Top Banner

of 46

laporan geomatika

Oct 31, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

LAPORAN PRAKTEK GEOMATIKA 2PENGUKURAN TITIK POLIGON MENGGUNAKAN TEODOLIT(PRAKTEK KE-2)

DOSEN PENGAMPU:

Indah Wahyuni

DISUSUN OLEH:

RIFQI AULIA ABDILLAH (10505241036)KELOMPOK:

1. FEBRIAN WIDI PRATOMO(10505241023)

2. LEHAN BAGASWANA

(10505241026)

3.AMBAR HENDRIYANTO (10505241027)

4. PRASETYO NUGROHO

(10505241028)

5. TRI AGUS SUNANTO

(10505241035)

6. RIFQI AULIA ABDILLAH (10505241036)PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL & PERENCANAANTAHUN AJARAN 2012/2013A. TUJUAN PRAKTIKUM

Setelah selesai praktek, mahasiswa diharapkan dapat :1. Mengoperasikan theodolit manual.2. Mengetahui hasil pengukuran pada suatu polygon.3. Mengetahui bentuk permukaan suatu tempat.B. PENDAHULUAN Teodolit adalah alat yang dipersiapkan untuk mengukur sudut, baik sudut horizontal maupun sudut vertikal atau sudut miring. Alat ini dilengkapi dua sumbu, yaitu sumbu vertikal atau sumbu kesatu, sehingga teropong dapat diputar ke arah horizontal dan sumbu horizontal atau sumbu kedua, sehingga teropong dapat diputar kearah vertikal. Dengan kemampuan gerak ini dan adanya lingkaran berskala horizontal dan lingkaran berskala vertikal, maka alat ini dapat digunakan untuk mengukur sudut horizontal dan vertikal. Dengan kemampuan teropong bergerak kearah horizontal dan vertikal, mengakibatkan alat mampu membaca sudut horizontal dan vertikal pada dua posisi, yaitu posisi pertama kedudukan visir ada di atas dan kedua posisi visir ada di bawah. Bidikan pasa saat posisi visir ada di atas disebut posisi biasa, sedangkan bila posisi visir ada di bawah disebut posisi luar biasa. Bacaan sudut horizontal pada posisi biasa dan luar biasa akan berselisih 180 atau 220g,, atau bila posisi biasa nolnya ada di Utara, pada posisi luar biasanolnya ada di Selatan. Untuk sudut vertikal juga sama berbeda 180 atau 220g, atau bila pada posisi biasa bacaan sudut vertikalnya menunjukkan sudut zenit, pada keadaan luarbiasanya menunjukkan sudut nadir.

Poligon tertutup adalah suatu bentuk pengukuran dimana pengukuran ini dilakukan seterusnya dari titik-titik yang kita tentukan dan akhirnya titik-titik tersebut merupakan suatu daerah pemetaan. Dan pengukuran ini dilakukan searah jarum jam.

Untuk pengukuran poligon ini kita harus mempunyai beberapa titik-titik kedudukan sebagai awal pedoman untuk pengukuran selanjutnya. Juga diperlukan sebuah titik sebagai acuan Bench Mark ( BM ), bilamana tidak ada titik BM pada lokasi yang kita ukur, dapat kita mengambil sembarang benda untuk kita jadikan BM, dengan catatan benda tersebut tidak berubah kedudukannya.Pembacaan:

Horizontal + vertikal

C. ALAT 1. Teodolit2. Statif (kaki tiga)3. Unting-unting4. Rambu ukurD. BAHAN1. Lahan tempat pengukuran dicari yang konturnya tidak rata2. Alat tulis menulisE. LANGKAH PERCOBAAN

1. Menyiapkan peralatan yang digunakan, check seluruh peralatan. Hal ini perlu karena siapa tahu ada salah satu alat yang rusak.2. Meletakkan statif pada station A dan tinggikan secukupnya. Usahakan letaknya mendatar atau rata.3. Memasang alat ukur Theodolite dan kecangkan, hal ini dilakukan agar titik as alat tepat berada diatas titik pada patok.4. Menstabilkan alat dengan cara meyetel Nivo. Apabila tidak tepat berada diatas titik, geser alat sedikit kearah titik patok, alat kembali distabilkan karena akibat pergeseran ini akan terjadi perpindahan Nivo.5. Mengukur tinggi alat diatas station.

6. Mengarahkan teropong ke rambu ukur. Baca sudut horizontal dan vertikalnya. Catat pada buku ukur.7. Kemudian mengarahkan alat ke titik berikutnya. Kemudian lakukan metode 5 dan 6 seperti diatas.8. Untuk mencari besaran sudutnya dengan cara diselisihkan antara bacaan sudut kedua titik tersebut.9. Begitu juga untuk titik detail yang lain.10. Apabila pekerjaan di titik selesai, memindahkan alat ukur tersebut ke titik lainnya. melakukan pekerjan / metode diatas sampai titik terakhir.F. DATA HASIL PENGAMATANTITIK AWALTARGETVERTIKALHORIZONTALJARAKTINGGI ALAT

