LAPORAN HASIL ANALISIS SOAL ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Evaluasi Pembelajaran di Sekolah Dasar dosen: Drs. Yaya Sunarya, M. Pd Oleh Inne Marthyane Pratiwi (1003490) Kelas: 3 Matematika PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN HASIL ANALISIS SOAL
ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Evaluasi Pembelajaran di
Sekolah Dasar
dosen: Drs. Yaya Sunarya, M. Pd
Oleh
Inne Marthyane Pratiwi (1003490)
Kelas: 3 Matematika
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan limpahan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyusun laporan berjudul “Laporan Hasil Analisis Soal”.
Laporan ini disusun untuk menambah pengetahuan kita mengenai cara
menganalisis soal dan syarat-syarat soal yang baik. Selain itu juga dapat
menambah keterampilan kita dalam pembuatan soal serta analisis soal yang baik.
Laporan ini tersaji dengan disertai bantuan berbagai pihak baik yang
terlibat langsung maupun tidak langsung dan tak lupa kami mengucapkan
terimakasih kepada pihak yang telah membantu menyelesaikan pembuatan
makalah ini.
Dalam menyusun laporan ini, penulis menyadari masih banyak kesalahan
dan kekurangan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dan dapat dijadikan bahan koreksi untuk memperbaiki
penyusunan laporan berikutnya.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan
Evaluasi selektif adalah evaluasi yang di gunakan untuk memilih siwa
yang paling tepat sesuai dengan kriteria program kegiatan tertentu.
3. Evaluasi penempatan
Evaluasi penempatan adalah evaluasi yang digunakan untuk menempatkan
siswa dalam program pendidikan tertentu yang sesuai dengan karakteristik
siswa.
4. Evaluasi formatif
Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk memperbaiki
dan meningkatan proses belajar dan mengajar.
5. Evaluasi sumatif
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan untuk menentukan hasil
dan kemajuan bekajra siswa.
B. Jenis evaluasi berdasarkan sasaran
1. Evaluasi konteks
Evaluasi yang ditujukan untuk mengukur konteks program baik mengenai
rasional tujuan, latar belakang program, maupun kebutuhan-kebutuhan
yang muncul dalam perencanaan
2. Evaluasi input
Evaluasi yang diarahkan untuk mengetahui input baik sumber daya
maupun strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan.
3. Evaluasi proses
Evaluasi yang di tujukan untuk melihat proses pelaksanaan, baik
mengenai kalancaran proses, kesesuaian dengan rencana, faktor
4
pendukung dan faktor hambatan yang muncul dalam proses pelaksanaan,
dan sejenisnya.
4. Evaluasi hasil atau produk
Evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil program yang dicapai
sebagai dasar untuk menentukan keputusan akhir, diperbaiki,
dimodifikasi, ditingkatkan atau dihentikan.
5. Evaluasi outcom atau lulusan
Evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil belajar siswa lebih lanjut,
yakni evaluasi lulusan setelah terjun ke masyarakat.
C. Jenis evalusi berdasarkan lingkup kegiatan pembelajaran :
1. Evaluasi program pembelajaran
Evaluasi yang mencakup terhadap tujuan pembelajaran, isi program
pembelajaran, strategi belajar mengajar, aspe-aspek program
pembelajaran yang lain.
2. Evaluasi proses pembelajaran
Evaluasi yang mencakup kesesuaian antara peoses pembelajaran dengan
garis-garis besar program pembelajaran yang di tetapkan, kemampuan
guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, kemampuan siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran.
3. Evaluasi hasil pembelajaran
Evaluasi hasil belajar mencakup tingkat penguasaan siswa terhadap tujuan
pembelajaran yang ditetapkan, baik umum maupun khusus, ditinjau dalam
aspek kognitif, afektif, psikomotorik.
D. Jenis evaluasi berdasarkan objek dan subjek evaluasi
Berdasarkan objek:
1. Evaluasi input
Evaluasi terhadap siswa mencakup kemampuan kepribadian, sikap,
keyakinan.
2. Evaluasi tnsformasi
Evaluasi terhadap unsur-unsur transformasi proses pembelajaran anatara
lain materi, media, metode dan lain-lain.
5
3. Evaluasi output
Evaluasi terhadap lulusan yang mengacu pada ketercapaian hasil
pembelajaran.
Berdasarkan subjek:
1. Evaluasi internal
Evaluasi yang dilakukan oleh orang dalam sekolah sebagai evaluator,
misalnya guru.
