1.PENDAHULUAN1.1. LATAR BELAKANG
Tanaman adalah mahluk hidup yang tidak dapat berpindah tempat
dan memproduksi makanannya sendiri. Sangat berbeda dengan hewan
terutama manusia yang menggantungkan hidupnya dengan mahluk hidup
lainnya, dengan bantuan sinar matahari makanan tanaman diproduksi
sendiri menggunakan unsur-unsur anorganik yang terdapat di tempat
sekitar mereka hidup. Proses ini disebut fotosintesis dan dilakukan
oleh semua jenis tanaman. Sifat tanaman ini disebut autotrof, dan
karena sifat inilah tanaman selalu ditempatkan di tempat pertama di
setiap rantai makanan mahluk hidup.
Pada tanaman proses fotosintesis dilakukan di siang hari dikala
matahari menyinari bumi. Proses ini adalah proses biokimia yang
juga dilakukan oleh jenis lumut dan bakteri untuk memproduksi
makanan. Photos artinya cahaya dan dengan menggunakan cahaya
matahari inilah tumbuhan mengubah gas karbondioksida dan
unsur-unsur mineral dalam tanah serta air untuk menghasilkan gula
(glukosa) dan oksigen. Proses ini dilakukan oleh zat hijau daun
bernama klorofil yang berada di daun dan dilindungi oleh lapisan
lilin untuk mencegah penguapan. Gula disini disimpan tumbuhan
sebagai cadangan energi, dan oksigen yang dihasilkan dinikmati oleh
semua mahluk hidup di dunia ini.
Pada awal terciptanya, bumi tidak memiliki oksigen dan karena
itulah tidak ada mahluk hidup yang dapat hidup. Proses munculnya
oksigen di bumi ditimbulkan setelah organisme pertama di bumi, yang
dipercaya sebagai lumut atau ganggang-ganggangan, menghasilkan
proses fotosintesis, mengubah karbon yang saat itu memenuhi bumi
dan menciptakan oksigen. Ganggang-ganggangan pertama tersebut
akhirnya berevolusi dan membentuk tumbuh-tumbuhan seperti yang ada
hingga sekarang dan menciptakan bumi seperti sekarang ini dimana
oksigen dapat diperoleh secara bebas oleh mahluk hidup lainnya.
1.2 TUJUAN
Mengetahui Definisi Bahan Tanam dan Media Tanam
Mengetahui macam Media tanam
Mengetahui Macam perbanyakan tanaman secara vegetative maupun
generatif
Mengetahui macam perkecambahan
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Media Tanam
Media tanam adalah tempat suatu tanaman ditumbuhkan atau tempat
suatu tanaman dibudidayakan. ( Modul bahan ajar Dasar Budidaya
Tanaman, 2013)2.2 Pengertian Bahan Tanam
Bahan tanam ialah bagian tanaman yang digunakan untuk memulai
atau mengawali budidaya tanaman. ( Modul bahan ajar Dasar Budidaya
Tanaman, 2013)
2.3 Fungsi Media Tanam
Fungsi mediam tanam ialah menyediakan 4 kebutuhan dasar tanaman,
yaitu menyediakan air, menyediakan hara atau nutrisi tanaman,
menyediakan air, menyediakan udara dan sebagai tempat bertumpu
tanaman atau akar tanaman.
2.4 Macam macam media tanam
2.4.1 Media tanam organicMedia tanam organic adalah media yang
berasal dari alam. Media ini berasal dari batuan yang telah melapuk
dan mineral lain dan juga bahan organic yang telah melapuk yang
menyelimuti sebagian besar permukaan bumi. Tanah juga didefinisikan
sebagai benda alam yang tersusun dari padatan, cairan dan gas. Yang
menempati permukaan daratan.Media Arang Sekam Arang sekam
mengandung N 0,32 % , PO 15 % , KO 31 % , Ca 0,95% , dan Fe 180
ppm, Mn 80 ppm , Zn 14,1 ppm dan PH 6,8. Karakteristik lain dari
arang sekam adalah ringan (berat jenis 0,2 kg/l). Sirkulasi udara
tinggi, kapasitas menahan air tinggi, berwarna kehitaman, sehingga
dapat mengabsorbsi sinar matahari dengan efektif (Wuryaningsih,
1996). Arang sekam mempunyai sifat yang mudah mengikat air, tidak
mudah menggumpal, harganya relatif murah, bahannya mudah didapat,
ringan, steril dan mempunyai porositas yang baik (Prihmantoro dan
Indriani, 2003).