(A)B353 59'35"267 37'35"127251500

Prasetyo NugrohoC355 43'03"335 20'09"24530

D356 11'29"002 44'49"28845

E356 04'32"024 30'15"28435

F353 43'06"031 48'13"10700

(B)A353 07'30"31 47'23"127251365

Rifqi Aulia AbdillahC355 07'23"31 47'24"22960

D356 27'23"31 47'23"32550

E356 57'09"31 47'09"36200

F356 37'09"31 47'09"20725

(C)A357 10'10"31 30'40"245301500

Ambar HendriyantoB357 19'19"31 28'44"22960

D353 09'02"32 43'03"13350

E356 10'08"32 46'02"22300

F357 34'00"32 44'19"20650

(D)A357 44'19"143 53'15"288451490

Lehan BagaswanaB358 15'18"166 48'21"32550

C353 47'16"201 51'00"13350

E352 38'40"66 51'48"10830

F357 44'55"128 57'11"20850

(E)A357 28'50"252 55'20"284351520

Tri Agus SunantoB358 15'50"271 18'02"36200

C356 05'00"309 07'05"22300

D351 23'28"334 07'35"10830

F357 02'20"248 31'18"17880

(F)A350 16'40"179 18'30"107001480

Febrian Widi PratomoB355 20'54"209 33'00"20725

C354 09'02"276 53'54"20650

D353 52'03"315 01'16"20850

E353 29'37"347 19'32"17880

G. SKETSA POLIGON Tampak Depan

Tampak Atas

H. KESIMPULANDari praktikum Ilmu Ukur Tanah yang telah dilaksanakan, dapat ditarik kesimpulan antara lain :

1. Pengukuran yang digunakan adalah pengukuran poligon tertutup, dimana titik awal dan titik akhirnya terletak pada titik yang sama.2. Dari data praktikum poligon dapat diambil beberapa hal, yaitu : sudut vertikal, sudut horizontal, dan jarak antar titik.3. Kesalahan perhitungan poligon dapat disebabkan oleh 3 faktor yaitu : faktor manusia, faktor alat dan faktor alam.

LAPORAN PRAKTEK GEOMATIKA 2KOREKSI KESALAHAN PEMBACAAN HORIZONTAL DAN VERTIKAL MENGGUNAKAN THEODOLIT(PRAKTEK KE-3)

DOSEN PENGAMPU:

Indah Wahyuni

DISUSUN OLEH:

RIFQI AULIA ABDILLAH (10505241036)KELOMPOK:

1. FEBRIAN WIDI PRATOMO(10505241023)

2. LEHAN BAGASWANA

(10505241026)

3.AMBAR HENDRIYANTO (10505241027)

4. PRASETYO NUGROHO

(10505241028)

5. TRI AGUS SUNANTO

(10505241035)

6. RIFQI AULIA ABDILLAH (10505241036)PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL & PERENCANAANTAHUN AJARAN 2012/2013A. TUJUAN PRAKTIKUM

Setelah selesai praktek, mahasiswa diharapkan dapat :1. Mengoperasikan theodolit manual dalam keadaan biasa maupun luar biasa.2. Mengetahui hasil bacaan sudut masing-masing titik.3. Mengoreksi kesalahan pembacaan horizontal dan vertikal.B. PENDAHULUAN Teodolit adalah alat yang dipersiapkan untuk mengukur sudut, baik sudut horizontal maupun sudut vertikal atau sudut miring. Alat ini dilengkapi dua sumbu, yaitu sumbu vertikal atau sumbu kesatu, sehingga teropong dapat diputar ke arah horizontal dan sumbu horizontal atau sumbu kedua, sehingga teropong dapat diputar kearah vertikal. Dengan kemampuan gerak ini dan adanya lingkaran berskala horizontal dan lingkaran berskala vertikal, maka alat ini dapat digunakan untuk mengukur sudut horizontal dan vertikal. Dengan kemampuan teropong bergerak kearah horizontal dan vertikal, mengakibatkan alat mampu membaca sudut horizontal dan vertikal pada dua posisi, yaitu posisi pertama kedudukan visir ada di atas dan kedua posisi visir ada di bawah. Bidikan pasa saat posisi visir ada di atas disebut posisi biasa, sedangkan bila posisi visir ada di bawah disebut posisi luar biasa. Bacaan sudut horizontal pada posisi biasa dan luar biasa akan berselisih 180 atau 220g,, atau bila posisi biasa nolnya ada di Utara, pada posisi luar biasa nolnya ada di Selatan. Untuk sudut vertikal juga sama berbeda 180 atau 220g, atau bila pada posisi biasa bacaan sudut vertikalnya menunjukkan sudut zenit, pada keadaan luarbiasanya menunjukkan sudut nadir.Adanya bacaan biasa dan luar biasa ini dapat digunakan sebagai koreksi bacaan, yaitu bila bacaan biasa dan luar biasa dari satu arah bisikan tidak berselisih 180 atau 220g, berarti ada kesalahan baca, sehingga dapat segera dilakukan perbaikan. Pada pengukuran yang tidak menghendaki tingkat ketelitian yang tinggi, biasanya pembacaan cukup dilakukan pada posisi biasa. Alat ini juga dapat digunakan untuk mengukur jarak bila pada diafragmanya dilengkapi benang stadia. Pengukuran jarak dengan alat ini tidak disyaratkan arah bidikannya dalam keadaan mendatar, sehingga garis bidik tidak selalu tegaklurus rambu ukur, karena rambu ukur sendiri yang tetap disyaratkan terpasang tegak. Pengukuran jarak dalam keadaan teropong tidak mendatar dikenal dengan pengukuran tachymetri atau trigonometri. Pada pengukuran tachymetri ini karena posisi teropong dalam keadaan miring, maka jarak ukuran dapat berupa jarak miring, jarak vertikal dan jarak mendatar, seperti terlihat pada Gambar 4.1.

