah batasan IMT untuk menilai status gizi penduduk umur 15 tahun keatas

Kategori kurus IMT lt 185

Kategori normal IMT gt=185 - lt249

Kategori BB lebih IMT gt=250 - lt270

Kategori obese IMT gt=270

Indikator status gizi penduduk umur 15 tahun ke atas yang lain adalah ukuran lingkarperut (LP) untuk mengetahui adanya obesitas sentral Lingkar perut diukur dengan alatukur yang terbuat dari fiberglass dengan presisi 01 cm Batasan untuk menyatakanstatus obesitas sentral berbeda antara laki-laki dan perempuan

Status gizi wanita usia subur (WUS) 15 - 45 tahun dinilai dengan mengukur lingkarlengan atas (LILA) Pengukuran LILA dilakukan dengan pita LILA dengan presisi 01 cm

Dalam tabel 32321 dan 32322 BB lebih dan Obese digabung denganmenggunakan istilah ldquoobesitas sentralrdquo yang diukur melalui lingkar perut Untuk laki-lakidikategorikan obesitas sentral jika hasil pengukuran lebih besar dari 90 centimetersedangkan untuk wanita lebih besar dari 82 centimeter

3231 Status Gizi Dewasa Berdasarkan Indikator Indeks Massa Tubuh(IMT)

Di Sumatera Utara prevalensi kegemukan berat badan lebih maupun obesitas tertinggidi Kota Padang Sidempuan Sedangkan untuk obesitas sentral Kabupaten Karo tertinggikedua setelah Kota Padang Sidempuan Sedangkan prevalensi kegemukan terendah diKabupaten Nias dan Papak Bharat

Prevalensi kegemukan obesitas sentral meningkat dengan meningkatnya umur danlebih tinggi pada laki-laki lebih banyak di daerah perdesaan dan cenderung menurunpada pendidikan tinggi serta pada kelompok status ekonomi rendah

Masalah kegemukan (berat badan lebih + obese) pada orang dewasa di ProvinsiSumatera Utara sudah terlihat tinggi untuk tiap kota yang prevalensinya di atas 20persen dan ada empat kabupaten yaitu Kabupaten Karo Kota Padang SidempuanKota Pematang Siantar dan Kota Tanjung Balai Kecuali Kabupaten Labuhan Batusemua kabupatenkota tersebut di atas juga sudah bermasalah dengan obesitas yangprevalensinya sudah di atas 10 Kabupaten Nias dan Pakpak Bharat yang mempunyaprevalensi obesitas yang rendah atau di bawah lima persen

37

Tabel 32311Prevalensi Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas

menurut Indeks Masa Tubuh dan KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaStatus Gizi

Kurus Normal BB Lebih Obese

Nias 93 826 45 36

Mandailing Natal 127 701 89 83

Tapanuli Selatan 72 772 96 59

Tapanuli Tengah 122 733 65 80

Tapanuli Utara 71 755 105 68

Toba Samosir 59 769 90 82

Labuhan Batu 90 709 113 88

Asahan 109 659 107 126

Simalungun 71 782 97 50

Dairi 99 720 88 93

Karo 58 618 162 162

Deli Serdang 111 627 114 147

Langkat 63 748 132 58

Nias Selatan 102 771 85 42

Humbang Hasundutan 101 791 65 43

Pakpak Bharat 84 824 59 34

Samosir 102 784 63 51

Serdang Bedagai 70 794 71 64

Kota Sibolga 100 650 109 141

Kota Tanjung Balai 108 619 119 154

Kota Pematang Siantar 95 617 147 141

Kota Tebing Tinggi 72 671 121 135

Kota Medan 89 664 125 121

Kota Binjai 87 671 112 130

Kota Padang Sidempuan 67 632 125 176

Sumatera Utara 89 704 108 99

Nasional 93 699 107 102Kurus IMT lt185 Normal 185-249 BB lebih IMT 25-27 Obese IMT gt=27k

38

Pada tabel 32312 menjelaskan prevalensi status gizi pada laki-laki dan perempuanSecara umum wanita yang BB lebih + obesitas di Sumatera Utara lebih banyak padawanita dibandingkan laki-laki pada wanita 24 dan pada laki-laki 18

Masalah BB lebih + obesitas lebih banyak pada responden yang tinggal di daerah kotauntuk laki-laki dan wanita masalah tersebut sudah melampaui 21 persen Untukresponden laki-laki yang tinggal di daerah desa

Tabel 32312Prevalensi Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas yang BB Lebih + Obesitas

Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Kabupaten kota Laki-laki Perempuan Laki-laki dan Perempuan

Nias 8 82 81

Mandailing Natal 137 208 172

Tapanuli Selatan 134 176 155

Tapanuli Tengah 106 183 145

Tapanuli Utara 157 187 173

Toba Samosir 142 203 172

Labuhan Batu 182 22 201

Asahan 172 29 233

Simalungun 12 172 147

Dairi 133 225 181

Karo 283 363 324

Deli Serdang 212 309 261

Langkat 185 194 19

Nias Selatan 154 105 127

Humbang Hasundutan 86 127 108

Pakpak Bharat 86 10 93

Samosir 88 132 114

Serdang Bedagai 97 173 135

Kota Sibolga 245 255 25

Kota Tanjung Balai 231 313 273

Kota Pematang Siantar 243 325 288

Kota Tebing Tinggi 212 299 256

Kota Medan 219 272 246

Kota Binjai 218 263 242

Kota Padang Sidempuan 201 398 301

Sumatera Utara 177 238 209

39

Menurut pendapatan keluarga per kapita per bulan distribusi penduduk umur 15 tahunke atas yang BB lebih+obesitas meningkat seiring dengan meningkatnya pendapatankeluarga Sedangkan persentase yang kurus menurut tingkat pendidikan KK lebihbanyak pada yang tidak tamat sekolah Pada pendidikan tinggi persentase yang kurussedikit tetapi yang BB lebih+obesitas tertinggi (32)

Tabel 32313Prevalensi Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas

menurut Indeks Massa Tubuh dan Karakteristik Respondendi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikKategori status gizi BBU

Kurus Normal BB lebih ObeseKlasifikasi desa

Kota 90 659 123 129Desa 88 743 95 74

Tingkat pendidikanTidak Sekolah 160 672 93 75Tidak Tamat SD 97 698 105 101Tamat SD 95 686 111 109Tamat SLTP 103 732 93 72Tamat SLTA 68 707 117 109PT 49 636 143 172

Tkt pengeluaran per kapitaKuintil-1 111 744 85 60Kuintil-2 98 733 100 69Kuintil-3 105 707 97 92Kuintil-4 82 696 114 109Kuintil-5 66 671 128 135

Sumatera Utara 89 704 108 99

40

3232 Status Gizi Dewasa Berdasarkan Indikator Lingkar Perut (LP)

Prevalensi obesitas sentral pada penduduk 15 tahun ke atas yang sudah di atas 20persen adalah di empat kota dan dua kabupaten yaitu Kota Tanjung Balai PematangSiantar Tebing Tinggi Padang Sidempuan Kabupaten Karo dan Deli SerdangSedangkan prevalensi terendah adalah di Kabupaten Pakpak Bharat (45) dan Nias(5)

Tabel 32321Prevalensi Obesitas Sentral pada Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas

menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007Kabupatenkota Obesitas sentralNias 50Mandailing Natal 119Tapanuli Selatan 94Tapanuli Tengah 105Tapanuli Utara 157Toba Samosir 149Labuhan Batu 153Asahan 184Simalungun 104Dairi 158Karo 246Deli Serdang 222Langkat 97Nias Selatan 187Humbang Hasundutan 71Pakpak Bharat 45Samosir 129Serdang Bedagai 87Kota Sibolga 150Kota Tanjung Balai 217Kota Pematang Siantar 255Kota Tebing Tinggi 212Kota Medan 194Kota Binjai 172Kota Padang Sidempuan 245

Sumatera Utara 160

Nasional 191Catatan Laki-laki lingkar perut gt 90 cm

Perempuan lingkar perut gt 82 cm

Obesitas sentral penduduk umur 15 tahun ke atas menurut karakteristik respondenadalah sebagai berikut

1 Menurut kelompok umur semakin bertambah umur semakin tinggi prevalensi obeitassentral Setelah umur mencapai 55 tahun sudah separuh penduduk umur 15 tahunke atas sudah obesitas sentral

2 Setidaknya satu dari empat orang sudah mengalami obesitas sentral baik laki-lakimaupun wanita

3 Semakin rendah tingkat pendidikan KK prevalensi obesitas sentral meningkat

4 Berdasarkan pekerjaan utama KK terlihat yang berstatus sekolah prevalensi obsitassentralnya paling rendah Prevalensi tertinggi pada yang tidak bekerja yangkemungkinan termasuk penduduk yang usia di atas 55 tahun

5 Hampir tidak ada perbedaan prevalensi obesitas sentral menurut kuintil pendapatanperkapita

41

Tabel 32322Prevalensi Obesitas Sentral pada Penduduk Umur 15 Tahun

ke Atas menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Karakteristik Obesitas sentralKelompok umur (tahun)

15-24 86

25-34 144

35-44 245

45-54 360

55-64 504

65-74 630

75+ 696

Jenis kelamin

Laki-laki 268

Perempuan 259

Tingkat pendidikan

Tidak Sekolah 516

Tidak Tamat SD 385

Tamat SD 328

Tamat SLTP 223

Tamat SLTA 187

PT 217

Pekerjaan Utama KK

Tidak kerja 320

Sekolah 120

Ibu RT 250

Pegawai 217

Wiraswasta 256

Petaninelayanburuh 286

Lainnya 287

Tempat Tinggal

Kota 249

Desa 276

Tkt Pengeluaran per kapita

Kuintil-1 266

Kuintil-2 258

Kuintil-3 261

Kuintil-4 254

Kuintil-5 275

Sumatera Utara 264

42

3233 Status Gizi Wanita Usia Subur (WUS) 15-45 Tahun Berdasarkan

Indikator Lingkar Lengan Atas (LILA)

Tabel 32331 tabel 32332 dan tabel 32333 menyajikan gambaran masalah gizipada WUS yang diukur dengan LILA Hasil pengukuran LILA ini disajikan menurutprovinsi dan karakteristik responden Untuk menggambarkan adanya risiko kurang enegikronis (KEK) dalam kaitannya dengan kesehatan reproduksi pada WUS digunakanambang batas nilai rerata LILA dikurangi 1 SD yang sudah disesuaikan dengan umur(age adjusted)

Tabel 32331 menggambarkan prevalensi KEK tingkat nasional berdasarkan umurNampak adanya kecenderungan dengan meningkatnya umur nilai rerata LILA jugameningkat

Tabel 32331Nilai Rerata LILA Wanita Umur 15-45 tahun

Riskesdas 2007

Umur (Tahun)Nilai Rerata LILA

Rerata (cm) Standar Deviasi (SD)

15 238 262

16 242 257

17 244 253

18 246 262

19 247 260

20 249 272

21 250 278

22 251 280

23 254 292

24 256 294

25 258 298

26 259 298

27 261 304

28 263 310

29 264 314

30 266 317

31 267 317

32 268 316

33 269 323

34 270 324

35 270 322

36 271 329

37 272 333

38 272 331

39 272 337

40 272 335

41 273 332

42 274 337

43 273 335

44 274 332

45 272 341

43

Untuk menilai prevalensi risiko KEK dilakukan dengan cara menghitung LILA lebih kecil1 SD dari nilai rerata untuk setiap umur antara 15 sampai 45 tahun

Tabel 32332 menunjukkan 3 kabupaten dengan prevalensi risiko KEK di atas angkanasional (136) yaitu Nias (262) Dairi (151) Nias Selatan (258)

Tabel 32332Prevalensi Risiko KEK Penduduk Wanita Umur 15-45 Tahun

Menurut Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten Kota Risiko KEK ()

Nias 262

Mandailing Natal 136

Tapanuli Selatan 37

Tapanuli Tengah 37

Tapanuli Utara 109

Toba Samosir 65

Labuhan Batu 09

Asahan 84

Simalungun 119

Dairi 151

Karo 58

Deli Serdang 48

Langkat 95

Nias Selatan 258

Humbang Hasundutan 106

Pakpak Bharat 71

Samosir 36

Serdang Bedagai 38

Kota Sibolga 101

Kota Tanjung Balai 87

Kota Pematang Siantar 84

Kota Tebing Tinggi 61

Kota Medan 79

Kota Binjai 30

Kota Padang Sidempuan 49

Sumatera Utara 79

Nasional 136Catatan Risiko KEK adalah bila nilai rerata LILA lebih kecil dari nilai rerata LILAnasional dikurangi 1 SD untuk setiap umur

44

Kecenderungan risiko KEK berdasarkan tabulasi silang antara prevalensi Risiko KEKdengan karakteristik responden dapat dilihat pada Tabel 32333 adalah

a Berdasarkan tingkat pendidikan gambaran nasional menunjukkan pada tingkatpendidikan terendah (tidak sekolah dan tidak tamat SD) risiko KEK cenderung lebihtinggi dibanding tingkat pendidikan tertinggi (tamat PT)

b Secara nasional prevalensi risiko KEK lebih tinggi di daerah perdesaan dibandingperkotaan

c Gambaran nasional menunjukkan hubungan negatif antara tingkat pengeluaranrumahtangga per kapita dengan risiko KEK Semakin meningkat pengeluaranrumahtangga per kapita per bulan cenderung semakin rendah risiko KEK

Tabel 32333Prevalensi Risiko KEK Penduduk Perempuan

Umur 15-45 Tahun Menurut Karakteristik Riskesdas 2007

Karakteristik KEK

Pendidikan

Tidak Sekolah amp Tidak Tamat SD 121

Tamat SD 83

Tamat SMP 74

Tamat SMA 69

Tamat PT 83

Tipe daerah

Perkotaan 63

Perdesaan 93

Tingkat pengeluaran per Kapita

Kuintil ndash 1 98

Kuintil ndash 2 90

Kuintil ndash 3 80

Kuintil ndash 4 67

Kuintil ndash 5 61

324 Konsumsi Energi Dan Protein

Konsumsi energi dan protein tingkat rumah tangga pada Riskesdas 2007 diperolehberdasarkan jawaban responden untuk makanan yang di konsumsi anggota rumahtangga (ART) dalam waktu 1 x 24 jam yang lalu Responden adalah ibu rumah tanggaatau anggota rumah tangga lain yang biasanya menyiapkan makanan di rumah tangga(RT) tersebut Penetapan rumah tangga (RT) defisit energi berdasarkan angka reratakonsumsi energi per kapita per hari dari data Riskesdas 2007 Angka rerata konsumsienergi dan protein per kapita per hari yang diperoleh dari data konsumsi rumahtanggadibagi jumlah anggota rumahtangga yang telah di standarisasi menurut umur dan jeniskelamin serta sudah dikoreksi dengan tamu yang ikut makan

Rumah tangga dengan konsumsi rdquoenergi rendahrdquo adalah bila RT dengan konsumsienergi di bawah rerata konsumsi energi nasional dari data Riskesdas 2007 sedangkanRT dengan konsumsi rdquoprotein rendahrdquo adalah bila RT dengan konsumsi protein di bawahrerata konsumsi protein nasional dari data Riskesdas 2007

45

Tabel 3241Konsumsi Energi dan Protein Per Kapita per Hari

Menurut kabupaten di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota Energi Protein

Rerata SD Rerata SDNias 18318 6499 674 280

Mandailing Natal 19539 7029 609 281

Tapanuli Selatan 24806 6878 730 239

Tapanuli Tengah 16661 6725 846 320

Tapanuli Utara 21127 6863 846 299

Toba Samosir 19910 6517 753 260

Labuhan Batu 16981 6506 610 269

Asahan 16738 6057 613 267

Simalungun 18370 6261 591 241

Dairi 21672 6921 798 297

Karo 20316 6967 654 268

Deli Serdang 15604 5556 560 248

Langkat 22791 10068 663 308

Nias Selatan 19505 8155 670 274

Humbang Hasundutan 17339 8108 712 292

Pakpak Bharat 20679 6677 846 321

Samosir 13629 6185 575 298

Serdang Bedagai 16696 5649 571 230

Kota Sibolga 17943 6430 682 246

Kota Tanjung Balai 24393 9325 703 293

Kota Pematang Siantar 18245 6686 654 291

Kota Tebing Tinggi 17547 6051 637 251

Kota Medan 18957 7266 711 292

Kota Binjai 15312 5087 586 242

Kota Padang Sidempuan 15697 6325 591 248

Sumatera Utara 18616 7415 650 282

Selanjutnya dalam penulisan tabel 3241 sampai 3243 disajikan angka reratakonsumsi energi dan protein per kapita per hari dan prevalensi rumah tangga defisitenergi dan protein sedangkan prevalensi rumah tangga yang tidak defisit energi danprotein tidak disajikan Untuk itu perlu dipahami bahwa prevalensi rumah tangga yangtidak defisit energi dan protein berarti 100 dikurangi prevalensi rumah tangga defisitenergi dan protein

Data pada tabel 3241 menunjukkan bahwa rata-rata konsumsi per kapita per haripenduduk di Provinsi Sumatera Utara adalah 18616 kkal untuk energi dan 650 gramuntuk protein lebih tinggi dari rerata angka nasional (energi 17355 kkal dan protein 555gram) Kabupaten dengan angka konsumsi energi terendah adalah kabupaten Samosir(13629 kkal) dan Kabupaten dengan angka konsumsi energi tertinggi adalah KabupatenTapanuli Selatan (24806 kkal) Kabupaten dengan konsumsi protein terendah adalahDili Serdang (560 gram) dan Kabupaten dengan konsumsi protein tertinggi adalahTapanuli Utara (846 gram)

46

Data pada tabel 3242 menunjukkan bahwa di Provinsi Sumatera Utara prevalensi RTdengan konsumsi energi dan protein dibawah angka rerata nasional sebanyak 504untuk energi dan 428 untuk protein Angka prevalensi tersebut lebih rendah dariangka prevalensi nasional (59 untuk energi dan 585 untuk protein)

Tabel 3242Prevalensi RT dengan Konsumsi Energi dan Protein

Lebih Kecil dari Angka Rerata Nasional Menurut Kabupatendi Provinsi Sumatera Utara Riskedas 2007

lt Rerata Nasional

KabupatenKota Energi Protein

Nias 503 410Mandailing Natal 441 510Tapanuli Selatan 126 254Tapanuli Tengah 559 224Tapanuli Utara 298 194Toba Samosir 373 240Labuhan Batu 591 477Asahan 624 490Simalungun 457 496Dairi 285 229Karo 372 398Deli Serdang 687 572Langkat 372 417Nias Selatan 484 400Humbang Hasundutan 590 337Pakpak Bharat 314 196Samosir 742 537Serdang Bedagai 617 548Kota Sibolga 536 351Kota Tanjung Balai 267 341Kota Pematang Siantar 511 428Kota Tebing Tinggi 558 453Kota Medan 489 330Kota Binjai 697 517Kota Padang Sidempuan 665 488

Sumatera Utara 504 428

Berdasarkan angka rerata konsumsi energi (17355 kkal) dan Protein (555 gram)dari data Riskesdas 2007

Kabupaten dengan konsumsi energi lebih rendah dari angka rerata nasional yangprevalensi-nya tertinggi adalah Kabupaten Samosir (742) dan sebaliknya yangprevalensinya terendah adalah Kabupaten Tapanuli Selatan (126) Kabupaten dengankonsumsi protein lebih rendah dari rerata nasional RT yang prevalensinya tertinggiadalah Kabupaten Dili Serdang (572) dan sebaliknya yang prevalensinya terendahadalah Kabupaten TapanuIi Utara (194)

47

Data pada tabel 3243 berikut menunjukkan bahwa prevalensi RT di kota yangkonsumsi energi lebih rendah dari angka rerata nasional lebih tinggi dari RT di desaPrevalensi RT di desa yang konsumsi protein lebih rendah dari angka rerata nasionalsama dengan prevalensi RT di kota Menurut kuintil pengeluaran RT semakin tinggikuintil pengeluaran RT semakin rendah prevalensi RT yang konsumsi energi dan proteinlebih rendah dari angka rerata nasional

Tabel 3243Prevalensi Konsumsi Energi dan Protein Lebih Kecil dari Angka Rerata

Nasional Menurut Klasifikasi Desa dan Kuintil Pengeluaran RTdi Provinsi Sumatera Utara Riskedas 2007

Karakteristiklt Rerata Nasional

Energi ProteinTipe Daerah

Kota 566 434

Desa 455 422

Pengeluaran per Bulan

Kuintil ndash 1 568 516

Kuintil ndash 2 529 471

Kuintil ndash 3 514 428

Kuintil ndash 4 487 386

Kuintil ndash 5 418 332Berdasarkan angka rerata konsumsi energi (17355 kkal) dan Protein (555 gram)dari data Riskesdas 2007

48

325 Konsumsi Garam Beriodium

Prevalensi konsumsi garam beriodium Riskesdas 2007 diperoleh dari hasil isian padakuesioner Blok II No 7 yang diisi dari hasi tes cepat garam iodium Tes cepat dilakukanoleh petugas pengumpul data dengan mengunakan kit tes cepat (garam ditetesi larutantes) pada garam yang digunakan di rumah-tangga Rumah tangga dinyatakanmempunyai ldquogaram cukup iodium (ge 30 ppm KIO3)rdquo bila hasil tes cepat garam berwarnabiruungu tua mempunyai ldquogaram tidak cukup iodium (le 30 ppm KIO3)rdquo bila hasil tescepat garam berwarna biruungu muda dan dinyatakan mempunyai ldquogaram tidak adaiodiumrdquo bila hasil tes cepat garam di rumah-tangga tidak berwarna

Secara umum di Provinsi Sumatera Utara kandungan iodium dalam garam yangdikonsumsi rumah tangga sudah mencapai 90 persen atau sudah dalam kategori baikbahkan beberapa kabupatenkota hampir mencapai 100 persen seperti Kabupaten Karodan Kota Pematang Siantar Namun demikian masih terdapat kabupaten yang masih dibawah 50 persen seperti Kabupaten Tapanuli Selatan dan Mandailing Natal

Tabel 3251Persentase Rumah Tangga Mengkonsumsi Garam

Mengandung Cukup Iodium Menurut KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten Kota

Rumah TanggaMengkonsumsi Garam

Cukup Iodium ()

Nias 951

Mandailing Natal 492

Tapanuli Selatan 355

Tapanuli Tengah 992

Tapanuli Utara 986

Toba Samosir 992

Labuhan Batu 921

Asahan 973

Simalungun 989

Dairi 993

Karo 998

Deli Serdang 919

Langkat 889

Nias Selatan 529

Humbang Hasundutan 945

Pakpak Bharat 988

Samosir 991

Serdang Bedagai 976

Kota Sibolga 915

Kota Tanjung Balai 972

Kota Pematang Siantar 997

Kota Tebing Tinggi 761

Kota Medan 992

Kota Binjai 818

Kota Padang Sidempuan 931

Sumatera Utara 899

49

Tabel 3252 memperlihatkan persentase rumah tangga mengkonsumsi garam cukupiodium menurut karakteristik Menurut tingkat pendidikan kepala keluarga persentaserumah tangga mengkonsumsi garam cukup iodium cenderung semakin meningkatseiring peningkatan pendidikan kepala keluarga Kepala keluarga dengan pekerjaantetap cenderung mempunyai persentase lebih tinggi dibandingkan jenis pekerjaan lainKualitas konsumsi garam beriodium di perkotaan lebih baik dibanding di perdesaanBerdasarkan kuintil tingkat pengeluaran per kapita terlihat sedikit peningkatanpersentase rumah tangga mengkonsumsi garam cukup iodium seiring denganmeningkatnya tingkat pengeluaran per kapita

Tabel 3252Persentase Rumah Tangga Mengkonsumsi Garam Cukup Iodium

Menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KarakteristikRumah Tangga

Mengkonsumsi GaramCukup Iodium ()

Pendidikan Kepala KeluargaTidak tamat SD amp Tidak sekolah 863Tamat SD 884Tamat SLTP 907Tamat SLTA 926Tamat PT 926

Pekerjaan Kepala KeluargaTidak bekerjaSekolahIbu rumah 907TNIPolriPNSBUMN 943Pegawai Swasta 968WiraswastaPedagangPelayanan 932PetaniNelayan 852BuruhLainnya 899

Tempat tinggalPerkotaan 952Perdesaan 858

Tingkat pengeluaran per kapitaKuintil 1 893Kuintil 2 886Kuintil 3 900Kuintil 4 902Kuintil 5 916

33 Kesehatan Ibu dan Anak

331 Status Imunisasi

Departemen Kesehatan melaksanakan Program Pengembangan Imunisasi (PPI) padaanak dalam upaya menurunkan kejadian penyakit pada anak Program imunisasi untukpenyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) pada anak yang dicakupdalam PPI adalah satu kali imunisasi BCG tiga kali imunisasi DPT empat kali imunisasipolio satu kali imunisasi campak dan tiga kali imunisasi Hepatitis B (HB)

Imunisasi BCG diberikan pada bayi umur kurang dari tiga bulan imunisasi polio padabayi baru lahir dan tiga dosis berikutnya diberikan dengan jarak paling cepat empatminggu imunisasi DPTHB pada bayi umur dua tiga empat bulan dengan intervalminimal empat minggu dan imunisasi campak paling dini umur sembilan bulan

50

Dalam Riskesdas informasi tentang cakupan imunisasi ditanyakan pada ibu yangmempunyai balita umur 0 ndash 59 bulan Informasi tentang imunisasi dikumpulkan dengantiga cara yaitu

a Wawancara kepada ibu balita atau anggota rumah-tangga yang mengetahuib Catatan dalam Kartu Menuju Sehat (KMS) danc Catatan dalam Buku KIA

Bila salah satu dari ketiga sumber tersebut menyatakan bahwa anak sudah diimunisasidisimpulkan bahwa anak tersebut sudah diimunisasi untuk jenis tersebut

Selain untuk tiap-tiap jenis imunisasi anak disebut sudah mendapat imunisasi lengkapbila sudah mendapatkan semua jenis imunisasi satu kali BCG tiga kali DPT tiga kalipolio tiga kali HB dan satu kali imunisasi campak Oleh karena jadwal imunisasi untukBCG polio DPT HB dan campak yang berbeda bayi umur 0-11 bulan dikeluarkan darianalisis imunisasi Hal ini disebabkan karena bila bayi umur 0-11 bulan dimasukkandalam analisis dapat memberikan interpretasi yang berbeda karena sebagian bayibelum mencapai umur untuk imunisasi tertentu atau belum mencapai frekuensiimunisasi tiga kali

Oleh karena itu hanya anak umur 12-59 bulan yang dimasukkan dalam analisisimunisasi Berbeda dengan Laporan Nasional analisis imunisasi di tingkat provinsi tidakmemasukkan analisis untuk anak umur 12-23 bulan tetapi hanya anak umur 12-59bulan Alasan untuk tidak memasukkan analisis imunisasi anak 12-23 bulan karena dibeberapa kabupaten kota jumlah sampel sedikit sehingga tidak dapat mencerminkancakupan imunisasi yang sebenarnya dengan sampel sedikit

Cakupan imunisasi pada anak umur 12 ndash 59 bulan dapat dilihat pada empat tabel (Tabel3311 sd Tabel 3314) Tabel 3311 dan Tabel 3312 menunjukkan tiap jenisimunisasi yaitu BCG tiga kali polio tiga kali DPT tiga kali HB dan campak menurutprovinsi dan karakteristik Tabel 3312 dan 3313 adalah cakupan imunisasi lengkappada anak yang merupakan gabungan dari tiap jenis imunisasi yang didapatkan olehseorang anak

Tidak semua balita dapat diketahui status imunisasi (missing) Hal ini disebabkan karenabeberapa alasan yaitu ibu lupa anaknya sudah diimunisasi atau belum ibu lupa berapakali sudah diimunisasi ibu tidak mengetahui secara pasti jenis imunisasi catatan dalamKMS tidak lengkaptidak terisi catatan dalam Buku KIA tidak lengkaptidak terisi tidakdapat menunjukkan KMSBuku KIA karena hilang atau tidak disimpan oleh ibu subyekyang ditanya tentang imunisasi bukan ibu balita atau ketidakakuratan pewawancarasaat proses wawancara dan pencatatan

51

Tabel 3311 Memperlihatkan cakupan anak balita yang telah mendapat imunisasiterhadap lima penyakit anak utama yang bisa dicegah dengan imunisasi pada umur 12bulan seperti yang dianjurkan oleh pemerintah Cakupan imunisasi di ProvinsiSumatera Utara untuk BCG (75 persen) dan Campak (71 persen)

Berdasarkan kabupaten cakupan tertinggi untuk imunisasi BCG adalah PematangSiantar dan terendah adalah Tapanuli Selatan (98 persen 42 persen) Cakupanimunisasi tertinggi untuk Polio 3 adalah Tebing Tinggi dan terendah Nias Selatan (92persen 33 persen) Cakupan imunisasi tertinggi DPT 3 HB 3 dan Campak berturut-turut adalah Kabupaten Pematang Siantar (86 persen untuk DPT 3 dan 83 persen untukHB3) dan Serdang Bedagai (95 persen) dan terendah adalah Kabupaten Nias Selatan(16 persen untuk DPT3 dan 11 persen untuk HB 3) dan Tanjung Balai (30 persen)

Tabel 3311Prevalensi Anak Balita Umur 12 ndash 59 Bulan yang Mendapatkan Imunisasi

Dasar menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KabupatenkotaJenis imunisasi

BCG Polio 3 DPT 3 HB 3 Campak

Nias 865 604 570 406 705

Mandailing Natal 483 343 267 250 368

Tapanuli Selatan 419 436 221 200 421

Tapanuli Tengah 534 372 240 130 383

Tapanuli Utara 674 431 342 358 650

Toba Samosir 716 848 847 623 890

Labuhan Batu 646 513 355 300 523

Asahan 719 605 532 526 657

Simalungun 867 792 773 572 874

Dairi 737 625 470 411 640

Karo 740 758 784 708 866

Deli Serdang 810 772 685 645 725

Langkat 826 690 600 603 910

Nias Selatan 531 331 156 111 452

Humbang Hasundutan 784 521 456 470 686

Pakpak Bharat 833 526 353 438 813

Samosir 642 455 367 327 710

Serdang Bedagai 930 835 642 528 952

Kota Sibolga 630 356 465 488 591

Kota Tanjung Balai 423 469 281 237 295

Kota Pematang Siantar 975 880 861 831 907

Kota Tebing Tinggi 927 923 837 789 824

Kota Medan 876 785 687 669 833

Kota Binjai 842 603 667 641 818

Kota Padang Sidempuan 795 738 671 657 724

Sumatera Utara 750 648 550 500 708Catatan Imunisasi untuk anak umur 12-23 bulan tidak dianalisis karena sampel sedikit

di beberapa kabupaten kota Imunisasi anak umur 12-23 bulan di Provinsi Sumatera Utara untuk BCG

763 polio3 640 DPT3 547 HB3 5147 campak 712

52

Menurut karakteristik latar belakang cakupan imunisasi 5 jenis imunisasi dasarbervarisasi Tidak ada perbedaan yang berarti prosentase cakupan imunisasi BCGPolio3 DPT3 HB3 Campak pada balita menurut kelompok umur dan jenis kelaminSemakin tinggi tingkat pendapatan keluarga (kuintil) cakupan ke-5 jenis imunisasi dasarsemakin tinggi Begitu pula dengan tingkat pendidikan kepala keluarga Semakin tinggitingkat pendidikan kepala keluarga semakin tinggi cakupan imunisasinya Misalnyacakupan DPT3 pada kepala keluarga yang berpendidikan tidak sekolah 46 persen 52persen SMP tamat dan 72 persen SLTA+ Pekerjaan utama kepala keluargaPNSPOLRITNIBUMNBUMD pencapaian cakupan imunisasi lebih tinggi dibandingpekerjaan yang lain Cakupan imunisasi pada daerah perkotaan lebih tinggi dibandingdaerah perdesaan (Tabel 3312)

Tabel 3312Prevalensi Anak Balita Umur 12 ndash 59 Bulan yang Mendapatkan Imunisasi

Dasar Menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KarakteristikJenis imunisasi

BCG Polio 3 DPT 3 HB 3 CampakKelompok Umur (bulan)

12 ndash 23 765 641 547 515 71224 ndash 35 741 651 542 481 70236 ndash 47 756 651 570 513 72048 ndash 59 738 648 540 491 694

Jenis kelaminLaki-laki 754 652 563 500 710Perempuan 746 643 535 500 705

Pendidikan KKTidak sekolah 638 550 463 517 591SD Tidak Tamat 597 508 436 381 538SD Tamat 681 588 470 433 619SMP Tamat 761 622 519 458 705SLTA Tamat 823 737 639 578 783SLTA+ 841 727 720 639 865

Pekerjaan Utama KKTidak bekarja 765 672 533 443 709Ibu rumahtangga 821 774 714 792 815PNSPOLRITNIBUMNBUMD 882 790 703 666 873Wiraswasta Pegawai Swasta 811 717 644 579 767Petaniburuhnelayan 686 581 459 407 637Lainnya 743 554 563 557 644

Tempat TinggalPerkotaan 826 662 662 632 770Perdesaan 693 462 462 395 660

Tingkat Pengeluaran Per KapitaKuintil-1 680 585 456 414 637Kuintil-2 732 627 529 498 688Kuintil-3 762 658 556 486 713Kuintil-4 808 705 596 522 744Kuintil-5 837 722 703 675 830

Sumatera Utara 750 648 550 500 708

53

Dalam laporan ini yang dimaksud imunisasi lengkap adalah anak balita yang pernahmendapat imunisasi BCG DPT minimal 3 kali Polio minimal 3 kali Hepatitis B minimal 3kali dan Campak menurut pengakuan catatan KMSKIA Cakupan imunisasi lengkap diProvinsi Sumatera Utara hanya 28 persen Sedangkan yang tidak pernah di imunisasisama sekali sebesar 15 persen Sebagian besar balita status imunisasinya tidak lengkap(56 persen) Hanya Kota Pematang Siantar di mana cakupan imunisasi lengkap di atas60 persen (62 persen) selebihnya kabupatenKota yang lain semua cakupan imunisasilenngkapnya di bawah 50 persen Bahkan ada beberapa KabupatenKota cakupanimunisasi lengkap dibawah 10 persen (Tapanuli Tengah 9 persen Tapanuli Selatan 5persen dan Nias Selatan (4 persen) Lihat Tabel 3313

Tabel 3313

Prevalensi Anak Balita Umur 12 ndash 59 Bulan yang Mendapatkan ImunisasiLengkap Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara

Riskesdas 2007

Kabupaten Kota

Imunisasi dasar

Lengkap Tdk lengkap Tidak samasekali

Nias 147 748 106

Mandailing Natal 107 524 369

Tapanuli Selatan 53 643 304

Tapanuli Tengah 93 556 352

Tapanuli Utara 150 679 171

Toba Samosir 375 594 31

Labuhan Batu 148 567 285

Asahan 343 478 179

Simalungun 219 710 72

Dairi 217 608 175

Karo 291 599 110

Deli Serdang 395 513 92

Langkat 301 573 126

Nias Selatan 40 591 369

Humbang Hasundutan 316 544 139

Pakpak Bharat 200 700 100

Samosir 186 571 243

Serdang Bedagai 365 605 30

Kota Sibolga 239 435 326

Kota Tanjung Balai 160 530 310

Kota Pematang Siantar 619 369 12

Kota Tebing Tinggi 436 527 36

Kota Medan 458 489 53

Kota Binjai 341 561 98

Kota Padang Sidempuan 419 477 105

Sumatera Utara 284 563 153Imunisasi dasar lengkap

BCG DPT minimal 3 kali Polio minimal 3 kali Hepatitis B minimal 3 kaliCampak menurut pengakuan catatan KMSKIA

Imunisasi dasar lengkap untuk anak umur 12-23 bulan tidak dianalisis karenasampel sedikit di beberapa kabupaten kota

Imunisasi dasar anak umur 12-23 bulan di Provinsi Sumatera Selatan untuklengkap 310 tidak lengkap 537 dan tidak sama sekali 153

54

Menurut data yang ada pada Tabel 3313 anak wanita hampir sama seperti anak laki-laki telah diimunisasi lengkap terhadap enam penyakit anak yang dapat dicegahCakupan imunisasi beragam menurut latar belakang karakteristik anak kecuali menurutjenis kelamin Semakin tinggi tingkat pengeluaran per kapita semakin tinggi prosentasecakupan imunisasi lengkap Sekitar 43 persen anak balita yang mempunyai orang tuabekerja sebagai ibu rumah tangga atau PNS mempunyai cakupan imunisasi lebih tinggidibanding yang orang tuanya tidak bekerja wiraswasta dan petani (berkisar 34 persen)Anak di daerah perkotaan lebih cenderung untuk menyelesaikan jadwal imunisasidaripada anak di daerah perdesaan (masing-masing 40 persen dan 20 persen)Demikian juga anak yang ibunya tidak sekolah kurang cenderung untuk diimunisasilengkap terhadap lima penyakit anak yang dapat dicegah daripada anak yang ibunyaberpendidikan lebih tinggi (masing-masing 23 dan 42 persen (40 20 persen) (LihatTabel 3314)

Tabel 3314Prevalensi Anak Balita Umur 12 ndash 59 Bulan yang Mendapatkan ImunisasiLengkap menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara

Riskesdas 2007

KarakteristikStatus imunisasi

Lengkap Tidak lengkapTidak sama

sekaliJenis kelamin

Laki-laki 291 556 153Perempuan 277 569 154

Pendidikan KKTidak sekolah 231 519 250SD Tidak Tamat 201 534 265SD Tamat 243 560 197SMP Tamat 242 614 144SLTA Tamat 349 545 106SLTA+ 419 483 97

Pekerjaan Utama KKTidak bekarja 336 536 128Ibu rumahtangga 441 500 59

PNSPOLRITNIBUMNBUMD 420 517 63Wiraswasta Pegawai Swasta 350 540 110

Petaniburuhnelayan 211 590 199Lainnya 324 480 196Tempat Tinggal

Perkotaan 396 510 94Perdesaan 204 600 196

Tingkat Pengeluaran Per KapitaKuintil-1 224 575 201Kuintil-2 271 569 160Kuintil-3 294 560 146Kuintil-4 307 571 122Kuintil-5 387 517 95

Cara lain untuk menilai keberhasilan program imunisasi adalah dengan menghitungpersentase anak yang mendapat imunisasi pertama tetapi tidak menyelesaikan semuadosis vaksin DPT dan Polio untuk mencapai imunitas Dalam laporan ini angka dropoutdidefinisikan sebagai persentase anak yang mendapat dosis pertama tetapi tidakmendapat dosis ketiga dari rangkaian tersebut Persentase anak yang drop out sebelummendapat semua dosis DPT dan polio masing-masing adalah 20 dan 10 persen

55

332 Pemantauan Pertumbuhan Balita dan Distribusi Vitamin A

Pemantauan pertumbuhan sangat penting dilakukan untuk mengawal tumbuh kembangyang optimal Makin dini diketahui adanya penyimpangan pertumbuhan (growthfaltering) makin dini upaya untuk mencegah penurunan status gizi yang umumnyaterjadi mulai umur 3-6 bulan Untuk mengetahui pertumbuhan tersebut penimbanganbalita setiap bulan sangat diperlukan Kenaikan berat badan setiap bulan yang cukupoptimal yang bisa mencegah penurunan status gizi sedangkan kenaikan yang tidakoptimal dalam waktu tertentu dapat menurunkan status gizi sama seperti bila beratbadan anak tidak naik Tingkat kenaikan berat badan yang optimal berbeda menurutumur balita tertinggi pada bayi

KMS dan Buku KIA merupakan alat yang paling mudah untuk mengetahui tingkatkenaikan berat badan yang optimal setiap bulan Dengan KMS atau Buku KIA dapatdiketahui kenaikan berat badan sesuai dengan garis pertumbuhan atau tidak

Penimbangan balita dapat dilakukan di berbagai tempat seperti posyandu polindespuskesmas atau sarana pelayanan kesehatan yang lain Di posyandu selain ibu dapatmengetahui pertumbuhan anaknya mulai anak umur enam bulan diberikan kapsulvitamin A untuk mengatasi masalah kurang vitamin A yang banyak terjadi pada balita

Dalam Riskesdas 2007 dikumpulkan data pemantauan pertumbuhan balita KMS BukuKIA dan distribusi kapsul vitamin A Frekuensi penimbangan ditanyakan dalam 6 bulanterakhir yang dikelompokkan menjadi tidak pernah ditimbang dalam 6 bulan terakhirditimbang 1-3 kali yang berarti penimbangan tidak teratur dan 4-6 kali yang berartipenimbangan teratur

333 Pemantauan Pertumbuhan Balita

Data dalam tabel 3331 3332 3333 dan 3334 memperlihatkan prosentase balitayang tidak ditimbang masih tinggi yaitu 45 persen sedangkan yang ditimbang lebihdari 4 kali hanya 21 persen Ada beberapa KabupatenKota yang prosentase balitatidak pernah ditimbang diatas 60 persen KabupatenKota tersebut berurutan dariprosentase tertinggi di atas 60 persen adalah Dairi (73 persen) Labuhan Batu (67persen) Tapanuli Utara (65 persen) Mandailing Natal (65 persen) Tapanuli Selatan(63 persen) dan Kota Tebing Tinggi (61 persen) Bila ditelusuri lebih lanjut semakinbertambah umur balita prosentase tidak pernah ditimbang meningkat Misalnyakelompok umur 6 -11 bulan prosentase tidak pernah ditimbang 19 persen pada umur48 ndash 59 bulan menjadi 64 persen Begitu pula dengan tingkat pengeluaran per kapitasemakin tinggi tingkat pengeluaran perkapita prosentasi balita tidak ditimbang menurunDilihat dari daerah tempat tinggal prosentase balita tidak ditimbang di perdesaan lebihtinggi dibanding daerah perkotaan (51 42 persen)

56

Tabel 3331Prevalensi Balita Menurut Frekuensi Penimbangan Enam Bulan Terakhir

dan Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKotaFrekuensi Penimbangan (Kali)

Tdk Pernah 1-3 kali gt 4 kaliNias 168 517 315

Mandailing Natal 647 268 85

Tapanuli Selatan 634 207 159

Tapanuli Tengah 467 426 107

Tapanuli Utara 651 240 109

Toba Samosir 183 303 514

Labuhan Batu 670 252 78

Asahan 527 254 219

Simalungun 564 321 115

Dairi 729 139 132

Karo 446 273 281

Deli Serdang 555 273 171

Langkat 297 385 319

Nias Selatan 424 517 59

Humbang Hasundutan 527 419 54

Pakpak Bharat 91 273 636

Samosir 400 353 247

Serdang Bedagai 483 283 233

Kota Sibolga 204 367 429

Kota Tanjung Balai 400 467 133

Kota Pematang Siantar 230 446 324

Kota Tebing Tinggi 612 209 179

Kota Medan 246 344 409

Kota Binjai 594 198 208

Kota Padang Sidempuan 589 189 222

Sumatera Utara 453 332 214

57

Tabel 3332

Prevalensi Balita menurut Frekuensi Penimbangan Enam Bulan Terakhirdan Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikFrekuensi penimbangan (kali)

Tidak pernah 1-3 kali gt 4 kaliKelompok Umur (Bulan)

6 ndash 11 186 367 44712 ndash 23 318 401 28124 ndash 35 515 313 17336 ndash 47 603 256 14148 ndash 59 637 216 147

Jenis Kelamin

Laki-Laki 472 308 220Perempuan 470 309 221

Pendidikan KK

Tidak Sekolah 462 330 208SD Tidak Tamat 559 276 165SD Tamat 551 265 184SMP Tamat 463 304 233SLTA Tamat 427 326 247SLTA+ 334 443 223

Pekerjaan Utama KK

Tidak Bekerja 382 324 294Ibu Rumahtangga 306 444 250PNSPOLRITNIBUMNBUMD 386 358 255Wiraswasta Pegawai Swasta 430 322 248Petani Buruh Nelayan 518 286 196Lainnya 490 359 150

Tempat Tinggal

Perkotaan 419 314 268Perdesaan 509 305 186

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 513 274 213Kuintil-2 467 311 223Kuintil-3 470 308 222Kuintil-4 453 324 224Kuintil-5 416 360 224

Sumatera Utara 471 309 220

Seperti yang diharapkan Pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan RIsebagian besar balita ditimbang di Posyandu (61 persen) kemudian Puskesmas 14persen Delapan puluh sembilan persen balita di Kabupaten Asahan di timbang diPosyandu sedangkan di Humbang Hasundutan hanya 17 persen Sebagian besar 60persen balita di Humbang Hasundutan ditimbang di Polindes Kota Tanjung Balaitempat favorit penimbangan balita adalah Puskesmas (48 persen) Posyandu hanya 27persen

Berdasarkan karakteristik semakin bertambah umur balita prosentase penimbangan diPosyandu menurun Tidak ada perbedaan antara jenis kelamin pendidikan kepalakeluarga pekerjaan utama kepala keluarga tinngkat pengeluaran per kapita dengantempat penimbangan Baik itu di Puskesmas Polindes maupun Posyandu Sedikitberbeda daerah tempat tinggal Perkotaan sedikit lebih tinggi prosentase penimbangandi Puskesmas dibanding perdesaan (1713 persen) Namun untuk pilihan tempatpenimbangan lainnya perdesaan selalu prosentasenya relatif lebih tinggi

58

Tabel 3333Prevalensi Balita menurut Tempat Penimbangan Enam Bulan Terakhir dan

KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenkotaTempat penimbangan anak

RS Puskesmas Polindes Posyandu Lainnya

Nias 354 328 40 263 15

Mandailing Natal 24 159 268 512 37

Tapanuli Selatan 08 123 90 746 33

Tapanuli Tengah 31 62 354 538 15

Tapanuli Utara 22 23 477 455 23

Toba Samosir 11 45 135 809 00

Labuhan Batu 158 133 13 671 25

Asahan 23 65 06 747 159

Simalungun 11 18 12 889 70

Dairi 27 289 26 579 79

Karo 00 104 130 727 39

Deli Serdang 39 29 29 715 188

Langkat 18 225 32 716 09

Nias Selatan 15 59 29 647 250

Humbang Hasundutan 29 171 600 171 29

Pakpak Bharat 00 100 250 650 00

Samosir 19 137 157 667 20

Serdang Bedagai 07 84 39 838 32

Kota Sibolga 25 205 00 385 385

Kota Tanjung Balai 32 476 00 270 222

Kota Pematang Siantar 52 70 00 667 211

Kota Tebing Tinggi 01 38 00 769 192

Kota Medan 60 229 05 532 174

Kota Binjai 46 47 00 628 279

Kota Padang Sidempuan 54 81 00 568 297

Sumatera Utara 61 141 51 616 125

59

Tabel 3334

Prevalensi Balita menurut Tempat Penimbangan Enam Bulan Terakhir danKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikTempat Penimbangan Anak

RS Puskesmas

Polindes Posyandu LainnyaKelompok Umur (Bulan)

6 ndash 11 43 96 48 698 11512 ndash 23 60 153 49 649 8924 ndash 35 48 142 61 658 9136 ndash 47 86 174 66 549 12548 ndash 59 64 182 80 512 162

Jenis KelaminLaki-Laki 64 160 54 605 117Perempuan 56 133 62 645 104

Pendidikan KKTidak Sekolah 87 211 18 561 123SD Tidak Tamat 102 162 51 617 68SD Tamat 75 115 68 646 96SMP Tamat 64 151 67 661 57SLTA Tamat 50 164 56 602 128SLTA+ 31 125 31 547 266

Pekerjaan Utama KKTidak Bekerja 71 155 48 571 155Ibu Rumahtangga 00 160 00 760 80PNSPOLRITNIBUMNBUMD 50 107 41 645 157WiraswastaPegawai Swasta 59 168 41 581 151PetaniBuruhNelayan 65 138 82 655 60Lainnya 49 173 19 663 96

Tempat TinggalPerkotaan 49 172 22 589 168Perdesaan 68 126 90 656 60

Tingkat Pengeluaran Per KapitaKuintil-1 51 142 49 699 59Kuintil-2 65 183 52 608 92Kuintil-3 50 142 68 648 92Kuintil-4 48 132 65 593 162Kuintil-5 94 120 64 522 200

Sumatera Utara 61 141 57 616 125

334 Distribusi Kapsul Vitamin A

Departemen Kesehatan Republik Indonesia menganjurkan agar semua anak umur dibawah lima tahun diberi Vitamin A dosis tinggi untuk mencegah kekurangan vitaminyang bisa menimbulkan xeroftalmia Vitamin A sangat berguna untuk kesehatan matadan imunitas tubuh Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan kebutaan pada anakdan risiko kematian yang lebih tinggi Mulai umur 6 bulan bermacam-macam makananyang mengandung vitamin A harus diberikan sebagai pelengkap vitamin A yang sudahterkandung dalam ASI Kapsul vitamin A dosis tinggi diberikan kepada bayi umur 6 ndash 11bulan sekali dan setelah balita umur gt11 bulan diberikan 2 kali setiap tahunnya

Kapsul vitamin A diberikan setahun dua kali pada bulan Februari dan Agustus sejakanak berusia enam bulan Kapsul merah (dosis 100000 IU) diberikan untuk bayi umur 6ndash 11 bulan dan kapsul biru (dosis 200000 IU) untuk anak umur 12 ndash 59 bulan

60

Data dalam Tabel 3341 dan 3342 memperlihatkan cakupan pemberian vitamin Asesuai dengan catatan dalam KMS Secara umum 51 persen balita pernah mendapatvitamin A dosisi tinggi Cakupan tertinggi Vitamin A adalah Toba Samosir (87 persen)dan terendah adalah Labuhan Batu (35 persen) Angka tersebut turun denganmeningkatnya umur anak Apabila 60 persen anak umur 12 ndash 23 bulan pernahmendapat vitamin A dosis tinggi persentase untuk anak umur 48 ndash 59 bulan adalah 41persen

Tabel 3341Prevalensi Anak Umur 6-59 Bulan

yang Menerima Kapsul Vitamin A menurut KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupatenkota Menerima Kapsul Vitamin ANias 771

Mandailing Natal 364

Tapanuli Selatan 449

Tapanuli Tengah 532

Tapanuli Utara 560

Toba Samosir 870

Labuhan Batu 348

Asahan 483

Simalungun 490

Dairi 357

Karo 719

Deli Serdang 429

Langkat 476

Nias Selatan 500

Humbang Hasundutan 468

Pakpak Bharat 615

Samosir 681

Serdang Bedagai 494

Kota Sibolga 611

Kota Tanjung Balai 541

Kota Pematang Siantar 695

Kota Tebing Tinggi 704

Kota Medan 573

Kota Binjai 452

Kota Padang Sidempuan 490

Sumatera Utara 510

61

Anak-anak yang orang tuanya berpendidikan sekolah menengah atau lebih tinggimempunyai kemungkinan lebih tinggi untuk menerima vitamin A dosisi tinggidibandingkan dengan anak-anak yang tingkat pendidikan orang tuanya lebih rendah (45persen tidak sekolah 57 persen SLTA+) Begitu pula dengan tingkat pengeluaran perkapita Untuk jenis kelamin pekerjaan utama kepala keluarga dan tempat tinggal tidakada perbedaan prosentase

Tabel 3342Prevalensi Anak Umur 6-59 Bulan

yang Menerima Kapsul Vitamin A menurut Karakteristik Respondendi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik Menerima Kapsul Vitamin A

Kelompok Umur (Bulan)

6 ndash 11 562

12 ndash 23 600

24 ndash 35 521

36 ndash 47 473

48 ndash 59 408

Jenis Kelamin

Laki-Laki 521

Perempuan 498

Pendidikan Kk

Tidak Sekolah 449

SD Tidak Tamat 413

SD Tamat 492

SMP Tamat 512

SLTA Tamat 535

SLTA+ 570

Pekerjaan Utama KK

Tidak Bekerja 475

Ibu Rumahtangga 533

PNSPOLRITNIBUMNBUMD 600

Wiraswasta Pegawai Swasta 511

Petani Buruh Nelayan 495

Lainnya 515

Tempat Tinggal

Perkotaan 532

Perdesaan 494

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 479

Kuintil-2 528

Kuintil-3 504

Kuintil-4 505

Kuintil-5 550

Sumatera Utara 508

62

335 Kepemilikan KMS dan Buku KIA

Semua bayi yang dibawa ke Puskesmas atau Posyandu atau pemeriksaan kesehatanpaska kelahiran mendapat Kartu Menuju Sehat (KMS) atau Buku Kesehatan Ibu danAnak (Buku KIA) yang mencatat pertumbuhan pemberian minuman dan makananserta imunisasi yang diperoleh Di samping pencatatan dalam KMSBuku KIA juruimunisasi juga mencatat tanggal dan jenis imunisasi dalam buku register KMSBuku KIAdisimpan oleh ibu untuk dapat memonitor pertumbuhan dan keadaan kesehatananaknya tetapi tidak semua ibu menyimpan KMSBuku KIA untuk anaknya Di sampingitu tidak semua bayi dibawa ke Puskesmas atau Posyandu untuk pemeriksaankesehatannya dan di antara yang datang ke tempat pelayanan kesehatan tidak semuamendapat KMS

Tabel 3351Prevalensi Balita menurut Kepemilikan KMS dan

Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKotaKepemilikan KMS

1 2 3

Nias 79 277 644

Mandailing Natal 118 240 642

Tapanuli Selatan 75 410 515

Tapanuli Tengah 138 383 479

Tapanuli Utara 60 572 367

Toba Samosir 96 591 313

Labuhan Batu 99 438 463

Asahan 140 538 322

Simalungun 102 587 311

Dairi 132 467 401

Karo 136 564 300

Deli Serdang 271 523 206

Langkat 99 691 210

Nias Selatan 102 284 614

Humbang Hasundutan 105 568 326

Pakpak Bharat 77 500 423

Samosir 77 549 374

Serdang Bedagai 277 556 167

Kota Sibolga 182 436 382

Kota Tanjung Balai 193 266 541

Kota Pematang Siantar 229 638 133

Kota Tebing Tinggi 243 643 114

Kota Medan 311 579 110

Kota Binjai 296 496 208

Kota Padang Sidempuan 98 696 206

Sumatera Utara 189 484 327 Catatan 1 = Punya KMS dan dapat menunjukkan

2 = Punya KMS tidak dapat menunjukkan disimpan oleh orang lain3 = Tidak punya KMS

63

Tabel 3352 memperlihatkan persentase anak yang dilaporkan oleh ibunya mempunyaiKMS dan apakah pewawancara melihat KMS tersebut Secara umum 32 persen balitatidak punya KMS 48 persen punya KMS tetapi tidak dapat menunjukkan dan hanya 18persen yang dapat menunjukan Besarnya Persentase anak yang dilaporkan punya KMStetapi tidak dapat menunjukan kartu tersebut mungkin disebabkan karena banyak KMSyang disimpan di Pukesmas atau oleh kader kesehatan atau KMS sudah rusak dandibuang ibunya Nias dan Mandailing Natal merupakan Kabupaten yang kepemilikanKMS paling rendah (64 persen tidak memiliki KMS)

Persentase anak yang ibunya dapat menunjukan KMS turun seiring naiknya umur anak(40 persen anak umur 6 ndash 11 bulan dan 8 persen anak umur 48 ndash 59 bulan) Hal inidapat disebabkan karena meningkatnya cakupan anak yang mempunyai KMS ataukarena KMS pada anak yang lebih tua sudah banyak yang hilang atau dibuangCakupan KMS menurut jenis kelamin anak boleh dikatakan tidak berbeda tetapicenderung lebih tinggi untuk anak di perkotaan anak dengan tingkat pengeluaran perkapita tinggi dan anak dari orang tua berpendidikan lebih tinggi Hanya 41 persen anakdari orang tua yang tidak pernah sekolah memiliki KMS itupun tidak dapatmemperlihatkan kartunya kepada pewawancara dibandingkan dengan 65 persen anakdari orang tua yang berpendidikan sekolah menengah keatas (Tabel 3352)

64

Tabel 3352Prevalensi Balita menurut Kepemilikan KMS dan

Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikKepemilikan KMS

1 2 3Kelompok Umur (Bulan)

6 ndash 11 402 353 245

12 ndash 23 238 483 279

24 ndash 35 146 522 332

36 ndash 47 108 555 337

48 ndash 59 80 564 356

Jenis Kelamin

Laki-Laki 171 514 315

Perempuan 177 506 317

Pendidikan KK

Tidak Sekolah 159 406 435

SD Tidak Tamat 152 379 469

SD Tamat 165 451 383

SMP Tamat 160 523 317

SLTA Tamat 196 567 237

SLTA+ 148 651 201

Pekerjaan Utama KK

Tidak Bekerja 216 463 321

Ibu Rumahtangga 156 600 244

PnsPolriTniBUMNBUMD 113 725 161

Wiraswasta Pegawai Swasta 206 565 229

Petani Buruh Nelayan 144 456 400

Lainnya 266 419 315

Tempat Tinggal

Perkotaan 251 544 205

Perdesaan 118 486 396

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 178 449 373

Kuintil-2 172 499 329

Kuintil-3 179 509 313

Kuintil-4 158 558 285

Kuintil-5 178 598 223

Sumatera Utara 173 510 316 Catatan 1 = Punya KMS dan dapat menunjukkan

2 = Punya KMS tidak dapat menunjukkandisimpan oleh orang lain3 = Tidak punya KMS

65

Persentase kepemilikan Buku KIA dan polanya menurut karakteristik responden tidakcenderung sama dengan kepemilikan KMS Secara umum 83 persen balita tidak punyaBuku KIA 15 persen punya tetapi tidak dapat menunjukan dan hanya 2 persen punyadan dapat menunjukkan Sama dengan kepemilikan KMS Nias dan Mandailing Natalmerupakan 2 kabupaten dengan kepemilikan Buku KIA rendah Cakupan kepemilikanBuku KIA berdasarkan karakteristik responden polanya sama dengan kepemilikan KMS(Tabel 3353 dan Tabel 3354)

Tabel 3353Prevalensi Balita menurut Kepemilikan Buku KIA dan KabupatenKota

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaKepemilikan Buku KIA

1 2 3Nias 04 51 946

Mandailing Natal 18 32 950

Tapanuli Selatan 10 144 846

Tapanuli Tengah 05 160 835

Tapanuli Utara 06 79 915

Toba Samosir 09 87 904

Labuhan Batu 00 181 819

Asahan 28 83 889

Simalungun 05 276 719

Dairi 16 87 896

Karo 56 199 745

Deli Serdang 58 131 811

Langkat 69 441 490

Nias Selatan 28 102 869

Humbang Hasundutan 21 223 755

Pakpak Bharat 38 192 769

Samosir 11 121 868

Serdang Bedagai 09 43 948

Kota Sibolga 91 327 582

Kota Tanjung Balai 09 36 955

Kota Pematang Siantar 10 144 846

Kota Tebing Tinggi 70 155 775

Kota Medan 03 125 872

Kota Binjai 16 111 873

Kota Padang Sidempuan 20 29 951

Sumatera Utara 24 147 829

Catatan 1 = Punya Buku KIA dan dapat menunjukkan

2 = Punya Buku KIA tidak dapat menunjukkan disimpan oleh orang lain

3 = Tidak punya Buku KIA

66

Tabel 3354Prevalensi Balita menurut Kepemilikan Buku KIA dan

Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikKepemilikan Buku KIA

1 2 3Kelompok Umur (Bulan)

6 ndash 11 38 158 804

12 ndash 23 29 151 820

24 ndash 35 21 154 824

36 ndash 47 16 159 825

48 ndash 59 15 144 841

Jenis Kelamin

Laki-Laki 24 146 829

Perempuan 21 159 820

Pendidikan KK

Tidak Sekolah 22 152 826

SD Tidak Tamat 23 107 870

SD Tamat 22 126 853

SMP Tamat 20 155 826

SLTA Tamat 27 176 798

SLTA+ 21 193 786

Pekerjaan KK

Tidak Bekerja 12 117 870

Ibu Rumahtangga 222 778

PNSPOLRITNIBUMNBUMD 24 275 701

Wiraswasta Pegawai Swasta 23 144 833

Petani Buruh Nelayan 21 148 831

Lainnya 60 146 795

Tempat Tinggal

Perkotaan 25 119 855

Perdesaan 21 177 802

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 30 141 829

Kuintil-2 15 145 840

Kuintil-3 24 141 835

Kuintil-4 21 165 814

Kuintil-5 21 195 784

Sumatera Utara 24 147 829 Catatan 1 = Punya Buku KIA dan dapat menunjukkan

2 = Punya Buku KIA tidak dapat menunjukkan disimpan oleh orang lain

3 = Tidak punya Buku KIA

67

336 Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi

Dalam Riskesdas 2007 dikumpulkan data tentang pemeriksaan kehamilan jenispemeriksaan kehamilan ukuran bayi lahir penimbangan bayi lahir pemeriksaanneonatus pada ibu yang mempunyai bayi Data tersebut dikumpulkan denganmewawancarai ibu yang mempunyai bayi umur 0 ndash 11 bulan dan dikonfirmasi dengancatatan Buku KIAKMScatatan kelahiran

Pemeriksaan kesehatan pada bayi oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan kesehatanyang diberikan oleh tenaga kesehatan untuk ibu dan bayinya dengan tujuan mengetahuitumbuh kembang bayi pemberian imunisasi penyuluhan kesehatan dan pemeriksaankesehatan bayi Pemeriksaan oleh tenaga kesehatan tersebut dapat dilakukan di rumahresponden maupun di fasilitas keseahatan

337 Penimbangan bayi

Tabel 3371 menunjukan bahwa 61 persen menurut persepsi ibu bayi yangdilahirkannya normal hanya 15 persen yang mengatakan bayinya sangat kecilkecil dan23 persen mengatakan besar dan sangat besar Distribusi berat badan lahir menurutpersepsi ibu berdasarkan karakteristik responden beragam Pekerjaan utama orang tuasebagai ibu rumah tangga cenderung melahirkan bayi dengan berat badanberlebihbesar (83 persen banding 17 persen normal) Begitupula dengan daerahperkotaan

68

Tabel 3371Prevalensi Ukuran Bayi Lahir menurut Persepsi Ibu dan KabupatenKota

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaBB Lahir menurut Persepsi Ibu

Kecil Normal BesarNias 115 615 269

Mandailing Natal 321 500 179

Tapanuli Selatan 29 857 114

Tapanuli Tengah 217 652 130

Tapanuli Utara 188 750 63

Toba Samosir 63 688 250

Labuhan Batu 206 721 74

Asahan 130 630 241

Simalungun 88 706 206

Dairi 63 688 250

Karo 34 690 276

Deli Serdang 245 404 351

Langkat 35 807 158

Nias Selatan 250 700 50

Humbang Hasundutan 250 500 250

Pakpak Bharat 250 500 250

Samosir 125 375 500

Serdang Bedagai 45 795 159

Kota Sibolga 200 400 400

Kota Tanjung Balai 100 500 400

Kota Pematang Siantar 154 385 462

Kota Tebing Tinggi 250 500 250

Kota Medan 180 568 252

Kota Binjai 333 389 278

Kota Padang Sidempuan 167 333 500

Sumatera Utara 155 612 233

Catatan Kecil Sangat kecil + Kecil

Normal Normal

Besar Besar + Sangat besar

69

Tabel 3372Prevalensi Ukuran Bayi Lahir menurut Persepsi Ibu dan Karakteristik

Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikBB Lahir menurut Persepsi Ibu

Kecil Normal BesarJenis Kelamin

Laki-Laki 168 642 190

Perempuan 145 592 264

Pendidikan KK

Tidak Sekolah 59 588 353

SD Tidak Tamat 200 586 214

SD Tamat 186 593 221

SMP Tamat 149 649 202

SLTA Tamat 159 627 214

SLTA+ 63 531 406

Pekerjaan Utama KK

Tidak Bekerja 182 591 227

Ibu Rumahtangga 00 167 833

PNSPOLRITNIBUMNBUMD 216 649 135

Wiraswasta Pegawai Swasta 149 610 241

Petani Buruh Nelayan 149 655 196

Lainnya 324 382 294

Tempat Tinggal

Perkotaan 160 575 265

Perdesaan 154 650 196

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 148 574 278

Kuintil-2 146 657 197

Kuintil-3 146 667 188

Kuintil-4 197 599 204

Kuintil-5 151 588 261

Sumatera Utara 156 616 227Catatan Kecil Sangat kecil + Kecil

Normal NormalBesar Besar + Sangat besar

70

Grafik 337Ukuran Bayi Lahir Menurut Persepsi Ibu

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Lebih dari 60 persen bayi baru lahir dalam 12 bulan terakhir dilakukan penimbangan (63persen) Persentase tertinggi cakupan penimbangan ini di Serdang Bedai (91 persen)terendah di Nias hanya 19 persen (Tabel 3373)

Tabel 3373Cakupan Penimbangan Bayi Baru Lahir 12 Bulan Terakhir

Menurut Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten kota Ditimbang

Nias 192Mandailing Natal 407Tapanuli Selatan 343Tapanuli Tengah 435Tapanuli Utara 500Toba Samosir 750Labuhan Batu 362Asahan 709Simalungun 657Dairi 412Karo 724Deli Serdang 785Langkat 807Nias Selatan 250Humbang Hasundutan 500Pakpak Bharat 333Samosir 571Serdang Bedagai 909Kota Sibolga 600Kota Tanjung Balai 800Kota Pematang Siantar 846Kota Tebing Tinggi 875Kota Medan 771Kota Binjai 444Kota Padang Sidempuan 500Sumatera Utara 632

71

Tabel 3374Cakupan Penimbangan Bayi Baru Lahir 12 Bulan Terakhir

Menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Karakteristik Ditimbang

Jenis KelaminLaki-Laki 641Perempuan 621

Pendidikan KKTidak Sekolah 706SD Tidak Tamat 457SD Tamat 576SMP Tamat 632SLTA Tamat 714SLTA+ 594

Pekerjaan KKTidak Bekerja 727Ibu Rumahtangga 500PNSPOLRITNIBUMNBUMD 784Wiraswasta Pegawai Swasta 686Petani Buruh Nelayan 569Lainnya 697

Tempat TinggalPerkotaan 759Perdesaan 536

Tingkat Pengeluaran Per KapitaKuintil-1 619Kuintil-2 599Kuintil-3 731Kuintil-4 599Kuintil-5 613

Sumatera Utara 631

72

338 Pemeriksaan Kehamilan

Hampir sebagian besar 74 persen ibu hamil memeriksakan kehamilannya ke tenagakesehatan Bahkan ada KabupatenKota yang hampir keseluruhan ibu hamilmemeriksakan kehamilannya (100 persen Kota Tebing Tinggi sekitar 90 persen KotaMedan Kota Binjai dan Kota Padang Sidempuan Namun masih ada beberapaKabuaptenKota yang cakupannya di bawah 50 persen (Tapanuli Selatan TapanuliTengah dan Labuhan Batu)

Tabel 3381Cakupan Pemeriksaan Kehamilan Ibu yang Mempunyai Bayi

Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten Kota PeriksaNias 615

Mandailing Natal 464

Tapanuli Selatan 543

Tapanuli Tengah 435

Tapanuli Utara 600

Toba Samosir 765

Labuhan Batu 493

Asahan 709

Simalungun 857

Dairi 563

Karo 833

Deli Serdang 817

Langkat 842

Nias Selatan 500

Humbang Hasundutan 500

Pakpak Bharat 500

Samosir 714

Serdang Bedagai 800

Kota Sibolga 800

Kota Tanjung Balai 889

Kota Pematang Siantar 923

Kota Tebing Tinggi 1000

Kota Medan 957

Kota Binjai 947

Kota Padang Sidempuan 909

Sumatera Utara 747

73

Tingkat pendidikan KK sangat erat hubungannya dengan pemeriksaan kehamilan Tujuhpuluh satu persen kelahiran dari KK yang tidak pernah sekolah periksa hamilsedangkan di antara kelahiran dari KK yang sekolah SLTA+ 88 persen yang pernahdiperiksa Ibu-ibu yang bertempat tinggal di perkotaan lebih banyak periksa hamildibandingkan dengan yang tinggal di perdesaan (9362 persen) (Tabel 3382)

Tabel 3382Cakupan Pemeriksaan Kehamilan Ibu yang Mempunyai Bayi

Menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KarakteristikPeriksaHamil

Pendidikan KK

Tidak Sekolah 706

SD Tidak Tamat 586

SD Tamat 643

SMP Tamat 721

SLTA Tamat 859

SLTA+ 875

Pekerjaan KK

Tidak Bekerja 682

Ibu Rumahtangga 429

PNSPOLRITNIBUMNBUMD 919

Wiraswasta Pegawai Swasta 861

Petani Buruh Nelayan 656

Lainnya 758

Tempat Tinggal

Perkotaan 934

Perdesaan 620

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 670

Kuintil-2 725

Kuintil-3 840

Kuintil-4 743

Kuintil-5 840

Sumatera Utara 747

Progam KIA menganjurkan pemeriksaan ibu hamil dengan 8 jenis pemeriksaan Tabel3383 memperlihatkan prevalensi jenis pelayanan pemeriksaan kehamilan yangditerima ibu hamil Sembilan puluh enam persen ibu hamil mendapatkan pemeriksaantekanan darah pemberian tablet besi (90 persen) penimbangan berat badan (87persen) dan hanya 25 persen yang diperksa hemoglobinnya

74

Imunisasi ibu hamil merupakan kegiatan yang terpadu dari Pengembangan ProgamImunisai (PPI) Depkes menganjurkan agar setiap wanita menerima dua suntikantetanus toksoid (TT) selama kehamilan yang pertama Imunisasi ulang (booster)diberikan satu kali pada setiap kehamilan berikutnya untuk mempertahankan kekebalanpenuh terhadap tetanus Dalam beberapa tahun terakhir ini imunisasi TT juga diberikanpada wanita sebelum menikah sehingga setiap kehamilan yang terjadi dalam tiga tahunsejak pernikahan akan terlindungi dari penyakit tetanus Tujuh puluh delapan persen ibuhamil mendapatkan imunisasi TT Bahkan ada 4 KabupatenKota yang cakupanimunisasi TT mencapai 100 persen (Toba Samosir Pakpak Barat Kota Sibolga danKota Tebing Tinggi)

Tabel 3383Prevalensi Ibu Hamil

menurut Jenis Pelayanan Pemeriksaan Kehamilandan Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaJenis Pelayanan

a b c d e f g hNias 313 824 750 813 813 588 133 133

Mandailing Natal 385 1000 769 846 538 538 154 154

Tapanuli Selatan 00 947 368 842 632 789 158 00

Tapanuli Tengah 300 900 667 778 700 700 111 100

Tapanuli Utara 625 889 889 889 778 889

Toba Samosir 583 1000 1000 917 1000 1000 83 83

Labuhan Batu 471 1000 833 882 636 848 125 63

Asahan 205 949 872 744 744 846 128 103

Simalungun 533 1000 1000 875 808 933 115 111

Dairi 125 1000 667 900 900 600 111 222

Karo 609 960 909 913 826 920 174 273

Deli Serdang 554 868 930 895 795 868 237 303

Langkat 229 1000 674 955 568 1000

Nias Selatan 500 909 667 800 300 400 111 545

Humbang Hasundutan 750 1000 1000 1000 800 1000 500 250

Pakpak Bharat 1000 1000 1000 1000 1000 1000 00 500

Samosir 333 1000 833 833 600 1000 167

Serdang Bedagai 559 1000 941 971 917 861 88 88

Kota Sibolga 750 1000 1000 1000 1000 1000 750 750

Kota Tanjung Balai 444 1000 875 875 625 1000 375 500

Kota Pematang Siantar 417 1000 846 923 923 1000 538 583

Kota Tebing Tinggi 778 1000 778 1000 1000 1000 250 500

Kota Medan 627 1000 778 902 854 955 373 392

Kota Binjai 529 941 765 882 889 941 647 588

Kota Padang Sidempuan 500 1000 1000 1000 900 900 400 556

Sumatera Utara 453 963 847 905 791 873 250 270

Jenis pelayanan kesehatana = pengukuran tinggi badan e = pemberian imunisasi TTb = pemeriksaan tekanan darah f = penimbangan berat badanc = pemeriksan tinggi fundus (perut) g = pemeriksaan hemoglobind = pemberian tablet Fe h = pemeriksaan urine

75

Tabel 3384Prevalensi Ibu Hamil menurut Jenis Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan

dan Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikJenis Pelayanan

a b c d e f g hPendidikan KK

Tidak Sekolah 167 917 1000 1000 909 750 00 00SD Tidak Tamat 415 902 846 897 769 738 212 154SD Tamat 512 1000 867 886 727 878 198 272SMP Tamat 457 988 835 913 854 909 233 242SLTA Tamat 524 962 773 901 779 916 278 273SLTA+ 536 897 964 927 786 893 317 310

Pekerjaan Utama KKTidak Bekerja 267 1000 1000 800 667 800 67 67Ibu Rumahtangga 333 667 667 1000 1000 667 333 00PNSPOLRITNIBUMNBUMD 452 914 710 882 581 914 129 147Wiraswasta Pegawai Swasta 540 976 824 901 814 945 323 312Petani Buruh Nelayan 445 963 822 883 791 822 147 181Lainnya 500 1000 950 917 960 1000 333 520

Tempat TinggalPerkotaan 603 961 868 903 827 932 352 364Perdesaan 341 965 771 878 732 826 84 117

Tingkat Pengeluaran Per KapitaKuintil-1 432 979 826 904 789 893 352 230Kuintil-2 442 914 821 857 760 845 84 224Kuintil-3 417 983 746 906 782 893 352 175Kuintil-4 521 959 847 861 822 871 84 309Kuintil-5 615 980 875 930 773 920 352 340

Sumatera Utara 453 963 847 905 791 873 250 270

Jenis pelayanan kesehatana = pengukuran tinggi badan e = pemberian imunisasi TTb = pemeriksaan tekanan darah f = penimbangan berat badanc = pemeriksan tinggi fundus (perut) g = pemeriksaan hemoglobind = pemberian tablet Fe h = pemeriksaan urine

Anemi selama kehamilan masih tetap tinggi di Indonesia Pil zat besi dibagikan kepadaibu hamil ketika mereka memeriksakan kehamilannya di sarana kesehatan Progamkesehatan Ibu menganjurkan agar setiap ibu hamil mendapat paling sedikit 90 pil zatbesi selama hamil Ibu-ibu hamil di Sumatera Utara yang memeriksakan kehamilan disarana kesehatan 90 persen mendapat pil zat Besi Kabupaten Humbang HasundutanPakpak Barat dan Kota sibolga mencapai 100 persen Berdasarkan karakteristikresponden pemberian zat besi tidak menunjukan perbedaan yang beraneka ragam

76

339 Pemeriksaan Neonatus

Pemeriksaan kesehatan pada bayi oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan kesehatanyang diberikan oleh tenaga kesehatan untuk ibu dan bayinya dengan tujuan mengetahuitumbuh kembang bayi pemberian imunisasi penyuluhan kesehatan dan pemeriksaankesehatan bayi Pemeriksaan oleh tenaga kesehatan tersebut dapat dilakukan di rumahresponden maupun di fasilitas kesehatan

Minimal bayi umur 0 ndash 7 hari diperiksa 1 kali (KN1) demikian pula pada bayi umur 8 ndash 28hari minimal diperiksa 1 kali (KN2) Lebih dari separuh bayi umur 0 ndash 7 hari (66 persen)mendapat kunjungan tenaga kesehatan minimal satu kali (KN1) namun hanya 28persen yang KN2 Kota tebing semua bayi umur 0 ndash 7 hari telah KN1 namun hanya 50persen yang telah KN2 Distribusi KN1 dan KN2 menurut daerah jenis kelamin tidakada perbedaan Distribusi KN1 dan KN2 menurut pendidiak KK pekerjaan KK dantingkat pengeluaran per kapita tidak menunjukan keteraturan pola tertentu Misalpersentase KN1 kuintil1 65 persen kuintil 5 meningkat menjadi 83 persen namun kuintil4 turun menjadi 60 persen (Tabel 3392)

Tabel 3391Cakupan Pemeriksaan Neonatus menurut KabupatenKota

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten Kota Pemeriksaan NeonatusUmur 0-7 hari Umur 8-28 hari

Nias 154 269Mandailing Natal 571 179Tapanuli Selatan 571 400Tapanuli Tengah 652 292Tapanuli Utara 533 200Toba Samosir 765 250Labuhan Batu 565 74Asahan 782 400Simalungun 857 143Dairi 647 294Karo 724 138Deli Serdang 731 161Langkat 807 579Nias Selatan 400 150Humbang Hasundutan 375 111Pakpak Bharat 333 250Samosir 857 143Serdang Bedagai 867 200Kota Sibolga 600 250Kota Tanjung Balai 667 222Kota Pematang Siantar 769 385Kota Tebing Tinggi 1000 500Kota Medan 727 229Kota Binjai 389 389Kota Padang Sidempuan 818 364

Sumatera Utara 667 285

77

Tabel 3392Cakupan Pemeriksaan Neonatus

Menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Karakteristik Pemeriksaan NeonatusUmur 0-7 hari Umur 8-28 hari

Jenis KelaminLaki-Laki 687 253Perempuan 678 253

Pendidikan KKTidak Sekolah 824SD Tidak Tamat 557 214SD Tamat 636 271SMP Tamat 662 276SLTA Tamat 739 260SLTA+ 818 313

Pekerjaan KKTidak Bekerja 864 136Ibu Rumahtangga 500 143PNSPOLRITNIBUMNBUMD 865 459Wiraswasta Pegawai Swasta 723 301Petani Buruh Nelayan 621 220Lainnya 794 235

Tempat TinggalPerkotaan 789 253Perdesaan 604 253

Tingkat Pengeluaran Per KapitaKuintil-1 651 205Kuintl-2 685 328Kuintil-3 690 160Kuintil-4 596 219Kuintil-5 831 387

Sumatera Utara 683 254

34 Penyakit Menular

Penyakit menular yang diteliti pada Riskesdas 2007 terbatas pada beberapa penyakityang ditularkan oleh vektor penyakit yang ditularkan melalui udara atau percikan air liurdan penyakit yang ditularkan melalui makanan atau air Penyakit menular yangditularkan oleh vektor adalah filariasis demam berdarah dengue (DBD) dan malariaPenyakit yang ditularkan melalui udara atau percikan air liur adalah penyakit infeksisaluran pernafasan akut (ISPA) pneumonia dan campak sedangkan penyakit yangditularkan melalui makanan atau air adalah penyakit tifoid hepatitis dan diare

Data yang diperoleh hanya merupakan prevalensi penyakit secara klinis dengan teknikwawancara dan menggunakan kuesioner baku (RKD07IND) tanpa konfirmasipemeriksaan laboratorium Kepada responden ditanyakan apakah pernah didiagnosispenyakit tertentu oleh tenaga kesehatan (D diagnosis) Responden yang menyatakantidak pernah didiagnosis ditanyakan lagi apakah pernahsedang menderita gejala klinisspesifik penyakit tersebut (G) Jadi prevalensi penyakit merupakan data yang didapatdari D maupun G (DG) Prevalensi penyakit akut dan penyakit yang sering dijumpaiditanyakan dalam kurun waktu satu bulan terakhir sedangkan prevalensi penyakit kronisdan musiman ditanyakan dalam kurun waktu 12 bulan terakhir (lihat kuesionerRKD07IND Blok X no B01-22)

78

Khusus malaria selain prevalensi penyakit juga dinilai Persentase kasus malaria yangmendapat pengobatan dengan obat antimalaria program dalam 24 jam menderita sakit(O) Demikian pula diare dinilai Persentase kasus diare yang mendapat pengobatanoralit (O)

341 Filariasis Demam Berdarah Dengue dan Malaria

Filariasis (penyakit kaki gajah) adalah penyakit kronis yang ditularkan melalui gigitannyamuk dan dapat menyebabkan kecacatan dan stigma Umumnya penyakit inidiketahui setelah timbul gejala klinis kronis dan kecacatan Kepada responden yangmenyatakan ldquotidak pernah didiagnosis filariasis oleh tenaga kesehatanrdquo dalam 12 bulanterakhir ditanyakan gejala-gejala sebagai berikut adanya radang pada kelenjar dipangkal paha pembengkakan alat kelamin pembengkakan payudara dan pembengkak-an tungkai bawah atau atas

Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit infeksi tular vektor yang seringmenyebabkan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan tidak sedikit menyebabkan kematianPenyakit ini bersifat musiman yaitu biasanya pada musim hujan yang memungkinkanvektor penular (Aedes aegypti dan Aedes albopictus) hidup di genangan air bersihKepada responden yang menyatakan ldquotidak pernah didiagnosis DBD oleh tenagakesehatanrdquo dalam 12 bulan terakhir ditanyakan apakah pernah menderita demampanassakit kepalapusing disertai nyeri di ulu hatiperut kiri atas mual dan muntah lemaskadang-kadang disertai bintik-bintik merah di bawah kulit dan atau mimisan kakitangandingin

Malaria merupakan penyakit menular yang menjadi perhatian global Penyakit ini masihmerupakan masalah kesehatan masyarakat karena sering menimbulkan KLBberdampak luas terhadap kualitas hidup dan ekonomi serta dapat mengakibatkankematian Penyakit ini dapat bersifat akut laten atau kronis Kepada responden yangmenyatakan ldquotidak pernah didiagnosis malaria oleh tenaga kesehatanrdquo dalam satu bulanterakhir ditanyakan apakah pernah menderita panas tinggi disertai menggigil (perasaandingin) panas naik turun secara berkala berkeringat sakit kepala atau tanpa gejalamalaria tetapi sudah minum obat antimalaria Sedangkan kepada responden yangmenyatakan ldquopernah didiagnosis malaria oleh tenaga kesehatanrdquo ditanyakan apakahmendapat pengobatan dengan obat program dalam 24 jam pertama menderita panas

79

Tabel 3411Prevalensi Filariasis Demam Berdarah Dengue Malaria dan Pemakaian

Obat Program Malaria menurut KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota Filariasis DBD MalariaD DG D DG D DG O

Nias 004 012 000 000 105 246 577

Mandailing Natal 004 065 017 086 64 137 434

Tapanuli Selatan 000 008 000 017 06 09 367

Tapanuli Tengah 006 006 006 100 44 54 297

Tapanuli Utara 000 000 000 007 01 01 500

Toba Samosir 000 000 000 011 01 01 0

Labuhan Batu 000 009 000 030 18 31 399

Asahan 003 003 003 032 10 17 452

Simalungun 000 000 000 006 01 04 0

Dairi 007 007 007 007 03 06 0

Karo 000 000 005 061 01 04 250

Deli Serdang 005 007 013 020 05 10 299

Langkat 000 000 014 014 05 06 879

Nias Selatan 026 033 073 238 80 223 243

Humbang Hasundutan 000 000 012 024 05 09 222

Pakpak Bharat 000 144 000 144 05 33 143

Samosir 000 000 000 014 03 03 500

Serdang Bedagai 003 003 003 009 02 03 667

Kota Sibolga 000 000 000 040 12 20 364

Kota Tanjung Balai 000 000 000 000 07 10 444

Kota Pematang Siantar 000 000 015 015 01 02 250

Kota Tebing Tinggi 013 013 026 064 05 10 250

Kota Medan 005 008 018 021 03 10 410

Kota Binjai 000 000 000 015 01 01 500

Kota Padang Sidempuan 000 000 000 010 06 18 526

Sumatera Utara 003 008 010 029 13 29 427

Dalam 12 bulan terakhir di Provinsi Sumatera Utara filariasis klinis terdeteksi denganprevalensi yang sangat rendah Namun ada 1 Kabupaten (Pakpak Barat) yangprevalensinya lebih tinggi dari prevalensi filarisis di Provinsi Sumatera Utara secarakeseluruhan

Dalam kurun waktu 12 bulan terakhir DBD klinis dapat dideteksi hanya di beberapaKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara (rentang prevalensi 01 ndash 238 persen) Halini tidak mengherankan karena penyebaran DBD kini tidak terbatas di kota besar sajamelainkan sudah meluas ke wilayah rural Program promosi kesehatan juga secaraintensif memberikan penerangan kepada masyarakat tentang pencegahan penyakit ini(3M) sehingga kewaspadaan dan deteksi dini penyakit ini menjadi lebih baik KejadianDBD sangat dipengaruhi oleh musim umumnya meningkat di awal musim penghujandan dapat bersifat fatal bila tidak segera ditangani dengan baik

80

Persentase malaria berdasarkan gejala dan diagnosis dalam sebulan terakhir di ProvinsiSumatera Utara dijumpai sebesar 3 persen dengan rentang 01 ndash 25 persen Nias NiasSelatan dan Mandailing Natal mempunyai persentase tertinggi Berdasarkan diagnosispasti persentase malaria di Provinsi Sumatera Utara 13 persen dengan rentang 01 ndash105 persen Nias Nias Selatan dan Mandailing Natal persentasenya masih yangtertinggi Penyakit ini dapat bersifat akut dan kronis (kambuhan) Tabel 3412

Dalam Riskesdas ini juga ditanyakan berapa banyak penderita penyakit malaria klinisdalam sebulan terakhir yang minum obat program untuk malaria Tampak bahwa hanya43 persen yang minum obat Namun ada beberapa KabupatenKota yang tingkat minumobatnya diatas limapuluh persen Nias (57 persen) Tapanuli Utara (50 persen) Langkat(88 persen) Samosir (50 persen) Serdang Bedagai (67 persen) Kota Binjai (50 persen)dan Kota Padang Sidempuan (53 persen) Kemungkinan hal ini disebabkan penderitamalaria klinis hanya mendapatkan pengobatan simtomatik saja Karakteristik respondenyang menderita penyakit tular vektor di atas tidak berbeda kecuali berdasarkan tingkatpengeluaran perkapita dan daerah Persentase Malaria daerah perkotaan lebih tinggidibanding daerah perdesaan (4212 persen) Semakin tinggi tingkat pengeluaran perkapita semakin rendah persentase malaria (66 persen untuk kuintail 1 dan 11 persenuntuk kuintil 5) Tabel 3412

81

Tabel 3412Prevalensi Filariasis Demam Berdarah Dengue Malaria dan Pemakaian

Obat Program Malaria menurut Karakteristik Respondendi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik Filariasis DBD Malaria

D DG D DG D DG OKelompok umur

lt1 000 000 007 007 05 10 462

1-4 000 007 002 020 13 25 500

5-14 002 009 019 038 14 27 433

15-24 002 007 015 033 12 28 420

25-34 004 006 009 032 14 31 396

35-44 003 005 003 017 15 32 414

45-54 007 012 003 026 11 30 437

55-64 003 009 006 026 13 30 465

65-74 005 005 000 025 13 28 368

gt75 010 050 000 010 14 31 323

Jenis Kelamin

Laki-Laki 003 007 008 026 14 30 418

Perempuan 003 009 011 031 12 27 434

Pendidikan

Tidak Sekolah 012 029 023 063 26 74 411

Tidak Tamat SD 007 017 015 042 21 48 388

Tamat SD 001 010 006 034 16 36 391

Tamat SMP 005 008 005 024 12 25 473

Tamat SMA 004 004 013 019 0 6 15 419

Tamat SMA+ 000 000 014 032 09 16 444

Pekerjaan

Tidak Kerja 005 014 009 032 11 29 245

Sekolah 001 006 014 034 12 25 476

Ibu RT 005 006 010 029 10 22 376

Pegawai 007 007 013 031 07 13 375

Wiraswasta 007 008 012 023 10 21 442

PetaniNelayanBuruh 003 011 005 032 21 52 424

Lainnya 007 027 000 007 11 24 528

Tempat Tinggal

Perkotaan 003 005 012 020 05 12 383

Perdesaan 003 010 008 036 20 42 436

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil_1 002 009 007 027 18 33 482

Kuintil_2 003 009 011 037 16 32 412

Kuintil_3 003 009 009 034 13 29 358

Kuintil_4 005 007 012 023 11 27 397

Kuintil_5 003 007 010 022 08 23 486

Sumatera Utara 01 01 01 03 13 29 426

82

342 ISPA Pnemonia TB Dan Campak

Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan penyakit yang sering dijumpaidengan manifestasi ringan sampai berat ISPA yang mengenai jaringan paru-paru atauISPA berat dapat menjadi pneumonia Pneumonia merupakan penyakit infeksi penyebabkematian utama terutama pada balita Dalam Riskesdas ini dikumpulkan data ISPAringan dan pneumonia Kepada responden ditanyakan apakah dalam satu bulan terakhirpernah didiagnosis ISPApneumonia oleh tenaga kesehatan Bagi responden yangmenyatakan tidak pernah ditanyakan apakah pernah menderita gejala-gejala ISPA danpneumonia

Tuberkulosis paru merupakan salah satu penyakit menular kronis yang menjadi isuglobal Di Indonesia penyakit ini termasuk salah satu prioritas nasional untuk programpengendalian penyakit karena berdampak luas terhadap kualitas hidup dan ekonomiserta sering mengakibatkan kematian Walaupun diagnosis pasti TB berdasarkanpemeriksaan sputum BTA positif diagnosis klinis sangat menunjang untuk diagnosis diniterutama pada penderita TB anak Kepada respoden ditanyakan apakah dalam 12 bulanterakhir pernah didiagnosis TB oleh tenaga kesehatan dan bila tidak ditanyakan apakahmenderita gejala-gejala batuk lebih dari dua minggu atau batuk berdahak bercampurdarah

Campak merupakan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi Di Indonesia masihterdapat kantong-kantong penyakit campak sehingga tidak jarang terjadi KLB Kepadaresponden yang menyatakan tidak pernah didiagnosis campak oleh tenaga kesehatanditanyakan apakah pernah menderita gejala-gejala demam tinggi dengan mata merahdan penuh kotoran serta ruam pada kulit terutama di leher dan dada

Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) tersebar di seluruh Provinsi Suamtera Utaradengan rentang persentase yang sangat bervariasi (54 ndash 494 persen) Angkapersentase ISPA dalam sebulan terakhir di Provinsi Sumatera Utara adalah 22 persenprevalensi di atas 30 ditemukan di 6 KabupatenKota yaitu Nias Mandailing NatalSimalungun Nias Selatan Kota Tebing Tinggi dan Kota Padang Sidempuan dan hanyadua wilayah yang persentasenya di bawah 10 yaitu Langkat dan Kota Binjai

Kasus ISPA yang berlarut-larut akan menjadi Pnemonia Secara umum di ProvinsiSumatera Utara persentase Pnemonia sebulan terakhir adalah 16 persen (rentang 03ndash 10 persen) Persentase Pnemonia yang relatif tinggi dijumpai di Kabupaten NiasSelatan (10 persen) Tidak semua daerah dengan persentase ISPA tinggi jugamempunyai persentase Pnemonia tinggi seperti di Kabupaten Nias Nias Selatan KotaTebing Tinggi dan Kota Padang Sidempuan Hal ini sangat tergantung dari tingkatkesadaran ibu untuk mengenali kasus ISPA pada anaknya dan membawanya segera kefasilitas pengobatan dan tergantung pada kemampuan fasilitas kesehatan tersebutsehingga kejadian Pnemonia dapat dicegah

Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit yang menjadi prioritas nasional untukprogram pengendalian penyakit Di provinsi ini TB terdeteksi dengan prevalensi 5 per1000 tersebar di hampir seluruh KabupatenKota (rentang 10-311000)

Campak merupakan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dan termasukdalam program imunisasi nasional Di Provinsi Sumatera Utara dalam 12 bulan terakhirpenyakit ini masih terdeteksi dengan prevalensi 09 persen (rentang 01 ndash 62 persen) Dibeberapa KabupatenKota prevalensinya masih 2 persen atau lebih tinggi yaitu diMandailing Natal Nias Selatan Kota Sibolga dan Kota Padang Sidempuan

83

Tabel 3421Prevalensi ISPA Pneumonia TBC Campak

menurut Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota ISPA Pneumonia TBC CampakDG D DG D DG D DG D

Nias 494 129 38 18 07 01 11 07

Mandailing Natal 296 71 46 09 31 07 23 18

Tapanuli Selatan 119 33 10 04 09 03 09 08

Tapanuli Tengah 283 113 18 09 12 05 19 17

Tapanuli Utara 211 76 09 02 02 01 03 01

Toba Samosir 216 15 07 01 06 01 09 05

Labuhan Batu 144 27 06 01 02 00 07 06

Asahan 227 74 08 04 06 03 07 04

Simalungun 346 102 17 01 01 00 11 06

Dairi 179 135 08 05 02 01 13 11

Karo 227 120 09 05 05 02 06 05

Deli Serdang 237 159 18 09 03 02 05 04

Langkat 77 47 12 08 01 01 02 02

Nias Selatan 411 169 100 52 21 08 62 31

Humbang Hasundutan 133 50 36 26 04 02 07 06

Pakpak Bharat 134 24 33 05 19 05 19 05

Samosir 265 51 12 01 07 03 10 08

Serdang Bedagai 201 28 06 04 01 02 04 03

Kota Sibolga 246 51 18 10 06 01 22 18

Kota Tanjung Balai 110 40 03 03 01 08 08 05

Kota Pematang Siantar 258 73 14 05 02 02 05 05

Kota Tebing Tinggi 319 120 23 09 10 05 10 04

Kota Medan 228 77 12 03 02 03 04 03

Kota Binjai 54 10 04 01 01 01 01 01

Kota Padang Sidempuan 344 112 11 02 05 02 20 16

Sumatera Utara 224 83 16 07 05 02 09 06

Memperhatikan karakteristik umur responden tampak bahwa ISPA diderita oleh umurrendah bayi dan anak-anak menurun pada umur remaja dan produktif kemudianmeningkat lagi pada umur tua Pola Prevalensi Pneumonia menurut kelompok umurserupa dengan pola Prevalensi ISPA Persentase Pneumonia yang relatif tinggi padakelompok umur tua (65 tahun ke atas) dapat disebabkan fungsi paru yang menurunUntuk TB tampak adanya kecenderungan peningkatan persentase sesuai denganpeningkatan usia Sedangkan untuk campak Prevalensinya relatif merata di semuaumur dengan fokus usia 15 tahun ke bawah termasuk bayi

Jenis kelamin tidak banyak mempengaruhi persentase ISPA Pneumonia TB danCampak Pada umumnya makin rendah tingkat pendidikan makin tinggi persentasepenyakit Namun perlu diperhatikan bahwa kelompok anak (yang berisiko ISPA danPneumonia) juga termasuk dalam kelompok rsquotidak sekolahrsquo tidak tamat SDrsquo dan rsquotamatSDrsquo Sehingga persentase ISPA dan Pneumonia yang tinggi pada kelompokberpendidikan rendah ini konsisten dengan tingginya persentase pada kelompok anak-anak

84

Tabel 3422Prevalensi ISPA Pneumonia TBC Campak

menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Karakteristik ISPA Pneumonia TBC CampakDG D DG D DG D DG D

Kelompok umur

lt1 274 121 14 08 01 00 17 11

1-4 347 135 22 09 02 01 26 21

5-14 236 88 11 05 02 01 14 10

15-24 179 62 10 05 03 01 07 04

25-34 186 61 13 06 06 03 04 02

35-44 196 75 14 08 04 02 02 02

45-54 208 77 21 07 08 03 03 01

55-64 251 95 33 11 10 04 03 02

65-74 276 99 42 12 18 08 02 00

gt75 327 127 39 07 18 04 03 00

Jenis Kelamin

Laki-Laki 224 85 16 06 05 02 08 06

Perempuan 224 80 16 07 04 02 09 06

Pendidikan

Tidak Sekolah 324 109 44 16 20 07 08 02

Tidak Tamat SD 237 84 24 09 09 03 07 04

Tamat SD 204 68 17 06 06 02 06 04

Tamat SMP 190 68 13 06 04 02 05 03

Tamat SMA 178 71 10 04 03 01 03 02

Tamat SMA+ 178 86 12 06 01 01 02 02

Pekerjaan

Tidak Kerja 212 74 25 06 08 03 07 04

Sekolah 196 71 08 04 02 0 09 06

Ibu Rt 180 57 11 04 04 01 03 02

Pegawai 166 69 11 04 02 0 02 01

Wiraswasta 188 77 13 06 04 02 03 03

PetaniNelayanBuruh 236 82 26 11 11 04 04 02

Lainnya 213 86 14 05 05 01 01 01

Tempat Tinggal

Perkotaan 223 92 14 06 03 02 05 04

Perdesaan 225 75 18 07 06 02 11 08

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil_1 221 74 18 08 05 02 11 08

Kuintil_2 236 86 18 08 05 02 11 07

Kuintil_3 228 89 15 07 05 01 08 05

Kuintil_4 215 76 16 04 05 02 08 06

Kuintil_5 220 88 13 05 04 02 05 04

Sumatera Utara 224 83 16 07 05 02 09 06

85

343 Tifoid Hepatitis dan Diare

Prevalensi demam tifoid diperoleh dengan menanyakan apakah pernah didiagnosis tifoidoleh tenaga kesehatan dalam satu bulan terakhir Responden yang menyatakan tidakpernah ditanya apakah satu bulan terakhir pernah menderita gejala-gejala tifoid sepertidemam soremalam hari kurang dari satu minggu sakit kepala lidah kotor dan tidak bisabuang air besar

Pada Riskesdas kasus yang dideteksi adalah semua kasus hepatitis klinis tanpamempertimbangkan penyebabnya Prevalensi hepatitis diperoleh dengan menanyakanapakah pernah didiagnosis hepatitis oleh tenaga kesehatan dalam 12 bulan terakhirResponden yang menyatakan tidak pernah didiagnosis hepatitis dalam 12 bulan terakhirditanyakan apakah dalam kurun waktu tersebut pernah menderita mual muntah tidaknafsu makan nyeri perut sebelah kanan atas kencing warna air teh serta kulit dan mataberwarna kuning

Prevalensi diare diukur dengan menanyakan apakah responden pernah didiagnosisdiare oleh tenaga kesehatan dalam satu bulan terakhir Responden yang menyatakantidak pernah ditanya apakah dalam satu bulan tersebut pernah menderita buang airbesar gt3 kali sehari dengan kotoran lembekcair Responden yang menderita diareditanya apakah minum oralit atau cairan gula garam

Berdasarkan wilayah tempat tinggal daerah perdesaan tidak berbeda dengan daerahperkotaan Demikian juga Rumah Tangga dengan tingkat pengeluaran per kapita yangrendah cenderung mempunyai prevalensi penyakit ISPA Pnemonia TB dan Campakyang lebih tinggi Jenis pekerjaan tidak berpengaruh terhadap kejadian keempatpenyakit ini

Dalam 12 bulan terakhir tifoid klinis dapat dideteksi di Provinsi Sumatera Utara denganpersentase 09 persen dan tersebar di seluruh kabupatenkota dengan rentang 02 ndash 33persen Persentase tifoid tertinggi dilaporkan dari Nias Selatan (33 persen) Sedangkanuntuk hepatitis penyakit ini teridentifikasi di hampir seluruh KabupatenKota Persentasehepatitis tertinggi ditemukan di Kabupaten Mandailing Natal Pakpak Barat dan NiasSelatan

Penyebaran diare dalam satu bulan terakhir di Sumatera Utara merata di seluruhkabupatenkota Persentase di provinsi ini sebesar 88 persen tertinggi ditemukan diKabupaten Simalungun (204 persen) Nias Mandailing Natal Simalungun NiasSelatan Humbang HasundutanPakpak Barat Kota Sibolga Kota Tebing Tinggi danKota Padang Sidempuan mempunyai persentase diare di atas 10 persen Di antarawilayah-wilayah dengan persentase diare tinggi tersebut sebagian besar pemakaianoralitnya lebih dari 50 persen Cukup menarik untuk melihat data di Kabupaten Samosirdi mana persentase diarenya rendah (65 persen) sedangkan penggunaan oralitnyacukup tinggi (71 persen) Sebaliknya Simalungun mengkhawatirkan dimana persentasediare tertinggi (20 persen) penggunaan oralitnya hanya 43 persen Tabel 3431

86

Tabel 3431Prevalensi Tifoid Hepatitis Diare menurut KabupatenKota

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota Tifoid Hepatitis DiareDG D DG D DG D O

Nias 26 09 07 04 155 81 326

Mandailing Natal 33 08 16 02 177 116 190

Tapanuli Selatan 05 03 01 01 49 31 260

Tapanuli Tengah 11 07 06 01 98 81 425

Tapanuli Utara 03 02 01 00 53 17 500

Toba Samosir 04 01 00 00 67 21 444

Labuhan Batu 04 01 05 00 99 50 581

Asahan 06 03 02 01 62 30 500

Simalungun 16 09 03 01 204 95 433

Dairi 02 01 01 00 61 35 451

Karo 07 02 04 01 47 31 598

Deli Serdang 05 03 02 01 67 44 443

Langkat 07 06 02 01 51 34 635

Nias Selatan 32 16 19 05 185 110 674

Humbang Hasundutan 19 17 05 02 101 73 435

Pakpak Bharat 19 05 19 05 110 43 261

Samosir 04 01 01 01 65 36 708

Serdang Bedagai 02 02 02 02 52 41 447

Kota Sibolga 06 00 02 00 164 81 482

Kota Tanjung Balai 05 02 03 01 89 76 350

Kota Pematang Siantar 07 03 02 01 45 28 746

Kota Tebing Tinggi 12 06 08 03 152 62 686

Kota Medan 06 04 02 02 72 51 267

Kota Binjai 07 04 01 01 36 24 633

Kota Padang Sidempuan 08 03 03 01 117 77 358

Sumatera Utara 09 04 03 01 88 52 433

Tifoid hepatitis dan diare ditemukan pada semua kelompok umur Tifoid dan hepatitispolanya tidak bervariasi pada kelompok umur Sedangkan diare tinggi pada kelompokumur muda dan tua (balita dan manula) rendah pada kelompok umur remaja danproduktif Jenis kelamin tidak mempengaruhi prevalensi ketiga penyakit ini berbedadengan pendidikan Kelompok yang berpendidikan rendah umumnya cenderungmemiliki persentase lebih tinggi Namun perlu diperhatikan pada diare persentase tinggipada kelompok lsquotidak sekolahrsquo mungkin dipengaruhi juga oleh kenyataan bahwakelompok ini sebagian terdiri dari anak-anak

Dilihat dari aspek pekerjaan persentase tertinggi tifoid dijumpai pada kelompok tidakkerja dan PetaniNelayanBuruh Persentase diare tertinggi diidentifikasi pada kelompokburuhnelayanpetani (96 persen) dan Tidak kerja (93 persen) Dari sudut tempattinggal tifoid dan diare terutama dijumpai di daerah perdesaan sedangkan untukhepatitis tidak terlihat perbedaan antara perkotaan dan perdesaan Hal ini konsistendengan temuan berdasarkan tingkat pengeluaran per kapita hepatitis dan diarecenderung lebih tinggi pada Rumah Tangga dengan status ekonomi rendah sedangkantifoid tersebar di semua strata status ekonomi masyarakat Tabel 3432

87

Tabel 3432Prevalensi Tifoid Hepatitis Diare

menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Karakteristik Tifoid Hepatitis Diare

DG D DG D DG D OKelompok umur

lt1 06 03 00 00 170 128 480

1-4 12 07 01 00 155 114 474

5-14 08 04 02 00 82 48 301

15-24 08 04 04 02 68 36 385

25-34 08 03 04 01 69 38 641

35-44 09 05 03 01 80 45 381

45-54 10 04 05 02 91 46 391

55-64 09 04 08 04 92 60 519

65-74 12 04 04 02 100 63 822

gt75 11 03 07 02 113 56 351

Jenis Kelamin

Laki-Laki 08 04 03 01 85 50 427

Perempuan 09 04 03 01 90 54 440

Pendidikan

Tidak Sekolah 24 05 13 06 116 71 550

Tidak Tamat SD 09 05 06 01 92 50 408

Tamat SD 09 04 03 01 81 47 376

Tamat SMP 08 06 04 02 77 41 437

Tamat SMA 07 03 03 01 69 36 525

Tamat SMA+ 04 02 02 0 53 34 466

Pekerjaan

Tidak Kerja 10 04 07 03 93 54 427

Sekolah 06 04 02 01 67 37 315

Ibu Rt 08 05 03 01 75 45 430

Pegawai 04 02 04 02 54 34 494

Wiraswasta 05 03 03 02 72 42 405

PetaniNelayanBuruh 13 06 06 01 96 49 536

Lainnya 09 01 03 02 81 36 425

Tempat Tinggal

Perkotaan 06 03 02 01 81 48 406

Perdesaan 11 05 04 01 93 56 453

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil_1 09 04 04 01 97 63 406

Kuintil_2 10 05 03 01 94 57 448

Kuintil_3 08 04 03 01 88 51 414

Kuintil_4 08 03 03 02 82 43 438

Kuintil_5 10 06 03 02 80 47 467

Sumatera Utara 09 04 04 02 88 52 433

88

35 Penyakit Tidak Menular

351 Penyakit Tidak menular Utama Penyakit Sendi dan penyakitKeturunan

Kasus penyakit tidak menular (PTM) pada Riskesdas 2007 ditetapkan berdasarkanjawaban responden ldquopernah didiagnosis oleh tenaga kesehatanrdquo atau ldquomengalami gejalaklnis PTMrdquo Responden untuk penyakit sendi hipertensi dan stroke berusia 15 tahun keatas dan untuk kasus PTM lain respondennya adalah semua umur Riwayat penyakitsendi hipertensi stroke dan asma ditanyakan dalam kurun waktu 12 bulan terakhir danuntuk jenis PTM lainnya ditanya dalam kurun waktu selama hidupnya

Untuk kasus penyakit jantung riwayat pernah mengalami gejala penyakit jantung dinilaidari lima pertanyaan dan dikategorikan menjadi gejala empat penyakit jantung yaitupenyakit jantung kongenital angina aritmia dan dekompensasi kordis Respondendikatakan pernah mengalami gejala jantung jika pernah mengalami salah satu dariempat gejala tersebut

Kasus hipertensi ditetapkan berdasarkan hasil pengukuranpemeriksaan tekanan darahdengan alat pengukur tensimeter digital yang sebelumnya telah divalidasi denganmenggunakan standar baku pengukuran dengan spigmomanometer Pengukurandilakukan pada responden berusia 15 tahun ke atas Setiap responden dilakukanpengukuran minimal dua kali jika hasil pengukuran ke dua berbeda lebih dari 10 mmHgdari pengukuran pertama maka dilakukan pengukuran ketiga Hasil terakhir adalah rata-rata dari dua hasil pengukuran terdekat

Kriteria hipertensi yang digunakan pada penetapan kasus merujuk pada kriteriadiagnosis Joint National Committee (JNC) VII 2003 yaitu hasil pengukuran tekanandarah sistolik gt= 140 mmHg atau tekanan darah diastolik gt= 90 mmHg Kriteria JNC VII2003 hanya berlaku untuk usia 18 tahun keatas maka prevalensi hipertensi padaRiskesdas 2007 dihitung pada penduduk yang berusia 18 tahun ke atas Mengingatpengukuran tekanan darah dilakukan pada penduduk 15 tahun ke atas maka temuankasus hipertensi pada usia 15-17 tahun disesuaikan dengan kriteria JNC VII 2003 danhanya dilaporkan secara nasional

Selain pengukuran tekanan darah pada Riskesdas 2007 responden juga ditanyakantentang riwayat minum obat hipertensi dan riwayat diagnosis hipertensi oleh tenagakesehatan

Prevalensi penyakit persendian yang didiagnosis di Sumatera Utara sebesar 119sedangkan yang mengalami gejala persendian serta didiagnosis sebesar 202 Kasuspersendian tertinggi di Kabupaten Nias Selatan Untuk prevalensi hipertensi berdasarkandiagnosis oleh tenaga kesehatan sebesar 58 Sementara untuk prevalensi penyakitstroke hanya di bawah satu persen Tabel 3511

89

Tabel 3511Prevalensi Penyakit Persendian Hipertensi dan Stroke

menurut Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaSendi ()

Hipertensi(permil)

Stroke(permil)

D DG D DO D DGNias 156 357 82 85 40 60

Mandailing Natal 218 354 89 93 43 270

Tapanuli Selatan 116 166 62 65 32 37

Tapanuli Tengah 236 308 70 70 96 116

Tapanuli Utara 42 208 30 33 11 33

Toba Samosir 88 267 50 53 51 68

Labuhan Batu 73 141 27 27 37 57

Asahan 66 170 58 60 43 64

Simalungun 162 273 55 58 38 54

Dairi 153 207 44 45 55 77

Karo 113 116 54 54 61 61

Deli Serdang 103 150 48 49 84 96

Langkat 115 155 57 57 05 10

Nias Selatan 260 425 96 97 118 141

Humbang Hasundutan 169 264 78 85 59 59

Pakpak Bharat 121 385 59 104 83 246

Samosir 168 322 79 81 90 113

Serdang Bedagai 71 149 24 24 13 13

Kota Sibolga 161 268 68 71 61 61

Kota Tanjung Balai 108 164 81 81 54 91

Kota Pematang Siantar 76 164 53 56 55 78

Kota Tebing Tinggi 117 251 88 88 38 38

Kota Medan 125 209 72 74 67 71

Kota Binjai 61 105 40 42 10 10

Kota Padang Sidempuan 111 250 95 96 30 44

Sumatera Utara 119 202 58 59 50 68Catatan D = Diagnosa oleh Nakes

DO = Kasus minum obat atau didiagnosa oleh nakesDG = Di diagnosis oleh nakes atau dengan gejalaU = Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah

) Penyakit hipertensi dinilai pada penduduk berumur gt= 18 tahun

90

Pola prevalensi penyakit sendi hipertensi dan stroke cenderung tinggi pada tingkatpendidikan yang lebih rendah Namun untuk hipertensi dan stroke nampak sedikitmeningkat kembali pada tingkat pendidikan Tamat Perguruan Tinggi Berdasarkanpekerjaan responden prevalensi penyakit sendi pada Ibu RT ditemukan lebih tinggi darijenis pekerjaan lainnya Sedangkan untuk hipertensi dan stroke prevalensi ditemukanlebih tinggi pada mereka yang tidak bekerja

Berdasarkan status ekonomi yang diukur melalui tingkat pengeluaran per kapitaprevalensi penyakit sendi nampak cenderung lebih tinggi pada tingkat pengeluaranrendah Sedangkan untuk hipertensi maupun stroke prevalensi cenderung meningkatsesuai dengan peningkatkan tingkat pengeluaran Tabel 3512

Tabel 3512Prevalensi Penyakit Persendian Hipertensi Stroke

menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KarakteristikSendi

()Hipertensi

()Stroke

(permil)

D DG D D0 D DGKelompok Umur (Tahun)

15-24 12 12 05 05 14 2225-34 50 50 13 14 07 1535-44 108 108 42 44 17 3845-54 200 200 89 92 67 9255-64 303 303 148 152 152 18465-74 387 387 209 218 242 28775+ 421 421 200 204 337 416

Jenis KelaminLaki-Laki 102 102 49 51 51 65Perempuan 134 134 65 67 48 71

PendidikanTidak Sekolah 319 511 159 166 152 207Tidak Tamat SD 224 386 99 102 106 149Tamat SD 152 257 76 78 55 88Tamat SMP 87 146 43 45 25 34Tamat SMA 69 122 32 32 33 38Tamat PT 82 138 48 50 68 73

PekerjaanTidak Kerja 147 231 97 100 177 221Sekolah 10 18 16 16 27 31Ibu Rt 133 224 65 66 31 41Pegawai 85 143 40 41 40 47Wiraswasta 123 204 58 61 38 48Petani Nelayan Buruh 145 257 51 53 33 221Lainnya 123 192 58 60 62 31

Tempat TinggalKota 109 185 59 60 65 76Pedesaan 127 217 56 58 36 61

Tingkat Pengeluaran per KapitaKuintil 1 134 235 56 59 33 55Kuintil 2 119 205 56 57 46 83Kuintil 3 117 200 55 56 55 62Kuintil 4 113 194 53 54 41 57Kuintil 5 119 195 65 68 68 81

91

Prevalensi penyakit asma di Provinsi Sumatera Utara sebesar 327 (kisaran 03 ndash64) tertinggi di Mandailing Natal Prevalensi penyakit jantung 7 penyakit diabetessebesar 1 dan prevalensi tumor di bawah satu persen Prevalensi penyakit yangdidapat belum mencerminkan prevalensi yang sebenarnya yang mungkin lebih tinggikarena adanya keterbatasan kuesioner tanpa adanya pemeriksaan

Tabel 3513Prevalensi Penyakit Asma Jantung Diabetes dan Tumor

menurut Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaAsma

()Jantung

()Diabetes

()Tumor

(permil)

D DG D DG D DG DNias 20 37 18 60 07 08 45

Mandailing Natal 20 64 06 121 05 13 26

Tapanuli Selatan 03 06 02 09 04 05 11

Tapanuli Tengah 22 33 14 36 03 04 18

Tapanuli Utara 03 11 04 24 01 02 07

Toba Samosir 05 09 05 23 03 07 11

Labuhan Batu 04 10 04 20 01 07 18

Asahan 09 14 04 29 06 07 37

Simalungun 08 18 04 27 07 08 06

Dairi 23 26 15 26 05 05 27

Karo 06 07 06 14 03 03 15

Deli Serdang 10 12 09 23 08 09 49

Langkat 04 05 06 16 05 05 12

Nias Selatan 29 59 19 76 04 12 13

Humbang Hasundutan 09 16 06 31 03 04 00

Pakpak Bharat 12 36 10 66 03 16 00

Samosir 15 30 09 40 01 02 14

Serdang Bedagai 04 07 04 17 03 03 20

Kota Sibolga 08 23 23 113 08 11 45

Kota Tanjung Balai 08 09 09 44 09 09 26

Kota Pematang Siantar 07 09 06 22 12 13 11

Kota Tebing Tinggi 16 25 13 59 13 15 18

Kota Medan 21 26 12 25 12 15 07

Kota Binjai 04 07 07 34 08 09 11

Kota Padang Sidempuan 12 17 15 71 12 13 18

Sumatera Utara 183 327 089 698 077 121 37

Catatan D = Diagnosa oleh Nakes DG= Di diagnosis oleh nakes atau degan gejala) Penyakit Asma jantung diabetes ditetapkan menurut jawaban pernah didiagnosis menderita

penyakit atau mengalami gejala) Penyakit tumor ditetapkan menurut jawaban pernah didiagnosis menderita tumorkanker

Prevalensi penyakit asma jantung dan diabetes meningkat dengan bertambahnya umursedangkan prevalensi tumor meningkat hingga umur 45-54 tahun kemudian menurunlagi di umur lebih tua Prevalensi penyakit asma diabetes dan tumor pada laki-laki danperempuan hampir sama sedangkan pada penyakit jantung perempuan lebih tinggi daripada laki-laki Semakin tinggi tingkat pendidikan prevalensi penyakit asma menurun

92

Prevalensi diabetes tidak banyak berbeda antara tingkat pendidikan namun tertinggipada tingkat pendidikan tamat Perguruan Tinggi dan tidak sekolah demikian jugadengan prevalensi tumorkanker Prevalensi penyakit asma dan jantung lebih tinggi diperdesaan sedangkan diabetes dan tumor lebih tinggi di perkotaan Penyakit asmapaling banyak di kelompok status tingkat pengeluaran perkapita terendah

Tabel 3514Prevalensi Penyakit Asma Jantung Diabetes dan TumorMenurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara

Riskesdas 2007

KarakteristikAsma

()Jantung

()Diabetes

()Tumor

(permil)

D DG D DG D DG DKelUmur

lt1 Tahun 02 06 04 07 04 04 001-4 Tahun 04 08 01 09 01 01 035-14 Tahun 04 08 02 08 01 01 0815-24 Tahun 09 12 04 15 01 02 1225-34 Tahun 09 15 02 21 02 03 2835-44 Tahun 12 18 06 35 07 10 6845-54 Tahun 16 29 22 67 19 23 4655-64 Tahun 28 45 34 95 27 34 7665-74 Tahun 45 72 38 120 35 42 4975+ Tahun 68 102 34 123 24 28 69

Jenis KelaminLaki-Laki 12 19 07 26 06 08 19Perempuan 10 17 09 34 07 08 39

PendidikanTidak Sekolah 42 77 32 106 11 17 81Tidak Tamat SD 15 29 10 46 08 12 33Tamat SD 14 23 10 45 09 12 37Tamat SMP 12 17 09 29 05 08 23Tamat SMA 11 14 08 24 06 08 38Tamat PT 06 07 14 35 24 25 77

PekerjaanTidak Kerja 21 34 15 53 11 14 56Sekolah 07 09 03 10 01 01 09Ibu Rt 13 17 12 44 10 13 61Pegawai 20 23 15 31 19 20 43Wiraswasta 11 16 12 40 10 15 50PetaniNelayan Buruh 16 31 10 49 06 09 28Lainnya 13 21 08 39 24 27 20

Tempat TinggalKota 13 17 09 27 09 11 39Desa 10 19 07 33 04 06 21

Tingkat Pengeluaran per kapitaKuintil 1 11 20 7 35 03 06 25Kuintil 2 11 20 7 32 04 06 28Kuintil 3 13 20 8 31 05 07 25Kuintil 4 10 15 7 26 06 08 33Kuintil 5 12 17 11 30 12 14 34

Catatan D = Diagnosa oleh Nakes DG= Di diagnosis oleh nakes atau degan gejala) Peny Asma jantung diabetes ditetapkan menurut jawaban pernah didiagnosis menderita

penyakit atau mengalami gejala) Penyakit tumor ditetapkan menurut jawaban pernah didiagnosis menderita tumorkanker

93

Prevalensi gangguan jiwa di Provinsi Sumatera Utara menurut kabupatenkota berada dikisaran 00 ndash 41 prevalensi buta warna dalam kisaran 00 ndash 83 Selanjutnyaprevalensi penyakit gloukoma dermatitis sumbing rhinitis talasemia dan hemofili diSumatera Utara terlihat tertinggi pada penyakit dermatitis yaitu 263 Prevalensipenyakit dermatitis tertinggi di Kabupaten Tapanuli Tengah Namun rendah diKabupaten Karo Tapanuli Utara dan Tapanuli Selatan

Tabel 3515Prevalensi Penyakit Keturunan (Gangguan Jiwa Berat Buta WarnaGlaukoma Sumbing Dermatitis Rhinitis Thalasemi Hemofili) permilmenurut Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten Kota JiwaButa

WarnaGlaukoma

Sumbing

Dermatiti

ss

Rhinitis

Thalasemia

Hemofilia

Nias 00 00 04 04 196 24 00 00

Mandailing Natal 30 22 52 22 901 151 04 00

Tapanuli Selatan 08 11 03 03 23 03 00 00

Tapanuli Tengah 06 35 06 00 1019 171 06 12

Tapanuli Utara 20 14 00 14 20 00 00 00

Toba Samosir 11 11 00 00 309 21 00 00

Labuhan Batu 09 27 00 00 125 09 00 00

Asahan 21 00 03 19 612 37 00 00

Simalungun 00 06 06 04 123 49 00 00

Dairi 07 07 00 00 274 13 13 00

Karo 41 10 10 10 05 05 10 05

Deli Serdang 35 31 11 11 86 51 02 02

Langkat 00 07 00 03 38 35 00 00

Nias Selatan 13 53 20 07 152 60 00 00

Humbang Hasundutan 00 12 12 24 746 12 00 00

Pakpak Bharat 00 48 00 48 957 48 00 00

Samosir 14 83 00 28 275 14 00 00

Serdang Bedagai 12 15 03 03 84 32 06 06

Kota Sibolga 20 40 20 20 733 139 00 00

Kota Tanjung Balai 23 11 11 23 812 226 00 00

Kota Pematang Siantar 00 00 00 08 222 15 00 00

Kota Tebing Tinggi 13 39 00 00 360 193 00 26

Kota Medan 10 03 00 05 358 101 00 00

Kota Binjai 00 07 07 07 153 145 00 00

Kota P Sidempuan 19 19 00 10 886 166 00 00

Sumatera Utara 14 15 06 07 263 59 01 01

) Penyakit keturunan ditetapkan menurut jawaban pernah mengalami salah satu dari riwayatpenyakit gangguan jiwa berat (skizofrenia) buta warna glaukoma bibir sumbing dermatitisrhinitis talasemi atau hemofili

94

352 Gangguan Mental Emosional

Di dalam kuesioner Riskesdas pertanyaaan mengenai kesehatan mental terdapat didalam kuesioner individu F01 ndashF20 Kesehatan mental dinilai dengan Self ReportingQuestionnaire (SRQ) yang terdiri dari 20 butir pertanyaan Pertanyaan-pertanyaan SRQdiberikan kepada anggota rumah tangga (ART) yang berusia ge 15 tahun Ke-20 butir pertanyaan ini mempunyai pilihan jawaban ldquoyardquo dan ldquotidakrdquo Nilai batas pisah yangditetapkan pada survei ini adalah 6 yang berarti apabila responden menjawab minimal 6atau lebih jawaban ldquoyardquo maka responden tersebut diindikasikan mengalami gangguanmental emosional Nilai batas pisah tersebut sesuai penelitian uji validitas yang pernahdilakukan (Hartono Badan Litbangkes 1995)Gangguan mental emosional merupakansuatu keadaan yang mengindikasikan individu mengalami suatu perubahan emosionalyang dapat berkembang menjadi keadaapatologis apabila terus berlanjut SRQ memilikiketerbatasan karena hanya mengungkastatus emosional individu sesaat (plusmn 30 hari) dantidak dirancang untuk diagnostigangguan jiwa secara spesifik Dalam Riskesdas 2007pertanyaan dibacakan petugas wawancara kepada seluruh responden Dari tabel 3521ini diperlihatkan bahwa secara umum prevalensi gangguan mental emosional di ProvinsiSumatera Utara mencapai 7 persen di mana tertinggi di Kabupaten Mandailing Natal(142) dan Kota Padang Sidempuan (127) Sedangkan prevalensi terendah diKabupaten Labuhan Batu dan Kota Medan

Tabel 3521Prevalensi Gangguan Mental Emosional pada Penduduk Berumur 15 Tahun

ke Atas (Berdasarkan Self Reporting Questionnaire -20) MenurutKabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten Kota Gangguan Mental EmosionalNias 81Mandailing Natal 142Tapanuli Selatan 48Tapanuli Tengah 110Tapanuli Utara 45Toba Samosir 76Labuhan Batu 36Asahan 109Simalungun 120Dairi 71Karo 63Deli Serdang 80Langkat 56Nias Selatan 70Humbang Hasundutan 65Pakpak Bharat 72Samosir 101Serdang Bedagai 49Kota Sibolga 109Kota Tanjung Balai 70Kota Pematang Siantar 59Kota Tebing Tinggi 114Kota Medan 36Kota Binjai 59Kota Padang Sidempuan 127

Kabupaten Kota 69Nilai Batas Pisah (Cut off Point) ge 6

95

Menurut karakteristik responden tampak prevalensi tertinggi ditemukan pada kelompokusia gt 75 tahun Hal ini dimungkinkan oleh karena pada kelompok lanjut usia banyakmengalami masalah gangguan kesehatan fisik yang dapat mempengaruhi kesehatanmental emosional Kelompok wanita lebih banyak yang mengalami gangguan mentalemosional dibandingkan laki-laki Berdasarkan pendidikan tampak bahwa kerentananterhadap gangguan mental emosional dipengaruhi oleh tingkat pendidikan Semakinrendah tingkat pendidikan prevalensinya relatif semakin rendah mengalami gangguanmental emosional Berdasarkan jenis pekerjaan tampak bahwa tidak bekerja merupakankelompok yang tertinggi mengalami gangguan mental emosional

Tabel 3522Prevalensi Gangguan Mental Emosional pada Penduduk berumur 15 Tahun

Ke Atas (berdasarkan Self Reporting Questionnaire-20) menurutKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara

Riskesdas 2007

Karakteristik Gangguan Mental EmosionalKelompok Umur (Tahun)

15-24 4425-34 4935-44 5245-54 7155-64 11165-74 18475+ 354

Jenis KelaminLaki-Laki 55Perempuan 83

PendidikanTidak Sekolah 212Tidak Tamat SD 121Tamat SD 82Tamat SMP 51Tamat SMA 45Tamat PT 54

PekerjaanTidak Kerja 139Sekolah 47Ibu RT 68Pegawai 38Wiraswasta 50PetaniNelayanBuruh 76Lainnya 62

Tipe DaerahPerkotaan 57Perdesaan 80

Tingkat pengeluaran perkapitaKuintil 1 89Kuintil 2 80Kuintil 3 65Kuintil 4 73Kuintil 5 54

Nilai Batas Pisah (Cut off Point) ge 6

96

353 Penyakit Mata

Survei Kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran tahun 1993-19961

memperlihatkan angka kebutaan di Indonesia mencapai 147 jauh lebih tinggidibandingkan angka kebutaan di Thailand (03) India (07) Bangladesh (10) bahkanlebih tinggi dibandingkan Afrika Sub-sahara (140)2 Angka kebutaan ini menurunmenjadi 121 sesuai dengan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001yang mewakili tingkat kawasan Sumatera Jawa-Bali dan Kawasan Timur Indonesia3

Saw dkk4 dengan metodologi yang berbeda dari SKRT 2001 melaporkan angkakebutaan dua mata pada populasi rural di Sumatera sebesar 22 (golongan usia gt20tahun) sedangkan angka low vision bilateral mencapai 58

Gangguan penglihatan mencakup low vision dan kebutaan merupakan keadaan yangmungkin dapat dihindari dan atau dapat dikoreksi Program WHO ldquoVision 2020 the rightto sightrdquo yang dicanangkan sejak tahun 1999 mematok target pada tahun 2020 tidak adalagi ldquokebutaan yang tidak perlurdquo pada semua penduduk dunia Berbagai strategi telahdijalankan dan Indonesia sebagai warga dunia turut aktif dalam upaya tersebut diawalidengan pencanangan program Indonesia Sehat 2010 Low vision (kisaran visus 360 ltX lt 618 (2060)) dan kebutaan (kisaran visus lt360) (Revised International StatisticalClassification of Diseases Injuries and Causes of Death (ICD) 10 WHO)5 menjadimasalah penting berkaitan dengan berkurang sampai hilangnya kemandirian seseorangyang mengalami kedua gangguan penglihatan tersebut sehingga mereka akan menjadibeban bagi orang di sekitarnya

Dalam Riskesdas 2007 ini data yang dikumpulkan dari responden umur enam tahun keatas untuk mengetahui indikator kesehatan mata meliputi pengukuran tajam penglihatanmenggunakan kartu Snellen (dengan atau tanpa pin-hole) riwayat glaukoma riwayatkatarak operasi katarak dan pemeriksaan segmen anterior mata dengan menggunakanpen-light

Di Sumatera Utara gangguan Low Vision berada pada prevalensi 45 sedangkanuntuk kebutaan 07

97

Tabel ini menunjukkan distribusi penduduk usia gt 5 tahun dengan low vision dankebutaan dengan koreksi kacamata maksimal atau tidak menurut kabupatenkotadengan Persentase low vision tertinggi di Kabupaten Nias Selatan (267) diikutiSerdang Bedagai (256) begitu pula dengan prevalensi kebutaan kedua kabupatentersebut tetap yang tertinggi

Tabel 3531Prevalensi Penduduk Usia 6 Tahun ke atas menurut Low Vision dan

Kebutaan (dengan atau Tanpa Koreksi Kacamata Maksimal) danKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaLow Vision

()

Kebutaan

()

Nias 26 03Mandailing Natal 04 02Tapanuli Selatan 31 00Tapanuli Tengah 14 05Tapanuli Utara 32 10Toba Samosir 42 10Labuhan Batu 23 10Asahan 38 05Simalungun 17 02Dairi 13 04Karo 20 04Deli Serdang 25 06Langkat 102 23Nias Selatan 267 56Humbang Hasundutan 12 00Pakpak Bharat 86 00Samosir 66 06Serdang Bedagai 256 14Kota Sibolga 47 07Kota Tanjung Balai 13 01Kota Pematang Siantar 09 07Kota Tebing Tinggi 14 07Kota Medan 12 03Kota Binjai 17 04Kota Padang Sidempuan 37 04

Sumatera Utara 45 07

CATATAN )Kisaran visus 360 lt X lt 618 (2060))Kisaran visus lt360

98

Tabel ini memberikan gambaran Prevalensi Persentase low vision dan kebutaanmenurut karakteristik responden menunjukkan bahwa Persentase meningkat sesuaipertambahan umur serta cenderung lebih tinggi pada perempuan tetapi menurun padatingkat pengeluaran perkapita rumah tangga yang lebih tinggi dan juga pada pendudukdengan lama pendidikan yang lebih panjang

Tabel 3532Prevalensi Penduduk Umur 6 Tahun ke atas menurut Low Vision dan

Kebutaan (dengan atau Tanpa Koreksi Kacamata Maksimal) danKarakteristik Responden di Provinsi sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikLow Vision

()Kebutaan

()

Kelompok Umur (Tahun)

6 ndash 14 24 02

15 ndash 24 29 01

25 ndash 34 34 02

35 ndash 44 34 03

45 ndash 54 62 11

55 ndash 64 110 27

65 ndash 74 148 54

75+ 246 106

Jenis Kelamin

Laki-Laki 40 06

Perempuan 49 08

Pendidikan

Tidak Sekolah 180 79

Tidak Tamat SD 60 15

Tamat SD 51 07

Tamat SMP 38 02

Tamat SMA 29 02

Tamat PT 39 05

Pekerjaan

Tidak Kerja 80 27

Sekolah 23 01

Ibu Rt 66 09

Pegawai 36 02

Wiraswasta 44 07

PetaniNelayanBuruh 50 09

Lainnya 40 07

Klasifikasi Desa

Kota 21 04

Desa 64 10

Tingkat Pengeluaran per Kapita

Kuintil-1 52 08

Kuintil-2 41 09

Kuintil-3 46 05

Kuintil-4 48 10

Kuintil-5 39 06

CATATAN )Kisaran visus 360 lt X lt 618 (2060) )Kisaran visus lt360

99

Pada penduduk golongan umur 30 tahun keatas prevalensi katarak yang didiagnosisoleh tenaga kesehatan tertinggi di Kota Sibolga (46) atau jauh lebih tinggi dari angkaprovinsi (17) Sedangkan yang merasakan ada gejala katarak tertinggi di KabupatenSamosir 32 ini berarti ada tiga dari 10 yang merasakan ada gejala katarak dikabupaten tersebut

Secara umum penyakit katarak masih terdapat di semua wilayah di Sumatera Utaramereka yang merasakan ada gejala katarak tidak semua dilakukan pemeriksaan olehtenaga kesehatan di mana terjadi perbedaan yang jauh 17 persen yang diperiksaberbanding 97 persen yang mempunyai gejala Besarnya Persentase penduduk yangmempunyai gejala utama katarak tetapi belum didiagnosis oleh nakes menggambarkanperlunya tindakan aktif sektor penyedia pelayanan kesehatan dalam mengidentifikasikasus katarak dalam masyarakat dengan istilah lain rdquomenjemput bolardquo di lapangan

Tabel 3533Persentase Penduduk Umur 30 Tahun keatas dengan Katarak

Menurut Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaDiagnosis Oleh Nakes

()Diagnosis Atau Gejala

()Nias 13 76

Mandailing Natal 23 193

Tapanuli Selatan 16 81

Tapanuli Tengah 18 202

Tapanuli Utara 07 107

Toba Samosir 08 160

Labuhan Batu 07 73

Asahan 11 143

Simalungun 11 147

Dairi 08 91

Karo 08 46

Deli Serdang 16 106

Langkat 07 70

Nias Selatan 29 200

Humbang Hasundutan 07 108

Pakpak Bharat 19 195

Samosir 23 317

Serdang Bedagai 03 120

Kota Sibolga 41 233

Kota Tanjung Balai 16 143

Kota Pematang Siantar 23 127

Kota Tebing Tinggi 11 165

Kota Medan 25 93

Kota Binjai 11 129

Kota Padang Sidempuan 22 135

Sumatera Utara 17 97

100

Penderita katarak menurut karakteristik responden terlihat semakin tinggi umurprevalensi katarak semakin tinggi Keluhan adanya katarak meningkat tajam setelahresponden mencapai umur 65 tahun ke atas (36) Menurut jenis pekerjaan kepalarumah tangga penyakit katarak banyak diderita oleh penduduk yang tidak mempunyaipekerjaan

Tabel 3534Persentase Penduduk Umur 30 Tahun Ke atas dengan Katarak menurut

Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KarakteristikDiagnosis Oleh Nakes

()Diagnosis Atau Gejala

()Kelompok Umur (Tahun)

30 ndash 34 02 20

35 ndash 44 06 45

45 ndash 54 12 103

55 ndash 64 26 199

65 ndash 74 51 362

75+ 68 474

Jenis Kelamin

Laki-Laki 12 94

Perempuan 17 130

Lama Pendidikan

lt 6 Tahun 20 170

7-12 Tahun 10 66

gt12 Tahun 12 60

Pekerjaan

Tidak Bekerja 58 373

Sekolah 31 169

Mengurus Rt 11 85

Pegawai (Negeri SwastaPolri)

10 63

Wiraswasta 12 78

Petani Nelayan Buruh 11 114

Lainnya 13 122Tempat Tinggal

Kota 18 102

Desa 12 122

Tingkat Pengeluaran per Kapita

Kuintil 1 14 123

Kuintil 2 12 117

Kuintil 3 14 119

Kuintil 4 14 117

Kuintil 5 17 97

101

Persentase operasi katarak dalam 12 bulan terakhir untuk tingkat provinsi adalahsebesar 139 persen dengan kisaran terendah adalah di Kabupaten Pakpak Bharat danLangkat (03) dan tertinggi adalah Asahan (375) Cakupan operasi ini masih sangatrendah sehingga dapat mengakibatkan penumpukan kasus katarak pada tahun terkaitdi tingkat provinsi Perlu kajian lebih lanjut untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebabrendahnya cakupan operasi katarak di tingkat kabupaten dan provinsi sebagai bahanpertimbangan dalam penyusunan kebijakan di bidang kesehatan khususnya untukmengatasi masalah low vision dan kebutaan akibat katarak (Tabel 3535)

Pemakaian kacamata pasca operasi katarak di tingkat provinsi adalah sebesar 544Pemberian kacamata operasi bertujuan mengoptimalkan tajam penglihatan jarak jauhmaupun jarak dekat pasca operasi katarak sehingga tidak semua penderita pascaoperasi merasa memerlukan kacamata untuk melakukan aktivitas sehari-hari(Tabel3535)

Tabel 3535Prevalensi Penduduk Umur 30 Tahun keatas dengan Katarak Yang Pernah

Menjalani Operasi Katarakdan Mamakai Kacamata Setelah Operasi menurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara

Riskesdas 2007

Kabupaten KotaOperasi Katarak

()Pakai Kacamata

()Nias 273 4557Mandailing Natal 04 4658Tapanuli Selatan 50 5652Tapanuli Tengah 182 4645Tapanuli Utara 250 3269Toba Samosir 333 5520Labuhan Batu 133 4545Asahan 375 7500Simalungun 12 5909Dairi 200 2581Karo 143 4365Deli Serdang 190 4864Langkat 03 4607Nias Selatan 250 5000Humbang Hasundutan 333 4743Pakpak Bharat 03 1633Samosir 09 4412Serdang Bedagai 12 2450Kota Sibolga 04 6296Kota Tanjung Balai 200 6818Kota Pematang Siantar 71 3548Kota Tebing Tinggi 250 4063Kota Medan 150 8387Kota Binjai 286 6875Kota Padang Sidempuan 05 030

Sumatera Utara 139 544CATATAN )Responden yang pernah didiagnosis Katarak oleh nakes n pembagi adalah

responden yang mengaku didiagnosis dan atau yang mempunyai gejala katarak

102

Persentase yang menggunakan kacamata setelah operasi katarak lebih besar padakelompok penduduk dengan latar pendidikan 7-12 tahun lebih besar pada kelompokpegawai dan lebih besar di daerah perkotaan Hal ini mungkin berkaitan dengankemudahan akses ke sarana kesehatan yang mempunyai alat operasi di perkotaan padaumumnya lebih mudah dibanding di perdesaan Tingkat pendidikan yang rata-rata lebihtinggi dan jenis pekerjaan pegawai (jenis pekerjaan formal) umumnya lebih banyakditemukan di daerah perkotaan sehingga kebutuhan penduduk akan tajam penglihatanmaksimal untuk bekerja di perkotaan lebih besar dibanding di perdesaan

Tabel 3536Persentase Penduduk Umur 30 Tahun keatas dengan Katarak Yang PernahMenjalani Operasi Katarak dan Memakai Kacamata Pasca Operasi menurut

Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikOperasiKatarak

()

Pakai KacamataPasca Operasi

()Kelompok Umur (Tahun)

30 ndash 34 030 21735 ndash 44 034 40745 ndash 54 056 73755 ndash 64 101 137265 ndash 74 178 181075+ 211 2225

Jenis Kelamin

Laki-Laki 067 929Perempuan 069 823

Lama Pendidikan

lt 6 Tahun 069 7937-12 Tahun 066 1038gt12 Tahun 067 793

Pekerjaan

Tidak Bekerja 162 1445Sekolah 112 1563Mengurus RT 063 602Pegawai (Negeri Swasta Polri) 069 1231Wiraswasta 064 1064PetaniNelayan Buruh 045 573Lainnya 135 1544

Tempat Tinggal

Kota 087 1562Desa 054 495

Tingkat Pengeluaran per Kapita

Kuintil-1 062 685Kuintil-2 060 715Kuintil-3 064 814Kuintil-4 075 926Kuintil-5 082 1277

CATATAN ) Responden yang pernah didiagnosis katarak oleh nakes n pembagi adalahsemua penduduk berumur 30 tahun keatas di wilayah terkait

103

354 Kesehatan Gigi

Berbagai program pelayanan kesehatan gigi dan mulut telah dilaksanakan baikpromotif preventif protektif kuratif maupun rehabilitatif Untuk mencapai targetpencapaian tahun 2010 pelayanan kesehatan gigi yang terdiri dari ldquo5 levels of carerdquotersebut harus berjalan secara serentak bersama-sama

Berbagai indikator dan target pencapaian gigi sehat tahun 2010 ditentukan WHO antaralain anak umur 5 tahun 90 bebas karies anak umur 12 tahun mempunyai tingkatkeparahan kerusakan gigi (index DMF-T) sebesar satu gigi penduduk umur 18 tahun tidaksatupun gigi yang dicabut (komponen M = 0) penduduk umur 35-44 tahun memiliki minimal20 gigi berfungsi sebesar 90 dan penduduk tanpa gigi (edentulous) lt=2 pendudukumur 65 tahun ke atas masih mempunyai gigi berfungsi sebesar 75 dan penduduk tanpagigi lt=5 1

Index DMF-T merupakan penjumlahan dari nilai D M dan F yang menunjukkanbanyaknya kerusakan gigi yang pernah dialami seseorang baik berupa Decay (gigi kariesatau gigi berlubang) Missing (gigi dicabut) atau Filling (gigi ditumpat) Kerusakan gigibersifat irreversible artinya kerusakan tersebut tidak dapat sembuh seperti halnya lukajaringan lainnya melainkan cacat selamanya Prevalensi orang dengan pengalamankaries atau orang dengan index DMF-Tgt0 menggambarkan jumlah penduduk yangmempunyai pengalaman karies dalam hidupnya

Dalam rangka melakukan pengawasan dan penilaian terhadap keberhasilan program danmelihat target pencapaian gigi sehat tahun 2010 yang ditentukan WHO serta untukmenunjang Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) diperlukan informasi tentangkesehatan gigi secara berkesinambungan

Berikut ini adalah lima langkah program dan indikator terkait yang dibutuhkan untukmenilai keberhasilan program

Sehat promotif Rawan (protektif) LatenDeteksidini dan terapi

Sakitkuratif

Cacat rehabilitasi

Prevalensi Insidensi dentally Fit keluhan 20 gigiBerfungsi

Free caries 5 th Expected Incidence PTI Dentally fit edentulous

DMF-T 12 th Trend DMFTmenurut umur

RTI PTI Protesa

DMF-T 15 th MI RTI

DMF-T 18 th CPITN MI

Yang dimaksud dengan Performance Treatment Index (PTI) yaitu angka persentase darijumlah gigi tetap yang ditumpat terhadap angka DMF-T PTI menggambarkan motivasidari seseorang untuk menumpatkan giginya yang berlubang dalam upayamempertahankan gigi tetap Sedangkan Required Treatment Index (RTI) merupakanangka persentase dari jumlah gigi tetap yang karies terhadap angka DMF-T RTImenggambarkan besarnya kerusakan yang belum ditangani dan memerlukanpenumpatanpencabutan

Masalah gigi-mulut ditanyakan untuk kurun waktu 12 bulan terakhir pada seluruhpenduduk Di Provinsi Sumatera Utara prevalensi masalah gigi-mulut sebanyak 167yang 239 nya mendapat perawatan Masalah gigi-mulut tinggi di Kota Sibolga (368)dan Kabupaten Tapanuli Tengah (289) Perawatan yang dilakukan sebagian besarpada pengobatan (867) atau perawatan yang disertai dengan pencabutan gigi(325)

Untuk mencegah terjadinya karies (lubang gigi) dan penyakit mulut lainnya (peradangangusi kalkulus) plaque gigi harus dibersihkan secara menyeluruh dan teratur 1 Untuk itu

104

program kesehatan gigi menganjurkan masyarakat untuk menggosok gigi setiap haripaling sedikit sesudah makan pagi dan sebelum tidur malam 4 Perilaku menggosok gigidengan waktu yang benar merupakan pencegahan utama dan pola tersebut mempunyaiperan penting dan menentukan keberhasilan program pencegahan 1

Perilaku gosok gigi di Sumatera Utara sudah tinggi atau sudah di atas 90 persen yangumumnya dilakukan pada pagi hari (906) tetapi perilaku gosok gigi sebelum tidurmalam masih rendah (187)

Masalah gigi-mulut dalam 12 bulan terakhir sebelum survei menunjukkan Persentasependuduk yang bermasalah adanya peningkatan sesuai dengan meningkatnya umurNamun tidak terlihat hubungan yang jelas dengan pola perawatan dari tenaga medisgigi Persentase penduduk yang menerima perawatan dari tenaga medis gigi lebih tinggidi perkotaan dan relatif meningkat pada tingkat pengeluaran yang semakin tinggi

Kepada responden yang tidak bermasalah gigi-mulut dalam 12 bulan terakhirditanyakan lebih lanjut apakah telah kehilangan seluruh gigi aslinya Secara keseluruhandi antara penduduk yang tidak bermasalah gigi-mulut tersebut pada kelompok umur 55-64 tahun dan 65 tahun ke atas kondisi hilangnya seluruh gigi mencapai masing-masing23 dan 105

Tabel 3541Persentase Penduduk Bermasalah Gigi-Mulut Dalam 12 Bulan Terakhir

Menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KarakteristikBermasalah

Gimul

MenerimaPerawatan dari

Tenaga Medis Gigi

HilangSeluruhGigi Asli

Umur

lt 1 11 56 00

1 - 4 49 194 02

5 - 9 136 240 02

10 ndash 14 141 192 00

15 ndash 24 152 210 00

25 ndash 34 190 267 00

35 ndash 44 207 250 00

45 ndash 54 237 252 05

55 ndash 64 245 281 23

65+ 219 233 105

Jenis Kelamin

Laki-Laki 159 237 06

Perempuan 174 242 08

Tempat Tinggal

Kota 173 314 08

Desa 162 175 06

Status Ekonomi

Kuintil-1 169 175 04

Kuintil-2 175 192 05

Kuintil-3 171 235 07

Kuintil-4 160 223 07

Kuintil-5 165 339 10

Sumatera Utara 167 239 07

105

Kabupatenkota yang mempunyai masalah gigi-mulut yang tinggi di Sumatera Utarayaitu Kota Sibolga (368) dan Kabupaten Tapanuli Tengah (289) Namun merekayang mempunyai masalah gigi-mulut yang dilakukan perawatan oleh tenaga kesehatangigi yang Persentasenya tertinggi adalah Kota Binjai (434) dan Kabupaten HumbangHasundutan (425)

Tabel 3542Persentase Penduduk Bermasalah Gigi-Mulut Dalam 12 Bulan Terakhir

Menurut Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Kabupaten KotaBermasalah

Gimul

MenerimaPerawatan Dari

Tenaga Medis Gigi

HilangSeluruhGigi Asli

Nias 247 159 02

Mandailing Natal 241 174 08

Tapanuli Selatan 145 203 04

Tapanuli Tengah 289 106 04

Tapanuli Utara 227 12 04

Toba Samosir 192 134 05

Labuhan Batu 125 119 04

Asahan 218 92 09

Simalungun 195 251 02

Dairi 137 141 05

Karo 22 290 06

Deli Serdang 139 296 10

Langkat 90 357 04

Nias Selatan 242 252 02

Humbang Hasundutan 185 425 07

Pakpak Bharat 184 73 08

Samosir 192 105 03

Serdang Bedagai 141 220 10

Kota Sibolga 368 274 12

Kota Tanjung Balai 177 342 07

Kota Pematang Siantar 132 319 09

Kota Tebing Tinggi 240 200 13

Kota Medan 188 369 09

Kota Binjai 100 434 14

Kota Padang Sidempuan 163 269 04

Sumatera Utara 167 239 07Termasuk Tenaga Medis Gigi Perawat Gigi Dokter Gigi atau Dokter Spesialis KesehatanGigi dan Mulut

106

Kepada responden yang bermasalah gigi-mulut dan menerima perawatan ataupengobatan dari tenaga medis gigi ditanyakan lebih lanjut perawatan dan pengobatanapa yang diterima untuk masalah gigi-mulut yang dialami tersebut Tabel 3543menunjukkan sebagian besar perawatan yang diterima responden adalah pengobatan(867) dan penambalanpencabutanbedah gigi (325) Jenis perawatan lainnyayaitu pemasangan gigi palsu lepasan atau gigi palsu cekat dan konselingperawatankebersihan gigi yaitu masing-masing sebesar 60 dan 157

Tabel 3543Persentase Jenis Perawatan Yang Diterima Penduduk untuk Masalah Gigi-

Mulut menurut Karakteristik Respondendi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik

Jenis Perawatan Gigi

Pengobatan

PenambalanPencabutanBedah

Pemasangan

Gigi PalsuLepasan

Atau

KonselingPerawatanKebersihan

Gigi

Lainnya

Umur

lt 1 1000 00 00 00 00

1 - 4 959 05 04 48 00

5 - 9 914 214 09 140 13

12 ndash 14 899 274 04 80 13

15 ndash 24 893 238 15 162 23

25 ndash 34 887 315 59 195 52

35 ndash 44 858 355 54 181 33

45 ndash 54 866 400 66 156 27

55 ndash 64 772 510 119 133 33

65 + 754 362 284 163 23

Jenis Kelamin

Laki-Laki 870 338 61 173 24

Perempuan 865 313 60 143 34

Tempat Tinggal

Kota 850 356 73 160 33

Desa 893 275 41 153 24

Status Ekonomi

Kuintil-1 926 227 32 123 13

Kuintil-2 896 301 45 164 17

Kuintil-3 865 299 48 128 37

Kuintil-4 904 293 44 170 23

Kuintil-5 810 412 96 178 41

Sumatera Utara 867 325 60 157 29

107

Di Provinsi Sumatera Utara perawatan pengobatan untuk masalah gigi-mulut yangditerima penduduk tertinggi di Kota Tanjung Balai dan Kabupaten Deli Serdang masing-masing 950 dan 949 Sedangkan dengan perawatan penambalan pencabutanbedah gigi tertinggi adalah di Kabupaten Langkat (572) dan Kota Pematang Siantar(429)

Tabel 3544Persentase Jenis Perawatan Yang Diterima Penduduk untuk Masalah Gigi-

Mulut menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten Kota

Jenis Perawatan Gigi

Peng

obatan

PenambalanPencabutanBedah Gigi

PemasanganProtesaBridge

KonselingPerawatanKebersihan

Gigi

Lain

nya

Nias 859 372 102 223 00Mandailing Natal 946 106 00 64 35Tapanuli Selatan 902 196 00 12 12Tapanuli Tengah 915 254 83 155 14Tapanuli Utara 859 141 00 00 00Toba Samosir 785 185 92 154 15Labuhan Batu 820 340 00 100 00Asahan 815 261 106 293 16Simalungun 914 201 43 29 29Dairi 838 187 70 165 141Karo 867 391 00 391 63Deli Serdang 949 347 51 164 25Langkat 874 572 22 279 11Nias Selatan 945 218 26 121 7Humbang Hasundutan 870 288 98 74 33Pakpak Bharat 783 43 43 261 00Samosir 810 306 19 113 19Serdang Bedagai 894 85 37 246 28Kota Sibolga 923 298 40 77 4Kota Tanjung Balai 950 251 31 95Kota P Siantar 786 429 31 112 00Kota Tebing Tinggi 924 373 00 68Kota Medan 795 410 104 205 52Kota Binjai 838 171 54 54 27Kota P Sidempuan 860 227 29 21 23

Sumatera Utara 867 325 60 157 29

Pengendaliankontrol karies gigi dan penyakit gigi-mulut lainnya sebaiknya sedinimungkin yaitu pada masa anak dengan cara menjaga kebersihan mulut dengan baikmenggosok gigi dengan metode yang baik periksa ke dokter gigi secara teratur dan dietmakanan yang manis dan lengket

Melalui Riskesdas 2007 ditanyakan kepada responden umur 10 tahun ke atas apakahbiasa menggosok gigi setiap hari dan bila jawaban ya ditanyakan lebih lanjut kapan sajawaktu menggosok gigi Hasil menunjukkan sebagian besar (933) penduduk ProvinsiSumatera Utara menggosok gigi setiap hari namun di antara mereka hanya 38 yangberperilaku benar menyikat gigi yaitu yang menyikat gigi setiap hari dengan waktu sikatgigi sesudah makan pagi dan sebelum tidur malam

108

Persentase penduduk 10 tahun ke atas yang berperilaku benar menggosok gigi tidakada perbedaan menurut jenis kelamin tetapi menurut tempat tinggal Persentase yangmenggosok gigi benar tersebut lebih tinggi di perkotaan sedangkan menurut tingkatpengeluaran perkapita rumah tangga semakin tinggi tingkat pengeluarannya semakintinggi pula Persentase yang menggosok gigi dengan benar (Tabel 3545)

Tabel 3545Persentase Penduduk 10 Tahun gt Yang Menggosok Gigi Setiap Hari danBerperilaku Benar Menggosok Gigi Menurut Karakteristik Responden

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik

Perilaku Menggosok Gigi

Menggosok GigiSetiap Hari

Berperilaku BenarMenggosok Gigi

Ya Tidak Ya TidakUmur

10 ndash 14 942 58 35 965

15 ndash 24 978 22 43 957

25 ndash 34 965 35 46 954

35 ndash 44 956 44 36 964

45 ndash 54 928 72 29 971

55 ndash 64 849 151 30 970

65+ 658 342 27 973

Jenis Kelamin

Laki-Laki 933 67 35 965

Perempuan 933 67 40 960

Tempat Tinggal

Kota 971 29 56 944

Desa 901 99 22 978

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 902 98 29 971

Kuintil-2 916 84 26 974

Kuintil-3 933 67 26 974

Kuintil-4 940 60 39 961

Kuintil-5 954 46 58 942

109

Tabel 3546 menunjukkan kabupatenkota Persentase berperilaku menggosok gigisetiap hari pada penduduk di Provinsi Sumatera Utara Responden yang tinggal di kota-kota Persentase berperilaku menggosok gigi tersebut umumnya sudah di atas rata-rataangka provinsi kecuali di Kota Tanjung Balai (921)

Menurut kabupatenkota Persentase yang menyikat gigi setiap hari dengan benarbervariasi dari 01 (Kabupaten Tapanuli Utara) sampai 114 (Kota Tanjung Balai)

Tabel 3546Persentase Penduduk 10 Tahun gt Yang Menggosok Gigi Setiap Hari dan

Berperilaku Benar Menyikat Gigi menurut KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota

Perilaku Menggosok Gigi

Mengosok GigiSetiap Hari

Berperilaku BenarMenyikat Gigi

Ya Tidak Ya TidakNias 970 30 73 927Mandailing Natal 948 52 11 989Tapanuli Selatan 877 123 14 986Tapanuli Tengah 889 111 16 984Tapanuli Utara 676 324 01 999Toba Samosir 818 182 08 992Labuhan Batu 972 28 19 981Asahan 891 109 08 992Simalungun 936 64 09 991Dairi 740 260 13 987Karo 842 158 17 983Deli Serdang 953 47 17 983Langkat 971 29 45 955Nias Selatan 950 50 93 907Humbang Hasundutan 729 271 08 992Pakpak Bharat 742 258 09 991Samosir 656 344 04 996Serdang Bedagai 973 27 42 958Kota Sibolga 981 19 73 927Kota Tanjung Balai 921 79 114 886Kota Pematang Siantar 987 13 60 940Kota Tebing Tinggi 948 52 43 957Kota Medan 981 19 89 911Kota Binjai 985 15 24 976Kota Padang Sidempuan 979 21 37 963

Sumatera Utara 933 67 38 962Catatan Berperilaku benar menyikat gigi adalah orang yang menyikat gigi setiap hari

dengan waktu sikat gigi sesudah makan pagi dan sebelum tidur malam

110

Di antara penduduk 10 tahun ke atas yang menggosok gigi setiap hari sebagian besar(906) menggosok gigi saat mandi pagi dan atau sore sedangkan yang menggosokgigi sesudah bangun pagi 278 dan sebelum tidur malam 187 Perilaku menggosokgigi sebelum tidur malam meningkat setelah umur 14 tahun tetapi kemudian menurundengan bertambahnya umur Semakin baik kehidupan ekonomi rumah tangga terlihatsemakin baik pula perilaku menggosok gigi (Tabel 3547)

Tabel 3547Persentase Waktu Menyikat Gigi Pada Penduduk 10 Tahun gt Yang

Menggosok Gigi Setiap Hari Menurut Karakteristik Respondendi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik

Mengosok Gigi Setiap Hari

Saat MandiPagi DanAtau Sore

SesudahMakanPagi

SesudahBangun

Pagi

SebelumTidur

Malam

Lain

nya

Umur

10 ndash 14 892 57 266 160 17

15 ndash 24 929 65 274 217 24

25 ndash 34 914 70 296 216 27

35 ndash 44 905 62 284 181 27

45 ndash 54 898 56 263 167 21

55 ndash 64 881 59 280 156 33

65+ 864 70 294 115 28

Jenis Kelamin

Laki-Laki 899 60 276 164 25

Perempuan 912 66 281 209 24

Tempat Tinggal

Kota 932 81 327 273 26

Desa 883 47 235 109 22

Status Ekonomi

Kuintil-1 881 57 245 123 33

Kuintil-2 892 53 251 141 21

Kuintil-3 905 48 270 148 19

Kuintil-4 909 65 282 187 26

Kuintil-5 927 83 316 279 25

Sumatera Utara 906 63 278 187 24

111

Persentase waktu menyikat gigi pada penduduk umur 10 tahun ke atas yang dilakukansesudah makan pagi terendah terdapat di Kabupaten Asahan 24 yang tertinggi diKota Tanjung Balai (14 9)

Persentase menggosok gigi sebelum tidur malam mempunyai rentang yang lebar yaituberkisar antara 16 hingga 429 Persentase terendah di Kabupaten Tapanuli Utaradan tertinggi di Kota Tebing Tinggi

Tabel 3548Persentase Waktu Menyikat Gigi Pada Penduduk 10 Tahun gt Yang

Menggosok Gigi Setiap Hari Menurut Kabupaten Kotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten Kota

Mengosok Gigi Setiap Hari

Saat MandiPagi DanAtau Sore

SesudahMakanPagi

SesudahBangun

Pagi

SebelumTidur

Malam

Lainnya

Nias 942 120 70 227 17Mandailing Natal 913 26 332 81 52Tapanuli Selatan 941 39 210 102 13Tapanuli Tengah 982 69 443 40 02Tapanuli Utara 512 11 538 16 04Toba Samosir 802 30 350 87 05Labuhan Batu 946 26 137 157 12Asahan 827 24 196 99 27Simalungun 916 25 265 71 6Dairi 704 33 379 50 131Karo 746 37 194 90 15Deli Serdang 856 35 297 172 19Langkat 944 74 180 136 12Nias Selatan 948 137 185 138 98Humbang Hasundutan 581 32 474 63 3Pakpak Bharat 763 95 127 34 72Samosir 766 54 159 29 25Serdang Bedagai 906 62 272 171 38Kota Sibolga 929 118 627 257 7Kota Tanjung Balai 982 149 223 258 20Kota Pematang Siantar 945 106 199 299 10Kota Tebing Tinggi 955 76 218 429 15Kota Medan 974 116 437 389 36Kota Binjai 953 44 152 199 13Kota Padang Sidempuan 966 70 284 214 19

Sumatera Utara 906 63 278 187 24

112

Penyakit gigi berbeda dengan penyakit infeksi lainnya yang bila sembuh bisa pulihseperti sediakala dan tidak menimbulkan cacat Penyakit gigi tidak bisa pulih(irreversible) menimbulkan cacat permanen bahkan bisa mengakibatkan gangguanfungsi bicara pengunyahan dan aestetis

Riskesdas 2007 melaporkan Index DMF-T Provinsi Sumatera Utara sebesar 343meliputi komponen D-T 089 komponen M-T 246 dan komponen F-T 005 Hal iniberarti rata-rata jumlah kerusakan gigi per orang (tingkat keparahan gigi per orang)adalah 343 gigi meliputi 089 gigi berlubang 246 gigi dicabut dan 005 gigi ditumpat

SKRT 1995 melaporkan Index DMF-T sebesar 64 meliputi komponen D-T 19komponen M-T 44 dan komponen F-T 02 Sedangkan SKRT 2001 melaporkan IndexDMF-T sebesar 53 meliputi komponen D -T 16 komponen M-T 36 dan komponen F-T 01

Tabel 3549Komponen D M F dan Index DMF-T menurut Karakteristik Responden

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik D-T (X) M-T (X) F-T (X)Index DMF-

TUmur

12 045 030 001 085

15 045 026 001 081

18 054 031 002 086

35 ndash 44 107 180 006 298

65 + 115 1363 012 1488

Jenis Kelamin

Laki-Laki 086 214 005 309

Perempuan 091 276 005 376

Tempat Tinggal

Kota 086 249 006 343

Desa 091 243 005 344

Status Ekonomi

Kuintil-1 088 206 003 301

Kuintil-2 088 239 004 333

Kuintil-3 092 236 004 337

Kuintil-4 091 255 006 359

Kuintil-5 085 269 008 362

Sumatera Utara 089 246 005 343D-T rata2 jumlah gigi berlubang per orangM-T rata2 jumlah gigi dicabutindikasi pencabutanF-T rata2 jumlah gigi ditumpatDMF-T rata2 jumlah kerusakan gigi per orang (baik yg masih berupa decay dicabut maupun ditumpat)

113

Membandingkan tingkat keparahan gigi (index DMF-T) antar kabupatenkota nampakkabupaten dengan tingkat keparahan di atas rata-rata tertinggi adalah KabupatenHumbang Hasundutan (525) kemudian Asahan (516) dan selanjutnya KabupatenDairi (500) Secara keseluruhan komponen gigi yang dicabut merupakan komponentertinggi untuk masalah gigi di seluruh kabupatenkota

Tabel 35410Komponen D M F Dan Index DMF-T menurut KabupatenKota

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaD-T (X) M-T (X) F-T (X) INDEX DMF-T

(X)

Nias 085 117 002 207

Mandailing Natal 095 335 001 436

Tapanuli Selatan 091 191 001 332

Tapanuli Tengah 117 285 003 403

Tapanuli Utara 139 363 000 498

Toba Samosir 108 259 010 375

Labuhan Batu 111 149 009 269

Asahan 062 452 000 516

Simalungun 078 262 009 350

Dairi 143 365 003 500

Karo 082 292 003 379

Deli Serdang 094 287 003 387

Langkat 055 127 009 197

Nias Selatan 044 027 000 081

Humbang Hasundutan 159 351 012 525

Pakpak Bharat 152 268 010 428

Samosir 097 241 001 336

Serdang Bedagai 091 211 006 307

Kota Sibolga 173 209 001 377

Kota Tanjung Balai 070 273 002 347

Kota Pematang Siantar 063 301 002 369

Kota Tebing Tinggi 058 325 011 394

Kota Medan 089 243 008 340

Kota Binjai 075 283 002 359

Kota Padang Sidempuan 078 236 016 328

Sumatera Utara 089 246 005 343

114

Prevalensi bebas karies di Provinsi Sumatera Utara sebesar 599 sedangkanpenduduk umur 12 tahun ke atas yang mengalami karies pada giginya yang belumditanganikaries aktifunterated terlihat sedikit lebih tinggi pada perempuan yaitu padalaki-laki 393 dan pada perempuan 408 Hampir sama menurut tempat tinggalkotadesa Prevalensi karies aktif relatif meningkat dengan bertambahnya umur

Secara keseluruhan 621 penduduk 12 tahun ke atas pernah mengalami kariesPrevalensi pengalaman karies lebih tinggi pada kelompok umur yang lebih tinggi pada 12tahun sebesar 312 dan pada 65 tahun ke atas sebesar 928

Tabel 35411Prevalensi Bebas Karies Karies Aktif dan Pengalaman Karies Menurut

Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KarakteristikTanpaKaries

Karies AktifTanpa

PengalamanKaries

PengalamanKaries

Umur

12 757 243 688 312

15 725 275 649 351

18 687 313 602 398

35 ndash 44 516 484 284 716

65 + 658 342 72 928

Jenis Kelamin

Laki-Laki 607 393 398 602

Perempuan 592 408 361 639

Tempat Tinggal

Kota 605 395 365 635

Desa 594 406 391 609

Status Ekonomi

Kuintil-1 621 379 441 559

Kuintil-2 612 388 406 594

Kuintil-3 589 411 370 630

Kuintil-4 587 413 365 635

Kuintil-5 599 401 348 652

Sumatera Utara 599 401 379 621Catatan TANPA KARIES orang yang memiliki memiliki D=0Orang dengan karies aktif = orang yang memiliki Dgt0 atau KARIES YANG BELUMTERTANGANI)Orang dengan pengalaman karies= orang yang memilki memiliki DMFT gt0Orang TANPA pengalaman karies= orang yang memilki memiliki DMFT =0

115

Menurut kabupatenkota prevalensi karies aktif di Sumatera Utara berkisar antara 267sampai 590 yaitu terendah di Kabupaten Nias Selatan dan tertinggi di Kota SibolgaUrutan prevalensi terendah dan tertinggi menurut kabupatenkota tersebut tidak berubahpada prevalensi penduduk yang mempunyai pengalaman karies

Tabel 35412Prevalensi Bebas Karies Karies Aktif dan Pengalaman Karies Menurut

Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaTanpa

LubangKariesAktif

TanpaPengalaman

Karies

PengalamanKaries

Nias 616 384 523 477

Mandailing Natal 578 422 264 736

Tapanuli Selatan 588 412 435 565

Tapanuli Tengah 541 459 308 692

Tapanuli Utara 469 531 286 714

Toba Samosir 594 406 380 620

Labuhan Batu 484 516 357 643

Asahan 680 320 272 728

Simalungun 647 353 337 663

Dairi 536 464 347 653

Karo 607 393 342 658

Deli Serdang 579 421 339 661

Langkat 701 299 565 435

Nias Selatan 733 267 705 295

Humbang Hasundutan 462 538 241 759

Pakpak Bharat 482 518 339 661

Samosir 656 344 417 583

Serdang Bedagai 619 381 425 575

Kota Sibolga 410 590 221 779

Kota Tanjung Balai 654 346 386 614

Kota Pematang Siantar 701 299 357 643

Kota Tebing Tinggi 654 346 341 659

Kota Medan 579 421 352 648

Kota Binjai 645 355 406 594

Kota Padang Sidempuan 602 398 353 647

Sumatera Utara 599 401 379 621

116

Tabel 35413Required Treatment Index (RTI) dan Perform Tretment Index (PTI)

Menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KarakteristikRTI=

(DDMF-T)X100PTI=

(FDMF-T)X100(MDMF-T)X100

Umur

12 523 07 353

15 552 13 323

18 625 29 357

35 ndash 44 359 21 606

65 + 78 08 916

Jenis Kelamin

Laki-Laki 278 17 692

Perempuan 243 14 735

Tempat Tinggal

Kota 250 17 728

Desa 265 15 706

Status Ekonomi

Kuintil-1 292 10 684

Kuintil-2 264 11 717

Kuintil-3 274 12 700

Kuintil-4 255 16 711

Kuintil-5 234 23 743

Sumatera Utara 258 16 716

Performance Treatment Index (PTI) merupakan angka persentase dari jumlah gigi tetapyang ditumpat terhadap angka DMF-T PTI menggambarkan motivasi dari seseoranguntuk menumpatkan giginya yang berlubang dalam upaya mempertahankan gigi tetap

Required Treatment Index (RTI) merupakan angka persentase dari jumlah gigi tetap yangkaries terhadap angka DMF-T RTI menggambarkan besarnya kerusakan yang belumditangani dan memerlukan penumpatanpencabutan

117

Tabel 35414 menunjukkan nilai Performance Treatment Index (PTI) hanya mencapai16 hal ini menunjukkan rendahnya motivasi dari seseorang untuk menumpatkangiginya yang berlubang dalam upaya mempertahankan gigi tetap

Nilai Required Treatment Index (RTI) sebesar 258 hal ini menggambarkan besarnyakerusakan yang belum ditangani dan memerlukan penumpatan pencabutan masalah inibanyak dialami pada penduduk yang berumur di bawah 35 tahun

Kisaran Nilai Required Treatment Index (RTI) menurut kabupatenkota berkisar antara121 hingga 542 terendah di Kabupaten Asahan dan tertinggi di Nias SelatanSedangkan Nilai PerformanceTreatment Index (PTI) sangat bervariasi menurutkabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara yaitu mempunyai rentang dari 01 sampai50 tertinggi di Kota Padang Sidempuan (Tabel 36414)

Tabel 35414Required Treatment Index (RTI) dan Perform Tretment Index (PTI)

Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Kabupaten KotaRTI=

(DDMF-T)x100PTI=

(FDMF-T)x100 (MDMF-T)x100Nias 411 12 566Mandailing Natal 217 03 767Tapanuli Selatan 275 03 577Tapanuli Tengah 291 07 708Tapanuli Utara 278 01 728Toba Samosir 287 27 691Labuhan Batu 411 35 556Asahan 121 01 876Simalungun 223 25 746Dairi 285 07 730Karo 215 08 770Deli Serdang 244 07 743Langkat 280 43 646Nias Selatan 542 03 336Humbang Hasundutan 302 24 669Pakpak Bharat 355 23 625Samosir 289 04 718Serdang Bedagai 297 19 686Kota Sibolga 458 04 555Kota Tanjung Balai 202 05 786Kota Pematang Siantar 171 06 815Kota Tebing Tinggi 147 29 826Kota Medan 262 24 714Kota Binjai 209 06 789Kota Padang Sidempuan 238 50 719

Sumatera Utara 258 16 716

118

Tabel 35415 menunjukkan penduduk 12 tahun ke atas dengan fungsi normal gigi(mempunyai minimal 20 gigi berfungsi) sebesar 948 Persentase tersebut merata diberbagai karakteristik yaitu meliputi lebih dari 90 kecuali pada umur 65 tahun ke atashanya sebesar 537 Hal ini menunjukkan berkurangnya jumlah gigi secara signifikanpada umur tersebut

Secara keseluruhan hanya 09 penduduk berstatus edentulous (tanpa gigi)Persentase ini merata di berbagai karakteristik kecuali pada umur 65 tahun ke atas dimana status edentulous pada umur tersebut meliputi 105

Persentase pengguna protesa semakin meningkat dengan meningkatnya tingkatpengeluaran perkapita rumah tangga pada pengeluaran tertinggi Persentase tersebutmencapai 96

Tabel 35415Persentase penduduk dengan Fungsi Normal Gigi dan PendudukEdentulous Menurut Karakteristik Responden di Sumatera Utara

Riskesdas 2007

KarakteristikFungsi Normal

GigiEdentulous

Orang DenganProtesa

Umur12 1000 00 0815 1000 0018 1000 0035 ndash 44 984 00 5465 + 537 105 284

Jenis kelaminLaki-laki 958 07 61Perempuan 939 10 60

Tempat TinggalKota 948 11 73Desa 948 07 41

Status ekonomiKuintil-1 958 05 32Kuintil-2 947 07 45Kuintil-3 952 08 48Kuintil-4 945 09 44Kuintil-5 944 12 96

Sumatera Utara 948 09 60Catatan Fungsi normal gigi = penduduk dengan minimal 20 gigi berfungsi (jumlah gigi ge 20)

Edentulous= orang tanpa gigiOrang dengan preotesa = orang yang memakai protesa

119

36 Cedera dan Disabilitas

361 Cedera

Data cedera diperoleh berdasarkan wawancara kepada responden semua umur tentangriwayat cedera dalam 12 bulan terakhir Cedera didefinisikan sebagai kecelakaan danperistiwa yang sampai membuat kegiatan sehari-hari responden menjadi terganggu

Tabel 3611 memberikan gambaran bahwa dari 25 kabupatenkota di ProvinsiSumatera Utara prevalensi tertinggi cedera terdapat pada Kota Sibolga (97)sedangkan yang terendah terdapat pada kabupaten Labuhan Batu (08) Polapenyebab cedera terbanyak pada tingkat provinsi yaitu jatuh kecelakaan transportasi didarat dan terluka benda tajam tumpul

Sedangkan untuk penyebab cedera yang lain bervariasi tetapi Persentasenya rata-ratakecil Persentase jatuh paling besar terdapat di Kabupaten Simalungan (669) dimanaPersentase lebih besar dibanding angka provinsi (538) Persentase kecelakaantransportasi darat terbanyak di kabupaten Simalungun (523) menunjukkanPersentase yang jauh lebih besar dari angka provinsi (313) Adapun untuk terlukabenda tajamtumpul paling tinggi terdapat di Kota Binjai (367) melebihi angkaPersentase provinsi (168) Penyebab cedera lain yang menonjol adalah kontakdengan bahan beracun menunjukkan angka Persentase tertinggi sekitar 112 diKabupaten Dairi Sementara untuk penyebab cedera ditembak dengan senjata apihanya ada di Kabupaten Nias (06) dan bencana alam di Nias Selatan (11)

120

Tabel 3611Prevalensi Cedera dan Persentase Penyebab Cedera menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota CederaPenyebab Cedera

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16Nias 43 170 12 554 208 06 06 19Mandailing Natal 67 176 22 663 187 11 05 05Tapanuli Selatan 20 360 71 444 107 18 18 18Tapanuli Tengah 12 386 32 577 127 32 63 101Tapanuli Utara 45 126 08 616 333 08Toba Samosir 38 237 10 515 175 41 10 41 21Labuhan Batu 8 286 571 108 36 36Asahan 32 412 451 108 10 10 10 49Simalungun 48 147 29 669 184 07Dairi 41 266 365 280 44 112 55 34 67Karo 09 414 271 227 88Deli Serdang 32 518 344 88 16 16 08 49Langkat 31 37 12 495 467 13Nias Selatan 70 57 528 350 11 11 17 06Humbang Hasundutan 24 173 16 32 484 189 14 76Pakpak Bharat 19 438 31 500 63 31Samosir 82 95 10 768 150 09 18 10 33Serdang Bedagai 13 208 468 208 30 78Kota Sibolga 97 193 04 08 618 214 17 04 04 46Kota Tanjung Balai 40 479 09 473 152 28 19Kota Pematang Siantar 28 523 15 354 62 15 31 15 46Kota Tebing Tinggi 58 500 21 394 99 28 21 28 14 56Kota Medan 62 435 04 615 71 04 25Kota Binjai 58 245 33 495 367 13 07 13 27 13 27Kota Padang Sidempuan 47 508 06 06 342 133 06 06 22 06

Sumatera Utara 38 313 01 10 538 168 07 00 05 00 01 02 04 08 01 02 53 Angka Persentase penyebab cedera merupakan bagian dari angka prevalensi cedera total

Keterangan1 Kecelakaan Transportasi di darat 7 Ditembak dengan senjata api 13 Terbakar terkurung asap2 Kecelakaan Transportasi di laut 8 Kontak dengan bahan beracun 14 Asfiksia3 Kecelakaan Transportasi di udara 9 Bencana alam 15 Komplikasi tindakan medis4 Jatuh 10 Usaha bunuh diri 16 Lainnya5 Terluka benda tajam tumpul 11 Tenggelam6 Penyerangan 12 Mesin elektrik radiasi

121

Tabel 3612 cedera menurut kelompok umur yang menduduki urutan tertinggi adalahkelompok umur 15 ndash 24 dan 75+ sekitar 45 dan diikuti oleh kelompok umur 55-64 (44)dan 25-34 (39) Adapun untuk penyebab cedera jatuh menunjukkan Persentase terbesardi kelompok umur 1-4 (821) Persentase penyebab cedera akibat kecelakaantransportasi darat yang lebih tinggi pada kelompok umur 15-24 (503) Penyebab cederaterluka benda tajamtumpul tertinggi pada kelompok umur 35-44 (260)Prevalensi cedera berdasarkan pembagian kelompok jenis kelamin tampak bahwa padalaki-laki lebih tinggi (48) dibandingkan dengan perempuan (29) Hasil ini sesuai denganberbagai hasil survei yang mana risiko mengalami cedera lebih tinggi pada laki-lakidibandingkan perempuan Berdasarkan penyebabnya terdapat hasil yang bervariasi padasetiap penyebab di mana pada penyebab kecelakaan transportasi di darat kecelakaantransportasi di laut penyerangan tenggelam mesin elektrik radiasi komplikasi tindakanmedis dan lainnya di-dominasi oleh laki-laki sementara penyebab kecelakaan transportasidi udara jatuh terluka benda tajamtumpul ditembak dengan senjata api kontak denganbahan beracun bencana alam usaha bunuh diri terbakarterkurung asap dan asfiksiadidominasi oleh perempuan Menurut tingkat pendidikan tidak sekolah menduduki posisipertama (53) untuk prevalensi cedera dan terendah pada tingkat tidak tamat SD (34)Untuk penyebab cedera karena kecelakaan transportasi darat Persentase tertinggi padatingkat pendidikan tamat PT (494) Adapun untuk penyebab cedera jatuh mayoritas padatingkat pendidikan rendah yaitu tidak sekolah sampai dengan tamat SD Terluka bendatajam tertinggi pada tidak tamat SD (214)Tabel 3613 menggambarkan bahwa berdasarkan jenis pekerjaan prevalensi cederaterbesar pada jenis pekerjaan lainnya (61) dan pegawai (negeri POLRI) (54) Untukpenyebab cedera karena jatuh lebih tinggi pada tingkat sekolah (584) dan tidak sekolah(556) Untuk penyebab cedera karena kecelakaan transportasi darat Persentase terbesarpada pegawai (566) sedangkan Persentase cedera karena terluka benda tajamtumpulterbanyak pada kelompok yang bekerja sebagai ibu rumah tangga (350)Prevalensi cedera berdasarkan tipe daerah di perkotaan yaitu (45) Sedangkanberdasarkan penyebab cedera ada variasi untuk cedera karena jatuh di desa lebih banyak(563) transportasi darat prevalensi lebih besar pada kota (405) dibandingkan desa(207) dan cedera karena terluka benda tajam tumpul lebih banyak di desa (219)Prevalensi cedera menurut tingkat pengeluaran perkapita menunjukkan bahwa prevalensicedera hampir sama atau seimbang antara tingkat pengeluaran kuintil 1 sampai dengankuintil 5 Hal tersebut menggambarkan bahwa tidak ada perbedaan besaran prevalensicedera menurut status ekonomi Adapun untuk penyebab cedera menunjukkan bahwa untukPersentase jatuh terbesar pada kelompok kuintil 2 (588) kecelakaan transportasi daratpada kuintil 5 (419) dan terluka benda tajamtumpul pada kuintil 1 (200) dan kuintil 2(205)Pembagian kategori bagian tubuh yang terkena cedera didasarkan pada klasifikasidari ICD-10 (The Tenth Revision of the International Statistical Classification of Diseases and RelatedHealth Problems) yang mana dikelompokkan ke dalam 10 kelompok yaitu bagian kepalaleher dada perut dan sekitarnya (perutpunggung panggul) bahu dan sekitarnya (bahu danlengan atas) siku dan sekitarnya (siku dan lengan bawah) pergelangan tangan dan tanganlutut dan tungkai bawah tumit dan kaki Responden pada umumnya mengalami cedera dibeberapa bagian tubuh (multiple injury)Persentase tertinggi bagian tubuh yang terkena cedera berdasarkan kabupaten di ProvinsiSumatera Utara adalah sebagai berikut bagian kepala 284 (kabupaten Tapanuli Selatan)bagian leher 78 (kabupaten Kota Tanjung Balai) bagian dada 120 (Kota TebingTinggi) bagian perutpunggungpanggul 171 (kabupaten Samosir) bagian bahulenganatas 176 (kabupaten Tebing Tinggi) bagian sikulengan bawah 387 (kabupaten KotaBinjai) bagian pergelangan tangan dan tangan 535 (kota Binjai) bagian pinggultungkaiatas 164 (kabupaten Tapanuli Tengah) bagian lutut dan tungkai bawah 448 (kotaMedan) bagian tumit dan kaki 385 (Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota PematangSiantar) (Tabel 3613)

122

Tabel 3612Prevalensi Cedera dan Persentase Penyebab Cedera menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik Cedera Penyebab cedera

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16Kelompok umur (tahun)

lt 1 07 207 4301-- 4 27 108 01 21 821 86 04 02 15 125 -- 14 37 151 15 729 91 02 02 01 02 07 03 3115 ndash 24 45 503 01 09 392 159 10 06 03 06 01 12 2225 ndash 34 39 377 01 13 431 200 14 07 08 05 01 4535 ndash 44 37 351 04 462 260 16 08 03 02 14 09 07 1145 ndash 54 42 400 02 11 415 221 05 01 05 01 1655 ndash 64 44 184 06 615 250 14 17 1965 ndash 74 31 253 10 606 90 04 04 05 0375+ 45 55 739 187 21

Jenis kelaminLaki - laki 48 376 02 08 507 153 08 04 00 00 02 04 06 03 26Perempuan 29 210 13 586 195 06 01 07 01 01 00 03 11 02 01 25

PendidikanTidak sekolah 53 211 572 181 13 03 12Tidak tamat SD 34 157 01 14 595 214 04 03 02 01 01 16 02 27Tamat SD 38 294 02 07 543 176 09 05 03 08 09 10 30Tamat SMP 40 408 02 14 467 182 08 05 01 02 04 03 08 01 01 32Tamat SMA 43 478 01 10 396 199 10 05 01 01 05 03 10Tamat PT 49 494 05 362 150 06 27 05 55

PekerjaanTidak bekerja 40 371 06 556 129 16 01 06 14Sekolah 38 330 19 584 98 02 05 02 03 04 13 02 35Mengurus RT 27 229 01 488 350 01 01 4 14Pegawai (negeri POLRI) 54 566 02 05 378 112 11 04 18 15 10 21Wiraswasta 48 479 02 03 443 169 03 08 02 04 04 03 18PetaniNelayan Buruh 38 255 03 13 451 275 16 11 02 02 04 08 05 36Lainnya 61 350 04 23 439 157 17 04 04 2

Tipe daerahPerkotaan 45 405 01 05 515 125 03 03 01 01 03 07 01 0 33Pedesaan 32 207 01 16 563 219 13 01 07 01 03 05 08 00 04 17

Tingkat pengeluaran per kapitaKuintil 1 40 188 01 08 585 200 14 02 01 01 01 07 01 23Kuintil 2 35 260 02 13 588 205 10 07 01 08 03 07 07 17Kuintil 3 37 281 01 17 565 157 01 07 01 00 06 06 01 04 26Kuintil 4 41 356 00 07 510 149 05 08 01 01 00 03 02 01 01 28Kuintil 5 38 419 01 05 478 150 07 01 01 01 06 16 01 32

Angka Persentase penyebab cedera merupakan bagian dari angka prevalensi cedera total

123

Tabel 3613Persentase Cedera menurut Bagian Tubuh Terkena dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota

Bagian Terkena Cedera

Kepala Leher DadaPerut

PunggungPanggul

BahuLengan

atas

Sikulenganbawah

Pergelangantangan dan

tangan

Pinggultungkai

atas

Lututtungkaibawah

BagianTumitkaki

Nias 140 12 12 55 49 179 269 37 404 129

Mandailing Natal 126 05 16 44 111 330 196 68 355 300

Tapanuli Selatan 284 18 36 89 284 178 36 271 147

Tapanuli Tengah 190 32 32 127 127 159 429 164 513 159

Tapanuli Utara 50 33 17 17 58 250 433 08 425 167

Toba Samosir 144 41 31 62 93 196 206 113 392 165

Labuhan Batu 71 108 143 285 215 215 214

Asahan 127 59 79 147 157 108 40 285 214

Simalungun 191 07 15 37 162 265 331 07 316 103

Dairi 167 43 100 100 133 165 142 55 300 332

Karo 182 44 94 44 177 44 94 138 276

Deli Serdang 138 32 64 105 112 186 259 81 289 218

Langkat 12 122 119 178 429 47 316 212

Nias Selatan 247 06 92 57 29 310 275 46 344 258

Humbang Hasundutan 95 62 63 93 142 283 32 187 215

Pakpak Bharat 250 31 63 188 156 125 219 31 313 94

Samosir 57 05 14 171 114 128 292 52 388 280

Serdang Bedagai 117 39 39 39 139 286 307 139 368 385

Kota Sibolga 59 04 13 34 34 130 382 25 420 315

Kota Tanjung Balai 258 78 76 134 161 208 163 38 305 188

Kota Pematang Siantar 231 15 62 62 123 185 246 123 246 385

Kota Tebing Tinggi 261 120 141 176 197 211 70 430 204

Kota Medan 167 13 29 59 276 293 54 448 259

Kota Binjai 82 57 40 73 387 535 20 432 283

Kota Padang Sidempuan 168 42 118 153 238 294 119 400 277

Sumatera Utara 146 11 33 64 97 242 285 53 364 231 Bagian tubuh terkena cedera jumlahnya bisa lebih dari satu (multiple injury)

124

Tabel 3614 menggambarkan bahwa cedera di bagian kepala didominasi oleh kelompok 1-4 tahun yaitu sekitar 4317 Adapun untuk cedera dibagian leher didominasi oleh kelompokumur lt 1 tahun (68) Cedera di bagian dada kebanyakan dialami oleh respondenkelompok umur 55-64 (75) sedangkan cedera di bagian perut punggung panggul lebihbanyak dialami oleh kelompok lt 1 tahun yaitu (379) Untuk cedera di bahu lengan atasjuga masih didominasi kelompok umur lt 1 tahun (203) Persentase cedera dibagian sikutertinggi diderita oleh responden yang berusia 15-24 (292) sedangkan cedera di bagianpergelangan tangan dan tangan tertinggi di kelompok umur 55-64 (428) Selanjutnyauntuk cedera dibagian pinggul dan tungkai atas lebih banyak diderita oleh kelompok umur75 keatas (147) untuk cedera di lutut tungkai bawah sebagian besar juga dialamikelompok umur 75 ke atas (456) dan cedera di bagian tumitkaki tertinggi pada kelompokumur 25-34 tahun (298) Berdasarkan jenis kelamin terlihat bahwa bagian tubuh yangterkena cedera didominasi oleh laki-laki yaitu bagian tubuh kepala (149) leher (13)dada (41) bahulengan bawah (265) lutut tungkai bawah (389) dan bagian tumitkaki (252) Sementara Persentase bagian tubuh mengalami cedera yang didominasi olehperempuan adalah perut punggung panggul (72) pergelangan tangan dan tangan(303) dan pinggul tungkai atas (58) Dengan kata lain Persentase bagian tubuh yangmengalami cedera secara umum lebih tinggi pada laki-laki dibandingkan perempuan

Berdasarkan tingkat pendidikan menunjukkan bahwa Persentase responden yangmengalami cedera di kepala (254) lebih tinggi pada tingkat pendidikan tamat SMA+ untukcedera leher (44) pendidikan tidak sekolah cedera di dada (49) pendidikan tamat SDUntuk cedera di perut punggung panggul (88) pada tingkat pendidikan tamat SD cederadi bagian bahu lengan atas (144) tingkat pendidikan tamat SMA cedera di siku lenganbawah (312) pada tingkat pendidikan tamat SMA+ Adapun cedera di bagian pergelangantangan dan tangan (366) terdapat pada tingkat pendidikan tamat SMP cedera di pinggultungkai bawah (93) pada responden yang tidak sekolah cedera lutut tungkai bawah(406) pada tingkat pendidikan tidak tamat SD dan cedera di tumit dan kaki (29 ) padatingkat pendidikan tamat SMA Tabel 3616 menggambarkan bahwa cedera di kepala(17) dan leher (23) tertinggi dialami oleh responden yang mempunyai pekerjaanlainnya sedangkan Persentase cedera di bagian dada tertinggi pada jenis pekerjaanpegawai (41) Cedera di perut punggungpanggul banyak dialami oleh mengurus rumahtangga (143) dan cedera di bahu lengan atas tertinggi diderita oleh responden yang jenispekerjaan lainnya (154) Persentase cedera di bagian sikulengan bawah terbanyaktampak seimbang jumlahnya antara jenis pekerjaan masih sekolah (288) pegawai(283) dan wiraswasta (281) Untuk Persentase cedera bagian pergelangan tangan dantangan (455) pada kelompok pekerjaan mengurus rumah tangga cedera pada bagianpinggultungkai atas (98) terbesar pada kelompok responden tidak bekerja Cedera dibagian lutut tungkai bawah (445) pada responden dengan pekerjaan pegawai dan bagiantumitkaki (sekitar 25) sebagian besar dialami oleh responden dengan status pekerjaantidak bekerja pegawai wiraswasta petaninelayanburuh dan lainnya

Berdasarkan tempat tinggal memperlihatkan besaran angka Persentasenya secara umumterlihat pola yanga sama antara kota dan desa Bagian cedera yang didominasi di kota padabagian terkena cedera kepala (158) sikulengan bawah (254) pergelangan tangan dantangan (306) pinggul tungkai atas (58) lutut tungkai bawah (375) dan bagiantumitkaki (246) Bagian cedera yang didominasi di desa leher (13) dada (42)perutpunggung panggul (73) dan bahulengan atas 9111)

Berdasarkan tingkat pengeluaran perkapita menggambarkan prevalensi bagian tubuh yangmengalami cedera didominasi oleh kuintil 1 dan kuintil 2 hanya pada prevalensi tertinggi ba-gian tubuh terkena cedera untuk siku lengan bawah dan lutut tungkai bawah pada kuintil 5

125

Tabel 3614Persentase Cedera menurut Bagian Tubuh Terkena dan Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik

Bagian tubuh terkena cedera

Kepala Leher DadaPerut

PunggungPanggul

BahuLengan

atas

Sikulenganbawah

Pergelangantangan dan

tangan

Pinggultungkai

atas

Lututtungkaibawah

BagianTumitkaki

Kelompok umur (tahun)lt 1 35 68 379 203 21 301-- 4 317 09 24 41 46 149 159 26 326 1925 -- 14 179 07 23 33 63 274 158 19 448 19015 ndash 24 140 17 25 45 127 292 324 34 355 26825 ndash 34 130 06 34 86 113 257 286 77 341 29835 ndash 44 110 12 26 88 103 181 396 82 307 21945 ndash 54 100 13 70 90 102 225 366 68 385 23955 ndash 64 72 15 75 50 141 241 428 110 210 19765 ndash 74 155 15 136 64 153 191 39 439 16375+ 167 81 11 82 228 147 456 202Jenis kelaminLaki - laki 149 13 41 58 107 265 273 50 389 252Perempuan 141 07 20 72 80 200 303 58 325 196Pendidikan

Tidak sekolah 165 44 43 48 59 193 309 93 385 213Tidak tamat SD 93 15 33 54 85 203 262 51 406 278Tamat SD 118 03 49 88 91 249 302 68 292 195Tamat SMP 82 10 28 63 109 285 366 46 350 212Tamat SMA 164 13 35 79 144 210 331 69 366 290Tamat PT 254 218 1 52 94 312 14 324 385 198PekerjaanTidak bekerja 170 02 23 50 104 230 243 98 385 253Sekolah 111 09 26 53 92 288 260 29 404 228Mengurus RT 117 03 14 143 71 196 455 79 240 172Pegawai (negeri POLRI) 129 17 41 76 106 283 306 83 445 258Wiraswasta 118 08 37 52 128 281 373 69 384 252PetaniNelayan Buruh 92 16 54 74 107 188 302 53 302 259Lainnya 188 23 19 90 154 148 333 54 256 253Tipe daerahPerkotaan 158 09 25 56 83 254 306 58 375 246Pedesaan 132 13 42 73 111 224 260 48 352 214Tingkat pengeluaran per kapita

Kuintil 1 170 13 52 43 80 240 311 43 372 225Kuintil 2 127 22 31 81 119 261 299 75 317 265Kuintil 3 129 05 35 73 104 231 269 49 323 237Kuintil 4 155 14 31 63 96 215 257 60 383 196Kuintil 5 150 04 23 60 88 265 297 43 406 242

126

Klasifikasi jenis cedera di sini merupakan modifikasi dari klasifikasi menurut ICD-10 (TheTenth Revision of the International Statistical Classification of Diseases and Related HealthProblems) Jenis cedera dapat diartikan juga sebagai jenis luka yang dialami oleh respondenyang mengalami cedera Persentase jenis cedera merupakan angka Persentase dariresponden yang mengalami cedera Jenis cedera yang dialami oleh responden bisa lebihdari satu jenis cedera (multiple injury)

Berdasarkan tabel 3615 diperlihatkan bahwa Persentase jenis cedera tertinggi di provinsiSumatera Utara yang terdiri dari 25 kabupaten yaitu benturan 585 (Kota Binjai) lukalecet 592 (Kabupaten Tapanuli Utara) luka terbuka 551 (kabupaten Nias Selatan) lukabakar 229 (kabupaten Nias Selatan) terkilirteregang 477 (kota Tanjung Balai) patahtulang 123 (kota Pematang Siantar) anggota gerak terputus (amputasi) 108(kabupaten Serdang Bedagai) keracunan 90 (kabupaten Dairi)

Grafik 361Persentase Jenis Cedera di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

127

Tabel 3615Persentase Jenis Cedera menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupatenkota BenturanLukalecet

Lukaterbuka

Lukabakar

Terkilirteregang

PatahTulang

Anggotagerak

terputus

Keracunan

Lainnya

Nias 329 441 222 24 283 12 12

Mandailing Natal 381 371 194 22 299 22 05 16

Tapanuli Selatan 551 449 320 196 53

Tapanuli Tengah 444 476 317 63 317 32 74 32 37

Tapanuli Utara 292 592 409 08 133 25 08

Toba Samosir 402 351 258 41 196 21 21 10

Labuhan Batu 215 356 214 71 286 72

Asahan 266 276 253 10 392 29 30

Simalungun 426 500 235 07 279 22 37

Dairi 224 177 333 33 255 101 22 90 89

Karo 359 232 144 94 232 50 50 50 138

Deli Serdang 419 549 224 24 379 73 08

Langkat 412 434 348 117 26 13

Nias Selatan 396 562 551 229 264 06

Humbang Hasundutan 235 331 311 46 138 16 32 16

Pakpak Bharat 188 469 281 438 63

Samosir 279 344 257 24 404 10 14 10

Serdang Bedagai 269 493 208 299 100 108 39 117

Kota Sibolga 391 542 265 21 210 17 08

Kota Tanjung Balai 256 466 322 09 477 38 21 09

Kota Pematang Siantar 323 338 262 46 323 123 15

Kota Tebing Tinggi 401 563 338 56 415 92 28 99

Kota Medan 356 544 335 04 280 46 04 04 13

Kota Binjai 585 475 268 33 128 24 13 20 20

Kota Padang Sidempuan 294 547 265 06 313 71 35

Sumatera Utara 373 477 294 25 282 42 06 06 20

128

Tabel 3616 menunjukkan bahwa untuk jenis cedera yang mempunyai Persentase tertinggimeliputi benturan sekitar 484 ( 75+) luka lecet 551 ( 15-24 ) luka terbuka 364 ( 25-34) luka bakar 174 ( lt1 ) terkilirteregang sekitar 40 (lt 1 dan 65- 74) patah tulang83 (45-54) anggota gerak terputus (amputasi) 16 ( 15-24) keracunan 13 (15-24)serta jenis cedera lainnya 37 ( 75+ keatas)

Berdasarkan kategori jenis kelamin memberikan gambaran bahwa antara laki-laki danperempuan Persentase menurut jenis cedera hampir seimbang Untuk jenis cedera yangdidominasi oleh laki-laki adalah luka lecet (517) luka terbuka (312) terkilir teregang(284) patah tulang (5) dan anggota gerak terputus (08) Sementara yang didominasioleh perempuan adalah benturan (374) luka bakar (39) dan lainnya (26)Sementara untuk keracunan Persentasenya sama yaitu (06)

Persentase jenis cedera menurut tingkat pendidikan menunjukkan pola angka tertinggiterfokus pada tingkat pendidikan tidak sekolah tamat SMP dan tamat SMA+ Denganbesaran sebagai berikut benturan 426 (tidak sekolah) luka lecet 589 (tamat SMA+)luka terbuka 367 (tidak sekolah) luka bakar 70( tidak sekolah) terkilir teregang 381(tamat SMP) patah tulang 85 ( tamat SMA+) anggota gerak terputus 16(tamat SMP)keracunan 15 (tamat SMP) dan lainnya 48 (tamat SMA+)

Tabel 3616 memberikan gambaran pola jenis cedera berdasarkan jenis pekerjaanresponden Urutan terbanyak untuk Persentase jenis cedera yang dialami adalah luka lecet(572) untuk status wiraswasta benturan (403) untuk status sekolah luka terbuka(382) untuk pekerjaan sebagai petaninelayanburuh dan terkilirteregang (sekitar 34)untuk jenis pekerjaan pegawai dan tidak bekerja

Berdasarkan pembagian tempat tinggal kota atau desa Pola jenis cedera lebih dominan dikota yaitu pada Persentase luka lecet (509) luka terbuka (299) dan terkilir teregang(282) dan daerah desa untuk pola jenis cedera benturan (374)

Berdasarkan tingkat pengeluaran perkapita yang dibagi dalam kuintil maka urutan jeniscedera terbanyak yang dialami adalah luka lecet 521 (kuintil 4) benturan 423 (kuintil4) luka terbuka 342 (kuintil 1) dan terkilirteregang 319 (kuintil 2)

Untuk Persentase jenis cedera patah tulang tampak hampir seimbang pada kuintil 3 kuintil4 dan kuintil 5 yaitu sekitar 4

129

Tabel 3616Persentase Jenis Cedera menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik BenturanLukalecet

Lukaterbuka

Lukabakar

Terkilirteregang

PatahTulang

Anggota gerakterputus

Keracunan

Lainnya

Kelompok umur (tahun)

lt 1 345 174 4091-- 4 381 549 218 28 155 19 345 -- 14 379 537 236 19 180 34 2 4 1915 ndash 24 394 551 345 32 375 45 16 13 1425 ndash 34 368 475 364 31 230 41 1 6 2035 ndash 44 334 402 328 27 304 23 10 8 2145 ndash 54 347 437 285 13 355 83 1 2755 ndash 64 326 321 249 8 349 67 5 9 2665 ndash 74 460 234 309 19 406 35 5 575+ 484 328 98 21 286 17 37

Jenis kelaminLaki - laki 370 517 312 16 284 50 8 6 17Perempuan 374 411 265 39 276 30 3 6 26

PendidikanTidak sekolah 426 429 367 70 272 82 7Tidak tamat SD 319 431 285 34 268 26 6 7 29Tamat SD 357 408 268 29 309 43 3 3 20Tamat SMP 349 471 318 26 381 37 16 15 15Tamat SMA 395 506 340 12 298 46 7 5 20Tamat PT 386 589 327 219 85 6 48

PekerjaanTidak bekerja 384 452 290 4 340 37 1 1Sekolah 403 557 273 29 277 25 10 9 23Mengurus RT 325 342 308 35 283 15 3 1 41Pegawai (negeri POLRI) 390 522 270 30 341 95 21 15 38Wiraswasta 393 572 295 10 331 62 1 1 4PetaniNelayan Buruh 310 347 382 36 322 34 9 12 23Lainnya 352 400 294 7 254 62 4 4 28

Tipe daerahPerkotaan 369 509 299 14 282 51 7 6 22Pedesaan 374 440 288 37 279 32 5 6 19

Tingkat pengeluaran per kapita

Kuintil 1 321 445 342 57 307 23 5 1 21Kuintil 2 423 450 309 27 319 39 12 15 27Kuintil 3 340 477 263 11 266 45 8 7 25Kuintil 4 377 521 267 16 307 49 1 5 7Kuintil 5 395 474 304 21 228 48 5 2 23 Jenis cedera jumlahnya bisa lebih dari satu (multiple injury)

130

362 Disabilitas

Status disabilitas dikumpulkan dari kelompok penduduk umur 15 tahun ke atasberdasarkan pertanyaan yang dikembangkan oleh WHO dalam InternationalClassification of Functioning Disability and Health (ICF) Tujuan pengukuran ini adalahuntuk mendapatkan informasi mengenai kesulitanketidakmampuan yang dihadapi olehpenduduk terkait dengan fungsi tubuh individu dan sosial

Responden diajak untuk menilai kondisi dirinya dalam satu bulan terakhir denganmenggunakan 20 pertanyaan inti dan 3 pertanyaan tambahan untuk mengetahuiseberapa bermasalah disabilitas yang dialami responden sehingga memerlukanbantuan orang lain Sebelas pertanyaan pada kelompok pertama terkait dengan fungsitubuh bermasalah dengan pilihan jawaban sebagai berikut 1) Tidak ada 2) Ringan 3)Sedang 4) Berat dan 5) Sangat berat Sembilan pertanyaan terkait dengan fungsiindividu dan sosial dengan pilihan jawaban sebagai berikut yaitu 1) Tidak ada 2)Ringan 3) Sedang 4) Sulit dan 5) Sangat sulittidak dapat melakukan Tiga pertanyaantambahan terkait dengan kemampuan responden untuk merawat diri melakukanaktivitasgerak atau berkomunikasi dengan pilihan jawaban 1) Ya dan 2) Tidak

Dalam analisis penilaian pada masing-masing jenis gangguan kemudian diklasifikasikanmenjadi 2 kriteria yaitu ldquoTidak bermasalahrdquo atau ldquoBermasalahrdquo Disebut ldquoTidakbermasalahrdquo bila responden menjawab 1 atau 2 pada 20 pertanyaan inti DisebutldquoBermasalahrdquo bila responden menjawab 34 atau 5 untuk keduapuluh pertanyaantermaksud

Di Provinsi Sumatera Utara disabilitas belum menjadi masalah yang berat dimanamereka yang mempunyai disabilitas buruk + sangat buruk masih di bawah lima persenNamun disabilitas secara keseluruhan sudah menjadi masalah setidaknya pada 23persen penduduk Masalah disabilitas banyak dikeluhkan pada wanita dan terutama usialanjut 64 tahun atau lebih

Dari tabel 3621 diketahui bahwa sebagian besar penduduk usia 15 tahun ke atasmemiliki status disabilitas sangat baik atau tidak memiliki kesulitan dalam penglihatandan mengenali orang dalam jarak kurang lebih 20 meter (795) Demikian pula denganpenglihatan dan pengenalan terhadap obyek dengan jarak 30 cm sebagian besarpenduduk usia tersebut tidak mengalami kesulitan (807) Dalam hal pendengaranpersentase penduduk yang tidak mengalami kesulitan mendengar orang berbicara di sisilain dalam satu ruangan adalah 87 persen dan 87 persen tidak mengalami kesulitanmendengar orang berbicara di ruangan yang sunyi Persentase penduduk usia 15 tahunke atas yang tidak merasa nyeri atau tidak nyaman cukup besar yaitu 81 persen sedangpersentase penduduk yang tidak merasakan nafas pendek setelah latihan ringansebanyak 80 persen Sebagian besar penduduk tidak menderita batukbersin selama 10menit setiap serangan (866) dan sebanyak 83 persen tidak mengalami gangguantidur Demikian pula sebanyak 856 persen tidak mengalami masalah kesehatan yangmempengaruhi emosi

Untuk masalah kesulitan berdiri (selama 30 menit) persentase penduduk usia 15 tahunke atas yang berstatus disabilitas buruk dan sangat buruk sebesar 2 persen Sedanguntuk kesulitan berjalan jauh (1 km) persentase penduduk yang berstatus disabilitasburuk dan sangat buruk sebesar 4 persen Persentase penduduk yang mengalamimasalah memusatkan pikiran (selama 10 menit) sebesar 1 persen Persentasependuduk usia 15 tahun ke atas yang mengalami kesulitan membersihkan seluruhtubuh mengenakan pakaian mengerjakan pekerjaan sehari-hari memahamipembicaraan orang lain dan bergaul dengan orang asing hanya berkisar 1 persenSedangkan sebagian kecil penduduk mengaku berat dan sangat berat dalammemelihara persahabatan (1) begitu pula dalam melakukan pekerjaanberperandalam kegiatan kemasyarakatan (1) Secara keseluruhan persentase tertinggi statusdisabilitas buruk dan sangat buruk berturut-turut yaitu kesulitan berjalan jauh (4)

131

Tabel 3621Persentase Penduduk Umur 15 tahun ke Atas Menurut Masalah DisabilitasDalam Fungsi TubuhIndividuSosial di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas

2007

Fungsi TubuhIndividuSosial Bermasalah()

Melihat jarak jauh (20 m) 93

Melihat jarak dekat (30 cm) 88

Mendengar suara normal dalam ruangan 49

Mendengar orang bicara dalam ruang sunyi 46

Merasa nyerirasa tidak nyaman 76

Nafas pendek setelah latihan ringan 90

Batukbersin selama 10 menit tiap serangan 43

Mengalami gangguan tidur 58

Masalah kesehatan mempengaruhi emosi 48

Kesulitan berdiri selama 30 menit 80

Kesulitan berjalan jauh (1 km) 112

Kesulitan memusatkan pikiran 10 menit 67

Membersihkan seluruh tubuh 28

Mengenakan pakaian 25

Mengerjakan pekerjaan sehari-hari 48

Paham pembicaraan orang lain 38

Bergaul dengan orang asing 52

Memelihara persahabatan 47

Melakukan pekerjaantanggungjawab 55

Berperan di kegiatan kemasyarakatan 67

) Bermasalah bila responden menjawab 34 atau 5

132

Tabel 3622 menggambarkan status disabilitas di 25 kabupatenkota di ProvinsiSumatera Utara dengan kriteria sangat masalah masalah dan tidak ada masalah Padakriteria sangat masalah persentase tertinggi status disabilitas ditemukan di KabupatenDairi (3) dan terendah di Kabupaten Karo

Tabel 3622Persentase Penduduk Umur 15 tahun ke Atas Menurut Masalah Disabilitas

Dalam 1 bulan terakhir dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KabupatenKota Sangat masalah MasalahNias 28 353

Mandailing Natal 13 433

Tapanuli Selatan 19 299

Tapanuli Tengah 15 309

Tapanuli Utara 17 184

Toba Samosir 15 186

Labuhan Batu 28 175

Asahan 29 209

Simalungun 15 171

Dairi 31 192

Karo 07 190

Deli Serdang 20 148

Langkat 18 291

Nias Selatan 23 277

Humbang Hasundutan 25 216

Pakpak Bharat 23 313

Samosir 29 121

Serdang Bedagai 14 127

Kota Sibolga 19 173

Kota Tanjung Balai 13 238

Kota Pematang Siantar 20 131

Kota Tebing Tinggi 20 355

Kota Medan 20 215

Kota Binjai 20 125

Kota Padang Sidempuan 16 259

Sumatera Utara 20 216

Status disabilitas yang dibagi menjadi tiga kriteria yaitu 1) tidak masalah apabilaresponden menjawab 20 pertanyaan disabilitas dengan pilihan 1 (tidak ada) atau 2(ringan) 2) masalah apabila responden menjawab salah satu dari 20 pertanyaan denganpilihan 3 (sedang atau cukup) 4 (berat atau sulit) atau 5 (sangat berat atau sangat sulit)dan 3) sangat masalah yaitu apabila responden menjawab dengan kriteria masalah danmembutuhkan bantuan orang lain Persentase penduduk yang memiliki status disabilitasmasalah dan membutuhkan bantuan bertambah besar seiring dengan bertambahnyaumur Selaras dengan itu status disabilitas tidak masalah semakin menurun denganbertambahnya umur

133

Ditinjau dari jenis kelamin persentase status disabilitas sangat masalah lebih banyakditemui pada perempuan (23) dibandingkan dengan laki-laki (17) Pola serupaditemukan pada kriteria masalah dan tidak masalah Persentase tertinggi untuk statusdisabilitas dengan kriteria sangat masalah dan masalah ditemukan pada penduduk yangtidak sekolah yaitu berturut-turut 129 dan 50

Tabel 3623Persentase Penduduk Umur 15 tahun ke Atas Menurut Masalah Disabilitas

Dalam 1 bulan terakhir dan Karakteristik Respondendi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik Sangat masalah Masalah

Golongan umur15-24 tahun 07 8925-34 tahun 09 13135-44 tahun 08 18945-54 tahun 15 29655-64 tahun 37 46265-74 tahun 82 613gt75 tahun 259 591

Jenis kelaminLaki-laki 17 198Perempuan 23 232

PendidikanTidak sekolah 127 502Tidak tamat SD 44 382Tamat SD 21 263Tamat SMP 09 164Tamat SMA 09 145Tamat PT 17 157

PekerjaanTidak bekerja 84 272Sekolah 06 73Mengurus RT 15 222Pegawai (Negeri Swasta Polri) 10 147Wiraswasta 12 184PetaniNelayanBuruh 14 273Lainnya 19 279

Tempat TinggalKota 18 178Desa 22 248

Status ekonomiKuintil 1 21 234Kuintil 2 20 208Kuintil 3 23 195Kuintil 4 19 221Kuintil 5 17 221

Sumatera Utara 20 216

Gambaran tentang status disabilitas yang membutuhkan bantuan orang lain untukkegiatan merawat diri beraktifitas sehari-hari dan berkomunikasi dengan orang lain di25 kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara adala sebagai berikut

134

Persentase penduduk yang membutuhkan bantuan dari ketiga jenis kegiatan tersebut diatas hampir sama yaitu berkisar tiga persen Kabupaten Labuhan Batu Dairi dan KotaSibolga merupakan daerah yang pempunyai penduduk dengan disabilitas merawat diriberaktifitas sehari-hari dan berkomunikasi dengan membutuhkan bantuan orang lainyang tertinggi dibandingkan kabupatenkota yang lain

Tabel 3624Persentase Penduduk Umur 15 tahun ke Atas

Menurut Masalah Disabilitas yang membutuhkan bantuan orang laindan KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota Merawat diriMelakukanaktivitas

Berkomunikasi

Nias 30 29 27

Mandailing Natal 14 15 13

Tapanuli Selatan 24 23 25

Tapanuli Tengah 20 18 19

Tapanuli Utara 17 16 14

Toba Samosir 17 17 15

Labuhan Batu 76 76 77

Asahan 27 24 27

Simalungun 19 20 22

Dairi 56 62 51

Karo 19 19 19

Deli Serdang 22 24 25

Langkat 25 22 20

Nias Selatan 29 28 28

Humbang Hasundutan 36 33 36

Pakpak Bharat 51 52 52

Samosir 42 44 42

Serdang Bedagai 25 21 24

Kota Sibolga 63 62 63

Kota Tanjung Balai 15 13 15

Kota Pematang Siantar 27 26 26

Kota Tebing Tinggi 27 29 26

Kota Medan 20 25 17

Kota Binjai 31 32 30

Kota Padang Sidempuan 15 16 12

Sumatera Utara 28 28 27

Persentase terendah untuk kebutuhan bantuan dalam perawatan diri ditemukan padakelompok usia 15-44 tahun (2) Persentase kebutuhan akan bantuan dalam merawatdiri meningkat sejalan dengan bertambahnya umur di mana persentase tertinggi padakelompok usia 75 tahun ke atas (21) Persentase terendah untuk kebutuhan bantuandalam melakukan aktivitas juga pada kelompok usia 15-44 tahun (2) Kebutuhan akanbantuan ini jug meningkat sesuai umur

Persentase terendah membutuhkan bantuan merawat diri beraktifitasdab berkomunikasipada laki-laki lebih rendah dibandingkan wanita Sedangkan menurut pekerjaan kepalarumah tangga persentase tertinggi untuk penduduk yang membutuhkan bantuan dalam

135

merawat diri melakukan aktivitas dan berkomunikasi yaitu pada kelompok yang tidakbekerja berturut-turut 74 persen 7 dan 74

Ada sedikit perbedaan persentase antara penduduk perkotaan dan perdesaan yangmembutuhkan bantuan dalam merawat diri melakukan aktivitas dan berkomunikasidimana penduduk yang tinggal di desa lebih tinggi

Menurut tingkat pengeluaran perkapita rumah tangga persentase penduduk yangmembutuhkan bantuan dalam merawat diri melakukan aktivitas dan berkomunikasitertinggi pada tingkat pengeluaran perkapita menengah yaitu kuintil tiga

Tabel 3625Persentase Penduduk Umur 15 tahun ke Atas Menurut MasalahDisabilitas yang membutuhkan Bantuan Orang Lain Menurut

Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Karakteristik Merawat diriMelakukanaktivitas

Berkomunikasi

Golongan umur

15-24 tahun 19 21 20

25-34 tahun 21 21 18

35-44 tahun 15 17 15

45-54 tahun 24 24 22

55-64 tahun 45 46 45

65-74 tahun 68 67 71

gt75 tahun 214 192 194

Jenis kelamin

Laki-laki 25 26 25

Perempuan 30 30 29

Pendidikan

Tidak sekolah 96 89 102

Tidak tamat SD 52 51 53

Tamat SD 31 31 29

Tamat SMP 20 21 19

Tamat SMA 17 19 15

Tamat PT 23 24 22

Pekerjaan

Tidak bekerja 74 70 74

Sekolah 19 20 19

Mengurus RT 23 26 22

Pegawai (Negeri SwastaPolri)

18 20 17

Wiraswasta 22 22 21

PetaniNelayanBuruh 24 25 23

Lainnya 21 26 27

Tempat Tinggal

Kota 23 25 21

Desa 32 31 32

Status ekonomi

Kuintil 1 26 31 28

Kuintil 2 28 28 27

Kuintil 3 33 33 31

Kuintil 4 26 27 27

Kuintil 5 25 24 22

136

37 Pengetahuan Sikap dan PerilakuPengetahuan sikap dan perilaku dalam Riskesdas 2007 ditanyakan pada pendudukumur 10 tahun ke atas Wawancara dengan menanyakan mengenai penyakit flu burungHIVAIDS perilaku higienis meliputi pertanyaan mencuci tangan pakai sabun kebiasaanbuang air besar penggunaan tembakau perilaku merokok minum minuman beralkoholaktivitas fisik perilaku konsumsi buah dan sayur dan pola konsumsi makanan berisiko

Untuk mendapatkan persepsi yang sama pada saat melakukan wawancara mengenaisatuan standar minuman beralkohol klasifikasi aktivitas fisik dan porsi konsumsi buahdan sayur digunakan kartu peraga

371 Perilaku Merokok

Pada penduduk umur 10 tahun ke atas ditanyakan apakah merokok setiap hari merokokkadang-kadang mantan perokok atau tidak merokok Bagi penduduk yang merokoksetiap hari ditanyakan berapa umur mulai merokok setiap hari dan berapa umur pertamakali merokok termasuk penduduk yang belajar merokok Pada penduduk yang merokokyaitu yang merokok setiap hari dan merokok kadang-kadang ditanyakan berapa rata-ratabatang rokok yang dihisap perhari jenis rokok yang dihisap Juga ditanyakan apakahmerokok di dalam rumah ketika bersama anggota rumah tangga lain Bagi mantanperokok ditanyakan berapa umur ketika berhenti merokok

Persentase penduduk Provinsi Sumatera Utara umur 10 tahun ke atas yang merokoktiap hari sebesar 23 persen Di Kabupaten Nias (16) terendah dibandingkan dengankabupatenkota lainnya sedangkan Kabupaten Karo (41) tertinggi dari darikabupatenkota yang lain Atau dapat dikatakan di Kabupaten Karo setiap 10 orang adaempat orang perokok

137

Tabel 3711Persentase penduduk ge 10 tahun yang merokok dan tidak merokok

Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota

Perokok Saat Ini Tidak MerokokPerokokSetiapHari

PerokokKadang-Kadang

MantanPerokok

BukanPerokok

Nias 164 66 29 741

Mandailing Natal 266 53 12 669

Tapanuli Selatan 265 53 13 669

Tapanuli Tengah 236 39 22 703

Tapanuli Utara 260 41 27 672

Toba Samosir 261 44 28 667

Labuhan Batu 212 76 23 689

Asahan 264 37 21 677

Simalungun 255 93 19 634

Dairi 309 36 14 641

Karo 406 38 17 538

Deli Serdang 219 43 15 723

Langkat 231 38 38 692

Nias Selatan 170 103 32 694

Humbang Hasundutan 252 30 59 659

Pakpak Bharat 283 72 24 621

Samosir 319 41 31 609

Serdang Bedagai 215 69 17 700

Kota Sibolga 219 70 32 679

Kota Tanjung Balai 264 42 20 674

Kota Pematang Siantar 237 36 22 705

Kota Tebing Tinggi 254 33 29 684

Kota Medan 193 62 21 724

Kota Binjai 211 24 32 733

Kota Padang Sidempuan 268 52 33 647

Sumatera Utara 233 55 22 690

138

Persentase merokok tiap hari menurut umur sudah dimulai sejak umur 10-14 tahun yangkemudian meningkat menjadi 14 pada umur 15-24 tahun persentase merokok terusmeningkat seiring bertambahnya umur dan pada puncaknya pada umur 45-54 tahun(366) Selanjutnya persentase merokok menurun setelah umur 54 tahun Perokokumumnya pada laki-laki dan menurut pendidikan terbanyak pada yang berpendidikantamat SMA (293) selanjutnya tamat SMP Tidak tampak perbedaan pada Tingkatpengeluaran perkapita per bulan yaitu rata-rata 22 persen (Tabel 3712)

Tabel 3712Persentase penduduk ge 10 tahun yang merokok dan tidak merokok Menurut

Karakteristik di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik

Perokok Saat Ini Tidak Merokok

PerokokSetiap Hari

PerokokKadang-Kadang

MantanPerokok

BukanPerokok

Umur (Tahun)10-14 03 13 03 981

15-24 140 76 05 779

25-34 315 59 9 617

35-44 339 53 20 589

45-54 366 58 33 544

55-64 304 67 74 554

65-74 244 63 109 584

75+ 204 52 115 629

Jenis Kelamin

Laki 444 92 41 423

Perempuan 32 20 05 943

Pendidikan

Tidak Sekolah 223 54 51 672

Tidak Tamat SD 160 40 27 774

Tamat SD 208 42 21 730

Tamat SMP 248 64 17 671

Tamat SMA 293 69 21 618

Tamat SMA + 227 55 33 685

Daerah

Pekotaan 217 54 20 710

Pedesaan 247 56 25 673

Status Ekonomi

Kuintil-1 219 54 19 708

Kuintil-2 235 57 24 684

Kuintil-3 235 54 21 691

Kuintil-4 247 57 23 673

Kuintil-5 232 54 26 688

Sumatera Utara 233 55 22 690

139

Berdasarkan tabel 3713 dapat diketahui bahwa persentase perokok pada pria lebihbesar dibanding wanita yang ditinjau dari berbagai latarbelakang karakteristikresponden Berdasarkan tabel ini diketahui bahwa persentase tertinggi perokok setiaphari pada kelompok usia 55 - 64 tahun (326) Menarik untuk diamati yaitu perokokpada laki-laki terjadi penurunan mulai umur 55-64 tahun tetapi pada wanita penurunantersebut tidak terjadi bahkan terjadi peningkatan dan hanya menurunsedikit ketika umur75 tahun ke atas

Setiap harinya jumlah batang rokok yang dihisap oleh perokok secara umum lebihbanyak yang dihisap oleh perokok laki-laki yang berbeda berkisar 4-5 batang

Tabel 3713Persentase Perokok dan Jumlah Batang Rokok Yang Dihisap

Menurut Karakteristik di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik

Laki - Laki Perempuan

PerokokSaat Ini

Rata - Rata JumlahBatang Rokok Yang

DihisapPerokokSaat Ini

Rata - Rata JumlahBatang RokokYang Dihisap

Jml 95 CI Jml 95 CI

Umur (Tahun)10-14 23 692 49 - 90 9 391 36 - 5515-24 410 1114 108 - 114 23 1216 101 - 14225-34 745 1343 132 - 137 43 949 83 - 10735-44 756 1427 140 - 145 54 957 81 - 11045-54 761 1442 141 - 147 87 947 83 - 10655-64 637 1442 139 - 149 127 885 72 - 10565-74 510 1224 116 - 129 130 829 65 - 10175+ 454 1286 116 - 141 126 718 52 - 91

Pendidikan

Tidak Sekolah 576 1323 127 - 147 140 782 67 - 89Tidak Tamat SD 352 1456 139 - 147 68 962 83 - 109Tamat SD 476 1341 137 - 142 48 974 84 - 111Tamat SMP 579 1340 132 - 137 44 888 77 - 100Tamat SMA 648 1309 129 - 133 40 874 76 - 98Tamat PT 549 1382 132 - 146 40 1506 88 - 213

Daerah

Pekotaan 516 1283 1263 - 1302 36 1138 100 - 128Pedesaan 553 1412 1395 - 1429 66 836 78 - 89

Status Ekonomi

Kuintil-1 505 1349 1320 - 1377 55 1063 89 - 124Kuintil-2 544 1331 1303 - 1359 51 880 76 - 100Kuintil-3 538 1328 1300 - 1356 50 822 73 - 91Kuintil-4 562 1375 1346 - 1405 57 947 82 - 107Kuintil-5 537 1395 1365 - 1426 49 917 80 - 103

140

Tabel 3714 memperlihatkan persentase perokok dan rata-rata jumlah rokok yangdihisap pada laki-laki dan perempuan menurut kabupatenkota Di Kabupaten NiasSelatan walaupun jumlah perokok lebih banyak pada laki-laki tetapi rata-rata jumlahbatang rokok yang dihisap perokok wanita setiap harinya tidak ada perbedaan denganperokok laki-laki (11 batang) hampir sama juga terjadi di Kabupaten Mandailing Nataldan Tapanuli Selatan Namun di Kabupaten Simalungun perokok laki-laki rata-ratajumlah batang rokok yang di hisap jauh lebih banyak dari perokok wanita yaitu berbeda7-8 batang setiap harinya Pola yang berbeda terjadi di Kota Medan di mana perokokwanita jumlahnya relatif kecil (laki-laki 483 wanita 39) tetapi rata-rata jumlahbatang rokok yang dihisap setiap hari lebih banyak pada wanita (laki-laki 12-13 batangwanita 14-15 batang)

Tabel 3714Persentase Perokok dan Jumlah Batang Rokok Yang Dihisap

Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota

Laki - Laki Perempuan

PerokokSaat Ini

Rata - Rata JumlahBatang Rokok Yang

DihisapPerokokSaat Ini

Rata - Rata JumlahBatang Rokok Yang

DihisapJml 95 CI Jml 95 CI

Nias 414 1290 120 - 138 64 713 35 - 107

Mandailing Natal 594 1523 144 - 160 48 1380 73 - 203

Tapanuli Selatan 617 1640 158 - 170 38 1400 104 - 176

Tapanuli Tengah 528 1390 130 - 147 40 862 60 - 112

Tapanuli Utara 565 1308 125 - 137 49 900 62 - 118

Toba Samosir 556 1469 136 - 158 65 989 66 - 132

Labuhan Batu 558 1615 158 - 165 30 1243 94 - 155

Asahan 582 1365 131 - 142 33 810 63 - 99

Simalungun 597 1162 113 - 120 103 413 33 - 49

Dairi 584 1470 138 - 156 121 750 57 - 93

Karo 636 1353 129 - 142 258 902 79 - 102

Deli Serdang 495 1155 112 - 119 37 890 73 - 105

Langkat 542 1498 145 - 155 20 900 67 - 113

Nias Selatan 477 1164 107 - 126 112 1115 92 - 131

Humbang Hasundutan 544 1519 140 - 164 38 847 20 - 150

Pakpak Bharat 606 1509 130 - 172 118 1019 -44 - 248

Samosir 540 1399 128 - 152 190 1123 90 - 135

Serdang Bedagai 533 1270 122 - 132 31 764 52 - 100

Kota Sibolga 530 1435 129 - 158 57 753 15 - 135

Kota Tanjung Balai 595 1429 132 - 153 18 877 -06 - 181

Kota Pematang Siantar 543 1219 113 - 131 39 783 51 - 105

Kota Tebing Tinggi 530 1254 114 - 137 46 1103 46 - 174

Kota Medan 483 1287 125 - 132 39 1450 112 - 178

Kota Binjai 468 1208 112 - 130 18 709 35 - 107

Kota Padang Sidempuan 602 1483 137 - 160 43 1048 55 - 154

Sumatera Utara 536 135 64 99

141

Berdasarkan Tabel 3715 dapat diketahui bahwa rata-rata jumlah batang rokok yangdihisap setiap hari perokok saat ini menurut berbagai karakteristik terlihat tinggikelompok 1-12 batang di mana ada kemungkinan pada kelompok ini termasuk yangcoba-coba atau yang mulai menjadi perokok Pecandu rokok umumnya menghisaprokok jauh lebih banyak Jika yang menghisap gt= 49 batang dikatakan pecandu rokokberat maka kelompok ini banyak pada umur di atas 45-54 tahun tinggal di desaberpendidikan rendah dan tingkat pengeluaran perkapita perbulan juga rendah

Tabel 3715Persentase Perokok Saat Ini Umur 10 Tahun Ke Atas Berdasarkan Jumlah

Batang Rokok Yang Dihisap Per Hari Menurut Karakteristikdi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikRata-rata batang rokok perhari

gt=49 btg 37-48 25-36 btg 13-24 1-12

Umur (tahun)10-14 540 09 45115-24 50 01 07 157 78525-34 40 04 21 277 65735-44

32 06 30 287 64445-54

41 08 36 272 64455-64 57 09 42 238 65565-74 82 03 13 177 72575+

93 21 19 165 703Pendidikan

Tidak sekolah 106 12 25 188 669Tidak tamat SD

125 08 28 232 607Tamat SD 52 08 28 248 665Tamat SMP 39 04 25 238 694Tamat SMA 33 03 19 255 689Tamat SMA + 43 01 45 266 644

DaerahPekotaan 40 04 24 219 713Pedesaan

62 07 25 264 642Status ekonomi

Kuintil-1 80 04 20 251 646Kuintil-2 57 06 21 242 674Kuintil-3

51 04 22 238 685Kuintil-4

43 04 23 246 684Kuintil-5

45 08 35 250 663Sumatera Utara 52 05 25 245 673

142

Pecandu rokok berat (rata-rata jumlah rokok yang dihisap perhari gt=49 batang)persentase tiga terbanyak di Kabupaten Nias Selatan 215 Nias 19 dan PakpakBharat 135 Kabupaten Tapanuli Selatan Langkat Labuhan Batu Kota Sibolga danTanjung Balai merupakan daerah-daerah yang perokoknya menghisap 13-24 batangperhari sudah di atas 30 atau tiga dari sepuluh orang yang kemungkinannya akanmenjadi perokok berat

Tabel 3716Persentase Perokok Saat Ini Pada Laki-Laki Umur 10 Tahun Ke Atas

Berdasarkan Jumlah Batang Rokok Yang Dihisap Per HariMenurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKotaRata-rata batang rokok perhari

gt=49btg

37-48btg

25-36btg

13-24btg

1-12 btg

Nias 192 03 37 248 520Mandailing Natal 57 20 34 297 592Tapanuli Selatan 70 04 51 397 477Tapanuli Tengah 24 07 34 188 746Tapanuli Utara 20 03 03 247 727Toba Samosir 21 03 31 261 683Labuhan Batu 37 04 36 323 600Asahan 36 08 19 246 691Simalungun 14 01 06 128 850Dairi 56 08 24 243 668Karo 92 09 23 233 643Deli Serdang 57 05 05 188 745Langkat 65 10 51 367 507Nias Selatan 215 06 245 534Humbang Hasundutan 74 02 27 282 614Pakpak Bharat 135 02 18 253 592Samosir 21 09 20 227 723Serdang Bedagai 38 06 10 188 758Kota Sibolga 34 05 20 329 612Kota Tanjung Balai 21 05 25 353 595Kota Pematang Siantar 13 10 15 179 783Kota Tebing Tinggi 11 09 25 242 713Kota Medan 44 32 190 734Kota Binjai 16 04 21 291 668Kota Padang Sidempuan 21 15 30 329 605

Sumatera Utara 52 05 25 245 673

Umur mulai merokok setiap hari paling tinggi pada kelompok umur 15-19 tahun (335 )Umur pertama kali merokok tiap hari pada laki-laki lebih tinggi pada umur 10-19 tahundibandingkan pada perempuan dan perbedaan tersebut mencolok pada umur 15-19tahun

Menurut pendidikan umur mulai merokok tiap hari sangat bervariasi Pada kelompokumur 15-19 tahun mulai merokok tiap hari paling banyak pada penduduk tidak tamat SD(258) Sedangkan menurut Tingkat pengeluaran perkapita per bulan umur mulaimerokok tiap hari pada penduduk tidak menunjukkan pola tertentu

143

Tabel 3717Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok Berdasarkan Umur

Pertama Kali Merokok Setiap Hari Menurut Karakteristikdi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikUsia Mulai Merokok Tiap Hari

5-9Th

10-14Th

15-19Th

20-24Th

25-29Th

gt=30Th

TidakTahu

Umur (tahun)10-14 00 86 00 00 00 00 914

15-24 00 130 548 110 00 00 212

25-34 00 83 401 227 31 03 256

35-44 00 53 306 245 38 22 336

45-54 00 58 264 202 45 40 391

55-64 00 61 229 193 46 64 408

65-74 00 71 142 170 52 80 486

75+ 00 53 149 103 27 99 568

Jenis Kelamin

Laki 00 76 352 209 31 13 318

Perempuan 00 41 137 113 57 166 486

Pendidikan

Tidak Sekolah 00 68 210 138 25 75 484

Tidak Tamat SD 00 72 258 178 41 41 411

Tamat SD 00 83 315 162 34 29 378

Tamat SMP 00 87 361 176 29 16 332

Tamat SMA 00 62 376 246 32 19 265

Tamat SMA + 00 40 281 335 51 27 265

Daerah

Pekotaan 00 80 364 216 34 19 288

Pedesaan 00 69 315 190 33 30 364

Status Ekonomi

Kuintil-1 00 84 335 178 29 23 352

Kuintil-2 00 82 349 200 28 21 320

Kuintil-3 00 73 344 183 33 19 347

Kuintil-4 00 68 340 201 31 32 328

Kuintil-5 00 67 315 228 41 27 321

Dari tabel ini dapat diketahui bahwa dari penduduk yang merokok dimulai pada umur-umur muda (kurang dari 15 tahun) banyak terdapat di Kabupaten Serdang Bedagai195 dan Tapanuli Selatan 181 Di Kabupaten Toba Samosir dan Kota Binjai tidakada responden yang menjawab mulai merokok pada umur 5-9 tahun

144

Tabel 3718 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok

Berdasarkan Umur Pertama Kali Merokok Setiap Hari MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKotaUsia mulai merokok tiap hari

5-9th

10-14th

15-19 th20-24

th25-29

thgt=30

thTidaktahu

Nias 00 50 305 299 73 46 227

Mandailing Natal 00 90 498 187 16 17 191

Tapanuli Selatan 00 168 376 90 07 04 356

Tapanuli Tengah 00 63 507 238 46 26 120

Tapanuli Utara 00 50 387 164 15 10 374

Toba Samosir 00 37 397 272 74 29 192

Labuhan Batu 00 44 363 230 27 05 330

Asahan 00 44 298 335 64 30 230

Simalungun 00 29 190 210 34 64 472

Dairi 00 50 418 219 49 68 196

Karo 00 47 249 225 88 91 300

Deli Serdang 00 76 281 151 19 10 463

Langkat 00 79 183 207 08 04 520

Nias Selatan 00 12 170 97 18 03 700

Humbang Hasundutan 00 70 449 200 10 27 244

Pakpak Bharat 00 96 420 144 23 20 298

Samosir 00 52 360 120 55 80 333

Serdang Bedagai 00 180 283 59 07 20 452

Kota Sibolga 00 88 530 114 26 36 207

Kota Tanjung Balai 00 77 552 207 62 19 85

Kota Pematang Siantar 00 43 509 215 49 43 142

Kota Tebing Tinggi 00 55 339 318 60 31 197

Kota Medan 00 89 425 239 40 15 190

Kota Binjai 00 34 480 206 17 10 253

Kota Padang Sidempuan 00 71 312 212 36 23 347

Sumatera Utara 00 74 335 201 33 25 331

145

Grafik 371Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok

Berdasarkan Umur Pertama Kali Merokok Setiap Haridi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

146

Umur mulai merokok atau kunyah tembakau termasuk penduduk yang baru pertama kalimencoba merokok atau mengunyah tembakau secara umum banyak pada kelompokumur 15-19 tahun (319) kemudian kelompok umur 10-14 tahun (92) Padakelompok umur tersebut laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan perempuanDemikian juga menurut tingkat pendidikan dan tingkat pengeluaran perkapita perbulan

Tabel 3719Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok

Berdasarkan Umur Pertama Kali Merokok Menurut Karakteristikdi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikUsia pertama kali merokokkunyah tembakau

5-9th

10-14th

15-19th

20-24th

25-29th

gt=30th

Tidaktahu

Umur (tahun)10-14 143 175 682

15-24 09 157 475 51 309

25-34 12 102 381 128 22 03 353

35-44 12 72 316 133 25 16 425

45-54 14 72 256 118 24 33 483

55-64 12 60 221 121 36 43 507

65-74 17 57 171 87 34 64 570

75+ 14 50 112 88 18 58 660

Jenis Kelamin

Laki 12 97 340 112 20 08 411

Perempuan 37 46 130 82 33 121 553

Pendidikan

Tidak sekolah 25 64 168 72 13 72 587

Tidak tamat SD 33 81 231 90 21 39 505

Tamat SD 13 110 287 81 21 21 467

Tamat SMP 10 106 346 94 17 13 414

Tamat SMA 09 80 375 135 21 10 371

Tamat SMA + 21 51 269 243 54 26 335

Daerah

Pekotaan 13 88 338 124 23 16 398

Pedesaan 15 95 305 98 20 22 446

Status ekonomi

Kuintil-1 22 94 306 96 18 21 442

Kuintil-2 13 101 330 101 18 14 422

Kuintil-3 17 97 328 99 19 15 425

Kuintil-4 12 80 328 110 18 23 430

Kuintil-5 11 90 301 129 29 22 418

Sumatera Utara 14 92 319 109 21 19 426

147

Seperti halnya usia merokok setiap hari pada tabel ini menunjukkan persentasependuduk yang merokok pertama kali menurut daerah di mana Kota Tanjung Balaimerupakan daerah terbanyak yang perokoknya mulai merokok pada umur di bawah 20tahun yaitu 667 (09+15+508) berikutnya adalah Kabupaten Asahan 602(06+88+508) dan Tapanuli Tengah

Tabel 37110 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok

Berdasarkan Umur Pertama Kali Merokok Menurut KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKotaUsia pertama kali merokok

5-9 th10-14

th15-19

th20-24

th25-29

thgt=30

thTidaktahu

Nias 20 83 229 155 35 18 460

Mandailing Natal 51 112 373 123 15 18 308

Tapanuli Selatan 21 170 234 67 06 07 495

Tapanuli Tengah 06 88 508 139 56 36 168

Tapanuli Utara 06 48 335 151 17 12 432

Toba Samosir 02 54 372 173 42 35 323

Labuhan Batu 10 152 305 53 06 06 467

Asahan 23 135 478 125 31 13 195

Simalungun 02 53 390 81 14 23 437

Dairi 10 71 368 158 39 71 282

Karo 03 127 241 86 25 54 464

Deli Serdang 07 47 189 125 17 13 602

Langkat 09 67 255 91 11 11 555

Nias Selatan 27 21 167 65 18 02 701

Humbang Hasundutan 13 67 285 116 04 21 494

Pakpak Bharat 21 81 311 57 11 25 494

Samosir 04 54 325 96 40 93 387

Serdang Bedagai 29 151 242 55 14 19 490

Kota Sibolga 08 91 501 114 18 28 241

Kota Tanjung Balai 09 150 508 131 57 21 123

Kota Pematang Siantar 07 43 453 189 46 43 219

Kota Tebing Tinggi 22 86 336 256 27 20 254

Kota Medan 21 91 377 126 29 14 341

Kota Binjai 04 30 398 185 09 15 359

Kota Padang Sidempuan 11 132 324 83 11 25 413

Sumatera Utara 14 92 319 109 21 19 426

148

Di Provinsi Sumatera Utara 861 perokok melakukan kebiasaan di dalam rumah ketikabersama dengan anggota keluarga lainnya Kebiasaan ini terbanyak di Kabupaten Karodan Samosir di atas 94 persen atau hampir semua perokok melakukan kebiasaan ini

Tabel 37111Prevalensi Perokok Dalam Rumah Ketika Bersama Anggota Rumah Tangga

Yang Lain Menurut Karakteristik KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota Perokok di dalam rumah

Nias 894

Mandailing Natal 888

Tapanuli Selatan 806

Tapanuli Tengah 860

Tapanuli Utara 928

Toba Samosir 918

Labuhan Batu 869

Asahan 923

Simalungun 822

Dairi 890

Karo 945

Deli Serdang 834

Langkat 845

Nias Selatan 724

Humbang Hasundutan 789

Pakpak Bharat 929

Samosir 944

Serdang Bedagai 857

Kota Sibolga 854

Kota Tanjung Balai 929

Kota Pematang Siantar 879

Kota Tebing Tinggi 879

Kota Medan 863

Kota Binjai 829

Kota Padang Sidempuan 885

Sumatera Utara 861

149

Tabel ini menyajikan persentase penduduk ge 10 tahun yang merokok menurut jenis rokok yang dihisap Dapat dilihat bahwa sebagian besar penduduk yang cenderungmemilih rokok kretek dengan filter yang kemudian rokok kretek tanpa filter Padaperokok dengan rokok kretek dengan filter tinggi pada umur 15-24 tahun (71) yangkemudian terjadi penurunan dengan meningkatnya umur Menurut karakteristik jeniskelamin tempat tinggal pendidikan dan tingkat pengeluaran perkapita rumah tanggapenghisap rokok kretek dengan filter tetap yang terbanyak

Tabel 37112Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok Berdasarkan Jenis Rokok

Yang Dihisap Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KabupatenKota

Jenis rokok yang dihisap

Kretekdgnfilter

Kretektanpafilter

Rokokputih

Rokoklinting

Cang-klong

Cerutu

Tembakau diku

nyah

Lainnya

Nias 686 270 62 37 02 155Mandailing Natal 357 452 331 210 10 13 22 02Tapanuli Selatan 651 298 181 119 06 08 19 04Tapanuli Tengah 436 419 114 45 21 09Tapanuli Utara 572 376 45 42 24 04Toba Samosir 619 329 25 41 50Labuhan Batu 589 259 281 49 09 01Asahan 614 221 157 83 03 04 04Simalungun 719 406 166 82 31 25 112 01Dairi 367 442 76 49 08 08 143 11Karo 523 177 43 17 03 01 254 01Deli Serdang 706 305 156 10 03 04 15 03Langkat 696 269 108 55 10 27 03Nias Selatan 515 134 95 36 03 14 369 01Humbang Hasundutan 847 54 07 33 04 04 31 02Pakpak Bharat 398 458 37 66 05 64 14Samosir 398 364 157 38 02 03 231 06Serdang Bedagai 591 219 315 16 12Kota Sibolga 785 94 231 08 08 04 14 09Kota Tanjung Balai 617 323 215 32 02 02 07 02KotaPematang Siantar 593 303 198 14 04 02 16 09Kota Tebing Tinggi 761 199 84 08 02 04 06 02Kota Medan 801 283 134 12 01 03 09 01Kota Binjai 732 167 130 04

Kota PadangSidempuan

638 313 175 16 03 04 19 04

150

Tabel 37113Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok Berdasarkan Jenis Rokok

Yang Dihisap Menurut Karakteristik di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Karakteristik

Jenis rokok yang dihisapKretekdengan

filter

Kretektanpafilter

Rokokputih

Rokoklinting

Cangklong

CerutuTembakaudikunyah

Lainnya

Umur (tahun)10-14 671 127 273 25 07 07 31 0815-24 710 214 256 09 02 03 08 0125-34 701 280 184 20 02 04 21 0235-44 673 318 152 34 02 04 36 0245-54 636 332 108 50 03 05 63 0255-64 515 320 85 115 15 12 118 0765-74 416 320 74 176 19 22 189 0775+ 298 233 52 278 32 29 226 08

Jenis Kelamin

Laki 672 307 166 47 05 06 14 02Perempuan 406 131 77 39 05 06 424 07

Pendidikan

Tidak sekolah 400 235 106 144 08 05 241 06Tidak tamat SD 480 323 123 119 08 08 114 04Tamat SD 596 307 163 58 04 05 58 04Tamat SMP 704 291 166 38 05 07 33 01Tamat SMA 712 281 169 15 03 04 21 02Tamat SMA + 713 258 145 10 04 11 19 07

Daerah

Pekotaan 736 275 163 17 02 04 14 02Pedesaan 583 304 156 68 06 07 77 03

Status ekonomi

Kuintil-1 591 323 146 69 04 07 75 02Kuintil-2 640 314 163 60 04 07 44 03Kuintil-3 653 295 159 40 05 04 40 03Kuintil-4 648 275 172 38 05 04 49 04Kuintil-5 706 258 151 26 04 06 44 01

372 Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur

Riskesdas 2007 mengumpulkan data frekuensi dan porsi asupan sayur dan buahdengan mengukur jumlah hari dalam seminggu dan jumlah porsi rata-rata dalam sehariPenduduk dikategorikan lsquocukuprsquo mengkonsumsi sayur dan buah apabila mengkonsumsisayur dan buah tiap hari dengan perimbangan minimal 5 porsi sayur dan buah selama 7hari dalam seminggu Dikategorikan rsquokurangrsquo apabila konsumsi sayur dan buah kurangdari ketentuan di atas

151

Hasil Riskesdas 2007 menunjukkan secara keseluruhan hanya 55 persen pendudukumur 10 tahun ke atas yang cukup mengkonsumsi sayur dan buah di Provinsi SumateraUtara Bahkan di Kabupaten Nias dan Nias Selatan masih di bawah satu persen ataudapat dikatakan kurang makan buah dan sayur Menurut karakteristik responden yangpaling kurang konsumsi buah dan sayur adalah pada kelompok umur di atas 75 tahundan yang pengeluaran perkapita rumah tangganya rendah kuintil 1 dan 2

Dari tabel ini dapat diketahui bahwa secara garis besar persentase penduduk yangmemiliki kecukupan sayur dan buah sangat kecil Dengan mengacu pada kecukupanmakan buah dan sayur dari WHO maka kecukupan tersebut masih rendah atau masihdi bawah 10 persen hal tersebut dapat dilihat menurut berbagai karakteristik responden

Kekurang cukupan makan buah dan sayur tersebut terlihat meningkat pada tingkatpengeluaran perkapita rumah tangga rendah yaitu pada kuitil satu (958) dan dua(956)

Tabel 3721 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Cukup Dan Kurang Makan Buah

Dan Sayur Menurut Karakteristik di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Karakteristik Cukup (WHO) Kurang (WHO)

Umur (tahun)10-14 51 949

15-24 54 946

25-34 66 934

35-44 58 942

45-54 48 952

55-64 56 944

65-74 52 948

75+ 39 961

Jenis Kelamin

Laki 53 947

Perempuan 58 942

Pendidikan

Tidak sekolah 46 954

Tidak tamat SD 55 945

Tamat SD 52 948

Tamat SMP 56 944

Tamat SMA 55 945

Tamat SMA + 85 915

Daerah

Pekotaan 52 948

Pedesaan 58 942

Status ekonomi

Kuintil-1 42 958

Kuintil-2 44 956

Kuintil-3 59 941

Kuintil-4 66 934

Kuintil-5 65 935

Sumatera Utara 55 945

152

Di berbagai daerah kabupatenkota di Sumatera Utara kecukupan makan buah dansayur masih sangat rendah (di bawah satu persen) seperti di Kabupaten Nias SelatanNias Simalungun Tapanuli Tengah dan Kota SibolgaSedangkan kecukupan makanbuah dan sayur sudah tinggi diantara kabupatenkota yang lain adalah Kabupaten Dairidan Kota Binjai (di atas 10 persen)

Tabel 3722Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Cukup dan Kurang Makan Buah

dan Sayur Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KabupatenKota Cukup (WHO) Kurang (WHO)

Nias 4 996

Mandailing Natal 67 933

Tapanuli Selatan 48 952

Tapanuli Tengah 9 991

Tapanuli Utara 111 889

Toba Samosir 26 974

Labuhan Batu 139 861

Asahan 70 930

Simalungun 8 992

Dairi 159 841

Karo 64 936

Deli Serdang 48 952

Langkat 73 927

Nias Selatan 1 999

Humbang Hasundutan 15 985

Pakpak Bharat 24 976

Samosir 14 986

Serdang Bedagai 25 975

Kota Sibolga 8 992

Kota Tanjung Balai 11 989

Kota Pematang Siantar 13 987

Kota Tebing Tinggi 34 966

Kota Medan 54 946

Kota Binjai 107 893

Kota Padang Sidempuan 35 965

Sumatera Utara 55 945

373 Perilaku Konsumsi Minuman Beralkohol

Salah satu faktor risiko kesehatan adalah kebiasaan mengkonsumsi alkohol DalamRiskesdas 2007 informasi perilaku minum alkohol digali dengan menanyakan padaresponden umur 10 tahun ke atas Karena perilaku minum alkohol seringkali periodikmaka penggalian informasi hanya pada 12 bulan dan satu bulan terakhir Wawancaradiawali dengan pertanyaan apakah mengkonsumsi minuman beralkohol dalam 12 bulanterakhir Bagi penduduk yang menjawab ldquoyardquo ditanyakan dalam 1 bulan terakhirkemudian ditanyakan juga frekuensinya jenis minuman yang diminum serta berapa rata-rata satuan minuman standar

153

Jawaban responden yang bervariasi tentang persepsi ukuran yang digunakan ketikaminum alkohol kemudian dilakukan kalibrasi sehingga didapatkan ukuran yang standardengan demikian dapat dibandingkan menurut provinsi maupun karakteristik respondenyang lain Satu minuman standar setara dengan satu botol volume 285 mili liter

Di Sumatera Utara prevalensi peminum alkohol 12 bulan terakhir sebanyak 61 persensedangkan yang mengkonsumsi dalam satu bulan terakhir sebanyak 44 persenBeberapa kabupatenkota prevalensi minum alkohol terilihat tinggi seperti di KabupatenDairi Toba Samosir Samosirdan Humbang Hasundutan

Pada umumnya perilaku minum alkohol dalam 12 bulan terakhir tinggi perilaku minumalkohol dalam satu bulan terakhir juga tinggi Atau sebaliknya jika minum alkohol 12bulan terakhir rendah perilaku minum alkohol satu bulan terakhir juga rendah

Tabel 3731Persentase Peminum Minuman Beralkohol 12 Bulan Terakhir dan

1 Bulan Terakhir Di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKotaKonsumsi

alkohol 12 Bulanterakhir

Konsumsialkohol 1 Bulan

terakhir

Tidak konsumsialkohol 12 Bulan

terakhirNias 169 50 831

Mandailing Natal 09 03 991

Tapanuli Selatan 36 26 964

Tapanuli Tengah 94 83 906

Tapanuli Utara 178 139 822

Toba Samosir 208 197 792

Labuhan Batu 45 29 955

Asahan 32 26 968

Simalungun 121 105 879

Dairi 216 211 784

Karo 29 23 971

Deli Serdang 41 30 959

Langkat 24 05 976

Nias Selatan 91 40 909

Humbang Hasundutan 191 156 809

Pakpak Bharat 112 106 888

Samosir 210 194 790

Serdang Bedagai 33 21 967

Kota Sibolga 45 34 955

Kota Tanjung Balai 36 24 964

Kota Pematang Siantar 63 57 937

Kota Tebing Tinggi 71 46 929

Kota Medan 34 23 966

Kota Binjai 18 12 982

Kota Padang Sidempuan 22 10 978

Sumatera Utara 61 44 939

154

Prevalensi peminum alkohol 12 bulan terakhir yang meningkat dengan bertambahnyaumur hingga mencapai umur 45-54 tahun (86) yang kemudian turun denganbertambahnya yangpada akhirnya pada umur 75 tahun lebih hanya 25 persen Perilakuminum alkohol dalamsatu bulan terakhir meningkat mulai umur 15-24 tahun yangkemudian dengan bertambahnya umur tidak terlihat jelas perbedaan prevalensi minumalkohol dalam satu bulan tersebut dimana kisaran prevalensinya sekitar 72

Menurut jenis kelamin prevalensi peminum alkohol 12 bulan terakhir lebih besar padalaki-laki (113) dibandingkan pada perempuan (1) Sedangkan menurut pendidikanprevalensi minum alkohol 12 bulan terakhir tinggi pada yang berpendidikan tamat SMPdan Tamat SMA kemudian tinggi di desa Prevalensi peminum alkohol menurunmenurut tingkat pengeluaran per kapita per bulan mulai dari strata yang terendah

Tabel 3732Persentase Peminum Minuman Beralkohol 12 Bulan Terakhir

dan 1 Bulan Terakhir Menurut Karakteristik di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KarakteristikKonsumsi

alkohol 12 Bulanterakhir

Konsumsialkohol 1 Bulan

terakhir

Tidak konsumsialkohol 12 Bulan

terakhir

Umur (tahun)10-14 10 04 990

15-24 45 30 955

25-34 82 61 918

35-44 83 60 917

45-54 86 65 914

55-64 76 56 924

65-74 52 41 948

75+ 25 18 975

Jenis Kelamin

Laki 113 84 887

Perempuan 10 05 990

Pendidikan

Tidak sekolah 60 37 940

Tidak tamat SD 45 30 955

Tamat SD 52 36 948

Tamat SMP 73 53 927

Tamat SMA 70 54 930

Tamat SMA + 41 30 959

Daerah

Pekotaan 42 30 958

Pedesaan 77 55 923

Status ekonomi

Kuintil-1 86 47 920

Kuintil-2 70 45 933

Kuintil-3 58 43 943

Kuintil-4 54 40 947

Kuintil-5 49 42 952

Sumatera Utara 61 44 939

155

374 Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik secara teratur bermanfaat dalam mengatur berat badan dan menguatkansistem jantung dan pembuluh darah Mengukur tingkat aktivitas fisik seseorang dimasyarakat bukan pekerjaan yang mudahDalam Riskesdas 2007 dikumpulkan data frekuensi beraktivitas fisik dalam semingguterakhir untuk penduduk 10 tahun ke atas Kegiatan aktivitas fisik dikategorikan cukupapabila kegiatan dilakukan terus menerus sekurangnya 10 menit dalam 1 kegiatan tanpahenti dan secara kumulatif 150 menit selama 5 hari dalam 1 minggu Selain frekuensidilakukan pula pengumpulan data intensitas yaitu dengan mengumpulkan data tentangjumlah hari melakukan aktivitas rsquoberatrsquo rsquosedangrsquo dan rsquoberjalanrsquo Perhitungan jumlah menitaktivitas fisik dalam seminggu mempertimbangkan pula jenis aktivitas yang dilakukandimana aktivitas diberi pembobotan masing-masing untuk aktivitas berat 4 kali aktivitassedang 2 kali terhadap aktivitas ringan atau jalan santai Pembobotan ini yang dikenaldengan metabolik ekuivalen ( MET) MET adalah perbandingan antara metabolik rate orangbekerja dibandingkan dengan metabolik rate orang dalam keadaan istirahat MET biasadigunakan untuk menggambarkan intensitas aktifitas fisik dan juga digunakan untuk analisisdata GPAC (Global Physical activity Questionaire)Sebagai batasan aktivitas fisik ldquocukuprdquoapabila hasil perkalian frekuensi dan intensitas yang dilakuakn dalam satu minggu secarakumulatif sebesar 600 MET

Dari tabel 3741 terlihat bahwa sebagian besar penduduk di Provinsi Sumatera Utarayang kurang melakukan aktivitas fisik masih lebih banyak (519) Bahkan di KabupatenNias Selatan penduduk yang kurang aktifitas tersebut mencapai 713 persen Namundemikian sudah ada beberapa kabupatenkota yang sudah mencapai di atas 80 untukyang kategori aktifitas cukup yaitu Kabupaten Toba Samosir Dairi dan HumbangHasundutan

Tabel 3741Prevalensi Penduduk ge 10 Tahun Yang Melakukan Kegiatan Aktif dan Tidak Aktif Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota Kurang CukupNias 309 691

Mandailing Natal 400 600

Tapanuli Selatan 566 434

Tapanuli Tengah 476 524

Tapanuli Utara 233 767

Toba Samosir 177 823

Labuhan Batu 497 503

Asahan 570 430

Simalungun 475 525

Dairi 166 834

Karo 306 694

Deli Serdang 552 448

Langkat 611 389

Nias Selatan 713 287

Humbang Hasundutan 157 843

Pakpak Bharat 213 787

Samosir 182 818

Serdang Bedagai 588 412

Kota Sibolga 676 324

Kota Tanjung Balai 631 369

Kota Pematang Siantar 693 307

Kota Tebing Tinggi 654 346

Kota Medan 642 358

Kota Binjai 423 577

Kota Padang Sidempuan 324 676

Sumatera Utara 519 481

156

Aktifitas fisik kurang persentase pada terbanyak pada kelompok umur 10-14 tahunyang kemudian menurun seiring dengan meningkatnya umur tetapi pada umur 55-64tahun persentase penduduk yang melakukan aktifitas fisik kurang meningkat kembaliMenurut jenis kelamin penduduk wanita lebih banyak yang beraktifitas fisik kurangdibandingkan laki-laki menurut tempat tinggal banyak di kota dan menurut tingkatpengeluaran yang beraktifitas fisik kurang semakin meningkat seiring denganmeningkatnya tingkat pengeluaran

Tabel 3742Prevalensi Penduduk ge 10 Tahun Yang Melakukan Kegiatan Aktif dan Tidak

Aktif Menurut Karakteristik di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik Kurang Cukup

Umur (tahun)10-14 672 328

15-24 545 455

25-34 463 537

35-44 436 564

45-54 411 589

55-64 506 494

65-74 645 355

75+ 806 194

Jenis Kelamin

Laki 455 545

Perempuan 579 421

Pendidikan

Tidak sekolah 596 404

Tidak tamat SD 562 438

Tamat SD 505 495

Tamat SMP 493 507

Tamat SMA 506 494

Tamat PT 591 409

Daerah

Pekotaan 593 407

Pedesaan 456 544

Status ekonomi

Kuintil-1 463 537

Kuintil-2 487 513

Kuintil-3 510 490

Kuintil-4 543 457

Kuintil-5 590 410

Sumatera Utara 519 481

157

375 Pengetahuan Tentang Flu Burung dan HIVAIDS

3751 Flu Burung

Dari data Riskesdas penduduk yang memiliki pengetahuan benar tentang flu burungadalah penduduk yang pernah mendengar tentang flu burung dan menjawab salah satubenar tentang penularan flu burung dari kontak dengan unggas sakit atau kontak dengankotoran unggaspupuk kandang Sedangkan bersikap benar tentang flu burung adalahyang menjawab salah satu benar pada tindakan apabila ada unggas yang sakit ataumati yaitu melaporkan pada aparat terkait membesihkan kandang unggas ataumenguburmebakar unggas yang sakit

Tabel 37511 menujukkan sebagian besar (746) penduduk Provinsi Sumatera Utaraberusia 10 tahun ke atas pernah mendengar tentang flu burung tetapi baru 848 persenyang berpengetahuan benar dan sudah 942 persen bersikap benar tentang flu burung

Persentase tertinggi yang pernah mendengar tentang flu burung terdapat di Kota TebingTinggi (898) Penduduk dengan pengetahuan benar tentang penularan flu burungpaling tinggi di Kabupaten Langkat sedangkan kabupaten dengan sikap benar palingtinggi di kabupaten Simalungun

Tabel 37511Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Pernah Mendengar

Berpengetahuan Benar dan Bersikap Benar Tentang Flu BurungMenurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKotaPernah

mendengartentang flu burung

Berpengetahuanbenar tentang

flu burung

Bersikapbenar tentang

flu burungNias 605 749 933Mandailing Natal 471 806 841Tapanuli Selatan 603 868 823Tapanuli Tengah 426 798 960Tapanuli Utara 657 885 929Toba Samosir 663 797 927Labuhan Batu 866 877 927Asahan 605 714 909Simalungun 724 821 979Dairi 666 824 920Karo 799 823 975Deli Serdang 824 756 933Langkat 869 954 962Nias Selatan 228 840 914Humbang Hasundutan 666 892 905Pakpak Bharat 721 514 899Samosir 564 846 935Serdang Bedagai 689 826 949Kota Sibolga 849 783 927Kota Tanjung Balai 780 897 943Kota Pematang Siantar 752 849 955Kota Tebing Tinggi 898 934 956Kota Medan 861 906 975Kota Binjai 857 889 953Kota Padang Sidempuan 769 903 909

Sumatera Utara 746 848 942

158

Persentase penduduk 10 tahun ke atas yang pernah mendengar berpengetahuan sertabersikap benar tentang flu burung meningkat pada kelompok 15-34 tahun namunpersentase tersebut menurut seiring dengan meningkatnya umur

Penduduk laki-laki yang pernah mendengar berpengetahuan serta bersikap benartentang flu burung lebih banyak dibanding penduduk perempuan

Menurut tingkat pendidikan semakin tinggi jenjang pendidikan penduduk semakinbanyak pula yang pernah mendengar serta berpengetahuan dan bersikap benar tentangflu burung pada penduduk yang tamat SMA atau lebih tinggi persentase tersebutmencapai 90 Pendudukdi kota lebih baik pengetahuan dan sikapnya tentang fluburung dibanding yang tinggal di desa

Ditinjau dari tingkat pengeluaran perkapita semakin tinggi tingkat pengeluaran rumahtangga perkapita semakin banyak pula yang pernah mendengar serta berpengetahuandan bersikap benar tentang flu burung (Tabel 37512)

Tabel 37512Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Pernah Mendengar

Berpengetahuan Benar dan Bersikap Benar Tentang Flu BurungMenurut Karakteristik di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikPernah

mendengartentang flu burung

Berpengetahuanbenar tentang

flu burung

Bersikapbenar tentang

flu burungUmur (tahun)

10-14 562 767 87115-24 860 879 95725-34 838 876 96035-44 812 865 95345-54 754 832 94655-64 611 802 93165-74 491 764 89475+ 289 736 880

Jenis KelaminLaki 777 862 945Perempuan 717 834 939

PendidikanTidak sekolah 391 727 866Tidak tamat SD 510 747 869Tamat SD 668 799 915Tamat SMP 828 870 959Tamat SMA 909 894 971Tamat SMA + 946 927 976

DaerahPekotaan 838 861 958Pedesaan 668 835 925

Status ekonomiKuintil-1 622 843 926Kuintil-2 689 830 931Kuintil-3 725 846 946Kuintil-4 786 860 956Kuintil-5 832 867 957

PekerjaanTidak kerja 642 844 927Sekolah 694 820 919Ibu RT 783 850 958Pegawai 919 897 977wiraswasta 861 886 965Petaninelayanburuh 681 826 925Lainnya 790 826 937

159

3752 HIVAIDS

Pengetahuan mengenai HIVAIDS meliputi pengetahuan tentang penularan virus kemanusia dan pengetahuan tentang mencegah HIVAIDS Penduduk dianggapberpengetahuan benar tentang penularan HIVAIDS apabila menjawab benar 60 persendari pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara

Di Provinsi Sumatera Utara 552 penduduk pernah mendengar tentang HIVAIDSnamun baru 171 yang berpengetahuan benar tetapi sudah 407 berperilaku benartentang HIVAIDS Menurut kabupatenkota persentase penduduk yang pernahmendengar HIVAIDS tertinggi di Kota Medan (755) Kabupaten Langkat (722) danLabuhan Batu (694) Sedangkan yang berpengetahun benar tentang penularanHIVAIDS persentase tertinggi di Kabupaten Nias Selatan (531) Kabupaten TapanuliUtara merupakan kabupaten dengan persentase perilaku benar tentang HIVAIDSpenduduknya yang paling kecil dibandingkan kabupatenkota yang lain

Tabel 37521Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Pernah Mendengar

Berpengetahuan Benar dan Bersikap Benar Tentang HIVAIDSMenurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota

Pernahmendengar

tentangHIVAIDS

Berpengetahuanbenar tentang

penularanHIVAIDS

Berpengetahuanbenar tentangpencegahan

HIVAIDS

Nias 376 60 164

Mandailing Natal 273 96 278

Tapanuli Selatan 345 129 346

Tapanuli Tengah 244 125 642

Tapanuli Utara 353 39 83

Toba Samosir 466 61 224

Labuhan Batu 694 87 307

Asahan 279 86 519

Simalungun 454 262 300

Dairi 381 189 528

Karo 614 170 566

Deli Serdang 609 149 260

Langkat 722 410 399

Nias Selatan 176 531 514

Humbang Hasundutan 352 316 581

Pakpak Bharat 230 120 141

Samosir 327 125 353

Serdang Bedagai 394 62 276

Kota Sibolga 685 47 516

Kota Tanjung Balai 539 120 721

Kota Pematang Siantar 639 76 644

Kota Tebing Tinggi 715 25 443

Kota Medan 779 167 554

Kota Binjai 755 195 376

Kota Padang Sidempuan 539 42 464

Sumatera Utara 552 171 407

160

Penduduk berumur 10 tahun ke atas yang pernah mendengar tentang HIVAIDSpersentase terbanyak pada kelompok umur 15-24 tahun yang kemudian persentasetersebut menurun seiring dengan bertambahnya umur Persentase pengetahun danperilaku yang benar tentang HIVAIDS tidak menunjukkan pola menurut umur

Penduduk laki-laki perihal tentang HIVAIDS persentasenya lebih baik dibandingperempuan

Menurut pendidikan semakin tinggi jenjang pendidikan penduduk semakin banyak pulayang pernah mendengar tentang HIVAIDS Pada pendidikan SD atau lebih tinggiberpengetahuan benar dan perilaku benar tentang pencegahan HIVAIDS semakinmeningkat Penduduk yang tinggal di kota yang pernah mendengar HIVAIDS danperilaku benar lebih tinggi persentasenya dibandingkan di yang tinggal desa

Berdasarkan Tingkat Pengeluaran perkapita per bulan semakin tinggi tingkatpengeluaran perkapita rumah tangga (kaya) semakin banyak yang pernah mendengartentang berpengetahuan benar tentang pencegahan dan berperilaku benar tentangHIVAIDS (Tabel 37522)

Tabel 37522Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Pernah Mendengar

Berpengetahuan Benar dan Bersikap Benar Tentang HIVAIDSMenurut Karakteristik di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik

Pernahmendengar

tentangHIVAIDS

Berpengetahuanbenar tentang

penularanHIVAIDS

Berpengetahuanbenar tentangpencegahan

HIVAIDS

Umur (tahun)10-14 tahun 272 123 28915-24 tahun 718 166 41125-34 tahun 698 184 43735-44 tahun 633 175 42245-54 tahun 523 179 39855-64 tahun 370 180 39065-74 tahun 248 175 38275+ tahun 126 199 325

Jenis Kelamin

Laki 588 175 422Perempuan 517 167 390

Pendidikan

Tidak sekolah 172 122 284Tidak tamat SD 234 129 315Tamat SD 394 111 324Tamat SMP 640 154 376Tamat SMA 814 191 455Tamat SMA + 920 340 585

Daerah

Pekotaan 693 157 453Pedesaan 433 190 344

Status ekonomi

Kuintil-1 380 157 337Kuintil-2 448 172 372Kuintil-3 511 152 376Kuintil-4 601 176 415Kuintil-5 702 192 485

161

Apabila ada anggota keluarga menderita HIVAIDS sebagian besar responden mengakuakan mengadakan konseling (879) dan penduduk 687 akan membicarakannyadengan anggota keluarga yang lain 567 persen akan mencari pengobatan alternatif danhanya 53 persen mengaku akan mengucilkan Jawaban akan mengucilkan jika adaanggota keluarga yang menderita HIVAIDS ternyata cukup tinggi di Kabupaten NiasSelatan (218) bahkan di kabupaten ini jawaban akan merahasikan juga tertinggi yaitu455 (Tabel 37523)

Tabel 37523Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Bersikap Benar

Tentang HIVAIDS Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KabupatenKotaMeraha-siakan

Membicarakandgn anggotakeluarga lain

Konselingdan

pengobatan

Mencaripengobatan

alternatif

Mengucilkan

Nias 208 536 887 595 70Mandailing Natal 337 672 892 639 68Tapanuli Selatan 257 486 653 312 46Tapanuli Tengah 413 641 844 665 30Tapanuli Utara 331 144 835 312 46Toba Samosir 162 670 925 187 85Labuhan Batu 389 810 868 431 37Asahan 202 805 921 610 66Simalungun 298 440 861 472 61Dairi 199 501 870 600 41Karo 71 726 918 750 145Deli Serdang 117 763 852 605 46Langkat 198 634 841 495 47Nias Selatan 455 531 727 637 218HumbangHasundutan 344 446 783 352 41Pakpak Bharat 396 449 742 608 49Samosir 276 550 839 489 90Serdang Bedagai 249 254 842 508 28Kota Sibolga 230 787 932 731 105Kota Tanjung Balai 213 825 932 572 45Kota PematangSiantar 152 886 955 684 84Kota Tebing Tinggi 56 935 939 604 113Kota Medan 429 777 939 669 42Kota Binjai 179 635 865 588 29Kota PadangSidempuan 207 738 930 595 56

Sumatera Utara 273 687 879 567 53

162

Tidak terdapat pola yang jelas jawaban responden tentang tindakan yang akandilakukan jika ada anggota keluarga yang terkena HIVAIDS menurut kelompok umurdan jenis kelamin Tetapi akan melakukan konseling semakin meningkat seiring denganmeningkatnya pendidikan

Tabel 37524Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Bersikap Benar

Tentang HIVAIDS Menurut Karakteristik di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KarakteristikMeraha-siakan

Membicarakandgn anggotakeluarga lain

Konselingdan

pengobatan

Mencaripengobatan

alternatif

Mengu-cilkan

Umur (tahun)10-14 260 611 772 490 5515-24 284 673 884 564 5225-34 297 707 903 588 5535-44 245 711 897 590 5445-54 260 706 880 556 4655-64 256 656 837 540 5665-74 295 675 833 558 4575+ 223 632 819 587 40

Jenis KelaminLaki 266 691 886 573 54Perempuan 280 684 871 561 51

PendidikanTidak sekolah 265 685 827 580 41Tidak tamat SD 271 644 801 494 49Tamat SD 264 671 840 548 55Tamat SMP 284 665 867 556 49Tamat SMA 272 709 908 585 57Tamat SMA + 258 744 949 633 39

DaerahPekotaan 296 745 907 624 50Pedesaan 242 609 840 490 57

Status ekonomiKuintil-1 274 613 844 534 63Kuintil-2 258 662 854 531 57Kuintil-3 247 687 875 574 52Kuintil-4 257 709 888 598 50Kuintil-5 318 727 911 579 46

Sumatera Utara 273 687 879 567 53

163

376 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan telah ditetapkan SistemKesehatan Nasional (SKN) berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan Nomor131MenkesSK22004 yang merupakan acuan dalam penyusunan berbagai kebijakanpedoman dan arah pelaksanaan pembangunan kesehatan Dalam SKN ini terdapat 6sub sistem salah satu diantaranya adalah sub sistem pemberdayaan masyarakatTujuan sub sistem pemberdayaan masyarakat adalah terselenggaranya upayapelayanan advokasi dan pengawasan sosial oleh perorangan kelompok danmasyarakat di bidang kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna untukmenjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajatkesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya Pemberdayaan perorangan mempunyaitarget minimal mempraktekkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang diteladanioleh keluarga dan masyarakat sekitar dan target maksimal berperan aktif sebagai kaderkesehatan dalam menggerakkan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat

Program PHBS adalah upaya untuk memberi pengalaman belajar atau menciptakankondisi bagi perorangan keluarga kelompok dan masyarakat dengan membuka jalurkomunikasi memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkanpengetahuan sikap dan perilaku hidup bersih dan sehat melalui pendekatan pimpinanbina suasana dan pemberdayaan masyarakat Sejak dilaksanakan program tersebutoleh Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan RI pada tahun 1996 strategiPHBS memfokuskan pada lima program prioritas yaitu Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)Gizi Kesehatan Lingkungan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular(P2PTM) dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK)

Dalam Riskesdas 2007 dikumpulkan 10 indikator tunggal PHBS yang terdiri dari 6indikator individu dan 4 indikator rumah tangga Indikator individu meliputi pertolonganpersalinan oleh tenaga kesehatan bayi 0-6 bulan mendapat ASI eksklusifkepemilikanketersediaan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan penduduk tidak merokokpenduduk cukup beraktivitas fisik penduduk cukup mengkonsumsi sayur dan buahIndikator Rumah Tangga meliputi rumah tangga menggunakan rumah tangga memilikiakses terhadap air bersih akses jamban sehat kesesuaian luas lantai dengan jumlahpenghuni (ge8m2 orang) rumah tangga dengan lantai rumah bukan tanah

Dalam penilaian PHBS ada dua macam rumah tangga yaitu rumah tangga denganbalita dan rumah tangga tanpa balita Untuk Rumah tangga dengan balita memilki 10indikator jadi nilai tertinggi untuk rumah tangga dengan balita adalah 10 Sedangkanuntuk rumah tangga tanpa balita terdiri dari 8 indikator jadi nilai tertinggi untuk rumahtangga tanpa balita adalah 8

Perilaku higienis yang dikumpulkan meliputi kebiasaanperilaku buang air besar (BAB)dan perilaku benar mencuci tangan Perilaku BAB yang dianggap benar apabilapenduduk melakukannya di jamban Seadangkan mencuci tangan yang benar apabilapenduduk melakukan cuci tangan pakai sabun sebelum makan sebelum menyiapkanmakanan setelah buang air besar setelah menceboki bayianak dan setelahmemegang unggasbinatang

164

Di Provinsi Sumatera Utara perilaku BAB di jamban persentasenya mencapai 762persen Sedangkan yang berperilaku cuci tangan dengan benar sangat bervariasimenurut kabupatenkota dengan rerata 145 persen

Tabel 3761Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Berperilaku Benar Dalam Hal Buang

Air Besar dan Cuci Tangan Dengan Sabun Menurut KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKotaBerperilaku benar

dalam hal BABBerperilaku benar cucitangan dengan sabun

Nias 535 458

Mandailing Natal 373 256

Tapanuli Selatan 304 158

Tapanuli Tengah 505 87

Tapanuli Utara 624 01

Toba Samosir 695 118

Labuhan Batu 725 15

Asahan 642 50

Simalungun 813 94

Dairi 514 22

Karo 831 76

Deli Serdang 859 75

Langkat 920 92

Nias Selatan 651 400

Humbang Hasundutan 623 123

Pakpak Bharat 592 02

Samosir 464 03

Serdang Bedagai 746 136

Kota Sibolga 864 225

Kota Tanjung Balai 692 175

Kota Pematang Siantar 982 295

Kota Tebing Tinggi 951 287

Kota Medan 960 246

Kota Binjai 996 314

Kota Padang Sidempuan 684 70

Sumatera Utara 762 145

165

Dari tabel ini dapat dilihat bahwa persentase BAB dengan menggunakan jamban terlihatperbedaannya menurut pendidikan dan tingkat pengeluaran perkapita rumah tanggaSemakin tinggi pendidikan semakin meningkat persentase BAB menggunakan jambanbegitu pula menurut tingkat pengeluaran semakin tinggi semakin besar persentasenyaSedangkan persentase yang mencuci tangan dengan benar hampir tidak ada perbedaanyang mencolok

Tabel 3762Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Berperilaku Benar Dalam Hal Buang

Air Besar dan Cuci Tangan Dengan Sabun Menurut Karakteristikdi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikBerperilaku

benar dalam halBAB

Berperilaku benarcuci tangan dengan

sabun

Umur (tahun)10-14 708 11415-24 775 14725-34 774 16535-44 772 15545-54 775 15155-64 764 14765-74 758 11375+ 735 112

Jenis Kelamin

Laki 760 123Perempuan 763 166

Pendidikan

Tidak sekolah 595 146Tidak tamat SD 637 121Tamat SD 706 123Tamat SMP 779 142Tamat SMA 875 170Tamat PT 925 245

Daerah

Pekotaan 927 183Pedesaan 623 113

Status ekonomi

Kuintil-1 556 144Kuintil-2 639 128Kuintil-3 749 129Kuintil-4 824 144Kuintil-5 908 173

PekerjaanTidak kerja 746 145

Sekolah 759 123

Ibu RT 844 184

Pegawai 923 169

wiraswasta 890 174

Petaninelayanburuh 595 117

Lainnya 775 146

Sumatera Utara 762 145

166

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat diklasifikasi ldquokurangrdquo apabila mendapatkan nilai kurangdari 6 untuk rumah tangga mempunyai balita dan nilai kurang dari 5 untuk rumah tanggatanpa balita Hasil Riskesdas 2007 menunjukkan persentase rumah tangga denganPHBS dengan klasifikasi baik di Provinsi Sumatera Utara sebesar 423 persen PHBSterbaik adalah di Kota Medan (726) dan Kota Binjai (643)

Tabel 3763Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat

Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota BaikNias 42Mandailing Natal 159

Tapanuli Selatan 124

Tapanuli Tengah 81

Tapanuli Utara 342

Toba Samosir 326

Labuhan Batu 401

Asahan 438

Simalungun 305

Dairi 369

Karo 436

Deli Serdang 557

Langkat 293

Nias Selatan 19

Humbang Hasundutan 322

Pakpak Bharat 206

Samosir 129

Serdang Bedagai 496

Kota Sibolga 106

Kota Tanjung Balai 440

Kota Pematang Siantar 494

Kota Tebing Tinggi 556

Kota Medan 726

Kota Binjai 643

Kota Padang Sidempuan 362

Sumatera Utara 423

167

38 Akses Dan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

381 Akses dan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

Kemudahan akses ke sarana pelayanan kesehatan berhubungan dengan beberapafaktor penentu antara lain jarak tempat tinggal dan waktu tempuh ke sarana kesehatanserta status sosial-ekonomi dan budaya Dalam analisis ini sarana pelayanan kesehatandikelompokkan menjadi dua yaitu

1 Sarana pelayanan kesehatan rumah sakit puskesmas puskesmas pembantudokter praktek dan bidan praktek

2 Upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) yaitu pelayanan posyanduposkesdes pos obat desa warung obat desa dan polindesbidan di desa

Untuk masing-masing kelompok pelayanan kesehatan tersebut dikaji akses rumahtangga ke sarana pelayanan kesehatan tersebut Selanjutnya untuk UKBM dikaji tentangpemanfaatan dan jenis pelayanan yang diberikanditerima oleh rumah tanggaRT(masyarakat) termasuk alasan apabila responden tidak memanfaatkan UKBMdimaksud

Fasilitas Pelayanan kesehatan yang dimaksud dalam tabel ini adalah Rumah sakitPuskesmas Puskesmas Pembantu Dokter praktek dan bidan praktek

Dari segi jarak nampak bahwa 586 rumah tangga (RT) berjarak kurang dari 1 km dan365 RT berjarak 1-5 km Kondisi ini dapat dikatakan bahwa 951 RT di ProvinsiSumatera Utara berada kurang atau sama dengan 5 km dari fasilitas kesehatan dan49 berada lebih dari jarak tersebut Kondisi sangat tinggi di beberapa kabupaten yaituKabupaten Toba Samosir (242) dan Nias Selatan (218) dan Nias (158)

Dari segi Waktu tempuh ke fasilitas pelayanan kesehatan nampak bahwa 675penduduk dapat mencapai ke fasilitas pelayanan kesehatan kurang dari atau samadengan 15 menit sementara untuk waktu antara 16-30 menit sekitar 232 Hal inidapat dikatakan 907 RT di Provinsi Sumatera Utara dapat mencapai fasilitaskesehatan dalam waktu 30 menit sisanya 93 memerlukan waktu lebih dari setengahjam untuk mencapat fasilitas kesehatan

Daerah dengan waktu tempuh lebih dari 30 menit ke fasilitas kesehatan tertinggi diKabupaten Nias sebanyak 291 berikutnya Kabupaten Nias Selatan 258Kabupaten Toba Samosir 191 Kabupaten Dairi 189 Kabupaten Tapanuli Utara154

168

Tabel 3811Persentase Rumah Tangga Menurut Jarak Waktu Tempuh Ke Fasilitas

Pelayanan Kesehatan) dan Kabupaten di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Kabupaten KotaJarak Ke Yankes Waktu Tempuh Ke Yankes

lt 1 Km 1 - 5 Km gt 5 Km lt15 16-30 31-60 gt60

Nias 311 531 158 360 229 291 119

Mandailing Natal 644 239 117 678 198 22 102

Tapanuli Selatan 587 339 74 743 175 69 13

Tapanuli Tengah 622 291 87 713 178 81 29

Tapanuli Utara 483 394 124 453 271 154 123

Toba Samosir 356 403 242 404 200 191 204

Labuhan Batu 507 427 66 670 244 81 06

Asahan 560 400 40 756 191 48 05

Simalungun 455 513 32 615 311 70 04

Dairi 553 433 14 483 272 189 56

Karo 618 311 72 736 256 04 04

Deli Serdang 725 271 04 842 138 11 09

Langkat 254 629 117 490 362 129 20

Nias Selatan 256 526 218 308 175 258 258

Humbang Hasundutan 348 581 71 291 377 221 111

Pakpak Bharat 543 435 22 587 239 130 43

Samosir 384 558 58 550 257 140 53

Serdang Bedagai 486 511 04 677 311 08 04

Kota Sibolga 892 108 00 832 142 18 09

Kota Tanjung Balai 789 206 06 796 145 54 05

Kota Pematang Siantar 831 162 06 894 94 06 06

Kota Tebing Tinggi 824 176 00 822 63 86 29

Kota Medan 804 193 03 721 249 24 06

Kota Binjai 557 437 06 719 254 24 03

Kota Padang Sidempuan 917 74 09 913 78 04 04

Sumatera Utara 586 365 49 675 232 66 27Catatan

)Fasilitas Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit PuskesmasPuskesmas Pembantu Dokter Praktek dan Bidan Praktek

169

Indikator Akses ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan

No Uraian Indonesia Sumut Keterangan

1 Jarak lt 5km

968 951 Kab Nias Kab Toba Samosir Kab NiasSelatan Kab Mandailing Natal Kab TapanuliUtara dan Langkat

2 Waktutempuh lt30menit

933 903 Kab Nias Kab Tapanuli Utara KabSimalungun Kab Dairi Kab Nias Selatan KabHumbang Hasundutan Kab Langkat KabPakpak Bharat dan Kab Samosir

Kabupaten dengan RT lebih gt 10 berjarak tempuh gt 5 km atau waktu tempuh lebih 30 menit

Secara keseluruhan di Provinsi Sumatera Utara sebagian besar kabupatenkota relatifsangat baik didasarkan pada jarak dan waktu tempuh ke fasilitas kesehatan (lebih 90RT berjarak lt 5 km atau waktu tempuh lt 30 menit) Kabupaten yang masih perluperhatian yaitu yang lebih dari 10 RT-nya berjarak tempuh ke fasilitas kesehatan gt 5km (enam kabupaten) atau waktu tempuh lebih dari 30 menit (sembilan kabupaten)

Berdasarkan tempat tinggal menurut klasifikasi desa yaitu perkotaan atau perdesaanpada tabel ini nampak bahwa Akses menuju pelayanan kesehatan (RS puskesmasbidan dan dokter praktek) menurut jarak di perkotaan lebih dekat dibandingkanperdesaan demikian juga menurut waktu akses di perkotaan lebih singkat dibanding diperdesaan Keadaan ini tidak berbeda dengan angka nasional pada umumnya

Berdasarkan keadaan ekonomi keluarga ada kecenderungan makin mampu RT makinmudah untuk akses ke pelayanan kesehatan (RS puskesmas bidan dan dokter praktek)baik menurut jarak atau waktu tempuh

Tabel 3812Persentase Rumah Tangga Menurut Jarak Waktu Tempuh Ke Fasilitas

Pelayanan Kesehatan) dan Karakteristik Rumah Tanggadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikJarak ke Yankes Waktu Tempuh ke Yankes

lt 1 km 1 - 5 km gt 5 km lt15 16-30 31-60 gt60

Tempat Tinggal

Perkotaan 758 235 07 779 193 23 05

Perdesaan 447 470 83 591 264 101 44

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 564 390 46 657 238 75 29

Kuintil-2 583 367 50 657 249 64 30

Kuintil-3 585 359 56 682 218 72 28

Kuintil-4 593 350 57 682 224 69 25

Kuintil-5 607 357 36 698 230 51 21

Catatan )Fasilitas Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit PuskesmasPuskesmas Pembantu Dokter Praktek dan Bidan Praktek

170

Yang dimaksud dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan pada tabel ini adalahPosyanduPoskesdesPolindes Tabel ini berusaha menggambarkan akses masyarakatke fasilitas Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)

Dari segi jarak nampak bahwa 747 rumah tangga berjarak kurang dari 1 km dan228 berjarak 1-5 km Kondisi ini dapat dikatakan bahwa hampir 100 pendudukSumatera Utara berada kurang atau sama dengan 5 km dari fasilitas UKBM Kondisi ininampak tidak berbeda dengan kondisi di Indonesia secara keseluruhan

Daerah dengan jumlah rumah tangga lebih dari 5 km ke fasilitas UKBM adalah dikabupaten Nias Selatan (130)

Dari segi Waktu tempuh ke fasilitas UKBM nampak bahwa 79 rumah tangga dapatmencapai ke fasilitas UKBM kurang dari atau sama dengan 15 menit 161 antara 16-30 menit Hal dapat ini dapat dikatakan 951 rumah tangga di Provinsi Sumatera Utaradapat mencapai fasilitas UKBM dalam waktu lt 30 menit sisanya 49 memerlukanwaktu lebih dari itu Kondisi ini tidak berbeda dengan angka nasional

Daerah dengan waktu tempuh lebih dari 30 menit ke fasilitas UKBM tertinggi dikabupaten Humbang Hasundutan 195 Nias 174 Nias Selatan 140 Samosir114 dan Dairi 106

Tabel 3813Persentase Rumah Tangga Menurut Jarak dan Waktu Tempuh ke Upaya

Kesehatan Berbasis Masyarakat) dan Kabupaten Kota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten Kota Jarak Ke Yankes Waktu Tempuh Ke Yankes

lt 1 km 1 - 5 km gt 5 km lt15 16-30 31-60 gt60Nias 496 472 31 494 299 174 33Mandailing Natal 794 131 75 719 170 17 94Tapanuli Selatan 749 214 37 818 115 60 07Tapanuli Tengah 803 139 58 835 84 60 21Tapanuli Utara 613 335 52 574 305 92 30Toba Samosir 610 318 72 657 200 74 70Labuhan Batu 589 348 63 754 214 28 04Asahan 821 175 05 913 73 10 03Simalungun 701 259 40 764 228 07 02Dairi 744 253 03 610 264 106 21Karo 966 34 928 62 02 08Deli Serdang 848 148 03 878 112 06 03Langkat 360 593 47 692 229 64 15Nias Selatan 505 365 130 550 162 140 149Humbang Hasundutan 392 561 48 332 384 195 89Pakpak Bharat 717 261 22 681 213 85 21Samosir 439 497 64 590 247 114 48Serdang Bedagai 766 230 04 844 142 11 04Kota Sibolga 933 67 901 77 11 11Kota Tanjung Balai 794 189 17 764 203 00 33Kota Pematang Siantar 949 48 03 908 44 10 37Kota Tebing Tinggi 911 89 855 110 35 00Kota Medan 922 78 856 136 03 05Kota Binjai 905 95 862 119 12 06Kota Padang Sidempuan 957 43 873 105 17 04

Sumatera Utara 747 228 25 790 161 33 16Catatan UKBM meliputi Posyandu Poskesdes Polindes

171

Berdasarkan klasifikasi desa yaitu perkotaan atau perdesaan pada tabel ini nampakbahwa akses menuju pelayanan UKBM berdasarkan jarak di perkotaan lebih dekatdibandingkan perdesaan demikian juga menurut waktu tempuh di perkotaan lebihsingkat dibanding di perdesaan Dengan demikian akses RT ke posyandupolindesposkesdes di perkotaan lebih mudah dibandingkan di perdesaan baik menurut jarakatau waktu tempuhnya

Keadaan ini tidak berbeda dengan angka nasional pada umumnya

Gambaran akses ke UKBM berdasarkan kemampuan ekonomi rumah tangga (rata-ratapengeluaran RT perkapita) pada tabel ini nampak bahwa ada kecenderungan makinkurang mampu RT secara ekonomi akses ke posyandu poskesdespolindes makintidak mudah (makin jauh jarak dan makin lama waktu tempuh) Gambaran ini nampaktidak berbeda dengan gambaran nasional

Tabel 3814Persentase Rumah Tangga Menurut Jarak Dan Waktu Tempuh ke Upaya

Kesehatan Berbasis Masyarakat) dan Karakteristik Rumah Tanggadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik Jarak Ke Yankes Waktu Tempuh Ke Yankes

lt 1 km 1 - 5 km gt 5 km lt15 16-30 31-60 gt60Tempat Tinggal

Perkotaan 880 118 02 872 117 05 05

Perdesaan 640 317 43 723 196 55 25

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 741 237 22 786 153 41 20

Kuintil-2 740 233 27 777 169 37 18

Kuintil-3 747 226 27 791 158 39 12

Kuintil-4 738 232 31 794 161 29 16

Kuintil-5 769 214 18 802 164 19 14

Catatan UKBM meliputi Posyandu Poskesdes Polindes

172

Pada tabel ini nampak bahwa 241 rumah tangga di Provinsi Sumatera Utara telahmemanfaatkan posyanduposkesdes tertinggi di kabupaten Serdang Bedagai (451)dan terendah di kabupaten Deli Serdang (128) Di Provinsi Sumatera Utara 114rumah tangga tidak memanfaatkan pelayanan tersebut Kabupaten yang lebih 20 RTnya tidak memanfaatkan UKBM adalah Kabupaten Nias Selatan (491) KabupatenNias (357)Kabupaten Mandailing Natal (327) Kabupaten Langkat (224)Kabupaten Tapanuli Selatan (205) Sebanyak 645 rumah tangga merasa tidakmembutuhkan UKBM dengan alasan antara lain tidak memiliki balita atau tidak sakit

Tabel 3815Persentase Rumah Tangga Yang Memanfaatkan PosyanduPoskesdes

Menurut Kabupaten di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Kabupaten Kota MemanfaatkanTidak MemanfaatkanTidak

MembutuhkanAlasan Lain

Nias 281 363 357

Mandailing Natal 339 334 327

Tapanuli Selatan 337 458 205

Tapanuli Tengah 363 522 115

Tapanuli Utara 332 602 65

Toba Samosir 357 609 34

Labuhan Batu 154 810 36

Asahan 219 723 58

Simalungun 200 711 89

Dairi 178 773 49

Karo 252 701 47

Deli Serdang 128 743 129

Langkat 345 431 224

Nias Selatan 271 237 491

Humbang Hasundutan 377 427 196

Pakpak Bharat 354 625 21

Samosir 316 579 105

Serdang Bedagai 451 515 34

Kota Sibolga 221 699 8

Kota Tanjung Balai 157 800 43

Kota Pematang Siantar 147 814 38

Kota Tebing Tinggi 208 781 11

Kota Medan 206 745 49

Kota Binjai 155 815 3

Kota Padang Sidempuan 181 763 56

Sumatera Utara 241 645 114

173

Bila data pemanfaatan posyanduposkesdes dikaji berdasarkan tempat tinggal (daerahperdesaan dan perkotaan) maka nampak bahwa di Provinsi Sumatera Utara daerahperdesaan (272) lebih tinggi dibanding perkotaan(201)

Berdasarkan kuintil kemampuan ekonomi rumah tangga nampak ada kecenderunganmakin mampu secara ekonomis RT maka cenderung untuk makin tidak memanfaatkanposyanduposkesdes

Tabel 3816Persentase Rumah Tangga Menurut Pemanfaatan PosyanduPoskesdes

dan Karakteristik Rumah Tanggadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikMemanfaatkan

Tidak Memanfaatkan

TidakMembutuhkan

Alasan Lain

Tempat Tinggal

Perkotaan 201 73 69

Perdesaan 272 578 150

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 319 568 112

Kuintil-2 297 592 111

Kuintil-3 231 654 115

Kuintil-4 205 679 117

Kuintil-5 152 732 116

174

Pada tabel ini diidentifikasi 9 jenis pelayanan yang diterima rumah tangga diPosyanduPoskesdes Dari 9 jenis pelayanan tersebut penimbangan menempati urutanyang pertama yaitu hampir semua RT yang memanfaatkan pelayanan mendapatkanpelayanan penimbangan Balita sedangkan konsultasi resiko penyakit menempati urutanyang terakhir

Bila diurutkan berdasarkan persentase terbesar layanan yang pernah diterima RTadalah sebagai berikut Penimbangan (819) Imunisasi (567) Pengobatan (530)Suplemen Gizi (357) Penyuluhan (347) PMT (338) KB (232) KIA (184)dan konsultasi resiko penyakit (135)

Tabel 3817Persentase Rumah Tangga yang Memanfaatkan Posyandu Poskesdes

menurut Jenis Pelayanan dan KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota

Penim-bang

an

Penyu-luhan

Imunisasi

KIA KBPengobatan

PMTSuplemenGizi

KonsultasiResiko

Penyakit

Nias 818 549 737 377 221 558 163 356 226

Mandailing Natal 583 66 388 71 96 832 66 97 26

Tapanuli Selatan 718 108 622 115 51 527 347 119 72

Tapanuli Tengah 726 417 525 193 180 821 355 374 300

Tapanuli Utara 233 26 291 51 17 831 12 51 09

Toba Samosir 836 554 578 222 135 602 226 530 72

Labuhan Batu 922 416 670 255 236 322 386 411 214

Asahan 909 259 672 224 119 215 332 441 103

Simalungun 802 318 579 221 258 425 316 225 54

Dairi 740 242 646 242 77 409 169 262 115

Karo 889 600 433 100 132 273 362 657 22

Deli Serdang 897 545 709 116 99 315 301 449 86

Langkat 753 341 424 236 379 694 408 352 227

Nias Selatan 868 494 608 152 658 463 156 408 268

Humbang 906 392 520 365 324 840 338 260 227

Pakpak Bharat 929 59 813 118 59 235 353 294 00

Samosir 813 345 426 154 111 727 421 333 111

Serdang Bedagai 611 220 333 107 486 742 175 206 97

Kota Sibolga 850 280 560 192 154 520 182 231 80

Kota Tanjung Balai 929 138 690 167 261 533 321 517 172

Kota P Siantar 952 370 609 130 109 239 279 370 65

Kota Tebing Tinggi 966 688 622 432 162 290 595 625 74

Kota Medan 955 453 750 218 259 412 660 608 181

Kota Binjai 980 440 865 208 135 360 373 269 96

Kota P Sidempuan 912 535 571 93 119 442 558 405 310

Sumatera Utara 819 347 567 184 232 530 338 357 135

175

Bila diidentifikasi jenis layanan yang diterima RT di posyanduposkesdes berdasarkanlokasi tempat tinggal (perkotaan dan perdesaan) nampak bahwa RT yang mendapatlayanan pengobatan di posyanduposkesdes di daerah perdesaan (5836) lebih tinggidibandingkan di perkotaan (437) Sedangkan 8 jenis pelayanan yang lainpemanfaatan oleh masyarakat didominasi oleh masyarakat perkotaan yaitu untukpelayanan penimbangan penyuluhan Imunisasi KIA KB PMT Suplemen Gizi danKonsultasi resiko penyakit

Pemanfaatan posyanduposkesdes oleh RT menurut status ekonomi (berdasar rata-ratapengeluaran rumah tangga) kurang nampak ada pola yang berbeda antara statusekonomi rendah dan tinggi untuk semua jenis pelayanan yang diberikan

Tabel 3818Persentase Rumah Tangga yang Memanfaatkan Posyandu Poskesdes

menurut Jenis Pelayanan dan Karakteristik Rumah Tanggadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Distribusi alasan RT yang tidak memanfaatkan posyanduposkesdes menunjukkanbahwa pada tiap kabupaten sangat bervariasi Di Sumatera Utara dari tiga alasan RTtidak memanfaatkan pelayanan posyandu poskesdes (layanan tidak lengkap letak jauhdan tidak ada posyanduposkesdes) terbanyak RT beralasan pelayanan tidak lengkap(436)

Kabupaten dengan lebih dari 50 RT beralasan tidak memanfaatkan posyanduPoskesdes karena layanan tidak lengkap adalah sebagai berikut Kab Serdang Bedagai(966) Kab Deli Serdang (925) Kota Padang Sidempuan (846) Kota Medan(838) Kab Karo (680) Kab Asahan (627) dan Kab Toba Samosir (571)

Kabupaten dengan lebih dari 50 RT beralasan letak posyanduposkesdes jauh adalahsebagai berikut Kab Pakpak Bharat (100) Kab Samosir (833) Kab TapanuliTengah (636) Kab Mandailing Natal (634) Kab Kota Binjai (600) Kab Dairi(579) Kota Tanjung Balai (556) dan Langkat (530)

KarakteristikPenim-bangan

Penyu-luhan

Imuni-sasi

KIA KBPengo-batan

PMTSuplemen

Gizi

KonsultasiResiko

PenyakitTempat Tinggal

Perkotaan 888 409 640 191 238 437 444 455 144

Perdesaan 771 312 525 179 228 583 277 299 131

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 826 382 622 185 207 505 403 398 125

Kuintil-2 807 354 580 179 259 494 341 381 150

Kuintil-3 802 335 532 170 213 541 299 356 112

Kuintil-4 818 324 548 198 245 533 307 318 131

Kuintil-5 871 315 506 192 240 625 291 272 173

176

Kabupaten dengan lebih dari 50 RT yang tidak memanfaatkan posyanduposkesdesberalasan tidak ada posyandu adalah sebagai berikut Kota Pematang Siantar (833)Kota Sibolga (750) Kab Tapanuli Utara (739) Kab Nias Selatan (671) dan KabNias (571)

Tabel 3819Persentase Rumah Tangga Menurut Alasan Utama Tidak Memanfaatkan

PosyanduPoskesdes (di Luar Tidak Membutuhkan ) dan Kabupatendi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten Kota

Alasan Utama Tidak MemanfaatanPosyanduPoskesdes

Letak jauhTdk ada

posyanduLayanan tdk

lengkap

Nias 298 571 131

Mandailing Natal 634 99 267

Tapanuli Selatan 287 395 317

Tapanuli Tengah 636 91 273

Tapanuli Utara 217 739 43

Toba Samosir 429 00 571

Labuhan Batu 426 234 340

Asahan 255 118 627

Simalungun 217 462 321

Dairi 579 53 368

Karo 160 160 680

Deli Serdang 41 34 925

Langkat 530 83 387

Nias Selatan 224 671 105

Humbang Hasundutan 750 225 25

Pakpak Bharat 1000 00 00

Samosir 833 111 56

Serdang Bedagai 34 00 966

Kota Sibolga 125 750 125

Kota Tanjung Balai 556 222 222

Kota P Siantar 00 833 167

Kota Tebing Tinggi 500 00 500

Kota Medan 23 138 838

Kota Binjai 600 100 300

Kota P Sidempuan 154 00 846

Sumatera Utara 321 242 436

177

Alasan letak posyanduposkesdes jauh dan tidak ada posyandu lebih banyak ditemukanpada RT yang tinggal di perdesaan dibandingkan di perkotaan Sedangkan untuk alasanlayanan tidak lengkap lebih tinggi di temukan pada RT yang tinggal di perkotaan

Dikaji menurut keadaan ekonomi RT ada kecenderungan semakin mampu secaraekonomi semakin banyak RT tidak memanfaatkan posyanduposkesdes dengan alasanpelayanan tidak lengkap dan sebaliknya semakin kurang mampu semakin banyakberalasan letak jauh dan tidak ada posyandu

Tabel 38110Persentase Rumah Tangga Menurut Alasan Utama Tidak Memanfaatkan

PosyanduPoskesdes (di Luar Tidak Membutuhkan) dan KarakteristikRumah Tangga di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikAlasan Utama Tidak Memanfaatan PosyanduPoskesdes

Letak jauh Tdk ada posyandu Layanan tdk lengkap

Tempat Tinggal

Perkotaan 100 135 765

Perdesaan 401 281 319

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 295 331 374

Kuintil-2 345 252 403

Kuintil-3 332 208 459

Kuintil-4 311 240 449

Kuintil-5 318 183 499

178

Pada tabel 38111 sebanyak 240 rumah tangga di Provinsi Sumatera Utara telahmemanfaatkan keberadaan polindesbidan 216 tidak memanfaatkan dan 543merasa tidak membutuhkan keberadaan polindesbidan desa Kabupaten yang relatifbanyak rumah tangganya tidak memanfaatkan keberadaan polindesbidan desa adalahKota Tebing Tinggi (531) Kabupaten Nias Selatan (505) dan Kabupaten Nias(496)

Tabel 38111Persentase Rumah Tangga Yang Memanfaatkan Polindes

Bidan Desa menurut Kabupaten di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Kabupaten Kota MemanfaatkanTidak Memanfaatkan

TidakMembutuhkan

Alasan Lain

Nias 143 361 496

Mandailing Natal 355 358 287

Tapanuli Selatan 434 407 160

Tapanuli Tengah 479 357 164

Tapanuli Utara 386 582 31

Toba Samosir 396 515 89

Labuhan Batu 144 823 33

Asahan 184 708 108

Simalungun 333 542 125

Dairi 191 598 210

Karo 356 558 86

Deli Serdang 111 706 183

Langkat 249 465 287

Nias Selatan 196 299 505

Humbang Hasundutan 427 362 211

Pakpak Bharat 354 375 271

Samosir 368 456 175

Serdang Bedagai 460 507 33

Kota Sibolga 205 67 125

Kota Tanjung Balai 176 61 214

Kota Pematang Siantar 71 535 394

Kota Tebing Tinggi 156 313 531

Kota Medan 145 471 384

Kota Binjai 222 485 293

Kota Padang Sidempuan 457 379 164

Sumatera Utara 240 543 216

179

Menurut daerah tempat tiinggal Rumah Tangga di perdesaan lebih banyakmemanfaatkan polindesbidan desa dibandingkan Rumah Tangga di perkotaansedangkan yang tidak memanfaatkan lebih tinggi di perkotaan diabnding perdesaan

Nampak ada kecenderungan semakin kaya RT semakin berkurang yang memanfaatkanpolindesbidan desa dan semakin kaya RT semakin banyak yang merasa tidakmembutuhkan polindesbidan desa

Tabel 38112Persentase Rumah Tangga Yang Memanfaatkan PolindesBidan di Desa

Menurut Karakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Karakteristik MemanfaatkanTidak MemanfaatkanTidak

MembutuhkanAlasan Lain

Tempat Tinggal

Perkotaan 179 561 260

Perdesaan 289 529 182

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 280 506 214

Kuintil-2 276 51 214

Kuintil-3 255 54 205

Kuintil-4 220 56 220

Kuintil-5 171 602 227

Pada tabel ini jenis pelayanan polindes bidan desa dapat dikelompokan menjadi 2kelompok yaitu pelayanan di bidang KIA (pemeriksaan kehamilan persalinanpemeriksaan ibu nifas pemeriksaan neonatus pemeriksaan bayibalita) dan pengobatanIdealnya pelayanan polindesbidan desa lebih banyak pada pelayanan bidang KIA daripada pengobatan Secara keseluruhan di Provinsi Sumatera Utara Persentase RT yangpernah memperoleh pelayanan pengobatan jauh lebih tinggi (868) dibanding denganRT yang pernah memperoleh masing-masing jenis pelayanan bidang KIA (lt 25) Jenispelayanan KIA yang diterima RT yang memanfaatkan polindesbidan desa mulaiterbanyak berturut turut adalah Pemeriksaan bayibalita (231) Pemeriksaankehamilan (175) persalinan (117) pemeriksaan neonatus (102) danpemeriksaan ibu nifas (99) Namun hal ini tidak dapat menggambarkan beban kerjapolindesbidan desa apakah lebih banyak di bidang kIA atau pengobatan Hal inidisebabkan data ini hanya menggambarkan jenis pelayanan apa yang pernah diperolehRT dalam memanfaatkan polindesbidan desa tanpa ditanyakan frekuensi pelayanantersebut diperoleh

Persentase RT menurut jenis pelayanan polindesbidan desa yang pernah diterimabervariasi antar kabupatenkota Persentase RT yang memanfaatkan polindesbidandesa dan mendapat pelayanan pemeriksaan kehamilan bervariasi antara 5 kabupatenterkecil (Simalungun (45) Tapanuli Utara (51) Tapanuli Selatan (55) MandailingNatal (63) Sibolga (87)) dan 5 kabupaten terbesar (Nias (358) Kota TanjungBalai (333) Tapanuli Selatan (322) Kota Medan (319) dan Nias Selatan(304)

Variasi Persentase RT yang memanfaatkan polindesbidan desa untuk pelayananpersalinan adalah kabupaten terkecil (Pakpak Bharat (00) Toba Samosir (15)Simalungun (25)Karo (34) Serdang Bedagai (36) Kota Medan (50) dan Kota

180

Padang Sidempuan (5)) dan kabupaten terbesar Tapanuli Selatan (302) Nias(299) Humbang Hasundutan (33)

Untuk pelayanan pemeriksaan nifas bervariasi antara Nias (313) Tapanuli Selatan(263) terkecil Pakpak Bharat (0) Tapanuli Utara (07) Serdang Bedagai (13)Toba Samosir dan Mandailing Natal (15) Karo (17) Simalungun(25) danTapanuli Tengah (27)

Untuk pelayanan pemeriksaan neonatus bervariasi antara 269 (Nias) 25 LabuhanBatu sampai terendah 0 (Pakpak Bharat dan Kota Pematang Siantar

Untuk pelayanan pemeriksaan bayibalita bervariasi antara 515 (Kab Nias) danterendah 59 (Kab Pakpak Bharat)

Untuk pelayanan pengobatan bervariasi antara 962 (Kab Tapanuli Tengah) sampaiterkecil 545 (Kota Pematang Siantar)

Tabel 38113Persentase Rumah Tangga yang Memanfaatkan PolindesBidan di Desa

Jenis Pelayanan dan Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KabupatenKotaPemerik-

saanKehamilan

Persa-linan

Pemerik-saan

Ibu Nifas

Pemerik-saan

Neonatus

Pemerik-saan

BayiBalita

Pengobatan

Nias 358 299 313 269 515 809

Mandailing Natal 63 19 15 15 73 927

Tapanuli Selatan 322 302 263 206 85 952

Tapanuli Tengah 55 38 27 17 136 962

Tapanuli Utara 51 29 07 10 103 941

Toba Samosir 119 15 15 48 446 806

Labuhan Batu 221 212 125 250 414 783

Asahan 175 132 113 38 180 849

Simalungun 45 25 25 60 165 870

Dairi 116 58 43 58 217 769

Karo 123 34 17 34 291 923

Deli Serdang 289 209 182 263 254 869

Langkat 253 172 173 170 365 672

Nias Selatan 304 218 196 175 421 860

Humbang Hasundutan 243 233 233 205 237 918

Pakpak Bharat 118 00 00 00 59 882

Samosir 136 68 85 86 262 841

Serdang Bedagai 102 36 13 15 237 877

Kota Sibolga 87 83 43 56 130 913

Kota Tanjung Balai 333 200 77 43 357 970

Kota Pematang Siantar 273 91 91 00 409 545

Kota Tebing Tinggi 273 182 182 182 280 857

Kota Medan 319 50 50 40 310 930

Kota Binjai 222 127 85 129 167 733

Kota Padang Sidempuan 109 50 50 49 195 941

Sumatera Utara 175 117 99 102 231 868

181

Bila dibedakan antara daerah perdesaan dan perkotaan maka nampak bahwa diProvinsi Sumatera Utara Persentase RT yang pernah memperoleh pelayananpengobatan dari polindesbidan desa lebih tinggi dibanding dengan Persentase RT yangpernah memperoleh pelayanan dari masing-masing jenis pelayanan KIA (pemeriksaankehamilan persalinan pemeriksaan ibu nifas pemeriksaan neonatus dan pemeriksaanbayibalita) baik di perdesaan maupun di perkotaan

RT yang tinggal di perdesaan dan memanfaatkan pelayanan polindesbidan desaPersentase untuk masing-masing jenis pelayanan lebih tinggi dibanding Persentase RTyang tinggal diperkotaan kecuali untuk pelayanan pemeriksaan bayi Balita dimanaPersentase RT yang tinggal di perkotaan (276) lebih tinggi daripada Persentase RTyang tinggal di perdesaan (211)

Secara umum tidak terdapat perbedaan yang cukup berarti terhadap jenis pelayananpolindesbidan desa yang diterima keluarga miskin maupun kaya Persentase RT miskin(kuintil 2) yang pernah mendapat pelayanan pemeriksaan kehamilan nampak lebihrendah dari pada keluarga terkaya Namun tidak nampak adanya pola yangmenunjukkan makin kaya RT makin banyak RT yang pernah memperoleh atausebaliknya

Tabel 38114Persentase Rumah Tangga yang Memanfaatkan Polindes Bidan di Desa

menurut Jenis Pelayanan dan Karakteristik Rumah Tanggadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Catatan Bayi balita tidak termasuk neonatus

KarakteristikPemerik-

saanKehamilan

Persa-linan

Pemerik-saan

Ibu Nifas

Pemerik-saan

Neonatus

Pemerik-saan

BayiBalita

Peng-obatan

Tempat TinggalPerkotaan 181 98 78 100 276 877

Perdesaan 172 124 108 103 211 864

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 193 145 117 109 274 872

Kuintil-2 153 98 89 87 255 853

Kuintil-3 169 108 94 100 244 878

Kuintil-4 173 120 100 115 207 876

Kuintil-5 190 107 97 108 128 864

182

Di Sumatera Utara alasan rumah tangga tidak memanfaatkan polindes karena letaknyajauh terbanyak ada di kab Humbang hasundutan (69) Mandailing Natal (419)Tapanuli Tengah (381)1) Langkat (369) Tapanuli Tengah (359) dan lainnyalebih kecil dari angka tersebut

Selain itu di Sumatera Utara alasan rumah tangga tidak memanfaatkan polindes karenatidak ada polindesbidan tertinggi di kota Pematang Siantar (836) Nias (826) KotaMedan (804) Nias Selatan (796) Kota Sibloga (714) Fenomena ini perlu dikajilebih jauh kenapa terjadi juga di perkotaan

Alasan lain rumah tangga tidak memanfaatkan polindes adalah layanan tidak lengkapAlasan tertinggi ini terdapat di kab Langkat (209) Karo (174) Tapanuli Selatan(145) Serdang Bedagai (143) dan Asahan (137) Kabupaten lainnya jauh lebihrendah dari ini

Sebagian besar rumah tangga di Jawa Timur dalam 3 bulan terakhir tidakmemanfaatkan polindes karena alasan lainnya (336) Keadaan ini sama dengan polaangka nasional

Tabel 38115Persentase Rumah Tangga yang Tidak Memanfaatkan PolindesBidan di

Desa Menurut Alasan Utama dan Kabupaten Kotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaAlasan Utama Tidak Memanfaatan PoslindesBidan

Letakjauh

Tdk adapolindesbidan

Layanan tdklengkap

Lainnya

Nias 102 826 59 13Mandailing Natal 419 311 78 192Tapanuli Selatan 359 298 145 198Tapanuli Tengah 381 63 32 524Tapanuli Utara 273 91 91 545Toba Samosir 150 200 00 650Labuhan Batu 116 256 47 581Asahan 63 189 137 611Simalungun 67 373 87 473Dairi 104 325 65 506Karo 87 217 174 522Deli Serdang 62 239 29 670Langkat 369 55 209 367Nias Selatan 136 796 34 34Humbang Hasundutan 690 24 24 262Pakpak Bharat 167 00 00 833Samosir 258 32 32 677Serdang Bedagai 00 143 143 714Kota Sibolga 00 714 00 286Kota Tanjung Balai 50 100 25 825Kota Pematang Siantar 00 836 08 156Kota Tebing Tinggi 00 221 00 779Kota Medan 18 804 47 131Kota Binjai 31 173 71 724Kota Padang Sidempuan 00 132 26 842

Sumatera Utara 130 462 72 336

183

Di daerah perdesaan alasan tidak memanfaatkan polindes dalam 3 bulan terakhir karenaletak jauh lebih besar di bandingkan di daerah perkotaan

Berdasarkan kemampuan ekonomi rumah tangga tidak terlalu ada perbedaan antarakeluarga mampu dengan tidak mampu untuk alasan letak polindes bidan jauh

Tabel 38116Persentase Rumah Tangga Menurut Alasan Utama Tidak Memanfaatkan

PolindesBidan Desa dan Karakteristik Rumah Tanggadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik

Alasan Utama Tidak MemanfaatanPolindes Bidan di Desa

Letak jauhTdk ada

polindesbidanLayanan tdk

lengkapLainnya

Tempat TinggalPerkotaan 26 581 45 348

Perdesaan 248 328 103 321

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 115 474 87 323

Kuintil-2 140 451 56 354

Kuintil-3 158 455 70 318

Kuintil-4 123 461 65 351

Kuintil-5 120 466 85 328

184

Rumah tangga yang memanfaatkan Pos Obat Desa Warung Obat Desa (PODWOD)tiap kabupaten sangat bervariasi Pemanfaatan PODWOD oleh rumah tangga tertinggiada di kabupaten Serdang Bedagai (802) Tapanuli Tengah (775) Simalungun(624) dan Kota Padang Sidempuan (603) Kabupaten lain masih rendahpemanfaatannya

Tabel 38117Persentase Rumah Tangga Menurut Pemanfaatan Pos Obat Desa

(POD)Warung Obat Desa (WOD) dan Kabupaten Kotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten Kota MemanfaatkanTidak Memanfaatkan

Tidak butuh Alasan Lain

Nias 78 74 848

Mandailing Natal 337 263 399

Tapanuli Selatan 217 123 660

Tapanuli Tengah 775 149 76

Tapanuli Utara 57 391 552

Toba Samosir 21 77 902

Labuhan Batu 03 31 966

Asahan 184 51 765

Simalungun 624 114 262

Dairi 79 227 694

Karo 04 24 973

Deli Serdang 131 201 668

Langkat 385 183 432

Nias Selatan 41 17 942

Humbang Hasundutan 191 221 588

Pakpak Bharat 83 104 813

Samosir 12 87 901

Serdang Bedagai 802 17 28

Kota Sibolga 389 248 363

Kota Tanjung Balai 11 139 850

Kota Pematang Siantar 10 205 785

Kota Tebing Tinggi 00 06 994

Kota Medan 02 63 935

Kota Binjai 15 95 890

Kota Padang Sidempuan 603 172 224

Sumatera Utara 211 128 661

185

Di Sumatera Utara pemanfaatan PODWOD oleh RT di perdesaan (270) jauh lebihtinggi dibanding di perkotaan (135)

Tidak tergambar perbedaan yang jauh tentang pemanfaatan PODWOD baik pada RTkaya atau RT miskin

Tabel 38118Persentase Rumah Tangga Menurut Pemanfaatan Pos Obat Desa(POD)Warung Obat Desa (WOD) dan Karakteristik Rumah Tangga

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik MemanfaatkanTidak Memanfaatkan

Tidakmembutuhkan Alasan Lain

Tempat Tinggal

Perkotaan 135 125 740

Perdesaan 270 131 599

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 201 117 682

Kuintil-2 221 11 669

Kuintil-3 212 132 656

Kuintil-4 218 126 655

Kuintil-5 201 157 642

186

Di Sumatera Utara sebagian besar alasan tidak memanfaatakan PODWOD adalah tidakadanya pelayanan tersebut Keadaan ini menggambarkan bahwa program pendirianPODWOD belum berjalan disemua daerah Keadaan ini juga sama dengan gambarannasional

Tabel 38119Persentase Rumah Tangga Menurut Alasan Tidak Memanfaatkan Pos Obat

Desa (POD) Warung Obat Desa (WOD) dan Kabupaten Kotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKotaAlasan Tidak Memanfaatan PODWOD oleh RT

Lokasijauh

Tidak adaPODWOD

Obat tidaklengkap

Lainnya

Nias 07 988 02 02Mandailing Natal 26 586 211 177

Tapanuli Selatan 26 945 13 17

Tapanuli Tengah 33 333 400 233

Tapanuli Utara 00 939 05 56

Toba Samosir 00 991 00 09

Labuhan Batu 02 993 02 04

Asahan 03 987 00 10

Simalungun 32 739 16 213

Dairi 04 976 08 12

Karo 00 996 02 02

Deli Serdang 03 898 00 99

Langkat 127 769 94 10

Nias Selatan 07 989 00 04

Humbang Hasundutan 109 866 08 17

Pakpak Bharat 79 842 00 79

Samosir 13 968 00 19

Serdang Bedagai 40 480 120 360

Kota Sibolga 00 927 00 73

Kota Tanjung Balai 00 994 00 06

Kota Pematang Siantar 08 988 00 04

Kota Tebing Tinggi 00 881 00 119

Kota Medan 62 932 01 05

Kota Binjai 03 870 03 123

Kota Padang Sidempuan 00 885 00 115

Sumatera Utara 28 921 13 38

187

Di Sumatera Utara Alasan tidak memanfaatkan PODWOD di perkotaan dan perdesaantidak jauh berbeda yaitu tidak adanya pelayanan tersebut

Berdasarkan kemampuan ekonomi rumah tangga alasan tidak memanfaatkanPODWOD baik pada RT kaya ataupun miskin tidak berbeda jauh

Tabel 38120Persentase Rumah Tangga Menurut Alasan Tidak Memanfaatkan Pos ObatDesa (POD) Warung Obat Desa (WOD) dan Karakteristik Rumah Tangga di

Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikAlasan Tidak Memanfaatan PODWOD oleh RT

Lokasijauh

Tdk adapodwod

Obat tidaklengkap

Lainnya

Tempat Tinggal

Perkotaan 36 921 03 39

Perdesaan 19 922 23 36

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 24 924 13 39

Kuintil-2 31 922 14 33

Kuintil-3 36 912 15 36

Kuintil-4 24 927 11 38

Kuintil-5 22 922 13 43

382 Sarana dan Sumber Pembiayaan Pelayanan Kesehatan

Salah satu tujuan sistem kesehatan adalah ketanggapan (responsiveness) di sampingpeningkatan derajat kesehatan (health status) dan keadilan dalam pembiayaanpelayanan kesehatan (fairness of financing) Pada bagian ini dikumpulkan informasitentang jenis sarana dan sumber pembiayaan yang paling sering dimanfaatkan olehresponden

Pembiayaan kesehatan meliputi untuk perawatan kesehatan rawat inap dan rawat jalanSumber biaya dibedakan menjadi sumber biaya sendirikeluarga Asuransi (Askes PNSJamsostek Asabri Askes Swasta dan JPK Pemerintah Daerah) AskeskinSuratKeterangan Tidak Mampu (SKTM) Dana Sehat dan lainnya Dari data ini diperolehgambaran tentang seberapa besar persentase rumah tangga yang telah tercakup olehasuransi kesehatan termasuk penggunaan AskeskinSKTM yang salah sasaran

Seluruh penduduk diminta untuk memberikan informasi tentang apakah yangbersangkutan pernah menjalani rawat inap dalam 5 (lima) tahun terakhir dan atau rawatjalan dalam 1 (satu) tahun terakhir Mereka yang pernah rawat jalan maupun rawat inapdiminta untuk menjelaskan di mana terakhir menjalani perawatan kesehatan serta darimana sumber biaya perawatan kesehatan tersebut Pihak-pihak yang menanggungbiaya perawatan kesehatan tersebut bisa lebih dari satu

188

Di Sumatera Utara tempat rawat inap yang dimanfaatkan oleh rumah tangga sebagianbesar di RS Swasta (23) RS Pemerintah (16) RSB (09) Tenaga kesehatan(06) Puskesmas (02)

Tabel 3821Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut Tempat dan KabupatenKota

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten Kota

Tempat Berobat Rawat Inap Menurut ProvinsiRS

Peme-rintah

RSSwasta

RSLuarNegri

RSBPuskes

masNakes Batra

Lainnya

TidakRI

Nias 47 03 01 46 02 09 08 00 884

Mandailing Natal 09 07 00 01 00 01 00 01 979

Tapanuli Selatan 10 04 00 01 03 05 01 00 975

Tapanuli Tengah 14 06 01 03 01 02 01 00 973

Tapanuli Utara 15 12 00 01 01 07 01 01 963

Toba Samosir 16 30 00 00 00 02 00 00 952

Labuhan Batu 13 05 00 01 02 06 00 00 973

Asahan 12 21 00 02 00 02 01 02 960

Simalungun 14 19 00 00 02 05 01 03 956

Dairi 19 07 00 01 05 01 02 01 962

Karo 14 21 05 05 01 00 02 01 953

Deli Serdang 13 39 01 10 01 06 01 03 926

Langkat 05 08 03 04 08 08 04 00 959

Nias Selatan 04 07 06 39 01 23 01 07 913

Humbahas 13 12 00 04 02 05 00 00 964

Pakpak Bharat 10 00 00 00 00 00 00 00 990

Samosir 17 32 00 03 06 18 03 01 922

Serdang Bedagai 07 17 00 07 00 06 01 01 960

Kota Sibolga 30 08 18 02 00 06 00 00 937

Kota Tanjung Balai 40 11 00 09 00 07 00 02 931

Kota P Siantar 18 52 00 01 00 10 01 02 917

Kota T Tinggi 26 31 00 06 00 03 00 00 934

Kota Medan 22 53 01 20 01 05 01 01 898

Kota Binjai 16 21 01 04 01 07 01 01 950

Kota PSidempuan 34 08 00 01 00 05 01 02 949

Sumatera Utara 16 23 01 09 02 06 01 01 941

189

Rumah tangga di daerah perkotaan lebih banyak menggunakan rawat inap di RSSwasta (37) dibandingkan dengan di RS Pemerintah (18) Keadaan ini berbedadengan daerah perdesaan rawat inap lebih banyak di RS Pemerintah (214)dibanding RS Swasta (12)

Di Sumatera Utara pemanfaatan RS (baik pemerintah atau swasta) sebagai tempatberobat rawat inap cenderung meningkat seiring dengan meningkatnya status ekonomi(Kaya)

Tabel 3822Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut Tempat dan Karakteristik

Rumah Tangga di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik

Tempat Berobat Rawat Inap Menurut ProvinsiRS

Peme-rintah

RSSwasta

RSLuarNegri

RSBPuskes

masNakes

Batra Lainnya

TidakRI

Tempat TinggalPerkotaan 18 37 01 12 02 06 01 01 923Perdesaan 14 12 01 06 02 06 02 01 956

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 12 10 01 12 02 06 02 01 954Kuintil-2 13 16 00 08 02 05 01 01 953Kuintil-3 14 24 01 08 01 07 01 02 942Kuintil-4 18 26 01 09 02 06 01 01 934Kuintil-5 21 40 01 07 01 04 01 01 924

190

Sebagian besar rumah tangga di Sumatera Utara menggunakan sumber biaya yangbersifat lsquoout of pocketrsquo untuk rawat inap (760) Kabupaten dengan rumah tanggatertinggi out of pocketrsquo untuk rawat inap adalah kabupaten Karo (951) Kabupatendengan rumah tangga pengguna AskesJamsostek tertinggi di Simalungun (468)Kabupaten dengan rumah tangga pengguna askeskin (SKTM) tertinggi adalahkabupaten Nias Selatan (355) Sedangkan Kabupaten dengan rumah tanggapengguna Dana sehat tertinggi di Langkat (77)

Tabel 3823Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut Sumber Pembiayaan dan

Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaSumber Pembiayaan Pelayanan Kesehatan

Sendirikeluarga

AskesJamsostek

AskeskinSKTM

DanaSehat

Lain-lain

Nias 880 44 44 55Mandailing Natal 759 56 222 74 20Tapanuli Selatan 851 14 68 29Tapanuli Tengah 845 99 160Tapanuli Utara 755 86 191 44Toba Samosir 683 187 106 24 81Labuhan Batu 484 407 33 22 88Asahan 591 268 87 31 52Simalungun 516 468 08 08 80Dairi 732 62 148 167Karo 951 50 29 10Deli Serdang 705 171 79 18 46Langkat 756 64 90 77 38Nias Selatan 726 10 355 09 58Humbang Hasundutan 845 21 146 21 22Pakpak Bharat 742 129 258 32 32Samosir 863 31 61 05 62Serdang Bedagai 778 190 36 12 13Kota Sibolga 911 71 52 37Kota Tanjung Balai 736 115 110 55 11Kota Pematang Siantar 775 275 26 98Kota Tebing Tinggi 608 231 77 13 211Kota Medan 765 159 41 10 43Kota Binjai 702 207 66 25 33Kota Padang Sidempuan 786 137 95 06 60