Gambar 4. Arang sekamMedia arang sekam merupakan media tanam
yang praktis digunakan karena tidak perlu disterilisasi, hal ini
disebabkan mikroba patogen telah mati selama proses pembakaran.
Selain itu, arang sekam juga memiliki kandungan karbon (C) yang
tinggi sehingga membuat media tanam ini menjadi gembur (Anonim3,
2013). Dari beberapa penelitian diketahui juga bahwa kemampuan
arang sekam sebagai absorban yang bisa menekan jumlah mikroba
patogen dan logam berbahaya dalam pembuatan kompos. Sehingga kompos
yang dihasilkan bebas dari penyakit dan zat kimia berbahaya. Di
dalam tanah, arang sekam bekerja dengan cara memperbaiki struktur
fisik, kimia dan biologi tanah. Arang sekam dapat meningkatkan
porositas tanah sehingga tanah menjadi gembur sekaligus juga
meningkatkan kemampuan tanah menyerap air.
Media arang sekam mempunyai porositas yang baik, mudah mengikat
air, tidak mudah lapuk, ringan, dan merupakan sumber kalium. Arang
sekam baik untuk media tumbuh tanaman sayuran maupun buah-buahan
secara hidroponik. Arang sekam dapat menahan air lebih lama dan
membawa zat-zat organik yang
dibutuhkan oleh tanaman (Anonim2, 1993). Arang sekam merupakan
hasil pembakaran tidak sempurna darisekam padi (kulit gabah) dengan
warna hitam. Selanjutnya Nurbaity, Setiawan, dan Mulyani(2011)
mengemukakan arang sekam adalah sekam padi yang telah dibakar
dengan pembakaran tidak sempurna. Warna hitam pada arang sekam
akibat proses pembakaran tersebut menyebabkan daya serap terhadap
panas tinggi sehingga menaikkan suhu dan mempercepat perkecambahan.
Arang sekam mengandung unsur N, P, K dan Ca masing-masing 0.18;
0.08; 0.30 dan 0.14% serta unsr Mg uang besarnya tidakterukur dan
mempunyai pH 6-7 setelah mengalami perendaman selama 2 hari
(Prabowo, 1987). Menurut hasil analisa JapaneseSociety For
Examining Fertilizers and Fodders komposisi arangsekam paling
banyak ditempati oleh SiO2(52%), C (31%), Fe2O3,K2O, MgO, Cao dan
Cu (dalam jumlah kecil) sehingga arang sekam memiliki sifat kimia
menyerupai tanah (Wuryaningsih, 1997).
Porositas yang tinggi dapat memperbaiki aerasi dan drainase
media namun menurunkan kapasitas menahan air pada arang sekam.
Kemampuan menyimpan air pada sekam padi sebesar 12.3% yang nilainya
jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan pasir yang memiliki
kapasitas menyimpan air sebesar 33.7% (Bakri, 2008). Pemanfaatan
sekam telah meluas, tidak hanya sebagai sumber energi bahan bakar
tetapi arangnya juga dapat dijadikan sebagai bahan pembenah tanah
(perbaikan sifat-sifat tanah) dalam upaya rehabilitasi lahan dan
memperbaiki pertumbuhan tanaman. Arang sekam sendiri memiliki
peranan penting sebagai media tanam pengganti tanah. Arang sekam
bersifat porous, ringan, tidak kotor dan cukup dapat menahan air.
Penggunaan arang sekam cukup meluas dalam budidaya tanaman hias
maupun sayuran. Arang juga dapat menambah hara tanah walaupun dalam
jumlah sedikit. Oleh karena itu, pemanfaatan arang menjadi sangat
penting untuk meningkatkan produksi tanaman (Supriyanto dan
Fidryaningsih, 2010).