2. Evaluasi eksternal
Evaluasi yang dilakukan oleh orang luar sekolah sebagai evaluator,
misalnya orangtua, masyarakat.
2.1.3. Tujuan Evaluasi Pembelajaran
Ada beberapa tujuan mengapa dilakukan evaluasi pembelajaran. Berikut
ini beberapa penjelasan singkat tentang tujuan-tujuan evaluasi pembelajaran.
1. Menentukan hasil belajar siswa berupa angka yang selanjutnya kan menjadi
laporan kepada orang tua siswa dan menjadikan acuan penentu apakah siswa
naik kelas/tidak naik kelas atau lulus/tidak lulus.
2. Memberikan fasilitas pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan dan
minat yang dimiliki oleh siswa.
3. Mengenal latar belakang siswa yang dapat berguna untuk menyelesaikan
permaslahan-permasalahan yang dimiliki siswa dalam mengikuti proses
belajar mengajar seperti sebab-sebab kesulitan belajar yang pada akhirnya
dapat menjadi input atau masukan bagi tugas BP, bimbingan dan penyuluhan.
4. Sebagai feedback bagi guru untuk perlu atau tidaknya melakukan remedial.
2.1.4. Manfaat Evaluasi Pembelajaran
Ada tujuan juga pasti ada manfaat, berikut ini manfaat dari dilakukannya
evaluasi pembelajaran.
1. Kurikuler, sebagai pengukur apakah tujuan mata pelajaran telah tercapai atau
belum.
2. Instruksional, sebagai alat ukur apakah proses belajar mengajar telah berjalan
sesuai rencana.
6
3. Placement, melakukan penempatan yang sesuai kepada siswa tentang
pembelajaran yang sesuai dengan minat dan bakatnya.
4. Diagnostik, sebagai alat diagnostik untuk mengetahui kelemahan siswa dan
memberikan solusi penyembuhan atau penyelesaian kepada siswa-siswa yang
mengalami kesulitan.
5. Administratif BP, sebagai input bagi bagian BP untuk membantu
mengarahkan siswa-siswa yang mengalami kesulitan belajar.
2.2. Analisis Soal
Sebagai alat ukur, suatu tes baru dapat dikatakan berhasil menjalankan
fungsi ukurnya apabila mampu memberikan hasil ukur yang cermat dan akurat.
Tes yang hasil ukurnya tidak cermat atau tidak dapat menunjukkan perbedaan-
perbedaan kecil yang ada pada objek ukurnya tidaklah banyak memberikan
informasi yang berguna. Apalah arti sebuah tes prestasi apabila ia tidak mampu
menunjukkan perbedaan antara siswa yang mempunyai sedikit kemampuan dan
yang mempunyai lebih banyak kecakapan. Apalah guna sebuah tes prestasi yang
sedemikian mudahnya sehingga semua siswa dapat menjawab semua soal dengan
benar dan penguji kemudian tidak dapat membedakan antara mereka yang benar-
benar menguasai pelajaran dan mereka yang menjawab benar semata-mata karena
soal itu terlalu mudah.
Sebuah tes yang berisi soal-soal berkualitas tinggi walaupun dalam jumlah
yang sedikit akan jauh lebih berguna daripada sebuah tes yang berisi puluhan soal
berkualitas rendah. Soal-soal yang berkualitas rendah tidak saja akan menurunkan
fungsi tes akan tetapi akan memberikan hasil pengukuran yang menyesatkan.
Oleh karena itu setiap tes yang telah selesai ditulis, masih harus diuji kualitasnya
secara empirik. Soal-soalnya masih harus diuji dengan menggunakan data yang
diperoleh melalui suatu prosedur try-out atau dari hasil pengenaan tes di kelas
yang sesungguhnya (field tested). Dari data hasil pengenaan tes ini akan diperoleh
bukti mengenai kualitas soal-soal tes yang bersangkutan. Kemudian dari hasil
analisis terhadap data empirik ini pula diperoleh dasar untuk melakukan
perbaikan-perbaikan yang diperlukan. Prosedur kerja dalam melakukan pengujian
7
seluruh soal tes yang didasarkan pada data empirik tersebut dinamai prosedur
analisis butir soal.
Analisis tes adalah salah satu kegiatan dalam rangka mengkonstruksi tes
untuk mendapatkan gambaran tentang mutu tes, baik mutu keseluruhan tes
maupun mutu tiap butir soal atau tugas.