Gb. 4.1. Pengukuran Tachymetri

Keterangan :

dm = jarak miring

dv = jarak vertikal

dh = jarak horizontal

Dari Gb.4.1. ternyata hanya jarak horizontal saja yang betul - betul

menunjukkan jarak mendatarnya antara kedua titik yang diukur, sedangkan jarak miring tidak menunjukkan betul - betul jarak miring dan jarak vertikal juga tidak menujukkan beda tinggi dari kedua titik yang di ukur tersebut. Jarak miring menunjukkan panjang garis bidik dan jarak vertikal menunjukkan tinggi bacaan benang tengah dari garis mendatar yang melalui alat.

Rumus,

Selisih sudut horizontal= (Biasa Luar Biasa) = 180 + kesalahan Selisih sudut vertikal= (Biasa Luar Biasa) = 180 + kesalahan

Kesalahan < 1 C. ALAT

1. Teodolit2. Statif (kaki tiga)3. Unting-untingD. BAHAN

1. Benda vertikal atau bangunan untuk dikasih titik yang mau diukur2. Alat tulis menulisE. LANGKAH PERCOBAAN

1. Menyiapkan peralatan yang digunakan, check seluruh peralatan. Hal ini perlu karena siapa tahu ada salah satu alat yang rusak.2. Mentiapkan statif dan tinggikan secukupnya. Usahakan letaknya mendatar atau rata.3. Memasang alat ukur Theodolite dan kecangkan, hal ini dilakukan agar titik as alat tepat berada diatas titik pada patok.4. Menstabilkan alat dengan cara meyetel Nivo. Apabila tidak tepat berada diatas titik, geser alat sedikit kearah titik patok, alat kembali distabilkan karena akibat pergeseran ini akan terjadi perpindahan Nivo.5. Mengukur tinggi alat diatas station.

6. Mengarahkan teropong ke titik ukur. Baca sudut horizontal dan vertikalnya. Catat pada buku ukur.7. Kemudian mengarahkan alat ke titik berikutnya. Kemudian lakukan metode 5 dan 6 seperti diatas.8. Untuk mencari besaran sudutnya dengan cara diselisihkan antara bacaan sudut kedua titik tersebut.9. Begitu juga untuk titik detail yang lain.F. DATA HASIL PENGAMATAN Pengukuran sudut horizontalNONAMAHORIZONTAL

BIASALUAR BIASA

1Prasetyo nugroho318 28'12"138 24'10"

2Rifqi Aulia Abdillah29 36'13"209 34'40"

3Ambar Hendriyanto29 39'46"209 39'26"

4Lehan Bagaswana29 39'29"209 39'11"

5Tri Agus Sunanto29 39'30"209 45'18"

6Febrian Widi Pratomo29 44'50"209 44'36"

Pegukuran sudut vertikalNONAMAVERTIKAL

BIASALUAR BIASA

1Prasetyo nugroho04 04'03"175 55'50"

2Rifqi Aulia Abdillah04 06'10"176 04'40"

3Ambar Hendriyanto03 44'16"176 22'12"

4Lehan Bagaswana03 34'20"176 32'18"

5Tri Agus Sunanto03 21'59"176 42'39"

6Febrian Widi Pratomo03 11'51"176 36'57"

Gambar Hasil Pengamatan

G. PERHITUNGAN Sudut Horizontal Selisih ( = (Biasa Luar Biasa))1. Prasetyo= ((318 28'12") - (138 24'10")) = 180 01'02"2. Rifqi

= (( 29 36'13") - (209 34'40")) =(-)179 58'27"3. Ambar= (( 29 39'46") - (209 39'26")) = (-)179 59'40"4. Lehan

= (( 29 39'29") - (209 39'11")) =(-)179 59'42"5. Agus

= (( 29 39'30") - (209 45'18")) =(-)180 05'48"6. Febrian= (( 29 44'50") - (209 44'36")) =(-)179 59'46" Kesalahan ( 180 + kesalahan )1. Prasetyo= 180 - 180 01'02" = 00 01'02"2. Rifqi

= 180 + (-179 58'27")= 00 01'33"3. Ambar= 180 + (-179 59'40")= 00 00'20"4. Lehan

= 180 + (-179 59'42")= 00 00'18"5. Agus

= 180 + (-180 05'48")= 00 05'48"6. Febrian= 180 + (-179 59'46")= 00 00'14" Sudut Vertikal

Selisih ( = (Biasa + Luar Biasa))1. Prasetyo= ((04 04'03") + (175 55'50")) =179 59'53" 2. Rifqi

= ((04 06'10") + (176 04'40")) =180 10'50"3. Ambar= ((03 44'16") + (176 22'12")) =180 06'28"4. Lehan

