LAPORAN HASIL PRAKTEK LAPANGAN INDUSTRI MIGAS & PABUM PADA LOKASI SEMBURAN LUMPUR LAPINDO Oleh : Kelas MPE I KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SEKOLAH TINGGI ENERGI DAN MINERAL “AKAMIGAS” TAHUN AKADEMIK 2015/2016
42
Embed
LAPORAN HASIL PRAKTEK LAPANGAN (INDUSTRI MIGAS & PABUM)
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN HASIL PRAKTEK LAPANGANINDUSTRI MIGAS & PABUM
PADALOKASI SEMBURAN LUMPUR LAPINDO
Oleh : Kelas MPE I
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERALBADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN ENERGI DAN SUMBER DAYA
MINERALSEKOLAH TINGGI ENERGI DAN MINERAL “AKAMIGAS”
TAHUN AKADEMIK 2015/2016
2LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN
PADA LOKASI SEMBURAN LUMPUR LAPINDO
BAB I
1. PENDAHULUAN
Puji syukur dipanjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat penyertaan
dan perkenanannya di dalam kehidupan kita, sehingga tugas atau kegiatan
Praktek Lapangan mata kuliah PENGENALAN INDUSTI MIGAS 1 & PANAS BUMI
pada lokasi Lumpur Lapindo Sidoarjo, dapat dilaksanakan dan sukses, tanpa
hambatan dan masalah yang di temui pada saat pelaksanaan kegiatan, yang
dimulai dari keberangkatan, pelaksanaan praktek dan bahkan sampai kepulangan
kami ke tempat asal Asrama Vyatra STEM Akamigas Cepu dan pembuatan laporan
ini.
2. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai
sumber daya alam yang melimpah, salah satunya adalah dalam bidang
INDUSTRI MIGAS & PANAS BUMI. seiring dengan berkembangnya dunia
industry dan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan infrastuktur dewasa ini ,
sehingga sehubungan dengan hal tersebut maka di pandang perlu untuk
menyiapkan Sumber Daya Manuasia (SDM) yang bekualitas yang melahirkan
tenaga atau pekerja yang professional dan berkopentensi di bidang tersebut.
Dewasa ini, demi pemenuhan akan kebutuhan hidup manusia dilakukan
peningkatan pembangunan dan pengembangan dalam berbagai bidang. Salah
satunya adalah peningkatan pengembangan dalam bidang INDUSTRI MIGAS &
PANAS BUMI di mana bidang inilah yang berperan penting dalam pengambilan
Minyak dan Gas Bumi untuk berbagai industry, yang melalui tahap-tahap yaitu
prospecting, eksplorasi dan kemudian eksploitasi.
3. MAKSUD DAN TUJUAN
Praktek lapangan mata kuliah PENGENALAN INDUSTI MIGAS & PANAS
BUMI, merupakan salah satu agenda kurikuler dalam Tentative Kalender
MIGAS & PANAS BUMI OLEH : KELAS MPE I TA. 2015/2016
3LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN
PADA LOKASI SEMBURAN LUMPUR LAPINDO
Akademik STEM AKAMIGAS Tahun Akademik 2015/2016. Maksud dan tujuan
kegiatan praktek lapangan adalah:
- Untuk memperoleh gambaran nyata tentang penerapan atau
implementasi dari ilmu atau teori yang selama ini diperoleh disekolah dan
membandingkan dengan kondisi nyata dilapangan dan sekaligus menguji
ilmu yang diperoleh tersebut;
- Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa, khususnya
terkait dengan materi INDUSTI MIGAS & PANAS BUMI;
- Untuk melihat atau mengenal secara langsung tentang minyak dan gas
bumi bahkan sampai dengan Pemanfaatannya;
- Untuk melatih mahsiswa berfikir secara praktis dan sistematis dalam
menghadapi suatu persoalan dalam bidang Migas dan Panas Bumi.
4. TEMPAT TUJUAN
Lokasi kegiatan praktek lapangan yang dituju adalah Lokasi semburan
lumpur Lapindo berada di Porong, yakni kecamatan di bagian selatan Kabupaten
Sidoarjo, sekitar 12 km sebelah selatan kota Sidoarjo. Kecamatan ini berbatasan
dengan Kecamatan Gempol (Kabupaten Pasuruan) di sebelah selatan.
5. TANGGAL PELAKSANAAN
Kegiatan dilaksanakan pada tanggal, 06 November 2015.