2.2.1. Analisis Butir Soal Pilihan Ganda
Analisis butir soal dilakukan untuk mengetahui berfungsi tidaknya sebuah
soal. Analisis pada umumnya dilakukan melalui dua cara, yaitu analisis soal
secara teoritik atau kualitatif dan analisis soal secara empiris atau analisis soal
secara kuantitatif.
Analisis soal secara teoritik atau analisis kualitatif dilakukan sebelum
diadakan ujicoba, yakni dengan cara mencermati butir-butir soal yang telah
disusun dilihat dari kesesuaian dengan kemampuan dasar dan indikator yang
diukur serta pemenuhan persyaratan baik dari aspek materi, kontruksi, dan bahasa
(Mardapi, 2004: 130). Sedangkan analisis soal secara kuantitatif menekankan
pada karakteristik internal tes melalui data yang diperoleh secara empiris.
Karakteristik internal secara kuantitatif dimaksudkan meliputi parameter soal
tingkat kesukaran, daya pembeda, distribusi jawaban, dan reliabilitas
(Surapranata, 2005:10)
Pada pembahasan berikut penulis tidak akan membicarakan analisis soal
secara kualitatif, akan tetapi difokuskan pada analisis soal secara kuantitatif yang
meliputi parameter daya pembeda, tingkat kesukaran soal, fungsi distraktor
(pengecoh), dan reliabilitas.
A. Indeks Daya Pembeda (Diskriminasi) Soal
Daya beda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara siswa yang pandai (siswa yang mempunyai kemampuan tinggi) dengan
siswa yang kurang pandai (siswa yang mempunyai kemampuan rendah).
Fungsi dari daya beda itu adalah mendeteksi perbedaan individual yang
sekecil-kecilnya di antara para subyek tes, sejalan dengan fungsi dan tujuan
tes itu sendiri. Butir yang demikian dikatakan valid atau cermat (Azwar,
2005:137).
8
Indeks daya pembeda dihitung atas dasar pembagian kelompok
menjadi dua bagian, yaitu kelompok atas yang merupakan kelompok peserta
tes yang berkemampuan tinggi dengan kelompok bawah yang merupakan
kelompok peserta tes yang berkemampuan rendah. Kemampuan tinggi
ditunjukkan dengan perolehan skor yang tinggi dan kemampuan rendah
ditunjukkan dengan dengan perolehan skor yang rendah. Indeks daya
pembeda didefinisikan sebagai selisih antara proporsi jawaban benar pada
kelompok atas dengan proporsi jawaban benar pada kelompok bawah
(Crocker & Algina, (1986). Pembagian kelompok menurut Kelley (1939),
Crocker & Algina (1986) dalam Surapranata (2005:24), yang paling stabil
dan sensitif serta paling banyak digunakan adalah dengan menentukan 27%
kelompok atas dan 27% kelompok bawah. Rumus untuk daya pembeda
adalah sebagai berikut.
DP=BA−BBNA
x100 %
Keterangan:
DP : indeks daya pembeda butir soal tertentu (satu butir)
BA : jumlah jawaban benar pada kelompok atas
BB : jumlah jawaban benar pada kelompok bawah
NA : jumlah siswa pada salah satu kelompok A atau B
Kriteria daya pembeda:
Negatif – 9% : sangat buruk
10% - 19% : buruk, sebaiknya dibuang
20% - 29% : agak baik, kemungkinan perlu direvisi
30% - 40% : baik
50% ke atas : sangat baik
B. Indeks Kesukaran Soal
Sangatlah penting untuk melihat tingkat kesukaran soal dalam rangka
menyediakan berbagai macam alat diagnostik kesulitan belajar peserta didik
ataupun dalam rangka meningkatkan penilaian berbasis kelas. Baik buruknya
9
butir tes juga ditentukan oleh tingkat kesukaran butir tersebut, yang diperoleh
dari analisis soal.
Untuk menghitung tingkat kesukaran, table yang digunakan adalah
table untuk menghitung daya pembeda, dengan menggunakan rumus sebagai
berikut.
TK= BA+BBNA+NB
x 100 %
Keterangan:
TK : indeks tingkat kesukaran butir soal tertentu (satu butir)
BA : jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok A
BB : jumlah siswa yang menjawab pada kelompok B
NA : jumlah siswa pada kelompok A (atas/unggul)
NB : jumlah siswa pada kelompok B (bawah/asor)
Kriteria tingkat kesukaran:
0% - 15 % : ssangat sukar, sebaiknya dibuang
16% - 30% : sukar
31% - 70% : sedang
71% - 85% : mudah
86% - 100% : sangat mudah, sebaiknya dibuang.