Sumatera Utara 760 139 87 20 53

Keterangan Sendiri = pembiayaan dibayar pasien atau keluarganyaAskesJamsostek = meliputi askes PNS Jamsostek Asabri Askes swasta JPK PemdaAskeskin = pembayaran dengan dana Askeskin atau menggunakan SKTLain-lain = diganti perusahaan dan pembayaran oleh pihak lain di luar tersebut di atas

191

Di Sumatera Utara pembiayaan rawat inap dengan sifat ldquoout of Pocketrdquo lebih banyakterjadi pada rumah tangga di perkotaan dibandingkan dengan rumah tangga perdesaanNamun demikian penggunaan askeskin sebagai sumber pembiayaan sebagian besarterjadi didaerah perdesaan

Berdasarkan kemampuan ekonomi terdapat kecenderungan makin rendah kemampuanekonominya makin banyak rumah tangga yang menggunakan AskeskinSKTM Disisilain terdapat kecenderungan makin meningkat status ekonomi menurut kuintil (Kaya)makin meningkat pula pemanfaatan sumber biaya asuransi untuk rawat inap

Tabel 3824Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut Sumber Pembiayaan dan

Karakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KarakteristikSumber Pembiayaan Pelayanan Kesehatan

Sendirikeluarga

AskesJamsostek

AskeskinSKTM

DanaSehat

Lain-lain

Tempat TinggalPerkotaan 748 168 61 17 64Perdesaan 770 110 112 24 43

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 733 74 165 26 34Kuintil-2 783 95 105 27 46Kuintil-3 788 121 73 24 61Kuintil-4 763 165 64 20 48Kuintil-5 735 202 56 10 68

192

Di Sumatera Utara pilihan rumah tangga untuk rawat jalan sebagian besar berobat padatenaga kesehatan dan RSB dibandingkan puskesmas atau rumah sakit Pola ininampaknya nyata untuk semua kabupaten Rawat jalan ke tenaga kesehatan terbanyakada di kabupaten Nias Selatan (456) sedangkan rawat jalan ke RSB terbanyak diKab Karo (202)

Tabel 3825Persentase Responden yang Rawat Jalan Satu tahun terakhir Menurut

Tempat dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaTempat Berobat Rawat Jalan

RSPmrth

RSSwast

RSLN

RSB Pusk NakesBa-tra

Lainnya

Dirmh

TdkRJ

Nias 20 03 00 158 21 280 06 00 11 500Mandailing Natal 07 03 13 39 13 251 01 01 01 669Tapanuli Selatan 05 40 05 146 03 10 09 782Tapanuli Tengah 04 02 01 45 15 72 03 01 01 855Tapanuli Utara 07 03 01 103 03 82 02 03 01 796Toba Samosir 12 10 02 79 24 54 03 02 03 810Labuhan Batu 03 00 01 07 07 166 06 57 753Asahan 10 08 01 26 13 175 21 03 07 736Simalungun 13 15 04 45 19 304 05 13 25 557Dairi 21 10 01 47 12 61 14 10 09 815Karo 35 42 04 202 26 34 06 04 11 637Deli Serdang 09 39 20 37 45 262 15 05 12 556Langkat 05 07 07 67 65 78 01 01 06 763Nias Selatan 09 02 00 158 21 456 06 01 26 320Humbahas 07 06 89 60 12 51 03 03 769Pakpak Bharat 18 03 59 04 29 05 06 877Samosir 09 07 01 123 11 188 11 01 04 645Serdang Bedagai 03 08 07 32 55 80 05 00 10 800Kota Sibolga 15 04 16 109 05 197 05 02 03 644Kota Tanjung Balai 18 03 02 182 05 148 07 13 621Kota P Siantar 15 11 02 72 05 160 08 02 04 721Kota Tebing Tinggi 24 23 00 64 07 263 10 12 597Kota Medan 13 27 22 101 69 197 11 02 03 554Kota Binjai 17 09 06 26 04 65 06 02 865Kota P Sidempuan 10 02 00 49 07 247 03 02 05 675Sumatera Utara 12 10 08 76 20 170 07 03 10 683

Untuk semua jenis fasilitas untuk berobat jalan perkotaan lebih tinggi dibandingperdesaan Pemanfaatan tenaga kesehatan professional untuk berobat rawat jalan lebihtinggi dibandingkan fasilitas lainnya termasuk RS Pemerintah RS Swasta danpuskesmas

Di Sumatera Utara ada kecenderungan makin meningkat status ekonominya (Kaya)makin meningkat pula pemanfaatan tenaga kesehatan professional namun makinmenurun pemanfaatan tempat berobat Rumah sakit bersalin

193

Tabel 3826Persentase Penduduk Rawat Jalan Menurut Tempat dan Karakteristik

Rumah Tangga di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikTempat Berobat Rawat Jalan

RSPmrth

RSSwast

RSLN

RSB Pusk NakesBatTra

LainNya

Dirmh

TdkRJ

Tempat Tinggal

Perkotaan 15 16 08 73 26 189 08 02 08 655Perdesaan 10 06 09 79 17 158 06 03 12 701

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 07 06 10 88 19 151 07 02 11 699Kuintil-2 08 08 09 84 18 170 05 02 10 685Kuintil-3 11 11 09 82 21 161 08 02 10 684Kuintil-4 14 11 08 67 20 179 07 03 12 678Kuintil-5 20 16 06 60 23 190 07 04 08 667

Sebagian besar rumah tangga di kabupaten menggunakan sumber pembiayaan rawatjalan dengan biaya sendirikeluarga (883) dan AskesJamsostek (43)askeskinSKTM (37) lain-lain (26) dan dana sehat (16)

Tabel 3827Persentase Penduduk Rawat Jalan Menurut Sumber Biaya dan Kabupaten

Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaSumber Pembiayaan Rawat Jalan

SendiriKeluarga

AskesJamsostek

AskeskinSKTM

DanaSehat

Lain-lain

Nias 876 18 40 43 20Mandailing Natal 879 30 44 22 25Tapanuli Selatan 914 10 53 05 10Tapanuli Tengah 927 18 22 13 50Tapanuli Utara 958 23 27 02 06Toba Samosir 889 107 23 17 11Labuhan Batu 951 28 04 16Asahan 884 58 35 12 09Simalungun 905 99 06 02 38Dairi 891 39 47 20Karo 936 30 30 01 06Deli Serdang 880 40 35 06 22Langkat 858 32 115 50 05Nias Selatan 803 05 70 60 49Humbang Hasundutan 928 03 56 08 09Pakpak Bharat 805 52 145 05 16Samosir 918 14 38 11 18Serdang Bedagai 901 87 07 02 05Kota Sibolga 941 45 12 01 05Kota Tanjung Balai 888 44 46 11 04Kota Pematang Siantar 820 129 47 02 28Kota Tebing Tinggi 858 72 23 05 39Kota Medan 831 41 29 19 76Kota Binjai 835 79 47 09 15Kota P Sidempuan 900 54 18 06 20Sumatera Utara 883 43 37 16 26

194

Penggunaan biaya sendirikeluarga dalam pembiayaan rawat jalan masih cukup tinggidibanding asuransi (baik di perkotaan atau perdesaan) Pemanfaatan askeskin diperdesaan lebih tinggi dibandingkan dengan di perkotaan Pemanfaatan askesjamsostek lebih banyak di perkotaan

Di Sumatera Utara adanya kecenderungan meningkat penggunaan askesjamsostekseiring dengan peningkatan status ekonomi (Kaya) Makin kurang mampu keluargamakin banyak keluarga yang memanfaatkan AskeskinSKTM

Tabel 3828Persentase Penduduk Rawat Jalan Menurut Sumber Biaya dan Karakteristik

Rumah Tangga di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikSumber Pembiayaan Rawat Jalan

SendiriKeluarga

AskesJamsostek

AskeskinSKTM

DanaSehat

Lain-lain

Tempat Tinggal

Perkotaan 868 60 32 09 33

Perdesaan 894 30 41 22 20

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 887 20 56 17 24

Kuintil-2 896 25 45 16 22

Kuintil-3 885 34 38 20 26

Kuintil-4 888 51 23 17 24

Kuintil-5 860 78 27 12 30

383 Ketanggapan Pelayanan Kesehatan

Persepsi masyarakat pengguna pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan non-medisdapat digunakan sebagai salah satu indikator ketanggapan terhadap pelayanankesehatan Ada 8 (delapan) domain ketanggapan untuk pelayanan rawat inap dan 7(tujuh) domain ketanggapan untuk pelayanan rawat jalan Penilaian untuk masing-masing domain ditanyakan kepada responden berdasarkan pengalamannya waktumemanfaatkan sarana pelayanan kesehatan untuk rawat inap dan rawat jalan

Delapan domain ketanggapan untuk rawat inap terdiri dari

1 Lama waktu menunggu untuk mendapat pelayanan kesehatan

2 Keramahan petugas dalam menyapa dan berbicara

3 Kejelasan petugas dalam menerangkan segala sesuatu terkait dengan keluhankesehatan yang diderita

4 Kesempatan yang diberikan petugas untuk mengikutsertakan klien dalampengambilan keputusan untuk memilih jenis perawatan yang diinginkan

5 Dapat berbicara secara pribadi dengan petugas kesehatan dan terjaminkerahasiaan informasi tentang kondisi kesehatan klien

195

6 Kebebasan klien untuk memilih tempat dan petugas kesehatan yang melayaninya

7 Keberhasilan ruang rawatpelayanan termasuk kamar mandi

8 Kemudahan dikunjungi keluarga atau teman

Tujuh domain ketanggapan untuk pelayanan rawat jalan sama dengan domain rawatinap kecuali domain ke delapan (kemudahan dikunjungi keluargateman)

Penduduk diminta untuk menilai setiap aspek ketanggapan terhadap pelayanankesehatan di luar medis selama menjalani rawat inap dalam 5 (lima) tahun terakhir danatau rawat jalan dalam 1 (satu) tahun terakhir Masing-masing domain ketanggapandinilai dalam 5 (lima) skala yaitu sangat baik baik cukup buruk sangat buruk Untukmemudahkan penilaian aspek ketanggapan rawat jalan dan rawat inap pada sistempelayanan kesehatan tersebut WHO membagi menjadi dua bagian besar yaitu lsquobaikrsquo(sangat baik dan baik) dan lsquokurang baikrsquo (cukup buruk dan sangat buruk) Penyajianhasil analisistabel selanjutnya hanya mencantumkan persentase yang rsquobaikrsquo saja

Aspek ketanggapan rawat inap yang diukur dari masyarakat meliputi waktu tunggukeramahan kejelasan informasi ikut ambil keputusan kerahasiaan kebebasan memilihkebersihan ruangan dan mudah dikunjungi

Kabupaten dengan nilai aspek-aspek ketanggapan paling rendah adalah kab TapanuliSelatan Kabupaten Nias Selatan dari 8 aspek ketanggapan semuanya berada dibawah80

196

Tabel 3831Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut Aspek Ketanggapan dan

KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaWaktutunggu

Keramahan

Kejelasan

informasi

Ikutambil

keputusan

Keraha-siaan

Kebebasan

pilihfasilitas

Keber-sihan

ruangan

Mudahdikunjungi

Nias 865 842 854 867 867 865 822 847

Mandailing Natal 944 852 944 926 926 963 889 907

Tapanuli Selatan 744 795 744 705 782 744 718 756

Tapanuli Tengah 901 915 901 915 944 915 944 887

Tapanuli Utara 875 844 885 885 875 833 813 854

Toba Samosir 878 862 862 846 870 878 846 870

Labuhan Batu 912 934 945 934 945 967 901 912

Asahan 883 922 867 898 859 906 883 930

Simalungun 913 929 937 913 944 929 905 937

Dairi 964 928 964 952 964 964 904 940

Karo 990 990 971 981 971 990 981 952

Deli Serdang 899 878 829 864 885 878 871 857

Langkat 855 882 791 682 609 718 800 673

Nias Selatan 736 741 736 732 632 736 536 645

Humbahas 931 970 931 950 931 950 921 921

Pakpak Bharat 742 839 871 839 871 871 774 742

Samosir 946 960 921 926 936 936 941 946

Serdang Bedagai 821 874 789 821 800 747 811 779

Kota Sibolga 918 925 931 943 937 937 950 931

Kota Tanjung Balai 978 967 978 978 989 984 945 967

Kota P Siantar 901 916 921 921 916 911 901 916

Kota Tebing Tinggi 835 860 848 823 835 799 744 860

Kota Medan 873 868 868 856 833 787 841 856

Kota Binjai 967 959 951 951 967 943 959 935

Kota PSidempuan 882 870 870 858 888 834 757 805

Sumatera Utara 886 887 877 875 872 870 846 864

197

Antara masyarakat perkotaan dengan pedesaan tidak nampak adanya perbedaan besarpenilaian ketanggapan pelayanan kesehatan rawat inap Baik masyarakat perkotaanmaupun pedesaan hampir semua menilai ketanggapan pelayanan kesehatan rawat inapbaik(gt 80)

Berdasarkan kemampuan ekonomi ada kecenderungan semakin miskin prosentaseyang menilai ketanggapan pelayanan kesehatan rawat inap kurang baik semakin kecilMeskipun kecenderungan tersebut tidak terlampau tajam

Tabel 3832Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut Aspek Ketanggapan dan

Karakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikWaktutunggu

Kerama-han

Kejelasaninformasi

Ikutambil

keputusan

Keraha-siaan

Kebebasanpilih

fasilitas

Keber-sihan

ruangan

Mudahdikunjungi

Tempat Tinggal

Perkotaan 895 898 882 878 881 864 859 878Perdesaan 877 877 873 873 863 876 834 850

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 877 877 876 869 844 874 824 851Kuintil-2 897 904 894 894 887 878 877 873Kuintil-3 863 867 852 856 863 853 824 846Kuintil-4 900 891 888 883 874 876 854 875Kuintil-5 887 892 874 873 882 867 847 868

198

Aspek ketanggapan rawat jalan yang diukur dari masyarakat meliputi waktu tunggukeramahan kejelasan informasi ikut ambil keputusan kerahasiaan kebebasan memilihdan kebersihan ruangan

Kabupaten dan kota dengan nilai aspek-aspek ketanggapan paling rendah adalahkabupaten Nias dari 7 aspek ketanggapan di kabupaten Nias hanya aspek waktu tungguyang lebih tinggi dari gt 80 6 aspek lainnya antara 65-80 Kabupaten TapanuliSelatan dan Nias Selatan dari 7 aspek hanya 2 aspek yang gt 80 yaitu waktu tunggudan keramahan 5 aspek lainnya antara 65-80

Tabel 3833Persentase Penduduk Rawat Jalan Menurut Aspek Ketanggapan dan

Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota

Waktutunggu

Kerama-han

Kejelasaninformasi

Ikut ambilkeputusan

Keraha-siaan

Kebebasanpilih

fasilitas

Keber-sihan

ruanganNias 834 799 727 683 689 665 655Mandailing 913 899 890 900 872 855 862Tapanuli 844 883 717 688 704 685 703Tapanuli 912 889 868 866 879 912 956Tapanuli Utara 930 933 926 920 919 911 855Toba Samosir 960 952 908 921 944 921 904Labuhan Batu 947 923 888 854 901 918 782Asahan 923 961 960 970 954 952 961Simalungun 866 889 887 882 886 883 860Dairi 928 928 891 906 921 896 922Karo 966 985 981 991 991 991 990Deli Serdang 923 901 882 907 903 901 869Langkat 879 894 805 730 741 853 850Nias Selatan 800 826 778 765 770 772 675Humbahas 973 970 972 975 973 975 967Pakpak Bharat 766 923 909 876 890 828 603Samosir 970 951 951 930 974 940 956Serdang 846 916 846 840 846 842 835Kota Sibolga 982 984 986 986 985 985 972Kota Tanjung 969 969 963 966 970 969 954Kota P Siantar 960 963 968 961 964 964 959Kota Tebing 891 908 894 877 878 873 879Kota Medan 908 917 905 886 883 837 863Kota Binjai 912 918 918 912 918 901 881Kota PSidempuan 975 944 945 900 859 763 737

SumateraUtara

907 910 884 872 875 864 845

199

Antara masyarakat perkotaan dengan pedesaan tidak nampak adanya perbedaanpenilaian ketanggapan pelayanan kesehatan rawat jalan Baik masyarakat perkotaanmaupun pedesaan sebagian besar (gt80) menilai ketanggapan pelayanan kesehatanrawat jalan baik

Berdasarkan kemampuan ekonomi semakin tinggi tingkat ekonomi semakin baikpenilaian aspek ketanggapan pada rawat jalan ini terlihat untuk ketujuh aspekketanggapan

Tabel 3834Persentase Penduduk Rawat Jalan Menurut Aspek Ketanggapan dan

Karakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikWaktutunggu

Kerama-han

Kejelasaninformasi

Ikut ambilkeputusan

Keraha-siaan

Kebebasanpilih

fasilitas

Keber-sihan

ruanganTempat Tinggal

Perkotaan 927 924 912 905 900 883 878

Perdesaan 891 900 862 847 856 849 820

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 887 893 850 836 836 833 815

Kuintil-2 909 906 883 867 871 863 850

Kuintil-3 899 903 881 878 883 863 838

Kuintil-4 917 921 897 881 889 879 864

Kuintil-5 922 925 903 894 891 879 857

39 Kesehatan Lingkungan

Data kesehatan lingkungan diambil dari dua sumber data yaitu Riskesdas 2007 dan KorSusenas 2007 Sesuai kesepakatan data yang sudah ada di Kor Susenas tidakdikumpulkan lagi di Riskesdas dan dalam Riskesdas ditanyakan pertanyaan-pertanyaanyang tidak ada di Kor Susenas Dengan demikian penyajian beberapa variabelkesehatan lingkungan merupakan gabungan data Riskesdas dan Kor Susenas

Data yang dikumpulkan dalam survei ini meliputi data air bersih keperluan rumahtangga sarana pembuangan kotoran manusia sarana pembuangan air limbah (SPAL)pembuangan sampah dan perumahan Data tersebut bersifat fisik dalam rumah tanggasehingga pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara terhadap kepala rumahtangga dan pengamatan

391 Air Keperluan Rumah Tangga

Menurut WHO jumlah pemakaian air bersih rumah tangga per kapita sangat terkaitdengan risiko kesehatan masyarakat yang berhubungan dengan higiene Reratapemakaian air bersih individu adalah rerata jumlah pemakaian air bersih rumah tanggadalam sehari dibagi dengan jumlah anggota rumah tangga Rerata pemakaian individuini kemudian dikelompokkan menjadi lsquolt5 literorangharirsquo lsquo5-199 literorangharirsquo rsquo20-499 literorangharirsquo rsquo50-999 literorangharirsquo dan lsquoge100 literorangharirsquo Berdasarkan tingkat pelayanan kategori tersebut dinyatakan sebagai lsquotidak aksesrsquo lsquoakses kurangrsquolsquoakses dasarrsquo lsquoakses menengahrsquo dan lsquoakses optimalrsquo Risiko kesehatan masyarakatpada kelompok yang akses terhadap air bersih rendah (lsquotidak aksesrsquo dan lsquoakses kurangrsquo)dikategorikan sebagai mempunyai risiko tinggi

200

Konsumsi air per orang perhari penduduk di Provinsi Sumatera Utara 427 persennyalebih dari 100 liter Menurut antar wilayah kabupatenkota bervariasi berkisar 03(Kabupaten Tapanuli Tengah) sampai 939 yaitu di Kabupaten Serdang BedagaiSedangkan penduduk yang menggunakan air per orang perhari masih di bawah 20 liter(lt5 + 5 ndash 19 liter) di Provinsi Sumatera Utara sebanyak 136 persen tinggi di KabupatenTapanuli Tengah dan Kota Sibolga

Tabel 3911Persentase Rumah Tangga menurut Rerata Pemakaian Air Bersih PerOrang Per Hari dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara

Riskesdas 2007

Kabupaten KotaRerata Pemakaian Air Bersih Per Orang

Per Hari (Dalam Liter)

lt5 5-199 20-499 50-999 ge100 Nias 538 306 131 00 25Mandailing Natal 07 36 442 293 222

Tapanuli Selatan 113 191 305 132 259Tapanuli Tengah 979 13 05 00 03Tapanuli Utara 34 105 314 238 309Toba Samosir 09 89 506 77 319Labuhan Batu 00 11 163 174 653Asahan 01 27 236 372 364Simalungun 07 49 226 309 409Dairi 05 65 602 177 150Karo 04 138 485 308 66Deli Serdang 05 104 164 348 378

Langkat 29 95 310 237 329

Nias Selatan 459 250 96 10 185Humbang Hasundutan 35 185 265 205 310Pakpak Bharat 21 250 583 83 63Samosir 23 227 448 221 81Serdang Bedagai 04 07 09 41 939

Kota Sibolga 841 115 09 09 27

Kota Tanjung Balai 32 11 124 135 697Kota Pematang Siantar 03 22 105 313 556

Kota Tebing Tinggi 00 00 34 173 793

Kota Medan 01 03 181 221 593Kota Binjai 03 36 125 71 766Kota Padang Sidempuan 00 09 64 180 747

Sumatera Utara 65 71 218 219 427

201

Bila mengacu pada kriteria Joint Monitoring Program WHO-Unicef di mana batasanminimal akses untuk konsumsi air bersih adalah 20 literoranghari maka daerahperkotaan ada sebesar 935 masih jauh lebih baik dibanding daerah perdesaan 799Menurut kuintil pengeluaran perkapita rumah tangga semakin baik kondisi ekonominyakonsumsi airnya semakin besar walaupun masih terdapat kabupatenkota dengankonsumsi air rumah tangga masih di bawah rata-rata nasional

Tabel 3912Persentase Rumah Tangga menurut Waktu dan Jarak ke Sumber Air

Ketersediaan Air Bersih dan Karakteristik Responden di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

KarakteristikRerata Pemakaian Air Bersih Per Orang

Per Hari (Dalam Liter)lt5 5-199 20-499 50-999 ge100

Tempat Tinggal

Kota 29 36 171 232 532

Desa 93 99 256 209 344

Tingkat Pengeluaran per kapita

Kuintil 1 142 115 244 201 298

Kuintil 2 75 93 236 230 366

Kuintil 3 57 64 212 226 441

Kuintil 4 43 59 206 238 454

Kuintil 5 29 41 202 197 530

202

Di samping jumlah pemakaian air bersih untuk keperluan rumah tangga ditanyakan jugatentang jarak dan waktu tempuh ke sumber air serta persepsi tentang ketersediaansumber air Kepada kepala rumah tangga ditanyakan berapa lama waktu yangdibutuhkan untuk menjangkau sumber air bersih pulang pergi berapa jarak antararumah dengan sumber air dan bagaimana kemudahan dalam memperoleh air bersihBerdasarkan dan ketersediaan air bersih lebih dari 14 persen rumah tangga mengalamikesulitan air bersih pada musim kemarau tertinggi di Kabupaten Nias (56) danHumbang Hasundutan (538) Dalam hal jarak dan waktu pada umumnya rumahtangga di kabupatenkota dapat menjangkau sumber air dalam waktu kurang dari 30menit dan jarak kurang dari 1 km

Tabel 3913Persentase Rumah Tangga menurut Waktu dan Jarak ke Sumber Air

Ketersediaan Air Bersih dan Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Kabupaten Kota

Lama Waktu Dan JarakUntuk Menjangkau

Sumber AirKetersediaan Air

Waktu(Menit)

Jarak(Kilometer)

MudahSepanjang

Tahun

SulitPada

MusimKemarau

SulitSepanjang

Tahunlt30 gt30 le1 gt1

Nias 930 70 962 38 431 564 04Mandailing Natal 985 15 804 196 921 79 00Tapanuli Selatan 999 01 968 32 687 313 00Tapanuli Tengah 640 360 279 721 877 123 00Tapanuli Utara 912 88 852 148 754 147 99Toba Samosir 987 13 996 04 915 81 04Labuhan Batu 992 08 969 31 745 255 00Asahan 999 01 995 05 844 153 02Simalungun 852 148 797 203 970 30 00Dairi 956 44 967 33 653 298 49Karo 980 20 958 42 927 62 11Deli Serdang 979 21 981 19 824 159 18Langkat 981 19 974 26 939 58 03Nias Selatan 976 24 932 68 459 538 03Humbang Hasundutan 925 75 960 40 704 281 15Pakpak Bharat 979 21 875 125 667 208 125Samosir 855 145 849 151 649 322 29Serdang Bedagai 999 01 946 54 958 42 00Kota Sibolga 336 664 301 699 956 44 00Kota Tanjung Balai 973 27 968 32 871 113 16Kota P Siantar 642 358 638 362 981 16 03Kota Tebing Tinggi 1000 00 994 06 978 22 00Kota Medan 994 06 993 07 980 18 02Kota Binjai 1000 00 997 03 938 59 03Kota P Sidempuan 996 04 979 21 897 99 04Sumatera Utara 953 47 926 74 856 135 08

203

Dilihat dari segi waktu dan tidak terlihat ada perbedaan yang mencolok menurut tempattinggal dan tingkat pengeluran rumah tangga perkapita perbulan tetapi menurutketersediaan air terdapat perbedaan yang mencolok menurut tingkat pengeluran rumahtangga perkapita perbulan dimana semakin sulit untuk menyediakan air bersih seiringdengan menurunnya ekonomi

Tabel 3914Persentase Rumah Tangga menurut Waktu dan Jarak ke Sumber Air

Ketersediaan Air Bersih Dan Karakteristik Responden di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

Karakteristik

Lama Waktu Dan JarakUntuk Menjangkau

Sumber AirKetersediaan Air

Waktu(Menit)

Jarak(Kilometer)

MudahSepanjang

Tahun

Sulit PadaMusim

Kemarau

SulitSepanjang

Tahunlt30 ge30 le1 gt1Tempat Tinggal

Kota 954 46 942 58 929 67 04

Desa 953 47 913 87 799 189 12

Tingkat Pengeluaran per kapita

Kuintil 1 944 56 904 96 742 244 14

Kuintil 2 938 62 903 97 822 167 10

Kuintil 3 952 48 919 81 856 136 09

Kuintil 4 962 38 936 64 892 102 06

Kuintil 5 966 34 956 44 931 64 05

204

Dalam rangka memperoleh air untuk keperluan rumah tangga bila sumbernya berada diluar pekarangan ditanyakan siapa yang biasanya mengambil air dalam rumah tanggatersebut sebagai upaya untuk melihat aspek gender dan perlindungan anak Anggotarumah tangga yang biasa mengambil air yang sumber airnya di luar rumah di ProvinsiSumatera Utara adalah orang dewasa yaitu sebesar 873 persen Terdapat 127 yangbiasa mengambil air adalah anak-anak

Tabel 3915Persentase Rumah Tangga menurut Individu Yang Biasa Mengambil AirDalam Rumah Tangga dan Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara

Riskesdas 2007

Kabupaten Kota

Orang Yang Biasa Mengambil AirDalam Rumah Tangga

Perempuan Laki-Laki

DewasaAnak-anak

(lt12 Th)Dewasa

Anak-anak(lt12 Th)

Nias 543 241 135 81

Mandailing Natal 745 41 210 04

Tapanuli Selatan 712 107 166 15

Tapanuli Tengah 632 21 308 38

Tapanuli Utara 648 46 194 112

Toba Samosir 688 104 177 31

Labuhan Batu 579 10 385 26

Asahan 353 24 541 82

Simalungun 437 10 525 27

Dairi 404 114 298 184

Karo 677 99 188 35

Deli Serdang 407 46 450 96

Langkat 185 09 733 73

Nias Selatan 538 298 123 41

Humbang Hasundutan 534 76 356 34

Pakpak Bharat 308 103 538 51

Samosir 436 100 373 91

Serdang Bedagai 147 39 657 157

Kota Sibolga 286 00 571 143

Kota Tanjung Balai 577 19 385 19

Kota Pematang Siantar 389 56 500 56

Kota Tebing Tinggi 563 00 375 63

Kota Medan 120 00 840 40

Kota Binjai 138 15 831 15

Kota Padang Sidempuan 760 60 160 20

Sumatera Utara 523 74 350 54

Menurut kabupatenkota yang biasa mengambil air banyak kelompok perempuanadalah di Kota Padang Sidempuan Karo Mandailing Natal Tapanuli Selatan TapanuliTengah Tapanuli Utara dan Toba Samosir

205

Penduduk yang biasa mengambil air di rumah tangga secara keseluruhan masih lebihtinggi pada perempuan dewasa (523) dibanding beban laki-laki dewasa (350)sementara anak-anak sudah mulai diberi lsquobebanrsquo juga

Tabel 3916Persentase Rumah Tangga menurut Individu Yang Biasa Mengambil Air

Dalam Rumah Tangga dan Karakteristik Respondendi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik

Orang Yang Biasa Mengambil AirDalam Rumah TanggaPerempuan Laki-Laki

Dewasa Anak(lt12

Dewasa Anak(lt12 Th)Tempat Tinggal

Kota 416 39 490 56

Desa 541 80 325 53

Tingkat Pengeluaran per kapita

Kuintil 1 514 83 334 69

Kuintil 2 541 85 320 53

Kuintil 3 514 73 356 56

Kuintil 4 544 67 346 43

Kuintil 5 499 56 404 41

206

Data kualitas fisik air untuk keperluan minum rumah tangga dikumpulkan dengan carawawancara dan pengamatan meliputi kekeruhan bau rasa warna dan busa Kategorikualitas fisik air minum baik bila air tersebut tidak keruh tidak berbau tidak berasa tidakberwarna dan tidak berbusa

Terdapat 843 persen rumah tangga di Provinsi Sumatera Utara mempunyai kualitasfisik air baik Perbedaan dalam hal kualitas air (keruh bau warna rasa busa dan bau)sangat bervariasi diantara kabupatenkota

Tabel 3917Persentase Rumah Tangga menurut Kualitas Fisik Air Minum dan

KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKotaKualitas Fisik Air Minum (Utama)

Keruh Berwarna Berasa Berbusa Berbau Baik)

Nias 55 19 19 04 19 922

Mandailing Natal 38 93 10 03 14 892

Tapanuli Selatan 30 13 05 05 11 963

Tapanuli Tengah 03 03 03 00 03 992

Tapanuli Utara 20 11 06 00 03 977

Toba Samosir 21 21 04 04 04 966

Labuhan Batu 190 225 203 10 90 714

Asahan 113 96 59 07 41 823

Simalungun 04 07 08 00 04 985

Dairi 38 52 27 03 03 915

Karo 07 00 02 00 00 991

Deli Serdang 150 156 100 16 69 724

Langkat 134 179 106 36 80 718

Nias Selatan 158 62 120 03 96 791

Humbang Hasundutan 115 105 175 05 85 700

Pakpak Bharat 42 83 21 00 00 875

Samosir 116 81 64 18 23 849

Serdang Bedagai 33 33 67 04 09 888

Kota Sibolga 18 09 09 00 18 973

Kota Tanjung Balai 48 129 48 16 43 855

Kota Pematang Siantar 03 121 00 00 06 875

Kota Tebing Tinggi 50 39 34 06 56 905

Kota Medan 136 127 79 07 28 836

Kota Binjai 98 89 21 09 50 878

Kota PadangSidempuan

47 30 26 21 26 935

Sumatera Utara 93 99 68 09 39 843Catatan Tidak keruh berwarna berasa berbusa dan berbau

207

Daerah perdesaan pengambilan kualitas fisik air minum lebih baik pada dibandingkankualitas air di kota Sedangkan menurut tingkat pengeluaran perkapita perbulan padakuinti 1 dan 2 permasalahan kualitas fisik air tidak terlalu berbeda namun peningkatantingkat ekonomi dari kuintil 3 sampai kuintil 5 permasalahan kualitas fisik air semakinrendah

Tabel 3918Persentase Rumah Tangga menurut Kualitas Fisik Air Minum dan

Karakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Karakteristik Kualitas Fisik Air Minum

Keruh Berwarna Berasa Berbusa Berbau Baik)Tempat Tinggal

Kota 109 108 64 13 39 841

Desa 81 92 71 07 39 844

Tingkat Pengeluaran per kapita

Kuintil 1 103 108 91 15 48 814

Kuintil 2 106 108 71 10 50 823

Kuintil 3 92 100 69 07 42 836

Kuintil 4 98 103 69 07 34 849

Kuintil 5 72 80 47 10 25 879

Catatan Tidak keruh berwarna berasa berbusa dan berbau

208

Data konsumsi air dan jarak ke sumber air berasal dari Riskesdas 2007 sedangkandata jenis sarana air minum berasal dari Kor Susenas 2007 Sarana sumber air yangimproved menurut WHOUnicef adalah sumber air jenis perpipaanledeng sumurborpompa sumur terlindung mata air terlindung dan air hujan selain dari itudikategorikan not improved

Jenis sumber air minum pada umumnya sumur baik terlindung maupun tak terlindungNamun masih ada wilayah yang masih mengandalkan air sungai sebagai sumber airutama seperti di Kabupaten Dairi dan Samosir Secara umum pemenuhan kebutuhanair dalam rumah tangga menurut jenisnya berasal dari sumur terlindung (258) ledengeceran (192) dan Sumur bor Pompa (177) Namun dibeberapa daerah masihdijumpai pemenuhan kebutuhan air yang cukup tinggi dari air sungai dan air hujanseperti Kabupaten Mandailing Natal ( air sungai 194) Labuhan batu (air hujan 126)Dairi (air sungai 228 dan air hujan 130) Pakpak Barat (air sungai 213) danSamosir (air sungai 237)

Tabel 3919Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Sumber Air dan KabupatenKota

di Provinsi Sumatera Utara Susenas 2007

KabupatenKota

Jenis sumber air minum

Air

kem

a-

san

Led

ing

ecera

n

Led

ing

mete

ran

Su

mu

rb

or

Po

mp

a

Su

mu

rte

rlin

du

ng

Su

mu

rtd

kte

rlin

du

ng

Mata

air

terl

ind

un

g

Mata

air

tdte

rlin

du

ng

Air

su

ng

ai

Air

hu

jan

Lain

nya

Nias 06 13 11 47 97 366 68 317 42 34 00Mandailing Natal 07 02 02 17 449 134 77 84 194 29 03Tapanuli Selatan 01 09 01 05 416 188 144 117 116 02 00Tapanuli Tengah 03 229 21 08 96 193 161 263 26 00 00Tapanuli Utara 03 131 09 168 80 66 225 202 26 85 06Toba Samosir 04 121 00 190 143 108 100 190 69 13 61Labuhan Batu 03 11 07 234 335 171 03 02 98 12 11Asahan 09 70 49 303 375 114 01 07 42 28 01Simalungun 13 90 27 425 58 37 187 111 38 08 06Dairi 05 163 08 27 33 22 198 166 228 13 19Karo 05 326 38 177 87 38 168 144 13 02 02Deli Serdang 66 172 16 128 457 96 47 06 11 00 00Langkat 21 37 14 246 366 261 05 11 33 03 03Nias Selatan 03 14 00 07 99 130 151 421 103 72 00Humbahas 00 30 10 121 146 75 191 322 35 65 05Pakpak Bharat 00 43 00 00 21 21 447 213 213 43 00Samosir 06 52 06 64 35 35 81 214 237 46 22Serdang Bedagai 13 01 02 484 275 180 40 01 00 00 04Kota Sibolga 09 786 18 00 27 00 27 116 00 00 18Kota Tg Balai 22 647 207 11 00 16 00 00 76 16 05Kota P Siantar 10 895 06 32 25 03 06 19 00 00 03Kota Tebing Tinggi 00 180 06 618 140 56 00 00 00 00 00Kota Medan 100 545 57 110 158 22 00 00 00 00 08Kota Binjai 18 166 06 136 544 121 03 00 06 00 00Kota P Sidempuan 09 238 26 95 394 147 35 52 04 00 00

Sumatera Utara 32 192 24 177 258 114 63 66 45 22 07

209

Sumber air minum di perkotaan maupun di pedesaan lebih banyak menggunakansumber terlindung Kualitas air yang lebih baik cenderung banyak digunakan di kotadibandingkan di desa dan semakin membaik kualitas air yang digunakan dengansemakin membaik nya kualitas ekonomi

Tabel 39110Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Sumber Air dan Karakteristik

Rumah Tangga di Provinsi Sumatera Utara Susenas 2007

Karakteristik

Jenis sumber air minum

Air

kem

asan

Led

ing

ecera

n

Led

ing

mete

ran

Su

mu

rb

or

Po

mp

a

Su

mu

rte

rlin

du

ng

Su

mu

rtd

kte

rlin

du

ng

Mata

air

terl

ind

un

g

Mata

air

tdte

rlin

du

ng

Air

su

ng

ai

Air

hu

jan

Lain

nya

Tempat tinggal

Kota 60 388 42 158 261 53 18 08 04 02 04

Desa 09 37 09 192 256 162 98 112 77 39 10

Tingkat pengeluaran per kapita

Kuintil-1 13 53 21 120 233 198 93 147 82 27 12

Kuintil-2 23 91 26 172 280 171 73 80 55 23 06

Kuintil-3 22 132 23 196 295 117 64 62 56 27 07

Kuintil-4 30 201 28 199 295 82 61 47 28 23 06

Kuintil-5 62 419 20 183 188 34 35 21 18 14 06

210

Secara umum masyarakat melakukan pengolahan air minum dengan cara dimasakNamun yang perlu jadi perhatian adalah Kota Sibolga yang cara pengolahan airminumnya yaitu cara lainnya cukup tinggi (646) dan Kota Tebing Tinggi (309)apakah cara yang dilakukan sudah cukup memenuhi kriteria pengolahan air minum yangbenar

Tabel 39111Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Tempat Penampungan dan

Pengolahan Air Minum Sebelum DigunakanDiminum dan KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten Kota

Tempat PenampunganPengolahan Air Minum Sebelum

DigunakanWadah

Ter-buka

WadahTer-

tutup

TdkAda

Wadah

LangSung

Diminum

Dimasak

Di-saring

BahanKimia

Lainnya

Nias 363 485 152 21 962 378 06 02Mandailing Natal 332 492 176 41 905 38 05 03Tapanuli Selatan 498 339 163 27 962 17 06 02Tapanuli Tengah 177 503 320 00 995 18 03 00Tapanuli Utara 431 303 266 11 966 23 06 03Toba Samosir 221 660 119 08 975 17 04 00Labuhan Batu 187 472 342 05 975 160 04 04Asahan 131 509 360 17 968 110 03 00Simalungun 85 698 217 00 985 13 03 00Dairi 466 449 85 14 978 14 05 08Karo 150 801 49 07 984 04 04 04Deli Serdang 374 294 332 24 928 135 19 50Langkat 381 330 289 08 981 329 54 85Nias Selatan 154 336 510 17 969 418 10 07Humbahas 175 660 165 05 965 15 05 05Pakpak Bharat 771 188 42 42 915 00 00 00Samosir 308 645 47 06 971 18 06 06Serdang Bedagai 219 351 430 07 976 38 02 01Kota Sibolga 98 509 393 27 885 44 00 646Kota Tanjung Balai 59 903 38 05 973 22 00 00Kota P Siantar 64 359 577 13 971 06 10 03Kota Tebing Tinggi 39 680 281 00 911 117 45 309Kota Medan 79 490 432 51 963 201 29 59Kota Binjai 68 285 647 42 929 134 09 27Kota P Sidempuan 362 353 284 04 983 13 04 13

Sumatera Utara 236 455 309 20 962 128 15 34

211

Menurut daerah pengolahan air minum dengan cara masak ada perbedaan yang tidakterlalu besar antara perkotaan(950) dan perdesaan (971) Perdesaan lebih tinggisedikit dibanding perkotaan kemungkinan karena pemakaian air kemasan yanglangsung minum lebih tinggi diperkotaan (31) dibanding perdesaan (12)

Secara Umum peningkatan tingkat ekonomi tidak terlalu mempengaruhi jenispengolahan air minum dalam rumah tangga namun pada quintil 5 (945) pengolahandengan cara dimasak paling rendah dibanding quintil 1 sampai quintal 4 kemungkinankarena pemakaian air kemasan yang langsung minum lebih tinggi (40)

Tabel 39112Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Tempat Penampungan dan

Pengolahan Air Minum Sebelum DigunakanDiminum dan Klasifikasi Desadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikTempat penampungan

Pengolahan air minumsebelum digunakan

Wadahterbuka

Wadahtertutup

Tdk adawadah

Langsungdiminum

Dima-sak

Di-saring

Bahankimia

Lainnya

Tempat tinggal

Kota 187 437 376 31 950 142 22 63

Desa 274 470 256 12 971 117 10 11

Tingkat pengeluaran per kapita

Kuintil-1 272 456 272 15 970 139 08 18

Kuintil-2 265 456 279 16 966 136 15 27

Kuintil-3 256 450 293 12 964 130 18 25

Kuintil-4 225 442 333 16 967 120 16 34

Kuintil-5 178 472 350 40 945 120 17 59

212

Persentase rumah tangga terhadap akses air bersih di Provinsi Sumatera Utaramencapai 625 persen sisanya 375 masih kurang mendapat akses air bersih

Tabel 39113Persentase Rumah Tangga menurut Akses Terhadap Air Bersih dan

KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraSusenas dan Riskesdas 2007

Kabupaten KotaAir Bersih

Kurang Akses)Nias 979 21

Mandailing Natal 563 437

Tapanuli Selatan 600 400

Tapanuli Tengah 1000 00

Tapanuli Utara 477 523

Toba Samosir 479 521

Labuhan Batu 305 695

Asahan 197 803

Simalungun 430 570

Dairi 497 503

Karo 332 668

Deli Serdang 272 728

Langkat 437 563

Nias Selatan 856 144

Humbang Hasundutan 580 420

Pakpak Bharat 583 417

Samosir 825 175

Serdang Bedagai 247 753

Kota Sibolga 991 09

Kota Tanjung Balai 183 817

Kota Pematang Siantar 401 599

Kota Tebing Tinggi 67 933

Kota Medan 140 860

Kota Binjai 173 827

Kota Padang Sidempuan 232 768

Sumatera Utara 374 626) 20 ltrorghari (Riskesdas 2007) dari sumber terlindung (Susenas 2007) dan sarananya dalam

radius 1 km (Riskesdas 2007)

213

Di desa secara umum lebih sulit dalam mengakses air bersih Akses air bersih di kota779 sedangkan di desa 505 Menurut tingkat pengeluaran perkapita rumah tanggaperbulan semakin baik tingkat ekonomi semakin baik dalam mengakses air bersih

Tabel 39114Persentase Rumah Tangga menurut Akses Terhadap Air Bersih dan

Karakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraSusenas dan Riskesdas 2007

Karakteristik Air bersihKurang Akses)

Tempat tinggalKota 221 779Desa 495 505

Tingkat pengeluaran per kapitaKuintil-1 574 426Kuintil-2 470 530Kuintil-3 377 623Kuintil-4 301 699Kuintil-5 221 779

Sumatera Utara 374 626

) 20 ltrorghari (Riskesdas 2007) dari sumber terlindung (Susenas 2007) dan sarananyadalam radius 1 km (Riskesdas 2007)

214

392 Fasilitas Buang Air Besar

Data fasilitas buang air besar meliputi jenis penggunaan fasilitas buang air besar danjenis fasilitas buang air besar Data ini diambil dari data rumah tangga Kor Susenas2007

Menurut kabupatenkotamasih terdapat beberapa kabupaten yang mempunyai masalahdengan tidak menggunakannya jamban sebagai sarana BAB karena Persentasenyamasih di atas 50 persen Kabupaten tersebut antara lain Nias (608) Samosir (538)Nias Selatan (536) Tapanuli Tengah (526)

Tabel 3921Persentase Rumah Tangga menurut Penggunaan Fasilitas Buang Air Besar

dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraSusenas 2007

Kabupaten KotaJenis Penggunaan

Sendiri Bersama Umum Tdk Pakai

Nias 291 59 42 608

Mandailing Natal 279 24 225 472

Tapanuli Selatan 228 46 260 466

Tapanuli Tengah 396 36 42 526

Tapanuli Utara 526 51 20 403

Toba Samosir 537 61 35 367

Labuhan Batu 826 78 21 75

Asahan 827 85 14 74

Simalungun 662 43 30 265

Dairi 585 08 36 372

Karo 646 75 106 173

Deli Serdang 821 104 12 62

Langkat 830 79 09 82

Nias Selatan 395 55 14 536

Humbang Hasundutan 583 10 40 367

Pakpak Bharat 438 63 63 438

Samosir 444 12 06 538

Serdang Bedagai 836 73 05 86

Kota Sibolga 920 44 18 18

Kota Tanjung Balai 780 91 16 113

Kota Pematang Siantar 936 26 00 38

Kota Tebing Tinggi 837 124 11 28

Kota Medan 923 68 06 03

Kota Binjai 872 107 09 12

Kota Padang Sidempuan 616 47 129 207

Sumatera Utara 718 68 40 174

Menurut daerah diperdesaan permasalahan tidak menggunakan jamban jauh lebihtinggi sebesar 288 dibanding perkotaan sebesar 30 sebaliknya yang menggunakanjamban sendiri banyak di kota Begitu pula menurut tingkat pengeluaran perkapitamempunyai pola semakin tinggi tingkat ekonomi semakin banyak yang menggunakanjamban milik sendiri

215

Tabel 3922Persentase Rumah Tangga menurut Penggunaan Fasilitas Buang Air Besar

dan Karakteristik Rumah Tanggadi Provinsi Sumatera Utara Susenas 2007

Karakteristik Jenis penggunaanSendiri Bersama Umum Tdk pakai

Tempat tinggalKota 886 71 13 30Desa 585 66 62 288

Tingkat pengeluaran per kapitaKuintil-1 499 61 67 373Kuintil-2 629 79 56 236Kuintil-3 709 79 41 171Kuintil-4 794 65 32 109Kuintil-5 880 57 14 48

Menurut jenis tempat buang air besar ada sebanyak 66 persen dalam melakukan buangair besar dengan menggunakan jamban dengan lahir angsa berikutnya 199menggunakan cemplungcubluk dan sisanya plengsengan dan tidak memakai jambanKabupaten Nias Selatan dan Humbang Hasundutan merupakan dua kabupaten denganPersentase tertinggi penduduk yang tidak menggunakan jamban

Tabel 3923Persentase Rumah Tangga menurut Tempat Buang Air Besar dan

KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Susenas 2007

KabupatenJenis Tempat Buang Air Besar

LeherAngsa

Pleng-Sengan

CemplungCubluk

TidakPakai

Nias 505 113 129 253Mandailing Natal 313 137 300 251Tapanuli Selatan 283 103 153 461Tapanuli Tengah 648 115 104 132Tapanuli Utara 739 85 95 81Toba Samosir 662 172 138 28Labuhan Batu 500 100 368 32Asahan 494 81 384 40Simalungun 523 104 347 26Dairi 745 22 173 61Karo 837 46 62 55Deli Serdang 782 58 148 13Langkat 456 144 376 24Nias Selatan 199 169 346 287Humbang Hasundutan 732 94 110 63Pakpak Bharat 704 37 222 37Samosir 713 225 38 25Serdang Bedagai 557 107 329 08Kota Sibolga 473 400 109 18Kota Tanjung Balai 657 157 169 18Kota Pematang Siantar 943 23 27 07Kota Tebing Tinggi 607 324 58 12Kota Medan 932 27 36 05Kota Binjai 678 262 51 09Kota Padang Sidempuan 616 184 151 49

Sumatera Utara 660 92 199 48

216

Dilihat dari jenis sarana pembuangan kotoran persentase rumahtangga yangmenggunakan jamban leher angsa yang paling kecil terdapat pada perdesaan yaitu(491) dibanding perkotaan (818) Persentase tidak pakai juga lebih besar diperdesaan yaitu (88)

Secara Umum peningkatan tingkat ekonomi sangat mempengaruhi jenis penggunaanfasilitas buang air besar semakin tinggi tingkat ekonomi semakin baik penggunaanfasilitas buang air besar namun masih dijumpai juga pada quintil 5 yang tidak memakaifasilitas buang air besar sebesar (48)

Tabel 3924Persentase Rumah Tangga menurut Tempat Buang Air Besar dan

Karakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera Utara Susenas 2007

KarakteristikJenis tempat buang air besar

Leherangsa

Pleng-sengan

Cemplungcubluk

Tidak pakai

Tempat tinggal

Kota 818 75 95 11

Desa 491 110 311 88

Tingkat pengeluaran per kapita

Kuintil-1 357 120 395 127

Kuintil-2 507 106 318 68

Kuintil-3 624 107 219 50

Kuintil-4 737 86 147 30

Kuintil-5 864 64 59 13

217

Menurut Joint Monitoring Program WHOUnicef akses sanitasi disebut lsquobaikrsquo bila rumahtangga menggunakan sarana pembuangan kotoran sendiri dengan jenis sarana jambanleher angsa

Di Provinsi Sumatera Utara Persentase akses terhadap sanitasi hampir tidak adaperbedaan (50) tetapisangat bervariasi menurut kabupatenkota

Tabel 3925Persentase Rumah Tangga menurut Akses Sanitasi dan KabupatenKota di

Provinsi Sumatera UtaraSusenas dan Riskesdas 2007

Kabupaten Kota SanitasiKurang Akses)

Nias 852 148

Mandailing Natal 855 145

Tapanuli Selatan 865 135

Tapanuli Tengah 713 287

Tapanuli Utara 608 392

Toba Samosir 638 362

Labuhan Batu 565 435

Asahan 580 420

Simalungun 636 364

Dairi 541 459

Karo 403 597

Deli Serdang 332 668

Langkat 612 388

Nias Selatan 932 68

Humbang Hasundutan 558 442

Pakpak Bharat 708 292

Samosir 680 320

Serdang Bedagai 523 477

Kota Sibolga 549 451

Kota Tanjung Balai 468 532

Kota Pematang Siantar 112 888

Kota Tebing Tinggi 475 525

Kota Medan 142 858

Kota Binjai 390 610

Kota Padang Sidempuan 543 457

Sumatera Utara 499 501) menggunakan jamban sendiri jenis latrin (Susenas 2007)

218

Di desa secara umum lebih sulit dalam mengakses sanitasi Akses sanitasi di kota736 di desa 316 Menurut tingkat pengeluaran perkapita rumah tangga perbulansemakin baik tingkat ekonomi semakin baik dalam mengakses sanitasi

Tabel 3926Persentase Rumah Tangga menurut Akses Terhadap Sanitasi dan

Karakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraSusenas dan Riskesdas 2007

Karakteristik Sanitasi

Kurang Akses)Tempat tinggal

Kota 264 736Desa 684 316

Tingkat pengeluaran per kapitaKuintil-1 807 193Kuintil-2 651 349Kuintil-3 532 468Kuintil-4 392 608Kuintil-5 224 776

) menggunakan jamban sendiri jenis latrin (Susenas 2007)

219

Sudah separuh lebih penduduk di Provinsi Sumatera Utara yang menggunakanpembuangan akhir tinja dilengkapi dengan tangki septik (539) Persentase yangbanyak juga pada penduduk yang menggunakan lubang sebagai tempat pembuanganakhir tinja (205) sisanya masih menggunakan sarana sungai sawah pantai sebagaisarana pembuangan akhir tinja Kabupaten Mandailing Natal dan Tapanuli Selatanmerupakan dua kabupaten yang Persentase buang akhir tinja ke sungailaut lebih dari60 persen

Tabel 3927Persentase Rumah Tangga menurut Tempat Pembuangan Akhir Tinja dan

KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Susenas 2007

Kabupaten KotaTempat Pembuangan Akhir Tinja

TangkiSPAL

KolamSawah

SungaiLaut

LobangTanah

Pantai Tanah

Lainnya

Nias 141 04 217 249 251 137

Mandailing Natal 84 22 698 164 12 19

Tapanuli Selatan 137 43 602 90 46 82

Tapanuli Tengah 268 08 419 94 174 36

Tapanuli Utara 378 17 88 153 247 116

Toba Samosir 443 04 130 174 239 09

Labuhan Batu 448 04 104 377 43 25

Asahan 473 02 57 388 06 75

Simalungun 365 06 138 337 13 140

Dairi 415 03 107 167 227 82

Karo 671 05 67 78 51 127

Deli Serdang 742 18 62 156 08 13

Langkat 434 17 76 431 26 16

Nias Selatan 65 17 225 177 352 164

Humbang Hasundutan 355 20 85 160 365 15

Pakpak Bharat 167 21 396 396 21

Samosir 395 06 99 93 343 64

Serdang Bedagai 474 06 71 412 12 26

Kota Sibolga 500 09 259 45 45 143

Kota Tanjung Balai 706 00 171 96 11 16

Kota P Siantar 914 03 29 38 03 13

Kota Tebing Tinggi 804 28 56 95 06 11

Kota Medan 934 16 28 16 01 05

Kota Binjai 816 06 21 145 06 06

Kota P Sidempuan 289 52 375 125 00 159

Sumatera Utara 539 13 141 205 55 48

Tempat pembuangan akhir tinja menurut tempat tinggal responden menunjukkan bahwayang tinggal di kota lebih banyak yang menggunakan tangki SPAL dan semakin tinggitingkat pengeluaran perkapita semakin banyak yang menggunakan tangki SPAL

220

Tabel 3928Persentase Rumah Tangga menurut Tempat Pembuangan Akhir Tinja dan

Karakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraSusenas 2007

KarakteristikTempat pembuangan akhir tinja

TangkiSPAL

Kolamsawah

Sungailaut

Lobangtanah

Pantai tanah

Lainnya

Tempat tinggalKota 801 11 55 107 06 20Desa 332 15 209 282 93 69

Tingkat pengeluaran per kapitaKuintil-1 218 13 233 300 151 86Kuintil-2 379 17 196 292 66 51Kuintil-3 515 17 155 226 44 43Kuintil-4 645 15 103 168 26 44Kuintil-5 819 06 54 81 15 26

393 Sarana Pembuangan Air Limbah

Data penggunaan saluran pembuangan air limbah (SPAL) rumah tangga didapatkandengan cara wawancara dan pengamatan

Tabel 3931 menunjukkan Persentase rumah tangga yang menggunakan saluranpembuangan air limbah menurut jenisnya Sebanyak 53 persen di Provinsi SumateraUtara yang menggunakan jenis saluran air limbah terbuka tertinggi di KabupatenLangkat (856) Sedangkan yang tidak menggunakan saluran air Kabupaten HumbangHasundutan dan Samosir (lebih dari 60)

Tabel 3931Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Saluran Pembuangan Air Limbah

dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Kabupaten Kota Saluran Pembuangan Air LimbahTerbuka Tertutup Tdk Ada

Nias 335 99 565Mandailing Natal 325 263 411Tapanuli Selatan 443 121 437Tapanuli Tengah 540 193 266Tapanuli Utara 415 156 429Toba Samosir 297 271 432Labuhan Batu 653 50 297Asahan 723 82 195Simalungun 723 76 201Dairi 407 96 497Karo 235 451 314Deli Serdang 543 269 188Langkat 856 124 19Nias Selatan 623 120 257Humbang Hasundutan 392 236 372Pakpak Bharat 271 104 625Samosir 310 88 602Serdang Bedagai 821 101 78Kota Sibolga 420 491 89Kota Tanjung Balai 522 113 366Kota Pematang Siantar 439 542 19Kota Tebing Tinggi 489 433 79Kota Medan 338 645 17Kota Binjai 366 625 09Kota Padang Sidempuan 275 579 146Sumatera Utara 530 266 205

221

Di desa banyak yang tidak menggunakan saluran pembuangan air limbah (305)sedangkan di kota lebih banyak yang menggunakan saluran pembuangan air limbahyang tertutup Menurut tingkat pengeluaran perkapita rumah tangga per bulanpenggunaan saluran pembuangan air limbah tertutup semakin meningkat seiringmeningkatnya ekonomi untuk yang tidak menggunakan salran hal ini sebaliknya

Tabel 3932Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Saluran Pembuangan Air Limbah

Dan Klasifikasi Desa di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007Karakteristik Saluran pembuangan air limbah

Terbuka Tertutup Tdk adaTempat tinggal

Kota 481 440 79Desa 567 128 305

Tingkat pengeluaran per kapitaKuintil-1 543 118 340Kuintil-2 579 173 248Kuintil-3 557 235 208Kuintil-4 543 283 175Kuintil-5 440 460 100

394 Pembuangan Sampah

Data pembuangan sampah meliputi ketersediaan tempat penampungan pembuangansampah di dalam dan di luar rumah

Pada umumnya rumah tangga tidak mempunyai sarana penampungan sampah di dalamrumah (838) walaupun ada hanya 112 yang terbuka Sedangkan yang mempunyaipenampungan sampah yang di luar rumah pada umumnya terbuka (495) dan hanya82 persen yang tertutup

Tabel 3941Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Penampungan Sampah di Dalam

dan Luar Rumah dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Kabupaten KotaPenampungan Sampah Dalam

RumahPenampungan Sampah Di Luar

RumahTertutup Terbuka Tidak ada Tertutup Terbuka Tidak ada

Nias 93 11 896 207 53 741Mandailing Natal 14 46 940 14 138 848Tapanuli Selatan 10 27 963 28 203 769Tapanuli Tengah 47 05 948 203 174 622Tapanuli Utara 17 142 841 23 225 752Toba Samosir 93 148 758 26 421 553Labuhan Batu 04 192 804 19 757 224Asahan 18 106 876 16 430 555Simalungun 44 165 791 25 685 290Dairi 16 240 743 14 257 730Karo 87 182 730 131 290 578Deli Serdang 39 46 915 65 492 443Langkat 50 202 748 58 789 153Nias Selatan 130 34 836 07 277 716Humbang Hasundutan 10 70 920 45 296 658Pakpak Bharat 21 63 917 21 125 854Samosir 18 111 871 12 203 785Serdang Bedagai 07 34 959 33 714 253Kota Sibolga 71 27 903 372 230 398Kota Tanjung Balai 54 146 800 91 371 538Kota Pematang Siantar 359 333 308 86 546 367Kota Tebing Tinggi 240 201 559 39 654 307Kota Medan 62 73 866 222 535 243Kota Binjai 95 160 745 59 792 148Kota Padang Sidempuan 26 352 622 13 361 627Sumatera Utara 50 112 838 82 495 423

222

Secara Umum peningkatan tingkat ekonomi mempengaruhi jenis penampungan sampahdi dalam atau diluar rumah Semakin tinggi tingkat ekonomi semakin baik jenispenampungan sampah didalam dan diluar rumah yaitu jumlah yang menggunakanpenampungan sampah tertutup semakin banyak

Tabel 3942Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Penampungan Sampah di Dalam

dan Luar Rumah dan Karakteristik Rumah Tanggadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikPenampungan sampah

dalam rumahPenampungan sampah

di luar rumahTertutup Terbuka Tidak ada Tertutup Terbuka Tidak ada

Tempat tinggalKota 81 126 793 132 558 310Desa 25 100 874 42 446 512

Tingkat pengeluaran per kapitaKuintil-1 33 91 877 47 396 557Kuintil-2 32 118 850 50 486 464Kuintil-3 36 104 860 59 507 435Kuintil-4 53 114 833 67 533 401Kuintil-5 86 126 788 170 528 302

223

395 Perumahan

Data perumahan yang dikumpulkan dan menjadi bagian dari persyaratan rumah sehatadalah jenis lantai rumah kepadatan hunian dan keberadaan hewan ternak dalamrumah Data jenis lantai luas lantai rumah dan jumlah anggota rumah tangga diambildari Kor Susenas 2007 sedangkan data pemeliharaan ternak diambil dari Riskesdas2007 Kepadatan hunian diperoleh dengan cara membagi jumlah anggota rumah tanggadengan luas lantai rumah dalam meter persegi Hasil perhitungan dikategorikan sesuaikriteria Permenkes tentang rumah sehat yaitu memenuhi syarat bila ge8m2kapita (tidakpadat) dan tidak memenuhi syarat bila lt8m2kapita (padat)

Rumah tempat tinggal di Kabupaten Nias banyak yang jenis lantainya tanah (16)dengan tingkat kepadatan hunian lt 8 m2 kapita sebesar 538 sementara Nias SelatanJenis lantai (192) dan Langkat (114)

Tabel 3951Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Lantai Rumah dan KepadatanHunian dan Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Susenas 2007

Kabupaten Kota Jenis Lantai Kepadatan HunianBukan Tanah gt= 8 M2 lt 8 M2

Nias 840 160 462 538Mandailing Natal 940 60 623 377Tapanuli Selatan 949 51 711 289Tapanuli Tengah 963 37 580 420Tapanuli Utara 974 26 739 261Toba Samosir 970 30 813 187Labuhan Batu 927 73 759 241Asahan 952 48 833 167Simalungun 934 66 845 155Dairi 934 66 760 240Karo 964 36 790 210Deli Serdang 963 37 908 92Langkat 886 114 873 127Nias Selatan 808 192 613 387Humbang Hasundutan 980 20 740 260Pakpak Bharat 958 42 625 375Samosir 936 64 784 216Serdang Bedagai 962 38 856 144Kota Sibolga 973 27 690 310Kota Tanjung Balai 984 16 699 301Kota Pematang Siantar 971 29 846 154Kota Tebing Tinggi 972 28 899 101Kota Medan 976 24 883 117Kota Binjai 979 21 881 119Kota Padang Sidempuan 936 64 712 288

Sumatera Utara 945 55 807 193

224

Dilihat dari daerah perdesaan masih tetap memberi gambaran yang rendah dimanajenis lantai tanah yang tinggi (77) dan kepadatan huian lt 8 m2kapita sebesar(236) Peningkatan tingkat ekonomi mempengaruhi jenis lantai rumah dan kepadatanhunian Pada quintil 1 dapat kita lihat tingginya persentase jenis lantai rumah dari tanah(115) dan Kepadatan hunian lt 8 m2kapita (482)

Tabel 3952Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Lantai Rumah

dan Kepadatan Hunian Dan Klasifikasi Desa Susenas 2007

Karakteristik Jenis lantai Kepadatan hunian

Bukan tanah Tanah gt=8 m2 kapita lt 8 m2 kapitaTempat tinggal

Kota 973 27 862 138Desa 923 77 764 236

Tingkat pengeluaran per kapitaKuintil-1 885 115 518 482Kuintil-2 936 64 716 284Kuintil-3 947 53 828 172Kuintil-4 965 35 914 86Kuintil-5 974 26 965 35

Dalam hal pemeliharaan ternak data dikumpulkan dengan menanyakan kepada seluruhkepala rumah tangga apakah memelihara binatang jenis unggas ternak sedang(kambing domba babi dll) ternak besar (sapi kuda kerbau dll) atau binatangpeliharaan seperti anjing kucing dan kelinci Bila di rumah tangga memelihara ternakkemudian ditanyakan dan diamati apakah dipelihara di dalam rumah

Masyarakat yang memelihara unggas cukup tinggi dibanding jenis ternak lain sebesar(326) Pada beberapa kabupaten pemeliharaan unggas tersebut cukup tinggi sepertiNias (730) Humbang Hasundutan (320) Samosir (322) dan Tapanuli Utara(332) (tabel 3953)

Dilihat dari daerah masyarakat perdesaan jauh lebih tinggi dibanding perkotaan untukpemeliharaan semua jenis ternak hewan peliharaan Untuk jenis ternak unggasperdesaan (398) dan perkotaan (172)Dilihat dari tingkat ekonomi semakin tinggitingkat ekonominya semakin berkurang persentase pemeliharaan ternak hewan (tabel3184)

225

Tabel 3953Persentase Rumah Tangga menurut Tempat Pemeliharaan TernakHewan Peliharaan

dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaTernak Unggas

Ternak Sedang(kambingdombababi dll)

Ternak Besar(sapikerbaukuda dll)

Anjingkucingkelinci

Dalamrumah

Luarrumah

Tidakpelihara

Dalamrumah

Luarrumah

Tidakpelihara

Dalamrumah

Luarrumah

Tidakpelihara

Dalamrumah

Luarrumah

Tidakpelihara

Nias 17 713 270 57 592 351 00 02 998 451 116 432Mandailing Natal 64 324 613 07 28 966 00 07 993 28 19 954Tapanuli Selatan 44 283 673 00 43 957 00 41 959 29 09 962Tapanuli Tengah 08 305 687 00 204 796 00 05 995 42 31 927Tapanuli Utara 17 651 332 45 344 611 03 26 972 57 324 619Toba Samosir 21 523 455 17 225 758 17 81 903 212 182 606Labuhan Batu 41 255 704 02 94 905 00 35 965 94 41 865Asahan 34 325 641 09 72 919 00 47 953 77 49 874Simalungun 13 338 649 00 112 888 02 111 888 38 70 892Dairi 14 489 497 08 320 672 03 27 970 227 194 579Karo 22 159 819 00 84 916 02 36 962 26 142 832Deli Serdang 12 236 753 00 42 958 04 28 968 71 28 902Langkat 77 463 460 03 66 931 35 54 911 85 79 836Nias Selatan 14 599 387 10 757 233 00 03 997 134 137 729Humbahas 65 615 320 10 370 620 00 40 960 135 190 675Pakpak Bharat 42 479 479 00 333 667 00 146 854 42 42 917Samosir 12 667 322 06 471 523 06 238 756 157 424 419Serdang Bedagai 09 269 722 33 77 890 04 27 969 93 33 874Kota Sibolga 09 27 965 00 00 1000 00 00 1000 27 09 965Kota Tanjung Balai 27 151 822 27 973 00 00 1000 124 32 844Kota P Siantar 22 205 772 03 42 955 00 03 997 54 58 888Kota Tebing Tinggi 11 197 792 00 56 944 00 06 994 78 50 872Kota Medan 22 111 867 01 12 986 00 02 998 54 41 905Kota Binjai 27 148 825 00 03 997 00 09 991 62 27 911Kota P Sidempuan 34 176 790 00 00 1000 00 00 1000 69 21 910

Sumatera Utara 28 298 674 06 108 885 04 33 962 83 66 851

226

Tabel 3954Persentase Rumah Tangga menurut Tempat Pemeliharaan TernakHewan Peliharaan dan Karakteristik Rumah Tangga

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikTernak Unggas

Ternak Sedang(kambingdombababi

dll)

Ternak Besar(sapikerbaukuda dll)

Anjingkucingkelinci

Dalamrumah

Luarrumah

Tidakpelihara

Dalamrumah

Luarrumah

Tidakpelihara

Dalamrumah

Luarrumah

Tidakpelihara

Dalamrumah

Luarrumah

Tidakpelihara

Tempat tinggal

Kota 21 172 807 02 33 965 00 10 990 59 38 903

Desa 34 398 568 10 168 822 07 52 940 102 88 810

Tingkat pengeluaran per kapita

Kuintil-1 34 428 539 10 223 767 03 49 947 116 97 787

Kuintil-2 35 349 616 11 121 868 07 39 954 87 69 844

Kuintil-3 28 307 665 06 104 890 04 36 960 79 53 869

Kuintil-4 26 266 708 04 77 919 03 34 963 74 63 863

Kuintil-5 23 186 791 04 51 946 04 15 981 69 57 874

Sumatera Utara 28 298 674 07 108 885 04 33 962 83 66 851

227

BAB 4 RINGKASAN HASIL

Riskesdas 2007 merupakan survei dengan skala besar dalam lingkup jangkauan wilayahdan sampel Riset ini meliputi seluruh provinsi di Indonesia dengan 280000 sampelrumah tangga Di Provinsi Sumatera Utara semua kabupatenkota ikut terlibat dalampelaksanaan riset ini dan sebagai sampel ada sebanyak 1664 rumah tangga yangterambil

Dalam pelaksanaan mulai perencanaan dan pengumpulan data di lapangan instansidinas kesehatan kabupatenkota se Sumatera Utara terlibat sebagai koordinator diwilayahnya dengan menyertakan pihak BPS Poltekes Medan Rumah Sakit danLaboratorium Daerah sebagai mitra kerja

Mulai pelaksanaan pengumpulan data di masing-masing kabupatenkota dalam waktuyang hampir bersamaanoleh surveyor yang terlatih Walaupun berbagai kendala dantantangan dalam pelaksanaan pengumpulan data yang besar namun secarakeseluruhan di Provinsi Sumatera Utara telah berhasil dengan baik Jika dibandingkandengan rata-rata nasional respon rate pelaksanaan pengumpulan data di SumateraUtara berada di atas rata-rata

Penyelesaian pengumpulan data yang tidak serempak di masing-masing kabupatenkotamenjadikan kendala dalam penulisan laporan akhir Juga dari data yang telah terkumpulmasih terdapat catatan-catatan yang yang harus ditelusuri sehingga memudahkandalam analisis Data yang tidak memungkinkan untuk ditelusuri kembali tidak disertakandalam analisis sehingga menurunkan jumlah Namun demikian penurunan tersebutmasih dalam batas yang ditoleransi

Hasil yang laporkan dalam buku ini merupakan kerja keras dari berbagai pihak yangterlibat dan sebagai sumbangan kepada pemerhati di bidang kesehatan khususnya diSumatera Utara dalam rangka memperbaiki kualitas dan derajat kesehatan masyarakatHasil Riskesdas ini dapat diamati dari beberapa temuan variabel utama seperti statusgizi kesehatan ibu dan anak penyakit menular dan tidak menular pengetahuan danperilaku mata gigi cedera akses ke pelayanan kesehatan dan lingkungan

Belum keseluruhan data yang dihasilkan dapat dianalisis dan dilaporkan ini dalam bukuini Untuk dukungan informasi bagi pengguna hasil ini masih memungkinkan untukdinalisis lebih lanjut untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap Data Riskesdas2007 dapat pula dijadikan bahan kajian bagi mahasiswa untuk kebutuhan studinya

Ke depan masih banyak yang dapat diperbaiki dan dilakukan penelitian lanjut denganmengutamakan data Riskesdas 2007 sebagai data dasar penelitian

228

DAFTAR PUSTAKA

1 ------------------ Faktor Resiko Terjadinya Hipertensi httpwwwklinikpriacomdatatopik hipertensihtm 2005

2 ------------------- Hipertensi httpwwwmedicastorecompenyakithipertenhtm9202002

3 Abas B Jahari Sandjaja Herman Sudiman Soekirman Idrus Jusat Fasli Jalal DiniLatief Atmarita Status gizi balita di Indonesia sebelum dan selama krisis (Analisisdata antropometri Susenas 1989 - 1999) Prosiding Widyakarya Nasional Pangandan Gizi VII Jakarta 29 Februari - 2 Maret 2000

4 AMA (American Medical Association) 2001 Depression Linked With Increased Riskof Heart Failure Among Elderly With HypertensionhttpwwwmedemcomMedLBarticle_ID=ZZZUKQQ9EPCampsub_cat=73 8242002

5 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RILaporan SKRT 2001 Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular Studi Morbiditas danDisabilitas Tahun 2002

6 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RILaporan SKRT 2001 Studi Morbiditas dan Disabilitas Tahun 2002

7 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RILaporan SKRT 2001 Studi Kesehatan Ibu dan Anak

8 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RILaporan SKRT 2001 Studi Tindak Lanjut Ibu Hamil

9 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RILaporan Data Susenas 2001 Status Kesehatan Pelayanan Kesehatan PerilakuHidup Sehat dan Kesehatan Lingkungan Tahun 2002

10 Badan Pusat Statistik Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional DepartemenKesehatan Survei Demografi dan Kesehatan 2002-2003 ORC Macro 2002-2003

11 Balitbangkes Depkes RI Operational Study an Integrated Community-BasedIntervention Program on Common Risk Factors of Major Non-communicableDiseases in Depok Indonesia 2006

12 Basuki B amp Setianto B Age Body Posture Daily Working Load PastAntihypertensive drugs and Risk of Hypertension A Rural Indonesia Study 2000

13 Bedirhan Ustun The International Classification Of Functioning Disability And Healthndash A Common Framework For Describing Health States p344-348 2000

14 Bonita R et al Surveillance of risk factors for non-communicable diseases The WHOSTEP wise approach SummaryGeneva World Health Organization 2001

15 Bonita R de Courten M Dwyer T et al 2001 The WHO Stepwise Approach toSurveillance (STEPS) of NCD Risk Faktors Geneva World Health Organization

16 Bonita R de Courten M Dwyer T Jamrozik K Winkelmann R SurveillanceNoncommunicable Diseases and Mental Health The WHO STEPwise Approach toSurveillance (STEPS) of NCD Risk Factors Geneva World Health Organization2002

229

17 Brotoprawiro S dkk Prevalensi Hipertensi pada Karyawan Salah Satu BUMN yangmenjalani pemeriksaan kesehatan 1999 Kelompok Kerja Serebro Vaskular FKUNPADRSHS ldquo Disampaikan pada seminar hipertensi PERKI 2002

18 CDC Growth Charts for the United State Methods and Development Vital andHealth Statistics Department of Health and Human Services Series 11 Number246 May 2002

19 CDC State ndash Specific Trend in Self Report 3d Blood Pressure Screening and HighBlood Pressure ndash United States 1991 ndash 1999 2002 MMWR 51 (21) 456

20 CDC State-Specific Mortality from Stroke and Distribution of Place of Death UnitedStates 2002 MMWR 51 (20) 429

21 Darmojo B Mengamati Penelitian Epidemiologi Hipertensi di IndonesiaDisampaikan pada seminar hypertensi PERKI 2000

22 Departemen Kesehatan RI 1999 Rencana Pembangunan Kesehatan MenujuIndonesia Sehat 2010 Jakarta Depkes RI

23 Departemen Kesehatan RI 2003 Pemantauan Pertumbuhan Balita DirektoratJenderal Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Gizi Masyarakat Depkes RI

24 Departemen Kesehatan RI 2003 Indikator Indonesia Sehat 2010 dan PedomanPenetapan Indikator Provinsi Sehat dan KabupatenKota Sehat JakartaDepartemen Kesehatan

25 Departemen Kesehatan RI Panduan Pengembangan Sistem Surveilans PerilakuBerisiko Terpadu Tahun 2002

26 Departemen Kesehatan RI Pusat Promosi Kesehatan Panduan Manajemen PHBSMenuju KabupatenKota Sehat Tahun 2002

27 Departemen Kesehatan RI SKRT 1995 Badan Penelitian dan PengembanganKesehatan Departemen Kesehatan RI 1997

28 Departemen Kesehatan Direktorat Epim-Kesma Program Imunisasi di IndonesiaBagian I Jakarta Depkes 2003

29 Departemen Kesehatan Survey Kesehatan Nasional LaporanDepkes RI Jakarta2001

30 Departemen Kesehatan Survey Kesehatan Nasional LaporanDepkes RI Jakarta2004

31 Djaja S et al Statistik Penyakit Penyebab Kematian SKRT 1995

32 George Alberty Non Communicable Disease Tomorrowrsquos pandemic Bulletin WHO2001 7910 907

33 Hartono IG Psychiatric morbidity among patients attending the Bangetayucommunity health centre in Indonesia 1995

34 Hashimoto K Ikewaki K Yagi H Nagasawa H Imamoto S Shibata T Mochizuki SGlucose Intolerance is Common in Japanese Patients With AcuteCoronarySyndrome Who Were Not Previously Diagnosed With Diabetes DiabetesCare 28 1182 -1186 2005

35 International Classification Of Functioning Disability And Health (ICF)World HealthOrganization Geneva 2001

36 Jadoon Mohammad Z Dineen B Bourne RRA Shah SP Khan Mohammad AJohnson GJ et al Prevalence of Blindness and Visual Impairment in Pakistan ThePakistan National Blindness and Visual Impairment Survey InvestigativeOphthalmology and Visual Science 2006474749-55

230

37 Janet AS Diet Obesitas dan hipertensi httpwwwsuryacoid 3107200210aphtml 2002

38 Kaplan NM Clinical Hipertension 8th Ed Lippincott Williams amp Wilkins 2002

39 Kaplan NM Primary Hypertention Phatogenesis In Clinical Hypertention 7th EdBaltimore Williams and Wilkins Inc 1998 41-132

40 Kristanti CM Dwi Hapsari Pradono J dan Soemantri S 2002 Status KesehatanMulut dan Gigi di Indonesia Analisis Data Survei Kesehatan Rumah Tangga

41 Kristanti CM Suhardi dan Soemantri S 1997 Status Kesehatan Mulut dan Gigi diIndonesia Seri Survei Kesehatan Rumah Tangga

42 Leonard G Gomella Steven A Haist Clinicians Pocket Reference Mc GrawhillMedical Publishing division International edition NY 2004

43 Mansjoer A dkk Hipertensi di Indonesia Kapita Selekta Kedokteran 1999 518 ndash521

44 Muchtar amp Fenida Faktor-faktor yang berhubungan Dengan Hipertensi TidakTerkendali Pada Penderita Hipertensi Ringan dan Sedang yang berobat di poli GinjalHipertensi 1998

45 Obesity and Diabetes in the Developing World mdash A Growing Challenge

46 Parvez Hossain MD Bisher Kawar MD and Meguid El Nahas MD PhD TheNew England Journal of Medicine Vol 356 213 ndash 215 Jan 18 2007

47 Perkeni Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 diIndonesia 2006 Jakarta Perkeni 2006

48 Perkeni Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 diIndonesia 2006 Jakarta Perkeni 2006

49 Petunjuk Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal Jakarta Direktorat Jenderal BinaKesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan RI 2004

50 Policy Paper for Directorate General of Public Health June 2002

51 Rencana Strategis Departemen Kesehatan 2005-2009 Jakarta DepartemenKesehatan RI 2005

52 Report of WHO Definition and Diagnosis of Diabetes Mellitus and IntermediateHyperglycaemia Geneva WHO 2006 pp 9- 43

53 Report of WHO Definition and Diagnosis of Diabetes Mellitus and IntermediateHyperglycaemia Geneva WHO 2006 pp 9- 43

54 Resolution WHA561WHO Framework Convention on Tobacco Control In Fifty-sixth World Health Assembly 19-28 May 2003Geneva World Health Organization2003

55 Resolution WHA5717Global Strategy on dietphysical activity and health InFifty-seventh World Health Assembly 17-12 May 2004Geneva World HealthOrganization 2004

56 Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 Pedoman Pewawancara PetugasPengumpul Data Jakarta Badan Litbangkes Depkes RI 2007

57 Rose Menrsquos How To Keep Your Blood Pressure Under Control News HealthRecource 1999

58 SSoemantri Sarimawar Djaja Trend Pola Penyakit Penyebab Kematian DiIndonesia Survei Kesehatan Rumah Tangga 1992 1995 2001

231

59 Sandjaja Titiek Setyowati Sudikno Cakupan penimbangan balita di IndonesiaMakalah disajikan pada Simposium Nasional Litbang KesehatanJakarta 7-8Desember 2005

60 Sandjaja Titiek Setyowati Sudikno Cakupan viramin A untuk bayi dan balita diIndonesia Prosiding temu Ilmiah dan Kongres XIII Persagi Denpasar 20-22November 2005

61 Sarimawar Djaja dan S Soemantri Perjalanan Transisi Epidemiologi di Indonesiadan Implikasi Penanganannya Studi Mortalitas Survei Kesehatan Rumah Tangga2001 Bulletin of Health Studies Volume 31 Nomor 3 ndash 2003 ISSN 0125 ndash 9695ISN = 724

62 Sarimawar Djaja Joko Irianto Lisa Mulyono Pola Penyakit Penyebab Kematian DiIndonesia SKRT 2001 The Journal of the Indonesian Medical Association Volume53 No 8 ISSN 0377-1121

63 Saw S-M Husain R Gazzard GM Koh D Widjaja D Tan DTH Causes of lowvision and blindness in rural Indonesia British Journal of Ophthalmology2003871075-8

64 Seri Survei Kesehatan Rumah Tangga DepKes RI ISSN 0854-7971 No 15 Th1999

65 Sinaga S dkk Pola Sikap Penderita Hipertensi Terhadap Pengobatan JangkaPanjang dalam Naskah Lengkap KOPAPDI VI 1984 Penerbit UI-PRESS 1439

66 SK Menkes RI Nomor 736aMenkesXI1989 tentang Definisi Anemia dan batasanNormal Anemia

67 Sobel BJ amp Bakris GL Hipertensi Pedoman Klinik Diagnosis amp Terapy 1999 13

68 Sonny PW Agustina Lubis Gambaran Rumah Sehat di Berbagai ProvinsiIndonesia Berdasarkan Data SUSENAS 2001 Analisis lanjut Data Susenas ndashSurkesnas 2001 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI

69 Sri Hartini KS Kariadi Laju Konversi Toleransi Glukosa Terganggu menjadi Diabetesdi Singaparna Jawa Barat Disampaikan pada Konggres Nasional ke 5Perkumpulan Endokrinologi Indonesia Bandung 9 ndash 13 April 2000 (SX111-1)

70 Sunyer FX Medical hazard of obesity Ann Intern Med 1993 119

71 Suradi amp Syarsquobani M et al Hipertensi Borderline ldquoWhite Coatrdquo dan sustained ldquo Suatu Studi Komperatif terhadap Normotensi para karyawan usia 18 ndash 42 tahun diRSUP Dr Sarjito Yogyakarta Berkala Ilmu Kedokteran Vol 29 (4) 1997

72 Syah B Non-communicable Disease Surveillance and Prevention in South-EastAsia Region 2002

73 The Australian Institute of Health and Welfare 2003 Indicators of Health RiskFactors The AIHW view AIHW Cat No PHE 47 Canberra AIHW P238

74 The WHO STEPwise approach to Surveillance of Noncommunicable Diseases 2003STEPS Instrument for NCD Risk Factors (Core and expanded Version 13)

75 Tim survei Depkes RI Survei Kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran 1993-1996 Depkes RI Jakarta1997

76 U Laasar The Risk of Hypertension Genesis and Detection Dalam JulianRosenthal Arterial Hypertension Pathogenesis Diagnosis and Therapy Springer-Verlag New York Heidelberg Berlin 1984 44

232

77 Univ Cape town Department of Haematology Haematology An Aproach toDiagnosis and Management Cape town 2001 Badan Penelitian danPengembangan Kesehatan Depkes RI 2001 Survei Kesehatan Nasional(Surkesnas) 2001 Jakarta Badan Litbangkes

78 WHO 1995 Oral Health Care Needs of the Community A Public Health Report

79 WHO Assessing the iron status of populations Report of a joint World HealthOrganizationCenters for Disease Control and Prevention technical consultation onthe assessment of iron status at the population level Geneva Switzerland April2004

80 WHO Auserrsquos guide to the self reporting questionnaireGeneva1994

81 WHOSEARO Surveillance of Major Non-communicable Diseases in South ndash EastAsia Region Report of an Inter-country Consultation 2005

82 WHO-ISH WHO-ISH Hypertension Guideline Committee 1999 Guidelines of TheManagement of Hypertension Journal of Hypertension 1999

83 WHO-ISH WHO-ISH Hypertension Guideline Committee 1999 Guidelines of TheManagement of Hypertension Journal of Hypertension 2003

84 World Health Organization 2003 The World Health Survey Programme Geneva

85 World Health Organization 2003 The Surf Report 1 Surveillance of Risk Factorsrelated to noncommunicable diseases Current of global data Geneva WHO p15

86 World Health Organization International Classification of Diseases Injuries andCauses of Death Based on The Recommendation of The Ninth Revision Conference1975 and Adopted by The Twenty Ninth WHA 1997 volume 1

233

LAMPIRAN

Page 2: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …

ii

KATA PENGANTAR

Assalamursquoalaikum wr wb

Puji syukur kepada Allah SWT kami panjatkan karena hanya dengan rahmat dankaruniaNYA laporan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dipersiapkan sejaktahun 2006 dan dilaksanakan pada tahun 2007 di 28 provinsi serta tahun 2008 di 5provinsi di Indonesia Timur telah dicetak dan disebar luaskan

Perencanaan Riskesdas dimulai tahun 2006 dimulai oleh tim kecil yang berupayamenuangkan gagasan dalam proposal sederhana kemudian secara bertahap dibahastiap Kamis dan Jumrsquoat di Puslitbang Gizi dan Makanan Litbangkes di Bogor dilanjutkanpertemuan dengan para pakar kesehatan masyarakat para perhimpunan dokterspesialis para akademisi dari Perguruan Tinggi termasuk Poltekkes lintas sektorkhususnya Badan Pusat Statistik jajaran kesehatan di daerah dan tentu saja seluruhpeneliti Balitbangkes sendiri Dalam setiap rapat atau pertemuan selalu ada perbedaanpendapat yang terkadang sangat tajam terkadang disertai emosi namun didasari niatuntuk menyajikan yang terbaik bagi bangsa Setelah cukup matang dilakukan uji cobabersama BPS di Kabupaten Bogor dan Sukabumi yang menghasilkan penyempurnaaninstrumen penelitian kemudian bermuara pada ldquolaunchingrdquo Riskesdas oleh MenteriKesehatan pada tanggal 6 Desember 2006

Instrumen penelitian meliputi

1 Kuesionera Rumah Tangga 7 blok 49 pertanyaan tertutup + beberapa pertanyaan terbukab Individu 9 blok 178 pertanyaanc Susenas 9 blok 85 pertanyaan (15 khusus tentang kesehatan)

2 Pengukuran Antropometri (TB BB Lingkar Perut LILA) tekanan darah visus gigikadar iodium garam dan lain-lain

3 Lab Biomedis darah hematologi dan glukosa darah diperiksa di lapangan

Tahun 2007 merupakan tahun pelaksanaan Riskesdas di 28 provinsi diikuti tahun 2008di 5 provinsi (NTT Maluku Maluku Utara Papua dan Papua Barat) Kami mengerahkan5619 enumerator seluruh (502) peneliti Balitbangkes 186 dosel Poltekkes JajaranPemda khususnya Dinas Kesehatan Provinsi dan KabupatenKota Labkesda danRumah Sakit serta Perguruan Tinggi Untuk kesehatan masyarakat kami berhasilmenghimpun data dasar kesehatan dari 33 provinsi 440 kabupatenkota blok sensusrumah tangga dan individu Untuk biomedis kami berhasil menghimpun khusus daerahurban dari 33 provinsi 352 kabupatenkota 856 blok sensus 15536 rumahtangga dan34537 spesimen

Tahun 2008 disamping pengumpulan data di 5 provinsi diikuti pula dengan kegiatanmanajemen data editing entry dan cleaning serta dilanjutkan dengan pengolahan dananalisis data Rangkaian kegiatan tersebut yang sungguh memakan waktu stamina danpikiran sehingga tidaklah mengherankan bila diwarnai dengan protes berupa sindiranmelalui jargon-jargon Riskesdas sampai protes keras

Kini kami menyadari telah tersedia data dasar kesehatan yang meliputi seluruhkabupatenkota di Indonesia meliputi hampir seluruh status dan indikator kesehatantermasuk data biomedis yang tentu saja amat kaya dengan berbagai informasi di bidangkesehatan Kami berharap data itu dapat dimanfaatkan oleh siapa saja termasuk parapeneliti yang sedang mengambil pendidikan master dan doktor Kami memperkirakanakan muncul ratusan doktor dan ribuan master dari data Riskesdas ini Inilah sebuah

iii

rancangan karya ldquokejutanrdquo yang membuat kami terkejut sendiri karena demikian beratrumit dan hebat kritikan dan apresiasi yang kami terima dari berbagai pihak

Pada laporan Riskesdas 2007 (edisi pertama) banyak dijumpai kesalahan diantaranyakesalahan dalam pengetikan ketidaksesuaian antara narasi dan isi tabel kesalahandalam penulisan tabel dan sebagainya Untuk itu pada tahun anggaran 2009 telahdilakukan revisi laporan Riskesdas 2007 (edisi kedua) dengan berbagai penyempurnaandiatas

Perkenankanlah kami menyampaikan penghargaan yang tinggi serta terima kasih yangtulus atas semua kerja cerdas dan penuh dedikasi dari seluruh peneliti litkayasa danstaf Balitbangkes rekan sekerja dari BPS para pakar dari Perguruan Tinggi para dokterspesialis dari Perhimpunan Dokter Ahli Para dosen Poltekkes PJO dari jajaran DinasKesehatan Provinsi dan KabupatenKota seluruh enumerator serta semua pihak yangtelah berpartisipasi mensukseskan Riskesdas Simpati mendalam disertai doa kamihaturkan kepada mereka yang mengalami kecelakaan sewaktu melaksanakanRiskesdas (beberapa enumeratorpeneliti mengalami kecelakaan dan mendapat gantirugi dari asuransi) termasuk mereka yang wafat selama Riskesdas dilaksanakan

Kami telah berupaya maksimal namun sebagai langkah perdana pasti masih banyakkekurangan kelemahan dan kesalahan Untuk itu kami mohon kritik masukan dansaran demi penyempurnaan Riskesdas ke-2 yang Insya Allah akan dilaksanakan padatahun 20102011 nanti

Billahit taufiq walhidayah wassalamursquoalaikum wr wb

Jakarta Desember 2008

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Departemen Kesehatan RI

Dr Triono Soendoro PhD

iv

SAMBUTANMENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Assalamu lsquoalaikum Wr Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang dengan rahmat dan bimbinganNya Departemen

Kesehatan saat ini telah mempunyai indikator dan data dasar kesehatan berbasis

komunitas yang mencakup seluruh Provinsi dan KabupatenKota yang dihasilkan

melalui Riset Kesehatan Dasar atau Riskesdas Tahun 2007 - 2008

Riskesdas telah menghasilkan serangkaian informasi situasi kesehatan berbasis

komunitas yang spesifik daerah sehingga merupakan masukan yang amat berarti bagi

perencanaan bahkan perumusan kebijakan dan intervensi yang lebih terarah efektif dan

efisien Selain itu data Riskesdas yang menggunakan kerangka sampling Susenas Kor

2007 menjadi lebih lengkap untuk mengkaitkan dengan data dan informasi sosial

ekonomi rumah tangga

Saya minta semua pelaksana program untuk memanfaatkan data Riskesdas dalam

menghasilkan rumusan kebijakan dan program yang komprehensif Demikian pula

penggunaan indikator sasaran keberhasilan dan tahapanmekanisme pengukurannya

menjadi lebih jelas dalam mempercepat upaya peningkatan derajat kesehatan secara

nasional dan daerah

Saya juga mengundang para pakar baik dari Perguruan Tinggi pemerhati kesehatan

dan juga peneliti Balitbangkes untuk mengkaji apakah melalui Riskesdas dapat

dikeluarkan berbagai angka standar yang lebih tepat untuk tatanan kesehatan di

Indonesia mengingat sampai saat ini sebagian besar standar yang kita pakai berasal

dari luar

Riskesdas yang baru pertama kali dilaksanakan ini tentu banyak yang harus diperbaiki

dan saya yakin Riskesdas dimasa mendatang dapat dilaksanakan dengan lebih baik

Riskesdas harus dilaksanakan secara berkala 3 atau 4 tahun sekali sehingga dapat

diketahui pencapaian sasaran pembangunan kesehatan di setiap wilayah dari tingkat

kabupatenkota provinsi maupun nasional

Untuk tingkat kabupatenkota perencanaan berbasis bukti akan semakin tajam bila

keterwakilan data dasarnya sampai tingkat kecamatan Oleh karena itu saya

menghimbau agar Pemerintah Daerah baik Provinsi maupun KabupatenKota ikut serta

berpartisipasi dengan menambah sampel Riskesdas agar keterwakilannya sampai ke

tingkat Kecamatan

v

Saya menyampaikan ucapan selamat dan penghargaan yang tinggi kepada para peneliti

dan pegawai Balitbangkes para enumerator para penanggung jawab teknis dari

Balitbangkes dan Poltekkes para penanggung jawab operasional dari Dinas Kesehatan

Provinsi dan KabupatenKota jajaran Labkesda dan Rumah Sakit para pakar dari

Universitas dan BPS serta semua yang teribat dalam Riskesdas ini Karya anda telah

mengubah secara mendasar perencanaan kesehatan di negeri ini yang pada gilirannya

akan mempercepat upaya pencapaian target pembangunan nasional di bidang

kesehatan

Khusus untuk para peneliti Balitbangkes teruslah berkarya tanpa bosan mencari

terobosan riset baik dalam lingkup kesehatan masyarakat kedokteran klinis maupun

biomolekuler yang sifatnya translating research into policy dengan tetap menjunjung

tinggi nilai yang kita anut integritas kerjasama tim serta transparan dan akuntabel

Billahit taufiq walhidayah Wassalamursquoalaikum Wr Wb

Jakarta Desember 2008

Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Dr dr Siti Fadilah Supari SpJP(K)

vi

RINGKASAN EKSEKUTIF

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 adalah survei tingkat nasional yang dilakukanoleh Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Kesehatan RI denganmelibatkan BPS organisasi profesi perguruan tinggi lembaga penelitian pemerintahdaerah dan partisipasi masyarakat untuk menyediakan informasi kesehatan yangberbasis bukti (evidence-based) untuk menunjang perencanaan bidang kesehatankabupatenkota Riskesdas mencakup sampel yang jauh lebih besar dari survei-surveikesehatan sebelumnya seperti SKRT atau SDKI dan mencakup aspek kesehatan yanglebih luas Riskesdas 2007 dilaksanakan untuk menjawab pertanyaan tentang statuskesehatan masyarakat di tingkat nasional provinsi dan kabupatenkota faktor-faktoryang melatarbelakanginya dan masalah kesehatan masyarakat yang spesifik di setiapwilayah

Penarikan sampel untuk Riskesdas 2007 identik pula dengan two stage sampling yangdigunakan dalam Susenas 2007 Riskesdas 2007 di Provinsi Sumatera Utara mencakupsampel di 25 kabupatenkota yang mencakup 1054 blok sensus atau sebanyak 16864rumah tangga Selanjutnya seluruh anggota rumah tangga dari setiap rumah tanggayang terpilih dari kedua proses penarikan sampel tersebut diatas diambil sebagai sampelindividu

Pada buku ini dijelaskan berbagai temuan hasil Riskesdas 2007 tingkat provinsi denganvariasinya pada tingkat kabupatenkota dan karakteristik responden

Status Gizi

Prevalensi status gizi anak balita di Sumatera Utara menurut BBU anak balitadengan gizi buruk dan sangat buruk masih ada sebanyak 227 persen menurut TBUjumlah yang sangat pendek dan pendek ada sebanyak 431 persen sedangkanmenurut BBTB jumlah yang dikategorikan sangat kurus dan kurus masih adasebanyak 17 persen Ada enam kabupaten dan satu kota yang diukur dengan tigaukuran status gizi tersebut selalu berada di bawah standar yaitu Kabupaten TapanuliSelatan Tapanuli Tengah Simalungun Humbang Hasundutan Serdang Bedagaidan Kota Sibolga

Menurut karakteristik responden anak balita yang harus mendapat prioritaspenanganan dalam perbaikan gizi terutama pada responden yang memiliki bayi umurdi bawah satu tahun tempat tinggal di desa dan tingkat ekonomi pada kuintilpertama (kategori ekonomi paling rendah)

Status gizi anak balita menurut berat badan terhadap tinggi badan (BBU) yangdikategorikan gizi buruk menurut kabupatenkota berkisar antara 23 - 195Prevalensi tertinggi di Kabupaten Tapanuli Utara dan terendah di Kabupaten KaroSedangkan yang tergolong gizi kurang prevalensinya berkisar antara 72 yaituKabupaten Samosir dan tertinggi di Kabupaten Nias 211 Ada delapan kabupatenkota yang mempunyai prevalensi gizi buruk dan kurang sudah di bawah 20 persenyaitu Kabupaten Toba Samosir Dairi Karo Langkat Samosir dan Kota PematangSiantar Medan dan Padang Sidempuan

Status gizi anak balita menurut tinggi badan terhadap umur (TBU) yangdikategorikan sangat pendek menurut kabupatenkota berkisar antara 128 -454 prevalensi tertinggi di Kabupaten Tapanuli Utara dan terendah di KotaPematang Siantar Sedangkan yang tergolong pendek prevalensinya berkisar antara96 di Kabupaten Tapanuli Selatan dan tertinggi di Kabupaten Nias Selatan 293Jika prevalensi sangat pendek dan pendek dijumlahkan maka hanya terdapat 5

vii

kabupatenkota yang mempunyai prevalensi kependekan lebih rendah dari angkanasional yaitu Tapanuli Selatan Samosir Kota Pematang Siantar Kota TebingTinggi dan Kota Padang Sidempuan

Masalah kegemukan (berat badan lebih + obese) pada orang dewasa di ProvinsiSumatera Utara sudah terlihat tinggi untuk tiap kota yang prevalensinya di atas 20persen dan ada empat kabupaten yaitu Kabupaten Labuhan Batu Asahan Karodan Deli Serdang Kecuali Kabupaten Labuhan Batu semua kabupatenkota tersebutdi atas juga sudah bermasalah dengan obesitas yang prevalensinya sudah di atas10 Kabupaten Nias dan Pakpak Bharat yang mempunyai prevalensi obesitas yangrendah atau di bawah lima persen

Secara umum di Provinsi Sumatera Utara rumah tangga mengkonsumsi garamcukup iodium sudah mencapai 90 persen atau sudah dalam kategori baik bahkanbeberapa kabupatenkota hampir mencapai 100 persen seperti Kabupaten Karo danKota Pematang Siantar Namun demikian masih terdapat kabupaten yang masih dibawah 50 persen seperti Kabupaten Tapanuli Selatan dan Mandailing Natal

Kualitas konsumsi garam beriodium rumah tangga menurut kabupatenkota diProvinsi Sumatera Utara secara umum sudah mencapai 90 persen atau sudahdalam kategori baik bahkan beberapa kabupatenkota hampir mencapai 100 persenseperti Kabupaten Karo dan Kota Pematang Siantar Namun demikian masihterdapat kabupaten yang masih di bawah 50 persen seperti Kabupaten TapanuliSelatan dan Mandailing Natal Sedangkan kabupaten yang kualitas konsumsi garamberiodium rumah tangganya rendah atau masih di bawah 50 persen adalahKabupaten Tapanuli Selatan dan Mandailing Natal namun demikian masih tergolongcukup untuk kecukupan garam iodium tersebut

Kesehatan Ibu dan Anak

Cakupan anak balita yang telah mendapat imunisasi terhadap lima penyakit anakutama yang bisa dicegah dengan imunisasi pada umur 12 bulan seperti yangdianjurkan oleh pemerintah Cakupan tertinggi adalah untuk BCG (750) danCampak (708) sedangkan cakupan terendah adalah imunisasi Hepatitis

Sebagian besar balita ditimbang di Posyandu (616) ditimbang di Puskesmas141 Delapan puluh sembilan persen balita di Kabupaten Asahan ditimbang diPosyandu sedangkan di Humbang Hasundutan hanya 171 Sebagian besar(60) balita di Humbang Hasundutan ditimbang di Polindes Kota Tanjung Balaitempat favorit penimbangan balita adalah Puskesmas (476) Posyandu hanya270

Pemberian vitamin A sesuai dengan catatan dalam KMS Secara umum 510 balitapernah mendapat vitamin A dosisi tinggi Cakupan tertinggi Vitamin A adalahTapanuli utara (870) dan terendah adalah Labuhan Batu (348) Angka tersebutturun dengan meningkatnya umur anak Pada anak umur 12 ndash 23 bulan 600pernah mendapat vitamin A dosis tinggi sedangkan persentase untuk anak umur 48ndash 59 bulan adalah 408

Sebagian besar (747) ibu hamil memeriksakan kehamilannya ke tenagakesehatan Bahkan ada KabupatenKota yang hampir keseluruhan ibu hamilmemeriksakan kehamilannya (100 Kota Tebing Tinggi sekitar 90 Kota MedanKota Binjai dan Kota Padang Sidempuan Namun masih ada beberapaKabupatenKota yang cakupannya di bawah 50 (Tapanuli Selatan TapanuliTengah dan Labuhan Batu)

viii

Penyakit Menular

Dalam 12 bulan terakhir di Provinsi Sumatera Utara filariasis klinis terdeteksi denganprevalensi yang sangat rendah Namun ada Kabupaten Pakpak Barat yangprevalensinya lebih tinggi dari prevalensi filarisis di Provinsi Sumatera Utara secarakeseluruhan

Persentase malaria berdasarkan gejala dan diagnosis dalam sebulan terakhir diProvinsi Sumatera Utara dijumpai sebesar 3 persen dengan rentang 01 ndash 25persen Nias Nias Selatan dan Mandailing Natal mempunyai persentase tertinggiberdasarkan diagnosis pasti persentase malaria di Provinsi Sumatera Utara 13persen dengan rentang 01 ndash 105 persen Nias Nias Selatan dan Mandailing Natalpersentasenya masih yang tertinggi

Angka persentase ISPA dalam sebulan terakhir di Provinsi Sumatera Utara adalah22 persen prevalensi di atas 30 ditemukan di 6 kabupatenkota yaitu NiasMandailing Natal Simalungun Nias Selatan Kota Tebing Tinggi dan Kota PadangSidempuan dan hanya dua wilayah yang persentasenya di bawah 10 yaituLangkat dan Kota Binjai

Di Provinsi Sumatera Utara dalam 12 bulan terakhir penyakit ini masih terdeteksidengan prevalensi 09 persen (rentang 01ndash62 persen) di beberapa kabupatenkotaprevalensinya masih 2 persen atau lebih tinggi yaitu di Mandailing Natal NiasSelatan Kota Sibolga dan Kota Padang Sidempuan

Dalam 12 bulan terakhir tifoid klinis dapat dideteksi di Provinsi Sumatera Utaradengan persentase 09 persen dan tersebar di seluruh kabupatenkota denganrentang 02 ndash 33 persen persentase tifoid tertinggi dilaporkan dari Nias Selatan (33persen)

Sedangkan untuk hepatitis penyakit ini teridentifikasi di hampir seluruh kabupatenkota Persentase hepatitis tertinggi ditemukan di Kabupaten Mandailing NatalPakpak Barat dan Nias Selatan

Penyebaran diare dalam satu bulan terakhir di Sumatera Utara merata di seluruhkabupatenkota Persentase di provinsi ini sebesar 88 persen tertinggi ditemukan diKabupaten Simalungun (204 persen) Nias Mandailing Natal Simalungun NiasSelatan Humbang HasundutanPakpak Barat Kota Sibolga Kota Tebing Tinggi danKota Padang Sidempuan mempunyai persentase diare di atas 10 persen

Penyakit Tidak Menular

Prevalensi penyakit persendian yang didiagnosis di Sumatera Utara sebesar 119sedangkan yang didiagnosis serta mengalami gejala sebesar 202 Kasuspersendian tertinggi di Kabupaten Nias Selatan (425)

Untuk prevalensi hipertensi berdasarkan diagnosis oleh tenaga kesehatan adalah58 dan hamper sama dengan hipertensi yang berdasarkan diagnosis serta minumobat (59)

Sementara untuk prevalensi penyakit stroke hanya di bawah satu persen

Prevalensi penyakit asma di Provinsi Sumatera Utara sebesar 3 (kisaran 03 ndash64) tertinggi di Mandailing Natal Prevalensi penyakit jantung 7 penyakitdiabetes sebesar 1 dan prevalensi tumor di bawah satu persen

Prevalensi gangguan mental emosional di Provinsi Sumatera Utara mencapai 69persen di mana tertinggi di Kabupaten Mandailing Natal (142) dan Kota PadangSidempuan (127)

ix

Di Sumatera Utara gangguan Low Vision sebesar 45 sedangkan untuk kebutaansebesar 07 Penyakit katarak yang ditanyakan pada penduduk umur 30 tahun keatas menunjukkan bahwa mereka yang pernah didiagnosis oleh tenaga kesehatandan dinyatakan katarak sebesar 17 persen sedangkan penduduk yang merasakanada gejala katarak sebanyak 97 persen

Masalah gigi-mulut ditanyakan untuk kurun waktu 12 bulan terakhir pada seluruhpenduduk Di Provinsi Sumatera Utara prevalensi masalah gigi-mulut sebanyak 167persen yang 24 persennya mendapat perawatan Masalah gigi-mulut tinggi di KotaSibolga (37) dan Kabupaten Tapanuli Tengah (29) Perawatan yang dilakukansebagian besar pada pengobatan (87) atau perawatan yang disertai denganpencabutan gigi (33)

Menurut kabupatenkota prevalensi karies aktif di Sumatera Utara berkisar antara267 sampai 59 yaitu terendah di Kabupaten Nias Selatan dan tertinggi di KotaSibolga

Di Provinsi Sumatera Utara disabilitas belum menjadi masalah yang berat di manamereka yang mempunyai disabilitas buruk + sangat buruk masih di bawah limapersen Namun disabilitas secara keseluruhan sudah menjadi masalah setidaknyapada 23 persen penduduk Masalah disabilitas banyak dikeluhkan pada wanita danterutama usia lanjut 64 tahun atau lebih

Gambaran bahwa dari 25 kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara prevalensitertinggi cedera terdapat pada Kota Sibolga (97) sedangkan yang terendahterdapat pada kabupaten Labuhan Batu (08) Pola penyebab cedera terbanyakpada tingkat provinsi yaitu jatuh kecelakaan transportasi di darat dan terluka bendatajamtumpul

Persentase merokok tiap hari menurut umur sudah dimulai sejak umur 10-14 tahunyang kemudian meningkat menjadi 14 pada umur 15-24 tahun persentasemerokok terus meningkat seiring bertambahnya umur dan pada puncaknya padaumur 45-54 tahun (366) Selanjutnya persentase merokok menurun setelah umur54 tahun

Perokok umumnya pada laki-laki dan menurut pendidikan terbanyak pada yang ber-pendidikan tamat SMA (293 ) selanjutnya tamat SMP Tidak tampak perbedaanpada tingkat pengeluaran perkapita per bulan yaitu rata-rata 22 persen

Persentase penduduk Provinsi Sumatera Utara umur 10 tahun ke atas yang merokoktiap hari sebesar 23 persen Di Kabupaten Nias (16) terendah dibandingkandengan kabupatenkota lainnya sedangkan Kabupaten Karo (41) tertinggi darikabupatenkota yang lain Atau dapat dikatakan di Kabupaten Karo setiap 10 orangada empat orang perokok

Hasil Riskesdas 2007 menunjukkan secara keseluruhan hanya 55 persen pendudukumur 10 tahun ke atas yang cukup mengkonsumsi sayur dan buah di ProvinsiSumatera Utara Bahkan di Kabupaten Nias dan Nias Selatan masih di bawah satupersen atau dapat dikatakan kurang makan buah dan sayur Menurut karakteristikresponden yang paling kurang konsumsi buah dan sayur adalah pada kelompokumur di atas 75 tahun dan yang pengeluaran perkapita rumah tangganya rendahkuintil 1 dan 2

Di Sumatera Utara prevalensi peminum alkohol 12 bulan terakhir sebanyak 61persen sedangkan yang masih mengkonsumsi dalam satu bulan terakhir sebanyak44 persen Beberapa kabupaten kota prevalensi minum alkohol terlihat tinggi dibeberapa kabupatenkota seperti di Kabupaten Dairi Toba Samosir SamosirdanHumbang Hasundutan

x

Sebagian besar penduduk di Provinsi Sumatera Utara yang kurang melakukanaktivitas fisik masih lebih banyak (519) Bahkan di Kabupaten Nias Selatanpenduduk yang kurang aktifitas tersebut mencapai 713 persen Namun demikiansudah ada beberapa kabupatenkota yang sudah mencapai di atas 80 untuk yangkategori aktifitas cukup yaitu Kabupaten Toba Samosir Dairi dan HumbangHasundutan

Sebagian besar (746) penduduk Provinsi Sumatera Utara berusia 10 tahun keatas pernah mendengar tentang flu burung tetapi baru 848 persen diantaranya yangberpengetahuan benar dan sudah 942 persen bersikap benar tentang flu burung

Di Provinsi Sumatera Utara 552 penduduk pernah mendengar tentang HIVAIDSnamun baru 171 yang berpengetahuan benar tetapi sudah 407 berperilakubenar tentang HIVAIDS Menurut kabupatenkota persentase penduduk yangpernah mendengar HIVAIDS tertinggi di Kota Medan (755) Kabupaten Langkat(722) dan Labuhan Batu (694) Sedangkan yang berpengetahuan benartentang penularan HIVAIDS persentase tertinggi di Kabupaten Nias Selatan(531) Kabupaten Tapanuli Utara merupakan kabupaten dengan persentaseperilaku benar tentang HIVAIDS penduduknya yang paling kecil dibandingkankabupatenkota yang lain

Di Provinsi Sumatera Utara perilaku BAB di jamban persentasenya mencapai 762persen

Perilaku cuci tangan dengan benar sangat bervariasi menurut kabupatenkotadengan rerata 145 persen

Akses dan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

Fasilitas Pelayanan kesehatan yang dimaksud adalah Rumah Sakit PuskesmasPuskesmas Pembantu Dokter praktek dan bidan praktek

Dari segi jarak nampak bahwa 586 rumah tangga (RT) berjarak kurang dari 1 kmdan 365 RT berjarak 1-5 km Kondisi ini dapat dikatakan bahwa 951 RT diProvinsi Sumatera Utara berada kurang atau sama dengan 5 km dari fasilitaskesehatan dan 49 berada lebih dari jarak tersebut Kondisi sangat tinggi dibeberapa kabupaten yaitu Kabupaten Toba Samosir (242) dan Nias Selatan(218) dan Nias (158)

Ada 241 rumah tangga di Provinsi Sumatera Utara telah memanfaatkanposyanduposkesdes tertinggi di kabupaten Serdang Bedagai (451) dan terendahdi kabupaten Deli Serdang (128) Di Provinsi Sumatera Utara 114 rumahtangga tidak memanfaatkan pelayanan tersebut Kabupaten yang lebih 20 RT-nyatidak memanfaatkan UKBM adalah Kabupaten Nias Selatan (491) KabupatenNias (357)Kabupaten Mandailing Natal (327) Kabupaten Langkat (224)Kabupaten Tapanuli Selatan (205)

Secara keseluruhan di Provinsi Sumatera Utara Persentase RT yang pernahmemperoleh pelayanan pengobatan jauh lebih tinggi (868) dibanding dengan RTyang pernah memperoleh masing-masing jenis pelayanan bidang KIA (lt 25) Jenispelayanan KIA yang diterima RT yang memanfaatkan polindesbidan desa mulaiterbanyak berturut turut adalah Pemeriksaan bayibalita (231) Pemeriksaankehamilan (175) persalinan (117) pemeriksaan neonatus (102) danpemeriksaan ibu nifas (99)

Di Sumatera Utara tempat rawat inap yang dimanfaatkan oleh rumah tanggasebagian besar di RS Swasta (23) RS Pemerintah (16) RSB (09) tenagakesehatan (06) Puskesmas (02)

xi

Aspek ketanggapan rawat inap yang diukur dari masyarakat meliputi waktu tunggukeramahan kejelasan informasi ikut ambil keputusan kerahasiaan kebebasanmemilih kebersihan ruangan dan mudah dikunjungi

Kabupaten dengan nilai aspek-aspek ketanggapan paling rendah adalah KabupatenTapanuli Selatan Kabupaten Nias Selatan dari 8 aspek ketanggapan semuanyaberada dibawah 80

Kesehatan Lingkungan

Konsumsi air per orang per hari penduduk di Provinsi Sumatera Utara 427persennya lebih dari 100 liter Menurut antar wilayah kabupatenkota bervariasiberkisar 03 (Kabupaten Tapanuli Tengah) sampai 939 yaitu di KabupatenSerdang Bedagai Sedangkan penduduk yang menggunakan air per orang per harimasih di bawah 20 liter (lt5 + 5 ndash 19 liter) di Provinsi Sumatera Utara sebanyak 136persen tinggi di Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kota Sibolga

Secara umum pemenuhan kebutuhan air dalam rumah tangga menurut jenisnyaberasal dari sumur terlindung (258) ledeng eceran (192) dan sumur borpompa(177) Namun di beberapa daerah masih dijumpai pemenuhan kebutuhan air yangcukup tinggi dari air sungai dan air hujan seperti Kabupaten Mandailing Natal (airsungai 194) Labuhan batu (air hujan 126) Dairi (air sungai 228 dan air hujan130) Pakpak Barat (air sungai 213) dan Samosir (air sungai 237)

Menurut kabupatenkotamasih terdapat beberapa kabupaten yang mempunyaimasalah dengan tidak menggunakannya jamban sebagai sarana BAB karenaPersentasenya masih di atas 50 persen Kabupaten tersebut antara lain Nias(608) Samosir (538) Nias Selatan (536) Tapanuli Tengah (526)

Menurut jenis tempat buang air besar ada sebanyak 66 persen dalam melakukanbuang air besar dengan menggunakan jamban dengan lahir angsa berikutnya 199mengguna-kan cemplungcubluk dan sisanya plengsengan dan tidak memakaijamban Kabupaten Nias Selatan dan Humbang Hasundutan merupakan duakabupaten dengan Persentase tertinggi penduduk yang tidak menggunakan jamban

Di desa secara umum lebih sulit dalam mengakses sanitasi Akses sanitasi di kota736 di desa 316

Sebanyak 53 persen di Provinsi Sumatera Utara yang menggunakan jenis saluran airlimbah terbuka tertinggi di Kabupaten Langkat (856) Sedangkan yang tidakmenggunakan saluran air Kabupaten Humbang Hasundutan dan Samosir (lebih dari60)

Pada umumnya rumah tangga tidak mempunyai sarana penampungan sampah didalam rumah (838) walaupun ada hanya 112 yang terbuka Sedangkan yangmempunyai penampungan sampah yang di luar rumah pada umumnya terbuka(495) dan hanya 82 persen yang tertutup

Rumah tempat tinggal di Kabupaten Nias banyak yang jenis lantainya tanah (16)dengan tingkat kepadatan hunian lt 8 m2 kapita sebesar 538 sementara NiasSelatan Jenis lantai (192) dan Langkat (114)

Masyarakat yang memelihara unggas cukup tinggi dibanding jenis ternak lainsebesar (326) Pada beberapa kabupaten pemeliharaan unggas tersebut cukuptinggi seperti Nias (730) Humbang Hasundutan (320) Samosir (322) danTapanuli Utara (332)

xii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar iiiSambutan Menteri Kesehatan Kesehatan Republik Indonesia vRingkasan Eksekutif viiDaftar Isi xiiiDaftar Tabel xviiDaftar Gambar xxxiiDaftar Grafik xxxiiiDaftar Singkatan xxxivDaftar Lampiran xxxviBAB 1 Pendahuluan 1

11 Latar Belakang 112Ruang Lingkup Riskesdas 113 Pertanyaan Penelitian 214 Tujuan Riskesdas 215 Kerangka Pikir 316 Alur Pikir Riskesdas 2007 517 Pengorganisasian Riskesdas 618 Manfaat Riskesdas 619 Persetujuan Etik Riskesdas 6

BAB 2 Metodologi Riskesdas 721 Desain 722 Lokasi 723 Populasi Sampel 7231 Penarikan Sampel Blok Sensus 8232 Penarikan Sampel Rumah Tangga 8233 Penarikan Sampel Anggota Rumah Tangga 9234 Penarikan Sampel Biomedis 9235 Penarikan Sampel Yodium 1024 Variabel 11241 Kuesioner Rumah Tangga (RKD07RT) 11242 Kuesioner Gizi (RKD07GIZI) 11243 Kuesioner Individu (RKD07IND) 11244 Kuesioner Autopsi Verbal untuk umur lt 29 hari

(RKD07AV1)11

245 Kuesioner autopsi verbal untuk umur lt 29 hari -lt 5 tahun(RKD07AV2)

12

246 Kuesioner autopsi verbal untuk umur 5 tahun keatas(RKD07AV3)

12

25 Alat Pengumpul Data dan Cara Pengumpul Data 1226 Manajemen Data 14261 Editing 14262 Entry 15263 Cleaning 1527 Pengorgasisasian Pengumpulan Data 16271 Pelatihan Surveyor 16272 Pengumpulan Data di Lapangan 17

xiii

273 Menjaga Kualitas Data 1728 Keterbatasan Riskesdas 1829 Analisa Data 18

BAB 3 3 Hasil Riskesdas 1931 Gambaran Umum 19311 Profil Provinsi Sumatera Utara 19312 Respon Rate Data Riskesdas 2007 2032 Gizi 23321 Status Gizi Balita 233211 Status Gizi balita berdasarkan indikator BBU 243212 Status Gizi balita berdasarkan indikator TBU 263213 Status Gizi balita berdasarkan indikator BBTB 273214 Status Gizi balita menurut karakteristik responden 28322 Status Gizi Penduduk Umur 6 ndash 14 tahun (Usia Sekolah) 33323 Status Gizi Penduduk Umur 15 tahun keatas 363231 Status gizi dewasa berdasarkan indikator Indeks Massa

Tubuh (IMT)36

3232 Status gizi dewasa berdasarkan indikator Lingkar Perut(LP)

40

3233 Status gizi wanita usia subur (WUS) 15 ndash 45 tahunberdasarkan indikator Lingkar Lengan Atas (LILA)

42

324 Konsumsi Energi dan Protein 44325 Konsumsi Garam beriodium 4833 Kesehatan Ibu dan Anak 49331 Status Imunisasi 49332 Pemantauan Perumbuhan Balita dan Distribusi Vitamin A 55333 Pemantauan Perumbuhan Balita 55334 Distribusi Kapsul Vitamin A 59335 Kepemilikan KMS dan Buku KIA 62336 Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi 67337 Penimbangan Bayi 67338 Pemeriksaan Kehamilan 72339 Pemeriksaan Neonatus 7634 Penyakit Menular 77341 Prevalensi Filariasis Deman Berdarah Dengue dan

Malaria78

342 Prevalensi ISPA Pneumonia Tuberkulosis (TB) Campak 82343 Prevalensi Tifoid Hepatitis Diare 8535 Penyakit Tidak Menular 88351 Penyakit Tidak Menular Utama Penyakit Sendi dan

Penyakit Keturunan88

352 Gangguan Mental Emosional 94353 Penyakit Mata 96354 Kesehatan Gigi 10336 Cedera dan Disabilitas 119361 Cedera 119362 Status DisabilitasKetidakmampuan 13037 Pengetahuan Sikap dan Perilaku 136371 Perilaku Merokok 136

xiv

372 Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur 150373 Perilaku Minum Minuman Beralkohol 152374 Perilaku Aktivitas Fisik 155375 Pengetahuan Sikap terhadap Flu Burung dan HIVAIDS 157375 1 Flu Burung 1753752 HIVAIDS 159376 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 16338 Akses dan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan 167381 Akses dan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan 194382 Sarana dan Sumber Pembiayaan Pelayanan Kesehatan 187383 Ketanggapan Pelayanan Kesehatan 17039 Kesehatan Lingkungan 199391 Air Keperluan Rumah Tangga 199392 Fasilitas Buang Air Besar 214393 Sarana Pembuangan Air Limbah 220394 Pembuangan Sampah 221395 Perumahan 223

BAB 4 Ringkasan Hasil 227Daftar Pustaka 228Lampiran 233

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 12 Indikator Riskesdas dan Tingkat Keterwakilan Informasi 2

Tabel 232 Jumlah Blok Sensus dan Rumah Tangga Yang MenjadiSampel di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

8

Tabel 234 Jumlah Sampel Biomedis Menurut KabupatenKota diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

9

Tabel 271 Tempat Training Center Di Provinsi Sumatera Utara 17

Tabel 311 Indikator Kependudukan Yang Ingin Dicapai di ProvinsiSumatera Utara

20

Tabel 3121 Respon Rate Sampel Rumah Tangga MenurutKabupatenKota Di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

21

Tabel 3122 Respon Rate Sampel Individu Menurut KabupatenKota diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

22

Tabel 3211 Prevalensi Balita Menurut Status Gizi (BBU) danKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

25

Tabel 3212 Prevalensi Balita Menurut Status Gizi (TBU) danKabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

26

Tabel 3213 Prevalensi Balita Menurut Status Gizi (BBTB) danKabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

27

Tabel 32141 Prevalensi Balita Menurut Status Gizi BBU danKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

29

Tabel 32142 Prevalensi Balita Menurut Status Gizi TBU danKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

30

Tabel 32143 Prevalensi Balita Menurut Status Gizi BBTB danKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

31

Tabel 33144 Prevalensi Balita menurut Tiga Indikator Status Gizidan KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

32

Tabel 3221 Standar Penentuan Kekurusan dan Berat Badan LebihMenurut Nilai Rerata IMT Umur dan Jenis Kelamin WHO2007

33

xvi

Tabel 3222 Persentase Status Gizi Anak Usia 6-14 Tahun MenurutIMT dan KabupatenKota Pada Laki-Laki dan Perempuandi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

34

Tabel 3223 Persentase Status Gizi Anak Usia 6-14 Tahun MenurutKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

35

Tabel 32311 Prevalensi Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas MenurutIndeks Massa Tubuh dan KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

37

Tabel 32312 Prevalensi Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas Yang BBLebih + Obesitas Menurut KabupatenKota di ProvinsiSumatera UtaraRiskesdas 2007

38

Tabel 32313 Prevalensi Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas MenurutIndeks Massa Tubuh dan Karakteristik Responden diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

39

Tabel 32321 Prevalensi Obesitas Sentral Pada Penduduk Umur 15Tahun Ke Atas Menurut KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

40

Tabel 32322 Prevalensi Obesitas Sentral Pada Penduduk Umur 15Tahun Ke Atas Menurut Karakteristik Responden diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

41

Tabel 32331 Nilai Rerata LILA Wanita Umur 15-45 Tahun Riskesdas2007

42

Tabel 32332 Prevalensi Risiko KEK Penduduk Wanita Umur 15-45Tahun Menurut KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

43

Tabel 32333 Prevalensi Risiko KEK Penduduk Perempuan Umur 15-45Tahun Menurut Karakteristik Riskesdas 2007

44

Tabel 3241 Konsumsi Energi dan Protein Per Kapita Per Hari MenurutKabupaten di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

45

Tabel 3242 Prevalensi RT dengan Konsumsi Energi dan Protein LebihKecil dari Angka Rerata Nasional Menurut Kabupaten diProvinsi Sumatera Utara Riskedas 2007

46

Tabel 3243 Prevalensi Konsumsi Energi dan Protein Lebih Kecil DariAngka Rerata Nasional Menurut Klasifikasi Desa danKuintil Pengeluaran Rumah Tangga di Provinsi SumateraUtara Riskedas 2007

47

Tabel 3251 Persentase Rumah Tangga Mengkonsumsi GaramMengandung Cukup Iodium Menurut KabupatenKota diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

48

Tabel 3252 Persentase Rumah Tangga Mengkonsumsi Garam CukupIodium Menurut Karakteristik Responden di Provinsi

49

xvii

Sumatera Utara Riskesdas 2007

Tabel 3311 Prevalensi Anak Balita Umur 12-59 Bulan YangMendapatkan Imunisasi Dasar Menurut KabupatenKota diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

51

Tabel 3312 Prevalensi Anak Balita Umur 12-59 Bulan YangMendapatkan Imunisasi Dasar Menurut KarakteristikResponden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

52

Tabel 3313 Prevalensi Anak Balita Umur 12-59 Bulan YangMendapatkan Imunisasi Lengkap MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

53

Tabel 3314 Prevalensi Anak Balita Umur 12-59 Bulan YangMendapatkan Imunisasi Lengkap Menurut KarakteristikResponden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

54

Tabel 3331 Prevalensi Balita Menurut Frekuensi Penimbangan EnamBulan Terakhir dan KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

56

Tabel 3332 Prevalensi Balita Menurut Frekuensi Penimbangan EnamBulan Terakhir dan Karakteristik Responden di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

57

Tabel 3333 Prevalensi Balita Menurut Tempat Penimbangan EnamBulan Terakhir dan KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

58

Tabel 3334 Prevalensi Balita Menurut Tempat Penimbangan EnamBulan Terakhir dan Karakteristik Responden di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

59

Tabel 3341 Prevalensi Anak Umur 6-59 Bulan Yang Menerima KapsulVitamin A Menurut KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

60

Tabel 3342 Prevalensi Anak Umur 6-59 Bulan Yang Menerima KapsulVitamin A Menurut Karakteristik Responden di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

61

Tabel 3351 Prevalensi Balita Menurut Kepemilikan KMS DanKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

62

Tabel 3352 Prevalensi Balita Menurut Kepemilikan KMS danKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

64

Tabel 3353 Prevalensi Balita Menurut Kepemilikan Buku KIA danKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

65

Tabel 3354 Prevalensi Balita Menurut Kepemilikan Buku KIA danKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

66

xviii

Tabel 3371 Prevalensi Ukuran Bayi Lahir Menurut Persepsi Ibu danKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

68

Tabel 3372 Prevalensi Ukuran Bayi Lahir Menurut Persepsi Ibu danKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

69

Tabel 3373 Cakupan Penimbangan Bayi Baru Lahir 12 Bulan TerakhirMenurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

70

Tabel 3374 Cakupan Penimbangan Bayi Baru Lahir 12 Bulan TerakhirMenurut Karakteristik Responden di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

71

Tabel 3381 Cakupan Pemeriksaan Kehamilan Ibu Yang MempunyaiBayi Menurut KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

72

Tabel 3382 Cakupan Pemeriksaan Kehamilan Ibu Yang MempunyaiBayi Menurut Karakteristik Responden di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

73

Tabel 3383 Prevalensi Ibu Hamil Menurut Jenis PelayananPemeriksaan Kehamilan dan KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

74

Tabel 3384 Prevalensi Ibu Hamil Menurut Jenis PelayananPemeriksaan Kehamilan dan Karakteristik Responden diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

75

Tabel 3391 Cakupan Pemeriksaan Neonatus Menurut KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

76

Tabel 3392 Cakupan Pemeriksaan Neonatus Menurut KarakteristikResponden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

77

Tabel 3411 Prevalensi Filariasis Demam Berdarah Dengue Malariadan Pemakaian Obat Program Malaria MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

79

Tabel 3412 Prevalensi Filariasis Demam Berdarah Dengue Malariadan Pemakaian Obat Program Malaria MenurutKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

81

Tabel 3421 Prevalensi ISPA Pneumonia TBC Campak MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

83

Tabel 3422 Prevalensi ISPA Pneumonia TBC Campak MenurutKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

84

xix

Tabel 3431 Prevalensi Tifoid Hepatitis Diare MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

86

Tabel 3432 Prevalensi Tifoid Hepatitis Diare Menurut KarakteristikResponden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

87

Tabel 3511 Prevalensi Penyakit Persendian Hipertensi dan StrokeMenurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

89

Tabel 3512 Prevalensi Penyakit Persendian Hipertensi StrokeMenurut Karakteristik Responden di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

90

Tabel 3513 Prevalensi Penyakit Asma Jantung Diabetes danTumor Menurut KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

91

Tabel 3514 Prevalensi Penyakit Asma Jantung Diabetes danTumor Menurut Karakteristik Responden di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

92

Tabel 3515 Prevalensi Penyakit Keturunan (Gangguan Jiwa BeratButa Warna Glaukoma Sumbing Dermatitis RhinitisThalasemi Hemofili) Menurut KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

93

Tabel 3521 Prevalensi Gangguan Mental Emosional Pada PendudukBerumur 15 Tahun Ke Atas (Berdasarkan Self ReportingQuestionnaire-20) Menurut Kabupaten Kota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

94

Tabel 3522 Prevalensi Gangguan Mental Emosional Pada PendudukBerumur 15 Tahun Ke Atas (Berdasarkan Self ReportingQuestionnaire-20) Menurut Karakteristik Responden diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

95

Tabel 3531 Prevalensi Penduduk Usia 6 Tahun Ke Atas Menurut LowVision dan Kebutaan (dengan Atau Tanpa KoreksiKacamata Maksimal) dan KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

97

Tabel 3532 Prevalensi Penduduk Umur 6 Tahun Ke atas Menurut LowVision dan Kebutaan (dengan Atau Tanpa KoreksiKacamata Maksimal) dan Karakteristik Responden diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

98

Tabel 3533 Persentase Penduduk Umur 30 Tahun Ke atas denganKatarak Menurut KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

99

Tabel 3534 Persentase Penduduk Umur 30 Tahun Ke Atas denganKatarak Menurut Karakteristik Responden di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

100

xx

Tabel 3535 Prevalensi Penduduk Umur 30 Tahun Keatas DenganKatarak Yang Pernah Menjalani Operasi Katarak danMamakai Kacamata Setelah Operasi MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

101

Tabel 3536 Persentase Penduduk Umur 30 Tahun Ke atas DenganKatarak Yang Pernah Menjalani Operasi Katarak danMemakai Kacamata Pasca Operasi Menurut KarakteristikResponden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

102

Tabel 3541 Persentase Penduduk Bermasalah Gigi-Mulut dalam 12Bulan Terakhir Menurut Karakteristik Responden DiProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

104

Tabel 3542 Persentase Penduduk Bermasalah Gigi-Mulut dalam 12Bulan Terakhir Menurut KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

105

Tabel 3543 Persentase Jenis Perawatan Yang Diterima PendudukUntuk Masalah Gigi-Mulut Menurut KarakteristikResponden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

106

Tabel 3544 Persentase Jenis Perawatan Yang Diterima PendudukUntuk Masalah Gigi-Mulut Menurut KabupatenKota diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

107

Tabel 3545 Persentase Penduduk 10 Th gt Yang Menggosok GigiSetiap Hari dan Berperilaku Benar Menggosok GigiMenurut Karakteristik Responden di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

108

Tabel 3546 Persentase Penduduk 10 Th gt Yang Menggosok GigiSetiap Hari dan Berperilaku Benar Menyikat Gigi MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

109

Tabel 3547 Persentase Waktu Menyikat Gigi Pada Penduduk 10 Th gtYang Menggosok Gigi Setiap Hari Menurut KarakteristikResponden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

110

Tabel 3548 Persentase Waktu Menyikat Gigi Pada Penduduk 10 Th gtYang Menggosok Gigi Setiap Hari MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

111

Tabel 3549 Komponen D M F dan Index DMF-T MenurutKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

112

Tabel 35410 Komponen D M F dan Index DMF-T MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

113

xxi

Tabel 35411 Prevalensi Bebas Karies Karies Aktif dan PengalamanKaries Menurut Karakteristik Responden di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

114

Tabel 35412 Prevalensi Bebas Karies Karies Aktif dan PengalamanKaries Menurut KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

115

Tabel 35413 Required Treatment Index (RTI) dan Perform TretmentIndex (PTI) Menurut Karakteristik Responden di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

116

Tabel 35414 Required Treatment Index (RTI) dan Perform TretmentIndex (PTI) Menurut KabupatenKota di Provinsi SumateraUtaraRiskesdas 2007

117

Tabel 35415 Persentase Penduduk dengan Fungsi Normal Gigi danPenduduk Edentulous Menurut Karakteristik Responden diSumatera Utara Riskesdas 2007

118

Tabel 3611 Prevalensi Cedera dan Penyebab Cedera MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

120

Tabel 3612 Prevalensi Cedera dan Penyebab Cedera MenurutKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

122

Tabel 3613 Prevalensi Cedera Menurut Bagian Tubuh Terkena danKabupatenKota Di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

123

Tabel 3614 Prevalensi Cedera Menurut Bagian Tubuh Terkena danKarakteristik Responden Di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

125

Tabel 3615 Prevalensi Jenis Cedera Menurut KabupatenKota diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

127

Tabel 3616 Prevalensi Jenis Cedera Menurut Karakteristik Respondendi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

129

Tabel 3621 Persentase Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas MenurutMasalah Disabilitas dalam Fungsi TubuhIndividuSosial diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

131

Tabel 3622 Persentase Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas MenurutMasalah Disabilitas dalam 1 Bulan Terakhir danKabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

132

Tabel 3623 Persentase Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas MenurutMasalah Disabilitas dalam 1 Bulan Terakhir danKarakteristik Responden di Sumatera Utara Riskesdas2007

133

xxii

Tabel 3624 Persentase Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas MenurutMasalah Disabilitas Yang Membutuhkan Bantuan OrangLain dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

134

Tabel 3625 Persentase Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas MenurutMasalah Disabilitas Yang Membutuhkan Bantuan OrangLain Menurut Karakteristik Responden di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

135

Tabel 3711 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok dan Tidak Merokok Menurut KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

137

Tabel 3712 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok dan Tidak Merokok Menurut Karakteristik di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

138

Tabel 3713 Persentase Perokok dan Jumlah Batang Rokok YangDihisap Menurut Karakteristik di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

139

Tabel 3714 Persentase Perokok dan Jumlah Batang Rokok YangDihisap Menurut KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

140

Tabel 3715 Persentase Perokok Saat Ini Umur 10 Tahun Ke AtasBerdasarkan Jumlah Batang Rokok Yang Dihisap Per HariMenurut Karakteristik di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

141

Tabel 3716 Persentase Perokok Saat Ini Pada Laki-Laki Umur 10Tahun Ke Atas Berdasarkan Jumlah Batang Rokok YangDihisap Per Hari Menurut KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

142

Tabel 3717 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok Berdasarkan Umur Pertama Kali Merokok Setiap HariMenurut Karakteristik di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

143

Tabel 3718 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok Berdasarkan Umur Pertama Kali Merokok Setiap HariMenurut Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

144

Tabel 3719 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok Berdasarkan Umur Pertama Kali Merokok MenurutKarakteristik di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

146

Tabel 37110 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok Berdasarkan Umur Pertama Kali Merokok MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

147

xxiii

Tabel 37111 Prevalensi Perokok Dalam Rumah Ketika BersamaAnggota Rumah Tangga Yang Lain Menurut KarakteristikKabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

148

Tabel 37112 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok Berdasarkan Jenis Rokok Yang Dihisap MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

149

Tabel 37113 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok Berdasarkan Jenis Rokok Yang Dihisap MenurutKarakteristik di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

150

Tabel 3721 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Cukup dan Kurang Makan Buah dan Sayur Menurut Karakteristik diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

151

Tabel 3722 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Cukup dan Kurang Makan Buah dan Sayur Menurut KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

152

Tabel 3731 Persentase Peminum Minuman Beralkohol 12 BulanTerakhir dan 1 Bulan Terakhir di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

153

Tabel 3732 Persentase Peminum Minuman Beralkohol 12 BulanTerakhir dan 1 Bulan Terakhir Menurut Karakteristik diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

154

Tabel 3741 Prevalensi Penduduk ge 10 Tahun Yang Melakukan Kegiatan Aktif dan Tidak Aktif Menurut KabupatenKota diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

155

Tabel 3742 Prevalensi Penduduk ge 10 Tahun Yang Melakukan Kegiatan Aktif dan Tidak Aktif Menurut Karakteristik diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

156

Tabel 37511 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Pernah Mendengar Berpengetahuan Benar dan Bersikap BenarTentang Flu Burung Menurut KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

157

Tabel 37512 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Pernah Mendengar Berpengetahuan Benar dan Bersikap BenarTentang Flu Burung Menurut Karakteristik di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

158

Tabel 37521 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Pernah Mendengar Berpengetahuan Benar Dan Bersikap BenarTentang HivAids Menurut KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

159

xxiv

Tabel 37522 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Pernah Mendengar Berpengetahuan Benar dan Bersikap BenarTentang HivAids Menurut Karakteristik di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

160

Tabel 37523 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Bersikap Benar Tentang HIVAIDS Menurut KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

161

Tabel 37524 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Bersikap Benar Tentang HIVAIDS Menurut Karakteristik di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

162

Tabel 3761 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Berperilaku Benar dalam Hal Buang Air Besar dan Cuci Tangan denganSabun Menurut KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

164

Tabel 3762 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Berperilaku Benar dalam Hal Buang Air Besar dan Cuci Tangan DenganSabun Menurut Karakteristik di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

165

Tabel 3763 Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih danSehat Menurut KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

166

Tabel 3811 Persentase Rumah Tangga Menurut Jarak WaktuTempuh Ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan) danKabupaten di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

168

Tabel 3812 Persentase Rumah Tangga Menurut Jarak WaktuTempuh Ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan ) danKarakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

169

Tabel 3813 Persentase Rumah Tangga Menurut Jarak dan WaktuTempuh Ke Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat) danKabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

170

Tabel 3814 Persentase Rumah Tangga Menurut Jarak dan WaktuTempuh Ke Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat) danKarakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

171

Tabel 3815 Persentase Rumah Tangga Yang MemanfaatkanPosyandu Poskesdes Menurut Kabupaten di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

172

Tabel 3816 Persentase Rumah Tangga Menurut PemanfaatanPosyandu Poskesdes dan Karakteristik Rumah Tangga diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

173

xxv

Tabel 3817 Persentase Rumah Tangga Yang MemanfaatkanPosyandu Poskesdes Menurut Jenis Pelayanan danKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

174

Tabel 3818 Persentase Rumah Tangga Yang MemanfaatkanPosyandu Poskesdes Menurut Jenis Pelayanan danKarakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

175

Tabel 3819 Persentase Rumah Tangga Menurut Alasan Utama TidakMemanfaatkan PosyanduPoskesdes (di Luar TidakMembutuhkan) dan Kabupaten di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

176

Tabel 38110 Persentase Rumah Tangga Menurut Alasan Utama TidakMemanfaatkan PosyanduPoskesdes (di Luar TidakMembutuhkan) dan Karakteristik Rumah Tangga diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

177

Tabel 38111 Persentase Rumah Tangga Yang MemanfaatkanPolindes Bidan Desa Menurut Kabupaten di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

178

Tabel 38112 Persentase Rumah Tangga Yang MemanfaatkanPolindes Bidan di Desa Menurut Karakteristik RumahTangga di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

179

Tabel 38113 Persentase Rumah Tangga Yang MemanfaatkanPolindes Bidan di Desa Jenis Pelayanan danKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

180

Tabel 38114 Persentase Rumah Tangga Yang MemanfaatkanPolindes Bidan di Desa Menurut Jenis Pelayanan danKarakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

181

Tabel 38115 Persentase Rumah Tangga Yang Tidak MemanfaatkanPolindesBidan di Desa Menurut Alasan Utama danKabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

182

Tabel 38116 Persentase Rumah Tangga Menurut Alasan Utama TidakMemanfaatkan PolindesBidan Desa dan KarakteristikRumah Tangga di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

183

Tabel 38117 Persentase Rumah Tangga Menurut Pemanfaatan PosObat Desa (POD)Warung Obat Desa (WOD) danKabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

184

xxvi

Tabel 38118 Persentase Rumah Tangga Menurut Pemanfaatan PosObat Desa (POD)Warung Obat Desa (WOD) danKarakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

185

Tabel 38119 Persentase Rumah Tangga Menurut Alasan TidakMemanfaatkan Pos Obat Desa (POD) Warung Obat Desa(WOD) dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

186

Tabel 38120 Persentase Rumah Tangga Menurut Alasan TidakMemanfaatkan Pos Obat Desa (POD) Warung Obat Desa(WOD) dan Karakteristik Rumah Tangga di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

187

Tabel 3821 Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut Tempat danKabupatenKota Di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

188

Tabel 3822 Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut Tempat danKarakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

189

Tabel 3823 Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut SumberPembiayaan dan KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

190

Tabel 3824 Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut SumberPembiayaan dan Karakteristik Rumah Tangga di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

191

Tabel 3825 Persentase Responden Yang Rawat Jalan Satu TahunTerakhir Menurut Tempat dan KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

192

Tabel 3826 Persentase Penduduk Rawat Jalan Menurut Tempat danKarakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

193

Tabel 3827 Persentase Penduduk Rawat Jalan Menurut SumberBiaya dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

193

Tabel 3828 Persentase Penduduk Rawat Jalan Menurut SumberBiaya dan Karakteristik Rumah Tangga di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

194

Tabel 3831 Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut AspekKetanggapan dan KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

196

Tabel 3832 Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut AspekKetanggapan dan Karakteristik Rumah Tangga di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

197

xxvii

Tabel 3833 Persentase Penduduk Rawat Jalan Menurut AspekKetanggapan dan KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

198

Tabel 3834 Persentase Penduduk Rawat Jalan Menurut AspekKetanggapan dan Karakteristik Rumah Tangga di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

199

Tabel 3911 Persentase Rumah Tangga Menurut Rerata PemakaianAir Bersih Per Orang Per Hari dan KabupatenKota diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

200

Tabel 3912 Persentase Rumah Tangga Menurut Waktu dan Jarak KeSumber Air Ketersediaan Air Bersih dan KarakteristikResponden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

201

Tabel 3913 Persentase Rumah Tangga Menurut Waktu dan Jarak KeSumber Air Ketersediaan Air Bersih dan KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

202

Tabel 3914 Persentase Rumah Tangga Menurut Waktu dan Jarak KeSumber Air Ketersediaan Air Bersih dan KarakteristikResponden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

203

Tabel 3915 Persentase Rumah Tangga Menurut Individu Yang BiasaMengambil Air Dalam Rumah Tangga danKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

204

Tabel 3916 Persentase Rumah Tangga Menurut Individu Yang BiasaMengambil Air Dalam Rumah Tangga dan KarakteristikResponden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

205

Tabel 3917 Persentase Rumah Tangga Menurut Kualitas Fisik AirMinum dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

206

Tabel 3918 Persentase Rumah Tangga Menurut Kualitas Fisik AirMinum dan Karakteristik Rumah Tangga di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

207

Tabel 3919 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Sumber Air danKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Susenas2007

208

Tabel 39110 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Sumber Air danKarakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraSusenas 2007

209

Tabel 39111 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis TempatPenampungan dan Pengolahan Air Minum SebelumDigunakan Diminum dan KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

210

xxviii

Tabel 39112 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis TempatPenampungan dan Pengolahan Air Minum SebelumDigunakanDiminum dan Klasifikasi Desa di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

211

Tabel 39113 Persentase Rumah Tangga Menurut Akses Terhadap AirBersih dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraSusenas dan Riskesdas 2007

212

Tabel 39114 Persentase Rumah Tangga Menurut Akses Terhadap AirBersih dan Karakteristik Rumah Tangga di ProvinsiSumatera UtaraSusenas dan Riskesdas 2007

213

Tabel 3921 Persentase Rumah Tangga Menurut Penggunaan FasilitasBuang Air Besar dan KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Susenas 2007

214

Tabel 3922 Persentase Rumah Tangga Menurut Penggunaan FasilitasBuang Air Besar dan Karakteristik Rumah Tangga diProvinsi Sumatera Utara Susenas 2007

215

Tabel 3923 Persentase Rumah Tangga Menurut Tempat Buang AirBesar dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraSusenas 2007

215

Tabel 3924 Persentase Rumah Tangga Menurut Tempat Buang AirBesar dan Karakteristik Rumah Tangga di ProvinsiSumatera Utara Susenas 2007

216

Tabel 3925 Persentase Rumah Tangga Menurut Akses Sanitasi danKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Susenas danRiskesdas 2007

217

Tabel 3926 Persentase Rumah Tangga Menurut Akses TerhadapSanitasi dan Karakteristik Rumah Tangga di ProvinsiSumatera Utara Susenas dan Riskesdas 2007

218

Tabel 3927 Persentase Rumah Tangga Menurut Tempat PembuanganAkhir Tinja dan KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Susenas 2007

219

Tabel 3928 Persentase Rumah Tangga Menurut Tempat PembuanganAkhir Tinja dan Karakteristik Rumah Tangga di ProvinsiSumatera Utara Susenas 2007

220

Tabel 3931 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis SaluranPembuangan Air Limbah dan KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

220

Tabel 3932 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis SaluranPembuangan Air Limbah dan Klasifikasi Desa di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

221

Tabel 3941 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis PenampunganSampah di Dalam dan Luar Rumah dan KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

221

xxix

Tabel 3942 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis PenampunganSampah di Dalam dan Luar Rumah dan KarakteristikRumah Tangga di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

222

Tabel 3951 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Lantai Rumahdan Kepadatan Hunian dan KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Susenas 2007

223

Tabel 3952 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Lantai Rumahdan Kepadatan Hunian dan Klasifikasi Desa Susenas2007

224

Tabel 3953 Persentase Rumah Tangga Menurut TempatPemeliharaan TernakHewan Peliharaan danKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

225

Tabel 3954 Persentase Rumah Tangga Menurut TempatPemeliharaan TernakHewan Peliharaan dan KarakteristikRumah Tangga di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

226

xxx

DAFTAR GAMBAR

Gambar 15 Kerangka Pikir Kesehatan Masyarakat Menurut Blum 3

Gambar 16 Mekanisme Kerja Riskesdas 2007 5

Gambar 311 Peta Wilayah KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

19

xxxi

DAFTAR GRAFIK

Grafik 3211 Prevalensi Balita Menurut Status Gizi (BBU) di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

25

Grafik 337 Ukuran Bayi Lahir Menurut Persepsi Ibu di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

70

Grafik 361 Prevalensi Jenis Cedera di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

126

Grafik 371 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok Berdasarkan Umur Pertama Kali Merokok Setiap Hari

145

xxxii

DAFTAR SINGKATAN

ART Anggota Rumah TanggaAFP Accute Flaccia ParalysisASKES Asuransi KesehatanASESKIN Asuransi Kesehatan miskinBB Berat BadanBBU Berat Badan Menurut UmurBBBT Berat Badan Menurut Tinggi BadanBUMN Badan Usaha Milik NegaraBALITA Bawah Lima TahunBABEL Bangka BelitungBCG Bacilius Calmette GuireneBBLR Berat Bayi Lahir RendahBATRA Pengobatan TradisionalCPITN Community Periodental Index Treatment NeedsD DiagnosaDG Diagnosa GejalaDO Di ObatiDM Diabetes MelitusDLL Dan lain-lainDLM DalamD-T Decay - RethDPT Diptheri Pertusis TetanusDMF-T Decay Missing Filling TeethDEPKES Departemen KesehatannF-T Filling TeethG GejalaHB HaemoglobinIDF International Diabetes FoundationFederationIMT Indeks Massa TubuhICF International Classification of Furetionis Disability amp HealthICCIDD International Council for the Control of Iodine Deficiency DisordersIU International UnitKK Kepala KeluargaKG KilogramKEK Kurang Energi KaloriKKAL Kilo KaloriKMS Kartu Menuju SehatKIA Kartu Ibu dan AnakKLB Kejadian Luar BiasaLP Lingkar PerutL Laki LakimmHg Milimeter HidragyrummL Mili LiterM-T Missing TeethMDG Millenium Development GoalM MeterNakes Tenaga KesehatanPoskesdes Pos Kesehatan DesaPolindes Pondok Bersalin DesaPustu Puskesmas PembantuPuskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat

xxxiii

PTI Performed Treatment IndexPOLRI Polisi Republik IndonesiaPNS Pegawai Negeri SipilPT Perguruan TinggiP PerempuanPPI Panitia Penelitian IlmiahPD3I Penyakit (yg) Dapat Dicegah Dengan ImunisasiPIN Pekan Imunisasi NasonalPosyandu Pos Pelayanan TerpaduPPM Part Per MillionRS Rumah SakitRSLN Rumah Sakit Luar NegeriRSB Rumah Sakit BersalinRMH RumahRTI Required Treatment IndexRPJM Rencana Pembangunan Jangka MenengahRiskesdas Riset Kesehatan DasarRT Rumah TanggaSRQ Self Reporting QuestionarreSKTM Surat Keterangan Tidak MampuSPAL Saluran Pembuangan Air LimbahSD Standar DeviasiSD Sekolah DasarSLTP Sekolah Lanjutan Tingkat PertamaSLTA Sekolah Lanjutan Tingkat AtasTB Tinggi BadanTBU Tinggi Badan Meurut UmurTT Tetanus ToxoidTdk TidakTkt TingkatUNHCR United Nations High Commissioner for RefugeesUNICEF United Nations International Childrens Emergency FundUCI Universal Child ImmunizationU UmurWHO World Health OrganizationWUS Wanita Usia Suburmicrol Mikro Liter

xxxiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 877MENKESSKXI2006 tentang

Tim Riset Kesehatan Dasar

Lampiran 2 Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent)

Lampiran 3 Kuesioner Riset Kesehatan Dasar

1

BAB 1 PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Untuk mewujudkan visi ldquomasyarakat yang mandiri untuk hidup sehatrdquo DepartemenKesehatan RI mengembangkan misi ldquomembuat rakyat sehatrdquo Sebagai penjabarannyatelah dirumuskan empat strategi utama dan 17 sasaran Badan Penelitian danPengembangan Kesehatan (Balitbangkes) sebagai salah satu unit utama Depkesmempunyai fungsi menunjang sasaran 14 yaitu berfungsinya sistem informasikesehatan yang berbasis bukti (evidence-based) di seluruh Indonesia Untuk itudiperlukan data berbasis komunitas tentang status kesehatan dan faktor-faktor yangmelatarbelakanginya

Sejalan dengan Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerahkewenangan perencanaan bidang kesehatan berada di tingkat kabupatenkota Prosesperencanaan pembangunan kesehatan yang akurat membutuhkan data berbasis bukti ditiap kabupatenkota

Keterwakilan hasil survei yang berbasis komunitas seperti Survei Kesehatan Nasional(SDKI Susenas Modul SKRT) yang selama ini dilakukan hanya sampai tingkat kawasanatau provinsi sehingga belum memadai untuk perencanaan kesehatan di tingkatkabupatenkota termasuk perencanaan pembiayaan Sampai saat ini belum tersediapeta status kesehatan (termasuk data biomedis) dan faktor-faktor yang melatarbelakangidi tingkat kabupatenkota Dengan demikian perumusan dan pengambilan kebijakan dibidang kesehatan belum sepenuhnya dibuat berdasarkan informasi komunitas yangberbasis bukti

Atas dasar berbagai pertimbangan di atas Balitbangkes melaksanakan riset kesehatandasar (Riskesdas) untuk menyediakan informasi berbasis komunitas tentang statuskesehatan (termasuk data biomedis) dan faktor-faktor yang melatarbelakanginya denganketerwakilan sampai tingkat kabupatenkota

12 Ruang Lingkup Riskesdas

Riskesdas adalah riset berbasis komunitas dengan tingkat keterwakilan kabupatenkotayang menyediakan informasi kesehatan dasar termasuk biomedis dengan mengguna-kan sampel Susenas Kor

Riskesdas mencakup sampel yang lebih besar dari survei-survei kesehatan sebelumnyadan mencakup aspek kesehatan yang lebih luas

Dibandingkan dengan survei berbasis komunitas yang selama ini dilakukan tingkatketerwakilan Riskesdas adalah sebagai berikut

2

Tabel 12Indikator Riskesdas dan Tingkat Keterwakilan Informasi

Indikator SDKI SKRT KOR Susenas Riskesdas

Sampel 35000 10000 280000 280000

Pola Mortalitas Nasional SJKTI -- Nasional

Perilaku -- SJKTI Kabupaten Kabupaten

Gizi amp Pola Konsumsi -- SJKTI Provinsi Kabupaten

Sanitasi lingkungan -- SJKTI Kabupaten Kabupaten

Penyakit -- SJKTI -- ProvKab

Cedera amp Kecelakaan Nasional SJKTI -- ProvKab

Disabilitas -- SJKTI -- ProvKab

Gigi amp Mulut -- -- -- ProvKab

Biomedis -- -- -- Nasional perkotaan

S Sumatera J Jawa-Bali KTI Kawasan Timur Indonesia

13 Pertanyaan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan kebutuhan perencanaan maka pertanyaan penelitianyang harus dijawab dengan Riskesdas adalah

Bagaimana status kesehatan masyarakat ditingkat nasional provinsi dan kabupatenkota

Apa dan bagaimana faktor-faktor yang melatarbelakangi status kesehatanmasyarakat di tingkat nasional provinsi dan kabupatenkota

Apa masalah kesehatan masyarakat yang spesifik di setiap provinsi dankabupatenkota

14 Tujuan Riskesdas

Tujuan Riskesdas adalah sebagai berikut

Menyediakan informasi berbasis bukti untuk perumusan kebijakan pembangunankesehatan di berbagai tingkat administratif

Menyediakan informasi untuk perencanaan kesehatan termasuk alokasi sumberdaya di berbagai tingkat administratif

Menyediakan peta status dan masalah kesehatan di tingkat nasional provinsi dankabupatenkota

Membandingkan status kesehatan dan faktor-faktor yang melatarbelakangi antarprovinsi dan antar kabupatenkota

3

15 Kerangka Pikir

Kerangka pikir Riskesdas didasari oleh kerangka pikir Blum (1974 1981) yangmenyatakan bahwa status kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh empat faktor yangsaling berinteraksi yaitu faktor lingkungan perilaku pelayanan kesehatan danketurunan Bagan kerangka pikir Blum adalah sebagai berikut

Gambar 15Kerangka Pikir Kesehatan Masyarakat Menurut Blum

Pada Riskesdas tahun 2007 ini tidak semua indikator status kesehatan dan faktor-faktoryang berhubungan dengan status kesehatan tersebut dikumpulkan Indikator yangdiukur adalah sebagai berikut

Status kesehatan diukur dengan

Mortalitas (pola penyebab kematian untuk semua umur)

Morbiditas meliputi prevalensi penyakit menular dan penyakit tidak menular

Disabilitas (ketidakmampuan)

Status gizi balita ibu hamil wanita usia subur (WUS) dan semua umur denganmenggunakan Indeks Masa Tubuh (IMT)

Kesehatan jiwa

Faktor lingkungan diukur dengan

Konsumsi gizi meliputi konsumsi energi protein vitamin dan mineral

Lingkungan fisik meliputi air minum sanitasi polusi dan sampah

Lingkungan sosial meliputi tingkat pendidikan tingkat sosial-ekonomi perbandingankotandashdesa dan perbandingan antar provinsikabupatenkota

StatusKesehatan

Keturunan

PelayananKesehatan

LingkunganFisik amp Kimia

Biologis

PerilakuSosial Budaya

4

Faktor perilaku diukur dengan

Perilaku merokokkonsumsi tembakau dan alkohol

Perilaku konsumsi sayur dan buah

Perilaku aktivitas fisik

Perilaku gosok gigi

Perilaku higienis (cuci tangan buang air besar)

Pengetahuan sikap dan perilaku terhadap flu burung HIVAIDS

Faktor pelayanan kesehatan diukur dengan

Akses terhadap pelayanan kesehatan termasuk untuk upaya kesehatan berbasismasyarakat

Pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan

Ketanggapan pelayanan kesehatan

Cakupan program KIA (pemeriksaan kehamilan pemeriksaan bayi dan imunisasi)

5

16 Mekanisme Kerja Riskesdas

Gambar 16Mekanisme Kerja Riskesdas 2007

Policy

Questions

Research

Questions

Riskesdas

2007

1 Indikator Morbiditas Mortalitas Ketanggapan Pembiayaan Sistem Kesehatan Komposit variabel

lainnya

6 Laporan Tabel Dasar Hasil Pendahuluan

Nasional Hasil Pendahuluan

Provinsi Hasil Akhir Nasional Hasil Akhir Provinsi

2 Desain AlatPengumpul Data Kuesioner

wawancarapengukuranpemeriksaan

Validitas Reliabilitas Acceptance

5 Statistik Deskriptif Bivariat Multivariat Uji Hipotesis

3 PelaksanaanRiskesdas 2007 Pengembangan

manual Riskesdas Pengembangan

modul pelatihan Pelatihan

pelaksana Penelusuran

sampel Pengorganisasian Logistik Pengumpulan data Supervisi

bimbingan teknis

4 Manajemen DataRiskesdas 2007 Editing Entry Cleaning follow

up Perlakuan terhadap

missing data Perlakuan terhadap

outliers Consistency check Analisis syntax

appropriateness

Pengarsipan

6

17 Pengorganisasian Riskesdas

Riskesdas direncanakan dan dilaksanakan dengan melibatkan berbagai pihak antaralain BPS organisasi profesi perguruan tinggi lembaga penelitian pemerintah daerahdan partisipasi masyarakat Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan tahun 2007pengorganisasian Riskesdas dibagi menjadi berbagai tingkat sebagai berikut (rincianlihat Lampiran 1)

Organisasi tingkat pusat

Organisasi tingkat wilayah (empat wilayah)

Organisasi tingkat provinsi

Organisasi tingkat kabupaten

Tim pengumpul data

18 Manfaat Riskesdas

Riskesdas memberikan manfaat bagi perencanaan pembangunan kesehatan berupa

Tersedianya data dasar dari berbagai indikator kesehatan di berbagai tingkatadministratif

Stratifikasi indikator kesehatan menurut status sosial-ekonomi sesuai hasil Susenas2007

Tersedianya informasi untuk perencanaan pembangunan kesehatan yangberkelanjutan

19 Persetujuan Etik Riskesdas

Riskesdas ini telah mendapatkan persetujuan etik dari Komisi Etik Penelitian KesehatanBalitbangkes Depkes RI

7

BAB 2 METODOLOGI RISKESDAS

21 Desain

Riskesdas adalah sebuah survei cross sectional yang bersifat deskriptif DesainRiskesdas terutama dimaksudkan untuk menggambarkan masalah kesehatan pendudukdi seluruh pelosok Indonesia secara menyeluruh akurat dan berorientasi padakepentingan para pengambil keputusan di berbagai tingkat administratif Berbagaiukuran sampling error termasuk di dalamnya standard error relative standard errorconfidence interval design effect dan jumlah sampel tertimbang akan menyertai setiapestimasi variabel Dengan desain ini maka setiap pengguna informasi Riskesdas dapatmemperoleh gambaran yang utuh dan rinci mengenai berbagai masalah kesehatan yangditanyakan diukur atau diperiksa Laporan Hasil Riskesdas 2007 akan menggambarkanberbagai masalah kesehatan di tingkat nasional dan variabilitas antar provinsisedangkan di tingkat provinsi dapat menggambarkan masalah kesehatan di tingkatprovinsi dan variabilitas antar kabupatenkota

Secara singkat dapat dikatakan bahwa Riskesdas 2007 didesain untuk mendukungpengembangan kebijakan kesehatan berbasis bukti ilmiah Desain Riskesdas 2007dikembangkan dengan sungguh-sungguh memperhatikan teori dasar tentang hubunganantara berbagai penentu yang mempengaruhi status kesehatan masyarakat Riskesdas2007 menyediakan data dasar yang dikumpulkan melalui survei berskala nasionalsehingga hasilnya dapat digunakan untuk penyusunan kebijakan kesehatan bahkansampai ke tingkat kabupatenkota Lebih lanjut desain Riskesdas 2007 menghasilkandata yang siap dikorelasikan dengan data Susenas 2007 atau survei lainnya sepertidata kemiskinan yang menggunakan desain sampling yang sama Dengan demikianpara pembentuk kebijakan dan pengambil keputusan di bidang pembangunan kesehatandapat menarik manfaat yang optimal dari ketersediaan data Riskesdas 2007

22 Lokasi

Sampel Riskesdas 2007 tingkat kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara berasal dari25 kabupatenkota atau seluruh kabupatenkota yang ada Untuk kabupatenkotapemekaran yang belum tercantum dalam laporan ini sampel yang terpilih digabungkandengan kabupatenkota induknya

23 Populasi Sampel

Populasi dalam Riskesdas 2007 adalah seluruh rumah tangga di seluruh pelosokRepublik Indonesia Sampel rumah tangga dan anggota rumah tangga dalam Riskesdas2007 identik dengan daftar sampel rumah tangga dan anggota rumah tangga Susenas2007 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa metodologi penghitungan dan carapenarikan sampel untuk Riskesdas 2007 identik pula dengan two stage sampling yangdigunakan dalam Susenas 2007 Berikut ini adalah uraian singkat cara penghitungandan cara penarikan sampel dimaksud

8

231 Penarikan Sampel Blok Sensus

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya Riskesdas menggunakan sepenuhnya sampelyang terpilih dari Susenas 2007 Dari setiap kabupatenkota diambil sejumlah bloksensus yang Persentaseonal terhadap jumlah rumah tangga di kabupatenkota tersebutKemungkinan sebuah blok sensus terpilih kedalam sampel blok sensus pada sebuahkabupatenkota bersifat Persentaseonal terhadap jumlah rumah tangga pada sebuahkabupatenkota (probability proportional to size) Bila dalam sebuah blok sensus terdapatlebih dari 150 (seratus lima puluh) rumah tangga maka dalam penarikan sampel ditingkat ini akan dibentuk sub-blok sensus Secara keseluruhan di Provinsi SumateraUtara berdasarkan sampel blok sensus dalam Susenas 2007 yang berjumlah 1054(seribu lima puluh empat) sampel blok sensus Secara Persentaseonal tiapkabupatenkota jumlah blok sensus tersebut dapat dilihat pada tabel 232

232 Penarikan Sampel Rumah Tangga

Dari setiap blok sensus terpilih kemudian dipilih 16 (enam belas) rumah tangga secaraacak sederhana (simple random sampling) yang menjadi sampel rumah tangga denganjumlah rumah tangga di blok sensus tersebut Secara keseluruhan jumlah sampelrumah tangga di 25 kabupatenkota adalah 16864 (enam belas ribu delapan ratus enampuluh empat) Tabel 232

Tabel 232Jumlah Blok Sensus dan Rumah Tangga

yang Menjadi Sampel di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kode KabupatenKotaSusenas KOR RISKESDAS

BS RT KesmasBS RT

01 Nias 44 704 44 70402 Mandailing Natal 40 640 40 640

03 Tapanuli Selatan 44 704 44 704

04 Tapanuli Tengah 38 608 38 608

05 Tapanuli Utara 40 640 40 640

06 Toba Samosir 40 640 40 640

07 Labuhan Batu 46 736 46 736

08 Asahan 48 768 48 768

09 Simalungun 46 736 46 736

10 Dairi 38 608 38 608

11 Karo 40 640 40 640

12 Deli Serdang 60 960 60 960

13 Langkat 48 768 48 768

14 Nias Selatan 42 672 42 672

15 Humbang Hasundutan 40 640 40 640

16 Pakpak barat 26 416 26 416

17 Samosir 40 640 40 640

18 Serdang Bedagai 40 640 40 640

71 Sibolga 36 576 36 576

72 Tanjung Balai 38 608 38 608

73 Pematang Siantar 38 608 38 608

74 Tebing Tinggi 38 608 38 608

75 Medan 60 960 60 960

76 Binjai 38 608 38 608

77 Padang Sidempuan 46 736 46 736

Jumlah 1054 16864 1054 16864

9

233 Penarikan Sampel Anggota Rumah Tangga

Selanjutnya seluruh anggota rumah tangga dari setiap rumah tangga yang terpilih darikedua proses penarikan sampel tersebut di atas maka diambil sebagai sampel individu

234 Penarikan Sampel Biomedis

Sampel untuk pengukuran biomedis adalah anggota rumah tangga berusia lebih dari 1(satu) tahun yang tinggal di blok sensus dengan klasifikasi perkotaan Di ProvinsiSumatera Utara terpilih sampel anggota rumah tangga berasal sebanyak 63 (enampuluh tiga) blok sensus perkotaan Kecamatan di kabupatenkota terpilih serta jumlahblok sensus dapat dilihat pada tabel 22 Khusus untuk pengukuran gula darah sampeldiambil dari anggota rumah tangga berusia lebih dari 15 tahun

Tabel 234Jumlah Sampel Biomedis

Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabKota KecamatanJmlBS

Nama RSUDLabkesda

Mandailing Natal Panyabungan1

Lab RSU Panyabungan KabMandailingNatal

Tapanuli Selatan Sipirok 1 RSUD KabTapanuli SelatanTapanuli Utara Tarutung

1RSU Swadana Tarutung JlAgus Salim No1KabTapanuli Utara

Toba Samosir Laguboti 1 RSU HKBP Balige KabToba Samosir

Labuhan Batu Bilah Hulu 1 RSUD Rantau Prapat KabLabuhan BatuAsahan Pulau Rakyat

Kisaran Barat 2RSUD HAManan Simatupang KisaranJlSisingamangaraja No310 KabAsahan

Simalungun Silimakuta 2 RSU Parapat KabSimalungunSiantar

Dairi Sidikalang 1 RSUD Sidikalang KabDairiKaro Kabanjahe 1 RSUD Kabanjahe KabKaroDeli Serdang Sibolangit 6 RSUD KabDeli Serdang

Tanjung Morawa

Deli Tua

Sunggal

Percut Sei Tuan

Langkat SalapianBabalan

2 RSUD Tanjung Pura KabLangkatHumbangHasundutan

Pakkat1

RSUD Doloksanggul KabHumbangHasundutan

Serdang Bedagai Dolok Masihul 1 RSUD KabSerdang BedagaiPerbaungan

Batu Bara Tanjung Tiram 1 -Sibolga Sibolga Utara

Sibolga Kota 6 Lab RSU DrFL Tobing Kota Sibolga

Sibolga Selatan

Sibolga Sambas

Tanjungbalai Datuk BandarDatuk Bandar Timur 5 RSU Dr T Mansyur Kota Tanjung Balai

Tanjungbalai Utara

Sei Tualang Raso

Teluk Nibung

10

Tabel 234 (lanjutan)

KabKota KecamatanJmlBS

Nama RSUDLabkesda

Pematang Siantar Siantar SelatanSiantar BaratSiantar Utara

5RSUD DrJasamen Saragih Jl Sutomo KotaPematang Siantar

Siantar Timur

Siantar Martoba

Tebing Tinggi Padang HuluRambutanPadang Hilir

6UPTD RSU Kota Tebing TinggiJlDrKumpulan Pane No226 Kota TebingTinggi

Medan Medan JohorMedan Marelan 9 RSU Pirngadi JlHMYamin Kota Medan

Medan Denai

Medan Kota

Medan Selayang

Medan Helvetia

Medan Barat

Medan Perjuangan

Medan Deli

Binjai Binjai SelatanBinjai BaratBinjai Utara

6RSU RMDjafar Jl SltHasanudin No9 KotaBinjai

Binjai Kota

Binjai Timur

Padangsidimpuan PadangsidimpuanPadangsidimpuan Utara 4

LabRSU Padang Sidempuan JlDrFLTobing No10 Kota Padang Sidimpuan

235 Penarikan Sampel Yodium

Ada 2 (dua) pengukuran yodium Pertama adalah pengukuran kadar yodium dalamgaram yang dikonsumsi rumah tangga dan kedua adalah pengukuran yodium dalamurin Pengukuran kadar yodium dalam garam dimaksudkan untuk mengetahui jumlahrumah tangga yang menggunakan garam beryodium Sedangkan pengukuran yodiumdalam urin adalah untuk menilai kemungkinan kelebihan konsumsi garam yodium padapenduduk Pengukuran kadar yodium dalam garam dilakukan dengan test cepat meng-gunakan ldquoiodinardquo dilakukan pada seluruh sampel rumah tangga

Untuk pengukuran kedua dipilih secara acak 2 Rumah Tangga yang mempunyai anakusia 6-12 tahun dari 16 RT per blok sensus di 30 kabupaten yang dapat mewakili secaranasional di Sumatera Utara sampel ini hanya diambil di Kabupaten Karo Toba Samosirdan Tapanuli Tengah

Dari rumah tangga yang terpilih sampel garam rumah tangga diambil dan juga sampelurin dari anak usia 6-12 tahun yang selanjutnya dikirim ke laboratorium UniversitasDiponegoro Balai GAKY-Magelang dan Puslitbang Gizi dan Makanan Bogor

11

24 Variabel

Berbagai pertanyaan terkait dengan kebijakan kesehatan Indonesia dioperasionalisasi-kan menjadi pertanyaan riset dan akhirnya dikembangkan menjadi variabel yangdikumpulkan dengan menggunakan berbagai cara Dalam Riskesdas 2007 terdapatvariabel yang yang dikumpulkan tersebar didalam 6 (enam) jenis kuesioner denganrincian sebagai berikut

241 Kuesioner RumahTangga (RKD07RT)

Blok I tentang pengenalan tempat (9 variabel)

Blok II tentang keterangan rumah tangga (7 variabel)

Blok III tentang keterangan pengumpul data (6 variabel)

Blok IV tentang anggota rumah tangga (12 variabel)

Blok V tentang mortalitas (10 variabel)

Blok VI tentang akses dan pemanfaatan pelayanan kesehatan (11 variabel)

Blok VII tentang sanitasi lingkungan (17 variabel)

242 Kuesioner Gizi (RKD07GIZI)

Blok VIII tentang konsumsi makanan rumah tangga 24 jam lalu

243 Kuesioner Individu (RKD07IND)

Blok IX tentang keterangan wawancara individu (4 variabel)

Blok X tentang keterangan individu dikelompokkan menjadi

Blok X-A tentang identifikasi responden (4 variabel)

Blok X-B tentang penyakit menular tidak menular dan riwayat penyakitturunan (50 variabel)

Blok X-C tentang ketanggapan pelayanan kesehatan

- Pelayanan Rawat Inap (11 variabel)

- Pelayanan Berobat Jalan (10 variabel)

Blok X-D tentang pengetahuan sikap dan perilaku untuk semua anggotarumah tangga umur ge 10 tahun (35 variabel)

Blok X-E tentang disabilitasketidakmampuan untuk semua anggotarumah tangga ge 15 tahun (23 variabel)

Blok X-F tentang kesehatan mental untuk semua anggota rumah tangga ge 15 tahun (20 variabel)

Blok X-G tentang imunisasi dan pemantauan pertumbuhan untuk semuaanggota rumah tangga berumur 0-59 bulan (11 variabel)

Blok X-H tentang kesehatan bayi (khusus untuk bayi berumur lt 12 bulan(7 variabel)

Blok X-I tentang kesehatan reproduksi ndash pertanyaan tambahan untuk 5provinsi NTT MalukuMaluku Utara Papua Barat Papua (6 variabel)

Blok XI tentang pengukuran dan pemeriksaan (14 variabel)

244 Kuesioner Autopsi Verbal Untuk Umur lt 29 Hari (RKD07AV1)

Blok I tentang pengenalan tempat (7 variabel)

Blok II tentang keterangan yang meninggal (6 variabel)

Blok III tentang karakteristik ibu neonatal (5 variabel)

Blok IVA tentang keadaan bayi ketika lahir (6 variabel)

Blok IVB tentang keadaan bayi ketika sakit (12 variabel)

Blok V tentang autopsi verbal kesehatan ibu neonatal ketika hamil danbersalin (2 variabel)

12

Blok VIA tentang bayi usia 0-28 hari termasuk lahir mati (4 variabel)

Blok VIB tentang keadaan ibu (8 variabel)

245 Kuesioner Autopsi Verbal Untuk Umur lt29 Hari - lt 5 Tahun(RKDo7AV2)

Blok I tentang pengenalan tempat (7 variabel)

Blok II tentang keterangan yang meninggal (7 variabel)

Blok III tentang autopsi verbal riwayat sakit bayibalita berumur 29 hari - lt5tahun (35 variabel)

Blok IV tentang resume riwayat sakit bayibalita (6 variabel)

246 Kuesioner autopsi verbal untuk umur 5 tahun keatas (RKD07AV3)

Blok I tentang pengenalan tempat (7 variabel)

Blok II tentang keterangan yang meninggal (7 variabel)

Blok IIIA tentang autopsi verbal untuk umur 5 tahun ke atas (44 variabel)

Blok IIIB tentang autopsi verbal untuk perempuan umur 10 tahun ke atas (4variabel)

Blok IIIC tentang autopsi verbal untuk perempuan pernah kawin umur 10-54tahun (19 variabel)

Blok IIID tentang autopsi verbal untuk laki-laki atau perempuan yang berumur15 tahun keatas (1 variabel)

Blok IV tentang resume riwayat sakit untuk umur 5 tahun ke atas (5 variabel)

Catatan

Selain keenam kuesioner tersebut di atas terdapat 2 formulir yang digunakan untukpengumpulan data tes cepat yodium garam (Form Garam) dan data yodium di dalamurin (Form Pemeriksaan Urin)

25 Alat Pengumpul Data dan Cara Pengumpulan Data

Pelaksanaan Riskesdas 2007 menggunakan berbagai alat pengumpul data danberbagai cara pengumpulan data dengan rincian sebagai berikut

a Pengumpulan data rumah tangga dilakukan dengan teknik wawancaramenggunakan Kuesioner RKD07RT

Responden untuk Kuesioner RKD07RT adalah Kepala Keluarga atau IbuRumah Tangga atau anggota rumah tangga yang dapat memberikaninformasi

Dalam Kuesioner RKD07RT terdapat verifikasi terhadap keterangananggota rumah tangga yang dapat menunjukkan sejauh mana sampelRiskesdas 2007 identik dengan sampel Susenas 2007

Informasi mengenai kejadian kematian dalam rumah tangga di recallterhitung sejak 1 Juli 2004 termasuk didalamnya kejadian bayi lahir matiInformasi lebih lanjut mengenai kematian yang terjadi dalam 12 bulansebelum wawancara dilakukan eksplorasi lebih lanjut melalui autopsi verbaldengan menggunakan kuesioner RKD07AV yang sesuai dengan umuranggota rumah tangga yang meninggal dimaksud

b Pengumpulan data individu pada berbagai kelompok umur dilakukan dengan teknikwawancara menggunakan Kuesioner RKD07IND

13

Secara umum responden untuk Kuesioner RKD07IND adalah setiapanggota rumah tangga Khusus untuk anggota rumah tangga yang berusiakurang dari 15 tahun dalam kondisi sakit atau orang tua maka wawancaradilakukan terhadap anggota rumah tangga yang menjadi pendampingnya

Anggota rumah tangga semua umur menjadi unit analisis untukpertanyaan mengenai penyakit menular penyakit tidak menular dan penyakitketurunan sebagai berikut Infeksi Saluran Pernafasan Akut PnemoniaDemam Tifoid Malaria Diare Campak Tuberkulosis Paru DemamBerdarah Dengue Hepatitis Filariasis Asma Gigi dan Mulut CederaPenyakit Jantung Penyakit Kencing Manis TumorKanker dan PenyakitKeturunan serta pengukuran berat badan tinggi badanpanjang badan

Anggota rumah tangga berumur ge 15 tahun menjadi unit analisis untukpertanyaan mengenai penyakit sendi penyakit tekanan darah tinggi strokedisabilitas kesehatan mental pengukuran tekanan darah pengukuranlingkar perut serta pengukuran lingkar lengan atas (khusus untuk wanitausia subur 15-45 tahun termasuk ibu hamil)

Anggota rumah tangga berumur ge 30 tahun menjadi unit analisis untukpertanyaan mengenai penyakit katarak

Anggota rumah tangga berumur 0-59 bulan menjadi unit analisis untukpertanyaan mengenai imunisasi dan pemantauan pertumbuhan

Anggota rumah tangga berumur ge 10 tahun menjadi unit analisis untukpertanyaan mengenai pengetahuan sikap dan perilaku terkait denganpenyakit flu burung HIVAIDS perilaku higienis penggunaan tembakaupenggunaan alkohol aktivitas fisik serta perilaku terkait dengan konsumsibuah-buahan segar dan sayur-sayuran segar

Anggota rumah tangga berumur lt 12 bulan menjadi unit analisis untukpertanyaan mengenai kesehatan bayi

Anggota rumah tangga berumur gt 5 tahun menjadi unit analisis untukpemeriksaan visus

Anggota rumah tangga berumur ge 12 tahun menjadi unit analisis untukpemeriksaan gigi permanen

Anggota rumah tangga berumur 6-12 tahun menjadi unit analisis untukpemeriksaan urin

c Pengumpulan data kematian dengan teknik autopsi verbal menggunakanKuesioner RKD07AV1 RKD07AV2 dan RKD07AV3

d Pengumpulan data biomedis berupa spesimen darah Sampel darah diambil dariseluruh anggota rumah tangga (kecuali bayi) yang menandatangani informedconsent Pengambilan darah tidak dilakukan pada anggota rumah tangga yangsakit berat riwayat perdarahan dan menggunakan obat pengencer darah secararutin

Untuk pemeriksaan kadar glukosa darah data dikumpulkan dari anggota rumahtangga berumur ge 15 tahun kecuali wanita hamil (alasan etika) Responden terpilih memperoleh pembebanan sebanyak 75 gram glukosa oral setelah puasa 10ndash14jam Khusus untuk responden yang sudah diketahui positif menderita DiabetesMellitus (berdasarkan konfirmasi dokter) maka hanya diberi pembebanan se-banyak 300 kalori (alasan medis dan etika) Pengambilan darah vena dilakukansetelah 2 jam pembebanan Darah didiamkan selama 20ndash30 menit disentrifussesegera mungkin dan kemudian dijadikan serum Serum segera diperiksa dengan

14

menggunakan alat kimia klinis otomatis Nilai rujukan (WHO 1999) yangdigunakan adalah sebagai berikut

Normal (Non DM) lt 140 mgdl

Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) 140 - lt 200 mgdl

Diabetes Mellitus (DM) gt 200 mgdl

e Pengumpulan data konsumsi garam beryodium rumah tangga untuk seluruhsampel rumah tangga Riskesdas 2007 dilakukan dengan tes cepat yodiummenggunakan ldquoiodina testrdquo

Catatan

Pelaksanaan pengumpulan data Riskesdas 2007 tidak dapat dilakukan serentak padapertengahan 2007 sehingga dalam analisis perlu beberapa penyesuaian agarkomparabilitas data dari satu periode pengumpulan data yang satu dengan periodepengumpulan data lainnya dapat terjaga dengan baik Situasi ini disebabkan olehbeberapa hal berikut ini

a Kesiapan daerah untuk berperanserta dalam pelaksanaan Riskesdas 2007 amatbervariasi sehingga pelaksanaan dari satu lokasi pengumpulan data ke lokasi lainnyamemerlukan koordinasi dan manajemen logistik yang rumit

b Kondisi geografis dari sampel blok sensus terpilih amat bervariasi Di daerahkepulauan dan daerah terpencil di seluruh wilayah Indonesia pelaksanaanpengumpulan data dalam berbagai situasi amat tergantung pada ketersediaan alattranspor ketersediaan tenaga pendamping dan ketersediaan biaya operasional yangmemadai tepat pada waktunya

c Untuk pengumpulan data biomedis perlu dilakukan pelatihan yang intensif untukpetugas pengambil spesimen dan manajemen spesimen Petugas dimaksud adalahpara analis atau petugas laboratorium dari rumah sakit atau laboratorium daerahPelatihan dilakukan oleh peneliti dari Puslitbang Biomedis dan petugas Labkesdasetempat Pelatihan dilaksanakan di tiap provinsi

26 Manajemen Data

Manajemen data Riskesdas dilaksanakan oleh tim manajemen data pusat yangmengkoordinir tim manajemen data dari Korwil I ndash IV Urutan kegiatan yang dilakukanadalah sebagai berikut

261 Editing

Editing adalah salah satu mata rantai yang secara potensial dapat menjadi the weakestlink dalam pelaksanaan pengumpulan data Riskesdas 2007 Editing mulai dilakukan olehpewawancara semenjak data diperoleh dari jawaban responden Di lapanganpewawancara bekerjasama dalam sebuah tim yang terdiri dari 3 pewawancara dan 1Ketua Tim Ketua tim Pewawancara sangat kritikal dalam proses editing Ketua TimPewawancara harus dapat membagi waktu untuk tugas pengumpulan data dan editingsegera setelah selesai pengumpulan data pada setiap blok sensus Fokus perhatianKetua Tim Pewawancara adalah kelengkapan dan konsistensi jawaban responden darisetiap kuesioner yang masuk Kegiatan ini seyogyanya dilaksanakan segera setelahdiserahkan oleh pewawancara Ketua Tim Pewawancara harus mengkonsultasikanseluruh masalah editing yang dihadapinya kepada Penanggung Jawab Teknis (PJT)Kabupaten danatau Penangung Jawab Teknis (PJT) Provinsi

15

PJT Kabupaten dan PJT Provinsi melakukan supervisi pelaksanaan pengumpulan datamemeriksa kuesioner yang telah diisi serta membantu memecahkan masalah yangtimbul di lapangan dan juga melakukan editing

262 Entry

Tim manajemen data yang bertanggungjawab untuk entry data harus mempunyai danmau memberikan ekstra energi berkonsentrasi ketika memindahkan data dari kuesionerformulir kedalam bentuk digital Buku kode disiapkan dan digunakan sebagai acuan bilamenjumpai masalah entry data Kuesioner Riskesdas 2007 mengandung pertanyaanuntuk berbagai responden dengan kelompok umur yang berbeda Kuesioner yang samajuga banyak mengandung skip questions yang secara teknis memerlukan ketelitianpetugas entry data untuk menjaga konsistensi dari satu blok pertanyaan ke blokpertanyaan berikutnya

Petugas entry data Riskesdas merupakan bagian dari tim manajemen data yang harusmemahami kuesioner Riskesdas dan program data base yang digunakannya Prasyaratpengetahuan dan keterampilan ini menjadi penting untuk menekan kesalahan entryHasil pelaksanaan entry data ini menjadi bagian yang penting bagi petugas manajemendata yang bertanggungjawab untuk melakukan cleaning dan analisis data

263 Cleaning

Tahapan cleaning dalam manajemen data merupakan proses yang amat menentukankualitas hasil Riskesdas 2007 Tim Manajemen Data menyediakan pedoman khususuntuk melakukan cleaning data Riskesdas Perlakuan terhadap missing values noresponses outliers amat menentukan akurasi dan presisi dari estimasi yang dihasilkanRiskesdas 2007 Petugas cleaning data harus melaporkan keseluruhan proses per-lakuan cleaning kepada penanggung jawab analisis Riskesdas agar diketahui jumlahsampel terakhir yang digunakan untuk kepentingan analisis Besaran numerator dandenominator dari suatu estimasi yang mengalami proses data cleaning merupakanbagian dari laporan hasil Riskesdas 2007 Bila pada suatu saat data Riskesdas 2007dapat diakses oleh publik maka informasi mengenai imputasi (proses data cleaning)dapat meredam munculnya pertanyaan-pertanyaan mengenai kualitas data

16

27 Pengorgasisasian Pengumpulan Data

Pengumpulan data Riskesdas 2007 di Provinsi Sumatera Utara di bawah KoordinasiWilayah I (Puslitbang Ekologi amp Status Kesehatan sebagai penanggung-jawab) yangkemudian dibentuk Tim di tingkat provinsi dan kabupatenkota yang melibatkan sektorterkait Adapun susunan Penanggung Jawab Teknis Riskesdas 2007 di ProvinsiSumatera Utara adalah sebagai berikut

PJT Provinsi Joko Irianto SKM MKesWakil PJT Dr Dina Bisara L MAPJT Kabupaten

No Nama KabupatenKota Instansi

12345678910111213141516171819202122232425

Ning S SKM MKesMahdiah DCN MKesYusrawati Hasibuan MKesEfendi SNainggolan MKesIda SKMDrs Sahat ManaluMuhammad Tarmidzi MKesDR Riris NainggolanSabar Sihotang MSiTetty Herta DS STP MKMDra MardianaRini Andarwati MKesDra Sunanti ZIr Abdul Wahab MKesEfendi Sianturi MKesOster Suryani SKMAsnita B Simaremare MKesDra MegawatiMKesRA Wigati MKesChoiriah Lubis MKesDr LamriaRiyanto Suprawihadi MKesDian P SKMTH Teddy BS MKesEndang Susilawati MKes

NiasNias SelatanMandailing NatalTapanuli SelatanPadang SidempuanTapanuli TengahSibolgaTapanuli UtaraToba SamosirHumbang HasundutanSamosirLabuhan BatuAsahanTanjung BalaiPapak BaratDairiKaroDeli SerdangLangkatSerdang BedagaiMedanBinjaiPematang SiantarTebing TinggiSimalungun

P3ESKPoltekesPoltekesPoltekesP3ESKP3ESK

PoltekesP3ESK

PoltekesPoltekesP3ESK

PoltekesP3ESK

PoltekesPoltekesP3ESK

PoltekesPoltekesP3ESK

PoltekesP3ESK

PoltekesP3ESK

PoltekesPoltekes

271 Pelatihan Surveyor

Seluruh penanggung jawab teknis kabupatenkota di bawah koordinasi penanggungjawab teknis provinsi dan wakilnya menjadi pelatih pada pelatihan surveyor yangdilaksanakan di Training Center (TC) di Sumatera Utara untuk kabupatenkota dibagimenjadi delapan TC Kabupaten yang menjadi tempat TC tersebut adalah sebagaiberikut

17

Tabel 271Tempat Traning Center di Provinsi Sumatera Utara

No Tempat TC KabupatenKota1 Medan Kota Medan

Kota LangkatKota BinjaiKabupaten Deli Serdang

2 Pematang Siantar Kota Pematang SiantarKabupaten SimalungunKabupaten Serdang Bedagai

3 Dairi Kabupaten DairiKabupaten Pakpak BharatKabupaten Karo

4 Asahan Kabupaten AsahanKabupaten Labuhan BatuKabupaten Tanjung Balai

5 SamosirParapat Kabupaten Tapanuli UtaraKabupaten SamosirKabupaten Toba SamosirKabupaten Hambang Hasundutan

6 Sibolga Kota SibolgaKabupaten Tapanuli Tengah

7 Padang Sidempuan Kabupaten Tapanuli SelatanKabupaten Mandailing Natal

8 Gunung Sitoli Kabupaten NiasKabupaten Nias Selatan

272 Pengumpulan Data di Lapangan

Tahap yang paling penting adalah pengumpulan data di tiap kabupatenkota Biasanyapengumpulan data diawali dengan pembekalan singkat oleh penanggung jawab teknisdan penanggung jawab operasional kabupatenkota yang bersangkutan dirumuskanstrategi pengumpulan data yang digunakan dilakukan pembagian wilayah barukemudian pengumpulan data dilaksanakan Beberapa kabupatenkota ada yangmenyelenggarakan rdquopelepasan surveyorrdquo oleh Bapak BupatiWalikota setempat

Pengumpulan data tidak bisa serentak dilakukan karena

Kesiapan daerah juga bervariasi seingga pelaksanaan kabupatenkota tidak sama

Kondisi geografis sampel terpilih Di daerah kepulauan dan terpencil memerlukantambahan transport daerah sulit yang cairnya belakangan sehingga pengumpulandata juga terlambat

273 Menjaga Kualitas Data

Dalam Riskesdas diupayakan penjagaan kualitas data sebagai berikut

1 Pelatihan surveyor berjenjang (dari MOT TOT sampai training)

2 Ada video wawancara dan video pengukuran

3 Ada praktek lapangan

4 Ketua tim bertugas memeriksa kelengkapan pengisian kuesioner

5 Editing dilakukan oleh peneliti

6 Entry data dilakukan oleh tenaga terlatih

7 Cleaning data dilakukan oleh tim manajemen data yang berpengalaman

8 Imputasi data dilakukan oleh peneliti terlatih

9 Validasi data ke lapangan

18

28 Keterbatasan Riskesdas

Riskesdas merupakan riset berbasis komunitas dengan skala besar dan dilaksanakansecara swakelola Sebagai pengalaman pertama tentu ada beberapa kelemahan ataukekurangan yang masih terjadi meski sudah diupayakan sebaik mungkin

Beberapa keterbatasan Riskesdas adalah sebagai berikut

1 Meski Riskesdas dirancang untuk keterwakilan sampai tingkat kabupatenkota tetapitidak semua informasi bisa mewakili kabupatenkota terutama kejadian-kejadianyang jarang hanya bisa mewakili tingkat provinsi atau bahkan hanya tingkat nasional

2 Khusus untuk data biomedis keterwakilan hanya di tingkat perkotaan nasional

29 Analisis Data

Sampel Riskesdas diperoleh dari two stage sampling design yang memerlukanperlakuan khusus dalam pengolahannya Dalam analisis ini menggunakan paketperangkat lunak statistik konvensional seperti SPSS Aplikasi statistik yang tersediadidalam SPPS untuk mengolah dan menganalisis data seperti Riskesdas 2007 adalahSPSS Complex Samples Aplikasi statistik ini memungkinkan penggunaan two stagesampling design seperti yang diimplementasikan di dalam Susenas 2007 Denganpenggunaan SPSS Complex Sample dalam pengolahan dan analisis data Riskesdas2007 maka validitas hasil analisis data dapat dioptimalkan Pengolahan dan hasilanalisis data dipresentasikan pada Bab Hasil Riskesdas

19

BAB 3 HASIL RISKESDAS

31 Gambaran Umum

311 Profil Provinsi Sumatera Utara

Provinsi Sumatera Utara terletak pada 1deg - 4deg Lintang Utara dan 98deg - 100deg Bujur Timuryang pada tahun 2004 memiliki 18 Kabupaten dan 7 kota dan terdiri dari 328kecamatan secara keseluruhan Provinsi Sumatera Utara mempunyai 5086 desa dan382 kelurahan Luas daratan Provinsi Sumatera Utara 71680 km 2

Gambar 311Peta Wilayah KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara

Riskesdas 2007

20

Hasil perkebunan di Provinsi Sumatera Utara hingga kini menjadi primadonaperekonomian Perkebunan tersebut dikelola oleh perusahaan swasta maupun negaraSumatera Utara menghasilkan karet coklat teh kelapa sawit kopi cengkeh kelapakayu manis dan tembakau Perkebunan tersebut tersebar di Deli Serdang LangkatSimalungun Asahan Labuhan Batu dan Tapanuli Selatan

Selain komoditas perkebunan Sumatera Utara juga dikenal sebagai penghasilkomoditas holtikultura (sayur-mayur dan buah-buahan) misalnya Jeruk Medan JambuDeli Sayur Kol Tomat Kentang dan Wortel yang dihasilkan oleh Kabupaten KaroSimalungun dan Tapanuli Utara

Sumatera Utara merupakan provinsi yang keempat terbesar jumlah penduduknya diIndonesia setelah Jawa Barat Jawa Timur dan Jawa Tengah Menurut hasilpencacahan lengkap Sensus Penduduk (SP) 1990 penduduk Sumatera Utara padatanggal 31 Oktober 1990 (hari sensus) berjumlah 1081 juta jiwa dan pada tahun 2002jumlah penduduk Sumatera Utara diperkirakan sebesar 1185 juta jiwa Kepadatanpenduduk Sumatera Utara tahun 1990 adalah 143 jiwa per km 2 dan tahun 2002meningkat menjadi 165 jiwa per km 2 sedangkan laju pertumbuhan penduduk SumateraUtara selama kurun waktu tahun 1990-2000 adalah 120 persen per tahun

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Sumatera Utara setiap tahunnya tampakberfluktuasi Pada tahun 2000 TPAK di daerah ini sebesar 5734 persen tahun 2001naik menjadi 5770 persen tahun 2002 naik lagi menjadi 6945 persen

Indikator pembangunan bidang kependudukan Provinsi Sumatera Utara adalah sebagaiberikut

Tabel 311Indikator Kependudukan yang Ingin Dicapai

di Provinsi Sumatera Utara

312 Respon Rate

Pengumpulan data Riskesdas 2007 di Provinsi Sumatera Utara direncanakan dari 1054blok sensus tetapi setelah dilakukan kunjungan ke rumah-tangga ada 1045 blok sensus(992 ) atau lebih tinggi dari pencapaian nasional (988) Sedangkan pencapaiankunjungan ke rumah-tangga di Provinsi Sumatera Utara mencapai 972 danpencapaian wawancara ke individu mencapai 929 jauh lebih tinggi pencapaiantinggkat nasional yang mencapai 858 Tabel 3121 dan Tabel 3122

21

Tabel 3121Respon Rate Sampel Rumah Tangga

Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKotaRiskesdas Susenas Riskesdas

SusenasN N

Nias 700 028 704 026 994

Mandailing Natal 626 025 640 024 978

Tapanuli Selatan 698 028 704 026 991

Tapanuli Tengah 593 024 608 023 975

Tapanuli Utara 631 025 640 024 986

Toba Samosir 637 026 640 024 995

Labuhan Batu 725 029 736 028 985

Asahan 765 031 768 029 996

Simalungun 725 029 736 028 985

Dairi 566 023 608 023 931

Karo 637 026 640 024 995Deli Serdang 928 037 960 036 967

Langkat 764 031 768 029 995

Nias Selatan 568 023 669 025 849

Humbang Hasundutan 639 026 640 024 998

Pakpak Bharat 407 016 416 016 978

Samosir 639 026 640 024 998

Serdang Bedagai 608 025 640 024 950

Kota Sibolga 556 022 576 022 965

Kota Tanjung Balai 575 023 608 023 946

Kota Pematang Siantar 582 023 608 023 957

Kota Tebing Tinggi 600 024 608 023 987

Kota Medan 878 035 960 036 915

Kota Binjai 605 024 608 023 995

Kota Padang Sidempuan 734 030 736 028 997

Sumatera Utara 972

22

Tabel 3122Respon Rate Sampel Individu Menurut Kabupatenkota

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKotaRiskesdas Susenas Riskesdas

SusenasN N

Nias 3779 041 3855 035 980

Mandailing Natal 2667 029 2772 025 962

Tapanuli Selatan 2915 031 3023 028 964

Tapanuli Tengah 2676 029 2845 026 941

Tapanuli Utara 2641 028 2760 025 957

Toba Samosir 2516 027 2610 024 964

Labuhan Batu 3351 036 3424 031 979

Asahan 3225 035 3428 032 941

Simalungun 2842 030 2932 027 969

Dairi 2188 023 2520 023 868

Karo 2266 024 2352 022 963

Deli Serdang 3891 042 4218 039 922

Langkat 2754 030 3186 029 864

Nias Selatan 2573 028 3429 032 750

Humbang Hasundutan 2764 030 2880 026 960

Pakpak Bharat 1703 018 1876 017 908

Samosir 2591 028 2737 025 947

Serdang Bedagai 2432 026 2628 024 925

Kota Sibolga 2459 026 2746 025 895

Kota Tanjung Balai 2598 028 2877 026 903

Kota Pematang Siantar 2321 025 2576 024 901

Kota Tebing Tinggi 2459 026 2582 024 952

Kota Medan 3859 041 4391 040 879

Kota Binjai 2541 027 2653 024 958

Kota Padang Sidempuan 3245 035 3348 031 969

Sumatera Utara 929

23

32 Status Gizi

321 Status Gizi Balita

Status gizi balita diukur berdasarkan umur berat badan (BB) dan tinggi badan (TB)Berat badan anak ditimbang dengan timbangan digital yang memiliki presisi 01 kgpanjang badan diukur dengan length-board dengan presisi 01 cm dan tinggi badandiukur dengan menggunakan microtoise dengan presisi 01 cm Variabel BB dan TBanak ini disajikan dalam bentuk tiga indikator antropometri yaitu berat badan menurutumur (BBU) tinggi badan menurut umur (TBU) dan berat badan menurut tinggi badan(BBTB) Untuk menilai status gizi anak maka angka berat badan dan tinggi badansetiap balita dikonversikan ke dalam bentuk nilai terstandar (Z-score) denganmenggunakan baku antropometri WHO 2006 Selanjutnya berdasarkan nilai Z-scoremasing-masing indikator tersebut ditentukan status gizi balita dengan batasan sebagaiberikut

a Berdasarkan indikator BBU

Kategori Gizi Buruk Z-score lt -30

Kategori Gizi Kurang Z-score gt=-30 sd Z-score lt-20

Kategori Gizi Baik Z-score gt=-20 sd Z-score lt=20

Kategori Gizi Lebih Z-score gt20

b Berdasarkan indikator TBU

Kategori Sangat Pendek Z-score lt -30

Kategori Pendek Z-score gt=-30 sd Z-score lt-20

Kategori Normal Z-score gt=-20

c Berdasarkan indikator BBTB

Kategori Sangat Kurus Z-score lt -30

Kategori Kurus Z-score gt=-30 sd Z-score lt-20

Kategori Normal Z-score gt=-20 sd Z-score lt=20

Kategori Gemuk Z-score gt20

Perhitungan angka prevalensi

Prevalensi gizi buruk = (Jumlah balita gizi burukjumlah seluruh balita) x 100

Prevalensi gizi kurang = (Jumlah balita gizi kurangjumlah seluruh balita) x 100

Prevalensi gizi baik = (Jumlah balita gizi baikjumlah seluruh balita) x 100

Prevalensi gizi lebih = (Jumlah balita gizi lebihjumlah seluruh balita) x 100

Data tentang status gizi balita dikumpulkan dari hasil penimbangan berat badandanpengukuran tinggi badan Anak dimaksud adalah anak umur 0 ndash 59 bulan ketikasurvei dilakukan Pada perhitungan status gizi anak balita dilakukan denganmembandingkan antara berat badan dengan umur serta berat badan dengan tinggibadan Adapun kriteria yang digunakan untuk mengkategorikan status gizi yaitu dengankriteria yang dianjurkan oleh WHO Anak balita yang berada pada kategori kurus dansangat kurus berat badan rendah dan sangat rendah serta pendek dan sangat pendekmerupakan anak balita yang harus mendapat prioritas penanganan dalam perbaikangizi

Target program perbaikan gizi nasional tahun 2015 adalah mencapai prevalensi gizikurang + buruk (BBU) 20 untuk target MDG tahun 2015 adalah prevalensi gizikurang + buruk (BBU) 185 Untuk balita pendek + sangat pendek (TBU) jikaprevalensinya masih 20 atau lebih maka dapat dikatakan di kabupaten tersebutmasalah balita pendek masih tinggi

24

Indikator BBTB menggambarkan status gizi yang sifatnya akut sebagai akibat darikeadaan yang berlangsung dalam waktu yang pendek seperti menurunnya nafsu makanakibat sakit atau karena menderita diare Dalam keadaan demikian berat badan anakakan cepat turun sehingga tidak Persentaseonal lagi dengan tinggi badannya dan anakmenjadi kurus

Di samping mengindikasikan masalah gizi yang bersifat akut indikator BBTB juga dapatdigunakan sebagai indikator kegemukan Dalam hal ini berat badan anak melebihiPersentase normal terhadap tinggi badannya Kegemukan ini dapat terjadi sebagaiakibat dari pola makan yang kurang baik (berlebihan) atau juga karena keturunanMasalah ke-kurus-an dan ke-gemuk-an pada usia dini dapat berakibat pada rentannyaterhadap berbagai penyakit degenerative pada usia dewasa (Teori Barker)

Salah satu indikator untuk menentukan anak yang harus dirawat dalam manajemen giziburuk adalah indikator sangat kurus yaitu anak dengan nilai Z_Score lt -30 SD

Dalam diskusi selanjutnya akan digunakan masalah kekurusan untuk gabungankategori sangat kurus dan kurus Besarnya masalah kekurusan pada balita yang masihmerupakan masalah kesehatan masyarakat (public health problem) adalah jikaprevalensi kekurusan gt 5 Masalah kesehatan masyarakat sudah dianggap serius bilaprevalensi kekurusan antara 101 - 150 dan dianggap kritis bila prevalensikekurusan sudah di atas 150 (UNHCR)

Prevalensi status gizi anak balita di Sumatera Utara menurut BBU anak balita dengangizi buruk dan sangat buruk masih ada sebanyak 227 persen menurut TBU jumlahyang sangat pendek dan pendek ada sebanyak 431 persen sedangkan menurut BBTBjumlah yang dikategorikan sangat kurus dan kurus masih ada sebanyak 17 persen Adaenam kabupaten dan satu kota yang diukur dengan tiga ukuran status gizi tersebutselalu berada di bawah standar yaitu Kabupaten Tapanuli Selatan Tapanuli TengahSimalungun Humbang Hasundutan Serdang Bedagai dan Kota Sibolga

Menurut karakteristik responden anak balita yang harus mendapat prioritas penanganandalam perbaikan gizi terutama pada responden yang memiliki bayi umur di bawah satutahun tempat tinggal di desa dan tingkat ekonomi pada kuintil pertama (kategoriekonomi paling rendah)

Secara rinci status gizi anak balita di Sumatera Utara menurut kabupatenkota dankarakteristik responden dapat di lihat pada tabel 3211 hingga tabel 32143

3211 Status Gizi Balita Menurut BBU

Status gizi anak balita menurut berat badan terhadap tinggi badan (BBU) yangdikategorikan gizi buruk menurut kabupatenkota berkisar antara 23 - 195Prevalensi tertinggi di Kabupaten Tapanuli Utara dan terendah di Kabupaten KaroSedangkan yang tergolong gizi kurang prevalensinya berkisar antara 72 yaituKabupaten Samosir dan tertinggi di Kabupaten Nias 211 Ada delapan kabupatenkota yang mempunyai prevalensi gizi buruk dan kurang sudah di bawah 20 persen yaituKabupaten Toba Samosir Dairi Karo Langkat Samosir dan Kota Pematang SiantarMedan dan Padang Sidempuan

Sedangkan prevalensi anak balita gizi lebih tiap kabupatenkota masih berada di bawah10 persen Namun Kota Medan dan Kabupaten Langkat sudah perlu waspadamengingat prevalensi anak balita yang mempunyai gizi lebih sudah mendekati 10persen

25

Tabel 3211Prevalensi Balita menurut Status Gizi (BBU) dan KabupatenKota

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota Kategori Status Gizi BBU

Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Baikbaik

Gizi LebihlebihNias 162 211 606 21

Mandailing Natal 101 160 701 38Tapanuli Selatan 143 130 669 58Tapanuli Tengah 111 167 699 23Tapanuli Utara 195 188 597 21Toba Samosir 37 91 836 37Labuhan Batu 104 123 694 79Asahan 72 190 720 17Simalungun 133 130 708 29Dairi 51 143 780 26Karo 23 127 835 15Deli Serdang 61 168 750 21Langkat 38 76 803 83Nias Selatan 139 181 672 8Humbang Hasundutan 168 133 637 62

Pakpak Bharat 140 105 708 47Samosir 43 72 859 26Serdang Bedagai 106 155 691 48Kota Sibolga 177 151 623 49Kota Tanjung Balai 62 200 711 27Kota Pematang Siantar 24 122 845 8Kota Tebing Tinggi 51 177 746 26Kota Medan 44 126 745 85Kota Binjai 100 158 700 42Kota Padang Sidempuan 32 95 853 19

Sumatera Utara 84 143 727 45) BBU = berat badan menurut umur

Grafik 3211Prevalensi Balita menurut Status Gizi (BBU)di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

26

3212 Status Gizi Balita Menurut TBU

Status gizi anak balita menurut tinggi badan terhadap umur (TBU) yang dikategorikansangat pendek menurut kabupatenkota berkisar antara 128 - 454 prevalensitertinggi di Kabupaten Tapanuli Utara dan terendah di Kota Pematang SiantarSedangkan yang tergolong pendek prevalensinya berkisar antara 96 di KabupatenTapanuli Selatan dan tertinggi di Kabupaten Nias Selatan 293 Jika prevalensi sangatpendek dan pendek dijumlahkan maka hanya terdapat 5 kabupatenkota yangmempunyai prevalensi kependekan lebih rendah dari angka nasional yaitu TapanuliSelatan Samosir Kota Pematang Siantar Kota Tebing Tinggi dan Kota PadangSidempuan

Kota Pematang Siantar selain prevalensi anak balita yang sangat pendeknya rendahjuga kedua tertinggi (699) untuk anak balita yang tingginya normal terbanyak padaKabupaten Tapanuli Selatan (71)

Tabel 3212Prevalensi Balita menurut Status Gizi (TBU) dan KabupatenKota

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKotaKategori status gizi TBU

Sangat pendek Pendek Normal

Nias 309 196 495Mandailing Natal 357 184 459Tapanuli Selatan 193 96 711Tapanuli Tengah 217 201 582Tapanuli Utara 454 157 388Toba Samosir 198 196 606Labuhan Batu 301 169 530Asahan 193 206 602Simalungun 267 162 571Dairi 325 234 442Karo 218 232 550Deli Serdang 215 184 601Langkat 315 152 533Nias Selatan 378 293 329Humbang Hasundutan 338 135 526Pakpak Bharat 408 138 454Samosir 187 161 652Serdang Bedagai 299 97 604Kota Sibolga 306 159 536Kota Tanjung Balai 216 221 563Kota Pematang Siantar 128 173 699Kota Tebing Tinggi 141 212 646Kota Medan 220 196 584Kota Binjai 201 169 630Kota Padang Sidempuan 164 164 672

Sumatera Utara 252 179 569) TBU = Tinggi badan menurut umur

27

3213 Status Gizi Balita Menurut BBTB

Sedangkan status gizi anak balita di Sumatera Utara dalam berat badan terhadap umur(BBTB) menurut kabupatenkota dikategorikan sangat kurus kurus normal dan gemukPrevalensi tertinggi untuk kategori sangat kurus adalah Kabupaten Tapanuli Selatan danterendah di Karo Sedangkan yang tergolong kurus prevalensinya berkisar antara 37 -138

Dalam diskusi selanjutnya digunakan masalah kekurusan untuk gabungan kategorisangat kurus dan kurus Besarnya masalah kekurusan pada balita yang masihmerupakan masalah kesehatan masyarakat (public health problem) adalah jikaprevalensi kekurusan gt 5 Masalah kesehatan masyarakat sudah dianggap serius bilaprevalensi kekurusan antara 101 - 150 dan dianggap kritis bila prevalensikekurusan sudah di atas 150 (UNHCR)

Prevalensi kekurusan di Provinsi Sumatera Utara ialah 17 Terdapat 9 kabupatenkotayang prevalensinya berada di bawah 151 yaitu Kabupaten Mandailing Natal TobaSamosir Dairi Deli Serdang Nias Selatan Pakpak Bharat Kota Tanjung Balai KotaTebing Tinggi dan Kota Medan Hanya 1 kabupaten yang prevalensinya kurang dari101 yaitu Karo

Tabel 3213Prevalensi Balita menurut Status Gizi (BBTB) dan KabupatenKota

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaKategori Status Gizi BBTB

Sangat kurus Kurus Normal GemukNias 76 105 703 116Mandailing Natal 76 67 663 194Tapanuli Selatan 180 138 499 183Tapanuli Tengah 144 89 640 127Tapanuli Utara 91 69 618 221Toba Samosir 64 61 735 139Labuhan Batu 99 68 572 261Asahan 89 95 686 130Simalungun 124 104 586 187Dairi 55 48 743 154Karo 41 37 784 138Deli Serdang 52 73 770 106Langkat 118 80 489 313Nias Selatan 67 59 648 226Humbang Hasundutan 117 96 585 202Pakpak Bharat 89 61 653 197Samosir 75 103 680 143Serdang Bedagai 166 93 559 183Kota Sibolga 125 102 574 199Kota Tanjung Balai 45 74 785 96Kota Pematang Siantar 96 79 755 70Kota Tebing Tinggi 53 97 793 57Kota Medan 83 65 715 137Kota Binjai 89 69 684 158Kota Padang Sidempuan 104 77 758 61

Sumatera Utara 91 79 668 162) BBTB = Berat badan menurut tinggi badan

28

3214 Status Gizi Balita Menurut Karakteristik Responden

Prevalensi status gizi anak balita menurut (BBU) yang dikategorikan gizi buruk gizikurang menurut karakteristik responden di Sumatera Utara menunjukkan bahwa

1 Ditinjau dari kelompok umur maka terlihat bahwa prevalensi balita gizi kurang +buruk di Provinsi Sumatera Utara masih tinggi pada tiap kelompok umur kecualipada kelompok umur 6 - 11 bulan

2 Menurut jenis kelamin tidak terlihat perbedaan berarti antara masalah gizi kurang +buruk pada balita laki-laki dan balita perempuan di mana keduanya mempunyaimasalah status gizi yang sama

3 Tidak ada perbedaan masalah status gizi berdasarkan pendidikan kepala keluarga(KK) terlihat bahwa tingkat pendidikan KK prevalensi balita gizi kurang + burukmasih tinggi (di atas 20)

4 Pada keluarga dengan KK memiliki pekerjaan tetap ABRIPolriPNS BUMNSwasta)ditemukan lebih banyak balita yang memiliki status gizi baik dibanding dengan jenispekerjaan lainnya

5 Menurut tempat tinggal di perdesaan jumlah balita yang gizi kurang + buruk lebihbanyak daripada di perkotaan sebaliknya di perkotaan jumlah balita yang gizi lebihlebih banyak daripada di pedesaan

6 Dilihat dari pendapatan keluarga per kapita per bulan maka jumlah balita yang gizikurang + buruk meningkat seiring dengan menurunnya pengeluaran perkapita ataudengan kata lain semakin rendah kuintil pendapat keluarga semakin banyak jumlahbalita yang gizi kurang + buruk Sebaliknya semakin tinggi kuintil semakin banyakjumlah balita yang berstatus gizi lebih

29

Tabel 32141Prevalensi Balita Menurut Status Gizi BBU

dan Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikKategori Status Gizi BBU

GiziBuruk

GiziKurang

GiziBaik

GiziLebih

Kelompok umur (bulan)

0 - 5 113 101 711 76

6 -11 81 99 777 42

12-23 74 124 752 50

24-35 79 162 709 50

36-47 86 150 724 41

48-60 88 160 715 37

Jenis kelamin

Laki-laki 95 145 720 40

Perempuan 74 141 734 50

Pendidikan KK

Tdk tamat SD amp Tdk sekolah 106 153 707 35

Tamat SD 97 171 687 45

Tamal SLTP 84 151 722 44

Tamat SLTA 79 121 751 49

Tamat PT 86 143 725 46

Pekerjaan Utama KK

Tdk kerjasekolahibu RT 76 177 726 21

TNIPolriPNSBUMN 74 95 787 44

Pegawai Swasta 46 132 761 62

Wiraswastadagangjasa 59 135 750 55

Petaninelayan 114 152 693 41

Buruh amp lainnya 95 159 711 35

Tempat tinggal

Kota 60 139 749 52

Desa 102 147 711 40

Tingkat pengeluaran per kapita

Kuintil 1 97 166 705 32

Kuintil 2 82 146 733 39

Kuintil 3 74 132 746 47

Kuintil 4 90 136 714 60

Kuintil 5 71 122 749 59

Responden status gizi anak balita menurut tinggi badan terhadap umur (TBU) menurutkelompok umur tempat tinggal jenis kelamin pendidikan pekerjaan dan tingkatpengeluaran perkapita prevalensi anak balita yang pendek + sangat pendek di atas 20persen

Menurut tempat tinggal menunjukkan bahwa status gizi kategori TBU di perkotaan lebihbaik dibanding di perdesaan dan menurut tingkat pendidikan semakin tinggi pendidikansemakin baik status gizi kategori TBU tersebut

30

Tabel 32142Prevalensi Balita Menurut Status Gizi TBU

dan Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikKategori status gizi TBU

Sangat Pendek Pendek Normal

Kelompok umur (bulan)0 - 5 210 164 6266 -11 275 94 631

12-23 262 158 581

24-35 267 220 51336-47 291 187 522

48-60 226 187 587Jenis kelamin

Laki-laki 264 177 559

Perempuan 240 181 578Pendidikan KK

Tdk tamat SD amp Tdk sekolah 287 181 532Tamat SD 283 196 521

Tamal SLTP 255 177 568Tamat SLTA 234 168 598

Tamat PT 174 163 662Pekerjaan Utama KK

Tdk kerjasekolahibu RT 272 184 544

TNIPolriPNSBUMN 211 177 612Pegawai Swasta 244 180 576

Wiraswastadagangjasa 220 180 601

Petaninelayan 289 163 548Buruh amp lainnya 244 209 546

Tempat tinggalKota 227 192 581

Desa 271 169 559Tingkat pengeluaran per kapita

Kuintil 1 256 185 558

Kuintil 2 261 183 555Kuintil 3 244 169 586

Kuintil 4 265 178 558Kuintil 5 224 175 600

Status gizi kategori BBTB menurut kelompok umur tempat tinggal jenis kelaminpendidikan pekerjaan dan tingkat ekonomi per kapita sebagai berikut

1 Prevalensi balita kurus+sangat kurus cenderung menurun bersamaan denganbertambahnya umur anak Hal yang sama juga ditemukan pada prevalensi balitayang berat badannya normal Semakin bertambah umur semakin banyak balita yangberat badannya normal

2 Tidak terlihat perbedaan prevalensi balita kurus+sangat kurus yang berarti antarabalita laki-laki dan balita perempuan

3 Menurut tingkat pendidikan KK terlihat tidak ada pola hubungan prevalensi balitakurus+sangat kurus Demikian pula halnya antara pekerjaan utama KK

4 Ditemukan perbedaan prevalensi balita kurus+sangat kurus berdasarkankarakteristik tempat tinggal di daerah perdesaan prevalensi balita kurus+sangatkurus cenderung lebih tinggi dari di perkotaan

5 Dalam kaitannya dengan kuintil pengeluaran keluarga per kapita per bulan terlihathubungan yang jelas dengan prevalensi balita gemuk di mana prevalensi balitagemuk semakin tinggi dengan meningkatnya kuintil pengeluaran keluarga perkapita

31

Tabel 32143Prevalensi Balita menurut Status Gizi BBTB

dan Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik Kategori Status Gizi BBTBSangat Kurus Normal Gemuk

Kelompok umur (bulan)

0 - 5 117 92 586 205

6 -11 126 104 581 188

12-23 98 76 678 148

24-35 102 83 673 143

36-47 77 78 673 172

48-60 77 71 693 159

Jenis kelamin

Laki-laki 96 84 664 157

Perempuan 87 74 671 167

Pendidikan KK

Tdk tamat SD amp Tdk sekolah 91 88 663 158

Tamat SD 63 84 678 175

Tamal SLTP 103 75 657 165

Tamat SLTA 102 78 662 158

Tamat PT 104 78 652 166

Pekerjaan Utama KK

Tdk kerjasekolahibu RT 134 83 647 136

TNIPolriPNSBUMN 54 80 664 202

Pegawai Swasta 101 91 635 173

Wiraswastadagangjasa84 73 691 152

Petaninelayan 103 84 634 178

Buruh amp lainnya 91 73 700 136

Tempat tinggal

Kota 76 73 711 140

Desa 103 84 635 178

Tingkat pengeluaran per kapita

Kuintil 1 105 82 669 144

Kuintil 2 82 82 695 141

Kuintil 3 98 69 684 149

Kuintil 4 83 78 641 197

Kuintil 5 83 82 624 211

32

Tabel 32144 di bawah ini menyajikan gabungan prevalensi balita menurut ke tigaindikator status gizi yang digunakan yaitu BBU (Gizi Buruk dan Kurang) TBU(kependekan) BBTB (kekurusan) Indikator TBU memberikan gambaran masalah giziyang sifatnya kronis dan BBTB memberikan gambaran masalah gizi yang sifatnya akut

Tabel 32144Prevalensi Balita menurut Tiga Indikator Status Gizi

dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKotaBBU

Bur-Kur

TBU Kronis

(Kependekan)

BBTBAkut

Akut Kronis

(Kekurusan)Nias 383 505 181 radic radicMandailing Natal 261 541 143 radic radicTapanuli Selatan 273 289 318 radicTapanuli Tengah 278 418 233 radic radicTapanuli Utara 383 611 160 radic radicToba Samosir 128 394 125 radic radicLabuhan Batu 227 470 167 radic radicAsahan 262 399 184 radic radicSimalungun 263 429 228 radic radicDairi 194 559 103 radic radicKaro 150 450 78 radicDeli Serdang 229 399 125 radic radicLangkat 114 467 198 radic radicNias Selatan 320 671 126 radic radicHumbang Hasundutan 301 473 213 radic radicPakpak Bharat 245 546 150 radic radicSamosir 115 348 178 radicSerdang Bedagai 261 396 259 radic radicKota Sibolga 328 465 227 radic radicKota Tanjung Balai 262 437 119 radic radicKota Pematang Siantar 146 301 175 radicKota Tebing Tinggi 228 353 150 radicKota Medan 170 416 148 radic radicKota Binjai 258 370 158 radic radicKota Padang Sidempuan 127 328 181 radic

Sumatera Utara 227 431 170

Permasalahan gizi akut adalah apabila BBTB gt10 (UNHCR)Permasalahan gizi kronis adalah apabila TBU di atas prevalensi nasional (368)

Hampir semua kabupatenkota di Provinsi Sumatera utara masih menghadapipermasalahan gizi akut kecuali Kabupaten Karo Dari 25 kabupatenkota hanya 5kabupatenkota yang tidak mengalami masalah gizi kronis atau prevalensi kependekanyang lebih kecil dari angka provinsi yaitu Tapanuli Selatan Samosir Kota PematangSiantar Kota Tebing Tinggi dan Kota Padang Sidempuan

33

322 Status Gizi Penduduk Umur 6-14 Tahun (Usia Sekolah)

Status gizi penduduk umur 6-14 tahun dapat dinilai berdasarkan IMT yang dibedakanmenurut umur dan jenis kelamin Sebagai rujukan untuk menentukan kurus apabila nilaiIMT kurang dari 2 standar deviasi (SD) dari nilai rerata dan berat badan (BB) lebih jikanilai IMT lebih dari 2SD nilai rerata standar WHO 2007 (Tabel 3221)

Tabel 3221Standar Penentuan Kekurusan dan Berat Badan Lebih

Menurut Nilai Rerata IMT Umur dan Jenis Kelamin WHO 2007

Umur(Tahun)

Laki-laki Perempuan

Rerata IMT -2SD +2SD Rerata IMT -2SD +2SD

6 153 130 185 153 127 1927 155 132 190 154 127 1988 157 133 197 157 129 2069 161 135 205 161 131 215

10 164 137 214 166 135 22611 169 141 225 173 139 23712 175 145 236 180 144 24913 182 149 248 188 149 26214 190 155 259 196 155 273

Berdasarkan standar WHO di atas untuk provinsi Sumatera Utara prevalensi kekurusanadalah 124 pada laki-laki dan 97 pada perempuan Sedangkan prevalensi BB lebihpada laki-laki 149 dan perempuan 118

Menurut kabupaten prevalensi kekurusan terendah di Dairi yaitu 43 pada anak laki-laki dan 25 pada anak perempuan

Lima kabupaten dengan prevalensi kekurusan tertinggi pada anak laki-laki adalahSimalungun (178) Pakpak Bharat (172) Samosir (165 ) Kota Tanjung Balai(164) dan Kota Binjai (151) Sedangkan untuk anak perempuan terdapat diKabupaten Samosir (180) Pakpak Bharat (172) Toba Samosir (141) Kota Binjai(140) Tapanuli Selatan (134)

Prevalensi BB-lebih pada anak umur 6 ndash 14 tahun tertinggi di Langkat untuk anak laki-laki (272) dan untuk anak perempuan (224) Lima kabupaten dengan prevalensiBB-lebih pada anak laki-laki adalah Langkat (272) Labuhan Batu (234) SerdangBedagai (197) Simalungun (191) dan Humbang Hasundutan (188) Sedangkanuntuk anak perempuan terdapat di kabupaten Langkat (224) Labuhan Batu (212)Serdang Bedagai (165) Kota Sibolga (150) dan Simalungun (147)

34

Tabel 3222Persentase Status Gizi Anak Usia 6-14 Tahun menurut IMT dan

KabupatenKota Pada Laki-Laki dan Perempuandi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaLaki-laki Perempuan

Kurus BB Lebih Kurus BB LebihNias 147 56 122 44

Mandailing Natal 125 166 91 115

Tapanuli Selatan 130 175 134 141

Tapanuli Tengah 127 89 92 78

Tapanuli Utara 124 109 84 95

Toba Samosir 133 74 141 74

Labuhan Batu 119 234 131 212

Asahan 100 125 49 69

Simalungun 178 191 119 147

Dairi 43 117 25 78

Karo 61 87 68 52

Deli Serdang 148 69 110 63

Langkat 101 272 66 224

Nias Selatan 128 176 85 101

Humbang Hasundutan 134 188 93 146

Pakpak Bharat 172 182 172 125

Samosir 165 53 180 34

Serdang Bedagai 133 197 87 165

Kota Sibolga 130 161 113 150

Kota Tanjung Balai 164 71 103 45

Kota Pematang Siantar 83 87 78 70

Kota Tebing Tinggi 86 45 96 83

Kota Medan 111 165 74 134

Kota Binjai 151 86 140 44

Kota Padang Sidempuan 101 84 68 47

Sumatera Utara 124 149 97 118

35

Tabel 3223 menyajikan hasil tabulasi silang status gizi anak usia 6-14 tahun menurutIMT dengan karakteristik responden tipe daerah dan tingkat pengeluaran rumah tanggaper kapita Dari tabel ini terlihat bahwa

a Prevalensi anak kurus baik pada laki-laki dan perempuan cenderung lebih tinggidi perdesaan sebaliknya prevalensi anak dengan BB lebih banyak terjadi diperkotaan

b Tidak tampak adanya kecenderungan prevalensi pada anak laki-laki kurusmenurut tingkat pengeluaran rumah tangga per kapitaSedangkan prevalensianak laki-laki dengan BB-lebih cenderung meningkat sejalan dengan naiknyatingkat pengeluaran rumah tangga per kapita

c Ada kecenderungan semakin tinggi tingkat pengeluaran rumah tangga per kapitasemakin kecil prevalensi anak perempuan kurus Sebaliknya semakin tinggitingkat pengeluaran rumah tangga per kapita semakin besar prevalensi anakperempuan dengan BB-lebih

Tabel 3223Persentase Status Gizi Anak Usia 6-14 Tahun

menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KarakteristikLaki-laki Perempuan

Kurus BB Lebih Kurus BB Lebih

Tipe daerah

Perkotaan 111 137 85 110

Perdesaan 135 157 105 123

Tingkat pengeluaran per kapita

Kuintil 1 157 137 117 99

Kuintil 2 115 135 98 104

Kuintil 3 125 152 90 129

Kuintil 4 112 155 83 136

Kuintil 5 95 179 84 133

36

323 Status Gizi Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas

Status gizi penduduk umur 15 tahun ke atas dinilai dengan Indeks Massa Tubuh (IMT)Indeks Massa Tubuh dihitung berdasarkan berat badan dan tinggi badan dengan rumussebagai berikut

BB (kg)TB(m)2

Berikut ini adalah batasan IMT untuk menilai status gizi penduduk umur 15 tahun keatas

Kategori kurus IMT lt 185

Kategori normal IMT gt=185 - lt249

Kategori BB lebih IMT gt=250 - lt270

Kategori obese IMT gt=270

Indikator status gizi penduduk umur 15 tahun ke atas yang lain adalah ukuran lingkarperut (LP) untuk mengetahui adanya obesitas sentral Lingkar perut diukur dengan alatukur yang terbuat dari fiberglass dengan presisi 01 cm Batasan untuk menyatakanstatus obesitas sentral berbeda antara laki-laki dan perempuan

Status gizi wanita usia subur (WUS) 15 - 45 tahun dinilai dengan mengukur lingkarlengan atas (LILA) Pengukuran LILA dilakukan dengan pita LILA dengan presisi 01 cm

Dalam tabel 32321 dan 32322 BB lebih dan Obese digabung denganmenggunakan istilah ldquoobesitas sentralrdquo yang diukur melalui lingkar perut Untuk laki-lakidikategorikan obesitas sentral jika hasil pengukuran lebih besar dari 90 centimetersedangkan untuk wanita lebih besar dari 82 centimeter

3231 Status Gizi Dewasa Berdasarkan Indikator Indeks Massa Tubuh(IMT)

Di Sumatera Utara prevalensi kegemukan berat badan lebih maupun obesitas tertinggidi Kota Padang Sidempuan Sedangkan untuk obesitas sentral Kabupaten Karo tertinggikedua setelah Kota Padang Sidempuan Sedangkan prevalensi kegemukan terendah diKabupaten Nias dan Papak Bharat

Prevalensi kegemukan obesitas sentral meningkat dengan meningkatnya umur danlebih tinggi pada laki-laki lebih banyak di daerah perdesaan dan cenderung menurunpada pendidikan tinggi serta pada kelompok status ekonomi rendah

Masalah kegemukan (berat badan lebih + obese) pada orang dewasa di ProvinsiSumatera Utara sudah terlihat tinggi untuk tiap kota yang prevalensinya di atas 20persen dan ada empat kabupaten yaitu Kabupaten Karo Kota Padang SidempuanKota Pematang Siantar dan Kota Tanjung Balai Kecuali Kabupaten Labuhan Batusemua kabupatenkota tersebut di atas juga sudah bermasalah dengan obesitas yangprevalensinya sudah di atas 10 Kabupaten Nias dan Pakpak Bharat yang mempunyaprevalensi obesitas yang rendah atau di bawah lima persen

37

Tabel 32311Prevalensi Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas

menurut Indeks Masa Tubuh dan KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaStatus Gizi

Kurus Normal BB Lebih Obese

Nias 93 826 45 36

Mandailing Natal 127 701 89 83

Tapanuli Selatan 72 772 96 59

Tapanuli Tengah 122 733 65 80

Tapanuli Utara 71 755 105 68

Toba Samosir 59 769 90 82

Labuhan Batu 90 709 113 88

Asahan 109 659 107 126

Simalungun 71 782 97 50

Dairi 99 720 88 93

Karo 58 618 162 162

Deli Serdang 111 627 114 147

Langkat 63 748 132 58

Nias Selatan 102 771 85 42

Humbang Hasundutan 101 791 65 43

Pakpak Bharat 84 824 59 34

Samosir 102 784 63 51

Serdang Bedagai 70 794 71 64

Kota Sibolga 100 650 109 141

Kota Tanjung Balai 108 619 119 154

Kota Pematang Siantar 95 617 147 141

Kota Tebing Tinggi 72 671 121 135

Kota Medan 89 664 125 121

Kota Binjai 87 671 112 130

Kota Padang Sidempuan 67 632 125 176

Sumatera Utara 89 704 108 99

Nasional 93 699 107 102Kurus IMT lt185 Normal 185-249 BB lebih IMT 25-27 Obese IMT gt=27k

38

Pada tabel 32312 menjelaskan prevalensi status gizi pada laki-laki dan perempuanSecara umum wanita yang BB lebih + obesitas di Sumatera Utara lebih banyak padawanita dibandingkan laki-laki pada wanita 24 dan pada laki-laki 18

Masalah BB lebih + obesitas lebih banyak pada responden yang tinggal di daerah kotauntuk laki-laki dan wanita masalah tersebut sudah melampaui 21 persen Untukresponden laki-laki yang tinggal di daerah desa

Tabel 32312Prevalensi Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas yang BB Lebih + Obesitas

Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Kabupaten kota Laki-laki Perempuan Laki-laki dan Perempuan

Nias 8 82 81

Mandailing Natal 137 208 172

Tapanuli Selatan 134 176 155

Tapanuli Tengah 106 183 145

Tapanuli Utara 157 187 173

Toba Samosir 142 203 172

Labuhan Batu 182 22 201

Asahan 172 29 233

Simalungun 12 172 147

Dairi 133 225 181

Karo 283 363 324

Deli Serdang 212 309 261

Langkat 185 194 19

Nias Selatan 154 105 127

Humbang Hasundutan 86 127 108

Pakpak Bharat 86 10 93

Samosir 88 132 114

Serdang Bedagai 97 173 135

Kota Sibolga 245 255 25

Kota Tanjung Balai 231 313 273

Kota Pematang Siantar 243 325 288

Kota Tebing Tinggi 212 299 256

Kota Medan 219 272 246

Kota Binjai 218 263 242

Kota Padang Sidempuan 201 398 301

Sumatera Utara 177 238 209

39

Menurut pendapatan keluarga per kapita per bulan distribusi penduduk umur 15 tahunke atas yang BB lebih+obesitas meningkat seiring dengan meningkatnya pendapatankeluarga Sedangkan persentase yang kurus menurut tingkat pendidikan KK lebihbanyak pada yang tidak tamat sekolah Pada pendidikan tinggi persentase yang kurussedikit tetapi yang BB lebih+obesitas tertinggi (32)

Tabel 32313Prevalensi Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas

menurut Indeks Massa Tubuh dan Karakteristik Respondendi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikKategori status gizi BBU

Kurus Normal BB lebih ObeseKlasifikasi desa

Kota 90 659 123 129Desa 88 743 95 74

Tingkat pendidikanTidak Sekolah 160 672 93 75Tidak Tamat SD 97 698 105 101Tamat SD 95 686 111 109Tamat SLTP 103 732 93 72Tamat SLTA 68 707 117 109PT 49 636 143 172

Tkt pengeluaran per kapitaKuintil-1 111 744 85 60Kuintil-2 98 733 100 69Kuintil-3 105 707 97 92Kuintil-4 82 696 114 109Kuintil-5 66 671 128 135

Sumatera Utara 89 704 108 99

40

3232 Status Gizi Dewasa Berdasarkan Indikator Lingkar Perut (LP)

Prevalensi obesitas sentral pada penduduk 15 tahun ke atas yang sudah di atas 20persen adalah di empat kota dan dua kabupaten yaitu Kota Tanjung Balai PematangSiantar Tebing Tinggi Padang Sidempuan Kabupaten Karo dan Deli SerdangSedangkan prevalensi terendah adalah di Kabupaten Pakpak Bharat (45) dan Nias(5)

Tabel 32321Prevalensi Obesitas Sentral pada Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas

menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007Kabupatenkota Obesitas sentralNias 50Mandailing Natal 119Tapanuli Selatan 94Tapanuli Tengah 105Tapanuli Utara 157Toba Samosir 149Labuhan Batu 153Asahan 184Simalungun 104Dairi 158Karo 246Deli Serdang 222Langkat 97Nias Selatan 187Humbang Hasundutan 71Pakpak Bharat 45Samosir 129Serdang Bedagai 87Kota Sibolga 150Kota Tanjung Balai 217Kota Pematang Siantar 255Kota Tebing Tinggi 212Kota Medan 194Kota Binjai 172Kota Padang Sidempuan 245

Sumatera Utara 160

Nasional 191Catatan Laki-laki lingkar perut gt 90 cm

Perempuan lingkar perut gt 82 cm

Obesitas sentral penduduk umur 15 tahun ke atas menurut karakteristik respondenadalah sebagai berikut

1 Menurut kelompok umur semakin bertambah umur semakin tinggi prevalensi obeitassentral Setelah umur mencapai 55 tahun sudah separuh penduduk umur 15 tahunke atas sudah obesitas sentral

2 Setidaknya satu dari empat orang sudah mengalami obesitas sentral baik laki-lakimaupun wanita

3 Semakin rendah tingkat pendidikan KK prevalensi obesitas sentral meningkat

4 Berdasarkan pekerjaan utama KK terlihat yang berstatus sekolah prevalensi obsitassentralnya paling rendah Prevalensi tertinggi pada yang tidak bekerja yangkemungkinan termasuk penduduk yang usia di atas 55 tahun

5 Hampir tidak ada perbedaan prevalensi obesitas sentral menurut kuintil pendapatanperkapita

41

Tabel 32322Prevalensi Obesitas Sentral pada Penduduk Umur 15 Tahun

ke Atas menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Karakteristik Obesitas sentralKelompok umur (tahun)

15-24 86

25-34 144

35-44 245

45-54 360

55-64 504

65-74 630

75+ 696

Jenis kelamin

Laki-laki 268

Perempuan 259

Tingkat pendidikan

Tidak Sekolah 516

Tidak Tamat SD 385

Tamat SD 328

Tamat SLTP 223

Tamat SLTA 187

PT 217

Pekerjaan Utama KK

Tidak kerja 320

Sekolah 120

Ibu RT 250

Pegawai 217

Wiraswasta 256

Petaninelayanburuh 286

Lainnya 287

Tempat Tinggal

Kota 249

Desa 276

Tkt Pengeluaran per kapita

Kuintil-1 266

Kuintil-2 258

Kuintil-3 261

Kuintil-4 254

Kuintil-5 275

Sumatera Utara 264

42

3233 Status Gizi Wanita Usia Subur (WUS) 15-45 Tahun Berdasarkan

Indikator Lingkar Lengan Atas (LILA)

Tabel 32331 tabel 32332 dan tabel 32333 menyajikan gambaran masalah gizipada WUS yang diukur dengan LILA Hasil pengukuran LILA ini disajikan menurutprovinsi dan karakteristik responden Untuk menggambarkan adanya risiko kurang enegikronis (KEK) dalam kaitannya dengan kesehatan reproduksi pada WUS digunakanambang batas nilai rerata LILA dikurangi 1 SD yang sudah disesuaikan dengan umur(age adjusted)

Tabel 32331 menggambarkan prevalensi KEK tingkat nasional berdasarkan umurNampak adanya kecenderungan dengan meningkatnya umur nilai rerata LILA jugameningkat

Tabel 32331Nilai Rerata LILA Wanita Umur 15-45 tahun

Riskesdas 2007

Umur (Tahun)Nilai Rerata LILA

Rerata (cm) Standar Deviasi (SD)

15 238 262

16 242 257

17 244 253

18 246 262

19 247 260

20 249 272

21 250 278

22 251 280

23 254 292

24 256 294

25 258 298

26 259 298

27 261 304

28 263 310

29 264 314

30 266 317

31 267 317

32 268 316

33 269 323

34 270 324

35 270 322

36 271 329

37 272 333

38 272 331

39 272 337

40 272 335

41 273 332

42 274 337

43 273 335

44 274 332

45 272 341

43

Untuk menilai prevalensi risiko KEK dilakukan dengan cara menghitung LILA lebih kecil1 SD dari nilai rerata untuk setiap umur antara 15 sampai 45 tahun

Tabel 32332 menunjukkan 3 kabupaten dengan prevalensi risiko KEK di atas angkanasional (136) yaitu Nias (262) Dairi (151) Nias Selatan (258)

Tabel 32332Prevalensi Risiko KEK Penduduk Wanita Umur 15-45 Tahun

Menurut Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten Kota Risiko KEK ()

Nias 262

Mandailing Natal 136

Tapanuli Selatan 37

Tapanuli Tengah 37

Tapanuli Utara 109

Toba Samosir 65

Labuhan Batu 09

Asahan 84

Simalungun 119

Dairi 151

Karo 58

Deli Serdang 48

Langkat 95

Nias Selatan 258

Humbang Hasundutan 106

Pakpak Bharat 71

Samosir 36

Serdang Bedagai 38

Kota Sibolga 101

Kota Tanjung Balai 87

Kota Pematang Siantar 84

Kota Tebing Tinggi 61

Kota Medan 79

Kota Binjai 30

Kota Padang Sidempuan 49

Sumatera Utara 79

Nasional 136Catatan Risiko KEK adalah bila nilai rerata LILA lebih kecil dari nilai rerata LILAnasional dikurangi 1 SD untuk setiap umur

44

Kecenderungan risiko KEK berdasarkan tabulasi silang antara prevalensi Risiko KEKdengan karakteristik responden dapat dilihat pada Tabel 32333 adalah

a Berdasarkan tingkat pendidikan gambaran nasional menunjukkan pada tingkatpendidikan terendah (tidak sekolah dan tidak tamat SD) risiko KEK cenderung lebihtinggi dibanding tingkat pendidikan tertinggi (tamat PT)

b Secara nasional prevalensi risiko KEK lebih tinggi di daerah perdesaan dibandingperkotaan

c Gambaran nasional menunjukkan hubungan negatif antara tingkat pengeluaranrumahtangga per kapita dengan risiko KEK Semakin meningkat pengeluaranrumahtangga per kapita per bulan cenderung semakin rendah risiko KEK

Tabel 32333Prevalensi Risiko KEK Penduduk Perempuan

Umur 15-45 Tahun Menurut Karakteristik Riskesdas 2007

Karakteristik KEK

Pendidikan

Tidak Sekolah amp Tidak Tamat SD 121

Tamat SD 83

Tamat SMP 74

Tamat SMA 69

Tamat PT 83

Tipe daerah

Perkotaan 63

Perdesaan 93

Tingkat pengeluaran per Kapita

Kuintil ndash 1 98

Kuintil ndash 2 90

Kuintil ndash 3 80

Kuintil ndash 4 67

Kuintil ndash 5 61

324 Konsumsi Energi Dan Protein

Konsumsi energi dan protein tingkat rumah tangga pada Riskesdas 2007 diperolehberdasarkan jawaban responden untuk makanan yang di konsumsi anggota rumahtangga (ART) dalam waktu 1 x 24 jam yang lalu Responden adalah ibu rumah tanggaatau anggota rumah tangga lain yang biasanya menyiapkan makanan di rumah tangga(RT) tersebut Penetapan rumah tangga (RT) defisit energi berdasarkan angka reratakonsumsi energi per kapita per hari dari data Riskesdas 2007 Angka rerata konsumsienergi dan protein per kapita per hari yang diperoleh dari data konsumsi rumahtanggadibagi jumlah anggota rumahtangga yang telah di standarisasi menurut umur dan jeniskelamin serta sudah dikoreksi dengan tamu yang ikut makan

Rumah tangga dengan konsumsi rdquoenergi rendahrdquo adalah bila RT dengan konsumsienergi di bawah rerata konsumsi energi nasional dari data Riskesdas 2007 sedangkanRT dengan konsumsi rdquoprotein rendahrdquo adalah bila RT dengan konsumsi protein di bawahrerata konsumsi protein nasional dari data Riskesdas 2007

45

Tabel 3241Konsumsi Energi dan Protein Per Kapita per Hari

Menurut kabupaten di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota Energi Protein

Rerata SD Rerata SDNias 18318 6499 674 280

Mandailing Natal 19539 7029 609 281

Tapanuli Selatan 24806 6878 730 239

Tapanuli Tengah 16661 6725 846 320

Tapanuli Utara 21127 6863 846 299

Toba Samosir 19910 6517 753 260

Labuhan Batu 16981 6506 610 269

Asahan 16738 6057 613 267

Simalungun 18370 6261 591 241

Dairi 21672 6921 798 297

Karo 20316 6967 654 268

Deli Serdang 15604 5556 560 248

Langkat 22791 10068 663 308

Nias Selatan 19505 8155 670 274

Humbang Hasundutan 17339 8108 712 292

Pakpak Bharat 20679 6677 846 321

Samosir 13629 6185 575 298

Serdang Bedagai 16696 5649 571 230

Kota Sibolga 17943 6430 682 246

Kota Tanjung Balai 24393 9325 703 293

Kota Pematang Siantar 18245 6686 654 291

Kota Tebing Tinggi 17547 6051 637 251

Kota Medan 18957 7266 711 292

Kota Binjai 15312 5087 586 242

Kota Padang Sidempuan 15697 6325 591 248

Sumatera Utara 18616 7415 650 282

Selanjutnya dalam penulisan tabel 3241 sampai 3243 disajikan angka reratakonsumsi energi dan protein per kapita per hari dan prevalensi rumah tangga defisitenergi dan protein sedangkan prevalensi rumah tangga yang tidak defisit energi danprotein tidak disajikan Untuk itu perlu dipahami bahwa prevalensi rumah tangga yangtidak defisit energi dan protein berarti 100 dikurangi prevalensi rumah tangga defisitenergi dan protein

Data pada tabel 3241 menunjukkan bahwa rata-rata konsumsi per kapita per haripenduduk di Provinsi Sumatera Utara adalah 18616 kkal untuk energi dan 650 gramuntuk protein lebih tinggi dari rerata angka nasional (energi 17355 kkal dan protein 555gram) Kabupaten dengan angka konsumsi energi terendah adalah kabupaten Samosir(13629 kkal) dan Kabupaten dengan angka konsumsi energi tertinggi adalah KabupatenTapanuli Selatan (24806 kkal) Kabupaten dengan konsumsi protein terendah adalahDili Serdang (560 gram) dan Kabupaten dengan konsumsi protein tertinggi adalahTapanuli Utara (846 gram)

46

Data pada tabel 3242 menunjukkan bahwa di Provinsi Sumatera Utara prevalensi RTdengan konsumsi energi dan protein dibawah angka rerata nasional sebanyak 504untuk energi dan 428 untuk protein Angka prevalensi tersebut lebih rendah dariangka prevalensi nasional (59 untuk energi dan 585 untuk protein)

Tabel 3242Prevalensi RT dengan Konsumsi Energi dan Protein

Lebih Kecil dari Angka Rerata Nasional Menurut Kabupatendi Provinsi Sumatera Utara Riskedas 2007

lt Rerata Nasional

KabupatenKota Energi Protein

Nias 503 410Mandailing Natal 441 510Tapanuli Selatan 126 254Tapanuli Tengah 559 224Tapanuli Utara 298 194Toba Samosir 373 240Labuhan Batu 591 477Asahan 624 490Simalungun 457 496Dairi 285 229Karo 372 398Deli Serdang 687 572Langkat 372 417Nias Selatan 484 400Humbang Hasundutan 590 337Pakpak Bharat 314 196Samosir 742 537Serdang Bedagai 617 548Kota Sibolga 536 351Kota Tanjung Balai 267 341Kota Pematang Siantar 511 428Kota Tebing Tinggi 558 453Kota Medan 489 330Kota Binjai 697 517Kota Padang Sidempuan 665 488

Sumatera Utara 504 428

Berdasarkan angka rerata konsumsi energi (17355 kkal) dan Protein (555 gram)dari data Riskesdas 2007

Kabupaten dengan konsumsi energi lebih rendah dari angka rerata nasional yangprevalensi-nya tertinggi adalah Kabupaten Samosir (742) dan sebaliknya yangprevalensinya terendah adalah Kabupaten Tapanuli Selatan (126) Kabupaten dengankonsumsi protein lebih rendah dari rerata nasional RT yang prevalensinya tertinggiadalah Kabupaten Dili Serdang (572) dan sebaliknya yang prevalensinya terendahadalah Kabupaten TapanuIi Utara (194)

47

Data pada tabel 3243 berikut menunjukkan bahwa prevalensi RT di kota yangkonsumsi energi lebih rendah dari angka rerata nasional lebih tinggi dari RT di desaPrevalensi RT di desa yang konsumsi protein lebih rendah dari angka rerata nasionalsama dengan prevalensi RT di kota Menurut kuintil pengeluaran RT semakin tinggikuintil pengeluaran RT semakin rendah prevalensi RT yang konsumsi energi dan proteinlebih rendah dari angka rerata nasional

Tabel 3243Prevalensi Konsumsi Energi dan Protein Lebih Kecil dari Angka Rerata

Nasional Menurut Klasifikasi Desa dan Kuintil Pengeluaran RTdi Provinsi Sumatera Utara Riskedas 2007

Karakteristiklt Rerata Nasional

Energi ProteinTipe Daerah

Kota 566 434

Desa 455 422

Pengeluaran per Bulan

Kuintil ndash 1 568 516

Kuintil ndash 2 529 471

Kuintil ndash 3 514 428

Kuintil ndash 4 487 386

Kuintil ndash 5 418 332Berdasarkan angka rerata konsumsi energi (17355 kkal) dan Protein (555 gram)dari data Riskesdas 2007

48

325 Konsumsi Garam Beriodium

Prevalensi konsumsi garam beriodium Riskesdas 2007 diperoleh dari hasil isian padakuesioner Blok II No 7 yang diisi dari hasi tes cepat garam iodium Tes cepat dilakukanoleh petugas pengumpul data dengan mengunakan kit tes cepat (garam ditetesi larutantes) pada garam yang digunakan di rumah-tangga Rumah tangga dinyatakanmempunyai ldquogaram cukup iodium (ge 30 ppm KIO3)rdquo bila hasil tes cepat garam berwarnabiruungu tua mempunyai ldquogaram tidak cukup iodium (le 30 ppm KIO3)rdquo bila hasil tescepat garam berwarna biruungu muda dan dinyatakan mempunyai ldquogaram tidak adaiodiumrdquo bila hasil tes cepat garam di rumah-tangga tidak berwarna

Secara umum di Provinsi Sumatera Utara kandungan iodium dalam garam yangdikonsumsi rumah tangga sudah mencapai 90 persen atau sudah dalam kategori baikbahkan beberapa kabupatenkota hampir mencapai 100 persen seperti Kabupaten Karodan Kota Pematang Siantar Namun demikian masih terdapat kabupaten yang masih dibawah 50 persen seperti Kabupaten Tapanuli Selatan dan Mandailing Natal

Tabel 3251Persentase Rumah Tangga Mengkonsumsi Garam

Mengandung Cukup Iodium Menurut KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten Kota

Rumah TanggaMengkonsumsi Garam

Cukup Iodium ()

Nias 951

Mandailing Natal 492

Tapanuli Selatan 355

Tapanuli Tengah 992

Tapanuli Utara 986

Toba Samosir 992

Labuhan Batu 921

Asahan 973

Simalungun 989

Dairi 993

Karo 998

Deli Serdang 919

Langkat 889

Nias Selatan 529

Humbang Hasundutan 945

Pakpak Bharat 988

Samosir 991

Serdang Bedagai 976

Kota Sibolga 915

Kota Tanjung Balai 972

Kota Pematang Siantar 997

Kota Tebing Tinggi 761

Kota Medan 992

Kota Binjai 818

Kota Padang Sidempuan 931

Sumatera Utara 899

49

Tabel 3252 memperlihatkan persentase rumah tangga mengkonsumsi garam cukupiodium menurut karakteristik Menurut tingkat pendidikan kepala keluarga persentaserumah tangga mengkonsumsi garam cukup iodium cenderung semakin meningkatseiring peningkatan pendidikan kepala keluarga Kepala keluarga dengan pekerjaantetap cenderung mempunyai persentase lebih tinggi dibandingkan jenis pekerjaan lainKualitas konsumsi garam beriodium di perkotaan lebih baik dibanding di perdesaanBerdasarkan kuintil tingkat pengeluaran per kapita terlihat sedikit peningkatanpersentase rumah tangga mengkonsumsi garam cukup iodium seiring denganmeningkatnya tingkat pengeluaran per kapita

Tabel 3252Persentase Rumah Tangga Mengkonsumsi Garam Cukup Iodium

Menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KarakteristikRumah Tangga

Mengkonsumsi GaramCukup Iodium ()

Pendidikan Kepala KeluargaTidak tamat SD amp Tidak sekolah 863Tamat SD 884Tamat SLTP 907Tamat SLTA 926Tamat PT 926

Pekerjaan Kepala KeluargaTidak bekerjaSekolahIbu rumah 907TNIPolriPNSBUMN 943Pegawai Swasta 968WiraswastaPedagangPelayanan 932PetaniNelayan 852BuruhLainnya 899

Tempat tinggalPerkotaan 952Perdesaan 858

Tingkat pengeluaran per kapitaKuintil 1 893Kuintil 2 886Kuintil 3 900Kuintil 4 902Kuintil 5 916

33 Kesehatan Ibu dan Anak

331 Status Imunisasi

Departemen Kesehatan melaksanakan Program Pengembangan Imunisasi (PPI) padaanak dalam upaya menurunkan kejadian penyakit pada anak Program imunisasi untukpenyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) pada anak yang dicakupdalam PPI adalah satu kali imunisasi BCG tiga kali imunisasi DPT empat kali imunisasipolio satu kali imunisasi campak dan tiga kali imunisasi Hepatitis B (HB)

Imunisasi BCG diberikan pada bayi umur kurang dari tiga bulan imunisasi polio padabayi baru lahir dan tiga dosis berikutnya diberikan dengan jarak paling cepat empatminggu imunisasi DPTHB pada bayi umur dua tiga empat bulan dengan intervalminimal empat minggu dan imunisasi campak paling dini umur sembilan bulan

50

Dalam Riskesdas informasi tentang cakupan imunisasi ditanyakan pada ibu yangmempunyai balita umur 0 ndash 59 bulan Informasi tentang imunisasi dikumpulkan dengantiga cara yaitu

a Wawancara kepada ibu balita atau anggota rumah-tangga yang mengetahuib Catatan dalam Kartu Menuju Sehat (KMS) danc Catatan dalam Buku KIA

Bila salah satu dari ketiga sumber tersebut menyatakan bahwa anak sudah diimunisasidisimpulkan bahwa anak tersebut sudah diimunisasi untuk jenis tersebut

Selain untuk tiap-tiap jenis imunisasi anak disebut sudah mendapat imunisasi lengkapbila sudah mendapatkan semua jenis imunisasi satu kali BCG tiga kali DPT tiga kalipolio tiga kali HB dan satu kali imunisasi campak Oleh karena jadwal imunisasi untukBCG polio DPT HB dan campak yang berbeda bayi umur 0-11 bulan dikeluarkan darianalisis imunisasi Hal ini disebabkan karena bila bayi umur 0-11 bulan dimasukkandalam analisis dapat memberikan interpretasi yang berbeda karena sebagian bayibelum mencapai umur untuk imunisasi tertentu atau belum mencapai frekuensiimunisasi tiga kali

Oleh karena itu hanya anak umur 12-59 bulan yang dimasukkan dalam analisisimunisasi Berbeda dengan Laporan Nasional analisis imunisasi di tingkat provinsi tidakmemasukkan analisis untuk anak umur 12-23 bulan tetapi hanya anak umur 12-59bulan Alasan untuk tidak memasukkan analisis imunisasi anak 12-23 bulan karena dibeberapa kabupaten kota jumlah sampel sedikit sehingga tidak dapat mencerminkancakupan imunisasi yang sebenarnya dengan sampel sedikit

Cakupan imunisasi pada anak umur 12 ndash 59 bulan dapat dilihat pada empat tabel (Tabel3311 sd Tabel 3314) Tabel 3311 dan Tabel 3312 menunjukkan tiap jenisimunisasi yaitu BCG tiga kali polio tiga kali DPT tiga kali HB dan campak menurutprovinsi dan karakteristik Tabel 3312 dan 3313 adalah cakupan imunisasi lengkappada anak yang merupakan gabungan dari tiap jenis imunisasi yang didapatkan olehseorang anak

Tidak semua balita dapat diketahui status imunisasi (missing) Hal ini disebabkan karenabeberapa alasan yaitu ibu lupa anaknya sudah diimunisasi atau belum ibu lupa berapakali sudah diimunisasi ibu tidak mengetahui secara pasti jenis imunisasi catatan dalamKMS tidak lengkaptidak terisi catatan dalam Buku KIA tidak lengkaptidak terisi tidakdapat menunjukkan KMSBuku KIA karena hilang atau tidak disimpan oleh ibu subyekyang ditanya tentang imunisasi bukan ibu balita atau ketidakakuratan pewawancarasaat proses wawancara dan pencatatan

51

Tabel 3311 Memperlihatkan cakupan anak balita yang telah mendapat imunisasiterhadap lima penyakit anak utama yang bisa dicegah dengan imunisasi pada umur 12bulan seperti yang dianjurkan oleh pemerintah Cakupan imunisasi di ProvinsiSumatera Utara untuk BCG (75 persen) dan Campak (71 persen)

Berdasarkan kabupaten cakupan tertinggi untuk imunisasi BCG adalah PematangSiantar dan terendah adalah Tapanuli Selatan (98 persen 42 persen) Cakupanimunisasi tertinggi untuk Polio 3 adalah Tebing Tinggi dan terendah Nias Selatan (92persen 33 persen) Cakupan imunisasi tertinggi DPT 3 HB 3 dan Campak berturut-turut adalah Kabupaten Pematang Siantar (86 persen untuk DPT 3 dan 83 persen untukHB3) dan Serdang Bedagai (95 persen) dan terendah adalah Kabupaten Nias Selatan(16 persen untuk DPT3 dan 11 persen untuk HB 3) dan Tanjung Balai (30 persen)

Tabel 3311Prevalensi Anak Balita Umur 12 ndash 59 Bulan yang Mendapatkan Imunisasi

Dasar menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KabupatenkotaJenis imunisasi

BCG Polio 3 DPT 3 HB 3 Campak

Nias 865 604 570 406 705

Mandailing Natal 483 343 267 250 368

Tapanuli Selatan 419 436 221 200 421

Tapanuli Tengah 534 372 240 130 383

Tapanuli Utara 674 431 342 358 650

Toba Samosir 716 848 847 623 890

Labuhan Batu 646 513 355 300 523

Asahan 719 605 532 526 657

Simalungun 867 792 773 572 874

Dairi 737 625 470 411 640

Karo 740 758 784 708 866

Deli Serdang 810 772 685 645 725

Langkat 826 690 600 603 910

Nias Selatan 531 331 156 111 452

Humbang Hasundutan 784 521 456 470 686

Pakpak Bharat 833 526 353 438 813

Samosir 642 455 367 327 710

Serdang Bedagai 930 835 642 528 952

Kota Sibolga 630 356 465 488 591

Kota Tanjung Balai 423 469 281 237 295

Kota Pematang Siantar 975 880 861 831 907

Kota Tebing Tinggi 927 923 837 789 824

Kota Medan 876 785 687 669 833

Kota Binjai 842 603 667 641 818

Kota Padang Sidempuan 795 738 671 657 724

Sumatera Utara 750 648 550 500 708Catatan Imunisasi untuk anak umur 12-23 bulan tidak dianalisis karena sampel sedikit

di beberapa kabupaten kota Imunisasi anak umur 12-23 bulan di Provinsi Sumatera Utara untuk BCG

763 polio3 640 DPT3 547 HB3 5147 campak 712

52

Menurut karakteristik latar belakang cakupan imunisasi 5 jenis imunisasi dasarbervarisasi Tidak ada perbedaan yang berarti prosentase cakupan imunisasi BCGPolio3 DPT3 HB3 Campak pada balita menurut kelompok umur dan jenis kelaminSemakin tinggi tingkat pendapatan keluarga (kuintil) cakupan ke-5 jenis imunisasi dasarsemakin tinggi Begitu pula dengan tingkat pendidikan kepala keluarga Semakin tinggitingkat pendidikan kepala keluarga semakin tinggi cakupan imunisasinya Misalnyacakupan DPT3 pada kepala keluarga yang berpendidikan tidak sekolah 46 persen 52persen SMP tamat dan 72 persen SLTA+ Pekerjaan utama kepala keluargaPNSPOLRITNIBUMNBUMD pencapaian cakupan imunisasi lebih tinggi dibandingpekerjaan yang lain Cakupan imunisasi pada daerah perkotaan lebih tinggi dibandingdaerah perdesaan (Tabel 3312)

Tabel 3312Prevalensi Anak Balita Umur 12 ndash 59 Bulan yang Mendapatkan Imunisasi

Dasar Menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KarakteristikJenis imunisasi

BCG Polio 3 DPT 3 HB 3 CampakKelompok Umur (bulan)

12 ndash 23 765 641 547 515 71224 ndash 35 741 651 542 481 70236 ndash 47 756 651 570 513 72048 ndash 59 738 648 540 491 694

Jenis kelaminLaki-laki 754 652 563 500 710Perempuan 746 643 535 500 705

Pendidikan KKTidak sekolah 638 550 463 517 591SD Tidak Tamat 597 508 436 381 538SD Tamat 681 588 470 433 619SMP Tamat 761 622 519 458 705SLTA Tamat 823 737 639 578 783SLTA+ 841 727 720 639 865

Pekerjaan Utama KKTidak bekarja 765 672 533 443 709Ibu rumahtangga 821 774 714 792 815PNSPOLRITNIBUMNBUMD 882 790 703 666 873Wiraswasta Pegawai Swasta 811 717 644 579 767Petaniburuhnelayan 686 581 459 407 637Lainnya 743 554 563 557 644

Tempat TinggalPerkotaan 826 662 662 632 770Perdesaan 693 462 462 395 660

Tingkat Pengeluaran Per KapitaKuintil-1 680 585 456 414 637Kuintil-2 732 627 529 498 688Kuintil-3 762 658 556 486 713Kuintil-4 808 705 596 522 744Kuintil-5 837 722 703 675 830

Sumatera Utara 750 648 550 500 708

53

Dalam laporan ini yang dimaksud imunisasi lengkap adalah anak balita yang pernahmendapat imunisasi BCG DPT minimal 3 kali Polio minimal 3 kali Hepatitis B minimal 3kali dan Campak menurut pengakuan catatan KMSKIA Cakupan imunisasi lengkap diProvinsi Sumatera Utara hanya 28 persen Sedangkan yang tidak pernah di imunisasisama sekali sebesar 15 persen Sebagian besar balita status imunisasinya tidak lengkap(56 persen) Hanya Kota Pematang Siantar di mana cakupan imunisasi lengkap di atas60 persen (62 persen) selebihnya kabupatenKota yang lain semua cakupan imunisasilenngkapnya di bawah 50 persen Bahkan ada beberapa KabupatenKota cakupanimunisasi lengkap dibawah 10 persen (Tapanuli Tengah 9 persen Tapanuli Selatan 5persen dan Nias Selatan (4 persen) Lihat Tabel 3313

Tabel 3313

Prevalensi Anak Balita Umur 12 ndash 59 Bulan yang Mendapatkan ImunisasiLengkap Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara

Riskesdas 2007

Kabupaten Kota

Imunisasi dasar

Lengkap Tdk lengkap Tidak samasekali

Nias 147 748 106

Mandailing Natal 107 524 369

Tapanuli Selatan 53 643 304

Tapanuli Tengah 93 556 352

Tapanuli Utara 150 679 171

Toba Samosir 375 594 31

Labuhan Batu 148 567 285

Asahan 343 478 179

Simalungun 219 710 72

Dairi 217 608 175

Karo 291 599 110

Deli Serdang 395 513 92

Langkat 301 573 126

Nias Selatan 40 591 369

Humbang Hasundutan 316 544 139

Pakpak Bharat 200 700 100

Samosir 186 571 243

Serdang Bedagai 365 605 30

Kota Sibolga 239 435 326

Kota Tanjung Balai 160 530 310

Kota Pematang Siantar 619 369 12

Kota Tebing Tinggi 436 527 36

Kota Medan 458 489 53

Kota Binjai 341 561 98

Kota Padang Sidempuan 419 477 105

Sumatera Utara 284 563 153Imunisasi dasar lengkap

BCG DPT minimal 3 kali Polio minimal 3 kali Hepatitis B minimal 3 kaliCampak menurut pengakuan catatan KMSKIA

Imunisasi dasar lengkap untuk anak umur 12-23 bulan tidak dianalisis karenasampel sedikit di beberapa kabupaten kota

Imunisasi dasar anak umur 12-23 bulan di Provinsi Sumatera Selatan untuklengkap 310 tidak lengkap 537 dan tidak sama sekali 153

54

Menurut data yang ada pada Tabel 3313 anak wanita hampir sama seperti anak laki-laki telah diimunisasi lengkap terhadap enam penyakit anak yang dapat dicegahCakupan imunisasi beragam menurut latar belakang karakteristik anak kecuali menurutjenis kelamin Semakin tinggi tingkat pengeluaran per kapita semakin tinggi prosentasecakupan imunisasi lengkap Sekitar 43 persen anak balita yang mempunyai orang tuabekerja sebagai ibu rumah tangga atau PNS mempunyai cakupan imunisasi lebih tinggidibanding yang orang tuanya tidak bekerja wiraswasta dan petani (berkisar 34 persen)Anak di daerah perkotaan lebih cenderung untuk menyelesaikan jadwal imunisasidaripada anak di daerah perdesaan (masing-masing 40 persen dan 20 persen)Demikian juga anak yang ibunya tidak sekolah kurang cenderung untuk diimunisasilengkap terhadap lima penyakit anak yang dapat dicegah daripada anak yang ibunyaberpendidikan lebih tinggi (masing-masing 23 dan 42 persen (40 20 persen) (LihatTabel 3314)

Tabel 3314Prevalensi Anak Balita Umur 12 ndash 59 Bulan yang Mendapatkan ImunisasiLengkap menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara

Riskesdas 2007

KarakteristikStatus imunisasi

Lengkap Tidak lengkapTidak sama

sekaliJenis kelamin

Laki-laki 291 556 153Perempuan 277 569 154

Pendidikan KKTidak sekolah 231 519 250SD Tidak Tamat 201 534 265SD Tamat 243 560 197SMP Tamat 242 614 144SLTA Tamat 349 545 106SLTA+ 419 483 97

Pekerjaan Utama KKTidak bekarja 336 536 128Ibu rumahtangga 441 500 59

PNSPOLRITNIBUMNBUMD 420 517 63Wiraswasta Pegawai Swasta 350 540 110

Petaniburuhnelayan 211 590 199Lainnya 324 480 196Tempat Tinggal

Perkotaan 396 510 94Perdesaan 204 600 196

Tingkat Pengeluaran Per KapitaKuintil-1 224 575 201Kuintil-2 271 569 160Kuintil-3 294 560 146Kuintil-4 307 571 122Kuintil-5 387 517 95

Cara lain untuk menilai keberhasilan program imunisasi adalah dengan menghitungpersentase anak yang mendapat imunisasi pertama tetapi tidak menyelesaikan semuadosis vaksin DPT dan Polio untuk mencapai imunitas Dalam laporan ini angka dropoutdidefinisikan sebagai persentase anak yang mendapat dosis pertama tetapi tidakmendapat dosis ketiga dari rangkaian tersebut Persentase anak yang drop out sebelummendapat semua dosis DPT dan polio masing-masing adalah 20 dan 10 persen

55

332 Pemantauan Pertumbuhan Balita dan Distribusi Vitamin A

Pemantauan pertumbuhan sangat penting dilakukan untuk mengawal tumbuh kembangyang optimal Makin dini diketahui adanya penyimpangan pertumbuhan (growthfaltering) makin dini upaya untuk mencegah penurunan status gizi yang umumnyaterjadi mulai umur 3-6 bulan Untuk mengetahui pertumbuhan tersebut penimbanganbalita setiap bulan sangat diperlukan Kenaikan berat badan setiap bulan yang cukupoptimal yang bisa mencegah penurunan status gizi sedangkan kenaikan yang tidakoptimal dalam waktu tertentu dapat menurunkan status gizi sama seperti bila beratbadan anak tidak naik Tingkat kenaikan berat badan yang optimal berbeda menurutumur balita tertinggi pada bayi

KMS dan Buku KIA merupakan alat yang paling mudah untuk mengetahui tingkatkenaikan berat badan yang optimal setiap bulan Dengan KMS atau Buku KIA dapatdiketahui kenaikan berat badan sesuai dengan garis pertumbuhan atau tidak

Penimbangan balita dapat dilakukan di berbagai tempat seperti posyandu polindespuskesmas atau sarana pelayanan kesehatan yang lain Di posyandu selain ibu dapatmengetahui pertumbuhan anaknya mulai anak umur enam bulan diberikan kapsulvitamin A untuk mengatasi masalah kurang vitamin A yang banyak terjadi pada balita

Dalam Riskesdas 2007 dikumpulkan data pemantauan pertumbuhan balita KMS BukuKIA dan distribusi kapsul vitamin A Frekuensi penimbangan ditanyakan dalam 6 bulanterakhir yang dikelompokkan menjadi tidak pernah ditimbang dalam 6 bulan terakhirditimbang 1-3 kali yang berarti penimbangan tidak teratur dan 4-6 kali yang berartipenimbangan teratur

333 Pemantauan Pertumbuhan Balita

Data dalam tabel 3331 3332 3333 dan 3334 memperlihatkan prosentase balitayang tidak ditimbang masih tinggi yaitu 45 persen sedangkan yang ditimbang lebihdari 4 kali hanya 21 persen Ada beberapa KabupatenKota yang prosentase balitatidak pernah ditimbang diatas 60 persen KabupatenKota tersebut berurutan dariprosentase tertinggi di atas 60 persen adalah Dairi (73 persen) Labuhan Batu (67persen) Tapanuli Utara (65 persen) Mandailing Natal (65 persen) Tapanuli Selatan(63 persen) dan Kota Tebing Tinggi (61 persen) Bila ditelusuri lebih lanjut semakinbertambah umur balita prosentase tidak pernah ditimbang meningkat Misalnyakelompok umur 6 -11 bulan prosentase tidak pernah ditimbang 19 persen pada umur48 ndash 59 bulan menjadi 64 persen Begitu pula dengan tingkat pengeluaran per kapitasemakin tinggi tingkat pengeluaran perkapita prosentasi balita tidak ditimbang menurunDilihat dari daerah tempat tinggal prosentase balita tidak ditimbang di perdesaan lebihtinggi dibanding daerah perkotaan (51 42 persen)

56

Tabel 3331Prevalensi Balita Menurut Frekuensi Penimbangan Enam Bulan Terakhir

dan Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKotaFrekuensi Penimbangan (Kali)

Tdk Pernah 1-3 kali gt 4 kaliNias 168 517 315

Mandailing Natal 647 268 85

Tapanuli Selatan 634 207 159

Tapanuli Tengah 467 426 107

Tapanuli Utara 651 240 109

Toba Samosir 183 303 514

Labuhan Batu 670 252 78

Asahan 527 254 219

Simalungun 564 321 115

Dairi 729 139 132

Karo 446 273 281

Deli Serdang 555 273 171

Langkat 297 385 319

Nias Selatan 424 517 59

Humbang Hasundutan 527 419 54

Pakpak Bharat 91 273 636

Samosir 400 353 247

Serdang Bedagai 483 283 233

Kota Sibolga 204 367 429

Kota Tanjung Balai 400 467 133

Kota Pematang Siantar 230 446 324

Kota Tebing Tinggi 612 209 179

Kota Medan 246 344 409

Kota Binjai 594 198 208

Kota Padang Sidempuan 589 189 222

Sumatera Utara 453 332 214

57

Tabel 3332

Prevalensi Balita menurut Frekuensi Penimbangan Enam Bulan Terakhirdan Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikFrekuensi penimbangan (kali)

Tidak pernah 1-3 kali gt 4 kaliKelompok Umur (Bulan)

6 ndash 11 186 367 44712 ndash 23 318 401 28124 ndash 35 515 313 17336 ndash 47 603 256 14148 ndash 59 637 216 147

Jenis Kelamin

Laki-Laki 472 308 220Perempuan 470 309 221

Pendidikan KK

Tidak Sekolah 462 330 208SD Tidak Tamat 559 276 165SD Tamat 551 265 184SMP Tamat 463 304 233SLTA Tamat 427 326 247SLTA+ 334 443 223

Pekerjaan Utama KK

Tidak Bekerja 382 324 294Ibu Rumahtangga 306 444 250PNSPOLRITNIBUMNBUMD 386 358 255Wiraswasta Pegawai Swasta 430 322 248Petani Buruh Nelayan 518 286 196Lainnya 490 359 150

Tempat Tinggal

Perkotaan 419 314 268Perdesaan 509 305 186

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 513 274 213Kuintil-2 467 311 223Kuintil-3 470 308 222Kuintil-4 453 324 224Kuintil-5 416 360 224

Sumatera Utara 471 309 220

Seperti yang diharapkan Pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan RIsebagian besar balita ditimbang di Posyandu (61 persen) kemudian Puskesmas 14persen Delapan puluh sembilan persen balita di Kabupaten Asahan di timbang diPosyandu sedangkan di Humbang Hasundutan hanya 17 persen Sebagian besar 60persen balita di Humbang Hasundutan ditimbang di Polindes Kota Tanjung Balaitempat favorit penimbangan balita adalah Puskesmas (48 persen) Posyandu hanya 27persen

Berdasarkan karakteristik semakin bertambah umur balita prosentase penimbangan diPosyandu menurun Tidak ada perbedaan antara jenis kelamin pendidikan kepalakeluarga pekerjaan utama kepala keluarga tinngkat pengeluaran per kapita dengantempat penimbangan Baik itu di Puskesmas Polindes maupun Posyandu Sedikitberbeda daerah tempat tinggal Perkotaan sedikit lebih tinggi prosentase penimbangandi Puskesmas dibanding perdesaan (1713 persen) Namun untuk pilihan tempatpenimbangan lainnya perdesaan selalu prosentasenya relatif lebih tinggi

58

Tabel 3333Prevalensi Balita menurut Tempat Penimbangan Enam Bulan Terakhir dan

KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenkotaTempat penimbangan anak

RS Puskesmas Polindes Posyandu Lainnya

Nias 354 328 40 263 15

Mandailing Natal 24 159 268 512 37

Tapanuli Selatan 08 123 90 746 33

Tapanuli Tengah 31 62 354 538 15

Tapanuli Utara 22 23 477 455 23

Toba Samosir 11 45 135 809 00

Labuhan Batu 158 133 13 671 25

Asahan 23 65 06 747 159

Simalungun 11 18 12 889 70

Dairi 27 289 26 579 79

Karo 00 104 130 727 39

Deli Serdang 39 29 29 715 188

Langkat 18 225 32 716 09

Nias Selatan 15 59 29 647 250

Humbang Hasundutan 29 171 600 171 29

Pakpak Bharat 00 100 250 650 00

Samosir 19 137 157 667 20

Serdang Bedagai 07 84 39 838 32

Kota Sibolga 25 205 00 385 385

Kota Tanjung Balai 32 476 00 270 222

Kota Pematang Siantar 52 70 00 667 211

Kota Tebing Tinggi 01 38 00 769 192

Kota Medan 60 229 05 532 174

Kota Binjai 46 47 00 628 279

Kota Padang Sidempuan 54 81 00 568 297

Sumatera Utara 61 141 51 616 125

59

Tabel 3334

Prevalensi Balita menurut Tempat Penimbangan Enam Bulan Terakhir danKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikTempat Penimbangan Anak

RS Puskesmas

Polindes Posyandu LainnyaKelompok Umur (Bulan)

6 ndash 11 43 96 48 698 11512 ndash 23 60 153 49 649 8924 ndash 35 48 142 61 658 9136 ndash 47 86 174 66 549 12548 ndash 59 64 182 80 512 162

Jenis KelaminLaki-Laki 64 160 54 605 117Perempuan 56 133 62 645 104

Pendidikan KKTidak Sekolah 87 211 18 561 123SD Tidak Tamat 102 162 51 617 68SD Tamat 75 115 68 646 96SMP Tamat 64 151 67 661 57SLTA Tamat 50 164 56 602 128SLTA+ 31 125 31 547 266

Pekerjaan Utama KKTidak Bekerja 71 155 48 571 155Ibu Rumahtangga 00 160 00 760 80PNSPOLRITNIBUMNBUMD 50 107 41 645 157WiraswastaPegawai Swasta 59 168 41 581 151PetaniBuruhNelayan 65 138 82 655 60Lainnya 49 173 19 663 96

Tempat TinggalPerkotaan 49 172 22 589 168Perdesaan 68 126 90 656 60

Tingkat Pengeluaran Per KapitaKuintil-1 51 142 49 699 59Kuintil-2 65 183 52 608 92Kuintil-3 50 142 68 648 92Kuintil-4 48 132 65 593 162Kuintil-5 94 120 64 522 200

Sumatera Utara 61 141 57 616 125

334 Distribusi Kapsul Vitamin A

Departemen Kesehatan Republik Indonesia menganjurkan agar semua anak umur dibawah lima tahun diberi Vitamin A dosis tinggi untuk mencegah kekurangan vitaminyang bisa menimbulkan xeroftalmia Vitamin A sangat berguna untuk kesehatan matadan imunitas tubuh Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan kebutaan pada anakdan risiko kematian yang lebih tinggi Mulai umur 6 bulan bermacam-macam makananyang mengandung vitamin A harus diberikan sebagai pelengkap vitamin A yang sudahterkandung dalam ASI Kapsul vitamin A dosis tinggi diberikan kepada bayi umur 6 ndash 11bulan sekali dan setelah balita umur gt11 bulan diberikan 2 kali setiap tahunnya

Kapsul vitamin A diberikan setahun dua kali pada bulan Februari dan Agustus sejakanak berusia enam bulan Kapsul merah (dosis 100000 IU) diberikan untuk bayi umur 6ndash 11 bulan dan kapsul biru (dosis 200000 IU) untuk anak umur 12 ndash 59 bulan

60

Data dalam Tabel 3341 dan 3342 memperlihatkan cakupan pemberian vitamin Asesuai dengan catatan dalam KMS Secara umum 51 persen balita pernah mendapatvitamin A dosisi tinggi Cakupan tertinggi Vitamin A adalah Toba Samosir (87 persen)dan terendah adalah Labuhan Batu (35 persen) Angka tersebut turun denganmeningkatnya umur anak Apabila 60 persen anak umur 12 ndash 23 bulan pernahmendapat vitamin A dosis tinggi persentase untuk anak umur 48 ndash 59 bulan adalah 41persen

Tabel 3341Prevalensi Anak Umur 6-59 Bulan

yang Menerima Kapsul Vitamin A menurut KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupatenkota Menerima Kapsul Vitamin ANias 771

Mandailing Natal 364

Tapanuli Selatan 449

Tapanuli Tengah 532

Tapanuli Utara 560

Toba Samosir 870

Labuhan Batu 348

Asahan 483

Simalungun 490

Dairi 357

Karo 719

Deli Serdang 429

Langkat 476

Nias Selatan 500

Humbang Hasundutan 468

Pakpak Bharat 615

Samosir 681

Serdang Bedagai 494

Kota Sibolga 611

Kota Tanjung Balai 541

Kota Pematang Siantar 695

Kota Tebing Tinggi 704

Kota Medan 573

Kota Binjai 452

Kota Padang Sidempuan 490

Sumatera Utara 510

61

Anak-anak yang orang tuanya berpendidikan sekolah menengah atau lebih tinggimempunyai kemungkinan lebih tinggi untuk menerima vitamin A dosisi tinggidibandingkan dengan anak-anak yang tingkat pendidikan orang tuanya lebih rendah (45persen tidak sekolah 57 persen SLTA+) Begitu pula dengan tingkat pengeluaran perkapita Untuk jenis kelamin pekerjaan utama kepala keluarga dan tempat tinggal tidakada perbedaan prosentase

Tabel 3342Prevalensi Anak Umur 6-59 Bulan

yang Menerima Kapsul Vitamin A menurut Karakteristik Respondendi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik Menerima Kapsul Vitamin A

Kelompok Umur (Bulan)

6 ndash 11 562

12 ndash 23 600

24 ndash 35 521

36 ndash 47 473

48 ndash 59 408

Jenis Kelamin

Laki-Laki 521

Perempuan 498

Pendidikan Kk

Tidak Sekolah 449

SD Tidak Tamat 413

SD Tamat 492

SMP Tamat 512

SLTA Tamat 535

SLTA+ 570

Pekerjaan Utama KK

Tidak Bekerja 475

Ibu Rumahtangga 533

PNSPOLRITNIBUMNBUMD 600

Wiraswasta Pegawai Swasta 511

Petani Buruh Nelayan 495

Lainnya 515

Tempat Tinggal

Perkotaan 532

Perdesaan 494

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 479

Kuintil-2 528

Kuintil-3 504

Kuintil-4 505

Kuintil-5 550

Sumatera Utara 508

62

335 Kepemilikan KMS dan Buku KIA

Semua bayi yang dibawa ke Puskesmas atau Posyandu atau pemeriksaan kesehatanpaska kelahiran mendapat Kartu Menuju Sehat (KMS) atau Buku Kesehatan Ibu danAnak (Buku KIA) yang mencatat pertumbuhan pemberian minuman dan makananserta imunisasi yang diperoleh Di samping pencatatan dalam KMSBuku KIA juruimunisasi juga mencatat tanggal dan jenis imunisasi dalam buku register KMSBuku KIAdisimpan oleh ibu untuk dapat memonitor pertumbuhan dan keadaan kesehatananaknya tetapi tidak semua ibu menyimpan KMSBuku KIA untuk anaknya Di sampingitu tidak semua bayi dibawa ke Puskesmas atau Posyandu untuk pemeriksaankesehatannya dan di antara yang datang ke tempat pelayanan kesehatan tidak semuamendapat KMS

Tabel 3351Prevalensi Balita menurut Kepemilikan KMS dan

Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKotaKepemilikan KMS

1 2 3

Nias 79 277 644

Mandailing Natal 118 240 642

Tapanuli Selatan 75 410 515

Tapanuli Tengah 138 383 479

Tapanuli Utara 60 572 367

Toba Samosir 96 591 313

Labuhan Batu 99 438 463

Asahan 140 538 322

Simalungun 102 587 311

Dairi 132 467 401

Karo 136 564 300

Deli Serdang 271 523 206

Langkat 99 691 210

Nias Selatan 102 284 614

Humbang Hasundutan 105 568 326

Pakpak Bharat 77 500 423

Samosir 77 549 374

Serdang Bedagai 277 556 167

Kota Sibolga 182 436 382

Kota Tanjung Balai 193 266 541

Kota Pematang Siantar 229 638 133

Kota Tebing Tinggi 243 643 114

Kota Medan 311 579 110

Kota Binjai 296 496 208

Kota Padang Sidempuan 98 696 206

Sumatera Utara 189 484 327 Catatan 1 = Punya KMS dan dapat menunjukkan

2 = Punya KMS tidak dapat menunjukkan disimpan oleh orang lain3 = Tidak punya KMS

63

Tabel 3352 memperlihatkan persentase anak yang dilaporkan oleh ibunya mempunyaiKMS dan apakah pewawancara melihat KMS tersebut Secara umum 32 persen balitatidak punya KMS 48 persen punya KMS tetapi tidak dapat menunjukkan dan hanya 18persen yang dapat menunjukan Besarnya Persentase anak yang dilaporkan punya KMStetapi tidak dapat menunjukan kartu tersebut mungkin disebabkan karena banyak KMSyang disimpan di Pukesmas atau oleh kader kesehatan atau KMS sudah rusak dandibuang ibunya Nias dan Mandailing Natal merupakan Kabupaten yang kepemilikanKMS paling rendah (64 persen tidak memiliki KMS)

Persentase anak yang ibunya dapat menunjukan KMS turun seiring naiknya umur anak(40 persen anak umur 6 ndash 11 bulan dan 8 persen anak umur 48 ndash 59 bulan) Hal inidapat disebabkan karena meningkatnya cakupan anak yang mempunyai KMS ataukarena KMS pada anak yang lebih tua sudah banyak yang hilang atau dibuangCakupan KMS menurut jenis kelamin anak boleh dikatakan tidak berbeda tetapicenderung lebih tinggi untuk anak di perkotaan anak dengan tingkat pengeluaran perkapita tinggi dan anak dari orang tua berpendidikan lebih tinggi Hanya 41 persen anakdari orang tua yang tidak pernah sekolah memiliki KMS itupun tidak dapatmemperlihatkan kartunya kepada pewawancara dibandingkan dengan 65 persen anakdari orang tua yang berpendidikan sekolah menengah keatas (Tabel 3352)

64

Tabel 3352Prevalensi Balita menurut Kepemilikan KMS dan

Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikKepemilikan KMS

1 2 3Kelompok Umur (Bulan)

6 ndash 11 402 353 245

12 ndash 23 238 483 279

24 ndash 35 146 522 332

36 ndash 47 108 555 337

48 ndash 59 80 564 356

Jenis Kelamin

Laki-Laki 171 514 315

Perempuan 177 506 317

Pendidikan KK

Tidak Sekolah 159 406 435

SD Tidak Tamat 152 379 469

SD Tamat 165 451 383

SMP Tamat 160 523 317

SLTA Tamat 196 567 237

SLTA+ 148 651 201

Pekerjaan Utama KK

Tidak Bekerja 216 463 321

Ibu Rumahtangga 156 600 244

PnsPolriTniBUMNBUMD 113 725 161

Wiraswasta Pegawai Swasta 206 565 229

Petani Buruh Nelayan 144 456 400

Lainnya 266 419 315

Tempat Tinggal

Perkotaan 251 544 205

Perdesaan 118 486 396

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 178 449 373

Kuintil-2 172 499 329

Kuintil-3 179 509 313

Kuintil-4 158 558 285

Kuintil-5 178 598 223

Sumatera Utara 173 510 316 Catatan 1 = Punya KMS dan dapat menunjukkan

2 = Punya KMS tidak dapat menunjukkandisimpan oleh orang lain3 = Tidak punya KMS

65

Persentase kepemilikan Buku KIA dan polanya menurut karakteristik responden tidakcenderung sama dengan kepemilikan KMS Secara umum 83 persen balita tidak punyaBuku KIA 15 persen punya tetapi tidak dapat menunjukan dan hanya 2 persen punyadan dapat menunjukkan Sama dengan kepemilikan KMS Nias dan Mandailing Natalmerupakan 2 kabupaten dengan kepemilikan Buku KIA rendah Cakupan kepemilikanBuku KIA berdasarkan karakteristik responden polanya sama dengan kepemilikan KMS(Tabel 3353 dan Tabel 3354)

Tabel 3353Prevalensi Balita menurut Kepemilikan Buku KIA dan KabupatenKota

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaKepemilikan Buku KIA

1 2 3Nias 04 51 946

Mandailing Natal 18 32 950

Tapanuli Selatan 10 144 846

Tapanuli Tengah 05 160 835

Tapanuli Utara 06 79 915

Toba Samosir 09 87 904

Labuhan Batu 00 181 819

Asahan 28 83 889

Simalungun 05 276 719

Dairi 16 87 896

Karo 56 199 745

Deli Serdang 58 131 811

Langkat 69 441 490

Nias Selatan 28 102 869

Humbang Hasundutan 21 223 755

Pakpak Bharat 38 192 769

Samosir 11 121 868

Serdang Bedagai 09 43 948

Kota Sibolga 91 327 582

Kota Tanjung Balai 09 36 955

Kota Pematang Siantar 10 144 846

Kota Tebing Tinggi 70 155 775

Kota Medan 03 125 872

Kota Binjai 16 111 873

Kota Padang Sidempuan 20 29 951

Sumatera Utara 24 147 829

Catatan 1 = Punya Buku KIA dan dapat menunjukkan

2 = Punya Buku KIA tidak dapat menunjukkan disimpan oleh orang lain

3 = Tidak punya Buku KIA

66

Tabel 3354Prevalensi Balita menurut Kepemilikan Buku KIA dan

Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikKepemilikan Buku KIA

1 2 3Kelompok Umur (Bulan)

6 ndash 11 38 158 804

12 ndash 23 29 151 820

24 ndash 35 21 154 824

36 ndash 47 16 159 825

48 ndash 59 15 144 841

Jenis Kelamin

Laki-Laki 24 146 829

Perempuan 21 159 820

Pendidikan KK

Tidak Sekolah 22 152 826

SD Tidak Tamat 23 107 870

SD Tamat 22 126 853

SMP Tamat 20 155 826

SLTA Tamat 27 176 798

SLTA+ 21 193 786

Pekerjaan KK

Tidak Bekerja 12 117 870

Ibu Rumahtangga 222 778

PNSPOLRITNIBUMNBUMD 24 275 701

Wiraswasta Pegawai Swasta 23 144 833

Petani Buruh Nelayan 21 148 831

Lainnya 60 146 795

Tempat Tinggal

Perkotaan 25 119 855

Perdesaan 21 177 802

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 30 141 829

Kuintil-2 15 145 840

Kuintil-3 24 141 835

Kuintil-4 21 165 814

Kuintil-5 21 195 784

Sumatera Utara 24 147 829 Catatan 1 = Punya Buku KIA dan dapat menunjukkan

2 = Punya Buku KIA tidak dapat menunjukkan disimpan oleh orang lain

3 = Tidak punya Buku KIA

67

336 Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi

Dalam Riskesdas 2007 dikumpulkan data tentang pemeriksaan kehamilan jenispemeriksaan kehamilan ukuran bayi lahir penimbangan bayi lahir pemeriksaanneonatus pada ibu yang mempunyai bayi Data tersebut dikumpulkan denganmewawancarai ibu yang mempunyai bayi umur 0 ndash 11 bulan dan dikonfirmasi dengancatatan Buku KIAKMScatatan kelahiran

Pemeriksaan kesehatan pada bayi oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan kesehatanyang diberikan oleh tenaga kesehatan untuk ibu dan bayinya dengan tujuan mengetahuitumbuh kembang bayi pemberian imunisasi penyuluhan kesehatan dan pemeriksaankesehatan bayi Pemeriksaan oleh tenaga kesehatan tersebut dapat dilakukan di rumahresponden maupun di fasilitas keseahatan

337 Penimbangan bayi

Tabel 3371 menunjukan bahwa 61 persen menurut persepsi ibu bayi yangdilahirkannya normal hanya 15 persen yang mengatakan bayinya sangat kecilkecil dan23 persen mengatakan besar dan sangat besar Distribusi berat badan lahir menurutpersepsi ibu berdasarkan karakteristik responden beragam Pekerjaan utama orang tuasebagai ibu rumah tangga cenderung melahirkan bayi dengan berat badanberlebihbesar (83 persen banding 17 persen normal) Begitupula dengan daerahperkotaan

68

Tabel 3371Prevalensi Ukuran Bayi Lahir menurut Persepsi Ibu dan KabupatenKota

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaBB Lahir menurut Persepsi Ibu

Kecil Normal BesarNias 115 615 269

Mandailing Natal 321 500 179

Tapanuli Selatan 29 857 114

Tapanuli Tengah 217 652 130

Tapanuli Utara 188 750 63

Toba Samosir 63 688 250

Labuhan Batu 206 721 74

Asahan 130 630 241

Simalungun 88 706 206

Dairi 63 688 250

Karo 34 690 276

Deli Serdang 245 404 351

Langkat 35 807 158

Nias Selatan 250 700 50

Humbang Hasundutan 250 500 250

Pakpak Bharat 250 500 250

Samosir 125 375 500

Serdang Bedagai 45 795 159

Kota Sibolga 200 400 400

Kota Tanjung Balai 100 500 400

Kota Pematang Siantar 154 385 462

Kota Tebing Tinggi 250 500 250

Kota Medan 180 568 252

Kota Binjai 333 389 278

Kota Padang Sidempuan 167 333 500

Sumatera Utara 155 612 233

Catatan Kecil Sangat kecil + Kecil

Normal Normal

Besar Besar + Sangat besar

69

Tabel 3372Prevalensi Ukuran Bayi Lahir menurut Persepsi Ibu dan Karakteristik

Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikBB Lahir menurut Persepsi Ibu

Kecil Normal BesarJenis Kelamin

Laki-Laki 168 642 190

Perempuan 145 592 264

Pendidikan KK

Tidak Sekolah 59 588 353

SD Tidak Tamat 200 586 214

SD Tamat 186 593 221

SMP Tamat 149 649 202

SLTA Tamat 159 627 214

SLTA+ 63 531 406

Pekerjaan Utama KK

Tidak Bekerja 182 591 227

Ibu Rumahtangga 00 167 833

PNSPOLRITNIBUMNBUMD 216 649 135

Wiraswasta Pegawai Swasta 149 610 241

Petani Buruh Nelayan 149 655 196

Lainnya 324 382 294

Tempat Tinggal

Perkotaan 160 575 265

Perdesaan 154 650 196

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 148 574 278

Kuintil-2 146 657 197

Kuintil-3 146 667 188

Kuintil-4 197 599 204

Kuintil-5 151 588 261

Sumatera Utara 156 616 227Catatan Kecil Sangat kecil + Kecil

Normal NormalBesar Besar + Sangat besar

70

Grafik 337Ukuran Bayi Lahir Menurut Persepsi Ibu

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Lebih dari 60 persen bayi baru lahir dalam 12 bulan terakhir dilakukan penimbangan (63persen) Persentase tertinggi cakupan penimbangan ini di Serdang Bedai (91 persen)terendah di Nias hanya 19 persen (Tabel 3373)

Tabel 3373Cakupan Penimbangan Bayi Baru Lahir 12 Bulan Terakhir

Menurut Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten kota Ditimbang

Nias 192Mandailing Natal 407Tapanuli Selatan 343Tapanuli Tengah 435Tapanuli Utara 500Toba Samosir 750Labuhan Batu 362Asahan 709Simalungun 657Dairi 412Karo 724Deli Serdang 785Langkat 807Nias Selatan 250Humbang Hasundutan 500Pakpak Bharat 333Samosir 571Serdang Bedagai 909Kota Sibolga 600Kota Tanjung Balai 800Kota Pematang Siantar 846Kota Tebing Tinggi 875Kota Medan 771Kota Binjai 444Kota Padang Sidempuan 500Sumatera Utara 632

71

Tabel 3374Cakupan Penimbangan Bayi Baru Lahir 12 Bulan Terakhir

Menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Karakteristik Ditimbang

Jenis KelaminLaki-Laki 641Perempuan 621

Pendidikan KKTidak Sekolah 706SD Tidak Tamat 457SD Tamat 576SMP Tamat 632SLTA Tamat 714SLTA+ 594

Pekerjaan KKTidak Bekerja 727Ibu Rumahtangga 500PNSPOLRITNIBUMNBUMD 784Wiraswasta Pegawai Swasta 686Petani Buruh Nelayan 569Lainnya 697

Tempat TinggalPerkotaan 759Perdesaan 536

Tingkat Pengeluaran Per KapitaKuintil-1 619Kuintil-2 599Kuintil-3 731Kuintil-4 599Kuintil-5 613

Sumatera Utara 631

72

338 Pemeriksaan Kehamilan

Hampir sebagian besar 74 persen ibu hamil memeriksakan kehamilannya ke tenagakesehatan Bahkan ada KabupatenKota yang hampir keseluruhan ibu hamilmemeriksakan kehamilannya (100 persen Kota Tebing Tinggi sekitar 90 persen KotaMedan Kota Binjai dan Kota Padang Sidempuan Namun masih ada beberapaKabuaptenKota yang cakupannya di bawah 50 persen (Tapanuli Selatan TapanuliTengah dan Labuhan Batu)

Tabel 3381Cakupan Pemeriksaan Kehamilan Ibu yang Mempunyai Bayi

Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten Kota PeriksaNias 615

Mandailing Natal 464

Tapanuli Selatan 543

Tapanuli Tengah 435

Tapanuli Utara 600

Toba Samosir 765

Labuhan Batu 493

Asahan 709

Simalungun 857

Dairi 563

Karo 833

Deli Serdang 817

Langkat 842

Nias Selatan 500

Humbang Hasundutan 500

Pakpak Bharat 500

Samosir 714

Serdang Bedagai 800

Kota Sibolga 800

Kota Tanjung Balai 889

Kota Pematang Siantar 923

Kota Tebing Tinggi 1000

Kota Medan 957

Kota Binjai 947

Kota Padang Sidempuan 909

Sumatera Utara 747

73

Tingkat pendidikan KK sangat erat hubungannya dengan pemeriksaan kehamilan Tujuhpuluh satu persen kelahiran dari KK yang tidak pernah sekolah periksa hamilsedangkan di antara kelahiran dari KK yang sekolah SLTA+ 88 persen yang pernahdiperiksa Ibu-ibu yang bertempat tinggal di perkotaan lebih banyak periksa hamildibandingkan dengan yang tinggal di perdesaan (9362 persen) (Tabel 3382)

Tabel 3382Cakupan Pemeriksaan Kehamilan Ibu yang Mempunyai Bayi

Menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KarakteristikPeriksaHamil

Pendidikan KK

Tidak Sekolah 706

SD Tidak Tamat 586

SD Tamat 643

SMP Tamat 721

SLTA Tamat 859

SLTA+ 875

Pekerjaan KK

Tidak Bekerja 682

Ibu Rumahtangga 429

PNSPOLRITNIBUMNBUMD 919

Wiraswasta Pegawai Swasta 861

Petani Buruh Nelayan 656

Lainnya 758

Tempat Tinggal

Perkotaan 934

Perdesaan 620

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 670

Kuintil-2 725

Kuintil-3 840

Kuintil-4 743

Kuintil-5 840

Sumatera Utara 747

Progam KIA menganjurkan pemeriksaan ibu hamil dengan 8 jenis pemeriksaan Tabel3383 memperlihatkan prevalensi jenis pelayanan pemeriksaan kehamilan yangditerima ibu hamil Sembilan puluh enam persen ibu hamil mendapatkan pemeriksaantekanan darah pemberian tablet besi (90 persen) penimbangan berat badan (87persen) dan hanya 25 persen yang diperksa hemoglobinnya

74

Imunisasi ibu hamil merupakan kegiatan yang terpadu dari Pengembangan ProgamImunisai (PPI) Depkes menganjurkan agar setiap wanita menerima dua suntikantetanus toksoid (TT) selama kehamilan yang pertama Imunisasi ulang (booster)diberikan satu kali pada setiap kehamilan berikutnya untuk mempertahankan kekebalanpenuh terhadap tetanus Dalam beberapa tahun terakhir ini imunisasi TT juga diberikanpada wanita sebelum menikah sehingga setiap kehamilan yang terjadi dalam tiga tahunsejak pernikahan akan terlindungi dari penyakit tetanus Tujuh puluh delapan persen ibuhamil mendapatkan imunisasi TT Bahkan ada 4 KabupatenKota yang cakupanimunisasi TT mencapai 100 persen (Toba Samosir Pakpak Barat Kota Sibolga danKota Tebing Tinggi)

Tabel 3383Prevalensi Ibu Hamil

menurut Jenis Pelayanan Pemeriksaan Kehamilandan Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaJenis Pelayanan

a b c d e f g hNias 313 824 750 813 813 588 133 133

Mandailing Natal 385 1000 769 846 538 538 154 154

Tapanuli Selatan 00 947 368 842 632 789 158 00

Tapanuli Tengah 300 900 667 778 700 700 111 100

Tapanuli Utara 625 889 889 889 778 889

Toba Samosir 583 1000 1000 917 1000 1000 83 83

Labuhan Batu 471 1000 833 882 636 848 125 63

Asahan 205 949 872 744 744 846 128 103

Simalungun 533 1000 1000 875 808 933 115 111

Dairi 125 1000 667 900 900 600 111 222

Karo 609 960 909 913 826 920 174 273

Deli Serdang 554 868 930 895 795 868 237 303

Langkat 229 1000 674 955 568 1000

Nias Selatan 500 909 667 800 300 400 111 545

Humbang Hasundutan 750 1000 1000 1000 800 1000 500 250

Pakpak Bharat 1000 1000 1000 1000 1000 1000 00 500

Samosir 333 1000 833 833 600 1000 167

Serdang Bedagai 559 1000 941 971 917 861 88 88

Kota Sibolga 750 1000 1000 1000 1000 1000 750 750

Kota Tanjung Balai 444 1000 875 875 625 1000 375 500

Kota Pematang Siantar 417 1000 846 923 923 1000 538 583

Kota Tebing Tinggi 778 1000 778 1000 1000 1000 250 500

Kota Medan 627 1000 778 902 854 955 373 392

Kota Binjai 529 941 765 882 889 941 647 588

Kota Padang Sidempuan 500 1000 1000 1000 900 900 400 556

Sumatera Utara 453 963 847 905 791 873 250 270

Jenis pelayanan kesehatana = pengukuran tinggi badan e = pemberian imunisasi TTb = pemeriksaan tekanan darah f = penimbangan berat badanc = pemeriksan tinggi fundus (perut) g = pemeriksaan hemoglobind = pemberian tablet Fe h = pemeriksaan urine

75

Tabel 3384Prevalensi Ibu Hamil menurut Jenis Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan

dan Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikJenis Pelayanan

a b c d e f g hPendidikan KK

Tidak Sekolah 167 917 1000 1000 909 750 00 00SD Tidak Tamat 415 902 846 897 769 738 212 154SD Tamat 512 1000 867 886 727 878 198 272SMP Tamat 457 988 835 913 854 909 233 242SLTA Tamat 524 962 773 901 779 916 278 273SLTA+ 536 897 964 927 786 893 317 310

Pekerjaan Utama KKTidak Bekerja 267 1000 1000 800 667 800 67 67Ibu Rumahtangga 333 667 667 1000 1000 667 333 00PNSPOLRITNIBUMNBUMD 452 914 710 882 581 914 129 147Wiraswasta Pegawai Swasta 540 976 824 901 814 945 323 312Petani Buruh Nelayan 445 963 822 883 791 822 147 181Lainnya 500 1000 950 917 960 1000 333 520

Tempat TinggalPerkotaan 603 961 868 903 827 932 352 364Perdesaan 341 965 771 878 732 826 84 117

Tingkat Pengeluaran Per KapitaKuintil-1 432 979 826 904 789 893 352 230Kuintil-2 442 914 821 857 760 845 84 224Kuintil-3 417 983 746 906 782 893 352 175Kuintil-4 521 959 847 861 822 871 84 309Kuintil-5 615 980 875 930 773 920 352 340

Sumatera Utara 453 963 847 905 791 873 250 270

Jenis pelayanan kesehatana = pengukuran tinggi badan e = pemberian imunisasi TTb = pemeriksaan tekanan darah f = penimbangan berat badanc = pemeriksan tinggi fundus (perut) g = pemeriksaan hemoglobind = pemberian tablet Fe h = pemeriksaan urine

Anemi selama kehamilan masih tetap tinggi di Indonesia Pil zat besi dibagikan kepadaibu hamil ketika mereka memeriksakan kehamilannya di sarana kesehatan Progamkesehatan Ibu menganjurkan agar setiap ibu hamil mendapat paling sedikit 90 pil zatbesi selama hamil Ibu-ibu hamil di Sumatera Utara yang memeriksakan kehamilan disarana kesehatan 90 persen mendapat pil zat Besi Kabupaten Humbang HasundutanPakpak Barat dan Kota sibolga mencapai 100 persen Berdasarkan karakteristikresponden pemberian zat besi tidak menunjukan perbedaan yang beraneka ragam

76

339 Pemeriksaan Neonatus

Pemeriksaan kesehatan pada bayi oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan kesehatanyang diberikan oleh tenaga kesehatan untuk ibu dan bayinya dengan tujuan mengetahuitumbuh kembang bayi pemberian imunisasi penyuluhan kesehatan dan pemeriksaankesehatan bayi Pemeriksaan oleh tenaga kesehatan tersebut dapat dilakukan di rumahresponden maupun di fasilitas kesehatan

Minimal bayi umur 0 ndash 7 hari diperiksa 1 kali (KN1) demikian pula pada bayi umur 8 ndash 28hari minimal diperiksa 1 kali (KN2) Lebih dari separuh bayi umur 0 ndash 7 hari (66 persen)mendapat kunjungan tenaga kesehatan minimal satu kali (KN1) namun hanya 28persen yang KN2 Kota tebing semua bayi umur 0 ndash 7 hari telah KN1 namun hanya 50persen yang telah KN2 Distribusi KN1 dan KN2 menurut daerah jenis kelamin tidakada perbedaan Distribusi KN1 dan KN2 menurut pendidiak KK pekerjaan KK dantingkat pengeluaran per kapita tidak menunjukan keteraturan pola tertentu Misalpersentase KN1 kuintil1 65 persen kuintil 5 meningkat menjadi 83 persen namun kuintil4 turun menjadi 60 persen (Tabel 3392)

Tabel 3391Cakupan Pemeriksaan Neonatus menurut KabupatenKota

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten Kota Pemeriksaan NeonatusUmur 0-7 hari Umur 8-28 hari

Nias 154 269Mandailing Natal 571 179Tapanuli Selatan 571 400Tapanuli Tengah 652 292Tapanuli Utara 533 200Toba Samosir 765 250Labuhan Batu 565 74Asahan 782 400Simalungun 857 143Dairi 647 294Karo 724 138Deli Serdang 731 161Langkat 807 579Nias Selatan 400 150Humbang Hasundutan 375 111Pakpak Bharat 333 250Samosir 857 143Serdang Bedagai 867 200Kota Sibolga 600 250Kota Tanjung Balai 667 222Kota Pematang Siantar 769 385Kota Tebing Tinggi 1000 500Kota Medan 727 229Kota Binjai 389 389Kota Padang Sidempuan 818 364

Sumatera Utara 667 285

77

Tabel 3392Cakupan Pemeriksaan Neonatus

Menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Karakteristik Pemeriksaan NeonatusUmur 0-7 hari Umur 8-28 hari

Jenis KelaminLaki-Laki 687 253Perempuan 678 253

Pendidikan KKTidak Sekolah 824SD Tidak Tamat 557 214SD Tamat 636 271SMP Tamat 662 276SLTA Tamat 739 260SLTA+ 818 313

Pekerjaan KKTidak Bekerja 864 136Ibu Rumahtangga 500 143PNSPOLRITNIBUMNBUMD 865 459Wiraswasta Pegawai Swasta 723 301Petani Buruh Nelayan 621 220Lainnya 794 235

Tempat TinggalPerkotaan 789 253Perdesaan 604 253

Tingkat Pengeluaran Per KapitaKuintil-1 651 205Kuintl-2 685 328Kuintil-3 690 160Kuintil-4 596 219Kuintil-5 831 387

Sumatera Utara 683 254

34 Penyakit Menular

Penyakit menular yang diteliti pada Riskesdas 2007 terbatas pada beberapa penyakityang ditularkan oleh vektor penyakit yang ditularkan melalui udara atau percikan air liurdan penyakit yang ditularkan melalui makanan atau air Penyakit menular yangditularkan oleh vektor adalah filariasis demam berdarah dengue (DBD) dan malariaPenyakit yang ditularkan melalui udara atau percikan air liur adalah penyakit infeksisaluran pernafasan akut (ISPA) pneumonia dan campak sedangkan penyakit yangditularkan melalui makanan atau air adalah penyakit tifoid hepatitis dan diare

Data yang diperoleh hanya merupakan prevalensi penyakit secara klinis dengan teknikwawancara dan menggunakan kuesioner baku (RKD07IND) tanpa konfirmasipemeriksaan laboratorium Kepada responden ditanyakan apakah pernah didiagnosispenyakit tertentu oleh tenaga kesehatan (D diagnosis) Responden yang menyatakantidak pernah didiagnosis ditanyakan lagi apakah pernahsedang menderita gejala klinisspesifik penyakit tersebut (G) Jadi prevalensi penyakit merupakan data yang didapatdari D maupun G (DG) Prevalensi penyakit akut dan penyakit yang sering dijumpaiditanyakan dalam kurun waktu satu bulan terakhir sedangkan prevalensi penyakit kronisdan musiman ditanyakan dalam kurun waktu 12 bulan terakhir (lihat kuesionerRKD07IND Blok X no B01-22)

78

Khusus malaria selain prevalensi penyakit juga dinilai Persentase kasus malaria yangmendapat pengobatan dengan obat antimalaria program dalam 24 jam menderita sakit(O) Demikian pula diare dinilai Persentase kasus diare yang mendapat pengobatanoralit (O)

341 Filariasis Demam Berdarah Dengue dan Malaria

Filariasis (penyakit kaki gajah) adalah penyakit kronis yang ditularkan melalui gigitannyamuk dan dapat menyebabkan kecacatan dan stigma Umumnya penyakit inidiketahui setelah timbul gejala klinis kronis dan kecacatan Kepada responden yangmenyatakan ldquotidak pernah didiagnosis filariasis oleh tenaga kesehatanrdquo dalam 12 bulanterakhir ditanyakan gejala-gejala sebagai berikut adanya radang pada kelenjar dipangkal paha pembengkakan alat kelamin pembengkakan payudara dan pembengkak-an tungkai bawah atau atas

Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit infeksi tular vektor yang seringmenyebabkan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan tidak sedikit menyebabkan kematianPenyakit ini bersifat musiman yaitu biasanya pada musim hujan yang memungkinkanvektor penular (Aedes aegypti dan Aedes albopictus) hidup di genangan air bersihKepada responden yang menyatakan ldquotidak pernah didiagnosis DBD oleh tenagakesehatanrdquo dalam 12 bulan terakhir ditanyakan apakah pernah menderita demampanassakit kepalapusing disertai nyeri di ulu hatiperut kiri atas mual dan muntah lemaskadang-kadang disertai bintik-bintik merah di bawah kulit dan atau mimisan kakitangandingin

Malaria merupakan penyakit menular yang menjadi perhatian global Penyakit ini masihmerupakan masalah kesehatan masyarakat karena sering menimbulkan KLBberdampak luas terhadap kualitas hidup dan ekonomi serta dapat mengakibatkankematian Penyakit ini dapat bersifat akut laten atau kronis Kepada responden yangmenyatakan ldquotidak pernah didiagnosis malaria oleh tenaga kesehatanrdquo dalam satu bulanterakhir ditanyakan apakah pernah menderita panas tinggi disertai menggigil (perasaandingin) panas naik turun secara berkala berkeringat sakit kepala atau tanpa gejalamalaria tetapi sudah minum obat antimalaria Sedangkan kepada responden yangmenyatakan ldquopernah didiagnosis malaria oleh tenaga kesehatanrdquo ditanyakan apakahmendapat pengobatan dengan obat program dalam 24 jam pertama menderita panas

79

Tabel 3411Prevalensi Filariasis Demam Berdarah Dengue Malaria dan Pemakaian

Obat Program Malaria menurut KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota Filariasis DBD MalariaD DG D DG D DG O

Nias 004 012 000 000 105 246 577

Mandailing Natal 004 065 017 086 64 137 434

Tapanuli Selatan 000 008 000 017 06 09 367

Tapanuli Tengah 006 006 006 100 44 54 297

Tapanuli Utara 000 000 000 007 01 01 500

Toba Samosir 000 000 000 011 01 01 0

Labuhan Batu 000 009 000 030 18 31 399

Asahan 003 003 003 032 10 17 452

Simalungun 000 000 000 006 01 04 0

Dairi 007 007 007 007 03 06 0

Karo 000 000 005 061 01 04 250

Deli Serdang 005 007 013 020 05 10 299

Langkat 000 000 014 014 05 06 879

Nias Selatan 026 033 073 238 80 223 243

Humbang Hasundutan 000 000 012 024 05 09 222

Pakpak Bharat 000 144 000 144 05 33 143

Samosir 000 000 000 014 03 03 500

Serdang Bedagai 003 003 003 009 02 03 667

Kota Sibolga 000 000 000 040 12 20 364

Kota Tanjung Balai 000 000 000 000 07 10 444

Kota Pematang Siantar 000 000 015 015 01 02 250

Kota Tebing Tinggi 013 013 026 064 05 10 250

Kota Medan 005 008 018 021 03 10 410

Kota Binjai 000 000 000 015 01 01 500

Kota Padang Sidempuan 000 000 000 010 06 18 526

Sumatera Utara 003 008 010 029 13 29 427

Dalam 12 bulan terakhir di Provinsi Sumatera Utara filariasis klinis terdeteksi denganprevalensi yang sangat rendah Namun ada 1 Kabupaten (Pakpak Barat) yangprevalensinya lebih tinggi dari prevalensi filarisis di Provinsi Sumatera Utara secarakeseluruhan

Dalam kurun waktu 12 bulan terakhir DBD klinis dapat dideteksi hanya di beberapaKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara (rentang prevalensi 01 ndash 238 persen) Halini tidak mengherankan karena penyebaran DBD kini tidak terbatas di kota besar sajamelainkan sudah meluas ke wilayah rural Program promosi kesehatan juga secaraintensif memberikan penerangan kepada masyarakat tentang pencegahan penyakit ini(3M) sehingga kewaspadaan dan deteksi dini penyakit ini menjadi lebih baik KejadianDBD sangat dipengaruhi oleh musim umumnya meningkat di awal musim penghujandan dapat bersifat fatal bila tidak segera ditangani dengan baik

80

Persentase malaria berdasarkan gejala dan diagnosis dalam sebulan terakhir di ProvinsiSumatera Utara dijumpai sebesar 3 persen dengan rentang 01 ndash 25 persen Nias NiasSelatan dan Mandailing Natal mempunyai persentase tertinggi Berdasarkan diagnosispasti persentase malaria di Provinsi Sumatera Utara 13 persen dengan rentang 01 ndash105 persen Nias Nias Selatan dan Mandailing Natal persentasenya masih yangtertinggi Penyakit ini dapat bersifat akut dan kronis (kambuhan) Tabel 3412

Dalam Riskesdas ini juga ditanyakan berapa banyak penderita penyakit malaria klinisdalam sebulan terakhir yang minum obat program untuk malaria Tampak bahwa hanya43 persen yang minum obat Namun ada beberapa KabupatenKota yang tingkat minumobatnya diatas limapuluh persen Nias (57 persen) Tapanuli Utara (50 persen) Langkat(88 persen) Samosir (50 persen) Serdang Bedagai (67 persen) Kota Binjai (50 persen)dan Kota Padang Sidempuan (53 persen) Kemungkinan hal ini disebabkan penderitamalaria klinis hanya mendapatkan pengobatan simtomatik saja Karakteristik respondenyang menderita penyakit tular vektor di atas tidak berbeda kecuali berdasarkan tingkatpengeluaran perkapita dan daerah Persentase Malaria daerah perkotaan lebih tinggidibanding daerah perdesaan (4212 persen) Semakin tinggi tingkat pengeluaran perkapita semakin rendah persentase malaria (66 persen untuk kuintail 1 dan 11 persenuntuk kuintil 5) Tabel 3412

81

Tabel 3412Prevalensi Filariasis Demam Berdarah Dengue Malaria dan Pemakaian

Obat Program Malaria menurut Karakteristik Respondendi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik Filariasis DBD Malaria

D DG D DG D DG OKelompok umur

lt1 000 000 007 007 05 10 462

1-4 000 007 002 020 13 25 500

5-14 002 009 019 038 14 27 433

15-24 002 007 015 033 12 28 420

25-34 004 006 009 032 14 31 396

35-44 003 005 003 017 15 32 414

45-54 007 012 003 026 11 30 437

55-64 003 009 006 026 13 30 465

65-74 005 005 000 025 13 28 368

gt75 010 050 000 010 14 31 323

Jenis Kelamin

Laki-Laki 003 007 008 026 14 30 418

Perempuan 003 009 011 031 12 27 434

Pendidikan

Tidak Sekolah 012 029 023 063 26 74 411

Tidak Tamat SD 007 017 015 042 21 48 388

Tamat SD 001 010 006 034 16 36 391

Tamat SMP 005 008 005 024 12 25 473

Tamat SMA 004 004 013 019 0 6 15 419

Tamat SMA+ 000 000 014 032 09 16 444

Pekerjaan

Tidak Kerja 005 014 009 032 11 29 245

Sekolah 001 006 014 034 12 25 476

Ibu RT 005 006 010 029 10 22 376

Pegawai 007 007 013 031 07 13 375

Wiraswasta 007 008 012 023 10 21 442

PetaniNelayanBuruh 003 011 005 032 21 52 424

Lainnya 007 027 000 007 11 24 528

Tempat Tinggal

Perkotaan 003 005 012 020 05 12 383

Perdesaan 003 010 008 036 20 42 436

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil_1 002 009 007 027 18 33 482

Kuintil_2 003 009 011 037 16 32 412

Kuintil_3 003 009 009 034 13 29 358

Kuintil_4 005 007 012 023 11 27 397

Kuintil_5 003 007 010 022 08 23 486

Sumatera Utara 01 01 01 03 13 29 426

82

342 ISPA Pnemonia TB Dan Campak

Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan penyakit yang sering dijumpaidengan manifestasi ringan sampai berat ISPA yang mengenai jaringan paru-paru atauISPA berat dapat menjadi pneumonia Pneumonia merupakan penyakit infeksi penyebabkematian utama terutama pada balita Dalam Riskesdas ini dikumpulkan data ISPAringan dan pneumonia Kepada responden ditanyakan apakah dalam satu bulan terakhirpernah didiagnosis ISPApneumonia oleh tenaga kesehatan Bagi responden yangmenyatakan tidak pernah ditanyakan apakah pernah menderita gejala-gejala ISPA danpneumonia

Tuberkulosis paru merupakan salah satu penyakit menular kronis yang menjadi isuglobal Di Indonesia penyakit ini termasuk salah satu prioritas nasional untuk programpengendalian penyakit karena berdampak luas terhadap kualitas hidup dan ekonomiserta sering mengakibatkan kematian Walaupun diagnosis pasti TB berdasarkanpemeriksaan sputum BTA positif diagnosis klinis sangat menunjang untuk diagnosis diniterutama pada penderita TB anak Kepada respoden ditanyakan apakah dalam 12 bulanterakhir pernah didiagnosis TB oleh tenaga kesehatan dan bila tidak ditanyakan apakahmenderita gejala-gejala batuk lebih dari dua minggu atau batuk berdahak bercampurdarah

Campak merupakan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi Di Indonesia masihterdapat kantong-kantong penyakit campak sehingga tidak jarang terjadi KLB Kepadaresponden yang menyatakan tidak pernah didiagnosis campak oleh tenaga kesehatanditanyakan apakah pernah menderita gejala-gejala demam tinggi dengan mata merahdan penuh kotoran serta ruam pada kulit terutama di leher dan dada

Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) tersebar di seluruh Provinsi Suamtera Utaradengan rentang persentase yang sangat bervariasi (54 ndash 494 persen) Angkapersentase ISPA dalam sebulan terakhir di Provinsi Sumatera Utara adalah 22 persenprevalensi di atas 30 ditemukan di 6 KabupatenKota yaitu Nias Mandailing NatalSimalungun Nias Selatan Kota Tebing Tinggi dan Kota Padang Sidempuan dan hanyadua wilayah yang persentasenya di bawah 10 yaitu Langkat dan Kota Binjai

Kasus ISPA yang berlarut-larut akan menjadi Pnemonia Secara umum di ProvinsiSumatera Utara persentase Pnemonia sebulan terakhir adalah 16 persen (rentang 03ndash 10 persen) Persentase Pnemonia yang relatif tinggi dijumpai di Kabupaten NiasSelatan (10 persen) Tidak semua daerah dengan persentase ISPA tinggi jugamempunyai persentase Pnemonia tinggi seperti di Kabupaten Nias Nias Selatan KotaTebing Tinggi dan Kota Padang Sidempuan Hal ini sangat tergantung dari tingkatkesadaran ibu untuk mengenali kasus ISPA pada anaknya dan membawanya segera kefasilitas pengobatan dan tergantung pada kemampuan fasilitas kesehatan tersebutsehingga kejadian Pnemonia dapat dicegah

Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit yang menjadi prioritas nasional untukprogram pengendalian penyakit Di provinsi ini TB terdeteksi dengan prevalensi 5 per1000 tersebar di hampir seluruh KabupatenKota (rentang 10-311000)

Campak merupakan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dan termasukdalam program imunisasi nasional Di Provinsi Sumatera Utara dalam 12 bulan terakhirpenyakit ini masih terdeteksi dengan prevalensi 09 persen (rentang 01 ndash 62 persen) Dibeberapa KabupatenKota prevalensinya masih 2 persen atau lebih tinggi yaitu diMandailing Natal Nias Selatan Kota Sibolga dan Kota Padang Sidempuan

83

Tabel 3421Prevalensi ISPA Pneumonia TBC Campak

menurut Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota ISPA Pneumonia TBC CampakDG D DG D DG D DG D

Nias 494 129 38 18 07 01 11 07

Mandailing Natal 296 71 46 09 31 07 23 18

Tapanuli Selatan 119 33 10 04 09 03 09 08

Tapanuli Tengah 283 113 18 09 12 05 19 17

Tapanuli Utara 211 76 09 02 02 01 03 01

Toba Samosir 216 15 07 01 06 01 09 05

Labuhan Batu 144 27 06 01 02 00 07 06

Asahan 227 74 08 04 06 03 07 04

Simalungun 346 102 17 01 01 00 11 06

Dairi 179 135 08 05 02 01 13 11

Karo 227 120 09 05 05 02 06 05

Deli Serdang 237 159 18 09 03 02 05 04

Langkat 77 47 12 08 01 01 02 02

Nias Selatan 411 169 100 52 21 08 62 31

Humbang Hasundutan 133 50 36 26 04 02 07 06

Pakpak Bharat 134 24 33 05 19 05 19 05

Samosir 265 51 12 01 07 03 10 08

Serdang Bedagai 201 28 06 04 01 02 04 03

Kota Sibolga 246 51 18 10 06 01 22 18

Kota Tanjung Balai 110 40 03 03 01 08 08 05

Kota Pematang Siantar 258 73 14 05 02 02 05 05

Kota Tebing Tinggi 319 120 23 09 10 05 10 04

Kota Medan 228 77 12 03 02 03 04 03

Kota Binjai 54 10 04 01 01 01 01 01

Kota Padang Sidempuan 344 112 11 02 05 02 20 16

Sumatera Utara 224 83 16 07 05 02 09 06

Memperhatikan karakteristik umur responden tampak bahwa ISPA diderita oleh umurrendah bayi dan anak-anak menurun pada umur remaja dan produktif kemudianmeningkat lagi pada umur tua Pola Prevalensi Pneumonia menurut kelompok umurserupa dengan pola Prevalensi ISPA Persentase Pneumonia yang relatif tinggi padakelompok umur tua (65 tahun ke atas) dapat disebabkan fungsi paru yang menurunUntuk TB tampak adanya kecenderungan peningkatan persentase sesuai denganpeningkatan usia Sedangkan untuk campak Prevalensinya relatif merata di semuaumur dengan fokus usia 15 tahun ke bawah termasuk bayi

Jenis kelamin tidak banyak mempengaruhi persentase ISPA Pneumonia TB danCampak Pada umumnya makin rendah tingkat pendidikan makin tinggi persentasepenyakit Namun perlu diperhatikan bahwa kelompok anak (yang berisiko ISPA danPneumonia) juga termasuk dalam kelompok rsquotidak sekolahrsquo tidak tamat SDrsquo dan rsquotamatSDrsquo Sehingga persentase ISPA dan Pneumonia yang tinggi pada kelompokberpendidikan rendah ini konsisten dengan tingginya persentase pada kelompok anak-anak

84

Tabel 3422Prevalensi ISPA Pneumonia TBC Campak

menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Karakteristik ISPA Pneumonia TBC CampakDG D DG D DG D DG D

Kelompok umur

lt1 274 121 14 08 01 00 17 11

1-4 347 135 22 09 02 01 26 21

5-14 236 88 11 05 02 01 14 10

15-24 179 62 10 05 03 01 07 04

25-34 186 61 13 06 06 03 04 02

35-44 196 75 14 08 04 02 02 02

45-54 208 77 21 07 08 03 03 01

55-64 251 95 33 11 10 04 03 02

65-74 276 99 42 12 18 08 02 00

gt75 327 127 39 07 18 04 03 00

Jenis Kelamin

Laki-Laki 224 85 16 06 05 02 08 06

Perempuan 224 80 16 07 04 02 09 06

Pendidikan

Tidak Sekolah 324 109 44 16 20 07 08 02

Tidak Tamat SD 237 84 24 09 09 03 07 04

Tamat SD 204 68 17 06 06 02 06 04

Tamat SMP 190 68 13 06 04 02 05 03

Tamat SMA 178 71 10 04 03 01 03 02

Tamat SMA+ 178 86 12 06 01 01 02 02

Pekerjaan

Tidak Kerja 212 74 25 06 08 03 07 04

Sekolah 196 71 08 04 02 0 09 06

Ibu Rt 180 57 11 04 04 01 03 02

Pegawai 166 69 11 04 02 0 02 01

Wiraswasta 188 77 13 06 04 02 03 03

PetaniNelayanBuruh 236 82 26 11 11 04 04 02

Lainnya 213 86 14 05 05 01 01 01

Tempat Tinggal

Perkotaan 223 92 14 06 03 02 05 04

Perdesaan 225 75 18 07 06 02 11 08

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil_1 221 74 18 08 05 02 11 08

