konsep desain pengembangan produkPoliteknik Negeri
Lhokseumawe
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Durian adalah suatu tanaman yang banyak tumbuh di daerah tropis
contohnya seperti di Indonesia. Durian memiliki ciri-ciri yang khas
yaitu kulitnya yang berduri dan memiliki aroma yang khas yang bayak
disukai masyarakat. Selain sebagai makanan durian dapat di olah
menjadi dodol, lempo, selai, dan bahan pemberi aroma pada makanan,
contohnya pada biskuit, roti dan permen. Dengan
perkembanganindustri kecildiIndonesia khususnya Kalimantan
Baratyang bekerja di bidang industri dari olahan buah durian atau
para pedagang buah durian. Pada awalnya alat yang digunakan untuk
membelah durian hanya menggunakan cara manual yaitu hanya dengan
menggunakan parang atau pisau. Namun, dengan cara ini memiliki
banyak kekurangan yaitu dari faktor keamanan yang kurang terjamin,
karena kita berhubungan langsung dengan pisau sehingga membahayakan
saat melakukan pembelahan. Membutuhkan waktu yang lama untuk
membelah durian dalam jumlah yang banyak, karena tekstur kulit
durian yang relatif keras sehingga sulit untuk dibelah dengan
menggunakan pisau, khususnya pada industri yang mengolah durian
menjadi dodol. Dengan melihat kekurangan-kekurangandiatas, penulis
membuat sebuah teknologi baru yaitu alat pembelah durian dimana
pengoperasiannya secara mekanik yaitu dengan menggunakan tangan
untuk menggerakkan alat dan tanpa harus memegang durian tersebut,
sehingga dapat meningkatkan faktor keamanan, waktu produksi yang
lebih efisien dan tidak membutuhkan tenaga yang besar untuk
membelah durian.Umumnya alat ini terdiri dari 5 komponen utama
yaitu alat pneumatik ,kerangka mesin,mesin control,poros,mata
pembelah dan dudukan tempat diletakan nya durian tersebut.
(gambar 1.1):
Gambar 1.1 mesin pembelah durian otomatisSeiring perkembangan
teknologi saat ini, inovasi produk perlu dilakukan guna
meningkatkan daya saing produk.Sebagian besar produk alat pembelah
durian ada dipasaran saat ini memakai prinsip kerja pneumatik atau
dengan control mesin otomatis . Dimana cara kerjanya dengan
memanfaatkan tenaga mesin secara otomatis .Dari hasil pengamatan
tersebut, penulis ingin mengembangkan alat pembelah durian yang
mempunyai kelebihan dengan cara kerja lebih mudah tanpa menambah
biaya operasional yang besar, sehingga dapat di gunakan masyarakat
tingkat kalangan ke bawah dan dapat dibawa kemana saja.1.2
Perumusan Masalah
Dari bentuk fisik durian yang memiliki ciri khas kulit buahnya
yang keras dan berlekuk-lekuk tajam yang menyerupaiduri sehingga
diperlukan tenaga ekstra dalam proses pembukaan buah durian
dibandingkan dengan buah lainnya. Berdasarkan permasalahan
tersebut, dapat dibuat perumusan masalah sebagai berikut :Bagaimana
membuat alat pembuka buah durian.Bagaimana menentukan tahap-tahap
dalam pembuatan alat pembuka buah durian.Bagaimana menghitung
efisiensi waktu dan kapasitas alat pembuka buah durian
1.3 Batasan MasalahAdapun batasan masalah yang digunakan pada
penulisan Tugas Akhir ini adalah :1. Tidak melakukan perancangan
pada komponen-komponen alat pembuka buah durian.2. Tidak melakukan
analisis tentang sifat fisik buah durian.
