BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di masa sekarang ini manusia apabila sakit, mereka menggunakan
obat dalam bentuk tablet, pil, kapsul, dan sebagainya. Kita ketahui
bersama bahwa tablet adalah sediaan padat yang sering juga
digunakan untuk pengobatan.Obat dan bahan-bahan farmasetik yang
digunakan harus tercampurkan satu dengan yang lainnya untuk
menghasilkan satu produk obat yang stabil, menarik, mudah dibuat
dan aman. Apabila pemakaian obat harus secara oral dalam bentuk
kering, maka bentuk kapsul dan tablet yang paling sering
digunakan.
Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang
biasanya dibuat dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang
sesuai. Tablet dapat berbeda dalam ukuran, bentuk, berat,
kekerasan, ketebalan, daya hancur, dan dalam aspek lainnya
tergantung pada cara pemakaian tablet dan metode pembuatannya (1).
Ibuprofen merupakan salah satu obat yang sukar larut dalam air dan
menunjukkan kelarutan yang buruk, karena mempunyai struktur
hidrofobik (Bushra dan Aslam, 2010; Mansouri, et al., 2011).Tablet
dapat dibuat dengan berbagai metode, antara lain: metode cetak
langsung, granulasi basah, granulasi kering atau kombinasinya.
Pada praktikum kali ini diguunakan zat aktif Ibuprofen yang
ditambahkan dengan bahan tambahan lain yang sesuai. Dimana tablet
Ibuprofen ini diindikasikan untuk obat analgesik. I.2 Maksud dan
Tujuan Percobaan
I.2.1 Maksud PercobaanMahasiswa dapat mengetahui pembuatan
tablet beserta evaluasinya dengan menggunakan zat aktif
ibuprofen.I.2.2 Tujuan PercobaanUntuk mengetahui dan memahami cara
pembuatan tablet disertai evaluasinyaBAB II
TINJAUAN PUSTAKAII.1Teori Umum
II.1.1Defenisi Tablet
Tablet adalah bentuk sediaan padat dari substansi obat yang
biasanya dibuat dengan bantuan zat tambahan yang cocok. Tablet
memiliki perbedaan dalam ukuran, bentuk, berat, kekerasan,
ketebalan karakteristik penghancur dan aspek lainnya tergantung
dari tujuan penggunaan tablet dan metode pembuatannya (1).
Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak
dalam tabung pipih atau sirkular, kedua permukaannya rata atau
cembung, mengandung suatu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa
zat tambahan (2).
Tablet adalah bentuk sediaan padat dari satu atau lebih bahan
obat, dengan atau tanpa pengisi. Dibuat dengan pengempaan dalam
mesin tablet atau pencetakan. Tablet bervariasi dalam bentuk,
ukuran, dan bobot. Faktor-faktor ini tergantung pada perbedaan
sesuai kegunaan yg diinginkan dan bobot komponen obat yg terkandung
dalam masing-masing tablet (3).Tablet adalah sediaan padat
mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan
metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet
kempa. Tablet merupakan sediaan padat kompak, dibuat secara kempa
cetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya
rata atau cembung, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan
atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat
berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat
pelicin, zat pembasah atau zat lain yang cocok (4).II.1.2Jenis -
Jenis tablet
Jenis-jenis tablet berdasarkan penggunaannya yaitu (5) :
1. Tablet kempa
a. Tablet yang diangkut ke dalam sistem gastrointestinal
1) Tablet kempa konvensional, disiapkan dengan pengempaan
tunggal lingkaran dan biasanya tersusun atas bahan aktif, sendiri
atau digabungkan dengan zat pengisi seperti laktosa, pengikat
seperti larutan sukrosa, atau pasta pati untuk memberikan
keadhesifan, dan penghancur seperti pati untuk menyebabkan
pemecahan tablet.2) Tablet kempa ganda adalah tablet kempa yang
secara konvensional disiapkan dengan lebih dari kompresi bulat
tunggal.3) Tablet salut enterik adalah tablet kempa konvensional
disalut dengan bahan seperti pengikat atau derivat selulosa yang
tidak hancur di lambung tetapi larut di usus. Penyalut dapat dibuat
dari bahan yang pH-nya tergantung, tidak larut dalam medium asam
lambung tetapi larut pada lingkungan sedikit asam atau lingkungan
basa usus.4) Tablet salut gula adalah tablet kempa yang disalut
dengan beberapa lapisan tipis berturut-turut dengan larutan sukrosa
dengan atau tanpa pewarna. Penyalut ini berguna karena dapat
melindungi bahan obat dengan berperan sebagai barrier terhadap
kelembaban dan udara, menutupi bahan obat yang rasa dan baunya
tidak enak dan memperbaiki penampilan tablet.5) Tablet salut film
adalah tablet kempa yang disalut dengan lapisan tipis berwarna atau
tidak berwarna dari larutan bahan polimer yang hancur dengan cepat
dalam saluran pencernaan. Penyalut film memiliki fungsi yang sama
dengan salut gula dengan tambahan keuntungan yang kurang lebih
lebih tahan lama.6) Tablet bersalut coklat adalah tablet
konvensional yang disalut dengan coklat yang merupakan bahan
pewarna. Sekarang ini besi oksida lebih banyak digunakan sebagai
pewarna menggantikan coklat.7) Tablet effervescent adalah tablet
kempa umum yang berbusa jika terkena air, tablet harus dilarutkan
dalam air sebelum diminum. Timbulnya karbon dioksida merupakan
hasil reaksi antara asam sitrat dan atau asam tartrat dan natrium
bikarbonat yang termasuk dalam tablet.8) Tablet kunyah merupakan
tablet kempa yang didesain untuk diisap atau dikunyah sebelum
ditelan. Untuk tambahan pada bahan aktif, tablet kunyah mengandung
manitol yang mempunyai rasa yang enak sebagai bahan dasarnya.9)
Tablet penopang aksi merupakan tablet yang disiapkan mengandung
banyak bahan obat yang menyebabkan respon terapetik yang cepat,
tambahan lagi kebanyakan obat ini mempertahankan respon pada level
awal untuk ditujukan menghasilkan efek setelah beberapa jam pada
dosis umum.b. Tablet yang digunakan di dalam mulut1) Tablet bukal
dan sublingual adalah tablet yang biasanya rata, bentuknya oval dan
ditujukan untuk memberikan efek sistemik dengan meletakkannya pada
kantung bukal antara pipi dan gusi atau di bawah lidah dan
memungkinkan untuk larut di tempat tersebut.2) Lozenges atau
troches adalah tablet berbentuk cakram, sediaan padat yang dibuat
dari bahan obat dan zat pemberi rasa bertujuan untuk larut lambat
di dalam mulut. Lozenges biasanya mengandung satu atau beberapa
jenis obat seperti antiseptik, anestesi lokal, antibiotik,
antihistamin, antitusif, analgesik atau dekongestan.3) Dental cones
digunakan untuk menghindari multiplikasi dari mikroorganisme
patogen pada sela-sela gigi. Bahan aktif yang digunakan untuk
dental cones misalnya Na-bikarbonat, NaCl atau laktosa.c. Tablet
untuk berbagai penggunaan1) Tablet vaginal adalah tablet kempa yang
berbentuk oval atau pear ditujukan untuk dimaksudkan untuk
dimasukkan ke dalam vagina yang larut dan melepaskan bahan obat.
Tablet vaginal biasanya mengandung antiseptik, adstringens atau
steroid dan mungkin juga dapat untuk menghasilkan pH yang
diinginkan.2) Tablet diagnostik: untuk diagnostik penyakit
tertentu. Tesnya biasanya dilakukan baik oleh pasien maupun di
klinik.3) Tablet implantasi yang juga disebut pellet dibuat dengan
teknik aseptik dan ditujukan untuk pemberian obat subkutan. Tablet
implantasi berukuran kira-kira 3,2 x 8 mm2 dan pelepasan obatnya
lambat.2. Tablet cetaka. Tablet cetak adalah tablet kecil yang
dibuat dengan mencetak massa lembab yang biasanya terdiri dari
bahan obat poten, pengisi yaitu laktosa atau pelembab alkohol.b.
Tablet triturat, penggunaannya secara sublingual atau meletakkannya
di lidah dan ditelan dengan air. Di kalangan farmasis tablet ini
dibuat dengan mencetak tetapi di industri dibuat dengan kempa
menggunakan mesin tablet.c. Tablet hipodermik adalah tablet
triturat yang digunakan oleh dokter untuk menyiapkan injeksi tanpa
persiapan dengan melarutkan tablet ke dalam air steril untuk
injeksi dan menghasilkan larutan injeksi
hipodermik.II.1.3Keuntungan dan Kerugian Tablet a. Keuntungan
TabletKeuntungan penggunaan tablet yaitu (5) :
1. Kemudahan dalam pengangkutan baik bagi perusahaan, farmasis,
dan pasien.2. Memiliki keakuratan dosis.3. Tablet dapat dibagi
menjadi atau bagian sehingga praktis bagi pasien untuk mendapatkan
atau dari dosis total.4. Rasa yang tidak enak dapat ditutupi dengan
penyalut tablet, dapat digunakan penyalut gula, penyalut selaput,
atau salut kempa.5. Pasien umumnya menemukan bahwa tablet merupakan
bentuk sediaan yang simpel untuk digunakan.6. Tablet dapat
diletakkan di lidah dan ditelan dengan air. Beberapa individu
mempunyai masalah psikologis untuk menelan tablet. Dapat diatasi
dengan menghancurkan atau melembabkannya dengan air.7. Industri
farmasi mengembangkan cara penggunaan tablet dengan membuat tablet
kunyah.b. Kerugian TabletKerugian penggunaan tablet yaitu (6):1.
