Top Banner
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH Disusun Oleh : Nama : Nia Safitri NIM : A1L013123 Rombongan : C2 Asisten : KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO
89

Laporan dastan

May 14, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Laporan dastan

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Disusun Oleh :

Nama : Nia Safitri

NIM : A1L013123

Rombongan : C2

Asisten :

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS PERTANIAN

PURWOKERTO

Page 2: Laporan dastan

2014

Page 3: Laporan dastan

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

laporan Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah ini dengan tepat

waktu.Laporan Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah ini disusun

guna melengkapi tugas mata kuliah Praktikum Dasar-dasar Ilmu

Tanah dan untuk membuktikan teori – teori yang diperoleh dari

mata kuliah tersebut. Penulis merasa bahwa tanpa bantuan dari

berbagai pihak, laporan ini tidak dapat terselesaikan tepat

waktu. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis bermaksud

menyampaikan ucapan terima kasih yang tidak terhingga kepada:

1.    Para Co-Ass yang telah membantu penulis baik dalam

praktikum ataupun di luar praktikum.

2.    Kedua orang tua penulis yang telah membantu baik secara

material maupun spriritual.

3.    Rekan–rekan yang telah membantu penulis sehingga laporan

ini dapat terselesaikan.

Page 4: Laporan dastan

Penulis menyadari bahwa pelaksanaan penelitian ini masih jauh

dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis masih mengharapkan

kesediaan dari berbagai pihak untuk memberikan saran dan kritik

yang bersifat membangun.Terakhir penulis berharap semoga

laporan ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan baik untuk

penulis khususnya maupun pembaca umumnya. Atas kerjasamanya

diucapkan terima kasih. 

Purwokerto , 3 April 2014

Penyusun

DAFTAR ISI

Penetapan kadar air

A. Latar belakang

B. Tujuan

I. TINJAUAN PUSTAKA

II. METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan bahan

Page 5: Laporan dastan

B. Prosedur kerja

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

B. Pembahasan

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA

Derajat kerut tanah

I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang

B. Tujuan

II. TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan bahan

C. Prosedur kerja

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

C. Hasil

D. Pembahasan

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Page 6: Laporan dastan

DAFTAR PUSTAKA

Pengamatan tanah dengan indra

I. PENDAHULUAN

D. Latar belakang

E. Tujuan

II. TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PRAKTIKUM

F. Alat dan bahan

G. Prosedur kerja

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

E. Hasil

F. Pembahasan

V. KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA

Pengenalan profil tanah

VI. PENDAHULUAN

C. Latar belakang

D. Tujuan

Page 7: Laporan dastan

VII. TINJAUAN PUSTAKA

VIII. METODE PRAKTIKUM

C. Alat dan bahan

D. Prosedur kerja

IX. HASIL DAN PEMBAHASAN

G. Hasil

H. Pembahasan

X. KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA

Page 8: Laporan dastan

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR-DASAR ILMU TANAH

ACARA II

PENETAPAN KADAR AIR TANAH

Disusun oleh :

Nama : Nia Safitri

NIM : A1L013123

Rombongan : C2

Asisten :

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

Page 9: Laporan dastan

FAKULTAS PERTANIAN

PURWOKERTO

2014

BAB I. PENDAHULUAN

A.Latar belakang

Tanah dalam bahasa inggris disebut soil, menurut Dokuchnev

tanah adalah suatu benda fisis yang berdimensi tiga terdiri

dari panjang, lebar, dan dalam yang merupakan bagian paling

atas dari kulit bumi. Kata “tanah” seperti banyak kata umum

lainnya, mempunyai beberapa pengertian. Dalam pengertian

tradisional, tanah adalah medium alami untuk pertumbuhan

tanaman daratan, tanpa memperhitungkan tanah tersebut mempunyai

horizon yang kelihatan atau tidak. Tanah menutupi permukaan

bumi sebagai lapisan yang sambung menyambung, terkecuali pada

batuan tandus, pada wilayah yang terus menerus membeku, atau

tertutup air dalam , atau pada lapisan es terbuka suatu gletser

(Sutedjo, 1991).

Page 10: Laporan dastan

Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua

bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi

tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan bumi.

Air diperlukan untuk kelangsungan proses biokimiawi organisme

hidup, sehingga sangat essensial(Wulan, 2011).

