1 BAB I PEDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Batasan allelopaty diungkapkan pertama kali oleh Molish (1937). Dan istilah yang sama digunakan untuk semua jenis interaksi biokimia, termasuk antara tumbuhan tingkat tinggi dan mikroorganisme yang diberikan oleh Rice (1984). Tetapi Muller (1920), yang merupakan seorang pionir dalam allelopati, lebih mmeembatasi penggunaan istilah alelopatu untuk interaksi antar tumbuhan antar tingkat tinggi saja. Allelopaty berasal dari bahasa Yunani, allelon yang berarti "satu sama lain" dan pathos yang berarti "menderita". Sehingga dapat diartikan bahwa allelopaty merupakan suatu peristiwa individu tumbuhan dimana dapat menghasilkan zat kimia yang dapat menghambat pertumbuhan individu tumbuhan jenis lain yang bersaing dengan tumbuhan tersebut dan merupakan bentuk interaksi antara makhluk hidup yang saru dengan makhluk hidup yang lainnya melalui senyawa kimia. Sumber senyawa kimia yang bersifat allelopaty bisa berasal dari bagian tumbuhan seperti daun, batang, cabang atau bagian akar. Allelopaty dapat diartikan sebagai pengaruh negative dari sauatu tumbuhan tingkat tinggi terhadap perkecambahan. Allelopaty menguntungkan bagi tanaman yang menghasilkannya tepi merugikan bagi tanaman disekitarnya. Bais et al (2004), menyatakan bahwa Allelokimia (senyawa penyebab allelopati) berasal dari bagian yang berbeda pada tumbuhan penghasilnya; akan tetapi, bagian terpenting sebagai sumber allelokimia adalah akar dan daun. Eksudat akar berperan aktif dalam pengaturan sismbiosis dan proteksi tumbuhan terhadap mikroorganisme. Dalam interaksi allelopati, tumbuhan donor menggunakan metabolit sekunder yang dikeluarkan akar ke rizosfir untuk mengganggu pertumbuhan tumbuhan lain di sekitarnya. Muller (2008), menyatakan proses pembentukan senyawa allelopaty merupakan proses interaksi antar spesies atau antar poplasi yang menunjukkan suatu kemampuan organism untuk mempertahankan kelangsungan hidup dengan berkompetisi organisme lain. Adapun pengaruh alelopat pada tanaman yaitu : menghambat penyerapan hara dengan menurunkan kecepatan penyerapan ion-ion oleh tumbuhan, menghambat pembelahan sel-sel
15
Embed
Laporan Ekologi Tumbuhan “Pengaruh Allelopaty Jenis Tanaman Terhadap Perkecambahan”
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB I
PEDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Batasan allelopaty diungkapkan pertama kali oleh Molish (1937). Dan istilah yang
sama digunakan untuk semua jenis interaksi biokimia, termasuk antara tumbuhan tingkat
tinggi dan mikroorganisme yang diberikan oleh Rice (1984). Tetapi Muller (1920), yang
merupakan seorang pionir dalam allelopati, lebih mmeembatasi penggunaan istilah alelopatu
untuk interaksi antar tumbuhan antar tingkat tinggi saja.
Allelopaty berasal dari bahasa Yunani, allelon yang berarti "satu sama lain" dan
pathos yang berarti "menderita". Sehingga dapat diartikan bahwa allelopaty merupakan
suatu peristiwa individu tumbuhan dimana dapat menghasilkan zat kimia yang dapat
menghambat pertumbuhan individu tumbuhan jenis lain yang bersaing dengan tumbuhan
tersebut dan merupakan bentuk interaksi antara makhluk hidup yang saru dengan makhluk
hidup yang lainnya melalui senyawa kimia. Sumber senyawa kimia yang bersifat allelopaty
bisa berasal dari bagian tumbuhan seperti daun, batang, cabang atau bagian akar. Allelopaty
dapat diartikan sebagai pengaruh negative dari sauatu tumbuhan tingkat tinggi terhadap
perkecambahan. Allelopaty menguntungkan bagi tanaman yang menghasilkannya tepi
merugikan bagi tanaman disekitarnya.
Bais et al (2004), menyatakan bahwa Allelokimia (senyawa penyebab allelopati)
berasal dari bagian yang berbeda pada tumbuhan penghasilnya; akan tetapi, bagian
terpenting sebagai sumber allelokimia adalah akar dan daun. Eksudat akar berperan aktif
dalam pengaturan sismbiosis dan proteksi tumbuhan terhadap mikroorganisme. Dalam
interaksi allelopati, tumbuhan donor menggunakan metabolit sekunder yang dikeluarkan
akar ke rizosfir untuk mengganggu pertumbuhan tumbuhan lain di sekitarnya.