Beberapa bahan tidak dapat dikempa menjadi padat dan kompak
tergantung pada keadaan amorfnya, flokulasi atau rendahnya berat
jenis.2. Obat yang sukar dibasahkan lambat melarut, absorpsinya
tinggi dalam saluran cerna atau kombinasi dari sifat di atas akan
sukar atau tidak mungkin diproduksi untuk menghasilkan
bioavailibilitas yang rendah.3. Obat yang biasanya pahit, obat
dengan bau yang tidak dapat dihilangkan atau obat yang peka
terhadap oksigen atau kelembaaban udara perlu penyalutan atau
pengkapsulan sebelum dikempa.
II.1.4Sifat-sifat Tablet
Sifat-sifat dari sediaan tablet (4) :1. Akurat dan keseragaman
bobot Agen resmi pengatur dan pemegangizin dan bemacam-macam
lembaga dunia menuntut tablet harus mengandung bahan obat khusus
untuk tujuan terapi dan kualitas yang telah ditetapkan.2.
Homogenitas Menunjukkan distribusi yang layak dan akurat dari bahan
aktif atau bahan lain.3. Tidak adanya incomp Tablet harus secara
murni bebas dari incomp dengan tujuan untuk menjamin kebutuhan efek
terapi. Incomp dari aspek farmasetika dan kimia berarti tablet
mempunyai kekonstanan dan memberi efek terapi yang diinginkan.
4. Kestabilan dan kekerasan Tablet harus stabil untuk menjamin
bahwa kuantitas terapi yang diinginkan dari obat diterima oleh
pasien. Ini berarti konstan dalam sifat fisis.5. Kemudahan
penghancuran Ini adalah hal penting bahwa penghancuran tablet dalam
perut atau usus, sehingga obat memiliki kesempatan untuk
mengeluarkan sifat terapinya.
6. Penampilan yang menyenangkan
Penampilan menarik, menyenangkan dan secara total harus
menghindari hal-hal yang bersifat mengganggu melalui satu beberapa
dari pancaindra kita.
7. Mudah dalam pembuatan
Produksi dalam jumlah besar dari beberapa permintaan komoditas
secara layak mudah dalam pembuatan, baik dari segi pembiayaan dan
juga dari sudut pemeliharaan bahan.8. Ekonomis dalam produksi
II.1.5Metode pembuatan tablet
Berdasarkan sifat fisika dan kimia obat, tablet dibuat dengan
dua metode yaitu (7):1. Metode Granulasi
a. Pengertian Granul dan GranulasiGranul adalah granulasi obat
terdiri dari pertikel yang tidak beraturan, range ukuran 4-10 mesh.
granul diukur dengan sendok tea, dibutuhkan ketelitian dalam
mengukurnya. granul jarang digunakan untuk obat keras (5).
Granulasi adalah pembentukan partikel-partikel besar dengan
mekanisme pengikatan tertentu (5).
Granulasi merupakan proses yang bertujuan untuk meningkatkan
aliran serbuk dengan jalan membentuk menjadi bulatan-bulatan atau
agregat-agregat dalam bentuk beraturan yang disebut granul (6).1)
Granulasi Basah
Granulasi Basah yaitu memproses campuran zat aktif dan eksipien
menjadi partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan
pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga didapat masa lembab yang
dapat digranulasi (9). Metode ini biasanya digunakan apabila zat
aktif tahan terhadap lembab dan panas (9).a) Keuntungan Granulasi
Basah
Dapat menghasilkan aliran yang baik Meningkatkan kompresibilitas
dan distribusi Keseragaman kandungan dapat mencegah pemisahan
komponen yang dapat mencampur secara homogen.
b) Kerugian Granulasi Basah
Tidak bisa digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan lembab
Banyak tahap Biaya lebih mahal dari cetak langsung dari segi waktu
dan persyaratan peralatan.c) Langkah Kerja Granulasi Basah
Penyiapan bahan obat dan zat tambahan Pencampuran zat aktif dan
bahan tambahan Penyediaan larutan pengikat Pencampuran larutan
pengikat pada pencampuran serbuk massa lembab/basah Pengayakan
granul basah (Pengayakan kasar)
Pengeringan Pengayakan granul kering Pencampuran granul kering
dengan bahan pelicin Pengempaan tablet 2) Granulasi keringGranulasi
Kering disebut juga slugging, yaitu memproses partikel zat aktif
dan eksipien dengan mengempa campuran bahan kering menjadi massa
padat yang selanjutnya dipecah lagi untuk menghasilkan partikel
yang berukuran lebih besar dari serbuk semula (granul)
(10).Granulasi kering digunakan untuk zat aktif yang memiliki dosis
efektif yang terlalu tinggi untuk dikempa langsung atau zat aktif
yang tahan terhadap pemanasan dan lembab (10).
a) Keuntungan granulasi kering
Tahapannya membutuhkan peralatan yang sedikit Cocok untuk zat
aktif yang tahan terhadap panas dan lembab Mengurangi pemisahan
komponen formulasi selama penyimpanan dan pengolahan.
b) Kerugian granulasi kering Perlu alat yang dinamakan Slug yang
ditujukan untuk membuat tablet besar dan kasar pada tahap awal
Tablet yang dihasilkan kurang tahan lama Dalam metode pengolahannya
memerlukan cara yang khusus.
c) Langkah kerja granulasi kering
Penggerusan bahan obat dan bahan tambahan Pencampuran serbuk
yang digerus Pengempaan massa tablet besar dan keras yang disebut
slug Pengayakan slug Pencampuran dengan lubrikan dan penghancur
Pencetakan2. Metode kempa langsungKempa langsung adalah pembuatan
tablet dengan mengempa langsung campuran zat aktif dan eksipien
kering.tanpa melalui perlakuan awal terlebih dahulu. Metode ini
merupakan metode yang paling mudah, praktis, dan cepat
pengerjaannya, namun hanya dapat digunakan pada kondisi zat aktif
yang kecil dosisnya serta zat aktif tersebut tidak tahan terhadap
panas dan lembab (9). Ada beberapa zat berbentuk kristal seperti
NaCl, NaBr dan KCl yang mungkin langsung dikempa, tetapi sebagian
besar zat aktik tidak mudah untuk langsung dikempa (10).a)
Keuntungan metode kempa langsung
Ekonomis dan murah
Tidak memerlukan waktu yang lama
Tahapan prosesnya sedikit
b) Kerugian metode kempa langsung
Zat aktif dengan dosis besar tidak mudah untuk dikempa langsung,
hanya untuk dosis yang kecil Dalam beberapa keadaan, pengisi dapat
berinteraksi dengan obat.
c) Langkah kerja kempa langsung
Penggerusan bahan obat dan zat tambahan Pencampuran bahan-bahan
Pengempaan tabletII.1.6Komposisi tablet
Komposisi dari sediaan tablet yaitu mengandung 2 kelompok dasar
dari komposisinya, yaitu (8):
1) Zat aktif/bahan obatZat aktif merupakan zat yang memberikan
efek farmakologis pada tubuh manusia atau hewan dalam dosis
tertentu. Zat aktif juga dikenal sebagai drug, active ingredient,
dan active pharmaceutical ingredient (API).