Kondisi ini akan berdampak positif terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman bayam merah, dimana perakaran akan berkembang
dengan baik sehingga pengambilan hara oleh akar akan optimal. pH
arang sekam antara 8.5 - 9. pH yang tinggi ini dapat digunakan
untuk meningkatkan pH tanah asam. PH tersebut memiliki keuntungan
karena dibenci gulma dan bakteri. Peletakan sekam bakar pada bagian
bawah dan atas media tanam dapat mencegah populasi bakteri dan
gulma yang merugikan. Salah satu cara memperbaiki media tanam yang
mempunyai drainase buruk adalah dengan menambahkan arang sekam pada
media tersebut. Hal tersebut akan meningkatkan berat volume tanah
(bulk density), sehingga tanah banyak memilki pori-pori dan tidak
padat. Kondisi tersebut akan meningkatkan ruang pori total dan
mempercepat drainase air tanah (Andriana, Izzati dan Saptiningsih,
2013).
Media Tanam Kompos
Kompos merupakan media tanam organik yang bahan dasarnya berasal
dari proses fermentasi tanaman atau limbah organik, seperti jerami,
sekam, daun, rumput dan sampah kota. Kelebihan dari penggunaan
kompos sebagai media tanam adalah sifatnya yang mampu mengembalikan
kesuburan tanah melalui perbaikan sifat-sifat tanah , baik fisik ,
kimiawi, maupun biologis. Selain itu kompos juga menjadi
fasilitator dalam penyerapan unsur nitrogen (N) yang sangat
dibutuhkan oleh tanaman. Kandungan bahan organik yang tinggi dalam
kompos sangat penting untuk memperbaiki kondisi tanah.
Gambar 5. Media tanam kompos
Pengomposan dapat didefinisikan sebagai proses biokimia, di mana
bermacam-macam kelompok mikroorganisme menghancurkan bahan organik
menjadi bahan seperti humus, yang mempunyai sifatsama dengan pupuk
kandang. Kompos merupakan zat akhir suatu proses fermentasi
tumpukan sampah/serasah tanaman dan ada kalanya pula termasuk
bangkai binatang (Sutedjo, 1994). Pembuatan kompos pada hakekatnya
menumpuk bahan organic dan membiarkannya terurai menjadi
bahan-bahan yang mempunyai perbandingan C/N yang rendah sebelum
digunakan sebagai pupuk. Nisbah C/N bahan-bahan mentah seperti
merang, daun, sampah dapur dan lainnya di atas 30 menjadi 15-17
setelah mengalami fermentasidan menjadi kompos (Setyamidjaja,
1986). Ciri-ciri kompos yang baik adalah berwarna coklat,
berstruktur remah, berkonsistensi gembur dan berbau daun lapuk.
Kandungan utama dengan kadar tertinggi dari kompos adalah bahan
organik yang berfungsi untuk memperbaiki kondisi tanah.Unsur
lainnya bervariasi cukup banyak dengan kadar rendah seperti
nitrogen, fosfor, kalium, kalsium dan magnesium (Lingga danMarsono,
2001). Kompos memiliki dua fungsi yaitu sebagai: 1) soil
conditioner yang berfungsi memperbaiki struktur tanah, terutama
bagi tanah kering dan ladang; dan 2) soil ameliorator yang
memperbaiki kapasitas tukar kation (KTK) baik pada tanah ladang
maupun tanah sawah.
Keuntungan menggunakan media kompos adalah: 1) mampu
mengembalikan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat-sifat tanah
baik fisik, kimiawi maupun biologis; 2) mempercepat dan mempermudah
penyerapan unsur nitrogen oleh tanaman, karena telah diadakan
perlakuan khusus sebelumnya; 3) mengurangi tumbuhnya tumbuhan
pengganggu; dan 4) dapat disediakan secara mudah, murah dan relatif
cepat (Santoso, 1998).
Media Tanam CocopeatCocopeat ialah sabut kelapa yangdiolah
menjadi butiran-butiran gabus sabutkelapa (Suharsi dan Andiani,
2013). Dalam proses penghancuran sabut dihasilkan serat yang lebih
dikenal dengan nama fiber, serta serbuk halus yang dikenal dengan
cocopeat. Serbuk tersebut sangat bagus digunakan sebagai media
tanam karena dapat menyerap air dan menggemburkan tanah (Anonim3,
2013). Media tanam satu ini mengandung sejenis enzim dan jamur,
sehingga dapat mengurangi penyakit dalam tanah dan menjagatanah
tetap gembur dan subur. Cocopeat tidak memiliki unsur hara seperti
yang terkandung dalam tanah. Oleh karena itu perlunya tambahan
pupuk sebagai penyubur.
