LAPORAN HASIL OBSERVASI TANAMAN OBAT DI DESA TANGKILAN, KECAMATAN GODEAN, KABUPATEN SLEMAN Kelompok 7 : 1. Dinda Putri Rahmadiyanti 20140210071 2. Nadia Dwi Larasati 20120210102 3. Nurul Fadilah 20140210169 4. Pitoyo 20120210125 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2015
22
Embed
Laporan hasil observasi tanaman obat di desa tangkilan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN HASIL OBSERVASI TANAMAN OBAT DI DESA TANGKILAN,
KECAMATAN GODEAN, KABUPATEN SLEMAN
Kelompok 7 :
1. Dinda Putri Rahmadiyanti 20140210071
2. Nadia Dwi Larasati 20120210102
3. Nurul Fadilah 20140210169
4. Pitoyo 20120210125
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2015
1. Tanaman Pucuk Merah (Syzigium oleina)
Pucuk merah (Syzigium oleina) merupakan tanaman yang berciri khas memiliki
daun yang berwarna merah dan hijau. Daun tumbuh rapat antara satu daun dengan daun
lainnya. Tekstur daun halus dengan panjang daun berkisar 5 cm dan permukaan daun
yang mengkilap. Saat daun masih pucuk dan muda, daun akan berwarna merah.
Kemudian warna daun akan berubah menjadi hijau saat daun semakin tua. Inilah alasan
tanaman ini dikenal dengan nama pucuk merah. Tanaman ini akan selalu menghasilkan
dua warna karena daun muda yang berwarna merah akan bermunculan sehingga warna
tanaman menjadi hijau merah.
Indonesia menjadi salah satu negara tempat ideal bagi si pucuk merah karena
tanaman ini sangat cocok hidup di daerah tropis. Diameter tanaman dapat mencapai 30
cm dengan tinggi mencapai 7 meter. Usia tanaman dapat mencapai puluhan tahun.
A. Sistematika
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobiota
Super Divisi : Spermatophyta
Divisio : Magnoliophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Sub Family : Myrtoideae
Genus : Syzygium
Spesies : Syzygium oleana
B. Bagian yang dimanfaatkan sebagai bahan obat
Bagian yang dapat dimanfaatkan sebagai obat yaitu pada daun, akar, kulit
batang, bunga, beserta pada buahnya.
C. Kandungan Bahan Aktif
Kandungan kimia yang terdapat dalam tanaman tersebut terutama zat
bioaktif. Tanpa adanya senyawa bioaktif dalam tumbuhan, secara umum
tumbuhan tersebut tidak dapat digunakan sebagai obat. Senyawa bioaktif yang
terdapat dalam tumbuhan biasanya merupakan senyawa metabolit sekunder
seperti alkaloid, flavonoid, steroid, terpenoid, saponin dan lain-lain (Tim Kimia
Organik, 2015).
D. Manfaat
Sebagai tanaman pembersih udara yang dapat menyerap racun-racun dalam
udara bebas/polutan.
E. Pengolahan Pasca Panen
Tanaman pucuk merah tidak memiliki proses penanganan pasca panen
karena tanaman ini memiliki manfaat sebagai tanaman pembersih udara atau
penyerap polutan udara.
2. Kenanga (Cananga odorata (Lamk.)) Hook.
A. Nama Tanaman (Daerah, Indo, Latin)
- Nama indonesia : Kenanga
- Nama latin : Cananga odorata (Lamk.) Hook.
- Nama daerah : Kananga (Sunda, Madura), Kenanga, Wangsa (Jawa),
Bahan yang dibutuhkan adalah 1 helai daun wijaya kusuma. Cara
membuatnya yaitu daun ditumbuk sampai halus. Cara menggunakannya
adalah hasil tumbukan daun dioleskan pada luka, kemudian dibalut perban.
2) Batuk dan dahak berdarah
Bahan yang dibutuhkan adalah 3-5 kuntum bunga wijaya kusuma segar.