= ((03 34'20") + (176 32'18")) =180 06'38"5. Agus

= ((03 21'59") + (176 42'39")) =180 04'38"6. Febrian= ((03 11'51") + (176 36'57")) =179 48'52" Kesalahan ( 180 + kesalahan )1. Prasetyo= 180 - 179 59'53"= 00 00'07"2. Rifqi

= 180 - 180 10'50"= 00 10'50"3. Ambar= 180 -180 06'28"= 00 06'28"4. Lehan

= 180 -180 06'38"= 00 06'38"5. Agus

= 180 -180 04'38"= 00 04'38"6. Febrian= 180 -179 48'52"= 00 11'08"TABEL HASIL HITUNGAN Pengukuran sudut horizontalNONAMAHORIZONTALSELISIHKESALAHAN

BIASALUAR BIASA

1Prasetyo nugroho318 28'12"138 24'10"180 01'02"00 01'02"

2Rifqi Aulia Abdillah29 36'13"209 34'40"(-)179 58'27"00 01'33"

3Ambar Hendriyanto29 39'46"209 39'26"(-)179 59'40"00 00'20"

4Lehan Bagaswana29 39'29"209 39'11"(-)179 59'42"00 00'18"

5Tri Agus Sunanto29 39'30"209 45'18"(-)180 05'48"00 05'48"

6Febrian Widi Pratomo29 44'50"209 44'36"(-)179 59'46"00 00'14"

Pegukuran sudut vertikalNONAMAVERTIKALSELISIHKESALAHAN

BIASALUAR BIASA

1Prasetyo nugroho04 04'03"175 55'50"179 59'53"00 00'07"

2Rifqi Aulia Abdillah04 06'10"176 04'40"180 10'50"00 10'50"

3Ambar Hendriyanto03 44'16"176 22'12"180 06'28"00 06'28"

4Lehan Bagaswana03 34'20"176 32'18"180 06'38"00 06'38"

5Tri Agus Sunanto03 21'59"176 42'39"180 04'38"00 04'38"

6Febrian Widi Pratomo03 11'51"176 36'57"179 48'52"00 11'08"

H. KESIMPULANDari praktikum Ilmu Ukur Tanah yang telah dilaksanakan, dapat ditarik kesimpulan antara lain :

1. Hasil praktek semua titik kesalahan < 1 , jadi kesalahan masih dapat ditoleransi.2. Pada pengukuran sudut horizontal selisih antara posisi luar biasa dan biasa hasilnya 180, sedangkan pada pengukuran sudut vertikal penjumlahan antara posisi luar biasa dan luar biasa hasilnya juga 180.LAPORAN PRAKTEK GEOMATIKA 2PENGUKURAN AZIMUTH DENGAN THEODOLITE(PRAKTEK KE-5)

DOSEN PENGAMPU:

Indah Wahyuni

DISUSUN OLEH:

RIFQI AULIA ABDILLAH (10505241036)KELOMPOK:

1. FEBRIAN WIDI PRATOMO (10505241023)

2. LEHAN BAGASWANA (10505241026)

3.AMBAR HENDRIYANTO (10505241027)

4. PRASETYO NUGROHO (10505241028)

5. TRI AGUS SUNANTO (10505241035)

6. RIFQI AULIA ABDILLAH (10505241036)7. NIKEN DWI PRATIWI (11505244003)

8. ARYA SETIAWAN(11505244004)

9. TRADIKA PUTRI P.(11505244005)

10. MARIA YASINTA M.(11505244012)

11. KINANTI NIAGARA(11505244015) PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL & PERENCANAANTAHUN AJARAN 2012/2013A. TUJUAN PRAKTIKUM

Setelah selesai praktek, mahasiswa diharapkan dapat :1. Mengoperasikan theodolit manual yang bisa mengukur sudut utara.2. Mengetahui hasil bacaan sudut utara dan sudut target.3. Mengoreksi kesalahan pembacaan azimuth.B. PENDAHULUAN Dalam pengukuran batas dan pemetaan detail dilakukan juga pengukuran sudut azimuth dan kelerengan dari profil tanah yang diukur. Data yang diperoleh ini kemudian akan dimasukkan dalam peta dan dibuat batas-batasnya. Pengukuran batas dan pemetaan detail berguna untuk mengetahui bentuk dari lokasi percobaan apabila dimasukkan ke dalam peta. Itulah sebabnya pengukuran batas dan pemetaan detail ini penting dalam ilmu geodesi dan kartografi. Azimuth, mengetahui arah sebuah garis yang menghubungkan dua buah titik diatas permukaan bumi adalah hal yang terpenting dalam pengukuran. Pada umunya adalah arah sebuah garis yang menghubungkan dua buah titik di atas permukaan bumi dinyatakan dengan azimuth. Azimuth dari dua buah titik tersebut adalah sudut yang terbentuk oleh meridian melalui titik pertama dan garis yang menghubungkan kedua titik tersebut ( terbentuk sebuah lingkaran besar jika bumi diangga sebagai bola atau geodesi jika bumi dianggap sebagai ellipsoida putar ) dan pengukuran sudut dilakukan searah jarum jam dimulai dari arah utara meridian. Azimuth diukur dengan metode astronomi dengan menggunakan alat-alat, seperi jarum magnit, gyrocompas dll. Pengukuran azimuth diadakan bermacam-macam tujuan antara lain :

1. Koreksi azimuth guna menghilangkan kesalahan akumulatif pada sudut-sudut terukur dalam jaringan triangulasi atau dalam pengukuran jaring-jaring (travering).