Gambar 6. Cocopeat (sabut kelapa)
Menurut Ihsan (2013) kandungan hara yang terkandung dalam
cocopeat yaitu unsur hara makro dan mikro yang dibutuhkan tanaman
diantaranya adalah kalium, fosfor, kalsium, magnesium dan natrium.
Cocopeat dapat menahan kandungan air dan unsur kimia pupuk serta
menetralkan kemasaman tanah. Cocopeat memiliki pori yang cukup
banyak sehinga kaya akan udara dan menjadikan pertumbuhan bibit
pada taraf germinasi sangat bagus karena tanah akan selalu gembur
sehingga akar baru tumbuh dengan cepat dan lebat. Sehingga, ujung
akar bibit tak rentan saat dipindahkan. Karena sifat tersebut,
sehingga cocopeat dapat digunakan sebagai media yang baik untuk
pertumbuhan tanaman dan media tanaman rumah kaca.
Media tanam cocopeat juga memiliki kelebihan dibanding dengan
tanah, antara lain cocopeat memiliki daya serap air tinggi sehingga
hemat air dan nutrisi (pupuk tak terbuang), menggemburkan tanah
dengan pH netral dan ramah lingkungan , kadar garam rendah, bebas
bakteri dan jamur, menunjang pertumbuhan akar dengan cepat sehingga
baik untuk pembibitan. Cocopeat berbeda dengan sekam dan serbuk
gergaji. Sekam dan serbuk gergaji bersifat panas dan bertahan hanya
enam bulan. Sedangkan cocopeat netral dan tahan lama (Wuryaningsih,
1996).Kekurangan cocopeat adalah banyak mengandung tanin. Zat tanin
diketahui sebagai zat yang menghambat pertumbuhan tanaman. Untuk
menghilangkan zat tanin yang berlebihan maka bisa dilakukan dengan
cara merendam cocopeat di dalam air bersih selama beberapa jam,
lalu diaduk sampai air berbusa putih. Selanjutnya buang air
rendaman dan diganti dengan air bersih yang baru, hal ini dilakukan
beberapa kali sampai busa tidak keluar lagi (Anonim4, 2013).Media
Pupuk Kandang
Peningkatan produktivitas dengan kualitas yang tinggi diharapkan
dapat meningkatkan volume pemasaran bagi produk pertanian khususnya
komoditi sayuran sehingga kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi.
Untuk meningkatkan produktivitas tanaman sayuran dapat dilakukan
dengan beberapa cara, salah satunya adalah pemberian pupuk dangan
jenis, dosis dan cara yang tepat. Pupuk organik merupakan pupuk
yang berasal dari bahan organik sisa-sisa tumbuhan, hewan dan
kompos (Sutanto, 2002).
Gambar 7. Media tanam pupuk kandang
Salikin (2006) menyatakan bahwa selain sebagai sumber hara dan
sumber energi bagi aktifitas mikroba dalam tanah, pupuk organik
memiliki kelebihan, yaitu dapat memperbaiki kesuburan fisik, kimia
dan biologi tanah. Terdapat beberapa jenis pupuk organik
diantaranya adalah pupuk kandang dan pupuk cair. Menurut Maria
(2009), pupuk kotoran ayam lebih cepat dalam penyediaan unsur hara
karena mengandung bahan organik yang lebih tinggi, kadar air dan
nisbah C/N lebih rendah daripada pupuk kandang lainnya. Selain
pupuk kandang ayam terdapat jenis pupuk lain yang digunakan dalam
budidaya sayuran yaitu pupuk organik cair.