6. PELAKSANAAN KEGIATAN
6.1. Kesampaian Daerah
Lokasi semburan lumpur Lapindo berada di Porong, yang merupakan
bekas lokasi pengeboran Lapindo Brantas Inc. Lokasinya dapat diakses
menggunakan transportasi darat (kendaraan roda 4 maupun kereta api) dari
cepu ± 4 jam dari cepu.
6.2. Acara/Agenda
Agenda kegiatan adalah mengetahui secara langsung tentang
Kronologis kejadian semburan lumpur lapindo seacra keseluruhan baik itu
MIGAS & PANAS BUMI OLEH : KELAS MPE I TA. 2015/2016
4LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN
PADA LOKASI SEMBURAN LUMPUR LAPINDO
perusahaan yang bertannggungjawab saat itu, Lokasi, Perkiraan penyebab
kejadian, Volume lumpur, Hasil uji lumpur, Dampak, Upaya penanggulangan.
6.3. Pembimbing di Lapangan
Selain Dosen yaitu Bapak EDY UNTORO, Ir., M.T. yang membimbing
kami, ada pembimbing juga dari pihak Masyarakat setempat (selaku warga
korban Lumpur Lapindoi) yaitu
Nama : S A R W I
A l a m a t : RT. 04, RW. 01
D e s a : Siring
yang memandu dan memberikan informasi tentang kronologis kejadian
Lumpur Lapindo dari awal sebelum terjadinya kejadian semburan lumpur itu
terjadi, sampai pada informasi atau perkembangan kondisi terakhir pada
saat itu.
MIGAS & PANAS BUMI OLEH : KELAS MPE I TA. 2015/2016
5LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN
PADA LOKASI SEMBURAN LUMPUR LAPINDO
BAB II
7. INFORMASI YANG DIPEROLEH
Banjir lumpur panas Sidoarjo
Banjir lumpur panas Sidoarjo, juga dikenal dengan sebutan Lumpur
Lapindo (Lula) atau Lumpur Sidoarjo (Lusi), adalah peristiwa menyemburnya
lumpur panas di lokasi pengeboran Lapindo Brantas Inc. di Dusun Balongnongo
Desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa
Timur, Indonesia, sejak tanggal 29 Mei 2006. Semburan lumpur panas selama
beberapa bulan ini menyebabkan tergenangnya kawasan permukiman, pertanian,
dan perindustrian di tiga kecamatan di sekitarnya, serta mempengaruhi aktivitas
perekonomian di Jawa Timur.
MIGAS & PANAS BUMI OLEH : KELAS MPE I TA. 2015/2016
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya (ITS) memperkirakan, musim hujan
bisa membuat tanggul jebol, waduk-waduk lumpur meluber, jalan tol
terendam, dan lumpur diperkirakan mulai melibas rel kereta. Ini adalah
bahaya yang bakal terjadi dalam hitungan jangka pendek.
Sudah ada tiga tim ahli yang dibentuk untuk memadamkan lumpur
berikut menanggulangi dampaknya. Mereka bekerja secara paralel. Tiap tim
terdiri dari perwakilan Lapindo, pemerintah, dan sejumlah ahli dari beberapa
universitas terkemuka. Di antaranya, para pakar dari ITS, Institut Teknologi
Bandung, dan Universitas Gadjah Mada. Tim Satu, yang menangani
penanggulangan lumpur, berkutat dengan skenario pemadaman. Tujuan
jangka pendeknya adalah memadamkan lumpur dan mencari penyelesaian
cepat untuk jutaan kubik lumpur yang telah terhampar di atas tanah.
7.6.1. Skenario penghentian semburan lumpur
Ada pihak-pihak yang mengatakan luapan lumpur ini bisa
dihentikan, dengan beberapa skenario dibawah ini, namun asumsi
luapan bisa dihentikan sampai tahun 2009 tidak berhasil sama sekali,
yang mengartikan luapan ini adalah fenomena alam.