Kuintil_2 236 86 18 08 05 02 11 07

Kuintil_3 228 89 15 07 05 01 08 05

Kuintil_4 215 76 16 04 05 02 08 06

Kuintil_5 220 88 13 05 04 02 05 04

Sumatera Utara 224 83 16 07 05 02 09 06

85

343 Tifoid Hepatitis dan Diare

Prevalensi demam tifoid diperoleh dengan menanyakan apakah pernah didiagnosis tifoidoleh tenaga kesehatan dalam satu bulan terakhir Responden yang menyatakan tidakpernah ditanya apakah satu bulan terakhir pernah menderita gejala-gejala tifoid sepertidemam soremalam hari kurang dari satu minggu sakit kepala lidah kotor dan tidak bisabuang air besar

Pada Riskesdas kasus yang dideteksi adalah semua kasus hepatitis klinis tanpamempertimbangkan penyebabnya Prevalensi hepatitis diperoleh dengan menanyakanapakah pernah didiagnosis hepatitis oleh tenaga kesehatan dalam 12 bulan terakhirResponden yang menyatakan tidak pernah didiagnosis hepatitis dalam 12 bulan terakhirditanyakan apakah dalam kurun waktu tersebut pernah menderita mual muntah tidaknafsu makan nyeri perut sebelah kanan atas kencing warna air teh serta kulit dan mataberwarna kuning

Prevalensi diare diukur dengan menanyakan apakah responden pernah didiagnosisdiare oleh tenaga kesehatan dalam satu bulan terakhir Responden yang menyatakantidak pernah ditanya apakah dalam satu bulan tersebut pernah menderita buang airbesar gt3 kali sehari dengan kotoran lembekcair Responden yang menderita diareditanya apakah minum oralit atau cairan gula garam

Berdasarkan wilayah tempat tinggal daerah perdesaan tidak berbeda dengan daerahperkotaan Demikian juga Rumah Tangga dengan tingkat pengeluaran per kapita yangrendah cenderung mempunyai prevalensi penyakit ISPA Pnemonia TB dan Campakyang lebih tinggi Jenis pekerjaan tidak berpengaruh terhadap kejadian keempatpenyakit ini

Dalam 12 bulan terakhir tifoid klinis dapat dideteksi di Provinsi Sumatera Utara denganpersentase 09 persen dan tersebar di seluruh kabupatenkota dengan rentang 02 ndash 33persen Persentase tifoid tertinggi dilaporkan dari Nias Selatan (33 persen) Sedangkanuntuk hepatitis penyakit ini teridentifikasi di hampir seluruh KabupatenKota Persentasehepatitis tertinggi ditemukan di Kabupaten Mandailing Natal Pakpak Barat dan NiasSelatan

Penyebaran diare dalam satu bulan terakhir di Sumatera Utara merata di seluruhkabupatenkota Persentase di provinsi ini sebesar 88 persen tertinggi ditemukan diKabupaten Simalungun (204 persen) Nias Mandailing Natal Simalungun NiasSelatan Humbang HasundutanPakpak Barat Kota Sibolga Kota Tebing Tinggi danKota Padang Sidempuan mempunyai persentase diare di atas 10 persen Di antarawilayah-wilayah dengan persentase diare tinggi tersebut sebagian besar pemakaianoralitnya lebih dari 50 persen Cukup menarik untuk melihat data di Kabupaten Samosirdi mana persentase diarenya rendah (65 persen) sedangkan penggunaan oralitnyacukup tinggi (71 persen) Sebaliknya Simalungun mengkhawatirkan dimana persentasediare tertinggi (20 persen) penggunaan oralitnya hanya 43 persen Tabel 3431

86

Tabel 3431Prevalensi Tifoid Hepatitis Diare menurut KabupatenKota

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota Tifoid Hepatitis DiareDG D DG D DG D O

Nias 26 09 07 04 155 81 326

Mandailing Natal 33 08 16 02 177 116 190

Tapanuli Selatan 05 03 01 01 49 31 260

Tapanuli Tengah 11 07 06 01 98 81 425

Tapanuli Utara 03 02 01 00 53 17 500

Toba Samosir 04 01 00 00 67 21 444

Labuhan Batu 04 01 05 00 99 50 581

Asahan 06 03 02 01 62 30 500

Simalungun 16 09 03 01 204 95 433

Dairi 02 01 01 00 61 35 451

Karo 07 02 04 01 47 31 598

Deli Serdang 05 03 02 01 67 44 443

Langkat 07 06 02 01 51 34 635

Nias Selatan 32 16 19 05 185 110 674

Humbang Hasundutan 19 17 05 02 101 73 435

Pakpak Bharat 19 05 19 05 110 43 261

Samosir 04 01 01 01 65 36 708

Serdang Bedagai 02 02 02 02 52 41 447

Kota Sibolga 06 00 02 00 164 81 482

Kota Tanjung Balai 05 02 03 01 89 76 350

Kota Pematang Siantar 07 03 02 01 45 28 746

Kota Tebing Tinggi 12 06 08 03 152 62 686

Kota Medan 06 04 02 02 72 51 267

Kota Binjai 07 04 01 01 36 24 633

Kota Padang Sidempuan 08 03 03 01 117 77 358

Sumatera Utara 09 04 03 01 88 52 433

Tifoid hepatitis dan diare ditemukan pada semua kelompok umur Tifoid dan hepatitispolanya tidak bervariasi pada kelompok umur Sedangkan diare tinggi pada kelompokumur muda dan tua (balita dan manula) rendah pada kelompok umur remaja danproduktif Jenis kelamin tidak mempengaruhi prevalensi ketiga penyakit ini berbedadengan pendidikan Kelompok yang berpendidikan rendah umumnya cenderungmemiliki persentase lebih tinggi Namun perlu diperhatikan pada diare persentase tinggipada kelompok lsquotidak sekolahrsquo mungkin dipengaruhi juga oleh kenyataan bahwakelompok ini sebagian terdiri dari anak-anak

Dilihat dari aspek pekerjaan persentase tertinggi tifoid dijumpai pada kelompok tidakkerja dan PetaniNelayanBuruh Persentase diare tertinggi diidentifikasi pada kelompokburuhnelayanpetani (96 persen) dan Tidak kerja (93 persen) Dari sudut tempattinggal tifoid dan diare terutama dijumpai di daerah perdesaan sedangkan untukhepatitis tidak terlihat perbedaan antara perkotaan dan perdesaan Hal ini konsistendengan temuan berdasarkan tingkat pengeluaran per kapita hepatitis dan diarecenderung lebih tinggi pada Rumah Tangga dengan status ekonomi rendah sedangkantifoid tersebar di semua strata status ekonomi masyarakat Tabel 3432

87

Tabel 3432Prevalensi Tifoid Hepatitis Diare

menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Karakteristik Tifoid Hepatitis Diare

DG D DG D DG D OKelompok umur

lt1 06 03 00 00 170 128 480

1-4 12 07 01 00 155 114 474

5-14 08 04 02 00 82 48 301

15-24 08 04 04 02 68 36 385

25-34 08 03 04 01 69 38 641

35-44 09 05 03 01 80 45 381

45-54 10 04 05 02 91 46 391

55-64 09 04 08 04 92 60 519

65-74 12 04 04 02 100 63 822

gt75 11 03 07 02 113 56 351

Jenis Kelamin

Laki-Laki 08 04 03 01 85 50 427

Perempuan 09 04 03 01 90 54 440

Pendidikan

Tidak Sekolah 24 05 13 06 116 71 550

Tidak Tamat SD 09 05 06 01 92 50 408

Tamat SD 09 04 03 01 81 47 376

Tamat SMP 08 06 04 02 77 41 437

Tamat SMA 07 03 03 01 69 36 525

Tamat SMA+ 04 02 02 0 53 34 466

Pekerjaan

Tidak Kerja 10 04 07 03 93 54 427

Sekolah 06 04 02 01 67 37 315

Ibu Rt 08 05 03 01 75 45 430

Pegawai 04 02 04 02 54 34 494

Wiraswasta 05 03 03 02 72 42 405

PetaniNelayanBuruh 13 06 06 01 96 49 536

Lainnya 09 01 03 02 81 36 425

Tempat Tinggal

Perkotaan 06 03 02 01 81 48 406

Perdesaan 11 05 04 01 93 56 453

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil_1 09 04 04 01 97 63 406

Kuintil_2 10 05 03 01 94 57 448

Kuintil_3 08 04 03 01 88 51 414

Kuintil_4 08 03 03 02 82 43 438

Kuintil_5 10 06 03 02 80 47 467

Sumatera Utara 09 04 04 02 88 52 433

88

35 Penyakit Tidak Menular

351 Penyakit Tidak menular Utama Penyakit Sendi dan penyakitKeturunan

Kasus penyakit tidak menular (PTM) pada Riskesdas 2007 ditetapkan berdasarkanjawaban responden ldquopernah didiagnosis oleh tenaga kesehatanrdquo atau ldquomengalami gejalaklnis PTMrdquo Responden untuk penyakit sendi hipertensi dan stroke berusia 15 tahun keatas dan untuk kasus PTM lain respondennya adalah semua umur Riwayat penyakitsendi hipertensi stroke dan asma ditanyakan dalam kurun waktu 12 bulan terakhir danuntuk jenis PTM lainnya ditanya dalam kurun waktu selama hidupnya

Untuk kasus penyakit jantung riwayat pernah mengalami gejala penyakit jantung dinilaidari lima pertanyaan dan dikategorikan menjadi gejala empat penyakit jantung yaitupenyakit jantung kongenital angina aritmia dan dekompensasi kordis Respondendikatakan pernah mengalami gejala jantung jika pernah mengalami salah satu dariempat gejala tersebut

Kasus hipertensi ditetapkan berdasarkan hasil pengukuranpemeriksaan tekanan darahdengan alat pengukur tensimeter digital yang sebelumnya telah divalidasi denganmenggunakan standar baku pengukuran dengan spigmomanometer Pengukurandilakukan pada responden berusia 15 tahun ke atas Setiap responden dilakukanpengukuran minimal dua kali jika hasil pengukuran ke dua berbeda lebih dari 10 mmHgdari pengukuran pertama maka dilakukan pengukuran ketiga Hasil terakhir adalah rata-rata dari dua hasil pengukuran terdekat

Kriteria hipertensi yang digunakan pada penetapan kasus merujuk pada kriteriadiagnosis Joint National Committee (JNC) VII 2003 yaitu hasil pengukuran tekanandarah sistolik gt= 140 mmHg atau tekanan darah diastolik gt= 90 mmHg Kriteria JNC VII2003 hanya berlaku untuk usia 18 tahun keatas maka prevalensi hipertensi padaRiskesdas 2007 dihitung pada penduduk yang berusia 18 tahun ke atas Mengingatpengukuran tekanan darah dilakukan pada penduduk 15 tahun ke atas maka temuankasus hipertensi pada usia 15-17 tahun disesuaikan dengan kriteria JNC VII 2003 danhanya dilaporkan secara nasional

Selain pengukuran tekanan darah pada Riskesdas 2007 responden juga ditanyakantentang riwayat minum obat hipertensi dan riwayat diagnosis hipertensi oleh tenagakesehatan

Prevalensi penyakit persendian yang didiagnosis di Sumatera Utara sebesar 119sedangkan yang mengalami gejala persendian serta didiagnosis sebesar 202 Kasuspersendian tertinggi di Kabupaten Nias Selatan Untuk prevalensi hipertensi berdasarkandiagnosis oleh tenaga kesehatan sebesar 58 Sementara untuk prevalensi penyakitstroke hanya di bawah satu persen Tabel 3511

89

Tabel 3511Prevalensi Penyakit Persendian Hipertensi dan Stroke

menurut Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaSendi ()

Hipertensi(permil)

Stroke(permil)

D DG D DO D DGNias 156 357 82 85 40 60

Mandailing Natal 218 354 89 93 43 270

Tapanuli Selatan 116 166 62 65 32 37

Tapanuli Tengah 236 308 70 70 96 116

Tapanuli Utara 42 208 30 33 11 33

Toba Samosir 88 267 50 53 51 68

Labuhan Batu 73 141 27 27 37 57

Asahan 66 170 58 60 43 64

Simalungun 162 273 55 58 38 54

Dairi 153 207 44 45 55 77

Karo 113 116 54 54 61 61

Deli Serdang 103 150 48 49 84 96

Langkat 115 155 57 57 05 10

Nias Selatan 260 425 96 97 118 141

Humbang Hasundutan 169 264 78 85 59 59

Pakpak Bharat 121 385 59 104 83 246

Samosir 168 322 79 81 90 113

Serdang Bedagai 71 149 24 24 13 13

Kota Sibolga 161 268 68 71 61 61

Kota Tanjung Balai 108 164 81 81 54 91

Kota Pematang Siantar 76 164 53 56 55 78

Kota Tebing Tinggi 117 251 88 88 38 38

Kota Medan 125 209 72 74 67 71

Kota Binjai 61 105 40 42 10 10

Kota Padang Sidempuan 111 250 95 96 30 44

Sumatera Utara 119 202 58 59 50 68Catatan D = Diagnosa oleh Nakes

DO = Kasus minum obat atau didiagnosa oleh nakesDG = Di diagnosis oleh nakes atau dengan gejalaU = Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah

) Penyakit hipertensi dinilai pada penduduk berumur gt= 18 tahun

90

Pola prevalensi penyakit sendi hipertensi dan stroke cenderung tinggi pada tingkatpendidikan yang lebih rendah Namun untuk hipertensi dan stroke nampak sedikitmeningkat kembali pada tingkat pendidikan Tamat Perguruan Tinggi Berdasarkanpekerjaan responden prevalensi penyakit sendi pada Ibu RT ditemukan lebih tinggi darijenis pekerjaan lainnya Sedangkan untuk hipertensi dan stroke prevalensi ditemukanlebih tinggi pada mereka yang tidak bekerja

Berdasarkan status ekonomi yang diukur melalui tingkat pengeluaran per kapitaprevalensi penyakit sendi nampak cenderung lebih tinggi pada tingkat pengeluaranrendah Sedangkan untuk hipertensi maupun stroke prevalensi cenderung meningkatsesuai dengan peningkatkan tingkat pengeluaran Tabel 3512

Tabel 3512Prevalensi Penyakit Persendian Hipertensi Stroke

menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KarakteristikSendi

()Hipertensi

()Stroke

(permil)

D DG D D0 D DGKelompok Umur (Tahun)

15-24 12 12 05 05 14 2225-34 50 50 13 14 07 1535-44 108 108 42 44 17 3845-54 200 200 89 92 67 9255-64 303 303 148 152 152 18465-74 387 387 209 218 242 28775+ 421 421 200 204 337 416

Jenis KelaminLaki-Laki 102 102 49 51 51 65Perempuan 134 134 65 67 48 71

PendidikanTidak Sekolah 319 511 159 166 152 207Tidak Tamat SD 224 386 99 102 106 149Tamat SD 152 257 76 78 55 88Tamat SMP 87 146 43 45 25 34Tamat SMA 69 122 32 32 33 38Tamat PT 82 138 48 50 68 73

PekerjaanTidak Kerja 147 231 97 100 177 221Sekolah 10 18 16 16 27 31Ibu Rt 133 224 65 66 31 41Pegawai 85 143 40 41 40 47Wiraswasta 123 204 58 61 38 48Petani Nelayan Buruh 145 257 51 53 33 221Lainnya 123 192 58 60 62 31

Tempat TinggalKota 109 185 59 60 65 76Pedesaan 127 217 56 58 36 61

Tingkat Pengeluaran per KapitaKuintil 1 134 235 56 59 33 55Kuintil 2 119 205 56 57 46 83Kuintil 3 117 200 55 56 55 62Kuintil 4 113 194 53 54 41 57Kuintil 5 119 195 65 68 68 81

91

Prevalensi penyakit asma di Provinsi Sumatera Utara sebesar 327 (kisaran 03 ndash64) tertinggi di Mandailing Natal Prevalensi penyakit jantung 7 penyakit diabetessebesar 1 dan prevalensi tumor di bawah satu persen Prevalensi penyakit yangdidapat belum mencerminkan prevalensi yang sebenarnya yang mungkin lebih tinggikarena adanya keterbatasan kuesioner tanpa adanya pemeriksaan

Tabel 3513Prevalensi Penyakit Asma Jantung Diabetes dan Tumor

menurut Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaAsma

()Jantung

()Diabetes

()Tumor

(permil)

D DG D DG D DG DNias 20 37 18 60 07 08 45

Mandailing Natal 20 64 06 121 05 13 26

Tapanuli Selatan 03 06 02 09 04 05 11

Tapanuli Tengah 22 33 14 36 03 04 18

Tapanuli Utara 03 11 04 24 01 02 07

Toba Samosir 05 09 05 23 03 07 11

Labuhan Batu 04 10 04 20 01 07 18

Asahan 09 14 04 29 06 07 37

Simalungun 08 18 04 27 07 08 06

Dairi 23 26 15 26 05 05 27

Karo 06 07 06 14 03 03 15

Deli Serdang 10 12 09 23 08 09 49

Langkat 04 05 06 16 05 05 12

Nias Selatan 29 59 19 76 04 12 13

Humbang Hasundutan 09 16 06 31 03 04 00

Pakpak Bharat 12 36 10 66 03 16 00

Samosir 15 30 09 40 01 02 14

Serdang Bedagai 04 07 04 17 03 03 20

Kota Sibolga 08 23 23 113 08 11 45

Kota Tanjung Balai 08 09 09 44 09 09 26

Kota Pematang Siantar 07 09 06 22 12 13 11

Kota Tebing Tinggi 16 25 13 59 13 15 18

Kota Medan 21 26 12 25 12 15 07

Kota Binjai 04 07 07 34 08 09 11

Kota Padang Sidempuan 12 17 15 71 12 13 18

Sumatera Utara 183 327 089 698 077 121 37

Catatan D = Diagnosa oleh Nakes DG= Di diagnosis oleh nakes atau degan gejala) Penyakit Asma jantung diabetes ditetapkan menurut jawaban pernah didiagnosis menderita

penyakit atau mengalami gejala) Penyakit tumor ditetapkan menurut jawaban pernah didiagnosis menderita tumorkanker

Prevalensi penyakit asma jantung dan diabetes meningkat dengan bertambahnya umursedangkan prevalensi tumor meningkat hingga umur 45-54 tahun kemudian menurunlagi di umur lebih tua Prevalensi penyakit asma diabetes dan tumor pada laki-laki danperempuan hampir sama sedangkan pada penyakit jantung perempuan lebih tinggi daripada laki-laki Semakin tinggi tingkat pendidikan prevalensi penyakit asma menurun

92

Prevalensi diabetes tidak banyak berbeda antara tingkat pendidikan namun tertinggipada tingkat pendidikan tamat Perguruan Tinggi dan tidak sekolah demikian jugadengan prevalensi tumorkanker Prevalensi penyakit asma dan jantung lebih tinggi diperdesaan sedangkan diabetes dan tumor lebih tinggi di perkotaan Penyakit asmapaling banyak di kelompok status tingkat pengeluaran perkapita terendah

Tabel 3514Prevalensi Penyakit Asma Jantung Diabetes dan TumorMenurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara

Riskesdas 2007

KarakteristikAsma

()Jantung

()Diabetes

()Tumor

(permil)

D DG D DG D DG DKelUmur

lt1 Tahun 02 06 04 07 04 04 001-4 Tahun 04 08 01 09 01 01 035-14 Tahun 04 08 02 08 01 01 0815-24 Tahun 09 12 04 15 01 02 1225-34 Tahun 09 15 02 21 02 03 2835-44 Tahun 12 18 06 35 07 10 6845-54 Tahun 16 29 22 67 19 23 4655-64 Tahun 28 45 34 95 27 34 7665-74 Tahun 45 72 38 120 35 42 4975+ Tahun 68 102 34 123 24 28 69

Jenis KelaminLaki-Laki 12 19 07 26 06 08 19Perempuan 10 17 09 34 07 08 39

PendidikanTidak Sekolah 42 77 32 106 11 17 81Tidak Tamat SD 15 29 10 46 08 12 33Tamat SD 14 23 10 45 09 12 37Tamat SMP 12 17 09 29 05 08 23Tamat SMA 11 14 08 24 06 08 38Tamat PT 06 07 14 35 24 25 77

PekerjaanTidak Kerja 21 34 15 53 11 14 56Sekolah 07 09 03 10 01 01 09Ibu Rt 13 17 12 44 10 13 61Pegawai 20 23 15 31 19 20 43Wiraswasta 11 16 12 40 10 15 50PetaniNelayan Buruh 16 31 10 49 06 09 28Lainnya 13 21 08 39 24 27 20

Tempat TinggalKota 13 17 09 27 09 11 39Desa 10 19 07 33 04 06 21

Tingkat Pengeluaran per kapitaKuintil 1 11 20 7 35 03 06 25Kuintil 2 11 20 7 32 04 06 28Kuintil 3 13 20 8 31 05 07 25Kuintil 4 10 15 7 26 06 08 33Kuintil 5 12 17 11 30 12 14 34

Catatan D = Diagnosa oleh Nakes DG= Di diagnosis oleh nakes atau degan gejala) Peny Asma jantung diabetes ditetapkan menurut jawaban pernah didiagnosis menderita

penyakit atau mengalami gejala) Penyakit tumor ditetapkan menurut jawaban pernah didiagnosis menderita tumorkanker

93

Prevalensi gangguan jiwa di Provinsi Sumatera Utara menurut kabupatenkota berada dikisaran 00 ndash 41 prevalensi buta warna dalam kisaran 00 ndash 83 Selanjutnyaprevalensi penyakit gloukoma dermatitis sumbing rhinitis talasemia dan hemofili diSumatera Utara terlihat tertinggi pada penyakit dermatitis yaitu 263 Prevalensipenyakit dermatitis tertinggi di Kabupaten Tapanuli Tengah Namun rendah diKabupaten Karo Tapanuli Utara dan Tapanuli Selatan

Tabel 3515Prevalensi Penyakit Keturunan (Gangguan Jiwa Berat Buta WarnaGlaukoma Sumbing Dermatitis Rhinitis Thalasemi Hemofili) permilmenurut Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten Kota JiwaButa

WarnaGlaukoma

Sumbing

Dermatiti

ss

Rhinitis

Thalasemia

Hemofilia

Nias 00 00 04 04 196 24 00 00

Mandailing Natal 30 22 52 22 901 151 04 00

Tapanuli Selatan 08 11 03 03 23 03 00 00

Tapanuli Tengah 06 35 06 00 1019 171 06 12

Tapanuli Utara 20 14 00 14 20 00 00 00

Toba Samosir 11 11 00 00 309 21 00 00

Labuhan Batu 09 27 00 00 125 09 00 00

Asahan 21 00 03 19 612 37 00 00

Simalungun 00 06 06 04 123 49 00 00

Dairi 07 07 00 00 274 13 13 00

Karo 41 10 10 10 05 05 10 05

Deli Serdang 35 31 11 11 86 51 02 02

Langkat 00 07 00 03 38 35 00 00

Nias Selatan 13 53 20 07 152 60 00 00

Humbang Hasundutan 00 12 12 24 746 12 00 00

Pakpak Bharat 00 48 00 48 957 48 00 00

Samosir 14 83 00 28 275 14 00 00

Serdang Bedagai 12 15 03 03 84 32 06 06

Kota Sibolga 20 40 20 20 733 139 00 00

Kota Tanjung Balai 23 11 11 23 812 226 00 00

Kota Pematang Siantar 00 00 00 08 222 15 00 00

Kota Tebing Tinggi 13 39 00 00 360 193 00 26

Kota Medan 10 03 00 05 358 101 00 00

Kota Binjai 00 07 07 07 153 145 00 00

Kota P Sidempuan 19 19 00 10 886 166 00 00

Sumatera Utara 14 15 06 07 263 59 01 01

) Penyakit keturunan ditetapkan menurut jawaban pernah mengalami salah satu dari riwayatpenyakit gangguan jiwa berat (skizofrenia) buta warna glaukoma bibir sumbing dermatitisrhinitis talasemi atau hemofili

94

352 Gangguan Mental Emosional

Di dalam kuesioner Riskesdas pertanyaaan mengenai kesehatan mental terdapat didalam kuesioner individu F01 ndashF20 Kesehatan mental dinilai dengan Self ReportingQuestionnaire (SRQ) yang terdiri dari 20 butir pertanyaan Pertanyaan-pertanyaan SRQdiberikan kepada anggota rumah tangga (ART) yang berusia ge 15 tahun Ke-20 butir pertanyaan ini mempunyai pilihan jawaban ldquoyardquo dan ldquotidakrdquo Nilai batas pisah yangditetapkan pada survei ini adalah 6 yang berarti apabila responden menjawab minimal 6atau lebih jawaban ldquoyardquo maka responden tersebut diindikasikan mengalami gangguanmental emosional Nilai batas pisah tersebut sesuai penelitian uji validitas yang pernahdilakukan (Hartono Badan Litbangkes 1995)Gangguan mental emosional merupakansuatu keadaan yang mengindikasikan individu mengalami suatu perubahan emosionalyang dapat berkembang menjadi keadaapatologis apabila terus berlanjut SRQ memilikiketerbatasan karena hanya mengungkastatus emosional individu sesaat (plusmn 30 hari) dantidak dirancang untuk diagnostigangguan jiwa secara spesifik Dalam Riskesdas 2007pertanyaan dibacakan petugas wawancara kepada seluruh responden Dari tabel 3521ini diperlihatkan bahwa secara umum prevalensi gangguan mental emosional di ProvinsiSumatera Utara mencapai 7 persen di mana tertinggi di Kabupaten Mandailing Natal(142) dan Kota Padang Sidempuan (127) Sedangkan prevalensi terendah diKabupaten Labuhan Batu dan Kota Medan

Tabel 3521Prevalensi Gangguan Mental Emosional pada Penduduk Berumur 15 Tahun

ke Atas (Berdasarkan Self Reporting Questionnaire -20) MenurutKabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten Kota Gangguan Mental EmosionalNias 81Mandailing Natal 142Tapanuli Selatan 48Tapanuli Tengah 110Tapanuli Utara 45Toba Samosir 76Labuhan Batu 36Asahan 109Simalungun 120Dairi 71Karo 63Deli Serdang 80Langkat 56Nias Selatan 70Humbang Hasundutan 65Pakpak Bharat 72Samosir 101Serdang Bedagai 49Kota Sibolga 109Kota Tanjung Balai 70Kota Pematang Siantar 59Kota Tebing Tinggi 114Kota Medan 36Kota Binjai 59Kota Padang Sidempuan 127

Kabupaten Kota 69Nilai Batas Pisah (Cut off Point) ge 6

95

Menurut karakteristik responden tampak prevalensi tertinggi ditemukan pada kelompokusia gt 75 tahun Hal ini dimungkinkan oleh karena pada kelompok lanjut usia banyakmengalami masalah gangguan kesehatan fisik yang dapat mempengaruhi kesehatanmental emosional Kelompok wanita lebih banyak yang mengalami gangguan mentalemosional dibandingkan laki-laki Berdasarkan pendidikan tampak bahwa kerentananterhadap gangguan mental emosional dipengaruhi oleh tingkat pendidikan Semakinrendah tingkat pendidikan prevalensinya relatif semakin rendah mengalami gangguanmental emosional Berdasarkan jenis pekerjaan tampak bahwa tidak bekerja merupakankelompok yang tertinggi mengalami gangguan mental emosional

Tabel 3522Prevalensi Gangguan Mental Emosional pada Penduduk berumur 15 Tahun

Ke Atas (berdasarkan Self Reporting Questionnaire-20) menurutKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara

Riskesdas 2007

Karakteristik Gangguan Mental EmosionalKelompok Umur (Tahun)

15-24 4425-34 4935-44 5245-54 7155-64 11165-74 18475+ 354

Jenis KelaminLaki-Laki 55Perempuan 83

PendidikanTidak Sekolah 212Tidak Tamat SD 121Tamat SD 82Tamat SMP 51Tamat SMA 45Tamat PT 54

PekerjaanTidak Kerja 139Sekolah 47Ibu RT 68Pegawai 38Wiraswasta 50PetaniNelayanBuruh 76Lainnya 62

Tipe DaerahPerkotaan 57Perdesaan 80

Tingkat pengeluaran perkapitaKuintil 1 89Kuintil 2 80Kuintil 3 65Kuintil 4 73Kuintil 5 54

Nilai Batas Pisah (Cut off Point) ge 6

96

353 Penyakit Mata

Survei Kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran tahun 1993-19961

memperlihatkan angka kebutaan di Indonesia mencapai 147 jauh lebih tinggidibandingkan angka kebutaan di Thailand (03) India (07) Bangladesh (10) bahkanlebih tinggi dibandingkan Afrika Sub-sahara (140)2 Angka kebutaan ini menurunmenjadi 121 sesuai dengan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001yang mewakili tingkat kawasan Sumatera Jawa-Bali dan Kawasan Timur Indonesia3

Saw dkk4 dengan metodologi yang berbeda dari SKRT 2001 melaporkan angkakebutaan dua mata pada populasi rural di Sumatera sebesar 22 (golongan usia gt20tahun) sedangkan angka low vision bilateral mencapai 58

Gangguan penglihatan mencakup low vision dan kebutaan merupakan keadaan yangmungkin dapat dihindari dan atau dapat dikoreksi Program WHO ldquoVision 2020 the rightto sightrdquo yang dicanangkan sejak tahun 1999 mematok target pada tahun 2020 tidak adalagi ldquokebutaan yang tidak perlurdquo pada semua penduduk dunia Berbagai strategi telahdijalankan dan Indonesia sebagai warga dunia turut aktif dalam upaya tersebut diawalidengan pencanangan program Indonesia Sehat 2010 Low vision (kisaran visus 360 ltX lt 618 (2060)) dan kebutaan (kisaran visus lt360) (Revised International StatisticalClassification of Diseases Injuries and Causes of Death (ICD) 10 WHO)5 menjadimasalah penting berkaitan dengan berkurang sampai hilangnya kemandirian seseorangyang mengalami kedua gangguan penglihatan tersebut sehingga mereka akan menjadibeban bagi orang di sekitarnya

Dalam Riskesdas 2007 ini data yang dikumpulkan dari responden umur enam tahun keatas untuk mengetahui indikator kesehatan mata meliputi pengukuran tajam penglihatanmenggunakan kartu Snellen (dengan atau tanpa pin-hole) riwayat glaukoma riwayatkatarak operasi katarak dan pemeriksaan segmen anterior mata dengan menggunakanpen-light

Di Sumatera Utara gangguan Low Vision berada pada prevalensi 45 sedangkanuntuk kebutaan 07

97

Tabel ini menunjukkan distribusi penduduk usia gt 5 tahun dengan low vision dankebutaan dengan koreksi kacamata maksimal atau tidak menurut kabupatenkotadengan Persentase low vision tertinggi di Kabupaten Nias Selatan (267) diikutiSerdang Bedagai (256) begitu pula dengan prevalensi kebutaan kedua kabupatentersebut tetap yang tertinggi

Tabel 3531Prevalensi Penduduk Usia 6 Tahun ke atas menurut Low Vision dan

Kebutaan (dengan atau Tanpa Koreksi Kacamata Maksimal) danKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaLow Vision

()

Kebutaan

()

Nias 26 03Mandailing Natal 04 02Tapanuli Selatan 31 00Tapanuli Tengah 14 05Tapanuli Utara 32 10Toba Samosir 42 10Labuhan Batu 23 10Asahan 38 05Simalungun 17 02Dairi 13 04Karo 20 04Deli Serdang 25 06Langkat 102 23Nias Selatan 267 56Humbang Hasundutan 12 00Pakpak Bharat 86 00Samosir 66 06Serdang Bedagai 256 14Kota Sibolga 47 07Kota Tanjung Balai 13 01Kota Pematang Siantar 09 07Kota Tebing Tinggi 14 07Kota Medan 12 03Kota Binjai 17 04Kota Padang Sidempuan 37 04

Sumatera Utara 45 07

CATATAN )Kisaran visus 360 lt X lt 618 (2060))Kisaran visus lt360

98

Tabel ini memberikan gambaran Prevalensi Persentase low vision dan kebutaanmenurut karakteristik responden menunjukkan bahwa Persentase meningkat sesuaipertambahan umur serta cenderung lebih tinggi pada perempuan tetapi menurun padatingkat pengeluaran perkapita rumah tangga yang lebih tinggi dan juga pada pendudukdengan lama pendidikan yang lebih panjang

Tabel 3532Prevalensi Penduduk Umur 6 Tahun ke atas menurut Low Vision dan

Kebutaan (dengan atau Tanpa Koreksi Kacamata Maksimal) danKarakteristik Responden di Provinsi sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikLow Vision

()Kebutaan

()

Kelompok Umur (Tahun)

6 ndash 14 24 02

15 ndash 24 29 01

25 ndash 34 34 02

35 ndash 44 34 03

45 ndash 54 62 11

55 ndash 64 110 27

65 ndash 74 148 54

75+ 246 106

Jenis Kelamin

Laki-Laki 40 06

Perempuan 49 08

Pendidikan

Tidak Sekolah 180 79

Tidak Tamat SD 60 15

Tamat SD 51 07

Tamat SMP 38 02

Tamat SMA 29 02

Tamat PT 39 05

Pekerjaan

Tidak Kerja 80 27

Sekolah 23 01

Ibu Rt 66 09

Pegawai 36 02

Wiraswasta 44 07

PetaniNelayanBuruh 50 09

Lainnya 40 07

Klasifikasi Desa

Kota 21 04

Desa 64 10

Tingkat Pengeluaran per Kapita

Kuintil-1 52 08

Kuintil-2 41 09

Kuintil-3 46 05

Kuintil-4 48 10

Kuintil-5 39 06

CATATAN )Kisaran visus 360 lt X lt 618 (2060) )Kisaran visus lt360

99

Pada penduduk golongan umur 30 tahun keatas prevalensi katarak yang didiagnosisoleh tenaga kesehatan tertinggi di Kota Sibolga (46) atau jauh lebih tinggi dari angkaprovinsi (17) Sedangkan yang merasakan ada gejala katarak tertinggi di KabupatenSamosir 32 ini berarti ada tiga dari 10 yang merasakan ada gejala katarak dikabupaten tersebut

Secara umum penyakit katarak masih terdapat di semua wilayah di Sumatera Utaramereka yang merasakan ada gejala katarak tidak semua dilakukan pemeriksaan olehtenaga kesehatan di mana terjadi perbedaan yang jauh 17 persen yang diperiksaberbanding 97 persen yang mempunyai gejala Besarnya Persentase penduduk yangmempunyai gejala utama katarak tetapi belum didiagnosis oleh nakes menggambarkanperlunya tindakan aktif sektor penyedia pelayanan kesehatan dalam mengidentifikasikasus katarak dalam masyarakat dengan istilah lain rdquomenjemput bolardquo di lapangan

Tabel 3533Persentase Penduduk Umur 30 Tahun keatas dengan Katarak

Menurut Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaDiagnosis Oleh Nakes

()Diagnosis Atau Gejala

()Nias 13 76

Mandailing Natal 23 193

Tapanuli Selatan 16 81

Tapanuli Tengah 18 202

Tapanuli Utara 07 107

Toba Samosir 08 160

Labuhan Batu 07 73

Asahan 11 143

Simalungun 11 147

Dairi 08 91

Karo 08 46

Deli Serdang 16 106

Langkat 07 70

Nias Selatan 29 200

Humbang Hasundutan 07 108

Pakpak Bharat 19 195

Samosir 23 317

Serdang Bedagai 03 120

Kota Sibolga 41 233

Kota Tanjung Balai 16 143

Kota Pematang Siantar 23 127

Kota Tebing Tinggi 11 165

Kota Medan 25 93

Kota Binjai 11 129

Kota Padang Sidempuan 22 135

Sumatera Utara 17 97

100

Penderita katarak menurut karakteristik responden terlihat semakin tinggi umurprevalensi katarak semakin tinggi Keluhan adanya katarak meningkat tajam setelahresponden mencapai umur 65 tahun ke atas (36) Menurut jenis pekerjaan kepalarumah tangga penyakit katarak banyak diderita oleh penduduk yang tidak mempunyaipekerjaan

Tabel 3534Persentase Penduduk Umur 30 Tahun Ke atas dengan Katarak menurut

Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KarakteristikDiagnosis Oleh Nakes

()Diagnosis Atau Gejala

()Kelompok Umur (Tahun)

30 ndash 34 02 20

35 ndash 44 06 45

45 ndash 54 12 103

55 ndash 64 26 199

65 ndash 74 51 362

75+ 68 474

Jenis Kelamin

Laki-Laki 12 94

Perempuan 17 130

Lama Pendidikan

lt 6 Tahun 20 170

7-12 Tahun 10 66

gt12 Tahun 12 60

Pekerjaan

Tidak Bekerja 58 373

Sekolah 31 169

Mengurus Rt 11 85

Pegawai (Negeri SwastaPolri)

10 63

Wiraswasta 12 78

Petani Nelayan Buruh 11 114

Lainnya 13 122Tempat Tinggal

Kota 18 102

Desa 12 122

Tingkat Pengeluaran per Kapita

Kuintil 1 14 123

Kuintil 2 12 117

Kuintil 3 14 119

Kuintil 4 14 117

Kuintil 5 17 97

101

Persentase operasi katarak dalam 12 bulan terakhir untuk tingkat provinsi adalahsebesar 139 persen dengan kisaran terendah adalah di Kabupaten Pakpak Bharat danLangkat (03) dan tertinggi adalah Asahan (375) Cakupan operasi ini masih sangatrendah sehingga dapat mengakibatkan penumpukan kasus katarak pada tahun terkaitdi tingkat provinsi Perlu kajian lebih lanjut untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebabrendahnya cakupan operasi katarak di tingkat kabupaten dan provinsi sebagai bahanpertimbangan dalam penyusunan kebijakan di bidang kesehatan khususnya untukmengatasi masalah low vision dan kebutaan akibat katarak (Tabel 3535)

Pemakaian kacamata pasca operasi katarak di tingkat provinsi adalah sebesar 544Pemberian kacamata operasi bertujuan mengoptimalkan tajam penglihatan jarak jauhmaupun jarak dekat pasca operasi katarak sehingga tidak semua penderita pascaoperasi merasa memerlukan kacamata untuk melakukan aktivitas sehari-hari(Tabel3535)

Tabel 3535Prevalensi Penduduk Umur 30 Tahun keatas dengan Katarak Yang Pernah

Menjalani Operasi Katarakdan Mamakai Kacamata Setelah Operasi menurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara

Riskesdas 2007

Kabupaten KotaOperasi Katarak

()Pakai Kacamata

()Nias 273 4557Mandailing Natal 04 4658Tapanuli Selatan 50 5652Tapanuli Tengah 182 4645Tapanuli Utara 250 3269Toba Samosir 333 5520Labuhan Batu 133 4545Asahan 375 7500Simalungun 12 5909Dairi 200 2581Karo 143 4365Deli Serdang 190 4864Langkat 03 4607Nias Selatan 250 5000Humbang Hasundutan 333 4743Pakpak Bharat 03 1633Samosir 09 4412Serdang Bedagai 12 2450Kota Sibolga 04 6296Kota Tanjung Balai 200 6818Kota Pematang Siantar 71 3548Kota Tebing Tinggi 250 4063Kota Medan 150 8387Kota Binjai 286 6875Kota Padang Sidempuan 05 030

Sumatera Utara 139 544CATATAN )Responden yang pernah didiagnosis Katarak oleh nakes n pembagi adalah

responden yang mengaku didiagnosis dan atau yang mempunyai gejala katarak

102

Persentase yang menggunakan kacamata setelah operasi katarak lebih besar padakelompok penduduk dengan latar pendidikan 7-12 tahun lebih besar pada kelompokpegawai dan lebih besar di daerah perkotaan Hal ini mungkin berkaitan dengankemudahan akses ke sarana kesehatan yang mempunyai alat operasi di perkotaan padaumumnya lebih mudah dibanding di perdesaan Tingkat pendidikan yang rata-rata lebihtinggi dan jenis pekerjaan pegawai (jenis pekerjaan formal) umumnya lebih banyakditemukan di daerah perkotaan sehingga kebutuhan penduduk akan tajam penglihatanmaksimal untuk bekerja di perkotaan lebih besar dibanding di perdesaan

Tabel 3536Persentase Penduduk Umur 30 Tahun keatas dengan Katarak Yang PernahMenjalani Operasi Katarak dan Memakai Kacamata Pasca Operasi menurut

Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikOperasiKatarak

()

Pakai KacamataPasca Operasi

()Kelompok Umur (Tahun)

30 ndash 34 030 21735 ndash 44 034 40745 ndash 54 056 73755 ndash 64 101 137265 ndash 74 178 181075+ 211 2225

Jenis Kelamin

Laki-Laki 067 929Perempuan 069 823

Lama Pendidikan

lt 6 Tahun 069 7937-12 Tahun 066 1038gt12 Tahun 067 793

Pekerjaan

Tidak Bekerja 162 1445Sekolah 112 1563Mengurus RT 063 602Pegawai (Negeri Swasta Polri) 069 1231Wiraswasta 064 1064PetaniNelayan Buruh 045 573Lainnya 135 1544

Tempat Tinggal

Kota 087 1562Desa 054 495

Tingkat Pengeluaran per Kapita

Kuintil-1 062 685Kuintil-2 060 715Kuintil-3 064 814Kuintil-4 075 926Kuintil-5 082 1277

CATATAN ) Responden yang pernah didiagnosis katarak oleh nakes n pembagi adalahsemua penduduk berumur 30 tahun keatas di wilayah terkait

103

354 Kesehatan Gigi

Berbagai program pelayanan kesehatan gigi dan mulut telah dilaksanakan baikpromotif preventif protektif kuratif maupun rehabilitatif Untuk mencapai targetpencapaian tahun 2010 pelayanan kesehatan gigi yang terdiri dari ldquo5 levels of carerdquotersebut harus berjalan secara serentak bersama-sama

Berbagai indikator dan target pencapaian gigi sehat tahun 2010 ditentukan WHO antaralain anak umur 5 tahun 90 bebas karies anak umur 12 tahun mempunyai tingkatkeparahan kerusakan gigi (index DMF-T) sebesar satu gigi penduduk umur 18 tahun tidaksatupun gigi yang dicabut (komponen M = 0) penduduk umur 35-44 tahun memiliki minimal20 gigi berfungsi sebesar 90 dan penduduk tanpa gigi (edentulous) lt=2 pendudukumur 65 tahun ke atas masih mempunyai gigi berfungsi sebesar 75 dan penduduk tanpagigi lt=5 1

Index DMF-T merupakan penjumlahan dari nilai D M dan F yang menunjukkanbanyaknya kerusakan gigi yang pernah dialami seseorang baik berupa Decay (gigi kariesatau gigi berlubang) Missing (gigi dicabut) atau Filling (gigi ditumpat) Kerusakan gigibersifat irreversible artinya kerusakan tersebut tidak dapat sembuh seperti halnya lukajaringan lainnya melainkan cacat selamanya Prevalensi orang dengan pengalamankaries atau orang dengan index DMF-Tgt0 menggambarkan jumlah penduduk yangmempunyai pengalaman karies dalam hidupnya

Dalam rangka melakukan pengawasan dan penilaian terhadap keberhasilan program danmelihat target pencapaian gigi sehat tahun 2010 yang ditentukan WHO serta untukmenunjang Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) diperlukan informasi tentangkesehatan gigi secara berkesinambungan

Berikut ini adalah lima langkah program dan indikator terkait yang dibutuhkan untukmenilai keberhasilan program

Sehat promotif Rawan (protektif) LatenDeteksidini dan terapi

Sakitkuratif

Cacat rehabilitasi

Prevalensi Insidensi dentally Fit keluhan 20 gigiBerfungsi

Free caries 5 th Expected Incidence PTI Dentally fit edentulous

DMF-T 12 th Trend DMFTmenurut umur

RTI PTI Protesa

DMF-T 15 th MI RTI

DMF-T 18 th CPITN MI

Yang dimaksud dengan Performance Treatment Index (PTI) yaitu angka persentase darijumlah gigi tetap yang ditumpat terhadap angka DMF-T PTI menggambarkan motivasidari seseorang untuk menumpatkan giginya yang berlubang dalam upayamempertahankan gigi tetap Sedangkan Required Treatment Index (RTI) merupakanangka persentase dari jumlah gigi tetap yang karies terhadap angka DMF-T RTImenggambarkan besarnya kerusakan yang belum ditangani dan memerlukanpenumpatanpencabutan

Masalah gigi-mulut ditanyakan untuk kurun waktu 12 bulan terakhir pada seluruhpenduduk Di Provinsi Sumatera Utara prevalensi masalah gigi-mulut sebanyak 167yang 239 nya mendapat perawatan Masalah gigi-mulut tinggi di Kota Sibolga (368)dan Kabupaten Tapanuli Tengah (289) Perawatan yang dilakukan sebagian besarpada pengobatan (867) atau perawatan yang disertai dengan pencabutan gigi(325)

Untuk mencegah terjadinya karies (lubang gigi) dan penyakit mulut lainnya (peradangangusi kalkulus) plaque gigi harus dibersihkan secara menyeluruh dan teratur 1 Untuk itu

104

program kesehatan gigi menganjurkan masyarakat untuk menggosok gigi setiap haripaling sedikit sesudah makan pagi dan sebelum tidur malam 4 Perilaku menggosok gigidengan waktu yang benar merupakan pencegahan utama dan pola tersebut mempunyaiperan penting dan menentukan keberhasilan program pencegahan 1

Perilaku gosok gigi di Sumatera Utara sudah tinggi atau sudah di atas 90 persen yangumumnya dilakukan pada pagi hari (906) tetapi perilaku gosok gigi sebelum tidurmalam masih rendah (187)

Masalah gigi-mulut dalam 12 bulan terakhir sebelum survei menunjukkan Persentasependuduk yang bermasalah adanya peningkatan sesuai dengan meningkatnya umurNamun tidak terlihat hubungan yang jelas dengan pola perawatan dari tenaga medisgigi Persentase penduduk yang menerima perawatan dari tenaga medis gigi lebih tinggidi perkotaan dan relatif meningkat pada tingkat pengeluaran yang semakin tinggi

Kepada responden yang tidak bermasalah gigi-mulut dalam 12 bulan terakhirditanyakan lebih lanjut apakah telah kehilangan seluruh gigi aslinya Secara keseluruhandi antara penduduk yang tidak bermasalah gigi-mulut tersebut pada kelompok umur 55-64 tahun dan 65 tahun ke atas kondisi hilangnya seluruh gigi mencapai masing-masing23 dan 105

Tabel 3541Persentase Penduduk Bermasalah Gigi-Mulut Dalam 12 Bulan Terakhir

Menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KarakteristikBermasalah

Gimul

MenerimaPerawatan dari

Tenaga Medis Gigi

HilangSeluruhGigi Asli

Umur

lt 1 11 56 00

1 - 4 49 194 02

5 - 9 136 240 02

10 ndash 14 141 192 00

15 ndash 24 152 210 00

25 ndash 34 190 267 00

35 ndash 44 207 250 00

45 ndash 54 237 252 05

55 ndash 64 245 281 23

65+ 219 233 105

Jenis Kelamin

Laki-Laki 159 237 06

Perempuan 174 242 08

Tempat Tinggal

Kota 173 314 08

Desa 162 175 06

Status Ekonomi

Kuintil-1 169 175 04

Kuintil-2 175 192 05

Kuintil-3 171 235 07

Kuintil-4 160 223 07

Kuintil-5 165 339 10

Sumatera Utara 167 239 07

105

Kabupatenkota yang mempunyai masalah gigi-mulut yang tinggi di Sumatera Utarayaitu Kota Sibolga (368) dan Kabupaten Tapanuli Tengah (289) Namun merekayang mempunyai masalah gigi-mulut yang dilakukan perawatan oleh tenaga kesehatangigi yang Persentasenya tertinggi adalah Kota Binjai (434) dan Kabupaten HumbangHasundutan (425)

Tabel 3542Persentase Penduduk Bermasalah Gigi-Mulut Dalam 12 Bulan Terakhir

Menurut Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Kabupaten KotaBermasalah

Gimul

MenerimaPerawatan Dari

Tenaga Medis Gigi

HilangSeluruhGigi Asli

Nias 247 159 02

Mandailing Natal 241 174 08

Tapanuli Selatan 145 203 04

Tapanuli Tengah 289 106 04

Tapanuli Utara 227 12 04

Toba Samosir 192 134 05

Labuhan Batu 125 119 04

Asahan 218 92 09

Simalungun 195 251 02

Dairi 137 141 05

Karo 22 290 06

Deli Serdang 139 296 10

Langkat 90 357 04

Nias Selatan 242 252 02

Humbang Hasundutan 185 425 07

Pakpak Bharat 184 73 08

Samosir 192 105 03

Serdang Bedagai 141 220 10

Kota Sibolga 368 274 12

Kota Tanjung Balai 177 342 07

Kota Pematang Siantar 132 319 09

Kota Tebing Tinggi 240 200 13

Kota Medan 188 369 09

Kota Binjai 100 434 14

Kota Padang Sidempuan 163 269 04

Sumatera Utara 167 239 07Termasuk Tenaga Medis Gigi Perawat Gigi Dokter Gigi atau Dokter Spesialis KesehatanGigi dan Mulut

106

Kepada responden yang bermasalah gigi-mulut dan menerima perawatan ataupengobatan dari tenaga medis gigi ditanyakan lebih lanjut perawatan dan pengobatanapa yang diterima untuk masalah gigi-mulut yang dialami tersebut Tabel 3543menunjukkan sebagian besar perawatan yang diterima responden adalah pengobatan(867) dan penambalanpencabutanbedah gigi (325) Jenis perawatan lainnyayaitu pemasangan gigi palsu lepasan atau gigi palsu cekat dan konselingperawatankebersihan gigi yaitu masing-masing sebesar 60 dan 157

Tabel 3543Persentase Jenis Perawatan Yang Diterima Penduduk untuk Masalah Gigi-

Mulut menurut Karakteristik Respondendi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik

Jenis Perawatan Gigi

Pengobatan

PenambalanPencabutanBedah

Pemasangan

Gigi PalsuLepasan

Atau

KonselingPerawatanKebersihan

Gigi

Lainnya

Umur

lt 1 1000 00 00 00 00

1 - 4 959 05 04 48 00

5 - 9 914 214 09 140 13

12 ndash 14 899 274 04 80 13

15 ndash 24 893 238 15 162 23

25 ndash 34 887 315 59 195 52

35 ndash 44 858 355 54 181 33

45 ndash 54 866 400 66 156 27

55 ndash 64 772 510 119 133 33

65 + 754 362 284 163 23

Jenis Kelamin

Laki-Laki 870 338 61 173 24

Perempuan 865 313 60 143 34

Tempat Tinggal

Kota 850 356 73 160 33

Desa 893 275 41 153 24

Status Ekonomi

Kuintil-1 926 227 32 123 13

Kuintil-2 896 301 45 164 17

Kuintil-3 865 299 48 128 37

Kuintil-4 904 293 44 170 23

Kuintil-5 810 412 96 178 41

Sumatera Utara 867 325 60 157 29

107

Di Provinsi Sumatera Utara perawatan pengobatan untuk masalah gigi-mulut yangditerima penduduk tertinggi di Kota Tanjung Balai dan Kabupaten Deli Serdang masing-masing 950 dan 949 Sedangkan dengan perawatan penambalan pencabutanbedah gigi tertinggi adalah di Kabupaten Langkat (572) dan Kota Pematang Siantar(429)

Tabel 3544Persentase Jenis Perawatan Yang Diterima Penduduk untuk Masalah Gigi-

Mulut menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten Kota

Jenis Perawatan Gigi

Peng

obatan

PenambalanPencabutanBedah Gigi

PemasanganProtesaBridge

KonselingPerawatanKebersihan

Gigi

Lain

nya

Nias 859 372 102 223 00Mandailing Natal 946 106 00 64 35Tapanuli Selatan 902 196 00 12 12Tapanuli Tengah 915 254 83 155 14Tapanuli Utara 859 141 00 00 00Toba Samosir 785 185 92 154 15Labuhan Batu 820 340 00 100 00Asahan 815 261 106 293 16Simalungun 914 201 43 29 29Dairi 838 187 70 165 141Karo 867 391 00 391 63Deli Serdang 949 347 51 164 25Langkat 874 572 22 279 11Nias Selatan 945 218 26 121 7Humbang Hasundutan 870 288 98 74 33Pakpak Bharat 783 43 43 261 00Samosir 810 306 19 113 19Serdang Bedagai 894 85 37 246 28Kota Sibolga 923 298 40 77 4Kota Tanjung Balai 950 251 31 95Kota P Siantar 786 429 31 112 00Kota Tebing Tinggi 924 373 00 68Kota Medan 795 410 104 205 52Kota Binjai 838 171 54 54 27Kota P Sidempuan 860 227 29 21 23

Sumatera Utara 867 325 60 157 29

Pengendaliankontrol karies gigi dan penyakit gigi-mulut lainnya sebaiknya sedinimungkin yaitu pada masa anak dengan cara menjaga kebersihan mulut dengan baikmenggosok gigi dengan metode yang baik periksa ke dokter gigi secara teratur dan dietmakanan yang manis dan lengket

Melalui Riskesdas 2007 ditanyakan kepada responden umur 10 tahun ke atas apakahbiasa menggosok gigi setiap hari dan bila jawaban ya ditanyakan lebih lanjut kapan sajawaktu menggosok gigi Hasil menunjukkan sebagian besar (933) penduduk ProvinsiSumatera Utara menggosok gigi setiap hari namun di antara mereka hanya 38 yangberperilaku benar menyikat gigi yaitu yang menyikat gigi setiap hari dengan waktu sikatgigi sesudah makan pagi dan sebelum tidur malam

108

Persentase penduduk 10 tahun ke atas yang berperilaku benar menggosok gigi tidakada perbedaan menurut jenis kelamin tetapi menurut tempat tinggal Persentase yangmenggosok gigi benar tersebut lebih tinggi di perkotaan sedangkan menurut tingkatpengeluaran perkapita rumah tangga semakin tinggi tingkat pengeluarannya semakintinggi pula Persentase yang menggosok gigi dengan benar (Tabel 3545)

Tabel 3545Persentase Penduduk 10 Tahun gt Yang Menggosok Gigi Setiap Hari danBerperilaku Benar Menggosok Gigi Menurut Karakteristik Responden

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik

Perilaku Menggosok Gigi

Menggosok GigiSetiap Hari

Berperilaku BenarMenggosok Gigi

Ya Tidak Ya TidakUmur

10 ndash 14 942 58 35 965

15 ndash 24 978 22 43 957

25 ndash 34 965 35 46 954

35 ndash 44 956 44 36 964

45 ndash 54 928 72 29 971

55 ndash 64 849 151 30 970

65+ 658 342 27 973

Jenis Kelamin

Laki-Laki 933 67 35 965

Perempuan 933 67 40 960

Tempat Tinggal

Kota 971 29 56 944

Desa 901 99 22 978

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 902 98 29 971

Kuintil-2 916 84 26 974

Kuintil-3 933 67 26 974

Kuintil-4 940 60 39 961

Kuintil-5 954 46 58 942

109

Tabel 3546 menunjukkan kabupatenkota Persentase berperilaku menggosok gigisetiap hari pada penduduk di Provinsi Sumatera Utara Responden yang tinggal di kota-kota Persentase berperilaku menggosok gigi tersebut umumnya sudah di atas rata-rataangka provinsi kecuali di Kota Tanjung Balai (921)

Menurut kabupatenkota Persentase yang menyikat gigi setiap hari dengan benarbervariasi dari 01 (Kabupaten Tapanuli Utara) sampai 114 (Kota Tanjung Balai)

Tabel 3546Persentase Penduduk 10 Tahun gt Yang Menggosok Gigi Setiap Hari dan

Berperilaku Benar Menyikat Gigi menurut KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota

Perilaku Menggosok Gigi

Mengosok GigiSetiap Hari

Berperilaku BenarMenyikat Gigi

Ya Tidak Ya TidakNias 970 30 73 927Mandailing Natal 948 52 11 989Tapanuli Selatan 877 123 14 986Tapanuli Tengah 889 111 16 984Tapanuli Utara 676 324 01 999Toba Samosir 818 182 08 992Labuhan Batu 972 28 19 981Asahan 891 109 08 992Simalungun 936 64 09 991Dairi 740 260 13 987Karo 842 158 17 983Deli Serdang 953 47 17 983Langkat 971 29 45 955Nias Selatan 950 50 93 907Humbang Hasundutan 729 271 08 992Pakpak Bharat 742 258 09 991Samosir 656 344 04 996Serdang Bedagai 973 27 42 958Kota Sibolga 981 19 73 927Kota Tanjung Balai 921 79 114 886Kota Pematang Siantar 987 13 60 940Kota Tebing Tinggi 948 52 43 957Kota Medan 981 19 89 911Kota Binjai 985 15 24 976Kota Padang Sidempuan 979 21 37 963

Sumatera Utara 933 67 38 962Catatan Berperilaku benar menyikat gigi adalah orang yang menyikat gigi setiap hari

dengan waktu sikat gigi sesudah makan pagi dan sebelum tidur malam

110

Di antara penduduk 10 tahun ke atas yang menggosok gigi setiap hari sebagian besar(906) menggosok gigi saat mandi pagi dan atau sore sedangkan yang menggosokgigi sesudah bangun pagi 278 dan sebelum tidur malam 187 Perilaku menggosokgigi sebelum tidur malam meningkat setelah umur 14 tahun tetapi kemudian menurundengan bertambahnya umur Semakin baik kehidupan ekonomi rumah tangga terlihatsemakin baik pula perilaku menggosok gigi (Tabel 3547)

Tabel 3547Persentase Waktu Menyikat Gigi Pada Penduduk 10 Tahun gt Yang

Menggosok Gigi Setiap Hari Menurut Karakteristik Respondendi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik

Mengosok Gigi Setiap Hari

Saat MandiPagi DanAtau Sore

SesudahMakanPagi

SesudahBangun

Pagi

SebelumTidur

Malam

Lain

nya

Umur

10 ndash 14 892 57 266 160 17

15 ndash 24 929 65 274 217 24

25 ndash 34 914 70 296 216 27

35 ndash 44 905 62 284 181 27

45 ndash 54 898 56 263 167 21

55 ndash 64 881 59 280 156 33

65+ 864 70 294 115 28

Jenis Kelamin

Laki-Laki 899 60 276 164 25

Perempuan 912 66 281 209 24

Tempat Tinggal

Kota 932 81 327 273 26

Desa 883 47 235 109 22

Status Ekonomi

Kuintil-1 881 57 245 123 33

Kuintil-2 892 53 251 141 21

Kuintil-3 905 48 270 148 19

Kuintil-4 909 65 282 187 26

Kuintil-5 927 83 316 279 25

Sumatera Utara 906 63 278 187 24

111

Persentase waktu menyikat gigi pada penduduk umur 10 tahun ke atas yang dilakukansesudah makan pagi terendah terdapat di Kabupaten Asahan 24 yang tertinggi diKota Tanjung Balai (14 9)

Persentase menggosok gigi sebelum tidur malam mempunyai rentang yang lebar yaituberkisar antara 16 hingga 429 Persentase terendah di Kabupaten Tapanuli Utaradan tertinggi di Kota Tebing Tinggi

Tabel 3548Persentase Waktu Menyikat Gigi Pada Penduduk 10 Tahun gt Yang

Menggosok Gigi Setiap Hari Menurut Kabupaten Kotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten Kota

Mengosok Gigi Setiap Hari

Saat MandiPagi DanAtau Sore

SesudahMakanPagi

SesudahBangun

Pagi

SebelumTidur

Malam

Lainnya

Nias 942 120 70 227 17Mandailing Natal 913 26 332 81 52Tapanuli Selatan 941 39 210 102 13Tapanuli Tengah 982 69 443 40 02Tapanuli Utara 512 11 538 16 04Toba Samosir 802 30 350 87 05Labuhan Batu 946 26 137 157 12Asahan 827 24 196 99 27Simalungun 916 25 265 71 6Dairi 704 33 379 50 131Karo 746 37 194 90 15Deli Serdang 856 35 297 172 19Langkat 944 74 180 136 12Nias Selatan 948 137 185 138 98Humbang Hasundutan 581 32 474 63 3Pakpak Bharat 763 95 127 34 72Samosir 766 54 159 29 25Serdang Bedagai 906 62 272 171 38Kota Sibolga 929 118 627 257 7Kota Tanjung Balai 982 149 223 258 20Kota Pematang Siantar 945 106 199 299 10Kota Tebing Tinggi 955 76 218 429 15Kota Medan 974 116 437 389 36Kota Binjai 953 44 152 199 13Kota Padang Sidempuan 966 70 284 214 19

Sumatera Utara 906 63 278 187 24

112

Penyakit gigi berbeda dengan penyakit infeksi lainnya yang bila sembuh bisa pulihseperti sediakala dan tidak menimbulkan cacat Penyakit gigi tidak bisa pulih(irreversible) menimbulkan cacat permanen bahkan bisa mengakibatkan gangguanfungsi bicara pengunyahan dan aestetis

Riskesdas 2007 melaporkan Index DMF-T Provinsi Sumatera Utara sebesar 343meliputi komponen D-T 089 komponen M-T 246 dan komponen F-T 005 Hal iniberarti rata-rata jumlah kerusakan gigi per orang (tingkat keparahan gigi per orang)adalah 343 gigi meliputi 089 gigi berlubang 246 gigi dicabut dan 005 gigi ditumpat

SKRT 1995 melaporkan Index DMF-T sebesar 64 meliputi komponen D-T 19komponen M-T 44 dan komponen F-T 02 Sedangkan SKRT 2001 melaporkan IndexDMF-T sebesar 53 meliputi komponen D -T 16 komponen M-T 36 dan komponen F-T 01

Tabel 3549Komponen D M F dan Index DMF-T menurut Karakteristik Responden

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik D-T (X) M-T (X) F-T (X)Index DMF-

TUmur

12 045 030 001 085

15 045 026 001 081

18 054 031 002 086

35 ndash 44 107 180 006 298

65 + 115 1363 012 1488

Jenis Kelamin

Laki-Laki 086 214 005 309

Perempuan 091 276 005 376

Tempat Tinggal

Kota 086 249 006 343

Desa 091 243 005 344

Status Ekonomi

Kuintil-1 088 206 003 301

Kuintil-2 088 239 004 333

Kuintil-3 092 236 004 337

Kuintil-4 091 255 006 359

Kuintil-5 085 269 008 362

Sumatera Utara 089 246 005 343D-T rata2 jumlah gigi berlubang per orangM-T rata2 jumlah gigi dicabutindikasi pencabutanF-T rata2 jumlah gigi ditumpatDMF-T rata2 jumlah kerusakan gigi per orang (baik yg masih berupa decay dicabut maupun ditumpat)

113

Membandingkan tingkat keparahan gigi (index DMF-T) antar kabupatenkota nampakkabupaten dengan tingkat keparahan di atas rata-rata tertinggi adalah KabupatenHumbang Hasundutan (525) kemudian Asahan (516) dan selanjutnya KabupatenDairi (500) Secara keseluruhan komponen gigi yang dicabut merupakan komponentertinggi untuk masalah gigi di seluruh kabupatenkota

Tabel 35410Komponen D M F Dan Index DMF-T menurut KabupatenKota

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaD-T (X) M-T (X) F-T (X) INDEX DMF-T

(X)

Nias 085 117 002 207

Mandailing Natal 095 335 001 436

Tapanuli Selatan 091 191 001 332

Tapanuli Tengah 117 285 003 403

Tapanuli Utara 139 363 000 498

Toba Samosir 108 259 010 375

Labuhan Batu 111 149 009 269

Asahan 062 452 000 516

Simalungun 078 262 009 350

Dairi 143 365 003 500

Karo 082 292 003 379

Deli Serdang 094 287 003 387

Langkat 055 127 009 197

Nias Selatan 044 027 000 081

Humbang Hasundutan 159 351 012 525

Pakpak Bharat 152 268 010 428

Samosir 097 241 001 336

Serdang Bedagai 091 211 006 307

Kota Sibolga 173 209 001 377

Kota Tanjung Balai 070 273 002 347

Kota Pematang Siantar 063 301 002 369

Kota Tebing Tinggi 058 325 011 394

Kota Medan 089 243 008 340

Kota Binjai 075 283 002 359

Kota Padang Sidempuan 078 236 016 328

Sumatera Utara 089 246 005 343

114

Prevalensi bebas karies di Provinsi Sumatera Utara sebesar 599 sedangkanpenduduk umur 12 tahun ke atas yang mengalami karies pada giginya yang belumditanganikaries aktifunterated terlihat sedikit lebih tinggi pada perempuan yaitu padalaki-laki 393 dan pada perempuan 408 Hampir sama menurut tempat tinggalkotadesa Prevalensi karies aktif relatif meningkat dengan bertambahnya umur

Secara keseluruhan 621 penduduk 12 tahun ke atas pernah mengalami kariesPrevalensi pengalaman karies lebih tinggi pada kelompok umur yang lebih tinggi pada 12tahun sebesar 312 dan pada 65 tahun ke atas sebesar 928

Tabel 35411Prevalensi Bebas Karies Karies Aktif dan Pengalaman Karies Menurut

Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KarakteristikTanpaKaries

Karies AktifTanpa

PengalamanKaries

PengalamanKaries

Umur

12 757 243 688 312

15 725 275 649 351

18 687 313 602 398

35 ndash 44 516 484 284 716

65 + 658 342 72 928

Jenis Kelamin

Laki-Laki 607 393 398 602

Perempuan 592 408 361 639

Tempat Tinggal

Kota 605 395 365 635

Desa 594 406 391 609

Status Ekonomi

Kuintil-1 621 379 441 559

Kuintil-2 612 388 406 594

Kuintil-3 589 411 370 630

Kuintil-4 587 413 365 635

Kuintil-5 599 401 348 652

Sumatera Utara 599 401 379 621Catatan TANPA KARIES orang yang memiliki memiliki D=0Orang dengan karies aktif = orang yang memiliki Dgt0 atau KARIES YANG BELUMTERTANGANI)Orang dengan pengalaman karies= orang yang memilki memiliki DMFT gt0Orang TANPA pengalaman karies= orang yang memilki memiliki DMFT =0

115

Menurut kabupatenkota prevalensi karies aktif di Sumatera Utara berkisar antara 267sampai 590 yaitu terendah di Kabupaten Nias Selatan dan tertinggi di Kota SibolgaUrutan prevalensi terendah dan tertinggi menurut kabupatenkota tersebut tidak berubahpada prevalensi penduduk yang mempunyai pengalaman karies

Tabel 35412Prevalensi Bebas Karies Karies Aktif dan Pengalaman Karies Menurut

Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaTanpa

LubangKariesAktif

TanpaPengalaman

Karies

PengalamanKaries

Nias 616 384 523 477

Mandailing Natal 578 422 264 736

Tapanuli Selatan 588 412 435 565

Tapanuli Tengah 541 459 308 692

Tapanuli Utara 469 531 286 714

Toba Samosir 594 406 380 620

Labuhan Batu 484 516 357 643

Asahan 680 320 272 728

Simalungun 647 353 337 663

Dairi 536 464 347 653

Karo 607 393 342 658

Deli Serdang 579 421 339 661

Langkat 701 299 565 435

Nias Selatan 733 267 705 295

Humbang Hasundutan 462 538 241 759

Pakpak Bharat 482 518 339 661

Samosir 656 344 417 583

Serdang Bedagai 619 381 425 575

Kota Sibolga 410 590 221 779

Kota Tanjung Balai 654 346 386 614

Kota Pematang Siantar 701 299 357 643

Kota Tebing Tinggi 654 346 341 659

Kota Medan 579 421 352 648

Kota Binjai 645 355 406 594

Kota Padang Sidempuan 602 398 353 647

Sumatera Utara 599 401 379 621

116

Tabel 35413Required Treatment Index (RTI) dan Perform Tretment Index (PTI)

Menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KarakteristikRTI=

(DDMF-T)X100PTI=

(FDMF-T)X100(MDMF-T)X100

Umur

12 523 07 353

15 552 13 323

18 625 29 357

35 ndash 44 359 21 606

65 + 78 08 916

Jenis Kelamin

Laki-Laki 278 17 692

Perempuan 243 14 735

Tempat Tinggal

Kota 250 17 728

Desa 265 15 706

Status Ekonomi

Kuintil-1 292 10 684

Kuintil-2 264 11 717

Kuintil-3 274 12 700

Kuintil-4 255 16 711

Kuintil-5 234 23 743

Sumatera Utara 258 16 716

Performance Treatment Index (PTI) merupakan angka persentase dari jumlah gigi tetapyang ditumpat terhadap angka DMF-T PTI menggambarkan motivasi dari seseoranguntuk menumpatkan giginya yang berlubang dalam upaya mempertahankan gigi tetap

Required Treatment Index (RTI) merupakan angka persentase dari jumlah gigi tetap yangkaries terhadap angka DMF-T RTI menggambarkan besarnya kerusakan yang belumditangani dan memerlukan penumpatanpencabutan

117

Tabel 35414 menunjukkan nilai Performance Treatment Index (PTI) hanya mencapai16 hal ini menunjukkan rendahnya motivasi dari seseorang untuk menumpatkangiginya yang berlubang dalam upaya mempertahankan gigi tetap

Nilai Required Treatment Index (RTI) sebesar 258 hal ini menggambarkan besarnyakerusakan yang belum ditangani dan memerlukan penumpatan pencabutan masalah inibanyak dialami pada penduduk yang berumur di bawah 35 tahun

Kisaran Nilai Required Treatment Index (RTI) menurut kabupatenkota berkisar antara121 hingga 542 terendah di Kabupaten Asahan dan tertinggi di Nias SelatanSedangkan Nilai PerformanceTreatment Index (PTI) sangat bervariasi menurutkabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara yaitu mempunyai rentang dari 01 sampai50 tertinggi di Kota Padang Sidempuan (Tabel 36414)

Tabel 35414Required Treatment Index (RTI) dan Perform Tretment Index (PTI)

Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Kabupaten KotaRTI=

(DDMF-T)x100PTI=

(FDMF-T)x100 (MDMF-T)x100Nias 411 12 566Mandailing Natal 217 03 767Tapanuli Selatan 275 03 577Tapanuli Tengah 291 07 708Tapanuli Utara 278 01 728Toba Samosir 287 27 691Labuhan Batu 411 35 556Asahan 121 01 876Simalungun 223 25 746Dairi 285 07 730Karo 215 08 770Deli Serdang 244 07 743Langkat 280 43 646Nias Selatan 542 03 336Humbang Hasundutan 302 24 669Pakpak Bharat 355 23 625Samosir 289 04 718Serdang Bedagai 297 19 686Kota Sibolga 458 04 555Kota Tanjung Balai 202 05 786Kota Pematang Siantar 171 06 815Kota Tebing Tinggi 147 29 826Kota Medan 262 24 714Kota Binjai 209 06 789Kota Padang Sidempuan 238 50 719

Sumatera Utara 258 16 716

118

Tabel 35415 menunjukkan penduduk 12 tahun ke atas dengan fungsi normal gigi(mempunyai minimal 20 gigi berfungsi) sebesar 948 Persentase tersebut merata diberbagai karakteristik yaitu meliputi lebih dari 90 kecuali pada umur 65 tahun ke atashanya sebesar 537 Hal ini menunjukkan berkurangnya jumlah gigi secara signifikanpada umur tersebut

Secara keseluruhan hanya 09 penduduk berstatus edentulous (tanpa gigi)Persentase ini merata di berbagai karakteristik kecuali pada umur 65 tahun ke atas dimana status edentulous pada umur tersebut meliputi 105

Persentase pengguna protesa semakin meningkat dengan meningkatnya tingkatpengeluaran perkapita rumah tangga pada pengeluaran tertinggi Persentase tersebutmencapai 96

Tabel 35415Persentase penduduk dengan Fungsi Normal Gigi dan PendudukEdentulous Menurut Karakteristik Responden di Sumatera Utara

Riskesdas 2007

KarakteristikFungsi Normal

GigiEdentulous

Orang DenganProtesa

Umur12 1000 00 0815 1000 0018 1000 0035 ndash 44 984 00 5465 + 537 105 284

Jenis kelaminLaki-laki 958 07 61Perempuan 939 10 60

Tempat TinggalKota 948 11 73Desa 948 07 41

Status ekonomiKuintil-1 958 05 32Kuintil-2 947 07 45Kuintil-3 952 08 48Kuintil-4 945 09 44Kuintil-5 944 12 96

Sumatera Utara 948 09 60Catatan Fungsi normal gigi = penduduk dengan minimal 20 gigi berfungsi (jumlah gigi ge 20)

Edentulous= orang tanpa gigiOrang dengan preotesa = orang yang memakai protesa

119

36 Cedera dan Disabilitas

361 Cedera

Data cedera diperoleh berdasarkan wawancara kepada responden semua umur tentangriwayat cedera dalam 12 bulan terakhir Cedera didefinisikan sebagai kecelakaan danperistiwa yang sampai membuat kegiatan sehari-hari responden menjadi terganggu

Tabel 3611 memberikan gambaran bahwa dari 25 kabupatenkota di ProvinsiSumatera Utara prevalensi tertinggi cedera terdapat pada Kota Sibolga (97)sedangkan yang terendah terdapat pada kabupaten Labuhan Batu (08) Polapenyebab cedera terbanyak pada tingkat provinsi yaitu jatuh kecelakaan transportasi didarat dan terluka benda tajam tumpul

Sedangkan untuk penyebab cedera yang lain bervariasi tetapi Persentasenya rata-ratakecil Persentase jatuh paling besar terdapat di Kabupaten Simalungan (669) dimanaPersentase lebih besar dibanding angka provinsi (538) Persentase kecelakaantransportasi darat terbanyak di kabupaten Simalungun (523) menunjukkanPersentase yang jauh lebih besar dari angka provinsi (313) Adapun untuk terlukabenda tajamtumpul paling tinggi terdapat di Kota Binjai (367) melebihi angkaPersentase provinsi (168) Penyebab cedera lain yang menonjol adalah kontakdengan bahan beracun menunjukkan angka Persentase tertinggi sekitar 112 diKabupaten Dairi Sementara untuk penyebab cedera ditembak dengan senjata apihanya ada di Kabupaten Nias (06) dan bencana alam di Nias Selatan (11)

120

Tabel 3611Prevalensi Cedera dan Persentase Penyebab Cedera menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota CederaPenyebab Cedera

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16Nias 43 170 12 554 208 06 06 19Mandailing Natal 67 176 22 663 187 11 05 05Tapanuli Selatan 20 360 71 444 107 18 18 18Tapanuli Tengah 12 386 32 577 127 32 63 101Tapanuli Utara 45 126 08 616 333 08Toba Samosir 38 237 10 515 175 41 10 41 21Labuhan Batu 8 286 571 108 36 36Asahan 32 412 451 108 10 10 10 49Simalungun 48 147 29 669 184 07Dairi 41 266 365 280 44 112 55 34 67Karo 09 414 271 227 88Deli Serdang 32 518 344 88 16 16 08 49Langkat 31 37 12 495 467 13Nias Selatan 70 57 528 350 11 11 17 06Humbang Hasundutan 24 173 16 32 484 189 14 76Pakpak Bharat 19 438 31 500 63 31Samosir 82 95 10 768 150 09 18 10 33Serdang Bedagai 13 208 468 208 30 78Kota Sibolga 97 193 04 08 618 214 17 04 04 46Kota Tanjung Balai 40 479 09 473 152 28 19Kota Pematang Siantar 28 523 15 354 62 15 31 15 46Kota Tebing Tinggi 58 500 21 394 99 28 21 28 14 56Kota Medan 62 435 04 615 71 04 25Kota Binjai 58 245 33 495 367 13 07 13 27 13 27Kota Padang Sidempuan 47 508 06 06 342 133 06 06 22 06

Sumatera Utara 38 313 01 10 538 168 07 00 05 00 01 02 04 08 01 02 53 Angka Persentase penyebab cedera merupakan bagian dari angka prevalensi cedera total

Keterangan1 Kecelakaan Transportasi di darat 7 Ditembak dengan senjata api 13 Terbakar terkurung asap2 Kecelakaan Transportasi di laut 8 Kontak dengan bahan beracun 14 Asfiksia3 Kecelakaan Transportasi di udara 9 Bencana alam 15 Komplikasi tindakan medis4 Jatuh 10 Usaha bunuh diri 16 Lainnya5 Terluka benda tajam tumpul 11 Tenggelam6 Penyerangan 12 Mesin elektrik radiasi

121

Tabel 3612 cedera menurut kelompok umur yang menduduki urutan tertinggi adalahkelompok umur 15 ndash 24 dan 75+ sekitar 45 dan diikuti oleh kelompok umur 55-64 (44)dan 25-34 (39) Adapun untuk penyebab cedera jatuh menunjukkan Persentase terbesardi kelompok umur 1-4 (821) Persentase penyebab cedera akibat kecelakaantransportasi darat yang lebih tinggi pada kelompok umur 15-24 (503) Penyebab cederaterluka benda tajamtumpul tertinggi pada kelompok umur 35-44 (260)Prevalensi cedera berdasarkan pembagian kelompok jenis kelamin tampak bahwa padalaki-laki lebih tinggi (48) dibandingkan dengan perempuan (29) Hasil ini sesuai denganberbagai hasil survei yang mana risiko mengalami cedera lebih tinggi pada laki-lakidibandingkan perempuan Berdasarkan penyebabnya terdapat hasil yang bervariasi padasetiap penyebab di mana pada penyebab kecelakaan transportasi di darat kecelakaantransportasi di laut penyerangan tenggelam mesin elektrik radiasi komplikasi tindakanmedis dan lainnya di-dominasi oleh laki-laki sementara penyebab kecelakaan transportasidi udara jatuh terluka benda tajamtumpul ditembak dengan senjata api kontak denganbahan beracun bencana alam usaha bunuh diri terbakarterkurung asap dan asfiksiadidominasi oleh perempuan Menurut tingkat pendidikan tidak sekolah menduduki posisipertama (53) untuk prevalensi cedera dan terendah pada tingkat tidak tamat SD (34)Untuk penyebab cedera karena kecelakaan transportasi darat Persentase tertinggi padatingkat pendidikan tamat PT (494) Adapun untuk penyebab cedera jatuh mayoritas padatingkat pendidikan rendah yaitu tidak sekolah sampai dengan tamat SD Terluka bendatajam tertinggi pada tidak tamat SD (214)Tabel 3613 menggambarkan bahwa berdasarkan jenis pekerjaan prevalensi cederaterbesar pada jenis pekerjaan lainnya (61) dan pegawai (negeri POLRI) (54) Untukpenyebab cedera karena jatuh lebih tinggi pada tingkat sekolah (584) dan tidak sekolah(556) Untuk penyebab cedera karena kecelakaan transportasi darat Persentase terbesarpada pegawai (566) sedangkan Persentase cedera karena terluka benda tajamtumpulterbanyak pada kelompok yang bekerja sebagai ibu rumah tangga (350)Prevalensi cedera berdasarkan tipe daerah di perkotaan yaitu (45) Sedangkanberdasarkan penyebab cedera ada variasi untuk cedera karena jatuh di desa lebih banyak(563) transportasi darat prevalensi lebih besar pada kota (405) dibandingkan desa(207) dan cedera karena terluka benda tajam tumpul lebih banyak di desa (219)Prevalensi cedera menurut tingkat pengeluaran perkapita menunjukkan bahwa prevalensicedera hampir sama atau seimbang antara tingkat pengeluaran kuintil 1 sampai dengankuintil 5 Hal tersebut menggambarkan bahwa tidak ada perbedaan besaran prevalensicedera menurut status ekonomi Adapun untuk penyebab cedera menunjukkan bahwa untukPersentase jatuh terbesar pada kelompok kuintil 2 (588) kecelakaan transportasi daratpada kuintil 5 (419) dan terluka benda tajamtumpul pada kuintil 1 (200) dan kuintil 2(205)Pembagian kategori bagian tubuh yang terkena cedera didasarkan pada klasifikasidari ICD-10 (The Tenth Revision of the International Statistical Classification of Diseases and RelatedHealth Problems) yang mana dikelompokkan ke dalam 10 kelompok yaitu bagian kepalaleher dada perut dan sekitarnya (perutpunggung panggul) bahu dan sekitarnya (bahu danlengan atas) siku dan sekitarnya (siku dan lengan bawah) pergelangan tangan dan tanganlutut dan tungkai bawah tumit dan kaki Responden pada umumnya mengalami cedera dibeberapa bagian tubuh (multiple injury)Persentase tertinggi bagian tubuh yang terkena cedera berdasarkan kabupaten di ProvinsiSumatera Utara adalah sebagai berikut bagian kepala 284 (kabupaten Tapanuli Selatan)bagian leher 78 (kabupaten Kota Tanjung Balai) bagian dada 120 (Kota TebingTinggi) bagian perutpunggungpanggul 171 (kabupaten Samosir) bagian bahulenganatas 176 (kabupaten Tebing Tinggi) bagian sikulengan bawah 387 (kabupaten KotaBinjai) bagian pergelangan tangan dan tangan 535 (kota Binjai) bagian pinggultungkaiatas 164 (kabupaten Tapanuli Tengah) bagian lutut dan tungkai bawah 448 (kotaMedan) bagian tumit dan kaki 385 (Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota PematangSiantar) (Tabel 3613)

122

Tabel 3612Prevalensi Cedera dan Persentase Penyebab Cedera menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik Cedera Penyebab cedera

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16Kelompok umur (tahun)

lt 1 07 207 4301-- 4 27 108 01 21 821 86 04 02 15 125 -- 14 37 151 15 729 91 02 02 01 02 07 03 3115 ndash 24 45 503 01 09 392 159 10 06 03 06 01 12 2225 ndash 34 39 377 01 13 431 200 14 07 08 05 01 4535 ndash 44 37 351 04 462 260 16 08 03 02 14 09 07 1145 ndash 54 42 400 02 11 415 221 05 01 05 01 1655 ndash 64 44 184 06 615 250 14 17 1965 ndash 74 31 253 10 606 90 04 04 05 0375+ 45 55 739 187 21

Jenis kelaminLaki - laki 48 376 02 08 507 153 08 04 00 00 02 04 06 03 26Perempuan 29 210 13 586 195 06 01 07 01 01 00 03 11 02 01 25

PendidikanTidak sekolah 53 211 572 181 13 03 12Tidak tamat SD 34 157 01 14 595 214 04 03 02 01 01 16 02 27Tamat SD 38 294 02 07 543 176 09 05 03 08 09 10 30Tamat SMP 40 408 02 14 467 182 08 05 01 02 04 03 08 01 01 32Tamat SMA 43 478 01 10 396 199 10 05 01 01 05 03 10Tamat PT 49 494 05 362 150 06 27 05 55

PekerjaanTidak bekerja 40 371 06 556 129 16 01 06 14Sekolah 38 330 19 584 98 02 05 02 03 04 13 02 35Mengurus RT 27 229 01 488 350 01 01 4 14Pegawai (negeri POLRI) 54 566 02 05 378 112 11 04 18 15 10 21Wiraswasta 48 479 02 03 443 169 03 08 02 04 04 03 18PetaniNelayan Buruh 38 255 03 13 451 275 16 11 02 02 04 08 05 36Lainnya 61 350 04 23 439 157 17 04 04 2

Tipe daerahPerkotaan 45 405 01 05 515 125 03 03 01 01 03 07 01 0 33Pedesaan 32 207 01 16 563 219 13 01 07 01 03 05 08 00 04 17

Tingkat pengeluaran per kapitaKuintil 1 40 188 01 08 585 200 14 02 01 01 01 07 01 23Kuintil 2 35 260 02 13 588 205 10 07 01 08 03 07 07 17Kuintil 3 37 281 01 17 565 157 01 07 01 00 06 06 01 04 26Kuintil 4 41 356 00 07 510 149 05 08 01 01 00 03 02 01 01 28Kuintil 5 38 419 01 05 478 150 07 01 01 01 06 16 01 32

Angka Persentase penyebab cedera merupakan bagian dari angka prevalensi cedera total

123

Tabel 3613Persentase Cedera menurut Bagian Tubuh Terkena dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota

Bagian Terkena Cedera

Kepala Leher DadaPerut

PunggungPanggul

BahuLengan

atas

Sikulenganbawah

Pergelangantangan dan

tangan

Pinggultungkai

atas

Lututtungkaibawah

BagianTumitkaki

Nias 140 12 12 55 49 179 269 37 404 129

Mandailing Natal 126 05 16 44 111 330 196 68 355 300

Tapanuli Selatan 284 18 36 89 284 178 36 271 147

Tapanuli Tengah 190 32 32 127 127 159 429 164 513 159

Tapanuli Utara 50 33 17 17 58 250 433 08 425 167

Toba Samosir 144 41 31 62 93 196 206 113 392 165

Labuhan Batu 71 108 143 285 215 215 214

Asahan 127 59 79 147 157 108 40 285 214

Simalungun 191 07 15 37 162 265 331 07 316 103

Dairi 167 43 100 100 133 165 142 55 300 332

Karo 182 44 94 44 177 44 94 138 276

Deli Serdang 138 32 64 105 112 186 259 81 289 218

Langkat 12 122 119 178 429 47 316 212

Nias Selatan 247 06 92 57 29 310 275 46 344 258

Humbang Hasundutan 95 62 63 93 142 283 32 187 215

Pakpak Bharat 250 31 63 188 156 125 219 31 313 94

Samosir 57 05 14 171 114 128 292 52 388 280

Serdang Bedagai 117 39 39 39 139 286 307 139 368 385

Kota Sibolga 59 04 13 34 34 130 382 25 420 315

Kota Tanjung Balai 258 78 76 134 161 208 163 38 305 188

Kota Pematang Siantar 231 15 62 62 123 185 246 123 246 385

Kota Tebing Tinggi 261 120 141 176 197 211 70 430 204

Kota Medan 167 13 29 59 276 293 54 448 259

Kota Binjai 82 57 40 73 387 535 20 432 283

Kota Padang Sidempuan 168 42 118 153 238 294 119 400 277

Sumatera Utara 146 11 33 64 97 242 285 53 364 231 Bagian tubuh terkena cedera jumlahnya bisa lebih dari satu (multiple injury)

124

Tabel 3614 menggambarkan bahwa cedera di bagian kepala didominasi oleh kelompok 1-4 tahun yaitu sekitar 4317 Adapun untuk cedera dibagian leher didominasi oleh kelompokumur lt 1 tahun (68) Cedera di bagian dada kebanyakan dialami oleh respondenkelompok umur 55-64 (75) sedangkan cedera di bagian perut punggung panggul lebihbanyak dialami oleh kelompok lt 1 tahun yaitu (379) Untuk cedera di bahu lengan atasjuga masih didominasi kelompok umur lt 1 tahun (203) Persentase cedera dibagian sikutertinggi diderita oleh responden yang berusia 15-24 (292) sedangkan cedera di bagianpergelangan tangan dan tangan tertinggi di kelompok umur 55-64 (428) Selanjutnyauntuk cedera dibagian pinggul dan tungkai atas lebih banyak diderita oleh kelompok umur75 keatas (147) untuk cedera di lutut tungkai bawah sebagian besar juga dialamikelompok umur 75 ke atas (456) dan cedera di bagian tumitkaki tertinggi pada kelompokumur 25-34 tahun (298) Berdasarkan jenis kelamin terlihat bahwa bagian tubuh yangterkena cedera didominasi oleh laki-laki yaitu bagian tubuh kepala (149) leher (13)dada (41) bahulengan bawah (265) lutut tungkai bawah (389) dan bagian tumitkaki (252) Sementara Persentase bagian tubuh mengalami cedera yang didominasi olehperempuan adalah perut punggung panggul (72) pergelangan tangan dan tangan(303) dan pinggul tungkai atas (58) Dengan kata lain Persentase bagian tubuh yangmengalami cedera secara umum lebih tinggi pada laki-laki dibandingkan perempuan

Berdasarkan tingkat pendidikan menunjukkan bahwa Persentase responden yangmengalami cedera di kepala (254) lebih tinggi pada tingkat pendidikan tamat SMA+ untukcedera leher (44) pendidikan tidak sekolah cedera di dada (49) pendidikan tamat SDUntuk cedera di perut punggung panggul (88) pada tingkat pendidikan tamat SD cederadi bagian bahu lengan atas (144) tingkat pendidikan tamat SMA cedera di siku lenganbawah (312) pada tingkat pendidikan tamat SMA+ Adapun cedera di bagian pergelangantangan dan tangan (366) terdapat pada tingkat pendidikan tamat SMP cedera di pinggultungkai bawah (93) pada responden yang tidak sekolah cedera lutut tungkai bawah(406) pada tingkat pendidikan tidak tamat SD dan cedera di tumit dan kaki (29 ) padatingkat pendidikan tamat SMA Tabel 3616 menggambarkan bahwa cedera di kepala(17) dan leher (23) tertinggi dialami oleh responden yang mempunyai pekerjaanlainnya sedangkan Persentase cedera di bagian dada tertinggi pada jenis pekerjaanpegawai (41) Cedera di perut punggungpanggul banyak dialami oleh mengurus rumahtangga (143) dan cedera di bahu lengan atas tertinggi diderita oleh responden yang jenispekerjaan lainnya (154) Persentase cedera di bagian sikulengan bawah terbanyaktampak seimbang jumlahnya antara jenis pekerjaan masih sekolah (288) pegawai(283) dan wiraswasta (281) Untuk Persentase cedera bagian pergelangan tangan dantangan (455) pada kelompok pekerjaan mengurus rumah tangga cedera pada bagianpinggultungkai atas (98) terbesar pada kelompok responden tidak bekerja Cedera dibagian lutut tungkai bawah (445) pada responden dengan pekerjaan pegawai dan bagiantumitkaki (sekitar 25) sebagian besar dialami oleh responden dengan status pekerjaantidak bekerja pegawai wiraswasta petaninelayanburuh dan lainnya

Berdasarkan tempat tinggal memperlihatkan besaran angka Persentasenya secara umumterlihat pola yanga sama antara kota dan desa Bagian cedera yang didominasi di kota padabagian terkena cedera kepala (158) sikulengan bawah (254) pergelangan tangan dantangan (306) pinggul tungkai atas (58) lutut tungkai bawah (375) dan bagiantumitkaki (246) Bagian cedera yang didominasi di desa leher (13) dada (42)perutpunggung panggul (73) dan bahulengan atas 9111)

Berdasarkan tingkat pengeluaran perkapita menggambarkan prevalensi bagian tubuh yangmengalami cedera didominasi oleh kuintil 1 dan kuintil 2 hanya pada prevalensi tertinggi ba-gian tubuh terkena cedera untuk siku lengan bawah dan lutut tungkai bawah pada kuintil 5

125

Tabel 3614Persentase Cedera menurut Bagian Tubuh Terkena dan Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik

Bagian tubuh terkena cedera

Kepala Leher DadaPerut

PunggungPanggul

BahuLengan

atas

Sikulenganbawah

Pergelangantangan dan

tangan

Pinggultungkai

atas

Lututtungkaibawah

BagianTumitkaki

Kelompok umur (tahun)lt 1 35 68 379 203 21 301-- 4 317 09 24 41 46 149 159 26 326 1925 -- 14 179 07 23 33 63 274 158 19 448 19015 ndash 24 140 17 25 45 127 292 324 34 355 26825 ndash 34 130 06 34 86 113 257 286 77 341 29835 ndash 44 110 12 26 88 103 181 396 82 307 21945 ndash 54 100 13 70 90 102 225 366 68 385 23955 ndash 64 72 15 75 50 141 241 428 110 210 19765 ndash 74 155 15 136 64 153 191 39 439 16375+ 167 81 11 82 228 147 456 202Jenis kelaminLaki - laki 149 13 41 58 107 265 273 50 389 252Perempuan 141 07 20 72 80 200 303 58 325 196Pendidikan

Tidak sekolah 165 44 43 48 59 193 309 93 385 213Tidak tamat SD 93 15 33 54 85 203 262 51 406 278Tamat SD 118 03 49 88 91 249 302 68 292 195Tamat SMP 82 10 28 63 109 285 366 46 350 212Tamat SMA 164 13 35 79 144 210 331 69 366 290Tamat PT 254 218 1 52 94 312 14 324 385 198PekerjaanTidak bekerja 170 02 23 50 104 230 243 98 385 253Sekolah 111 09 26 53 92 288 260 29 404 228Mengurus RT 117 03 14 143 71 196 455 79 240 172Pegawai (negeri POLRI) 129 17 41 76 106 283 306 83 445 258Wiraswasta 118 08 37 52 128 281 373 69 384 252PetaniNelayan Buruh 92 16 54 74 107 188 302 53 302 259Lainnya 188 23 19 90 154 148 333 54 256 253Tipe daerahPerkotaan 158 09 25 56 83 254 306 58 375 246Pedesaan 132 13 42 73 111 224 260 48 352 214Tingkat pengeluaran per kapita

Kuintil 1 170 13 52 43 80 240 311 43 372 225Kuintil 2 127 22 31 81 119 261 299 75 317 265Kuintil 3 129 05 35 73 104 231 269 49 323 237Kuintil 4 155 14 31 63 96 215 257 60 383 196Kuintil 5 150 04 23 60 88 265 297 43 406 242

126

Klasifikasi jenis cedera di sini merupakan modifikasi dari klasifikasi menurut ICD-10 (TheTenth Revision of the International Statistical Classification of Diseases and Related HealthProblems) Jenis cedera dapat diartikan juga sebagai jenis luka yang dialami oleh respondenyang mengalami cedera Persentase jenis cedera merupakan angka Persentase dariresponden yang mengalami cedera Jenis cedera yang dialami oleh responden bisa lebihdari satu jenis cedera (multiple injury)

Berdasarkan tabel 3615 diperlihatkan bahwa Persentase jenis cedera tertinggi di provinsiSumatera Utara yang terdiri dari 25 kabupaten yaitu benturan 585 (Kota Binjai) lukalecet 592 (Kabupaten Tapanuli Utara) luka terbuka 551 (kabupaten Nias Selatan) lukabakar 229 (kabupaten Nias Selatan) terkilirteregang 477 (kota Tanjung Balai) patahtulang 123 (kota Pematang Siantar) anggota gerak terputus (amputasi) 108(kabupaten Serdang Bedagai) keracunan 90 (kabupaten Dairi)

Grafik 361Persentase Jenis Cedera di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

127

Tabel 3615Persentase Jenis Cedera menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupatenkota BenturanLukalecet

Lukaterbuka

Lukabakar

Terkilirteregang

PatahTulang

Anggotagerak

terputus

Keracunan

Lainnya

Nias 329 441 222 24 283 12 12

Mandailing Natal 381 371 194 22 299 22 05 16

Tapanuli Selatan 551 449 320 196 53

Tapanuli Tengah 444 476 317 63 317 32 74 32 37

Tapanuli Utara 292 592 409 08 133 25 08

Toba Samosir 402 351 258 41 196 21 21 10

Labuhan Batu 215 356 214 71 286 72

Asahan 266 276 253 10 392 29 30

Simalungun 426 500 235 07 279 22 37

Dairi 224 177 333 33 255 101 22 90 89

Karo 359 232 144 94 232 50 50 50 138

Deli Serdang 419 549 224 24 379 73 08

Langkat 412 434 348 117 26 13

Nias Selatan 396 562 551 229 264 06

Humbang Hasundutan 235 331 311 46 138 16 32 16

Pakpak Bharat 188 469 281 438 63

Samosir 279 344 257 24 404 10 14 10

Serdang Bedagai 269 493 208 299 100 108 39 117

Kota Sibolga 391 542 265 21 210 17 08

Kota Tanjung Balai 256 466 322 09 477 38 21 09

Kota Pematang Siantar 323 338 262 46 323 123 15

Kota Tebing Tinggi 401 563 338 56 415 92 28 99

Kota Medan 356 544 335 04 280 46 04 04 13

Kota Binjai 585 475 268 33 128 24 13 20 20

Kota Padang Sidempuan 294 547 265 06 313 71 35

Sumatera Utara 373 477 294 25 282 42 06 06 20

128

Tabel 3616 menunjukkan bahwa untuk jenis cedera yang mempunyai Persentase tertinggimeliputi benturan sekitar 484 ( 75+) luka lecet 551 ( 15-24 ) luka terbuka 364 ( 25-34) luka bakar 174 ( lt1 ) terkilirteregang sekitar 40 (lt 1 dan 65- 74) patah tulang83 (45-54) anggota gerak terputus (amputasi) 16 ( 15-24) keracunan 13 (15-24)serta jenis cedera lainnya 37 ( 75+ keatas)

Berdasarkan kategori jenis kelamin memberikan gambaran bahwa antara laki-laki danperempuan Persentase menurut jenis cedera hampir seimbang Untuk jenis cedera yangdidominasi oleh laki-laki adalah luka lecet (517) luka terbuka (312) terkilir teregang(284) patah tulang (5) dan anggota gerak terputus (08) Sementara yang didominasioleh perempuan adalah benturan (374) luka bakar (39) dan lainnya (26)Sementara untuk keracunan Persentasenya sama yaitu (06)

Persentase jenis cedera menurut tingkat pendidikan menunjukkan pola angka tertinggiterfokus pada tingkat pendidikan tidak sekolah tamat SMP dan tamat SMA+ Denganbesaran sebagai berikut benturan 426 (tidak sekolah) luka lecet 589 (tamat SMA+)luka terbuka 367 (tidak sekolah) luka bakar 70( tidak sekolah) terkilir teregang 381(tamat SMP) patah tulang 85 ( tamat SMA+) anggota gerak terputus 16(tamat SMP)keracunan 15 (tamat SMP) dan lainnya 48 (tamat SMA+)

Tabel 3616 memberikan gambaran pola jenis cedera berdasarkan jenis pekerjaanresponden Urutan terbanyak untuk Persentase jenis cedera yang dialami adalah luka lecet(572) untuk status wiraswasta benturan (403) untuk status sekolah luka terbuka(382) untuk pekerjaan sebagai petaninelayanburuh dan terkilirteregang (sekitar 34)untuk jenis pekerjaan pegawai dan tidak bekerja

Berdasarkan pembagian tempat tinggal kota atau desa Pola jenis cedera lebih dominan dikota yaitu pada Persentase luka lecet (509) luka terbuka (299) dan terkilir teregang(282) dan daerah desa untuk pola jenis cedera benturan (374)

Berdasarkan tingkat pengeluaran perkapita yang dibagi dalam kuintil maka urutan jeniscedera terbanyak yang dialami adalah luka lecet 521 (kuintil 4) benturan 423 (kuintil4) luka terbuka 342 (kuintil 1) dan terkilirteregang 319 (kuintil 2)

Untuk Persentase jenis cedera patah tulang tampak hampir seimbang pada kuintil 3 kuintil4 dan kuintil 5 yaitu sekitar 4

129

Tabel 3616Persentase Jenis Cedera menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik BenturanLukalecet

Lukaterbuka

Lukabakar

Terkilirteregang

PatahTulang

Anggota gerakterputus

Keracunan

Lainnya

Kelompok umur (tahun)

lt 1 345 174 4091-- 4 381 549 218 28 155 19 345 -- 14 379 537 236 19 180 34 2 4 1915 ndash 24 394 551 345 32 375 45 16 13 1425 ndash 34 368 475 364 31 230 41 1 6 2035 ndash 44 334 402 328 27 304 23 10 8 2145 ndash 54 347 437 285 13 355 83 1 2755 ndash 64 326 321 249 8 349 67 5 9 2665 ndash 74 460 234 309 19 406 35 5 575+ 484 328 98 21 286 17 37

Jenis kelaminLaki - laki 370 517 312 16 284 50 8 6 17Perempuan 374 411 265 39 276 30 3 6 26

PendidikanTidak sekolah 426 429 367 70 272 82 7Tidak tamat SD 319 431 285 34 268 26 6 7 29Tamat SD 357 408 268 29 309 43 3 3 20Tamat SMP 349 471 318 26 381 37 16 15 15Tamat SMA 395 506 340 12 298 46 7 5 20Tamat PT 386 589 327 219 85 6 48

PekerjaanTidak bekerja 384 452 290 4 340 37 1 1Sekolah 403 557 273 29 277 25 10 9 23Mengurus RT 325 342 308 35 283 15 3 1 41Pegawai (negeri POLRI) 390 522 270 30 341 95 21 15 38Wiraswasta 393 572 295 10 331 62 1 1 4PetaniNelayan Buruh 310 347 382 36 322 34 9 12 23Lainnya 352 400 294 7 254 62 4 4 28

Tipe daerahPerkotaan 369 509 299 14 282 51 7 6 22Pedesaan 374 440 288 37 279 32 5 6 19

Tingkat pengeluaran per kapita

Kuintil 1 321 445 342 57 307 23 5 1 21Kuintil 2 423 450 309 27 319 39 12 15 27Kuintil 3 340 477 263 11 266 45 8 7 25Kuintil 4 377 521 267 16 307 49 1 5 7Kuintil 5 395 474 304 21 228 48 5 2 23 Jenis cedera jumlahnya bisa lebih dari satu (multiple injury)

130

362 Disabilitas

Status disabilitas dikumpulkan dari kelompok penduduk umur 15 tahun ke atasberdasarkan pertanyaan yang dikembangkan oleh WHO dalam InternationalClassification of Functioning Disability and Health (ICF) Tujuan pengukuran ini adalahuntuk mendapatkan informasi mengenai kesulitanketidakmampuan yang dihadapi olehpenduduk terkait dengan fungsi tubuh individu dan sosial

Responden diajak untuk menilai kondisi dirinya dalam satu bulan terakhir denganmenggunakan 20 pertanyaan inti dan 3 pertanyaan tambahan untuk mengetahuiseberapa bermasalah disabilitas yang dialami responden sehingga memerlukanbantuan orang lain Sebelas pertanyaan pada kelompok pertama terkait dengan fungsitubuh bermasalah dengan pilihan jawaban sebagai berikut 1) Tidak ada 2) Ringan 3)Sedang 4) Berat dan 5) Sangat berat Sembilan pertanyaan terkait dengan fungsiindividu dan sosial dengan pilihan jawaban sebagai berikut yaitu 1) Tidak ada 2)Ringan 3) Sedang 4) Sulit dan 5) Sangat sulittidak dapat melakukan Tiga pertanyaantambahan terkait dengan kemampuan responden untuk merawat diri melakukanaktivitasgerak atau berkomunikasi dengan pilihan jawaban 1) Ya dan 2) Tidak

Dalam analisis penilaian pada masing-masing jenis gangguan kemudian diklasifikasikanmenjadi 2 kriteria yaitu ldquoTidak bermasalahrdquo atau ldquoBermasalahrdquo Disebut ldquoTidakbermasalahrdquo bila responden menjawab 1 atau 2 pada 20 pertanyaan inti DisebutldquoBermasalahrdquo bila responden menjawab 34 atau 5 untuk keduapuluh pertanyaantermaksud

Di Provinsi Sumatera Utara disabilitas belum menjadi masalah yang berat dimanamereka yang mempunyai disabilitas buruk + sangat buruk masih di bawah lima persenNamun disabilitas secara keseluruhan sudah menjadi masalah setidaknya pada 23persen penduduk Masalah disabilitas banyak dikeluhkan pada wanita dan terutama usialanjut 64 tahun atau lebih

Dari tabel 3621 diketahui bahwa sebagian besar penduduk usia 15 tahun ke atasmemiliki status disabilitas sangat baik atau tidak memiliki kesulitan dalam penglihatandan mengenali orang dalam jarak kurang lebih 20 meter (795) Demikian pula denganpenglihatan dan pengenalan terhadap obyek dengan jarak 30 cm sebagian besarpenduduk usia tersebut tidak mengalami kesulitan (807) Dalam hal pendengaranpersentase penduduk yang tidak mengalami kesulitan mendengar orang berbicara di sisilain dalam satu ruangan adalah 87 persen dan 87 persen tidak mengalami kesulitanmendengar orang berbicara di ruangan yang sunyi Persentase penduduk usia 15 tahunke atas yang tidak merasa nyeri atau tidak nyaman cukup besar yaitu 81 persen sedangpersentase penduduk yang tidak merasakan nafas pendek setelah latihan ringansebanyak 80 persen Sebagian besar penduduk tidak menderita batukbersin selama 10menit setiap serangan (866) dan sebanyak 83 persen tidak mengalami gangguantidur Demikian pula sebanyak 856 persen tidak mengalami masalah kesehatan yangmempengaruhi emosi

Untuk masalah kesulitan berdiri (selama 30 menit) persentase penduduk usia 15 tahunke atas yang berstatus disabilitas buruk dan sangat buruk sebesar 2 persen Sedanguntuk kesulitan berjalan jauh (1 km) persentase penduduk yang berstatus disabilitasburuk dan sangat buruk sebesar 4 persen Persentase penduduk yang mengalamimasalah memusatkan pikiran (selama 10 menit) sebesar 1 persen Persentasependuduk usia 15 tahun ke atas yang mengalami kesulitan membersihkan seluruhtubuh mengenakan pakaian mengerjakan pekerjaan sehari-hari memahamipembicaraan orang lain dan bergaul dengan orang asing hanya berkisar 1 persenSedangkan sebagian kecil penduduk mengaku berat dan sangat berat dalammemelihara persahabatan (1) begitu pula dalam melakukan pekerjaanberperandalam kegiatan kemasyarakatan (1) Secara keseluruhan persentase tertinggi statusdisabilitas buruk dan sangat buruk berturut-turut yaitu kesulitan berjalan jauh (4)

131

Tabel 3621Persentase Penduduk Umur 15 tahun ke Atas Menurut Masalah DisabilitasDalam Fungsi TubuhIndividuSosial di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas

2007

Fungsi TubuhIndividuSosial Bermasalah()

Melihat jarak jauh (20 m) 93

Melihat jarak dekat (30 cm) 88

Mendengar suara normal dalam ruangan 49

Mendengar orang bicara dalam ruang sunyi 46

Merasa nyerirasa tidak nyaman 76

Nafas pendek setelah latihan ringan 90

Batukbersin selama 10 menit tiap serangan 43

Mengalami gangguan tidur 58

Masalah kesehatan mempengaruhi emosi 48

Kesulitan berdiri selama 30 menit 80

Kesulitan berjalan jauh (1 km) 112

Kesulitan memusatkan pikiran 10 menit 67

Membersihkan seluruh tubuh 28

Mengenakan pakaian 25

Mengerjakan pekerjaan sehari-hari 48

Paham pembicaraan orang lain 38

Bergaul dengan orang asing 52

Memelihara persahabatan 47

Melakukan pekerjaantanggungjawab 55

Berperan di kegiatan kemasyarakatan 67

) Bermasalah bila responden menjawab 34 atau 5

132

Tabel 3622 menggambarkan status disabilitas di 25 kabupatenkota di ProvinsiSumatera Utara dengan kriteria sangat masalah masalah dan tidak ada masalah Padakriteria sangat masalah persentase tertinggi status disabilitas ditemukan di KabupatenDairi (3) dan terendah di Kabupaten Karo

Tabel 3622Persentase Penduduk Umur 15 tahun ke Atas Menurut Masalah Disabilitas

Dalam 1 bulan terakhir dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KabupatenKota Sangat masalah MasalahNias 28 353

Mandailing Natal 13 433

Tapanuli Selatan 19 299

Tapanuli Tengah 15 309

Tapanuli Utara 17 184

Toba Samosir 15 186

Labuhan Batu 28 175

Asahan 29 209

Simalungun 15 171

Dairi 31 192

Karo 07 190

Deli Serdang 20 148

Langkat 18 291

Nias Selatan 23 277

Humbang Hasundutan 25 216

Pakpak Bharat 23 313

Samosir 29 121

Serdang Bedagai 14 127

Kota Sibolga 19 173

Kota Tanjung Balai 13 238

Kota Pematang Siantar 20 131

Kota Tebing Tinggi 20 355

Kota Medan 20 215

Kota Binjai 20 125

Kota Padang Sidempuan 16 259

Sumatera Utara 20 216

Status disabilitas yang dibagi menjadi tiga kriteria yaitu 1) tidak masalah apabilaresponden menjawab 20 pertanyaan disabilitas dengan pilihan 1 (tidak ada) atau 2(ringan) 2) masalah apabila responden menjawab salah satu dari 20 pertanyaan denganpilihan 3 (sedang atau cukup) 4 (berat atau sulit) atau 5 (sangat berat atau sangat sulit)dan 3) sangat masalah yaitu apabila responden menjawab dengan kriteria masalah danmembutuhkan bantuan orang lain Persentase penduduk yang memiliki status disabilitasmasalah dan membutuhkan bantuan bertambah besar seiring dengan bertambahnyaumur Selaras dengan itu status disabilitas tidak masalah semakin menurun denganbertambahnya umur

133

Ditinjau dari jenis kelamin persentase status disabilitas sangat masalah lebih banyakditemui pada perempuan (23) dibandingkan dengan laki-laki (17) Pola serupaditemukan pada kriteria masalah dan tidak masalah Persentase tertinggi untuk statusdisabilitas dengan kriteria sangat masalah dan masalah ditemukan pada penduduk yangtidak sekolah yaitu berturut-turut 129 dan 50

Tabel 3623Persentase Penduduk Umur 15 tahun ke Atas Menurut Masalah Disabilitas

Dalam 1 bulan terakhir dan Karakteristik Respondendi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik Sangat masalah Masalah

Golongan umur15-24 tahun 07 8925-34 tahun 09 13135-44 tahun 08 18945-54 tahun 15 29655-64 tahun 37 46265-74 tahun 82 613gt75 tahun 259 591

Jenis kelaminLaki-laki 17 198Perempuan 23 232

PendidikanTidak sekolah 127 502Tidak tamat SD 44 382Tamat SD 21 263Tamat SMP 09 164Tamat SMA 09 145Tamat PT 17 157

PekerjaanTidak bekerja 84 272Sekolah 06 73Mengurus RT 15 222Pegawai (Negeri Swasta Polri) 10 147Wiraswasta 12 184PetaniNelayanBuruh 14 273Lainnya 19 279

Tempat TinggalKota 18 178Desa 22 248

Status ekonomiKuintil 1 21 234Kuintil 2 20 208Kuintil 3 23 195Kuintil 4 19 221Kuintil 5 17 221

Sumatera Utara 20 216

Gambaran tentang status disabilitas yang membutuhkan bantuan orang lain untukkegiatan merawat diri beraktifitas sehari-hari dan berkomunikasi dengan orang lain di25 kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara adala sebagai berikut

134

Persentase penduduk yang membutuhkan bantuan dari ketiga jenis kegiatan tersebut diatas hampir sama yaitu berkisar tiga persen Kabupaten Labuhan Batu Dairi dan KotaSibolga merupakan daerah yang pempunyai penduduk dengan disabilitas merawat diriberaktifitas sehari-hari dan berkomunikasi dengan membutuhkan bantuan orang lainyang tertinggi dibandingkan kabupatenkota yang lain

Tabel 3624Persentase Penduduk Umur 15 tahun ke Atas

Menurut Masalah Disabilitas yang membutuhkan bantuan orang laindan KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota Merawat diriMelakukanaktivitas

Berkomunikasi

Nias 30 29 27

Mandailing Natal 14 15 13

Tapanuli Selatan 24 23 25

Tapanuli Tengah 20 18 19

Tapanuli Utara 17 16 14

Toba Samosir 17 17 15

Labuhan Batu 76 76 77

Asahan 27 24 27

Simalungun 19 20 22

Dairi 56 62 51

Karo 19 19 19

Deli Serdang 22 24 25

Langkat 25 22 20

Nias Selatan 29 28 28

Humbang Hasundutan 36 33 36

Pakpak Bharat 51 52 52

Samosir 42 44 42

Serdang Bedagai 25 21 24

Kota Sibolga 63 62 63

Kota Tanjung Balai 15 13 15

Kota Pematang Siantar 27 26 26

Kota Tebing Tinggi 27 29 26

Kota Medan 20 25 17

Kota Binjai 31 32 30

Kota Padang Sidempuan 15 16 12

Sumatera Utara 28 28 27

Persentase terendah untuk kebutuhan bantuan dalam perawatan diri ditemukan padakelompok usia 15-44 tahun (2) Persentase kebutuhan akan bantuan dalam merawatdiri meningkat sejalan dengan bertambahnya umur di mana persentase tertinggi padakelompok usia 75 tahun ke atas (21) Persentase terendah untuk kebutuhan bantuandalam melakukan aktivitas juga pada kelompok usia 15-44 tahun (2) Kebutuhan akanbantuan ini jug meningkat sesuai umur

Persentase terendah membutuhkan bantuan merawat diri beraktifitasdab berkomunikasipada laki-laki lebih rendah dibandingkan wanita Sedangkan menurut pekerjaan kepalarumah tangga persentase tertinggi untuk penduduk yang membutuhkan bantuan dalam

135

merawat diri melakukan aktivitas dan berkomunikasi yaitu pada kelompok yang tidakbekerja berturut-turut 74 persen 7 dan 74

Ada sedikit perbedaan persentase antara penduduk perkotaan dan perdesaan yangmembutuhkan bantuan dalam merawat diri melakukan aktivitas dan berkomunikasidimana penduduk yang tinggal di desa lebih tinggi

Menurut tingkat pengeluaran perkapita rumah tangga persentase penduduk yangmembutuhkan bantuan dalam merawat diri melakukan aktivitas dan berkomunikasitertinggi pada tingkat pengeluaran perkapita menengah yaitu kuintil tiga

Tabel 3625Persentase Penduduk Umur 15 tahun ke Atas Menurut MasalahDisabilitas yang membutuhkan Bantuan Orang Lain Menurut

Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Karakteristik Merawat diriMelakukanaktivitas

Berkomunikasi

Golongan umur

15-24 tahun 19 21 20

25-34 tahun 21 21 18

35-44 tahun 15 17 15

45-54 tahun 24 24 22

55-64 tahun 45 46 45

65-74 tahun 68 67 71

gt75 tahun 214 192 194

Jenis kelamin

Laki-laki 25 26 25

Perempuan 30 30 29

Pendidikan

Tidak sekolah 96 89 102

Tidak tamat SD 52 51 53

Tamat SD 31 31 29

Tamat SMP 20 21 19

Tamat SMA 17 19 15

Tamat PT 23 24 22

Pekerjaan

Tidak bekerja 74 70 74

Sekolah 19 20 19

Mengurus RT 23 26 22

Pegawai (Negeri SwastaPolri)

18 20 17

Wiraswasta 22 22 21

PetaniNelayanBuruh 24 25 23

Lainnya 21 26 27

Tempat Tinggal

Kota 23 25 21

Desa 32 31 32

Status ekonomi

Kuintil 1 26 31 28

Kuintil 2 28 28 27

Kuintil 3 33 33 31

Kuintil 4 26 27 27

Kuintil 5 25 24 22

136

37 Pengetahuan Sikap dan PerilakuPengetahuan sikap dan perilaku dalam Riskesdas 2007 ditanyakan pada pendudukumur 10 tahun ke atas Wawancara dengan menanyakan mengenai penyakit flu burungHIVAIDS perilaku higienis meliputi pertanyaan mencuci tangan pakai sabun kebiasaanbuang air besar penggunaan tembakau perilaku merokok minum minuman beralkoholaktivitas fisik perilaku konsumsi buah dan sayur dan pola konsumsi makanan berisiko

Untuk mendapatkan persepsi yang sama pada saat melakukan wawancara mengenaisatuan standar minuman beralkohol klasifikasi aktivitas fisik dan porsi konsumsi buahdan sayur digunakan kartu peraga

371 Perilaku Merokok

Pada penduduk umur 10 tahun ke atas ditanyakan apakah merokok setiap hari merokokkadang-kadang mantan perokok atau tidak merokok Bagi penduduk yang merokoksetiap hari ditanyakan berapa umur mulai merokok setiap hari dan berapa umur pertamakali merokok termasuk penduduk yang belajar merokok Pada penduduk yang merokokyaitu yang merokok setiap hari dan merokok kadang-kadang ditanyakan berapa rata-ratabatang rokok yang dihisap perhari jenis rokok yang dihisap Juga ditanyakan apakahmerokok di dalam rumah ketika bersama anggota rumah tangga lain Bagi mantanperokok ditanyakan berapa umur ketika berhenti merokok

Persentase penduduk Provinsi Sumatera Utara umur 10 tahun ke atas yang merokoktiap hari sebesar 23 persen Di Kabupaten Nias (16) terendah dibandingkan dengankabupatenkota lainnya sedangkan Kabupaten Karo (41) tertinggi dari darikabupatenkota yang lain Atau dapat dikatakan di Kabupaten Karo setiap 10 orang adaempat orang perokok

137

Tabel 3711Persentase penduduk ge 10 tahun yang merokok dan tidak merokok

Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota

Perokok Saat Ini Tidak MerokokPerokokSetiapHari

PerokokKadang-Kadang

MantanPerokok

BukanPerokok

Nias 164 66 29 741

Mandailing Natal 266 53 12 669

Tapanuli Selatan 265 53 13 669

Tapanuli Tengah 236 39 22 703

Tapanuli Utara 260 41 27 672

Toba Samosir 261 44 28 667

Labuhan Batu 212 76 23 689

Asahan 264 37 21 677

Simalungun 255 93 19 634

Dairi 309 36 14 641

Karo 406 38 17 538

Deli Serdang 219 43 15 723

Langkat 231 38 38 692

Nias Selatan 170 103 32 694

Humbang Hasundutan 252 30 59 659

Pakpak Bharat 283 72 24 621

Samosir 319 41 31 609

Serdang Bedagai 215 69 17 700

Kota Sibolga 219 70 32 679

Kota Tanjung Balai 264 42 20 674

Kota Pematang Siantar 237 36 22 705

Kota Tebing Tinggi 254 33 29 684

Kota Medan 193 62 21 724

Kota Binjai 211 24 32 733

Kota Padang Sidempuan 268 52 33 647

Sumatera Utara 233 55 22 690

138

Persentase merokok tiap hari menurut umur sudah dimulai sejak umur 10-14 tahun yangkemudian meningkat menjadi 14 pada umur 15-24 tahun persentase merokok terusmeningkat seiring bertambahnya umur dan pada puncaknya pada umur 45-54 tahun(366) Selanjutnya persentase merokok menurun setelah umur 54 tahun Perokokumumnya pada laki-laki dan menurut pendidikan terbanyak pada yang berpendidikantamat SMA (293) selanjutnya tamat SMP Tidak tampak perbedaan pada Tingkatpengeluaran perkapita per bulan yaitu rata-rata 22 persen (Tabel 3712)

Tabel 3712Persentase penduduk ge 10 tahun yang merokok dan tidak merokok Menurut

Karakteristik di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik

Perokok Saat Ini Tidak Merokok

PerokokSetiap Hari

PerokokKadang-Kadang

MantanPerokok

BukanPerokok

Umur (Tahun)10-14 03 13 03 981

15-24 140 76 05 779

25-34 315 59 9 617

35-44 339 53 20 589

45-54 366 58 33 544

55-64 304 67 74 554

65-74 244 63 109 584

75+ 204 52 115 629

Jenis Kelamin

Laki 444 92 41 423

Perempuan 32 20 05 943

Pendidikan

Tidak Sekolah 223 54 51 672

Tidak Tamat SD 160 40 27 774

Tamat SD 208 42 21 730

Tamat SMP 248 64 17 671

Tamat SMA 293 69 21 618

Tamat SMA + 227 55 33 685

Daerah

Pekotaan 217 54 20 710

Pedesaan 247 56 25 673

Status Ekonomi

Kuintil-1 219 54 19 708

Kuintil-2 235 57 24 684

Kuintil-3 235 54 21 691

Kuintil-4 247 57 23 673

Kuintil-5 232 54 26 688

Sumatera Utara 233 55 22 690

139

Berdasarkan tabel 3713 dapat diketahui bahwa persentase perokok pada pria lebihbesar dibanding wanita yang ditinjau dari berbagai latarbelakang karakteristikresponden Berdasarkan tabel ini diketahui bahwa persentase tertinggi perokok setiaphari pada kelompok usia 55 - 64 tahun (326) Menarik untuk diamati yaitu perokokpada laki-laki terjadi penurunan mulai umur 55-64 tahun tetapi pada wanita penurunantersebut tidak terjadi bahkan terjadi peningkatan dan hanya menurunsedikit ketika umur75 tahun ke atas

Setiap harinya jumlah batang rokok yang dihisap oleh perokok secara umum lebihbanyak yang dihisap oleh perokok laki-laki yang berbeda berkisar 4-5 batang

Tabel 3713Persentase Perokok dan Jumlah Batang Rokok Yang Dihisap

Menurut Karakteristik di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik

Laki - Laki Perempuan

PerokokSaat Ini

Rata - Rata JumlahBatang Rokok Yang

DihisapPerokokSaat Ini

Rata - Rata JumlahBatang RokokYang Dihisap

Jml 95 CI Jml 95 CI

Umur (Tahun)10-14 23 692 49 - 90 9 391 36 - 5515-24 410 1114 108 - 114 23 1216 101 - 14225-34 745 1343 132 - 137 43 949 83 - 10735-44 756 1427 140 - 145 54 957 81 - 11045-54 761 1442 141 - 147 87 947 83 - 10655-64 637 1442 139 - 149 127 885 72 - 10565-74 510 1224 116 - 129 130 829 65 - 10175+ 454 1286 116 - 141 126 718 52 - 91

Pendidikan

Tidak Sekolah 576 1323 127 - 147 140 782 67 - 89Tidak Tamat SD 352 1456 139 - 147 68 962 83 - 109Tamat SD 476 1341 137 - 142 48 974 84 - 111Tamat SMP 579 1340 132 - 137 44 888 77 - 100Tamat SMA 648 1309 129 - 133 40 874 76 - 98Tamat PT 549 1382 132 - 146 40 1506 88 - 213

Daerah

Pekotaan 516 1283 1263 - 1302 36 1138 100 - 128Pedesaan 553 1412 1395 - 1429 66 836 78 - 89

Status Ekonomi

Kuintil-1 505 1349 1320 - 1377 55 1063 89 - 124Kuintil-2 544 1331 1303 - 1359 51 880 76 - 100Kuintil-3 538 1328 1300 - 1356 50 822 73 - 91Kuintil-4 562 1375 1346 - 1405 57 947 82 - 107Kuintil-5 537 1395 1365 - 1426 49 917 80 - 103

140

Tabel 3714 memperlihatkan persentase perokok dan rata-rata jumlah rokok yangdihisap pada laki-laki dan perempuan menurut kabupatenkota Di Kabupaten NiasSelatan walaupun jumlah perokok lebih banyak pada laki-laki tetapi rata-rata jumlahbatang rokok yang dihisap perokok wanita setiap harinya tidak ada perbedaan denganperokok laki-laki (11 batang) hampir sama juga terjadi di Kabupaten Mandailing Nataldan Tapanuli Selatan Namun di Kabupaten Simalungun perokok laki-laki rata-ratajumlah batang rokok yang di hisap jauh lebih banyak dari perokok wanita yaitu berbeda7-8 batang setiap harinya Pola yang berbeda terjadi di Kota Medan di mana perokokwanita jumlahnya relatif kecil (laki-laki 483 wanita 39) tetapi rata-rata jumlahbatang rokok yang dihisap setiap hari lebih banyak pada wanita (laki-laki 12-13 batangwanita 14-15 batang)

Tabel 3714Persentase Perokok dan Jumlah Batang Rokok Yang Dihisap

Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota

Laki - Laki Perempuan

PerokokSaat Ini

Rata - Rata JumlahBatang Rokok Yang

DihisapPerokokSaat Ini

Rata - Rata JumlahBatang Rokok Yang

DihisapJml 95 CI Jml 95 CI

Nias 414 1290 120 - 138 64 713 35 - 107

Mandailing Natal 594 1523 144 - 160 48 1380 73 - 203

Tapanuli Selatan 617 1640 158 - 170 38 1400 104 - 176

Tapanuli Tengah 528 1390 130 - 147 40 862 60 - 112

Tapanuli Utara 565 1308 125 - 137 49 900 62 - 118

Toba Samosir 556 1469 136 - 158 65 989 66 - 132

Labuhan Batu 558 1615 158 - 165 30 1243 94 - 155

Asahan 582 1365 131 - 142 33 810 63 - 99

Simalungun 597 1162 113 - 120 103 413 33 - 49

Dairi 584 1470 138 - 156 121 750 57 - 93

Karo 636 1353 129 - 142 258 902 79 - 102

Deli Serdang 495 1155 112 - 119 37 890 73 - 105

Langkat 542 1498 145 - 155 20 900 67 - 113

Nias Selatan 477 1164 107 - 126 112 1115 92 - 131

Humbang Hasundutan 544 1519 140 - 164 38 847 20 - 150

Pakpak Bharat 606 1509 130 - 172 118 1019 -44 - 248

Samosir 540 1399 128 - 152 190 1123 90 - 135

Serdang Bedagai 533 1270 122 - 132 31 764 52 - 100

Kota Sibolga 530 1435 129 - 158 57 753 15 - 135

Kota Tanjung Balai 595 1429 132 - 153 18 877 -06 - 181

Kota Pematang Siantar 543 1219 113 - 131 39 783 51 - 105

Kota Tebing Tinggi 530 1254 114 - 137 46 1103 46 - 174

Kota Medan 483 1287 125 - 132 39 1450 112 - 178

Kota Binjai 468 1208 112 - 130 18 709 35 - 107

Kota Padang Sidempuan 602 1483 137 - 160 43 1048 55 - 154

Sumatera Utara 536 135 64 99

141

Berdasarkan Tabel 3715 dapat diketahui bahwa rata-rata jumlah batang rokok yangdihisap setiap hari perokok saat ini menurut berbagai karakteristik terlihat tinggikelompok 1-12 batang di mana ada kemungkinan pada kelompok ini termasuk yangcoba-coba atau yang mulai menjadi perokok Pecandu rokok umumnya menghisaprokok jauh lebih banyak Jika yang menghisap gt= 49 batang dikatakan pecandu rokokberat maka kelompok ini banyak pada umur di atas 45-54 tahun tinggal di desaberpendidikan rendah dan tingkat pengeluaran perkapita perbulan juga rendah

Tabel 3715Persentase Perokok Saat Ini Umur 10 Tahun Ke Atas Berdasarkan Jumlah

Batang Rokok Yang Dihisap Per Hari Menurut Karakteristikdi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikRata-rata batang rokok perhari

gt=49 btg 37-48 25-36 btg 13-24 1-12

Umur (tahun)10-14 540 09 45115-24 50 01 07 157 78525-34 40 04 21 277 65735-44

32 06 30 287 64445-54

41 08 36 272 64455-64 57 09 42 238 65565-74 82 03 13 177 72575+

93 21 19 165 703Pendidikan

Tidak sekolah 106 12 25 188 669Tidak tamat SD

125 08 28 232 607Tamat SD 52 08 28 248 665Tamat SMP 39 04 25 238 694Tamat SMA 33 03 19 255 689Tamat SMA + 43 01 45 266 644

DaerahPekotaan 40 04 24 219 713Pedesaan

62 07 25 264 642Status ekonomi

Kuintil-1 80 04 20 251 646Kuintil-2 57 06 21 242 674Kuintil-3

51 04 22 238 685Kuintil-4

43 04 23 246 684Kuintil-5

45 08 35 250 663Sumatera Utara 52 05 25 245 673

142

Pecandu rokok berat (rata-rata jumlah rokok yang dihisap perhari gt=49 batang)persentase tiga terbanyak di Kabupaten Nias Selatan 215 Nias 19 dan PakpakBharat 135 Kabupaten Tapanuli Selatan Langkat Labuhan Batu Kota Sibolga danTanjung Balai merupakan daerah-daerah yang perokoknya menghisap 13-24 batangperhari sudah di atas 30 atau tiga dari sepuluh orang yang kemungkinannya akanmenjadi perokok berat

Tabel 3716Persentase Perokok Saat Ini Pada Laki-Laki Umur 10 Tahun Ke Atas

Berdasarkan Jumlah Batang Rokok Yang Dihisap Per HariMenurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKotaRata-rata batang rokok perhari

gt=49btg

37-48btg

25-36btg

13-24btg

1-12 btg

Nias 192 03 37 248 520Mandailing Natal 57 20 34 297 592Tapanuli Selatan 70 04 51 397 477Tapanuli Tengah 24 07 34 188 746Tapanuli Utara 20 03 03 247 727Toba Samosir 21 03 31 261 683Labuhan Batu 37 04 36 323 600Asahan 36 08 19 246 691Simalungun 14 01 06 128 850Dairi 56 08 24 243 668Karo 92 09 23 233 643Deli Serdang 57 05 05 188 745Langkat 65 10 51 367 507Nias Selatan 215 06 245 534Humbang Hasundutan 74 02 27 282 614Pakpak Bharat 135 02 18 253 592Samosir 21 09 20 227 723Serdang Bedagai 38 06 10 188 758Kota Sibolga 34 05 20 329 612Kota Tanjung Balai 21 05 25 353 595Kota Pematang Siantar 13 10 15 179 783Kota Tebing Tinggi 11 09 25 242 713Kota Medan 44 32 190 734Kota Binjai 16 04 21 291 668Kota Padang Sidempuan 21 15 30 329 605

Sumatera Utara 52 05 25 245 673

Umur mulai merokok setiap hari paling tinggi pada kelompok umur 15-19 tahun (335 )Umur pertama kali merokok tiap hari pada laki-laki lebih tinggi pada umur 10-19 tahundibandingkan pada perempuan dan perbedaan tersebut mencolok pada umur 15-19tahun

Menurut pendidikan umur mulai merokok tiap hari sangat bervariasi Pada kelompokumur 15-19 tahun mulai merokok tiap hari paling banyak pada penduduk tidak tamat SD(258) Sedangkan menurut Tingkat pengeluaran perkapita per bulan umur mulaimerokok tiap hari pada penduduk tidak menunjukkan pola tertentu

143

Tabel 3717Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok Berdasarkan Umur

Pertama Kali Merokok Setiap Hari Menurut Karakteristikdi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikUsia Mulai Merokok Tiap Hari

5-9Th

10-14Th

15-19Th

20-24Th

25-29Th

gt=30Th

TidakTahu

Umur (tahun)10-14 00 86 00 00 00 00 914

15-24 00 130 548 110 00 00 212

25-34 00 83 401 227 31 03 256

35-44 00 53 306 245 38 22 336

45-54 00 58 264 202 45 40 391

55-64 00 61 229 193 46 64 408

65-74 00 71 142 170 52 80 486

75+ 00 53 149 103 27 99 568

Jenis Kelamin

Laki 00 76 352 209 31 13 318

Perempuan 00 41 137 113 57 166 486

Pendidikan

Tidak Sekolah 00 68 210 138 25 75 484

Tidak Tamat SD 00 72 258 178 41 41 411

Tamat SD 00 83 315 162 34 29 378

Tamat SMP 00 87 361 176 29 16 332

Tamat SMA 00 62 376 246 32 19 265

Tamat SMA + 00 40 281 335 51 27 265

Daerah

Pekotaan 00 80 364 216 34 19 288

Pedesaan 00 69 315 190 33 30 364

Status Ekonomi

Kuintil-1 00 84 335 178 29 23 352

Kuintil-2 00 82 349 200 28 21 320

Kuintil-3 00 73 344 183 33 19 347

Kuintil-4 00 68 340 201 31 32 328

Kuintil-5 00 67 315 228 41 27 321

Dari tabel ini dapat diketahui bahwa dari penduduk yang merokok dimulai pada umur-umur muda (kurang dari 15 tahun) banyak terdapat di Kabupaten Serdang Bedagai195 dan Tapanuli Selatan 181 Di Kabupaten Toba Samosir dan Kota Binjai tidakada responden yang menjawab mulai merokok pada umur 5-9 tahun

144

Tabel 3718 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok

Berdasarkan Umur Pertama Kali Merokok Setiap Hari MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKotaUsia mulai merokok tiap hari

5-9th

10-14th

15-19 th20-24

th25-29

thgt=30

thTidaktahu

Nias 00 50 305 299 73 46 227

Mandailing Natal 00 90 498 187 16 17 191

Tapanuli Selatan 00 168 376 90 07 04 356

Tapanuli Tengah 00 63 507 238 46 26 120

Tapanuli Utara 00 50 387 164 15 10 374

Toba Samosir 00 37 397 272 74 29 192

Labuhan Batu 00 44 363 230 27 05 330

Asahan 00 44 298 335 64 30 230

Simalungun 00 29 190 210 34 64 472

Dairi 00 50 418 219 49 68 196

Karo 00 47 249 225 88 91 300

Deli Serdang 00 76 281 151 19 10 463

Langkat 00 79 183 207 08 04 520

Nias Selatan 00 12 170 97 18 03 700

Humbang Hasundutan 00 70 449 200 10 27 244

Pakpak Bharat 00 96 420 144 23 20 298

Samosir 00 52 360 120 55 80 333

Serdang Bedagai 00 180 283 59 07 20 452

Kota Sibolga 00 88 530 114 26 36 207

Kota Tanjung Balai 00 77 552 207 62 19 85

Kota Pematang Siantar 00 43 509 215 49 43 142

Kota Tebing Tinggi 00 55 339 318 60 31 197

Kota Medan 00 89 425 239 40 15 190

Kota Binjai 00 34 480 206 17 10 253

Kota Padang Sidempuan 00 71 312 212 36 23 347

Sumatera Utara 00 74 335 201 33 25 331

145

Grafik 371Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok

Berdasarkan Umur Pertama Kali Merokok Setiap Haridi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

146

Umur mulai merokok atau kunyah tembakau termasuk penduduk yang baru pertama kalimencoba merokok atau mengunyah tembakau secara umum banyak pada kelompokumur 15-19 tahun (319) kemudian kelompok umur 10-14 tahun (92) Padakelompok umur tersebut laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan perempuanDemikian juga menurut tingkat pendidikan dan tingkat pengeluaran perkapita perbulan

Tabel 3719Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok

Berdasarkan Umur Pertama Kali Merokok Menurut Karakteristikdi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikUsia pertama kali merokokkunyah tembakau

5-9th

10-14th

15-19th

20-24th

25-29th

gt=30th

Tidaktahu

Umur (tahun)10-14 143 175 682

15-24 09 157 475 51 309

25-34 12 102 381 128 22 03 353

35-44 12 72 316 133 25 16 425

45-54 14 72 256 118 24 33 483

55-64 12 60 221 121 36 43 507

65-74 17 57 171 87 34 64 570

75+ 14 50 112 88 18 58 660

Jenis Kelamin

Laki 12 97 340 112 20 08 411

Perempuan 37 46 130 82 33 121 553

Pendidikan

Tidak sekolah 25 64 168 72 13 72 587

Tidak tamat SD 33 81 231 90 21 39 505

Tamat SD 13 110 287 81 21 21 467

Tamat SMP 10 106 346 94 17 13 414

Tamat SMA 09 80 375 135 21 10 371

Tamat SMA + 21 51 269 243 54 26 335

Daerah

Pekotaan 13 88 338 124 23 16 398

Pedesaan 15 95 305 98 20 22 446

Status ekonomi

Kuintil-1 22 94 306 96 18 21 442

Kuintil-2 13 101 330 101 18 14 422

Kuintil-3 17 97 328 99 19 15 425

Kuintil-4 12 80 328 110 18 23 430

Kuintil-5 11 90 301 129 29 22 418

Sumatera Utara 14 92 319 109 21 19 426

147

Seperti halnya usia merokok setiap hari pada tabel ini menunjukkan persentasependuduk yang merokok pertama kali menurut daerah di mana Kota Tanjung Balaimerupakan daerah terbanyak yang perokoknya mulai merokok pada umur di bawah 20tahun yaitu 667 (09+15+508) berikutnya adalah Kabupaten Asahan 602(06+88+508) dan Tapanuli Tengah

Tabel 37110 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok

Berdasarkan Umur Pertama Kali Merokok Menurut KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKotaUsia pertama kali merokok

5-9 th10-14

th15-19

th20-24

th25-29

thgt=30

thTidaktahu

Nias 20 83 229 155 35 18 460

Mandailing Natal 51 112 373 123 15 18 308

Tapanuli Selatan 21 170 234 67 06 07 495

Tapanuli Tengah 06 88 508 139 56 36 168

Tapanuli Utara 06 48 335 151 17 12 432

Toba Samosir 02 54 372 173 42 35 323

Labuhan Batu 10 152 305 53 06 06 467

Asahan 23 135 478 125 31 13 195

Simalungun 02 53 390 81 14 23 437

Dairi 10 71 368 158 39 71 282

Karo 03 127 241 86 25 54 464

Deli Serdang 07 47 189 125 17 13 602

Langkat 09 67 255 91 11 11 555

Nias Selatan 27 21 167 65 18 02 701

Humbang Hasundutan 13 67 285 116 04 21 494

Pakpak Bharat 21 81 311 57 11 25 494

Samosir 04 54 325 96 40 93 387

Serdang Bedagai 29 151 242 55 14 19 490

Kota Sibolga 08 91 501 114 18 28 241

Kota Tanjung Balai 09 150 508 131 57 21 123

Kota Pematang Siantar 07 43 453 189 46 43 219

Kota Tebing Tinggi 22 86 336 256 27 20 254

Kota Medan 21 91 377 126 29 14 341

Kota Binjai 04 30 398 185 09 15 359

Kota Padang Sidempuan 11 132 324 83 11 25 413

Sumatera Utara 14 92 319 109 21 19 426

148

Di Provinsi Sumatera Utara 861 perokok melakukan kebiasaan di dalam rumah ketikabersama dengan anggota keluarga lainnya Kebiasaan ini terbanyak di Kabupaten Karodan Samosir di atas 94 persen atau hampir semua perokok melakukan kebiasaan ini

Tabel 37111Prevalensi Perokok Dalam Rumah Ketika Bersama Anggota Rumah Tangga

Yang Lain Menurut Karakteristik KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota Perokok di dalam rumah

Nias 894

Mandailing Natal 888

Tapanuli Selatan 806

Tapanuli Tengah 860

Tapanuli Utara 928

Toba Samosir 918

Labuhan Batu 869

Asahan 923

Simalungun 822

Dairi 890

Karo 945

Deli Serdang 834

Langkat 845

Nias Selatan 724

Humbang Hasundutan 789

Pakpak Bharat 929

Samosir 944

Serdang Bedagai 857

Kota Sibolga 854

Kota Tanjung Balai 929

Kota Pematang Siantar 879

Kota Tebing Tinggi 879

Kota Medan 863

Kota Binjai 829

Kota Padang Sidempuan 885

Sumatera Utara 861

149

Tabel ini menyajikan persentase penduduk ge 10 tahun yang merokok menurut jenis rokok yang dihisap Dapat dilihat bahwa sebagian besar penduduk yang cenderungmemilih rokok kretek dengan filter yang kemudian rokok kretek tanpa filter Padaperokok dengan rokok kretek dengan filter tinggi pada umur 15-24 tahun (71) yangkemudian terjadi penurunan dengan meningkatnya umur Menurut karakteristik jeniskelamin tempat tinggal pendidikan dan tingkat pengeluaran perkapita rumah tanggapenghisap rokok kretek dengan filter tetap yang terbanyak

Tabel 37112Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok Berdasarkan Jenis Rokok

Yang Dihisap Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KabupatenKota

Jenis rokok yang dihisap

Kretekdgnfilter

Kretektanpafilter

Rokokputih

Rokoklinting

Cang-klong

Cerutu

Tembakau diku

nyah

Lainnya

Nias 686 270 62 37 02 155Mandailing Natal 357 452 331 210 10 13 22 02Tapanuli Selatan 651 298 181 119 06 08 19 04Tapanuli Tengah 436 419 114 45 21 09Tapanuli Utara 572 376 45 42 24 04Toba Samosir 619 329 25 41 50Labuhan Batu 589 259 281 49 09 01Asahan 614 221 157 83 03 04 04Simalungun 719 406 166 82 31 25 112 01Dairi 367 442 76 49 08 08 143 11Karo 523 177 43 17 03 01 254 01Deli Serdang 706 305 156 10 03 04 15 03Langkat 696 269 108 55 10 27 03Nias Selatan 515 134 95 36 03 14 369 01Humbang Hasundutan 847 54 07 33 04 04 31 02Pakpak Bharat 398 458 37 66 05 64 14Samosir 398 364 157 38 02 03 231 06Serdang Bedagai 591 219 315 16 12Kota Sibolga 785 94 231 08 08 04 14 09Kota Tanjung Balai 617 323 215 32 02 02 07 02KotaPematang Siantar 593 303 198 14 04 02 16 09Kota Tebing Tinggi 761 199 84 08 02 04 06 02Kota Medan 801 283 134 12 01 03 09 01Kota Binjai 732 167 130 04

Kota PadangSidempuan

638 313 175 16 03 04 19 04

150

Tabel 37113Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok Berdasarkan Jenis Rokok

Yang Dihisap Menurut Karakteristik di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Karakteristik

Jenis rokok yang dihisapKretekdengan

filter

Kretektanpafilter

Rokokputih

Rokoklinting

Cangklong

CerutuTembakaudikunyah

Lainnya

Umur (tahun)10-14 671 127 273 25 07 07 31 0815-24 710 214 256 09 02 03 08 0125-34 701 280 184 20 02 04 21 0235-44 673 318 152 34 02 04 36 0245-54 636 332 108 50 03 05 63 0255-64 515 320 85 115 15 12 118 0765-74 416 320 74 176 19 22 189 0775+ 298 233 52 278 32 29 226 08

Jenis Kelamin

Laki 672 307 166 47 05 06 14 02Perempuan 406 131 77 39 05 06 424 07

Pendidikan

Tidak sekolah 400 235 106 144 08 05 241 06Tidak tamat SD 480 323 123 119 08 08 114 04Tamat SD 596 307 163 58 04 05 58 04Tamat SMP 704 291 166 38 05 07 33 01Tamat SMA 712 281 169 15 03 04 21 02Tamat SMA + 713 258 145 10 04 11 19 07

Daerah

Pekotaan 736 275 163 17 02 04 14 02Pedesaan 583 304 156 68 06 07 77 03

Status ekonomi

Kuintil-1 591 323 146 69 04 07 75 02Kuintil-2 640 314 163 60 04 07 44 03Kuintil-3 653 295 159 40 05 04 40 03Kuintil-4 648 275 172 38 05 04 49 04Kuintil-5 706 258 151 26 04 06 44 01

372 Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur

Riskesdas 2007 mengumpulkan data frekuensi dan porsi asupan sayur dan buahdengan mengukur jumlah hari dalam seminggu dan jumlah porsi rata-rata dalam sehariPenduduk dikategorikan lsquocukuprsquo mengkonsumsi sayur dan buah apabila mengkonsumsisayur dan buah tiap hari dengan perimbangan minimal 5 porsi sayur dan buah selama 7hari dalam seminggu Dikategorikan rsquokurangrsquo apabila konsumsi sayur dan buah kurangdari ketentuan di atas

151

Hasil Riskesdas 2007 menunjukkan secara keseluruhan hanya 55 persen pendudukumur 10 tahun ke atas yang cukup mengkonsumsi sayur dan buah di Provinsi SumateraUtara Bahkan di Kabupaten Nias dan Nias Selatan masih di bawah satu persen ataudapat dikatakan kurang makan buah dan sayur Menurut karakteristik responden yangpaling kurang konsumsi buah dan sayur adalah pada kelompok umur di atas 75 tahundan yang pengeluaran perkapita rumah tangganya rendah kuintil 1 dan 2

Dari tabel ini dapat diketahui bahwa secara garis besar persentase penduduk yangmemiliki kecukupan sayur dan buah sangat kecil Dengan mengacu pada kecukupanmakan buah dan sayur dari WHO maka kecukupan tersebut masih rendah atau masihdi bawah 10 persen hal tersebut dapat dilihat menurut berbagai karakteristik responden

Kekurang cukupan makan buah dan sayur tersebut terlihat meningkat pada tingkatpengeluaran perkapita rumah tangga rendah yaitu pada kuitil satu (958) dan dua(956)

Tabel 3721 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Cukup Dan Kurang Makan Buah

Dan Sayur Menurut Karakteristik di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Karakteristik Cukup (WHO) Kurang (WHO)

Umur (tahun)10-14 51 949

15-24 54 946

25-34 66 934

35-44 58 942

45-54 48 952

55-64 56 944

65-74 52 948

75+ 39 961

Jenis Kelamin

Laki 53 947

Perempuan 58 942

Pendidikan

Tidak sekolah 46 954

Tidak tamat SD 55 945

Tamat SD 52 948

Tamat SMP 56 944

Tamat SMA 55 945

Tamat SMA + 85 915

Daerah

Pekotaan 52 948

Pedesaan 58 942

Status ekonomi

Kuintil-1 42 958

Kuintil-2 44 956

Kuintil-3 59 941

Kuintil-4 66 934

Kuintil-5 65 935

Sumatera Utara 55 945

152

Di berbagai daerah kabupatenkota di Sumatera Utara kecukupan makan buah dansayur masih sangat rendah (di bawah satu persen) seperti di Kabupaten Nias SelatanNias Simalungun Tapanuli Tengah dan Kota SibolgaSedangkan kecukupan makanbuah dan sayur sudah tinggi diantara kabupatenkota yang lain adalah Kabupaten Dairidan Kota Binjai (di atas 10 persen)

Tabel 3722Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Cukup dan Kurang Makan Buah

dan Sayur Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KabupatenKota Cukup (WHO) Kurang (WHO)

Nias 4 996

Mandailing Natal 67 933

Tapanuli Selatan 48 952

Tapanuli Tengah 9 991

Tapanuli Utara 111 889

Toba Samosir 26 974

Labuhan Batu 139 861

Asahan 70 930

Simalungun 8 992

Dairi 159 841

Karo 64 936

Deli Serdang 48 952

Langkat 73 927

Nias Selatan 1 999

Humbang Hasundutan 15 985

Pakpak Bharat 24 976

Samosir 14 986

Serdang Bedagai 25 975

Kota Sibolga 8 992

Kota Tanjung Balai 11 989

Kota Pematang Siantar 13 987

Kota Tebing Tinggi 34 966

Kota Medan 54 946

Kota Binjai 107 893

Kota Padang Sidempuan 35 965

Sumatera Utara 55 945

373 Perilaku Konsumsi Minuman Beralkohol

Salah satu faktor risiko kesehatan adalah kebiasaan mengkonsumsi alkohol DalamRiskesdas 2007 informasi perilaku minum alkohol digali dengan menanyakan padaresponden umur 10 tahun ke atas Karena perilaku minum alkohol seringkali periodikmaka penggalian informasi hanya pada 12 bulan dan satu bulan terakhir Wawancaradiawali dengan pertanyaan apakah mengkonsumsi minuman beralkohol dalam 12 bulanterakhir Bagi penduduk yang menjawab ldquoyardquo ditanyakan dalam 1 bulan terakhirkemudian ditanyakan juga frekuensinya jenis minuman yang diminum serta berapa rata-rata satuan minuman standar

153

Jawaban responden yang bervariasi tentang persepsi ukuran yang digunakan ketikaminum alkohol kemudian dilakukan kalibrasi sehingga didapatkan ukuran yang standardengan demikian dapat dibandingkan menurut provinsi maupun karakteristik respondenyang lain Satu minuman standar setara dengan satu botol volume 285 mili liter

Di Sumatera Utara prevalensi peminum alkohol 12 bulan terakhir sebanyak 61 persensedangkan yang mengkonsumsi dalam satu bulan terakhir sebanyak 44 persenBeberapa kabupatenkota prevalensi minum alkohol terilihat tinggi seperti di KabupatenDairi Toba Samosir Samosirdan Humbang Hasundutan

Pada umumnya perilaku minum alkohol dalam 12 bulan terakhir tinggi perilaku minumalkohol dalam satu bulan terakhir juga tinggi Atau sebaliknya jika minum alkohol 12bulan terakhir rendah perilaku minum alkohol satu bulan terakhir juga rendah

Tabel 3731Persentase Peminum Minuman Beralkohol 12 Bulan Terakhir dan

1 Bulan Terakhir Di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKotaKonsumsi

alkohol 12 Bulanterakhir

Konsumsialkohol 1 Bulan

terakhir

Tidak konsumsialkohol 12 Bulan

terakhirNias 169 50 831

Mandailing Natal 09 03 991

Tapanuli Selatan 36 26 964

Tapanuli Tengah 94 83 906

Tapanuli Utara 178 139 822

Toba Samosir 208 197 792

Labuhan Batu 45 29 955

Asahan 32 26 968

Simalungun 121 105 879

Dairi 216 211 784

Karo 29 23 971

Deli Serdang 41 30 959

Langkat 24 05 976

Nias Selatan 91 40 909

Humbang Hasundutan 191 156 809

Pakpak Bharat 112 106 888

Samosir 210 194 790

Serdang Bedagai 33 21 967

Kota Sibolga 45 34 955

Kota Tanjung Balai 36 24 964

Kota Pematang Siantar 63 57 937

Kota Tebing Tinggi 71 46 929

Kota Medan 34 23 966

Kota Binjai 18 12 982

Kota Padang Sidempuan 22 10 978

Sumatera Utara 61 44 939

154

Prevalensi peminum alkohol 12 bulan terakhir yang meningkat dengan bertambahnyaumur hingga mencapai umur 45-54 tahun (86) yang kemudian turun denganbertambahnya yangpada akhirnya pada umur 75 tahun lebih hanya 25 persen Perilakuminum alkohol dalamsatu bulan terakhir meningkat mulai umur 15-24 tahun yangkemudian dengan bertambahnya umur tidak terlihat jelas perbedaan prevalensi minumalkohol dalam satu bulan tersebut dimana kisaran prevalensinya sekitar 72

Menurut jenis kelamin prevalensi peminum alkohol 12 bulan terakhir lebih besar padalaki-laki (113) dibandingkan pada perempuan (1) Sedangkan menurut pendidikanprevalensi minum alkohol 12 bulan terakhir tinggi pada yang berpendidikan tamat SMPdan Tamat SMA kemudian tinggi di desa Prevalensi peminum alkohol menurunmenurut tingkat pengeluaran per kapita per bulan mulai dari strata yang terendah

Tabel 3732Persentase Peminum Minuman Beralkohol 12 Bulan Terakhir

dan 1 Bulan Terakhir Menurut Karakteristik di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KarakteristikKonsumsi

alkohol 12 Bulanterakhir

Konsumsialkohol 1 Bulan

terakhir

Tidak konsumsialkohol 12 Bulan

terakhir

Umur (tahun)10-14 10 04 990

15-24 45 30 955

25-34 82 61 918

35-44 83 60 917

45-54 86 65 914

55-64 76 56 924

65-74 52 41 948

75+ 25 18 975

Jenis Kelamin

Laki 113 84 887

Perempuan 10 05 990

Pendidikan

Tidak sekolah 60 37 940

Tidak tamat SD 45 30 955

Tamat SD 52 36 948

Tamat SMP 73 53 927

Tamat SMA 70 54 930

Tamat SMA + 41 30 959

Daerah

Pekotaan 42 30 958

Pedesaan 77 55 923

Status ekonomi

Kuintil-1 86 47 920

Kuintil-2 70 45 933

Kuintil-3 58 43 943

Kuintil-4 54 40 947

Kuintil-5 49 42 952

Sumatera Utara 61 44 939

155

374 Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik secara teratur bermanfaat dalam mengatur berat badan dan menguatkansistem jantung dan pembuluh darah Mengukur tingkat aktivitas fisik seseorang dimasyarakat bukan pekerjaan yang mudahDalam Riskesdas 2007 dikumpulkan data frekuensi beraktivitas fisik dalam semingguterakhir untuk penduduk 10 tahun ke atas Kegiatan aktivitas fisik dikategorikan cukupapabila kegiatan dilakukan terus menerus sekurangnya 10 menit dalam 1 kegiatan tanpahenti dan secara kumulatif 150 menit selama 5 hari dalam 1 minggu Selain frekuensidilakukan pula pengumpulan data intensitas yaitu dengan mengumpulkan data tentangjumlah hari melakukan aktivitas rsquoberatrsquo rsquosedangrsquo dan rsquoberjalanrsquo Perhitungan jumlah menitaktivitas fisik dalam seminggu mempertimbangkan pula jenis aktivitas yang dilakukandimana aktivitas diberi pembobotan masing-masing untuk aktivitas berat 4 kali aktivitassedang 2 kali terhadap aktivitas ringan atau jalan santai Pembobotan ini yang dikenaldengan metabolik ekuivalen ( MET) MET adalah perbandingan antara metabolik rate orangbekerja dibandingkan dengan metabolik rate orang dalam keadaan istirahat MET biasadigunakan untuk menggambarkan intensitas aktifitas fisik dan juga digunakan untuk analisisdata GPAC (Global Physical activity Questionaire)Sebagai batasan aktivitas fisik ldquocukuprdquoapabila hasil perkalian frekuensi dan intensitas yang dilakuakn dalam satu minggu secarakumulatif sebesar 600 MET

Dari tabel 3741 terlihat bahwa sebagian besar penduduk di Provinsi Sumatera Utarayang kurang melakukan aktivitas fisik masih lebih banyak (519) Bahkan di KabupatenNias Selatan penduduk yang kurang aktifitas tersebut mencapai 713 persen Namundemikian sudah ada beberapa kabupatenkota yang sudah mencapai di atas 80 untukyang kategori aktifitas cukup yaitu Kabupaten Toba Samosir Dairi dan HumbangHasundutan

Tabel 3741Prevalensi Penduduk ge 10 Tahun Yang Melakukan Kegiatan Aktif dan Tidak Aktif Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota Kurang CukupNias 309 691

Mandailing Natal 400 600

Tapanuli Selatan 566 434

Tapanuli Tengah 476 524

Tapanuli Utara 233 767

Toba Samosir 177 823

Labuhan Batu 497 503

Asahan 570 430

Simalungun 475 525

Dairi 166 834

Karo 306 694

Deli Serdang 552 448

Langkat 611 389

Nias Selatan 713 287

Humbang Hasundutan 157 843

Pakpak Bharat 213 787

Samosir 182 818

Serdang Bedagai 588 412

Kota Sibolga 676 324

Kota Tanjung Balai 631 369

Kota Pematang Siantar 693 307

Kota Tebing Tinggi 654 346

Kota Medan 642 358

Kota Binjai 423 577

Kota Padang Sidempuan 324 676

Sumatera Utara 519 481

156

Aktifitas fisik kurang persentase pada terbanyak pada kelompok umur 10-14 tahunyang kemudian menurun seiring dengan meningkatnya umur tetapi pada umur 55-64tahun persentase penduduk yang melakukan aktifitas fisik kurang meningkat kembaliMenurut jenis kelamin penduduk wanita lebih banyak yang beraktifitas fisik kurangdibandingkan laki-laki menurut tempat tinggal banyak di kota dan menurut tingkatpengeluaran yang beraktifitas fisik kurang semakin meningkat seiring denganmeningkatnya tingkat pengeluaran

Tabel 3742Prevalensi Penduduk ge 10 Tahun Yang Melakukan Kegiatan Aktif dan Tidak

Aktif Menurut Karakteristik di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik Kurang Cukup

Umur (tahun)10-14 672 328

15-24 545 455

25-34 463 537

35-44 436 564

45-54 411 589

55-64 506 494

65-74 645 355

75+ 806 194

Jenis Kelamin

Laki 455 545

Perempuan 579 421

Pendidikan

Tidak sekolah 596 404

Tidak tamat SD 562 438

Tamat SD 505 495

Tamat SMP 493 507

Tamat SMA 506 494

Tamat PT 591 409

Daerah

Pekotaan 593 407

Pedesaan 456 544

Status ekonomi

Kuintil-1 463 537

Kuintil-2 487 513

Kuintil-3 510 490

Kuintil-4 543 457

Kuintil-5 590 410

Sumatera Utara 519 481

157

375 Pengetahuan Tentang Flu Burung dan HIVAIDS

3751 Flu Burung

Dari data Riskesdas penduduk yang memiliki pengetahuan benar tentang flu burungadalah penduduk yang pernah mendengar tentang flu burung dan menjawab salah satubenar tentang penularan flu burung dari kontak dengan unggas sakit atau kontak dengankotoran unggaspupuk kandang Sedangkan bersikap benar tentang flu burung adalahyang menjawab salah satu benar pada tindakan apabila ada unggas yang sakit ataumati yaitu melaporkan pada aparat terkait membesihkan kandang unggas ataumenguburmebakar unggas yang sakit

Tabel 37511 menujukkan sebagian besar (746) penduduk Provinsi Sumatera Utaraberusia 10 tahun ke atas pernah mendengar tentang flu burung tetapi baru 848 persenyang berpengetahuan benar dan sudah 942 persen bersikap benar tentang flu burung

Persentase tertinggi yang pernah mendengar tentang flu burung terdapat di Kota TebingTinggi (898) Penduduk dengan pengetahuan benar tentang penularan flu burungpaling tinggi di Kabupaten Langkat sedangkan kabupaten dengan sikap benar palingtinggi di kabupaten Simalungun

Tabel 37511Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Pernah Mendengar

Berpengetahuan Benar dan Bersikap Benar Tentang Flu BurungMenurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKotaPernah

mendengartentang flu burung

Berpengetahuanbenar tentang

flu burung

Bersikapbenar tentang

flu burungNias 605 749 933Mandailing Natal 471 806 841Tapanuli Selatan 603 868 823Tapanuli Tengah 426 798 960Tapanuli Utara 657 885 929Toba Samosir 663 797 927Labuhan Batu 866 877 927Asahan 605 714 909Simalungun 724 821 979Dairi 666 824 920Karo 799 823 975Deli Serdang 824 756 933Langkat 869 954 962Nias Selatan 228 840 914Humbang Hasundutan 666 892 905Pakpak Bharat 721 514 899Samosir 564 846 935Serdang Bedagai 689 826 949Kota Sibolga 849 783 927Kota Tanjung Balai 780 897 943Kota Pematang Siantar 752 849 955Kota Tebing Tinggi 898 934 956Kota Medan 861 906 975Kota Binjai 857 889 953Kota Padang Sidempuan 769 903 909

Sumatera Utara 746 848 942

158

Persentase penduduk 10 tahun ke atas yang pernah mendengar berpengetahuan sertabersikap benar tentang flu burung meningkat pada kelompok 15-34 tahun namunpersentase tersebut menurut seiring dengan meningkatnya umur

Penduduk laki-laki yang pernah mendengar berpengetahuan serta bersikap benartentang flu burung lebih banyak dibanding penduduk perempuan

Menurut tingkat pendidikan semakin tinggi jenjang pendidikan penduduk semakinbanyak pula yang pernah mendengar serta berpengetahuan dan bersikap benar tentangflu burung pada penduduk yang tamat SMA atau lebih tinggi persentase tersebutmencapai 90 Pendudukdi kota lebih baik pengetahuan dan sikapnya tentang fluburung dibanding yang tinggal di desa

Ditinjau dari tingkat pengeluaran perkapita semakin tinggi tingkat pengeluaran rumahtangga perkapita semakin banyak pula yang pernah mendengar serta berpengetahuandan bersikap benar tentang flu burung (Tabel 37512)

Tabel 37512Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Pernah Mendengar

Berpengetahuan Benar dan Bersikap Benar Tentang Flu BurungMenurut Karakteristik di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikPernah

mendengartentang flu burung

Berpengetahuanbenar tentang

flu burung

Bersikapbenar tentang

flu burungUmur (tahun)

10-14 562 767 87115-24 860 879 95725-34 838 876 96035-44 812 865 95345-54 754 832 94655-64 611 802 93165-74 491 764 89475+ 289 736 880

Jenis KelaminLaki 777 862 945Perempuan 717 834 939

PendidikanTidak sekolah 391 727 866Tidak tamat SD 510 747 869Tamat SD 668 799 915Tamat SMP 828 870 959Tamat SMA 909 894 971Tamat SMA + 946 927 976

DaerahPekotaan 838 861 958Pedesaan 668 835 925

Status ekonomiKuintil-1 622 843 926Kuintil-2 689 830 931Kuintil-3 725 846 946Kuintil-4 786 860 956Kuintil-5 832 867 957

PekerjaanTidak kerja 642 844 927Sekolah 694 820 919Ibu RT 783 850 958Pegawai 919 897 977wiraswasta 861 886 965Petaninelayanburuh 681 826 925Lainnya 790 826 937

159

3752 HIVAIDS

Pengetahuan mengenai HIVAIDS meliputi pengetahuan tentang penularan virus kemanusia dan pengetahuan tentang mencegah HIVAIDS Penduduk dianggapberpengetahuan benar tentang penularan HIVAIDS apabila menjawab benar 60 persendari pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara

Di Provinsi Sumatera Utara 552 penduduk pernah mendengar tentang HIVAIDSnamun baru 171 yang berpengetahuan benar tetapi sudah 407 berperilaku benartentang HIVAIDS Menurut kabupatenkota persentase penduduk yang pernahmendengar HIVAIDS tertinggi di Kota Medan (755) Kabupaten Langkat (722) danLabuhan Batu (694) Sedangkan yang berpengetahun benar tentang penularanHIVAIDS persentase tertinggi di Kabupaten Nias Selatan (531) Kabupaten TapanuliUtara merupakan kabupaten dengan persentase perilaku benar tentang HIVAIDSpenduduknya yang paling kecil dibandingkan kabupatenkota yang lain

Tabel 37521Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Pernah Mendengar

Berpengetahuan Benar dan Bersikap Benar Tentang HIVAIDSMenurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota

Pernahmendengar

tentangHIVAIDS

Berpengetahuanbenar tentang

penularanHIVAIDS

Berpengetahuanbenar tentangpencegahan

HIVAIDS

Nias 376 60 164

Mandailing Natal 273 96 278

Tapanuli Selatan 345 129 346

Tapanuli Tengah 244 125 642

Tapanuli Utara 353 39 83

Toba Samosir 466 61 224

Labuhan Batu 694 87 307

Asahan 279 86 519

Simalungun 454 262 300

Dairi 381 189 528

Karo 614 170 566

Deli Serdang 609 149 260

Langkat 722 410 399

Nias Selatan 176 531 514

Humbang Hasundutan 352 316 581

Pakpak Bharat 230 120 141

Samosir 327 125 353

Serdang Bedagai 394 62 276

Kota Sibolga 685 47 516

Kota Tanjung Balai 539 120 721

Kota Pematang Siantar 639 76 644

Kota Tebing Tinggi 715 25 443

Kota Medan 779 167 554

Kota Binjai 755 195 376

Kota Padang Sidempuan 539 42 464

Sumatera Utara 552 171 407

160

Penduduk berumur 10 tahun ke atas yang pernah mendengar tentang HIVAIDSpersentase terbanyak pada kelompok umur 15-24 tahun yang kemudian persentasetersebut menurun seiring dengan bertambahnya umur Persentase pengetahun danperilaku yang benar tentang HIVAIDS tidak menunjukkan pola menurut umur

Penduduk laki-laki perihal tentang HIVAIDS persentasenya lebih baik dibandingperempuan

Menurut pendidikan semakin tinggi jenjang pendidikan penduduk semakin banyak pulayang pernah mendengar tentang HIVAIDS Pada pendidikan SD atau lebih tinggiberpengetahuan benar dan perilaku benar tentang pencegahan HIVAIDS semakinmeningkat Penduduk yang tinggal di kota yang pernah mendengar HIVAIDS danperilaku benar lebih tinggi persentasenya dibandingkan di yang tinggal desa

Berdasarkan Tingkat Pengeluaran perkapita per bulan semakin tinggi tingkatpengeluaran perkapita rumah tangga (kaya) semakin banyak yang pernah mendengartentang berpengetahuan benar tentang pencegahan dan berperilaku benar tentangHIVAIDS (Tabel 37522)

Tabel 37522Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Pernah Mendengar

Berpengetahuan Benar dan Bersikap Benar Tentang HIVAIDSMenurut Karakteristik di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik

Pernahmendengar

tentangHIVAIDS

Berpengetahuanbenar tentang

penularanHIVAIDS

Berpengetahuanbenar tentangpencegahan

HIVAIDS

Umur (tahun)10-14 tahun 272 123 28915-24 tahun 718 166 41125-34 tahun 698 184 43735-44 tahun 633 175 42245-54 tahun 523 179 39855-64 tahun 370 180 39065-74 tahun 248 175 38275+ tahun 126 199 325

Jenis Kelamin

Laki 588 175 422Perempuan 517 167 390

Pendidikan

Tidak sekolah 172 122 284Tidak tamat SD 234 129 315Tamat SD 394 111 324Tamat SMP 640 154 376Tamat SMA 814 191 455Tamat SMA + 920 340 585

Daerah

Pekotaan 693 157 453Pedesaan 433 190 344

Status ekonomi

Kuintil-1 380 157 337Kuintil-2 448 172 372Kuintil-3 511 152 376Kuintil-4 601 176 415Kuintil-5 702 192 485

161

Apabila ada anggota keluarga menderita HIVAIDS sebagian besar responden mengakuakan mengadakan konseling (879) dan penduduk 687 akan membicarakannyadengan anggota keluarga yang lain 567 persen akan mencari pengobatan alternatif danhanya 53 persen mengaku akan mengucilkan Jawaban akan mengucilkan jika adaanggota keluarga yang menderita HIVAIDS ternyata cukup tinggi di Kabupaten NiasSelatan (218) bahkan di kabupaten ini jawaban akan merahasikan juga tertinggi yaitu455 (Tabel 37523)

Tabel 37523Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Bersikap Benar

Tentang HIVAIDS Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KabupatenKotaMeraha-siakan

Membicarakandgn anggotakeluarga lain

Konselingdan

pengobatan

Mencaripengobatan

alternatif

Mengucilkan

Nias 208 536 887 595 70Mandailing Natal 337 672 892 639 68Tapanuli Selatan 257 486 653 312 46Tapanuli Tengah 413 641 844 665 30Tapanuli Utara 331 144 835 312 46Toba Samosir 162 670 925 187 85Labuhan Batu 389 810 868 431 37Asahan 202 805 921 610 66Simalungun 298 440 861 472 61Dairi 199 501 870 600 41Karo 71 726 918 750 145Deli Serdang 117 763 852 605 46Langkat 198 634 841 495 47Nias Selatan 455 531 727 637 218HumbangHasundutan 344 446 783 352 41Pakpak Bharat 396 449 742 608 49Samosir 276 550 839 489 90Serdang Bedagai 249 254 842 508 28Kota Sibolga 230 787 932 731 105Kota Tanjung Balai 213 825 932 572 45Kota PematangSiantar 152 886 955 684 84Kota Tebing Tinggi 56 935 939 604 113Kota Medan 429 777 939 669 42Kota Binjai 179 635 865 588 29Kota PadangSidempuan 207 738 930 595 56

Sumatera Utara 273 687 879 567 53

162

Tidak terdapat pola yang jelas jawaban responden tentang tindakan yang akandilakukan jika ada anggota keluarga yang terkena HIVAIDS menurut kelompok umurdan jenis kelamin Tetapi akan melakukan konseling semakin meningkat seiring denganmeningkatnya pendidikan

Tabel 37524Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Bersikap Benar

Tentang HIVAIDS Menurut Karakteristik di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KarakteristikMeraha-siakan

Membicarakandgn anggotakeluarga lain

Konselingdan

pengobatan

Mencaripengobatan

alternatif

Mengu-cilkan

Umur (tahun)10-14 260 611 772 490 5515-24 284 673 884 564 5225-34 297 707 903 588 5535-44 245 711 897 590 5445-54 260 706 880 556 4655-64 256 656 837 540 5665-74 295 675 833 558 4575+ 223 632 819 587 40

Jenis KelaminLaki 266 691 886 573 54Perempuan 280 684 871 561 51

PendidikanTidak sekolah 265 685 827 580 41Tidak tamat SD 271 644 801 494 49Tamat SD 264 671 840 548 55Tamat SMP 284 665 867 556 49Tamat SMA 272 709 908 585 57Tamat SMA + 258 744 949 633 39

DaerahPekotaan 296 745 907 624 50Pedesaan 242 609 840 490 57

Status ekonomiKuintil-1 274 613 844 534 63Kuintil-2 258 662 854 531 57Kuintil-3 247 687 875 574 52Kuintil-4 257 709 888 598 50Kuintil-5 318 727 911 579 46

Sumatera Utara 273 687 879 567 53

163

376 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan telah ditetapkan SistemKesehatan Nasional (SKN) berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan Nomor131MenkesSK22004 yang merupakan acuan dalam penyusunan berbagai kebijakanpedoman dan arah pelaksanaan pembangunan kesehatan Dalam SKN ini terdapat 6sub sistem salah satu diantaranya adalah sub sistem pemberdayaan masyarakatTujuan sub sistem pemberdayaan masyarakat adalah terselenggaranya upayapelayanan advokasi dan pengawasan sosial oleh perorangan kelompok danmasyarakat di bidang kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna untukmenjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajatkesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya Pemberdayaan perorangan mempunyaitarget minimal mempraktekkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang diteladanioleh keluarga dan masyarakat sekitar dan target maksimal berperan aktif sebagai kaderkesehatan dalam menggerakkan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat

Program PHBS adalah upaya untuk memberi pengalaman belajar atau menciptakankondisi bagi perorangan keluarga kelompok dan masyarakat dengan membuka jalurkomunikasi memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkanpengetahuan sikap dan perilaku hidup bersih dan sehat melalui pendekatan pimpinanbina suasana dan pemberdayaan masyarakat Sejak dilaksanakan program tersebutoleh Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan RI pada tahun 1996 strategiPHBS memfokuskan pada lima program prioritas yaitu Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)Gizi Kesehatan Lingkungan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular(P2PTM) dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK)

Dalam Riskesdas 2007 dikumpulkan 10 indikator tunggal PHBS yang terdiri dari 6indikator individu dan 4 indikator rumah tangga Indikator individu meliputi pertolonganpersalinan oleh tenaga kesehatan bayi 0-6 bulan mendapat ASI eksklusifkepemilikanketersediaan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan penduduk tidak merokokpenduduk cukup beraktivitas fisik penduduk cukup mengkonsumsi sayur dan buahIndikator Rumah Tangga meliputi rumah tangga menggunakan rumah tangga memilikiakses terhadap air bersih akses jamban sehat kesesuaian luas lantai dengan jumlahpenghuni (ge8m2 orang) rumah tangga dengan lantai rumah bukan tanah

Dalam penilaian PHBS ada dua macam rumah tangga yaitu rumah tangga denganbalita dan rumah tangga tanpa balita Untuk Rumah tangga dengan balita memilki 10indikator jadi nilai tertinggi untuk rumah tangga dengan balita adalah 10 Sedangkanuntuk rumah tangga tanpa balita terdiri dari 8 indikator jadi nilai tertinggi untuk rumahtangga tanpa balita adalah 8

Perilaku higienis yang dikumpulkan meliputi kebiasaanperilaku buang air besar (BAB)dan perilaku benar mencuci tangan Perilaku BAB yang dianggap benar apabilapenduduk melakukannya di jamban Seadangkan mencuci tangan yang benar apabilapenduduk melakukan cuci tangan pakai sabun sebelum makan sebelum menyiapkanmakanan setelah buang air besar setelah menceboki bayianak dan setelahmemegang unggasbinatang

164

Di Provinsi Sumatera Utara perilaku BAB di jamban persentasenya mencapai 762persen Sedangkan yang berperilaku cuci tangan dengan benar sangat bervariasimenurut kabupatenkota dengan rerata 145 persen

Tabel 3761Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Berperilaku Benar Dalam Hal Buang

Air Besar dan Cuci Tangan Dengan Sabun Menurut KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKotaBerperilaku benar

dalam hal BABBerperilaku benar cucitangan dengan sabun

Nias 535 458

Mandailing Natal 373 256

Tapanuli Selatan 304 158

Tapanuli Tengah 505 87

Tapanuli Utara 624 01

Toba Samosir 695 118

Labuhan Batu 725 15

Asahan 642 50

Simalungun 813 94

Dairi 514 22

Karo 831 76

Deli Serdang 859 75

Langkat 920 92

Nias Selatan 651 400

Humbang Hasundutan 623 123

Pakpak Bharat 592 02

Samosir 464 03

Serdang Bedagai 746 136

Kota Sibolga 864 225

Kota Tanjung Balai 692 175

Kota Pematang Siantar 982 295

Kota Tebing Tinggi 951 287

Kota Medan 960 246

Kota Binjai 996 314

Kota Padang Sidempuan 684 70

Sumatera Utara 762 145

165

Dari tabel ini dapat dilihat bahwa persentase BAB dengan menggunakan jamban terlihatperbedaannya menurut pendidikan dan tingkat pengeluaran perkapita rumah tanggaSemakin tinggi pendidikan semakin meningkat persentase BAB menggunakan jambanbegitu pula menurut tingkat pengeluaran semakin tinggi semakin besar persentasenyaSedangkan persentase yang mencuci tangan dengan benar hampir tidak ada perbedaanyang mencolok

Tabel 3762Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Berperilaku Benar Dalam Hal Buang

Air Besar dan Cuci Tangan Dengan Sabun Menurut Karakteristikdi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikBerperilaku

benar dalam halBAB

Berperilaku benarcuci tangan dengan

sabun

Umur (tahun)10-14 708 11415-24 775 14725-34 774 16535-44 772 15545-54 775 15155-64 764 14765-74 758 11375+ 735 112

Jenis Kelamin

Laki 760 123Perempuan 763 166

Pendidikan

Tidak sekolah 595 146Tidak tamat SD 637 121Tamat SD 706 123Tamat SMP 779 142Tamat SMA 875 170Tamat PT 925 245

Daerah

Pekotaan 927 183Pedesaan 623 113

Status ekonomi

Kuintil-1 556 144Kuintil-2 639 128Kuintil-3 749 129Kuintil-4 824 144Kuintil-5 908 173

PekerjaanTidak kerja 746 145

Sekolah 759 123

Ibu RT 844 184

Pegawai 923 169

wiraswasta 890 174

Petaninelayanburuh 595 117

Lainnya 775 146

Sumatera Utara 762 145

166

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat diklasifikasi ldquokurangrdquo apabila mendapatkan nilai kurangdari 6 untuk rumah tangga mempunyai balita dan nilai kurang dari 5 untuk rumah tanggatanpa balita Hasil Riskesdas 2007 menunjukkan persentase rumah tangga denganPHBS dengan klasifikasi baik di Provinsi Sumatera Utara sebesar 423 persen PHBSterbaik adalah di Kota Medan (726) dan Kota Binjai (643)

Tabel 3763Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat

Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota BaikNias 42Mandailing Natal 159

Tapanuli Selatan 124

Tapanuli Tengah 81

Tapanuli Utara 342

Toba Samosir 326

Labuhan Batu 401

Asahan 438

Simalungun 305

Dairi 369

Karo 436

Deli Serdang 557

Langkat 293

Nias Selatan 19

Humbang Hasundutan 322

Pakpak Bharat 206

Samosir 129

Serdang Bedagai 496

Kota Sibolga 106

Kota Tanjung Balai 440

Kota Pematang Siantar 494

Kota Tebing Tinggi 556

Kota Medan 726

Kota Binjai 643

Kota Padang Sidempuan 362

Sumatera Utara 423

167

38 Akses Dan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

381 Akses dan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

Kemudahan akses ke sarana pelayanan kesehatan berhubungan dengan beberapafaktor penentu antara lain jarak tempat tinggal dan waktu tempuh ke sarana kesehatanserta status sosial-ekonomi dan budaya Dalam analisis ini sarana pelayanan kesehatandikelompokkan menjadi dua yaitu

1 Sarana pelayanan kesehatan rumah sakit puskesmas puskesmas pembantudokter praktek dan bidan praktek

2 Upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) yaitu pelayanan posyanduposkesdes pos obat desa warung obat desa dan polindesbidan di desa

Untuk masing-masing kelompok pelayanan kesehatan tersebut dikaji akses rumahtangga ke sarana pelayanan kesehatan tersebut Selanjutnya untuk UKBM dikaji tentangpemanfaatan dan jenis pelayanan yang diberikanditerima oleh rumah tanggaRT(masyarakat) termasuk alasan apabila responden tidak memanfaatkan UKBMdimaksud

Fasilitas Pelayanan kesehatan yang dimaksud dalam tabel ini adalah Rumah sakitPuskesmas Puskesmas Pembantu Dokter praktek dan bidan praktek

Dari segi jarak nampak bahwa 586 rumah tangga (RT) berjarak kurang dari 1 km dan365 RT berjarak 1-5 km Kondisi ini dapat dikatakan bahwa 951 RT di ProvinsiSumatera Utara berada kurang atau sama dengan 5 km dari fasilitas kesehatan dan49 berada lebih dari jarak tersebut Kondisi sangat tinggi di beberapa kabupaten yaituKabupaten Toba Samosir (242) dan Nias Selatan (218) dan Nias (158)

Dari segi Waktu tempuh ke fasilitas pelayanan kesehatan nampak bahwa 675penduduk dapat mencapai ke fasilitas pelayanan kesehatan kurang dari atau samadengan 15 menit sementara untuk waktu antara 16-30 menit sekitar 232 Hal inidapat dikatakan 907 RT di Provinsi Sumatera Utara dapat mencapai fasilitaskesehatan dalam waktu 30 menit sisanya 93 memerlukan waktu lebih dari setengahjam untuk mencapat fasilitas kesehatan

Daerah dengan waktu tempuh lebih dari 30 menit ke fasilitas kesehatan tertinggi diKabupaten Nias sebanyak 291 berikutnya Kabupaten Nias Selatan 258Kabupaten Toba Samosir 191 Kabupaten Dairi 189 Kabupaten Tapanuli Utara154

168

Tabel 3811Persentase Rumah Tangga Menurut Jarak Waktu Tempuh Ke Fasilitas

Pelayanan Kesehatan) dan Kabupaten di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Kabupaten KotaJarak Ke Yankes Waktu Tempuh Ke Yankes

lt 1 Km 1 - 5 Km gt 5 Km lt15 16-30 31-60 gt60

Nias 311 531 158 360 229 291 119

Mandailing Natal 644 239 117 678 198 22 102

Tapanuli Selatan 587 339 74 743 175 69 13

Tapanuli Tengah 622 291 87 713 178 81 29

Tapanuli Utara 483 394 124 453 271 154 123

Toba Samosir 356 403 242 404 200 191 204

Labuhan Batu 507 427 66 670 244 81 06

Asahan 560 400 40 756 191 48 05

Simalungun 455 513 32 615 311 70 04

Dairi 553 433 14 483 272 189 56

Karo 618 311 72 736 256 04 04

Deli Serdang 725 271 04 842 138 11 09

Langkat 254 629 117 490 362 129 20

Nias Selatan 256 526 218 308 175 258 258

Humbang Hasundutan 348 581 71 291 377 221 111

Pakpak Bharat 543 435 22 587 239 130 43

Samosir 384 558 58 550 257 140 53

Serdang Bedagai 486 511 04 677 311 08 04

Kota Sibolga 892 108 00 832 142 18 09

Kota Tanjung Balai 789 206 06 796 145 54 05

Kota Pematang Siantar 831 162 06 894 94 06 06

Kota Tebing Tinggi 824 176 00 822 63 86 29

Kota Medan 804 193 03 721 249 24 06

Kota Binjai 557 437 06 719 254 24 03

Kota Padang Sidempuan 917 74 09 913 78 04 04

Sumatera Utara 586 365 49 675 232 66 27Catatan

)Fasilitas Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit PuskesmasPuskesmas Pembantu Dokter Praktek dan Bidan Praktek

169

Indikator Akses ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan

No Uraian Indonesia Sumut Keterangan

1 Jarak lt 5km

968 951 Kab Nias Kab Toba Samosir Kab NiasSelatan Kab Mandailing Natal Kab TapanuliUtara dan Langkat

2 Waktutempuh lt30menit

933 903 Kab Nias Kab Tapanuli Utara KabSimalungun Kab Dairi Kab Nias Selatan KabHumbang Hasundutan Kab Langkat KabPakpak Bharat dan Kab Samosir

Kabupaten dengan RT lebih gt 10 berjarak tempuh gt 5 km atau waktu tempuh lebih 30 menit

Secara keseluruhan di Provinsi Sumatera Utara sebagian besar kabupatenkota relatifsangat baik didasarkan pada jarak dan waktu tempuh ke fasilitas kesehatan (lebih 90RT berjarak lt 5 km atau waktu tempuh lt 30 menit) Kabupaten yang masih perluperhatian yaitu yang lebih dari 10 RT-nya berjarak tempuh ke fasilitas kesehatan gt 5km (enam kabupaten) atau waktu tempuh lebih dari 30 menit (sembilan kabupaten)

Berdasarkan tempat tinggal menurut klasifikasi desa yaitu perkotaan atau perdesaanpada tabel ini nampak bahwa Akses menuju pelayanan kesehatan (RS puskesmasbidan dan dokter praktek) menurut jarak di perkotaan lebih dekat dibandingkanperdesaan demikian juga menurut waktu akses di perkotaan lebih singkat dibanding diperdesaan Keadaan ini tidak berbeda dengan angka nasional pada umumnya

Berdasarkan keadaan ekonomi keluarga ada kecenderungan makin mampu RT makinmudah untuk akses ke pelayanan kesehatan (RS puskesmas bidan dan dokter praktek)baik menurut jarak atau waktu tempuh

Tabel 3812Persentase Rumah Tangga Menurut Jarak Waktu Tempuh Ke Fasilitas

Pelayanan Kesehatan) dan Karakteristik Rumah Tanggadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikJarak ke Yankes Waktu Tempuh ke Yankes

lt 1 km 1 - 5 km gt 5 km lt15 16-30 31-60 gt60

Tempat Tinggal

Perkotaan 758 235 07 779 193 23 05

Perdesaan 447 470 83 591 264 101 44

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 564 390 46 657 238 75 29

Kuintil-2 583 367 50 657 249 64 30

Kuintil-3 585 359 56 682 218 72 28

Kuintil-4 593 350 57 682 224 69 25

Kuintil-5 607 357 36 698 230 51 21

Catatan )Fasilitas Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit PuskesmasPuskesmas Pembantu Dokter Praktek dan Bidan Praktek

170

Yang dimaksud dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan pada tabel ini adalahPosyanduPoskesdesPolindes Tabel ini berusaha menggambarkan akses masyarakatke fasilitas Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)

Dari segi jarak nampak bahwa 747 rumah tangga berjarak kurang dari 1 km dan228 berjarak 1-5 km Kondisi ini dapat dikatakan bahwa hampir 100 pendudukSumatera Utara berada kurang atau sama dengan 5 km dari fasilitas UKBM Kondisi ininampak tidak berbeda dengan kondisi di Indonesia secara keseluruhan

Daerah dengan jumlah rumah tangga lebih dari 5 km ke fasilitas UKBM adalah dikabupaten Nias Selatan (130)

Dari segi Waktu tempuh ke fasilitas UKBM nampak bahwa 79 rumah tangga dapatmencapai ke fasilitas UKBM kurang dari atau sama dengan 15 menit 161 antara 16-30 menit Hal dapat ini dapat dikatakan 951 rumah tangga di Provinsi Sumatera Utaradapat mencapai fasilitas UKBM dalam waktu lt 30 menit sisanya 49 memerlukanwaktu lebih dari itu Kondisi ini tidak berbeda dengan angka nasional

Daerah dengan waktu tempuh lebih dari 30 menit ke fasilitas UKBM tertinggi dikabupaten Humbang Hasundutan 195 Nias 174 Nias Selatan 140 Samosir114 dan Dairi 106

Tabel 3813Persentase Rumah Tangga Menurut Jarak dan Waktu Tempuh ke Upaya

Kesehatan Berbasis Masyarakat) dan Kabupaten Kota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten Kota Jarak Ke Yankes Waktu Tempuh Ke Yankes

lt 1 km 1 - 5 km gt 5 km lt15 16-30 31-60 gt60Nias 496 472 31 494 299 174 33Mandailing Natal 794 131 75 719 170 17 94Tapanuli Selatan 749 214 37 818 115 60 07Tapanuli Tengah 803 139 58 835 84 60 21Tapanuli Utara 613 335 52 574 305 92 30Toba Samosir 610 318 72 657 200 74 70Labuhan Batu 589 348 63 754 214 28 04Asahan 821 175 05 913 73 10 03Simalungun 701 259 40 764 228 07 02Dairi 744 253 03 610 264 106 21Karo 966 34 928 62 02 08Deli Serdang 848 148 03 878 112 06 03Langkat 360 593 47 692 229 64 15Nias Selatan 505 365 130 550 162 140 149Humbang Hasundutan 392 561 48 332 384 195 89Pakpak Bharat 717 261 22 681 213 85 21Samosir 439 497 64 590 247 114 48Serdang Bedagai 766 230 04 844 142 11 04Kota Sibolga 933 67 901 77 11 11Kota Tanjung Balai 794 189 17 764 203 00 33Kota Pematang Siantar 949 48 03 908 44 10 37Kota Tebing Tinggi 911 89 855 110 35 00Kota Medan 922 78 856 136 03 05Kota Binjai 905 95 862 119 12 06Kota Padang Sidempuan 957 43 873 105 17 04

Sumatera Utara 747 228 25 790 161 33 16Catatan UKBM meliputi Posyandu Poskesdes Polindes

171

Berdasarkan klasifikasi desa yaitu perkotaan atau perdesaan pada tabel ini nampakbahwa akses menuju pelayanan UKBM berdasarkan jarak di perkotaan lebih dekatdibandingkan perdesaan demikian juga menurut waktu tempuh di perkotaan lebihsingkat dibanding di perdesaan Dengan demikian akses RT ke posyandupolindesposkesdes di perkotaan lebih mudah dibandingkan di perdesaan baik menurut jarakatau waktu tempuhnya

Keadaan ini tidak berbeda dengan angka nasional pada umumnya

Gambaran akses ke UKBM berdasarkan kemampuan ekonomi rumah tangga (rata-ratapengeluaran RT perkapita) pada tabel ini nampak bahwa ada kecenderungan makinkurang mampu RT secara ekonomi akses ke posyandu poskesdespolindes makintidak mudah (makin jauh jarak dan makin lama waktu tempuh) Gambaran ini nampaktidak berbeda dengan gambaran nasional

Tabel 3814Persentase Rumah Tangga Menurut Jarak Dan Waktu Tempuh ke Upaya

Kesehatan Berbasis Masyarakat) dan Karakteristik Rumah Tanggadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik Jarak Ke Yankes Waktu Tempuh Ke Yankes

lt 1 km 1 - 5 km gt 5 km lt15 16-30 31-60 gt60Tempat Tinggal

Perkotaan 880 118 02 872 117 05 05

Perdesaan 640 317 43 723 196 55 25

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 741 237 22 786 153 41 20

Kuintil-2 740 233 27 777 169 37 18

Kuintil-3 747 226 27 791 158 39 12

Kuintil-4 738 232 31 794 161 29 16

Kuintil-5 769 214 18 802 164 19 14

Catatan UKBM meliputi Posyandu Poskesdes Polindes

172

Pada tabel ini nampak bahwa 241 rumah tangga di Provinsi Sumatera Utara telahmemanfaatkan posyanduposkesdes tertinggi di kabupaten Serdang Bedagai (451)dan terendah di kabupaten Deli Serdang (128) Di Provinsi Sumatera Utara 114rumah tangga tidak memanfaatkan pelayanan tersebut Kabupaten yang lebih 20 RTnya tidak memanfaatkan UKBM adalah Kabupaten Nias Selatan (491) KabupatenNias (357)Kabupaten Mandailing Natal (327) Kabupaten Langkat (224)Kabupaten Tapanuli Selatan (205) Sebanyak 645 rumah tangga merasa tidakmembutuhkan UKBM dengan alasan antara lain tidak memiliki balita atau tidak sakit

Tabel 3815Persentase Rumah Tangga Yang Memanfaatkan PosyanduPoskesdes

Menurut Kabupaten di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Kabupaten Kota MemanfaatkanTidak MemanfaatkanTidak

MembutuhkanAlasan Lain

Nias 281 363 357

Mandailing Natal 339 334 327

Tapanuli Selatan 337 458 205

Tapanuli Tengah 363 522 115

Tapanuli Utara 332 602 65

Toba Samosir 357 609 34

Labuhan Batu 154 810 36

Asahan 219 723 58

Simalungun 200 711 89

Dairi 178 773 49

Karo 252 701 47

Deli Serdang 128 743 129

Langkat 345 431 224

Nias Selatan 271 237 491

Humbang Hasundutan 377 427 196

Pakpak Bharat 354 625 21

Samosir 316 579 105

Serdang Bedagai 451 515 34

Kota Sibolga 221 699 8

Kota Tanjung Balai 157 800 43

Kota Pematang Siantar 147 814 38

Kota Tebing Tinggi 208 781 11

Kota Medan 206 745 49

Kota Binjai 155 815 3

Kota Padang Sidempuan 181 763 56

Sumatera Utara 241 645 114

173

Bila data pemanfaatan posyanduposkesdes dikaji berdasarkan tempat tinggal (daerahperdesaan dan perkotaan) maka nampak bahwa di Provinsi Sumatera Utara daerahperdesaan (272) lebih tinggi dibanding perkotaan(201)

Berdasarkan kuintil kemampuan ekonomi rumah tangga nampak ada kecenderunganmakin mampu secara ekonomis RT maka cenderung untuk makin tidak memanfaatkanposyanduposkesdes

Tabel 3816Persentase Rumah Tangga Menurut Pemanfaatan PosyanduPoskesdes

dan Karakteristik Rumah Tanggadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikMemanfaatkan

Tidak Memanfaatkan

TidakMembutuhkan

Alasan Lain

Tempat Tinggal

Perkotaan 201 73 69

Perdesaan 272 578 150

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 319 568 112

Kuintil-2 297 592 111

Kuintil-3 231 654 115

Kuintil-4 205 679 117

Kuintil-5 152 732 116

174

Pada tabel ini diidentifikasi 9 jenis pelayanan yang diterima rumah tangga diPosyanduPoskesdes Dari 9 jenis pelayanan tersebut penimbangan menempati urutanyang pertama yaitu hampir semua RT yang memanfaatkan pelayanan mendapatkanpelayanan penimbangan Balita sedangkan konsultasi resiko penyakit menempati urutanyang terakhir

Bila diurutkan berdasarkan persentase terbesar layanan yang pernah diterima RTadalah sebagai berikut Penimbangan (819) Imunisasi (567) Pengobatan (530)Suplemen Gizi (357) Penyuluhan (347) PMT (338) KB (232) KIA (184)dan konsultasi resiko penyakit (135)

Tabel 3817Persentase Rumah Tangga yang Memanfaatkan Posyandu Poskesdes

menurut Jenis Pelayanan dan KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota

Penim-bang

an

Penyu-luhan

Imunisasi

KIA KBPengobatan

PMTSuplemenGizi

KonsultasiResiko

Penyakit

Nias 818 549 737 377 221 558 163 356 226

Mandailing Natal 583 66 388 71 96 832 66 97 26

Tapanuli Selatan 718 108 622 115 51 527 347 119 72

Tapanuli Tengah 726 417 525 193 180 821 355 374 300

Tapanuli Utara 233 26 291 51 17 831 12 51 09

Toba Samosir 836 554 578 222 135 602 226 530 72

Labuhan Batu 922 416 670 255 236 322 386 411 214

Asahan 909 259 672 224 119 215 332 441 103

Simalungun 802 318 579 221 258 425 316 225 54

Dairi 740 242 646 242 77 409 169 262 115

Karo 889 600 433 100 132 273 362 657 22

Deli Serdang 897 545 709 116 99 315 301 449 86

Langkat 753 341 424 236 379 694 408 352 227

Nias Selatan 868 494 608 152 658 463 156 408 268

Humbang 906 392 520 365 324 840 338 260 227

Pakpak Bharat 929 59 813 118 59 235 353 294 00

Samosir 813 345 426 154 111 727 421 333 111

Serdang Bedagai 611 220 333 107 486 742 175 206 97

Kota Sibolga 850 280 560 192 154 520 182 231 80

Kota Tanjung Balai 929 138 690 167 261 533 321 517 172

Kota P Siantar 952 370 609 130 109 239 279 370 65

Kota Tebing Tinggi 966 688 622 432 162 290 595 625 74

Kota Medan 955 453 750 218 259 412 660 608 181

Kota Binjai 980 440 865 208 135 360 373 269 96

Kota P Sidempuan 912 535 571 93 119 442 558 405 310

Sumatera Utara 819 347 567 184 232 530 338 357 135

175

Bila diidentifikasi jenis layanan yang diterima RT di posyanduposkesdes berdasarkanlokasi tempat tinggal (perkotaan dan perdesaan) nampak bahwa RT yang mendapatlayanan pengobatan di posyanduposkesdes di daerah perdesaan (5836) lebih tinggidibandingkan di perkotaan (437) Sedangkan 8 jenis pelayanan yang lainpemanfaatan oleh masyarakat didominasi oleh masyarakat perkotaan yaitu untukpelayanan penimbangan penyuluhan Imunisasi KIA KB PMT Suplemen Gizi danKonsultasi resiko penyakit

Pemanfaatan posyanduposkesdes oleh RT menurut status ekonomi (berdasar rata-ratapengeluaran rumah tangga) kurang nampak ada pola yang berbeda antara statusekonomi rendah dan tinggi untuk semua jenis pelayanan yang diberikan

Tabel 3818Persentase Rumah Tangga yang Memanfaatkan Posyandu Poskesdes

menurut Jenis Pelayanan dan Karakteristik Rumah Tanggadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Distribusi alasan RT yang tidak memanfaatkan posyanduposkesdes menunjukkanbahwa pada tiap kabupaten sangat bervariasi Di Sumatera Utara dari tiga alasan RTtidak memanfaatkan pelayanan posyandu poskesdes (layanan tidak lengkap letak jauhdan tidak ada posyanduposkesdes) terbanyak RT beralasan pelayanan tidak lengkap(436)

Kabupaten dengan lebih dari 50 RT beralasan tidak memanfaatkan posyanduPoskesdes karena layanan tidak lengkap adalah sebagai berikut Kab Serdang Bedagai(966) Kab Deli Serdang (925) Kota Padang Sidempuan (846) Kota Medan(838) Kab Karo (680) Kab Asahan (627) dan Kab Toba Samosir (571)

Kabupaten dengan lebih dari 50 RT beralasan letak posyanduposkesdes jauh adalahsebagai berikut Kab Pakpak Bharat (100) Kab Samosir (833) Kab TapanuliTengah (636) Kab Mandailing Natal (634) Kab Kota Binjai (600) Kab Dairi(579) Kota Tanjung Balai (556) dan Langkat (530)

KarakteristikPenim-bangan

Penyu-luhan

Imuni-sasi

KIA KBPengo-batan

PMTSuplemen

Gizi

KonsultasiResiko

PenyakitTempat Tinggal

Perkotaan 888 409 640 191 238 437 444 455 144

Perdesaan 771 312 525 179 228 583 277 299 131

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 826 382 622 185 207 505 403 398 125

Kuintil-2 807 354 580 179 259 494 341 381 150

Kuintil-3 802 335 532 170 213 541 299 356 112

Kuintil-4 818 324 548 198 245 533 307 318 131

Kuintil-5 871 315 506 192 240 625 291 272 173

176

Kabupaten dengan lebih dari 50 RT yang tidak memanfaatkan posyanduposkesdesberalasan tidak ada posyandu adalah sebagai berikut Kota Pematang Siantar (833)Kota Sibolga (750) Kab Tapanuli Utara (739) Kab Nias Selatan (671) dan KabNias (571)

Tabel 3819Persentase Rumah Tangga Menurut Alasan Utama Tidak Memanfaatkan

PosyanduPoskesdes (di Luar Tidak Membutuhkan ) dan Kabupatendi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten Kota

Alasan Utama Tidak MemanfaatanPosyanduPoskesdes

Letak jauhTdk ada

posyanduLayanan tdk

lengkap

Nias 298 571 131

Mandailing Natal 634 99 267

Tapanuli Selatan 287 395 317

Tapanuli Tengah 636 91 273

Tapanuli Utara 217 739 43

Toba Samosir 429 00 571

Labuhan Batu 426 234 340

Asahan 255 118 627

Simalungun 217 462 321

Dairi 579 53 368

Karo 160 160 680

Deli Serdang 41 34 925

Langkat 530 83 387

Nias Selatan 224 671 105

Humbang Hasundutan 750 225 25

Pakpak Bharat 1000 00 00

Samosir 833 111 56

Serdang Bedagai 34 00 966

Kota Sibolga 125 750 125

Kota Tanjung Balai 556 222 222

Kota P Siantar 00 833 167

Kota Tebing Tinggi 500 00 500

Kota Medan 23 138 838

Kota Binjai 600 100 300

Kota P Sidempuan 154 00 846

Sumatera Utara 321 242 436

177

Alasan letak posyanduposkesdes jauh dan tidak ada posyandu lebih banyak ditemukanpada RT yang tinggal di perdesaan dibandingkan di perkotaan Sedangkan untuk alasanlayanan tidak lengkap lebih tinggi di temukan pada RT yang tinggal di perkotaan

Dikaji menurut keadaan ekonomi RT ada kecenderungan semakin mampu secaraekonomi semakin banyak RT tidak memanfaatkan posyanduposkesdes dengan alasanpelayanan tidak lengkap dan sebaliknya semakin kurang mampu semakin banyakberalasan letak jauh dan tidak ada posyandu

Tabel 38110Persentase Rumah Tangga Menurut Alasan Utama Tidak Memanfaatkan

PosyanduPoskesdes (di Luar Tidak Membutuhkan) dan KarakteristikRumah Tangga di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikAlasan Utama Tidak Memanfaatan PosyanduPoskesdes

Letak jauh Tdk ada posyandu Layanan tdk lengkap

Tempat Tinggal

Perkotaan 100 135 765

Perdesaan 401 281 319

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 295 331 374

Kuintil-2 345 252 403

Kuintil-3 332 208 459

Kuintil-4 311 240 449

Kuintil-5 318 183 499

178

Pada tabel 38111 sebanyak 240 rumah tangga di Provinsi Sumatera Utara telahmemanfaatkan keberadaan polindesbidan 216 tidak memanfaatkan dan 543merasa tidak membutuhkan keberadaan polindesbidan desa Kabupaten yang relatifbanyak rumah tangganya tidak memanfaatkan keberadaan polindesbidan desa adalahKota Tebing Tinggi (531) Kabupaten Nias Selatan (505) dan Kabupaten Nias(496)

Tabel 38111Persentase Rumah Tangga Yang Memanfaatkan Polindes

Bidan Desa menurut Kabupaten di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Kabupaten Kota MemanfaatkanTidak Memanfaatkan

TidakMembutuhkan

Alasan Lain

Nias 143 361 496

Mandailing Natal 355 358 287

Tapanuli Selatan 434 407 160

Tapanuli Tengah 479 357 164

Tapanuli Utara 386 582 31

Toba Samosir 396 515 89

Labuhan Batu 144 823 33

Asahan 184 708 108

Simalungun 333 542 125

Dairi 191 598 210

Karo 356 558 86

Deli Serdang 111 706 183

Langkat 249 465 287

Nias Selatan 196 299 505

Humbang Hasundutan 427 362 211

Pakpak Bharat 354 375 271

Samosir 368 456 175

Serdang Bedagai 460 507 33

Kota Sibolga 205 67 125

Kota Tanjung Balai 176 61 214

Kota Pematang Siantar 71 535 394

Kota Tebing Tinggi 156 313 531

Kota Medan 145 471 384

Kota Binjai 222 485 293

Kota Padang Sidempuan 457 379 164

Sumatera Utara 240 543 216

179

Menurut daerah tempat tiinggal Rumah Tangga di perdesaan lebih banyakmemanfaatkan polindesbidan desa dibandingkan Rumah Tangga di perkotaansedangkan yang tidak memanfaatkan lebih tinggi di perkotaan diabnding perdesaan

Nampak ada kecenderungan semakin kaya RT semakin berkurang yang memanfaatkanpolindesbidan desa dan semakin kaya RT semakin banyak yang merasa tidakmembutuhkan polindesbidan desa

Tabel 38112Persentase Rumah Tangga Yang Memanfaatkan PolindesBidan di Desa

Menurut Karakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Karakteristik MemanfaatkanTidak MemanfaatkanTidak

MembutuhkanAlasan Lain

Tempat Tinggal

Perkotaan 179 561 260

Perdesaan 289 529 182

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 280 506 214

Kuintil-2 276 51 214

Kuintil-3 255 54 205

Kuintil-4 220 56 220

Kuintil-5 171 602 227

Pada tabel ini jenis pelayanan polindes bidan desa dapat dikelompokan menjadi 2kelompok yaitu pelayanan di bidang KIA (pemeriksaan kehamilan persalinanpemeriksaan ibu nifas pemeriksaan neonatus pemeriksaan bayibalita) dan pengobatanIdealnya pelayanan polindesbidan desa lebih banyak pada pelayanan bidang KIA daripada pengobatan Secara keseluruhan di Provinsi Sumatera Utara Persentase RT yangpernah memperoleh pelayanan pengobatan jauh lebih tinggi (868) dibanding denganRT yang pernah memperoleh masing-masing jenis pelayanan bidang KIA (lt 25) Jenispelayanan KIA yang diterima RT yang memanfaatkan polindesbidan desa mulaiterbanyak berturut turut adalah Pemeriksaan bayibalita (231) Pemeriksaankehamilan (175) persalinan (117) pemeriksaan neonatus (102) danpemeriksaan ibu nifas (99) Namun hal ini tidak dapat menggambarkan beban kerjapolindesbidan desa apakah lebih banyak di bidang kIA atau pengobatan Hal inidisebabkan data ini hanya menggambarkan jenis pelayanan apa yang pernah diperolehRT dalam memanfaatkan polindesbidan desa tanpa ditanyakan frekuensi pelayanantersebut diperoleh

Persentase RT menurut jenis pelayanan polindesbidan desa yang pernah diterimabervariasi antar kabupatenkota Persentase RT yang memanfaatkan polindesbidandesa dan mendapat pelayanan pemeriksaan kehamilan bervariasi antara 5 kabupatenterkecil (Simalungun (45) Tapanuli Utara (51) Tapanuli Selatan (55) MandailingNatal (63) Sibolga (87)) dan 5 kabupaten terbesar (Nias (358) Kota TanjungBalai (333) Tapanuli Selatan (322) Kota Medan (319) dan Nias Selatan(304)

Variasi Persentase RT yang memanfaatkan polindesbidan desa untuk pelayananpersalinan adalah kabupaten terkecil (Pakpak Bharat (00) Toba Samosir (15)Simalungun (25)Karo (34) Serdang Bedagai (36) Kota Medan (50) dan Kota

180

Padang Sidempuan (5)) dan kabupaten terbesar Tapanuli Selatan (302) Nias(299) Humbang Hasundutan (33)

Untuk pelayanan pemeriksaan nifas bervariasi antara Nias (313) Tapanuli Selatan(263) terkecil Pakpak Bharat (0) Tapanuli Utara (07) Serdang Bedagai (13)Toba Samosir dan Mandailing Natal (15) Karo (17) Simalungun(25) danTapanuli Tengah (27)

Untuk pelayanan pemeriksaan neonatus bervariasi antara 269 (Nias) 25 LabuhanBatu sampai terendah 0 (Pakpak Bharat dan Kota Pematang Siantar

Untuk pelayanan pemeriksaan bayibalita bervariasi antara 515 (Kab Nias) danterendah 59 (Kab Pakpak Bharat)

Untuk pelayanan pengobatan bervariasi antara 962 (Kab Tapanuli Tengah) sampaiterkecil 545 (Kota Pematang Siantar)

Tabel 38113Persentase Rumah Tangga yang Memanfaatkan PolindesBidan di Desa

Jenis Pelayanan dan Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KabupatenKotaPemerik-

saanKehamilan

Persa-linan

Pemerik-saan

Ibu Nifas

Pemerik-saan

Neonatus

Pemerik-saan

BayiBalita

Pengobatan

Nias 358 299 313 269 515 809

Mandailing Natal 63 19 15 15 73 927

Tapanuli Selatan 322 302 263 206 85 952

Tapanuli Tengah 55 38 27 17 136 962

Tapanuli Utara 51 29 07 10 103 941

Toba Samosir 119 15 15 48 446 806

Labuhan Batu 221 212 125 250 414 783

Asahan 175 132 113 38 180 849

Simalungun 45 25 25 60 165 870

Dairi 116 58 43 58 217 769

Karo 123 34 17 34 291 923

Deli Serdang 289 209 182 263 254 869

Langkat 253 172 173 170 365 672

Nias Selatan 304 218 196 175 421 860

Humbang Hasundutan 243 233 233 205 237 918

Pakpak Bharat 118 00 00 00 59 882

Samosir 136 68 85 86 262 841

Serdang Bedagai 102 36 13 15 237 877

Kota Sibolga 87 83 43 56 130 913

Kota Tanjung Balai 333 200 77 43 357 970

Kota Pematang Siantar 273 91 91 00 409 545

Kota Tebing Tinggi 273 182 182 182 280 857

Kota Medan 319 50 50 40 310 930

Kota Binjai 222 127 85 129 167 733

Kota Padang Sidempuan 109 50 50 49 195 941

Sumatera Utara 175 117 99 102 231 868

181

Bila dibedakan antara daerah perdesaan dan perkotaan maka nampak bahwa diProvinsi Sumatera Utara Persentase RT yang pernah memperoleh pelayananpengobatan dari polindesbidan desa lebih tinggi dibanding dengan Persentase RT yangpernah memperoleh pelayanan dari masing-masing jenis pelayanan KIA (pemeriksaankehamilan persalinan pemeriksaan ibu nifas pemeriksaan neonatus dan pemeriksaanbayibalita) baik di perdesaan maupun di perkotaan

RT yang tinggal di perdesaan dan memanfaatkan pelayanan polindesbidan desaPersentase untuk masing-masing jenis pelayanan lebih tinggi dibanding Persentase RTyang tinggal diperkotaan kecuali untuk pelayanan pemeriksaan bayi Balita dimanaPersentase RT yang tinggal di perkotaan (276) lebih tinggi daripada Persentase RTyang tinggal di perdesaan (211)

Secara umum tidak terdapat perbedaan yang cukup berarti terhadap jenis pelayananpolindesbidan desa yang diterima keluarga miskin maupun kaya Persentase RT miskin(kuintil 2) yang pernah mendapat pelayanan pemeriksaan kehamilan nampak lebihrendah dari pada keluarga terkaya Namun tidak nampak adanya pola yangmenunjukkan makin kaya RT makin banyak RT yang pernah memperoleh atausebaliknya

Tabel 38114Persentase Rumah Tangga yang Memanfaatkan Polindes Bidan di Desa

menurut Jenis Pelayanan dan Karakteristik Rumah Tanggadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Catatan Bayi balita tidak termasuk neonatus

KarakteristikPemerik-

saanKehamilan

Persa-linan

Pemerik-saan

Ibu Nifas

Pemerik-saan

Neonatus

Pemerik-saan

BayiBalita

Peng-obatan

Tempat TinggalPerkotaan 181 98 78 100 276 877

Perdesaan 172 124 108 103 211 864

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 193 145 117 109 274 872

Kuintil-2 153 98 89 87 255 853

Kuintil-3 169 108 94 100 244 878

Kuintil-4 173 120 100 115 207 876

Kuintil-5 190 107 97 108 128 864

182

Di Sumatera Utara alasan rumah tangga tidak memanfaatkan polindes karena letaknyajauh terbanyak ada di kab Humbang hasundutan (69) Mandailing Natal (419)Tapanuli Tengah (381)1) Langkat (369) Tapanuli Tengah (359) dan lainnyalebih kecil dari angka tersebut

Selain itu di Sumatera Utara alasan rumah tangga tidak memanfaatkan polindes karenatidak ada polindesbidan tertinggi di kota Pematang Siantar (836) Nias (826) KotaMedan (804) Nias Selatan (796) Kota Sibloga (714) Fenomena ini perlu dikajilebih jauh kenapa terjadi juga di perkotaan

Alasan lain rumah tangga tidak memanfaatkan polindes adalah layanan tidak lengkapAlasan tertinggi ini terdapat di kab Langkat (209) Karo (174) Tapanuli Selatan(145) Serdang Bedagai (143) dan Asahan (137) Kabupaten lainnya jauh lebihrendah dari ini

Sebagian besar rumah tangga di Jawa Timur dalam 3 bulan terakhir tidakmemanfaatkan polindes karena alasan lainnya (336) Keadaan ini sama dengan polaangka nasional

Tabel 38115Persentase Rumah Tangga yang Tidak Memanfaatkan PolindesBidan di

Desa Menurut Alasan Utama dan Kabupaten Kotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaAlasan Utama Tidak Memanfaatan PoslindesBidan

Letakjauh

Tdk adapolindesbidan

Layanan tdklengkap

Lainnya

Nias 102 826 59 13Mandailing Natal 419 311 78 192Tapanuli Selatan 359 298 145 198Tapanuli Tengah 381 63 32 524Tapanuli Utara 273 91 91 545Toba Samosir 150 200 00 650Labuhan Batu 116 256 47 581Asahan 63 189 137 611Simalungun 67 373 87 473Dairi 104 325 65 506Karo 87 217 174 522Deli Serdang 62 239 29 670Langkat 369 55 209 367Nias Selatan 136 796 34 34Humbang Hasundutan 690 24 24 262Pakpak Bharat 167 00 00 833Samosir 258 32 32 677Serdang Bedagai 00 143 143 714Kota Sibolga 00 714 00 286Kota Tanjung Balai 50 100 25 825Kota Pematang Siantar 00 836 08 156Kota Tebing Tinggi 00 221 00 779Kota Medan 18 804 47 131Kota Binjai 31 173 71 724Kota Padang Sidempuan 00 132 26 842

Sumatera Utara 130 462 72 336

183

Di daerah perdesaan alasan tidak memanfaatkan polindes dalam 3 bulan terakhir karenaletak jauh lebih besar di bandingkan di daerah perkotaan

Berdasarkan kemampuan ekonomi rumah tangga tidak terlalu ada perbedaan antarakeluarga mampu dengan tidak mampu untuk alasan letak polindes bidan jauh

Tabel 38116Persentase Rumah Tangga Menurut Alasan Utama Tidak Memanfaatkan

PolindesBidan Desa dan Karakteristik Rumah Tanggadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik

Alasan Utama Tidak MemanfaatanPolindes Bidan di Desa

Letak jauhTdk ada

polindesbidanLayanan tdk

lengkapLainnya

Tempat TinggalPerkotaan 26 581 45 348

Perdesaan 248 328 103 321

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 115 474 87 323

Kuintil-2 140 451 56 354

Kuintil-3 158 455 70 318

Kuintil-4 123 461 65 351

Kuintil-5 120 466 85 328

184

Rumah tangga yang memanfaatkan Pos Obat Desa Warung Obat Desa (PODWOD)tiap kabupaten sangat bervariasi Pemanfaatan PODWOD oleh rumah tangga tertinggiada di kabupaten Serdang Bedagai (802) Tapanuli Tengah (775) Simalungun(624) dan Kota Padang Sidempuan (603) Kabupaten lain masih rendahpemanfaatannya

Tabel 38117Persentase Rumah Tangga Menurut Pemanfaatan Pos Obat Desa

(POD)Warung Obat Desa (WOD) dan Kabupaten Kotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten Kota MemanfaatkanTidak Memanfaatkan

Tidak butuh Alasan Lain

Nias 78 74 848

Mandailing Natal 337 263 399

Tapanuli Selatan 217 123 660

Tapanuli Tengah 775 149 76

Tapanuli Utara 57 391 552

Toba Samosir 21 77 902

Labuhan Batu 03 31 966

Asahan 184 51 765

Simalungun 624 114 262

Dairi 79 227 694

Karo 04 24 973

Deli Serdang 131 201 668

Langkat 385 183 432

Nias Selatan 41 17 942

Humbang Hasundutan 191 221 588

Pakpak Bharat 83 104 813

Samosir 12 87 901

Serdang Bedagai 802 17 28

Kota Sibolga 389 248 363

Kota Tanjung Balai 11 139 850

Kota Pematang Siantar 10 205 785

Kota Tebing Tinggi 00 06 994

Kota Medan 02 63 935

Kota Binjai 15 95 890

Kota Padang Sidempuan 603 172 224

Sumatera Utara 211 128 661

185

Di Sumatera Utara pemanfaatan PODWOD oleh RT di perdesaan (270) jauh lebihtinggi dibanding di perkotaan (135)

Tidak tergambar perbedaan yang jauh tentang pemanfaatan PODWOD baik pada RTkaya atau RT miskin

Tabel 38118Persentase Rumah Tangga Menurut Pemanfaatan Pos Obat Desa(POD)Warung Obat Desa (WOD) dan Karakteristik Rumah Tangga

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik MemanfaatkanTidak Memanfaatkan

Tidakmembutuhkan Alasan Lain

Tempat Tinggal

Perkotaan 135 125 740

Perdesaan 270 131 599

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 201 117 682

Kuintil-2 221 11 669

Kuintil-3 212 132 656

Kuintil-4 218 126 655

Kuintil-5 201 157 642

186

Di Sumatera Utara sebagian besar alasan tidak memanfaatakan PODWOD adalah tidakadanya pelayanan tersebut Keadaan ini menggambarkan bahwa program pendirianPODWOD belum berjalan disemua daerah Keadaan ini juga sama dengan gambarannasional

Tabel 38119Persentase Rumah Tangga Menurut Alasan Tidak Memanfaatkan Pos Obat

Desa (POD) Warung Obat Desa (WOD) dan Kabupaten Kotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKotaAlasan Tidak Memanfaatan PODWOD oleh RT

Lokasijauh

Tidak adaPODWOD

Obat tidaklengkap

Lainnya

Nias 07 988 02 02Mandailing Natal 26 586 211 177

Tapanuli Selatan 26 945 13 17

Tapanuli Tengah 33 333 400 233

Tapanuli Utara 00 939 05 56

Toba Samosir 00 991 00 09

Labuhan Batu 02 993 02 04

Asahan 03 987 00 10

Simalungun 32 739 16 213

Dairi 04 976 08 12

Karo 00 996 02 02

Deli Serdang 03 898 00 99

Langkat 127 769 94 10

Nias Selatan 07 989 00 04

Humbang Hasundutan 109 866 08 17

Pakpak Bharat 79 842 00 79

Samosir 13 968 00 19

Serdang Bedagai 40 480 120 360

Kota Sibolga 00 927 00 73

Kota Tanjung Balai 00 994 00 06

Kota Pematang Siantar 08 988 00 04

Kota Tebing Tinggi 00 881 00 119

Kota Medan 62 932 01 05

Kota Binjai 03 870 03 123

Kota Padang Sidempuan 00 885 00 115

Sumatera Utara 28 921 13 38

187

Di Sumatera Utara Alasan tidak memanfaatkan PODWOD di perkotaan dan perdesaantidak jauh berbeda yaitu tidak adanya pelayanan tersebut

Berdasarkan kemampuan ekonomi rumah tangga alasan tidak memanfaatkanPODWOD baik pada RT kaya ataupun miskin tidak berbeda jauh

Tabel 38120Persentase Rumah Tangga Menurut Alasan Tidak Memanfaatkan Pos ObatDesa (POD) Warung Obat Desa (WOD) dan Karakteristik Rumah Tangga di

Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikAlasan Tidak Memanfaatan PODWOD oleh RT

Lokasijauh

Tdk adapodwod

Obat tidaklengkap

Lainnya

Tempat Tinggal

Perkotaan 36 921 03 39

Perdesaan 19 922 23 36

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 24 924 13 39

Kuintil-2 31 922 14 33

Kuintil-3 36 912 15 36

Kuintil-4 24 927 11 38

Kuintil-5 22 922 13 43

382 Sarana dan Sumber Pembiayaan Pelayanan Kesehatan

Salah satu tujuan sistem kesehatan adalah ketanggapan (responsiveness) di sampingpeningkatan derajat kesehatan (health status) dan keadilan dalam pembiayaanpelayanan kesehatan (fairness of financing) Pada bagian ini dikumpulkan informasitentang jenis sarana dan sumber pembiayaan yang paling sering dimanfaatkan olehresponden

Pembiayaan kesehatan meliputi untuk perawatan kesehatan rawat inap dan rawat jalanSumber biaya dibedakan menjadi sumber biaya sendirikeluarga Asuransi (Askes PNSJamsostek Asabri Askes Swasta dan JPK Pemerintah Daerah) AskeskinSuratKeterangan Tidak Mampu (SKTM) Dana Sehat dan lainnya Dari data ini diperolehgambaran tentang seberapa besar persentase rumah tangga yang telah tercakup olehasuransi kesehatan termasuk penggunaan AskeskinSKTM yang salah sasaran

Seluruh penduduk diminta untuk memberikan informasi tentang apakah yangbersangkutan pernah menjalani rawat inap dalam 5 (lima) tahun terakhir dan atau rawatjalan dalam 1 (satu) tahun terakhir Mereka yang pernah rawat jalan maupun rawat inapdiminta untuk menjelaskan di mana terakhir menjalani perawatan kesehatan serta darimana sumber biaya perawatan kesehatan tersebut Pihak-pihak yang menanggungbiaya perawatan kesehatan tersebut bisa lebih dari satu

188

Di Sumatera Utara tempat rawat inap yang dimanfaatkan oleh rumah tangga sebagianbesar di RS Swasta (23) RS Pemerintah (16) RSB (09) Tenaga kesehatan(06) Puskesmas (02)

Tabel 3821Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut Tempat dan KabupatenKota

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten Kota

Tempat Berobat Rawat Inap Menurut ProvinsiRS

Peme-rintah

RSSwasta

RSLuarNegri

RSBPuskes

masNakes Batra

Lainnya

TidakRI

Nias 47 03 01 46 02 09 08 00 884

Mandailing Natal 09 07 00 01 00 01 00 01 979

Tapanuli Selatan 10 04 00 01 03 05 01 00 975

Tapanuli Tengah 14 06 01 03 01 02 01 00 973

Tapanuli Utara 15 12 00 01 01 07 01 01 963

Toba Samosir 16 30 00 00 00 02 00 00 952

Labuhan Batu 13 05 00 01 02 06 00 00 973

Asahan 12 21 00 02 00 02 01 02 960

Simalungun 14 19 00 00 02 05 01 03 956

Dairi 19 07 00 01 05 01 02 01 962

Karo 14 21 05 05 01 00 02 01 953

Deli Serdang 13 39 01 10 01 06 01 03 926

Langkat 05 08 03 04 08 08 04 00 959

Nias Selatan 04 07 06 39 01 23 01 07 913

Humbahas 13 12 00 04 02 05 00 00 964

Pakpak Bharat 10 00 00 00 00 00 00 00 990

Samosir 17 32 00 03 06 18 03 01 922

Serdang Bedagai 07 17 00 07 00 06 01 01 960

Kota Sibolga 30 08 18 02 00 06 00 00 937

Kota Tanjung Balai 40 11 00 09 00 07 00 02 931

Kota P Siantar 18 52 00 01 00 10 01 02 917

Kota T Tinggi 26 31 00 06 00 03 00 00 934

Kota Medan 22 53 01 20 01 05 01 01 898

Kota Binjai 16 21 01 04 01 07 01 01 950

Kota PSidempuan 34 08 00 01 00 05 01 02 949

Sumatera Utara 16 23 01 09 02 06 01 01 941

189

Rumah tangga di daerah perkotaan lebih banyak menggunakan rawat inap di RSSwasta (37) dibandingkan dengan di RS Pemerintah (18) Keadaan ini berbedadengan daerah perdesaan rawat inap lebih banyak di RS Pemerintah (214)dibanding RS Swasta (12)

Di Sumatera Utara pemanfaatan RS (baik pemerintah atau swasta) sebagai tempatberobat rawat inap cenderung meningkat seiring dengan meningkatnya status ekonomi(Kaya)

Tabel 3822Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut Tempat dan Karakteristik

Rumah Tangga di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik

Tempat Berobat Rawat Inap Menurut ProvinsiRS

Peme-rintah

RSSwasta

RSLuarNegri

RSBPuskes

masNakes

Batra Lainnya

TidakRI

Tempat TinggalPerkotaan 18 37 01 12 02 06 01 01 923Perdesaan 14 12 01 06 02 06 02 01 956

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 12 10 01 12 02 06 02 01 954Kuintil-2 13 16 00 08 02 05 01 01 953Kuintil-3 14 24 01 08 01 07 01 02 942Kuintil-4 18 26 01 09 02 06 01 01 934Kuintil-5 21 40 01 07 01 04 01 01 924

190

Sebagian besar rumah tangga di Sumatera Utara menggunakan sumber biaya yangbersifat lsquoout of pocketrsquo untuk rawat inap (760) Kabupaten dengan rumah tanggatertinggi out of pocketrsquo untuk rawat inap adalah kabupaten Karo (951) Kabupatendengan rumah tangga pengguna AskesJamsostek tertinggi di Simalungun (468)Kabupaten dengan rumah tangga pengguna askeskin (SKTM) tertinggi adalahkabupaten Nias Selatan (355) Sedangkan Kabupaten dengan rumah tanggapengguna Dana sehat tertinggi di Langkat (77)

Tabel 3823Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut Sumber Pembiayaan dan

Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaSumber Pembiayaan Pelayanan Kesehatan

Sendirikeluarga

AskesJamsostek

AskeskinSKTM

DanaSehat

Lain-lain

Nias 880 44 44 55Mandailing Natal 759 56 222 74 20Tapanuli Selatan 851 14 68 29Tapanuli Tengah 845 99 160Tapanuli Utara 755 86 191 44Toba Samosir 683 187 106 24 81Labuhan Batu 484 407 33 22 88Asahan 591 268 87 31 52Simalungun 516 468 08 08 80Dairi 732 62 148 167Karo 951 50 29 10Deli Serdang 705 171 79 18 46Langkat 756 64 90 77 38Nias Selatan 726 10 355 09 58Humbang Hasundutan 845 21 146 21 22Pakpak Bharat 742 129 258 32 32Samosir 863 31 61 05 62Serdang Bedagai 778 190 36 12 13Kota Sibolga 911 71 52 37Kota Tanjung Balai 736 115 110 55 11Kota Pematang Siantar 775 275 26 98Kota Tebing Tinggi 608 231 77 13 211Kota Medan 765 159 41 10 43Kota Binjai 702 207 66 25 33Kota Padang Sidempuan 786 137 95 06 60

Sumatera Utara 760 139 87 20 53

Keterangan Sendiri = pembiayaan dibayar pasien atau keluarganyaAskesJamsostek = meliputi askes PNS Jamsostek Asabri Askes swasta JPK PemdaAskeskin = pembayaran dengan dana Askeskin atau menggunakan SKTLain-lain = diganti perusahaan dan pembayaran oleh pihak lain di luar tersebut di atas

191

Di Sumatera Utara pembiayaan rawat inap dengan sifat ldquoout of Pocketrdquo lebih banyakterjadi pada rumah tangga di perkotaan dibandingkan dengan rumah tangga perdesaanNamun demikian penggunaan askeskin sebagai sumber pembiayaan sebagian besarterjadi didaerah perdesaan

Berdasarkan kemampuan ekonomi terdapat kecenderungan makin rendah kemampuanekonominya makin banyak rumah tangga yang menggunakan AskeskinSKTM Disisilain terdapat kecenderungan makin meningkat status ekonomi menurut kuintil (Kaya)makin meningkat pula pemanfaatan sumber biaya asuransi untuk rawat inap

Tabel 3824Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut Sumber Pembiayaan dan

Karakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KarakteristikSumber Pembiayaan Pelayanan Kesehatan

Sendirikeluarga

AskesJamsostek

AskeskinSKTM

DanaSehat

Lain-lain

Tempat TinggalPerkotaan 748 168 61 17 64Perdesaan 770 110 112 24 43

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 733 74 165 26 34Kuintil-2 783 95 105 27 46Kuintil-3 788 121 73 24 61Kuintil-4 763 165 64 20 48Kuintil-5 735 202 56 10 68

192

Di Sumatera Utara pilihan rumah tangga untuk rawat jalan sebagian besar berobat padatenaga kesehatan dan RSB dibandingkan puskesmas atau rumah sakit Pola ininampaknya nyata untuk semua kabupaten Rawat jalan ke tenaga kesehatan terbanyakada di kabupaten Nias Selatan (456) sedangkan rawat jalan ke RSB terbanyak diKab Karo (202)

Tabel 3825Persentase Responden yang Rawat Jalan Satu tahun terakhir Menurut

Tempat dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaTempat Berobat Rawat Jalan

RSPmrth

RSSwast

RSLN

RSB Pusk NakesBa-tra

Lainnya

Dirmh

TdkRJ

Nias 20 03 00 158 21 280 06 00 11 500Mandailing Natal 07 03 13 39 13 251 01 01 01 669Tapanuli Selatan 05 40 05 146 03 10 09 782Tapanuli Tengah 04 02 01 45 15 72 03 01 01 855Tapanuli Utara 07 03 01 103 03 82 02 03 01 796Toba Samosir 12 10 02 79 24 54 03 02 03 810Labuhan Batu 03 00 01 07 07 166 06 57 753Asahan 10 08 01 26 13 175 21 03 07 736Simalungun 13 15 04 45 19 304 05 13 25 557Dairi 21 10 01 47 12 61 14 10 09 815Karo 35 42 04 202 26 34 06 04 11 637Deli Serdang 09 39 20 37 45 262 15 05 12 556Langkat 05 07 07 67 65 78 01 01 06 763Nias Selatan 09 02 00 158 21 456 06 01 26 320Humbahas 07 06 89 60 12 51 03 03 769Pakpak Bharat 18 03 59 04 29 05 06 877Samosir 09 07 01 123 11 188 11 01 04 645Serdang Bedagai 03 08 07 32 55 80 05 00 10 800Kota Sibolga 15 04 16 109 05 197 05 02 03 644Kota Tanjung Balai 18 03 02 182 05 148 07 13 621Kota P Siantar 15 11 02 72 05 160 08 02 04 721Kota Tebing Tinggi 24 23 00 64 07 263 10 12 597Kota Medan 13 27 22 101 69 197 11 02 03 554Kota Binjai 17 09 06 26 04 65 06 02 865Kota P Sidempuan 10 02 00 49 07 247 03 02 05 675Sumatera Utara 12 10 08 76 20 170 07 03 10 683

Untuk semua jenis fasilitas untuk berobat jalan perkotaan lebih tinggi dibandingperdesaan Pemanfaatan tenaga kesehatan professional untuk berobat rawat jalan lebihtinggi dibandingkan fasilitas lainnya termasuk RS Pemerintah RS Swasta danpuskesmas

Di Sumatera Utara ada kecenderungan makin meningkat status ekonominya (Kaya)makin meningkat pula pemanfaatan tenaga kesehatan professional namun makinmenurun pemanfaatan tempat berobat Rumah sakit bersalin

193

Tabel 3826Persentase Penduduk Rawat Jalan Menurut Tempat dan Karakteristik

Rumah Tangga di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikTempat Berobat Rawat Jalan

RSPmrth

RSSwast

RSLN

RSB Pusk NakesBatTra

LainNya

Dirmh

TdkRJ

Tempat Tinggal

Perkotaan 15 16 08 73 26 189 08 02 08 655Perdesaan 10 06 09 79 17 158 06 03 12 701

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 07 06 10 88 19 151 07 02 11 699Kuintil-2 08 08 09 84 18 170 05 02 10 685Kuintil-3 11 11 09 82 21 161 08 02 10 684Kuintil-4 14 11 08 67 20 179 07 03 12 678Kuintil-5 20 16 06 60 23 190 07 04 08 667

Sebagian besar rumah tangga di kabupaten menggunakan sumber pembiayaan rawatjalan dengan biaya sendirikeluarga (883) dan AskesJamsostek (43)askeskinSKTM (37) lain-lain (26) dan dana sehat (16)

Tabel 3827Persentase Penduduk Rawat Jalan Menurut Sumber Biaya dan Kabupaten

Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaSumber Pembiayaan Rawat Jalan

SendiriKeluarga

AskesJamsostek

AskeskinSKTM

DanaSehat

Lain-lain

Nias 876 18 40 43 20Mandailing Natal 879 30 44 22 25Tapanuli Selatan 914 10 53 05 10Tapanuli Tengah 927 18 22 13 50Tapanuli Utara 958 23 27 02 06Toba Samosir 889 107 23 17 11Labuhan Batu 951 28 04 16Asahan 884 58 35 12 09Simalungun 905 99 06 02 38Dairi 891 39 47 20Karo 936 30 30 01 06Deli Serdang 880 40 35 06 22Langkat 858 32 115 50 05Nias Selatan 803 05 70 60 49Humbang Hasundutan 928 03 56 08 09Pakpak Bharat 805 52 145 05 16Samosir 918 14 38 11 18Serdang Bedagai 901 87 07 02 05Kota Sibolga 941 45 12 01 05Kota Tanjung Balai 888 44 46 11 04Kota Pematang Siantar 820 129 47 02 28Kota Tebing Tinggi 858 72 23 05 39Kota Medan 831 41 29 19 76Kota Binjai 835 79 47 09 15Kota P Sidempuan 900 54 18 06 20Sumatera Utara 883 43 37 16 26

194

Penggunaan biaya sendirikeluarga dalam pembiayaan rawat jalan masih cukup tinggidibanding asuransi (baik di perkotaan atau perdesaan) Pemanfaatan askeskin diperdesaan lebih tinggi dibandingkan dengan di perkotaan Pemanfaatan askesjamsostek lebih banyak di perkotaan

Di Sumatera Utara adanya kecenderungan meningkat penggunaan askesjamsostekseiring dengan peningkatan status ekonomi (Kaya) Makin kurang mampu keluargamakin banyak keluarga yang memanfaatkan AskeskinSKTM

Tabel 3828Persentase Penduduk Rawat Jalan Menurut Sumber Biaya dan Karakteristik

Rumah Tangga di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikSumber Pembiayaan Rawat Jalan

SendiriKeluarga

AskesJamsostek

AskeskinSKTM

DanaSehat

Lain-lain

Tempat Tinggal

Perkotaan 868 60 32 09 33

Perdesaan 894 30 41 22 20

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 887 20 56 17 24

Kuintil-2 896 25 45 16 22

Kuintil-3 885 34 38 20 26

Kuintil-4 888 51 23 17 24

Kuintil-5 860 78 27 12 30

383 Ketanggapan Pelayanan Kesehatan

Persepsi masyarakat pengguna pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan non-medisdapat digunakan sebagai salah satu indikator ketanggapan terhadap pelayanankesehatan Ada 8 (delapan) domain ketanggapan untuk pelayanan rawat inap dan 7(tujuh) domain ketanggapan untuk pelayanan rawat jalan Penilaian untuk masing-masing domain ditanyakan kepada responden berdasarkan pengalamannya waktumemanfaatkan sarana pelayanan kesehatan untuk rawat inap dan rawat jalan

Delapan domain ketanggapan untuk rawat inap terdiri dari

1 Lama waktu menunggu untuk mendapat pelayanan kesehatan

2 Keramahan petugas dalam menyapa dan berbicara

3 Kejelasan petugas dalam menerangkan segala sesuatu terkait dengan keluhankesehatan yang diderita

4 Kesempatan yang diberikan petugas untuk mengikutsertakan klien dalampengambilan keputusan untuk memilih jenis perawatan yang diinginkan

5 Dapat berbicara secara pribadi dengan petugas kesehatan dan terjaminkerahasiaan informasi tentang kondisi kesehatan klien

195

6 Kebebasan klien untuk memilih tempat dan petugas kesehatan yang melayaninya

7 Keberhasilan ruang rawatpelayanan termasuk kamar mandi

8 Kemudahan dikunjungi keluarga atau teman

Tujuh domain ketanggapan untuk pelayanan rawat jalan sama dengan domain rawatinap kecuali domain ke delapan (kemudahan dikunjungi keluargateman)

Penduduk diminta untuk menilai setiap aspek ketanggapan terhadap pelayanankesehatan di luar medis selama menjalani rawat inap dalam 5 (lima) tahun terakhir danatau rawat jalan dalam 1 (satu) tahun terakhir Masing-masing domain ketanggapandinilai dalam 5 (lima) skala yaitu sangat baik baik cukup buruk sangat buruk Untukmemudahkan penilaian aspek ketanggapan rawat jalan dan rawat inap pada sistempelayanan kesehatan tersebut WHO membagi menjadi dua bagian besar yaitu lsquobaikrsquo(sangat baik dan baik) dan lsquokurang baikrsquo (cukup buruk dan sangat buruk) Penyajianhasil analisistabel selanjutnya hanya mencantumkan persentase yang rsquobaikrsquo saja

Aspek ketanggapan rawat inap yang diukur dari masyarakat meliputi waktu tunggukeramahan kejelasan informasi ikut ambil keputusan kerahasiaan kebebasan memilihkebersihan ruangan dan mudah dikunjungi

Kabupaten dengan nilai aspek-aspek ketanggapan paling rendah adalah kab TapanuliSelatan Kabupaten Nias Selatan dari 8 aspek ketanggapan semuanya berada dibawah80

196

Tabel 3831Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut Aspek Ketanggapan dan

KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaWaktutunggu

Keramahan

Kejelasan

informasi

Ikutambil

keputusan

Keraha-siaan

Kebebasan

pilihfasilitas

Keber-sihan

ruangan

Mudahdikunjungi

Nias 865 842 854 867 867 865 822 847

Mandailing Natal 944 852 944 926 926 963 889 907

Tapanuli Selatan 744 795 744 705 782 744 718 756

Tapanuli Tengah 901 915 901 915 944 915 944 887

Tapanuli Utara 875 844 885 885 875 833 813 854

Toba Samosir 878 862 862 846 870 878 846 870

Labuhan Batu 912 934 945 934 945 967 901 912

Asahan 883 922 867 898 859 906 883 930

Simalungun 913 929 937 913 944 929 905 937

Dairi 964 928 964 952 964 964 904 940

Karo 990 990 971 981 971 990 981 952

Deli Serdang 899 878 829 864 885 878 871 857

Langkat 855 882 791 682 609 718 800 673

Nias Selatan 736 741 736 732 632 736 536 645

Humbahas 931 970 931 950 931 950 921 921

Pakpak Bharat 742 839 871 839 871 871 774 742

Samosir 946 960 921 926 936 936 941 946

Serdang Bedagai 821 874 789 821 800 747 811 779

Kota Sibolga 918 925 931 943 937 937 950 931

Kota Tanjung Balai 978 967 978 978 989 984 945 967

Kota P Siantar 901 916 921 921 916 911 901 916

Kota Tebing Tinggi 835 860 848 823 835 799 744 860

Kota Medan 873 868 868 856 833 787 841 856

Kota Binjai 967 959 951 951 967 943 959 935

Kota PSidempuan 882 870 870 858 888 834 757 805

Sumatera Utara 886 887 877 875 872 870 846 864

197

Antara masyarakat perkotaan dengan pedesaan tidak nampak adanya perbedaan besarpenilaian ketanggapan pelayanan kesehatan rawat inap Baik masyarakat perkotaanmaupun pedesaan hampir semua menilai ketanggapan pelayanan kesehatan rawat inapbaik(gt 80)

Berdasarkan kemampuan ekonomi ada kecenderungan semakin miskin prosentaseyang menilai ketanggapan pelayanan kesehatan rawat inap kurang baik semakin kecilMeskipun kecenderungan tersebut tidak terlampau tajam

Tabel 3832Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut Aspek Ketanggapan dan

Karakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikWaktutunggu

Kerama-han

Kejelasaninformasi

Ikutambil

keputusan

Keraha-siaan

Kebebasanpilih

fasilitas

Keber-sihan

ruangan

Mudahdikunjungi

Tempat Tinggal

Perkotaan 895 898 882 878 881 864 859 878Perdesaan 877 877 873 873 863 876 834 850

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 877 877 876 869 844 874 824 851Kuintil-2 897 904 894 894 887 878 877 873Kuintil-3 863 867 852 856 863 853 824 846Kuintil-4 900 891 888 883 874 876 854 875Kuintil-5 887 892 874 873 882 867 847 868

198

Aspek ketanggapan rawat jalan yang diukur dari masyarakat meliputi waktu tunggukeramahan kejelasan informasi ikut ambil keputusan kerahasiaan kebebasan memilihdan kebersihan ruangan

Kabupaten dan kota dengan nilai aspek-aspek ketanggapan paling rendah adalahkabupaten Nias dari 7 aspek ketanggapan di kabupaten Nias hanya aspek waktu tungguyang lebih tinggi dari gt 80 6 aspek lainnya antara 65-80 Kabupaten TapanuliSelatan dan Nias Selatan dari 7 aspek hanya 2 aspek yang gt 80 yaitu waktu tunggudan keramahan 5 aspek lainnya antara 65-80

Tabel 3833Persentase Penduduk Rawat Jalan Menurut Aspek Ketanggapan dan

Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota

Waktutunggu

Kerama-han

Kejelasaninformasi

Ikut ambilkeputusan

Keraha-siaan

Kebebasanpilih

fasilitas

Keber-sihan

ruanganNias 834 799 727 683 689 665 655Mandailing 913 899 890 900 872 855 862Tapanuli 844 883 717 688 704 685 703Tapanuli 912 889 868 866 879 912 956Tapanuli Utara 930 933 926 920 919 911 855Toba Samosir 960 952 908 921 944 921 904Labuhan Batu 947 923 888 854 901 918 782Asahan 923 961 960 970 954 952 961Simalungun 866 889 887 882 886 883 860Dairi 928 928 891 906 921 896 922Karo 966 985 981 991 991 991 990Deli Serdang 923 901 882 907 903 901 869Langkat 879 894 805 730 741 853 850Nias Selatan 800 826 778 765 770 772 675Humbahas 973 970 972 975 973 975 967Pakpak Bharat 766 923 909 876 890 828 603Samosir 970 951 951 930 974 940 956Serdang 846 916 846 840 846 842 835Kota Sibolga 982 984 986 986 985 985 972Kota Tanjung 969 969 963 966 970 969 954Kota P Siantar 960 963 968 961 964 964 959Kota Tebing 891 908 894 877 878 873 879Kota Medan 908 917 905 886 883 837 863Kota Binjai 912 918 918 912 918 901 881Kota PSidempuan 975 944 945 900 859 763 737

SumateraUtara

907 910 884 872 875 864 845

199

Antara masyarakat perkotaan dengan pedesaan tidak nampak adanya perbedaanpenilaian ketanggapan pelayanan kesehatan rawat jalan Baik masyarakat perkotaanmaupun pedesaan sebagian besar (gt80) menilai ketanggapan pelayanan kesehatanrawat jalan baik

Berdasarkan kemampuan ekonomi semakin tinggi tingkat ekonomi semakin baikpenilaian aspek ketanggapan pada rawat jalan ini terlihat untuk ketujuh aspekketanggapan

Tabel 3834Persentase Penduduk Rawat Jalan Menurut Aspek Ketanggapan dan

Karakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikWaktutunggu

Kerama-han

Kejelasaninformasi

Ikut ambilkeputusan

Keraha-siaan

Kebebasanpilih

fasilitas

Keber-sihan

ruanganTempat Tinggal

Perkotaan 927 924 912 905 900 883 878

Perdesaan 891 900 862 847 856 849 820

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 887 893 850 836 836 833 815

Kuintil-2 909 906 883 867 871 863 850

Kuintil-3 899 903 881 878 883 863 838

Kuintil-4 917 921 897 881 889 879 864

Kuintil-5 922 925 903 894 891 879 857

39 Kesehatan Lingkungan

Data kesehatan lingkungan diambil dari dua sumber data yaitu Riskesdas 2007 dan KorSusenas 2007 Sesuai kesepakatan data yang sudah ada di Kor Susenas tidakdikumpulkan lagi di Riskesdas dan dalam Riskesdas ditanyakan pertanyaan-pertanyaanyang tidak ada di Kor Susenas Dengan demikian penyajian beberapa variabelkesehatan lingkungan merupakan gabungan data Riskesdas dan Kor Susenas

Data yang dikumpulkan dalam survei ini meliputi data air bersih keperluan rumahtangga sarana pembuangan kotoran manusia sarana pembuangan air limbah (SPAL)pembuangan sampah dan perumahan Data tersebut bersifat fisik dalam rumah tanggasehingga pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara terhadap kepala rumahtangga dan pengamatan

391 Air Keperluan Rumah Tangga

Menurut WHO jumlah pemakaian air bersih rumah tangga per kapita sangat terkaitdengan risiko kesehatan masyarakat yang berhubungan dengan higiene Reratapemakaian air bersih individu adalah rerata jumlah pemakaian air bersih rumah tanggadalam sehari dibagi dengan jumlah anggota rumah tangga Rerata pemakaian individuini kemudian dikelompokkan menjadi lsquolt5 literorangharirsquo lsquo5-199 literorangharirsquo rsquo20-499 literorangharirsquo rsquo50-999 literorangharirsquo dan lsquoge100 literorangharirsquo Berdasarkan tingkat pelayanan kategori tersebut dinyatakan sebagai lsquotidak aksesrsquo lsquoakses kurangrsquolsquoakses dasarrsquo lsquoakses menengahrsquo dan lsquoakses optimalrsquo Risiko kesehatan masyarakatpada kelompok yang akses terhadap air bersih rendah (lsquotidak aksesrsquo dan lsquoakses kurangrsquo)dikategorikan sebagai mempunyai risiko tinggi

200

Konsumsi air per orang perhari penduduk di Provinsi Sumatera Utara 427 persennyalebih dari 100 liter Menurut antar wilayah kabupatenkota bervariasi berkisar 03(Kabupaten Tapanuli Tengah) sampai 939 yaitu di Kabupaten Serdang BedagaiSedangkan penduduk yang menggunakan air per orang perhari masih di bawah 20 liter(lt5 + 5 ndash 19 liter) di Provinsi Sumatera Utara sebanyak 136 persen tinggi di KabupatenTapanuli Tengah dan Kota Sibolga

Tabel 3911Persentase Rumah Tangga menurut Rerata Pemakaian Air Bersih PerOrang Per Hari dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara

Riskesdas 2007

Kabupaten KotaRerata Pemakaian Air Bersih Per Orang

Per Hari (Dalam Liter)

lt5 5-199 20-499 50-999 ge100 Nias 538 306 131 00 25Mandailing Natal 07 36 442 293 222

Tapanuli Selatan 113 191 305 132 259Tapanuli Tengah 979 13 05 00 03Tapanuli Utara 34 105 314 238 309Toba Samosir 09 89 506 77 319Labuhan Batu 00 11 163 174 653Asahan 01 27 236 372 364Simalungun 07 49 226 309 409Dairi 05 65 602 177 150Karo 04 138 485 308 66Deli Serdang 05 104 164 348 378

Langkat 29 95 310 237 329

Nias Selatan 459 250 96 10 185Humbang Hasundutan 35 185 265 205 310Pakpak Bharat 21 250 583 83 63Samosir 23 227 448 221 81Serdang Bedagai 04 07 09 41 939

Kota Sibolga 841 115 09 09 27

Kota Tanjung Balai 32 11 124 135 697Kota Pematang Siantar 03 22 105 313 556

Kota Tebing Tinggi 00 00 34 173 793

Kota Medan 01 03 181 221 593Kota Binjai 03 36 125 71 766Kota Padang Sidempuan 00 09 64 180 747

Sumatera Utara 65 71 218 219 427

201

Bila mengacu pada kriteria Joint Monitoring Program WHO-Unicef di mana batasanminimal akses untuk konsumsi air bersih adalah 20 literoranghari maka daerahperkotaan ada sebesar 935 masih jauh lebih baik dibanding daerah perdesaan 799Menurut kuintil pengeluaran perkapita rumah tangga semakin baik kondisi ekonominyakonsumsi airnya semakin besar walaupun masih terdapat kabupatenkota dengankonsumsi air rumah tangga masih di bawah rata-rata nasional

Tabel 3912Persentase Rumah Tangga menurut Waktu dan Jarak ke Sumber Air

Ketersediaan Air Bersih dan Karakteristik Responden di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

KarakteristikRerata Pemakaian Air Bersih Per Orang

Per Hari (Dalam Liter)lt5 5-199 20-499 50-999 ge100

Tempat Tinggal

Kota 29 36 171 232 532

Desa 93 99 256 209 344

Tingkat Pengeluaran per kapita

Kuintil 1 142 115 244 201 298

Kuintil 2 75 93 236 230 366

Kuintil 3 57 64 212 226 441

Kuintil 4 43 59 206 238 454

Kuintil 5 29 41 202 197 530

202

Di samping jumlah pemakaian air bersih untuk keperluan rumah tangga ditanyakan jugatentang jarak dan waktu tempuh ke sumber air serta persepsi tentang ketersediaansumber air Kepada kepala rumah tangga ditanyakan berapa lama waktu yangdibutuhkan untuk menjangkau sumber air bersih pulang pergi berapa jarak antararumah dengan sumber air dan bagaimana kemudahan dalam memperoleh air bersihBerdasarkan dan ketersediaan air bersih lebih dari 14 persen rumah tangga mengalamikesulitan air bersih pada musim kemarau tertinggi di Kabupaten Nias (56) danHumbang Hasundutan (538) Dalam hal jarak dan waktu pada umumnya rumahtangga di kabupatenkota dapat menjangkau sumber air dalam waktu kurang dari 30menit dan jarak kurang dari 1 km

Tabel 3913Persentase Rumah Tangga menurut Waktu dan Jarak ke Sumber Air

Ketersediaan Air Bersih dan Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Kabupaten Kota

Lama Waktu Dan JarakUntuk Menjangkau

Sumber AirKetersediaan Air

Waktu(Menit)

Jarak(Kilometer)

MudahSepanjang

Tahun

SulitPada

MusimKemarau

SulitSepanjang

Tahunlt30 gt30 le1 gt1

Nias 930 70 962 38 431 564 04Mandailing Natal 985 15 804 196 921 79 00Tapanuli Selatan 999 01 968 32 687 313 00Tapanuli Tengah 640 360 279 721 877 123 00Tapanuli Utara 912 88 852 148 754 147 99Toba Samosir 987 13 996 04 915 81 04Labuhan Batu 992 08 969 31 745 255 00Asahan 999 01 995 05 844 153 02Simalungun 852 148 797 203 970 30 00Dairi 956 44 967 33 653 298 49Karo 980 20 958 42 927 62 11Deli Serdang 979 21 981 19 824 159 18Langkat 981 19 974 26 939 58 03Nias Selatan 976 24 932 68 459 538 03Humbang Hasundutan 925 75 960 40 704 281 15Pakpak Bharat 979 21 875 125 667 208 125Samosir 855 145 849 151 649 322 29Serdang Bedagai 999 01 946 54 958 42 00Kota Sibolga 336 664 301 699 956 44 00Kota Tanjung Balai 973 27 968 32 871 113 16Kota P Siantar 642 358 638 362 981 16 03Kota Tebing Tinggi 1000 00 994 06 978 22 00Kota Medan 994 06 993 07 980 18 02Kota Binjai 1000 00 997 03 938 59 03Kota P Sidempuan 996 04 979 21 897 99 04Sumatera Utara 953 47 926 74 856 135 08

203

Dilihat dari segi waktu dan tidak terlihat ada perbedaan yang mencolok menurut tempattinggal dan tingkat pengeluran rumah tangga perkapita perbulan tetapi menurutketersediaan air terdapat perbedaan yang mencolok menurut tingkat pengeluran rumahtangga perkapita perbulan dimana semakin sulit untuk menyediakan air bersih seiringdengan menurunnya ekonomi

Tabel 3914Persentase Rumah Tangga menurut Waktu dan Jarak ke Sumber Air

Ketersediaan Air Bersih Dan Karakteristik Responden di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

Karakteristik

Lama Waktu Dan JarakUntuk Menjangkau

Sumber AirKetersediaan Air

Waktu(Menit)

Jarak(Kilometer)

MudahSepanjang

Tahun

Sulit PadaMusim

Kemarau

SulitSepanjang

Tahunlt30 ge30 le1 gt1Tempat Tinggal

Kota 954 46 942 58 929 67 04

Desa 953 47 913 87 799 189 12

Tingkat Pengeluaran per kapita

Kuintil 1 944 56 904 96 742 244 14

Kuintil 2 938 62 903 97 822 167 10

Kuintil 3 952 48 919 81 856 136 09

Kuintil 4 962 38 936 64 892 102 06

Kuintil 5 966 34 956 44 931 64 05

204

Dalam rangka memperoleh air untuk keperluan rumah tangga bila sumbernya berada diluar pekarangan ditanyakan siapa yang biasanya mengambil air dalam rumah tanggatersebut sebagai upaya untuk melihat aspek gender dan perlindungan anak Anggotarumah tangga yang biasa mengambil air yang sumber airnya di luar rumah di ProvinsiSumatera Utara adalah orang dewasa yaitu sebesar 873 persen Terdapat 127 yangbiasa mengambil air adalah anak-anak

Tabel 3915Persentase Rumah Tangga menurut Individu Yang Biasa Mengambil AirDalam Rumah Tangga dan Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara

Riskesdas 2007

Kabupaten Kota

Orang Yang Biasa Mengambil AirDalam Rumah Tangga

Perempuan Laki-Laki

DewasaAnak-anak

(lt12 Th)Dewasa

Anak-anak(lt12 Th)

Nias 543 241 135 81

Mandailing Natal 745 41 210 04

Tapanuli Selatan 712 107 166 15

Tapanuli Tengah 632 21 308 38

Tapanuli Utara 648 46 194 112

Toba Samosir 688 104 177 31

Labuhan Batu 579 10 385 26

Asahan 353 24 541 82

Simalungun 437 10 525 27

Dairi 404 114 298 184

Karo 677 99 188 35

Deli Serdang 407 46 450 96

Langkat 185 09 733 73

Nias Selatan 538 298 123 41

Humbang Hasundutan 534 76 356 34

Pakpak Bharat 308 103 538 51

Samosir 436 100 373 91

Serdang Bedagai 147 39 657 157

Kota Sibolga 286 00 571 143

Kota Tanjung Balai 577 19 385 19

Kota Pematang Siantar 389 56 500 56

Kota Tebing Tinggi 563 00 375 63

Kota Medan 120 00 840 40

Kota Binjai 138 15 831 15

Kota Padang Sidempuan 760 60 160 20

Sumatera Utara 523 74 350 54

Menurut kabupatenkota yang biasa mengambil air banyak kelompok perempuanadalah di Kota Padang Sidempuan Karo Mandailing Natal Tapanuli Selatan TapanuliTengah Tapanuli Utara dan Toba Samosir

205

Penduduk yang biasa mengambil air di rumah tangga secara keseluruhan masih lebihtinggi pada perempuan dewasa (523) dibanding beban laki-laki dewasa (350)sementara anak-anak sudah mulai diberi lsquobebanrsquo juga

Tabel 3916Persentase Rumah Tangga menurut Individu Yang Biasa Mengambil Air

Dalam Rumah Tangga dan Karakteristik Respondendi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik

Orang Yang Biasa Mengambil AirDalam Rumah TanggaPerempuan Laki-Laki

Dewasa Anak(lt12

Dewasa Anak(lt12 Th)Tempat Tinggal

Kota 416 39 490 56

Desa 541 80 325 53

Tingkat Pengeluaran per kapita

Kuintil 1 514 83 334 69

Kuintil 2 541 85 320 53

Kuintil 3 514 73 356 56

Kuintil 4 544 67 346 43

Kuintil 5 499 56 404 41

206

Data kualitas fisik air untuk keperluan minum rumah tangga dikumpulkan dengan carawawancara dan pengamatan meliputi kekeruhan bau rasa warna dan busa Kategorikualitas fisik air minum baik bila air tersebut tidak keruh tidak berbau tidak berasa tidakberwarna dan tidak berbusa

Terdapat 843 persen rumah tangga di Provinsi Sumatera Utara mempunyai kualitasfisik air baik Perbedaan dalam hal kualitas air (keruh bau warna rasa busa dan bau)sangat bervariasi diantara kabupatenkota

Tabel 3917Persentase Rumah Tangga menurut Kualitas Fisik Air Minum dan

KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKotaKualitas Fisik Air Minum (Utama)

Keruh Berwarna Berasa Berbusa Berbau Baik)

Nias 55 19 19 04 19 922

Mandailing Natal 38 93 10 03 14 892

Tapanuli Selatan 30 13 05 05 11 963

Tapanuli Tengah 03 03 03 00 03 992

Tapanuli Utara 20 11 06 00 03 977

Toba Samosir 21 21 04 04 04 966

Labuhan Batu 190 225 203 10 90 714

Asahan 113 96 59 07 41 823

Simalungun 04 07 08 00 04 985

Dairi 38 52 27 03 03 915

Karo 07 00 02 00 00 991

Deli Serdang 150 156 100 16 69 724

Langkat 134 179 106 36 80 718

Nias Selatan 158 62 120 03 96 791

Humbang Hasundutan 115 105 175 05 85 700

Pakpak Bharat 42 83 21 00 00 875

Samosir 116 81 64 18 23 849

Serdang Bedagai 33 33 67 04 09 888

Kota Sibolga 18 09 09 00 18 973

Kota Tanjung Balai 48 129 48 16 43 855

Kota Pematang Siantar 03 121 00 00 06 875

Kota Tebing Tinggi 50 39 34 06 56 905

Kota Medan 136 127 79 07 28 836

Kota Binjai 98 89 21 09 50 878

Kota PadangSidempuan

47 30 26 21 26 935

Sumatera Utara 93 99 68 09 39 843Catatan Tidak keruh berwarna berasa berbusa dan berbau

207

Daerah perdesaan pengambilan kualitas fisik air minum lebih baik pada dibandingkankualitas air di kota Sedangkan menurut tingkat pengeluaran perkapita perbulan padakuinti 1 dan 2 permasalahan kualitas fisik air tidak terlalu berbeda namun peningkatantingkat ekonomi dari kuintil 3 sampai kuintil 5 permasalahan kualitas fisik air semakinrendah

Tabel 3918Persentase Rumah Tangga menurut Kualitas Fisik Air Minum dan

Karakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Karakteristik Kualitas Fisik Air Minum

Keruh Berwarna Berasa Berbusa Berbau Baik)Tempat Tinggal

Kota 109 108 64 13 39 841

Desa 81 92 71 07 39 844

Tingkat Pengeluaran per kapita

Kuintil 1 103 108 91 15 48 814

Kuintil 2 106 108 71 10 50 823

Kuintil 3 92 100 69 07 42 836

Kuintil 4 98 103 69 07 34 849

Kuintil 5 72 80 47 10 25 879

Catatan Tidak keruh berwarna berasa berbusa dan berbau

208

Data konsumsi air dan jarak ke sumber air berasal dari Riskesdas 2007 sedangkandata jenis sarana air minum berasal dari Kor Susenas 2007 Sarana sumber air yangimproved menurut WHOUnicef adalah sumber air jenis perpipaanledeng sumurborpompa sumur terlindung mata air terlindung dan air hujan selain dari itudikategorikan not improved

Jenis sumber air minum pada umumnya sumur baik terlindung maupun tak terlindungNamun masih ada wilayah yang masih mengandalkan air sungai sebagai sumber airutama seperti di Kabupaten Dairi dan Samosir Secara umum pemenuhan kebutuhanair dalam rumah tangga menurut jenisnya berasal dari sumur terlindung (258) ledengeceran (192) dan Sumur bor Pompa (177) Namun dibeberapa daerah masihdijumpai pemenuhan kebutuhan air yang cukup tinggi dari air sungai dan air hujanseperti Kabupaten Mandailing Natal ( air sungai 194) Labuhan batu (air hujan 126)Dairi (air sungai 228 dan air hujan 130) Pakpak Barat (air sungai 213) danSamosir (air sungai 237)

Tabel 3919Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Sumber Air dan KabupatenKota

di Provinsi Sumatera Utara Susenas 2007

KabupatenKota

Jenis sumber air minum

Air

kem

a-

san

Led

ing

ecera

n

Led

ing

mete

ran

Su

mu

rb

or

Po

mp

a

Su

mu

rte

rlin

du

ng

Su

mu

rtd

kte

rlin

du

ng

Mata

air

terl

ind

un

g

Mata

air

tdte

rlin

du

ng

Air

su

ng

ai

Air

hu

jan

Lain

nya

Nias 06 13 11 47 97 366 68 317 42 34 00Mandailing Natal 07 02 02 17 449 134 77 84 194 29 03Tapanuli Selatan 01 09 01 05 416 188 144 117 116 02 00Tapanuli Tengah 03 229 21 08 96 193 161 263 26 00 00Tapanuli Utara 03 131 09 168 80 66 225 202 26 85 06Toba Samosir 04 121 00 190 143 108 100 190 69 13 61Labuhan Batu 03 11 07 234 335 171 03 02 98 12 11Asahan 09 70 49 303 375 114 01 07 42 28 01Simalungun 13 90 27 425 58 37 187 111 38 08 06Dairi 05 163 08 27 33 22 198 166 228 13 19Karo 05 326 38 177 87 38 168 144 13 02 02Deli Serdang 66 172 16 128 457 96 47 06 11 00 00Langkat 21 37 14 246 366 261 05 11 33 03 03Nias Selatan 03 14 00 07 99 130 151 421 103 72 00Humbahas 00 30 10 121 146 75 191 322 35 65 05Pakpak Bharat 00 43 00 00 21 21 447 213 213 43 00Samosir 06 52 06 64 35 35 81 214 237 46 22Serdang Bedagai 13 01 02 484 275 180 40 01 00 00 04Kota Sibolga 09 786 18 00 27 00 27 116 00 00 18Kota Tg Balai 22 647 207 11 00 16 00 00 76 16 05Kota P Siantar 10 895 06 32 25 03 06 19 00 00 03Kota Tebing Tinggi 00 180 06 618 140 56 00 00 00 00 00Kota Medan 100 545 57 110 158 22 00 00 00 00 08Kota Binjai 18 166 06 136 544 121 03 00 06 00 00Kota P Sidempuan 09 238 26 95 394 147 35 52 04 00 00

Sumatera Utara 32 192 24 177 258 114 63 66 45 22 07

209

Sumber air minum di perkotaan maupun di pedesaan lebih banyak menggunakansumber terlindung Kualitas air yang lebih baik cenderung banyak digunakan di kotadibandingkan di desa dan semakin membaik kualitas air yang digunakan dengansemakin membaik nya kualitas ekonomi

Tabel 39110Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Sumber Air dan Karakteristik

Rumah Tangga di Provinsi Sumatera Utara Susenas 2007

Karakteristik

Jenis sumber air minum

Air

kem

asan

Led

ing

ecera

n

Led

ing

mete

ran

Su

mu

rb

or

Po

mp

a

Su

mu

rte

rlin

du

ng

Su

mu

rtd

kte

rlin

du

ng

Mata

air

terl

ind

un

g

Mata

air

tdte

rlin

du

ng

Air

su

ng

ai

Air

hu

jan

Lain

nya

Tempat tinggal

Kota 60 388 42 158 261 53 18 08 04 02 04

Desa 09 37 09 192 256 162 98 112 77 39 10

Tingkat pengeluaran per kapita

Kuintil-1 13 53 21 120 233 198 93 147 82 27 12

Kuintil-2 23 91 26 172 280 171 73 80 55 23 06

Kuintil-3 22 132 23 196 295 117 64 62 56 27 07

Kuintil-4 30 201 28 199 295 82 61 47 28 23 06

Kuintil-5 62 419 20 183 188 34 35 21 18 14 06

210

Secara umum masyarakat melakukan pengolahan air minum dengan cara dimasakNamun yang perlu jadi perhatian adalah Kota Sibolga yang cara pengolahan airminumnya yaitu cara lainnya cukup tinggi (646) dan Kota Tebing Tinggi (309)apakah cara yang dilakukan sudah cukup memenuhi kriteria pengolahan air minum yangbenar

Tabel 39111Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Tempat Penampungan dan

Pengolahan Air Minum Sebelum DigunakanDiminum dan KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten Kota

Tempat PenampunganPengolahan Air Minum Sebelum

DigunakanWadah

Ter-buka

WadahTer-

tutup

TdkAda

Wadah

LangSung

Diminum

Dimasak

Di-saring

BahanKimia

Lainnya

Nias 363 485 152 21 962 378 06 02Mandailing Natal 332 492 176 41 905 38 05 03Tapanuli Selatan 498 339 163 27 962 17 06 02Tapanuli Tengah 177 503 320 00 995 18 03 00Tapanuli Utara 431 303 266 11 966 23 06 03Toba Samosir 221 660 119 08 975 17 04 00Labuhan Batu 187 472 342 05 975 160 04 04Asahan 131 509 360 17 968 110 03 00Simalungun 85 698 217 00 985 13 03 00Dairi 466 449 85 14 978 14 05 08Karo 150 801 49 07 984 04 04 04Deli Serdang 374 294 332 24 928 135 19 50Langkat 381 330 289 08 981 329 54 85Nias Selatan 154 336 510 17 969 418 10 07Humbahas 175 660 165 05 965 15 05 05Pakpak Bharat 771 188 42 42 915 00 00 00Samosir 308 645 47 06 971 18 06 06Serdang Bedagai 219 351 430 07 976 38 02 01Kota Sibolga 98 509 393 27 885 44 00 646Kota Tanjung Balai 59 903 38 05 973 22 00 00Kota P Siantar 64 359 577 13 971 06 10 03Kota Tebing Tinggi 39 680 281 00 911 117 45 309Kota Medan 79 490 432 51 963 201 29 59Kota Binjai 68 285 647 42 929 134 09 27Kota P Sidempuan 362 353 284 04 983 13 04 13

Sumatera Utara 236 455 309 20 962 128 15 34

211

Menurut daerah pengolahan air minum dengan cara masak ada perbedaan yang tidakterlalu besar antara perkotaan(950) dan perdesaan (971) Perdesaan lebih tinggisedikit dibanding perkotaan kemungkinan karena pemakaian air kemasan yanglangsung minum lebih tinggi diperkotaan (31) dibanding perdesaan (12)

Secara Umum peningkatan tingkat ekonomi tidak terlalu mempengaruhi jenispengolahan air minum dalam rumah tangga namun pada quintil 5 (945) pengolahandengan cara dimasak paling rendah dibanding quintil 1 sampai quintal 4 kemungkinankarena pemakaian air kemasan yang langsung minum lebih tinggi (40)

Tabel 39112Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Tempat Penampungan dan

Pengolahan Air Minum Sebelum DigunakanDiminum dan Klasifikasi Desadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikTempat penampungan

Pengolahan air minumsebelum digunakan

Wadahterbuka

Wadahtertutup

Tdk adawadah

Langsungdiminum

Dima-sak

Di-saring

Bahankimia

Lainnya

Tempat tinggal

Kota 187 437 376 31 950 142 22 63

Desa 274 470 256 12 971 117 10 11

Tingkat pengeluaran per kapita

Kuintil-1 272 456 272 15 970 139 08 18

Kuintil-2 265 456 279 16 966 136 15 27

Kuintil-3 256 450 293 12 964 130 18 25

Kuintil-4 225 442 333 16 967 120 16 34

Kuintil-5 178 472 350 40 945 120 17 59

212

Persentase rumah tangga terhadap akses air bersih di Provinsi Sumatera Utaramencapai 625 persen sisanya 375 masih kurang mendapat akses air bersih

Tabel 39113Persentase Rumah Tangga menurut Akses Terhadap Air Bersih dan

KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraSusenas dan Riskesdas 2007

Kabupaten KotaAir Bersih

Kurang Akses)Nias 979 21

Mandailing Natal 563 437

Tapanuli Selatan 600 400

Tapanuli Tengah 1000 00

Tapanuli Utara 477 523

Toba Samosir 479 521

Labuhan Batu 305 695

Asahan 197 803

Simalungun 430 570

Dairi 497 503

Karo 332 668

Deli Serdang 272 728

Langkat 437 563

Nias Selatan 856 144

Humbang Hasundutan 580 420

Pakpak Bharat 583 417

Samosir 825 175

Serdang Bedagai 247 753

Kota Sibolga 991 09

Kota Tanjung Balai 183 817

Kota Pematang Siantar 401 599

Kota Tebing Tinggi 67 933

Kota Medan 140 860

Kota Binjai 173 827

Kota Padang Sidempuan 232 768

Sumatera Utara 374 626) 20 ltrorghari (Riskesdas 2007) dari sumber terlindung (Susenas 2007) dan sarananya dalam

radius 1 km (Riskesdas 2007)

213

Di desa secara umum lebih sulit dalam mengakses air bersih Akses air bersih di kota779 sedangkan di desa 505 Menurut tingkat pengeluaran perkapita rumah tanggaperbulan semakin baik tingkat ekonomi semakin baik dalam mengakses air bersih

Tabel 39114Persentase Rumah Tangga menurut Akses Terhadap Air Bersih dan

Karakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraSusenas dan Riskesdas 2007

Karakteristik Air bersihKurang Akses)

Tempat tinggalKota 221 779Desa 495 505

Tingkat pengeluaran per kapitaKuintil-1 574 426Kuintil-2 470 530Kuintil-3 377 623Kuintil-4 301 699Kuintil-5 221 779

Sumatera Utara 374 626

) 20 ltrorghari (Riskesdas 2007) dari sumber terlindung (Susenas 2007) dan sarananyadalam radius 1 km (Riskesdas 2007)

214

392 Fasilitas Buang Air Besar

Data fasilitas buang air besar meliputi jenis penggunaan fasilitas buang air besar danjenis fasilitas buang air besar Data ini diambil dari data rumah tangga Kor Susenas2007

Menurut kabupatenkotamasih terdapat beberapa kabupaten yang mempunyai masalahdengan tidak menggunakannya jamban sebagai sarana BAB karena Persentasenyamasih di atas 50 persen Kabupaten tersebut antara lain Nias (608) Samosir (538)Nias Selatan (536) Tapanuli Tengah (526)

Tabel 3921Persentase Rumah Tangga menurut Penggunaan Fasilitas Buang Air Besar

dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraSusenas 2007

Kabupaten KotaJenis Penggunaan

Sendiri Bersama Umum Tdk Pakai

Nias 291 59 42 608

Mandailing Natal 279 24 225 472

Tapanuli Selatan 228 46 260 466

Tapanuli Tengah 396 36 42 526

Tapanuli Utara 526 51 20 403

Toba Samosir 537 61 35 367

Labuhan Batu 826 78 21 75

Asahan 827 85 14 74

Simalungun 662 43 30 265

Dairi 585 08 36 372

Karo 646 75 106 173

Deli Serdang 821 104 12 62

Langkat 830 79 09 82

Nias Selatan 395 55 14 536

Humbang Hasundutan 583 10 40 367

Pakpak Bharat 438 63 63 438

Samosir 444 12 06 538

Serdang Bedagai 836 73 05 86

Kota Sibolga 920 44 18 18

Kota Tanjung Balai 780 91 16 113

Kota Pematang Siantar 936 26 00 38

Kota Tebing Tinggi 837 124 11 28

Kota Medan 923 68 06 03

Kota Binjai 872 107 09 12

Kota Padang Sidempuan 616 47 129 207

Sumatera Utara 718 68 40 174

Menurut daerah diperdesaan permasalahan tidak menggunakan jamban jauh lebihtinggi sebesar 288 dibanding perkotaan sebesar 30 sebaliknya yang menggunakanjamban sendiri banyak di kota Begitu pula menurut tingkat pengeluaran perkapitamempunyai pola semakin tinggi tingkat ekonomi semakin banyak yang menggunakanjamban milik sendiri

215

Tabel 3922Persentase Rumah Tangga menurut Penggunaan Fasilitas Buang Air Besar

dan Karakteristik Rumah Tanggadi Provinsi Sumatera Utara Susenas 2007

Karakteristik Jenis penggunaanSendiri Bersama Umum Tdk pakai

Tempat tinggalKota 886 71 13 30Desa 585 66 62 288

Tingkat pengeluaran per kapitaKuintil-1 499 61 67 373Kuintil-2 629 79 56 236Kuintil-3 709 79 41 171Kuintil-4 794 65 32 109Kuintil-5 880 57 14 48

Menurut jenis tempat buang air besar ada sebanyak 66 persen dalam melakukan buangair besar dengan menggunakan jamban dengan lahir angsa berikutnya 199menggunakan cemplungcubluk dan sisanya plengsengan dan tidak memakai jambanKabupaten Nias Selatan dan Humbang Hasundutan merupakan dua kabupaten denganPersentase tertinggi penduduk yang tidak menggunakan jamban

Tabel 3923Persentase Rumah Tangga menurut Tempat Buang Air Besar dan

KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Susenas 2007

KabupatenJenis Tempat Buang Air Besar

LeherAngsa

Pleng-Sengan

CemplungCubluk

TidakPakai

Nias 505 113 129 253Mandailing Natal 313 137 300 251Tapanuli Selatan 283 103 153 461Tapanuli Tengah 648 115 104 132Tapanuli Utara 739 85 95 81Toba Samosir 662 172 138 28Labuhan Batu 500 100 368 32Asahan 494 81 384 40Simalungun 523 104 347 26Dairi 745 22 173 61Karo 837 46 62 55Deli Serdang 782 58 148 13Langkat 456 144 376 24Nias Selatan 199 169 346 287Humbang Hasundutan 732 94 110 63Pakpak Bharat 704 37 222 37Samosir 713 225 38 25Serdang Bedagai 557 107 329 08Kota Sibolga 473 400 109 18Kota Tanjung Balai 657 157 169 18Kota Pematang Siantar 943 23 27 07Kota Tebing Tinggi 607 324 58 12Kota Medan 932 27 36 05Kota Binjai 678 262 51 09Kota Padang Sidempuan 616 184 151 49

Sumatera Utara 660 92 199 48

216

Dilihat dari jenis sarana pembuangan kotoran persentase rumahtangga yangmenggunakan jamban leher angsa yang paling kecil terdapat pada perdesaan yaitu(491) dibanding perkotaan (818) Persentase tidak pakai juga lebih besar diperdesaan yaitu (88)

Secara Umum peningkatan tingkat ekonomi sangat mempengaruhi jenis penggunaanfasilitas buang air besar semakin tinggi tingkat ekonomi semakin baik penggunaanfasilitas buang air besar namun masih dijumpai juga pada quintil 5 yang tidak memakaifasilitas buang air besar sebesar (48)

Tabel 3924Persentase Rumah Tangga menurut Tempat Buang Air Besar dan

Karakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera Utara Susenas 2007

KarakteristikJenis tempat buang air besar

Leherangsa

Pleng-sengan

Cemplungcubluk

Tidak pakai

Tempat tinggal

Kota 818 75 95 11

Desa 491 110 311 88

Tingkat pengeluaran per kapita

Kuintil-1 357 120 395 127

Kuintil-2 507 106 318 68

Kuintil-3 624 107 219 50

Kuintil-4 737 86 147 30

Kuintil-5 864 64 59 13

217

Menurut Joint Monitoring Program WHOUnicef akses sanitasi disebut lsquobaikrsquo bila rumahtangga menggunakan sarana pembuangan kotoran sendiri dengan jenis sarana jambanleher angsa

Di Provinsi Sumatera Utara Persentase akses terhadap sanitasi hampir tidak adaperbedaan (50) tetapisangat bervariasi menurut kabupatenkota

Tabel 3925Persentase Rumah Tangga menurut Akses Sanitasi dan KabupatenKota di

Provinsi Sumatera UtaraSusenas dan Riskesdas 2007

Kabupaten Kota SanitasiKurang Akses)

Nias 852 148

Mandailing Natal 855 145

Tapanuli Selatan 865 135

Tapanuli Tengah 713 287

Tapanuli Utara 608 392

Toba Samosir 638 362

Labuhan Batu 565 435

Asahan 580 420

Simalungun 636 364

Dairi 541 459

Karo 403 597

Deli Serdang 332 668

Langkat 612 388

Nias Selatan 932 68

Humbang Hasundutan 558 442

Pakpak Bharat 708 292

Samosir 680 320

Serdang Bedagai 523 477

Kota Sibolga 549 451

Kota Tanjung Balai 468 532

Kota Pematang Siantar 112 888

Kota Tebing Tinggi 475 525

Kota Medan 142 858

Kota Binjai 390 610

Kota Padang Sidempuan 543 457

Sumatera Utara 499 501) menggunakan jamban sendiri jenis latrin (Susenas 2007)

218

Di desa secara umum lebih sulit dalam mengakses sanitasi Akses sanitasi di kota736 di desa 316 Menurut tingkat pengeluaran perkapita rumah tangga perbulansemakin baik tingkat ekonomi semakin baik dalam mengakses sanitasi

Tabel 3926Persentase Rumah Tangga menurut Akses Terhadap Sanitasi dan

Karakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraSusenas dan Riskesdas 2007

Karakteristik Sanitasi

Kurang Akses)Tempat tinggal

Kota 264 736Desa 684 316

Tingkat pengeluaran per kapitaKuintil-1 807 193Kuintil-2 651 349Kuintil-3 532 468Kuintil-4 392 608Kuintil-5 224 776

) menggunakan jamban sendiri jenis latrin (Susenas 2007)

219

Sudah separuh lebih penduduk di Provinsi Sumatera Utara yang menggunakanpembuangan akhir tinja dilengkapi dengan tangki septik (539) Persentase yangbanyak juga pada penduduk yang menggunakan lubang sebagai tempat pembuanganakhir tinja (205) sisanya masih menggunakan sarana sungai sawah pantai sebagaisarana pembuangan akhir tinja Kabupaten Mandailing Natal dan Tapanuli Selatanmerupakan dua kabupaten yang Persentase buang akhir tinja ke sungailaut lebih dari60 persen

Tabel 3927Persentase Rumah Tangga menurut Tempat Pembuangan Akhir Tinja dan

KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Susenas 2007

Kabupaten KotaTempat Pembuangan Akhir Tinja

TangkiSPAL

KolamSawah

SungaiLaut

LobangTanah

Pantai Tanah

Lainnya

Nias 141 04 217 249 251 137

Mandailing Natal 84 22 698 164 12 19

Tapanuli Selatan 137 43 602 90 46 82

Tapanuli Tengah 268 08 419 94 174 36

Tapanuli Utara 378 17 88 153 247 116

Toba Samosir 443 04 130 174 239 09

Labuhan Batu 448 04 104 377 43 25

Asahan 473 02 57 388 06 75

Simalungun 365 06 138 337 13 140

Dairi 415 03 107 167 227 82

Karo 671 05 67 78 51 127

Deli Serdang 742 18 62 156 08 13

Langkat 434 17 76 431 26 16

Nias Selatan 65 17 225 177 352 164

Humbang Hasundutan 355 20 85 160 365 15

Pakpak Bharat 167 21 396 396 21

Samosir 395 06 99 93 343 64

Serdang Bedagai 474 06 71 412 12 26

Kota Sibolga 500 09 259 45 45 143

Kota Tanjung Balai 706 00 171 96 11 16

Kota P Siantar 914 03 29 38 03 13

Kota Tebing Tinggi 804 28 56 95 06 11

Kota Medan 934 16 28 16 01 05

Kota Binjai 816 06 21 145 06 06

Kota P Sidempuan 289 52 375 125 00 159

Sumatera Utara 539 13 141 205 55 48

Tempat pembuangan akhir tinja menurut tempat tinggal responden menunjukkan bahwayang tinggal di kota lebih banyak yang menggunakan tangki SPAL dan semakin tinggitingkat pengeluaran perkapita semakin banyak yang menggunakan tangki SPAL

220

Tabel 3928Persentase Rumah Tangga menurut Tempat Pembuangan Akhir Tinja dan

Karakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraSusenas 2007

KarakteristikTempat pembuangan akhir tinja

TangkiSPAL

Kolamsawah

Sungailaut

Lobangtanah

Pantai tanah

Lainnya

Tempat tinggalKota 801 11 55 107 06 20Desa 332 15 209 282 93 69

Tingkat pengeluaran per kapitaKuintil-1 218 13 233 300 151 86Kuintil-2 379 17 196 292 66 51Kuintil-3 515 17 155 226 44 43Kuintil-4 645 15 103 168 26 44Kuintil-5 819 06 54 81 15 26

393 Sarana Pembuangan Air Limbah

Data penggunaan saluran pembuangan air limbah (SPAL) rumah tangga didapatkandengan cara wawancara dan pengamatan

Tabel 3931 menunjukkan Persentase rumah tangga yang menggunakan saluranpembuangan air limbah menurut jenisnya Sebanyak 53 persen di Provinsi SumateraUtara yang menggunakan jenis saluran air limbah terbuka tertinggi di KabupatenLangkat (856) Sedangkan yang tidak menggunakan saluran air Kabupaten HumbangHasundutan dan Samosir (lebih dari 60)

Tabel 3931Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Saluran Pembuangan Air Limbah

dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Kabupaten Kota Saluran Pembuangan Air LimbahTerbuka Tertutup Tdk Ada

Nias 335 99 565Mandailing Natal 325 263 411Tapanuli Selatan 443 121 437Tapanuli Tengah 540 193 266Tapanuli Utara 415 156 429Toba Samosir 297 271 432Labuhan Batu 653 50 297Asahan 723 82 195Simalungun 723 76 201Dairi 407 96 497Karo 235 451 314Deli Serdang 543 269 188Langkat 856 124 19Nias Selatan 623 120 257Humbang Hasundutan 392 236 372Pakpak Bharat 271 104 625Samosir 310 88 602Serdang Bedagai 821 101 78Kota Sibolga 420 491 89Kota Tanjung Balai 522 113 366Kota Pematang Siantar 439 542 19Kota Tebing Tinggi 489 433 79Kota Medan 338 645 17Kota Binjai 366 625 09Kota Padang Sidempuan 275 579 146Sumatera Utara 530 266 205

221

Di desa banyak yang tidak menggunakan saluran pembuangan air limbah (305)sedangkan di kota lebih banyak yang menggunakan saluran pembuangan air limbahyang tertutup Menurut tingkat pengeluaran perkapita rumah tangga per bulanpenggunaan saluran pembuangan air limbah tertutup semakin meningkat seiringmeningkatnya ekonomi untuk yang tidak menggunakan salran hal ini sebaliknya

Tabel 3932Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Saluran Pembuangan Air Limbah

Dan Klasifikasi Desa di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007Karakteristik Saluran pembuangan air limbah

Terbuka Tertutup Tdk adaTempat tinggal

Kota 481 440 79Desa 567 128 305

Tingkat pengeluaran per kapitaKuintil-1 543 118 340Kuintil-2 579 173 248Kuintil-3 557 235 208Kuintil-4 543 283 175Kuintil-5 440 460 100

394 Pembuangan Sampah

Data pembuangan sampah meliputi ketersediaan tempat penampungan pembuangansampah di dalam dan di luar rumah

Pada umumnya rumah tangga tidak mempunyai sarana penampungan sampah di dalamrumah (838) walaupun ada hanya 112 yang terbuka Sedangkan yang mempunyaipenampungan sampah yang di luar rumah pada umumnya terbuka (495) dan hanya82 persen yang tertutup

Tabel 3941Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Penampungan Sampah di Dalam

dan Luar Rumah dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Kabupaten KotaPenampungan Sampah Dalam

RumahPenampungan Sampah Di Luar

RumahTertutup Terbuka Tidak ada Tertutup Terbuka Tidak ada

Nias 93 11 896 207 53 741Mandailing Natal 14 46 940 14 138 848Tapanuli Selatan 10 27 963 28 203 769Tapanuli Tengah 47 05 948 203 174 622Tapanuli Utara 17 142 841 23 225 752Toba Samosir 93 148 758 26 421 553Labuhan Batu 04 192 804 19 757 224Asahan 18 106 876 16 430 555Simalungun 44 165 791 25 685 290Dairi 16 240 743 14 257 730Karo 87 182 730 131 290 578Deli Serdang 39 46 915 65 492 443Langkat 50 202 748 58 789 153Nias Selatan 130 34 836 07 277 716Humbang Hasundutan 10 70 920 45 296 658Pakpak Bharat 21 63 917 21 125 854Samosir 18 111 871 12 203 785Serdang Bedagai 07 34 959 33 714 253Kota Sibolga 71 27 903 372 230 398Kota Tanjung Balai 54 146 800 91 371 538Kota Pematang Siantar 359 333 308 86 546 367Kota Tebing Tinggi 240 201 559 39 654 307Kota Medan 62 73 866 222 535 243Kota Binjai 95 160 745 59 792 148Kota Padang Sidempuan 26 352 622 13 361 627Sumatera Utara 50 112 838 82 495 423

222

Secara Umum peningkatan tingkat ekonomi mempengaruhi jenis penampungan sampahdi dalam atau diluar rumah Semakin tinggi tingkat ekonomi semakin baik jenispenampungan sampah didalam dan diluar rumah yaitu jumlah yang menggunakanpenampungan sampah tertutup semakin banyak

Tabel 3942Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Penampungan Sampah di Dalam

dan Luar Rumah dan Karakteristik Rumah Tanggadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikPenampungan sampah

dalam rumahPenampungan sampah

di luar rumahTertutup Terbuka Tidak ada Tertutup Terbuka Tidak ada

Tempat tinggalKota 81 126 793 132 558 310Desa 25 100 874 42 446 512

Tingkat pengeluaran per kapitaKuintil-1 33 91 877 47 396 557Kuintil-2 32 118 850 50 486 464Kuintil-3 36 104 860 59 507 435Kuintil-4 53 114 833 67 533 401Kuintil-5 86 126 788 170 528 302

223

395 Perumahan

Data perumahan yang dikumpulkan dan menjadi bagian dari persyaratan rumah sehatadalah jenis lantai rumah kepadatan hunian dan keberadaan hewan ternak dalamrumah Data jenis lantai luas lantai rumah dan jumlah anggota rumah tangga diambildari Kor Susenas 2007 sedangkan data pemeliharaan ternak diambil dari Riskesdas2007 Kepadatan hunian diperoleh dengan cara membagi jumlah anggota rumah tanggadengan luas lantai rumah dalam meter persegi Hasil perhitungan dikategorikan sesuaikriteria Permenkes tentang rumah sehat yaitu memenuhi syarat bila ge8m2kapita (tidakpadat) dan tidak memenuhi syarat bila lt8m2kapita (padat)

Rumah tempat tinggal di Kabupaten Nias banyak yang jenis lantainya tanah (16)dengan tingkat kepadatan hunian lt 8 m2 kapita sebesar 538 sementara Nias SelatanJenis lantai (192) dan Langkat (114)

Tabel 3951Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Lantai Rumah dan KepadatanHunian dan Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Susenas 2007

Kabupaten Kota Jenis Lantai Kepadatan HunianBukan Tanah gt= 8 M2 lt 8 M2

Nias 840 160 462 538Mandailing Natal 940 60 623 377Tapanuli Selatan 949 51 711 289Tapanuli Tengah 963 37 580 420Tapanuli Utara 974 26 739 261Toba Samosir 970 30 813 187Labuhan Batu 927 73 759 241Asahan 952 48 833 167Simalungun 934 66 845 155Dairi 934 66 760 240Karo 964 36 790 210Deli Serdang 963 37 908 92Langkat 886 114 873 127Nias Selatan 808 192 613 387Humbang Hasundutan 980 20 740 260Pakpak Bharat 958 42 625 375Samosir 936 64 784 216Serdang Bedagai 962 38 856 144Kota Sibolga 973 27 690 310Kota Tanjung Balai 984 16 699 301Kota Pematang Siantar 971 29 846 154Kota Tebing Tinggi 972 28 899 101Kota Medan 976 24 883 117Kota Binjai 979 21 881 119Kota Padang Sidempuan 936 64 712 288

Sumatera Utara 945 55 807 193

224

Dilihat dari daerah perdesaan masih tetap memberi gambaran yang rendah dimanajenis lantai tanah yang tinggi (77) dan kepadatan huian lt 8 m2kapita sebesar(236) Peningkatan tingkat ekonomi mempengaruhi jenis lantai rumah dan kepadatanhunian Pada quintil 1 dapat kita lihat tingginya persentase jenis lantai rumah dari tanah(115) dan Kepadatan hunian lt 8 m2kapita (482)

Tabel 3952Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Lantai Rumah

dan Kepadatan Hunian Dan Klasifikasi Desa Susenas 2007

Karakteristik Jenis lantai Kepadatan hunian

Bukan tanah Tanah gt=8 m2 kapita lt 8 m2 kapitaTempat tinggal

Kota 973 27 862 138Desa 923 77 764 236

Tingkat pengeluaran per kapitaKuintil-1 885 115 518 482Kuintil-2 936 64 716 284Kuintil-3 947 53 828 172Kuintil-4 965 35 914 86Kuintil-5 974 26 965 35

Dalam hal pemeliharaan ternak data dikumpulkan dengan menanyakan kepada seluruhkepala rumah tangga apakah memelihara binatang jenis unggas ternak sedang(kambing domba babi dll) ternak besar (sapi kuda kerbau dll) atau binatangpeliharaan seperti anjing kucing dan kelinci Bila di rumah tangga memelihara ternakkemudian ditanyakan dan diamati apakah dipelihara di dalam rumah

Masyarakat yang memelihara unggas cukup tinggi dibanding jenis ternak lain sebesar(326) Pada beberapa kabupaten pemeliharaan unggas tersebut cukup tinggi sepertiNias (730) Humbang Hasundutan (320) Samosir (322) dan Tapanuli Utara(332) (tabel 3953)

Dilihat dari daerah masyarakat perdesaan jauh lebih tinggi dibanding perkotaan untukpemeliharaan semua jenis ternak hewan peliharaan Untuk jenis ternak unggasperdesaan (398) dan perkotaan (172)Dilihat dari tingkat ekonomi semakin tinggitingkat ekonominya semakin berkurang persentase pemeliharaan ternak hewan (tabel3184)

225

Tabel 3953Persentase Rumah Tangga menurut Tempat Pemeliharaan TernakHewan Peliharaan

dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaTernak Unggas

Ternak Sedang(kambingdombababi dll)

Ternak Besar(sapikerbaukuda dll)

Anjingkucingkelinci

Dalamrumah

Luarrumah

Tidakpelihara

Dalamrumah

Luarrumah

Tidakpelihara

Dalamrumah

Luarrumah

Tidakpelihara

Dalamrumah

Luarrumah

Tidakpelihara

Nias 17 713 270 57 592 351 00 02 998 451 116 432Mandailing Natal 64 324 613 07 28 966 00 07 993 28 19 954Tapanuli Selatan 44 283 673 00 43 957 00 41 959 29 09 962Tapanuli Tengah 08 305 687 00 204 796 00 05 995 42 31 927Tapanuli Utara 17 651 332 45 344 611 03 26 972 57 324 619Toba Samosir 21 523 455 17 225 758 17 81 903 212 182 606Labuhan Batu 41 255 704 02 94 905 00 35 965 94 41 865Asahan 34 325 641 09 72 919 00 47 953 77 49 874Simalungun 13 338 649 00 112 888 02 111 888 38 70 892Dairi 14 489 497 08 320 672 03 27 970 227 194 579Karo 22 159 819 00 84 916 02 36 962 26 142 832Deli Serdang 12 236 753 00 42 958 04 28 968 71 28 902Langkat 77 463 460 03 66 931 35 54 911 85 79 836Nias Selatan 14 599 387 10 757 233 00 03 997 134 137 729Humbahas 65 615 320 10 370 620 00 40 960 135 190 675Pakpak Bharat 42 479 479 00 333 667 00 146 854 42 42 917Samosir 12 667 322 06 471 523 06 238 756 157 424 419Serdang Bedagai 09 269 722 33 77 890 04 27 969 93 33 874Kota Sibolga 09 27 965 00 00 1000 00 00 1000 27 09 965Kota Tanjung Balai 27 151 822 27 973 00 00 1000 124 32 844Kota P Siantar 22 205 772 03 42 955 00 03 997 54 58 888Kota Tebing Tinggi 11 197 792 00 56 944 00 06 994 78 50 872Kota Medan 22 111 867 01 12 986 00 02 998 54 41 905Kota Binjai 27 148 825 00 03 997 00 09 991 62 27 911Kota P Sidempuan 34 176 790 00 00 1000 00 00 1000 69 21 910

Sumatera Utara 28 298 674 06 108 885 04 33 962 83 66 851

226

Tabel 3954Persentase Rumah Tangga menurut Tempat Pemeliharaan TernakHewan Peliharaan dan Karakteristik Rumah Tangga

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikTernak Unggas

Ternak Sedang(kambingdombababi

dll)

Ternak Besar(sapikerbaukuda dll)

Anjingkucingkelinci

Dalamrumah

Luarrumah

Tidakpelihara

Dalamrumah

Luarrumah

Tidakpelihara

Dalamrumah

Luarrumah

Tidakpelihara

Dalamrumah

Luarrumah

Tidakpelihara

Tempat tinggal

Kota 21 172 807 02 33 965 00 10 990 59 38 903

Desa 34 398 568 10 168 822 07 52 940 102 88 810

Tingkat pengeluaran per kapita

Kuintil-1 34 428 539 10 223 767 03 49 947 116 97 787

Kuintil-2 35 349 616 11 121 868 07 39 954 87 69 844

Kuintil-3 28 307 665 06 104 890 04 36 960 79 53 869

Kuintil-4 26 266 708 04 77 919 03 34 963 74 63 863

Kuintil-5 23 186 791 04 51 946 04 15 981 69 57 874

Sumatera Utara 28 298 674 07 108 885 04 33 962 83 66 851

227

BAB 4 RINGKASAN HASIL

Riskesdas 2007 merupakan survei dengan skala besar dalam lingkup jangkauan wilayahdan sampel Riset ini meliputi seluruh provinsi di Indonesia dengan 280000 sampelrumah tangga Di Provinsi Sumatera Utara semua kabupatenkota ikut terlibat dalampelaksanaan riset ini dan sebagai sampel ada sebanyak 1664 rumah tangga yangterambil

Dalam pelaksanaan mulai perencanaan dan pengumpulan data di lapangan instansidinas kesehatan kabupatenkota se Sumatera Utara terlibat sebagai koordinator diwilayahnya dengan menyertakan pihak BPS Poltekes Medan Rumah Sakit danLaboratorium Daerah sebagai mitra kerja

Mulai pelaksanaan pengumpulan data di masing-masing kabupatenkota dalam waktuyang hampir bersamaanoleh surveyor yang terlatih Walaupun berbagai kendala dantantangan dalam pelaksanaan pengumpulan data yang besar namun secarakeseluruhan di Provinsi Sumatera Utara telah berhasil dengan baik Jika dibandingkandengan rata-rata nasional respon rate pelaksanaan pengumpulan data di SumateraUtara berada di atas rata-rata

Penyelesaian pengumpulan data yang tidak serempak di masing-masing kabupatenkotamenjadikan kendala dalam penulisan laporan akhir Juga dari data yang telah terkumpulmasih terdapat catatan-catatan yang yang harus ditelusuri sehingga memudahkandalam analisis Data yang tidak memungkinkan untuk ditelusuri kembali tidak disertakandalam analisis sehingga menurunkan jumlah Namun demikian penurunan tersebutmasih dalam batas yang ditoleransi

Hasil yang laporkan dalam buku ini merupakan kerja keras dari berbagai pihak yangterlibat dan sebagai sumbangan kepada pemerhati di bidang kesehatan khususnya diSumatera Utara dalam rangka memperbaiki kualitas dan derajat kesehatan masyarakatHasil Riskesdas ini dapat diamati dari beberapa temuan variabel utama seperti statusgizi kesehatan ibu dan anak penyakit menular dan tidak menular pengetahuan danperilaku mata gigi cedera akses ke pelayanan kesehatan dan lingkungan

Belum keseluruhan data yang dihasilkan dapat dianalisis dan dilaporkan ini dalam bukuini Untuk dukungan informasi bagi pengguna hasil ini masih memungkinkan untukdinalisis lebih lanjut untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap Data Riskesdas2007 dapat pula dijadikan bahan kajian bagi mahasiswa untuk kebutuhan studinya

Ke depan masih banyak yang dapat diperbaiki dan dilakukan penelitian lanjut denganmengutamakan data Riskesdas 2007 sebagai data dasar penelitian

228

DAFTAR PUSTAKA

1 ------------------ Faktor Resiko Terjadinya Hipertensi httpwwwklinikpriacomdatatopik hipertensihtm 2005

2 ------------------- Hipertensi httpwwwmedicastorecompenyakithipertenhtm9202002

3 Abas B Jahari Sandjaja Herman Sudiman Soekirman Idrus Jusat Fasli Jalal DiniLatief Atmarita Status gizi balita di Indonesia sebelum dan selama krisis (Analisisdata antropometri Susenas 1989 - 1999) Prosiding Widyakarya Nasional Pangandan Gizi VII Jakarta 29 Februari - 2 Maret 2000

4 AMA (American Medical Association) 2001 Depression Linked With Increased Riskof Heart Failure Among Elderly With HypertensionhttpwwwmedemcomMedLBarticle_ID=ZZZUKQQ9EPCampsub_cat=73 8242002

5 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RILaporan SKRT 2001 Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular Studi Morbiditas danDisabilitas Tahun 2002

6 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RILaporan SKRT 2001 Studi Morbiditas dan Disabilitas Tahun 2002

7 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RILaporan SKRT 2001 Studi Kesehatan Ibu dan Anak

8 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RILaporan SKRT 2001 Studi Tindak Lanjut Ibu Hamil

9 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RILaporan Data Susenas 2001 Status Kesehatan Pelayanan Kesehatan PerilakuHidup Sehat dan Kesehatan Lingkungan Tahun 2002

10 Badan Pusat Statistik Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional DepartemenKesehatan Survei Demografi dan Kesehatan 2002-2003 ORC Macro 2002-2003

11 Balitbangkes Depkes RI Operational Study an Integrated Community-BasedIntervention Program on Common Risk Factors of Major Non-communicableDiseases in Depok Indonesia 2006

12 Basuki B amp Setianto B Age Body Posture Daily Working Load PastAntihypertensive drugs and Risk of Hypertension A Rural Indonesia Study 2000

13 Bedirhan Ustun The International Classification Of Functioning Disability And Healthndash A Common Framework For Describing Health States p344-348 2000

14 Bonita R et al Surveillance of risk factors for non-communicable diseases The WHOSTEP wise approach SummaryGeneva World Health Organization 2001

15 Bonita R de Courten M Dwyer T et al 2001 The WHO Stepwise Approach toSurveillance (STEPS) of NCD Risk Faktors Geneva World Health Organization

16 Bonita R de Courten M Dwyer T Jamrozik K Winkelmann R SurveillanceNoncommunicable Diseases and Mental Health The WHO STEPwise Approach toSurveillance (STEPS) of NCD Risk Factors Geneva World Health Organization2002

229

17 Brotoprawiro S dkk Prevalensi Hipertensi pada Karyawan Salah Satu BUMN yangmenjalani pemeriksaan kesehatan 1999 Kelompok Kerja Serebro Vaskular FKUNPADRSHS ldquo Disampaikan pada seminar hipertensi PERKI 2002

18 CDC Growth Charts for the United State Methods and Development Vital andHealth Statistics Department of Health and Human Services Series 11 Number246 May 2002

19 CDC State ndash Specific Trend in Self Report 3d Blood Pressure Screening and HighBlood Pressure ndash United States 1991 ndash 1999 2002 MMWR 51 (21) 456

20 CDC State-Specific Mortality from Stroke and Distribution of Place of Death UnitedStates 2002 MMWR 51 (20) 429

21 Darmojo B Mengamati Penelitian Epidemiologi Hipertensi di IndonesiaDisampaikan pada seminar hypertensi PERKI 2000

22 Departemen Kesehatan RI 1999 Rencana Pembangunan Kesehatan MenujuIndonesia Sehat 2010 Jakarta Depkes RI

23 Departemen Kesehatan RI 2003 Pemantauan Pertumbuhan Balita DirektoratJenderal Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Gizi Masyarakat Depkes RI

24 Departemen Kesehatan RI 2003 Indikator Indonesia Sehat 2010 dan PedomanPenetapan Indikator Provinsi Sehat dan KabupatenKota Sehat JakartaDepartemen Kesehatan

25 Departemen Kesehatan RI Panduan Pengembangan Sistem Surveilans PerilakuBerisiko Terpadu Tahun 2002

26 Departemen Kesehatan RI Pusat Promosi Kesehatan Panduan Manajemen PHBSMenuju KabupatenKota Sehat Tahun 2002

27 Departemen Kesehatan RI SKRT 1995 Badan Penelitian dan PengembanganKesehatan Departemen Kesehatan RI 1997

28 Departemen Kesehatan Direktorat Epim-Kesma Program Imunisasi di IndonesiaBagian I Jakarta Depkes 2003

29 Departemen Kesehatan Survey Kesehatan Nasional LaporanDepkes RI Jakarta2001

30 Departemen Kesehatan Survey Kesehatan Nasional LaporanDepkes RI Jakarta2004

31 Djaja S et al Statistik Penyakit Penyebab Kematian SKRT 1995

32 George Alberty Non Communicable Disease Tomorrowrsquos pandemic Bulletin WHO2001 7910 907

33 Hartono IG Psychiatric morbidity among patients attending the Bangetayucommunity health centre in Indonesia 1995

34 Hashimoto K Ikewaki K Yagi H Nagasawa H Imamoto S Shibata T Mochizuki SGlucose Intolerance is Common in Japanese Patients With AcuteCoronarySyndrome Who Were Not Previously Diagnosed With Diabetes DiabetesCare 28 1182 -1186 2005

35 International Classification Of Functioning Disability And Health (ICF)World HealthOrganization Geneva 2001

36 Jadoon Mohammad Z Dineen B Bourne RRA Shah SP Khan Mohammad AJohnson GJ et al Prevalence of Blindness and Visual Impairment in Pakistan ThePakistan National Blindness and Visual Impairment Survey InvestigativeOphthalmology and Visual Science 2006474749-55

230

37 Janet AS Diet Obesitas dan hipertensi httpwwwsuryacoid 3107200210aphtml 2002

38 Kaplan NM Clinical Hipertension 8th Ed Lippincott Williams amp Wilkins 2002

39 Kaplan NM Primary Hypertention Phatogenesis In Clinical Hypertention 7th EdBaltimore Williams and Wilkins Inc 1998 41-132

40 Kristanti CM Dwi Hapsari Pradono J dan Soemantri S 2002 Status KesehatanMulut dan Gigi di Indonesia Analisis Data Survei Kesehatan Rumah Tangga

41 Kristanti CM Suhardi dan Soemantri S 1997 Status Kesehatan Mulut dan Gigi diIndonesia Seri Survei Kesehatan Rumah Tangga

42 Leonard G Gomella Steven A Haist Clinicians Pocket Reference Mc GrawhillMedical Publishing division International edition NY 2004

43 Mansjoer A dkk Hipertensi di Indonesia Kapita Selekta Kedokteran 1999 518 ndash521

44 Muchtar amp Fenida Faktor-faktor yang berhubungan Dengan Hipertensi TidakTerkendali Pada Penderita Hipertensi Ringan dan Sedang yang berobat di poli GinjalHipertensi 1998

45 Obesity and Diabetes in the Developing World mdash A Growing Challenge

46 Parvez Hossain MD Bisher Kawar MD and Meguid El Nahas MD PhD TheNew England Journal of Medicine Vol 356 213 ndash 215 Jan 18 2007

47 Perkeni Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 diIndonesia 2006 Jakarta Perkeni 2006

48 Perkeni Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 diIndonesia 2006 Jakarta Perkeni 2006

49 Petunjuk Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal Jakarta Direktorat Jenderal BinaKesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan RI 2004

50 Policy Paper for Directorate General of Public Health June 2002

51 Rencana Strategis Departemen Kesehatan 2005-2009 Jakarta DepartemenKesehatan RI 2005

52 Report of WHO Definition and Diagnosis of Diabetes Mellitus and IntermediateHyperglycaemia Geneva WHO 2006 pp 9- 43

53 Report of WHO Definition and Diagnosis of Diabetes Mellitus and IntermediateHyperglycaemia Geneva WHO 2006 pp 9- 43

54 Resolution WHA561WHO Framework Convention on Tobacco Control In Fifty-sixth World Health Assembly 19-28 May 2003Geneva World Health Organization2003

55 Resolution WHA5717Global Strategy on dietphysical activity and health InFifty-seventh World Health Assembly 17-12 May 2004Geneva World HealthOrganization 2004

56 Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 Pedoman Pewawancara PetugasPengumpul Data Jakarta Badan Litbangkes Depkes RI 2007

57 Rose Menrsquos How To Keep Your Blood Pressure Under Control News HealthRecource 1999

58 SSoemantri Sarimawar Djaja Trend Pola Penyakit Penyebab Kematian DiIndonesia Survei Kesehatan Rumah Tangga 1992 1995 2001

231

59 Sandjaja Titiek Setyowati Sudikno Cakupan penimbangan balita di IndonesiaMakalah disajikan pada Simposium Nasional Litbang KesehatanJakarta 7-8Desember 2005

60 Sandjaja Titiek Setyowati Sudikno Cakupan viramin A untuk bayi dan balita diIndonesia Prosiding temu Ilmiah dan Kongres XIII Persagi Denpasar 20-22November 2005

61 Sarimawar Djaja dan S Soemantri Perjalanan Transisi Epidemiologi di Indonesiadan Implikasi Penanganannya Studi Mortalitas Survei Kesehatan Rumah Tangga2001 Bulletin of Health Studies Volume 31 Nomor 3 ndash 2003 ISSN 0125 ndash 9695ISN = 724

62 Sarimawar Djaja Joko Irianto Lisa Mulyono Pola Penyakit Penyebab Kematian DiIndonesia SKRT 2001 The Journal of the Indonesian Medical Association Volume53 No 8 ISSN 0377-1121

63 Saw S-M Husain R Gazzard GM Koh D Widjaja D Tan DTH Causes of lowvision and blindness in rural Indonesia British Journal of Ophthalmology2003871075-8

64 Seri Survei Kesehatan Rumah Tangga DepKes RI ISSN 0854-7971 No 15 Th1999

65 Sinaga S dkk Pola Sikap Penderita Hipertensi Terhadap Pengobatan JangkaPanjang dalam Naskah Lengkap KOPAPDI VI 1984 Penerbit UI-PRESS 1439

66 SK Menkes RI Nomor 736aMenkesXI1989 tentang Definisi Anemia dan batasanNormal Anemia

67 Sobel BJ amp Bakris GL Hipertensi Pedoman Klinik Diagnosis amp Terapy 1999 13

68 Sonny PW Agustina Lubis Gambaran Rumah Sehat di Berbagai ProvinsiIndonesia Berdasarkan Data SUSENAS 2001 Analisis lanjut Data Susenas ndashSurkesnas 2001 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI

69 Sri Hartini KS Kariadi Laju Konversi Toleransi Glukosa Terganggu menjadi Diabetesdi Singaparna Jawa Barat Disampaikan pada Konggres Nasional ke 5Perkumpulan Endokrinologi Indonesia Bandung 9 ndash 13 April 2000 (SX111-1)

70 Sunyer FX Medical hazard of obesity Ann Intern Med 1993 119

71 Suradi amp Syarsquobani M et al Hipertensi Borderline ldquoWhite Coatrdquo dan sustained ldquo Suatu Studi Komperatif terhadap Normotensi para karyawan usia 18 ndash 42 tahun diRSUP Dr Sarjito Yogyakarta Berkala Ilmu Kedokteran Vol 29 (4) 1997

72 Syah B Non-communicable Disease Surveillance and Prevention in South-EastAsia Region 2002

73 The Australian Institute of Health and Welfare 2003 Indicators of Health RiskFactors The AIHW view AIHW Cat No PHE 47 Canberra AIHW P238

74 The WHO STEPwise approach to Surveillance of Noncommunicable Diseases 2003STEPS Instrument for NCD Risk Factors (Core and expanded Version 13)

75 Tim survei Depkes RI Survei Kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran 1993-1996 Depkes RI Jakarta1997

76 U Laasar The Risk of Hypertension Genesis and Detection Dalam JulianRosenthal Arterial Hypertension Pathogenesis Diagnosis and Therapy Springer-Verlag New York Heidelberg Berlin 1984 44

232

77 Univ Cape town Department of Haematology Haematology An Aproach toDiagnosis and Management Cape town 2001 Badan Penelitian danPengembangan Kesehatan Depkes RI 2001 Survei Kesehatan Nasional(Surkesnas) 2001 Jakarta Badan Litbangkes

78 WHO 1995 Oral Health Care Needs of the Community A Public Health Report

79 WHO Assessing the iron status of populations Report of a joint World HealthOrganizationCenters for Disease Control and Prevention technical consultation onthe assessment of iron status at the population level Geneva Switzerland April2004

80 WHO Auserrsquos guide to the self reporting questionnaireGeneva1994

81 WHOSEARO Surveillance of Major Non-communicable Diseases in South ndash EastAsia Region Report of an Inter-country Consultation 2005

82 WHO-ISH WHO-ISH Hypertension Guideline Committee 1999 Guidelines of TheManagement of Hypertension Journal of Hypertension 1999

83 WHO-ISH WHO-ISH Hypertension Guideline Committee 1999 Guidelines of TheManagement of Hypertension Journal of Hypertension 2003

84 World Health Organization 2003 The World Health Survey Programme Geneva

85 World Health Organization 2003 The Surf Report 1 Surveillance of Risk Factorsrelated to noncommunicable diseases Current of global data Geneva WHO p15

86 World Health Organization International Classification of Diseases Injuries andCauses of Death Based on The Recommendation of The Ninth Revision Conference1975 and Adopted by The Twenty Ninth WHA 1997 volume 1

233

LAMPIRAN

Page 3: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …

iii

rancangan karya ldquokejutanrdquo yang membuat kami terkejut sendiri karena demikian beratrumit dan hebat kritikan dan apresiasi yang kami terima dari berbagai pihak

Pada laporan Riskesdas 2007 (edisi pertama) banyak dijumpai kesalahan diantaranyakesalahan dalam pengetikan ketidaksesuaian antara narasi dan isi tabel kesalahandalam penulisan tabel dan sebagainya Untuk itu pada tahun anggaran 2009 telahdilakukan revisi laporan Riskesdas 2007 (edisi kedua) dengan berbagai penyempurnaandiatas

Perkenankanlah kami menyampaikan penghargaan yang tinggi serta terima kasih yangtulus atas semua kerja cerdas dan penuh dedikasi dari seluruh peneliti litkayasa danstaf Balitbangkes rekan sekerja dari BPS para pakar dari Perguruan Tinggi para dokterspesialis dari Perhimpunan Dokter Ahli Para dosen Poltekkes PJO dari jajaran DinasKesehatan Provinsi dan KabupatenKota seluruh enumerator serta semua pihak yangtelah berpartisipasi mensukseskan Riskesdas Simpati mendalam disertai doa kamihaturkan kepada mereka yang mengalami kecelakaan sewaktu melaksanakanRiskesdas (beberapa enumeratorpeneliti mengalami kecelakaan dan mendapat gantirugi dari asuransi) termasuk mereka yang wafat selama Riskesdas dilaksanakan

Kami telah berupaya maksimal namun sebagai langkah perdana pasti masih banyakkekurangan kelemahan dan kesalahan Untuk itu kami mohon kritik masukan dansaran demi penyempurnaan Riskesdas ke-2 yang Insya Allah akan dilaksanakan padatahun 20102011 nanti

Billahit taufiq walhidayah wassalamursquoalaikum wr wb

Jakarta Desember 2008

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Departemen Kesehatan RI

Dr Triono Soendoro PhD

iv

SAMBUTANMENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Assalamu lsquoalaikum Wr Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang dengan rahmat dan bimbinganNya Departemen

Kesehatan saat ini telah mempunyai indikator dan data dasar kesehatan berbasis

komunitas yang mencakup seluruh Provinsi dan KabupatenKota yang dihasilkan

melalui Riset Kesehatan Dasar atau Riskesdas Tahun 2007 - 2008

Riskesdas telah menghasilkan serangkaian informasi situasi kesehatan berbasis

komunitas yang spesifik daerah sehingga merupakan masukan yang amat berarti bagi

perencanaan bahkan perumusan kebijakan dan intervensi yang lebih terarah efektif dan

efisien Selain itu data Riskesdas yang menggunakan kerangka sampling Susenas Kor

2007 menjadi lebih lengkap untuk mengkaitkan dengan data dan informasi sosial

ekonomi rumah tangga

Saya minta semua pelaksana program untuk memanfaatkan data Riskesdas dalam

menghasilkan rumusan kebijakan dan program yang komprehensif Demikian pula

penggunaan indikator sasaran keberhasilan dan tahapanmekanisme pengukurannya

menjadi lebih jelas dalam mempercepat upaya peningkatan derajat kesehatan secara

nasional dan daerah

Saya juga mengundang para pakar baik dari Perguruan Tinggi pemerhati kesehatan

dan juga peneliti Balitbangkes untuk mengkaji apakah melalui Riskesdas dapat

dikeluarkan berbagai angka standar yang lebih tepat untuk tatanan kesehatan di

Indonesia mengingat sampai saat ini sebagian besar standar yang kita pakai berasal

dari luar

Riskesdas yang baru pertama kali dilaksanakan ini tentu banyak yang harus diperbaiki

dan saya yakin Riskesdas dimasa mendatang dapat dilaksanakan dengan lebih baik

Riskesdas harus dilaksanakan secara berkala 3 atau 4 tahun sekali sehingga dapat

diketahui pencapaian sasaran pembangunan kesehatan di setiap wilayah dari tingkat

kabupatenkota provinsi maupun nasional

Untuk tingkat kabupatenkota perencanaan berbasis bukti akan semakin tajam bila

keterwakilan data dasarnya sampai tingkat kecamatan Oleh karena itu saya

menghimbau agar Pemerintah Daerah baik Provinsi maupun KabupatenKota ikut serta

berpartisipasi dengan menambah sampel Riskesdas agar keterwakilannya sampai ke

tingkat Kecamatan

v

Saya menyampaikan ucapan selamat dan penghargaan yang tinggi kepada para peneliti

dan pegawai Balitbangkes para enumerator para penanggung jawab teknis dari

Balitbangkes dan Poltekkes para penanggung jawab operasional dari Dinas Kesehatan

Provinsi dan KabupatenKota jajaran Labkesda dan Rumah Sakit para pakar dari

Universitas dan BPS serta semua yang teribat dalam Riskesdas ini Karya anda telah

mengubah secara mendasar perencanaan kesehatan di negeri ini yang pada gilirannya

akan mempercepat upaya pencapaian target pembangunan nasional di bidang

kesehatan

Khusus untuk para peneliti Balitbangkes teruslah berkarya tanpa bosan mencari

terobosan riset baik dalam lingkup kesehatan masyarakat kedokteran klinis maupun

biomolekuler yang sifatnya translating research into policy dengan tetap menjunjung

tinggi nilai yang kita anut integritas kerjasama tim serta transparan dan akuntabel

Billahit taufiq walhidayah Wassalamursquoalaikum Wr Wb

Jakarta Desember 2008

Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Dr dr Siti Fadilah Supari SpJP(K)

vi

RINGKASAN EKSEKUTIF

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 adalah survei tingkat nasional yang dilakukanoleh Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Kesehatan RI denganmelibatkan BPS organisasi profesi perguruan tinggi lembaga penelitian pemerintahdaerah dan partisipasi masyarakat untuk menyediakan informasi kesehatan yangberbasis bukti (evidence-based) untuk menunjang perencanaan bidang kesehatankabupatenkota Riskesdas mencakup sampel yang jauh lebih besar dari survei-surveikesehatan sebelumnya seperti SKRT atau SDKI dan mencakup aspek kesehatan yanglebih luas Riskesdas 2007 dilaksanakan untuk menjawab pertanyaan tentang statuskesehatan masyarakat di tingkat nasional provinsi dan kabupatenkota faktor-faktoryang melatarbelakanginya dan masalah kesehatan masyarakat yang spesifik di setiapwilayah

Penarikan sampel untuk Riskesdas 2007 identik pula dengan two stage sampling yangdigunakan dalam Susenas 2007 Riskesdas 2007 di Provinsi Sumatera Utara mencakupsampel di 25 kabupatenkota yang mencakup 1054 blok sensus atau sebanyak 16864rumah tangga Selanjutnya seluruh anggota rumah tangga dari setiap rumah tanggayang terpilih dari kedua proses penarikan sampel tersebut diatas diambil sebagai sampelindividu

Pada buku ini dijelaskan berbagai temuan hasil Riskesdas 2007 tingkat provinsi denganvariasinya pada tingkat kabupatenkota dan karakteristik responden

Status Gizi

Prevalensi status gizi anak balita di Sumatera Utara menurut BBU anak balitadengan gizi buruk dan sangat buruk masih ada sebanyak 227 persen menurut TBUjumlah yang sangat pendek dan pendek ada sebanyak 431 persen sedangkanmenurut BBTB jumlah yang dikategorikan sangat kurus dan kurus masih adasebanyak 17 persen Ada enam kabupaten dan satu kota yang diukur dengan tigaukuran status gizi tersebut selalu berada di bawah standar yaitu Kabupaten TapanuliSelatan Tapanuli Tengah Simalungun Humbang Hasundutan Serdang Bedagaidan Kota Sibolga

Menurut karakteristik responden anak balita yang harus mendapat prioritaspenanganan dalam perbaikan gizi terutama pada responden yang memiliki bayi umurdi bawah satu tahun tempat tinggal di desa dan tingkat ekonomi pada kuintilpertama (kategori ekonomi paling rendah)

Status gizi anak balita menurut berat badan terhadap tinggi badan (BBU) yangdikategorikan gizi buruk menurut kabupatenkota berkisar antara 23 - 195Prevalensi tertinggi di Kabupaten Tapanuli Utara dan terendah di Kabupaten KaroSedangkan yang tergolong gizi kurang prevalensinya berkisar antara 72 yaituKabupaten Samosir dan tertinggi di Kabupaten Nias 211 Ada delapan kabupatenkota yang mempunyai prevalensi gizi buruk dan kurang sudah di bawah 20 persenyaitu Kabupaten Toba Samosir Dairi Karo Langkat Samosir dan Kota PematangSiantar Medan dan Padang Sidempuan

Status gizi anak balita menurut tinggi badan terhadap umur (TBU) yangdikategorikan sangat pendek menurut kabupatenkota berkisar antara 128 -454 prevalensi tertinggi di Kabupaten Tapanuli Utara dan terendah di KotaPematang Siantar Sedangkan yang tergolong pendek prevalensinya berkisar antara96 di Kabupaten Tapanuli Selatan dan tertinggi di Kabupaten Nias Selatan 293Jika prevalensi sangat pendek dan pendek dijumlahkan maka hanya terdapat 5

vii

kabupatenkota yang mempunyai prevalensi kependekan lebih rendah dari angkanasional yaitu Tapanuli Selatan Samosir Kota Pematang Siantar Kota TebingTinggi dan Kota Padang Sidempuan

Masalah kegemukan (berat badan lebih + obese) pada orang dewasa di ProvinsiSumatera Utara sudah terlihat tinggi untuk tiap kota yang prevalensinya di atas 20persen dan ada empat kabupaten yaitu Kabupaten Labuhan Batu Asahan Karodan Deli Serdang Kecuali Kabupaten Labuhan Batu semua kabupatenkota tersebutdi atas juga sudah bermasalah dengan obesitas yang prevalensinya sudah di atas10 Kabupaten Nias dan Pakpak Bharat yang mempunyai prevalensi obesitas yangrendah atau di bawah lima persen

Secara umum di Provinsi Sumatera Utara rumah tangga mengkonsumsi garamcukup iodium sudah mencapai 90 persen atau sudah dalam kategori baik bahkanbeberapa kabupatenkota hampir mencapai 100 persen seperti Kabupaten Karo danKota Pematang Siantar Namun demikian masih terdapat kabupaten yang masih dibawah 50 persen seperti Kabupaten Tapanuli Selatan dan Mandailing Natal

Kualitas konsumsi garam beriodium rumah tangga menurut kabupatenkota diProvinsi Sumatera Utara secara umum sudah mencapai 90 persen atau sudahdalam kategori baik bahkan beberapa kabupatenkota hampir mencapai 100 persenseperti Kabupaten Karo dan Kota Pematang Siantar Namun demikian masihterdapat kabupaten yang masih di bawah 50 persen seperti Kabupaten TapanuliSelatan dan Mandailing Natal Sedangkan kabupaten yang kualitas konsumsi garamberiodium rumah tangganya rendah atau masih di bawah 50 persen adalahKabupaten Tapanuli Selatan dan Mandailing Natal namun demikian masih tergolongcukup untuk kecukupan garam iodium tersebut

Kesehatan Ibu dan Anak

Cakupan anak balita yang telah mendapat imunisasi terhadap lima penyakit anakutama yang bisa dicegah dengan imunisasi pada umur 12 bulan seperti yangdianjurkan oleh pemerintah Cakupan tertinggi adalah untuk BCG (750) danCampak (708) sedangkan cakupan terendah adalah imunisasi Hepatitis

Sebagian besar balita ditimbang di Posyandu (616) ditimbang di Puskesmas141 Delapan puluh sembilan persen balita di Kabupaten Asahan ditimbang diPosyandu sedangkan di Humbang Hasundutan hanya 171 Sebagian besar(60) balita di Humbang Hasundutan ditimbang di Polindes Kota Tanjung Balaitempat favorit penimbangan balita adalah Puskesmas (476) Posyandu hanya270

Pemberian vitamin A sesuai dengan catatan dalam KMS Secara umum 510 balitapernah mendapat vitamin A dosisi tinggi Cakupan tertinggi Vitamin A adalahTapanuli utara (870) dan terendah adalah Labuhan Batu (348) Angka tersebutturun dengan meningkatnya umur anak Pada anak umur 12 ndash 23 bulan 600pernah mendapat vitamin A dosis tinggi sedangkan persentase untuk anak umur 48ndash 59 bulan adalah 408

Sebagian besar (747) ibu hamil memeriksakan kehamilannya ke tenagakesehatan Bahkan ada KabupatenKota yang hampir keseluruhan ibu hamilmemeriksakan kehamilannya (100 Kota Tebing Tinggi sekitar 90 Kota MedanKota Binjai dan Kota Padang Sidempuan Namun masih ada beberapaKabupatenKota yang cakupannya di bawah 50 (Tapanuli Selatan TapanuliTengah dan Labuhan Batu)

viii

Penyakit Menular

Dalam 12 bulan terakhir di Provinsi Sumatera Utara filariasis klinis terdeteksi denganprevalensi yang sangat rendah Namun ada Kabupaten Pakpak Barat yangprevalensinya lebih tinggi dari prevalensi filarisis di Provinsi Sumatera Utara secarakeseluruhan

Persentase malaria berdasarkan gejala dan diagnosis dalam sebulan terakhir diProvinsi Sumatera Utara dijumpai sebesar 3 persen dengan rentang 01 ndash 25persen Nias Nias Selatan dan Mandailing Natal mempunyai persentase tertinggiberdasarkan diagnosis pasti persentase malaria di Provinsi Sumatera Utara 13persen dengan rentang 01 ndash 105 persen Nias Nias Selatan dan Mandailing Natalpersentasenya masih yang tertinggi