Menurut Rismunandar(2003), pupuk kandangmerupakan jenis pupuk
organik yang paling baik. Pemberian pupuk pada tanahpertanian baik
berupa pupuk organik maupun pupuk anorganik adalah untukmenambah
unsur hara yang hilang akibat erosi dan diambil saat
panen(Sulistyowati, 1982).Tujuan dari pemberian pupuk organik
adalah untuk mempertinggi kandunganbahan organik dalam tanah. Bahan
organik tersebut akan mempengaruhi danmenambah kebaikan dari sifat
fisik, biologi dan kimiawi tanah. Pada waktupenguraian bahan
organik oleh mikroorganisme tanah maka dibentuk produk
yangberfungsi sebagai pengikat butir-butir tanah atau granulasi
butir-butir tanah sehingga tanah menjadi lebih gembur.Bahan organik
tersebut juga berfungsisebagai sumber utama fosfor,sulfur dan
nitrogen( Supardi, 1979 ).Menurut Sutejo (2004), yang dimaksud
dengan pupuk kandang adalah pupukorganik yang berasal dari ternak
yang terdiri dari kotoran padat dan cair yangbercampur dengan
sisa-sisa makanan dan alas kandang misalnya jerami, sekam,seresah
daun dsb. Dari kondisi tersebut pupuk kandang dibedakan menjadi
pupukkandang segar yaitu kotoran-kotoran yang baru diturunkan dari
hewannya yangkadang-kadang masih bercampur dengan sisa-sisa makanan
dan alas kandang.Jenis kedua adalah pupuk kandang busuk yaitu pupuk
kandang yang telahmengalami pembusukan (Soepardi, 1979).
Tanda-tanda pupuk kandang yang sudah masak antara lain , tidak
panas, suhunya sama dengan tanah sekitarnya,sudah tidak jelas bahan
aslinya, warna kehitaman. Menyerupai tanah dan gembur,remah dan
mudah ditabur (Hardjowigeno,1995).
Pupuk kandang selain mengandung unsur-unsur makro
sepereti,N,P,K,Ca danMg, juga mengandung unsur mikro seperti Cu,
Mn, Bo dan Si, sehingga pupukkandang dianggap sebagai pupuk lengkap
(Syarief, 1986).
Kelebihan media tanam organic adalah:
Mudah didapatkan Secara ekonomis lebih murah
2.4.2 Media tanam anorganik
GelGel atau hidrogel adalah kristal polimer yang sering
digunakan sebagai media tanam bagi tanamanindoorberbatang lunak.
Penggunaan media jenis ini sangat praktis dan efisien karena tidak
perludiganti, disiram atau dipupuk.Media ini dapat menyimpan air
dan nutrisi dengan baik. Spons
Spons sangat ringan sehingga mudah dipindah-pindahkan
danditempatkan di mana saja. Walaupun ringan, media jenis initidak
membutuhkan pemberat karena setelah direndam ataudisiram air akan
menjadi beratMedia tanam spons mudah menyerap air dan unsur
haraesensial yang diberikan dalam bentuk larutan. Media ini
tidaktahan lama karena mudah hancur. Berdasarkan kelebihan
dankekurangan tersebut, spons sering digunakan sebagai mediatanam
untuk tanaman hias bunga potong (cutting flower)2.5 Syarat media
tanam yang baik
Pada kegiatan budidaya pertanian, media tanam merupakan komponen
utama yang perlu diperhatikan, terutama keberadaan unsur hara yang
terdapat pada media tanam tersebut. Keseimbangan unsur hara sangat
berpengaruh pada hasil produksi yang diperoleh. Salah satu penyebab
adanya ketidak seimbangan unsur hara tanah adalah adanya penggunaan
secara intensif tanpa melakukan penambahan unsur hara.
Ketidakseimbangan unsur hara dapat mempengaruhi sifat fisika, kimia
dan biologi tanah.
Selain kondisi suhu udara, kelembaban dan intensitas cahaya,
setiap jenis tanaman membutuhkan hara atau senyawa kimia yang
berbeda. Hara dan senyawa kimia yang berbeda dihasilkan dari jenis
media yang berbeda pula. Sehingga untuk mendapatkan hasil produksi
yang optimal, selain harus dapat menentukan jenis tanaman yang akan
ditanam, juga dapat menentukan media tanam yang sesuai dengan
kharakter tanaman tersebut.