Skenario pertama,
Menghentikan luapan lumpur dengan
menggunakan snubbing unit pada sumur Banjar Panji-
1. Snubbing unit adalah suatu sistem peralatan bertenaga
hidraulik yang umumnya digunakan untuk pekerjaan well-
intervention & workover (melakukan suatu pekerjaan ke dalam
sumur yang sudah ada). Snubbing unit ini digunakan untuk
mencapai rangkaian mata bor seberat 25 ton dan panjang 400
meter yang tertinggal pada pemboran awal. Diharapkan bila
mata bor tersebut ditemukan maka ia dapat didorong masuk ke
MIGAS & PANAS BUMI OLEH : KELAS MPE I TA. 2015/2016
18LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN
PADA LOKASI SEMBURAN LUMPUR LAPINDO
dasar sumur (9297 kaki) dan kemudian sumur ditutup dengan
menyuntikan semen dan lumpur berat. Akan tetapi skenario ini
gagal total. Rangkaian mata bor tersebut berhasil ditemukan di
kedalaman 2991 kaki tetapi snubbing unit gagal mendorongnya
ke dalam dasar sumur.
Skenario kedua
Dilakukan dengan cara melakukan pengeboran miring
(sidetracking) menghindari mata bor yang tertinggal tersebut.
Pengeboran dilakukan dengan menggunakan rig milik PT
Pertamina (Persero). Skenario kedua ini juga gagal karena telah
ditemukan terjadinya kerusakan selubung di beberapa
kedalaman antara 1.060-1.500 kaki, serta terjadinya pergerakan
lateral di lokasi pemboran BJP-1. Kondisi itu mempersulit
pelaksanaan sidetracking. Selain itu muncul gelembung-
gelembung gas bumi di lokasi pemboran yang dikhawatirkan
membahayakan keselamatan pekerja, ketinggian tanggul di
sekitar lokasi pemboran telah lebih dari 15 meter dari
permukaan tanah sehingga tidak layak untuk ditinggikan lagi.
Karena itu, Lapindo Brantas melaksanakan penutupan secara
permanen sumur BJP-1.
Skenario ketiga,
Pada tahap ini, pemadaman lumpur dilakukan dengan
terlebih dulu membuat tiga sumur baru (relief well). Tiga lokasi
tersebut antara lain: Pertama, sekitar 500 meter barat daya
Sumur Banjar Panji-1. Kedua, sekitar 500 meter barat barat laut
sumur Banjar Panji 1. Ketiga, sekitar utara timur laut dari Sumur
Banjar Panji-1. Sampai saat ini skenario ini masih dijalankan.
Ketiga skenario beranjak dari hipotesis bahwa lumpur berasal
dari retakan di dinding sumur Banjar Panji-1. Padahal ada
MIGAS & PANAS BUMI OLEH : KELAS MPE I TA. 2015/2016
19LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN
PADA LOKASI SEMBURAN LUMPUR LAPINDO
hipotesis lain, bahwa yang terjadi adalah fenomena gunung
lumpur (mud volcano), seperti di Bledug
Kuwu di Purwodadi, Jawa Tengah. Sampai sekarang, Bledug
Kuwu terus memuntahkan lumpur cair hingga membentuk rawa.
Rudi Rubiandini, anggota Tim Pertama, mengatakan bahwa
gunung lumpur hanya bisa dilawan dengan mengoperasikan
empat atau lima relief well sekaligus. Semua sumur dipakai
untuk mengepung retakan-retakan tempat keluarnya lumpur.
Kendalanya pekerjaan ini mahal dan memakan waktu.
Contohnya, sebuah rig (anjungan pengeboran) berikut ongkos
operasionalnya membutuhkan Rp 95 miliar. Biaya bisa
membengkak karena kontraktor dan rental alat pengeboran
biasanya memasang tarif lebih mahal di wilayah berbahaya.
Paling tidak kelima sumur akan membutuhkan Rp 475 miliar.
Saat ini pun sulit mendapatkan rig yang menganggur di tengah
melambungnya harga minyak.
Rovicky Dwi Putrohari, seorang geolog independen, menulis
bahwa di lokasi sumur Porong-1, tujuh kilometer sebelah timur
Banjar Panji-1, terlihat tanda-tanda geologi yang menunjukkan
luapan lumpur pada zaman dulu, demikian analisisnya. Rovicky
mencatat sebuah hal yang mencemaskan: semburan lumpur di
Porong baru berhenti dalam rentang waktu puluhan hingga
ratusan tahun.
