Top Banner

of 46

Laporan Ektan Shary

Oct 13, 2015

Download

Documents

sharymanurung
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

LAPORAN PRAKTIKUMEKOLOGI TANAMAN

AGROEKOSISTEM DAN JARING PANGAN WILAYAH SEKITARPANTAI PANGANDARAN

OLEH :

SHARYMA OKTAFIANIM : A1L012168ROMBONGAN : DKELOMPOK : 3

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANFAKULTAS PERTANIANPURWOKERTO2014BAB IPENDAHULUAN Transek vegetasi berdasarkan ketinggian tempat dan pengamatan faktor lingkungan.

A. Tujuan praktikum

1. Untuk menganalisis distribusi dan jenis tanaman yang dibudidayakan berdasarkan tingkat ketinggian tempat yang berbeda serta pengamatan terhadap faktor-faktor lingkungannya.2. Untuk mengetahui keragaman dan distribusi agroekosistam pada wilayah yang berbeda antara pantai dan pegunungan dengan berbagai keunikan sistem budidaya pertanian.3. Untuk mengetahui keragaman spesies yang ada disuatu ekosistem dan menghubungkan antar spesies dalam bentuk hubungan rantai pangan.

B. Landasan teoriAnalisa vegetasi adalah salah satu cara untuk mempelajari tentang susunan (komposisi) jenis dan bentuk struktur vegetasi (masyarakat tumbuhan). Analisa vegetasi dibagi atas tiga metode yaitu : (1) mnimal area, (2) metode kuadrat dan (3) metode jalur atau transek. (Soerianegara, 1988)Salah satu metode dalam analisa vegetasi tumbuhan yaitu dengan menggunakan metode transek. Untuk mempelajari suatu kelompok hutan yang luas dan belum diketahui keadaan sebelumnya paling baik dilakukan dengan transek.Cara ini paling efektif untuk mempelajari perubahan keadaan vegetasi menurut keadaan tanah, topografi dan elevasi.Menurut Oosting (1956), menyatakan bahwa transek merupakan garis sampling yang ditarik menyilang pada sebuah bentukkan atau beberapa bentukan. Transek juga dapat dipakai dalam studialtituide dan mengetahui perubahan komunitas yang ada.Ilmu vegetasi telah dikembangkan berbagai metode untuk menganalisis suatu vegetasi yang sangat membantu dalam mendekripsikan suatu vegetasi sesuai dengan tujuannya. Dalam hal ini suatu metodologi sangat berkembang dengan pesat seiring dengan kemajuan dalam bidang-bidang pengetahuan lainnya, tetapi tetap harus diperhitungkan berbagai kendala yang ada (Syafei, 1990).Pengamatan parameter vegetasi berdasarkan bentuk hidup pohon, perdu, serta herba. Suatu ekosistem alamiah maupun binaan selalu terdiri dari dua komponen utama yaitu komponen biotik dan abiotik. Vegetasi atau komunitas tumbuhan merupakan salah satu komponen biotik yang menempati habitat tertentu seperti hutan, padang ilalang, semak belukar dan lain-lain. Struktur dan komposisi vegetasi pada suatu wilayah dipengaruhi oleh komponen ekosistem lainnya yang saling berinteraksi, sehingga vegetasi yang tumbuh secara alami pada wilayah tersebut sesungguhnya merupakan pencerminan hasil interaksi berbagai faktor lingkungan dan dapat mengalami perubahan drastik karena pengaruh anthropogenik (Setiadi, 1984).Keunggulan analisis vegetasi dengan menggunakan metode transek antara lain : akurasi data diperoleh dengan baik karena kita terjun langsung, serta pencatatan data jumlah individu lebih teliti. Selain itu metode ini mempunyai kekurangan, yaitu antara lain : membutuhkan keahlian untuk mengidentifikasi vegetasi secara langsung dan dibutuhkan analisis yang baik , waktu yang dibutuhkan cukup lama, membutuhkan tenaga peneliti yang banyak.Untuk jenis vegetasi tertentu seperti padang rumput, penggunaan metode plot seringkali kurang praktis dan butuh bayak waktu. Untuk mengatasi masalah tersebut, dapat diakali metode transek. Metode transek ini terdapat 3 macam metode yaitu (Umar, 2010) : Line TransekMetode ini sering digunakan oleh ahli ekologi untuk mempelajari komunitas padang rumput.

Belt TransekMetode belt transek biasa digunakan untuk mempelajari suatu kelompok hutan yang luas dan belum diketahui keadaan sebelumnya. Cara ini juga paling efektif untuk mempelajari perubahan keadaan vegetasi menurut keadaan tanah, topografi, dan elevasi. Transek dibuat memotong garis-garis topografi, dari tepi laut ke pedalaman, memotong sungia atu menaiki gunung dan menuruni lereng pegunungan. Metode Strip SensusMetode strip sensus sebenarnya sama dengan metode line transek, hanya saja penerapannya untuk mempelajari ekologi vertebrata daratan. Metode ini meliputi, berjalan sepanjang garis transek tersebut. Data yang dicatat berupa indeks populasi.Analisis Transek merupakan teknik untuk memfasilitasi masyarakat dalampengamatan langsung lingkungan dan keadaan sumber-sumberdaya dengan cara berjalan menelusuri wilayah tempat mereka tinggal mengikuti suatu lintasan tertentu yang disepakati. Dengan teknik analisis transek diperoleh gambaran keadaan potensi sumberdaya alam masyarakat beserta masalah-masalah, perubahan-perubahan keadaan dan potensi-potensi yang ada. Hasilnya di gambar dalam bentuk gambar atau diagram(Heddy, 1986).Manfaat transek yaitu menimbulkan perasaan senang karena merekadapat memperkenalkan langsung pekerjaan, keadaan, pengetahuan danketerampilan mereka kepada sesama petani dan orang luar bagi orang dalam(Masyarakat) penelurusan lokasi ini. Manfaat lainya adalah untuk melihat dengan jelas mengenai kondisi alam dan rumitnya sistem pertanian dan pemeliharaansumber daya alam yang dijalankan oleh masyarakat bagi orang luar. Kita dapat belajar tentang cara masyarakat dalam memanfaatkan sumber daya alam(Heddy, 1986).Keanekaragaman tanaman budidaya yang ada di Indonesia sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sekitar. Terdapat beberapa tanaman yang hanya dapat tumbuh pada daerah tertentu atau yang sekarang lebih dikenal dengan istilah tanaman spesifik lingkungan. Akan tetapi ada pula beberapa jenis tanaman yang mampu tumbuh diberbagai lokasi berbeda meskipun dengan keadaan atau kondisi lingkungan yang berbeda pula (Kartasapoetra, 1993).Interaksi antara unsur biotic dan abiotik dari suatu lingkungan juga menjadi objek yang dapat menentukan tindakan-tindakan tepat kegiatan budidaya. Pemanfaatan yang dilakukan terkadang memerlukan modifikasi untuk mencapai tujuan tertentu. Akan tetapi tujuan utama dari konsepsi diatas adalah memenuhi kesejahteraan manusia dengan mempertimbangkan pula aspek kesejahteraan makhluk hidup lainnya termasuk tanaman.Manusia adalah salah satu dari makhluk hidup yang diciptakan Sang Pencipta sebagai makhluk sosial. Artinya ia membutuhkan makhluk hidup lain dalam kehidupannya. Salah satu kebutuhan pokok manusia dan makhluk hidup lainnya adalah makan. Dalam proses makan ada yang disebut dengan rantai makanan. Rantai makanan adalah perpindahan energi makanan dari sumber daya tumbuhan melalui seri organisme atau melalui jenjang makan (tumbuhan-herbivora-carnivora).Pada setiap tahap pemindahan energi, 80%90% energi potensial hilang sebagai panas, karena itu langkah-langkah dalam rantai makanan terbatas 4-5 langkah saja. Dengan perkataan lain, semakin pendek rantai makanan semakin besar pula energi yang tersedia.Ada dua tipe dasar rantai makanan:1. Rantai makanan rerumputan (grazing food chain). Misalnya: tumbuhan-herbivora-carnivora. 2. Rantai makanan sisa (detritus food chain). Bahan mati mikroorganisme (detrivora = organisme pemakan sisa) predator. Macam-macam rantai makananPara ilmuwan ekologi mengenal tiga macam rantai pokok, yaitu rantai pemangsa, rantai parasit, dan rantai saprofit.1. Rantai Pemangsa Rantai pemangsa landasan utamanya adalah tumbuhan hijau sebagai produsen. Rantai pemangsa dimulai dari hewan yang bersifat herbivora sebagai konsumen I, dilanjutkan dengan hewan karnivora yang memangsa herbivora sebagai konsumen ke-2 dan berakhir pada hewan pemangsa karnivora maupun herbivora sebagai konsumen ke-3.2. Rantai ParasitRantai parasit dimulai dari organisme besar hingga organisme yang hidup sebagai parasit. Contoh organisme parasit antara lain cacing, bakteri, dan benalu.3. Rantai SaprofitRantai saprofit dimulai dari organisme mati ke jasad pengurai. Misalnya jamur dan bakteri. Rantai-rantai di atas tidak berdiri sendiri tapi saling berkaitan satu dengan lainnya sehingga membentuk faring-faring makanan.Ekosistem adalah satuan fungsional dasar dalam ekologi,karena memasukkan baik organisme (komunitas) biotik maupun abiotik yang masing-masing mempengaruhi sifat-sifat yang lainnya dan keduanya perlu pemeliharaan kehidupan seperti yang kita miliki di atas bumi ini konsep ekosistem merupakan pemikiran atau pandangan ekologi serta hubungan wajib, ketergantungan, dan hubungan sebab musabab, yakni perangkaian komponen-komponen untuk membentuk satuan-satuan fungsional.Ekosistem pantai adalah daerah pantai tertentu termasuk komponen autotrof dan komponen heterotrof. Batas-batas pantai adalah peralihan antara daratan dan lautan, sering ditandai adanya perubahan kedalaman yang berangsur-angsur dalam. Pengaruh daratan pada perairan pantai dapat dikaitkan dengan rendahnya salinitas, bertambahnya sedimentasi yang berakibat mengurangnya daya tembus sinar matahari, dan bertambah besarnya rasio antara larva planktonik dan plankton dewasa. Kita dapat membagi wilayah pantai secara teoritis menjadi mintakat yang selalu terendam air dan mintakat pasut, yakni mintakat yang secara berkala mengalami pengeringan dan perendaman. Mintakat pasut ini merupakan mintakat yang terbanyak diketahui sifat-sifat ekologiknya dan sumberdaya hayatinya.