1.4 Tujuan Pengembangan ProdukTujuan yang ingin dicapai dalam
pengembangan produk alat pembelah durian ini adalah menghasilkan
rancangan alat pembelah durian dengan standart baru yang sesuai
dengan kebutuhan konsumen.BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka2.2 Produk Ekstensi (Produk yang akan
dikembangkan)Alat pembelah durian adalah alat bantu teknik yang
berfungsi untuk membelah buah durian. .cara kerja dari alat
pembelah durian ini yaitu memanfaatkan tekanan manual dari tenaga
manusia. Alat ini banyak digunakan pada beberapa kegiatan pada
perindustrian hasil pertanian yang mana para pedagang durian bisa
memanfaatkan alat ini sebagai alat bantu membelah durian sebagai
pengganti parang dan pisau. dimana system kerjanya menggunakan
mesin kontrol otomatis (lihatgambar1.1). Alat pembelah durian ini
menggunakan tenaga mesin otomatis dan tenaga pneumatik untuk
menggerakkan poros penekan, hasil pembelahan buah durian cukup
sempurna tetapi mesin ini tidak dapat dijangkau oleh masyarakat
kalangan kebawah hanya dapat dijangkau masyarakat tingkat kalangan
menengah ke atas . Oleh karena itu, dari beberapa keterbatasan
jangkauan masyarakat tersebut diperlukan alat pembelah durian
dengan inovasi baru yang bisa mengatasi semua keterbatasan tersebut
. Proses pembuatan alat pembuka durian ini sangat memerlukan
pengetahuan yang mendasar untuk mendapatkan hasil yang baik.
Sehingga dalam pengerjaannya mempunyai tahap-tahap dan
langkah-langkah yang perlu dilaksanakan, yaitu :a. Tahap
persiapanDalam pembuatan suatu alat persiapan awal itu sangat perlu
karena dalam tahap ini akan memberikan gambaran tentang alat yang
akan dibuat. Contohnya di dalam hal pemilihan suatu bahan sehingga
alat tersebut dibuat dengan bahan yang sesuai. Selain pemilihan
bahan yang digunakan hal lain yang termasuk dalam tahap perancangan
adalah perhitungan. Perhitungan tersebut berguna untuk memprediksi
keperluan bahan dan kapasitas alat yang akan dibuat.b. Tahap
pengerjaanTahap pengerjaan merupakan langkah lanjutan dari
perancangan awal, sehingga bahan-bahan yang telah ada dapat
dibentuk lewat pekerjaaan-pekerjaan seperti pengukuran, pemotongan,
pengeboran, pengelasan dan lain-lain.c. Tahap penyelesaian
Pengerjaan selanjutnya, untuk menambah daya tarik dan keindahan
serta ketelitian suatu alat diperlukan tahap penyelesaiaan. Tahap
penyelesaian ini meliputi pembersihan, pengecatan, dan perapian.BAB
IIIPENGEMBANGAN DAN PEMILIHAN KONSEP
3.1 Daftar Kebutuhan Produk (List of Requirement)Identifikasi
kebutuhan konsumen merupakan langkah penting yang pertama dalam
proses perancangan pengembangan produk Alat pembelah durian
ini.Dari hasil yang dikumpulkan akan menjadi input matrik
perencanaan produk, berikut adalah table daftar kebutuhan
produk:Tabel 3.1 Daftar kebutuhan pengembangan alat pembelah
durianNODAFTAR KEBUTUHAN PRODUKPERUBAHAN
1Performance1.Kemudahan cara pengoperasianHarapan
2.Tidak perlu tenaga ekstra untuk Syarat
pengoperasian
3.Kecepatan kerja pembelah durianSyarat
2Perceived Quality1.Hasil pengerjaan pembelah durian Syarat
tidak merusak bagian yang di kosumsi
3Features1.Dilengkapi pegangan untuk pegangan saat menekan tuas
Syarat
2.Ukuran cak tempat durian dapat di disesuaikanSyarat
3.Bobot alat pembelah durian ringanHarapan
4Conformance1.Tidak membahayakan dalam Syarat