Dalam dokumen Laporan Audit Badan Pemeriksa Keuangan
tertanggal 29 Mei 2007 disebutkan temuan-temuan bahwa
upaya penghentian semburan lumpur tersebut dengan teknik
relief well tidak berhasil disebabkan oleh faktor-faktor
nonteknis, diantaranya: peralatan yang dibutuhkan tidak
disediakan. Senada dengan temuan Badan Pemeriksa Keuangan,
MIGAS & PANAS BUMI OLEH : KELAS MPE I TA. 2015/2016
20LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN
PADA LOKASI SEMBURAN LUMPUR LAPINDO
Rudi Rubiandini juga menyatakan bahwa upaya penghentian
semburan lumpur dengan teknik relief well tersebut tidak
dilanjutkan dengan alasan kekurangan dana.
7.6.2. Antisipasi kegagalan menghentikan semburan lumpur
Jika skenario penghentian lumpur terlambat atau gagal maka
tanggul yang disediakan tidak akan mampu menyimpan lumpur panas
sebesar 126.000 m³ per hari. Pilihan penyaluran lumpur panas yang
tersedia pada pertengahan September 2006 hanya tinggal dua. Skenario
ini dibuat kalau luapan lumpur adalah kesalahan manusia, seandainya
luapan lumpur dianggap sebagai fenomena alam, maka skenario yang
wajar adalah 'bagaimana mengalirkan lumpur ke laut' dan belajar
bagaimana hidup dengan lumpur.
Pilihan pertama
Adalah meneruskan upaya penangangan lumpur di lokasi
semburan dengan membangun waduk tambahan di sebelah
tanggul-tanggul yang ada sekarang. Dengan sedikit upaya untuk
menggali lahan ditempat yang akan dijadikan waduk tambahan
tersebut agar daya tampungnya menjadi lebih besar.
Masalahnya, untuk membebaskan lahan disekitar waduk
diperlukan waktu, begitu juga untuk menyiapkan tanggul yang
baru, sementara semburan lumpur secara terus menerus, dari
hari ke hari, volumenya terus membesar.
Pilihan kedua
Adalah membuang langsung lumpur panas itu ke Kali
Porong. Sebagai tempat penyimpanan lumpur, Kali Porong ibarat
waduk yang telah tersedia, tanpa perlu digali, memiliki potensi
volume penampungan lumpur panas yang cukup besar. Dengan
kedalaman 10 meter di bagian tengah kali tersebut, bila
MIGAS & PANAS BUMI OLEH : KELAS MPE I TA. 2015/2016
21LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN
PADA LOKASI SEMBURAN LUMPUR LAPINDO
separuhnya akan diisi lumpur panas Sidoarjo, maka potensi
penyimpanan lumpur di Kali Porong sekitar 300.000 m³ setiap
kilometernya. Dengan kata lain, kali Porong dapat membantu
menyimpan lumpur sekitar 5 juta m³, atau akan memberikan
tambahan waktu sampai lima bulan bila volume lumpur yang
dipompakan ke Kali Porong tidak melebihi 50.000 m³ per hari.
Bila yang akan dialirkan ke Kali Porong adalah keseluruhan
lumpur yang menyembur sejak awal Oktober 2006, maka
volume lumpur yang akan pindah ke Kali Porong mencapai 10
juta m³ pada bulan Desember 2006. Volume lumpur yang begitu
besar membutuhkan frekuensi dan volume penggelontoran air
dari Sungai Brantas yang tinggi, dan kegiatan pengerukan dasar
sungai yang terus menerus, agar Kali Porong tidak berubah
menjadi waduk lumpur. Sedangkan untuk mencegah
pengembaraan koloida lumpur Sidoarjo di perairan Selat
Madura, diperlukan upaya pengendapan dan stabilisasi lumpur
tersebut di kawasan pantai Sidoarjo.
Para pakar yang melakukan simposium di ITS pada minggu kedua
September, menyampaikan informasi bahwa kawasan pantai di
Kabupaten Sidoarjo mengalami proses reklamasi pantai secara
alamiah dalam beberapa dekade terakhir disebabkan oleh
proses sedimentasi dan dinamika perairan Selat Madura. Setiap
tahunnya, pantai Sidoarjo bertambah 40 meter. Sehingga upaya
membentuk kawasan lahan basah di pantai yang terbuat dari
lumpur panas Sidoarjo, merupakan hal yang selaras dengan
proses alamiah reklamasi pantai yang sudah berjalan beberapa
dekade terakhir.
