I. PENDAHULUANGerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun,
ada pula gerak yang terjadi tanpa disadari yaitu gerak refleks.
Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari
reseptor, ke saraf sensoris (saraf aferen), dibawa ke otak untuk
selanjutnya diolah oleh otak besar (serebrum), kemudian hasil
olahanserebrum, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motoris (saraf
eferen) sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor.
Jalur pengolahan informasi pada sistem saraf yang terdiri dari
reseptor, saraf aferen, pusat (sinap), saraf eferen dan efektor ini
disebut lengkung refleks.Gerak refleks berjalan sangat cepat dan
tanggapan terhadap rangsangan terjadi secara otomatis, tanpa
memerlukan kontrol dari otak besar. Jadi dapat dikatakan gerakan
terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih
dahulu. Contoh gerak refleks misalnya berkedip, bersin, atau batuk.
Pada gerak refleks, impuls dari reseptor penerima rangsang,
diteruskan oleh saraf sensoris ke susunan saraf pusat di bawah
serebrum, dengan atau tanpa memerlukan saraf penghubung
(interneuron), langsung dikirim tanggapan ke saraf motoris untuk
disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar.Pada dasarnya
refleks telah deprogram, karena respons yang tepat terhadap
rangsangan telah terbentuk dalam sistem saraf, misalnya refleks
spinal yang membutuhkan transmisi impuls dari perifer ke medulla
spinalis dan kemudian kembali ke organ efektor yang tepat. Sebagai
contoh, bila seseorang merasakan rangsangan sakit seperti jari
tangan menyentuh obyek panas, refleks spinal dengan cepat
menghasilkan penarikan jari dari sumber panas. Disini, tidak
dibutuhkan peranan otak besar sebagai pusat saraf. Refleks seperti
ini akan terjadi pula pada hewan yang medulla spinalisnya telah
dipotong di atas lokasi badan sel neuron saraf yang terlibat.
Refleks lain yang lebih komplek, berlangsung melalui pengolahan
khusus seperti refleks mata dan labirin melibatkan bagian otak di
bawah otak besar. Pada keadaan ini respons yang tepat, membutuhkan
pengkajian dari beberapa impuls lain yang masuk, dan fungsi
integratif susunan saraf pusat dibutuhkan untuk menjawabnya.Refleks
dapat dibagi menjadi refleks eksteroseptif, refleks propioseptif
dan refleks interoseptif (viseral). Refleks eksteroseptif
diantaranya adalah refleks superfisial (kulit) dan refleks indera.
Refleks propioseptif diantaranya adalah refleks dalam (deep
reflexes) misalnya refleks otot, tendon dan periosteum dan refleks
yang berhubungan dengan tonus otot dan sikap tubuh misalnya refleks
labirin dan refleks sistem sirkulasi dan jantung. Refleks
interoseptif adalah refleks yang ditimbulkan dalam alat visera
(traktus gastrointestinal, paru-paru dan traktus
urogenital).Pemeriksaan refleks memberi fakta objektif mengenai
otot, serat-serat saraf perifer dan jaringan saraf pusat. Hasil
pemeriksaan refleks terlebih bila berbeda antara tubuh bagian kiri
dan kanan, dapat membantu hasil pemeriksaan lain untuk menetapkan
diagnosis.Pada pemeriksaan refleks dalam dan refleks regang,
diperlukan palu refleks (reflex hammer), dan untuk pemeriksaan
refleks superfisial diperlukan sebuah jarum tumpul atau benda
tumpul lainnya. Perlu diperhatikan perhatian pasien (orang
percobaan = op) harus dialihkan saat pemeriksaan dilakukan, agar
refleks dapat muncul dengan baik. Untuk refleks dalam atau refleks
regang, otot atau ekstrimitas yang bersangkutan harus ditempatkan
dalam suatu sikap tengah antara relaksasi dan kontraksi, ketukan
dilakukan pada tendon (bukan pada otot).Perlu pula untuk diketahui
(ditentukan) waktu untuk terjadinya suatu refleks. Waktu ini dapat
diukur kecepatannya dengan cara menghitung tenggang waktu untuk
terjadinya refleks. Hal ini diakibatkan busur refleks harus melalui
satu sinaps atau lebih. Secara sederhana, waktu refleks dapat
ditentukan dengan cara pasien (op) menangkap penggaris yang
dijatuhkan dan dilihat waktu yang diperlukan dari saat penggaris
dilepaskan sampai ditangkap op, atau melihat jarak penggaris dari
saat dilepaskan (0 cm) sampai tertangkap dibagi 980 cm/detik
(gravitasi).