Muller (2008), menyatakan proses pembentukan senyawa allelopaty merupakan proses
interaksi antar spesies atau antar poplasi yang menunjukkan suatu kemampuan organism
untuk mempertahankan kelangsungan hidup dengan berkompetisi organisme lain.
Adapun pengaruh alelopat pada tanaman yaitu : menghambat penyerapan hara dengan
menurunkan kecepatan penyerapan ion-ion oleh tumbuhan, menghambat pembelahan sel-sel
2
akar tumbuhan, mempengaruhi pembesaran sel tumbuhan, menghambat respirasi akar,
menghambat sintesis protein, menurunkan daya permeabilitas membran sel tumbuhan, dan
menghambat aktivitas enzim.
Pada latihan praktikum III ini tentang “Pengaruh Allelopaty Jenis Tanaman Terhadap
Perkecambahan” menggunakan Imperata cyliandrica (alang-alang) dan Crotalaria striata
(orok-orok) sebagai penghasil zat allelopaty. Untuk mengetahui pengaruh zat allelopaty
yang terdapat pada Imperata cyliandrica (alang-alang) dan Crotalaria striata (orok-orok)
terhadap perkecambahan maka dilaksankan latihan praktikum III tentang “Pengaruh
Allelopaty Jenis Tanaman Terhadap Perkecambahan”.
B. PERMASALAHAN
a. Apakah pengertian allelopaty itu sendiri ?
b. Pengaruh apa saja yang disebabakan oleh allelopaty terhadap perkecambahan ?
C. TUJUAN
a. Praktikan mampu memahami pengertian dari allelopaty itu sendiri.
b. Praktikan mampu memahami pengaruh allelopaty jenis tanaman terhadap
perkecambahan.
D. MANFAAT
a. Praktikan dapat memahami pengertian allelopaty.
b. Praktikan dapat mempelajari pengaruh allelopaty jenis tanaman terhadap
perkecambahan.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Indrianto (2006), menyatakan bahwa zat-zat kimia atau bahan organik yang bersifat
allelopathy dapat dibagi menjadi dua golongan berdasarkan pengaruhnya terhadap tumbuhan
atau tanaman lain, yaitu autotoxin, yaitu zat kimia bersifat allelopathy dari suatu tumbuhan yang
dapat mematikan atau menghambat pertumbuhan anaknya sendiri atau individu lain yang sama
jenisnya dan antitoxic, yaitu zat kimia bersifat allelopathy dari suatu tumbuhan yang dapat
mematikan atau menghambat pertumbuhan tumbuhan lain yang berbeda jenisnya.
Bais et al (2004), menyatakan bahwa Allelokimia (senyawa penyebab allelopati) berasal
dari bagian yang berbeda pada tumbuhan penghasilnya; akan tetapi, bagian terpenting sebagai
sumber allelokimia adalah akar dan daun. Eksudat akar berperan aktif dalam pengaturan
sismbiosis dan proteksi tumbuhan terhadap mikroorganisme. Dalam interaksi allelopati,
tumbuhan donor menggunakan metabolit sekunder yang dikeluarkan akar ke rizosfir untuk
mengganggu pertumbuhan tumbuhan lain di sekitarnya.
Fitter dan Hay (2000), menyatakan bahwa allelopati adalah produksi substansi (zat) oleh
suatu tanaman yang merugikan tanaman lain atau mikroba. Ini merupakan topik yang kontroversi
(bertentangan). Masalahnya adalah bahwa tanaman mengandung substansi yang sangat luas yang
bersifat toksik dan beberapa percobaan berusaha mendemonstrasikan pengaruh allelopati dengan
memberikan ekstrak suatu tanaman kepada biji-biji ataupun bibit tanaman lain. Terlepas dari
kenyataan bahwa ekstrak suatu tanaman bukanlah material percobaan yang cocok, karena tidak
terdapat di alam, ekstrak tersebut sering kali tidak steril sehingga transformasi bakteri barangkali
telah berlangsung dan biasanya tanaman-tanaman tersebut tidak memiliki hubungan ekologi.
Kurniawan (2006), menyatakan bahwa peristiwa allelopati ialah peristiwa adanya
pengaruh jelek dari zat kimia (allelopat) yang dikeluarkan tumbuhan tertentu yang dapat
merugikan pertumbuhan tumbuhan lain yang tumbuh di sekitarnya.Pertumbuhan jagung banyak
dipengaruhi oleh berbagai faktor genetic dan lingkungan, diantara faktor lingkungan adalah
adanya persaingan dengan gulma. Pertumbuhan gulma disekitar tanaman jagung perlu
dikendalikan karena menurunkan kualitas dan kuantitas hasil panen.