2. Penentuan azimuth untuk titik kontrol yang tidak terlihat satu dengan yang lainnya.

3. Penentuan sumbu X untuk koordinat bidang datar pada pekerjaan pengukuran yang bersifat lokal

C. ALAT

1. Teodolit2. Statif (kaki tiga)3. Unting-unting4. RambuD. BAHAN

1. Lahan untuk tempat titik utara dan target2. Alat tulis menulisE. LANGKAH PERCOBAAN

1. Menyiapkan peralatan yang digunakan, check seluruh peralatan. Hal ini perlu karena siapa tahu ada salah satu alat yang rusak.2. Menyiapkan statif dan tinggikan secukupnya. Usahakan letaknya mendatar atau rata.3. Memasang alat ukur Theodolite dan kecangkan, hal ini dilakukan agar titik as alat tepat berada diatas titik pada patok.4. Menstabilkan alat dengan cara meyetel Nivo. Apabila tidak tepat berada diatas titik, geser alat sedikit kearah titik patok, alat kembali distabilkan karena akibat pergeseran ini akan terjadi perpindahan Nivo.5. Memutar theodolite ke kanan ke kiri sampai jarum pada teropong pengukur horizontal pas di tengah-tengah.

6. Membaca sudut horizontal pada arah utara dan mencatat pada buku ukur.

7. Mengarahkan teropong ke titik target ( titik 2 ). Baca sudut horizontal dan mencatat pada buku ukur.8. Kemudian memindah theodolit ke titik 2. Melakukan langkah 4 sampai 7 dan mencatat hasilnya.9. Pergantian orang/observer lakukan langkah 1 sampai 8 sampai semua anggota kelompok melakukan pengukuran.F. DATA HASIL PENGAMATANOBSERVERPOINTBACAAN HORIZONTAL

UTARATARGET

AryaAB132 39'10"278 34'11"

BA224 52'46"190 24'18"

PrasetyoCD159 22'05"132 29'44"

DC154 27'49"307 18'29"

KinantiEF62 55'45"157 36'05"

FE262 46'21"176 39'30"

LehanGH64 08'59"33 10'17"

HG236 16'01"

NikenIJ109 26'10"223 35'21"

JI288 45'25"223 37'18"

AmbarKL203 37'20"114 46'40"

LK69 20'50"160 01'48"

MariaMN70 14'05"145 38'40"

NM218 11'40"113 16'18"

RifqiOP274 07'12"338 35'49"

PO267 48'40"152 11'00"

TradikaQR147 37'05"216 13'33"

RQ202 11'40"90 54'00"

AgusST60 44'56"126 55'00"

TS297 28'43"183 41'51"

FebrianUV258 19'34"223 29'50"

VU132 39'10"133 39'10"

Gambar Pengamatan Tampak Samping

Tampak Atas

G. PERHITUNGANRIFQI: Azimuth ( Target Utara )

Titik OP= (( 338 35'49") - (274 07'12")) = 64 28'37" Titik PO= ( 152 11'00" + ( 360 - 267 48'40") = 244 22'20" Selisih ( PO OP )

Titik PO - Titik OP= (( 244 22'20") - (64 28'37")) = 180 06'17" Penyimpangan Selisih - 180 = ( 180 06'17" - 180 ) = 0 06'17"Dengan cara yang sama untuk perhitungan pada observer yang lain, maka akan diperoleh tabel seperti dibawah:

OBSERVERPOINTBACAAN HORIZONTALAZIMUTHSELISIHPENYIMPANGAN

UTARATARGET(TARGET-UTARA)( BA- AB)

AryaAB132 39'10"278 34'11"92 13'36"179 36'31"(-)0 23'29"

BA224 52'46"190 24'18"271 50'07"

PrasetyoCD159 22'05"132 29'44"333 07'39"(-)180 16'59"(-)0 16'59"

DC154 27'49"307 18'29"152 50'40"

KinantiEF62 55'45"157 36'05"94 40'20"179 12'49"(-)0 47'11"

FE262 46'21"176 39'30"273 53'09"

LehanGH64 08'59"33 10'17"329 01'18"180 24'18"0 24'18"

HG236 16'01"24 53'01"148 37'00"

NikenIJ109 26'10"223 35'21"114 09'11"180 42'42"0 42'42"

JI288 45'25"223 37'18"294 51'35"

AmbarKL203 37'20"114 46'40"271 09'20"180 28'22"0 28'22"

LK69 20'50"160 01'48"90 40'58"

MariaMN70 14'05"145 38'40"75 24'35"179 40'03"(-)0 19'57"

NM218 11'40"113 16'18"255 04'38"

RifqiOP274 07'12"338 35'49"64 28'37"180 06'17"0 06'17"

PO267 48'40"152 11'00"244 22'20"

TradikaQR147 37'05"216 13'33"68 36'28"180 05'52"0 05'52"

RQ202 11'40"90 54'00"248 42'20"

AgusST60 44'56"126 55'00"66 10'04"180 03'04"0 03'04"