pemakaian atau aman
2.Pegangan nyamanSyarat
5Aesthetics1.Warna menarikSyarat
2.Tampilan bentuk menarikSyarat
6Durability1.Tahan terhadap korosi, 0,5 mm/thSyarat
7Reliabity1. Tahan lama atau awet, > 5 tahunSyarat
8Serviceability1.Cara perawatan mudahSyarat
2.Mudah dalam penyimpanan3. Spare part mudah didapatkanHS
9Price1.Harga relatif murahHarapan
3.2 Konsep Referensi (Existing Product)Dalam pengembangan produk
alat pembelah durian ini konsep referensi yang digunakan adalah
alat pembelah durian otomatis dengan menggunakan tenaga pneumatik
sebagai alat penekan poros tersebut pada buah durian yang akan
dibelah (lihat gambar 1.1). Data karakteristik teknis dari Alat
pembelah durian yang diukur dengan tujuan sebagai salahsatu masukan
dalam penetapan target, dapat dilihat pada table berikut
ini:Tabel3.2 Tabel Data Karakteristik Teknis Alat Pembelah durian
dengan mesin otomatisNo.KarakteristikTeknisHasil Pengukuran
1.Kekuatan bahan konstruksi500(BajaTuang)
2.Dimensi poros penekanUlirM18X1,5
3.Dimensipengait76,2(TipeL)
4.Jenisbahanpelapisgagangpegangan-
5.Diameterporospenekan18
6.Mekanisme badan poros penekan0
7.Mekanisme sistem zpenggerakporospenekan0
8.Jenis pelapis permukaan pembelah durianChromium
9.Laju korosi bahan pelapis0,50
10.Bobot keseluruhan treker575
11.Komponen pendukung0
12.Dimensi pegangan-
13.Jenis sambungan1
14.Kekuatan tekan poros penekan5,27
3.3 Konsep AlternatifBerdasarkan konsep referensi dan daftar
kebutuhan produk pada pengembangan Alat pembelah durian ini, maka
dikembangkan beberapa konsep alternatif fungsi komponen yang dapat
membentuk karakteristik tersebut menjadi sebuah desain.Berikut ini
adalah alternatif konsep-konsep desain yang berhasil disimpulkan
melalui karakteristik teknis dari alat pembelah durian tersebut.a.
Alternatif Mekanisme Prinsip Kerja Poros PenekanAlternatif
mekanisme prinsip kerja poros penekan yangdapatdigunakan dalam
pengembangan konsep produk ini adalah sistem penggerak manual.
Karena dianggap dapat menggantikan fungsi batang poros yang di
gerakan oleh pneumatik dan mesin otomatis.
b. Alternatif Mekanisme batang poros penekanUntuk mempermudah
penekanan poros penekan alat pada pembelah durian poros penekanan
harus disesuaikan dengan genggaman tangan tidak menimbulkan ketidak
nyamanan penggunaan dan pemborosan waktu.alternatif yang dipakai
untuk teknis ini adalah batang poros penekan dinamis (bergerak).c.
Alternatif Kekuatan Tekan Poros PenekanAltermatif kekuatan tekan
poros penekan tergantung pada pengelompokan kategori sumber daya
yang ada berdasarkan tekanan sumberdaya yang ada tersebut.d.
Penentuan Alternatif Pembentukan Atribut Desain Pegangan
NyamanAlternatifyangdapatdiajukan untuk dipilih menjadi sebuah
konsep gagang pegangan tersebut dijelaskan sebagaiberikut:1.
Alternatif DesainPeganganJenis bentuk alternatif desain pegangan
berbentuk seperti pegangan segi empat yang terletak pada kerangka
di atas yang terletak di dekat bagian tuas tekan2. Alternatif
JenisBahan Pelapis Gagang PeganganAlternatif bahan pelapis gagang
pegangan yaitu karet,plastik dan besi dengan permukaan hasil
pengkaretan.Hasil dari pengumpulan alternatif:Alternatif tersebut
kemudian ditampilkan dalam bentuk matriks 5x3 yaitu seperti
terlihat pada tabel berikut :Tabel3.3.Matriks Opsi Alternatif
Konsep alat pembelah durian.