4
Muller (2008), menyatakan bahwa proses pembentukan senyawa allelopaty merupakan
proses interaksi antar spesies atau antar populasi yang menunjukkan suatu kemampuan organism
untuk mempertahankan kelangsungan hidup dengan berkompetisi organisme lain.
Hairiah et al. (2001), menyatakan bahwa alang-alang bukan hanya sebagai pesaing bagi
tanaman lain terutama tanaman pangan dalam mendapatkan air, unsur hara dan cahaya tetapi
juga menghasilkan zat allelopaty yang menyebabkan pengaruh negatif pada tanaman lain.
Rohman (2001), menyatakan bahwa Allelopaty merupakan suatu peristiwa dimana
suatu individu tumbuhan yang menghasilkan zat kimia dan dapat menghambat pertumbuhan
jenis yang lain yang tumbuh bersaing dengan tumbuhan tersebut. Istilah ini mulai digunakan oleh
Molisch pada tahun 1937 yang diartikan sebagai pengaruh negatif dari suatu jenis tumbuhan
tingkat tinggi terhadap perkecambahan, pertumbuhan, dan pembuahan jenis-jenis lainnya.
Kemampuan untuk menghambat pertumbuhan tumbuhan lain merupakan akibat adanya suatu
senyawa kimia tertentu yang terdapat pada suatu jenis tumbuhan. Senyawa-senyawa kimia
tersebut dapat ditemukan pada jaringan tumbuhan (daun, batang, akar, rhizoma, bunga, buah, dan
biji)
5
BAB III
METODE PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A. ALAT DAN BAHAN
a. Alat
1) 1 buah pisau atau gunting
2) 5 buah otol air mineral bekas
3) 2 buah baker glass
4) 2 buah pipet
5) 1 buah nampan
6) 1 set kapas
b. Bahan
1) Radix Imperata cyliandrica (alang-alang)
2) Folium Imperata cyliandrica (alang-alang)
3) Caulis Imperata cyliandrica (alang-alang)
4) Biji Kacang Tolo
5) Biji Jagung
B. CARA KERJA
Pada praktikum latihan III tentang “Pengaruh Allelopaty Jenis Tanaman Terhadap
Perkecambahan” dilaksanakan :
Hari dan Tanggal : 19 Oktober 2013
Waktu : 10.20 - selesai
Tempat : Green House Universitas Muhammadiyah Surakarta
1. Memilih biji yang mudah berkecambah. Seperti biji kacang tolo dan biji jagung
2. Menyediakan beberapa cawan petri yang diberi tisu.
3. Membuat ekstrak alang-alang dengan cara sebagai berikut :
a. Menghaluskan bagian tumbuhan masing-masing tumbuhan dengan mengkuk
penggerus atau dipotong-potong dengan gunting.
4. Membuat ekstrak atau hasil rendaman bagian tumbuhan tersebut dengan (air aquades)
dengan perbandingan sebagai berikut :
6
a. Bagian tumbuhan dan air (1 : 14) dan membiarkannya selama satu hari.
b. Setelah 24 jam menyaring ekstrak yang diperoleh dengan menggunakan alat
penyaring.
c. Ekstrak di dalam botol.
5. Meletakan masing-masing 5 biji kacang tolo dan biji jagung kedalam cawan petri yang
berada dan sudah diberi tisu.
6. Menyiram 5 ml ekstrak allelopaty tumbuhan yang diamati kedalam cawan petri yang
sudah diberi biji-biji tadi, dan selanjutnya membasahi dengan air.
7. Mengamati perkecambahan biji-biji tersebut setiap hari, selama 7 hari dan mengamati
perkecambahannya.
8. Menentukan presentase perkecambahan dan diukur panjang kecambahnya dari akar
sampai ujung batang.
9. Membandingkan hasil percobaan tersebut dengan perkecambahan yang hanya diberi
perlakuan disiram dengan air (kontrol).
C. PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA
Pada praktikum latihan III tentang “Pengaruh Allelopaty Jenis Tanaman Terhadap
Perkecambahan” pengumpulan data dilakukan dengan metode eksperimen dan metode
observasi.
1. Metode eskperimen adalah cara memperoleh data dengan cara uji coba atau
percobaan secara langsung terhadap tanaman yang diujikan dengan begitu
adanya keakuratan penelitian. Dengan melakukan penanaman langsung tanaman
kacang tolo dan tanaman jagung di media tanam dengan penambahan senyawa
allelopaty ekstrak alang-alang.
2. Dan motode obeservasi adalah cara memperoleh data dengan cara pengamatan
langsung ke obyek percobaan yang dilakuan pada obyek survei. Dengan
melakukan pengamatan langsung terhadap tanaman yang sudah ditanam dengan