TS297 28'43"183 41'51"246 13'08"

FebrianUV258 19'34"223 29'50"325 10'16"(-)180 05'04"(-)0 05'04"

VU132 39'10"133 39'10"134 39'10"

TABEL HASIL HITUNGAN

H. KESIMPULANDari praktikum Ilmu Ukur Tanah yang telah dilaksanakan, dapat ditarik kesimpulan antara lain :

1. Hasil praktek semua titik kesalahan < 1 , jadi kesalahan masih dapat ditoleransi.LAPORAN PRAKTEK GEOMATIKA 2KONTROL AZIMUTH SEGITIGA(PRAKTEK KE-6)

DOSEN PENGAMPU:

Indah Wahyuni

DISUSUN OLEH:

RIFQI AULIA ABDILLAH (10505241036)KELOMPOK:

1. FEBRIAN WIDI PRATOMO (10505241023)

2. LEHAN BAGASWANA (10505241026)

3.AMBAR HENDRIYANTO (10505241027)

4. PRASETYO NUGROHO (10505241028)

5. TRI AGUS SUNANTO (10505241035)

6. RIFQI AULIA ABDILLAH (10505241036)7. NIKEN DWI PRATIWI (11505244003)

8. ARYA SETIAWAN(11505244004)

9. TRADIKA PUTRI P.(11505244005)

10. MARIA YASINTA M.(11505244012)

11. KINANTI NIAGARA(11505244015) PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL & PERENCANAANTAHUN AJARAN 2012/2013A. TUJUAN PRAKTIKUM

Setelah selesai praktek, mahasiswa diharapkan dapat :1. Mengoperasikan theodolit manual yang bisa mengukur sudut utara.2. Mengetahui hasil bacaan sudut utara dan sudut target.3. Mengoreksi kesalahan pembacaan azimuth segitiga.

B. PENDAHULUANDalam pengukuran poligon, diperlukan sudut arah (atau Azimut). Sebuah poligon adalah serangkaian jarak dan sudut, atau jarak dan sudut arah, atau jarak dan azimut yang menghubungkan titik-titik yang berurutan. Garis-garis bidang tanah milik, membentuk poligon jenis poligon tertutup. Sebuah pengukuran jalan raya dari satu kota ke kota lainnya biasanya merupakan poligon terbuka, tetapi bila mungkin harus ditutup dengan pengikatan pada titik-titik yang diketahui koordinat, yang dekat dengan titik awal dan titik akhir. Azimut adalah sudut yang diukur searah jarum jam dari sembarang meridian acuan. Dalam pengukuran tanah datar, Azimut biasanya diukur dari utara, tetapi para ahli astronomi, militer dan National Geodetic Survey memakai selatan sebagai arah acuan. Azimut berkisar antara 0 sampai 360 dan tidak memerlukan huruf-huruf untuk menunjukkan kuadran.Untuk menghitung azimuth, harus dilihat dulu arahnya terletak di kuadran berapa, dan ini dapat dilihat dari tanda aljabar dari harga (Xb Xa) dan (Yb Ya).Letak kuadran dapat dilihat pada tabel 7.2 berikut ini.

BC(. Kemudian akan dicari besar azimuth (AB dan sudut (Pada titik A, B, C seperti gambar disamping, diketahui azimuth BC dapat dicari dengan rumus umum sebagai berikut :(Azimuth

Dengan ketentuan sebagai berikut :

Harga 180 dapat dipilih (+) atau (() , hasilnya akan sama saja

Bila azimuth lebih kecil dari 0(, maka harus dikurangi 360(Bila azimuth lebih besar dari 360(, maka harus ditambah 360(.C. ALAT

1. Teodolit2. Statif (kaki tiga)3. Unting-unting4. RambuD. BAHAN

1. Lahan untuk tempat titik utara dan target2. Alat tulis menulisE. LANGKAH PERCOBAAN

1. Menyiapkan peralatan yang digunakan, check seluruh peralatan. Hal ini perlu karena siapa tahu ada salah satu alat yang rusak.2. Menentukan titik segita yang akan diukur

3. Menyiapkan statif dan tinggikan secukupnya. Usahakan letaknya mendatar atau rata.4. Memasang alat ukur Theodolite dan kecangkan, hal ini dilakukan agar titik as alat tepat berada diatas titik pada patok.5. Menstabilkan alat dengan cara meyetel Nivo. Apabila tidak tepat berada diatas titik, geser alat sedikit kearah titik patok, alat kembali distabilkan karena akibat pergeseran ini akan terjadi perpindahan Nivo.6. Memutar theodolite ke kanan ke kiri sampai jarum pada teropong pengukur horizontal pas di tengah-tengah.

7. Membaca sudut horizontal pada arah utara dan mencatat pada buku ukur.

8. Mengarahkan teropong ke titik target ( titik 2 ). Baca sudut horizontal dan mencatat pada buku ukur.9. Mengarahkan teropong ke titik target ( titik 3 ). Baca sudut horizontal dan mencatat pada buku ukur.10. Kemudian memindah theodolit ke titik 2. Melakukan langkah 4 sampai 7 dan mencatat hasilnya.