Dengan mengumpulkan lumpur panas Sidoarjo ke tempat yang
kemudian menjadi lahan basah yang akan ditanami oleh
mangrove, lumpur tersebut dapat dicegah masuk ke Selat
MIGAS & PANAS BUMI OLEH : KELAS MPE I TA. 2015/2016
22LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN
PADA LOKASI SEMBURAN LUMPUR LAPINDO
Madura sehingga tidak mengancam kehidupan nelayan tambak
di kawasan pantai Sidoarjo dan nelayan penangkap ikan di Selat
Madura. Pantai rawa baru yang akan menjadi lahan reklamasi
tersebut dikembangkan menjadi hutan bakau yang lebat dan
subur, yang bermanfaat bagi pemijahan ikan, daerah penyangga
untuk pertambakanudang. Pantai baru dengan hutan bakau di
atasnya dapat ditetapkan sebagai kawasan lindung yang menjadi
sumber inspirasi dan sarana pendidikan bagi masyarakat
terhadap pentingnya pelestarian kawasan pantai.
7.6.3. Tim Nasional Penanggulangan Semburan Lumpur
Pada 9 September 2006, Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono menandatangani surat keputusan pembentukan Tim
Nasional Penanggulangan Semburan Lumpur di Sidoarjo, yaitu Keppres
Nomor 13 Tahun 2006. Dalam Keppres itu disebutkan, tim dibentuk
untuk menyelamatkan penduduk di sekitar lokasi bencana, menjaga
infrastruktur dasar, dan menyelesaikan masalah semburan lumpur
dengan risiko lingkungan paling kecil. Tim dipimpin Basuki Hadi
Muljono, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen
Pekerjaan Umum, dengan tim pengarah sejumlah menteri, diberi
mandat selama enam bulan. Seluruh biaya untuk pelaksanaan tugas tim
nasional ini dibebankan pada PT Lapindo Brantas. Namun upaya Timnas
yang didukung oleh Rudi Rubiandini ternyata gagal total walaupun telah
menelan biaya 900 miliar rupiah.
7.6.4. Keputusan Pemerintah
Rapat Kabinet pada 27 September 2006 akhirnya memutuskan
untuk membuang lumpur panas Sidoarjo langsung ke Kali Porong.
Keputusan itu dilakukan karena terjadinya peningkatan volume
semburan lumpur dari 50.000 meter kubik per hari menjadi 126.000
MIGAS & PANAS BUMI OLEH : KELAS MPE I TA. 2015/2016
23LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN
PADA LOKASI SEMBURAN LUMPUR LAPINDO
meter kubik per hari, untuk memberikan tambahan waktu untuk
mengupayakan penghentian semburan lumpur tersebut dan sekaligus
mempersiapkan alternatif penanganan yang lain, seperti pembentukan
lahan basah (rawa) baru di kawasan pantai Kabupaten Sidoarjo.
7.6.5. Pendapat Kontra pembuangan lumpur secara langsung
Banyak pihak menolak rencana pembuangan ke laut ini,
diantaranya Walhi [5] dan ITS [6]. Menteri Kelautan dan Perikanan, Freddy
Numberi, dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi IV DPR RI, 5
September 2006, menyatakan luapan lumpur Lapindo mengakibatkan
produksi tambak pada lahan seluas 989 hektare di dua kecamatan
mengalami kegagalan panen. Departemen Kelautan dan Perikanan
(DKP) memperkirakan kerugian akibat luapan lumpur pada budidaya
tambak di kecamatan Tanggulangin dan Porong Sidoarjo, Jawa Timur,
mencapai Rp10,9 miliar per tahun. Dan rencana pembuangan lumpur
yang dilakukan dengan cara mengalirkannya ke laut melalui Sungai
Porong, bisa mengakibatkan dampak yang semakin meluas yakni
sebagian besar tambak di sepanjang pesisir Sidoarjo dan daerah
kabupaten lain di sekitarnya, karena lumpur yang sampai di pantai akan
terbawa aliran transpor sedimen sepanjang pantai.
Dampak lumpur itu bakal memperburuk kerusakan ekosistem
Sungai Porong. Ketika masuk ke laut, lumpur otomatis mencemari Selat
Madura dan sekitarnya. Areal tambak seluas 1.600 hektare di pesisir
Sidoarjo akan terpengaruh.