Untuk membuat suatu sediaan obat diperlukan desain yang paling
sesuai untuk setiap jenis zat aktif. Hal ini dipengaruhi sifat
fisikokimia dari zat aktif tersebut. Sifat fisikokimia ini
diantaranya (9): Kelarutan, seperti zat aktif yang larut dalam air
(hidrofilik) dan zat aktif yang tidak larut dalam air (hidrofobik)
pH Bentuk kristal Inkompatibilitas (interaksi zat aktif dengan zat
lain yang menimbulkan efek tidak diinginkan terhadap zat aktif) dan
stabilitas2) Zat tambahanZat tambahan (eksipien) merupakan bahan
selain zat aktif yang ditambahkan dalam formulasi suatu sediaan
untuk berbagai tujuan atau fungsi. Beberapa kriteria umum yang
esensial untuk eksipien yaitu (11): netral secara fosiologis stabil
secara fisika dan kimia memenuhi peraturan perundangan tidak
mempengaruhi bioavaiabilitas obat bebas dari mikroba patogen dan
tersedia dalam jumlah yang cukup dan murah.Adapun macam-macam bahan
tambahan yang digunakan dalam pembuatan tablet yaitu (8):1. Diluent
/ PengisiDiluent adalah zat inert yang ditambahkan dalam formula
tablet yang ditujukan untuk membuat bobot tablet sesuai dengan yang
diharapkan. Fungsi diluent pada pembuatan tablet untuk menambah
ukuran tablet menjadi ukuran yang praktis, nyaman dan dapat
bekerja. Bahan pengisi memiliki kriteria sebagai berikut:
Tidak toksik Tidak kontraindikasi antar bahan Stabil secara
fisik dan kimia Bebas mikroba Netral secara fisiologis Tidak
mengganggu bioavabilitas obat
Contoh bahan pengisi adalah laktosa, sukrosa, NaCl, mannitol,
susu padat terpilih, amilum, kaolin, kalsium karbonat, kalsium
sulfat, dikalsium sulfat, dll.2. PengikatBahan pengikat berfungsi
memberi daya adhesi pada massa serbuk pada granulasi dan kempa
langsung serta untuk menambah daya kohesi yang telah ada pada bahan
pengisi. Bahan pengikat terbagi atas dua, yaitu:a. Bahan pengikat
hidrolisis
Bahan pengikat hidrolis adalah bahan pengikat yang proses
pengerasannya lebih baik dalam rendaman air, serta menghasilkan
produk yang tahan air.
b. Bahan pengikat non-hidrolisis
Bahan pengikat biasa (non-hidrolis) adalah bahan pengikat yang
bila dicampur dengan air menghasilkan produk yang dapat mengeras
setelah bereaksi dengan karbondioksida, bukan dengan air.Mekanisme
pengikatan bahan pengikat secara umum adalah bila larutan bahan
pengikat ditambahkan dalam suatu campuran serbuk, maka dengan
adanya pengadukan, bahan pengikat akan membasahi permukaan
partikel, selanjutnya akan membentuk jembatan cair antar partikel
yang kemudian menjadi banyak sehingga terjadi pertumbuhan atau
pembesaran granul. Setelah proses pengayakan basah, dilakukan
proses pengeringan yang mengakibatkan terbentuknya jembatan padat
antar partikel yang saling mengikat membentuk granul. Hal serupa
juga terjadi bila menggunakan bahan pengikat dalam bentuk kering
atau serbuk, setelah ditambahkan pelarut akan larut dan mengembang.
Bahan pengikat yang mengembang akan melingkupi partikel-partikel,
terjadi jembatan cair dan akhirnya dengan adanya pemanasan akan
terbentuk jembatan padat (12).Bahan pengikat sebaiknya memenuhi
kriteria-kriteria sebagai berikut: Mudah larut (dalam keadaan
dingin), sehingga pelarut yang digunakan minimal (khsus granulsai
basah) Tidak higroskopis Viskositas sekecil mungkin Mudah membasahi
campuran bahanContoh bahan pengikat sebagai berikut : air, alkohol,
aseton, pasta amilum (10-17%), sirup sukrosa (50-85%), larutan
gelatin (10-20%), mucilago akasia (10-20%), larutan glukosa
(25-50%), larutan alkohol-glukosa (50% alkohol, 25% glukosa dan 25%
air), pasta amilum (5% amilum dan 2% akasia dalam air),
metilselulosa-400 (4%), etil selulosa (5%) dalam alkohol, Na-CMC,
PEG 4000 atau 6000, dan polivinilpirolidon dalam air, alkohol dan
larutan hidroalkoholik, dll.3. PenghancurBahan penghancur akan
membantu hancurnya tablet menjadi granul, selanjutnya menjadi
partikel-partikel penyusun, ketika tablet kontak dengan cairan
lambung sehingga akan meningkatkan disolusi tablet.Mekanisme bahan
penghancur dalam proses penghancuran tablet ada beberapa cara yaitu
(13):a) Pengembangan (swelling)Air merembes ke dalam tablet melalui
celah antar pertikel yang dibentuk bahan penghancur dengan adanya
air maka bahan penghancur akan mengembang dimulai dan menjadikan
tablet pecah dan hancur.
b) Perubahan bentuk (deformasi)Pada saat pengempaan tablet
beberapa partikel ada yang mengalami deformasi plastik, masuknya
air ke dalam tablet akan memacu partikel kembali ke bentuk semula
akhirnya tablet akan hancur.c) Aksi kapiler (wicking)Tablet kontak
dengan air maka air akan masuk melalui saluran pori yang terbentuk
selama proses pentabletan karena sifat hidrofilisitas bahan
penghancur, maka pembesaran akan lebih cepat dan efektif sehingga
akan memisahkan partikel-partikel granul dan menghancurkan
tablet.d) Peregangan (repulsion)Air yang masuk ke dalam pori-pori
tablet dapat menetralisir muatan listrik antar partikel yang
terbentuk pada saat pengempaan. Muatan listrik berubah sehingga
akan saling tolak menolak, gaya penolakan ini yang akan menyebabkan
hancurnya tablet Bahan penghancur merupakan zat tambahan dalam
formula tablet yang berfungsi untuk menghancurkan tablet setelah
pemakaian, kadar kehancuran tablet diukur dengan metode USP
menggunakan mesin penghancur tablet Van Dir Kamp. Faktor-faktor
yang mempengaruhi kadar disintegrasi/penghancuran tablet
adalah:
a) sifat fisika dan kimia bahan-bahan yang terdapat dalam
formula tabletb) permukaan tablet
Contoh dari bahan penghancur adalah amilum, Avicel
(Mikrokritalin selulosa), solka floc, asam alginat, Explotab
(sodium starch glicolate), gom guar, Policlar AT (Crosslinked PVP),
Amberlite IPR 88, Metilselulosa, CMC, HPMC.4. LubrikanLubrikan
adalah bahan tambahan yang berfungsi untuk mengurangi friksi antara
permukaan dinding/tepi tablet dengan dinding die selama kompresi
dan ejeksi.Berdasarkan fungsinya, bahan pelicin dapat dibedakan
menjadi (14):a) Lubrikan Untuk mengurangi gesekan antara sisi
tablet dengan dinding ruang cetakan (die) dan antara dinding die
dengan dinding punch, sehingga tablet mudah dikeluarkan dari
cetakan. Contohnya seperti kalsium stearat, Mg-stearat dan talk. b)
GlidanUntuk mengurangi gesekan antar patikel yang mengalir dari
hopper ke ruang cetak (die) sehingga akan memperbaiki sifat alir
serbuk atau granul yang akan di kempa dan akan berpengaruh pada
keseragaman bobot tablet. Contohnya kalsium stearat, amilum, NaCl
dan talk.c) Anti adherentUntuk mencegah melekatnya tablet pada die
dan pada permukaan punch. Contohnya: mentega cokelat dan lemak
alami lainnya, cairan dan padatan petroleum, Na- stearat dan
sabun-sabun lainnya, parafin, lilin, asam stearat, dll.Adapun
tujuan penambahan bahan lubrikan yaitu:
Meningkatkan sifat aliran dari granul Menghindari terjadinya
adhesi antara granul dengan permukaan punch dan die Mengurangi
gesejan pada dinding die untuk memfasilitasi pengeluaran hasil
akhir tablet. Mengurangi pemakaian punch dan die yang
berlebihan.
5. PewarnaBahan pewarna dalam pembuatan tablet berfungsi untuk
menutupi warna obat yg kurang baik, identifikasi produk, dan untuk
membuat suatu produk lebih menarik.
Adapun kriteria bahan pewarna, yaitu:
Tidak reaktif dan tidak toksik Stabil dan mudah dalam
diaplikasikan Memenuhi kriteria estetika Tidak menimbulkan bau dan
rasa pada produkPenambahan pewarna yang diizinkan untuk makanan dan
obat-obatan dengan cara berikut :
a) Melarutkan pewarna tersebut ke dalam larutan pengikat
b) menyemprot granul dengan larutan khusus dari zat pewarnac)
mendistribusikan/mencampurkan pewarna kedalam campuran kering lalu
ditambahkan pada granulasi basahd) menambahkan triturat pewarna
tersebut ke dalam amilum atau kalsium sulfat.
Contoh bahan pewarna yang ditambahkan dalam pembuatan tablet
seperti Erythrosine, Allura red AC, Tartrazine, Sunset Yellow,
Brilliant Blue, dan Fast Green.
6. Pemberi rasaPenambahan Pemanis dan pemberi rasa biasanya
hanya untuk tablet-tablet kunyah, hisap, buccal, sublingual,
effervescent dan tablet lain yang dimaksudkan untuk hancur atau
larut dimulut.Ditambahkan dengan menyemprotkan larutan alkoholik
atau larutan eter dari minyak menguap atau pemberi rasa lainnya
kepada granul kering sebelum pengempaan tablet. Setelah disemprot,
granul-granul tersebut diguling-gulingkan dan terkadang disimpan
dalam bekal tertutup agar pemberi rasa tersebut meresap masuk
kedalam granul. Contoh bahan pemanis seperti Sakarin, Siklamat,
Aspartame.