Keadaan air yang terkandung dalam tanah perlu diketahui

terutama pada kedalaman dari permukaan air tanah baik secara

musim ataupun bulanan. Tentang kedalaman permukaan air tanah

bisa ditentukan melalui sumber-sumber air setempat, juga

melalui lubang-lubang pengeboran air (Kartasapoetra, 1987).

Kandungan air tanah dapat ditentukan dengan beberapa cara.

Sering dipakai istilah-istilah nisbih, seperti basah dan

kering. Kedua-duanya adalah kisaran yang tidak pasti tentang

kadar air sehingga istilah jenuh dan tidak jenuh dapat

diartikan yang penuh terisi dan yang menunjukkan setiap

kandungan air dimana pori-pori belum terisi penuh. Jadi, yang

dimaksud dengan kadar air tanah adalah jumlah air yang bila

dipanaskan dengan oven yang bersuhu 105°C hingga diperoleh

berat tanah kering yang tetap (Apriyanti, 2012)

Page 11: Laporan dastan

Kadar air merupakan komponen utama tanaman hijau yang

merupakan          70% - 90% dari berat segar. Kebanyakan

sepsis tanaman tak berkayu, sebagian besar air kandungan dalam

isi sel (85% - 90%) yang merupakan media yang baik untuk banyak

reaksi biokimia. Tetapi air mempunyai beberapa peranan lain

dalam fisiologi tanaman dan keadaannya unik yang cocok dengan

sifat kimia dan fisikanya yang diperankan (Fitter-Hay, 1991).

B.Tujuan

Menetapkan kadar air contoh tanah kering udara, kapasitas

lapang dan kadar air maksimum tanah dengan metode gravimetri

(perbandingan massa air dengan massa padatan tanah) atau

disebut berdasarkan % berat.

Page 12: Laporan dastan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Air tanah adalah semua air yang terdapat pada lapisan

pengandung air (akuifer) di bawah permukaan tanah, mengisi

ruang pori batuan dan berada di bawah water table. Akuifer

merupakan suatu lapisan, formasi atau kumpulan formasi geologi

yang jenuh air yang mempunyai kemampuan untuk menyimpan dan

meluluskan air dalam jumlah cukup dan ekonomis, serta bentuk

dan kedalamannya terbentuk ketika terbentuknya cekungan air

tanah. Cekungan air tanah adalah suatu wilayah yang dibatasi

oleh batas hidrogeologis, tempat semua kejadian hidrogeologis

seperti proses pengimbuhan, pengaliran, dan pelepasan air tanah

berlangsung (Sosiawan, 2010).

Kadar air tanah adalah jumlah air yang bila dipanaskan dengan

oven yang bersuhu 105oC hingga diperoleh berat tanah kering yang

tetap.Dua fungsi yang saling berkaitan dalam penyediaan air

bagi tanaman yaitu memperoleh air dalam tanah dan pengaliran

air yang disimpan ke akar-akar tanaman. Jumlah air yang

diperoleh tanah sebagian bergantung pada kemampuan tanah yang

menyerap air cepat dan meneruskan air yang diterima dipermukaan

Page 13: Laporan dastan

tanah ke bawah. Akan tetapi jumlah ini juga dipengaruhi oleh

faktor-faktor luar seperti jumlah curah hujan tahunan dan

sebaran hujan sepanjang tahun (Sosiawan, 2010).

Faktor tumbuhan dan iklim mempunyai pengaruh yang berarti

pada jumlah air yang dapat diabsorpsi dengan efisien tumbuhan

dalam tanah. Kelakuan akan ketahanan pada kekeringan, keadaan

dan tingkat pertumbuhan adalah faktor tumbuhan yang berarti.

Temperatur dan perubahan udara merupakan perubahan iklim dan

berpengaruh pada efisiensi penggunaan air tanah dan penentuan

air yang dapat hilang melalui saluran evaporasi permukaan

tanah. Diantara sifat khas tanah yang berpengaruh pada air

tanah yang tersedia adalah hubungan tegangan dan kelembaban,

kadar garam, kedalaman tanah, strata dan lapisan tanah(Buckman

dan Brady, 1982).

Ketersediaan air dalam tanah dipengaruhi beberapa faktor

diantaranya : 

1. Banyaknya curah hujan atau air irigasi

2. Kemampuan tanah menahan air

Page 14: Laporan dastan

3. Besarnya evapotranspirasi (penguapan langsung melalui

tanah dan melalui vegetasi.