Angka persentase ISPA dalam sebulan terakhir di Provinsi Sumatera Utara adalah22 persen prevalensi di atas 30 ditemukan di 6 kabupatenkota yaitu NiasMandailing Natal Simalungun Nias Selatan Kota Tebing Tinggi dan Kota PadangSidempuan dan hanya dua wilayah yang persentasenya di bawah 10 yaituLangkat dan Kota Binjai

Di Provinsi Sumatera Utara dalam 12 bulan terakhir penyakit ini masih terdeteksidengan prevalensi 09 persen (rentang 01ndash62 persen) di beberapa kabupatenkotaprevalensinya masih 2 persen atau lebih tinggi yaitu di Mandailing Natal NiasSelatan Kota Sibolga dan Kota Padang Sidempuan

Dalam 12 bulan terakhir tifoid klinis dapat dideteksi di Provinsi Sumatera Utaradengan persentase 09 persen dan tersebar di seluruh kabupatenkota denganrentang 02 ndash 33 persen persentase tifoid tertinggi dilaporkan dari Nias Selatan (33persen)

Sedangkan untuk hepatitis penyakit ini teridentifikasi di hampir seluruh kabupatenkota Persentase hepatitis tertinggi ditemukan di Kabupaten Mandailing NatalPakpak Barat dan Nias Selatan

Penyebaran diare dalam satu bulan terakhir di Sumatera Utara merata di seluruhkabupatenkota Persentase di provinsi ini sebesar 88 persen tertinggi ditemukan diKabupaten Simalungun (204 persen) Nias Mandailing Natal Simalungun NiasSelatan Humbang HasundutanPakpak Barat Kota Sibolga Kota Tebing Tinggi danKota Padang Sidempuan mempunyai persentase diare di atas 10 persen

Penyakit Tidak Menular

Prevalensi penyakit persendian yang didiagnosis di Sumatera Utara sebesar 119sedangkan yang didiagnosis serta mengalami gejala sebesar 202 Kasuspersendian tertinggi di Kabupaten Nias Selatan (425)

Untuk prevalensi hipertensi berdasarkan diagnosis oleh tenaga kesehatan adalah58 dan hamper sama dengan hipertensi yang berdasarkan diagnosis serta minumobat (59)

Sementara untuk prevalensi penyakit stroke hanya di bawah satu persen

Prevalensi penyakit asma di Provinsi Sumatera Utara sebesar 3 (kisaran 03 ndash64) tertinggi di Mandailing Natal Prevalensi penyakit jantung 7 penyakitdiabetes sebesar 1 dan prevalensi tumor di bawah satu persen

Prevalensi gangguan mental emosional di Provinsi Sumatera Utara mencapai 69persen di mana tertinggi di Kabupaten Mandailing Natal (142) dan Kota PadangSidempuan (127)

ix

Di Sumatera Utara gangguan Low Vision sebesar 45 sedangkan untuk kebutaansebesar 07 Penyakit katarak yang ditanyakan pada penduduk umur 30 tahun keatas menunjukkan bahwa mereka yang pernah didiagnosis oleh tenaga kesehatandan dinyatakan katarak sebesar 17 persen sedangkan penduduk yang merasakanada gejala katarak sebanyak 97 persen

Masalah gigi-mulut ditanyakan untuk kurun waktu 12 bulan terakhir pada seluruhpenduduk Di Provinsi Sumatera Utara prevalensi masalah gigi-mulut sebanyak 167persen yang 24 persennya mendapat perawatan Masalah gigi-mulut tinggi di KotaSibolga (37) dan Kabupaten Tapanuli Tengah (29) Perawatan yang dilakukansebagian besar pada pengobatan (87) atau perawatan yang disertai denganpencabutan gigi (33)

Menurut kabupatenkota prevalensi karies aktif di Sumatera Utara berkisar antara267 sampai 59 yaitu terendah di Kabupaten Nias Selatan dan tertinggi di KotaSibolga

Di Provinsi Sumatera Utara disabilitas belum menjadi masalah yang berat di manamereka yang mempunyai disabilitas buruk + sangat buruk masih di bawah limapersen Namun disabilitas secara keseluruhan sudah menjadi masalah setidaknyapada 23 persen penduduk Masalah disabilitas banyak dikeluhkan pada wanita danterutama usia lanjut 64 tahun atau lebih

Gambaran bahwa dari 25 kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara prevalensitertinggi cedera terdapat pada Kota Sibolga (97) sedangkan yang terendahterdapat pada kabupaten Labuhan Batu (08) Pola penyebab cedera terbanyakpada tingkat provinsi yaitu jatuh kecelakaan transportasi di darat dan terluka bendatajamtumpul

Persentase merokok tiap hari menurut umur sudah dimulai sejak umur 10-14 tahunyang kemudian meningkat menjadi 14 pada umur 15-24 tahun persentasemerokok terus meningkat seiring bertambahnya umur dan pada puncaknya padaumur 45-54 tahun (366) Selanjutnya persentase merokok menurun setelah umur54 tahun

Perokok umumnya pada laki-laki dan menurut pendidikan terbanyak pada yang ber-pendidikan tamat SMA (293 ) selanjutnya tamat SMP Tidak tampak perbedaanpada tingkat pengeluaran perkapita per bulan yaitu rata-rata 22 persen

Persentase penduduk Provinsi Sumatera Utara umur 10 tahun ke atas yang merokoktiap hari sebesar 23 persen Di Kabupaten Nias (16) terendah dibandingkandengan kabupatenkota lainnya sedangkan Kabupaten Karo (41) tertinggi darikabupatenkota yang lain Atau dapat dikatakan di Kabupaten Karo setiap 10 orangada empat orang perokok

Hasil Riskesdas 2007 menunjukkan secara keseluruhan hanya 55 persen pendudukumur 10 tahun ke atas yang cukup mengkonsumsi sayur dan buah di ProvinsiSumatera Utara Bahkan di Kabupaten Nias dan Nias Selatan masih di bawah satupersen atau dapat dikatakan kurang makan buah dan sayur Menurut karakteristikresponden yang paling kurang konsumsi buah dan sayur adalah pada kelompokumur di atas 75 tahun dan yang pengeluaran perkapita rumah tangganya rendahkuintil 1 dan 2

Di Sumatera Utara prevalensi peminum alkohol 12 bulan terakhir sebanyak 61persen sedangkan yang masih mengkonsumsi dalam satu bulan terakhir sebanyak44 persen Beberapa kabupaten kota prevalensi minum alkohol terlihat tinggi dibeberapa kabupatenkota seperti di Kabupaten Dairi Toba Samosir SamosirdanHumbang Hasundutan

x

Sebagian besar penduduk di Provinsi Sumatera Utara yang kurang melakukanaktivitas fisik masih lebih banyak (519) Bahkan di Kabupaten Nias Selatanpenduduk yang kurang aktifitas tersebut mencapai 713 persen Namun demikiansudah ada beberapa kabupatenkota yang sudah mencapai di atas 80 untuk yangkategori aktifitas cukup yaitu Kabupaten Toba Samosir Dairi dan HumbangHasundutan

Sebagian besar (746) penduduk Provinsi Sumatera Utara berusia 10 tahun keatas pernah mendengar tentang flu burung tetapi baru 848 persen diantaranya yangberpengetahuan benar dan sudah 942 persen bersikap benar tentang flu burung

Di Provinsi Sumatera Utara 552 penduduk pernah mendengar tentang HIVAIDSnamun baru 171 yang berpengetahuan benar tetapi sudah 407 berperilakubenar tentang HIVAIDS Menurut kabupatenkota persentase penduduk yangpernah mendengar HIVAIDS tertinggi di Kota Medan (755) Kabupaten Langkat(722) dan Labuhan Batu (694) Sedangkan yang berpengetahuan benartentang penularan HIVAIDS persentase tertinggi di Kabupaten Nias Selatan(531) Kabupaten Tapanuli Utara merupakan kabupaten dengan persentaseperilaku benar tentang HIVAIDS penduduknya yang paling kecil dibandingkankabupatenkota yang lain

Di Provinsi Sumatera Utara perilaku BAB di jamban persentasenya mencapai 762persen

Perilaku cuci tangan dengan benar sangat bervariasi menurut kabupatenkotadengan rerata 145 persen

Akses dan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

Fasilitas Pelayanan kesehatan yang dimaksud adalah Rumah Sakit PuskesmasPuskesmas Pembantu Dokter praktek dan bidan praktek

Dari segi jarak nampak bahwa 586 rumah tangga (RT) berjarak kurang dari 1 kmdan 365 RT berjarak 1-5 km Kondisi ini dapat dikatakan bahwa 951 RT diProvinsi Sumatera Utara berada kurang atau sama dengan 5 km dari fasilitaskesehatan dan 49 berada lebih dari jarak tersebut Kondisi sangat tinggi dibeberapa kabupaten yaitu Kabupaten Toba Samosir (242) dan Nias Selatan(218) dan Nias (158)

Ada 241 rumah tangga di Provinsi Sumatera Utara telah memanfaatkanposyanduposkesdes tertinggi di kabupaten Serdang Bedagai (451) dan terendahdi kabupaten Deli Serdang (128) Di Provinsi Sumatera Utara 114 rumahtangga tidak memanfaatkan pelayanan tersebut Kabupaten yang lebih 20 RT-nyatidak memanfaatkan UKBM adalah Kabupaten Nias Selatan (491) KabupatenNias (357)Kabupaten Mandailing Natal (327) Kabupaten Langkat (224)Kabupaten Tapanuli Selatan (205)

Secara keseluruhan di Provinsi Sumatera Utara Persentase RT yang pernahmemperoleh pelayanan pengobatan jauh lebih tinggi (868) dibanding dengan RTyang pernah memperoleh masing-masing jenis pelayanan bidang KIA (lt 25) Jenispelayanan KIA yang diterima RT yang memanfaatkan polindesbidan desa mulaiterbanyak berturut turut adalah Pemeriksaan bayibalita (231) Pemeriksaankehamilan (175) persalinan (117) pemeriksaan neonatus (102) danpemeriksaan ibu nifas (99)

Di Sumatera Utara tempat rawat inap yang dimanfaatkan oleh rumah tanggasebagian besar di RS Swasta (23) RS Pemerintah (16) RSB (09) tenagakesehatan (06) Puskesmas (02)

xi

Aspek ketanggapan rawat inap yang diukur dari masyarakat meliputi waktu tunggukeramahan kejelasan informasi ikut ambil keputusan kerahasiaan kebebasanmemilih kebersihan ruangan dan mudah dikunjungi

Kabupaten dengan nilai aspek-aspek ketanggapan paling rendah adalah KabupatenTapanuli Selatan Kabupaten Nias Selatan dari 8 aspek ketanggapan semuanyaberada dibawah 80

Kesehatan Lingkungan

Konsumsi air per orang per hari penduduk di Provinsi Sumatera Utara 427persennya lebih dari 100 liter Menurut antar wilayah kabupatenkota bervariasiberkisar 03 (Kabupaten Tapanuli Tengah) sampai 939 yaitu di KabupatenSerdang Bedagai Sedangkan penduduk yang menggunakan air per orang per harimasih di bawah 20 liter (lt5 + 5 ndash 19 liter) di Provinsi Sumatera Utara sebanyak 136persen tinggi di Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kota Sibolga

Secara umum pemenuhan kebutuhan air dalam rumah tangga menurut jenisnyaberasal dari sumur terlindung (258) ledeng eceran (192) dan sumur borpompa(177) Namun di beberapa daerah masih dijumpai pemenuhan kebutuhan air yangcukup tinggi dari air sungai dan air hujan seperti Kabupaten Mandailing Natal (airsungai 194) Labuhan batu (air hujan 126) Dairi (air sungai 228 dan air hujan130) Pakpak Barat (air sungai 213) dan Samosir (air sungai 237)

Menurut kabupatenkotamasih terdapat beberapa kabupaten yang mempunyaimasalah dengan tidak menggunakannya jamban sebagai sarana BAB karenaPersentasenya masih di atas 50 persen Kabupaten tersebut antara lain Nias(608) Samosir (538) Nias Selatan (536) Tapanuli Tengah (526)

Menurut jenis tempat buang air besar ada sebanyak 66 persen dalam melakukanbuang air besar dengan menggunakan jamban dengan lahir angsa berikutnya 199mengguna-kan cemplungcubluk dan sisanya plengsengan dan tidak memakaijamban Kabupaten Nias Selatan dan Humbang Hasundutan merupakan duakabupaten dengan Persentase tertinggi penduduk yang tidak menggunakan jamban

Di desa secara umum lebih sulit dalam mengakses sanitasi Akses sanitasi di kota736 di desa 316

Sebanyak 53 persen di Provinsi Sumatera Utara yang menggunakan jenis saluran airlimbah terbuka tertinggi di Kabupaten Langkat (856) Sedangkan yang tidakmenggunakan saluran air Kabupaten Humbang Hasundutan dan Samosir (lebih dari60)

Pada umumnya rumah tangga tidak mempunyai sarana penampungan sampah didalam rumah (838) walaupun ada hanya 112 yang terbuka Sedangkan yangmempunyai penampungan sampah yang di luar rumah pada umumnya terbuka(495) dan hanya 82 persen yang tertutup

Rumah tempat tinggal di Kabupaten Nias banyak yang jenis lantainya tanah (16)dengan tingkat kepadatan hunian lt 8 m2 kapita sebesar 538 sementara NiasSelatan Jenis lantai (192) dan Langkat (114)

Masyarakat yang memelihara unggas cukup tinggi dibanding jenis ternak lainsebesar (326) Pada beberapa kabupaten pemeliharaan unggas tersebut cukuptinggi seperti Nias (730) Humbang Hasundutan (320) Samosir (322) danTapanuli Utara (332)

xii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar iiiSambutan Menteri Kesehatan Kesehatan Republik Indonesia vRingkasan Eksekutif viiDaftar Isi xiiiDaftar Tabel xviiDaftar Gambar xxxiiDaftar Grafik xxxiiiDaftar Singkatan xxxivDaftar Lampiran xxxviBAB 1 Pendahuluan 1

11 Latar Belakang 112Ruang Lingkup Riskesdas 113 Pertanyaan Penelitian 214 Tujuan Riskesdas 215 Kerangka Pikir 316 Alur Pikir Riskesdas 2007 517 Pengorganisasian Riskesdas 618 Manfaat Riskesdas 619 Persetujuan Etik Riskesdas 6

BAB 2 Metodologi Riskesdas 721 Desain 722 Lokasi 723 Populasi Sampel 7231 Penarikan Sampel Blok Sensus 8232 Penarikan Sampel Rumah Tangga 8233 Penarikan Sampel Anggota Rumah Tangga 9234 Penarikan Sampel Biomedis 9235 Penarikan Sampel Yodium 1024 Variabel 11241 Kuesioner Rumah Tangga (RKD07RT) 11242 Kuesioner Gizi (RKD07GIZI) 11243 Kuesioner Individu (RKD07IND) 11244 Kuesioner Autopsi Verbal untuk umur lt 29 hari

(RKD07AV1)11

245 Kuesioner autopsi verbal untuk umur lt 29 hari -lt 5 tahun(RKD07AV2)

12

246 Kuesioner autopsi verbal untuk umur 5 tahun keatas(RKD07AV3)

12

25 Alat Pengumpul Data dan Cara Pengumpul Data 1226 Manajemen Data 14261 Editing 14262 Entry 15263 Cleaning 1527 Pengorgasisasian Pengumpulan Data 16271 Pelatihan Surveyor 16272 Pengumpulan Data di Lapangan 17

xiii

273 Menjaga Kualitas Data 1728 Keterbatasan Riskesdas 1829 Analisa Data 18

BAB 3 3 Hasil Riskesdas 1931 Gambaran Umum 19311 Profil Provinsi Sumatera Utara 19312 Respon Rate Data Riskesdas 2007 2032 Gizi 23321 Status Gizi Balita 233211 Status Gizi balita berdasarkan indikator BBU 243212 Status Gizi balita berdasarkan indikator TBU 263213 Status Gizi balita berdasarkan indikator BBTB 273214 Status Gizi balita menurut karakteristik responden 28322 Status Gizi Penduduk Umur 6 ndash 14 tahun (Usia Sekolah) 33323 Status Gizi Penduduk Umur 15 tahun keatas 363231 Status gizi dewasa berdasarkan indikator Indeks Massa

Tubuh (IMT)36

3232 Status gizi dewasa berdasarkan indikator Lingkar Perut(LP)

40

3233 Status gizi wanita usia subur (WUS) 15 ndash 45 tahunberdasarkan indikator Lingkar Lengan Atas (LILA)

42

324 Konsumsi Energi dan Protein 44325 Konsumsi Garam beriodium 4833 Kesehatan Ibu dan Anak 49331 Status Imunisasi 49332 Pemantauan Perumbuhan Balita dan Distribusi Vitamin A 55333 Pemantauan Perumbuhan Balita 55334 Distribusi Kapsul Vitamin A 59335 Kepemilikan KMS dan Buku KIA 62336 Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi 67337 Penimbangan Bayi 67338 Pemeriksaan Kehamilan 72339 Pemeriksaan Neonatus 7634 Penyakit Menular 77341 Prevalensi Filariasis Deman Berdarah Dengue dan

Malaria78

342 Prevalensi ISPA Pneumonia Tuberkulosis (TB) Campak 82343 Prevalensi Tifoid Hepatitis Diare 8535 Penyakit Tidak Menular 88351 Penyakit Tidak Menular Utama Penyakit Sendi dan

Penyakit Keturunan88

352 Gangguan Mental Emosional 94353 Penyakit Mata 96354 Kesehatan Gigi 10336 Cedera dan Disabilitas 119361 Cedera 119362 Status DisabilitasKetidakmampuan 13037 Pengetahuan Sikap dan Perilaku 136371 Perilaku Merokok 136

xiv

372 Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur 150373 Perilaku Minum Minuman Beralkohol 152374 Perilaku Aktivitas Fisik 155375 Pengetahuan Sikap terhadap Flu Burung dan HIVAIDS 157375 1 Flu Burung 1753752 HIVAIDS 159376 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 16338 Akses dan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan 167381 Akses dan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan 194382 Sarana dan Sumber Pembiayaan Pelayanan Kesehatan 187383 Ketanggapan Pelayanan Kesehatan 17039 Kesehatan Lingkungan 199391 Air Keperluan Rumah Tangga 199392 Fasilitas Buang Air Besar 214393 Sarana Pembuangan Air Limbah 220394 Pembuangan Sampah 221395 Perumahan 223

BAB 4 Ringkasan Hasil 227Daftar Pustaka 228Lampiran 233

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 12 Indikator Riskesdas dan Tingkat Keterwakilan Informasi 2

Tabel 232 Jumlah Blok Sensus dan Rumah Tangga Yang MenjadiSampel di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

8

Tabel 234 Jumlah Sampel Biomedis Menurut KabupatenKota diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

9

Tabel 271 Tempat Training Center Di Provinsi Sumatera Utara 17

Tabel 311 Indikator Kependudukan Yang Ingin Dicapai di ProvinsiSumatera Utara

20

Tabel 3121 Respon Rate Sampel Rumah Tangga MenurutKabupatenKota Di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

21

Tabel 3122 Respon Rate Sampel Individu Menurut KabupatenKota diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

22

Tabel 3211 Prevalensi Balita Menurut Status Gizi (BBU) danKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

25

Tabel 3212 Prevalensi Balita Menurut Status Gizi (TBU) danKabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

26

Tabel 3213 Prevalensi Balita Menurut Status Gizi (BBTB) danKabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

27

Tabel 32141 Prevalensi Balita Menurut Status Gizi BBU danKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

29

Tabel 32142 Prevalensi Balita Menurut Status Gizi TBU danKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

30

Tabel 32143 Prevalensi Balita Menurut Status Gizi BBTB danKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

31

Tabel 33144 Prevalensi Balita menurut Tiga Indikator Status Gizidan KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

32

Tabel 3221 Standar Penentuan Kekurusan dan Berat Badan LebihMenurut Nilai Rerata IMT Umur dan Jenis Kelamin WHO2007

33

xvi

Tabel 3222 Persentase Status Gizi Anak Usia 6-14 Tahun MenurutIMT dan KabupatenKota Pada Laki-Laki dan Perempuandi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

34

Tabel 3223 Persentase Status Gizi Anak Usia 6-14 Tahun MenurutKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

35

Tabel 32311 Prevalensi Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas MenurutIndeks Massa Tubuh dan KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

37

Tabel 32312 Prevalensi Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas Yang BBLebih + Obesitas Menurut KabupatenKota di ProvinsiSumatera UtaraRiskesdas 2007

38

Tabel 32313 Prevalensi Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas MenurutIndeks Massa Tubuh dan Karakteristik Responden diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

39

Tabel 32321 Prevalensi Obesitas Sentral Pada Penduduk Umur 15Tahun Ke Atas Menurut KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

40

Tabel 32322 Prevalensi Obesitas Sentral Pada Penduduk Umur 15Tahun Ke Atas Menurut Karakteristik Responden diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

41

Tabel 32331 Nilai Rerata LILA Wanita Umur 15-45 Tahun Riskesdas2007

42

Tabel 32332 Prevalensi Risiko KEK Penduduk Wanita Umur 15-45Tahun Menurut KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

43

Tabel 32333 Prevalensi Risiko KEK Penduduk Perempuan Umur 15-45Tahun Menurut Karakteristik Riskesdas 2007

44

Tabel 3241 Konsumsi Energi dan Protein Per Kapita Per Hari MenurutKabupaten di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

45

Tabel 3242 Prevalensi RT dengan Konsumsi Energi dan Protein LebihKecil dari Angka Rerata Nasional Menurut Kabupaten diProvinsi Sumatera Utara Riskedas 2007

46

Tabel 3243 Prevalensi Konsumsi Energi dan Protein Lebih Kecil DariAngka Rerata Nasional Menurut Klasifikasi Desa danKuintil Pengeluaran Rumah Tangga di Provinsi SumateraUtara Riskedas 2007

47

Tabel 3251 Persentase Rumah Tangga Mengkonsumsi GaramMengandung Cukup Iodium Menurut KabupatenKota diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

48

Tabel 3252 Persentase Rumah Tangga Mengkonsumsi Garam CukupIodium Menurut Karakteristik Responden di Provinsi

49

xvii

Sumatera Utara Riskesdas 2007

Tabel 3311 Prevalensi Anak Balita Umur 12-59 Bulan YangMendapatkan Imunisasi Dasar Menurut KabupatenKota diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

51

Tabel 3312 Prevalensi Anak Balita Umur 12-59 Bulan YangMendapatkan Imunisasi Dasar Menurut KarakteristikResponden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

52

Tabel 3313 Prevalensi Anak Balita Umur 12-59 Bulan YangMendapatkan Imunisasi Lengkap MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

53

Tabel 3314 Prevalensi Anak Balita Umur 12-59 Bulan YangMendapatkan Imunisasi Lengkap Menurut KarakteristikResponden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

54

Tabel 3331 Prevalensi Balita Menurut Frekuensi Penimbangan EnamBulan Terakhir dan KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

56

Tabel 3332 Prevalensi Balita Menurut Frekuensi Penimbangan EnamBulan Terakhir dan Karakteristik Responden di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

57

Tabel 3333 Prevalensi Balita Menurut Tempat Penimbangan EnamBulan Terakhir dan KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

58

Tabel 3334 Prevalensi Balita Menurut Tempat Penimbangan EnamBulan Terakhir dan Karakteristik Responden di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

59

Tabel 3341 Prevalensi Anak Umur 6-59 Bulan Yang Menerima KapsulVitamin A Menurut KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

60

Tabel 3342 Prevalensi Anak Umur 6-59 Bulan Yang Menerima KapsulVitamin A Menurut Karakteristik Responden di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

61

Tabel 3351 Prevalensi Balita Menurut Kepemilikan KMS DanKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

62

Tabel 3352 Prevalensi Balita Menurut Kepemilikan KMS danKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

64

Tabel 3353 Prevalensi Balita Menurut Kepemilikan Buku KIA danKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

65

Tabel 3354 Prevalensi Balita Menurut Kepemilikan Buku KIA danKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

66

xviii

Tabel 3371 Prevalensi Ukuran Bayi Lahir Menurut Persepsi Ibu danKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

68

Tabel 3372 Prevalensi Ukuran Bayi Lahir Menurut Persepsi Ibu danKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

69

Tabel 3373 Cakupan Penimbangan Bayi Baru Lahir 12 Bulan TerakhirMenurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

70

Tabel 3374 Cakupan Penimbangan Bayi Baru Lahir 12 Bulan TerakhirMenurut Karakteristik Responden di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

71

Tabel 3381 Cakupan Pemeriksaan Kehamilan Ibu Yang MempunyaiBayi Menurut KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

72

Tabel 3382 Cakupan Pemeriksaan Kehamilan Ibu Yang MempunyaiBayi Menurut Karakteristik Responden di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

73

Tabel 3383 Prevalensi Ibu Hamil Menurut Jenis PelayananPemeriksaan Kehamilan dan KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

74

Tabel 3384 Prevalensi Ibu Hamil Menurut Jenis PelayananPemeriksaan Kehamilan dan Karakteristik Responden diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

75

Tabel 3391 Cakupan Pemeriksaan Neonatus Menurut KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

76

Tabel 3392 Cakupan Pemeriksaan Neonatus Menurut KarakteristikResponden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

77

Tabel 3411 Prevalensi Filariasis Demam Berdarah Dengue Malariadan Pemakaian Obat Program Malaria MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

79

Tabel 3412 Prevalensi Filariasis Demam Berdarah Dengue Malariadan Pemakaian Obat Program Malaria MenurutKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

81

Tabel 3421 Prevalensi ISPA Pneumonia TBC Campak MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

83

Tabel 3422 Prevalensi ISPA Pneumonia TBC Campak MenurutKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

84

xix

Tabel 3431 Prevalensi Tifoid Hepatitis Diare MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

86

Tabel 3432 Prevalensi Tifoid Hepatitis Diare Menurut KarakteristikResponden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

87

Tabel 3511 Prevalensi Penyakit Persendian Hipertensi dan StrokeMenurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

89

Tabel 3512 Prevalensi Penyakit Persendian Hipertensi StrokeMenurut Karakteristik Responden di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

90

Tabel 3513 Prevalensi Penyakit Asma Jantung Diabetes danTumor Menurut KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

91

Tabel 3514 Prevalensi Penyakit Asma Jantung Diabetes danTumor Menurut Karakteristik Responden di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

92

Tabel 3515 Prevalensi Penyakit Keturunan (Gangguan Jiwa BeratButa Warna Glaukoma Sumbing Dermatitis RhinitisThalasemi Hemofili) Menurut KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

93

Tabel 3521 Prevalensi Gangguan Mental Emosional Pada PendudukBerumur 15 Tahun Ke Atas (Berdasarkan Self ReportingQuestionnaire-20) Menurut Kabupaten Kota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

94

Tabel 3522 Prevalensi Gangguan Mental Emosional Pada PendudukBerumur 15 Tahun Ke Atas (Berdasarkan Self ReportingQuestionnaire-20) Menurut Karakteristik Responden diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

95

Tabel 3531 Prevalensi Penduduk Usia 6 Tahun Ke Atas Menurut LowVision dan Kebutaan (dengan Atau Tanpa KoreksiKacamata Maksimal) dan KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

97

Tabel 3532 Prevalensi Penduduk Umur 6 Tahun Ke atas Menurut LowVision dan Kebutaan (dengan Atau Tanpa KoreksiKacamata Maksimal) dan Karakteristik Responden diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

98

Tabel 3533 Persentase Penduduk Umur 30 Tahun Ke atas denganKatarak Menurut KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

99

Tabel 3534 Persentase Penduduk Umur 30 Tahun Ke Atas denganKatarak Menurut Karakteristik Responden di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

100

xx

Tabel 3535 Prevalensi Penduduk Umur 30 Tahun Keatas DenganKatarak Yang Pernah Menjalani Operasi Katarak danMamakai Kacamata Setelah Operasi MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

101

Tabel 3536 Persentase Penduduk Umur 30 Tahun Ke atas DenganKatarak Yang Pernah Menjalani Operasi Katarak danMemakai Kacamata Pasca Operasi Menurut KarakteristikResponden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

102

Tabel 3541 Persentase Penduduk Bermasalah Gigi-Mulut dalam 12Bulan Terakhir Menurut Karakteristik Responden DiProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

104

Tabel 3542 Persentase Penduduk Bermasalah Gigi-Mulut dalam 12Bulan Terakhir Menurut KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

105

Tabel 3543 Persentase Jenis Perawatan Yang Diterima PendudukUntuk Masalah Gigi-Mulut Menurut KarakteristikResponden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

106

Tabel 3544 Persentase Jenis Perawatan Yang Diterima PendudukUntuk Masalah Gigi-Mulut Menurut KabupatenKota diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

107

Tabel 3545 Persentase Penduduk 10 Th gt Yang Menggosok GigiSetiap Hari dan Berperilaku Benar Menggosok GigiMenurut Karakteristik Responden di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

108

Tabel 3546 Persentase Penduduk 10 Th gt Yang Menggosok GigiSetiap Hari dan Berperilaku Benar Menyikat Gigi MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

109

Tabel 3547 Persentase Waktu Menyikat Gigi Pada Penduduk 10 Th gtYang Menggosok Gigi Setiap Hari Menurut KarakteristikResponden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

110

Tabel 3548 Persentase Waktu Menyikat Gigi Pada Penduduk 10 Th gtYang Menggosok Gigi Setiap Hari MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

111

Tabel 3549 Komponen D M F dan Index DMF-T MenurutKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

112

Tabel 35410 Komponen D M F dan Index DMF-T MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

113

xxi

Tabel 35411 Prevalensi Bebas Karies Karies Aktif dan PengalamanKaries Menurut Karakteristik Responden di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

114

Tabel 35412 Prevalensi Bebas Karies Karies Aktif dan PengalamanKaries Menurut KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

115

Tabel 35413 Required Treatment Index (RTI) dan Perform TretmentIndex (PTI) Menurut Karakteristik Responden di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

116

Tabel 35414 Required Treatment Index (RTI) dan Perform TretmentIndex (PTI) Menurut KabupatenKota di Provinsi SumateraUtaraRiskesdas 2007

117

Tabel 35415 Persentase Penduduk dengan Fungsi Normal Gigi danPenduduk Edentulous Menurut Karakteristik Responden diSumatera Utara Riskesdas 2007

118

Tabel 3611 Prevalensi Cedera dan Penyebab Cedera MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

120

Tabel 3612 Prevalensi Cedera dan Penyebab Cedera MenurutKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

122

Tabel 3613 Prevalensi Cedera Menurut Bagian Tubuh Terkena danKabupatenKota Di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

123

Tabel 3614 Prevalensi Cedera Menurut Bagian Tubuh Terkena danKarakteristik Responden Di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

125

Tabel 3615 Prevalensi Jenis Cedera Menurut KabupatenKota diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

127

Tabel 3616 Prevalensi Jenis Cedera Menurut Karakteristik Respondendi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

129

Tabel 3621 Persentase Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas MenurutMasalah Disabilitas dalam Fungsi TubuhIndividuSosial diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

131

Tabel 3622 Persentase Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas MenurutMasalah Disabilitas dalam 1 Bulan Terakhir danKabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

132

Tabel 3623 Persentase Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas MenurutMasalah Disabilitas dalam 1 Bulan Terakhir danKarakteristik Responden di Sumatera Utara Riskesdas2007

133

xxii

Tabel 3624 Persentase Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas MenurutMasalah Disabilitas Yang Membutuhkan Bantuan OrangLain dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

134

Tabel 3625 Persentase Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas MenurutMasalah Disabilitas Yang Membutuhkan Bantuan OrangLain Menurut Karakteristik Responden di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

135

Tabel 3711 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok dan Tidak Merokok Menurut KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

137

Tabel 3712 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok dan Tidak Merokok Menurut Karakteristik di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

138

Tabel 3713 Persentase Perokok dan Jumlah Batang Rokok YangDihisap Menurut Karakteristik di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

139

Tabel 3714 Persentase Perokok dan Jumlah Batang Rokok YangDihisap Menurut KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

140

Tabel 3715 Persentase Perokok Saat Ini Umur 10 Tahun Ke AtasBerdasarkan Jumlah Batang Rokok Yang Dihisap Per HariMenurut Karakteristik di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

141

Tabel 3716 Persentase Perokok Saat Ini Pada Laki-Laki Umur 10Tahun Ke Atas Berdasarkan Jumlah Batang Rokok YangDihisap Per Hari Menurut KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

142

Tabel 3717 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok Berdasarkan Umur Pertama Kali Merokok Setiap HariMenurut Karakteristik di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

143

Tabel 3718 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok Berdasarkan Umur Pertama Kali Merokok Setiap HariMenurut Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

144

Tabel 3719 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok Berdasarkan Umur Pertama Kali Merokok MenurutKarakteristik di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

146

Tabel 37110 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok Berdasarkan Umur Pertama Kali Merokok MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

147

xxiii

Tabel 37111 Prevalensi Perokok Dalam Rumah Ketika BersamaAnggota Rumah Tangga Yang Lain Menurut KarakteristikKabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

148

Tabel 37112 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok Berdasarkan Jenis Rokok Yang Dihisap MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

149

Tabel 37113 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok Berdasarkan Jenis Rokok Yang Dihisap MenurutKarakteristik di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

150

Tabel 3721 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Cukup dan Kurang Makan Buah dan Sayur Menurut Karakteristik diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

151

Tabel 3722 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Cukup dan Kurang Makan Buah dan Sayur Menurut KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

152

Tabel 3731 Persentase Peminum Minuman Beralkohol 12 BulanTerakhir dan 1 Bulan Terakhir di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

153

Tabel 3732 Persentase Peminum Minuman Beralkohol 12 BulanTerakhir dan 1 Bulan Terakhir Menurut Karakteristik diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

154

Tabel 3741 Prevalensi Penduduk ge 10 Tahun Yang Melakukan Kegiatan Aktif dan Tidak Aktif Menurut KabupatenKota diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

155

Tabel 3742 Prevalensi Penduduk ge 10 Tahun Yang Melakukan Kegiatan Aktif dan Tidak Aktif Menurut Karakteristik diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

156

Tabel 37511 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Pernah Mendengar Berpengetahuan Benar dan Bersikap BenarTentang Flu Burung Menurut KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

157

Tabel 37512 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Pernah Mendengar Berpengetahuan Benar dan Bersikap BenarTentang Flu Burung Menurut Karakteristik di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

158

Tabel 37521 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Pernah Mendengar Berpengetahuan Benar Dan Bersikap BenarTentang HivAids Menurut KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

159

xxiv

Tabel 37522 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Pernah Mendengar Berpengetahuan Benar dan Bersikap BenarTentang HivAids Menurut Karakteristik di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

160

Tabel 37523 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Bersikap Benar Tentang HIVAIDS Menurut KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

161

Tabel 37524 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Bersikap Benar Tentang HIVAIDS Menurut Karakteristik di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

162

Tabel 3761 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Berperilaku Benar dalam Hal Buang Air Besar dan Cuci Tangan denganSabun Menurut KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

164

Tabel 3762 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Berperilaku Benar dalam Hal Buang Air Besar dan Cuci Tangan DenganSabun Menurut Karakteristik di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

165

Tabel 3763 Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih danSehat Menurut KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

166

Tabel 3811 Persentase Rumah Tangga Menurut Jarak WaktuTempuh Ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan) danKabupaten di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

168

Tabel 3812 Persentase Rumah Tangga Menurut Jarak WaktuTempuh Ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan ) danKarakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

169

Tabel 3813 Persentase Rumah Tangga Menurut Jarak dan WaktuTempuh Ke Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat) danKabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

170

Tabel 3814 Persentase Rumah Tangga Menurut Jarak dan WaktuTempuh Ke Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat) danKarakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

171

Tabel 3815 Persentase Rumah Tangga Yang MemanfaatkanPosyandu Poskesdes Menurut Kabupaten di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

172

Tabel 3816 Persentase Rumah Tangga Menurut PemanfaatanPosyandu Poskesdes dan Karakteristik Rumah Tangga diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

173

xxv

Tabel 3817 Persentase Rumah Tangga Yang MemanfaatkanPosyandu Poskesdes Menurut Jenis Pelayanan danKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

174

Tabel 3818 Persentase Rumah Tangga Yang MemanfaatkanPosyandu Poskesdes Menurut Jenis Pelayanan danKarakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

175

Tabel 3819 Persentase Rumah Tangga Menurut Alasan Utama TidakMemanfaatkan PosyanduPoskesdes (di Luar TidakMembutuhkan) dan Kabupaten di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

176

Tabel 38110 Persentase Rumah Tangga Menurut Alasan Utama TidakMemanfaatkan PosyanduPoskesdes (di Luar TidakMembutuhkan) dan Karakteristik Rumah Tangga diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

177

Tabel 38111 Persentase Rumah Tangga Yang MemanfaatkanPolindes Bidan Desa Menurut Kabupaten di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

178

Tabel 38112 Persentase Rumah Tangga Yang MemanfaatkanPolindes Bidan di Desa Menurut Karakteristik RumahTangga di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

179

Tabel 38113 Persentase Rumah Tangga Yang MemanfaatkanPolindes Bidan di Desa Jenis Pelayanan danKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

180

Tabel 38114 Persentase Rumah Tangga Yang MemanfaatkanPolindes Bidan di Desa Menurut Jenis Pelayanan danKarakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

181

Tabel 38115 Persentase Rumah Tangga Yang Tidak MemanfaatkanPolindesBidan di Desa Menurut Alasan Utama danKabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

182

Tabel 38116 Persentase Rumah Tangga Menurut Alasan Utama TidakMemanfaatkan PolindesBidan Desa dan KarakteristikRumah Tangga di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

183

Tabel 38117 Persentase Rumah Tangga Menurut Pemanfaatan PosObat Desa (POD)Warung Obat Desa (WOD) danKabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

184

xxvi

Tabel 38118 Persentase Rumah Tangga Menurut Pemanfaatan PosObat Desa (POD)Warung Obat Desa (WOD) danKarakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

185

Tabel 38119 Persentase Rumah Tangga Menurut Alasan TidakMemanfaatkan Pos Obat Desa (POD) Warung Obat Desa(WOD) dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

186

Tabel 38120 Persentase Rumah Tangga Menurut Alasan TidakMemanfaatkan Pos Obat Desa (POD) Warung Obat Desa(WOD) dan Karakteristik Rumah Tangga di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

187

Tabel 3821 Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut Tempat danKabupatenKota Di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

188

Tabel 3822 Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut Tempat danKarakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

189

Tabel 3823 Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut SumberPembiayaan dan KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

190

Tabel 3824 Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut SumberPembiayaan dan Karakteristik Rumah Tangga di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

191

Tabel 3825 Persentase Responden Yang Rawat Jalan Satu TahunTerakhir Menurut Tempat dan KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

192

Tabel 3826 Persentase Penduduk Rawat Jalan Menurut Tempat danKarakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

193

Tabel 3827 Persentase Penduduk Rawat Jalan Menurut SumberBiaya dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

193

Tabel 3828 Persentase Penduduk Rawat Jalan Menurut SumberBiaya dan Karakteristik Rumah Tangga di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

194

Tabel 3831 Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut AspekKetanggapan dan KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

196

Tabel 3832 Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut AspekKetanggapan dan Karakteristik Rumah Tangga di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

197

xxvii

Tabel 3833 Persentase Penduduk Rawat Jalan Menurut AspekKetanggapan dan KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

198

Tabel 3834 Persentase Penduduk Rawat Jalan Menurut AspekKetanggapan dan Karakteristik Rumah Tangga di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

199

Tabel 3911 Persentase Rumah Tangga Menurut Rerata PemakaianAir Bersih Per Orang Per Hari dan KabupatenKota diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

200

Tabel 3912 Persentase Rumah Tangga Menurut Waktu dan Jarak KeSumber Air Ketersediaan Air Bersih dan KarakteristikResponden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

201

Tabel 3913 Persentase Rumah Tangga Menurut Waktu dan Jarak KeSumber Air Ketersediaan Air Bersih dan KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

202

Tabel 3914 Persentase Rumah Tangga Menurut Waktu dan Jarak KeSumber Air Ketersediaan Air Bersih dan KarakteristikResponden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

203

Tabel 3915 Persentase Rumah Tangga Menurut Individu Yang BiasaMengambil Air Dalam Rumah Tangga danKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

204

Tabel 3916 Persentase Rumah Tangga Menurut Individu Yang BiasaMengambil Air Dalam Rumah Tangga dan KarakteristikResponden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

205

Tabel 3917 Persentase Rumah Tangga Menurut Kualitas Fisik AirMinum dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

206

Tabel 3918 Persentase Rumah Tangga Menurut Kualitas Fisik AirMinum dan Karakteristik Rumah Tangga di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

207

Tabel 3919 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Sumber Air danKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Susenas2007

208

Tabel 39110 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Sumber Air danKarakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraSusenas 2007

209

Tabel 39111 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis TempatPenampungan dan Pengolahan Air Minum SebelumDigunakan Diminum dan KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

210

xxviii

Tabel 39112 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis TempatPenampungan dan Pengolahan Air Minum SebelumDigunakanDiminum dan Klasifikasi Desa di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

211

Tabel 39113 Persentase Rumah Tangga Menurut Akses Terhadap AirBersih dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraSusenas dan Riskesdas 2007

212

Tabel 39114 Persentase Rumah Tangga Menurut Akses Terhadap AirBersih dan Karakteristik Rumah Tangga di ProvinsiSumatera UtaraSusenas dan Riskesdas 2007

213

Tabel 3921 Persentase Rumah Tangga Menurut Penggunaan FasilitasBuang Air Besar dan KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Susenas 2007

214

Tabel 3922 Persentase Rumah Tangga Menurut Penggunaan FasilitasBuang Air Besar dan Karakteristik Rumah Tangga diProvinsi Sumatera Utara Susenas 2007

215

Tabel 3923 Persentase Rumah Tangga Menurut Tempat Buang AirBesar dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraSusenas 2007

215

Tabel 3924 Persentase Rumah Tangga Menurut Tempat Buang AirBesar dan Karakteristik Rumah Tangga di ProvinsiSumatera Utara Susenas 2007

216

Tabel 3925 Persentase Rumah Tangga Menurut Akses Sanitasi danKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Susenas danRiskesdas 2007

217

Tabel 3926 Persentase Rumah Tangga Menurut Akses TerhadapSanitasi dan Karakteristik Rumah Tangga di ProvinsiSumatera Utara Susenas dan Riskesdas 2007

218

Tabel 3927 Persentase Rumah Tangga Menurut Tempat PembuanganAkhir Tinja dan KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Susenas 2007

219

Tabel 3928 Persentase Rumah Tangga Menurut Tempat PembuanganAkhir Tinja dan Karakteristik Rumah Tangga di ProvinsiSumatera Utara Susenas 2007

220

Tabel 3931 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis SaluranPembuangan Air Limbah dan KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

220

Tabel 3932 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis SaluranPembuangan Air Limbah dan Klasifikasi Desa di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

221

Tabel 3941 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis PenampunganSampah di Dalam dan Luar Rumah dan KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

221

xxix

Tabel 3942 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis PenampunganSampah di Dalam dan Luar Rumah dan KarakteristikRumah Tangga di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

222

Tabel 3951 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Lantai Rumahdan Kepadatan Hunian dan KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Susenas 2007

223

Tabel 3952 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Lantai Rumahdan Kepadatan Hunian dan Klasifikasi Desa Susenas2007

224

Tabel 3953 Persentase Rumah Tangga Menurut TempatPemeliharaan TernakHewan Peliharaan danKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

225

Tabel 3954 Persentase Rumah Tangga Menurut TempatPemeliharaan TernakHewan Peliharaan dan KarakteristikRumah Tangga di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

226

xxx

DAFTAR GAMBAR

Gambar 15 Kerangka Pikir Kesehatan Masyarakat Menurut Blum 3

Gambar 16 Mekanisme Kerja Riskesdas 2007 5

Gambar 311 Peta Wilayah KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

19

xxxi

DAFTAR GRAFIK

Grafik 3211 Prevalensi Balita Menurut Status Gizi (BBU) di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

25

Grafik 337 Ukuran Bayi Lahir Menurut Persepsi Ibu di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

70

Grafik 361 Prevalensi Jenis Cedera di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

126

Grafik 371 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok Berdasarkan Umur Pertama Kali Merokok Setiap Hari

145

xxxii

DAFTAR SINGKATAN

ART Anggota Rumah TanggaAFP Accute Flaccia ParalysisASKES Asuransi KesehatanASESKIN Asuransi Kesehatan miskinBB Berat BadanBBU Berat Badan Menurut UmurBBBT Berat Badan Menurut Tinggi BadanBUMN Badan Usaha Milik NegaraBALITA Bawah Lima TahunBABEL Bangka BelitungBCG Bacilius Calmette GuireneBBLR Berat Bayi Lahir RendahBATRA Pengobatan TradisionalCPITN Community Periodental Index Treatment NeedsD DiagnosaDG Diagnosa GejalaDO Di ObatiDM Diabetes MelitusDLL Dan lain-lainDLM DalamD-T Decay - RethDPT Diptheri Pertusis TetanusDMF-T Decay Missing Filling TeethDEPKES Departemen KesehatannF-T Filling TeethG GejalaHB HaemoglobinIDF International Diabetes FoundationFederationIMT Indeks Massa TubuhICF International Classification of Furetionis Disability amp HealthICCIDD International Council for the Control of Iodine Deficiency DisordersIU International UnitKK Kepala KeluargaKG KilogramKEK Kurang Energi KaloriKKAL Kilo KaloriKMS Kartu Menuju SehatKIA Kartu Ibu dan AnakKLB Kejadian Luar BiasaLP Lingkar PerutL Laki LakimmHg Milimeter HidragyrummL Mili LiterM-T Missing TeethMDG Millenium Development GoalM MeterNakes Tenaga KesehatanPoskesdes Pos Kesehatan DesaPolindes Pondok Bersalin DesaPustu Puskesmas PembantuPuskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat

xxxiii

PTI Performed Treatment IndexPOLRI Polisi Republik IndonesiaPNS Pegawai Negeri SipilPT Perguruan TinggiP PerempuanPPI Panitia Penelitian IlmiahPD3I Penyakit (yg) Dapat Dicegah Dengan ImunisasiPIN Pekan Imunisasi NasonalPosyandu Pos Pelayanan TerpaduPPM Part Per MillionRS Rumah SakitRSLN Rumah Sakit Luar NegeriRSB Rumah Sakit BersalinRMH RumahRTI Required Treatment IndexRPJM Rencana Pembangunan Jangka MenengahRiskesdas Riset Kesehatan DasarRT Rumah TanggaSRQ Self Reporting QuestionarreSKTM Surat Keterangan Tidak MampuSPAL Saluran Pembuangan Air LimbahSD Standar DeviasiSD Sekolah DasarSLTP Sekolah Lanjutan Tingkat PertamaSLTA Sekolah Lanjutan Tingkat AtasTB Tinggi BadanTBU Tinggi Badan Meurut UmurTT Tetanus ToxoidTdk TidakTkt TingkatUNHCR United Nations High Commissioner for RefugeesUNICEF United Nations International Childrens Emergency FundUCI Universal Child ImmunizationU UmurWHO World Health OrganizationWUS Wanita Usia Suburmicrol Mikro Liter

xxxiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 877MENKESSKXI2006 tentang

Tim Riset Kesehatan Dasar

Lampiran 2 Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent)

Lampiran 3 Kuesioner Riset Kesehatan Dasar

1

BAB 1 PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Untuk mewujudkan visi ldquomasyarakat yang mandiri untuk hidup sehatrdquo DepartemenKesehatan RI mengembangkan misi ldquomembuat rakyat sehatrdquo Sebagai penjabarannyatelah dirumuskan empat strategi utama dan 17 sasaran Badan Penelitian danPengembangan Kesehatan (Balitbangkes) sebagai salah satu unit utama Depkesmempunyai fungsi menunjang sasaran 14 yaitu berfungsinya sistem informasikesehatan yang berbasis bukti (evidence-based) di seluruh Indonesia Untuk itudiperlukan data berbasis komunitas tentang status kesehatan dan faktor-faktor yangmelatarbelakanginya

Sejalan dengan Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerahkewenangan perencanaan bidang kesehatan berada di tingkat kabupatenkota Prosesperencanaan pembangunan kesehatan yang akurat membutuhkan data berbasis bukti ditiap kabupatenkota

Keterwakilan hasil survei yang berbasis komunitas seperti Survei Kesehatan Nasional(SDKI Susenas Modul SKRT) yang selama ini dilakukan hanya sampai tingkat kawasanatau provinsi sehingga belum memadai untuk perencanaan kesehatan di tingkatkabupatenkota termasuk perencanaan pembiayaan Sampai saat ini belum tersediapeta status kesehatan (termasuk data biomedis) dan faktor-faktor yang melatarbelakangidi tingkat kabupatenkota Dengan demikian perumusan dan pengambilan kebijakan dibidang kesehatan belum sepenuhnya dibuat berdasarkan informasi komunitas yangberbasis bukti

Atas dasar berbagai pertimbangan di atas Balitbangkes melaksanakan riset kesehatandasar (Riskesdas) untuk menyediakan informasi berbasis komunitas tentang statuskesehatan (termasuk data biomedis) dan faktor-faktor yang melatarbelakanginya denganketerwakilan sampai tingkat kabupatenkota

12 Ruang Lingkup Riskesdas

Riskesdas adalah riset berbasis komunitas dengan tingkat keterwakilan kabupatenkotayang menyediakan informasi kesehatan dasar termasuk biomedis dengan mengguna-kan sampel Susenas Kor

Riskesdas mencakup sampel yang lebih besar dari survei-survei kesehatan sebelumnyadan mencakup aspek kesehatan yang lebih luas

Dibandingkan dengan survei berbasis komunitas yang selama ini dilakukan tingkatketerwakilan Riskesdas adalah sebagai berikut

2

Tabel 12Indikator Riskesdas dan Tingkat Keterwakilan Informasi

Indikator SDKI SKRT KOR Susenas Riskesdas

Sampel 35000 10000 280000 280000

Pola Mortalitas Nasional SJKTI -- Nasional

Perilaku -- SJKTI Kabupaten Kabupaten

Gizi amp Pola Konsumsi -- SJKTI Provinsi Kabupaten

Sanitasi lingkungan -- SJKTI Kabupaten Kabupaten

Penyakit -- SJKTI -- ProvKab

Cedera amp Kecelakaan Nasional SJKTI -- ProvKab

Disabilitas -- SJKTI -- ProvKab

Gigi amp Mulut -- -- -- ProvKab

Biomedis -- -- -- Nasional perkotaan

S Sumatera J Jawa-Bali KTI Kawasan Timur Indonesia

13 Pertanyaan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan kebutuhan perencanaan maka pertanyaan penelitianyang harus dijawab dengan Riskesdas adalah

Bagaimana status kesehatan masyarakat ditingkat nasional provinsi dan kabupatenkota

Apa dan bagaimana faktor-faktor yang melatarbelakangi status kesehatanmasyarakat di tingkat nasional provinsi dan kabupatenkota

Apa masalah kesehatan masyarakat yang spesifik di setiap provinsi dankabupatenkota

14 Tujuan Riskesdas

Tujuan Riskesdas adalah sebagai berikut

Menyediakan informasi berbasis bukti untuk perumusan kebijakan pembangunankesehatan di berbagai tingkat administratif

Menyediakan informasi untuk perencanaan kesehatan termasuk alokasi sumberdaya di berbagai tingkat administratif

Menyediakan peta status dan masalah kesehatan di tingkat nasional provinsi dankabupatenkota

Membandingkan status kesehatan dan faktor-faktor yang melatarbelakangi antarprovinsi dan antar kabupatenkota

3

15 Kerangka Pikir

Kerangka pikir Riskesdas didasari oleh kerangka pikir Blum (1974 1981) yangmenyatakan bahwa status kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh empat faktor yangsaling berinteraksi yaitu faktor lingkungan perilaku pelayanan kesehatan danketurunan Bagan kerangka pikir Blum adalah sebagai berikut

Gambar 15Kerangka Pikir Kesehatan Masyarakat Menurut Blum

Pada Riskesdas tahun 2007 ini tidak semua indikator status kesehatan dan faktor-faktoryang berhubungan dengan status kesehatan tersebut dikumpulkan Indikator yangdiukur adalah sebagai berikut

Status kesehatan diukur dengan

Mortalitas (pola penyebab kematian untuk semua umur)

Morbiditas meliputi prevalensi penyakit menular dan penyakit tidak menular

Disabilitas (ketidakmampuan)

Status gizi balita ibu hamil wanita usia subur (WUS) dan semua umur denganmenggunakan Indeks Masa Tubuh (IMT)

Kesehatan jiwa

Faktor lingkungan diukur dengan

Konsumsi gizi meliputi konsumsi energi protein vitamin dan mineral

Lingkungan fisik meliputi air minum sanitasi polusi dan sampah

Lingkungan sosial meliputi tingkat pendidikan tingkat sosial-ekonomi perbandingankotandashdesa dan perbandingan antar provinsikabupatenkota

StatusKesehatan

Keturunan

PelayananKesehatan

LingkunganFisik amp Kimia

Biologis

PerilakuSosial Budaya

4

Faktor perilaku diukur dengan

Perilaku merokokkonsumsi tembakau dan alkohol

Perilaku konsumsi sayur dan buah

Perilaku aktivitas fisik

Perilaku gosok gigi

Perilaku higienis (cuci tangan buang air besar)

Pengetahuan sikap dan perilaku terhadap flu burung HIVAIDS

Faktor pelayanan kesehatan diukur dengan

Akses terhadap pelayanan kesehatan termasuk untuk upaya kesehatan berbasismasyarakat

Pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan

Ketanggapan pelayanan kesehatan

Cakupan program KIA (pemeriksaan kehamilan pemeriksaan bayi dan imunisasi)

5

16 Mekanisme Kerja Riskesdas

Gambar 16Mekanisme Kerja Riskesdas 2007

Policy

Questions

Research

Questions

Riskesdas

2007

1 Indikator Morbiditas Mortalitas Ketanggapan Pembiayaan Sistem Kesehatan Komposit variabel

lainnya

6 Laporan Tabel Dasar Hasil Pendahuluan

Nasional Hasil Pendahuluan

Provinsi Hasil Akhir Nasional Hasil Akhir Provinsi

2 Desain AlatPengumpul Data Kuesioner

wawancarapengukuranpemeriksaan

Validitas Reliabilitas Acceptance

5 Statistik Deskriptif Bivariat Multivariat Uji Hipotesis

3 PelaksanaanRiskesdas 2007 Pengembangan

manual Riskesdas Pengembangan

modul pelatihan Pelatihan

pelaksana Penelusuran

sampel Pengorganisasian Logistik Pengumpulan data Supervisi

bimbingan teknis

4 Manajemen DataRiskesdas 2007 Editing Entry Cleaning follow

up Perlakuan terhadap

missing data Perlakuan terhadap

outliers Consistency check Analisis syntax

appropriateness

Pengarsipan

6

17 Pengorganisasian Riskesdas

Riskesdas direncanakan dan dilaksanakan dengan melibatkan berbagai pihak antaralain BPS organisasi profesi perguruan tinggi lembaga penelitian pemerintah daerahdan partisipasi masyarakat Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan tahun 2007pengorganisasian Riskesdas dibagi menjadi berbagai tingkat sebagai berikut (rincianlihat Lampiran 1)

Organisasi tingkat pusat

Organisasi tingkat wilayah (empat wilayah)

Organisasi tingkat provinsi

Organisasi tingkat kabupaten

Tim pengumpul data

18 Manfaat Riskesdas

Riskesdas memberikan manfaat bagi perencanaan pembangunan kesehatan berupa

Tersedianya data dasar dari berbagai indikator kesehatan di berbagai tingkatadministratif

Stratifikasi indikator kesehatan menurut status sosial-ekonomi sesuai hasil Susenas2007

Tersedianya informasi untuk perencanaan pembangunan kesehatan yangberkelanjutan

19 Persetujuan Etik Riskesdas

Riskesdas ini telah mendapatkan persetujuan etik dari Komisi Etik Penelitian KesehatanBalitbangkes Depkes RI

7

BAB 2 METODOLOGI RISKESDAS

21 Desain

Riskesdas adalah sebuah survei cross sectional yang bersifat deskriptif DesainRiskesdas terutama dimaksudkan untuk menggambarkan masalah kesehatan pendudukdi seluruh pelosok Indonesia secara menyeluruh akurat dan berorientasi padakepentingan para pengambil keputusan di berbagai tingkat administratif Berbagaiukuran sampling error termasuk di dalamnya standard error relative standard errorconfidence interval design effect dan jumlah sampel tertimbang akan menyertai setiapestimasi variabel Dengan desain ini maka setiap pengguna informasi Riskesdas dapatmemperoleh gambaran yang utuh dan rinci mengenai berbagai masalah kesehatan yangditanyakan diukur atau diperiksa Laporan Hasil Riskesdas 2007 akan menggambarkanberbagai masalah kesehatan di tingkat nasional dan variabilitas antar provinsisedangkan di tingkat provinsi dapat menggambarkan masalah kesehatan di tingkatprovinsi dan variabilitas antar kabupatenkota

Secara singkat dapat dikatakan bahwa Riskesdas 2007 didesain untuk mendukungpengembangan kebijakan kesehatan berbasis bukti ilmiah Desain Riskesdas 2007dikembangkan dengan sungguh-sungguh memperhatikan teori dasar tentang hubunganantara berbagai penentu yang mempengaruhi status kesehatan masyarakat Riskesdas2007 menyediakan data dasar yang dikumpulkan melalui survei berskala nasionalsehingga hasilnya dapat digunakan untuk penyusunan kebijakan kesehatan bahkansampai ke tingkat kabupatenkota Lebih lanjut desain Riskesdas 2007 menghasilkandata yang siap dikorelasikan dengan data Susenas 2007 atau survei lainnya sepertidata kemiskinan yang menggunakan desain sampling yang sama Dengan demikianpara pembentuk kebijakan dan pengambil keputusan di bidang pembangunan kesehatandapat menarik manfaat yang optimal dari ketersediaan data Riskesdas 2007

22 Lokasi

Sampel Riskesdas 2007 tingkat kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara berasal dari25 kabupatenkota atau seluruh kabupatenkota yang ada Untuk kabupatenkotapemekaran yang belum tercantum dalam laporan ini sampel yang terpilih digabungkandengan kabupatenkota induknya

23 Populasi Sampel

Populasi dalam Riskesdas 2007 adalah seluruh rumah tangga di seluruh pelosokRepublik Indonesia Sampel rumah tangga dan anggota rumah tangga dalam Riskesdas2007 identik dengan daftar sampel rumah tangga dan anggota rumah tangga Susenas2007 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa metodologi penghitungan dan carapenarikan sampel untuk Riskesdas 2007 identik pula dengan two stage sampling yangdigunakan dalam Susenas 2007 Berikut ini adalah uraian singkat cara penghitungandan cara penarikan sampel dimaksud

8

231 Penarikan Sampel Blok Sensus

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya Riskesdas menggunakan sepenuhnya sampelyang terpilih dari Susenas 2007 Dari setiap kabupatenkota diambil sejumlah bloksensus yang Persentaseonal terhadap jumlah rumah tangga di kabupatenkota tersebutKemungkinan sebuah blok sensus terpilih kedalam sampel blok sensus pada sebuahkabupatenkota bersifat Persentaseonal terhadap jumlah rumah tangga pada sebuahkabupatenkota (probability proportional to size) Bila dalam sebuah blok sensus terdapatlebih dari 150 (seratus lima puluh) rumah tangga maka dalam penarikan sampel ditingkat ini akan dibentuk sub-blok sensus Secara keseluruhan di Provinsi SumateraUtara berdasarkan sampel blok sensus dalam Susenas 2007 yang berjumlah 1054(seribu lima puluh empat) sampel blok sensus Secara Persentaseonal tiapkabupatenkota jumlah blok sensus tersebut dapat dilihat pada tabel 232

232 Penarikan Sampel Rumah Tangga

Dari setiap blok sensus terpilih kemudian dipilih 16 (enam belas) rumah tangga secaraacak sederhana (simple random sampling) yang menjadi sampel rumah tangga denganjumlah rumah tangga di blok sensus tersebut Secara keseluruhan jumlah sampelrumah tangga di 25 kabupatenkota adalah 16864 (enam belas ribu delapan ratus enampuluh empat) Tabel 232

Tabel 232Jumlah Blok Sensus dan Rumah Tangga

yang Menjadi Sampel di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kode KabupatenKotaSusenas KOR RISKESDAS

BS RT KesmasBS RT

01 Nias 44 704 44 70402 Mandailing Natal 40 640 40 640

03 Tapanuli Selatan 44 704 44 704

04 Tapanuli Tengah 38 608 38 608

05 Tapanuli Utara 40 640 40 640

06 Toba Samosir 40 640 40 640

07 Labuhan Batu 46 736 46 736

08 Asahan 48 768 48 768

09 Simalungun 46 736 46 736

10 Dairi 38 608 38 608

11 Karo 40 640 40 640

12 Deli Serdang 60 960 60 960

13 Langkat 48 768 48 768

14 Nias Selatan 42 672 42 672

15 Humbang Hasundutan 40 640 40 640

16 Pakpak barat 26 416 26 416

17 Samosir 40 640 40 640

18 Serdang Bedagai 40 640 40 640

71 Sibolga 36 576 36 576

72 Tanjung Balai 38 608 38 608

73 Pematang Siantar 38 608 38 608

74 Tebing Tinggi 38 608 38 608

75 Medan 60 960 60 960

76 Binjai 38 608 38 608

77 Padang Sidempuan 46 736 46 736

Jumlah 1054 16864 1054 16864

9

233 Penarikan Sampel Anggota Rumah Tangga

Selanjutnya seluruh anggota rumah tangga dari setiap rumah tangga yang terpilih darikedua proses penarikan sampel tersebut di atas maka diambil sebagai sampel individu

234 Penarikan Sampel Biomedis

Sampel untuk pengukuran biomedis adalah anggota rumah tangga berusia lebih dari 1(satu) tahun yang tinggal di blok sensus dengan klasifikasi perkotaan Di ProvinsiSumatera Utara terpilih sampel anggota rumah tangga berasal sebanyak 63 (enampuluh tiga) blok sensus perkotaan Kecamatan di kabupatenkota terpilih serta jumlahblok sensus dapat dilihat pada tabel 22 Khusus untuk pengukuran gula darah sampeldiambil dari anggota rumah tangga berusia lebih dari 15 tahun

Tabel 234Jumlah Sampel Biomedis

Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabKota KecamatanJmlBS

Nama RSUDLabkesda

Mandailing Natal Panyabungan1

Lab RSU Panyabungan KabMandailingNatal

Tapanuli Selatan Sipirok 1 RSUD KabTapanuli SelatanTapanuli Utara Tarutung

1RSU Swadana Tarutung JlAgus Salim No1KabTapanuli Utara

Toba Samosir Laguboti 1 RSU HKBP Balige KabToba Samosir

Labuhan Batu Bilah Hulu 1 RSUD Rantau Prapat KabLabuhan BatuAsahan Pulau Rakyat

Kisaran Barat 2RSUD HAManan Simatupang KisaranJlSisingamangaraja No310 KabAsahan

Simalungun Silimakuta 2 RSU Parapat KabSimalungunSiantar

Dairi Sidikalang 1 RSUD Sidikalang KabDairiKaro Kabanjahe 1 RSUD Kabanjahe KabKaroDeli Serdang Sibolangit 6 RSUD KabDeli Serdang

Tanjung Morawa

Deli Tua

Sunggal

Percut Sei Tuan

Langkat SalapianBabalan

2 RSUD Tanjung Pura KabLangkatHumbangHasundutan

Pakkat1

RSUD Doloksanggul KabHumbangHasundutan

Serdang Bedagai Dolok Masihul 1 RSUD KabSerdang BedagaiPerbaungan

Batu Bara Tanjung Tiram 1 -Sibolga Sibolga Utara

Sibolga Kota 6 Lab RSU DrFL Tobing Kota Sibolga

Sibolga Selatan

Sibolga Sambas

Tanjungbalai Datuk BandarDatuk Bandar Timur 5 RSU Dr T Mansyur Kota Tanjung Balai

Tanjungbalai Utara

Sei Tualang Raso

Teluk Nibung

10

Tabel 234 (lanjutan)

KabKota KecamatanJmlBS

Nama RSUDLabkesda

Pematang Siantar Siantar SelatanSiantar BaratSiantar Utara

5RSUD DrJasamen Saragih Jl Sutomo KotaPematang Siantar

Siantar Timur

Siantar Martoba

Tebing Tinggi Padang HuluRambutanPadang Hilir

6UPTD RSU Kota Tebing TinggiJlDrKumpulan Pane No226 Kota TebingTinggi

Medan Medan JohorMedan Marelan 9 RSU Pirngadi JlHMYamin Kota Medan

Medan Denai

Medan Kota

Medan Selayang

Medan Helvetia

Medan Barat

Medan Perjuangan

Medan Deli

Binjai Binjai SelatanBinjai BaratBinjai Utara

6RSU RMDjafar Jl SltHasanudin No9 KotaBinjai

Binjai Kota

Binjai Timur

Padangsidimpuan PadangsidimpuanPadangsidimpuan Utara 4

LabRSU Padang Sidempuan JlDrFLTobing No10 Kota Padang Sidimpuan

235 Penarikan Sampel Yodium

Ada 2 (dua) pengukuran yodium Pertama adalah pengukuran kadar yodium dalamgaram yang dikonsumsi rumah tangga dan kedua adalah pengukuran yodium dalamurin Pengukuran kadar yodium dalam garam dimaksudkan untuk mengetahui jumlahrumah tangga yang menggunakan garam beryodium Sedangkan pengukuran yodiumdalam urin adalah untuk menilai kemungkinan kelebihan konsumsi garam yodium padapenduduk Pengukuran kadar yodium dalam garam dilakukan dengan test cepat meng-gunakan ldquoiodinardquo dilakukan pada seluruh sampel rumah tangga

Untuk pengukuran kedua dipilih secara acak 2 Rumah Tangga yang mempunyai anakusia 6-12 tahun dari 16 RT per blok sensus di 30 kabupaten yang dapat mewakili secaranasional di Sumatera Utara sampel ini hanya diambil di Kabupaten Karo Toba Samosirdan Tapanuli Tengah

Dari rumah tangga yang terpilih sampel garam rumah tangga diambil dan juga sampelurin dari anak usia 6-12 tahun yang selanjutnya dikirim ke laboratorium UniversitasDiponegoro Balai GAKY-Magelang dan Puslitbang Gizi dan Makanan Bogor

11

24 Variabel

Berbagai pertanyaan terkait dengan kebijakan kesehatan Indonesia dioperasionalisasi-kan menjadi pertanyaan riset dan akhirnya dikembangkan menjadi variabel yangdikumpulkan dengan menggunakan berbagai cara Dalam Riskesdas 2007 terdapatvariabel yang yang dikumpulkan tersebar didalam 6 (enam) jenis kuesioner denganrincian sebagai berikut

241 Kuesioner RumahTangga (RKD07RT)

Blok I tentang pengenalan tempat (9 variabel)

Blok II tentang keterangan rumah tangga (7 variabel)

Blok III tentang keterangan pengumpul data (6 variabel)

Blok IV tentang anggota rumah tangga (12 variabel)

Blok V tentang mortalitas (10 variabel)

Blok VI tentang akses dan pemanfaatan pelayanan kesehatan (11 variabel)

Blok VII tentang sanitasi lingkungan (17 variabel)

242 Kuesioner Gizi (RKD07GIZI)

Blok VIII tentang konsumsi makanan rumah tangga 24 jam lalu

243 Kuesioner Individu (RKD07IND)

Blok IX tentang keterangan wawancara individu (4 variabel)

Blok X tentang keterangan individu dikelompokkan menjadi

Blok X-A tentang identifikasi responden (4 variabel)

Blok X-B tentang penyakit menular tidak menular dan riwayat penyakitturunan (50 variabel)

Blok X-C tentang ketanggapan pelayanan kesehatan

- Pelayanan Rawat Inap (11 variabel)

- Pelayanan Berobat Jalan (10 variabel)

Blok X-D tentang pengetahuan sikap dan perilaku untuk semua anggotarumah tangga umur ge 10 tahun (35 variabel)

Blok X-E tentang disabilitasketidakmampuan untuk semua anggotarumah tangga ge 15 tahun (23 variabel)

Blok X-F tentang kesehatan mental untuk semua anggota rumah tangga ge 15 tahun (20 variabel)

Blok X-G tentang imunisasi dan pemantauan pertumbuhan untuk semuaanggota rumah tangga berumur 0-59 bulan (11 variabel)

Blok X-H tentang kesehatan bayi (khusus untuk bayi berumur lt 12 bulan(7 variabel)

Blok X-I tentang kesehatan reproduksi ndash pertanyaan tambahan untuk 5provinsi NTT MalukuMaluku Utara Papua Barat Papua (6 variabel)

Blok XI tentang pengukuran dan pemeriksaan (14 variabel)

244 Kuesioner Autopsi Verbal Untuk Umur lt 29 Hari (RKD07AV1)

Blok I tentang pengenalan tempat (7 variabel)

Blok II tentang keterangan yang meninggal (6 variabel)

Blok III tentang karakteristik ibu neonatal (5 variabel)

Blok IVA tentang keadaan bayi ketika lahir (6 variabel)

Blok IVB tentang keadaan bayi ketika sakit (12 variabel)

Blok V tentang autopsi verbal kesehatan ibu neonatal ketika hamil danbersalin (2 variabel)

12

Blok VIA tentang bayi usia 0-28 hari termasuk lahir mati (4 variabel)

Blok VIB tentang keadaan ibu (8 variabel)

245 Kuesioner Autopsi Verbal Untuk Umur lt29 Hari - lt 5 Tahun(RKDo7AV2)

Blok I tentang pengenalan tempat (7 variabel)

Blok II tentang keterangan yang meninggal (7 variabel)

Blok III tentang autopsi verbal riwayat sakit bayibalita berumur 29 hari - lt5tahun (35 variabel)

Blok IV tentang resume riwayat sakit bayibalita (6 variabel)

246 Kuesioner autopsi verbal untuk umur 5 tahun keatas (RKD07AV3)

Blok I tentang pengenalan tempat (7 variabel)

Blok II tentang keterangan yang meninggal (7 variabel)

Blok IIIA tentang autopsi verbal untuk umur 5 tahun ke atas (44 variabel)

Blok IIIB tentang autopsi verbal untuk perempuan umur 10 tahun ke atas (4variabel)

Blok IIIC tentang autopsi verbal untuk perempuan pernah kawin umur 10-54tahun (19 variabel)

Blok IIID tentang autopsi verbal untuk laki-laki atau perempuan yang berumur15 tahun keatas (1 variabel)

Blok IV tentang resume riwayat sakit untuk umur 5 tahun ke atas (5 variabel)

Catatan

Selain keenam kuesioner tersebut di atas terdapat 2 formulir yang digunakan untukpengumpulan data tes cepat yodium garam (Form Garam) dan data yodium di dalamurin (Form Pemeriksaan Urin)

25 Alat Pengumpul Data dan Cara Pengumpulan Data

Pelaksanaan Riskesdas 2007 menggunakan berbagai alat pengumpul data danberbagai cara pengumpulan data dengan rincian sebagai berikut

a Pengumpulan data rumah tangga dilakukan dengan teknik wawancaramenggunakan Kuesioner RKD07RT

Responden untuk Kuesioner RKD07RT adalah Kepala Keluarga atau IbuRumah Tangga atau anggota rumah tangga yang dapat memberikaninformasi

Dalam Kuesioner RKD07RT terdapat verifikasi terhadap keterangananggota rumah tangga yang dapat menunjukkan sejauh mana sampelRiskesdas 2007 identik dengan sampel Susenas 2007

Informasi mengenai kejadian kematian dalam rumah tangga di recallterhitung sejak 1 Juli 2004 termasuk didalamnya kejadian bayi lahir matiInformasi lebih lanjut mengenai kematian yang terjadi dalam 12 bulansebelum wawancara dilakukan eksplorasi lebih lanjut melalui autopsi verbaldengan menggunakan kuesioner RKD07AV yang sesuai dengan umuranggota rumah tangga yang meninggal dimaksud

b Pengumpulan data individu pada berbagai kelompok umur dilakukan dengan teknikwawancara menggunakan Kuesioner RKD07IND

13

Secara umum responden untuk Kuesioner RKD07IND adalah setiapanggota rumah tangga Khusus untuk anggota rumah tangga yang berusiakurang dari 15 tahun dalam kondisi sakit atau orang tua maka wawancaradilakukan terhadap anggota rumah tangga yang menjadi pendampingnya

Anggota rumah tangga semua umur menjadi unit analisis untukpertanyaan mengenai penyakit menular penyakit tidak menular dan penyakitketurunan sebagai berikut Infeksi Saluran Pernafasan Akut PnemoniaDemam Tifoid Malaria Diare Campak Tuberkulosis Paru DemamBerdarah Dengue Hepatitis Filariasis Asma Gigi dan Mulut CederaPenyakit Jantung Penyakit Kencing Manis TumorKanker dan PenyakitKeturunan serta pengukuran berat badan tinggi badanpanjang badan

Anggota rumah tangga berumur ge 15 tahun menjadi unit analisis untukpertanyaan mengenai penyakit sendi penyakit tekanan darah tinggi strokedisabilitas kesehatan mental pengukuran tekanan darah pengukuranlingkar perut serta pengukuran lingkar lengan atas (khusus untuk wanitausia subur 15-45 tahun termasuk ibu hamil)

Anggota rumah tangga berumur ge 30 tahun menjadi unit analisis untukpertanyaan mengenai penyakit katarak

Anggota rumah tangga berumur 0-59 bulan menjadi unit analisis untukpertanyaan mengenai imunisasi dan pemantauan pertumbuhan

Anggota rumah tangga berumur ge 10 tahun menjadi unit analisis untukpertanyaan mengenai pengetahuan sikap dan perilaku terkait denganpenyakit flu burung HIVAIDS perilaku higienis penggunaan tembakaupenggunaan alkohol aktivitas fisik serta perilaku terkait dengan konsumsibuah-buahan segar dan sayur-sayuran segar

Anggota rumah tangga berumur lt 12 bulan menjadi unit analisis untukpertanyaan mengenai kesehatan bayi

Anggota rumah tangga berumur gt 5 tahun menjadi unit analisis untukpemeriksaan visus

Anggota rumah tangga berumur ge 12 tahun menjadi unit analisis untukpemeriksaan gigi permanen

Anggota rumah tangga berumur 6-12 tahun menjadi unit analisis untukpemeriksaan urin

c Pengumpulan data kematian dengan teknik autopsi verbal menggunakanKuesioner RKD07AV1 RKD07AV2 dan RKD07AV3

d Pengumpulan data biomedis berupa spesimen darah Sampel darah diambil dariseluruh anggota rumah tangga (kecuali bayi) yang menandatangani informedconsent Pengambilan darah tidak dilakukan pada anggota rumah tangga yangsakit berat riwayat perdarahan dan menggunakan obat pengencer darah secararutin

Untuk pemeriksaan kadar glukosa darah data dikumpulkan dari anggota rumahtangga berumur ge 15 tahun kecuali wanita hamil (alasan etika) Responden terpilih memperoleh pembebanan sebanyak 75 gram glukosa oral setelah puasa 10ndash14jam Khusus untuk responden yang sudah diketahui positif menderita DiabetesMellitus (berdasarkan konfirmasi dokter) maka hanya diberi pembebanan se-banyak 300 kalori (alasan medis dan etika) Pengambilan darah vena dilakukansetelah 2 jam pembebanan Darah didiamkan selama 20ndash30 menit disentrifussesegera mungkin dan kemudian dijadikan serum Serum segera diperiksa dengan

14

menggunakan alat kimia klinis otomatis Nilai rujukan (WHO 1999) yangdigunakan adalah sebagai berikut

Normal (Non DM) lt 140 mgdl

Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) 140 - lt 200 mgdl

Diabetes Mellitus (DM) gt 200 mgdl

e Pengumpulan data konsumsi garam beryodium rumah tangga untuk seluruhsampel rumah tangga Riskesdas 2007 dilakukan dengan tes cepat yodiummenggunakan ldquoiodina testrdquo

Catatan

Pelaksanaan pengumpulan data Riskesdas 2007 tidak dapat dilakukan serentak padapertengahan 2007 sehingga dalam analisis perlu beberapa penyesuaian agarkomparabilitas data dari satu periode pengumpulan data yang satu dengan periodepengumpulan data lainnya dapat terjaga dengan baik Situasi ini disebabkan olehbeberapa hal berikut ini

a Kesiapan daerah untuk berperanserta dalam pelaksanaan Riskesdas 2007 amatbervariasi sehingga pelaksanaan dari satu lokasi pengumpulan data ke lokasi lainnyamemerlukan koordinasi dan manajemen logistik yang rumit

b Kondisi geografis dari sampel blok sensus terpilih amat bervariasi Di daerahkepulauan dan daerah terpencil di seluruh wilayah Indonesia pelaksanaanpengumpulan data dalam berbagai situasi amat tergantung pada ketersediaan alattranspor ketersediaan tenaga pendamping dan ketersediaan biaya operasional yangmemadai tepat pada waktunya

c Untuk pengumpulan data biomedis perlu dilakukan pelatihan yang intensif untukpetugas pengambil spesimen dan manajemen spesimen Petugas dimaksud adalahpara analis atau petugas laboratorium dari rumah sakit atau laboratorium daerahPelatihan dilakukan oleh peneliti dari Puslitbang Biomedis dan petugas Labkesdasetempat Pelatihan dilaksanakan di tiap provinsi

26 Manajemen Data

Manajemen data Riskesdas dilaksanakan oleh tim manajemen data pusat yangmengkoordinir tim manajemen data dari Korwil I ndash IV Urutan kegiatan yang dilakukanadalah sebagai berikut

261 Editing

Editing adalah salah satu mata rantai yang secara potensial dapat menjadi the weakestlink dalam pelaksanaan pengumpulan data Riskesdas 2007 Editing mulai dilakukan olehpewawancara semenjak data diperoleh dari jawaban responden Di lapanganpewawancara bekerjasama dalam sebuah tim yang terdiri dari 3 pewawancara dan 1Ketua Tim Ketua tim Pewawancara sangat kritikal dalam proses editing Ketua TimPewawancara harus dapat membagi waktu untuk tugas pengumpulan data dan editingsegera setelah selesai pengumpulan data pada setiap blok sensus Fokus perhatianKetua Tim Pewawancara adalah kelengkapan dan konsistensi jawaban responden darisetiap kuesioner yang masuk Kegiatan ini seyogyanya dilaksanakan segera setelahdiserahkan oleh pewawancara Ketua Tim Pewawancara harus mengkonsultasikanseluruh masalah editing yang dihadapinya kepada Penanggung Jawab Teknis (PJT)Kabupaten danatau Penangung Jawab Teknis (PJT) Provinsi

15

PJT Kabupaten dan PJT Provinsi melakukan supervisi pelaksanaan pengumpulan datamemeriksa kuesioner yang telah diisi serta membantu memecahkan masalah yangtimbul di lapangan dan juga melakukan editing

262 Entry

Tim manajemen data yang bertanggungjawab untuk entry data harus mempunyai danmau memberikan ekstra energi berkonsentrasi ketika memindahkan data dari kuesionerformulir kedalam bentuk digital Buku kode disiapkan dan digunakan sebagai acuan bilamenjumpai masalah entry data Kuesioner Riskesdas 2007 mengandung pertanyaanuntuk berbagai responden dengan kelompok umur yang berbeda Kuesioner yang samajuga banyak mengandung skip questions yang secara teknis memerlukan ketelitianpetugas entry data untuk menjaga konsistensi dari satu blok pertanyaan ke blokpertanyaan berikutnya

Petugas entry data Riskesdas merupakan bagian dari tim manajemen data yang harusmemahami kuesioner Riskesdas dan program data base yang digunakannya Prasyaratpengetahuan dan keterampilan ini menjadi penting untuk menekan kesalahan entryHasil pelaksanaan entry data ini menjadi bagian yang penting bagi petugas manajemendata yang bertanggungjawab untuk melakukan cleaning dan analisis data

263 Cleaning

Tahapan cleaning dalam manajemen data merupakan proses yang amat menentukankualitas hasil Riskesdas 2007 Tim Manajemen Data menyediakan pedoman khususuntuk melakukan cleaning data Riskesdas Perlakuan terhadap missing values noresponses outliers amat menentukan akurasi dan presisi dari estimasi yang dihasilkanRiskesdas 2007 Petugas cleaning data harus melaporkan keseluruhan proses per-lakuan cleaning kepada penanggung jawab analisis Riskesdas agar diketahui jumlahsampel terakhir yang digunakan untuk kepentingan analisis Besaran numerator dandenominator dari suatu estimasi yang mengalami proses data cleaning merupakanbagian dari laporan hasil Riskesdas 2007 Bila pada suatu saat data Riskesdas 2007dapat diakses oleh publik maka informasi mengenai imputasi (proses data cleaning)dapat meredam munculnya pertanyaan-pertanyaan mengenai kualitas data

16

27 Pengorgasisasian Pengumpulan Data

Pengumpulan data Riskesdas 2007 di Provinsi Sumatera Utara di bawah KoordinasiWilayah I (Puslitbang Ekologi amp Status Kesehatan sebagai penanggung-jawab) yangkemudian dibentuk Tim di tingkat provinsi dan kabupatenkota yang melibatkan sektorterkait Adapun susunan Penanggung Jawab Teknis Riskesdas 2007 di ProvinsiSumatera Utara adalah sebagai berikut

PJT Provinsi Joko Irianto SKM MKesWakil PJT Dr Dina Bisara L MAPJT Kabupaten

No Nama KabupatenKota Instansi

12345678910111213141516171819202122232425

Ning S SKM MKesMahdiah DCN MKesYusrawati Hasibuan MKesEfendi SNainggolan MKesIda SKMDrs Sahat ManaluMuhammad Tarmidzi MKesDR Riris NainggolanSabar Sihotang MSiTetty Herta DS STP MKMDra MardianaRini Andarwati MKesDra Sunanti ZIr Abdul Wahab MKesEfendi Sianturi MKesOster Suryani SKMAsnita B Simaremare MKesDra MegawatiMKesRA Wigati MKesChoiriah Lubis MKesDr LamriaRiyanto Suprawihadi MKesDian P SKMTH Teddy BS MKesEndang Susilawati MKes

NiasNias SelatanMandailing NatalTapanuli SelatanPadang SidempuanTapanuli TengahSibolgaTapanuli UtaraToba SamosirHumbang HasundutanSamosirLabuhan BatuAsahanTanjung BalaiPapak BaratDairiKaroDeli SerdangLangkatSerdang BedagaiMedanBinjaiPematang SiantarTebing TinggiSimalungun

P3ESKPoltekesPoltekesPoltekesP3ESKP3ESK

PoltekesP3ESK

PoltekesPoltekesP3ESK

PoltekesP3ESK

PoltekesPoltekesP3ESK

PoltekesPoltekesP3ESK

PoltekesP3ESK

PoltekesP3ESK

PoltekesPoltekes

271 Pelatihan Surveyor

Seluruh penanggung jawab teknis kabupatenkota di bawah koordinasi penanggungjawab teknis provinsi dan wakilnya menjadi pelatih pada pelatihan surveyor yangdilaksanakan di Training Center (TC) di Sumatera Utara untuk kabupatenkota dibagimenjadi delapan TC Kabupaten yang menjadi tempat TC tersebut adalah sebagaiberikut

17

Tabel 271Tempat Traning Center di Provinsi Sumatera Utara

No Tempat TC KabupatenKota1 Medan Kota Medan

Kota LangkatKota BinjaiKabupaten Deli Serdang

2 Pematang Siantar Kota Pematang SiantarKabupaten SimalungunKabupaten Serdang Bedagai

3 Dairi Kabupaten DairiKabupaten Pakpak BharatKabupaten Karo

4 Asahan Kabupaten AsahanKabupaten Labuhan BatuKabupaten Tanjung Balai

5 SamosirParapat Kabupaten Tapanuli UtaraKabupaten SamosirKabupaten Toba SamosirKabupaten Hambang Hasundutan

6 Sibolga Kota SibolgaKabupaten Tapanuli Tengah

7 Padang Sidempuan Kabupaten Tapanuli SelatanKabupaten Mandailing Natal

8 Gunung Sitoli Kabupaten NiasKabupaten Nias Selatan

272 Pengumpulan Data di Lapangan

Tahap yang paling penting adalah pengumpulan data di tiap kabupatenkota Biasanyapengumpulan data diawali dengan pembekalan singkat oleh penanggung jawab teknisdan penanggung jawab operasional kabupatenkota yang bersangkutan dirumuskanstrategi pengumpulan data yang digunakan dilakukan pembagian wilayah barukemudian pengumpulan data dilaksanakan Beberapa kabupatenkota ada yangmenyelenggarakan rdquopelepasan surveyorrdquo oleh Bapak BupatiWalikota setempat

Pengumpulan data tidak bisa serentak dilakukan karena

Kesiapan daerah juga bervariasi seingga pelaksanaan kabupatenkota tidak sama

Kondisi geografis sampel terpilih Di daerah kepulauan dan terpencil memerlukantambahan transport daerah sulit yang cairnya belakangan sehingga pengumpulandata juga terlambat

273 Menjaga Kualitas Data

Dalam Riskesdas diupayakan penjagaan kualitas data sebagai berikut

1 Pelatihan surveyor berjenjang (dari MOT TOT sampai training)

2 Ada video wawancara dan video pengukuran

3 Ada praktek lapangan

4 Ketua tim bertugas memeriksa kelengkapan pengisian kuesioner

5 Editing dilakukan oleh peneliti

6 Entry data dilakukan oleh tenaga terlatih

7 Cleaning data dilakukan oleh tim manajemen data yang berpengalaman

8 Imputasi data dilakukan oleh peneliti terlatih

9 Validasi data ke lapangan

18

28 Keterbatasan Riskesdas

Riskesdas merupakan riset berbasis komunitas dengan skala besar dan dilaksanakansecara swakelola Sebagai pengalaman pertama tentu ada beberapa kelemahan ataukekurangan yang masih terjadi meski sudah diupayakan sebaik mungkin

Beberapa keterbatasan Riskesdas adalah sebagai berikut

1 Meski Riskesdas dirancang untuk keterwakilan sampai tingkat kabupatenkota tetapitidak semua informasi bisa mewakili kabupatenkota terutama kejadian-kejadianyang jarang hanya bisa mewakili tingkat provinsi atau bahkan hanya tingkat nasional

2 Khusus untuk data biomedis keterwakilan hanya di tingkat perkotaan nasional

29 Analisis Data

Sampel Riskesdas diperoleh dari two stage sampling design yang memerlukanperlakuan khusus dalam pengolahannya Dalam analisis ini menggunakan paketperangkat lunak statistik konvensional seperti SPSS Aplikasi statistik yang tersediadidalam SPPS untuk mengolah dan menganalisis data seperti Riskesdas 2007 adalahSPSS Complex Samples Aplikasi statistik ini memungkinkan penggunaan two stagesampling design seperti yang diimplementasikan di dalam Susenas 2007 Denganpenggunaan SPSS Complex Sample dalam pengolahan dan analisis data Riskesdas2007 maka validitas hasil analisis data dapat dioptimalkan Pengolahan dan hasilanalisis data dipresentasikan pada Bab Hasil Riskesdas

19

BAB 3 HASIL RISKESDAS

31 Gambaran Umum

311 Profil Provinsi Sumatera Utara

Provinsi Sumatera Utara terletak pada 1deg - 4deg Lintang Utara dan 98deg - 100deg Bujur Timuryang pada tahun 2004 memiliki 18 Kabupaten dan 7 kota dan terdiri dari 328kecamatan secara keseluruhan Provinsi Sumatera Utara mempunyai 5086 desa dan382 kelurahan Luas daratan Provinsi Sumatera Utara 71680 km 2

Gambar 311Peta Wilayah KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara

Riskesdas 2007

20

Hasil perkebunan di Provinsi Sumatera Utara hingga kini menjadi primadonaperekonomian Perkebunan tersebut dikelola oleh perusahaan swasta maupun negaraSumatera Utara menghasilkan karet coklat teh kelapa sawit kopi cengkeh kelapakayu manis dan tembakau Perkebunan tersebut tersebar di Deli Serdang LangkatSimalungun Asahan Labuhan Batu dan Tapanuli Selatan

Selain komoditas perkebunan Sumatera Utara juga dikenal sebagai penghasilkomoditas holtikultura (sayur-mayur dan buah-buahan) misalnya Jeruk Medan JambuDeli Sayur Kol Tomat Kentang dan Wortel yang dihasilkan oleh Kabupaten KaroSimalungun dan Tapanuli Utara

Sumatera Utara merupakan provinsi yang keempat terbesar jumlah penduduknya diIndonesia setelah Jawa Barat Jawa Timur dan Jawa Tengah Menurut hasilpencacahan lengkap Sensus Penduduk (SP) 1990 penduduk Sumatera Utara padatanggal 31 Oktober 1990 (hari sensus) berjumlah 1081 juta jiwa dan pada tahun 2002jumlah penduduk Sumatera Utara diperkirakan sebesar 1185 juta jiwa Kepadatanpenduduk Sumatera Utara tahun 1990 adalah 143 jiwa per km 2 dan tahun 2002meningkat menjadi 165 jiwa per km 2 sedangkan laju pertumbuhan penduduk SumateraUtara selama kurun waktu tahun 1990-2000 adalah 120 persen per tahun

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Sumatera Utara setiap tahunnya tampakberfluktuasi Pada tahun 2000 TPAK di daerah ini sebesar 5734 persen tahun 2001naik menjadi 5770 persen tahun 2002 naik lagi menjadi 6945 persen

Indikator pembangunan bidang kependudukan Provinsi Sumatera Utara adalah sebagaiberikut

Tabel 311Indikator Kependudukan yang Ingin Dicapai

di Provinsi Sumatera Utara

312 Respon Rate

Pengumpulan data Riskesdas 2007 di Provinsi Sumatera Utara direncanakan dari 1054blok sensus tetapi setelah dilakukan kunjungan ke rumah-tangga ada 1045 blok sensus(992 ) atau lebih tinggi dari pencapaian nasional (988) Sedangkan pencapaiankunjungan ke rumah-tangga di Provinsi Sumatera Utara mencapai 972 danpencapaian wawancara ke individu mencapai 929 jauh lebih tinggi pencapaiantinggkat nasional yang mencapai 858 Tabel 3121 dan Tabel 3122

21

Tabel 3121Respon Rate Sampel Rumah Tangga

Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKotaRiskesdas Susenas Riskesdas

SusenasN N

Nias 700 028 704 026 994

Mandailing Natal 626 025 640 024 978

Tapanuli Selatan 698 028 704 026 991

Tapanuli Tengah 593 024 608 023 975

Tapanuli Utara 631 025 640 024 986

Toba Samosir 637 026 640 024 995

Labuhan Batu 725 029 736 028 985

Asahan 765 031 768 029 996

Simalungun 725 029 736 028 985

Dairi 566 023 608 023 931

Karo 637 026 640 024 995Deli Serdang 928 037 960 036 967

Langkat 764 031 768 029 995

Nias Selatan 568 023 669 025 849

Humbang Hasundutan 639 026 640 024 998

Pakpak Bharat 407 016 416 016 978

Samosir 639 026 640 024 998

Serdang Bedagai 608 025 640 024 950

Kota Sibolga 556 022 576 022 965

Kota Tanjung Balai 575 023 608 023 946

Kota Pematang Siantar 582 023 608 023 957

Kota Tebing Tinggi 600 024 608 023 987

Kota Medan 878 035 960 036 915

Kota Binjai 605 024 608 023 995

Kota Padang Sidempuan 734 030 736 028 997

Sumatera Utara 972

22

Tabel 3122Respon Rate Sampel Individu Menurut Kabupatenkota

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKotaRiskesdas Susenas Riskesdas

SusenasN N

Nias 3779 041 3855 035 980

Mandailing Natal 2667 029 2772 025 962

Tapanuli Selatan 2915 031 3023 028 964

Tapanuli Tengah 2676 029 2845 026 941

Tapanuli Utara 2641 028 2760 025 957

Toba Samosir 2516 027 2610 024 964

Labuhan Batu 3351 036 3424 031 979

Asahan 3225 035 3428 032 941

Simalungun 2842 030 2932 027 969

Dairi 2188 023 2520 023 868

Karo 2266 024 2352 022 963

Deli Serdang 3891 042 4218 039 922

Langkat 2754 030 3186 029 864

Nias Selatan 2573 028 3429 032 750

Humbang Hasundutan 2764 030 2880 026 960

Pakpak Bharat 1703 018 1876 017 908

Samosir 2591 028 2737 025 947

Serdang Bedagai 2432 026 2628 024 925

Kota Sibolga 2459 026 2746 025 895

Kota Tanjung Balai 2598 028 2877 026 903

Kota Pematang Siantar 2321 025 2576 024 901

Kota Tebing Tinggi 2459 026 2582 024 952

Kota Medan 3859 041 4391 040 879

Kota Binjai 2541 027 2653 024 958

Kota Padang Sidempuan 3245 035 3348 031 969

Sumatera Utara 929

23

32 Status Gizi

321 Status Gizi Balita

Status gizi balita diukur berdasarkan umur berat badan (BB) dan tinggi badan (TB)Berat badan anak ditimbang dengan timbangan digital yang memiliki presisi 01 kgpanjang badan diukur dengan length-board dengan presisi 01 cm dan tinggi badandiukur dengan menggunakan microtoise dengan presisi 01 cm Variabel BB dan TBanak ini disajikan dalam bentuk tiga indikator antropometri yaitu berat badan menurutumur (BBU) tinggi badan menurut umur (TBU) dan berat badan menurut tinggi badan(BBTB) Untuk menilai status gizi anak maka angka berat badan dan tinggi badansetiap balita dikonversikan ke dalam bentuk nilai terstandar (Z-score) denganmenggunakan baku antropometri WHO 2006 Selanjutnya berdasarkan nilai Z-scoremasing-masing indikator tersebut ditentukan status gizi balita dengan batasan sebagaiberikut

a Berdasarkan indikator BBU

Kategori Gizi Buruk Z-score lt -30

Kategori Gizi Kurang Z-score gt=-30 sd Z-score lt-20

Kategori Gizi Baik Z-score gt=-20 sd Z-score lt=20

Kategori Gizi Lebih Z-score gt20

b Berdasarkan indikator TBU

Kategori Sangat Pendek Z-score lt -30

Kategori Pendek Z-score gt=-30 sd Z-score lt-20

Kategori Normal Z-score gt=-20

c Berdasarkan indikator BBTB

Kategori Sangat Kurus Z-score lt -30

Kategori Kurus Z-score gt=-30 sd Z-score lt-20

Kategori Normal Z-score gt=-20 sd Z-score lt=20

Kategori Gemuk Z-score gt20

Perhitungan angka prevalensi

Prevalensi gizi buruk = (Jumlah balita gizi burukjumlah seluruh balita) x 100

Prevalensi gizi kurang = (Jumlah balita gizi kurangjumlah seluruh balita) x 100

Prevalensi gizi baik = (Jumlah balita gizi baikjumlah seluruh balita) x 100

Prevalensi gizi lebih = (Jumlah balita gizi lebihjumlah seluruh balita) x 100

Data tentang status gizi balita dikumpulkan dari hasil penimbangan berat badandanpengukuran tinggi badan Anak dimaksud adalah anak umur 0 ndash 59 bulan ketikasurvei dilakukan Pada perhitungan status gizi anak balita dilakukan denganmembandingkan antara berat badan dengan umur serta berat badan dengan tinggibadan Adapun kriteria yang digunakan untuk mengkategorikan status gizi yaitu dengankriteria yang dianjurkan oleh WHO Anak balita yang berada pada kategori kurus dansangat kurus berat badan rendah dan sangat rendah serta pendek dan sangat pendekmerupakan anak balita yang harus mendapat prioritas penanganan dalam perbaikangizi

Target program perbaikan gizi nasional tahun 2015 adalah mencapai prevalensi gizikurang + buruk (BBU) 20 untuk target MDG tahun 2015 adalah prevalensi gizikurang + buruk (BBU) 185 Untuk balita pendek + sangat pendek (TBU) jikaprevalensinya masih 20 atau lebih maka dapat dikatakan di kabupaten tersebutmasalah balita pendek masih tinggi

24

Indikator BBTB menggambarkan status gizi yang sifatnya akut sebagai akibat darikeadaan yang berlangsung dalam waktu yang pendek seperti menurunnya nafsu makanakibat sakit atau karena menderita diare Dalam keadaan demikian berat badan anakakan cepat turun sehingga tidak Persentaseonal lagi dengan tinggi badannya dan anakmenjadi kurus

Di samping mengindikasikan masalah gizi yang bersifat akut indikator BBTB juga dapatdigunakan sebagai indikator kegemukan Dalam hal ini berat badan anak melebihiPersentase normal terhadap tinggi badannya Kegemukan ini dapat terjadi sebagaiakibat dari pola makan yang kurang baik (berlebihan) atau juga karena keturunanMasalah ke-kurus-an dan ke-gemuk-an pada usia dini dapat berakibat pada rentannyaterhadap berbagai penyakit degenerative pada usia dewasa (Teori Barker)

Salah satu indikator untuk menentukan anak yang harus dirawat dalam manajemen giziburuk adalah indikator sangat kurus yaitu anak dengan nilai Z_Score lt -30 SD

Dalam diskusi selanjutnya akan digunakan masalah kekurusan untuk gabungankategori sangat kurus dan kurus Besarnya masalah kekurusan pada balita yang masihmerupakan masalah kesehatan masyarakat (public health problem) adalah jikaprevalensi kekurusan gt 5 Masalah kesehatan masyarakat sudah dianggap serius bilaprevalensi kekurusan antara 101 - 150 dan dianggap kritis bila prevalensikekurusan sudah di atas 150 (UNHCR)

Prevalensi status gizi anak balita di Sumatera Utara menurut BBU anak balita dengangizi buruk dan sangat buruk masih ada sebanyak 227 persen menurut TBU jumlahyang sangat pendek dan pendek ada sebanyak 431 persen sedangkan menurut BBTBjumlah yang dikategorikan sangat kurus dan kurus masih ada sebanyak 17 persen Adaenam kabupaten dan satu kota yang diukur dengan tiga ukuran status gizi tersebutselalu berada di bawah standar yaitu Kabupaten Tapanuli Selatan Tapanuli TengahSimalungun Humbang Hasundutan Serdang Bedagai dan Kota Sibolga

Menurut karakteristik responden anak balita yang harus mendapat prioritas penanganandalam perbaikan gizi terutama pada responden yang memiliki bayi umur di bawah satutahun tempat tinggal di desa dan tingkat ekonomi pada kuintil pertama (kategoriekonomi paling rendah)

Secara rinci status gizi anak balita di Sumatera Utara menurut kabupatenkota dankarakteristik responden dapat di lihat pada tabel 3211 hingga tabel 32143

3211 Status Gizi Balita Menurut BBU

Status gizi anak balita menurut berat badan terhadap tinggi badan (BBU) yangdikategorikan gizi buruk menurut kabupatenkota berkisar antara 23 - 195Prevalensi tertinggi di Kabupaten Tapanuli Utara dan terendah di Kabupaten KaroSedangkan yang tergolong gizi kurang prevalensinya berkisar antara 72 yaituKabupaten Samosir dan tertinggi di Kabupaten Nias 211 Ada delapan kabupatenkota yang mempunyai prevalensi gizi buruk dan kurang sudah di bawah 20 persen yaituKabupaten Toba Samosir Dairi Karo Langkat Samosir dan Kota Pematang SiantarMedan dan Padang Sidempuan

Sedangkan prevalensi anak balita gizi lebih tiap kabupatenkota masih berada di bawah10 persen Namun Kota Medan dan Kabupaten Langkat sudah perlu waspadamengingat prevalensi anak balita yang mempunyai gizi lebih sudah mendekati 10persen

25

Tabel 3211Prevalensi Balita menurut Status Gizi (BBU) dan KabupatenKota

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota Kategori Status Gizi BBU

Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Baikbaik

Gizi LebihlebihNias 162 211 606 21

Mandailing Natal 101 160 701 38Tapanuli Selatan 143 130 669 58Tapanuli Tengah 111 167 699 23Tapanuli Utara 195 188 597 21Toba Samosir 37 91 836 37Labuhan Batu 104 123 694 79Asahan 72 190 720 17Simalungun 133 130 708 29Dairi 51 143 780 26Karo 23 127 835 15Deli Serdang 61 168 750 21Langkat 38 76 803 83Nias Selatan 139 181 672 8Humbang Hasundutan 168 133 637 62

Pakpak Bharat 140 105 708 47Samosir 43 72 859 26Serdang Bedagai 106 155 691 48Kota Sibolga 177 151 623 49Kota Tanjung Balai 62 200 711 27Kota Pematang Siantar 24 122 845 8Kota Tebing Tinggi 51 177 746 26Kota Medan 44 126 745 85Kota Binjai 100 158 700 42Kota Padang Sidempuan 32 95 853 19

Sumatera Utara 84 143 727 45) BBU = berat badan menurut umur

Grafik 3211Prevalensi Balita menurut Status Gizi (BBU)di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

26

3212 Status Gizi Balita Menurut TBU

Status gizi anak balita menurut tinggi badan terhadap umur (TBU) yang dikategorikansangat pendek menurut kabupatenkota berkisar antara 128 - 454 prevalensitertinggi di Kabupaten Tapanuli Utara dan terendah di Kota Pematang SiantarSedangkan yang tergolong pendek prevalensinya berkisar antara 96 di KabupatenTapanuli Selatan dan tertinggi di Kabupaten Nias Selatan 293 Jika prevalensi sangatpendek dan pendek dijumlahkan maka hanya terdapat 5 kabupatenkota yangmempunyai prevalensi kependekan lebih rendah dari angka nasional yaitu TapanuliSelatan Samosir Kota Pematang Siantar Kota Tebing Tinggi dan Kota PadangSidempuan

Kota Pematang Siantar selain prevalensi anak balita yang sangat pendeknya rendahjuga kedua tertinggi (699) untuk anak balita yang tingginya normal terbanyak padaKabupaten Tapanuli Selatan (71)

Tabel 3212Prevalensi Balita menurut Status Gizi (TBU) dan KabupatenKota

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKotaKategori status gizi TBU

Sangat pendek Pendek Normal

Nias 309 196 495Mandailing Natal 357 184 459Tapanuli Selatan 193 96 711Tapanuli Tengah 217 201 582Tapanuli Utara 454 157 388Toba Samosir 198 196 606Labuhan Batu 301 169 530Asahan 193 206 602Simalungun 267 162 571Dairi 325 234 442Karo 218 232 550Deli Serdang 215 184 601Langkat 315 152 533Nias Selatan 378 293 329Humbang Hasundutan 338 135 526Pakpak Bharat 408 138 454Samosir 187 161 652Serdang Bedagai 299 97 604Kota Sibolga 306 159 536Kota Tanjung Balai 216 221 563Kota Pematang Siantar 128 173 699Kota Tebing Tinggi 141 212 646Kota Medan 220 196 584Kota Binjai 201 169 630Kota Padang Sidempuan 164 164 672

Sumatera Utara 252 179 569) TBU = Tinggi badan menurut umur

27

3213 Status Gizi Balita Menurut BBTB

Sedangkan status gizi anak balita di Sumatera Utara dalam berat badan terhadap umur(BBTB) menurut kabupatenkota dikategorikan sangat kurus kurus normal dan gemukPrevalensi tertinggi untuk kategori sangat kurus adalah Kabupaten Tapanuli Selatan danterendah di Karo Sedangkan yang tergolong kurus prevalensinya berkisar antara 37 -138

Dalam diskusi selanjutnya digunakan masalah kekurusan untuk gabungan kategorisangat kurus dan kurus Besarnya masalah kekurusan pada balita yang masihmerupakan masalah kesehatan masyarakat (public health problem) adalah jikaprevalensi kekurusan gt 5 Masalah kesehatan masyarakat sudah dianggap serius bilaprevalensi kekurusan antara 101 - 150 dan dianggap kritis bila prevalensikekurusan sudah di atas 150 (UNHCR)

Prevalensi kekurusan di Provinsi Sumatera Utara ialah 17 Terdapat 9 kabupatenkotayang prevalensinya berada di bawah 151 yaitu Kabupaten Mandailing Natal TobaSamosir Dairi Deli Serdang Nias Selatan Pakpak Bharat Kota Tanjung Balai KotaTebing Tinggi dan Kota Medan Hanya 1 kabupaten yang prevalensinya kurang dari101 yaitu Karo

Tabel 3213Prevalensi Balita menurut Status Gizi (BBTB) dan KabupatenKota

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaKategori Status Gizi BBTB

Sangat kurus Kurus Normal GemukNias 76 105 703 116Mandailing Natal 76 67 663 194Tapanuli Selatan 180 138 499 183Tapanuli Tengah 144 89 640 127Tapanuli Utara 91 69 618 221Toba Samosir 64 61 735 139Labuhan Batu 99 68 572 261Asahan 89 95 686 130Simalungun 124 104 586 187Dairi 55 48 743 154Karo 41 37 784 138Deli Serdang 52 73 770 106Langkat 118 80 489 313Nias Selatan 67 59 648 226Humbang Hasundutan 117 96 585 202Pakpak Bharat 89 61 653 197Samosir 75 103 680 143Serdang Bedagai 166 93 559 183Kota Sibolga 125 102 574 199Kota Tanjung Balai 45 74 785 96Kota Pematang Siantar 96 79 755 70Kota Tebing Tinggi 53 97 793 57Kota Medan 83 65 715 137Kota Binjai 89 69 684 158Kota Padang Sidempuan 104 77 758 61

Sumatera Utara 91 79 668 162) BBTB = Berat badan menurut tinggi badan

28

3214 Status Gizi Balita Menurut Karakteristik Responden

Prevalensi status gizi anak balita menurut (BBU) yang dikategorikan gizi buruk gizikurang menurut karakteristik responden di Sumatera Utara menunjukkan bahwa

1 Ditinjau dari kelompok umur maka terlihat bahwa prevalensi balita gizi kurang +buruk di Provinsi Sumatera Utara masih tinggi pada tiap kelompok umur kecualipada kelompok umur 6 - 11 bulan

2 Menurut jenis kelamin tidak terlihat perbedaan berarti antara masalah gizi kurang +buruk pada balita laki-laki dan balita perempuan di mana keduanya mempunyaimasalah status gizi yang sama

3 Tidak ada perbedaan masalah status gizi berdasarkan pendidikan kepala keluarga(KK) terlihat bahwa tingkat pendidikan KK prevalensi balita gizi kurang + burukmasih tinggi (di atas 20)

4 Pada keluarga dengan KK memiliki pekerjaan tetap ABRIPolriPNS BUMNSwasta)ditemukan lebih banyak balita yang memiliki status gizi baik dibanding dengan jenispekerjaan lainnya

5 Menurut tempat tinggal di perdesaan jumlah balita yang gizi kurang + buruk lebihbanyak daripada di perkotaan sebaliknya di perkotaan jumlah balita yang gizi lebihlebih banyak daripada di pedesaan

6 Dilihat dari pendapatan keluarga per kapita per bulan maka jumlah balita yang gizikurang + buruk meningkat seiring dengan menurunnya pengeluaran perkapita ataudengan kata lain semakin rendah kuintil pendapat keluarga semakin banyak jumlahbalita yang gizi kurang + buruk Sebaliknya semakin tinggi kuintil semakin banyakjumlah balita yang berstatus gizi lebih

29

Tabel 32141Prevalensi Balita Menurut Status Gizi BBU

dan Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikKategori Status Gizi BBU

GiziBuruk

GiziKurang

GiziBaik

GiziLebih

Kelompok umur (bulan)

0 - 5 113 101 711 76

6 -11 81 99 777 42

12-23 74 124 752 50

24-35 79 162 709 50

36-47 86 150 724 41

48-60 88 160 715 37

Jenis kelamin

Laki-laki 95 145 720 40

Perempuan 74 141 734 50

Pendidikan KK

Tdk tamat SD amp Tdk sekolah 106 153 707 35

Tamat SD 97 171 687 45

Tamal SLTP 84 151 722 44

Tamat SLTA 79 121 751 49

Tamat PT 86 143 725 46

Pekerjaan Utama KK

Tdk kerjasekolahibu RT 76 177 726 21

TNIPolriPNSBUMN 74 95 787 44

Pegawai Swasta 46 132 761 62

Wiraswastadagangjasa 59 135 750 55

Petaninelayan 114 152 693 41

Buruh amp lainnya 95 159 711 35

Tempat tinggal

Kota 60 139 749 52

Desa 102 147 711 40

Tingkat pengeluaran per kapita

Kuintil 1 97 166 705 32

Kuintil 2 82 146 733 39

Kuintil 3 74 132 746 47

Kuintil 4 90 136 714 60

Kuintil 5 71 122 749 59

Responden status gizi anak balita menurut tinggi badan terhadap umur (TBU) menurutkelompok umur tempat tinggal jenis kelamin pendidikan pekerjaan dan tingkatpengeluaran perkapita prevalensi anak balita yang pendek + sangat pendek di atas 20persen

Menurut tempat tinggal menunjukkan bahwa status gizi kategori TBU di perkotaan lebihbaik dibanding di perdesaan dan menurut tingkat pendidikan semakin tinggi pendidikansemakin baik status gizi kategori TBU tersebut

30

Tabel 32142Prevalensi Balita Menurut Status Gizi TBU

dan Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikKategori status gizi TBU

Sangat Pendek Pendek Normal

Kelompok umur (bulan)0 - 5 210 164 6266 -11 275 94 631

12-23 262 158 581

24-35 267 220 51336-47 291 187 522

48-60 226 187 587Jenis kelamin

Laki-laki 264 177 559

Perempuan 240 181 578Pendidikan KK

Tdk tamat SD amp Tdk sekolah 287 181 532Tamat SD 283 196 521

Tamal SLTP 255 177 568Tamat SLTA 234 168 598

Tamat PT 174 163 662Pekerjaan Utama KK

Tdk kerjasekolahibu RT 272 184 544

TNIPolriPNSBUMN 211 177 612Pegawai Swasta 244 180 576

Wiraswastadagangjasa 220 180 601

Petaninelayan 289 163 548Buruh amp lainnya 244 209 546

Tempat tinggalKota 227 192 581

Desa 271 169 559Tingkat pengeluaran per kapita

Kuintil 1 256 185 558

Kuintil 2 261 183 555Kuintil 3 244 169 586

Kuintil 4 265 178 558Kuintil 5 224 175 600

Status gizi kategori BBTB menurut kelompok umur tempat tinggal jenis kelaminpendidikan pekerjaan dan tingkat ekonomi per kapita sebagai berikut

1 Prevalensi balita kurus+sangat kurus cenderung menurun bersamaan denganbertambahnya umur anak Hal yang sama juga ditemukan pada prevalensi balitayang berat badannya normal Semakin bertambah umur semakin banyak balita yangberat badannya normal

2 Tidak terlihat perbedaan prevalensi balita kurus+sangat kurus yang berarti antarabalita laki-laki dan balita perempuan

3 Menurut tingkat pendidikan KK terlihat tidak ada pola hubungan prevalensi balitakurus+sangat kurus Demikian pula halnya antara pekerjaan utama KK

4 Ditemukan perbedaan prevalensi balita kurus+sangat kurus berdasarkankarakteristik tempat tinggal di daerah perdesaan prevalensi balita kurus+sangatkurus cenderung lebih tinggi dari di perkotaan

5 Dalam kaitannya dengan kuintil pengeluaran keluarga per kapita per bulan terlihathubungan yang jelas dengan prevalensi balita gemuk di mana prevalensi balitagemuk semakin tinggi dengan meningkatnya kuintil pengeluaran keluarga perkapita

31

Tabel 32143Prevalensi Balita menurut Status Gizi BBTB

dan Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik Kategori Status Gizi BBTBSangat Kurus Normal Gemuk

Kelompok umur (bulan)

0 - 5 117 92 586 205

6 -11 126 104 581 188

12-23 98 76 678 148

24-35 102 83 673 143

36-47 77 78 673 172

48-60 77 71 693 159

Jenis kelamin

Laki-laki 96 84 664 157

Perempuan 87 74 671 167

Pendidikan KK

Tdk tamat SD amp Tdk sekolah 91 88 663 158

Tamat SD 63 84 678 175

Tamal SLTP 103 75 657 165

Tamat SLTA 102 78 662 158

Tamat PT 104 78 652 166

Pekerjaan Utama KK

Tdk kerjasekolahibu RT 134 83 647 136

TNIPolriPNSBUMN 54 80 664 202

Pegawai Swasta 101 91 635 173

Wiraswastadagangjasa84 73 691 152

Petaninelayan 103 84 634 178

Buruh amp lainnya 91 73 700 136

Tempat tinggal

Kota 76 73 711 140

Desa 103 84 635 178

Tingkat pengeluaran per kapita

Kuintil 1 105 82 669 144

Kuintil 2 82 82 695 141

Kuintil 3 98 69 684 149

Kuintil 4 83 78 641 197

Kuintil 5 83 82 624 211

32

Tabel 32144 di bawah ini menyajikan gabungan prevalensi balita menurut ke tigaindikator status gizi yang digunakan yaitu BBU (Gizi Buruk dan Kurang) TBU(kependekan) BBTB (kekurusan) Indikator TBU memberikan gambaran masalah giziyang sifatnya kronis dan BBTB memberikan gambaran masalah gizi yang sifatnya akut

Tabel 32144Prevalensi Balita menurut Tiga Indikator Status Gizi

dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKotaBBU

Bur-Kur

TBU Kronis

(Kependekan)

BBTBAkut

Akut Kronis

(Kekurusan)Nias 383 505 181 radic radicMandailing Natal 261 541 143 radic radicTapanuli Selatan 273 289 318 radicTapanuli Tengah 278 418 233 radic radicTapanuli Utara 383 611 160 radic radicToba Samosir 128 394 125 radic radicLabuhan Batu 227 470 167 radic radicAsahan 262 399 184 radic radicSimalungun 263 429 228 radic radicDairi 194 559 103 radic radicKaro 150 450 78 radicDeli Serdang 229 399 125 radic radicLangkat 114 467 198 radic radicNias Selatan 320 671 126 radic radicHumbang Hasundutan 301 473 213 radic radicPakpak Bharat 245 546 150 radic radicSamosir 115 348 178 radicSerdang Bedagai 261 396 259 radic radicKota Sibolga 328 465 227 radic radicKota Tanjung Balai 262 437 119 radic radicKota Pematang Siantar 146 301 175 radicKota Tebing Tinggi 228 353 150 radicKota Medan 170 416 148 radic radicKota Binjai 258 370 158 radic radicKota Padang Sidempuan 127 328 181 radic

Sumatera Utara 227 431 170

Permasalahan gizi akut adalah apabila BBTB gt10 (UNHCR)Permasalahan gizi kronis adalah apabila TBU di atas prevalensi nasional (368)

Hampir semua kabupatenkota di Provinsi Sumatera utara masih menghadapipermasalahan gizi akut kecuali Kabupaten Karo Dari 25 kabupatenkota hanya 5kabupatenkota yang tidak mengalami masalah gizi kronis atau prevalensi kependekanyang lebih kecil dari angka provinsi yaitu Tapanuli Selatan Samosir Kota PematangSiantar Kota Tebing Tinggi dan Kota Padang Sidempuan

33

322 Status Gizi Penduduk Umur 6-14 Tahun (Usia Sekolah)

Status gizi penduduk umur 6-14 tahun dapat dinilai berdasarkan IMT yang dibedakanmenurut umur dan jenis kelamin Sebagai rujukan untuk menentukan kurus apabila nilaiIMT kurang dari 2 standar deviasi (SD) dari nilai rerata dan berat badan (BB) lebih jikanilai IMT lebih dari 2SD nilai rerata standar WHO 2007 (Tabel 3221)

Tabel 3221Standar Penentuan Kekurusan dan Berat Badan Lebih

Menurut Nilai Rerata IMT Umur dan Jenis Kelamin WHO 2007

Umur(Tahun)

Laki-laki Perempuan

Rerata IMT -2SD +2SD Rerata IMT -2SD +2SD

6 153 130 185 153 127 1927 155 132 190 154 127 1988 157 133 197 157 129 2069 161 135 205 161 131 215

10 164 137 214 166 135 22611 169 141 225 173 139 23712 175 145 236 180 144 24913 182 149 248 188 149 26214 190 155 259 196 155 273

Berdasarkan standar WHO di atas untuk provinsi Sumatera Utara prevalensi kekurusanadalah 124 pada laki-laki dan 97 pada perempuan Sedangkan prevalensi BB lebihpada laki-laki 149 dan perempuan 118

Menurut kabupaten prevalensi kekurusan terendah di Dairi yaitu 43 pada anak laki-laki dan 25 pada anak perempuan

Lima kabupaten dengan prevalensi kekurusan tertinggi pada anak laki-laki adalahSimalungun (178) Pakpak Bharat (172) Samosir (165 ) Kota Tanjung Balai(164) dan Kota Binjai (151) Sedangkan untuk anak perempuan terdapat diKabupaten Samosir (180) Pakpak Bharat (172) Toba Samosir (141) Kota Binjai(140) Tapanuli Selatan (134)

Prevalensi BB-lebih pada anak umur 6 ndash 14 tahun tertinggi di Langkat untuk anak laki-laki (272) dan untuk anak perempuan (224) Lima kabupaten dengan prevalensiBB-lebih pada anak laki-laki adalah Langkat (272) Labuhan Batu (234) SerdangBedagai (197) Simalungun (191) dan Humbang Hasundutan (188) Sedangkanuntuk anak perempuan terdapat di kabupaten Langkat (224) Labuhan Batu (212)Serdang Bedagai (165) Kota Sibolga (150) dan Simalungun (147)

34

Tabel 3222Persentase Status Gizi Anak Usia 6-14 Tahun menurut IMT dan

KabupatenKota Pada Laki-Laki dan Perempuandi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaLaki-laki Perempuan

Kurus BB Lebih Kurus BB LebihNias 147 56 122 44

Mandailing Natal 125 166 91 115

Tapanuli Selatan 130 175 134 141

Tapanuli Tengah 127 89 92 78

Tapanuli Utara 124 109 84 95

Toba Samosir 133 74 141 74

Labuhan Batu 119 234 131 212

Asahan 100 125 49 69

Simalungun 178 191 119 147

Dairi 43 117 25 78

Karo 61 87 68 52

Deli Serdang 148 69 110 63

Langkat 101 272 66 224

Nias Selatan 128 176 85 101

Humbang Hasundutan 134 188 93 146

Pakpak Bharat 172 182 172 125

Samosir 165 53 180 34

Serdang Bedagai 133 197 87 165

Kota Sibolga 130 161 113 150

Kota Tanjung Balai 164 71 103 45

Kota Pematang Siantar 83 87 78 70

Kota Tebing Tinggi 86 45 96 83

Kota Medan 111 165 74 134

Kota Binjai 151 86 140 44

Kota Padang Sidempuan 101 84 68 47

Sumatera Utara 124 149 97 118

35

Tabel 3223 menyajikan hasil tabulasi silang status gizi anak usia 6-14 tahun menurutIMT dengan karakteristik responden tipe daerah dan tingkat pengeluaran rumah tanggaper kapita Dari tabel ini terlihat bahwa

a Prevalensi anak kurus baik pada laki-laki dan perempuan cenderung lebih tinggidi perdesaan sebaliknya prevalensi anak dengan BB lebih banyak terjadi diperkotaan

b Tidak tampak adanya kecenderungan prevalensi pada anak laki-laki kurusmenurut tingkat pengeluaran rumah tangga per kapitaSedangkan prevalensianak laki-laki dengan BB-lebih cenderung meningkat sejalan dengan naiknyatingkat pengeluaran rumah tangga per kapita

c Ada kecenderungan semakin tinggi tingkat pengeluaran rumah tangga per kapitasemakin kecil prevalensi anak perempuan kurus Sebaliknya semakin tinggitingkat pengeluaran rumah tangga per kapita semakin besar prevalensi anakperempuan dengan BB-lebih

Tabel 3223Persentase Status Gizi Anak Usia 6-14 Tahun

menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KarakteristikLaki-laki Perempuan

Kurus BB Lebih Kurus BB Lebih

Tipe daerah

Perkotaan 111 137 85 110

Perdesaan 135 157 105 123

Tingkat pengeluaran per kapita

Kuintil 1 157 137 117 99

Kuintil 2 115 135 98 104

Kuintil 3 125 152 90 129

Kuintil 4 112 155 83 136

Kuintil 5 95 179 84 133

36

323 Status Gizi Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas

Status gizi penduduk umur 15 tahun ke atas dinilai dengan Indeks Massa Tubuh (IMT)Indeks Massa Tubuh dihitung berdasarkan berat badan dan tinggi badan dengan rumussebagai berikut

BB (kg)TB(m)2

Berikut ini adalah batasan IMT untuk menilai status gizi penduduk umur 15 tahun keatas

Kategori kurus IMT lt 185

Kategori normal IMT gt=185 - lt249

Kategori BB lebih IMT gt=250 - lt270

Kategori obese IMT gt=270

Indikator status gizi penduduk umur 15 tahun ke atas yang lain adalah ukuran lingkarperut (LP) untuk mengetahui adanya obesitas sentral Lingkar perut diukur dengan alatukur yang terbuat dari fiberglass dengan presisi 01 cm Batasan untuk menyatakanstatus obesitas sentral berbeda antara laki-laki dan perempuan

Status gizi wanita usia subur (WUS) 15 - 45 tahun dinilai dengan mengukur lingkarlengan atas (LILA) Pengukuran LILA dilakukan dengan pita LILA dengan presisi 01 cm

Dalam tabel 32321 dan 32322 BB lebih dan Obese digabung denganmenggunakan istilah ldquoobesitas sentralrdquo yang diukur melalui lingkar perut Untuk laki-lakidikategorikan obesitas sentral jika hasil pengukuran lebih besar dari 90 centimetersedangkan untuk wanita lebih besar dari 82 centimeter

3231 Status Gizi Dewasa Berdasarkan Indikator Indeks Massa Tubuh(IMT)

Di Sumatera Utara prevalensi kegemukan berat badan lebih maupun obesitas tertinggidi Kota Padang Sidempuan Sedangkan untuk obesitas sentral Kabupaten Karo tertinggikedua setelah Kota Padang Sidempuan Sedangkan prevalensi kegemukan terendah diKabupaten Nias dan Papak Bharat

Prevalensi kegemukan obesitas sentral meningkat dengan meningkatnya umur danlebih tinggi pada laki-laki lebih banyak di daerah perdesaan dan cenderung menurunpada pendidikan tinggi serta pada kelompok status ekonomi rendah

Masalah kegemukan (berat badan lebih + obese) pada orang dewasa di ProvinsiSumatera Utara sudah terlihat tinggi untuk tiap kota yang prevalensinya di atas 20persen dan ada empat kabupaten yaitu Kabupaten Karo Kota Padang SidempuanKota Pematang Siantar dan Kota Tanjung Balai Kecuali Kabupaten Labuhan Batusemua kabupatenkota tersebut di atas juga sudah bermasalah dengan obesitas yangprevalensinya sudah di atas 10 Kabupaten Nias dan Pakpak Bharat yang mempunyaprevalensi obesitas yang rendah atau di bawah lima persen

37

Tabel 32311Prevalensi Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas

menurut Indeks Masa Tubuh dan KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaStatus Gizi

Kurus Normal BB Lebih Obese

Nias 93 826 45 36

Mandailing Natal 127 701 89 83

Tapanuli Selatan 72 772 96 59

Tapanuli Tengah 122 733 65 80

Tapanuli Utara 71 755 105 68

Toba Samosir 59 769 90 82

Labuhan Batu 90 709 113 88

Asahan 109 659 107 126

Simalungun 71 782 97 50

Dairi 99 720 88 93

Karo 58 618 162 162

Deli Serdang 111 627 114 147

Langkat 63 748 132 58

Nias Selatan 102 771 85 42

Humbang Hasundutan 101 791 65 43

Pakpak Bharat 84 824 59 34

Samosir 102 784 63 51

Serdang Bedagai 70 794 71 64

Kota Sibolga 100 650 109 141

Kota Tanjung Balai 108 619 119 154

Kota Pematang Siantar 95 617 147 141

Kota Tebing Tinggi 72 671 121 135

Kota Medan 89 664 125 121

Kota Binjai 87 671 112 130

Kota Padang Sidempuan 67 632 125 176

Sumatera Utara 89 704 108 99

Nasional 93 699 107 102Kurus IMT lt185 Normal 185-249 BB lebih IMT 25-27 Obese IMT gt=27k

38

Pada tabel 32312 menjelaskan prevalensi status gizi pada laki-laki dan perempuanSecara umum wanita yang BB lebih + obesitas di Sumatera Utara lebih banyak padawanita dibandingkan laki-laki pada wanita 24 dan pada laki-laki 18

Masalah BB lebih + obesitas lebih banyak pada responden yang tinggal di daerah kotauntuk laki-laki dan wanita masalah tersebut sudah melampaui 21 persen Untukresponden laki-laki yang tinggal di daerah desa

Tabel 32312Prevalensi Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas yang BB Lebih + Obesitas

Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Kabupaten kota Laki-laki Perempuan Laki-laki dan Perempuan

Nias 8 82 81

Mandailing Natal 137 208 172

Tapanuli Selatan 134 176 155

Tapanuli Tengah 106 183 145

Tapanuli Utara 157 187 173

Toba Samosir 142 203 172

Labuhan Batu 182 22 201

Asahan 172 29 233

Simalungun 12 172 147

Dairi 133 225 181

Karo 283 363 324

Deli Serdang 212 309 261

Langkat 185 194 19

Nias Selatan 154 105 127

Humbang Hasundutan 86 127 108

Pakpak Bharat 86 10 93

Samosir 88 132 114

Serdang Bedagai 97 173 135

Kota Sibolga 245 255 25

Kota Tanjung Balai 231 313 273

Kota Pematang Siantar 243 325 288

Kota Tebing Tinggi 212 299 256

Kota Medan 219 272 246

Kota Binjai 218 263 242

Kota Padang Sidempuan 201 398 301

Sumatera Utara 177 238 209

39

Menurut pendapatan keluarga per kapita per bulan distribusi penduduk umur 15 tahunke atas yang BB lebih+obesitas meningkat seiring dengan meningkatnya pendapatankeluarga Sedangkan persentase yang kurus menurut tingkat pendidikan KK lebihbanyak pada yang tidak tamat sekolah Pada pendidikan tinggi persentase yang kurussedikit tetapi yang BB lebih+obesitas tertinggi (32)

Tabel 32313Prevalensi Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas

menurut Indeks Massa Tubuh dan Karakteristik Respondendi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikKategori status gizi BBU

Kurus Normal BB lebih ObeseKlasifikasi desa

Kota 90 659 123 129Desa 88 743 95 74

Tingkat pendidikanTidak Sekolah 160 672 93 75Tidak Tamat SD 97 698 105 101Tamat SD 95 686 111 109Tamat SLTP 103 732 93 72Tamat SLTA 68 707 117 109PT 49 636 143 172

Tkt pengeluaran per kapitaKuintil-1 111 744 85 60Kuintil-2 98 733 100 69Kuintil-3 105 707 97 92Kuintil-4 82 696 114 109Kuintil-5 66 671 128 135

Sumatera Utara 89 704 108 99

40

3232 Status Gizi Dewasa Berdasarkan Indikator Lingkar Perut (LP)

Prevalensi obesitas sentral pada penduduk 15 tahun ke atas yang sudah di atas 20persen adalah di empat kota dan dua kabupaten yaitu Kota Tanjung Balai PematangSiantar Tebing Tinggi Padang Sidempuan Kabupaten Karo dan Deli SerdangSedangkan prevalensi terendah adalah di Kabupaten Pakpak Bharat (45) dan Nias(5)

Tabel 32321Prevalensi Obesitas Sentral pada Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas

menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007Kabupatenkota Obesitas sentralNias 50Mandailing Natal 119Tapanuli Selatan 94Tapanuli Tengah 105Tapanuli Utara 157Toba Samosir 149Labuhan Batu 153Asahan 184Simalungun 104Dairi 158Karo 246Deli Serdang 222Langkat 97Nias Selatan 187Humbang Hasundutan 71Pakpak Bharat 45Samosir 129Serdang Bedagai 87Kota Sibolga 150Kota Tanjung Balai 217Kota Pematang Siantar 255Kota Tebing Tinggi 212Kota Medan 194Kota Binjai 172Kota Padang Sidempuan 245

Sumatera Utara 160

Nasional 191Catatan Laki-laki lingkar perut gt 90 cm

Perempuan lingkar perut gt 82 cm

Obesitas sentral penduduk umur 15 tahun ke atas menurut karakteristik respondenadalah sebagai berikut

1 Menurut kelompok umur semakin bertambah umur semakin tinggi prevalensi obeitassentral Setelah umur mencapai 55 tahun sudah separuh penduduk umur 15 tahunke atas sudah obesitas sentral

2 Setidaknya satu dari empat orang sudah mengalami obesitas sentral baik laki-lakimaupun wanita

3 Semakin rendah tingkat pendidikan KK prevalensi obesitas sentral meningkat

4 Berdasarkan pekerjaan utama KK terlihat yang berstatus sekolah prevalensi obsitassentralnya paling rendah Prevalensi tertinggi pada yang tidak bekerja yangkemungkinan termasuk penduduk yang usia di atas 55 tahun

5 Hampir tidak ada perbedaan prevalensi obesitas sentral menurut kuintil pendapatanperkapita

41

Tabel 32322Prevalensi Obesitas Sentral pada Penduduk Umur 15 Tahun

ke Atas menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Karakteristik Obesitas sentralKelompok umur (tahun)

15-24 86

25-34 144

35-44 245

45-54 360

55-64 504

65-74 630

75+ 696

Jenis kelamin

Laki-laki 268

Perempuan 259

Tingkat pendidikan

Tidak Sekolah 516

Tidak Tamat SD 385

Tamat SD 328

Tamat SLTP 223

Tamat SLTA 187

PT 217

Pekerjaan Utama KK

Tidak kerja 320

Sekolah 120

Ibu RT 250

Pegawai 217

Wiraswasta 256

Petaninelayanburuh 286

Lainnya 287

Tempat Tinggal

Kota 249

Desa 276

Tkt Pengeluaran per kapita

Kuintil-1 266

Kuintil-2 258

Kuintil-3 261

Kuintil-4 254

Kuintil-5 275

Sumatera Utara 264

42

3233 Status Gizi Wanita Usia Subur (WUS) 15-45 Tahun Berdasarkan

Indikator Lingkar Lengan Atas (LILA)

Tabel 32331 tabel 32332 dan tabel 32333 menyajikan gambaran masalah gizipada WUS yang diukur dengan LILA Hasil pengukuran LILA ini disajikan menurutprovinsi dan karakteristik responden Untuk menggambarkan adanya risiko kurang enegikronis (KEK) dalam kaitannya dengan kesehatan reproduksi pada WUS digunakanambang batas nilai rerata LILA dikurangi 1 SD yang sudah disesuaikan dengan umur(age adjusted)

Tabel 32331 menggambarkan prevalensi KEK tingkat nasional berdasarkan umurNampak adanya kecenderungan dengan meningkatnya umur nilai rerata LILA jugameningkat

Tabel 32331Nilai Rerata LILA Wanita Umur 15-45 tahun

Riskesdas 2007

Umur (Tahun)Nilai Rerata LILA

Rerata (cm) Standar Deviasi (SD)

15 238 262

16 242 257

17 244 253

18 246 262

19 247 260

20 249 272

21 250 278

22 251 280

23 254 292

24 256 294

25 258 298

26 259 298

27 261 304

28 263 310

29 264 314

30 266 317

31 267 317

32 268 316

33 269 323

34 270 324

35 270 322

36 271 329

37 272 333

38 272 331

39 272 337

40 272 335

41 273 332

42 274 337

43 273 335

44 274 332

45 272 341

43

Untuk menilai prevalensi risiko KEK dilakukan dengan cara menghitung LILA lebih kecil1 SD dari nilai rerata untuk setiap umur antara 15 sampai 45 tahun

Tabel 32332 menunjukkan 3 kabupaten dengan prevalensi risiko KEK di atas angkanasional (136) yaitu Nias (262) Dairi (151) Nias Selatan (258)

Tabel 32332Prevalensi Risiko KEK Penduduk Wanita Umur 15-45 Tahun

Menurut Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten Kota Risiko KEK ()

Nias 262

Mandailing Natal 136

Tapanuli Selatan 37

Tapanuli Tengah 37

Tapanuli Utara 109

Toba Samosir 65

Labuhan Batu 09

Asahan 84

Simalungun 119

Dairi 151

Karo 58

Deli Serdang 48

Langkat 95

Nias Selatan 258

Humbang Hasundutan 106

Pakpak Bharat 71

Samosir 36

Serdang Bedagai 38

Kota Sibolga 101

Kota Tanjung Balai 87

Kota Pematang Siantar 84

Kota Tebing Tinggi 61

Kota Medan 79

Kota Binjai 30

Kota Padang Sidempuan 49

Sumatera Utara 79

Nasional 136Catatan Risiko KEK adalah bila nilai rerata LILA lebih kecil dari nilai rerata LILAnasional dikurangi 1 SD untuk setiap umur

44

Kecenderungan risiko KEK berdasarkan tabulasi silang antara prevalensi Risiko KEKdengan karakteristik responden dapat dilihat pada Tabel 32333 adalah

a Berdasarkan tingkat pendidikan gambaran nasional menunjukkan pada tingkatpendidikan terendah (tidak sekolah dan tidak tamat SD) risiko KEK cenderung lebihtinggi dibanding tingkat pendidikan tertinggi (tamat PT)

b Secara nasional prevalensi risiko KEK lebih tinggi di daerah perdesaan dibandingperkotaan

c Gambaran nasional menunjukkan hubungan negatif antara tingkat pengeluaranrumahtangga per kapita dengan risiko KEK Semakin meningkat pengeluaranrumahtangga per kapita per bulan cenderung semakin rendah risiko KEK

Tabel 32333Prevalensi Risiko KEK Penduduk Perempuan

Umur 15-45 Tahun Menurut Karakteristik Riskesdas 2007

Karakteristik KEK

Pendidikan

Tidak Sekolah amp Tidak Tamat SD 121

Tamat SD 83

Tamat SMP 74

Tamat SMA 69

Tamat PT 83

Tipe daerah

Perkotaan 63

Perdesaan 93

Tingkat pengeluaran per Kapita

Kuintil ndash 1 98

Kuintil ndash 2 90

Kuintil ndash 3 80

Kuintil ndash 4 67

Kuintil ndash 5 61

324 Konsumsi Energi Dan Protein

Konsumsi energi dan protein tingkat rumah tangga pada Riskesdas 2007 diperolehberdasarkan jawaban responden untuk makanan yang di konsumsi anggota rumahtangga (ART) dalam waktu 1 x 24 jam yang lalu Responden adalah ibu rumah tanggaatau anggota rumah tangga lain yang biasanya menyiapkan makanan di rumah tangga(RT) tersebut Penetapan rumah tangga (RT) defisit energi berdasarkan angka reratakonsumsi energi per kapita per hari dari data Riskesdas 2007 Angka rerata konsumsienergi dan protein per kapita per hari yang diperoleh dari data konsumsi rumahtanggadibagi jumlah anggota rumahtangga yang telah di standarisasi menurut umur dan jeniskelamin serta sudah dikoreksi dengan tamu yang ikut makan

Rumah tangga dengan konsumsi rdquoenergi rendahrdquo adalah bila RT dengan konsumsienergi di bawah rerata konsumsi energi nasional dari data Riskesdas 2007 sedangkanRT dengan konsumsi rdquoprotein rendahrdquo adalah bila RT dengan konsumsi protein di bawahrerata konsumsi protein nasional dari data Riskesdas 2007

45

Tabel 3241Konsumsi Energi dan Protein Per Kapita per Hari

Menurut kabupaten di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota Energi Protein

Rerata SD Rerata SDNias 18318 6499 674 280

Mandailing Natal 19539 7029 609 281

Tapanuli Selatan 24806 6878 730 239

Tapanuli Tengah 16661 6725 846 320

Tapanuli Utara 21127 6863 846 299

Toba Samosir 19910 6517 753 260

Labuhan Batu 16981 6506 610 269

Asahan 16738 6057 613 267

Simalungun 18370 6261 591 241

Dairi 21672 6921 798 297

Karo 20316 6967 654 268

Deli Serdang 15604 5556 560 248

Langkat 22791 10068 663 308

Nias Selatan 19505 8155 670 274

Humbang Hasundutan 17339 8108 712 292

Pakpak Bharat 20679 6677 846 321

Samosir 13629 6185 575 298

Serdang Bedagai 16696 5649 571 230

Kota Sibolga 17943 6430 682 246

Kota Tanjung Balai 24393 9325 703 293

Kota Pematang Siantar 18245 6686 654 291

Kota Tebing Tinggi 17547 6051 637 251

Kota Medan 18957 7266 711 292

Kota Binjai 15312 5087 586 242

Kota Padang Sidempuan 15697 6325 591 248

Sumatera Utara 18616 7415 650 282

Selanjutnya dalam penulisan tabel 3241 sampai 3243 disajikan angka reratakonsumsi energi dan protein per kapita per hari dan prevalensi rumah tangga defisitenergi dan protein sedangkan prevalensi rumah tangga yang tidak defisit energi danprotein tidak disajikan Untuk itu perlu dipahami bahwa prevalensi rumah tangga yangtidak defisit energi dan protein berarti 100 dikurangi prevalensi rumah tangga defisitenergi dan protein

Data pada tabel 3241 menunjukkan bahwa rata-rata konsumsi per kapita per haripenduduk di Provinsi Sumatera Utara adalah 18616 kkal untuk energi dan 650 gramuntuk protein lebih tinggi dari rerata angka nasional (energi 17355 kkal dan protein 555gram) Kabupaten dengan angka konsumsi energi terendah adalah kabupaten Samosir(13629 kkal) dan Kabupaten dengan angka konsumsi energi tertinggi adalah KabupatenTapanuli Selatan (24806 kkal) Kabupaten dengan konsumsi protein terendah adalahDili Serdang (560 gram) dan Kabupaten dengan konsumsi protein tertinggi adalahTapanuli Utara (846 gram)

46

Data pada tabel 3242 menunjukkan bahwa di Provinsi Sumatera Utara prevalensi RTdengan konsumsi energi dan protein dibawah angka rerata nasional sebanyak 504untuk energi dan 428 untuk protein Angka prevalensi tersebut lebih rendah dariangka prevalensi nasional (59 untuk energi dan 585 untuk protein)

Tabel 3242Prevalensi RT dengan Konsumsi Energi dan Protein

Lebih Kecil dari Angka Rerata Nasional Menurut Kabupatendi Provinsi Sumatera Utara Riskedas 2007

lt Rerata Nasional

KabupatenKota Energi Protein

Nias 503 410Mandailing Natal 441 510Tapanuli Selatan 126 254Tapanuli Tengah 559 224Tapanuli Utara 298 194Toba Samosir 373 240Labuhan Batu 591 477Asahan 624 490Simalungun 457 496Dairi 285 229Karo 372 398Deli Serdang 687 572Langkat 372 417Nias Selatan 484 400Humbang Hasundutan 590 337Pakpak Bharat 314 196Samosir 742 537Serdang Bedagai 617 548Kota Sibolga 536 351Kota Tanjung Balai 267 341Kota Pematang Siantar 511 428Kota Tebing Tinggi 558 453Kota Medan 489 330Kota Binjai 697 517Kota Padang Sidempuan 665 488

Sumatera Utara 504 428

Berdasarkan angka rerata konsumsi energi (17355 kkal) dan Protein (555 gram)dari data Riskesdas 2007

Kabupaten dengan konsumsi energi lebih rendah dari angka rerata nasional yangprevalensi-nya tertinggi adalah Kabupaten Samosir (742) dan sebaliknya yangprevalensinya terendah adalah Kabupaten Tapanuli Selatan (126) Kabupaten dengankonsumsi protein lebih rendah dari rerata nasional RT yang prevalensinya tertinggiadalah Kabupaten Dili Serdang (572) dan sebaliknya yang prevalensinya terendahadalah Kabupaten TapanuIi Utara (194)

47

Data pada tabel 3243 berikut menunjukkan bahwa prevalensi RT di kota yangkonsumsi energi lebih rendah dari angka rerata nasional lebih tinggi dari RT di desaPrevalensi RT di desa yang konsumsi protein lebih rendah dari angka rerata nasionalsama dengan prevalensi RT di kota Menurut kuintil pengeluaran RT semakin tinggikuintil pengeluaran RT semakin rendah prevalensi RT yang konsumsi energi dan proteinlebih rendah dari angka rerata nasional

Tabel 3243Prevalensi Konsumsi Energi dan Protein Lebih Kecil dari Angka Rerata

Nasional Menurut Klasifikasi Desa dan Kuintil Pengeluaran RTdi Provinsi Sumatera Utara Riskedas 2007

Karakteristiklt Rerata Nasional

Energi ProteinTipe Daerah

Kota 566 434

Desa 455 422

Pengeluaran per Bulan

Kuintil ndash 1 568 516

Kuintil ndash 2 529 471

Kuintil ndash 3 514 428

Kuintil ndash 4 487 386

Kuintil ndash 5 418 332Berdasarkan angka rerata konsumsi energi (17355 kkal) dan Protein (555 gram)dari data Riskesdas 2007

48

325 Konsumsi Garam Beriodium

Prevalensi konsumsi garam beriodium Riskesdas 2007 diperoleh dari hasil isian padakuesioner Blok II No 7 yang diisi dari hasi tes cepat garam iodium Tes cepat dilakukanoleh petugas pengumpul data dengan mengunakan kit tes cepat (garam ditetesi larutantes) pada garam yang digunakan di rumah-tangga Rumah tangga dinyatakanmempunyai ldquogaram cukup iodium (ge 30 ppm KIO3)rdquo bila hasil tes cepat garam berwarnabiruungu tua mempunyai ldquogaram tidak cukup iodium (le 30 ppm KIO3)rdquo bila hasil tescepat garam berwarna biruungu muda dan dinyatakan mempunyai ldquogaram tidak adaiodiumrdquo bila hasil tes cepat garam di rumah-tangga tidak berwarna

Secara umum di Provinsi Sumatera Utara kandungan iodium dalam garam yangdikonsumsi rumah tangga sudah mencapai 90 persen atau sudah dalam kategori baikbahkan beberapa kabupatenkota hampir mencapai 100 persen seperti Kabupaten Karodan Kota Pematang Siantar Namun demikian masih terdapat kabupaten yang masih dibawah 50 persen seperti Kabupaten Tapanuli Selatan dan Mandailing Natal

Tabel 3251Persentase Rumah Tangga Mengkonsumsi Garam

Mengandung Cukup Iodium Menurut KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten Kota

Rumah TanggaMengkonsumsi Garam

Cukup Iodium ()

Nias 951

Mandailing Natal 492

Tapanuli Selatan 355

Tapanuli Tengah 992

Tapanuli Utara 986

Toba Samosir 992

Labuhan Batu 921

Asahan 973

Simalungun 989

Dairi 993

Karo 998

Deli Serdang 919

Langkat 889

Nias Selatan 529

Humbang Hasundutan 945

Pakpak Bharat 988

Samosir 991

Serdang Bedagai 976

Kota Sibolga 915

Kota Tanjung Balai 972

Kota Pematang Siantar 997

Kota Tebing Tinggi 761

Kota Medan 992

Kota Binjai 818

Kota Padang Sidempuan 931

Sumatera Utara 899

49

Tabel 3252 memperlihatkan persentase rumah tangga mengkonsumsi garam cukupiodium menurut karakteristik Menurut tingkat pendidikan kepala keluarga persentaserumah tangga mengkonsumsi garam cukup iodium cenderung semakin meningkatseiring peningkatan pendidikan kepala keluarga Kepala keluarga dengan pekerjaantetap cenderung mempunyai persentase lebih tinggi dibandingkan jenis pekerjaan lainKualitas konsumsi garam beriodium di perkotaan lebih baik dibanding di perdesaanBerdasarkan kuintil tingkat pengeluaran per kapita terlihat sedikit peningkatanpersentase rumah tangga mengkonsumsi garam cukup iodium seiring denganmeningkatnya tingkat pengeluaran per kapita

Tabel 3252Persentase Rumah Tangga Mengkonsumsi Garam Cukup Iodium

Menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KarakteristikRumah Tangga

Mengkonsumsi GaramCukup Iodium ()

Pendidikan Kepala KeluargaTidak tamat SD amp Tidak sekolah 863Tamat SD 884Tamat SLTP 907Tamat SLTA 926Tamat PT 926

Pekerjaan Kepala KeluargaTidak bekerjaSekolahIbu rumah 907TNIPolriPNSBUMN 943Pegawai Swasta 968WiraswastaPedagangPelayanan 932PetaniNelayan 852BuruhLainnya 899

Tempat tinggalPerkotaan 952Perdesaan 858

Tingkat pengeluaran per kapitaKuintil 1 893Kuintil 2 886Kuintil 3 900Kuintil 4 902Kuintil 5 916

33 Kesehatan Ibu dan Anak

331 Status Imunisasi

Departemen Kesehatan melaksanakan Program Pengembangan Imunisasi (PPI) padaanak dalam upaya menurunkan kejadian penyakit pada anak Program imunisasi untukpenyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) pada anak yang dicakupdalam PPI adalah satu kali imunisasi BCG tiga kali imunisasi DPT empat kali imunisasipolio satu kali imunisasi campak dan tiga kali imunisasi Hepatitis B (HB)

Imunisasi BCG diberikan pada bayi umur kurang dari tiga bulan imunisasi polio padabayi baru lahir dan tiga dosis berikutnya diberikan dengan jarak paling cepat empatminggu imunisasi DPTHB pada bayi umur dua tiga empat bulan dengan intervalminimal empat minggu dan imunisasi campak paling dini umur sembilan bulan

50

Dalam Riskesdas informasi tentang cakupan imunisasi ditanyakan pada ibu yangmempunyai balita umur 0 ndash 59 bulan Informasi tentang imunisasi dikumpulkan dengantiga cara yaitu

a Wawancara kepada ibu balita atau anggota rumah-tangga yang mengetahuib Catatan dalam Kartu Menuju Sehat (KMS) danc Catatan dalam Buku KIA

Bila salah satu dari ketiga sumber tersebut menyatakan bahwa anak sudah diimunisasidisimpulkan bahwa anak tersebut sudah diimunisasi untuk jenis tersebut

Selain untuk tiap-tiap jenis imunisasi anak disebut sudah mendapat imunisasi lengkapbila sudah mendapatkan semua jenis imunisasi satu kali BCG tiga kali DPT tiga kalipolio tiga kali HB dan satu kali imunisasi campak Oleh karena jadwal imunisasi untukBCG polio DPT HB dan campak yang berbeda bayi umur 0-11 bulan dikeluarkan darianalisis imunisasi Hal ini disebabkan karena bila bayi umur 0-11 bulan dimasukkandalam analisis dapat memberikan interpretasi yang berbeda karena sebagian bayibelum mencapai umur untuk imunisasi tertentu atau belum mencapai frekuensiimunisasi tiga kali

Oleh karena itu hanya anak umur 12-59 bulan yang dimasukkan dalam analisisimunisasi Berbeda dengan Laporan Nasional analisis imunisasi di tingkat provinsi tidakmemasukkan analisis untuk anak umur 12-23 bulan tetapi hanya anak umur 12-59bulan Alasan untuk tidak memasukkan analisis imunisasi anak 12-23 bulan karena dibeberapa kabupaten kota jumlah sampel sedikit sehingga tidak dapat mencerminkancakupan imunisasi yang sebenarnya dengan sampel sedikit

Cakupan imunisasi pada anak umur 12 ndash 59 bulan dapat dilihat pada empat tabel (Tabel3311 sd Tabel 3314) Tabel 3311 dan Tabel 3312 menunjukkan tiap jenisimunisasi yaitu BCG tiga kali polio tiga kali DPT tiga kali HB dan campak menurutprovinsi dan karakteristik Tabel 3312 dan 3313 adalah cakupan imunisasi lengkappada anak yang merupakan gabungan dari tiap jenis imunisasi yang didapatkan olehseorang anak

Tidak semua balita dapat diketahui status imunisasi (missing) Hal ini disebabkan karenabeberapa alasan yaitu ibu lupa anaknya sudah diimunisasi atau belum ibu lupa berapakali sudah diimunisasi ibu tidak mengetahui secara pasti jenis imunisasi catatan dalamKMS tidak lengkaptidak terisi catatan dalam Buku KIA tidak lengkaptidak terisi tidakdapat menunjukkan KMSBuku KIA karena hilang atau tidak disimpan oleh ibu subyekyang ditanya tentang imunisasi bukan ibu balita atau ketidakakuratan pewawancarasaat proses wawancara dan pencatatan

51

Tabel 3311 Memperlihatkan cakupan anak balita yang telah mendapat imunisasiterhadap lima penyakit anak utama yang bisa dicegah dengan imunisasi pada umur 12bulan seperti yang dianjurkan oleh pemerintah Cakupan imunisasi di ProvinsiSumatera Utara untuk BCG (75 persen) dan Campak (71 persen)

Berdasarkan kabupaten cakupan tertinggi untuk imunisasi BCG adalah PematangSiantar dan terendah adalah Tapanuli Selatan (98 persen 42 persen) Cakupanimunisasi tertinggi untuk Polio 3 adalah Tebing Tinggi dan terendah Nias Selatan (92persen 33 persen) Cakupan imunisasi tertinggi DPT 3 HB 3 dan Campak berturut-turut adalah Kabupaten Pematang Siantar (86 persen untuk DPT 3 dan 83 persen untukHB3) dan Serdang Bedagai (95 persen) dan terendah adalah Kabupaten Nias Selatan(16 persen untuk DPT3 dan 11 persen untuk HB 3) dan Tanjung Balai (30 persen)

Tabel 3311Prevalensi Anak Balita Umur 12 ndash 59 Bulan yang Mendapatkan Imunisasi

Dasar menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KabupatenkotaJenis imunisasi

BCG Polio 3 DPT 3 HB 3 Campak

Nias 865 604 570 406 705

Mandailing Natal 483 343 267 250 368

Tapanuli Selatan 419 436 221 200 421

Tapanuli Tengah 534 372 240 130 383

Tapanuli Utara 674 431 342 358 650

Toba Samosir 716 848 847 623 890

Labuhan Batu 646 513 355 300 523

Asahan 719 605 532 526 657

Simalungun 867 792 773 572 874

Dairi 737 625 470 411 640

Karo 740 758 784 708 866

Deli Serdang 810 772 685 645 725

Langkat 826 690 600 603 910

Nias Selatan 531 331 156 111 452

Humbang Hasundutan 784 521 456 470 686

Pakpak Bharat 833 526 353 438 813

Samosir 642 455 367 327 710

Serdang Bedagai 930 835 642 528 952

Kota Sibolga 630 356 465 488 591

Kota Tanjung Balai 423 469 281 237 295

Kota Pematang Siantar 975 880 861 831 907

Kota Tebing Tinggi 927 923 837 789 824

Kota Medan 876 785 687 669 833

Kota Binjai 842 603 667 641 818

Kota Padang Sidempuan 795 738 671 657 724

Sumatera Utara 750 648 550 500 708Catatan Imunisasi untuk anak umur 12-23 bulan tidak dianalisis karena sampel sedikit

di beberapa kabupaten kota Imunisasi anak umur 12-23 bulan di Provinsi Sumatera Utara untuk BCG

763 polio3 640 DPT3 547 HB3 5147 campak 712

52

Menurut karakteristik latar belakang cakupan imunisasi 5 jenis imunisasi dasarbervarisasi Tidak ada perbedaan yang berarti prosentase cakupan imunisasi BCGPolio3 DPT3 HB3 Campak pada balita menurut kelompok umur dan jenis kelaminSemakin tinggi tingkat pendapatan keluarga (kuintil) cakupan ke-5 jenis imunisasi dasarsemakin tinggi Begitu pula dengan tingkat pendidikan kepala keluarga Semakin tinggitingkat pendidikan kepala keluarga semakin tinggi cakupan imunisasinya Misalnyacakupan DPT3 pada kepala keluarga yang berpendidikan tidak sekolah 46 persen 52persen SMP tamat dan 72 persen SLTA+ Pekerjaan utama kepala keluargaPNSPOLRITNIBUMNBUMD pencapaian cakupan imunisasi lebih tinggi dibandingpekerjaan yang lain Cakupan imunisasi pada daerah perkotaan lebih tinggi dibandingdaerah perdesaan (Tabel 3312)

Tabel 3312Prevalensi Anak Balita Umur 12 ndash 59 Bulan yang Mendapatkan Imunisasi

Dasar Menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KarakteristikJenis imunisasi

BCG Polio 3 DPT 3 HB 3 CampakKelompok Umur (bulan)

12 ndash 23 765 641 547 515 71224 ndash 35 741 651 542 481 70236 ndash 47 756 651 570 513 72048 ndash 59 738 648 540 491 694

Jenis kelaminLaki-laki 754 652 563 500 710Perempuan 746 643 535 500 705

Pendidikan KKTidak sekolah 638 550 463 517 591SD Tidak Tamat 597 508 436 381 538SD Tamat 681 588 470 433 619SMP Tamat 761 622 519 458 705SLTA Tamat 823 737 639 578 783SLTA+ 841 727 720 639 865

Pekerjaan Utama KKTidak bekarja 765 672 533 443 709Ibu rumahtangga 821 774 714 792 815PNSPOLRITNIBUMNBUMD 882 790 703 666 873Wiraswasta Pegawai Swasta 811 717 644 579 767Petaniburuhnelayan 686 581 459 407 637Lainnya 743 554 563 557 644

Tempat TinggalPerkotaan 826 662 662 632 770Perdesaan 693 462 462 395 660

Tingkat Pengeluaran Per KapitaKuintil-1 680 585 456 414 637Kuintil-2 732 627 529 498 688Kuintil-3 762 658 556 486 713Kuintil-4 808 705 596 522 744Kuintil-5 837 722 703 675 830

Sumatera Utara 750 648 550 500 708

53

Dalam laporan ini yang dimaksud imunisasi lengkap adalah anak balita yang pernahmendapat imunisasi BCG DPT minimal 3 kali Polio minimal 3 kali Hepatitis B minimal 3kali dan Campak menurut pengakuan catatan KMSKIA Cakupan imunisasi lengkap diProvinsi Sumatera Utara hanya 28 persen Sedangkan yang tidak pernah di imunisasisama sekali sebesar 15 persen Sebagian besar balita status imunisasinya tidak lengkap(56 persen) Hanya Kota Pematang Siantar di mana cakupan imunisasi lengkap di atas60 persen (62 persen) selebihnya kabupatenKota yang lain semua cakupan imunisasilenngkapnya di bawah 50 persen Bahkan ada beberapa KabupatenKota cakupanimunisasi lengkap dibawah 10 persen (Tapanuli Tengah 9 persen Tapanuli Selatan 5persen dan Nias Selatan (4 persen) Lihat Tabel 3313

Tabel 3313

Prevalensi Anak Balita Umur 12 ndash 59 Bulan yang Mendapatkan ImunisasiLengkap Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara

Riskesdas 2007

Kabupaten Kota

Imunisasi dasar

Lengkap Tdk lengkap Tidak samasekali

Nias 147 748 106

Mandailing Natal 107 524 369

Tapanuli Selatan 53 643 304

Tapanuli Tengah 93 556 352

Tapanuli Utara 150 679 171

Toba Samosir 375 594 31

Labuhan Batu 148 567 285

Asahan 343 478 179

Simalungun 219 710 72

Dairi 217 608 175

Karo 291 599 110

Deli Serdang 395 513 92

Langkat 301 573 126

Nias Selatan 40 591 369

Humbang Hasundutan 316 544 139

Pakpak Bharat 200 700 100

Samosir 186 571 243

Serdang Bedagai 365 605 30

Kota Sibolga 239 435 326

Kota Tanjung Balai 160 530 310

Kota Pematang Siantar 619 369 12

Kota Tebing Tinggi 436 527 36

Kota Medan 458 489 53

Kota Binjai 341 561 98

Kota Padang Sidempuan 419 477 105

Sumatera Utara 284 563 153Imunisasi dasar lengkap

BCG DPT minimal 3 kali Polio minimal 3 kali Hepatitis B minimal 3 kaliCampak menurut pengakuan catatan KMSKIA

Imunisasi dasar lengkap untuk anak umur 12-23 bulan tidak dianalisis karenasampel sedikit di beberapa kabupaten kota

Imunisasi dasar anak umur 12-23 bulan di Provinsi Sumatera Selatan untuklengkap 310 tidak lengkap 537 dan tidak sama sekali 153

54

Menurut data yang ada pada Tabel 3313 anak wanita hampir sama seperti anak laki-laki telah diimunisasi lengkap terhadap enam penyakit anak yang dapat dicegahCakupan imunisasi beragam menurut latar belakang karakteristik anak kecuali menurutjenis kelamin Semakin tinggi tingkat pengeluaran per kapita semakin tinggi prosentasecakupan imunisasi lengkap Sekitar 43 persen anak balita yang mempunyai orang tuabekerja sebagai ibu rumah tangga atau PNS mempunyai cakupan imunisasi lebih tinggidibanding yang orang tuanya tidak bekerja wiraswasta dan petani (berkisar 34 persen)Anak di daerah perkotaan lebih cenderung untuk menyelesaikan jadwal imunisasidaripada anak di daerah perdesaan (masing-masing 40 persen dan 20 persen)Demikian juga anak yang ibunya tidak sekolah kurang cenderung untuk diimunisasilengkap terhadap lima penyakit anak yang dapat dicegah daripada anak yang ibunyaberpendidikan lebih tinggi (masing-masing 23 dan 42 persen (40 20 persen) (LihatTabel 3314)

Tabel 3314Prevalensi Anak Balita Umur 12 ndash 59 Bulan yang Mendapatkan ImunisasiLengkap menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara

Riskesdas 2007

KarakteristikStatus imunisasi

Lengkap Tidak lengkapTidak sama

sekaliJenis kelamin

Laki-laki 291 556 153Perempuan 277 569 154

Pendidikan KKTidak sekolah 231 519 250SD Tidak Tamat 201 534 265SD Tamat 243 560 197SMP Tamat 242 614 144SLTA Tamat 349 545 106SLTA+ 419 483 97

Pekerjaan Utama KKTidak bekarja 336 536 128Ibu rumahtangga 441 500 59

PNSPOLRITNIBUMNBUMD 420 517 63Wiraswasta Pegawai Swasta 350 540 110

Petaniburuhnelayan 211 590 199Lainnya 324 480 196Tempat Tinggal

Perkotaan 396 510 94Perdesaan 204 600 196

Tingkat Pengeluaran Per KapitaKuintil-1 224 575 201Kuintil-2 271 569 160Kuintil-3 294 560 146Kuintil-4 307 571 122Kuintil-5 387 517 95

Cara lain untuk menilai keberhasilan program imunisasi adalah dengan menghitungpersentase anak yang mendapat imunisasi pertama tetapi tidak menyelesaikan semuadosis vaksin DPT dan Polio untuk mencapai imunitas Dalam laporan ini angka dropoutdidefinisikan sebagai persentase anak yang mendapat dosis pertama tetapi tidakmendapat dosis ketiga dari rangkaian tersebut Persentase anak yang drop out sebelummendapat semua dosis DPT dan polio masing-masing adalah 20 dan 10 persen

55

332 Pemantauan Pertumbuhan Balita dan Distribusi Vitamin A

Pemantauan pertumbuhan sangat penting dilakukan untuk mengawal tumbuh kembangyang optimal Makin dini diketahui adanya penyimpangan pertumbuhan (growthfaltering) makin dini upaya untuk mencegah penurunan status gizi yang umumnyaterjadi mulai umur 3-6 bulan Untuk mengetahui pertumbuhan tersebut penimbanganbalita setiap bulan sangat diperlukan Kenaikan berat badan setiap bulan yang cukupoptimal yang bisa mencegah penurunan status gizi sedangkan kenaikan yang tidakoptimal dalam waktu tertentu dapat menurunkan status gizi sama seperti bila beratbadan anak tidak naik Tingkat kenaikan berat badan yang optimal berbeda menurutumur balita tertinggi pada bayi

KMS dan Buku KIA merupakan alat yang paling mudah untuk mengetahui tingkatkenaikan berat badan yang optimal setiap bulan Dengan KMS atau Buku KIA dapatdiketahui kenaikan berat badan sesuai dengan garis pertumbuhan atau tidak

Penimbangan balita dapat dilakukan di berbagai tempat seperti posyandu polindespuskesmas atau sarana pelayanan kesehatan yang lain Di posyandu selain ibu dapatmengetahui pertumbuhan anaknya mulai anak umur enam bulan diberikan kapsulvitamin A untuk mengatasi masalah kurang vitamin A yang banyak terjadi pada balita

Dalam Riskesdas 2007 dikumpulkan data pemantauan pertumbuhan balita KMS BukuKIA dan distribusi kapsul vitamin A Frekuensi penimbangan ditanyakan dalam 6 bulanterakhir yang dikelompokkan menjadi tidak pernah ditimbang dalam 6 bulan terakhirditimbang 1-3 kali yang berarti penimbangan tidak teratur dan 4-6 kali yang berartipenimbangan teratur

333 Pemantauan Pertumbuhan Balita

Data dalam tabel 3331 3332 3333 dan 3334 memperlihatkan prosentase balitayang tidak ditimbang masih tinggi yaitu 45 persen sedangkan yang ditimbang lebihdari 4 kali hanya 21 persen Ada beberapa KabupatenKota yang prosentase balitatidak pernah ditimbang diatas 60 persen KabupatenKota tersebut berurutan dariprosentase tertinggi di atas 60 persen adalah Dairi (73 persen) Labuhan Batu (67persen) Tapanuli Utara (65 persen) Mandailing Natal (65 persen) Tapanuli Selatan(63 persen) dan Kota Tebing Tinggi (61 persen) Bila ditelusuri lebih lanjut semakinbertambah umur balita prosentase tidak pernah ditimbang meningkat Misalnyakelompok umur 6 -11 bulan prosentase tidak pernah ditimbang 19 persen pada umur48 ndash 59 bulan menjadi 64 persen Begitu pula dengan tingkat pengeluaran per kapitasemakin tinggi tingkat pengeluaran perkapita prosentasi balita tidak ditimbang menurunDilihat dari daerah tempat tinggal prosentase balita tidak ditimbang di perdesaan lebihtinggi dibanding daerah perkotaan (51 42 persen)

56

Tabel 3331Prevalensi Balita Menurut Frekuensi Penimbangan Enam Bulan Terakhir

dan Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKotaFrekuensi Penimbangan (Kali)

Tdk Pernah 1-3 kali gt 4 kaliNias 168 517 315

Mandailing Natal 647 268 85

Tapanuli Selatan 634 207 159

Tapanuli Tengah 467 426 107

Tapanuli Utara 651 240 109

Toba Samosir 183 303 514

Labuhan Batu 670 252 78

Asahan 527 254 219

Simalungun 564 321 115

Dairi 729 139 132

Karo 446 273 281

Deli Serdang 555 273 171

Langkat 297 385 319

Nias Selatan 424 517 59

Humbang Hasundutan 527 419 54

Pakpak Bharat 91 273 636

Samosir 400 353 247

Serdang Bedagai 483 283 233

Kota Sibolga 204 367 429

Kota Tanjung Balai 400 467 133

Kota Pematang Siantar 230 446 324

Kota Tebing Tinggi 612 209 179

Kota Medan 246 344 409

Kota Binjai 594 198 208

Kota Padang Sidempuan 589 189 222

Sumatera Utara 453 332 214

57

Tabel 3332

Prevalensi Balita menurut Frekuensi Penimbangan Enam Bulan Terakhirdan Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikFrekuensi penimbangan (kali)

Tidak pernah 1-3 kali gt 4 kaliKelompok Umur (Bulan)

6 ndash 11 186 367 44712 ndash 23 318 401 28124 ndash 35 515 313 17336 ndash 47 603 256 14148 ndash 59 637 216 147

Jenis Kelamin

Laki-Laki 472 308 220Perempuan 470 309 221

Pendidikan KK

Tidak Sekolah 462 330 208SD Tidak Tamat 559 276 165SD Tamat 551 265 184SMP Tamat 463 304 233SLTA Tamat 427 326 247SLTA+ 334 443 223

Pekerjaan Utama KK

Tidak Bekerja 382 324 294Ibu Rumahtangga 306 444 250PNSPOLRITNIBUMNBUMD 386 358 255Wiraswasta Pegawai Swasta 430 322 248Petani Buruh Nelayan 518 286 196Lainnya 490 359 150

Tempat Tinggal

Perkotaan 419 314 268Perdesaan 509 305 186

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 513 274 213Kuintil-2 467 311 223Kuintil-3 470 308 222Kuintil-4 453 324 224Kuintil-5 416 360 224

Sumatera Utara 471 309 220

Seperti yang diharapkan Pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan RIsebagian besar balita ditimbang di Posyandu (61 persen) kemudian Puskesmas 14persen Delapan puluh sembilan persen balita di Kabupaten Asahan di timbang diPosyandu sedangkan di Humbang Hasundutan hanya 17 persen Sebagian besar 60persen balita di Humbang Hasundutan ditimbang di Polindes Kota Tanjung Balaitempat favorit penimbangan balita adalah Puskesmas (48 persen) Posyandu hanya 27persen

Berdasarkan karakteristik semakin bertambah umur balita prosentase penimbangan diPosyandu menurun Tidak ada perbedaan antara jenis kelamin pendidikan kepalakeluarga pekerjaan utama kepala keluarga tinngkat pengeluaran per kapita dengantempat penimbangan Baik itu di Puskesmas Polindes maupun Posyandu Sedikitberbeda daerah tempat tinggal Perkotaan sedikit lebih tinggi prosentase penimbangandi Puskesmas dibanding perdesaan (1713 persen) Namun untuk pilihan tempatpenimbangan lainnya perdesaan selalu prosentasenya relatif lebih tinggi

58

Tabel 3333Prevalensi Balita menurut Tempat Penimbangan Enam Bulan Terakhir dan

KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenkotaTempat penimbangan anak

RS Puskesmas Polindes Posyandu Lainnya

Nias 354 328 40 263 15

Mandailing Natal 24 159 268 512 37

Tapanuli Selatan 08 123 90 746 33

Tapanuli Tengah 31 62 354 538 15

Tapanuli Utara 22 23 477 455 23

Toba Samosir 11 45 135 809 00

Labuhan Batu 158 133 13 671 25

Asahan 23 65 06 747 159

Simalungun 11 18 12 889 70

Dairi 27 289 26 579 79

Karo 00 104 130 727 39

Deli Serdang 39 29 29 715 188

Langkat 18 225 32 716 09

Nias Selatan 15 59 29 647 250

Humbang Hasundutan 29 171 600 171 29

Pakpak Bharat 00 100 250 650 00

Samosir 19 137 157 667 20

Serdang Bedagai 07 84 39 838 32

Kota Sibolga 25 205 00 385 385

Kota Tanjung Balai 32 476 00 270 222

Kota Pematang Siantar 52 70 00 667 211

Kota Tebing Tinggi 01 38 00 769 192

Kota Medan 60 229 05 532 174

Kota Binjai 46 47 00 628 279

Kota Padang Sidempuan 54 81 00 568 297

Sumatera Utara 61 141 51 616 125

59

Tabel 3334

Prevalensi Balita menurut Tempat Penimbangan Enam Bulan Terakhir danKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikTempat Penimbangan Anak

RS Puskesmas

Polindes Posyandu LainnyaKelompok Umur (Bulan)

6 ndash 11 43 96 48 698 11512 ndash 23 60 153 49 649 8924 ndash 35 48 142 61 658 9136 ndash 47 86 174 66 549 12548 ndash 59 64 182 80 512 162

Jenis KelaminLaki-Laki 64 160 54 605 117Perempuan 56 133 62 645 104

Pendidikan KKTidak Sekolah 87 211 18 561 123SD Tidak Tamat 102 162 51 617 68SD Tamat 75 115 68 646 96SMP Tamat 64 151 67 661 57SLTA Tamat 50 164 56 602 128SLTA+ 31 125 31 547 266

Pekerjaan Utama KKTidak Bekerja 71 155 48 571 155Ibu Rumahtangga 00 160 00 760 80PNSPOLRITNIBUMNBUMD 50 107 41 645 157WiraswastaPegawai Swasta 59 168 41 581 151PetaniBuruhNelayan 65 138 82 655 60Lainnya 49 173 19 663 96

Tempat TinggalPerkotaan 49 172 22 589 168Perdesaan 68 126 90 656 60

Tingkat Pengeluaran Per KapitaKuintil-1 51 142 49 699 59Kuintil-2 65 183 52 608 92Kuintil-3 50 142 68 648 92Kuintil-4 48 132 65 593 162Kuintil-5 94 120 64 522 200

Sumatera Utara 61 141 57 616 125

334 Distribusi Kapsul Vitamin A

Departemen Kesehatan Republik Indonesia menganjurkan agar semua anak umur dibawah lima tahun diberi Vitamin A dosis tinggi untuk mencegah kekurangan vitaminyang bisa menimbulkan xeroftalmia Vitamin A sangat berguna untuk kesehatan matadan imunitas tubuh Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan kebutaan pada anakdan risiko kematian yang lebih tinggi Mulai umur 6 bulan bermacam-macam makananyang mengandung vitamin A harus diberikan sebagai pelengkap vitamin A yang sudahterkandung dalam ASI Kapsul vitamin A dosis tinggi diberikan kepada bayi umur 6 ndash 11bulan sekali dan setelah balita umur gt11 bulan diberikan 2 kali setiap tahunnya

Kapsul vitamin A diberikan setahun dua kali pada bulan Februari dan Agustus sejakanak berusia enam bulan Kapsul merah (dosis 100000 IU) diberikan untuk bayi umur 6ndash 11 bulan dan kapsul biru (dosis 200000 IU) untuk anak umur 12 ndash 59 bulan

60

Data dalam Tabel 3341 dan 3342 memperlihatkan cakupan pemberian vitamin Asesuai dengan catatan dalam KMS Secara umum 51 persen balita pernah mendapatvitamin A dosisi tinggi Cakupan tertinggi Vitamin A adalah Toba Samosir (87 persen)dan terendah adalah Labuhan Batu (35 persen) Angka tersebut turun denganmeningkatnya umur anak Apabila 60 persen anak umur 12 ndash 23 bulan pernahmendapat vitamin A dosis tinggi persentase untuk anak umur 48 ndash 59 bulan adalah 41persen

Tabel 3341Prevalensi Anak Umur 6-59 Bulan

yang Menerima Kapsul Vitamin A menurut KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupatenkota Menerima Kapsul Vitamin ANias 771

Mandailing Natal 364

Tapanuli Selatan 449

Tapanuli Tengah 532

Tapanuli Utara 560

Toba Samosir 870

Labuhan Batu 348

Asahan 483

Simalungun 490

Dairi 357

Karo 719

Deli Serdang 429

Langkat 476

Nias Selatan 500

Humbang Hasundutan 468

Pakpak Bharat 615

Samosir 681

Serdang Bedagai 494

Kota Sibolga 611

Kota Tanjung Balai 541

Kota Pematang Siantar 695

Kota Tebing Tinggi 704

Kota Medan 573

Kota Binjai 452

Kota Padang Sidempuan 490

Sumatera Utara 510

61

Anak-anak yang orang tuanya berpendidikan sekolah menengah atau lebih tinggimempunyai kemungkinan lebih tinggi untuk menerima vitamin A dosisi tinggidibandingkan dengan anak-anak yang tingkat pendidikan orang tuanya lebih rendah (45persen tidak sekolah 57 persen SLTA+) Begitu pula dengan tingkat pengeluaran perkapita Untuk jenis kelamin pekerjaan utama kepala keluarga dan tempat tinggal tidakada perbedaan prosentase

Tabel 3342Prevalensi Anak Umur 6-59 Bulan

yang Menerima Kapsul Vitamin A menurut Karakteristik Respondendi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik Menerima Kapsul Vitamin A

Kelompok Umur (Bulan)

6 ndash 11 562

12 ndash 23 600

24 ndash 35 521

36 ndash 47 473

48 ndash 59 408

Jenis Kelamin

Laki-Laki 521

Perempuan 498

Pendidikan Kk

Tidak Sekolah 449

SD Tidak Tamat 413

SD Tamat 492

SMP Tamat 512

SLTA Tamat 535

SLTA+ 570

Pekerjaan Utama KK

Tidak Bekerja 475

Ibu Rumahtangga 533

PNSPOLRITNIBUMNBUMD 600

Wiraswasta Pegawai Swasta 511

Petani Buruh Nelayan 495

Lainnya 515

Tempat Tinggal

Perkotaan 532

Perdesaan 494

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 479

Kuintil-2 528

Kuintil-3 504

Kuintil-4 505

Kuintil-5 550

Sumatera Utara 508

62

335 Kepemilikan KMS dan Buku KIA

Semua bayi yang dibawa ke Puskesmas atau Posyandu atau pemeriksaan kesehatanpaska kelahiran mendapat Kartu Menuju Sehat (KMS) atau Buku Kesehatan Ibu danAnak (Buku KIA) yang mencatat pertumbuhan pemberian minuman dan makananserta imunisasi yang diperoleh Di samping pencatatan dalam KMSBuku KIA juruimunisasi juga mencatat tanggal dan jenis imunisasi dalam buku register KMSBuku KIAdisimpan oleh ibu untuk dapat memonitor pertumbuhan dan keadaan kesehatananaknya tetapi tidak semua ibu menyimpan KMSBuku KIA untuk anaknya Di sampingitu tidak semua bayi dibawa ke Puskesmas atau Posyandu untuk pemeriksaankesehatannya dan di antara yang datang ke tempat pelayanan kesehatan tidak semuamendapat KMS

Tabel 3351Prevalensi Balita menurut Kepemilikan KMS dan

Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKotaKepemilikan KMS

1 2 3

Nias 79 277 644

Mandailing Natal 118 240 642

Tapanuli Selatan 75 410 515

Tapanuli Tengah 138 383 479

Tapanuli Utara 60 572 367

Toba Samosir 96 591 313

Labuhan Batu 99 438 463

Asahan 140 538 322

Simalungun 102 587 311

Dairi 132 467 401

Karo 136 564 300

Deli Serdang 271 523 206

Langkat 99 691 210

Nias Selatan 102 284 614

Humbang Hasundutan 105 568 326

Pakpak Bharat 77 500 423

Samosir 77 549 374

Serdang Bedagai 277 556 167

Kota Sibolga 182 436 382

Kota Tanjung Balai 193 266 541

Kota Pematang Siantar 229 638 133

Kota Tebing Tinggi 243 643 114

Kota Medan 311 579 110

Kota Binjai 296 496 208

Kota Padang Sidempuan 98 696 206

Sumatera Utara 189 484 327 Catatan 1 = Punya KMS dan dapat menunjukkan

2 = Punya KMS tidak dapat menunjukkan disimpan oleh orang lain3 = Tidak punya KMS

63

Tabel 3352 memperlihatkan persentase anak yang dilaporkan oleh ibunya mempunyaiKMS dan apakah pewawancara melihat KMS tersebut Secara umum 32 persen balitatidak punya KMS 48 persen punya KMS tetapi tidak dapat menunjukkan dan hanya 18persen yang dapat menunjukan Besarnya Persentase anak yang dilaporkan punya KMStetapi tidak dapat menunjukan kartu tersebut mungkin disebabkan karena banyak KMSyang disimpan di Pukesmas atau oleh kader kesehatan atau KMS sudah rusak dandibuang ibunya Nias dan Mandailing Natal merupakan Kabupaten yang kepemilikanKMS paling rendah (64 persen tidak memiliki KMS)

Persentase anak yang ibunya dapat menunjukan KMS turun seiring naiknya umur anak(40 persen anak umur 6 ndash 11 bulan dan 8 persen anak umur 48 ndash 59 bulan) Hal inidapat disebabkan karena meningkatnya cakupan anak yang mempunyai KMS ataukarena KMS pada anak yang lebih tua sudah banyak yang hilang atau dibuangCakupan KMS menurut jenis kelamin anak boleh dikatakan tidak berbeda tetapicenderung lebih tinggi untuk anak di perkotaan anak dengan tingkat pengeluaran perkapita tinggi dan anak dari orang tua berpendidikan lebih tinggi Hanya 41 persen anakdari orang tua yang tidak pernah sekolah memiliki KMS itupun tidak dapatmemperlihatkan kartunya kepada pewawancara dibandingkan dengan 65 persen anakdari orang tua yang berpendidikan sekolah menengah keatas (Tabel 3352)

64

Tabel 3352Prevalensi Balita menurut Kepemilikan KMS dan

Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikKepemilikan KMS

1 2 3Kelompok Umur (Bulan)

6 ndash 11 402 353 245

12 ndash 23 238 483 279

24 ndash 35 146 522 332

36 ndash 47 108 555 337

48 ndash 59 80 564 356

Jenis Kelamin

Laki-Laki 171 514 315

Perempuan 177 506 317

Pendidikan KK

Tidak Sekolah 159 406 435

SD Tidak Tamat 152 379 469

SD Tamat 165 451 383

SMP Tamat 160 523 317

SLTA Tamat 196 567 237

SLTA+ 148 651 201

Pekerjaan Utama KK

Tidak Bekerja 216 463 321

Ibu Rumahtangga 156 600 244

PnsPolriTniBUMNBUMD 113 725 161

Wiraswasta Pegawai Swasta 206 565 229

Petani Buruh Nelayan 144 456 400

Lainnya 266 419 315

Tempat Tinggal

Perkotaan 251 544 205

Perdesaan 118 486 396

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 178 449 373

Kuintil-2 172 499 329

Kuintil-3 179 509 313

Kuintil-4 158 558 285

Kuintil-5 178 598 223

Sumatera Utara 173 510 316 Catatan 1 = Punya KMS dan dapat menunjukkan

2 = Punya KMS tidak dapat menunjukkandisimpan oleh orang lain3 = Tidak punya KMS

65

Persentase kepemilikan Buku KIA dan polanya menurut karakteristik responden tidakcenderung sama dengan kepemilikan KMS Secara umum 83 persen balita tidak punyaBuku KIA 15 persen punya tetapi tidak dapat menunjukan dan hanya 2 persen punyadan dapat menunjukkan Sama dengan kepemilikan KMS Nias dan Mandailing Natalmerupakan 2 kabupaten dengan kepemilikan Buku KIA rendah Cakupan kepemilikanBuku KIA berdasarkan karakteristik responden polanya sama dengan kepemilikan KMS(Tabel 3353 dan Tabel 3354)

Tabel 3353Prevalensi Balita menurut Kepemilikan Buku KIA dan KabupatenKota

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaKepemilikan Buku KIA

1 2 3Nias 04 51 946

Mandailing Natal 18 32 950

Tapanuli Selatan 10 144 846

Tapanuli Tengah 05 160 835

Tapanuli Utara 06 79 915

Toba Samosir 09 87 904

Labuhan Batu 00 181 819

Asahan 28 83 889

Simalungun 05 276 719

Dairi 16 87 896

Karo 56 199 745

Deli Serdang 58 131 811

Langkat 69 441 490

Nias Selatan 28 102 869

Humbang Hasundutan 21 223 755

Pakpak Bharat 38 192 769

Samosir 11 121 868

Serdang Bedagai 09 43 948

Kota Sibolga 91 327 582

Kota Tanjung Balai 09 36 955

Kota Pematang Siantar 10 144 846

Kota Tebing Tinggi 70 155 775

Kota Medan 03 125 872

Kota Binjai 16 111 873

Kota Padang Sidempuan 20 29 951

Sumatera Utara 24 147 829

Catatan 1 = Punya Buku KIA dan dapat menunjukkan

2 = Punya Buku KIA tidak dapat menunjukkan disimpan oleh orang lain

3 = Tidak punya Buku KIA

66

Tabel 3354Prevalensi Balita menurut Kepemilikan Buku KIA dan

Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikKepemilikan Buku KIA

1 2 3Kelompok Umur (Bulan)

6 ndash 11 38 158 804

12 ndash 23 29 151 820

24 ndash 35 21 154 824

36 ndash 47 16 159 825

48 ndash 59 15 144 841

Jenis Kelamin

Laki-Laki 24 146 829

Perempuan 21 159 820

Pendidikan KK

Tidak Sekolah 22 152 826

SD Tidak Tamat 23 107 870

SD Tamat 22 126 853

SMP Tamat 20 155 826

SLTA Tamat 27 176 798

SLTA+ 21 193 786

Pekerjaan KK

Tidak Bekerja 12 117 870

Ibu Rumahtangga 222 778

PNSPOLRITNIBUMNBUMD 24 275 701

Wiraswasta Pegawai Swasta 23 144 833

Petani Buruh Nelayan 21 148 831

Lainnya 60 146 795

Tempat Tinggal

Perkotaan 25 119 855

Perdesaan 21 177 802

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 30 141 829

Kuintil-2 15 145 840

Kuintil-3 24 141 835

Kuintil-4 21 165 814

Kuintil-5 21 195 784

Sumatera Utara 24 147 829 Catatan 1 = Punya Buku KIA dan dapat menunjukkan

2 = Punya Buku KIA tidak dapat menunjukkan disimpan oleh orang lain

3 = Tidak punya Buku KIA

67

336 Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi

Dalam Riskesdas 2007 dikumpulkan data tentang pemeriksaan kehamilan jenispemeriksaan kehamilan ukuran bayi lahir penimbangan bayi lahir pemeriksaanneonatus pada ibu yang mempunyai bayi Data tersebut dikumpulkan denganmewawancarai ibu yang mempunyai bayi umur 0 ndash 11 bulan dan dikonfirmasi dengancatatan Buku KIAKMScatatan kelahiran

Pemeriksaan kesehatan pada bayi oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan kesehatanyang diberikan oleh tenaga kesehatan untuk ibu dan bayinya dengan tujuan mengetahuitumbuh kembang bayi pemberian imunisasi penyuluhan kesehatan dan pemeriksaankesehatan bayi Pemeriksaan oleh tenaga kesehatan tersebut dapat dilakukan di rumahresponden maupun di fasilitas keseahatan

337 Penimbangan bayi

Tabel 3371 menunjukan bahwa 61 persen menurut persepsi ibu bayi yangdilahirkannya normal hanya 15 persen yang mengatakan bayinya sangat kecilkecil dan23 persen mengatakan besar dan sangat besar Distribusi berat badan lahir menurutpersepsi ibu berdasarkan karakteristik responden beragam Pekerjaan utama orang tuasebagai ibu rumah tangga cenderung melahirkan bayi dengan berat badanberlebihbesar (83 persen banding 17 persen normal) Begitupula dengan daerahperkotaan

68

Tabel 3371Prevalensi Ukuran Bayi Lahir menurut Persepsi Ibu dan KabupatenKota

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaBB Lahir menurut Persepsi Ibu

Kecil Normal BesarNias 115 615 269

Mandailing Natal 321 500 179

Tapanuli Selatan 29 857 114

Tapanuli Tengah 217 652 130

Tapanuli Utara 188 750 63

Toba Samosir 63 688 250

Labuhan Batu 206 721 74

Asahan 130 630 241

Simalungun 88 706 206

Dairi 63 688 250

Karo 34 690 276

Deli Serdang 245 404 351

Langkat 35 807 158

Nias Selatan 250 700 50

Humbang Hasundutan 250 500 250

Pakpak Bharat 250 500 250

Samosir 125 375 500

Serdang Bedagai 45 795 159

Kota Sibolga 200 400 400

Kota Tanjung Balai 100 500 400

Kota Pematang Siantar 154 385 462

Kota Tebing Tinggi 250 500 250

Kota Medan 180 568 252

Kota Binjai 333 389 278

Kota Padang Sidempuan 167 333 500

Sumatera Utara 155 612 233

Catatan Kecil Sangat kecil + Kecil

Normal Normal

Besar Besar + Sangat besar

69

Tabel 3372Prevalensi Ukuran Bayi Lahir menurut Persepsi Ibu dan Karakteristik

Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikBB Lahir menurut Persepsi Ibu

Kecil Normal BesarJenis Kelamin

Laki-Laki 168 642 190

Perempuan 145 592 264

Pendidikan KK

Tidak Sekolah 59 588 353

SD Tidak Tamat 200 586 214

SD Tamat 186 593 221

SMP Tamat 149 649 202

SLTA Tamat 159 627 214

SLTA+ 63 531 406

Pekerjaan Utama KK

Tidak Bekerja 182 591 227

Ibu Rumahtangga 00 167 833

PNSPOLRITNIBUMNBUMD 216 649 135

Wiraswasta Pegawai Swasta 149 610 241

Petani Buruh Nelayan 149 655 196

Lainnya 324 382 294

Tempat Tinggal

Perkotaan 160 575 265

Perdesaan 154 650 196

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 148 574 278

Kuintil-2 146 657 197

Kuintil-3 146 667 188

Kuintil-4 197 599 204

Kuintil-5 151 588 261

Sumatera Utara 156 616 227Catatan Kecil Sangat kecil + Kecil

Normal NormalBesar Besar + Sangat besar

70

Grafik 337Ukuran Bayi Lahir Menurut Persepsi Ibu

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Lebih dari 60 persen bayi baru lahir dalam 12 bulan terakhir dilakukan penimbangan (63persen) Persentase tertinggi cakupan penimbangan ini di Serdang Bedai (91 persen)terendah di Nias hanya 19 persen (Tabel 3373)

Tabel 3373Cakupan Penimbangan Bayi Baru Lahir 12 Bulan Terakhir

Menurut Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten kota Ditimbang

Nias 192Mandailing Natal 407Tapanuli Selatan 343Tapanuli Tengah 435Tapanuli Utara 500Toba Samosir 750Labuhan Batu 362Asahan 709Simalungun 657Dairi 412Karo 724Deli Serdang 785Langkat 807Nias Selatan 250Humbang Hasundutan 500Pakpak Bharat 333Samosir 571Serdang Bedagai 909Kota Sibolga 600Kota Tanjung Balai 800Kota Pematang Siantar 846Kota Tebing Tinggi 875Kota Medan 771Kota Binjai 444Kota Padang Sidempuan 500Sumatera Utara 632

71

Tabel 3374Cakupan Penimbangan Bayi Baru Lahir 12 Bulan Terakhir

Menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Karakteristik Ditimbang

Jenis KelaminLaki-Laki 641Perempuan 621

Pendidikan KKTidak Sekolah 706SD Tidak Tamat 457SD Tamat 576SMP Tamat 632SLTA Tamat 714SLTA+ 594

Pekerjaan KKTidak Bekerja 727Ibu Rumahtangga 500PNSPOLRITNIBUMNBUMD 784Wiraswasta Pegawai Swasta 686Petani Buruh Nelayan 569Lainnya 697

Tempat TinggalPerkotaan 759Perdesaan 536

Tingkat Pengeluaran Per KapitaKuintil-1 619Kuintil-2 599Kuintil-3 731Kuintil-4 599Kuintil-5 613

Sumatera Utara 631

72

338 Pemeriksaan Kehamilan

Hampir sebagian besar 74 persen ibu hamil memeriksakan kehamilannya ke tenagakesehatan Bahkan ada KabupatenKota yang hampir keseluruhan ibu hamilmemeriksakan kehamilannya (100 persen Kota Tebing Tinggi sekitar 90 persen KotaMedan Kota Binjai dan Kota Padang Sidempuan Namun masih ada beberapaKabuaptenKota yang cakupannya di bawah 50 persen (Tapanuli Selatan TapanuliTengah dan Labuhan Batu)

Tabel 3381Cakupan Pemeriksaan Kehamilan Ibu yang Mempunyai Bayi

Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten Kota PeriksaNias 615

Mandailing Natal 464

Tapanuli Selatan 543

Tapanuli Tengah 435

Tapanuli Utara 600

Toba Samosir 765

Labuhan Batu 493

Asahan 709

Simalungun 857

Dairi 563

Karo 833

Deli Serdang 817

Langkat 842

Nias Selatan 500

Humbang Hasundutan 500

Pakpak Bharat 500

Samosir 714

Serdang Bedagai 800

Kota Sibolga 800

Kota Tanjung Balai 889

Kota Pematang Siantar 923

Kota Tebing Tinggi 1000

Kota Medan 957

Kota Binjai 947

Kota Padang Sidempuan 909

Sumatera Utara 747

73

Tingkat pendidikan KK sangat erat hubungannya dengan pemeriksaan kehamilan Tujuhpuluh satu persen kelahiran dari KK yang tidak pernah sekolah periksa hamilsedangkan di antara kelahiran dari KK yang sekolah SLTA+ 88 persen yang pernahdiperiksa Ibu-ibu yang bertempat tinggal di perkotaan lebih banyak periksa hamildibandingkan dengan yang tinggal di perdesaan (9362 persen) (Tabel 3382)

Tabel 3382Cakupan Pemeriksaan Kehamilan Ibu yang Mempunyai Bayi

Menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KarakteristikPeriksaHamil

Pendidikan KK

Tidak Sekolah 706

SD Tidak Tamat 586

SD Tamat 643

SMP Tamat 721

SLTA Tamat 859

SLTA+ 875

Pekerjaan KK

Tidak Bekerja 682

Ibu Rumahtangga 429

PNSPOLRITNIBUMNBUMD 919

Wiraswasta Pegawai Swasta 861

Petani Buruh Nelayan 656

Lainnya 758

Tempat Tinggal

Perkotaan 934

Perdesaan 620

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 670

Kuintil-2 725

Kuintil-3 840

Kuintil-4 743

Kuintil-5 840

Sumatera Utara 747

Progam KIA menganjurkan pemeriksaan ibu hamil dengan 8 jenis pemeriksaan Tabel3383 memperlihatkan prevalensi jenis pelayanan pemeriksaan kehamilan yangditerima ibu hamil Sembilan puluh enam persen ibu hamil mendapatkan pemeriksaantekanan darah pemberian tablet besi (90 persen) penimbangan berat badan (87persen) dan hanya 25 persen yang diperksa hemoglobinnya

74

Imunisasi ibu hamil merupakan kegiatan yang terpadu dari Pengembangan ProgamImunisai (PPI) Depkes menganjurkan agar setiap wanita menerima dua suntikantetanus toksoid (TT) selama kehamilan yang pertama Imunisasi ulang (booster)diberikan satu kali pada setiap kehamilan berikutnya untuk mempertahankan kekebalanpenuh terhadap tetanus Dalam beberapa tahun terakhir ini imunisasi TT juga diberikanpada wanita sebelum menikah sehingga setiap kehamilan yang terjadi dalam tiga tahunsejak pernikahan akan terlindungi dari penyakit tetanus Tujuh puluh delapan persen ibuhamil mendapatkan imunisasi TT Bahkan ada 4 KabupatenKota yang cakupanimunisasi TT mencapai 100 persen (Toba Samosir Pakpak Barat Kota Sibolga danKota Tebing Tinggi)

Tabel 3383Prevalensi Ibu Hamil

menurut Jenis Pelayanan Pemeriksaan Kehamilandan Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaJenis Pelayanan

a b c d e f g hNias 313 824 750 813 813 588 133 133

Mandailing Natal 385 1000 769 846 538 538 154 154

Tapanuli Selatan 00 947 368 842 632 789 158 00

Tapanuli Tengah 300 900 667 778 700 700 111 100

Tapanuli Utara 625 889 889 889 778 889

Toba Samosir 583 1000 1000 917 1000 1000 83 83

Labuhan Batu 471 1000 833 882 636 848 125 63

Asahan 205 949 872 744 744 846 128 103

Simalungun 533 1000 1000 875 808 933 115 111

Dairi 125 1000 667 900 900 600 111 222

Karo 609 960 909 913 826 920 174 273

Deli Serdang 554 868 930 895 795 868 237 303

Langkat 229 1000 674 955 568 1000

Nias Selatan 500 909 667 800 300 400 111 545

Humbang Hasundutan 750 1000 1000 1000 800 1000 500 250

Pakpak Bharat 1000 1000 1000 1000 1000 1000 00 500

Samosir 333 1000 833 833 600 1000 167

Serdang Bedagai 559 1000 941 971 917 861 88 88

Kota Sibolga 750 1000 1000 1000 1000 1000 750 750

Kota Tanjung Balai 444 1000 875 875 625 1000 375 500

Kota Pematang Siantar 417 1000 846 923 923 1000 538 583

Kota Tebing Tinggi 778 1000 778 1000 1000 1000 250 500

Kota Medan 627 1000 778 902 854 955 373 392

Kota Binjai 529 941 765 882 889 941 647 588

Kota Padang Sidempuan 500 1000 1000 1000 900 900 400 556

Sumatera Utara 453 963 847 905 791 873 250 270

Jenis pelayanan kesehatana = pengukuran tinggi badan e = pemberian imunisasi TTb = pemeriksaan tekanan darah f = penimbangan berat badanc = pemeriksan tinggi fundus (perut) g = pemeriksaan hemoglobind = pemberian tablet Fe h = pemeriksaan urine

75

Tabel 3384Prevalensi Ibu Hamil menurut Jenis Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan

dan Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikJenis Pelayanan

a b c d e f g hPendidikan KK

Tidak Sekolah 167 917 1000 1000 909 750 00 00SD Tidak Tamat 415 902 846 897 769 738 212 154SD Tamat 512 1000 867 886 727 878 198 272SMP Tamat 457 988 835 913 854 909 233 242SLTA Tamat 524 962 773 901 779 916 278 273SLTA+ 536 897 964 927 786 893 317 310

Pekerjaan Utama KKTidak Bekerja 267 1000 1000 800 667 800 67 67Ibu Rumahtangga 333 667 667 1000 1000 667 333 00PNSPOLRITNIBUMNBUMD 452 914 710 882 581 914 129 147Wiraswasta Pegawai Swasta 540 976 824 901 814 945 323 312Petani Buruh Nelayan 445 963 822 883 791 822 147 181Lainnya 500 1000 950 917 960 1000 333 520

Tempat TinggalPerkotaan 603 961 868 903 827 932 352 364Perdesaan 341 965 771 878 732 826 84 117

Tingkat Pengeluaran Per KapitaKuintil-1 432 979 826 904 789 893 352 230Kuintil-2 442 914 821 857 760 845 84 224Kuintil-3 417 983 746 906 782 893 352 175Kuintil-4 521 959 847 861 822 871 84 309Kuintil-5 615 980 875 930 773 920 352 340

Sumatera Utara 453 963 847 905 791 873 250 270

Jenis pelayanan kesehatana = pengukuran tinggi badan e = pemberian imunisasi TTb = pemeriksaan tekanan darah f = penimbangan berat badanc = pemeriksan tinggi fundus (perut) g = pemeriksaan hemoglobind = pemberian tablet Fe h = pemeriksaan urine

Anemi selama kehamilan masih tetap tinggi di Indonesia Pil zat besi dibagikan kepadaibu hamil ketika mereka memeriksakan kehamilannya di sarana kesehatan Progamkesehatan Ibu menganjurkan agar setiap ibu hamil mendapat paling sedikit 90 pil zatbesi selama hamil Ibu-ibu hamil di Sumatera Utara yang memeriksakan kehamilan disarana kesehatan 90 persen mendapat pil zat Besi Kabupaten Humbang HasundutanPakpak Barat dan Kota sibolga mencapai 100 persen Berdasarkan karakteristikresponden pemberian zat besi tidak menunjukan perbedaan yang beraneka ragam

76

339 Pemeriksaan Neonatus

Pemeriksaan kesehatan pada bayi oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan kesehatanyang diberikan oleh tenaga kesehatan untuk ibu dan bayinya dengan tujuan mengetahuitumbuh kembang bayi pemberian imunisasi penyuluhan kesehatan dan pemeriksaankesehatan bayi Pemeriksaan oleh tenaga kesehatan tersebut dapat dilakukan di rumahresponden maupun di fasilitas kesehatan

Minimal bayi umur 0 ndash 7 hari diperiksa 1 kali (KN1) demikian pula pada bayi umur 8 ndash 28hari minimal diperiksa 1 kali (KN2) Lebih dari separuh bayi umur 0 ndash 7 hari (66 persen)mendapat kunjungan tenaga kesehatan minimal satu kali (KN1) namun hanya 28persen yang KN2 Kota tebing semua bayi umur 0 ndash 7 hari telah KN1 namun hanya 50persen yang telah KN2 Distribusi KN1 dan KN2 menurut daerah jenis kelamin tidakada perbedaan Distribusi KN1 dan KN2 menurut pendidiak KK pekerjaan KK dantingkat pengeluaran per kapita tidak menunjukan keteraturan pola tertentu Misalpersentase KN1 kuintil1 65 persen kuintil 5 meningkat menjadi 83 persen namun kuintil4 turun menjadi 60 persen (Tabel 3392)

Tabel 3391Cakupan Pemeriksaan Neonatus menurut KabupatenKota

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten Kota Pemeriksaan NeonatusUmur 0-7 hari Umur 8-28 hari

Nias 154 269Mandailing Natal 571 179Tapanuli Selatan 571 400Tapanuli Tengah 652 292Tapanuli Utara 533 200Toba Samosir 765 250Labuhan Batu 565 74Asahan 782 400Simalungun 857 143Dairi 647 294Karo 724 138Deli Serdang 731 161Langkat 807 579Nias Selatan 400 150Humbang Hasundutan 375 111Pakpak Bharat 333 250Samosir 857 143Serdang Bedagai 867 200Kota Sibolga 600 250Kota Tanjung Balai 667 222Kota Pematang Siantar 769 385Kota Tebing Tinggi 1000 500Kota Medan 727 229Kota Binjai 389 389Kota Padang Sidempuan 818 364

Sumatera Utara 667 285

77

Tabel 3392Cakupan Pemeriksaan Neonatus

Menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Karakteristik Pemeriksaan NeonatusUmur 0-7 hari Umur 8-28 hari

Jenis KelaminLaki-Laki 687 253Perempuan 678 253

Pendidikan KKTidak Sekolah 824SD Tidak Tamat 557 214SD Tamat 636 271SMP Tamat 662 276SLTA Tamat 739 260SLTA+ 818 313

Pekerjaan KKTidak Bekerja 864 136Ibu Rumahtangga 500 143PNSPOLRITNIBUMNBUMD 865 459Wiraswasta Pegawai Swasta 723 301Petani Buruh Nelayan 621 220Lainnya 794 235

Tempat TinggalPerkotaan 789 253Perdesaan 604 253

Tingkat Pengeluaran Per KapitaKuintil-1 651 205Kuintl-2 685 328Kuintil-3 690 160Kuintil-4 596 219Kuintil-5 831 387

Sumatera Utara 683 254

34 Penyakit Menular

Penyakit menular yang diteliti pada Riskesdas 2007 terbatas pada beberapa penyakityang ditularkan oleh vektor penyakit yang ditularkan melalui udara atau percikan air liurdan penyakit yang ditularkan melalui makanan atau air Penyakit menular yangditularkan oleh vektor adalah filariasis demam berdarah dengue (DBD) dan malariaPenyakit yang ditularkan melalui udara atau percikan air liur adalah penyakit infeksisaluran pernafasan akut (ISPA) pneumonia dan campak sedangkan penyakit yangditularkan melalui makanan atau air adalah penyakit tifoid hepatitis dan diare

Data yang diperoleh hanya merupakan prevalensi penyakit secara klinis dengan teknikwawancara dan menggunakan kuesioner baku (RKD07IND) tanpa konfirmasipemeriksaan laboratorium Kepada responden ditanyakan apakah pernah didiagnosispenyakit tertentu oleh tenaga kesehatan (D diagnosis) Responden yang menyatakantidak pernah didiagnosis ditanyakan lagi apakah pernahsedang menderita gejala klinisspesifik penyakit tersebut (G) Jadi prevalensi penyakit merupakan data yang didapatdari D maupun G (DG) Prevalensi penyakit akut dan penyakit yang sering dijumpaiditanyakan dalam kurun waktu satu bulan terakhir sedangkan prevalensi penyakit kronisdan musiman ditanyakan dalam kurun waktu 12 bulan terakhir (lihat kuesionerRKD07IND Blok X no B01-22)

78

Khusus malaria selain prevalensi penyakit juga dinilai Persentase kasus malaria yangmendapat pengobatan dengan obat antimalaria program dalam 24 jam menderita sakit(O) Demikian pula diare dinilai Persentase kasus diare yang mendapat pengobatanoralit (O)

341 Filariasis Demam Berdarah Dengue dan Malaria

Filariasis (penyakit kaki gajah) adalah penyakit kronis yang ditularkan melalui gigitannyamuk dan dapat menyebabkan kecacatan dan stigma Umumnya penyakit inidiketahui setelah timbul gejala klinis kronis dan kecacatan Kepada responden yangmenyatakan ldquotidak pernah didiagnosis filariasis oleh tenaga kesehatanrdquo dalam 12 bulanterakhir ditanyakan gejala-gejala sebagai berikut adanya radang pada kelenjar dipangkal paha pembengkakan alat kelamin pembengkakan payudara dan pembengkak-an tungkai bawah atau atas

Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit infeksi tular vektor yang seringmenyebabkan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan tidak sedikit menyebabkan kematianPenyakit ini bersifat musiman yaitu biasanya pada musim hujan yang memungkinkanvektor penular (Aedes aegypti dan Aedes albopictus) hidup di genangan air bersihKepada responden yang menyatakan ldquotidak pernah didiagnosis DBD oleh tenagakesehatanrdquo dalam 12 bulan terakhir ditanyakan apakah pernah menderita demampanassakit kepalapusing disertai nyeri di ulu hatiperut kiri atas mual dan muntah lemaskadang-kadang disertai bintik-bintik merah di bawah kulit dan atau mimisan kakitangandingin

Malaria merupakan penyakit menular yang menjadi perhatian global Penyakit ini masihmerupakan masalah kesehatan masyarakat karena sering menimbulkan KLBberdampak luas terhadap kualitas hidup dan ekonomi serta dapat mengakibatkankematian Penyakit ini dapat bersifat akut laten atau kronis Kepada responden yangmenyatakan ldquotidak pernah didiagnosis malaria oleh tenaga kesehatanrdquo dalam satu bulanterakhir ditanyakan apakah pernah menderita panas tinggi disertai menggigil (perasaandingin) panas naik turun secara berkala berkeringat sakit kepala atau tanpa gejalamalaria tetapi sudah minum obat antimalaria Sedangkan kepada responden yangmenyatakan ldquopernah didiagnosis malaria oleh tenaga kesehatanrdquo ditanyakan apakahmendapat pengobatan dengan obat program dalam 24 jam pertama menderita panas

79

Tabel 3411Prevalensi Filariasis Demam Berdarah Dengue Malaria dan Pemakaian

Obat Program Malaria menurut KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota Filariasis DBD MalariaD DG D DG D DG O

Nias 004 012 000 000 105 246 577

Mandailing Natal 004 065 017 086 64 137 434

Tapanuli Selatan 000 008 000 017 06 09 367

Tapanuli Tengah 006 006 006 100 44 54 297

Tapanuli Utara 000 000 000 007 01 01 500

Toba Samosir 000 000 000 011 01 01 0

Labuhan Batu 000 009 000 030 18 31 399

Asahan 003 003 003 032 10 17 452

Simalungun 000 000 000 006 01 04 0

Dairi 007 007 007 007 03 06 0

Karo 000 000 005 061 01 04 250

Deli Serdang 005 007 013 020 05 10 299

Langkat 000 000 014 014 05 06 879

Nias Selatan 026 033 073 238 80 223 243

Humbang Hasundutan 000 000 012 024 05 09 222

Pakpak Bharat 000 144 000 144 05 33 143

Samosir 000 000 000 014 03 03 500

Serdang Bedagai 003 003 003 009 02 03 667

Kota Sibolga 000 000 000 040 12 20 364

Kota Tanjung Balai 000 000 000 000 07 10 444

Kota Pematang Siantar 000 000 015 015 01 02 250

Kota Tebing Tinggi 013 013 026 064 05 10 250

Kota Medan 005 008 018 021 03 10 410

Kota Binjai 000 000 000 015 01 01 500

Kota Padang Sidempuan 000 000 000 010 06 18 526

Sumatera Utara 003 008 010 029 13 29 427

Dalam 12 bulan terakhir di Provinsi Sumatera Utara filariasis klinis terdeteksi denganprevalensi yang sangat rendah Namun ada 1 Kabupaten (Pakpak Barat) yangprevalensinya lebih tinggi dari prevalensi filarisis di Provinsi Sumatera Utara secarakeseluruhan

Dalam kurun waktu 12 bulan terakhir DBD klinis dapat dideteksi hanya di beberapaKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara (rentang prevalensi 01 ndash 238 persen) Halini tidak mengherankan karena penyebaran DBD kini tidak terbatas di kota besar sajamelainkan sudah meluas ke wilayah rural Program promosi kesehatan juga secaraintensif memberikan penerangan kepada masyarakat tentang pencegahan penyakit ini(3M) sehingga kewaspadaan dan deteksi dini penyakit ini menjadi lebih baik KejadianDBD sangat dipengaruhi oleh musim umumnya meningkat di awal musim penghujandan dapat bersifat fatal bila tidak segera ditangani dengan baik

80

Persentase malaria berdasarkan gejala dan diagnosis dalam sebulan terakhir di ProvinsiSumatera Utara dijumpai sebesar 3 persen dengan rentang 01 ndash 25 persen Nias NiasSelatan dan Mandailing Natal mempunyai persentase tertinggi Berdasarkan diagnosispasti persentase malaria di Provinsi Sumatera Utara 13 persen dengan rentang 01 ndash105 persen Nias Nias Selatan dan Mandailing Natal persentasenya masih yangtertinggi Penyakit ini dapat bersifat akut dan kronis (kambuhan) Tabel 3412

Dalam Riskesdas ini juga ditanyakan berapa banyak penderita penyakit malaria klinisdalam sebulan terakhir yang minum obat program untuk malaria Tampak bahwa hanya43 persen yang minum obat Namun ada beberapa KabupatenKota yang tingkat minumobatnya diatas limapuluh persen Nias (57 persen) Tapanuli Utara (50 persen) Langkat(88 persen) Samosir (50 persen) Serdang Bedagai (67 persen) Kota Binjai (50 persen)dan Kota Padang Sidempuan (53 persen) Kemungkinan hal ini disebabkan penderitamalaria klinis hanya mendapatkan pengobatan simtomatik saja Karakteristik respondenyang menderita penyakit tular vektor di atas tidak berbeda kecuali berdasarkan tingkatpengeluaran perkapita dan daerah Persentase Malaria daerah perkotaan lebih tinggidibanding daerah perdesaan (4212 persen) Semakin tinggi tingkat pengeluaran perkapita semakin rendah persentase malaria (66 persen untuk kuintail 1 dan 11 persenuntuk kuintil 5) Tabel 3412

81

Tabel 3412Prevalensi Filariasis Demam Berdarah Dengue Malaria dan Pemakaian

Obat Program Malaria menurut Karakteristik Respondendi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik Filariasis DBD Malaria

D DG D DG D DG OKelompok umur

lt1 000 000 007 007 05 10 462

1-4 000 007 002 020 13 25 500

5-14 002 009 019 038 14 27 433

15-24 002 007 015 033 12 28 420

25-34 004 006 009 032 14 31 396

35-44 003 005 003 017 15 32 414

45-54 007 012 003 026 11 30 437

55-64 003 009 006 026 13 30 465

65-74 005 005 000 025 13 28 368

gt75 010 050 000 010 14 31 323

Jenis Kelamin

Laki-Laki 003 007 008 026 14 30 418

Perempuan 003 009 011 031 12 27 434

Pendidikan

Tidak Sekolah 012 029 023 063 26 74 411

Tidak Tamat SD 007 017 015 042 21 48 388

Tamat SD 001 010 006 034 16 36 391

Tamat SMP 005 008 005 024 12 25 473

Tamat SMA 004 004 013 019 0 6 15 419

Tamat SMA+ 000 000 014 032 09 16 444

Pekerjaan

Tidak Kerja 005 014 009 032 11 29 245

Sekolah 001 006 014 034 12 25 476

Ibu RT 005 006 010 029 10 22 376

Pegawai 007 007 013 031 07 13 375

Wiraswasta 007 008 012 023 10 21 442

PetaniNelayanBuruh 003 011 005 032 21 52 424

Lainnya 007 027 000 007 11 24 528

Tempat Tinggal

Perkotaan 003 005 012 020 05 12 383

Perdesaan 003 010 008 036 20 42 436

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil_1 002 009 007 027 18 33 482

Kuintil_2 003 009 011 037 16 32 412

Kuintil_3 003 009 009 034 13 29 358

Kuintil_4 005 007 012 023 11 27 397

Kuintil_5 003 007 010 022 08 23 486

Sumatera Utara 01 01 01 03 13 29 426

82

342 ISPA Pnemonia TB Dan Campak

Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan penyakit yang sering dijumpaidengan manifestasi ringan sampai berat ISPA yang mengenai jaringan paru-paru atauISPA berat dapat menjadi pneumonia Pneumonia merupakan penyakit infeksi penyebabkematian utama terutama pada balita Dalam Riskesdas ini dikumpulkan data ISPAringan dan pneumonia Kepada responden ditanyakan apakah dalam satu bulan terakhirpernah didiagnosis ISPApneumonia oleh tenaga kesehatan Bagi responden yangmenyatakan tidak pernah ditanyakan apakah pernah menderita gejala-gejala ISPA danpneumonia

Tuberkulosis paru merupakan salah satu penyakit menular kronis yang menjadi isuglobal Di Indonesia penyakit ini termasuk salah satu prioritas nasional untuk programpengendalian penyakit karena berdampak luas terhadap kualitas hidup dan ekonomiserta sering mengakibatkan kematian Walaupun diagnosis pasti TB berdasarkanpemeriksaan sputum BTA positif diagnosis klinis sangat menunjang untuk diagnosis diniterutama pada penderita TB anak Kepada respoden ditanyakan apakah dalam 12 bulanterakhir pernah didiagnosis TB oleh tenaga kesehatan dan bila tidak ditanyakan apakahmenderita gejala-gejala batuk lebih dari dua minggu atau batuk berdahak bercampurdarah

Campak merupakan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi Di Indonesia masihterdapat kantong-kantong penyakit campak sehingga tidak jarang terjadi KLB Kepadaresponden yang menyatakan tidak pernah didiagnosis campak oleh tenaga kesehatanditanyakan apakah pernah menderita gejala-gejala demam tinggi dengan mata merahdan penuh kotoran serta ruam pada kulit terutama di leher dan dada

Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) tersebar di seluruh Provinsi Suamtera Utaradengan rentang persentase yang sangat bervariasi (54 ndash 494 persen) Angkapersentase ISPA dalam sebulan terakhir di Provinsi Sumatera Utara adalah 22 persenprevalensi di atas 30 ditemukan di 6 KabupatenKota yaitu Nias Mandailing NatalSimalungun Nias Selatan Kota Tebing Tinggi dan Kota Padang Sidempuan dan hanyadua wilayah yang persentasenya di bawah 10 yaitu Langkat dan Kota Binjai

Kasus ISPA yang berlarut-larut akan menjadi Pnemonia Secara umum di ProvinsiSumatera Utara persentase Pnemonia sebulan terakhir adalah 16 persen (rentang 03ndash 10 persen) Persentase Pnemonia yang relatif tinggi dijumpai di Kabupaten NiasSelatan (10 persen) Tidak semua daerah dengan persentase ISPA tinggi jugamempunyai persentase Pnemonia tinggi seperti di Kabupaten Nias Nias Selatan KotaTebing Tinggi dan Kota Padang Sidempuan Hal ini sangat tergantung dari tingkatkesadaran ibu untuk mengenali kasus ISPA pada anaknya dan membawanya segera kefasilitas pengobatan dan tergantung pada kemampuan fasilitas kesehatan tersebutsehingga kejadian Pnemonia dapat dicegah

Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit yang menjadi prioritas nasional untukprogram pengendalian penyakit Di provinsi ini TB terdeteksi dengan prevalensi 5 per1000 tersebar di hampir seluruh KabupatenKota (rentang 10-311000)

Campak merupakan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dan termasukdalam program imunisasi nasional Di Provinsi Sumatera Utara dalam 12 bulan terakhirpenyakit ini masih terdeteksi dengan prevalensi 09 persen (rentang 01 ndash 62 persen) Dibeberapa KabupatenKota prevalensinya masih 2 persen atau lebih tinggi yaitu diMandailing Natal Nias Selatan Kota Sibolga dan Kota Padang Sidempuan

83

Tabel 3421Prevalensi ISPA Pneumonia TBC Campak

menurut Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota ISPA Pneumonia TBC CampakDG D DG D DG D DG D

Nias 494 129 38 18 07 01 11 07

Mandailing Natal 296 71 46 09 31 07 23 18

Tapanuli Selatan 119 33 10 04 09 03 09 08

Tapanuli Tengah 283 113 18 09 12 05 19 17

Tapanuli Utara 211 76 09 02 02 01 03 01

Toba Samosir 216 15 07 01 06 01 09 05

Labuhan Batu 144 27 06 01 02 00 07 06

Asahan 227 74 08 04 06 03 07 04

Simalungun 346 102 17 01 01 00 11 06

Dairi 179 135 08 05 02 01 13 11

Karo 227 120 09 05 05 02 06 05

Deli Serdang 237 159 18 09 03 02 05 04

Langkat 77 47 12 08 01 01 02 02

Nias Selatan 411 169 100 52 21 08 62 31

Humbang Hasundutan 133 50 36 26 04 02 07 06

Pakpak Bharat 134 24 33 05 19 05 19 05

Samosir 265 51 12 01 07 03 10 08

Serdang Bedagai 201 28 06 04 01 02 04 03

Kota Sibolga 246 51 18 10 06 01 22 18

Kota Tanjung Balai 110 40 03 03 01 08 08 05

Kota Pematang Siantar 258 73 14 05 02 02 05 05

Kota Tebing Tinggi 319 120 23 09 10 05 10 04

Kota Medan 228 77 12 03 02 03 04 03

Kota Binjai 54 10 04 01 01 01 01 01

Kota Padang Sidempuan 344 112 11 02 05 02 20 16

Sumatera Utara 224 83 16 07 05 02 09 06

Memperhatikan karakteristik umur responden tampak bahwa ISPA diderita oleh umurrendah bayi dan anak-anak menurun pada umur remaja dan produktif kemudianmeningkat lagi pada umur tua Pola Prevalensi Pneumonia menurut kelompok umurserupa dengan pola Prevalensi ISPA Persentase Pneumonia yang relatif tinggi padakelompok umur tua (65 tahun ke atas) dapat disebabkan fungsi paru yang menurunUntuk TB tampak adanya kecenderungan peningkatan persentase sesuai denganpeningkatan usia Sedangkan untuk campak Prevalensinya relatif merata di semuaumur dengan fokus usia 15 tahun ke bawah termasuk bayi

Jenis kelamin tidak banyak mempengaruhi persentase ISPA Pneumonia TB danCampak Pada umumnya makin rendah tingkat pendidikan makin tinggi persentasepenyakit Namun perlu diperhatikan bahwa kelompok anak (yang berisiko ISPA danPneumonia) juga termasuk dalam kelompok rsquotidak sekolahrsquo tidak tamat SDrsquo dan rsquotamatSDrsquo Sehingga persentase ISPA dan Pneumonia yang tinggi pada kelompokberpendidikan rendah ini konsisten dengan tingginya persentase pada kelompok anak-anak

84

Tabel 3422Prevalensi ISPA Pneumonia TBC Campak

menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Karakteristik ISPA Pneumonia TBC CampakDG D DG D DG D DG D

Kelompok umur

lt1 274 121 14 08 01 00 17 11

1-4 347 135 22 09 02 01 26 21

5-14 236 88 11 05 02 01 14 10

15-24 179 62 10 05 03 01 07 04

25-34 186 61 13 06 06 03 04 02

35-44 196 75 14 08 04 02 02 02

45-54 208 77 21 07 08 03 03 01

55-64 251 95 33 11 10 04 03 02

65-74 276 99 42 12 18 08 02 00

gt75 327 127 39 07 18 04 03 00

Jenis Kelamin

Laki-Laki 224 85 16 06 05 02 08 06

Perempuan 224 80 16 07 04 02 09 06

Pendidikan

Tidak Sekolah 324 109 44 16 20 07 08 02

Tidak Tamat SD 237 84 24 09 09 03 07 04

Tamat SD 204 68 17 06 06 02 06 04

Tamat SMP 190 68 13 06 04 02 05 03

Tamat SMA 178 71 10 04 03 01 03 02

Tamat SMA+ 178 86 12 06 01 01 02 02

Pekerjaan

Tidak Kerja 212 74 25 06 08 03 07 04

Sekolah 196 71 08 04 02 0 09 06

Ibu Rt 180 57 11 04 04 01 03 02

Pegawai 166 69 11 04 02 0 02 01

Wiraswasta 188 77 13 06 04 02 03 03

PetaniNelayanBuruh 236 82 26 11 11 04 04 02

Lainnya 213 86 14 05 05 01 01 01

Tempat Tinggal

Perkotaan 223 92 14 06 03 02 05 04

Perdesaan 225 75 18 07 06 02 11 08

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil_1 221 74 18 08 05 02 11 08

Kuintil_2 236 86 18 08 05 02 11 07

Kuintil_3 228 89 15 07 05 01 08 05

Kuintil_4 215 76 16 04 05 02 08 06

Kuintil_5 220 88 13 05 04 02 05 04

Sumatera Utara 224 83 16 07 05 02 09 06

85

343 Tifoid Hepatitis dan Diare

Prevalensi demam tifoid diperoleh dengan menanyakan apakah pernah didiagnosis tifoidoleh tenaga kesehatan dalam satu bulan terakhir Responden yang menyatakan tidakpernah ditanya apakah satu bulan terakhir pernah menderita gejala-gejala tifoid sepertidemam soremalam hari kurang dari satu minggu sakit kepala lidah kotor dan tidak bisabuang air besar

Pada Riskesdas kasus yang dideteksi adalah semua kasus hepatitis klinis tanpamempertimbangkan penyebabnya Prevalensi hepatitis diperoleh dengan menanyakanapakah pernah didiagnosis hepatitis oleh tenaga kesehatan dalam 12 bulan terakhirResponden yang menyatakan tidak pernah didiagnosis hepatitis dalam 12 bulan terakhirditanyakan apakah dalam kurun waktu tersebut pernah menderita mual muntah tidaknafsu makan nyeri perut sebelah kanan atas kencing warna air teh serta kulit dan mataberwarna kuning

Prevalensi diare diukur dengan menanyakan apakah responden pernah didiagnosisdiare oleh tenaga kesehatan dalam satu bulan terakhir Responden yang menyatakantidak pernah ditanya apakah dalam satu bulan tersebut pernah menderita buang airbesar gt3 kali sehari dengan kotoran lembekcair Responden yang menderita diareditanya apakah minum oralit atau cairan gula garam

Berdasarkan wilayah tempat tinggal daerah perdesaan tidak berbeda dengan daerahperkotaan Demikian juga Rumah Tangga dengan tingkat pengeluaran per kapita yangrendah cenderung mempunyai prevalensi penyakit ISPA Pnemonia TB dan Campakyang lebih tinggi Jenis pekerjaan tidak berpengaruh terhadap kejadian keempatpenyakit ini

Dalam 12 bulan terakhir tifoid klinis dapat dideteksi di Provinsi Sumatera Utara denganpersentase 09 persen dan tersebar di seluruh kabupatenkota dengan rentang 02 ndash 33persen Persentase tifoid tertinggi dilaporkan dari Nias Selatan (33 persen) Sedangkanuntuk hepatitis penyakit ini teridentifikasi di hampir seluruh KabupatenKota Persentasehepatitis tertinggi ditemukan di Kabupaten Mandailing Natal Pakpak Barat dan NiasSelatan

Penyebaran diare dalam satu bulan terakhir di Sumatera Utara merata di seluruhkabupatenkota Persentase di provinsi ini sebesar 88 persen tertinggi ditemukan diKabupaten Simalungun (204 persen) Nias Mandailing Natal Simalungun NiasSelatan Humbang HasundutanPakpak Barat Kota Sibolga Kota Tebing Tinggi danKota Padang Sidempuan mempunyai persentase diare di atas 10 persen Di antarawilayah-wilayah dengan persentase diare tinggi tersebut sebagian besar pemakaianoralitnya lebih dari 50 persen Cukup menarik untuk melihat data di Kabupaten Samosirdi mana persentase diarenya rendah (65 persen) sedangkan penggunaan oralitnyacukup tinggi (71 persen) Sebaliknya Simalungun mengkhawatirkan dimana persentasediare tertinggi (20 persen) penggunaan oralitnya hanya 43 persen Tabel 3431

86

Tabel 3431Prevalensi Tifoid Hepatitis Diare menurut KabupatenKota

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota Tifoid Hepatitis DiareDG D DG D DG D O

Nias 26 09 07 04 155 81 326

Mandailing Natal 33 08 16 02 177 116 190

Tapanuli Selatan 05 03 01 01 49 31 260

Tapanuli Tengah 11 07 06 01 98 81 425

Tapanuli Utara 03 02 01 00 53 17 500

Toba Samosir 04 01 00 00 67 21 444

Labuhan Batu 04 01 05 00 99 50 581

Asahan 06 03 02 01 62 30 500

Simalungun 16 09 03 01 204 95 433

Dairi 02 01 01 00 61 35 451

Karo 07 02 04 01 47 31 598

Deli Serdang 05 03 02 01 67 44 443

Langkat 07 06 02 01 51 34 635

Nias Selatan 32 16 19 05 185 110 674

Humbang Hasundutan 19 17 05 02 101 73 435

Pakpak Bharat 19 05 19 05 110 43 261

Samosir 04 01 01 01 65 36 708

Serdang Bedagai 02 02 02 02 52 41 447

Kota Sibolga 06 00 02 00 164 81 482

Kota Tanjung Balai 05 02 03 01 89 76 350

Kota Pematang Siantar 07 03 02 01 45 28 746

Kota Tebing Tinggi 12 06 08 03 152 62 686

Kota Medan 06 04 02 02 72 51 267

Kota Binjai 07 04 01 01 36 24 633

Kota Padang Sidempuan 08 03 03 01 117 77 358

Sumatera Utara 09 04 03 01 88 52 433

Tifoid hepatitis dan diare ditemukan pada semua kelompok umur Tifoid dan hepatitispolanya tidak bervariasi pada kelompok umur Sedangkan diare tinggi pada kelompokumur muda dan tua (balita dan manula) rendah pada kelompok umur remaja danproduktif Jenis kelamin tidak mempengaruhi prevalensi ketiga penyakit ini berbedadengan pendidikan Kelompok yang berpendidikan rendah umumnya cenderungmemiliki persentase lebih tinggi Namun perlu diperhatikan pada diare persentase tinggipada kelompok lsquotidak sekolahrsquo mungkin dipengaruhi juga oleh kenyataan bahwakelompok ini sebagian terdiri dari anak-anak

Dilihat dari aspek pekerjaan persentase tertinggi tifoid dijumpai pada kelompok tidakkerja dan PetaniNelayanBuruh Persentase diare tertinggi diidentifikasi pada kelompokburuhnelayanpetani (96 persen) dan Tidak kerja (93 persen) Dari sudut tempattinggal tifoid dan diare terutama dijumpai di daerah perdesaan sedangkan untukhepatitis tidak terlihat perbedaan antara perkotaan dan perdesaan Hal ini konsistendengan temuan berdasarkan tingkat pengeluaran per kapita hepatitis dan diarecenderung lebih tinggi pada Rumah Tangga dengan status ekonomi rendah sedangkantifoid tersebar di semua strata status ekonomi masyarakat Tabel 3432

87

Tabel 3432Prevalensi Tifoid Hepatitis Diare

menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Karakteristik Tifoid Hepatitis Diare

DG D DG D DG D OKelompok umur

lt1 06 03 00 00 170 128 480

1-4 12 07 01 00 155 114 474

5-14 08 04 02 00 82 48 301

15-24 08 04 04 02 68 36 385

25-34 08 03 04 01 69 38 641

35-44 09 05 03 01 80 45 381

45-54 10 04 05 02 91 46 391

55-64 09 04 08 04 92 60 519

65-74 12 04 04 02 100 63 822

gt75 11 03 07 02 113 56 351

Jenis Kelamin

Laki-Laki 08 04 03 01 85 50 427

Perempuan 09 04 03 01 90 54 440

Pendidikan

Tidak Sekolah 24 05 13 06 116 71 550

Tidak Tamat SD 09 05 06 01 92 50 408

Tamat SD 09 04 03 01 81 47 376

Tamat SMP 08 06 04 02 77 41 437

Tamat SMA 07 03 03 01 69 36 525

Tamat SMA+ 04 02 02 0 53 34 466

Pekerjaan

Tidak Kerja 10 04 07 03 93 54 427

Sekolah 06 04 02 01 67 37 315

Ibu Rt 08 05 03 01 75 45 430

Pegawai 04 02 04 02 54 34 494

Wiraswasta 05 03 03 02 72 42 405

PetaniNelayanBuruh 13 06 06 01 96 49 536

Lainnya 09 01 03 02 81 36 425

Tempat Tinggal

Perkotaan 06 03 02 01 81 48 406

Perdesaan 11 05 04 01 93 56 453

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil_1 09 04 04 01 97 63 406

Kuintil_2 10 05 03 01 94 57 448

Kuintil_3 08 04 03 01 88 51 414

Kuintil_4 08 03 03 02 82 43 438

Kuintil_5 10 06 03 02 80 47 467

Sumatera Utara 09 04 04 02 88 52 433

88

35 Penyakit Tidak Menular

351 Penyakit Tidak menular Utama Penyakit Sendi dan penyakitKeturunan

Kasus penyakit tidak menular (PTM) pada Riskesdas 2007 ditetapkan berdasarkanjawaban responden ldquopernah didiagnosis oleh tenaga kesehatanrdquo atau ldquomengalami gejalaklnis PTMrdquo Responden untuk penyakit sendi hipertensi dan stroke berusia 15 tahun keatas dan untuk kasus PTM lain respondennya adalah semua umur Riwayat penyakitsendi hipertensi stroke dan asma ditanyakan dalam kurun waktu 12 bulan terakhir danuntuk jenis PTM lainnya ditanya dalam kurun waktu selama hidupnya

Untuk kasus penyakit jantung riwayat pernah mengalami gejala penyakit jantung dinilaidari lima pertanyaan dan dikategorikan menjadi gejala empat penyakit jantung yaitupenyakit jantung kongenital angina aritmia dan dekompensasi kordis Respondendikatakan pernah mengalami gejala jantung jika pernah mengalami salah satu dariempat gejala tersebut

Kasus hipertensi ditetapkan berdasarkan hasil pengukuranpemeriksaan tekanan darahdengan alat pengukur tensimeter digital yang sebelumnya telah divalidasi denganmenggunakan standar baku pengukuran dengan spigmomanometer Pengukurandilakukan pada responden berusia 15 tahun ke atas Setiap responden dilakukanpengukuran minimal dua kali jika hasil pengukuran ke dua berbeda lebih dari 10 mmHgdari pengukuran pertama maka dilakukan pengukuran ketiga Hasil terakhir adalah rata-rata dari dua hasil pengukuran terdekat

Kriteria hipertensi yang digunakan pada penetapan kasus merujuk pada kriteriadiagnosis Joint National Committee (JNC) VII 2003 yaitu hasil pengukuran tekanandarah sistolik gt= 140 mmHg atau tekanan darah diastolik gt= 90 mmHg Kriteria JNC VII2003 hanya berlaku untuk usia 18 tahun keatas maka prevalensi hipertensi padaRiskesdas 2007 dihitung pada penduduk yang berusia 18 tahun ke atas Mengingatpengukuran tekanan darah dilakukan pada penduduk 15 tahun ke atas maka temuankasus hipertensi pada usia 15-17 tahun disesuaikan dengan kriteria JNC VII 2003 danhanya dilaporkan secara nasional

Selain pengukuran tekanan darah pada Riskesdas 2007 responden juga ditanyakantentang riwayat minum obat hipertensi dan riwayat diagnosis hipertensi oleh tenagakesehatan

Prevalensi penyakit persendian yang didiagnosis di Sumatera Utara sebesar 119sedangkan yang mengalami gejala persendian serta didiagnosis sebesar 202 Kasuspersendian tertinggi di Kabupaten Nias Selatan Untuk prevalensi hipertensi berdasarkandiagnosis oleh tenaga kesehatan sebesar 58 Sementara untuk prevalensi penyakitstroke hanya di bawah satu persen Tabel 3511

89

Tabel 3511Prevalensi Penyakit Persendian Hipertensi dan Stroke

menurut Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaSendi ()

Hipertensi(permil)

Stroke(permil)

D DG D DO D DGNias 156 357 82 85 40 60

Mandailing Natal 218 354 89 93 43 270

Tapanuli Selatan 116 166 62 65 32 37

Tapanuli Tengah 236 308 70 70 96 116

Tapanuli Utara 42 208 30 33 11 33

Toba Samosir 88 267 50 53 51 68

Labuhan Batu 73 141 27 27 37 57

Asahan 66 170 58 60 43 64

Simalungun 162 273 55 58 38 54

Dairi 153 207 44 45 55 77

Karo 113 116 54 54 61 61

Deli Serdang 103 150 48 49 84 96

Langkat 115 155 57 57 05 10

Nias Selatan 260 425 96 97 118 141

Humbang Hasundutan 169 264 78 85 59 59

Pakpak Bharat 121 385 59 104 83 246

Samosir 168 322 79 81 90 113

Serdang Bedagai 71 149 24 24 13 13

Kota Sibolga 161 268 68 71 61 61

Kota Tanjung Balai 108 164 81 81 54 91

Kota Pematang Siantar 76 164 53 56 55 78

Kota Tebing Tinggi 117 251 88 88 38 38

Kota Medan 125 209 72 74 67 71

Kota Binjai 61 105 40 42 10 10

Kota Padang Sidempuan 111 250 95 96 30 44

Sumatera Utara 119 202 58 59 50 68Catatan D = Diagnosa oleh Nakes

DO = Kasus minum obat atau didiagnosa oleh nakesDG = Di diagnosis oleh nakes atau dengan gejalaU = Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah

) Penyakit hipertensi dinilai pada penduduk berumur gt= 18 tahun

90

Pola prevalensi penyakit sendi hipertensi dan stroke cenderung tinggi pada tingkatpendidikan yang lebih rendah Namun untuk hipertensi dan stroke nampak sedikitmeningkat kembali pada tingkat pendidikan Tamat Perguruan Tinggi Berdasarkanpekerjaan responden prevalensi penyakit sendi pada Ibu RT ditemukan lebih tinggi darijenis pekerjaan lainnya Sedangkan untuk hipertensi dan stroke prevalensi ditemukanlebih tinggi pada mereka yang tidak bekerja

Berdasarkan status ekonomi yang diukur melalui tingkat pengeluaran per kapitaprevalensi penyakit sendi nampak cenderung lebih tinggi pada tingkat pengeluaranrendah Sedangkan untuk hipertensi maupun stroke prevalensi cenderung meningkatsesuai dengan peningkatkan tingkat pengeluaran Tabel 3512

Tabel 3512Prevalensi Penyakit Persendian Hipertensi Stroke

menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KarakteristikSendi

()Hipertensi

()Stroke

(permil)

D DG D D0 D DGKelompok Umur (Tahun)

15-24 12 12 05 05 14 2225-34 50 50 13 14 07 1535-44 108 108 42 44 17 3845-54 200 200 89 92 67 9255-64 303 303 148 152 152 18465-74 387 387 209 218 242 28775+ 421 421 200 204 337 416

Jenis KelaminLaki-Laki 102 102 49 51 51 65Perempuan 134 134 65 67 48 71

PendidikanTidak Sekolah 319 511 159 166 152 207Tidak Tamat SD 224 386 99 102 106 149Tamat SD 152 257 76 78 55 88Tamat SMP 87 146 43 45 25 34Tamat SMA 69 122 32 32 33 38Tamat PT 82 138 48 50 68 73

PekerjaanTidak Kerja 147 231 97 100 177 221Sekolah 10 18 16 16 27 31Ibu Rt 133 224 65 66 31 41Pegawai 85 143 40 41 40 47Wiraswasta 123 204 58 61 38 48Petani Nelayan Buruh 145 257 51 53 33 221Lainnya 123 192 58 60 62 31

Tempat TinggalKota 109 185 59 60 65 76Pedesaan 127 217 56 58 36 61

Tingkat Pengeluaran per KapitaKuintil 1 134 235 56 59 33 55Kuintil 2 119 205 56 57 46 83Kuintil 3 117 200 55 56 55 62Kuintil 4 113 194 53 54 41 57Kuintil 5 119 195 65 68 68 81

91

Prevalensi penyakit asma di Provinsi Sumatera Utara sebesar 327 (kisaran 03 ndash64) tertinggi di Mandailing Natal Prevalensi penyakit jantung 7 penyakit diabetessebesar 1 dan prevalensi tumor di bawah satu persen Prevalensi penyakit yangdidapat belum mencerminkan prevalensi yang sebenarnya yang mungkin lebih tinggikarena adanya keterbatasan kuesioner tanpa adanya pemeriksaan

Tabel 3513Prevalensi Penyakit Asma Jantung Diabetes dan Tumor

menurut Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaAsma

()Jantung

()Diabetes

()Tumor

(permil)

D DG D DG D DG DNias 20 37 18 60 07 08 45

Mandailing Natal 20 64 06 121 05 13 26

Tapanuli Selatan 03 06 02 09 04 05 11

Tapanuli Tengah 22 33 14 36 03 04 18

Tapanuli Utara 03 11 04 24 01 02 07

Toba Samosir 05 09 05 23 03 07 11

Labuhan Batu 04 10 04 20 01 07 18

Asahan 09 14 04 29 06 07 37

Simalungun 08 18 04 27 07 08 06

Dairi 23 26 15 26 05 05 27

Karo 06 07 06 14 03 03 15

Deli Serdang 10 12 09 23 08 09 49

Langkat 04 05 06 16 05 05 12

Nias Selatan 29 59 19 76 04 12 13

Humbang Hasundutan 09 16 06 31 03 04 00

Pakpak Bharat 12 36 10 66 03 16 00

Samosir 15 30 09 40 01 02 14

Serdang Bedagai 04 07 04 17 03 03 20

Kota Sibolga 08 23 23 113 08 11 45

Kota Tanjung Balai 08 09 09 44 09 09 26

Kota Pematang Siantar 07 09 06 22 12 13 11

Kota Tebing Tinggi 16 25 13 59 13 15 18

Kota Medan 21 26 12 25 12 15 07

Kota Binjai 04 07 07 34 08 09 11

Kota Padang Sidempuan 12 17 15 71 12 13 18

Sumatera Utara 183 327 089 698 077 121 37

Catatan D = Diagnosa oleh Nakes DG= Di diagnosis oleh nakes atau degan gejala) Penyakit Asma jantung diabetes ditetapkan menurut jawaban pernah didiagnosis menderita

penyakit atau mengalami gejala) Penyakit tumor ditetapkan menurut jawaban pernah didiagnosis menderita tumorkanker

Prevalensi penyakit asma jantung dan diabetes meningkat dengan bertambahnya umursedangkan prevalensi tumor meningkat hingga umur 45-54 tahun kemudian menurunlagi di umur lebih tua Prevalensi penyakit asma diabetes dan tumor pada laki-laki danperempuan hampir sama sedangkan pada penyakit jantung perempuan lebih tinggi daripada laki-laki Semakin tinggi tingkat pendidikan prevalensi penyakit asma menurun

92

Prevalensi diabetes tidak banyak berbeda antara tingkat pendidikan namun tertinggipada tingkat pendidikan tamat Perguruan Tinggi dan tidak sekolah demikian jugadengan prevalensi tumorkanker Prevalensi penyakit asma dan jantung lebih tinggi diperdesaan sedangkan diabetes dan tumor lebih tinggi di perkotaan Penyakit asmapaling banyak di kelompok status tingkat pengeluaran perkapita terendah

Tabel 3514Prevalensi Penyakit Asma Jantung Diabetes dan TumorMenurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara

Riskesdas 2007

KarakteristikAsma

()Jantung

()Diabetes

()Tumor

(permil)

D DG D DG D DG DKelUmur

lt1 Tahun 02 06 04 07 04 04 001-4 Tahun 04 08 01 09 01 01 035-14 Tahun 04 08 02 08 01 01 0815-24 Tahun 09 12 04 15 01 02 1225-34 Tahun 09 15 02 21 02 03 2835-44 Tahun 12 18 06 35 07 10 6845-54 Tahun 16 29 22 67 19 23 4655-64 Tahun 28 45 34 95 27 34 7665-74 Tahun 45 72 38 120 35 42 4975+ Tahun 68 102 34 123 24 28 69

Jenis KelaminLaki-Laki 12 19 07 26 06 08 19Perempuan 10 17 09 34 07 08 39

PendidikanTidak Sekolah 42 77 32 106 11 17 81Tidak Tamat SD 15 29 10 46 08 12 33Tamat SD 14 23 10 45 09 12 37Tamat SMP 12 17 09 29 05 08 23Tamat SMA 11 14 08 24 06 08 38Tamat PT 06 07 14 35 24 25 77

PekerjaanTidak Kerja 21 34 15 53 11 14 56Sekolah 07 09 03 10 01 01 09Ibu Rt 13 17 12 44 10 13 61Pegawai 20 23 15 31 19 20 43Wiraswasta 11 16 12 40 10 15 50PetaniNelayan Buruh 16 31 10 49 06 09 28Lainnya 13 21 08 39 24 27 20

Tempat TinggalKota 13 17 09 27 09 11 39Desa 10 19 07 33 04 06 21

Tingkat Pengeluaran per kapitaKuintil 1 11 20 7 35 03 06 25Kuintil 2 11 20 7 32 04 06 28Kuintil 3 13 20 8 31 05 07 25Kuintil 4 10 15 7 26 06 08 33Kuintil 5 12 17 11 30 12 14 34

Catatan D = Diagnosa oleh Nakes DG= Di diagnosis oleh nakes atau degan gejala) Peny Asma jantung diabetes ditetapkan menurut jawaban pernah didiagnosis menderita

penyakit atau mengalami gejala) Penyakit tumor ditetapkan menurut jawaban pernah didiagnosis menderita tumorkanker

93

Prevalensi gangguan jiwa di Provinsi Sumatera Utara menurut kabupatenkota berada dikisaran 00 ndash 41 prevalensi buta warna dalam kisaran 00 ndash 83 Selanjutnyaprevalensi penyakit gloukoma dermatitis sumbing rhinitis talasemia dan hemofili diSumatera Utara terlihat tertinggi pada penyakit dermatitis yaitu 263 Prevalensipenyakit dermatitis tertinggi di Kabupaten Tapanuli Tengah Namun rendah diKabupaten Karo Tapanuli Utara dan Tapanuli Selatan

Tabel 3515Prevalensi Penyakit Keturunan (Gangguan Jiwa Berat Buta WarnaGlaukoma Sumbing Dermatitis Rhinitis Thalasemi Hemofili) permilmenurut Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten Kota JiwaButa

WarnaGlaukoma

Sumbing

Dermatiti

ss

Rhinitis

Thalasemia

Hemofilia

Nias 00 00 04 04 196 24 00 00

Mandailing Natal 30 22 52 22 901 151 04 00

Tapanuli Selatan 08 11 03 03 23 03 00 00

Tapanuli Tengah 06 35 06 00 1019 171 06 12

Tapanuli Utara 20 14 00 14 20 00 00 00

Toba Samosir 11 11 00 00 309 21 00 00

Labuhan Batu 09 27 00 00 125 09 00 00

Asahan 21 00 03 19 612 37 00 00

Simalungun 00 06 06 04 123 49 00 00

Dairi 07 07 00 00 274 13 13 00

Karo 41 10 10 10 05 05 10 05

Deli Serdang 35 31 11 11 86 51 02 02

Langkat 00 07 00 03 38 35 00 00

Nias Selatan 13 53 20 07 152 60 00 00

Humbang Hasundutan 00 12 12 24 746 12 00 00

Pakpak Bharat 00 48 00 48 957 48 00 00

Samosir 14 83 00 28 275 14 00 00

Serdang Bedagai 12 15 03 03 84 32 06 06

Kota Sibolga 20 40 20 20 733 139 00 00

Kota Tanjung Balai 23 11 11 23 812 226 00 00

Kota Pematang Siantar 00 00 00 08 222 15 00 00

Kota Tebing Tinggi 13 39 00 00 360 193 00 26

Kota Medan 10 03 00 05 358 101 00 00

Kota Binjai 00 07 07 07 153 145 00 00

Kota P Sidempuan 19 19 00 10 886 166 00 00

Sumatera Utara 14 15 06 07 263 59 01 01

) Penyakit keturunan ditetapkan menurut jawaban pernah mengalami salah satu dari riwayatpenyakit gangguan jiwa berat (skizofrenia) buta warna glaukoma bibir sumbing dermatitisrhinitis talasemi atau hemofili

94

352 Gangguan Mental Emosional

Di dalam kuesioner Riskesdas pertanyaaan mengenai kesehatan mental terdapat didalam kuesioner individu F01 ndashF20 Kesehatan mental dinilai dengan Self ReportingQuestionnaire (SRQ) yang terdiri dari 20 butir pertanyaan Pertanyaan-pertanyaan SRQdiberikan kepada anggota rumah tangga (ART) yang berusia ge 15 tahun Ke-20 butir pertanyaan ini mempunyai pilihan jawaban ldquoyardquo dan ldquotidakrdquo Nilai batas pisah yangditetapkan pada survei ini adalah 6 yang berarti apabila responden menjawab minimal 6atau lebih jawaban ldquoyardquo maka responden tersebut diindikasikan mengalami gangguanmental emosional Nilai batas pisah tersebut sesuai penelitian uji validitas yang pernahdilakukan (Hartono Badan Litbangkes 1995)Gangguan mental emosional merupakansuatu keadaan yang mengindikasikan individu mengalami suatu perubahan emosionalyang dapat berkembang menjadi keadaapatologis apabila terus berlanjut SRQ memilikiketerbatasan karena hanya mengungkastatus emosional individu sesaat (plusmn 30 hari) dantidak dirancang untuk diagnostigangguan jiwa secara spesifik Dalam Riskesdas 2007pertanyaan dibacakan petugas wawancara kepada seluruh responden Dari tabel 3521ini diperlihatkan bahwa secara umum prevalensi gangguan mental emosional di ProvinsiSumatera Utara mencapai 7 persen di mana tertinggi di Kabupaten Mandailing Natal(142) dan Kota Padang Sidempuan (127) Sedangkan prevalensi terendah diKabupaten Labuhan Batu dan Kota Medan

Tabel 3521Prevalensi Gangguan Mental Emosional pada Penduduk Berumur 15 Tahun

ke Atas (Berdasarkan Self Reporting Questionnaire -20) MenurutKabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten Kota Gangguan Mental EmosionalNias 81Mandailing Natal 142Tapanuli Selatan 48Tapanuli Tengah 110Tapanuli Utara 45Toba Samosir 76Labuhan Batu 36Asahan 109Simalungun 120Dairi 71Karo 63Deli Serdang 80Langkat 56Nias Selatan 70Humbang Hasundutan 65Pakpak Bharat 72Samosir 101Serdang Bedagai 49Kota Sibolga 109Kota Tanjung Balai 70Kota Pematang Siantar 59Kota Tebing Tinggi 114Kota Medan 36Kota Binjai 59Kota Padang Sidempuan 127

Kabupaten Kota 69Nilai Batas Pisah (Cut off Point) ge 6

95

Menurut karakteristik responden tampak prevalensi tertinggi ditemukan pada kelompokusia gt 75 tahun Hal ini dimungkinkan oleh karena pada kelompok lanjut usia banyakmengalami masalah gangguan kesehatan fisik yang dapat mempengaruhi kesehatanmental emosional Kelompok wanita lebih banyak yang mengalami gangguan mentalemosional dibandingkan laki-laki Berdasarkan pendidikan tampak bahwa kerentananterhadap gangguan mental emosional dipengaruhi oleh tingkat pendidikan Semakinrendah tingkat pendidikan prevalensinya relatif semakin rendah mengalami gangguanmental emosional Berdasarkan jenis pekerjaan tampak bahwa tidak bekerja merupakankelompok yang tertinggi mengalami gangguan mental emosional

Tabel 3522Prevalensi Gangguan Mental Emosional pada Penduduk berumur 15 Tahun

Ke Atas (berdasarkan Self Reporting Questionnaire-20) menurutKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara

Riskesdas 2007

Karakteristik Gangguan Mental EmosionalKelompok Umur (Tahun)

15-24 4425-34 4935-44 5245-54 7155-64 11165-74 18475+ 354

Jenis KelaminLaki-Laki 55Perempuan 83

PendidikanTidak Sekolah 212Tidak Tamat SD 121Tamat SD 82Tamat SMP 51Tamat SMA 45Tamat PT 54

PekerjaanTidak Kerja 139Sekolah 47Ibu RT 68Pegawai 38Wiraswasta 50PetaniNelayanBuruh 76Lainnya 62

Tipe DaerahPerkotaan 57Perdesaan 80

Tingkat pengeluaran perkapitaKuintil 1 89Kuintil 2 80Kuintil 3 65Kuintil 4 73Kuintil 5 54

Nilai Batas Pisah (Cut off Point) ge 6

96

353 Penyakit Mata

Survei Kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran tahun 1993-19961

memperlihatkan angka kebutaan di Indonesia mencapai 147 jauh lebih tinggidibandingkan angka kebutaan di Thailand (03) India (07) Bangladesh (10) bahkanlebih tinggi dibandingkan Afrika Sub-sahara (140)2 Angka kebutaan ini menurunmenjadi 121 sesuai dengan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001yang mewakili tingkat kawasan Sumatera Jawa-Bali dan Kawasan Timur Indonesia3

Saw dkk4 dengan metodologi yang berbeda dari SKRT 2001 melaporkan angkakebutaan dua mata pada populasi rural di Sumatera sebesar 22 (golongan usia gt20tahun) sedangkan angka low vision bilateral mencapai 58

Gangguan penglihatan mencakup low vision dan kebutaan merupakan keadaan yangmungkin dapat dihindari dan atau dapat dikoreksi Program WHO ldquoVision 2020 the rightto sightrdquo yang dicanangkan sejak tahun 1999 mematok target pada tahun 2020 tidak adalagi ldquokebutaan yang tidak perlurdquo pada semua penduduk dunia Berbagai strategi telahdijalankan dan Indonesia sebagai warga dunia turut aktif dalam upaya tersebut diawalidengan pencanangan program Indonesia Sehat 2010 Low vision (kisaran visus 360 ltX lt 618 (2060)) dan kebutaan (kisaran visus lt360) (Revised International StatisticalClassification of Diseases Injuries and Causes of Death (ICD) 10 WHO)5 menjadimasalah penting berkaitan dengan berkurang sampai hilangnya kemandirian seseorangyang mengalami kedua gangguan penglihatan tersebut sehingga mereka akan menjadibeban bagi orang di sekitarnya

Dalam Riskesdas 2007 ini data yang dikumpulkan dari responden umur enam tahun keatas untuk mengetahui indikator kesehatan mata meliputi pengukuran tajam penglihatanmenggunakan kartu Snellen (dengan atau tanpa pin-hole) riwayat glaukoma riwayatkatarak operasi katarak dan pemeriksaan segmen anterior mata dengan menggunakanpen-light

Di Sumatera Utara gangguan Low Vision berada pada prevalensi 45 sedangkanuntuk kebutaan 07

97

Tabel ini menunjukkan distribusi penduduk usia gt 5 tahun dengan low vision dankebutaan dengan koreksi kacamata maksimal atau tidak menurut kabupatenkotadengan Persentase low vision tertinggi di Kabupaten Nias Selatan (267) diikutiSerdang Bedagai (256) begitu pula dengan prevalensi kebutaan kedua kabupatentersebut tetap yang tertinggi

Tabel 3531Prevalensi Penduduk Usia 6 Tahun ke atas menurut Low Vision dan

Kebutaan (dengan atau Tanpa Koreksi Kacamata Maksimal) danKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaLow Vision

()

Kebutaan

()

Nias 26 03Mandailing Natal 04 02Tapanuli Selatan 31 00Tapanuli Tengah 14 05Tapanuli Utara 32 10Toba Samosir 42 10Labuhan Batu 23 10Asahan 38 05Simalungun 17 02Dairi 13 04Karo 20 04Deli Serdang 25 06Langkat 102 23Nias Selatan 267 56Humbang Hasundutan 12 00Pakpak Bharat 86 00Samosir 66 06Serdang Bedagai 256 14Kota Sibolga 47 07Kota Tanjung Balai 13 01Kota Pematang Siantar 09 07Kota Tebing Tinggi 14 07Kota Medan 12 03Kota Binjai 17 04Kota Padang Sidempuan 37 04

Sumatera Utara 45 07

CATATAN )Kisaran visus 360 lt X lt 618 (2060))Kisaran visus lt360

98

Tabel ini memberikan gambaran Prevalensi Persentase low vision dan kebutaanmenurut karakteristik responden menunjukkan bahwa Persentase meningkat sesuaipertambahan umur serta cenderung lebih tinggi pada perempuan tetapi menurun padatingkat pengeluaran perkapita rumah tangga yang lebih tinggi dan juga pada pendudukdengan lama pendidikan yang lebih panjang

Tabel 3532Prevalensi Penduduk Umur 6 Tahun ke atas menurut Low Vision dan

Kebutaan (dengan atau Tanpa Koreksi Kacamata Maksimal) danKarakteristik Responden di Provinsi sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikLow Vision

()Kebutaan

()

Kelompok Umur (Tahun)

6 ndash 14 24 02

15 ndash 24 29 01

25 ndash 34 34 02

35 ndash 44 34 03

45 ndash 54 62 11

55 ndash 64 110 27

65 ndash 74 148 54

75+ 246 106

Jenis Kelamin

Laki-Laki 40 06

Perempuan 49 08

Pendidikan

Tidak Sekolah 180 79

Tidak Tamat SD 60 15

Tamat SD 51 07

Tamat SMP 38 02

Tamat SMA 29 02

Tamat PT 39 05

Pekerjaan

Tidak Kerja 80 27

Sekolah 23 01

Ibu Rt 66 09

Pegawai 36 02

Wiraswasta 44 07

PetaniNelayanBuruh 50 09

Lainnya 40 07

Klasifikasi Desa

Kota 21 04

Desa 64 10

Tingkat Pengeluaran per Kapita

Kuintil-1 52 08

Kuintil-2 41 09

Kuintil-3 46 05

Kuintil-4 48 10

Kuintil-5 39 06

CATATAN )Kisaran visus 360 lt X lt 618 (2060) )Kisaran visus lt360

99

Pada penduduk golongan umur 30 tahun keatas prevalensi katarak yang didiagnosisoleh tenaga kesehatan tertinggi di Kota Sibolga (46) atau jauh lebih tinggi dari angkaprovinsi (17) Sedangkan yang merasakan ada gejala katarak tertinggi di KabupatenSamosir 32 ini berarti ada tiga dari 10 yang merasakan ada gejala katarak dikabupaten tersebut

Secara umum penyakit katarak masih terdapat di semua wilayah di Sumatera Utaramereka yang merasakan ada gejala katarak tidak semua dilakukan pemeriksaan olehtenaga kesehatan di mana terjadi perbedaan yang jauh 17 persen yang diperiksaberbanding 97 persen yang mempunyai gejala Besarnya Persentase penduduk yangmempunyai gejala utama katarak tetapi belum didiagnosis oleh nakes menggambarkanperlunya tindakan aktif sektor penyedia pelayanan kesehatan dalam mengidentifikasikasus katarak dalam masyarakat dengan istilah lain rdquomenjemput bolardquo di lapangan

Tabel 3533Persentase Penduduk Umur 30 Tahun keatas dengan Katarak

Menurut Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaDiagnosis Oleh Nakes

()Diagnosis Atau Gejala

()Nias 13 76

Mandailing Natal 23 193

Tapanuli Selatan 16 81

Tapanuli Tengah 18 202

Tapanuli Utara 07 107

Toba Samosir 08 160

Labuhan Batu 07 73

Asahan 11 143

Simalungun 11 147

Dairi 08 91

Karo 08 46

Deli Serdang 16 106

Langkat 07 70

Nias Selatan 29 200

Humbang Hasundutan 07 108

Pakpak Bharat 19 195

Samosir 23 317

Serdang Bedagai 03 120

Kota Sibolga 41 233

Kota Tanjung Balai 16 143

Kota Pematang Siantar 23 127

Kota Tebing Tinggi 11 165

Kota Medan 25 93

Kota Binjai 11 129

Kota Padang Sidempuan 22 135

Sumatera Utara 17 97

100

Penderita katarak menurut karakteristik responden terlihat semakin tinggi umurprevalensi katarak semakin tinggi Keluhan adanya katarak meningkat tajam setelahresponden mencapai umur 65 tahun ke atas (36) Menurut jenis pekerjaan kepalarumah tangga penyakit katarak banyak diderita oleh penduduk yang tidak mempunyaipekerjaan

Tabel 3534Persentase Penduduk Umur 30 Tahun Ke atas dengan Katarak menurut

Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KarakteristikDiagnosis Oleh Nakes

()Diagnosis Atau Gejala

()Kelompok Umur (Tahun)

30 ndash 34 02 20

35 ndash 44 06 45

45 ndash 54 12 103

55 ndash 64 26 199

65 ndash 74 51 362

75+ 68 474

Jenis Kelamin

Laki-Laki 12 94

Perempuan 17 130

Lama Pendidikan

lt 6 Tahun 20 170

7-12 Tahun 10 66

gt12 Tahun 12 60

Pekerjaan

Tidak Bekerja 58 373

Sekolah 31 169

Mengurus Rt 11 85

Pegawai (Negeri SwastaPolri)

10 63

Wiraswasta 12 78

Petani Nelayan Buruh 11 114

Lainnya 13 122Tempat Tinggal

Kota 18 102

Desa 12 122

Tingkat Pengeluaran per Kapita

Kuintil 1 14 123

Kuintil 2 12 117

Kuintil 3 14 119

Kuintil 4 14 117

Kuintil 5 17 97

101

Persentase operasi katarak dalam 12 bulan terakhir untuk tingkat provinsi adalahsebesar 139 persen dengan kisaran terendah adalah di Kabupaten Pakpak Bharat danLangkat (03) dan tertinggi adalah Asahan (375) Cakupan operasi ini masih sangatrendah sehingga dapat mengakibatkan penumpukan kasus katarak pada tahun terkaitdi tingkat provinsi Perlu kajian lebih lanjut untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebabrendahnya cakupan operasi katarak di tingkat kabupaten dan provinsi sebagai bahanpertimbangan dalam penyusunan kebijakan di bidang kesehatan khususnya untukmengatasi masalah low vision dan kebutaan akibat katarak (Tabel 3535)

Pemakaian kacamata pasca operasi katarak di tingkat provinsi adalah sebesar 544Pemberian kacamata operasi bertujuan mengoptimalkan tajam penglihatan jarak jauhmaupun jarak dekat pasca operasi katarak sehingga tidak semua penderita pascaoperasi merasa memerlukan kacamata untuk melakukan aktivitas sehari-hari(Tabel3535)

Tabel 3535Prevalensi Penduduk Umur 30 Tahun keatas dengan Katarak Yang Pernah

Menjalani Operasi Katarakdan Mamakai Kacamata Setelah Operasi menurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara

Riskesdas 2007

Kabupaten KotaOperasi Katarak

()Pakai Kacamata

()Nias 273 4557Mandailing Natal 04 4658Tapanuli Selatan 50 5652Tapanuli Tengah 182 4645Tapanuli Utara 250 3269Toba Samosir 333 5520Labuhan Batu 133 4545Asahan 375 7500Simalungun 12 5909Dairi 200 2581Karo 143 4365Deli Serdang 190 4864Langkat 03 4607Nias Selatan 250 5000Humbang Hasundutan 333 4743Pakpak Bharat 03 1633Samosir 09 4412Serdang Bedagai 12 2450Kota Sibolga 04 6296Kota Tanjung Balai 200 6818Kota Pematang Siantar 71 3548Kota Tebing Tinggi 250 4063Kota Medan 150 8387Kota Binjai 286 6875Kota Padang Sidempuan 05 030

Sumatera Utara 139 544CATATAN )Responden yang pernah didiagnosis Katarak oleh nakes n pembagi adalah

responden yang mengaku didiagnosis dan atau yang mempunyai gejala katarak

102

Persentase yang menggunakan kacamata setelah operasi katarak lebih besar padakelompok penduduk dengan latar pendidikan 7-12 tahun lebih besar pada kelompokpegawai dan lebih besar di daerah perkotaan Hal ini mungkin berkaitan dengankemudahan akses ke sarana kesehatan yang mempunyai alat operasi di perkotaan padaumumnya lebih mudah dibanding di perdesaan Tingkat pendidikan yang rata-rata lebihtinggi dan jenis pekerjaan pegawai (jenis pekerjaan formal) umumnya lebih banyakditemukan di daerah perkotaan sehingga kebutuhan penduduk akan tajam penglihatanmaksimal untuk bekerja di perkotaan lebih besar dibanding di perdesaan

Tabel 3536Persentase Penduduk Umur 30 Tahun keatas dengan Katarak Yang PernahMenjalani Operasi Katarak dan Memakai Kacamata Pasca Operasi menurut

Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikOperasiKatarak

()

Pakai KacamataPasca Operasi

()Kelompok Umur (Tahun)

30 ndash 34 030 21735 ndash 44 034 40745 ndash 54 056 73755 ndash 64 101 137265 ndash 74 178 181075+ 211 2225

Jenis Kelamin

Laki-Laki 067 929Perempuan 069 823

Lama Pendidikan

lt 6 Tahun 069 7937-12 Tahun 066 1038gt12 Tahun 067 793

Pekerjaan

Tidak Bekerja 162 1445Sekolah 112 1563Mengurus RT 063 602Pegawai (Negeri Swasta Polri) 069 1231Wiraswasta 064 1064PetaniNelayan Buruh 045 573Lainnya 135 1544

Tempat Tinggal

Kota 087 1562Desa 054 495

Tingkat Pengeluaran per Kapita

Kuintil-1 062 685Kuintil-2 060 715Kuintil-3 064 814Kuintil-4 075 926Kuintil-5 082 1277

CATATAN ) Responden yang pernah didiagnosis katarak oleh nakes n pembagi adalahsemua penduduk berumur 30 tahun keatas di wilayah terkait

103

354 Kesehatan Gigi

Berbagai program pelayanan kesehatan gigi dan mulut telah dilaksanakan baikpromotif preventif protektif kuratif maupun rehabilitatif Untuk mencapai targetpencapaian tahun 2010 pelayanan kesehatan gigi yang terdiri dari ldquo5 levels of carerdquotersebut harus berjalan secara serentak bersama-sama

Berbagai indikator dan target pencapaian gigi sehat tahun 2010 ditentukan WHO antaralain anak umur 5 tahun 90 bebas karies anak umur 12 tahun mempunyai tingkatkeparahan kerusakan gigi (index DMF-T) sebesar satu gigi penduduk umur 18 tahun tidaksatupun gigi yang dicabut (komponen M = 0) penduduk umur 35-44 tahun memiliki minimal20 gigi berfungsi sebesar 90 dan penduduk tanpa gigi (edentulous) lt=2 pendudukumur 65 tahun ke atas masih mempunyai gigi berfungsi sebesar 75 dan penduduk tanpagigi lt=5 1

Index DMF-T merupakan penjumlahan dari nilai D M dan F yang menunjukkanbanyaknya kerusakan gigi yang pernah dialami seseorang baik berupa Decay (gigi kariesatau gigi berlubang) Missing (gigi dicabut) atau Filling (gigi ditumpat) Kerusakan gigibersifat irreversible artinya kerusakan tersebut tidak dapat sembuh seperti halnya lukajaringan lainnya melainkan cacat selamanya Prevalensi orang dengan pengalamankaries atau orang dengan index DMF-Tgt0 menggambarkan jumlah penduduk yangmempunyai pengalaman karies dalam hidupnya

Dalam rangka melakukan pengawasan dan penilaian terhadap keberhasilan program danmelihat target pencapaian gigi sehat tahun 2010 yang ditentukan WHO serta untukmenunjang Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) diperlukan informasi tentangkesehatan gigi secara berkesinambungan

Berikut ini adalah lima langkah program dan indikator terkait yang dibutuhkan untukmenilai keberhasilan program

Sehat promotif Rawan (protektif) LatenDeteksidini dan terapi

Sakitkuratif

Cacat rehabilitasi

Prevalensi Insidensi dentally Fit keluhan 20 gigiBerfungsi

Free caries 5 th Expected Incidence PTI Dentally fit edentulous

DMF-T 12 th Trend DMFTmenurut umur

RTI PTI Protesa

DMF-T 15 th MI RTI

DMF-T 18 th CPITN MI

Yang dimaksud dengan Performance Treatment Index (PTI) yaitu angka persentase darijumlah gigi tetap yang ditumpat terhadap angka DMF-T PTI menggambarkan motivasidari seseorang untuk menumpatkan giginya yang berlubang dalam upayamempertahankan gigi tetap Sedangkan Required Treatment Index (RTI) merupakanangka persentase dari jumlah gigi tetap yang karies terhadap angka DMF-T RTImenggambarkan besarnya kerusakan yang belum ditangani dan memerlukanpenumpatanpencabutan

Masalah gigi-mulut ditanyakan untuk kurun waktu 12 bulan terakhir pada seluruhpenduduk Di Provinsi Sumatera Utara prevalensi masalah gigi-mulut sebanyak 167yang 239 nya mendapat perawatan Masalah gigi-mulut tinggi di Kota Sibolga (368)dan Kabupaten Tapanuli Tengah (289) Perawatan yang dilakukan sebagian besarpada pengobatan (867) atau perawatan yang disertai dengan pencabutan gigi(325)

Untuk mencegah terjadinya karies (lubang gigi) dan penyakit mulut lainnya (peradangangusi kalkulus) plaque gigi harus dibersihkan secara menyeluruh dan teratur 1 Untuk itu

104

program kesehatan gigi menganjurkan masyarakat untuk menggosok gigi setiap haripaling sedikit sesudah makan pagi dan sebelum tidur malam 4 Perilaku menggosok gigidengan waktu yang benar merupakan pencegahan utama dan pola tersebut mempunyaiperan penting dan menentukan keberhasilan program pencegahan 1

Perilaku gosok gigi di Sumatera Utara sudah tinggi atau sudah di atas 90 persen yangumumnya dilakukan pada pagi hari (906) tetapi perilaku gosok gigi sebelum tidurmalam masih rendah (187)

Masalah gigi-mulut dalam 12 bulan terakhir sebelum survei menunjukkan Persentasependuduk yang bermasalah adanya peningkatan sesuai dengan meningkatnya umurNamun tidak terlihat hubungan yang jelas dengan pola perawatan dari tenaga medisgigi Persentase penduduk yang menerima perawatan dari tenaga medis gigi lebih tinggidi perkotaan dan relatif meningkat pada tingkat pengeluaran yang semakin tinggi

Kepada responden yang tidak bermasalah gigi-mulut dalam 12 bulan terakhirditanyakan lebih lanjut apakah telah kehilangan seluruh gigi aslinya Secara keseluruhandi antara penduduk yang tidak bermasalah gigi-mulut tersebut pada kelompok umur 55-64 tahun dan 65 tahun ke atas kondisi hilangnya seluruh gigi mencapai masing-masing23 dan 105

Tabel 3541Persentase Penduduk Bermasalah Gigi-Mulut Dalam 12 Bulan Terakhir

Menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KarakteristikBermasalah

Gimul

MenerimaPerawatan dari

Tenaga Medis Gigi

HilangSeluruhGigi Asli

Umur

lt 1 11 56 00

1 - 4 49 194 02

5 - 9 136 240 02

10 ndash 14 141 192 00

15 ndash 24 152 210 00

25 ndash 34 190 267 00

35 ndash 44 207 250 00

45 ndash 54 237 252 05

55 ndash 64 245 281 23

65+ 219 233 105

Jenis Kelamin

Laki-Laki 159 237 06

Perempuan 174 242 08

Tempat Tinggal

Kota 173 314 08

Desa 162 175 06

Status Ekonomi

Kuintil-1 169 175 04

Kuintil-2 175 192 05

Kuintil-3 171 235 07

Kuintil-4 160 223 07

Kuintil-5 165 339 10

Sumatera Utara 167 239 07

105

Kabupatenkota yang mempunyai masalah gigi-mulut yang tinggi di Sumatera Utarayaitu Kota Sibolga (368) dan Kabupaten Tapanuli Tengah (289) Namun merekayang mempunyai masalah gigi-mulut yang dilakukan perawatan oleh tenaga kesehatangigi yang Persentasenya tertinggi adalah Kota Binjai (434) dan Kabupaten HumbangHasundutan (425)

Tabel 3542Persentase Penduduk Bermasalah Gigi-Mulut Dalam 12 Bulan Terakhir

Menurut Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Kabupaten KotaBermasalah

Gimul

MenerimaPerawatan Dari

Tenaga Medis Gigi

HilangSeluruhGigi Asli

Nias 247 159 02

Mandailing Natal 241 174 08

Tapanuli Selatan 145 203 04

Tapanuli Tengah 289 106 04

Tapanuli Utara 227 12 04

Toba Samosir 192 134 05

Labuhan Batu 125 119 04

Asahan 218 92 09

Simalungun 195 251 02

Dairi 137 141 05

Karo 22 290 06

Deli Serdang 139 296 10

Langkat 90 357 04

Nias Selatan 242 252 02

Humbang Hasundutan 185 425 07

Pakpak Bharat 184 73 08

Samosir 192 105 03

Serdang Bedagai 141 220 10

Kota Sibolga 368 274 12

Kota Tanjung Balai 177 342 07

Kota Pematang Siantar 132 319 09

Kota Tebing Tinggi 240 200 13

Kota Medan 188 369 09

Kota Binjai 100 434 14

Kota Padang Sidempuan 163 269 04

Sumatera Utara 167 239 07Termasuk Tenaga Medis Gigi Perawat Gigi Dokter Gigi atau Dokter Spesialis KesehatanGigi dan Mulut

106

Kepada responden yang bermasalah gigi-mulut dan menerima perawatan ataupengobatan dari tenaga medis gigi ditanyakan lebih lanjut perawatan dan pengobatanapa yang diterima untuk masalah gigi-mulut yang dialami tersebut Tabel 3543menunjukkan sebagian besar perawatan yang diterima responden adalah pengobatan(867) dan penambalanpencabutanbedah gigi (325) Jenis perawatan lainnyayaitu pemasangan gigi palsu lepasan atau gigi palsu cekat dan konselingperawatankebersihan gigi yaitu masing-masing sebesar 60 dan 157

Tabel 3543Persentase Jenis Perawatan Yang Diterima Penduduk untuk Masalah Gigi-

Mulut menurut Karakteristik Respondendi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik

Jenis Perawatan Gigi

Pengobatan

PenambalanPencabutanBedah

Pemasangan

Gigi PalsuLepasan

Atau

KonselingPerawatanKebersihan

Gigi

Lainnya

Umur

lt 1 1000 00 00 00 00

1 - 4 959 05 04 48 00

5 - 9 914 214 09 140 13

12 ndash 14 899 274 04 80 13

15 ndash 24 893 238 15 162 23

25 ndash 34 887 315 59 195 52

35 ndash 44 858 355 54 181 33

45 ndash 54 866 400 66 156 27

55 ndash 64 772 510 119 133 33

65 + 754 362 284 163 23

Jenis Kelamin

Laki-Laki 870 338 61 173 24

Perempuan 865 313 60 143 34

Tempat Tinggal

Kota 850 356 73 160 33

Desa 893 275 41 153 24

Status Ekonomi

Kuintil-1 926 227 32 123 13

Kuintil-2 896 301 45 164 17

Kuintil-3 865 299 48 128 37

Kuintil-4 904 293 44 170 23

Kuintil-5 810 412 96 178 41

Sumatera Utara 867 325 60 157 29

107

Di Provinsi Sumatera Utara perawatan pengobatan untuk masalah gigi-mulut yangditerima penduduk tertinggi di Kota Tanjung Balai dan Kabupaten Deli Serdang masing-masing 950 dan 949 Sedangkan dengan perawatan penambalan pencabutanbedah gigi tertinggi adalah di Kabupaten Langkat (572) dan Kota Pematang Siantar(429)

Tabel 3544Persentase Jenis Perawatan Yang Diterima Penduduk untuk Masalah Gigi-

Mulut menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten Kota

Jenis Perawatan Gigi

Peng

obatan

PenambalanPencabutanBedah Gigi

PemasanganProtesaBridge

KonselingPerawatanKebersihan

Gigi

Lain

nya

Nias 859 372 102 223 00Mandailing Natal 946 106 00 64 35Tapanuli Selatan 902 196 00 12 12Tapanuli Tengah 915 254 83 155 14Tapanuli Utara 859 141 00 00 00Toba Samosir 785 185 92 154 15Labuhan Batu 820 340 00 100 00Asahan 815 261 106 293 16Simalungun 914 201 43 29 29Dairi 838 187 70 165 141Karo 867 391 00 391 63Deli Serdang 949 347 51 164 25Langkat 874 572 22 279 11Nias Selatan 945 218 26 121 7Humbang Hasundutan 870 288 98 74 33Pakpak Bharat 783 43 43 261 00Samosir 810 306 19 113 19Serdang Bedagai 894 85 37 246 28Kota Sibolga 923 298 40 77 4Kota Tanjung Balai 950 251 31 95Kota P Siantar 786 429 31 112 00Kota Tebing Tinggi 924 373 00 68Kota Medan 795 410 104 205 52Kota Binjai 838 171 54 54 27Kota P Sidempuan 860 227 29 21 23

Sumatera Utara 867 325 60 157 29

Pengendaliankontrol karies gigi dan penyakit gigi-mulut lainnya sebaiknya sedinimungkin yaitu pada masa anak dengan cara menjaga kebersihan mulut dengan baikmenggosok gigi dengan metode yang baik periksa ke dokter gigi secara teratur dan dietmakanan yang manis dan lengket

Melalui Riskesdas 2007 ditanyakan kepada responden umur 10 tahun ke atas apakahbiasa menggosok gigi setiap hari dan bila jawaban ya ditanyakan lebih lanjut kapan sajawaktu menggosok gigi Hasil menunjukkan sebagian besar (933) penduduk ProvinsiSumatera Utara menggosok gigi setiap hari namun di antara mereka hanya 38 yangberperilaku benar menyikat gigi yaitu yang menyikat gigi setiap hari dengan waktu sikatgigi sesudah makan pagi dan sebelum tidur malam

108

Persentase penduduk 10 tahun ke atas yang berperilaku benar menggosok gigi tidakada perbedaan menurut jenis kelamin tetapi menurut tempat tinggal Persentase yangmenggosok gigi benar tersebut lebih tinggi di perkotaan sedangkan menurut tingkatpengeluaran perkapita rumah tangga semakin tinggi tingkat pengeluarannya semakintinggi pula Persentase yang menggosok gigi dengan benar (Tabel 3545)

Tabel 3545Persentase Penduduk 10 Tahun gt Yang Menggosok Gigi Setiap Hari danBerperilaku Benar Menggosok Gigi Menurut Karakteristik Responden

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik

Perilaku Menggosok Gigi

Menggosok GigiSetiap Hari

Berperilaku BenarMenggosok Gigi

Ya Tidak Ya TidakUmur

10 ndash 14 942 58 35 965

15 ndash 24 978 22 43 957

25 ndash 34 965 35 46 954

35 ndash 44 956 44 36 964

45 ndash 54 928 72 29 971

55 ndash 64 849 151 30 970

65+ 658 342 27 973

Jenis Kelamin

Laki-Laki 933 67 35 965

Perempuan 933 67 40 960

Tempat Tinggal

Kota 971 29 56 944

Desa 901 99 22 978

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 902 98 29 971

Kuintil-2 916 84 26 974

Kuintil-3 933 67 26 974

Kuintil-4 940 60 39 961

Kuintil-5 954 46 58 942

109

Tabel 3546 menunjukkan kabupatenkota Persentase berperilaku menggosok gigisetiap hari pada penduduk di Provinsi Sumatera Utara Responden yang tinggal di kota-kota Persentase berperilaku menggosok gigi tersebut umumnya sudah di atas rata-rataangka provinsi kecuali di Kota Tanjung Balai (921)

Menurut kabupatenkota Persentase yang menyikat gigi setiap hari dengan benarbervariasi dari 01 (Kabupaten Tapanuli Utara) sampai 114 (Kota Tanjung Balai)

Tabel 3546Persentase Penduduk 10 Tahun gt Yang Menggosok Gigi Setiap Hari dan

Berperilaku Benar Menyikat Gigi menurut KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota

Perilaku Menggosok Gigi

Mengosok GigiSetiap Hari

Berperilaku BenarMenyikat Gigi

Ya Tidak Ya TidakNias 970 30 73 927Mandailing Natal 948 52 11 989Tapanuli Selatan 877 123 14 986Tapanuli Tengah 889 111 16 984Tapanuli Utara 676 324 01 999Toba Samosir 818 182 08 992Labuhan Batu 972 28 19 981Asahan 891 109 08 992Simalungun 936 64 09 991Dairi 740 260 13 987Karo 842 158 17 983Deli Serdang 953 47 17 983Langkat 971 29 45 955Nias Selatan 950 50 93 907Humbang Hasundutan 729 271 08 992Pakpak Bharat 742 258 09 991Samosir 656 344 04 996Serdang Bedagai 973 27 42 958Kota Sibolga 981 19 73 927Kota Tanjung Balai 921 79 114 886Kota Pematang Siantar 987 13 60 940Kota Tebing Tinggi 948 52 43 957Kota Medan 981 19 89 911Kota Binjai 985 15 24 976Kota Padang Sidempuan 979 21 37 963

Sumatera Utara 933 67 38 962Catatan Berperilaku benar menyikat gigi adalah orang yang menyikat gigi setiap hari

dengan waktu sikat gigi sesudah makan pagi dan sebelum tidur malam

110

Di antara penduduk 10 tahun ke atas yang menggosok gigi setiap hari sebagian besar(906) menggosok gigi saat mandi pagi dan atau sore sedangkan yang menggosokgigi sesudah bangun pagi 278 dan sebelum tidur malam 187 Perilaku menggosokgigi sebelum tidur malam meningkat setelah umur 14 tahun tetapi kemudian menurundengan bertambahnya umur Semakin baik kehidupan ekonomi rumah tangga terlihatsemakin baik pula perilaku menggosok gigi (Tabel 3547)

Tabel 3547Persentase Waktu Menyikat Gigi Pada Penduduk 10 Tahun gt Yang

Menggosok Gigi Setiap Hari Menurut Karakteristik Respondendi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik

Mengosok Gigi Setiap Hari

Saat MandiPagi DanAtau Sore

SesudahMakanPagi

SesudahBangun

Pagi

SebelumTidur

Malam

Lain

nya

Umur

10 ndash 14 892 57 266 160 17

15 ndash 24 929 65 274 217 24

25 ndash 34 914 70 296 216 27

35 ndash 44 905 62 284 181 27

45 ndash 54 898 56 263 167 21

55 ndash 64 881 59 280 156 33

65+ 864 70 294 115 28

Jenis Kelamin

Laki-Laki 899 60 276 164 25

Perempuan 912 66 281 209 24

Tempat Tinggal

Kota 932 81 327 273 26

Desa 883 47 235 109 22

Status Ekonomi

Kuintil-1 881 57 245 123 33

Kuintil-2 892 53 251 141 21

Kuintil-3 905 48 270 148 19

Kuintil-4 909 65 282 187 26

Kuintil-5 927 83 316 279 25

Sumatera Utara 906 63 278 187 24

111

Persentase waktu menyikat gigi pada penduduk umur 10 tahun ke atas yang dilakukansesudah makan pagi terendah terdapat di Kabupaten Asahan 24 yang tertinggi diKota Tanjung Balai (14 9)

Persentase menggosok gigi sebelum tidur malam mempunyai rentang yang lebar yaituberkisar antara 16 hingga 429 Persentase terendah di Kabupaten Tapanuli Utaradan tertinggi di Kota Tebing Tinggi

Tabel 3548Persentase Waktu Menyikat Gigi Pada Penduduk 10 Tahun gt Yang

Menggosok Gigi Setiap Hari Menurut Kabupaten Kotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten Kota

Mengosok Gigi Setiap Hari

Saat MandiPagi DanAtau Sore

SesudahMakanPagi

SesudahBangun

Pagi

SebelumTidur

Malam

Lainnya

Nias 942 120 70 227 17Mandailing Natal 913 26 332 81 52Tapanuli Selatan 941 39 210 102 13Tapanuli Tengah 982 69 443 40 02Tapanuli Utara 512 11 538 16 04Toba Samosir 802 30 350 87 05Labuhan Batu 946 26 137 157 12Asahan 827 24 196 99 27Simalungun 916 25 265 71 6Dairi 704 33 379 50 131Karo 746 37 194 90 15Deli Serdang 856 35 297 172 19Langkat 944 74 180 136 12Nias Selatan 948 137 185 138 98Humbang Hasundutan 581 32 474 63 3Pakpak Bharat 763 95 127 34 72Samosir 766 54 159 29 25Serdang Bedagai 906 62 272 171 38Kota Sibolga 929 118 627 257 7Kota Tanjung Balai 982 149 223 258 20Kota Pematang Siantar 945 106 199 299 10Kota Tebing Tinggi 955 76 218 429 15Kota Medan 974 116 437 389 36Kota Binjai 953 44 152 199 13Kota Padang Sidempuan 966 70 284 214 19

Sumatera Utara 906 63 278 187 24

112

Penyakit gigi berbeda dengan penyakit infeksi lainnya yang bila sembuh bisa pulihseperti sediakala dan tidak menimbulkan cacat Penyakit gigi tidak bisa pulih(irreversible) menimbulkan cacat permanen bahkan bisa mengakibatkan gangguanfungsi bicara pengunyahan dan aestetis

Riskesdas 2007 melaporkan Index DMF-T Provinsi Sumatera Utara sebesar 343meliputi komponen D-T 089 komponen M-T 246 dan komponen F-T 005 Hal iniberarti rata-rata jumlah kerusakan gigi per orang (tingkat keparahan gigi per orang)adalah 343 gigi meliputi 089 gigi berlubang 246 gigi dicabut dan 005 gigi ditumpat

SKRT 1995 melaporkan Index DMF-T sebesar 64 meliputi komponen D-T 19komponen M-T 44 dan komponen F-T 02 Sedangkan SKRT 2001 melaporkan IndexDMF-T sebesar 53 meliputi komponen D -T 16 komponen M-T 36 dan komponen F-T 01

Tabel 3549Komponen D M F dan Index DMF-T menurut Karakteristik Responden

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik D-T (X) M-T (X) F-T (X)Index DMF-

TUmur

12 045 030 001 085

15 045 026 001 081

18 054 031 002 086

35 ndash 44 107 180 006 298

65 + 115 1363 012 1488

Jenis Kelamin

Laki-Laki 086 214 005 309

Perempuan 091 276 005 376

Tempat Tinggal

Kota 086 249 006 343

Desa 091 243 005 344

Status Ekonomi

Kuintil-1 088 206 003 301

Kuintil-2 088 239 004 333

Kuintil-3 092 236 004 337

Kuintil-4 091 255 006 359

Kuintil-5 085 269 008 362

Sumatera Utara 089 246 005 343D-T rata2 jumlah gigi berlubang per orangM-T rata2 jumlah gigi dicabutindikasi pencabutanF-T rata2 jumlah gigi ditumpatDMF-T rata2 jumlah kerusakan gigi per orang (baik yg masih berupa decay dicabut maupun ditumpat)

113

Membandingkan tingkat keparahan gigi (index DMF-T) antar kabupatenkota nampakkabupaten dengan tingkat keparahan di atas rata-rata tertinggi adalah KabupatenHumbang Hasundutan (525) kemudian Asahan (516) dan selanjutnya KabupatenDairi (500) Secara keseluruhan komponen gigi yang dicabut merupakan komponentertinggi untuk masalah gigi di seluruh kabupatenkota

Tabel 35410Komponen D M F Dan Index DMF-T menurut KabupatenKota

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaD-T (X) M-T (X) F-T (X) INDEX DMF-T

(X)

Nias 085 117 002 207

Mandailing Natal 095 335 001 436

Tapanuli Selatan 091 191 001 332

Tapanuli Tengah 117 285 003 403

Tapanuli Utara 139 363 000 498

Toba Samosir 108 259 010 375

Labuhan Batu 111 149 009 269

Asahan 062 452 000 516

Simalungun 078 262 009 350

Dairi 143 365 003 500

Karo 082 292 003 379

Deli Serdang 094 287 003 387

Langkat 055 127 009 197

Nias Selatan 044 027 000 081

Humbang Hasundutan 159 351 012 525

Pakpak Bharat 152 268 010 428

Samosir 097 241 001 336

Serdang Bedagai 091 211 006 307

Kota Sibolga 173 209 001 377

Kota Tanjung Balai 070 273 002 347

Kota Pematang Siantar 063 301 002 369

Kota Tebing Tinggi 058 325 011 394

Kota Medan 089 243 008 340

Kota Binjai 075 283 002 359

Kota Padang Sidempuan 078 236 016 328

Sumatera Utara 089 246 005 343

114

Prevalensi bebas karies di Provinsi Sumatera Utara sebesar 599 sedangkanpenduduk umur 12 tahun ke atas yang mengalami karies pada giginya yang belumditanganikaries aktifunterated terlihat sedikit lebih tinggi pada perempuan yaitu padalaki-laki 393 dan pada perempuan 408 Hampir sama menurut tempat tinggalkotadesa Prevalensi karies aktif relatif meningkat dengan bertambahnya umur

Secara keseluruhan 621 penduduk 12 tahun ke atas pernah mengalami kariesPrevalensi pengalaman karies lebih tinggi pada kelompok umur yang lebih tinggi pada 12tahun sebesar 312 dan pada 65 tahun ke atas sebesar 928

Tabel 35411Prevalensi Bebas Karies Karies Aktif dan Pengalaman Karies Menurut

Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KarakteristikTanpaKaries

Karies AktifTanpa

PengalamanKaries

PengalamanKaries

Umur

12 757 243 688 312

15 725 275 649 351

18 687 313 602 398

35 ndash 44 516 484 284 716

65 + 658 342 72 928

Jenis Kelamin

Laki-Laki 607 393 398 602

Perempuan 592 408 361 639

Tempat Tinggal

Kota 605 395 365 635

Desa 594 406 391 609

Status Ekonomi

Kuintil-1 621 379 441 559

Kuintil-2 612 388 406 594

Kuintil-3 589 411 370 630

Kuintil-4 587 413 365 635

Kuintil-5 599 401 348 652

Sumatera Utara 599 401 379 621Catatan TANPA KARIES orang yang memiliki memiliki D=0Orang dengan karies aktif = orang yang memiliki Dgt0 atau KARIES YANG BELUMTERTANGANI)Orang dengan pengalaman karies= orang yang memilki memiliki DMFT gt0Orang TANPA pengalaman karies= orang yang memilki memiliki DMFT =0

115

Menurut kabupatenkota prevalensi karies aktif di Sumatera Utara berkisar antara 267sampai 590 yaitu terendah di Kabupaten Nias Selatan dan tertinggi di Kota SibolgaUrutan prevalensi terendah dan tertinggi menurut kabupatenkota tersebut tidak berubahpada prevalensi penduduk yang mempunyai pengalaman karies

Tabel 35412Prevalensi Bebas Karies Karies Aktif dan Pengalaman Karies Menurut

Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaTanpa

LubangKariesAktif

TanpaPengalaman

Karies

PengalamanKaries

Nias 616 384 523 477

Mandailing Natal 578 422 264 736

Tapanuli Selatan 588 412 435 565

Tapanuli Tengah 541 459 308 692

Tapanuli Utara 469 531 286 714

Toba Samosir 594 406 380 620

Labuhan Batu 484 516 357 643

Asahan 680 320 272 728

Simalungun 647 353 337 663

Dairi 536 464 347 653

Karo 607 393 342 658

Deli Serdang 579 421 339 661

Langkat 701 299 565 435

Nias Selatan 733 267 705 295

Humbang Hasundutan 462 538 241 759

Pakpak Bharat 482 518 339 661

Samosir 656 344 417 583

Serdang Bedagai 619 381 425 575

Kota Sibolga 410 590 221 779

Kota Tanjung Balai 654 346 386 614

Kota Pematang Siantar 701 299 357 643

Kota Tebing Tinggi 654 346 341 659

Kota Medan 579 421 352 648

Kota Binjai 645 355 406 594

Kota Padang Sidempuan 602 398 353 647

Sumatera Utara 599 401 379 621

116

Tabel 35413Required Treatment Index (RTI) dan Perform Tretment Index (PTI)

Menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KarakteristikRTI=

(DDMF-T)X100PTI=

(FDMF-T)X100(MDMF-T)X100

Umur

12 523 07 353

15 552 13 323

18 625 29 357

35 ndash 44 359 21 606

65 + 78 08 916

Jenis Kelamin

Laki-Laki 278 17 692

Perempuan 243 14 735

Tempat Tinggal

Kota 250 17 728

Desa 265 15 706

Status Ekonomi

Kuintil-1 292 10 684

Kuintil-2 264 11 717

Kuintil-3 274 12 700

Kuintil-4 255 16 711

Kuintil-5 234 23 743

Sumatera Utara 258 16 716

Performance Treatment Index (PTI) merupakan angka persentase dari jumlah gigi tetapyang ditumpat terhadap angka DMF-T PTI menggambarkan motivasi dari seseoranguntuk menumpatkan giginya yang berlubang dalam upaya mempertahankan gigi tetap

Required Treatment Index (RTI) merupakan angka persentase dari jumlah gigi tetap yangkaries terhadap angka DMF-T RTI menggambarkan besarnya kerusakan yang belumditangani dan memerlukan penumpatanpencabutan

117

Tabel 35414 menunjukkan nilai Performance Treatment Index (PTI) hanya mencapai16 hal ini menunjukkan rendahnya motivasi dari seseorang untuk menumpatkangiginya yang berlubang dalam upaya mempertahankan gigi tetap

Nilai Required Treatment Index (RTI) sebesar 258 hal ini menggambarkan besarnyakerusakan yang belum ditangani dan memerlukan penumpatan pencabutan masalah inibanyak dialami pada penduduk yang berumur di bawah 35 tahun

Kisaran Nilai Required Treatment Index (RTI) menurut kabupatenkota berkisar antara121 hingga 542 terendah di Kabupaten Asahan dan tertinggi di Nias SelatanSedangkan Nilai PerformanceTreatment Index (PTI) sangat bervariasi menurutkabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara yaitu mempunyai rentang dari 01 sampai50 tertinggi di Kota Padang Sidempuan (Tabel 36414)

Tabel 35414Required Treatment Index (RTI) dan Perform Tretment Index (PTI)

Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Kabupaten KotaRTI=

(DDMF-T)x100PTI=

(FDMF-T)x100 (MDMF-T)x100Nias 411 12 566Mandailing Natal 217 03 767Tapanuli Selatan 275 03 577Tapanuli Tengah 291 07 708Tapanuli Utara 278 01 728Toba Samosir 287 27 691Labuhan Batu 411 35 556Asahan 121 01 876Simalungun 223 25 746Dairi 285 07 730Karo 215 08 770Deli Serdang 244 07 743Langkat 280 43 646Nias Selatan 542 03 336Humbang Hasundutan 302 24 669Pakpak Bharat 355 23 625Samosir 289 04 718Serdang Bedagai 297 19 686Kota Sibolga 458 04 555Kota Tanjung Balai 202 05 786Kota Pematang Siantar 171 06 815Kota Tebing Tinggi 147 29 826Kota Medan 262 24 714Kota Binjai 209 06 789Kota Padang Sidempuan 238 50 719

Sumatera Utara 258 16 716

118

Tabel 35415 menunjukkan penduduk 12 tahun ke atas dengan fungsi normal gigi(mempunyai minimal 20 gigi berfungsi) sebesar 948 Persentase tersebut merata diberbagai karakteristik yaitu meliputi lebih dari 90 kecuali pada umur 65 tahun ke atashanya sebesar 537 Hal ini menunjukkan berkurangnya jumlah gigi secara signifikanpada umur tersebut

Secara keseluruhan hanya 09 penduduk berstatus edentulous (tanpa gigi)Persentase ini merata di berbagai karakteristik kecuali pada umur 65 tahun ke atas dimana status edentulous pada umur tersebut meliputi 105

Persentase pengguna protesa semakin meningkat dengan meningkatnya tingkatpengeluaran perkapita rumah tangga pada pengeluaran tertinggi Persentase tersebutmencapai 96

Tabel 35415Persentase penduduk dengan Fungsi Normal Gigi dan PendudukEdentulous Menurut Karakteristik Responden di Sumatera Utara

Riskesdas 2007

KarakteristikFungsi Normal

GigiEdentulous

Orang DenganProtesa

Umur12 1000 00 0815 1000 0018 1000 0035 ndash 44 984 00 5465 + 537 105 284

Jenis kelaminLaki-laki 958 07 61Perempuan 939 10 60

Tempat TinggalKota 948 11 73Desa 948 07 41

Status ekonomiKuintil-1 958 05 32Kuintil-2 947 07 45Kuintil-3 952 08 48Kuintil-4 945 09 44Kuintil-5 944 12 96

Sumatera Utara 948 09 60Catatan Fungsi normal gigi = penduduk dengan minimal 20 gigi berfungsi (jumlah gigi ge 20)

Edentulous= orang tanpa gigiOrang dengan preotesa = orang yang memakai protesa

119

36 Cedera dan Disabilitas

361 Cedera

Data cedera diperoleh berdasarkan wawancara kepada responden semua umur tentangriwayat cedera dalam 12 bulan terakhir Cedera didefinisikan sebagai kecelakaan danperistiwa yang sampai membuat kegiatan sehari-hari responden menjadi terganggu

Tabel 3611 memberikan gambaran bahwa dari 25 kabupatenkota di ProvinsiSumatera Utara prevalensi tertinggi cedera terdapat pada Kota Sibolga (97)sedangkan yang terendah terdapat pada kabupaten Labuhan Batu (08) Polapenyebab cedera terbanyak pada tingkat provinsi yaitu jatuh kecelakaan transportasi didarat dan terluka benda tajam tumpul

Sedangkan untuk penyebab cedera yang lain bervariasi tetapi Persentasenya rata-ratakecil Persentase jatuh paling besar terdapat di Kabupaten Simalungan (669) dimanaPersentase lebih besar dibanding angka provinsi (538) Persentase kecelakaantransportasi darat terbanyak di kabupaten Simalungun (523) menunjukkanPersentase yang jauh lebih besar dari angka provinsi (313) Adapun untuk terlukabenda tajamtumpul paling tinggi terdapat di Kota Binjai (367) melebihi angkaPersentase provinsi (168) Penyebab cedera lain yang menonjol adalah kontakdengan bahan beracun menunjukkan angka Persentase tertinggi sekitar 112 diKabupaten Dairi Sementara untuk penyebab cedera ditembak dengan senjata apihanya ada di Kabupaten Nias (06) dan bencana alam di Nias Selatan (11)

120

Tabel 3611Prevalensi Cedera dan Persentase Penyebab Cedera menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota CederaPenyebab Cedera

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16Nias 43 170 12 554 208 06 06 19Mandailing Natal 67 176 22 663 187 11 05 05Tapanuli Selatan 20 360 71 444 107 18 18 18Tapanuli Tengah 12 386 32 577 127 32 63 101Tapanuli Utara 45 126 08 616 333 08Toba Samosir 38 237 10 515 175 41 10 41 21Labuhan Batu 8 286 571 108 36 36Asahan 32 412 451 108 10 10 10 49Simalungun 48 147 29 669 184 07Dairi 41 266 365 280 44 112 55 34 67Karo 09 414 271 227 88Deli Serdang 32 518 344 88 16 16 08 49Langkat 31 37 12 495 467 13Nias Selatan 70 57 528 350 11 11 17 06Humbang Hasundutan 24 173 16 32 484 189 14 76Pakpak Bharat 19 438 31 500 63 31Samosir 82 95 10 768 150 09 18 10 33Serdang Bedagai 13 208 468 208 30 78Kota Sibolga 97 193 04 08 618 214 17 04 04 46Kota Tanjung Balai 40 479 09 473 152 28 19Kota Pematang Siantar 28 523 15 354 62 15 31 15 46Kota Tebing Tinggi 58 500 21 394 99 28 21 28 14 56Kota Medan 62 435 04 615 71 04 25Kota Binjai 58 245 33 495 367 13 07 13 27 13 27Kota Padang Sidempuan 47 508 06 06 342 133 06 06 22 06

Sumatera Utara 38 313 01 10 538 168 07 00 05 00 01 02 04 08 01 02 53 Angka Persentase penyebab cedera merupakan bagian dari angka prevalensi cedera total

Keterangan1 Kecelakaan Transportasi di darat 7 Ditembak dengan senjata api 13 Terbakar terkurung asap2 Kecelakaan Transportasi di laut 8 Kontak dengan bahan beracun 14 Asfiksia3 Kecelakaan Transportasi di udara 9 Bencana alam 15 Komplikasi tindakan medis4 Jatuh 10 Usaha bunuh diri 16 Lainnya5 Terluka benda tajam tumpul 11 Tenggelam6 Penyerangan 12 Mesin elektrik radiasi

121

Tabel 3612 cedera menurut kelompok umur yang menduduki urutan tertinggi adalahkelompok umur 15 ndash 24 dan 75+ sekitar 45 dan diikuti oleh kelompok umur 55-64 (44)dan 25-34 (39) Adapun untuk penyebab cedera jatuh menunjukkan Persentase terbesardi kelompok umur 1-4 (821) Persentase penyebab cedera akibat kecelakaantransportasi darat yang lebih tinggi pada kelompok umur 15-24 (503) Penyebab cederaterluka benda tajamtumpul tertinggi pada kelompok umur 35-44 (260)Prevalensi cedera berdasarkan pembagian kelompok jenis kelamin tampak bahwa padalaki-laki lebih tinggi (48) dibandingkan dengan perempuan (29) Hasil ini sesuai denganberbagai hasil survei yang mana risiko mengalami cedera lebih tinggi pada laki-lakidibandingkan perempuan Berdasarkan penyebabnya terdapat hasil yang bervariasi padasetiap penyebab di mana pada penyebab kecelakaan transportasi di darat kecelakaantransportasi di laut penyerangan tenggelam mesin elektrik radiasi komplikasi tindakanmedis dan lainnya di-dominasi oleh laki-laki sementara penyebab kecelakaan transportasidi udara jatuh terluka benda tajamtumpul ditembak dengan senjata api kontak denganbahan beracun bencana alam usaha bunuh diri terbakarterkurung asap dan asfiksiadidominasi oleh perempuan Menurut tingkat pendidikan tidak sekolah menduduki posisipertama (53) untuk prevalensi cedera dan terendah pada tingkat tidak tamat SD (34)Untuk penyebab cedera karena kecelakaan transportasi darat Persentase tertinggi padatingkat pendidikan tamat PT (494) Adapun untuk penyebab cedera jatuh mayoritas padatingkat pendidikan rendah yaitu tidak sekolah sampai dengan tamat SD Terluka bendatajam tertinggi pada tidak tamat SD (214)Tabel 3613 menggambarkan bahwa berdasarkan jenis pekerjaan prevalensi cederaterbesar pada jenis pekerjaan lainnya (61) dan pegawai (negeri POLRI) (54) Untukpenyebab cedera karena jatuh lebih tinggi pada tingkat sekolah (584) dan tidak sekolah(556) Untuk penyebab cedera karena kecelakaan transportasi darat Persentase terbesarpada pegawai (566) sedangkan Persentase cedera karena terluka benda tajamtumpulterbanyak pada kelompok yang bekerja sebagai ibu rumah tangga (350)Prevalensi cedera berdasarkan tipe daerah di perkotaan yaitu (45) Sedangkanberdasarkan penyebab cedera ada variasi untuk cedera karena jatuh di desa lebih banyak(563) transportasi darat prevalensi lebih besar pada kota (405) dibandingkan desa(207) dan cedera karena terluka benda tajam tumpul lebih banyak di desa (219)Prevalensi cedera menurut tingkat pengeluaran perkapita menunjukkan bahwa prevalensicedera hampir sama atau seimbang antara tingkat pengeluaran kuintil 1 sampai dengankuintil 5 Hal tersebut menggambarkan bahwa tidak ada perbedaan besaran prevalensicedera menurut status ekonomi Adapun untuk penyebab cedera menunjukkan bahwa untukPersentase jatuh terbesar pada kelompok kuintil 2 (588) kecelakaan transportasi daratpada kuintil 5 (419) dan terluka benda tajamtumpul pada kuintil 1 (200) dan kuintil 2(205)Pembagian kategori bagian tubuh yang terkena cedera didasarkan pada klasifikasidari ICD-10 (The Tenth Revision of the International Statistical Classification of Diseases and RelatedHealth Problems) yang mana dikelompokkan ke dalam 10 kelompok yaitu bagian kepalaleher dada perut dan sekitarnya (perutpunggung panggul) bahu dan sekitarnya (bahu danlengan atas) siku dan sekitarnya (siku dan lengan bawah) pergelangan tangan dan tanganlutut dan tungkai bawah tumit dan kaki Responden pada umumnya mengalami cedera dibeberapa bagian tubuh (multiple injury)Persentase tertinggi bagian tubuh yang terkena cedera berdasarkan kabupaten di ProvinsiSumatera Utara adalah sebagai berikut bagian kepala 284 (kabupaten Tapanuli Selatan)bagian leher 78 (kabupaten Kota Tanjung Balai) bagian dada 120 (Kota TebingTinggi) bagian perutpunggungpanggul 171 (kabupaten Samosir) bagian bahulenganatas 176 (kabupaten Tebing Tinggi) bagian sikulengan bawah 387 (kabupaten KotaBinjai) bagian pergelangan tangan dan tangan 535 (kota Binjai) bagian pinggultungkaiatas 164 (kabupaten Tapanuli Tengah) bagian lutut dan tungkai bawah 448 (kotaMedan) bagian tumit dan kaki 385 (Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota PematangSiantar) (Tabel 3613)

122

Tabel 3612Prevalensi Cedera dan Persentase Penyebab Cedera menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik Cedera Penyebab cedera

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16Kelompok umur (tahun)

lt 1 07 207 4301-- 4 27 108 01 21 821 86 04 02 15 125 -- 14 37 151 15 729 91 02 02 01 02 07 03 3115 ndash 24 45 503 01 09 392 159 10 06 03 06 01 12 2225 ndash 34 39 377 01 13 431 200 14 07 08 05 01 4535 ndash 44 37 351 04 462 260 16 08 03 02 14 09 07 1145 ndash 54 42 400 02 11 415 221 05 01 05 01 1655 ndash 64 44 184 06 615 250 14 17 1965 ndash 74 31 253 10 606 90 04 04 05 0375+ 45 55 739 187 21

Jenis kelaminLaki - laki 48 376 02 08 507 153 08 04 00 00 02 04 06 03 26Perempuan 29 210 13 586 195 06 01 07 01 01 00 03 11 02 01 25

PendidikanTidak sekolah 53 211 572 181 13 03 12Tidak tamat SD 34 157 01 14 595 214 04 03 02 01 01 16 02 27Tamat SD 38 294 02 07 543 176 09 05 03 08 09 10 30Tamat SMP 40 408 02 14 467 182 08 05 01 02 04 03 08 01 01 32Tamat SMA 43 478 01 10 396 199 10 05 01 01 05 03 10Tamat PT 49 494 05 362 150 06 27 05 55

PekerjaanTidak bekerja 40 371 06 556 129 16 01 06 14Sekolah 38 330 19 584 98 02 05 02 03 04 13 02 35Mengurus RT 27 229 01 488 350 01 01 4 14Pegawai (negeri POLRI) 54 566 02 05 378 112 11 04 18 15 10 21Wiraswasta 48 479 02 03 443 169 03 08 02 04 04 03 18PetaniNelayan Buruh 38 255 03 13 451 275 16 11 02 02 04 08 05 36Lainnya 61 350 04 23 439 157 17 04 04 2

Tipe daerahPerkotaan 45 405 01 05 515 125 03 03 01 01 03 07 01 0 33Pedesaan 32 207 01 16 563 219 13 01 07 01 03 05 08 00 04 17

Tingkat pengeluaran per kapitaKuintil 1 40 188 01 08 585 200 14 02 01 01 01 07 01 23Kuintil 2 35 260 02 13 588 205 10 07 01 08 03 07 07 17Kuintil 3 37 281 01 17 565 157 01 07 01 00 06 06 01 04 26Kuintil 4 41 356 00 07 510 149 05 08 01 01 00 03 02 01 01 28Kuintil 5 38 419 01 05 478 150 07 01 01 01 06 16 01 32

Angka Persentase penyebab cedera merupakan bagian dari angka prevalensi cedera total

123

Tabel 3613Persentase Cedera menurut Bagian Tubuh Terkena dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota

Bagian Terkena Cedera

Kepala Leher DadaPerut

PunggungPanggul

BahuLengan

atas

Sikulenganbawah

Pergelangantangan dan

tangan

Pinggultungkai

atas

Lututtungkaibawah

BagianTumitkaki

Nias 140 12 12 55 49 179 269 37 404 129

Mandailing Natal 126 05 16 44 111 330 196 68 355 300

Tapanuli Selatan 284 18 36 89 284 178 36 271 147

Tapanuli Tengah 190 32 32 127 127 159 429 164 513 159

Tapanuli Utara 50 33 17 17 58 250 433 08 425 167

Toba Samosir 144 41 31 62 93 196 206 113 392 165

Labuhan Batu 71 108 143 285 215 215 214

Asahan 127 59 79 147 157 108 40 285 214

Simalungun 191 07 15 37 162 265 331 07 316 103

Dairi 167 43 100 100 133 165 142 55 300 332

Karo 182 44 94 44 177 44 94 138 276

Deli Serdang 138 32 64 105 112 186 259 81 289 218

Langkat 12 122 119 178 429 47 316 212

Nias Selatan 247 06 92 57 29 310 275 46 344 258

Humbang Hasundutan 95 62 63 93 142 283 32 187 215

Pakpak Bharat 250 31 63 188 156 125 219 31 313 94

Samosir 57 05 14 171 114 128 292 52 388 280

Serdang Bedagai 117 39 39 39 139 286 307 139 368 385

Kota Sibolga 59 04 13 34 34 130 382 25 420 315

Kota Tanjung Balai 258 78 76 134 161 208 163 38 305 188

Kota Pematang Siantar 231 15 62 62 123 185 246 123 246 385

Kota Tebing Tinggi 261 120 141 176 197 211 70 430 204

Kota Medan 167 13 29 59 276 293 54 448 259

Kota Binjai 82 57 40 73 387 535 20 432 283

Kota Padang Sidempuan 168 42 118 153 238 294 119 400 277

Sumatera Utara 146 11 33 64 97 242 285 53 364 231 Bagian tubuh terkena cedera jumlahnya bisa lebih dari satu (multiple injury)

124

Tabel 3614 menggambarkan bahwa cedera di bagian kepala didominasi oleh kelompok 1-4 tahun yaitu sekitar 4317 Adapun untuk cedera dibagian leher didominasi oleh kelompokumur lt 1 tahun (68) Cedera di bagian dada kebanyakan dialami oleh respondenkelompok umur 55-64 (75) sedangkan cedera di bagian perut punggung panggul lebihbanyak dialami oleh kelompok lt 1 tahun yaitu (379) Untuk cedera di bahu lengan atasjuga masih didominasi kelompok umur lt 1 tahun (203) Persentase cedera dibagian sikutertinggi diderita oleh responden yang berusia 15-24 (292) sedangkan cedera di bagianpergelangan tangan dan tangan tertinggi di kelompok umur 55-64 (428) Selanjutnyauntuk cedera dibagian pinggul dan tungkai atas lebih banyak diderita oleh kelompok umur75 keatas (147) untuk cedera di lutut tungkai bawah sebagian besar juga dialamikelompok umur 75 ke atas (456) dan cedera di bagian tumitkaki tertinggi pada kelompokumur 25-34 tahun (298) Berdasarkan jenis kelamin terlihat bahwa bagian tubuh yangterkena cedera didominasi oleh laki-laki yaitu bagian tubuh kepala (149) leher (13)dada (41) bahulengan bawah (265) lutut tungkai bawah (389) dan bagian tumitkaki (252) Sementara Persentase bagian tubuh mengalami cedera yang didominasi olehperempuan adalah perut punggung panggul (72) pergelangan tangan dan tangan(303) dan pinggul tungkai atas (58) Dengan kata lain Persentase bagian tubuh yangmengalami cedera secara umum lebih tinggi pada laki-laki dibandingkan perempuan

Berdasarkan tingkat pendidikan menunjukkan bahwa Persentase responden yangmengalami cedera di kepala (254) lebih tinggi pada tingkat pendidikan tamat SMA+ untukcedera leher (44) pendidikan tidak sekolah cedera di dada (49) pendidikan tamat SDUntuk cedera di perut punggung panggul (88) pada tingkat pendidikan tamat SD cederadi bagian bahu lengan atas (144) tingkat pendidikan tamat SMA cedera di siku lenganbawah (312) pada tingkat pendidikan tamat SMA+ Adapun cedera di bagian pergelangantangan dan tangan (366) terdapat pada tingkat pendidikan tamat SMP cedera di pinggultungkai bawah (93) pada responden yang tidak sekolah cedera lutut tungkai bawah(406) pada tingkat pendidikan tidak tamat SD dan cedera di tumit dan kaki (29 ) padatingkat pendidikan tamat SMA Tabel 3616 menggambarkan bahwa cedera di kepala(17) dan leher (23) tertinggi dialami oleh responden yang mempunyai pekerjaanlainnya sedangkan Persentase cedera di bagian dada tertinggi pada jenis pekerjaanpegawai (41) Cedera di perut punggungpanggul banyak dialami oleh mengurus rumahtangga (143) dan cedera di bahu lengan atas tertinggi diderita oleh responden yang jenispekerjaan lainnya (154) Persentase cedera di bagian sikulengan bawah terbanyaktampak seimbang jumlahnya antara jenis pekerjaan masih sekolah (288) pegawai(283) dan wiraswasta (281) Untuk Persentase cedera bagian pergelangan tangan dantangan (455) pada kelompok pekerjaan mengurus rumah tangga cedera pada bagianpinggultungkai atas (98) terbesar pada kelompok responden tidak bekerja Cedera dibagian lutut tungkai bawah (445) pada responden dengan pekerjaan pegawai dan bagiantumitkaki (sekitar 25) sebagian besar dialami oleh responden dengan status pekerjaantidak bekerja pegawai wiraswasta petaninelayanburuh dan lainnya

Berdasarkan tempat tinggal memperlihatkan besaran angka Persentasenya secara umumterlihat pola yanga sama antara kota dan desa Bagian cedera yang didominasi di kota padabagian terkena cedera kepala (158) sikulengan bawah (254) pergelangan tangan dantangan (306) pinggul tungkai atas (58) lutut tungkai bawah (375) dan bagiantumitkaki (246) Bagian cedera yang didominasi di desa leher (13) dada (42)perutpunggung panggul (73) dan bahulengan atas 9111)

Berdasarkan tingkat pengeluaran perkapita menggambarkan prevalensi bagian tubuh yangmengalami cedera didominasi oleh kuintil 1 dan kuintil 2 hanya pada prevalensi tertinggi ba-gian tubuh terkena cedera untuk siku lengan bawah dan lutut tungkai bawah pada kuintil 5

125

Tabel 3614Persentase Cedera menurut Bagian Tubuh Terkena dan Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik

Bagian tubuh terkena cedera

Kepala Leher DadaPerut

PunggungPanggul

BahuLengan

atas

Sikulenganbawah

Pergelangantangan dan

tangan

Pinggultungkai

atas

Lututtungkaibawah

BagianTumitkaki

Kelompok umur (tahun)lt 1 35 68 379 203 21 301-- 4 317 09 24 41 46 149 159 26 326 1925 -- 14 179 07 23 33 63 274 158 19 448 19015 ndash 24 140 17 25 45 127 292 324 34 355 26825 ndash 34 130 06 34 86 113 257 286 77 341 29835 ndash 44 110 12 26 88 103 181 396 82 307 21945 ndash 54 100 13 70 90 102 225 366 68 385 23955 ndash 64 72 15 75 50 141 241 428 110 210 19765 ndash 74 155 15 136 64 153 191 39 439 16375+ 167 81 11 82 228 147 456 202Jenis kelaminLaki - laki 149 13 41 58 107 265 273 50 389 252Perempuan 141 07 20 72 80 200 303 58 325 196Pendidikan

Tidak sekolah 165 44 43 48 59 193 309 93 385 213Tidak tamat SD 93 15 33 54 85 203 262 51 406 278Tamat SD 118 03 49 88 91 249 302 68 292 195Tamat SMP 82 10 28 63 109 285 366 46 350 212Tamat SMA 164 13 35 79 144 210 331 69 366 290Tamat PT 254 218 1 52 94 312 14 324 385 198PekerjaanTidak bekerja 170 02 23 50 104 230 243 98 385 253Sekolah 111 09 26 53 92 288 260 29 404 228Mengurus RT 117 03 14 143 71 196 455 79 240 172Pegawai (negeri POLRI) 129 17 41 76 106 283 306 83 445 258Wiraswasta 118 08 37 52 128 281 373 69 384 252PetaniNelayan Buruh 92 16 54 74 107 188 302 53 302 259Lainnya 188 23 19 90 154 148 333 54 256 253Tipe daerahPerkotaan 158 09 25 56 83 254 306 58 375 246Pedesaan 132 13 42 73 111 224 260 48 352 214Tingkat pengeluaran per kapita

Kuintil 1 170 13 52 43 80 240 311 43 372 225Kuintil 2 127 22 31 81 119 261 299 75 317 265Kuintil 3 129 05 35 73 104 231 269 49 323 237Kuintil 4 155 14 31 63 96 215 257 60 383 196Kuintil 5 150 04 23 60 88 265 297 43 406 242

126

Klasifikasi jenis cedera di sini merupakan modifikasi dari klasifikasi menurut ICD-10 (TheTenth Revision of the International Statistical Classification of Diseases and Related HealthProblems) Jenis cedera dapat diartikan juga sebagai jenis luka yang dialami oleh respondenyang mengalami cedera Persentase jenis cedera merupakan angka Persentase dariresponden yang mengalami cedera Jenis cedera yang dialami oleh responden bisa lebihdari satu jenis cedera (multiple injury)

Berdasarkan tabel 3615 diperlihatkan bahwa Persentase jenis cedera tertinggi di provinsiSumatera Utara yang terdiri dari 25 kabupaten yaitu benturan 585 (Kota Binjai) lukalecet 592 (Kabupaten Tapanuli Utara) luka terbuka 551 (kabupaten Nias Selatan) lukabakar 229 (kabupaten Nias Selatan) terkilirteregang 477 (kota Tanjung Balai) patahtulang 123 (kota Pematang Siantar) anggota gerak terputus (amputasi) 108(kabupaten Serdang Bedagai) keracunan 90 (kabupaten Dairi)

Grafik 361Persentase Jenis Cedera di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

127

Tabel 3615Persentase Jenis Cedera menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupatenkota BenturanLukalecet

Lukaterbuka

Lukabakar

Terkilirteregang

PatahTulang

Anggotagerak

terputus

Keracunan

Lainnya

Nias 329 441 222 24 283 12 12

Mandailing Natal 381 371 194 22 299 22 05 16

Tapanuli Selatan 551 449 320 196 53

Tapanuli Tengah 444 476 317 63 317 32 74 32 37

Tapanuli Utara 292 592 409 08 133 25 08

Toba Samosir 402 351 258 41 196 21 21 10

Labuhan Batu 215 356 214 71 286 72

Asahan 266 276 253 10 392 29 30

Simalungun 426 500 235 07 279 22 37

Dairi 224 177 333 33 255 101 22 90 89

Karo 359 232 144 94 232 50 50 50 138

Deli Serdang 419 549 224 24 379 73 08

Langkat 412 434 348 117 26 13

Nias Selatan 396 562 551 229 264 06

Humbang Hasundutan 235 331 311 46 138 16 32 16

Pakpak Bharat 188 469 281 438 63

Samosir 279 344 257 24 404 10 14 10

Serdang Bedagai 269 493 208 299 100 108 39 117

Kota Sibolga 391 542 265 21 210 17 08

Kota Tanjung Balai 256 466 322 09 477 38 21 09

Kota Pematang Siantar 323 338 262 46 323 123 15

Kota Tebing Tinggi 401 563 338 56 415 92 28 99

Kota Medan 356 544 335 04 280 46 04 04 13

Kota Binjai 585 475 268 33 128 24 13 20 20

Kota Padang Sidempuan 294 547 265 06 313 71 35

Sumatera Utara 373 477 294 25 282 42 06 06 20

128

Tabel 3616 menunjukkan bahwa untuk jenis cedera yang mempunyai Persentase tertinggimeliputi benturan sekitar 484 ( 75+) luka lecet 551 ( 15-24 ) luka terbuka 364 ( 25-34) luka bakar 174 ( lt1 ) terkilirteregang sekitar 40 (lt 1 dan 65- 74) patah tulang83 (45-54) anggota gerak terputus (amputasi) 16 ( 15-24) keracunan 13 (15-24)serta jenis cedera lainnya 37 ( 75+ keatas)

Berdasarkan kategori jenis kelamin memberikan gambaran bahwa antara laki-laki danperempuan Persentase menurut jenis cedera hampir seimbang Untuk jenis cedera yangdidominasi oleh laki-laki adalah luka lecet (517) luka terbuka (312) terkilir teregang(284) patah tulang (5) dan anggota gerak terputus (08) Sementara yang didominasioleh perempuan adalah benturan (374) luka bakar (39) dan lainnya (26)Sementara untuk keracunan Persentasenya sama yaitu (06)

Persentase jenis cedera menurut tingkat pendidikan menunjukkan pola angka tertinggiterfokus pada tingkat pendidikan tidak sekolah tamat SMP dan tamat SMA+ Denganbesaran sebagai berikut benturan 426 (tidak sekolah) luka lecet 589 (tamat SMA+)luka terbuka 367 (tidak sekolah) luka bakar 70( tidak sekolah) terkilir teregang 381(tamat SMP) patah tulang 85 ( tamat SMA+) anggota gerak terputus 16(tamat SMP)keracunan 15 (tamat SMP) dan lainnya 48 (tamat SMA+)

Tabel 3616 memberikan gambaran pola jenis cedera berdasarkan jenis pekerjaanresponden Urutan terbanyak untuk Persentase jenis cedera yang dialami adalah luka lecet(572) untuk status wiraswasta benturan (403) untuk status sekolah luka terbuka(382) untuk pekerjaan sebagai petaninelayanburuh dan terkilirteregang (sekitar 34)untuk jenis pekerjaan pegawai dan tidak bekerja

Berdasarkan pembagian tempat tinggal kota atau desa Pola jenis cedera lebih dominan dikota yaitu pada Persentase luka lecet (509) luka terbuka (299) dan terkilir teregang(282) dan daerah desa untuk pola jenis cedera benturan (374)

Berdasarkan tingkat pengeluaran perkapita yang dibagi dalam kuintil maka urutan jeniscedera terbanyak yang dialami adalah luka lecet 521 (kuintil 4) benturan 423 (kuintil4) luka terbuka 342 (kuintil 1) dan terkilirteregang 319 (kuintil 2)

Untuk Persentase jenis cedera patah tulang tampak hampir seimbang pada kuintil 3 kuintil4 dan kuintil 5 yaitu sekitar 4

129

Tabel 3616Persentase Jenis Cedera menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik BenturanLukalecet

Lukaterbuka

Lukabakar

Terkilirteregang

PatahTulang

Anggota gerakterputus

Keracunan

Lainnya

Kelompok umur (tahun)

lt 1 345 174 4091-- 4 381 549 218 28 155 19 345 -- 14 379 537 236 19 180 34 2 4 1915 ndash 24 394 551 345 32 375 45 16 13 1425 ndash 34 368 475 364 31 230 41 1 6 2035 ndash 44 334 402 328 27 304 23 10 8 2145 ndash 54 347 437 285 13 355 83 1 2755 ndash 64 326 321 249 8 349 67 5 9 2665 ndash 74 460 234 309 19 406 35 5 575+ 484 328 98 21 286 17 37

Jenis kelaminLaki - laki 370 517 312 16 284 50 8 6 17Perempuan 374 411 265 39 276 30 3 6 26

PendidikanTidak sekolah 426 429 367 70 272 82 7Tidak tamat SD 319 431 285 34 268 26 6 7 29Tamat SD 357 408 268 29 309 43 3 3 20Tamat SMP 349 471 318 26 381 37 16 15 15Tamat SMA 395 506 340 12 298 46 7 5 20Tamat PT 386 589 327 219 85 6 48

PekerjaanTidak bekerja 384 452 290 4 340 37 1 1Sekolah 403 557 273 29 277 25 10 9 23Mengurus RT 325 342 308 35 283 15 3 1 41Pegawai (negeri POLRI) 390 522 270 30 341 95 21 15 38Wiraswasta 393 572 295 10 331 62 1 1 4PetaniNelayan Buruh 310 347 382 36 322 34 9 12 23Lainnya 352 400 294 7 254 62 4 4 28

Tipe daerahPerkotaan 369 509 299 14 282 51 7 6 22Pedesaan 374 440 288 37 279 32 5 6 19

Tingkat pengeluaran per kapita

Kuintil 1 321 445 342 57 307 23 5 1 21Kuintil 2 423 450 309 27 319 39 12 15 27Kuintil 3 340 477 263 11 266 45 8 7 25Kuintil 4 377 521 267 16 307 49 1 5 7Kuintil 5 395 474 304 21 228 48 5 2 23 Jenis cedera jumlahnya bisa lebih dari satu (multiple injury)