\

BAB IIMETODE PRAKTIKUM

A. Analisis vegetasi1. Alat dan BahanAlat bahan yang digunakan pada praktikum acara ini adalah kertas plano, spidol, krayon / spidol warna , lakban kertas, kamera, penggaris, kertas A4, pulpen dan buku catatan.

2. Prosedur kerja PersiapanPersiapan pelaksanaan kegiatan transek yang sebaiknya secara khusus diperhatikan adalah mempersiapkan tim dan masyarakat yang akan ikut,termasuk menentukan kapan dan dimana akan berkumpul.Juga dipersiapkan alat-alat tulis,kertas lebar,lem,spidol warna-warni.Juga akan menyenangkan apabila membawa perbekalan (makanan).Peserta terdiri dari staf pengajar mata kuliah ekologi tanaman,asisten praktikum dan praktikan,untuk memudahkan pelaksanaan transek maka melibatkan masyarakat yang menjadi petunjuk jalan.Petani akan menjadi narasumber yang memahami hal-hal yang sudah diperkirakan akan dikaji dalam kegiatan transek ini,terutama masalah-masalah teknik pertanian.

Pelaksanaan-Sebelum berangkat,bahas kembali maksud dan tujuan kegiatan penelusuran lokasi serta proses kegiatan yang akan dilakukan.-sepakati bersama praktikan,lokasi-lokasi penting yang akan dikunjungi serta topik-topik kajian yang akan dilakukan.Setelah itu,sepakatilintasan penelusuran.-sepakati titik awal perjalanan (lokasi pertama),biasanya diambil dari titik terdekat dengan berada pada saaat itu.-Lakukan perjalanan dan diamati keadaan sepanjang perjalanan.Biarkan petani (masyarakat)menunjukan hal-hal yang dianggap penting untuk diperlihatkan dan dibahas keadaannya.Didiskusikan keadaan sumber daya tersebut dan amati dengan seksama.-Buatlah catatan-catatan hasil diskusi di setiap pengamatan.

Setelah perjalanan Bisa selama berhenti dilokasi tertentu,gambar bagian transek dibuat untuk setiap bagian lintasan yang sudah ditelusuri.Tetapi yang sering terjadi adalah pembuatan bagan setelah seluruh lintasan ditelusuri.Langkah-langkah kegiatannya adalah sebagai berikut :-jelaskan cara dan proses membuat bagan.-sepakati simbol-simbol yang dipergunakan untuk membuat bagan transek.Catat simbol-simbol tersebut beserta artinya disudut kertas.Pergunakan spidol berwarna agar jelas dan menarik-selama penggambaran perhattikan :*Pikirkan ketingggian (naik-turun permukaan bumi)*Perkiraan jarak antara satu lokasi dengan lokasi lain.*Pergunakan hasil gambar transek tersebut untuk mendiskusikan lebih lanjut permasalahan dan potensi.*Buatlah catatan-catatan hasil diskusi tersebut.

B. Jaring pangan

1. Alat dan Bahan Alat yang diperlukan antar lain altimeter,lux meter,termohigrometer,teropong dan PH meter. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain kertas karton,plastic dan spidol.

2. Prosedur kerja Tempat kegiatan praktikum Praktikum identifikasi ekosistem dilakukan melalui studi lapang dengan mengamati kondisi ekosistem yang ada dan apabila perlu melakukan wawancara dengan masyarakat sekitar.

Tahapan kegiatana. Kegiatan analisis ekosistem akan dilakukan di beberapa titik yang memiliki hubungan secara ekologis.b. Pengamatan dilakukan dengan mengidentifikasi semua organisme yang ada dan dibuat hubungannya dalam bentuk jaring panganan.

C.Wawancara Dengan Petani

1.Alat dan bahanAlat dan bahan yang digunakan untuk melakukan wawancara dengan petani adalah alat tulis dan buku catatan.

2.Prosedur kerja Sebelum melakukan perjalanan ditentukan terlebih dahulu pertanyaan dan topik yang akan ditanyakan. Tentukan sasaran masyarakat yang tepat dari pertanyaan yang telah di siapkan. Mencari orang yang akan diwawancara dalam hal ini kami mewawancarai seorang petani. Diajukan pertanyaan dengan sopan dan santun. Dicatat hasil wawancara yang diperoleh.

