A. Tujuan ( Iqlima Sarah ) - Dapat mengetahui cara pengujian aktifitas obat furosemid. - Dapat mengetahui tanda-tanda keracunan furosemid. B. Dasar Teori Diuretika adalah senyawa yang dapat menyebabkan ekskresi urin yang lebih banyak. Jika pada peningkatan ekskresi garam-garam, maka diuretika ini dinamakan saluretika atau natriuretika (diuretika dalam arti sempit). Walaupun kerjanya pada ginjal,diuretika bukan ‘obat ginjal’,artinya senyawa ini tidak dapat memperbaiki atau menyembuhkan penyakit ginjal,demikian juga pada pasien insufisiensi ginjal jika diperlukan dialysis,tidak dapat ditangguhkan dengan penggunaan senyawa ini. Beberapa diuretika pada awal pengobatan justru memperkecil ekskresi zat-zat penting urin dengan mengurangi laju filtrasi glomerulus sehingga memperburuk insufisiensi ginjal (Gan Gunawan, Sulistia 1995). Diuretika adalah zat-zat yang dapat memperbanyak kemih (diuresis) melalui kerja langsung terhadap ginjal. Obat-obat lainnya yang menstimulasi diuresis dengan mempengaruhi ginjal secara tak langsung tidak termasuk dalam definisi ini, misalnya zat-zat yang memperkuat kontraksi jantung
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
A. Tujuan ( Iqlima Sarah )
- Dapat mengetahui cara pengujian aktifitas obat furosemid.
- Dapat mengetahui tanda-tanda keracunan furosemid.
B. Dasar Teori
Diuretika adalah senyawa yang dapat menyebabkan ekskresi urin yang lebih
banyak. Jika pada peningkatan ekskresi garam-garam, maka diuretika ini dinamakan
saluretika atau natriuretika (diuretika dalam arti sempit). Walaupun kerjanya pada
ginjal,diuretika bukan ‘obat ginjal’,artinya senyawa ini tidak dapat memperbaiki atau
menyembuhkan penyakit ginjal,demikian juga pada pasien insufisiensi ginjal jika
diperlukan dialysis,tidak dapat ditangguhkan dengan penggunaan senyawa ini. Beberapa
diuretika pada awal pengobatan justru memperkecil ekskresi zat-zat penting urin dengan
mengurangi laju filtrasi glomerulus sehingga memperburuk insufisiensi ginjal (Gan
Gunawan, Sulistia 1995).
Diuretika adalah zat-zat yang dapat memperbanyak kemih (diuresis) melalui kerja
langsung terhadap ginjal. Obat-obat lainnya yang menstimulasi diuresis dengan
mempengaruhi ginjal secara tak langsung tidak termasuk dalam definisi ini, misalnya zat-
zat yang memperkuat kontraksi jantung (digoksin, teofilin), memperbesar volume darah
(dekstran), atau merintangi sekresi hormon antidiuretik ADH.
Salah satu obat diuretic kuat ialah furosemid. Obat ini biasa ditujukan untuk
mengurangi pembengkakan dan retensi cairan yang disebabkan oleh berbagai masalah
kesehatan, termasuk penyakit jantung atau hati. Obat ini juga digunakan untuk terapi
perawatan pada penderita tekanan darah tinggi. Mekanisme kerjanya dengan
menyebabkan ginjal untuk membuang air dan garam yang tidak dibutuhkan dari tubuh
melalui urin. Sehingga akan sering buang air kecil yang dapat berlangsung hingga 6 jam
setelah dosis pertama diberikan dan pemberian dosis harus menurun setelah penggunaan
beberapa minggu (Ganiswara, et all. 1995).
Awal tindakan setelah oral adalah dalam waktu satu jam, dan diuresis berlangsung
sekitar 6-8 jam. Tindakan awal setelah injeksi adalah lima menit dan durasi diuresis
adalah dua jam. Efek yang diuretik furosemide dapat menyebabkan penurunan natrium,
klorida, tubuh air dan mineral lainnya. Oleh karena itu, berhati-hati pengawasan medis
yang diperlukan selama perawatan. Furosemide disetujui FDA pada bulan Juli 1982. Cara
terbaik adalah untuk mengambil obat ini di awal hari, sebelum 4-6, untuk mencegah harus
bangun sepanjang malam untuk buang air kecil (Ganiswara, et all. 1995).
Efek samping yang umum dari furosemide termasuk tekanan darah rendah,
dehidrasi dan elektrolit penipisan (misalnya, natrium, kalium). Efek samping yang kurang
umum termasuk penyakit kuning, dering di telinga (tinnitus), kepekaan terhadap cahaya
(ketakutan dipotret), ruam, pankreatitis, mual, diare, sakit perut, dan pusing. Peningkatan
gula darah dan kadar asam urat juga dapat terjadi. Pusing, sakit kepala ringan, sakit
kepala, penglihatan kabur, kehilangan nafsu makan, sakit perut, diare, atau konstipasi
dapat terjadi karena tubuh menyesuaikan obat. Kejang otot atau kelemahan, kebingungan,
pusing berat, mengantuk, mulut kering yang tidak biasa atau haus, mual atau muntah,
cepat / tidak beraturan detak jantung, penurunan yang tidak biasa jumlah urin, pingsan,
kejang-kejang. Efek samping yang serius dapat terjadi seperti mati rasa / kesemutan dari
demam, sakit tenggorokan persisten), mudah perdarahan atau memar, menguning mata /
kulit . Serius reaksi alergi terhadap obat ini tidak mungkin, tetapi segera mencari bantuan
medis jika terjadi
C. Monografi Obat ( Iqlima Sarah )
Furosemid (Farmakope Indonesia Edisi III halaman 262)
Pemerian : Hablur putih; tidak berbau; hamper tidak berasa.
Kelarutan : tidak larut dalam air dan kloroform, larut dalam alkali hidrosida
Titik lebur : 2060C
pKa : 3,9
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Khasiat : Diuretikum
Dosis Max. : 20-80 mg perhari.
D. Alat dan Bahan (Teny Mutia Juhana)
- Alat-alat
Timbangan
Toples
Dissposable 1cc
Sonde oral
Handscone
Ram kawat
- Bahan
PGA
Furosemid
- Hewan Percobaan
Mencit Putih
E. Prosedur (Teny Mutia Juhana)
F. Data Pengamatan (Nurul Fauziah)
Kelompok 4 kontrol negatif
Hewan Percobaan
Gejala (menit)0 30 60
Mencit 1 Normal Grooming, urine 0,2 ml
Tidur, urine 0,5 ml
Mencit 2 Normal Normal, urine 0,3 ml
Grooming, urine 0,6 ml
Mencit 3 Normal Normal, urine 0,2 ml
Tidur, urine 0,7 ml
Kelompok 9 kontrol negatif
Hewan Percobaan
Gejala (menit)0 30 60
Mencit 1 Normal, urine 0,1 ml
Grooming Lemas
Buat 5 kelompok dengan tiap kelompok menggunakan 3 ekor mencit
a. Kelompok 1 diberikan kontrol negatif b. Kelompok 2 diberikan dosis 400c. Kelompok 3 diberikan dosis 500d. Kelompok 4 diberikan dosis 600e. Kelompok 5 diberikan dosis 700
Setelah pemberian dosis perhatikan selama 2 jam dengan internal waktu 30, 60, 90 dan 120
Catat gejala yang terjadi pada tiap mencit dan Bandingkan dengan kelompok dari uji lainnya