130

362 Disabilitas

Status disabilitas dikumpulkan dari kelompok penduduk umur 15 tahun ke atasberdasarkan pertanyaan yang dikembangkan oleh WHO dalam InternationalClassification of Functioning Disability and Health (ICF) Tujuan pengukuran ini adalahuntuk mendapatkan informasi mengenai kesulitanketidakmampuan yang dihadapi olehpenduduk terkait dengan fungsi tubuh individu dan sosial

Responden diajak untuk menilai kondisi dirinya dalam satu bulan terakhir denganmenggunakan 20 pertanyaan inti dan 3 pertanyaan tambahan untuk mengetahuiseberapa bermasalah disabilitas yang dialami responden sehingga memerlukanbantuan orang lain Sebelas pertanyaan pada kelompok pertama terkait dengan fungsitubuh bermasalah dengan pilihan jawaban sebagai berikut 1) Tidak ada 2) Ringan 3)Sedang 4) Berat dan 5) Sangat berat Sembilan pertanyaan terkait dengan fungsiindividu dan sosial dengan pilihan jawaban sebagai berikut yaitu 1) Tidak ada 2)Ringan 3) Sedang 4) Sulit dan 5) Sangat sulittidak dapat melakukan Tiga pertanyaantambahan terkait dengan kemampuan responden untuk merawat diri melakukanaktivitasgerak atau berkomunikasi dengan pilihan jawaban 1) Ya dan 2) Tidak

Dalam analisis penilaian pada masing-masing jenis gangguan kemudian diklasifikasikanmenjadi 2 kriteria yaitu ldquoTidak bermasalahrdquo atau ldquoBermasalahrdquo Disebut ldquoTidakbermasalahrdquo bila responden menjawab 1 atau 2 pada 20 pertanyaan inti DisebutldquoBermasalahrdquo bila responden menjawab 34 atau 5 untuk keduapuluh pertanyaantermaksud

Di Provinsi Sumatera Utara disabilitas belum menjadi masalah yang berat dimanamereka yang mempunyai disabilitas buruk + sangat buruk masih di bawah lima persenNamun disabilitas secara keseluruhan sudah menjadi masalah setidaknya pada 23persen penduduk Masalah disabilitas banyak dikeluhkan pada wanita dan terutama usialanjut 64 tahun atau lebih

Dari tabel 3621 diketahui bahwa sebagian besar penduduk usia 15 tahun ke atasmemiliki status disabilitas sangat baik atau tidak memiliki kesulitan dalam penglihatandan mengenali orang dalam jarak kurang lebih 20 meter (795) Demikian pula denganpenglihatan dan pengenalan terhadap obyek dengan jarak 30 cm sebagian besarpenduduk usia tersebut tidak mengalami kesulitan (807) Dalam hal pendengaranpersentase penduduk yang tidak mengalami kesulitan mendengar orang berbicara di sisilain dalam satu ruangan adalah 87 persen dan 87 persen tidak mengalami kesulitanmendengar orang berbicara di ruangan yang sunyi Persentase penduduk usia 15 tahunke atas yang tidak merasa nyeri atau tidak nyaman cukup besar yaitu 81 persen sedangpersentase penduduk yang tidak merasakan nafas pendek setelah latihan ringansebanyak 80 persen Sebagian besar penduduk tidak menderita batukbersin selama 10menit setiap serangan (866) dan sebanyak 83 persen tidak mengalami gangguantidur Demikian pula sebanyak 856 persen tidak mengalami masalah kesehatan yangmempengaruhi emosi

Untuk masalah kesulitan berdiri (selama 30 menit) persentase penduduk usia 15 tahunke atas yang berstatus disabilitas buruk dan sangat buruk sebesar 2 persen Sedanguntuk kesulitan berjalan jauh (1 km) persentase penduduk yang berstatus disabilitasburuk dan sangat buruk sebesar 4 persen Persentase penduduk yang mengalamimasalah memusatkan pikiran (selama 10 menit) sebesar 1 persen Persentasependuduk usia 15 tahun ke atas yang mengalami kesulitan membersihkan seluruhtubuh mengenakan pakaian mengerjakan pekerjaan sehari-hari memahamipembicaraan orang lain dan bergaul dengan orang asing hanya berkisar 1 persenSedangkan sebagian kecil penduduk mengaku berat dan sangat berat dalammemelihara persahabatan (1) begitu pula dalam melakukan pekerjaanberperandalam kegiatan kemasyarakatan (1) Secara keseluruhan persentase tertinggi statusdisabilitas buruk dan sangat buruk berturut-turut yaitu kesulitan berjalan jauh (4)

131

Tabel 3621Persentase Penduduk Umur 15 tahun ke Atas Menurut Masalah DisabilitasDalam Fungsi TubuhIndividuSosial di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas

2007

Fungsi TubuhIndividuSosial Bermasalah()

Melihat jarak jauh (20 m) 93

Melihat jarak dekat (30 cm) 88

Mendengar suara normal dalam ruangan 49

Mendengar orang bicara dalam ruang sunyi 46

Merasa nyerirasa tidak nyaman 76

Nafas pendek setelah latihan ringan 90

Batukbersin selama 10 menit tiap serangan 43

Mengalami gangguan tidur 58

Masalah kesehatan mempengaruhi emosi 48

Kesulitan berdiri selama 30 menit 80

Kesulitan berjalan jauh (1 km) 112

Kesulitan memusatkan pikiran 10 menit 67

Membersihkan seluruh tubuh 28

Mengenakan pakaian 25

Mengerjakan pekerjaan sehari-hari 48

Paham pembicaraan orang lain 38

Bergaul dengan orang asing 52

Memelihara persahabatan 47

Melakukan pekerjaantanggungjawab 55

Berperan di kegiatan kemasyarakatan 67

) Bermasalah bila responden menjawab 34 atau 5

132

Tabel 3622 menggambarkan status disabilitas di 25 kabupatenkota di ProvinsiSumatera Utara dengan kriteria sangat masalah masalah dan tidak ada masalah Padakriteria sangat masalah persentase tertinggi status disabilitas ditemukan di KabupatenDairi (3) dan terendah di Kabupaten Karo

Tabel 3622Persentase Penduduk Umur 15 tahun ke Atas Menurut Masalah Disabilitas

Dalam 1 bulan terakhir dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KabupatenKota Sangat masalah MasalahNias 28 353

Mandailing Natal 13 433

Tapanuli Selatan 19 299

Tapanuli Tengah 15 309

Tapanuli Utara 17 184

Toba Samosir 15 186

Labuhan Batu 28 175

Asahan 29 209

Simalungun 15 171

Dairi 31 192

Karo 07 190

Deli Serdang 20 148

Langkat 18 291

Nias Selatan 23 277

Humbang Hasundutan 25 216

Pakpak Bharat 23 313

Samosir 29 121

Serdang Bedagai 14 127

Kota Sibolga 19 173

Kota Tanjung Balai 13 238

Kota Pematang Siantar 20 131

Kota Tebing Tinggi 20 355

Kota Medan 20 215

Kota Binjai 20 125

Kota Padang Sidempuan 16 259

Sumatera Utara 20 216

Status disabilitas yang dibagi menjadi tiga kriteria yaitu 1) tidak masalah apabilaresponden menjawab 20 pertanyaan disabilitas dengan pilihan 1 (tidak ada) atau 2(ringan) 2) masalah apabila responden menjawab salah satu dari 20 pertanyaan denganpilihan 3 (sedang atau cukup) 4 (berat atau sulit) atau 5 (sangat berat atau sangat sulit)dan 3) sangat masalah yaitu apabila responden menjawab dengan kriteria masalah danmembutuhkan bantuan orang lain Persentase penduduk yang memiliki status disabilitasmasalah dan membutuhkan bantuan bertambah besar seiring dengan bertambahnyaumur Selaras dengan itu status disabilitas tidak masalah semakin menurun denganbertambahnya umur

133

Ditinjau dari jenis kelamin persentase status disabilitas sangat masalah lebih banyakditemui pada perempuan (23) dibandingkan dengan laki-laki (17) Pola serupaditemukan pada kriteria masalah dan tidak masalah Persentase tertinggi untuk statusdisabilitas dengan kriteria sangat masalah dan masalah ditemukan pada penduduk yangtidak sekolah yaitu berturut-turut 129 dan 50

Tabel 3623Persentase Penduduk Umur 15 tahun ke Atas Menurut Masalah Disabilitas

Dalam 1 bulan terakhir dan Karakteristik Respondendi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik Sangat masalah Masalah

Golongan umur15-24 tahun 07 8925-34 tahun 09 13135-44 tahun 08 18945-54 tahun 15 29655-64 tahun 37 46265-74 tahun 82 613gt75 tahun 259 591

Jenis kelaminLaki-laki 17 198Perempuan 23 232

PendidikanTidak sekolah 127 502Tidak tamat SD 44 382Tamat SD 21 263Tamat SMP 09 164Tamat SMA 09 145Tamat PT 17 157

PekerjaanTidak bekerja 84 272Sekolah 06 73Mengurus RT 15 222Pegawai (Negeri Swasta Polri) 10 147Wiraswasta 12 184PetaniNelayanBuruh 14 273Lainnya 19 279

Tempat TinggalKota 18 178Desa 22 248

Status ekonomiKuintil 1 21 234Kuintil 2 20 208Kuintil 3 23 195Kuintil 4 19 221Kuintil 5 17 221

Sumatera Utara 20 216

Gambaran tentang status disabilitas yang membutuhkan bantuan orang lain untukkegiatan merawat diri beraktifitas sehari-hari dan berkomunikasi dengan orang lain di25 kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara adala sebagai berikut

134

Persentase penduduk yang membutuhkan bantuan dari ketiga jenis kegiatan tersebut diatas hampir sama yaitu berkisar tiga persen Kabupaten Labuhan Batu Dairi dan KotaSibolga merupakan daerah yang pempunyai penduduk dengan disabilitas merawat diriberaktifitas sehari-hari dan berkomunikasi dengan membutuhkan bantuan orang lainyang tertinggi dibandingkan kabupatenkota yang lain

Tabel 3624Persentase Penduduk Umur 15 tahun ke Atas

Menurut Masalah Disabilitas yang membutuhkan bantuan orang laindan KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota Merawat diriMelakukanaktivitas

Berkomunikasi

Nias 30 29 27

Mandailing Natal 14 15 13

Tapanuli Selatan 24 23 25

Tapanuli Tengah 20 18 19

Tapanuli Utara 17 16 14

Toba Samosir 17 17 15

Labuhan Batu 76 76 77

Asahan 27 24 27

Simalungun 19 20 22

Dairi 56 62 51

Karo 19 19 19

Deli Serdang 22 24 25

Langkat 25 22 20

Nias Selatan 29 28 28

Humbang Hasundutan 36 33 36

Pakpak Bharat 51 52 52

Samosir 42 44 42

Serdang Bedagai 25 21 24

Kota Sibolga 63 62 63

Kota Tanjung Balai 15 13 15

Kota Pematang Siantar 27 26 26

Kota Tebing Tinggi 27 29 26

Kota Medan 20 25 17

Kota Binjai 31 32 30

Kota Padang Sidempuan 15 16 12

Sumatera Utara 28 28 27

Persentase terendah untuk kebutuhan bantuan dalam perawatan diri ditemukan padakelompok usia 15-44 tahun (2) Persentase kebutuhan akan bantuan dalam merawatdiri meningkat sejalan dengan bertambahnya umur di mana persentase tertinggi padakelompok usia 75 tahun ke atas (21) Persentase terendah untuk kebutuhan bantuandalam melakukan aktivitas juga pada kelompok usia 15-44 tahun (2) Kebutuhan akanbantuan ini jug meningkat sesuai umur

Persentase terendah membutuhkan bantuan merawat diri beraktifitasdab berkomunikasipada laki-laki lebih rendah dibandingkan wanita Sedangkan menurut pekerjaan kepalarumah tangga persentase tertinggi untuk penduduk yang membutuhkan bantuan dalam

135

merawat diri melakukan aktivitas dan berkomunikasi yaitu pada kelompok yang tidakbekerja berturut-turut 74 persen 7 dan 74

Ada sedikit perbedaan persentase antara penduduk perkotaan dan perdesaan yangmembutuhkan bantuan dalam merawat diri melakukan aktivitas dan berkomunikasidimana penduduk yang tinggal di desa lebih tinggi

Menurut tingkat pengeluaran perkapita rumah tangga persentase penduduk yangmembutuhkan bantuan dalam merawat diri melakukan aktivitas dan berkomunikasitertinggi pada tingkat pengeluaran perkapita menengah yaitu kuintil tiga

Tabel 3625Persentase Penduduk Umur 15 tahun ke Atas Menurut MasalahDisabilitas yang membutuhkan Bantuan Orang Lain Menurut

Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Karakteristik Merawat diriMelakukanaktivitas

Berkomunikasi

Golongan umur

15-24 tahun 19 21 20

25-34 tahun 21 21 18

35-44 tahun 15 17 15

45-54 tahun 24 24 22

55-64 tahun 45 46 45

65-74 tahun 68 67 71

gt75 tahun 214 192 194

Jenis kelamin

Laki-laki 25 26 25

Perempuan 30 30 29

Pendidikan

Tidak sekolah 96 89 102

Tidak tamat SD 52 51 53

Tamat SD 31 31 29

Tamat SMP 20 21 19

Tamat SMA 17 19 15

Tamat PT 23 24 22

Pekerjaan

Tidak bekerja 74 70 74

Sekolah 19 20 19

Mengurus RT 23 26 22

Pegawai (Negeri SwastaPolri)

18 20 17

Wiraswasta 22 22 21

PetaniNelayanBuruh 24 25 23

Lainnya 21 26 27

Tempat Tinggal

Kota 23 25 21

Desa 32 31 32

Status ekonomi

Kuintil 1 26 31 28

Kuintil 2 28 28 27

Kuintil 3 33 33 31

Kuintil 4 26 27 27

Kuintil 5 25 24 22

136

37 Pengetahuan Sikap dan PerilakuPengetahuan sikap dan perilaku dalam Riskesdas 2007 ditanyakan pada pendudukumur 10 tahun ke atas Wawancara dengan menanyakan mengenai penyakit flu burungHIVAIDS perilaku higienis meliputi pertanyaan mencuci tangan pakai sabun kebiasaanbuang air besar penggunaan tembakau perilaku merokok minum minuman beralkoholaktivitas fisik perilaku konsumsi buah dan sayur dan pola konsumsi makanan berisiko

Untuk mendapatkan persepsi yang sama pada saat melakukan wawancara mengenaisatuan standar minuman beralkohol klasifikasi aktivitas fisik dan porsi konsumsi buahdan sayur digunakan kartu peraga

371 Perilaku Merokok

Pada penduduk umur 10 tahun ke atas ditanyakan apakah merokok setiap hari merokokkadang-kadang mantan perokok atau tidak merokok Bagi penduduk yang merokoksetiap hari ditanyakan berapa umur mulai merokok setiap hari dan berapa umur pertamakali merokok termasuk penduduk yang belajar merokok Pada penduduk yang merokokyaitu yang merokok setiap hari dan merokok kadang-kadang ditanyakan berapa rata-ratabatang rokok yang dihisap perhari jenis rokok yang dihisap Juga ditanyakan apakahmerokok di dalam rumah ketika bersama anggota rumah tangga lain Bagi mantanperokok ditanyakan berapa umur ketika berhenti merokok

Persentase penduduk Provinsi Sumatera Utara umur 10 tahun ke atas yang merokoktiap hari sebesar 23 persen Di Kabupaten Nias (16) terendah dibandingkan dengankabupatenkota lainnya sedangkan Kabupaten Karo (41) tertinggi dari darikabupatenkota yang lain Atau dapat dikatakan di Kabupaten Karo setiap 10 orang adaempat orang perokok

137

Tabel 3711Persentase penduduk ge 10 tahun yang merokok dan tidak merokok

Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota

Perokok Saat Ini Tidak MerokokPerokokSetiapHari

PerokokKadang-Kadang

MantanPerokok

BukanPerokok

Nias 164 66 29 741

Mandailing Natal 266 53 12 669

Tapanuli Selatan 265 53 13 669

Tapanuli Tengah 236 39 22 703

Tapanuli Utara 260 41 27 672

Toba Samosir 261 44 28 667

Labuhan Batu 212 76 23 689

Asahan 264 37 21 677

Simalungun 255 93 19 634

Dairi 309 36 14 641

Karo 406 38 17 538

Deli Serdang 219 43 15 723

Langkat 231 38 38 692

Nias Selatan 170 103 32 694

Humbang Hasundutan 252 30 59 659

Pakpak Bharat 283 72 24 621

Samosir 319 41 31 609

Serdang Bedagai 215 69 17 700

Kota Sibolga 219 70 32 679

Kota Tanjung Balai 264 42 20 674

Kota Pematang Siantar 237 36 22 705

Kota Tebing Tinggi 254 33 29 684

Kota Medan 193 62 21 724

Kota Binjai 211 24 32 733

Kota Padang Sidempuan 268 52 33 647

Sumatera Utara 233 55 22 690

138

Persentase merokok tiap hari menurut umur sudah dimulai sejak umur 10-14 tahun yangkemudian meningkat menjadi 14 pada umur 15-24 tahun persentase merokok terusmeningkat seiring bertambahnya umur dan pada puncaknya pada umur 45-54 tahun(366) Selanjutnya persentase merokok menurun setelah umur 54 tahun Perokokumumnya pada laki-laki dan menurut pendidikan terbanyak pada yang berpendidikantamat SMA (293) selanjutnya tamat SMP Tidak tampak perbedaan pada Tingkatpengeluaran perkapita per bulan yaitu rata-rata 22 persen (Tabel 3712)

Tabel 3712Persentase penduduk ge 10 tahun yang merokok dan tidak merokok Menurut

Karakteristik di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik

Perokok Saat Ini Tidak Merokok

PerokokSetiap Hari

PerokokKadang-Kadang

MantanPerokok

BukanPerokok

Umur (Tahun)10-14 03 13 03 981

15-24 140 76 05 779

25-34 315 59 9 617

35-44 339 53 20 589

45-54 366 58 33 544

55-64 304 67 74 554

65-74 244 63 109 584

75+ 204 52 115 629

Jenis Kelamin

Laki 444 92 41 423

Perempuan 32 20 05 943

Pendidikan

Tidak Sekolah 223 54 51 672

Tidak Tamat SD 160 40 27 774

Tamat SD 208 42 21 730

Tamat SMP 248 64 17 671

Tamat SMA 293 69 21 618

Tamat SMA + 227 55 33 685

Daerah

Pekotaan 217 54 20 710

Pedesaan 247 56 25 673

Status Ekonomi

Kuintil-1 219 54 19 708

Kuintil-2 235 57 24 684

Kuintil-3 235 54 21 691

Kuintil-4 247 57 23 673

Kuintil-5 232 54 26 688

Sumatera Utara 233 55 22 690

139

Berdasarkan tabel 3713 dapat diketahui bahwa persentase perokok pada pria lebihbesar dibanding wanita yang ditinjau dari berbagai latarbelakang karakteristikresponden Berdasarkan tabel ini diketahui bahwa persentase tertinggi perokok setiaphari pada kelompok usia 55 - 64 tahun (326) Menarik untuk diamati yaitu perokokpada laki-laki terjadi penurunan mulai umur 55-64 tahun tetapi pada wanita penurunantersebut tidak terjadi bahkan terjadi peningkatan dan hanya menurunsedikit ketika umur75 tahun ke atas

Setiap harinya jumlah batang rokok yang dihisap oleh perokok secara umum lebihbanyak yang dihisap oleh perokok laki-laki yang berbeda berkisar 4-5 batang

Tabel 3713Persentase Perokok dan Jumlah Batang Rokok Yang Dihisap

Menurut Karakteristik di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik

Laki - Laki Perempuan

PerokokSaat Ini

Rata - Rata JumlahBatang Rokok Yang

DihisapPerokokSaat Ini

Rata - Rata JumlahBatang RokokYang Dihisap

Jml 95 CI Jml 95 CI

Umur (Tahun)10-14 23 692 49 - 90 9 391 36 - 5515-24 410 1114 108 - 114 23 1216 101 - 14225-34 745 1343 132 - 137 43 949 83 - 10735-44 756 1427 140 - 145 54 957 81 - 11045-54 761 1442 141 - 147 87 947 83 - 10655-64 637 1442 139 - 149 127 885 72 - 10565-74 510 1224 116 - 129 130 829 65 - 10175+ 454 1286 116 - 141 126 718 52 - 91

Pendidikan

Tidak Sekolah 576 1323 127 - 147 140 782 67 - 89Tidak Tamat SD 352 1456 139 - 147 68 962 83 - 109Tamat SD 476 1341 137 - 142 48 974 84 - 111Tamat SMP 579 1340 132 - 137 44 888 77 - 100Tamat SMA 648 1309 129 - 133 40 874 76 - 98Tamat PT 549 1382 132 - 146 40 1506 88 - 213

Daerah

Pekotaan 516 1283 1263 - 1302 36 1138 100 - 128Pedesaan 553 1412 1395 - 1429 66 836 78 - 89

Status Ekonomi

Kuintil-1 505 1349 1320 - 1377 55 1063 89 - 124Kuintil-2 544 1331 1303 - 1359 51 880 76 - 100Kuintil-3 538 1328 1300 - 1356 50 822 73 - 91Kuintil-4 562 1375 1346 - 1405 57 947 82 - 107Kuintil-5 537 1395 1365 - 1426 49 917 80 - 103

140

Tabel 3714 memperlihatkan persentase perokok dan rata-rata jumlah rokok yangdihisap pada laki-laki dan perempuan menurut kabupatenkota Di Kabupaten NiasSelatan walaupun jumlah perokok lebih banyak pada laki-laki tetapi rata-rata jumlahbatang rokok yang dihisap perokok wanita setiap harinya tidak ada perbedaan denganperokok laki-laki (11 batang) hampir sama juga terjadi di Kabupaten Mandailing Nataldan Tapanuli Selatan Namun di Kabupaten Simalungun perokok laki-laki rata-ratajumlah batang rokok yang di hisap jauh lebih banyak dari perokok wanita yaitu berbeda7-8 batang setiap harinya Pola yang berbeda terjadi di Kota Medan di mana perokokwanita jumlahnya relatif kecil (laki-laki 483 wanita 39) tetapi rata-rata jumlahbatang rokok yang dihisap setiap hari lebih banyak pada wanita (laki-laki 12-13 batangwanita 14-15 batang)

Tabel 3714Persentase Perokok dan Jumlah Batang Rokok Yang Dihisap

Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota

Laki - Laki Perempuan

PerokokSaat Ini

Rata - Rata JumlahBatang Rokok Yang

DihisapPerokokSaat Ini

Rata - Rata JumlahBatang Rokok Yang

DihisapJml 95 CI Jml 95 CI

Nias 414 1290 120 - 138 64 713 35 - 107

Mandailing Natal 594 1523 144 - 160 48 1380 73 - 203

Tapanuli Selatan 617 1640 158 - 170 38 1400 104 - 176

Tapanuli Tengah 528 1390 130 - 147 40 862 60 - 112

Tapanuli Utara 565 1308 125 - 137 49 900 62 - 118

Toba Samosir 556 1469 136 - 158 65 989 66 - 132

Labuhan Batu 558 1615 158 - 165 30 1243 94 - 155

Asahan 582 1365 131 - 142 33 810 63 - 99

Simalungun 597 1162 113 - 120 103 413 33 - 49

Dairi 584 1470 138 - 156 121 750 57 - 93

Karo 636 1353 129 - 142 258 902 79 - 102

Deli Serdang 495 1155 112 - 119 37 890 73 - 105

Langkat 542 1498 145 - 155 20 900 67 - 113

Nias Selatan 477 1164 107 - 126 112 1115 92 - 131

Humbang Hasundutan 544 1519 140 - 164 38 847 20 - 150

Pakpak Bharat 606 1509 130 - 172 118 1019 -44 - 248

Samosir 540 1399 128 - 152 190 1123 90 - 135

Serdang Bedagai 533 1270 122 - 132 31 764 52 - 100

Kota Sibolga 530 1435 129 - 158 57 753 15 - 135

Kota Tanjung Balai 595 1429 132 - 153 18 877 -06 - 181

Kota Pematang Siantar 543 1219 113 - 131 39 783 51 - 105

Kota Tebing Tinggi 530 1254 114 - 137 46 1103 46 - 174

Kota Medan 483 1287 125 - 132 39 1450 112 - 178

Kota Binjai 468 1208 112 - 130 18 709 35 - 107

Kota Padang Sidempuan 602 1483 137 - 160 43 1048 55 - 154

Sumatera Utara 536 135 64 99

141

Berdasarkan Tabel 3715 dapat diketahui bahwa rata-rata jumlah batang rokok yangdihisap setiap hari perokok saat ini menurut berbagai karakteristik terlihat tinggikelompok 1-12 batang di mana ada kemungkinan pada kelompok ini termasuk yangcoba-coba atau yang mulai menjadi perokok Pecandu rokok umumnya menghisaprokok jauh lebih banyak Jika yang menghisap gt= 49 batang dikatakan pecandu rokokberat maka kelompok ini banyak pada umur di atas 45-54 tahun tinggal di desaberpendidikan rendah dan tingkat pengeluaran perkapita perbulan juga rendah

Tabel 3715Persentase Perokok Saat Ini Umur 10 Tahun Ke Atas Berdasarkan Jumlah

Batang Rokok Yang Dihisap Per Hari Menurut Karakteristikdi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikRata-rata batang rokok perhari

gt=49 btg 37-48 25-36 btg 13-24 1-12

Umur (tahun)10-14 540 09 45115-24 50 01 07 157 78525-34 40 04 21 277 65735-44

32 06 30 287 64445-54

41 08 36 272 64455-64 57 09 42 238 65565-74 82 03 13 177 72575+

93 21 19 165 703Pendidikan

Tidak sekolah 106 12 25 188 669Tidak tamat SD

125 08 28 232 607Tamat SD 52 08 28 248 665Tamat SMP 39 04 25 238 694Tamat SMA 33 03 19 255 689Tamat SMA + 43 01 45 266 644

DaerahPekotaan 40 04 24 219 713Pedesaan

62 07 25 264 642Status ekonomi

Kuintil-1 80 04 20 251 646Kuintil-2 57 06 21 242 674Kuintil-3

51 04 22 238 685Kuintil-4

43 04 23 246 684Kuintil-5

45 08 35 250 663Sumatera Utara 52 05 25 245 673

142

Pecandu rokok berat (rata-rata jumlah rokok yang dihisap perhari gt=49 batang)persentase tiga terbanyak di Kabupaten Nias Selatan 215 Nias 19 dan PakpakBharat 135 Kabupaten Tapanuli Selatan Langkat Labuhan Batu Kota Sibolga danTanjung Balai merupakan daerah-daerah yang perokoknya menghisap 13-24 batangperhari sudah di atas 30 atau tiga dari sepuluh orang yang kemungkinannya akanmenjadi perokok berat

Tabel 3716Persentase Perokok Saat Ini Pada Laki-Laki Umur 10 Tahun Ke Atas

Berdasarkan Jumlah Batang Rokok Yang Dihisap Per HariMenurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKotaRata-rata batang rokok perhari

gt=49btg

37-48btg

25-36btg

13-24btg

1-12 btg

Nias 192 03 37 248 520Mandailing Natal 57 20 34 297 592Tapanuli Selatan 70 04 51 397 477Tapanuli Tengah 24 07 34 188 746Tapanuli Utara 20 03 03 247 727Toba Samosir 21 03 31 261 683Labuhan Batu 37 04 36 323 600Asahan 36 08 19 246 691Simalungun 14 01 06 128 850Dairi 56 08 24 243 668Karo 92 09 23 233 643Deli Serdang 57 05 05 188 745Langkat 65 10 51 367 507Nias Selatan 215 06 245 534Humbang Hasundutan 74 02 27 282 614Pakpak Bharat 135 02 18 253 592Samosir 21 09 20 227 723Serdang Bedagai 38 06 10 188 758Kota Sibolga 34 05 20 329 612Kota Tanjung Balai 21 05 25 353 595Kota Pematang Siantar 13 10 15 179 783Kota Tebing Tinggi 11 09 25 242 713Kota Medan 44 32 190 734Kota Binjai 16 04 21 291 668Kota Padang Sidempuan 21 15 30 329 605

Sumatera Utara 52 05 25 245 673

Umur mulai merokok setiap hari paling tinggi pada kelompok umur 15-19 tahun (335 )Umur pertama kali merokok tiap hari pada laki-laki lebih tinggi pada umur 10-19 tahundibandingkan pada perempuan dan perbedaan tersebut mencolok pada umur 15-19tahun

Menurut pendidikan umur mulai merokok tiap hari sangat bervariasi Pada kelompokumur 15-19 tahun mulai merokok tiap hari paling banyak pada penduduk tidak tamat SD(258) Sedangkan menurut Tingkat pengeluaran perkapita per bulan umur mulaimerokok tiap hari pada penduduk tidak menunjukkan pola tertentu

143

Tabel 3717Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok Berdasarkan Umur

Pertama Kali Merokok Setiap Hari Menurut Karakteristikdi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikUsia Mulai Merokok Tiap Hari

5-9Th

10-14Th

15-19Th

20-24Th

25-29Th

gt=30Th

TidakTahu

Umur (tahun)10-14 00 86 00 00 00 00 914

15-24 00 130 548 110 00 00 212

25-34 00 83 401 227 31 03 256

35-44 00 53 306 245 38 22 336

45-54 00 58 264 202 45 40 391

55-64 00 61 229 193 46 64 408

65-74 00 71 142 170 52 80 486

75+ 00 53 149 103 27 99 568

Jenis Kelamin

Laki 00 76 352 209 31 13 318

Perempuan 00 41 137 113 57 166 486

Pendidikan

Tidak Sekolah 00 68 210 138 25 75 484

Tidak Tamat SD 00 72 258 178 41 41 411

Tamat SD 00 83 315 162 34 29 378

Tamat SMP 00 87 361 176 29 16 332

Tamat SMA 00 62 376 246 32 19 265

Tamat SMA + 00 40 281 335 51 27 265

Daerah

Pekotaan 00 80 364 216 34 19 288

Pedesaan 00 69 315 190 33 30 364

Status Ekonomi

Kuintil-1 00 84 335 178 29 23 352

Kuintil-2 00 82 349 200 28 21 320

Kuintil-3 00 73 344 183 33 19 347

Kuintil-4 00 68 340 201 31 32 328

Kuintil-5 00 67 315 228 41 27 321

Dari tabel ini dapat diketahui bahwa dari penduduk yang merokok dimulai pada umur-umur muda (kurang dari 15 tahun) banyak terdapat di Kabupaten Serdang Bedagai195 dan Tapanuli Selatan 181 Di Kabupaten Toba Samosir dan Kota Binjai tidakada responden yang menjawab mulai merokok pada umur 5-9 tahun

144

Tabel 3718 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok

Berdasarkan Umur Pertama Kali Merokok Setiap Hari MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKotaUsia mulai merokok tiap hari

5-9th

10-14th

15-19 th20-24

th25-29

thgt=30

thTidaktahu

Nias 00 50 305 299 73 46 227

Mandailing Natal 00 90 498 187 16 17 191

Tapanuli Selatan 00 168 376 90 07 04 356

Tapanuli Tengah 00 63 507 238 46 26 120

Tapanuli Utara 00 50 387 164 15 10 374

Toba Samosir 00 37 397 272 74 29 192

Labuhan Batu 00 44 363 230 27 05 330

Asahan 00 44 298 335 64 30 230

Simalungun 00 29 190 210 34 64 472

Dairi 00 50 418 219 49 68 196

Karo 00 47 249 225 88 91 300

Deli Serdang 00 76 281 151 19 10 463

Langkat 00 79 183 207 08 04 520

Nias Selatan 00 12 170 97 18 03 700

Humbang Hasundutan 00 70 449 200 10 27 244

Pakpak Bharat 00 96 420 144 23 20 298

Samosir 00 52 360 120 55 80 333

Serdang Bedagai 00 180 283 59 07 20 452

Kota Sibolga 00 88 530 114 26 36 207

Kota Tanjung Balai 00 77 552 207 62 19 85

Kota Pematang Siantar 00 43 509 215 49 43 142

Kota Tebing Tinggi 00 55 339 318 60 31 197

Kota Medan 00 89 425 239 40 15 190

Kota Binjai 00 34 480 206 17 10 253

Kota Padang Sidempuan 00 71 312 212 36 23 347

Sumatera Utara 00 74 335 201 33 25 331

145

Grafik 371Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok

Berdasarkan Umur Pertama Kali Merokok Setiap Haridi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

146

Umur mulai merokok atau kunyah tembakau termasuk penduduk yang baru pertama kalimencoba merokok atau mengunyah tembakau secara umum banyak pada kelompokumur 15-19 tahun (319) kemudian kelompok umur 10-14 tahun (92) Padakelompok umur tersebut laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan perempuanDemikian juga menurut tingkat pendidikan dan tingkat pengeluaran perkapita perbulan

Tabel 3719Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok

Berdasarkan Umur Pertama Kali Merokok Menurut Karakteristikdi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikUsia pertama kali merokokkunyah tembakau

5-9th

10-14th

15-19th

20-24th

25-29th

gt=30th

Tidaktahu

Umur (tahun)10-14 143 175 682

15-24 09 157 475 51 309

25-34 12 102 381 128 22 03 353

35-44 12 72 316 133 25 16 425

45-54 14 72 256 118 24 33 483

55-64 12 60 221 121 36 43 507

65-74 17 57 171 87 34 64 570

75+ 14 50 112 88 18 58 660

Jenis Kelamin

Laki 12 97 340 112 20 08 411

Perempuan 37 46 130 82 33 121 553

Pendidikan

Tidak sekolah 25 64 168 72 13 72 587

Tidak tamat SD 33 81 231 90 21 39 505

Tamat SD 13 110 287 81 21 21 467

Tamat SMP 10 106 346 94 17 13 414

Tamat SMA 09 80 375 135 21 10 371

Tamat SMA + 21 51 269 243 54 26 335

Daerah

Pekotaan 13 88 338 124 23 16 398

Pedesaan 15 95 305 98 20 22 446

Status ekonomi

Kuintil-1 22 94 306 96 18 21 442

Kuintil-2 13 101 330 101 18 14 422

Kuintil-3 17 97 328 99 19 15 425

Kuintil-4 12 80 328 110 18 23 430

Kuintil-5 11 90 301 129 29 22 418

Sumatera Utara 14 92 319 109 21 19 426

147

Seperti halnya usia merokok setiap hari pada tabel ini menunjukkan persentasependuduk yang merokok pertama kali menurut daerah di mana Kota Tanjung Balaimerupakan daerah terbanyak yang perokoknya mulai merokok pada umur di bawah 20tahun yaitu 667 (09+15+508) berikutnya adalah Kabupaten Asahan 602(06+88+508) dan Tapanuli Tengah

Tabel 37110 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok

Berdasarkan Umur Pertama Kali Merokok Menurut KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKotaUsia pertama kali merokok

5-9 th10-14

th15-19

th20-24

th25-29

thgt=30

thTidaktahu

Nias 20 83 229 155 35 18 460

Mandailing Natal 51 112 373 123 15 18 308

Tapanuli Selatan 21 170 234 67 06 07 495

Tapanuli Tengah 06 88 508 139 56 36 168

Tapanuli Utara 06 48 335 151 17 12 432

Toba Samosir 02 54 372 173 42 35 323

Labuhan Batu 10 152 305 53 06 06 467

Asahan 23 135 478 125 31 13 195

Simalungun 02 53 390 81 14 23 437

Dairi 10 71 368 158 39 71 282

Karo 03 127 241 86 25 54 464

Deli Serdang 07 47 189 125 17 13 602

Langkat 09 67 255 91 11 11 555

Nias Selatan 27 21 167 65 18 02 701

Humbang Hasundutan 13 67 285 116 04 21 494

Pakpak Bharat 21 81 311 57 11 25 494

Samosir 04 54 325 96 40 93 387

Serdang Bedagai 29 151 242 55 14 19 490

Kota Sibolga 08 91 501 114 18 28 241

Kota Tanjung Balai 09 150 508 131 57 21 123

Kota Pematang Siantar 07 43 453 189 46 43 219

Kota Tebing Tinggi 22 86 336 256 27 20 254

Kota Medan 21 91 377 126 29 14 341

Kota Binjai 04 30 398 185 09 15 359

Kota Padang Sidempuan 11 132 324 83 11 25 413

Sumatera Utara 14 92 319 109 21 19 426

148

Di Provinsi Sumatera Utara 861 perokok melakukan kebiasaan di dalam rumah ketikabersama dengan anggota keluarga lainnya Kebiasaan ini terbanyak di Kabupaten Karodan Samosir di atas 94 persen atau hampir semua perokok melakukan kebiasaan ini

Tabel 37111Prevalensi Perokok Dalam Rumah Ketika Bersama Anggota Rumah Tangga

Yang Lain Menurut Karakteristik KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota Perokok di dalam rumah

Nias 894

Mandailing Natal 888

Tapanuli Selatan 806

Tapanuli Tengah 860

Tapanuli Utara 928

Toba Samosir 918

Labuhan Batu 869

Asahan 923

Simalungun 822

Dairi 890

Karo 945

Deli Serdang 834

Langkat 845

Nias Selatan 724

Humbang Hasundutan 789

Pakpak Bharat 929

Samosir 944

Serdang Bedagai 857

Kota Sibolga 854

Kota Tanjung Balai 929

Kota Pematang Siantar 879

Kota Tebing Tinggi 879

Kota Medan 863

Kota Binjai 829

Kota Padang Sidempuan 885

Sumatera Utara 861

149

Tabel ini menyajikan persentase penduduk ge 10 tahun yang merokok menurut jenis rokok yang dihisap Dapat dilihat bahwa sebagian besar penduduk yang cenderungmemilih rokok kretek dengan filter yang kemudian rokok kretek tanpa filter Padaperokok dengan rokok kretek dengan filter tinggi pada umur 15-24 tahun (71) yangkemudian terjadi penurunan dengan meningkatnya umur Menurut karakteristik jeniskelamin tempat tinggal pendidikan dan tingkat pengeluaran perkapita rumah tanggapenghisap rokok kretek dengan filter tetap yang terbanyak

Tabel 37112Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok Berdasarkan Jenis Rokok

Yang Dihisap Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KabupatenKota

Jenis rokok yang dihisap

Kretekdgnfilter

Kretektanpafilter

Rokokputih

Rokoklinting

Cang-klong

Cerutu

Tembakau diku

nyah

Lainnya

Nias 686 270 62 37 02 155Mandailing Natal 357 452 331 210 10 13 22 02Tapanuli Selatan 651 298 181 119 06 08 19 04Tapanuli Tengah 436 419 114 45 21 09Tapanuli Utara 572 376 45 42 24 04Toba Samosir 619 329 25 41 50Labuhan Batu 589 259 281 49 09 01Asahan 614 221 157 83 03 04 04Simalungun 719 406 166 82 31 25 112 01Dairi 367 442 76 49 08 08 143 11Karo 523 177 43 17 03 01 254 01Deli Serdang 706 305 156 10 03 04 15 03Langkat 696 269 108 55 10 27 03Nias Selatan 515 134 95 36 03 14 369 01Humbang Hasundutan 847 54 07 33 04 04 31 02Pakpak Bharat 398 458 37 66 05 64 14Samosir 398 364 157 38 02 03 231 06Serdang Bedagai 591 219 315 16 12Kota Sibolga 785 94 231 08 08 04 14 09Kota Tanjung Balai 617 323 215 32 02 02 07 02KotaPematang Siantar 593 303 198 14 04 02 16 09Kota Tebing Tinggi 761 199 84 08 02 04 06 02Kota Medan 801 283 134 12 01 03 09 01Kota Binjai 732 167 130 04

Kota PadangSidempuan

638 313 175 16 03 04 19 04

150

Tabel 37113Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok Berdasarkan Jenis Rokok

Yang Dihisap Menurut Karakteristik di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Karakteristik

Jenis rokok yang dihisapKretekdengan

filter

Kretektanpafilter

Rokokputih

Rokoklinting

Cangklong

CerutuTembakaudikunyah

Lainnya

Umur (tahun)10-14 671 127 273 25 07 07 31 0815-24 710 214 256 09 02 03 08 0125-34 701 280 184 20 02 04 21 0235-44 673 318 152 34 02 04 36 0245-54 636 332 108 50 03 05 63 0255-64 515 320 85 115 15 12 118 0765-74 416 320 74 176 19 22 189 0775+ 298 233 52 278 32 29 226 08

Jenis Kelamin

Laki 672 307 166 47 05 06 14 02Perempuan 406 131 77 39 05 06 424 07

Pendidikan

Tidak sekolah 400 235 106 144 08 05 241 06Tidak tamat SD 480 323 123 119 08 08 114 04Tamat SD 596 307 163 58 04 05 58 04Tamat SMP 704 291 166 38 05 07 33 01Tamat SMA 712 281 169 15 03 04 21 02Tamat SMA + 713 258 145 10 04 11 19 07

Daerah

Pekotaan 736 275 163 17 02 04 14 02Pedesaan 583 304 156 68 06 07 77 03

Status ekonomi

Kuintil-1 591 323 146 69 04 07 75 02Kuintil-2 640 314 163 60 04 07 44 03Kuintil-3 653 295 159 40 05 04 40 03Kuintil-4 648 275 172 38 05 04 49 04Kuintil-5 706 258 151 26 04 06 44 01

372 Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur

Riskesdas 2007 mengumpulkan data frekuensi dan porsi asupan sayur dan buahdengan mengukur jumlah hari dalam seminggu dan jumlah porsi rata-rata dalam sehariPenduduk dikategorikan lsquocukuprsquo mengkonsumsi sayur dan buah apabila mengkonsumsisayur dan buah tiap hari dengan perimbangan minimal 5 porsi sayur dan buah selama 7hari dalam seminggu Dikategorikan rsquokurangrsquo apabila konsumsi sayur dan buah kurangdari ketentuan di atas

151

Hasil Riskesdas 2007 menunjukkan secara keseluruhan hanya 55 persen pendudukumur 10 tahun ke atas yang cukup mengkonsumsi sayur dan buah di Provinsi SumateraUtara Bahkan di Kabupaten Nias dan Nias Selatan masih di bawah satu persen ataudapat dikatakan kurang makan buah dan sayur Menurut karakteristik responden yangpaling kurang konsumsi buah dan sayur adalah pada kelompok umur di atas 75 tahundan yang pengeluaran perkapita rumah tangganya rendah kuintil 1 dan 2

Dari tabel ini dapat diketahui bahwa secara garis besar persentase penduduk yangmemiliki kecukupan sayur dan buah sangat kecil Dengan mengacu pada kecukupanmakan buah dan sayur dari WHO maka kecukupan tersebut masih rendah atau masihdi bawah 10 persen hal tersebut dapat dilihat menurut berbagai karakteristik responden

Kekurang cukupan makan buah dan sayur tersebut terlihat meningkat pada tingkatpengeluaran perkapita rumah tangga rendah yaitu pada kuitil satu (958) dan dua(956)

Tabel 3721 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Cukup Dan Kurang Makan Buah

Dan Sayur Menurut Karakteristik di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Karakteristik Cukup (WHO) Kurang (WHO)

Umur (tahun)10-14 51 949

15-24 54 946

25-34 66 934

35-44 58 942

45-54 48 952

55-64 56 944

65-74 52 948

75+ 39 961

Jenis Kelamin

Laki 53 947

Perempuan 58 942

Pendidikan

Tidak sekolah 46 954

Tidak tamat SD 55 945

Tamat SD 52 948

Tamat SMP 56 944

Tamat SMA 55 945

Tamat SMA + 85 915

Daerah

Pekotaan 52 948

Pedesaan 58 942

Status ekonomi

Kuintil-1 42 958

Kuintil-2 44 956

Kuintil-3 59 941

Kuintil-4 66 934

Kuintil-5 65 935

Sumatera Utara 55 945

152

Di berbagai daerah kabupatenkota di Sumatera Utara kecukupan makan buah dansayur masih sangat rendah (di bawah satu persen) seperti di Kabupaten Nias SelatanNias Simalungun Tapanuli Tengah dan Kota SibolgaSedangkan kecukupan makanbuah dan sayur sudah tinggi diantara kabupatenkota yang lain adalah Kabupaten Dairidan Kota Binjai (di atas 10 persen)

Tabel 3722Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Cukup dan Kurang Makan Buah

dan Sayur Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KabupatenKota Cukup (WHO) Kurang (WHO)

Nias 4 996

Mandailing Natal 67 933

Tapanuli Selatan 48 952

Tapanuli Tengah 9 991

Tapanuli Utara 111 889

Toba Samosir 26 974

Labuhan Batu 139 861

Asahan 70 930

Simalungun 8 992

Dairi 159 841

Karo 64 936

Deli Serdang 48 952

Langkat 73 927

Nias Selatan 1 999

Humbang Hasundutan 15 985

Pakpak Bharat 24 976

Samosir 14 986

Serdang Bedagai 25 975

Kota Sibolga 8 992

Kota Tanjung Balai 11 989

Kota Pematang Siantar 13 987

Kota Tebing Tinggi 34 966

Kota Medan 54 946

Kota Binjai 107 893

Kota Padang Sidempuan 35 965

Sumatera Utara 55 945

373 Perilaku Konsumsi Minuman Beralkohol

Salah satu faktor risiko kesehatan adalah kebiasaan mengkonsumsi alkohol DalamRiskesdas 2007 informasi perilaku minum alkohol digali dengan menanyakan padaresponden umur 10 tahun ke atas Karena perilaku minum alkohol seringkali periodikmaka penggalian informasi hanya pada 12 bulan dan satu bulan terakhir Wawancaradiawali dengan pertanyaan apakah mengkonsumsi minuman beralkohol dalam 12 bulanterakhir Bagi penduduk yang menjawab ldquoyardquo ditanyakan dalam 1 bulan terakhirkemudian ditanyakan juga frekuensinya jenis minuman yang diminum serta berapa rata-rata satuan minuman standar

153

Jawaban responden yang bervariasi tentang persepsi ukuran yang digunakan ketikaminum alkohol kemudian dilakukan kalibrasi sehingga didapatkan ukuran yang standardengan demikian dapat dibandingkan menurut provinsi maupun karakteristik respondenyang lain Satu minuman standar setara dengan satu botol volume 285 mili liter

Di Sumatera Utara prevalensi peminum alkohol 12 bulan terakhir sebanyak 61 persensedangkan yang mengkonsumsi dalam satu bulan terakhir sebanyak 44 persenBeberapa kabupatenkota prevalensi minum alkohol terilihat tinggi seperti di KabupatenDairi Toba Samosir Samosirdan Humbang Hasundutan

Pada umumnya perilaku minum alkohol dalam 12 bulan terakhir tinggi perilaku minumalkohol dalam satu bulan terakhir juga tinggi Atau sebaliknya jika minum alkohol 12bulan terakhir rendah perilaku minum alkohol satu bulan terakhir juga rendah

Tabel 3731Persentase Peminum Minuman Beralkohol 12 Bulan Terakhir dan

1 Bulan Terakhir Di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKotaKonsumsi

alkohol 12 Bulanterakhir

Konsumsialkohol 1 Bulan

terakhir

Tidak konsumsialkohol 12 Bulan

terakhirNias 169 50 831

Mandailing Natal 09 03 991

Tapanuli Selatan 36 26 964

Tapanuli Tengah 94 83 906

Tapanuli Utara 178 139 822

Toba Samosir 208 197 792

Labuhan Batu 45 29 955

Asahan 32 26 968

Simalungun 121 105 879

Dairi 216 211 784

Karo 29 23 971

Deli Serdang 41 30 959

Langkat 24 05 976

Nias Selatan 91 40 909

Humbang Hasundutan 191 156 809

Pakpak Bharat 112 106 888

Samosir 210 194 790

Serdang Bedagai 33 21 967

Kota Sibolga 45 34 955

Kota Tanjung Balai 36 24 964

Kota Pematang Siantar 63 57 937

Kota Tebing Tinggi 71 46 929

Kota Medan 34 23 966

Kota Binjai 18 12 982

Kota Padang Sidempuan 22 10 978

Sumatera Utara 61 44 939

154

Prevalensi peminum alkohol 12 bulan terakhir yang meningkat dengan bertambahnyaumur hingga mencapai umur 45-54 tahun (86) yang kemudian turun denganbertambahnya yangpada akhirnya pada umur 75 tahun lebih hanya 25 persen Perilakuminum alkohol dalamsatu bulan terakhir meningkat mulai umur 15-24 tahun yangkemudian dengan bertambahnya umur tidak terlihat jelas perbedaan prevalensi minumalkohol dalam satu bulan tersebut dimana kisaran prevalensinya sekitar 72

Menurut jenis kelamin prevalensi peminum alkohol 12 bulan terakhir lebih besar padalaki-laki (113) dibandingkan pada perempuan (1) Sedangkan menurut pendidikanprevalensi minum alkohol 12 bulan terakhir tinggi pada yang berpendidikan tamat SMPdan Tamat SMA kemudian tinggi di desa Prevalensi peminum alkohol menurunmenurut tingkat pengeluaran per kapita per bulan mulai dari strata yang terendah

Tabel 3732Persentase Peminum Minuman Beralkohol 12 Bulan Terakhir

dan 1 Bulan Terakhir Menurut Karakteristik di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KarakteristikKonsumsi

alkohol 12 Bulanterakhir

Konsumsialkohol 1 Bulan

terakhir

Tidak konsumsialkohol 12 Bulan

terakhir

Umur (tahun)10-14 10 04 990

15-24 45 30 955

25-34 82 61 918

35-44 83 60 917

45-54 86 65 914

55-64 76 56 924

65-74 52 41 948

75+ 25 18 975

Jenis Kelamin

Laki 113 84 887

Perempuan 10 05 990

Pendidikan

Tidak sekolah 60 37 940

Tidak tamat SD 45 30 955

Tamat SD 52 36 948

Tamat SMP 73 53 927

Tamat SMA 70 54 930

Tamat SMA + 41 30 959

Daerah

Pekotaan 42 30 958

Pedesaan 77 55 923

Status ekonomi

Kuintil-1 86 47 920

Kuintil-2 70 45 933

Kuintil-3 58 43 943

Kuintil-4 54 40 947

Kuintil-5 49 42 952

Sumatera Utara 61 44 939

155

374 Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik secara teratur bermanfaat dalam mengatur berat badan dan menguatkansistem jantung dan pembuluh darah Mengukur tingkat aktivitas fisik seseorang dimasyarakat bukan pekerjaan yang mudahDalam Riskesdas 2007 dikumpulkan data frekuensi beraktivitas fisik dalam semingguterakhir untuk penduduk 10 tahun ke atas Kegiatan aktivitas fisik dikategorikan cukupapabila kegiatan dilakukan terus menerus sekurangnya 10 menit dalam 1 kegiatan tanpahenti dan secara kumulatif 150 menit selama 5 hari dalam 1 minggu Selain frekuensidilakukan pula pengumpulan data intensitas yaitu dengan mengumpulkan data tentangjumlah hari melakukan aktivitas rsquoberatrsquo rsquosedangrsquo dan rsquoberjalanrsquo Perhitungan jumlah menitaktivitas fisik dalam seminggu mempertimbangkan pula jenis aktivitas yang dilakukandimana aktivitas diberi pembobotan masing-masing untuk aktivitas berat 4 kali aktivitassedang 2 kali terhadap aktivitas ringan atau jalan santai Pembobotan ini yang dikenaldengan metabolik ekuivalen ( MET) MET adalah perbandingan antara metabolik rate orangbekerja dibandingkan dengan metabolik rate orang dalam keadaan istirahat MET biasadigunakan untuk menggambarkan intensitas aktifitas fisik dan juga digunakan untuk analisisdata GPAC (Global Physical activity Questionaire)Sebagai batasan aktivitas fisik ldquocukuprdquoapabila hasil perkalian frekuensi dan intensitas yang dilakuakn dalam satu minggu secarakumulatif sebesar 600 MET

Dari tabel 3741 terlihat bahwa sebagian besar penduduk di Provinsi Sumatera Utarayang kurang melakukan aktivitas fisik masih lebih banyak (519) Bahkan di KabupatenNias Selatan penduduk yang kurang aktifitas tersebut mencapai 713 persen Namundemikian sudah ada beberapa kabupatenkota yang sudah mencapai di atas 80 untukyang kategori aktifitas cukup yaitu Kabupaten Toba Samosir Dairi dan HumbangHasundutan

Tabel 3741Prevalensi Penduduk ge 10 Tahun Yang Melakukan Kegiatan Aktif dan Tidak Aktif Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota Kurang CukupNias 309 691

Mandailing Natal 400 600

Tapanuli Selatan 566 434

Tapanuli Tengah 476 524

Tapanuli Utara 233 767

Toba Samosir 177 823

Labuhan Batu 497 503

Asahan 570 430

Simalungun 475 525

Dairi 166 834

Karo 306 694

Deli Serdang 552 448

Langkat 611 389

Nias Selatan 713 287

Humbang Hasundutan 157 843

Pakpak Bharat 213 787

Samosir 182 818

Serdang Bedagai 588 412

Kota Sibolga 676 324

Kota Tanjung Balai 631 369

Kota Pematang Siantar 693 307

Kota Tebing Tinggi 654 346

Kota Medan 642 358

Kota Binjai 423 577

Kota Padang Sidempuan 324 676

Sumatera Utara 519 481

156

Aktifitas fisik kurang persentase pada terbanyak pada kelompok umur 10-14 tahunyang kemudian menurun seiring dengan meningkatnya umur tetapi pada umur 55-64tahun persentase penduduk yang melakukan aktifitas fisik kurang meningkat kembaliMenurut jenis kelamin penduduk wanita lebih banyak yang beraktifitas fisik kurangdibandingkan laki-laki menurut tempat tinggal banyak di kota dan menurut tingkatpengeluaran yang beraktifitas fisik kurang semakin meningkat seiring denganmeningkatnya tingkat pengeluaran

Tabel 3742Prevalensi Penduduk ge 10 Tahun Yang Melakukan Kegiatan Aktif dan Tidak

Aktif Menurut Karakteristik di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik Kurang Cukup

Umur (tahun)10-14 672 328

15-24 545 455

25-34 463 537

35-44 436 564

45-54 411 589

55-64 506 494

65-74 645 355

75+ 806 194

Jenis Kelamin

Laki 455 545

Perempuan 579 421

Pendidikan

Tidak sekolah 596 404

Tidak tamat SD 562 438

Tamat SD 505 495

Tamat SMP 493 507

Tamat SMA 506 494

Tamat PT 591 409

Daerah

Pekotaan 593 407

Pedesaan 456 544

Status ekonomi

Kuintil-1 463 537

Kuintil-2 487 513

Kuintil-3 510 490

Kuintil-4 543 457

Kuintil-5 590 410

Sumatera Utara 519 481

157

375 Pengetahuan Tentang Flu Burung dan HIVAIDS

3751 Flu Burung

Dari data Riskesdas penduduk yang memiliki pengetahuan benar tentang flu burungadalah penduduk yang pernah mendengar tentang flu burung dan menjawab salah satubenar tentang penularan flu burung dari kontak dengan unggas sakit atau kontak dengankotoran unggaspupuk kandang Sedangkan bersikap benar tentang flu burung adalahyang menjawab salah satu benar pada tindakan apabila ada unggas yang sakit ataumati yaitu melaporkan pada aparat terkait membesihkan kandang unggas ataumenguburmebakar unggas yang sakit

Tabel 37511 menujukkan sebagian besar (746) penduduk Provinsi Sumatera Utaraberusia 10 tahun ke atas pernah mendengar tentang flu burung tetapi baru 848 persenyang berpengetahuan benar dan sudah 942 persen bersikap benar tentang flu burung

Persentase tertinggi yang pernah mendengar tentang flu burung terdapat di Kota TebingTinggi (898) Penduduk dengan pengetahuan benar tentang penularan flu burungpaling tinggi di Kabupaten Langkat sedangkan kabupaten dengan sikap benar palingtinggi di kabupaten Simalungun

Tabel 37511Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Pernah Mendengar

Berpengetahuan Benar dan Bersikap Benar Tentang Flu BurungMenurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKotaPernah

mendengartentang flu burung

Berpengetahuanbenar tentang

flu burung

Bersikapbenar tentang

flu burungNias 605 749 933Mandailing Natal 471 806 841Tapanuli Selatan 603 868 823Tapanuli Tengah 426 798 960Tapanuli Utara 657 885 929Toba Samosir 663 797 927Labuhan Batu 866 877 927Asahan 605 714 909Simalungun 724 821 979Dairi 666 824 920Karo 799 823 975Deli Serdang 824 756 933Langkat 869 954 962Nias Selatan 228 840 914Humbang Hasundutan 666 892 905Pakpak Bharat 721 514 899Samosir 564 846 935Serdang Bedagai 689 826 949Kota Sibolga 849 783 927Kota Tanjung Balai 780 897 943Kota Pematang Siantar 752 849 955Kota Tebing Tinggi 898 934 956Kota Medan 861 906 975Kota Binjai 857 889 953Kota Padang Sidempuan 769 903 909

Sumatera Utara 746 848 942

158

Persentase penduduk 10 tahun ke atas yang pernah mendengar berpengetahuan sertabersikap benar tentang flu burung meningkat pada kelompok 15-34 tahun namunpersentase tersebut menurut seiring dengan meningkatnya umur

Penduduk laki-laki yang pernah mendengar berpengetahuan serta bersikap benartentang flu burung lebih banyak dibanding penduduk perempuan

Menurut tingkat pendidikan semakin tinggi jenjang pendidikan penduduk semakinbanyak pula yang pernah mendengar serta berpengetahuan dan bersikap benar tentangflu burung pada penduduk yang tamat SMA atau lebih tinggi persentase tersebutmencapai 90 Pendudukdi kota lebih baik pengetahuan dan sikapnya tentang fluburung dibanding yang tinggal di desa

Ditinjau dari tingkat pengeluaran perkapita semakin tinggi tingkat pengeluaran rumahtangga perkapita semakin banyak pula yang pernah mendengar serta berpengetahuandan bersikap benar tentang flu burung (Tabel 37512)

Tabel 37512Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Pernah Mendengar

Berpengetahuan Benar dan Bersikap Benar Tentang Flu BurungMenurut Karakteristik di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikPernah

mendengartentang flu burung

Berpengetahuanbenar tentang

flu burung

Bersikapbenar tentang

flu burungUmur (tahun)

10-14 562 767 87115-24 860 879 95725-34 838 876 96035-44 812 865 95345-54 754 832 94655-64 611 802 93165-74 491 764 89475+ 289 736 880

Jenis KelaminLaki 777 862 945Perempuan 717 834 939

PendidikanTidak sekolah 391 727 866Tidak tamat SD 510 747 869Tamat SD 668 799 915Tamat SMP 828 870 959Tamat SMA 909 894 971Tamat SMA + 946 927 976

DaerahPekotaan 838 861 958Pedesaan 668 835 925

Status ekonomiKuintil-1 622 843 926Kuintil-2 689 830 931Kuintil-3 725 846 946Kuintil-4 786 860 956Kuintil-5 832 867 957

PekerjaanTidak kerja 642 844 927Sekolah 694 820 919Ibu RT 783 850 958Pegawai 919 897 977wiraswasta 861 886 965Petaninelayanburuh 681 826 925Lainnya 790 826 937

159

3752 HIVAIDS

Pengetahuan mengenai HIVAIDS meliputi pengetahuan tentang penularan virus kemanusia dan pengetahuan tentang mencegah HIVAIDS Penduduk dianggapberpengetahuan benar tentang penularan HIVAIDS apabila menjawab benar 60 persendari pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara

Di Provinsi Sumatera Utara 552 penduduk pernah mendengar tentang HIVAIDSnamun baru 171 yang berpengetahuan benar tetapi sudah 407 berperilaku benartentang HIVAIDS Menurut kabupatenkota persentase penduduk yang pernahmendengar HIVAIDS tertinggi di Kota Medan (755) Kabupaten Langkat (722) danLabuhan Batu (694) Sedangkan yang berpengetahun benar tentang penularanHIVAIDS persentase tertinggi di Kabupaten Nias Selatan (531) Kabupaten TapanuliUtara merupakan kabupaten dengan persentase perilaku benar tentang HIVAIDSpenduduknya yang paling kecil dibandingkan kabupatenkota yang lain

Tabel 37521Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Pernah Mendengar

Berpengetahuan Benar dan Bersikap Benar Tentang HIVAIDSMenurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota

Pernahmendengar

tentangHIVAIDS

Berpengetahuanbenar tentang

penularanHIVAIDS

Berpengetahuanbenar tentangpencegahan

HIVAIDS

Nias 376 60 164

Mandailing Natal 273 96 278

Tapanuli Selatan 345 129 346

Tapanuli Tengah 244 125 642

Tapanuli Utara 353 39 83

Toba Samosir 466 61 224

Labuhan Batu 694 87 307

Asahan 279 86 519

Simalungun 454 262 300

Dairi 381 189 528

Karo 614 170 566

Deli Serdang 609 149 260

Langkat 722 410 399

Nias Selatan 176 531 514

Humbang Hasundutan 352 316 581

Pakpak Bharat 230 120 141

Samosir 327 125 353

Serdang Bedagai 394 62 276

Kota Sibolga 685 47 516

Kota Tanjung Balai 539 120 721

Kota Pematang Siantar 639 76 644

Kota Tebing Tinggi 715 25 443

Kota Medan 779 167 554

Kota Binjai 755 195 376

Kota Padang Sidempuan 539 42 464

Sumatera Utara 552 171 407

160

Penduduk berumur 10 tahun ke atas yang pernah mendengar tentang HIVAIDSpersentase terbanyak pada kelompok umur 15-24 tahun yang kemudian persentasetersebut menurun seiring dengan bertambahnya umur Persentase pengetahun danperilaku yang benar tentang HIVAIDS tidak menunjukkan pola menurut umur

Penduduk laki-laki perihal tentang HIVAIDS persentasenya lebih baik dibandingperempuan

Menurut pendidikan semakin tinggi jenjang pendidikan penduduk semakin banyak pulayang pernah mendengar tentang HIVAIDS Pada pendidikan SD atau lebih tinggiberpengetahuan benar dan perilaku benar tentang pencegahan HIVAIDS semakinmeningkat Penduduk yang tinggal di kota yang pernah mendengar HIVAIDS danperilaku benar lebih tinggi persentasenya dibandingkan di yang tinggal desa

Berdasarkan Tingkat Pengeluaran perkapita per bulan semakin tinggi tingkatpengeluaran perkapita rumah tangga (kaya) semakin banyak yang pernah mendengartentang berpengetahuan benar tentang pencegahan dan berperilaku benar tentangHIVAIDS (Tabel 37522)

Tabel 37522Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Pernah Mendengar

Berpengetahuan Benar dan Bersikap Benar Tentang HIVAIDSMenurut Karakteristik di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik

Pernahmendengar

tentangHIVAIDS

Berpengetahuanbenar tentang

penularanHIVAIDS

Berpengetahuanbenar tentangpencegahan

HIVAIDS

Umur (tahun)10-14 tahun 272 123 28915-24 tahun 718 166 41125-34 tahun 698 184 43735-44 tahun 633 175 42245-54 tahun 523 179 39855-64 tahun 370 180 39065-74 tahun 248 175 38275+ tahun 126 199 325

Jenis Kelamin

Laki 588 175 422Perempuan 517 167 390

Pendidikan

Tidak sekolah 172 122 284Tidak tamat SD 234 129 315Tamat SD 394 111 324Tamat SMP 640 154 376Tamat SMA 814 191 455Tamat SMA + 920 340 585

Daerah

Pekotaan 693 157 453Pedesaan 433 190 344

Status ekonomi

Kuintil-1 380 157 337Kuintil-2 448 172 372Kuintil-3 511 152 376Kuintil-4 601 176 415Kuintil-5 702 192 485

161

Apabila ada anggota keluarga menderita HIVAIDS sebagian besar responden mengakuakan mengadakan konseling (879) dan penduduk 687 akan membicarakannyadengan anggota keluarga yang lain 567 persen akan mencari pengobatan alternatif danhanya 53 persen mengaku akan mengucilkan Jawaban akan mengucilkan jika adaanggota keluarga yang menderita HIVAIDS ternyata cukup tinggi di Kabupaten NiasSelatan (218) bahkan di kabupaten ini jawaban akan merahasikan juga tertinggi yaitu455 (Tabel 37523)

Tabel 37523Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Bersikap Benar

Tentang HIVAIDS Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KabupatenKotaMeraha-siakan

Membicarakandgn anggotakeluarga lain

Konselingdan

pengobatan

Mencaripengobatan

alternatif

Mengucilkan

Nias 208 536 887 595 70Mandailing Natal 337 672 892 639 68Tapanuli Selatan 257 486 653 312 46Tapanuli Tengah 413 641 844 665 30Tapanuli Utara 331 144 835 312 46Toba Samosir 162 670 925 187 85Labuhan Batu 389 810 868 431 37Asahan 202 805 921 610 66Simalungun 298 440 861 472 61Dairi 199 501 870 600 41Karo 71 726 918 750 145Deli Serdang 117 763 852 605 46Langkat 198 634 841 495 47Nias Selatan 455 531 727 637 218HumbangHasundutan 344 446 783 352 41Pakpak Bharat 396 449 742 608 49Samosir 276 550 839 489 90Serdang Bedagai 249 254 842 508 28Kota Sibolga 230 787 932 731 105Kota Tanjung Balai 213 825 932 572 45Kota PematangSiantar 152 886 955 684 84Kota Tebing Tinggi 56 935 939 604 113Kota Medan 429 777 939 669 42Kota Binjai 179 635 865 588 29Kota PadangSidempuan 207 738 930 595 56

Sumatera Utara 273 687 879 567 53

162

Tidak terdapat pola yang jelas jawaban responden tentang tindakan yang akandilakukan jika ada anggota keluarga yang terkena HIVAIDS menurut kelompok umurdan jenis kelamin Tetapi akan melakukan konseling semakin meningkat seiring denganmeningkatnya pendidikan

Tabel 37524Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Bersikap Benar

Tentang HIVAIDS Menurut Karakteristik di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KarakteristikMeraha-siakan

Membicarakandgn anggotakeluarga lain

Konselingdan

pengobatan

Mencaripengobatan

alternatif

Mengu-cilkan

Umur (tahun)10-14 260 611 772 490 5515-24 284 673 884 564 5225-34 297 707 903 588 5535-44 245 711 897 590 5445-54 260 706 880 556 4655-64 256 656 837 540 5665-74 295 675 833 558 4575+ 223 632 819 587 40

Jenis KelaminLaki 266 691 886 573 54Perempuan 280 684 871 561 51

PendidikanTidak sekolah 265 685 827 580 41Tidak tamat SD 271 644 801 494 49Tamat SD 264 671 840 548 55Tamat SMP 284 665 867 556 49Tamat SMA 272 709 908 585 57Tamat SMA + 258 744 949 633 39

DaerahPekotaan 296 745 907 624 50Pedesaan 242 609 840 490 57

Status ekonomiKuintil-1 274 613 844 534 63Kuintil-2 258 662 854 531 57Kuintil-3 247 687 875 574 52Kuintil-4 257 709 888 598 50Kuintil-5 318 727 911 579 46

Sumatera Utara 273 687 879 567 53

163

376 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan telah ditetapkan SistemKesehatan Nasional (SKN) berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan Nomor131MenkesSK22004 yang merupakan acuan dalam penyusunan berbagai kebijakanpedoman dan arah pelaksanaan pembangunan kesehatan Dalam SKN ini terdapat 6sub sistem salah satu diantaranya adalah sub sistem pemberdayaan masyarakatTujuan sub sistem pemberdayaan masyarakat adalah terselenggaranya upayapelayanan advokasi dan pengawasan sosial oleh perorangan kelompok danmasyarakat di bidang kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna untukmenjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajatkesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya Pemberdayaan perorangan mempunyaitarget minimal mempraktekkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang diteladanioleh keluarga dan masyarakat sekitar dan target maksimal berperan aktif sebagai kaderkesehatan dalam menggerakkan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat

Program PHBS adalah upaya untuk memberi pengalaman belajar atau menciptakankondisi bagi perorangan keluarga kelompok dan masyarakat dengan membuka jalurkomunikasi memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkanpengetahuan sikap dan perilaku hidup bersih dan sehat melalui pendekatan pimpinanbina suasana dan pemberdayaan masyarakat Sejak dilaksanakan program tersebutoleh Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan RI pada tahun 1996 strategiPHBS memfokuskan pada lima program prioritas yaitu Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)Gizi Kesehatan Lingkungan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular(P2PTM) dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK)

Dalam Riskesdas 2007 dikumpulkan 10 indikator tunggal PHBS yang terdiri dari 6indikator individu dan 4 indikator rumah tangga Indikator individu meliputi pertolonganpersalinan oleh tenaga kesehatan bayi 0-6 bulan mendapat ASI eksklusifkepemilikanketersediaan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan penduduk tidak merokokpenduduk cukup beraktivitas fisik penduduk cukup mengkonsumsi sayur dan buahIndikator Rumah Tangga meliputi rumah tangga menggunakan rumah tangga memilikiakses terhadap air bersih akses jamban sehat kesesuaian luas lantai dengan jumlahpenghuni (ge8m2 orang) rumah tangga dengan lantai rumah bukan tanah

Dalam penilaian PHBS ada dua macam rumah tangga yaitu rumah tangga denganbalita dan rumah tangga tanpa balita Untuk Rumah tangga dengan balita memilki 10indikator jadi nilai tertinggi untuk rumah tangga dengan balita adalah 10 Sedangkanuntuk rumah tangga tanpa balita terdiri dari 8 indikator jadi nilai tertinggi untuk rumahtangga tanpa balita adalah 8

Perilaku higienis yang dikumpulkan meliputi kebiasaanperilaku buang air besar (BAB)dan perilaku benar mencuci tangan Perilaku BAB yang dianggap benar apabilapenduduk melakukannya di jamban Seadangkan mencuci tangan yang benar apabilapenduduk melakukan cuci tangan pakai sabun sebelum makan sebelum menyiapkanmakanan setelah buang air besar setelah menceboki bayianak dan setelahmemegang unggasbinatang

164

Di Provinsi Sumatera Utara perilaku BAB di jamban persentasenya mencapai 762persen Sedangkan yang berperilaku cuci tangan dengan benar sangat bervariasimenurut kabupatenkota dengan rerata 145 persen

Tabel 3761Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Berperilaku Benar Dalam Hal Buang

Air Besar dan Cuci Tangan Dengan Sabun Menurut KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKotaBerperilaku benar

dalam hal BABBerperilaku benar cucitangan dengan sabun

Nias 535 458

Mandailing Natal 373 256

Tapanuli Selatan 304 158

Tapanuli Tengah 505 87

Tapanuli Utara 624 01

Toba Samosir 695 118

Labuhan Batu 725 15

Asahan 642 50

Simalungun 813 94

Dairi 514 22

Karo 831 76

Deli Serdang 859 75

Langkat 920 92

Nias Selatan 651 400

Humbang Hasundutan 623 123

Pakpak Bharat 592 02

Samosir 464 03

Serdang Bedagai 746 136

Kota Sibolga 864 225

Kota Tanjung Balai 692 175

Kota Pematang Siantar 982 295

Kota Tebing Tinggi 951 287

Kota Medan 960 246

Kota Binjai 996 314

Kota Padang Sidempuan 684 70

Sumatera Utara 762 145

165

Dari tabel ini dapat dilihat bahwa persentase BAB dengan menggunakan jamban terlihatperbedaannya menurut pendidikan dan tingkat pengeluaran perkapita rumah tanggaSemakin tinggi pendidikan semakin meningkat persentase BAB menggunakan jambanbegitu pula menurut tingkat pengeluaran semakin tinggi semakin besar persentasenyaSedangkan persentase yang mencuci tangan dengan benar hampir tidak ada perbedaanyang mencolok

Tabel 3762Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Berperilaku Benar Dalam Hal Buang

Air Besar dan Cuci Tangan Dengan Sabun Menurut Karakteristikdi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikBerperilaku

benar dalam halBAB

Berperilaku benarcuci tangan dengan

sabun

Umur (tahun)10-14 708 11415-24 775 14725-34 774 16535-44 772 15545-54 775 15155-64 764 14765-74 758 11375+ 735 112

Jenis Kelamin

Laki 760 123Perempuan 763 166

Pendidikan

Tidak sekolah 595 146Tidak tamat SD 637 121Tamat SD 706 123Tamat SMP 779 142Tamat SMA 875 170Tamat PT 925 245

Daerah

Pekotaan 927 183Pedesaan 623 113

Status ekonomi

Kuintil-1 556 144Kuintil-2 639 128Kuintil-3 749 129Kuintil-4 824 144Kuintil-5 908 173

PekerjaanTidak kerja 746 145

Sekolah 759 123

Ibu RT 844 184

Pegawai 923 169

wiraswasta 890 174

Petaninelayanburuh 595 117

Lainnya 775 146

Sumatera Utara 762 145

166

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat diklasifikasi ldquokurangrdquo apabila mendapatkan nilai kurangdari 6 untuk rumah tangga mempunyai balita dan nilai kurang dari 5 untuk rumah tanggatanpa balita Hasil Riskesdas 2007 menunjukkan persentase rumah tangga denganPHBS dengan klasifikasi baik di Provinsi Sumatera Utara sebesar 423 persen PHBSterbaik adalah di Kota Medan (726) dan Kota Binjai (643)

Tabel 3763Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat

Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota BaikNias 42Mandailing Natal 159

Tapanuli Selatan 124

Tapanuli Tengah 81

Tapanuli Utara 342

Toba Samosir 326

Labuhan Batu 401

Asahan 438

Simalungun 305

Dairi 369

Karo 436

Deli Serdang 557

Langkat 293

Nias Selatan 19

Humbang Hasundutan 322

Pakpak Bharat 206

Samosir 129

Serdang Bedagai 496

Kota Sibolga 106

Kota Tanjung Balai 440

Kota Pematang Siantar 494

Kota Tebing Tinggi 556

Kota Medan 726

Kota Binjai 643

Kota Padang Sidempuan 362

Sumatera Utara 423

167

38 Akses Dan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

381 Akses dan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

Kemudahan akses ke sarana pelayanan kesehatan berhubungan dengan beberapafaktor penentu antara lain jarak tempat tinggal dan waktu tempuh ke sarana kesehatanserta status sosial-ekonomi dan budaya Dalam analisis ini sarana pelayanan kesehatandikelompokkan menjadi dua yaitu

1 Sarana pelayanan kesehatan rumah sakit puskesmas puskesmas pembantudokter praktek dan bidan praktek

2 Upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) yaitu pelayanan posyanduposkesdes pos obat desa warung obat desa dan polindesbidan di desa

Untuk masing-masing kelompok pelayanan kesehatan tersebut dikaji akses rumahtangga ke sarana pelayanan kesehatan tersebut Selanjutnya untuk UKBM dikaji tentangpemanfaatan dan jenis pelayanan yang diberikanditerima oleh rumah tanggaRT(masyarakat) termasuk alasan apabila responden tidak memanfaatkan UKBMdimaksud

Fasilitas Pelayanan kesehatan yang dimaksud dalam tabel ini adalah Rumah sakitPuskesmas Puskesmas Pembantu Dokter praktek dan bidan praktek

Dari segi jarak nampak bahwa 586 rumah tangga (RT) berjarak kurang dari 1 km dan365 RT berjarak 1-5 km Kondisi ini dapat dikatakan bahwa 951 RT di ProvinsiSumatera Utara berada kurang atau sama dengan 5 km dari fasilitas kesehatan dan49 berada lebih dari jarak tersebut Kondisi sangat tinggi di beberapa kabupaten yaituKabupaten Toba Samosir (242) dan Nias Selatan (218) dan Nias (158)

Dari segi Waktu tempuh ke fasilitas pelayanan kesehatan nampak bahwa 675penduduk dapat mencapai ke fasilitas pelayanan kesehatan kurang dari atau samadengan 15 menit sementara untuk waktu antara 16-30 menit sekitar 232 Hal inidapat dikatakan 907 RT di Provinsi Sumatera Utara dapat mencapai fasilitaskesehatan dalam waktu 30 menit sisanya 93 memerlukan waktu lebih dari setengahjam untuk mencapat fasilitas kesehatan

Daerah dengan waktu tempuh lebih dari 30 menit ke fasilitas kesehatan tertinggi diKabupaten Nias sebanyak 291 berikutnya Kabupaten Nias Selatan 258Kabupaten Toba Samosir 191 Kabupaten Dairi 189 Kabupaten Tapanuli Utara154

168

Tabel 3811Persentase Rumah Tangga Menurut Jarak Waktu Tempuh Ke Fasilitas

Pelayanan Kesehatan) dan Kabupaten di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Kabupaten KotaJarak Ke Yankes Waktu Tempuh Ke Yankes

lt 1 Km 1 - 5 Km gt 5 Km lt15 16-30 31-60 gt60

Nias 311 531 158 360 229 291 119

Mandailing Natal 644 239 117 678 198 22 102

Tapanuli Selatan 587 339 74 743 175 69 13

Tapanuli Tengah 622 291 87 713 178 81 29

Tapanuli Utara 483 394 124 453 271 154 123

Toba Samosir 356 403 242 404 200 191 204

Labuhan Batu 507 427 66 670 244 81 06

Asahan 560 400 40 756 191 48 05

Simalungun 455 513 32 615 311 70 04

Dairi 553 433 14 483 272 189 56

Karo 618 311 72 736 256 04 04

Deli Serdang 725 271 04 842 138 11 09

Langkat 254 629 117 490 362 129 20

Nias Selatan 256 526 218 308 175 258 258

Humbang Hasundutan 348 581 71 291 377 221 111

Pakpak Bharat 543 435 22 587 239 130 43

Samosir 384 558 58 550 257 140 53

Serdang Bedagai 486 511 04 677 311 08 04

Kota Sibolga 892 108 00 832 142 18 09

Kota Tanjung Balai 789 206 06 796 145 54 05

Kota Pematang Siantar 831 162 06 894 94 06 06

Kota Tebing Tinggi 824 176 00 822 63 86 29

Kota Medan 804 193 03 721 249 24 06

Kota Binjai 557 437 06 719 254 24 03

Kota Padang Sidempuan 917 74 09 913 78 04 04

Sumatera Utara 586 365 49 675 232 66 27Catatan

)Fasilitas Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit PuskesmasPuskesmas Pembantu Dokter Praktek dan Bidan Praktek

169

Indikator Akses ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan

No Uraian Indonesia Sumut Keterangan

1 Jarak lt 5km

968 951 Kab Nias Kab Toba Samosir Kab NiasSelatan Kab Mandailing Natal Kab TapanuliUtara dan Langkat

2 Waktutempuh lt30menit

933 903 Kab Nias Kab Tapanuli Utara KabSimalungun Kab Dairi Kab Nias Selatan KabHumbang Hasundutan Kab Langkat KabPakpak Bharat dan Kab Samosir

Kabupaten dengan RT lebih gt 10 berjarak tempuh gt 5 km atau waktu tempuh lebih 30 menit

Secara keseluruhan di Provinsi Sumatera Utara sebagian besar kabupatenkota relatifsangat baik didasarkan pada jarak dan waktu tempuh ke fasilitas kesehatan (lebih 90RT berjarak lt 5 km atau waktu tempuh lt 30 menit) Kabupaten yang masih perluperhatian yaitu yang lebih dari 10 RT-nya berjarak tempuh ke fasilitas kesehatan gt 5km (enam kabupaten) atau waktu tempuh lebih dari 30 menit (sembilan kabupaten)

Berdasarkan tempat tinggal menurut klasifikasi desa yaitu perkotaan atau perdesaanpada tabel ini nampak bahwa Akses menuju pelayanan kesehatan (RS puskesmasbidan dan dokter praktek) menurut jarak di perkotaan lebih dekat dibandingkanperdesaan demikian juga menurut waktu akses di perkotaan lebih singkat dibanding diperdesaan Keadaan ini tidak berbeda dengan angka nasional pada umumnya

Berdasarkan keadaan ekonomi keluarga ada kecenderungan makin mampu RT makinmudah untuk akses ke pelayanan kesehatan (RS puskesmas bidan dan dokter praktek)baik menurut jarak atau waktu tempuh

Tabel 3812Persentase Rumah Tangga Menurut Jarak Waktu Tempuh Ke Fasilitas

Pelayanan Kesehatan) dan Karakteristik Rumah Tanggadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikJarak ke Yankes Waktu Tempuh ke Yankes

lt 1 km 1 - 5 km gt 5 km lt15 16-30 31-60 gt60

Tempat Tinggal

Perkotaan 758 235 07 779 193 23 05

Perdesaan 447 470 83 591 264 101 44

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 564 390 46 657 238 75 29

Kuintil-2 583 367 50 657 249 64 30

Kuintil-3 585 359 56 682 218 72 28

Kuintil-4 593 350 57 682 224 69 25

Kuintil-5 607 357 36 698 230 51 21

Catatan )Fasilitas Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit PuskesmasPuskesmas Pembantu Dokter Praktek dan Bidan Praktek

170

Yang dimaksud dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan pada tabel ini adalahPosyanduPoskesdesPolindes Tabel ini berusaha menggambarkan akses masyarakatke fasilitas Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)

Dari segi jarak nampak bahwa 747 rumah tangga berjarak kurang dari 1 km dan228 berjarak 1-5 km Kondisi ini dapat dikatakan bahwa hampir 100 pendudukSumatera Utara berada kurang atau sama dengan 5 km dari fasilitas UKBM Kondisi ininampak tidak berbeda dengan kondisi di Indonesia secara keseluruhan

Daerah dengan jumlah rumah tangga lebih dari 5 km ke fasilitas UKBM adalah dikabupaten Nias Selatan (130)

Dari segi Waktu tempuh ke fasilitas UKBM nampak bahwa 79 rumah tangga dapatmencapai ke fasilitas UKBM kurang dari atau sama dengan 15 menit 161 antara 16-30 menit Hal dapat ini dapat dikatakan 951 rumah tangga di Provinsi Sumatera Utaradapat mencapai fasilitas UKBM dalam waktu lt 30 menit sisanya 49 memerlukanwaktu lebih dari itu Kondisi ini tidak berbeda dengan angka nasional

Daerah dengan waktu tempuh lebih dari 30 menit ke fasilitas UKBM tertinggi dikabupaten Humbang Hasundutan 195 Nias 174 Nias Selatan 140 Samosir114 dan Dairi 106

Tabel 3813Persentase Rumah Tangga Menurut Jarak dan Waktu Tempuh ke Upaya

Kesehatan Berbasis Masyarakat) dan Kabupaten Kota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten Kota Jarak Ke Yankes Waktu Tempuh Ke Yankes

lt 1 km 1 - 5 km gt 5 km lt15 16-30 31-60 gt60Nias 496 472 31 494 299 174 33Mandailing Natal 794 131 75 719 170 17 94Tapanuli Selatan 749 214 37 818 115 60 07Tapanuli Tengah 803 139 58 835 84 60 21Tapanuli Utara 613 335 52 574 305 92 30Toba Samosir 610 318 72 657 200 74 70Labuhan Batu 589 348 63 754 214 28 04Asahan 821 175 05 913 73 10 03Simalungun 701 259 40 764 228 07 02Dairi 744 253 03 610 264 106 21Karo 966 34 928 62 02 08Deli Serdang 848 148 03 878 112 06 03Langkat 360 593 47 692 229 64 15Nias Selatan 505 365 130 550 162 140 149Humbang Hasundutan 392 561 48 332 384 195 89Pakpak Bharat 717 261 22 681 213 85 21Samosir 439 497 64 590 247 114 48Serdang Bedagai 766 230 04 844 142 11 04Kota Sibolga 933 67 901 77 11 11Kota Tanjung Balai 794 189 17 764 203 00 33Kota Pematang Siantar 949 48 03 908 44 10 37Kota Tebing Tinggi 911 89 855 110 35 00Kota Medan 922 78 856 136 03 05Kota Binjai 905 95 862 119 12 06Kota Padang Sidempuan 957 43 873 105 17 04

Sumatera Utara 747 228 25 790 161 33 16Catatan UKBM meliputi Posyandu Poskesdes Polindes

171

Berdasarkan klasifikasi desa yaitu perkotaan atau perdesaan pada tabel ini nampakbahwa akses menuju pelayanan UKBM berdasarkan jarak di perkotaan lebih dekatdibandingkan perdesaan demikian juga menurut waktu tempuh di perkotaan lebihsingkat dibanding di perdesaan Dengan demikian akses RT ke posyandupolindesposkesdes di perkotaan lebih mudah dibandingkan di perdesaan baik menurut jarakatau waktu tempuhnya

Keadaan ini tidak berbeda dengan angka nasional pada umumnya

Gambaran akses ke UKBM berdasarkan kemampuan ekonomi rumah tangga (rata-ratapengeluaran RT perkapita) pada tabel ini nampak bahwa ada kecenderungan makinkurang mampu RT secara ekonomi akses ke posyandu poskesdespolindes makintidak mudah (makin jauh jarak dan makin lama waktu tempuh) Gambaran ini nampaktidak berbeda dengan gambaran nasional

Tabel 3814Persentase Rumah Tangga Menurut Jarak Dan Waktu Tempuh ke Upaya

Kesehatan Berbasis Masyarakat) dan Karakteristik Rumah Tanggadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik Jarak Ke Yankes Waktu Tempuh Ke Yankes

lt 1 km 1 - 5 km gt 5 km lt15 16-30 31-60 gt60Tempat Tinggal

Perkotaan 880 118 02 872 117 05 05

Perdesaan 640 317 43 723 196 55 25

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 741 237 22 786 153 41 20

Kuintil-2 740 233 27 777 169 37 18

Kuintil-3 747 226 27 791 158 39 12

Kuintil-4 738 232 31 794 161 29 16

Kuintil-5 769 214 18 802 164 19 14

Catatan UKBM meliputi Posyandu Poskesdes Polindes

172

Pada tabel ini nampak bahwa 241 rumah tangga di Provinsi Sumatera Utara telahmemanfaatkan posyanduposkesdes tertinggi di kabupaten Serdang Bedagai (451)dan terendah di kabupaten Deli Serdang (128) Di Provinsi Sumatera Utara 114rumah tangga tidak memanfaatkan pelayanan tersebut Kabupaten yang lebih 20 RTnya tidak memanfaatkan UKBM adalah Kabupaten Nias Selatan (491) KabupatenNias (357)Kabupaten Mandailing Natal (327) Kabupaten Langkat (224)Kabupaten Tapanuli Selatan (205) Sebanyak 645 rumah tangga merasa tidakmembutuhkan UKBM dengan alasan antara lain tidak memiliki balita atau tidak sakit

Tabel 3815Persentase Rumah Tangga Yang Memanfaatkan PosyanduPoskesdes

Menurut Kabupaten di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Kabupaten Kota MemanfaatkanTidak MemanfaatkanTidak

MembutuhkanAlasan Lain

Nias 281 363 357

Mandailing Natal 339 334 327

Tapanuli Selatan 337 458 205

Tapanuli Tengah 363 522 115

Tapanuli Utara 332 602 65

Toba Samosir 357 609 34

Labuhan Batu 154 810 36

Asahan 219 723 58

Simalungun 200 711 89

Dairi 178 773 49

Karo 252 701 47

Deli Serdang 128 743 129

Langkat 345 431 224

Nias Selatan 271 237 491

Humbang Hasundutan 377 427 196

Pakpak Bharat 354 625 21

Samosir 316 579 105

Serdang Bedagai 451 515 34

Kota Sibolga 221 699 8

Kota Tanjung Balai 157 800 43

Kota Pematang Siantar 147 814 38

Kota Tebing Tinggi 208 781 11

Kota Medan 206 745 49

Kota Binjai 155 815 3

Kota Padang Sidempuan 181 763 56

Sumatera Utara 241 645 114

173

Bila data pemanfaatan posyanduposkesdes dikaji berdasarkan tempat tinggal (daerahperdesaan dan perkotaan) maka nampak bahwa di Provinsi Sumatera Utara daerahperdesaan (272) lebih tinggi dibanding perkotaan(201)

Berdasarkan kuintil kemampuan ekonomi rumah tangga nampak ada kecenderunganmakin mampu secara ekonomis RT maka cenderung untuk makin tidak memanfaatkanposyanduposkesdes

Tabel 3816Persentase Rumah Tangga Menurut Pemanfaatan PosyanduPoskesdes

dan Karakteristik Rumah Tanggadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikMemanfaatkan

Tidak Memanfaatkan

TidakMembutuhkan

Alasan Lain

Tempat Tinggal

Perkotaan 201 73 69

Perdesaan 272 578 150

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 319 568 112

Kuintil-2 297 592 111

Kuintil-3 231 654 115

Kuintil-4 205 679 117

Kuintil-5 152 732 116

174

Pada tabel ini diidentifikasi 9 jenis pelayanan yang diterima rumah tangga diPosyanduPoskesdes Dari 9 jenis pelayanan tersebut penimbangan menempati urutanyang pertama yaitu hampir semua RT yang memanfaatkan pelayanan mendapatkanpelayanan penimbangan Balita sedangkan konsultasi resiko penyakit menempati urutanyang terakhir

Bila diurutkan berdasarkan persentase terbesar layanan yang pernah diterima RTadalah sebagai berikut Penimbangan (819) Imunisasi (567) Pengobatan (530)Suplemen Gizi (357) Penyuluhan (347) PMT (338) KB (232) KIA (184)dan konsultasi resiko penyakit (135)

Tabel 3817Persentase Rumah Tangga yang Memanfaatkan Posyandu Poskesdes

menurut Jenis Pelayanan dan KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota

Penim-bang

an

Penyu-luhan

Imunisasi

KIA KBPengobatan

PMTSuplemenGizi

KonsultasiResiko

Penyakit

Nias 818 549 737 377 221 558 163 356 226

Mandailing Natal 583 66 388 71 96 832 66 97 26

Tapanuli Selatan 718 108 622 115 51 527 347 119 72

Tapanuli Tengah 726 417 525 193 180 821 355 374 300

Tapanuli Utara 233 26 291 51 17 831 12 51 09

Toba Samosir 836 554 578 222 135 602 226 530 72

Labuhan Batu 922 416 670 255 236 322 386 411 214

Asahan 909 259 672 224 119 215 332 441 103

Simalungun 802 318 579 221 258 425 316 225 54

Dairi 740 242 646 242 77 409 169 262 115

Karo 889 600 433 100 132 273 362 657 22

Deli Serdang 897 545 709 116 99 315 301 449 86

Langkat 753 341 424 236 379 694 408 352 227

Nias Selatan 868 494 608 152 658 463 156 408 268

Humbang 906 392 520 365 324 840 338 260 227

Pakpak Bharat 929 59 813 118 59 235 353 294 00

Samosir 813 345 426 154 111 727 421 333 111

Serdang Bedagai 611 220 333 107 486 742 175 206 97

Kota Sibolga 850 280 560 192 154 520 182 231 80

Kota Tanjung Balai 929 138 690 167 261 533 321 517 172

Kota P Siantar 952 370 609 130 109 239 279 370 65

Kota Tebing Tinggi 966 688 622 432 162 290 595 625 74

Kota Medan 955 453 750 218 259 412 660 608 181

Kota Binjai 980 440 865 208 135 360 373 269 96

Kota P Sidempuan 912 535 571 93 119 442 558 405 310

Sumatera Utara 819 347 567 184 232 530 338 357 135

175

Bila diidentifikasi jenis layanan yang diterima RT di posyanduposkesdes berdasarkanlokasi tempat tinggal (perkotaan dan perdesaan) nampak bahwa RT yang mendapatlayanan pengobatan di posyanduposkesdes di daerah perdesaan (5836) lebih tinggidibandingkan di perkotaan (437) Sedangkan 8 jenis pelayanan yang lainpemanfaatan oleh masyarakat didominasi oleh masyarakat perkotaan yaitu untukpelayanan penimbangan penyuluhan Imunisasi KIA KB PMT Suplemen Gizi danKonsultasi resiko penyakit

Pemanfaatan posyanduposkesdes oleh RT menurut status ekonomi (berdasar rata-ratapengeluaran rumah tangga) kurang nampak ada pola yang berbeda antara statusekonomi rendah dan tinggi untuk semua jenis pelayanan yang diberikan

Tabel 3818Persentase Rumah Tangga yang Memanfaatkan Posyandu Poskesdes

menurut Jenis Pelayanan dan Karakteristik Rumah Tanggadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Distribusi alasan RT yang tidak memanfaatkan posyanduposkesdes menunjukkanbahwa pada tiap kabupaten sangat bervariasi Di Sumatera Utara dari tiga alasan RTtidak memanfaatkan pelayanan posyandu poskesdes (layanan tidak lengkap letak jauhdan tidak ada posyanduposkesdes) terbanyak RT beralasan pelayanan tidak lengkap(436)

Kabupaten dengan lebih dari 50 RT beralasan tidak memanfaatkan posyanduPoskesdes karena layanan tidak lengkap adalah sebagai berikut Kab Serdang Bedagai(966) Kab Deli Serdang (925) Kota Padang Sidempuan (846) Kota Medan(838) Kab Karo (680) Kab Asahan (627) dan Kab Toba Samosir (571)

Kabupaten dengan lebih dari 50 RT beralasan letak posyanduposkesdes jauh adalahsebagai berikut Kab Pakpak Bharat (100) Kab Samosir (833) Kab TapanuliTengah (636) Kab Mandailing Natal (634) Kab Kota Binjai (600) Kab Dairi(579) Kota Tanjung Balai (556) dan Langkat (530)

KarakteristikPenim-bangan

Penyu-luhan

Imuni-sasi

KIA KBPengo-batan

PMTSuplemen

Gizi

KonsultasiResiko

PenyakitTempat Tinggal

Perkotaan 888 409 640 191 238 437 444 455 144

Perdesaan 771 312 525 179 228 583 277 299 131

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 826 382 622 185 207 505 403 398 125

Kuintil-2 807 354 580 179 259 494 341 381 150

Kuintil-3 802 335 532 170 213 541 299 356 112

Kuintil-4 818 324 548 198 245 533 307 318 131

Kuintil-5 871 315 506 192 240 625 291 272 173

176

Kabupaten dengan lebih dari 50 RT yang tidak memanfaatkan posyanduposkesdesberalasan tidak ada posyandu adalah sebagai berikut Kota Pematang Siantar (833)Kota Sibolga (750) Kab Tapanuli Utara (739) Kab Nias Selatan (671) dan KabNias (571)

Tabel 3819Persentase Rumah Tangga Menurut Alasan Utama Tidak Memanfaatkan

PosyanduPoskesdes (di Luar Tidak Membutuhkan ) dan Kabupatendi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten Kota

Alasan Utama Tidak MemanfaatanPosyanduPoskesdes

Letak jauhTdk ada

posyanduLayanan tdk

lengkap

Nias 298 571 131

Mandailing Natal 634 99 267

Tapanuli Selatan 287 395 317

Tapanuli Tengah 636 91 273

Tapanuli Utara 217 739 43

Toba Samosir 429 00 571

Labuhan Batu 426 234 340

Asahan 255 118 627

Simalungun 217 462 321

Dairi 579 53 368

Karo 160 160 680

Deli Serdang 41 34 925

Langkat 530 83 387

Nias Selatan 224 671 105

Humbang Hasundutan 750 225 25

Pakpak Bharat 1000 00 00

Samosir 833 111 56

Serdang Bedagai 34 00 966

Kota Sibolga 125 750 125

Kota Tanjung Balai 556 222 222

Kota P Siantar 00 833 167

Kota Tebing Tinggi 500 00 500

Kota Medan 23 138 838

Kota Binjai 600 100 300

Kota P Sidempuan 154 00 846

Sumatera Utara 321 242 436

177

Alasan letak posyanduposkesdes jauh dan tidak ada posyandu lebih banyak ditemukanpada RT yang tinggal di perdesaan dibandingkan di perkotaan Sedangkan untuk alasanlayanan tidak lengkap lebih tinggi di temukan pada RT yang tinggal di perkotaan

Dikaji menurut keadaan ekonomi RT ada kecenderungan semakin mampu secaraekonomi semakin banyak RT tidak memanfaatkan posyanduposkesdes dengan alasanpelayanan tidak lengkap dan sebaliknya semakin kurang mampu semakin banyakberalasan letak jauh dan tidak ada posyandu

Tabel 38110Persentase Rumah Tangga Menurut Alasan Utama Tidak Memanfaatkan

PosyanduPoskesdes (di Luar Tidak Membutuhkan) dan KarakteristikRumah Tangga di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikAlasan Utama Tidak Memanfaatan PosyanduPoskesdes

Letak jauh Tdk ada posyandu Layanan tdk lengkap

Tempat Tinggal

Perkotaan 100 135 765

Perdesaan 401 281 319

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 295 331 374

Kuintil-2 345 252 403

Kuintil-3 332 208 459

Kuintil-4 311 240 449

Kuintil-5 318 183 499

178

Pada tabel 38111 sebanyak 240 rumah tangga di Provinsi Sumatera Utara telahmemanfaatkan keberadaan polindesbidan 216 tidak memanfaatkan dan 543merasa tidak membutuhkan keberadaan polindesbidan desa Kabupaten yang relatifbanyak rumah tangganya tidak memanfaatkan keberadaan polindesbidan desa adalahKota Tebing Tinggi (531) Kabupaten Nias Selatan (505) dan Kabupaten Nias(496)

Tabel 38111Persentase Rumah Tangga Yang Memanfaatkan Polindes

Bidan Desa menurut Kabupaten di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Kabupaten Kota MemanfaatkanTidak Memanfaatkan

TidakMembutuhkan

Alasan Lain

Nias 143 361 496

Mandailing Natal 355 358 287

Tapanuli Selatan 434 407 160

Tapanuli Tengah 479 357 164

Tapanuli Utara 386 582 31

Toba Samosir 396 515 89

Labuhan Batu 144 823 33

Asahan 184 708 108

Simalungun 333 542 125

Dairi 191 598 210

Karo 356 558 86

Deli Serdang 111 706 183

Langkat 249 465 287

Nias Selatan 196 299 505

Humbang Hasundutan 427 362 211

Pakpak Bharat 354 375 271

Samosir 368 456 175

Serdang Bedagai 460 507 33

Kota Sibolga 205 67 125

Kota Tanjung Balai 176 61 214

Kota Pematang Siantar 71 535 394

Kota Tebing Tinggi 156 313 531

Kota Medan 145 471 384

Kota Binjai 222 485 293

Kota Padang Sidempuan 457 379 164

Sumatera Utara 240 543 216

179

Menurut daerah tempat tiinggal Rumah Tangga di perdesaan lebih banyakmemanfaatkan polindesbidan desa dibandingkan Rumah Tangga di perkotaansedangkan yang tidak memanfaatkan lebih tinggi di perkotaan diabnding perdesaan

Nampak ada kecenderungan semakin kaya RT semakin berkurang yang memanfaatkanpolindesbidan desa dan semakin kaya RT semakin banyak yang merasa tidakmembutuhkan polindesbidan desa

Tabel 38112Persentase Rumah Tangga Yang Memanfaatkan PolindesBidan di Desa

Menurut Karakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Karakteristik MemanfaatkanTidak MemanfaatkanTidak

MembutuhkanAlasan Lain

Tempat Tinggal

Perkotaan 179 561 260

Perdesaan 289 529 182

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 280 506 214

Kuintil-2 276 51 214

Kuintil-3 255 54 205

Kuintil-4 220 56 220

Kuintil-5 171 602 227

Pada tabel ini jenis pelayanan polindes bidan desa dapat dikelompokan menjadi 2kelompok yaitu pelayanan di bidang KIA (pemeriksaan kehamilan persalinanpemeriksaan ibu nifas pemeriksaan neonatus pemeriksaan bayibalita) dan pengobatanIdealnya pelayanan polindesbidan desa lebih banyak pada pelayanan bidang KIA daripada pengobatan Secara keseluruhan di Provinsi Sumatera Utara Persentase RT yangpernah memperoleh pelayanan pengobatan jauh lebih tinggi (868) dibanding denganRT yang pernah memperoleh masing-masing jenis pelayanan bidang KIA (lt 25) Jenispelayanan KIA yang diterima RT yang memanfaatkan polindesbidan desa mulaiterbanyak berturut turut adalah Pemeriksaan bayibalita (231) Pemeriksaankehamilan (175) persalinan (117) pemeriksaan neonatus (102) danpemeriksaan ibu nifas (99) Namun hal ini tidak dapat menggambarkan beban kerjapolindesbidan desa apakah lebih banyak di bidang kIA atau pengobatan Hal inidisebabkan data ini hanya menggambarkan jenis pelayanan apa yang pernah diperolehRT dalam memanfaatkan polindesbidan desa tanpa ditanyakan frekuensi pelayanantersebut diperoleh

Persentase RT menurut jenis pelayanan polindesbidan desa yang pernah diterimabervariasi antar kabupatenkota Persentase RT yang memanfaatkan polindesbidandesa dan mendapat pelayanan pemeriksaan kehamilan bervariasi antara 5 kabupatenterkecil (Simalungun (45) Tapanuli Utara (51) Tapanuli Selatan (55) MandailingNatal (63) Sibolga (87)) dan 5 kabupaten terbesar (Nias (358) Kota TanjungBalai (333) Tapanuli Selatan (322) Kota Medan (319) dan Nias Selatan(304)

Variasi Persentase RT yang memanfaatkan polindesbidan desa untuk pelayananpersalinan adalah kabupaten terkecil (Pakpak Bharat (00) Toba Samosir (15)Simalungun (25)Karo (34) Serdang Bedagai (36) Kota Medan (50) dan Kota

180

Padang Sidempuan (5)) dan kabupaten terbesar Tapanuli Selatan (302) Nias(299) Humbang Hasundutan (33)

Untuk pelayanan pemeriksaan nifas bervariasi antara Nias (313) Tapanuli Selatan(263) terkecil Pakpak Bharat (0) Tapanuli Utara (07) Serdang Bedagai (13)Toba Samosir dan Mandailing Natal (15) Karo (17) Simalungun(25) danTapanuli Tengah (27)

Untuk pelayanan pemeriksaan neonatus bervariasi antara 269 (Nias) 25 LabuhanBatu sampai terendah 0 (Pakpak Bharat dan Kota Pematang Siantar

Untuk pelayanan pemeriksaan bayibalita bervariasi antara 515 (Kab Nias) danterendah 59 (Kab Pakpak Bharat)

Untuk pelayanan pengobatan bervariasi antara 962 (Kab Tapanuli Tengah) sampaiterkecil 545 (Kota Pematang Siantar)

Tabel 38113Persentase Rumah Tangga yang Memanfaatkan PolindesBidan di Desa

Jenis Pelayanan dan Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KabupatenKotaPemerik-

saanKehamilan

Persa-linan

Pemerik-saan

Ibu Nifas

Pemerik-saan

Neonatus

Pemerik-saan

BayiBalita

Pengobatan

Nias 358 299 313 269 515 809

Mandailing Natal 63 19 15 15 73 927

Tapanuli Selatan 322 302 263 206 85 952

Tapanuli Tengah 55 38 27 17 136 962

Tapanuli Utara 51 29 07 10 103 941

Toba Samosir 119 15 15 48 446 806

Labuhan Batu 221 212 125 250 414 783

Asahan 175 132 113 38 180 849

Simalungun 45 25 25 60 165 870

Dairi 116 58 43 58 217 769

Karo 123 34 17 34 291 923

Deli Serdang 289 209 182 263 254 869

Langkat 253 172 173 170 365 672

Nias Selatan 304 218 196 175 421 860

Humbang Hasundutan 243 233 233 205 237 918

Pakpak Bharat 118 00 00 00 59 882

Samosir 136 68 85 86 262 841

Serdang Bedagai 102 36 13 15 237 877

Kota Sibolga 87 83 43 56 130 913

Kota Tanjung Balai 333 200 77 43 357 970

Kota Pematang Siantar 273 91 91 00 409 545

Kota Tebing Tinggi 273 182 182 182 280 857

Kota Medan 319 50 50 40 310 930

Kota Binjai 222 127 85 129 167 733

Kota Padang Sidempuan 109 50 50 49 195 941

Sumatera Utara 175 117 99 102 231 868

181

Bila dibedakan antara daerah perdesaan dan perkotaan maka nampak bahwa diProvinsi Sumatera Utara Persentase RT yang pernah memperoleh pelayananpengobatan dari polindesbidan desa lebih tinggi dibanding dengan Persentase RT yangpernah memperoleh pelayanan dari masing-masing jenis pelayanan KIA (pemeriksaankehamilan persalinan pemeriksaan ibu nifas pemeriksaan neonatus dan pemeriksaanbayibalita) baik di perdesaan maupun di perkotaan

RT yang tinggal di perdesaan dan memanfaatkan pelayanan polindesbidan desaPersentase untuk masing-masing jenis pelayanan lebih tinggi dibanding Persentase RTyang tinggal diperkotaan kecuali untuk pelayanan pemeriksaan bayi Balita dimanaPersentase RT yang tinggal di perkotaan (276) lebih tinggi daripada Persentase RTyang tinggal di perdesaan (211)

Secara umum tidak terdapat perbedaan yang cukup berarti terhadap jenis pelayananpolindesbidan desa yang diterima keluarga miskin maupun kaya Persentase RT miskin(kuintil 2) yang pernah mendapat pelayanan pemeriksaan kehamilan nampak lebihrendah dari pada keluarga terkaya Namun tidak nampak adanya pola yangmenunjukkan makin kaya RT makin banyak RT yang pernah memperoleh atausebaliknya

Tabel 38114Persentase Rumah Tangga yang Memanfaatkan Polindes Bidan di Desa

menurut Jenis Pelayanan dan Karakteristik Rumah Tanggadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Catatan Bayi balita tidak termasuk neonatus

KarakteristikPemerik-

saanKehamilan

Persa-linan

Pemerik-saan

Ibu Nifas

Pemerik-saan

Neonatus

Pemerik-saan

BayiBalita

Peng-obatan

Tempat TinggalPerkotaan 181 98 78 100 276 877

Perdesaan 172 124 108 103 211 864

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 193 145 117 109 274 872

Kuintil-2 153 98 89 87 255 853

Kuintil-3 169 108 94 100 244 878

Kuintil-4 173 120 100 115 207 876

Kuintil-5 190 107 97 108 128 864

182

Di Sumatera Utara alasan rumah tangga tidak memanfaatkan polindes karena letaknyajauh terbanyak ada di kab Humbang hasundutan (69) Mandailing Natal (419)Tapanuli Tengah (381)1) Langkat (369) Tapanuli Tengah (359) dan lainnyalebih kecil dari angka tersebut

Selain itu di Sumatera Utara alasan rumah tangga tidak memanfaatkan polindes karenatidak ada polindesbidan tertinggi di kota Pematang Siantar (836) Nias (826) KotaMedan (804) Nias Selatan (796) Kota Sibloga (714) Fenomena ini perlu dikajilebih jauh kenapa terjadi juga di perkotaan

Alasan lain rumah tangga tidak memanfaatkan polindes adalah layanan tidak lengkapAlasan tertinggi ini terdapat di kab Langkat (209) Karo (174) Tapanuli Selatan(145) Serdang Bedagai (143) dan Asahan (137) Kabupaten lainnya jauh lebihrendah dari ini

Sebagian besar rumah tangga di Jawa Timur dalam 3 bulan terakhir tidakmemanfaatkan polindes karena alasan lainnya (336) Keadaan ini sama dengan polaangka nasional

Tabel 38115Persentase Rumah Tangga yang Tidak Memanfaatkan PolindesBidan di

Desa Menurut Alasan Utama dan Kabupaten Kotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaAlasan Utama Tidak Memanfaatan PoslindesBidan

Letakjauh

Tdk adapolindesbidan

Layanan tdklengkap

Lainnya

Nias 102 826 59 13Mandailing Natal 419 311 78 192Tapanuli Selatan 359 298 145 198Tapanuli Tengah 381 63 32 524Tapanuli Utara 273 91 91 545Toba Samosir 150 200 00 650Labuhan Batu 116 256 47 581Asahan 63 189 137 611Simalungun 67 373 87 473Dairi 104 325 65 506Karo 87 217 174 522Deli Serdang 62 239 29 670Langkat 369 55 209 367Nias Selatan 136 796 34 34Humbang Hasundutan 690 24 24 262Pakpak Bharat 167 00 00 833Samosir 258 32 32 677Serdang Bedagai 00 143 143 714Kota Sibolga 00 714 00 286Kota Tanjung Balai 50 100 25 825Kota Pematang Siantar 00 836 08 156Kota Tebing Tinggi 00 221 00 779Kota Medan 18 804 47 131Kota Binjai 31 173 71 724Kota Padang Sidempuan 00 132 26 842

Sumatera Utara 130 462 72 336

183

Di daerah perdesaan alasan tidak memanfaatkan polindes dalam 3 bulan terakhir karenaletak jauh lebih besar di bandingkan di daerah perkotaan

Berdasarkan kemampuan ekonomi rumah tangga tidak terlalu ada perbedaan antarakeluarga mampu dengan tidak mampu untuk alasan letak polindes bidan jauh

Tabel 38116Persentase Rumah Tangga Menurut Alasan Utama Tidak Memanfaatkan

PolindesBidan Desa dan Karakteristik Rumah Tanggadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik

Alasan Utama Tidak MemanfaatanPolindes Bidan di Desa

Letak jauhTdk ada

polindesbidanLayanan tdk

lengkapLainnya

Tempat TinggalPerkotaan 26 581 45 348

Perdesaan 248 328 103 321

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 115 474 87 323

Kuintil-2 140 451 56 354

Kuintil-3 158 455 70 318

Kuintil-4 123 461 65 351

Kuintil-5 120 466 85 328

184

Rumah tangga yang memanfaatkan Pos Obat Desa Warung Obat Desa (PODWOD)tiap kabupaten sangat bervariasi Pemanfaatan PODWOD oleh rumah tangga tertinggiada di kabupaten Serdang Bedagai (802) Tapanuli Tengah (775) Simalungun(624) dan Kota Padang Sidempuan (603) Kabupaten lain masih rendahpemanfaatannya

Tabel 38117Persentase Rumah Tangga Menurut Pemanfaatan Pos Obat Desa

(POD)Warung Obat Desa (WOD) dan Kabupaten Kotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten Kota MemanfaatkanTidak Memanfaatkan

Tidak butuh Alasan Lain

Nias 78 74 848

Mandailing Natal 337 263 399

Tapanuli Selatan 217 123 660

Tapanuli Tengah 775 149 76

Tapanuli Utara 57 391 552

Toba Samosir 21 77 902

Labuhan Batu 03 31 966

Asahan 184 51 765

Simalungun 624 114 262

Dairi 79 227 694

Karo 04 24 973

Deli Serdang 131 201 668

Langkat 385 183 432

Nias Selatan 41 17 942

Humbang Hasundutan 191 221 588

Pakpak Bharat 83 104 813

Samosir 12 87 901

Serdang Bedagai 802 17 28

Kota Sibolga 389 248 363

Kota Tanjung Balai 11 139 850

Kota Pematang Siantar 10 205 785

Kota Tebing Tinggi 00 06 994

Kota Medan 02 63 935

Kota Binjai 15 95 890

Kota Padang Sidempuan 603 172 224

Sumatera Utara 211 128 661

185

Di Sumatera Utara pemanfaatan PODWOD oleh RT di perdesaan (270) jauh lebihtinggi dibanding di perkotaan (135)

Tidak tergambar perbedaan yang jauh tentang pemanfaatan PODWOD baik pada RTkaya atau RT miskin

Tabel 38118Persentase Rumah Tangga Menurut Pemanfaatan Pos Obat Desa(POD)Warung Obat Desa (WOD) dan Karakteristik Rumah Tangga

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik MemanfaatkanTidak Memanfaatkan

Tidakmembutuhkan Alasan Lain

Tempat Tinggal

Perkotaan 135 125 740

Perdesaan 270 131 599

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 201 117 682

Kuintil-2 221 11 669

Kuintil-3 212 132 656

Kuintil-4 218 126 655

Kuintil-5 201 157 642

186

Di Sumatera Utara sebagian besar alasan tidak memanfaatakan PODWOD adalah tidakadanya pelayanan tersebut Keadaan ini menggambarkan bahwa program pendirianPODWOD belum berjalan disemua daerah Keadaan ini juga sama dengan gambarannasional

Tabel 38119Persentase Rumah Tangga Menurut Alasan Tidak Memanfaatkan Pos Obat

Desa (POD) Warung Obat Desa (WOD) dan Kabupaten Kotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKotaAlasan Tidak Memanfaatan PODWOD oleh RT

Lokasijauh

Tidak adaPODWOD

Obat tidaklengkap

Lainnya

Nias 07 988 02 02Mandailing Natal 26 586 211 177

Tapanuli Selatan 26 945 13 17

Tapanuli Tengah 33 333 400 233

Tapanuli Utara 00 939 05 56

Toba Samosir 00 991 00 09

Labuhan Batu 02 993 02 04

Asahan 03 987 00 10

Simalungun 32 739 16 213

Dairi 04 976 08 12

Karo 00 996 02 02

Deli Serdang 03 898 00 99

Langkat 127 769 94 10

Nias Selatan 07 989 00 04

Humbang Hasundutan 109 866 08 17

Pakpak Bharat 79 842 00 79

Samosir 13 968 00 19

Serdang Bedagai 40 480 120 360

Kota Sibolga 00 927 00 73

Kota Tanjung Balai 00 994 00 06

Kota Pematang Siantar 08 988 00 04

Kota Tebing Tinggi 00 881 00 119

Kota Medan 62 932 01 05

Kota Binjai 03 870 03 123

Kota Padang Sidempuan 00 885 00 115

Sumatera Utara 28 921 13 38

187

Di Sumatera Utara Alasan tidak memanfaatkan PODWOD di perkotaan dan perdesaantidak jauh berbeda yaitu tidak adanya pelayanan tersebut

Berdasarkan kemampuan ekonomi rumah tangga alasan tidak memanfaatkanPODWOD baik pada RT kaya ataupun miskin tidak berbeda jauh

Tabel 38120Persentase Rumah Tangga Menurut Alasan Tidak Memanfaatkan Pos ObatDesa (POD) Warung Obat Desa (WOD) dan Karakteristik Rumah Tangga di

Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikAlasan Tidak Memanfaatan PODWOD oleh RT

Lokasijauh

Tdk adapodwod

Obat tidaklengkap

Lainnya

Tempat Tinggal

Perkotaan 36 921 03 39

Perdesaan 19 922 23 36

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 24 924 13 39

Kuintil-2 31 922 14 33

Kuintil-3 36 912 15 36

Kuintil-4 24 927 11 38

Kuintil-5 22 922 13 43

382 Sarana dan Sumber Pembiayaan Pelayanan Kesehatan

Salah satu tujuan sistem kesehatan adalah ketanggapan (responsiveness) di sampingpeningkatan derajat kesehatan (health status) dan keadilan dalam pembiayaanpelayanan kesehatan (fairness of financing) Pada bagian ini dikumpulkan informasitentang jenis sarana dan sumber pembiayaan yang paling sering dimanfaatkan olehresponden

Pembiayaan kesehatan meliputi untuk perawatan kesehatan rawat inap dan rawat jalanSumber biaya dibedakan menjadi sumber biaya sendirikeluarga Asuransi (Askes PNSJamsostek Asabri Askes Swasta dan JPK Pemerintah Daerah) AskeskinSuratKeterangan Tidak Mampu (SKTM) Dana Sehat dan lainnya Dari data ini diperolehgambaran tentang seberapa besar persentase rumah tangga yang telah tercakup olehasuransi kesehatan termasuk penggunaan AskeskinSKTM yang salah sasaran

Seluruh penduduk diminta untuk memberikan informasi tentang apakah yangbersangkutan pernah menjalani rawat inap dalam 5 (lima) tahun terakhir dan atau rawatjalan dalam 1 (satu) tahun terakhir Mereka yang pernah rawat jalan maupun rawat inapdiminta untuk menjelaskan di mana terakhir menjalani perawatan kesehatan serta darimana sumber biaya perawatan kesehatan tersebut Pihak-pihak yang menanggungbiaya perawatan kesehatan tersebut bisa lebih dari satu

188

Di Sumatera Utara tempat rawat inap yang dimanfaatkan oleh rumah tangga sebagianbesar di RS Swasta (23) RS Pemerintah (16) RSB (09) Tenaga kesehatan(06) Puskesmas (02)

Tabel 3821Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut Tempat dan KabupatenKota

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten Kota

Tempat Berobat Rawat Inap Menurut ProvinsiRS

Peme-rintah

RSSwasta

RSLuarNegri

RSBPuskes

masNakes Batra

Lainnya

TidakRI

Nias 47 03 01 46 02 09 08 00 884

Mandailing Natal 09 07 00 01 00 01 00 01 979

Tapanuli Selatan 10 04 00 01 03 05 01 00 975

Tapanuli Tengah 14 06 01 03 01 02 01 00 973

Tapanuli Utara 15 12 00 01 01 07 01 01 963

Toba Samosir 16 30 00 00 00 02 00 00 952

Labuhan Batu 13 05 00 01 02 06 00 00 973

Asahan 12 21 00 02 00 02 01 02 960

Simalungun 14 19 00 00 02 05 01 03 956

Dairi 19 07 00 01 05 01 02 01 962

Karo 14 21 05 05 01 00 02 01 953

Deli Serdang 13 39 01 10 01 06 01 03 926

Langkat 05 08 03 04 08 08 04 00 959

Nias Selatan 04 07 06 39 01 23 01 07 913

Humbahas 13 12 00 04 02 05 00 00 964

Pakpak Bharat 10 00 00 00 00 00 00 00 990

Samosir 17 32 00 03 06 18 03 01 922

Serdang Bedagai 07 17 00 07 00 06 01 01 960

Kota Sibolga 30 08 18 02 00 06 00 00 937

Kota Tanjung Balai 40 11 00 09 00 07 00 02 931

Kota P Siantar 18 52 00 01 00 10 01 02 917

Kota T Tinggi 26 31 00 06 00 03 00 00 934

Kota Medan 22 53 01 20 01 05 01 01 898

Kota Binjai 16 21 01 04 01 07 01 01 950

Kota PSidempuan 34 08 00 01 00 05 01 02 949

Sumatera Utara 16 23 01 09 02 06 01 01 941

189

Rumah tangga di daerah perkotaan lebih banyak menggunakan rawat inap di RSSwasta (37) dibandingkan dengan di RS Pemerintah (18) Keadaan ini berbedadengan daerah perdesaan rawat inap lebih banyak di RS Pemerintah (214)dibanding RS Swasta (12)

Di Sumatera Utara pemanfaatan RS (baik pemerintah atau swasta) sebagai tempatberobat rawat inap cenderung meningkat seiring dengan meningkatnya status ekonomi(Kaya)

Tabel 3822Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut Tempat dan Karakteristik

Rumah Tangga di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik

Tempat Berobat Rawat Inap Menurut ProvinsiRS

Peme-rintah

RSSwasta

RSLuarNegri

RSBPuskes

masNakes

Batra Lainnya

TidakRI

Tempat TinggalPerkotaan 18 37 01 12 02 06 01 01 923Perdesaan 14 12 01 06 02 06 02 01 956

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 12 10 01 12 02 06 02 01 954Kuintil-2 13 16 00 08 02 05 01 01 953Kuintil-3 14 24 01 08 01 07 01 02 942Kuintil-4 18 26 01 09 02 06 01 01 934Kuintil-5 21 40 01 07 01 04 01 01 924

190

Sebagian besar rumah tangga di Sumatera Utara menggunakan sumber biaya yangbersifat lsquoout of pocketrsquo untuk rawat inap (760) Kabupaten dengan rumah tanggatertinggi out of pocketrsquo untuk rawat inap adalah kabupaten Karo (951) Kabupatendengan rumah tangga pengguna AskesJamsostek tertinggi di Simalungun (468)Kabupaten dengan rumah tangga pengguna askeskin (SKTM) tertinggi adalahkabupaten Nias Selatan (355) Sedangkan Kabupaten dengan rumah tanggapengguna Dana sehat tertinggi di Langkat (77)

Tabel 3823Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut Sumber Pembiayaan dan

Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaSumber Pembiayaan Pelayanan Kesehatan

Sendirikeluarga

AskesJamsostek

AskeskinSKTM

DanaSehat

Lain-lain

Nias 880 44 44 55Mandailing Natal 759 56 222 74 20Tapanuli Selatan 851 14 68 29Tapanuli Tengah 845 99 160Tapanuli Utara 755 86 191 44Toba Samosir 683 187 106 24 81Labuhan Batu 484 407 33 22 88Asahan 591 268 87 31 52Simalungun 516 468 08 08 80Dairi 732 62 148 167Karo 951 50 29 10Deli Serdang 705 171 79 18 46Langkat 756 64 90 77 38Nias Selatan 726 10 355 09 58Humbang Hasundutan 845 21 146 21 22Pakpak Bharat 742 129 258 32 32Samosir 863 31 61 05 62Serdang Bedagai 778 190 36 12 13Kota Sibolga 911 71 52 37Kota Tanjung Balai 736 115 110 55 11Kota Pematang Siantar 775 275 26 98Kota Tebing Tinggi 608 231 77 13 211Kota Medan 765 159 41 10 43Kota Binjai 702 207 66 25 33Kota Padang Sidempuan 786 137 95 06 60

Sumatera Utara 760 139 87 20 53

Keterangan Sendiri = pembiayaan dibayar pasien atau keluarganyaAskesJamsostek = meliputi askes PNS Jamsostek Asabri Askes swasta JPK PemdaAskeskin = pembayaran dengan dana Askeskin atau menggunakan SKTLain-lain = diganti perusahaan dan pembayaran oleh pihak lain di luar tersebut di atas

191

Di Sumatera Utara pembiayaan rawat inap dengan sifat ldquoout of Pocketrdquo lebih banyakterjadi pada rumah tangga di perkotaan dibandingkan dengan rumah tangga perdesaanNamun demikian penggunaan askeskin sebagai sumber pembiayaan sebagian besarterjadi didaerah perdesaan

Berdasarkan kemampuan ekonomi terdapat kecenderungan makin rendah kemampuanekonominya makin banyak rumah tangga yang menggunakan AskeskinSKTM Disisilain terdapat kecenderungan makin meningkat status ekonomi menurut kuintil (Kaya)makin meningkat pula pemanfaatan sumber biaya asuransi untuk rawat inap

Tabel 3824Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut Sumber Pembiayaan dan

Karakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KarakteristikSumber Pembiayaan Pelayanan Kesehatan

Sendirikeluarga

AskesJamsostek

AskeskinSKTM

DanaSehat

Lain-lain

Tempat TinggalPerkotaan 748 168 61 17 64Perdesaan 770 110 112 24 43

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 733 74 165 26 34Kuintil-2 783 95 105 27 46Kuintil-3 788 121 73 24 61Kuintil-4 763 165 64 20 48Kuintil-5 735 202 56 10 68

192

Di Sumatera Utara pilihan rumah tangga untuk rawat jalan sebagian besar berobat padatenaga kesehatan dan RSB dibandingkan puskesmas atau rumah sakit Pola ininampaknya nyata untuk semua kabupaten Rawat jalan ke tenaga kesehatan terbanyakada di kabupaten Nias Selatan (456) sedangkan rawat jalan ke RSB terbanyak diKab Karo (202)

Tabel 3825Persentase Responden yang Rawat Jalan Satu tahun terakhir Menurut

Tempat dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaTempat Berobat Rawat Jalan

RSPmrth

RSSwast

RSLN

RSB Pusk NakesBa-tra

Lainnya

Dirmh

TdkRJ

Nias 20 03 00 158 21 280 06 00 11 500Mandailing Natal 07 03 13 39 13 251 01 01 01 669Tapanuli Selatan 05 40 05 146 03 10 09 782Tapanuli Tengah 04 02 01 45 15 72 03 01 01 855Tapanuli Utara 07 03 01 103 03 82 02 03 01 796Toba Samosir 12 10 02 79 24 54 03 02 03 810Labuhan Batu 03 00 01 07 07 166 06 57 753Asahan 10 08 01 26 13 175 21 03 07 736Simalungun 13 15 04 45 19 304 05 13 25 557Dairi 21 10 01 47 12 61 14 10 09 815Karo 35 42 04 202 26 34 06 04 11 637Deli Serdang 09 39 20 37 45 262 15 05 12 556Langkat 05 07 07 67 65 78 01 01 06 763Nias Selatan 09 02 00 158 21 456 06 01 26 320Humbahas 07 06 89 60 12 51 03 03 769Pakpak Bharat 18 03 59 04 29 05 06 877Samosir 09 07 01 123 11 188 11 01 04 645Serdang Bedagai 03 08 07 32 55 80 05 00 10 800Kota Sibolga 15 04 16 109 05 197 05 02 03 644Kota Tanjung Balai 18 03 02 182 05 148 07 13 621Kota P Siantar 15 11 02 72 05 160 08 02 04 721Kota Tebing Tinggi 24 23 00 64 07 263 10 12 597Kota Medan 13 27 22 101 69 197 11 02 03 554Kota Binjai 17 09 06 26 04 65 06 02 865Kota P Sidempuan 10 02 00 49 07 247 03 02 05 675Sumatera Utara 12 10 08 76 20 170 07 03 10 683

Untuk semua jenis fasilitas untuk berobat jalan perkotaan lebih tinggi dibandingperdesaan Pemanfaatan tenaga kesehatan professional untuk berobat rawat jalan lebihtinggi dibandingkan fasilitas lainnya termasuk RS Pemerintah RS Swasta danpuskesmas

Di Sumatera Utara ada kecenderungan makin meningkat status ekonominya (Kaya)makin meningkat pula pemanfaatan tenaga kesehatan professional namun makinmenurun pemanfaatan tempat berobat Rumah sakit bersalin

193

Tabel 3826Persentase Penduduk Rawat Jalan Menurut Tempat dan Karakteristik

Rumah Tangga di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikTempat Berobat Rawat Jalan

RSPmrth

RSSwast

RSLN

RSB Pusk NakesBatTra

LainNya

Dirmh

TdkRJ

Tempat Tinggal

Perkotaan 15 16 08 73 26 189 08 02 08 655Perdesaan 10 06 09 79 17 158 06 03 12 701

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 07 06 10 88 19 151 07 02 11 699Kuintil-2 08 08 09 84 18 170 05 02 10 685Kuintil-3 11 11 09 82 21 161 08 02 10 684Kuintil-4 14 11 08 67 20 179 07 03 12 678Kuintil-5 20 16 06 60 23 190 07 04 08 667

Sebagian besar rumah tangga di kabupaten menggunakan sumber pembiayaan rawatjalan dengan biaya sendirikeluarga (883) dan AskesJamsostek (43)askeskinSKTM (37) lain-lain (26) dan dana sehat (16)

Tabel 3827Persentase Penduduk Rawat Jalan Menurut Sumber Biaya dan Kabupaten

Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaSumber Pembiayaan Rawat Jalan

SendiriKeluarga

AskesJamsostek

AskeskinSKTM

DanaSehat

Lain-lain

Nias 876 18 40 43 20Mandailing Natal 879 30 44 22 25Tapanuli Selatan 914 10 53 05 10Tapanuli Tengah 927 18 22 13 50Tapanuli Utara 958 23 27 02 06Toba Samosir 889 107 23 17 11Labuhan Batu 951 28 04 16Asahan 884 58 35 12 09Simalungun 905 99 06 02 38Dairi 891 39 47 20Karo 936 30 30 01 06Deli Serdang 880 40 35 06 22Langkat 858 32 115 50 05Nias Selatan 803 05 70 60 49Humbang Hasundutan 928 03 56 08 09Pakpak Bharat 805 52 145 05 16Samosir 918 14 38 11 18Serdang Bedagai 901 87 07 02 05Kota Sibolga 941 45 12 01 05Kota Tanjung Balai 888 44 46 11 04Kota Pematang Siantar 820 129 47 02 28Kota Tebing Tinggi 858 72 23 05 39Kota Medan 831 41 29 19 76Kota Binjai 835 79 47 09 15Kota P Sidempuan 900 54 18 06 20Sumatera Utara 883 43 37 16 26

194

Penggunaan biaya sendirikeluarga dalam pembiayaan rawat jalan masih cukup tinggidibanding asuransi (baik di perkotaan atau perdesaan) Pemanfaatan askeskin diperdesaan lebih tinggi dibandingkan dengan di perkotaan Pemanfaatan askesjamsostek lebih banyak di perkotaan

Di Sumatera Utara adanya kecenderungan meningkat penggunaan askesjamsostekseiring dengan peningkatan status ekonomi (Kaya) Makin kurang mampu keluargamakin banyak keluarga yang memanfaatkan AskeskinSKTM

Tabel 3828Persentase Penduduk Rawat Jalan Menurut Sumber Biaya dan Karakteristik

Rumah Tangga di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikSumber Pembiayaan Rawat Jalan

SendiriKeluarga

AskesJamsostek

AskeskinSKTM

DanaSehat

Lain-lain

Tempat Tinggal

Perkotaan 868 60 32 09 33

Perdesaan 894 30 41 22 20

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 887 20 56 17 24

Kuintil-2 896 25 45 16 22

Kuintil-3 885 34 38 20 26

Kuintil-4 888 51 23 17 24

Kuintil-5 860 78 27 12 30

383 Ketanggapan Pelayanan Kesehatan

Persepsi masyarakat pengguna pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan non-medisdapat digunakan sebagai salah satu indikator ketanggapan terhadap pelayanankesehatan Ada 8 (delapan) domain ketanggapan untuk pelayanan rawat inap dan 7(tujuh) domain ketanggapan untuk pelayanan rawat jalan Penilaian untuk masing-masing domain ditanyakan kepada responden berdasarkan pengalamannya waktumemanfaatkan sarana pelayanan kesehatan untuk rawat inap dan rawat jalan

Delapan domain ketanggapan untuk rawat inap terdiri dari

1 Lama waktu menunggu untuk mendapat pelayanan kesehatan

2 Keramahan petugas dalam menyapa dan berbicara

3 Kejelasan petugas dalam menerangkan segala sesuatu terkait dengan keluhankesehatan yang diderita

4 Kesempatan yang diberikan petugas untuk mengikutsertakan klien dalampengambilan keputusan untuk memilih jenis perawatan yang diinginkan

5 Dapat berbicara secara pribadi dengan petugas kesehatan dan terjaminkerahasiaan informasi tentang kondisi kesehatan klien

195

6 Kebebasan klien untuk memilih tempat dan petugas kesehatan yang melayaninya

7 Keberhasilan ruang rawatpelayanan termasuk kamar mandi

8 Kemudahan dikunjungi keluarga atau teman

Tujuh domain ketanggapan untuk pelayanan rawat jalan sama dengan domain rawatinap kecuali domain ke delapan (kemudahan dikunjungi keluargateman)

Penduduk diminta untuk menilai setiap aspek ketanggapan terhadap pelayanankesehatan di luar medis selama menjalani rawat inap dalam 5 (lima) tahun terakhir danatau rawat jalan dalam 1 (satu) tahun terakhir Masing-masing domain ketanggapandinilai dalam 5 (lima) skala yaitu sangat baik baik cukup buruk sangat buruk Untukmemudahkan penilaian aspek ketanggapan rawat jalan dan rawat inap pada sistempelayanan kesehatan tersebut WHO membagi menjadi dua bagian besar yaitu lsquobaikrsquo(sangat baik dan baik) dan lsquokurang baikrsquo (cukup buruk dan sangat buruk) Penyajianhasil analisistabel selanjutnya hanya mencantumkan persentase yang rsquobaikrsquo saja

Aspek ketanggapan rawat inap yang diukur dari masyarakat meliputi waktu tunggukeramahan kejelasan informasi ikut ambil keputusan kerahasiaan kebebasan memilihkebersihan ruangan dan mudah dikunjungi

Kabupaten dengan nilai aspek-aspek ketanggapan paling rendah adalah kab TapanuliSelatan Kabupaten Nias Selatan dari 8 aspek ketanggapan semuanya berada dibawah80

196

Tabel 3831Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut Aspek Ketanggapan dan

KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaWaktutunggu

Keramahan

Kejelasan

informasi

Ikutambil

keputusan

Keraha-siaan

Kebebasan

pilihfasilitas

Keber-sihan

ruangan

Mudahdikunjungi

Nias 865 842 854 867 867 865 822 847

Mandailing Natal 944 852 944 926 926 963 889 907

Tapanuli Selatan 744 795 744 705 782 744 718 756

Tapanuli Tengah 901 915 901 915 944 915 944 887

Tapanuli Utara 875 844 885 885 875 833 813 854

Toba Samosir 878 862 862 846 870 878 846 870

Labuhan Batu 912 934 945 934 945 967 901 912

Asahan 883 922 867 898 859 906 883 930

Simalungun 913 929 937 913 944 929 905 937

Dairi 964 928 964 952 964 964 904 940

Karo 990 990 971 981 971 990 981 952

Deli Serdang 899 878 829 864 885 878 871 857

Langkat 855 882 791 682 609 718 800 673

Nias Selatan 736 741 736 732 632 736 536 645

Humbahas 931 970 931 950 931 950 921 921

Pakpak Bharat 742 839 871 839 871 871 774 742

Samosir 946 960 921 926 936 936 941 946

Serdang Bedagai 821 874 789 821 800 747 811 779

Kota Sibolga 918 925 931 943 937 937 950 931

Kota Tanjung Balai 978 967 978 978 989 984 945 967

Kota P Siantar 901 916 921 921 916 911 901 916

Kota Tebing Tinggi 835 860 848 823 835 799 744 860

Kota Medan 873 868 868 856 833 787 841 856

Kota Binjai 967 959 951 951 967 943 959 935

Kota PSidempuan 882 870 870 858 888 834 757 805

Sumatera Utara 886 887 877 875 872 870 846 864

197

Antara masyarakat perkotaan dengan pedesaan tidak nampak adanya perbedaan besarpenilaian ketanggapan pelayanan kesehatan rawat inap Baik masyarakat perkotaanmaupun pedesaan hampir semua menilai ketanggapan pelayanan kesehatan rawat inapbaik(gt 80)

Berdasarkan kemampuan ekonomi ada kecenderungan semakin miskin prosentaseyang menilai ketanggapan pelayanan kesehatan rawat inap kurang baik semakin kecilMeskipun kecenderungan tersebut tidak terlampau tajam

Tabel 3832Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut Aspek Ketanggapan dan

Karakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikWaktutunggu

Kerama-han

Kejelasaninformasi

Ikutambil

keputusan

Keraha-siaan

Kebebasanpilih

fasilitas

Keber-sihan

ruangan

Mudahdikunjungi

Tempat Tinggal

Perkotaan 895 898 882 878 881 864 859 878Perdesaan 877 877 873 873 863 876 834 850

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 877 877 876 869 844 874 824 851Kuintil-2 897 904 894 894 887 878 877 873Kuintil-3 863 867 852 856 863 853 824 846Kuintil-4 900 891 888 883 874 876 854 875Kuintil-5 887 892 874 873 882 867 847 868

198

Aspek ketanggapan rawat jalan yang diukur dari masyarakat meliputi waktu tunggukeramahan kejelasan informasi ikut ambil keputusan kerahasiaan kebebasan memilihdan kebersihan ruangan

Kabupaten dan kota dengan nilai aspek-aspek ketanggapan paling rendah adalahkabupaten Nias dari 7 aspek ketanggapan di kabupaten Nias hanya aspek waktu tungguyang lebih tinggi dari gt 80 6 aspek lainnya antara 65-80 Kabupaten TapanuliSelatan dan Nias Selatan dari 7 aspek hanya 2 aspek yang gt 80 yaitu waktu tunggudan keramahan 5 aspek lainnya antara 65-80

Tabel 3833Persentase Penduduk Rawat Jalan Menurut Aspek Ketanggapan dan

Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota

Waktutunggu

Kerama-han

Kejelasaninformasi

Ikut ambilkeputusan

Keraha-siaan

Kebebasanpilih

fasilitas

Keber-sihan

ruanganNias 834 799 727 683 689 665 655Mandailing 913 899 890 900 872 855 862Tapanuli 844 883 717 688 704 685 703Tapanuli 912 889 868 866 879 912 956Tapanuli Utara 930 933 926 920 919 911 855Toba Samosir 960 952 908 921 944 921 904Labuhan Batu 947 923 888 854 901 918 782Asahan 923 961 960 970 954 952 961Simalungun 866 889 887 882 886 883 860Dairi 928 928 891 906 921 896 922Karo 966 985 981 991 991 991 990Deli Serdang 923 901 882 907 903 901 869Langkat 879 894 805 730 741 853 850Nias Selatan 800 826 778 765 770 772 675Humbahas 973 970 972 975 973 975 967Pakpak Bharat 766 923 909 876 890 828 603Samosir 970 951 951 930 974 940 956Serdang 846 916 846 840 846 842 835Kota Sibolga 982 984 986 986 985 985 972Kota Tanjung 969 969 963 966 970 969 954Kota P Siantar 960 963 968 961 964 964 959Kota Tebing 891 908 894 877 878 873 879Kota Medan 908 917 905 886 883 837 863Kota Binjai 912 918 918 912 918 901 881Kota PSidempuan 975 944 945 900 859 763 737

SumateraUtara

907 910 884 872 875 864 845

199

Antara masyarakat perkotaan dengan pedesaan tidak nampak adanya perbedaanpenilaian ketanggapan pelayanan kesehatan rawat jalan Baik masyarakat perkotaanmaupun pedesaan sebagian besar (gt80) menilai ketanggapan pelayanan kesehatanrawat jalan baik

Berdasarkan kemampuan ekonomi semakin tinggi tingkat ekonomi semakin baikpenilaian aspek ketanggapan pada rawat jalan ini terlihat untuk ketujuh aspekketanggapan

Tabel 3834Persentase Penduduk Rawat Jalan Menurut Aspek Ketanggapan dan

Karakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikWaktutunggu

Kerama-han

Kejelasaninformasi

Ikut ambilkeputusan

Keraha-siaan

Kebebasanpilih

fasilitas

Keber-sihan

ruanganTempat Tinggal

Perkotaan 927 924 912 905 900 883 878

Perdesaan 891 900 862 847 856 849 820

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 887 893 850 836 836 833 815

Kuintil-2 909 906 883 867 871 863 850

Kuintil-3 899 903 881 878 883 863 838

Kuintil-4 917 921 897 881 889 879 864

Kuintil-5 922 925 903 894 891 879 857

39 Kesehatan Lingkungan

Data kesehatan lingkungan diambil dari dua sumber data yaitu Riskesdas 2007 dan KorSusenas 2007 Sesuai kesepakatan data yang sudah ada di Kor Susenas tidakdikumpulkan lagi di Riskesdas dan dalam Riskesdas ditanyakan pertanyaan-pertanyaanyang tidak ada di Kor Susenas Dengan demikian penyajian beberapa variabelkesehatan lingkungan merupakan gabungan data Riskesdas dan Kor Susenas

Data yang dikumpulkan dalam survei ini meliputi data air bersih keperluan rumahtangga sarana pembuangan kotoran manusia sarana pembuangan air limbah (SPAL)pembuangan sampah dan perumahan Data tersebut bersifat fisik dalam rumah tanggasehingga pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara terhadap kepala rumahtangga dan pengamatan

391 Air Keperluan Rumah Tangga

Menurut WHO jumlah pemakaian air bersih rumah tangga per kapita sangat terkaitdengan risiko kesehatan masyarakat yang berhubungan dengan higiene Reratapemakaian air bersih individu adalah rerata jumlah pemakaian air bersih rumah tanggadalam sehari dibagi dengan jumlah anggota rumah tangga Rerata pemakaian individuini kemudian dikelompokkan menjadi lsquolt5 literorangharirsquo lsquo5-199 literorangharirsquo rsquo20-499 literorangharirsquo rsquo50-999 literorangharirsquo dan lsquoge100 literorangharirsquo Berdasarkan tingkat pelayanan kategori tersebut dinyatakan sebagai lsquotidak aksesrsquo lsquoakses kurangrsquolsquoakses dasarrsquo lsquoakses menengahrsquo dan lsquoakses optimalrsquo Risiko kesehatan masyarakatpada kelompok yang akses terhadap air bersih rendah (lsquotidak aksesrsquo dan lsquoakses kurangrsquo)dikategorikan sebagai mempunyai risiko tinggi

200

Konsumsi air per orang perhari penduduk di Provinsi Sumatera Utara 427 persennyalebih dari 100 liter Menurut antar wilayah kabupatenkota bervariasi berkisar 03(Kabupaten Tapanuli Tengah) sampai 939 yaitu di Kabupaten Serdang BedagaiSedangkan penduduk yang menggunakan air per orang perhari masih di bawah 20 liter(lt5 + 5 ndash 19 liter) di Provinsi Sumatera Utara sebanyak 136 persen tinggi di KabupatenTapanuli Tengah dan Kota Sibolga

Tabel 3911Persentase Rumah Tangga menurut Rerata Pemakaian Air Bersih PerOrang Per Hari dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara

Riskesdas 2007

Kabupaten KotaRerata Pemakaian Air Bersih Per Orang

Per Hari (Dalam Liter)

lt5 5-199 20-499 50-999 ge100 Nias 538 306 131 00 25Mandailing Natal 07 36 442 293 222

Tapanuli Selatan 113 191 305 132 259Tapanuli Tengah 979 13 05 00 03Tapanuli Utara 34 105 314 238 309Toba Samosir 09 89 506 77 319Labuhan Batu 00 11 163 174 653Asahan 01 27 236 372 364Simalungun 07 49 226 309 409Dairi 05 65 602 177 150Karo 04 138 485 308 66Deli Serdang 05 104 164 348 378

Langkat 29 95 310 237 329

Nias Selatan 459 250 96 10 185Humbang Hasundutan 35 185 265 205 310Pakpak Bharat 21 250 583 83 63Samosir 23 227 448 221 81Serdang Bedagai 04 07 09 41 939

Kota Sibolga 841 115 09 09 27

Kota Tanjung Balai 32 11 124 135 697Kota Pematang Siantar 03 22 105 313 556

Kota Tebing Tinggi 00 00 34 173 793

Kota Medan 01 03 181 221 593Kota Binjai 03 36 125 71 766Kota Padang Sidempuan 00 09 64 180 747

Sumatera Utara 65 71 218 219 427

201

Bila mengacu pada kriteria Joint Monitoring Program WHO-Unicef di mana batasanminimal akses untuk konsumsi air bersih adalah 20 literoranghari maka daerahperkotaan ada sebesar 935 masih jauh lebih baik dibanding daerah perdesaan 799Menurut kuintil pengeluaran perkapita rumah tangga semakin baik kondisi ekonominyakonsumsi airnya semakin besar walaupun masih terdapat kabupatenkota dengankonsumsi air rumah tangga masih di bawah rata-rata nasional

Tabel 3912Persentase Rumah Tangga menurut Waktu dan Jarak ke Sumber Air

Ketersediaan Air Bersih dan Karakteristik Responden di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

KarakteristikRerata Pemakaian Air Bersih Per Orang

Per Hari (Dalam Liter)lt5 5-199 20-499 50-999 ge100

Tempat Tinggal

Kota 29 36 171 232 532

Desa 93 99 256 209 344

Tingkat Pengeluaran per kapita

Kuintil 1 142 115 244 201 298

Kuintil 2 75 93 236 230 366

Kuintil 3 57 64 212 226 441

Kuintil 4 43 59 206 238 454

Kuintil 5 29 41 202 197 530

202

Di samping jumlah pemakaian air bersih untuk keperluan rumah tangga ditanyakan jugatentang jarak dan waktu tempuh ke sumber air serta persepsi tentang ketersediaansumber air Kepada kepala rumah tangga ditanyakan berapa lama waktu yangdibutuhkan untuk menjangkau sumber air bersih pulang pergi berapa jarak antararumah dengan sumber air dan bagaimana kemudahan dalam memperoleh air bersihBerdasarkan dan ketersediaan air bersih lebih dari 14 persen rumah tangga mengalamikesulitan air bersih pada musim kemarau tertinggi di Kabupaten Nias (56) danHumbang Hasundutan (538) Dalam hal jarak dan waktu pada umumnya rumahtangga di kabupatenkota dapat menjangkau sumber air dalam waktu kurang dari 30menit dan jarak kurang dari 1 km

Tabel 3913Persentase Rumah Tangga menurut Waktu dan Jarak ke Sumber Air

Ketersediaan Air Bersih dan Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Kabupaten Kota

Lama Waktu Dan JarakUntuk Menjangkau

Sumber AirKetersediaan Air

Waktu(Menit)

Jarak(Kilometer)

MudahSepanjang

Tahun

SulitPada

MusimKemarau

SulitSepanjang

Tahunlt30 gt30 le1 gt1

Nias 930 70 962 38 431 564 04Mandailing Natal 985 15 804 196 921 79 00Tapanuli Selatan 999 01 968 32 687 313 00Tapanuli Tengah 640 360 279 721 877 123 00Tapanuli Utara 912 88 852 148 754 147 99Toba Samosir 987 13 996 04 915 81 04Labuhan Batu 992 08 969 31 745 255 00Asahan 999 01 995 05 844 153 02Simalungun 852 148 797 203 970 30 00Dairi 956 44 967 33 653 298 49Karo 980 20 958 42 927 62 11Deli Serdang 979 21 981 19 824 159 18Langkat 981 19 974 26 939 58 03Nias Selatan 976 24 932 68 459 538 03Humbang Hasundutan 925 75 960 40 704 281 15Pakpak Bharat 979 21 875 125 667 208 125Samosir 855 145 849 151 649 322 29Serdang Bedagai 999 01 946 54 958 42 00Kota Sibolga 336 664 301 699 956 44 00Kota Tanjung Balai 973 27 968 32 871 113 16Kota P Siantar 642 358 638 362 981 16 03Kota Tebing Tinggi 1000 00 994 06 978 22 00Kota Medan 994 06 993 07 980 18 02Kota Binjai 1000 00 997 03 938 59 03Kota P Sidempuan 996 04 979 21 897 99 04Sumatera Utara 953 47 926 74 856 135 08

203

Dilihat dari segi waktu dan tidak terlihat ada perbedaan yang mencolok menurut tempattinggal dan tingkat pengeluran rumah tangga perkapita perbulan tetapi menurutketersediaan air terdapat perbedaan yang mencolok menurut tingkat pengeluran rumahtangga perkapita perbulan dimana semakin sulit untuk menyediakan air bersih seiringdengan menurunnya ekonomi

Tabel 3914Persentase Rumah Tangga menurut Waktu dan Jarak ke Sumber Air

Ketersediaan Air Bersih Dan Karakteristik Responden di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

Karakteristik

Lama Waktu Dan JarakUntuk Menjangkau

Sumber AirKetersediaan Air

Waktu(Menit)

Jarak(Kilometer)

MudahSepanjang

Tahun

Sulit PadaMusim

Kemarau

SulitSepanjang

Tahunlt30 ge30 le1 gt1Tempat Tinggal

Kota 954 46 942 58 929 67 04

Desa 953 47 913 87 799 189 12

Tingkat Pengeluaran per kapita

Kuintil 1 944 56 904 96 742 244 14

Kuintil 2 938 62 903 97 822 167 10

Kuintil 3 952 48 919 81 856 136 09

Kuintil 4 962 38 936 64 892 102 06

Kuintil 5 966 34 956 44 931 64 05

204

Dalam rangka memperoleh air untuk keperluan rumah tangga bila sumbernya berada diluar pekarangan ditanyakan siapa yang biasanya mengambil air dalam rumah tanggatersebut sebagai upaya untuk melihat aspek gender dan perlindungan anak Anggotarumah tangga yang biasa mengambil air yang sumber airnya di luar rumah di ProvinsiSumatera Utara adalah orang dewasa yaitu sebesar 873 persen Terdapat 127 yangbiasa mengambil air adalah anak-anak

Tabel 3915Persentase Rumah Tangga menurut Individu Yang Biasa Mengambil AirDalam Rumah Tangga dan Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara

Riskesdas 2007

Kabupaten Kota

Orang Yang Biasa Mengambil AirDalam Rumah Tangga

Perempuan Laki-Laki

DewasaAnak-anak

(lt12 Th)Dewasa

Anak-anak(lt12 Th)

Nias 543 241 135 81

Mandailing Natal 745 41 210 04

Tapanuli Selatan 712 107 166 15

Tapanuli Tengah 632 21 308 38

Tapanuli Utara 648 46 194 112

Toba Samosir 688 104 177 31

Labuhan Batu 579 10 385 26

Asahan 353 24 541 82

Simalungun 437 10 525 27

Dairi 404 114 298 184

Karo 677 99 188 35

Deli Serdang 407 46 450 96

Langkat 185 09 733 73

Nias Selatan 538 298 123 41

Humbang Hasundutan 534 76 356 34

Pakpak Bharat 308 103 538 51

Samosir 436 100 373 91

Serdang Bedagai 147 39 657 157

Kota Sibolga 286 00 571 143

Kota Tanjung Balai 577 19 385 19

Kota Pematang Siantar 389 56 500 56

Kota Tebing Tinggi 563 00 375 63

Kota Medan 120 00 840 40

Kota Binjai 138 15 831 15

Kota Padang Sidempuan 760 60 160 20

Sumatera Utara 523 74 350 54

Menurut kabupatenkota yang biasa mengambil air banyak kelompok perempuanadalah di Kota Padang Sidempuan Karo Mandailing Natal Tapanuli Selatan TapanuliTengah Tapanuli Utara dan Toba Samosir

205

Penduduk yang biasa mengambil air di rumah tangga secara keseluruhan masih lebihtinggi pada perempuan dewasa (523) dibanding beban laki-laki dewasa (350)sementara anak-anak sudah mulai diberi lsquobebanrsquo juga

Tabel 3916Persentase Rumah Tangga menurut Individu Yang Biasa Mengambil Air

Dalam Rumah Tangga dan Karakteristik Respondendi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik

Orang Yang Biasa Mengambil AirDalam Rumah TanggaPerempuan Laki-Laki

Dewasa Anak(lt12

Dewasa Anak(lt12 Th)Tempat Tinggal

Kota 416 39 490 56

Desa 541 80 325 53

Tingkat Pengeluaran per kapita

Kuintil 1 514 83 334 69

Kuintil 2 541 85 320 53

Kuintil 3 514 73 356 56

Kuintil 4 544 67 346 43

Kuintil 5 499 56 404 41

206

Data kualitas fisik air untuk keperluan minum rumah tangga dikumpulkan dengan carawawancara dan pengamatan meliputi kekeruhan bau rasa warna dan busa Kategorikualitas fisik air minum baik bila air tersebut tidak keruh tidak berbau tidak berasa tidakberwarna dan tidak berbusa

Terdapat 843 persen rumah tangga di Provinsi Sumatera Utara mempunyai kualitasfisik air baik Perbedaan dalam hal kualitas air (keruh bau warna rasa busa dan bau)sangat bervariasi diantara kabupatenkota

Tabel 3917Persentase Rumah Tangga menurut Kualitas Fisik Air Minum dan

KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKotaKualitas Fisik Air Minum (Utama)

Keruh Berwarna Berasa Berbusa Berbau Baik)

Nias 55 19 19 04 19 922

Mandailing Natal 38 93 10 03 14 892

Tapanuli Selatan 30 13 05 05 11 963

Tapanuli Tengah 03 03 03 00 03 992

Tapanuli Utara 20 11 06 00 03 977

Toba Samosir 21 21 04 04 04 966

Labuhan Batu 190 225 203 10 90 714

Asahan 113 96 59 07 41 823

Simalungun 04 07 08 00 04 985

Dairi 38 52 27 03 03 915

Karo 07 00 02 00 00 991

Deli Serdang 150 156 100 16 69 724

Langkat 134 179 106 36 80 718

Nias Selatan 158 62 120 03 96 791

Humbang Hasundutan 115 105 175 05 85 700

Pakpak Bharat 42 83 21 00 00 875

Samosir 116 81 64 18 23 849

Serdang Bedagai 33 33 67 04 09 888

Kota Sibolga 18 09 09 00 18 973

Kota Tanjung Balai 48 129 48 16 43 855

Kota Pematang Siantar 03 121 00 00 06 875

Kota Tebing Tinggi 50 39 34 06 56 905

Kota Medan 136 127 79 07 28 836

Kota Binjai 98 89 21 09 50 878

Kota PadangSidempuan

47 30 26 21 26 935

Sumatera Utara 93 99 68 09 39 843Catatan Tidak keruh berwarna berasa berbusa dan berbau

207

Daerah perdesaan pengambilan kualitas fisik air minum lebih baik pada dibandingkankualitas air di kota Sedangkan menurut tingkat pengeluaran perkapita perbulan padakuinti 1 dan 2 permasalahan kualitas fisik air tidak terlalu berbeda namun peningkatantingkat ekonomi dari kuintil 3 sampai kuintil 5 permasalahan kualitas fisik air semakinrendah

Tabel 3918Persentase Rumah Tangga menurut Kualitas Fisik Air Minum dan

Karakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Karakteristik Kualitas Fisik Air Minum

Keruh Berwarna Berasa Berbusa Berbau Baik)Tempat Tinggal

Kota 109 108 64 13 39 841

Desa 81 92 71 07 39 844

Tingkat Pengeluaran per kapita

Kuintil 1 103 108 91 15 48 814

Kuintil 2 106 108 71 10 50 823

Kuintil 3 92 100 69 07 42 836

Kuintil 4 98 103 69 07 34 849

Kuintil 5 72 80 47 10 25 879

Catatan Tidak keruh berwarna berasa berbusa dan berbau

208

Data konsumsi air dan jarak ke sumber air berasal dari Riskesdas 2007 sedangkandata jenis sarana air minum berasal dari Kor Susenas 2007 Sarana sumber air yangimproved menurut WHOUnicef adalah sumber air jenis perpipaanledeng sumurborpompa sumur terlindung mata air terlindung dan air hujan selain dari itudikategorikan not improved

Jenis sumber air minum pada umumnya sumur baik terlindung maupun tak terlindungNamun masih ada wilayah yang masih mengandalkan air sungai sebagai sumber airutama seperti di Kabupaten Dairi dan Samosir Secara umum pemenuhan kebutuhanair dalam rumah tangga menurut jenisnya berasal dari sumur terlindung (258) ledengeceran (192) dan Sumur bor Pompa (177) Namun dibeberapa daerah masihdijumpai pemenuhan kebutuhan air yang cukup tinggi dari air sungai dan air hujanseperti Kabupaten Mandailing Natal ( air sungai 194) Labuhan batu (air hujan 126)Dairi (air sungai 228 dan air hujan 130) Pakpak Barat (air sungai 213) danSamosir (air sungai 237)

Tabel 3919Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Sumber Air dan KabupatenKota

di Provinsi Sumatera Utara Susenas 2007

KabupatenKota

Jenis sumber air minum

Air

kem

a-

san

Led

ing

ecera

n

Led

ing

mete

ran

Su

mu

rb

or

Po

mp

a

Su

mu

rte

rlin

du

ng

Su

mu

rtd

kte

rlin

du

ng

Mata

air

terl

ind

un

g

Mata

air

tdte

rlin

du

ng

Air

su

ng

ai

Air

hu

jan

Lain

nya

Nias 06 13 11 47 97 366 68 317 42 34 00Mandailing Natal 07 02 02 17 449 134 77 84 194 29 03Tapanuli Selatan 01 09 01 05 416 188 144 117 116 02 00Tapanuli Tengah 03 229 21 08 96 193 161 263 26 00 00Tapanuli Utara 03 131 09 168 80 66 225 202 26 85 06Toba Samosir 04 121 00 190 143 108 100 190 69 13 61Labuhan Batu 03 11 07 234 335 171 03 02 98 12 11Asahan 09 70 49 303 375 114 01 07 42 28 01Simalungun 13 90 27 425 58 37 187 111 38 08 06Dairi 05 163 08 27 33 22 198 166 228 13 19Karo 05 326 38 177 87 38 168 144 13 02 02Deli Serdang 66 172 16 128 457 96 47 06 11 00 00Langkat 21 37 14 246 366 261 05 11 33 03 03Nias Selatan 03 14 00 07 99 130 151 421 103 72 00Humbahas 00 30 10 121 146 75 191 322 35 65 05Pakpak Bharat 00 43 00 00 21 21 447 213 213 43 00Samosir 06 52 06 64 35 35 81 214 237 46 22Serdang Bedagai 13 01 02 484 275 180 40 01 00 00 04Kota Sibolga 09 786 18 00 27 00 27 116 00 00 18Kota Tg Balai 22 647 207 11 00 16 00 00 76 16 05Kota P Siantar 10 895 06 32 25 03 06 19 00 00 03Kota Tebing Tinggi 00 180 06 618 140 56 00 00 00 00 00Kota Medan 100 545 57 110 158 22 00 00 00 00 08Kota Binjai 18 166 06 136 544 121 03 00 06 00 00Kota P Sidempuan 09 238 26 95 394 147 35 52 04 00 00

Sumatera Utara 32 192 24 177 258 114 63 66 45 22 07

209

Sumber air minum di perkotaan maupun di pedesaan lebih banyak menggunakansumber terlindung Kualitas air yang lebih baik cenderung banyak digunakan di kotadibandingkan di desa dan semakin membaik kualitas air yang digunakan dengansemakin membaik nya kualitas ekonomi

Tabel 39110Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Sumber Air dan Karakteristik

Rumah Tangga di Provinsi Sumatera Utara Susenas 2007

Karakteristik

Jenis sumber air minum

Air

kem

asan

Led

ing

ecera

n

Led

ing

mete

ran

Su

mu

rb

or

Po

mp

a

Su

mu

rte

rlin

du

ng

Su

mu

rtd

kte

rlin

du

ng

Mata

air

terl

ind

un

g

Mata

air

tdte

rlin

du

ng

Air

su

ng

ai

Air

hu

jan

Lain

nya

Tempat tinggal

Kota 60 388 42 158 261 53 18 08 04 02 04

Desa 09 37 09 192 256 162 98 112 77 39 10

Tingkat pengeluaran per kapita

Kuintil-1 13 53 21 120 233 198 93 147 82 27 12

Kuintil-2 23 91 26 172 280 171 73 80 55 23 06

Kuintil-3 22 132 23 196 295 117 64 62 56 27 07

Kuintil-4 30 201 28 199 295 82 61 47 28 23 06

Kuintil-5 62 419 20 183 188 34 35 21 18 14 06

210

Secara umum masyarakat melakukan pengolahan air minum dengan cara dimasakNamun yang perlu jadi perhatian adalah Kota Sibolga yang cara pengolahan airminumnya yaitu cara lainnya cukup tinggi (646) dan Kota Tebing Tinggi (309)apakah cara yang dilakukan sudah cukup memenuhi kriteria pengolahan air minum yangbenar

Tabel 39111Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Tempat Penampungan dan

Pengolahan Air Minum Sebelum DigunakanDiminum dan KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten Kota

Tempat PenampunganPengolahan Air Minum Sebelum

DigunakanWadah

Ter-buka

WadahTer-

tutup

TdkAda

Wadah

LangSung

Diminum

Dimasak

Di-saring

BahanKimia

Lainnya

Nias 363 485 152 21 962 378 06 02Mandailing Natal 332 492 176 41 905 38 05 03Tapanuli Selatan 498 339 163 27 962 17 06 02Tapanuli Tengah 177 503 320 00 995 18 03 00Tapanuli Utara 431 303 266 11 966 23 06 03Toba Samosir 221 660 119 08 975 17 04 00Labuhan Batu 187 472 342 05 975 160 04 04Asahan 131 509 360 17 968 110 03 00Simalungun 85 698 217 00 985 13 03 00Dairi 466 449 85 14 978 14 05 08Karo 150 801 49 07 984 04 04 04Deli Serdang 374 294 332 24 928 135 19 50Langkat 381 330 289 08 981 329 54 85Nias Selatan 154 336 510 17 969 418 10 07Humbahas 175 660 165 05 965 15 05 05Pakpak Bharat 771 188 42 42 915 00 00 00Samosir 308 645 47 06 971 18 06 06Serdang Bedagai 219 351 430 07 976 38 02 01Kota Sibolga 98 509 393 27 885 44 00 646Kota Tanjung Balai 59 903 38 05 973 22 00 00Kota P Siantar 64 359 577 13 971 06 10 03Kota Tebing Tinggi 39 680 281 00 911 117 45 309Kota Medan 79 490 432 51 963 201 29 59Kota Binjai 68 285 647 42 929 134 09 27Kota P Sidempuan 362 353 284 04 983 13 04 13

Sumatera Utara 236 455 309 20 962 128 15 34

211

Menurut daerah pengolahan air minum dengan cara masak ada perbedaan yang tidakterlalu besar antara perkotaan(950) dan perdesaan (971) Perdesaan lebih tinggisedikit dibanding perkotaan kemungkinan karena pemakaian air kemasan yanglangsung minum lebih tinggi diperkotaan (31) dibanding perdesaan (12)

Secara Umum peningkatan tingkat ekonomi tidak terlalu mempengaruhi jenispengolahan air minum dalam rumah tangga namun pada quintil 5 (945) pengolahandengan cara dimasak paling rendah dibanding quintil 1 sampai quintal 4 kemungkinankarena pemakaian air kemasan yang langsung minum lebih tinggi (40)

Tabel 39112Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Tempat Penampungan dan

Pengolahan Air Minum Sebelum DigunakanDiminum dan Klasifikasi Desadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikTempat penampungan

Pengolahan air minumsebelum digunakan

Wadahterbuka

Wadahtertutup

Tdk adawadah

Langsungdiminum

Dima-sak

Di-saring

Bahankimia

Lainnya

Tempat tinggal

Kota 187 437 376 31 950 142 22 63

Desa 274 470 256 12 971 117 10 11

Tingkat pengeluaran per kapita

Kuintil-1 272 456 272 15 970 139 08 18

Kuintil-2 265 456 279 16 966 136 15 27

Kuintil-3 256 450 293 12 964 130 18 25

Kuintil-4 225 442 333 16 967 120 16 34

Kuintil-5 178 472 350 40 945 120 17 59

212

Persentase rumah tangga terhadap akses air bersih di Provinsi Sumatera Utaramencapai 625 persen sisanya 375 masih kurang mendapat akses air bersih

Tabel 39113Persentase Rumah Tangga menurut Akses Terhadap Air Bersih dan

KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraSusenas dan Riskesdas 2007

Kabupaten KotaAir Bersih

Kurang Akses)Nias 979 21

Mandailing Natal 563 437

Tapanuli Selatan 600 400

Tapanuli Tengah 1000 00

Tapanuli Utara 477 523

Toba Samosir 479 521

Labuhan Batu 305 695

Asahan 197 803

Simalungun 430 570

Dairi 497 503

Karo 332 668

Deli Serdang 272 728

Langkat 437 563

Nias Selatan 856 144

Humbang Hasundutan 580 420

Pakpak Bharat 583 417

Samosir 825 175

Serdang Bedagai 247 753

Kota Sibolga 991 09

Kota Tanjung Balai 183 817

Kota Pematang Siantar 401 599

Kota Tebing Tinggi 67 933

Kota Medan 140 860

Kota Binjai 173 827

Kota Padang Sidempuan 232 768

Sumatera Utara 374 626) 20 ltrorghari (Riskesdas 2007) dari sumber terlindung (Susenas 2007) dan sarananya dalam

radius 1 km (Riskesdas 2007)

213

Di desa secara umum lebih sulit dalam mengakses air bersih Akses air bersih di kota779 sedangkan di desa 505 Menurut tingkat pengeluaran perkapita rumah tanggaperbulan semakin baik tingkat ekonomi semakin baik dalam mengakses air bersih

Tabel 39114Persentase Rumah Tangga menurut Akses Terhadap Air Bersih dan

Karakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraSusenas dan Riskesdas 2007

Karakteristik Air bersihKurang Akses)

Tempat tinggalKota 221 779Desa 495 505

Tingkat pengeluaran per kapitaKuintil-1 574 426Kuintil-2 470 530Kuintil-3 377 623Kuintil-4 301 699Kuintil-5 221 779

Sumatera Utara 374 626

) 20 ltrorghari (Riskesdas 2007) dari sumber terlindung (Susenas 2007) dan sarananyadalam radius 1 km (Riskesdas 2007)

214

392 Fasilitas Buang Air Besar

Data fasilitas buang air besar meliputi jenis penggunaan fasilitas buang air besar danjenis fasilitas buang air besar Data ini diambil dari data rumah tangga Kor Susenas2007

Menurut kabupatenkotamasih terdapat beberapa kabupaten yang mempunyai masalahdengan tidak menggunakannya jamban sebagai sarana BAB karena Persentasenyamasih di atas 50 persen Kabupaten tersebut antara lain Nias (608) Samosir (538)Nias Selatan (536) Tapanuli Tengah (526)

Tabel 3921Persentase Rumah Tangga menurut Penggunaan Fasilitas Buang Air Besar

dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraSusenas 2007

Kabupaten KotaJenis Penggunaan

Sendiri Bersama Umum Tdk Pakai

Nias 291 59 42 608

Mandailing Natal 279 24 225 472

Tapanuli Selatan 228 46 260 466

Tapanuli Tengah 396 36 42 526

Tapanuli Utara 526 51 20 403

Toba Samosir 537 61 35 367

Labuhan Batu 826 78 21 75

Asahan 827 85 14 74

Simalungun 662 43 30 265

Dairi 585 08 36 372

Karo 646 75 106 173

Deli Serdang 821 104 12 62

Langkat 830 79 09 82

Nias Selatan 395 55 14 536

Humbang Hasundutan 583 10 40 367

Pakpak Bharat 438 63 63 438

Samosir 444 12 06 538

Serdang Bedagai 836 73 05 86

Kota Sibolga 920 44 18 18

Kota Tanjung Balai 780 91 16 113

Kota Pematang Siantar 936 26 00 38

Kota Tebing Tinggi 837 124 11 28

Kota Medan 923 68 06 03

Kota Binjai 872 107 09 12

Kota Padang Sidempuan 616 47 129 207

Sumatera Utara 718 68 40 174

Menurut daerah diperdesaan permasalahan tidak menggunakan jamban jauh lebihtinggi sebesar 288 dibanding perkotaan sebesar 30 sebaliknya yang menggunakanjamban sendiri banyak di kota Begitu pula menurut tingkat pengeluaran perkapitamempunyai pola semakin tinggi tingkat ekonomi semakin banyak yang menggunakanjamban milik sendiri

215

Tabel 3922Persentase Rumah Tangga menurut Penggunaan Fasilitas Buang Air Besar

dan Karakteristik Rumah Tanggadi Provinsi Sumatera Utara Susenas 2007

Karakteristik Jenis penggunaanSendiri Bersama Umum Tdk pakai

Tempat tinggalKota 886 71 13 30Desa 585 66 62 288

Tingkat pengeluaran per kapitaKuintil-1 499 61 67 373Kuintil-2 629 79 56 236Kuintil-3 709 79 41 171Kuintil-4 794 65 32 109Kuintil-5 880 57 14 48

Menurut jenis tempat buang air besar ada sebanyak 66 persen dalam melakukan buangair besar dengan menggunakan jamban dengan lahir angsa berikutnya 199menggunakan cemplungcubluk dan sisanya plengsengan dan tidak memakai jambanKabupaten Nias Selatan dan Humbang Hasundutan merupakan dua kabupaten denganPersentase tertinggi penduduk yang tidak menggunakan jamban

Tabel 3923Persentase Rumah Tangga menurut Tempat Buang Air Besar dan

KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Susenas 2007

KabupatenJenis Tempat Buang Air Besar

LeherAngsa

Pleng-Sengan

CemplungCubluk

TidakPakai

Nias 505 113 129 253Mandailing Natal 313 137 300 251Tapanuli Selatan 283 103 153 461Tapanuli Tengah 648 115 104 132Tapanuli Utara 739 85 95 81Toba Samosir 662 172 138 28Labuhan Batu 500 100 368 32Asahan 494 81 384 40Simalungun 523 104 347 26Dairi 745 22 173 61Karo 837 46 62 55Deli Serdang 782 58 148 13Langkat 456 144 376 24Nias Selatan 199 169 346 287Humbang Hasundutan 732 94 110 63Pakpak Bharat 704 37 222 37Samosir 713 225 38 25Serdang Bedagai 557 107 329 08Kota Sibolga 473 400 109 18Kota Tanjung Balai 657 157 169 18Kota Pematang Siantar 943 23 27 07Kota Tebing Tinggi 607 324 58 12Kota Medan 932 27 36 05Kota Binjai 678 262 51 09Kota Padang Sidempuan 616 184 151 49

Sumatera Utara 660 92 199 48

216

Dilihat dari jenis sarana pembuangan kotoran persentase rumahtangga yangmenggunakan jamban leher angsa yang paling kecil terdapat pada perdesaan yaitu(491) dibanding perkotaan (818) Persentase tidak pakai juga lebih besar diperdesaan yaitu (88)

Secara Umum peningkatan tingkat ekonomi sangat mempengaruhi jenis penggunaanfasilitas buang air besar semakin tinggi tingkat ekonomi semakin baik penggunaanfasilitas buang air besar namun masih dijumpai juga pada quintil 5 yang tidak memakaifasilitas buang air besar sebesar (48)

Tabel 3924Persentase Rumah Tangga menurut Tempat Buang Air Besar dan

Karakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera Utara Susenas 2007

KarakteristikJenis tempat buang air besar

Leherangsa

Pleng-sengan

Cemplungcubluk

Tidak pakai

Tempat tinggal

Kota 818 75 95 11

Desa 491 110 311 88

Tingkat pengeluaran per kapita

Kuintil-1 357 120 395 127

Kuintil-2 507 106 318 68

Kuintil-3 624 107 219 50

Kuintil-4 737 86 147 30

Kuintil-5 864 64 59 13

217

Menurut Joint Monitoring Program WHOUnicef akses sanitasi disebut lsquobaikrsquo bila rumahtangga menggunakan sarana pembuangan kotoran sendiri dengan jenis sarana jambanleher angsa

Di Provinsi Sumatera Utara Persentase akses terhadap sanitasi hampir tidak adaperbedaan (50) tetapisangat bervariasi menurut kabupatenkota

Tabel 3925Persentase Rumah Tangga menurut Akses Sanitasi dan KabupatenKota di

Provinsi Sumatera UtaraSusenas dan Riskesdas 2007

Kabupaten Kota SanitasiKurang Akses)

Nias 852 148

Mandailing Natal 855 145

Tapanuli Selatan 865 135

Tapanuli Tengah 713 287

Tapanuli Utara 608 392

Toba Samosir 638 362

Labuhan Batu 565 435

Asahan 580 420

Simalungun 636 364

Dairi 541 459

Karo 403 597

Deli Serdang 332 668

Langkat 612 388

Nias Selatan 932 68

Humbang Hasundutan 558 442

Pakpak Bharat 708 292

Samosir 680 320

Serdang Bedagai 523 477

Kota Sibolga 549 451

Kota Tanjung Balai 468 532

Kota Pematang Siantar 112 888

Kota Tebing Tinggi 475 525

Kota Medan 142 858

Kota Binjai 390 610

Kota Padang Sidempuan 543 457

Sumatera Utara 499 501) menggunakan jamban sendiri jenis latrin (Susenas 2007)

218

Di desa secara umum lebih sulit dalam mengakses sanitasi Akses sanitasi di kota736 di desa 316 Menurut tingkat pengeluaran perkapita rumah tangga perbulansemakin baik tingkat ekonomi semakin baik dalam mengakses sanitasi

Tabel 3926Persentase Rumah Tangga menurut Akses Terhadap Sanitasi dan

Karakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraSusenas dan Riskesdas 2007

Karakteristik Sanitasi

Kurang Akses)Tempat tinggal

Kota 264 736Desa 684 316

Tingkat pengeluaran per kapitaKuintil-1 807 193Kuintil-2 651 349Kuintil-3 532 468Kuintil-4 392 608Kuintil-5 224 776

) menggunakan jamban sendiri jenis latrin (Susenas 2007)

219

Sudah separuh lebih penduduk di Provinsi Sumatera Utara yang menggunakanpembuangan akhir tinja dilengkapi dengan tangki septik (539) Persentase yangbanyak juga pada penduduk yang menggunakan lubang sebagai tempat pembuanganakhir tinja (205) sisanya masih menggunakan sarana sungai sawah pantai sebagaisarana pembuangan akhir tinja Kabupaten Mandailing Natal dan Tapanuli Selatanmerupakan dua kabupaten yang Persentase buang akhir tinja ke sungailaut lebih dari60 persen

Tabel 3927Persentase Rumah Tangga menurut Tempat Pembuangan Akhir Tinja dan

KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Susenas 2007

Kabupaten KotaTempat Pembuangan Akhir Tinja

TangkiSPAL

KolamSawah

SungaiLaut

LobangTanah

Pantai Tanah

Lainnya

Nias 141 04 217 249 251 137

Mandailing Natal 84 22 698 164 12 19

Tapanuli Selatan 137 43 602 90 46 82

Tapanuli Tengah 268 08 419 94 174 36

Tapanuli Utara 378 17 88 153 247 116

Toba Samosir 443 04 130 174 239 09

Labuhan Batu 448 04 104 377 43 25

Asahan 473 02 57 388 06 75

Simalungun 365 06 138 337 13 140

Dairi 415 03 107 167 227 82

Karo 671 05 67 78 51 127

Deli Serdang 742 18 62 156 08 13

Langkat 434 17 76 431 26 16

Nias Selatan 65 17 225 177 352 164

Humbang Hasundutan 355 20 85 160 365 15

Pakpak Bharat 167 21 396 396 21

Samosir 395 06 99 93 343 64

Serdang Bedagai 474 06 71 412 12 26

Kota Sibolga 500 09 259 45 45 143

Kota Tanjung Balai 706 00 171 96 11 16

Kota P Siantar 914 03 29 38 03 13

Kota Tebing Tinggi 804 28 56 95 06 11

Kota Medan 934 16 28 16 01 05

Kota Binjai 816 06 21 145 06 06

Kota P Sidempuan 289 52 375 125 00 159

Sumatera Utara 539 13 141 205 55 48

Tempat pembuangan akhir tinja menurut tempat tinggal responden menunjukkan bahwayang tinggal di kota lebih banyak yang menggunakan tangki SPAL dan semakin tinggitingkat pengeluaran perkapita semakin banyak yang menggunakan tangki SPAL

220

Tabel 3928Persentase Rumah Tangga menurut Tempat Pembuangan Akhir Tinja dan

Karakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraSusenas 2007

KarakteristikTempat pembuangan akhir tinja

TangkiSPAL

Kolamsawah

Sungailaut

Lobangtanah

Pantai tanah

Lainnya

Tempat tinggalKota 801 11 55 107 06 20Desa 332 15 209 282 93 69

Tingkat pengeluaran per kapitaKuintil-1 218 13 233 300 151 86Kuintil-2 379 17 196 292 66 51Kuintil-3 515 17 155 226 44 43Kuintil-4 645 15 103 168 26 44Kuintil-5 819 06 54 81 15 26

393 Sarana Pembuangan Air Limbah

Data penggunaan saluran pembuangan air limbah (SPAL) rumah tangga didapatkandengan cara wawancara dan pengamatan

Tabel 3931 menunjukkan Persentase rumah tangga yang menggunakan saluranpembuangan air limbah menurut jenisnya Sebanyak 53 persen di Provinsi SumateraUtara yang menggunakan jenis saluran air limbah terbuka tertinggi di KabupatenLangkat (856) Sedangkan yang tidak menggunakan saluran air Kabupaten HumbangHasundutan dan Samosir (lebih dari 60)

Tabel 3931Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Saluran Pembuangan Air Limbah

dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Kabupaten Kota Saluran Pembuangan Air LimbahTerbuka Tertutup Tdk Ada

Nias 335 99 565Mandailing Natal 325 263 411Tapanuli Selatan 443 121 437Tapanuli Tengah 540 193 266Tapanuli Utara 415 156 429Toba Samosir 297 271 432Labuhan Batu 653 50 297Asahan 723 82 195Simalungun 723 76 201Dairi 407 96 497Karo 235 451 314Deli Serdang 543 269 188Langkat 856 124 19Nias Selatan 623 120 257Humbang Hasundutan 392 236 372Pakpak Bharat 271 104 625Samosir 310 88 602Serdang Bedagai 821 101 78Kota Sibolga 420 491 89Kota Tanjung Balai 522 113 366Kota Pematang Siantar 439 542 19Kota Tebing Tinggi 489 433 79Kota Medan 338 645 17Kota Binjai 366 625 09Kota Padang Sidempuan 275 579 146Sumatera Utara 530 266 205

221

Di desa banyak yang tidak menggunakan saluran pembuangan air limbah (305)sedangkan di kota lebih banyak yang menggunakan saluran pembuangan air limbahyang tertutup Menurut tingkat pengeluaran perkapita rumah tangga per bulanpenggunaan saluran pembuangan air limbah tertutup semakin meningkat seiringmeningkatnya ekonomi untuk yang tidak menggunakan salran hal ini sebaliknya

Tabel 3932Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Saluran Pembuangan Air Limbah

Dan Klasifikasi Desa di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007Karakteristik Saluran pembuangan air limbah

Terbuka Tertutup Tdk adaTempat tinggal

Kota 481 440 79Desa 567 128 305

Tingkat pengeluaran per kapitaKuintil-1 543 118 340Kuintil-2 579 173 248Kuintil-3 557 235 208Kuintil-4 543 283 175Kuintil-5 440 460 100

394 Pembuangan Sampah

Data pembuangan sampah meliputi ketersediaan tempat penampungan pembuangansampah di dalam dan di luar rumah

Pada umumnya rumah tangga tidak mempunyai sarana penampungan sampah di dalamrumah (838) walaupun ada hanya 112 yang terbuka Sedangkan yang mempunyaipenampungan sampah yang di luar rumah pada umumnya terbuka (495) dan hanya82 persen yang tertutup

Tabel 3941Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Penampungan Sampah di Dalam

dan Luar Rumah dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Kabupaten KotaPenampungan Sampah Dalam

RumahPenampungan Sampah Di Luar

RumahTertutup Terbuka Tidak ada Tertutup Terbuka Tidak ada

Nias 93 11 896 207 53 741Mandailing Natal 14 46 940 14 138 848Tapanuli Selatan 10 27 963 28 203 769Tapanuli Tengah 47 05 948 203 174 622Tapanuli Utara 17 142 841 23 225 752Toba Samosir 93 148 758 26 421 553Labuhan Batu 04 192 804 19 757 224Asahan 18 106 876 16 430 555Simalungun 44 165 791 25 685 290Dairi 16 240 743 14 257 730Karo 87 182 730 131 290 578Deli Serdang 39 46 915 65 492 443Langkat 50 202 748 58 789 153Nias Selatan 130 34 836 07 277 716Humbang Hasundutan 10 70 920 45 296 658Pakpak Bharat 21 63 917 21 125 854Samosir 18 111 871 12 203 785Serdang Bedagai 07 34 959 33 714 253Kota Sibolga 71 27 903 372 230 398Kota Tanjung Balai 54 146 800 91 371 538Kota Pematang Siantar 359 333 308 86 546 367Kota Tebing Tinggi 240 201 559 39 654 307Kota Medan 62 73 866 222 535 243Kota Binjai 95 160 745 59 792 148Kota Padang Sidempuan 26 352 622 13 361 627Sumatera Utara 50 112 838 82 495 423

222

Secara Umum peningkatan tingkat ekonomi mempengaruhi jenis penampungan sampahdi dalam atau diluar rumah Semakin tinggi tingkat ekonomi semakin baik jenispenampungan sampah didalam dan diluar rumah yaitu jumlah yang menggunakanpenampungan sampah tertutup semakin banyak

Tabel 3942Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Penampungan Sampah di Dalam

dan Luar Rumah dan Karakteristik Rumah Tanggadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikPenampungan sampah

dalam rumahPenampungan sampah

di luar rumahTertutup Terbuka Tidak ada Tertutup Terbuka Tidak ada

Tempat tinggalKota 81 126 793 132 558 310Desa 25 100 874 42 446 512

Tingkat pengeluaran per kapitaKuintil-1 33 91 877 47 396 557Kuintil-2 32 118 850 50 486 464Kuintil-3 36 104 860 59 507 435Kuintil-4 53 114 833 67 533 401Kuintil-5 86 126 788 170 528 302

223

395 Perumahan

Data perumahan yang dikumpulkan dan menjadi bagian dari persyaratan rumah sehatadalah jenis lantai rumah kepadatan hunian dan keberadaan hewan ternak dalamrumah Data jenis lantai luas lantai rumah dan jumlah anggota rumah tangga diambildari Kor Susenas 2007 sedangkan data pemeliharaan ternak diambil dari Riskesdas2007 Kepadatan hunian diperoleh dengan cara membagi jumlah anggota rumah tanggadengan luas lantai rumah dalam meter persegi Hasil perhitungan dikategorikan sesuaikriteria Permenkes tentang rumah sehat yaitu memenuhi syarat bila ge8m2kapita (tidakpadat) dan tidak memenuhi syarat bila lt8m2kapita (padat)

Rumah tempat tinggal di Kabupaten Nias banyak yang jenis lantainya tanah (16)dengan tingkat kepadatan hunian lt 8 m2 kapita sebesar 538 sementara Nias SelatanJenis lantai (192) dan Langkat (114)

Tabel 3951Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Lantai Rumah dan KepadatanHunian dan Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Susenas 2007

Kabupaten Kota Jenis Lantai Kepadatan HunianBukan Tanah gt= 8 M2 lt 8 M2

Nias 840 160 462 538Mandailing Natal 940 60 623 377Tapanuli Selatan 949 51 711 289Tapanuli Tengah 963 37 580 420Tapanuli Utara 974 26 739 261Toba Samosir 970 30 813 187Labuhan Batu 927 73 759 241Asahan 952 48 833 167Simalungun 934 66 845 155Dairi 934 66 760 240Karo 964 36 790 210Deli Serdang 963 37 908 92Langkat 886 114 873 127Nias Selatan 808 192 613 387Humbang Hasundutan 980 20 740 260Pakpak Bharat 958 42 625 375Samosir 936 64 784 216Serdang Bedagai 962 38 856 144Kota Sibolga 973 27 690 310Kota Tanjung Balai 984 16 699 301Kota Pematang Siantar 971 29 846 154Kota Tebing Tinggi 972 28 899 101Kota Medan 976 24 883 117Kota Binjai 979 21 881 119Kota Padang Sidempuan 936 64 712 288

Sumatera Utara 945 55 807 193

224

Dilihat dari daerah perdesaan masih tetap memberi gambaran yang rendah dimanajenis lantai tanah yang tinggi (77) dan kepadatan huian lt 8 m2kapita sebesar(236) Peningkatan tingkat ekonomi mempengaruhi jenis lantai rumah dan kepadatanhunian Pada quintil 1 dapat kita lihat tingginya persentase jenis lantai rumah dari tanah(115) dan Kepadatan hunian lt 8 m2kapita (482)

Tabel 3952Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Lantai Rumah

dan Kepadatan Hunian Dan Klasifikasi Desa Susenas 2007

Karakteristik Jenis lantai Kepadatan hunian

Bukan tanah Tanah gt=8 m2 kapita lt 8 m2 kapitaTempat tinggal

Kota 973 27 862 138Desa 923 77 764 236

Tingkat pengeluaran per kapitaKuintil-1 885 115 518 482Kuintil-2 936 64 716 284Kuintil-3 947 53 828 172Kuintil-4 965 35 914 86Kuintil-5 974 26 965 35

Dalam hal pemeliharaan ternak data dikumpulkan dengan menanyakan kepada seluruhkepala rumah tangga apakah memelihara binatang jenis unggas ternak sedang(kambing domba babi dll) ternak besar (sapi kuda kerbau dll) atau binatangpeliharaan seperti anjing kucing dan kelinci Bila di rumah tangga memelihara ternakkemudian ditanyakan dan diamati apakah dipelihara di dalam rumah

Masyarakat yang memelihara unggas cukup tinggi dibanding jenis ternak lain sebesar(326) Pada beberapa kabupaten pemeliharaan unggas tersebut cukup tinggi sepertiNias (730) Humbang Hasundutan (320) Samosir (322) dan Tapanuli Utara(332) (tabel 3953)

Dilihat dari daerah masyarakat perdesaan jauh lebih tinggi dibanding perkotaan untukpemeliharaan semua jenis ternak hewan peliharaan Untuk jenis ternak unggasperdesaan (398) dan perkotaan (172)Dilihat dari tingkat ekonomi semakin tinggitingkat ekonominya semakin berkurang persentase pemeliharaan ternak hewan (tabel3184)

225

Tabel 3953Persentase Rumah Tangga menurut Tempat Pemeliharaan TernakHewan Peliharaan

dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaTernak Unggas

Ternak Sedang(kambingdombababi dll)

Ternak Besar(sapikerbaukuda dll)

Anjingkucingkelinci

Dalamrumah

Luarrumah

Tidakpelihara

Dalamrumah

Luarrumah

Tidakpelihara

Dalamrumah

Luarrumah

Tidakpelihara

Dalamrumah

Luarrumah

Tidakpelihara

Nias 17 713 270 57 592 351 00 02 998 451 116 432Mandailing Natal 64 324 613 07 28 966 00 07 993 28 19 954Tapanuli Selatan 44 283 673 00 43 957 00 41 959 29 09 962Tapanuli Tengah 08 305 687 00 204 796 00 05 995 42 31 927Tapanuli Utara 17 651 332 45 344 611 03 26 972 57 324 619Toba Samosir 21 523 455 17 225 758 17 81 903 212 182 606Labuhan Batu 41 255 704 02 94 905 00 35 965 94 41 865Asahan 34 325 641 09 72 919 00 47 953 77 49 874Simalungun 13 338 649 00 112 888 02 111 888 38 70 892Dairi 14 489 497 08 320 672 03 27 970 227 194 579Karo 22 159 819 00 84 916 02 36 962 26 142 832Deli Serdang 12 236 753 00 42 958 04 28 968 71 28 902Langkat 77 463 460 03 66 931 35 54 911 85 79 836Nias Selatan 14 599 387 10 757 233 00 03 997 134 137 729Humbahas 65 615 320 10 370 620 00 40 960 135 190 675Pakpak Bharat 42 479 479 00 333 667 00 146 854 42 42 917Samosir 12 667 322 06 471 523 06 238 756 157 424 419Serdang Bedagai 09 269 722 33 77 890 04 27 969 93 33 874Kota Sibolga 09 27 965 00 00 1000 00 00 1000 27 09 965Kota Tanjung Balai 27 151 822 27 973 00 00 1000 124 32 844Kota P Siantar 22 205 772 03 42 955 00 03 997 54 58 888Kota Tebing Tinggi 11 197 792 00 56 944 00 06 994 78 50 872Kota Medan 22 111 867 01 12 986 00 02 998 54 41 905Kota Binjai 27 148 825 00 03 997 00 09 991 62 27 911Kota P Sidempuan 34 176 790 00 00 1000 00 00 1000 69 21 910

Sumatera Utara 28 298 674 06 108 885 04 33 962 83 66 851

226

Tabel 3954Persentase Rumah Tangga menurut Tempat Pemeliharaan TernakHewan Peliharaan dan Karakteristik Rumah Tangga

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikTernak Unggas

Ternak Sedang(kambingdombababi

dll)

Ternak Besar(sapikerbaukuda dll)

Anjingkucingkelinci

Dalamrumah

Luarrumah

Tidakpelihara

Dalamrumah

Luarrumah

Tidakpelihara

Dalamrumah

Luarrumah

Tidakpelihara

Dalamrumah

Luarrumah

Tidakpelihara

Tempat tinggal

Kota 21 172 807 02 33 965 00 10 990 59 38 903

Desa 34 398 568 10 168 822 07 52 940 102 88 810

Tingkat pengeluaran per kapita

Kuintil-1 34 428 539 10 223 767 03 49 947 116 97 787

Kuintil-2 35 349 616 11 121 868 07 39 954 87 69 844

Kuintil-3 28 307 665 06 104 890 04 36 960 79 53 869

Kuintil-4 26 266 708 04 77 919 03 34 963 74 63 863

Kuintil-5 23 186 791 04 51 946 04 15 981 69 57 874

Sumatera Utara 28 298 674 07 108 885 04 33 962 83 66 851

227

BAB 4 RINGKASAN HASIL

Riskesdas 2007 merupakan survei dengan skala besar dalam lingkup jangkauan wilayahdan sampel Riset ini meliputi seluruh provinsi di Indonesia dengan 280000 sampelrumah tangga Di Provinsi Sumatera Utara semua kabupatenkota ikut terlibat dalampelaksanaan riset ini dan sebagai sampel ada sebanyak 1664 rumah tangga yangterambil

Dalam pelaksanaan mulai perencanaan dan pengumpulan data di lapangan instansidinas kesehatan kabupatenkota se Sumatera Utara terlibat sebagai koordinator diwilayahnya dengan menyertakan pihak BPS Poltekes Medan Rumah Sakit danLaboratorium Daerah sebagai mitra kerja

Mulai pelaksanaan pengumpulan data di masing-masing kabupatenkota dalam waktuyang hampir bersamaanoleh surveyor yang terlatih Walaupun berbagai kendala dantantangan dalam pelaksanaan pengumpulan data yang besar namun secarakeseluruhan di Provinsi Sumatera Utara telah berhasil dengan baik Jika dibandingkandengan rata-rata nasional respon rate pelaksanaan pengumpulan data di SumateraUtara berada di atas rata-rata

Penyelesaian pengumpulan data yang tidak serempak di masing-masing kabupatenkotamenjadikan kendala dalam penulisan laporan akhir Juga dari data yang telah terkumpulmasih terdapat catatan-catatan yang yang harus ditelusuri sehingga memudahkandalam analisis Data yang tidak memungkinkan untuk ditelusuri kembali tidak disertakandalam analisis sehingga menurunkan jumlah Namun demikian penurunan tersebutmasih dalam batas yang ditoleransi

Hasil yang laporkan dalam buku ini merupakan kerja keras dari berbagai pihak yangterlibat dan sebagai sumbangan kepada pemerhati di bidang kesehatan khususnya diSumatera Utara dalam rangka memperbaiki kualitas dan derajat kesehatan masyarakatHasil Riskesdas ini dapat diamati dari beberapa temuan variabel utama seperti statusgizi kesehatan ibu dan anak penyakit menular dan tidak menular pengetahuan danperilaku mata gigi cedera akses ke pelayanan kesehatan dan lingkungan

Belum keseluruhan data yang dihasilkan dapat dianalisis dan dilaporkan ini dalam bukuini Untuk dukungan informasi bagi pengguna hasil ini masih memungkinkan untukdinalisis lebih lanjut untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap Data Riskesdas2007 dapat pula dijadikan bahan kajian bagi mahasiswa untuk kebutuhan studinya

Ke depan masih banyak yang dapat diperbaiki dan dilakukan penelitian lanjut denganmengutamakan data Riskesdas 2007 sebagai data dasar penelitian

228

DAFTAR PUSTAKA

1 ------------------ Faktor Resiko Terjadinya Hipertensi httpwwwklinikpriacomdatatopik hipertensihtm 2005

2 ------------------- Hipertensi httpwwwmedicastorecompenyakithipertenhtm9202002

3 Abas B Jahari Sandjaja Herman Sudiman Soekirman Idrus Jusat Fasli Jalal DiniLatief Atmarita Status gizi balita di Indonesia sebelum dan selama krisis (Analisisdata antropometri Susenas 1989 - 1999) Prosiding Widyakarya Nasional Pangandan Gizi VII Jakarta 29 Februari - 2 Maret 2000

4 AMA (American Medical Association) 2001 Depression Linked With Increased Riskof Heart Failure Among Elderly With HypertensionhttpwwwmedemcomMedLBarticle_ID=ZZZUKQQ9EPCampsub_cat=73 8242002

5 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RILaporan SKRT 2001 Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular Studi Morbiditas danDisabilitas Tahun 2002

6 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RILaporan SKRT 2001 Studi Morbiditas dan Disabilitas Tahun 2002

7 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RILaporan SKRT 2001 Studi Kesehatan Ibu dan Anak

8 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RILaporan SKRT 2001 Studi Tindak Lanjut Ibu Hamil

9 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RILaporan Data Susenas 2001 Status Kesehatan Pelayanan Kesehatan PerilakuHidup Sehat dan Kesehatan Lingkungan Tahun 2002

10 Badan Pusat Statistik Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional DepartemenKesehatan Survei Demografi dan Kesehatan 2002-2003 ORC Macro 2002-2003

11 Balitbangkes Depkes RI Operational Study an Integrated Community-BasedIntervention Program on Common Risk Factors of Major Non-communicableDiseases in Depok Indonesia 2006

12 Basuki B amp Setianto B Age Body Posture Daily Working Load PastAntihypertensive drugs and Risk of Hypertension A Rural Indonesia Study 2000

13 Bedirhan Ustun The International Classification Of Functioning Disability And Healthndash A Common Framework For Describing Health States p344-348 2000

14 Bonita R et al Surveillance of risk factors for non-communicable diseases The WHOSTEP wise approach SummaryGeneva World Health Organization 2001

15 Bonita R de Courten M Dwyer T et al 2001 The WHO Stepwise Approach toSurveillance (STEPS) of NCD Risk Faktors Geneva World Health Organization

16 Bonita R de Courten M Dwyer T Jamrozik K Winkelmann R SurveillanceNoncommunicable Diseases and Mental Health The WHO STEPwise Approach toSurveillance (STEPS) of NCD Risk Factors Geneva World Health Organization2002

229

17 Brotoprawiro S dkk Prevalensi Hipertensi pada Karyawan Salah Satu BUMN yangmenjalani pemeriksaan kesehatan 1999 Kelompok Kerja Serebro Vaskular FKUNPADRSHS ldquo Disampaikan pada seminar hipertensi PERKI 2002

18 CDC Growth Charts for the United State Methods and Development Vital andHealth Statistics Department of Health and Human Services Series 11 Number246 May 2002

19 CDC State ndash Specific Trend in Self Report 3d Blood Pressure Screening and HighBlood Pressure ndash United States 1991 ndash 1999 2002 MMWR 51 (21) 456

20 CDC State-Specific Mortality from Stroke and Distribution of Place of Death UnitedStates 2002 MMWR 51 (20) 429

21 Darmojo B Mengamati Penelitian Epidemiologi Hipertensi di IndonesiaDisampaikan pada seminar hypertensi PERKI 2000

22 Departemen Kesehatan RI 1999 Rencana Pembangunan Kesehatan MenujuIndonesia Sehat 2010 Jakarta Depkes RI

23 Departemen Kesehatan RI 2003 Pemantauan Pertumbuhan Balita DirektoratJenderal Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Gizi Masyarakat Depkes RI

24 Departemen Kesehatan RI 2003 Indikator Indonesia Sehat 2010 dan PedomanPenetapan Indikator Provinsi Sehat dan KabupatenKota Sehat JakartaDepartemen Kesehatan

25 Departemen Kesehatan RI Panduan Pengembangan Sistem Surveilans PerilakuBerisiko Terpadu Tahun 2002

26 Departemen Kesehatan RI Pusat Promosi Kesehatan Panduan Manajemen PHBSMenuju KabupatenKota Sehat Tahun 2002

27 Departemen Kesehatan RI SKRT 1995 Badan Penelitian dan PengembanganKesehatan Departemen Kesehatan RI 1997

28 Departemen Kesehatan Direktorat Epim-Kesma Program Imunisasi di IndonesiaBagian I Jakarta Depkes 2003

29 Departemen Kesehatan Survey Kesehatan Nasional LaporanDepkes RI Jakarta2001

30 Departemen Kesehatan Survey Kesehatan Nasional LaporanDepkes RI Jakarta2004

31 Djaja S et al Statistik Penyakit Penyebab Kematian SKRT 1995

32 George Alberty Non Communicable Disease Tomorrowrsquos pandemic Bulletin WHO2001 7910 907

33 Hartono IG Psychiatric morbidity among patients attending the Bangetayucommunity health centre in Indonesia 1995

34 Hashimoto K Ikewaki K Yagi H Nagasawa H Imamoto S Shibata T Mochizuki SGlucose Intolerance is Common in Japanese Patients With AcuteCoronarySyndrome Who Were Not Previously Diagnosed With Diabetes DiabetesCare 28 1182 -1186 2005

35 International Classification Of Functioning Disability And Health (ICF)World HealthOrganization Geneva 2001

36 Jadoon Mohammad Z Dineen B Bourne RRA Shah SP Khan Mohammad AJohnson GJ et al Prevalence of Blindness and Visual Impairment in Pakistan ThePakistan National Blindness and Visual Impairment Survey InvestigativeOphthalmology and Visual Science 2006474749-55

230

37 Janet AS Diet Obesitas dan hipertensi httpwwwsuryacoid 3107200210aphtml 2002

38 Kaplan NM Clinical Hipertension 8th Ed Lippincott Williams amp Wilkins 2002

39 Kaplan NM Primary Hypertention Phatogenesis In Clinical Hypertention 7th EdBaltimore Williams and Wilkins Inc 1998 41-132

40 Kristanti CM Dwi Hapsari Pradono J dan Soemantri S 2002 Status KesehatanMulut dan Gigi di Indonesia Analisis Data Survei Kesehatan Rumah Tangga

41 Kristanti CM Suhardi dan Soemantri S 1997 Status Kesehatan Mulut dan Gigi diIndonesia Seri Survei Kesehatan Rumah Tangga

42 Leonard G Gomella Steven A Haist Clinicians Pocket Reference Mc GrawhillMedical Publishing division International edition NY 2004

43 Mansjoer A dkk Hipertensi di Indonesia Kapita Selekta Kedokteran 1999 518 ndash521

44 Muchtar amp Fenida Faktor-faktor yang berhubungan Dengan Hipertensi TidakTerkendali Pada Penderita Hipertensi Ringan dan Sedang yang berobat di poli GinjalHipertensi 1998

45 Obesity and Diabetes in the Developing World mdash A Growing Challenge

46 Parvez Hossain MD Bisher Kawar MD and Meguid El Nahas MD PhD TheNew England Journal of Medicine Vol 356 213 ndash 215 Jan 18 2007

47 Perkeni Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 diIndonesia 2006 Jakarta Perkeni 2006

48 Perkeni Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 diIndonesia 2006 Jakarta Perkeni 2006

49 Petunjuk Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal Jakarta Direktorat Jenderal BinaKesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan RI 2004

50 Policy Paper for Directorate General of Public Health June 2002

51 Rencana Strategis Departemen Kesehatan 2005-2009 Jakarta DepartemenKesehatan RI 2005

52 Report of WHO Definition and Diagnosis of Diabetes Mellitus and IntermediateHyperglycaemia Geneva WHO 2006 pp 9- 43

53 Report of WHO Definition and Diagnosis of Diabetes Mellitus and IntermediateHyperglycaemia Geneva WHO 2006 pp 9- 43

54 Resolution WHA561WHO Framework Convention on Tobacco Control In Fifty-sixth World Health Assembly 19-28 May 2003Geneva World Health Organization2003

55 Resolution WHA5717Global Strategy on dietphysical activity and health InFifty-seventh World Health Assembly 17-12 May 2004Geneva World HealthOrganization 2004

56 Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 Pedoman Pewawancara PetugasPengumpul Data Jakarta Badan Litbangkes Depkes RI 2007

57 Rose Menrsquos How To Keep Your Blood Pressure Under Control News HealthRecource 1999

58 SSoemantri Sarimawar Djaja Trend Pola Penyakit Penyebab Kematian DiIndonesia Survei Kesehatan Rumah Tangga 1992 1995 2001

231

59 Sandjaja Titiek Setyowati Sudikno Cakupan penimbangan balita di IndonesiaMakalah disajikan pada Simposium Nasional Litbang KesehatanJakarta 7-8Desember 2005

60 Sandjaja Titiek Setyowati Sudikno Cakupan viramin A untuk bayi dan balita diIndonesia Prosiding temu Ilmiah dan Kongres XIII Persagi Denpasar 20-22November 2005

61 Sarimawar Djaja dan S Soemantri Perjalanan Transisi Epidemiologi di Indonesiadan Implikasi Penanganannya Studi Mortalitas Survei Kesehatan Rumah Tangga2001 Bulletin of Health Studies Volume 31 Nomor 3 ndash 2003 ISSN 0125 ndash 9695ISN = 724

62 Sarimawar Djaja Joko Irianto Lisa Mulyono Pola Penyakit Penyebab Kematian DiIndonesia SKRT 2001 The Journal of the Indonesian Medical Association Volume53 No 8 ISSN 0377-1121

63 Saw S-M Husain R Gazzard GM Koh D Widjaja D Tan DTH Causes of lowvision and blindness in rural Indonesia British Journal of Ophthalmology2003871075-8

64 Seri Survei Kesehatan Rumah Tangga DepKes RI ISSN 0854-7971 No 15 Th1999

65 Sinaga S dkk Pola Sikap Penderita Hipertensi Terhadap Pengobatan JangkaPanjang dalam Naskah Lengkap KOPAPDI VI 1984 Penerbit UI-PRESS 1439

66 SK Menkes RI Nomor 736aMenkesXI1989 tentang Definisi Anemia dan batasanNormal Anemia

67 Sobel BJ amp Bakris GL Hipertensi Pedoman Klinik Diagnosis amp Terapy 1999 13

68 Sonny PW Agustina Lubis Gambaran Rumah Sehat di Berbagai ProvinsiIndonesia Berdasarkan Data SUSENAS 2001 Analisis lanjut Data Susenas ndashSurkesnas 2001 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI

69 Sri Hartini KS Kariadi Laju Konversi Toleransi Glukosa Terganggu menjadi Diabetesdi Singaparna Jawa Barat Disampaikan pada Konggres Nasional ke 5Perkumpulan Endokrinologi Indonesia Bandung 9 ndash 13 April 2000 (SX111-1)

70 Sunyer FX Medical hazard of obesity Ann Intern Med 1993 119

71 Suradi amp Syarsquobani M et al Hipertensi Borderline ldquoWhite Coatrdquo dan sustained ldquo Suatu Studi Komperatif terhadap Normotensi para karyawan usia 18 ndash 42 tahun diRSUP Dr Sarjito Yogyakarta Berkala Ilmu Kedokteran Vol 29 (4) 1997

72 Syah B Non-communicable Disease Surveillance and Prevention in South-EastAsia Region 2002

73 The Australian Institute of Health and Welfare 2003 Indicators of Health RiskFactors The AIHW view AIHW Cat No PHE 47 Canberra AIHW P238

74 The WHO STEPwise approach to Surveillance of Noncommunicable Diseases 2003STEPS Instrument for NCD Risk Factors (Core and expanded Version 13)

75 Tim survei Depkes RI Survei Kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran 1993-1996 Depkes RI Jakarta1997

76 U Laasar The Risk of Hypertension Genesis and Detection Dalam JulianRosenthal Arterial Hypertension Pathogenesis Diagnosis and Therapy Springer-Verlag New York Heidelberg Berlin 1984 44

232

77 Univ Cape town Department of Haematology Haematology An Aproach toDiagnosis and Management Cape town 2001 Badan Penelitian danPengembangan Kesehatan Depkes RI 2001 Survei Kesehatan Nasional(Surkesnas) 2001 Jakarta Badan Litbangkes

78 WHO 1995 Oral Health Care Needs of the Community A Public Health Report

79 WHO Assessing the iron status of populations Report of a joint World HealthOrganizationCenters for Disease Control and Prevention technical consultation onthe assessment of iron status at the population level Geneva Switzerland April2004

80 WHO Auserrsquos guide to the self reporting questionnaireGeneva1994

81 WHOSEARO Surveillance of Major Non-communicable Diseases in South ndash EastAsia Region Report of an Inter-country Consultation 2005

82 WHO-ISH WHO-ISH Hypertension Guideline Committee 1999 Guidelines of TheManagement of Hypertension Journal of Hypertension 1999

83 WHO-ISH WHO-ISH Hypertension Guideline Committee 1999 Guidelines of TheManagement of Hypertension Journal of Hypertension 2003

84 World Health Organization 2003 The World Health Survey Programme Geneva

85 World Health Organization 2003 The Surf Report 1 Surveillance of Risk Factorsrelated to noncommunicable diseases Current of global data Geneva WHO p15

86 World Health Organization International Classification of Diseases Injuries andCauses of Death Based on The Recommendation of The Ninth Revision Conference1975 and Adopted by The Twenty Ninth WHA 1997 volume 1

233

LAMPIRAN

Page 4: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …

iv

SAMBUTANMENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Assalamu lsquoalaikum Wr Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang dengan rahmat dan bimbinganNya Departemen

Kesehatan saat ini telah mempunyai indikator dan data dasar kesehatan berbasis

komunitas yang mencakup seluruh Provinsi dan KabupatenKota yang dihasilkan

melalui Riset Kesehatan Dasar atau Riskesdas Tahun 2007 - 2008

Riskesdas telah menghasilkan serangkaian informasi situasi kesehatan berbasis

komunitas yang spesifik daerah sehingga merupakan masukan yang amat berarti bagi

perencanaan bahkan perumusan kebijakan dan intervensi yang lebih terarah efektif dan

efisien Selain itu data Riskesdas yang menggunakan kerangka sampling Susenas Kor

2007 menjadi lebih lengkap untuk mengkaitkan dengan data dan informasi sosial

ekonomi rumah tangga

Saya minta semua pelaksana program untuk memanfaatkan data Riskesdas dalam

menghasilkan rumusan kebijakan dan program yang komprehensif Demikian pula

penggunaan indikator sasaran keberhasilan dan tahapanmekanisme pengukurannya

menjadi lebih jelas dalam mempercepat upaya peningkatan derajat kesehatan secara

nasional dan daerah

Saya juga mengundang para pakar baik dari Perguruan Tinggi pemerhati kesehatan

dan juga peneliti Balitbangkes untuk mengkaji apakah melalui Riskesdas dapat

dikeluarkan berbagai angka standar yang lebih tepat untuk tatanan kesehatan di

Indonesia mengingat sampai saat ini sebagian besar standar yang kita pakai berasal

dari luar

Riskesdas yang baru pertama kali dilaksanakan ini tentu banyak yang harus diperbaiki

dan saya yakin Riskesdas dimasa mendatang dapat dilaksanakan dengan lebih baik

Riskesdas harus dilaksanakan secara berkala 3 atau 4 tahun sekali sehingga dapat

diketahui pencapaian sasaran pembangunan kesehatan di setiap wilayah dari tingkat

kabupatenkota provinsi maupun nasional

Untuk tingkat kabupatenkota perencanaan berbasis bukti akan semakin tajam bila

keterwakilan data dasarnya sampai tingkat kecamatan Oleh karena itu saya

menghimbau agar Pemerintah Daerah baik Provinsi maupun KabupatenKota ikut serta

berpartisipasi dengan menambah sampel Riskesdas agar keterwakilannya sampai ke

tingkat Kecamatan

v

Saya menyampaikan ucapan selamat dan penghargaan yang tinggi kepada para peneliti

dan pegawai Balitbangkes para enumerator para penanggung jawab teknis dari

Balitbangkes dan Poltekkes para penanggung jawab operasional dari Dinas Kesehatan

Provinsi dan KabupatenKota jajaran Labkesda dan Rumah Sakit para pakar dari

Universitas dan BPS serta semua yang teribat dalam Riskesdas ini Karya anda telah

mengubah secara mendasar perencanaan kesehatan di negeri ini yang pada gilirannya

akan mempercepat upaya pencapaian target pembangunan nasional di bidang

kesehatan

Khusus untuk para peneliti Balitbangkes teruslah berkarya tanpa bosan mencari

terobosan riset baik dalam lingkup kesehatan masyarakat kedokteran klinis maupun

biomolekuler yang sifatnya translating research into policy dengan tetap menjunjung

tinggi nilai yang kita anut integritas kerjasama tim serta transparan dan akuntabel

Billahit taufiq walhidayah Wassalamursquoalaikum Wr Wb

Jakarta Desember 2008

Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Dr dr Siti Fadilah Supari SpJP(K)

vi

RINGKASAN EKSEKUTIF

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 adalah survei tingkat nasional yang dilakukanoleh Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Kesehatan RI denganmelibatkan BPS organisasi profesi perguruan tinggi lembaga penelitian pemerintahdaerah dan partisipasi masyarakat untuk menyediakan informasi kesehatan yangberbasis bukti (evidence-based) untuk menunjang perencanaan bidang kesehatankabupatenkota Riskesdas mencakup sampel yang jauh lebih besar dari survei-surveikesehatan sebelumnya seperti SKRT atau SDKI dan mencakup aspek kesehatan yanglebih luas Riskesdas 2007 dilaksanakan untuk menjawab pertanyaan tentang statuskesehatan masyarakat di tingkat nasional provinsi dan kabupatenkota faktor-faktoryang melatarbelakanginya dan masalah kesehatan masyarakat yang spesifik di setiapwilayah

Penarikan sampel untuk Riskesdas 2007 identik pula dengan two stage sampling yangdigunakan dalam Susenas 2007 Riskesdas 2007 di Provinsi Sumatera Utara mencakupsampel di 25 kabupatenkota yang mencakup 1054 blok sensus atau sebanyak 16864rumah tangga Selanjutnya seluruh anggota rumah tangga dari setiap rumah tanggayang terpilih dari kedua proses penarikan sampel tersebut diatas diambil sebagai sampelindividu

Pada buku ini dijelaskan berbagai temuan hasil Riskesdas 2007 tingkat provinsi denganvariasinya pada tingkat kabupatenkota dan karakteristik responden

Status Gizi

Prevalensi status gizi anak balita di Sumatera Utara menurut BBU anak balitadengan gizi buruk dan sangat buruk masih ada sebanyak 227 persen menurut TBUjumlah yang sangat pendek dan pendek ada sebanyak 431 persen sedangkanmenurut BBTB jumlah yang dikategorikan sangat kurus dan kurus masih adasebanyak 17 persen Ada enam kabupaten dan satu kota yang diukur dengan tigaukuran status gizi tersebut selalu berada di bawah standar yaitu Kabupaten TapanuliSelatan Tapanuli Tengah Simalungun Humbang Hasundutan Serdang Bedagaidan Kota Sibolga

Menurut karakteristik responden anak balita yang harus mendapat prioritaspenanganan dalam perbaikan gizi terutama pada responden yang memiliki bayi umurdi bawah satu tahun tempat tinggal di desa dan tingkat ekonomi pada kuintilpertama (kategori ekonomi paling rendah)

Status gizi anak balita menurut berat badan terhadap tinggi badan (BBU) yangdikategorikan gizi buruk menurut kabupatenkota berkisar antara 23 - 195Prevalensi tertinggi di Kabupaten Tapanuli Utara dan terendah di Kabupaten KaroSedangkan yang tergolong gizi kurang prevalensinya berkisar antara 72 yaituKabupaten Samosir dan tertinggi di Kabupaten Nias 211 Ada delapan kabupatenkota yang mempunyai prevalensi gizi buruk dan kurang sudah di bawah 20 persenyaitu Kabupaten Toba Samosir Dairi Karo Langkat Samosir dan Kota PematangSiantar Medan dan Padang Sidempuan

Status gizi anak balita menurut tinggi badan terhadap umur (TBU) yangdikategorikan sangat pendek menurut kabupatenkota berkisar antara 128 -454 prevalensi tertinggi di Kabupaten Tapanuli Utara dan terendah di KotaPematang Siantar Sedangkan yang tergolong pendek prevalensinya berkisar antara96 di Kabupaten Tapanuli Selatan dan tertinggi di Kabupaten Nias Selatan 293Jika prevalensi sangat pendek dan pendek dijumlahkan maka hanya terdapat 5

vii

kabupatenkota yang mempunyai prevalensi kependekan lebih rendah dari angkanasional yaitu Tapanuli Selatan Samosir Kota Pematang Siantar Kota TebingTinggi dan Kota Padang Sidempuan

Masalah kegemukan (berat badan lebih + obese) pada orang dewasa di ProvinsiSumatera Utara sudah terlihat tinggi untuk tiap kota yang prevalensinya di atas 20persen dan ada empat kabupaten yaitu Kabupaten Labuhan Batu Asahan Karodan Deli Serdang Kecuali Kabupaten Labuhan Batu semua kabupatenkota tersebutdi atas juga sudah bermasalah dengan obesitas yang prevalensinya sudah di atas10 Kabupaten Nias dan Pakpak Bharat yang mempunyai prevalensi obesitas yangrendah atau di bawah lima persen

Secara umum di Provinsi Sumatera Utara rumah tangga mengkonsumsi garamcukup iodium sudah mencapai 90 persen atau sudah dalam kategori baik bahkanbeberapa kabupatenkota hampir mencapai 100 persen seperti Kabupaten Karo danKota Pematang Siantar Namun demikian masih terdapat kabupaten yang masih dibawah 50 persen seperti Kabupaten Tapanuli Selatan dan Mandailing Natal

Kualitas konsumsi garam beriodium rumah tangga menurut kabupatenkota diProvinsi Sumatera Utara secara umum sudah mencapai 90 persen atau sudahdalam kategori baik bahkan beberapa kabupatenkota hampir mencapai 100 persenseperti Kabupaten Karo dan Kota Pematang Siantar Namun demikian masihterdapat kabupaten yang masih di bawah 50 persen seperti Kabupaten TapanuliSelatan dan Mandailing Natal Sedangkan kabupaten yang kualitas konsumsi garamberiodium rumah tangganya rendah atau masih di bawah 50 persen adalahKabupaten Tapanuli Selatan dan Mandailing Natal namun demikian masih tergolongcukup untuk kecukupan garam iodium tersebut

Kesehatan Ibu dan Anak

Cakupan anak balita yang telah mendapat imunisasi terhadap lima penyakit anakutama yang bisa dicegah dengan imunisasi pada umur 12 bulan seperti yangdianjurkan oleh pemerintah Cakupan tertinggi adalah untuk BCG (750) danCampak (708) sedangkan cakupan terendah adalah imunisasi Hepatitis

Sebagian besar balita ditimbang di Posyandu (616) ditimbang di Puskesmas141 Delapan puluh sembilan persen balita di Kabupaten Asahan ditimbang diPosyandu sedangkan di Humbang Hasundutan hanya 171 Sebagian besar(60) balita di Humbang Hasundutan ditimbang di Polindes Kota Tanjung Balaitempat favorit penimbangan balita adalah Puskesmas (476) Posyandu hanya270

Pemberian vitamin A sesuai dengan catatan dalam KMS Secara umum 510 balitapernah mendapat vitamin A dosisi tinggi Cakupan tertinggi Vitamin A adalahTapanuli utara (870) dan terendah adalah Labuhan Batu (348) Angka tersebutturun dengan meningkatnya umur anak Pada anak umur 12 ndash 23 bulan 600pernah mendapat vitamin A dosis tinggi sedangkan persentase untuk anak umur 48ndash 59 bulan adalah 408

Sebagian besar (747) ibu hamil memeriksakan kehamilannya ke tenagakesehatan Bahkan ada KabupatenKota yang hampir keseluruhan ibu hamilmemeriksakan kehamilannya (100 Kota Tebing Tinggi sekitar 90 Kota MedanKota Binjai dan Kota Padang Sidempuan Namun masih ada beberapaKabupatenKota yang cakupannya di bawah 50 (Tapanuli Selatan TapanuliTengah dan Labuhan Batu)

viii

Penyakit Menular

Dalam 12 bulan terakhir di Provinsi Sumatera Utara filariasis klinis terdeteksi denganprevalensi yang sangat rendah Namun ada Kabupaten Pakpak Barat yangprevalensinya lebih tinggi dari prevalensi filarisis di Provinsi Sumatera Utara secarakeseluruhan

Persentase malaria berdasarkan gejala dan diagnosis dalam sebulan terakhir diProvinsi Sumatera Utara dijumpai sebesar 3 persen dengan rentang 01 ndash 25persen Nias Nias Selatan dan Mandailing Natal mempunyai persentase tertinggiberdasarkan diagnosis pasti persentase malaria di Provinsi Sumatera Utara 13persen dengan rentang 01 ndash 105 persen Nias Nias Selatan dan Mandailing Natalpersentasenya masih yang tertinggi

Angka persentase ISPA dalam sebulan terakhir di Provinsi Sumatera Utara adalah22 persen prevalensi di atas 30 ditemukan di 6 kabupatenkota yaitu NiasMandailing Natal Simalungun Nias Selatan Kota Tebing Tinggi dan Kota PadangSidempuan dan hanya dua wilayah yang persentasenya di bawah 10 yaituLangkat dan Kota Binjai

Di Provinsi Sumatera Utara dalam 12 bulan terakhir penyakit ini masih terdeteksidengan prevalensi 09 persen (rentang 01ndash62 persen) di beberapa kabupatenkotaprevalensinya masih 2 persen atau lebih tinggi yaitu di Mandailing Natal NiasSelatan Kota Sibolga dan Kota Padang Sidempuan

Dalam 12 bulan terakhir tifoid klinis dapat dideteksi di Provinsi Sumatera Utaradengan persentase 09 persen dan tersebar di seluruh kabupatenkota denganrentang 02 ndash 33 persen persentase tifoid tertinggi dilaporkan dari Nias Selatan (33persen)

Sedangkan untuk hepatitis penyakit ini teridentifikasi di hampir seluruh kabupatenkota Persentase hepatitis tertinggi ditemukan di Kabupaten Mandailing NatalPakpak Barat dan Nias Selatan

Penyebaran diare dalam satu bulan terakhir di Sumatera Utara merata di seluruhkabupatenkota Persentase di provinsi ini sebesar 88 persen tertinggi ditemukan diKabupaten Simalungun (204 persen) Nias Mandailing Natal Simalungun NiasSelatan Humbang HasundutanPakpak Barat Kota Sibolga Kota Tebing Tinggi danKota Padang Sidempuan mempunyai persentase diare di atas 10 persen

Penyakit Tidak Menular

Prevalensi penyakit persendian yang didiagnosis di Sumatera Utara sebesar 119sedangkan yang didiagnosis serta mengalami gejala sebesar 202 Kasuspersendian tertinggi di Kabupaten Nias Selatan (425)

Untuk prevalensi hipertensi berdasarkan diagnosis oleh tenaga kesehatan adalah58 dan hamper sama dengan hipertensi yang berdasarkan diagnosis serta minumobat (59)

Sementara untuk prevalensi penyakit stroke hanya di bawah satu persen

Prevalensi penyakit asma di Provinsi Sumatera Utara sebesar 3 (kisaran 03 ndash64) tertinggi di Mandailing Natal Prevalensi penyakit jantung 7 penyakitdiabetes sebesar 1 dan prevalensi tumor di bawah satu persen

Prevalensi gangguan mental emosional di Provinsi Sumatera Utara mencapai 69persen di mana tertinggi di Kabupaten Mandailing Natal (142) dan Kota PadangSidempuan (127)

ix

Di Sumatera Utara gangguan Low Vision sebesar 45 sedangkan untuk kebutaansebesar 07 Penyakit katarak yang ditanyakan pada penduduk umur 30 tahun keatas menunjukkan bahwa mereka yang pernah didiagnosis oleh tenaga kesehatandan dinyatakan katarak sebesar 17 persen sedangkan penduduk yang merasakanada gejala katarak sebanyak 97 persen

Masalah gigi-mulut ditanyakan untuk kurun waktu 12 bulan terakhir pada seluruhpenduduk Di Provinsi Sumatera Utara prevalensi masalah gigi-mulut sebanyak 167persen yang 24 persennya mendapat perawatan Masalah gigi-mulut tinggi di KotaSibolga (37) dan Kabupaten Tapanuli Tengah (29) Perawatan yang dilakukansebagian besar pada pengobatan (87) atau perawatan yang disertai denganpencabutan gigi (33)

Menurut kabupatenkota prevalensi karies aktif di Sumatera Utara berkisar antara267 sampai 59 yaitu terendah di Kabupaten Nias Selatan dan tertinggi di KotaSibolga

Di Provinsi Sumatera Utara disabilitas belum menjadi masalah yang berat di manamereka yang mempunyai disabilitas buruk + sangat buruk masih di bawah limapersen Namun disabilitas secara keseluruhan sudah menjadi masalah setidaknyapada 23 persen penduduk Masalah disabilitas banyak dikeluhkan pada wanita danterutama usia lanjut 64 tahun atau lebih

Gambaran bahwa dari 25 kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara prevalensitertinggi cedera terdapat pada Kota Sibolga (97) sedangkan yang terendahterdapat pada kabupaten Labuhan Batu (08) Pola penyebab cedera terbanyakpada tingkat provinsi yaitu jatuh kecelakaan transportasi di darat dan terluka bendatajamtumpul

Persentase merokok tiap hari menurut umur sudah dimulai sejak umur 10-14 tahunyang kemudian meningkat menjadi 14 pada umur 15-24 tahun persentasemerokok terus meningkat seiring bertambahnya umur dan pada puncaknya padaumur 45-54 tahun (366) Selanjutnya persentase merokok menurun setelah umur54 tahun

Perokok umumnya pada laki-laki dan menurut pendidikan terbanyak pada yang ber-pendidikan tamat SMA (293 ) selanjutnya tamat SMP Tidak tampak perbedaanpada tingkat pengeluaran perkapita per bulan yaitu rata-rata 22 persen

Persentase penduduk Provinsi Sumatera Utara umur 10 tahun ke atas yang merokoktiap hari sebesar 23 persen Di Kabupaten Nias (16) terendah dibandingkandengan kabupatenkota lainnya sedangkan Kabupaten Karo (41) tertinggi darikabupatenkota yang lain Atau dapat dikatakan di Kabupaten Karo setiap 10 orangada empat orang perokok

Hasil Riskesdas 2007 menunjukkan secara keseluruhan hanya 55 persen pendudukumur 10 tahun ke atas yang cukup mengkonsumsi sayur dan buah di ProvinsiSumatera Utara Bahkan di Kabupaten Nias dan Nias Selatan masih di bawah satupersen atau dapat dikatakan kurang makan buah dan sayur Menurut karakteristikresponden yang paling kurang konsumsi buah dan sayur adalah pada kelompokumur di atas 75 tahun dan yang pengeluaran perkapita rumah tangganya rendahkuintil 1 dan 2

Di Sumatera Utara prevalensi peminum alkohol 12 bulan terakhir sebanyak 61persen sedangkan yang masih mengkonsumsi dalam satu bulan terakhir sebanyak44 persen Beberapa kabupaten kota prevalensi minum alkohol terlihat tinggi dibeberapa kabupatenkota seperti di Kabupaten Dairi Toba Samosir SamosirdanHumbang Hasundutan

x

Sebagian besar penduduk di Provinsi Sumatera Utara yang kurang melakukanaktivitas fisik masih lebih banyak (519) Bahkan di Kabupaten Nias Selatanpenduduk yang kurang aktifitas tersebut mencapai 713 persen Namun demikiansudah ada beberapa kabupatenkota yang sudah mencapai di atas 80 untuk yangkategori aktifitas cukup yaitu Kabupaten Toba Samosir Dairi dan HumbangHasundutan

Sebagian besar (746) penduduk Provinsi Sumatera Utara berusia 10 tahun keatas pernah mendengar tentang flu burung tetapi baru 848 persen diantaranya yangberpengetahuan benar dan sudah 942 persen bersikap benar tentang flu burung

Di Provinsi Sumatera Utara 552 penduduk pernah mendengar tentang HIVAIDSnamun baru 171 yang berpengetahuan benar tetapi sudah 407 berperilakubenar tentang HIVAIDS Menurut kabupatenkota persentase penduduk yangpernah mendengar HIVAIDS tertinggi di Kota Medan (755) Kabupaten Langkat(722) dan Labuhan Batu (694) Sedangkan yang berpengetahuan benartentang penularan HIVAIDS persentase tertinggi di Kabupaten Nias Selatan(531) Kabupaten Tapanuli Utara merupakan kabupaten dengan persentaseperilaku benar tentang HIVAIDS penduduknya yang paling kecil dibandingkankabupatenkota yang lain

Di Provinsi Sumatera Utara perilaku BAB di jamban persentasenya mencapai 762persen

Perilaku cuci tangan dengan benar sangat bervariasi menurut kabupatenkotadengan rerata 145 persen

Akses dan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

Fasilitas Pelayanan kesehatan yang dimaksud adalah Rumah Sakit PuskesmasPuskesmas Pembantu Dokter praktek dan bidan praktek

Dari segi jarak nampak bahwa 586 rumah tangga (RT) berjarak kurang dari 1 kmdan 365 RT berjarak 1-5 km Kondisi ini dapat dikatakan bahwa 951 RT diProvinsi Sumatera Utara berada kurang atau sama dengan 5 km dari fasilitaskesehatan dan 49 berada lebih dari jarak tersebut Kondisi sangat tinggi dibeberapa kabupaten yaitu Kabupaten Toba Samosir (242) dan Nias Selatan(218) dan Nias (158)

Ada 241 rumah tangga di Provinsi Sumatera Utara telah memanfaatkanposyanduposkesdes tertinggi di kabupaten Serdang Bedagai (451) dan terendahdi kabupaten Deli Serdang (128) Di Provinsi Sumatera Utara 114 rumahtangga tidak memanfaatkan pelayanan tersebut Kabupaten yang lebih 20 RT-nyatidak memanfaatkan UKBM adalah Kabupaten Nias Selatan (491) KabupatenNias (357)Kabupaten Mandailing Natal (327) Kabupaten Langkat (224)Kabupaten Tapanuli Selatan (205)

Secara keseluruhan di Provinsi Sumatera Utara Persentase RT yang pernahmemperoleh pelayanan pengobatan jauh lebih tinggi (868) dibanding dengan RTyang pernah memperoleh masing-masing jenis pelayanan bidang KIA (lt 25) Jenispelayanan KIA yang diterima RT yang memanfaatkan polindesbidan desa mulaiterbanyak berturut turut adalah Pemeriksaan bayibalita (231) Pemeriksaankehamilan (175) persalinan (117) pemeriksaan neonatus (102) danpemeriksaan ibu nifas (99)

Di Sumatera Utara tempat rawat inap yang dimanfaatkan oleh rumah tanggasebagian besar di RS Swasta (23) RS Pemerintah (16) RSB (09) tenagakesehatan (06) Puskesmas (02)

xi

Aspek ketanggapan rawat inap yang diukur dari masyarakat meliputi waktu tunggukeramahan kejelasan informasi ikut ambil keputusan kerahasiaan kebebasanmemilih kebersihan ruangan dan mudah dikunjungi

Kabupaten dengan nilai aspek-aspek ketanggapan paling rendah adalah KabupatenTapanuli Selatan Kabupaten Nias Selatan dari 8 aspek ketanggapan semuanyaberada dibawah 80

Kesehatan Lingkungan

Konsumsi air per orang per hari penduduk di Provinsi Sumatera Utara 427persennya lebih dari 100 liter Menurut antar wilayah kabupatenkota bervariasiberkisar 03 (Kabupaten Tapanuli Tengah) sampai 939 yaitu di KabupatenSerdang Bedagai Sedangkan penduduk yang menggunakan air per orang per harimasih di bawah 20 liter (lt5 + 5 ndash 19 liter) di Provinsi Sumatera Utara sebanyak 136persen tinggi di Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kota Sibolga

Secara umum pemenuhan kebutuhan air dalam rumah tangga menurut jenisnyaberasal dari sumur terlindung (258) ledeng eceran (192) dan sumur borpompa(177) Namun di beberapa daerah masih dijumpai pemenuhan kebutuhan air yangcukup tinggi dari air sungai dan air hujan seperti Kabupaten Mandailing Natal (airsungai 194) Labuhan batu (air hujan 126) Dairi (air sungai 228 dan air hujan130) Pakpak Barat (air sungai 213) dan Samosir (air sungai 237)

Menurut kabupatenkotamasih terdapat beberapa kabupaten yang mempunyaimasalah dengan tidak menggunakannya jamban sebagai sarana BAB karenaPersentasenya masih di atas 50 persen Kabupaten tersebut antara lain Nias(608) Samosir (538) Nias Selatan (536) Tapanuli Tengah (526)

Menurut jenis tempat buang air besar ada sebanyak 66 persen dalam melakukanbuang air besar dengan menggunakan jamban dengan lahir angsa berikutnya 199mengguna-kan cemplungcubluk dan sisanya plengsengan dan tidak memakaijamban Kabupaten Nias Selatan dan Humbang Hasundutan merupakan duakabupaten dengan Persentase tertinggi penduduk yang tidak menggunakan jamban

Di desa secara umum lebih sulit dalam mengakses sanitasi Akses sanitasi di kota736 di desa 316

Sebanyak 53 persen di Provinsi Sumatera Utara yang menggunakan jenis saluran airlimbah terbuka tertinggi di Kabupaten Langkat (856) Sedangkan yang tidakmenggunakan saluran air Kabupaten Humbang Hasundutan dan Samosir (lebih dari60)

Pada umumnya rumah tangga tidak mempunyai sarana penampungan sampah didalam rumah (838) walaupun ada hanya 112 yang terbuka Sedangkan yangmempunyai penampungan sampah yang di luar rumah pada umumnya terbuka(495) dan hanya 82 persen yang tertutup

Rumah tempat tinggal di Kabupaten Nias banyak yang jenis lantainya tanah (16)dengan tingkat kepadatan hunian lt 8 m2 kapita sebesar 538 sementara NiasSelatan Jenis lantai (192) dan Langkat (114)

Masyarakat yang memelihara unggas cukup tinggi dibanding jenis ternak lainsebesar (326) Pada beberapa kabupaten pemeliharaan unggas tersebut cukuptinggi seperti Nias (730) Humbang Hasundutan (320) Samosir (322) danTapanuli Utara (332)

xii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar iiiSambutan Menteri Kesehatan Kesehatan Republik Indonesia vRingkasan Eksekutif viiDaftar Isi xiiiDaftar Tabel xviiDaftar Gambar xxxiiDaftar Grafik xxxiiiDaftar Singkatan xxxivDaftar Lampiran xxxviBAB 1 Pendahuluan 1

11 Latar Belakang 112Ruang Lingkup Riskesdas 113 Pertanyaan Penelitian 214 Tujuan Riskesdas 215 Kerangka Pikir 316 Alur Pikir Riskesdas 2007 517 Pengorganisasian Riskesdas 618 Manfaat Riskesdas 619 Persetujuan Etik Riskesdas 6

BAB 2 Metodologi Riskesdas 721 Desain 722 Lokasi 723 Populasi Sampel 7231 Penarikan Sampel Blok Sensus 8232 Penarikan Sampel Rumah Tangga 8233 Penarikan Sampel Anggota Rumah Tangga 9234 Penarikan Sampel Biomedis 9235 Penarikan Sampel Yodium 1024 Variabel 11241 Kuesioner Rumah Tangga (RKD07RT) 11242 Kuesioner Gizi (RKD07GIZI) 11243 Kuesioner Individu (RKD07IND) 11244 Kuesioner Autopsi Verbal untuk umur lt 29 hari

(RKD07AV1)11

245 Kuesioner autopsi verbal untuk umur lt 29 hari -lt 5 tahun(RKD07AV2)

12

246 Kuesioner autopsi verbal untuk umur 5 tahun keatas(RKD07AV3)

12

25 Alat Pengumpul Data dan Cara Pengumpul Data 1226 Manajemen Data 14261 Editing 14262 Entry 15263 Cleaning 1527 Pengorgasisasian Pengumpulan Data 16271 Pelatihan Surveyor 16272 Pengumpulan Data di Lapangan 17

xiii

273 Menjaga Kualitas Data 1728 Keterbatasan Riskesdas 1829 Analisa Data 18

BAB 3 3 Hasil Riskesdas 1931 Gambaran Umum 19311 Profil Provinsi Sumatera Utara 19312 Respon Rate Data Riskesdas 2007 2032 Gizi 23321 Status Gizi Balita 233211 Status Gizi balita berdasarkan indikator BBU 243212 Status Gizi balita berdasarkan indikator TBU 263213 Status Gizi balita berdasarkan indikator BBTB 273214 Status Gizi balita menurut karakteristik responden 28322 Status Gizi Penduduk Umur 6 ndash 14 tahun (Usia Sekolah) 33323 Status Gizi Penduduk Umur 15 tahun keatas 363231 Status gizi dewasa berdasarkan indikator Indeks Massa

Tubuh (IMT)36

3232 Status gizi dewasa berdasarkan indikator Lingkar Perut(LP)

40

3233 Status gizi wanita usia subur (WUS) 15 ndash 45 tahunberdasarkan indikator Lingkar Lengan Atas (LILA)

42

324 Konsumsi Energi dan Protein 44325 Konsumsi Garam beriodium 4833 Kesehatan Ibu dan Anak 49331 Status Imunisasi 49332 Pemantauan Perumbuhan Balita dan Distribusi Vitamin A 55333 Pemantauan Perumbuhan Balita 55334 Distribusi Kapsul Vitamin A 59335 Kepemilikan KMS dan Buku KIA 62336 Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi 67337 Penimbangan Bayi 67338 Pemeriksaan Kehamilan 72339 Pemeriksaan Neonatus 7634 Penyakit Menular 77341 Prevalensi Filariasis Deman Berdarah Dengue dan

Malaria78

342 Prevalensi ISPA Pneumonia Tuberkulosis (TB) Campak 82343 Prevalensi Tifoid Hepatitis Diare 8535 Penyakit Tidak Menular 88351 Penyakit Tidak Menular Utama Penyakit Sendi dan

Penyakit Keturunan88

352 Gangguan Mental Emosional 94353 Penyakit Mata 96354 Kesehatan Gigi 10336 Cedera dan Disabilitas 119361 Cedera 119362 Status DisabilitasKetidakmampuan 13037 Pengetahuan Sikap dan Perilaku 136371 Perilaku Merokok 136

xiv

372 Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur 150373 Perilaku Minum Minuman Beralkohol 152374 Perilaku Aktivitas Fisik 155375 Pengetahuan Sikap terhadap Flu Burung dan HIVAIDS 157375 1 Flu Burung 1753752 HIVAIDS 159376 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 16338 Akses dan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan 167381 Akses dan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan 194382 Sarana dan Sumber Pembiayaan Pelayanan Kesehatan 187383 Ketanggapan Pelayanan Kesehatan 17039 Kesehatan Lingkungan 199391 Air Keperluan Rumah Tangga 199392 Fasilitas Buang Air Besar 214393 Sarana Pembuangan Air Limbah 220394 Pembuangan Sampah 221395 Perumahan 223

BAB 4 Ringkasan Hasil 227Daftar Pustaka 228Lampiran 233

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 12 Indikator Riskesdas dan Tingkat Keterwakilan Informasi 2

Tabel 232 Jumlah Blok Sensus dan Rumah Tangga Yang MenjadiSampel di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

8

Tabel 234 Jumlah Sampel Biomedis Menurut KabupatenKota diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

9

Tabel 271 Tempat Training Center Di Provinsi Sumatera Utara 17

Tabel 311 Indikator Kependudukan Yang Ingin Dicapai di ProvinsiSumatera Utara

20

Tabel 3121 Respon Rate Sampel Rumah Tangga MenurutKabupatenKota Di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

21

Tabel 3122 Respon Rate Sampel Individu Menurut KabupatenKota diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

22

Tabel 3211 Prevalensi Balita Menurut Status Gizi (BBU) danKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

25

Tabel 3212 Prevalensi Balita Menurut Status Gizi (TBU) danKabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

26

Tabel 3213 Prevalensi Balita Menurut Status Gizi (BBTB) danKabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

27

Tabel 32141 Prevalensi Balita Menurut Status Gizi BBU danKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

29

Tabel 32142 Prevalensi Balita Menurut Status Gizi TBU danKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

30

Tabel 32143 Prevalensi Balita Menurut Status Gizi BBTB danKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

31

Tabel 33144 Prevalensi Balita menurut Tiga Indikator Status Gizidan KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

32

Tabel 3221 Standar Penentuan Kekurusan dan Berat Badan LebihMenurut Nilai Rerata IMT Umur dan Jenis Kelamin WHO2007

33

xvi

Tabel 3222 Persentase Status Gizi Anak Usia 6-14 Tahun MenurutIMT dan KabupatenKota Pada Laki-Laki dan Perempuandi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

34

Tabel 3223 Persentase Status Gizi Anak Usia 6-14 Tahun MenurutKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

35

Tabel 32311 Prevalensi Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas MenurutIndeks Massa Tubuh dan KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

37

Tabel 32312 Prevalensi Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas Yang BBLebih + Obesitas Menurut KabupatenKota di ProvinsiSumatera UtaraRiskesdas 2007

38

Tabel 32313 Prevalensi Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas MenurutIndeks Massa Tubuh dan Karakteristik Responden diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

39

Tabel 32321 Prevalensi Obesitas Sentral Pada Penduduk Umur 15Tahun Ke Atas Menurut KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

40

Tabel 32322 Prevalensi Obesitas Sentral Pada Penduduk Umur 15Tahun Ke Atas Menurut Karakteristik Responden diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

41

Tabel 32331 Nilai Rerata LILA Wanita Umur 15-45 Tahun Riskesdas2007

42

Tabel 32332 Prevalensi Risiko KEK Penduduk Wanita Umur 15-45Tahun Menurut KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

43

Tabel 32333 Prevalensi Risiko KEK Penduduk Perempuan Umur 15-45Tahun Menurut Karakteristik Riskesdas 2007

44

Tabel 3241 Konsumsi Energi dan Protein Per Kapita Per Hari MenurutKabupaten di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

45

Tabel 3242 Prevalensi RT dengan Konsumsi Energi dan Protein LebihKecil dari Angka Rerata Nasional Menurut Kabupaten diProvinsi Sumatera Utara Riskedas 2007

46

Tabel 3243 Prevalensi Konsumsi Energi dan Protein Lebih Kecil DariAngka Rerata Nasional Menurut Klasifikasi Desa danKuintil Pengeluaran Rumah Tangga di Provinsi SumateraUtara Riskedas 2007

47

Tabel 3251 Persentase Rumah Tangga Mengkonsumsi GaramMengandung Cukup Iodium Menurut KabupatenKota diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

48

Tabel 3252 Persentase Rumah Tangga Mengkonsumsi Garam CukupIodium Menurut Karakteristik Responden di Provinsi

49

xvii

Sumatera Utara Riskesdas 2007

Tabel 3311 Prevalensi Anak Balita Umur 12-59 Bulan YangMendapatkan Imunisasi Dasar Menurut KabupatenKota diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

51

Tabel 3312 Prevalensi Anak Balita Umur 12-59 Bulan YangMendapatkan Imunisasi Dasar Menurut KarakteristikResponden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

52

Tabel 3313 Prevalensi Anak Balita Umur 12-59 Bulan YangMendapatkan Imunisasi Lengkap MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

53

Tabel 3314 Prevalensi Anak Balita Umur 12-59 Bulan YangMendapatkan Imunisasi Lengkap Menurut KarakteristikResponden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

54

Tabel 3331 Prevalensi Balita Menurut Frekuensi Penimbangan EnamBulan Terakhir dan KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

56

Tabel 3332 Prevalensi Balita Menurut Frekuensi Penimbangan EnamBulan Terakhir dan Karakteristik Responden di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

57

Tabel 3333 Prevalensi Balita Menurut Tempat Penimbangan EnamBulan Terakhir dan KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

58

Tabel 3334 Prevalensi Balita Menurut Tempat Penimbangan EnamBulan Terakhir dan Karakteristik Responden di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

59

Tabel 3341 Prevalensi Anak Umur 6-59 Bulan Yang Menerima KapsulVitamin A Menurut KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

60

Tabel 3342 Prevalensi Anak Umur 6-59 Bulan Yang Menerima KapsulVitamin A Menurut Karakteristik Responden di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

61

Tabel 3351 Prevalensi Balita Menurut Kepemilikan KMS DanKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

62

Tabel 3352 Prevalensi Balita Menurut Kepemilikan KMS danKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

64

Tabel 3353 Prevalensi Balita Menurut Kepemilikan Buku KIA danKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

65

Tabel 3354 Prevalensi Balita Menurut Kepemilikan Buku KIA danKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

66

xviii

Tabel 3371 Prevalensi Ukuran Bayi Lahir Menurut Persepsi Ibu danKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

68

Tabel 3372 Prevalensi Ukuran Bayi Lahir Menurut Persepsi Ibu danKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

69

Tabel 3373 Cakupan Penimbangan Bayi Baru Lahir 12 Bulan TerakhirMenurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

70

Tabel 3374 Cakupan Penimbangan Bayi Baru Lahir 12 Bulan TerakhirMenurut Karakteristik Responden di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

71

Tabel 3381 Cakupan Pemeriksaan Kehamilan Ibu Yang MempunyaiBayi Menurut KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

72

Tabel 3382 Cakupan Pemeriksaan Kehamilan Ibu Yang MempunyaiBayi Menurut Karakteristik Responden di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

73

Tabel 3383 Prevalensi Ibu Hamil Menurut Jenis PelayananPemeriksaan Kehamilan dan KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

74

Tabel 3384 Prevalensi Ibu Hamil Menurut Jenis PelayananPemeriksaan Kehamilan dan Karakteristik Responden diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

75

Tabel 3391 Cakupan Pemeriksaan Neonatus Menurut KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

76

Tabel 3392 Cakupan Pemeriksaan Neonatus Menurut KarakteristikResponden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

77

Tabel 3411 Prevalensi Filariasis Demam Berdarah Dengue Malariadan Pemakaian Obat Program Malaria MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

79

Tabel 3412 Prevalensi Filariasis Demam Berdarah Dengue Malariadan Pemakaian Obat Program Malaria MenurutKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

81

Tabel 3421 Prevalensi ISPA Pneumonia TBC Campak MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

83

Tabel 3422 Prevalensi ISPA Pneumonia TBC Campak MenurutKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

84

xix

Tabel 3431 Prevalensi Tifoid Hepatitis Diare MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

86

Tabel 3432 Prevalensi Tifoid Hepatitis Diare Menurut KarakteristikResponden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

87

Tabel 3511 Prevalensi Penyakit Persendian Hipertensi dan StrokeMenurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

89

Tabel 3512 Prevalensi Penyakit Persendian Hipertensi StrokeMenurut Karakteristik Responden di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

90

Tabel 3513 Prevalensi Penyakit Asma Jantung Diabetes danTumor Menurut KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

91

Tabel 3514 Prevalensi Penyakit Asma Jantung Diabetes danTumor Menurut Karakteristik Responden di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

92

Tabel 3515 Prevalensi Penyakit Keturunan (Gangguan Jiwa BeratButa Warna Glaukoma Sumbing Dermatitis RhinitisThalasemi Hemofili) Menurut KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

93

Tabel 3521 Prevalensi Gangguan Mental Emosional Pada PendudukBerumur 15 Tahun Ke Atas (Berdasarkan Self ReportingQuestionnaire-20) Menurut Kabupaten Kota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

94

Tabel 3522 Prevalensi Gangguan Mental Emosional Pada PendudukBerumur 15 Tahun Ke Atas (Berdasarkan Self ReportingQuestionnaire-20) Menurut Karakteristik Responden diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

95

Tabel 3531 Prevalensi Penduduk Usia 6 Tahun Ke Atas Menurut LowVision dan Kebutaan (dengan Atau Tanpa KoreksiKacamata Maksimal) dan KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

97

Tabel 3532 Prevalensi Penduduk Umur 6 Tahun Ke atas Menurut LowVision dan Kebutaan (dengan Atau Tanpa KoreksiKacamata Maksimal) dan Karakteristik Responden diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

98

Tabel 3533 Persentase Penduduk Umur 30 Tahun Ke atas denganKatarak Menurut KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

99

Tabel 3534 Persentase Penduduk Umur 30 Tahun Ke Atas denganKatarak Menurut Karakteristik Responden di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

100

xx

Tabel 3535 Prevalensi Penduduk Umur 30 Tahun Keatas DenganKatarak Yang Pernah Menjalani Operasi Katarak danMamakai Kacamata Setelah Operasi MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

101

Tabel 3536 Persentase Penduduk Umur 30 Tahun Ke atas DenganKatarak Yang Pernah Menjalani Operasi Katarak danMemakai Kacamata Pasca Operasi Menurut KarakteristikResponden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

102

Tabel 3541 Persentase Penduduk Bermasalah Gigi-Mulut dalam 12Bulan Terakhir Menurut Karakteristik Responden DiProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

104

Tabel 3542 Persentase Penduduk Bermasalah Gigi-Mulut dalam 12Bulan Terakhir Menurut KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

105

Tabel 3543 Persentase Jenis Perawatan Yang Diterima PendudukUntuk Masalah Gigi-Mulut Menurut KarakteristikResponden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

106

Tabel 3544 Persentase Jenis Perawatan Yang Diterima PendudukUntuk Masalah Gigi-Mulut Menurut KabupatenKota diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

107

Tabel 3545 Persentase Penduduk 10 Th gt Yang Menggosok GigiSetiap Hari dan Berperilaku Benar Menggosok GigiMenurut Karakteristik Responden di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

108

Tabel 3546 Persentase Penduduk 10 Th gt Yang Menggosok GigiSetiap Hari dan Berperilaku Benar Menyikat Gigi MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

109

Tabel 3547 Persentase Waktu Menyikat Gigi Pada Penduduk 10 Th gtYang Menggosok Gigi Setiap Hari Menurut KarakteristikResponden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

110

Tabel 3548 Persentase Waktu Menyikat Gigi Pada Penduduk 10 Th gtYang Menggosok Gigi Setiap Hari MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

111

Tabel 3549 Komponen D M F dan Index DMF-T MenurutKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

112

Tabel 35410 Komponen D M F dan Index DMF-T MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

113

xxi

Tabel 35411 Prevalensi Bebas Karies Karies Aktif dan PengalamanKaries Menurut Karakteristik Responden di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

114

Tabel 35412 Prevalensi Bebas Karies Karies Aktif dan PengalamanKaries Menurut KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

115

Tabel 35413 Required Treatment Index (RTI) dan Perform TretmentIndex (PTI) Menurut Karakteristik Responden di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

116

Tabel 35414 Required Treatment Index (RTI) dan Perform TretmentIndex (PTI) Menurut KabupatenKota di Provinsi SumateraUtaraRiskesdas 2007

117

Tabel 35415 Persentase Penduduk dengan Fungsi Normal Gigi danPenduduk Edentulous Menurut Karakteristik Responden diSumatera Utara Riskesdas 2007

118

Tabel 3611 Prevalensi Cedera dan Penyebab Cedera MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

120

Tabel 3612 Prevalensi Cedera dan Penyebab Cedera MenurutKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

122

Tabel 3613 Prevalensi Cedera Menurut Bagian Tubuh Terkena danKabupatenKota Di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

123

Tabel 3614 Prevalensi Cedera Menurut Bagian Tubuh Terkena danKarakteristik Responden Di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

125

Tabel 3615 Prevalensi Jenis Cedera Menurut KabupatenKota diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

127

Tabel 3616 Prevalensi Jenis Cedera Menurut Karakteristik Respondendi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

129

Tabel 3621 Persentase Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas MenurutMasalah Disabilitas dalam Fungsi TubuhIndividuSosial diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

131

Tabel 3622 Persentase Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas MenurutMasalah Disabilitas dalam 1 Bulan Terakhir danKabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

132

Tabel 3623 Persentase Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas MenurutMasalah Disabilitas dalam 1 Bulan Terakhir danKarakteristik Responden di Sumatera Utara Riskesdas2007

133

xxii

Tabel 3624 Persentase Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas MenurutMasalah Disabilitas Yang Membutuhkan Bantuan OrangLain dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

134

Tabel 3625 Persentase Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas MenurutMasalah Disabilitas Yang Membutuhkan Bantuan OrangLain Menurut Karakteristik Responden di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

135

Tabel 3711 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok dan Tidak Merokok Menurut KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

137

Tabel 3712 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok dan Tidak Merokok Menurut Karakteristik di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

138

Tabel 3713 Persentase Perokok dan Jumlah Batang Rokok YangDihisap Menurut Karakteristik di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

139

Tabel 3714 Persentase Perokok dan Jumlah Batang Rokok YangDihisap Menurut KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

140

Tabel 3715 Persentase Perokok Saat Ini Umur 10 Tahun Ke AtasBerdasarkan Jumlah Batang Rokok Yang Dihisap Per HariMenurut Karakteristik di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

141

Tabel 3716 Persentase Perokok Saat Ini Pada Laki-Laki Umur 10Tahun Ke Atas Berdasarkan Jumlah Batang Rokok YangDihisap Per Hari Menurut KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

142

Tabel 3717 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok Berdasarkan Umur Pertama Kali Merokok Setiap HariMenurut Karakteristik di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

143

Tabel 3718 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok Berdasarkan Umur Pertama Kali Merokok Setiap HariMenurut Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

144

Tabel 3719 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok Berdasarkan Umur Pertama Kali Merokok MenurutKarakteristik di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

146

Tabel 37110 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok Berdasarkan Umur Pertama Kali Merokok MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

147

xxiii

Tabel 37111 Prevalensi Perokok Dalam Rumah Ketika BersamaAnggota Rumah Tangga Yang Lain Menurut KarakteristikKabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

148

Tabel 37112 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok Berdasarkan Jenis Rokok Yang Dihisap MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

149

Tabel 37113 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok Berdasarkan Jenis Rokok Yang Dihisap MenurutKarakteristik di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

150

Tabel 3721 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Cukup dan Kurang Makan Buah dan Sayur Menurut Karakteristik diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

151

Tabel 3722 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Cukup dan Kurang Makan Buah dan Sayur Menurut KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

152

Tabel 3731 Persentase Peminum Minuman Beralkohol 12 BulanTerakhir dan 1 Bulan Terakhir di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

153

Tabel 3732 Persentase Peminum Minuman Beralkohol 12 BulanTerakhir dan 1 Bulan Terakhir Menurut Karakteristik diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

154

Tabel 3741 Prevalensi Penduduk ge 10 Tahun Yang Melakukan Kegiatan Aktif dan Tidak Aktif Menurut KabupatenKota diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

155

Tabel 3742 Prevalensi Penduduk ge 10 Tahun Yang Melakukan Kegiatan Aktif dan Tidak Aktif Menurut Karakteristik diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

156

Tabel 37511 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Pernah Mendengar Berpengetahuan Benar dan Bersikap BenarTentang Flu Burung Menurut KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

157

Tabel 37512 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Pernah Mendengar Berpengetahuan Benar dan Bersikap BenarTentang Flu Burung Menurut Karakteristik di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

158

Tabel 37521 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Pernah Mendengar Berpengetahuan Benar Dan Bersikap BenarTentang HivAids Menurut KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

159

xxiv

Tabel 37522 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Pernah Mendengar Berpengetahuan Benar dan Bersikap BenarTentang HivAids Menurut Karakteristik di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

160

Tabel 37523 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Bersikap Benar Tentang HIVAIDS Menurut KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

161

Tabel 37524 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Bersikap Benar Tentang HIVAIDS Menurut Karakteristik di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

162

Tabel 3761 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Berperilaku Benar dalam Hal Buang Air Besar dan Cuci Tangan denganSabun Menurut KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

164

Tabel 3762 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Berperilaku Benar dalam Hal Buang Air Besar dan Cuci Tangan DenganSabun Menurut Karakteristik di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

165

Tabel 3763 Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih danSehat Menurut KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

166

Tabel 3811 Persentase Rumah Tangga Menurut Jarak WaktuTempuh Ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan) danKabupaten di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

168

Tabel 3812 Persentase Rumah Tangga Menurut Jarak WaktuTempuh Ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan ) danKarakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

169

Tabel 3813 Persentase Rumah Tangga Menurut Jarak dan WaktuTempuh Ke Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat) danKabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

170

Tabel 3814 Persentase Rumah Tangga Menurut Jarak dan WaktuTempuh Ke Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat) danKarakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

171

Tabel 3815 Persentase Rumah Tangga Yang MemanfaatkanPosyandu Poskesdes Menurut Kabupaten di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

172

Tabel 3816 Persentase Rumah Tangga Menurut PemanfaatanPosyandu Poskesdes dan Karakteristik Rumah Tangga diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

173

xxv

Tabel 3817 Persentase Rumah Tangga Yang MemanfaatkanPosyandu Poskesdes Menurut Jenis Pelayanan danKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

174

Tabel 3818 Persentase Rumah Tangga Yang MemanfaatkanPosyandu Poskesdes Menurut Jenis Pelayanan danKarakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

175

Tabel 3819 Persentase Rumah Tangga Menurut Alasan Utama TidakMemanfaatkan PosyanduPoskesdes (di Luar TidakMembutuhkan) dan Kabupaten di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

176

Tabel 38110 Persentase Rumah Tangga Menurut Alasan Utama TidakMemanfaatkan PosyanduPoskesdes (di Luar TidakMembutuhkan) dan Karakteristik Rumah Tangga diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

177

Tabel 38111 Persentase Rumah Tangga Yang MemanfaatkanPolindes Bidan Desa Menurut Kabupaten di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

178

Tabel 38112 Persentase Rumah Tangga Yang MemanfaatkanPolindes Bidan di Desa Menurut Karakteristik RumahTangga di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

179

Tabel 38113 Persentase Rumah Tangga Yang MemanfaatkanPolindes Bidan di Desa Jenis Pelayanan danKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

180

Tabel 38114 Persentase Rumah Tangga Yang MemanfaatkanPolindes Bidan di Desa Menurut Jenis Pelayanan danKarakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

181

Tabel 38115 Persentase Rumah Tangga Yang Tidak MemanfaatkanPolindesBidan di Desa Menurut Alasan Utama danKabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

182

Tabel 38116 Persentase Rumah Tangga Menurut Alasan Utama TidakMemanfaatkan PolindesBidan Desa dan KarakteristikRumah Tangga di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

183

Tabel 38117 Persentase Rumah Tangga Menurut Pemanfaatan PosObat Desa (POD)Warung Obat Desa (WOD) danKabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

184

xxvi

Tabel 38118 Persentase Rumah Tangga Menurut Pemanfaatan PosObat Desa (POD)Warung Obat Desa (WOD) danKarakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

185

Tabel 38119 Persentase Rumah Tangga Menurut Alasan TidakMemanfaatkan Pos Obat Desa (POD) Warung Obat Desa(WOD) dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

186

Tabel 38120 Persentase Rumah Tangga Menurut Alasan TidakMemanfaatkan Pos Obat Desa (POD) Warung Obat Desa(WOD) dan Karakteristik Rumah Tangga di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

187

Tabel 3821 Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut Tempat danKabupatenKota Di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

188

Tabel 3822 Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut Tempat danKarakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

189

Tabel 3823 Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut SumberPembiayaan dan KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

190

Tabel 3824 Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut SumberPembiayaan dan Karakteristik Rumah Tangga di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

191

Tabel 3825 Persentase Responden Yang Rawat Jalan Satu TahunTerakhir Menurut Tempat dan KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

192

Tabel 3826 Persentase Penduduk Rawat Jalan Menurut Tempat danKarakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

193

Tabel 3827 Persentase Penduduk Rawat Jalan Menurut SumberBiaya dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

193

Tabel 3828 Persentase Penduduk Rawat Jalan Menurut SumberBiaya dan Karakteristik Rumah Tangga di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

194

Tabel 3831 Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut AspekKetanggapan dan KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

196

Tabel 3832 Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut AspekKetanggapan dan Karakteristik Rumah Tangga di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

197

xxvii

Tabel 3833 Persentase Penduduk Rawat Jalan Menurut AspekKetanggapan dan KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

198

Tabel 3834 Persentase Penduduk Rawat Jalan Menurut AspekKetanggapan dan Karakteristik Rumah Tangga di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

199

Tabel 3911 Persentase Rumah Tangga Menurut Rerata PemakaianAir Bersih Per Orang Per Hari dan KabupatenKota diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

200

Tabel 3912 Persentase Rumah Tangga Menurut Waktu dan Jarak KeSumber Air Ketersediaan Air Bersih dan KarakteristikResponden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

201

Tabel 3913 Persentase Rumah Tangga Menurut Waktu dan Jarak KeSumber Air Ketersediaan Air Bersih dan KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

202

Tabel 3914 Persentase Rumah Tangga Menurut Waktu dan Jarak KeSumber Air Ketersediaan Air Bersih dan KarakteristikResponden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

203

Tabel 3915 Persentase Rumah Tangga Menurut Individu Yang BiasaMengambil Air Dalam Rumah Tangga danKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

204

Tabel 3916 Persentase Rumah Tangga Menurut Individu Yang BiasaMengambil Air Dalam Rumah Tangga dan KarakteristikResponden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

205

Tabel 3917 Persentase Rumah Tangga Menurut Kualitas Fisik AirMinum dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

206

Tabel 3918 Persentase Rumah Tangga Menurut Kualitas Fisik AirMinum dan Karakteristik Rumah Tangga di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

207

Tabel 3919 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Sumber Air danKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Susenas2007

208

Tabel 39110 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Sumber Air danKarakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraSusenas 2007

209

Tabel 39111 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis TempatPenampungan dan Pengolahan Air Minum SebelumDigunakan Diminum dan KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

210

xxviii

Tabel 39112 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis TempatPenampungan dan Pengolahan Air Minum SebelumDigunakanDiminum dan Klasifikasi Desa di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

211

Tabel 39113 Persentase Rumah Tangga Menurut Akses Terhadap AirBersih dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraSusenas dan Riskesdas 2007

212

Tabel 39114 Persentase Rumah Tangga Menurut Akses Terhadap AirBersih dan Karakteristik Rumah Tangga di ProvinsiSumatera UtaraSusenas dan Riskesdas 2007

213

Tabel 3921 Persentase Rumah Tangga Menurut Penggunaan FasilitasBuang Air Besar dan KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Susenas 2007

214

Tabel 3922 Persentase Rumah Tangga Menurut Penggunaan FasilitasBuang Air Besar dan Karakteristik Rumah Tangga diProvinsi Sumatera Utara Susenas 2007

215

Tabel 3923 Persentase Rumah Tangga Menurut Tempat Buang AirBesar dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraSusenas 2007

215

Tabel 3924 Persentase Rumah Tangga Menurut Tempat Buang AirBesar dan Karakteristik Rumah Tangga di ProvinsiSumatera Utara Susenas 2007

216

Tabel 3925 Persentase Rumah Tangga Menurut Akses Sanitasi danKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Susenas danRiskesdas 2007

217

Tabel 3926 Persentase Rumah Tangga Menurut Akses TerhadapSanitasi dan Karakteristik Rumah Tangga di ProvinsiSumatera Utara Susenas dan Riskesdas 2007

218

Tabel 3927 Persentase Rumah Tangga Menurut Tempat PembuanganAkhir Tinja dan KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Susenas 2007

219

Tabel 3928 Persentase Rumah Tangga Menurut Tempat PembuanganAkhir Tinja dan Karakteristik Rumah Tangga di ProvinsiSumatera Utara Susenas 2007

220

Tabel 3931 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis SaluranPembuangan Air Limbah dan KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

220

Tabel 3932 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis SaluranPembuangan Air Limbah dan Klasifikasi Desa di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

221

Tabel 3941 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis PenampunganSampah di Dalam dan Luar Rumah dan KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

221

xxix

Tabel 3942 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis PenampunganSampah di Dalam dan Luar Rumah dan KarakteristikRumah Tangga di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

222

Tabel 3951 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Lantai Rumahdan Kepadatan Hunian dan KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Susenas 2007

223

Tabel 3952 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Lantai Rumahdan Kepadatan Hunian dan Klasifikasi Desa Susenas2007

224

Tabel 3953 Persentase Rumah Tangga Menurut TempatPemeliharaan TernakHewan Peliharaan danKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

225

Tabel 3954 Persentase Rumah Tangga Menurut TempatPemeliharaan TernakHewan Peliharaan dan KarakteristikRumah Tangga di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

226

xxx

DAFTAR GAMBAR

Gambar 15 Kerangka Pikir Kesehatan Masyarakat Menurut Blum 3

Gambar 16 Mekanisme Kerja Riskesdas 2007 5

Gambar 311 Peta Wilayah KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

19

xxxi

DAFTAR GRAFIK

Grafik 3211 Prevalensi Balita Menurut Status Gizi (BBU) di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

25

Grafik 337 Ukuran Bayi Lahir Menurut Persepsi Ibu di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

70

Grafik 361 Prevalensi Jenis Cedera di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

126

Grafik 371 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok Berdasarkan Umur Pertama Kali Merokok Setiap Hari

145

xxxii

DAFTAR SINGKATAN

ART Anggota Rumah TanggaAFP Accute Flaccia ParalysisASKES Asuransi KesehatanASESKIN Asuransi Kesehatan miskinBB Berat BadanBBU Berat Badan Menurut UmurBBBT Berat Badan Menurut Tinggi BadanBUMN Badan Usaha Milik NegaraBALITA Bawah Lima TahunBABEL Bangka BelitungBCG Bacilius Calmette GuireneBBLR Berat Bayi Lahir RendahBATRA Pengobatan TradisionalCPITN Community Periodental Index Treatment NeedsD DiagnosaDG Diagnosa GejalaDO Di ObatiDM Diabetes MelitusDLL Dan lain-lainDLM DalamD-T Decay - RethDPT Diptheri Pertusis TetanusDMF-T Decay Missing Filling TeethDEPKES Departemen KesehatannF-T Filling TeethG GejalaHB HaemoglobinIDF International Diabetes FoundationFederationIMT Indeks Massa TubuhICF International Classification of Furetionis Disability amp HealthICCIDD International Council for the Control of Iodine Deficiency DisordersIU International UnitKK Kepala KeluargaKG KilogramKEK Kurang Energi KaloriKKAL Kilo KaloriKMS Kartu Menuju SehatKIA Kartu Ibu dan AnakKLB Kejadian Luar BiasaLP Lingkar PerutL Laki LakimmHg Milimeter HidragyrummL Mili LiterM-T Missing TeethMDG Millenium Development GoalM MeterNakes Tenaga KesehatanPoskesdes Pos Kesehatan DesaPolindes Pondok Bersalin DesaPustu Puskesmas PembantuPuskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat

xxxiii

PTI Performed Treatment IndexPOLRI Polisi Republik IndonesiaPNS Pegawai Negeri SipilPT Perguruan TinggiP PerempuanPPI Panitia Penelitian IlmiahPD3I Penyakit (yg) Dapat Dicegah Dengan ImunisasiPIN Pekan Imunisasi NasonalPosyandu Pos Pelayanan TerpaduPPM Part Per MillionRS Rumah SakitRSLN Rumah Sakit Luar NegeriRSB Rumah Sakit BersalinRMH RumahRTI Required Treatment IndexRPJM Rencana Pembangunan Jangka MenengahRiskesdas Riset Kesehatan DasarRT Rumah TanggaSRQ Self Reporting QuestionarreSKTM Surat Keterangan Tidak MampuSPAL Saluran Pembuangan Air LimbahSD Standar DeviasiSD Sekolah DasarSLTP Sekolah Lanjutan Tingkat PertamaSLTA Sekolah Lanjutan Tingkat AtasTB Tinggi BadanTBU Tinggi Badan Meurut UmurTT Tetanus ToxoidTdk TidakTkt TingkatUNHCR United Nations High Commissioner for RefugeesUNICEF United Nations International Childrens Emergency FundUCI Universal Child ImmunizationU UmurWHO World Health OrganizationWUS Wanita Usia Suburmicrol Mikro Liter

xxxiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 877MENKESSKXI2006 tentang

Tim Riset Kesehatan Dasar

Lampiran 2 Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent)

Lampiran 3 Kuesioner Riset Kesehatan Dasar

1

BAB 1 PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Untuk mewujudkan visi ldquomasyarakat yang mandiri untuk hidup sehatrdquo DepartemenKesehatan RI mengembangkan misi ldquomembuat rakyat sehatrdquo Sebagai penjabarannyatelah dirumuskan empat strategi utama dan 17 sasaran Badan Penelitian danPengembangan Kesehatan (Balitbangkes) sebagai salah satu unit utama Depkesmempunyai fungsi menunjang sasaran 14 yaitu berfungsinya sistem informasikesehatan yang berbasis bukti (evidence-based) di seluruh Indonesia Untuk itudiperlukan data berbasis komunitas tentang status kesehatan dan faktor-faktor yangmelatarbelakanginya

Sejalan dengan Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerahkewenangan perencanaan bidang kesehatan berada di tingkat kabupatenkota Prosesperencanaan pembangunan kesehatan yang akurat membutuhkan data berbasis bukti ditiap kabupatenkota

Keterwakilan hasil survei yang berbasis komunitas seperti Survei Kesehatan Nasional(SDKI Susenas Modul SKRT) yang selama ini dilakukan hanya sampai tingkat kawasanatau provinsi sehingga belum memadai untuk perencanaan kesehatan di tingkatkabupatenkota termasuk perencanaan pembiayaan Sampai saat ini belum tersediapeta status kesehatan (termasuk data biomedis) dan faktor-faktor yang melatarbelakangidi tingkat kabupatenkota Dengan demikian perumusan dan pengambilan kebijakan dibidang kesehatan belum sepenuhnya dibuat berdasarkan informasi komunitas yangberbasis bukti

Atas dasar berbagai pertimbangan di atas Balitbangkes melaksanakan riset kesehatandasar (Riskesdas) untuk menyediakan informasi berbasis komunitas tentang statuskesehatan (termasuk data biomedis) dan faktor-faktor yang melatarbelakanginya denganketerwakilan sampai tingkat kabupatenkota

12 Ruang Lingkup Riskesdas

Riskesdas adalah riset berbasis komunitas dengan tingkat keterwakilan kabupatenkotayang menyediakan informasi kesehatan dasar termasuk biomedis dengan mengguna-kan sampel Susenas Kor

Riskesdas mencakup sampel yang lebih besar dari survei-survei kesehatan sebelumnyadan mencakup aspek kesehatan yang lebih luas

Dibandingkan dengan survei berbasis komunitas yang selama ini dilakukan tingkatketerwakilan Riskesdas adalah sebagai berikut

2

Tabel 12Indikator Riskesdas dan Tingkat Keterwakilan Informasi

Indikator SDKI SKRT KOR Susenas Riskesdas

Sampel 35000 10000 280000 280000

Pola Mortalitas Nasional SJKTI -- Nasional

Perilaku -- SJKTI Kabupaten Kabupaten

Gizi amp Pola Konsumsi -- SJKTI Provinsi Kabupaten

Sanitasi lingkungan -- SJKTI Kabupaten Kabupaten

Penyakit -- SJKTI -- ProvKab

Cedera amp Kecelakaan Nasional SJKTI -- ProvKab

Disabilitas -- SJKTI -- ProvKab

Gigi amp Mulut -- -- -- ProvKab

Biomedis -- -- -- Nasional perkotaan

S Sumatera J Jawa-Bali KTI Kawasan Timur Indonesia

13 Pertanyaan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan kebutuhan perencanaan maka pertanyaan penelitianyang harus dijawab dengan Riskesdas adalah

Bagaimana status kesehatan masyarakat ditingkat nasional provinsi dan kabupatenkota

Apa dan bagaimana faktor-faktor yang melatarbelakangi status kesehatanmasyarakat di tingkat nasional provinsi dan kabupatenkota

Apa masalah kesehatan masyarakat yang spesifik di setiap provinsi dankabupatenkota

14 Tujuan Riskesdas

Tujuan Riskesdas adalah sebagai berikut

Menyediakan informasi berbasis bukti untuk perumusan kebijakan pembangunankesehatan di berbagai tingkat administratif

Menyediakan informasi untuk perencanaan kesehatan termasuk alokasi sumberdaya di berbagai tingkat administratif

Menyediakan peta status dan masalah kesehatan di tingkat nasional provinsi dankabupatenkota

Membandingkan status kesehatan dan faktor-faktor yang melatarbelakangi antarprovinsi dan antar kabupatenkota

3

15 Kerangka Pikir

Kerangka pikir Riskesdas didasari oleh kerangka pikir Blum (1974 1981) yangmenyatakan bahwa status kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh empat faktor yangsaling berinteraksi yaitu faktor lingkungan perilaku pelayanan kesehatan danketurunan Bagan kerangka pikir Blum adalah sebagai berikut

Gambar 15Kerangka Pikir Kesehatan Masyarakat Menurut Blum

Pada Riskesdas tahun 2007 ini tidak semua indikator status kesehatan dan faktor-faktoryang berhubungan dengan status kesehatan tersebut dikumpulkan Indikator yangdiukur adalah sebagai berikut

Status kesehatan diukur dengan

Mortalitas (pola penyebab kematian untuk semua umur)

Morbiditas meliputi prevalensi penyakit menular dan penyakit tidak menular

Disabilitas (ketidakmampuan)

Status gizi balita ibu hamil wanita usia subur (WUS) dan semua umur denganmenggunakan Indeks Masa Tubuh (IMT)

Kesehatan jiwa

Faktor lingkungan diukur dengan

Konsumsi gizi meliputi konsumsi energi protein vitamin dan mineral

Lingkungan fisik meliputi air minum sanitasi polusi dan sampah

Lingkungan sosial meliputi tingkat pendidikan tingkat sosial-ekonomi perbandingankotandashdesa dan perbandingan antar provinsikabupatenkota

StatusKesehatan

Keturunan

PelayananKesehatan

LingkunganFisik amp Kimia

Biologis

PerilakuSosial Budaya

4

Faktor perilaku diukur dengan

Perilaku merokokkonsumsi tembakau dan alkohol

Perilaku konsumsi sayur dan buah

Perilaku aktivitas fisik

Perilaku gosok gigi

Perilaku higienis (cuci tangan buang air besar)

Pengetahuan sikap dan perilaku terhadap flu burung HIVAIDS

Faktor pelayanan kesehatan diukur dengan

Akses terhadap pelayanan kesehatan termasuk untuk upaya kesehatan berbasismasyarakat

Pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan

Ketanggapan pelayanan kesehatan

Cakupan program KIA (pemeriksaan kehamilan pemeriksaan bayi dan imunisasi)

5

16 Mekanisme Kerja Riskesdas

Gambar 16Mekanisme Kerja Riskesdas 2007

Policy

Questions

Research

Questions

Riskesdas

2007

1 Indikator Morbiditas Mortalitas Ketanggapan Pembiayaan Sistem Kesehatan Komposit variabel

lainnya

6 Laporan Tabel Dasar Hasil Pendahuluan

Nasional Hasil Pendahuluan

Provinsi Hasil Akhir Nasional Hasil Akhir Provinsi

2 Desain AlatPengumpul Data Kuesioner

wawancarapengukuranpemeriksaan

Validitas Reliabilitas Acceptance

5 Statistik Deskriptif Bivariat Multivariat Uji Hipotesis

3 PelaksanaanRiskesdas 2007 Pengembangan

manual Riskesdas Pengembangan

modul pelatihan Pelatihan

pelaksana Penelusuran

sampel Pengorganisasian Logistik Pengumpulan data Supervisi

bimbingan teknis

4 Manajemen DataRiskesdas 2007 Editing Entry Cleaning follow

up Perlakuan terhadap

missing data Perlakuan terhadap

outliers Consistency check Analisis syntax

appropriateness

Pengarsipan

6

17 Pengorganisasian Riskesdas

Riskesdas direncanakan dan dilaksanakan dengan melibatkan berbagai pihak antaralain BPS organisasi profesi perguruan tinggi lembaga penelitian pemerintah daerahdan partisipasi masyarakat Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan tahun 2007pengorganisasian Riskesdas dibagi menjadi berbagai tingkat sebagai berikut (rincianlihat Lampiran 1)

Organisasi tingkat pusat

Organisasi tingkat wilayah (empat wilayah)

Organisasi tingkat provinsi

Organisasi tingkat kabupaten

Tim pengumpul data

18 Manfaat Riskesdas

Riskesdas memberikan manfaat bagi perencanaan pembangunan kesehatan berupa

Tersedianya data dasar dari berbagai indikator kesehatan di berbagai tingkatadministratif

Stratifikasi indikator kesehatan menurut status sosial-ekonomi sesuai hasil Susenas2007

Tersedianya informasi untuk perencanaan pembangunan kesehatan yangberkelanjutan

19 Persetujuan Etik Riskesdas

Riskesdas ini telah mendapatkan persetujuan etik dari Komisi Etik Penelitian KesehatanBalitbangkes Depkes RI

7

BAB 2 METODOLOGI RISKESDAS

21 Desain

Riskesdas adalah sebuah survei cross sectional yang bersifat deskriptif DesainRiskesdas terutama dimaksudkan untuk menggambarkan masalah kesehatan pendudukdi seluruh pelosok Indonesia secara menyeluruh akurat dan berorientasi padakepentingan para pengambil keputusan di berbagai tingkat administratif Berbagaiukuran sampling error termasuk di dalamnya standard error relative standard errorconfidence interval design effect dan jumlah sampel tertimbang akan menyertai setiapestimasi variabel Dengan desain ini maka setiap pengguna informasi Riskesdas dapatmemperoleh gambaran yang utuh dan rinci mengenai berbagai masalah kesehatan yangditanyakan diukur atau diperiksa Laporan Hasil Riskesdas 2007 akan menggambarkanberbagai masalah kesehatan di tingkat nasional dan variabilitas antar provinsisedangkan di tingkat provinsi dapat menggambarkan masalah kesehatan di tingkatprovinsi dan variabilitas antar kabupatenkota

Secara singkat dapat dikatakan bahwa Riskesdas 2007 didesain untuk mendukungpengembangan kebijakan kesehatan berbasis bukti ilmiah Desain Riskesdas 2007dikembangkan dengan sungguh-sungguh memperhatikan teori dasar tentang hubunganantara berbagai penentu yang mempengaruhi status kesehatan masyarakat Riskesdas2007 menyediakan data dasar yang dikumpulkan melalui survei berskala nasionalsehingga hasilnya dapat digunakan untuk penyusunan kebijakan kesehatan bahkansampai ke tingkat kabupatenkota Lebih lanjut desain Riskesdas 2007 menghasilkandata yang siap dikorelasikan dengan data Susenas 2007 atau survei lainnya sepertidata kemiskinan yang menggunakan desain sampling yang sama Dengan demikianpara pembentuk kebijakan dan pengambil keputusan di bidang pembangunan kesehatandapat menarik manfaat yang optimal dari ketersediaan data Riskesdas 2007

22 Lokasi

Sampel Riskesdas 2007 tingkat kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara berasal dari25 kabupatenkota atau seluruh kabupatenkota yang ada Untuk kabupatenkotapemekaran yang belum tercantum dalam laporan ini sampel yang terpilih digabungkandengan kabupatenkota induknya

23 Populasi Sampel

Populasi dalam Riskesdas 2007 adalah seluruh rumah tangga di seluruh pelosokRepublik Indonesia Sampel rumah tangga dan anggota rumah tangga dalam Riskesdas2007 identik dengan daftar sampel rumah tangga dan anggota rumah tangga Susenas2007 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa metodologi penghitungan dan carapenarikan sampel untuk Riskesdas 2007 identik pula dengan two stage sampling yangdigunakan dalam Susenas 2007 Berikut ini adalah uraian singkat cara penghitungandan cara penarikan sampel dimaksud

8

231 Penarikan Sampel Blok Sensus

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya Riskesdas menggunakan sepenuhnya sampelyang terpilih dari Susenas 2007 Dari setiap kabupatenkota diambil sejumlah bloksensus yang Persentaseonal terhadap jumlah rumah tangga di kabupatenkota tersebutKemungkinan sebuah blok sensus terpilih kedalam sampel blok sensus pada sebuahkabupatenkota bersifat Persentaseonal terhadap jumlah rumah tangga pada sebuahkabupatenkota (probability proportional to size) Bila dalam sebuah blok sensus terdapatlebih dari 150 (seratus lima puluh) rumah tangga maka dalam penarikan sampel ditingkat ini akan dibentuk sub-blok sensus Secara keseluruhan di Provinsi SumateraUtara berdasarkan sampel blok sensus dalam Susenas 2007 yang berjumlah 1054(seribu lima puluh empat) sampel blok sensus Secara Persentaseonal tiapkabupatenkota jumlah blok sensus tersebut dapat dilihat pada tabel 232

232 Penarikan Sampel Rumah Tangga

Dari setiap blok sensus terpilih kemudian dipilih 16 (enam belas) rumah tangga secaraacak sederhana (simple random sampling) yang menjadi sampel rumah tangga denganjumlah rumah tangga di blok sensus tersebut Secara keseluruhan jumlah sampelrumah tangga di 25 kabupatenkota adalah 16864 (enam belas ribu delapan ratus enampuluh empat) Tabel 232

Tabel 232Jumlah Blok Sensus dan Rumah Tangga

yang Menjadi Sampel di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kode KabupatenKotaSusenas KOR RISKESDAS

BS RT KesmasBS RT

01 Nias 44 704 44 70402 Mandailing Natal 40 640 40 640

03 Tapanuli Selatan 44 704 44 704

04 Tapanuli Tengah 38 608 38 608

05 Tapanuli Utara 40 640 40 640

06 Toba Samosir 40 640 40 640

07 Labuhan Batu 46 736 46 736

08 Asahan 48 768 48 768

09 Simalungun 46 736 46 736

10 Dairi 38 608 38 608

11 Karo 40 640 40 640

12 Deli Serdang 60 960 60 960

13 Langkat 48 768 48 768

14 Nias Selatan 42 672 42 672

15 Humbang Hasundutan 40 640 40 640

16 Pakpak barat 26 416 26 416

17 Samosir 40 640 40 640

18 Serdang Bedagai 40 640 40 640

71 Sibolga 36 576 36 576

72 Tanjung Balai 38 608 38 608

73 Pematang Siantar 38 608 38 608

74 Tebing Tinggi 38 608 38 608

75 Medan 60 960 60 960

76 Binjai 38 608 38 608

77 Padang Sidempuan 46 736 46 736

Jumlah 1054 16864 1054 16864

9

233 Penarikan Sampel Anggota Rumah Tangga

Selanjutnya seluruh anggota rumah tangga dari setiap rumah tangga yang terpilih darikedua proses penarikan sampel tersebut di atas maka diambil sebagai sampel individu

234 Penarikan Sampel Biomedis

Sampel untuk pengukuran biomedis adalah anggota rumah tangga berusia lebih dari 1(satu) tahun yang tinggal di blok sensus dengan klasifikasi perkotaan Di ProvinsiSumatera Utara terpilih sampel anggota rumah tangga berasal sebanyak 63 (enampuluh tiga) blok sensus perkotaan Kecamatan di kabupatenkota terpilih serta jumlahblok sensus dapat dilihat pada tabel 22 Khusus untuk pengukuran gula darah sampeldiambil dari anggota rumah tangga berusia lebih dari 15 tahun

Tabel 234Jumlah Sampel Biomedis

Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabKota KecamatanJmlBS

Nama RSUDLabkesda

Mandailing Natal Panyabungan1

Lab RSU Panyabungan KabMandailingNatal

Tapanuli Selatan Sipirok 1 RSUD KabTapanuli SelatanTapanuli Utara Tarutung

1RSU Swadana Tarutung JlAgus Salim No1KabTapanuli Utara

Toba Samosir Laguboti 1 RSU HKBP Balige KabToba Samosir

Labuhan Batu Bilah Hulu 1 RSUD Rantau Prapat KabLabuhan BatuAsahan Pulau Rakyat

Kisaran Barat 2RSUD HAManan Simatupang KisaranJlSisingamangaraja No310 KabAsahan

Simalungun Silimakuta 2 RSU Parapat KabSimalungunSiantar

Dairi Sidikalang 1 RSUD Sidikalang KabDairiKaro Kabanjahe 1 RSUD Kabanjahe KabKaroDeli Serdang Sibolangit 6 RSUD KabDeli Serdang

Tanjung Morawa

Deli Tua

Sunggal

Percut Sei Tuan

Langkat SalapianBabalan

2 RSUD Tanjung Pura KabLangkatHumbangHasundutan

Pakkat1

RSUD Doloksanggul KabHumbangHasundutan

Serdang Bedagai Dolok Masihul 1 RSUD KabSerdang BedagaiPerbaungan

Batu Bara Tanjung Tiram 1 -Sibolga Sibolga Utara

Sibolga Kota 6 Lab RSU DrFL Tobing Kota Sibolga

Sibolga Selatan

Sibolga Sambas

Tanjungbalai Datuk BandarDatuk Bandar Timur 5 RSU Dr T Mansyur Kota Tanjung Balai

Tanjungbalai Utara

Sei Tualang Raso

Teluk Nibung

10

Tabel 234 (lanjutan)

KabKota KecamatanJmlBS

Nama RSUDLabkesda

Pematang Siantar Siantar SelatanSiantar BaratSiantar Utara

5RSUD DrJasamen Saragih Jl Sutomo KotaPematang Siantar

Siantar Timur

Siantar Martoba

Tebing Tinggi Padang HuluRambutanPadang Hilir

6UPTD RSU Kota Tebing TinggiJlDrKumpulan Pane No226 Kota TebingTinggi

Medan Medan JohorMedan Marelan 9 RSU Pirngadi JlHMYamin Kota Medan

Medan Denai

Medan Kota

Medan Selayang

Medan Helvetia

Medan Barat

Medan Perjuangan

Medan Deli

Binjai Binjai SelatanBinjai BaratBinjai Utara

6RSU RMDjafar Jl SltHasanudin No9 KotaBinjai

Binjai Kota

Binjai Timur

Padangsidimpuan PadangsidimpuanPadangsidimpuan Utara 4

LabRSU Padang Sidempuan JlDrFLTobing No10 Kota Padang Sidimpuan

235 Penarikan Sampel Yodium

Ada 2 (dua) pengukuran yodium Pertama adalah pengukuran kadar yodium dalamgaram yang dikonsumsi rumah tangga dan kedua adalah pengukuran yodium dalamurin Pengukuran kadar yodium dalam garam dimaksudkan untuk mengetahui jumlahrumah tangga yang menggunakan garam beryodium Sedangkan pengukuran yodiumdalam urin adalah untuk menilai kemungkinan kelebihan konsumsi garam yodium padapenduduk Pengukuran kadar yodium dalam garam dilakukan dengan test cepat meng-gunakan ldquoiodinardquo dilakukan pada seluruh sampel rumah tangga

Untuk pengukuran kedua dipilih secara acak 2 Rumah Tangga yang mempunyai anakusia 6-12 tahun dari 16 RT per blok sensus di 30 kabupaten yang dapat mewakili secaranasional di Sumatera Utara sampel ini hanya diambil di Kabupaten Karo Toba Samosirdan Tapanuli Tengah

Dari rumah tangga yang terpilih sampel garam rumah tangga diambil dan juga sampelurin dari anak usia 6-12 tahun yang selanjutnya dikirim ke laboratorium UniversitasDiponegoro Balai GAKY-Magelang dan Puslitbang Gizi dan Makanan Bogor

11

24 Variabel

Berbagai pertanyaan terkait dengan kebijakan kesehatan Indonesia dioperasionalisasi-kan menjadi pertanyaan riset dan akhirnya dikembangkan menjadi variabel yangdikumpulkan dengan menggunakan berbagai cara Dalam Riskesdas 2007 terdapatvariabel yang yang dikumpulkan tersebar didalam 6 (enam) jenis kuesioner denganrincian sebagai berikut

241 Kuesioner RumahTangga (RKD07RT)

Blok I tentang pengenalan tempat (9 variabel)

Blok II tentang keterangan rumah tangga (7 variabel)

Blok III tentang keterangan pengumpul data (6 variabel)

Blok IV tentang anggota rumah tangga (12 variabel)

Blok V tentang mortalitas (10 variabel)

Blok VI tentang akses dan pemanfaatan pelayanan kesehatan (11 variabel)

Blok VII tentang sanitasi lingkungan (17 variabel)

242 Kuesioner Gizi (RKD07GIZI)

Blok VIII tentang konsumsi makanan rumah tangga 24 jam lalu

243 Kuesioner Individu (RKD07IND)

Blok IX tentang keterangan wawancara individu (4 variabel)

Blok X tentang keterangan individu dikelompokkan menjadi

Blok X-A tentang identifikasi responden (4 variabel)

Blok X-B tentang penyakit menular tidak menular dan riwayat penyakitturunan (50 variabel)

Blok X-C tentang ketanggapan pelayanan kesehatan

- Pelayanan Rawat Inap (11 variabel)

- Pelayanan Berobat Jalan (10 variabel)

Blok X-D tentang pengetahuan sikap dan perilaku untuk semua anggotarumah tangga umur ge 10 tahun (35 variabel)

Blok X-E tentang disabilitasketidakmampuan untuk semua anggotarumah tangga ge 15 tahun (23 variabel)

Blok X-F tentang kesehatan mental untuk semua anggota rumah tangga ge 15 tahun (20 variabel)

Blok X-G tentang imunisasi dan pemantauan pertumbuhan untuk semuaanggota rumah tangga berumur 0-59 bulan (11 variabel)

Blok X-H tentang kesehatan bayi (khusus untuk bayi berumur lt 12 bulan(7 variabel)

Blok X-I tentang kesehatan reproduksi ndash pertanyaan tambahan untuk 5provinsi NTT MalukuMaluku Utara Papua Barat Papua (6 variabel)

Blok XI tentang pengukuran dan pemeriksaan (14 variabel)

244 Kuesioner Autopsi Verbal Untuk Umur lt 29 Hari (RKD07AV1)

Blok I tentang pengenalan tempat (7 variabel)

Blok II tentang keterangan yang meninggal (6 variabel)

Blok III tentang karakteristik ibu neonatal (5 variabel)

Blok IVA tentang keadaan bayi ketika lahir (6 variabel)

Blok IVB tentang keadaan bayi ketika sakit (12 variabel)

Blok V tentang autopsi verbal kesehatan ibu neonatal ketika hamil danbersalin (2 variabel)

12

Blok VIA tentang bayi usia 0-28 hari termasuk lahir mati (4 variabel)

Blok VIB tentang keadaan ibu (8 variabel)

245 Kuesioner Autopsi Verbal Untuk Umur lt29 Hari - lt 5 Tahun(RKDo7AV2)

Blok I tentang pengenalan tempat (7 variabel)

Blok II tentang keterangan yang meninggal (7 variabel)

Blok III tentang autopsi verbal riwayat sakit bayibalita berumur 29 hari - lt5tahun (35 variabel)

Blok IV tentang resume riwayat sakit bayibalita (6 variabel)

246 Kuesioner autopsi verbal untuk umur 5 tahun keatas (RKD07AV3)

Blok I tentang pengenalan tempat (7 variabel)

Blok II tentang keterangan yang meninggal (7 variabel)

Blok IIIA tentang autopsi verbal untuk umur 5 tahun ke atas (44 variabel)

Blok IIIB tentang autopsi verbal untuk perempuan umur 10 tahun ke atas (4variabel)

Blok IIIC tentang autopsi verbal untuk perempuan pernah kawin umur 10-54tahun (19 variabel)

Blok IIID tentang autopsi verbal untuk laki-laki atau perempuan yang berumur15 tahun keatas (1 variabel)

Blok IV tentang resume riwayat sakit untuk umur 5 tahun ke atas (5 variabel)

Catatan

Selain keenam kuesioner tersebut di atas terdapat 2 formulir yang digunakan untukpengumpulan data tes cepat yodium garam (Form Garam) dan data yodium di dalamurin (Form Pemeriksaan Urin)

25 Alat Pengumpul Data dan Cara Pengumpulan Data

Pelaksanaan Riskesdas 2007 menggunakan berbagai alat pengumpul data danberbagai cara pengumpulan data dengan rincian sebagai berikut

a Pengumpulan data rumah tangga dilakukan dengan teknik wawancaramenggunakan Kuesioner RKD07RT

Responden untuk Kuesioner RKD07RT adalah Kepala Keluarga atau IbuRumah Tangga atau anggota rumah tangga yang dapat memberikaninformasi

Dalam Kuesioner RKD07RT terdapat verifikasi terhadap keterangananggota rumah tangga yang dapat menunjukkan sejauh mana sampelRiskesdas 2007 identik dengan sampel Susenas 2007

Informasi mengenai kejadian kematian dalam rumah tangga di recallterhitung sejak 1 Juli 2004 termasuk didalamnya kejadian bayi lahir matiInformasi lebih lanjut mengenai kematian yang terjadi dalam 12 bulansebelum wawancara dilakukan eksplorasi lebih lanjut melalui autopsi verbaldengan menggunakan kuesioner RKD07AV yang sesuai dengan umuranggota rumah tangga yang meninggal dimaksud

b Pengumpulan data individu pada berbagai kelompok umur dilakukan dengan teknikwawancara menggunakan Kuesioner RKD07IND

13

Secara umum responden untuk Kuesioner RKD07IND adalah setiapanggota rumah tangga Khusus untuk anggota rumah tangga yang berusiakurang dari 15 tahun dalam kondisi sakit atau orang tua maka wawancaradilakukan terhadap anggota rumah tangga yang menjadi pendampingnya

Anggota rumah tangga semua umur menjadi unit analisis untukpertanyaan mengenai penyakit menular penyakit tidak menular dan penyakitketurunan sebagai berikut Infeksi Saluran Pernafasan Akut PnemoniaDemam Tifoid Malaria Diare Campak Tuberkulosis Paru DemamBerdarah Dengue Hepatitis Filariasis Asma Gigi dan Mulut CederaPenyakit Jantung Penyakit Kencing Manis TumorKanker dan PenyakitKeturunan serta pengukuran berat badan tinggi badanpanjang badan

Anggota rumah tangga berumur ge 15 tahun menjadi unit analisis untukpertanyaan mengenai penyakit sendi penyakit tekanan darah tinggi strokedisabilitas kesehatan mental pengukuran tekanan darah pengukuranlingkar perut serta pengukuran lingkar lengan atas (khusus untuk wanitausia subur 15-45 tahun termasuk ibu hamil)

Anggota rumah tangga berumur ge 30 tahun menjadi unit analisis untukpertanyaan mengenai penyakit katarak

Anggota rumah tangga berumur 0-59 bulan menjadi unit analisis untukpertanyaan mengenai imunisasi dan pemantauan pertumbuhan

Anggota rumah tangga berumur ge 10 tahun menjadi unit analisis untukpertanyaan mengenai pengetahuan sikap dan perilaku terkait denganpenyakit flu burung HIVAIDS perilaku higienis penggunaan tembakaupenggunaan alkohol aktivitas fisik serta perilaku terkait dengan konsumsibuah-buahan segar dan sayur-sayuran segar

Anggota rumah tangga berumur lt 12 bulan menjadi unit analisis untukpertanyaan mengenai kesehatan bayi

Anggota rumah tangga berumur gt 5 tahun menjadi unit analisis untukpemeriksaan visus

Anggota rumah tangga berumur ge 12 tahun menjadi unit analisis untukpemeriksaan gigi permanen

Anggota rumah tangga berumur 6-12 tahun menjadi unit analisis untukpemeriksaan urin

c Pengumpulan data kematian dengan teknik autopsi verbal menggunakanKuesioner RKD07AV1 RKD07AV2 dan RKD07AV3

d Pengumpulan data biomedis berupa spesimen darah Sampel darah diambil dariseluruh anggota rumah tangga (kecuali bayi) yang menandatangani informedconsent Pengambilan darah tidak dilakukan pada anggota rumah tangga yangsakit berat riwayat perdarahan dan menggunakan obat pengencer darah secararutin

Untuk pemeriksaan kadar glukosa darah data dikumpulkan dari anggota rumahtangga berumur ge 15 tahun kecuali wanita hamil (alasan etika) Responden terpilih memperoleh pembebanan sebanyak 75 gram glukosa oral setelah puasa 10ndash14jam Khusus untuk responden yang sudah diketahui positif menderita DiabetesMellitus (berdasarkan konfirmasi dokter) maka hanya diberi pembebanan se-banyak 300 kalori (alasan medis dan etika) Pengambilan darah vena dilakukansetelah 2 jam pembebanan Darah didiamkan selama 20ndash30 menit disentrifussesegera mungkin dan kemudian dijadikan serum Serum segera diperiksa dengan

14

menggunakan alat kimia klinis otomatis Nilai rujukan (WHO 1999) yangdigunakan adalah sebagai berikut

Normal (Non DM) lt 140 mgdl

Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) 140 - lt 200 mgdl

Diabetes Mellitus (DM) gt 200 mgdl

e Pengumpulan data konsumsi garam beryodium rumah tangga untuk seluruhsampel rumah tangga Riskesdas 2007 dilakukan dengan tes cepat yodiummenggunakan ldquoiodina testrdquo

Catatan

Pelaksanaan pengumpulan data Riskesdas 2007 tidak dapat dilakukan serentak padapertengahan 2007 sehingga dalam analisis perlu beberapa penyesuaian agarkomparabilitas data dari satu periode pengumpulan data yang satu dengan periodepengumpulan data lainnya dapat terjaga dengan baik Situasi ini disebabkan olehbeberapa hal berikut ini

a Kesiapan daerah untuk berperanserta dalam pelaksanaan Riskesdas 2007 amatbervariasi sehingga pelaksanaan dari satu lokasi pengumpulan data ke lokasi lainnyamemerlukan koordinasi dan manajemen logistik yang rumit

b Kondisi geografis dari sampel blok sensus terpilih amat bervariasi Di daerahkepulauan dan daerah terpencil di seluruh wilayah Indonesia pelaksanaanpengumpulan data dalam berbagai situasi amat tergantung pada ketersediaan alattranspor ketersediaan tenaga pendamping dan ketersediaan biaya operasional yangmemadai tepat pada waktunya

c Untuk pengumpulan data biomedis perlu dilakukan pelatihan yang intensif untukpetugas pengambil spesimen dan manajemen spesimen Petugas dimaksud adalahpara analis atau petugas laboratorium dari rumah sakit atau laboratorium daerahPelatihan dilakukan oleh peneliti dari Puslitbang Biomedis dan petugas Labkesdasetempat Pelatihan dilaksanakan di tiap provinsi

26 Manajemen Data

Manajemen data Riskesdas dilaksanakan oleh tim manajemen data pusat yangmengkoordinir tim manajemen data dari Korwil I ndash IV Urutan kegiatan yang dilakukanadalah sebagai berikut

261 Editing

Editing adalah salah satu mata rantai yang secara potensial dapat menjadi the weakestlink dalam pelaksanaan pengumpulan data Riskesdas 2007 Editing mulai dilakukan olehpewawancara semenjak data diperoleh dari jawaban responden Di lapanganpewawancara bekerjasama dalam sebuah tim yang terdiri dari 3 pewawancara dan 1Ketua Tim Ketua tim Pewawancara sangat kritikal dalam proses editing Ketua TimPewawancara harus dapat membagi waktu untuk tugas pengumpulan data dan editingsegera setelah selesai pengumpulan data pada setiap blok sensus Fokus perhatianKetua Tim Pewawancara adalah kelengkapan dan konsistensi jawaban responden darisetiap kuesioner yang masuk Kegiatan ini seyogyanya dilaksanakan segera setelahdiserahkan oleh pewawancara Ketua Tim Pewawancara harus mengkonsultasikanseluruh masalah editing yang dihadapinya kepada Penanggung Jawab Teknis (PJT)Kabupaten danatau Penangung Jawab Teknis (PJT) Provinsi

15

PJT Kabupaten dan PJT Provinsi melakukan supervisi pelaksanaan pengumpulan datamemeriksa kuesioner yang telah diisi serta membantu memecahkan masalah yangtimbul di lapangan dan juga melakukan editing

262 Entry

Tim manajemen data yang bertanggungjawab untuk entry data harus mempunyai danmau memberikan ekstra energi berkonsentrasi ketika memindahkan data dari kuesionerformulir kedalam bentuk digital Buku kode disiapkan dan digunakan sebagai acuan bilamenjumpai masalah entry data Kuesioner Riskesdas 2007 mengandung pertanyaanuntuk berbagai responden dengan kelompok umur yang berbeda Kuesioner yang samajuga banyak mengandung skip questions yang secara teknis memerlukan ketelitianpetugas entry data untuk menjaga konsistensi dari satu blok pertanyaan ke blokpertanyaan berikutnya

Petugas entry data Riskesdas merupakan bagian dari tim manajemen data yang harusmemahami kuesioner Riskesdas dan program data base yang digunakannya Prasyaratpengetahuan dan keterampilan ini menjadi penting untuk menekan kesalahan entryHasil pelaksanaan entry data ini menjadi bagian yang penting bagi petugas manajemendata yang bertanggungjawab untuk melakukan cleaning dan analisis data

263 Cleaning

Tahapan cleaning dalam manajemen data merupakan proses yang amat menentukankualitas hasil Riskesdas 2007 Tim Manajemen Data menyediakan pedoman khususuntuk melakukan cleaning data Riskesdas Perlakuan terhadap missing values noresponses outliers amat menentukan akurasi dan presisi dari estimasi yang dihasilkanRiskesdas 2007 Petugas cleaning data harus melaporkan keseluruhan proses per-lakuan cleaning kepada penanggung jawab analisis Riskesdas agar diketahui jumlahsampel terakhir yang digunakan untuk kepentingan analisis Besaran numerator dandenominator dari suatu estimasi yang mengalami proses data cleaning merupakanbagian dari laporan hasil Riskesdas 2007 Bila pada suatu saat data Riskesdas 2007dapat diakses oleh publik maka informasi mengenai imputasi (proses data cleaning)dapat meredam munculnya pertanyaan-pertanyaan mengenai kualitas data

16

27 Pengorgasisasian Pengumpulan Data

Pengumpulan data Riskesdas 2007 di Provinsi Sumatera Utara di bawah KoordinasiWilayah I (Puslitbang Ekologi amp Status Kesehatan sebagai penanggung-jawab) yangkemudian dibentuk Tim di tingkat provinsi dan kabupatenkota yang melibatkan sektorterkait Adapun susunan Penanggung Jawab Teknis Riskesdas 2007 di ProvinsiSumatera Utara adalah sebagai berikut

PJT Provinsi Joko Irianto SKM MKesWakil PJT Dr Dina Bisara L MAPJT Kabupaten

No Nama KabupatenKota Instansi

12345678910111213141516171819202122232425

Ning S SKM MKesMahdiah DCN MKesYusrawati Hasibuan MKesEfendi SNainggolan MKesIda SKMDrs Sahat ManaluMuhammad Tarmidzi MKesDR Riris NainggolanSabar Sihotang MSiTetty Herta DS STP MKMDra MardianaRini Andarwati MKesDra Sunanti ZIr Abdul Wahab MKesEfendi Sianturi MKesOster Suryani SKMAsnita B Simaremare MKesDra MegawatiMKesRA Wigati MKesChoiriah Lubis MKesDr LamriaRiyanto Suprawihadi MKesDian P SKMTH Teddy BS MKesEndang Susilawati MKes

NiasNias SelatanMandailing NatalTapanuli SelatanPadang SidempuanTapanuli TengahSibolgaTapanuli UtaraToba SamosirHumbang HasundutanSamosirLabuhan BatuAsahanTanjung BalaiPapak BaratDairiKaroDeli SerdangLangkatSerdang BedagaiMedanBinjaiPematang SiantarTebing TinggiSimalungun

P3ESKPoltekesPoltekesPoltekesP3ESKP3ESK

PoltekesP3ESK

PoltekesPoltekesP3ESK

PoltekesP3ESK

PoltekesPoltekesP3ESK

PoltekesPoltekesP3ESK

PoltekesP3ESK

PoltekesP3ESK

PoltekesPoltekes

271 Pelatihan Surveyor

Seluruh penanggung jawab teknis kabupatenkota di bawah koordinasi penanggungjawab teknis provinsi dan wakilnya menjadi pelatih pada pelatihan surveyor yangdilaksanakan di Training Center (TC) di Sumatera Utara untuk kabupatenkota dibagimenjadi delapan TC Kabupaten yang menjadi tempat TC tersebut adalah sebagaiberikut

17

Tabel 271Tempat Traning Center di Provinsi Sumatera Utara

No Tempat TC KabupatenKota1 Medan Kota Medan

Kota LangkatKota BinjaiKabupaten Deli Serdang

2 Pematang Siantar Kota Pematang SiantarKabupaten SimalungunKabupaten Serdang Bedagai

3 Dairi Kabupaten DairiKabupaten Pakpak BharatKabupaten Karo

4 Asahan Kabupaten AsahanKabupaten Labuhan BatuKabupaten Tanjung Balai

5 SamosirParapat Kabupaten Tapanuli UtaraKabupaten SamosirKabupaten Toba SamosirKabupaten Hambang Hasundutan

6 Sibolga Kota SibolgaKabupaten Tapanuli Tengah

7 Padang Sidempuan Kabupaten Tapanuli SelatanKabupaten Mandailing Natal

8 Gunung Sitoli Kabupaten NiasKabupaten Nias Selatan

272 Pengumpulan Data di Lapangan

Tahap yang paling penting adalah pengumpulan data di tiap kabupatenkota Biasanyapengumpulan data diawali dengan pembekalan singkat oleh penanggung jawab teknisdan penanggung jawab operasional kabupatenkota yang bersangkutan dirumuskanstrategi pengumpulan data yang digunakan dilakukan pembagian wilayah barukemudian pengumpulan data dilaksanakan Beberapa kabupatenkota ada yangmenyelenggarakan rdquopelepasan surveyorrdquo oleh Bapak BupatiWalikota setempat

Pengumpulan data tidak bisa serentak dilakukan karena

Kesiapan daerah juga bervariasi seingga pelaksanaan kabupatenkota tidak sama

Kondisi geografis sampel terpilih Di daerah kepulauan dan terpencil memerlukantambahan transport daerah sulit yang cairnya belakangan sehingga pengumpulandata juga terlambat

273 Menjaga Kualitas Data

Dalam Riskesdas diupayakan penjagaan kualitas data sebagai berikut

1 Pelatihan surveyor berjenjang (dari MOT TOT sampai training)

2 Ada video wawancara dan video pengukuran

3 Ada praktek lapangan

4 Ketua tim bertugas memeriksa kelengkapan pengisian kuesioner

5 Editing dilakukan oleh peneliti

6 Entry data dilakukan oleh tenaga terlatih

7 Cleaning data dilakukan oleh tim manajemen data yang berpengalaman

8 Imputasi data dilakukan oleh peneliti terlatih

9 Validasi data ke lapangan

18

28 Keterbatasan Riskesdas

Riskesdas merupakan riset berbasis komunitas dengan skala besar dan dilaksanakansecara swakelola Sebagai pengalaman pertama tentu ada beberapa kelemahan ataukekurangan yang masih terjadi meski sudah diupayakan sebaik mungkin

Beberapa keterbatasan Riskesdas adalah sebagai berikut

1 Meski Riskesdas dirancang untuk keterwakilan sampai tingkat kabupatenkota tetapitidak semua informasi bisa mewakili kabupatenkota terutama kejadian-kejadianyang jarang hanya bisa mewakili tingkat provinsi atau bahkan hanya tingkat nasional

2 Khusus untuk data biomedis keterwakilan hanya di tingkat perkotaan nasional

29 Analisis Data

Sampel Riskesdas diperoleh dari two stage sampling design yang memerlukanperlakuan khusus dalam pengolahannya Dalam analisis ini menggunakan paketperangkat lunak statistik konvensional seperti SPSS Aplikasi statistik yang tersediadidalam SPPS untuk mengolah dan menganalisis data seperti Riskesdas 2007 adalahSPSS Complex Samples Aplikasi statistik ini memungkinkan penggunaan two stagesampling design seperti yang diimplementasikan di dalam Susenas 2007 Denganpenggunaan SPSS Complex Sample dalam pengolahan dan analisis data Riskesdas2007 maka validitas hasil analisis data dapat dioptimalkan Pengolahan dan hasilanalisis data dipresentasikan pada Bab Hasil Riskesdas

19

BAB 3 HASIL RISKESDAS

31 Gambaran Umum

311 Profil Provinsi Sumatera Utara

Provinsi Sumatera Utara terletak pada 1deg - 4deg Lintang Utara dan 98deg - 100deg Bujur Timuryang pada tahun 2004 memiliki 18 Kabupaten dan 7 kota dan terdiri dari 328kecamatan secara keseluruhan Provinsi Sumatera Utara mempunyai 5086 desa dan382 kelurahan Luas daratan Provinsi Sumatera Utara 71680 km 2

Gambar 311Peta Wilayah KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara

Riskesdas 2007

20

Hasil perkebunan di Provinsi Sumatera Utara hingga kini menjadi primadonaperekonomian Perkebunan tersebut dikelola oleh perusahaan swasta maupun negaraSumatera Utara menghasilkan karet coklat teh kelapa sawit kopi cengkeh kelapakayu manis dan tembakau Perkebunan tersebut tersebar di Deli Serdang LangkatSimalungun Asahan Labuhan Batu dan Tapanuli Selatan

Selain komoditas perkebunan Sumatera Utara juga dikenal sebagai penghasilkomoditas holtikultura (sayur-mayur dan buah-buahan) misalnya Jeruk Medan JambuDeli Sayur Kol Tomat Kentang dan Wortel yang dihasilkan oleh Kabupaten KaroSimalungun dan Tapanuli Utara

Sumatera Utara merupakan provinsi yang keempat terbesar jumlah penduduknya diIndonesia setelah Jawa Barat Jawa Timur dan Jawa Tengah Menurut hasilpencacahan lengkap Sensus Penduduk (SP) 1990 penduduk Sumatera Utara padatanggal 31 Oktober 1990 (hari sensus) berjumlah 1081 juta jiwa dan pada tahun 2002jumlah penduduk Sumatera Utara diperkirakan sebesar 1185 juta jiwa Kepadatanpenduduk Sumatera Utara tahun 1990 adalah 143 jiwa per km 2 dan tahun 2002meningkat menjadi 165 jiwa per km 2 sedangkan laju pertumbuhan penduduk SumateraUtara selama kurun waktu tahun 1990-2000 adalah 120 persen per tahun

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Sumatera Utara setiap tahunnya tampakberfluktuasi Pada tahun 2000 TPAK di daerah ini sebesar 5734 persen tahun 2001naik menjadi 5770 persen tahun 2002 naik lagi menjadi 6945 persen

Indikator pembangunan bidang kependudukan Provinsi Sumatera Utara adalah sebagaiberikut

Tabel 311Indikator Kependudukan yang Ingin Dicapai

di Provinsi Sumatera Utara

312 Respon Rate

Pengumpulan data Riskesdas 2007 di Provinsi Sumatera Utara direncanakan dari 1054blok sensus tetapi setelah dilakukan kunjungan ke rumah-tangga ada 1045 blok sensus(992 ) atau lebih tinggi dari pencapaian nasional (988) Sedangkan pencapaiankunjungan ke rumah-tangga di Provinsi Sumatera Utara mencapai 972 danpencapaian wawancara ke individu mencapai 929 jauh lebih tinggi pencapaiantinggkat nasional yang mencapai 858 Tabel 3121 dan Tabel 3122

21

Tabel 3121Respon Rate Sampel Rumah Tangga

Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKotaRiskesdas Susenas Riskesdas

SusenasN N

Nias 700 028 704 026 994

Mandailing Natal 626 025 640 024 978

Tapanuli Selatan 698 028 704 026 991

Tapanuli Tengah 593 024 608 023 975

Tapanuli Utara 631 025 640 024 986

Toba Samosir 637 026 640 024 995

Labuhan Batu 725 029 736 028 985

Asahan 765 031 768 029 996

Simalungun 725 029 736 028 985

Dairi 566 023 608 023 931

Karo 637 026 640 024 995Deli Serdang 928 037 960 036 967

Langkat 764 031 768 029 995

Nias Selatan 568 023 669 025 849

Humbang Hasundutan 639 026 640 024 998

Pakpak Bharat 407 016 416 016 978

Samosir 639 026 640 024 998

Serdang Bedagai 608 025 640 024 950

Kota Sibolga 556 022 576 022 965

Kota Tanjung Balai 575 023 608 023 946

Kota Pematang Siantar 582 023 608 023 957

Kota Tebing Tinggi 600 024 608 023 987

Kota Medan 878 035 960 036 915

Kota Binjai 605 024 608 023 995

Kota Padang Sidempuan 734 030 736 028 997

Sumatera Utara 972

22

Tabel 3122Respon Rate Sampel Individu Menurut Kabupatenkota

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKotaRiskesdas Susenas Riskesdas

SusenasN N

Nias 3779 041 3855 035 980

Mandailing Natal 2667 029 2772 025 962

Tapanuli Selatan 2915 031 3023 028 964

Tapanuli Tengah 2676 029 2845 026 941

Tapanuli Utara 2641 028 2760 025 957

Toba Samosir 2516 027 2610 024 964

Labuhan Batu 3351 036 3424 031 979

Asahan 3225 035 3428 032 941

Simalungun 2842 030 2932 027 969

Dairi 2188 023 2520 023 868

Karo 2266 024 2352 022 963

Deli Serdang 3891 042 4218 039 922

Langkat 2754 030 3186 029 864

Nias Selatan 2573 028 3429 032 750

Humbang Hasundutan 2764 030 2880 026 960

Pakpak Bharat 1703 018 1876 017 908

Samosir 2591 028 2737 025 947

Serdang Bedagai 2432 026 2628 024 925

Kota Sibolga 2459 026 2746 025 895

Kota Tanjung Balai 2598 028 2877 026 903

Kota Pematang Siantar 2321 025 2576 024 901

Kota Tebing Tinggi 2459 026 2582 024 952

Kota Medan 3859 041 4391 040 879

Kota Binjai 2541 027 2653 024 958

Kota Padang Sidempuan 3245 035 3348 031 969

Sumatera Utara 929

23

32 Status Gizi

321 Status Gizi Balita

Status gizi balita diukur berdasarkan umur berat badan (BB) dan tinggi badan (TB)Berat badan anak ditimbang dengan timbangan digital yang memiliki presisi 01 kgpanjang badan diukur dengan length-board dengan presisi 01 cm dan tinggi badandiukur dengan menggunakan microtoise dengan presisi 01 cm Variabel BB dan TBanak ini disajikan dalam bentuk tiga indikator antropometri yaitu berat badan menurutumur (BBU) tinggi badan menurut umur (TBU) dan berat badan menurut tinggi badan(BBTB) Untuk menilai status gizi anak maka angka berat badan dan tinggi badansetiap balita dikonversikan ke dalam bentuk nilai terstandar (Z-score) denganmenggunakan baku antropometri WHO 2006 Selanjutnya berdasarkan nilai Z-scoremasing-masing indikator tersebut ditentukan status gizi balita dengan batasan sebagaiberikut

a Berdasarkan indikator BBU

Kategori Gizi Buruk Z-score lt -30

Kategori Gizi Kurang Z-score gt=-30 sd Z-score lt-20

Kategori Gizi Baik Z-score gt=-20 sd Z-score lt=20

Kategori Gizi Lebih Z-score gt20

b Berdasarkan indikator TBU

Kategori Sangat Pendek Z-score lt -30

Kategori Pendek Z-score gt=-30 sd Z-score lt-20

Kategori Normal Z-score gt=-20

c Berdasarkan indikator BBTB

Kategori Sangat Kurus Z-score lt -30

Kategori Kurus Z-score gt=-30 sd Z-score lt-20

Kategori Normal Z-score gt=-20 sd Z-score lt=20

Kategori Gemuk Z-score gt20

Perhitungan angka prevalensi

Prevalensi gizi buruk = (Jumlah balita gizi burukjumlah seluruh balita) x 100

Prevalensi gizi kurang = (Jumlah balita gizi kurangjumlah seluruh balita) x 100

Prevalensi gizi baik = (Jumlah balita gizi baikjumlah seluruh balita) x 100

Prevalensi gizi lebih = (Jumlah balita gizi lebihjumlah seluruh balita) x 100

Data tentang status gizi balita dikumpulkan dari hasil penimbangan berat badandanpengukuran tinggi badan Anak dimaksud adalah anak umur 0 ndash 59 bulan ketikasurvei dilakukan Pada perhitungan status gizi anak balita dilakukan denganmembandingkan antara berat badan dengan umur serta berat badan dengan tinggibadan Adapun kriteria yang digunakan untuk mengkategorikan status gizi yaitu dengankriteria yang dianjurkan oleh WHO Anak balita yang berada pada kategori kurus dansangat kurus berat badan rendah dan sangat rendah serta pendek dan sangat pendekmerupakan anak balita yang harus mendapat prioritas penanganan dalam perbaikangizi

Target program perbaikan gizi nasional tahun 2015 adalah mencapai prevalensi gizikurang + buruk (BBU) 20 untuk target MDG tahun 2015 adalah prevalensi gizikurang + buruk (BBU) 185 Untuk balita pendek + sangat pendek (TBU) jikaprevalensinya masih 20 atau lebih maka dapat dikatakan di kabupaten tersebutmasalah balita pendek masih tinggi

24

Indikator BBTB menggambarkan status gizi yang sifatnya akut sebagai akibat darikeadaan yang berlangsung dalam waktu yang pendek seperti menurunnya nafsu makanakibat sakit atau karena menderita diare Dalam keadaan demikian berat badan anakakan cepat turun sehingga tidak Persentaseonal lagi dengan tinggi badannya dan anakmenjadi kurus

Di samping mengindikasikan masalah gizi yang bersifat akut indikator BBTB juga dapatdigunakan sebagai indikator kegemukan Dalam hal ini berat badan anak melebihiPersentase normal terhadap tinggi badannya Kegemukan ini dapat terjadi sebagaiakibat dari pola makan yang kurang baik (berlebihan) atau juga karena keturunanMasalah ke-kurus-an dan ke-gemuk-an pada usia dini dapat berakibat pada rentannyaterhadap berbagai penyakit degenerative pada usia dewasa (Teori Barker)

Salah satu indikator untuk menentukan anak yang harus dirawat dalam manajemen giziburuk adalah indikator sangat kurus yaitu anak dengan nilai Z_Score lt -30 SD

Dalam diskusi selanjutnya akan digunakan masalah kekurusan untuk gabungankategori sangat kurus dan kurus Besarnya masalah kekurusan pada balita yang masihmerupakan masalah kesehatan masyarakat (public health problem) adalah jikaprevalensi kekurusan gt 5 Masalah kesehatan masyarakat sudah dianggap serius bilaprevalensi kekurusan antara 101 - 150 dan dianggap kritis bila prevalensikekurusan sudah di atas 150 (UNHCR)

Prevalensi status gizi anak balita di Sumatera Utara menurut BBU anak balita dengangizi buruk dan sangat buruk masih ada sebanyak 227 persen menurut TBU jumlahyang sangat pendek dan pendek ada sebanyak 431 persen sedangkan menurut BBTBjumlah yang dikategorikan sangat kurus dan kurus masih ada sebanyak 17 persen Adaenam kabupaten dan satu kota yang diukur dengan tiga ukuran status gizi tersebutselalu berada di bawah standar yaitu Kabupaten Tapanuli Selatan Tapanuli TengahSimalungun Humbang Hasundutan Serdang Bedagai dan Kota Sibolga

Menurut karakteristik responden anak balita yang harus mendapat prioritas penanganandalam perbaikan gizi terutama pada responden yang memiliki bayi umur di bawah satutahun tempat tinggal di desa dan tingkat ekonomi pada kuintil pertama (kategoriekonomi paling rendah)

Secara rinci status gizi anak balita di Sumatera Utara menurut kabupatenkota dankarakteristik responden dapat di lihat pada tabel 3211 hingga tabel 32143

3211 Status Gizi Balita Menurut BBU

Status gizi anak balita menurut berat badan terhadap tinggi badan (BBU) yangdikategorikan gizi buruk menurut kabupatenkota berkisar antara 23 - 195Prevalensi tertinggi di Kabupaten Tapanuli Utara dan terendah di Kabupaten KaroSedangkan yang tergolong gizi kurang prevalensinya berkisar antara 72 yaituKabupaten Samosir dan tertinggi di Kabupaten Nias 211 Ada delapan kabupatenkota yang mempunyai prevalensi gizi buruk dan kurang sudah di bawah 20 persen yaituKabupaten Toba Samosir Dairi Karo Langkat Samosir dan Kota Pematang SiantarMedan dan Padang Sidempuan

Sedangkan prevalensi anak balita gizi lebih tiap kabupatenkota masih berada di bawah10 persen Namun Kota Medan dan Kabupaten Langkat sudah perlu waspadamengingat prevalensi anak balita yang mempunyai gizi lebih sudah mendekati 10persen

25

Tabel 3211Prevalensi Balita menurut Status Gizi (BBU) dan KabupatenKota

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota Kategori Status Gizi BBU

Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Baikbaik

Gizi LebihlebihNias 162 211 606 21

Mandailing Natal 101 160 701 38Tapanuli Selatan 143 130 669 58Tapanuli Tengah 111 167 699 23Tapanuli Utara 195 188 597 21Toba Samosir 37 91 836 37Labuhan Batu 104 123 694 79Asahan 72 190 720 17Simalungun 133 130 708 29Dairi 51 143 780 26Karo 23 127 835 15Deli Serdang 61 168 750 21Langkat 38 76 803 83Nias Selatan 139 181 672 8Humbang Hasundutan 168 133 637 62

Pakpak Bharat 140 105 708 47Samosir 43 72 859 26Serdang Bedagai 106 155 691 48Kota Sibolga 177 151 623 49Kota Tanjung Balai 62 200 711 27Kota Pematang Siantar 24 122 845 8Kota Tebing Tinggi 51 177 746 26Kota Medan 44 126 745 85Kota Binjai 100 158 700 42Kota Padang Sidempuan 32 95 853 19

Sumatera Utara 84 143 727 45) BBU = berat badan menurut umur

Grafik 3211Prevalensi Balita menurut Status Gizi (BBU)di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

26

3212 Status Gizi Balita Menurut TBU

Status gizi anak balita menurut tinggi badan terhadap umur (TBU) yang dikategorikansangat pendek menurut kabupatenkota berkisar antara 128 - 454 prevalensitertinggi di Kabupaten Tapanuli Utara dan terendah di Kota Pematang SiantarSedangkan yang tergolong pendek prevalensinya berkisar antara 96 di KabupatenTapanuli Selatan dan tertinggi di Kabupaten Nias Selatan 293 Jika prevalensi sangatpendek dan pendek dijumlahkan maka hanya terdapat 5 kabupatenkota yangmempunyai prevalensi kependekan lebih rendah dari angka nasional yaitu TapanuliSelatan Samosir Kota Pematang Siantar Kota Tebing Tinggi dan Kota PadangSidempuan

Kota Pematang Siantar selain prevalensi anak balita yang sangat pendeknya rendahjuga kedua tertinggi (699) untuk anak balita yang tingginya normal terbanyak padaKabupaten Tapanuli Selatan (71)