11. Kemudian memindah theodolit ke titik 2. Melakukan langkah 4 sampai 7 dan mencatat hasilnya.12. Pergantian orang/observer lakukan langkah 1 sampai 8 sampai semua anggota kelompok melakukan pengukuran.

F. DATA HASIL PENGAMATANObseverTitikPiringan Horizontal

AlatTargetUtaraTarget

B279 51'29"

AryaA58 38'17"

C340 36'38"

A286 15'00"

MariaB244 49'21"

C229 22'40"

A314 04'53"

DethaC218 24'37"

B15 25'25"

E307 5'40"

AgusD315 31'51"

F355 19'29"

D213 34'23"

TradikaE42 37'49"

F146 53'38"

D13 38'35"

NikenF155 14'20"

E78 14'18"

H48 24'03"

PrasetyoG12 34'03"

I107 58'26"

I348 04'00"

RifqiH192 49'10"

G390 21'30"

G109 21'09"

AmbarI196 26'28"

H178 38'03"

K59 28'10"

LehanJ119 53'42"

L143 29'20"

J131 45'20"

FebrianL287 20'00"

K75 04'50"

J215 42'33"

PrasetyoK112 45'14"

L176 06'08"

Gambar Pengamatan

Tampak Samping

Tampak Atas

G. PERHITUNGANSEGITIGA ( G-H-I ):

1. Prasetyo Nugroho

Azimuth ( Target Utara )

Titik GH= (( 48 24'03") - (12 34'03")) = 35 50'00" Titik GI= ( (107 58'26") - (12 34'03")) = 95 24'23" Sudut ( H-G-I )

Titik GI - Titik GH= ((95 24'23") - (35 50'00")) = 59 34'23"2. Rifqi Aulia Abdillah

Azimuth ( Target Utara )

Titik HI= (( 348 04'00") - (192 49'10")) = 155 14'50" Titik HG= ( (390 21'30") - (192 49'10")) = 206 32'20" Sudut ( G-H-I )

Titik HG - Titik HI= ((206 32'20") - (155 14'50")) = 51 17'30"3. Ambar Hendriyanto Azimuth ( Target Utara )

Titik IG= (( 109 21'30") - (196 26'28")) = 272 54'41" Titik IH= ( (178 38'03") - (196 26'28")) = 342 11'35" Sudut ( H-I-G )

Titik IH - Titik IG = ((342 11'35") - (272 54'41")) = 69 16'54"Penyimpangan Jumlah semua sudut - 180 = (( (59 34'23")+(51 17'30")+(69 16'54") ) - 180 ) = ((180 08'47") - 180 )

= 0 08'47"Dengan cara yang sama untuk perhitungan pada observer yang lain, maka akan diperoleh tabel seperti dibawah:

TABEL HASIL HITUNGAN

ObseverTitikPiringan HorizontalAzimuthSudut

AlatTargetUtaraTarget(Target-Utara)

B279 51'29"221 13'12"

AryaA58 38'17"60 45'09"

C340 36'38"281 58'21"

A286 15'00"41 37'36"(302 55'43")

MariaB244 49'21"59 04'17"

C229 22'40"344 33'19"

A314 04'53"95 40'16"

DethaC218 24'37"61 20'32"

B15 25'25"157 0'48"

E307 5'40"351 33'49"(311 46'11")

AgusD315 31'51"48 13'49"

F355 19'29"39 47'38"

D213 34'23"170 56'34"

TradikaE42 37'49"66 40'45"

F146 53'38"104 15'49"

D13 38'35"218 24'15"

NikenF155 14'20"64 35'43"

E78 14'18"282 59'58"

H48 24'03"35 50'00"

PrasetyoG12 34'03"59 34'23"

I107 58'26"95 24'23"

I348 04'00"155 14'50"

RifqiH192 49'10"51 17'30"

G390 21'30"206 32'20"

G109 21'09"272 54'41"

AmbarI196 26'28"69 16'54"

H178 38'03"342 11'35"

K59 28'10"299 34'28"

LehanJ119 53'42"84 01'10"

L143 29'20"23 35'38"

J131 45'20"204 25'20"

FebrianL287 20'00"56 40'30"

K75 04'50"147 44'50"

J215 42'33"102 57'19"

PrasetyoK112 45'14"39 36'25"

L176 06'08"63 20'54"

H. KESIMPULANDari praktikum Ilmu Ukur Tanah yang telah dilaksanakan, dapat ditarik kesimpulan antara lain :

1. Hasil praktek semua titik kesalahan < 1 , jadi kesalahan masih dapat ditoleransi.LAPORAN PRAKTEK GEOMATIKA 2POLIGON GRAFIS(PRAKTEK KE-7)

DOSEN PENGAMPU:

Indah Wahyuni

DISUSUN OLEH:

RIFQI AULIA ABDILLAH (10505241036)KELOMPOK:

1. FEBRIAN WIDI PRATOMO (10505241023)

2. LEHAN BAGASWANA (10505241026)

3.AMBAR HENDRIYANTO (10505241027)

4. PRASETYO NUGROHO (10505241028)

5. TRI AGUS SUNANTO (10505241035)

6. RIFQI AULIA ABDILLAH (10505241036)7. NIKEN DWI PRATIWI (11505244003)

8. ARYA SETIAWAN(11505244004)

9. TRADIKA PUTRI P.(11505244005)

10. MARIA YASINTA M.(11505244012)

11. KINANTI NIAGARA(11505244015) PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL & PERENCANAANTAHUN AJARAN 2012/2013A. TUJUAN PRAKTIKUM

Setelah selesai praktek, mahasiswa diharapkan dapat :1. Mengoperasikan theodolit manual yang bisa mengukur sudut utara.2. Mengetahui hasil bacaan sudut utara dan sudut target.3. Dapat membuat garis distribusi.