4. Tingginya muka air tanah

5. Kadar bahan organik tanah

6. Kenyawa kimiawi atau kandungan garam-garam

7. Kedalaman solum tanah atau lapisan tanah. (Brady, N.C.

1974.)

Adapun manfaat mengetahui kadar air tanah yaitu untuk

mengetahui proses pelapukan mineral dan bahan organik tanah

yaitu reaksi yang mempersiapkan hara yang larut bagi

pertumbuhan tanaman, menduga kebutuhan air selama proses

irigasi, mengetahui kemampuan suatu jenis tanah mengenai daya

simpan lengas tanah (Soviani, 2012)

Page 15: Laporan dastan

BAB. III METODE PRAKTIKUM

A.   Alat dan Bahan

            Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini

adalah contoh tanah kering angin, botol timbang, timbangan

analitis, keranjang kuningan, cawan tembaga porus, bejana seng,

kertas label, spidol, pipet ukur 2mm, bak perendam, serbet,

kertas saring, oven, tang penjepit dan eksikator.

B.    Cara Kerja

a.      Kadar Air Tanah Kering Angin (Udara)

1)     Botol timbang dan penutupnya dibersihkan, diberi label,

lalu ditimbang (= a gram).

2)     Botol timbang diisi dengan contoh tanah kering angin yang

berdiameter 2 mm, kurang lebih setengahnya, ditutup, lalu

ditimbang kembali (= b gram).

3)     Botol timbang yang berisi tanah dimasukan ke dalam oven

dengan keadaan tutup terbuka. Pengovenan dilakukanpada suhu

105-1100C selaqma minimal 4 jam.

Page 16: Laporan dastan

4)     Setelah waktu pengovenan selesai, botol timbang ditutup

kembali dengan menggunakan tang penjepit.

5)     Botol timbang yang telah ditutup dikeluarkan dari oven

dengan menggunakan tang penjepit, lalu dimasukkan ke dalam

eksikator selama 15 menit.

6)     Setelah itu, botol timbang diambil satu persatu dengan

menggunakan tang penjepit untuk ditimbang dengan timbangan yang

sama (= c gram).

Perhitungan :

Kering udara = (b – a) x 100%

     (c – a)

b.      Kadar Air Kapasitas Lapang

1)     Keranjang kuningan dibersihkan, diberi label kemudian

ditimbang (= a gram)

2)     Keranjang kuningan yang telah ditimbang diletakkan ke dalam

bejana seng.

Page 17: Laporan dastan

3)     Contoh tanah kering angin 2mm dimasukkan ke dalam keranjang

kuningan setinggi 25 cm(sampai tanda batas) secara merata tanpa

di tekan.

4)     Diteteskan air sebanyak 2 ml dengan pipet ukur secara

perlahan-lahan pada 3 titik  tanpa  bersinggungan  (1 titik

=0,67 ml), kemudian  bejana seng ditutup, diletakkan ditempat

yang teduh dan dibiarkan selama 15 menit.

5)     Keranjang kuningan dikeluarkan dari bejana seng, diayak

dengan hati-hati hingga tertinggal 3 gumpalan tanah lembab,

lalu ditimbang (= b gram)

Kapasitas Lapang : 2                x 100% +

Ka

                                   b- (a+2)

c.      Kadar Air Maksimum Tanah

1)     Cawan  tembaga porus dan Petridis dibersihkan dan diberi

label secukupnya 2)

2)     Pada dasar cawan tembaga porus diberi kertas saring,

dijenuhi air dengan menggunakan botol semprot. Kelebihan air

Page 18: Laporan dastan

dibersihkan dengan serbet (lap), dimasukkan ke dalam Petridis

kemudian ditimbang  (= a gram).

3)     Cawan tembaga porus dikeluarkan dari Petridis, isi dengan

contoh tanah halus ( 0,5 mm) kurang lebih 1/3-nya, Cawan

diketuk-ketuk perlahan sampai permukaan tanahnya rata, Contoh

tanah halus ditambahkan lagi 1/3-nya dengan jalan yang sama

sampai  cawan tembaga porus  penuh dengan tanah . Kelebihan

tanah diatas cawan diratakan dengan colet.

4)     Cawan tembaga porus direndam dalam bak perendam dengan

ditumpu batu dibawahnya agar air bebas masuk kedalam cawan

tembaga porus Perendaman dilakukan selama 12 -16 jam.