Salah satu strategi untuk mendapatkan media tanam yang cocok
dengan tanaman yang kita tanam yaitu dengan memasukkan bahan
organik pada media tanam. Meskipun memiliki unsur hara yang relatif
lebih rendah dibandingkan pupuk anorganik, pupuk organik memiliki
unsur hara lengkap dan kaya akan mikro organisme pengurai yang
berfungsi menguraikan unsur hara menjadi senyawa-senyawa organik
yang dibutuhkan oleh semua jenis tanaman.
Bahan organik umumnya berasal dari komponen organisme hidup,
misalnya bagian dari tanaman antara lain ; daun, batang, bunga,
buah, atau kulit kayu. Penggunaan bahan organik sebagai media tanam
jauh lebih unggul dibandingkan dengan bahan anorganik. Hal itu
dikarenakan bahan organik mampu menyediakan unsur hara bagi
tanaman. Selain itu, bahan organik juga memiliki sifat hidroskopis
dan berrongga, sehingga sirkulasi udara baik sehingga oksigen dapat
masuk dalam tanah serta memiliki daya serap air yang tinggi.
Sifat bahan organik lebih mudah diuraikan melalui proses
pelapukan atau dekomposisi oleh mikro organisme pengurai. Melalui
proses tersebut, akan dihasilkan karbondioksida (CO2), air (H2O),
dan senyawa organik yang lain yang dibutuhkan bagi tanam. Senyawa
organik yang dihasilkan merupakan sumber unsur hara yang dapat
diserap tanaman sebagai zat makanan.
Pembuatan media tanam yang baik pada prinsipnya bisa menggunakan
formulasi berbagai bahan media tanam yang memiliki sifat-sfat
sebagai berikut :
Mampu menopang tanaman secara kokoh, sehingga tanaman mampu
berdiri tegak dan tidak mudah roboh. Agar persyaratan tersebut
terpenuhi, maka kita harus memilih media tanam yang tidak mudah
lapuk dan bisa tahan lama.
Media tanam harus memiliki sifat porous, sehingga mampu
mengalirkan kelebihan air yang tidak dibutuhkan, sehingga tanaman
terhindar dari rendaman air dan kelembaban yang tinggi. Kelembaban
yang tinggi dapat mengakibatkan tanaman menjadi busuk dan serangan
jamur. Sehingga kita harus dapat membuat media tanam yang tidak
padat dan memiliki rongga atau pori pori, sehingga drainase dan
aerasi pada media berjalan baik.
Media harus tersedia unsur hara yang dibutuhkan tanaman, baik
itu unsur hara makro maupun mikro, sehingga kebutuhan tanaman akan
nutrisi dapat terpenuhi. Agar persyaratan tersebut terpenuhi, maka
perlu menambahkan pupuk organik atau pupuk kimia pada media
tanam.
Tanaman membutuhkan media yang bersih sehat dan tidak
terkontaminasi jamur, virus atau tercemar bahan kimia yang dapat
mengganggu pertumbuhan tanaman. Sehingga untuk mendapatkan media
tanam yang sehat bisa dilakukan dengan cara : a) Mengukus media
tanam atau memasukan media tanam pada oven dengan suhu 70oC selama
6 jam. b) Menjemur media tanam pada terik matahari selama kurang
lebih dua hari. c) Cara lain yang sering digunakan yaitu dengan
mengaplikasikan pestisida dan fungisida pada media tanam.2.6
Pengertian Perkecambahan
Perkecambahan merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan
embrio, dimana tahap awal perkembangan suatu tumbuhan, khususnya
tumbuhan berbiji. Dalam tahap ini, embrio di dalam biji yang semula
berada pada kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan fisiologis
yang menyebabkan ia berkembang menjadi tumbuhan muda. Tumbuhan muda
ini dikenal sebagai kecambah.Hasil perkecambahan ini adalah
munculnya tumbuhan kecil dari dalam biji. (Kusfebriani dkk.
,2010)
2.7 Pengertian Benih, Bibit&Biji BenihBerdasarkan
Undang-undang Republik Indonesia No.12 tahun 1992 tentang system
budidaya Bab I ketentuan umum pasal 1 ayat 4 disebutkan bahwa benih
tanaman yang selanjutnya disebut benih, adalah tanaman atau
bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan mengembangbiakan
tanaman.