No.KarakteristikTeknisSolusiAlternatif
123
1.Mekanisme sistem penggerak poros penekanmanual
2.Desain peganganMelintang
3.Jenis bahan pelapis peganganPlastikKaretBesi
4.Mekanisme batang poros penekanDinamis
5.Kekuatan tekan poros penekanSedangRendahTinggi
Dari hasil matrik opsi alat pembelah durian didasarkan dari
karaktristik teknis, dimana mekanisme batang poros penekan mudah
dioperasikan dan tidak membutuhkan tenaga ekstra, pegangannya
nyaman, dan kekuatan tekan batang poros penekan sesuai dengan
tenaga yang dibutuhkan untuk membelah buah durian. Sehingga didapat
opsi konsep pengembangan alat pembelah durian sebagai
berikut:Konsep A(Gambar pada lampiran 1 dan 2):1. Prinsip kerja
dari gerakan utama alat pembelah durian memanfaatkan prinsip mesin
otomatis dan prinsip pneumatik2. Mekanisme kerangka alat pembelah
durian menggunakan mekanisme body statis.3. Sistem tekanan yang
digunakan adalah sistem tekanan tinggi.Cara Kerja dari konsep A
adalah:1. Hidupkan mesin otomatis, sehingga pneumatik juga akan
mulai bekerja dan valve membuka.2. Dengan terbukanya valve, udara
bertekanan sedang masuk kedalam silinder pneumatik yang nantinya
akan menekan batang poros beserta mata pembelah nya kedapan.3. Gaya
dorong yang dihasilkan tersebut mendorong batang poros untuk
menekan dengan dua atau tiga pengait sebagai komponen untuk,
menahan tekanan dari poros pada buah durian yang akan di belah. 4.
Karena yang digunakan adalah pnumatik silinder kerja ganda, maka
piston akan kembali ketempatnya semula.Konsep B(Gambar pada
lampiran 3 dan 4):1. Prinsip kerja dari gerakan utama menggunakan
tenaga manual.2. Desain gagang pegangan dibuat berbentuk segi empat
pada samping kerangka yang terletak di dekat batang penekan.3.
Jenis bahan pelapis gagang pegangan dibuat menyatu dengan bahan
konstruksi gagang utama yaitu bahan karet.4. Mekanisme kerangka
alat pembelah durian menggunakan mekanisme body statis.5. Sistem
tekanan yang digunakan adalah sistem tekanan rendah,sedang dan
tekanan tinggi.Cara Kerja dari konsep B adalah:1. Batang poros
penekan ditekan ke bawah.2. Dengan ditekan nya batang poros penekan
yang nantinya akan mendorong poros kebawah.3. Gaya tekan yang
dihasilkan tersebut mendorong poros untuk menekan dengan dua atau
tiga pengait sebagai komponen untuk, menahan tekanan dari poros
pada buah durian yang akan dibelah. 4. Karena yang digunakan adalah
sistem tekan manual, maka batang poros akan kembali ketempatnya
dengan adanya gaya balik dari pegas.3.4 Pemilihan Konsep5. Setelah
didapatkan alternatif solusi baru,penilaian konsep dilakukan dengan
menilai konsep sesuai dengan kepentingan menurut konsumen.penilaian
dilakukan dengan membandingkan konsep dengan baseline (pembanding)
dalam kaitan pemenuhan kebutuhan konsumen berdasarkan skala
penilaian berikut ini.6. 1=Sangat lebih buruk daripada pembanding7.
2=Lebih buruk dari pada pembanding8. 3=Sama dengan pembanding9.
4=Lebih baik dari pada pembanding10. 5=Sangat lebih baik daripada
pembandingTabel3.4.Pemilihan Konsep alat pembelah durian.
KriteriaEvaluasiBobot(%)SolusiKonsepAlternatif
Konsep AKonsep BKonsep Ref.