5)     Setelah waktu perendaman selesai, cawan tembaga porus

diambil dari bak perendam. Permukaan tanah yang mengembang

diratakan dengan colet, dibersihkan dengan serbet (lap),

dimasukkan ke dalam cawan Petridis yang digunakan pada waktu 

penimbangan paertama, lalu ditimbang (= b gram).

6)     Cawan tembaga porus dimasukkan ke dalam oven selama 24 jam

dengan suhu 105-110ºC.

7)     Cawan tembaga porus dimasukkan ke dalam oven selama 24 jam

dengan suhu 105-110 derajat Celcius.

Page 19: Laporan dastan

8)     Setelah waktu pengovenan selesai, cawan diangkat dengan

tang penjepit dan dimasukkan ke dalam eksikator selama 15

menit. Setelah itu diambil dengan tang penjepit kemudian

ditimbang beratnya (= c gram).

9)     Tanah yang ada di dalam cawan tembaga porus dibuang, cawan

tembaga porus dibersihkan dengan kuas, dialasi dengan Petridis

yang sama lalu ditimbangberatnya (= d gram)

Kadar air maksimum =  (b – a)  - 

(c – d) x 100 %

                                                      

(c – d)

Page 20: Laporan dastan

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN

A.Hasil

1.Tanah kering udara

ulangan Botol

timbang

kosong (a

g)

(a)+contoh

tanah (b

g)

(b)

setelah

dioven (c

g)

Kadar

air

tanah

kering

udara

(%)

Ka 1

(2,00)

22,2846 gr 27,7204 gr 26,8386 gr 19,36 %

Ka 2

(2,00)

22,1819 gr 27,9378 gr 27,0303 gr 18,71%

Ka 3 (0,5) 22,5172 gr 27,6837 gr 26,8572 gr 19,04 %

Rata - rata 19,03 %

2.Kapasitas lapang

ulangan Keranjang

kuningan

(a)+gumpalan

tanah basah

Kadar air

kapasitas

Page 21: Laporan dastan

kosong (a g) (b g) lapang (%)

KL-1 76,8803 gr 82,7981 gr 70,07 %

KL-2 78,0386 gr 85,4455 gr 56,01 %

Rata - rata 63,04 %

3.Kadar air maksimum

ulanga

n

Cawan+ker

tas

saring

jenuh+pet

ridish (a

g)

(a)

+tanah

basah

jenuh

air (b

g)

(b)

setela

h

dioven

24 jam

(c g)

Petridish+c

awan+kertas

saring

setelah

dioven (d

g)

Kadar

air

maksim

um (%)

KAM-1 84,6950

gr

144,530

6 gr

111,85

gr

83,7967 gr 113,29

%

KAM-2 92,0955

gr

15,1932

gr

120,48

gr

91,2572 gr 112,49

%

Rata - rata 112,89

%

Perhitungan :

Page 22: Laporan dastan

1.Tanah kering udara

Kadar air 1 = (b-c) ×100 % = (27,7204 – 26,8386) ×

100 %

(c-a) (26,8386 – 22,2846)

= 0,8818 × 100 %

4,554

=19,36 %

Kadar air 2 = (b-c) × 100 % = (27,9378 -27,0303) ×100 %

(c-a) (27,0303-22,1819)

= 0,9075 × 100 % = 18,71 %

4,8484

Kadar air 3 = (b-c) × 100 % = (27,6837-26,8572) × 100 %

(c-a) (26,8572-22,5172)

= 0,8265 × 100 % = 19,04 %

4,34

Rata – rata = (ka 1+ka 2+ka 3)

3

= 19,36% + 18,71 % + 19,04 %

3

= 57,11 =19,03 %

Page 23: Laporan dastan

3

2.kapasitas lapang

KL-1 = 2 × 100% + ka

b - (a+2)

= 2 × 100 % + 19,03 %

82,7981-(76,8803 + 2)

= 2 × 100 % +19,03 %

82,7981-78,8803

= 2 ×100 % + 19,03 % =70,07 %

3,9178

KL-2 = 2 ×100 % + ka

b-(a+2)

= 2 × 100 % + 19,03 %

85,4455-(78,0386+2)

= 2 × 100 % + 19,03 %

85,4455-80,0386

= 2 × 100 % + 19,03 % = 56,01 %

5,4069

Page 24: Laporan dastan

Rata – rata = (KL-1 + KL-2)