BAB IIIHASIL DAN PEMBAHASAN

A. HasilTERLAMPIR

B. Pembahasan

Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komponen jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Hutan merupakan komponen habitat terpenting bagi kehidupan oleh karenanya kondisi masyarakat tumbuhan di dalam hutan baik komposisi jenis tumbuhan, dominansi spesies, kerapatan nmaupun keadaan penutupan tajuknya perlu diukur. Selain itu dalam suatu ekologi hutan satuan yang akan diselidiki adalah suatu tegakan, yang merupakan asosiasi konkrit.Transek sendiri artinya adalah gambar irisan muka bumi bumi. Pada awalnya, transek dipergunakan oleh para ahli lingkunganuntuk mengenali dan mengamati wilayah- wilayah ekologi. Teknik transek adalah teknik untuk melakukan pengamatan secara langsunglingkungan dan sumber daya, dengan cara berjalan menelusuri suatu wilayah mengikuti suatu lintasan tertentu. Metode transek biasa digunakan untuk mengetahui vegetasi tertentu seperti padang rumput dan lain-lain atau suatu vegetasi yang sifatnya masih homogen.Terdapat 3 metode transek: 1. Metode Line Intercept (line transect)Metode line intercept biasa digunakan oleh ahli ekologi untuk mempelajari komunitas padang rumput. Dalam cara ini terlebih dahulu ditentukan dua titik sebagai pusat garis transek. Panjang garis transek dapat 10 m, 25 m, 50 m, 100 m. Tebal garis transek biasanya 1 cm. Pada garis transek itu kemudian dibuat segmen-segmen yang panjangnya bisa 1 m, 5 m, 10 m. pengamatan terhadap tumbuhan dilakukan pada segmen-segmen tersebut. Selanjutnya mencatat, menghitung dan mengukur panjang penutupan semua spesies tumbuhan pada segmen-segmen tersebut. Cara mengukur panjang penutupan adalah memproyeksikan tegak lurus bagian basal atau aerial coverage yang terpotong garis transek ketanah. 2. Metode Belt Transect Metode ini biasa digunakan untuk mempelajari suatu kelompok hutan yang luas dan belum diketahui keadaan sebelumnya. Cara ini juga paling efektif untuk mempelajari perubahan keadaan vegetasi menurut keadaan tanah, topograpi, dan elevasi. Transek dibuat memotong garis-garis topograpi, dari tepi laut kepedalaman, memotong sungai atau menaiki dan menuruni lereng pegunungan. Lebar transek yang umum digunakan adalah 10-20 meter, dengan jarak antar antar transek 200-1000 meter tergantung pada intensitas yang dikehendaki. Untuk kelompok hutan yang luasnya 10.000 ha, intensitas yang dikendaki 2 %, dan hutan yang luasnya 1.000 ha intensitasnya 10 %. 3. Metode Strip Sensus Metode ini sebenarnya sama dengan metode line transect, hanya saja penerapannya untuk mempelajari ekologi vertebrata teresterial (daratan). Metode strip sensus meliputi, berjalan disepanjang garis transek, dan mencatat spesies-spesies yang diamati disepanjang garis transek tersebut. Data yang dicatat berupa indeks populasi (indeks kepadatan).Praktikum kali ini menggunakan metode line intercept (line transect) yaitu dengan cara mencari lokasi yang akan diamati, kemudian membagi menjadi beberapa segmen-segmen (bagian bawah, tengah, dan atas). Kemudian mengamati daerah-daerah tersebut yaitu mengamati jenis tanaman, pola tanam, jarak tanam, pH tanah, dominasi tanaman, tekstur tanah, kelembaban, ketinggian tempat, suhu, luas area, kemiringan, intensitas cahaya, dan warna tanah.Praktikum transek dilakukan dengan mengamati kondisi lingkungan yang mempengaruhi kegiatan budidaya pertanian serta berbagai macam tanaman yang dibudidayakan. Pengamatan dilakukan terhadap tiga lokasi yang sama menurut ketinggian tempat. Lokasi dikategorikan,dengan ketinggian tempat 0 - 5 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Pertumbuhan tanaman dan urutannya yang terjadi dalam suatu tahuan ditentukan oleh interaksi iklim, tanah, tanaman dan pengelolaan. Suatu jenis tanaman akan tumbuh baik jika kebutuhan minimum akan air, energi dan nutrient tersedia serta ada tempat untuk tumbuh. Setiap jenis tanaman memerlukan susunan factor tumbuh tertentu untuk pertumbuhan yang optimal (Wisnubroto,1999). Sebagai salah satu faktor penting pada kegiatan budidaya pertanian, pengamatan terhadap kondisi karakteristik tanah dirasa sangat penting. Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh data yang menunjukan sifat atau karakteristik tanah sampel dari berbagai tipe ketinggain lokasi. Tekstur tanah dari semua lokasi memiliki jenis lempung berpasir terutama terlihat jelas pada daerah atas, hal ini disebabkan karena rata-rata fraksi debu pada daerah dengan kondisi yang miring akan mudah terbawa oleh aliran permukaan karena ukuran partikelnya yang relative kecil serta ringan, sehingga pada daerah atas keberadaan fraksi debu cukup sedikit. Pada pengukuran pH tanah, diperoleh data bahwa pH tanah pada lokasi atas sebesar 7 atau lebih besar dari kedua lokasi dibawahnya. Menurut kartasapoetra (1993), pada daerah dengan curah hujan yang tinggi, air hujan yang menimpa tanah akan memberikan dua afek yaitu menghanyutkan bahan organic atau meresapkan bahan organic kedalam tanah. Sehingga pH tanah pada lokasi atas lebih besar jarena bahan organic tercuci ke areal yang lebih rendah yang mengakibatkan akumulasi bahan organic di lokasi yang lebih rendah. Peristiwa itu pula yang menyebabkan warna tanah pada daerah bawah sedikit lebih gelap dibandingkan warna tanah pada daerah atas, karena selain bahan organic mempengaruhi pH tanah, juga mempengaryuhi warna tanah. Semakin tinggi kandungan bahan organic tanah, maka warna tanah akan semakin gelap (Hardjowigeno,1993). Beberapa hal yang perlu dilakukan sebelum melaksanakan udaha budidaya adalah memperhatikan kondisi lingkungan sektar baik secara sosial maupun keadaan lingkungan yang secara langsung berpengaruh. Ada beberapa alternative yang dapat ditrerapkan pada aspek budidaya yaitu pertama menentukan jenis tanaman yang cocok pada suatu iklim pada lingkungan tersebut, atau kedua menentukan lingkungan yang cocok sebagai tempat hidup tanaman. Akan tetapi pilihan pertama banyak dilakukan karena secara teknis mudah dilakukan serta tidak memerlukan banyak biaya terutama biaya pencarian lahan yang tepat untuk tanaman budidaya tersebut.Berdasarkan pengamatan yang dilakukan hasil analisisnya adalah ada berbagai macam tanaman yang berada di daerah pantai pangandaran seperti jagung,kacang tanah, kelapa, pisang, talas, kunyit, lengkuas, singkong dan kacang panjang. Tanaman yang berada didaerah pengamatan yang diamati yang mendominasi adalah tanaman jagung dan kacang tanah. Hampir mencakung setengah lebih lahan yang berada didaerah tersebut. Tanaman yang lain hanya beberapa bagian saja yang terdapat didaerah tersebut. Banyaknya tanaman pohon tahunan yang ditanam didaerah atas akan menjaga kualitas lahan karena pohon memiliki sistim perakaran yang kuat dan dalam sehingga mampu menahan keberadaan air dan mampu menjaga ketersediaan air meski pada musim kemarau.Sebagaian besar pola tanam yang diterapkan didaerah tersebut adalah monokultur dan mixed cropping. Pola tanam monokultur dilakukan karena melihat tanaman yang dibudidayakan adalah tanaman sayuran. Warna tanah pada daerah yang diamati adalah berwarna coklat kehitaman dan lebih mendominasi warna tersebut.Budidaya tanaman singkong yang tepat, tanaman ini tumbuh optimal pada ketinggian antara 10-700m dpl. Tanah yang sesuai adalah tanah yang berstruktur remah, gembur, tidak liat juga tidak poros. Selain itu kaya akan unsure hara. Jenis tanah yang sesuai adalah tanah alluvial, latosol, podsolik merah kuning, mediteran, grumosol dan andosol. Sementara itu pH yang dibutuhkan antara 4,5-8, dan untuk pH idealnya adalah 5,8. Curah hujan yang yang diperlukan antara 1.500 2500 mm/tahun. Kelembaban udara optimal untuuk tanaman antara 60%-65%. Suhu udara minimal 10C. Kebutuhan akan sinar matahari sekitar 10 jam tiap hari, hidup tanpa naungan.Budidaya tanaman kacang panjang, tanaman tumbuh baik pada tanah Latosol atau lempung berpasir, subur, gembur, banyak mengandung bahan organik dan drainasenya baik, pH sekitar 5,5-6,5. Suhu antara 20-30C, iklimnya kering, curah hujan antara 600-1.500 mm/tahun dan ketinggian optimum kurang dari 800 m dpl. Jarak lubang tanam untuk tipe merambat adalah 20 x 50 cm, 40 x 60 cm, 30 x 40 cm, dan jarak tanam tipe tegak adalah 20 x 40 cm dan 30 x 60 cm. Waktu tanam yang baik adalah awal musim kemarau/awal musim penghujan, tetapi dapat saja sepanjang musim asal air tanahnya memadai.Syarat tumbuh tanaman jagung yang ideal yaitu Curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase pembungaan dan pengisian biji perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya ditanam awal musim hujan atau menjelang musim kemarau. Membutuhkan sinar matahari, tanaman yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat dan memberikan hasil biji yang tidak optimal. Suhu optimum antara 23C - 30C. Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah khusus, namun tanah yang gembur, subur dan kaya humus akan berproduksi optimal. pH tanah antara 5,6-7,5. Aerasi dan ketersediaan air baik, kemiringan tanah kurang dari 8 %. Daerah dengan tingkat kemiringan lebih dari 8 %, sebaiknya dilakukan pembentukan teras dahulu. Ketinggian antara 1000-1800 m dpl dengan ketinggian optimum antara 50-600 m dpl. Jarak tanamnya 40x100cm.Tanaman Kelapa tumbuh baik pada daerah dengan curah hujan antara 1300-2300 mm/tahun, bahkan sampai 3800 mm atau lebih, Kelapa sangat peka pada suhu rendah dan tumbuh paling baik pada suhu 20-27 derajat C. Pada suhu 15 derajat C, akan terjadi perubahan fisiologis dan morfologis tanaman kelapa. Kelapa akan tumbuh dengan baik pada rH bulanan rata-rata 70-80% minimum 65%. Bila rH udara sangat rendah, evapotranspirasi tinggi, tanaman kekeringan buah jatuh lebih awal (sebelum masak), tetapi bila rH terlalu tinggi menimbulkan hama dan penyakit. Tanaman kelapa tumbuh pada berbagai jenis tanah seperti aluvial, laterit, vulkanis, berpasir, tanah liat, ataupun tanah berbatu, tetapi paling baik pada endapan aluvial. Kelapa dapat tumbuh subur pada pH 5-8, optimum pada pH 5.5-6,5. Pada tanah dengan pH diatas 7.5 dan tidak terdapat keseimbangan unsur hara, sering menunjukkan gejala-gejala defisiensi besi dan mangan. Tanaman kelapa membutuhkan lahan yang datar (0-3%). Pada lahan yang tingkat kemiringannya tinggi (3-50%) harus dibuat teras untuk mencegah kerusakan tanah akibat erosi, mempertahankan kesuburan tanah dan memperbaiki tanah yang mengalami erasi. Tanaman kelapa tumbuh baik didaerah dataran rendah dengan Ketinggian yang optimal 0-450 m dpl. Pada ketinggian 450-1000 m dpl waktu berbuah terlambat, produksi sedikit dan kadar minyaknya rendah.Hasil pengamatan pada lahan didapat hasil cukup bervariasi, yaitu: 1) Jenis tanaman yang dominan : jagung dan kacang tanah ; 2) Pola tanam : monokultur kedua jenis tanaman tersebut ; 3) pH tanah : 6,6 ; 4) tekstur tanah : lempung berpasir, liat berpasir, remah dan liat berdebu; 4) kelembaban tanah : 70 %; 5) ketinggian tempat : 0-5 m dpl ; 6) suhu rata-rata : 32 0C ; 7) intensitas cahaya : 492 lux ; 8) warna tanah : coklat kehitaman; 9) permasalahan yang terjadi : gulma dan kurang pemeliharaan dan 10) sistem irigasi : non teknis.Hasil data keseluruhan yang didapat adalah beragam jenisnya mulai dari jenis tanaman yang beragam,pH tanah yang berbeda, warna jenis tanah, intensitas cahaya yang berbeda setiap wilayahnya,suhu dan kelembapan yang berbeda. Tanaman yang terdapat didalam transek gabungan adalah jagung, padi, talas, singkong, kacang tanah, cabai, kelapa, kacang panjang, ubi jalar, alpukat, pisang, katuk, kedondong, mangga, nanas, mahoni, pepaya, kelengkeng, kelapa gading, timun, bengkoang dan rumput gajah . Dari data keseluruhan ada beberapa tanaman yang sangat mendominasi tanaman yang berada didaerah dilakukannya praktikum yaitu di Pangandaran, tanaman yang mendominasi adalah seperti jagung, kacang tanah dan padi. Pada kelompok I didapatkan data 1.) ketinggian tempat : 0-5 m dpl; 2.) intensitas cahaya : 694 lux; 3.) warna tanah : coklat kehitaman; 4.) suhu : 34 0C; 5.) kelembapan tanah : 63,4 %; 6.) pH : 6,4, kelompok II didapatkan data 1.) ketinggian tempat : 0-5 m dpl; 2.) intensitas cahaya : 475 lux; 3.) warna tanah : coklat kehitaman; 4.) suhu : 33,5 0C; 5.) kelembapan tanah : 64 %; 6.) pH : 6,6, kelompok III didapatkan data 1.) ketinggian tempat : 0-5 m dpl; 2.) intensitas cahaya : 492 lux; 3.) warna tanah : coklat kehitaman; 4.) suhu : 32 0C; 5.) kelembapan tanah : 70 %; 6.) pH : 6,6, kelompok IV didapatkan data 1.) ketinggian tempat : 0-5 m dpl; 2.) intensitas cahaya : 571 lux; 3.) warna tanah : coklat kehitaman; 4.) suhu : 31 0C; 5.) kelembapan tanah : 70 %; 6.) pH : 6,8, kelompok V didapatkan data 1.) ketinggian tempat : 0-5 m dpl; 2.) intensitas cahaya : 514 lux; 3.) warna tanah : coklat kehitaman; 4.) suhu : 32 0C; 5.) kelembapan tanah : 69 %; 6.) pH : 5,4 dan kelompok VI didapatkan data 1.) ketinggian tempat : 0-5 m dpl; 2.) intensitas cahaya : 466 lux; 3.) warna tanah : coklat kehitaman; 4.) suhu : 32 0C; 5.) kelembapan tanah : 70 %; 6.) pH : 6,2. Data hasil pengamatan pada masing-masing wilayah jika dilihat dari gambar pengamatan, menunjukkan ketidak seragaman data. Ketidakseragaman ini terjadi bukan pada masalah hasil, namun lebih pada pin-poin parameter. Ketidakseragaman ini dapat disebabkan oleh keadaan cuaca yang berbeda pada masing-masing wilayah. Perbedaan persepsi juga dapat menyebabkan apa yang diamati itu berbeda. Kondisi alat juga sangat berpengaruh pada kevalidan data yang diperoleh.Pertumbuhan tanaman dan urutannya yang terjadi dalam suatu tahuan ditentukan oleh interaksi iklim, tanah, tanaman dan pengelolaan. Suatu jenis tanaman akan tumbuh baik jika kebutuhan minimum akan air, energi dan nutrient tersedia serta ada tempat untuk tumbuh. Setiap jenis tanaman memerlukan susunan factor tumbuh tertentu untuk pertumbuhan yang optimal (Wisnubroto,1999).Menurut Kartasapoetra (1993), pada daerah dengan curah hujan yang tinggi, air hujan yang menimpa tanah akan memberikan dua afek yaitu menghanyutkan bahan organic atau meresapkan bahan organic kedalam tanah. Sehingga pH tanah pada lokasi atas lebih besar jarena bahan organic tercuci ke areal yang lebih rendah yang mengakibatkan akumulasi bahan organic di lokasi yang lebih rendah. Peristiwa itu pula yang menyebabkan warna tanah pada daerah bawah sedikit lebih gelap dibandingkan warna tanah pada daerah atas, karena selain bahan organic mempengaruhi pH tanah, juga mempengaruhi warna tanah. (Hardjowigeno,1993).Beberapa prinsip yang umum digunakan dalam pengukuran kelembaban udara yaitu metode pertambahan panjang dan berat pada benda-benda higroskopis, serta metode termodinamika. Alat pengukur kelembaban udara secara umum disebut hygrometer sedangkan yang menggunakan metode termodinamika disebut psikrometer (Kartasapoetra, 1990).Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelembaban Evaporasi : penguapan menyebabkan perubahan kelembaban udara. Jika evaporasi tinggi maka kelembaban nisbi, kelembaban udara juga akan semakin besar Tekanan udara : tekanan udar yang tinggi meningkatkan udara semakin tinggi. Hal ini dikarenakan kapasitas tamping udara rendah Radiasi matahari : adanya radiasi matahari menyebabkan terjadinya penguapan air udar semakin tinggi sehingga kelembaban udara semakin besar Angin : angin memudahkan uap air dari laut ke udara. Jika sudah berkumpul maka kelembaban udar tinggi sehingga merubah uap air diatas udara untuk membentuk awan. Radiasi matahari yang ditangkap klorofil pada tanaman yang menpunyai hijau daun merupakan energi dalam proses fotosintesis. Hasil fotosintesis ini menjadi bahan utama dalam pertumbuhan dan produksi tanaman pangan. Selain meningkatkan laju fotosintesis, peningkatan cahaya matahari biasanya mempercepat proses pembungaan dan pembuahan. Sebaliknya, penurunan intensitas radiasi matahari akan memperpanjang masa pertumbuhan tanaman. Radiasi matahari merupakan faktor penting dalam metabolisme tanaman yang berklorofil, karena itu produksi tanaman pangan dipengaruhi oleh tersedianya cahaya matahari. Tapi umumnya fluktuasi hasil dari tahun ke tahun tidak mempunyai korelasi dengan ketersediaan radiasi matahari, karena produksi pangan ditentukan juga oleh faktor lain. Radiasi surya merupakan unsur iklim yang sangat berperan terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman, baik secara langsung melaui pemasokan energi untuk proses fotosintesis, maupun secara tidak langsung melalui unsur iklim lainnya. Apabila air dan suhu udara serta hara tidak menjadi faktor pembatas, maka intensitas radiasi surya merupakan unsur iklim yang sangat menentukan potensi hasil tanaman secara kuantitatif. Radiasi surya berpengaruh terhadap produksi klorofil, jumlah dan komposisi kloroplas, struktur daun, bentuk daun dan gerak membuka dan menutupnya stomata. Radiasi matahari juga mengontrol laju transpirasi, sehingga berpengaruh terhadap serapan air dan hara. (Baharsyah, 1991). Pada proses fotosintesis, klorofil daun menyerap energi radiasi matahari pada kisaran panjang gelombang PAR (Photosynthetic Active Radiation) yaitu antara 0,38 - 0,68 um. Tanah sangat berperan penting bagi tumbuhan yaitu sebagai media tumbuh tanaman darat. Tanah menyediakan berbagai macam mineral yang digunakan oleh tumbuhan untuk tumbuh. Namun tanah juga dapat menjadi salah satu faktor pembatas bagi tanaman. Hal ini dapat disebabkan karena adanya bermacam kondisi fisik maupun kimiawi tanah yang berbeda-beda dimana setiap tumbuhan memiliki persyaratan tumbuh yang berbeda-beda pula. (Satuhu dan Supriyadi, 2008 : 28). Tekstur tanah adalah kandungan partikel primer berupa fraksi liat, debu dan pasir dalam suatu massa tanah, sedangkan struktur tanah adalah susunan butir-butir tanah primer dan agregat primer tanah yang secara alami menjadi bentuk tertentu yang dibatasi oleh bidang-bidang yang disebut agregat ( Darmawijaya, 1997 : 15). Struktur tanah dan tekstur ini sangat penting karena dapat mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan dalam hal memperbaiki perdaran air, udara dan panas, aktifitas jasad hidup tanah, tersedianya unsur hara bagi tanaman, perombakan bahan organik, serta mudah tidaknya akar menembus tanah lebih dalam. Jenis tanah di titk 15 , tanah pasir adalah tanah yang bersifat kurang baik bagi pertanian yang terbentuk dari batuan beku serta batuan sedimen yang memiliki butir kasar dan berkerikil. Hal ini dapat menyebabkan tingginya perbandingan pori makro yang menyebabkan tanah memiliki permeabilitas yang tinggi sehingga retensi lengas dan hara menjadi rendah.Warna tanah merupakan sifat morfologi yang bersifat nyata dan mudah di kenali. Warna tanah dapat di gunakan sebagai petunjuk sifat-sifat tanah seperti kandungan bahan organik, kondisi drainase, aerase serta menggunakan warna tanah dalam mengklasifikasikan tanah dan mencirikan perbedaan horizon-horizon dalam tanah. Warna tanah adalah salah satu fisik yang lebih banyak digunakan untuk pendeskripsian karakter tanah, karena tidak mempunyai efek langsung terhadap tetanam tetapi secara tidak langsung berpengaruh terhadap temperatur dan kelembaban tanah. (Hakim,dkk., 1996)Menurut Hardjowigeno (1992) bahwa warna tanah berfungsi sebagai penunjuk dari sifat tanah, karena warna tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah tersebut. Penyebab perbedaan warna permukaan tanah umumnya dipengaruhi oleh perbedaan kandungan bahan organik. Makin tinggi kandungan bahan organik, warna tanah makin gelap. Sedangkan dilapisan bawah, dimana kandungan bahan organik umumnya rendah, warna tanah banyak dipengaruhi oleh bentuk dan banyaknya senyawa Fe dalam tanah. Di daerah berdrainase buruk, yaitu di daerah yang selalu tergenang air, seluruh tanah berwarna abu-abu karena senyawa Fe terdapat dalam kondisi reduksi (Fe2+). Pada tanah yang berdrainase baik, yaitu tanah yang tidak pernah terendam air, Fe terdapat dalam keadaan oksidasi (Fe3+) misalnya dalam senyawa Fe2O3 (hematit) yang berwarna merah, atau Fe2O3. 3 H2O (limonit) yang berwarna kuning cokelat. Sedangkan pada tanah yang kadang-kadang basah dan kadang-kadang kering, maka selain berwarna abu-abu (daerah yang tereduksi) didapat pula becak-becak karatan merah atau kuning, yaitu di tempat-tempat dimana udara dapat masuk, sehingga terjadi oksidasi besi ditempat tersebut. Keberadaan jenis mineral kwarsa dapat menyebabkan warna tanah menjadi lebih terang.Menurut Wirjodihardjo dalam Sutedjo dan Kartasapoetra (2002) bahwa intensitas warna tanah dipengaruhi tiga faktor berikut: (1) jenis mineral dan jumlahnya, (2) kandungan bahan organik tanah, dan (3) kadar air tanah dan tingkat hidratasi. Tanah yang mengandung mineral feldspar, kaolin, kapur, kuarsa dapat menyebabkan warna putih pada tanah. Jenis mineral feldspar menyebabkan beragam warna dari putih sampai merah. Hematit dapat menyebabkan warna tanah menjadi merah sampai merah tua. Makin tinggi kandungan bahan organik maka warna tanah makin gelap (kelam) dan sebaliknya makin sedikit kandungan bahan organik tanah maka warna tanah akan tampak lebih terang. Tanah dengan kadar air yang lebih tinggi atau lebih lembab hingga basah menyebabkan warna tanah menjadi lebih gelap (kelam). Sedangkan tingkat hidratasi berkaitan dengan kedudukan terhadap permukaan air tanah, yang ternyata mengarah ke warna reduksi (gleisasi) yaitu warna kelabu biru hingga kelabu hijau. Selain itu, Hanafiah (2005) mengungkapkan bahwa warna tanah merupakan: (1) sebagai indikator dari bahan induk untuk tanah yang beru berkembang, (2) indikator kondisi iklim untuk tanah yang sudah berkembang lanjut, dan (3) indikator kesuburan tanah atau kapasitas produktivitas lahan. Secara umum dikatakan bahwa: makin gelap tanah berarti makin tinggi produktivitasnya, selain ada berbagai pengecualian, namun secara berurutan sebagai berikut: putih, kuning, kelabu, merah, coklat-kekelabuan, coklat-kemerahan, coklat, dan hitam. Kondisi ini merupakan integrasi dari pengaruh: (1) kandungan bahan organik yang berwarna gelap, makin tinggi kandungan bahan organik suatu tanah maka tanah tersebut akan berwarna makin gelap, (2) intensitas pelindihan (pencucian dari horison bagian atas ke horison bagian bawah dalam tanah) dari ion-ion hara pada tanah tersebut, makin intensif proses pelindihan menyebabkan warna tanah menjadi lebih terang, seperti pada horison eluviasi, dan (3) kandungan kuarsa yang tinggi menyebabkan tanah berwarna lebih terang.Menurut Olson (1981), berpendapat bahwa warna tanah ini sangat penting untuk diperi karena kemampuannya memberi sejumlah gambaran mengenai segi pelikan tanah, tingkat peluruhan bahan tanah, beberapa segi unjuk kerja dan penggunaan tanah, kandungan bahan organik tanah dan gejolak musiman air tanah. Menurut Joffe (1949), bahwa warna tanah merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk membedakan horizon-horizon tanah dari suatu profil secara cepat. Sebagian besar tanah mempunyai warna yang merupakan hasil proses-proses pedogenik, dan sebagian lainnya adalah berasal dari warna hakiki bahan