Tingkat kesukaran/kemudahan tiap butir soal lebih baik bila dihitung
berdasar jawaban seluruh siswa yang ikut tes (bukan hanya kelompok unggul
dan asor yang berjumlah 54%). Rus yang digunakan adalah sebagai berikut.
TK=nBN
x100 %
Keterangan:
TK : indeks tingkat kesukaran butir soal tertentu (satu butir soal)
nB : jumlah siswa yang menjawab benar pada butir itu
N : jumlah siswa yang mengikuti tes.
C. Fungsi Distraktor
Apabila dilihat strukturnya tes bentuk pilihan ganda terdiri atas dua
bagian yaitu pokok soal atau stem yang berisi permasalahan yang akan
ditanyakan dan sejumlah kemungkinan jawaban atau option. Kemungkinan
10
jawaban itu dibagi dua yaitu kunci jawaban dan pengecoh. Dari sekian
banyak alternatif jawaban hanya terdapat satu yang paling benar yang
dinamakan kunci jawaban, sedangkan kemungkinan jawaban yang tidak
benar dinamakan pengecoh atau distraktor (Surapranata, 2005:43)
Pengecoh berfungsi sebagai pengidentifikasi peserta tes yang
berkemampuan tinggi. Pengecoh dikatakan berfungsi efektif apabila banyak
dipilih oleh peserta tes yang berasal dari kelompok rendah, sebaliknya apabila
pengecoh banyak dipilih oleh peserta tes yang berasal dari kelompok atas,
maka pengecoh itu tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Rumus untuk
menghitung indeks pengecoh adalah sebagai berikut.
IPc= nPc(N−nB)/( Alt−1)
x100 %
Keterangan:
IPc : indeks pengecoh/distraktor
nPc : jumlah siswa yang memilih pengecoh itu
N : jumlah seluruh siswa yang mengikuti tes
nB : jumlah subejk yang menjawab benar pada butir soal itu
Alt : banyak alternatif jawaban /option
Klasifikasi pengecoh berdasar indeks pengecoh:
Sangat baik : IPc = 76% - 125% (mendekati 100%)
Baik : IPc = 51% - 75% atau 126% - 150%
Kurang baik : IPc = 26% - 50% atau 151% - 175%
Buruk : IPc = 0% - 25% atau 176% - 200%
Sangat buruk : IPc = lebih dari 200%
D. Uji Reliabilitas Tes
Penekanan utama dalam mengumpulkan data untuk menentukan
reliabilitas tes adalah pada konsistensi dihubungkan dengan reliabilitas skor
atau reliabilitas penilai. Reliabilitas skor berarti bahwa jika suatu tes telah
diadministrasikan pada penempuh ujian untuk kedua kalinya, maka
penempuh ujian akan tetap memperoleh skor yang sama dengan
pengadministrasian yang pertama. Salah satu cara para spesialis pengukuran
11
dalam menentukan reliabilitas skor tes adalah melalui tes standar. Jika
penempuh ujian diuji kembali, mereka harus melengkapi tugas yang sama
persis dalam kondisi yang juga persis sama. Hal ini akan membantu dalam
pencapaian hasil tes yang konsisten.
r xy=N ¿¿
Dengan rumus tersebut akan diperoleh rxy atau rgg. Karena tes dibelah menjadi
dua, maka koefisien korelasi ganjil-gebap tersebut dikoreksi sehingga
menjadi koefisien reliabilitas. Rumusnya sebagai berikut.
rtt=2 xr ¿
1+r¿
Keterangan:
rxy atau rgg : koefisien korelasi ganjil-genap
N : jumlah siswa yang mengikuti tes
X : skor ganjil
Y : skor genap
rtt : koefisien reliabilitas tes
Kriteria Korelasi:
< 0,20 : tidak ada korelasi
0,21 – 0,40 : rendah
0,41 – 0,70 : sedang
0,71 – 0,90 : tinggi
> 0,90 : sangat tinggi
2.2.2. Analisis Butir Soal Bentuk Uraian
Dalam menulis soal bentuk uraian, penulis soal harus mempunyai
gambaran tentang ruang lingkup materi yang ditanyakan dan lingkup jawaban
yang diharapkan, kedalaman dan panjang jawaban, atau rincian jawaban yang
mungkin diberikan oleh peserta didik. Dengan adanya batasan ruang lingkup,
kemungkinan kemungkinan terjadinya ketidak jelasan soal dapat dihindari, serta
dapat mempermudah pembuatan criteria atau pedoman penyekoran.
