Laporan Diskusi Kasus HipertensiModul Elektif Farmakologi
Oleh :Annissa kallistaAhmad Hudan EkaAida Julia UlfahAmaliah
Harumi KarimNurazmina AlwiKarlina Sari SujanaManda PisiliaNadia
EntusM.FernandoTiara Lachtaria
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU
KESEHATANUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA2015
KasusTn. X 45 tahun, memiliki riwayat diabetes melitus tipe 2,
obesitas, dan hipertensi.Pasien di diagnosis DM tipe 2 sejak 7
tahun yang lalu dan minum obat metformin 2 x 500 mg/hari dan
glimepiride 1mg/hari, namun tidak teratur. Pasien juga perokok (5-8
batang perhari).Pada pemeriksaan fisik, tinggi badan 170 cm; BB=90
kg; Tekanan darah 185/110 mmHg, nadi 88 x/menit, suhu 36c, napas 26
x/menit. Auskultasi jantung dan paru terkesan normal. Ekstremitas
tidak udem. Hb 12,0 g%, lekosit 8500/uL, trombosit 245000/uL. Gula
darah sewaktu 212 mg/dL, HbAic 7,4 %. Ureum 70 mg/dL, kreatinin 1,7
mg/dL, natrium 136 mEq/L, kalium 4,8 mEq/L, asam urat 13 g/dL.
Kolesterol total 225 mg/dL, LDL 140 mg/dL, HDL 40 mg/dL,
trigliserida 200 mg/dL.
Pertanyaan1. Jelaskan rencana tatalaksana hipertensi pada pasien
ini !2. Jelaskan tujuan dan target terapi 3. Jelaskan berbagai
anti-hipertensi yang dapat direkomendasikan untuk pasien ini dan
pertimbangan masing masing obat berdasarkan komorbid yang ada4.
Jelaskan mekanisme kerja, farmakokinetik, efeksamping,
kontraindikasi dan interaksi obat dari berbagai antihipertensi
tersebut diatas?5. Selain antihipertensi obat apa yang saudara
rekomendasikan ?
Jawaban:1. Jelaskan rencana tatalaksana hipertensi pada pasien
ini Nonmedika mentosa :1. Edukasi mengenai penyakit
(etiologi-komplikasi)2. Tatalaksana obesitas
3. Penurunan berat badan ( imt 18,5 23 ) , penurunan tekanan
sistolik 5-20 mmHg per 10 kg4. Mengurangi intake sodium sampai 2.4
g sodium (dapat mengurangi tekanan sistolik 2-8 mmHg)5. Berhenti
merokok dan mengurangi konsumsi makanan berlemak dan berkolesterol
6. Melakukan olahraga aerobik selama 30 menit per hari7. Edukasi
minum obat teratur
Tatalaksana medika mentosa : Jika menurut JNC VII maka untuk
antihiperteni pasien dapat mendapatkan 2 kombinasi obat anti
hipertensi. Pada pasien ini yang menjadi pilihan ialah dari
golongan ACE-Inhibitor dan antagonis kalsium. Contoh : kombinasi
captopril dengan nifedipin
2. Jelaskan tujuan dan target terapi untuk pasien ini !
Tujuan terapi pada pasien ini adalah untuk menurunkan mortalitas
dan morbiditas pada organ target dan meningkatkan taraf kualitas
hidup pasien. Tujuan ini akan dicapai dengan :A. Target tekanan
darah kurang dari 140/90 mmHg (JNC 8 ) Menurut rekomendasi JNC 8
pada pasien dengan usia dibawah 60 tahun ataupun diatas 18 tahun
dengan CKD maupun penyakit diabetes, yang mana sesuai dengan kasus
diatas, target terapi inisial tekanan darah kurang dari 140/90
mmHg. Terapi awal dimulai dengan penggunaan diuretik tiazid,
Calsium channel blocker, ACE inhibitor atau ARB. Apabila target
tekanan darah pasien tidak berhasil didapat dalam waktu 1 bulan
terapi, tingkatkan dosis dari agen inisial atau kombinasikan dengan
obat lain dari golongan yang direkomendasikan. Apabila setelah
menggunakan 2 jenis golongan anti hipertensi target tekanan darah
tidak tercapai, tambahkan satu jenis obat dari golongan obat yang
direkomendasikan. Apabila setelah menggunakan 3 jenis golongan obat
yang direkomendasikan target golongan darah tidak dapat tercapai,
gunakan obat dari golongan lain atau rujuk. B. Kontrol gula darah
Berdasarkan konsensus diabetes mellitus yang dikeluarkan PERKENI
tahun 2011, target kontrol HbA1c pasien diabetes mellitus tipe 2
adalah kurang dari 7 %, dan target kontrol gula darah puasa
95%Ekskresi utuh lewat ginjal (%): < 0.1ESO:Nifedipin kerja
singkat paling sering menyebabkan hipotensi dan dapat menyebabkan
iskemia miokard atau serebral.Edema perifer paling sering karena
nifedipin.KI:Hipertensi dengan PJK
Interaksi:Digoksin plasma Siklosporin plasma Simetidin +
Sediaan dan Dosis:Tab 10 mgFrekuensi: 3x/hariNifedin
(Sanbe)Nifedin film-coated tab 10 mg10 10's (Rp51,500/box)
Farmalat (Fahrenheit)Farmalat film-coated tab 10 mg10 10's
(Rp40,000/box)
P-DRUG AMLODIPIN
EfficacySafetySuitabilityCost
Indikasi:Golongan antihipertensi tahap pertama
Farmakodinamik:Golongan dihidropiridin bersifat
vaskuloselektif.