II. TUJUAN1. Mengenal apa yang disebut refleks.2. Memeriksa
berbagai jenis refleks pada manusia, dan memperlihatkan fungsi
integratif sistem saraf pusat, pada berbagai tingkat integrasi di
dalam tubuh.3. Menilai keseimbangan statis orang percobaan dan
peranan mata terhadap keseimbangan tersebut.4. Mengetahui hubungan
antara refleks dengan kemungkinan gangguan neurologis.
III. BAHAN DAN ALAT1. Refleks hammer (palu refleks)2. Kapas atau
benang3. Senter dan penggaris4. Stopwatch5. Orang percobaan
(OP)
IV. CARA KERJAA. Refleks SuperfisialA.1. Refleks membrana mukosa
1. Refleks kedip mata (corneal reflex)Sentuhlah kornea mata atau
silia mata disentuh dengan kapas atau benang. Perhatikan bahwa mata
yang bersangkutan akan berkedip (serat saraf perifer n. Trigeminus
pusat di pons).
A.2. Refleks kulit 1. Refleks dinding perut (abdominal skin
reflex)Goreslah kulit dinding perut (dari medial ke lateral).
Perhatikan kontraksi otot dinding perut (pusat di Th 7 Th 12 serat
saraf perifer). 2. Refleks plantarGaruk atau colok telapak kaki.
Perhatikan terjadinya plantar fleksi dari jari-jari kaki.
B. Refleks Dalam (Proprioseptif)B.1. Refleks masseter (rahang
bawah, jaw jerks)1. Orang percobaan membuka sedikit mulutnya,
sehingga rahang bawah sedkit tergantung.2. Sebuah tongue spatel
dari kayu diletakkan di atas gigi gigi geraham, kemudian diketuk
agar keras. Akan terjadi kontraksi m. masseter yang terlihat atau
teraba dan rahang bawah terangkat.3. Cara lain untuk menimbulkan
refleks ini ialah dengan menempatkan telunjuk atau ibu jari di
pinggir rahang dan memukulnya dengan suatu releks hammer (pusat di
pons, serat saraf perifer : n. trigeminus) B.2. Refleks biceps1.
Lengan bawah diletakkan di tengah tengah antara sikap fleksi dan
ekstensi dan sedikit pronasi.2. Telunjuk diletakkan di atas tendon
dipukul dengan refleks hammer (atau dengan cara menahan lengan op
dengan satu tangan, sehingga lengan bawahnya relaksasi dan ibu jari
diposisikan di atas tendon dan dipukul dengan reflex hammer).3.
Terjadi fleksi lengan bawah (pusat di C5, C6, serat saraf
perifernya adalah n. musculocutaneus).
B.3. Refleks triceps1. Lengan bawah dipegang oleh si pemeriksa
dalam sikap setengah fleksi di siku-siku atau tendon dipukul agak
di atas olecranon.2. Terjadi kontraksi m. triceps brachii dan
ekstensi lengan bawah (pusat di C6, C7, serat saraf perifer : n.
radialis).
B.4. Refleks patella (Refleks tendon patella, knee jerk
reflex)1. Tungkai difleksi pada sendi lutut 1200. Tendon m.
quadriceps femoris dipukul tepat pada bawah patella.2. Terjadi
ekstensi di sendi lutut, kontraksi m. quadriceps femoris (pusat di
L2 L4, serat saraf : n. femoralis). Hilangnya refleks patella
dinamakan juga Westphal sign.
B.5. Refleks tendon achilles (ankle jerk reflex)1. Kaki dipegang
sedemikian rupa sehingga membentuk 900 dengan tungkai bawah dan
tidak terlalu tegang.2. Ketoklah tendo akiles, akan terlihat
plantar fleksi (pusat L5 S2 , serat saraf perifer : n. tibialis
posterior).