II.1.7Kerusakan-Kerusakan Tablet
Masalah yang sering muncul dalam pembuatan tablet (9):1. Binding
pada dieIni terjadi ketika pelepasan dari tablet sulit dan sering
diikuti bunyi ribut/menderik yang karakteristik; tepi tablet
tergores atau kasar. Masalah ini terjadi dari beberapa kondisi di
mana perlekatan yang kurang pada dinding die yaitu penggesekan,
lubrikannya kurang baik, granul yang lembab, dan die yang kotor dan
cacat. Lubrikan yang kurang baik termasuk campuran yang tidak
efisien dari lubrikan dengan granul. Sama halnya dengan kesalahan
kuantitas dan pemilihan pembantu. Sebab lain dari masalah ini
adalah terlalu besarnya jarak antara punch yang rendah dan lubang
die sebagai akibat pemakaian yang berlebihan. Serbuk halus meresap
ke bawah melalui celah dan padat untuk membentuk lapisan yang kuat
yang mengurangi gesekan pada punch.
2. Picking dan sticking Di sini masalah ini terjadi oleh gaya
adhesi oleh bahan obat terhadap permukaan punch. Jika
terlokalisasi, sebagian dari permukaan tablet tampak menghilang,
hal ini disebut picking. Tablet memiliki permukaan yang kasar dan
tidak mengkilap ketika sticking terjadi akibat adhesi dari tablet
terhadap seluruh permukaan punch. Pada kasus lain, jika tidak
dinyatakan lain, kecacatan semakin buruk dan sebuah lapisan pada
granul padat terkumpul pada permukaan punch.3. Capping dan
laminasiMasalah ini biasanya meninggalkan bekas akibat
ketidaksempurnaan perpindahan udara dari granul pada rongga die
sebelum dan selama pengempaan. Udara yang terperangkap bercampur
dengan ikatan granul. Ketika pengembangan berikutnya pada pelepasan
melepaskan bagian atau cap dari tablet. Pada kasus, ini tablet
terbagi menjadi beberapa lapisan, serbuk yang sangat banyak talk
secara baik atau granul yang terlalu kering atau terlalu kecilnya
lubang pada punch/die, menghilangnya semua udara sisa dalam rongga
die dan mungkin menyebabkan capping/laminating.4. Variasi bobot
Masalah ini berhubungan dengan aliran granul yang buruk dan
pemisahan bahan pokok granul. Granul yang terlalu kering, terlalu
besar, terlalu halus atau mengandung bagian besar dari
serbuk-serbuk halus, terlubrikasi secara tidak sempurna atau
mencakup unsur yang memiliki berat jenis atau ukuran yang sangat
berbeda semuanya dapat merupakan penyebab yang mungkin menghasilkan
variasi berat yang banyak. Jika kesalahan ini terjadi karena
putaran dan aliran granul yang tidak memuaskan, cukup baik
mengingat kemungkinan satu atau lebih punch, berbeda panjangnya
antara kedua contoh campuran yang tidak merata pada bagian bawah
punch. Kadang granul diproduksi pada saat proses dan banyak tablet
seragam dan penampilan mungkin diperoleh karena lambatnya kecepatan
mesin, ini memakan waktu untuk mengisi kapasitas die.5.
MottlingDikarenakan jika penyalutan ukuran granul, partikel lebih
memberikan dasar warna yang berbeda yang menunjukkan bertambah
granul pada permukaan tablet.
6. Tablet rapuhDisebabkan karena kurangnya tekanan dalam menekan
tablet. Masalah ini dikarenakan granul kurang kering dengan baik
atau aliran granul yang buruk (dapat menyebabkan capping) atau
kelebihan jumlah dari lubrikan lemak seperti Mg-stearat.7.
Ketidakstabilan
Keutamaan dari air-dry drugs dan tambahan tablet yang mengandung
air dan hal ini juga ditambahkan dan mungkin tidak dapat
dipindahkan secara sempurna dalam proses pelembaban granul
kelembaban harus dikontrol tidak semata-mata untuk alasan teknik
yang berhubungan dengan proses fisika pada produksi tablet tapi
juga untuk menjamin kestabilan obat.
8. Variasi kandungan bahan obat
Standar akan secara pasti diatur unutk kandungan tablet tunggal.
Jika kandungan menunjukkan variasi yang sangat besar dan factor
tersebut mengakibatkan variasi bobot yang dapat dihilangkan sebagai
suatu penyebab sumber masalah yang paling sering terjadi adalah
perpindahan pelarut absorpsi fisika dengan pemisahan pada beberapa
tiap dalam proses produksi dan pencampuran.II.1.8Evaluasi Granul
dan Evaluasi Tablet
A. Evaluasi Granul
1. Uji kadar air (6).a. Susut pengeringan ( LOD = Loss On Drying
) yaitu suatu pernyataan kadar, kelembaban berdasarkan berat basah
dengan rumus : Bobot granul basah Bobot granul kering% LOD =
x 100%
Bobot granul basahSyarat nilai% LOD yang baik adalah antara 0% -
100%
b. Kandungan kelembaban (MC = Moisture Consentration ) yaitu
suatu perhitungan berdasarkan berat kering dengan rumus
Bobot granul basah Bobot granul kering % MC =
x 100%
Bobot granul kering Syarat nilai% MC yang baik adalah dari 0%
sampai tak terbatas2. Uji bobot jenis (6).
Dilakukan untuk menentukan 3 macam berat jenis yaitu :
a. Berat jenis sejati yaitu massa partikel dibagi volume
partikel tetapi tidak termasuk rongga terbuka dan tertutupb. Berat
jenis nyata adalah massa partikel dibagi volume partikel tidak
termasuk rongga terbuka tetapi termasuk rongga tertutupc. Berat
jenis efektif adalah massa partikel dibagi volume partikel termasuk
rongga terbuka dan tertutup3. Uji porositas (10)
Porositas merupakan perbandingan antara volume total
masing-masing rongga dengan volume bulk dan volume sebelum
dimampatkan, dapat dihitung dengan rumus :
a Void = 1 - x 100%
Keterangan :
a = massa jenis sebelum dimampatkan
= massa jenis setelah dimampatkan
Nilai persentase yang baik untuk uji ini adalah tidak menyimpang
dari 90%-10% porositas.4. Uji kecepatan aliran (6).
Dengan cara mengalirkan granul melalui celah yaitu lingkaran
yang dipasang pada wadah silinder, suatu petunjuk sederhana dari
kemudahan dimana bahan dapat diinduksi untuk mengalir diberikan
dengan menggunakan indeks komprebilitas dengan persamaan :
V
I = 1 - X 100%
V0
Keterangan :
I = indeks komprebilitas
V = volume sesudah , V0 = volume sebelum
Syarat nilai uji kecepatan aliran :
Nilai I < 15% = memberikan sifat alir yang baik
Nilai I > 25% = menunjukkan kemampuan alir yang buruk
B. Evaluasi tablet 1. Uji keseragaman Ukuran
Kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak lebih dari 3 kali
atau tidak boleh kurang dari 1 1/3 tebal tablet (2).
2. Uji keseragaman Bobot
Digunakan untuk tablet tidak bersalut yang harus memenuhi syarat
keseragaman bobot yang ditetapkan sebagai berikut (2):
Dengan cara ditimbang 20 tablet, dihitung bobot rata-rata tiap
tablet. Jika ditimbang satu persatu, tidak boleh lebih dari 2
tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot
rata-ratanya lebihi besar dari harga yang ditetapkan pada kolom A,
dan tidak satu tabletpun yang bobotnya menyimpang dari bobot
rata-ratanya lebih besar dari haarga yang ditetapkan pada kolom B.
jika tidak mencukupi 20 tablet, dapat digunakan 10 tablet, tidak
satupun tablet yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot
rata-rata yang ditetapkan pada kolom A dan tidak satu tabletpun
yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang
ditetapkan pada kolom B.Tabel 2.1. Penyimpangan bobot rata-rata
Bobot rata-rataPenyimpangan bobot rata-rata (%)
Kolom AKolom B
25 mg atau kurang
26 mg sampai dengan 150 mg
151 mg sampai dgn 300 mg
Lebih dari 300 mg15%
10%
7,5%
5% 10%15%20%30%
3. Uji kekerasan
Daya tahan suatu tablet untuk penggunaan mekanik terlihat pada
saat dikempa kekerasan suatu tablet tersebut dan kekuatnnya pada
saat dikempa. Kekerasan suatu tablet dilukiskan sebagai ukuran
partikel untuk pecahnya tablet. Kekerasan juga dapat digunakan
untuk karakteristik tablet sebab lebih mudah dan untuk mengukur
lebih konvensional. Kekerasan tablet diukur dengan alat Strong
Cobb, dan alat tes kekerasan yaitu Pfizer dan Stokes. Kekerasan
dilukiskan dalam kilogram tekanan yang diberikan, meskipun
alat-alat yang digunakan berbeda nilai kekerasannya untuk setiap
tablet, tetapi rata-rata kekerasannya konstan bila diukur dengan
Strong Cobb atau Stokes. Praktek dalam farmasi mungkin dilakukan
dengan tes tablet dengan cara mematahkan tablet diantara jari
jempol dan jari telunjuk, jika tablet tidak patah artinya sangat
keras daan mungkin susah dihancurkan. Tablet oral normalnya
mempunyai kekerasan dari i4-6 pounds, meskipun pada nyatanya ada
yang mengatakan kuran dari 10 pounds (5).