RateSkorRateSkor
PerformancePerceived
QualityFeaturesConformanceAestheticsDurabilityReliabilityServiceabilyPrice
12%12%15%12%7%13%10%7%12%544443333
0,60,480,60,480,280,390,30,210,363444433330,360,480,60,480,280,390,30,210,36333333333
0,360,360,360,360,360,360,360,360,36
Nilai AbsolutNilai Relatif3,70 36,41%363,46 34,06%2329,53%
TindakLanjut?DikembangkanTidak
Padatabeldiatas,menunjukan bahwa skor terbesar adalah skor untuk
alternatif A,skor didapat dari jumlah perkalian bobot kepentingan
konsumen dengan rate per-kolom.Dengan demikian penentuan prioritas
dapatditentukan dengan cara memilih skor terbesar dari kedua
alternatif solusi yang telah dievaluasi tersebut.Prioritas utama
adalah solusi konsep alternatif A yang selanjutnya akan digunakan
sebagai dasar pembuatan rancangan konsep yang diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap produk alat
pembelah durian untuk industri kecil dan pedagang kecil.3.5 Konsep
TerpilihDari serangakaian pembahasan di atas , maka dihasilkan
perancangan alat pembelah durian dengan standart baru yang sesuai
dengan keinginan dan kebutuhan konsumen. Rancangan alat pembelah
durian ini dilengkapi dengan karakteristik teknis produk yang harus
dipenuhi berdasarkan nilai absolute terbesar pada matrik
pengembangan produk.Pada pembuatan desain gambar konsep ini
memanfaatkan software catya V5 R19.Gambar desain konsep produk yang
baru tersebut dapat dilihat sebagai berikut ini.
Dudukan penahan buah durianMata penancapPisau
pembelahEngselPoros mataTuas tekankerangkaGambar 3.1 Konsep produk
hasil pengembangan (Gambar bagian)
. Gambar 3.2 Konsep produk hasil pengembangan (Assembly)
Gambar 3.3 Konsep produk hasil pengembangan (tambak samping)
Gambar 3.4 Konsep produk hasil pengembangan (tampak atas)
BAB IVPEMBAHASAN4.1 Analisa Rula4.1.1 Pengertian Rula Rapid
upper limb assessment (RULA) adalah suatu metode penilaian terhadap
bagian tubuh dan otot seorang saat beraktivitas, yang diukur dengan
tingkat resiko cedera (degree of injury risk).Risiko yang dimaksud
adalah risiko kecelakaan atau cedera tubuh atau otot, akibat dari
bagian tubuh bergerak, karena tidak sesuai dengan pola gerak yang
benar disebut sebagai gerak bagian tubuh yang tidak ergonomis.
Faktor pekerjaan atau aktivitas yang mempengaruhi resiko cedera
adalah sebagai berikut:1. Posisi kerja yang tidak alamiah2.
Pengulangan pekerjaan pada satu jenis otot3. Penggunaan tenaga yan
berlebihan4. Posisi kerja yang statis5. Terjadi kontak bagian tubuh
dengan lingkungan ataupun peralatan kerja6. Metode/cara kerja7. Jam
kerja yang terlalu panjangMenurut [ McAtamney, 93], untuk
menerapkan metode RULA pada gerak atau kerja tubuh ada 3 (tiga)
langkah yang perlu dilakukan, yaitu:1. Penilaian Postur Kerja
TubuhDalam aplikasinya, metoda RULA dilengkapi dengan diagram sikap
tubuh Sedangkan outputnya adalah sebuah nilai, yang menunjukkan
tingkat resiko cedera dari sikap tubuh manusia pada saat
beraktivitas. Berikut adalah pembagian penilaian risiko cedera pada
tubuh:a. Penilaian Risiko Cedera pada Grup APada grup A ini terdiri
dari: Lengan Atas:
+ 4
+ 3+ 2+ 2+ 1Gambar 4.1 Diagram posisi gerakan lengan atas dengan
nilai resikonya masing-masing
Tabel 4.1 Nilai resiko cedera lengan atas berdasarkan
gerakanJenis gerakanNilai resiko
Memanjang 20dan lengkung 20 1
Memanjang lebih besar dari 20 atau 20-45 2
Lengkung 45-90 3
Lengkung 90 atau lebih 4
Jika bahu terangkat, maka nilai sikap ditambahkan 1. Jika lengan
atas terpuntir, maka nilai juga ditambaha dengan 1. Jika lengan
seseorang bergerak lalu tertumpu, maka nilai sikap diturunkan1.