Tabel 1 Ringkasan refleks-refleksReflexes Afferent NerveCenter
Efferent Nerve
Superficial reflex
Nasal (sneeze)Cranial VBrain stem and upper cordCranial V, VII,
IX, X ad spinal nerves of expiration
CornealCranial VPonsCranial VII
Pharyngeal and uvularCranial IXMedulla Cranial X
Upper abdomnialT7,8,9,10T7,8,9,10T7,8,9,10
Lower abdominalT10,11,12T10,11,12T10,11,12
CremasticFemoral L1Genitofemoral
PlantarTibial S1,2Tibial
AnalPudendal S4,5 Pudendal
Deep reflexes
BicepsMusculocutaneous C5,6Musculocutaneous
TricepsRadial C6,7Radial
PeriosteoradialRadial C6,7,8Radial
Wrist (flexion)Median C6,7,8Median
Wrist (extension)Radial C7,8Radial
PatellarFemoral L2,3,4Femoral
AchillesTibial S1,2Tibial
JawCranial VPons Cranial V
Viscelar reflexes
LightCranial IIMidbrainCranial III
AccomodationCranial IIOccipital cortexCranial III
CiliospinalA sensory nerveT1,2Cervical sympathetics
OculocardiacCranial VMedullaCranial X
Carotid sinusCranial IXMedulla Cranial X
BulbocavernosusPudendal S2,3,4Pelvic autonomic
Bladder and rectalPudendal S2,3,4Pudendal and autonomics
C. Refleks ViseralC.1. Refleks cahaya Terjadi kontraksi pupil
bila mata disenter. C.2. Refleks akomodasiTerjadi konstriksi pupil
bila suatu objek didekatkan ke mata orang percobaan.
Gambar 10 Refleks akomodasi.C.3. Refleks siliospinalTerjadi
dilatasi pupil terhadap rangsang nyeri dari setiap daerah sensoris
dan biasanya dengan mencubit leher o.p.
Gambar 11 Refleks siliospinal
D. Waktu RefleksCara kerja :1. O.p. membuka mata, penggaris
diletakkan diantara ibu jari dan telunjuk tangan kanan kemudian
penggaris dilepaskan dan orang percobaan harus menjepitkan kedua
jari tersebut untuk menangkap penggaris.2. Ukur jarak waktu dengan
memakai stopwatch, yaitu waktu antara dilepaskannya penggaris
sampai tertangkapnya penggaris.3. Ulangi percobaan tersebut
sebanyak 3 (tiga) kali dan ambil rata ratanya. Catatan: waktu
refleks makin lama atau panjang dipengaruhi oleh bertambahnya
usia.4. Cara kedua: melakukan hal yang sama tetapi dengan menutup
kedua mata setelah mendengar perintah atau aba aba.
E. Koordinasi Sikap dan Keseimbangan Tubuh ManusiaE.1. Percobaan
Romberg1. O.p. berdiri dengan tumit dan jari kaki merapat dan
tangan direntangkan. Perhatikan ayunan tubuh dan gerakan koreksi
untuk mempertahankan keseimbangan.2. Test dilakukan dengan mata
orang percobaan terbuka kemudian dengan mata tertutup. Bila
bergoyang terlalu keras, kemungkinan ada kelainan. Mengapa normal
dapat terjadi goyangan ringan? 3. O.p. bediri diatas satu tungkai
kemudian diatas tungkai lainnya. Sekali lagi tes dilakukan dengan
mata terbuka dan tertutup.4. O.p. melihat ke langit langit ruangan
dan berdiri diatas satu kaki atau tungkai.5. Sekali lagi O.p.
berdiri diatas satu tungkai dengan kepala menengadah ke langit-
langit ruangan akan tetapi dengan mata tertutup.6. Dinilai
keseimbangan statis O.p. dan peranan mata terhadap keseimbangan
statis. Lapor bila ada kelainan. Gambar 13 Percobaan Romberg
E.1. Hopping Reaction1. O.p. berdiri diatas kaki kanannya.2.