2

= 70,07 % + 56,01 % = 126,08 5 = 63,04 %

2 2

B.Pembahasan

 Menurut Hardjowigeno (1992) bahwa air terdapat dalam

tanah karena ditahan (diserap) oleh massa tanah, tertahan oleh

lapisan kedap air, atau karena keadaan drainase yang kurang

baik. Air dapat meresap atau ditahan oleh tanah karena adanya

gaya-gaya adhesi, kohesi, dan gravitasi. Karena adanya gaya-

gaya tersebut maka air dalam tanah dapat dibedakan menjadi :

1.      Air higroskopis, adalah air yang diserap tanah sangat kuat

sehingga tidak dapat digunakan tanaman, kondisi ini terjadi

karena adanya gaya adhesi antara tanah dengan air. Air

higroskopis merupakan selimut air pada permukaan butir-butir

tanah.

Page 25: Laporan dastan

2.      Air kapiler, adalah air tanah dimana daya kohesi (gaya

tarik-menarik antara sesama butir-butir air) dan gaya adhesi

(antara air dan tanah) lebih kuat dari gravitasi. Air ini dapat

begerak secara horisontal (ke samping) atau vertikal (ke atas)

karena gaya-gaya kapiler. Sebagian besar dari air kapiler

merupakan air yang tersedia (dapat diserap) bagi tanaman.

3.      Air gravitasi, adalah bagian dari air tanah yang tidak

dapat ditahan oleh tanah dan mengalir secara bebas karena

pengaruh gaya gravitasi. Jumlah air yang ditahan oleh tanah

setelah air gravitasi habis disebut air kapasitas lapang,

dengan besarnya tekanan sekitar 1/3 atmosfer. (Hasan, 2011).

Kadar air tanah adalah jumlah air yang bila dipanaskan dengan

oven yang bersuhu 105oC hingga diperoleh berat tanah kering yang

tetap.Dua fungsi yang saling berkaitan dalam penyediaan air

bagi tanaman yaitu memperoleh air dalam tanah dan pengaliran

air yang disimpan ke akar-akar tanaman. Jumlah air yang

diperoleh tanah sebagian bergantung pada kemampuan tanah yang

menyerap air cepat dan meneruskan air yang diterima dipermukaan

tanah ke bawah. Akan tetapi jumlah ini juga dipengaruhi oleh

Page 26: Laporan dastan

faktor-faktor luar seperti jumlah curah hujan tahunan dan

sebaran hujan sepanjang tahun (Sosiawan, 2010).

Adapun manfaat mengetahui kadar air tanah yaitu untuk

mengetahui proses pelapukan mineral dan bahan organik tanah

yaitu reaksi yang mempersiapkan hara yang larut bagi

pertumbuhan tanaman, menduga kebutuhan air selama proses

irigasi, mengetahui kemampuan suatu jenis tanah mengenai daya

simpan lengas tanah (Soviani, 2012)

Kapasitas lapang adalah kandungan lengas maksimum yang

terseia untuk pertumbuhan tanaman. Pengukuran dapat

dilaksanakan dengan membasahi tanah sampai lewat jenuh kemudian

dibiarkan air mengatur bebas karena gravitasi selama 48 jam.

Pada kondisi ini tanah mengandung lengas maksimum yang tersedia

untuk tanaman. Pori makro terisi udara, sedangkan pori mikro

sebagian terisi air yang tersedia. Pada umumnya harkat

kandungan lengas kapasitas lapang meningkat berdasarkan urutan-

urutan : pasir < debuan < geluhan < lempung < gambut. Air

tersedia merupakan selisih antara kapasitas lapang dan titik

layu yang besarnya dipengaruhi tekstur, tetapi berbeda dengan

kapasitas lapang. Sedangkan titik layu permanen merupakan pada

Page 27: Laporan dastan

titik terbawah daerah kelembaban yang tersedia. Suatu tanaman

akan layu bila tidak bisa memperoleh air yang dibutuhkan.

Kelayakan sementara akan terjadi pada banyak tanaman pada suatu

hari yang panas dan angin bertiup, tetapi tanaman pulih

kembali. Pada saat hari yang lebih sejuk kelayuan permanen

begitu pula kelayuan sementara tergantung pada besarnya

pemakaian air oleh tanaman (Sambroek, 1969).

  Kadar air maksimum suatu jenis tanah ditentukan oleh daya

hisap matriks atau partikel tanah, kedalaman tanah dan

pelapisan tanah (Hakim, 1986).