4. Uji kerapuhan
Alat penguji kerapuhan laboratorium dikenal sebagai Friabilator
Roche yang memperlakukan sejumlah tablet terhadap gabungan pengaruh
goresan dan goncangan dengan memekai kotak plastic yang berputar
dengan kecepatam 26 rpm, menjatuhkan sejumlah tablet sejauh 6 inci
pada setiap putaran. Biasanya tablet yang telah dtimbang diulang,
kehilangan berat 0,5 1% masih dapat dibenarkan (6).
5. Uji waktu hancur
Uji ini dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian batas hancur
yang tertera dalam masing-masing monographi kecuali pada etiket
dinyatakan bahwa tablet digunkan untuk tablet hisap atau kunyah
atau dirancang untuk pelepasan kandungan obat secara bertahap dalam
jangka waktu tertentu atau pelepasan obat dalam 2 periode pelepasan
tersebut (13).
6. Uji waktu hancur
a. Waktu hancur tablet tidak bersalut enterik (2):
Cara : masukkan 5 tablet ke dalam keranjang, turun-naikkan
kerajang secara teratur 30 kali tiap menit. Tablet dinyatakan
hancur jika tidak ada bagian tablet yang tertinggal diatas kasa,
kecuali fragmen yang berasal dari zat penyalut. Keculai dinyatakan
lain, waktu yang diperlukan untuk menghancurkan kelima tablet tidak
lebih dari 15 menit untuk tablet tidak bersalut dan tidak lebih
dari 60 menit untuk tablet bersalut gula dan bersalut selaput. Jika
tablet tidak memenuhi syarat ini, ulangi pengujian menggunakan
tablet satu per satu, kemudian ulangi lagi menggunakan 5 tablet
dengan cakram penuntun. Dengan pengujian ini tablet harus memenuhi
syarat.
b. Waktu hancur tablet bersalut enteric (2).
Lakukan pengujian waktu hancur menggunakan alat dan cara
tersebut diatas, air diganti dengan lebih kurang 250 ml asam
klorida 0,05N. pengerjaan dilakukan selama 3 jam, tablet tidak
larut kecuali zat penyalut . angkat keranjang cuci segera tablet
dengan air. Ganti larutan asam dengan larutan dapar pH 6,8 atur
suhu antara 36-380 C. celupkan keranjangn kedalam larutan tersebut,
lanjutkan pengujian ini selama 60 menit. Pada akhir pengujian tidak
terdapat bagian tablet diatas kasa kecuali fragmen zat penyalut.
Jika tidak memenuhi syarat ini, ulangi pengujian menggunakan 5
tablet dengan cakram penuntun.II.2Rancangan FormulaTiap 700 mg
tablet mengandungTablet Inti:
Ibuprofen
400 mg
Gom Akasia
5%
Magnesium Stearat2%
Talk
5%
Amilum Jagung5%
Natrium Benzoat0,1%
Laktosaad700 mg
Salut selaput:
HPMC
7%
PEG.400
1,5%
II.2.1Master FormulaNama Produk
: AtaprofenJumlah Produk: 1000 tablet
Tanggal Formula: 13 Maret 2013
Tanggal Produksi: 4 April 2013
Tanggal Kadarluarsa: 4 April 2015
No Registrasi
: DKL 13 088 010 25 A1
No Batch
: D3 25 010No.Reg:DKL 1308801025A1PT PHARMACEUTICAL
GORONTALO
No.Batch: D3 25 010
NoKode BahanNama BahanFungsi BahanTiap TabletTiap batch
1IBFIbuprofenZat aktif400mg4,0g
2AKSGom AkasiaPengikat35 mg3,5g
3MgSTMagnesium stearatPelincir14 mg1,4g
4TKTalkGlidan35 mg3,5g
5AMJAmilum JagungPenghancur35 mg3,5g
6NaBenNatrium BenzoatPengawet0,7 mg0,07g
7LATSLaktosaPengisi180,3 mg18,03g
8HPMCHidroksiprofil metil SellosePenyalut4900 mg49g
9PEG.400Politienlenglikol. 400plashcizer10.500 mg10,5g
II.2.2Alasan Formulasi & Alasan Penambahana. Studi
Preformulasi
1) Alasan Ibuprofen Dibuat Tablet Ibuprofen sedikit berasa dan
berbau, sehingga untuk menutupi sifat dari obat dibuat tablet yang
salah satu tujuan pembuatan sediaan dalam bentuk tablet, yaitu
untuk menutupi rasa dan bau tidak enak dari sediaan dengan cara
disalut (6). Tablet sangat cocok untuk zat aktif yang sulit larut
dalam air, sehingga ibuprofen yang memiliki kelarutan dalam air
atau praktis tidak larut dalam air dapat dibuat dalam bentuk
sediaan tablet (9) Karakteristik Ibuprofen
1. Serbuk hablur putih, hingga hampir putih dan serbuk Kristal2.
Berbau khas lemah3. Praktis tidak larut dalam air4. Larut dalam
alkohol dan pelarut organic5. Sedikit berbau dan berasa6.
Fluiditas, kekompakan Metode Pembuatan
1. Dalam formula ini, pembuatan tablet ibuprofen menggunakan
metode garanulasi basah. Metode granulasi basah meningkatkan
fluiditas dan kompaktibilitas. Sesuai untuk dosis tinggi dengan
sifat aliran/kompaktibilitas buruk,misalanya ibuprofen (6)2. Dalam
formula ini tablet ibuprofen dibuat bersalut lapis tipis. Dimana,
lapisan yang terbentuk tidak hanya mampu menutupi rasa atau bau
dari bahan obat yang tidak enak dan meningkatkan stabilitas bahan
obat terhadap pengaruh luar melainkan juga menjamin kekompakan yang
tinggi terhadap beban mekanis. Kriteria penting dari penyalutan
lapis tipis adalah waktu pembuatannya singkat (18). Dosis
Dosis ibuprofen yang digunakan sebagai antiinflamasi 1200-1400
Mg sehari. Dosis sebagai analgesic 4 kali 400 Mg 3-4 kali sehari.
Anak-anak 200 Mg 3-4 sehari (14) Dosis ibuprofen sebanyak 400 mg
sudah dapat memberikan efek terapi yaitu daya analgesia dan
antiradangnya yang cukup baik (14). Alasan penyalutan1. HPMC
(Hidroksipropil metil selulosa)
a) HPMC untuk sediaan oral biasanya digunakan sebagai penyalut
tablet konstrasi yang digunakan sebagai penyalut tablet adalah
2-20% (16).b) HPMC memiliki sifat-sifat yang hamper mirip dengan
polimer yang ideal untuk penyalut (6).c) Konsentrsi HPMC untuk
penyalutan sediaan padat adalah 5-20% w/w2. PEG. 400 (
Polietilenglikol)
a) Dalam salut film PEG dapat digunakan untuk salut film pada
tablet atau berfungsi sebagai platisizer pembentuk polimer film
(16).
b) Dalam formula sediaan padat, larut molekul tinggi dari PEG
dapat meningkatkan efektivitas pengikat dan memberikan
flektibilitas (flastisitas granul) (16).
c) Dalam aksi pengikatan terdapat bebas terdapat bebas ketika
digunakan sendiri dana memperpanjang penghancuran jika diberikan
dalam konsentrasi lebih dari (5% w/w) (16).
d) PEG bermanfaat sebagai plasticizer pada produk mikro
enkapsulasi untuk menghindari supaya tidah pecah lapisan
penyalutannya saat dikempa menjadi tablet (16).
e) Alam formulasi ini digunakan PEG sebagai plasticizer dengan
konsentrasi 1,5%
Alasan kombinasi HPMC dan PEG
Apabila HPMC digunakan tunggal, polimer ini mempunyai
kecenderuam untuk menjembatani atau mengisi permukaan tablet yang
tidak kokoh. Suatu campuran dari HPMC dengan polimer-polimer lain
atau bahan pembentuk palstik digunakan untuk menghilangkan
masalah-masalah menjembatani atau pengisian permukaan tablet.
Polimer ini juga digunakan secara luas dalam larutan pengkilap.