Cara membuatnya yaitu bunga wijaya kusuma segar direbus dengan 3 gelas
air sampai tersisa 1 gelas air. Tambahkan gula aren sebanyak 15 gram.
Setelah dingin disaring. Cara menggunakannya adalah airnya diminum 2x
sehari (masing-masing setengah gelas) dan dilakukan setiap hari hingga
sembuh.
3) Perdarahan rahim
Bahan yang dibutuhkan adalah 2-3 kuntum bunga wijaya kusuma segar.
Cara membuatnya yaitu bunga wijaya kusuma segar dibersihkan dan
tambahkan daging tanpa lemak sebanyak 50 gram, lalu dipotong-potong.
Masukkan ke dalam mangkuk serta ditambahkan air sampai semua bahan
terendam, lalu ditim. Cara menggunakannya adalah airnya diminum setelah
dingin dan isinya dimakan dilakukan 2x sehari dan masing-masing
separuhnya.
4) Sesak nafas
Bahan yang dibutuhkan adalah 3-5 kuntum bunga wijaya kusuma segar.
Cara membuatnya yaitu bunga wijaya kusuma segar dicuci, lalu dipotong-
potong. Bahan dimasukkan ke dalam mangkuk serta ditambahkan gula batu
dan air sampai permukaannya teremdam, lalu ditim. Kemudian disaring.
Cara menggunakannya adalah airnya dapat diminum setelah dingin dan
diminum 2x sehari serta masing-masing separuhnya.
F. Pengolahan Pasca Panen
Penanganan pasca panen untuk tanaman obat wijaya kusuma ini lebih
diperhatikan dalam penyimpanannya, yaitu dengan mempertahankan
penyimpanan maksimal 30°C dan kelembaban ruang penyimpanan
maksimal 65% dalam bentuk simplisia dengan menjaga mutu dari
kandungan bahan aktif dan keamanan pangan.
4. Purwaceng Gunung
Tanaman purwaceng gunung merupakan tanaman liar yang dapat ditemukan di
pinggir jalan, kebun ataupun hutan. Tanaman ini merupakan jenis tanaman yang dapat
tumbuh di dataran menengah hingga pegunungan pada ketinggian tempat 800-2.300 m
dpl. Tanaman purwaceng biasanya berbunga pada bulan Juni hingga September
(IPBiotics, 2013).
Tanaman purwaceng gunung (Artemisia lactiflora Wall.) merupakan tanaman
terna menahun, tegak atau sedikit melata dengan tinggi 20-50 cm. Tanaman ini
memiliki batang bulat beruas-ruas, licin dan berwarna hijau keunguan. Purwaceng
gunung memiliki daun majemuk dan anak daunnya berbentuk oval dengan panjang 10-
18 cm dan lebar 6-15 cm, ujung runcing, tepi beringgit atau bergerigi, pertulangan tegas
dan berwarna kehijauan. Bunga tanaman ini merupakan bunga majemuk dan berbentuk
tandan yang terletak di ujung batang dengan panjang 30 cm. Kelopak bunganya
berbentuk bintang, berlekuk 5 dan berwarna hijau. Sedang mahkota bunganya halus,
mengelilingi benangsari dan putik dengan diameter mahkota 2-3 mm dan berwarna
putih gading. Biji tanaman purwaceng gunung berbentuk lanset, kecil dan berwarna
coklat. Sedang untuk akarnya, tanaman purwaceng gunung memiliki akar serabut dan
berwarna putih kekuningan (IPBiotics, 2013).
A. Nama Tanaman
1) Nama Indonesia : Purwaceng gunung
2) Nama Daerah : Purwoceng gunung
3) Nama Latin : Artemisia lactiflora Wall.
B. Sistematika
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Ranales
Famili : Asteraceae
Genus : Artemisia
Spesies : Artemisia lactiflora Wall.
C. Bagian yang Digunakan Sebagai Tanaman Obat
Daun atau seluruh bagian tanaman dalam keadaan segar atau setelah
dikeringkan.