Tabel 3212Prevalensi Balita menurut Status Gizi (TBU) dan KabupatenKota

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKotaKategori status gizi TBU

Sangat pendek Pendek Normal

Nias 309 196 495Mandailing Natal 357 184 459Tapanuli Selatan 193 96 711Tapanuli Tengah 217 201 582Tapanuli Utara 454 157 388Toba Samosir 198 196 606Labuhan Batu 301 169 530Asahan 193 206 602Simalungun 267 162 571Dairi 325 234 442Karo 218 232 550Deli Serdang 215 184 601Langkat 315 152 533Nias Selatan 378 293 329Humbang Hasundutan 338 135 526Pakpak Bharat 408 138 454Samosir 187 161 652Serdang Bedagai 299 97 604Kota Sibolga 306 159 536Kota Tanjung Balai 216 221 563Kota Pematang Siantar 128 173 699Kota Tebing Tinggi 141 212 646Kota Medan 220 196 584Kota Binjai 201 169 630Kota Padang Sidempuan 164 164 672

Sumatera Utara 252 179 569) TBU = Tinggi badan menurut umur

27

3213 Status Gizi Balita Menurut BBTB

Sedangkan status gizi anak balita di Sumatera Utara dalam berat badan terhadap umur(BBTB) menurut kabupatenkota dikategorikan sangat kurus kurus normal dan gemukPrevalensi tertinggi untuk kategori sangat kurus adalah Kabupaten Tapanuli Selatan danterendah di Karo Sedangkan yang tergolong kurus prevalensinya berkisar antara 37 -138

Dalam diskusi selanjutnya digunakan masalah kekurusan untuk gabungan kategorisangat kurus dan kurus Besarnya masalah kekurusan pada balita yang masihmerupakan masalah kesehatan masyarakat (public health problem) adalah jikaprevalensi kekurusan gt 5 Masalah kesehatan masyarakat sudah dianggap serius bilaprevalensi kekurusan antara 101 - 150 dan dianggap kritis bila prevalensikekurusan sudah di atas 150 (UNHCR)

Prevalensi kekurusan di Provinsi Sumatera Utara ialah 17 Terdapat 9 kabupatenkotayang prevalensinya berada di bawah 151 yaitu Kabupaten Mandailing Natal TobaSamosir Dairi Deli Serdang Nias Selatan Pakpak Bharat Kota Tanjung Balai KotaTebing Tinggi dan Kota Medan Hanya 1 kabupaten yang prevalensinya kurang dari101 yaitu Karo

Tabel 3213Prevalensi Balita menurut Status Gizi (BBTB) dan KabupatenKota

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaKategori Status Gizi BBTB

Sangat kurus Kurus Normal GemukNias 76 105 703 116Mandailing Natal 76 67 663 194Tapanuli Selatan 180 138 499 183Tapanuli Tengah 144 89 640 127Tapanuli Utara 91 69 618 221Toba Samosir 64 61 735 139Labuhan Batu 99 68 572 261Asahan 89 95 686 130Simalungun 124 104 586 187Dairi 55 48 743 154Karo 41 37 784 138Deli Serdang 52 73 770 106Langkat 118 80 489 313Nias Selatan 67 59 648 226Humbang Hasundutan 117 96 585 202Pakpak Bharat 89 61 653 197Samosir 75 103 680 143Serdang Bedagai 166 93 559 183Kota Sibolga 125 102 574 199Kota Tanjung Balai 45 74 785 96Kota Pematang Siantar 96 79 755 70Kota Tebing Tinggi 53 97 793 57Kota Medan 83 65 715 137Kota Binjai 89 69 684 158Kota Padang Sidempuan 104 77 758 61

Sumatera Utara 91 79 668 162) BBTB = Berat badan menurut tinggi badan

28

3214 Status Gizi Balita Menurut Karakteristik Responden

Prevalensi status gizi anak balita menurut (BBU) yang dikategorikan gizi buruk gizikurang menurut karakteristik responden di Sumatera Utara menunjukkan bahwa

1 Ditinjau dari kelompok umur maka terlihat bahwa prevalensi balita gizi kurang +buruk di Provinsi Sumatera Utara masih tinggi pada tiap kelompok umur kecualipada kelompok umur 6 - 11 bulan

2 Menurut jenis kelamin tidak terlihat perbedaan berarti antara masalah gizi kurang +buruk pada balita laki-laki dan balita perempuan di mana keduanya mempunyaimasalah status gizi yang sama

3 Tidak ada perbedaan masalah status gizi berdasarkan pendidikan kepala keluarga(KK) terlihat bahwa tingkat pendidikan KK prevalensi balita gizi kurang + burukmasih tinggi (di atas 20)

4 Pada keluarga dengan KK memiliki pekerjaan tetap ABRIPolriPNS BUMNSwasta)ditemukan lebih banyak balita yang memiliki status gizi baik dibanding dengan jenispekerjaan lainnya

5 Menurut tempat tinggal di perdesaan jumlah balita yang gizi kurang + buruk lebihbanyak daripada di perkotaan sebaliknya di perkotaan jumlah balita yang gizi lebihlebih banyak daripada di pedesaan

6 Dilihat dari pendapatan keluarga per kapita per bulan maka jumlah balita yang gizikurang + buruk meningkat seiring dengan menurunnya pengeluaran perkapita ataudengan kata lain semakin rendah kuintil pendapat keluarga semakin banyak jumlahbalita yang gizi kurang + buruk Sebaliknya semakin tinggi kuintil semakin banyakjumlah balita yang berstatus gizi lebih

29

Tabel 32141Prevalensi Balita Menurut Status Gizi BBU

dan Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikKategori Status Gizi BBU

GiziBuruk

GiziKurang

GiziBaik

GiziLebih

Kelompok umur (bulan)

0 - 5 113 101 711 76

6 -11 81 99 777 42

12-23 74 124 752 50

24-35 79 162 709 50

36-47 86 150 724 41

48-60 88 160 715 37

Jenis kelamin

Laki-laki 95 145 720 40

Perempuan 74 141 734 50

Pendidikan KK

Tdk tamat SD amp Tdk sekolah 106 153 707 35

Tamat SD 97 171 687 45

Tamal SLTP 84 151 722 44

Tamat SLTA 79 121 751 49

Tamat PT 86 143 725 46

Pekerjaan Utama KK

Tdk kerjasekolahibu RT 76 177 726 21

TNIPolriPNSBUMN 74 95 787 44

Pegawai Swasta 46 132 761 62

Wiraswastadagangjasa 59 135 750 55

Petaninelayan 114 152 693 41

Buruh amp lainnya 95 159 711 35

Tempat tinggal

Kota 60 139 749 52

Desa 102 147 711 40

Tingkat pengeluaran per kapita

Kuintil 1 97 166 705 32

Kuintil 2 82 146 733 39

Kuintil 3 74 132 746 47

Kuintil 4 90 136 714 60

Kuintil 5 71 122 749 59

Responden status gizi anak balita menurut tinggi badan terhadap umur (TBU) menurutkelompok umur tempat tinggal jenis kelamin pendidikan pekerjaan dan tingkatpengeluaran perkapita prevalensi anak balita yang pendek + sangat pendek di atas 20persen

Menurut tempat tinggal menunjukkan bahwa status gizi kategori TBU di perkotaan lebihbaik dibanding di perdesaan dan menurut tingkat pendidikan semakin tinggi pendidikansemakin baik status gizi kategori TBU tersebut

30

Tabel 32142Prevalensi Balita Menurut Status Gizi TBU

dan Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikKategori status gizi TBU

Sangat Pendek Pendek Normal

Kelompok umur (bulan)0 - 5 210 164 6266 -11 275 94 631

12-23 262 158 581

24-35 267 220 51336-47 291 187 522

48-60 226 187 587Jenis kelamin

Laki-laki 264 177 559

Perempuan 240 181 578Pendidikan KK

Tdk tamat SD amp Tdk sekolah 287 181 532Tamat SD 283 196 521

Tamal SLTP 255 177 568Tamat SLTA 234 168 598

Tamat PT 174 163 662Pekerjaan Utama KK

Tdk kerjasekolahibu RT 272 184 544

TNIPolriPNSBUMN 211 177 612Pegawai Swasta 244 180 576

Wiraswastadagangjasa 220 180 601

Petaninelayan 289 163 548Buruh amp lainnya 244 209 546

Tempat tinggalKota 227 192 581

Desa 271 169 559Tingkat pengeluaran per kapita

Kuintil 1 256 185 558

Kuintil 2 261 183 555Kuintil 3 244 169 586

Kuintil 4 265 178 558Kuintil 5 224 175 600

Status gizi kategori BBTB menurut kelompok umur tempat tinggal jenis kelaminpendidikan pekerjaan dan tingkat ekonomi per kapita sebagai berikut

1 Prevalensi balita kurus+sangat kurus cenderung menurun bersamaan denganbertambahnya umur anak Hal yang sama juga ditemukan pada prevalensi balitayang berat badannya normal Semakin bertambah umur semakin banyak balita yangberat badannya normal

2 Tidak terlihat perbedaan prevalensi balita kurus+sangat kurus yang berarti antarabalita laki-laki dan balita perempuan

3 Menurut tingkat pendidikan KK terlihat tidak ada pola hubungan prevalensi balitakurus+sangat kurus Demikian pula halnya antara pekerjaan utama KK

4 Ditemukan perbedaan prevalensi balita kurus+sangat kurus berdasarkankarakteristik tempat tinggal di daerah perdesaan prevalensi balita kurus+sangatkurus cenderung lebih tinggi dari di perkotaan

5 Dalam kaitannya dengan kuintil pengeluaran keluarga per kapita per bulan terlihathubungan yang jelas dengan prevalensi balita gemuk di mana prevalensi balitagemuk semakin tinggi dengan meningkatnya kuintil pengeluaran keluarga perkapita

31

Tabel 32143Prevalensi Balita menurut Status Gizi BBTB

dan Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik Kategori Status Gizi BBTBSangat Kurus Normal Gemuk

Kelompok umur (bulan)

0 - 5 117 92 586 205

6 -11 126 104 581 188

12-23 98 76 678 148

24-35 102 83 673 143

36-47 77 78 673 172

48-60 77 71 693 159

Jenis kelamin

Laki-laki 96 84 664 157

Perempuan 87 74 671 167

Pendidikan KK

Tdk tamat SD amp Tdk sekolah 91 88 663 158

Tamat SD 63 84 678 175

Tamal SLTP 103 75 657 165

Tamat SLTA 102 78 662 158

Tamat PT 104 78 652 166

Pekerjaan Utama KK

Tdk kerjasekolahibu RT 134 83 647 136

TNIPolriPNSBUMN 54 80 664 202

Pegawai Swasta 101 91 635 173

Wiraswastadagangjasa84 73 691 152

Petaninelayan 103 84 634 178

Buruh amp lainnya 91 73 700 136

Tempat tinggal

Kota 76 73 711 140

Desa 103 84 635 178

Tingkat pengeluaran per kapita

Kuintil 1 105 82 669 144

Kuintil 2 82 82 695 141

Kuintil 3 98 69 684 149

Kuintil 4 83 78 641 197

Kuintil 5 83 82 624 211

32

Tabel 32144 di bawah ini menyajikan gabungan prevalensi balita menurut ke tigaindikator status gizi yang digunakan yaitu BBU (Gizi Buruk dan Kurang) TBU(kependekan) BBTB (kekurusan) Indikator TBU memberikan gambaran masalah giziyang sifatnya kronis dan BBTB memberikan gambaran masalah gizi yang sifatnya akut

Tabel 32144Prevalensi Balita menurut Tiga Indikator Status Gizi

dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKotaBBU

Bur-Kur

TBU Kronis

(Kependekan)

BBTBAkut

Akut Kronis

(Kekurusan)Nias 383 505 181 radic radicMandailing Natal 261 541 143 radic radicTapanuli Selatan 273 289 318 radicTapanuli Tengah 278 418 233 radic radicTapanuli Utara 383 611 160 radic radicToba Samosir 128 394 125 radic radicLabuhan Batu 227 470 167 radic radicAsahan 262 399 184 radic radicSimalungun 263 429 228 radic radicDairi 194 559 103 radic radicKaro 150 450 78 radicDeli Serdang 229 399 125 radic radicLangkat 114 467 198 radic radicNias Selatan 320 671 126 radic radicHumbang Hasundutan 301 473 213 radic radicPakpak Bharat 245 546 150 radic radicSamosir 115 348 178 radicSerdang Bedagai 261 396 259 radic radicKota Sibolga 328 465 227 radic radicKota Tanjung Balai 262 437 119 radic radicKota Pematang Siantar 146 301 175 radicKota Tebing Tinggi 228 353 150 radicKota Medan 170 416 148 radic radicKota Binjai 258 370 158 radic radicKota Padang Sidempuan 127 328 181 radic

Sumatera Utara 227 431 170

Permasalahan gizi akut adalah apabila BBTB gt10 (UNHCR)Permasalahan gizi kronis adalah apabila TBU di atas prevalensi nasional (368)

Hampir semua kabupatenkota di Provinsi Sumatera utara masih menghadapipermasalahan gizi akut kecuali Kabupaten Karo Dari 25 kabupatenkota hanya 5kabupatenkota yang tidak mengalami masalah gizi kronis atau prevalensi kependekanyang lebih kecil dari angka provinsi yaitu Tapanuli Selatan Samosir Kota PematangSiantar Kota Tebing Tinggi dan Kota Padang Sidempuan

33

322 Status Gizi Penduduk Umur 6-14 Tahun (Usia Sekolah)

Status gizi penduduk umur 6-14 tahun dapat dinilai berdasarkan IMT yang dibedakanmenurut umur dan jenis kelamin Sebagai rujukan untuk menentukan kurus apabila nilaiIMT kurang dari 2 standar deviasi (SD) dari nilai rerata dan berat badan (BB) lebih jikanilai IMT lebih dari 2SD nilai rerata standar WHO 2007 (Tabel 3221)

Tabel 3221Standar Penentuan Kekurusan dan Berat Badan Lebih

Menurut Nilai Rerata IMT Umur dan Jenis Kelamin WHO 2007

Umur(Tahun)

Laki-laki Perempuan

Rerata IMT -2SD +2SD Rerata IMT -2SD +2SD

6 153 130 185 153 127 1927 155 132 190 154 127 1988 157 133 197 157 129 2069 161 135 205 161 131 215

10 164 137 214 166 135 22611 169 141 225 173 139 23712 175 145 236 180 144 24913 182 149 248 188 149 26214 190 155 259 196 155 273

Berdasarkan standar WHO di atas untuk provinsi Sumatera Utara prevalensi kekurusanadalah 124 pada laki-laki dan 97 pada perempuan Sedangkan prevalensi BB lebihpada laki-laki 149 dan perempuan 118

Menurut kabupaten prevalensi kekurusan terendah di Dairi yaitu 43 pada anak laki-laki dan 25 pada anak perempuan

Lima kabupaten dengan prevalensi kekurusan tertinggi pada anak laki-laki adalahSimalungun (178) Pakpak Bharat (172) Samosir (165 ) Kota Tanjung Balai(164) dan Kota Binjai (151) Sedangkan untuk anak perempuan terdapat diKabupaten Samosir (180) Pakpak Bharat (172) Toba Samosir (141) Kota Binjai(140) Tapanuli Selatan (134)

Prevalensi BB-lebih pada anak umur 6 ndash 14 tahun tertinggi di Langkat untuk anak laki-laki (272) dan untuk anak perempuan (224) Lima kabupaten dengan prevalensiBB-lebih pada anak laki-laki adalah Langkat (272) Labuhan Batu (234) SerdangBedagai (197) Simalungun (191) dan Humbang Hasundutan (188) Sedangkanuntuk anak perempuan terdapat di kabupaten Langkat (224) Labuhan Batu (212)Serdang Bedagai (165) Kota Sibolga (150) dan Simalungun (147)

34

Tabel 3222Persentase Status Gizi Anak Usia 6-14 Tahun menurut IMT dan

KabupatenKota Pada Laki-Laki dan Perempuandi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaLaki-laki Perempuan

Kurus BB Lebih Kurus BB LebihNias 147 56 122 44

Mandailing Natal 125 166 91 115

Tapanuli Selatan 130 175 134 141

Tapanuli Tengah 127 89 92 78

Tapanuli Utara 124 109 84 95

Toba Samosir 133 74 141 74

Labuhan Batu 119 234 131 212

Asahan 100 125 49 69

Simalungun 178 191 119 147

Dairi 43 117 25 78

Karo 61 87 68 52

Deli Serdang 148 69 110 63

Langkat 101 272 66 224

Nias Selatan 128 176 85 101

Humbang Hasundutan 134 188 93 146

Pakpak Bharat 172 182 172 125

Samosir 165 53 180 34

Serdang Bedagai 133 197 87 165

Kota Sibolga 130 161 113 150

Kota Tanjung Balai 164 71 103 45

Kota Pematang Siantar 83 87 78 70

Kota Tebing Tinggi 86 45 96 83

Kota Medan 111 165 74 134

Kota Binjai 151 86 140 44

Kota Padang Sidempuan 101 84 68 47

Sumatera Utara 124 149 97 118

35

Tabel 3223 menyajikan hasil tabulasi silang status gizi anak usia 6-14 tahun menurutIMT dengan karakteristik responden tipe daerah dan tingkat pengeluaran rumah tanggaper kapita Dari tabel ini terlihat bahwa

a Prevalensi anak kurus baik pada laki-laki dan perempuan cenderung lebih tinggidi perdesaan sebaliknya prevalensi anak dengan BB lebih banyak terjadi diperkotaan

b Tidak tampak adanya kecenderungan prevalensi pada anak laki-laki kurusmenurut tingkat pengeluaran rumah tangga per kapitaSedangkan prevalensianak laki-laki dengan BB-lebih cenderung meningkat sejalan dengan naiknyatingkat pengeluaran rumah tangga per kapita

c Ada kecenderungan semakin tinggi tingkat pengeluaran rumah tangga per kapitasemakin kecil prevalensi anak perempuan kurus Sebaliknya semakin tinggitingkat pengeluaran rumah tangga per kapita semakin besar prevalensi anakperempuan dengan BB-lebih

Tabel 3223Persentase Status Gizi Anak Usia 6-14 Tahun

menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KarakteristikLaki-laki Perempuan

Kurus BB Lebih Kurus BB Lebih

Tipe daerah

Perkotaan 111 137 85 110

Perdesaan 135 157 105 123

Tingkat pengeluaran per kapita

Kuintil 1 157 137 117 99

Kuintil 2 115 135 98 104

Kuintil 3 125 152 90 129

Kuintil 4 112 155 83 136

Kuintil 5 95 179 84 133

36

323 Status Gizi Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas

Status gizi penduduk umur 15 tahun ke atas dinilai dengan Indeks Massa Tubuh (IMT)Indeks Massa Tubuh dihitung berdasarkan berat badan dan tinggi badan dengan rumussebagai berikut

BB (kg)TB(m)2

Berikut ini adalah batasan IMT untuk menilai status gizi penduduk umur 15 tahun keatas

Kategori kurus IMT lt 185

Kategori normal IMT gt=185 - lt249

Kategori BB lebih IMT gt=250 - lt270

Kategori obese IMT gt=270

Indikator status gizi penduduk umur 15 tahun ke atas yang lain adalah ukuran lingkarperut (LP) untuk mengetahui adanya obesitas sentral Lingkar perut diukur dengan alatukur yang terbuat dari fiberglass dengan presisi 01 cm Batasan untuk menyatakanstatus obesitas sentral berbeda antara laki-laki dan perempuan

Status gizi wanita usia subur (WUS) 15 - 45 tahun dinilai dengan mengukur lingkarlengan atas (LILA) Pengukuran LILA dilakukan dengan pita LILA dengan presisi 01 cm

Dalam tabel 32321 dan 32322 BB lebih dan Obese digabung denganmenggunakan istilah ldquoobesitas sentralrdquo yang diukur melalui lingkar perut Untuk laki-lakidikategorikan obesitas sentral jika hasil pengukuran lebih besar dari 90 centimetersedangkan untuk wanita lebih besar dari 82 centimeter

3231 Status Gizi Dewasa Berdasarkan Indikator Indeks Massa Tubuh(IMT)

Di Sumatera Utara prevalensi kegemukan berat badan lebih maupun obesitas tertinggidi Kota Padang Sidempuan Sedangkan untuk obesitas sentral Kabupaten Karo tertinggikedua setelah Kota Padang Sidempuan Sedangkan prevalensi kegemukan terendah diKabupaten Nias dan Papak Bharat

Prevalensi kegemukan obesitas sentral meningkat dengan meningkatnya umur danlebih tinggi pada laki-laki lebih banyak di daerah perdesaan dan cenderung menurunpada pendidikan tinggi serta pada kelompok status ekonomi rendah

Masalah kegemukan (berat badan lebih + obese) pada orang dewasa di ProvinsiSumatera Utara sudah terlihat tinggi untuk tiap kota yang prevalensinya di atas 20persen dan ada empat kabupaten yaitu Kabupaten Karo Kota Padang SidempuanKota Pematang Siantar dan Kota Tanjung Balai Kecuali Kabupaten Labuhan Batusemua kabupatenkota tersebut di atas juga sudah bermasalah dengan obesitas yangprevalensinya sudah di atas 10 Kabupaten Nias dan Pakpak Bharat yang mempunyaprevalensi obesitas yang rendah atau di bawah lima persen

37

Tabel 32311Prevalensi Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas

menurut Indeks Masa Tubuh dan KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaStatus Gizi

Kurus Normal BB Lebih Obese

Nias 93 826 45 36

Mandailing Natal 127 701 89 83

Tapanuli Selatan 72 772 96 59

Tapanuli Tengah 122 733 65 80

Tapanuli Utara 71 755 105 68

Toba Samosir 59 769 90 82

Labuhan Batu 90 709 113 88

Asahan 109 659 107 126

Simalungun 71 782 97 50

Dairi 99 720 88 93

Karo 58 618 162 162

Deli Serdang 111 627 114 147

Langkat 63 748 132 58

Nias Selatan 102 771 85 42

Humbang Hasundutan 101 791 65 43

Pakpak Bharat 84 824 59 34

Samosir 102 784 63 51

Serdang Bedagai 70 794 71 64

Kota Sibolga 100 650 109 141

Kota Tanjung Balai 108 619 119 154

Kota Pematang Siantar 95 617 147 141

Kota Tebing Tinggi 72 671 121 135

Kota Medan 89 664 125 121

Kota Binjai 87 671 112 130

Kota Padang Sidempuan 67 632 125 176

Sumatera Utara 89 704 108 99

Nasional 93 699 107 102Kurus IMT lt185 Normal 185-249 BB lebih IMT 25-27 Obese IMT gt=27k

38

Pada tabel 32312 menjelaskan prevalensi status gizi pada laki-laki dan perempuanSecara umum wanita yang BB lebih + obesitas di Sumatera Utara lebih banyak padawanita dibandingkan laki-laki pada wanita 24 dan pada laki-laki 18

Masalah BB lebih + obesitas lebih banyak pada responden yang tinggal di daerah kotauntuk laki-laki dan wanita masalah tersebut sudah melampaui 21 persen Untukresponden laki-laki yang tinggal di daerah desa

Tabel 32312Prevalensi Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas yang BB Lebih + Obesitas

Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Kabupaten kota Laki-laki Perempuan Laki-laki dan Perempuan

Nias 8 82 81

Mandailing Natal 137 208 172

Tapanuli Selatan 134 176 155

Tapanuli Tengah 106 183 145

Tapanuli Utara 157 187 173

Toba Samosir 142 203 172

Labuhan Batu 182 22 201

Asahan 172 29 233

Simalungun 12 172 147

Dairi 133 225 181

Karo 283 363 324

Deli Serdang 212 309 261

Langkat 185 194 19

Nias Selatan 154 105 127

Humbang Hasundutan 86 127 108

Pakpak Bharat 86 10 93

Samosir 88 132 114

Serdang Bedagai 97 173 135

Kota Sibolga 245 255 25

Kota Tanjung Balai 231 313 273

Kota Pematang Siantar 243 325 288

Kota Tebing Tinggi 212 299 256

Kota Medan 219 272 246

Kota Binjai 218 263 242

Kota Padang Sidempuan 201 398 301

Sumatera Utara 177 238 209

39

Menurut pendapatan keluarga per kapita per bulan distribusi penduduk umur 15 tahunke atas yang BB lebih+obesitas meningkat seiring dengan meningkatnya pendapatankeluarga Sedangkan persentase yang kurus menurut tingkat pendidikan KK lebihbanyak pada yang tidak tamat sekolah Pada pendidikan tinggi persentase yang kurussedikit tetapi yang BB lebih+obesitas tertinggi (32)

Tabel 32313Prevalensi Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas

menurut Indeks Massa Tubuh dan Karakteristik Respondendi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikKategori status gizi BBU

Kurus Normal BB lebih ObeseKlasifikasi desa

Kota 90 659 123 129Desa 88 743 95 74

Tingkat pendidikanTidak Sekolah 160 672 93 75Tidak Tamat SD 97 698 105 101Tamat SD 95 686 111 109Tamat SLTP 103 732 93 72Tamat SLTA 68 707 117 109PT 49 636 143 172

Tkt pengeluaran per kapitaKuintil-1 111 744 85 60Kuintil-2 98 733 100 69Kuintil-3 105 707 97 92Kuintil-4 82 696 114 109Kuintil-5 66 671 128 135

Sumatera Utara 89 704 108 99

40

3232 Status Gizi Dewasa Berdasarkan Indikator Lingkar Perut (LP)

Prevalensi obesitas sentral pada penduduk 15 tahun ke atas yang sudah di atas 20persen adalah di empat kota dan dua kabupaten yaitu Kota Tanjung Balai PematangSiantar Tebing Tinggi Padang Sidempuan Kabupaten Karo dan Deli SerdangSedangkan prevalensi terendah adalah di Kabupaten Pakpak Bharat (45) dan Nias(5)

Tabel 32321Prevalensi Obesitas Sentral pada Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas

menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007Kabupatenkota Obesitas sentralNias 50Mandailing Natal 119Tapanuli Selatan 94Tapanuli Tengah 105Tapanuli Utara 157Toba Samosir 149Labuhan Batu 153Asahan 184Simalungun 104Dairi 158Karo 246Deli Serdang 222Langkat 97Nias Selatan 187Humbang Hasundutan 71Pakpak Bharat 45Samosir 129Serdang Bedagai 87Kota Sibolga 150Kota Tanjung Balai 217Kota Pematang Siantar 255Kota Tebing Tinggi 212Kota Medan 194Kota Binjai 172Kota Padang Sidempuan 245

Sumatera Utara 160

Nasional 191Catatan Laki-laki lingkar perut gt 90 cm

Perempuan lingkar perut gt 82 cm

Obesitas sentral penduduk umur 15 tahun ke atas menurut karakteristik respondenadalah sebagai berikut

1 Menurut kelompok umur semakin bertambah umur semakin tinggi prevalensi obeitassentral Setelah umur mencapai 55 tahun sudah separuh penduduk umur 15 tahunke atas sudah obesitas sentral

2 Setidaknya satu dari empat orang sudah mengalami obesitas sentral baik laki-lakimaupun wanita

3 Semakin rendah tingkat pendidikan KK prevalensi obesitas sentral meningkat

4 Berdasarkan pekerjaan utama KK terlihat yang berstatus sekolah prevalensi obsitassentralnya paling rendah Prevalensi tertinggi pada yang tidak bekerja yangkemungkinan termasuk penduduk yang usia di atas 55 tahun

5 Hampir tidak ada perbedaan prevalensi obesitas sentral menurut kuintil pendapatanperkapita

41

Tabel 32322Prevalensi Obesitas Sentral pada Penduduk Umur 15 Tahun

ke Atas menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Karakteristik Obesitas sentralKelompok umur (tahun)

15-24 86

25-34 144

35-44 245

45-54 360

55-64 504

65-74 630

75+ 696

Jenis kelamin

Laki-laki 268

Perempuan 259

Tingkat pendidikan

Tidak Sekolah 516

Tidak Tamat SD 385

Tamat SD 328

Tamat SLTP 223

Tamat SLTA 187

PT 217

Pekerjaan Utama KK

Tidak kerja 320

Sekolah 120

Ibu RT 250

Pegawai 217

Wiraswasta 256

Petaninelayanburuh 286

Lainnya 287

Tempat Tinggal

Kota 249

Desa 276

Tkt Pengeluaran per kapita

Kuintil-1 266

Kuintil-2 258

Kuintil-3 261

Kuintil-4 254

Kuintil-5 275

Sumatera Utara 264

42

3233 Status Gizi Wanita Usia Subur (WUS) 15-45 Tahun Berdasarkan

Indikator Lingkar Lengan Atas (LILA)

Tabel 32331 tabel 32332 dan tabel 32333 menyajikan gambaran masalah gizipada WUS yang diukur dengan LILA Hasil pengukuran LILA ini disajikan menurutprovinsi dan karakteristik responden Untuk menggambarkan adanya risiko kurang enegikronis (KEK) dalam kaitannya dengan kesehatan reproduksi pada WUS digunakanambang batas nilai rerata LILA dikurangi 1 SD yang sudah disesuaikan dengan umur(age adjusted)

Tabel 32331 menggambarkan prevalensi KEK tingkat nasional berdasarkan umurNampak adanya kecenderungan dengan meningkatnya umur nilai rerata LILA jugameningkat

Tabel 32331Nilai Rerata LILA Wanita Umur 15-45 tahun

Riskesdas 2007

Umur (Tahun)Nilai Rerata LILA

Rerata (cm) Standar Deviasi (SD)

15 238 262

16 242 257

17 244 253

18 246 262

19 247 260

20 249 272

21 250 278

22 251 280

23 254 292

24 256 294

25 258 298

26 259 298

27 261 304

28 263 310

29 264 314

30 266 317

31 267 317

32 268 316

33 269 323

34 270 324

35 270 322

36 271 329

37 272 333

38 272 331

39 272 337

40 272 335

41 273 332

42 274 337

43 273 335

44 274 332

45 272 341

43

Untuk menilai prevalensi risiko KEK dilakukan dengan cara menghitung LILA lebih kecil1 SD dari nilai rerata untuk setiap umur antara 15 sampai 45 tahun

Tabel 32332 menunjukkan 3 kabupaten dengan prevalensi risiko KEK di atas angkanasional (136) yaitu Nias (262) Dairi (151) Nias Selatan (258)

Tabel 32332Prevalensi Risiko KEK Penduduk Wanita Umur 15-45 Tahun

Menurut Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten Kota Risiko KEK ()

Nias 262

Mandailing Natal 136

Tapanuli Selatan 37

Tapanuli Tengah 37

Tapanuli Utara 109

Toba Samosir 65

Labuhan Batu 09

Asahan 84

Simalungun 119

Dairi 151

Karo 58

Deli Serdang 48

Langkat 95

Nias Selatan 258

Humbang Hasundutan 106

Pakpak Bharat 71

Samosir 36

Serdang Bedagai 38

Kota Sibolga 101

Kota Tanjung Balai 87

Kota Pematang Siantar 84

Kota Tebing Tinggi 61

Kota Medan 79

Kota Binjai 30

Kota Padang Sidempuan 49

Sumatera Utara 79

Nasional 136Catatan Risiko KEK adalah bila nilai rerata LILA lebih kecil dari nilai rerata LILAnasional dikurangi 1 SD untuk setiap umur

44

Kecenderungan risiko KEK berdasarkan tabulasi silang antara prevalensi Risiko KEKdengan karakteristik responden dapat dilihat pada Tabel 32333 adalah

a Berdasarkan tingkat pendidikan gambaran nasional menunjukkan pada tingkatpendidikan terendah (tidak sekolah dan tidak tamat SD) risiko KEK cenderung lebihtinggi dibanding tingkat pendidikan tertinggi (tamat PT)

b Secara nasional prevalensi risiko KEK lebih tinggi di daerah perdesaan dibandingperkotaan

c Gambaran nasional menunjukkan hubungan negatif antara tingkat pengeluaranrumahtangga per kapita dengan risiko KEK Semakin meningkat pengeluaranrumahtangga per kapita per bulan cenderung semakin rendah risiko KEK

Tabel 32333Prevalensi Risiko KEK Penduduk Perempuan

Umur 15-45 Tahun Menurut Karakteristik Riskesdas 2007

Karakteristik KEK

Pendidikan

Tidak Sekolah amp Tidak Tamat SD 121

Tamat SD 83

Tamat SMP 74

Tamat SMA 69

Tamat PT 83

Tipe daerah

Perkotaan 63

Perdesaan 93

Tingkat pengeluaran per Kapita

Kuintil ndash 1 98

Kuintil ndash 2 90

Kuintil ndash 3 80

Kuintil ndash 4 67

Kuintil ndash 5 61

324 Konsumsi Energi Dan Protein

Konsumsi energi dan protein tingkat rumah tangga pada Riskesdas 2007 diperolehberdasarkan jawaban responden untuk makanan yang di konsumsi anggota rumahtangga (ART) dalam waktu 1 x 24 jam yang lalu Responden adalah ibu rumah tanggaatau anggota rumah tangga lain yang biasanya menyiapkan makanan di rumah tangga(RT) tersebut Penetapan rumah tangga (RT) defisit energi berdasarkan angka reratakonsumsi energi per kapita per hari dari data Riskesdas 2007 Angka rerata konsumsienergi dan protein per kapita per hari yang diperoleh dari data konsumsi rumahtanggadibagi jumlah anggota rumahtangga yang telah di standarisasi menurut umur dan jeniskelamin serta sudah dikoreksi dengan tamu yang ikut makan

Rumah tangga dengan konsumsi rdquoenergi rendahrdquo adalah bila RT dengan konsumsienergi di bawah rerata konsumsi energi nasional dari data Riskesdas 2007 sedangkanRT dengan konsumsi rdquoprotein rendahrdquo adalah bila RT dengan konsumsi protein di bawahrerata konsumsi protein nasional dari data Riskesdas 2007

45

Tabel 3241Konsumsi Energi dan Protein Per Kapita per Hari

Menurut kabupaten di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota Energi Protein

Rerata SD Rerata SDNias 18318 6499 674 280

Mandailing Natal 19539 7029 609 281

Tapanuli Selatan 24806 6878 730 239

Tapanuli Tengah 16661 6725 846 320

Tapanuli Utara 21127 6863 846 299

Toba Samosir 19910 6517 753 260

Labuhan Batu 16981 6506 610 269

Asahan 16738 6057 613 267

Simalungun 18370 6261 591 241

Dairi 21672 6921 798 297

Karo 20316 6967 654 268

Deli Serdang 15604 5556 560 248

Langkat 22791 10068 663 308

Nias Selatan 19505 8155 670 274

Humbang Hasundutan 17339 8108 712 292

Pakpak Bharat 20679 6677 846 321

Samosir 13629 6185 575 298

Serdang Bedagai 16696 5649 571 230

Kota Sibolga 17943 6430 682 246

Kota Tanjung Balai 24393 9325 703 293

Kota Pematang Siantar 18245 6686 654 291

Kota Tebing Tinggi 17547 6051 637 251

Kota Medan 18957 7266 711 292

Kota Binjai 15312 5087 586 242

Kota Padang Sidempuan 15697 6325 591 248

Sumatera Utara 18616 7415 650 282

Selanjutnya dalam penulisan tabel 3241 sampai 3243 disajikan angka reratakonsumsi energi dan protein per kapita per hari dan prevalensi rumah tangga defisitenergi dan protein sedangkan prevalensi rumah tangga yang tidak defisit energi danprotein tidak disajikan Untuk itu perlu dipahami bahwa prevalensi rumah tangga yangtidak defisit energi dan protein berarti 100 dikurangi prevalensi rumah tangga defisitenergi dan protein

Data pada tabel 3241 menunjukkan bahwa rata-rata konsumsi per kapita per haripenduduk di Provinsi Sumatera Utara adalah 18616 kkal untuk energi dan 650 gramuntuk protein lebih tinggi dari rerata angka nasional (energi 17355 kkal dan protein 555gram) Kabupaten dengan angka konsumsi energi terendah adalah kabupaten Samosir(13629 kkal) dan Kabupaten dengan angka konsumsi energi tertinggi adalah KabupatenTapanuli Selatan (24806 kkal) Kabupaten dengan konsumsi protein terendah adalahDili Serdang (560 gram) dan Kabupaten dengan konsumsi protein tertinggi adalahTapanuli Utara (846 gram)

46

Data pada tabel 3242 menunjukkan bahwa di Provinsi Sumatera Utara prevalensi RTdengan konsumsi energi dan protein dibawah angka rerata nasional sebanyak 504untuk energi dan 428 untuk protein Angka prevalensi tersebut lebih rendah dariangka prevalensi nasional (59 untuk energi dan 585 untuk protein)

Tabel 3242Prevalensi RT dengan Konsumsi Energi dan Protein

Lebih Kecil dari Angka Rerata Nasional Menurut Kabupatendi Provinsi Sumatera Utara Riskedas 2007

lt Rerata Nasional

KabupatenKota Energi Protein

Nias 503 410Mandailing Natal 441 510Tapanuli Selatan 126 254Tapanuli Tengah 559 224Tapanuli Utara 298 194Toba Samosir 373 240Labuhan Batu 591 477Asahan 624 490Simalungun 457 496Dairi 285 229Karo 372 398Deli Serdang 687 572Langkat 372 417Nias Selatan 484 400Humbang Hasundutan 590 337Pakpak Bharat 314 196Samosir 742 537Serdang Bedagai 617 548Kota Sibolga 536 351Kota Tanjung Balai 267 341Kota Pematang Siantar 511 428Kota Tebing Tinggi 558 453Kota Medan 489 330Kota Binjai 697 517Kota Padang Sidempuan 665 488

Sumatera Utara 504 428

Berdasarkan angka rerata konsumsi energi (17355 kkal) dan Protein (555 gram)dari data Riskesdas 2007

Kabupaten dengan konsumsi energi lebih rendah dari angka rerata nasional yangprevalensi-nya tertinggi adalah Kabupaten Samosir (742) dan sebaliknya yangprevalensinya terendah adalah Kabupaten Tapanuli Selatan (126) Kabupaten dengankonsumsi protein lebih rendah dari rerata nasional RT yang prevalensinya tertinggiadalah Kabupaten Dili Serdang (572) dan sebaliknya yang prevalensinya terendahadalah Kabupaten TapanuIi Utara (194)

47

Data pada tabel 3243 berikut menunjukkan bahwa prevalensi RT di kota yangkonsumsi energi lebih rendah dari angka rerata nasional lebih tinggi dari RT di desaPrevalensi RT di desa yang konsumsi protein lebih rendah dari angka rerata nasionalsama dengan prevalensi RT di kota Menurut kuintil pengeluaran RT semakin tinggikuintil pengeluaran RT semakin rendah prevalensi RT yang konsumsi energi dan proteinlebih rendah dari angka rerata nasional

Tabel 3243Prevalensi Konsumsi Energi dan Protein Lebih Kecil dari Angka Rerata

Nasional Menurut Klasifikasi Desa dan Kuintil Pengeluaran RTdi Provinsi Sumatera Utara Riskedas 2007

Karakteristiklt Rerata Nasional

Energi ProteinTipe Daerah

Kota 566 434

Desa 455 422

Pengeluaran per Bulan

Kuintil ndash 1 568 516

Kuintil ndash 2 529 471

Kuintil ndash 3 514 428

Kuintil ndash 4 487 386

Kuintil ndash 5 418 332Berdasarkan angka rerata konsumsi energi (17355 kkal) dan Protein (555 gram)dari data Riskesdas 2007

48

325 Konsumsi Garam Beriodium

Prevalensi konsumsi garam beriodium Riskesdas 2007 diperoleh dari hasil isian padakuesioner Blok II No 7 yang diisi dari hasi tes cepat garam iodium Tes cepat dilakukanoleh petugas pengumpul data dengan mengunakan kit tes cepat (garam ditetesi larutantes) pada garam yang digunakan di rumah-tangga Rumah tangga dinyatakanmempunyai ldquogaram cukup iodium (ge 30 ppm KIO3)rdquo bila hasil tes cepat garam berwarnabiruungu tua mempunyai ldquogaram tidak cukup iodium (le 30 ppm KIO3)rdquo bila hasil tescepat garam berwarna biruungu muda dan dinyatakan mempunyai ldquogaram tidak adaiodiumrdquo bila hasil tes cepat garam di rumah-tangga tidak berwarna

Secara umum di Provinsi Sumatera Utara kandungan iodium dalam garam yangdikonsumsi rumah tangga sudah mencapai 90 persen atau sudah dalam kategori baikbahkan beberapa kabupatenkota hampir mencapai 100 persen seperti Kabupaten Karodan Kota Pematang Siantar Namun demikian masih terdapat kabupaten yang masih dibawah 50 persen seperti Kabupaten Tapanuli Selatan dan Mandailing Natal

Tabel 3251Persentase Rumah Tangga Mengkonsumsi Garam

Mengandung Cukup Iodium Menurut KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten Kota

Rumah TanggaMengkonsumsi Garam

Cukup Iodium ()

Nias 951

Mandailing Natal 492

Tapanuli Selatan 355

Tapanuli Tengah 992

Tapanuli Utara 986

Toba Samosir 992

Labuhan Batu 921

Asahan 973

Simalungun 989

Dairi 993

Karo 998

Deli Serdang 919

Langkat 889

Nias Selatan 529

Humbang Hasundutan 945

Pakpak Bharat 988

Samosir 991

Serdang Bedagai 976

Kota Sibolga 915

Kota Tanjung Balai 972

Kota Pematang Siantar 997

Kota Tebing Tinggi 761

Kota Medan 992

Kota Binjai 818

Kota Padang Sidempuan 931

Sumatera Utara 899

49

Tabel 3252 memperlihatkan persentase rumah tangga mengkonsumsi garam cukupiodium menurut karakteristik Menurut tingkat pendidikan kepala keluarga persentaserumah tangga mengkonsumsi garam cukup iodium cenderung semakin meningkatseiring peningkatan pendidikan kepala keluarga Kepala keluarga dengan pekerjaantetap cenderung mempunyai persentase lebih tinggi dibandingkan jenis pekerjaan lainKualitas konsumsi garam beriodium di perkotaan lebih baik dibanding di perdesaanBerdasarkan kuintil tingkat pengeluaran per kapita terlihat sedikit peningkatanpersentase rumah tangga mengkonsumsi garam cukup iodium seiring denganmeningkatnya tingkat pengeluaran per kapita

Tabel 3252Persentase Rumah Tangga Mengkonsumsi Garam Cukup Iodium

Menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KarakteristikRumah Tangga

Mengkonsumsi GaramCukup Iodium ()

Pendidikan Kepala KeluargaTidak tamat SD amp Tidak sekolah 863Tamat SD 884Tamat SLTP 907Tamat SLTA 926Tamat PT 926

Pekerjaan Kepala KeluargaTidak bekerjaSekolahIbu rumah 907TNIPolriPNSBUMN 943Pegawai Swasta 968WiraswastaPedagangPelayanan 932PetaniNelayan 852BuruhLainnya 899

Tempat tinggalPerkotaan 952Perdesaan 858

Tingkat pengeluaran per kapitaKuintil 1 893Kuintil 2 886Kuintil 3 900Kuintil 4 902Kuintil 5 916

33 Kesehatan Ibu dan Anak

331 Status Imunisasi

Departemen Kesehatan melaksanakan Program Pengembangan Imunisasi (PPI) padaanak dalam upaya menurunkan kejadian penyakit pada anak Program imunisasi untukpenyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) pada anak yang dicakupdalam PPI adalah satu kali imunisasi BCG tiga kali imunisasi DPT empat kali imunisasipolio satu kali imunisasi campak dan tiga kali imunisasi Hepatitis B (HB)

Imunisasi BCG diberikan pada bayi umur kurang dari tiga bulan imunisasi polio padabayi baru lahir dan tiga dosis berikutnya diberikan dengan jarak paling cepat empatminggu imunisasi DPTHB pada bayi umur dua tiga empat bulan dengan intervalminimal empat minggu dan imunisasi campak paling dini umur sembilan bulan

50

Dalam Riskesdas informasi tentang cakupan imunisasi ditanyakan pada ibu yangmempunyai balita umur 0 ndash 59 bulan Informasi tentang imunisasi dikumpulkan dengantiga cara yaitu

a Wawancara kepada ibu balita atau anggota rumah-tangga yang mengetahuib Catatan dalam Kartu Menuju Sehat (KMS) danc Catatan dalam Buku KIA

Bila salah satu dari ketiga sumber tersebut menyatakan bahwa anak sudah diimunisasidisimpulkan bahwa anak tersebut sudah diimunisasi untuk jenis tersebut

Selain untuk tiap-tiap jenis imunisasi anak disebut sudah mendapat imunisasi lengkapbila sudah mendapatkan semua jenis imunisasi satu kali BCG tiga kali DPT tiga kalipolio tiga kali HB dan satu kali imunisasi campak Oleh karena jadwal imunisasi untukBCG polio DPT HB dan campak yang berbeda bayi umur 0-11 bulan dikeluarkan darianalisis imunisasi Hal ini disebabkan karena bila bayi umur 0-11 bulan dimasukkandalam analisis dapat memberikan interpretasi yang berbeda karena sebagian bayibelum mencapai umur untuk imunisasi tertentu atau belum mencapai frekuensiimunisasi tiga kali

Oleh karena itu hanya anak umur 12-59 bulan yang dimasukkan dalam analisisimunisasi Berbeda dengan Laporan Nasional analisis imunisasi di tingkat provinsi tidakmemasukkan analisis untuk anak umur 12-23 bulan tetapi hanya anak umur 12-59bulan Alasan untuk tidak memasukkan analisis imunisasi anak 12-23 bulan karena dibeberapa kabupaten kota jumlah sampel sedikit sehingga tidak dapat mencerminkancakupan imunisasi yang sebenarnya dengan sampel sedikit

Cakupan imunisasi pada anak umur 12 ndash 59 bulan dapat dilihat pada empat tabel (Tabel3311 sd Tabel 3314) Tabel 3311 dan Tabel 3312 menunjukkan tiap jenisimunisasi yaitu BCG tiga kali polio tiga kali DPT tiga kali HB dan campak menurutprovinsi dan karakteristik Tabel 3312 dan 3313 adalah cakupan imunisasi lengkappada anak yang merupakan gabungan dari tiap jenis imunisasi yang didapatkan olehseorang anak

Tidak semua balita dapat diketahui status imunisasi (missing) Hal ini disebabkan karenabeberapa alasan yaitu ibu lupa anaknya sudah diimunisasi atau belum ibu lupa berapakali sudah diimunisasi ibu tidak mengetahui secara pasti jenis imunisasi catatan dalamKMS tidak lengkaptidak terisi catatan dalam Buku KIA tidak lengkaptidak terisi tidakdapat menunjukkan KMSBuku KIA karena hilang atau tidak disimpan oleh ibu subyekyang ditanya tentang imunisasi bukan ibu balita atau ketidakakuratan pewawancarasaat proses wawancara dan pencatatan

51

Tabel 3311 Memperlihatkan cakupan anak balita yang telah mendapat imunisasiterhadap lima penyakit anak utama yang bisa dicegah dengan imunisasi pada umur 12bulan seperti yang dianjurkan oleh pemerintah Cakupan imunisasi di ProvinsiSumatera Utara untuk BCG (75 persen) dan Campak (71 persen)

Berdasarkan kabupaten cakupan tertinggi untuk imunisasi BCG adalah PematangSiantar dan terendah adalah Tapanuli Selatan (98 persen 42 persen) Cakupanimunisasi tertinggi untuk Polio 3 adalah Tebing Tinggi dan terendah Nias Selatan (92persen 33 persen) Cakupan imunisasi tertinggi DPT 3 HB 3 dan Campak berturut-turut adalah Kabupaten Pematang Siantar (86 persen untuk DPT 3 dan 83 persen untukHB3) dan Serdang Bedagai (95 persen) dan terendah adalah Kabupaten Nias Selatan(16 persen untuk DPT3 dan 11 persen untuk HB 3) dan Tanjung Balai (30 persen)

Tabel 3311Prevalensi Anak Balita Umur 12 ndash 59 Bulan yang Mendapatkan Imunisasi

Dasar menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KabupatenkotaJenis imunisasi

BCG Polio 3 DPT 3 HB 3 Campak

Nias 865 604 570 406 705

Mandailing Natal 483 343 267 250 368

Tapanuli Selatan 419 436 221 200 421

Tapanuli Tengah 534 372 240 130 383

Tapanuli Utara 674 431 342 358 650

Toba Samosir 716 848 847 623 890

Labuhan Batu 646 513 355 300 523

Asahan 719 605 532 526 657

Simalungun 867 792 773 572 874

Dairi 737 625 470 411 640

Karo 740 758 784 708 866

Deli Serdang 810 772 685 645 725

Langkat 826 690 600 603 910

Nias Selatan 531 331 156 111 452

Humbang Hasundutan 784 521 456 470 686

Pakpak Bharat 833 526 353 438 813

Samosir 642 455 367 327 710

Serdang Bedagai 930 835 642 528 952

Kota Sibolga 630 356 465 488 591

Kota Tanjung Balai 423 469 281 237 295

Kota Pematang Siantar 975 880 861 831 907

Kota Tebing Tinggi 927 923 837 789 824

Kota Medan 876 785 687 669 833

Kota Binjai 842 603 667 641 818

Kota Padang Sidempuan 795 738 671 657 724

Sumatera Utara 750 648 550 500 708Catatan Imunisasi untuk anak umur 12-23 bulan tidak dianalisis karena sampel sedikit

di beberapa kabupaten kota Imunisasi anak umur 12-23 bulan di Provinsi Sumatera Utara untuk BCG

763 polio3 640 DPT3 547 HB3 5147 campak 712

52

Menurut karakteristik latar belakang cakupan imunisasi 5 jenis imunisasi dasarbervarisasi Tidak ada perbedaan yang berarti prosentase cakupan imunisasi BCGPolio3 DPT3 HB3 Campak pada balita menurut kelompok umur dan jenis kelaminSemakin tinggi tingkat pendapatan keluarga (kuintil) cakupan ke-5 jenis imunisasi dasarsemakin tinggi Begitu pula dengan tingkat pendidikan kepala keluarga Semakin tinggitingkat pendidikan kepala keluarga semakin tinggi cakupan imunisasinya Misalnyacakupan DPT3 pada kepala keluarga yang berpendidikan tidak sekolah 46 persen 52persen SMP tamat dan 72 persen SLTA+ Pekerjaan utama kepala keluargaPNSPOLRITNIBUMNBUMD pencapaian cakupan imunisasi lebih tinggi dibandingpekerjaan yang lain Cakupan imunisasi pada daerah perkotaan lebih tinggi dibandingdaerah perdesaan (Tabel 3312)

Tabel 3312Prevalensi Anak Balita Umur 12 ndash 59 Bulan yang Mendapatkan Imunisasi

Dasar Menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KarakteristikJenis imunisasi

BCG Polio 3 DPT 3 HB 3 CampakKelompok Umur (bulan)

12 ndash 23 765 641 547 515 71224 ndash 35 741 651 542 481 70236 ndash 47 756 651 570 513 72048 ndash 59 738 648 540 491 694

Jenis kelaminLaki-laki 754 652 563 500 710Perempuan 746 643 535 500 705

Pendidikan KKTidak sekolah 638 550 463 517 591SD Tidak Tamat 597 508 436 381 538SD Tamat 681 588 470 433 619SMP Tamat 761 622 519 458 705SLTA Tamat 823 737 639 578 783SLTA+ 841 727 720 639 865

Pekerjaan Utama KKTidak bekarja 765 672 533 443 709Ibu rumahtangga 821 774 714 792 815PNSPOLRITNIBUMNBUMD 882 790 703 666 873Wiraswasta Pegawai Swasta 811 717 644 579 767Petaniburuhnelayan 686 581 459 407 637Lainnya 743 554 563 557 644

Tempat TinggalPerkotaan 826 662 662 632 770Perdesaan 693 462 462 395 660

Tingkat Pengeluaran Per KapitaKuintil-1 680 585 456 414 637Kuintil-2 732 627 529 498 688Kuintil-3 762 658 556 486 713Kuintil-4 808 705 596 522 744Kuintil-5 837 722 703 675 830

Sumatera Utara 750 648 550 500 708

53

Dalam laporan ini yang dimaksud imunisasi lengkap adalah anak balita yang pernahmendapat imunisasi BCG DPT minimal 3 kali Polio minimal 3 kali Hepatitis B minimal 3kali dan Campak menurut pengakuan catatan KMSKIA Cakupan imunisasi lengkap diProvinsi Sumatera Utara hanya 28 persen Sedangkan yang tidak pernah di imunisasisama sekali sebesar 15 persen Sebagian besar balita status imunisasinya tidak lengkap(56 persen) Hanya Kota Pematang Siantar di mana cakupan imunisasi lengkap di atas60 persen (62 persen) selebihnya kabupatenKota yang lain semua cakupan imunisasilenngkapnya di bawah 50 persen Bahkan ada beberapa KabupatenKota cakupanimunisasi lengkap dibawah 10 persen (Tapanuli Tengah 9 persen Tapanuli Selatan 5persen dan Nias Selatan (4 persen) Lihat Tabel 3313

Tabel 3313

Prevalensi Anak Balita Umur 12 ndash 59 Bulan yang Mendapatkan ImunisasiLengkap Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara

Riskesdas 2007

Kabupaten Kota

Imunisasi dasar

Lengkap Tdk lengkap Tidak samasekali

Nias 147 748 106

Mandailing Natal 107 524 369

Tapanuli Selatan 53 643 304

Tapanuli Tengah 93 556 352

Tapanuli Utara 150 679 171

Toba Samosir 375 594 31

Labuhan Batu 148 567 285

Asahan 343 478 179

Simalungun 219 710 72

Dairi 217 608 175

Karo 291 599 110

Deli Serdang 395 513 92

Langkat 301 573 126

Nias Selatan 40 591 369

Humbang Hasundutan 316 544 139

Pakpak Bharat 200 700 100

Samosir 186 571 243

Serdang Bedagai 365 605 30

Kota Sibolga 239 435 326

Kota Tanjung Balai 160 530 310

Kota Pematang Siantar 619 369 12

Kota Tebing Tinggi 436 527 36

Kota Medan 458 489 53

Kota Binjai 341 561 98

Kota Padang Sidempuan 419 477 105

Sumatera Utara 284 563 153Imunisasi dasar lengkap

BCG DPT minimal 3 kali Polio minimal 3 kali Hepatitis B minimal 3 kaliCampak menurut pengakuan catatan KMSKIA

Imunisasi dasar lengkap untuk anak umur 12-23 bulan tidak dianalisis karenasampel sedikit di beberapa kabupaten kota

Imunisasi dasar anak umur 12-23 bulan di Provinsi Sumatera Selatan untuklengkap 310 tidak lengkap 537 dan tidak sama sekali 153

54

Menurut data yang ada pada Tabel 3313 anak wanita hampir sama seperti anak laki-laki telah diimunisasi lengkap terhadap enam penyakit anak yang dapat dicegahCakupan imunisasi beragam menurut latar belakang karakteristik anak kecuali menurutjenis kelamin Semakin tinggi tingkat pengeluaran per kapita semakin tinggi prosentasecakupan imunisasi lengkap Sekitar 43 persen anak balita yang mempunyai orang tuabekerja sebagai ibu rumah tangga atau PNS mempunyai cakupan imunisasi lebih tinggidibanding yang orang tuanya tidak bekerja wiraswasta dan petani (berkisar 34 persen)Anak di daerah perkotaan lebih cenderung untuk menyelesaikan jadwal imunisasidaripada anak di daerah perdesaan (masing-masing 40 persen dan 20 persen)Demikian juga anak yang ibunya tidak sekolah kurang cenderung untuk diimunisasilengkap terhadap lima penyakit anak yang dapat dicegah daripada anak yang ibunyaberpendidikan lebih tinggi (masing-masing 23 dan 42 persen (40 20 persen) (LihatTabel 3314)

Tabel 3314Prevalensi Anak Balita Umur 12 ndash 59 Bulan yang Mendapatkan ImunisasiLengkap menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara

Riskesdas 2007

KarakteristikStatus imunisasi

Lengkap Tidak lengkapTidak sama

sekaliJenis kelamin

Laki-laki 291 556 153Perempuan 277 569 154

Pendidikan KKTidak sekolah 231 519 250SD Tidak Tamat 201 534 265SD Tamat 243 560 197SMP Tamat 242 614 144SLTA Tamat 349 545 106SLTA+ 419 483 97

Pekerjaan Utama KKTidak bekarja 336 536 128Ibu rumahtangga 441 500 59

PNSPOLRITNIBUMNBUMD 420 517 63Wiraswasta Pegawai Swasta 350 540 110

Petaniburuhnelayan 211 590 199Lainnya 324 480 196Tempat Tinggal

Perkotaan 396 510 94Perdesaan 204 600 196

Tingkat Pengeluaran Per KapitaKuintil-1 224 575 201Kuintil-2 271 569 160Kuintil-3 294 560 146Kuintil-4 307 571 122Kuintil-5 387 517 95

Cara lain untuk menilai keberhasilan program imunisasi adalah dengan menghitungpersentase anak yang mendapat imunisasi pertama tetapi tidak menyelesaikan semuadosis vaksin DPT dan Polio untuk mencapai imunitas Dalam laporan ini angka dropoutdidefinisikan sebagai persentase anak yang mendapat dosis pertama tetapi tidakmendapat dosis ketiga dari rangkaian tersebut Persentase anak yang drop out sebelummendapat semua dosis DPT dan polio masing-masing adalah 20 dan 10 persen

55

332 Pemantauan Pertumbuhan Balita dan Distribusi Vitamin A

Pemantauan pertumbuhan sangat penting dilakukan untuk mengawal tumbuh kembangyang optimal Makin dini diketahui adanya penyimpangan pertumbuhan (growthfaltering) makin dini upaya untuk mencegah penurunan status gizi yang umumnyaterjadi mulai umur 3-6 bulan Untuk mengetahui pertumbuhan tersebut penimbanganbalita setiap bulan sangat diperlukan Kenaikan berat badan setiap bulan yang cukupoptimal yang bisa mencegah penurunan status gizi sedangkan kenaikan yang tidakoptimal dalam waktu tertentu dapat menurunkan status gizi sama seperti bila beratbadan anak tidak naik Tingkat kenaikan berat badan yang optimal berbeda menurutumur balita tertinggi pada bayi

KMS dan Buku KIA merupakan alat yang paling mudah untuk mengetahui tingkatkenaikan berat badan yang optimal setiap bulan Dengan KMS atau Buku KIA dapatdiketahui kenaikan berat badan sesuai dengan garis pertumbuhan atau tidak

Penimbangan balita dapat dilakukan di berbagai tempat seperti posyandu polindespuskesmas atau sarana pelayanan kesehatan yang lain Di posyandu selain ibu dapatmengetahui pertumbuhan anaknya mulai anak umur enam bulan diberikan kapsulvitamin A untuk mengatasi masalah kurang vitamin A yang banyak terjadi pada balita

Dalam Riskesdas 2007 dikumpulkan data pemantauan pertumbuhan balita KMS BukuKIA dan distribusi kapsul vitamin A Frekuensi penimbangan ditanyakan dalam 6 bulanterakhir yang dikelompokkan menjadi tidak pernah ditimbang dalam 6 bulan terakhirditimbang 1-3 kali yang berarti penimbangan tidak teratur dan 4-6 kali yang berartipenimbangan teratur

333 Pemantauan Pertumbuhan Balita

Data dalam tabel 3331 3332 3333 dan 3334 memperlihatkan prosentase balitayang tidak ditimbang masih tinggi yaitu 45 persen sedangkan yang ditimbang lebihdari 4 kali hanya 21 persen Ada beberapa KabupatenKota yang prosentase balitatidak pernah ditimbang diatas 60 persen KabupatenKota tersebut berurutan dariprosentase tertinggi di atas 60 persen adalah Dairi (73 persen) Labuhan Batu (67persen) Tapanuli Utara (65 persen) Mandailing Natal (65 persen) Tapanuli Selatan(63 persen) dan Kota Tebing Tinggi (61 persen) Bila ditelusuri lebih lanjut semakinbertambah umur balita prosentase tidak pernah ditimbang meningkat Misalnyakelompok umur 6 -11 bulan prosentase tidak pernah ditimbang 19 persen pada umur48 ndash 59 bulan menjadi 64 persen Begitu pula dengan tingkat pengeluaran per kapitasemakin tinggi tingkat pengeluaran perkapita prosentasi balita tidak ditimbang menurunDilihat dari daerah tempat tinggal prosentase balita tidak ditimbang di perdesaan lebihtinggi dibanding daerah perkotaan (51 42 persen)

56

Tabel 3331Prevalensi Balita Menurut Frekuensi Penimbangan Enam Bulan Terakhir

dan Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKotaFrekuensi Penimbangan (Kali)

Tdk Pernah 1-3 kali gt 4 kaliNias 168 517 315

Mandailing Natal 647 268 85

Tapanuli Selatan 634 207 159

Tapanuli Tengah 467 426 107

Tapanuli Utara 651 240 109

Toba Samosir 183 303 514

Labuhan Batu 670 252 78

Asahan 527 254 219

Simalungun 564 321 115

Dairi 729 139 132

Karo 446 273 281

Deli Serdang 555 273 171

Langkat 297 385 319

Nias Selatan 424 517 59

Humbang Hasundutan 527 419 54

Pakpak Bharat 91 273 636

Samosir 400 353 247

Serdang Bedagai 483 283 233

Kota Sibolga 204 367 429

Kota Tanjung Balai 400 467 133

Kota Pematang Siantar 230 446 324

Kota Tebing Tinggi 612 209 179

Kota Medan 246 344 409

Kota Binjai 594 198 208

Kota Padang Sidempuan 589 189 222

Sumatera Utara 453 332 214

57

Tabel 3332

Prevalensi Balita menurut Frekuensi Penimbangan Enam Bulan Terakhirdan Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikFrekuensi penimbangan (kali)

Tidak pernah 1-3 kali gt 4 kaliKelompok Umur (Bulan)

6 ndash 11 186 367 44712 ndash 23 318 401 28124 ndash 35 515 313 17336 ndash 47 603 256 14148 ndash 59 637 216 147

Jenis Kelamin

Laki-Laki 472 308 220Perempuan 470 309 221

Pendidikan KK

Tidak Sekolah 462 330 208SD Tidak Tamat 559 276 165SD Tamat 551 265 184SMP Tamat 463 304 233SLTA Tamat 427 326 247SLTA+ 334 443 223

Pekerjaan Utama KK

Tidak Bekerja 382 324 294Ibu Rumahtangga 306 444 250PNSPOLRITNIBUMNBUMD 386 358 255Wiraswasta Pegawai Swasta 430 322 248Petani Buruh Nelayan 518 286 196Lainnya 490 359 150

Tempat Tinggal

Perkotaan 419 314 268Perdesaan 509 305 186

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 513 274 213Kuintil-2 467 311 223Kuintil-3 470 308 222Kuintil-4 453 324 224Kuintil-5 416 360 224

Sumatera Utara 471 309 220

Seperti yang diharapkan Pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan RIsebagian besar balita ditimbang di Posyandu (61 persen) kemudian Puskesmas 14persen Delapan puluh sembilan persen balita di Kabupaten Asahan di timbang diPosyandu sedangkan di Humbang Hasundutan hanya 17 persen Sebagian besar 60persen balita di Humbang Hasundutan ditimbang di Polindes Kota Tanjung Balaitempat favorit penimbangan balita adalah Puskesmas (48 persen) Posyandu hanya 27persen

Berdasarkan karakteristik semakin bertambah umur balita prosentase penimbangan diPosyandu menurun Tidak ada perbedaan antara jenis kelamin pendidikan kepalakeluarga pekerjaan utama kepala keluarga tinngkat pengeluaran per kapita dengantempat penimbangan Baik itu di Puskesmas Polindes maupun Posyandu Sedikitberbeda daerah tempat tinggal Perkotaan sedikit lebih tinggi prosentase penimbangandi Puskesmas dibanding perdesaan (1713 persen) Namun untuk pilihan tempatpenimbangan lainnya perdesaan selalu prosentasenya relatif lebih tinggi

58

Tabel 3333Prevalensi Balita menurut Tempat Penimbangan Enam Bulan Terakhir dan

KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenkotaTempat penimbangan anak

RS Puskesmas Polindes Posyandu Lainnya

Nias 354 328 40 263 15

Mandailing Natal 24 159 268 512 37

Tapanuli Selatan 08 123 90 746 33

Tapanuli Tengah 31 62 354 538 15

Tapanuli Utara 22 23 477 455 23

Toba Samosir 11 45 135 809 00

Labuhan Batu 158 133 13 671 25

Asahan 23 65 06 747 159

Simalungun 11 18 12 889 70

Dairi 27 289 26 579 79

Karo 00 104 130 727 39

Deli Serdang 39 29 29 715 188

Langkat 18 225 32 716 09

Nias Selatan 15 59 29 647 250

Humbang Hasundutan 29 171 600 171 29

Pakpak Bharat 00 100 250 650 00

Samosir 19 137 157 667 20

Serdang Bedagai 07 84 39 838 32

Kota Sibolga 25 205 00 385 385

Kota Tanjung Balai 32 476 00 270 222

Kota Pematang Siantar 52 70 00 667 211

Kota Tebing Tinggi 01 38 00 769 192

Kota Medan 60 229 05 532 174

Kota Binjai 46 47 00 628 279

Kota Padang Sidempuan 54 81 00 568 297

Sumatera Utara 61 141 51 616 125

59

Tabel 3334

Prevalensi Balita menurut Tempat Penimbangan Enam Bulan Terakhir danKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikTempat Penimbangan Anak

RS Puskesmas

Polindes Posyandu LainnyaKelompok Umur (Bulan)

6 ndash 11 43 96 48 698 11512 ndash 23 60 153 49 649 8924 ndash 35 48 142 61 658 9136 ndash 47 86 174 66 549 12548 ndash 59 64 182 80 512 162

Jenis KelaminLaki-Laki 64 160 54 605 117Perempuan 56 133 62 645 104

Pendidikan KKTidak Sekolah 87 211 18 561 123SD Tidak Tamat 102 162 51 617 68SD Tamat 75 115 68 646 96SMP Tamat 64 151 67 661 57SLTA Tamat 50 164 56 602 128SLTA+ 31 125 31 547 266

Pekerjaan Utama KKTidak Bekerja 71 155 48 571 155Ibu Rumahtangga 00 160 00 760 80PNSPOLRITNIBUMNBUMD 50 107 41 645 157WiraswastaPegawai Swasta 59 168 41 581 151PetaniBuruhNelayan 65 138 82 655 60Lainnya 49 173 19 663 96

Tempat TinggalPerkotaan 49 172 22 589 168Perdesaan 68 126 90 656 60

Tingkat Pengeluaran Per KapitaKuintil-1 51 142 49 699 59Kuintil-2 65 183 52 608 92Kuintil-3 50 142 68 648 92Kuintil-4 48 132 65 593 162Kuintil-5 94 120 64 522 200

Sumatera Utara 61 141 57 616 125

334 Distribusi Kapsul Vitamin A

Departemen Kesehatan Republik Indonesia menganjurkan agar semua anak umur dibawah lima tahun diberi Vitamin A dosis tinggi untuk mencegah kekurangan vitaminyang bisa menimbulkan xeroftalmia Vitamin A sangat berguna untuk kesehatan matadan imunitas tubuh Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan kebutaan pada anakdan risiko kematian yang lebih tinggi Mulai umur 6 bulan bermacam-macam makananyang mengandung vitamin A harus diberikan sebagai pelengkap vitamin A yang sudahterkandung dalam ASI Kapsul vitamin A dosis tinggi diberikan kepada bayi umur 6 ndash 11bulan sekali dan setelah balita umur gt11 bulan diberikan 2 kali setiap tahunnya

Kapsul vitamin A diberikan setahun dua kali pada bulan Februari dan Agustus sejakanak berusia enam bulan Kapsul merah (dosis 100000 IU) diberikan untuk bayi umur 6ndash 11 bulan dan kapsul biru (dosis 200000 IU) untuk anak umur 12 ndash 59 bulan

60

Data dalam Tabel 3341 dan 3342 memperlihatkan cakupan pemberian vitamin Asesuai dengan catatan dalam KMS Secara umum 51 persen balita pernah mendapatvitamin A dosisi tinggi Cakupan tertinggi Vitamin A adalah Toba Samosir (87 persen)dan terendah adalah Labuhan Batu (35 persen) Angka tersebut turun denganmeningkatnya umur anak Apabila 60 persen anak umur 12 ndash 23 bulan pernahmendapat vitamin A dosis tinggi persentase untuk anak umur 48 ndash 59 bulan adalah 41persen

Tabel 3341Prevalensi Anak Umur 6-59 Bulan

yang Menerima Kapsul Vitamin A menurut KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupatenkota Menerima Kapsul Vitamin ANias 771

Mandailing Natal 364

Tapanuli Selatan 449

Tapanuli Tengah 532

Tapanuli Utara 560

Toba Samosir 870

Labuhan Batu 348

Asahan 483

Simalungun 490

Dairi 357

Karo 719

Deli Serdang 429

Langkat 476

Nias Selatan 500

Humbang Hasundutan 468

Pakpak Bharat 615

Samosir 681

Serdang Bedagai 494

Kota Sibolga 611

Kota Tanjung Balai 541

Kota Pematang Siantar 695

Kota Tebing Tinggi 704

Kota Medan 573

Kota Binjai 452

Kota Padang Sidempuan 490

Sumatera Utara 510

61

Anak-anak yang orang tuanya berpendidikan sekolah menengah atau lebih tinggimempunyai kemungkinan lebih tinggi untuk menerima vitamin A dosisi tinggidibandingkan dengan anak-anak yang tingkat pendidikan orang tuanya lebih rendah (45persen tidak sekolah 57 persen SLTA+) Begitu pula dengan tingkat pengeluaran perkapita Untuk jenis kelamin pekerjaan utama kepala keluarga dan tempat tinggal tidakada perbedaan prosentase

Tabel 3342Prevalensi Anak Umur 6-59 Bulan

yang Menerima Kapsul Vitamin A menurut Karakteristik Respondendi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik Menerima Kapsul Vitamin A

Kelompok Umur (Bulan)

6 ndash 11 562

12 ndash 23 600

24 ndash 35 521

36 ndash 47 473

48 ndash 59 408

Jenis Kelamin

Laki-Laki 521

Perempuan 498

Pendidikan Kk

Tidak Sekolah 449

SD Tidak Tamat 413

SD Tamat 492

SMP Tamat 512

SLTA Tamat 535

SLTA+ 570

Pekerjaan Utama KK

Tidak Bekerja 475

Ibu Rumahtangga 533

PNSPOLRITNIBUMNBUMD 600

Wiraswasta Pegawai Swasta 511

Petani Buruh Nelayan 495

Lainnya 515

Tempat Tinggal

Perkotaan 532

Perdesaan 494

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 479

Kuintil-2 528

Kuintil-3 504

Kuintil-4 505

Kuintil-5 550

Sumatera Utara 508

62

335 Kepemilikan KMS dan Buku KIA

Semua bayi yang dibawa ke Puskesmas atau Posyandu atau pemeriksaan kesehatanpaska kelahiran mendapat Kartu Menuju Sehat (KMS) atau Buku Kesehatan Ibu danAnak (Buku KIA) yang mencatat pertumbuhan pemberian minuman dan makananserta imunisasi yang diperoleh Di samping pencatatan dalam KMSBuku KIA juruimunisasi juga mencatat tanggal dan jenis imunisasi dalam buku register KMSBuku KIAdisimpan oleh ibu untuk dapat memonitor pertumbuhan dan keadaan kesehatananaknya tetapi tidak semua ibu menyimpan KMSBuku KIA untuk anaknya Di sampingitu tidak semua bayi dibawa ke Puskesmas atau Posyandu untuk pemeriksaankesehatannya dan di antara yang datang ke tempat pelayanan kesehatan tidak semuamendapat KMS

Tabel 3351Prevalensi Balita menurut Kepemilikan KMS dan

Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKotaKepemilikan KMS

1 2 3

Nias 79 277 644

Mandailing Natal 118 240 642

Tapanuli Selatan 75 410 515

Tapanuli Tengah 138 383 479

Tapanuli Utara 60 572 367

Toba Samosir 96 591 313

Labuhan Batu 99 438 463

Asahan 140 538 322

Simalungun 102 587 311

Dairi 132 467 401

Karo 136 564 300

Deli Serdang 271 523 206

Langkat 99 691 210

Nias Selatan 102 284 614

Humbang Hasundutan 105 568 326

Pakpak Bharat 77 500 423

Samosir 77 549 374

Serdang Bedagai 277 556 167

Kota Sibolga 182 436 382

Kota Tanjung Balai 193 266 541

Kota Pematang Siantar 229 638 133

Kota Tebing Tinggi 243 643 114

Kota Medan 311 579 110

Kota Binjai 296 496 208

Kota Padang Sidempuan 98 696 206

Sumatera Utara 189 484 327 Catatan 1 = Punya KMS dan dapat menunjukkan

2 = Punya KMS tidak dapat menunjukkan disimpan oleh orang lain3 = Tidak punya KMS

63

Tabel 3352 memperlihatkan persentase anak yang dilaporkan oleh ibunya mempunyaiKMS dan apakah pewawancara melihat KMS tersebut Secara umum 32 persen balitatidak punya KMS 48 persen punya KMS tetapi tidak dapat menunjukkan dan hanya 18persen yang dapat menunjukan Besarnya Persentase anak yang dilaporkan punya KMStetapi tidak dapat menunjukan kartu tersebut mungkin disebabkan karena banyak KMSyang disimpan di Pukesmas atau oleh kader kesehatan atau KMS sudah rusak dandibuang ibunya Nias dan Mandailing Natal merupakan Kabupaten yang kepemilikanKMS paling rendah (64 persen tidak memiliki KMS)

Persentase anak yang ibunya dapat menunjukan KMS turun seiring naiknya umur anak(40 persen anak umur 6 ndash 11 bulan dan 8 persen anak umur 48 ndash 59 bulan) Hal inidapat disebabkan karena meningkatnya cakupan anak yang mempunyai KMS ataukarena KMS pada anak yang lebih tua sudah banyak yang hilang atau dibuangCakupan KMS menurut jenis kelamin anak boleh dikatakan tidak berbeda tetapicenderung lebih tinggi untuk anak di perkotaan anak dengan tingkat pengeluaran perkapita tinggi dan anak dari orang tua berpendidikan lebih tinggi Hanya 41 persen anakdari orang tua yang tidak pernah sekolah memiliki KMS itupun tidak dapatmemperlihatkan kartunya kepada pewawancara dibandingkan dengan 65 persen anakdari orang tua yang berpendidikan sekolah menengah keatas (Tabel 3352)

64

Tabel 3352Prevalensi Balita menurut Kepemilikan KMS dan

Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikKepemilikan KMS

1 2 3Kelompok Umur (Bulan)

6 ndash 11 402 353 245

12 ndash 23 238 483 279

24 ndash 35 146 522 332

36 ndash 47 108 555 337

48 ndash 59 80 564 356

Jenis Kelamin

Laki-Laki 171 514 315

Perempuan 177 506 317

Pendidikan KK

Tidak Sekolah 159 406 435

SD Tidak Tamat 152 379 469

SD Tamat 165 451 383

SMP Tamat 160 523 317

SLTA Tamat 196 567 237

SLTA+ 148 651 201

Pekerjaan Utama KK

Tidak Bekerja 216 463 321

Ibu Rumahtangga 156 600 244

PnsPolriTniBUMNBUMD 113 725 161

Wiraswasta Pegawai Swasta 206 565 229

Petani Buruh Nelayan 144 456 400

Lainnya 266 419 315

Tempat Tinggal

Perkotaan 251 544 205

Perdesaan 118 486 396

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 178 449 373

Kuintil-2 172 499 329

Kuintil-3 179 509 313

Kuintil-4 158 558 285

Kuintil-5 178 598 223

Sumatera Utara 173 510 316 Catatan 1 = Punya KMS dan dapat menunjukkan

2 = Punya KMS tidak dapat menunjukkandisimpan oleh orang lain3 = Tidak punya KMS

65

Persentase kepemilikan Buku KIA dan polanya menurut karakteristik responden tidakcenderung sama dengan kepemilikan KMS Secara umum 83 persen balita tidak punyaBuku KIA 15 persen punya tetapi tidak dapat menunjukan dan hanya 2 persen punyadan dapat menunjukkan Sama dengan kepemilikan KMS Nias dan Mandailing Natalmerupakan 2 kabupaten dengan kepemilikan Buku KIA rendah Cakupan kepemilikanBuku KIA berdasarkan karakteristik responden polanya sama dengan kepemilikan KMS(Tabel 3353 dan Tabel 3354)

Tabel 3353Prevalensi Balita menurut Kepemilikan Buku KIA dan KabupatenKota

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaKepemilikan Buku KIA

1 2 3Nias 04 51 946

Mandailing Natal 18 32 950

Tapanuli Selatan 10 144 846

Tapanuli Tengah 05 160 835

Tapanuli Utara 06 79 915

Toba Samosir 09 87 904

Labuhan Batu 00 181 819

Asahan 28 83 889

Simalungun 05 276 719

Dairi 16 87 896

Karo 56 199 745

Deli Serdang 58 131 811

Langkat 69 441 490

Nias Selatan 28 102 869

Humbang Hasundutan 21 223 755

Pakpak Bharat 38 192 769

Samosir 11 121 868

Serdang Bedagai 09 43 948

Kota Sibolga 91 327 582

Kota Tanjung Balai 09 36 955

Kota Pematang Siantar 10 144 846

Kota Tebing Tinggi 70 155 775

Kota Medan 03 125 872

Kota Binjai 16 111 873

Kota Padang Sidempuan 20 29 951

Sumatera Utara 24 147 829

Catatan 1 = Punya Buku KIA dan dapat menunjukkan

2 = Punya Buku KIA tidak dapat menunjukkan disimpan oleh orang lain

3 = Tidak punya Buku KIA

66

Tabel 3354Prevalensi Balita menurut Kepemilikan Buku KIA dan

Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikKepemilikan Buku KIA

1 2 3Kelompok Umur (Bulan)

6 ndash 11 38 158 804

12 ndash 23 29 151 820

24 ndash 35 21 154 824

36 ndash 47 16 159 825

48 ndash 59 15 144 841

Jenis Kelamin

Laki-Laki 24 146 829

Perempuan 21 159 820

Pendidikan KK

Tidak Sekolah 22 152 826

SD Tidak Tamat 23 107 870

SD Tamat 22 126 853

SMP Tamat 20 155 826

SLTA Tamat 27 176 798

SLTA+ 21 193 786

Pekerjaan KK

Tidak Bekerja 12 117 870

Ibu Rumahtangga 222 778

PNSPOLRITNIBUMNBUMD 24 275 701

Wiraswasta Pegawai Swasta 23 144 833

Petani Buruh Nelayan 21 148 831

Lainnya 60 146 795

Tempat Tinggal

Perkotaan 25 119 855

Perdesaan 21 177 802

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 30 141 829

Kuintil-2 15 145 840

Kuintil-3 24 141 835

Kuintil-4 21 165 814

Kuintil-5 21 195 784

Sumatera Utara 24 147 829 Catatan 1 = Punya Buku KIA dan dapat menunjukkan

2 = Punya Buku KIA tidak dapat menunjukkan disimpan oleh orang lain

3 = Tidak punya Buku KIA

67

336 Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi

Dalam Riskesdas 2007 dikumpulkan data tentang pemeriksaan kehamilan jenispemeriksaan kehamilan ukuran bayi lahir penimbangan bayi lahir pemeriksaanneonatus pada ibu yang mempunyai bayi Data tersebut dikumpulkan denganmewawancarai ibu yang mempunyai bayi umur 0 ndash 11 bulan dan dikonfirmasi dengancatatan Buku KIAKMScatatan kelahiran

Pemeriksaan kesehatan pada bayi oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan kesehatanyang diberikan oleh tenaga kesehatan untuk ibu dan bayinya dengan tujuan mengetahuitumbuh kembang bayi pemberian imunisasi penyuluhan kesehatan dan pemeriksaankesehatan bayi Pemeriksaan oleh tenaga kesehatan tersebut dapat dilakukan di rumahresponden maupun di fasilitas keseahatan

337 Penimbangan bayi

Tabel 3371 menunjukan bahwa 61 persen menurut persepsi ibu bayi yangdilahirkannya normal hanya 15 persen yang mengatakan bayinya sangat kecilkecil dan23 persen mengatakan besar dan sangat besar Distribusi berat badan lahir menurutpersepsi ibu berdasarkan karakteristik responden beragam Pekerjaan utama orang tuasebagai ibu rumah tangga cenderung melahirkan bayi dengan berat badanberlebihbesar (83 persen banding 17 persen normal) Begitupula dengan daerahperkotaan

68

Tabel 3371Prevalensi Ukuran Bayi Lahir menurut Persepsi Ibu dan KabupatenKota

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaBB Lahir menurut Persepsi Ibu

Kecil Normal BesarNias 115 615 269

Mandailing Natal 321 500 179

Tapanuli Selatan 29 857 114

Tapanuli Tengah 217 652 130

Tapanuli Utara 188 750 63

Toba Samosir 63 688 250

Labuhan Batu 206 721 74

Asahan 130 630 241

Simalungun 88 706 206

Dairi 63 688 250

Karo 34 690 276

Deli Serdang 245 404 351

Langkat 35 807 158

Nias Selatan 250 700 50

Humbang Hasundutan 250 500 250

Pakpak Bharat 250 500 250

Samosir 125 375 500

Serdang Bedagai 45 795 159

Kota Sibolga 200 400 400

Kota Tanjung Balai 100 500 400

Kota Pematang Siantar 154 385 462

Kota Tebing Tinggi 250 500 250

Kota Medan 180 568 252

Kota Binjai 333 389 278

Kota Padang Sidempuan 167 333 500

Sumatera Utara 155 612 233

Catatan Kecil Sangat kecil + Kecil

Normal Normal

Besar Besar + Sangat besar

69

Tabel 3372Prevalensi Ukuran Bayi Lahir menurut Persepsi Ibu dan Karakteristik

Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikBB Lahir menurut Persepsi Ibu

Kecil Normal BesarJenis Kelamin

Laki-Laki 168 642 190

Perempuan 145 592 264

Pendidikan KK

Tidak Sekolah 59 588 353

SD Tidak Tamat 200 586 214

SD Tamat 186 593 221

SMP Tamat 149 649 202

SLTA Tamat 159 627 214

SLTA+ 63 531 406

Pekerjaan Utama KK

Tidak Bekerja 182 591 227

Ibu Rumahtangga 00 167 833

PNSPOLRITNIBUMNBUMD 216 649 135

Wiraswasta Pegawai Swasta 149 610 241

Petani Buruh Nelayan 149 655 196

Lainnya 324 382 294

Tempat Tinggal

Perkotaan 160 575 265

Perdesaan 154 650 196

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 148 574 278

Kuintil-2 146 657 197

Kuintil-3 146 667 188

Kuintil-4 197 599 204

Kuintil-5 151 588 261

Sumatera Utara 156 616 227Catatan Kecil Sangat kecil + Kecil

Normal NormalBesar Besar + Sangat besar

70

Grafik 337Ukuran Bayi Lahir Menurut Persepsi Ibu

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Lebih dari 60 persen bayi baru lahir dalam 12 bulan terakhir dilakukan penimbangan (63persen) Persentase tertinggi cakupan penimbangan ini di Serdang Bedai (91 persen)terendah di Nias hanya 19 persen (Tabel 3373)

Tabel 3373Cakupan Penimbangan Bayi Baru Lahir 12 Bulan Terakhir

Menurut Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten kota Ditimbang

Nias 192Mandailing Natal 407Tapanuli Selatan 343Tapanuli Tengah 435Tapanuli Utara 500Toba Samosir 750Labuhan Batu 362Asahan 709Simalungun 657Dairi 412Karo 724Deli Serdang 785Langkat 807Nias Selatan 250Humbang Hasundutan 500Pakpak Bharat 333Samosir 571Serdang Bedagai 909Kota Sibolga 600Kota Tanjung Balai 800Kota Pematang Siantar 846Kota Tebing Tinggi 875Kota Medan 771Kota Binjai 444Kota Padang Sidempuan 500Sumatera Utara 632

71

Tabel 3374Cakupan Penimbangan Bayi Baru Lahir 12 Bulan Terakhir

Menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Karakteristik Ditimbang

Jenis KelaminLaki-Laki 641Perempuan 621

Pendidikan KKTidak Sekolah 706SD Tidak Tamat 457SD Tamat 576SMP Tamat 632SLTA Tamat 714SLTA+ 594

Pekerjaan KKTidak Bekerja 727Ibu Rumahtangga 500PNSPOLRITNIBUMNBUMD 784Wiraswasta Pegawai Swasta 686Petani Buruh Nelayan 569Lainnya 697

Tempat TinggalPerkotaan 759Perdesaan 536

Tingkat Pengeluaran Per KapitaKuintil-1 619Kuintil-2 599Kuintil-3 731Kuintil-4 599Kuintil-5 613

Sumatera Utara 631

72

338 Pemeriksaan Kehamilan

Hampir sebagian besar 74 persen ibu hamil memeriksakan kehamilannya ke tenagakesehatan Bahkan ada KabupatenKota yang hampir keseluruhan ibu hamilmemeriksakan kehamilannya (100 persen Kota Tebing Tinggi sekitar 90 persen KotaMedan Kota Binjai dan Kota Padang Sidempuan Namun masih ada beberapaKabuaptenKota yang cakupannya di bawah 50 persen (Tapanuli Selatan TapanuliTengah dan Labuhan Batu)

Tabel 3381Cakupan Pemeriksaan Kehamilan Ibu yang Mempunyai Bayi

Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten Kota PeriksaNias 615

Mandailing Natal 464

Tapanuli Selatan 543

Tapanuli Tengah 435

Tapanuli Utara 600

Toba Samosir 765

Labuhan Batu 493

Asahan 709

Simalungun 857

Dairi 563

Karo 833

Deli Serdang 817

Langkat 842

Nias Selatan 500

Humbang Hasundutan 500

Pakpak Bharat 500

Samosir 714

Serdang Bedagai 800

Kota Sibolga 800

Kota Tanjung Balai 889

Kota Pematang Siantar 923

Kota Tebing Tinggi 1000

Kota Medan 957

Kota Binjai 947

Kota Padang Sidempuan 909

Sumatera Utara 747

73

Tingkat pendidikan KK sangat erat hubungannya dengan pemeriksaan kehamilan Tujuhpuluh satu persen kelahiran dari KK yang tidak pernah sekolah periksa hamilsedangkan di antara kelahiran dari KK yang sekolah SLTA+ 88 persen yang pernahdiperiksa Ibu-ibu yang bertempat tinggal di perkotaan lebih banyak periksa hamildibandingkan dengan yang tinggal di perdesaan (9362 persen) (Tabel 3382)

Tabel 3382Cakupan Pemeriksaan Kehamilan Ibu yang Mempunyai Bayi

Menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KarakteristikPeriksaHamil

Pendidikan KK

Tidak Sekolah 706

SD Tidak Tamat 586

SD Tamat 643

SMP Tamat 721

SLTA Tamat 859

SLTA+ 875

Pekerjaan KK

Tidak Bekerja 682

Ibu Rumahtangga 429

PNSPOLRITNIBUMNBUMD 919

Wiraswasta Pegawai Swasta 861

Petani Buruh Nelayan 656

Lainnya 758

Tempat Tinggal

Perkotaan 934

Perdesaan 620

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 670

Kuintil-2 725

Kuintil-3 840

Kuintil-4 743

Kuintil-5 840

Sumatera Utara 747

Progam KIA menganjurkan pemeriksaan ibu hamil dengan 8 jenis pemeriksaan Tabel3383 memperlihatkan prevalensi jenis pelayanan pemeriksaan kehamilan yangditerima ibu hamil Sembilan puluh enam persen ibu hamil mendapatkan pemeriksaantekanan darah pemberian tablet besi (90 persen) penimbangan berat badan (87persen) dan hanya 25 persen yang diperksa hemoglobinnya

74

Imunisasi ibu hamil merupakan kegiatan yang terpadu dari Pengembangan ProgamImunisai (PPI) Depkes menganjurkan agar setiap wanita menerima dua suntikantetanus toksoid (TT) selama kehamilan yang pertama Imunisasi ulang (booster)diberikan satu kali pada setiap kehamilan berikutnya untuk mempertahankan kekebalanpenuh terhadap tetanus Dalam beberapa tahun terakhir ini imunisasi TT juga diberikanpada wanita sebelum menikah sehingga setiap kehamilan yang terjadi dalam tiga tahunsejak pernikahan akan terlindungi dari penyakit tetanus Tujuh puluh delapan persen ibuhamil mendapatkan imunisasi TT Bahkan ada 4 KabupatenKota yang cakupanimunisasi TT mencapai 100 persen (Toba Samosir Pakpak Barat Kota Sibolga danKota Tebing Tinggi)

Tabel 3383Prevalensi Ibu Hamil

menurut Jenis Pelayanan Pemeriksaan Kehamilandan Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaJenis Pelayanan

a b c d e f g hNias 313 824 750 813 813 588 133 133

Mandailing Natal 385 1000 769 846 538 538 154 154

Tapanuli Selatan 00 947 368 842 632 789 158 00

Tapanuli Tengah 300 900 667 778 700 700 111 100

Tapanuli Utara 625 889 889 889 778 889

Toba Samosir 583 1000 1000 917 1000 1000 83 83

Labuhan Batu 471 1000 833 882 636 848 125 63

Asahan 205 949 872 744 744 846 128 103

Simalungun 533 1000 1000 875 808 933 115 111

Dairi 125 1000 667 900 900 600 111 222

Karo 609 960 909 913 826 920 174 273

Deli Serdang 554 868 930 895 795 868 237 303

Langkat 229 1000 674 955 568 1000

Nias Selatan 500 909 667 800 300 400 111 545

Humbang Hasundutan 750 1000 1000 1000 800 1000 500 250

Pakpak Bharat 1000 1000 1000 1000 1000 1000 00 500

Samosir 333 1000 833 833 600 1000 167

Serdang Bedagai 559 1000 941 971 917 861 88 88

Kota Sibolga 750 1000 1000 1000 1000 1000 750 750

Kota Tanjung Balai 444 1000 875 875 625 1000 375 500

Kota Pematang Siantar 417 1000 846 923 923 1000 538 583

Kota Tebing Tinggi 778 1000 778 1000 1000 1000 250 500

Kota Medan 627 1000 778 902 854 955 373 392

Kota Binjai 529 941 765 882 889 941 647 588

Kota Padang Sidempuan 500 1000 1000 1000 900 900 400 556

Sumatera Utara 453 963 847 905 791 873 250 270

Jenis pelayanan kesehatana = pengukuran tinggi badan e = pemberian imunisasi TTb = pemeriksaan tekanan darah f = penimbangan berat badanc = pemeriksan tinggi fundus (perut) g = pemeriksaan hemoglobind = pemberian tablet Fe h = pemeriksaan urine

75

Tabel 3384Prevalensi Ibu Hamil menurut Jenis Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan

dan Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikJenis Pelayanan

a b c d e f g hPendidikan KK

Tidak Sekolah 167 917 1000 1000 909 750 00 00SD Tidak Tamat 415 902 846 897 769 738 212 154SD Tamat 512 1000 867 886 727 878 198 272SMP Tamat 457 988 835 913 854 909 233 242SLTA Tamat 524 962 773 901 779 916 278 273SLTA+ 536 897 964 927 786 893 317 310

Pekerjaan Utama KKTidak Bekerja 267 1000 1000 800 667 800 67 67Ibu Rumahtangga 333 667 667 1000 1000 667 333 00PNSPOLRITNIBUMNBUMD 452 914 710 882 581 914 129 147Wiraswasta Pegawai Swasta 540 976 824 901 814 945 323 312Petani Buruh Nelayan 445 963 822 883 791 822 147 181Lainnya 500 1000 950 917 960 1000 333 520

Tempat TinggalPerkotaan 603 961 868 903 827 932 352 364Perdesaan 341 965 771 878 732 826 84 117

Tingkat Pengeluaran Per KapitaKuintil-1 432 979 826 904 789 893 352 230Kuintil-2 442 914 821 857 760 845 84 224Kuintil-3 417 983 746 906 782 893 352 175Kuintil-4 521 959 847 861 822 871 84 309Kuintil-5 615 980 875 930 773 920 352 340

Sumatera Utara 453 963 847 905 791 873 250 270

Jenis pelayanan kesehatana = pengukuran tinggi badan e = pemberian imunisasi TTb = pemeriksaan tekanan darah f = penimbangan berat badanc = pemeriksan tinggi fundus (perut) g = pemeriksaan hemoglobind = pemberian tablet Fe h = pemeriksaan urine

Anemi selama kehamilan masih tetap tinggi di Indonesia Pil zat besi dibagikan kepadaibu hamil ketika mereka memeriksakan kehamilannya di sarana kesehatan Progamkesehatan Ibu menganjurkan agar setiap ibu hamil mendapat paling sedikit 90 pil zatbesi selama hamil Ibu-ibu hamil di Sumatera Utara yang memeriksakan kehamilan disarana kesehatan 90 persen mendapat pil zat Besi Kabupaten Humbang HasundutanPakpak Barat dan Kota sibolga mencapai 100 persen Berdasarkan karakteristikresponden pemberian zat besi tidak menunjukan perbedaan yang beraneka ragam

76

339 Pemeriksaan Neonatus

Pemeriksaan kesehatan pada bayi oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan kesehatanyang diberikan oleh tenaga kesehatan untuk ibu dan bayinya dengan tujuan mengetahuitumbuh kembang bayi pemberian imunisasi penyuluhan kesehatan dan pemeriksaankesehatan bayi Pemeriksaan oleh tenaga kesehatan tersebut dapat dilakukan di rumahresponden maupun di fasilitas kesehatan

Minimal bayi umur 0 ndash 7 hari diperiksa 1 kali (KN1) demikian pula pada bayi umur 8 ndash 28hari minimal diperiksa 1 kali (KN2) Lebih dari separuh bayi umur 0 ndash 7 hari (66 persen)mendapat kunjungan tenaga kesehatan minimal satu kali (KN1) namun hanya 28persen yang KN2 Kota tebing semua bayi umur 0 ndash 7 hari telah KN1 namun hanya 50persen yang telah KN2 Distribusi KN1 dan KN2 menurut daerah jenis kelamin tidakada perbedaan Distribusi KN1 dan KN2 menurut pendidiak KK pekerjaan KK dantingkat pengeluaran per kapita tidak menunjukan keteraturan pola tertentu Misalpersentase KN1 kuintil1 65 persen kuintil 5 meningkat menjadi 83 persen namun kuintil4 turun menjadi 60 persen (Tabel 3392)

Tabel 3391Cakupan Pemeriksaan Neonatus menurut KabupatenKota

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten Kota Pemeriksaan NeonatusUmur 0-7 hari Umur 8-28 hari

Nias 154 269Mandailing Natal 571 179Tapanuli Selatan 571 400Tapanuli Tengah 652 292Tapanuli Utara 533 200Toba Samosir 765 250Labuhan Batu 565 74Asahan 782 400Simalungun 857 143Dairi 647 294Karo 724 138Deli Serdang 731 161Langkat 807 579Nias Selatan 400 150Humbang Hasundutan 375 111Pakpak Bharat 333 250Samosir 857 143Serdang Bedagai 867 200Kota Sibolga 600 250Kota Tanjung Balai 667 222Kota Pematang Siantar 769 385Kota Tebing Tinggi 1000 500Kota Medan 727 229Kota Binjai 389 389Kota Padang Sidempuan 818 364

Sumatera Utara 667 285

77

Tabel 3392Cakupan Pemeriksaan Neonatus

Menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Karakteristik Pemeriksaan NeonatusUmur 0-7 hari Umur 8-28 hari

Jenis KelaminLaki-Laki 687 253Perempuan 678 253

Pendidikan KKTidak Sekolah 824SD Tidak Tamat 557 214SD Tamat 636 271SMP Tamat 662 276SLTA Tamat 739 260SLTA+ 818 313

Pekerjaan KKTidak Bekerja 864 136Ibu Rumahtangga 500 143PNSPOLRITNIBUMNBUMD 865 459Wiraswasta Pegawai Swasta 723 301Petani Buruh Nelayan 621 220Lainnya 794 235

Tempat TinggalPerkotaan 789 253Perdesaan 604 253

Tingkat Pengeluaran Per KapitaKuintil-1 651 205Kuintl-2 685 328Kuintil-3 690 160Kuintil-4 596 219Kuintil-5 831 387

Sumatera Utara 683 254

34 Penyakit Menular

Penyakit menular yang diteliti pada Riskesdas 2007 terbatas pada beberapa penyakityang ditularkan oleh vektor penyakit yang ditularkan melalui udara atau percikan air liurdan penyakit yang ditularkan melalui makanan atau air Penyakit menular yangditularkan oleh vektor adalah filariasis demam berdarah dengue (DBD) dan malariaPenyakit yang ditularkan melalui udara atau percikan air liur adalah penyakit infeksisaluran pernafasan akut (ISPA) pneumonia dan campak sedangkan penyakit yangditularkan melalui makanan atau air adalah penyakit tifoid hepatitis dan diare

Data yang diperoleh hanya merupakan prevalensi penyakit secara klinis dengan teknikwawancara dan menggunakan kuesioner baku (RKD07IND) tanpa konfirmasipemeriksaan laboratorium Kepada responden ditanyakan apakah pernah didiagnosispenyakit tertentu oleh tenaga kesehatan (D diagnosis) Responden yang menyatakantidak pernah didiagnosis ditanyakan lagi apakah pernahsedang menderita gejala klinisspesifik penyakit tersebut (G) Jadi prevalensi penyakit merupakan data yang didapatdari D maupun G (DG) Prevalensi penyakit akut dan penyakit yang sering dijumpaiditanyakan dalam kurun waktu satu bulan terakhir sedangkan prevalensi penyakit kronisdan musiman ditanyakan dalam kurun waktu 12 bulan terakhir (lihat kuesionerRKD07IND Blok X no B01-22)

78

Khusus malaria selain prevalensi penyakit juga dinilai Persentase kasus malaria yangmendapat pengobatan dengan obat antimalaria program dalam 24 jam menderita sakit(O) Demikian pula diare dinilai Persentase kasus diare yang mendapat pengobatanoralit (O)

341 Filariasis Demam Berdarah Dengue dan Malaria

Filariasis (penyakit kaki gajah) adalah penyakit kronis yang ditularkan melalui gigitannyamuk dan dapat menyebabkan kecacatan dan stigma Umumnya penyakit inidiketahui setelah timbul gejala klinis kronis dan kecacatan Kepada responden yangmenyatakan ldquotidak pernah didiagnosis filariasis oleh tenaga kesehatanrdquo dalam 12 bulanterakhir ditanyakan gejala-gejala sebagai berikut adanya radang pada kelenjar dipangkal paha pembengkakan alat kelamin pembengkakan payudara dan pembengkak-an tungkai bawah atau atas

Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit infeksi tular vektor yang seringmenyebabkan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan tidak sedikit menyebabkan kematianPenyakit ini bersifat musiman yaitu biasanya pada musim hujan yang memungkinkanvektor penular (Aedes aegypti dan Aedes albopictus) hidup di genangan air bersihKepada responden yang menyatakan ldquotidak pernah didiagnosis DBD oleh tenagakesehatanrdquo dalam 12 bulan terakhir ditanyakan apakah pernah menderita demampanassakit kepalapusing disertai nyeri di ulu hatiperut kiri atas mual dan muntah lemaskadang-kadang disertai bintik-bintik merah di bawah kulit dan atau mimisan kakitangandingin

Malaria merupakan penyakit menular yang menjadi perhatian global Penyakit ini masihmerupakan masalah kesehatan masyarakat karena sering menimbulkan KLBberdampak luas terhadap kualitas hidup dan ekonomi serta dapat mengakibatkankematian Penyakit ini dapat bersifat akut laten atau kronis Kepada responden yangmenyatakan ldquotidak pernah didiagnosis malaria oleh tenaga kesehatanrdquo dalam satu bulanterakhir ditanyakan apakah pernah menderita panas tinggi disertai menggigil (perasaandingin) panas naik turun secara berkala berkeringat sakit kepala atau tanpa gejalamalaria tetapi sudah minum obat antimalaria Sedangkan kepada responden yangmenyatakan ldquopernah didiagnosis malaria oleh tenaga kesehatanrdquo ditanyakan apakahmendapat pengobatan dengan obat program dalam 24 jam pertama menderita panas

79

Tabel 3411Prevalensi Filariasis Demam Berdarah Dengue Malaria dan Pemakaian

Obat Program Malaria menurut KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota Filariasis DBD MalariaD DG D DG D DG O

Nias 004 012 000 000 105 246 577

Mandailing Natal 004 065 017 086 64 137 434

Tapanuli Selatan 000 008 000 017 06 09 367

Tapanuli Tengah 006 006 006 100 44 54 297

Tapanuli Utara 000 000 000 007 01 01 500

Toba Samosir 000 000 000 011 01 01 0

Labuhan Batu 000 009 000 030 18 31 399

Asahan 003 003 003 032 10 17 452

Simalungun 000 000 000 006 01 04 0

Dairi 007 007 007 007 03 06 0

Karo 000 000 005 061 01 04 250

Deli Serdang 005 007 013 020 05 10 299

Langkat 000 000 014 014 05 06 879

Nias Selatan 026 033 073 238 80 223 243

Humbang Hasundutan 000 000 012 024 05 09 222

Pakpak Bharat 000 144 000 144 05 33 143

Samosir 000 000 000 014 03 03 500

Serdang Bedagai 003 003 003 009 02 03 667

Kota Sibolga 000 000 000 040 12 20 364

Kota Tanjung Balai 000 000 000 000 07 10 444

Kota Pematang Siantar 000 000 015 015 01 02 250

Kota Tebing Tinggi 013 013 026 064 05 10 250

Kota Medan 005 008 018 021 03 10 410

Kota Binjai 000 000 000 015 01 01 500

Kota Padang Sidempuan 000 000 000 010 06 18 526

Sumatera Utara 003 008 010 029 13 29 427

Dalam 12 bulan terakhir di Provinsi Sumatera Utara filariasis klinis terdeteksi denganprevalensi yang sangat rendah Namun ada 1 Kabupaten (Pakpak Barat) yangprevalensinya lebih tinggi dari prevalensi filarisis di Provinsi Sumatera Utara secarakeseluruhan

Dalam kurun waktu 12 bulan terakhir DBD klinis dapat dideteksi hanya di beberapaKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara (rentang prevalensi 01 ndash 238 persen) Halini tidak mengherankan karena penyebaran DBD kini tidak terbatas di kota besar sajamelainkan sudah meluas ke wilayah rural Program promosi kesehatan juga secaraintensif memberikan penerangan kepada masyarakat tentang pencegahan penyakit ini(3M) sehingga kewaspadaan dan deteksi dini penyakit ini menjadi lebih baik KejadianDBD sangat dipengaruhi oleh musim umumnya meningkat di awal musim penghujandan dapat bersifat fatal bila tidak segera ditangani dengan baik

80

Persentase malaria berdasarkan gejala dan diagnosis dalam sebulan terakhir di ProvinsiSumatera Utara dijumpai sebesar 3 persen dengan rentang 01 ndash 25 persen Nias NiasSelatan dan Mandailing Natal mempunyai persentase tertinggi Berdasarkan diagnosispasti persentase malaria di Provinsi Sumatera Utara 13 persen dengan rentang 01 ndash105 persen Nias Nias Selatan dan Mandailing Natal persentasenya masih yangtertinggi Penyakit ini dapat bersifat akut dan kronis (kambuhan) Tabel 3412

Dalam Riskesdas ini juga ditanyakan berapa banyak penderita penyakit malaria klinisdalam sebulan terakhir yang minum obat program untuk malaria Tampak bahwa hanya43 persen yang minum obat Namun ada beberapa KabupatenKota yang tingkat minumobatnya diatas limapuluh persen Nias (57 persen) Tapanuli Utara (50 persen) Langkat(88 persen) Samosir (50 persen) Serdang Bedagai (67 persen) Kota Binjai (50 persen)dan Kota Padang Sidempuan (53 persen) Kemungkinan hal ini disebabkan penderitamalaria klinis hanya mendapatkan pengobatan simtomatik saja Karakteristik respondenyang menderita penyakit tular vektor di atas tidak berbeda kecuali berdasarkan tingkatpengeluaran perkapita dan daerah Persentase Malaria daerah perkotaan lebih tinggidibanding daerah perdesaan (4212 persen) Semakin tinggi tingkat pengeluaran perkapita semakin rendah persentase malaria (66 persen untuk kuintail 1 dan 11 persenuntuk kuintil 5) Tabel 3412

81

Tabel 3412Prevalensi Filariasis Demam Berdarah Dengue Malaria dan Pemakaian

Obat Program Malaria menurut Karakteristik Respondendi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik Filariasis DBD Malaria

D DG D DG D DG OKelompok umur

lt1 000 000 007 007 05 10 462

1-4 000 007 002 020 13 25 500

5-14 002 009 019 038 14 27 433

15-24 002 007 015 033 12 28 420

25-34 004 006 009 032 14 31 396

35-44 003 005 003 017 15 32 414

45-54 007 012 003 026 11 30 437

55-64 003 009 006 026 13 30 465

65-74 005 005 000 025 13 28 368

gt75 010 050 000 010 14 31 323

Jenis Kelamin

Laki-Laki 003 007 008 026 14 30 418

Perempuan 003 009 011 031 12 27 434

Pendidikan

Tidak Sekolah 012 029 023 063 26 74 411

Tidak Tamat SD 007 017 015 042 21 48 388

Tamat SD 001 010 006 034 16 36 391

Tamat SMP 005 008 005 024 12 25 473

Tamat SMA 004 004 013 019 0 6 15 419

Tamat SMA+ 000 000 014 032 09 16 444

Pekerjaan

Tidak Kerja 005 014 009 032 11 29 245

Sekolah 001 006 014 034 12 25 476

Ibu RT 005 006 010 029 10 22 376

Pegawai 007 007 013 031 07 13 375

Wiraswasta 007 008 012 023 10 21 442

PetaniNelayanBuruh 003 011 005 032 21 52 424

Lainnya 007 027 000 007 11 24 528

Tempat Tinggal

Perkotaan 003 005 012 020 05 12 383

Perdesaan 003 010 008 036 20 42 436

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil_1 002 009 007 027 18 33 482

Kuintil_2 003 009 011 037 16 32 412

Kuintil_3 003 009 009 034 13 29 358

Kuintil_4 005 007 012 023 11 27 397

Kuintil_5 003 007 010 022 08 23 486

Sumatera Utara 01 01 01 03 13 29 426

82

342 ISPA Pnemonia TB Dan Campak

Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan penyakit yang sering dijumpaidengan manifestasi ringan sampai berat ISPA yang mengenai jaringan paru-paru atauISPA berat dapat menjadi pneumonia Pneumonia merupakan penyakit infeksi penyebabkematian utama terutama pada balita Dalam Riskesdas ini dikumpulkan data ISPAringan dan pneumonia Kepada responden ditanyakan apakah dalam satu bulan terakhirpernah didiagnosis ISPApneumonia oleh tenaga kesehatan Bagi responden yangmenyatakan tidak pernah ditanyakan apakah pernah menderita gejala-gejala ISPA danpneumonia

Tuberkulosis paru merupakan salah satu penyakit menular kronis yang menjadi isuglobal Di Indonesia penyakit ini termasuk salah satu prioritas nasional untuk programpengendalian penyakit karena berdampak luas terhadap kualitas hidup dan ekonomiserta sering mengakibatkan kematian Walaupun diagnosis pasti TB berdasarkanpemeriksaan sputum BTA positif diagnosis klinis sangat menunjang untuk diagnosis diniterutama pada penderita TB anak Kepada respoden ditanyakan apakah dalam 12 bulanterakhir pernah didiagnosis TB oleh tenaga kesehatan dan bila tidak ditanyakan apakahmenderita gejala-gejala batuk lebih dari dua minggu atau batuk berdahak bercampurdarah

Campak merupakan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi Di Indonesia masihterdapat kantong-kantong penyakit campak sehingga tidak jarang terjadi KLB Kepadaresponden yang menyatakan tidak pernah didiagnosis campak oleh tenaga kesehatanditanyakan apakah pernah menderita gejala-gejala demam tinggi dengan mata merahdan penuh kotoran serta ruam pada kulit terutama di leher dan dada

Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) tersebar di seluruh Provinsi Suamtera Utaradengan rentang persentase yang sangat bervariasi (54 ndash 494 persen) Angkapersentase ISPA dalam sebulan terakhir di Provinsi Sumatera Utara adalah 22 persenprevalensi di atas 30 ditemukan di 6 KabupatenKota yaitu Nias Mandailing NatalSimalungun Nias Selatan Kota Tebing Tinggi dan Kota Padang Sidempuan dan hanyadua wilayah yang persentasenya di bawah 10 yaitu Langkat dan Kota Binjai

Kasus ISPA yang berlarut-larut akan menjadi Pnemonia Secara umum di ProvinsiSumatera Utara persentase Pnemonia sebulan terakhir adalah 16 persen (rentang 03ndash 10 persen) Persentase Pnemonia yang relatif tinggi dijumpai di Kabupaten NiasSelatan (10 persen) Tidak semua daerah dengan persentase ISPA tinggi jugamempunyai persentase Pnemonia tinggi seperti di Kabupaten Nias Nias Selatan KotaTebing Tinggi dan Kota Padang Sidempuan Hal ini sangat tergantung dari tingkatkesadaran ibu untuk mengenali kasus ISPA pada anaknya dan membawanya segera kefasilitas pengobatan dan tergantung pada kemampuan fasilitas kesehatan tersebutsehingga kejadian Pnemonia dapat dicegah

Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit yang menjadi prioritas nasional untukprogram pengendalian penyakit Di provinsi ini TB terdeteksi dengan prevalensi 5 per1000 tersebar di hampir seluruh KabupatenKota (rentang 10-311000)

Campak merupakan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dan termasukdalam program imunisasi nasional Di Provinsi Sumatera Utara dalam 12 bulan terakhirpenyakit ini masih terdeteksi dengan prevalensi 09 persen (rentang 01 ndash 62 persen) Dibeberapa KabupatenKota prevalensinya masih 2 persen atau lebih tinggi yaitu diMandailing Natal Nias Selatan Kota Sibolga dan Kota Padang Sidempuan

83

Tabel 3421Prevalensi ISPA Pneumonia TBC Campak

menurut Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota ISPA Pneumonia TBC CampakDG D DG D DG D DG D

Nias 494 129 38 18 07 01 11 07

Mandailing Natal 296 71 46 09 31 07 23 18

Tapanuli Selatan 119 33 10 04 09 03 09 08

Tapanuli Tengah 283 113 18 09 12 05 19 17

Tapanuli Utara 211 76 09 02 02 01 03 01

Toba Samosir 216 15 07 01 06 01 09 05

Labuhan Batu 144 27 06 01 02 00 07 06

Asahan 227 74 08 04 06 03 07 04

Simalungun 346 102 17 01 01 00 11 06

Dairi 179 135 08 05 02 01 13 11

Karo 227 120 09 05 05 02 06 05

Deli Serdang 237 159 18 09 03 02 05 04

Langkat 77 47 12 08 01 01 02 02

Nias Selatan 411 169 100 52 21 08 62 31

Humbang Hasundutan 133 50 36 26 04 02 07 06

Pakpak Bharat 134 24 33 05 19 05 19 05

Samosir 265 51 12 01 07 03 10 08

Serdang Bedagai 201 28 06 04 01 02 04 03

Kota Sibolga 246 51 18 10 06 01 22 18

Kota Tanjung Balai 110 40 03 03 01 08 08 05

Kota Pematang Siantar 258 73 14 05 02 02 05 05

Kota Tebing Tinggi 319 120 23 09 10 05 10 04

Kota Medan 228 77 12 03 02 03 04 03

Kota Binjai 54 10 04 01 01 01 01 01

Kota Padang Sidempuan 344 112 11 02 05 02 20 16

Sumatera Utara 224 83 16 07 05 02 09 06

Memperhatikan karakteristik umur responden tampak bahwa ISPA diderita oleh umurrendah bayi dan anak-anak menurun pada umur remaja dan produktif kemudianmeningkat lagi pada umur tua Pola Prevalensi Pneumonia menurut kelompok umurserupa dengan pola Prevalensi ISPA Persentase Pneumonia yang relatif tinggi padakelompok umur tua (65 tahun ke atas) dapat disebabkan fungsi paru yang menurunUntuk TB tampak adanya kecenderungan peningkatan persentase sesuai denganpeningkatan usia Sedangkan untuk campak Prevalensinya relatif merata di semuaumur dengan fokus usia 15 tahun ke bawah termasuk bayi

Jenis kelamin tidak banyak mempengaruhi persentase ISPA Pneumonia TB danCampak Pada umumnya makin rendah tingkat pendidikan makin tinggi persentasepenyakit Namun perlu diperhatikan bahwa kelompok anak (yang berisiko ISPA danPneumonia) juga termasuk dalam kelompok rsquotidak sekolahrsquo tidak tamat SDrsquo dan rsquotamatSDrsquo Sehingga persentase ISPA dan Pneumonia yang tinggi pada kelompokberpendidikan rendah ini konsisten dengan tingginya persentase pada kelompok anak-anak

84

Tabel 3422Prevalensi ISPA Pneumonia TBC Campak

menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Karakteristik ISPA Pneumonia TBC CampakDG D DG D DG D DG D

Kelompok umur

lt1 274 121 14 08 01 00 17 11

1-4 347 135 22 09 02 01 26 21

5-14 236 88 11 05 02 01 14 10

15-24 179 62 10 05 03 01 07 04

25-34 186 61 13 06 06 03 04 02

35-44 196 75 14 08 04 02 02 02

45-54 208 77 21 07 08 03 03 01

55-64 251 95 33 11 10 04 03 02

65-74 276 99 42 12 18 08 02 00

gt75 327 127 39 07 18 04 03 00

Jenis Kelamin

Laki-Laki 224 85 16 06 05 02 08 06

Perempuan 224 80 16 07 04 02 09 06

Pendidikan

Tidak Sekolah 324 109 44 16 20 07 08 02

Tidak Tamat SD 237 84 24 09 09 03 07 04

Tamat SD 204 68 17 06 06 02 06 04

Tamat SMP 190 68 13 06 04 02 05 03

Tamat SMA 178 71 10 04 03 01 03 02

Tamat SMA+ 178 86 12 06 01 01 02 02

Pekerjaan

Tidak Kerja 212 74 25 06 08 03 07 04

Sekolah 196 71 08 04 02 0 09 06

Ibu Rt 180 57 11 04 04 01 03 02

Pegawai 166 69 11 04 02 0 02 01

Wiraswasta 188 77 13 06 04 02 03 03

PetaniNelayanBuruh 236 82 26 11 11 04 04 02

Lainnya 213 86 14 05 05 01 01 01

Tempat Tinggal

Perkotaan 223 92 14 06 03 02 05 04

Perdesaan 225 75 18 07 06 02 11 08

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil_1 221 74 18 08 05 02 11 08

Kuintil_2 236 86 18 08 05 02 11 07

Kuintil_3 228 89 15 07 05 01 08 05

Kuintil_4 215 76 16 04 05 02 08 06

Kuintil_5 220 88 13 05 04 02 05 04

Sumatera Utara 224 83 16 07 05 02 09 06

85

343 Tifoid Hepatitis dan Diare

Prevalensi demam tifoid diperoleh dengan menanyakan apakah pernah didiagnosis tifoidoleh tenaga kesehatan dalam satu bulan terakhir Responden yang menyatakan tidakpernah ditanya apakah satu bulan terakhir pernah menderita gejala-gejala tifoid sepertidemam soremalam hari kurang dari satu minggu sakit kepala lidah kotor dan tidak bisabuang air besar

Pada Riskesdas kasus yang dideteksi adalah semua kasus hepatitis klinis tanpamempertimbangkan penyebabnya Prevalensi hepatitis diperoleh dengan menanyakanapakah pernah didiagnosis hepatitis oleh tenaga kesehatan dalam 12 bulan terakhirResponden yang menyatakan tidak pernah didiagnosis hepatitis dalam 12 bulan terakhirditanyakan apakah dalam kurun waktu tersebut pernah menderita mual muntah tidaknafsu makan nyeri perut sebelah kanan atas kencing warna air teh serta kulit dan mataberwarna kuning

Prevalensi diare diukur dengan menanyakan apakah responden pernah didiagnosisdiare oleh tenaga kesehatan dalam satu bulan terakhir Responden yang menyatakantidak pernah ditanya apakah dalam satu bulan tersebut pernah menderita buang airbesar gt3 kali sehari dengan kotoran lembekcair Responden yang menderita diareditanya apakah minum oralit atau cairan gula garam

Berdasarkan wilayah tempat tinggal daerah perdesaan tidak berbeda dengan daerahperkotaan Demikian juga Rumah Tangga dengan tingkat pengeluaran per kapita yangrendah cenderung mempunyai prevalensi penyakit ISPA Pnemonia TB dan Campakyang lebih tinggi Jenis pekerjaan tidak berpengaruh terhadap kejadian keempatpenyakit ini

Dalam 12 bulan terakhir tifoid klinis dapat dideteksi di Provinsi Sumatera Utara denganpersentase 09 persen dan tersebar di seluruh kabupatenkota dengan rentang 02 ndash 33persen Persentase tifoid tertinggi dilaporkan dari Nias Selatan (33 persen) Sedangkanuntuk hepatitis penyakit ini teridentifikasi di hampir seluruh KabupatenKota Persentasehepatitis tertinggi ditemukan di Kabupaten Mandailing Natal Pakpak Barat dan NiasSelatan

Penyebaran diare dalam satu bulan terakhir di Sumatera Utara merata di seluruhkabupatenkota Persentase di provinsi ini sebesar 88 persen tertinggi ditemukan diKabupaten Simalungun (204 persen) Nias Mandailing Natal Simalungun NiasSelatan Humbang HasundutanPakpak Barat Kota Sibolga Kota Tebing Tinggi danKota Padang Sidempuan mempunyai persentase diare di atas 10 persen Di antarawilayah-wilayah dengan persentase diare tinggi tersebut sebagian besar pemakaianoralitnya lebih dari 50 persen Cukup menarik untuk melihat data di Kabupaten Samosirdi mana persentase diarenya rendah (65 persen) sedangkan penggunaan oralitnyacukup tinggi (71 persen) Sebaliknya Simalungun mengkhawatirkan dimana persentasediare tertinggi (20 persen) penggunaan oralitnya hanya 43 persen Tabel 3431

86

Tabel 3431Prevalensi Tifoid Hepatitis Diare menurut KabupatenKota

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota Tifoid Hepatitis DiareDG D DG D DG D O

Nias 26 09 07 04 155 81 326

Mandailing Natal 33 08 16 02 177 116 190

Tapanuli Selatan 05 03 01 01 49 31 260

Tapanuli Tengah 11 07 06 01 98 81 425

Tapanuli Utara 03 02 01 00 53 17 500

Toba Samosir 04 01 00 00 67 21 444

Labuhan Batu 04 01 05 00 99 50 581

Asahan 06 03 02 01 62 30 500

Simalungun 16 09 03 01 204 95 433

Dairi 02 01 01 00 61 35 451

Karo 07 02 04 01 47 31 598

Deli Serdang 05 03 02 01 67 44 443

Langkat 07 06 02 01 51 34 635

Nias Selatan 32 16 19 05 185 110 674

Humbang Hasundutan 19 17 05 02 101 73 435

Pakpak Bharat 19 05 19 05 110 43 261

Samosir 04 01 01 01 65 36 708

Serdang Bedagai 02 02 02 02 52 41 447

Kota Sibolga 06 00 02 00 164 81 482

Kota Tanjung Balai 05 02 03 01 89 76 350

Kota Pematang Siantar 07 03 02 01 45 28 746

Kota Tebing Tinggi 12 06 08 03 152 62 686

Kota Medan 06 04 02 02 72 51 267

Kota Binjai 07 04 01 01 36 24 633

Kota Padang Sidempuan 08 03 03 01 117 77 358

Sumatera Utara 09 04 03 01 88 52 433

Tifoid hepatitis dan diare ditemukan pada semua kelompok umur Tifoid dan hepatitispolanya tidak bervariasi pada kelompok umur Sedangkan diare tinggi pada kelompokumur muda dan tua (balita dan manula) rendah pada kelompok umur remaja danproduktif Jenis kelamin tidak mempengaruhi prevalensi ketiga penyakit ini berbedadengan pendidikan Kelompok yang berpendidikan rendah umumnya cenderungmemiliki persentase lebih tinggi Namun perlu diperhatikan pada diare persentase tinggipada kelompok lsquotidak sekolahrsquo mungkin dipengaruhi juga oleh kenyataan bahwakelompok ini sebagian terdiri dari anak-anak

Dilihat dari aspek pekerjaan persentase tertinggi tifoid dijumpai pada kelompok tidakkerja dan PetaniNelayanBuruh Persentase diare tertinggi diidentifikasi pada kelompokburuhnelayanpetani (96 persen) dan Tidak kerja (93 persen) Dari sudut tempattinggal tifoid dan diare terutama dijumpai di daerah perdesaan sedangkan untukhepatitis tidak terlihat perbedaan antara perkotaan dan perdesaan Hal ini konsistendengan temuan berdasarkan tingkat pengeluaran per kapita hepatitis dan diarecenderung lebih tinggi pada Rumah Tangga dengan status ekonomi rendah sedangkantifoid tersebar di semua strata status ekonomi masyarakat Tabel 3432

87

Tabel 3432Prevalensi Tifoid Hepatitis Diare

menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Karakteristik Tifoid Hepatitis Diare

DG D DG D DG D OKelompok umur

lt1 06 03 00 00 170 128 480

1-4 12 07 01 00 155 114 474

5-14 08 04 02 00 82 48 301

15-24 08 04 04 02 68 36 385

25-34 08 03 04 01 69 38 641

35-44 09 05 03 01 80 45 381

45-54 10 04 05 02 91 46 391

55-64 09 04 08 04 92 60 519

65-74 12 04 04 02 100 63 822

gt75 11 03 07 02 113 56 351

Jenis Kelamin

Laki-Laki 08 04 03 01 85 50 427

Perempuan 09 04 03 01 90 54 440

Pendidikan

Tidak Sekolah 24 05 13 06 116 71 550

Tidak Tamat SD 09 05 06 01 92 50 408

Tamat SD 09 04 03 01 81 47 376

Tamat SMP 08 06 04 02 77 41 437

Tamat SMA 07 03 03 01 69 36 525

Tamat SMA+ 04 02 02 0 53 34 466

Pekerjaan

Tidak Kerja 10 04 07 03 93 54 427

Sekolah 06 04 02 01 67 37 315

Ibu Rt 08 05 03 01 75 45 430

Pegawai 04 02 04 02 54 34 494

Wiraswasta 05 03 03 02 72 42 405

PetaniNelayanBuruh 13 06 06 01 96 49 536

Lainnya 09 01 03 02 81 36 425

Tempat Tinggal

Perkotaan 06 03 02 01 81 48 406

Perdesaan 11 05 04 01 93 56 453

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil_1 09 04 04 01 97 63 406

Kuintil_2 10 05 03 01 94 57 448

Kuintil_3 08 04 03 01 88 51 414

Kuintil_4 08 03 03 02 82 43 438

Kuintil_5 10 06 03 02 80 47 467

Sumatera Utara 09 04 04 02 88 52 433

88

35 Penyakit Tidak Menular

351 Penyakit Tidak menular Utama Penyakit Sendi dan penyakitKeturunan

Kasus penyakit tidak menular (PTM) pada Riskesdas 2007 ditetapkan berdasarkanjawaban responden ldquopernah didiagnosis oleh tenaga kesehatanrdquo atau ldquomengalami gejalaklnis PTMrdquo Responden untuk penyakit sendi hipertensi dan stroke berusia 15 tahun keatas dan untuk kasus PTM lain respondennya adalah semua umur Riwayat penyakitsendi hipertensi stroke dan asma ditanyakan dalam kurun waktu 12 bulan terakhir danuntuk jenis PTM lainnya ditanya dalam kurun waktu selama hidupnya

Untuk kasus penyakit jantung riwayat pernah mengalami gejala penyakit jantung dinilaidari lima pertanyaan dan dikategorikan menjadi gejala empat penyakit jantung yaitupenyakit jantung kongenital angina aritmia dan dekompensasi kordis Respondendikatakan pernah mengalami gejala jantung jika pernah mengalami salah satu dariempat gejala tersebut

Kasus hipertensi ditetapkan berdasarkan hasil pengukuranpemeriksaan tekanan darahdengan alat pengukur tensimeter digital yang sebelumnya telah divalidasi denganmenggunakan standar baku pengukuran dengan spigmomanometer Pengukurandilakukan pada responden berusia 15 tahun ke atas Setiap responden dilakukanpengukuran minimal dua kali jika hasil pengukuran ke dua berbeda lebih dari 10 mmHgdari pengukuran pertama maka dilakukan pengukuran ketiga Hasil terakhir adalah rata-rata dari dua hasil pengukuran terdekat

Kriteria hipertensi yang digunakan pada penetapan kasus merujuk pada kriteriadiagnosis Joint National Committee (JNC) VII 2003 yaitu hasil pengukuran tekanandarah sistolik gt= 140 mmHg atau tekanan darah diastolik gt= 90 mmHg Kriteria JNC VII2003 hanya berlaku untuk usia 18 tahun keatas maka prevalensi hipertensi padaRiskesdas 2007 dihitung pada penduduk yang berusia 18 tahun ke atas Mengingatpengukuran tekanan darah dilakukan pada penduduk 15 tahun ke atas maka temuankasus hipertensi pada usia 15-17 tahun disesuaikan dengan kriteria JNC VII 2003 danhanya dilaporkan secara nasional

Selain pengukuran tekanan darah pada Riskesdas 2007 responden juga ditanyakantentang riwayat minum obat hipertensi dan riwayat diagnosis hipertensi oleh tenagakesehatan

Prevalensi penyakit persendian yang didiagnosis di Sumatera Utara sebesar 119sedangkan yang mengalami gejala persendian serta didiagnosis sebesar 202 Kasuspersendian tertinggi di Kabupaten Nias Selatan Untuk prevalensi hipertensi berdasarkandiagnosis oleh tenaga kesehatan sebesar 58 Sementara untuk prevalensi penyakitstroke hanya di bawah satu persen Tabel 3511

89

Tabel 3511Prevalensi Penyakit Persendian Hipertensi dan Stroke

menurut Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaSendi ()

Hipertensi(permil)

Stroke(permil)

D DG D DO D DGNias 156 357 82 85 40 60

Mandailing Natal 218 354 89 93 43 270

Tapanuli Selatan 116 166 62 65 32 37

Tapanuli Tengah 236 308 70 70 96 116

Tapanuli Utara 42 208 30 33 11 33

Toba Samosir 88 267 50 53 51 68

Labuhan Batu 73 141 27 27 37 57

Asahan 66 170 58 60 43 64

Simalungun 162 273 55 58 38 54

Dairi 153 207 44 45 55 77

Karo 113 116 54 54 61 61

Deli Serdang 103 150 48 49 84 96

Langkat 115 155 57 57 05 10

Nias Selatan 260 425 96 97 118 141

Humbang Hasundutan 169 264 78 85 59 59

Pakpak Bharat 121 385 59 104 83 246

Samosir 168 322 79 81 90 113

Serdang Bedagai 71 149 24 24 13 13

Kota Sibolga 161 268 68 71 61 61

Kota Tanjung Balai 108 164 81 81 54 91

Kota Pematang Siantar 76 164 53 56 55 78

Kota Tebing Tinggi 117 251 88 88 38 38

Kota Medan 125 209 72 74 67 71

Kota Binjai 61 105 40 42 10 10

Kota Padang Sidempuan 111 250 95 96 30 44

Sumatera Utara 119 202 58 59 50 68Catatan D = Diagnosa oleh Nakes

DO = Kasus minum obat atau didiagnosa oleh nakesDG = Di diagnosis oleh nakes atau dengan gejalaU = Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah

) Penyakit hipertensi dinilai pada penduduk berumur gt= 18 tahun

90

Pola prevalensi penyakit sendi hipertensi dan stroke cenderung tinggi pada tingkatpendidikan yang lebih rendah Namun untuk hipertensi dan stroke nampak sedikitmeningkat kembali pada tingkat pendidikan Tamat Perguruan Tinggi Berdasarkanpekerjaan responden prevalensi penyakit sendi pada Ibu RT ditemukan lebih tinggi darijenis pekerjaan lainnya Sedangkan untuk hipertensi dan stroke prevalensi ditemukanlebih tinggi pada mereka yang tidak bekerja

Berdasarkan status ekonomi yang diukur melalui tingkat pengeluaran per kapitaprevalensi penyakit sendi nampak cenderung lebih tinggi pada tingkat pengeluaranrendah Sedangkan untuk hipertensi maupun stroke prevalensi cenderung meningkatsesuai dengan peningkatkan tingkat pengeluaran Tabel 3512

Tabel 3512Prevalensi Penyakit Persendian Hipertensi Stroke

menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KarakteristikSendi

()Hipertensi

()Stroke

(permil)

D DG D D0 D DGKelompok Umur (Tahun)

15-24 12 12 05 05 14 2225-34 50 50 13 14 07 1535-44 108 108 42 44 17 3845-54 200 200 89 92 67 9255-64 303 303 148 152 152 18465-74 387 387 209 218 242 28775+ 421 421 200 204 337 416

Jenis KelaminLaki-Laki 102 102 49 51 51 65Perempuan 134 134 65 67 48 71

PendidikanTidak Sekolah 319 511 159 166 152 207Tidak Tamat SD 224 386 99 102 106 149Tamat SD 152 257 76 78 55 88Tamat SMP 87 146 43 45 25 34Tamat SMA 69 122 32 32 33 38Tamat PT 82 138 48 50 68 73

PekerjaanTidak Kerja 147 231 97 100 177 221Sekolah 10 18 16 16 27 31Ibu Rt 133 224 65 66 31 41Pegawai 85 143 40 41 40 47Wiraswasta 123 204 58 61 38 48Petani Nelayan Buruh 145 257 51 53 33 221Lainnya 123 192 58 60 62 31

Tempat TinggalKota 109 185 59 60 65 76Pedesaan 127 217 56 58 36 61

Tingkat Pengeluaran per KapitaKuintil 1 134 235 56 59 33 55Kuintil 2 119 205 56 57 46 83Kuintil 3 117 200 55 56 55 62Kuintil 4 113 194 53 54 41 57Kuintil 5 119 195 65 68 68 81

91

Prevalensi penyakit asma di Provinsi Sumatera Utara sebesar 327 (kisaran 03 ndash64) tertinggi di Mandailing Natal Prevalensi penyakit jantung 7 penyakit diabetessebesar 1 dan prevalensi tumor di bawah satu persen Prevalensi penyakit yangdidapat belum mencerminkan prevalensi yang sebenarnya yang mungkin lebih tinggikarena adanya keterbatasan kuesioner tanpa adanya pemeriksaan

Tabel 3513Prevalensi Penyakit Asma Jantung Diabetes dan Tumor

menurut Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaAsma

()Jantung

()Diabetes

()Tumor

(permil)

D DG D DG D DG DNias 20 37 18 60 07 08 45

Mandailing Natal 20 64 06 121 05 13 26

Tapanuli Selatan 03 06 02 09 04 05 11

Tapanuli Tengah 22 33 14 36 03 04 18

Tapanuli Utara 03 11 04 24 01 02 07

Toba Samosir 05 09 05 23 03 07 11

Labuhan Batu 04 10 04 20 01 07 18

Asahan 09 14 04 29 06 07 37

Simalungun 08 18 04 27 07 08 06

Dairi 23 26 15 26 05 05 27

Karo 06 07 06 14 03 03 15

Deli Serdang 10 12 09 23 08 09 49

Langkat 04 05 06 16 05 05 12

Nias Selatan 29 59 19 76 04 12 13

Humbang Hasundutan 09 16 06 31 03 04 00

Pakpak Bharat 12 36 10 66 03 16 00

Samosir 15 30 09 40 01 02 14

Serdang Bedagai 04 07 04 17 03 03 20

Kota Sibolga 08 23 23 113 08 11 45

Kota Tanjung Balai 08 09 09 44 09 09 26

Kota Pematang Siantar 07 09 06 22 12 13 11

Kota Tebing Tinggi 16 25 13 59 13 15 18

Kota Medan 21 26 12 25 12 15 07

Kota Binjai 04 07 07 34 08 09 11

Kota Padang Sidempuan 12 17 15 71 12 13 18

Sumatera Utara 183 327 089 698 077 121 37

Catatan D = Diagnosa oleh Nakes DG= Di diagnosis oleh nakes atau degan gejala) Penyakit Asma jantung diabetes ditetapkan menurut jawaban pernah didiagnosis menderita

penyakit atau mengalami gejala) Penyakit tumor ditetapkan menurut jawaban pernah didiagnosis menderita tumorkanker

Prevalensi penyakit asma jantung dan diabetes meningkat dengan bertambahnya umursedangkan prevalensi tumor meningkat hingga umur 45-54 tahun kemudian menurunlagi di umur lebih tua Prevalensi penyakit asma diabetes dan tumor pada laki-laki danperempuan hampir sama sedangkan pada penyakit jantung perempuan lebih tinggi daripada laki-laki Semakin tinggi tingkat pendidikan prevalensi penyakit asma menurun

92

Prevalensi diabetes tidak banyak berbeda antara tingkat pendidikan namun tertinggipada tingkat pendidikan tamat Perguruan Tinggi dan tidak sekolah demikian jugadengan prevalensi tumorkanker Prevalensi penyakit asma dan jantung lebih tinggi diperdesaan sedangkan diabetes dan tumor lebih tinggi di perkotaan Penyakit asmapaling banyak di kelompok status tingkat pengeluaran perkapita terendah

Tabel 3514Prevalensi Penyakit Asma Jantung Diabetes dan TumorMenurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara

Riskesdas 2007

KarakteristikAsma

()Jantung

()Diabetes

()Tumor

(permil)

D DG D DG D DG DKelUmur

lt1 Tahun 02 06 04 07 04 04 001-4 Tahun 04 08 01 09 01 01 035-14 Tahun 04 08 02 08 01 01 0815-24 Tahun 09 12 04 15 01 02 1225-34 Tahun 09 15 02 21 02 03 2835-44 Tahun 12 18 06 35 07 10 6845-54 Tahun 16 29 22 67 19 23 4655-64 Tahun 28 45 34 95 27 34 7665-74 Tahun 45 72 38 120 35 42 4975+ Tahun 68 102 34 123 24 28 69

Jenis KelaminLaki-Laki 12 19 07 26 06 08 19Perempuan 10 17 09 34 07 08 39

PendidikanTidak Sekolah 42 77 32 106 11 17 81Tidak Tamat SD 15 29 10 46 08 12 33Tamat SD 14 23 10 45 09 12 37Tamat SMP 12 17 09 29 05 08 23Tamat SMA 11 14 08 24 06 08 38Tamat PT 06 07 14 35 24 25 77

PekerjaanTidak Kerja 21 34 15 53 11 14 56Sekolah 07 09 03 10 01 01 09Ibu Rt 13 17 12 44 10 13 61Pegawai 20 23 15 31 19 20 43Wiraswasta 11 16 12 40 10 15 50PetaniNelayan Buruh 16 31 10 49 06 09 28Lainnya 13 21 08 39 24 27 20

Tempat TinggalKota 13 17 09 27 09 11 39Desa 10 19 07 33 04 06 21

Tingkat Pengeluaran per kapitaKuintil 1 11 20 7 35 03 06 25Kuintil 2 11 20 7 32 04 06 28Kuintil 3 13 20 8 31 05 07 25Kuintil 4 10 15 7 26 06 08 33Kuintil 5 12 17 11 30 12 14 34

Catatan D = Diagnosa oleh Nakes DG= Di diagnosis oleh nakes atau degan gejala) Peny Asma jantung diabetes ditetapkan menurut jawaban pernah didiagnosis menderita

penyakit atau mengalami gejala) Penyakit tumor ditetapkan menurut jawaban pernah didiagnosis menderita tumorkanker

93

Prevalensi gangguan jiwa di Provinsi Sumatera Utara menurut kabupatenkota berada dikisaran 00 ndash 41 prevalensi buta warna dalam kisaran 00 ndash 83 Selanjutnyaprevalensi penyakit gloukoma dermatitis sumbing rhinitis talasemia dan hemofili diSumatera Utara terlihat tertinggi pada penyakit dermatitis yaitu 263 Prevalensipenyakit dermatitis tertinggi di Kabupaten Tapanuli Tengah Namun rendah diKabupaten Karo Tapanuli Utara dan Tapanuli Selatan

Tabel 3515Prevalensi Penyakit Keturunan (Gangguan Jiwa Berat Buta WarnaGlaukoma Sumbing Dermatitis Rhinitis Thalasemi Hemofili) permilmenurut Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten Kota JiwaButa

WarnaGlaukoma

Sumbing

Dermatiti

ss

Rhinitis

Thalasemia

Hemofilia

Nias 00 00 04 04 196 24 00 00

Mandailing Natal 30 22 52 22 901 151 04 00

Tapanuli Selatan 08 11 03 03 23 03 00 00

Tapanuli Tengah 06 35 06 00 1019 171 06 12

Tapanuli Utara 20 14 00 14 20 00 00 00

Toba Samosir 11 11 00 00 309 21 00 00

Labuhan Batu 09 27 00 00 125 09 00 00

Asahan 21 00 03 19 612 37 00 00

Simalungun 00 06 06 04 123 49 00 00

Dairi 07 07 00 00 274 13 13 00

Karo 41 10 10 10 05 05 10 05

Deli Serdang 35 31 11 11 86 51 02 02

Langkat 00 07 00 03 38 35 00 00

Nias Selatan 13 53 20 07 152 60 00 00

Humbang Hasundutan 00 12 12 24 746 12 00 00

Pakpak Bharat 00 48 00 48 957 48 00 00

Samosir 14 83 00 28 275 14 00 00

Serdang Bedagai 12 15 03 03 84 32 06 06

Kota Sibolga 20 40 20 20 733 139 00 00

Kota Tanjung Balai 23 11 11 23 812 226 00 00

Kota Pematang Siantar 00 00 00 08 222 15 00 00

Kota Tebing Tinggi 13 39 00 00 360 193 00 26

Kota Medan 10 03 00 05 358 101 00 00

Kota Binjai 00 07 07 07 153 145 00 00

Kota P Sidempuan 19 19 00 10 886 166 00 00

Sumatera Utara 14 15 06 07 263 59 01 01

) Penyakit keturunan ditetapkan menurut jawaban pernah mengalami salah satu dari riwayatpenyakit gangguan jiwa berat (skizofrenia) buta warna glaukoma bibir sumbing dermatitisrhinitis talasemi atau hemofili

94

352 Gangguan Mental Emosional

Di dalam kuesioner Riskesdas pertanyaaan mengenai kesehatan mental terdapat didalam kuesioner individu F01 ndashF20 Kesehatan mental dinilai dengan Self ReportingQuestionnaire (SRQ) yang terdiri dari 20 butir pertanyaan Pertanyaan-pertanyaan SRQdiberikan kepada anggota rumah tangga (ART) yang berusia ge 15 tahun Ke-20 butir pertanyaan ini mempunyai pilihan jawaban ldquoyardquo dan ldquotidakrdquo Nilai batas pisah yangditetapkan pada survei ini adalah 6 yang berarti apabila responden menjawab minimal 6atau lebih jawaban ldquoyardquo maka responden tersebut diindikasikan mengalami gangguanmental emosional Nilai batas pisah tersebut sesuai penelitian uji validitas yang pernahdilakukan (Hartono Badan Litbangkes 1995)Gangguan mental emosional merupakansuatu keadaan yang mengindikasikan individu mengalami suatu perubahan emosionalyang dapat berkembang menjadi keadaapatologis apabila terus berlanjut SRQ memilikiketerbatasan karena hanya mengungkastatus emosional individu sesaat (plusmn 30 hari) dantidak dirancang untuk diagnostigangguan jiwa secara spesifik Dalam Riskesdas 2007pertanyaan dibacakan petugas wawancara kepada seluruh responden Dari tabel 3521ini diperlihatkan bahwa secara umum prevalensi gangguan mental emosional di ProvinsiSumatera Utara mencapai 7 persen di mana tertinggi di Kabupaten Mandailing Natal(142) dan Kota Padang Sidempuan (127) Sedangkan prevalensi terendah diKabupaten Labuhan Batu dan Kota Medan

Tabel 3521Prevalensi Gangguan Mental Emosional pada Penduduk Berumur 15 Tahun

ke Atas (Berdasarkan Self Reporting Questionnaire -20) MenurutKabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten Kota Gangguan Mental EmosionalNias 81Mandailing Natal 142Tapanuli Selatan 48Tapanuli Tengah 110Tapanuli Utara 45Toba Samosir 76Labuhan Batu 36Asahan 109Simalungun 120Dairi 71Karo 63Deli Serdang 80Langkat 56Nias Selatan 70Humbang Hasundutan 65Pakpak Bharat 72Samosir 101Serdang Bedagai 49Kota Sibolga 109Kota Tanjung Balai 70Kota Pematang Siantar 59Kota Tebing Tinggi 114Kota Medan 36Kota Binjai 59Kota Padang Sidempuan 127

Kabupaten Kota 69Nilai Batas Pisah (Cut off Point) ge 6

95

Menurut karakteristik responden tampak prevalensi tertinggi ditemukan pada kelompokusia gt 75 tahun Hal ini dimungkinkan oleh karena pada kelompok lanjut usia banyakmengalami masalah gangguan kesehatan fisik yang dapat mempengaruhi kesehatanmental emosional Kelompok wanita lebih banyak yang mengalami gangguan mentalemosional dibandingkan laki-laki Berdasarkan pendidikan tampak bahwa kerentananterhadap gangguan mental emosional dipengaruhi oleh tingkat pendidikan Semakinrendah tingkat pendidikan prevalensinya relatif semakin rendah mengalami gangguanmental emosional Berdasarkan jenis pekerjaan tampak bahwa tidak bekerja merupakankelompok yang tertinggi mengalami gangguan mental emosional

Tabel 3522Prevalensi Gangguan Mental Emosional pada Penduduk berumur 15 Tahun

Ke Atas (berdasarkan Self Reporting Questionnaire-20) menurutKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara

Riskesdas 2007

Karakteristik Gangguan Mental EmosionalKelompok Umur (Tahun)

15-24 4425-34 4935-44 5245-54 7155-64 11165-74 18475+ 354

Jenis KelaminLaki-Laki 55Perempuan 83

PendidikanTidak Sekolah 212Tidak Tamat SD 121Tamat SD 82Tamat SMP 51Tamat SMA 45Tamat PT 54

PekerjaanTidak Kerja 139Sekolah 47Ibu RT 68Pegawai 38Wiraswasta 50PetaniNelayanBuruh 76Lainnya 62

Tipe DaerahPerkotaan 57Perdesaan 80

Tingkat pengeluaran perkapitaKuintil 1 89Kuintil 2 80Kuintil 3 65Kuintil 4 73Kuintil 5 54

Nilai Batas Pisah (Cut off Point) ge 6

96

353 Penyakit Mata

Survei Kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran tahun 1993-19961

memperlihatkan angka kebutaan di Indonesia mencapai 147 jauh lebih tinggidibandingkan angka kebutaan di Thailand (03) India (07) Bangladesh (10) bahkanlebih tinggi dibandingkan Afrika Sub-sahara (140)2 Angka kebutaan ini menurunmenjadi 121 sesuai dengan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001yang mewakili tingkat kawasan Sumatera Jawa-Bali dan Kawasan Timur Indonesia3

Saw dkk4 dengan metodologi yang berbeda dari SKRT 2001 melaporkan angkakebutaan dua mata pada populasi rural di Sumatera sebesar 22 (golongan usia gt20tahun) sedangkan angka low vision bilateral mencapai 58

Gangguan penglihatan mencakup low vision dan kebutaan merupakan keadaan yangmungkin dapat dihindari dan atau dapat dikoreksi Program WHO ldquoVision 2020 the rightto sightrdquo yang dicanangkan sejak tahun 1999 mematok target pada tahun 2020 tidak adalagi ldquokebutaan yang tidak perlurdquo pada semua penduduk dunia Berbagai strategi telahdijalankan dan Indonesia sebagai warga dunia turut aktif dalam upaya tersebut diawalidengan pencanangan program Indonesia Sehat 2010 Low vision (kisaran visus 360 ltX lt 618 (2060)) dan kebutaan (kisaran visus lt360) (Revised International StatisticalClassification of Diseases Injuries and Causes of Death (ICD) 10 WHO)5 menjadimasalah penting berkaitan dengan berkurang sampai hilangnya kemandirian seseorangyang mengalami kedua gangguan penglihatan tersebut sehingga mereka akan menjadibeban bagi orang di sekitarnya

Dalam Riskesdas 2007 ini data yang dikumpulkan dari responden umur enam tahun keatas untuk mengetahui indikator kesehatan mata meliputi pengukuran tajam penglihatanmenggunakan kartu Snellen (dengan atau tanpa pin-hole) riwayat glaukoma riwayatkatarak operasi katarak dan pemeriksaan segmen anterior mata dengan menggunakanpen-light

Di Sumatera Utara gangguan Low Vision berada pada prevalensi 45 sedangkanuntuk kebutaan 07

97

Tabel ini menunjukkan distribusi penduduk usia gt 5 tahun dengan low vision dankebutaan dengan koreksi kacamata maksimal atau tidak menurut kabupatenkotadengan Persentase low vision tertinggi di Kabupaten Nias Selatan (267) diikutiSerdang Bedagai (256) begitu pula dengan prevalensi kebutaan kedua kabupatentersebut tetap yang tertinggi

Tabel 3531Prevalensi Penduduk Usia 6 Tahun ke atas menurut Low Vision dan

Kebutaan (dengan atau Tanpa Koreksi Kacamata Maksimal) danKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaLow Vision

()

Kebutaan

()

Nias 26 03Mandailing Natal 04 02Tapanuli Selatan 31 00Tapanuli Tengah 14 05Tapanuli Utara 32 10Toba Samosir 42 10Labuhan Batu 23 10Asahan 38 05Simalungun 17 02Dairi 13 04Karo 20 04Deli Serdang 25 06Langkat 102 23Nias Selatan 267 56Humbang Hasundutan 12 00Pakpak Bharat 86 00Samosir 66 06Serdang Bedagai 256 14Kota Sibolga 47 07Kota Tanjung Balai 13 01Kota Pematang Siantar 09 07Kota Tebing Tinggi 14 07Kota Medan 12 03Kota Binjai 17 04Kota Padang Sidempuan 37 04

Sumatera Utara 45 07

CATATAN )Kisaran visus 360 lt X lt 618 (2060))Kisaran visus lt360

98

Tabel ini memberikan gambaran Prevalensi Persentase low vision dan kebutaanmenurut karakteristik responden menunjukkan bahwa Persentase meningkat sesuaipertambahan umur serta cenderung lebih tinggi pada perempuan tetapi menurun padatingkat pengeluaran perkapita rumah tangga yang lebih tinggi dan juga pada pendudukdengan lama pendidikan yang lebih panjang

Tabel 3532Prevalensi Penduduk Umur 6 Tahun ke atas menurut Low Vision dan

Kebutaan (dengan atau Tanpa Koreksi Kacamata Maksimal) danKarakteristik Responden di Provinsi sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikLow Vision

()Kebutaan

()

Kelompok Umur (Tahun)

6 ndash 14 24 02

15 ndash 24 29 01

25 ndash 34 34 02

35 ndash 44 34 03

45 ndash 54 62 11

55 ndash 64 110 27

65 ndash 74 148 54

75+ 246 106

Jenis Kelamin

Laki-Laki 40 06

Perempuan 49 08

Pendidikan

Tidak Sekolah 180 79

Tidak Tamat SD 60 15

Tamat SD 51 07

Tamat SMP 38 02

Tamat SMA 29 02

Tamat PT 39 05

Pekerjaan

Tidak Kerja 80 27

Sekolah 23 01

Ibu Rt 66 09

Pegawai 36 02

Wiraswasta 44 07

PetaniNelayanBuruh 50 09

Lainnya 40 07

Klasifikasi Desa

Kota 21 04

Desa 64 10

Tingkat Pengeluaran per Kapita

Kuintil-1 52 08

Kuintil-2 41 09

Kuintil-3 46 05

Kuintil-4 48 10

Kuintil-5 39 06

CATATAN )Kisaran visus 360 lt X lt 618 (2060) )Kisaran visus lt360

99

Pada penduduk golongan umur 30 tahun keatas prevalensi katarak yang didiagnosisoleh tenaga kesehatan tertinggi di Kota Sibolga (46) atau jauh lebih tinggi dari angkaprovinsi (17) Sedangkan yang merasakan ada gejala katarak tertinggi di KabupatenSamosir 32 ini berarti ada tiga dari 10 yang merasakan ada gejala katarak dikabupaten tersebut

Secara umum penyakit katarak masih terdapat di semua wilayah di Sumatera Utaramereka yang merasakan ada gejala katarak tidak semua dilakukan pemeriksaan olehtenaga kesehatan di mana terjadi perbedaan yang jauh 17 persen yang diperiksaberbanding 97 persen yang mempunyai gejala Besarnya Persentase penduduk yangmempunyai gejala utama katarak tetapi belum didiagnosis oleh nakes menggambarkanperlunya tindakan aktif sektor penyedia pelayanan kesehatan dalam mengidentifikasikasus katarak dalam masyarakat dengan istilah lain rdquomenjemput bolardquo di lapangan

Tabel 3533Persentase Penduduk Umur 30 Tahun keatas dengan Katarak

Menurut Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaDiagnosis Oleh Nakes

()Diagnosis Atau Gejala

()Nias 13 76

Mandailing Natal 23 193

Tapanuli Selatan 16 81

Tapanuli Tengah 18 202

Tapanuli Utara 07 107

Toba Samosir 08 160

Labuhan Batu 07 73

Asahan 11 143

Simalungun 11 147

Dairi 08 91

Karo 08 46

Deli Serdang 16 106

Langkat 07 70

Nias Selatan 29 200

Humbang Hasundutan 07 108

Pakpak Bharat 19 195

Samosir 23 317

Serdang Bedagai 03 120

Kota Sibolga 41 233

Kota Tanjung Balai 16 143

Kota Pematang Siantar 23 127

Kota Tebing Tinggi 11 165

Kota Medan 25 93

Kota Binjai 11 129

Kota Padang Sidempuan 22 135

Sumatera Utara 17 97

100

Penderita katarak menurut karakteristik responden terlihat semakin tinggi umurprevalensi katarak semakin tinggi Keluhan adanya katarak meningkat tajam setelahresponden mencapai umur 65 tahun ke atas (36) Menurut jenis pekerjaan kepalarumah tangga penyakit katarak banyak diderita oleh penduduk yang tidak mempunyaipekerjaan

Tabel 3534Persentase Penduduk Umur 30 Tahun Ke atas dengan Katarak menurut

Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KarakteristikDiagnosis Oleh Nakes

()Diagnosis Atau Gejala

()Kelompok Umur (Tahun)

30 ndash 34 02 20

35 ndash 44 06 45

45 ndash 54 12 103

55 ndash 64 26 199

65 ndash 74 51 362

75+ 68 474

Jenis Kelamin

Laki-Laki 12 94

Perempuan 17 130

Lama Pendidikan

lt 6 Tahun 20 170

7-12 Tahun 10 66

gt12 Tahun 12 60

Pekerjaan

Tidak Bekerja 58 373

Sekolah 31 169

Mengurus Rt 11 85

Pegawai (Negeri SwastaPolri)

10 63

Wiraswasta 12 78

Petani Nelayan Buruh 11 114

Lainnya 13 122Tempat Tinggal

Kota 18 102

Desa 12 122

Tingkat Pengeluaran per Kapita

Kuintil 1 14 123

Kuintil 2 12 117

Kuintil 3 14 119

Kuintil 4 14 117

Kuintil 5 17 97

101

Persentase operasi katarak dalam 12 bulan terakhir untuk tingkat provinsi adalahsebesar 139 persen dengan kisaran terendah adalah di Kabupaten Pakpak Bharat danLangkat (03) dan tertinggi adalah Asahan (375) Cakupan operasi ini masih sangatrendah sehingga dapat mengakibatkan penumpukan kasus katarak pada tahun terkaitdi tingkat provinsi Perlu kajian lebih lanjut untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebabrendahnya cakupan operasi katarak di tingkat kabupaten dan provinsi sebagai bahanpertimbangan dalam penyusunan kebijakan di bidang kesehatan khususnya untukmengatasi masalah low vision dan kebutaan akibat katarak (Tabel 3535)

Pemakaian kacamata pasca operasi katarak di tingkat provinsi adalah sebesar 544Pemberian kacamata operasi bertujuan mengoptimalkan tajam penglihatan jarak jauhmaupun jarak dekat pasca operasi katarak sehingga tidak semua penderita pascaoperasi merasa memerlukan kacamata untuk melakukan aktivitas sehari-hari(Tabel3535)

Tabel 3535Prevalensi Penduduk Umur 30 Tahun keatas dengan Katarak Yang Pernah

Menjalani Operasi Katarakdan Mamakai Kacamata Setelah Operasi menurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara

Riskesdas 2007

Kabupaten KotaOperasi Katarak

()Pakai Kacamata

()Nias 273 4557Mandailing Natal 04 4658Tapanuli Selatan 50 5652Tapanuli Tengah 182 4645Tapanuli Utara 250 3269Toba Samosir 333 5520Labuhan Batu 133 4545Asahan 375 7500Simalungun 12 5909Dairi 200 2581Karo 143 4365Deli Serdang 190 4864Langkat 03 4607Nias Selatan 250 5000Humbang Hasundutan 333 4743Pakpak Bharat 03 1633Samosir 09 4412Serdang Bedagai 12 2450Kota Sibolga 04 6296Kota Tanjung Balai 200 6818Kota Pematang Siantar 71 3548Kota Tebing Tinggi 250 4063Kota Medan 150 8387Kota Binjai 286 6875Kota Padang Sidempuan 05 030

Sumatera Utara 139 544CATATAN )Responden yang pernah didiagnosis Katarak oleh nakes n pembagi adalah

responden yang mengaku didiagnosis dan atau yang mempunyai gejala katarak

102

Persentase yang menggunakan kacamata setelah operasi katarak lebih besar padakelompok penduduk dengan latar pendidikan 7-12 tahun lebih besar pada kelompokpegawai dan lebih besar di daerah perkotaan Hal ini mungkin berkaitan dengankemudahan akses ke sarana kesehatan yang mempunyai alat operasi di perkotaan padaumumnya lebih mudah dibanding di perdesaan Tingkat pendidikan yang rata-rata lebihtinggi dan jenis pekerjaan pegawai (jenis pekerjaan formal) umumnya lebih banyakditemukan di daerah perkotaan sehingga kebutuhan penduduk akan tajam penglihatanmaksimal untuk bekerja di perkotaan lebih besar dibanding di perdesaan

Tabel 3536Persentase Penduduk Umur 30 Tahun keatas dengan Katarak Yang PernahMenjalani Operasi Katarak dan Memakai Kacamata Pasca Operasi menurut

Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikOperasiKatarak

()

Pakai KacamataPasca Operasi

()Kelompok Umur (Tahun)

30 ndash 34 030 21735 ndash 44 034 40745 ndash 54 056 73755 ndash 64 101 137265 ndash 74 178 181075+ 211 2225

Jenis Kelamin

Laki-Laki 067 929Perempuan 069 823

Lama Pendidikan

lt 6 Tahun 069 7937-12 Tahun 066 1038gt12 Tahun 067 793

Pekerjaan

Tidak Bekerja 162 1445Sekolah 112 1563Mengurus RT 063 602Pegawai (Negeri Swasta Polri) 069 1231Wiraswasta 064 1064PetaniNelayan Buruh 045 573Lainnya 135 1544

Tempat Tinggal

Kota 087 1562Desa 054 495

Tingkat Pengeluaran per Kapita

Kuintil-1 062 685Kuintil-2 060 715Kuintil-3 064 814Kuintil-4 075 926Kuintil-5 082 1277

CATATAN ) Responden yang pernah didiagnosis katarak oleh nakes n pembagi adalahsemua penduduk berumur 30 tahun keatas di wilayah terkait

103

354 Kesehatan Gigi

Berbagai program pelayanan kesehatan gigi dan mulut telah dilaksanakan baikpromotif preventif protektif kuratif maupun rehabilitatif Untuk mencapai targetpencapaian tahun 2010 pelayanan kesehatan gigi yang terdiri dari ldquo5 levels of carerdquotersebut harus berjalan secara serentak bersama-sama

Berbagai indikator dan target pencapaian gigi sehat tahun 2010 ditentukan WHO antaralain anak umur 5 tahun 90 bebas karies anak umur 12 tahun mempunyai tingkatkeparahan kerusakan gigi (index DMF-T) sebesar satu gigi penduduk umur 18 tahun tidaksatupun gigi yang dicabut (komponen M = 0) penduduk umur 35-44 tahun memiliki minimal20 gigi berfungsi sebesar 90 dan penduduk tanpa gigi (edentulous) lt=2 pendudukumur 65 tahun ke atas masih mempunyai gigi berfungsi sebesar 75 dan penduduk tanpagigi lt=5 1

Index DMF-T merupakan penjumlahan dari nilai D M dan F yang menunjukkanbanyaknya kerusakan gigi yang pernah dialami seseorang baik berupa Decay (gigi kariesatau gigi berlubang) Missing (gigi dicabut) atau Filling (gigi ditumpat) Kerusakan gigibersifat irreversible artinya kerusakan tersebut tidak dapat sembuh seperti halnya lukajaringan lainnya melainkan cacat selamanya Prevalensi orang dengan pengalamankaries atau orang dengan index DMF-Tgt0 menggambarkan jumlah penduduk yangmempunyai pengalaman karies dalam hidupnya

Dalam rangka melakukan pengawasan dan penilaian terhadap keberhasilan program danmelihat target pencapaian gigi sehat tahun 2010 yang ditentukan WHO serta untukmenunjang Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) diperlukan informasi tentangkesehatan gigi secara berkesinambungan

Berikut ini adalah lima langkah program dan indikator terkait yang dibutuhkan untukmenilai keberhasilan program

Sehat promotif Rawan (protektif) LatenDeteksidini dan terapi

Sakitkuratif

Cacat rehabilitasi

Prevalensi Insidensi dentally Fit keluhan 20 gigiBerfungsi

Free caries 5 th Expected Incidence PTI Dentally fit edentulous

DMF-T 12 th Trend DMFTmenurut umur

RTI PTI Protesa

DMF-T 15 th MI RTI

DMF-T 18 th CPITN MI

Yang dimaksud dengan Performance Treatment Index (PTI) yaitu angka persentase darijumlah gigi tetap yang ditumpat terhadap angka DMF-T PTI menggambarkan motivasidari seseorang untuk menumpatkan giginya yang berlubang dalam upayamempertahankan gigi tetap Sedangkan Required Treatment Index (RTI) merupakanangka persentase dari jumlah gigi tetap yang karies terhadap angka DMF-T RTImenggambarkan besarnya kerusakan yang belum ditangani dan memerlukanpenumpatanpencabutan

Masalah gigi-mulut ditanyakan untuk kurun waktu 12 bulan terakhir pada seluruhpenduduk Di Provinsi Sumatera Utara prevalensi masalah gigi-mulut sebanyak 167yang 239 nya mendapat perawatan Masalah gigi-mulut tinggi di Kota Sibolga (368)dan Kabupaten Tapanuli Tengah (289) Perawatan yang dilakukan sebagian besarpada pengobatan (867) atau perawatan yang disertai dengan pencabutan gigi(325)

Untuk mencegah terjadinya karies (lubang gigi) dan penyakit mulut lainnya (peradangangusi kalkulus) plaque gigi harus dibersihkan secara menyeluruh dan teratur 1 Untuk itu

104

program kesehatan gigi menganjurkan masyarakat untuk menggosok gigi setiap haripaling sedikit sesudah makan pagi dan sebelum tidur malam 4 Perilaku menggosok gigidengan waktu yang benar merupakan pencegahan utama dan pola tersebut mempunyaiperan penting dan menentukan keberhasilan program pencegahan 1

Perilaku gosok gigi di Sumatera Utara sudah tinggi atau sudah di atas 90 persen yangumumnya dilakukan pada pagi hari (906) tetapi perilaku gosok gigi sebelum tidurmalam masih rendah (187)

Masalah gigi-mulut dalam 12 bulan terakhir sebelum survei menunjukkan Persentasependuduk yang bermasalah adanya peningkatan sesuai dengan meningkatnya umurNamun tidak terlihat hubungan yang jelas dengan pola perawatan dari tenaga medisgigi Persentase penduduk yang menerima perawatan dari tenaga medis gigi lebih tinggidi perkotaan dan relatif meningkat pada tingkat pengeluaran yang semakin tinggi

Kepada responden yang tidak bermasalah gigi-mulut dalam 12 bulan terakhirditanyakan lebih lanjut apakah telah kehilangan seluruh gigi aslinya Secara keseluruhandi antara penduduk yang tidak bermasalah gigi-mulut tersebut pada kelompok umur 55-64 tahun dan 65 tahun ke atas kondisi hilangnya seluruh gigi mencapai masing-masing23 dan 105

Tabel 3541Persentase Penduduk Bermasalah Gigi-Mulut Dalam 12 Bulan Terakhir

Menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KarakteristikBermasalah

Gimul

MenerimaPerawatan dari

Tenaga Medis Gigi

HilangSeluruhGigi Asli

Umur

lt 1 11 56 00

1 - 4 49 194 02

5 - 9 136 240 02

10 ndash 14 141 192 00

15 ndash 24 152 210 00

25 ndash 34 190 267 00

35 ndash 44 207 250 00

45 ndash 54 237 252 05

55 ndash 64 245 281 23

65+ 219 233 105

Jenis Kelamin

Laki-Laki 159 237 06

Perempuan 174 242 08

Tempat Tinggal

Kota 173 314 08

Desa 162 175 06

Status Ekonomi

Kuintil-1 169 175 04

Kuintil-2 175 192 05

Kuintil-3 171 235 07

Kuintil-4 160 223 07

Kuintil-5 165 339 10

Sumatera Utara 167 239 07

105

Kabupatenkota yang mempunyai masalah gigi-mulut yang tinggi di Sumatera Utarayaitu Kota Sibolga (368) dan Kabupaten Tapanuli Tengah (289) Namun merekayang mempunyai masalah gigi-mulut yang dilakukan perawatan oleh tenaga kesehatangigi yang Persentasenya tertinggi adalah Kota Binjai (434) dan Kabupaten HumbangHasundutan (425)

Tabel 3542Persentase Penduduk Bermasalah Gigi-Mulut Dalam 12 Bulan Terakhir

Menurut Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Kabupaten KotaBermasalah

Gimul

MenerimaPerawatan Dari

Tenaga Medis Gigi

HilangSeluruhGigi Asli

Nias 247 159 02

Mandailing Natal 241 174 08

Tapanuli Selatan 145 203 04

Tapanuli Tengah 289 106 04

Tapanuli Utara 227 12 04

Toba Samosir 192 134 05

Labuhan Batu 125 119 04

Asahan 218 92 09

Simalungun 195 251 02

Dairi 137 141 05

Karo 22 290 06

Deli Serdang 139 296 10

Langkat 90 357 04

Nias Selatan 242 252 02

Humbang Hasundutan 185 425 07

Pakpak Bharat 184 73 08

Samosir 192 105 03

Serdang Bedagai 141 220 10

Kota Sibolga 368 274 12

Kota Tanjung Balai 177 342 07

Kota Pematang Siantar 132 319 09

Kota Tebing Tinggi 240 200 13

Kota Medan 188 369 09

Kota Binjai 100 434 14

Kota Padang Sidempuan 163 269 04

Sumatera Utara 167 239 07Termasuk Tenaga Medis Gigi Perawat Gigi Dokter Gigi atau Dokter Spesialis KesehatanGigi dan Mulut

106

Kepada responden yang bermasalah gigi-mulut dan menerima perawatan ataupengobatan dari tenaga medis gigi ditanyakan lebih lanjut perawatan dan pengobatanapa yang diterima untuk masalah gigi-mulut yang dialami tersebut Tabel 3543menunjukkan sebagian besar perawatan yang diterima responden adalah pengobatan(867) dan penambalanpencabutanbedah gigi (325) Jenis perawatan lainnyayaitu pemasangan gigi palsu lepasan atau gigi palsu cekat dan konselingperawatankebersihan gigi yaitu masing-masing sebesar 60 dan 157

Tabel 3543Persentase Jenis Perawatan Yang Diterima Penduduk untuk Masalah Gigi-

Mulut menurut Karakteristik Respondendi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik

Jenis Perawatan Gigi

Pengobatan

PenambalanPencabutanBedah

Pemasangan

Gigi PalsuLepasan

Atau

KonselingPerawatanKebersihan

Gigi

Lainnya

Umur

lt 1 1000 00 00 00 00

1 - 4 959 05 04 48 00

5 - 9 914 214 09 140 13

12 ndash 14 899 274 04 80 13

15 ndash 24 893 238 15 162 23

25 ndash 34 887 315 59 195 52

35 ndash 44 858 355 54 181 33

45 ndash 54 866 400 66 156 27

55 ndash 64 772 510 119 133 33

65 + 754 362 284 163 23

Jenis Kelamin

Laki-Laki 870 338 61 173 24

Perempuan 865 313 60 143 34

Tempat Tinggal

Kota 850 356 73 160 33

Desa 893 275 41 153 24

Status Ekonomi

Kuintil-1 926 227 32 123 13

Kuintil-2 896 301 45 164 17

Kuintil-3 865 299 48 128 37

Kuintil-4 904 293 44 170 23

Kuintil-5 810 412 96 178 41

Sumatera Utara 867 325 60 157 29

107

Di Provinsi Sumatera Utara perawatan pengobatan untuk masalah gigi-mulut yangditerima penduduk tertinggi di Kota Tanjung Balai dan Kabupaten Deli Serdang masing-masing 950 dan 949 Sedangkan dengan perawatan penambalan pencabutanbedah gigi tertinggi adalah di Kabupaten Langkat (572) dan Kota Pematang Siantar(429)

Tabel 3544Persentase Jenis Perawatan Yang Diterima Penduduk untuk Masalah Gigi-

Mulut menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten Kota

Jenis Perawatan Gigi

Peng

obatan

PenambalanPencabutanBedah Gigi

PemasanganProtesaBridge

KonselingPerawatanKebersihan

Gigi

Lain

nya

Nias 859 372 102 223 00Mandailing Natal 946 106 00 64 35Tapanuli Selatan 902 196 00 12 12Tapanuli Tengah 915 254 83 155 14Tapanuli Utara 859 141 00 00 00Toba Samosir 785 185 92 154 15Labuhan Batu 820 340 00 100 00Asahan 815 261 106 293 16Simalungun 914 201 43 29 29Dairi 838 187 70 165 141Karo 867 391 00 391 63Deli Serdang 949 347 51 164 25Langkat 874 572 22 279 11Nias Selatan 945 218 26 121 7Humbang Hasundutan 870 288 98 74 33Pakpak Bharat 783 43 43 261 00Samosir 810 306 19 113 19Serdang Bedagai 894 85 37 246 28Kota Sibolga 923 298 40 77 4Kota Tanjung Balai 950 251 31 95Kota P Siantar 786 429 31 112 00Kota Tebing Tinggi 924 373 00 68Kota Medan 795 410 104 205 52Kota Binjai 838 171 54 54 27Kota P Sidempuan 860 227 29 21 23

Sumatera Utara 867 325 60 157 29

Pengendaliankontrol karies gigi dan penyakit gigi-mulut lainnya sebaiknya sedinimungkin yaitu pada masa anak dengan cara menjaga kebersihan mulut dengan baikmenggosok gigi dengan metode yang baik periksa ke dokter gigi secara teratur dan dietmakanan yang manis dan lengket

Melalui Riskesdas 2007 ditanyakan kepada responden umur 10 tahun ke atas apakahbiasa menggosok gigi setiap hari dan bila jawaban ya ditanyakan lebih lanjut kapan sajawaktu menggosok gigi Hasil menunjukkan sebagian besar (933) penduduk ProvinsiSumatera Utara menggosok gigi setiap hari namun di antara mereka hanya 38 yangberperilaku benar menyikat gigi yaitu yang menyikat gigi setiap hari dengan waktu sikatgigi sesudah makan pagi dan sebelum tidur malam

108

Persentase penduduk 10 tahun ke atas yang berperilaku benar menggosok gigi tidakada perbedaan menurut jenis kelamin tetapi menurut tempat tinggal Persentase yangmenggosok gigi benar tersebut lebih tinggi di perkotaan sedangkan menurut tingkatpengeluaran perkapita rumah tangga semakin tinggi tingkat pengeluarannya semakintinggi pula Persentase yang menggosok gigi dengan benar (Tabel 3545)

Tabel 3545Persentase Penduduk 10 Tahun gt Yang Menggosok Gigi Setiap Hari danBerperilaku Benar Menggosok Gigi Menurut Karakteristik Responden

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik

Perilaku Menggosok Gigi

Menggosok GigiSetiap Hari

Berperilaku BenarMenggosok Gigi

Ya Tidak Ya TidakUmur

10 ndash 14 942 58 35 965

15 ndash 24 978 22 43 957

25 ndash 34 965 35 46 954

35 ndash 44 956 44 36 964

45 ndash 54 928 72 29 971

55 ndash 64 849 151 30 970

65+ 658 342 27 973

Jenis Kelamin

Laki-Laki 933 67 35 965

Perempuan 933 67 40 960

Tempat Tinggal

Kota 971 29 56 944

Desa 901 99 22 978

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 902 98 29 971

Kuintil-2 916 84 26 974

Kuintil-3 933 67 26 974

Kuintil-4 940 60 39 961

Kuintil-5 954 46 58 942

109

Tabel 3546 menunjukkan kabupatenkota Persentase berperilaku menggosok gigisetiap hari pada penduduk di Provinsi Sumatera Utara Responden yang tinggal di kota-kota Persentase berperilaku menggosok gigi tersebut umumnya sudah di atas rata-rataangka provinsi kecuali di Kota Tanjung Balai (921)

Menurut kabupatenkota Persentase yang menyikat gigi setiap hari dengan benarbervariasi dari 01 (Kabupaten Tapanuli Utara) sampai 114 (Kota Tanjung Balai)

Tabel 3546Persentase Penduduk 10 Tahun gt Yang Menggosok Gigi Setiap Hari dan

Berperilaku Benar Menyikat Gigi menurut KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota

Perilaku Menggosok Gigi

Mengosok GigiSetiap Hari

Berperilaku BenarMenyikat Gigi

Ya Tidak Ya TidakNias 970 30 73 927Mandailing Natal 948 52 11 989Tapanuli Selatan 877 123 14 986Tapanuli Tengah 889 111 16 984Tapanuli Utara 676 324 01 999Toba Samosir 818 182 08 992Labuhan Batu 972 28 19 981Asahan 891 109 08 992Simalungun 936 64 09 991Dairi 740 260 13 987Karo 842 158 17 983Deli Serdang 953 47 17 983Langkat 971 29 45 955Nias Selatan 950 50 93 907Humbang Hasundutan 729 271 08 992Pakpak Bharat 742 258 09 991Samosir 656 344 04 996Serdang Bedagai 973 27 42 958Kota Sibolga 981 19 73 927Kota Tanjung Balai 921 79 114 886Kota Pematang Siantar 987 13 60 940Kota Tebing Tinggi 948 52 43 957Kota Medan 981 19 89 911Kota Binjai 985 15 24 976Kota Padang Sidempuan 979 21 37 963

Sumatera Utara 933 67 38 962Catatan Berperilaku benar menyikat gigi adalah orang yang menyikat gigi setiap hari

dengan waktu sikat gigi sesudah makan pagi dan sebelum tidur malam

110

Di antara penduduk 10 tahun ke atas yang menggosok gigi setiap hari sebagian besar(906) menggosok gigi saat mandi pagi dan atau sore sedangkan yang menggosokgigi sesudah bangun pagi 278 dan sebelum tidur malam 187 Perilaku menggosokgigi sebelum tidur malam meningkat setelah umur 14 tahun tetapi kemudian menurundengan bertambahnya umur Semakin baik kehidupan ekonomi rumah tangga terlihatsemakin baik pula perilaku menggosok gigi (Tabel 3547)

Tabel 3547Persentase Waktu Menyikat Gigi Pada Penduduk 10 Tahun gt Yang

Menggosok Gigi Setiap Hari Menurut Karakteristik Respondendi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik

Mengosok Gigi Setiap Hari

Saat MandiPagi DanAtau Sore

SesudahMakanPagi

SesudahBangun

Pagi

SebelumTidur

Malam

Lain

nya

Umur

10 ndash 14 892 57 266 160 17

15 ndash 24 929 65 274 217 24

25 ndash 34 914 70 296 216 27

35 ndash 44 905 62 284 181 27

45 ndash 54 898 56 263 167 21

55 ndash 64 881 59 280 156 33

65+ 864 70 294 115 28

Jenis Kelamin

Laki-Laki 899 60 276 164 25

Perempuan 912 66 281 209 24

Tempat Tinggal

Kota 932 81 327 273 26

Desa 883 47 235 109 22

Status Ekonomi

Kuintil-1 881 57 245 123 33

Kuintil-2 892 53 251 141 21

Kuintil-3 905 48 270 148 19

Kuintil-4 909 65 282 187 26

Kuintil-5 927 83 316 279 25

Sumatera Utara 906 63 278 187 24

111

Persentase waktu menyikat gigi pada penduduk umur 10 tahun ke atas yang dilakukansesudah makan pagi terendah terdapat di Kabupaten Asahan 24 yang tertinggi diKota Tanjung Balai (14 9)

Persentase menggosok gigi sebelum tidur malam mempunyai rentang yang lebar yaituberkisar antara 16 hingga 429 Persentase terendah di Kabupaten Tapanuli Utaradan tertinggi di Kota Tebing Tinggi

Tabel 3548Persentase Waktu Menyikat Gigi Pada Penduduk 10 Tahun gt Yang

Menggosok Gigi Setiap Hari Menurut Kabupaten Kotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten Kota

Mengosok Gigi Setiap Hari

Saat MandiPagi DanAtau Sore

SesudahMakanPagi

SesudahBangun

Pagi

SebelumTidur

Malam

Lainnya

Nias 942 120 70 227 17Mandailing Natal 913 26 332 81 52Tapanuli Selatan 941 39 210 102 13Tapanuli Tengah 982 69 443 40 02Tapanuli Utara 512 11 538 16 04Toba Samosir 802 30 350 87 05Labuhan Batu 946 26 137 157 12Asahan 827 24 196 99 27Simalungun 916 25 265 71 6Dairi 704 33 379 50 131Karo 746 37 194 90 15Deli Serdang 856 35 297 172 19Langkat 944 74 180 136 12Nias Selatan 948 137 185 138 98Humbang Hasundutan 581 32 474 63 3Pakpak Bharat 763 95 127 34 72Samosir 766 54 159 29 25Serdang Bedagai 906 62 272 171 38Kota Sibolga 929 118 627 257 7Kota Tanjung Balai 982 149 223 258 20Kota Pematang Siantar 945 106 199 299 10Kota Tebing Tinggi 955 76 218 429 15Kota Medan 974 116 437 389 36Kota Binjai 953 44 152 199 13Kota Padang Sidempuan 966 70 284 214 19

Sumatera Utara 906 63 278 187 24

112

Penyakit gigi berbeda dengan penyakit infeksi lainnya yang bila sembuh bisa pulihseperti sediakala dan tidak menimbulkan cacat Penyakit gigi tidak bisa pulih(irreversible) menimbulkan cacat permanen bahkan bisa mengakibatkan gangguanfungsi bicara pengunyahan dan aestetis

Riskesdas 2007 melaporkan Index DMF-T Provinsi Sumatera Utara sebesar 343meliputi komponen D-T 089 komponen M-T 246 dan komponen F-T 005 Hal iniberarti rata-rata jumlah kerusakan gigi per orang (tingkat keparahan gigi per orang)adalah 343 gigi meliputi 089 gigi berlubang 246 gigi dicabut dan 005 gigi ditumpat

SKRT 1995 melaporkan Index DMF-T sebesar 64 meliputi komponen D-T 19komponen M-T 44 dan komponen F-T 02 Sedangkan SKRT 2001 melaporkan IndexDMF-T sebesar 53 meliputi komponen D -T 16 komponen M-T 36 dan komponen F-T 01

Tabel 3549Komponen D M F dan Index DMF-T menurut Karakteristik Responden

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik D-T (X) M-T (X) F-T (X)Index DMF-

TUmur

12 045 030 001 085

15 045 026 001 081

18 054 031 002 086

35 ndash 44 107 180 006 298

65 + 115 1363 012 1488

Jenis Kelamin

Laki-Laki 086 214 005 309

Perempuan 091 276 005 376

Tempat Tinggal

Kota 086 249 006 343

Desa 091 243 005 344

Status Ekonomi

Kuintil-1 088 206 003 301

Kuintil-2 088 239 004 333

Kuintil-3 092 236 004 337

Kuintil-4 091 255 006 359

Kuintil-5 085 269 008 362

Sumatera Utara 089 246 005 343D-T rata2 jumlah gigi berlubang per orangM-T rata2 jumlah gigi dicabutindikasi pencabutanF-T rata2 jumlah gigi ditumpatDMF-T rata2 jumlah kerusakan gigi per orang (baik yg masih berupa decay dicabut maupun ditumpat)

113

Membandingkan tingkat keparahan gigi (index DMF-T) antar kabupatenkota nampakkabupaten dengan tingkat keparahan di atas rata-rata tertinggi adalah KabupatenHumbang Hasundutan (525) kemudian Asahan (516) dan selanjutnya KabupatenDairi (500) Secara keseluruhan komponen gigi yang dicabut merupakan komponentertinggi untuk masalah gigi di seluruh kabupatenkota

Tabel 35410Komponen D M F Dan Index DMF-T menurut KabupatenKota

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaD-T (X) M-T (X) F-T (X) INDEX DMF-T

(X)

Nias 085 117 002 207

Mandailing Natal 095 335 001 436

Tapanuli Selatan 091 191 001 332

Tapanuli Tengah 117 285 003 403

Tapanuli Utara 139 363 000 498

Toba Samosir 108 259 010 375

Labuhan Batu 111 149 009 269

Asahan 062 452 000 516

Simalungun 078 262 009 350

Dairi 143 365 003 500

Karo 082 292 003 379

Deli Serdang 094 287 003 387

Langkat 055 127 009 197

Nias Selatan 044 027 000 081

Humbang Hasundutan 159 351 012 525

Pakpak Bharat 152 268 010 428

Samosir 097 241 001 336

Serdang Bedagai 091 211 006 307

Kota Sibolga 173 209 001 377

Kota Tanjung Balai 070 273 002 347

Kota Pematang Siantar 063 301 002 369

Kota Tebing Tinggi 058 325 011 394

Kota Medan 089 243 008 340

Kota Binjai 075 283 002 359

Kota Padang Sidempuan 078 236 016 328

Sumatera Utara 089 246 005 343

114

Prevalensi bebas karies di Provinsi Sumatera Utara sebesar 599 sedangkanpenduduk umur 12 tahun ke atas yang mengalami karies pada giginya yang belumditanganikaries aktifunterated terlihat sedikit lebih tinggi pada perempuan yaitu padalaki-laki 393 dan pada perempuan 408 Hampir sama menurut tempat tinggalkotadesa Prevalensi karies aktif relatif meningkat dengan bertambahnya umur

Secara keseluruhan 621 penduduk 12 tahun ke atas pernah mengalami kariesPrevalensi pengalaman karies lebih tinggi pada kelompok umur yang lebih tinggi pada 12tahun sebesar 312 dan pada 65 tahun ke atas sebesar 928

Tabel 35411Prevalensi Bebas Karies Karies Aktif dan Pengalaman Karies Menurut

Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KarakteristikTanpaKaries

Karies AktifTanpa

PengalamanKaries

PengalamanKaries

Umur

12 757 243 688 312

15 725 275 649 351

18 687 313 602 398

35 ndash 44 516 484 284 716

65 + 658 342 72 928

Jenis Kelamin

Laki-Laki 607 393 398 602

Perempuan 592 408 361 639

Tempat Tinggal

Kota 605 395 365 635

Desa 594 406 391 609

Status Ekonomi

Kuintil-1 621 379 441 559

Kuintil-2 612 388 406 594

Kuintil-3 589 411 370 630

Kuintil-4 587 413 365 635

Kuintil-5 599 401 348 652

Sumatera Utara 599 401 379 621Catatan TANPA KARIES orang yang memiliki memiliki D=0Orang dengan karies aktif = orang yang memiliki Dgt0 atau KARIES YANG BELUMTERTANGANI)Orang dengan pengalaman karies= orang yang memilki memiliki DMFT gt0Orang TANPA pengalaman karies= orang yang memilki memiliki DMFT =0

115

Menurut kabupatenkota prevalensi karies aktif di Sumatera Utara berkisar antara 267sampai 590 yaitu terendah di Kabupaten Nias Selatan dan tertinggi di Kota SibolgaUrutan prevalensi terendah dan tertinggi menurut kabupatenkota tersebut tidak berubahpada prevalensi penduduk yang mempunyai pengalaman karies

Tabel 35412Prevalensi Bebas Karies Karies Aktif dan Pengalaman Karies Menurut

Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaTanpa

LubangKariesAktif

TanpaPengalaman

Karies

PengalamanKaries

Nias 616 384 523 477

Mandailing Natal 578 422 264 736

Tapanuli Selatan 588 412 435 565

Tapanuli Tengah 541 459 308 692

Tapanuli Utara 469 531 286 714

Toba Samosir 594 406 380 620

Labuhan Batu 484 516 357 643

Asahan 680 320 272 728

Simalungun 647 353 337 663

Dairi 536 464 347 653

Karo 607 393 342 658

Deli Serdang 579 421 339 661

Langkat 701 299 565 435

Nias Selatan 733 267 705 295

Humbang Hasundutan 462 538 241 759

Pakpak Bharat 482 518 339 661

Samosir 656 344 417 583

Serdang Bedagai 619 381 425 575

Kota Sibolga 410 590 221 779

Kota Tanjung Balai 654 346 386 614

Kota Pematang Siantar 701 299 357 643

Kota Tebing Tinggi 654 346 341 659

Kota Medan 579 421 352 648

Kota Binjai 645 355 406 594

Kota Padang Sidempuan 602 398 353 647

Sumatera Utara 599 401 379 621

116

Tabel 35413Required Treatment Index (RTI) dan Perform Tretment Index (PTI)

Menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KarakteristikRTI=

(DDMF-T)X100PTI=

(FDMF-T)X100(MDMF-T)X100

Umur

12 523 07 353

15 552 13 323

18 625 29 357

35 ndash 44 359 21 606

65 + 78 08 916

Jenis Kelamin

Laki-Laki 278 17 692

Perempuan 243 14 735

Tempat Tinggal

Kota 250 17 728

Desa 265 15 706

Status Ekonomi

Kuintil-1 292 10 684

Kuintil-2 264 11 717

Kuintil-3 274 12 700

Kuintil-4 255 16 711

Kuintil-5 234 23 743

Sumatera Utara 258 16 716

Performance Treatment Index (PTI) merupakan angka persentase dari jumlah gigi tetapyang ditumpat terhadap angka DMF-T PTI menggambarkan motivasi dari seseoranguntuk menumpatkan giginya yang berlubang dalam upaya mempertahankan gigi tetap

Required Treatment Index (RTI) merupakan angka persentase dari jumlah gigi tetap yangkaries terhadap angka DMF-T RTI menggambarkan besarnya kerusakan yang belumditangani dan memerlukan penumpatanpencabutan

117

Tabel 35414 menunjukkan nilai Performance Treatment Index (PTI) hanya mencapai16 hal ini menunjukkan rendahnya motivasi dari seseorang untuk menumpatkangiginya yang berlubang dalam upaya mempertahankan gigi tetap

Nilai Required Treatment Index (RTI) sebesar 258 hal ini menggambarkan besarnyakerusakan yang belum ditangani dan memerlukan penumpatan pencabutan masalah inibanyak dialami pada penduduk yang berumur di bawah 35 tahun

Kisaran Nilai Required Treatment Index (RTI) menurut kabupatenkota berkisar antara121 hingga 542 terendah di Kabupaten Asahan dan tertinggi di Nias SelatanSedangkan Nilai PerformanceTreatment Index (PTI) sangat bervariasi menurutkabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara yaitu mempunyai rentang dari 01 sampai50 tertinggi di Kota Padang Sidempuan (Tabel 36414)

Tabel 35414Required Treatment Index (RTI) dan Perform Tretment Index (PTI)

Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Kabupaten KotaRTI=

(DDMF-T)x100PTI=

(FDMF-T)x100 (MDMF-T)x100Nias 411 12 566Mandailing Natal 217 03 767Tapanuli Selatan 275 03 577Tapanuli Tengah 291 07 708Tapanuli Utara 278 01 728Toba Samosir 287 27 691Labuhan Batu 411 35 556Asahan 121 01 876Simalungun 223 25 746Dairi 285 07 730Karo 215 08 770Deli Serdang 244 07 743Langkat 280 43 646Nias Selatan 542 03 336Humbang Hasundutan 302 24 669Pakpak Bharat 355 23 625Samosir 289 04 718Serdang Bedagai 297 19 686Kota Sibolga 458 04 555Kota Tanjung Balai 202 05 786Kota Pematang Siantar 171 06 815Kota Tebing Tinggi 147 29 826Kota Medan 262 24 714Kota Binjai 209 06 789Kota Padang Sidempuan 238 50 719

Sumatera Utara 258 16 716

118

Tabel 35415 menunjukkan penduduk 12 tahun ke atas dengan fungsi normal gigi(mempunyai minimal 20 gigi berfungsi) sebesar 948 Persentase tersebut merata diberbagai karakteristik yaitu meliputi lebih dari 90 kecuali pada umur 65 tahun ke atashanya sebesar 537 Hal ini menunjukkan berkurangnya jumlah gigi secara signifikanpada umur tersebut

Secara keseluruhan hanya 09 penduduk berstatus edentulous (tanpa gigi)Persentase ini merata di berbagai karakteristik kecuali pada umur 65 tahun ke atas dimana status edentulous pada umur tersebut meliputi 105

Persentase pengguna protesa semakin meningkat dengan meningkatnya tingkatpengeluaran perkapita rumah tangga pada pengeluaran tertinggi Persentase tersebutmencapai 96

Tabel 35415Persentase penduduk dengan Fungsi Normal Gigi dan PendudukEdentulous Menurut Karakteristik Responden di Sumatera Utara

Riskesdas 2007

KarakteristikFungsi Normal

GigiEdentulous

Orang DenganProtesa

Umur12 1000 00 0815 1000 0018 1000 0035 ndash 44 984 00 5465 + 537 105 284

Jenis kelaminLaki-laki 958 07 61Perempuan 939 10 60

Tempat TinggalKota 948 11 73Desa 948 07 41

Status ekonomiKuintil-1 958 05 32Kuintil-2 947 07 45Kuintil-3 952 08 48Kuintil-4 945 09 44Kuintil-5 944 12 96

Sumatera Utara 948 09 60Catatan Fungsi normal gigi = penduduk dengan minimal 20 gigi berfungsi (jumlah gigi ge 20)

Edentulous= orang tanpa gigiOrang dengan preotesa = orang yang memakai protesa

119

36 Cedera dan Disabilitas

361 Cedera

Data cedera diperoleh berdasarkan wawancara kepada responden semua umur tentangriwayat cedera dalam 12 bulan terakhir Cedera didefinisikan sebagai kecelakaan danperistiwa yang sampai membuat kegiatan sehari-hari responden menjadi terganggu

Tabel 3611 memberikan gambaran bahwa dari 25 kabupatenkota di ProvinsiSumatera Utara prevalensi tertinggi cedera terdapat pada Kota Sibolga (97)sedangkan yang terendah terdapat pada kabupaten Labuhan Batu (08) Polapenyebab cedera terbanyak pada tingkat provinsi yaitu jatuh kecelakaan transportasi didarat dan terluka benda tajam tumpul

Sedangkan untuk penyebab cedera yang lain bervariasi tetapi Persentasenya rata-ratakecil Persentase jatuh paling besar terdapat di Kabupaten Simalungan (669) dimanaPersentase lebih besar dibanding angka provinsi (538) Persentase kecelakaantransportasi darat terbanyak di kabupaten Simalungun (523) menunjukkanPersentase yang jauh lebih besar dari angka provinsi (313) Adapun untuk terlukabenda tajamtumpul paling tinggi terdapat di Kota Binjai (367) melebihi angkaPersentase provinsi (168) Penyebab cedera lain yang menonjol adalah kontakdengan bahan beracun menunjukkan angka Persentase tertinggi sekitar 112 diKabupaten Dairi Sementara untuk penyebab cedera ditembak dengan senjata apihanya ada di Kabupaten Nias (06) dan bencana alam di Nias Selatan (11)

120

Tabel 3611Prevalensi Cedera dan Persentase Penyebab Cedera menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota CederaPenyebab Cedera

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16Nias 43 170 12 554 208 06 06 19Mandailing Natal 67 176 22 663 187 11 05 05Tapanuli Selatan 20 360 71 444 107 18 18 18Tapanuli Tengah 12 386 32 577 127 32 63 101Tapanuli Utara 45 126 08 616 333 08Toba Samosir 38 237 10 515 175 41 10 41 21Labuhan Batu 8 286 571 108 36 36Asahan 32 412 451 108 10 10 10 49Simalungun 48 147 29 669 184 07Dairi 41 266 365 280 44 112 55 34 67Karo 09 414 271 227 88Deli Serdang 32 518 344 88 16 16 08 49Langkat 31 37 12 495 467 13Nias Selatan 70 57 528 350 11 11 17 06Humbang Hasundutan 24 173 16 32 484 189 14 76Pakpak Bharat 19 438 31 500 63 31Samosir 82 95 10 768 150 09 18 10 33Serdang Bedagai 13 208 468 208 30 78Kota Sibolga 97 193 04 08 618 214 17 04 04 46Kota Tanjung Balai 40 479 09 473 152 28 19Kota Pematang Siantar 28 523 15 354 62 15 31 15 46Kota Tebing Tinggi 58 500 21 394 99 28 21 28 14 56Kota Medan 62 435 04 615 71 04 25Kota Binjai 58 245 33 495 367 13 07 13 27 13 27Kota Padang Sidempuan 47 508 06 06 342 133 06 06 22 06

Sumatera Utara 38 313 01 10 538 168 07 00 05 00 01 02 04 08 01 02 53 Angka Persentase penyebab cedera merupakan bagian dari angka prevalensi cedera total

Keterangan1 Kecelakaan Transportasi di darat 7 Ditembak dengan senjata api 13 Terbakar terkurung asap2 Kecelakaan Transportasi di laut 8 Kontak dengan bahan beracun 14 Asfiksia3 Kecelakaan Transportasi di udara 9 Bencana alam 15 Komplikasi tindakan medis4 Jatuh 10 Usaha bunuh diri 16 Lainnya5 Terluka benda tajam tumpul 11 Tenggelam6 Penyerangan 12 Mesin elektrik radiasi

121

Tabel 3612 cedera menurut kelompok umur yang menduduki urutan tertinggi adalahkelompok umur 15 ndash 24 dan 75+ sekitar 45 dan diikuti oleh kelompok umur 55-64 (44)dan 25-34 (39) Adapun untuk penyebab cedera jatuh menunjukkan Persentase terbesardi kelompok umur 1-4 (821) Persentase penyebab cedera akibat kecelakaantransportasi darat yang lebih tinggi pada kelompok umur 15-24 (503) Penyebab cederaterluka benda tajamtumpul tertinggi pada kelompok umur 35-44 (260)Prevalensi cedera berdasarkan pembagian kelompok jenis kelamin tampak bahwa padalaki-laki lebih tinggi (48) dibandingkan dengan perempuan (29) Hasil ini sesuai denganberbagai hasil survei yang mana risiko mengalami cedera lebih tinggi pada laki-lakidibandingkan perempuan Berdasarkan penyebabnya terdapat hasil yang bervariasi padasetiap penyebab di mana pada penyebab kecelakaan transportasi di darat kecelakaantransportasi di laut penyerangan tenggelam mesin elektrik radiasi komplikasi tindakanmedis dan lainnya di-dominasi oleh laki-laki sementara penyebab kecelakaan transportasidi udara jatuh terluka benda tajamtumpul ditembak dengan senjata api kontak denganbahan beracun bencana alam usaha bunuh diri terbakarterkurung asap dan asfiksiadidominasi oleh perempuan Menurut tingkat pendidikan tidak sekolah menduduki posisipertama (53) untuk prevalensi cedera dan terendah pada tingkat tidak tamat SD (34)Untuk penyebab cedera karena kecelakaan transportasi darat Persentase tertinggi padatingkat pendidikan tamat PT (494) Adapun untuk penyebab cedera jatuh mayoritas padatingkat pendidikan rendah yaitu tidak sekolah sampai dengan tamat SD Terluka bendatajam tertinggi pada tidak tamat SD (214)Tabel 3613 menggambarkan bahwa berdasarkan jenis pekerjaan prevalensi cederaterbesar pada jenis pekerjaan lainnya (61) dan pegawai (negeri POLRI) (54) Untukpenyebab cedera karena jatuh lebih tinggi pada tingkat sekolah (584) dan tidak sekolah(556) Untuk penyebab cedera karena kecelakaan transportasi darat Persentase terbesarpada pegawai (566) sedangkan Persentase cedera karena terluka benda tajamtumpulterbanyak pada kelompok yang bekerja sebagai ibu rumah tangga (350)Prevalensi cedera berdasarkan tipe daerah di perkotaan yaitu (45) Sedangkanberdasarkan penyebab cedera ada variasi untuk cedera karena jatuh di desa lebih banyak(563) transportasi darat prevalensi lebih besar pada kota (405) dibandingkan desa(207) dan cedera karena terluka benda tajam tumpul lebih banyak di desa (219)Prevalensi cedera menurut tingkat pengeluaran perkapita menunjukkan bahwa prevalensicedera hampir sama atau seimbang antara tingkat pengeluaran kuintil 1 sampai dengankuintil 5 Hal tersebut menggambarkan bahwa tidak ada perbedaan besaran prevalensicedera menurut status ekonomi Adapun untuk penyebab cedera menunjukkan bahwa untukPersentase jatuh terbesar pada kelompok kuintil 2 (588) kecelakaan transportasi daratpada kuintil 5 (419) dan terluka benda tajamtumpul pada kuintil 1 (200) dan kuintil 2(205)Pembagian kategori bagian tubuh yang terkena cedera didasarkan pada klasifikasidari ICD-10 (The Tenth Revision of the International Statistical Classification of Diseases and RelatedHealth Problems) yang mana dikelompokkan ke dalam 10 kelompok yaitu bagian kepalaleher dada perut dan sekitarnya (perutpunggung panggul) bahu dan sekitarnya (bahu danlengan atas) siku dan sekitarnya (siku dan lengan bawah) pergelangan tangan dan tanganlutut dan tungkai bawah tumit dan kaki Responden pada umumnya mengalami cedera dibeberapa bagian tubuh (multiple injury)Persentase tertinggi bagian tubuh yang terkena cedera berdasarkan kabupaten di ProvinsiSumatera Utara adalah sebagai berikut bagian kepala 284 (kabupaten Tapanuli Selatan)bagian leher 78 (kabupaten Kota Tanjung Balai) bagian dada 120 (Kota TebingTinggi) bagian perutpunggungpanggul 171 (kabupaten Samosir) bagian bahulenganatas 176 (kabupaten Tebing Tinggi) bagian sikulengan bawah 387 (kabupaten KotaBinjai) bagian pergelangan tangan dan tangan 535 (kota Binjai) bagian pinggultungkaiatas 164 (kabupaten Tapanuli Tengah) bagian lutut dan tungkai bawah 448 (kotaMedan) bagian tumit dan kaki 385 (Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota PematangSiantar) (Tabel 3613)

122

Tabel 3612Prevalensi Cedera dan Persentase Penyebab Cedera menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik Cedera Penyebab cedera

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16Kelompok umur (tahun)

lt 1 07 207 4301-- 4 27 108 01 21 821 86 04 02 15 125 -- 14 37 151 15 729 91 02 02 01 02 07 03 3115 ndash 24 45 503 01 09 392 159 10 06 03 06 01 12 2225 ndash 34 39 377 01 13 431 200 14 07 08 05 01 4535 ndash 44 37 351 04 462 260 16 08 03 02 14 09 07 1145 ndash 54 42 400 02 11 415 221 05 01 05 01 1655 ndash 64 44 184 06 615 250 14 17 1965 ndash 74 31 253 10 606 90 04 04 05 0375+ 45 55 739 187 21

Jenis kelaminLaki - laki 48 376 02 08 507 153 08 04 00 00 02 04 06 03 26Perempuan 29 210 13 586 195 06 01 07 01 01 00 03 11 02 01 25

PendidikanTidak sekolah 53 211 572 181 13 03 12Tidak tamat SD 34 157 01 14 595 214 04 03 02 01 01 16 02 27Tamat SD 38 294 02 07 543 176 09 05 03 08 09 10 30Tamat SMP 40 408 02 14 467 182 08 05 01 02 04 03 08 01 01 32Tamat SMA 43 478 01 10 396 199 10 05 01 01 05 03 10Tamat PT 49 494 05 362 150 06 27 05 55

PekerjaanTidak bekerja 40 371 06 556 129 16 01 06 14Sekolah 38 330 19 584 98 02 05 02 03 04 13 02 35Mengurus RT 27 229 01 488 350 01 01 4 14Pegawai (negeri POLRI) 54 566 02 05 378 112 11 04 18 15 10 21Wiraswasta 48 479 02 03 443 169 03 08 02 04 04 03 18PetaniNelayan Buruh 38 255 03 13 451 275 16 11 02 02 04 08 05 36Lainnya 61 350 04 23 439 157 17 04 04 2

Tipe daerahPerkotaan 45 405 01 05 515 125 03 03 01 01 03 07 01 0 33Pedesaan 32 207 01 16 563 219 13 01 07 01 03 05 08 00 04 17

Tingkat pengeluaran per kapitaKuintil 1 40 188 01 08 585 200 14 02 01 01 01 07 01 23Kuintil 2 35 260 02 13 588 205 10 07 01 08 03 07 07 17Kuintil 3 37 281 01 17 565 157 01 07 01 00 06 06 01 04 26Kuintil 4 41 356 00 07 510 149 05 08 01 01 00 03 02 01 01 28Kuintil 5 38 419 01 05 478 150 07 01 01 01 06 16 01 32

Angka Persentase penyebab cedera merupakan bagian dari angka prevalensi cedera total

123

Tabel 3613Persentase Cedera menurut Bagian Tubuh Terkena dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota

Bagian Terkena Cedera

Kepala Leher DadaPerut

PunggungPanggul

BahuLengan

atas

Sikulenganbawah

Pergelangantangan dan

tangan

Pinggultungkai

atas

Lututtungkaibawah

BagianTumitkaki

Nias 140 12 12 55 49 179 269 37 404 129

Mandailing Natal 126 05 16 44 111 330 196 68 355 300

Tapanuli Selatan 284 18 36 89 284 178 36 271 147

Tapanuli Tengah 190 32 32 127 127 159 429 164 513 159

Tapanuli Utara 50 33 17 17 58 250 433 08 425 167

Toba Samosir 144 41 31 62 93 196 206 113 392 165

Labuhan Batu 71 108 143 285 215 215 214

Asahan 127 59 79 147 157 108 40 285 214

Simalungun 191 07 15 37 162 265 331 07 316 103

Dairi 167 43 100 100 133 165 142 55 300 332

Karo 182 44 94 44 177 44 94 138 276

Deli Serdang 138 32 64 105 112 186 259 81 289 218

Langkat 12 122 119 178 429 47 316 212

Nias Selatan 247 06 92 57 29 310 275 46 344 258

Humbang Hasundutan 95 62 63 93 142 283 32 187 215

Pakpak Bharat 250 31 63 188 156 125 219 31 313 94

Samosir 57 05 14 171 114 128 292 52 388 280

Serdang Bedagai 117 39 39 39 139 286 307 139 368 385

Kota Sibolga 59 04 13 34 34 130 382 25 420 315

Kota Tanjung Balai 258 78 76 134 161 208 163 38 305 188

Kota Pematang Siantar 231 15 62 62 123 185 246 123 246 385

Kota Tebing Tinggi 261 120 141 176 197 211 70 430 204

Kota Medan 167 13 29 59 276 293 54 448 259

Kota Binjai 82 57 40 73 387 535 20 432 283

Kota Padang Sidempuan 168 42 118 153 238 294 119 400 277

Sumatera Utara 146 11 33 64 97 242 285 53 364 231 Bagian tubuh terkena cedera jumlahnya bisa lebih dari satu (multiple injury)

124

Tabel 3614 menggambarkan bahwa cedera di bagian kepala didominasi oleh kelompok 1-4 tahun yaitu sekitar 4317 Adapun untuk cedera dibagian leher didominasi oleh kelompokumur lt 1 tahun (68) Cedera di bagian dada kebanyakan dialami oleh respondenkelompok umur 55-64 (75) sedangkan cedera di bagian perut punggung panggul lebihbanyak dialami oleh kelompok lt 1 tahun yaitu (379) Untuk cedera di bahu lengan atasjuga masih didominasi kelompok umur lt 1 tahun (203) Persentase cedera dibagian sikutertinggi diderita oleh responden yang berusia 15-24 (292) sedangkan cedera di bagianpergelangan tangan dan tangan tertinggi di kelompok umur 55-64 (428) Selanjutnyauntuk cedera dibagian pinggul dan tungkai atas lebih banyak diderita oleh kelompok umur75 keatas (147) untuk cedera di lutut tungkai bawah sebagian besar juga dialamikelompok umur 75 ke atas (456) dan cedera di bagian tumitkaki tertinggi pada kelompokumur 25-34 tahun (298) Berdasarkan jenis kelamin terlihat bahwa bagian tubuh yangterkena cedera didominasi oleh laki-laki yaitu bagian tubuh kepala (149) leher (13)dada (41) bahulengan bawah (265) lutut tungkai bawah (389) dan bagian tumitkaki (252) Sementara Persentase bagian tubuh mengalami cedera yang didominasi olehperempuan adalah perut punggung panggul (72) pergelangan tangan dan tangan(303) dan pinggul tungkai atas (58) Dengan kata lain Persentase bagian tubuh yangmengalami cedera secara umum lebih tinggi pada laki-laki dibandingkan perempuan

Berdasarkan tingkat pendidikan menunjukkan bahwa Persentase responden yangmengalami cedera di kepala (254) lebih tinggi pada tingkat pendidikan tamat SMA+ untukcedera leher (44) pendidikan tidak sekolah cedera di dada (49) pendidikan tamat SDUntuk cedera di perut punggung panggul (88) pada tingkat pendidikan tamat SD cederadi bagian bahu lengan atas (144) tingkat pendidikan tamat SMA cedera di siku lenganbawah (312) pada tingkat pendidikan tamat SMA+ Adapun cedera di bagian pergelangantangan dan tangan (366) terdapat pada tingkat pendidikan tamat SMP cedera di pinggultungkai bawah (93) pada responden yang tidak sekolah cedera lutut tungkai bawah(406) pada tingkat pendidikan tidak tamat SD dan cedera di tumit dan kaki (29 ) padatingkat pendidikan tamat SMA Tabel 3616 menggambarkan bahwa cedera di kepala(17) dan leher (23) tertinggi dialami oleh responden yang mempunyai pekerjaanlainnya sedangkan Persentase cedera di bagian dada tertinggi pada jenis pekerjaanpegawai (41) Cedera di perut punggungpanggul banyak dialami oleh mengurus rumahtangga (143) dan cedera di bahu lengan atas tertinggi diderita oleh responden yang jenispekerjaan lainnya (154) Persentase cedera di bagian sikulengan bawah terbanyaktampak seimbang jumlahnya antara jenis pekerjaan masih sekolah (288) pegawai(283) dan wiraswasta (281) Untuk Persentase cedera bagian pergelangan tangan dantangan (455) pada kelompok pekerjaan mengurus rumah tangga cedera pada bagianpinggultungkai atas (98) terbesar pada kelompok responden tidak bekerja Cedera dibagian lutut tungkai bawah (445) pada responden dengan pekerjaan pegawai dan bagiantumitkaki (sekitar 25) sebagian besar dialami oleh responden dengan status pekerjaantidak bekerja pegawai wiraswasta petaninelayanburuh dan lainnya

Berdasarkan tempat tinggal memperlihatkan besaran angka Persentasenya secara umumterlihat pola yanga sama antara kota dan desa Bagian cedera yang didominasi di kota padabagian terkena cedera kepala (158) sikulengan bawah (254) pergelangan tangan dantangan (306) pinggul tungkai atas (58) lutut tungkai bawah (375) dan bagiantumitkaki (246) Bagian cedera yang didominasi di desa leher (13) dada (42)perutpunggung panggul (73) dan bahulengan atas 9111)

Berdasarkan tingkat pengeluaran perkapita menggambarkan prevalensi bagian tubuh yangmengalami cedera didominasi oleh kuintil 1 dan kuintil 2 hanya pada prevalensi tertinggi ba-gian tubuh terkena cedera untuk siku lengan bawah dan lutut tungkai bawah pada kuintil 5

125

Tabel 3614Persentase Cedera menurut Bagian Tubuh Terkena dan Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik

Bagian tubuh terkena cedera

Kepala Leher DadaPerut

PunggungPanggul

BahuLengan

atas

Sikulenganbawah

Pergelangantangan dan

tangan

Pinggultungkai

atas

Lututtungkaibawah

BagianTumitkaki

Kelompok umur (tahun)lt 1 35 68 379 203 21 301-- 4 317 09 24 41 46 149 159 26 326 1925 -- 14 179 07 23 33 63 274 158 19 448 19015 ndash 24 140 17 25 45 127 292 324 34 355 26825 ndash 34 130 06 34 86 113 257 286 77 341 29835 ndash 44 110 12 26 88 103 181 396 82 307 21945 ndash 54 100 13 70 90 102 225 366 68 385 23955 ndash 64 72 15 75 50 141 241 428 110 210 19765 ndash 74 155 15 136 64 153 191 39 439 16375+ 167 81 11 82 228 147 456 202Jenis kelaminLaki - laki 149 13 41 58 107 265 273 50 389 252Perempuan 141 07 20 72 80 200 303 58 325 196Pendidikan

Tidak sekolah 165 44 43 48 59 193 309 93 385 213Tidak tamat SD 93 15 33 54 85 203 262 51 406 278Tamat SD 118 03 49 88 91 249 302 68 292 195Tamat SMP 82 10 28 63 109 285 366 46 350 212Tamat SMA 164 13 35 79 144 210 331 69 366 290Tamat PT 254 218 1 52 94 312 14 324 385 198PekerjaanTidak bekerja 170 02 23 50 104 230 243 98 385 253Sekolah 111 09 26 53 92 288 260 29 404 228Mengurus RT 117 03 14 143 71 196 455 79 240 172Pegawai (negeri POLRI) 129 17 41 76 106 283 306 83 445 258Wiraswasta 118 08 37 52 128 281 373 69 384 252PetaniNelayan Buruh 92 16 54 74 107 188 302 53 302 259Lainnya 188 23 19 90 154 148 333 54 256 253Tipe daerahPerkotaan 158 09 25 56 83 254 306 58 375 246Pedesaan 132 13 42 73 111 224 260 48 352 214Tingkat pengeluaran per kapita

Kuintil 1 170 13 52 43 80 240 311 43 372 225Kuintil 2 127 22 31 81 119 261 299 75 317 265Kuintil 3 129 05 35 73 104 231 269 49 323 237Kuintil 4 155 14 31 63 96 215 257 60 383 196Kuintil 5 150 04 23 60 88 265 297 43 406 242

126

Klasifikasi jenis cedera di sini merupakan modifikasi dari klasifikasi menurut ICD-10 (TheTenth Revision of the International Statistical Classification of Diseases and Related HealthProblems) Jenis cedera dapat diartikan juga sebagai jenis luka yang dialami oleh respondenyang mengalami cedera Persentase jenis cedera merupakan angka Persentase dariresponden yang mengalami cedera Jenis cedera yang dialami oleh responden bisa lebihdari satu jenis cedera (multiple injury)

Berdasarkan tabel 3615 diperlihatkan bahwa Persentase jenis cedera tertinggi di provinsiSumatera Utara yang terdiri dari 25 kabupaten yaitu benturan 585 (Kota Binjai) lukalecet 592 (Kabupaten Tapanuli Utara) luka terbuka 551 (kabupaten Nias Selatan) lukabakar 229 (kabupaten Nias Selatan) terkilirteregang 477 (kota Tanjung Balai) patahtulang 123 (kota Pematang Siantar) anggota gerak terputus (amputasi) 108(kabupaten Serdang Bedagai) keracunan 90 (kabupaten Dairi)

Grafik 361Persentase Jenis Cedera di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

127

Tabel 3615Persentase Jenis Cedera menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupatenkota BenturanLukalecet

Lukaterbuka

Lukabakar

Terkilirteregang

PatahTulang

Anggotagerak

terputus

Keracunan

Lainnya

Nias 329 441 222 24 283 12 12

Mandailing Natal 381 371 194 22 299 22 05 16

Tapanuli Selatan 551 449 320 196 53

Tapanuli Tengah 444 476 317 63 317 32 74 32 37

Tapanuli Utara 292 592 409 08 133 25 08

Toba Samosir 402 351 258 41 196 21 21 10

Labuhan Batu 215 356 214 71 286 72

Asahan 266 276 253 10 392 29 30

Simalungun 426 500 235 07 279 22 37

Dairi 224 177 333 33 255 101 22 90 89

Karo 359 232 144 94 232 50 50 50 138

Deli Serdang 419 549 224 24 379 73 08

Langkat 412 434 348 117 26 13

Nias Selatan 396 562 551 229 264 06

Humbang Hasundutan 235 331 311 46 138 16 32 16

Pakpak Bharat 188 469 281 438 63

Samosir 279 344 257 24 404 10 14 10

Serdang Bedagai 269 493 208 299 100 108 39 117

Kota Sibolga 391 542 265 21 210 17 08

Kota Tanjung Balai 256 466 322 09 477 38 21 09

Kota Pematang Siantar 323 338 262 46 323 123 15

Kota Tebing Tinggi 401 563 338 56 415 92 28 99

Kota Medan 356 544 335 04 280 46 04 04 13

Kota Binjai 585 475 268 33 128 24 13 20 20

Kota Padang Sidempuan 294 547 265 06 313 71 35

Sumatera Utara 373 477 294 25 282 42 06 06 20

128

Tabel 3616 menunjukkan bahwa untuk jenis cedera yang mempunyai Persentase tertinggimeliputi benturan sekitar 484 ( 75+) luka lecet 551 ( 15-24 ) luka terbuka 364 ( 25-34) luka bakar 174 ( lt1 ) terkilirteregang sekitar 40 (lt 1 dan 65- 74) patah tulang83 (45-54) anggota gerak terputus (amputasi) 16 ( 15-24) keracunan 13 (15-24)serta jenis cedera lainnya 37 ( 75+ keatas)

Berdasarkan kategori jenis kelamin memberikan gambaran bahwa antara laki-laki danperempuan Persentase menurut jenis cedera hampir seimbang Untuk jenis cedera yangdidominasi oleh laki-laki adalah luka lecet (517) luka terbuka (312) terkilir teregang(284) patah tulang (5) dan anggota gerak terputus (08) Sementara yang didominasioleh perempuan adalah benturan (374) luka bakar (39) dan lainnya (26)Sementara untuk keracunan Persentasenya sama yaitu (06)

Persentase jenis cedera menurut tingkat pendidikan menunjukkan pola angka tertinggiterfokus pada tingkat pendidikan tidak sekolah tamat SMP dan tamat SMA+ Denganbesaran sebagai berikut benturan 426 (tidak sekolah) luka lecet 589 (tamat SMA+)luka terbuka 367 (tidak sekolah) luka bakar 70( tidak sekolah) terkilir teregang 381(tamat SMP) patah tulang 85 ( tamat SMA+) anggota gerak terputus 16(tamat SMP)keracunan 15 (tamat SMP) dan lainnya 48 (tamat SMA+)

Tabel 3616 memberikan gambaran pola jenis cedera berdasarkan jenis pekerjaanresponden Urutan terbanyak untuk Persentase jenis cedera yang dialami adalah luka lecet(572) untuk status wiraswasta benturan (403) untuk status sekolah luka terbuka(382) untuk pekerjaan sebagai petaninelayanburuh dan terkilirteregang (sekitar 34)untuk jenis pekerjaan pegawai dan tidak bekerja

Berdasarkan pembagian tempat tinggal kota atau desa Pola jenis cedera lebih dominan dikota yaitu pada Persentase luka lecet (509) luka terbuka (299) dan terkilir teregang(282) dan daerah desa untuk pola jenis cedera benturan (374)

Berdasarkan tingkat pengeluaran perkapita yang dibagi dalam kuintil maka urutan jeniscedera terbanyak yang dialami adalah luka lecet 521 (kuintil 4) benturan 423 (kuintil4) luka terbuka 342 (kuintil 1) dan terkilirteregang 319 (kuintil 2)

Untuk Persentase jenis cedera patah tulang tampak hampir seimbang pada kuintil 3 kuintil4 dan kuintil 5 yaitu sekitar 4

129

Tabel 3616Persentase Jenis Cedera menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik BenturanLukalecet

Lukaterbuka

Lukabakar

Terkilirteregang

PatahTulang

Anggota gerakterputus

Keracunan

Lainnya

Kelompok umur (tahun)

lt 1 345 174 4091-- 4 381 549 218 28 155 19 345 -- 14 379 537 236 19 180 34 2 4 1915 ndash 24 394 551 345 32 375 45 16 13 1425 ndash 34 368 475 364 31 230 41 1 6 2035 ndash 44 334 402 328 27 304 23 10 8 2145 ndash 54 347 437 285 13 355 83 1 2755 ndash 64 326 321 249 8 349 67 5 9 2665 ndash 74 460 234 309 19 406 35 5 575+ 484 328 98 21 286 17 37

Jenis kelaminLaki - laki 370 517 312 16 284 50 8 6 17Perempuan 374 411 265 39 276 30 3 6 26

PendidikanTidak sekolah 426 429 367 70 272 82 7Tidak tamat SD 319 431 285 34 268 26 6 7 29Tamat SD 357 408 268 29 309 43 3 3 20Tamat SMP 349 471 318 26 381 37 16 15 15Tamat SMA 395 506 340 12 298 46 7 5 20Tamat PT 386 589 327 219 85 6 48

PekerjaanTidak bekerja 384 452 290 4 340 37 1 1Sekolah 403 557 273 29 277 25 10 9 23Mengurus RT 325 342 308 35 283 15 3 1 41Pegawai (negeri POLRI) 390 522 270 30 341 95 21 15 38Wiraswasta 393 572 295 10 331 62 1 1 4PetaniNelayan Buruh 310 347 382 36 322 34 9 12 23Lainnya 352 400 294 7 254 62 4 4 28

Tipe daerahPerkotaan 369 509 299 14 282 51 7 6 22Pedesaan 374 440 288 37 279 32 5 6 19

Tingkat pengeluaran per kapita

Kuintil 1 321 445 342 57 307 23 5 1 21Kuintil 2 423 450 309 27 319 39 12 15 27Kuintil 3 340 477 263 11 266 45 8 7 25Kuintil 4 377 521 267 16 307 49 1 5 7Kuintil 5 395 474 304 21 228 48 5 2 23 Jenis cedera jumlahnya bisa lebih dari satu (multiple injury)

130

362 Disabilitas

Status disabilitas dikumpulkan dari kelompok penduduk umur 15 tahun ke atasberdasarkan pertanyaan yang dikembangkan oleh WHO dalam InternationalClassification of Functioning Disability and Health (ICF) Tujuan pengukuran ini adalahuntuk mendapatkan informasi mengenai kesulitanketidakmampuan yang dihadapi olehpenduduk terkait dengan fungsi tubuh individu dan sosial

Responden diajak untuk menilai kondisi dirinya dalam satu bulan terakhir denganmenggunakan 20 pertanyaan inti dan 3 pertanyaan tambahan untuk mengetahuiseberapa bermasalah disabilitas yang dialami responden sehingga memerlukanbantuan orang lain Sebelas pertanyaan pada kelompok pertama terkait dengan fungsitubuh bermasalah dengan pilihan jawaban sebagai berikut 1) Tidak ada 2) Ringan 3)Sedang 4) Berat dan 5) Sangat berat Sembilan pertanyaan terkait dengan fungsiindividu dan sosial dengan pilihan jawaban sebagai berikut yaitu 1) Tidak ada 2)Ringan 3) Sedang 4) Sulit dan 5) Sangat sulittidak dapat melakukan Tiga pertanyaantambahan terkait dengan kemampuan responden untuk merawat diri melakukanaktivitasgerak atau berkomunikasi dengan pilihan jawaban 1) Ya dan 2) Tidak

Dalam analisis penilaian pada masing-masing jenis gangguan kemudian diklasifikasikanmenjadi 2 kriteria yaitu ldquoTidak bermasalahrdquo atau ldquoBermasalahrdquo Disebut ldquoTidakbermasalahrdquo bila responden menjawab 1 atau 2 pada 20 pertanyaan inti DisebutldquoBermasalahrdquo bila responden menjawab 34 atau 5 untuk keduapuluh pertanyaantermaksud

Di Provinsi Sumatera Utara disabilitas belum menjadi masalah yang berat dimanamereka yang mempunyai disabilitas buruk + sangat buruk masih di bawah lima persenNamun disabilitas secara keseluruhan sudah menjadi masalah setidaknya pada 23persen penduduk Masalah disabilitas banyak dikeluhkan pada wanita dan terutama usialanjut 64 tahun atau lebih

Dari tabel 3621 diketahui bahwa sebagian besar penduduk usia 15 tahun ke atasmemiliki status disabilitas sangat baik atau tidak memiliki kesulitan dalam penglihatandan mengenali orang dalam jarak kurang lebih 20 meter (795) Demikian pula denganpenglihatan dan pengenalan terhadap obyek dengan jarak 30 cm sebagian besarpenduduk usia tersebut tidak mengalami kesulitan (807) Dalam hal pendengaranpersentase penduduk yang tidak mengalami kesulitan mendengar orang berbicara di sisilain dalam satu ruangan adalah 87 persen dan 87 persen tidak mengalami kesulitanmendengar orang berbicara di ruangan yang sunyi Persentase penduduk usia 15 tahunke atas yang tidak merasa nyeri atau tidak nyaman cukup besar yaitu 81 persen sedangpersentase penduduk yang tidak merasakan nafas pendek setelah latihan ringansebanyak 80 persen Sebagian besar penduduk tidak menderita batukbersin selama 10menit setiap serangan (866) dan sebanyak 83 persen tidak mengalami gangguantidur Demikian pula sebanyak 856 persen tidak mengalami masalah kesehatan yangmempengaruhi emosi

Untuk masalah kesulitan berdiri (selama 30 menit) persentase penduduk usia 15 tahunke atas yang berstatus disabilitas buruk dan sangat buruk sebesar 2 persen Sedanguntuk kesulitan berjalan jauh (1 km) persentase penduduk yang berstatus disabilitasburuk dan sangat buruk sebesar 4 persen Persentase penduduk yang mengalamimasalah memusatkan pikiran (selama 10 menit) sebesar 1 persen Persentasependuduk usia 15 tahun ke atas yang mengalami kesulitan membersihkan seluruhtubuh mengenakan pakaian mengerjakan pekerjaan sehari-hari memahamipembicaraan orang lain dan bergaul dengan orang asing hanya berkisar 1 persenSedangkan sebagian kecil penduduk mengaku berat dan sangat berat dalammemelihara persahabatan (1) begitu pula dalam melakukan pekerjaanberperandalam kegiatan kemasyarakatan (1) Secara keseluruhan persentase tertinggi statusdisabilitas buruk dan sangat buruk berturut-turut yaitu kesulitan berjalan jauh (4)

131

Tabel 3621Persentase Penduduk Umur 15 tahun ke Atas Menurut Masalah DisabilitasDalam Fungsi TubuhIndividuSosial di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas

2007

Fungsi TubuhIndividuSosial Bermasalah()

Melihat jarak jauh (20 m) 93

Melihat jarak dekat (30 cm) 88

Mendengar suara normal dalam ruangan 49

Mendengar orang bicara dalam ruang sunyi 46

Merasa nyerirasa tidak nyaman 76

Nafas pendek setelah latihan ringan 90

Batukbersin selama 10 menit tiap serangan 43

Mengalami gangguan tidur 58

Masalah kesehatan mempengaruhi emosi 48

Kesulitan berdiri selama 30 menit 80

Kesulitan berjalan jauh (1 km) 112

Kesulitan memusatkan pikiran 10 menit 67

Membersihkan seluruh tubuh 28

Mengenakan pakaian 25

Mengerjakan pekerjaan sehari-hari 48

Paham pembicaraan orang lain 38

Bergaul dengan orang asing 52

Memelihara persahabatan 47

Melakukan pekerjaantanggungjawab 55

Berperan di kegiatan kemasyarakatan 67

) Bermasalah bila responden menjawab 34 atau 5

132

Tabel 3622 menggambarkan status disabilitas di 25 kabupatenkota di ProvinsiSumatera Utara dengan kriteria sangat masalah masalah dan tidak ada masalah Padakriteria sangat masalah persentase tertinggi status disabilitas ditemukan di KabupatenDairi (3) dan terendah di Kabupaten Karo

Tabel 3622Persentase Penduduk Umur 15 tahun ke Atas Menurut Masalah Disabilitas

Dalam 1 bulan terakhir dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KabupatenKota Sangat masalah MasalahNias 28 353

Mandailing Natal 13 433

Tapanuli Selatan 19 299

Tapanuli Tengah 15 309

Tapanuli Utara 17 184

Toba Samosir 15 186

Labuhan Batu 28 175

Asahan 29 209

Simalungun 15 171

Dairi 31 192

Karo 07 190

Deli Serdang 20 148

Langkat 18 291

Nias Selatan 23 277

Humbang Hasundutan 25 216

Pakpak Bharat 23 313

Samosir 29 121

Serdang Bedagai 14 127

Kota Sibolga 19 173

Kota Tanjung Balai 13 238

Kota Pematang Siantar 20 131

Kota Tebing Tinggi 20 355

Kota Medan 20 215

Kota Binjai 20 125

Kota Padang Sidempuan 16 259

Sumatera Utara 20 216

Status disabilitas yang dibagi menjadi tiga kriteria yaitu 1) tidak masalah apabilaresponden menjawab 20 pertanyaan disabilitas dengan pilihan 1 (tidak ada) atau 2(ringan) 2) masalah apabila responden menjawab salah satu dari 20 pertanyaan denganpilihan 3 (sedang atau cukup) 4 (berat atau sulit) atau 5 (sangat berat atau sangat sulit)dan 3) sangat masalah yaitu apabila responden menjawab dengan kriteria masalah danmembutuhkan bantuan orang lain Persentase penduduk yang memiliki status disabilitasmasalah dan membutuhkan bantuan bertambah besar seiring dengan bertambahnyaumur Selaras dengan itu status disabilitas tidak masalah semakin menurun denganbertambahnya umur

133

Ditinjau dari jenis kelamin persentase status disabilitas sangat masalah lebih banyakditemui pada perempuan (23) dibandingkan dengan laki-laki (17) Pola serupaditemukan pada kriteria masalah dan tidak masalah Persentase tertinggi untuk statusdisabilitas dengan kriteria sangat masalah dan masalah ditemukan pada penduduk yangtidak sekolah yaitu berturut-turut 129 dan 50

Tabel 3623Persentase Penduduk Umur 15 tahun ke Atas Menurut Masalah Disabilitas

Dalam 1 bulan terakhir dan Karakteristik Respondendi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik Sangat masalah Masalah

Golongan umur15-24 tahun 07 8925-34 tahun 09 13135-44 tahun 08 18945-54 tahun 15 29655-64 tahun 37 46265-74 tahun 82 613gt75 tahun 259 591

Jenis kelaminLaki-laki 17 198Perempuan 23 232

PendidikanTidak sekolah 127 502Tidak tamat SD 44 382Tamat SD 21 263Tamat SMP 09 164Tamat SMA 09 145Tamat PT 17 157

PekerjaanTidak bekerja 84 272Sekolah 06 73Mengurus RT 15 222Pegawai (Negeri Swasta Polri) 10 147Wiraswasta 12 184PetaniNelayanBuruh 14 273Lainnya 19 279

Tempat TinggalKota 18 178Desa 22 248

Status ekonomiKuintil 1 21 234Kuintil 2 20 208Kuintil 3 23 195Kuintil 4 19 221Kuintil 5 17 221

Sumatera Utara 20 216

Gambaran tentang status disabilitas yang membutuhkan bantuan orang lain untukkegiatan merawat diri beraktifitas sehari-hari dan berkomunikasi dengan orang lain di25 kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara adala sebagai berikut

134

Persentase penduduk yang membutuhkan bantuan dari ketiga jenis kegiatan tersebut diatas hampir sama yaitu berkisar tiga persen Kabupaten Labuhan Batu Dairi dan KotaSibolga merupakan daerah yang pempunyai penduduk dengan disabilitas merawat diriberaktifitas sehari-hari dan berkomunikasi dengan membutuhkan bantuan orang lainyang tertinggi dibandingkan kabupatenkota yang lain

Tabel 3624Persentase Penduduk Umur 15 tahun ke Atas

Menurut Masalah Disabilitas yang membutuhkan bantuan orang laindan KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota Merawat diriMelakukanaktivitas

Berkomunikasi

Nias 30 29 27

Mandailing Natal 14 15 13

Tapanuli Selatan 24 23 25

Tapanuli Tengah 20 18 19

Tapanuli Utara 17 16 14

Toba Samosir 17 17 15

Labuhan Batu 76 76 77

Asahan 27 24 27

Simalungun 19 20 22

Dairi 56 62 51

Karo 19 19 19

Deli Serdang 22 24 25

Langkat 25 22 20

Nias Selatan 29 28 28

Humbang Hasundutan 36 33 36

Pakpak Bharat 51 52 52

Samosir 42 44 42

Serdang Bedagai 25 21 24

Kota Sibolga 63 62 63

Kota Tanjung Balai 15 13 15

Kota Pematang Siantar 27 26 26

Kota Tebing Tinggi 27 29 26

Kota Medan 20 25 17

Kota Binjai 31 32 30

Kota Padang Sidempuan 15 16 12

Sumatera Utara 28 28 27

Persentase terendah untuk kebutuhan bantuan dalam perawatan diri ditemukan padakelompok usia 15-44 tahun (2) Persentase kebutuhan akan bantuan dalam merawatdiri meningkat sejalan dengan bertambahnya umur di mana persentase tertinggi padakelompok usia 75 tahun ke atas (21) Persentase terendah untuk kebutuhan bantuandalam melakukan aktivitas juga pada kelompok usia 15-44 tahun (2) Kebutuhan akanbantuan ini jug meningkat sesuai umur

Persentase terendah membutuhkan bantuan merawat diri beraktifitasdab berkomunikasipada laki-laki lebih rendah dibandingkan wanita Sedangkan menurut pekerjaan kepalarumah tangga persentase tertinggi untuk penduduk yang membutuhkan bantuan dalam

135

merawat diri melakukan aktivitas dan berkomunikasi yaitu pada kelompok yang tidakbekerja berturut-turut 74 persen 7 dan 74

Ada sedikit perbedaan persentase antara penduduk perkotaan dan perdesaan yangmembutuhkan bantuan dalam merawat diri melakukan aktivitas dan berkomunikasidimana penduduk yang tinggal di desa lebih tinggi

Menurut tingkat pengeluaran perkapita rumah tangga persentase penduduk yangmembutuhkan bantuan dalam merawat diri melakukan aktivitas dan berkomunikasitertinggi pada tingkat pengeluaran perkapita menengah yaitu kuintil tiga

Tabel 3625Persentase Penduduk Umur 15 tahun ke Atas Menurut MasalahDisabilitas yang membutuhkan Bantuan Orang Lain Menurut

Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Karakteristik Merawat diriMelakukanaktivitas

Berkomunikasi

Golongan umur

15-24 tahun 19 21 20

25-34 tahun 21 21 18

35-44 tahun 15 17 15

45-54 tahun 24 24 22

55-64 tahun 45 46 45

65-74 tahun 68 67 71

gt75 tahun 214 192 194

Jenis kelamin

Laki-laki 25 26 25

Perempuan 30 30 29

Pendidikan

Tidak sekolah 96 89 102

Tidak tamat SD 52 51 53

Tamat SD 31 31 29

Tamat SMP 20 21 19

Tamat SMA 17 19 15

Tamat PT 23 24 22

Pekerjaan

Tidak bekerja 74 70 74

Sekolah 19 20 19

Mengurus RT 23 26 22

Pegawai (Negeri SwastaPolri)

18 20 17

Wiraswasta 22 22 21

PetaniNelayanBuruh 24 25 23

Lainnya 21 26 27

Tempat Tinggal

Kota 23 25 21

Desa 32 31 32

Status ekonomi

Kuintil 1 26 31 28

Kuintil 2 28 28 27

Kuintil 3 33 33 31

Kuintil 4 26 27 27

Kuintil 5 25 24 22

136

37 Pengetahuan Sikap dan PerilakuPengetahuan sikap dan perilaku dalam Riskesdas 2007 ditanyakan pada pendudukumur 10 tahun ke atas Wawancara dengan menanyakan mengenai penyakit flu burungHIVAIDS perilaku higienis meliputi pertanyaan mencuci tangan pakai sabun kebiasaanbuang air besar penggunaan tembakau perilaku merokok minum minuman beralkoholaktivitas fisik perilaku konsumsi buah dan sayur dan pola konsumsi makanan berisiko

Untuk mendapatkan persepsi yang sama pada saat melakukan wawancara mengenaisatuan standar minuman beralkohol klasifikasi aktivitas fisik dan porsi konsumsi buahdan sayur digunakan kartu peraga

371 Perilaku Merokok

Pada penduduk umur 10 tahun ke atas ditanyakan apakah merokok setiap hari merokokkadang-kadang mantan perokok atau tidak merokok Bagi penduduk yang merokoksetiap hari ditanyakan berapa umur mulai merokok setiap hari dan berapa umur pertamakali merokok termasuk penduduk yang belajar merokok Pada penduduk yang merokokyaitu yang merokok setiap hari dan merokok kadang-kadang ditanyakan berapa rata-ratabatang rokok yang dihisap perhari jenis rokok yang dihisap Juga ditanyakan apakahmerokok di dalam rumah ketika bersama anggota rumah tangga lain Bagi mantanperokok ditanyakan berapa umur ketika berhenti merokok

Persentase penduduk Provinsi Sumatera Utara umur 10 tahun ke atas yang merokoktiap hari sebesar 23 persen Di Kabupaten Nias (16) terendah dibandingkan dengankabupatenkota lainnya sedangkan Kabupaten Karo (41) tertinggi dari darikabupatenkota yang lain Atau dapat dikatakan di Kabupaten Karo setiap 10 orang adaempat orang perokok

137

Tabel 3711Persentase penduduk ge 10 tahun yang merokok dan tidak merokok

Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota

Perokok Saat Ini Tidak MerokokPerokokSetiapHari

PerokokKadang-Kadang

MantanPerokok

BukanPerokok

Nias 164 66 29 741

Mandailing Natal 266 53 12 669

Tapanuli Selatan 265 53 13 669

Tapanuli Tengah 236 39 22 703

Tapanuli Utara 260 41 27 672

Toba Samosir 261 44 28 667

Labuhan Batu 212 76 23 689

Asahan 264 37 21 677

Simalungun 255 93 19 634

Dairi 309 36 14 641

Karo 406 38 17 538

Deli Serdang 219 43 15 723

Langkat 231 38 38 692

Nias Selatan 170 103 32 694

Humbang Hasundutan 252 30 59 659

Pakpak Bharat 283 72 24 621

Samosir 319 41 31 609

Serdang Bedagai 215 69 17 700

Kota Sibolga 219 70 32 679

Kota Tanjung Balai 264 42 20 674

Kota Pematang Siantar 237 36 22 705

Kota Tebing Tinggi 254 33 29 684

Kota Medan 193 62 21 724

Kota Binjai 211 24 32 733

Kota Padang Sidempuan 268 52 33 647

Sumatera Utara 233 55 22 690

138

Persentase merokok tiap hari menurut umur sudah dimulai sejak umur 10-14 tahun yangkemudian meningkat menjadi 14 pada umur 15-24 tahun persentase merokok terusmeningkat seiring bertambahnya umur dan pada puncaknya pada umur 45-54 tahun(366) Selanjutnya persentase merokok menurun setelah umur 54 tahun Perokokumumnya pada laki-laki dan menurut pendidikan terbanyak pada yang berpendidikantamat SMA (293) selanjutnya tamat SMP Tidak tampak perbedaan pada Tingkatpengeluaran perkapita per bulan yaitu rata-rata 22 persen (Tabel 3712)

Tabel 3712Persentase penduduk ge 10 tahun yang merokok dan tidak merokok Menurut

Karakteristik di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik

Perokok Saat Ini Tidak Merokok

PerokokSetiap Hari

PerokokKadang-Kadang

MantanPerokok

BukanPerokok

Umur (Tahun)10-14 03 13 03 981

15-24 140 76 05 779

25-34 315 59 9 617

35-44 339 53 20 589

45-54 366 58 33 544

55-64 304 67 74 554

65-74 244 63 109 584

75+ 204 52 115 629

Jenis Kelamin

Laki 444 92 41 423

Perempuan 32 20 05 943

Pendidikan

Tidak Sekolah 223 54 51 672

Tidak Tamat SD 160 40 27 774

Tamat SD 208 42 21 730

Tamat SMP 248 64 17 671

Tamat SMA 293 69 21 618

Tamat SMA + 227 55 33 685

Daerah

Pekotaan 217 54 20 710

Pedesaan 247 56 25 673

Status Ekonomi

Kuintil-1 219 54 19 708

Kuintil-2 235 57 24 684

Kuintil-3 235 54 21 691

Kuintil-4 247 57 23 673

Kuintil-5 232 54 26 688

Sumatera Utara 233 55 22 690

139

Berdasarkan tabel 3713 dapat diketahui bahwa persentase perokok pada pria lebihbesar dibanding wanita yang ditinjau dari berbagai latarbelakang karakteristikresponden Berdasarkan tabel ini diketahui bahwa persentase tertinggi perokok setiaphari pada kelompok usia 55 - 64 tahun (326) Menarik untuk diamati yaitu perokokpada laki-laki terjadi penurunan mulai umur 55-64 tahun tetapi pada wanita penurunantersebut tidak terjadi bahkan terjadi peningkatan dan hanya menurunsedikit ketika umur75 tahun ke atas

Setiap harinya jumlah batang rokok yang dihisap oleh perokok secara umum lebihbanyak yang dihisap oleh perokok laki-laki yang berbeda berkisar 4-5 batang

Tabel 3713Persentase Perokok dan Jumlah Batang Rokok Yang Dihisap

Menurut Karakteristik di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik

Laki - Laki Perempuan

PerokokSaat Ini

Rata - Rata JumlahBatang Rokok Yang

DihisapPerokokSaat Ini

Rata - Rata JumlahBatang RokokYang Dihisap

Jml 95 CI Jml 95 CI

Umur (Tahun)10-14 23 692 49 - 90 9 391 36 - 5515-24 410 1114 108 - 114 23 1216 101 - 14225-34 745 1343 132 - 137 43 949 83 - 10735-44 756 1427 140 - 145 54 957 81 - 11045-54 761 1442 141 - 147 87 947 83 - 10655-64 637 1442 139 - 149 127 885 72 - 10565-74 510 1224 116 - 129 130 829 65 - 10175+ 454 1286 116 - 141 126 718 52 - 91

Pendidikan

Tidak Sekolah 576 1323 127 - 147 140 782 67 - 89Tidak Tamat SD 352 1456 139 - 147 68 962 83 - 109Tamat SD 476 1341 137 - 142 48 974 84 - 111Tamat SMP 579 1340 132 - 137 44 888 77 - 100Tamat SMA 648 1309 129 - 133 40 874 76 - 98Tamat PT 549 1382 132 - 146 40 1506 88 - 213

Daerah

Pekotaan 516 1283 1263 - 1302 36 1138 100 - 128Pedesaan 553 1412 1395 - 1429 66 836 78 - 89

Status Ekonomi

Kuintil-1 505 1349 1320 - 1377 55 1063 89 - 124Kuintil-2 544 1331 1303 - 1359 51 880 76 - 100Kuintil-3 538 1328 1300 - 1356 50 822 73 - 91Kuintil-4 562 1375 1346 - 1405 57 947 82 - 107Kuintil-5 537 1395 1365 - 1426 49 917 80 - 103

140

Tabel 3714 memperlihatkan persentase perokok dan rata-rata jumlah rokok yangdihisap pada laki-laki dan perempuan menurut kabupatenkota Di Kabupaten NiasSelatan walaupun jumlah perokok lebih banyak pada laki-laki tetapi rata-rata jumlahbatang rokok yang dihisap perokok wanita setiap harinya tidak ada perbedaan denganperokok laki-laki (11 batang) hampir sama juga terjadi di Kabupaten Mandailing Nataldan Tapanuli Selatan Namun di Kabupaten Simalungun perokok laki-laki rata-ratajumlah batang rokok yang di hisap jauh lebih banyak dari perokok wanita yaitu berbeda7-8 batang setiap harinya Pola yang berbeda terjadi di Kota Medan di mana perokokwanita jumlahnya relatif kecil (laki-laki 483 wanita 39) tetapi rata-rata jumlahbatang rokok yang dihisap setiap hari lebih banyak pada wanita (laki-laki 12-13 batangwanita 14-15 batang)

Tabel 3714Persentase Perokok dan Jumlah Batang Rokok Yang Dihisap

Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota

Laki - Laki Perempuan

PerokokSaat Ini

Rata - Rata JumlahBatang Rokok Yang

DihisapPerokokSaat Ini

Rata - Rata JumlahBatang Rokok Yang

DihisapJml 95 CI Jml 95 CI

Nias 414 1290 120 - 138 64 713 35 - 107

Mandailing Natal 594 1523 144 - 160 48 1380 73 - 203

Tapanuli Selatan 617 1640 158 - 170 38 1400 104 - 176

Tapanuli Tengah 528 1390 130 - 147 40 862 60 - 112

Tapanuli Utara 565 1308 125 - 137 49 900 62 - 118

Toba Samosir 556 1469 136 - 158 65 989 66 - 132

Labuhan Batu 558 1615 158 - 165 30 1243 94 - 155

Asahan 582 1365 131 - 142 33 810 63 - 99

Simalungun 597 1162 113 - 120 103 413 33 - 49

Dairi 584 1470 138 - 156 121 750 57 - 93

Karo 636 1353 129 - 142 258 902 79 - 102

Deli Serdang 495 1155 112 - 119 37 890 73 - 105

Langkat 542 1498 145 - 155 20 900 67 - 113

Nias Selatan 477 1164 107 - 126 112 1115 92 - 131

Humbang Hasundutan 544 1519 140 - 164 38 847 20 - 150

Pakpak Bharat 606 1509 130 - 172 118 1019 -44 - 248

Samosir 540 1399 128 - 152 190 1123 90 - 135

Serdang Bedagai 533 1270 122 - 132 31 764 52 - 100

Kota Sibolga 530 1435 129 - 158 57 753 15 - 135

Kota Tanjung Balai 595 1429 132 - 153 18 877 -06 - 181

Kota Pematang Siantar 543 1219 113 - 131 39 783 51 - 105

Kota Tebing Tinggi 530 1254 114 - 137 46 1103 46 - 174

Kota Medan 483 1287 125 - 132 39 1450 112 - 178

Kota Binjai 468 1208 112 - 130 18 709 35 - 107

Kota Padang Sidempuan 602 1483 137 - 160 43 1048 55 - 154

Sumatera Utara 536 135 64 99

141

Berdasarkan Tabel 3715 dapat diketahui bahwa rata-rata jumlah batang rokok yangdihisap setiap hari perokok saat ini menurut berbagai karakteristik terlihat tinggikelompok 1-12 batang di mana ada kemungkinan pada kelompok ini termasuk yangcoba-coba atau yang mulai menjadi perokok Pecandu rokok umumnya menghisaprokok jauh lebih banyak Jika yang menghisap gt= 49 batang dikatakan pecandu rokokberat maka kelompok ini banyak pada umur di atas 45-54 tahun tinggal di desaberpendidikan rendah dan tingkat pengeluaran perkapita perbulan juga rendah

Tabel 3715Persentase Perokok Saat Ini Umur 10 Tahun Ke Atas Berdasarkan Jumlah

Batang Rokok Yang Dihisap Per Hari Menurut Karakteristikdi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikRata-rata batang rokok perhari

gt=49 btg 37-48 25-36 btg 13-24 1-12

Umur (tahun)10-14 540 09 45115-24 50 01 07 157 78525-34 40 04 21 277 65735-44

32 06 30 287 64445-54

41 08 36 272 64455-64 57 09 42 238 65565-74 82 03 13 177 72575+

93 21 19 165 703Pendidikan

Tidak sekolah 106 12 25 188 669Tidak tamat SD

125 08 28 232 607Tamat SD 52 08 28 248 665Tamat SMP 39 04 25 238 694Tamat SMA 33 03 19 255 689Tamat SMA + 43 01 45 266 644

DaerahPekotaan 40 04 24 219 713Pedesaan

62 07 25 264 642Status ekonomi

Kuintil-1 80 04 20 251 646Kuintil-2 57 06 21 242 674Kuintil-3

51 04 22 238 685Kuintil-4

43 04 23 246 684Kuintil-5

45 08 35 250 663Sumatera Utara 52 05 25 245 673

142

Pecandu rokok berat (rata-rata jumlah rokok yang dihisap perhari gt=49 batang)persentase tiga terbanyak di Kabupaten Nias Selatan 215 Nias 19 dan PakpakBharat 135 Kabupaten Tapanuli Selatan Langkat Labuhan Batu Kota Sibolga danTanjung Balai merupakan daerah-daerah yang perokoknya menghisap 13-24 batangperhari sudah di atas 30 atau tiga dari sepuluh orang yang kemungkinannya akanmenjadi perokok berat

Tabel 3716Persentase Perokok Saat Ini Pada Laki-Laki Umur 10 Tahun Ke Atas

Berdasarkan Jumlah Batang Rokok Yang Dihisap Per HariMenurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKotaRata-rata batang rokok perhari

gt=49btg

37-48btg

25-36btg

13-24btg

1-12 btg

Nias 192 03 37 248 520Mandailing Natal 57 20 34 297 592Tapanuli Selatan 70 04 51 397 477Tapanuli Tengah 24 07 34 188 746Tapanuli Utara 20 03 03 247 727Toba Samosir 21 03 31 261 683Labuhan Batu 37 04 36 323 600Asahan 36 08 19 246 691Simalungun 14 01 06 128 850Dairi 56 08 24 243 668Karo 92 09 23 233 643Deli Serdang 57 05 05 188 745Langkat 65 10 51 367 507Nias Selatan 215 06 245 534Humbang Hasundutan 74 02 27 282 614Pakpak Bharat 135 02 18 253 592Samosir 21 09 20 227 723Serdang Bedagai 38 06 10 188 758Kota Sibolga 34 05 20 329 612Kota Tanjung Balai 21 05 25 353 595Kota Pematang Siantar 13 10 15 179 783Kota Tebing Tinggi 11 09 25 242 713Kota Medan 44 32 190 734Kota Binjai 16 04 21 291 668Kota Padang Sidempuan 21 15 30 329 605

Sumatera Utara 52 05 25 245 673

Umur mulai merokok setiap hari paling tinggi pada kelompok umur 15-19 tahun (335 )Umur pertama kali merokok tiap hari pada laki-laki lebih tinggi pada umur 10-19 tahundibandingkan pada perempuan dan perbedaan tersebut mencolok pada umur 15-19tahun

Menurut pendidikan umur mulai merokok tiap hari sangat bervariasi Pada kelompokumur 15-19 tahun mulai merokok tiap hari paling banyak pada penduduk tidak tamat SD(258) Sedangkan menurut Tingkat pengeluaran perkapita per bulan umur mulaimerokok tiap hari pada penduduk tidak menunjukkan pola tertentu

143

Tabel 3717Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok Berdasarkan Umur

Pertama Kali Merokok Setiap Hari Menurut Karakteristikdi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikUsia Mulai Merokok Tiap Hari

5-9Th

10-14Th

15-19Th

20-24Th

25-29Th

gt=30Th

TidakTahu

Umur (tahun)10-14 00 86 00 00 00 00 914

15-24 00 130 548 110 00 00 212

25-34 00 83 401 227 31 03 256

35-44 00 53 306 245 38 22 336

45-54 00 58 264 202 45 40 391

55-64 00 61 229 193 46 64 408

65-74 00 71 142 170 52 80 486

75+ 00 53 149 103 27 99 568

Jenis Kelamin

Laki 00 76 352 209 31 13 318

Perempuan 00 41 137 113 57 166 486

Pendidikan

Tidak Sekolah 00 68 210 138 25 75 484

Tidak Tamat SD 00 72 258 178 41 41 411

Tamat SD 00 83 315 162 34 29 378

Tamat SMP 00 87 361 176 29 16 332

Tamat SMA 00 62 376 246 32 19 265

Tamat SMA + 00 40 281 335 51 27 265

Daerah

Pekotaan 00 80 364 216 34 19 288

Pedesaan 00 69 315 190 33 30 364

Status Ekonomi

Kuintil-1 00 84 335 178 29 23 352

Kuintil-2 00 82 349 200 28 21 320

Kuintil-3 00 73 344 183 33 19 347

Kuintil-4 00 68 340 201 31 32 328

Kuintil-5 00 67 315 228 41 27 321

Dari tabel ini dapat diketahui bahwa dari penduduk yang merokok dimulai pada umur-umur muda (kurang dari 15 tahun) banyak terdapat di Kabupaten Serdang Bedagai195 dan Tapanuli Selatan 181 Di Kabupaten Toba Samosir dan Kota Binjai tidakada responden yang menjawab mulai merokok pada umur 5-9 tahun

144

Tabel 3718 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok

Berdasarkan Umur Pertama Kali Merokok Setiap Hari MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKotaUsia mulai merokok tiap hari

5-9th

10-14th

15-19 th20-24

th25-29

thgt=30

thTidaktahu

Nias 00 50 305 299 73 46 227

Mandailing Natal 00 90 498 187 16 17 191

Tapanuli Selatan 00 168 376 90 07 04 356

Tapanuli Tengah 00 63 507 238 46 26 120

Tapanuli Utara 00 50 387 164 15 10 374

Toba Samosir 00 37 397 272 74 29 192

Labuhan Batu 00 44 363 230 27 05 330

Asahan 00 44 298 335 64 30 230

Simalungun 00 29 190 210 34 64 472

Dairi 00 50 418 219 49 68 196

Karo 00 47 249 225 88 91 300

Deli Serdang 00 76 281 151 19 10 463

Langkat 00 79 183 207 08 04 520

Nias Selatan 00 12 170 97 18 03 700

Humbang Hasundutan 00 70 449 200 10 27 244

Pakpak Bharat 00 96 420 144 23 20 298

Samosir 00 52 360 120 55 80 333

Serdang Bedagai 00 180 283 59 07 20 452

Kota Sibolga 00 88 530 114 26 36 207

Kota Tanjung Balai 00 77 552 207 62 19 85

Kota Pematang Siantar 00 43 509 215 49 43 142

Kota Tebing Tinggi 00 55 339 318 60 31 197

Kota Medan 00 89 425 239 40 15 190

Kota Binjai 00 34 480 206 17 10 253

Kota Padang Sidempuan 00 71 312 212 36 23 347

Sumatera Utara 00 74 335 201 33 25 331

145

Grafik 371Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok

Berdasarkan Umur Pertama Kali Merokok Setiap Haridi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

146

Umur mulai merokok atau kunyah tembakau termasuk penduduk yang baru pertama kalimencoba merokok atau mengunyah tembakau secara umum banyak pada kelompokumur 15-19 tahun (319) kemudian kelompok umur 10-14 tahun (92) Padakelompok umur tersebut laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan perempuanDemikian juga menurut tingkat pendidikan dan tingkat pengeluaran perkapita perbulan

Tabel 3719Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok

Berdasarkan Umur Pertama Kali Merokok Menurut Karakteristikdi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikUsia pertama kali merokokkunyah tembakau

5-9th

10-14th

15-19th

20-24th

25-29th

gt=30th

Tidaktahu

Umur (tahun)10-14 143 175 682

15-24 09 157 475 51 309

25-34 12 102 381 128 22 03 353

35-44 12 72 316 133 25 16 425

45-54 14 72 256 118 24 33 483

55-64 12 60 221 121 36 43 507

65-74 17 57 171 87 34 64 570

75+ 14 50 112 88 18 58 660

Jenis Kelamin

Laki 12 97 340 112 20 08 411

Perempuan 37 46 130 82 33 121 553

Pendidikan

Tidak sekolah 25 64 168 72 13 72 587

Tidak tamat SD 33 81 231 90 21 39 505

Tamat SD 13 110 287 81 21 21 467

Tamat SMP 10 106 346 94 17 13 414

Tamat SMA 09 80 375 135 21 10 371

Tamat SMA + 21 51 269 243 54 26 335

Daerah

Pekotaan 13 88 338 124 23 16 398

Pedesaan 15 95 305 98 20 22 446

Status ekonomi

Kuintil-1 22 94 306 96 18 21 442

Kuintil-2 13 101 330 101 18 14 422

Kuintil-3 17 97 328 99 19 15 425

Kuintil-4 12 80 328 110 18 23 430

Kuintil-5 11 90 301 129 29 22 418

Sumatera Utara 14 92 319 109 21 19 426

147

Seperti halnya usia merokok setiap hari pada tabel ini menunjukkan persentasependuduk yang merokok pertama kali menurut daerah di mana Kota Tanjung Balaimerupakan daerah terbanyak yang perokoknya mulai merokok pada umur di bawah 20tahun yaitu 667 (09+15+508) berikutnya adalah Kabupaten Asahan 602(06+88+508) dan Tapanuli Tengah

Tabel 37110 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok

Berdasarkan Umur Pertama Kali Merokok Menurut KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKotaUsia pertama kali merokok

5-9 th10-14

th15-19

th20-24

th25-29

thgt=30

thTidaktahu

Nias 20 83 229 155 35 18 460

Mandailing Natal 51 112 373 123 15 18 308

Tapanuli Selatan 21 170 234 67 06 07 495

Tapanuli Tengah 06 88 508 139 56 36 168

Tapanuli Utara 06 48 335 151 17 12 432

Toba Samosir 02 54 372 173 42 35 323

Labuhan Batu 10 152 305 53 06 06 467

Asahan 23 135 478 125 31 13 195

Simalungun 02 53 390 81 14 23 437

Dairi 10 71 368 158 39 71 282

Karo 03 127 241 86 25 54 464

Deli Serdang 07 47 189 125 17 13 602

Langkat 09 67 255 91 11 11 555

Nias Selatan 27 21 167 65 18 02 701

Humbang Hasundutan 13 67 285 116 04 21 494

Pakpak Bharat 21 81 311 57 11 25 494

Samosir 04 54 325 96 40 93 387

Serdang Bedagai 29 151 242 55 14 19 490

Kota Sibolga 08 91 501 114 18 28 241

Kota Tanjung Balai 09 150 508 131 57 21 123

Kota Pematang Siantar 07 43 453 189 46 43 219

Kota Tebing Tinggi 22 86 336 256 27 20 254

Kota Medan 21 91 377 126 29 14 341

Kota Binjai 04 30 398 185 09 15 359

Kota Padang Sidempuan 11 132 324 83 11 25 413

Sumatera Utara 14 92 319 109 21 19 426

148

Di Provinsi Sumatera Utara 861 perokok melakukan kebiasaan di dalam rumah ketikabersama dengan anggota keluarga lainnya Kebiasaan ini terbanyak di Kabupaten Karodan Samosir di atas 94 persen atau hampir semua perokok melakukan kebiasaan ini

Tabel 37111Prevalensi Perokok Dalam Rumah Ketika Bersama Anggota Rumah Tangga

Yang Lain Menurut Karakteristik KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota Perokok di dalam rumah

Nias 894

Mandailing Natal 888

Tapanuli Selatan 806

Tapanuli Tengah 860

Tapanuli Utara 928

Toba Samosir 918

Labuhan Batu 869

Asahan 923

Simalungun 822

Dairi 890

Karo 945

Deli Serdang 834

Langkat 845

Nias Selatan 724

Humbang Hasundutan 789

Pakpak Bharat 929

Samosir 944

Serdang Bedagai 857

Kota Sibolga 854

Kota Tanjung Balai 929

Kota Pematang Siantar 879

Kota Tebing Tinggi 879

Kota Medan 863

Kota Binjai 829

Kota Padang Sidempuan 885

Sumatera Utara 861

149

Tabel ini menyajikan persentase penduduk ge 10 tahun yang merokok menurut jenis rokok yang dihisap Dapat dilihat bahwa sebagian besar penduduk yang cenderungmemilih rokok kretek dengan filter yang kemudian rokok kretek tanpa filter Padaperokok dengan rokok kretek dengan filter tinggi pada umur 15-24 tahun (71) yangkemudian terjadi penurunan dengan meningkatnya umur Menurut karakteristik jeniskelamin tempat tinggal pendidikan dan tingkat pengeluaran perkapita rumah tanggapenghisap rokok kretek dengan filter tetap yang terbanyak

Tabel 37112Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok Berdasarkan Jenis Rokok

Yang Dihisap Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KabupatenKota

Jenis rokok yang dihisap

Kretekdgnfilter

Kretektanpafilter

Rokokputih

Rokoklinting

Cang-klong

Cerutu

Tembakau diku

nyah

Lainnya

Nias 686 270 62 37 02 155Mandailing Natal 357 452 331 210 10 13 22 02Tapanuli Selatan 651 298 181 119 06 08 19 04Tapanuli Tengah 436 419 114 45 21 09Tapanuli Utara 572 376 45 42 24 04Toba Samosir 619 329 25 41 50Labuhan Batu 589 259 281 49 09 01Asahan 614 221 157 83 03 04 04Simalungun 719 406 166 82 31 25 112 01Dairi 367 442 76 49 08 08 143 11Karo 523 177 43 17 03 01 254 01Deli Serdang 706 305 156 10 03 04 15 03Langkat 696 269 108 55 10 27 03Nias Selatan 515 134 95 36 03 14 369 01Humbang Hasundutan 847 54 07 33 04 04 31 02Pakpak Bharat 398 458 37 66 05 64 14Samosir 398 364 157 38 02 03 231 06Serdang Bedagai 591 219 315 16 12Kota Sibolga 785 94 231 08 08 04 14 09Kota Tanjung Balai 617 323 215 32 02 02 07 02KotaPematang Siantar 593 303 198 14 04 02 16 09Kota Tebing Tinggi 761 199 84 08 02 04 06 02Kota Medan 801 283 134 12 01 03 09 01Kota Binjai 732 167 130 04

Kota PadangSidempuan

638 313 175 16 03 04 19 04

150

Tabel 37113Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok Berdasarkan Jenis Rokok

Yang Dihisap Menurut Karakteristik di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Karakteristik

Jenis rokok yang dihisapKretekdengan

filter

Kretektanpafilter

Rokokputih

Rokoklinting

Cangklong

CerutuTembakaudikunyah

Lainnya

Umur (tahun)10-14 671 127 273 25 07 07 31 0815-24 710 214 256 09 02 03 08 0125-34 701 280 184 20 02 04 21 0235-44 673 318 152 34 02 04 36 0245-54 636 332 108 50 03 05 63 0255-64 515 320 85 115 15 12 118 0765-74 416 320 74 176 19 22 189 0775+ 298 233 52 278 32 29 226 08

Jenis Kelamin

Laki 672 307 166 47 05 06 14 02Perempuan 406 131 77 39 05 06 424 07

Pendidikan

Tidak sekolah 400 235 106 144 08 05 241 06Tidak tamat SD 480 323 123 119 08 08 114 04Tamat SD 596 307 163 58 04 05 58 04Tamat SMP 704 291 166 38 05 07 33 01Tamat SMA 712 281 169 15 03 04 21 02Tamat SMA + 713 258 145 10 04 11 19 07

Daerah

Pekotaan 736 275 163 17 02 04 14 02Pedesaan 583 304 156 68 06 07 77 03

Status ekonomi

Kuintil-1 591 323 146 69 04 07 75 02Kuintil-2 640 314 163 60 04 07 44 03Kuintil-3 653 295 159 40 05 04 40 03Kuintil-4 648 275 172 38 05 04 49 04Kuintil-5 706 258 151 26 04 06 44 01

372 Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur

Riskesdas 2007 mengumpulkan data frekuensi dan porsi asupan sayur dan buahdengan mengukur jumlah hari dalam seminggu dan jumlah porsi rata-rata dalam sehariPenduduk dikategorikan lsquocukuprsquo mengkonsumsi sayur dan buah apabila mengkonsumsisayur dan buah tiap hari dengan perimbangan minimal 5 porsi sayur dan buah selama 7hari dalam seminggu Dikategorikan rsquokurangrsquo apabila konsumsi sayur dan buah kurangdari ketentuan di atas

151

Hasil Riskesdas 2007 menunjukkan secara keseluruhan hanya 55 persen pendudukumur 10 tahun ke atas yang cukup mengkonsumsi sayur dan buah di Provinsi SumateraUtara Bahkan di Kabupaten Nias dan Nias Selatan masih di bawah satu persen ataudapat dikatakan kurang makan buah dan sayur Menurut karakteristik responden yangpaling kurang konsumsi buah dan sayur adalah pada kelompok umur di atas 75 tahundan yang pengeluaran perkapita rumah tangganya rendah kuintil 1 dan 2

Dari tabel ini dapat diketahui bahwa secara garis besar persentase penduduk yangmemiliki kecukupan sayur dan buah sangat kecil Dengan mengacu pada kecukupanmakan buah dan sayur dari WHO maka kecukupan tersebut masih rendah atau masihdi bawah 10 persen hal tersebut dapat dilihat menurut berbagai karakteristik responden

Kekurang cukupan makan buah dan sayur tersebut terlihat meningkat pada tingkatpengeluaran perkapita rumah tangga rendah yaitu pada kuitil satu (958) dan dua(956)

Tabel 3721 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Cukup Dan Kurang Makan Buah

Dan Sayur Menurut Karakteristik di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Karakteristik Cukup (WHO) Kurang (WHO)

Umur (tahun)10-14 51 949

15-24 54 946

25-34 66 934

35-44 58 942

45-54 48 952

55-64 56 944

65-74 52 948

75+ 39 961

Jenis Kelamin

Laki 53 947

Perempuan 58 942

Pendidikan

Tidak sekolah 46 954

Tidak tamat SD 55 945

Tamat SD 52 948

Tamat SMP 56 944

Tamat SMA 55 945

Tamat SMA + 85 915

Daerah

Pekotaan 52 948

Pedesaan 58 942

Status ekonomi

Kuintil-1 42 958

Kuintil-2 44 956

Kuintil-3 59 941

Kuintil-4 66 934

Kuintil-5 65 935

Sumatera Utara 55 945

152

Di berbagai daerah kabupatenkota di Sumatera Utara kecukupan makan buah dansayur masih sangat rendah (di bawah satu persen) seperti di Kabupaten Nias SelatanNias Simalungun Tapanuli Tengah dan Kota SibolgaSedangkan kecukupan makanbuah dan sayur sudah tinggi diantara kabupatenkota yang lain adalah Kabupaten Dairidan Kota Binjai (di atas 10 persen)

Tabel 3722Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Cukup dan Kurang Makan Buah

dan Sayur Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KabupatenKota Cukup (WHO) Kurang (WHO)

Nias 4 996

Mandailing Natal 67 933

Tapanuli Selatan 48 952

Tapanuli Tengah 9 991

Tapanuli Utara 111 889

Toba Samosir 26 974

Labuhan Batu 139 861

Asahan 70 930

Simalungun 8 992

Dairi 159 841

Karo 64 936

Deli Serdang 48 952

Langkat 73 927

Nias Selatan 1 999

Humbang Hasundutan 15 985

Pakpak Bharat 24 976

Samosir 14 986

Serdang Bedagai 25 975

Kota Sibolga 8 992

Kota Tanjung Balai 11 989

Kota Pematang Siantar 13 987

Kota Tebing Tinggi 34 966

Kota Medan 54 946

Kota Binjai 107 893

Kota Padang Sidempuan 35 965

Sumatera Utara 55 945

373 Perilaku Konsumsi Minuman Beralkohol

Salah satu faktor risiko kesehatan adalah kebiasaan mengkonsumsi alkohol DalamRiskesdas 2007 informasi perilaku minum alkohol digali dengan menanyakan padaresponden umur 10 tahun ke atas Karena perilaku minum alkohol seringkali periodikmaka penggalian informasi hanya pada 12 bulan dan satu bulan terakhir Wawancaradiawali dengan pertanyaan apakah mengkonsumsi minuman beralkohol dalam 12 bulanterakhir Bagi penduduk yang menjawab ldquoyardquo ditanyakan dalam 1 bulan terakhirkemudian ditanyakan juga frekuensinya jenis minuman yang diminum serta berapa rata-rata satuan minuman standar

153

Jawaban responden yang bervariasi tentang persepsi ukuran yang digunakan ketikaminum alkohol kemudian dilakukan kalibrasi sehingga didapatkan ukuran yang standardengan demikian dapat dibandingkan menurut provinsi maupun karakteristik respondenyang lain Satu minuman standar setara dengan satu botol volume 285 mili liter

Di Sumatera Utara prevalensi peminum alkohol 12 bulan terakhir sebanyak 61 persensedangkan yang mengkonsumsi dalam satu bulan terakhir sebanyak 44 persenBeberapa kabupatenkota prevalensi minum alkohol terilihat tinggi seperti di KabupatenDairi Toba Samosir Samosirdan Humbang Hasundutan

Pada umumnya perilaku minum alkohol dalam 12 bulan terakhir tinggi perilaku minumalkohol dalam satu bulan terakhir juga tinggi Atau sebaliknya jika minum alkohol 12bulan terakhir rendah perilaku minum alkohol satu bulan terakhir juga rendah

Tabel 3731Persentase Peminum Minuman Beralkohol 12 Bulan Terakhir dan

1 Bulan Terakhir Di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKotaKonsumsi

alkohol 12 Bulanterakhir

Konsumsialkohol 1 Bulan

terakhir

Tidak konsumsialkohol 12 Bulan

terakhirNias 169 50 831

Mandailing Natal 09 03 991

Tapanuli Selatan 36 26 964

Tapanuli Tengah 94 83 906

Tapanuli Utara 178 139 822

Toba Samosir 208 197 792

Labuhan Batu 45 29 955

Asahan 32 26 968

Simalungun 121 105 879

Dairi 216 211 784

Karo 29 23 971

Deli Serdang 41 30 959

Langkat 24 05 976

Nias Selatan 91 40 909

Humbang Hasundutan 191 156 809

Pakpak Bharat 112 106 888

Samosir 210 194 790

Serdang Bedagai 33 21 967

Kota Sibolga 45 34 955

Kota Tanjung Balai 36 24 964

Kota Pematang Siantar 63 57 937

Kota Tebing Tinggi 71 46 929

Kota Medan 34 23 966

Kota Binjai 18 12 982

Kota Padang Sidempuan 22 10 978

Sumatera Utara 61 44 939

154

Prevalensi peminum alkohol 12 bulan terakhir yang meningkat dengan bertambahnyaumur hingga mencapai umur 45-54 tahun (86) yang kemudian turun denganbertambahnya yangpada akhirnya pada umur 75 tahun lebih hanya 25 persen Perilakuminum alkohol dalamsatu bulan terakhir meningkat mulai umur 15-24 tahun yangkemudian dengan bertambahnya umur tidak terlihat jelas perbedaan prevalensi minumalkohol dalam satu bulan tersebut dimana kisaran prevalensinya sekitar 72

Menurut jenis kelamin prevalensi peminum alkohol 12 bulan terakhir lebih besar padalaki-laki (113) dibandingkan pada perempuan (1) Sedangkan menurut pendidikanprevalensi minum alkohol 12 bulan terakhir tinggi pada yang berpendidikan tamat SMPdan Tamat SMA kemudian tinggi di desa Prevalensi peminum alkohol menurunmenurut tingkat pengeluaran per kapita per bulan mulai dari strata yang terendah

Tabel 3732Persentase Peminum Minuman Beralkohol 12 Bulan Terakhir

dan 1 Bulan Terakhir Menurut Karakteristik di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KarakteristikKonsumsi

alkohol 12 Bulanterakhir

Konsumsialkohol 1 Bulan

terakhir

Tidak konsumsialkohol 12 Bulan

terakhir

Umur (tahun)10-14 10 04 990

15-24 45 30 955

25-34 82 61 918

35-44 83 60 917

45-54 86 65 914

55-64 76 56 924

65-74 52 41 948

75+ 25 18 975

Jenis Kelamin

Laki 113 84 887

Perempuan 10 05 990

Pendidikan

Tidak sekolah 60 37 940

Tidak tamat SD 45 30 955

Tamat SD 52 36 948

Tamat SMP 73 53 927

Tamat SMA 70 54 930

Tamat SMA + 41 30 959

Daerah

Pekotaan 42 30 958

Pedesaan 77 55 923

Status ekonomi

Kuintil-1 86 47 920

Kuintil-2 70 45 933

Kuintil-3 58 43 943

Kuintil-4 54 40 947

Kuintil-5 49 42 952

Sumatera Utara 61 44 939

155

374 Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik secara teratur bermanfaat dalam mengatur berat badan dan menguatkansistem jantung dan pembuluh darah Mengukur tingkat aktivitas fisik seseorang dimasyarakat bukan pekerjaan yang mudahDalam Riskesdas 2007 dikumpulkan data frekuensi beraktivitas fisik dalam semingguterakhir untuk penduduk 10 tahun ke atas Kegiatan aktivitas fisik dikategorikan cukupapabila kegiatan dilakukan terus menerus sekurangnya 10 menit dalam 1 kegiatan tanpahenti dan secara kumulatif 150 menit selama 5 hari dalam 1 minggu Selain frekuensidilakukan pula pengumpulan data intensitas yaitu dengan mengumpulkan data tentangjumlah hari melakukan aktivitas rsquoberatrsquo rsquosedangrsquo dan rsquoberjalanrsquo Perhitungan jumlah menitaktivitas fisik dalam seminggu mempertimbangkan pula jenis aktivitas yang dilakukandimana aktivitas diberi pembobotan masing-masing untuk aktivitas berat 4 kali aktivitassedang 2 kali terhadap aktivitas ringan atau jalan santai Pembobotan ini yang dikenaldengan metabolik ekuivalen ( MET) MET adalah perbandingan antara metabolik rate orangbekerja dibandingkan dengan metabolik rate orang dalam keadaan istirahat MET biasadigunakan untuk menggambarkan intensitas aktifitas fisik dan juga digunakan untuk analisisdata GPAC (Global Physical activity Questionaire)Sebagai batasan aktivitas fisik ldquocukuprdquoapabila hasil perkalian frekuensi dan intensitas yang dilakuakn dalam satu minggu secarakumulatif sebesar 600 MET

Dari tabel 3741 terlihat bahwa sebagian besar penduduk di Provinsi Sumatera Utarayang kurang melakukan aktivitas fisik masih lebih banyak (519) Bahkan di KabupatenNias Selatan penduduk yang kurang aktifitas tersebut mencapai 713 persen Namundemikian sudah ada beberapa kabupatenkota yang sudah mencapai di atas 80 untukyang kategori aktifitas cukup yaitu Kabupaten Toba Samosir Dairi dan HumbangHasundutan

Tabel 3741Prevalensi Penduduk ge 10 Tahun Yang Melakukan Kegiatan Aktif dan Tidak Aktif Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota Kurang CukupNias 309 691

Mandailing Natal 400 600

Tapanuli Selatan 566 434

Tapanuli Tengah 476 524

Tapanuli Utara 233 767

Toba Samosir 177 823

Labuhan Batu 497 503

Asahan 570 430

Simalungun 475 525

Dairi 166 834

Karo 306 694

Deli Serdang 552 448

Langkat 611 389

Nias Selatan 713 287

Humbang Hasundutan 157 843

Pakpak Bharat 213 787

Samosir 182 818

Serdang Bedagai 588 412

Kota Sibolga 676 324

Kota Tanjung Balai 631 369

Kota Pematang Siantar 693 307

Kota Tebing Tinggi 654 346

Kota Medan 642 358

Kota Binjai 423 577

Kota Padang Sidempuan 324 676

Sumatera Utara 519 481

156

Aktifitas fisik kurang persentase pada terbanyak pada kelompok umur 10-14 tahunyang kemudian menurun seiring dengan meningkatnya umur tetapi pada umur 55-64tahun persentase penduduk yang melakukan aktifitas fisik kurang meningkat kembaliMenurut jenis kelamin penduduk wanita lebih banyak yang beraktifitas fisik kurangdibandingkan laki-laki menurut tempat tinggal banyak di kota dan menurut tingkatpengeluaran yang beraktifitas fisik kurang semakin meningkat seiring denganmeningkatnya tingkat pengeluaran

Tabel 3742Prevalensi Penduduk ge 10 Tahun Yang Melakukan Kegiatan Aktif dan Tidak

Aktif Menurut Karakteristik di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik Kurang Cukup

Umur (tahun)10-14 672 328

15-24 545 455

25-34 463 537

35-44 436 564

45-54 411 589

55-64 506 494

65-74 645 355

75+ 806 194

Jenis Kelamin

Laki 455 545

Perempuan 579 421

Pendidikan

Tidak sekolah 596 404

Tidak tamat SD 562 438

Tamat SD 505 495

Tamat SMP 493 507

Tamat SMA 506 494

Tamat PT 591 409

Daerah

Pekotaan 593 407

Pedesaan 456 544

Status ekonomi

Kuintil-1 463 537

Kuintil-2 487 513

Kuintil-3 510 490

Kuintil-4 543 457

Kuintil-5 590 410

Sumatera Utara 519 481

157

375 Pengetahuan Tentang Flu Burung dan HIVAIDS

3751 Flu Burung

Dari data Riskesdas penduduk yang memiliki pengetahuan benar tentang flu burungadalah penduduk yang pernah mendengar tentang flu burung dan menjawab salah satubenar tentang penularan flu burung dari kontak dengan unggas sakit atau kontak dengankotoran unggaspupuk kandang Sedangkan bersikap benar tentang flu burung adalahyang menjawab salah satu benar pada tindakan apabila ada unggas yang sakit ataumati yaitu melaporkan pada aparat terkait membesihkan kandang unggas ataumenguburmebakar unggas yang sakit

Tabel 37511 menujukkan sebagian besar (746) penduduk Provinsi Sumatera Utaraberusia 10 tahun ke atas pernah mendengar tentang flu burung tetapi baru 848 persenyang berpengetahuan benar dan sudah 942 persen bersikap benar tentang flu burung

Persentase tertinggi yang pernah mendengar tentang flu burung terdapat di Kota TebingTinggi (898) Penduduk dengan pengetahuan benar tentang penularan flu burungpaling tinggi di Kabupaten Langkat sedangkan kabupaten dengan sikap benar palingtinggi di kabupaten Simalungun

Tabel 37511Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Pernah Mendengar

Berpengetahuan Benar dan Bersikap Benar Tentang Flu BurungMenurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKotaPernah

mendengartentang flu burung

Berpengetahuanbenar tentang

flu burung

Bersikapbenar tentang

flu burungNias 605 749 933Mandailing Natal 471 806 841Tapanuli Selatan 603 868 823Tapanuli Tengah 426 798 960Tapanuli Utara 657 885 929Toba Samosir 663 797 927Labuhan Batu 866 877 927Asahan 605 714 909Simalungun 724 821 979Dairi 666 824 920Karo 799 823 975Deli Serdang 824 756 933Langkat 869 954 962Nias Selatan 228 840 914Humbang Hasundutan 666 892 905Pakpak Bharat 721 514 899Samosir 564 846 935Serdang Bedagai 689 826 949Kota Sibolga 849 783 927Kota Tanjung Balai 780 897 943Kota Pematang Siantar 752 849 955Kota Tebing Tinggi 898 934 956Kota Medan 861 906 975Kota Binjai 857 889 953Kota Padang Sidempuan 769 903 909

Sumatera Utara 746 848 942

158

Persentase penduduk 10 tahun ke atas yang pernah mendengar berpengetahuan sertabersikap benar tentang flu burung meningkat pada kelompok 15-34 tahun namunpersentase tersebut menurut seiring dengan meningkatnya umur

Penduduk laki-laki yang pernah mendengar berpengetahuan serta bersikap benartentang flu burung lebih banyak dibanding penduduk perempuan

Menurut tingkat pendidikan semakin tinggi jenjang pendidikan penduduk semakinbanyak pula yang pernah mendengar serta berpengetahuan dan bersikap benar tentangflu burung pada penduduk yang tamat SMA atau lebih tinggi persentase tersebutmencapai 90 Pendudukdi kota lebih baik pengetahuan dan sikapnya tentang fluburung dibanding yang tinggal di desa

Ditinjau dari tingkat pengeluaran perkapita semakin tinggi tingkat pengeluaran rumahtangga perkapita semakin banyak pula yang pernah mendengar serta berpengetahuandan bersikap benar tentang flu burung (Tabel 37512)

Tabel 37512Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Pernah Mendengar

Berpengetahuan Benar dan Bersikap Benar Tentang Flu BurungMenurut Karakteristik di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikPernah

mendengartentang flu burung

Berpengetahuanbenar tentang

flu burung

Bersikapbenar tentang

flu burungUmur (tahun)

10-14 562 767 87115-24 860 879 95725-34 838 876 96035-44 812 865 95345-54 754 832 94655-64 611 802 93165-74 491 764 89475+ 289 736 880

Jenis KelaminLaki 777 862 945Perempuan 717 834 939

PendidikanTidak sekolah 391 727 866Tidak tamat SD 510 747 869Tamat SD 668 799 915Tamat SMP 828 870 959Tamat SMA 909 894 971Tamat SMA + 946 927 976

DaerahPekotaan 838 861 958Pedesaan 668 835 925

Status ekonomiKuintil-1 622 843 926Kuintil-2 689 830 931Kuintil-3 725 846 946Kuintil-4 786 860 956Kuintil-5 832 867 957

PekerjaanTidak kerja 642 844 927Sekolah 694 820 919Ibu RT 783 850 958Pegawai 919 897 977wiraswasta 861 886 965Petaninelayanburuh 681 826 925Lainnya 790 826 937

159

3752 HIVAIDS

Pengetahuan mengenai HIVAIDS meliputi pengetahuan tentang penularan virus kemanusia dan pengetahuan tentang mencegah HIVAIDS Penduduk dianggapberpengetahuan benar tentang penularan HIVAIDS apabila menjawab benar 60 persendari pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara

Di Provinsi Sumatera Utara 552 penduduk pernah mendengar tentang HIVAIDSnamun baru 171 yang berpengetahuan benar tetapi sudah 407 berperilaku benartentang HIVAIDS Menurut kabupatenkota persentase penduduk yang pernahmendengar HIVAIDS tertinggi di Kota Medan (755) Kabupaten Langkat (722) danLabuhan Batu (694) Sedangkan yang berpengetahun benar tentang penularanHIVAIDS persentase tertinggi di Kabupaten Nias Selatan (531) Kabupaten TapanuliUtara merupakan kabupaten dengan persentase perilaku benar tentang HIVAIDSpenduduknya yang paling kecil dibandingkan kabupatenkota yang lain

Tabel 37521Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Pernah Mendengar

Berpengetahuan Benar dan Bersikap Benar Tentang HIVAIDSMenurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota

Pernahmendengar

tentangHIVAIDS

Berpengetahuanbenar tentang

penularanHIVAIDS

Berpengetahuanbenar tentangpencegahan

HIVAIDS

Nias 376 60 164

Mandailing Natal 273 96 278

Tapanuli Selatan 345 129 346

Tapanuli Tengah 244 125 642

Tapanuli Utara 353 39 83

Toba Samosir 466 61 224

Labuhan Batu 694 87 307

Asahan 279 86 519

Simalungun 454 262 300

Dairi 381 189 528

Karo 614 170 566

Deli Serdang 609 149 260

Langkat 722 410 399

Nias Selatan 176 531 514

Humbang Hasundutan 352 316 581

Pakpak Bharat 230 120 141

Samosir 327 125 353

Serdang Bedagai 394 62 276

Kota Sibolga 685 47 516

Kota Tanjung Balai 539 120 721

Kota Pematang Siantar 639 76 644

Kota Tebing Tinggi 715 25 443

Kota Medan 779 167 554

Kota Binjai 755 195 376

Kota Padang Sidempuan 539 42 464

Sumatera Utara 552 171 407

160

Penduduk berumur 10 tahun ke atas yang pernah mendengar tentang HIVAIDSpersentase terbanyak pada kelompok umur 15-24 tahun yang kemudian persentasetersebut menurun seiring dengan bertambahnya umur Persentase pengetahun danperilaku yang benar tentang HIVAIDS tidak menunjukkan pola menurut umur

Penduduk laki-laki perihal tentang HIVAIDS persentasenya lebih baik dibandingperempuan

Menurut pendidikan semakin tinggi jenjang pendidikan penduduk semakin banyak pulayang pernah mendengar tentang HIVAIDS Pada pendidikan SD atau lebih tinggiberpengetahuan benar dan perilaku benar tentang pencegahan HIVAIDS semakinmeningkat Penduduk yang tinggal di kota yang pernah mendengar HIVAIDS danperilaku benar lebih tinggi persentasenya dibandingkan di yang tinggal desa

Berdasarkan Tingkat Pengeluaran perkapita per bulan semakin tinggi tingkatpengeluaran perkapita rumah tangga (kaya) semakin banyak yang pernah mendengartentang berpengetahuan benar tentang pencegahan dan berperilaku benar tentangHIVAIDS (Tabel 37522)

Tabel 37522Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Pernah Mendengar

Berpengetahuan Benar dan Bersikap Benar Tentang HIVAIDSMenurut Karakteristik di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik

Pernahmendengar

tentangHIVAIDS

Berpengetahuanbenar tentang

penularanHIVAIDS

Berpengetahuanbenar tentangpencegahan

HIVAIDS

Umur (tahun)10-14 tahun 272 123 28915-24 tahun 718 166 41125-34 tahun 698 184 43735-44 tahun 633 175 42245-54 tahun 523 179 39855-64 tahun 370 180 39065-74 tahun 248 175 38275+ tahun 126 199 325

Jenis Kelamin

Laki 588 175 422Perempuan 517 167 390

Pendidikan

Tidak sekolah 172 122 284Tidak tamat SD 234 129 315Tamat SD 394 111 324Tamat SMP 640 154 376Tamat SMA 814 191 455Tamat SMA + 920 340 585

Daerah

Pekotaan 693 157 453Pedesaan 433 190 344

Status ekonomi

Kuintil-1 380 157 337Kuintil-2 448 172 372Kuintil-3 511 152 376Kuintil-4 601 176 415Kuintil-5 702 192 485

161

Apabila ada anggota keluarga menderita HIVAIDS sebagian besar responden mengakuakan mengadakan konseling (879) dan penduduk 687 akan membicarakannyadengan anggota keluarga yang lain 567 persen akan mencari pengobatan alternatif danhanya 53 persen mengaku akan mengucilkan Jawaban akan mengucilkan jika adaanggota keluarga yang menderita HIVAIDS ternyata cukup tinggi di Kabupaten NiasSelatan (218) bahkan di kabupaten ini jawaban akan merahasikan juga tertinggi yaitu455 (Tabel 37523)

Tabel 37523Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Bersikap Benar

Tentang HIVAIDS Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KabupatenKotaMeraha-siakan

Membicarakandgn anggotakeluarga lain

Konselingdan

pengobatan

Mencaripengobatan

alternatif

Mengucilkan

Nias 208 536 887 595 70Mandailing Natal 337 672 892 639 68Tapanuli Selatan 257 486 653 312 46Tapanuli Tengah 413 641 844 665 30Tapanuli Utara 331 144 835 312 46Toba Samosir 162 670 925 187 85Labuhan Batu 389 810 868 431 37Asahan 202 805 921 610 66Simalungun 298 440 861 472 61Dairi 199 501 870 600 41Karo 71 726 918 750 145Deli Serdang 117 763 852 605 46Langkat 198 634 841 495 47Nias Selatan 455 531 727 637 218HumbangHasundutan 344 446 783 352 41Pakpak Bharat 396 449 742 608 49Samosir 276 550 839 489 90Serdang Bedagai 249 254 842 508 28Kota Sibolga 230 787 932 731 105Kota Tanjung Balai 213 825 932 572 45Kota PematangSiantar 152 886 955 684 84Kota Tebing Tinggi 56 935 939 604 113Kota Medan 429 777 939 669 42Kota Binjai 179 635 865 588 29Kota PadangSidempuan 207 738 930 595 56

Sumatera Utara 273 687 879 567 53

162

Tidak terdapat pola yang jelas jawaban responden tentang tindakan yang akandilakukan jika ada anggota keluarga yang terkena HIVAIDS menurut kelompok umurdan jenis kelamin Tetapi akan melakukan konseling semakin meningkat seiring denganmeningkatnya pendidikan

Tabel 37524Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Bersikap Benar

Tentang HIVAIDS Menurut Karakteristik di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KarakteristikMeraha-siakan

Membicarakandgn anggotakeluarga lain

Konselingdan

pengobatan

Mencaripengobatan

alternatif

Mengu-cilkan

Umur (tahun)10-14 260 611 772 490 5515-24 284 673 884 564 5225-34 297 707 903 588 5535-44 245 711 897 590 5445-54 260 706 880 556 4655-64 256 656 837 540 5665-74 295 675 833 558 4575+ 223 632 819 587 40

Jenis KelaminLaki 266 691 886 573 54Perempuan 280 684 871 561 51

PendidikanTidak sekolah 265 685 827 580 41Tidak tamat SD 271 644 801 494 49Tamat SD 264 671 840 548 55Tamat SMP 284 665 867 556 49Tamat SMA 272 709 908 585 57Tamat SMA + 258 744 949 633 39

DaerahPekotaan 296 745 907 624 50Pedesaan 242 609 840 490 57

Status ekonomiKuintil-1 274 613 844 534 63Kuintil-2 258 662 854 531 57Kuintil-3 247 687 875 574 52Kuintil-4 257 709 888 598 50Kuintil-5 318 727 911 579 46

Sumatera Utara 273 687 879 567 53

163

376 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan telah ditetapkan SistemKesehatan Nasional (SKN) berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan Nomor131MenkesSK22004 yang merupakan acuan dalam penyusunan berbagai kebijakanpedoman dan arah pelaksanaan pembangunan kesehatan Dalam SKN ini terdapat 6sub sistem salah satu diantaranya adalah sub sistem pemberdayaan masyarakatTujuan sub sistem pemberdayaan masyarakat adalah terselenggaranya upayapelayanan advokasi dan pengawasan sosial oleh perorangan kelompok danmasyarakat di bidang kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna untukmenjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajatkesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya Pemberdayaan perorangan mempunyaitarget minimal mempraktekkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang diteladanioleh keluarga dan masyarakat sekitar dan target maksimal berperan aktif sebagai kaderkesehatan dalam menggerakkan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat

Program PHBS adalah upaya untuk memberi pengalaman belajar atau menciptakankondisi bagi perorangan keluarga kelompok dan masyarakat dengan membuka jalurkomunikasi memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkanpengetahuan sikap dan perilaku hidup bersih dan sehat melalui pendekatan pimpinanbina suasana dan pemberdayaan masyarakat Sejak dilaksanakan program tersebutoleh Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan RI pada tahun 1996 strategiPHBS memfokuskan pada lima program prioritas yaitu Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)Gizi Kesehatan Lingkungan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular(P2PTM) dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK)

Dalam Riskesdas 2007 dikumpulkan 10 indikator tunggal PHBS yang terdiri dari 6indikator individu dan 4 indikator rumah tangga Indikator individu meliputi pertolonganpersalinan oleh tenaga kesehatan bayi 0-6 bulan mendapat ASI eksklusifkepemilikanketersediaan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan penduduk tidak merokokpenduduk cukup beraktivitas fisik penduduk cukup mengkonsumsi sayur dan buahIndikator Rumah Tangga meliputi rumah tangga menggunakan rumah tangga memilikiakses terhadap air bersih akses jamban sehat kesesuaian luas lantai dengan jumlahpenghuni (ge8m2 orang) rumah tangga dengan lantai rumah bukan tanah

Dalam penilaian PHBS ada dua macam rumah tangga yaitu rumah tangga denganbalita dan rumah tangga tanpa balita Untuk Rumah tangga dengan balita memilki 10indikator jadi nilai tertinggi untuk rumah tangga dengan balita adalah 10 Sedangkanuntuk rumah tangga tanpa balita terdiri dari 8 indikator jadi nilai tertinggi untuk rumahtangga tanpa balita adalah 8

Perilaku higienis yang dikumpulkan meliputi kebiasaanperilaku buang air besar (BAB)dan perilaku benar mencuci tangan Perilaku BAB yang dianggap benar apabilapenduduk melakukannya di jamban Seadangkan mencuci tangan yang benar apabilapenduduk melakukan cuci tangan pakai sabun sebelum makan sebelum menyiapkanmakanan setelah buang air besar setelah menceboki bayianak dan setelahmemegang unggasbinatang

164

Di Provinsi Sumatera Utara perilaku BAB di jamban persentasenya mencapai 762persen Sedangkan yang berperilaku cuci tangan dengan benar sangat bervariasimenurut kabupatenkota dengan rerata 145 persen

Tabel 3761Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Berperilaku Benar Dalam Hal Buang

Air Besar dan Cuci Tangan Dengan Sabun Menurut KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKotaBerperilaku benar

dalam hal BABBerperilaku benar cucitangan dengan sabun

Nias 535 458

Mandailing Natal 373 256

Tapanuli Selatan 304 158

Tapanuli Tengah 505 87

Tapanuli Utara 624 01

Toba Samosir 695 118

Labuhan Batu 725 15

Asahan 642 50

Simalungun 813 94

Dairi 514 22

Karo 831 76

Deli Serdang 859 75

Langkat 920 92

Nias Selatan 651 400

Humbang Hasundutan 623 123

Pakpak Bharat 592 02

Samosir 464 03

Serdang Bedagai 746 136

Kota Sibolga 864 225

Kota Tanjung Balai 692 175

Kota Pematang Siantar 982 295

Kota Tebing Tinggi 951 287

Kota Medan 960 246

Kota Binjai 996 314

Kota Padang Sidempuan 684 70

Sumatera Utara 762 145

165

Dari tabel ini dapat dilihat bahwa persentase BAB dengan menggunakan jamban terlihatperbedaannya menurut pendidikan dan tingkat pengeluaran perkapita rumah tanggaSemakin tinggi pendidikan semakin meningkat persentase BAB menggunakan jambanbegitu pula menurut tingkat pengeluaran semakin tinggi semakin besar persentasenyaSedangkan persentase yang mencuci tangan dengan benar hampir tidak ada perbedaanyang mencolok

Tabel 3762Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Berperilaku Benar Dalam Hal Buang

Air Besar dan Cuci Tangan Dengan Sabun Menurut Karakteristikdi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikBerperilaku

benar dalam halBAB

Berperilaku benarcuci tangan dengan

sabun

Umur (tahun)10-14 708 11415-24 775 14725-34 774 16535-44 772 15545-54 775 15155-64 764 14765-74 758 11375+ 735 112

Jenis Kelamin

Laki 760 123Perempuan 763 166

Pendidikan

Tidak sekolah 595 146Tidak tamat SD 637 121Tamat SD 706 123Tamat SMP 779 142Tamat SMA 875 170Tamat PT 925 245

Daerah

Pekotaan 927 183Pedesaan 623 113

Status ekonomi

Kuintil-1 556 144Kuintil-2 639 128Kuintil-3 749 129Kuintil-4 824 144Kuintil-5 908 173

PekerjaanTidak kerja 746 145

Sekolah 759 123

Ibu RT 844 184

Pegawai 923 169

wiraswasta 890 174

Petaninelayanburuh 595 117

Lainnya 775 146

Sumatera Utara 762 145

166

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat diklasifikasi ldquokurangrdquo apabila mendapatkan nilai kurangdari 6 untuk rumah tangga mempunyai balita dan nilai kurang dari 5 untuk rumah tanggatanpa balita Hasil Riskesdas 2007 menunjukkan persentase rumah tangga denganPHBS dengan klasifikasi baik di Provinsi Sumatera Utara sebesar 423 persen PHBSterbaik adalah di Kota Medan (726) dan Kota Binjai (643)

Tabel 3763Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat

Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota BaikNias 42Mandailing Natal 159

Tapanuli Selatan 124

Tapanuli Tengah 81

Tapanuli Utara 342

Toba Samosir 326

Labuhan Batu 401

Asahan 438

Simalungun 305

Dairi 369

Karo 436

Deli Serdang 557

Langkat 293

Nias Selatan 19

Humbang Hasundutan 322

Pakpak Bharat 206

Samosir 129

Serdang Bedagai 496

Kota Sibolga 106

Kota Tanjung Balai 440

Kota Pematang Siantar 494

Kota Tebing Tinggi 556

Kota Medan 726

Kota Binjai 643

Kota Padang Sidempuan 362

Sumatera Utara 423

167

38 Akses Dan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

381 Akses dan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

Kemudahan akses ke sarana pelayanan kesehatan berhubungan dengan beberapafaktor penentu antara lain jarak tempat tinggal dan waktu tempuh ke sarana kesehatanserta status sosial-ekonomi dan budaya Dalam analisis ini sarana pelayanan kesehatandikelompokkan menjadi dua yaitu

1 Sarana pelayanan kesehatan rumah sakit puskesmas puskesmas pembantudokter praktek dan bidan praktek

2 Upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) yaitu pelayanan posyanduposkesdes pos obat desa warung obat desa dan polindesbidan di desa

Untuk masing-masing kelompok pelayanan kesehatan tersebut dikaji akses rumahtangga ke sarana pelayanan kesehatan tersebut Selanjutnya untuk UKBM dikaji tentangpemanfaatan dan jenis pelayanan yang diberikanditerima oleh rumah tanggaRT(masyarakat) termasuk alasan apabila responden tidak memanfaatkan UKBMdimaksud

Fasilitas Pelayanan kesehatan yang dimaksud dalam tabel ini adalah Rumah sakitPuskesmas Puskesmas Pembantu Dokter praktek dan bidan praktek

Dari segi jarak nampak bahwa 586 rumah tangga (RT) berjarak kurang dari 1 km dan365 RT berjarak 1-5 km Kondisi ini dapat dikatakan bahwa 951 RT di ProvinsiSumatera Utara berada kurang atau sama dengan 5 km dari fasilitas kesehatan dan49 berada lebih dari jarak tersebut Kondisi sangat tinggi di beberapa kabupaten yaituKabupaten Toba Samosir (242) dan Nias Selatan (218) dan Nias (158)

Dari segi Waktu tempuh ke fasilitas pelayanan kesehatan nampak bahwa 675penduduk dapat mencapai ke fasilitas pelayanan kesehatan kurang dari atau samadengan 15 menit sementara untuk waktu antara 16-30 menit sekitar 232 Hal inidapat dikatakan 907 RT di Provinsi Sumatera Utara dapat mencapai fasilitaskesehatan dalam waktu 30 menit sisanya 93 memerlukan waktu lebih dari setengahjam untuk mencapat fasilitas kesehatan

Daerah dengan waktu tempuh lebih dari 30 menit ke fasilitas kesehatan tertinggi diKabupaten Nias sebanyak 291 berikutnya Kabupaten Nias Selatan 258Kabupaten Toba Samosir 191 Kabupaten Dairi 189 Kabupaten Tapanuli Utara154

168

Tabel 3811Persentase Rumah Tangga Menurut Jarak Waktu Tempuh Ke Fasilitas

Pelayanan Kesehatan) dan Kabupaten di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Kabupaten KotaJarak Ke Yankes Waktu Tempuh Ke Yankes

lt 1 Km 1 - 5 Km gt 5 Km lt15 16-30 31-60 gt60

Nias 311 531 158 360 229 291 119

Mandailing Natal 644 239 117 678 198 22 102

Tapanuli Selatan 587 339 74 743 175 69 13

Tapanuli Tengah 622 291 87 713 178 81 29

Tapanuli Utara 483 394 124 453 271 154 123

Toba Samosir 356 403 242 404 200 191 204

Labuhan Batu 507 427 66 670 244 81 06

Asahan 560 400 40 756 191 48 05

Simalungun 455 513 32 615 311 70 04

Dairi 553 433 14 483 272 189 56

Karo 618 311 72 736 256 04 04

Deli Serdang 725 271 04 842 138 11 09

Langkat 254 629 117 490 362 129 20

Nias Selatan 256 526 218 308 175 258 258

Humbang Hasundutan 348 581 71 291 377 221 111

Pakpak Bharat 543 435 22 587 239 130 43

Samosir 384 558 58 550 257 140 53

Serdang Bedagai 486 511 04 677 311 08 04

Kota Sibolga 892 108 00 832 142 18 09

Kota Tanjung Balai 789 206 06 796 145 54 05

Kota Pematang Siantar 831 162 06 894 94 06 06

Kota Tebing Tinggi 824 176 00 822 63 86 29

Kota Medan 804 193 03 721 249 24 06

Kota Binjai 557 437 06 719 254 24 03

Kota Padang Sidempuan 917 74 09 913 78 04 04

Sumatera Utara 586 365 49 675 232 66 27Catatan

)Fasilitas Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit PuskesmasPuskesmas Pembantu Dokter Praktek dan Bidan Praktek

169

Indikator Akses ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan

No Uraian Indonesia Sumut Keterangan

1 Jarak lt 5km

968 951 Kab Nias Kab Toba Samosir Kab NiasSelatan Kab Mandailing Natal Kab TapanuliUtara dan Langkat

2 Waktutempuh lt30menit

933 903 Kab Nias Kab Tapanuli Utara KabSimalungun Kab Dairi Kab Nias Selatan KabHumbang Hasundutan Kab Langkat KabPakpak Bharat dan Kab Samosir

Kabupaten dengan RT lebih gt 10 berjarak tempuh gt 5 km atau waktu tempuh lebih 30 menit

Secara keseluruhan di Provinsi Sumatera Utara sebagian besar kabupatenkota relatifsangat baik didasarkan pada jarak dan waktu tempuh ke fasilitas kesehatan (lebih 90RT berjarak lt 5 km atau waktu tempuh lt 30 menit) Kabupaten yang masih perluperhatian yaitu yang lebih dari 10 RT-nya berjarak tempuh ke fasilitas kesehatan gt 5km (enam kabupaten) atau waktu tempuh lebih dari 30 menit (sembilan kabupaten)

Berdasarkan tempat tinggal menurut klasifikasi desa yaitu perkotaan atau perdesaanpada tabel ini nampak bahwa Akses menuju pelayanan kesehatan (RS puskesmasbidan dan dokter praktek) menurut jarak di perkotaan lebih dekat dibandingkanperdesaan demikian juga menurut waktu akses di perkotaan lebih singkat dibanding diperdesaan Keadaan ini tidak berbeda dengan angka nasional pada umumnya

Berdasarkan keadaan ekonomi keluarga ada kecenderungan makin mampu RT makinmudah untuk akses ke pelayanan kesehatan (RS puskesmas bidan dan dokter praktek)baik menurut jarak atau waktu tempuh

Tabel 3812Persentase Rumah Tangga Menurut Jarak Waktu Tempuh Ke Fasilitas

Pelayanan Kesehatan) dan Karakteristik Rumah Tanggadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikJarak ke Yankes Waktu Tempuh ke Yankes

lt 1 km 1 - 5 km gt 5 km lt15 16-30 31-60 gt60

Tempat Tinggal

Perkotaan 758 235 07 779 193 23 05

Perdesaan 447 470 83 591 264 101 44

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 564 390 46 657 238 75 29

Kuintil-2 583 367 50 657 249 64 30

Kuintil-3 585 359 56 682 218 72 28

Kuintil-4 593 350 57 682 224 69 25

Kuintil-5 607 357 36 698 230 51 21

Catatan )Fasilitas Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit PuskesmasPuskesmas Pembantu Dokter Praktek dan Bidan Praktek

170

Yang dimaksud dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan pada tabel ini adalahPosyanduPoskesdesPolindes Tabel ini berusaha menggambarkan akses masyarakatke fasilitas Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)

Dari segi jarak nampak bahwa 747 rumah tangga berjarak kurang dari 1 km dan228 berjarak 1-5 km Kondisi ini dapat dikatakan bahwa hampir 100 pendudukSumatera Utara berada kurang atau sama dengan 5 km dari fasilitas UKBM Kondisi ininampak tidak berbeda dengan kondisi di Indonesia secara keseluruhan

Daerah dengan jumlah rumah tangga lebih dari 5 km ke fasilitas UKBM adalah dikabupaten Nias Selatan (130)

Dari segi Waktu tempuh ke fasilitas UKBM nampak bahwa 79 rumah tangga dapatmencapai ke fasilitas UKBM kurang dari atau sama dengan 15 menit 161 antara 16-30 menit Hal dapat ini dapat dikatakan 951 rumah tangga di Provinsi Sumatera Utaradapat mencapai fasilitas UKBM dalam waktu lt 30 menit sisanya 49 memerlukanwaktu lebih dari itu Kondisi ini tidak berbeda dengan angka nasional

Daerah dengan waktu tempuh lebih dari 30 menit ke fasilitas UKBM tertinggi dikabupaten Humbang Hasundutan 195 Nias 174 Nias Selatan 140 Samosir114 dan Dairi 106

Tabel 3813Persentase Rumah Tangga Menurut Jarak dan Waktu Tempuh ke Upaya

Kesehatan Berbasis Masyarakat) dan Kabupaten Kota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten Kota Jarak Ke Yankes Waktu Tempuh Ke Yankes

lt 1 km 1 - 5 km gt 5 km lt15 16-30 31-60 gt60Nias 496 472 31 494 299 174 33Mandailing Natal 794 131 75 719 170 17 94Tapanuli Selatan 749 214 37 818 115 60 07Tapanuli Tengah 803 139 58 835 84 60 21Tapanuli Utara 613 335 52 574 305 92 30Toba Samosir 610 318 72 657 200 74 70Labuhan Batu 589 348 63 754 214 28 04Asahan 821 175 05 913 73 10 03Simalungun 701 259 40 764 228 07 02Dairi 744 253 03 610 264 106 21Karo 966 34 928 62 02 08Deli Serdang 848 148 03 878 112 06 03Langkat 360 593 47 692 229 64 15Nias Selatan 505 365 130 550 162 140 149Humbang Hasundutan 392 561 48 332 384 195 89Pakpak Bharat 717 261 22 681 213 85 21Samosir 439 497 64 590 247 114 48Serdang Bedagai 766 230 04 844 142 11 04Kota Sibolga 933 67 901 77 11 11Kota Tanjung Balai 794 189 17 764 203 00 33Kota Pematang Siantar 949 48 03 908 44 10 37Kota Tebing Tinggi 911 89 855 110 35 00Kota Medan 922 78 856 136 03 05Kota Binjai 905 95 862 119 12 06Kota Padang Sidempuan 957 43 873 105 17 04

Sumatera Utara 747 228 25 790 161 33 16Catatan UKBM meliputi Posyandu Poskesdes Polindes

171

Berdasarkan klasifikasi desa yaitu perkotaan atau perdesaan pada tabel ini nampakbahwa akses menuju pelayanan UKBM berdasarkan jarak di perkotaan lebih dekatdibandingkan perdesaan demikian juga menurut waktu tempuh di perkotaan lebihsingkat dibanding di perdesaan Dengan demikian akses RT ke posyandupolindesposkesdes di perkotaan lebih mudah dibandingkan di perdesaan baik menurut jarakatau waktu tempuhnya

Keadaan ini tidak berbeda dengan angka nasional pada umumnya

Gambaran akses ke UKBM berdasarkan kemampuan ekonomi rumah tangga (rata-ratapengeluaran RT perkapita) pada tabel ini nampak bahwa ada kecenderungan makinkurang mampu RT secara ekonomi akses ke posyandu poskesdespolindes makintidak mudah (makin jauh jarak dan makin lama waktu tempuh) Gambaran ini nampaktidak berbeda dengan gambaran nasional

Tabel 3814Persentase Rumah Tangga Menurut Jarak Dan Waktu Tempuh ke Upaya

Kesehatan Berbasis Masyarakat) dan Karakteristik Rumah Tanggadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik Jarak Ke Yankes Waktu Tempuh Ke Yankes

lt 1 km 1 - 5 km gt 5 km lt15 16-30 31-60 gt60Tempat Tinggal

Perkotaan 880 118 02 872 117 05 05

Perdesaan 640 317 43 723 196 55 25

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 741 237 22 786 153 41 20

Kuintil-2 740 233 27 777 169 37 18

Kuintil-3 747 226 27 791 158 39 12

Kuintil-4 738 232 31 794 161 29 16

Kuintil-5 769 214 18 802 164 19 14

Catatan UKBM meliputi Posyandu Poskesdes Polindes

172

Pada tabel ini nampak bahwa 241 rumah tangga di Provinsi Sumatera Utara telahmemanfaatkan posyanduposkesdes tertinggi di kabupaten Serdang Bedagai (451)dan terendah di kabupaten Deli Serdang (128) Di Provinsi Sumatera Utara 114rumah tangga tidak memanfaatkan pelayanan tersebut Kabupaten yang lebih 20 RTnya tidak memanfaatkan UKBM adalah Kabupaten Nias Selatan (491) KabupatenNias (357)Kabupaten Mandailing Natal (327) Kabupaten Langkat (224)Kabupaten Tapanuli Selatan (205) Sebanyak 645 rumah tangga merasa tidakmembutuhkan UKBM dengan alasan antara lain tidak memiliki balita atau tidak sakit

Tabel 3815Persentase Rumah Tangga Yang Memanfaatkan PosyanduPoskesdes

Menurut Kabupaten di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Kabupaten Kota MemanfaatkanTidak MemanfaatkanTidak

MembutuhkanAlasan Lain

Nias 281 363 357

Mandailing Natal 339 334 327

Tapanuli Selatan 337 458 205

Tapanuli Tengah 363 522 115

Tapanuli Utara 332 602 65

Toba Samosir 357 609 34

Labuhan Batu 154 810 36

Asahan 219 723 58

Simalungun 200 711 89

Dairi 178 773 49

Karo 252 701 47

Deli Serdang 128 743 129

Langkat 345 431 224

Nias Selatan 271 237 491

Humbang Hasundutan 377 427 196

Pakpak Bharat 354 625 21

Samosir 316 579 105

Serdang Bedagai 451 515 34

Kota Sibolga 221 699 8

Kota Tanjung Balai 157 800 43

Kota Pematang Siantar 147 814 38

Kota Tebing Tinggi 208 781 11

Kota Medan 206 745 49

Kota Binjai 155 815 3

Kota Padang Sidempuan 181 763 56

Sumatera Utara 241 645 114

173

Bila data pemanfaatan posyanduposkesdes dikaji berdasarkan tempat tinggal (daerahperdesaan dan perkotaan) maka nampak bahwa di Provinsi Sumatera Utara daerahperdesaan (272) lebih tinggi dibanding perkotaan(201)

Berdasarkan kuintil kemampuan ekonomi rumah tangga nampak ada kecenderunganmakin mampu secara ekonomis RT maka cenderung untuk makin tidak memanfaatkanposyanduposkesdes

Tabel 3816Persentase Rumah Tangga Menurut Pemanfaatan PosyanduPoskesdes

dan Karakteristik Rumah Tanggadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikMemanfaatkan

Tidak Memanfaatkan

TidakMembutuhkan

Alasan Lain

Tempat Tinggal

Perkotaan 201 73 69

Perdesaan 272 578 150

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 319 568 112

Kuintil-2 297 592 111

Kuintil-3 231 654 115

Kuintil-4 205 679 117

Kuintil-5 152 732 116

174

Pada tabel ini diidentifikasi 9 jenis pelayanan yang diterima rumah tangga diPosyanduPoskesdes Dari 9 jenis pelayanan tersebut penimbangan menempati urutanyang pertama yaitu hampir semua RT yang memanfaatkan pelayanan mendapatkanpelayanan penimbangan Balita sedangkan konsultasi resiko penyakit menempati urutanyang terakhir

Bila diurutkan berdasarkan persentase terbesar layanan yang pernah diterima RTadalah sebagai berikut Penimbangan (819) Imunisasi (567) Pengobatan (530)Suplemen Gizi (357) Penyuluhan (347) PMT (338) KB (232) KIA (184)dan konsultasi resiko penyakit (135)

Tabel 3817Persentase Rumah Tangga yang Memanfaatkan Posyandu Poskesdes

menurut Jenis Pelayanan dan KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota

Penim-bang

an

Penyu-luhan

Imunisasi

KIA KBPengobatan

PMTSuplemenGizi

KonsultasiResiko

Penyakit

Nias 818 549 737 377 221 558 163 356 226

Mandailing Natal 583 66 388 71 96 832 66 97 26

Tapanuli Selatan 718 108 622 115 51 527 347 119 72

Tapanuli Tengah 726 417 525 193 180 821 355 374 300

Tapanuli Utara 233 26 291 51 17 831 12 51 09

Toba Samosir 836 554 578 222 135 602 226 530 72

Labuhan Batu 922 416 670 255 236 322 386 411 214

Asahan 909 259 672 224 119 215 332 441 103

Simalungun 802 318 579 221 258 425 316 225 54

Dairi 740 242 646 242 77 409 169 262 115

Karo 889 600 433 100 132 273 362 657 22

Deli Serdang 897 545 709 116 99 315 301 449 86

Langkat 753 341 424 236 379 694 408 352 227

Nias Selatan 868 494 608 152 658 463 156 408 268

Humbang 906 392 520 365 324 840 338 260 227

Pakpak Bharat 929 59 813 118 59 235 353 294 00

Samosir 813 345 426 154 111 727 421 333 111

Serdang Bedagai 611 220 333 107 486 742 175 206 97

Kota Sibolga 850 280 560 192 154 520 182 231 80

Kota Tanjung Balai 929 138 690 167 261 533 321 517 172

Kota P Siantar 952 370 609 130 109 239 279 370 65

Kota Tebing Tinggi 966 688 622 432 162 290 595 625 74

Kota Medan 955 453 750 218 259 412 660 608 181

Kota Binjai 980 440 865 208 135 360 373 269 96

Kota P Sidempuan 912 535 571 93 119 442 558 405 310

Sumatera Utara 819 347 567 184 232 530 338 357 135

175

Bila diidentifikasi jenis layanan yang diterima RT di posyanduposkesdes berdasarkanlokasi tempat tinggal (perkotaan dan perdesaan) nampak bahwa RT yang mendapatlayanan pengobatan di posyanduposkesdes di daerah perdesaan (5836) lebih tinggidibandingkan di perkotaan (437) Sedangkan 8 jenis pelayanan yang lainpemanfaatan oleh masyarakat didominasi oleh masyarakat perkotaan yaitu untukpelayanan penimbangan penyuluhan Imunisasi KIA KB PMT Suplemen Gizi danKonsultasi resiko penyakit

Pemanfaatan posyanduposkesdes oleh RT menurut status ekonomi (berdasar rata-ratapengeluaran rumah tangga) kurang nampak ada pola yang berbeda antara statusekonomi rendah dan tinggi untuk semua jenis pelayanan yang diberikan

Tabel 3818Persentase Rumah Tangga yang Memanfaatkan Posyandu Poskesdes

menurut Jenis Pelayanan dan Karakteristik Rumah Tanggadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Distribusi alasan RT yang tidak memanfaatkan posyanduposkesdes menunjukkanbahwa pada tiap kabupaten sangat bervariasi Di Sumatera Utara dari tiga alasan RTtidak memanfaatkan pelayanan posyandu poskesdes (layanan tidak lengkap letak jauhdan tidak ada posyanduposkesdes) terbanyak RT beralasan pelayanan tidak lengkap(436)

Kabupaten dengan lebih dari 50 RT beralasan tidak memanfaatkan posyanduPoskesdes karena layanan tidak lengkap adalah sebagai berikut Kab Serdang Bedagai(966) Kab Deli Serdang (925) Kota Padang Sidempuan (846) Kota Medan(838) Kab Karo (680) Kab Asahan (627) dan Kab Toba Samosir (571)

Kabupaten dengan lebih dari 50 RT beralasan letak posyanduposkesdes jauh adalahsebagai berikut Kab Pakpak Bharat (100) Kab Samosir (833) Kab TapanuliTengah (636) Kab Mandailing Natal (634) Kab Kota Binjai (600) Kab Dairi(579) Kota Tanjung Balai (556) dan Langkat (530)

KarakteristikPenim-bangan

Penyu-luhan

Imuni-sasi

KIA KBPengo-batan

PMTSuplemen

Gizi

KonsultasiResiko

PenyakitTempat Tinggal

Perkotaan 888 409 640 191 238 437 444 455 144

Perdesaan 771 312 525 179 228 583 277 299 131

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 826 382 622 185 207 505 403 398 125

Kuintil-2 807 354 580 179 259 494 341 381 150

Kuintil-3 802 335 532 170 213 541 299 356 112

Kuintil-4 818 324 548 198 245 533 307 318 131

Kuintil-5 871 315 506 192 240 625 291 272 173

176

Kabupaten dengan lebih dari 50 RT yang tidak memanfaatkan posyanduposkesdesberalasan tidak ada posyandu adalah sebagai berikut Kota Pematang Siantar (833)Kota Sibolga (750) Kab Tapanuli Utara (739) Kab Nias Selatan (671) dan KabNias (571)

Tabel 3819Persentase Rumah Tangga Menurut Alasan Utama Tidak Memanfaatkan

PosyanduPoskesdes (di Luar Tidak Membutuhkan ) dan Kabupatendi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten Kota

Alasan Utama Tidak MemanfaatanPosyanduPoskesdes

Letak jauhTdk ada

posyanduLayanan tdk

lengkap

Nias 298 571 131

Mandailing Natal 634 99 267

Tapanuli Selatan 287 395 317

Tapanuli Tengah 636 91 273

Tapanuli Utara 217 739 43

Toba Samosir 429 00 571

Labuhan Batu 426 234 340

Asahan 255 118 627

Simalungun 217 462 321

Dairi 579 53 368

Karo 160 160 680

Deli Serdang 41 34 925

Langkat 530 83 387

Nias Selatan 224 671 105

Humbang Hasundutan 750 225 25

Pakpak Bharat 1000 00 00

Samosir 833 111 56

Serdang Bedagai 34 00 966

Kota Sibolga 125 750 125

Kota Tanjung Balai 556 222 222

Kota P Siantar 00 833 167

Kota Tebing Tinggi 500 00 500

Kota Medan 23 138 838

Kota Binjai 600 100 300

Kota P Sidempuan 154 00 846

Sumatera Utara 321 242 436

177

Alasan letak posyanduposkesdes jauh dan tidak ada posyandu lebih banyak ditemukanpada RT yang tinggal di perdesaan dibandingkan di perkotaan Sedangkan untuk alasanlayanan tidak lengkap lebih tinggi di temukan pada RT yang tinggal di perkotaan

Dikaji menurut keadaan ekonomi RT ada kecenderungan semakin mampu secaraekonomi semakin banyak RT tidak memanfaatkan posyanduposkesdes dengan alasanpelayanan tidak lengkap dan sebaliknya semakin kurang mampu semakin banyakberalasan letak jauh dan tidak ada posyandu

Tabel 38110Persentase Rumah Tangga Menurut Alasan Utama Tidak Memanfaatkan

PosyanduPoskesdes (di Luar Tidak Membutuhkan) dan KarakteristikRumah Tangga di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikAlasan Utama Tidak Memanfaatan PosyanduPoskesdes

Letak jauh Tdk ada posyandu Layanan tdk lengkap

Tempat Tinggal

Perkotaan 100 135 765

Perdesaan 401 281 319

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 295 331 374

Kuintil-2 345 252 403

Kuintil-3 332 208 459

Kuintil-4 311 240 449

Kuintil-5 318 183 499

178

Pada tabel 38111 sebanyak 240 rumah tangga di Provinsi Sumatera Utara telahmemanfaatkan keberadaan polindesbidan 216 tidak memanfaatkan dan 543merasa tidak membutuhkan keberadaan polindesbidan desa Kabupaten yang relatifbanyak rumah tangganya tidak memanfaatkan keberadaan polindesbidan desa adalahKota Tebing Tinggi (531) Kabupaten Nias Selatan (505) dan Kabupaten Nias(496)

Tabel 38111Persentase Rumah Tangga Yang Memanfaatkan Polindes

Bidan Desa menurut Kabupaten di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Kabupaten Kota MemanfaatkanTidak Memanfaatkan

TidakMembutuhkan

Alasan Lain

Nias 143 361 496

Mandailing Natal 355 358 287

Tapanuli Selatan 434 407 160

Tapanuli Tengah 479 357 164

Tapanuli Utara 386 582 31

Toba Samosir 396 515 89

Labuhan Batu 144 823 33

Asahan 184 708 108

Simalungun 333 542 125

Dairi 191 598 210

Karo 356 558 86

Deli Serdang 111 706 183

Langkat 249 465 287

Nias Selatan 196 299 505

Humbang Hasundutan 427 362 211

Pakpak Bharat 354 375 271

Samosir 368 456 175

Serdang Bedagai 460 507 33

Kota Sibolga 205 67 125

Kota Tanjung Balai 176 61 214

Kota Pematang Siantar 71 535 394

Kota Tebing Tinggi 156 313 531

Kota Medan 145 471 384

Kota Binjai 222 485 293

Kota Padang Sidempuan 457 379 164

Sumatera Utara 240 543 216

179

Menurut daerah tempat tiinggal Rumah Tangga di perdesaan lebih banyakmemanfaatkan polindesbidan desa dibandingkan Rumah Tangga di perkotaansedangkan yang tidak memanfaatkan lebih tinggi di perkotaan diabnding perdesaan

Nampak ada kecenderungan semakin kaya RT semakin berkurang yang memanfaatkanpolindesbidan desa dan semakin kaya RT semakin banyak yang merasa tidakmembutuhkan polindesbidan desa

Tabel 38112Persentase Rumah Tangga Yang Memanfaatkan PolindesBidan di Desa

Menurut Karakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Karakteristik MemanfaatkanTidak MemanfaatkanTidak

MembutuhkanAlasan Lain

Tempat Tinggal

Perkotaan 179 561 260

Perdesaan 289 529 182

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 280 506 214

Kuintil-2 276 51 214

Kuintil-3 255 54 205

Kuintil-4 220 56 220

Kuintil-5 171 602 227

Pada tabel ini jenis pelayanan polindes bidan desa dapat dikelompokan menjadi 2kelompok yaitu pelayanan di bidang KIA (pemeriksaan kehamilan persalinanpemeriksaan ibu nifas pemeriksaan neonatus pemeriksaan bayibalita) dan pengobatanIdealnya pelayanan polindesbidan desa lebih banyak pada pelayanan bidang KIA daripada pengobatan Secara keseluruhan di Provinsi Sumatera Utara Persentase RT yangpernah memperoleh pelayanan pengobatan jauh lebih tinggi (868) dibanding denganRT yang pernah memperoleh masing-masing jenis pelayanan bidang KIA (lt 25) Jenispelayanan KIA yang diterima RT yang memanfaatkan polindesbidan desa mulaiterbanyak berturut turut adalah Pemeriksaan bayibalita (231) Pemeriksaankehamilan (175) persalinan (117) pemeriksaan neonatus (102) danpemeriksaan ibu nifas (99) Namun hal ini tidak dapat menggambarkan beban kerjapolindesbidan desa apakah lebih banyak di bidang kIA atau pengobatan Hal inidisebabkan data ini hanya menggambarkan jenis pelayanan apa yang pernah diperolehRT dalam memanfaatkan polindesbidan desa tanpa ditanyakan frekuensi pelayanantersebut diperoleh

Persentase RT menurut jenis pelayanan polindesbidan desa yang pernah diterimabervariasi antar kabupatenkota Persentase RT yang memanfaatkan polindesbidandesa dan mendapat pelayanan pemeriksaan kehamilan bervariasi antara 5 kabupatenterkecil (Simalungun (45) Tapanuli Utara (51) Tapanuli Selatan (55) MandailingNatal (63) Sibolga (87)) dan 5 kabupaten terbesar (Nias (358) Kota TanjungBalai (333) Tapanuli Selatan (322) Kota Medan (319) dan Nias Selatan(304)

Variasi Persentase RT yang memanfaatkan polindesbidan desa untuk pelayananpersalinan adalah kabupaten terkecil (Pakpak Bharat (00) Toba Samosir (15)Simalungun (25)Karo (34) Serdang Bedagai (36) Kota Medan (50) dan Kota

180

Padang Sidempuan (5)) dan kabupaten terbesar Tapanuli Selatan (302) Nias(299) Humbang Hasundutan (33)

Untuk pelayanan pemeriksaan nifas bervariasi antara Nias (313) Tapanuli Selatan(263) terkecil Pakpak Bharat (0) Tapanuli Utara (07) Serdang Bedagai (13)Toba Samosir dan Mandailing Natal (15) Karo (17) Simalungun(25) danTapanuli Tengah (27)

Untuk pelayanan pemeriksaan neonatus bervariasi antara 269 (Nias) 25 LabuhanBatu sampai terendah 0 (Pakpak Bharat dan Kota Pematang Siantar