B. PENDAHULUANDalam pengukuran poligon, diperlukan sudut arah (atau Azimut). Sebuah poligon adalah serangkaian jarak dan sudut, atau jarak dan sudut arah, atau jarak dan azimut yang menghubungkan titik-titik yang berurutan. Garis-garis bidang tanah milik, membentuk poligon jenis poligon tertutup. Sebuah pengukuran jalan raya dari satu kota ke kota lainnya biasanya merupakan poligon terbuka, tetapi bila mungkin harus ditutup dengan pengikatan pada titik-titik yang diketahui koordinat, yang dekat dengan titik awal dan titik akhir. Azimut adalah sudut yang diukur searah jarum jam dari sembarang meridian acuan. Dalam pengukuran tanah datar, Azimut biasanya diukur dari utara, tetapi para ahli astronomi, militer dan National Geodetic Survey memakai selatan sebagai arah acuan. Azimut berkisar antara 0 sampai 360 dan tidak memerlukan huruf-huruf untuk menunjukkan kuadran.Untuk menghitung azimuth, harus dilihat dulu arahnya terletak di kuadran berapa, dan ini dapat dilihat dari tanda aljabar dari harga (Xb Xa) dan (Yb Ya).Letak kuadran dapat dilihat pada tabel 7.2 berikut ini.

BC(. Kemudian akan dicari besar azimuth (AB dan sudut (Pada titik A, B, C seperti gambar disamping, diketahui azimuth BC dapat dicari dengan rumus umum sebagai berikut :(Azimuth

Dengan ketentuan sebagai berikut :

Harga 180 dapat dipilih (+) atau (() , hasilnya akan sama saja

Bila azimuth lebih kecil dari 0(, maka harus dikurangi 360(Bila azimuth lebih besar dari 360(, maka harus ditambah 360(.C. ALAT

1. Teodolit2. Statif (kaki tiga)3. Unting-unting4. RambuD. BAHAN

1. Lahan untuk tempat titik utara dan target2. Alat tulis menulisE. LANGKAH PERCOBAAN

1. Menyiapkan peralatan yang digunakan, check seluruh peralatan. Hal ini perlu karena siapa tahu ada salah satu alat yang rusak.2. Menentukan titik poligon yang akan diukur, pada titik terakhir pembacaan titik 1 dibuat kesalahan.3. Menyiapkan statif dan tinggikan secukupnya. Usahakan letaknya mendatar atau rata.4. Memasang alat ukur Theodolite dan kecangkan, hal ini dilakukan agar titik as alat tepat berada diatas titik pada patok.5. Menstabilkan alat dengan cara meyetel Nivo. Apabila tidak tepat berada diatas titik, geser alat sedikit kearah titik patok, alat kembali distabilkan karena akibat pergeseran ini akan terjadi perpindahan Nivo.6. Memutar theodolite ke kanan ke kiri sampai jarum pada teropong pengukur horizontal pas di tengah-tengah.

7. Membaca sudut horizontal pada arah utara dan mencatat pada buku ukur.

8. Mengarahkan teropong ke titik target ( titik 2 ). Baca sudut horizontal dan mencatat pada buku ukur.9. Kemudian memindah theodolit ke titik 2 ( titik selanjutnya). Melakukan langkah 4 sampai 8 dan mencatat hasilnya.

10. Pergantian orang/observer lakukan langkah 1 sampai 8 sampai semua titik poligon dibaca.

F. DATA HASIL PENGAMATANObseverTitikJarak (mm)Bacaan HorizontalAzimuth

AlatTargetUtaraTarget

Prasetyo1221300307 6' 37"150 35' 21"203 28' 44"

Ambar2318610157 43' 29"356 40' 12"198 56' 43"

Rifqi343162597 30' 40"16 44' 10"279 13' 30"

Lehan452425024 35' 50"37 53' 30"13 17' 40"

Agus563750011 57' 16"32 33' 43"20 36' 27"

Tradika6742200338 48' 38"8 11' 41"29 23' 3"

Detha7822100332 03' 50"73 54' 45"101 50' 55"

Niken8924250290 18' 18"47 51' 56"117 33' 38"

Kinanti91033650349 10' 49"187 20' 22"198 9' 33"

Maria101'15100146 51' 40"58 34' 52"271 43' 12"

Arya1'1184604 14' 32"216 46' 37"212 32' 5"

H. KESIMPULANDari praktikum Ilmu Ukur Tanah yang telah dilaksanakan, dapat ditarik kesimpulan antara lain :

1. Perhitungan jarak kesalahan menggunakan theodolite dan auto cad berbeda, yaitu dengan theodolite 18460mm sedangkan dengan autocad 19680mm.

2. Dengan sistem distribusi kesalahan dalam pembacaan bisa dihilangkan.

Ket:

D=jarak