Doronglah o.p. perlahan lahan terus ke samping kanan sampai o.p.
merasa akan terjatuh. Apa yang terjadi ? Bagaimana bila di dorong
ke samping kiri, depan dan belakang ?
E.3. Thrust Reaction1. O.p. berdiri tegak dengan kedua kaki
dirapatkan, berat tubuhnya dibagi sama rata atas telapak telapak
kaki depan dan belakang.2. Dorong O.p. dengan perlahan lahan ke
depan, ke belakang, ke samping kiri dan ke samping kanan. Apa yang
terjadi ?
E.4. Shifting Reaction1. O.p. mengambil suatu sikap dengan
keempat anggota tubunya menunjang berat tubuhnya.2. O.p. disuruh
mengangkat tangan kiri dan meletakannya di dalam genggaman tangan
seorang teman.3. O.p. didorong oleh pemeriksa dengan perlahan lahan
ke kanan, ke kiri, ke depan, dan ke belakang. Apa yang terjadi
?
E.5. Past Pointing1. Dengan kedua mata terbuka, o.p. disuruh
mengekstensikan lengannya untuk menyentuh jari pemeriksa. Kemudian
dengan mata tertutup ulangi lagi hal tersebut. Normal o.p. dapat
melakukannya tanpa kesulitan.2. Putar o.p. kearah kanan. Hentikan
dengan mendadak kemudian o.p. disuruh menyentuh jari pemeriksa.3.
Mata segera ditutup dan disuruh melakukan hal yang sama.4. Putar
o.p. ke kiri dan lakukan hal yang sama seperti no. 2. Ke arah
manakah o.p. membuat kesalahan sehubungan dengan arah putaran.
Gambar 14 Past Pointing.Tabel 2 Refleks-refleks sikap
tubuhReflexStimulus ResponseReceptorIntegrated in
Stretch reflexesStretchContraction of muscleMuscles
spindlesSpinal cord, medulla
Positive supporting (magnet) reactionContact with sole or
palmFoot extended to support bodyProprioceptors in distal
flexorsSpinal cord
Negative supporting reactionStretch Release of positive
supporting reaction Proprioceptors in extensorsSpinal cord
Tonic labyrinthine reflexesGravityContraction of limb extensor
musclesOtolithic organsMedulla
Tonic neck reflexesHead turned(1) To side(2) Up(3) DownChange in
pattern of extensor contraction(1) Extensor of limbs on side to
which head is turned(2) Hind legs flex(3) Forelegs flexNeck
proprioceptorsMedulla
Labyrinthine righting reflexesGravityHead kept levelOtolithic
organsMidbrain
Neck righting reflexesStretch of neck musclesRighting of thorax
and shoulders then pelvisMuscles spindlesmidbrain
Body on head righting reflexesPressure on side of bodyRighting
of headExteroceptorsMidbrain
Body on body righting reflexesPressure on side of bodyRighting
of body even when head held sideawaysExteroceptorsMidbrain
Optical righting reflexesVisual cuesRighting of headEyesCerebral
cortex
Placing reactionsVarious visual, exteroceptive and
proprioceptive cuesFoot placed on supporting surface in position to
support bodyVariousCerebral cortex
Hopping reactionsLateral displacement while standingHops,
maintaining limbs in position to support bodyMuscles
spindlesCerebral cortex
V. LEMBAR KERJAA. Berbagai Macam Refleks serta Koordinasi Sikap/
Keseimbangan Tubuh ManusiaNo.PercobaanHasil Percobaan
1Refleks kedip mata
2Refleks dinding perut
3Refleks plantar
4Refleks masseter
5Refleks biceps
6Refleks triceps
7Refleks patella
8Refleks tendon Achilles
9Refleks cahaya
10Refleks akomodasi
11Refleks siliospinal
12Romberg
13Hopping reaction
14Thrust reaction
15Shifting reaction
16Past pointing
B. Waktu refleks
Mata terbuka
Jarak Tempuh (cm)Waktu Refleks (detik)
OP1
OP2
OP3
Mata Tertutup
Jarak Tempuh (cm)Waktu Refleks (detik)
OP1
OP2
OP3
VI. PERTANYAANSebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi waktu
refleks!
10Penuntun Praktikum Fisiologi Refleks pada Manusia blok 3