Teknik analisis tes bentuk uraian berbeda dengan teknik analisis tes pilihan
ganda. Teknik analisis soal bentuk uaraian lebih sederhana. Langkah pertama
12
yang dilakukan adalah dengan membuat tabel penyekoran selanjutnya dilakukan
penghitungan reliabilitas, daya pembeda butir soal, tingkat kesukaran soal.
A. Uji Reliabilitas
Untuk perhitungan reliabilitas, jumlah skor soal ganjil dikorelasikan
dengan jumlah skor soal genap. Kemudian hitung koefisien korelasi ganjil-
genap dengan menggunakan rumus pada perhitungan analisis reliabilitas soal
bentuk pilhan ganda.
B. Daya Pembeda Butir Soal
Untuk menghitung daya pembeda dan tingkat kesukaran tiap butir
soal, susunlah terlebih dahulu skor total siswa mulaidari tertinggisampai yang
terendah. Ambillah 27% kelompok teratas (Atas) dan 27% kelompok
terbawah (bawah). Jumlahkan skor tiap butir soal pada kelompok A maupun
kelompok B.
Rumus untuk Daya Pembeda:
DP=SA−SBEA
x 100 %
Keterangan:
DP indeks daya pembeda butir soal tertentu
SA jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah
SB jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolah
EA jumlah skor ideal kelompok atas pdada butir soal yang diolah
C. Tingkat Kesukaran Butir Soal
Berdasar table kelompok atas dan bawah yang telah disusun, hitung
tingkat kesukaran tiap butir soal dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
TKU= SA+SBEA+EB
x 100 %
Keterangan:
TKU indeks tingkat kesukaran butir soal tes uraian
SA jumlah skor pada kelompok A
SB jumlah skor pada kelompok B
EA jumlah skor ideal pada kelompok A
13
EB jumlah skor ideal pada kelompok B
2.3. Syarat-Syarat Soal yang Baik
Menentukan materi ujian yang esensial perlu dipersiapkan secara baik dan
teratur karena akan menentukan hasil pelaksanaan program belajar yang lebih
baik. Bahan ulangan/ujian yang akan digunakan hendaknya memenuhi dua
kriteria dasar berikut ini:
Kriteria pertama adalah adanya kesesuaian antara materi yang diujikan dan
materi yang telah diajarkan. Hal ini hasilnya dapat memberikan informasi tentang
siapa atau siswa mana yang telah mencapai tingkatan pengetahuan tertentu yang
disyaratkan sesuai dengan tuntutan di dalam silabus/kurikulum dan dapat
memberikan informasi mengenai apa dan seberapa banyak materi yang telah
dipelajari siswa.
Kriteria kedua adalah bahan ulangan/ujian hendaknya menghasilkan
informasi atau data yang dapat dijadikan landasan bagi pengembangan standar
sekolah, standar wilayah, atau standar nasional di bidang hasil proses belajar-
mengajar.
Bahan ujian atau soal yang bermutu baik dapat membantu para guru, tutor,
pengawas, atau guru dalam meningkatkan pelaksanaan proses belajar-mengajar.
Soal yang bermutu baik dapat memberikan informasi dengan tepat tentang siswa
mana yang belum atau sudah memahami materi yang telah diajarkan. Salah satu
ciri soal yang bermutu baik adalah bahwa soal itu dapat membedakan setiap
kemampuan siswa. Semakin tinggi kemampuan siswa dalam memahami materi
yang telah diajarkan, maka semakin tinggi pula peluang menjawab benar soal
yang menanyakan materi yang telah diajarkan itu. Semakin rendah kemampuan
siswa dalam memahami materi yang telah diajarkan, maka semakin kecil pula
peluang menjawab benar suatu soal yang menanyakan materi yang telah
diajarkan.
Syarat soal yang bermutu baik adalah soal harus sahih (valid), dan handal
(reliabel). Sahih maksudnya bahwa setiap alat ukur hanya mengukur satu
dimensi/aspek saja. Handal maksudnya bahwa setiap alat ukur harus dapat
14
memberikan hasil pengukuran yang tepat, cermat, dan ajek: Untuk dapat
menghasilkan suatu bahan ujian yang sahih dan handal, penulis soal harus
merumuskan kisi-kisinya dan menulis soal berdasarkan kaidah penulisan soalnya
(kaidah penulisan soal bentuk objektif/ pilihan ganda dan uraian).