BibitPengertian bibit yang dimaksud ialah tanaman kecil (belum
dewasa) yang berasal dari pembiakan generative (dari biji),
vegetative, kultur jaringan, atau teknologi perbanyakan
lainnya.
BijiBiji adalah bakal tanaman yang berasal dari perkembangbiakan
generative tanaman. Biji biasanya dilindungi atau diselaputi organ
tanaman lainnya.
2.8 Macam tipe perkecambahanTipe perkecambahan di atas tanah
(Epigeal)
Tipe ini terjadi, jika plumula dan kotiledon muncul di atas
permukaan tanah.
Contoh: perkecambahan kacang hijau (Vigna radiata)
Tipe perkecambahan di bawah tanah (Hipogeal)
Tipe ini terjadi, jika plumula muncul ke permukaan tanah
sedangkan kotiledon tinggal di dalam tanah.
Contoh: perkecambahan kacang kapri (Pisum sativum), Jagung (Zea
mays)
Perkecambahan Hipogeal
Makanan untuk pertumbuhan embrio diperoleh daricadangan makanan
karena belum terbentuknya klorofil yang diperlukan dalam
fotosintesis. Pada tumbuhan dikotil makana diperoleh dari
kotiledon, sedangkan pada tumbuhan monokotil diperoleh dari
endosperm.
2.9 Pengertian perbanyakan vegetative dan generative
Vegetatif
Definisi dan Pengertian Pembiakan Vegetatif adalah suatu cara
pembiakan/perbanyakan tanaman dengan menanam bagian vegetatif dari
tanaman yang bersangkutan, baik berupa akar, batang dan daun.
Generatif
Perbanyakan generatif, mengacu pada suatu pengertian perkawinan
antara 2 tanaman induk yang terpilih melalui organ bunga pada salah
satu induk, kemudian terjadi penyerbukan dan menjadi buah dengan
kandungan biji di dalamnya. Apabila biji-biji ini ditanam dan
tumbuh, maka akan memunculkan bibit-bibit tanaman yang memungkinkan
terjadinya variasi/keragaman (Off Type) karakter baik itu mulai
dari sistem perakaran, batang, daun dan bunga. Hal ini tergantung
dari tetua/indukan yang terpilih.2.10 Macam macam Perbanyakan
vegetative dan generative
2.10.1 Macam Perbanyakan Vegetatif Cangkokjenis tumbuhan yang
biasa dicangkok pohon buahbuahan misalnya mangga, jeruk, dan
lainlain. Umumnya jenis tumbuhan berkayu mudah dicangkok walaupun
tidak seluruhnya, misalnya cemara. Mencangkok tanaman dilakukan
dengan cara mengupas kulit batang kemudian dikuliti, bagian yang
dikuliti tersebut dilapisi dengan tanah yang subur kemudian
dibungkus dengan sabut kelapa, ijuk atau plastik. Stek
Batangpotongan batang tumbuhan yang hendak di setek harus mempunyai
sebuah mata sebagai bakal tunas. Potongan batang ini umumnya
merupakan batang yang sudah cukup tua. Penanaman batang potongan
batang ini dilakukan pada tanahyang subur dan gembur.
Stek DaunPerkembangbiakan dengan setek daun umumnya diterapkan
pada tanaman hias misalnya begunia. Daun yang disetek ini harus
cukup tua, dan tanah yang digunakn sebagai media tumbuh harus
gembur dan lembab. Perkembangbiakan dengan setek daun ini dilakukan
dengan meletakkan daun yang sudah dipilih tadi diatas permukaan
tanah. Beberapa hari kemudian tumbuh tunas baru yang kemudian dapat
dipindahkan ketempat lain. Okulasicara perbanyakkan ini dilakukan
dengan menempelkan tunas dari satu tumbuhan ke batang tumbuhan
lain. Setiap tumbuhan itu mempunyai sifat yang berbeda. Batang dan
tunas yang diokulasi berasal dari dua tumbuhan. Batang yang
ditempel merupakan tumbuhan yang mempunyai akar dan batang yang
kuat.2.10.2 Macam Perbanyakan Generatif
Perbanyakan secara generatif dilakukan dengan menanam biji yang
dihasilkan dari penyerbukan antara bunga jantan (serbuk sari) dan
bunga betina (kepala putik). Secara alami proses penyerbukan
terjadi dengan bantuan angin atau serangga. Namun, saat ini
penyerbukan sering dilakukan manusia, terutama para pemulia tanaman
untuk memperbanyak atau menyilang tanaman dari beberapa varietas
yang berbeda.Keunggulan tanaman hasil perbanyakan secara generatif
adalah sistem perakarannya yang kuat dan rimbun. Oleh karena itu,
sering dijadikan sebagai batang bawah untuk okulasi atau sambungan.