D. Kandungan Bahan Aktif
Seluruh bagian tanaman purwaceng gunung mengandung saponin, kardenolin,
flavonoid dan minyak atsiri (Anonim, 2015).
E. Khasiat
1. Obat sakit perut :
Tanaman purwaceng gunung dibuat ramuan terlebih dahulu dengan cara
seluruh bagian tanaman purwaceng gunung dalam keadaan segar sebanyak 30-
60 gram dicuci kemudian direbus dengan menggunakan 200 ml air. Perebusan
ini dilakukan hingga mendidih selama kurang lebih 5 menit kemudian disaring.
Setelah dingin, ramuan tersebut diminum sekaligus dan dilakukan 2-3 kali sehari
(Anonim, 2015).
2. Obat datang bulan tidak teratur :
Tanaman purwaceng yang akan digunakan sebagai obat datang bulan tidak
teratur dapat dibuat dengan cara daun purwaceng gunung ditimbang sebanyak 60
gram, dicuci dan direbus dengan menggunakan 400 ml air hingga mendidih
selama kurang lebih 10 menit. Kemudian ramuan disaring dan setelah dingin
diminum 2 kali sehari pagi dan sore hari. Penggunaan ramuan ini tidak
dianjurkan bagi wanita yang sedang hamil (Anonim, 2015).
F. Penanganan Pasca Panen
Tanaman purwaceng gunung yang dapat dimanfaatkan sebagai obat yakni
bagian daun maupun akarnya. Bagian daun maupun akar tanaman ini ketika
akan digunakan sebagai obat dapat dikonsumsi dalam bentuk segar maupun
melalui proses pasca panen sekunder terlebih dahulu. Bentuk penanganan pasca
panen akan menentukan kualitas khasiat bahan aktif yang terkandung.
Penanganan pasca panen untuk tanaman purwaceng gunung menurut Balittro
(2015) yakni setelah tanaman dipanen, simplisia (herba) yang terdiri dari akar,
batang dan daun dicuci dan dibilas 2-3 kali untuk kemudian dipisahkan dari
kotoran dan campuran tanaman yang lain. Simplisia yang telah bersih kemudian
ditiriskan. Selanjutnya, simplisia (herba) dipotong-potong dengan panjang 1-2
cm untuk kemudian dikering anginkan di dalam ruangan (menggunakan angin
yang dihembuskan) atau dikering oven pada suhu 400C. Susunan lapisan
pengeringan setipis mungkin agar pengeringan berlangsung merata atau
meminimalisir terjadinya pembusukan dan kontaminasi jamur. Alas pengering
yang digunakan dapat berupa anyaman bambu maupun stainless steel dengan
keadaan bersih. Proses pengeringan akan menentukan warna produk dan
kandungan bahan aktif, untuk itu diperlukan proses pengeringan yang benar agar
warna dan kandungannya tidak rusak.
Ciri simplisia yang telah kering yakni memiliki keadaan rapuh atau remah
apabila diremas dengan kadar air berkisar antara 10-12%. Simplisia yang telah
kering dapat diolah sebagai bahan baku jamu ataupun obat. Namun, apabila
simplisia kering tidak diperuntukkan untuk pengolahan produk langsung,
simplisia tersebut dikemas dalam kantong plastik yang kedap udara. Setiap
kemasan kantong plastik berisi 2-5 kg simplisia purwaceng gunung kering untuk
kemudian dimasukkan dalam kotak kardus untuk proses penyimpanan.
Penyimpanan simplisia kering sebaiknya di dalam ruangan ber-AC (Balittro,
2015).
5. Begonia
A. Nama
Tanaman
1) Nama
Indonesia
:
Begonia
2) Nama
Daerah
: Begonia (Jawa)
3) Nama Latin : Begonia fimbristipulata Hance.
B. Sistematika
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledone
Ordo : Cistales
Famili : Begoniaceae
Genus : Begonia
Spesies : Begonia fimbristipulata Hance.
C. Bagian yang digunakan sebagai Bahan Obat
Daun atau seluruh bagian tanaman dalam keadaan segar atau setelah
dikeringkan.