Agar soal yang dipersiapkan dapat menghasilkan bahan ulangan/ujian
yang sahih dan handal. maka dalam mempersiapkannya harus dilakukan langkah-
langkah berikut, yaitu: (1) menentukan pokok bahasan yang diujikan, (2)
menyusun kisi-kisinya, (3) menulis soalnya, (4) merakit soal menjadi perangkat
tes, dan (6) menyusun pedoman penskorannya.
Dalam menyusun butir soal yang baik harus mempertimbangkan segi
materi, konstruksi, dan bahasa. Dari Ketiga segi tersebut Ciri-ciri Soal yang Baik
adalah sebagai berikut.
1. Dari segi materi:
a. Soal sesuai indikator.
b. Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan jelas, Isi materi sesuai
dengan tujuan pengukuran.
c. Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang, jenis sekolah, dan
tingkat kelas.
2. Dari Aspek konstruksi:
a. Rumusan kalimaat dalam bentuk kalimat tanya atau perintah yang
menuntut jawaban terurai.
b. Ada petunjuk yang jelas cara mengerjakan/menyelesaikan soal.
c. Ada pedoman pensekorannya.
d. Tabel, grafik, diagram, kasus, atau yang sejenisnya bermakna (jenis jenis
keterangannya atau ada hubungannya dengan masalah yang ditanyakan).
e. Butir soal tidak begantung pada butir soal sebelumnya.
3. Dari Aspek bahasa:
a. Rumusan kalimat soal komunikatif.
b. Kalimat menggunakan bahasa yang baik dan benar sesuai dengan jenis
bahasanya.
15
c. Rumusan kalimat tidak menimbulkan penafsiran ganda atau salah
pengertian.
d. Menggunakan bahasa/kata yang umum (bukan kata lokal).
e. Rumusan soal tidak mengandung kata-kata yang menyinggung perasaan
siswa.
16
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Analisis Soal Sendiri
Penulis membuat soal untuk mata pelajaran IPS Sekolah Dasar kelas 5
Semester 1. Adapun standar kompetensi dan kompetensi dasarnya adalah sebagai
berikut.
Standar Kompetensi
1. Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala nasional
pada masa Hindu-Budha dan Islam, keragaman kenampakan alam dan suku
bangsa, serta kegiatan ekonomi di Indonesia.
Kompetensi Dasar
1.1. Mengenal makna peninggalan-peninggalan sejarah yang berskala nasional
dari masa Hindu-Budha dan Islam di Indonesia.
1.2. Menceritakan tokoh-tokoh sejarah pada masa Hindu-Budha dan Islam di
Indonesia.
1.3. Mengenal keragaman kenampakan alam dan buatan serta pembagian
wilayah waktu di Indonesia dengan menggunakan peta/atlas/globe dan media
lainnya.
1.4. Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya Indonesia di Indonesia.
3.1.1. Hasil Uji Coba Soal Pilihan Ganda
Soal ini diujikan kepada lima orang siswa kelas 5 dengan hasil sebagai
berikut.
17
Tabel 1. Jawaban Siswa
No Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25No Nama Siswa b a c d a b a c d c d c a b a b b a d d c b B d c
1 Amid R a b d d a d a c c a d b a b c a d c a b d c B c c2 M. Rinaldi d a b b b d a d c c a b c b b d c b B d d3 Reysa a d b a a c c a c a b b b b d d c b B c c4 Ridwan R b d c a a b a b d a c c a b a a a a d a a B d c5 Sri Hayati b d d d a b a a a d b c b a b a d d c c B d c
Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y Y Y T T T Y T Y T Y T Y T Y T Y T1 Soal sesuai dengan indikator 2 Pengecoh sudah berfungsi 3 Hanya ada satu kunci