Untuk pelayanan pemeriksaan bayibalita bervariasi antara 515 (Kab Nias) danterendah 59 (Kab Pakpak Bharat)

Untuk pelayanan pengobatan bervariasi antara 962 (Kab Tapanuli Tengah) sampaiterkecil 545 (Kota Pematang Siantar)

Tabel 38113Persentase Rumah Tangga yang Memanfaatkan PolindesBidan di Desa

Jenis Pelayanan dan Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KabupatenKotaPemerik-

saanKehamilan

Persa-linan

Pemerik-saan

Ibu Nifas

Pemerik-saan

Neonatus

Pemerik-saan

BayiBalita

Pengobatan

Nias 358 299 313 269 515 809

Mandailing Natal 63 19 15 15 73 927

Tapanuli Selatan 322 302 263 206 85 952

Tapanuli Tengah 55 38 27 17 136 962

Tapanuli Utara 51 29 07 10 103 941

Toba Samosir 119 15 15 48 446 806

Labuhan Batu 221 212 125 250 414 783

Asahan 175 132 113 38 180 849

Simalungun 45 25 25 60 165 870

Dairi 116 58 43 58 217 769

Karo 123 34 17 34 291 923

Deli Serdang 289 209 182 263 254 869

Langkat 253 172 173 170 365 672

Nias Selatan 304 218 196 175 421 860

Humbang Hasundutan 243 233 233 205 237 918

Pakpak Bharat 118 00 00 00 59 882

Samosir 136 68 85 86 262 841

Serdang Bedagai 102 36 13 15 237 877

Kota Sibolga 87 83 43 56 130 913

Kota Tanjung Balai 333 200 77 43 357 970

Kota Pematang Siantar 273 91 91 00 409 545

Kota Tebing Tinggi 273 182 182 182 280 857

Kota Medan 319 50 50 40 310 930

Kota Binjai 222 127 85 129 167 733

Kota Padang Sidempuan 109 50 50 49 195 941

Sumatera Utara 175 117 99 102 231 868

181

Bila dibedakan antara daerah perdesaan dan perkotaan maka nampak bahwa diProvinsi Sumatera Utara Persentase RT yang pernah memperoleh pelayananpengobatan dari polindesbidan desa lebih tinggi dibanding dengan Persentase RT yangpernah memperoleh pelayanan dari masing-masing jenis pelayanan KIA (pemeriksaankehamilan persalinan pemeriksaan ibu nifas pemeriksaan neonatus dan pemeriksaanbayibalita) baik di perdesaan maupun di perkotaan

RT yang tinggal di perdesaan dan memanfaatkan pelayanan polindesbidan desaPersentase untuk masing-masing jenis pelayanan lebih tinggi dibanding Persentase RTyang tinggal diperkotaan kecuali untuk pelayanan pemeriksaan bayi Balita dimanaPersentase RT yang tinggal di perkotaan (276) lebih tinggi daripada Persentase RTyang tinggal di perdesaan (211)

Secara umum tidak terdapat perbedaan yang cukup berarti terhadap jenis pelayananpolindesbidan desa yang diterima keluarga miskin maupun kaya Persentase RT miskin(kuintil 2) yang pernah mendapat pelayanan pemeriksaan kehamilan nampak lebihrendah dari pada keluarga terkaya Namun tidak nampak adanya pola yangmenunjukkan makin kaya RT makin banyak RT yang pernah memperoleh atausebaliknya

Tabel 38114Persentase Rumah Tangga yang Memanfaatkan Polindes Bidan di Desa

menurut Jenis Pelayanan dan Karakteristik Rumah Tanggadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Catatan Bayi balita tidak termasuk neonatus

KarakteristikPemerik-

saanKehamilan

Persa-linan

Pemerik-saan

Ibu Nifas

Pemerik-saan

Neonatus

Pemerik-saan

BayiBalita

Peng-obatan

Tempat TinggalPerkotaan 181 98 78 100 276 877

Perdesaan 172 124 108 103 211 864

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 193 145 117 109 274 872

Kuintil-2 153 98 89 87 255 853

Kuintil-3 169 108 94 100 244 878

Kuintil-4 173 120 100 115 207 876

Kuintil-5 190 107 97 108 128 864

182

Di Sumatera Utara alasan rumah tangga tidak memanfaatkan polindes karena letaknyajauh terbanyak ada di kab Humbang hasundutan (69) Mandailing Natal (419)Tapanuli Tengah (381)1) Langkat (369) Tapanuli Tengah (359) dan lainnyalebih kecil dari angka tersebut

Selain itu di Sumatera Utara alasan rumah tangga tidak memanfaatkan polindes karenatidak ada polindesbidan tertinggi di kota Pematang Siantar (836) Nias (826) KotaMedan (804) Nias Selatan (796) Kota Sibloga (714) Fenomena ini perlu dikajilebih jauh kenapa terjadi juga di perkotaan

Alasan lain rumah tangga tidak memanfaatkan polindes adalah layanan tidak lengkapAlasan tertinggi ini terdapat di kab Langkat (209) Karo (174) Tapanuli Selatan(145) Serdang Bedagai (143) dan Asahan (137) Kabupaten lainnya jauh lebihrendah dari ini

Sebagian besar rumah tangga di Jawa Timur dalam 3 bulan terakhir tidakmemanfaatkan polindes karena alasan lainnya (336) Keadaan ini sama dengan polaangka nasional

Tabel 38115Persentase Rumah Tangga yang Tidak Memanfaatkan PolindesBidan di

Desa Menurut Alasan Utama dan Kabupaten Kotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaAlasan Utama Tidak Memanfaatan PoslindesBidan

Letakjauh

Tdk adapolindesbidan

Layanan tdklengkap

Lainnya

Nias 102 826 59 13Mandailing Natal 419 311 78 192Tapanuli Selatan 359 298 145 198Tapanuli Tengah 381 63 32 524Tapanuli Utara 273 91 91 545Toba Samosir 150 200 00 650Labuhan Batu 116 256 47 581Asahan 63 189 137 611Simalungun 67 373 87 473Dairi 104 325 65 506Karo 87 217 174 522Deli Serdang 62 239 29 670Langkat 369 55 209 367Nias Selatan 136 796 34 34Humbang Hasundutan 690 24 24 262Pakpak Bharat 167 00 00 833Samosir 258 32 32 677Serdang Bedagai 00 143 143 714Kota Sibolga 00 714 00 286Kota Tanjung Balai 50 100 25 825Kota Pematang Siantar 00 836 08 156Kota Tebing Tinggi 00 221 00 779Kota Medan 18 804 47 131Kota Binjai 31 173 71 724Kota Padang Sidempuan 00 132 26 842

Sumatera Utara 130 462 72 336

183

Di daerah perdesaan alasan tidak memanfaatkan polindes dalam 3 bulan terakhir karenaletak jauh lebih besar di bandingkan di daerah perkotaan

Berdasarkan kemampuan ekonomi rumah tangga tidak terlalu ada perbedaan antarakeluarga mampu dengan tidak mampu untuk alasan letak polindes bidan jauh

Tabel 38116Persentase Rumah Tangga Menurut Alasan Utama Tidak Memanfaatkan

PolindesBidan Desa dan Karakteristik Rumah Tanggadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik

Alasan Utama Tidak MemanfaatanPolindes Bidan di Desa

Letak jauhTdk ada

polindesbidanLayanan tdk

lengkapLainnya

Tempat TinggalPerkotaan 26 581 45 348

Perdesaan 248 328 103 321

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 115 474 87 323

Kuintil-2 140 451 56 354

Kuintil-3 158 455 70 318

Kuintil-4 123 461 65 351

Kuintil-5 120 466 85 328

184

Rumah tangga yang memanfaatkan Pos Obat Desa Warung Obat Desa (PODWOD)tiap kabupaten sangat bervariasi Pemanfaatan PODWOD oleh rumah tangga tertinggiada di kabupaten Serdang Bedagai (802) Tapanuli Tengah (775) Simalungun(624) dan Kota Padang Sidempuan (603) Kabupaten lain masih rendahpemanfaatannya

Tabel 38117Persentase Rumah Tangga Menurut Pemanfaatan Pos Obat Desa

(POD)Warung Obat Desa (WOD) dan Kabupaten Kotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten Kota MemanfaatkanTidak Memanfaatkan

Tidak butuh Alasan Lain

Nias 78 74 848

Mandailing Natal 337 263 399

Tapanuli Selatan 217 123 660

Tapanuli Tengah 775 149 76

Tapanuli Utara 57 391 552

Toba Samosir 21 77 902

Labuhan Batu 03 31 966

Asahan 184 51 765

Simalungun 624 114 262

Dairi 79 227 694

Karo 04 24 973

Deli Serdang 131 201 668

Langkat 385 183 432

Nias Selatan 41 17 942

Humbang Hasundutan 191 221 588

Pakpak Bharat 83 104 813

Samosir 12 87 901

Serdang Bedagai 802 17 28

Kota Sibolga 389 248 363

Kota Tanjung Balai 11 139 850

Kota Pematang Siantar 10 205 785

Kota Tebing Tinggi 00 06 994

Kota Medan 02 63 935

Kota Binjai 15 95 890

Kota Padang Sidempuan 603 172 224

Sumatera Utara 211 128 661

185

Di Sumatera Utara pemanfaatan PODWOD oleh RT di perdesaan (270) jauh lebihtinggi dibanding di perkotaan (135)

Tidak tergambar perbedaan yang jauh tentang pemanfaatan PODWOD baik pada RTkaya atau RT miskin

Tabel 38118Persentase Rumah Tangga Menurut Pemanfaatan Pos Obat Desa(POD)Warung Obat Desa (WOD) dan Karakteristik Rumah Tangga

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik MemanfaatkanTidak Memanfaatkan

Tidakmembutuhkan Alasan Lain

Tempat Tinggal

Perkotaan 135 125 740

Perdesaan 270 131 599

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 201 117 682

Kuintil-2 221 11 669

Kuintil-3 212 132 656

Kuintil-4 218 126 655

Kuintil-5 201 157 642

186

Di Sumatera Utara sebagian besar alasan tidak memanfaatakan PODWOD adalah tidakadanya pelayanan tersebut Keadaan ini menggambarkan bahwa program pendirianPODWOD belum berjalan disemua daerah Keadaan ini juga sama dengan gambarannasional

Tabel 38119Persentase Rumah Tangga Menurut Alasan Tidak Memanfaatkan Pos Obat

Desa (POD) Warung Obat Desa (WOD) dan Kabupaten Kotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKotaAlasan Tidak Memanfaatan PODWOD oleh RT

Lokasijauh

Tidak adaPODWOD

Obat tidaklengkap

Lainnya

Nias 07 988 02 02Mandailing Natal 26 586 211 177

Tapanuli Selatan 26 945 13 17

Tapanuli Tengah 33 333 400 233

Tapanuli Utara 00 939 05 56

Toba Samosir 00 991 00 09

Labuhan Batu 02 993 02 04

Asahan 03 987 00 10

Simalungun 32 739 16 213

Dairi 04 976 08 12

Karo 00 996 02 02

Deli Serdang 03 898 00 99

Langkat 127 769 94 10

Nias Selatan 07 989 00 04

Humbang Hasundutan 109 866 08 17

Pakpak Bharat 79 842 00 79

Samosir 13 968 00 19

Serdang Bedagai 40 480 120 360

Kota Sibolga 00 927 00 73

Kota Tanjung Balai 00 994 00 06

Kota Pematang Siantar 08 988 00 04

Kota Tebing Tinggi 00 881 00 119

Kota Medan 62 932 01 05

Kota Binjai 03 870 03 123

Kota Padang Sidempuan 00 885 00 115

Sumatera Utara 28 921 13 38

187

Di Sumatera Utara Alasan tidak memanfaatkan PODWOD di perkotaan dan perdesaantidak jauh berbeda yaitu tidak adanya pelayanan tersebut

Berdasarkan kemampuan ekonomi rumah tangga alasan tidak memanfaatkanPODWOD baik pada RT kaya ataupun miskin tidak berbeda jauh

Tabel 38120Persentase Rumah Tangga Menurut Alasan Tidak Memanfaatkan Pos ObatDesa (POD) Warung Obat Desa (WOD) dan Karakteristik Rumah Tangga di

Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikAlasan Tidak Memanfaatan PODWOD oleh RT

Lokasijauh

Tdk adapodwod

Obat tidaklengkap

Lainnya

Tempat Tinggal

Perkotaan 36 921 03 39

Perdesaan 19 922 23 36

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 24 924 13 39

Kuintil-2 31 922 14 33

Kuintil-3 36 912 15 36

Kuintil-4 24 927 11 38

Kuintil-5 22 922 13 43

382 Sarana dan Sumber Pembiayaan Pelayanan Kesehatan

Salah satu tujuan sistem kesehatan adalah ketanggapan (responsiveness) di sampingpeningkatan derajat kesehatan (health status) dan keadilan dalam pembiayaanpelayanan kesehatan (fairness of financing) Pada bagian ini dikumpulkan informasitentang jenis sarana dan sumber pembiayaan yang paling sering dimanfaatkan olehresponden

Pembiayaan kesehatan meliputi untuk perawatan kesehatan rawat inap dan rawat jalanSumber biaya dibedakan menjadi sumber biaya sendirikeluarga Asuransi (Askes PNSJamsostek Asabri Askes Swasta dan JPK Pemerintah Daerah) AskeskinSuratKeterangan Tidak Mampu (SKTM) Dana Sehat dan lainnya Dari data ini diperolehgambaran tentang seberapa besar persentase rumah tangga yang telah tercakup olehasuransi kesehatan termasuk penggunaan AskeskinSKTM yang salah sasaran

Seluruh penduduk diminta untuk memberikan informasi tentang apakah yangbersangkutan pernah menjalani rawat inap dalam 5 (lima) tahun terakhir dan atau rawatjalan dalam 1 (satu) tahun terakhir Mereka yang pernah rawat jalan maupun rawat inapdiminta untuk menjelaskan di mana terakhir menjalani perawatan kesehatan serta darimana sumber biaya perawatan kesehatan tersebut Pihak-pihak yang menanggungbiaya perawatan kesehatan tersebut bisa lebih dari satu

188

Di Sumatera Utara tempat rawat inap yang dimanfaatkan oleh rumah tangga sebagianbesar di RS Swasta (23) RS Pemerintah (16) RSB (09) Tenaga kesehatan(06) Puskesmas (02)

Tabel 3821Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut Tempat dan KabupatenKota

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten Kota

Tempat Berobat Rawat Inap Menurut ProvinsiRS

Peme-rintah

RSSwasta

RSLuarNegri

RSBPuskes

masNakes Batra

Lainnya

TidakRI

Nias 47 03 01 46 02 09 08 00 884

Mandailing Natal 09 07 00 01 00 01 00 01 979

Tapanuli Selatan 10 04 00 01 03 05 01 00 975

Tapanuli Tengah 14 06 01 03 01 02 01 00 973

Tapanuli Utara 15 12 00 01 01 07 01 01 963

Toba Samosir 16 30 00 00 00 02 00 00 952

Labuhan Batu 13 05 00 01 02 06 00 00 973

Asahan 12 21 00 02 00 02 01 02 960

Simalungun 14 19 00 00 02 05 01 03 956

Dairi 19 07 00 01 05 01 02 01 962

Karo 14 21 05 05 01 00 02 01 953

Deli Serdang 13 39 01 10 01 06 01 03 926

Langkat 05 08 03 04 08 08 04 00 959

Nias Selatan 04 07 06 39 01 23 01 07 913

Humbahas 13 12 00 04 02 05 00 00 964

Pakpak Bharat 10 00 00 00 00 00 00 00 990

Samosir 17 32 00 03 06 18 03 01 922

Serdang Bedagai 07 17 00 07 00 06 01 01 960

Kota Sibolga 30 08 18 02 00 06 00 00 937

Kota Tanjung Balai 40 11 00 09 00 07 00 02 931

Kota P Siantar 18 52 00 01 00 10 01 02 917

Kota T Tinggi 26 31 00 06 00 03 00 00 934

Kota Medan 22 53 01 20 01 05 01 01 898

Kota Binjai 16 21 01 04 01 07 01 01 950

Kota PSidempuan 34 08 00 01 00 05 01 02 949

Sumatera Utara 16 23 01 09 02 06 01 01 941

189

Rumah tangga di daerah perkotaan lebih banyak menggunakan rawat inap di RSSwasta (37) dibandingkan dengan di RS Pemerintah (18) Keadaan ini berbedadengan daerah perdesaan rawat inap lebih banyak di RS Pemerintah (214)dibanding RS Swasta (12)

Di Sumatera Utara pemanfaatan RS (baik pemerintah atau swasta) sebagai tempatberobat rawat inap cenderung meningkat seiring dengan meningkatnya status ekonomi(Kaya)

Tabel 3822Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut Tempat dan Karakteristik

Rumah Tangga di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik

Tempat Berobat Rawat Inap Menurut ProvinsiRS

Peme-rintah

RSSwasta

RSLuarNegri

RSBPuskes

masNakes

Batra Lainnya

TidakRI

Tempat TinggalPerkotaan 18 37 01 12 02 06 01 01 923Perdesaan 14 12 01 06 02 06 02 01 956

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 12 10 01 12 02 06 02 01 954Kuintil-2 13 16 00 08 02 05 01 01 953Kuintil-3 14 24 01 08 01 07 01 02 942Kuintil-4 18 26 01 09 02 06 01 01 934Kuintil-5 21 40 01 07 01 04 01 01 924

190

Sebagian besar rumah tangga di Sumatera Utara menggunakan sumber biaya yangbersifat lsquoout of pocketrsquo untuk rawat inap (760) Kabupaten dengan rumah tanggatertinggi out of pocketrsquo untuk rawat inap adalah kabupaten Karo (951) Kabupatendengan rumah tangga pengguna AskesJamsostek tertinggi di Simalungun (468)Kabupaten dengan rumah tangga pengguna askeskin (SKTM) tertinggi adalahkabupaten Nias Selatan (355) Sedangkan Kabupaten dengan rumah tanggapengguna Dana sehat tertinggi di Langkat (77)

Tabel 3823Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut Sumber Pembiayaan dan

Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaSumber Pembiayaan Pelayanan Kesehatan

Sendirikeluarga

AskesJamsostek

AskeskinSKTM

DanaSehat

Lain-lain

Nias 880 44 44 55Mandailing Natal 759 56 222 74 20Tapanuli Selatan 851 14 68 29Tapanuli Tengah 845 99 160Tapanuli Utara 755 86 191 44Toba Samosir 683 187 106 24 81Labuhan Batu 484 407 33 22 88Asahan 591 268 87 31 52Simalungun 516 468 08 08 80Dairi 732 62 148 167Karo 951 50 29 10Deli Serdang 705 171 79 18 46Langkat 756 64 90 77 38Nias Selatan 726 10 355 09 58Humbang Hasundutan 845 21 146 21 22Pakpak Bharat 742 129 258 32 32Samosir 863 31 61 05 62Serdang Bedagai 778 190 36 12 13Kota Sibolga 911 71 52 37Kota Tanjung Balai 736 115 110 55 11Kota Pematang Siantar 775 275 26 98Kota Tebing Tinggi 608 231 77 13 211Kota Medan 765 159 41 10 43Kota Binjai 702 207 66 25 33Kota Padang Sidempuan 786 137 95 06 60

Sumatera Utara 760 139 87 20 53

Keterangan Sendiri = pembiayaan dibayar pasien atau keluarganyaAskesJamsostek = meliputi askes PNS Jamsostek Asabri Askes swasta JPK PemdaAskeskin = pembayaran dengan dana Askeskin atau menggunakan SKTLain-lain = diganti perusahaan dan pembayaran oleh pihak lain di luar tersebut di atas

191

Di Sumatera Utara pembiayaan rawat inap dengan sifat ldquoout of Pocketrdquo lebih banyakterjadi pada rumah tangga di perkotaan dibandingkan dengan rumah tangga perdesaanNamun demikian penggunaan askeskin sebagai sumber pembiayaan sebagian besarterjadi didaerah perdesaan

Berdasarkan kemampuan ekonomi terdapat kecenderungan makin rendah kemampuanekonominya makin banyak rumah tangga yang menggunakan AskeskinSKTM Disisilain terdapat kecenderungan makin meningkat status ekonomi menurut kuintil (Kaya)makin meningkat pula pemanfaatan sumber biaya asuransi untuk rawat inap

Tabel 3824Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut Sumber Pembiayaan dan

Karakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KarakteristikSumber Pembiayaan Pelayanan Kesehatan

Sendirikeluarga

AskesJamsostek

AskeskinSKTM

DanaSehat

Lain-lain

Tempat TinggalPerkotaan 748 168 61 17 64Perdesaan 770 110 112 24 43

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 733 74 165 26 34Kuintil-2 783 95 105 27 46Kuintil-3 788 121 73 24 61Kuintil-4 763 165 64 20 48Kuintil-5 735 202 56 10 68

192

Di Sumatera Utara pilihan rumah tangga untuk rawat jalan sebagian besar berobat padatenaga kesehatan dan RSB dibandingkan puskesmas atau rumah sakit Pola ininampaknya nyata untuk semua kabupaten Rawat jalan ke tenaga kesehatan terbanyakada di kabupaten Nias Selatan (456) sedangkan rawat jalan ke RSB terbanyak diKab Karo (202)

Tabel 3825Persentase Responden yang Rawat Jalan Satu tahun terakhir Menurut

Tempat dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaTempat Berobat Rawat Jalan

RSPmrth

RSSwast

RSLN

RSB Pusk NakesBa-tra

Lainnya

Dirmh

TdkRJ

Nias 20 03 00 158 21 280 06 00 11 500Mandailing Natal 07 03 13 39 13 251 01 01 01 669Tapanuli Selatan 05 40 05 146 03 10 09 782Tapanuli Tengah 04 02 01 45 15 72 03 01 01 855Tapanuli Utara 07 03 01 103 03 82 02 03 01 796Toba Samosir 12 10 02 79 24 54 03 02 03 810Labuhan Batu 03 00 01 07 07 166 06 57 753Asahan 10 08 01 26 13 175 21 03 07 736Simalungun 13 15 04 45 19 304 05 13 25 557Dairi 21 10 01 47 12 61 14 10 09 815Karo 35 42 04 202 26 34 06 04 11 637Deli Serdang 09 39 20 37 45 262 15 05 12 556Langkat 05 07 07 67 65 78 01 01 06 763Nias Selatan 09 02 00 158 21 456 06 01 26 320Humbahas 07 06 89 60 12 51 03 03 769Pakpak Bharat 18 03 59 04 29 05 06 877Samosir 09 07 01 123 11 188 11 01 04 645Serdang Bedagai 03 08 07 32 55 80 05 00 10 800Kota Sibolga 15 04 16 109 05 197 05 02 03 644Kota Tanjung Balai 18 03 02 182 05 148 07 13 621Kota P Siantar 15 11 02 72 05 160 08 02 04 721Kota Tebing Tinggi 24 23 00 64 07 263 10 12 597Kota Medan 13 27 22 101 69 197 11 02 03 554Kota Binjai 17 09 06 26 04 65 06 02 865Kota P Sidempuan 10 02 00 49 07 247 03 02 05 675Sumatera Utara 12 10 08 76 20 170 07 03 10 683

Untuk semua jenis fasilitas untuk berobat jalan perkotaan lebih tinggi dibandingperdesaan Pemanfaatan tenaga kesehatan professional untuk berobat rawat jalan lebihtinggi dibandingkan fasilitas lainnya termasuk RS Pemerintah RS Swasta danpuskesmas

Di Sumatera Utara ada kecenderungan makin meningkat status ekonominya (Kaya)makin meningkat pula pemanfaatan tenaga kesehatan professional namun makinmenurun pemanfaatan tempat berobat Rumah sakit bersalin

193

Tabel 3826Persentase Penduduk Rawat Jalan Menurut Tempat dan Karakteristik

Rumah Tangga di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikTempat Berobat Rawat Jalan

RSPmrth

RSSwast

RSLN

RSB Pusk NakesBatTra

LainNya

Dirmh

TdkRJ

Tempat Tinggal

Perkotaan 15 16 08 73 26 189 08 02 08 655Perdesaan 10 06 09 79 17 158 06 03 12 701

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 07 06 10 88 19 151 07 02 11 699Kuintil-2 08 08 09 84 18 170 05 02 10 685Kuintil-3 11 11 09 82 21 161 08 02 10 684Kuintil-4 14 11 08 67 20 179 07 03 12 678Kuintil-5 20 16 06 60 23 190 07 04 08 667

Sebagian besar rumah tangga di kabupaten menggunakan sumber pembiayaan rawatjalan dengan biaya sendirikeluarga (883) dan AskesJamsostek (43)askeskinSKTM (37) lain-lain (26) dan dana sehat (16)

Tabel 3827Persentase Penduduk Rawat Jalan Menurut Sumber Biaya dan Kabupaten

Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaSumber Pembiayaan Rawat Jalan

SendiriKeluarga

AskesJamsostek

AskeskinSKTM

DanaSehat

Lain-lain

Nias 876 18 40 43 20Mandailing Natal 879 30 44 22 25Tapanuli Selatan 914 10 53 05 10Tapanuli Tengah 927 18 22 13 50Tapanuli Utara 958 23 27 02 06Toba Samosir 889 107 23 17 11Labuhan Batu 951 28 04 16Asahan 884 58 35 12 09Simalungun 905 99 06 02 38Dairi 891 39 47 20Karo 936 30 30 01 06Deli Serdang 880 40 35 06 22Langkat 858 32 115 50 05Nias Selatan 803 05 70 60 49Humbang Hasundutan 928 03 56 08 09Pakpak Bharat 805 52 145 05 16Samosir 918 14 38 11 18Serdang Bedagai 901 87 07 02 05Kota Sibolga 941 45 12 01 05Kota Tanjung Balai 888 44 46 11 04Kota Pematang Siantar 820 129 47 02 28Kota Tebing Tinggi 858 72 23 05 39Kota Medan 831 41 29 19 76Kota Binjai 835 79 47 09 15Kota P Sidempuan 900 54 18 06 20Sumatera Utara 883 43 37 16 26

194

Penggunaan biaya sendirikeluarga dalam pembiayaan rawat jalan masih cukup tinggidibanding asuransi (baik di perkotaan atau perdesaan) Pemanfaatan askeskin diperdesaan lebih tinggi dibandingkan dengan di perkotaan Pemanfaatan askesjamsostek lebih banyak di perkotaan

Di Sumatera Utara adanya kecenderungan meningkat penggunaan askesjamsostekseiring dengan peningkatan status ekonomi (Kaya) Makin kurang mampu keluargamakin banyak keluarga yang memanfaatkan AskeskinSKTM

Tabel 3828Persentase Penduduk Rawat Jalan Menurut Sumber Biaya dan Karakteristik

Rumah Tangga di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikSumber Pembiayaan Rawat Jalan

SendiriKeluarga

AskesJamsostek

AskeskinSKTM

DanaSehat

Lain-lain

Tempat Tinggal

Perkotaan 868 60 32 09 33

Perdesaan 894 30 41 22 20

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 887 20 56 17 24

Kuintil-2 896 25 45 16 22

Kuintil-3 885 34 38 20 26

Kuintil-4 888 51 23 17 24

Kuintil-5 860 78 27 12 30

383 Ketanggapan Pelayanan Kesehatan

Persepsi masyarakat pengguna pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan non-medisdapat digunakan sebagai salah satu indikator ketanggapan terhadap pelayanankesehatan Ada 8 (delapan) domain ketanggapan untuk pelayanan rawat inap dan 7(tujuh) domain ketanggapan untuk pelayanan rawat jalan Penilaian untuk masing-masing domain ditanyakan kepada responden berdasarkan pengalamannya waktumemanfaatkan sarana pelayanan kesehatan untuk rawat inap dan rawat jalan

Delapan domain ketanggapan untuk rawat inap terdiri dari

1 Lama waktu menunggu untuk mendapat pelayanan kesehatan

2 Keramahan petugas dalam menyapa dan berbicara

3 Kejelasan petugas dalam menerangkan segala sesuatu terkait dengan keluhankesehatan yang diderita

4 Kesempatan yang diberikan petugas untuk mengikutsertakan klien dalampengambilan keputusan untuk memilih jenis perawatan yang diinginkan

5 Dapat berbicara secara pribadi dengan petugas kesehatan dan terjaminkerahasiaan informasi tentang kondisi kesehatan klien

195

6 Kebebasan klien untuk memilih tempat dan petugas kesehatan yang melayaninya

7 Keberhasilan ruang rawatpelayanan termasuk kamar mandi

8 Kemudahan dikunjungi keluarga atau teman

Tujuh domain ketanggapan untuk pelayanan rawat jalan sama dengan domain rawatinap kecuali domain ke delapan (kemudahan dikunjungi keluargateman)

Penduduk diminta untuk menilai setiap aspek ketanggapan terhadap pelayanankesehatan di luar medis selama menjalani rawat inap dalam 5 (lima) tahun terakhir danatau rawat jalan dalam 1 (satu) tahun terakhir Masing-masing domain ketanggapandinilai dalam 5 (lima) skala yaitu sangat baik baik cukup buruk sangat buruk Untukmemudahkan penilaian aspek ketanggapan rawat jalan dan rawat inap pada sistempelayanan kesehatan tersebut WHO membagi menjadi dua bagian besar yaitu lsquobaikrsquo(sangat baik dan baik) dan lsquokurang baikrsquo (cukup buruk dan sangat buruk) Penyajianhasil analisistabel selanjutnya hanya mencantumkan persentase yang rsquobaikrsquo saja

Aspek ketanggapan rawat inap yang diukur dari masyarakat meliputi waktu tunggukeramahan kejelasan informasi ikut ambil keputusan kerahasiaan kebebasan memilihkebersihan ruangan dan mudah dikunjungi

Kabupaten dengan nilai aspek-aspek ketanggapan paling rendah adalah kab TapanuliSelatan Kabupaten Nias Selatan dari 8 aspek ketanggapan semuanya berada dibawah80

196

Tabel 3831Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut Aspek Ketanggapan dan

KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaWaktutunggu

Keramahan

Kejelasan

informasi

Ikutambil

keputusan

Keraha-siaan

Kebebasan

pilihfasilitas

Keber-sihan

ruangan

Mudahdikunjungi

Nias 865 842 854 867 867 865 822 847

Mandailing Natal 944 852 944 926 926 963 889 907

Tapanuli Selatan 744 795 744 705 782 744 718 756

Tapanuli Tengah 901 915 901 915 944 915 944 887

Tapanuli Utara 875 844 885 885 875 833 813 854

Toba Samosir 878 862 862 846 870 878 846 870

Labuhan Batu 912 934 945 934 945 967 901 912

Asahan 883 922 867 898 859 906 883 930

Simalungun 913 929 937 913 944 929 905 937

Dairi 964 928 964 952 964 964 904 940

Karo 990 990 971 981 971 990 981 952

Deli Serdang 899 878 829 864 885 878 871 857

Langkat 855 882 791 682 609 718 800 673

Nias Selatan 736 741 736 732 632 736 536 645

Humbahas 931 970 931 950 931 950 921 921

Pakpak Bharat 742 839 871 839 871 871 774 742

Samosir 946 960 921 926 936 936 941 946

Serdang Bedagai 821 874 789 821 800 747 811 779

Kota Sibolga 918 925 931 943 937 937 950 931

Kota Tanjung Balai 978 967 978 978 989 984 945 967

Kota P Siantar 901 916 921 921 916 911 901 916

Kota Tebing Tinggi 835 860 848 823 835 799 744 860

Kota Medan 873 868 868 856 833 787 841 856

Kota Binjai 967 959 951 951 967 943 959 935

Kota PSidempuan 882 870 870 858 888 834 757 805

Sumatera Utara 886 887 877 875 872 870 846 864

197

Antara masyarakat perkotaan dengan pedesaan tidak nampak adanya perbedaan besarpenilaian ketanggapan pelayanan kesehatan rawat inap Baik masyarakat perkotaanmaupun pedesaan hampir semua menilai ketanggapan pelayanan kesehatan rawat inapbaik(gt 80)

Berdasarkan kemampuan ekonomi ada kecenderungan semakin miskin prosentaseyang menilai ketanggapan pelayanan kesehatan rawat inap kurang baik semakin kecilMeskipun kecenderungan tersebut tidak terlampau tajam

Tabel 3832Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut Aspek Ketanggapan dan

Karakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikWaktutunggu

Kerama-han

Kejelasaninformasi

Ikutambil

keputusan

Keraha-siaan

Kebebasanpilih

fasilitas

Keber-sihan

ruangan

Mudahdikunjungi

Tempat Tinggal

Perkotaan 895 898 882 878 881 864 859 878Perdesaan 877 877 873 873 863 876 834 850

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 877 877 876 869 844 874 824 851Kuintil-2 897 904 894 894 887 878 877 873Kuintil-3 863 867 852 856 863 853 824 846Kuintil-4 900 891 888 883 874 876 854 875Kuintil-5 887 892 874 873 882 867 847 868

198

Aspek ketanggapan rawat jalan yang diukur dari masyarakat meliputi waktu tunggukeramahan kejelasan informasi ikut ambil keputusan kerahasiaan kebebasan memilihdan kebersihan ruangan

Kabupaten dan kota dengan nilai aspek-aspek ketanggapan paling rendah adalahkabupaten Nias dari 7 aspek ketanggapan di kabupaten Nias hanya aspek waktu tungguyang lebih tinggi dari gt 80 6 aspek lainnya antara 65-80 Kabupaten TapanuliSelatan dan Nias Selatan dari 7 aspek hanya 2 aspek yang gt 80 yaitu waktu tunggudan keramahan 5 aspek lainnya antara 65-80

Tabel 3833Persentase Penduduk Rawat Jalan Menurut Aspek Ketanggapan dan

Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota

Waktutunggu

Kerama-han

Kejelasaninformasi

Ikut ambilkeputusan

Keraha-siaan

Kebebasanpilih

fasilitas

Keber-sihan

ruanganNias 834 799 727 683 689 665 655Mandailing 913 899 890 900 872 855 862Tapanuli 844 883 717 688 704 685 703Tapanuli 912 889 868 866 879 912 956Tapanuli Utara 930 933 926 920 919 911 855Toba Samosir 960 952 908 921 944 921 904Labuhan Batu 947 923 888 854 901 918 782Asahan 923 961 960 970 954 952 961Simalungun 866 889 887 882 886 883 860Dairi 928 928 891 906 921 896 922Karo 966 985 981 991 991 991 990Deli Serdang 923 901 882 907 903 901 869Langkat 879 894 805 730 741 853 850Nias Selatan 800 826 778 765 770 772 675Humbahas 973 970 972 975 973 975 967Pakpak Bharat 766 923 909 876 890 828 603Samosir 970 951 951 930 974 940 956Serdang 846 916 846 840 846 842 835Kota Sibolga 982 984 986 986 985 985 972Kota Tanjung 969 969 963 966 970 969 954Kota P Siantar 960 963 968 961 964 964 959Kota Tebing 891 908 894 877 878 873 879Kota Medan 908 917 905 886 883 837 863Kota Binjai 912 918 918 912 918 901 881Kota PSidempuan 975 944 945 900 859 763 737

SumateraUtara

907 910 884 872 875 864 845

199

Antara masyarakat perkotaan dengan pedesaan tidak nampak adanya perbedaanpenilaian ketanggapan pelayanan kesehatan rawat jalan Baik masyarakat perkotaanmaupun pedesaan sebagian besar (gt80) menilai ketanggapan pelayanan kesehatanrawat jalan baik

Berdasarkan kemampuan ekonomi semakin tinggi tingkat ekonomi semakin baikpenilaian aspek ketanggapan pada rawat jalan ini terlihat untuk ketujuh aspekketanggapan

Tabel 3834Persentase Penduduk Rawat Jalan Menurut Aspek Ketanggapan dan

Karakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikWaktutunggu

Kerama-han

Kejelasaninformasi

Ikut ambilkeputusan

Keraha-siaan

Kebebasanpilih

fasilitas

Keber-sihan

ruanganTempat Tinggal

Perkotaan 927 924 912 905 900 883 878

Perdesaan 891 900 862 847 856 849 820

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 887 893 850 836 836 833 815

Kuintil-2 909 906 883 867 871 863 850

Kuintil-3 899 903 881 878 883 863 838

Kuintil-4 917 921 897 881 889 879 864

Kuintil-5 922 925 903 894 891 879 857

39 Kesehatan Lingkungan

Data kesehatan lingkungan diambil dari dua sumber data yaitu Riskesdas 2007 dan KorSusenas 2007 Sesuai kesepakatan data yang sudah ada di Kor Susenas tidakdikumpulkan lagi di Riskesdas dan dalam Riskesdas ditanyakan pertanyaan-pertanyaanyang tidak ada di Kor Susenas Dengan demikian penyajian beberapa variabelkesehatan lingkungan merupakan gabungan data Riskesdas dan Kor Susenas

Data yang dikumpulkan dalam survei ini meliputi data air bersih keperluan rumahtangga sarana pembuangan kotoran manusia sarana pembuangan air limbah (SPAL)pembuangan sampah dan perumahan Data tersebut bersifat fisik dalam rumah tanggasehingga pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara terhadap kepala rumahtangga dan pengamatan

391 Air Keperluan Rumah Tangga

Menurut WHO jumlah pemakaian air bersih rumah tangga per kapita sangat terkaitdengan risiko kesehatan masyarakat yang berhubungan dengan higiene Reratapemakaian air bersih individu adalah rerata jumlah pemakaian air bersih rumah tanggadalam sehari dibagi dengan jumlah anggota rumah tangga Rerata pemakaian individuini kemudian dikelompokkan menjadi lsquolt5 literorangharirsquo lsquo5-199 literorangharirsquo rsquo20-499 literorangharirsquo rsquo50-999 literorangharirsquo dan lsquoge100 literorangharirsquo Berdasarkan tingkat pelayanan kategori tersebut dinyatakan sebagai lsquotidak aksesrsquo lsquoakses kurangrsquolsquoakses dasarrsquo lsquoakses menengahrsquo dan lsquoakses optimalrsquo Risiko kesehatan masyarakatpada kelompok yang akses terhadap air bersih rendah (lsquotidak aksesrsquo dan lsquoakses kurangrsquo)dikategorikan sebagai mempunyai risiko tinggi

200

Konsumsi air per orang perhari penduduk di Provinsi Sumatera Utara 427 persennyalebih dari 100 liter Menurut antar wilayah kabupatenkota bervariasi berkisar 03(Kabupaten Tapanuli Tengah) sampai 939 yaitu di Kabupaten Serdang BedagaiSedangkan penduduk yang menggunakan air per orang perhari masih di bawah 20 liter(lt5 + 5 ndash 19 liter) di Provinsi Sumatera Utara sebanyak 136 persen tinggi di KabupatenTapanuli Tengah dan Kota Sibolga

Tabel 3911Persentase Rumah Tangga menurut Rerata Pemakaian Air Bersih PerOrang Per Hari dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara

Riskesdas 2007

Kabupaten KotaRerata Pemakaian Air Bersih Per Orang

Per Hari (Dalam Liter)

lt5 5-199 20-499 50-999 ge100 Nias 538 306 131 00 25Mandailing Natal 07 36 442 293 222

Tapanuli Selatan 113 191 305 132 259Tapanuli Tengah 979 13 05 00 03Tapanuli Utara 34 105 314 238 309Toba Samosir 09 89 506 77 319Labuhan Batu 00 11 163 174 653Asahan 01 27 236 372 364Simalungun 07 49 226 309 409Dairi 05 65 602 177 150Karo 04 138 485 308 66Deli Serdang 05 104 164 348 378

Langkat 29 95 310 237 329

Nias Selatan 459 250 96 10 185Humbang Hasundutan 35 185 265 205 310Pakpak Bharat 21 250 583 83 63Samosir 23 227 448 221 81Serdang Bedagai 04 07 09 41 939

Kota Sibolga 841 115 09 09 27

Kota Tanjung Balai 32 11 124 135 697Kota Pematang Siantar 03 22 105 313 556

Kota Tebing Tinggi 00 00 34 173 793

Kota Medan 01 03 181 221 593Kota Binjai 03 36 125 71 766Kota Padang Sidempuan 00 09 64 180 747

Sumatera Utara 65 71 218 219 427

201

Bila mengacu pada kriteria Joint Monitoring Program WHO-Unicef di mana batasanminimal akses untuk konsumsi air bersih adalah 20 literoranghari maka daerahperkotaan ada sebesar 935 masih jauh lebih baik dibanding daerah perdesaan 799Menurut kuintil pengeluaran perkapita rumah tangga semakin baik kondisi ekonominyakonsumsi airnya semakin besar walaupun masih terdapat kabupatenkota dengankonsumsi air rumah tangga masih di bawah rata-rata nasional

Tabel 3912Persentase Rumah Tangga menurut Waktu dan Jarak ke Sumber Air

Ketersediaan Air Bersih dan Karakteristik Responden di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

KarakteristikRerata Pemakaian Air Bersih Per Orang

Per Hari (Dalam Liter)lt5 5-199 20-499 50-999 ge100

Tempat Tinggal

Kota 29 36 171 232 532

Desa 93 99 256 209 344

Tingkat Pengeluaran per kapita

Kuintil 1 142 115 244 201 298

Kuintil 2 75 93 236 230 366

Kuintil 3 57 64 212 226 441

Kuintil 4 43 59 206 238 454

Kuintil 5 29 41 202 197 530

202

Di samping jumlah pemakaian air bersih untuk keperluan rumah tangga ditanyakan jugatentang jarak dan waktu tempuh ke sumber air serta persepsi tentang ketersediaansumber air Kepada kepala rumah tangga ditanyakan berapa lama waktu yangdibutuhkan untuk menjangkau sumber air bersih pulang pergi berapa jarak antararumah dengan sumber air dan bagaimana kemudahan dalam memperoleh air bersihBerdasarkan dan ketersediaan air bersih lebih dari 14 persen rumah tangga mengalamikesulitan air bersih pada musim kemarau tertinggi di Kabupaten Nias (56) danHumbang Hasundutan (538) Dalam hal jarak dan waktu pada umumnya rumahtangga di kabupatenkota dapat menjangkau sumber air dalam waktu kurang dari 30menit dan jarak kurang dari 1 km

Tabel 3913Persentase Rumah Tangga menurut Waktu dan Jarak ke Sumber Air

Ketersediaan Air Bersih dan Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Kabupaten Kota

Lama Waktu Dan JarakUntuk Menjangkau

Sumber AirKetersediaan Air

Waktu(Menit)

Jarak(Kilometer)

MudahSepanjang

Tahun

SulitPada

MusimKemarau

SulitSepanjang

Tahunlt30 gt30 le1 gt1

Nias 930 70 962 38 431 564 04Mandailing Natal 985 15 804 196 921 79 00Tapanuli Selatan 999 01 968 32 687 313 00Tapanuli Tengah 640 360 279 721 877 123 00Tapanuli Utara 912 88 852 148 754 147 99Toba Samosir 987 13 996 04 915 81 04Labuhan Batu 992 08 969 31 745 255 00Asahan 999 01 995 05 844 153 02Simalungun 852 148 797 203 970 30 00Dairi 956 44 967 33 653 298 49Karo 980 20 958 42 927 62 11Deli Serdang 979 21 981 19 824 159 18Langkat 981 19 974 26 939 58 03Nias Selatan 976 24 932 68 459 538 03Humbang Hasundutan 925 75 960 40 704 281 15Pakpak Bharat 979 21 875 125 667 208 125Samosir 855 145 849 151 649 322 29Serdang Bedagai 999 01 946 54 958 42 00Kota Sibolga 336 664 301 699 956 44 00Kota Tanjung Balai 973 27 968 32 871 113 16Kota P Siantar 642 358 638 362 981 16 03Kota Tebing Tinggi 1000 00 994 06 978 22 00Kota Medan 994 06 993 07 980 18 02Kota Binjai 1000 00 997 03 938 59 03Kota P Sidempuan 996 04 979 21 897 99 04Sumatera Utara 953 47 926 74 856 135 08

203

Dilihat dari segi waktu dan tidak terlihat ada perbedaan yang mencolok menurut tempattinggal dan tingkat pengeluran rumah tangga perkapita perbulan tetapi menurutketersediaan air terdapat perbedaan yang mencolok menurut tingkat pengeluran rumahtangga perkapita perbulan dimana semakin sulit untuk menyediakan air bersih seiringdengan menurunnya ekonomi

Tabel 3914Persentase Rumah Tangga menurut Waktu dan Jarak ke Sumber Air

Ketersediaan Air Bersih Dan Karakteristik Responden di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

Karakteristik

Lama Waktu Dan JarakUntuk Menjangkau

Sumber AirKetersediaan Air

Waktu(Menit)

Jarak(Kilometer)

MudahSepanjang

Tahun

Sulit PadaMusim

Kemarau

SulitSepanjang

Tahunlt30 ge30 le1 gt1Tempat Tinggal

Kota 954 46 942 58 929 67 04

Desa 953 47 913 87 799 189 12

Tingkat Pengeluaran per kapita

Kuintil 1 944 56 904 96 742 244 14

Kuintil 2 938 62 903 97 822 167 10

Kuintil 3 952 48 919 81 856 136 09

Kuintil 4 962 38 936 64 892 102 06

Kuintil 5 966 34 956 44 931 64 05

204

Dalam rangka memperoleh air untuk keperluan rumah tangga bila sumbernya berada diluar pekarangan ditanyakan siapa yang biasanya mengambil air dalam rumah tanggatersebut sebagai upaya untuk melihat aspek gender dan perlindungan anak Anggotarumah tangga yang biasa mengambil air yang sumber airnya di luar rumah di ProvinsiSumatera Utara adalah orang dewasa yaitu sebesar 873 persen Terdapat 127 yangbiasa mengambil air adalah anak-anak

Tabel 3915Persentase Rumah Tangga menurut Individu Yang Biasa Mengambil AirDalam Rumah Tangga dan Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara

Riskesdas 2007

Kabupaten Kota

Orang Yang Biasa Mengambil AirDalam Rumah Tangga

Perempuan Laki-Laki

DewasaAnak-anak

(lt12 Th)Dewasa

Anak-anak(lt12 Th)

Nias 543 241 135 81

Mandailing Natal 745 41 210 04

Tapanuli Selatan 712 107 166 15

Tapanuli Tengah 632 21 308 38

Tapanuli Utara 648 46 194 112

Toba Samosir 688 104 177 31

Labuhan Batu 579 10 385 26

Asahan 353 24 541 82

Simalungun 437 10 525 27

Dairi 404 114 298 184

Karo 677 99 188 35

Deli Serdang 407 46 450 96

Langkat 185 09 733 73

Nias Selatan 538 298 123 41

Humbang Hasundutan 534 76 356 34

Pakpak Bharat 308 103 538 51

Samosir 436 100 373 91

Serdang Bedagai 147 39 657 157

Kota Sibolga 286 00 571 143

Kota Tanjung Balai 577 19 385 19

Kota Pematang Siantar 389 56 500 56

Kota Tebing Tinggi 563 00 375 63

Kota Medan 120 00 840 40

Kota Binjai 138 15 831 15

Kota Padang Sidempuan 760 60 160 20

Sumatera Utara 523 74 350 54

Menurut kabupatenkota yang biasa mengambil air banyak kelompok perempuanadalah di Kota Padang Sidempuan Karo Mandailing Natal Tapanuli Selatan TapanuliTengah Tapanuli Utara dan Toba Samosir

205

Penduduk yang biasa mengambil air di rumah tangga secara keseluruhan masih lebihtinggi pada perempuan dewasa (523) dibanding beban laki-laki dewasa (350)sementara anak-anak sudah mulai diberi lsquobebanrsquo juga

Tabel 3916Persentase Rumah Tangga menurut Individu Yang Biasa Mengambil Air

Dalam Rumah Tangga dan Karakteristik Respondendi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik

Orang Yang Biasa Mengambil AirDalam Rumah TanggaPerempuan Laki-Laki

Dewasa Anak(lt12

Dewasa Anak(lt12 Th)Tempat Tinggal

Kota 416 39 490 56

Desa 541 80 325 53

Tingkat Pengeluaran per kapita

Kuintil 1 514 83 334 69

Kuintil 2 541 85 320 53

Kuintil 3 514 73 356 56

Kuintil 4 544 67 346 43

Kuintil 5 499 56 404 41

206

Data kualitas fisik air untuk keperluan minum rumah tangga dikumpulkan dengan carawawancara dan pengamatan meliputi kekeruhan bau rasa warna dan busa Kategorikualitas fisik air minum baik bila air tersebut tidak keruh tidak berbau tidak berasa tidakberwarna dan tidak berbusa

Terdapat 843 persen rumah tangga di Provinsi Sumatera Utara mempunyai kualitasfisik air baik Perbedaan dalam hal kualitas air (keruh bau warna rasa busa dan bau)sangat bervariasi diantara kabupatenkota

Tabel 3917Persentase Rumah Tangga menurut Kualitas Fisik Air Minum dan

KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKotaKualitas Fisik Air Minum (Utama)

Keruh Berwarna Berasa Berbusa Berbau Baik)

Nias 55 19 19 04 19 922

Mandailing Natal 38 93 10 03 14 892

Tapanuli Selatan 30 13 05 05 11 963

Tapanuli Tengah 03 03 03 00 03 992

Tapanuli Utara 20 11 06 00 03 977

Toba Samosir 21 21 04 04 04 966

Labuhan Batu 190 225 203 10 90 714

Asahan 113 96 59 07 41 823

Simalungun 04 07 08 00 04 985

Dairi 38 52 27 03 03 915

Karo 07 00 02 00 00 991

Deli Serdang 150 156 100 16 69 724

Langkat 134 179 106 36 80 718

Nias Selatan 158 62 120 03 96 791

Humbang Hasundutan 115 105 175 05 85 700

Pakpak Bharat 42 83 21 00 00 875

Samosir 116 81 64 18 23 849

Serdang Bedagai 33 33 67 04 09 888

Kota Sibolga 18 09 09 00 18 973

Kota Tanjung Balai 48 129 48 16 43 855

Kota Pematang Siantar 03 121 00 00 06 875

Kota Tebing Tinggi 50 39 34 06 56 905

Kota Medan 136 127 79 07 28 836

Kota Binjai 98 89 21 09 50 878

Kota PadangSidempuan

47 30 26 21 26 935

Sumatera Utara 93 99 68 09 39 843Catatan Tidak keruh berwarna berasa berbusa dan berbau

207

Daerah perdesaan pengambilan kualitas fisik air minum lebih baik pada dibandingkankualitas air di kota Sedangkan menurut tingkat pengeluaran perkapita perbulan padakuinti 1 dan 2 permasalahan kualitas fisik air tidak terlalu berbeda namun peningkatantingkat ekonomi dari kuintil 3 sampai kuintil 5 permasalahan kualitas fisik air semakinrendah

Tabel 3918Persentase Rumah Tangga menurut Kualitas Fisik Air Minum dan

Karakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Karakteristik Kualitas Fisik Air Minum

Keruh Berwarna Berasa Berbusa Berbau Baik)Tempat Tinggal

Kota 109 108 64 13 39 841

Desa 81 92 71 07 39 844

Tingkat Pengeluaran per kapita

Kuintil 1 103 108 91 15 48 814

Kuintil 2 106 108 71 10 50 823

Kuintil 3 92 100 69 07 42 836

Kuintil 4 98 103 69 07 34 849

Kuintil 5 72 80 47 10 25 879

Catatan Tidak keruh berwarna berasa berbusa dan berbau

208

Data konsumsi air dan jarak ke sumber air berasal dari Riskesdas 2007 sedangkandata jenis sarana air minum berasal dari Kor Susenas 2007 Sarana sumber air yangimproved menurut WHOUnicef adalah sumber air jenis perpipaanledeng sumurborpompa sumur terlindung mata air terlindung dan air hujan selain dari itudikategorikan not improved

Jenis sumber air minum pada umumnya sumur baik terlindung maupun tak terlindungNamun masih ada wilayah yang masih mengandalkan air sungai sebagai sumber airutama seperti di Kabupaten Dairi dan Samosir Secara umum pemenuhan kebutuhanair dalam rumah tangga menurut jenisnya berasal dari sumur terlindung (258) ledengeceran (192) dan Sumur bor Pompa (177) Namun dibeberapa daerah masihdijumpai pemenuhan kebutuhan air yang cukup tinggi dari air sungai dan air hujanseperti Kabupaten Mandailing Natal ( air sungai 194) Labuhan batu (air hujan 126)Dairi (air sungai 228 dan air hujan 130) Pakpak Barat (air sungai 213) danSamosir (air sungai 237)

Tabel 3919Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Sumber Air dan KabupatenKota

di Provinsi Sumatera Utara Susenas 2007

KabupatenKota

Jenis sumber air minum

Air

kem

a-

san

Led

ing

ecera

n

Led

ing

mete

ran

Su

mu

rb

or

Po

mp

a

Su

mu

rte

rlin

du

ng

Su

mu

rtd

kte

rlin

du

ng

Mata

air

terl

ind

un

g

Mata

air

tdte

rlin

du

ng

Air

su

ng

ai

Air

hu

jan

Lain

nya

Nias 06 13 11 47 97 366 68 317 42 34 00Mandailing Natal 07 02 02 17 449 134 77 84 194 29 03Tapanuli Selatan 01 09 01 05 416 188 144 117 116 02 00Tapanuli Tengah 03 229 21 08 96 193 161 263 26 00 00Tapanuli Utara 03 131 09 168 80 66 225 202 26 85 06Toba Samosir 04 121 00 190 143 108 100 190 69 13 61Labuhan Batu 03 11 07 234 335 171 03 02 98 12 11Asahan 09 70 49 303 375 114 01 07 42 28 01Simalungun 13 90 27 425 58 37 187 111 38 08 06Dairi 05 163 08 27 33 22 198 166 228 13 19Karo 05 326 38 177 87 38 168 144 13 02 02Deli Serdang 66 172 16 128 457 96 47 06 11 00 00Langkat 21 37 14 246 366 261 05 11 33 03 03Nias Selatan 03 14 00 07 99 130 151 421 103 72 00Humbahas 00 30 10 121 146 75 191 322 35 65 05Pakpak Bharat 00 43 00 00 21 21 447 213 213 43 00Samosir 06 52 06 64 35 35 81 214 237 46 22Serdang Bedagai 13 01 02 484 275 180 40 01 00 00 04Kota Sibolga 09 786 18 00 27 00 27 116 00 00 18Kota Tg Balai 22 647 207 11 00 16 00 00 76 16 05Kota P Siantar 10 895 06 32 25 03 06 19 00 00 03Kota Tebing Tinggi 00 180 06 618 140 56 00 00 00 00 00Kota Medan 100 545 57 110 158 22 00 00 00 00 08Kota Binjai 18 166 06 136 544 121 03 00 06 00 00Kota P Sidempuan 09 238 26 95 394 147 35 52 04 00 00

Sumatera Utara 32 192 24 177 258 114 63 66 45 22 07

209

Sumber air minum di perkotaan maupun di pedesaan lebih banyak menggunakansumber terlindung Kualitas air yang lebih baik cenderung banyak digunakan di kotadibandingkan di desa dan semakin membaik kualitas air yang digunakan dengansemakin membaik nya kualitas ekonomi

Tabel 39110Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Sumber Air dan Karakteristik

Rumah Tangga di Provinsi Sumatera Utara Susenas 2007

Karakteristik

Jenis sumber air minum

Air

kem

asan

Led

ing

ecera

n

Led

ing

mete

ran

Su

mu

rb

or

Po

mp

a

Su

mu

rte

rlin

du

ng

Su

mu

rtd

kte

rlin

du

ng

Mata

air

terl

ind

un

g

Mata

air

tdte

rlin

du

ng

Air

su

ng

ai

Air

hu

jan

Lain

nya

Tempat tinggal

Kota 60 388 42 158 261 53 18 08 04 02 04

Desa 09 37 09 192 256 162 98 112 77 39 10

Tingkat pengeluaran per kapita

Kuintil-1 13 53 21 120 233 198 93 147 82 27 12

Kuintil-2 23 91 26 172 280 171 73 80 55 23 06

Kuintil-3 22 132 23 196 295 117 64 62 56 27 07

Kuintil-4 30 201 28 199 295 82 61 47 28 23 06

Kuintil-5 62 419 20 183 188 34 35 21 18 14 06

210

Secara umum masyarakat melakukan pengolahan air minum dengan cara dimasakNamun yang perlu jadi perhatian adalah Kota Sibolga yang cara pengolahan airminumnya yaitu cara lainnya cukup tinggi (646) dan Kota Tebing Tinggi (309)apakah cara yang dilakukan sudah cukup memenuhi kriteria pengolahan air minum yangbenar

Tabel 39111Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Tempat Penampungan dan

Pengolahan Air Minum Sebelum DigunakanDiminum dan KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten Kota

Tempat PenampunganPengolahan Air Minum Sebelum

DigunakanWadah

Ter-buka

WadahTer-

tutup

TdkAda

Wadah

LangSung

Diminum

Dimasak

Di-saring

BahanKimia

Lainnya

Nias 363 485 152 21 962 378 06 02Mandailing Natal 332 492 176 41 905 38 05 03Tapanuli Selatan 498 339 163 27 962 17 06 02Tapanuli Tengah 177 503 320 00 995 18 03 00Tapanuli Utara 431 303 266 11 966 23 06 03Toba Samosir 221 660 119 08 975 17 04 00Labuhan Batu 187 472 342 05 975 160 04 04Asahan 131 509 360 17 968 110 03 00Simalungun 85 698 217 00 985 13 03 00Dairi 466 449 85 14 978 14 05 08Karo 150 801 49 07 984 04 04 04Deli Serdang 374 294 332 24 928 135 19 50Langkat 381 330 289 08 981 329 54 85Nias Selatan 154 336 510 17 969 418 10 07Humbahas 175 660 165 05 965 15 05 05Pakpak Bharat 771 188 42 42 915 00 00 00Samosir 308 645 47 06 971 18 06 06Serdang Bedagai 219 351 430 07 976 38 02 01Kota Sibolga 98 509 393 27 885 44 00 646Kota Tanjung Balai 59 903 38 05 973 22 00 00Kota P Siantar 64 359 577 13 971 06 10 03Kota Tebing Tinggi 39 680 281 00 911 117 45 309Kota Medan 79 490 432 51 963 201 29 59Kota Binjai 68 285 647 42 929 134 09 27Kota P Sidempuan 362 353 284 04 983 13 04 13

Sumatera Utara 236 455 309 20 962 128 15 34

211

Menurut daerah pengolahan air minum dengan cara masak ada perbedaan yang tidakterlalu besar antara perkotaan(950) dan perdesaan (971) Perdesaan lebih tinggisedikit dibanding perkotaan kemungkinan karena pemakaian air kemasan yanglangsung minum lebih tinggi diperkotaan (31) dibanding perdesaan (12)

Secara Umum peningkatan tingkat ekonomi tidak terlalu mempengaruhi jenispengolahan air minum dalam rumah tangga namun pada quintil 5 (945) pengolahandengan cara dimasak paling rendah dibanding quintil 1 sampai quintal 4 kemungkinankarena pemakaian air kemasan yang langsung minum lebih tinggi (40)

Tabel 39112Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Tempat Penampungan dan

Pengolahan Air Minum Sebelum DigunakanDiminum dan Klasifikasi Desadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikTempat penampungan

Pengolahan air minumsebelum digunakan

Wadahterbuka

Wadahtertutup

Tdk adawadah

Langsungdiminum

Dima-sak

Di-saring

Bahankimia

Lainnya

Tempat tinggal

Kota 187 437 376 31 950 142 22 63

Desa 274 470 256 12 971 117 10 11

Tingkat pengeluaran per kapita

Kuintil-1 272 456 272 15 970 139 08 18

Kuintil-2 265 456 279 16 966 136 15 27

Kuintil-3 256 450 293 12 964 130 18 25

Kuintil-4 225 442 333 16 967 120 16 34

Kuintil-5 178 472 350 40 945 120 17 59

212

Persentase rumah tangga terhadap akses air bersih di Provinsi Sumatera Utaramencapai 625 persen sisanya 375 masih kurang mendapat akses air bersih

Tabel 39113Persentase Rumah Tangga menurut Akses Terhadap Air Bersih dan

KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraSusenas dan Riskesdas 2007

Kabupaten KotaAir Bersih

Kurang Akses)Nias 979 21

Mandailing Natal 563 437

Tapanuli Selatan 600 400

Tapanuli Tengah 1000 00

Tapanuli Utara 477 523

Toba Samosir 479 521

Labuhan Batu 305 695

Asahan 197 803

Simalungun 430 570

Dairi 497 503

Karo 332 668

Deli Serdang 272 728

Langkat 437 563

Nias Selatan 856 144

Humbang Hasundutan 580 420

Pakpak Bharat 583 417

Samosir 825 175

Serdang Bedagai 247 753

Kota Sibolga 991 09

Kota Tanjung Balai 183 817

Kota Pematang Siantar 401 599

Kota Tebing Tinggi 67 933

Kota Medan 140 860

Kota Binjai 173 827

Kota Padang Sidempuan 232 768

Sumatera Utara 374 626) 20 ltrorghari (Riskesdas 2007) dari sumber terlindung (Susenas 2007) dan sarananya dalam

radius 1 km (Riskesdas 2007)

213

Di desa secara umum lebih sulit dalam mengakses air bersih Akses air bersih di kota779 sedangkan di desa 505 Menurut tingkat pengeluaran perkapita rumah tanggaperbulan semakin baik tingkat ekonomi semakin baik dalam mengakses air bersih

Tabel 39114Persentase Rumah Tangga menurut Akses Terhadap Air Bersih dan

Karakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraSusenas dan Riskesdas 2007

Karakteristik Air bersihKurang Akses)

Tempat tinggalKota 221 779Desa 495 505

Tingkat pengeluaran per kapitaKuintil-1 574 426Kuintil-2 470 530Kuintil-3 377 623Kuintil-4 301 699Kuintil-5 221 779

Sumatera Utara 374 626

) 20 ltrorghari (Riskesdas 2007) dari sumber terlindung (Susenas 2007) dan sarananyadalam radius 1 km (Riskesdas 2007)

214

392 Fasilitas Buang Air Besar

Data fasilitas buang air besar meliputi jenis penggunaan fasilitas buang air besar danjenis fasilitas buang air besar Data ini diambil dari data rumah tangga Kor Susenas2007

Menurut kabupatenkotamasih terdapat beberapa kabupaten yang mempunyai masalahdengan tidak menggunakannya jamban sebagai sarana BAB karena Persentasenyamasih di atas 50 persen Kabupaten tersebut antara lain Nias (608) Samosir (538)Nias Selatan (536) Tapanuli Tengah (526)

Tabel 3921Persentase Rumah Tangga menurut Penggunaan Fasilitas Buang Air Besar

dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraSusenas 2007

Kabupaten KotaJenis Penggunaan

Sendiri Bersama Umum Tdk Pakai

Nias 291 59 42 608

Mandailing Natal 279 24 225 472

Tapanuli Selatan 228 46 260 466

Tapanuli Tengah 396 36 42 526

Tapanuli Utara 526 51 20 403

Toba Samosir 537 61 35 367

Labuhan Batu 826 78 21 75

Asahan 827 85 14 74

Simalungun 662 43 30 265

Dairi 585 08 36 372

Karo 646 75 106 173

Deli Serdang 821 104 12 62

Langkat 830 79 09 82

Nias Selatan 395 55 14 536

Humbang Hasundutan 583 10 40 367

Pakpak Bharat 438 63 63 438

Samosir 444 12 06 538

Serdang Bedagai 836 73 05 86

Kota Sibolga 920 44 18 18

Kota Tanjung Balai 780 91 16 113

Kota Pematang Siantar 936 26 00 38

Kota Tebing Tinggi 837 124 11 28

Kota Medan 923 68 06 03

Kota Binjai 872 107 09 12

Kota Padang Sidempuan 616 47 129 207

Sumatera Utara 718 68 40 174

Menurut daerah diperdesaan permasalahan tidak menggunakan jamban jauh lebihtinggi sebesar 288 dibanding perkotaan sebesar 30 sebaliknya yang menggunakanjamban sendiri banyak di kota Begitu pula menurut tingkat pengeluaran perkapitamempunyai pola semakin tinggi tingkat ekonomi semakin banyak yang menggunakanjamban milik sendiri

215

Tabel 3922Persentase Rumah Tangga menurut Penggunaan Fasilitas Buang Air Besar

dan Karakteristik Rumah Tanggadi Provinsi Sumatera Utara Susenas 2007

Karakteristik Jenis penggunaanSendiri Bersama Umum Tdk pakai

Tempat tinggalKota 886 71 13 30Desa 585 66 62 288

Tingkat pengeluaran per kapitaKuintil-1 499 61 67 373Kuintil-2 629 79 56 236Kuintil-3 709 79 41 171Kuintil-4 794 65 32 109Kuintil-5 880 57 14 48

Menurut jenis tempat buang air besar ada sebanyak 66 persen dalam melakukan buangair besar dengan menggunakan jamban dengan lahir angsa berikutnya 199menggunakan cemplungcubluk dan sisanya plengsengan dan tidak memakai jambanKabupaten Nias Selatan dan Humbang Hasundutan merupakan dua kabupaten denganPersentase tertinggi penduduk yang tidak menggunakan jamban

Tabel 3923Persentase Rumah Tangga menurut Tempat Buang Air Besar dan

KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Susenas 2007

KabupatenJenis Tempat Buang Air Besar

LeherAngsa

Pleng-Sengan

CemplungCubluk

TidakPakai

Nias 505 113 129 253Mandailing Natal 313 137 300 251Tapanuli Selatan 283 103 153 461Tapanuli Tengah 648 115 104 132Tapanuli Utara 739 85 95 81Toba Samosir 662 172 138 28Labuhan Batu 500 100 368 32Asahan 494 81 384 40Simalungun 523 104 347 26Dairi 745 22 173 61Karo 837 46 62 55Deli Serdang 782 58 148 13Langkat 456 144 376 24Nias Selatan 199 169 346 287Humbang Hasundutan 732 94 110 63Pakpak Bharat 704 37 222 37Samosir 713 225 38 25Serdang Bedagai 557 107 329 08Kota Sibolga 473 400 109 18Kota Tanjung Balai 657 157 169 18Kota Pematang Siantar 943 23 27 07Kota Tebing Tinggi 607 324 58 12Kota Medan 932 27 36 05Kota Binjai 678 262 51 09Kota Padang Sidempuan 616 184 151 49

Sumatera Utara 660 92 199 48

216

Dilihat dari jenis sarana pembuangan kotoran persentase rumahtangga yangmenggunakan jamban leher angsa yang paling kecil terdapat pada perdesaan yaitu(491) dibanding perkotaan (818) Persentase tidak pakai juga lebih besar diperdesaan yaitu (88)

Secara Umum peningkatan tingkat ekonomi sangat mempengaruhi jenis penggunaanfasilitas buang air besar semakin tinggi tingkat ekonomi semakin baik penggunaanfasilitas buang air besar namun masih dijumpai juga pada quintil 5 yang tidak memakaifasilitas buang air besar sebesar (48)

Tabel 3924Persentase Rumah Tangga menurut Tempat Buang Air Besar dan

Karakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera Utara Susenas 2007

KarakteristikJenis tempat buang air besar

Leherangsa

Pleng-sengan

Cemplungcubluk

Tidak pakai

Tempat tinggal

Kota 818 75 95 11

Desa 491 110 311 88

Tingkat pengeluaran per kapita

Kuintil-1 357 120 395 127

Kuintil-2 507 106 318 68

Kuintil-3 624 107 219 50

Kuintil-4 737 86 147 30

Kuintil-5 864 64 59 13

217

Menurut Joint Monitoring Program WHOUnicef akses sanitasi disebut lsquobaikrsquo bila rumahtangga menggunakan sarana pembuangan kotoran sendiri dengan jenis sarana jambanleher angsa

Di Provinsi Sumatera Utara Persentase akses terhadap sanitasi hampir tidak adaperbedaan (50) tetapisangat bervariasi menurut kabupatenkota

Tabel 3925Persentase Rumah Tangga menurut Akses Sanitasi dan KabupatenKota di

Provinsi Sumatera UtaraSusenas dan Riskesdas 2007

Kabupaten Kota SanitasiKurang Akses)

Nias 852 148

Mandailing Natal 855 145

Tapanuli Selatan 865 135

Tapanuli Tengah 713 287

Tapanuli Utara 608 392

Toba Samosir 638 362

Labuhan Batu 565 435

Asahan 580 420

Simalungun 636 364

Dairi 541 459

Karo 403 597

Deli Serdang 332 668

Langkat 612 388

Nias Selatan 932 68

Humbang Hasundutan 558 442

Pakpak Bharat 708 292

Samosir 680 320

Serdang Bedagai 523 477

Kota Sibolga 549 451

Kota Tanjung Balai 468 532

Kota Pematang Siantar 112 888

Kota Tebing Tinggi 475 525

Kota Medan 142 858

Kota Binjai 390 610

Kota Padang Sidempuan 543 457

Sumatera Utara 499 501) menggunakan jamban sendiri jenis latrin (Susenas 2007)

218

Di desa secara umum lebih sulit dalam mengakses sanitasi Akses sanitasi di kota736 di desa 316 Menurut tingkat pengeluaran perkapita rumah tangga perbulansemakin baik tingkat ekonomi semakin baik dalam mengakses sanitasi

Tabel 3926Persentase Rumah Tangga menurut Akses Terhadap Sanitasi dan

Karakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraSusenas dan Riskesdas 2007

Karakteristik Sanitasi

Kurang Akses)Tempat tinggal

Kota 264 736Desa 684 316

Tingkat pengeluaran per kapitaKuintil-1 807 193Kuintil-2 651 349Kuintil-3 532 468Kuintil-4 392 608Kuintil-5 224 776

) menggunakan jamban sendiri jenis latrin (Susenas 2007)

219

Sudah separuh lebih penduduk di Provinsi Sumatera Utara yang menggunakanpembuangan akhir tinja dilengkapi dengan tangki septik (539) Persentase yangbanyak juga pada penduduk yang menggunakan lubang sebagai tempat pembuanganakhir tinja (205) sisanya masih menggunakan sarana sungai sawah pantai sebagaisarana pembuangan akhir tinja Kabupaten Mandailing Natal dan Tapanuli Selatanmerupakan dua kabupaten yang Persentase buang akhir tinja ke sungailaut lebih dari60 persen

Tabel 3927Persentase Rumah Tangga menurut Tempat Pembuangan Akhir Tinja dan

KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Susenas 2007

Kabupaten KotaTempat Pembuangan Akhir Tinja

TangkiSPAL

KolamSawah

SungaiLaut

LobangTanah

Pantai Tanah

Lainnya

Nias 141 04 217 249 251 137

Mandailing Natal 84 22 698 164 12 19

Tapanuli Selatan 137 43 602 90 46 82

Tapanuli Tengah 268 08 419 94 174 36

Tapanuli Utara 378 17 88 153 247 116

Toba Samosir 443 04 130 174 239 09

Labuhan Batu 448 04 104 377 43 25

Asahan 473 02 57 388 06 75

Simalungun 365 06 138 337 13 140

Dairi 415 03 107 167 227 82

Karo 671 05 67 78 51 127

Deli Serdang 742 18 62 156 08 13

Langkat 434 17 76 431 26 16

Nias Selatan 65 17 225 177 352 164

Humbang Hasundutan 355 20 85 160 365 15

Pakpak Bharat 167 21 396 396 21

Samosir 395 06 99 93 343 64

Serdang Bedagai 474 06 71 412 12 26

Kota Sibolga 500 09 259 45 45 143

Kota Tanjung Balai 706 00 171 96 11 16

Kota P Siantar 914 03 29 38 03 13

Kota Tebing Tinggi 804 28 56 95 06 11

Kota Medan 934 16 28 16 01 05

Kota Binjai 816 06 21 145 06 06

Kota P Sidempuan 289 52 375 125 00 159

Sumatera Utara 539 13 141 205 55 48

Tempat pembuangan akhir tinja menurut tempat tinggal responden menunjukkan bahwayang tinggal di kota lebih banyak yang menggunakan tangki SPAL dan semakin tinggitingkat pengeluaran perkapita semakin banyak yang menggunakan tangki SPAL

220

Tabel 3928Persentase Rumah Tangga menurut Tempat Pembuangan Akhir Tinja dan

Karakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraSusenas 2007

KarakteristikTempat pembuangan akhir tinja

TangkiSPAL

Kolamsawah

Sungailaut

Lobangtanah

Pantai tanah

Lainnya

Tempat tinggalKota 801 11 55 107 06 20Desa 332 15 209 282 93 69

Tingkat pengeluaran per kapitaKuintil-1 218 13 233 300 151 86Kuintil-2 379 17 196 292 66 51Kuintil-3 515 17 155 226 44 43Kuintil-4 645 15 103 168 26 44Kuintil-5 819 06 54 81 15 26

393 Sarana Pembuangan Air Limbah

Data penggunaan saluran pembuangan air limbah (SPAL) rumah tangga didapatkandengan cara wawancara dan pengamatan

Tabel 3931 menunjukkan Persentase rumah tangga yang menggunakan saluranpembuangan air limbah menurut jenisnya Sebanyak 53 persen di Provinsi SumateraUtara yang menggunakan jenis saluran air limbah terbuka tertinggi di KabupatenLangkat (856) Sedangkan yang tidak menggunakan saluran air Kabupaten HumbangHasundutan dan Samosir (lebih dari 60)

Tabel 3931Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Saluran Pembuangan Air Limbah

dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Kabupaten Kota Saluran Pembuangan Air LimbahTerbuka Tertutup Tdk Ada

Nias 335 99 565Mandailing Natal 325 263 411Tapanuli Selatan 443 121 437Tapanuli Tengah 540 193 266Tapanuli Utara 415 156 429Toba Samosir 297 271 432Labuhan Batu 653 50 297Asahan 723 82 195Simalungun 723 76 201Dairi 407 96 497Karo 235 451 314Deli Serdang 543 269 188Langkat 856 124 19Nias Selatan 623 120 257Humbang Hasundutan 392 236 372Pakpak Bharat 271 104 625Samosir 310 88 602Serdang Bedagai 821 101 78Kota Sibolga 420 491 89Kota Tanjung Balai 522 113 366Kota Pematang Siantar 439 542 19Kota Tebing Tinggi 489 433 79Kota Medan 338 645 17Kota Binjai 366 625 09Kota Padang Sidempuan 275 579 146Sumatera Utara 530 266 205

221

Di desa banyak yang tidak menggunakan saluran pembuangan air limbah (305)sedangkan di kota lebih banyak yang menggunakan saluran pembuangan air limbahyang tertutup Menurut tingkat pengeluaran perkapita rumah tangga per bulanpenggunaan saluran pembuangan air limbah tertutup semakin meningkat seiringmeningkatnya ekonomi untuk yang tidak menggunakan salran hal ini sebaliknya

Tabel 3932Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Saluran Pembuangan Air Limbah

Dan Klasifikasi Desa di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007Karakteristik Saluran pembuangan air limbah

Terbuka Tertutup Tdk adaTempat tinggal

Kota 481 440 79Desa 567 128 305

Tingkat pengeluaran per kapitaKuintil-1 543 118 340Kuintil-2 579 173 248Kuintil-3 557 235 208Kuintil-4 543 283 175Kuintil-5 440 460 100

394 Pembuangan Sampah

Data pembuangan sampah meliputi ketersediaan tempat penampungan pembuangansampah di dalam dan di luar rumah

Pada umumnya rumah tangga tidak mempunyai sarana penampungan sampah di dalamrumah (838) walaupun ada hanya 112 yang terbuka Sedangkan yang mempunyaipenampungan sampah yang di luar rumah pada umumnya terbuka (495) dan hanya82 persen yang tertutup

Tabel 3941Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Penampungan Sampah di Dalam

dan Luar Rumah dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Kabupaten KotaPenampungan Sampah Dalam

RumahPenampungan Sampah Di Luar

RumahTertutup Terbuka Tidak ada Tertutup Terbuka Tidak ada

Nias 93 11 896 207 53 741Mandailing Natal 14 46 940 14 138 848Tapanuli Selatan 10 27 963 28 203 769Tapanuli Tengah 47 05 948 203 174 622Tapanuli Utara 17 142 841 23 225 752Toba Samosir 93 148 758 26 421 553Labuhan Batu 04 192 804 19 757 224Asahan 18 106 876 16 430 555Simalungun 44 165 791 25 685 290Dairi 16 240 743 14 257 730Karo 87 182 730 131 290 578Deli Serdang 39 46 915 65 492 443Langkat 50 202 748 58 789 153Nias Selatan 130 34 836 07 277 716Humbang Hasundutan 10 70 920 45 296 658Pakpak Bharat 21 63 917 21 125 854Samosir 18 111 871 12 203 785Serdang Bedagai 07 34 959 33 714 253Kota Sibolga 71 27 903 372 230 398Kota Tanjung Balai 54 146 800 91 371 538Kota Pematang Siantar 359 333 308 86 546 367Kota Tebing Tinggi 240 201 559 39 654 307Kota Medan 62 73 866 222 535 243Kota Binjai 95 160 745 59 792 148Kota Padang Sidempuan 26 352 622 13 361 627Sumatera Utara 50 112 838 82 495 423

222

Secara Umum peningkatan tingkat ekonomi mempengaruhi jenis penampungan sampahdi dalam atau diluar rumah Semakin tinggi tingkat ekonomi semakin baik jenispenampungan sampah didalam dan diluar rumah yaitu jumlah yang menggunakanpenampungan sampah tertutup semakin banyak

Tabel 3942Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Penampungan Sampah di Dalam

dan Luar Rumah dan Karakteristik Rumah Tanggadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikPenampungan sampah

dalam rumahPenampungan sampah

di luar rumahTertutup Terbuka Tidak ada Tertutup Terbuka Tidak ada

Tempat tinggalKota 81 126 793 132 558 310Desa 25 100 874 42 446 512

Tingkat pengeluaran per kapitaKuintil-1 33 91 877 47 396 557Kuintil-2 32 118 850 50 486 464Kuintil-3 36 104 860 59 507 435Kuintil-4 53 114 833 67 533 401Kuintil-5 86 126 788 170 528 302

223

395 Perumahan

Data perumahan yang dikumpulkan dan menjadi bagian dari persyaratan rumah sehatadalah jenis lantai rumah kepadatan hunian dan keberadaan hewan ternak dalamrumah Data jenis lantai luas lantai rumah dan jumlah anggota rumah tangga diambildari Kor Susenas 2007 sedangkan data pemeliharaan ternak diambil dari Riskesdas2007 Kepadatan hunian diperoleh dengan cara membagi jumlah anggota rumah tanggadengan luas lantai rumah dalam meter persegi Hasil perhitungan dikategorikan sesuaikriteria Permenkes tentang rumah sehat yaitu memenuhi syarat bila ge8m2kapita (tidakpadat) dan tidak memenuhi syarat bila lt8m2kapita (padat)

Rumah tempat tinggal di Kabupaten Nias banyak yang jenis lantainya tanah (16)dengan tingkat kepadatan hunian lt 8 m2 kapita sebesar 538 sementara Nias SelatanJenis lantai (192) dan Langkat (114)

Tabel 3951Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Lantai Rumah dan KepadatanHunian dan Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Susenas 2007

Kabupaten Kota Jenis Lantai Kepadatan HunianBukan Tanah gt= 8 M2 lt 8 M2

Nias 840 160 462 538Mandailing Natal 940 60 623 377Tapanuli Selatan 949 51 711 289Tapanuli Tengah 963 37 580 420Tapanuli Utara 974 26 739 261Toba Samosir 970 30 813 187Labuhan Batu 927 73 759 241Asahan 952 48 833 167Simalungun 934 66 845 155Dairi 934 66 760 240Karo 964 36 790 210Deli Serdang 963 37 908 92Langkat 886 114 873 127Nias Selatan 808 192 613 387Humbang Hasundutan 980 20 740 260Pakpak Bharat 958 42 625 375Samosir 936 64 784 216Serdang Bedagai 962 38 856 144Kota Sibolga 973 27 690 310Kota Tanjung Balai 984 16 699 301Kota Pematang Siantar 971 29 846 154Kota Tebing Tinggi 972 28 899 101Kota Medan 976 24 883 117Kota Binjai 979 21 881 119Kota Padang Sidempuan 936 64 712 288

Sumatera Utara 945 55 807 193

224

Dilihat dari daerah perdesaan masih tetap memberi gambaran yang rendah dimanajenis lantai tanah yang tinggi (77) dan kepadatan huian lt 8 m2kapita sebesar(236) Peningkatan tingkat ekonomi mempengaruhi jenis lantai rumah dan kepadatanhunian Pada quintil 1 dapat kita lihat tingginya persentase jenis lantai rumah dari tanah(115) dan Kepadatan hunian lt 8 m2kapita (482)

Tabel 3952Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Lantai Rumah

dan Kepadatan Hunian Dan Klasifikasi Desa Susenas 2007

Karakteristik Jenis lantai Kepadatan hunian

Bukan tanah Tanah gt=8 m2 kapita lt 8 m2 kapitaTempat tinggal

Kota 973 27 862 138Desa 923 77 764 236

Tingkat pengeluaran per kapitaKuintil-1 885 115 518 482Kuintil-2 936 64 716 284Kuintil-3 947 53 828 172Kuintil-4 965 35 914 86Kuintil-5 974 26 965 35

Dalam hal pemeliharaan ternak data dikumpulkan dengan menanyakan kepada seluruhkepala rumah tangga apakah memelihara binatang jenis unggas ternak sedang(kambing domba babi dll) ternak besar (sapi kuda kerbau dll) atau binatangpeliharaan seperti anjing kucing dan kelinci Bila di rumah tangga memelihara ternakkemudian ditanyakan dan diamati apakah dipelihara di dalam rumah

Masyarakat yang memelihara unggas cukup tinggi dibanding jenis ternak lain sebesar(326) Pada beberapa kabupaten pemeliharaan unggas tersebut cukup tinggi sepertiNias (730) Humbang Hasundutan (320) Samosir (322) dan Tapanuli Utara(332) (tabel 3953)

Dilihat dari daerah masyarakat perdesaan jauh lebih tinggi dibanding perkotaan untukpemeliharaan semua jenis ternak hewan peliharaan Untuk jenis ternak unggasperdesaan (398) dan perkotaan (172)Dilihat dari tingkat ekonomi semakin tinggitingkat ekonominya semakin berkurang persentase pemeliharaan ternak hewan (tabel3184)

225

Tabel 3953Persentase Rumah Tangga menurut Tempat Pemeliharaan TernakHewan Peliharaan

dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaTernak Unggas

Ternak Sedang(kambingdombababi dll)

Ternak Besar(sapikerbaukuda dll)

Anjingkucingkelinci

Dalamrumah

Luarrumah

Tidakpelihara

Dalamrumah

Luarrumah

Tidakpelihara

Dalamrumah

Luarrumah

Tidakpelihara

Dalamrumah

Luarrumah

Tidakpelihara

Nias 17 713 270 57 592 351 00 02 998 451 116 432Mandailing Natal 64 324 613 07 28 966 00 07 993 28 19 954Tapanuli Selatan 44 283 673 00 43 957 00 41 959 29 09 962Tapanuli Tengah 08 305 687 00 204 796 00 05 995 42 31 927Tapanuli Utara 17 651 332 45 344 611 03 26 972 57 324 619Toba Samosir 21 523 455 17 225 758 17 81 903 212 182 606Labuhan Batu 41 255 704 02 94 905 00 35 965 94 41 865Asahan 34 325 641 09 72 919 00 47 953 77 49 874Simalungun 13 338 649 00 112 888 02 111 888 38 70 892Dairi 14 489 497 08 320 672 03 27 970 227 194 579Karo 22 159 819 00 84 916 02 36 962 26 142 832Deli Serdang 12 236 753 00 42 958 04 28 968 71 28 902Langkat 77 463 460 03 66 931 35 54 911 85 79 836Nias Selatan 14 599 387 10 757 233 00 03 997 134 137 729Humbahas 65 615 320 10 370 620 00 40 960 135 190 675Pakpak Bharat 42 479 479 00 333 667 00 146 854 42 42 917Samosir 12 667 322 06 471 523 06 238 756 157 424 419Serdang Bedagai 09 269 722 33 77 890 04 27 969 93 33 874Kota Sibolga 09 27 965 00 00 1000 00 00 1000 27 09 965Kota Tanjung Balai 27 151 822 27 973 00 00 1000 124 32 844Kota P Siantar 22 205 772 03 42 955 00 03 997 54 58 888Kota Tebing Tinggi 11 197 792 00 56 944 00 06 994 78 50 872Kota Medan 22 111 867 01 12 986 00 02 998 54 41 905Kota Binjai 27 148 825 00 03 997 00 09 991 62 27 911Kota P Sidempuan 34 176 790 00 00 1000 00 00 1000 69 21 910

Sumatera Utara 28 298 674 06 108 885 04 33 962 83 66 851

226

Tabel 3954Persentase Rumah Tangga menurut Tempat Pemeliharaan TernakHewan Peliharaan dan Karakteristik Rumah Tangga

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikTernak Unggas

Ternak Sedang(kambingdombababi

dll)

Ternak Besar(sapikerbaukuda dll)

Anjingkucingkelinci

Dalamrumah

Luarrumah

Tidakpelihara

Dalamrumah

Luarrumah

Tidakpelihara

Dalamrumah

Luarrumah

Tidakpelihara

Dalamrumah

Luarrumah

Tidakpelihara

Tempat tinggal

Kota 21 172 807 02 33 965 00 10 990 59 38 903

Desa 34 398 568 10 168 822 07 52 940 102 88 810

Tingkat pengeluaran per kapita

Kuintil-1 34 428 539 10 223 767 03 49 947 116 97 787

Kuintil-2 35 349 616 11 121 868 07 39 954 87 69 844

Kuintil-3 28 307 665 06 104 890 04 36 960 79 53 869

Kuintil-4 26 266 708 04 77 919 03 34 963 74 63 863

Kuintil-5 23 186 791 04 51 946 04 15 981 69 57 874

Sumatera Utara 28 298 674 07 108 885 04 33 962 83 66 851

227

BAB 4 RINGKASAN HASIL

Riskesdas 2007 merupakan survei dengan skala besar dalam lingkup jangkauan wilayahdan sampel Riset ini meliputi seluruh provinsi di Indonesia dengan 280000 sampelrumah tangga Di Provinsi Sumatera Utara semua kabupatenkota ikut terlibat dalampelaksanaan riset ini dan sebagai sampel ada sebanyak 1664 rumah tangga yangterambil

Dalam pelaksanaan mulai perencanaan dan pengumpulan data di lapangan instansidinas kesehatan kabupatenkota se Sumatera Utara terlibat sebagai koordinator diwilayahnya dengan menyertakan pihak BPS Poltekes Medan Rumah Sakit danLaboratorium Daerah sebagai mitra kerja

Mulai pelaksanaan pengumpulan data di masing-masing kabupatenkota dalam waktuyang hampir bersamaanoleh surveyor yang terlatih Walaupun berbagai kendala dantantangan dalam pelaksanaan pengumpulan data yang besar namun secarakeseluruhan di Provinsi Sumatera Utara telah berhasil dengan baik Jika dibandingkandengan rata-rata nasional respon rate pelaksanaan pengumpulan data di SumateraUtara berada di atas rata-rata

Penyelesaian pengumpulan data yang tidak serempak di masing-masing kabupatenkotamenjadikan kendala dalam penulisan laporan akhir Juga dari data yang telah terkumpulmasih terdapat catatan-catatan yang yang harus ditelusuri sehingga memudahkandalam analisis Data yang tidak memungkinkan untuk ditelusuri kembali tidak disertakandalam analisis sehingga menurunkan jumlah Namun demikian penurunan tersebutmasih dalam batas yang ditoleransi

Hasil yang laporkan dalam buku ini merupakan kerja keras dari berbagai pihak yangterlibat dan sebagai sumbangan kepada pemerhati di bidang kesehatan khususnya diSumatera Utara dalam rangka memperbaiki kualitas dan derajat kesehatan masyarakatHasil Riskesdas ini dapat diamati dari beberapa temuan variabel utama seperti statusgizi kesehatan ibu dan anak penyakit menular dan tidak menular pengetahuan danperilaku mata gigi cedera akses ke pelayanan kesehatan dan lingkungan

Belum keseluruhan data yang dihasilkan dapat dianalisis dan dilaporkan ini dalam bukuini Untuk dukungan informasi bagi pengguna hasil ini masih memungkinkan untukdinalisis lebih lanjut untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap Data Riskesdas2007 dapat pula dijadikan bahan kajian bagi mahasiswa untuk kebutuhan studinya

Ke depan masih banyak yang dapat diperbaiki dan dilakukan penelitian lanjut denganmengutamakan data Riskesdas 2007 sebagai data dasar penelitian

228

DAFTAR PUSTAKA

1 ------------------ Faktor Resiko Terjadinya Hipertensi httpwwwklinikpriacomdatatopik hipertensihtm 2005

2 ------------------- Hipertensi httpwwwmedicastorecompenyakithipertenhtm9202002

3 Abas B Jahari Sandjaja Herman Sudiman Soekirman Idrus Jusat Fasli Jalal DiniLatief Atmarita Status gizi balita di Indonesia sebelum dan selama krisis (Analisisdata antropometri Susenas 1989 - 1999) Prosiding Widyakarya Nasional Pangandan Gizi VII Jakarta 29 Februari - 2 Maret 2000

4 AMA (American Medical Association) 2001 Depression Linked With Increased Riskof Heart Failure Among Elderly With HypertensionhttpwwwmedemcomMedLBarticle_ID=ZZZUKQQ9EPCampsub_cat=73 8242002

5 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RILaporan SKRT 2001 Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular Studi Morbiditas danDisabilitas Tahun 2002

6 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RILaporan SKRT 2001 Studi Morbiditas dan Disabilitas Tahun 2002

7 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RILaporan SKRT 2001 Studi Kesehatan Ibu dan Anak

8 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RILaporan SKRT 2001 Studi Tindak Lanjut Ibu Hamil

9 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RILaporan Data Susenas 2001 Status Kesehatan Pelayanan Kesehatan PerilakuHidup Sehat dan Kesehatan Lingkungan Tahun 2002

10 Badan Pusat Statistik Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional DepartemenKesehatan Survei Demografi dan Kesehatan 2002-2003 ORC Macro 2002-2003

11 Balitbangkes Depkes RI Operational Study an Integrated Community-BasedIntervention Program on Common Risk Factors of Major Non-communicableDiseases in Depok Indonesia 2006

12 Basuki B amp Setianto B Age Body Posture Daily Working Load PastAntihypertensive drugs and Risk of Hypertension A Rural Indonesia Study 2000

13 Bedirhan Ustun The International Classification Of Functioning Disability And Healthndash A Common Framework For Describing Health States p344-348 2000

14 Bonita R et al Surveillance of risk factors for non-communicable diseases The WHOSTEP wise approach SummaryGeneva World Health Organization 2001

15 Bonita R de Courten M Dwyer T et al 2001 The WHO Stepwise Approach toSurveillance (STEPS) of NCD Risk Faktors Geneva World Health Organization

16 Bonita R de Courten M Dwyer T Jamrozik K Winkelmann R SurveillanceNoncommunicable Diseases and Mental Health The WHO STEPwise Approach toSurveillance (STEPS) of NCD Risk Factors Geneva World Health Organization2002

229

17 Brotoprawiro S dkk Prevalensi Hipertensi pada Karyawan Salah Satu BUMN yangmenjalani pemeriksaan kesehatan 1999 Kelompok Kerja Serebro Vaskular FKUNPADRSHS ldquo Disampaikan pada seminar hipertensi PERKI 2002

18 CDC Growth Charts for the United State Methods and Development Vital andHealth Statistics Department of Health and Human Services Series 11 Number246 May 2002

19 CDC State ndash Specific Trend in Self Report 3d Blood Pressure Screening and HighBlood Pressure ndash United States 1991 ndash 1999 2002 MMWR 51 (21) 456

20 CDC State-Specific Mortality from Stroke and Distribution of Place of Death UnitedStates 2002 MMWR 51 (20) 429

21 Darmojo B Mengamati Penelitian Epidemiologi Hipertensi di IndonesiaDisampaikan pada seminar hypertensi PERKI 2000

22 Departemen Kesehatan RI 1999 Rencana Pembangunan Kesehatan MenujuIndonesia Sehat 2010 Jakarta Depkes RI

23 Departemen Kesehatan RI 2003 Pemantauan Pertumbuhan Balita DirektoratJenderal Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Gizi Masyarakat Depkes RI

24 Departemen Kesehatan RI 2003 Indikator Indonesia Sehat 2010 dan PedomanPenetapan Indikator Provinsi Sehat dan KabupatenKota Sehat JakartaDepartemen Kesehatan

25 Departemen Kesehatan RI Panduan Pengembangan Sistem Surveilans PerilakuBerisiko Terpadu Tahun 2002

26 Departemen Kesehatan RI Pusat Promosi Kesehatan Panduan Manajemen PHBSMenuju KabupatenKota Sehat Tahun 2002

27 Departemen Kesehatan RI SKRT 1995 Badan Penelitian dan PengembanganKesehatan Departemen Kesehatan RI 1997

28 Departemen Kesehatan Direktorat Epim-Kesma Program Imunisasi di IndonesiaBagian I Jakarta Depkes 2003

29 Departemen Kesehatan Survey Kesehatan Nasional LaporanDepkes RI Jakarta2001

30 Departemen Kesehatan Survey Kesehatan Nasional LaporanDepkes RI Jakarta2004

31 Djaja S et al Statistik Penyakit Penyebab Kematian SKRT 1995

32 George Alberty Non Communicable Disease Tomorrowrsquos pandemic Bulletin WHO2001 7910 907

33 Hartono IG Psychiatric morbidity among patients attending the Bangetayucommunity health centre in Indonesia 1995

34 Hashimoto K Ikewaki K Yagi H Nagasawa H Imamoto S Shibata T Mochizuki SGlucose Intolerance is Common in Japanese Patients With AcuteCoronarySyndrome Who Were Not Previously Diagnosed With Diabetes DiabetesCare 28 1182 -1186 2005

35 International Classification Of Functioning Disability And Health (ICF)World HealthOrganization Geneva 2001

36 Jadoon Mohammad Z Dineen B Bourne RRA Shah SP Khan Mohammad AJohnson GJ et al Prevalence of Blindness and Visual Impairment in Pakistan ThePakistan National Blindness and Visual Impairment Survey InvestigativeOphthalmology and Visual Science 2006474749-55

230

37 Janet AS Diet Obesitas dan hipertensi httpwwwsuryacoid 3107200210aphtml 2002

38 Kaplan NM Clinical Hipertension 8th Ed Lippincott Williams amp Wilkins 2002

39 Kaplan NM Primary Hypertention Phatogenesis In Clinical Hypertention 7th EdBaltimore Williams and Wilkins Inc 1998 41-132

40 Kristanti CM Dwi Hapsari Pradono J dan Soemantri S 2002 Status KesehatanMulut dan Gigi di Indonesia Analisis Data Survei Kesehatan Rumah Tangga

41 Kristanti CM Suhardi dan Soemantri S 1997 Status Kesehatan Mulut dan Gigi diIndonesia Seri Survei Kesehatan Rumah Tangga

42 Leonard G Gomella Steven A Haist Clinicians Pocket Reference Mc GrawhillMedical Publishing division International edition NY 2004

43 Mansjoer A dkk Hipertensi di Indonesia Kapita Selekta Kedokteran 1999 518 ndash521

44 Muchtar amp Fenida Faktor-faktor yang berhubungan Dengan Hipertensi TidakTerkendali Pada Penderita Hipertensi Ringan dan Sedang yang berobat di poli GinjalHipertensi 1998

45 Obesity and Diabetes in the Developing World mdash A Growing Challenge

46 Parvez Hossain MD Bisher Kawar MD and Meguid El Nahas MD PhD TheNew England Journal of Medicine Vol 356 213 ndash 215 Jan 18 2007

47 Perkeni Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 diIndonesia 2006 Jakarta Perkeni 2006

48 Perkeni Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 diIndonesia 2006 Jakarta Perkeni 2006

49 Petunjuk Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal Jakarta Direktorat Jenderal BinaKesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan RI 2004

50 Policy Paper for Directorate General of Public Health June 2002

51 Rencana Strategis Departemen Kesehatan 2005-2009 Jakarta DepartemenKesehatan RI 2005

52 Report of WHO Definition and Diagnosis of Diabetes Mellitus and IntermediateHyperglycaemia Geneva WHO 2006 pp 9- 43

53 Report of WHO Definition and Diagnosis of Diabetes Mellitus and IntermediateHyperglycaemia Geneva WHO 2006 pp 9- 43

54 Resolution WHA561WHO Framework Convention on Tobacco Control In Fifty-sixth World Health Assembly 19-28 May 2003Geneva World Health Organization2003

55 Resolution WHA5717Global Strategy on dietphysical activity and health InFifty-seventh World Health Assembly 17-12 May 2004Geneva World HealthOrganization 2004

56 Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 Pedoman Pewawancara PetugasPengumpul Data Jakarta Badan Litbangkes Depkes RI 2007

57 Rose Menrsquos How To Keep Your Blood Pressure Under Control News HealthRecource 1999

58 SSoemantri Sarimawar Djaja Trend Pola Penyakit Penyebab Kematian DiIndonesia Survei Kesehatan Rumah Tangga 1992 1995 2001

231

59 Sandjaja Titiek Setyowati Sudikno Cakupan penimbangan balita di IndonesiaMakalah disajikan pada Simposium Nasional Litbang KesehatanJakarta 7-8Desember 2005

60 Sandjaja Titiek Setyowati Sudikno Cakupan viramin A untuk bayi dan balita diIndonesia Prosiding temu Ilmiah dan Kongres XIII Persagi Denpasar 20-22November 2005

61 Sarimawar Djaja dan S Soemantri Perjalanan Transisi Epidemiologi di Indonesiadan Implikasi Penanganannya Studi Mortalitas Survei Kesehatan Rumah Tangga2001 Bulletin of Health Studies Volume 31 Nomor 3 ndash 2003 ISSN 0125 ndash 9695ISN = 724

62 Sarimawar Djaja Joko Irianto Lisa Mulyono Pola Penyakit Penyebab Kematian DiIndonesia SKRT 2001 The Journal of the Indonesian Medical Association Volume53 No 8 ISSN 0377-1121

63 Saw S-M Husain R Gazzard GM Koh D Widjaja D Tan DTH Causes of lowvision and blindness in rural Indonesia British Journal of Ophthalmology2003871075-8

64 Seri Survei Kesehatan Rumah Tangga DepKes RI ISSN 0854-7971 No 15 Th1999

65 Sinaga S dkk Pola Sikap Penderita Hipertensi Terhadap Pengobatan JangkaPanjang dalam Naskah Lengkap KOPAPDI VI 1984 Penerbit UI-PRESS 1439

66 SK Menkes RI Nomor 736aMenkesXI1989 tentang Definisi Anemia dan batasanNormal Anemia

67 Sobel BJ amp Bakris GL Hipertensi Pedoman Klinik Diagnosis amp Terapy 1999 13

68 Sonny PW Agustina Lubis Gambaran Rumah Sehat di Berbagai ProvinsiIndonesia Berdasarkan Data SUSENAS 2001 Analisis lanjut Data Susenas ndashSurkesnas 2001 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI

69 Sri Hartini KS Kariadi Laju Konversi Toleransi Glukosa Terganggu menjadi Diabetesdi Singaparna Jawa Barat Disampaikan pada Konggres Nasional ke 5Perkumpulan Endokrinologi Indonesia Bandung 9 ndash 13 April 2000 (SX111-1)

70 Sunyer FX Medical hazard of obesity Ann Intern Med 1993 119

71 Suradi amp Syarsquobani M et al Hipertensi Borderline ldquoWhite Coatrdquo dan sustained ldquo Suatu Studi Komperatif terhadap Normotensi para karyawan usia 18 ndash 42 tahun diRSUP Dr Sarjito Yogyakarta Berkala Ilmu Kedokteran Vol 29 (4) 1997

72 Syah B Non-communicable Disease Surveillance and Prevention in South-EastAsia Region 2002

73 The Australian Institute of Health and Welfare 2003 Indicators of Health RiskFactors The AIHW view AIHW Cat No PHE 47 Canberra AIHW P238

74 The WHO STEPwise approach to Surveillance of Noncommunicable Diseases 2003STEPS Instrument for NCD Risk Factors (Core and expanded Version 13)

75 Tim survei Depkes RI Survei Kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran 1993-1996 Depkes RI Jakarta1997

76 U Laasar The Risk of Hypertension Genesis and Detection Dalam JulianRosenthal Arterial Hypertension Pathogenesis Diagnosis and Therapy Springer-Verlag New York Heidelberg Berlin 1984 44

232

77 Univ Cape town Department of Haematology Haematology An Aproach toDiagnosis and Management Cape town 2001 Badan Penelitian danPengembangan Kesehatan Depkes RI 2001 Survei Kesehatan Nasional(Surkesnas) 2001 Jakarta Badan Litbangkes

78 WHO 1995 Oral Health Care Needs of the Community A Public Health Report

79 WHO Assessing the iron status of populations Report of a joint World HealthOrganizationCenters for Disease Control and Prevention technical consultation onthe assessment of iron status at the population level Geneva Switzerland April2004

80 WHO Auserrsquos guide to the self reporting questionnaireGeneva1994

81 WHOSEARO Surveillance of Major Non-communicable Diseases in South ndash EastAsia Region Report of an Inter-country Consultation 2005

82 WHO-ISH WHO-ISH Hypertension Guideline Committee 1999 Guidelines of TheManagement of Hypertension Journal of Hypertension 1999

83 WHO-ISH WHO-ISH Hypertension Guideline Committee 1999 Guidelines of TheManagement of Hypertension Journal of Hypertension 2003

84 World Health Organization 2003 The World Health Survey Programme Geneva

85 World Health Organization 2003 The Surf Report 1 Surveillance of Risk Factorsrelated to noncommunicable diseases Current of global data Geneva WHO p15

86 World Health Organization International Classification of Diseases Injuries andCauses of Death Based on The Recommendation of The Ninth Revision Conference1975 and Adopted by The Twenty Ninth WHA 1997 volume 1

233

LAMPIRAN

Page 5: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …

v

Saya menyampaikan ucapan selamat dan penghargaan yang tinggi kepada para peneliti

dan pegawai Balitbangkes para enumerator para penanggung jawab teknis dari

Balitbangkes dan Poltekkes para penanggung jawab operasional dari Dinas Kesehatan

Provinsi dan KabupatenKota jajaran Labkesda dan Rumah Sakit para pakar dari

Universitas dan BPS serta semua yang teribat dalam Riskesdas ini Karya anda telah

mengubah secara mendasar perencanaan kesehatan di negeri ini yang pada gilirannya

akan mempercepat upaya pencapaian target pembangunan nasional di bidang

kesehatan

Khusus untuk para peneliti Balitbangkes teruslah berkarya tanpa bosan mencari

terobosan riset baik dalam lingkup kesehatan masyarakat kedokteran klinis maupun

biomolekuler yang sifatnya translating research into policy dengan tetap menjunjung

tinggi nilai yang kita anut integritas kerjasama tim serta transparan dan akuntabel

Billahit taufiq walhidayah Wassalamursquoalaikum Wr Wb

Jakarta Desember 2008

Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Dr dr Siti Fadilah Supari SpJP(K)

vi

RINGKASAN EKSEKUTIF

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 adalah survei tingkat nasional yang dilakukanoleh Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Kesehatan RI denganmelibatkan BPS organisasi profesi perguruan tinggi lembaga penelitian pemerintahdaerah dan partisipasi masyarakat untuk menyediakan informasi kesehatan yangberbasis bukti (evidence-based) untuk menunjang perencanaan bidang kesehatankabupatenkota Riskesdas mencakup sampel yang jauh lebih besar dari survei-surveikesehatan sebelumnya seperti SKRT atau SDKI dan mencakup aspek kesehatan yanglebih luas Riskesdas 2007 dilaksanakan untuk menjawab pertanyaan tentang statuskesehatan masyarakat di tingkat nasional provinsi dan kabupatenkota faktor-faktoryang melatarbelakanginya dan masalah kesehatan masyarakat yang spesifik di setiapwilayah

Penarikan sampel untuk Riskesdas 2007 identik pula dengan two stage sampling yangdigunakan dalam Susenas 2007 Riskesdas 2007 di Provinsi Sumatera Utara mencakupsampel di 25 kabupatenkota yang mencakup 1054 blok sensus atau sebanyak 16864rumah tangga Selanjutnya seluruh anggota rumah tangga dari setiap rumah tanggayang terpilih dari kedua proses penarikan sampel tersebut diatas diambil sebagai sampelindividu

Pada buku ini dijelaskan berbagai temuan hasil Riskesdas 2007 tingkat provinsi denganvariasinya pada tingkat kabupatenkota dan karakteristik responden

Status Gizi

Prevalensi status gizi anak balita di Sumatera Utara menurut BBU anak balitadengan gizi buruk dan sangat buruk masih ada sebanyak 227 persen menurut TBUjumlah yang sangat pendek dan pendek ada sebanyak 431 persen sedangkanmenurut BBTB jumlah yang dikategorikan sangat kurus dan kurus masih adasebanyak 17 persen Ada enam kabupaten dan satu kota yang diukur dengan tigaukuran status gizi tersebut selalu berada di bawah standar yaitu Kabupaten TapanuliSelatan Tapanuli Tengah Simalungun Humbang Hasundutan Serdang Bedagaidan Kota Sibolga

Menurut karakteristik responden anak balita yang harus mendapat prioritaspenanganan dalam perbaikan gizi terutama pada responden yang memiliki bayi umurdi bawah satu tahun tempat tinggal di desa dan tingkat ekonomi pada kuintilpertama (kategori ekonomi paling rendah)

Status gizi anak balita menurut berat badan terhadap tinggi badan (BBU) yangdikategorikan gizi buruk menurut kabupatenkota berkisar antara 23 - 195Prevalensi tertinggi di Kabupaten Tapanuli Utara dan terendah di Kabupaten KaroSedangkan yang tergolong gizi kurang prevalensinya berkisar antara 72 yaituKabupaten Samosir dan tertinggi di Kabupaten Nias 211 Ada delapan kabupatenkota yang mempunyai prevalensi gizi buruk dan kurang sudah di bawah 20 persenyaitu Kabupaten Toba Samosir Dairi Karo Langkat Samosir dan Kota PematangSiantar Medan dan Padang Sidempuan

Status gizi anak balita menurut tinggi badan terhadap umur (TBU) yangdikategorikan sangat pendek menurut kabupatenkota berkisar antara 128 -454 prevalensi tertinggi di Kabupaten Tapanuli Utara dan terendah di KotaPematang Siantar Sedangkan yang tergolong pendek prevalensinya berkisar antara96 di Kabupaten Tapanuli Selatan dan tertinggi di Kabupaten Nias Selatan 293Jika prevalensi sangat pendek dan pendek dijumlahkan maka hanya terdapat 5

vii

kabupatenkota yang mempunyai prevalensi kependekan lebih rendah dari angkanasional yaitu Tapanuli Selatan Samosir Kota Pematang Siantar Kota TebingTinggi dan Kota Padang Sidempuan

Masalah kegemukan (berat badan lebih + obese) pada orang dewasa di ProvinsiSumatera Utara sudah terlihat tinggi untuk tiap kota yang prevalensinya di atas 20persen dan ada empat kabupaten yaitu Kabupaten Labuhan Batu Asahan Karodan Deli Serdang Kecuali Kabupaten Labuhan Batu semua kabupatenkota tersebutdi atas juga sudah bermasalah dengan obesitas yang prevalensinya sudah di atas10 Kabupaten Nias dan Pakpak Bharat yang mempunyai prevalensi obesitas yangrendah atau di bawah lima persen

Secara umum di Provinsi Sumatera Utara rumah tangga mengkonsumsi garamcukup iodium sudah mencapai 90 persen atau sudah dalam kategori baik bahkanbeberapa kabupatenkota hampir mencapai 100 persen seperti Kabupaten Karo danKota Pematang Siantar Namun demikian masih terdapat kabupaten yang masih dibawah 50 persen seperti Kabupaten Tapanuli Selatan dan Mandailing Natal

Kualitas konsumsi garam beriodium rumah tangga menurut kabupatenkota diProvinsi Sumatera Utara secara umum sudah mencapai 90 persen atau sudahdalam kategori baik bahkan beberapa kabupatenkota hampir mencapai 100 persenseperti Kabupaten Karo dan Kota Pematang Siantar Namun demikian masihterdapat kabupaten yang masih di bawah 50 persen seperti Kabupaten TapanuliSelatan dan Mandailing Natal Sedangkan kabupaten yang kualitas konsumsi garamberiodium rumah tangganya rendah atau masih di bawah 50 persen adalahKabupaten Tapanuli Selatan dan Mandailing Natal namun demikian masih tergolongcukup untuk kecukupan garam iodium tersebut

Kesehatan Ibu dan Anak

Cakupan anak balita yang telah mendapat imunisasi terhadap lima penyakit anakutama yang bisa dicegah dengan imunisasi pada umur 12 bulan seperti yangdianjurkan oleh pemerintah Cakupan tertinggi adalah untuk BCG (750) danCampak (708) sedangkan cakupan terendah adalah imunisasi Hepatitis

Sebagian besar balita ditimbang di Posyandu (616) ditimbang di Puskesmas141 Delapan puluh sembilan persen balita di Kabupaten Asahan ditimbang diPosyandu sedangkan di Humbang Hasundutan hanya 171 Sebagian besar(60) balita di Humbang Hasundutan ditimbang di Polindes Kota Tanjung Balaitempat favorit penimbangan balita adalah Puskesmas (476) Posyandu hanya270

Pemberian vitamin A sesuai dengan catatan dalam KMS Secara umum 510 balitapernah mendapat vitamin A dosisi tinggi Cakupan tertinggi Vitamin A adalahTapanuli utara (870) dan terendah adalah Labuhan Batu (348) Angka tersebutturun dengan meningkatnya umur anak Pada anak umur 12 ndash 23 bulan 600pernah mendapat vitamin A dosis tinggi sedangkan persentase untuk anak umur 48ndash 59 bulan adalah 408

Sebagian besar (747) ibu hamil memeriksakan kehamilannya ke tenagakesehatan Bahkan ada KabupatenKota yang hampir keseluruhan ibu hamilmemeriksakan kehamilannya (100 Kota Tebing Tinggi sekitar 90 Kota MedanKota Binjai dan Kota Padang Sidempuan Namun masih ada beberapaKabupatenKota yang cakupannya di bawah 50 (Tapanuli Selatan TapanuliTengah dan Labuhan Batu)

viii

Penyakit Menular

Dalam 12 bulan terakhir di Provinsi Sumatera Utara filariasis klinis terdeteksi denganprevalensi yang sangat rendah Namun ada Kabupaten Pakpak Barat yangprevalensinya lebih tinggi dari prevalensi filarisis di Provinsi Sumatera Utara secarakeseluruhan

Persentase malaria berdasarkan gejala dan diagnosis dalam sebulan terakhir diProvinsi Sumatera Utara dijumpai sebesar 3 persen dengan rentang 01 ndash 25persen Nias Nias Selatan dan Mandailing Natal mempunyai persentase tertinggiberdasarkan diagnosis pasti persentase malaria di Provinsi Sumatera Utara 13persen dengan rentang 01 ndash 105 persen Nias Nias Selatan dan Mandailing Natalpersentasenya masih yang tertinggi

Angka persentase ISPA dalam sebulan terakhir di Provinsi Sumatera Utara adalah22 persen prevalensi di atas 30 ditemukan di 6 kabupatenkota yaitu NiasMandailing Natal Simalungun Nias Selatan Kota Tebing Tinggi dan Kota PadangSidempuan dan hanya dua wilayah yang persentasenya di bawah 10 yaituLangkat dan Kota Binjai

Di Provinsi Sumatera Utara dalam 12 bulan terakhir penyakit ini masih terdeteksidengan prevalensi 09 persen (rentang 01ndash62 persen) di beberapa kabupatenkotaprevalensinya masih 2 persen atau lebih tinggi yaitu di Mandailing Natal NiasSelatan Kota Sibolga dan Kota Padang Sidempuan

Dalam 12 bulan terakhir tifoid klinis dapat dideteksi di Provinsi Sumatera Utaradengan persentase 09 persen dan tersebar di seluruh kabupatenkota denganrentang 02 ndash 33 persen persentase tifoid tertinggi dilaporkan dari Nias Selatan (33persen)

Sedangkan untuk hepatitis penyakit ini teridentifikasi di hampir seluruh kabupatenkota Persentase hepatitis tertinggi ditemukan di Kabupaten Mandailing NatalPakpak Barat dan Nias Selatan

Penyebaran diare dalam satu bulan terakhir di Sumatera Utara merata di seluruhkabupatenkota Persentase di provinsi ini sebesar 88 persen tertinggi ditemukan diKabupaten Simalungun (204 persen) Nias Mandailing Natal Simalungun NiasSelatan Humbang HasundutanPakpak Barat Kota Sibolga Kota Tebing Tinggi danKota Padang Sidempuan mempunyai persentase diare di atas 10 persen

Penyakit Tidak Menular

Prevalensi penyakit persendian yang didiagnosis di Sumatera Utara sebesar 119sedangkan yang didiagnosis serta mengalami gejala sebesar 202 Kasuspersendian tertinggi di Kabupaten Nias Selatan (425)

Untuk prevalensi hipertensi berdasarkan diagnosis oleh tenaga kesehatan adalah58 dan hamper sama dengan hipertensi yang berdasarkan diagnosis serta minumobat (59)

Sementara untuk prevalensi penyakit stroke hanya di bawah satu persen

Prevalensi penyakit asma di Provinsi Sumatera Utara sebesar 3 (kisaran 03 ndash64) tertinggi di Mandailing Natal Prevalensi penyakit jantung 7 penyakitdiabetes sebesar 1 dan prevalensi tumor di bawah satu persen

Prevalensi gangguan mental emosional di Provinsi Sumatera Utara mencapai 69persen di mana tertinggi di Kabupaten Mandailing Natal (142) dan Kota PadangSidempuan (127)

ix

Di Sumatera Utara gangguan Low Vision sebesar 45 sedangkan untuk kebutaansebesar 07 Penyakit katarak yang ditanyakan pada penduduk umur 30 tahun keatas menunjukkan bahwa mereka yang pernah didiagnosis oleh tenaga kesehatandan dinyatakan katarak sebesar 17 persen sedangkan penduduk yang merasakanada gejala katarak sebanyak 97 persen

Masalah gigi-mulut ditanyakan untuk kurun waktu 12 bulan terakhir pada seluruhpenduduk Di Provinsi Sumatera Utara prevalensi masalah gigi-mulut sebanyak 167persen yang 24 persennya mendapat perawatan Masalah gigi-mulut tinggi di KotaSibolga (37) dan Kabupaten Tapanuli Tengah (29) Perawatan yang dilakukansebagian besar pada pengobatan (87) atau perawatan yang disertai denganpencabutan gigi (33)

Menurut kabupatenkota prevalensi karies aktif di Sumatera Utara berkisar antara267 sampai 59 yaitu terendah di Kabupaten Nias Selatan dan tertinggi di KotaSibolga

Di Provinsi Sumatera Utara disabilitas belum menjadi masalah yang berat di manamereka yang mempunyai disabilitas buruk + sangat buruk masih di bawah limapersen Namun disabilitas secara keseluruhan sudah menjadi masalah setidaknyapada 23 persen penduduk Masalah disabilitas banyak dikeluhkan pada wanita danterutama usia lanjut 64 tahun atau lebih

Gambaran bahwa dari 25 kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara prevalensitertinggi cedera terdapat pada Kota Sibolga (97) sedangkan yang terendahterdapat pada kabupaten Labuhan Batu (08) Pola penyebab cedera terbanyakpada tingkat provinsi yaitu jatuh kecelakaan transportasi di darat dan terluka bendatajamtumpul

Persentase merokok tiap hari menurut umur sudah dimulai sejak umur 10-14 tahunyang kemudian meningkat menjadi 14 pada umur 15-24 tahun persentasemerokok terus meningkat seiring bertambahnya umur dan pada puncaknya padaumur 45-54 tahun (366) Selanjutnya persentase merokok menurun setelah umur54 tahun

Perokok umumnya pada laki-laki dan menurut pendidikan terbanyak pada yang ber-pendidikan tamat SMA (293 ) selanjutnya tamat SMP Tidak tampak perbedaanpada tingkat pengeluaran perkapita per bulan yaitu rata-rata 22 persen

Persentase penduduk Provinsi Sumatera Utara umur 10 tahun ke atas yang merokoktiap hari sebesar 23 persen Di Kabupaten Nias (16) terendah dibandingkandengan kabupatenkota lainnya sedangkan Kabupaten Karo (41) tertinggi darikabupatenkota yang lain Atau dapat dikatakan di Kabupaten Karo setiap 10 orangada empat orang perokok

Hasil Riskesdas 2007 menunjukkan secara keseluruhan hanya 55 persen pendudukumur 10 tahun ke atas yang cukup mengkonsumsi sayur dan buah di ProvinsiSumatera Utara Bahkan di Kabupaten Nias dan Nias Selatan masih di bawah satupersen atau dapat dikatakan kurang makan buah dan sayur Menurut karakteristikresponden yang paling kurang konsumsi buah dan sayur adalah pada kelompokumur di atas 75 tahun dan yang pengeluaran perkapita rumah tangganya rendahkuintil 1 dan 2

Di Sumatera Utara prevalensi peminum alkohol 12 bulan terakhir sebanyak 61persen sedangkan yang masih mengkonsumsi dalam satu bulan terakhir sebanyak44 persen Beberapa kabupaten kota prevalensi minum alkohol terlihat tinggi dibeberapa kabupatenkota seperti di Kabupaten Dairi Toba Samosir SamosirdanHumbang Hasundutan

x

Sebagian besar penduduk di Provinsi Sumatera Utara yang kurang melakukanaktivitas fisik masih lebih banyak (519) Bahkan di Kabupaten Nias Selatanpenduduk yang kurang aktifitas tersebut mencapai 713 persen Namun demikiansudah ada beberapa kabupatenkota yang sudah mencapai di atas 80 untuk yangkategori aktifitas cukup yaitu Kabupaten Toba Samosir Dairi dan HumbangHasundutan

Sebagian besar (746) penduduk Provinsi Sumatera Utara berusia 10 tahun keatas pernah mendengar tentang flu burung tetapi baru 848 persen diantaranya yangberpengetahuan benar dan sudah 942 persen bersikap benar tentang flu burung

Di Provinsi Sumatera Utara 552 penduduk pernah mendengar tentang HIVAIDSnamun baru 171 yang berpengetahuan benar tetapi sudah 407 berperilakubenar tentang HIVAIDS Menurut kabupatenkota persentase penduduk yangpernah mendengar HIVAIDS tertinggi di Kota Medan (755) Kabupaten Langkat(722) dan Labuhan Batu (694) Sedangkan yang berpengetahuan benartentang penularan HIVAIDS persentase tertinggi di Kabupaten Nias Selatan(531) Kabupaten Tapanuli Utara merupakan kabupaten dengan persentaseperilaku benar tentang HIVAIDS penduduknya yang paling kecil dibandingkankabupatenkota yang lain

Di Provinsi Sumatera Utara perilaku BAB di jamban persentasenya mencapai 762persen

Perilaku cuci tangan dengan benar sangat bervariasi menurut kabupatenkotadengan rerata 145 persen

Akses dan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

Fasilitas Pelayanan kesehatan yang dimaksud adalah Rumah Sakit PuskesmasPuskesmas Pembantu Dokter praktek dan bidan praktek

Dari segi jarak nampak bahwa 586 rumah tangga (RT) berjarak kurang dari 1 kmdan 365 RT berjarak 1-5 km Kondisi ini dapat dikatakan bahwa 951 RT diProvinsi Sumatera Utara berada kurang atau sama dengan 5 km dari fasilitaskesehatan dan 49 berada lebih dari jarak tersebut Kondisi sangat tinggi dibeberapa kabupaten yaitu Kabupaten Toba Samosir (242) dan Nias Selatan(218) dan Nias (158)

Ada 241 rumah tangga di Provinsi Sumatera Utara telah memanfaatkanposyanduposkesdes tertinggi di kabupaten Serdang Bedagai (451) dan terendahdi kabupaten Deli Serdang (128) Di Provinsi Sumatera Utara 114 rumahtangga tidak memanfaatkan pelayanan tersebut Kabupaten yang lebih 20 RT-nyatidak memanfaatkan UKBM adalah Kabupaten Nias Selatan (491) KabupatenNias (357)Kabupaten Mandailing Natal (327) Kabupaten Langkat (224)Kabupaten Tapanuli Selatan (205)

Secara keseluruhan di Provinsi Sumatera Utara Persentase RT yang pernahmemperoleh pelayanan pengobatan jauh lebih tinggi (868) dibanding dengan RTyang pernah memperoleh masing-masing jenis pelayanan bidang KIA (lt 25) Jenispelayanan KIA yang diterima RT yang memanfaatkan polindesbidan desa mulaiterbanyak berturut turut adalah Pemeriksaan bayibalita (231) Pemeriksaankehamilan (175) persalinan (117) pemeriksaan neonatus (102) danpemeriksaan ibu nifas (99)

Di Sumatera Utara tempat rawat inap yang dimanfaatkan oleh rumah tanggasebagian besar di RS Swasta (23) RS Pemerintah (16) RSB (09) tenagakesehatan (06) Puskesmas (02)

xi

Aspek ketanggapan rawat inap yang diukur dari masyarakat meliputi waktu tunggukeramahan kejelasan informasi ikut ambil keputusan kerahasiaan kebebasanmemilih kebersihan ruangan dan mudah dikunjungi

Kabupaten dengan nilai aspek-aspek ketanggapan paling rendah adalah KabupatenTapanuli Selatan Kabupaten Nias Selatan dari 8 aspek ketanggapan semuanyaberada dibawah 80

Kesehatan Lingkungan

Konsumsi air per orang per hari penduduk di Provinsi Sumatera Utara 427persennya lebih dari 100 liter Menurut antar wilayah kabupatenkota bervariasiberkisar 03 (Kabupaten Tapanuli Tengah) sampai 939 yaitu di KabupatenSerdang Bedagai Sedangkan penduduk yang menggunakan air per orang per harimasih di bawah 20 liter (lt5 + 5 ndash 19 liter) di Provinsi Sumatera Utara sebanyak 136persen tinggi di Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kota Sibolga

Secara umum pemenuhan kebutuhan air dalam rumah tangga menurut jenisnyaberasal dari sumur terlindung (258) ledeng eceran (192) dan sumur borpompa(177) Namun di beberapa daerah masih dijumpai pemenuhan kebutuhan air yangcukup tinggi dari air sungai dan air hujan seperti Kabupaten Mandailing Natal (airsungai 194) Labuhan batu (air hujan 126) Dairi (air sungai 228 dan air hujan130) Pakpak Barat (air sungai 213) dan Samosir (air sungai 237)

Menurut kabupatenkotamasih terdapat beberapa kabupaten yang mempunyaimasalah dengan tidak menggunakannya jamban sebagai sarana BAB karenaPersentasenya masih di atas 50 persen Kabupaten tersebut antara lain Nias(608) Samosir (538) Nias Selatan (536) Tapanuli Tengah (526)

Menurut jenis tempat buang air besar ada sebanyak 66 persen dalam melakukanbuang air besar dengan menggunakan jamban dengan lahir angsa berikutnya 199mengguna-kan cemplungcubluk dan sisanya plengsengan dan tidak memakaijamban Kabupaten Nias Selatan dan Humbang Hasundutan merupakan duakabupaten dengan Persentase tertinggi penduduk yang tidak menggunakan jamban

Di desa secara umum lebih sulit dalam mengakses sanitasi Akses sanitasi di kota736 di desa 316

Sebanyak 53 persen di Provinsi Sumatera Utara yang menggunakan jenis saluran airlimbah terbuka tertinggi di Kabupaten Langkat (856) Sedangkan yang tidakmenggunakan saluran air Kabupaten Humbang Hasundutan dan Samosir (lebih dari60)

Pada umumnya rumah tangga tidak mempunyai sarana penampungan sampah didalam rumah (838) walaupun ada hanya 112 yang terbuka Sedangkan yangmempunyai penampungan sampah yang di luar rumah pada umumnya terbuka(495) dan hanya 82 persen yang tertutup

Rumah tempat tinggal di Kabupaten Nias banyak yang jenis lantainya tanah (16)dengan tingkat kepadatan hunian lt 8 m2 kapita sebesar 538 sementara NiasSelatan Jenis lantai (192) dan Langkat (114)

Masyarakat yang memelihara unggas cukup tinggi dibanding jenis ternak lainsebesar (326) Pada beberapa kabupaten pemeliharaan unggas tersebut cukuptinggi seperti Nias (730) Humbang Hasundutan (320) Samosir (322) danTapanuli Utara (332)

xii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar iiiSambutan Menteri Kesehatan Kesehatan Republik Indonesia vRingkasan Eksekutif viiDaftar Isi xiiiDaftar Tabel xviiDaftar Gambar xxxiiDaftar Grafik xxxiiiDaftar Singkatan xxxivDaftar Lampiran xxxviBAB 1 Pendahuluan 1

11 Latar Belakang 112Ruang Lingkup Riskesdas 113 Pertanyaan Penelitian 214 Tujuan Riskesdas 215 Kerangka Pikir 316 Alur Pikir Riskesdas 2007 517 Pengorganisasian Riskesdas 618 Manfaat Riskesdas 619 Persetujuan Etik Riskesdas 6

BAB 2 Metodologi Riskesdas 721 Desain 722 Lokasi 723 Populasi Sampel 7231 Penarikan Sampel Blok Sensus 8232 Penarikan Sampel Rumah Tangga 8233 Penarikan Sampel Anggota Rumah Tangga 9234 Penarikan Sampel Biomedis 9235 Penarikan Sampel Yodium 1024 Variabel 11241 Kuesioner Rumah Tangga (RKD07RT) 11242 Kuesioner Gizi (RKD07GIZI) 11243 Kuesioner Individu (RKD07IND) 11244 Kuesioner Autopsi Verbal untuk umur lt 29 hari

(RKD07AV1)11

245 Kuesioner autopsi verbal untuk umur lt 29 hari -lt 5 tahun(RKD07AV2)

12

246 Kuesioner autopsi verbal untuk umur 5 tahun keatas(RKD07AV3)

12

25 Alat Pengumpul Data dan Cara Pengumpul Data 1226 Manajemen Data 14261 Editing 14262 Entry 15263 Cleaning 1527 Pengorgasisasian Pengumpulan Data 16271 Pelatihan Surveyor 16272 Pengumpulan Data di Lapangan 17

xiii

273 Menjaga Kualitas Data 1728 Keterbatasan Riskesdas 1829 Analisa Data 18

BAB 3 3 Hasil Riskesdas 1931 Gambaran Umum 19311 Profil Provinsi Sumatera Utara 19312 Respon Rate Data Riskesdas 2007 2032 Gizi 23321 Status Gizi Balita 233211 Status Gizi balita berdasarkan indikator BBU 243212 Status Gizi balita berdasarkan indikator TBU 263213 Status Gizi balita berdasarkan indikator BBTB 273214 Status Gizi balita menurut karakteristik responden 28322 Status Gizi Penduduk Umur 6 ndash 14 tahun (Usia Sekolah) 33323 Status Gizi Penduduk Umur 15 tahun keatas 363231 Status gizi dewasa berdasarkan indikator Indeks Massa

Tubuh (IMT)36

3232 Status gizi dewasa berdasarkan indikator Lingkar Perut(LP)

40

3233 Status gizi wanita usia subur (WUS) 15 ndash 45 tahunberdasarkan indikator Lingkar Lengan Atas (LILA)

42

324 Konsumsi Energi dan Protein 44325 Konsumsi Garam beriodium 4833 Kesehatan Ibu dan Anak 49331 Status Imunisasi 49332 Pemantauan Perumbuhan Balita dan Distribusi Vitamin A 55333 Pemantauan Perumbuhan Balita 55334 Distribusi Kapsul Vitamin A 59335 Kepemilikan KMS dan Buku KIA 62336 Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi 67337 Penimbangan Bayi 67338 Pemeriksaan Kehamilan 72339 Pemeriksaan Neonatus 7634 Penyakit Menular 77341 Prevalensi Filariasis Deman Berdarah Dengue dan

Malaria78

342 Prevalensi ISPA Pneumonia Tuberkulosis (TB) Campak 82343 Prevalensi Tifoid Hepatitis Diare 8535 Penyakit Tidak Menular 88351 Penyakit Tidak Menular Utama Penyakit Sendi dan

Penyakit Keturunan88

352 Gangguan Mental Emosional 94353 Penyakit Mata 96354 Kesehatan Gigi 10336 Cedera dan Disabilitas 119361 Cedera 119362 Status DisabilitasKetidakmampuan 13037 Pengetahuan Sikap dan Perilaku 136371 Perilaku Merokok 136

xiv

372 Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur 150373 Perilaku Minum Minuman Beralkohol 152374 Perilaku Aktivitas Fisik 155375 Pengetahuan Sikap terhadap Flu Burung dan HIVAIDS 157375 1 Flu Burung 1753752 HIVAIDS 159376 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 16338 Akses dan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan 167381 Akses dan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan 194382 Sarana dan Sumber Pembiayaan Pelayanan Kesehatan 187383 Ketanggapan Pelayanan Kesehatan 17039 Kesehatan Lingkungan 199391 Air Keperluan Rumah Tangga 199392 Fasilitas Buang Air Besar 214393 Sarana Pembuangan Air Limbah 220394 Pembuangan Sampah 221395 Perumahan 223

BAB 4 Ringkasan Hasil 227Daftar Pustaka 228Lampiran 233

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 12 Indikator Riskesdas dan Tingkat Keterwakilan Informasi 2

Tabel 232 Jumlah Blok Sensus dan Rumah Tangga Yang MenjadiSampel di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

8

Tabel 234 Jumlah Sampel Biomedis Menurut KabupatenKota diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

9

Tabel 271 Tempat Training Center Di Provinsi Sumatera Utara 17

Tabel 311 Indikator Kependudukan Yang Ingin Dicapai di ProvinsiSumatera Utara

20

Tabel 3121 Respon Rate Sampel Rumah Tangga MenurutKabupatenKota Di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

21

Tabel 3122 Respon Rate Sampel Individu Menurut KabupatenKota diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

22

Tabel 3211 Prevalensi Balita Menurut Status Gizi (BBU) danKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

25

Tabel 3212 Prevalensi Balita Menurut Status Gizi (TBU) danKabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

26

Tabel 3213 Prevalensi Balita Menurut Status Gizi (BBTB) danKabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

27

Tabel 32141 Prevalensi Balita Menurut Status Gizi BBU danKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

29

Tabel 32142 Prevalensi Balita Menurut Status Gizi TBU danKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

30

Tabel 32143 Prevalensi Balita Menurut Status Gizi BBTB danKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

31

Tabel 33144 Prevalensi Balita menurut Tiga Indikator Status Gizidan KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

32

Tabel 3221 Standar Penentuan Kekurusan dan Berat Badan LebihMenurut Nilai Rerata IMT Umur dan Jenis Kelamin WHO2007

33

xvi

Tabel 3222 Persentase Status Gizi Anak Usia 6-14 Tahun MenurutIMT dan KabupatenKota Pada Laki-Laki dan Perempuandi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

34

Tabel 3223 Persentase Status Gizi Anak Usia 6-14 Tahun MenurutKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

35

Tabel 32311 Prevalensi Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas MenurutIndeks Massa Tubuh dan KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

37

Tabel 32312 Prevalensi Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas Yang BBLebih + Obesitas Menurut KabupatenKota di ProvinsiSumatera UtaraRiskesdas 2007

38

Tabel 32313 Prevalensi Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas MenurutIndeks Massa Tubuh dan Karakteristik Responden diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

39

Tabel 32321 Prevalensi Obesitas Sentral Pada Penduduk Umur 15Tahun Ke Atas Menurut KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

40

Tabel 32322 Prevalensi Obesitas Sentral Pada Penduduk Umur 15Tahun Ke Atas Menurut Karakteristik Responden diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

41

Tabel 32331 Nilai Rerata LILA Wanita Umur 15-45 Tahun Riskesdas2007

42

Tabel 32332 Prevalensi Risiko KEK Penduduk Wanita Umur 15-45Tahun Menurut KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

43

Tabel 32333 Prevalensi Risiko KEK Penduduk Perempuan Umur 15-45Tahun Menurut Karakteristik Riskesdas 2007

44

Tabel 3241 Konsumsi Energi dan Protein Per Kapita Per Hari MenurutKabupaten di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

45

Tabel 3242 Prevalensi RT dengan Konsumsi Energi dan Protein LebihKecil dari Angka Rerata Nasional Menurut Kabupaten diProvinsi Sumatera Utara Riskedas 2007

46

Tabel 3243 Prevalensi Konsumsi Energi dan Protein Lebih Kecil DariAngka Rerata Nasional Menurut Klasifikasi Desa danKuintil Pengeluaran Rumah Tangga di Provinsi SumateraUtara Riskedas 2007

47

Tabel 3251 Persentase Rumah Tangga Mengkonsumsi GaramMengandung Cukup Iodium Menurut KabupatenKota diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

48

Tabel 3252 Persentase Rumah Tangga Mengkonsumsi Garam CukupIodium Menurut Karakteristik Responden di Provinsi

49

xvii

Sumatera Utara Riskesdas 2007

Tabel 3311 Prevalensi Anak Balita Umur 12-59 Bulan YangMendapatkan Imunisasi Dasar Menurut KabupatenKota diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

51

Tabel 3312 Prevalensi Anak Balita Umur 12-59 Bulan YangMendapatkan Imunisasi Dasar Menurut KarakteristikResponden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

52

Tabel 3313 Prevalensi Anak Balita Umur 12-59 Bulan YangMendapatkan Imunisasi Lengkap MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

53

Tabel 3314 Prevalensi Anak Balita Umur 12-59 Bulan YangMendapatkan Imunisasi Lengkap Menurut KarakteristikResponden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

54

Tabel 3331 Prevalensi Balita Menurut Frekuensi Penimbangan EnamBulan Terakhir dan KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

56

Tabel 3332 Prevalensi Balita Menurut Frekuensi Penimbangan EnamBulan Terakhir dan Karakteristik Responden di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

57

Tabel 3333 Prevalensi Balita Menurut Tempat Penimbangan EnamBulan Terakhir dan KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

58

Tabel 3334 Prevalensi Balita Menurut Tempat Penimbangan EnamBulan Terakhir dan Karakteristik Responden di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

59

Tabel 3341 Prevalensi Anak Umur 6-59 Bulan Yang Menerima KapsulVitamin A Menurut KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

60

Tabel 3342 Prevalensi Anak Umur 6-59 Bulan Yang Menerima KapsulVitamin A Menurut Karakteristik Responden di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

61

Tabel 3351 Prevalensi Balita Menurut Kepemilikan KMS DanKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

62

Tabel 3352 Prevalensi Balita Menurut Kepemilikan KMS danKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

64

Tabel 3353 Prevalensi Balita Menurut Kepemilikan Buku KIA danKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

65

Tabel 3354 Prevalensi Balita Menurut Kepemilikan Buku KIA danKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

66

xviii

Tabel 3371 Prevalensi Ukuran Bayi Lahir Menurut Persepsi Ibu danKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

68

Tabel 3372 Prevalensi Ukuran Bayi Lahir Menurut Persepsi Ibu danKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

69

Tabel 3373 Cakupan Penimbangan Bayi Baru Lahir 12 Bulan TerakhirMenurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

70

Tabel 3374 Cakupan Penimbangan Bayi Baru Lahir 12 Bulan TerakhirMenurut Karakteristik Responden di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

71

Tabel 3381 Cakupan Pemeriksaan Kehamilan Ibu Yang MempunyaiBayi Menurut KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

72

Tabel 3382 Cakupan Pemeriksaan Kehamilan Ibu Yang MempunyaiBayi Menurut Karakteristik Responden di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

73

Tabel 3383 Prevalensi Ibu Hamil Menurut Jenis PelayananPemeriksaan Kehamilan dan KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

74

Tabel 3384 Prevalensi Ibu Hamil Menurut Jenis PelayananPemeriksaan Kehamilan dan Karakteristik Responden diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

75

Tabel 3391 Cakupan Pemeriksaan Neonatus Menurut KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

76

Tabel 3392 Cakupan Pemeriksaan Neonatus Menurut KarakteristikResponden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

77

Tabel 3411 Prevalensi Filariasis Demam Berdarah Dengue Malariadan Pemakaian Obat Program Malaria MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

79

Tabel 3412 Prevalensi Filariasis Demam Berdarah Dengue Malariadan Pemakaian Obat Program Malaria MenurutKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

81

Tabel 3421 Prevalensi ISPA Pneumonia TBC Campak MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

83

Tabel 3422 Prevalensi ISPA Pneumonia TBC Campak MenurutKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

84

xix

Tabel 3431 Prevalensi Tifoid Hepatitis Diare MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

86

Tabel 3432 Prevalensi Tifoid Hepatitis Diare Menurut KarakteristikResponden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

87

Tabel 3511 Prevalensi Penyakit Persendian Hipertensi dan StrokeMenurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

89

Tabel 3512 Prevalensi Penyakit Persendian Hipertensi StrokeMenurut Karakteristik Responden di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

90

Tabel 3513 Prevalensi Penyakit Asma Jantung Diabetes danTumor Menurut KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

91

Tabel 3514 Prevalensi Penyakit Asma Jantung Diabetes danTumor Menurut Karakteristik Responden di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

92

Tabel 3515 Prevalensi Penyakit Keturunan (Gangguan Jiwa BeratButa Warna Glaukoma Sumbing Dermatitis RhinitisThalasemi Hemofili) Menurut KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

93

Tabel 3521 Prevalensi Gangguan Mental Emosional Pada PendudukBerumur 15 Tahun Ke Atas (Berdasarkan Self ReportingQuestionnaire-20) Menurut Kabupaten Kota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

94

Tabel 3522 Prevalensi Gangguan Mental Emosional Pada PendudukBerumur 15 Tahun Ke Atas (Berdasarkan Self ReportingQuestionnaire-20) Menurut Karakteristik Responden diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

95

Tabel 3531 Prevalensi Penduduk Usia 6 Tahun Ke Atas Menurut LowVision dan Kebutaan (dengan Atau Tanpa KoreksiKacamata Maksimal) dan KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

97

Tabel 3532 Prevalensi Penduduk Umur 6 Tahun Ke atas Menurut LowVision dan Kebutaan (dengan Atau Tanpa KoreksiKacamata Maksimal) dan Karakteristik Responden diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

98

Tabel 3533 Persentase Penduduk Umur 30 Tahun Ke atas denganKatarak Menurut KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

99

Tabel 3534 Persentase Penduduk Umur 30 Tahun Ke Atas denganKatarak Menurut Karakteristik Responden di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

100

xx

Tabel 3535 Prevalensi Penduduk Umur 30 Tahun Keatas DenganKatarak Yang Pernah Menjalani Operasi Katarak danMamakai Kacamata Setelah Operasi MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

101

Tabel 3536 Persentase Penduduk Umur 30 Tahun Ke atas DenganKatarak Yang Pernah Menjalani Operasi Katarak danMemakai Kacamata Pasca Operasi Menurut KarakteristikResponden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

102

Tabel 3541 Persentase Penduduk Bermasalah Gigi-Mulut dalam 12Bulan Terakhir Menurut Karakteristik Responden DiProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

104

Tabel 3542 Persentase Penduduk Bermasalah Gigi-Mulut dalam 12Bulan Terakhir Menurut KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

105

Tabel 3543 Persentase Jenis Perawatan Yang Diterima PendudukUntuk Masalah Gigi-Mulut Menurut KarakteristikResponden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

106

Tabel 3544 Persentase Jenis Perawatan Yang Diterima PendudukUntuk Masalah Gigi-Mulut Menurut KabupatenKota diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

107

Tabel 3545 Persentase Penduduk 10 Th gt Yang Menggosok GigiSetiap Hari dan Berperilaku Benar Menggosok GigiMenurut Karakteristik Responden di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

108

Tabel 3546 Persentase Penduduk 10 Th gt Yang Menggosok GigiSetiap Hari dan Berperilaku Benar Menyikat Gigi MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

109

Tabel 3547 Persentase Waktu Menyikat Gigi Pada Penduduk 10 Th gtYang Menggosok Gigi Setiap Hari Menurut KarakteristikResponden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

110

Tabel 3548 Persentase Waktu Menyikat Gigi Pada Penduduk 10 Th gtYang Menggosok Gigi Setiap Hari MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

111

Tabel 3549 Komponen D M F dan Index DMF-T MenurutKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

112

Tabel 35410 Komponen D M F dan Index DMF-T MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

113

xxi

Tabel 35411 Prevalensi Bebas Karies Karies Aktif dan PengalamanKaries Menurut Karakteristik Responden di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

114

Tabel 35412 Prevalensi Bebas Karies Karies Aktif dan PengalamanKaries Menurut KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

115

Tabel 35413 Required Treatment Index (RTI) dan Perform TretmentIndex (PTI) Menurut Karakteristik Responden di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

116

Tabel 35414 Required Treatment Index (RTI) dan Perform TretmentIndex (PTI) Menurut KabupatenKota di Provinsi SumateraUtaraRiskesdas 2007

117

Tabel 35415 Persentase Penduduk dengan Fungsi Normal Gigi danPenduduk Edentulous Menurut Karakteristik Responden diSumatera Utara Riskesdas 2007

118

Tabel 3611 Prevalensi Cedera dan Penyebab Cedera MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

120

Tabel 3612 Prevalensi Cedera dan Penyebab Cedera MenurutKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

122

Tabel 3613 Prevalensi Cedera Menurut Bagian Tubuh Terkena danKabupatenKota Di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

123

Tabel 3614 Prevalensi Cedera Menurut Bagian Tubuh Terkena danKarakteristik Responden Di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

125

Tabel 3615 Prevalensi Jenis Cedera Menurut KabupatenKota diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

127

Tabel 3616 Prevalensi Jenis Cedera Menurut Karakteristik Respondendi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

129

Tabel 3621 Persentase Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas MenurutMasalah Disabilitas dalam Fungsi TubuhIndividuSosial diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

131

Tabel 3622 Persentase Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas MenurutMasalah Disabilitas dalam 1 Bulan Terakhir danKabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

132

Tabel 3623 Persentase Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas MenurutMasalah Disabilitas dalam 1 Bulan Terakhir danKarakteristik Responden di Sumatera Utara Riskesdas2007

133

xxii

Tabel 3624 Persentase Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas MenurutMasalah Disabilitas Yang Membutuhkan Bantuan OrangLain dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

134

Tabel 3625 Persentase Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas MenurutMasalah Disabilitas Yang Membutuhkan Bantuan OrangLain Menurut Karakteristik Responden di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

135

Tabel 3711 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok dan Tidak Merokok Menurut KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

137

Tabel 3712 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok dan Tidak Merokok Menurut Karakteristik di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

138

Tabel 3713 Persentase Perokok dan Jumlah Batang Rokok YangDihisap Menurut Karakteristik di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

139

Tabel 3714 Persentase Perokok dan Jumlah Batang Rokok YangDihisap Menurut KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

140

Tabel 3715 Persentase Perokok Saat Ini Umur 10 Tahun Ke AtasBerdasarkan Jumlah Batang Rokok Yang Dihisap Per HariMenurut Karakteristik di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

141

Tabel 3716 Persentase Perokok Saat Ini Pada Laki-Laki Umur 10Tahun Ke Atas Berdasarkan Jumlah Batang Rokok YangDihisap Per Hari Menurut KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

142

Tabel 3717 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok Berdasarkan Umur Pertama Kali Merokok Setiap HariMenurut Karakteristik di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

143

Tabel 3718 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok Berdasarkan Umur Pertama Kali Merokok Setiap HariMenurut Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

144

Tabel 3719 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok Berdasarkan Umur Pertama Kali Merokok MenurutKarakteristik di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

146

Tabel 37110 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok Berdasarkan Umur Pertama Kali Merokok MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

147

xxiii

Tabel 37111 Prevalensi Perokok Dalam Rumah Ketika BersamaAnggota Rumah Tangga Yang Lain Menurut KarakteristikKabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

148

Tabel 37112 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok Berdasarkan Jenis Rokok Yang Dihisap MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

149

Tabel 37113 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok Berdasarkan Jenis Rokok Yang Dihisap MenurutKarakteristik di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

150

Tabel 3721 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Cukup dan Kurang Makan Buah dan Sayur Menurut Karakteristik diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

151

Tabel 3722 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Cukup dan Kurang Makan Buah dan Sayur Menurut KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

152

Tabel 3731 Persentase Peminum Minuman Beralkohol 12 BulanTerakhir dan 1 Bulan Terakhir di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

153

Tabel 3732 Persentase Peminum Minuman Beralkohol 12 BulanTerakhir dan 1 Bulan Terakhir Menurut Karakteristik diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

154

Tabel 3741 Prevalensi Penduduk ge 10 Tahun Yang Melakukan Kegiatan Aktif dan Tidak Aktif Menurut KabupatenKota diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

155

Tabel 3742 Prevalensi Penduduk ge 10 Tahun Yang Melakukan Kegiatan Aktif dan Tidak Aktif Menurut Karakteristik diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

156

Tabel 37511 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Pernah Mendengar Berpengetahuan Benar dan Bersikap BenarTentang Flu Burung Menurut KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

157

Tabel 37512 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Pernah Mendengar Berpengetahuan Benar dan Bersikap BenarTentang Flu Burung Menurut Karakteristik di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

158

Tabel 37521 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Pernah Mendengar Berpengetahuan Benar Dan Bersikap BenarTentang HivAids Menurut KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

159

xxiv

Tabel 37522 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Pernah Mendengar Berpengetahuan Benar dan Bersikap BenarTentang HivAids Menurut Karakteristik di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

160

Tabel 37523 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Bersikap Benar Tentang HIVAIDS Menurut KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

161

Tabel 37524 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Bersikap Benar Tentang HIVAIDS Menurut Karakteristik di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

162

Tabel 3761 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Berperilaku Benar dalam Hal Buang Air Besar dan Cuci Tangan denganSabun Menurut KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

164

Tabel 3762 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Berperilaku Benar dalam Hal Buang Air Besar dan Cuci Tangan DenganSabun Menurut Karakteristik di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

165

Tabel 3763 Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih danSehat Menurut KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

166

Tabel 3811 Persentase Rumah Tangga Menurut Jarak WaktuTempuh Ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan) danKabupaten di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

168

Tabel 3812 Persentase Rumah Tangga Menurut Jarak WaktuTempuh Ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan ) danKarakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

169

Tabel 3813 Persentase Rumah Tangga Menurut Jarak dan WaktuTempuh Ke Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat) danKabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

170

Tabel 3814 Persentase Rumah Tangga Menurut Jarak dan WaktuTempuh Ke Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat) danKarakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

171

Tabel 3815 Persentase Rumah Tangga Yang MemanfaatkanPosyandu Poskesdes Menurut Kabupaten di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

172

Tabel 3816 Persentase Rumah Tangga Menurut PemanfaatanPosyandu Poskesdes dan Karakteristik Rumah Tangga diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

173

xxv

Tabel 3817 Persentase Rumah Tangga Yang MemanfaatkanPosyandu Poskesdes Menurut Jenis Pelayanan danKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

174

Tabel 3818 Persentase Rumah Tangga Yang MemanfaatkanPosyandu Poskesdes Menurut Jenis Pelayanan danKarakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

175

Tabel 3819 Persentase Rumah Tangga Menurut Alasan Utama TidakMemanfaatkan PosyanduPoskesdes (di Luar TidakMembutuhkan) dan Kabupaten di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

176

Tabel 38110 Persentase Rumah Tangga Menurut Alasan Utama TidakMemanfaatkan PosyanduPoskesdes (di Luar TidakMembutuhkan) dan Karakteristik Rumah Tangga diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

177

Tabel 38111 Persentase Rumah Tangga Yang MemanfaatkanPolindes Bidan Desa Menurut Kabupaten di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

178

Tabel 38112 Persentase Rumah Tangga Yang MemanfaatkanPolindes Bidan di Desa Menurut Karakteristik RumahTangga di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

179

Tabel 38113 Persentase Rumah Tangga Yang MemanfaatkanPolindes Bidan di Desa Jenis Pelayanan danKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

180

Tabel 38114 Persentase Rumah Tangga Yang MemanfaatkanPolindes Bidan di Desa Menurut Jenis Pelayanan danKarakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

181

Tabel 38115 Persentase Rumah Tangga Yang Tidak MemanfaatkanPolindesBidan di Desa Menurut Alasan Utama danKabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

182

Tabel 38116 Persentase Rumah Tangga Menurut Alasan Utama TidakMemanfaatkan PolindesBidan Desa dan KarakteristikRumah Tangga di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

183

Tabel 38117 Persentase Rumah Tangga Menurut Pemanfaatan PosObat Desa (POD)Warung Obat Desa (WOD) danKabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

184

xxvi

Tabel 38118 Persentase Rumah Tangga Menurut Pemanfaatan PosObat Desa (POD)Warung Obat Desa (WOD) danKarakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

185

Tabel 38119 Persentase Rumah Tangga Menurut Alasan TidakMemanfaatkan Pos Obat Desa (POD) Warung Obat Desa(WOD) dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

186

Tabel 38120 Persentase Rumah Tangga Menurut Alasan TidakMemanfaatkan Pos Obat Desa (POD) Warung Obat Desa(WOD) dan Karakteristik Rumah Tangga di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

187

Tabel 3821 Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut Tempat danKabupatenKota Di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

188

Tabel 3822 Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut Tempat danKarakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

189

Tabel 3823 Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut SumberPembiayaan dan KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

190

Tabel 3824 Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut SumberPembiayaan dan Karakteristik Rumah Tangga di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

191

Tabel 3825 Persentase Responden Yang Rawat Jalan Satu TahunTerakhir Menurut Tempat dan KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

192

Tabel 3826 Persentase Penduduk Rawat Jalan Menurut Tempat danKarakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

193

Tabel 3827 Persentase Penduduk Rawat Jalan Menurut SumberBiaya dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

193

Tabel 3828 Persentase Penduduk Rawat Jalan Menurut SumberBiaya dan Karakteristik Rumah Tangga di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

194

Tabel 3831 Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut AspekKetanggapan dan KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

196

Tabel 3832 Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut AspekKetanggapan dan Karakteristik Rumah Tangga di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

197

xxvii

Tabel 3833 Persentase Penduduk Rawat Jalan Menurut AspekKetanggapan dan KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

198

Tabel 3834 Persentase Penduduk Rawat Jalan Menurut AspekKetanggapan dan Karakteristik Rumah Tangga di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

199

Tabel 3911 Persentase Rumah Tangga Menurut Rerata PemakaianAir Bersih Per Orang Per Hari dan KabupatenKota diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

200

Tabel 3912 Persentase Rumah Tangga Menurut Waktu dan Jarak KeSumber Air Ketersediaan Air Bersih dan KarakteristikResponden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

201

Tabel 3913 Persentase Rumah Tangga Menurut Waktu dan Jarak KeSumber Air Ketersediaan Air Bersih dan KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

202

Tabel 3914 Persentase Rumah Tangga Menurut Waktu dan Jarak KeSumber Air Ketersediaan Air Bersih dan KarakteristikResponden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

203

Tabel 3915 Persentase Rumah Tangga Menurut Individu Yang BiasaMengambil Air Dalam Rumah Tangga danKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

204

Tabel 3916 Persentase Rumah Tangga Menurut Individu Yang BiasaMengambil Air Dalam Rumah Tangga dan KarakteristikResponden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

205

Tabel 3917 Persentase Rumah Tangga Menurut Kualitas Fisik AirMinum dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

206

Tabel 3918 Persentase Rumah Tangga Menurut Kualitas Fisik AirMinum dan Karakteristik Rumah Tangga di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

207

Tabel 3919 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Sumber Air danKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Susenas2007

208

Tabel 39110 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Sumber Air danKarakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraSusenas 2007

209

Tabel 39111 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis TempatPenampungan dan Pengolahan Air Minum SebelumDigunakan Diminum dan KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

210

xxviii

Tabel 39112 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis TempatPenampungan dan Pengolahan Air Minum SebelumDigunakanDiminum dan Klasifikasi Desa di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

211

Tabel 39113 Persentase Rumah Tangga Menurut Akses Terhadap AirBersih dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraSusenas dan Riskesdas 2007

212

Tabel 39114 Persentase Rumah Tangga Menurut Akses Terhadap AirBersih dan Karakteristik Rumah Tangga di ProvinsiSumatera UtaraSusenas dan Riskesdas 2007

213

Tabel 3921 Persentase Rumah Tangga Menurut Penggunaan FasilitasBuang Air Besar dan KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Susenas 2007

214

Tabel 3922 Persentase Rumah Tangga Menurut Penggunaan FasilitasBuang Air Besar dan Karakteristik Rumah Tangga diProvinsi Sumatera Utara Susenas 2007

215

Tabel 3923 Persentase Rumah Tangga Menurut Tempat Buang AirBesar dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraSusenas 2007

215

Tabel 3924 Persentase Rumah Tangga Menurut Tempat Buang AirBesar dan Karakteristik Rumah Tangga di ProvinsiSumatera Utara Susenas 2007

216

Tabel 3925 Persentase Rumah Tangga Menurut Akses Sanitasi danKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Susenas danRiskesdas 2007

217

Tabel 3926 Persentase Rumah Tangga Menurut Akses TerhadapSanitasi dan Karakteristik Rumah Tangga di ProvinsiSumatera Utara Susenas dan Riskesdas 2007

218

Tabel 3927 Persentase Rumah Tangga Menurut Tempat PembuanganAkhir Tinja dan KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Susenas 2007

219

Tabel 3928 Persentase Rumah Tangga Menurut Tempat PembuanganAkhir Tinja dan Karakteristik Rumah Tangga di ProvinsiSumatera Utara Susenas 2007

220

Tabel 3931 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis SaluranPembuangan Air Limbah dan KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

220

Tabel 3932 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis SaluranPembuangan Air Limbah dan Klasifikasi Desa di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

221

Tabel 3941 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis PenampunganSampah di Dalam dan Luar Rumah dan KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

221

xxix

Tabel 3942 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis PenampunganSampah di Dalam dan Luar Rumah dan KarakteristikRumah Tangga di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

222

Tabel 3951 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Lantai Rumahdan Kepadatan Hunian dan KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Susenas 2007

223

Tabel 3952 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Lantai Rumahdan Kepadatan Hunian dan Klasifikasi Desa Susenas2007

224

Tabel 3953 Persentase Rumah Tangga Menurut TempatPemeliharaan TernakHewan Peliharaan danKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

225

Tabel 3954 Persentase Rumah Tangga Menurut TempatPemeliharaan TernakHewan Peliharaan dan KarakteristikRumah Tangga di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007

226

xxx

DAFTAR GAMBAR

Gambar 15 Kerangka Pikir Kesehatan Masyarakat Menurut Blum 3

Gambar 16 Mekanisme Kerja Riskesdas 2007 5

Gambar 311 Peta Wilayah KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

19

xxxi

DAFTAR GRAFIK

Grafik 3211 Prevalensi Balita Menurut Status Gizi (BBU) di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

25

Grafik 337 Ukuran Bayi Lahir Menurut Persepsi Ibu di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

70

Grafik 361 Prevalensi Jenis Cedera di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

126

Grafik 371 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok Berdasarkan Umur Pertama Kali Merokok Setiap Hari

145

xxxii

DAFTAR SINGKATAN

ART Anggota Rumah TanggaAFP Accute Flaccia ParalysisASKES Asuransi KesehatanASESKIN Asuransi Kesehatan miskinBB Berat BadanBBU Berat Badan Menurut UmurBBBT Berat Badan Menurut Tinggi BadanBUMN Badan Usaha Milik NegaraBALITA Bawah Lima TahunBABEL Bangka BelitungBCG Bacilius Calmette GuireneBBLR Berat Bayi Lahir RendahBATRA Pengobatan TradisionalCPITN Community Periodental Index Treatment NeedsD DiagnosaDG Diagnosa GejalaDO Di ObatiDM Diabetes MelitusDLL Dan lain-lainDLM DalamD-T Decay - RethDPT Diptheri Pertusis TetanusDMF-T Decay Missing Filling TeethDEPKES Departemen KesehatannF-T Filling TeethG GejalaHB HaemoglobinIDF International Diabetes FoundationFederationIMT Indeks Massa TubuhICF International Classification of Furetionis Disability amp HealthICCIDD International Council for the Control of Iodine Deficiency DisordersIU International UnitKK Kepala KeluargaKG KilogramKEK Kurang Energi KaloriKKAL Kilo KaloriKMS Kartu Menuju SehatKIA Kartu Ibu dan AnakKLB Kejadian Luar BiasaLP Lingkar PerutL Laki LakimmHg Milimeter HidragyrummL Mili LiterM-T Missing TeethMDG Millenium Development GoalM MeterNakes Tenaga KesehatanPoskesdes Pos Kesehatan DesaPolindes Pondok Bersalin DesaPustu Puskesmas PembantuPuskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat

xxxiii

PTI Performed Treatment IndexPOLRI Polisi Republik IndonesiaPNS Pegawai Negeri SipilPT Perguruan TinggiP PerempuanPPI Panitia Penelitian IlmiahPD3I Penyakit (yg) Dapat Dicegah Dengan ImunisasiPIN Pekan Imunisasi NasonalPosyandu Pos Pelayanan TerpaduPPM Part Per MillionRS Rumah SakitRSLN Rumah Sakit Luar NegeriRSB Rumah Sakit BersalinRMH RumahRTI Required Treatment IndexRPJM Rencana Pembangunan Jangka MenengahRiskesdas Riset Kesehatan DasarRT Rumah TanggaSRQ Self Reporting QuestionarreSKTM Surat Keterangan Tidak MampuSPAL Saluran Pembuangan Air LimbahSD Standar DeviasiSD Sekolah DasarSLTP Sekolah Lanjutan Tingkat PertamaSLTA Sekolah Lanjutan Tingkat AtasTB Tinggi BadanTBU Tinggi Badan Meurut UmurTT Tetanus ToxoidTdk TidakTkt TingkatUNHCR United Nations High Commissioner for RefugeesUNICEF United Nations International Childrens Emergency FundUCI Universal Child ImmunizationU UmurWHO World Health OrganizationWUS Wanita Usia Suburmicrol Mikro Liter

xxxiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 877MENKESSKXI2006 tentang

Tim Riset Kesehatan Dasar

Lampiran 2 Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent)

Lampiran 3 Kuesioner Riset Kesehatan Dasar

1

BAB 1 PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Untuk mewujudkan visi ldquomasyarakat yang mandiri untuk hidup sehatrdquo DepartemenKesehatan RI mengembangkan misi ldquomembuat rakyat sehatrdquo Sebagai penjabarannyatelah dirumuskan empat strategi utama dan 17 sasaran Badan Penelitian danPengembangan Kesehatan (Balitbangkes) sebagai salah satu unit utama Depkesmempunyai fungsi menunjang sasaran 14 yaitu berfungsinya sistem informasikesehatan yang berbasis bukti (evidence-based) di seluruh Indonesia Untuk itudiperlukan data berbasis komunitas tentang status kesehatan dan faktor-faktor yangmelatarbelakanginya

Sejalan dengan Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerahkewenangan perencanaan bidang kesehatan berada di tingkat kabupatenkota Prosesperencanaan pembangunan kesehatan yang akurat membutuhkan data berbasis bukti ditiap kabupatenkota

Keterwakilan hasil survei yang berbasis komunitas seperti Survei Kesehatan Nasional(SDKI Susenas Modul SKRT) yang selama ini dilakukan hanya sampai tingkat kawasanatau provinsi sehingga belum memadai untuk perencanaan kesehatan di tingkatkabupatenkota termasuk perencanaan pembiayaan Sampai saat ini belum tersediapeta status kesehatan (termasuk data biomedis) dan faktor-faktor yang melatarbelakangidi tingkat kabupatenkota Dengan demikian perumusan dan pengambilan kebijakan dibidang kesehatan belum sepenuhnya dibuat berdasarkan informasi komunitas yangberbasis bukti

Atas dasar berbagai pertimbangan di atas Balitbangkes melaksanakan riset kesehatandasar (Riskesdas) untuk menyediakan informasi berbasis komunitas tentang statuskesehatan (termasuk data biomedis) dan faktor-faktor yang melatarbelakanginya denganketerwakilan sampai tingkat kabupatenkota

12 Ruang Lingkup Riskesdas

Riskesdas adalah riset berbasis komunitas dengan tingkat keterwakilan kabupatenkotayang menyediakan informasi kesehatan dasar termasuk biomedis dengan mengguna-kan sampel Susenas Kor

Riskesdas mencakup sampel yang lebih besar dari survei-survei kesehatan sebelumnyadan mencakup aspek kesehatan yang lebih luas

Dibandingkan dengan survei berbasis komunitas yang selama ini dilakukan tingkatketerwakilan Riskesdas adalah sebagai berikut

2

Tabel 12Indikator Riskesdas dan Tingkat Keterwakilan Informasi

Indikator SDKI SKRT KOR Susenas Riskesdas

Sampel 35000 10000 280000 280000

Pola Mortalitas Nasional SJKTI -- Nasional

Perilaku -- SJKTI Kabupaten Kabupaten

Gizi amp Pola Konsumsi -- SJKTI Provinsi Kabupaten

Sanitasi lingkungan -- SJKTI Kabupaten Kabupaten

Penyakit -- SJKTI -- ProvKab

Cedera amp Kecelakaan Nasional SJKTI -- ProvKab

Disabilitas -- SJKTI -- ProvKab

Gigi amp Mulut -- -- -- ProvKab

Biomedis -- -- -- Nasional perkotaan

S Sumatera J Jawa-Bali KTI Kawasan Timur Indonesia

13 Pertanyaan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan kebutuhan perencanaan maka pertanyaan penelitianyang harus dijawab dengan Riskesdas adalah

Bagaimana status kesehatan masyarakat ditingkat nasional provinsi dan kabupatenkota

Apa dan bagaimana faktor-faktor yang melatarbelakangi status kesehatanmasyarakat di tingkat nasional provinsi dan kabupatenkota

Apa masalah kesehatan masyarakat yang spesifik di setiap provinsi dankabupatenkota

14 Tujuan Riskesdas

Tujuan Riskesdas adalah sebagai berikut

Menyediakan informasi berbasis bukti untuk perumusan kebijakan pembangunankesehatan di berbagai tingkat administratif

Menyediakan informasi untuk perencanaan kesehatan termasuk alokasi sumberdaya di berbagai tingkat administratif

Menyediakan peta status dan masalah kesehatan di tingkat nasional provinsi dankabupatenkota

Membandingkan status kesehatan dan faktor-faktor yang melatarbelakangi antarprovinsi dan antar kabupatenkota

3

15 Kerangka Pikir

Kerangka pikir Riskesdas didasari oleh kerangka pikir Blum (1974 1981) yangmenyatakan bahwa status kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh empat faktor yangsaling berinteraksi yaitu faktor lingkungan perilaku pelayanan kesehatan danketurunan Bagan kerangka pikir Blum adalah sebagai berikut

Gambar 15Kerangka Pikir Kesehatan Masyarakat Menurut Blum

Pada Riskesdas tahun 2007 ini tidak semua indikator status kesehatan dan faktor-faktoryang berhubungan dengan status kesehatan tersebut dikumpulkan Indikator yangdiukur adalah sebagai berikut

Status kesehatan diukur dengan

Mortalitas (pola penyebab kematian untuk semua umur)

Morbiditas meliputi prevalensi penyakit menular dan penyakit tidak menular

Disabilitas (ketidakmampuan)

Status gizi balita ibu hamil wanita usia subur (WUS) dan semua umur denganmenggunakan Indeks Masa Tubuh (IMT)

Kesehatan jiwa

Faktor lingkungan diukur dengan

Konsumsi gizi meliputi konsumsi energi protein vitamin dan mineral

Lingkungan fisik meliputi air minum sanitasi polusi dan sampah

Lingkungan sosial meliputi tingkat pendidikan tingkat sosial-ekonomi perbandingankotandashdesa dan perbandingan antar provinsikabupatenkota

StatusKesehatan

Keturunan

PelayananKesehatan

LingkunganFisik amp Kimia

Biologis

PerilakuSosial Budaya

4

Faktor perilaku diukur dengan

Perilaku merokokkonsumsi tembakau dan alkohol

Perilaku konsumsi sayur dan buah

Perilaku aktivitas fisik

Perilaku gosok gigi

Perilaku higienis (cuci tangan buang air besar)

Pengetahuan sikap dan perilaku terhadap flu burung HIVAIDS

Faktor pelayanan kesehatan diukur dengan

Akses terhadap pelayanan kesehatan termasuk untuk upaya kesehatan berbasismasyarakat

Pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan

Ketanggapan pelayanan kesehatan

Cakupan program KIA (pemeriksaan kehamilan pemeriksaan bayi dan imunisasi)

5

16 Mekanisme Kerja Riskesdas

Gambar 16Mekanisme Kerja Riskesdas 2007

Policy

Questions

Research

Questions

Riskesdas

2007

1 Indikator Morbiditas Mortalitas Ketanggapan Pembiayaan Sistem Kesehatan Komposit variabel

lainnya

6 Laporan Tabel Dasar Hasil Pendahuluan

Nasional Hasil Pendahuluan

Provinsi Hasil Akhir Nasional Hasil Akhir Provinsi

2 Desain AlatPengumpul Data Kuesioner

wawancarapengukuranpemeriksaan

Validitas Reliabilitas Acceptance

5 Statistik Deskriptif Bivariat Multivariat Uji Hipotesis

3 PelaksanaanRiskesdas 2007 Pengembangan

manual Riskesdas Pengembangan

modul pelatihan Pelatihan

pelaksana Penelusuran

sampel Pengorganisasian Logistik Pengumpulan data Supervisi

bimbingan teknis

4 Manajemen DataRiskesdas 2007 Editing Entry Cleaning follow

up Perlakuan terhadap

missing data Perlakuan terhadap

outliers Consistency check Analisis syntax

appropriateness

Pengarsipan

6

17 Pengorganisasian Riskesdas

Riskesdas direncanakan dan dilaksanakan dengan melibatkan berbagai pihak antaralain BPS organisasi profesi perguruan tinggi lembaga penelitian pemerintah daerahdan partisipasi masyarakat Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan tahun 2007pengorganisasian Riskesdas dibagi menjadi berbagai tingkat sebagai berikut (rincianlihat Lampiran 1)

Organisasi tingkat pusat

Organisasi tingkat wilayah (empat wilayah)

Organisasi tingkat provinsi

Organisasi tingkat kabupaten

Tim pengumpul data

18 Manfaat Riskesdas

Riskesdas memberikan manfaat bagi perencanaan pembangunan kesehatan berupa

Tersedianya data dasar dari berbagai indikator kesehatan di berbagai tingkatadministratif

Stratifikasi indikator kesehatan menurut status sosial-ekonomi sesuai hasil Susenas2007

Tersedianya informasi untuk perencanaan pembangunan kesehatan yangberkelanjutan

19 Persetujuan Etik Riskesdas

Riskesdas ini telah mendapatkan persetujuan etik dari Komisi Etik Penelitian KesehatanBalitbangkes Depkes RI

7

BAB 2 METODOLOGI RISKESDAS

21 Desain

Riskesdas adalah sebuah survei cross sectional yang bersifat deskriptif DesainRiskesdas terutama dimaksudkan untuk menggambarkan masalah kesehatan pendudukdi seluruh pelosok Indonesia secara menyeluruh akurat dan berorientasi padakepentingan para pengambil keputusan di berbagai tingkat administratif Berbagaiukuran sampling error termasuk di dalamnya standard error relative standard errorconfidence interval design effect dan jumlah sampel tertimbang akan menyertai setiapestimasi variabel Dengan desain ini maka setiap pengguna informasi Riskesdas dapatmemperoleh gambaran yang utuh dan rinci mengenai berbagai masalah kesehatan yangditanyakan diukur atau diperiksa Laporan Hasil Riskesdas 2007 akan menggambarkanberbagai masalah kesehatan di tingkat nasional dan variabilitas antar provinsisedangkan di tingkat provinsi dapat menggambarkan masalah kesehatan di tingkatprovinsi dan variabilitas antar kabupatenkota

Secara singkat dapat dikatakan bahwa Riskesdas 2007 didesain untuk mendukungpengembangan kebijakan kesehatan berbasis bukti ilmiah Desain Riskesdas 2007dikembangkan dengan sungguh-sungguh memperhatikan teori dasar tentang hubunganantara berbagai penentu yang mempengaruhi status kesehatan masyarakat Riskesdas2007 menyediakan data dasar yang dikumpulkan melalui survei berskala nasionalsehingga hasilnya dapat digunakan untuk penyusunan kebijakan kesehatan bahkansampai ke tingkat kabupatenkota Lebih lanjut desain Riskesdas 2007 menghasilkandata yang siap dikorelasikan dengan data Susenas 2007 atau survei lainnya sepertidata kemiskinan yang menggunakan desain sampling yang sama Dengan demikianpara pembentuk kebijakan dan pengambil keputusan di bidang pembangunan kesehatandapat menarik manfaat yang optimal dari ketersediaan data Riskesdas 2007

22 Lokasi

Sampel Riskesdas 2007 tingkat kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara berasal dari25 kabupatenkota atau seluruh kabupatenkota yang ada Untuk kabupatenkotapemekaran yang belum tercantum dalam laporan ini sampel yang terpilih digabungkandengan kabupatenkota induknya

23 Populasi Sampel

Populasi dalam Riskesdas 2007 adalah seluruh rumah tangga di seluruh pelosokRepublik Indonesia Sampel rumah tangga dan anggota rumah tangga dalam Riskesdas2007 identik dengan daftar sampel rumah tangga dan anggota rumah tangga Susenas2007 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa metodologi penghitungan dan carapenarikan sampel untuk Riskesdas 2007 identik pula dengan two stage sampling yangdigunakan dalam Susenas 2007 Berikut ini adalah uraian singkat cara penghitungandan cara penarikan sampel dimaksud

8

231 Penarikan Sampel Blok Sensus

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya Riskesdas menggunakan sepenuhnya sampelyang terpilih dari Susenas 2007 Dari setiap kabupatenkota diambil sejumlah bloksensus yang Persentaseonal terhadap jumlah rumah tangga di kabupatenkota tersebutKemungkinan sebuah blok sensus terpilih kedalam sampel blok sensus pada sebuahkabupatenkota bersifat Persentaseonal terhadap jumlah rumah tangga pada sebuahkabupatenkota (probability proportional to size) Bila dalam sebuah blok sensus terdapatlebih dari 150 (seratus lima puluh) rumah tangga maka dalam penarikan sampel ditingkat ini akan dibentuk sub-blok sensus Secara keseluruhan di Provinsi SumateraUtara berdasarkan sampel blok sensus dalam Susenas 2007 yang berjumlah 1054(seribu lima puluh empat) sampel blok sensus Secara Persentaseonal tiapkabupatenkota jumlah blok sensus tersebut dapat dilihat pada tabel 232

232 Penarikan Sampel Rumah Tangga

Dari setiap blok sensus terpilih kemudian dipilih 16 (enam belas) rumah tangga secaraacak sederhana (simple random sampling) yang menjadi sampel rumah tangga denganjumlah rumah tangga di blok sensus tersebut Secara keseluruhan jumlah sampelrumah tangga di 25 kabupatenkota adalah 16864 (enam belas ribu delapan ratus enampuluh empat) Tabel 232

Tabel 232Jumlah Blok Sensus dan Rumah Tangga

yang Menjadi Sampel di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kode KabupatenKotaSusenas KOR RISKESDAS

BS RT KesmasBS RT

01 Nias 44 704 44 70402 Mandailing Natal 40 640 40 640

03 Tapanuli Selatan 44 704 44 704

04 Tapanuli Tengah 38 608 38 608

05 Tapanuli Utara 40 640 40 640

06 Toba Samosir 40 640 40 640

07 Labuhan Batu 46 736 46 736

08 Asahan 48 768 48 768

09 Simalungun 46 736 46 736

10 Dairi 38 608 38 608

11 Karo 40 640 40 640

12 Deli Serdang 60 960 60 960

13 Langkat 48 768 48 768

14 Nias Selatan 42 672 42 672

15 Humbang Hasundutan 40 640 40 640

16 Pakpak barat 26 416 26 416

17 Samosir 40 640 40 640

18 Serdang Bedagai 40 640 40 640

71 Sibolga 36 576 36 576

72 Tanjung Balai 38 608 38 608

73 Pematang Siantar 38 608 38 608

74 Tebing Tinggi 38 608 38 608

75 Medan 60 960 60 960

76 Binjai 38 608 38 608

77 Padang Sidempuan 46 736 46 736

Jumlah 1054 16864 1054 16864

9

233 Penarikan Sampel Anggota Rumah Tangga

Selanjutnya seluruh anggota rumah tangga dari setiap rumah tangga yang terpilih darikedua proses penarikan sampel tersebut di atas maka diambil sebagai sampel individu

234 Penarikan Sampel Biomedis

Sampel untuk pengukuran biomedis adalah anggota rumah tangga berusia lebih dari 1(satu) tahun yang tinggal di blok sensus dengan klasifikasi perkotaan Di ProvinsiSumatera Utara terpilih sampel anggota rumah tangga berasal sebanyak 63 (enampuluh tiga) blok sensus perkotaan Kecamatan di kabupatenkota terpilih serta jumlahblok sensus dapat dilihat pada tabel 22 Khusus untuk pengukuran gula darah sampeldiambil dari anggota rumah tangga berusia lebih dari 15 tahun

Tabel 234Jumlah Sampel Biomedis

Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabKota KecamatanJmlBS

Nama RSUDLabkesda

Mandailing Natal Panyabungan1

Lab RSU Panyabungan KabMandailingNatal

Tapanuli Selatan Sipirok 1 RSUD KabTapanuli SelatanTapanuli Utara Tarutung

1RSU Swadana Tarutung JlAgus Salim No1KabTapanuli Utara

Toba Samosir Laguboti 1 RSU HKBP Balige KabToba Samosir

Labuhan Batu Bilah Hulu 1 RSUD Rantau Prapat KabLabuhan BatuAsahan Pulau Rakyat

Kisaran Barat 2RSUD HAManan Simatupang KisaranJlSisingamangaraja No310 KabAsahan

Simalungun Silimakuta 2 RSU Parapat KabSimalungunSiantar

Dairi Sidikalang 1 RSUD Sidikalang KabDairiKaro Kabanjahe 1 RSUD Kabanjahe KabKaroDeli Serdang Sibolangit 6 RSUD KabDeli Serdang

Tanjung Morawa

Deli Tua

Sunggal

Percut Sei Tuan

Langkat SalapianBabalan

2 RSUD Tanjung Pura KabLangkatHumbangHasundutan

Pakkat1

RSUD Doloksanggul KabHumbangHasundutan

Serdang Bedagai Dolok Masihul 1 RSUD KabSerdang BedagaiPerbaungan

Batu Bara Tanjung Tiram 1 -Sibolga Sibolga Utara

Sibolga Kota 6 Lab RSU DrFL Tobing Kota Sibolga

Sibolga Selatan

Sibolga Sambas

Tanjungbalai Datuk BandarDatuk Bandar Timur 5 RSU Dr T Mansyur Kota Tanjung Balai

Tanjungbalai Utara

Sei Tualang Raso

Teluk Nibung

10

Tabel 234 (lanjutan)

KabKota KecamatanJmlBS

Nama RSUDLabkesda

Pematang Siantar Siantar SelatanSiantar BaratSiantar Utara

5RSUD DrJasamen Saragih Jl Sutomo KotaPematang Siantar

Siantar Timur

Siantar Martoba

Tebing Tinggi Padang HuluRambutanPadang Hilir

6UPTD RSU Kota Tebing TinggiJlDrKumpulan Pane No226 Kota TebingTinggi

Medan Medan JohorMedan Marelan 9 RSU Pirngadi JlHMYamin Kota Medan

Medan Denai

Medan Kota

Medan Selayang

Medan Helvetia

Medan Barat

Medan Perjuangan

Medan Deli

Binjai Binjai SelatanBinjai BaratBinjai Utara

6RSU RMDjafar Jl SltHasanudin No9 KotaBinjai

Binjai Kota

Binjai Timur

Padangsidimpuan PadangsidimpuanPadangsidimpuan Utara 4

LabRSU Padang Sidempuan JlDrFLTobing No10 Kota Padang Sidimpuan

235 Penarikan Sampel Yodium

Ada 2 (dua) pengukuran yodium Pertama adalah pengukuran kadar yodium dalamgaram yang dikonsumsi rumah tangga dan kedua adalah pengukuran yodium dalamurin Pengukuran kadar yodium dalam garam dimaksudkan untuk mengetahui jumlahrumah tangga yang menggunakan garam beryodium Sedangkan pengukuran yodiumdalam urin adalah untuk menilai kemungkinan kelebihan konsumsi garam yodium padapenduduk Pengukuran kadar yodium dalam garam dilakukan dengan test cepat meng-gunakan ldquoiodinardquo dilakukan pada seluruh sampel rumah tangga

Untuk pengukuran kedua dipilih secara acak 2 Rumah Tangga yang mempunyai anakusia 6-12 tahun dari 16 RT per blok sensus di 30 kabupaten yang dapat mewakili secaranasional di Sumatera Utara sampel ini hanya diambil di Kabupaten Karo Toba Samosirdan Tapanuli Tengah

Dari rumah tangga yang terpilih sampel garam rumah tangga diambil dan juga sampelurin dari anak usia 6-12 tahun yang selanjutnya dikirim ke laboratorium UniversitasDiponegoro Balai GAKY-Magelang dan Puslitbang Gizi dan Makanan Bogor

11

24 Variabel

Berbagai pertanyaan terkait dengan kebijakan kesehatan Indonesia dioperasionalisasi-kan menjadi pertanyaan riset dan akhirnya dikembangkan menjadi variabel yangdikumpulkan dengan menggunakan berbagai cara Dalam Riskesdas 2007 terdapatvariabel yang yang dikumpulkan tersebar didalam 6 (enam) jenis kuesioner denganrincian sebagai berikut

241 Kuesioner RumahTangga (RKD07RT)

Blok I tentang pengenalan tempat (9 variabel)

Blok II tentang keterangan rumah tangga (7 variabel)

Blok III tentang keterangan pengumpul data (6 variabel)

Blok IV tentang anggota rumah tangga (12 variabel)

Blok V tentang mortalitas (10 variabel)

Blok VI tentang akses dan pemanfaatan pelayanan kesehatan (11 variabel)

Blok VII tentang sanitasi lingkungan (17 variabel)

242 Kuesioner Gizi (RKD07GIZI)

Blok VIII tentang konsumsi makanan rumah tangga 24 jam lalu

243 Kuesioner Individu (RKD07IND)

Blok IX tentang keterangan wawancara individu (4 variabel)

Blok X tentang keterangan individu dikelompokkan menjadi

Blok X-A tentang identifikasi responden (4 variabel)

Blok X-B tentang penyakit menular tidak menular dan riwayat penyakitturunan (50 variabel)

Blok X-C tentang ketanggapan pelayanan kesehatan

- Pelayanan Rawat Inap (11 variabel)

- Pelayanan Berobat Jalan (10 variabel)

Blok X-D tentang pengetahuan sikap dan perilaku untuk semua anggotarumah tangga umur ge 10 tahun (35 variabel)

Blok X-E tentang disabilitasketidakmampuan untuk semua anggotarumah tangga ge 15 tahun (23 variabel)

Blok X-F tentang kesehatan mental untuk semua anggota rumah tangga ge 15 tahun (20 variabel)

Blok X-G tentang imunisasi dan pemantauan pertumbuhan untuk semuaanggota rumah tangga berumur 0-59 bulan (11 variabel)

Blok X-H tentang kesehatan bayi (khusus untuk bayi berumur lt 12 bulan(7 variabel)

Blok X-I tentang kesehatan reproduksi ndash pertanyaan tambahan untuk 5provinsi NTT MalukuMaluku Utara Papua Barat Papua (6 variabel)

Blok XI tentang pengukuran dan pemeriksaan (14 variabel)

244 Kuesioner Autopsi Verbal Untuk Umur lt 29 Hari (RKD07AV1)

Blok I tentang pengenalan tempat (7 variabel)

Blok II tentang keterangan yang meninggal (6 variabel)

Blok III tentang karakteristik ibu neonatal (5 variabel)

Blok IVA tentang keadaan bayi ketika lahir (6 variabel)

Blok IVB tentang keadaan bayi ketika sakit (12 variabel)

Blok V tentang autopsi verbal kesehatan ibu neonatal ketika hamil danbersalin (2 variabel)

12

Blok VIA tentang bayi usia 0-28 hari termasuk lahir mati (4 variabel)

Blok VIB tentang keadaan ibu (8 variabel)

245 Kuesioner Autopsi Verbal Untuk Umur lt29 Hari - lt 5 Tahun(RKDo7AV2)

Blok I tentang pengenalan tempat (7 variabel)

Blok II tentang keterangan yang meninggal (7 variabel)

Blok III tentang autopsi verbal riwayat sakit bayibalita berumur 29 hari - lt5tahun (35 variabel)

Blok IV tentang resume riwayat sakit bayibalita (6 variabel)

246 Kuesioner autopsi verbal untuk umur 5 tahun keatas (RKD07AV3)

Blok I tentang pengenalan tempat (7 variabel)

Blok II tentang keterangan yang meninggal (7 variabel)

Blok IIIA tentang autopsi verbal untuk umur 5 tahun ke atas (44 variabel)

Blok IIIB tentang autopsi verbal untuk perempuan umur 10 tahun ke atas (4variabel)

Blok IIIC tentang autopsi verbal untuk perempuan pernah kawin umur 10-54tahun (19 variabel)

Blok IIID tentang autopsi verbal untuk laki-laki atau perempuan yang berumur15 tahun keatas (1 variabel)

Blok IV tentang resume riwayat sakit untuk umur 5 tahun ke atas (5 variabel)

Catatan

Selain keenam kuesioner tersebut di atas terdapat 2 formulir yang digunakan untukpengumpulan data tes cepat yodium garam (Form Garam) dan data yodium di dalamurin (Form Pemeriksaan Urin)

25 Alat Pengumpul Data dan Cara Pengumpulan Data

Pelaksanaan Riskesdas 2007 menggunakan berbagai alat pengumpul data danberbagai cara pengumpulan data dengan rincian sebagai berikut

a Pengumpulan data rumah tangga dilakukan dengan teknik wawancaramenggunakan Kuesioner RKD07RT

Responden untuk Kuesioner RKD07RT adalah Kepala Keluarga atau IbuRumah Tangga atau anggota rumah tangga yang dapat memberikaninformasi

Dalam Kuesioner RKD07RT terdapat verifikasi terhadap keterangananggota rumah tangga yang dapat menunjukkan sejauh mana sampelRiskesdas 2007 identik dengan sampel Susenas 2007

Informasi mengenai kejadian kematian dalam rumah tangga di recallterhitung sejak 1 Juli 2004 termasuk didalamnya kejadian bayi lahir matiInformasi lebih lanjut mengenai kematian yang terjadi dalam 12 bulansebelum wawancara dilakukan eksplorasi lebih lanjut melalui autopsi verbaldengan menggunakan kuesioner RKD07AV yang sesuai dengan umuranggota rumah tangga yang meninggal dimaksud

b Pengumpulan data individu pada berbagai kelompok umur dilakukan dengan teknikwawancara menggunakan Kuesioner RKD07IND

13

Secara umum responden untuk Kuesioner RKD07IND adalah setiapanggota rumah tangga Khusus untuk anggota rumah tangga yang berusiakurang dari 15 tahun dalam kondisi sakit atau orang tua maka wawancaradilakukan terhadap anggota rumah tangga yang menjadi pendampingnya

Anggota rumah tangga semua umur menjadi unit analisis untukpertanyaan mengenai penyakit menular penyakit tidak menular dan penyakitketurunan sebagai berikut Infeksi Saluran Pernafasan Akut PnemoniaDemam Tifoid Malaria Diare Campak Tuberkulosis Paru DemamBerdarah Dengue Hepatitis Filariasis Asma Gigi dan Mulut CederaPenyakit Jantung Penyakit Kencing Manis TumorKanker dan PenyakitKeturunan serta pengukuran berat badan tinggi badanpanjang badan

Anggota rumah tangga berumur ge 15 tahun menjadi unit analisis untukpertanyaan mengenai penyakit sendi penyakit tekanan darah tinggi strokedisabilitas kesehatan mental pengukuran tekanan darah pengukuranlingkar perut serta pengukuran lingkar lengan atas (khusus untuk wanitausia subur 15-45 tahun termasuk ibu hamil)

Anggota rumah tangga berumur ge 30 tahun menjadi unit analisis untukpertanyaan mengenai penyakit katarak

Anggota rumah tangga berumur 0-59 bulan menjadi unit analisis untukpertanyaan mengenai imunisasi dan pemantauan pertumbuhan

Anggota rumah tangga berumur ge 10 tahun menjadi unit analisis untukpertanyaan mengenai pengetahuan sikap dan perilaku terkait denganpenyakit flu burung HIVAIDS perilaku higienis penggunaan tembakaupenggunaan alkohol aktivitas fisik serta perilaku terkait dengan konsumsibuah-buahan segar dan sayur-sayuran segar

Anggota rumah tangga berumur lt 12 bulan menjadi unit analisis untukpertanyaan mengenai kesehatan bayi

Anggota rumah tangga berumur gt 5 tahun menjadi unit analisis untukpemeriksaan visus

Anggota rumah tangga berumur ge 12 tahun menjadi unit analisis untukpemeriksaan gigi permanen

Anggota rumah tangga berumur 6-12 tahun menjadi unit analisis untukpemeriksaan urin

c Pengumpulan data kematian dengan teknik autopsi verbal menggunakanKuesioner RKD07AV1 RKD07AV2 dan RKD07AV3

d Pengumpulan data biomedis berupa spesimen darah Sampel darah diambil dariseluruh anggota rumah tangga (kecuali bayi) yang menandatangani informedconsent Pengambilan darah tidak dilakukan pada anggota rumah tangga yangsakit berat riwayat perdarahan dan menggunakan obat pengencer darah secararutin

Untuk pemeriksaan kadar glukosa darah data dikumpulkan dari anggota rumahtangga berumur ge 15 tahun kecuali wanita hamil (alasan etika) Responden terpilih memperoleh pembebanan sebanyak 75 gram glukosa oral setelah puasa 10ndash14jam Khusus untuk responden yang sudah diketahui positif menderita DiabetesMellitus (berdasarkan konfirmasi dokter) maka hanya diberi pembebanan se-banyak 300 kalori (alasan medis dan etika) Pengambilan darah vena dilakukansetelah 2 jam pembebanan Darah didiamkan selama 20ndash30 menit disentrifussesegera mungkin dan kemudian dijadikan serum Serum segera diperiksa dengan

14

menggunakan alat kimia klinis otomatis Nilai rujukan (WHO 1999) yangdigunakan adalah sebagai berikut

Normal (Non DM) lt 140 mgdl

Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) 140 - lt 200 mgdl

Diabetes Mellitus (DM) gt 200 mgdl

e Pengumpulan data konsumsi garam beryodium rumah tangga untuk seluruhsampel rumah tangga Riskesdas 2007 dilakukan dengan tes cepat yodiummenggunakan ldquoiodina testrdquo

Catatan

Pelaksanaan pengumpulan data Riskesdas 2007 tidak dapat dilakukan serentak padapertengahan 2007 sehingga dalam analisis perlu beberapa penyesuaian agarkomparabilitas data dari satu periode pengumpulan data yang satu dengan periodepengumpulan data lainnya dapat terjaga dengan baik Situasi ini disebabkan olehbeberapa hal berikut ini

a Kesiapan daerah untuk berperanserta dalam pelaksanaan Riskesdas 2007 amatbervariasi sehingga pelaksanaan dari satu lokasi pengumpulan data ke lokasi lainnyamemerlukan koordinasi dan manajemen logistik yang rumit

b Kondisi geografis dari sampel blok sensus terpilih amat bervariasi Di daerahkepulauan dan daerah terpencil di seluruh wilayah Indonesia pelaksanaanpengumpulan data dalam berbagai situasi amat tergantung pada ketersediaan alattranspor ketersediaan tenaga pendamping dan ketersediaan biaya operasional yangmemadai tepat pada waktunya

c Untuk pengumpulan data biomedis perlu dilakukan pelatihan yang intensif untukpetugas pengambil spesimen dan manajemen spesimen Petugas dimaksud adalahpara analis atau petugas laboratorium dari rumah sakit atau laboratorium daerahPelatihan dilakukan oleh peneliti dari Puslitbang Biomedis dan petugas Labkesdasetempat Pelatihan dilaksanakan di tiap provinsi

26 Manajemen Data

Manajemen data Riskesdas dilaksanakan oleh tim manajemen data pusat yangmengkoordinir tim manajemen data dari Korwil I ndash IV Urutan kegiatan yang dilakukanadalah sebagai berikut

261 Editing

Editing adalah salah satu mata rantai yang secara potensial dapat menjadi the weakestlink dalam pelaksanaan pengumpulan data Riskesdas 2007 Editing mulai dilakukan olehpewawancara semenjak data diperoleh dari jawaban responden Di lapanganpewawancara bekerjasama dalam sebuah tim yang terdiri dari 3 pewawancara dan 1Ketua Tim Ketua tim Pewawancara sangat kritikal dalam proses editing Ketua TimPewawancara harus dapat membagi waktu untuk tugas pengumpulan data dan editingsegera setelah selesai pengumpulan data pada setiap blok sensus Fokus perhatianKetua Tim Pewawancara adalah kelengkapan dan konsistensi jawaban responden darisetiap kuesioner yang masuk Kegiatan ini seyogyanya dilaksanakan segera setelahdiserahkan oleh pewawancara Ketua Tim Pewawancara harus mengkonsultasikanseluruh masalah editing yang dihadapinya kepada Penanggung Jawab Teknis (PJT)Kabupaten danatau Penangung Jawab Teknis (PJT) Provinsi

15

PJT Kabupaten dan PJT Provinsi melakukan supervisi pelaksanaan pengumpulan datamemeriksa kuesioner yang telah diisi serta membantu memecahkan masalah yangtimbul di lapangan dan juga melakukan editing

262 Entry

Tim manajemen data yang bertanggungjawab untuk entry data harus mempunyai danmau memberikan ekstra energi berkonsentrasi ketika memindahkan data dari kuesionerformulir kedalam bentuk digital Buku kode disiapkan dan digunakan sebagai acuan bilamenjumpai masalah entry data Kuesioner Riskesdas 2007 mengandung pertanyaanuntuk berbagai responden dengan kelompok umur yang berbeda Kuesioner yang samajuga banyak mengandung skip questions yang secara teknis memerlukan ketelitianpetugas entry data untuk menjaga konsistensi dari satu blok pertanyaan ke blokpertanyaan berikutnya

Petugas entry data Riskesdas merupakan bagian dari tim manajemen data yang harusmemahami kuesioner Riskesdas dan program data base yang digunakannya Prasyaratpengetahuan dan keterampilan ini menjadi penting untuk menekan kesalahan entryHasil pelaksanaan entry data ini menjadi bagian yang penting bagi petugas manajemendata yang bertanggungjawab untuk melakukan cleaning dan analisis data

263 Cleaning

Tahapan cleaning dalam manajemen data merupakan proses yang amat menentukankualitas hasil Riskesdas 2007 Tim Manajemen Data menyediakan pedoman khususuntuk melakukan cleaning data Riskesdas Perlakuan terhadap missing values noresponses outliers amat menentukan akurasi dan presisi dari estimasi yang dihasilkanRiskesdas 2007 Petugas cleaning data harus melaporkan keseluruhan proses per-lakuan cleaning kepada penanggung jawab analisis Riskesdas agar diketahui jumlahsampel terakhir yang digunakan untuk kepentingan analisis Besaran numerator dandenominator dari suatu estimasi yang mengalami proses data cleaning merupakanbagian dari laporan hasil Riskesdas 2007 Bila pada suatu saat data Riskesdas 2007dapat diakses oleh publik maka informasi mengenai imputasi (proses data cleaning)dapat meredam munculnya pertanyaan-pertanyaan mengenai kualitas data

16

27 Pengorgasisasian Pengumpulan Data

Pengumpulan data Riskesdas 2007 di Provinsi Sumatera Utara di bawah KoordinasiWilayah I (Puslitbang Ekologi amp Status Kesehatan sebagai penanggung-jawab) yangkemudian dibentuk Tim di tingkat provinsi dan kabupatenkota yang melibatkan sektorterkait Adapun susunan Penanggung Jawab Teknis Riskesdas 2007 di ProvinsiSumatera Utara adalah sebagai berikut

PJT Provinsi Joko Irianto SKM MKesWakil PJT Dr Dina Bisara L MAPJT Kabupaten

No Nama KabupatenKota Instansi

12345678910111213141516171819202122232425

Ning S SKM MKesMahdiah DCN MKesYusrawati Hasibuan MKesEfendi SNainggolan MKesIda SKMDrs Sahat ManaluMuhammad Tarmidzi MKesDR Riris NainggolanSabar Sihotang MSiTetty Herta DS STP MKMDra MardianaRini Andarwati MKesDra Sunanti ZIr Abdul Wahab MKesEfendi Sianturi MKesOster Suryani SKMAsnita B Simaremare MKesDra MegawatiMKesRA Wigati MKesChoiriah Lubis MKesDr LamriaRiyanto Suprawihadi MKesDian P SKMTH Teddy BS MKesEndang Susilawati MKes

NiasNias SelatanMandailing NatalTapanuli SelatanPadang SidempuanTapanuli TengahSibolgaTapanuli UtaraToba SamosirHumbang HasundutanSamosirLabuhan BatuAsahanTanjung BalaiPapak BaratDairiKaroDeli SerdangLangkatSerdang BedagaiMedanBinjaiPematang SiantarTebing TinggiSimalungun

P3ESKPoltekesPoltekesPoltekesP3ESKP3ESK

PoltekesP3ESK

PoltekesPoltekesP3ESK

PoltekesP3ESK

PoltekesPoltekesP3ESK

PoltekesPoltekesP3ESK

PoltekesP3ESK

PoltekesP3ESK

PoltekesPoltekes

271 Pelatihan Surveyor

Seluruh penanggung jawab teknis kabupatenkota di bawah koordinasi penanggungjawab teknis provinsi dan wakilnya menjadi pelatih pada pelatihan surveyor yangdilaksanakan di Training Center (TC) di Sumatera Utara untuk kabupatenkota dibagimenjadi delapan TC Kabupaten yang menjadi tempat TC tersebut adalah sebagaiberikut

17

Tabel 271Tempat Traning Center di Provinsi Sumatera Utara

No Tempat TC KabupatenKota1 Medan Kota Medan

Kota LangkatKota BinjaiKabupaten Deli Serdang

2 Pematang Siantar Kota Pematang SiantarKabupaten SimalungunKabupaten Serdang Bedagai

3 Dairi Kabupaten DairiKabupaten Pakpak BharatKabupaten Karo

4 Asahan Kabupaten AsahanKabupaten Labuhan BatuKabupaten Tanjung Balai

5 SamosirParapat Kabupaten Tapanuli UtaraKabupaten SamosirKabupaten Toba SamosirKabupaten Hambang Hasundutan

6 Sibolga Kota SibolgaKabupaten Tapanuli Tengah

7 Padang Sidempuan Kabupaten Tapanuli SelatanKabupaten Mandailing Natal

8 Gunung Sitoli Kabupaten NiasKabupaten Nias Selatan

272 Pengumpulan Data di Lapangan

Tahap yang paling penting adalah pengumpulan data di tiap kabupatenkota Biasanyapengumpulan data diawali dengan pembekalan singkat oleh penanggung jawab teknisdan penanggung jawab operasional kabupatenkota yang bersangkutan dirumuskanstrategi pengumpulan data yang digunakan dilakukan pembagian wilayah barukemudian pengumpulan data dilaksanakan Beberapa kabupatenkota ada yangmenyelenggarakan rdquopelepasan surveyorrdquo oleh Bapak BupatiWalikota setempat

Pengumpulan data tidak bisa serentak dilakukan karena

Kesiapan daerah juga bervariasi seingga pelaksanaan kabupatenkota tidak sama

Kondisi geografis sampel terpilih Di daerah kepulauan dan terpencil memerlukantambahan transport daerah sulit yang cairnya belakangan sehingga pengumpulandata juga terlambat

273 Menjaga Kualitas Data

Dalam Riskesdas diupayakan penjagaan kualitas data sebagai berikut

1 Pelatihan surveyor berjenjang (dari MOT TOT sampai training)

2 Ada video wawancara dan video pengukuran

3 Ada praktek lapangan

4 Ketua tim bertugas memeriksa kelengkapan pengisian kuesioner

5 Editing dilakukan oleh peneliti

6 Entry data dilakukan oleh tenaga terlatih

7 Cleaning data dilakukan oleh tim manajemen data yang berpengalaman

8 Imputasi data dilakukan oleh peneliti terlatih

9 Validasi data ke lapangan

18

28 Keterbatasan Riskesdas

Riskesdas merupakan riset berbasis komunitas dengan skala besar dan dilaksanakansecara swakelola Sebagai pengalaman pertama tentu ada beberapa kelemahan ataukekurangan yang masih terjadi meski sudah diupayakan sebaik mungkin

Beberapa keterbatasan Riskesdas adalah sebagai berikut

1 Meski Riskesdas dirancang untuk keterwakilan sampai tingkat kabupatenkota tetapitidak semua informasi bisa mewakili kabupatenkota terutama kejadian-kejadianyang jarang hanya bisa mewakili tingkat provinsi atau bahkan hanya tingkat nasional

2 Khusus untuk data biomedis keterwakilan hanya di tingkat perkotaan nasional

29 Analisis Data

Sampel Riskesdas diperoleh dari two stage sampling design yang memerlukanperlakuan khusus dalam pengolahannya Dalam analisis ini menggunakan paketperangkat lunak statistik konvensional seperti SPSS Aplikasi statistik yang tersediadidalam SPPS untuk mengolah dan menganalisis data seperti Riskesdas 2007 adalahSPSS Complex Samples Aplikasi statistik ini memungkinkan penggunaan two stagesampling design seperti yang diimplementasikan di dalam Susenas 2007 Denganpenggunaan SPSS Complex Sample dalam pengolahan dan analisis data Riskesdas2007 maka validitas hasil analisis data dapat dioptimalkan Pengolahan dan hasilanalisis data dipresentasikan pada Bab Hasil Riskesdas

19

BAB 3 HASIL RISKESDAS

31 Gambaran Umum

311 Profil Provinsi Sumatera Utara

Provinsi Sumatera Utara terletak pada 1deg - 4deg Lintang Utara dan 98deg - 100deg Bujur Timuryang pada tahun 2004 memiliki 18 Kabupaten dan 7 kota dan terdiri dari 328kecamatan secara keseluruhan Provinsi Sumatera Utara mempunyai 5086 desa dan382 kelurahan Luas daratan Provinsi Sumatera Utara 71680 km 2

Gambar 311Peta Wilayah KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara

Riskesdas 2007

20

Hasil perkebunan di Provinsi Sumatera Utara hingga kini menjadi primadonaperekonomian Perkebunan tersebut dikelola oleh perusahaan swasta maupun negaraSumatera Utara menghasilkan karet coklat teh kelapa sawit kopi cengkeh kelapakayu manis dan tembakau Perkebunan tersebut tersebar di Deli Serdang LangkatSimalungun Asahan Labuhan Batu dan Tapanuli Selatan

Selain komoditas perkebunan Sumatera Utara juga dikenal sebagai penghasilkomoditas holtikultura (sayur-mayur dan buah-buahan) misalnya Jeruk Medan JambuDeli Sayur Kol Tomat Kentang dan Wortel yang dihasilkan oleh Kabupaten KaroSimalungun dan Tapanuli Utara

Sumatera Utara merupakan provinsi yang keempat terbesar jumlah penduduknya diIndonesia setelah Jawa Barat Jawa Timur dan Jawa Tengah Menurut hasilpencacahan lengkap Sensus Penduduk (SP) 1990 penduduk Sumatera Utara padatanggal 31 Oktober 1990 (hari sensus) berjumlah 1081 juta jiwa dan pada tahun 2002jumlah penduduk Sumatera Utara diperkirakan sebesar 1185 juta jiwa Kepadatanpenduduk Sumatera Utara tahun 1990 adalah 143 jiwa per km 2 dan tahun 2002meningkat menjadi 165 jiwa per km 2 sedangkan laju pertumbuhan penduduk SumateraUtara selama kurun waktu tahun 1990-2000 adalah 120 persen per tahun

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Sumatera Utara setiap tahunnya tampakberfluktuasi Pada tahun 2000 TPAK di daerah ini sebesar 5734 persen tahun 2001naik menjadi 5770 persen tahun 2002 naik lagi menjadi 6945 persen

Indikator pembangunan bidang kependudukan Provinsi Sumatera Utara adalah sebagaiberikut

Tabel 311Indikator Kependudukan yang Ingin Dicapai

di Provinsi Sumatera Utara

312 Respon Rate

Pengumpulan data Riskesdas 2007 di Provinsi Sumatera Utara direncanakan dari 1054blok sensus tetapi setelah dilakukan kunjungan ke rumah-tangga ada 1045 blok sensus(992 ) atau lebih tinggi dari pencapaian nasional (988) Sedangkan pencapaiankunjungan ke rumah-tangga di Provinsi Sumatera Utara mencapai 972 danpencapaian wawancara ke individu mencapai 929 jauh lebih tinggi pencapaiantinggkat nasional yang mencapai 858 Tabel 3121 dan Tabel 3122

21

Tabel 3121Respon Rate Sampel Rumah Tangga

Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKotaRiskesdas Susenas Riskesdas

SusenasN N

Nias 700 028 704 026 994

Mandailing Natal 626 025 640 024 978

Tapanuli Selatan 698 028 704 026 991

Tapanuli Tengah 593 024 608 023 975

Tapanuli Utara 631 025 640 024 986

Toba Samosir 637 026 640 024 995

Labuhan Batu 725 029 736 028 985

Asahan 765 031 768 029 996

Simalungun 725 029 736 028 985

Dairi 566 023 608 023 931

Karo 637 026 640 024 995Deli Serdang 928 037 960 036 967

Langkat 764 031 768 029 995

Nias Selatan 568 023 669 025 849

Humbang Hasundutan 639 026 640 024 998

Pakpak Bharat 407 016 416 016 978

Samosir 639 026 640 024 998

Serdang Bedagai 608 025 640 024 950

Kota Sibolga 556 022 576 022 965

Kota Tanjung Balai 575 023 608 023 946

Kota Pematang Siantar 582 023 608 023 957

Kota Tebing Tinggi 600 024 608 023 987

Kota Medan 878 035 960 036 915

Kota Binjai 605 024 608 023 995

Kota Padang Sidempuan 734 030 736 028 997

Sumatera Utara 972

22

Tabel 3122Respon Rate Sampel Individu Menurut Kabupatenkota

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKotaRiskesdas Susenas Riskesdas

SusenasN N

Nias 3779 041 3855 035 980

Mandailing Natal 2667 029 2772 025 962

Tapanuli Selatan 2915 031 3023 028 964

Tapanuli Tengah 2676 029 2845 026 941

Tapanuli Utara 2641 028 2760 025 957

Toba Samosir 2516 027 2610 024 964

Labuhan Batu 3351 036 3424 031 979

Asahan 3225 035 3428 032 941

Simalungun 2842 030 2932 027 969

Dairi 2188 023 2520 023 868

Karo 2266 024 2352 022 963

Deli Serdang 3891 042 4218 039 922

Langkat 2754 030 3186 029 864

Nias Selatan 2573 028 3429 032 750

Humbang Hasundutan 2764 030 2880 026 960

Pakpak Bharat 1703 018 1876 017 908

Samosir 2591 028 2737 025 947

Serdang Bedagai 2432 026 2628 024 925

Kota Sibolga 2459 026 2746 025 895

Kota Tanjung Balai 2598 028 2877 026 903

Kota Pematang Siantar 2321 025 2576 024 901

Kota Tebing Tinggi 2459 026 2582 024 952

Kota Medan 3859 041 4391 040 879

Kota Binjai 2541 027 2653 024 958

Kota Padang Sidempuan 3245 035 3348 031 969

Sumatera Utara 929

23

32 Status Gizi

321 Status Gizi Balita

Status gizi balita diukur berdasarkan umur berat badan (BB) dan tinggi badan (TB)Berat badan anak ditimbang dengan timbangan digital yang memiliki presisi 01 kgpanjang badan diukur dengan length-board dengan presisi 01 cm dan tinggi badandiukur dengan menggunakan microtoise dengan presisi 01 cm Variabel BB dan TBanak ini disajikan dalam bentuk tiga indikator antropometri yaitu berat badan menurutumur (BBU) tinggi badan menurut umur (TBU) dan berat badan menurut tinggi badan(BBTB) Untuk menilai status gizi anak maka angka berat badan dan tinggi badansetiap balita dikonversikan ke dalam bentuk nilai terstandar (Z-score) denganmenggunakan baku antropometri WHO 2006 Selanjutnya berdasarkan nilai Z-scoremasing-masing indikator tersebut ditentukan status gizi balita dengan batasan sebagaiberikut

a Berdasarkan indikator BBU

Kategori Gizi Buruk Z-score lt -30

Kategori Gizi Kurang Z-score gt=-30 sd Z-score lt-20

Kategori Gizi Baik Z-score gt=-20 sd Z-score lt=20

Kategori Gizi Lebih Z-score gt20

b Berdasarkan indikator TBU

Kategori Sangat Pendek Z-score lt -30

Kategori Pendek Z-score gt=-30 sd Z-score lt-20

Kategori Normal Z-score gt=-20

c Berdasarkan indikator BBTB

Kategori Sangat Kurus Z-score lt -30

Kategori Kurus Z-score gt=-30 sd Z-score lt-20

Kategori Normal Z-score gt=-20 sd Z-score lt=20

Kategori Gemuk Z-score gt20

Perhitungan angka prevalensi

Prevalensi gizi buruk = (Jumlah balita gizi burukjumlah seluruh balita) x 100

Prevalensi gizi kurang = (Jumlah balita gizi kurangjumlah seluruh balita) x 100

Prevalensi gizi baik = (Jumlah balita gizi baikjumlah seluruh balita) x 100

Prevalensi gizi lebih = (Jumlah balita gizi lebihjumlah seluruh balita) x 100

Data tentang status gizi balita dikumpulkan dari hasil penimbangan berat badandanpengukuran tinggi badan Anak dimaksud adalah anak umur 0 ndash 59 bulan ketikasurvei dilakukan Pada perhitungan status gizi anak balita dilakukan denganmembandingkan antara berat badan dengan umur serta berat badan dengan tinggibadan Adapun kriteria yang digunakan untuk mengkategorikan status gizi yaitu dengankriteria yang dianjurkan oleh WHO Anak balita yang berada pada kategori kurus dansangat kurus berat badan rendah dan sangat rendah serta pendek dan sangat pendekmerupakan anak balita yang harus mendapat prioritas penanganan dalam perbaikangizi

Target program perbaikan gizi nasional tahun 2015 adalah mencapai prevalensi gizikurang + buruk (BBU) 20 untuk target MDG tahun 2015 adalah prevalensi gizikurang + buruk (BBU) 185 Untuk balita pendek + sangat pendek (TBU) jikaprevalensinya masih 20 atau lebih maka dapat dikatakan di kabupaten tersebutmasalah balita pendek masih tinggi

24

Indikator BBTB menggambarkan status gizi yang sifatnya akut sebagai akibat darikeadaan yang berlangsung dalam waktu yang pendek seperti menurunnya nafsu makanakibat sakit atau karena menderita diare Dalam keadaan demikian berat badan anakakan cepat turun sehingga tidak Persentaseonal lagi dengan tinggi badannya dan anakmenjadi kurus

Di samping mengindikasikan masalah gizi yang bersifat akut indikator BBTB juga dapatdigunakan sebagai indikator kegemukan Dalam hal ini berat badan anak melebihiPersentase normal terhadap tinggi badannya Kegemukan ini dapat terjadi sebagaiakibat dari pola makan yang kurang baik (berlebihan) atau juga karena keturunanMasalah ke-kurus-an dan ke-gemuk-an pada usia dini dapat berakibat pada rentannyaterhadap berbagai penyakit degenerative pada usia dewasa (Teori Barker)

Salah satu indikator untuk menentukan anak yang harus dirawat dalam manajemen giziburuk adalah indikator sangat kurus yaitu anak dengan nilai Z_Score lt -30 SD

Dalam diskusi selanjutnya akan digunakan masalah kekurusan untuk gabungankategori sangat kurus dan kurus Besarnya masalah kekurusan pada balita yang masihmerupakan masalah kesehatan masyarakat (public health problem) adalah jikaprevalensi kekurusan gt 5 Masalah kesehatan masyarakat sudah dianggap serius bilaprevalensi kekurusan antara 101 - 150 dan dianggap kritis bila prevalensikekurusan sudah di atas 150 (UNHCR)

Prevalensi status gizi anak balita di Sumatera Utara menurut BBU anak balita dengangizi buruk dan sangat buruk masih ada sebanyak 227 persen menurut TBU jumlahyang sangat pendek dan pendek ada sebanyak 431 persen sedangkan menurut BBTBjumlah yang dikategorikan sangat kurus dan kurus masih ada sebanyak 17 persen Adaenam kabupaten dan satu kota yang diukur dengan tiga ukuran status gizi tersebutselalu berada di bawah standar yaitu Kabupaten Tapanuli Selatan Tapanuli TengahSimalungun Humbang Hasundutan Serdang Bedagai dan Kota Sibolga

Menurut karakteristik responden anak balita yang harus mendapat prioritas penanganandalam perbaikan gizi terutama pada responden yang memiliki bayi umur di bawah satutahun tempat tinggal di desa dan tingkat ekonomi pada kuintil pertama (kategoriekonomi paling rendah)

Secara rinci status gizi anak balita di Sumatera Utara menurut kabupatenkota dankarakteristik responden dapat di lihat pada tabel 3211 hingga tabel 32143

3211 Status Gizi Balita Menurut BBU

Status gizi anak balita menurut berat badan terhadap tinggi badan (BBU) yangdikategorikan gizi buruk menurut kabupatenkota berkisar antara 23 - 195Prevalensi tertinggi di Kabupaten Tapanuli Utara dan terendah di Kabupaten KaroSedangkan yang tergolong gizi kurang prevalensinya berkisar antara 72 yaituKabupaten Samosir dan tertinggi di Kabupaten Nias 211 Ada delapan kabupatenkota yang mempunyai prevalensi gizi buruk dan kurang sudah di bawah 20 persen yaituKabupaten Toba Samosir Dairi Karo Langkat Samosir dan Kota Pematang SiantarMedan dan Padang Sidempuan

Sedangkan prevalensi anak balita gizi lebih tiap kabupatenkota masih berada di bawah10 persen Namun Kota Medan dan Kabupaten Langkat sudah perlu waspadamengingat prevalensi anak balita yang mempunyai gizi lebih sudah mendekati 10persen

25

Tabel 3211Prevalensi Balita menurut Status Gizi (BBU) dan KabupatenKota

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota Kategori Status Gizi BBU

Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Baikbaik

Gizi LebihlebihNias 162 211 606 21

Mandailing Natal 101 160 701 38Tapanuli Selatan 143 130 669 58Tapanuli Tengah 111 167 699 23Tapanuli Utara 195 188 597 21Toba Samosir 37 91 836 37Labuhan Batu 104 123 694 79Asahan 72 190 720 17Simalungun 133 130 708 29Dairi 51 143 780 26Karo 23 127 835 15Deli Serdang 61 168 750 21Langkat 38 76 803 83Nias Selatan 139 181 672 8Humbang Hasundutan 168 133 637 62

Pakpak Bharat 140 105 708 47Samosir 43 72 859 26Serdang Bedagai 106 155 691 48Kota Sibolga 177 151 623 49Kota Tanjung Balai 62 200 711 27Kota Pematang Siantar 24 122 845 8Kota Tebing Tinggi 51 177 746 26Kota Medan 44 126 745 85Kota Binjai 100 158 700 42Kota Padang Sidempuan 32 95 853 19

Sumatera Utara 84 143 727 45) BBU = berat badan menurut umur

Grafik 3211Prevalensi Balita menurut Status Gizi (BBU)di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

26

3212 Status Gizi Balita Menurut TBU

Status gizi anak balita menurut tinggi badan terhadap umur (TBU) yang dikategorikansangat pendek menurut kabupatenkota berkisar antara 128 - 454 prevalensitertinggi di Kabupaten Tapanuli Utara dan terendah di Kota Pematang SiantarSedangkan yang tergolong pendek prevalensinya berkisar antara 96 di KabupatenTapanuli Selatan dan tertinggi di Kabupaten Nias Selatan 293 Jika prevalensi sangatpendek dan pendek dijumlahkan maka hanya terdapat 5 kabupatenkota yangmempunyai prevalensi kependekan lebih rendah dari angka nasional yaitu TapanuliSelatan Samosir Kota Pematang Siantar Kota Tebing Tinggi dan Kota PadangSidempuan

Kota Pematang Siantar selain prevalensi anak balita yang sangat pendeknya rendahjuga kedua tertinggi (699) untuk anak balita yang tingginya normal terbanyak padaKabupaten Tapanuli Selatan (71)

Tabel 3212Prevalensi Balita menurut Status Gizi (TBU) dan KabupatenKota

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKotaKategori status gizi TBU

Sangat pendek Pendek Normal

Nias 309 196 495Mandailing Natal 357 184 459Tapanuli Selatan 193 96 711Tapanuli Tengah 217 201 582Tapanuli Utara 454 157 388Toba Samosir 198 196 606Labuhan Batu 301 169 530Asahan 193 206 602Simalungun 267 162 571Dairi 325 234 442Karo 218 232 550Deli Serdang 215 184 601Langkat 315 152 533Nias Selatan 378 293 329Humbang Hasundutan 338 135 526Pakpak Bharat 408 138 454Samosir 187 161 652Serdang Bedagai 299 97 604Kota Sibolga 306 159 536Kota Tanjung Balai 216 221 563Kota Pematang Siantar 128 173 699Kota Tebing Tinggi 141 212 646Kota Medan 220 196 584Kota Binjai 201 169 630Kota Padang Sidempuan 164 164 672

Sumatera Utara 252 179 569) TBU = Tinggi badan menurut umur

27

3213 Status Gizi Balita Menurut BBTB

Sedangkan status gizi anak balita di Sumatera Utara dalam berat badan terhadap umur(BBTB) menurut kabupatenkota dikategorikan sangat kurus kurus normal dan gemukPrevalensi tertinggi untuk kategori sangat kurus adalah Kabupaten Tapanuli Selatan danterendah di Karo Sedangkan yang tergolong kurus prevalensinya berkisar antara 37 -138

Dalam diskusi selanjutnya digunakan masalah kekurusan untuk gabungan kategorisangat kurus dan kurus Besarnya masalah kekurusan pada balita yang masihmerupakan masalah kesehatan masyarakat (public health problem) adalah jikaprevalensi kekurusan gt 5 Masalah kesehatan masyarakat sudah dianggap serius bilaprevalensi kekurusan antara 101 - 150 dan dianggap kritis bila prevalensikekurusan sudah di atas 150 (UNHCR)

Prevalensi kekurusan di Provinsi Sumatera Utara ialah 17 Terdapat 9 kabupatenkotayang prevalensinya berada di bawah 151 yaitu Kabupaten Mandailing Natal TobaSamosir Dairi Deli Serdang Nias Selatan Pakpak Bharat Kota Tanjung Balai KotaTebing Tinggi dan Kota Medan Hanya 1 kabupaten yang prevalensinya kurang dari101 yaitu Karo

Tabel 3213Prevalensi Balita menurut Status Gizi (BBTB) dan KabupatenKota

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaKategori Status Gizi BBTB

Sangat kurus Kurus Normal GemukNias 76 105 703 116Mandailing Natal 76 67 663 194Tapanuli Selatan 180 138 499 183Tapanuli Tengah 144 89 640 127Tapanuli Utara 91 69 618 221Toba Samosir 64 61 735 139Labuhan Batu 99 68 572 261Asahan 89 95 686 130Simalungun 124 104 586 187Dairi 55 48 743 154Karo 41 37 784 138Deli Serdang 52 73 770 106Langkat 118 80 489 313Nias Selatan 67 59 648 226Humbang Hasundutan 117 96 585 202Pakpak Bharat 89 61 653 197Samosir 75 103 680 143Serdang Bedagai 166 93 559 183Kota Sibolga 125 102 574 199Kota Tanjung Balai 45 74 785 96Kota Pematang Siantar 96 79 755 70Kota Tebing Tinggi 53 97 793 57Kota Medan 83 65 715 137Kota Binjai 89 69 684 158Kota Padang Sidempuan 104 77 758 61

Sumatera Utara 91 79 668 162) BBTB = Berat badan menurut tinggi badan

28

3214 Status Gizi Balita Menurut Karakteristik Responden

Prevalensi status gizi anak balita menurut (BBU) yang dikategorikan gizi buruk gizikurang menurut karakteristik responden di Sumatera Utara menunjukkan bahwa

1 Ditinjau dari kelompok umur maka terlihat bahwa prevalensi balita gizi kurang +buruk di Provinsi Sumatera Utara masih tinggi pada tiap kelompok umur kecualipada kelompok umur 6 - 11 bulan

2 Menurut jenis kelamin tidak terlihat perbedaan berarti antara masalah gizi kurang +buruk pada balita laki-laki dan balita perempuan di mana keduanya mempunyaimasalah status gizi yang sama

3 Tidak ada perbedaan masalah status gizi berdasarkan pendidikan kepala keluarga(KK) terlihat bahwa tingkat pendidikan KK prevalensi balita gizi kurang + burukmasih tinggi (di atas 20)

4 Pada keluarga dengan KK memiliki pekerjaan tetap ABRIPolriPNS BUMNSwasta)ditemukan lebih banyak balita yang memiliki status gizi baik dibanding dengan jenispekerjaan lainnya

5 Menurut tempat tinggal di perdesaan jumlah balita yang gizi kurang + buruk lebihbanyak daripada di perkotaan sebaliknya di perkotaan jumlah balita yang gizi lebihlebih banyak daripada di pedesaan

6 Dilihat dari pendapatan keluarga per kapita per bulan maka jumlah balita yang gizikurang + buruk meningkat seiring dengan menurunnya pengeluaran perkapita ataudengan kata lain semakin rendah kuintil pendapat keluarga semakin banyak jumlahbalita yang gizi kurang + buruk Sebaliknya semakin tinggi kuintil semakin banyakjumlah balita yang berstatus gizi lebih

29

Tabel 32141Prevalensi Balita Menurut Status Gizi BBU

dan Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikKategori Status Gizi BBU

GiziBuruk

GiziKurang

GiziBaik

GiziLebih

Kelompok umur (bulan)

0 - 5 113 101 711 76

6 -11 81 99 777 42

12-23 74 124 752 50

24-35 79 162 709 50

36-47 86 150 724 41

48-60 88 160 715 37

Jenis kelamin

Laki-laki 95 145 720 40

Perempuan 74 141 734 50

Pendidikan KK

Tdk tamat SD amp Tdk sekolah 106 153 707 35

Tamat SD 97 171 687 45

Tamal SLTP 84 151 722 44

Tamat SLTA 79 121 751 49

Tamat PT 86 143 725 46

Pekerjaan Utama KK

Tdk kerjasekolahibu RT 76 177 726 21

TNIPolriPNSBUMN 74 95 787 44

Pegawai Swasta 46 132 761 62

Wiraswastadagangjasa 59 135 750 55

Petaninelayan 114 152 693 41

Buruh amp lainnya 95 159 711 35

Tempat tinggal

Kota 60 139 749 52

Desa 102 147 711 40

Tingkat pengeluaran per kapita

Kuintil 1 97 166 705 32

Kuintil 2 82 146 733 39

Kuintil 3 74 132 746 47

Kuintil 4 90 136 714 60

Kuintil 5 71 122 749 59

Responden status gizi anak balita menurut tinggi badan terhadap umur (TBU) menurutkelompok umur tempat tinggal jenis kelamin pendidikan pekerjaan dan tingkatpengeluaran perkapita prevalensi anak balita yang pendek + sangat pendek di atas 20persen

Menurut tempat tinggal menunjukkan bahwa status gizi kategori TBU di perkotaan lebihbaik dibanding di perdesaan dan menurut tingkat pendidikan semakin tinggi pendidikansemakin baik status gizi kategori TBU tersebut

30

Tabel 32142Prevalensi Balita Menurut Status Gizi TBU

dan Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikKategori status gizi TBU

Sangat Pendek Pendek Normal

Kelompok umur (bulan)0 - 5 210 164 6266 -11 275 94 631

12-23 262 158 581

24-35 267 220 51336-47 291 187 522

48-60 226 187 587Jenis kelamin

Laki-laki 264 177 559

Perempuan 240 181 578Pendidikan KK

Tdk tamat SD amp Tdk sekolah 287 181 532Tamat SD 283 196 521

Tamal SLTP 255 177 568Tamat SLTA 234 168 598

Tamat PT 174 163 662Pekerjaan Utama KK

Tdk kerjasekolahibu RT 272 184 544

TNIPolriPNSBUMN 211 177 612Pegawai Swasta 244 180 576

Wiraswastadagangjasa 220 180 601

Petaninelayan 289 163 548Buruh amp lainnya 244 209 546

Tempat tinggalKota 227 192 581

Desa 271 169 559Tingkat pengeluaran per kapita

Kuintil 1 256 185 558

Kuintil 2 261 183 555Kuintil 3 244 169 586

Kuintil 4 265 178 558Kuintil 5 224 175 600

Status gizi kategori BBTB menurut kelompok umur tempat tinggal jenis kelaminpendidikan pekerjaan dan tingkat ekonomi per kapita sebagai berikut

1 Prevalensi balita kurus+sangat kurus cenderung menurun bersamaan denganbertambahnya umur anak Hal yang sama juga ditemukan pada prevalensi balitayang berat badannya normal Semakin bertambah umur semakin banyak balita yangberat badannya normal

2 Tidak terlihat perbedaan prevalensi balita kurus+sangat kurus yang berarti antarabalita laki-laki dan balita perempuan

3 Menurut tingkat pendidikan KK terlihat tidak ada pola hubungan prevalensi balitakurus+sangat kurus Demikian pula halnya antara pekerjaan utama KK

4 Ditemukan perbedaan prevalensi balita kurus+sangat kurus berdasarkankarakteristik tempat tinggal di daerah perdesaan prevalensi balita kurus+sangatkurus cenderung lebih tinggi dari di perkotaan

5 Dalam kaitannya dengan kuintil pengeluaran keluarga per kapita per bulan terlihathubungan yang jelas dengan prevalensi balita gemuk di mana prevalensi balitagemuk semakin tinggi dengan meningkatnya kuintil pengeluaran keluarga perkapita

31

Tabel 32143Prevalensi Balita menurut Status Gizi BBTB

dan Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik Kategori Status Gizi BBTBSangat Kurus Normal Gemuk

Kelompok umur (bulan)

0 - 5 117 92 586 205

6 -11 126 104 581 188

12-23 98 76 678 148

24-35 102 83 673 143

36-47 77 78 673 172

48-60 77 71 693 159

Jenis kelamin

Laki-laki 96 84 664 157

Perempuan 87 74 671 167

Pendidikan KK

Tdk tamat SD amp Tdk sekolah 91 88 663 158

Tamat SD 63 84 678 175

Tamal SLTP 103 75 657 165

Tamat SLTA 102 78 662 158

Tamat PT 104 78 652 166

Pekerjaan Utama KK

Tdk kerjasekolahibu RT 134 83 647 136

TNIPolriPNSBUMN 54 80 664 202

Pegawai Swasta 101 91 635 173

Wiraswastadagangjasa84 73 691 152

Petaninelayan 103 84 634 178

Buruh amp lainnya 91 73 700 136

Tempat tinggal

Kota 76 73 711 140

Desa 103 84 635 178

Tingkat pengeluaran per kapita

Kuintil 1 105 82 669 144

Kuintil 2 82 82 695 141

Kuintil 3 98 69 684 149

Kuintil 4 83 78 641 197

Kuintil 5 83 82 624 211

32

Tabel 32144 di bawah ini menyajikan gabungan prevalensi balita menurut ke tigaindikator status gizi yang digunakan yaitu BBU (Gizi Buruk dan Kurang) TBU(kependekan) BBTB (kekurusan) Indikator TBU memberikan gambaran masalah giziyang sifatnya kronis dan BBTB memberikan gambaran masalah gizi yang sifatnya akut

Tabel 32144Prevalensi Balita menurut Tiga Indikator Status Gizi

dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKotaBBU

Bur-Kur

TBU Kronis

(Kependekan)

BBTBAkut

Akut Kronis

(Kekurusan)Nias 383 505 181 radic radicMandailing Natal 261 541 143 radic radicTapanuli Selatan 273 289 318 radicTapanuli Tengah 278 418 233 radic radicTapanuli Utara 383 611 160 radic radicToba Samosir 128 394 125 radic radicLabuhan Batu 227 470 167 radic radicAsahan 262 399 184 radic radicSimalungun 263 429 228 radic radicDairi 194 559 103 radic radicKaro 150 450 78 radicDeli Serdang 229 399 125 radic radicLangkat 114 467 198 radic radicNias Selatan 320 671 126 radic radicHumbang Hasundutan 301 473 213 radic radicPakpak Bharat 245 546 150 radic radicSamosir 115 348 178 radicSerdang Bedagai 261 396 259 radic radicKota Sibolga 328 465 227 radic radicKota Tanjung Balai 262 437 119 radic radicKota Pematang Siantar 146 301 175 radicKota Tebing Tinggi 228 353 150 radicKota Medan 170 416 148 radic radicKota Binjai 258 370 158 radic radicKota Padang Sidempuan 127 328 181 radic

Sumatera Utara 227 431 170

Permasalahan gizi akut adalah apabila BBTB gt10 (UNHCR)Permasalahan gizi kronis adalah apabila TBU di atas prevalensi nasional (368)

Hampir semua kabupatenkota di Provinsi Sumatera utara masih menghadapipermasalahan gizi akut kecuali Kabupaten Karo Dari 25 kabupatenkota hanya 5kabupatenkota yang tidak mengalami masalah gizi kronis atau prevalensi kependekanyang lebih kecil dari angka provinsi yaitu Tapanuli Selatan Samosir Kota PematangSiantar Kota Tebing Tinggi dan Kota Padang Sidempuan

33

322 Status Gizi Penduduk Umur 6-14 Tahun (Usia Sekolah)

Status gizi penduduk umur 6-14 tahun dapat dinilai berdasarkan IMT yang dibedakanmenurut umur dan jenis kelamin Sebagai rujukan untuk menentukan kurus apabila nilaiIMT kurang dari 2 standar deviasi (SD) dari nilai rerata dan berat badan (BB) lebih jikanilai IMT lebih dari 2SD nilai rerata standar WHO 2007 (Tabel 3221)

Tabel 3221Standar Penentuan Kekurusan dan Berat Badan Lebih

Menurut Nilai Rerata IMT Umur dan Jenis Kelamin WHO 2007

Umur(Tahun)

Laki-laki Perempuan

Rerata IMT -2SD +2SD Rerata IMT -2SD +2SD

6 153 130 185 153 127 1927 155 132 190 154 127 1988 157 133 197 157 129 2069 161 135 205 161 131 215

10 164 137 214 166 135 22611 169 141 225 173 139 23712 175 145 236 180 144 24913 182 149 248 188 149 26214 190 155 259 196 155 273

Berdasarkan standar WHO di atas untuk provinsi Sumatera Utara prevalensi kekurusanadalah 124 pada laki-laki dan 97 pada perempuan Sedangkan prevalensi BB lebihpada laki-laki 149 dan perempuan 118

Menurut kabupaten prevalensi kekurusan terendah di Dairi yaitu 43 pada anak laki-laki dan 25 pada anak perempuan

Lima kabupaten dengan prevalensi kekurusan tertinggi pada anak laki-laki adalahSimalungun (178) Pakpak Bharat (172) Samosir (165 ) Kota Tanjung Balai(164) dan Kota Binjai (151) Sedangkan untuk anak perempuan terdapat diKabupaten Samosir (180) Pakpak Bharat (172) Toba Samosir (141) Kota Binjai(140) Tapanuli Selatan (134)

Prevalensi BB-lebih pada anak umur 6 ndash 14 tahun tertinggi di Langkat untuk anak laki-laki (272) dan untuk anak perempuan (224) Lima kabupaten dengan prevalensiBB-lebih pada anak laki-laki adalah Langkat (272) Labuhan Batu (234) SerdangBedagai (197) Simalungun (191) dan Humbang Hasundutan (188) Sedangkanuntuk anak perempuan terdapat di kabupaten Langkat (224) Labuhan Batu (212)Serdang Bedagai (165) Kota Sibolga (150) dan Simalungun (147)

34

Tabel 3222Persentase Status Gizi Anak Usia 6-14 Tahun menurut IMT dan

KabupatenKota Pada Laki-Laki dan Perempuandi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaLaki-laki Perempuan

Kurus BB Lebih Kurus BB LebihNias 147 56 122 44

Mandailing Natal 125 166 91 115

Tapanuli Selatan 130 175 134 141

Tapanuli Tengah 127 89 92 78

Tapanuli Utara 124 109 84 95

Toba Samosir 133 74 141 74

Labuhan Batu 119 234 131 212

Asahan 100 125 49 69

Simalungun 178 191 119 147

Dairi 43 117 25 78

Karo 61 87 68 52

Deli Serdang 148 69 110 63

Langkat 101 272 66 224

Nias Selatan 128 176 85 101

Humbang Hasundutan 134 188 93 146

Pakpak Bharat 172 182 172 125

Samosir 165 53 180 34

Serdang Bedagai 133 197 87 165

Kota Sibolga 130 161 113 150

Kota Tanjung Balai 164 71 103 45

Kota Pematang Siantar 83 87 78 70

Kota Tebing Tinggi 86 45 96 83

Kota Medan 111 165 74 134

Kota Binjai 151 86 140 44

Kota Padang Sidempuan 101 84 68 47

Sumatera Utara 124 149 97 118

35

Tabel 3223 menyajikan hasil tabulasi silang status gizi anak usia 6-14 tahun menurutIMT dengan karakteristik responden tipe daerah dan tingkat pengeluaran rumah tanggaper kapita Dari tabel ini terlihat bahwa

a Prevalensi anak kurus baik pada laki-laki dan perempuan cenderung lebih tinggidi perdesaan sebaliknya prevalensi anak dengan BB lebih banyak terjadi diperkotaan

b Tidak tampak adanya kecenderungan prevalensi pada anak laki-laki kurusmenurut tingkat pengeluaran rumah tangga per kapitaSedangkan prevalensianak laki-laki dengan BB-lebih cenderung meningkat sejalan dengan naiknyatingkat pengeluaran rumah tangga per kapita

c Ada kecenderungan semakin tinggi tingkat pengeluaran rumah tangga per kapitasemakin kecil prevalensi anak perempuan kurus Sebaliknya semakin tinggitingkat pengeluaran rumah tangga per kapita semakin besar prevalensi anakperempuan dengan BB-lebih

Tabel 3223Persentase Status Gizi Anak Usia 6-14 Tahun

menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KarakteristikLaki-laki Perempuan

Kurus BB Lebih Kurus BB Lebih

Tipe daerah

Perkotaan 111 137 85 110

Perdesaan 135 157 105 123

Tingkat pengeluaran per kapita

Kuintil 1 157 137 117 99

Kuintil 2 115 135 98 104

Kuintil 3 125 152 90 129

Kuintil 4 112 155 83 136

Kuintil 5 95 179 84 133

36

323 Status Gizi Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas

Status gizi penduduk umur 15 tahun ke atas dinilai dengan Indeks Massa Tubuh (IMT)Indeks Massa Tubuh dihitung berdasarkan berat badan dan tinggi badan dengan rumussebagai berikut

BB (kg)TB(m)2

Berikut ini adalah batasan IMT untuk menilai status gizi penduduk umur 15 tahun keatas

Kategori kurus IMT lt 185

Kategori normal IMT gt=185 - lt249

Kategori BB lebih IMT gt=250 - lt270

Kategori obese IMT gt=270

Indikator status gizi penduduk umur 15 tahun ke atas yang lain adalah ukuran lingkarperut (LP) untuk mengetahui adanya obesitas sentral Lingkar perut diukur dengan alatukur yang terbuat dari fiberglass dengan presisi 01 cm Batasan untuk menyatakanstatus obesitas sentral berbeda antara laki-laki dan perempuan

Status gizi wanita usia subur (WUS) 15 - 45 tahun dinilai dengan mengukur lingkarlengan atas (LILA) Pengukuran LILA dilakukan dengan pita LILA dengan presisi 01 cm

Dalam tabel 32321 dan 32322 BB lebih dan Obese digabung denganmenggunakan istilah ldquoobesitas sentralrdquo yang diukur melalui lingkar perut Untuk laki-lakidikategorikan obesitas sentral jika hasil pengukuran lebih besar dari 90 centimetersedangkan untuk wanita lebih besar dari 82 centimeter

3231 Status Gizi Dewasa Berdasarkan Indikator Indeks Massa Tubuh(IMT)

Di Sumatera Utara prevalensi kegemukan berat badan lebih maupun obesitas tertinggidi Kota Padang Sidempuan Sedangkan untuk obesitas sentral Kabupaten Karo tertinggikedua setelah Kota Padang Sidempuan Sedangkan prevalensi kegemukan terendah diKabupaten Nias dan Papak Bharat

Prevalensi kegemukan obesitas sentral meningkat dengan meningkatnya umur danlebih tinggi pada laki-laki lebih banyak di daerah perdesaan dan cenderung menurunpada pendidikan tinggi serta pada kelompok status ekonomi rendah

Masalah kegemukan (berat badan lebih + obese) pada orang dewasa di ProvinsiSumatera Utara sudah terlihat tinggi untuk tiap kota yang prevalensinya di atas 20persen dan ada empat kabupaten yaitu Kabupaten Karo Kota Padang SidempuanKota Pematang Siantar dan Kota Tanjung Balai Kecuali Kabupaten Labuhan Batusemua kabupatenkota tersebut di atas juga sudah bermasalah dengan obesitas yangprevalensinya sudah di atas 10 Kabupaten Nias dan Pakpak Bharat yang mempunyaprevalensi obesitas yang rendah atau di bawah lima persen

37

Tabel 32311Prevalensi Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas

menurut Indeks Masa Tubuh dan KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaStatus Gizi

Kurus Normal BB Lebih Obese

Nias 93 826 45 36

Mandailing Natal 127 701 89 83

Tapanuli Selatan 72 772 96 59

Tapanuli Tengah 122 733 65 80

Tapanuli Utara 71 755 105 68

Toba Samosir 59 769 90 82

Labuhan Batu 90 709 113 88

Asahan 109 659 107 126

Simalungun 71 782 97 50

Dairi 99 720 88 93

Karo 58 618 162 162

Deli Serdang 111 627 114 147

Langkat 63 748 132 58

Nias Selatan 102 771 85 42

Humbang Hasundutan 101 791 65 43

Pakpak Bharat 84 824 59 34

Samosir 102 784 63 51

Serdang Bedagai 70 794 71 64

Kota Sibolga 100 650 109 141

Kota Tanjung Balai 108 619 119 154

Kota Pematang Siantar 95 617 147 141

Kota Tebing Tinggi 72 671 121 135

Kota Medan 89 664 125 121

Kota Binjai 87 671 112 130

Kota Padang Sidempuan 67 632 125 176

Sumatera Utara 89 704 108 99

Nasional 93 699 107 102Kurus IMT lt185 Normal 185-249 BB lebih IMT 25-27 Obese IMT gt=27k

38

Pada tabel 32312 menjelaskan prevalensi status gizi pada laki-laki dan perempuanSecara umum wanita yang BB lebih + obesitas di Sumatera Utara lebih banyak padawanita dibandingkan laki-laki pada wanita 24 dan pada laki-laki 18

Masalah BB lebih + obesitas lebih banyak pada responden yang tinggal di daerah kotauntuk laki-laki dan wanita masalah tersebut sudah melampaui 21 persen Untukresponden laki-laki yang tinggal di daerah desa

Tabel 32312Prevalensi Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas yang BB Lebih + Obesitas

Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Kabupaten kota Laki-laki Perempuan Laki-laki dan Perempuan

Nias 8 82 81

Mandailing Natal 137 208 172

Tapanuli Selatan 134 176 155

Tapanuli Tengah 106 183 145

Tapanuli Utara 157 187 173

Toba Samosir 142 203 172

Labuhan Batu 182 22 201

Asahan 172 29 233

Simalungun 12 172 147

Dairi 133 225 181

Karo 283 363 324

Deli Serdang 212 309 261

Langkat 185 194 19

Nias Selatan 154 105 127

Humbang Hasundutan 86 127 108

Pakpak Bharat 86 10 93

Samosir 88 132 114

Serdang Bedagai 97 173 135

Kota Sibolga 245 255 25

Kota Tanjung Balai 231 313 273

Kota Pematang Siantar 243 325 288

Kota Tebing Tinggi 212 299 256

Kota Medan 219 272 246

Kota Binjai 218 263 242

Kota Padang Sidempuan 201 398 301

Sumatera Utara 177 238 209

39

Menurut pendapatan keluarga per kapita per bulan distribusi penduduk umur 15 tahunke atas yang BB lebih+obesitas meningkat seiring dengan meningkatnya pendapatankeluarga Sedangkan persentase yang kurus menurut tingkat pendidikan KK lebihbanyak pada yang tidak tamat sekolah Pada pendidikan tinggi persentase yang kurussedikit tetapi yang BB lebih+obesitas tertinggi (32)

Tabel 32313Prevalensi Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas

menurut Indeks Massa Tubuh dan Karakteristik Respondendi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikKategori status gizi BBU

Kurus Normal BB lebih ObeseKlasifikasi desa

Kota 90 659 123 129Desa 88 743 95 74

Tingkat pendidikanTidak Sekolah 160 672 93 75Tidak Tamat SD 97 698 105 101Tamat SD 95 686 111 109Tamat SLTP 103 732 93 72Tamat SLTA 68 707 117 109PT 49 636 143 172

Tkt pengeluaran per kapitaKuintil-1 111 744 85 60Kuintil-2 98 733 100 69Kuintil-3 105 707 97 92Kuintil-4 82 696 114 109Kuintil-5 66 671 128 135

Sumatera Utara 89 704 108 99

40

3232 Status Gizi Dewasa Berdasarkan Indikator Lingkar Perut (LP)

Prevalensi obesitas sentral pada penduduk 15 tahun ke atas yang sudah di atas 20persen adalah di empat kota dan dua kabupaten yaitu Kota Tanjung Balai PematangSiantar Tebing Tinggi Padang Sidempuan Kabupaten Karo dan Deli SerdangSedangkan prevalensi terendah adalah di Kabupaten Pakpak Bharat (45) dan Nias(5)

Tabel 32321Prevalensi Obesitas Sentral pada Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas

menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007Kabupatenkota Obesitas sentralNias 50Mandailing Natal 119Tapanuli Selatan 94Tapanuli Tengah 105Tapanuli Utara 157Toba Samosir 149Labuhan Batu 153Asahan 184Simalungun 104Dairi 158Karo 246Deli Serdang 222Langkat 97Nias Selatan 187Humbang Hasundutan 71Pakpak Bharat 45Samosir 129Serdang Bedagai 87Kota Sibolga 150Kota Tanjung Balai 217Kota Pematang Siantar 255Kota Tebing Tinggi 212Kota Medan 194Kota Binjai 172Kota Padang Sidempuan 245

Sumatera Utara 160

Nasional 191Catatan Laki-laki lingkar perut gt 90 cm

Perempuan lingkar perut gt 82 cm

Obesitas sentral penduduk umur 15 tahun ke atas menurut karakteristik respondenadalah sebagai berikut

1 Menurut kelompok umur semakin bertambah umur semakin tinggi prevalensi obeitassentral Setelah umur mencapai 55 tahun sudah separuh penduduk umur 15 tahunke atas sudah obesitas sentral

2 Setidaknya satu dari empat orang sudah mengalami obesitas sentral baik laki-lakimaupun wanita

3 Semakin rendah tingkat pendidikan KK prevalensi obesitas sentral meningkat

4 Berdasarkan pekerjaan utama KK terlihat yang berstatus sekolah prevalensi obsitassentralnya paling rendah Prevalensi tertinggi pada yang tidak bekerja yangkemungkinan termasuk penduduk yang usia di atas 55 tahun

5 Hampir tidak ada perbedaan prevalensi obesitas sentral menurut kuintil pendapatanperkapita

41

Tabel 32322Prevalensi Obesitas Sentral pada Penduduk Umur 15 Tahun

ke Atas menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Karakteristik Obesitas sentralKelompok umur (tahun)

15-24 86

25-34 144

35-44 245

45-54 360

55-64 504

65-74 630

75+ 696

Jenis kelamin

Laki-laki 268

Perempuan 259

Tingkat pendidikan

Tidak Sekolah 516

Tidak Tamat SD 385

Tamat SD 328

Tamat SLTP 223

Tamat SLTA 187

PT 217

Pekerjaan Utama KK

Tidak kerja 320

Sekolah 120

Ibu RT 250

Pegawai 217

Wiraswasta 256

Petaninelayanburuh 286

Lainnya 287

Tempat Tinggal

Kota 249

Desa 276

Tkt Pengeluaran per kapita

Kuintil-1 266

Kuintil-2 258

Kuintil-3 261

Kuintil-4 254

Kuintil-5 275

Sumatera Utara 264

42

3233 Status Gizi Wanita Usia Subur (WUS) 15-45 Tahun Berdasarkan

Indikator Lingkar Lengan Atas (LILA)

Tabel 32331 tabel 32332 dan tabel 32333 menyajikan gambaran masalah gizipada WUS yang diukur dengan LILA Hasil pengukuran LILA ini disajikan menurutprovinsi dan karakteristik responden Untuk menggambarkan adanya risiko kurang enegikronis (KEK) dalam kaitannya dengan kesehatan reproduksi pada WUS digunakanambang batas nilai rerata LILA dikurangi 1 SD yang sudah disesuaikan dengan umur(age adjusted)

Tabel 32331 menggambarkan prevalensi KEK tingkat nasional berdasarkan umurNampak adanya kecenderungan dengan meningkatnya umur nilai rerata LILA jugameningkat

Tabel 32331Nilai Rerata LILA Wanita Umur 15-45 tahun

Riskesdas 2007

Umur (Tahun)Nilai Rerata LILA

Rerata (cm) Standar Deviasi (SD)

15 238 262

16 242 257

17 244 253

18 246 262

19 247 260

20 249 272

21 250 278

22 251 280

23 254 292

24 256 294

25 258 298

26 259 298

27 261 304

28 263 310

29 264 314

30 266 317

31 267 317

32 268 316

33 269 323

34 270 324

35 270 322

36 271 329

37 272 333

38 272 331

39 272 337

40 272 335

41 273 332

42 274 337

43 273 335

44 274 332

45 272 341

43

Untuk menilai prevalensi risiko KEK dilakukan dengan cara menghitung LILA lebih kecil1 SD dari nilai rerata untuk setiap umur antara 15 sampai 45 tahun

Tabel 32332 menunjukkan 3 kabupaten dengan prevalensi risiko KEK di atas angkanasional (136) yaitu Nias (262) Dairi (151) Nias Selatan (258)

Tabel 32332Prevalensi Risiko KEK Penduduk Wanita Umur 15-45 Tahun

Menurut Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten Kota Risiko KEK ()

Nias 262

Mandailing Natal 136

Tapanuli Selatan 37

Tapanuli Tengah 37

Tapanuli Utara 109

Toba Samosir 65

Labuhan Batu 09

Asahan 84

Simalungun 119

Dairi 151

Karo 58

Deli Serdang 48

Langkat 95

Nias Selatan 258

Humbang Hasundutan 106

Pakpak Bharat 71

Samosir 36

Serdang Bedagai 38

Kota Sibolga 101

Kota Tanjung Balai 87

Kota Pematang Siantar 84

Kota Tebing Tinggi 61

Kota Medan 79

Kota Binjai 30

Kota Padang Sidempuan 49

Sumatera Utara 79

Nasional 136Catatan Risiko KEK adalah bila nilai rerata LILA lebih kecil dari nilai rerata LILAnasional dikurangi 1 SD untuk setiap umur

44

Kecenderungan risiko KEK berdasarkan tabulasi silang antara prevalensi Risiko KEKdengan karakteristik responden dapat dilihat pada Tabel 32333 adalah

a Berdasarkan tingkat pendidikan gambaran nasional menunjukkan pada tingkatpendidikan terendah (tidak sekolah dan tidak tamat SD) risiko KEK cenderung lebihtinggi dibanding tingkat pendidikan tertinggi (tamat PT)

b Secara nasional prevalensi risiko KEK lebih tinggi di daerah perdesaan dibandingperkotaan

c Gambaran nasional menunjukkan hubungan negatif antara tingkat pengeluaranrumahtangga per kapita dengan risiko KEK Semakin meningkat pengeluaranrumahtangga per kapita per bulan cenderung semakin rendah risiko KEK

Tabel 32333Prevalensi Risiko KEK Penduduk Perempuan

Umur 15-45 Tahun Menurut Karakteristik Riskesdas 2007

Karakteristik KEK

Pendidikan

Tidak Sekolah amp Tidak Tamat SD 121

Tamat SD 83

Tamat SMP 74

Tamat SMA 69

Tamat PT 83

Tipe daerah

Perkotaan 63

Perdesaan 93

Tingkat pengeluaran per Kapita

Kuintil ndash 1 98

Kuintil ndash 2 90

Kuintil ndash 3 80

Kuintil ndash 4 67

Kuintil ndash 5 61

324 Konsumsi Energi Dan Protein

Konsumsi energi dan protein tingkat rumah tangga pada Riskesdas 2007 diperolehberdasarkan jawaban responden untuk makanan yang di konsumsi anggota rumahtangga (ART) dalam waktu 1 x 24 jam yang lalu Responden adalah ibu rumah tanggaatau anggota rumah tangga lain yang biasanya menyiapkan makanan di rumah tangga(RT) tersebut Penetapan rumah tangga (RT) defisit energi berdasarkan angka reratakonsumsi energi per kapita per hari dari data Riskesdas 2007 Angka rerata konsumsienergi dan protein per kapita per hari yang diperoleh dari data konsumsi rumahtanggadibagi jumlah anggota rumahtangga yang telah di standarisasi menurut umur dan jeniskelamin serta sudah dikoreksi dengan tamu yang ikut makan

Rumah tangga dengan konsumsi rdquoenergi rendahrdquo adalah bila RT dengan konsumsienergi di bawah rerata konsumsi energi nasional dari data Riskesdas 2007 sedangkanRT dengan konsumsi rdquoprotein rendahrdquo adalah bila RT dengan konsumsi protein di bawahrerata konsumsi protein nasional dari data Riskesdas 2007

45

Tabel 3241Konsumsi Energi dan Protein Per Kapita per Hari

Menurut kabupaten di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota Energi Protein

Rerata SD Rerata SDNias 18318 6499 674 280

Mandailing Natal 19539 7029 609 281

Tapanuli Selatan 24806 6878 730 239

Tapanuli Tengah 16661 6725 846 320

Tapanuli Utara 21127 6863 846 299

Toba Samosir 19910 6517 753 260

Labuhan Batu 16981 6506 610 269

Asahan 16738 6057 613 267

Simalungun 18370 6261 591 241

Dairi 21672 6921 798 297

Karo 20316 6967 654 268

Deli Serdang 15604 5556 560 248

Langkat 22791 10068 663 308

Nias Selatan 19505 8155 670 274

Humbang Hasundutan 17339 8108 712 292

Pakpak Bharat 20679 6677 846 321

Samosir 13629 6185 575 298

Serdang Bedagai 16696 5649 571 230

Kota Sibolga 17943 6430 682 246

Kota Tanjung Balai 24393 9325 703 293

Kota Pematang Siantar 18245 6686 654 291

Kota Tebing Tinggi 17547 6051 637 251

Kota Medan 18957 7266 711 292

Kota Binjai 15312 5087 586 242

Kota Padang Sidempuan 15697 6325 591 248

Sumatera Utara 18616 7415 650 282

Selanjutnya dalam penulisan tabel 3241 sampai 3243 disajikan angka reratakonsumsi energi dan protein per kapita per hari dan prevalensi rumah tangga defisitenergi dan protein sedangkan prevalensi rumah tangga yang tidak defisit energi danprotein tidak disajikan Untuk itu perlu dipahami bahwa prevalensi rumah tangga yangtidak defisit energi dan protein berarti 100 dikurangi prevalensi rumah tangga defisitenergi dan protein

Data pada tabel 3241 menunjukkan bahwa rata-rata konsumsi per kapita per haripenduduk di Provinsi Sumatera Utara adalah 18616 kkal untuk energi dan 650 gramuntuk protein lebih tinggi dari rerata angka nasional (energi 17355 kkal dan protein 555gram) Kabupaten dengan angka konsumsi energi terendah adalah kabupaten Samosir(13629 kkal) dan Kabupaten dengan angka konsumsi energi tertinggi adalah KabupatenTapanuli Selatan (24806 kkal) Kabupaten dengan konsumsi protein terendah adalahDili Serdang (560 gram) dan Kabupaten dengan konsumsi protein tertinggi adalahTapanuli Utara (846 gram)

46

Data pada tabel 3242 menunjukkan bahwa di Provinsi Sumatera Utara prevalensi RTdengan konsumsi energi dan protein dibawah angka rerata nasional sebanyak 504untuk energi dan 428 untuk protein Angka prevalensi tersebut lebih rendah dariangka prevalensi nasional (59 untuk energi dan 585 untuk protein)

Tabel 3242Prevalensi RT dengan Konsumsi Energi dan Protein

Lebih Kecil dari Angka Rerata Nasional Menurut Kabupatendi Provinsi Sumatera Utara Riskedas 2007

lt Rerata Nasional

KabupatenKota Energi Protein

Nias 503 410Mandailing Natal 441 510Tapanuli Selatan 126 254Tapanuli Tengah 559 224Tapanuli Utara 298 194Toba Samosir 373 240Labuhan Batu 591 477Asahan 624 490Simalungun 457 496Dairi 285 229Karo 372 398Deli Serdang 687 572Langkat 372 417Nias Selatan 484 400Humbang Hasundutan 590 337Pakpak Bharat 314 196Samosir 742 537Serdang Bedagai 617 548Kota Sibolga 536 351Kota Tanjung Balai 267 341Kota Pematang Siantar 511 428Kota Tebing Tinggi 558 453Kota Medan 489 330Kota Binjai 697 517Kota Padang Sidempuan 665 488

Sumatera Utara 504 428

Berdasarkan angka rerata konsumsi energi (17355 kkal) dan Protein (555 gram)dari data Riskesdas 2007

Kabupaten dengan konsumsi energi lebih rendah dari angka rerata nasional yangprevalensi-nya tertinggi adalah Kabupaten Samosir (742) dan sebaliknya yangprevalensinya terendah adalah Kabupaten Tapanuli Selatan (126) Kabupaten dengankonsumsi protein lebih rendah dari rerata nasional RT yang prevalensinya tertinggiadalah Kabupaten Dili Serdang (572) dan sebaliknya yang prevalensinya terendahadalah Kabupaten TapanuIi Utara (194)

47

Data pada tabel 3243 berikut menunjukkan bahwa prevalensi RT di kota yangkonsumsi energi lebih rendah dari angka rerata nasional lebih tinggi dari RT di desaPrevalensi RT di desa yang konsumsi protein lebih rendah dari angka rerata nasionalsama dengan prevalensi RT di kota Menurut kuintil pengeluaran RT semakin tinggikuintil pengeluaran RT semakin rendah prevalensi RT yang konsumsi energi dan proteinlebih rendah dari angka rerata nasional

Tabel 3243Prevalensi Konsumsi Energi dan Protein Lebih Kecil dari Angka Rerata

Nasional Menurut Klasifikasi Desa dan Kuintil Pengeluaran RTdi Provinsi Sumatera Utara Riskedas 2007

Karakteristiklt Rerata Nasional

Energi ProteinTipe Daerah

Kota 566 434

Desa 455 422

Pengeluaran per Bulan

Kuintil ndash 1 568 516

Kuintil ndash 2 529 471

Kuintil ndash 3 514 428

Kuintil ndash 4 487 386

Kuintil ndash 5 418 332Berdasarkan angka rerata konsumsi energi (17355 kkal) dan Protein (555 gram)dari data Riskesdas 2007

48

325 Konsumsi Garam Beriodium

Prevalensi konsumsi garam beriodium Riskesdas 2007 diperoleh dari hasil isian padakuesioner Blok II No 7 yang diisi dari hasi tes cepat garam iodium Tes cepat dilakukanoleh petugas pengumpul data dengan mengunakan kit tes cepat (garam ditetesi larutantes) pada garam yang digunakan di rumah-tangga Rumah tangga dinyatakanmempunyai ldquogaram cukup iodium (ge 30 ppm KIO3)rdquo bila hasil tes cepat garam berwarnabiruungu tua mempunyai ldquogaram tidak cukup iodium (le 30 ppm KIO3)rdquo bila hasil tescepat garam berwarna biruungu muda dan dinyatakan mempunyai ldquogaram tidak adaiodiumrdquo bila hasil tes cepat garam di rumah-tangga tidak berwarna

Secara umum di Provinsi Sumatera Utara kandungan iodium dalam garam yangdikonsumsi rumah tangga sudah mencapai 90 persen atau sudah dalam kategori baikbahkan beberapa kabupatenkota hampir mencapai 100 persen seperti Kabupaten Karodan Kota Pematang Siantar Namun demikian masih terdapat kabupaten yang masih dibawah 50 persen seperti Kabupaten Tapanuli Selatan dan Mandailing Natal

Tabel 3251Persentase Rumah Tangga Mengkonsumsi Garam

Mengandung Cukup Iodium Menurut KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten Kota

Rumah TanggaMengkonsumsi Garam

Cukup Iodium ()

Nias 951

Mandailing Natal 492

Tapanuli Selatan 355

Tapanuli Tengah 992

Tapanuli Utara 986

Toba Samosir 992

Labuhan Batu 921

Asahan 973

Simalungun 989

Dairi 993

Karo 998

Deli Serdang 919

Langkat 889

Nias Selatan 529

Humbang Hasundutan 945

Pakpak Bharat 988

Samosir 991

Serdang Bedagai 976

Kota Sibolga 915

Kota Tanjung Balai 972

Kota Pematang Siantar 997

Kota Tebing Tinggi 761

Kota Medan 992

Kota Binjai 818

Kota Padang Sidempuan 931

Sumatera Utara 899

49

Tabel 3252 memperlihatkan persentase rumah tangga mengkonsumsi garam cukupiodium menurut karakteristik Menurut tingkat pendidikan kepala keluarga persentaserumah tangga mengkonsumsi garam cukup iodium cenderung semakin meningkatseiring peningkatan pendidikan kepala keluarga Kepala keluarga dengan pekerjaantetap cenderung mempunyai persentase lebih tinggi dibandingkan jenis pekerjaan lainKualitas konsumsi garam beriodium di perkotaan lebih baik dibanding di perdesaanBerdasarkan kuintil tingkat pengeluaran per kapita terlihat sedikit peningkatanpersentase rumah tangga mengkonsumsi garam cukup iodium seiring denganmeningkatnya tingkat pengeluaran per kapita

Tabel 3252Persentase Rumah Tangga Mengkonsumsi Garam Cukup Iodium

Menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KarakteristikRumah Tangga

Mengkonsumsi GaramCukup Iodium ()

Pendidikan Kepala KeluargaTidak tamat SD amp Tidak sekolah 863Tamat SD 884Tamat SLTP 907Tamat SLTA 926Tamat PT 926

Pekerjaan Kepala KeluargaTidak bekerjaSekolahIbu rumah 907TNIPolriPNSBUMN 943Pegawai Swasta 968WiraswastaPedagangPelayanan 932PetaniNelayan 852BuruhLainnya 899

Tempat tinggalPerkotaan 952Perdesaan 858

Tingkat pengeluaran per kapitaKuintil 1 893Kuintil 2 886Kuintil 3 900Kuintil 4 902Kuintil 5 916

33 Kesehatan Ibu dan Anak

331 Status Imunisasi

Departemen Kesehatan melaksanakan Program Pengembangan Imunisasi (PPI) padaanak dalam upaya menurunkan kejadian penyakit pada anak Program imunisasi untukpenyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) pada anak yang dicakupdalam PPI adalah satu kali imunisasi BCG tiga kali imunisasi DPT empat kali imunisasipolio satu kali imunisasi campak dan tiga kali imunisasi Hepatitis B (HB)

Imunisasi BCG diberikan pada bayi umur kurang dari tiga bulan imunisasi polio padabayi baru lahir dan tiga dosis berikutnya diberikan dengan jarak paling cepat empatminggu imunisasi DPTHB pada bayi umur dua tiga empat bulan dengan intervalminimal empat minggu dan imunisasi campak paling dini umur sembilan bulan

50

Dalam Riskesdas informasi tentang cakupan imunisasi ditanyakan pada ibu yangmempunyai balita umur 0 ndash 59 bulan Informasi tentang imunisasi dikumpulkan dengantiga cara yaitu

a Wawancara kepada ibu balita atau anggota rumah-tangga yang mengetahuib Catatan dalam Kartu Menuju Sehat (KMS) danc Catatan dalam Buku KIA

Bila salah satu dari ketiga sumber tersebut menyatakan bahwa anak sudah diimunisasidisimpulkan bahwa anak tersebut sudah diimunisasi untuk jenis tersebut

Selain untuk tiap-tiap jenis imunisasi anak disebut sudah mendapat imunisasi lengkapbila sudah mendapatkan semua jenis imunisasi satu kali BCG tiga kali DPT tiga kalipolio tiga kali HB dan satu kali imunisasi campak Oleh karena jadwal imunisasi untukBCG polio DPT HB dan campak yang berbeda bayi umur 0-11 bulan dikeluarkan darianalisis imunisasi Hal ini disebabkan karena bila bayi umur 0-11 bulan dimasukkandalam analisis dapat memberikan interpretasi yang berbeda karena sebagian bayibelum mencapai umur untuk imunisasi tertentu atau belum mencapai frekuensiimunisasi tiga kali

Oleh karena itu hanya anak umur 12-59 bulan yang dimasukkan dalam analisisimunisasi Berbeda dengan Laporan Nasional analisis imunisasi di tingkat provinsi tidakmemasukkan analisis untuk anak umur 12-23 bulan tetapi hanya anak umur 12-59bulan Alasan untuk tidak memasukkan analisis imunisasi anak 12-23 bulan karena dibeberapa kabupaten kota jumlah sampel sedikit sehingga tidak dapat mencerminkancakupan imunisasi yang sebenarnya dengan sampel sedikit

Cakupan imunisasi pada anak umur 12 ndash 59 bulan dapat dilihat pada empat tabel (Tabel3311 sd Tabel 3314) Tabel 3311 dan Tabel 3312 menunjukkan tiap jenisimunisasi yaitu BCG tiga kali polio tiga kali DPT tiga kali HB dan campak menurutprovinsi dan karakteristik Tabel 3312 dan 3313 adalah cakupan imunisasi lengkappada anak yang merupakan gabungan dari tiap jenis imunisasi yang didapatkan olehseorang anak

Tidak semua balita dapat diketahui status imunisasi (missing) Hal ini disebabkan karenabeberapa alasan yaitu ibu lupa anaknya sudah diimunisasi atau belum ibu lupa berapakali sudah diimunisasi ibu tidak mengetahui secara pasti jenis imunisasi catatan dalamKMS tidak lengkaptidak terisi catatan dalam Buku KIA tidak lengkaptidak terisi tidakdapat menunjukkan KMSBuku KIA karena hilang atau tidak disimpan oleh ibu subyekyang ditanya tentang imunisasi bukan ibu balita atau ketidakakuratan pewawancarasaat proses wawancara dan pencatatan

51

Tabel 3311 Memperlihatkan cakupan anak balita yang telah mendapat imunisasiterhadap lima penyakit anak utama yang bisa dicegah dengan imunisasi pada umur 12bulan seperti yang dianjurkan oleh pemerintah Cakupan imunisasi di ProvinsiSumatera Utara untuk BCG (75 persen) dan Campak (71 persen)

Berdasarkan kabupaten cakupan tertinggi untuk imunisasi BCG adalah PematangSiantar dan terendah adalah Tapanuli Selatan (98 persen 42 persen) Cakupanimunisasi tertinggi untuk Polio 3 adalah Tebing Tinggi dan terendah Nias Selatan (92persen 33 persen) Cakupan imunisasi tertinggi DPT 3 HB 3 dan Campak berturut-turut adalah Kabupaten Pematang Siantar (86 persen untuk DPT 3 dan 83 persen untukHB3) dan Serdang Bedagai (95 persen) dan terendah adalah Kabupaten Nias Selatan(16 persen untuk DPT3 dan 11 persen untuk HB 3) dan Tanjung Balai (30 persen)

Tabel 3311Prevalensi Anak Balita Umur 12 ndash 59 Bulan yang Mendapatkan Imunisasi

Dasar menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KabupatenkotaJenis imunisasi

BCG Polio 3 DPT 3 HB 3 Campak

Nias 865 604 570 406 705

Mandailing Natal 483 343 267 250 368

Tapanuli Selatan 419 436 221 200 421

Tapanuli Tengah 534 372 240 130 383

Tapanuli Utara 674 431 342 358 650

Toba Samosir 716 848 847 623 890

Labuhan Batu 646 513 355 300 523

Asahan 719 605 532 526 657

Simalungun 867 792 773 572 874

Dairi 737 625 470 411 640

Karo 740 758 784 708 866

Deli Serdang 810 772 685 645 725

Langkat 826 690 600 603 910

Nias Selatan 531 331 156 111 452

Humbang Hasundutan 784 521 456 470 686

Pakpak Bharat 833 526 353 438 813

Samosir 642 455 367 327 710

Serdang Bedagai 930 835 642 528 952

Kota Sibolga 630 356 465 488 591

Kota Tanjung Balai 423 469 281 237 295

Kota Pematang Siantar 975 880 861 831 907

Kota Tebing Tinggi 927 923 837 789 824

Kota Medan 876 785 687 669 833

Kota Binjai 842 603 667 641 818

Kota Padang Sidempuan 795 738 671 657 724

Sumatera Utara 750 648 550 500 708Catatan Imunisasi untuk anak umur 12-23 bulan tidak dianalisis karena sampel sedikit

di beberapa kabupaten kota Imunisasi anak umur 12-23 bulan di Provinsi Sumatera Utara untuk BCG

763 polio3 640 DPT3 547 HB3 5147 campak 712

52

Menurut karakteristik latar belakang cakupan imunisasi 5 jenis imunisasi dasarbervarisasi Tidak ada perbedaan yang berarti prosentase cakupan imunisasi BCGPolio3 DPT3 HB3 Campak pada balita menurut kelompok umur dan jenis kelaminSemakin tinggi tingkat pendapatan keluarga (kuintil) cakupan ke-5 jenis imunisasi dasarsemakin tinggi Begitu pula dengan tingkat pendidikan kepala keluarga Semakin tinggitingkat pendidikan kepala keluarga semakin tinggi cakupan imunisasinya Misalnyacakupan DPT3 pada kepala keluarga yang berpendidikan tidak sekolah 46 persen 52persen SMP tamat dan 72 persen SLTA+ Pekerjaan utama kepala keluargaPNSPOLRITNIBUMNBUMD pencapaian cakupan imunisasi lebih tinggi dibandingpekerjaan yang lain Cakupan imunisasi pada daerah perkotaan lebih tinggi dibandingdaerah perdesaan (Tabel 3312)

Tabel 3312Prevalensi Anak Balita Umur 12 ndash 59 Bulan yang Mendapatkan Imunisasi

Dasar Menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KarakteristikJenis imunisasi

BCG Polio 3 DPT 3 HB 3 CampakKelompok Umur (bulan)

12 ndash 23 765 641 547 515 71224 ndash 35 741 651 542 481 70236 ndash 47 756 651 570 513 72048 ndash 59 738 648 540 491 694

Jenis kelaminLaki-laki 754 652 563 500 710Perempuan 746 643 535 500 705

Pendidikan KKTidak sekolah 638 550 463 517 591SD Tidak Tamat 597 508 436 381 538SD Tamat 681 588 470 433 619SMP Tamat 761 622 519 458 705SLTA Tamat 823 737 639 578 783SLTA+ 841 727 720 639 865

Pekerjaan Utama KKTidak bekarja 765 672 533 443 709Ibu rumahtangga 821 774 714 792 815PNSPOLRITNIBUMNBUMD 882 790 703 666 873Wiraswasta Pegawai Swasta 811 717 644 579 767Petaniburuhnelayan 686 581 459 407 637Lainnya 743 554 563 557 644

Tempat TinggalPerkotaan 826 662 662 632 770Perdesaan 693 462 462 395 660

Tingkat Pengeluaran Per KapitaKuintil-1 680 585 456 414 637Kuintil-2 732 627 529 498 688Kuintil-3 762 658 556 486 713Kuintil-4 808 705 596 522 744Kuintil-5 837 722 703 675 830

Sumatera Utara 750 648 550 500 708

53

Dalam laporan ini yang dimaksud imunisasi lengkap adalah anak balita yang pernahmendapat imunisasi BCG DPT minimal 3 kali Polio minimal 3 kali Hepatitis B minimal 3kali dan Campak menurut pengakuan catatan KMSKIA Cakupan imunisasi lengkap diProvinsi Sumatera Utara hanya 28 persen Sedangkan yang tidak pernah di imunisasisama sekali sebesar 15 persen Sebagian besar balita status imunisasinya tidak lengkap(56 persen) Hanya Kota Pematang Siantar di mana cakupan imunisasi lengkap di atas60 persen (62 persen) selebihnya kabupatenKota yang lain semua cakupan imunisasilenngkapnya di bawah 50 persen Bahkan ada beberapa KabupatenKota cakupanimunisasi lengkap dibawah 10 persen (Tapanuli Tengah 9 persen Tapanuli Selatan 5persen dan Nias Selatan (4 persen) Lihat Tabel 3313

Tabel 3313

Prevalensi Anak Balita Umur 12 ndash 59 Bulan yang Mendapatkan ImunisasiLengkap Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara

Riskesdas 2007

Kabupaten Kota

Imunisasi dasar

Lengkap Tdk lengkap Tidak samasekali

Nias 147 748 106

Mandailing Natal 107 524 369

Tapanuli Selatan 53 643 304

Tapanuli Tengah 93 556 352

Tapanuli Utara 150 679 171

Toba Samosir 375 594 31

Labuhan Batu 148 567 285

Asahan 343 478 179

Simalungun 219 710 72

Dairi 217 608 175

Karo 291 599 110

Deli Serdang 395 513 92

Langkat 301 573 126

Nias Selatan 40 591 369

Humbang Hasundutan 316 544 139

Pakpak Bharat 200 700 100

Samosir 186 571 243

Serdang Bedagai 365 605 30

Kota Sibolga 239 435 326

Kota Tanjung Balai 160 530 310

Kota Pematang Siantar 619 369 12

Kota Tebing Tinggi 436 527 36

Kota Medan 458 489 53

Kota Binjai 341 561 98

Kota Padang Sidempuan 419 477 105

Sumatera Utara 284 563 153Imunisasi dasar lengkap

BCG DPT minimal 3 kali Polio minimal 3 kali Hepatitis B minimal 3 kaliCampak menurut pengakuan catatan KMSKIA

Imunisasi dasar lengkap untuk anak umur 12-23 bulan tidak dianalisis karenasampel sedikit di beberapa kabupaten kota

Imunisasi dasar anak umur 12-23 bulan di Provinsi Sumatera Selatan untuklengkap 310 tidak lengkap 537 dan tidak sama sekali 153

54

Menurut data yang ada pada Tabel 3313 anak wanita hampir sama seperti anak laki-laki telah diimunisasi lengkap terhadap enam penyakit anak yang dapat dicegahCakupan imunisasi beragam menurut latar belakang karakteristik anak kecuali menurutjenis kelamin Semakin tinggi tingkat pengeluaran per kapita semakin tinggi prosentasecakupan imunisasi lengkap Sekitar 43 persen anak balita yang mempunyai orang tuabekerja sebagai ibu rumah tangga atau PNS mempunyai cakupan imunisasi lebih tinggidibanding yang orang tuanya tidak bekerja wiraswasta dan petani (berkisar 34 persen)Anak di daerah perkotaan lebih cenderung untuk menyelesaikan jadwal imunisasidaripada anak di daerah perdesaan (masing-masing 40 persen dan 20 persen)Demikian juga anak yang ibunya tidak sekolah kurang cenderung untuk diimunisasilengkap terhadap lima penyakit anak yang dapat dicegah daripada anak yang ibunyaberpendidikan lebih tinggi (masing-masing 23 dan 42 persen (40 20 persen) (LihatTabel 3314)

Tabel 3314Prevalensi Anak Balita Umur 12 ndash 59 Bulan yang Mendapatkan ImunisasiLengkap menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara

Riskesdas 2007

KarakteristikStatus imunisasi

Lengkap Tidak lengkapTidak sama

sekaliJenis kelamin

Laki-laki 291 556 153Perempuan 277 569 154

Pendidikan KKTidak sekolah 231 519 250SD Tidak Tamat 201 534 265SD Tamat 243 560 197SMP Tamat 242 614 144SLTA Tamat 349 545 106SLTA+ 419 483 97

Pekerjaan Utama KKTidak bekarja 336 536 128Ibu rumahtangga 441 500 59

PNSPOLRITNIBUMNBUMD 420 517 63Wiraswasta Pegawai Swasta 350 540 110

Petaniburuhnelayan 211 590 199Lainnya 324 480 196Tempat Tinggal

Perkotaan 396 510 94Perdesaan 204 600 196

Tingkat Pengeluaran Per KapitaKuintil-1 224 575 201Kuintil-2 271 569 160Kuintil-3 294 560 146Kuintil-4 307 571 122Kuintil-5 387 517 95

Cara lain untuk menilai keberhasilan program imunisasi adalah dengan menghitungpersentase anak yang mendapat imunisasi pertama tetapi tidak menyelesaikan semuadosis vaksin DPT dan Polio untuk mencapai imunitas Dalam laporan ini angka dropoutdidefinisikan sebagai persentase anak yang mendapat dosis pertama tetapi tidakmendapat dosis ketiga dari rangkaian tersebut Persentase anak yang drop out sebelummendapat semua dosis DPT dan polio masing-masing adalah 20 dan 10 persen

55

332 Pemantauan Pertumbuhan Balita dan Distribusi Vitamin A

Pemantauan pertumbuhan sangat penting dilakukan untuk mengawal tumbuh kembangyang optimal Makin dini diketahui adanya penyimpangan pertumbuhan (growthfaltering) makin dini upaya untuk mencegah penurunan status gizi yang umumnyaterjadi mulai umur 3-6 bulan Untuk mengetahui pertumbuhan tersebut penimbanganbalita setiap bulan sangat diperlukan Kenaikan berat badan setiap bulan yang cukupoptimal yang bisa mencegah penurunan status gizi sedangkan kenaikan yang tidakoptimal dalam waktu tertentu dapat menurunkan status gizi sama seperti bila beratbadan anak tidak naik Tingkat kenaikan berat badan yang optimal berbeda menurutumur balita tertinggi pada bayi

KMS dan Buku KIA merupakan alat yang paling mudah untuk mengetahui tingkatkenaikan berat badan yang optimal setiap bulan Dengan KMS atau Buku KIA dapatdiketahui kenaikan berat badan sesuai dengan garis pertumbuhan atau tidak

Penimbangan balita dapat dilakukan di berbagai tempat seperti posyandu polindespuskesmas atau sarana pelayanan kesehatan yang lain Di posyandu selain ibu dapatmengetahui pertumbuhan anaknya mulai anak umur enam bulan diberikan kapsulvitamin A untuk mengatasi masalah kurang vitamin A yang banyak terjadi pada balita

Dalam Riskesdas 2007 dikumpulkan data pemantauan pertumbuhan balita KMS BukuKIA dan distribusi kapsul vitamin A Frekuensi penimbangan ditanyakan dalam 6 bulanterakhir yang dikelompokkan menjadi tidak pernah ditimbang dalam 6 bulan terakhirditimbang 1-3 kali yang berarti penimbangan tidak teratur dan 4-6 kali yang berartipenimbangan teratur

333 Pemantauan Pertumbuhan Balita

Data dalam tabel 3331 3332 3333 dan 3334 memperlihatkan prosentase balitayang tidak ditimbang masih tinggi yaitu 45 persen sedangkan yang ditimbang lebihdari 4 kali hanya 21 persen Ada beberapa KabupatenKota yang prosentase balitatidak pernah ditimbang diatas 60 persen KabupatenKota tersebut berurutan dariprosentase tertinggi di atas 60 persen adalah Dairi (73 persen) Labuhan Batu (67persen) Tapanuli Utara (65 persen) Mandailing Natal (65 persen) Tapanuli Selatan(63 persen) dan Kota Tebing Tinggi (61 persen) Bila ditelusuri lebih lanjut semakinbertambah umur balita prosentase tidak pernah ditimbang meningkat Misalnyakelompok umur 6 -11 bulan prosentase tidak pernah ditimbang 19 persen pada umur48 ndash 59 bulan menjadi 64 persen Begitu pula dengan tingkat pengeluaran per kapitasemakin tinggi tingkat pengeluaran perkapita prosentasi balita tidak ditimbang menurunDilihat dari daerah tempat tinggal prosentase balita tidak ditimbang di perdesaan lebihtinggi dibanding daerah perkotaan (51 42 persen)

56

Tabel 3331Prevalensi Balita Menurut Frekuensi Penimbangan Enam Bulan Terakhir

dan Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKotaFrekuensi Penimbangan (Kali)

Tdk Pernah 1-3 kali gt 4 kaliNias 168 517 315

Mandailing Natal 647 268 85

Tapanuli Selatan 634 207 159

Tapanuli Tengah 467 426 107

Tapanuli Utara 651 240 109

Toba Samosir 183 303 514

Labuhan Batu 670 252 78

Asahan 527 254 219

Simalungun 564 321 115

Dairi 729 139 132

Karo 446 273 281

Deli Serdang 555 273 171

Langkat 297 385 319

Nias Selatan 424 517 59

Humbang Hasundutan 527 419 54

Pakpak Bharat 91 273 636

Samosir 400 353 247

Serdang Bedagai 483 283 233

Kota Sibolga 204 367 429

Kota Tanjung Balai 400 467 133

Kota Pematang Siantar 230 446 324

Kota Tebing Tinggi 612 209 179

Kota Medan 246 344 409

Kota Binjai 594 198 208

Kota Padang Sidempuan 589 189 222

Sumatera Utara 453 332 214

57

Tabel 3332

Prevalensi Balita menurut Frekuensi Penimbangan Enam Bulan Terakhirdan Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikFrekuensi penimbangan (kali)

Tidak pernah 1-3 kali gt 4 kaliKelompok Umur (Bulan)

6 ndash 11 186 367 44712 ndash 23 318 401 28124 ndash 35 515 313 17336 ndash 47 603 256 14148 ndash 59 637 216 147

Jenis Kelamin

Laki-Laki 472 308 220Perempuan 470 309 221

Pendidikan KK

Tidak Sekolah 462 330 208SD Tidak Tamat 559 276 165SD Tamat 551 265 184SMP Tamat 463 304 233SLTA Tamat 427 326 247SLTA+ 334 443 223

Pekerjaan Utama KK

Tidak Bekerja 382 324 294Ibu Rumahtangga 306 444 250PNSPOLRITNIBUMNBUMD 386 358 255Wiraswasta Pegawai Swasta 430 322 248Petani Buruh Nelayan 518 286 196Lainnya 490 359 150

Tempat Tinggal

Perkotaan 419 314 268Perdesaan 509 305 186

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 513 274 213Kuintil-2 467 311 223Kuintil-3 470 308 222Kuintil-4 453 324 224Kuintil-5 416 360 224

Sumatera Utara 471 309 220

Seperti yang diharapkan Pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan RIsebagian besar balita ditimbang di Posyandu (61 persen) kemudian Puskesmas 14persen Delapan puluh sembilan persen balita di Kabupaten Asahan di timbang diPosyandu sedangkan di Humbang Hasundutan hanya 17 persen Sebagian besar 60persen balita di Humbang Hasundutan ditimbang di Polindes Kota Tanjung Balaitempat favorit penimbangan balita adalah Puskesmas (48 persen) Posyandu hanya 27persen

Berdasarkan karakteristik semakin bertambah umur balita prosentase penimbangan diPosyandu menurun Tidak ada perbedaan antara jenis kelamin pendidikan kepalakeluarga pekerjaan utama kepala keluarga tinngkat pengeluaran per kapita dengantempat penimbangan Baik itu di Puskesmas Polindes maupun Posyandu Sedikitberbeda daerah tempat tinggal Perkotaan sedikit lebih tinggi prosentase penimbangandi Puskesmas dibanding perdesaan (1713 persen) Namun untuk pilihan tempatpenimbangan lainnya perdesaan selalu prosentasenya relatif lebih tinggi

58

Tabel 3333Prevalensi Balita menurut Tempat Penimbangan Enam Bulan Terakhir dan

KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenkotaTempat penimbangan anak

RS Puskesmas Polindes Posyandu Lainnya

Nias 354 328 40 263 15

Mandailing Natal 24 159 268 512 37

Tapanuli Selatan 08 123 90 746 33

Tapanuli Tengah 31 62 354 538 15

Tapanuli Utara 22 23 477 455 23

Toba Samosir 11 45 135 809 00

Labuhan Batu 158 133 13 671 25

Asahan 23 65 06 747 159

Simalungun 11 18 12 889 70

Dairi 27 289 26 579 79

Karo 00 104 130 727 39

Deli Serdang 39 29 29 715 188

Langkat 18 225 32 716 09

Nias Selatan 15 59 29 647 250

Humbang Hasundutan 29 171 600 171 29

Pakpak Bharat 00 100 250 650 00

Samosir 19 137 157 667 20

Serdang Bedagai 07 84 39 838 32

Kota Sibolga 25 205 00 385 385

Kota Tanjung Balai 32 476 00 270 222

Kota Pematang Siantar 52 70 00 667 211

Kota Tebing Tinggi 01 38 00 769 192

Kota Medan 60 229 05 532 174

Kota Binjai 46 47 00 628 279

Kota Padang Sidempuan 54 81 00 568 297

Sumatera Utara 61 141 51 616 125

59

Tabel 3334

Prevalensi Balita menurut Tempat Penimbangan Enam Bulan Terakhir danKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikTempat Penimbangan Anak

RS Puskesmas

Polindes Posyandu LainnyaKelompok Umur (Bulan)

6 ndash 11 43 96 48 698 11512 ndash 23 60 153 49 649 8924 ndash 35 48 142 61 658 9136 ndash 47 86 174 66 549 12548 ndash 59 64 182 80 512 162

Jenis KelaminLaki-Laki 64 160 54 605 117Perempuan 56 133 62 645 104

Pendidikan KKTidak Sekolah 87 211 18 561 123SD Tidak Tamat 102 162 51 617 68SD Tamat 75 115 68 646 96SMP Tamat 64 151 67 661 57SLTA Tamat 50 164 56 602 128SLTA+ 31 125 31 547 266

Pekerjaan Utama KKTidak Bekerja 71 155 48 571 155Ibu Rumahtangga 00 160 00 760 80PNSPOLRITNIBUMNBUMD 50 107 41 645 157WiraswastaPegawai Swasta 59 168 41 581 151PetaniBuruhNelayan 65 138 82 655 60Lainnya 49 173 19 663 96

Tempat TinggalPerkotaan 49 172 22 589 168Perdesaan 68 126 90 656 60

Tingkat Pengeluaran Per KapitaKuintil-1 51 142 49 699 59Kuintil-2 65 183 52 608 92Kuintil-3 50 142 68 648 92Kuintil-4 48 132 65 593 162Kuintil-5 94 120 64 522 200

Sumatera Utara 61 141 57 616 125

334 Distribusi Kapsul Vitamin A

Departemen Kesehatan Republik Indonesia menganjurkan agar semua anak umur dibawah lima tahun diberi Vitamin A dosis tinggi untuk mencegah kekurangan vitaminyang bisa menimbulkan xeroftalmia Vitamin A sangat berguna untuk kesehatan matadan imunitas tubuh Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan kebutaan pada anakdan risiko kematian yang lebih tinggi Mulai umur 6 bulan bermacam-macam makananyang mengandung vitamin A harus diberikan sebagai pelengkap vitamin A yang sudahterkandung dalam ASI Kapsul vitamin A dosis tinggi diberikan kepada bayi umur 6 ndash 11bulan sekali dan setelah balita umur gt11 bulan diberikan 2 kali setiap tahunnya

Kapsul vitamin A diberikan setahun dua kali pada bulan Februari dan Agustus sejakanak berusia enam bulan Kapsul merah (dosis 100000 IU) diberikan untuk bayi umur 6ndash 11 bulan dan kapsul biru (dosis 200000 IU) untuk anak umur 12 ndash 59 bulan

60

Data dalam Tabel 3341 dan 3342 memperlihatkan cakupan pemberian vitamin Asesuai dengan catatan dalam KMS Secara umum 51 persen balita pernah mendapatvitamin A dosisi tinggi Cakupan tertinggi Vitamin A adalah Toba Samosir (87 persen)dan terendah adalah Labuhan Batu (35 persen) Angka tersebut turun denganmeningkatnya umur anak Apabila 60 persen anak umur 12 ndash 23 bulan pernahmendapat vitamin A dosis tinggi persentase untuk anak umur 48 ndash 59 bulan adalah 41persen

Tabel 3341Prevalensi Anak Umur 6-59 Bulan

yang Menerima Kapsul Vitamin A menurut KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupatenkota Menerima Kapsul Vitamin ANias 771

Mandailing Natal 364

Tapanuli Selatan 449

Tapanuli Tengah 532

Tapanuli Utara 560

Toba Samosir 870

Labuhan Batu 348

Asahan 483

Simalungun 490

Dairi 357

Karo 719

Deli Serdang 429

Langkat 476

Nias Selatan 500

Humbang Hasundutan 468

Pakpak Bharat 615

Samosir 681

Serdang Bedagai 494

Kota Sibolga 611

Kota Tanjung Balai 541

Kota Pematang Siantar 695

Kota Tebing Tinggi 704

Kota Medan 573

Kota Binjai 452

Kota Padang Sidempuan 490

Sumatera Utara 510

61

Anak-anak yang orang tuanya berpendidikan sekolah menengah atau lebih tinggimempunyai kemungkinan lebih tinggi untuk menerima vitamin A dosisi tinggidibandingkan dengan anak-anak yang tingkat pendidikan orang tuanya lebih rendah (45persen tidak sekolah 57 persen SLTA+) Begitu pula dengan tingkat pengeluaran perkapita Untuk jenis kelamin pekerjaan utama kepala keluarga dan tempat tinggal tidakada perbedaan prosentase

Tabel 3342Prevalensi Anak Umur 6-59 Bulan

yang Menerima Kapsul Vitamin A menurut Karakteristik Respondendi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik Menerima Kapsul Vitamin A

Kelompok Umur (Bulan)

6 ndash 11 562

12 ndash 23 600

24 ndash 35 521

36 ndash 47 473

48 ndash 59 408

Jenis Kelamin

Laki-Laki 521

Perempuan 498

Pendidikan Kk

Tidak Sekolah 449

SD Tidak Tamat 413

SD Tamat 492

SMP Tamat 512

SLTA Tamat 535

SLTA+ 570

Pekerjaan Utama KK

Tidak Bekerja 475

Ibu Rumahtangga 533

PNSPOLRITNIBUMNBUMD 600

Wiraswasta Pegawai Swasta 511

Petani Buruh Nelayan 495

Lainnya 515

Tempat Tinggal

Perkotaan 532

Perdesaan 494

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 479

Kuintil-2 528

Kuintil-3 504

Kuintil-4 505

Kuintil-5 550

Sumatera Utara 508

62

335 Kepemilikan KMS dan Buku KIA

Semua bayi yang dibawa ke Puskesmas atau Posyandu atau pemeriksaan kesehatanpaska kelahiran mendapat Kartu Menuju Sehat (KMS) atau Buku Kesehatan Ibu danAnak (Buku KIA) yang mencatat pertumbuhan pemberian minuman dan makananserta imunisasi yang diperoleh Di samping pencatatan dalam KMSBuku KIA juruimunisasi juga mencatat tanggal dan jenis imunisasi dalam buku register KMSBuku KIAdisimpan oleh ibu untuk dapat memonitor pertumbuhan dan keadaan kesehatananaknya tetapi tidak semua ibu menyimpan KMSBuku KIA untuk anaknya Di sampingitu tidak semua bayi dibawa ke Puskesmas atau Posyandu untuk pemeriksaankesehatannya dan di antara yang datang ke tempat pelayanan kesehatan tidak semuamendapat KMS

Tabel 3351Prevalensi Balita menurut Kepemilikan KMS dan

Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKotaKepemilikan KMS

1 2 3

Nias 79 277 644

Mandailing Natal 118 240 642

Tapanuli Selatan 75 410 515

Tapanuli Tengah 138 383 479

Tapanuli Utara 60 572 367

Toba Samosir 96 591 313

Labuhan Batu 99 438 463

Asahan 140 538 322

Simalungun 102 587 311

Dairi 132 467 401

Karo 136 564 300

Deli Serdang 271 523 206

Langkat 99 691 210

Nias Selatan 102 284 614

Humbang Hasundutan 105 568 326

Pakpak Bharat 77 500 423

Samosir 77 549 374

Serdang Bedagai 277 556 167

Kota Sibolga 182 436 382

Kota Tanjung Balai 193 266 541

Kota Pematang Siantar 229 638 133

Kota Tebing Tinggi 243 643 114

Kota Medan 311 579 110

Kota Binjai 296 496 208

Kota Padang Sidempuan 98 696 206

Sumatera Utara 189 484 327 Catatan 1 = Punya KMS dan dapat menunjukkan

2 = Punya KMS tidak dapat menunjukkan disimpan oleh orang lain3 = Tidak punya KMS

63

Tabel 3352 memperlihatkan persentase anak yang dilaporkan oleh ibunya mempunyaiKMS dan apakah pewawancara melihat KMS tersebut Secara umum 32 persen balitatidak punya KMS 48 persen punya KMS tetapi tidak dapat menunjukkan dan hanya 18persen yang dapat menunjukan Besarnya Persentase anak yang dilaporkan punya KMStetapi tidak dapat menunjukan kartu tersebut mungkin disebabkan karena banyak KMSyang disimpan di Pukesmas atau oleh kader kesehatan atau KMS sudah rusak dandibuang ibunya Nias dan Mandailing Natal merupakan Kabupaten yang kepemilikanKMS paling rendah (64 persen tidak memiliki KMS)

Persentase anak yang ibunya dapat menunjukan KMS turun seiring naiknya umur anak(40 persen anak umur 6 ndash 11 bulan dan 8 persen anak umur 48 ndash 59 bulan) Hal inidapat disebabkan karena meningkatnya cakupan anak yang mempunyai KMS ataukarena KMS pada anak yang lebih tua sudah banyak yang hilang atau dibuangCakupan KMS menurut jenis kelamin anak boleh dikatakan tidak berbeda tetapicenderung lebih tinggi untuk anak di perkotaan anak dengan tingkat pengeluaran perkapita tinggi dan anak dari orang tua berpendidikan lebih tinggi Hanya 41 persen anakdari orang tua yang tidak pernah sekolah memiliki KMS itupun tidak dapatmemperlihatkan kartunya kepada pewawancara dibandingkan dengan 65 persen anakdari orang tua yang berpendidikan sekolah menengah keatas (Tabel 3352)

64

Tabel 3352Prevalensi Balita menurut Kepemilikan KMS dan

Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikKepemilikan KMS

1 2 3Kelompok Umur (Bulan)

6 ndash 11 402 353 245

12 ndash 23 238 483 279

24 ndash 35 146 522 332

36 ndash 47 108 555 337

48 ndash 59 80 564 356

Jenis Kelamin

Laki-Laki 171 514 315

Perempuan 177 506 317

Pendidikan KK

Tidak Sekolah 159 406 435

SD Tidak Tamat 152 379 469

SD Tamat 165 451 383

SMP Tamat 160 523 317

SLTA Tamat 196 567 237

SLTA+ 148 651 201

Pekerjaan Utama KK

Tidak Bekerja 216 463 321

Ibu Rumahtangga 156 600 244

PnsPolriTniBUMNBUMD 113 725 161

Wiraswasta Pegawai Swasta 206 565 229

Petani Buruh Nelayan 144 456 400

Lainnya 266 419 315

Tempat Tinggal

Perkotaan 251 544 205

Perdesaan 118 486 396

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 178 449 373

Kuintil-2 172 499 329

Kuintil-3 179 509 313

Kuintil-4 158 558 285

Kuintil-5 178 598 223

Sumatera Utara 173 510 316 Catatan 1 = Punya KMS dan dapat menunjukkan

2 = Punya KMS tidak dapat menunjukkandisimpan oleh orang lain3 = Tidak punya KMS

65

Persentase kepemilikan Buku KIA dan polanya menurut karakteristik responden tidakcenderung sama dengan kepemilikan KMS Secara umum 83 persen balita tidak punyaBuku KIA 15 persen punya tetapi tidak dapat menunjukan dan hanya 2 persen punyadan dapat menunjukkan Sama dengan kepemilikan KMS Nias dan Mandailing Natalmerupakan 2 kabupaten dengan kepemilikan Buku KIA rendah Cakupan kepemilikanBuku KIA berdasarkan karakteristik responden polanya sama dengan kepemilikan KMS(Tabel 3353 dan Tabel 3354)

Tabel 3353Prevalensi Balita menurut Kepemilikan Buku KIA dan KabupatenKota

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaKepemilikan Buku KIA

1 2 3Nias 04 51 946

Mandailing Natal 18 32 950

Tapanuli Selatan 10 144 846

Tapanuli Tengah 05 160 835

Tapanuli Utara 06 79 915

Toba Samosir 09 87 904

Labuhan Batu 00 181 819

Asahan 28 83 889

Simalungun 05 276 719

Dairi 16 87 896

Karo 56 199 745

Deli Serdang 58 131 811

Langkat 69 441 490

Nias Selatan 28 102 869

Humbang Hasundutan 21 223 755

Pakpak Bharat 38 192 769

Samosir 11 121 868

Serdang Bedagai 09 43 948

Kota Sibolga 91 327 582

Kota Tanjung Balai 09 36 955

Kota Pematang Siantar 10 144 846

Kota Tebing Tinggi 70 155 775

Kota Medan 03 125 872

Kota Binjai 16 111 873

Kota Padang Sidempuan 20 29 951

Sumatera Utara 24 147 829

Catatan 1 = Punya Buku KIA dan dapat menunjukkan

2 = Punya Buku KIA tidak dapat menunjukkan disimpan oleh orang lain

3 = Tidak punya Buku KIA

66

Tabel 3354Prevalensi Balita menurut Kepemilikan Buku KIA dan

Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikKepemilikan Buku KIA

1 2 3Kelompok Umur (Bulan)

6 ndash 11 38 158 804

12 ndash 23 29 151 820

24 ndash 35 21 154 824

36 ndash 47 16 159 825

48 ndash 59 15 144 841

Jenis Kelamin

Laki-Laki 24 146 829

Perempuan 21 159 820

Pendidikan KK

Tidak Sekolah 22 152 826

SD Tidak Tamat 23 107 870

SD Tamat 22 126 853

SMP Tamat 20 155 826

SLTA Tamat 27 176 798

SLTA+ 21 193 786

Pekerjaan KK

Tidak Bekerja 12 117 870

Ibu Rumahtangga 222 778

PNSPOLRITNIBUMNBUMD 24 275 701

Wiraswasta Pegawai Swasta 23 144 833

Petani Buruh Nelayan 21 148 831

Lainnya 60 146 795

Tempat Tinggal

Perkotaan 25 119 855

Perdesaan 21 177 802

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 30 141 829

Kuintil-2 15 145 840

Kuintil-3 24 141 835

Kuintil-4 21 165 814

Kuintil-5 21 195 784

Sumatera Utara 24 147 829 Catatan 1 = Punya Buku KIA dan dapat menunjukkan

2 = Punya Buku KIA tidak dapat menunjukkan disimpan oleh orang lain

3 = Tidak punya Buku KIA

67

336 Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi

Dalam Riskesdas 2007 dikumpulkan data tentang pemeriksaan kehamilan jenispemeriksaan kehamilan ukuran bayi lahir penimbangan bayi lahir pemeriksaanneonatus pada ibu yang mempunyai bayi Data tersebut dikumpulkan denganmewawancarai ibu yang mempunyai bayi umur 0 ndash 11 bulan dan dikonfirmasi dengancatatan Buku KIAKMScatatan kelahiran

Pemeriksaan kesehatan pada bayi oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan kesehatanyang diberikan oleh tenaga kesehatan untuk ibu dan bayinya dengan tujuan mengetahuitumbuh kembang bayi pemberian imunisasi penyuluhan kesehatan dan pemeriksaankesehatan bayi Pemeriksaan oleh tenaga kesehatan tersebut dapat dilakukan di rumahresponden maupun di fasilitas keseahatan

337 Penimbangan bayi

Tabel 3371 menunjukan bahwa 61 persen menurut persepsi ibu bayi yangdilahirkannya normal hanya 15 persen yang mengatakan bayinya sangat kecilkecil dan23 persen mengatakan besar dan sangat besar Distribusi berat badan lahir menurutpersepsi ibu berdasarkan karakteristik responden beragam Pekerjaan utama orang tuasebagai ibu rumah tangga cenderung melahirkan bayi dengan berat badanberlebihbesar (83 persen banding 17 persen normal) Begitupula dengan daerahperkotaan

68

Tabel 3371Prevalensi Ukuran Bayi Lahir menurut Persepsi Ibu dan KabupatenKota

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaBB Lahir menurut Persepsi Ibu

Kecil Normal BesarNias 115 615 269

Mandailing Natal 321 500 179

Tapanuli Selatan 29 857 114

Tapanuli Tengah 217 652 130

Tapanuli Utara 188 750 63

Toba Samosir 63 688 250

Labuhan Batu 206 721 74

Asahan 130 630 241

Simalungun 88 706 206

Dairi 63 688 250

Karo 34 690 276

Deli Serdang 245 404 351

Langkat 35 807 158

Nias Selatan 250 700 50

Humbang Hasundutan 250 500 250

Pakpak Bharat 250 500 250

Samosir 125 375 500

Serdang Bedagai 45 795 159

Kota Sibolga 200 400 400

Kota Tanjung Balai 100 500 400

Kota Pematang Siantar 154 385 462

Kota Tebing Tinggi 250 500 250

Kota Medan 180 568 252

Kota Binjai 333 389 278

Kota Padang Sidempuan 167 333 500

Sumatera Utara 155 612 233

Catatan Kecil Sangat kecil + Kecil

Normal Normal

Besar Besar + Sangat besar

69

Tabel 3372Prevalensi Ukuran Bayi Lahir menurut Persepsi Ibu dan Karakteristik

Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikBB Lahir menurut Persepsi Ibu

Kecil Normal BesarJenis Kelamin

Laki-Laki 168 642 190

Perempuan 145 592 264

Pendidikan KK

Tidak Sekolah 59 588 353

SD Tidak Tamat 200 586 214

SD Tamat 186 593 221

SMP Tamat 149 649 202

SLTA Tamat 159 627 214

SLTA+ 63 531 406

Pekerjaan Utama KK

Tidak Bekerja 182 591 227

Ibu Rumahtangga 00 167 833

PNSPOLRITNIBUMNBUMD 216 649 135

Wiraswasta Pegawai Swasta 149 610 241

Petani Buruh Nelayan 149 655 196

Lainnya 324 382 294

Tempat Tinggal

Perkotaan 160 575 265

Perdesaan 154 650 196

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 148 574 278

Kuintil-2 146 657 197

Kuintil-3 146 667 188

Kuintil-4 197 599 204

Kuintil-5 151 588 261

Sumatera Utara 156 616 227Catatan Kecil Sangat kecil + Kecil

Normal NormalBesar Besar + Sangat besar

70

Grafik 337Ukuran Bayi Lahir Menurut Persepsi Ibu

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Lebih dari 60 persen bayi baru lahir dalam 12 bulan terakhir dilakukan penimbangan (63persen) Persentase tertinggi cakupan penimbangan ini di Serdang Bedai (91 persen)terendah di Nias hanya 19 persen (Tabel 3373)

Tabel 3373Cakupan Penimbangan Bayi Baru Lahir 12 Bulan Terakhir

Menurut Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten kota Ditimbang

Nias 192Mandailing Natal 407Tapanuli Selatan 343Tapanuli Tengah 435Tapanuli Utara 500Toba Samosir 750Labuhan Batu 362Asahan 709Simalungun 657Dairi 412Karo 724Deli Serdang 785Langkat 807Nias Selatan 250Humbang Hasundutan 500Pakpak Bharat 333Samosir 571Serdang Bedagai 909Kota Sibolga 600Kota Tanjung Balai 800Kota Pematang Siantar 846Kota Tebing Tinggi 875Kota Medan 771Kota Binjai 444Kota Padang Sidempuan 500Sumatera Utara 632

71

Tabel 3374Cakupan Penimbangan Bayi Baru Lahir 12 Bulan Terakhir

Menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Karakteristik Ditimbang

Jenis KelaminLaki-Laki 641Perempuan 621

Pendidikan KKTidak Sekolah 706SD Tidak Tamat 457SD Tamat 576SMP Tamat 632SLTA Tamat 714SLTA+ 594

Pekerjaan KKTidak Bekerja 727Ibu Rumahtangga 500PNSPOLRITNIBUMNBUMD 784Wiraswasta Pegawai Swasta 686Petani Buruh Nelayan 569Lainnya 697

Tempat TinggalPerkotaan 759Perdesaan 536

Tingkat Pengeluaran Per KapitaKuintil-1 619Kuintil-2 599Kuintil-3 731Kuintil-4 599Kuintil-5 613

Sumatera Utara 631

72

338 Pemeriksaan Kehamilan

Hampir sebagian besar 74 persen ibu hamil memeriksakan kehamilannya ke tenagakesehatan Bahkan ada KabupatenKota yang hampir keseluruhan ibu hamilmemeriksakan kehamilannya (100 persen Kota Tebing Tinggi sekitar 90 persen KotaMedan Kota Binjai dan Kota Padang Sidempuan Namun masih ada beberapaKabuaptenKota yang cakupannya di bawah 50 persen (Tapanuli Selatan TapanuliTengah dan Labuhan Batu)

Tabel 3381Cakupan Pemeriksaan Kehamilan Ibu yang Mempunyai Bayi

Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten Kota PeriksaNias 615

Mandailing Natal 464

Tapanuli Selatan 543

Tapanuli Tengah 435

Tapanuli Utara 600

Toba Samosir 765

Labuhan Batu 493

Asahan 709

Simalungun 857

Dairi 563

Karo 833

Deli Serdang 817

Langkat 842

Nias Selatan 500

Humbang Hasundutan 500

Pakpak Bharat 500

Samosir 714

Serdang Bedagai 800

Kota Sibolga 800

Kota Tanjung Balai 889

Kota Pematang Siantar 923

Kota Tebing Tinggi 1000

Kota Medan 957

Kota Binjai 947

Kota Padang Sidempuan 909

Sumatera Utara 747

73

Tingkat pendidikan KK sangat erat hubungannya dengan pemeriksaan kehamilan Tujuhpuluh satu persen kelahiran dari KK yang tidak pernah sekolah periksa hamilsedangkan di antara kelahiran dari KK yang sekolah SLTA+ 88 persen yang pernahdiperiksa Ibu-ibu yang bertempat tinggal di perkotaan lebih banyak periksa hamildibandingkan dengan yang tinggal di perdesaan (9362 persen) (Tabel 3382)

Tabel 3382Cakupan Pemeriksaan Kehamilan Ibu yang Mempunyai Bayi

Menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KarakteristikPeriksaHamil

Pendidikan KK

Tidak Sekolah 706

SD Tidak Tamat 586

SD Tamat 643

SMP Tamat 721

SLTA Tamat 859

SLTA+ 875

Pekerjaan KK

Tidak Bekerja 682

Ibu Rumahtangga 429

PNSPOLRITNIBUMNBUMD 919

Wiraswasta Pegawai Swasta 861

Petani Buruh Nelayan 656

Lainnya 758

Tempat Tinggal

Perkotaan 934

Perdesaan 620

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 670

Kuintil-2 725

Kuintil-3 840

Kuintil-4 743

Kuintil-5 840

Sumatera Utara 747

Progam KIA menganjurkan pemeriksaan ibu hamil dengan 8 jenis pemeriksaan Tabel3383 memperlihatkan prevalensi jenis pelayanan pemeriksaan kehamilan yangditerima ibu hamil Sembilan puluh enam persen ibu hamil mendapatkan pemeriksaantekanan darah pemberian tablet besi (90 persen) penimbangan berat badan (87persen) dan hanya 25 persen yang diperksa hemoglobinnya

74

Imunisasi ibu hamil merupakan kegiatan yang terpadu dari Pengembangan ProgamImunisai (PPI) Depkes menganjurkan agar setiap wanita menerima dua suntikantetanus toksoid (TT) selama kehamilan yang pertama Imunisasi ulang (booster)diberikan satu kali pada setiap kehamilan berikutnya untuk mempertahankan kekebalanpenuh terhadap tetanus Dalam beberapa tahun terakhir ini imunisasi TT juga diberikanpada wanita sebelum menikah sehingga setiap kehamilan yang terjadi dalam tiga tahunsejak pernikahan akan terlindungi dari penyakit tetanus Tujuh puluh delapan persen ibuhamil mendapatkan imunisasi TT Bahkan ada 4 KabupatenKota yang cakupanimunisasi TT mencapai 100 persen (Toba Samosir Pakpak Barat Kota Sibolga danKota Tebing Tinggi)

Tabel 3383Prevalensi Ibu Hamil

menurut Jenis Pelayanan Pemeriksaan Kehamilandan Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaJenis Pelayanan

a b c d e f g hNias 313 824 750 813 813 588 133 133

Mandailing Natal 385 1000 769 846 538 538 154 154

Tapanuli Selatan 00 947 368 842 632 789 158 00

Tapanuli Tengah 300 900 667 778 700 700 111 100

Tapanuli Utara 625 889 889 889 778 889

Toba Samosir 583 1000 1000 917 1000 1000 83 83

Labuhan Batu 471 1000 833 882 636 848 125 63

Asahan 205 949 872 744 744 846 128 103

Simalungun 533 1000 1000 875 808 933 115 111

Dairi 125 1000 667 900 900 600 111 222

Karo 609 960 909 913 826 920 174 273

Deli Serdang 554 868 930 895 795 868 237 303

Langkat 229 1000 674 955 568 1000

Nias Selatan 500 909 667 800 300 400 111 545

Humbang Hasundutan 750 1000 1000 1000 800 1000 500 250

Pakpak Bharat 1000 1000 1000 1000 1000 1000 00 500

Samosir 333 1000 833 833 600 1000 167

Serdang Bedagai 559 1000 941 971 917 861 88 88

Kota Sibolga 750 1000 1000 1000 1000 1000 750 750

Kota Tanjung Balai 444 1000 875 875 625 1000 375 500

Kota Pematang Siantar 417 1000 846 923 923 1000 538 583

Kota Tebing Tinggi 778 1000 778 1000 1000 1000 250 500

Kota Medan 627 1000 778 902 854 955 373 392

Kota Binjai 529 941 765 882 889 941 647 588

Kota Padang Sidempuan 500 1000 1000 1000 900 900 400 556

Sumatera Utara 453 963 847 905 791 873 250 270

Jenis pelayanan kesehatana = pengukuran tinggi badan e = pemberian imunisasi TTb = pemeriksaan tekanan darah f = penimbangan berat badanc = pemeriksan tinggi fundus (perut) g = pemeriksaan hemoglobind = pemberian tablet Fe h = pemeriksaan urine

75

Tabel 3384Prevalensi Ibu Hamil menurut Jenis Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan

dan Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikJenis Pelayanan

a b c d e f g hPendidikan KK

Tidak Sekolah 167 917 1000 1000 909 750 00 00SD Tidak Tamat 415 902 846 897 769 738 212 154SD Tamat 512 1000 867 886 727 878 198 272SMP Tamat 457 988 835 913 854 909 233 242SLTA Tamat 524 962 773 901 779 916 278 273SLTA+ 536 897 964 927 786 893 317 310

Pekerjaan Utama KKTidak Bekerja 267 1000 1000 800 667 800 67 67Ibu Rumahtangga 333 667 667 1000 1000 667 333 00PNSPOLRITNIBUMNBUMD 452 914 710 882 581 914 129 147Wiraswasta Pegawai Swasta 540 976 824 901 814 945 323 312Petani Buruh Nelayan 445 963 822 883 791 822 147 181Lainnya 500 1000 950 917 960 1000 333 520

Tempat TinggalPerkotaan 603 961 868 903 827 932 352 364Perdesaan 341 965 771 878 732 826 84 117

Tingkat Pengeluaran Per KapitaKuintil-1 432 979 826 904 789 893 352 230Kuintil-2 442 914 821 857 760 845 84 224Kuintil-3 417 983 746 906 782 893 352 175Kuintil-4 521 959 847 861 822 871 84 309Kuintil-5 615 980 875 930 773 920 352 340

Sumatera Utara 453 963 847 905 791 873 250 270

Jenis pelayanan kesehatana = pengukuran tinggi badan e = pemberian imunisasi TTb = pemeriksaan tekanan darah f = penimbangan berat badanc = pemeriksan tinggi fundus (perut) g = pemeriksaan hemoglobind = pemberian tablet Fe h = pemeriksaan urine

Anemi selama kehamilan masih tetap tinggi di Indonesia Pil zat besi dibagikan kepadaibu hamil ketika mereka memeriksakan kehamilannya di sarana kesehatan Progamkesehatan Ibu menganjurkan agar setiap ibu hamil mendapat paling sedikit 90 pil zatbesi selama hamil Ibu-ibu hamil di Sumatera Utara yang memeriksakan kehamilan disarana kesehatan 90 persen mendapat pil zat Besi Kabupaten Humbang HasundutanPakpak Barat dan Kota sibolga mencapai 100 persen Berdasarkan karakteristikresponden pemberian zat besi tidak menunjukan perbedaan yang beraneka ragam

76

339 Pemeriksaan Neonatus

Pemeriksaan kesehatan pada bayi oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan kesehatanyang diberikan oleh tenaga kesehatan untuk ibu dan bayinya dengan tujuan mengetahuitumbuh kembang bayi pemberian imunisasi penyuluhan kesehatan dan pemeriksaankesehatan bayi Pemeriksaan oleh tenaga kesehatan tersebut dapat dilakukan di rumahresponden maupun di fasilitas kesehatan

Minimal bayi umur 0 ndash 7 hari diperiksa 1 kali (KN1) demikian pula pada bayi umur 8 ndash 28hari minimal diperiksa 1 kali (KN2) Lebih dari separuh bayi umur 0 ndash 7 hari (66 persen)mendapat kunjungan tenaga kesehatan minimal satu kali (KN1) namun hanya 28persen yang KN2 Kota tebing semua bayi umur 0 ndash 7 hari telah KN1 namun hanya 50persen yang telah KN2 Distribusi KN1 dan KN2 menurut daerah jenis kelamin tidakada perbedaan Distribusi KN1 dan KN2 menurut pendidiak KK pekerjaan KK dantingkat pengeluaran per kapita tidak menunjukan keteraturan pola tertentu Misalpersentase KN1 kuintil1 65 persen kuintil 5 meningkat menjadi 83 persen namun kuintil4 turun menjadi 60 persen (Tabel 3392)

Tabel 3391Cakupan Pemeriksaan Neonatus menurut KabupatenKota

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten Kota Pemeriksaan NeonatusUmur 0-7 hari Umur 8-28 hari

Nias 154 269Mandailing Natal 571 179Tapanuli Selatan 571 400Tapanuli Tengah 652 292Tapanuli Utara 533 200Toba Samosir 765 250Labuhan Batu 565 74Asahan 782 400Simalungun 857 143Dairi 647 294Karo 724 138Deli Serdang 731 161Langkat 807 579Nias Selatan 400 150Humbang Hasundutan 375 111Pakpak Bharat 333 250Samosir 857 143Serdang Bedagai 867 200Kota Sibolga 600 250Kota Tanjung Balai 667 222Kota Pematang Siantar 769 385Kota Tebing Tinggi 1000 500Kota Medan 727 229Kota Binjai 389 389Kota Padang Sidempuan 818 364

Sumatera Utara 667 285

77

Tabel 3392Cakupan Pemeriksaan Neonatus

Menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Karakteristik Pemeriksaan NeonatusUmur 0-7 hari Umur 8-28 hari

Jenis KelaminLaki-Laki 687 253Perempuan 678 253

Pendidikan KKTidak Sekolah 824SD Tidak Tamat 557 214SD Tamat 636 271SMP Tamat 662 276SLTA Tamat 739 260SLTA+ 818 313

Pekerjaan KKTidak Bekerja 864 136Ibu Rumahtangga 500 143PNSPOLRITNIBUMNBUMD 865 459Wiraswasta Pegawai Swasta 723 301Petani Buruh Nelayan 621 220Lainnya 794 235

Tempat TinggalPerkotaan 789 253Perdesaan 604 253

Tingkat Pengeluaran Per KapitaKuintil-1 651 205Kuintl-2 685 328Kuintil-3 690 160Kuintil-4 596 219Kuintil-5 831 387

Sumatera Utara 683 254

34 Penyakit Menular

Penyakit menular yang diteliti pada Riskesdas 2007 terbatas pada beberapa penyakityang ditularkan oleh vektor penyakit yang ditularkan melalui udara atau percikan air liurdan penyakit yang ditularkan melalui makanan atau air Penyakit menular yangditularkan oleh vektor adalah filariasis demam berdarah dengue (DBD) dan malariaPenyakit yang ditularkan melalui udara atau percikan air liur adalah penyakit infeksisaluran pernafasan akut (ISPA) pneumonia dan campak sedangkan penyakit yangditularkan melalui makanan atau air adalah penyakit tifoid hepatitis dan diare

Data yang diperoleh hanya merupakan prevalensi penyakit secara klinis dengan teknikwawancara dan menggunakan kuesioner baku (RKD07IND) tanpa konfirmasipemeriksaan laboratorium Kepada responden ditanyakan apakah pernah didiagnosispenyakit tertentu oleh tenaga kesehatan (D diagnosis) Responden yang menyatakantidak pernah didiagnosis ditanyakan lagi apakah pernahsedang menderita gejala klinisspesifik penyakit tersebut (G) Jadi prevalensi penyakit merupakan data yang didapatdari D maupun G (DG) Prevalensi penyakit akut dan penyakit yang sering dijumpaiditanyakan dalam kurun waktu satu bulan terakhir sedangkan prevalensi penyakit kronisdan musiman ditanyakan dalam kurun waktu 12 bulan terakhir (lihat kuesionerRKD07IND Blok X no B01-22)

78

Khusus malaria selain prevalensi penyakit juga dinilai Persentase kasus malaria yangmendapat pengobatan dengan obat antimalaria program dalam 24 jam menderita sakit(O) Demikian pula diare dinilai Persentase kasus diare yang mendapat pengobatanoralit (O)

341 Filariasis Demam Berdarah Dengue dan Malaria

Filariasis (penyakit kaki gajah) adalah penyakit kronis yang ditularkan melalui gigitannyamuk dan dapat menyebabkan kecacatan dan stigma Umumnya penyakit inidiketahui setelah timbul gejala klinis kronis dan kecacatan Kepada responden yangmenyatakan ldquotidak pernah didiagnosis filariasis oleh tenaga kesehatanrdquo dalam 12 bulanterakhir ditanyakan gejala-gejala sebagai berikut adanya radang pada kelenjar dipangkal paha pembengkakan alat kelamin pembengkakan payudara dan pembengkak-an tungkai bawah atau atas

Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit infeksi tular vektor yang seringmenyebabkan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan tidak sedikit menyebabkan kematianPenyakit ini bersifat musiman yaitu biasanya pada musim hujan yang memungkinkanvektor penular (Aedes aegypti dan Aedes albopictus) hidup di genangan air bersihKepada responden yang menyatakan ldquotidak pernah didiagnosis DBD oleh tenagakesehatanrdquo dalam 12 bulan terakhir ditanyakan apakah pernah menderita demampanassakit kepalapusing disertai nyeri di ulu hatiperut kiri atas mual dan muntah lemaskadang-kadang disertai bintik-bintik merah di bawah kulit dan atau mimisan kakitangandingin

Malaria merupakan penyakit menular yang menjadi perhatian global Penyakit ini masihmerupakan masalah kesehatan masyarakat karena sering menimbulkan KLBberdampak luas terhadap kualitas hidup dan ekonomi serta dapat mengakibatkankematian Penyakit ini dapat bersifat akut laten atau kronis Kepada responden yangmenyatakan ldquotidak pernah didiagnosis malaria oleh tenaga kesehatanrdquo dalam satu bulanterakhir ditanyakan apakah pernah menderita panas tinggi disertai menggigil (perasaandingin) panas naik turun secara berkala berkeringat sakit kepala atau tanpa gejalamalaria tetapi sudah minum obat antimalaria Sedangkan kepada responden yangmenyatakan ldquopernah didiagnosis malaria oleh tenaga kesehatanrdquo ditanyakan apakahmendapat pengobatan dengan obat program dalam 24 jam pertama menderita panas

79

Tabel 3411Prevalensi Filariasis Demam Berdarah Dengue Malaria dan Pemakaian

Obat Program Malaria menurut KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota Filariasis DBD MalariaD DG D DG D DG O

Nias 004 012 000 000 105 246 577

Mandailing Natal 004 065 017 086 64 137 434

Tapanuli Selatan 000 008 000 017 06 09 367

Tapanuli Tengah 006 006 006 100 44 54 297

Tapanuli Utara 000 000 000 007 01 01 500

Toba Samosir 000 000 000 011 01 01 0

Labuhan Batu 000 009 000 030 18 31 399

Asahan 003 003 003 032 10 17 452

Simalungun 000 000 000 006 01 04 0

Dairi 007 007 007 007 03 06 0

Karo 000 000 005 061 01 04 250

Deli Serdang 005 007 013 020 05 10 299

Langkat 000 000 014 014 05 06 879

Nias Selatan 026 033 073 238 80 223 243

Humbang Hasundutan 000 000 012 024 05 09 222

Pakpak Bharat 000 144 000 144 05 33 143

Samosir 000 000 000 014 03 03 500

Serdang Bedagai 003 003 003 009 02 03 667

Kota Sibolga 000 000 000 040 12 20 364

Kota Tanjung Balai 000 000 000 000 07 10 444

Kota Pematang Siantar 000 000 015 015 01 02 250

Kota Tebing Tinggi 013 013 026 064 05 10 250

Kota Medan 005 008 018 021 03 10 410

Kota Binjai 000 000 000 015 01 01 500

Kota Padang Sidempuan 000 000 000 010 06 18 526

Sumatera Utara 003 008 010 029 13 29 427

Dalam 12 bulan terakhir di Provinsi Sumatera Utara filariasis klinis terdeteksi denganprevalensi yang sangat rendah Namun ada 1 Kabupaten (Pakpak Barat) yangprevalensinya lebih tinggi dari prevalensi filarisis di Provinsi Sumatera Utara secarakeseluruhan

Dalam kurun waktu 12 bulan terakhir DBD klinis dapat dideteksi hanya di beberapaKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara (rentang prevalensi 01 ndash 238 persen) Halini tidak mengherankan karena penyebaran DBD kini tidak terbatas di kota besar sajamelainkan sudah meluas ke wilayah rural Program promosi kesehatan juga secaraintensif memberikan penerangan kepada masyarakat tentang pencegahan penyakit ini(3M) sehingga kewaspadaan dan deteksi dini penyakit ini menjadi lebih baik KejadianDBD sangat dipengaruhi oleh musim umumnya meningkat di awal musim penghujandan dapat bersifat fatal bila tidak segera ditangani dengan baik

80

Persentase malaria berdasarkan gejala dan diagnosis dalam sebulan terakhir di ProvinsiSumatera Utara dijumpai sebesar 3 persen dengan rentang 01 ndash 25 persen Nias NiasSelatan dan Mandailing Natal mempunyai persentase tertinggi Berdasarkan diagnosispasti persentase malaria di Provinsi Sumatera Utara 13 persen dengan rentang 01 ndash105 persen Nias Nias Selatan dan Mandailing Natal persentasenya masih yangtertinggi Penyakit ini dapat bersifat akut dan kronis (kambuhan) Tabel 3412

Dalam Riskesdas ini juga ditanyakan berapa banyak penderita penyakit malaria klinisdalam sebulan terakhir yang minum obat program untuk malaria Tampak bahwa hanya43 persen yang minum obat Namun ada beberapa KabupatenKota yang tingkat minumobatnya diatas limapuluh persen Nias (57 persen) Tapanuli Utara (50 persen) Langkat(88 persen) Samosir (50 persen) Serdang Bedagai (67 persen) Kota Binjai (50 persen)dan Kota Padang Sidempuan (53 persen) Kemungkinan hal ini disebabkan penderitamalaria klinis hanya mendapatkan pengobatan simtomatik saja Karakteristik respondenyang menderita penyakit tular vektor di atas tidak berbeda kecuali berdasarkan tingkatpengeluaran perkapita dan daerah Persentase Malaria daerah perkotaan lebih tinggidibanding daerah perdesaan (4212 persen) Semakin tinggi tingkat pengeluaran perkapita semakin rendah persentase malaria (66 persen untuk kuintail 1 dan 11 persenuntuk kuintil 5) Tabel 3412