Alternatif yang sudah dikaji lembaga seperti Institut Teknologi Sepuluh
Nopember Surabaya, dengan memisahkan air dari endapan lumpur lalu
membuang air ke laut. Lumpur itu mengandung 70 persen air, sisanya
bahan endapan. Kalau air bisa dibuang ke laut, tentu danau
penampungan tak perlu diperlebar, dan tekanan pada tanggul bisa
MIGAS & PANAS BUMI OLEH : KELAS MPE I TA. 2015/2016
24LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN
PADA LOKASI SEMBURAN LUMPUR LAPINDO
dikurangi. Sampai tahun 2009 ternyata teori itu tidak bisa membuktikan
adanya dampak tersebut.
7.7. PENETAPAN TERSANGKA
Dalam kasus ini, Polda Jawa Timur telah menetapkan tiga belas
tersangka yakni:
1. Edi Sutriono selaku Drilling Manager PT Energi Mega Persada,
Tbk.
2. Nur Rochmat Sawolo selaku Vice President Drilling Share
Services PT Energi Mega Persada, Tbk.
3. Rahenod selaku Drilling Supervisor PT Medici Citra Nusa.
4. Slamet B.K. selaku Drilling Supervisor PT Medici Citra Nusa.
5. Subie selaku Drilling Supervisor PT Medici Citra Nusa.
6. Slamet Riyanto selaku Project Manager PT Medici Citra Nusa.
7. Yenny Nawawi selaku Dirut PT Medici Citra Nusa.
8. Sulaiman bin H.M. Ali selaku Rig Superintendent PT Tiga Musim
Mas Jaya.
9. Sardianto selaku Tool Pusher PT Tiga Musim Mas Jaya.
10. Lilik Marsudi selaku Driller PT Tiga Musim Mas Jaya.
11. Willem Hunila selaku Company Man Lapindo Brantas, Inc.
12. Imam Pria Agustino selaku General Manager Lapindo Brantas,
Inc.
13. Aswan Pinayungan Siregar selaku mantan General Manager
Lapindo Brantas, Inc.
Namun perkara pidana tersebut dihentikan oleh penyidik Polda
Jawa Timur dengan alasan bahwa dalam perkara perdatanya gugatan
YLBHI dan Walhi kepada Lapindo dan pemerintah telah gagal. Selain itu,
adanya perbedaan pendapat para ahli. Gerakan Menutup Lumpur
Lapindo pernah mengajukan nama-nama ahli tambahan, para ahli
MIGAS & PANAS BUMI OLEH : KELAS MPE I TA. 2015/2016
25LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN
PADA LOKASI SEMBURAN LUMPUR LAPINDO
terkemuka Indonesia dan luar negeri yang tergabung dalam Engineer
Drilling Club (EDC) yang mendukung fakta kesalahan pemboran
berdasarkan hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan tersebut, tetapi
ditolak oleh penyidik Polda Jawa Timur (tidak ditanggapi).
Para tersangka dijerat Pasal 187 dan Pasal 188 KUHP dan UU No
23/1997 Pasal 41 ayat 1 dan Pasal 42 tentang pencemaran lingkungan,
dengan ancaman hukum 12 tahun penjara. Wakil Kepala Divisi Humas
Polri Brigjen Anton Bachrul Alam yang sejak tahun 2009 menjadi
Kapolda Jawa Timur, mengatakan bahwa UU pencemaran ini sudah
termasuk kejahatan korporasi karena merusak lingkungan hidup.
7.8. KRITIK
Pemerintah dianggap tidak serius menangani kasus luapan lumpur
panas ini. Masyarakat adalah korban yang paling dirugikan, karena
mereka harus mengungsi dan kehilanganmata pencaharian tanpa
adanya kompensasi yang layak. Pemerintah hanya membebankan
kepada Lapindo pembelian lahan bersertifikat dengan harga berlipat-
lipat dari hargaNJOP yang rata-rata harga tanah di bawah Rp100 ribu—
dibeli oleh Lapindo sebesar Rp1 juta dan bangunan Rp1,5 juta masing-
masing per meter persegi. untuk 4 desa (Kedung Bendo, Renokenongo,
Siring, dan Jatirejo) sementara desa-desa lainnya ditanggung APBN, juga
penanganan infrastruktur yang rusak. Hal ini dianggap wajar karena
banyak media hanya menuliskan data yang tidak akurat tentang
penyebab semburan lumpur ini.