jawaban yang paling tepat
4 Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas dan tegas
5 Pokok soal tidak memberi petunjuk ke kunci jawaban
6 Pokok soal bebas dari penrnyata-an yang bersifat negatif ganda
7 Gambar/grafik/tabel/diagram dsj. Pada soal jelas dan berfungsi
8 Pilihan jawaban homogen dan logis
9 Panjang pendek pilihan jawaban relatif sama
10 Pilihan jawaban tidak berbunyi “semua jawaban benar/salah”
21
11 Pilihan jawaban yang berbentuk angga disusun berdasarkan besar kecilnya angka
12 Butir soal tidak bergantung pada jawaban sebelumnya
13 Soal menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bhs. Ind.
14 Soal menggunakan bahasa yang komunikatif
15 Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat
16 Pilihan jawaban tidak mengan-dung kata/klp. kata yang sama
Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y Y Y T T T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T
1 Soal sesuai dengan indicator
2 Pengecoh sudah berfungsi
3 Hanya ada satu kunci jawaban yang paling tepat
4 Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas dan tegas
5 Pokok soal tidak memberi petunjuk ke kunci jawaban
6 Pokok soal bebas dari penrnyataan yang bersifat negatif ganda
23
7 Gambar/grafik/tabel/diagram dsj. Pada soal jelas dan berfungsi
8 Pilihan jawaban homogen dan logis
9 Panjang pendek pilihan jawaban relatif sama
10 Pilihan jawaban tidak berbunyi “semua jawaban benar/salah”
11 Pilihan jawaban yang berbentuk angka disusun berdasarkan besar kecilnya angka
24
12 Butir soal tidak bergantung pada jawaban sebelumnya
13 Soal menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bhs. Ind.
14 Soal menggunakan bahasa yang komunikatif
15 Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat
16 Pilihan jawaban tidak mengan-dung kata/klp. kata yang sama
25
3.3.2. Jawaban Siswa
Nomor Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011 12
13 14
15 16 17
18 19
20 21
22 23
24 25
No. Nama Siswa c b a a a c c a a b a c a a c c a d d b d c b a d1 Adam c b a a d c d a b a a c c a c c a d d b d c b a d2 Alik c b a a d c c a a b a c a a c c a d d b d c b a d3 Amin c b a a d c d a b a a c a a c c a d a b d c b a d5 Angga c b a a b c d a a b a c a a c c a b d b d c c a d4 Aniendita Alia Rohani c b a a a a c a b b a c a a c c a d d b d c b a d6 Ari c b a a d c b a a b a c a d a c a d a b d c b b d7 Bela d d a a d c d b a b a c a a a c a d d b d c d c d8 Dandi c b a a a c b b d b a b a c c c b d a b d b d c d9 Desi c b a c d c d b a b a c a d c c a b a b d b b a d10 Elis c b a a d c c d d b a b a a c c a d d b d c b a d11 Ervan c b a c c c c a b a a c c a c c a d d b d c b a d12 Firmansyah c b a a a c c a b a a c c a c c a d d b d c b a d13 Firza c b a a d c b a b b a c a d c c a d a b d b b b d14 Ghina c d a b d c c a a b a c a a c c b d b b b c b d d15 Ghita c b a a a c a c b b a c d a c c b d d b d c d a b16 Hera Nurbhita c b a a a c c a b b a c a c c c a d d b d c c a d17 Ibrahim c b a a a c c a a b a c a a c c a d d b d c b a d18 Ima c b a a a c c a a b a c a a c c a d d b d c b a d19 Ina Kurnia Nur Latifah c d a a d c c b d b a c a a a c a d a b d c c a d20 Jihan c b a a a c c b b b a c a a c c a d d b d c b a d21 Kamal c c c d c b b b b a c c d c c a d a b d c b a d22 Lisa Lestari c b a a a c c a b b a c a a c c a d d b d c b a d
26
23 Mae Siti Maemunah c b a a a c b b a b a c d a d c a d d b d c b a d24 Nia c b a a d c c a a b a c a a c c a d d b d c c d d26 Nisa Nur Paujiah c b a a b c c a d b a c b a a c b d d b d c c a d25 Nissa Nurkholisah c b a a b c c b d d a c a a c c b b a b d c d b d27 Pariz A c b a a d c c b d b a c c a a c a c a b d c b a d28 Peri c b a a d c d b b b a c c a a c a c a b d c b d d29 Rafli c b a a a c c a b d a c c c c a d d b d c b a d30 Resma c b a a d c c b d d a c a c c b a b d b d c d b d31 Rian c b a a d c b d b b a c d c c c a d d b b b b b d32 Riri c b a a d c c a c b a c a c c c a d d b d c d a d33 Rizki c b a a d c c b b b a c a a c c b b d b d c c a d34 Selvi c b c c d a d a d b a c a d d c a c d b d c b a d35 Sipa d b a a a c c b b d a c a b c c b d a b d c b c d36 Siska c b a a d c c a a b a c a a c c a d b b d c b a d37 Sukma c b a a d c c b a b a c a a c c a d d b d c b a d38 Syahru a b a a a c c b a d c c a d a c a d d b d c b a d39 Ulfah c b a a d c c a a b a c c a a c a d d b d c b a d40 Zidan c b a c d c c b a b a c a a a c a d d b d c c a d
Berdasarkan hasil perhitungan di Microsoft excel korelasi dari soal tersebut
adalah 0,684 sehingga korelasi soal ini tergolong sedang.