induknya. Warna tanah dikendalikkan oleh 4 jenis bahan, yaitu senyawa-senyawa besi, senyawa mangan dan magnetik, kuarsa dan feldspar, dan bahan organik. Adanya keadaan lingkungan yang beragam maka akan memberikan kisaran warna dalam selang lebar. Faktor lingkungan tanah yang banyak berpengaruh pada kisaran warna tanah adalah kelengasan tanah dan temperatur tanah, yang secara umum akan berpengaruh terhadap pengatusan dan tata udara tanah.Warna tanah merupakan gabungan berbagai warna komponen penyusun tanah.Warna tanah berhubungan langsung secara proporsional dari total campuran warna yang dipantulkan permukaan tanah. Warna tanah sangat ditentukan oleh luas permukaan spesifik yang dikali dengan proporsi volumetrik masing-masingterhadap tanah. Makin luas permukaan spesifik menyebabkan makin dominanmenentukan warna tanah, sehingga warna butir koloid tanah (koloid anorganik dan koloid organik) yang memiliki luas permukaan spesifik yang sangat luas, sehingga sangat mempengaruhi warna tanah. Warna humus, besi oksida dan besi hidroksida menentukan warna tanah. Besi oksida berwarna merah, agak kecoklatan atau kuning yang tergantung derajat hidrasinya. Besi tereduksi berwarna biru hijau. Kuarsa umumnya berwarna putih. Batu kapur berwarna putih, kelabu, dan ada kala berwarna olive-hijau. Feldspar berwarna merah. Liat berwarna kelabu, putih, bahkan merah, ini tergantung proporsi tipe mantel besinya.1. Kuning, berasal dari mineral limonit.2. Coklat, berasal dari bahan-bahan organis asam yang lupa sebagian.3. Putih, berasal dari mineral-mineral silica-kuarsa, kapur, kaolin, bouksit, aluminium & silica, gypsum, nitrat, garam-garam yang sudah larut serta koloida-koloida organis tertentu.4. Hitam, berasal dari bahan-bahan organis yang telah terurai dengan hebat, & biasanya ada hubungannya dengan unsur-unsur karbon, magnesium, serta belerang.5. Merah, berasal dari mineral hematite atau turgit.6. Hijau, berasal dari oksida ferrous7. Biru, berasal dari mineral lilianit. Terdapatnya vegetasi tanaman dalam suatu tempat akan merubah iklim mikro tempat tersebut. Perubahan ini disebabkan oleh luasnya tajuk tanaman, jarak antar tanaman, banyaknya dahan, kepadatan populasi, serta bentuk dan besarnya percabangan. Makin besar vegetasi maka makin besar pengaruhnya terhadap iklim mikro setempat.Tajuk tanaman akan menyerap, memantulkan dan meneruskan radiasi surya yang diterimanya, sehingga suhu udara dalam tajuk tanaman pada siang hari lebih rendah dan pada malam hari lebih tinggi dibandingkan dengan lapanga terbuka. (Geiger, 1959). Pengaruh radiasi itu sendiri dipengaruhi oleh kerapatan, tinggi, bentuk dan warna, susunan dan jumlah daun, serta tajuk tanaman. Jarak tanam mempengaruhi populasi tanaman dan keefisienan penggunaan cahaya, juga mempengaruhi kompetisi antara tanaman dalam menggunakan air dan zat hara. Dengan demikian selanjutnya akan mempengaruhi hasil / produksi dari tanaman itu sendiri. (Harjadi, 1989) Pada umumnya produksi yang tinggi pada satuan luas lahan tercapai dengan populasi yang tinggi, karena tercapainya penggunaan cahaya secara maksimum di awal pertumbuhan. Namun ppulasi yang sangat rapat (tinggi) akan mengakibatkan terjadinya kompetisi sumberdaya air, unsur hara, ruang, cahaya dan CO2 yang mengakibatkan hasil akhir berupa buah/biji akan rendah baik pertanaman maupun perluasan.Produsen terus mencari metode yang dapat meningkatkan hasil lahan, mengurangi biaya, ataupun kombinasi keduanya. Jumlah tanaman pada lahan, sebagai akibat kerapatan tanaman ataupun jarak tanam masih menjadi perhat ian selama beberapa dekade. Dengan penambahan kerapatan, maka jarak tanam menjadi lebih dekat dan meningkatkan persaingan antar tanaman. (Farnham, 1999).Sistem jarak tanam mempengaruhi cahaya, CO2, angin dan unsur hara yang diperoleh tanaman sehingga akan berpengaruh pada proses fotosintesis yang pada akhirnya memberikan pengaruh yang berbeda pada parameter pertumbuhan dan produksi jagung (Barri, 2003). Jarak yang lebih sempit mampu meningkatkan produksi per luas lahan dan jumlah biji namun menurunkan bobot biji (Maddonni et al, 2006). Peningkatan produksi akibat pengurangan jarak juga didapatkan ketika jarak antar tanaman berkurang, persentase peningkatan produksi perlahan secara nyata ditentukan oleh persentase peningkatan intersepsi cahaya matahari. Selain pengolahan tanah, variasi pengaturan jarak tanam merupakan salah satu cara pengendalian gulma secara kultur teknis, yang dapat untuk meningkatkan daya saing tanaman budidaya terhadap gulma dan meningkatkan hasil. Menurut Mintarsih et al (1989), peningkatan kerapatan populasi tanaman persatuan luas pada suatu batas tertentu dapat meningkatkan hasil biji jagung. Namun penambahan jumlah tanaman selanjutnya akan menurunkan hasil karena terjadi kompetesi unsur hara, air, ruang tumbuh dan sinar matahari. Jarak tanam yang rapat akan meningkatkan daya saing tanaman terhadap gulma karena tajuk tanaman menghambat pancaran cahaya ke permukaan lahan sehingga pertumbuhan gulma terhambat, disamping juga laju evaporasi dapat ditekan (Dad Resiworo, 1992). Namun pada jarak tanam yang terlalu sempit mungkin tanaman budidaya akan memberikan hasil yang relatif kurang karena adanya kompetisi antar tanaman itu sendiri. Oleh karena itu dibutuhkan jarak tanam optimum untuk memperoleh hasil yang maksimum. Sebagai parameter pengukur pengaruh lingkungan, tinggi tanaman sensitive terhadap factor lingkungan tertentu seperti cahaya. Tanaman yang mengalami kekurangan cahaya biasanya lebih tinggi dari tanaman yang mendapat cahaya (Sitompul dan Guritno, 1995) Pengaruh Ketinggian Tempat Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. Dengan bertambahnya ketinggian tempat darp permukaan air laut, tekanan udara berkurang. Perbedaan tekanan udara akibat kerapatan berbega merupakan penyebab dari pergerakan udara (angin). Kecepatan angin akan meningkat dengan bertambahnya ketinggian. Ketinggian tempat mempengaruhi jenis organisme yang hidup di tempat tersebut, karena ketinggian yang berbeda akan menyebabkan kondisi fisik dan kimia yang berbeda. Semakin tinggi suatu daerah semakin dingin suhu di daerah tersebut. Demikian juga sebaliknya bila lebih rendah berarti suhu udara di daerah tersebut lebih panas. Semakin tinggi suatu tempat, maka suhu dan intensitas cahaya di tempat tersebut juga akan semakin berkurang (Goldsworthy dan Fisher, 1992 : 2). Kondisi lain pada daerah yang memiliki elevasi tinggi adalah jumlah konsentrasi CO2 yang relatif lebih kecil bila dibandingkan pada daerah yang lebih rendah. Padahal CO2 adalah bahan baku dalam proses fotosintesis untuk diubah menjadi karbohidrat, sehingga tumbuhan yang tumbuh pada dataran tinggi cenderung memiliki jumlah klorofil yang lebih banyak dari pada tumbuhan yang hidup di dataran rendah, agar dapat menangkap CO2 lebih banyak. Sedangkan tumbuhan daerah dataran rendah, dengan kondisi iklimnya umumnya temperatur tingi, kelembaban rendah dan intensitas sinar matahari besar, memiliki kepekaan menangkap sinar matahari lebih rendah.Dalam proses makan ada yang disebut dengan rantai makanan. Rantai makanan adalah perpindahan energi makanan dari sumber daya tumbuhan melalui seri organisme atau melalui jenjang makan (tumbuhan-herbivora-carnivora).Pada setiap tahap pemindahan energi, 80%90% energi potensial hilang sebagai panas, karena itu langkah-langkah dalam rantai makanan terbatas 4-5 langkah saja. Dengan perkataan lain, semakin pendek rantai makanan semakin besar pula energi yang tersedia.Dalam rantai makanan terdapat tiga macam "rantai" pokok yang menghubungkan antar tingkatan trofik, yaitu rantai pemangsa, rantai parasit, dan rantai saprofit.