Lengan Bawah
+ 2+ 2+ 1Gambar 4.2 Analisa RULA pada lengan bawah dengan nilai
resiko cederanya
Tabel 4.3 Nilai resiko cedera pada gerakan pergelangan
tanganJenis gerakanNilai resiko
Posisi netral1
Lengkung 0-15 atautertarik (memanjang)2
Lengkung 15 atau lebih dan memanjang3
Jika lengan bawah bekerja melewati bagian tengah atau keluar
tubuh maka nilai ditambah 1. Pergelangan Tangan MemutarGerakan dari
pergelangan tangan adalah memutar[ Tihauser ], dimana pada
pergelangan tangan terdapat 2 jenis gerakan. Nilai risiko cedera
yang muncul akibat dari gerakan pergelangan tangan yang tidak umum
(tidak normal) seperti tertera pada table berikut:
Tabel 4.4 Nilai resiko cedera pada gerakan pergelangan tangan
(tidak normal)Jenis gerakanNilai resiko
Pergelangan tangan berada dalam daerah tengah dari puntiran1
Pergelangan tangan berada dekat dari akhir jangkauan pergelangan
tangan2
b. Penilaian Risiko Cedera pada Grup BPada grup B terdiri dari:
LeherJangkauan sikap tubuh untu leher didasarkan pada penelitian
Chaffin dan Kilbom et al., gerakannya seperti pada gambar
berikut:
+ 4+ 3+ 2+ 1
Gambar 4.3 Analisa RULA pada posisi gerakan cedera leher
Tabel 4.5 Nilai resiko cedera leherJenis gerakanNilai resiko
Lengkung 0-10 1
Lengkung 10-20 2
Lengkung 20 atau lebih 3
Memanjang4
Jika leher terpuntir, nilai sikap ditambah 1, dan jika leher
tertekan miring kekanan atau kekiri, nilai risiko ditambah 1.
Punggung
+ 4
+ 3+ 2+ 1
Gambar 4.5 Analisa RULA pada posisi gerakan cedera punggung
Tabel 4.6 Nilai resiko cedera punggungJenis gerakanNilai
resiko
Ketika duduk dan didukung dengan baik oleh hip trunk dangan
sudut 90 atau lebih.1
Lengkung 0-20 2
Lengkung 20-60 3
Lengkung 60 atau lebih4
Jika punggung terpuntir maka nilai risiko ditambah 1, dan jika
punggung tertekan kearah samping (bengkok atau miring kekiri atau
kekanan) nilai risiko cedera ditambah 1.
KakiAkibat aktivitas pada bagian kaki, akan dapat mendatangkan
risiko cedera berdasarkan berbagai gerakan. Tabel berikut
menampilkan posisi kaki yang mengakibatkan cedera.
Tabel 4.7 Nilai resiko cedera kakiJenis gerakanNilai resiko
Kaki dan telapak kaki didukung dengan baik pada saat duduk
dengan berat pada keadaan setimbang1
Orang berdiri dengan berat tubuhnya sendiri dan terdistribusi
pada kedua kaki dengan setimbang1
Kaki dan telapak kaki tidak didukung atau berat tubuh tidak
setimbang2
2. Penilaian Kelompok Postur Kerja TubuhPenilaian kelompok
postur kerja tubuh dapat dilakukan setelah penilaian terhadap
postur kerja tubuh pada grup A dan grup B di atas. Berikut adalah
tahapan penilaian kelompok postur kerja tubuh yaitu: Nilai Kelompok
A dan BNilai kelompok A didapat dengan bantuan table 4.8 dan nilai
kelompok B didapat dengan bantuan table 4.9. Kedua nilai kelompok
tersebut ditambahkan dengan risiko yang muncul dari pergerakan
tubuh lainnya, khususnya system otot (muscle), dan beban/gaya
(force).Tabel 4.8 Matrik untuk mencari nilai pergelangan tangan
Tabel 4.9 Matrik untuk mencari nilai batang leher
Nilai Sistem OtotUntuk memberika nilai risiko pada otot (muscle)
akibat adanya gerakan atau aktivitas yang membebani otot pada suatu
bagian tubuh, khususnya bagian tubuh diatas pinggang, ada beberapa
ketentuan yang harus diperhatikan, yaitu seperti pada table.