3.3.12. Daya Pembeda
Jumlah Skor Pada Masing-Masing SoalDaya PembedaSA 2.4545 2.6364 1.4545 1.5455 2.1818SB 0.8182 1 0 0 0.1818EA 3 3 3 3 3DP 54.545 54.545 48.485 51.515 66.667
Rumus untuk Daya Pembeda:
DP=SA−SBEA
x 100 %
Keterangan:
DP indeks daya pembeda butir soal tertentu
SA jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah
SB jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolah
EA jumlah skor ideal kelompok atas pdada butir soal yang diolah
Daya pembeda pada semua soal di atas sangat baik
3.3.13. Tingkat Kesukaran
Jumlah Skor Pada Masing-Masing SoalDaya PembedaRata-Rata 1.6 2.025 0.425 0.45 1.3TKU 53.333 67.5 14.167 15 43.333
Rumus untuk Tingkat Kesukaran
TKU= SA+SBEA+EB
x 100 %
Keterangan:
TKU indeks tingkat kesukaran butir soal tes uraian
SA jumlah skor pada kelompok A
SB jumlah skor pada kelompok B
44
EA jumlah skor ideal pada kelompok A
EB jumlah skor ideal pada kelompok B
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, tingkat kesukaran pada soal nomor 1, 2,
dan 5 tergolong mudah, sedangkan pada soal nomor 3 dan 4 tergolong sukar.
45
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis di atas dapat disimpulkan
1. Hasil uji reliabilitas soal sendiri untuk soal bentuk pilihan ganda reliabilitas
negatif, kerelasi soal buruk, sedangkan untuk soal bentuk uraian reliabilitas
tinggi, korelasi soal baik.
2. Hasil analisis soal teman diperoleh hasil pada kartu telaah soal yang telah
dipaparkan pada bab III.
3. Hasil uji reliabilitas soal ujian semester diperoleh hasil bahwa soal bentuk
pilhan ganda memiliki korelasi yang baik begitu pula untuk korelasi soal
bentuk uraian. Sedangkan hasil uji daya pembeda, tingkat kesukaran, dan
daya pengecoh telah dipaparkan pada bab III.
4.2. Saran
Berdasarkan hasil yang ditemui oleh penulis, ditemukan beberapa
tantangan sehingga penulis memberikan saran sebagai berikut.
1. Untuk menguji reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran, dan pengecoh
soal sebaiknya soal diujikan kepada siswa dengan kuantitas yang banyak
sehingga hasilnya lebih akurat.
2. Dalam membuat soal pilihan ganda sebaiknya diperhatikan susunan pilihan
jawaban dan pengecoh jawaban.
3. Untuk menghitung reliabilitas sebaiknya banyaknya soal ganjil sebanding
dengan banyaknya soal genap.
4. Dalam membuat soal uraian perlu diperhatikan pemilihan kata agar soal tidak
menimbulkan penafsiran ganda.
46
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2010). Bagaimana Kriteria Dasar Bahan Ujian dan Soal Bermutu Baik?. [online]. Tersedia: http://mgmpjawapemalang.wordpress.com/2010/06/02/bagaimana-kriteria-dasar-bahan-ujian-dan-soal-yang-bermutu-baik/. [30 Desember 2012]
Hendriyansyah. (2010). Cara Menganalisis Butir Soal. [online]. Tersedia: http://infopendidikan-hendriyansyah.blogspot.com/2010/04/cara-menganalisis-butir-soal.html. [30 Desember 2012]
Putro, Ino. (2012). Fungsi dan Tujuan Evaluasi Pembelajaran. [online]. Tersedia: http://www.inoputro.com/2012/09/fungsi-dan-tujuan-evaluasi-pembelajaran/. [30 Desmeber 2012]
Rahmat. (2008). Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraam. Bandung: Laboratorium PKn FPIPS UPI.