Beberapa bahan pembentuk plastic yang umum digunakan adalah salah
satunya PEG 400 (6).2) Alasan Penambahan Zat Aktif
Ibuprofen dibuat tablet karena ibuprofen sedikit berasa dan
berbau untuk menutupi sifat dari obat, jadi dibuat dalam sediaan
tablet yang salah satu tujuan pembuataan dalam bentuk tablet yaitu
menutupi rasa dan bau yang tidak enak dari sediaan dengan cara
disalut (6).3) Alasan penambahan Zat Tambahan1. Gom Akasia
a) Akasia adalah gom alam, dan digunakan dalam bentuk larutan
bahan ini efektif bila ditambahkan dalam bentuk larutan pada
pembuatan granul daripada bentuk kering (6).
b) Kelarutan gom akasia mudah larut alam air menghasilkan
larutan yang Kristal dan tembus cahaya, praktis tidak larut dalam
etanol (2).
c) Bahan pengikat ditambahkan ke dalam bahan yang akan dibuat
tablet melalui granulasi menggunakan bahan pelarut atau larutan
bahan pelekat (15).
d) Konsentrasi yang digunakan adalah 5% sebagai pengikat.2.
Magnesium Stearat
a) Pelincir yang sering banyak dipakai yaitu asam stearat,
garam-garam asam stearat dan derivate-derivatnya. Bentuk garam yang
paling dipakai adalah magnesium stearat (6).b) Magnesium stearat
secara luas digunakan dalam kosmetik, makanan dan formulasi
farmasi. Hal ini terutama digunakan sebagai pelumas dalam kapsul
dan pembuatan tablet pada konsentrasi antara 0,25% an 5,0% (16).c)
Magnesium stearat merupakan lubrikan yang efektif dan digunakan
secara luas. Konsentrasi efektif magnesium stearat antara 0,2%- 2%
(17).d) Konsentrasi yang digunakan adalah 1% sebagai pelincir3.
Talk
a) Talk memiliki tiga keunggulan antara lain dapat berfungsi
sebaga bahan pengatur aliran, bahan pemisah hasil cetakan. Talk
terdiri ari Kristal berbentuk papan atar, yang sangat mudah
melencur pada saat terjadinya gesekkan (15).b) Bahan-bahan yang
digunakan sebagai pelican atau pemacu aliran adalah jenis talk
dengan konsentrasi 5% (6).c) Talk sebagai antiadheren pada
konsentrasi 1-5%. Digunakan dalam bentuk kombinasi dengan magnesium
stearat apabila perlengkapan merupakan permasalahan (17).d)
Konsentrasi talk yang digunakan sebagai lubricant adalah 2% yang
dikombinasikan dengan magnesium stearat 1%. Karena penggunaan talk
sebagai bahan pembantu tablet tidak boleh dari 3%.4. Amilum
Jagung
a) Amilum jagung digunakan sebagai penghancur, amilum jagung
digunakan 5% umumnya cocok untuk membantu penghancuran (18).b)
Dalam formulasi tablet pati adlah slah satu bahan penghancur yang
paling umum digunakan pada konsentarsi 3-25% (16).c) Kompleksitas
proses kehancuran tablet pat diamati pada pati, yang merupakan
bahan pengancur dan paling sering digunakan dengan konsentrasi
pemakaian 5-10% (15).d) Konsentrasi amilum yang digunakan sebagai
penghancur dalah 5%
5. Natrium benzoat
a) Contoh pengawet dan konsentrasi yang biasa dipakai dalam
preparat farmasi adalah natrium benzoate (0,1 sampai 0,2%) (18).b)
Larutan encer juga dapat dipertahankan oleh penambahan pengawet
antimikroba seperti 0,1% b/v natrium benzoate (16).c) Natrium
benzoat digunakan terutama sebagai pengawet antimikroba dalam
kosmetik makanan dan obat-obatan (16).d) Dalam formulasi ini bahan
pengawet natrium benzoat karena gom akasia merupakan laritan berair
yang mudah terkontaminasi dengan mikroba oleh karena itu dapat
diawetkan dengan penambahan pengawet antimikroba seperti 0,1%
natrium benzoat.6. Laktosa
a) Laktosa merupakan bahan pengisi yang paling banyak dipakai
karena tidak bereaksi dengan hamper semua bahan obat, baik yang
digunakan dalam bentuk hidrat atau anhidrat. Bila digunakan proses
granulasi basah harus digunakan laktosa hidrat (6).b) Laktosa USP
adalah bahan baku yang paling digunakan dalam formulasi tablet
laktosa mempunyai stabilitas yang baik bila dikombinasikan dengan
zat aktif bai digunakan dlam bentuk hidrat atau anhidrat (19).
II.3Uraian Bahan
1) Ibuprofen (2 ; 14)
Nama Resmi: Ibuprofen
Sinonim: Brofen, arthrofen
RM/BM: C13H18O2 / 206,28
Pemerian: Serbuk hablur, putih hingga hampir putih, berbau khas
lemah
Kelarutan: Praktis tidak larut dalam air, sangat mdah larut
dalam etanol, dalam methanol, dalam asetan dan dalam kloroform,
sukar larut dalam etil asetat
Penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat
Dosis: 1200-2400 Mg/sehariKegunaan: Mengobati demam pada
anak-anak migrant, nyeri haid dan rema
2) Akasia (2 ; 16)
Nama : Gummi Acaciae
Sinonim: Acaciae gummi, acacia gum, Arabic gum, gulu, gum
acacia, gummi aficum, gulu Arabic, gummi arabicum, gummi mimo
alhagum
Pemerian: Hampir tidak berbau, rasa tawar seperti lender
Kelarutan: Mudah larut dalam air, menghasilkan larutan yang
kental dan tembus cahaya, praktis tidak larut dalam etanol
(90%)
Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik
Kestabilan: Larutan gom mengalami degradat oleh bakteri atau
enzim. Tetapi dapat dicegaj engan mendidihkan larutan dalam waktu
yang singkat untuk menonaktifkan enzim ini, bisa juga dinonaktifkan
dengan radiasi dari microware. Laruran gom juga dapat diawetkan
dengan menambahakan antimikroba. Pengawet seperti natrium benzoat
0,1% b/v
Incompatibilities: Gom tidak kompatibel dengan jumlah zat
termasuk amidopynne, apomorphine, kresol, etanol (95%), garam besi,
marfin, fenol, physostigmi, tannin, timol, dan vanili pada gom arab
terdapat enzim dapat dinonaktifkan dengan pemanasan pada suhu 100oC
dalam waktu yang singkat banyak garam yang mengurangi viskositas.
Larutan encer membawa muatan negatifdan akan membentuk glubul engan
gelatin dari zat lainnya. Dalam pembutan emulsi, larutan gom tidak
cocok dengan sabun.Kegunaan: Sebagai pengikatKonsentrasi : 1-5 %
digunakan ebagai pengikat adalah 5 %3) Talk (2 ; 16)
Nama Resmi: Talcum
Sinonim: Talcum, kalsium magnesium silikat hidrat;
hidromagnesium silikat, magnesium hydrogen metali silikat; maasil
asinonthus bubuk bedak
RM/BM: Mg6(S12O5)4 (OH)4Pemerian: Serbuk hablur, sangat halus
licin, mudah melekat pada kulit, bebas dari butiran, warna putih
kelabu, tidak berbau, rasa manis bubuk Kristal mudah melekat pada
kulit dan lembut
Kelarutan: Tidak larut hampir dari semua pelarut
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, ditempat yang sejuk dan
kering
Kestabilitas: Tidak merupakan bahan yang stabil dan dapat
disterilkan dengan pemanasan pada suhu 100oC selama kurang dari 1
jam. Hal ini juga dapat disterilkan oleh paparan etilen oksidar
atau radiasi.
Incompatibilities: Tidak kompatibel dengan senyawa ammonium
kuartener.Kegunaan: Sebagai pelicin
Konsentrasi:Sebagai glidan 1-10 %
Sebagai antiadheren 1-5 %
sebagai lubricant adalah 2% yang dikombinasikan dengan magnesium
stearat 1%. Karena penggunaan talk sebagai bahan pembantu tablet
tidak boleh dari 3%.4) Amilum Jagung (13 ; 16)
Nama Resmi:Amylum Maydis
Sinonim:Pati Jagung
Pemerian:Serbuk sangat halus, putih
Kelarutan:Praktis tidak larut dalam air dingin dalam etanol
Penyimpanan:Dalam wadah tertutup baik
Kestabilan:kering jika dpanaskan akan stbil dan telindungi dari
kapang digunakan sebagai pengisi atau penghancur dalam bentuk dosis
padat. Pati dianggap inert dalam kondisi penyimpanan yang normal.
Namun, pemanasan larutan pati atau pasca secara fisik tidak stabil
dan mudah terserang oleh mikroorganisme untuk membentuk nerbegai
derivat pati dan modifikasi pati yang memiliki sifat fisik yang
unik. Pati harus disimpan dalam wadah yang kedap udara ditempat
yang sejuk.Kegunaan:Sebagai bahan penghancurKonsentrasi:Amilum yang
digunakan sebagai penghancur adalah 5%5) Magnesium Stearat (2)
Nama Resmi:Magnesii stearas
Sinonim:Dibasic magnesium stearat, distearete magnesium,
magnesia stares, actadecanoate magnesium, aam stearat, synpro
90
RM/BM:C36H70MgO4/591,24
Pemerian:serbuk sangat halus, berwarna putih terang, sedikit
berminyak jika disentuh lengket dikulit.