1. Rantai Pemangsa Rantai ini merupanan dasar utama dimana tumbuhan hijau berlaku sebagai produsen. Peraluhan energinya dimulai dari organisme herbivora atau penyantap tumbuhan mengkonsumsi tanaman. Organisme herbivora ini disebut juga dengan nama konsumen tingkat I. Selanjutnya, organisme yang menyantap tumbuhan tersebut dimangsa oleh organisme lainnya yang disebut karnivora. Si karnovora tersebut kemudian dinamai Konsumen tingkat II. Selanjutnya adalah organisme yang memangsa karnivora maupun herbivora yakni omnivore dan dikenal dengan nama lain Konsumen tingkat III.

2. Rantai Parasit

Siklus rantai yang satu ini diawali dari organisme yang besar sampai organisme yang hidup sebagai parasit dengan mengambil makanan dari inang-nya. Contoh rantai makanan yang satu ini adalah cacing pita, jamur, benalu. 3. Rantai SaprofitRantai saprofit dimulai dari organisme mati ke jasad pengurai. Misalnya jamur dan bakteri. Rantai-rantai di atas tidak berdiri sendiri tapi saling berkaitan satu dengan lainnya sehingga membentuk faring-faring makanan

Rantai Makanan Menjadi Jaring Makanan Melihat pola di atas, bisa kita simpulkan bahwa rantai makanan adalah peristiwa dimana terjadi perpindahan energi atau makanan dari yang satu ke mahluk hidup lainnya dalam suatu urutan tertentu. Berikut contoh rantai makanan yang sederhana:

Dari gambar di atas kita bisa melihat terjadi sejumlah peristiwa antara lain: 1. Rerumputan atau tumbuhan dimakan oleh organisme tikus. 2. selanjutnya, tikus dimangsa oleh sang ular. 3. Kemudian ular tersebut dimangsa oleh burung elang. 4. Saat sang elang meninggal, ia akan mati dan kemudian membusuk. Pada proses tersebut ia akan diuraikan oleh mikroorganisme seperti bakteri dan kemudian diserap lagi oleh tanah tempat tanaman seperti rerumputan tumbuh. Peristiwa-peristiwa tersebut di atas adalah rantai makanan. Dalam urutan tersebut kita bisa dengan mudah mengidentifikasi yang mana konsumen tingkat I yakni tikus, konsumen tingkat ke-II yakni ular, dan konsumen tingkat ke-III yakni elang.Ada dua tipe dasar rantai makanan:1. Rantai makanan rerumputan (grazing food chain), yaitu rantai makanan yang diawali dari tumbuhan pada trofik awalnya.2. Rantai makanan sisa/detritus (detritus food chain), yaitu rantai makanan yang tidak dimulai dari tumbuhan, tetapi dimulai dari detritivor.Secara umum, rantai makanan berperan penting dalam analisis kesehatan ekologi. Akumulasi polutan dan dampaknya pada hewan dapat ditelusuri melalui rantai makanan di dalam ekologi.Ekosistem adalah suatu ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Dalam ekosistem, terjadi hubungan antar-organisme dan juga lingkungannya. Hubungan yang terjadi di antara organisme atau individu tersebut cukup kompleks dan saling mempengaruhi satu sama lainnya. Hubungan antara unsur hayati dan juga non-hayati tersebut kemudian bermuara pada suatu sistem ekologis yang kemudian kita sebut ekosistem. Dan di dalam pola interaksi hubungan tersebut ikut melibatkan terjadinya siklus biogeokimia, sejumlah aliran energi dan juga rantai makanan. Pada pengamatan jaring makanan (food web) telah diamati berbagai macam hewan adalah ulat, lebah, capung, kupu-kupu, katak, belalang, laba-laba dan kumbang. Hal tersebut meliputu hewan herbivora, karnivora dan omnivora, hal yang diamati: aktivitas makan, jenis makanan (alternatif). Pengamatan aktivitas makanan dilakukan selama praktikum untuk mengetahui jaring pangan yang terjadi didalamnya. Sedangkan pada jaring pangan atau food web gabungan ada berbagai macam hewan dan lebih meluas lagi seperti ulat, lebah, capung, kupu-kupu, katak, belalang, laba-laba, kumbang, burung, ayam , ular, kambing dan tikus. Semua yang berada dalam jaring pangan dimakan dan memakan anatara satu dengan yang lain, agar terjadi keseimbangan hayati yang berda pada daerah lahan. Praktikum mata kuliah Ekologi Tanaman yang dilakukan di Pangandaran pada tanggal 3 Mei 2014 menghasilkan beberapa keterangan yang sangat membantu dalam rangka analisis vegetasi yang dilakukan dalam dua bidang, yaitu Transek vegetasi dan penentuan jaring-jaring pangan. Selain itu, ada beberapa hal penting lainnya yang dapat diketahui dari proses wawancara yang dilakukan oleh praktikan dengan petani yang sedang berada didaerah pertanian yang dijadikan sebagai tempat observasi atau penelitian. ada beberapa petani yang dijadikan narasumber pada proses wawancara dengan latar belakang yang berbeda. Pak Iman sebagai petani penyadap air kelapa sebagai bahan dasar gula kelapa, dan pak ... sebagai petani penanam tanaman pangan dan hortikultura.Beberapa keterangan yang didapatkan dari proses wawancara diantaranya adalah bahwa lahan yang mereka (petani) garap bukanlah lahan pribadi, melainkan lahan pemerintah daerah yang disewa untuk diolah. Penyewaan lahan dilakukan kepada salah satu perusahaan yang ditunjuk oleh pemerintah, perusahaan tersebut ditunjuk dari hasil tender yang dilakukan, sehingga perusahaan yang dijadikan tempat penyewaan sering kali berubah sesuai dengan tender yang dilakukan dan mengakibatkan petani kesulitan dalam proses penyewaan.Teknis penyewaan yang dilakukan sangat beragam, tergantung obyek pertanian yang disewa oleh petani. Misalnya, untuk petani sadap seperti pak Iman, menyewa sepuluh buah pohon kelapa untuk disadap (tidak menyewa lahan). Sepuluh pohon yang disewa oleh petani mempunyai tarif sewaan sebanyak 13 kg gula kelapa setiap 2 (dua) minggu sekali. Bisa juga dengan uang seharga 13 kg gula kelapa yang sedang berlaku dipasar. Berbeda dengan itu, petani yang menyewa lahan untuk ditanami berbagai jenis tanaman pertanian, tarif yang dipatok oleh perusahaan pemenang tender berdasar luas lahan per bata (1 bata = 14 m2).Komoditas yang ditanam oleh petani sangat beragam, seperti kacang tanah, kacang merah, padi gogo, oyong, jagung, dan sebagainya. Tanaman atau vegetasi yang mendominasi yang ada dilahan observasi adalah kelapa, hal ini ditunjang dari jenis tanah yang relatif berpasir karena dekat dengan pantai.Penerapan pertanian organik dilahan yang dijadikan sebagai tempat observasi sudah cukup baik, hal ini dapat dilihat dari pemupukan dengan menggunakan pupuk kandang secara berkala bagi petani yang menyewa lahan untuk ditanami. Selain itu, pupuk kimia fabrikan hanya digunakan untuk beberapa komoditas tanaman saja, seperti Kacang Tanah. Penggunaan pestisida juga sangat minim, merk fabrik atau formulator yang digunakan hanya beberapa saja, seperti fastak. Namun, sangat banyak gulma yang ditemukan dan dibiarkan tumbuh oleh petani tanpa adanya penanggulangan. Hal ini karena kurang tersedianya pestisida (herbisida) yang tersedia didaerah, bahkan ada beberapa petani yang masih belum mengetahui kegunaan herbisida dan mengeluhkan sulitnya mencari faktor produksi penunjang seperti pestisida didaerah disekitar tempat tinggalnya.Akibat dari sulitnya memperoleh pestisida ditambah dengan konsep PHT yang tidak diterapkan oleh petani, banyak dijumpai OPT diarea pertanian yang diusahakan. Misalnya, kami menemukan adanya hama penggerek batang pada tanakan jagung yang menunjukan sudah mencapai ambang ekonomi tanpa adanya usaha penggunaan pestisida atau obat-obatan lainnya.Masalah lainnya yang ditemui adalah mengenai penggunaan varietas tanaman yang dibudidayakan, mayoritas petani tidak menggunakan varietas bersertifikat, bahkan untuk jagung yang ditanaman oleh salah satu petani, benih yang digunakan adalah benih pilihan yang didapat dari hasil panen dan telah dilakukan dalam beberapa generasi pertanaman tersebut, sehingga terlihat pertumbuhan dan jumlah biji pertongkol dari tanaman jagung tersebut sangat minim dan memprihatinkan.Dari beberapa masalah yang ada, praktikan memberi beberapa solusi dan jalan keluar dalam rangka penyelesaian masalah yang dihadapi oleh para petani, misalnya:1. Memberikan pengetahuan tentang pentingnya menggunakan varietas bersertifikat dan yang telah adaptif dengan lingkungan lokal;2. Memberikan input kepada lahan pertanian dengan cara mengembalikan sisa hasil panen;3. Memberikan pemahaman tentang konsep PHT dalah proses budidaya tanaman atau pertanian;4. Memberikan gambaran mengenai perhitungan keuntungan guna mengevaluasi output dan input yang digunakan; serta5. Memberikan pengetahuan serta jalan guna mendapatkan faktor produksi (pestisida) dalam rangka peningkatan produktivitas pertanian dengan falsapah dan kaih penggunaan pestisida sesuai dengan konsep pht guna menghindari rusaknya lingkungan dan Agroekosistem disekitar areal pertanaman tersebut.