Tabel 4.10 Nilai system ototJenis gerakan postur tubuhNilai
Risiko
Berulang-ulang kurang dari 4 kali tiap menit0
Gerakannya statis (tertahan lebih lama dari 1 menit)1
Berulang-ulang lebih dari 4 kali tiap menit2
Beban / Gaya BeratPenilaian terhadap bagian tubuh yang bergerak
dan menerima beban sangant tergantung dari jenis beban da lamanya
beban tersebut bekerja.Berikut adalah table jenis dan besar beban
yang memungkinkan terjadi risiko cedera.Tabel 4.11 Nilai beban
/gaya beratJenis /besar bebanNilai resiko
Tidak ada tahanan atau gaya/beban intermitten kurang dari 2
Kg0
gaya/beban intermitten kurang dari 2 10 Kg1
a. Beban statik 2 10 Kgb. Beban/gaya berulang 2 10 Kg2
a. 10 Kg atau lebih Beban statik, ataub. 10 Kg atau lebih Beban
berulang, atauc. Beban kejut atau gaya tiba-tiba3
3. Penjumlahan Nilai TotalNilai akhir menunjukkan resiko cedera
tubuh yang disebabkan karena beban pada sistem rangka otot dan
rangka tubuh. Nilai akhir ini mulai dari angka 1 sampai 7. Nilai
teresebut didapat dari penjumlahan antara score C dan score D yang
dimatrixkan seperti Tabel berikut.Tabel 4.12 Nilai Total (grand
score) risiko cidera pada tubuh
Tabel 4.13 Nilai tingkat risiko cedera dan artinyaRentang
NilaiKeterangan
1 dan 2Diterima
3 dan 4Dibutuhkan investigasi dan perubahan jenis gerakan atau
perlu perbaikan desain
5 dan 6Segera dilakukan investigasi
7Investigasi dan perubahan harus dilakukan
4.1.2 Analisa Rula pembelah durianPada pengoperasian alat
pembelah durian ini , postur kerja tubuh yang dinilai adalah:Posisi
tubuh (pergerakan) operator pada saat melepas treker bearing dari
poros1. Analisa Grup A
2. Analisa Grup B
3. Penilaian Grup A
Dari table A di atas didapat: Nilai grup A = 3 Jadi score total
grup A (Nilai C) = nilai grup A + otot + beban = 3 + 0 + 0 = 3
4. Penilaian Grup B
Dari table B di atas didapat: Nilai grup B = 3 Jadi score total
grup B (Nilai D) = nilai grup B + otot + beban = 2 + 0 + 0 = 25.
Nilai Akhir
Dari table C di atas didapat GRAND SCORE = 3Artinya: Dibutuhkan
investigasi dan perubahan jenis gerakan atau perlu perbaikan
desain.
BAB VPENUTUP
5.1. KesimpulanSetelah melaksanakan proses pembuatan alat
pembuka buah durian ini, dapat ditarik kesimpulan antara lain :1.
Alat pembuka buah durian ini bekerja dengan menekan tuas dan
menurunkn mata pisau sambil berputar menusuk buah durian dan lengan
pembuka akan membuka buah durian.2. Alat pembuka buah durian ini
dibuat berdasarkan perencanaan, kemudian proses pembuatan kerangka,
tiang penyangga, tuas penekan, dudukan buah durian dan lengan
pembuka.3. Kapasitas alat pembuka buah durian yang telah dibuat
adalah 100 biji / jam dengan asumsi pembukaan buah durian dilakukan
secara continyu.
5.2. Saran1. Mata pisau sebaiknya dibuat lebih dari 4 sisi lagi
agar proses pembukaan buah durian akan terbuka dengan baik.2.
Dudukan buah durian sebaiknya di lubangi bagian tengahnya agar
dalam peletakan buah durian tidak perlu lagi membuang tangkainya.3.
Sebaiknya mata untuk lengan pembuka menggunakan besi stainless
steel.
.
DAFTAR PUSTAKA
Wiryosumarto., Okumura, 1994, Teknologi Pengelasan Logam, PT.
Pradniyan Paramita, Jakarta.
http//www. Durian manis. Com
Alfi, Manfaat Buah Durian, www. Blogspot. com
9