81

Tabel 3412Prevalensi Filariasis Demam Berdarah Dengue Malaria dan Pemakaian

Obat Program Malaria menurut Karakteristik Respondendi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik Filariasis DBD Malaria

D DG D DG D DG OKelompok umur

lt1 000 000 007 007 05 10 462

1-4 000 007 002 020 13 25 500

5-14 002 009 019 038 14 27 433

15-24 002 007 015 033 12 28 420

25-34 004 006 009 032 14 31 396

35-44 003 005 003 017 15 32 414

45-54 007 012 003 026 11 30 437

55-64 003 009 006 026 13 30 465

65-74 005 005 000 025 13 28 368

gt75 010 050 000 010 14 31 323

Jenis Kelamin

Laki-Laki 003 007 008 026 14 30 418

Perempuan 003 009 011 031 12 27 434

Pendidikan

Tidak Sekolah 012 029 023 063 26 74 411

Tidak Tamat SD 007 017 015 042 21 48 388

Tamat SD 001 010 006 034 16 36 391

Tamat SMP 005 008 005 024 12 25 473

Tamat SMA 004 004 013 019 0 6 15 419

Tamat SMA+ 000 000 014 032 09 16 444

Pekerjaan

Tidak Kerja 005 014 009 032 11 29 245

Sekolah 001 006 014 034 12 25 476

Ibu RT 005 006 010 029 10 22 376

Pegawai 007 007 013 031 07 13 375

Wiraswasta 007 008 012 023 10 21 442

PetaniNelayanBuruh 003 011 005 032 21 52 424

Lainnya 007 027 000 007 11 24 528

Tempat Tinggal

Perkotaan 003 005 012 020 05 12 383

Perdesaan 003 010 008 036 20 42 436

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil_1 002 009 007 027 18 33 482

Kuintil_2 003 009 011 037 16 32 412

Kuintil_3 003 009 009 034 13 29 358

Kuintil_4 005 007 012 023 11 27 397

Kuintil_5 003 007 010 022 08 23 486

Sumatera Utara 01 01 01 03 13 29 426

82

342 ISPA Pnemonia TB Dan Campak

Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan penyakit yang sering dijumpaidengan manifestasi ringan sampai berat ISPA yang mengenai jaringan paru-paru atauISPA berat dapat menjadi pneumonia Pneumonia merupakan penyakit infeksi penyebabkematian utama terutama pada balita Dalam Riskesdas ini dikumpulkan data ISPAringan dan pneumonia Kepada responden ditanyakan apakah dalam satu bulan terakhirpernah didiagnosis ISPApneumonia oleh tenaga kesehatan Bagi responden yangmenyatakan tidak pernah ditanyakan apakah pernah menderita gejala-gejala ISPA danpneumonia

Tuberkulosis paru merupakan salah satu penyakit menular kronis yang menjadi isuglobal Di Indonesia penyakit ini termasuk salah satu prioritas nasional untuk programpengendalian penyakit karena berdampak luas terhadap kualitas hidup dan ekonomiserta sering mengakibatkan kematian Walaupun diagnosis pasti TB berdasarkanpemeriksaan sputum BTA positif diagnosis klinis sangat menunjang untuk diagnosis diniterutama pada penderita TB anak Kepada respoden ditanyakan apakah dalam 12 bulanterakhir pernah didiagnosis TB oleh tenaga kesehatan dan bila tidak ditanyakan apakahmenderita gejala-gejala batuk lebih dari dua minggu atau batuk berdahak bercampurdarah

Campak merupakan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi Di Indonesia masihterdapat kantong-kantong penyakit campak sehingga tidak jarang terjadi KLB Kepadaresponden yang menyatakan tidak pernah didiagnosis campak oleh tenaga kesehatanditanyakan apakah pernah menderita gejala-gejala demam tinggi dengan mata merahdan penuh kotoran serta ruam pada kulit terutama di leher dan dada

Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) tersebar di seluruh Provinsi Suamtera Utaradengan rentang persentase yang sangat bervariasi (54 ndash 494 persen) Angkapersentase ISPA dalam sebulan terakhir di Provinsi Sumatera Utara adalah 22 persenprevalensi di atas 30 ditemukan di 6 KabupatenKota yaitu Nias Mandailing NatalSimalungun Nias Selatan Kota Tebing Tinggi dan Kota Padang Sidempuan dan hanyadua wilayah yang persentasenya di bawah 10 yaitu Langkat dan Kota Binjai

Kasus ISPA yang berlarut-larut akan menjadi Pnemonia Secara umum di ProvinsiSumatera Utara persentase Pnemonia sebulan terakhir adalah 16 persen (rentang 03ndash 10 persen) Persentase Pnemonia yang relatif tinggi dijumpai di Kabupaten NiasSelatan (10 persen) Tidak semua daerah dengan persentase ISPA tinggi jugamempunyai persentase Pnemonia tinggi seperti di Kabupaten Nias Nias Selatan KotaTebing Tinggi dan Kota Padang Sidempuan Hal ini sangat tergantung dari tingkatkesadaran ibu untuk mengenali kasus ISPA pada anaknya dan membawanya segera kefasilitas pengobatan dan tergantung pada kemampuan fasilitas kesehatan tersebutsehingga kejadian Pnemonia dapat dicegah

Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit yang menjadi prioritas nasional untukprogram pengendalian penyakit Di provinsi ini TB terdeteksi dengan prevalensi 5 per1000 tersebar di hampir seluruh KabupatenKota (rentang 10-311000)

Campak merupakan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dan termasukdalam program imunisasi nasional Di Provinsi Sumatera Utara dalam 12 bulan terakhirpenyakit ini masih terdeteksi dengan prevalensi 09 persen (rentang 01 ndash 62 persen) Dibeberapa KabupatenKota prevalensinya masih 2 persen atau lebih tinggi yaitu diMandailing Natal Nias Selatan Kota Sibolga dan Kota Padang Sidempuan

83

Tabel 3421Prevalensi ISPA Pneumonia TBC Campak

menurut Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota ISPA Pneumonia TBC CampakDG D DG D DG D DG D

Nias 494 129 38 18 07 01 11 07

Mandailing Natal 296 71 46 09 31 07 23 18

Tapanuli Selatan 119 33 10 04 09 03 09 08

Tapanuli Tengah 283 113 18 09 12 05 19 17

Tapanuli Utara 211 76 09 02 02 01 03 01

Toba Samosir 216 15 07 01 06 01 09 05

Labuhan Batu 144 27 06 01 02 00 07 06

Asahan 227 74 08 04 06 03 07 04

Simalungun 346 102 17 01 01 00 11 06

Dairi 179 135 08 05 02 01 13 11

Karo 227 120 09 05 05 02 06 05

Deli Serdang 237 159 18 09 03 02 05 04

Langkat 77 47 12 08 01 01 02 02

Nias Selatan 411 169 100 52 21 08 62 31

Humbang Hasundutan 133 50 36 26 04 02 07 06

Pakpak Bharat 134 24 33 05 19 05 19 05

Samosir 265 51 12 01 07 03 10 08

Serdang Bedagai 201 28 06 04 01 02 04 03

Kota Sibolga 246 51 18 10 06 01 22 18

Kota Tanjung Balai 110 40 03 03 01 08 08 05

Kota Pematang Siantar 258 73 14 05 02 02 05 05

Kota Tebing Tinggi 319 120 23 09 10 05 10 04

Kota Medan 228 77 12 03 02 03 04 03

Kota Binjai 54 10 04 01 01 01 01 01

Kota Padang Sidempuan 344 112 11 02 05 02 20 16

Sumatera Utara 224 83 16 07 05 02 09 06

Memperhatikan karakteristik umur responden tampak bahwa ISPA diderita oleh umurrendah bayi dan anak-anak menurun pada umur remaja dan produktif kemudianmeningkat lagi pada umur tua Pola Prevalensi Pneumonia menurut kelompok umurserupa dengan pola Prevalensi ISPA Persentase Pneumonia yang relatif tinggi padakelompok umur tua (65 tahun ke atas) dapat disebabkan fungsi paru yang menurunUntuk TB tampak adanya kecenderungan peningkatan persentase sesuai denganpeningkatan usia Sedangkan untuk campak Prevalensinya relatif merata di semuaumur dengan fokus usia 15 tahun ke bawah termasuk bayi

Jenis kelamin tidak banyak mempengaruhi persentase ISPA Pneumonia TB danCampak Pada umumnya makin rendah tingkat pendidikan makin tinggi persentasepenyakit Namun perlu diperhatikan bahwa kelompok anak (yang berisiko ISPA danPneumonia) juga termasuk dalam kelompok rsquotidak sekolahrsquo tidak tamat SDrsquo dan rsquotamatSDrsquo Sehingga persentase ISPA dan Pneumonia yang tinggi pada kelompokberpendidikan rendah ini konsisten dengan tingginya persentase pada kelompok anak-anak

84

Tabel 3422Prevalensi ISPA Pneumonia TBC Campak

menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Karakteristik ISPA Pneumonia TBC CampakDG D DG D DG D DG D

Kelompok umur

lt1 274 121 14 08 01 00 17 11

1-4 347 135 22 09 02 01 26 21

5-14 236 88 11 05 02 01 14 10

15-24 179 62 10 05 03 01 07 04

25-34 186 61 13 06 06 03 04 02

35-44 196 75 14 08 04 02 02 02

45-54 208 77 21 07 08 03 03 01

55-64 251 95 33 11 10 04 03 02

65-74 276 99 42 12 18 08 02 00

gt75 327 127 39 07 18 04 03 00

Jenis Kelamin

Laki-Laki 224 85 16 06 05 02 08 06

Perempuan 224 80 16 07 04 02 09 06

Pendidikan

Tidak Sekolah 324 109 44 16 20 07 08 02

Tidak Tamat SD 237 84 24 09 09 03 07 04

Tamat SD 204 68 17 06 06 02 06 04

Tamat SMP 190 68 13 06 04 02 05 03

Tamat SMA 178 71 10 04 03 01 03 02

Tamat SMA+ 178 86 12 06 01 01 02 02

Pekerjaan

Tidak Kerja 212 74 25 06 08 03 07 04

Sekolah 196 71 08 04 02 0 09 06

Ibu Rt 180 57 11 04 04 01 03 02

Pegawai 166 69 11 04 02 0 02 01

Wiraswasta 188 77 13 06 04 02 03 03

PetaniNelayanBuruh 236 82 26 11 11 04 04 02

Lainnya 213 86 14 05 05 01 01 01

Tempat Tinggal

Perkotaan 223 92 14 06 03 02 05 04

Perdesaan 225 75 18 07 06 02 11 08

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil_1 221 74 18 08 05 02 11 08

Kuintil_2 236 86 18 08 05 02 11 07

Kuintil_3 228 89 15 07 05 01 08 05

Kuintil_4 215 76 16 04 05 02 08 06

Kuintil_5 220 88 13 05 04 02 05 04

Sumatera Utara 224 83 16 07 05 02 09 06

85

343 Tifoid Hepatitis dan Diare

Prevalensi demam tifoid diperoleh dengan menanyakan apakah pernah didiagnosis tifoidoleh tenaga kesehatan dalam satu bulan terakhir Responden yang menyatakan tidakpernah ditanya apakah satu bulan terakhir pernah menderita gejala-gejala tifoid sepertidemam soremalam hari kurang dari satu minggu sakit kepala lidah kotor dan tidak bisabuang air besar

Pada Riskesdas kasus yang dideteksi adalah semua kasus hepatitis klinis tanpamempertimbangkan penyebabnya Prevalensi hepatitis diperoleh dengan menanyakanapakah pernah didiagnosis hepatitis oleh tenaga kesehatan dalam 12 bulan terakhirResponden yang menyatakan tidak pernah didiagnosis hepatitis dalam 12 bulan terakhirditanyakan apakah dalam kurun waktu tersebut pernah menderita mual muntah tidaknafsu makan nyeri perut sebelah kanan atas kencing warna air teh serta kulit dan mataberwarna kuning

Prevalensi diare diukur dengan menanyakan apakah responden pernah didiagnosisdiare oleh tenaga kesehatan dalam satu bulan terakhir Responden yang menyatakantidak pernah ditanya apakah dalam satu bulan tersebut pernah menderita buang airbesar gt3 kali sehari dengan kotoran lembekcair Responden yang menderita diareditanya apakah minum oralit atau cairan gula garam

Berdasarkan wilayah tempat tinggal daerah perdesaan tidak berbeda dengan daerahperkotaan Demikian juga Rumah Tangga dengan tingkat pengeluaran per kapita yangrendah cenderung mempunyai prevalensi penyakit ISPA Pnemonia TB dan Campakyang lebih tinggi Jenis pekerjaan tidak berpengaruh terhadap kejadian keempatpenyakit ini

Dalam 12 bulan terakhir tifoid klinis dapat dideteksi di Provinsi Sumatera Utara denganpersentase 09 persen dan tersebar di seluruh kabupatenkota dengan rentang 02 ndash 33persen Persentase tifoid tertinggi dilaporkan dari Nias Selatan (33 persen) Sedangkanuntuk hepatitis penyakit ini teridentifikasi di hampir seluruh KabupatenKota Persentasehepatitis tertinggi ditemukan di Kabupaten Mandailing Natal Pakpak Barat dan NiasSelatan

Penyebaran diare dalam satu bulan terakhir di Sumatera Utara merata di seluruhkabupatenkota Persentase di provinsi ini sebesar 88 persen tertinggi ditemukan diKabupaten Simalungun (204 persen) Nias Mandailing Natal Simalungun NiasSelatan Humbang HasundutanPakpak Barat Kota Sibolga Kota Tebing Tinggi danKota Padang Sidempuan mempunyai persentase diare di atas 10 persen Di antarawilayah-wilayah dengan persentase diare tinggi tersebut sebagian besar pemakaianoralitnya lebih dari 50 persen Cukup menarik untuk melihat data di Kabupaten Samosirdi mana persentase diarenya rendah (65 persen) sedangkan penggunaan oralitnyacukup tinggi (71 persen) Sebaliknya Simalungun mengkhawatirkan dimana persentasediare tertinggi (20 persen) penggunaan oralitnya hanya 43 persen Tabel 3431

86

Tabel 3431Prevalensi Tifoid Hepatitis Diare menurut KabupatenKota

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota Tifoid Hepatitis DiareDG D DG D DG D O

Nias 26 09 07 04 155 81 326

Mandailing Natal 33 08 16 02 177 116 190

Tapanuli Selatan 05 03 01 01 49 31 260

Tapanuli Tengah 11 07 06 01 98 81 425

Tapanuli Utara 03 02 01 00 53 17 500

Toba Samosir 04 01 00 00 67 21 444

Labuhan Batu 04 01 05 00 99 50 581

Asahan 06 03 02 01 62 30 500

Simalungun 16 09 03 01 204 95 433

Dairi 02 01 01 00 61 35 451

Karo 07 02 04 01 47 31 598

Deli Serdang 05 03 02 01 67 44 443

Langkat 07 06 02 01 51 34 635

Nias Selatan 32 16 19 05 185 110 674

Humbang Hasundutan 19 17 05 02 101 73 435

Pakpak Bharat 19 05 19 05 110 43 261

Samosir 04 01 01 01 65 36 708

Serdang Bedagai 02 02 02 02 52 41 447

Kota Sibolga 06 00 02 00 164 81 482

Kota Tanjung Balai 05 02 03 01 89 76 350

Kota Pematang Siantar 07 03 02 01 45 28 746

Kota Tebing Tinggi 12 06 08 03 152 62 686

Kota Medan 06 04 02 02 72 51 267

Kota Binjai 07 04 01 01 36 24 633

Kota Padang Sidempuan 08 03 03 01 117 77 358

Sumatera Utara 09 04 03 01 88 52 433

Tifoid hepatitis dan diare ditemukan pada semua kelompok umur Tifoid dan hepatitispolanya tidak bervariasi pada kelompok umur Sedangkan diare tinggi pada kelompokumur muda dan tua (balita dan manula) rendah pada kelompok umur remaja danproduktif Jenis kelamin tidak mempengaruhi prevalensi ketiga penyakit ini berbedadengan pendidikan Kelompok yang berpendidikan rendah umumnya cenderungmemiliki persentase lebih tinggi Namun perlu diperhatikan pada diare persentase tinggipada kelompok lsquotidak sekolahrsquo mungkin dipengaruhi juga oleh kenyataan bahwakelompok ini sebagian terdiri dari anak-anak

Dilihat dari aspek pekerjaan persentase tertinggi tifoid dijumpai pada kelompok tidakkerja dan PetaniNelayanBuruh Persentase diare tertinggi diidentifikasi pada kelompokburuhnelayanpetani (96 persen) dan Tidak kerja (93 persen) Dari sudut tempattinggal tifoid dan diare terutama dijumpai di daerah perdesaan sedangkan untukhepatitis tidak terlihat perbedaan antara perkotaan dan perdesaan Hal ini konsistendengan temuan berdasarkan tingkat pengeluaran per kapita hepatitis dan diarecenderung lebih tinggi pada Rumah Tangga dengan status ekonomi rendah sedangkantifoid tersebar di semua strata status ekonomi masyarakat Tabel 3432

87

Tabel 3432Prevalensi Tifoid Hepatitis Diare

menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Karakteristik Tifoid Hepatitis Diare

DG D DG D DG D OKelompok umur

lt1 06 03 00 00 170 128 480

1-4 12 07 01 00 155 114 474

5-14 08 04 02 00 82 48 301

15-24 08 04 04 02 68 36 385

25-34 08 03 04 01 69 38 641

35-44 09 05 03 01 80 45 381

45-54 10 04 05 02 91 46 391

55-64 09 04 08 04 92 60 519

65-74 12 04 04 02 100 63 822

gt75 11 03 07 02 113 56 351

Jenis Kelamin

Laki-Laki 08 04 03 01 85 50 427

Perempuan 09 04 03 01 90 54 440

Pendidikan

Tidak Sekolah 24 05 13 06 116 71 550

Tidak Tamat SD 09 05 06 01 92 50 408

Tamat SD 09 04 03 01 81 47 376

Tamat SMP 08 06 04 02 77 41 437

Tamat SMA 07 03 03 01 69 36 525

Tamat SMA+ 04 02 02 0 53 34 466

Pekerjaan

Tidak Kerja 10 04 07 03 93 54 427

Sekolah 06 04 02 01 67 37 315

Ibu Rt 08 05 03 01 75 45 430

Pegawai 04 02 04 02 54 34 494

Wiraswasta 05 03 03 02 72 42 405

PetaniNelayanBuruh 13 06 06 01 96 49 536

Lainnya 09 01 03 02 81 36 425

Tempat Tinggal

Perkotaan 06 03 02 01 81 48 406

Perdesaan 11 05 04 01 93 56 453

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil_1 09 04 04 01 97 63 406

Kuintil_2 10 05 03 01 94 57 448

Kuintil_3 08 04 03 01 88 51 414

Kuintil_4 08 03 03 02 82 43 438

Kuintil_5 10 06 03 02 80 47 467

Sumatera Utara 09 04 04 02 88 52 433

88

35 Penyakit Tidak Menular

351 Penyakit Tidak menular Utama Penyakit Sendi dan penyakitKeturunan

Kasus penyakit tidak menular (PTM) pada Riskesdas 2007 ditetapkan berdasarkanjawaban responden ldquopernah didiagnosis oleh tenaga kesehatanrdquo atau ldquomengalami gejalaklnis PTMrdquo Responden untuk penyakit sendi hipertensi dan stroke berusia 15 tahun keatas dan untuk kasus PTM lain respondennya adalah semua umur Riwayat penyakitsendi hipertensi stroke dan asma ditanyakan dalam kurun waktu 12 bulan terakhir danuntuk jenis PTM lainnya ditanya dalam kurun waktu selama hidupnya

Untuk kasus penyakit jantung riwayat pernah mengalami gejala penyakit jantung dinilaidari lima pertanyaan dan dikategorikan menjadi gejala empat penyakit jantung yaitupenyakit jantung kongenital angina aritmia dan dekompensasi kordis Respondendikatakan pernah mengalami gejala jantung jika pernah mengalami salah satu dariempat gejala tersebut

Kasus hipertensi ditetapkan berdasarkan hasil pengukuranpemeriksaan tekanan darahdengan alat pengukur tensimeter digital yang sebelumnya telah divalidasi denganmenggunakan standar baku pengukuran dengan spigmomanometer Pengukurandilakukan pada responden berusia 15 tahun ke atas Setiap responden dilakukanpengukuran minimal dua kali jika hasil pengukuran ke dua berbeda lebih dari 10 mmHgdari pengukuran pertama maka dilakukan pengukuran ketiga Hasil terakhir adalah rata-rata dari dua hasil pengukuran terdekat

Kriteria hipertensi yang digunakan pada penetapan kasus merujuk pada kriteriadiagnosis Joint National Committee (JNC) VII 2003 yaitu hasil pengukuran tekanandarah sistolik gt= 140 mmHg atau tekanan darah diastolik gt= 90 mmHg Kriteria JNC VII2003 hanya berlaku untuk usia 18 tahun keatas maka prevalensi hipertensi padaRiskesdas 2007 dihitung pada penduduk yang berusia 18 tahun ke atas Mengingatpengukuran tekanan darah dilakukan pada penduduk 15 tahun ke atas maka temuankasus hipertensi pada usia 15-17 tahun disesuaikan dengan kriteria JNC VII 2003 danhanya dilaporkan secara nasional

Selain pengukuran tekanan darah pada Riskesdas 2007 responden juga ditanyakantentang riwayat minum obat hipertensi dan riwayat diagnosis hipertensi oleh tenagakesehatan

Prevalensi penyakit persendian yang didiagnosis di Sumatera Utara sebesar 119sedangkan yang mengalami gejala persendian serta didiagnosis sebesar 202 Kasuspersendian tertinggi di Kabupaten Nias Selatan Untuk prevalensi hipertensi berdasarkandiagnosis oleh tenaga kesehatan sebesar 58 Sementara untuk prevalensi penyakitstroke hanya di bawah satu persen Tabel 3511

89

Tabel 3511Prevalensi Penyakit Persendian Hipertensi dan Stroke

menurut Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaSendi ()

Hipertensi(permil)

Stroke(permil)

D DG D DO D DGNias 156 357 82 85 40 60

Mandailing Natal 218 354 89 93 43 270

Tapanuli Selatan 116 166 62 65 32 37

Tapanuli Tengah 236 308 70 70 96 116

Tapanuli Utara 42 208 30 33 11 33

Toba Samosir 88 267 50 53 51 68

Labuhan Batu 73 141 27 27 37 57

Asahan 66 170 58 60 43 64

Simalungun 162 273 55 58 38 54

Dairi 153 207 44 45 55 77

Karo 113 116 54 54 61 61

Deli Serdang 103 150 48 49 84 96

Langkat 115 155 57 57 05 10

Nias Selatan 260 425 96 97 118 141

Humbang Hasundutan 169 264 78 85 59 59

Pakpak Bharat 121 385 59 104 83 246

Samosir 168 322 79 81 90 113

Serdang Bedagai 71 149 24 24 13 13

Kota Sibolga 161 268 68 71 61 61

Kota Tanjung Balai 108 164 81 81 54 91

Kota Pematang Siantar 76 164 53 56 55 78

Kota Tebing Tinggi 117 251 88 88 38 38

Kota Medan 125 209 72 74 67 71

Kota Binjai 61 105 40 42 10 10

Kota Padang Sidempuan 111 250 95 96 30 44

Sumatera Utara 119 202 58 59 50 68Catatan D = Diagnosa oleh Nakes

DO = Kasus minum obat atau didiagnosa oleh nakesDG = Di diagnosis oleh nakes atau dengan gejalaU = Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah

) Penyakit hipertensi dinilai pada penduduk berumur gt= 18 tahun

90

Pola prevalensi penyakit sendi hipertensi dan stroke cenderung tinggi pada tingkatpendidikan yang lebih rendah Namun untuk hipertensi dan stroke nampak sedikitmeningkat kembali pada tingkat pendidikan Tamat Perguruan Tinggi Berdasarkanpekerjaan responden prevalensi penyakit sendi pada Ibu RT ditemukan lebih tinggi darijenis pekerjaan lainnya Sedangkan untuk hipertensi dan stroke prevalensi ditemukanlebih tinggi pada mereka yang tidak bekerja

Berdasarkan status ekonomi yang diukur melalui tingkat pengeluaran per kapitaprevalensi penyakit sendi nampak cenderung lebih tinggi pada tingkat pengeluaranrendah Sedangkan untuk hipertensi maupun stroke prevalensi cenderung meningkatsesuai dengan peningkatkan tingkat pengeluaran Tabel 3512

Tabel 3512Prevalensi Penyakit Persendian Hipertensi Stroke

menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KarakteristikSendi

()Hipertensi

()Stroke

(permil)

D DG D D0 D DGKelompok Umur (Tahun)

15-24 12 12 05 05 14 2225-34 50 50 13 14 07 1535-44 108 108 42 44 17 3845-54 200 200 89 92 67 9255-64 303 303 148 152 152 18465-74 387 387 209 218 242 28775+ 421 421 200 204 337 416

Jenis KelaminLaki-Laki 102 102 49 51 51 65Perempuan 134 134 65 67 48 71

PendidikanTidak Sekolah 319 511 159 166 152 207Tidak Tamat SD 224 386 99 102 106 149Tamat SD 152 257 76 78 55 88Tamat SMP 87 146 43 45 25 34Tamat SMA 69 122 32 32 33 38Tamat PT 82 138 48 50 68 73

PekerjaanTidak Kerja 147 231 97 100 177 221Sekolah 10 18 16 16 27 31Ibu Rt 133 224 65 66 31 41Pegawai 85 143 40 41 40 47Wiraswasta 123 204 58 61 38 48Petani Nelayan Buruh 145 257 51 53 33 221Lainnya 123 192 58 60 62 31

Tempat TinggalKota 109 185 59 60 65 76Pedesaan 127 217 56 58 36 61

Tingkat Pengeluaran per KapitaKuintil 1 134 235 56 59 33 55Kuintil 2 119 205 56 57 46 83Kuintil 3 117 200 55 56 55 62Kuintil 4 113 194 53 54 41 57Kuintil 5 119 195 65 68 68 81

91

Prevalensi penyakit asma di Provinsi Sumatera Utara sebesar 327 (kisaran 03 ndash64) tertinggi di Mandailing Natal Prevalensi penyakit jantung 7 penyakit diabetessebesar 1 dan prevalensi tumor di bawah satu persen Prevalensi penyakit yangdidapat belum mencerminkan prevalensi yang sebenarnya yang mungkin lebih tinggikarena adanya keterbatasan kuesioner tanpa adanya pemeriksaan

Tabel 3513Prevalensi Penyakit Asma Jantung Diabetes dan Tumor

menurut Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaAsma

()Jantung

()Diabetes

()Tumor

(permil)

D DG D DG D DG DNias 20 37 18 60 07 08 45

Mandailing Natal 20 64 06 121 05 13 26

Tapanuli Selatan 03 06 02 09 04 05 11

Tapanuli Tengah 22 33 14 36 03 04 18

Tapanuli Utara 03 11 04 24 01 02 07

Toba Samosir 05 09 05 23 03 07 11

Labuhan Batu 04 10 04 20 01 07 18

Asahan 09 14 04 29 06 07 37

Simalungun 08 18 04 27 07 08 06

Dairi 23 26 15 26 05 05 27

Karo 06 07 06 14 03 03 15

Deli Serdang 10 12 09 23 08 09 49

Langkat 04 05 06 16 05 05 12

Nias Selatan 29 59 19 76 04 12 13

Humbang Hasundutan 09 16 06 31 03 04 00

Pakpak Bharat 12 36 10 66 03 16 00

Samosir 15 30 09 40 01 02 14

Serdang Bedagai 04 07 04 17 03 03 20

Kota Sibolga 08 23 23 113 08 11 45

Kota Tanjung Balai 08 09 09 44 09 09 26

Kota Pematang Siantar 07 09 06 22 12 13 11

Kota Tebing Tinggi 16 25 13 59 13 15 18

Kota Medan 21 26 12 25 12 15 07

Kota Binjai 04 07 07 34 08 09 11

Kota Padang Sidempuan 12 17 15 71 12 13 18

Sumatera Utara 183 327 089 698 077 121 37

Catatan D = Diagnosa oleh Nakes DG= Di diagnosis oleh nakes atau degan gejala) Penyakit Asma jantung diabetes ditetapkan menurut jawaban pernah didiagnosis menderita

penyakit atau mengalami gejala) Penyakit tumor ditetapkan menurut jawaban pernah didiagnosis menderita tumorkanker

Prevalensi penyakit asma jantung dan diabetes meningkat dengan bertambahnya umursedangkan prevalensi tumor meningkat hingga umur 45-54 tahun kemudian menurunlagi di umur lebih tua Prevalensi penyakit asma diabetes dan tumor pada laki-laki danperempuan hampir sama sedangkan pada penyakit jantung perempuan lebih tinggi daripada laki-laki Semakin tinggi tingkat pendidikan prevalensi penyakit asma menurun

92

Prevalensi diabetes tidak banyak berbeda antara tingkat pendidikan namun tertinggipada tingkat pendidikan tamat Perguruan Tinggi dan tidak sekolah demikian jugadengan prevalensi tumorkanker Prevalensi penyakit asma dan jantung lebih tinggi diperdesaan sedangkan diabetes dan tumor lebih tinggi di perkotaan Penyakit asmapaling banyak di kelompok status tingkat pengeluaran perkapita terendah

Tabel 3514Prevalensi Penyakit Asma Jantung Diabetes dan TumorMenurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara

Riskesdas 2007

KarakteristikAsma

()Jantung

()Diabetes

()Tumor

(permil)

D DG D DG D DG DKelUmur

lt1 Tahun 02 06 04 07 04 04 001-4 Tahun 04 08 01 09 01 01 035-14 Tahun 04 08 02 08 01 01 0815-24 Tahun 09 12 04 15 01 02 1225-34 Tahun 09 15 02 21 02 03 2835-44 Tahun 12 18 06 35 07 10 6845-54 Tahun 16 29 22 67 19 23 4655-64 Tahun 28 45 34 95 27 34 7665-74 Tahun 45 72 38 120 35 42 4975+ Tahun 68 102 34 123 24 28 69

Jenis KelaminLaki-Laki 12 19 07 26 06 08 19Perempuan 10 17 09 34 07 08 39

PendidikanTidak Sekolah 42 77 32 106 11 17 81Tidak Tamat SD 15 29 10 46 08 12 33Tamat SD 14 23 10 45 09 12 37Tamat SMP 12 17 09 29 05 08 23Tamat SMA 11 14 08 24 06 08 38Tamat PT 06 07 14 35 24 25 77

PekerjaanTidak Kerja 21 34 15 53 11 14 56Sekolah 07 09 03 10 01 01 09Ibu Rt 13 17 12 44 10 13 61Pegawai 20 23 15 31 19 20 43Wiraswasta 11 16 12 40 10 15 50PetaniNelayan Buruh 16 31 10 49 06 09 28Lainnya 13 21 08 39 24 27 20

Tempat TinggalKota 13 17 09 27 09 11 39Desa 10 19 07 33 04 06 21

Tingkat Pengeluaran per kapitaKuintil 1 11 20 7 35 03 06 25Kuintil 2 11 20 7 32 04 06 28Kuintil 3 13 20 8 31 05 07 25Kuintil 4 10 15 7 26 06 08 33Kuintil 5 12 17 11 30 12 14 34

Catatan D = Diagnosa oleh Nakes DG= Di diagnosis oleh nakes atau degan gejala) Peny Asma jantung diabetes ditetapkan menurut jawaban pernah didiagnosis menderita

penyakit atau mengalami gejala) Penyakit tumor ditetapkan menurut jawaban pernah didiagnosis menderita tumorkanker

93

Prevalensi gangguan jiwa di Provinsi Sumatera Utara menurut kabupatenkota berada dikisaran 00 ndash 41 prevalensi buta warna dalam kisaran 00 ndash 83 Selanjutnyaprevalensi penyakit gloukoma dermatitis sumbing rhinitis talasemia dan hemofili diSumatera Utara terlihat tertinggi pada penyakit dermatitis yaitu 263 Prevalensipenyakit dermatitis tertinggi di Kabupaten Tapanuli Tengah Namun rendah diKabupaten Karo Tapanuli Utara dan Tapanuli Selatan

Tabel 3515Prevalensi Penyakit Keturunan (Gangguan Jiwa Berat Buta WarnaGlaukoma Sumbing Dermatitis Rhinitis Thalasemi Hemofili) permilmenurut Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten Kota JiwaButa

WarnaGlaukoma

Sumbing

Dermatiti

ss

Rhinitis

Thalasemia

Hemofilia

Nias 00 00 04 04 196 24 00 00

Mandailing Natal 30 22 52 22 901 151 04 00

Tapanuli Selatan 08 11 03 03 23 03 00 00

Tapanuli Tengah 06 35 06 00 1019 171 06 12

Tapanuli Utara 20 14 00 14 20 00 00 00

Toba Samosir 11 11 00 00 309 21 00 00

Labuhan Batu 09 27 00 00 125 09 00 00

Asahan 21 00 03 19 612 37 00 00

Simalungun 00 06 06 04 123 49 00 00

Dairi 07 07 00 00 274 13 13 00

Karo 41 10 10 10 05 05 10 05

Deli Serdang 35 31 11 11 86 51 02 02

Langkat 00 07 00 03 38 35 00 00

Nias Selatan 13 53 20 07 152 60 00 00

Humbang Hasundutan 00 12 12 24 746 12 00 00

Pakpak Bharat 00 48 00 48 957 48 00 00

Samosir 14 83 00 28 275 14 00 00

Serdang Bedagai 12 15 03 03 84 32 06 06

Kota Sibolga 20 40 20 20 733 139 00 00

Kota Tanjung Balai 23 11 11 23 812 226 00 00

Kota Pematang Siantar 00 00 00 08 222 15 00 00

Kota Tebing Tinggi 13 39 00 00 360 193 00 26

Kota Medan 10 03 00 05 358 101 00 00

Kota Binjai 00 07 07 07 153 145 00 00

Kota P Sidempuan 19 19 00 10 886 166 00 00

Sumatera Utara 14 15 06 07 263 59 01 01

) Penyakit keturunan ditetapkan menurut jawaban pernah mengalami salah satu dari riwayatpenyakit gangguan jiwa berat (skizofrenia) buta warna glaukoma bibir sumbing dermatitisrhinitis talasemi atau hemofili

94

352 Gangguan Mental Emosional

Di dalam kuesioner Riskesdas pertanyaaan mengenai kesehatan mental terdapat didalam kuesioner individu F01 ndashF20 Kesehatan mental dinilai dengan Self ReportingQuestionnaire (SRQ) yang terdiri dari 20 butir pertanyaan Pertanyaan-pertanyaan SRQdiberikan kepada anggota rumah tangga (ART) yang berusia ge 15 tahun Ke-20 butir pertanyaan ini mempunyai pilihan jawaban ldquoyardquo dan ldquotidakrdquo Nilai batas pisah yangditetapkan pada survei ini adalah 6 yang berarti apabila responden menjawab minimal 6atau lebih jawaban ldquoyardquo maka responden tersebut diindikasikan mengalami gangguanmental emosional Nilai batas pisah tersebut sesuai penelitian uji validitas yang pernahdilakukan (Hartono Badan Litbangkes 1995)Gangguan mental emosional merupakansuatu keadaan yang mengindikasikan individu mengalami suatu perubahan emosionalyang dapat berkembang menjadi keadaapatologis apabila terus berlanjut SRQ memilikiketerbatasan karena hanya mengungkastatus emosional individu sesaat (plusmn 30 hari) dantidak dirancang untuk diagnostigangguan jiwa secara spesifik Dalam Riskesdas 2007pertanyaan dibacakan petugas wawancara kepada seluruh responden Dari tabel 3521ini diperlihatkan bahwa secara umum prevalensi gangguan mental emosional di ProvinsiSumatera Utara mencapai 7 persen di mana tertinggi di Kabupaten Mandailing Natal(142) dan Kota Padang Sidempuan (127) Sedangkan prevalensi terendah diKabupaten Labuhan Batu dan Kota Medan

Tabel 3521Prevalensi Gangguan Mental Emosional pada Penduduk Berumur 15 Tahun

ke Atas (Berdasarkan Self Reporting Questionnaire -20) MenurutKabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten Kota Gangguan Mental EmosionalNias 81Mandailing Natal 142Tapanuli Selatan 48Tapanuli Tengah 110Tapanuli Utara 45Toba Samosir 76Labuhan Batu 36Asahan 109Simalungun 120Dairi 71Karo 63Deli Serdang 80Langkat 56Nias Selatan 70Humbang Hasundutan 65Pakpak Bharat 72Samosir 101Serdang Bedagai 49Kota Sibolga 109Kota Tanjung Balai 70Kota Pematang Siantar 59Kota Tebing Tinggi 114Kota Medan 36Kota Binjai 59Kota Padang Sidempuan 127

Kabupaten Kota 69Nilai Batas Pisah (Cut off Point) ge 6

95

Menurut karakteristik responden tampak prevalensi tertinggi ditemukan pada kelompokusia gt 75 tahun Hal ini dimungkinkan oleh karena pada kelompok lanjut usia banyakmengalami masalah gangguan kesehatan fisik yang dapat mempengaruhi kesehatanmental emosional Kelompok wanita lebih banyak yang mengalami gangguan mentalemosional dibandingkan laki-laki Berdasarkan pendidikan tampak bahwa kerentananterhadap gangguan mental emosional dipengaruhi oleh tingkat pendidikan Semakinrendah tingkat pendidikan prevalensinya relatif semakin rendah mengalami gangguanmental emosional Berdasarkan jenis pekerjaan tampak bahwa tidak bekerja merupakankelompok yang tertinggi mengalami gangguan mental emosional

Tabel 3522Prevalensi Gangguan Mental Emosional pada Penduduk berumur 15 Tahun

Ke Atas (berdasarkan Self Reporting Questionnaire-20) menurutKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara

Riskesdas 2007

Karakteristik Gangguan Mental EmosionalKelompok Umur (Tahun)

15-24 4425-34 4935-44 5245-54 7155-64 11165-74 18475+ 354

Jenis KelaminLaki-Laki 55Perempuan 83

PendidikanTidak Sekolah 212Tidak Tamat SD 121Tamat SD 82Tamat SMP 51Tamat SMA 45Tamat PT 54

PekerjaanTidak Kerja 139Sekolah 47Ibu RT 68Pegawai 38Wiraswasta 50PetaniNelayanBuruh 76Lainnya 62

Tipe DaerahPerkotaan 57Perdesaan 80

Tingkat pengeluaran perkapitaKuintil 1 89Kuintil 2 80Kuintil 3 65Kuintil 4 73Kuintil 5 54

Nilai Batas Pisah (Cut off Point) ge 6

96

353 Penyakit Mata

Survei Kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran tahun 1993-19961

memperlihatkan angka kebutaan di Indonesia mencapai 147 jauh lebih tinggidibandingkan angka kebutaan di Thailand (03) India (07) Bangladesh (10) bahkanlebih tinggi dibandingkan Afrika Sub-sahara (140)2 Angka kebutaan ini menurunmenjadi 121 sesuai dengan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001yang mewakili tingkat kawasan Sumatera Jawa-Bali dan Kawasan Timur Indonesia3

Saw dkk4 dengan metodologi yang berbeda dari SKRT 2001 melaporkan angkakebutaan dua mata pada populasi rural di Sumatera sebesar 22 (golongan usia gt20tahun) sedangkan angka low vision bilateral mencapai 58

Gangguan penglihatan mencakup low vision dan kebutaan merupakan keadaan yangmungkin dapat dihindari dan atau dapat dikoreksi Program WHO ldquoVision 2020 the rightto sightrdquo yang dicanangkan sejak tahun 1999 mematok target pada tahun 2020 tidak adalagi ldquokebutaan yang tidak perlurdquo pada semua penduduk dunia Berbagai strategi telahdijalankan dan Indonesia sebagai warga dunia turut aktif dalam upaya tersebut diawalidengan pencanangan program Indonesia Sehat 2010 Low vision (kisaran visus 360 ltX lt 618 (2060)) dan kebutaan (kisaran visus lt360) (Revised International StatisticalClassification of Diseases Injuries and Causes of Death (ICD) 10 WHO)5 menjadimasalah penting berkaitan dengan berkurang sampai hilangnya kemandirian seseorangyang mengalami kedua gangguan penglihatan tersebut sehingga mereka akan menjadibeban bagi orang di sekitarnya

Dalam Riskesdas 2007 ini data yang dikumpulkan dari responden umur enam tahun keatas untuk mengetahui indikator kesehatan mata meliputi pengukuran tajam penglihatanmenggunakan kartu Snellen (dengan atau tanpa pin-hole) riwayat glaukoma riwayatkatarak operasi katarak dan pemeriksaan segmen anterior mata dengan menggunakanpen-light

Di Sumatera Utara gangguan Low Vision berada pada prevalensi 45 sedangkanuntuk kebutaan 07

97

Tabel ini menunjukkan distribusi penduduk usia gt 5 tahun dengan low vision dankebutaan dengan koreksi kacamata maksimal atau tidak menurut kabupatenkotadengan Persentase low vision tertinggi di Kabupaten Nias Selatan (267) diikutiSerdang Bedagai (256) begitu pula dengan prevalensi kebutaan kedua kabupatentersebut tetap yang tertinggi

Tabel 3531Prevalensi Penduduk Usia 6 Tahun ke atas menurut Low Vision dan

Kebutaan (dengan atau Tanpa Koreksi Kacamata Maksimal) danKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaLow Vision

()

Kebutaan

()

Nias 26 03Mandailing Natal 04 02Tapanuli Selatan 31 00Tapanuli Tengah 14 05Tapanuli Utara 32 10Toba Samosir 42 10Labuhan Batu 23 10Asahan 38 05Simalungun 17 02Dairi 13 04Karo 20 04Deli Serdang 25 06Langkat 102 23Nias Selatan 267 56Humbang Hasundutan 12 00Pakpak Bharat 86 00Samosir 66 06Serdang Bedagai 256 14Kota Sibolga 47 07Kota Tanjung Balai 13 01Kota Pematang Siantar 09 07Kota Tebing Tinggi 14 07Kota Medan 12 03Kota Binjai 17 04Kota Padang Sidempuan 37 04

Sumatera Utara 45 07

CATATAN )Kisaran visus 360 lt X lt 618 (2060))Kisaran visus lt360

98

Tabel ini memberikan gambaran Prevalensi Persentase low vision dan kebutaanmenurut karakteristik responden menunjukkan bahwa Persentase meningkat sesuaipertambahan umur serta cenderung lebih tinggi pada perempuan tetapi menurun padatingkat pengeluaran perkapita rumah tangga yang lebih tinggi dan juga pada pendudukdengan lama pendidikan yang lebih panjang

Tabel 3532Prevalensi Penduduk Umur 6 Tahun ke atas menurut Low Vision dan

Kebutaan (dengan atau Tanpa Koreksi Kacamata Maksimal) danKarakteristik Responden di Provinsi sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikLow Vision

()Kebutaan

()

Kelompok Umur (Tahun)

6 ndash 14 24 02

15 ndash 24 29 01

25 ndash 34 34 02

35 ndash 44 34 03

45 ndash 54 62 11

55 ndash 64 110 27

65 ndash 74 148 54

75+ 246 106

Jenis Kelamin

Laki-Laki 40 06

Perempuan 49 08

Pendidikan

Tidak Sekolah 180 79

Tidak Tamat SD 60 15

Tamat SD 51 07

Tamat SMP 38 02

Tamat SMA 29 02

Tamat PT 39 05

Pekerjaan

Tidak Kerja 80 27

Sekolah 23 01

Ibu Rt 66 09

Pegawai 36 02

Wiraswasta 44 07

PetaniNelayanBuruh 50 09

Lainnya 40 07

Klasifikasi Desa

Kota 21 04

Desa 64 10

Tingkat Pengeluaran per Kapita

Kuintil-1 52 08

Kuintil-2 41 09

Kuintil-3 46 05

Kuintil-4 48 10

Kuintil-5 39 06

CATATAN )Kisaran visus 360 lt X lt 618 (2060) )Kisaran visus lt360

99

Pada penduduk golongan umur 30 tahun keatas prevalensi katarak yang didiagnosisoleh tenaga kesehatan tertinggi di Kota Sibolga (46) atau jauh lebih tinggi dari angkaprovinsi (17) Sedangkan yang merasakan ada gejala katarak tertinggi di KabupatenSamosir 32 ini berarti ada tiga dari 10 yang merasakan ada gejala katarak dikabupaten tersebut

Secara umum penyakit katarak masih terdapat di semua wilayah di Sumatera Utaramereka yang merasakan ada gejala katarak tidak semua dilakukan pemeriksaan olehtenaga kesehatan di mana terjadi perbedaan yang jauh 17 persen yang diperiksaberbanding 97 persen yang mempunyai gejala Besarnya Persentase penduduk yangmempunyai gejala utama katarak tetapi belum didiagnosis oleh nakes menggambarkanperlunya tindakan aktif sektor penyedia pelayanan kesehatan dalam mengidentifikasikasus katarak dalam masyarakat dengan istilah lain rdquomenjemput bolardquo di lapangan

Tabel 3533Persentase Penduduk Umur 30 Tahun keatas dengan Katarak

Menurut Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaDiagnosis Oleh Nakes

()Diagnosis Atau Gejala

()Nias 13 76

Mandailing Natal 23 193

Tapanuli Selatan 16 81

Tapanuli Tengah 18 202

Tapanuli Utara 07 107

Toba Samosir 08 160

Labuhan Batu 07 73

Asahan 11 143

Simalungun 11 147

Dairi 08 91

Karo 08 46

Deli Serdang 16 106

Langkat 07 70

Nias Selatan 29 200

Humbang Hasundutan 07 108

Pakpak Bharat 19 195

Samosir 23 317

Serdang Bedagai 03 120

Kota Sibolga 41 233

Kota Tanjung Balai 16 143

Kota Pematang Siantar 23 127

Kota Tebing Tinggi 11 165

Kota Medan 25 93

Kota Binjai 11 129

Kota Padang Sidempuan 22 135

Sumatera Utara 17 97

100

Penderita katarak menurut karakteristik responden terlihat semakin tinggi umurprevalensi katarak semakin tinggi Keluhan adanya katarak meningkat tajam setelahresponden mencapai umur 65 tahun ke atas (36) Menurut jenis pekerjaan kepalarumah tangga penyakit katarak banyak diderita oleh penduduk yang tidak mempunyaipekerjaan

Tabel 3534Persentase Penduduk Umur 30 Tahun Ke atas dengan Katarak menurut

Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KarakteristikDiagnosis Oleh Nakes

()Diagnosis Atau Gejala

()Kelompok Umur (Tahun)

30 ndash 34 02 20

35 ndash 44 06 45

45 ndash 54 12 103

55 ndash 64 26 199

65 ndash 74 51 362

75+ 68 474

Jenis Kelamin

Laki-Laki 12 94

Perempuan 17 130

Lama Pendidikan

lt 6 Tahun 20 170

7-12 Tahun 10 66

gt12 Tahun 12 60

Pekerjaan

Tidak Bekerja 58 373

Sekolah 31 169

Mengurus Rt 11 85

Pegawai (Negeri SwastaPolri)

10 63

Wiraswasta 12 78

Petani Nelayan Buruh 11 114

Lainnya 13 122Tempat Tinggal

Kota 18 102

Desa 12 122

Tingkat Pengeluaran per Kapita

Kuintil 1 14 123

Kuintil 2 12 117

Kuintil 3 14 119

Kuintil 4 14 117

Kuintil 5 17 97

101

Persentase operasi katarak dalam 12 bulan terakhir untuk tingkat provinsi adalahsebesar 139 persen dengan kisaran terendah adalah di Kabupaten Pakpak Bharat danLangkat (03) dan tertinggi adalah Asahan (375) Cakupan operasi ini masih sangatrendah sehingga dapat mengakibatkan penumpukan kasus katarak pada tahun terkaitdi tingkat provinsi Perlu kajian lebih lanjut untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebabrendahnya cakupan operasi katarak di tingkat kabupaten dan provinsi sebagai bahanpertimbangan dalam penyusunan kebijakan di bidang kesehatan khususnya untukmengatasi masalah low vision dan kebutaan akibat katarak (Tabel 3535)

Pemakaian kacamata pasca operasi katarak di tingkat provinsi adalah sebesar 544Pemberian kacamata operasi bertujuan mengoptimalkan tajam penglihatan jarak jauhmaupun jarak dekat pasca operasi katarak sehingga tidak semua penderita pascaoperasi merasa memerlukan kacamata untuk melakukan aktivitas sehari-hari(Tabel3535)

Tabel 3535Prevalensi Penduduk Umur 30 Tahun keatas dengan Katarak Yang Pernah

Menjalani Operasi Katarakdan Mamakai Kacamata Setelah Operasi menurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara

Riskesdas 2007

Kabupaten KotaOperasi Katarak

()Pakai Kacamata

()Nias 273 4557Mandailing Natal 04 4658Tapanuli Selatan 50 5652Tapanuli Tengah 182 4645Tapanuli Utara 250 3269Toba Samosir 333 5520Labuhan Batu 133 4545Asahan 375 7500Simalungun 12 5909Dairi 200 2581Karo 143 4365Deli Serdang 190 4864Langkat 03 4607Nias Selatan 250 5000Humbang Hasundutan 333 4743Pakpak Bharat 03 1633Samosir 09 4412Serdang Bedagai 12 2450Kota Sibolga 04 6296Kota Tanjung Balai 200 6818Kota Pematang Siantar 71 3548Kota Tebing Tinggi 250 4063Kota Medan 150 8387Kota Binjai 286 6875Kota Padang Sidempuan 05 030

Sumatera Utara 139 544CATATAN )Responden yang pernah didiagnosis Katarak oleh nakes n pembagi adalah

responden yang mengaku didiagnosis dan atau yang mempunyai gejala katarak

102

Persentase yang menggunakan kacamata setelah operasi katarak lebih besar padakelompok penduduk dengan latar pendidikan 7-12 tahun lebih besar pada kelompokpegawai dan lebih besar di daerah perkotaan Hal ini mungkin berkaitan dengankemudahan akses ke sarana kesehatan yang mempunyai alat operasi di perkotaan padaumumnya lebih mudah dibanding di perdesaan Tingkat pendidikan yang rata-rata lebihtinggi dan jenis pekerjaan pegawai (jenis pekerjaan formal) umumnya lebih banyakditemukan di daerah perkotaan sehingga kebutuhan penduduk akan tajam penglihatanmaksimal untuk bekerja di perkotaan lebih besar dibanding di perdesaan

Tabel 3536Persentase Penduduk Umur 30 Tahun keatas dengan Katarak Yang PernahMenjalani Operasi Katarak dan Memakai Kacamata Pasca Operasi menurut

Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikOperasiKatarak

()

Pakai KacamataPasca Operasi

()Kelompok Umur (Tahun)

30 ndash 34 030 21735 ndash 44 034 40745 ndash 54 056 73755 ndash 64 101 137265 ndash 74 178 181075+ 211 2225

Jenis Kelamin

Laki-Laki 067 929Perempuan 069 823

Lama Pendidikan

lt 6 Tahun 069 7937-12 Tahun 066 1038gt12 Tahun 067 793

Pekerjaan

Tidak Bekerja 162 1445Sekolah 112 1563Mengurus RT 063 602Pegawai (Negeri Swasta Polri) 069 1231Wiraswasta 064 1064PetaniNelayan Buruh 045 573Lainnya 135 1544

Tempat Tinggal

Kota 087 1562Desa 054 495

Tingkat Pengeluaran per Kapita

Kuintil-1 062 685Kuintil-2 060 715Kuintil-3 064 814Kuintil-4 075 926Kuintil-5 082 1277

CATATAN ) Responden yang pernah didiagnosis katarak oleh nakes n pembagi adalahsemua penduduk berumur 30 tahun keatas di wilayah terkait

103

354 Kesehatan Gigi

Berbagai program pelayanan kesehatan gigi dan mulut telah dilaksanakan baikpromotif preventif protektif kuratif maupun rehabilitatif Untuk mencapai targetpencapaian tahun 2010 pelayanan kesehatan gigi yang terdiri dari ldquo5 levels of carerdquotersebut harus berjalan secara serentak bersama-sama

Berbagai indikator dan target pencapaian gigi sehat tahun 2010 ditentukan WHO antaralain anak umur 5 tahun 90 bebas karies anak umur 12 tahun mempunyai tingkatkeparahan kerusakan gigi (index DMF-T) sebesar satu gigi penduduk umur 18 tahun tidaksatupun gigi yang dicabut (komponen M = 0) penduduk umur 35-44 tahun memiliki minimal20 gigi berfungsi sebesar 90 dan penduduk tanpa gigi (edentulous) lt=2 pendudukumur 65 tahun ke atas masih mempunyai gigi berfungsi sebesar 75 dan penduduk tanpagigi lt=5 1

Index DMF-T merupakan penjumlahan dari nilai D M dan F yang menunjukkanbanyaknya kerusakan gigi yang pernah dialami seseorang baik berupa Decay (gigi kariesatau gigi berlubang) Missing (gigi dicabut) atau Filling (gigi ditumpat) Kerusakan gigibersifat irreversible artinya kerusakan tersebut tidak dapat sembuh seperti halnya lukajaringan lainnya melainkan cacat selamanya Prevalensi orang dengan pengalamankaries atau orang dengan index DMF-Tgt0 menggambarkan jumlah penduduk yangmempunyai pengalaman karies dalam hidupnya

Dalam rangka melakukan pengawasan dan penilaian terhadap keberhasilan program danmelihat target pencapaian gigi sehat tahun 2010 yang ditentukan WHO serta untukmenunjang Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) diperlukan informasi tentangkesehatan gigi secara berkesinambungan

Berikut ini adalah lima langkah program dan indikator terkait yang dibutuhkan untukmenilai keberhasilan program

Sehat promotif Rawan (protektif) LatenDeteksidini dan terapi

Sakitkuratif

Cacat rehabilitasi

Prevalensi Insidensi dentally Fit keluhan 20 gigiBerfungsi

Free caries 5 th Expected Incidence PTI Dentally fit edentulous

DMF-T 12 th Trend DMFTmenurut umur

RTI PTI Protesa

DMF-T 15 th MI RTI

DMF-T 18 th CPITN MI

Yang dimaksud dengan Performance Treatment Index (PTI) yaitu angka persentase darijumlah gigi tetap yang ditumpat terhadap angka DMF-T PTI menggambarkan motivasidari seseorang untuk menumpatkan giginya yang berlubang dalam upayamempertahankan gigi tetap Sedangkan Required Treatment Index (RTI) merupakanangka persentase dari jumlah gigi tetap yang karies terhadap angka DMF-T RTImenggambarkan besarnya kerusakan yang belum ditangani dan memerlukanpenumpatanpencabutan

Masalah gigi-mulut ditanyakan untuk kurun waktu 12 bulan terakhir pada seluruhpenduduk Di Provinsi Sumatera Utara prevalensi masalah gigi-mulut sebanyak 167yang 239 nya mendapat perawatan Masalah gigi-mulut tinggi di Kota Sibolga (368)dan Kabupaten Tapanuli Tengah (289) Perawatan yang dilakukan sebagian besarpada pengobatan (867) atau perawatan yang disertai dengan pencabutan gigi(325)

Untuk mencegah terjadinya karies (lubang gigi) dan penyakit mulut lainnya (peradangangusi kalkulus) plaque gigi harus dibersihkan secara menyeluruh dan teratur 1 Untuk itu

104

program kesehatan gigi menganjurkan masyarakat untuk menggosok gigi setiap haripaling sedikit sesudah makan pagi dan sebelum tidur malam 4 Perilaku menggosok gigidengan waktu yang benar merupakan pencegahan utama dan pola tersebut mempunyaiperan penting dan menentukan keberhasilan program pencegahan 1

Perilaku gosok gigi di Sumatera Utara sudah tinggi atau sudah di atas 90 persen yangumumnya dilakukan pada pagi hari (906) tetapi perilaku gosok gigi sebelum tidurmalam masih rendah (187)

Masalah gigi-mulut dalam 12 bulan terakhir sebelum survei menunjukkan Persentasependuduk yang bermasalah adanya peningkatan sesuai dengan meningkatnya umurNamun tidak terlihat hubungan yang jelas dengan pola perawatan dari tenaga medisgigi Persentase penduduk yang menerima perawatan dari tenaga medis gigi lebih tinggidi perkotaan dan relatif meningkat pada tingkat pengeluaran yang semakin tinggi

Kepada responden yang tidak bermasalah gigi-mulut dalam 12 bulan terakhirditanyakan lebih lanjut apakah telah kehilangan seluruh gigi aslinya Secara keseluruhandi antara penduduk yang tidak bermasalah gigi-mulut tersebut pada kelompok umur 55-64 tahun dan 65 tahun ke atas kondisi hilangnya seluruh gigi mencapai masing-masing23 dan 105

Tabel 3541Persentase Penduduk Bermasalah Gigi-Mulut Dalam 12 Bulan Terakhir

Menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KarakteristikBermasalah

Gimul

MenerimaPerawatan dari

Tenaga Medis Gigi

HilangSeluruhGigi Asli

Umur

lt 1 11 56 00

1 - 4 49 194 02

5 - 9 136 240 02

10 ndash 14 141 192 00

15 ndash 24 152 210 00

25 ndash 34 190 267 00

35 ndash 44 207 250 00

45 ndash 54 237 252 05

55 ndash 64 245 281 23

65+ 219 233 105

Jenis Kelamin

Laki-Laki 159 237 06

Perempuan 174 242 08

Tempat Tinggal

Kota 173 314 08

Desa 162 175 06

Status Ekonomi

Kuintil-1 169 175 04

Kuintil-2 175 192 05

Kuintil-3 171 235 07

Kuintil-4 160 223 07

Kuintil-5 165 339 10

Sumatera Utara 167 239 07

105

Kabupatenkota yang mempunyai masalah gigi-mulut yang tinggi di Sumatera Utarayaitu Kota Sibolga (368) dan Kabupaten Tapanuli Tengah (289) Namun merekayang mempunyai masalah gigi-mulut yang dilakukan perawatan oleh tenaga kesehatangigi yang Persentasenya tertinggi adalah Kota Binjai (434) dan Kabupaten HumbangHasundutan (425)

Tabel 3542Persentase Penduduk Bermasalah Gigi-Mulut Dalam 12 Bulan Terakhir

Menurut Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Kabupaten KotaBermasalah

Gimul

MenerimaPerawatan Dari

Tenaga Medis Gigi

HilangSeluruhGigi Asli

Nias 247 159 02

Mandailing Natal 241 174 08

Tapanuli Selatan 145 203 04

Tapanuli Tengah 289 106 04

Tapanuli Utara 227 12 04

Toba Samosir 192 134 05

Labuhan Batu 125 119 04

Asahan 218 92 09

Simalungun 195 251 02

Dairi 137 141 05

Karo 22 290 06

Deli Serdang 139 296 10

Langkat 90 357 04

Nias Selatan 242 252 02

Humbang Hasundutan 185 425 07

Pakpak Bharat 184 73 08

Samosir 192 105 03

Serdang Bedagai 141 220 10

Kota Sibolga 368 274 12

Kota Tanjung Balai 177 342 07

Kota Pematang Siantar 132 319 09

Kota Tebing Tinggi 240 200 13

Kota Medan 188 369 09

Kota Binjai 100 434 14

Kota Padang Sidempuan 163 269 04

Sumatera Utara 167 239 07Termasuk Tenaga Medis Gigi Perawat Gigi Dokter Gigi atau Dokter Spesialis KesehatanGigi dan Mulut

106

Kepada responden yang bermasalah gigi-mulut dan menerima perawatan ataupengobatan dari tenaga medis gigi ditanyakan lebih lanjut perawatan dan pengobatanapa yang diterima untuk masalah gigi-mulut yang dialami tersebut Tabel 3543menunjukkan sebagian besar perawatan yang diterima responden adalah pengobatan(867) dan penambalanpencabutanbedah gigi (325) Jenis perawatan lainnyayaitu pemasangan gigi palsu lepasan atau gigi palsu cekat dan konselingperawatankebersihan gigi yaitu masing-masing sebesar 60 dan 157

Tabel 3543Persentase Jenis Perawatan Yang Diterima Penduduk untuk Masalah Gigi-

Mulut menurut Karakteristik Respondendi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik

Jenis Perawatan Gigi

Pengobatan

PenambalanPencabutanBedah

Pemasangan

Gigi PalsuLepasan

Atau

KonselingPerawatanKebersihan

Gigi

Lainnya

Umur

lt 1 1000 00 00 00 00

1 - 4 959 05 04 48 00

5 - 9 914 214 09 140 13

12 ndash 14 899 274 04 80 13

15 ndash 24 893 238 15 162 23

25 ndash 34 887 315 59 195 52

35 ndash 44 858 355 54 181 33

45 ndash 54 866 400 66 156 27

55 ndash 64 772 510 119 133 33

65 + 754 362 284 163 23

Jenis Kelamin

Laki-Laki 870 338 61 173 24

Perempuan 865 313 60 143 34

Tempat Tinggal

Kota 850 356 73 160 33

Desa 893 275 41 153 24

Status Ekonomi

Kuintil-1 926 227 32 123 13

Kuintil-2 896 301 45 164 17

Kuintil-3 865 299 48 128 37

Kuintil-4 904 293 44 170 23

Kuintil-5 810 412 96 178 41

Sumatera Utara 867 325 60 157 29

107

Di Provinsi Sumatera Utara perawatan pengobatan untuk masalah gigi-mulut yangditerima penduduk tertinggi di Kota Tanjung Balai dan Kabupaten Deli Serdang masing-masing 950 dan 949 Sedangkan dengan perawatan penambalan pencabutanbedah gigi tertinggi adalah di Kabupaten Langkat (572) dan Kota Pematang Siantar(429)

Tabel 3544Persentase Jenis Perawatan Yang Diterima Penduduk untuk Masalah Gigi-

Mulut menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten Kota

Jenis Perawatan Gigi

Peng

obatan

PenambalanPencabutanBedah Gigi

PemasanganProtesaBridge

KonselingPerawatanKebersihan

Gigi

Lain

nya

Nias 859 372 102 223 00Mandailing Natal 946 106 00 64 35Tapanuli Selatan 902 196 00 12 12Tapanuli Tengah 915 254 83 155 14Tapanuli Utara 859 141 00 00 00Toba Samosir 785 185 92 154 15Labuhan Batu 820 340 00 100 00Asahan 815 261 106 293 16Simalungun 914 201 43 29 29Dairi 838 187 70 165 141Karo 867 391 00 391 63Deli Serdang 949 347 51 164 25Langkat 874 572 22 279 11Nias Selatan 945 218 26 121 7Humbang Hasundutan 870 288 98 74 33Pakpak Bharat 783 43 43 261 00Samosir 810 306 19 113 19Serdang Bedagai 894 85 37 246 28Kota Sibolga 923 298 40 77 4Kota Tanjung Balai 950 251 31 95Kota P Siantar 786 429 31 112 00Kota Tebing Tinggi 924 373 00 68Kota Medan 795 410 104 205 52Kota Binjai 838 171 54 54 27Kota P Sidempuan 860 227 29 21 23

Sumatera Utara 867 325 60 157 29

Pengendaliankontrol karies gigi dan penyakit gigi-mulut lainnya sebaiknya sedinimungkin yaitu pada masa anak dengan cara menjaga kebersihan mulut dengan baikmenggosok gigi dengan metode yang baik periksa ke dokter gigi secara teratur dan dietmakanan yang manis dan lengket

Melalui Riskesdas 2007 ditanyakan kepada responden umur 10 tahun ke atas apakahbiasa menggosok gigi setiap hari dan bila jawaban ya ditanyakan lebih lanjut kapan sajawaktu menggosok gigi Hasil menunjukkan sebagian besar (933) penduduk ProvinsiSumatera Utara menggosok gigi setiap hari namun di antara mereka hanya 38 yangberperilaku benar menyikat gigi yaitu yang menyikat gigi setiap hari dengan waktu sikatgigi sesudah makan pagi dan sebelum tidur malam

108

Persentase penduduk 10 tahun ke atas yang berperilaku benar menggosok gigi tidakada perbedaan menurut jenis kelamin tetapi menurut tempat tinggal Persentase yangmenggosok gigi benar tersebut lebih tinggi di perkotaan sedangkan menurut tingkatpengeluaran perkapita rumah tangga semakin tinggi tingkat pengeluarannya semakintinggi pula Persentase yang menggosok gigi dengan benar (Tabel 3545)

Tabel 3545Persentase Penduduk 10 Tahun gt Yang Menggosok Gigi Setiap Hari danBerperilaku Benar Menggosok Gigi Menurut Karakteristik Responden

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik

Perilaku Menggosok Gigi

Menggosok GigiSetiap Hari

Berperilaku BenarMenggosok Gigi

Ya Tidak Ya TidakUmur

10 ndash 14 942 58 35 965

15 ndash 24 978 22 43 957

25 ndash 34 965 35 46 954

35 ndash 44 956 44 36 964

45 ndash 54 928 72 29 971

55 ndash 64 849 151 30 970

65+ 658 342 27 973

Jenis Kelamin

Laki-Laki 933 67 35 965

Perempuan 933 67 40 960

Tempat Tinggal

Kota 971 29 56 944

Desa 901 99 22 978

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 902 98 29 971

Kuintil-2 916 84 26 974

Kuintil-3 933 67 26 974

Kuintil-4 940 60 39 961

Kuintil-5 954 46 58 942

109

Tabel 3546 menunjukkan kabupatenkota Persentase berperilaku menggosok gigisetiap hari pada penduduk di Provinsi Sumatera Utara Responden yang tinggal di kota-kota Persentase berperilaku menggosok gigi tersebut umumnya sudah di atas rata-rataangka provinsi kecuali di Kota Tanjung Balai (921)

Menurut kabupatenkota Persentase yang menyikat gigi setiap hari dengan benarbervariasi dari 01 (Kabupaten Tapanuli Utara) sampai 114 (Kota Tanjung Balai)

Tabel 3546Persentase Penduduk 10 Tahun gt Yang Menggosok Gigi Setiap Hari dan

Berperilaku Benar Menyikat Gigi menurut KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota

Perilaku Menggosok Gigi

Mengosok GigiSetiap Hari

Berperilaku BenarMenyikat Gigi

Ya Tidak Ya TidakNias 970 30 73 927Mandailing Natal 948 52 11 989Tapanuli Selatan 877 123 14 986Tapanuli Tengah 889 111 16 984Tapanuli Utara 676 324 01 999Toba Samosir 818 182 08 992Labuhan Batu 972 28 19 981Asahan 891 109 08 992Simalungun 936 64 09 991Dairi 740 260 13 987Karo 842 158 17 983Deli Serdang 953 47 17 983Langkat 971 29 45 955Nias Selatan 950 50 93 907Humbang Hasundutan 729 271 08 992Pakpak Bharat 742 258 09 991Samosir 656 344 04 996Serdang Bedagai 973 27 42 958Kota Sibolga 981 19 73 927Kota Tanjung Balai 921 79 114 886Kota Pematang Siantar 987 13 60 940Kota Tebing Tinggi 948 52 43 957Kota Medan 981 19 89 911Kota Binjai 985 15 24 976Kota Padang Sidempuan 979 21 37 963

Sumatera Utara 933 67 38 962Catatan Berperilaku benar menyikat gigi adalah orang yang menyikat gigi setiap hari

dengan waktu sikat gigi sesudah makan pagi dan sebelum tidur malam

110

Di antara penduduk 10 tahun ke atas yang menggosok gigi setiap hari sebagian besar(906) menggosok gigi saat mandi pagi dan atau sore sedangkan yang menggosokgigi sesudah bangun pagi 278 dan sebelum tidur malam 187 Perilaku menggosokgigi sebelum tidur malam meningkat setelah umur 14 tahun tetapi kemudian menurundengan bertambahnya umur Semakin baik kehidupan ekonomi rumah tangga terlihatsemakin baik pula perilaku menggosok gigi (Tabel 3547)

Tabel 3547Persentase Waktu Menyikat Gigi Pada Penduduk 10 Tahun gt Yang

Menggosok Gigi Setiap Hari Menurut Karakteristik Respondendi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik

Mengosok Gigi Setiap Hari

Saat MandiPagi DanAtau Sore

SesudahMakanPagi

SesudahBangun

Pagi

SebelumTidur

Malam

Lain

nya

Umur

10 ndash 14 892 57 266 160 17

15 ndash 24 929 65 274 217 24

25 ndash 34 914 70 296 216 27

35 ndash 44 905 62 284 181 27

45 ndash 54 898 56 263 167 21

55 ndash 64 881 59 280 156 33

65+ 864 70 294 115 28

Jenis Kelamin

Laki-Laki 899 60 276 164 25

Perempuan 912 66 281 209 24

Tempat Tinggal

Kota 932 81 327 273 26

Desa 883 47 235 109 22

Status Ekonomi

Kuintil-1 881 57 245 123 33

Kuintil-2 892 53 251 141 21

Kuintil-3 905 48 270 148 19

Kuintil-4 909 65 282 187 26

Kuintil-5 927 83 316 279 25

Sumatera Utara 906 63 278 187 24

111

Persentase waktu menyikat gigi pada penduduk umur 10 tahun ke atas yang dilakukansesudah makan pagi terendah terdapat di Kabupaten Asahan 24 yang tertinggi diKota Tanjung Balai (14 9)

Persentase menggosok gigi sebelum tidur malam mempunyai rentang yang lebar yaituberkisar antara 16 hingga 429 Persentase terendah di Kabupaten Tapanuli Utaradan tertinggi di Kota Tebing Tinggi

Tabel 3548Persentase Waktu Menyikat Gigi Pada Penduduk 10 Tahun gt Yang

Menggosok Gigi Setiap Hari Menurut Kabupaten Kotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten Kota

Mengosok Gigi Setiap Hari

Saat MandiPagi DanAtau Sore

SesudahMakanPagi

SesudahBangun

Pagi

SebelumTidur

Malam

Lainnya

Nias 942 120 70 227 17Mandailing Natal 913 26 332 81 52Tapanuli Selatan 941 39 210 102 13Tapanuli Tengah 982 69 443 40 02Tapanuli Utara 512 11 538 16 04Toba Samosir 802 30 350 87 05Labuhan Batu 946 26 137 157 12Asahan 827 24 196 99 27Simalungun 916 25 265 71 6Dairi 704 33 379 50 131Karo 746 37 194 90 15Deli Serdang 856 35 297 172 19Langkat 944 74 180 136 12Nias Selatan 948 137 185 138 98Humbang Hasundutan 581 32 474 63 3Pakpak Bharat 763 95 127 34 72Samosir 766 54 159 29 25Serdang Bedagai 906 62 272 171 38Kota Sibolga 929 118 627 257 7Kota Tanjung Balai 982 149 223 258 20Kota Pematang Siantar 945 106 199 299 10Kota Tebing Tinggi 955 76 218 429 15Kota Medan 974 116 437 389 36Kota Binjai 953 44 152 199 13Kota Padang Sidempuan 966 70 284 214 19

Sumatera Utara 906 63 278 187 24

112

Penyakit gigi berbeda dengan penyakit infeksi lainnya yang bila sembuh bisa pulihseperti sediakala dan tidak menimbulkan cacat Penyakit gigi tidak bisa pulih(irreversible) menimbulkan cacat permanen bahkan bisa mengakibatkan gangguanfungsi bicara pengunyahan dan aestetis

Riskesdas 2007 melaporkan Index DMF-T Provinsi Sumatera Utara sebesar 343meliputi komponen D-T 089 komponen M-T 246 dan komponen F-T 005 Hal iniberarti rata-rata jumlah kerusakan gigi per orang (tingkat keparahan gigi per orang)adalah 343 gigi meliputi 089 gigi berlubang 246 gigi dicabut dan 005 gigi ditumpat

SKRT 1995 melaporkan Index DMF-T sebesar 64 meliputi komponen D-T 19komponen M-T 44 dan komponen F-T 02 Sedangkan SKRT 2001 melaporkan IndexDMF-T sebesar 53 meliputi komponen D -T 16 komponen M-T 36 dan komponen F-T 01

Tabel 3549Komponen D M F dan Index DMF-T menurut Karakteristik Responden

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik D-T (X) M-T (X) F-T (X)Index DMF-

TUmur

12 045 030 001 085

15 045 026 001 081

18 054 031 002 086

35 ndash 44 107 180 006 298

65 + 115 1363 012 1488

Jenis Kelamin

Laki-Laki 086 214 005 309

Perempuan 091 276 005 376

Tempat Tinggal

Kota 086 249 006 343

Desa 091 243 005 344

Status Ekonomi

Kuintil-1 088 206 003 301

Kuintil-2 088 239 004 333

Kuintil-3 092 236 004 337

Kuintil-4 091 255 006 359

Kuintil-5 085 269 008 362

Sumatera Utara 089 246 005 343D-T rata2 jumlah gigi berlubang per orangM-T rata2 jumlah gigi dicabutindikasi pencabutanF-T rata2 jumlah gigi ditumpatDMF-T rata2 jumlah kerusakan gigi per orang (baik yg masih berupa decay dicabut maupun ditumpat)

113

Membandingkan tingkat keparahan gigi (index DMF-T) antar kabupatenkota nampakkabupaten dengan tingkat keparahan di atas rata-rata tertinggi adalah KabupatenHumbang Hasundutan (525) kemudian Asahan (516) dan selanjutnya KabupatenDairi (500) Secara keseluruhan komponen gigi yang dicabut merupakan komponentertinggi untuk masalah gigi di seluruh kabupatenkota

Tabel 35410Komponen D M F Dan Index DMF-T menurut KabupatenKota

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaD-T (X) M-T (X) F-T (X) INDEX DMF-T

(X)

Nias 085 117 002 207

Mandailing Natal 095 335 001 436

Tapanuli Selatan 091 191 001 332

Tapanuli Tengah 117 285 003 403

Tapanuli Utara 139 363 000 498

Toba Samosir 108 259 010 375

Labuhan Batu 111 149 009 269

Asahan 062 452 000 516

Simalungun 078 262 009 350

Dairi 143 365 003 500

Karo 082 292 003 379

Deli Serdang 094 287 003 387

Langkat 055 127 009 197

Nias Selatan 044 027 000 081

Humbang Hasundutan 159 351 012 525

Pakpak Bharat 152 268 010 428

Samosir 097 241 001 336

Serdang Bedagai 091 211 006 307

Kota Sibolga 173 209 001 377

Kota Tanjung Balai 070 273 002 347

Kota Pematang Siantar 063 301 002 369

Kota Tebing Tinggi 058 325 011 394

Kota Medan 089 243 008 340

Kota Binjai 075 283 002 359

Kota Padang Sidempuan 078 236 016 328

Sumatera Utara 089 246 005 343

114

Prevalensi bebas karies di Provinsi Sumatera Utara sebesar 599 sedangkanpenduduk umur 12 tahun ke atas yang mengalami karies pada giginya yang belumditanganikaries aktifunterated terlihat sedikit lebih tinggi pada perempuan yaitu padalaki-laki 393 dan pada perempuan 408 Hampir sama menurut tempat tinggalkotadesa Prevalensi karies aktif relatif meningkat dengan bertambahnya umur

Secara keseluruhan 621 penduduk 12 tahun ke atas pernah mengalami kariesPrevalensi pengalaman karies lebih tinggi pada kelompok umur yang lebih tinggi pada 12tahun sebesar 312 dan pada 65 tahun ke atas sebesar 928

Tabel 35411Prevalensi Bebas Karies Karies Aktif dan Pengalaman Karies Menurut

Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KarakteristikTanpaKaries

Karies AktifTanpa

PengalamanKaries

PengalamanKaries

Umur

12 757 243 688 312

15 725 275 649 351

18 687 313 602 398

35 ndash 44 516 484 284 716

65 + 658 342 72 928

Jenis Kelamin

Laki-Laki 607 393 398 602

Perempuan 592 408 361 639

Tempat Tinggal

Kota 605 395 365 635

Desa 594 406 391 609

Status Ekonomi

Kuintil-1 621 379 441 559

Kuintil-2 612 388 406 594

Kuintil-3 589 411 370 630

Kuintil-4 587 413 365 635

Kuintil-5 599 401 348 652

Sumatera Utara 599 401 379 621Catatan TANPA KARIES orang yang memiliki memiliki D=0Orang dengan karies aktif = orang yang memiliki Dgt0 atau KARIES YANG BELUMTERTANGANI)Orang dengan pengalaman karies= orang yang memilki memiliki DMFT gt0Orang TANPA pengalaman karies= orang yang memilki memiliki DMFT =0

115

Menurut kabupatenkota prevalensi karies aktif di Sumatera Utara berkisar antara 267sampai 590 yaitu terendah di Kabupaten Nias Selatan dan tertinggi di Kota SibolgaUrutan prevalensi terendah dan tertinggi menurut kabupatenkota tersebut tidak berubahpada prevalensi penduduk yang mempunyai pengalaman karies

Tabel 35412Prevalensi Bebas Karies Karies Aktif dan Pengalaman Karies Menurut

Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaTanpa

LubangKariesAktif

TanpaPengalaman

Karies

PengalamanKaries

Nias 616 384 523 477

Mandailing Natal 578 422 264 736

Tapanuli Selatan 588 412 435 565

Tapanuli Tengah 541 459 308 692

Tapanuli Utara 469 531 286 714

Toba Samosir 594 406 380 620

Labuhan Batu 484 516 357 643

Asahan 680 320 272 728

Simalungun 647 353 337 663

Dairi 536 464 347 653

Karo 607 393 342 658

Deli Serdang 579 421 339 661

Langkat 701 299 565 435

Nias Selatan 733 267 705 295

Humbang Hasundutan 462 538 241 759

Pakpak Bharat 482 518 339 661

Samosir 656 344 417 583

Serdang Bedagai 619 381 425 575

Kota Sibolga 410 590 221 779

Kota Tanjung Balai 654 346 386 614

Kota Pematang Siantar 701 299 357 643

Kota Tebing Tinggi 654 346 341 659

Kota Medan 579 421 352 648

Kota Binjai 645 355 406 594

Kota Padang Sidempuan 602 398 353 647

Sumatera Utara 599 401 379 621

116

Tabel 35413Required Treatment Index (RTI) dan Perform Tretment Index (PTI)

Menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KarakteristikRTI=

(DDMF-T)X100PTI=

(FDMF-T)X100(MDMF-T)X100

Umur

12 523 07 353

15 552 13 323

18 625 29 357

35 ndash 44 359 21 606

65 + 78 08 916

Jenis Kelamin

Laki-Laki 278 17 692

Perempuan 243 14 735

Tempat Tinggal

Kota 250 17 728

Desa 265 15 706

Status Ekonomi

Kuintil-1 292 10 684

Kuintil-2 264 11 717

Kuintil-3 274 12 700

Kuintil-4 255 16 711

Kuintil-5 234 23 743

Sumatera Utara 258 16 716

Performance Treatment Index (PTI) merupakan angka persentase dari jumlah gigi tetapyang ditumpat terhadap angka DMF-T PTI menggambarkan motivasi dari seseoranguntuk menumpatkan giginya yang berlubang dalam upaya mempertahankan gigi tetap

Required Treatment Index (RTI) merupakan angka persentase dari jumlah gigi tetap yangkaries terhadap angka DMF-T RTI menggambarkan besarnya kerusakan yang belumditangani dan memerlukan penumpatanpencabutan

117

Tabel 35414 menunjukkan nilai Performance Treatment Index (PTI) hanya mencapai16 hal ini menunjukkan rendahnya motivasi dari seseorang untuk menumpatkangiginya yang berlubang dalam upaya mempertahankan gigi tetap

Nilai Required Treatment Index (RTI) sebesar 258 hal ini menggambarkan besarnyakerusakan yang belum ditangani dan memerlukan penumpatan pencabutan masalah inibanyak dialami pada penduduk yang berumur di bawah 35 tahun

Kisaran Nilai Required Treatment Index (RTI) menurut kabupatenkota berkisar antara121 hingga 542 terendah di Kabupaten Asahan dan tertinggi di Nias SelatanSedangkan Nilai PerformanceTreatment Index (PTI) sangat bervariasi menurutkabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara yaitu mempunyai rentang dari 01 sampai50 tertinggi di Kota Padang Sidempuan (Tabel 36414)

Tabel 35414Required Treatment Index (RTI) dan Perform Tretment Index (PTI)

Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Kabupaten KotaRTI=

(DDMF-T)x100PTI=

(FDMF-T)x100 (MDMF-T)x100Nias 411 12 566Mandailing Natal 217 03 767Tapanuli Selatan 275 03 577Tapanuli Tengah 291 07 708Tapanuli Utara 278 01 728Toba Samosir 287 27 691Labuhan Batu 411 35 556Asahan 121 01 876Simalungun 223 25 746Dairi 285 07 730Karo 215 08 770Deli Serdang 244 07 743Langkat 280 43 646Nias Selatan 542 03 336Humbang Hasundutan 302 24 669Pakpak Bharat 355 23 625Samosir 289 04 718Serdang Bedagai 297 19 686Kota Sibolga 458 04 555Kota Tanjung Balai 202 05 786Kota Pematang Siantar 171 06 815Kota Tebing Tinggi 147 29 826Kota Medan 262 24 714Kota Binjai 209 06 789Kota Padang Sidempuan 238 50 719

Sumatera Utara 258 16 716

118

Tabel 35415 menunjukkan penduduk 12 tahun ke atas dengan fungsi normal gigi(mempunyai minimal 20 gigi berfungsi) sebesar 948 Persentase tersebut merata diberbagai karakteristik yaitu meliputi lebih dari 90 kecuali pada umur 65 tahun ke atashanya sebesar 537 Hal ini menunjukkan berkurangnya jumlah gigi secara signifikanpada umur tersebut

Secara keseluruhan hanya 09 penduduk berstatus edentulous (tanpa gigi)Persentase ini merata di berbagai karakteristik kecuali pada umur 65 tahun ke atas dimana status edentulous pada umur tersebut meliputi 105

Persentase pengguna protesa semakin meningkat dengan meningkatnya tingkatpengeluaran perkapita rumah tangga pada pengeluaran tertinggi Persentase tersebutmencapai 96

Tabel 35415Persentase penduduk dengan Fungsi Normal Gigi dan PendudukEdentulous Menurut Karakteristik Responden di Sumatera Utara

Riskesdas 2007

KarakteristikFungsi Normal

GigiEdentulous

Orang DenganProtesa

Umur12 1000 00 0815 1000 0018 1000 0035 ndash 44 984 00 5465 + 537 105 284

Jenis kelaminLaki-laki 958 07 61Perempuan 939 10 60

Tempat TinggalKota 948 11 73Desa 948 07 41

Status ekonomiKuintil-1 958 05 32Kuintil-2 947 07 45Kuintil-3 952 08 48Kuintil-4 945 09 44Kuintil-5 944 12 96

Sumatera Utara 948 09 60Catatan Fungsi normal gigi = penduduk dengan minimal 20 gigi berfungsi (jumlah gigi ge 20)

Edentulous= orang tanpa gigiOrang dengan preotesa = orang yang memakai protesa

119

36 Cedera dan Disabilitas

361 Cedera

Data cedera diperoleh berdasarkan wawancara kepada responden semua umur tentangriwayat cedera dalam 12 bulan terakhir Cedera didefinisikan sebagai kecelakaan danperistiwa yang sampai membuat kegiatan sehari-hari responden menjadi terganggu

Tabel 3611 memberikan gambaran bahwa dari 25 kabupatenkota di ProvinsiSumatera Utara prevalensi tertinggi cedera terdapat pada Kota Sibolga (97)sedangkan yang terendah terdapat pada kabupaten Labuhan Batu (08) Polapenyebab cedera terbanyak pada tingkat provinsi yaitu jatuh kecelakaan transportasi didarat dan terluka benda tajam tumpul

Sedangkan untuk penyebab cedera yang lain bervariasi tetapi Persentasenya rata-ratakecil Persentase jatuh paling besar terdapat di Kabupaten Simalungan (669) dimanaPersentase lebih besar dibanding angka provinsi (538) Persentase kecelakaantransportasi darat terbanyak di kabupaten Simalungun (523) menunjukkanPersentase yang jauh lebih besar dari angka provinsi (313) Adapun untuk terlukabenda tajamtumpul paling tinggi terdapat di Kota Binjai (367) melebihi angkaPersentase provinsi (168) Penyebab cedera lain yang menonjol adalah kontakdengan bahan beracun menunjukkan angka Persentase tertinggi sekitar 112 diKabupaten Dairi Sementara untuk penyebab cedera ditembak dengan senjata apihanya ada di Kabupaten Nias (06) dan bencana alam di Nias Selatan (11)

120

Tabel 3611Prevalensi Cedera dan Persentase Penyebab Cedera menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota CederaPenyebab Cedera

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16Nias 43 170 12 554 208 06 06 19Mandailing Natal 67 176 22 663 187 11 05 05Tapanuli Selatan 20 360 71 444 107 18 18 18Tapanuli Tengah 12 386 32 577 127 32 63 101Tapanuli Utara 45 126 08 616 333 08Toba Samosir 38 237 10 515 175 41 10 41 21Labuhan Batu 8 286 571 108 36 36Asahan 32 412 451 108 10 10 10 49Simalungun 48 147 29 669 184 07Dairi 41 266 365 280 44 112 55 34 67Karo 09 414 271 227 88Deli Serdang 32 518 344 88 16 16 08 49Langkat 31 37 12 495 467 13Nias Selatan 70 57 528 350 11 11 17 06Humbang Hasundutan 24 173 16 32 484 189 14 76Pakpak Bharat 19 438 31 500 63 31Samosir 82 95 10 768 150 09 18 10 33Serdang Bedagai 13 208 468 208 30 78Kota Sibolga 97 193 04 08 618 214 17 04 04 46Kota Tanjung Balai 40 479 09 473 152 28 19Kota Pematang Siantar 28 523 15 354 62 15 31 15 46Kota Tebing Tinggi 58 500 21 394 99 28 21 28 14 56Kota Medan 62 435 04 615 71 04 25Kota Binjai 58 245 33 495 367 13 07 13 27 13 27Kota Padang Sidempuan 47 508 06 06 342 133 06 06 22 06

Sumatera Utara 38 313 01 10 538 168 07 00 05 00 01 02 04 08 01 02 53 Angka Persentase penyebab cedera merupakan bagian dari angka prevalensi cedera total

Keterangan1 Kecelakaan Transportasi di darat 7 Ditembak dengan senjata api 13 Terbakar terkurung asap2 Kecelakaan Transportasi di laut 8 Kontak dengan bahan beracun 14 Asfiksia3 Kecelakaan Transportasi di udara 9 Bencana alam 15 Komplikasi tindakan medis4 Jatuh 10 Usaha bunuh diri 16 Lainnya5 Terluka benda tajam tumpul 11 Tenggelam6 Penyerangan 12 Mesin elektrik radiasi

121

Tabel 3612 cedera menurut kelompok umur yang menduduki urutan tertinggi adalahkelompok umur 15 ndash 24 dan 75+ sekitar 45 dan diikuti oleh kelompok umur 55-64 (44)dan 25-34 (39) Adapun untuk penyebab cedera jatuh menunjukkan Persentase terbesardi kelompok umur 1-4 (821) Persentase penyebab cedera akibat kecelakaantransportasi darat yang lebih tinggi pada kelompok umur 15-24 (503) Penyebab cederaterluka benda tajamtumpul tertinggi pada kelompok umur 35-44 (260)Prevalensi cedera berdasarkan pembagian kelompok jenis kelamin tampak bahwa padalaki-laki lebih tinggi (48) dibandingkan dengan perempuan (29) Hasil ini sesuai denganberbagai hasil survei yang mana risiko mengalami cedera lebih tinggi pada laki-lakidibandingkan perempuan Berdasarkan penyebabnya terdapat hasil yang bervariasi padasetiap penyebab di mana pada penyebab kecelakaan transportasi di darat kecelakaantransportasi di laut penyerangan tenggelam mesin elektrik radiasi komplikasi tindakanmedis dan lainnya di-dominasi oleh laki-laki sementara penyebab kecelakaan transportasidi udara jatuh terluka benda tajamtumpul ditembak dengan senjata api kontak denganbahan beracun bencana alam usaha bunuh diri terbakarterkurung asap dan asfiksiadidominasi oleh perempuan Menurut tingkat pendidikan tidak sekolah menduduki posisipertama (53) untuk prevalensi cedera dan terendah pada tingkat tidak tamat SD (34)Untuk penyebab cedera karena kecelakaan transportasi darat Persentase tertinggi padatingkat pendidikan tamat PT (494) Adapun untuk penyebab cedera jatuh mayoritas padatingkat pendidikan rendah yaitu tidak sekolah sampai dengan tamat SD Terluka bendatajam tertinggi pada tidak tamat SD (214)Tabel 3613 menggambarkan bahwa berdasarkan jenis pekerjaan prevalensi cederaterbesar pada jenis pekerjaan lainnya (61) dan pegawai (negeri POLRI) (54) Untukpenyebab cedera karena jatuh lebih tinggi pada tingkat sekolah (584) dan tidak sekolah(556) Untuk penyebab cedera karena kecelakaan transportasi darat Persentase terbesarpada pegawai (566) sedangkan Persentase cedera karena terluka benda tajamtumpulterbanyak pada kelompok yang bekerja sebagai ibu rumah tangga (350)Prevalensi cedera berdasarkan tipe daerah di perkotaan yaitu (45) Sedangkanberdasarkan penyebab cedera ada variasi untuk cedera karena jatuh di desa lebih banyak(563) transportasi darat prevalensi lebih besar pada kota (405) dibandingkan desa(207) dan cedera karena terluka benda tajam tumpul lebih banyak di desa (219)Prevalensi cedera menurut tingkat pengeluaran perkapita menunjukkan bahwa prevalensicedera hampir sama atau seimbang antara tingkat pengeluaran kuintil 1 sampai dengankuintil 5 Hal tersebut menggambarkan bahwa tidak ada perbedaan besaran prevalensicedera menurut status ekonomi Adapun untuk penyebab cedera menunjukkan bahwa untukPersentase jatuh terbesar pada kelompok kuintil 2 (588) kecelakaan transportasi daratpada kuintil 5 (419) dan terluka benda tajamtumpul pada kuintil 1 (200) dan kuintil 2(205)Pembagian kategori bagian tubuh yang terkena cedera didasarkan pada klasifikasidari ICD-10 (The Tenth Revision of the International Statistical Classification of Diseases and RelatedHealth Problems) yang mana dikelompokkan ke dalam 10 kelompok yaitu bagian kepalaleher dada perut dan sekitarnya (perutpunggung panggul) bahu dan sekitarnya (bahu danlengan atas) siku dan sekitarnya (siku dan lengan bawah) pergelangan tangan dan tanganlutut dan tungkai bawah tumit dan kaki Responden pada umumnya mengalami cedera dibeberapa bagian tubuh (multiple injury)Persentase tertinggi bagian tubuh yang terkena cedera berdasarkan kabupaten di ProvinsiSumatera Utara adalah sebagai berikut bagian kepala 284 (kabupaten Tapanuli Selatan)bagian leher 78 (kabupaten Kota Tanjung Balai) bagian dada 120 (Kota TebingTinggi) bagian perutpunggungpanggul 171 (kabupaten Samosir) bagian bahulenganatas 176 (kabupaten Tebing Tinggi) bagian sikulengan bawah 387 (kabupaten KotaBinjai) bagian pergelangan tangan dan tangan 535 (kota Binjai) bagian pinggultungkaiatas 164 (kabupaten Tapanuli Tengah) bagian lutut dan tungkai bawah 448 (kotaMedan) bagian tumit dan kaki 385 (Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota PematangSiantar) (Tabel 3613)

122

Tabel 3612Prevalensi Cedera dan Persentase Penyebab Cedera menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik Cedera Penyebab cedera

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16Kelompok umur (tahun)

lt 1 07 207 4301-- 4 27 108 01 21 821 86 04 02 15 125 -- 14 37 151 15 729 91 02 02 01 02 07 03 3115 ndash 24 45 503 01 09 392 159 10 06 03 06 01 12 2225 ndash 34 39 377 01 13 431 200 14 07 08 05 01 4535 ndash 44 37 351 04 462 260 16 08 03 02 14 09 07 1145 ndash 54 42 400 02 11 415 221 05 01 05 01 1655 ndash 64 44 184 06 615 250 14 17 1965 ndash 74 31 253 10 606 90 04 04 05 0375+ 45 55 739 187 21

Jenis kelaminLaki - laki 48 376 02 08 507 153 08 04 00 00 02 04 06 03 26Perempuan 29 210 13 586 195 06 01 07 01 01 00 03 11 02 01 25

PendidikanTidak sekolah 53 211 572 181 13 03 12Tidak tamat SD 34 157 01 14 595 214 04 03 02 01 01 16 02 27Tamat SD 38 294 02 07 543 176 09 05 03 08 09 10 30Tamat SMP 40 408 02 14 467 182 08 05 01 02 04 03 08 01 01 32Tamat SMA 43 478 01 10 396 199 10 05 01 01 05 03 10Tamat PT 49 494 05 362 150 06 27 05 55

PekerjaanTidak bekerja 40 371 06 556 129 16 01 06 14Sekolah 38 330 19 584 98 02 05 02 03 04 13 02 35Mengurus RT 27 229 01 488 350 01 01 4 14Pegawai (negeri POLRI) 54 566 02 05 378 112 11 04 18 15 10 21Wiraswasta 48 479 02 03 443 169 03 08 02 04 04 03 18PetaniNelayan Buruh 38 255 03 13 451 275 16 11 02 02 04 08 05 36Lainnya 61 350 04 23 439 157 17 04 04 2

Tipe daerahPerkotaan 45 405 01 05 515 125 03 03 01 01 03 07 01 0 33Pedesaan 32 207 01 16 563 219 13 01 07 01 03 05 08 00 04 17

Tingkat pengeluaran per kapitaKuintil 1 40 188 01 08 585 200 14 02 01 01 01 07 01 23Kuintil 2 35 260 02 13 588 205 10 07 01 08 03 07 07 17Kuintil 3 37 281 01 17 565 157 01 07 01 00 06 06 01 04 26Kuintil 4 41 356 00 07 510 149 05 08 01 01 00 03 02 01 01 28Kuintil 5 38 419 01 05 478 150 07 01 01 01 06 16 01 32

Angka Persentase penyebab cedera merupakan bagian dari angka prevalensi cedera total

123

Tabel 3613Persentase Cedera menurut Bagian Tubuh Terkena dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota

Bagian Terkena Cedera

Kepala Leher DadaPerut

PunggungPanggul

BahuLengan

atas

Sikulenganbawah

Pergelangantangan dan

tangan

Pinggultungkai

atas

Lututtungkaibawah

BagianTumitkaki

Nias 140 12 12 55 49 179 269 37 404 129

Mandailing Natal 126 05 16 44 111 330 196 68 355 300

Tapanuli Selatan 284 18 36 89 284 178 36 271 147

Tapanuli Tengah 190 32 32 127 127 159 429 164 513 159

Tapanuli Utara 50 33 17 17 58 250 433 08 425 167

Toba Samosir 144 41 31 62 93 196 206 113 392 165

Labuhan Batu 71 108 143 285 215 215 214

Asahan 127 59 79 147 157 108 40 285 214

Simalungun 191 07 15 37 162 265 331 07 316 103

Dairi 167 43 100 100 133 165 142 55 300 332

Karo 182 44 94 44 177 44 94 138 276

Deli Serdang 138 32 64 105 112 186 259 81 289 218

Langkat 12 122 119 178 429 47 316 212

Nias Selatan 247 06 92 57 29 310 275 46 344 258

Humbang Hasundutan 95 62 63 93 142 283 32 187 215

Pakpak Bharat 250 31 63 188 156 125 219 31 313 94

Samosir 57 05 14 171 114 128 292 52 388 280

Serdang Bedagai 117 39 39 39 139 286 307 139 368 385

Kota Sibolga 59 04 13 34 34 130 382 25 420 315

Kota Tanjung Balai 258 78 76 134 161 208 163 38 305 188

Kota Pematang Siantar 231 15 62 62 123 185 246 123 246 385

Kota Tebing Tinggi 261 120 141 176 197 211 70 430 204

Kota Medan 167 13 29 59 276 293 54 448 259

Kota Binjai 82 57 40 73 387 535 20 432 283

Kota Padang Sidempuan 168 42 118 153 238 294 119 400 277

Sumatera Utara 146 11 33 64 97 242 285 53 364 231 Bagian tubuh terkena cedera jumlahnya bisa lebih dari satu (multiple injury)

124

Tabel 3614 menggambarkan bahwa cedera di bagian kepala didominasi oleh kelompok 1-4 tahun yaitu sekitar 4317 Adapun untuk cedera dibagian leher didominasi oleh kelompokumur lt 1 tahun (68) Cedera di bagian dada kebanyakan dialami oleh respondenkelompok umur 55-64 (75) sedangkan cedera di bagian perut punggung panggul lebihbanyak dialami oleh kelompok lt 1 tahun yaitu (379) Untuk cedera di bahu lengan atasjuga masih didominasi kelompok umur lt 1 tahun (203) Persentase cedera dibagian sikutertinggi diderita oleh responden yang berusia 15-24 (292) sedangkan cedera di bagianpergelangan tangan dan tangan tertinggi di kelompok umur 55-64 (428) Selanjutnyauntuk cedera dibagian pinggul dan tungkai atas lebih banyak diderita oleh kelompok umur75 keatas (147) untuk cedera di lutut tungkai bawah sebagian besar juga dialamikelompok umur 75 ke atas (456) dan cedera di bagian tumitkaki tertinggi pada kelompokumur 25-34 tahun (298) Berdasarkan jenis kelamin terlihat bahwa bagian tubuh yangterkena cedera didominasi oleh laki-laki yaitu bagian tubuh kepala (149) leher (13)dada (41) bahulengan bawah (265) lutut tungkai bawah (389) dan bagian tumitkaki (252) Sementara Persentase bagian tubuh mengalami cedera yang didominasi olehperempuan adalah perut punggung panggul (72) pergelangan tangan dan tangan(303) dan pinggul tungkai atas (58) Dengan kata lain Persentase bagian tubuh yangmengalami cedera secara umum lebih tinggi pada laki-laki dibandingkan perempuan

Berdasarkan tingkat pendidikan menunjukkan bahwa Persentase responden yangmengalami cedera di kepala (254) lebih tinggi pada tingkat pendidikan tamat SMA+ untukcedera leher (44) pendidikan tidak sekolah cedera di dada (49) pendidikan tamat SDUntuk cedera di perut punggung panggul (88) pada tingkat pendidikan tamat SD cederadi bagian bahu lengan atas (144) tingkat pendidikan tamat SMA cedera di siku lenganbawah (312) pada tingkat pendidikan tamat SMA+ Adapun cedera di bagian pergelangantangan dan tangan (366) terdapat pada tingkat pendidikan tamat SMP cedera di pinggultungkai bawah (93) pada responden yang tidak sekolah cedera lutut tungkai bawah(406) pada tingkat pendidikan tidak tamat SD dan cedera di tumit dan kaki (29 ) padatingkat pendidikan tamat SMA Tabel 3616 menggambarkan bahwa cedera di kepala(17) dan leher (23) tertinggi dialami oleh responden yang mempunyai pekerjaanlainnya sedangkan Persentase cedera di bagian dada tertinggi pada jenis pekerjaanpegawai (41) Cedera di perut punggungpanggul banyak dialami oleh mengurus rumahtangga (143) dan cedera di bahu lengan atas tertinggi diderita oleh responden yang jenispekerjaan lainnya (154) Persentase cedera di bagian sikulengan bawah terbanyaktampak seimbang jumlahnya antara jenis pekerjaan masih sekolah (288) pegawai(283) dan wiraswasta (281) Untuk Persentase cedera bagian pergelangan tangan dantangan (455) pada kelompok pekerjaan mengurus rumah tangga cedera pada bagianpinggultungkai atas (98) terbesar pada kelompok responden tidak bekerja Cedera dibagian lutut tungkai bawah (445) pada responden dengan pekerjaan pegawai dan bagiantumitkaki (sekitar 25) sebagian besar dialami oleh responden dengan status pekerjaantidak bekerja pegawai wiraswasta petaninelayanburuh dan lainnya

Berdasarkan tempat tinggal memperlihatkan besaran angka Persentasenya secara umumterlihat pola yanga sama antara kota dan desa Bagian cedera yang didominasi di kota padabagian terkena cedera kepala (158) sikulengan bawah (254) pergelangan tangan dantangan (306) pinggul tungkai atas (58) lutut tungkai bawah (375) dan bagiantumitkaki (246) Bagian cedera yang didominasi di desa leher (13) dada (42)perutpunggung panggul (73) dan bahulengan atas 9111)

Berdasarkan tingkat pengeluaran perkapita menggambarkan prevalensi bagian tubuh yangmengalami cedera didominasi oleh kuintil 1 dan kuintil 2 hanya pada prevalensi tertinggi ba-gian tubuh terkena cedera untuk siku lengan bawah dan lutut tungkai bawah pada kuintil 5

125

Tabel 3614Persentase Cedera menurut Bagian Tubuh Terkena dan Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik

Bagian tubuh terkena cedera

Kepala Leher DadaPerut

PunggungPanggul

BahuLengan

atas

Sikulenganbawah

Pergelangantangan dan

tangan

Pinggultungkai

atas

Lututtungkaibawah

BagianTumitkaki

Kelompok umur (tahun)lt 1 35 68 379 203 21 301-- 4 317 09 24 41 46 149 159 26 326 1925 -- 14 179 07 23 33 63 274 158 19 448 19015 ndash 24 140 17 25 45 127 292 324 34 355 26825 ndash 34 130 06 34 86 113 257 286 77 341 29835 ndash 44 110 12 26 88 103 181 396 82 307 21945 ndash 54 100 13 70 90 102 225 366 68 385 23955 ndash 64 72 15 75 50 141 241 428 110 210 19765 ndash 74 155 15 136 64 153 191 39 439 16375+ 167 81 11 82 228 147 456 202Jenis kelaminLaki - laki 149 13 41 58 107 265 273 50 389 252Perempuan 141 07 20 72 80 200 303 58 325 196Pendidikan

Tidak sekolah 165 44 43 48 59 193 309 93 385 213Tidak tamat SD 93 15 33 54 85 203 262 51 406 278Tamat SD 118 03 49 88 91 249 302 68 292 195Tamat SMP 82 10 28 63 109 285 366 46 350 212Tamat SMA 164 13 35 79 144 210 331 69 366 290Tamat PT 254 218 1 52 94 312 14 324 385 198PekerjaanTidak bekerja 170 02 23 50 104 230 243 98 385 253Sekolah 111 09 26 53 92 288 260 29 404 228Mengurus RT 117 03 14 143 71 196 455 79 240 172Pegawai (negeri POLRI) 129 17 41 76 106 283 306 83 445 258Wiraswasta 118 08 37 52 128 281 373 69 384 252PetaniNelayan Buruh 92 16 54 74 107 188 302 53 302 259Lainnya 188 23 19 90 154 148 333 54 256 253Tipe daerahPerkotaan 158 09 25 56 83 254 306 58 375 246Pedesaan 132 13 42 73 111 224 260 48 352 214Tingkat pengeluaran per kapita

Kuintil 1 170 13 52 43 80 240 311 43 372 225Kuintil 2 127 22 31 81 119 261 299 75 317 265Kuintil 3 129 05 35 73 104 231 269 49 323 237Kuintil 4 155 14 31 63 96 215 257 60 383 196Kuintil 5 150 04 23 60 88 265 297 43 406 242

126

Klasifikasi jenis cedera di sini merupakan modifikasi dari klasifikasi menurut ICD-10 (TheTenth Revision of the International Statistical Classification of Diseases and Related HealthProblems) Jenis cedera dapat diartikan juga sebagai jenis luka yang dialami oleh respondenyang mengalami cedera Persentase jenis cedera merupakan angka Persentase dariresponden yang mengalami cedera Jenis cedera yang dialami oleh responden bisa lebihdari satu jenis cedera (multiple injury)

Berdasarkan tabel 3615 diperlihatkan bahwa Persentase jenis cedera tertinggi di provinsiSumatera Utara yang terdiri dari 25 kabupaten yaitu benturan 585 (Kota Binjai) lukalecet 592 (Kabupaten Tapanuli Utara) luka terbuka 551 (kabupaten Nias Selatan) lukabakar 229 (kabupaten Nias Selatan) terkilirteregang 477 (kota Tanjung Balai) patahtulang 123 (kota Pematang Siantar) anggota gerak terputus (amputasi) 108(kabupaten Serdang Bedagai) keracunan 90 (kabupaten Dairi)

Grafik 361Persentase Jenis Cedera di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

127

Tabel 3615Persentase Jenis Cedera menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupatenkota BenturanLukalecet

Lukaterbuka

Lukabakar

Terkilirteregang

PatahTulang

Anggotagerak

terputus

Keracunan

Lainnya

Nias 329 441 222 24 283 12 12

Mandailing Natal 381 371 194 22 299 22 05 16

Tapanuli Selatan 551 449 320 196 53

Tapanuli Tengah 444 476 317 63 317 32 74 32 37

Tapanuli Utara 292 592 409 08 133 25 08

Toba Samosir 402 351 258 41 196 21 21 10

Labuhan Batu 215 356 214 71 286 72

Asahan 266 276 253 10 392 29 30

Simalungun 426 500 235 07 279 22 37

Dairi 224 177 333 33 255 101 22 90 89

Karo 359 232 144 94 232 50 50 50 138

Deli Serdang 419 549 224 24 379 73 08

Langkat 412 434 348 117 26 13

Nias Selatan 396 562 551 229 264 06

Humbang Hasundutan 235 331 311 46 138 16 32 16

Pakpak Bharat 188 469 281 438 63

Samosir 279 344 257 24 404 10 14 10

Serdang Bedagai 269 493 208 299 100 108 39 117

Kota Sibolga 391 542 265 21 210 17 08

Kota Tanjung Balai 256 466 322 09 477 38 21 09

Kota Pematang Siantar 323 338 262 46 323 123 15

Kota Tebing Tinggi 401 563 338 56 415 92 28 99

Kota Medan 356 544 335 04 280 46 04 04 13

Kota Binjai 585 475 268 33 128 24 13 20 20

Kota Padang Sidempuan 294 547 265 06 313 71 35

Sumatera Utara 373 477 294 25 282 42 06 06 20

128

Tabel 3616 menunjukkan bahwa untuk jenis cedera yang mempunyai Persentase tertinggimeliputi benturan sekitar 484 ( 75+) luka lecet 551 ( 15-24 ) luka terbuka 364 ( 25-34) luka bakar 174 ( lt1 ) terkilirteregang sekitar 40 (lt 1 dan 65- 74) patah tulang83 (45-54) anggota gerak terputus (amputasi) 16 ( 15-24) keracunan 13 (15-24)serta jenis cedera lainnya 37 ( 75+ keatas)

Berdasarkan kategori jenis kelamin memberikan gambaran bahwa antara laki-laki danperempuan Persentase menurut jenis cedera hampir seimbang Untuk jenis cedera yangdidominasi oleh laki-laki adalah luka lecet (517) luka terbuka (312) terkilir teregang(284) patah tulang (5) dan anggota gerak terputus (08) Sementara yang didominasioleh perempuan adalah benturan (374) luka bakar (39) dan lainnya (26)Sementara untuk keracunan Persentasenya sama yaitu (06)

Persentase jenis cedera menurut tingkat pendidikan menunjukkan pola angka tertinggiterfokus pada tingkat pendidikan tidak sekolah tamat SMP dan tamat SMA+ Denganbesaran sebagai berikut benturan 426 (tidak sekolah) luka lecet 589 (tamat SMA+)luka terbuka 367 (tidak sekolah) luka bakar 70( tidak sekolah) terkilir teregang 381(tamat SMP) patah tulang 85 ( tamat SMA+) anggota gerak terputus 16(tamat SMP)keracunan 15 (tamat SMP) dan lainnya 48 (tamat SMA+)

Tabel 3616 memberikan gambaran pola jenis cedera berdasarkan jenis pekerjaanresponden Urutan terbanyak untuk Persentase jenis cedera yang dialami adalah luka lecet(572) untuk status wiraswasta benturan (403) untuk status sekolah luka terbuka(382) untuk pekerjaan sebagai petaninelayanburuh dan terkilirteregang (sekitar 34)untuk jenis pekerjaan pegawai dan tidak bekerja

Berdasarkan pembagian tempat tinggal kota atau desa Pola jenis cedera lebih dominan dikota yaitu pada Persentase luka lecet (509) luka terbuka (299) dan terkilir teregang(282) dan daerah desa untuk pola jenis cedera benturan (374)

Berdasarkan tingkat pengeluaran perkapita yang dibagi dalam kuintil maka urutan jeniscedera terbanyak yang dialami adalah luka lecet 521 (kuintil 4) benturan 423 (kuintil4) luka terbuka 342 (kuintil 1) dan terkilirteregang 319 (kuintil 2)

Untuk Persentase jenis cedera patah tulang tampak hampir seimbang pada kuintil 3 kuintil4 dan kuintil 5 yaitu sekitar 4

129

Tabel 3616Persentase Jenis Cedera menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik BenturanLukalecet

Lukaterbuka

Lukabakar

Terkilirteregang

PatahTulang

Anggota gerakterputus

Keracunan

Lainnya

Kelompok umur (tahun)

lt 1 345 174 4091-- 4 381 549 218 28 155 19 345 -- 14 379 537 236 19 180 34 2 4 1915 ndash 24 394 551 345 32 375 45 16 13 1425 ndash 34 368 475 364 31 230 41 1 6 2035 ndash 44 334 402 328 27 304 23 10 8 2145 ndash 54 347 437 285 13 355 83 1 2755 ndash 64 326 321 249 8 349 67 5 9 2665 ndash 74 460 234 309 19 406 35 5 575+ 484 328 98 21 286 17 37

Jenis kelaminLaki - laki 370 517 312 16 284 50 8 6 17Perempuan 374 411 265 39 276 30 3 6 26

PendidikanTidak sekolah 426 429 367 70 272 82 7Tidak tamat SD 319 431 285 34 268 26 6 7 29Tamat SD 357 408 268 29 309 43 3 3 20Tamat SMP 349 471 318 26 381 37 16 15 15Tamat SMA 395 506 340 12 298 46 7 5 20Tamat PT 386 589 327 219 85 6 48

PekerjaanTidak bekerja 384 452 290 4 340 37 1 1Sekolah 403 557 273 29 277 25 10 9 23Mengurus RT 325 342 308 35 283 15 3 1 41Pegawai (negeri POLRI) 390 522 270 30 341 95 21 15 38Wiraswasta 393 572 295 10 331 62 1 1 4PetaniNelayan Buruh 310 347 382 36 322 34 9 12 23Lainnya 352 400 294 7 254 62 4 4 28

Tipe daerahPerkotaan 369 509 299 14 282 51 7 6 22Pedesaan 374 440 288 37 279 32 5 6 19

Tingkat pengeluaran per kapita

Kuintil 1 321 445 342 57 307 23 5 1 21Kuintil 2 423 450 309 27 319 39 12 15 27Kuintil 3 340 477 263 11 266 45 8 7 25Kuintil 4 377 521 267 16 307 49 1 5 7Kuintil 5 395 474 304 21 228 48 5 2 23 Jenis cedera jumlahnya bisa lebih dari satu (multiple injury)

130

362 Disabilitas

Status disabilitas dikumpulkan dari kelompok penduduk umur 15 tahun ke atasberdasarkan pertanyaan yang dikembangkan oleh WHO dalam InternationalClassification of Functioning Disability and Health (ICF) Tujuan pengukuran ini adalahuntuk mendapatkan informasi mengenai kesulitanketidakmampuan yang dihadapi olehpenduduk terkait dengan fungsi tubuh individu dan sosial

Responden diajak untuk menilai kondisi dirinya dalam satu bulan terakhir denganmenggunakan 20 pertanyaan inti dan 3 pertanyaan tambahan untuk mengetahuiseberapa bermasalah disabilitas yang dialami responden sehingga memerlukanbantuan orang lain Sebelas pertanyaan pada kelompok pertama terkait dengan fungsitubuh bermasalah dengan pilihan jawaban sebagai berikut 1) Tidak ada 2) Ringan 3)Sedang 4) Berat dan 5) Sangat berat Sembilan pertanyaan terkait dengan fungsiindividu dan sosial dengan pilihan jawaban sebagai berikut yaitu 1) Tidak ada 2)Ringan 3) Sedang 4) Sulit dan 5) Sangat sulittidak dapat melakukan Tiga pertanyaantambahan terkait dengan kemampuan responden untuk merawat diri melakukanaktivitasgerak atau berkomunikasi dengan pilihan jawaban 1) Ya dan 2) Tidak

Dalam analisis penilaian pada masing-masing jenis gangguan kemudian diklasifikasikanmenjadi 2 kriteria yaitu ldquoTidak bermasalahrdquo atau ldquoBermasalahrdquo Disebut ldquoTidakbermasalahrdquo bila responden menjawab 1 atau 2 pada 20 pertanyaan inti DisebutldquoBermasalahrdquo bila responden menjawab 34 atau 5 untuk keduapuluh pertanyaantermaksud

Di Provinsi Sumatera Utara disabilitas belum menjadi masalah yang berat dimanamereka yang mempunyai disabilitas buruk + sangat buruk masih di bawah lima persenNamun disabilitas secara keseluruhan sudah menjadi masalah setidaknya pada 23persen penduduk Masalah disabilitas banyak dikeluhkan pada wanita dan terutama usialanjut 64 tahun atau lebih

Dari tabel 3621 diketahui bahwa sebagian besar penduduk usia 15 tahun ke atasmemiliki status disabilitas sangat baik atau tidak memiliki kesulitan dalam penglihatandan mengenali orang dalam jarak kurang lebih 20 meter (795) Demikian pula denganpenglihatan dan pengenalan terhadap obyek dengan jarak 30 cm sebagian besarpenduduk usia tersebut tidak mengalami kesulitan (807) Dalam hal pendengaranpersentase penduduk yang tidak mengalami kesulitan mendengar orang berbicara di sisilain dalam satu ruangan adalah 87 persen dan 87 persen tidak mengalami kesulitanmendengar orang berbicara di ruangan yang sunyi Persentase penduduk usia 15 tahunke atas yang tidak merasa nyeri atau tidak nyaman cukup besar yaitu 81 persen sedangpersentase penduduk yang tidak merasakan nafas pendek setelah latihan ringansebanyak 80 persen Sebagian besar penduduk tidak menderita batukbersin selama 10menit setiap serangan (866) dan sebanyak 83 persen tidak mengalami gangguantidur Demikian pula sebanyak 856 persen tidak mengalami masalah kesehatan yangmempengaruhi emosi

Untuk masalah kesulitan berdiri (selama 30 menit) persentase penduduk usia 15 tahunke atas yang berstatus disabilitas buruk dan sangat buruk sebesar 2 persen Sedanguntuk kesulitan berjalan jauh (1 km) persentase penduduk yang berstatus disabilitasburuk dan sangat buruk sebesar 4 persen Persentase penduduk yang mengalamimasalah memusatkan pikiran (selama 10 menit) sebesar 1 persen Persentasependuduk usia 15 tahun ke atas yang mengalami kesulitan membersihkan seluruhtubuh mengenakan pakaian mengerjakan pekerjaan sehari-hari memahamipembicaraan orang lain dan bergaul dengan orang asing hanya berkisar 1 persenSedangkan sebagian kecil penduduk mengaku berat dan sangat berat dalammemelihara persahabatan (1) begitu pula dalam melakukan pekerjaanberperandalam kegiatan kemasyarakatan (1) Secara keseluruhan persentase tertinggi statusdisabilitas buruk dan sangat buruk berturut-turut yaitu kesulitan berjalan jauh (4)

131

Tabel 3621Persentase Penduduk Umur 15 tahun ke Atas Menurut Masalah DisabilitasDalam Fungsi TubuhIndividuSosial di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas

2007

Fungsi TubuhIndividuSosial Bermasalah()

Melihat jarak jauh (20 m) 93

Melihat jarak dekat (30 cm) 88

Mendengar suara normal dalam ruangan 49

Mendengar orang bicara dalam ruang sunyi 46

Merasa nyerirasa tidak nyaman 76

Nafas pendek setelah latihan ringan 90

Batukbersin selama 10 menit tiap serangan 43

Mengalami gangguan tidur 58

Masalah kesehatan mempengaruhi emosi 48

Kesulitan berdiri selama 30 menit 80

Kesulitan berjalan jauh (1 km) 112

Kesulitan memusatkan pikiran 10 menit 67

Membersihkan seluruh tubuh 28

Mengenakan pakaian 25

Mengerjakan pekerjaan sehari-hari 48

Paham pembicaraan orang lain 38

Bergaul dengan orang asing 52

Memelihara persahabatan 47

Melakukan pekerjaantanggungjawab 55

Berperan di kegiatan kemasyarakatan 67

) Bermasalah bila responden menjawab 34 atau 5

132

Tabel 3622 menggambarkan status disabilitas di 25 kabupatenkota di ProvinsiSumatera Utara dengan kriteria sangat masalah masalah dan tidak ada masalah Padakriteria sangat masalah persentase tertinggi status disabilitas ditemukan di KabupatenDairi (3) dan terendah di Kabupaten Karo

Tabel 3622Persentase Penduduk Umur 15 tahun ke Atas Menurut Masalah Disabilitas

Dalam 1 bulan terakhir dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KabupatenKota Sangat masalah MasalahNias 28 353

Mandailing Natal 13 433

Tapanuli Selatan 19 299

Tapanuli Tengah 15 309

Tapanuli Utara 17 184

Toba Samosir 15 186

Labuhan Batu 28 175

Asahan 29 209

Simalungun 15 171

Dairi 31 192

Karo 07 190

Deli Serdang 20 148

Langkat 18 291

Nias Selatan 23 277

Humbang Hasundutan 25 216

Pakpak Bharat 23 313

Samosir 29 121

Serdang Bedagai 14 127

Kota Sibolga 19 173

Kota Tanjung Balai 13 238

Kota Pematang Siantar 20 131

Kota Tebing Tinggi 20 355

Kota Medan 20 215

Kota Binjai 20 125

Kota Padang Sidempuan 16 259

Sumatera Utara 20 216

Status disabilitas yang dibagi menjadi tiga kriteria yaitu 1) tidak masalah apabilaresponden menjawab 20 pertanyaan disabilitas dengan pilihan 1 (tidak ada) atau 2(ringan) 2) masalah apabila responden menjawab salah satu dari 20 pertanyaan denganpilihan 3 (sedang atau cukup) 4 (berat atau sulit) atau 5 (sangat berat atau sangat sulit)dan 3) sangat masalah yaitu apabila responden menjawab dengan kriteria masalah danmembutuhkan bantuan orang lain Persentase penduduk yang memiliki status disabilitasmasalah dan membutuhkan bantuan bertambah besar seiring dengan bertambahnyaumur Selaras dengan itu status disabilitas tidak masalah semakin menurun denganbertambahnya umur

133

Ditinjau dari jenis kelamin persentase status disabilitas sangat masalah lebih banyakditemui pada perempuan (23) dibandingkan dengan laki-laki (17) Pola serupaditemukan pada kriteria masalah dan tidak masalah Persentase tertinggi untuk statusdisabilitas dengan kriteria sangat masalah dan masalah ditemukan pada penduduk yangtidak sekolah yaitu berturut-turut 129 dan 50

Tabel 3623Persentase Penduduk Umur 15 tahun ke Atas Menurut Masalah Disabilitas

Dalam 1 bulan terakhir dan Karakteristik Respondendi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik Sangat masalah Masalah

Golongan umur15-24 tahun 07 8925-34 tahun 09 13135-44 tahun 08 18945-54 tahun 15 29655-64 tahun 37 46265-74 tahun 82 613gt75 tahun 259 591

Jenis kelaminLaki-laki 17 198Perempuan 23 232

PendidikanTidak sekolah 127 502Tidak tamat SD 44 382Tamat SD 21 263Tamat SMP 09 164Tamat SMA 09 145Tamat PT 17 157

PekerjaanTidak bekerja 84 272Sekolah 06 73Mengurus RT 15 222Pegawai (Negeri Swasta Polri) 10 147Wiraswasta 12 184PetaniNelayanBuruh 14 273Lainnya 19 279

Tempat TinggalKota 18 178Desa 22 248

Status ekonomiKuintil 1 21 234Kuintil 2 20 208Kuintil 3 23 195Kuintil 4 19 221Kuintil 5 17 221

Sumatera Utara 20 216

Gambaran tentang status disabilitas yang membutuhkan bantuan orang lain untukkegiatan merawat diri beraktifitas sehari-hari dan berkomunikasi dengan orang lain di25 kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara adala sebagai berikut

134

Persentase penduduk yang membutuhkan bantuan dari ketiga jenis kegiatan tersebut diatas hampir sama yaitu berkisar tiga persen Kabupaten Labuhan Batu Dairi dan KotaSibolga merupakan daerah yang pempunyai penduduk dengan disabilitas merawat diriberaktifitas sehari-hari dan berkomunikasi dengan membutuhkan bantuan orang lainyang tertinggi dibandingkan kabupatenkota yang lain

Tabel 3624Persentase Penduduk Umur 15 tahun ke Atas

Menurut Masalah Disabilitas yang membutuhkan bantuan orang laindan KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota Merawat diriMelakukanaktivitas

Berkomunikasi

Nias 30 29 27

Mandailing Natal 14 15 13

Tapanuli Selatan 24 23 25

Tapanuli Tengah 20 18 19

Tapanuli Utara 17 16 14

Toba Samosir 17 17 15

Labuhan Batu 76 76 77

Asahan 27 24 27

Simalungun 19 20 22

Dairi 56 62 51

Karo 19 19 19

Deli Serdang 22 24 25

Langkat 25 22 20

Nias Selatan 29 28 28

Humbang Hasundutan 36 33 36

Pakpak Bharat 51 52 52

Samosir 42 44 42

Serdang Bedagai 25 21 24

Kota Sibolga 63 62 63

Kota Tanjung Balai 15 13 15

Kota Pematang Siantar 27 26 26

Kota Tebing Tinggi 27 29 26

Kota Medan 20 25 17

Kota Binjai 31 32 30

Kota Padang Sidempuan 15 16 12

Sumatera Utara 28 28 27

Persentase terendah untuk kebutuhan bantuan dalam perawatan diri ditemukan padakelompok usia 15-44 tahun (2) Persentase kebutuhan akan bantuan dalam merawatdiri meningkat sejalan dengan bertambahnya umur di mana persentase tertinggi padakelompok usia 75 tahun ke atas (21) Persentase terendah untuk kebutuhan bantuandalam melakukan aktivitas juga pada kelompok usia 15-44 tahun (2) Kebutuhan akanbantuan ini jug meningkat sesuai umur

Persentase terendah membutuhkan bantuan merawat diri beraktifitasdab berkomunikasipada laki-laki lebih rendah dibandingkan wanita Sedangkan menurut pekerjaan kepalarumah tangga persentase tertinggi untuk penduduk yang membutuhkan bantuan dalam

135

merawat diri melakukan aktivitas dan berkomunikasi yaitu pada kelompok yang tidakbekerja berturut-turut 74 persen 7 dan 74

Ada sedikit perbedaan persentase antara penduduk perkotaan dan perdesaan yangmembutuhkan bantuan dalam merawat diri melakukan aktivitas dan berkomunikasidimana penduduk yang tinggal di desa lebih tinggi

Menurut tingkat pengeluaran perkapita rumah tangga persentase penduduk yangmembutuhkan bantuan dalam merawat diri melakukan aktivitas dan berkomunikasitertinggi pada tingkat pengeluaran perkapita menengah yaitu kuintil tiga

Tabel 3625Persentase Penduduk Umur 15 tahun ke Atas Menurut MasalahDisabilitas yang membutuhkan Bantuan Orang Lain Menurut

Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Karakteristik Merawat diriMelakukanaktivitas

Berkomunikasi

Golongan umur

15-24 tahun 19 21 20

25-34 tahun 21 21 18

35-44 tahun 15 17 15

45-54 tahun 24 24 22

55-64 tahun 45 46 45

65-74 tahun 68 67 71

gt75 tahun 214 192 194

Jenis kelamin

Laki-laki 25 26 25

Perempuan 30 30 29

Pendidikan

Tidak sekolah 96 89 102

Tidak tamat SD 52 51 53

Tamat SD 31 31 29

Tamat SMP 20 21 19

Tamat SMA 17 19 15

Tamat PT 23 24 22

Pekerjaan

Tidak bekerja 74 70 74

Sekolah 19 20 19

Mengurus RT 23 26 22

Pegawai (Negeri SwastaPolri)

18 20 17

Wiraswasta 22 22 21

PetaniNelayanBuruh 24 25 23

Lainnya 21 26 27

Tempat Tinggal

Kota 23 25 21

Desa 32 31 32

Status ekonomi

Kuintil 1 26 31 28

Kuintil 2 28 28 27

Kuintil 3 33 33 31

Kuintil 4 26 27 27

Kuintil 5 25 24 22

136

37 Pengetahuan Sikap dan PerilakuPengetahuan sikap dan perilaku dalam Riskesdas 2007 ditanyakan pada pendudukumur 10 tahun ke atas Wawancara dengan menanyakan mengenai penyakit flu burungHIVAIDS perilaku higienis meliputi pertanyaan mencuci tangan pakai sabun kebiasaanbuang air besar penggunaan tembakau perilaku merokok minum minuman beralkoholaktivitas fisik perilaku konsumsi buah dan sayur dan pola konsumsi makanan berisiko

Untuk mendapatkan persepsi yang sama pada saat melakukan wawancara mengenaisatuan standar minuman beralkohol klasifikasi aktivitas fisik dan porsi konsumsi buahdan sayur digunakan kartu peraga

371 Perilaku Merokok

Pada penduduk umur 10 tahun ke atas ditanyakan apakah merokok setiap hari merokokkadang-kadang mantan perokok atau tidak merokok Bagi penduduk yang merokoksetiap hari ditanyakan berapa umur mulai merokok setiap hari dan berapa umur pertamakali merokok termasuk penduduk yang belajar merokok Pada penduduk yang merokokyaitu yang merokok setiap hari dan merokok kadang-kadang ditanyakan berapa rata-ratabatang rokok yang dihisap perhari jenis rokok yang dihisap Juga ditanyakan apakahmerokok di dalam rumah ketika bersama anggota rumah tangga lain Bagi mantanperokok ditanyakan berapa umur ketika berhenti merokok

Persentase penduduk Provinsi Sumatera Utara umur 10 tahun ke atas yang merokoktiap hari sebesar 23 persen Di Kabupaten Nias (16) terendah dibandingkan dengankabupatenkota lainnya sedangkan Kabupaten Karo (41) tertinggi dari darikabupatenkota yang lain Atau dapat dikatakan di Kabupaten Karo setiap 10 orang adaempat orang perokok

137

Tabel 3711Persentase penduduk ge 10 tahun yang merokok dan tidak merokok

Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota

Perokok Saat Ini Tidak MerokokPerokokSetiapHari

PerokokKadang-Kadang

MantanPerokok

BukanPerokok

Nias 164 66 29 741

Mandailing Natal 266 53 12 669

Tapanuli Selatan 265 53 13 669

Tapanuli Tengah 236 39 22 703

Tapanuli Utara 260 41 27 672

Toba Samosir 261 44 28 667

Labuhan Batu 212 76 23 689

Asahan 264 37 21 677

Simalungun 255 93 19 634

Dairi 309 36 14 641

Karo 406 38 17 538

Deli Serdang 219 43 15 723

Langkat 231 38 38 692

Nias Selatan 170 103 32 694

Humbang Hasundutan 252 30 59 659

Pakpak Bharat 283 72 24 621

Samosir 319 41 31 609

Serdang Bedagai 215 69 17 700

Kota Sibolga 219 70 32 679

Kota Tanjung Balai 264 42 20 674

Kota Pematang Siantar 237 36 22 705

Kota Tebing Tinggi 254 33 29 684

Kota Medan 193 62 21 724

Kota Binjai 211 24 32 733

Kota Padang Sidempuan 268 52 33 647

Sumatera Utara 233 55 22 690

138

Persentase merokok tiap hari menurut umur sudah dimulai sejak umur 10-14 tahun yangkemudian meningkat menjadi 14 pada umur 15-24 tahun persentase merokok terusmeningkat seiring bertambahnya umur dan pada puncaknya pada umur 45-54 tahun(366) Selanjutnya persentase merokok menurun setelah umur 54 tahun Perokokumumnya pada laki-laki dan menurut pendidikan terbanyak pada yang berpendidikantamat SMA (293) selanjutnya tamat SMP Tidak tampak perbedaan pada Tingkatpengeluaran perkapita per bulan yaitu rata-rata 22 persen (Tabel 3712)

Tabel 3712Persentase penduduk ge 10 tahun yang merokok dan tidak merokok Menurut

Karakteristik di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik

Perokok Saat Ini Tidak Merokok

PerokokSetiap Hari

PerokokKadang-Kadang

MantanPerokok

BukanPerokok

Umur (Tahun)10-14 03 13 03 981

15-24 140 76 05 779

25-34 315 59 9 617

35-44 339 53 20 589

45-54 366 58 33 544

55-64 304 67 74 554

65-74 244 63 109 584

75+ 204 52 115 629

Jenis Kelamin

Laki 444 92 41 423

Perempuan 32 20 05 943

Pendidikan

Tidak Sekolah 223 54 51 672

Tidak Tamat SD 160 40 27 774

Tamat SD 208 42 21 730

Tamat SMP 248 64 17 671

Tamat SMA 293 69 21 618

Tamat SMA + 227 55 33 685

Daerah

Pekotaan 217 54 20 710

Pedesaan 247 56 25 673

Status Ekonomi

Kuintil-1 219 54 19 708

Kuintil-2 235 57 24 684

Kuintil-3 235 54 21 691

Kuintil-4 247 57 23 673

Kuintil-5 232 54 26 688

Sumatera Utara 233 55 22 690

139

Berdasarkan tabel 3713 dapat diketahui bahwa persentase perokok pada pria lebihbesar dibanding wanita yang ditinjau dari berbagai latarbelakang karakteristikresponden Berdasarkan tabel ini diketahui bahwa persentase tertinggi perokok setiaphari pada kelompok usia 55 - 64 tahun (326) Menarik untuk diamati yaitu perokokpada laki-laki terjadi penurunan mulai umur 55-64 tahun tetapi pada wanita penurunantersebut tidak terjadi bahkan terjadi peningkatan dan hanya menurunsedikit ketika umur75 tahun ke atas

Setiap harinya jumlah batang rokok yang dihisap oleh perokok secara umum lebihbanyak yang dihisap oleh perokok laki-laki yang berbeda berkisar 4-5 batang

Tabel 3713Persentase Perokok dan Jumlah Batang Rokok Yang Dihisap

Menurut Karakteristik di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik

Laki - Laki Perempuan

PerokokSaat Ini

Rata - Rata JumlahBatang Rokok Yang

DihisapPerokokSaat Ini

Rata - Rata JumlahBatang RokokYang Dihisap

Jml 95 CI Jml 95 CI

Umur (Tahun)10-14 23 692 49 - 90 9 391 36 - 5515-24 410 1114 108 - 114 23 1216 101 - 14225-34 745 1343 132 - 137 43 949 83 - 10735-44 756 1427 140 - 145 54 957 81 - 11045-54 761 1442 141 - 147 87 947 83 - 10655-64 637 1442 139 - 149 127 885 72 - 10565-74 510 1224 116 - 129 130 829 65 - 10175+ 454 1286 116 - 141 126 718 52 - 91

Pendidikan

Tidak Sekolah 576 1323 127 - 147 140 782 67 - 89Tidak Tamat SD 352 1456 139 - 147 68 962 83 - 109Tamat SD 476 1341 137 - 142 48 974 84 - 111Tamat SMP 579 1340 132 - 137 44 888 77 - 100Tamat SMA 648 1309 129 - 133 40 874 76 - 98Tamat PT 549 1382 132 - 146 40 1506 88 - 213

Daerah

Pekotaan 516 1283 1263 - 1302 36 1138 100 - 128Pedesaan 553 1412 1395 - 1429 66 836 78 - 89

Status Ekonomi

Kuintil-1 505 1349 1320 - 1377 55 1063 89 - 124Kuintil-2 544 1331 1303 - 1359 51 880 76 - 100Kuintil-3 538 1328 1300 - 1356 50 822 73 - 91Kuintil-4 562 1375 1346 - 1405 57 947 82 - 107Kuintil-5 537 1395 1365 - 1426 49 917 80 - 103

140

Tabel 3714 memperlihatkan persentase perokok dan rata-rata jumlah rokok yangdihisap pada laki-laki dan perempuan menurut kabupatenkota Di Kabupaten NiasSelatan walaupun jumlah perokok lebih banyak pada laki-laki tetapi rata-rata jumlahbatang rokok yang dihisap perokok wanita setiap harinya tidak ada perbedaan denganperokok laki-laki (11 batang) hampir sama juga terjadi di Kabupaten Mandailing Nataldan Tapanuli Selatan Namun di Kabupaten Simalungun perokok laki-laki rata-ratajumlah batang rokok yang di hisap jauh lebih banyak dari perokok wanita yaitu berbeda7-8 batang setiap harinya Pola yang berbeda terjadi di Kota Medan di mana perokokwanita jumlahnya relatif kecil (laki-laki 483 wanita 39) tetapi rata-rata jumlahbatang rokok yang dihisap setiap hari lebih banyak pada wanita (laki-laki 12-13 batangwanita 14-15 batang)

Tabel 3714Persentase Perokok dan Jumlah Batang Rokok Yang Dihisap

Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota

Laki - Laki Perempuan

PerokokSaat Ini

Rata - Rata JumlahBatang Rokok Yang

DihisapPerokokSaat Ini

Rata - Rata JumlahBatang Rokok Yang

DihisapJml 95 CI Jml 95 CI

Nias 414 1290 120 - 138 64 713 35 - 107

Mandailing Natal 594 1523 144 - 160 48 1380 73 - 203

Tapanuli Selatan 617 1640 158 - 170 38 1400 104 - 176

Tapanuli Tengah 528 1390 130 - 147 40 862 60 - 112

Tapanuli Utara 565 1308 125 - 137 49 900 62 - 118

Toba Samosir 556 1469 136 - 158 65 989 66 - 132

Labuhan Batu 558 1615 158 - 165 30 1243 94 - 155

Asahan 582 1365 131 - 142 33 810 63 - 99

Simalungun 597 1162 113 - 120 103 413 33 - 49

Dairi 584 1470 138 - 156 121 750 57 - 93

Karo 636 1353 129 - 142 258 902 79 - 102

Deli Serdang 495 1155 112 - 119 37 890 73 - 105

Langkat 542 1498 145 - 155 20 900 67 - 113

Nias Selatan 477 1164 107 - 126 112 1115 92 - 131

Humbang Hasundutan 544 1519 140 - 164 38 847 20 - 150

Pakpak Bharat 606 1509 130 - 172 118 1019 -44 - 248

Samosir 540 1399 128 - 152 190 1123 90 - 135

Serdang Bedagai 533 1270 122 - 132 31 764 52 - 100

Kota Sibolga 530 1435 129 - 158 57 753 15 - 135

Kota Tanjung Balai 595 1429 132 - 153 18 877 -06 - 181

Kota Pematang Siantar 543 1219 113 - 131 39 783 51 - 105

Kota Tebing Tinggi 530 1254 114 - 137 46 1103 46 - 174

Kota Medan 483 1287 125 - 132 39 1450 112 - 178

Kota Binjai 468 1208 112 - 130 18 709 35 - 107

Kota Padang Sidempuan 602 1483 137 - 160 43 1048 55 - 154

Sumatera Utara 536 135 64 99

141

Berdasarkan Tabel 3715 dapat diketahui bahwa rata-rata jumlah batang rokok yangdihisap setiap hari perokok saat ini menurut berbagai karakteristik terlihat tinggikelompok 1-12 batang di mana ada kemungkinan pada kelompok ini termasuk yangcoba-coba atau yang mulai menjadi perokok Pecandu rokok umumnya menghisaprokok jauh lebih banyak Jika yang menghisap gt= 49 batang dikatakan pecandu rokokberat maka kelompok ini banyak pada umur di atas 45-54 tahun tinggal di desaberpendidikan rendah dan tingkat pengeluaran perkapita perbulan juga rendah

Tabel 3715Persentase Perokok Saat Ini Umur 10 Tahun Ke Atas Berdasarkan Jumlah

Batang Rokok Yang Dihisap Per Hari Menurut Karakteristikdi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikRata-rata batang rokok perhari

gt=49 btg 37-48 25-36 btg 13-24 1-12

Umur (tahun)10-14 540 09 45115-24 50 01 07 157 78525-34 40 04 21 277 65735-44

32 06 30 287 64445-54

41 08 36 272 64455-64 57 09 42 238 65565-74 82 03 13 177 72575+

93 21 19 165 703Pendidikan

Tidak sekolah 106 12 25 188 669Tidak tamat SD

125 08 28 232 607Tamat SD 52 08 28 248 665Tamat SMP 39 04 25 238 694Tamat SMA 33 03 19 255 689Tamat SMA + 43 01 45 266 644

DaerahPekotaan 40 04 24 219 713Pedesaan

62 07 25 264 642Status ekonomi

Kuintil-1 80 04 20 251 646Kuintil-2 57 06 21 242 674Kuintil-3

51 04 22 238 685Kuintil-4

43 04 23 246 684Kuintil-5

45 08 35 250 663Sumatera Utara 52 05 25 245 673

142

Pecandu rokok berat (rata-rata jumlah rokok yang dihisap perhari gt=49 batang)persentase tiga terbanyak di Kabupaten Nias Selatan 215 Nias 19 dan PakpakBharat 135 Kabupaten Tapanuli Selatan Langkat Labuhan Batu Kota Sibolga danTanjung Balai merupakan daerah-daerah yang perokoknya menghisap 13-24 batangperhari sudah di atas 30 atau tiga dari sepuluh orang yang kemungkinannya akanmenjadi perokok berat

Tabel 3716Persentase Perokok Saat Ini Pada Laki-Laki Umur 10 Tahun Ke Atas

Berdasarkan Jumlah Batang Rokok Yang Dihisap Per HariMenurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKotaRata-rata batang rokok perhari

gt=49btg

37-48btg

25-36btg

13-24btg

1-12 btg

Nias 192 03 37 248 520Mandailing Natal 57 20 34 297 592Tapanuli Selatan 70 04 51 397 477Tapanuli Tengah 24 07 34 188 746Tapanuli Utara 20 03 03 247 727Toba Samosir 21 03 31 261 683Labuhan Batu 37 04 36 323 600Asahan 36 08 19 246 691Simalungun 14 01 06 128 850Dairi 56 08 24 243 668Karo 92 09 23 233 643Deli Serdang 57 05 05 188 745Langkat 65 10 51 367 507Nias Selatan 215 06 245 534Humbang Hasundutan 74 02 27 282 614Pakpak Bharat 135 02 18 253 592Samosir 21 09 20 227 723Serdang Bedagai 38 06 10 188 758Kota Sibolga 34 05 20 329 612Kota Tanjung Balai 21 05 25 353 595Kota Pematang Siantar 13 10 15 179 783Kota Tebing Tinggi 11 09 25 242 713Kota Medan 44 32 190 734Kota Binjai 16 04 21 291 668Kota Padang Sidempuan 21 15 30 329 605

Sumatera Utara 52 05 25 245 673

Umur mulai merokok setiap hari paling tinggi pada kelompok umur 15-19 tahun (335 )Umur pertama kali merokok tiap hari pada laki-laki lebih tinggi pada umur 10-19 tahundibandingkan pada perempuan dan perbedaan tersebut mencolok pada umur 15-19tahun

Menurut pendidikan umur mulai merokok tiap hari sangat bervariasi Pada kelompokumur 15-19 tahun mulai merokok tiap hari paling banyak pada penduduk tidak tamat SD(258) Sedangkan menurut Tingkat pengeluaran perkapita per bulan umur mulaimerokok tiap hari pada penduduk tidak menunjukkan pola tertentu

143

Tabel 3717Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok Berdasarkan Umur

Pertama Kali Merokok Setiap Hari Menurut Karakteristikdi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikUsia Mulai Merokok Tiap Hari

5-9Th

10-14Th

15-19Th

20-24Th

25-29Th

gt=30Th

TidakTahu

Umur (tahun)10-14 00 86 00 00 00 00 914

15-24 00 130 548 110 00 00 212

25-34 00 83 401 227 31 03 256

35-44 00 53 306 245 38 22 336

45-54 00 58 264 202 45 40 391

55-64 00 61 229 193 46 64 408

65-74 00 71 142 170 52 80 486

75+ 00 53 149 103 27 99 568

Jenis Kelamin

Laki 00 76 352 209 31 13 318

Perempuan 00 41 137 113 57 166 486

Pendidikan

Tidak Sekolah 00 68 210 138 25 75 484

Tidak Tamat SD 00 72 258 178 41 41 411

Tamat SD 00 83 315 162 34 29 378

Tamat SMP 00 87 361 176 29 16 332

Tamat SMA 00 62 376 246 32 19 265

Tamat SMA + 00 40 281 335 51 27 265

Daerah

Pekotaan 00 80 364 216 34 19 288

Pedesaan 00 69 315 190 33 30 364

Status Ekonomi

Kuintil-1 00 84 335 178 29 23 352

Kuintil-2 00 82 349 200 28 21 320

Kuintil-3 00 73 344 183 33 19 347

Kuintil-4 00 68 340 201 31 32 328

Kuintil-5 00 67 315 228 41 27 321

Dari tabel ini dapat diketahui bahwa dari penduduk yang merokok dimulai pada umur-umur muda (kurang dari 15 tahun) banyak terdapat di Kabupaten Serdang Bedagai195 dan Tapanuli Selatan 181 Di Kabupaten Toba Samosir dan Kota Binjai tidakada responden yang menjawab mulai merokok pada umur 5-9 tahun

144

Tabel 3718 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok

Berdasarkan Umur Pertama Kali Merokok Setiap Hari MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKotaUsia mulai merokok tiap hari

5-9th

10-14th

15-19 th20-24

th25-29

thgt=30

thTidaktahu

Nias 00 50 305 299 73 46 227

Mandailing Natal 00 90 498 187 16 17 191

Tapanuli Selatan 00 168 376 90 07 04 356

Tapanuli Tengah 00 63 507 238 46 26 120

Tapanuli Utara 00 50 387 164 15 10 374

Toba Samosir 00 37 397 272 74 29 192

Labuhan Batu 00 44 363 230 27 05 330

Asahan 00 44 298 335 64 30 230

Simalungun 00 29 190 210 34 64 472

Dairi 00 50 418 219 49 68 196

Karo 00 47 249 225 88 91 300

Deli Serdang 00 76 281 151 19 10 463

Langkat 00 79 183 207 08 04 520

Nias Selatan 00 12 170 97 18 03 700

Humbang Hasundutan 00 70 449 200 10 27 244

Pakpak Bharat 00 96 420 144 23 20 298

Samosir 00 52 360 120 55 80 333

Serdang Bedagai 00 180 283 59 07 20 452

Kota Sibolga 00 88 530 114 26 36 207

Kota Tanjung Balai 00 77 552 207 62 19 85

Kota Pematang Siantar 00 43 509 215 49 43 142

Kota Tebing Tinggi 00 55 339 318 60 31 197

Kota Medan 00 89 425 239 40 15 190

Kota Binjai 00 34 480 206 17 10 253

Kota Padang Sidempuan 00 71 312 212 36 23 347

Sumatera Utara 00 74 335 201 33 25 331

145

Grafik 371Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok

Berdasarkan Umur Pertama Kali Merokok Setiap Haridi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

146

Umur mulai merokok atau kunyah tembakau termasuk penduduk yang baru pertama kalimencoba merokok atau mengunyah tembakau secara umum banyak pada kelompokumur 15-19 tahun (319) kemudian kelompok umur 10-14 tahun (92) Padakelompok umur tersebut laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan perempuanDemikian juga menurut tingkat pendidikan dan tingkat pengeluaran perkapita perbulan

Tabel 3719Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok

Berdasarkan Umur Pertama Kali Merokok Menurut Karakteristikdi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikUsia pertama kali merokokkunyah tembakau

5-9th

10-14th

15-19th

20-24th

25-29th

gt=30th

Tidaktahu

Umur (tahun)10-14 143 175 682

15-24 09 157 475 51 309

25-34 12 102 381 128 22 03 353

35-44 12 72 316 133 25 16 425

45-54 14 72 256 118 24 33 483

55-64 12 60 221 121 36 43 507

65-74 17 57 171 87 34 64 570

75+ 14 50 112 88 18 58 660

Jenis Kelamin

Laki 12 97 340 112 20 08 411

Perempuan 37 46 130 82 33 121 553

Pendidikan

Tidak sekolah 25 64 168 72 13 72 587

Tidak tamat SD 33 81 231 90 21 39 505

Tamat SD 13 110 287 81 21 21 467

Tamat SMP 10 106 346 94 17 13 414

Tamat SMA 09 80 375 135 21 10 371

Tamat SMA + 21 51 269 243 54 26 335

Daerah

Pekotaan 13 88 338 124 23 16 398

Pedesaan 15 95 305 98 20 22 446

Status ekonomi

Kuintil-1 22 94 306 96 18 21 442

Kuintil-2 13 101 330 101 18 14 422

Kuintil-3 17 97 328 99 19 15 425

Kuintil-4 12 80 328 110 18 23 430

Kuintil-5 11 90 301 129 29 22 418

Sumatera Utara 14 92 319 109 21 19 426

147

Seperti halnya usia merokok setiap hari pada tabel ini menunjukkan persentasependuduk yang merokok pertama kali menurut daerah di mana Kota Tanjung Balaimerupakan daerah terbanyak yang perokoknya mulai merokok pada umur di bawah 20tahun yaitu 667 (09+15+508) berikutnya adalah Kabupaten Asahan 602(06+88+508) dan Tapanuli Tengah

Tabel 37110 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok

Berdasarkan Umur Pertama Kali Merokok Menurut KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKotaUsia pertama kali merokok

5-9 th10-14

th15-19

th20-24

th25-29

thgt=30

thTidaktahu

Nias 20 83 229 155 35 18 460

Mandailing Natal 51 112 373 123 15 18 308

Tapanuli Selatan 21 170 234 67 06 07 495

Tapanuli Tengah 06 88 508 139 56 36 168

Tapanuli Utara 06 48 335 151 17 12 432

Toba Samosir 02 54 372 173 42 35 323

Labuhan Batu 10 152 305 53 06 06 467

Asahan 23 135 478 125 31 13 195

Simalungun 02 53 390 81 14 23 437

Dairi 10 71 368 158 39 71 282

Karo 03 127 241 86 25 54 464

Deli Serdang 07 47 189 125 17 13 602

Langkat 09 67 255 91 11 11 555

Nias Selatan 27 21 167 65 18 02 701

Humbang Hasundutan 13 67 285 116 04 21 494

Pakpak Bharat 21 81 311 57 11 25 494

Samosir 04 54 325 96 40 93 387

Serdang Bedagai 29 151 242 55 14 19 490

Kota Sibolga 08 91 501 114 18 28 241

Kota Tanjung Balai 09 150 508 131 57 21 123

Kota Pematang Siantar 07 43 453 189 46 43 219

Kota Tebing Tinggi 22 86 336 256 27 20 254

Kota Medan 21 91 377 126 29 14 341

Kota Binjai 04 30 398 185 09 15 359

Kota Padang Sidempuan 11 132 324 83 11 25 413

Sumatera Utara 14 92 319 109 21 19 426

148

Di Provinsi Sumatera Utara 861 perokok melakukan kebiasaan di dalam rumah ketikabersama dengan anggota keluarga lainnya Kebiasaan ini terbanyak di Kabupaten Karodan Samosir di atas 94 persen atau hampir semua perokok melakukan kebiasaan ini

Tabel 37111Prevalensi Perokok Dalam Rumah Ketika Bersama Anggota Rumah Tangga

Yang Lain Menurut Karakteristik KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota Perokok di dalam rumah

Nias 894

Mandailing Natal 888

Tapanuli Selatan 806

Tapanuli Tengah 860

Tapanuli Utara 928

Toba Samosir 918

Labuhan Batu 869

Asahan 923

Simalungun 822

Dairi 890

Karo 945

Deli Serdang 834

Langkat 845

Nias Selatan 724

Humbang Hasundutan 789

Pakpak Bharat 929

Samosir 944

Serdang Bedagai 857

Kota Sibolga 854

Kota Tanjung Balai 929

Kota Pematang Siantar 879

Kota Tebing Tinggi 879

Kota Medan 863

Kota Binjai 829

Kota Padang Sidempuan 885

Sumatera Utara 861

149

Tabel ini menyajikan persentase penduduk ge 10 tahun yang merokok menurut jenis rokok yang dihisap Dapat dilihat bahwa sebagian besar penduduk yang cenderungmemilih rokok kretek dengan filter yang kemudian rokok kretek tanpa filter Padaperokok dengan rokok kretek dengan filter tinggi pada umur 15-24 tahun (71) yangkemudian terjadi penurunan dengan meningkatnya umur Menurut karakteristik jeniskelamin tempat tinggal pendidikan dan tingkat pengeluaran perkapita rumah tanggapenghisap rokok kretek dengan filter tetap yang terbanyak

Tabel 37112Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok Berdasarkan Jenis Rokok

Yang Dihisap Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KabupatenKota

Jenis rokok yang dihisap

Kretekdgnfilter

Kretektanpafilter

Rokokputih

Rokoklinting

Cang-klong

Cerutu

Tembakau diku

nyah

Lainnya

Nias 686 270 62 37 02 155Mandailing Natal 357 452 331 210 10 13 22 02Tapanuli Selatan 651 298 181 119 06 08 19 04Tapanuli Tengah 436 419 114 45 21 09Tapanuli Utara 572 376 45 42 24 04Toba Samosir 619 329 25 41 50Labuhan Batu 589 259 281 49 09 01Asahan 614 221 157 83 03 04 04Simalungun 719 406 166 82 31 25 112 01Dairi 367 442 76 49 08 08 143 11Karo 523 177 43 17 03 01 254 01Deli Serdang 706 305 156 10 03 04 15 03Langkat 696 269 108 55 10 27 03Nias Selatan 515 134 95 36 03 14 369 01Humbang Hasundutan 847 54 07 33 04 04 31 02Pakpak Bharat 398 458 37 66 05 64 14Samosir 398 364 157 38 02 03 231 06Serdang Bedagai 591 219 315 16 12Kota Sibolga 785 94 231 08 08 04 14 09Kota Tanjung Balai 617 323 215 32 02 02 07 02KotaPematang Siantar 593 303 198 14 04 02 16 09Kota Tebing Tinggi 761 199 84 08 02 04 06 02Kota Medan 801 283 134 12 01 03 09 01Kota Binjai 732 167 130 04

Kota PadangSidempuan

638 313 175 16 03 04 19 04

150

Tabel 37113Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok Berdasarkan Jenis Rokok

Yang Dihisap Menurut Karakteristik di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Karakteristik

Jenis rokok yang dihisapKretekdengan

filter

Kretektanpafilter

Rokokputih

Rokoklinting

Cangklong

CerutuTembakaudikunyah

Lainnya

Umur (tahun)10-14 671 127 273 25 07 07 31 0815-24 710 214 256 09 02 03 08 0125-34 701 280 184 20 02 04 21 0235-44 673 318 152 34 02 04 36 0245-54 636 332 108 50 03 05 63 0255-64 515 320 85 115 15 12 118 0765-74 416 320 74 176 19 22 189 0775+ 298 233 52 278 32 29 226 08

Jenis Kelamin

Laki 672 307 166 47 05 06 14 02Perempuan 406 131 77 39 05 06 424 07

Pendidikan

Tidak sekolah 400 235 106 144 08 05 241 06Tidak tamat SD 480 323 123 119 08 08 114 04Tamat SD 596 307 163 58 04 05 58 04Tamat SMP 704 291 166 38 05 07 33 01Tamat SMA 712 281 169 15 03 04 21 02Tamat SMA + 713 258 145 10 04 11 19 07

Daerah

Pekotaan 736 275 163 17 02 04 14 02Pedesaan 583 304 156 68 06 07 77 03

Status ekonomi

Kuintil-1 591 323 146 69 04 07 75 02Kuintil-2 640 314 163 60 04 07 44 03Kuintil-3 653 295 159 40 05 04 40 03Kuintil-4 648 275 172 38 05 04 49 04Kuintil-5 706 258 151 26 04 06 44 01

372 Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur

Riskesdas 2007 mengumpulkan data frekuensi dan porsi asupan sayur dan buahdengan mengukur jumlah hari dalam seminggu dan jumlah porsi rata-rata dalam sehariPenduduk dikategorikan lsquocukuprsquo mengkonsumsi sayur dan buah apabila mengkonsumsisayur dan buah tiap hari dengan perimbangan minimal 5 porsi sayur dan buah selama 7hari dalam seminggu Dikategorikan rsquokurangrsquo apabila konsumsi sayur dan buah kurangdari ketentuan di atas

151

Hasil Riskesdas 2007 menunjukkan secara keseluruhan hanya 55 persen pendudukumur 10 tahun ke atas yang cukup mengkonsumsi sayur dan buah di Provinsi SumateraUtara Bahkan di Kabupaten Nias dan Nias Selatan masih di bawah satu persen ataudapat dikatakan kurang makan buah dan sayur Menurut karakteristik responden yangpaling kurang konsumsi buah dan sayur adalah pada kelompok umur di atas 75 tahundan yang pengeluaran perkapita rumah tangganya rendah kuintil 1 dan 2

Dari tabel ini dapat diketahui bahwa secara garis besar persentase penduduk yangmemiliki kecukupan sayur dan buah sangat kecil Dengan mengacu pada kecukupanmakan buah dan sayur dari WHO maka kecukupan tersebut masih rendah atau masihdi bawah 10 persen hal tersebut dapat dilihat menurut berbagai karakteristik responden

Kekurang cukupan makan buah dan sayur tersebut terlihat meningkat pada tingkatpengeluaran perkapita rumah tangga rendah yaitu pada kuitil satu (958) dan dua(956)

Tabel 3721 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Cukup Dan Kurang Makan Buah

Dan Sayur Menurut Karakteristik di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Karakteristik Cukup (WHO) Kurang (WHO)

Umur (tahun)10-14 51 949

15-24 54 946

25-34 66 934

35-44 58 942

45-54 48 952

55-64 56 944

65-74 52 948

75+ 39 961

Jenis Kelamin

Laki 53 947

Perempuan 58 942

Pendidikan

Tidak sekolah 46 954

Tidak tamat SD 55 945

Tamat SD 52 948

Tamat SMP 56 944

Tamat SMA 55 945

Tamat SMA + 85 915

Daerah

Pekotaan 52 948

Pedesaan 58 942

Status ekonomi

Kuintil-1 42 958

Kuintil-2 44 956

Kuintil-3 59 941

Kuintil-4 66 934

Kuintil-5 65 935

Sumatera Utara 55 945

152

Di berbagai daerah kabupatenkota di Sumatera Utara kecukupan makan buah dansayur masih sangat rendah (di bawah satu persen) seperti di Kabupaten Nias SelatanNias Simalungun Tapanuli Tengah dan Kota SibolgaSedangkan kecukupan makanbuah dan sayur sudah tinggi diantara kabupatenkota yang lain adalah Kabupaten Dairidan Kota Binjai (di atas 10 persen)

Tabel 3722Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Cukup dan Kurang Makan Buah

dan Sayur Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KabupatenKota Cukup (WHO) Kurang (WHO)

Nias 4 996

Mandailing Natal 67 933

Tapanuli Selatan 48 952

Tapanuli Tengah 9 991

Tapanuli Utara 111 889

Toba Samosir 26 974

Labuhan Batu 139 861

Asahan 70 930

Simalungun 8 992

Dairi 159 841

Karo 64 936

Deli Serdang 48 952

Langkat 73 927

Nias Selatan 1 999

Humbang Hasundutan 15 985

Pakpak Bharat 24 976

Samosir 14 986

Serdang Bedagai 25 975

Kota Sibolga 8 992

Kota Tanjung Balai 11 989

Kota Pematang Siantar 13 987

Kota Tebing Tinggi 34 966

Kota Medan 54 946

Kota Binjai 107 893

Kota Padang Sidempuan 35 965

Sumatera Utara 55 945

373 Perilaku Konsumsi Minuman Beralkohol

Salah satu faktor risiko kesehatan adalah kebiasaan mengkonsumsi alkohol DalamRiskesdas 2007 informasi perilaku minum alkohol digali dengan menanyakan padaresponden umur 10 tahun ke atas Karena perilaku minum alkohol seringkali periodikmaka penggalian informasi hanya pada 12 bulan dan satu bulan terakhir Wawancaradiawali dengan pertanyaan apakah mengkonsumsi minuman beralkohol dalam 12 bulanterakhir Bagi penduduk yang menjawab ldquoyardquo ditanyakan dalam 1 bulan terakhirkemudian ditanyakan juga frekuensinya jenis minuman yang diminum serta berapa rata-rata satuan minuman standar

153

Jawaban responden yang bervariasi tentang persepsi ukuran yang digunakan ketikaminum alkohol kemudian dilakukan kalibrasi sehingga didapatkan ukuran yang standardengan demikian dapat dibandingkan menurut provinsi maupun karakteristik respondenyang lain Satu minuman standar setara dengan satu botol volume 285 mili liter

Di Sumatera Utara prevalensi peminum alkohol 12 bulan terakhir sebanyak 61 persensedangkan yang mengkonsumsi dalam satu bulan terakhir sebanyak 44 persenBeberapa kabupatenkota prevalensi minum alkohol terilihat tinggi seperti di KabupatenDairi Toba Samosir Samosirdan Humbang Hasundutan

Pada umumnya perilaku minum alkohol dalam 12 bulan terakhir tinggi perilaku minumalkohol dalam satu bulan terakhir juga tinggi Atau sebaliknya jika minum alkohol 12bulan terakhir rendah perilaku minum alkohol satu bulan terakhir juga rendah

Tabel 3731Persentase Peminum Minuman Beralkohol 12 Bulan Terakhir dan

1 Bulan Terakhir Di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKotaKonsumsi

alkohol 12 Bulanterakhir

Konsumsialkohol 1 Bulan

terakhir

Tidak konsumsialkohol 12 Bulan

terakhirNias 169 50 831

Mandailing Natal 09 03 991

Tapanuli Selatan 36 26 964

Tapanuli Tengah 94 83 906

Tapanuli Utara 178 139 822

Toba Samosir 208 197 792

Labuhan Batu 45 29 955

Asahan 32 26 968

Simalungun 121 105 879

Dairi 216 211 784

Karo 29 23 971

Deli Serdang 41 30 959

Langkat 24 05 976

Nias Selatan 91 40 909

Humbang Hasundutan 191 156 809

Pakpak Bharat 112 106 888

Samosir 210 194 790

Serdang Bedagai 33 21 967

Kota Sibolga 45 34 955

Kota Tanjung Balai 36 24 964

Kota Pematang Siantar 63 57 937

Kota Tebing Tinggi 71 46 929

Kota Medan 34 23 966

Kota Binjai 18 12 982

Kota Padang Sidempuan 22 10 978

Sumatera Utara 61 44 939

154

Prevalensi peminum alkohol 12 bulan terakhir yang meningkat dengan bertambahnyaumur hingga mencapai umur 45-54 tahun (86) yang kemudian turun denganbertambahnya yangpada akhirnya pada umur 75 tahun lebih hanya 25 persen Perilakuminum alkohol dalamsatu bulan terakhir meningkat mulai umur 15-24 tahun yangkemudian dengan bertambahnya umur tidak terlihat jelas perbedaan prevalensi minumalkohol dalam satu bulan tersebut dimana kisaran prevalensinya sekitar 72

Menurut jenis kelamin prevalensi peminum alkohol 12 bulan terakhir lebih besar padalaki-laki (113) dibandingkan pada perempuan (1) Sedangkan menurut pendidikanprevalensi minum alkohol 12 bulan terakhir tinggi pada yang berpendidikan tamat SMPdan Tamat SMA kemudian tinggi di desa Prevalensi peminum alkohol menurunmenurut tingkat pengeluaran per kapita per bulan mulai dari strata yang terendah

Tabel 3732Persentase Peminum Minuman Beralkohol 12 Bulan Terakhir

dan 1 Bulan Terakhir Menurut Karakteristik di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KarakteristikKonsumsi

alkohol 12 Bulanterakhir

Konsumsialkohol 1 Bulan

terakhir

Tidak konsumsialkohol 12 Bulan

terakhir

Umur (tahun)10-14 10 04 990

15-24 45 30 955

25-34 82 61 918

35-44 83 60 917

45-54 86 65 914

55-64 76 56 924

65-74 52 41 948

75+ 25 18 975

Jenis Kelamin

Laki 113 84 887

Perempuan 10 05 990

Pendidikan

Tidak sekolah 60 37 940

Tidak tamat SD 45 30 955

Tamat SD 52 36 948

Tamat SMP 73 53 927

Tamat SMA 70 54 930

Tamat SMA + 41 30 959

Daerah

Pekotaan 42 30 958

Pedesaan 77 55 923

Status ekonomi

Kuintil-1 86 47 920

Kuintil-2 70 45 933

Kuintil-3 58 43 943

Kuintil-4 54 40 947

Kuintil-5 49 42 952

Sumatera Utara 61 44 939

155

374 Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik secara teratur bermanfaat dalam mengatur berat badan dan menguatkansistem jantung dan pembuluh darah Mengukur tingkat aktivitas fisik seseorang dimasyarakat bukan pekerjaan yang mudahDalam Riskesdas 2007 dikumpulkan data frekuensi beraktivitas fisik dalam semingguterakhir untuk penduduk 10 tahun ke atas Kegiatan aktivitas fisik dikategorikan cukupapabila kegiatan dilakukan terus menerus sekurangnya 10 menit dalam 1 kegiatan tanpahenti dan secara kumulatif 150 menit selama 5 hari dalam 1 minggu Selain frekuensidilakukan pula pengumpulan data intensitas yaitu dengan mengumpulkan data tentangjumlah hari melakukan aktivitas rsquoberatrsquo rsquosedangrsquo dan rsquoberjalanrsquo Perhitungan jumlah menitaktivitas fisik dalam seminggu mempertimbangkan pula jenis aktivitas yang dilakukandimana aktivitas diberi pembobotan masing-masing untuk aktivitas berat 4 kali aktivitassedang 2 kali terhadap aktivitas ringan atau jalan santai Pembobotan ini yang dikenaldengan metabolik ekuivalen ( MET) MET adalah perbandingan antara metabolik rate orangbekerja dibandingkan dengan metabolik rate orang dalam keadaan istirahat MET biasadigunakan untuk menggambarkan intensitas aktifitas fisik dan juga digunakan untuk analisisdata GPAC (Global Physical activity Questionaire)Sebagai batasan aktivitas fisik ldquocukuprdquoapabila hasil perkalian frekuensi dan intensitas yang dilakuakn dalam satu minggu secarakumulatif sebesar 600 MET

Dari tabel 3741 terlihat bahwa sebagian besar penduduk di Provinsi Sumatera Utarayang kurang melakukan aktivitas fisik masih lebih banyak (519) Bahkan di KabupatenNias Selatan penduduk yang kurang aktifitas tersebut mencapai 713 persen Namundemikian sudah ada beberapa kabupatenkota yang sudah mencapai di atas 80 untukyang kategori aktifitas cukup yaitu Kabupaten Toba Samosir Dairi dan HumbangHasundutan

Tabel 3741Prevalensi Penduduk ge 10 Tahun Yang Melakukan Kegiatan Aktif dan Tidak Aktif Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota Kurang CukupNias 309 691

Mandailing Natal 400 600

Tapanuli Selatan 566 434

Tapanuli Tengah 476 524

Tapanuli Utara 233 767

Toba Samosir 177 823

Labuhan Batu 497 503

Asahan 570 430

Simalungun 475 525

Dairi 166 834

Karo 306 694

Deli Serdang 552 448

Langkat 611 389

Nias Selatan 713 287

Humbang Hasundutan 157 843

Pakpak Bharat 213 787

Samosir 182 818

Serdang Bedagai 588 412

Kota Sibolga 676 324

Kota Tanjung Balai 631 369

Kota Pematang Siantar 693 307

Kota Tebing Tinggi 654 346

Kota Medan 642 358

Kota Binjai 423 577

Kota Padang Sidempuan 324 676

Sumatera Utara 519 481

156

Aktifitas fisik kurang persentase pada terbanyak pada kelompok umur 10-14 tahunyang kemudian menurun seiring dengan meningkatnya umur tetapi pada umur 55-64tahun persentase penduduk yang melakukan aktifitas fisik kurang meningkat kembaliMenurut jenis kelamin penduduk wanita lebih banyak yang beraktifitas fisik kurangdibandingkan laki-laki menurut tempat tinggal banyak di kota dan menurut tingkatpengeluaran yang beraktifitas fisik kurang semakin meningkat seiring denganmeningkatnya tingkat pengeluaran

Tabel 3742Prevalensi Penduduk ge 10 Tahun Yang Melakukan Kegiatan Aktif dan Tidak

Aktif Menurut Karakteristik di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik Kurang Cukup

Umur (tahun)10-14 672 328

15-24 545 455

25-34 463 537

35-44 436 564

45-54 411 589

55-64 506 494

65-74 645 355

75+ 806 194

Jenis Kelamin

Laki 455 545

Perempuan 579 421

Pendidikan

Tidak sekolah 596 404

Tidak tamat SD 562 438

Tamat SD 505 495

Tamat SMP 493 507

Tamat SMA 506 494

Tamat PT 591 409

Daerah

Pekotaan 593 407

Pedesaan 456 544

Status ekonomi

Kuintil-1 463 537

Kuintil-2 487 513

Kuintil-3 510 490

Kuintil-4 543 457

Kuintil-5 590 410

Sumatera Utara 519 481

157

375 Pengetahuan Tentang Flu Burung dan HIVAIDS

3751 Flu Burung

Dari data Riskesdas penduduk yang memiliki pengetahuan benar tentang flu burungadalah penduduk yang pernah mendengar tentang flu burung dan menjawab salah satubenar tentang penularan flu burung dari kontak dengan unggas sakit atau kontak dengankotoran unggaspupuk kandang Sedangkan bersikap benar tentang flu burung adalahyang menjawab salah satu benar pada tindakan apabila ada unggas yang sakit ataumati yaitu melaporkan pada aparat terkait membesihkan kandang unggas ataumenguburmebakar unggas yang sakit

Tabel 37511 menujukkan sebagian besar (746) penduduk Provinsi Sumatera Utaraberusia 10 tahun ke atas pernah mendengar tentang flu burung tetapi baru 848 persenyang berpengetahuan benar dan sudah 942 persen bersikap benar tentang flu burung

Persentase tertinggi yang pernah mendengar tentang flu burung terdapat di Kota TebingTinggi (898) Penduduk dengan pengetahuan benar tentang penularan flu burungpaling tinggi di Kabupaten Langkat sedangkan kabupaten dengan sikap benar palingtinggi di kabupaten Simalungun

Tabel 37511Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Pernah Mendengar

Berpengetahuan Benar dan Bersikap Benar Tentang Flu BurungMenurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKotaPernah

mendengartentang flu burung

Berpengetahuanbenar tentang

flu burung

Bersikapbenar tentang

flu burungNias 605 749 933Mandailing Natal 471 806 841Tapanuli Selatan 603 868 823Tapanuli Tengah 426 798 960Tapanuli Utara 657 885 929Toba Samosir 663 797 927Labuhan Batu 866 877 927Asahan 605 714 909Simalungun 724 821 979Dairi 666 824 920Karo 799 823 975Deli Serdang 824 756 933Langkat 869 954 962Nias Selatan 228 840 914Humbang Hasundutan 666 892 905Pakpak Bharat 721 514 899Samosir 564 846 935Serdang Bedagai 689 826 949Kota Sibolga 849 783 927Kota Tanjung Balai 780 897 943Kota Pematang Siantar 752 849 955Kota Tebing Tinggi 898 934 956Kota Medan 861 906 975Kota Binjai 857 889 953Kota Padang Sidempuan 769 903 909

Sumatera Utara 746 848 942

158

Persentase penduduk 10 tahun ke atas yang pernah mendengar berpengetahuan sertabersikap benar tentang flu burung meningkat pada kelompok 15-34 tahun namunpersentase tersebut menurut seiring dengan meningkatnya umur

Penduduk laki-laki yang pernah mendengar berpengetahuan serta bersikap benartentang flu burung lebih banyak dibanding penduduk perempuan

Menurut tingkat pendidikan semakin tinggi jenjang pendidikan penduduk semakinbanyak pula yang pernah mendengar serta berpengetahuan dan bersikap benar tentangflu burung pada penduduk yang tamat SMA atau lebih tinggi persentase tersebutmencapai 90 Pendudukdi kota lebih baik pengetahuan dan sikapnya tentang fluburung dibanding yang tinggal di desa

Ditinjau dari tingkat pengeluaran perkapita semakin tinggi tingkat pengeluaran rumahtangga perkapita semakin banyak pula yang pernah mendengar serta berpengetahuandan bersikap benar tentang flu burung (Tabel 37512)

Tabel 37512Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Pernah Mendengar

Berpengetahuan Benar dan Bersikap Benar Tentang Flu BurungMenurut Karakteristik di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikPernah

mendengartentang flu burung

Berpengetahuanbenar tentang

flu burung

Bersikapbenar tentang

flu burungUmur (tahun)

10-14 562 767 87115-24 860 879 95725-34 838 876 96035-44 812 865 95345-54 754 832 94655-64 611 802 93165-74 491 764 89475+ 289 736 880

Jenis KelaminLaki 777 862 945Perempuan 717 834 939

PendidikanTidak sekolah 391 727 866Tidak tamat SD 510 747 869Tamat SD 668 799 915Tamat SMP 828 870 959Tamat SMA 909 894 971Tamat SMA + 946 927 976

DaerahPekotaan 838 861 958Pedesaan 668 835 925

Status ekonomiKuintil-1 622 843 926Kuintil-2 689 830 931Kuintil-3 725 846 946Kuintil-4 786 860 956Kuintil-5 832 867 957

PekerjaanTidak kerja 642 844 927Sekolah 694 820 919Ibu RT 783 850 958Pegawai 919 897 977wiraswasta 861 886 965Petaninelayanburuh 681 826 925Lainnya 790 826 937

159

3752 HIVAIDS

Pengetahuan mengenai HIVAIDS meliputi pengetahuan tentang penularan virus kemanusia dan pengetahuan tentang mencegah HIVAIDS Penduduk dianggapberpengetahuan benar tentang penularan HIVAIDS apabila menjawab benar 60 persendari pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara

Di Provinsi Sumatera Utara 552 penduduk pernah mendengar tentang HIVAIDSnamun baru 171 yang berpengetahuan benar tetapi sudah 407 berperilaku benartentang HIVAIDS Menurut kabupatenkota persentase penduduk yang pernahmendengar HIVAIDS tertinggi di Kota Medan (755) Kabupaten Langkat (722) danLabuhan Batu (694) Sedangkan yang berpengetahun benar tentang penularanHIVAIDS persentase tertinggi di Kabupaten Nias Selatan (531) Kabupaten TapanuliUtara merupakan kabupaten dengan persentase perilaku benar tentang HIVAIDSpenduduknya yang paling kecil dibandingkan kabupatenkota yang lain

Tabel 37521Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Pernah Mendengar

Berpengetahuan Benar dan Bersikap Benar Tentang HIVAIDSMenurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota

Pernahmendengar

tentangHIVAIDS

Berpengetahuanbenar tentang

penularanHIVAIDS

Berpengetahuanbenar tentangpencegahan

HIVAIDS

Nias 376 60 164

Mandailing Natal 273 96 278

Tapanuli Selatan 345 129 346

Tapanuli Tengah 244 125 642

Tapanuli Utara 353 39 83

Toba Samosir 466 61 224

Labuhan Batu 694 87 307

Asahan 279 86 519

Simalungun 454 262 300

Dairi 381 189 528

Karo 614 170 566

Deli Serdang 609 149 260

Langkat 722 410 399

Nias Selatan 176 531 514

Humbang Hasundutan 352 316 581

Pakpak Bharat 230 120 141

Samosir 327 125 353

Serdang Bedagai 394 62 276

Kota Sibolga 685 47 516

Kota Tanjung Balai 539 120 721

Kota Pematang Siantar 639 76 644

Kota Tebing Tinggi 715 25 443

Kota Medan 779 167 554

Kota Binjai 755 195 376

Kota Padang Sidempuan 539 42 464

Sumatera Utara 552 171 407

160

Penduduk berumur 10 tahun ke atas yang pernah mendengar tentang HIVAIDSpersentase terbanyak pada kelompok umur 15-24 tahun yang kemudian persentasetersebut menurun seiring dengan bertambahnya umur Persentase pengetahun danperilaku yang benar tentang HIVAIDS tidak menunjukkan pola menurut umur

Penduduk laki-laki perihal tentang HIVAIDS persentasenya lebih baik dibandingperempuan

Menurut pendidikan semakin tinggi jenjang pendidikan penduduk semakin banyak pulayang pernah mendengar tentang HIVAIDS Pada pendidikan SD atau lebih tinggiberpengetahuan benar dan perilaku benar tentang pencegahan HIVAIDS semakinmeningkat Penduduk yang tinggal di kota yang pernah mendengar HIVAIDS danperilaku benar lebih tinggi persentasenya dibandingkan di yang tinggal desa

Berdasarkan Tingkat Pengeluaran perkapita per bulan semakin tinggi tingkatpengeluaran perkapita rumah tangga (kaya) semakin banyak yang pernah mendengartentang berpengetahuan benar tentang pencegahan dan berperilaku benar tentangHIVAIDS (Tabel 37522)

Tabel 37522Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Pernah Mendengar

Berpengetahuan Benar dan Bersikap Benar Tentang HIVAIDSMenurut Karakteristik di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik

Pernahmendengar

tentangHIVAIDS

Berpengetahuanbenar tentang

penularanHIVAIDS

Berpengetahuanbenar tentangpencegahan

HIVAIDS

Umur (tahun)10-14 tahun 272 123 28915-24 tahun 718 166 41125-34 tahun 698 184 43735-44 tahun 633 175 42245-54 tahun 523 179 39855-64 tahun 370 180 39065-74 tahun 248 175 38275+ tahun 126 199 325

Jenis Kelamin

Laki 588 175 422Perempuan 517 167 390

Pendidikan

Tidak sekolah 172 122 284Tidak tamat SD 234 129 315Tamat SD 394 111 324Tamat SMP 640 154 376Tamat SMA 814 191 455Tamat SMA + 920 340 585

Daerah

Pekotaan 693 157 453Pedesaan 433 190 344

Status ekonomi

Kuintil-1 380 157 337Kuintil-2 448 172 372Kuintil-3 511 152 376Kuintil-4 601 176 415Kuintil-5 702 192 485

161

Apabila ada anggota keluarga menderita HIVAIDS sebagian besar responden mengakuakan mengadakan konseling (879) dan penduduk 687 akan membicarakannyadengan anggota keluarga yang lain 567 persen akan mencari pengobatan alternatif danhanya 53 persen mengaku akan mengucilkan Jawaban akan mengucilkan jika adaanggota keluarga yang menderita HIVAIDS ternyata cukup tinggi di Kabupaten NiasSelatan (218) bahkan di kabupaten ini jawaban akan merahasikan juga tertinggi yaitu455 (Tabel 37523)

Tabel 37523Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Bersikap Benar

Tentang HIVAIDS Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KabupatenKotaMeraha-siakan

Membicarakandgn anggotakeluarga lain

Konselingdan

pengobatan

Mencaripengobatan

alternatif

Mengucilkan

Nias 208 536 887 595 70Mandailing Natal 337 672 892 639 68Tapanuli Selatan 257 486 653 312 46Tapanuli Tengah 413 641 844 665 30Tapanuli Utara 331 144 835 312 46Toba Samosir 162 670 925 187 85Labuhan Batu 389 810 868 431 37Asahan 202 805 921 610 66Simalungun 298 440 861 472 61Dairi 199 501 870 600 41Karo 71 726 918 750 145Deli Serdang 117 763 852 605 46Langkat 198 634 841 495 47Nias Selatan 455 531 727 637 218HumbangHasundutan 344 446 783 352 41Pakpak Bharat 396 449 742 608 49Samosir 276 550 839 489 90Serdang Bedagai 249 254 842 508 28Kota Sibolga 230 787 932 731 105Kota Tanjung Balai 213 825 932 572 45Kota PematangSiantar 152 886 955 684 84Kota Tebing Tinggi 56 935 939 604 113Kota Medan 429 777 939 669 42Kota Binjai 179 635 865 588 29Kota PadangSidempuan 207 738 930 595 56

Sumatera Utara 273 687 879 567 53

162

Tidak terdapat pola yang jelas jawaban responden tentang tindakan yang akandilakukan jika ada anggota keluarga yang terkena HIVAIDS menurut kelompok umurdan jenis kelamin Tetapi akan melakukan konseling semakin meningkat seiring denganmeningkatnya pendidikan

Tabel 37524Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Bersikap Benar

Tentang HIVAIDS Menurut Karakteristik di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KarakteristikMeraha-siakan

Membicarakandgn anggotakeluarga lain

Konselingdan

pengobatan

Mencaripengobatan

alternatif

Mengu-cilkan

Umur (tahun)10-14 260 611 772 490 5515-24 284 673 884 564 5225-34 297 707 903 588 5535-44 245 711 897 590 5445-54 260 706 880 556 4655-64 256 656 837 540 5665-74 295 675 833 558 4575+ 223 632 819 587 40

Jenis KelaminLaki 266 691 886 573 54Perempuan 280 684 871 561 51

PendidikanTidak sekolah 265 685 827 580 41Tidak tamat SD 271 644 801 494 49Tamat SD 264 671 840 548 55Tamat SMP 284 665 867 556 49Tamat SMA 272 709 908 585 57Tamat SMA + 258 744 949 633 39

DaerahPekotaan 296 745 907 624 50Pedesaan 242 609 840 490 57

Status ekonomiKuintil-1 274 613 844 534 63Kuintil-2 258 662 854 531 57Kuintil-3 247 687 875 574 52Kuintil-4 257 709 888 598 50Kuintil-5 318 727 911 579 46

Sumatera Utara 273 687 879 567 53

163

376 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan telah ditetapkan SistemKesehatan Nasional (SKN) berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan Nomor131MenkesSK22004 yang merupakan acuan dalam penyusunan berbagai kebijakanpedoman dan arah pelaksanaan pembangunan kesehatan Dalam SKN ini terdapat 6sub sistem salah satu diantaranya adalah sub sistem pemberdayaan masyarakatTujuan sub sistem pemberdayaan masyarakat adalah terselenggaranya upayapelayanan advokasi dan pengawasan sosial oleh perorangan kelompok danmasyarakat di bidang kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna untukmenjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajatkesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya Pemberdayaan perorangan mempunyaitarget minimal mempraktekkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang diteladanioleh keluarga dan masyarakat sekitar dan target maksimal berperan aktif sebagai kaderkesehatan dalam menggerakkan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat

Program PHBS adalah upaya untuk memberi pengalaman belajar atau menciptakankondisi bagi perorangan keluarga kelompok dan masyarakat dengan membuka jalurkomunikasi memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkanpengetahuan sikap dan perilaku hidup bersih dan sehat melalui pendekatan pimpinanbina suasana dan pemberdayaan masyarakat Sejak dilaksanakan program tersebutoleh Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan RI pada tahun 1996 strategiPHBS memfokuskan pada lima program prioritas yaitu Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)Gizi Kesehatan Lingkungan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular(P2PTM) dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK)

Dalam Riskesdas 2007 dikumpulkan 10 indikator tunggal PHBS yang terdiri dari 6indikator individu dan 4 indikator rumah tangga Indikator individu meliputi pertolonganpersalinan oleh tenaga kesehatan bayi 0-6 bulan mendapat ASI eksklusifkepemilikanketersediaan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan penduduk tidak merokokpenduduk cukup beraktivitas fisik penduduk cukup mengkonsumsi sayur dan buahIndikator Rumah Tangga meliputi rumah tangga menggunakan rumah tangga memilikiakses terhadap air bersih akses jamban sehat kesesuaian luas lantai dengan jumlahpenghuni (ge8m2 orang) rumah tangga dengan lantai rumah bukan tanah

Dalam penilaian PHBS ada dua macam rumah tangga yaitu rumah tangga denganbalita dan rumah tangga tanpa balita Untuk Rumah tangga dengan balita memilki 10indikator jadi nilai tertinggi untuk rumah tangga dengan balita adalah 10 Sedangkanuntuk rumah tangga tanpa balita terdiri dari 8 indikator jadi nilai tertinggi untuk rumahtangga tanpa balita adalah 8

Perilaku higienis yang dikumpulkan meliputi kebiasaanperilaku buang air besar (BAB)dan perilaku benar mencuci tangan Perilaku BAB yang dianggap benar apabilapenduduk melakukannya di jamban Seadangkan mencuci tangan yang benar apabilapenduduk melakukan cuci tangan pakai sabun sebelum makan sebelum menyiapkanmakanan setelah buang air besar setelah menceboki bayianak dan setelahmemegang unggasbinatang

164

Di Provinsi Sumatera Utara perilaku BAB di jamban persentasenya mencapai 762persen Sedangkan yang berperilaku cuci tangan dengan benar sangat bervariasimenurut kabupatenkota dengan rerata 145 persen

Tabel 3761Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Berperilaku Benar Dalam Hal Buang

Air Besar dan Cuci Tangan Dengan Sabun Menurut KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKotaBerperilaku benar

dalam hal BABBerperilaku benar cucitangan dengan sabun

Nias 535 458

Mandailing Natal 373 256

Tapanuli Selatan 304 158

Tapanuli Tengah 505 87

Tapanuli Utara 624 01

Toba Samosir 695 118

Labuhan Batu 725 15

Asahan 642 50

Simalungun 813 94

Dairi 514 22

Karo 831 76

Deli Serdang 859 75

Langkat 920 92

Nias Selatan 651 400

Humbang Hasundutan 623 123

Pakpak Bharat 592 02

Samosir 464 03

Serdang Bedagai 746 136

Kota Sibolga 864 225

Kota Tanjung Balai 692 175

Kota Pematang Siantar 982 295

Kota Tebing Tinggi 951 287

Kota Medan 960 246

Kota Binjai 996 314

Kota Padang Sidempuan 684 70

Sumatera Utara 762 145

165

Dari tabel ini dapat dilihat bahwa persentase BAB dengan menggunakan jamban terlihatperbedaannya menurut pendidikan dan tingkat pengeluaran perkapita rumah tanggaSemakin tinggi pendidikan semakin meningkat persentase BAB menggunakan jambanbegitu pula menurut tingkat pengeluaran semakin tinggi semakin besar persentasenyaSedangkan persentase yang mencuci tangan dengan benar hampir tidak ada perbedaanyang mencolok

Tabel 3762Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Berperilaku Benar Dalam Hal Buang

Air Besar dan Cuci Tangan Dengan Sabun Menurut Karakteristikdi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikBerperilaku

benar dalam halBAB

Berperilaku benarcuci tangan dengan

sabun

Umur (tahun)10-14 708 11415-24 775 14725-34 774 16535-44 772 15545-54 775 15155-64 764 14765-74 758 11375+ 735 112

Jenis Kelamin

Laki 760 123Perempuan 763 166

Pendidikan

Tidak sekolah 595 146Tidak tamat SD 637 121Tamat SD 706 123Tamat SMP 779 142Tamat SMA 875 170Tamat PT 925 245

Daerah

Pekotaan 927 183Pedesaan 623 113

Status ekonomi

Kuintil-1 556 144Kuintil-2 639 128Kuintil-3 749 129Kuintil-4 824 144Kuintil-5 908 173

PekerjaanTidak kerja 746 145

Sekolah 759 123

Ibu RT 844 184

Pegawai 923 169

wiraswasta 890 174

Petaninelayanburuh 595 117

Lainnya 775 146

Sumatera Utara 762 145

166

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat diklasifikasi ldquokurangrdquo apabila mendapatkan nilai kurangdari 6 untuk rumah tangga mempunyai balita dan nilai kurang dari 5 untuk rumah tanggatanpa balita Hasil Riskesdas 2007 menunjukkan persentase rumah tangga denganPHBS dengan klasifikasi baik di Provinsi Sumatera Utara sebesar 423 persen PHBSterbaik adalah di Kota Medan (726) dan Kota Binjai (643)

Tabel 3763Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat

Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota BaikNias 42Mandailing Natal 159

Tapanuli Selatan 124

Tapanuli Tengah 81

Tapanuli Utara 342

Toba Samosir 326

Labuhan Batu 401

Asahan 438

Simalungun 305

Dairi 369

Karo 436

Deli Serdang 557

Langkat 293

Nias Selatan 19

Humbang Hasundutan 322

Pakpak Bharat 206

Samosir 129

Serdang Bedagai 496

Kota Sibolga 106

Kota Tanjung Balai 440

Kota Pematang Siantar 494

Kota Tebing Tinggi 556

Kota Medan 726

Kota Binjai 643

Kota Padang Sidempuan 362

Sumatera Utara 423

167

38 Akses Dan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

381 Akses dan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

Kemudahan akses ke sarana pelayanan kesehatan berhubungan dengan beberapafaktor penentu antara lain jarak tempat tinggal dan waktu tempuh ke sarana kesehatanserta status sosial-ekonomi dan budaya Dalam analisis ini sarana pelayanan kesehatandikelompokkan menjadi dua yaitu

1 Sarana pelayanan kesehatan rumah sakit puskesmas puskesmas pembantudokter praktek dan bidan praktek

2 Upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) yaitu pelayanan posyanduposkesdes pos obat desa warung obat desa dan polindesbidan di desa

Untuk masing-masing kelompok pelayanan kesehatan tersebut dikaji akses rumahtangga ke sarana pelayanan kesehatan tersebut Selanjutnya untuk UKBM dikaji tentangpemanfaatan dan jenis pelayanan yang diberikanditerima oleh rumah tanggaRT(masyarakat) termasuk alasan apabila responden tidak memanfaatkan UKBMdimaksud

Fasilitas Pelayanan kesehatan yang dimaksud dalam tabel ini adalah Rumah sakitPuskesmas Puskesmas Pembantu Dokter praktek dan bidan praktek

Dari segi jarak nampak bahwa 586 rumah tangga (RT) berjarak kurang dari 1 km dan365 RT berjarak 1-5 km Kondisi ini dapat dikatakan bahwa 951 RT di ProvinsiSumatera Utara berada kurang atau sama dengan 5 km dari fasilitas kesehatan dan49 berada lebih dari jarak tersebut Kondisi sangat tinggi di beberapa kabupaten yaituKabupaten Toba Samosir (242) dan Nias Selatan (218) dan Nias (158)

Dari segi Waktu tempuh ke fasilitas pelayanan kesehatan nampak bahwa 675penduduk dapat mencapai ke fasilitas pelayanan kesehatan kurang dari atau samadengan 15 menit sementara untuk waktu antara 16-30 menit sekitar 232 Hal inidapat dikatakan 907 RT di Provinsi Sumatera Utara dapat mencapai fasilitaskesehatan dalam waktu 30 menit sisanya 93 memerlukan waktu lebih dari setengahjam untuk mencapat fasilitas kesehatan

Daerah dengan waktu tempuh lebih dari 30 menit ke fasilitas kesehatan tertinggi diKabupaten Nias sebanyak 291 berikutnya Kabupaten Nias Selatan 258Kabupaten Toba Samosir 191 Kabupaten Dairi 189 Kabupaten Tapanuli Utara154

168

Tabel 3811Persentase Rumah Tangga Menurut Jarak Waktu Tempuh Ke Fasilitas

Pelayanan Kesehatan) dan Kabupaten di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Kabupaten KotaJarak Ke Yankes Waktu Tempuh Ke Yankes

lt 1 Km 1 - 5 Km gt 5 Km lt15 16-30 31-60 gt60

Nias 311 531 158 360 229 291 119

Mandailing Natal 644 239 117 678 198 22 102

Tapanuli Selatan 587 339 74 743 175 69 13

Tapanuli Tengah 622 291 87 713 178 81 29

Tapanuli Utara 483 394 124 453 271 154 123

Toba Samosir 356 403 242 404 200 191 204

Labuhan Batu 507 427 66 670 244 81 06

Asahan 560 400 40 756 191 48 05

Simalungun 455 513 32 615 311 70 04

Dairi 553 433 14 483 272 189 56

Karo 618 311 72 736 256 04 04

Deli Serdang 725 271 04 842 138 11 09

Langkat 254 629 117 490 362 129 20

Nias Selatan 256 526 218 308 175 258 258

Humbang Hasundutan 348 581 71 291 377 221 111

Pakpak Bharat 543 435 22 587 239 130 43

Samosir 384 558 58 550 257 140 53

Serdang Bedagai 486 511 04 677 311 08 04

Kota Sibolga 892 108 00 832 142 18 09

Kota Tanjung Balai 789 206 06 796 145 54 05

Kota Pematang Siantar 831 162 06 894 94 06 06

Kota Tebing Tinggi 824 176 00 822 63 86 29

Kota Medan 804 193 03 721 249 24 06

Kota Binjai 557 437 06 719 254 24 03

Kota Padang Sidempuan 917 74 09 913 78 04 04

Sumatera Utara 586 365 49 675 232 66 27Catatan

)Fasilitas Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit PuskesmasPuskesmas Pembantu Dokter Praktek dan Bidan Praktek

169

Indikator Akses ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan

No Uraian Indonesia Sumut Keterangan

1 Jarak lt 5km

968 951 Kab Nias Kab Toba Samosir Kab NiasSelatan Kab Mandailing Natal Kab TapanuliUtara dan Langkat

2 Waktutempuh lt30menit

933 903 Kab Nias Kab Tapanuli Utara KabSimalungun Kab Dairi Kab Nias Selatan KabHumbang Hasundutan Kab Langkat KabPakpak Bharat dan Kab Samosir

Kabupaten dengan RT lebih gt 10 berjarak tempuh gt 5 km atau waktu tempuh lebih 30 menit

Secara keseluruhan di Provinsi Sumatera Utara sebagian besar kabupatenkota relatifsangat baik didasarkan pada jarak dan waktu tempuh ke fasilitas kesehatan (lebih 90RT berjarak lt 5 km atau waktu tempuh lt 30 menit) Kabupaten yang masih perluperhatian yaitu yang lebih dari 10 RT-nya berjarak tempuh ke fasilitas kesehatan gt 5km (enam kabupaten) atau waktu tempuh lebih dari 30 menit (sembilan kabupaten)

Berdasarkan tempat tinggal menurut klasifikasi desa yaitu perkotaan atau perdesaanpada tabel ini nampak bahwa Akses menuju pelayanan kesehatan (RS puskesmasbidan dan dokter praktek) menurut jarak di perkotaan lebih dekat dibandingkanperdesaan demikian juga menurut waktu akses di perkotaan lebih singkat dibanding diperdesaan Keadaan ini tidak berbeda dengan angka nasional pada umumnya

Berdasarkan keadaan ekonomi keluarga ada kecenderungan makin mampu RT makinmudah untuk akses ke pelayanan kesehatan (RS puskesmas bidan dan dokter praktek)baik menurut jarak atau waktu tempuh

Tabel 3812Persentase Rumah Tangga Menurut Jarak Waktu Tempuh Ke Fasilitas

Pelayanan Kesehatan) dan Karakteristik Rumah Tanggadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikJarak ke Yankes Waktu Tempuh ke Yankes

lt 1 km 1 - 5 km gt 5 km lt15 16-30 31-60 gt60

Tempat Tinggal

Perkotaan 758 235 07 779 193 23 05

Perdesaan 447 470 83 591 264 101 44

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 564 390 46 657 238 75 29

Kuintil-2 583 367 50 657 249 64 30

Kuintil-3 585 359 56 682 218 72 28

Kuintil-4 593 350 57 682 224 69 25

Kuintil-5 607 357 36 698 230 51 21

Catatan )Fasilitas Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit PuskesmasPuskesmas Pembantu Dokter Praktek dan Bidan Praktek

170

Yang dimaksud dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan pada tabel ini adalahPosyanduPoskesdesPolindes Tabel ini berusaha menggambarkan akses masyarakatke fasilitas Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)

Dari segi jarak nampak bahwa 747 rumah tangga berjarak kurang dari 1 km dan228 berjarak 1-5 km Kondisi ini dapat dikatakan bahwa hampir 100 pendudukSumatera Utara berada kurang atau sama dengan 5 km dari fasilitas UKBM Kondisi ininampak tidak berbeda dengan kondisi di Indonesia secara keseluruhan

Daerah dengan jumlah rumah tangga lebih dari 5 km ke fasilitas UKBM adalah dikabupaten Nias Selatan (130)

Dari segi Waktu tempuh ke fasilitas UKBM nampak bahwa 79 rumah tangga dapatmencapai ke fasilitas UKBM kurang dari atau sama dengan 15 menit 161 antara 16-30 menit Hal dapat ini dapat dikatakan 951 rumah tangga di Provinsi Sumatera Utaradapat mencapai fasilitas UKBM dalam waktu lt 30 menit sisanya 49 memerlukanwaktu lebih dari itu Kondisi ini tidak berbeda dengan angka nasional

Daerah dengan waktu tempuh lebih dari 30 menit ke fasilitas UKBM tertinggi dikabupaten Humbang Hasundutan 195 Nias 174 Nias Selatan 140 Samosir114 dan Dairi 106

Tabel 3813Persentase Rumah Tangga Menurut Jarak dan Waktu Tempuh ke Upaya

Kesehatan Berbasis Masyarakat) dan Kabupaten Kota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten Kota Jarak Ke Yankes Waktu Tempuh Ke Yankes

lt 1 km 1 - 5 km gt 5 km lt15 16-30 31-60 gt60Nias 496 472 31 494 299 174 33Mandailing Natal 794 131 75 719 170 17 94Tapanuli Selatan 749 214 37 818 115 60 07Tapanuli Tengah 803 139 58 835 84 60 21Tapanuli Utara 613 335 52 574 305 92 30Toba Samosir 610 318 72 657 200 74 70Labuhan Batu 589 348 63 754 214 28 04Asahan 821 175 05 913 73 10 03Simalungun 701 259 40 764 228 07 02Dairi 744 253 03 610 264 106 21Karo 966 34 928 62 02 08Deli Serdang 848 148 03 878 112 06 03Langkat 360 593 47 692 229 64 15Nias Selatan 505 365 130 550 162 140 149Humbang Hasundutan 392 561 48 332 384 195 89Pakpak Bharat 717 261 22 681 213 85 21Samosir 439 497 64 590 247 114 48Serdang Bedagai 766 230 04 844 142 11 04Kota Sibolga 933 67 901 77 11 11Kota Tanjung Balai 794 189 17 764 203 00 33Kota Pematang Siantar 949 48 03 908 44 10 37Kota Tebing Tinggi 911 89 855 110 35 00Kota Medan 922 78 856 136 03 05Kota Binjai 905 95 862 119 12 06Kota Padang Sidempuan 957 43 873 105 17 04

Sumatera Utara 747 228 25 790 161 33 16Catatan UKBM meliputi Posyandu Poskesdes Polindes

171

Berdasarkan klasifikasi desa yaitu perkotaan atau perdesaan pada tabel ini nampakbahwa akses menuju pelayanan UKBM berdasarkan jarak di perkotaan lebih dekatdibandingkan perdesaan demikian juga menurut waktu tempuh di perkotaan lebihsingkat dibanding di perdesaan Dengan demikian akses RT ke posyandupolindesposkesdes di perkotaan lebih mudah dibandingkan di perdesaan baik menurut jarakatau waktu tempuhnya

Keadaan ini tidak berbeda dengan angka nasional pada umumnya

Gambaran akses ke UKBM berdasarkan kemampuan ekonomi rumah tangga (rata-ratapengeluaran RT perkapita) pada tabel ini nampak bahwa ada kecenderungan makinkurang mampu RT secara ekonomi akses ke posyandu poskesdespolindes makintidak mudah (makin jauh jarak dan makin lama waktu tempuh) Gambaran ini nampaktidak berbeda dengan gambaran nasional

Tabel 3814Persentase Rumah Tangga Menurut Jarak Dan Waktu Tempuh ke Upaya

Kesehatan Berbasis Masyarakat) dan Karakteristik Rumah Tanggadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik Jarak Ke Yankes Waktu Tempuh Ke Yankes

lt 1 km 1 - 5 km gt 5 km lt15 16-30 31-60 gt60Tempat Tinggal

Perkotaan 880 118 02 872 117 05 05

Perdesaan 640 317 43 723 196 55 25

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 741 237 22 786 153 41 20

Kuintil-2 740 233 27 777 169 37 18

Kuintil-3 747 226 27 791 158 39 12

Kuintil-4 738 232 31 794 161 29 16

Kuintil-5 769 214 18 802 164 19 14

Catatan UKBM meliputi Posyandu Poskesdes Polindes

172

Pada tabel ini nampak bahwa 241 rumah tangga di Provinsi Sumatera Utara telahmemanfaatkan posyanduposkesdes tertinggi di kabupaten Serdang Bedagai (451)dan terendah di kabupaten Deli Serdang (128) Di Provinsi Sumatera Utara 114rumah tangga tidak memanfaatkan pelayanan tersebut Kabupaten yang lebih 20 RTnya tidak memanfaatkan UKBM adalah Kabupaten Nias Selatan (491) KabupatenNias (357)Kabupaten Mandailing Natal (327) Kabupaten Langkat (224)Kabupaten Tapanuli Selatan (205) Sebanyak 645 rumah tangga merasa tidakmembutuhkan UKBM dengan alasan antara lain tidak memiliki balita atau tidak sakit

Tabel 3815Persentase Rumah Tangga Yang Memanfaatkan PosyanduPoskesdes

Menurut Kabupaten di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Kabupaten Kota MemanfaatkanTidak MemanfaatkanTidak

MembutuhkanAlasan Lain

Nias 281 363 357

Mandailing Natal 339 334 327

Tapanuli Selatan 337 458 205

Tapanuli Tengah 363 522 115

Tapanuli Utara 332 602 65

Toba Samosir 357 609 34

Labuhan Batu 154 810 36

Asahan 219 723 58

Simalungun 200 711 89

Dairi 178 773 49

Karo 252 701 47

Deli Serdang 128 743 129

Langkat 345 431 224

Nias Selatan 271 237 491

Humbang Hasundutan 377 427 196

Pakpak Bharat 354 625 21

Samosir 316 579 105

Serdang Bedagai 451 515 34

Kota Sibolga 221 699 8

Kota Tanjung Balai 157 800 43

Kota Pematang Siantar 147 814 38

Kota Tebing Tinggi 208 781 11

Kota Medan 206 745 49

Kota Binjai 155 815 3

Kota Padang Sidempuan 181 763 56

Sumatera Utara 241 645 114

173

Bila data pemanfaatan posyanduposkesdes dikaji berdasarkan tempat tinggal (daerahperdesaan dan perkotaan) maka nampak bahwa di Provinsi Sumatera Utara daerahperdesaan (272) lebih tinggi dibanding perkotaan(201)

Berdasarkan kuintil kemampuan ekonomi rumah tangga nampak ada kecenderunganmakin mampu secara ekonomis RT maka cenderung untuk makin tidak memanfaatkanposyanduposkesdes

Tabel 3816Persentase Rumah Tangga Menurut Pemanfaatan PosyanduPoskesdes

dan Karakteristik Rumah Tanggadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikMemanfaatkan

Tidak Memanfaatkan

TidakMembutuhkan

Alasan Lain

Tempat Tinggal

Perkotaan 201 73 69

Perdesaan 272 578 150

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 319 568 112

Kuintil-2 297 592 111

Kuintil-3 231 654 115

Kuintil-4 205 679 117

Kuintil-5 152 732 116

174

Pada tabel ini diidentifikasi 9 jenis pelayanan yang diterima rumah tangga diPosyanduPoskesdes Dari 9 jenis pelayanan tersebut penimbangan menempati urutanyang pertama yaitu hampir semua RT yang memanfaatkan pelayanan mendapatkanpelayanan penimbangan Balita sedangkan konsultasi resiko penyakit menempati urutanyang terakhir

Bila diurutkan berdasarkan persentase terbesar layanan yang pernah diterima RTadalah sebagai berikut Penimbangan (819) Imunisasi (567) Pengobatan (530)Suplemen Gizi (357) Penyuluhan (347) PMT (338) KB (232) KIA (184)dan konsultasi resiko penyakit (135)

Tabel 3817Persentase Rumah Tangga yang Memanfaatkan Posyandu Poskesdes

menurut Jenis Pelayanan dan KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota

Penim-bang

an

Penyu-luhan

Imunisasi

KIA KBPengobatan

PMTSuplemenGizi

KonsultasiResiko

Penyakit

Nias 818 549 737 377 221 558 163 356 226

Mandailing Natal 583 66 388 71 96 832 66 97 26

Tapanuli Selatan 718 108 622 115 51 527 347 119 72

Tapanuli Tengah 726 417 525 193 180 821 355 374 300

Tapanuli Utara 233 26 291 51 17 831 12 51 09

Toba Samosir 836 554 578 222 135 602 226 530 72

Labuhan Batu 922 416 670 255 236 322 386 411 214

Asahan 909 259 672 224 119 215 332 441 103

Simalungun 802 318 579 221 258 425 316 225 54

Dairi 740 242 646 242 77 409 169 262 115

Karo 889 600 433 100 132 273 362 657 22

Deli Serdang 897 545 709 116 99 315 301 449 86

Langkat 753 341 424 236 379 694 408 352 227

Nias Selatan 868 494 608 152 658 463 156 408 268

Humbang 906 392 520 365 324 840 338 260 227

Pakpak Bharat 929 59 813 118 59 235 353 294 00

Samosir 813 345 426 154 111 727 421 333 111

Serdang Bedagai 611 220 333 107 486 742 175 206 97

Kota Sibolga 850 280 560 192 154 520 182 231 80

Kota Tanjung Balai 929 138 690 167 261 533 321 517 172

Kota P Siantar 952 370 609 130 109 239 279 370 65

Kota Tebing Tinggi 966 688 622 432 162 290 595 625 74

Kota Medan 955 453 750 218 259 412 660 608 181

Kota Binjai 980 440 865 208 135 360 373 269 96

Kota P Sidempuan 912 535 571 93 119 442 558 405 310

Sumatera Utara 819 347 567 184 232 530 338 357 135

175

Bila diidentifikasi jenis layanan yang diterima RT di posyanduposkesdes berdasarkanlokasi tempat tinggal (perkotaan dan perdesaan) nampak bahwa RT yang mendapatlayanan pengobatan di posyanduposkesdes di daerah perdesaan (5836) lebih tinggidibandingkan di perkotaan (437) Sedangkan 8 jenis pelayanan yang lainpemanfaatan oleh masyarakat didominasi oleh masyarakat perkotaan yaitu untukpelayanan penimbangan penyuluhan Imunisasi KIA KB PMT Suplemen Gizi danKonsultasi resiko penyakit

Pemanfaatan posyanduposkesdes oleh RT menurut status ekonomi (berdasar rata-ratapengeluaran rumah tangga) kurang nampak ada pola yang berbeda antara statusekonomi rendah dan tinggi untuk semua jenis pelayanan yang diberikan

Tabel 3818Persentase Rumah Tangga yang Memanfaatkan Posyandu Poskesdes

menurut Jenis Pelayanan dan Karakteristik Rumah Tanggadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Distribusi alasan RT yang tidak memanfaatkan posyanduposkesdes menunjukkanbahwa pada tiap kabupaten sangat bervariasi Di Sumatera Utara dari tiga alasan RTtidak memanfaatkan pelayanan posyandu poskesdes (layanan tidak lengkap letak jauhdan tidak ada posyanduposkesdes) terbanyak RT beralasan pelayanan tidak lengkap(436)

Kabupaten dengan lebih dari 50 RT beralasan tidak memanfaatkan posyanduPoskesdes karena layanan tidak lengkap adalah sebagai berikut Kab Serdang Bedagai(966) Kab Deli Serdang (925) Kota Padang Sidempuan (846) Kota Medan(838) Kab Karo (680) Kab Asahan (627) dan Kab Toba Samosir (571)

Kabupaten dengan lebih dari 50 RT beralasan letak posyanduposkesdes jauh adalahsebagai berikut Kab Pakpak Bharat (100) Kab Samosir (833) Kab TapanuliTengah (636) Kab Mandailing Natal (634) Kab Kota Binjai (600) Kab Dairi(579) Kota Tanjung Balai (556) dan Langkat (530)

KarakteristikPenim-bangan

Penyu-luhan

Imuni-sasi

KIA KBPengo-batan

PMTSuplemen

Gizi

KonsultasiResiko

PenyakitTempat Tinggal

Perkotaan 888 409 640 191 238 437 444 455 144

Perdesaan 771 312 525 179 228 583 277 299 131

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 826 382 622 185 207 505 403 398 125

Kuintil-2 807 354 580 179 259 494 341 381 150

Kuintil-3 802 335 532 170 213 541 299 356 112

Kuintil-4 818 324 548 198 245 533 307 318 131

Kuintil-5 871 315 506 192 240 625 291 272 173

176

Kabupaten dengan lebih dari 50 RT yang tidak memanfaatkan posyanduposkesdesberalasan tidak ada posyandu adalah sebagai berikut Kota Pematang Siantar (833)Kota Sibolga (750) Kab Tapanuli Utara (739) Kab Nias Selatan (671) dan KabNias (571)

Tabel 3819Persentase Rumah Tangga Menurut Alasan Utama Tidak Memanfaatkan

PosyanduPoskesdes (di Luar Tidak Membutuhkan ) dan Kabupatendi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten Kota

Alasan Utama Tidak MemanfaatanPosyanduPoskesdes

Letak jauhTdk ada

posyanduLayanan tdk

lengkap

Nias 298 571 131

Mandailing Natal 634 99 267

Tapanuli Selatan 287 395 317

Tapanuli Tengah 636 91 273

Tapanuli Utara 217 739 43

Toba Samosir 429 00 571

Labuhan Batu 426 234 340

Asahan 255 118 627

Simalungun 217 462 321

Dairi 579 53 368

Karo 160 160 680

Deli Serdang 41 34 925

Langkat 530 83 387

Nias Selatan 224 671 105

Humbang Hasundutan 750 225 25

Pakpak Bharat 1000 00 00

Samosir 833 111 56

Serdang Bedagai 34 00 966

Kota Sibolga 125 750 125

Kota Tanjung Balai 556 222 222

Kota P Siantar 00 833 167

Kota Tebing Tinggi 500 00 500

Kota Medan 23 138 838

Kota Binjai 600 100 300

Kota P Sidempuan 154 00 846

Sumatera Utara 321 242 436

177

Alasan letak posyanduposkesdes jauh dan tidak ada posyandu lebih banyak ditemukanpada RT yang tinggal di perdesaan dibandingkan di perkotaan Sedangkan untuk alasanlayanan tidak lengkap lebih tinggi di temukan pada RT yang tinggal di perkotaan

Dikaji menurut keadaan ekonomi RT ada kecenderungan semakin mampu secaraekonomi semakin banyak RT tidak memanfaatkan posyanduposkesdes dengan alasanpelayanan tidak lengkap dan sebaliknya semakin kurang mampu semakin banyakberalasan letak jauh dan tidak ada posyandu

Tabel 38110Persentase Rumah Tangga Menurut Alasan Utama Tidak Memanfaatkan

PosyanduPoskesdes (di Luar Tidak Membutuhkan) dan KarakteristikRumah Tangga di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikAlasan Utama Tidak Memanfaatan PosyanduPoskesdes

Letak jauh Tdk ada posyandu Layanan tdk lengkap

Tempat Tinggal

Perkotaan 100 135 765

Perdesaan 401 281 319

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 295 331 374

Kuintil-2 345 252 403

Kuintil-3 332 208 459

Kuintil-4 311 240 449

Kuintil-5 318 183 499

178

Pada tabel 38111 sebanyak 240 rumah tangga di Provinsi Sumatera Utara telahmemanfaatkan keberadaan polindesbidan 216 tidak memanfaatkan dan 543merasa tidak membutuhkan keberadaan polindesbidan desa Kabupaten yang relatifbanyak rumah tangganya tidak memanfaatkan keberadaan polindesbidan desa adalahKota Tebing Tinggi (531) Kabupaten Nias Selatan (505) dan Kabupaten Nias(496)

Tabel 38111Persentase Rumah Tangga Yang Memanfaatkan Polindes

Bidan Desa menurut Kabupaten di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Kabupaten Kota MemanfaatkanTidak Memanfaatkan

TidakMembutuhkan

Alasan Lain

Nias 143 361 496

Mandailing Natal 355 358 287

Tapanuli Selatan 434 407 160

Tapanuli Tengah 479 357 164

Tapanuli Utara 386 582 31

Toba Samosir 396 515 89

Labuhan Batu 144 823 33

Asahan 184 708 108

Simalungun 333 542 125

Dairi 191 598 210

Karo 356 558 86

Deli Serdang 111 706 183

Langkat 249 465 287

Nias Selatan 196 299 505

Humbang Hasundutan 427 362 211

Pakpak Bharat 354 375 271

Samosir 368 456 175

Serdang Bedagai 460 507 33

Kota Sibolga 205 67 125

Kota Tanjung Balai 176 61 214

Kota Pematang Siantar 71 535 394

Kota Tebing Tinggi 156 313 531

Kota Medan 145 471 384

Kota Binjai 222 485 293

Kota Padang Sidempuan 457 379 164

Sumatera Utara 240 543 216

179

Menurut daerah tempat tiinggal Rumah Tangga di perdesaan lebih banyakmemanfaatkan polindesbidan desa dibandingkan Rumah Tangga di perkotaansedangkan yang tidak memanfaatkan lebih tinggi di perkotaan diabnding perdesaan

Nampak ada kecenderungan semakin kaya RT semakin berkurang yang memanfaatkanpolindesbidan desa dan semakin kaya RT semakin banyak yang merasa tidakmembutuhkan polindesbidan desa

Tabel 38112Persentase Rumah Tangga Yang Memanfaatkan PolindesBidan di Desa

Menurut Karakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Karakteristik MemanfaatkanTidak MemanfaatkanTidak

MembutuhkanAlasan Lain

Tempat Tinggal

Perkotaan 179 561 260

Perdesaan 289 529 182

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 280 506 214

Kuintil-2 276 51 214

Kuintil-3 255 54 205

Kuintil-4 220 56 220

Kuintil-5 171 602 227

Pada tabel ini jenis pelayanan polindes bidan desa dapat dikelompokan menjadi 2kelompok yaitu pelayanan di bidang KIA (pemeriksaan kehamilan persalinanpemeriksaan ibu nifas pemeriksaan neonatus pemeriksaan bayibalita) dan pengobatanIdealnya pelayanan polindesbidan desa lebih banyak pada pelayanan bidang KIA daripada pengobatan Secara keseluruhan di Provinsi Sumatera Utara Persentase RT yangpernah memperoleh pelayanan pengobatan jauh lebih tinggi (868) dibanding denganRT yang pernah memperoleh masing-masing jenis pelayanan bidang KIA (lt 25) Jenispelayanan KIA yang diterima RT yang memanfaatkan polindesbidan desa mulaiterbanyak berturut turut adalah Pemeriksaan bayibalita (231) Pemeriksaankehamilan (175) persalinan (117) pemeriksaan neonatus (102) danpemeriksaan ibu nifas (99) Namun hal ini tidak dapat menggambarkan beban kerjapolindesbidan desa apakah lebih banyak di bidang kIA atau pengobatan Hal inidisebabkan data ini hanya menggambarkan jenis pelayanan apa yang pernah diperolehRT dalam memanfaatkan polindesbidan desa tanpa ditanyakan frekuensi pelayanantersebut diperoleh

Persentase RT menurut jenis pelayanan polindesbidan desa yang pernah diterimabervariasi antar kabupatenkota Persentase RT yang memanfaatkan polindesbidandesa dan mendapat pelayanan pemeriksaan kehamilan bervariasi antara 5 kabupatenterkecil (Simalungun (45) Tapanuli Utara (51) Tapanuli Selatan (55) MandailingNatal (63) Sibolga (87)) dan 5 kabupaten terbesar (Nias (358) Kota TanjungBalai (333) Tapanuli Selatan (322) Kota Medan (319) dan Nias Selatan(304)

Variasi Persentase RT yang memanfaatkan polindesbidan desa untuk pelayananpersalinan adalah kabupaten terkecil (Pakpak Bharat (00) Toba Samosir (15)Simalungun (25)Karo (34) Serdang Bedagai (36) Kota Medan (50) dan Kota

180

Padang Sidempuan (5)) dan kabupaten terbesar Tapanuli Selatan (302) Nias(299) Humbang Hasundutan (33)

Untuk pelayanan pemeriksaan nifas bervariasi antara Nias (313) Tapanuli Selatan(263) terkecil Pakpak Bharat (0) Tapanuli Utara (07) Serdang Bedagai (13)Toba Samosir dan Mandailing Natal (15) Karo (17) Simalungun(25) danTapanuli Tengah (27)

Untuk pelayanan pemeriksaan neonatus bervariasi antara 269 (Nias) 25 LabuhanBatu sampai terendah 0 (Pakpak Bharat dan Kota Pematang Siantar

Untuk pelayanan pemeriksaan bayibalita bervariasi antara 515 (Kab Nias) danterendah 59 (Kab Pakpak Bharat)

Untuk pelayanan pengobatan bervariasi antara 962 (Kab Tapanuli Tengah) sampaiterkecil 545 (Kota Pematang Siantar)

Tabel 38113Persentase Rumah Tangga yang Memanfaatkan PolindesBidan di Desa

Jenis Pelayanan dan Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KabupatenKotaPemerik-

saanKehamilan

Persa-linan

Pemerik-saan

Ibu Nifas

Pemerik-saan

Neonatus

Pemerik-saan

BayiBalita

Pengobatan

Nias 358 299 313 269 515 809

Mandailing Natal 63 19 15 15 73 927

Tapanuli Selatan 322 302 263 206 85 952

Tapanuli Tengah 55 38 27 17 136 962

Tapanuli Utara 51 29 07 10 103 941

Toba Samosir 119 15 15 48 446 806

Labuhan Batu 221 212 125 250 414 783

Asahan 175 132 113 38 180 849

Simalungun 45 25 25 60 165 870

Dairi 116 58 43 58 217 769

Karo 123 34 17 34 291 923

Deli Serdang 289 209 182 263 254 869

Langkat 253 172 173 170 365 672

Nias Selatan 304 218 196 175 421 860

Humbang Hasundutan 243 233 233 205 237 918

Pakpak Bharat 118 00 00 00 59 882

Samosir 136 68 85 86 262 841

Serdang Bedagai 102 36 13 15 237 877

Kota Sibolga 87 83 43 56 130 913

Kota Tanjung Balai 333 200 77 43 357 970

Kota Pematang Siantar 273 91 91 00 409 545

Kota Tebing Tinggi 273 182 182 182 280 857

Kota Medan 319 50 50 40 310 930

Kota Binjai 222 127 85 129 167 733

Kota Padang Sidempuan 109 50 50 49 195 941

Sumatera Utara 175 117 99 102 231 868

181

Bila dibedakan antara daerah perdesaan dan perkotaan maka nampak bahwa diProvinsi Sumatera Utara Persentase RT yang pernah memperoleh pelayananpengobatan dari polindesbidan desa lebih tinggi dibanding dengan Persentase RT yangpernah memperoleh pelayanan dari masing-masing jenis pelayanan KIA (pemeriksaankehamilan persalinan pemeriksaan ibu nifas pemeriksaan neonatus dan pemeriksaanbayibalita) baik di perdesaan maupun di perkotaan

RT yang tinggal di perdesaan dan memanfaatkan pelayanan polindesbidan desaPersentase untuk masing-masing jenis pelayanan lebih tinggi dibanding Persentase RTyang tinggal diperkotaan kecuali untuk pelayanan pemeriksaan bayi Balita dimanaPersentase RT yang tinggal di perkotaan (276) lebih tinggi daripada Persentase RTyang tinggal di perdesaan (211)

Secara umum tidak terdapat perbedaan yang cukup berarti terhadap jenis pelayananpolindesbidan desa yang diterima keluarga miskin maupun kaya Persentase RT miskin(kuintil 2) yang pernah mendapat pelayanan pemeriksaan kehamilan nampak lebihrendah dari pada keluarga terkaya Namun tidak nampak adanya pola yangmenunjukkan makin kaya RT makin banyak RT yang pernah memperoleh atausebaliknya

Tabel 38114Persentase Rumah Tangga yang Memanfaatkan Polindes Bidan di Desa

menurut Jenis Pelayanan dan Karakteristik Rumah Tanggadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Catatan Bayi balita tidak termasuk neonatus

KarakteristikPemerik-

saanKehamilan

Persa-linan

Pemerik-saan

Ibu Nifas

Pemerik-saan

Neonatus

Pemerik-saan

BayiBalita

Peng-obatan

Tempat TinggalPerkotaan 181 98 78 100 276 877

Perdesaan 172 124 108 103 211 864

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 193 145 117 109 274 872

Kuintil-2 153 98 89 87 255 853

Kuintil-3 169 108 94 100 244 878

Kuintil-4 173 120 100 115 207 876

Kuintil-5 190 107 97 108 128 864

182

Di Sumatera Utara alasan rumah tangga tidak memanfaatkan polindes karena letaknyajauh terbanyak ada di kab Humbang hasundutan (69) Mandailing Natal (419)Tapanuli Tengah (381)1) Langkat (369) Tapanuli Tengah (359) dan lainnyalebih kecil dari angka tersebut

Selain itu di Sumatera Utara alasan rumah tangga tidak memanfaatkan polindes karenatidak ada polindesbidan tertinggi di kota Pematang Siantar (836) Nias (826) KotaMedan (804) Nias Selatan (796) Kota Sibloga (714) Fenomena ini perlu dikajilebih jauh kenapa terjadi juga di perkotaan

Alasan lain rumah tangga tidak memanfaatkan polindes adalah layanan tidak lengkapAlasan tertinggi ini terdapat di kab Langkat (209) Karo (174) Tapanuli Selatan(145) Serdang Bedagai (143) dan Asahan (137) Kabupaten lainnya jauh lebihrendah dari ini

Sebagian besar rumah tangga di Jawa Timur dalam 3 bulan terakhir tidakmemanfaatkan polindes karena alasan lainnya (336) Keadaan ini sama dengan polaangka nasional

Tabel 38115Persentase Rumah Tangga yang Tidak Memanfaatkan PolindesBidan di

Desa Menurut Alasan Utama dan Kabupaten Kotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaAlasan Utama Tidak Memanfaatan PoslindesBidan

Letakjauh

Tdk adapolindesbidan

Layanan tdklengkap

Lainnya

Nias 102 826 59 13Mandailing Natal 419 311 78 192Tapanuli Selatan 359 298 145 198Tapanuli Tengah 381 63 32 524Tapanuli Utara 273 91 91 545Toba Samosir 150 200 00 650Labuhan Batu 116 256 47 581Asahan 63 189 137 611Simalungun 67 373 87 473Dairi 104 325 65 506Karo 87 217 174 522Deli Serdang 62 239 29 670Langkat 369 55 209 367Nias Selatan 136 796 34 34Humbang Hasundutan 690 24 24 262Pakpak Bharat 167 00 00 833Samosir 258 32 32 677Serdang Bedagai 00 143 143 714Kota Sibolga 00 714 00 286Kota Tanjung Balai 50 100 25 825Kota Pematang Siantar 00 836 08 156Kota Tebing Tinggi 00 221 00 779Kota Medan 18 804 47 131Kota Binjai 31 173 71 724Kota Padang Sidempuan 00 132 26 842

Sumatera Utara 130 462 72 336

183

Di daerah perdesaan alasan tidak memanfaatkan polindes dalam 3 bulan terakhir karenaletak jauh lebih besar di bandingkan di daerah perkotaan

Berdasarkan kemampuan ekonomi rumah tangga tidak terlalu ada perbedaan antarakeluarga mampu dengan tidak mampu untuk alasan letak polindes bidan jauh

Tabel 38116Persentase Rumah Tangga Menurut Alasan Utama Tidak Memanfaatkan

PolindesBidan Desa dan Karakteristik Rumah Tanggadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik

Alasan Utama Tidak MemanfaatanPolindes Bidan di Desa

Letak jauhTdk ada

polindesbidanLayanan tdk

lengkapLainnya

Tempat TinggalPerkotaan 26 581 45 348

Perdesaan 248 328 103 321

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 115 474 87 323

Kuintil-2 140 451 56 354

Kuintil-3 158 455 70 318

Kuintil-4 123 461 65 351

Kuintil-5 120 466 85 328

184

Rumah tangga yang memanfaatkan Pos Obat Desa Warung Obat Desa (PODWOD)tiap kabupaten sangat bervariasi Pemanfaatan PODWOD oleh rumah tangga tertinggiada di kabupaten Serdang Bedagai (802) Tapanuli Tengah (775) Simalungun(624) dan Kota Padang Sidempuan (603) Kabupaten lain masih rendahpemanfaatannya

Tabel 38117Persentase Rumah Tangga Menurut Pemanfaatan Pos Obat Desa

(POD)Warung Obat Desa (WOD) dan Kabupaten Kotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten Kota MemanfaatkanTidak Memanfaatkan

Tidak butuh Alasan Lain

Nias 78 74 848

Mandailing Natal 337 263 399

Tapanuli Selatan 217 123 660

Tapanuli Tengah 775 149 76

Tapanuli Utara 57 391 552

Toba Samosir 21 77 902

Labuhan Batu 03 31 966

Asahan 184 51 765

Simalungun 624 114 262

Dairi 79 227 694

Karo 04 24 973

Deli Serdang 131 201 668

Langkat 385 183 432

Nias Selatan 41 17 942

Humbang Hasundutan 191 221 588

Pakpak Bharat 83 104 813

Samosir 12 87 901

Serdang Bedagai 802 17 28

Kota Sibolga 389 248 363

Kota Tanjung Balai 11 139 850

Kota Pematang Siantar 10 205 785

Kota Tebing Tinggi 00 06 994

Kota Medan 02 63 935

Kota Binjai 15 95 890

Kota Padang Sidempuan 603 172 224

Sumatera Utara 211 128 661

185

Di Sumatera Utara pemanfaatan PODWOD oleh RT di perdesaan (270) jauh lebihtinggi dibanding di perkotaan (135)

Tidak tergambar perbedaan yang jauh tentang pemanfaatan PODWOD baik pada RTkaya atau RT miskin

Tabel 38118Persentase Rumah Tangga Menurut Pemanfaatan Pos Obat Desa(POD)Warung Obat Desa (WOD) dan Karakteristik Rumah Tangga

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik MemanfaatkanTidak Memanfaatkan

Tidakmembutuhkan Alasan Lain

Tempat Tinggal

Perkotaan 135 125 740

Perdesaan 270 131 599

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 201 117 682

Kuintil-2 221 11 669

Kuintil-3 212 132 656

Kuintil-4 218 126 655

Kuintil-5 201 157 642

186

Di Sumatera Utara sebagian besar alasan tidak memanfaatakan PODWOD adalah tidakadanya pelayanan tersebut Keadaan ini menggambarkan bahwa program pendirianPODWOD belum berjalan disemua daerah Keadaan ini juga sama dengan gambarannasional

Tabel 38119Persentase Rumah Tangga Menurut Alasan Tidak Memanfaatkan Pos Obat

Desa (POD) Warung Obat Desa (WOD) dan Kabupaten Kotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKotaAlasan Tidak Memanfaatan PODWOD oleh RT

Lokasijauh

Tidak adaPODWOD

Obat tidaklengkap

Lainnya

Nias 07 988 02 02Mandailing Natal 26 586 211 177

Tapanuli Selatan 26 945 13 17

Tapanuli Tengah 33 333 400 233

Tapanuli Utara 00 939 05 56

Toba Samosir 00 991 00 09

Labuhan Batu 02 993 02 04

Asahan 03 987 00 10

Simalungun 32 739 16 213

Dairi 04 976 08 12

Karo 00 996 02 02

Deli Serdang 03 898 00 99

Langkat 127 769 94 10

Nias Selatan 07 989 00 04

Humbang Hasundutan 109 866 08 17

Pakpak Bharat 79 842 00 79

Samosir 13 968 00 19

Serdang Bedagai 40 480 120 360

Kota Sibolga 00 927 00 73

Kota Tanjung Balai 00 994 00 06

Kota Pematang Siantar 08 988 00 04

Kota Tebing Tinggi 00 881 00 119

Kota Medan 62 932 01 05

Kota Binjai 03 870 03 123

Kota Padang Sidempuan 00 885 00 115

Sumatera Utara 28 921 13 38

187

Di Sumatera Utara Alasan tidak memanfaatkan PODWOD di perkotaan dan perdesaantidak jauh berbeda yaitu tidak adanya pelayanan tersebut

Berdasarkan kemampuan ekonomi rumah tangga alasan tidak memanfaatkanPODWOD baik pada RT kaya ataupun miskin tidak berbeda jauh

Tabel 38120Persentase Rumah Tangga Menurut Alasan Tidak Memanfaatkan Pos ObatDesa (POD) Warung Obat Desa (WOD) dan Karakteristik Rumah Tangga di

Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikAlasan Tidak Memanfaatan PODWOD oleh RT

Lokasijauh

Tdk adapodwod

Obat tidaklengkap

Lainnya

Tempat Tinggal

Perkotaan 36 921 03 39

Perdesaan 19 922 23 36

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 24 924 13 39

Kuintil-2 31 922 14 33

Kuintil-3 36 912 15 36

Kuintil-4 24 927 11 38

Kuintil-5 22 922 13 43

382 Sarana dan Sumber Pembiayaan Pelayanan Kesehatan

Salah satu tujuan sistem kesehatan adalah ketanggapan (responsiveness) di sampingpeningkatan derajat kesehatan (health status) dan keadilan dalam pembiayaanpelayanan kesehatan (fairness of financing) Pada bagian ini dikumpulkan informasitentang jenis sarana dan sumber pembiayaan yang paling sering dimanfaatkan olehresponden

Pembiayaan kesehatan meliputi untuk perawatan kesehatan rawat inap dan rawat jalanSumber biaya dibedakan menjadi sumber biaya sendirikeluarga Asuransi (Askes PNSJamsostek Asabri Askes Swasta dan JPK Pemerintah Daerah) AskeskinSuratKeterangan Tidak Mampu (SKTM) Dana Sehat dan lainnya Dari data ini diperolehgambaran tentang seberapa besar persentase rumah tangga yang telah tercakup olehasuransi kesehatan termasuk penggunaan AskeskinSKTM yang salah sasaran

Seluruh penduduk diminta untuk memberikan informasi tentang apakah yangbersangkutan pernah menjalani rawat inap dalam 5 (lima) tahun terakhir dan atau rawatjalan dalam 1 (satu) tahun terakhir Mereka yang pernah rawat jalan maupun rawat inapdiminta untuk menjelaskan di mana terakhir menjalani perawatan kesehatan serta darimana sumber biaya perawatan kesehatan tersebut Pihak-pihak yang menanggungbiaya perawatan kesehatan tersebut bisa lebih dari satu

188

Di Sumatera Utara tempat rawat inap yang dimanfaatkan oleh rumah tangga sebagianbesar di RS Swasta (23) RS Pemerintah (16) RSB (09) Tenaga kesehatan(06) Puskesmas (02)

Tabel 3821Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut Tempat dan KabupatenKota

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten Kota

Tempat Berobat Rawat Inap Menurut ProvinsiRS

Peme-rintah

RSSwasta

RSLuarNegri

RSBPuskes

masNakes Batra

Lainnya

TidakRI

Nias 47 03 01 46 02 09 08 00 884

Mandailing Natal 09 07 00 01 00 01 00 01 979

Tapanuli Selatan 10 04 00 01 03 05 01 00 975

Tapanuli Tengah 14 06 01 03 01 02 01 00 973

Tapanuli Utara 15 12 00 01 01 07 01 01 963

Toba Samosir 16 30 00 00 00 02 00 00 952

Labuhan Batu 13 05 00 01 02 06 00 00 973

Asahan 12 21 00 02 00 02 01 02 960

Simalungun 14 19 00 00 02 05 01 03 956

Dairi 19 07 00 01 05 01 02 01 962

Karo 14 21 05 05 01 00 02 01 953

Deli Serdang 13 39 01 10 01 06 01 03 926

Langkat 05 08 03 04 08 08 04 00 959

Nias Selatan 04 07 06 39 01 23 01 07 913

Humbahas 13 12 00 04 02 05 00 00 964

Pakpak Bharat 10 00 00 00 00 00 00 00 990

Samosir 17 32 00 03 06 18 03 01 922

Serdang Bedagai 07 17 00 07 00 06 01 01 960

Kota Sibolga 30 08 18 02 00 06 00 00 937

Kota Tanjung Balai 40 11 00 09 00 07 00 02 931

Kota P Siantar 18 52 00 01 00 10 01 02 917

Kota T Tinggi 26 31 00 06 00 03 00 00 934

Kota Medan 22 53 01 20 01 05 01 01 898

Kota Binjai 16 21 01 04 01 07 01 01 950

Kota PSidempuan 34 08 00 01 00 05 01 02 949

Sumatera Utara 16 23 01 09 02 06 01 01 941

189

Rumah tangga di daerah perkotaan lebih banyak menggunakan rawat inap di RSSwasta (37) dibandingkan dengan di RS Pemerintah (18) Keadaan ini berbedadengan daerah perdesaan rawat inap lebih banyak di RS Pemerintah (214)dibanding RS Swasta (12)

Di Sumatera Utara pemanfaatan RS (baik pemerintah atau swasta) sebagai tempatberobat rawat inap cenderung meningkat seiring dengan meningkatnya status ekonomi(Kaya)

Tabel 3822Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut Tempat dan Karakteristik

Rumah Tangga di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik

Tempat Berobat Rawat Inap Menurut ProvinsiRS

Peme-rintah

RSSwasta

RSLuarNegri

RSBPuskes

masNakes

Batra Lainnya

TidakRI

Tempat TinggalPerkotaan 18 37 01 12 02 06 01 01 923Perdesaan 14 12 01 06 02 06 02 01 956

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 12 10 01 12 02 06 02 01 954Kuintil-2 13 16 00 08 02 05 01 01 953Kuintil-3 14 24 01 08 01 07 01 02 942Kuintil-4 18 26 01 09 02 06 01 01 934Kuintil-5 21 40 01 07 01 04 01 01 924

190

Sebagian besar rumah tangga di Sumatera Utara menggunakan sumber biaya yangbersifat lsquoout of pocketrsquo untuk rawat inap (760) Kabupaten dengan rumah tanggatertinggi out of pocketrsquo untuk rawat inap adalah kabupaten Karo (951) Kabupatendengan rumah tangga pengguna AskesJamsostek tertinggi di Simalungun (468)Kabupaten dengan rumah tangga pengguna askeskin (SKTM) tertinggi adalahkabupaten Nias Selatan (355) Sedangkan Kabupaten dengan rumah tanggapengguna Dana sehat tertinggi di Langkat (77)

Tabel 3823Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut Sumber Pembiayaan dan

Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaSumber Pembiayaan Pelayanan Kesehatan

Sendirikeluarga

AskesJamsostek

AskeskinSKTM

DanaSehat

Lain-lain

Nias 880 44 44 55Mandailing Natal 759 56 222 74 20Tapanuli Selatan 851 14 68 29Tapanuli Tengah 845 99 160Tapanuli Utara 755 86 191 44Toba Samosir 683 187 106 24 81Labuhan Batu 484 407 33 22 88Asahan 591 268 87 31 52Simalungun 516 468 08 08 80Dairi 732 62 148 167Karo 951 50 29 10Deli Serdang 705 171 79 18 46Langkat 756 64 90 77 38Nias Selatan 726 10 355 09 58Humbang Hasundutan 845 21 146 21 22Pakpak Bharat 742 129 258 32 32Samosir 863 31 61 05 62Serdang Bedagai 778 190 36 12 13Kota Sibolga 911 71 52 37Kota Tanjung Balai 736 115 110 55 11Kota Pematang Siantar 775 275 26 98Kota Tebing Tinggi 608 231 77 13 211Kota Medan 765 159 41 10 43Kota Binjai 702 207 66 25 33Kota Padang Sidempuan 786 137 95 06 60

Sumatera Utara 760 139 87 20 53

Keterangan Sendiri = pembiayaan dibayar pasien atau keluarganyaAskesJamsostek = meliputi askes PNS Jamsostek Asabri Askes swasta JPK PemdaAskeskin = pembayaran dengan dana Askeskin atau menggunakan SKTLain-lain = diganti perusahaan dan pembayaran oleh pihak lain di luar tersebut di atas

191

Di Sumatera Utara pembiayaan rawat inap dengan sifat ldquoout of Pocketrdquo lebih banyakterjadi pada rumah tangga di perkotaan dibandingkan dengan rumah tangga perdesaanNamun demikian penggunaan askeskin sebagai sumber pembiayaan sebagian besarterjadi didaerah perdesaan

Berdasarkan kemampuan ekonomi terdapat kecenderungan makin rendah kemampuanekonominya makin banyak rumah tangga yang menggunakan AskeskinSKTM Disisilain terdapat kecenderungan makin meningkat status ekonomi menurut kuintil (Kaya)makin meningkat pula pemanfaatan sumber biaya asuransi untuk rawat inap

Tabel 3824Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut Sumber Pembiayaan dan

Karakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

KarakteristikSumber Pembiayaan Pelayanan Kesehatan

Sendirikeluarga

AskesJamsostek

AskeskinSKTM

DanaSehat

Lain-lain

Tempat TinggalPerkotaan 748 168 61 17 64Perdesaan 770 110 112 24 43

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 733 74 165 26 34Kuintil-2 783 95 105 27 46Kuintil-3 788 121 73 24 61Kuintil-4 763 165 64 20 48Kuintil-5 735 202 56 10 68

192

Di Sumatera Utara pilihan rumah tangga untuk rawat jalan sebagian besar berobat padatenaga kesehatan dan RSB dibandingkan puskesmas atau rumah sakit Pola ininampaknya nyata untuk semua kabupaten Rawat jalan ke tenaga kesehatan terbanyakada di kabupaten Nias Selatan (456) sedangkan rawat jalan ke RSB terbanyak diKab Karo (202)

Tabel 3825Persentase Responden yang Rawat Jalan Satu tahun terakhir Menurut

Tempat dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaTempat Berobat Rawat Jalan

RSPmrth

RSSwast

RSLN

RSB Pusk NakesBa-tra

Lainnya

Dirmh

TdkRJ

Nias 20 03 00 158 21 280 06 00 11 500Mandailing Natal 07 03 13 39 13 251 01 01 01 669Tapanuli Selatan 05 40 05 146 03 10 09 782Tapanuli Tengah 04 02 01 45 15 72 03 01 01 855Tapanuli Utara 07 03 01 103 03 82 02 03 01 796Toba Samosir 12 10 02 79 24 54 03 02 03 810Labuhan Batu 03 00 01 07 07 166 06 57 753Asahan 10 08 01 26 13 175 21 03 07 736Simalungun 13 15 04 45 19 304 05 13 25 557Dairi 21 10 01 47 12 61 14 10 09 815Karo 35 42 04 202 26 34 06 04 11 637Deli Serdang 09 39 20 37 45 262 15 05 12 556Langkat 05 07 07 67 65 78 01 01 06 763Nias Selatan 09 02 00 158 21 456 06 01 26 320Humbahas 07 06 89 60 12 51 03 03 769Pakpak Bharat 18 03 59 04 29 05 06 877Samosir 09 07 01 123 11 188 11 01 04 645Serdang Bedagai 03 08 07 32 55 80 05 00 10 800Kota Sibolga 15 04 16 109 05 197 05 02 03 644Kota Tanjung Balai 18 03 02 182 05 148 07 13 621Kota P Siantar 15 11 02 72 05 160 08 02 04 721Kota Tebing Tinggi 24 23 00 64 07 263 10 12 597Kota Medan 13 27 22 101 69 197 11 02 03 554Kota Binjai 17 09 06 26 04 65 06 02 865Kota P Sidempuan 10 02 00 49 07 247 03 02 05 675Sumatera Utara 12 10 08 76 20 170 07 03 10 683

Untuk semua jenis fasilitas untuk berobat jalan perkotaan lebih tinggi dibandingperdesaan Pemanfaatan tenaga kesehatan professional untuk berobat rawat jalan lebihtinggi dibandingkan fasilitas lainnya termasuk RS Pemerintah RS Swasta danpuskesmas

Di Sumatera Utara ada kecenderungan makin meningkat status ekonominya (Kaya)makin meningkat pula pemanfaatan tenaga kesehatan professional namun makinmenurun pemanfaatan tempat berobat Rumah sakit bersalin

193

Tabel 3826Persentase Penduduk Rawat Jalan Menurut Tempat dan Karakteristik

Rumah Tangga di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikTempat Berobat Rawat Jalan

RSPmrth

RSSwast

RSLN

RSB Pusk NakesBatTra

LainNya

Dirmh

TdkRJ

Tempat Tinggal

Perkotaan 15 16 08 73 26 189 08 02 08 655Perdesaan 10 06 09 79 17 158 06 03 12 701

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 07 06 10 88 19 151 07 02 11 699Kuintil-2 08 08 09 84 18 170 05 02 10 685Kuintil-3 11 11 09 82 21 161 08 02 10 684Kuintil-4 14 11 08 67 20 179 07 03 12 678Kuintil-5 20 16 06 60 23 190 07 04 08 667

Sebagian besar rumah tangga di kabupaten menggunakan sumber pembiayaan rawatjalan dengan biaya sendirikeluarga (883) dan AskesJamsostek (43)askeskinSKTM (37) lain-lain (26) dan dana sehat (16)

Tabel 3827Persentase Penduduk Rawat Jalan Menurut Sumber Biaya dan Kabupaten

Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaSumber Pembiayaan Rawat Jalan

SendiriKeluarga

AskesJamsostek

AskeskinSKTM

DanaSehat

Lain-lain

Nias 876 18 40 43 20Mandailing Natal 879 30 44 22 25Tapanuli Selatan 914 10 53 05 10Tapanuli Tengah 927 18 22 13 50Tapanuli Utara 958 23 27 02 06Toba Samosir 889 107 23 17 11Labuhan Batu 951 28 04 16Asahan 884 58 35 12 09Simalungun 905 99 06 02 38Dairi 891 39 47 20Karo 936 30 30 01 06Deli Serdang 880 40 35 06 22Langkat 858 32 115 50 05Nias Selatan 803 05 70 60 49Humbang Hasundutan 928 03 56 08 09Pakpak Bharat 805 52 145 05 16Samosir 918 14 38 11 18Serdang Bedagai 901 87 07 02 05Kota Sibolga 941 45 12 01 05Kota Tanjung Balai 888 44 46 11 04Kota Pematang Siantar 820 129 47 02 28Kota Tebing Tinggi 858 72 23 05 39Kota Medan 831 41 29 19 76Kota Binjai 835 79 47 09 15Kota P Sidempuan 900 54 18 06 20Sumatera Utara 883 43 37 16 26

194

Penggunaan biaya sendirikeluarga dalam pembiayaan rawat jalan masih cukup tinggidibanding asuransi (baik di perkotaan atau perdesaan) Pemanfaatan askeskin diperdesaan lebih tinggi dibandingkan dengan di perkotaan Pemanfaatan askesjamsostek lebih banyak di perkotaan

Di Sumatera Utara adanya kecenderungan meningkat penggunaan askesjamsostekseiring dengan peningkatan status ekonomi (Kaya) Makin kurang mampu keluargamakin banyak keluarga yang memanfaatkan AskeskinSKTM

Tabel 3828Persentase Penduduk Rawat Jalan Menurut Sumber Biaya dan Karakteristik

Rumah Tangga di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikSumber Pembiayaan Rawat Jalan

SendiriKeluarga

AskesJamsostek

AskeskinSKTM

DanaSehat

Lain-lain

Tempat Tinggal

Perkotaan 868 60 32 09 33

Perdesaan 894 30 41 22 20

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 887 20 56 17 24

Kuintil-2 896 25 45 16 22

Kuintil-3 885 34 38 20 26

Kuintil-4 888 51 23 17 24

Kuintil-5 860 78 27 12 30

383 Ketanggapan Pelayanan Kesehatan

Persepsi masyarakat pengguna pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan non-medisdapat digunakan sebagai salah satu indikator ketanggapan terhadap pelayanankesehatan Ada 8 (delapan) domain ketanggapan untuk pelayanan rawat inap dan 7(tujuh) domain ketanggapan untuk pelayanan rawat jalan Penilaian untuk masing-masing domain ditanyakan kepada responden berdasarkan pengalamannya waktumemanfaatkan sarana pelayanan kesehatan untuk rawat inap dan rawat jalan

Delapan domain ketanggapan untuk rawat inap terdiri dari

1 Lama waktu menunggu untuk mendapat pelayanan kesehatan

2 Keramahan petugas dalam menyapa dan berbicara

3 Kejelasan petugas dalam menerangkan segala sesuatu terkait dengan keluhankesehatan yang diderita

4 Kesempatan yang diberikan petugas untuk mengikutsertakan klien dalampengambilan keputusan untuk memilih jenis perawatan yang diinginkan

5 Dapat berbicara secara pribadi dengan petugas kesehatan dan terjaminkerahasiaan informasi tentang kondisi kesehatan klien

195

6 Kebebasan klien untuk memilih tempat dan petugas kesehatan yang melayaninya

7 Keberhasilan ruang rawatpelayanan termasuk kamar mandi

8 Kemudahan dikunjungi keluarga atau teman

Tujuh domain ketanggapan untuk pelayanan rawat jalan sama dengan domain rawatinap kecuali domain ke delapan (kemudahan dikunjungi keluargateman)

Penduduk diminta untuk menilai setiap aspek ketanggapan terhadap pelayanankesehatan di luar medis selama menjalani rawat inap dalam 5 (lima) tahun terakhir danatau rawat jalan dalam 1 (satu) tahun terakhir Masing-masing domain ketanggapandinilai dalam 5 (lima) skala yaitu sangat baik baik cukup buruk sangat buruk Untukmemudahkan penilaian aspek ketanggapan rawat jalan dan rawat inap pada sistempelayanan kesehatan tersebut WHO membagi menjadi dua bagian besar yaitu lsquobaikrsquo(sangat baik dan baik) dan lsquokurang baikrsquo (cukup buruk dan sangat buruk) Penyajianhasil analisistabel selanjutnya hanya mencantumkan persentase yang rsquobaikrsquo saja

Aspek ketanggapan rawat inap yang diukur dari masyarakat meliputi waktu tunggukeramahan kejelasan informasi ikut ambil keputusan kerahasiaan kebebasan memilihkebersihan ruangan dan mudah dikunjungi

Kabupaten dengan nilai aspek-aspek ketanggapan paling rendah adalah kab TapanuliSelatan Kabupaten Nias Selatan dari 8 aspek ketanggapan semuanya berada dibawah80

196

Tabel 3831Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut Aspek Ketanggapan dan

KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaWaktutunggu

Keramahan

Kejelasan

informasi

Ikutambil

keputusan

Keraha-siaan

Kebebasan

pilihfasilitas

Keber-sihan

ruangan

Mudahdikunjungi

Nias 865 842 854 867 867 865 822 847

Mandailing Natal 944 852 944 926 926 963 889 907

Tapanuli Selatan 744 795 744 705 782 744 718 756

Tapanuli Tengah 901 915 901 915 944 915 944 887

Tapanuli Utara 875 844 885 885 875 833 813 854

Toba Samosir 878 862 862 846 870 878 846 870

Labuhan Batu 912 934 945 934 945 967 901 912

Asahan 883 922 867 898 859 906 883 930

Simalungun 913 929 937 913 944 929 905 937

Dairi 964 928 964 952 964 964 904 940

Karo 990 990 971 981 971 990 981 952

Deli Serdang 899 878 829 864 885 878 871 857

Langkat 855 882 791 682 609 718 800 673

Nias Selatan 736 741 736 732 632 736 536 645

Humbahas 931 970 931 950 931 950 921 921

Pakpak Bharat 742 839 871 839 871 871 774 742

Samosir 946 960 921 926 936 936 941 946

Serdang Bedagai 821 874 789 821 800 747 811 779

Kota Sibolga 918 925 931 943 937 937 950 931

Kota Tanjung Balai 978 967 978 978 989 984 945 967

Kota P Siantar 901 916 921 921 916 911 901 916

Kota Tebing Tinggi 835 860 848 823 835 799 744 860

Kota Medan 873 868 868 856 833 787 841 856

Kota Binjai 967 959 951 951 967 943 959 935

Kota PSidempuan 882 870 870 858 888 834 757 805

Sumatera Utara 886 887 877 875 872 870 846 864

197

Antara masyarakat perkotaan dengan pedesaan tidak nampak adanya perbedaan besarpenilaian ketanggapan pelayanan kesehatan rawat inap Baik masyarakat perkotaanmaupun pedesaan hampir semua menilai ketanggapan pelayanan kesehatan rawat inapbaik(gt 80)

Berdasarkan kemampuan ekonomi ada kecenderungan semakin miskin prosentaseyang menilai ketanggapan pelayanan kesehatan rawat inap kurang baik semakin kecilMeskipun kecenderungan tersebut tidak terlampau tajam

Tabel 3832Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut Aspek Ketanggapan dan

Karakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikWaktutunggu

Kerama-han

Kejelasaninformasi

Ikutambil

keputusan

Keraha-siaan

Kebebasanpilih

fasilitas

Keber-sihan

ruangan

Mudahdikunjungi

Tempat Tinggal

Perkotaan 895 898 882 878 881 864 859 878Perdesaan 877 877 873 873 863 876 834 850

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 877 877 876 869 844 874 824 851Kuintil-2 897 904 894 894 887 878 877 873Kuintil-3 863 867 852 856 863 853 824 846Kuintil-4 900 891 888 883 874 876 854 875Kuintil-5 887 892 874 873 882 867 847 868

198

Aspek ketanggapan rawat jalan yang diukur dari masyarakat meliputi waktu tunggukeramahan kejelasan informasi ikut ambil keputusan kerahasiaan kebebasan memilihdan kebersihan ruangan

Kabupaten dan kota dengan nilai aspek-aspek ketanggapan paling rendah adalahkabupaten Nias dari 7 aspek ketanggapan di kabupaten Nias hanya aspek waktu tungguyang lebih tinggi dari gt 80 6 aspek lainnya antara 65-80 Kabupaten TapanuliSelatan dan Nias Selatan dari 7 aspek hanya 2 aspek yang gt 80 yaitu waktu tunggudan keramahan 5 aspek lainnya antara 65-80

Tabel 3833Persentase Penduduk Rawat Jalan Menurut Aspek Ketanggapan dan

Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKota

Waktutunggu

Kerama-han

Kejelasaninformasi

Ikut ambilkeputusan

Keraha-siaan

Kebebasanpilih

fasilitas

Keber-sihan

ruanganNias 834 799 727 683 689 665 655Mandailing 913 899 890 900 872 855 862Tapanuli 844 883 717 688 704 685 703Tapanuli 912 889 868 866 879 912 956Tapanuli Utara 930 933 926 920 919 911 855Toba Samosir 960 952 908 921 944 921 904Labuhan Batu 947 923 888 854 901 918 782Asahan 923 961 960 970 954 952 961Simalungun 866 889 887 882 886 883 860Dairi 928 928 891 906 921 896 922Karo 966 985 981 991 991 991 990Deli Serdang 923 901 882 907 903 901 869Langkat 879 894 805 730 741 853 850Nias Selatan 800 826 778 765 770 772 675Humbahas 973 970 972 975 973 975 967Pakpak Bharat 766 923 909 876 890 828 603Samosir 970 951 951 930 974 940 956Serdang 846 916 846 840 846 842 835Kota Sibolga 982 984 986 986 985 985 972Kota Tanjung 969 969 963 966 970 969 954Kota P Siantar 960 963 968 961 964 964 959Kota Tebing 891 908 894 877 878 873 879Kota Medan 908 917 905 886 883 837 863Kota Binjai 912 918 918 912 918 901 881Kota PSidempuan 975 944 945 900 859 763 737

SumateraUtara

907 910 884 872 875 864 845

199

Antara masyarakat perkotaan dengan pedesaan tidak nampak adanya perbedaanpenilaian ketanggapan pelayanan kesehatan rawat jalan Baik masyarakat perkotaanmaupun pedesaan sebagian besar (gt80) menilai ketanggapan pelayanan kesehatanrawat jalan baik

Berdasarkan kemampuan ekonomi semakin tinggi tingkat ekonomi semakin baikpenilaian aspek ketanggapan pada rawat jalan ini terlihat untuk ketujuh aspekketanggapan

Tabel 3834Persentase Penduduk Rawat Jalan Menurut Aspek Ketanggapan dan

Karakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikWaktutunggu

Kerama-han

Kejelasaninformasi

Ikut ambilkeputusan

Keraha-siaan

Kebebasanpilih

fasilitas

Keber-sihan

ruanganTempat Tinggal

Perkotaan 927 924 912 905 900 883 878

Perdesaan 891 900 862 847 856 849 820

Tingkat Pengeluaran Per Kapita

Kuintil-1 887 893 850 836 836 833 815

Kuintil-2 909 906 883 867 871 863 850

Kuintil-3 899 903 881 878 883 863 838

Kuintil-4 917 921 897 881 889 879 864

Kuintil-5 922 925 903 894 891 879 857

39 Kesehatan Lingkungan

Data kesehatan lingkungan diambil dari dua sumber data yaitu Riskesdas 2007 dan KorSusenas 2007 Sesuai kesepakatan data yang sudah ada di Kor Susenas tidakdikumpulkan lagi di Riskesdas dan dalam Riskesdas ditanyakan pertanyaan-pertanyaanyang tidak ada di Kor Susenas Dengan demikian penyajian beberapa variabelkesehatan lingkungan merupakan gabungan data Riskesdas dan Kor Susenas

Data yang dikumpulkan dalam survei ini meliputi data air bersih keperluan rumahtangga sarana pembuangan kotoran manusia sarana pembuangan air limbah (SPAL)pembuangan sampah dan perumahan Data tersebut bersifat fisik dalam rumah tanggasehingga pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara terhadap kepala rumahtangga dan pengamatan

391 Air Keperluan Rumah Tangga

Menurut WHO jumlah pemakaian air bersih rumah tangga per kapita sangat terkaitdengan risiko kesehatan masyarakat yang berhubungan dengan higiene Reratapemakaian air bersih individu adalah rerata jumlah pemakaian air bersih rumah tanggadalam sehari dibagi dengan jumlah anggota rumah tangga Rerata pemakaian individuini kemudian dikelompokkan menjadi lsquolt5 literorangharirsquo lsquo5-199 literorangharirsquo rsquo20-499 literorangharirsquo rsquo50-999 literorangharirsquo dan lsquoge100 literorangharirsquo Berdasarkan tingkat pelayanan kategori tersebut dinyatakan sebagai lsquotidak aksesrsquo lsquoakses kurangrsquolsquoakses dasarrsquo lsquoakses menengahrsquo dan lsquoakses optimalrsquo Risiko kesehatan masyarakatpada kelompok yang akses terhadap air bersih rendah (lsquotidak aksesrsquo dan lsquoakses kurangrsquo)dikategorikan sebagai mempunyai risiko tinggi

200

Konsumsi air per orang perhari penduduk di Provinsi Sumatera Utara 427 persennyalebih dari 100 liter Menurut antar wilayah kabupatenkota bervariasi berkisar 03(Kabupaten Tapanuli Tengah) sampai 939 yaitu di Kabupaten Serdang BedagaiSedangkan penduduk yang menggunakan air per orang perhari masih di bawah 20 liter(lt5 + 5 ndash 19 liter) di Provinsi Sumatera Utara sebanyak 136 persen tinggi di KabupatenTapanuli Tengah dan Kota Sibolga

Tabel 3911Persentase Rumah Tangga menurut Rerata Pemakaian Air Bersih PerOrang Per Hari dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara

Riskesdas 2007

Kabupaten KotaRerata Pemakaian Air Bersih Per Orang

Per Hari (Dalam Liter)

lt5 5-199 20-499 50-999 ge100 Nias 538 306 131 00 25Mandailing Natal 07 36 442 293 222

Tapanuli Selatan 113 191 305 132 259Tapanuli Tengah 979 13 05 00 03Tapanuli Utara 34 105 314 238 309Toba Samosir 09 89 506 77 319Labuhan Batu 00 11 163 174 653Asahan 01 27 236 372 364Simalungun 07 49 226 309 409Dairi 05 65 602 177 150Karo 04 138 485 308 66Deli Serdang 05 104 164 348 378

Langkat 29 95 310 237 329

Nias Selatan 459 250 96 10 185Humbang Hasundutan 35 185 265 205 310Pakpak Bharat 21 250 583 83 63Samosir 23 227 448 221 81Serdang Bedagai 04 07 09 41 939

Kota Sibolga 841 115 09 09 27

Kota Tanjung Balai 32 11 124 135 697Kota Pematang Siantar 03 22 105 313 556

Kota Tebing Tinggi 00 00 34 173 793

Kota Medan 01 03 181 221 593Kota Binjai 03 36 125 71 766Kota Padang Sidempuan 00 09 64 180 747

Sumatera Utara 65 71 218 219 427

201

Bila mengacu pada kriteria Joint Monitoring Program WHO-Unicef di mana batasanminimal akses untuk konsumsi air bersih adalah 20 literoranghari maka daerahperkotaan ada sebesar 935 masih jauh lebih baik dibanding daerah perdesaan 799Menurut kuintil pengeluaran perkapita rumah tangga semakin baik kondisi ekonominyakonsumsi airnya semakin besar walaupun masih terdapat kabupatenkota dengankonsumsi air rumah tangga masih di bawah rata-rata nasional

Tabel 3912Persentase Rumah Tangga menurut Waktu dan Jarak ke Sumber Air

Ketersediaan Air Bersih dan Karakteristik Responden di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

KarakteristikRerata Pemakaian Air Bersih Per Orang

Per Hari (Dalam Liter)lt5 5-199 20-499 50-999 ge100

Tempat Tinggal

Kota 29 36 171 232 532

Desa 93 99 256 209 344

Tingkat Pengeluaran per kapita

Kuintil 1 142 115 244 201 298

Kuintil 2 75 93 236 230 366

Kuintil 3 57 64 212 226 441

Kuintil 4 43 59 206 238 454

Kuintil 5 29 41 202 197 530

202

Di samping jumlah pemakaian air bersih untuk keperluan rumah tangga ditanyakan jugatentang jarak dan waktu tempuh ke sumber air serta persepsi tentang ketersediaansumber air Kepada kepala rumah tangga ditanyakan berapa lama waktu yangdibutuhkan untuk menjangkau sumber air bersih pulang pergi berapa jarak antararumah dengan sumber air dan bagaimana kemudahan dalam memperoleh air bersihBerdasarkan dan ketersediaan air bersih lebih dari 14 persen rumah tangga mengalamikesulitan air bersih pada musim kemarau tertinggi di Kabupaten Nias (56) danHumbang Hasundutan (538) Dalam hal jarak dan waktu pada umumnya rumahtangga di kabupatenkota dapat menjangkau sumber air dalam waktu kurang dari 30menit dan jarak kurang dari 1 km

Tabel 3913Persentase Rumah Tangga menurut Waktu dan Jarak ke Sumber Air

Ketersediaan Air Bersih dan Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Kabupaten Kota

Lama Waktu Dan JarakUntuk Menjangkau

Sumber AirKetersediaan Air

Waktu(Menit)

Jarak(Kilometer)

MudahSepanjang

Tahun

SulitPada

MusimKemarau

SulitSepanjang

Tahunlt30 gt30 le1 gt1

Nias 930 70 962 38 431 564 04Mandailing Natal 985 15 804 196 921 79 00Tapanuli Selatan 999 01 968 32 687 313 00Tapanuli Tengah 640 360 279 721 877 123 00Tapanuli Utara 912 88 852 148 754 147 99Toba Samosir 987 13 996 04 915 81 04Labuhan Batu 992 08 969 31 745 255 00Asahan 999 01 995 05 844 153 02Simalungun 852 148 797 203 970 30 00Dairi 956 44 967 33 653 298 49Karo 980 20 958 42 927 62 11Deli Serdang 979 21 981 19 824 159 18Langkat 981 19 974 26 939 58 03Nias Selatan 976 24 932 68 459 538 03Humbang Hasundutan 925 75 960 40 704 281 15Pakpak Bharat 979 21 875 125 667 208 125Samosir 855 145 849 151 649 322 29Serdang Bedagai 999 01 946 54 958 42 00Kota Sibolga 336 664 301 699 956 44 00Kota Tanjung Balai 973 27 968 32 871 113 16Kota P Siantar 642 358 638 362 981 16 03Kota Tebing Tinggi 1000 00 994 06 978 22 00Kota Medan 994 06 993 07 980 18 02Kota Binjai 1000 00 997 03 938 59 03Kota P Sidempuan 996 04 979 21 897 99 04Sumatera Utara 953 47 926 74 856 135 08

203

Dilihat dari segi waktu dan tidak terlihat ada perbedaan yang mencolok menurut tempattinggal dan tingkat pengeluran rumah tangga perkapita perbulan tetapi menurutketersediaan air terdapat perbedaan yang mencolok menurut tingkat pengeluran rumahtangga perkapita perbulan dimana semakin sulit untuk menyediakan air bersih seiringdengan menurunnya ekonomi

Tabel 3914Persentase Rumah Tangga menurut Waktu dan Jarak ke Sumber Air

Ketersediaan Air Bersih Dan Karakteristik Responden di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007

Karakteristik

Lama Waktu Dan JarakUntuk Menjangkau

Sumber AirKetersediaan Air

Waktu(Menit)

Jarak(Kilometer)

MudahSepanjang

Tahun

Sulit PadaMusim

Kemarau

SulitSepanjang

Tahunlt30 ge30 le1 gt1Tempat Tinggal

Kota 954 46 942 58 929 67 04

Desa 953 47 913 87 799 189 12

Tingkat Pengeluaran per kapita

Kuintil 1 944 56 904 96 742 244 14

Kuintil 2 938 62 903 97 822 167 10

Kuintil 3 952 48 919 81 856 136 09

Kuintil 4 962 38 936 64 892 102 06

Kuintil 5 966 34 956 44 931 64 05

204

Dalam rangka memperoleh air untuk keperluan rumah tangga bila sumbernya berada diluar pekarangan ditanyakan siapa yang biasanya mengambil air dalam rumah tanggatersebut sebagai upaya untuk melihat aspek gender dan perlindungan anak Anggotarumah tangga yang biasa mengambil air yang sumber airnya di luar rumah di ProvinsiSumatera Utara adalah orang dewasa yaitu sebesar 873 persen Terdapat 127 yangbiasa mengambil air adalah anak-anak

Tabel 3915Persentase Rumah Tangga menurut Individu Yang Biasa Mengambil AirDalam Rumah Tangga dan Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara

Riskesdas 2007

Kabupaten Kota

Orang Yang Biasa Mengambil AirDalam Rumah Tangga

Perempuan Laki-Laki

DewasaAnak-anak

(lt12 Th)Dewasa

Anak-anak(lt12 Th)

Nias 543 241 135 81

Mandailing Natal 745 41 210 04

Tapanuli Selatan 712 107 166 15

Tapanuli Tengah 632 21 308 38

Tapanuli Utara 648 46 194 112

Toba Samosir 688 104 177 31

Labuhan Batu 579 10 385 26

Asahan 353 24 541 82

Simalungun 437 10 525 27

Dairi 404 114 298 184

Karo 677 99 188 35

Deli Serdang 407 46 450 96

Langkat 185 09 733 73

Nias Selatan 538 298 123 41

Humbang Hasundutan 534 76 356 34

Pakpak Bharat 308 103 538 51

Samosir 436 100 373 91

Serdang Bedagai 147 39 657 157

Kota Sibolga 286 00 571 143

Kota Tanjung Balai 577 19 385 19

Kota Pematang Siantar 389 56 500 56

Kota Tebing Tinggi 563 00 375 63

Kota Medan 120 00 840 40

Kota Binjai 138 15 831 15

Kota Padang Sidempuan 760 60 160 20

Sumatera Utara 523 74 350 54

Menurut kabupatenkota yang biasa mengambil air banyak kelompok perempuanadalah di Kota Padang Sidempuan Karo Mandailing Natal Tapanuli Selatan TapanuliTengah Tapanuli Utara dan Toba Samosir

205

Penduduk yang biasa mengambil air di rumah tangga secara keseluruhan masih lebihtinggi pada perempuan dewasa (523) dibanding beban laki-laki dewasa (350)sementara anak-anak sudah mulai diberi lsquobebanrsquo juga

Tabel 3916Persentase Rumah Tangga menurut Individu Yang Biasa Mengambil Air

Dalam Rumah Tangga dan Karakteristik Respondendi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Karakteristik

Orang Yang Biasa Mengambil AirDalam Rumah TanggaPerempuan Laki-Laki

Dewasa Anak(lt12

Dewasa Anak(lt12 Th)Tempat Tinggal

Kota 416 39 490 56

Desa 541 80 325 53

Tingkat Pengeluaran per kapita

Kuintil 1 514 83 334 69

Kuintil 2 541 85 320 53

Kuintil 3 514 73 356 56

Kuintil 4 544 67 346 43

Kuintil 5 499 56 404 41

206

Data kualitas fisik air untuk keperluan minum rumah tangga dikumpulkan dengan carawawancara dan pengamatan meliputi kekeruhan bau rasa warna dan busa Kategorikualitas fisik air minum baik bila air tersebut tidak keruh tidak berbau tidak berasa tidakberwarna dan tidak berbusa

Terdapat 843 persen rumah tangga di Provinsi Sumatera Utara mempunyai kualitasfisik air baik Perbedaan dalam hal kualitas air (keruh bau warna rasa busa dan bau)sangat bervariasi diantara kabupatenkota

Tabel 3917Persentase Rumah Tangga menurut Kualitas Fisik Air Minum dan

KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KabupatenKotaKualitas Fisik Air Minum (Utama)

Keruh Berwarna Berasa Berbusa Berbau Baik)

Nias 55 19 19 04 19 922

Mandailing Natal 38 93 10 03 14 892

Tapanuli Selatan 30 13 05 05 11 963

Tapanuli Tengah 03 03 03 00 03 992

Tapanuli Utara 20 11 06 00 03 977

Toba Samosir 21 21 04 04 04 966

Labuhan Batu 190 225 203 10 90 714

Asahan 113 96 59 07 41 823

Simalungun 04 07 08 00 04 985

Dairi 38 52 27 03 03 915

Karo 07 00 02 00 00 991

Deli Serdang 150 156 100 16 69 724

Langkat 134 179 106 36 80 718

Nias Selatan 158 62 120 03 96 791

Humbang Hasundutan 115 105 175 05 85 700

Pakpak Bharat 42 83 21 00 00 875

Samosir 116 81 64 18 23 849

Serdang Bedagai 33 33 67 04 09 888

Kota Sibolga 18 09 09 00 18 973

Kota Tanjung Balai 48 129 48 16 43 855

Kota Pematang Siantar 03 121 00 00 06 875

Kota Tebing Tinggi 50 39 34 06 56 905

Kota Medan 136 127 79 07 28 836

Kota Binjai 98 89 21 09 50 878

Kota PadangSidempuan

47 30 26 21 26 935

Sumatera Utara 93 99 68 09 39 843Catatan Tidak keruh berwarna berasa berbusa dan berbau

207

Daerah perdesaan pengambilan kualitas fisik air minum lebih baik pada dibandingkankualitas air di kota Sedangkan menurut tingkat pengeluaran perkapita perbulan padakuinti 1 dan 2 permasalahan kualitas fisik air tidak terlalu berbeda namun peningkatantingkat ekonomi dari kuintil 3 sampai kuintil 5 permasalahan kualitas fisik air semakinrendah

Tabel 3918Persentase Rumah Tangga menurut Kualitas Fisik Air Minum dan

Karakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Karakteristik Kualitas Fisik Air Minum

Keruh Berwarna Berasa Berbusa Berbau Baik)Tempat Tinggal

Kota 109 108 64 13 39 841

Desa 81 92 71 07 39 844

Tingkat Pengeluaran per kapita

Kuintil 1 103 108 91 15 48 814

Kuintil 2 106 108 71 10 50 823

Kuintil 3 92 100 69 07 42 836

Kuintil 4 98 103 69 07 34 849

Kuintil 5 72 80 47 10 25 879

Catatan Tidak keruh berwarna berasa berbusa dan berbau

208

Data konsumsi air dan jarak ke sumber air berasal dari Riskesdas 2007 sedangkandata jenis sarana air minum berasal dari Kor Susenas 2007 Sarana sumber air yangimproved menurut WHOUnicef adalah sumber air jenis perpipaanledeng sumurborpompa sumur terlindung mata air terlindung dan air hujan selain dari itudikategorikan not improved

Jenis sumber air minum pada umumnya sumur baik terlindung maupun tak terlindungNamun masih ada wilayah yang masih mengandalkan air sungai sebagai sumber airutama seperti di Kabupaten Dairi dan Samosir Secara umum pemenuhan kebutuhanair dalam rumah tangga menurut jenisnya berasal dari sumur terlindung (258) ledengeceran (192) dan Sumur bor Pompa (177) Namun dibeberapa daerah masihdijumpai pemenuhan kebutuhan air yang cukup tinggi dari air sungai dan air hujanseperti Kabupaten Mandailing Natal ( air sungai 194) Labuhan batu (air hujan 126)Dairi (air sungai 228 dan air hujan 130) Pakpak Barat (air sungai 213) danSamosir (air sungai 237)

Tabel 3919Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Sumber Air dan KabupatenKota

di Provinsi Sumatera Utara Susenas 2007

KabupatenKota

Jenis sumber air minum

Air

kem

a-

san

Led

ing

ecera

n

Led

ing

mete

ran

Su

mu

rb

or

Po

mp

a

Su

mu

rte

rlin

du

ng

Su

mu

rtd

kte

rlin

du

ng

Mata

air

terl

ind

un

g

Mata

air

tdte

rlin

du

ng

Air

su

ng

ai

Air

hu

jan

Lain

nya

Nias 06 13 11 47 97 366 68 317 42 34 00Mandailing Natal 07 02 02 17 449 134 77 84 194 29 03Tapanuli Selatan 01 09 01 05 416 188 144 117 116 02 00Tapanuli Tengah 03 229 21 08 96 193 161 263 26 00 00Tapanuli Utara 03 131 09 168 80 66 225 202 26 85 06Toba Samosir 04 121 00 190 143 108 100 190 69 13 61Labuhan Batu 03 11 07 234 335 171 03 02 98 12 11Asahan 09 70 49 303 375 114 01 07 42 28 01Simalungun 13 90 27 425 58 37 187 111 38 08 06Dairi 05 163 08 27 33 22 198 166 228 13 19Karo 05 326 38 177 87 38 168 144 13 02 02Deli Serdang 66 172 16 128 457 96 47 06 11 00 00Langkat 21 37 14 246 366 261 05 11 33 03 03Nias Selatan 03 14 00 07 99 130 151 421 103 72 00Humbahas 00 30 10 121 146 75 191 322 35 65 05Pakpak Bharat 00 43 00 00 21 21 447 213 213 43 00Samosir 06 52 06 64 35 35 81 214 237 46 22Serdang Bedagai 13 01 02 484 275 180 40 01 00 00 04Kota Sibolga 09 786 18 00 27 00 27 116 00 00 18Kota Tg Balai 22 647 207 11 00 16 00 00 76 16 05Kota P Siantar 10 895 06 32 25 03 06 19 00 00 03Kota Tebing Tinggi 00 180 06 618 140 56 00 00 00 00 00Kota Medan 100 545 57 110 158 22 00 00 00 00 08Kota Binjai 18 166 06 136 544 121 03 00 06 00 00Kota P Sidempuan 09 238 26 95 394 147 35 52 04 00 00

Sumatera Utara 32 192 24 177 258 114 63 66 45 22 07

209

Sumber air minum di perkotaan maupun di pedesaan lebih banyak menggunakansumber terlindung Kualitas air yang lebih baik cenderung banyak digunakan di kotadibandingkan di desa dan semakin membaik kualitas air yang digunakan dengansemakin membaik nya kualitas ekonomi

Tabel 39110Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Sumber Air dan Karakteristik

Rumah Tangga di Provinsi Sumatera Utara Susenas 2007

Karakteristik

Jenis sumber air minum

Air

kem

asan

Led

ing

ecera

n

Led

ing

mete

ran

Su

mu

rb

or

Po

mp

a

Su

mu

rte

rlin

du

ng

Su

mu

rtd

kte

rlin

du

ng

Mata

air

terl

ind

un

g

Mata

air

tdte

rlin

du

ng

Air

su

ng

ai

Air

hu

jan

Lain

nya

Tempat tinggal

Kota 60 388 42 158 261 53 18 08 04 02 04

Desa 09 37 09 192 256 162 98 112 77 39 10

Tingkat pengeluaran per kapita

Kuintil-1 13 53 21 120 233 198 93 147 82 27 12

Kuintil-2 23 91 26 172 280 171 73 80 55 23 06

Kuintil-3 22 132 23 196 295 117 64 62 56 27 07

Kuintil-4 30 201 28 199 295 82 61 47 28 23 06

Kuintil-5 62 419 20 183 188 34 35 21 18 14 06

210

Secara umum masyarakat melakukan pengolahan air minum dengan cara dimasakNamun yang perlu jadi perhatian adalah Kota Sibolga yang cara pengolahan airminumnya yaitu cara lainnya cukup tinggi (646) dan Kota Tebing Tinggi (309)apakah cara yang dilakukan sudah cukup memenuhi kriteria pengolahan air minum yangbenar

Tabel 39111Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Tempat Penampungan dan

Pengolahan Air Minum Sebelum DigunakanDiminum dan KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten Kota

Tempat PenampunganPengolahan Air Minum Sebelum

DigunakanWadah

Ter-buka

WadahTer-

tutup

TdkAda

Wadah

LangSung

Diminum

Dimasak

Di-saring

BahanKimia

Lainnya

Nias 363 485 152 21 962 378 06 02Mandailing Natal 332 492 176 41 905 38 05 03Tapanuli Selatan 498 339 163 27 962 17 06 02Tapanuli Tengah 177 503 320 00 995 18 03 00Tapanuli Utara 431 303 266 11 966 23 06 03Toba Samosir 221 660 119 08 975 17 04 00Labuhan Batu 187 472 342 05 975 160 04 04Asahan 131 509 360 17 968 110 03 00Simalungun 85 698 217 00 985 13 03 00Dairi 466 449 85 14 978 14 05 08Karo 150 801 49 07 984 04 04 04Deli Serdang 374 294 332 24 928 135 19 50Langkat 381 330 289 08 981 329 54 85Nias Selatan 154 336 510 17 969 418 10 07Humbahas 175 660 165 05 965 15 05 05Pakpak Bharat 771 188 42 42 915 00 00 00Samosir 308 645 47 06 971 18 06 06Serdang Bedagai 219 351 430 07 976 38 02 01Kota Sibolga 98 509 393 27 885 44 00 646Kota Tanjung Balai 59 903 38 05 973 22 00 00Kota P Siantar 64 359 577 13 971 06 10 03Kota Tebing Tinggi 39 680 281 00 911 117 45 309Kota Medan 79 490 432 51 963 201 29 59Kota Binjai 68 285 647 42 929 134 09 27Kota P Sidempuan 362 353 284 04 983 13 04 13

Sumatera Utara 236 455 309 20 962 128 15 34

211

Menurut daerah pengolahan air minum dengan cara masak ada perbedaan yang tidakterlalu besar antara perkotaan(950) dan perdesaan (971) Perdesaan lebih tinggisedikit dibanding perkotaan kemungkinan karena pemakaian air kemasan yanglangsung minum lebih tinggi diperkotaan (31) dibanding perdesaan (12)

Secara Umum peningkatan tingkat ekonomi tidak terlalu mempengaruhi jenispengolahan air minum dalam rumah tangga namun pada quintil 5 (945) pengolahandengan cara dimasak paling rendah dibanding quintil 1 sampai quintal 4 kemungkinankarena pemakaian air kemasan yang langsung minum lebih tinggi (40)

Tabel 39112Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Tempat Penampungan dan

Pengolahan Air Minum Sebelum DigunakanDiminum dan Klasifikasi Desadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikTempat penampungan

Pengolahan air minumsebelum digunakan

Wadahterbuka

Wadahtertutup

Tdk adawadah

Langsungdiminum

Dima-sak

Di-saring

Bahankimia

Lainnya

Tempat tinggal

Kota 187 437 376 31 950 142 22 63

Desa 274 470 256 12 971 117 10 11

Tingkat pengeluaran per kapita

Kuintil-1 272 456 272 15 970 139 08 18

Kuintil-2 265 456 279 16 966 136 15 27

Kuintil-3 256 450 293 12 964 130 18 25

Kuintil-4 225 442 333 16 967 120 16 34

Kuintil-5 178 472 350 40 945 120 17 59

212

Persentase rumah tangga terhadap akses air bersih di Provinsi Sumatera Utaramencapai 625 persen sisanya 375 masih kurang mendapat akses air bersih

Tabel 39113Persentase Rumah Tangga menurut Akses Terhadap Air Bersih dan

KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraSusenas dan Riskesdas 2007

Kabupaten KotaAir Bersih

Kurang Akses)Nias 979 21

Mandailing Natal 563 437

Tapanuli Selatan 600 400

Tapanuli Tengah 1000 00

Tapanuli Utara 477 523

Toba Samosir 479 521

Labuhan Batu 305 695

Asahan 197 803

Simalungun 430 570

Dairi 497 503

Karo 332 668

Deli Serdang 272 728

Langkat 437 563

Nias Selatan 856 144

Humbang Hasundutan 580 420

Pakpak Bharat 583 417

Samosir 825 175

Serdang Bedagai 247 753

Kota Sibolga 991 09

Kota Tanjung Balai 183 817

Kota Pematang Siantar 401 599

Kota Tebing Tinggi 67 933

Kota Medan 140 860

Kota Binjai 173 827

Kota Padang Sidempuan 232 768

Sumatera Utara 374 626) 20 ltrorghari (Riskesdas 2007) dari sumber terlindung (Susenas 2007) dan sarananya dalam

radius 1 km (Riskesdas 2007)

213

Di desa secara umum lebih sulit dalam mengakses air bersih Akses air bersih di kota779 sedangkan di desa 505 Menurut tingkat pengeluaran perkapita rumah tanggaperbulan semakin baik tingkat ekonomi semakin baik dalam mengakses air bersih

Tabel 39114Persentase Rumah Tangga menurut Akses Terhadap Air Bersih dan

Karakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraSusenas dan Riskesdas 2007

Karakteristik Air bersihKurang Akses)

Tempat tinggalKota 221 779Desa 495 505

Tingkat pengeluaran per kapitaKuintil-1 574 426Kuintil-2 470 530Kuintil-3 377 623Kuintil-4 301 699Kuintil-5 221 779

Sumatera Utara 374 626

) 20 ltrorghari (Riskesdas 2007) dari sumber terlindung (Susenas 2007) dan sarananyadalam radius 1 km (Riskesdas 2007)

214

392 Fasilitas Buang Air Besar

Data fasilitas buang air besar meliputi jenis penggunaan fasilitas buang air besar danjenis fasilitas buang air besar Data ini diambil dari data rumah tangga Kor Susenas2007

Menurut kabupatenkotamasih terdapat beberapa kabupaten yang mempunyai masalahdengan tidak menggunakannya jamban sebagai sarana BAB karena Persentasenyamasih di atas 50 persen Kabupaten tersebut antara lain Nias (608) Samosir (538)Nias Selatan (536) Tapanuli Tengah (526)

Tabel 3921Persentase Rumah Tangga menurut Penggunaan Fasilitas Buang Air Besar

dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraSusenas 2007

Kabupaten KotaJenis Penggunaan

Sendiri Bersama Umum Tdk Pakai

Nias 291 59 42 608

Mandailing Natal 279 24 225 472

Tapanuli Selatan 228 46 260 466

Tapanuli Tengah 396 36 42 526

Tapanuli Utara 526 51 20 403

Toba Samosir 537 61 35 367

Labuhan Batu 826 78 21 75

Asahan 827 85 14 74

Simalungun 662 43 30 265

Dairi 585 08 36 372

Karo 646 75 106 173

Deli Serdang 821 104 12 62

Langkat 830 79 09 82

Nias Selatan 395 55 14 536

Humbang Hasundutan 583 10 40 367

Pakpak Bharat 438 63 63 438

Samosir 444 12 06 538

Serdang Bedagai 836 73 05 86

Kota Sibolga 920 44 18 18

Kota Tanjung Balai 780 91 16 113

Kota Pematang Siantar 936 26 00 38

Kota Tebing Tinggi 837 124 11 28

Kota Medan 923 68 06 03

Kota Binjai 872 107 09 12

Kota Padang Sidempuan 616 47 129 207

Sumatera Utara 718 68 40 174

Menurut daerah diperdesaan permasalahan tidak menggunakan jamban jauh lebihtinggi sebesar 288 dibanding perkotaan sebesar 30 sebaliknya yang menggunakanjamban sendiri banyak di kota Begitu pula menurut tingkat pengeluaran perkapitamempunyai pola semakin tinggi tingkat ekonomi semakin banyak yang menggunakanjamban milik sendiri

215

Tabel 3922Persentase Rumah Tangga menurut Penggunaan Fasilitas Buang Air Besar

dan Karakteristik Rumah Tanggadi Provinsi Sumatera Utara Susenas 2007

Karakteristik Jenis penggunaanSendiri Bersama Umum Tdk pakai

Tempat tinggalKota 886 71 13 30Desa 585 66 62 288

Tingkat pengeluaran per kapitaKuintil-1 499 61 67 373Kuintil-2 629 79 56 236Kuintil-3 709 79 41 171Kuintil-4 794 65 32 109Kuintil-5 880 57 14 48

Menurut jenis tempat buang air besar ada sebanyak 66 persen dalam melakukan buangair besar dengan menggunakan jamban dengan lahir angsa berikutnya 199menggunakan cemplungcubluk dan sisanya plengsengan dan tidak memakai jambanKabupaten Nias Selatan dan Humbang Hasundutan merupakan dua kabupaten denganPersentase tertinggi penduduk yang tidak menggunakan jamban

Tabel 3923Persentase Rumah Tangga menurut Tempat Buang Air Besar dan

KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Susenas 2007

KabupatenJenis Tempat Buang Air Besar

LeherAngsa

Pleng-Sengan

CemplungCubluk

TidakPakai

Nias 505 113 129 253Mandailing Natal 313 137 300 251Tapanuli Selatan 283 103 153 461Tapanuli Tengah 648 115 104 132Tapanuli Utara 739 85 95 81Toba Samosir 662 172 138 28Labuhan Batu 500 100 368 32Asahan 494 81 384 40Simalungun 523 104 347 26Dairi 745 22 173 61Karo 837 46 62 55Deli Serdang 782 58 148 13Langkat 456 144 376 24Nias Selatan 199 169 346 287Humbang Hasundutan 732 94 110 63Pakpak Bharat 704 37 222 37Samosir 713 225 38 25Serdang Bedagai 557 107 329 08Kota Sibolga 473 400 109 18Kota Tanjung Balai 657 157 169 18Kota Pematang Siantar 943 23 27 07Kota Tebing Tinggi 607 324 58 12Kota Medan 932 27 36 05Kota Binjai 678 262 51 09Kota Padang Sidempuan 616 184 151 49

Sumatera Utara 660 92 199 48

216

Dilihat dari jenis sarana pembuangan kotoran persentase rumahtangga yangmenggunakan jamban leher angsa yang paling kecil terdapat pada perdesaan yaitu(491) dibanding perkotaan (818) Persentase tidak pakai juga lebih besar diperdesaan yaitu (88)

Secara Umum peningkatan tingkat ekonomi sangat mempengaruhi jenis penggunaanfasilitas buang air besar semakin tinggi tingkat ekonomi semakin baik penggunaanfasilitas buang air besar namun masih dijumpai juga pada quintil 5 yang tidak memakaifasilitas buang air besar sebesar (48)

Tabel 3924Persentase Rumah Tangga menurut Tempat Buang Air Besar dan

Karakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera Utara Susenas 2007

KarakteristikJenis tempat buang air besar

Leherangsa

Pleng-sengan

Cemplungcubluk

Tidak pakai

Tempat tinggal

Kota 818 75 95 11

Desa 491 110 311 88

Tingkat pengeluaran per kapita

Kuintil-1 357 120 395 127

Kuintil-2 507 106 318 68

Kuintil-3 624 107 219 50

Kuintil-4 737 86 147 30

Kuintil-5 864 64 59 13

217

Menurut Joint Monitoring Program WHOUnicef akses sanitasi disebut lsquobaikrsquo bila rumahtangga menggunakan sarana pembuangan kotoran sendiri dengan jenis sarana jambanleher angsa

Di Provinsi Sumatera Utara Persentase akses terhadap sanitasi hampir tidak adaperbedaan (50) tetapisangat bervariasi menurut kabupatenkota

Tabel 3925Persentase Rumah Tangga menurut Akses Sanitasi dan KabupatenKota di

Provinsi Sumatera UtaraSusenas dan Riskesdas 2007

Kabupaten Kota SanitasiKurang Akses)

Nias 852 148

Mandailing Natal 855 145

Tapanuli Selatan 865 135

Tapanuli Tengah 713 287

Tapanuli Utara 608 392

Toba Samosir 638 362

Labuhan Batu 565 435

Asahan 580 420

Simalungun 636 364

Dairi 541 459

Karo 403 597

Deli Serdang 332 668

Langkat 612 388

Nias Selatan 932 68

Humbang Hasundutan 558 442

Pakpak Bharat 708 292

Samosir 680 320

Serdang Bedagai 523 477

Kota Sibolga 549 451

Kota Tanjung Balai 468 532

Kota Pematang Siantar 112 888

Kota Tebing Tinggi 475 525

Kota Medan 142 858

Kota Binjai 390 610

Kota Padang Sidempuan 543 457

Sumatera Utara 499 501) menggunakan jamban sendiri jenis latrin (Susenas 2007)

218

Di desa secara umum lebih sulit dalam mengakses sanitasi Akses sanitasi di kota736 di desa 316 Menurut tingkat pengeluaran perkapita rumah tangga perbulansemakin baik tingkat ekonomi semakin baik dalam mengakses sanitasi

Tabel 3926Persentase Rumah Tangga menurut Akses Terhadap Sanitasi dan

Karakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraSusenas dan Riskesdas 2007

Karakteristik Sanitasi

Kurang Akses)Tempat tinggal

Kota 264 736Desa 684 316

Tingkat pengeluaran per kapitaKuintil-1 807 193Kuintil-2 651 349Kuintil-3 532 468Kuintil-4 392 608Kuintil-5 224 776

) menggunakan jamban sendiri jenis latrin (Susenas 2007)

219

Sudah separuh lebih penduduk di Provinsi Sumatera Utara yang menggunakanpembuangan akhir tinja dilengkapi dengan tangki septik (539) Persentase yangbanyak juga pada penduduk yang menggunakan lubang sebagai tempat pembuanganakhir tinja (205) sisanya masih menggunakan sarana sungai sawah pantai sebagaisarana pembuangan akhir tinja Kabupaten Mandailing Natal dan Tapanuli Selatanmerupakan dua kabupaten yang Persentase buang akhir tinja ke sungailaut lebih dari60 persen

Tabel 3927Persentase Rumah Tangga menurut Tempat Pembuangan Akhir Tinja dan

KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Susenas 2007

Kabupaten KotaTempat Pembuangan Akhir Tinja

TangkiSPAL

KolamSawah

SungaiLaut

LobangTanah

Pantai Tanah

Lainnya

Nias 141 04 217 249 251 137

Mandailing Natal 84 22 698 164 12 19

Tapanuli Selatan 137 43 602 90 46 82

Tapanuli Tengah 268 08 419 94 174 36

Tapanuli Utara 378 17 88 153 247 116

Toba Samosir 443 04 130 174 239 09

Labuhan Batu 448 04 104 377 43 25

Asahan 473 02 57 388 06 75

Simalungun 365 06 138 337 13 140

Dairi 415 03 107 167 227 82

Karo 671 05 67 78 51 127

Deli Serdang 742 18 62 156 08 13

Langkat 434 17 76 431 26 16

Nias Selatan 65 17 225 177 352 164

Humbang Hasundutan 355 20 85 160 365 15

Pakpak Bharat 167 21 396 396 21

Samosir 395 06 99 93 343 64

Serdang Bedagai 474 06 71 412 12 26

Kota Sibolga 500 09 259 45 45 143

Kota Tanjung Balai 706 00 171 96 11 16

Kota P Siantar 914 03 29 38 03 13

Kota Tebing Tinggi 804 28 56 95 06 11

Kota Medan 934 16 28 16 01 05

Kota Binjai 816 06 21 145 06 06

Kota P Sidempuan 289 52 375 125 00 159

Sumatera Utara 539 13 141 205 55 48

Tempat pembuangan akhir tinja menurut tempat tinggal responden menunjukkan bahwayang tinggal di kota lebih banyak yang menggunakan tangki SPAL dan semakin tinggitingkat pengeluaran perkapita semakin banyak yang menggunakan tangki SPAL

220

Tabel 3928Persentase Rumah Tangga menurut Tempat Pembuangan Akhir Tinja dan

Karakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraSusenas 2007

KarakteristikTempat pembuangan akhir tinja

TangkiSPAL

Kolamsawah

Sungailaut

Lobangtanah

Pantai tanah

Lainnya

Tempat tinggalKota 801 11 55 107 06 20Desa 332 15 209 282 93 69

Tingkat pengeluaran per kapitaKuintil-1 218 13 233 300 151 86Kuintil-2 379 17 196 292 66 51Kuintil-3 515 17 155 226 44 43Kuintil-4 645 15 103 168 26 44Kuintil-5 819 06 54 81 15 26

393 Sarana Pembuangan Air Limbah

Data penggunaan saluran pembuangan air limbah (SPAL) rumah tangga didapatkandengan cara wawancara dan pengamatan

Tabel 3931 menunjukkan Persentase rumah tangga yang menggunakan saluranpembuangan air limbah menurut jenisnya Sebanyak 53 persen di Provinsi SumateraUtara yang menggunakan jenis saluran air limbah terbuka tertinggi di KabupatenLangkat (856) Sedangkan yang tidak menggunakan saluran air Kabupaten HumbangHasundutan dan Samosir (lebih dari 60)

Tabel 3931Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Saluran Pembuangan Air Limbah

dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Kabupaten Kota Saluran Pembuangan Air LimbahTerbuka Tertutup Tdk Ada

Nias 335 99 565Mandailing Natal 325 263 411Tapanuli Selatan 443 121 437Tapanuli Tengah 540 193 266Tapanuli Utara 415 156 429Toba Samosir 297 271 432Labuhan Batu 653 50 297Asahan 723 82 195Simalungun 723 76 201Dairi 407 96 497Karo 235 451 314Deli Serdang 543 269 188Langkat 856 124 19Nias Selatan 623 120 257Humbang Hasundutan 392 236 372Pakpak Bharat 271 104 625Samosir 310 88 602Serdang Bedagai 821 101 78Kota Sibolga 420 491 89Kota Tanjung Balai 522 113 366Kota Pematang Siantar 439 542 19Kota Tebing Tinggi 489 433 79Kota Medan 338 645 17Kota Binjai 366 625 09Kota Padang Sidempuan 275 579 146Sumatera Utara 530 266 205

221

Di desa banyak yang tidak menggunakan saluran pembuangan air limbah (305)sedangkan di kota lebih banyak yang menggunakan saluran pembuangan air limbahyang tertutup Menurut tingkat pengeluaran perkapita rumah tangga per bulanpenggunaan saluran pembuangan air limbah tertutup semakin meningkat seiringmeningkatnya ekonomi untuk yang tidak menggunakan salran hal ini sebaliknya

Tabel 3932Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Saluran Pembuangan Air Limbah

Dan Klasifikasi Desa di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007Karakteristik Saluran pembuangan air limbah

Terbuka Tertutup Tdk adaTempat tinggal

Kota 481 440 79Desa 567 128 305

Tingkat pengeluaran per kapitaKuintil-1 543 118 340Kuintil-2 579 173 248Kuintil-3 557 235 208Kuintil-4 543 283 175Kuintil-5 440 460 100

394 Pembuangan Sampah

Data pembuangan sampah meliputi ketersediaan tempat penampungan pembuangansampah di dalam dan di luar rumah

Pada umumnya rumah tangga tidak mempunyai sarana penampungan sampah di dalamrumah (838) walaupun ada hanya 112 yang terbuka Sedangkan yang mempunyaipenampungan sampah yang di luar rumah pada umumnya terbuka (495) dan hanya82 persen yang tertutup

Tabel 3941Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Penampungan Sampah di Dalam

dan Luar Rumah dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007

Kabupaten KotaPenampungan Sampah Dalam

RumahPenampungan Sampah Di Luar

RumahTertutup Terbuka Tidak ada Tertutup Terbuka Tidak ada

Nias 93 11 896 207 53 741Mandailing Natal 14 46 940 14 138 848Tapanuli Selatan 10 27 963 28 203 769Tapanuli Tengah 47 05 948 203 174 622Tapanuli Utara 17 142 841 23 225 752Toba Samosir 93 148 758 26 421 553Labuhan Batu 04 192 804 19 757 224Asahan 18 106 876 16 430 555Simalungun 44 165 791 25 685 290Dairi 16 240 743 14 257 730Karo 87 182 730 131 290 578Deli Serdang 39 46 915 65 492 443Langkat 50 202 748 58 789 153Nias Selatan 130 34 836 07 277 716Humbang Hasundutan 10 70 920 45 296 658Pakpak Bharat 21 63 917 21 125 854Samosir 18 111 871 12 203 785Serdang Bedagai 07 34 959 33 714 253Kota Sibolga 71 27 903 372 230 398Kota Tanjung Balai 54 146 800 91 371 538Kota Pematang Siantar 359 333 308 86 546 367Kota Tebing Tinggi 240 201 559 39 654 307Kota Medan 62 73 866 222 535 243Kota Binjai 95 160 745 59 792 148Kota Padang Sidempuan 26 352 622 13 361 627Sumatera Utara 50 112 838 82 495 423

222

Secara Umum peningkatan tingkat ekonomi mempengaruhi jenis penampungan sampahdi dalam atau diluar rumah Semakin tinggi tingkat ekonomi semakin baik jenispenampungan sampah didalam dan diluar rumah yaitu jumlah yang menggunakanpenampungan sampah tertutup semakin banyak

Tabel 3942Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Penampungan Sampah di Dalam

dan Luar Rumah dan Karakteristik Rumah Tanggadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikPenampungan sampah

dalam rumahPenampungan sampah

di luar rumahTertutup Terbuka Tidak ada Tertutup Terbuka Tidak ada

Tempat tinggalKota 81 126 793 132 558 310Desa 25 100 874 42 446 512

Tingkat pengeluaran per kapitaKuintil-1 33 91 877 47 396 557Kuintil-2 32 118 850 50 486 464Kuintil-3 36 104 860 59 507 435Kuintil-4 53 114 833 67 533 401Kuintil-5 86 126 788 170 528 302

223

395 Perumahan

Data perumahan yang dikumpulkan dan menjadi bagian dari persyaratan rumah sehatadalah jenis lantai rumah kepadatan hunian dan keberadaan hewan ternak dalamrumah Data jenis lantai luas lantai rumah dan jumlah anggota rumah tangga diambildari Kor Susenas 2007 sedangkan data pemeliharaan ternak diambil dari Riskesdas2007 Kepadatan hunian diperoleh dengan cara membagi jumlah anggota rumah tanggadengan luas lantai rumah dalam meter persegi Hasil perhitungan dikategorikan sesuaikriteria Permenkes tentang rumah sehat yaitu memenuhi syarat bila ge8m2kapita (tidakpadat) dan tidak memenuhi syarat bila lt8m2kapita (padat)

Rumah tempat tinggal di Kabupaten Nias banyak yang jenis lantainya tanah (16)dengan tingkat kepadatan hunian lt 8 m2 kapita sebesar 538 sementara Nias SelatanJenis lantai (192) dan Langkat (114)

Tabel 3951Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Lantai Rumah dan KepadatanHunian dan Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Susenas 2007

Kabupaten Kota Jenis Lantai Kepadatan HunianBukan Tanah gt= 8 M2 lt 8 M2

Nias 840 160 462 538Mandailing Natal 940 60 623 377Tapanuli Selatan 949 51 711 289Tapanuli Tengah 963 37 580 420Tapanuli Utara 974 26 739 261Toba Samosir 970 30 813 187Labuhan Batu 927 73 759 241Asahan 952 48 833 167Simalungun 934 66 845 155Dairi 934 66 760 240Karo 964 36 790 210Deli Serdang 963 37 908 92Langkat 886 114 873 127Nias Selatan 808 192 613 387Humbang Hasundutan 980 20 740 260Pakpak Bharat 958 42 625 375Samosir 936 64 784 216Serdang Bedagai 962 38 856 144Kota Sibolga 973 27 690 310Kota Tanjung Balai 984 16 699 301Kota Pematang Siantar 971 29 846 154Kota Tebing Tinggi 972 28 899 101Kota Medan 976 24 883 117Kota Binjai 979 21 881 119Kota Padang Sidempuan 936 64 712 288

Sumatera Utara 945 55 807 193

224

Dilihat dari daerah perdesaan masih tetap memberi gambaran yang rendah dimanajenis lantai tanah yang tinggi (77) dan kepadatan huian lt 8 m2kapita sebesar(236) Peningkatan tingkat ekonomi mempengaruhi jenis lantai rumah dan kepadatanhunian Pada quintil 1 dapat kita lihat tingginya persentase jenis lantai rumah dari tanah(115) dan Kepadatan hunian lt 8 m2kapita (482)

Tabel 3952Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Lantai Rumah

dan Kepadatan Hunian Dan Klasifikasi Desa Susenas 2007

Karakteristik Jenis lantai Kepadatan hunian

Bukan tanah Tanah gt=8 m2 kapita lt 8 m2 kapitaTempat tinggal

Kota 973 27 862 138Desa 923 77 764 236

Tingkat pengeluaran per kapitaKuintil-1 885 115 518 482Kuintil-2 936 64 716 284Kuintil-3 947 53 828 172Kuintil-4 965 35 914 86Kuintil-5 974 26 965 35

Dalam hal pemeliharaan ternak data dikumpulkan dengan menanyakan kepada seluruhkepala rumah tangga apakah memelihara binatang jenis unggas ternak sedang(kambing domba babi dll) ternak besar (sapi kuda kerbau dll) atau binatangpeliharaan seperti anjing kucing dan kelinci Bila di rumah tangga memelihara ternakkemudian ditanyakan dan diamati apakah dipelihara di dalam rumah

Masyarakat yang memelihara unggas cukup tinggi dibanding jenis ternak lain sebesar(326) Pada beberapa kabupaten pemeliharaan unggas tersebut cukup tinggi sepertiNias (730) Humbang Hasundutan (320) Samosir (322) dan Tapanuli Utara(332) (tabel 3953)

Dilihat dari daerah masyarakat perdesaan jauh lebih tinggi dibanding perkotaan untukpemeliharaan semua jenis ternak hewan peliharaan Untuk jenis ternak unggasperdesaan (398) dan perkotaan (172)Dilihat dari tingkat ekonomi semakin tinggitingkat ekonominya semakin berkurang persentase pemeliharaan ternak hewan (tabel3184)

225

Tabel 3953Persentase Rumah Tangga menurut Tempat Pemeliharaan TernakHewan Peliharaan

dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

Kabupaten KotaTernak Unggas

Ternak Sedang(kambingdombababi dll)

Ternak Besar(sapikerbaukuda dll)

Anjingkucingkelinci

Dalamrumah

Luarrumah

Tidakpelihara

Dalamrumah

Luarrumah

Tidakpelihara

Dalamrumah

Luarrumah

Tidakpelihara

Dalamrumah

Luarrumah

Tidakpelihara

Nias 17 713 270 57 592 351 00 02 998 451 116 432Mandailing Natal 64 324 613 07 28 966 00 07 993 28 19 954Tapanuli Selatan 44 283 673 00 43 957 00 41 959 29 09 962Tapanuli Tengah 08 305 687 00 204 796 00 05 995 42 31 927Tapanuli Utara 17 651 332 45 344 611 03 26 972 57 324 619Toba Samosir 21 523 455 17 225 758 17 81 903 212 182 606Labuhan Batu 41 255 704 02 94 905 00 35 965 94 41 865Asahan 34 325 641 09 72 919 00 47 953 77 49 874Simalungun 13 338 649 00 112 888 02 111 888 38 70 892Dairi 14 489 497 08 320 672 03 27 970 227 194 579Karo 22 159 819 00 84 916 02 36 962 26 142 832Deli Serdang 12 236 753 00 42 958 04 28 968 71 28 902Langkat 77 463 460 03 66 931 35 54 911 85 79 836Nias Selatan 14 599 387 10 757 233 00 03 997 134 137 729Humbahas 65 615 320 10 370 620 00 40 960 135 190 675Pakpak Bharat 42 479 479 00 333 667 00 146 854 42 42 917Samosir 12 667 322 06 471 523 06 238 756 157 424 419Serdang Bedagai 09 269 722 33 77 890 04 27 969 93 33 874Kota Sibolga 09 27 965 00 00 1000 00 00 1000 27 09 965Kota Tanjung Balai 27 151 822 27 973 00 00 1000 124 32 844Kota P Siantar 22 205 772 03 42 955 00 03 997 54 58 888Kota Tebing Tinggi 11 197 792 00 56 944 00 06 994 78 50 872Kota Medan 22 111 867 01 12 986 00 02 998 54 41 905Kota Binjai 27 148 825 00 03 997 00 09 991 62 27 911Kota P Sidempuan 34 176 790 00 00 1000 00 00 1000 69 21 910

Sumatera Utara 28 298 674 06 108 885 04 33 962 83 66 851

226

Tabel 3954Persentase Rumah Tangga menurut Tempat Pemeliharaan TernakHewan Peliharaan dan Karakteristik Rumah Tangga

di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007

KarakteristikTernak Unggas

Ternak Sedang(kambingdombababi

dll)

Ternak Besar(sapikerbaukuda dll)

Anjingkucingkelinci

Dalamrumah

Luarrumah

Tidakpelihara

Dalamrumah

Luarrumah

Tidakpelihara

Dalamrumah

Luarrumah

Tidakpelihara

Dalamrumah

Luarrumah

Tidakpelihara

Tempat tinggal

Kota 21 172 807 02 33 965 00 10 990 59 38 903

Desa 34 398 568 10 168 822 07 52 940 102 88 810

Tingkat pengeluaran per kapita

Kuintil-1 34 428 539 10 223 767 03 49 947 116 97 787

Kuintil-2 35 349 616 11 121 868 07 39 954 87 69 844

Kuintil-3 28 307 665 06 104 890 04 36 960 79 53 869

Kuintil-4 26 266 708 04 77 919 03 34 963 74 63 863

Kuintil-5 23 186 791 04 51 946 04 15 981 69 57 874

Sumatera Utara 28 298 674 07 108 885 04 33 962 83 66 851

227

BAB 4 RINGKASAN HASIL

Riskesdas 2007 merupakan survei dengan skala besar dalam lingkup jangkauan wilayahdan sampel Riset ini meliputi seluruh provinsi di Indonesia dengan 280000 sampelrumah tangga Di Provinsi Sumatera Utara semua kabupatenkota ikut terlibat dalampelaksanaan riset ini dan sebagai sampel ada sebanyak 1664 rumah tangga yangterambil

Dalam pelaksanaan mulai perencanaan dan pengumpulan data di lapangan instansidinas kesehatan kabupatenkota se Sumatera Utara terlibat sebagai koordinator diwilayahnya dengan menyertakan pihak BPS Poltekes Medan Rumah Sakit danLaboratorium Daerah sebagai mitra kerja

Mulai pelaksanaan pengumpulan data di masing-masing kabupatenkota dalam waktuyang hampir bersamaanoleh surveyor yang terlatih Walaupun berbagai kendala dantantangan dalam pelaksanaan pengumpulan data yang besar namun secarakeseluruhan di Provinsi Sumatera Utara telah berhasil dengan baik Jika dibandingkandengan rata-rata nasional respon rate pelaksanaan pengumpulan data di SumateraUtara berada di atas rata-rata

Penyelesaian pengumpulan data yang tidak serempak di masing-masing kabupatenkotamenjadikan kendala dalam penulisan laporan akhir Juga dari data yang telah terkumpulmasih terdapat catatan-catatan yang yang harus ditelusuri sehingga memudahkandalam analisis Data yang tidak memungkinkan untuk ditelusuri kembali tidak disertakandalam analisis sehingga menurunkan jumlah Namun demikian penurunan tersebutmasih dalam batas yang ditoleransi

Hasil yang laporkan dalam buku ini merupakan kerja keras dari berbagai pihak yangterlibat dan sebagai sumbangan kepada pemerhati di bidang kesehatan khususnya diSumatera Utara dalam rangka memperbaiki kualitas dan derajat kesehatan masyarakatHasil Riskesdas ini dapat diamati dari beberapa temuan variabel utama seperti statusgizi kesehatan ibu dan anak penyakit menular dan tidak menular pengetahuan danperilaku mata gigi cedera akses ke pelayanan kesehatan dan lingkungan

Belum keseluruhan data yang dihasilkan dapat dianalisis dan dilaporkan ini dalam bukuini Untuk dukungan informasi bagi pengguna hasil ini masih memungkinkan untukdinalisis lebih lanjut untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap Data Riskesdas2007 dapat pula dijadikan bahan kajian bagi mahasiswa untuk kebutuhan studinya

Ke depan masih banyak yang dapat diperbaiki dan dilakukan penelitian lanjut denganmengutamakan data Riskesdas 2007 sebagai data dasar penelitian

228

DAFTAR PUSTAKA

1 ------------------ Faktor Resiko Terjadinya Hipertensi httpwwwklinikpriacomdatatopik hipertensihtm 2005

2 ------------------- Hipertensi httpwwwmedicastorecompenyakithipertenhtm9202002

3 Abas B Jahari Sandjaja Herman Sudiman Soekirman Idrus Jusat Fasli Jalal DiniLatief Atmarita Status gizi balita di Indonesia sebelum dan selama krisis (Analisisdata antropometri Susenas 1989 - 1999) Prosiding Widyakarya Nasional Pangandan Gizi VII Jakarta 29 Februari - 2 Maret 2000

4 AMA (American Medical Association) 2001 Depression Linked With Increased Riskof Heart Failure Among Elderly With HypertensionhttpwwwmedemcomMedLBarticle_ID=ZZZUKQQ9EPCampsub_cat=73 8242002

5 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RILaporan SKRT 2001 Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular Studi Morbiditas danDisabilitas Tahun 2002

6 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RILaporan SKRT 2001 Studi Morbiditas dan Disabilitas Tahun 2002

7 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RILaporan SKRT 2001 Studi Kesehatan Ibu dan Anak

8 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RILaporan SKRT 2001 Studi Tindak Lanjut Ibu Hamil

9 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RILaporan Data Susenas 2001 Status Kesehatan Pelayanan Kesehatan PerilakuHidup Sehat dan Kesehatan Lingkungan Tahun 2002

10 Badan Pusat Statistik Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional DepartemenKesehatan Survei Demografi dan Kesehatan 2002-2003 ORC Macro 2002-2003

11 Balitbangkes Depkes RI Operational Study an Integrated Community-BasedIntervention Program on Common Risk Factors of Major Non-communicableDiseases in Depok Indonesia 2006

12 Basuki B amp Setianto B Age Body Posture Daily Working Load PastAntihypertensive drugs and Risk of Hypertension A Rural Indonesia Study 2000

13 Bedirhan Ustun The International Classification Of Functioning Disability And Healthndash A Common Framework For Describing Health States p344-348 2000

14 Bonita R et al Surveillance of risk factors for non-communicable diseases The WHOSTEP wise approach SummaryGeneva World Health Organization 2001

15 Bonita R de Courten M Dwyer T et al 2001 The WHO Stepwise Approach toSurveillance (STEPS) of NCD Risk Faktors Geneva World Health Organization

16 Bonita R de Courten M Dwyer T Jamrozik K Winkelmann R SurveillanceNoncommunicable Diseases and Mental Health The WHO STEPwise Approach toSurveillance (STEPS) of NCD Risk Factors Geneva World Health Organization2002

229

17 Brotoprawiro S dkk Prevalensi Hipertensi pada Karyawan Salah Satu BUMN yangmenjalani pemeriksaan kesehatan 1999 Kelompok Kerja Serebro Vaskular FKUNPADRSHS ldquo Disampaikan pada seminar hipertensi PERKI 2002

18 CDC Growth Charts for the United State Methods and Development Vital andHealth Statistics Department of Health and Human Services Series 11 Number246 May 2002

19 CDC State ndash Specific Trend in Self Report 3d Blood Pressure Screening and HighBlood Pressure ndash United States 1991 ndash 1999 2002 MMWR 51 (21) 456

20 CDC State-Specific Mortality from Stroke and Distribution of Place of Death UnitedStates 2002 MMWR 51 (20) 429

21 Darmojo B Mengamati Penelitian Epidemiologi Hipertensi di IndonesiaDisampaikan pada seminar hypertensi PERKI 2000

22 Departemen Kesehatan RI 1999 Rencana Pembangunan Kesehatan MenujuIndonesia Sehat 2010 Jakarta Depkes RI

23 Departemen Kesehatan RI 2003 Pemantauan Pertumbuhan Balita DirektoratJenderal Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Gizi Masyarakat Depkes RI

24 Departemen Kesehatan RI 2003 Indikator Indonesia Sehat 2010 dan PedomanPenetapan Indikator Provinsi Sehat dan KabupatenKota Sehat JakartaDepartemen Kesehatan

25 Departemen Kesehatan RI Panduan Pengembangan Sistem Surveilans PerilakuBerisiko Terpadu Tahun 2002

26 Departemen Kesehatan RI Pusat Promosi Kesehatan Panduan Manajemen PHBSMenuju KabupatenKota Sehat Tahun 2002

27 Departemen Kesehatan RI SKRT 1995 Badan Penelitian dan PengembanganKesehatan Departemen Kesehatan RI 1997

28 Departemen Kesehatan Direktorat Epim-Kesma Program Imunisasi di IndonesiaBagian I Jakarta Depkes 2003

29 Departemen Kesehatan Survey Kesehatan Nasional LaporanDepkes RI Jakarta2001

30 Departemen Kesehatan Survey Kesehatan Nasional LaporanDepkes RI Jakarta2004

31 Djaja S et al Statistik Penyakit Penyebab Kematian SKRT 1995

32 George Alberty Non Communicable Disease Tomorrowrsquos pandemic Bulletin WHO2001 7910 907

33 Hartono IG Psychiatric morbidity among patients attending the Bangetayucommunity health centre in Indonesia 1995

34 Hashimoto K Ikewaki K Yagi H Nagasawa H Imamoto S Shibata T Mochizuki SGlucose Intolerance is Common in Japanese Patients With AcuteCoronarySyndrome Who Were Not Previously Diagnosed With Diabetes DiabetesCare 28 1182 -1186 2005

35 International Classification Of Functioning Disability And Health (ICF)World HealthOrganization Geneva 2001

36 Jadoon Mohammad Z Dineen B Bourne RRA Shah SP Khan Mohammad AJohnson GJ et al Prevalence of Blindness and Visual Impairment in Pakistan ThePakistan National Blindness and Visual Impairment Survey InvestigativeOphthalmology and Visual Science 2006474749-55

230

37 Janet AS Diet Obesitas dan hipertensi httpwwwsuryacoid 3107200210aphtml 2002

38 Kaplan NM Clinical Hipertension 8th Ed Lippincott Williams amp Wilkins 2002

39 Kaplan NM Primary Hypertention Phatogenesis In Clinical Hypertention 7th EdBaltimore Williams and Wilkins Inc 1998 41-132

40 Kristanti CM Dwi Hapsari Pradono J dan Soemantri S 2002 Status KesehatanMulut dan Gigi di Indonesia Analisis Data Survei Kesehatan Rumah Tangga

41 Kristanti CM Suhardi dan Soemantri S 1997 Status Kesehatan Mulut dan Gigi diIndonesia Seri Survei Kesehatan Rumah Tangga

42 Leonard G Gomella Steven A Haist Clinicians Pocket Reference Mc GrawhillMedical Publishing division International edition NY 2004

43 Mansjoer A dkk Hipertensi di Indonesia Kapita Selekta Kedokteran 1999 518 ndash521

44 Muchtar amp Fenida Faktor-faktor yang berhubungan Dengan Hipertensi TidakTerkendali Pada Penderita Hipertensi Ringan dan Sedang yang berobat di poli GinjalHipertensi 1998

45 Obesity and Diabetes in the Developing World mdash A Growing Challenge

46 Parvez Hossain MD Bisher Kawar MD and Meguid El Nahas MD PhD TheNew England Journal of Medicine Vol 356 213 ndash 215 Jan 18 2007

47 Perkeni Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 diIndonesia 2006 Jakarta Perkeni 2006

48 Perkeni Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 diIndonesia 2006 Jakarta Perkeni 2006

49 Petunjuk Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal Jakarta Direktorat Jenderal BinaKesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan RI 2004

50 Policy Paper for Directorate General of Public Health June 2002

51 Rencana Strategis Departemen Kesehatan 2005-2009 Jakarta DepartemenKesehatan RI 2005

52 Report of WHO Definition and Diagnosis of Diabetes Mellitus and IntermediateHyperglycaemia Geneva WHO 2006 pp 9- 43

53 Report of WHO Definition and Diagnosis of Diabetes Mellitus and IntermediateHyperglycaemia Geneva WHO 2006 pp 9- 43

54 Resolution WHA561WHO Framework Convention on Tobacco Control In Fifty-sixth World Health Assembly 19-28 May 2003Geneva World Health Organization2003

55 Resolution WHA5717Global Strategy on dietphysical activity and health InFifty-seventh World Health Assembly 17-12 May 2004Geneva World HealthOrganization 2004

56 Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 Pedoman Pewawancara PetugasPengumpul Data Jakarta Badan Litbangkes Depkes RI 2007

57 Rose Menrsquos How To Keep Your Blood Pressure Under Control News HealthRecource 1999

58 SSoemantri Sarimawar Djaja Trend Pola Penyakit Penyebab Kematian DiIndonesia Survei Kesehatan Rumah Tangga 1992 1995 2001

231

59 Sandjaja Titiek Setyowati Sudikno Cakupan penimbangan balita di IndonesiaMakalah disajikan pada Simposium Nasional Litbang KesehatanJakarta 7-8Desember 2005

60 Sandjaja Titiek Setyowati Sudikno Cakupan viramin A untuk bayi dan balita diIndonesia Prosiding temu Ilmiah dan Kongres XIII Persagi Denpasar 20-22November 2005

61 Sarimawar Djaja dan S Soemantri Perjalanan Transisi Epidemiologi di Indonesiadan Implikasi Penanganannya Studi Mortalitas Survei Kesehatan Rumah Tangga2001 Bulletin of Health Studies Volume 31 Nomor 3 ndash 2003 ISSN 0125 ndash 9695ISN = 724

62 Sarimawar Djaja Joko Irianto Lisa Mulyono Pola Penyakit Penyebab Kematian DiIndonesia SKRT 2001 The Journal of the Indonesian Medical Association Volume53 No 8 ISSN 0377-1121

63 Saw S-M Husain R Gazzard GM Koh D Widjaja D Tan DTH Causes of lowvision and blindness in rural Indonesia British Journal of Ophthalmology2003871075-8

64 Seri Survei Kesehatan Rumah Tangga DepKes RI ISSN 0854-7971 No 15 Th1999

65 Sinaga S dkk Pola Sikap Penderita Hipertensi Terhadap Pengobatan JangkaPanjang dalam Naskah Lengkap KOPAPDI VI 1984 Penerbit UI-PRESS 1439

66 SK Menkes RI Nomor 736aMenkesXI1989 tentang Definisi Anemia dan batasanNormal Anemia

67 Sobel BJ amp Bakris GL Hipertensi Pedoman Klinik Diagnosis amp Terapy 1999 13

68 Sonny PW Agustina Lubis Gambaran Rumah Sehat di Berbagai ProvinsiIndonesia Berdasarkan Data SUSENAS 2001 Analisis lanjut Data Susenas ndashSurkesnas 2001 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI

69 Sri Hartini KS Kariadi Laju Konversi Toleransi Glukosa Terganggu menjadi Diabetesdi Singaparna Jawa Barat Disampaikan pada Konggres Nasional ke 5Perkumpulan Endokrinologi Indonesia Bandung 9 ndash 13 April 2000 (SX111-1)

70 Sunyer FX Medical hazard of obesity Ann Intern Med 1993 119

71 Suradi amp Syarsquobani M et al Hipertensi Borderline ldquoWhite Coatrdquo dan sustained ldquo Suatu Studi Komperatif terhadap Normotensi para karyawan usia 18 ndash 42 tahun diRSUP Dr Sarjito Yogyakarta Berkala Ilmu Kedokteran Vol 29 (4) 1997

72 Syah B Non-communicable Disease Surveillance and Prevention in South-EastAsia Region 2002

73 The Australian Institute of Health and Welfare 2003 Indicators of Health RiskFactors The AIHW view AIHW Cat No PHE 47 Canberra AIHW P238

74 The WHO STEPwise approach to Surveillance of Noncommunicable Diseases 2003STEPS Instrument for NCD Risk Factors (Core and expanded Version 13)

75 Tim survei Depkes RI Survei Kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran 1993-1996 Depkes RI Jakarta1997

76 U Laasar The Risk of Hypertension Genesis and Detection Dalam JulianRosenthal Arterial Hypertension Pathogenesis Diagnosis and Therapy Springer-Verlag New York Heidelberg Berlin 1984 44

232

77 Univ Cape town Department of Haematology Haematology An Aproach toDiagnosis and Management Cape town 2001 Badan Penelitian danPengembangan Kesehatan Depkes RI 2001 Survei Kesehatan Nasional(Surkesnas) 2001 Jakarta Badan Litbangkes

78 WHO 1995 Oral Health Care Needs of the Community A Public Health Report

79 WHO Assessing the iron status of populations Report of a joint World HealthOrganizationCenters for Disease Control and Prevention technical consultation onthe assessment of iron status at the population level Geneva Switzerland April2004

80 WHO Auserrsquos guide to the self reporting questionnaireGeneva1994

81 WHOSEARO Surveillance of Major Non-communicable Diseases in South ndash EastAsia Region Report of an Inter-country Consultation 2005

82 WHO-ISH WHO-ISH Hypertension Guideline Committee 1999 Guidelines of TheManagement of Hypertension Journal of Hypertension 1999

83 WHO-ISH WHO-ISH Hypertension Guideline Committee 1999 Guidelines of TheManagement of Hypertension Journal of Hypertension 2003

84 World Health Organization 2003 The World Health Survey Programme Geneva

85 World Health Organization 2003 The Surf Report 1 Surveillance of Risk Factorsrelated to noncommunicable diseases Current of global data Geneva WHO p15

86 World Health Organization International Classification of Diseases Injuries andCauses of Death Based on The Recommendation of The Ninth Revision Conference1975 and Adopted by The Twenty Ninth WHA 1997 volume 1

233

LAMPIRAN

Page 6: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 7: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 8: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 9: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 10: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 11: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 12: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 13: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 14: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 15: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 16: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 17: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 18: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 19: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 20: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 21: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 22: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 23: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 24: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 25: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 26: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 27: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 28: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 29: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 30: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 31: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 32: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 33: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 34: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 35: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 36: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 37: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 38: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 39: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 40: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 41: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 42: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 43: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 44: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 45: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 46: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 47: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 48: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 49: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 50: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 51: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 52: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 53: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 54: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 55: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 56: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 57: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 58: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 59: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 60: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 61: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 62: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 63: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 64: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 65: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 66: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 67: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 68: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 69: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 70: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 71: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 72: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 73: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 74: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 75: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 76: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 77: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 78: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 79: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 80: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 81: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 82: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 83: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 84: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 85: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 86: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 87: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 88: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 89: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 90: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 91: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 92: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 93: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 94: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 95: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 96: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 97: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 98: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 99: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 100: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 101: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 102: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 103: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 104: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 105: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 106: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 107: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 108: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 109: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 110: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 111: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 112: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 113: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 114: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 115: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 116: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 117: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 118: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 119: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 120: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 121: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 122: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 123: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 124: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 125: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 126: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 127: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 128: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 129: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 130: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 131: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 132: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 133: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 134: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 135: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 136: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 137: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 138: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 139: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 140: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 141: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 142: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 143: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 144: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 145: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 146: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 147: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 148: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 149: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 150: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 151: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 152: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 153: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 154: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 155: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 156: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 157: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 158: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 159: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 160: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 161: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 162: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 163: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 164: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 165: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 166: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 167: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 168: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 169: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 170: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 171: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 172: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 173: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 174: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 175: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 176: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 177: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 178: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 179: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 180: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 181: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 182: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 183: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 184: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 185: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 186: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 187: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 188: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 189: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 190: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 191: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 192: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 193: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 194: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 195: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 196: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 197: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 198: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 199: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 200: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 201: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 202: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 203: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 204: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 205: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 206: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 207: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 208: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 209: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 210: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 211: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 212: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 213: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 214: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 215: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 216: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 217: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 218: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 219: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 220: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 221: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 222: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 223: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 224: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 225: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 226: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 227: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 228: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 229: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 230: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 231: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 232: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 233: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 234: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 235: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 236: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 237: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 238: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 239: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 240: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 241: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 242: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 243: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 244: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 245: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 246: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 247: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 248: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 249: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 250: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 251: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 252: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 253: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 254: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 255: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 256: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 257: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 258: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 259: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 260: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 261: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 262: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 263: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 264: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 265: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 266: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …
Page 267: LAPORAN HASIL RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) …