Kelarutan:praktis tidak larut dlam etanol, eter dan air, sedikit
larut dalam benzen hangat an etanol (95%)
Penyimpanan:Dalam wadah tertutup baik tempat kering
Kestabilan:Magneium stearat stabil dan harus disimpan dalam
sebuah wadah tertutup ditempat sejuk dan kering
Incompatibilities:Tidak kompatibel dengan asam kuat magnesium
stearat tidak dapat digunakan dalam produk yang mengandung aspirin,
beberapa vitamin dan alcohol garam.Kegunaan:Sebagai pelincir
Konsentrasi:0,25 5,0 %, konsentasi yang digunakan 2%6) Natrium
Benzoat (2; 16)
Nama Resmi:Natrii benzoas
Sinonim:Natrii benzoat, bentoic acid sodium sait, benzoate of
soda, natrii benzoas, natrium benzoicum, sobente sodii benzoas,
sodium benzoic acid
RM/BM:C7H5NaO2/144,11
Pemerian:Butiran atau serbuk hablur, putih, tidak berbau atau
hampir tidak berbau
Kelarutan:larut dalam 2 bagian air dalam 90 bagian etanol
(95%)
Penyimpanan:Dalam wadah tertutup baik
Kestabilan:larutan yang mengandung air dapat disterilkan dengan
menggunakan autoklap atau filtrasi
Incompatibilities:Tidak sesuai dengan senyawa kuarter, gelatin,
besi, garam-garam kalsium dan agram dari logam berat, termasuk
perak, timah dan aktivitas merkuri. Pengawet dapat dikurangi dengan
kaolin atau surfaktan non ionicKegunaan:Sebagai
pengawetKonsentrai:0,1-0,2 % digunakan sebagai pengawet 0,1 %7)
Laktosa (13)
Nama Resmi:Lactosum
Sinonim:laktosa
RM/BM:C12H22O11/342,30
Pemerian:serbuk atau massa hablur, keras putih atau putih krem
tidak berbau dan rasa sedikit manis, satbil diudara, tetapi mudah
menyerap bau
Kelarutan:Mudah larut dalam air dan lebih mudah larut dalam air
mendidih, sangat sukar larut dalam etanol tidak larut dalam
kloroform dan dalam eter
Penyimpanan:Dalam wadah tertutup baik
Kestabilan:Pertumbuhan jamur dapat terjadi dibawah kondisi
lengas (80% RH dan lebih tinggi) laktosa dapat menghasilkan
pewarnaan coklat pada penyimpanan reaksi dimulai dengan cepat dari
pemanasan, kondisi lembab pada 80oC dan 80% RH. Isi dari tablet
laktosa anhidrat menunjukan perkembangan pada 1-2 jam setelah
sehari. Laktosa anhidrat dpat disimpan pada wadah tertutup baik dan
tempat yang kering
Incompatibilities:Reaksi kondensasi hailand tupe mungkin terjadi
antar senyawa laktosa dengan kelompok berwarna coklat reaksi ini
terjadi lebih mudah daripada bahan amorf dengan Kristal laktosa
materi kering yang mengandung laktosa amorf 10% yang rentang
terhadap perubahan warna.Kegunaan:Sebagai bahan pengisi
8) Hypromellose (16)
Nama Resmi:Hydroxl prophl methyl cellose
Sinonim:Hydrosikpropil metal selulosa, methocell, metolose
RM:CH3CH (OH) CH2Pemerian:Tidak berasa, berwarna putih/putih
cream/serbuk kasar
Kelarutan:Larut dalam air dingin, membentuk koloid kental,
praktis tidak larut dalam air panas, kloroform, etanol 95% dan
eter
Penyimpanan:Dalam wadah yang tertutup rapat
Kestabilan:material yang stabil meskipun higroskopis setelah
pengeringan larutan stabil pada PH 3-11
Incompatibilities:Tidak cocok engan beberapa oksidator,
hypromelose tidak membentuk kompleks dengan garam-garam besi/ion
organuk membentuk endapan yang tidak larut.Konsentrsi:Sebagai
penyalutan adalah 5-20% w/w, yang digunakan 7%9) Polietilenglikol
400 (16)
Nama Resmi:Polytilenglikol 400
Sinonim:Karboots, magrogol, lipoksol
RM/BM:H(OCH2 CH2) OH /400
Pemerian :Tidak berwarna atau tipis berwarna kuning, cairan
kental
Kelarutan:larut dalam air, aseton, alcohol, benzene, gilserin
dan glikol
Penyimpanan:Wadah tertutup rapat
Kestabilan:Stabil diudara dan kelarutan, higroskopik
Incompatibilities:Tidak cocok dengan beberapa pewarna, mengubah
sifat fisik polietilenglikol menjadi lunak, cair dalam campuran
dengan enol, dan garam salisilat
Konsentrasi:konsentrasi yang digunakan sebagai plasticizer
adalah 1,5%BAB III
METODE KERJA
3.1Alat dan bahan yang digunakan
3.1.1Alat yang digunakan
1. Ayakan no.6 atau 82. Cawan porselin
3. Corong
4. Dissolution tester
5. Friabilitor6. Gelas ukur
7. Hardness tester
8. Lap kasar9. Lumpang dan alu10. Neraca analitik
11. Oven12. Pengaris
13. Piknometer
14. Spatel15. Stopwatch 16. waterbatch3.1.2Bahan yang
digunakan
1. Amilum jagung
2. Aquadest
3. Gom akasia
4. HPMC
5. Ibuprofen
6. Kertas millimeter blok
7. Laktosa hidrat
8. Magnesium stearat
9. Natrium benzoate
10. Paraffin cair
11. PEG 400
12. Tablet ibuprofen
13. Talk
3.2Perhitungan bahan
Ibuprofen 400 mg
400 mg x 25 tablet =10.000 mg=10 gram
Gom akasia 5%
x 700 mg =35 mg x 25 tablet=875 mg =0,875 gram Amilum jagung
5%
x 700 mg =35 mg x 25 tablet=875 mg =0,875 gram
= gram
=0,4375 gram
Natrium benzoate 0,1%
x 700 mg =0,7 mg x 25 tablet = 17,5 mg = 0,0175 gram Magnesium
stearat 1%
x 700 mg = 7 mg x 25 tablet = 175 mg = 0,175 gram Talk 2%
x 700 mg = 14 mg x 25 tablet = 350 mg = 0,35 gram Laktosa
USP
= 700 (400 + 35 + 35 + 0,7 + 7 + 14)
= 700 491,7
= 208,3 mg
= 208,3 mg x 25 tablet = 5207,5 mg = 5,2075 gram
Salut selaput HPMC 7%
x 700 mg = 49 mg x 25 tablet = 1,225 mg = 1,225 gram PEG 400
1,5%
x 700 mg = 10,5 mg x 25 tablet = 262,5 mg = 0,2625
gram3.3Perhitungan dosis
Umur 25 tahun ke atas DL = 400 mg
Rumus cowling = = x DL
Untuk 20 tahun x 400 = 350 mg (sekali)
350 x 4 = 1400 mg
Untuk 25 tahun x 400 = 433 mg (sekali)
433 x 4 = 1732 mg (sehari)3.4Cara kerja
a) Pembuatan muchilago gom arab
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Disterilkan alat dengan alkohol 70%
3. Ditimbang gom arab sebanyak 0,875 g
4. Diukur aquadest sebanyak 17,5 ml menggunakan gelas ukur
5. Dimasukkan aquadest 17,5 ml kedalam lumpang
6. Ditambahkan gom akasia sebanyak 0,875 g kedalam lumpang
7. Digerus dengan kecepatan konstan sampai terbentuk
muchilago
b) Pembuatan tablet
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Disterilkan alat yang akan digunakan menggunakan alkohol
70%
3. Ditimbang semua bahan seperti ibuprofen 10 g, gom akasia
0,875 g, amilum jagung 0,875 g, talk 0,35 g, magnesium stearat
0,175 g, natrium benzoat 0,0175 g, dan laktosa 5,2 g
4. Dicampur ibuprofen 10 g, natrium benzoat 0,0175 g, amilum
jagung 0,875 g, dan laktosa 5,2 g di dalam lumpang
5. Ditambahkan sedikit demi sedikit mucilago gom akasia ke dalam
lumpang yang berisi capuran hingga membentuk massa kepal
6. Dilewatkan massa kepal pada ayakan no.60
7. Ditimbang granul basah
8. Diletakkan granul diatas plat datar yang telah dialas dengan
kertas roti, kemudian dimasukkan kedalam oven pada suhu 400C 500C
hingga mengering.9. Diayak kembali granul kering menggunakan
pengayak no.10
10. Ditimbang granul kering
11. Dievaluasi granul yang telah jadi
12. Ditambahkan magnesium stearat 0,175 g, talk 0,35 g, dan
amilum jagung 0,875 g
13. Dicampurkan dengan menggunakan metode tumbling
14. Dicetak granul menjadi tablet
15. Dievaluasi tablet
c) Penyalutan tablet
1) Dilarutkan HPMC 7 g dan PEG-400 1,5 g masing-masing dalam 100
ml air
2) Dimasukkan tablet kedalam panci3) Dipasang dan disesuaikan
pipa penyemprot agar dapat menyemprot separuh atas tumpukan
tablet
4) Larutan yang dibuat, dimasukkan kedalam alat semprot
5) Dikocok panic secara berselang-seling ketika tablet masih
dalam keadaan panas
6) Bila temperatur udara yang keluar 300C, maka dimulai
penyemprotan
7) Dihasilkan tablet yang telah disalutBAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1Hasil pengamatanTabel hasil evaluasi granul
Evaluasi granulHasil
Uji susut pengeringan26,93%
Uji kandungan lembab36,68%
Uji kecepatan alir3,561 g/s
Uji bj nyata0,547 g
Uji bj mampat0,617 g
Porositas 11,4%
IV.3Pembahasan
Praktikum kali ini bertujuan untuk membuat formulasi sediaan
tablet salut selaput ibuprofen. Tablet salut selaput adalah tablet
konvensional yang telah dilapisi dengan polimer atau campuran
polimer (fasttrack, 2008). Metode yang digunakan dalam pembuatan
adalah metode granulasi basah, dimana pengikatnya ditambahkan dalam
bentuk basah. Metode ini sangat cocok digunakan, sebab melihat dari
stabilitas zat aktif yang digunakan yaitu ibuprofen, dimana
ibuprofen sangat stabil dalam larutan berair, memiliki
kompresibilitas yang jelek dan tahan terhadap pemanasan (RPS 21th,
2006). Selain itu, metode ini memiliki beberapa keuntungan yaitu
diperoleh aliran granul yang baik, meningkatkan kompresibilitas
dari zat aktif yang kurang baik kompresibilitasnya, untuk
mendapatkan bobot jenis yang sesuai, mengontrol pelepasan, mencegah
pemisahan komponen campuran selama proses, meningkatkan kecepatan
disolusi dan distribusi keseragaman kandungan (Lachman, 1986).