Selain itu, tanaman hasil perbanyakan generatif juga digunakan
untuk program penghijauan di lahan-lahan kritis yang lebih
mementingkan konservasi lahan dibandingkan dengan produksi buahnya.
Bahkan, kegiatan budidaya tanaman sayur dan beberapa jenis
buah-buahan semusim seperti semangka dan melon tetap menggunakan
bibit biji yang berasal dari perbanyakan secara generatif, tetapi
bibit yang digunakan merupakan bibit-bibit unggul atau bibit biji
varietas hibrida yang kualitas dan kuantitas buahnya tidak
diragukan lagi.2.11 Keuntungan dan Kerugian perbanyakan generative
dan vegetative
Perbanyakan Biji (Generatif)Keuntungan:
System perakaran lebih kuat
Lebih mudah diperbanyak
Jangka waktu berbuah lebih banyak
Kerugian:
Waktu untuk mulai berbuah lebih lama
Sifat turunan tidak sama dengan induk
Perbanyakan Vegetatif:
Keuntungan:
Lebih cepat berbuah
Sifat turunan sama dengan tetua
Dapat digabungkan dengan sifat yang diinginkan
Kerugian:
Perakaran kurang baik
Lebih sulit dikerjakan karena membutuhkan keahlian
Jangka waktu berbuah menjadi pendek
2.12 Faktor yang memengaruhi keberhasilan perbanyakan vegetative
dan generatif
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan perbanyakan vegetative
dapat dibagi 2 yaitu factor intern dan ekstern begitupun dengan
perbanyakan secara generative.
Faktor Intern :
1. dormansi bahan tanam (dapat dipecahkan dengan pemberian
kelembaban tinggi)
2. ZPT (dapat memacu pertumbuhan akar dan tunas)
Faktor Ekstern:
1. suhu (bahan tanam tidak tahan dengan suhu tinggi)
2. kelembaban (pada awal masa tanam dibutuhkan kelembaban yang
tinggi)
3. cahaya (pada awal pertumbuhan tunas dan akar dibutuhkan
cahaya yang tidak banyak, maka perlu diberi naungan)
4. jamur dan bakteri (biasanya sangat peka terhadap keadaan yang
lembab, bahan tanam yang terlukai sangat rawan terhadap serangan
jamur dan bakteri sehingga menyebabkan kebusukan)
3. Bahan dan Metode Pelaksanaan
3.1 Alat & Bahan
Alat:
Cangkul: untuk menggemburkan tanah
Ember: untuk wadah pengambilan tanah, pasir, cocopeat Tali
Ravia: untuk membatasi lahan tanam
Polybag: sebagai wadah media tanam
Bahan:
Benih jagung
Daun zamia
Bulb bawang merah
Ketela Pohon
Benih kedelai
3.2 Alur Kerja
Mempersiapkan alat dan bahan
Buat petak dan ukur sesuai jarak tanam yang ditentukan
Tanam biji jagung dalam lubang tanam,
Buat 2 lubang disebelah lubang biji jagung
Masukkan pupuk urea di sebelah kiri
Masukkan pupuk SP36 dan KCl disebelah kanan
Tutup lubang kembali dengan tanah
Lakukan perawatan tiap minggu
Lakukan pengamatan + dokumentasi tiap minggu
Dilakukan penanaman pada hari 90 hari
Dokumentasi + timbang hasil
Catat semua hasil
3.3 Analisis Perlakuan
Pada praktikum penanaman jagung digunakan dua pola tanam yaitu
penanaman polikultur Antara tanaman jagung dan kangkung dan system
monokultur hanya ditanami tanaman jagung saja.