Farmakokinetik:Memiliki bioavaibilitas yang relatif lebih tinggi
dibanding antagonis kalsium yang lain.Absorpsi amlodipin terjadi
secara perlahan sehingga mencegah penurunan tekanan darah yang
mendadak.Selektivitas vaskular: +++Bioavaibilitas oral (%):
60-65Tmax (jam): 6-9T eliminasi (jam): 35-348Metabolisme hati (%) :
> 90%Ekskresi utuh lewat ginjal (%): < 10ESO:Amlodipin
menimbulkan efek samping yang lebih jarang dan lebih
ringan.Interaksi:Digoksin plasma Siklosporin plasma Simetidin +
Sediaan dan Dosis:Dosis: 2,5-10 mgSediaan: 5 dan 10 mgFrekuensi
pemberian/hari: 1x
Amcor (Merck)Tab 5 mg30's (Rp138.600/pack)Tab 10 mg50's
(Rp330,000/pack)Cardivask (Kalbe Farma) tab 10 mg 3 10's
(Rp235,000/box) tab 5 mg 3 10's (Rp135,000/box)
5. Selain antihipertensi obat apa yang saudara rekomendasikan
?
Pada pasien ini terdapat masalah DM, obesitas, hipertensi,
dislipidemia, hiperurisemia. Obat selain antihipertensi yang dapat
diberikan pada pasien ini adalah antidiabetik, antidislipidemi dan
obat untuk menurunkan asam uratnya. Sebelumnya pasien telah
diberikan metformin dan glimepirid. Pemberian metformin
dikontraindikasikan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal
sehingga pada pasien ini tidak boleh diberikan metformin. Selain
itu glimepirid (golongan sulfonylurea) juga diekskresikan melalui
ginjal sehingga pemberian obat ini juga tidak diperbolehkan. Dengan
beberapa komorbid yanga ada pada pasien maka obat antidiabetik
yangs sesuai adalah insulin. Insulin berperan penting tidak hanya
dalam metabolisme karbohidrat, tetapi juga transport berbagai zat
melalui membran sel, dalam metabolisme karbohidrat, lemak dan
protein. Dosis awal dapat diberikan 6-10 U saat sebelum tidur.
Dosis ditingkatkan secara bertahap sesuai hasil pemeriksaan glukosa
darah dan urin sehingga pasien perlu kontrol selanjutnya.
Simvastatin 1x10 mg, sebagai obat hipolipidemik. Dipilih golongan
statin karena pasien mengalami dyslipidemia (peningkatan kolesterol
total+peningkatan LDL+peningkatan trigliserid). Jika nilai
trigliserid 400 mg/dl obat pilihannya adalah fibrat. Pada pasien
juga juga perlu diberikan allopurinol untuk menurunkan asam
uratnya. Allopurinol bekerja dengan menghambat xantin oksidase,
enzim yang mengubah hipoxantin menjadi xantin yang selanjutnya
menajdi asam urat. Efek samping yang timbul seringnya reaksi kulit,
gangguan saluran cerna. Terdapat interaksi yang serius antara
allopurinol dan captopril namun belum diketahui mekanismenya. Dosis
200-400 mg sehari. Untuk penyakit yang lebih berat lagi dosis
400-600 mg. Untuk pasien dengan gangguan fungsi ginjal dosis
100-200 mg sehari. Untuk anak-anak 6-10 tahun 300 mg sehari,
dibawah 6 tahun 150 mg.
Kesimpulan: Berdasarkan data-data yang telah disebutkan, Tn.X
menderita DM, obesitas, hipertensi, dislipidemia, hiperurisemia.
Pilihan terapi pada pasien meliputi terapi non-farmakogi dengan
merubah pola gaya hidup. Selain itu dalam pengobatan Hipertensinya
karena tekanan darah masih fluktuatif dapat diberikan 2 jenis obat
seperti CCB dan tiazid agar dapat mencapai target terapi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI. Farmakologi dan
Terapi. Edisi ke-5. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2009.2. MIMS
Indonesia3. Katzung, B.G. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi ke-1.
Penerjemah dan Editor: Bagian Farmakologi FK UNAIR. Jakarta:Salemba
Medika.20014. Hardman, Joel G, Et All. Dasar Farmakologi Terapi
volume 2 Goodman & Gilman. Jakarta. EGC.20125. Buku DPHO ASKES
tahun 2013.6. Aru W Sudoyo, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Edisi ke-5. Jakarta: BP FKUI. 2009.7. Guyton AC and Hall JE. Buku
Ajar Fisiologi Kedokteran . Alih Bahasa : Irawati Setiawan, LMA Ken
Ariata Tengadi, Alex Santoso. Jakarta : EGC. 1997.