\BAB IV KESIMPULAN

1. Teknik transek adalah teknik untuk melakukan pengamatan secara langsung lingkungan dan sumber daya, dengan cara berjalan menelusuri suatu wilayah mengikuti suatu lintasan tertentu. 2. Pengamatan dilakukan dengan berbagai macam parameter. Parameter yang digunakan mencakup aspek topografi wilayah, pola budidaya, keadaan cuaca serta keadaan tanah. Parameter tersebut dianggap mewakili keadaan keseluruhan dari ekosistem dan komunitas wilayah tersebut. Dengan mengetahui keadaan wilayah, maka akan didapat informasi spesifik yang berguna dalam penanganan masalah apabila terjadi suatu permasalahan3. Hasil pengamatan pada lokasi yang diamati terdapat tanaman jagung,kacang tanah, kacang panjang, talas, kelapa, pisang, kunyit, lengkuas dan singkong. Tanaman yang mendominasi adalah jagung dan kacang tanah.4. Hasil pengamatan pada lokasi yang diamati terdapat hewan yang berada didalamnya seperti tikus, kupu-kupu, kumbang, burung, capung, belalang dan katak yang dapat digambarkan dengan jaring pangan atau food web.5. Agroekosistem pantai dengan ketinggian 0 s.d 5 m dpl didominasi oleh tanaman jagung, kacang tanah dan kelapa.

DAFTAR PUSTAKA

Adiwibowo, S (Editor). 2007. Ekologi Manusia. Bogor: Institut Pertanian BogorAnaluddin, 1997. Analisis Vegetasi pada Beberapa Tegakan di Ngandung Lereng Merapi Kaliurang dan KRPH 19 Banaran, Playen Gunung Kidul Daerah Istimewa Yogyakarta. Skipsi S1 UGM, Yogyakarta.Arsyad. 2000. Konservasi Tanah dan Air. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.Barbour, M. G., Burk, J. H and Pitts, W. D., 1999. Teresterial Plant Ecology, Third Edition, California, U. S. A.Bazzaz, F.A., and Picket, S.T. A, 1980. Physiological Ecology of Trophical Succession A Comparison Review, Ann. Rev, Ecol Syst. Campbell, N.A. 2004. Biologi. Jilid 3. Jakarta : Erlangga. Hardjowigeno, S. 1985. Klasifikasi Tanah dan Lahan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.Heddy,S dan Kurniati, M. 1996. Prinsip-Prinsip Dasar Ekologi. Raja Grafindo Persada: Jakarta Kartasapoetra, W. A.G., 1989. Kerusakan Tanah Pertanian. Bina Aksara, Jakarta. wusie, J. Y., 1990, Ekologi Tropika, ITB Bandung, Bandung. Kimball, J. W., 1983, Biologi Jilid 3, Erlangga, Jakarta. Odum, E. P., 1996, Dasar-dasar Ekologi Edisi Ketiga, UGM Press, Yogyakarta. Setiadi, D. 1984. Inventarisasi Vegetasi Tumbuhan Bawah dalam Hubungannya dengan Pendugaan Sifat Habitat Bonita Tanah di Daerah Hutan Jati Cikampek, KPH Purwakarta,Jawa Barat, Bogor. Bagian Ekologi, Departemen Botani, Fakultas Pertanian IPB. Sitompul, S. M. dan B. Guritno. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. UGMPress, Yogyakarta. Hal. 45-47. Soetjipta, 1993, Dasar-dasar Ekologi Hewan, Depdikbud Dirjen Dikti, Yogyakarta. Syafei. 1990. Dinamika Populasi. Kajian Ekologi Kuantitatif.Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.Umar, M. Ruslan, 2010. Ekologi Umum Dalam Praltikum.Universitas Hasanuddin. Makassar.Satria, Arif. 2009. Pesisir dan Laut untuk Rakyat. Bogor: IPB Press. Syafei. 1990. Dinamika Populasi. Kajian Ekologi Kuantitatif.Pustaka Sinar Harapan. Jakarta. Umar, M. Ruslan, 2010. Ekologi Umum Dalam Praltikum.Universitas Hasanuddin. Makassar.Tjasyono, Bayon. 2004. Klimatologi. Bandung : ITB.Wisnubroto, S., 1999. Meteorologi Pertanian Indonesia. Mitragana Widya, Yogyakarta

LAMPIRAN Gambar 1 ( Analisis Vegetasi Kelompok )

Gambar 2 ( Analisis Vegetasi Gabungan )

Gambar 3 ( Jaring Pangan Kelompok )

Gambar 4 ( Jaring Pangan Gabungan )

FOTO- FOTO TANAMAN SAAT PRAKTIKUM

( JAGUNG (Zea Mays) ) ( KELAPA (Cocos Nucifera) )

( PISANG (Musa paradisiaca) )

( KACANG PANJANG (Vigna sinensis) ) ( SINGKONG ( Manihot Utilissima) ) ( KUNYIT (Curcumae Domesticae Rhizoma) )

( TALAS (Colocasia esculentia Schott) ) ( KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) )HEWAN-HEWAN YANG BERADA DILAHAN

FOTO BERSAMA KELOMPOK PETANI

HASIL WAWANCARA Nama petani : Ibu Sireng dan Bapak Alimusa Tempat : Lahan pertanian di daerah Penggandaraan

1. Tanaman utama apa saja yang di tanam?Tanaman jagung dan kacang 2. Hambatan apa saja yang terjadi?Banyak uret dan burung yang memakan tanaman3. Air pengairan di dapat dari mana?Tanah dan saluran sekitar 4. Pupuk yang digunakan apa saja? Pupuk TSP dan Za5. Tanaman lain yang di tanam apa saja?Ubi, dan padi tapi kadang-kadang 6. Hasil produksi dijual di mana?Ke tetangga dan daerah sekitar 7. Benih di dapat dari mana saja?Pasar dan toko pertanian 8. Kenapa kondisi tanah kurang subur?Karena dipakai berulang kali untuk menanam Kesimpulan :Tanaman yang dominan ditanam oleh petani adalh jagung dan kacang, tanaman lain yang ditanam adalh ubi dan kadang-kadang padi, air irigasi didapat dari tanah dan saluran sekitar, benih yang didapat dari pasar dan toko pertanian, hasil produksi dijual ke tetangga ataupun daerah sekitar. Petani di daerah penggandaran bercocok tanam biasanya digunakan untuk konsumsi sendiri ataupun di jual di daerah sekitar . Tanah di daerah penggandaran cendrung tidak subur karna tanah dipakai berulang kali untuk menanam , tidak ada komoditi unggul dari daerah penggandaran dan lahan dan benih di dapat dari pemerintah setempat. MY BIODATA

Name: Sharyma OktafiaNIM : A1L012168Class : Agrotechnology DDate of Birth: Jakarta, October 29th 1993Twitter: @sharyymanurungE-mail: [email protected] Number: 085215140376