Dalam formulasi ini tiap tablet ibuprofen mengandung zat aktif
400 mg. Hal ini karena ditinjau dari sediaan dan pasologi ibuprofen
tersedia sebagai obat tunggal berbentuk tablet 400 mg yang memiliki
efek antiinflamasi, analgesik dan antipiretik (Fater, 2009;
Martindal 36th, 2009). Selain itu sesuai dosis maksimum untuk orang
dewasa untuk sekali 400 mg, sehari 1200-2400 mg. Sehingga dengan
penggunaan zat aktif 400 mg dalam setiap tablet merupakan pilihan
yang tepat untuk digunakan 3 4 kali sehari (Martindal 36th,
2009).
Pada formulasi tablet salut selaput ibuprofen ini dibuat 25
tablet dengan beberapa bahan tambahan yang digunakan diantaranya
amilum jagung (penghancur), gom akasia, talk (glidan dan
antiadheren), magnesium stearat (pelincir), laktosa USP (pengisi),
natrium benzoate (pengawet) dan untuk bahan penyalutnya digunakan
kombinasi HPMC dan PEG 400. Langkah pertama dilakukan persiapan
alat dan bahan yang digunakan. lalu, penimbangan bahan-bahan yang
digunakan, yaitu ibuprofen 10 g, amilum jagung sebanyak 0,875 g,
gom akasia 0,875 g, talk 0,35 g, magnesium stearat 0,175 g, laktosa
USP 5,2075 g, Na benzoate 0,0175 g.Setelah itu dilakukan pembuatan
mucilago gom akasia. Sebanyak 0,875 g gom akasia disuspensikan ke
dalam 17 mL air hangat (70oC). Pencampurannya menggunakan lumpang
dan alu. Setelah dicampur diperoleh mucilago gom akasia berupa
larutan yang cukup kental, dan tidak berbau. Mucilago akasia
memiliki peran penting yang berfungsi sebagai pengikat yang dapat
meningkatkan gaya kohesifitas dan adhesi pada partikel serbuk
sehingga terbentuk granul bermassa lembab (Lachman, 1994).
Kemudian pencampuran bahan bahan yaitu ibuprofen, amilum jagung,
laktosa USP, dan Na benzoat, dengan menggunakan alu dan lumpang
hingga halus dan homogen. Langkah selanjutnya menambahkan gom
akasia sedikit demi sedikit kedalam campuran tersebut hingga
diperoleh massa kepal.
Setelah itu kita mengayak massa kepal yang diperoleh tadi dengan
ayakan no. 60, yang bertujuan untuk memperoleh granul dari bahan
obat yang telah membentuk massa kepal. Setelah itu, granul basah
ditimbang dan diperoleh bobot sebesar 17,96 g. Nilai ini dicatat
sebagai bobot granul basah. Granul ini dikeringkan dalam oven pada
suhu 40oC 50oC hingga mengering. Pengeringan ini diperlukan pada
metode granulasi basah untuk menghilangkan pelarut yang dipakai
pada pembentukan gumpalan-gumpalan dan untuk mengurangi kelembapan
sampai pada tingkat yang optimum (Lachman. 1994). Granul kering
Diayak kembali menggunakan pengayak no.10. Bobot granul yang
diperoleh setelah diayak sebesar 13,14 g, bobot ini dicatat sebagai
bobot granul kering.
Setelah terbentuk granul, dilanjutkan dengan penambahan
magnesium stearat 0,175 g, talk 0,35 g dan amilum jagung 0,875 g.
Penambahan amilum jagung untuk bertujuan untuk memudahkan pecahnya
atau hancurnya tablet ketika berkontak dengan cairan saluran
pencernaan (Lachman, 1994), penambahan talk berfungsi sebagai
antiadheren dan glidan yang bertujuan memperbaiki aliran granul
didalam cetakan agar diperoleh tablet dengan keseragaman bobot yang
memenuhi syarat, dan mencegah lekatan pada dinding punch dan
penambahan magnesium stearat sebagai pelincir berfungsi untuk
memacu aliran serbuk dengan cara mengurangi gesekan selama proses
pengempaan. Pencampuran dilakukan dengan metode tumbling, yaitu
pencampuran dengan cara pengocokan menggunakan botol (Ansel, H.
1985). Sebelum melanjutkan ketahap pengempaan tablet, dilakukan
evaluasi granul yang sangat menentukan apakah suatu granul yang
diperoleh layak untuk dilanjutkan ketahap selanjutnya yaitu tahap
pengempaan tablet. Evaluasi granul terdiri dari uji kadar air (uji
susut pengeringan dan uji kelembapan) yang berguna menentukan kadar
air dalam suatu granul apakah sudah sesuai ketentuan kelembapan
granul yang baik. Hasil dari uji susut pengeringan adalah 26,93%
berdasarkan persyaratan uji susut pengeringan hasil yang didapat
sesuai dengan persyaratan yaitu 0% - 100%. Untuk uji kelembapan
didapatkan hasil sebesar 36,68% dan hasil ini sesuai persyaratan
yaitu 0% - tak terhingga.
Untuk pengujian sudut diam, semakin kecil sudut yang dihasilkan
maka semakin mudah granul tersebut mengalir. Sedangkan untuk
pengujian kecepatan alir berguna untuk menentukan keseragaman
bobot. Untuk uji bobot jenis sejati, bobot jenis nyata, dan bobot
jenis mampat sangat memperngaruhi sifat kekompakan pada saat
kompresi, dimana bila bobot jenis tinggi maka rongga yang ada
sedikit begitupun sebaliknya sehingga tablet yang akan dihasilkan
semakin padat. Selain itu, bobot jenis juga diperlukan untuk
mengetahui sifat-sifat yang lain dari granul seperti uji porositas
(Rajesh, A, 2011). Untuk uji porositas didapatkan hasil yaitu 11,4%
berdasarkan persyaratan porositas yakni 10% - 90% hasil yang
didapat masuk dalam range untuk syarat porositas granul yang baik
(Rajesh, A, 2011).
Setelah pengujian granul dilanjutkan dengan pengempaan tablet,
akan tetapi karena tidak tersedianya alat pencetak tablet dalam
laboratorium sehingga tidak dilakukan pencetakan tablet dan untuk
evaluasi tablet digunakan tablet ibuprofen yang ada dipasaran.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pembuatan
tablet ibuprofen dibuat dengan metode granulasi basah, karena
dilihat dari sifat fisiko kimia tablet yang tahan terhadap
pemanasan dan kelembaban. Keuntungan dari metode garnulasi basah
juga yaitu untuk meningkatkan fluiditas dan kompatibilitas sesuai
untuk obat dosis tinggi dengan sifat aliran. 5.2Saran Disarankan
untuk laboratorium farmasetika kedepannya untuk lebih dilengkapi
baik dari segi alat maupun bahan agar tercapainya praktikum yang
efisien.
57