D. Kandungan Bahan Aktif
Seluruh bagian tanaman begonia mengandung saponin, flavonoid dan polifenol.
E. Khasiat
1. Obat turun panas
Tanaman begonia yang akan digunakan sebagai obat turun panas dengan
cara seluruh bagian tanaman begonia segar sebanyak 30 gram, dicuci dan
dan direbus dengan 200 ml air sampai dengan mendidih. Air rebusan
tersebut kemudian ditinggal setengahnya, disaring dan setelah dingin air
tersebut diminum sekaligus. Sebaiknya dilakukan 2-3 kali dalam sehari.
2. Obat sakit haid
Penggunaan tanaman begonia sebagai obat sakit haid yakni dengan
menimbang sebanyak 50 gram tanaman begonia segar, dicuci dan direbus
dengan menggunakan 400 ml air sampai dengan mendidih selama kurang
lebih 15 menit. Hasil rebusan ini disaring dan setelah dingin diminum 2 kali
pada saat pagi dan sore. Obat ini tidak dianjurkan untuk digunakan oleh
wanita hamil.
F. Penanganan Pasca Panen
Tanaman begonia yang akan digunakan sebagai obat memiliki penanganan
pasca panen sederhana yakni bagian tanaman yang akan digunakan yaitu bagian
daun dipotong dari bagian batang dan dicuci bersih serta dipisahkan dari kotoran
dan campuran tanaman yang lain. Selanjutnya daun yang telah bersih tersebut
kemudian ditiriskan. Daun yang telah kering kemudian dapat diolah berdasarkan
kegunaannya masing-masing dengan teknik perebusan maupun yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2015. Artemisia lactiflora Wall. http://www.warintek.ristek.go.id/ pangan_kesehatan/tanaman_obat/depkes/5-010.pdf . Diakses tanggal 14 Desember 2015.
Apriantono, Anton. 2009. Jenis Komoditi Tanaman Binaan Direktorat Jenderal Perkebunan, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Direktorat Jenderal Hortikultura. http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/horti/Kepmen511-Kpts-PD310-9-2006JenisKomoditi.pdf. Diakses pada tanggal 14 Desember 2015.
Balittro. 2015. Standar Operasional Prosedur Budidaya Purwoceng (Pimpinella pruatjan Molkenb). Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. 14 hal.
Dewanto, Rudy. 2011. Bunga Wijaya Kusuma - Bunga Misterius. http://www.rudydewanto.com/2011/01/bunga-wijaya-kusuma-bunga-misterius.html. Diakses pada tanggal 15 Desember 2015.
Hiday. 2014. Manfaat dan Khasiat Bunga Kenanga. http://tanaman--herbal.blogspot.co.id/2014/10/manfaat-dan-khasiat-bunga-kenanga.html. Diakses pada tanggal 14 Desember 2015.
. 2015. Manfaat dan Khasiat Bunga Wijaya Kusuma. http://tanaman--herbal.blogspot.co.id/2015/01/manfaat-dan-khasiat-bunga-wijaya-kusuma.html. Diakses pada tanggal 15 Desember 2015.
IPBiotics. 2013. Artemisia lactiflora Wall. http://apps.cs.ipb.ac.id/ipbiotics/user/ organism/detail/detail_organisme_obat.php?id=661 . Diakses tanggal 14 Desember 2015.
Ramadhan, A. Mengenal Bunga Kenanga dan Manfaatnya. http://seputarpertanianoke.blogspot.co.id/2015/12/mengenal-bunga-kenanga-dan-manfaatnya.html. Diakses pada tanggal 14 Desember 2015.
Tjahjohutomo, R. Teknologi Pasca Panen Tanaman Obat. http://pascapanen.litbang.pertanian.go.id/assets/media/publikasi/Tanaman_Obat_2101.pdf. Diakses pada tanggal 14 Desember 2015.
http://bibitbunga.com/. Diakses pada tanggal 16 Desember 2015. https://ekoindriasto.wordpress.com. Diakses pada tanggal 16 Desember 2015.