Salah satu pihak yang paling mengecam penanganan bencana
lumpur Lapindo adalah aktivis lingkungan hidup. Selain mengecam
lambatnya pemerintah dalam menangani lumpur, mereka juga
menganggap aneka solusi yang ditawarkan pemerintah dalam
menangani lumpur akan melahirkan masalah baru, salah satunya adalah
MIGAS & PANAS BUMI OLEH : KELAS MPE I TA. 2015/2016
26LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN
PADA LOKASI SEMBURAN LUMPUR LAPINDO
soal wacana bahwa lumpur akan dibuang ke laut karena tindakan
tersebut justru berpotensi merusak lingkungan sekitar muara.
PT Lapindo Brantas Inc. sendiri lebih sering mengingkari
perjanjian-perjanjian yang telah disepakati bersama dengan korban.
Menurut sebagian media, padahal kenyataannya dari 12.883 buah
dokumen Mei 2009 hanya tinggal 400 buah dokumen yang belum
dibayarkan karena status tanah yang belum jelas. Namun para warga
korban banyak yang menerangkan kepada Komnas HAM dalam
penyelidikannya bahwa para korban sudah diminta
menandatangani kuitansi lunas oleh Minarak Lapindo Jaya, padahal
pembayarannya diangsur belum lunas hingga sekarang. Dalam
keterangannya kepada DPRD Sidoarjo pada Oktober 2010 ini Andi
Darusalam Tabusala mengakui bahwa dari sekitar 13.000 berkas baru
sekitar 8.000 berkas yang diselesaikan kebanyakan dari korban yang
berasal dari Perumtas Tanggulangin Sidoarjo. Hal ini menunjukkan
bahwa banyak keterangan dan penjelasan yang masih simpang siur dan
tidak jelas.
MIGAS & PANAS BUMI OLEH : KELAS MPE I TA. 2015/2016
27LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN
PADA LOKASI SEMBURAN LUMPUR LAPINDO
BAB III
8. SARAN & PENUTUP
Seiring dengan berkembangnya dunia industry dan pertumbuhan ekonomi
dan pembangunan infrastuktur dewasa ini yang menuntut kita untuk lebih maju
dalam ilmu teknologi dan sumber daya manusia yang handal dalam memenuhi
permintaan kebutuhan dalam bidang industry pertambangan, maka dipandang
perlu untuk mendukung pemerintah dalam dunia pendidikan, khusus di bidang
pengetahuan Migas dan Panas Bumi, sehingga selain terori yang di dapat pada
sekolah juga harus penting untuk dilaksanakan praktek atau study banding secara
nyata pada dunia Migas.
Kejadian di atas adalah merupakan pengalaman terburuk yang pernah kita
temui dalam dunia industri migas khusus di Indonesia yang berdampak sangat
besar, sehingga untuk kedepan, dipandang sangat perlu sebagai pemerintah dapat
mengambil langkah – langkah pencegahan untuk menjaga jangan sampai terjadi
lagi, sehingga atas tanggung jawab tersebut sebagai pemerintah dapat
memfasilitasi generasi kita khusus yang belajar maupun pekerja di bidang Migas
untuk dipersiapkan lebih profesional dan menjadi pekerja yang handal dalam
bidang tersebut.
Demikian laporan ini kami buat, dan atas keterbatasan data yang kami
peroleh maka laporan ini masih jauh dari sempurna, sehingga kami sangat
mengharapkan koreksi dan masukan untuk perbaikan bagi kami kedepan, sekian
dan terima kasis.
MIGAS & PANAS BUMI OLEH : KELAS MPE I TA. 2015/2016
28LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN
PADA LOKASI SEMBURAN LUMPUR LAPINDO
Cepu, 10 November 2015Yang Membuat Laporan
Mahasiswa Kelas MPE I TA. 2015/2016,
1. YOHANIS SAHABAT NIM. 15153009
2. ABDUL HARUN NIM. 15153001
3. LEONARDUS BERU NIM. 15153003
4. DONI GONSALVES NIM. 15153002
5. ZULKARNAEN NIM. 15153010
6. TEGUH JAPRIANDA NIM. 15153006
7. RUDIANUS A. LEO NIM. 15153007
8. MESAKH BISARARISI NIM. 15153004
9. WILLIAM P. URUS
MIGAS & PANAS BUMI OLEH : KELAS MPE I TA. 2015/2016
29LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN
PADA LOKASI SEMBURAN LUMPUR LAPINDO
NIM. 15153009
DAFTAR ISI
BAB I.................................................................................................................................................2