Kadar air tanah dipengaruhi oleh kadar bahan organik tanah

dan kedalaman solum, makin tinggi kadar bahan organik tanah

akan makin tinggi kadar air, serta makin dalam kedalaman solum

tanah maka kadar air juga semakin tinggi (Hanafiah, 2007)

Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar air tanah adalah

tekstur tanah, iklim, topografi, adanya gaya kohesi, adhesi,

dan gravitasi. Tanah-tanah yang bertekstur pasir, karena 

butiran-butirannya  berukuran  lebih  besar,  maka  setiap 

satuan  berat (gram) mempunyai luas permukaan yang lebih kecil

Page 28: Laporan dastan

sehingga sulit menyerap air dan unsur hara. Tanah-tanah

bertekstur  liat,  karena  lebih   halus   maka   setiap  

satuan   berat  mempunyai  luas permukaan yang lebih besar

sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara lebih

tinggi. Tanah bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia

dibanding tanah bertekstur kasar (Hardjowigeno, 2003).

Banyaknya kandungan air tanah berhubungan erat dengan

besarnya tegangan air (moisture tension) dalam tanah tersebut.

Kemampuan tanah dapat menahan air antara lain dipengaruhi oleh

tekstur tanah. Tanah-tanah yang bertekstur kasar mempunyai daya

menahan air yang lebih kecil dari pada tanah yang bertekstur

halus. Pasir umumnya lebih mudah kering dari pada tanah-tanah

bertekstur berlempung atau liat(Hardjowigeno, 1992).

Page 29: Laporan dastan

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

1.      Berdasarkan gaya yang bekerja pada air tanah yaitu gaya

adhesi, kohesi dan gravitasi, maka air tanah dibedakan menjadi:

air higroskopis,air kapiler dan air gravitasi.

2.      Faktor- faktor yang mempengaruhi kadar air tanah

diantaranya kemampuan tanah menahan air dipengaruhi antara lain

oleh tekstur tanah, .    kadar bahan organik tanah (BOT), dan

Senyawa kimiawi serta faktor lainnya.

3.      Berdasarkan percobaan dapat diperoleh hasil :

         Penetapan kadar air tanah kering udara, tanah Andisol

adalah sebesar 19,03 %.

         Penetapan kadar air kapasitas lapang, tanah Andisol

adalah sebesar 63,04 %.

         Penetapan kadar air maksimum, tanah Andisol adalah

sebesar 112,89 %.

B. Saran

Page 30: Laporan dastan

Sebaiknya sebelum praktikum dimulai, perlengkapan untuk

laboratorium yang akan digunakan sudah tersedia serta keadaan

laboratorium sudah siap pakai.

Page 31: Laporan dastan

DAFTAR PUSTAKA

Buckman, Harry O., dan Nyle C. Brandy. 1982. Ilmu Tanah. Bhatara

Karya Aksara : Jakarta.

Fitter-Hay, 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Gadjah Madya

Universitas Press Yokyakarta.

Hakim, Nurhajati. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Lampung:

Universitas Lampung.

Hanafiah, K., A. 2007. Dasar-Dasar ILmu Tanah. Jakarta :Rajawali

Press

Hardjowigeno, S. 1992. Ilmu Tanah. Penerbit Akademika Pressindo :

Jakarta

Kartasapoetra, Sutedjo. Mul Mulyani, 1987. Teknologi Konversasi

Tanah Air Rineka Cipta, Jakarta.

Sambroek . 1967 . Amazon Soils . Centre for Agricultural

Publivatins and Documentation

Soetjipto . 1992 . Dasar-Dasar Irigasi . Erlangga. Jakarta.

Page 32: Laporan dastan
Page 33: Laporan dastan

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR-DASAR ILMU TANAH

ACARA III

DERAJAT KERUT TANAH

Disusun oleh :

Nama : Nia Safitri

NIM : A1L013123

Rombongan : C2

Asisten :

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

Page 34: Laporan dastan

FAKULTAS PERTANIAN

2014

BAB I. PENDAHULUAN

A.Latar belakang

Tanah adalah akumulasi tubuh alam bebas, menduduki sebagian

besar permukaan planet bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman, dan

memiliki sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang

bertindak terhadap bahan induk dalam keadaan relief tertentu

selama jangka waktu tertentu pula.

Tanah merupakan suatu sitem mekanik yang kompleks terdiri

dari tiga fase yakni bahan-bahan padat, cair dan gas. Fase padat

yang hampir menempati 50% volume tanah sebagian besar terdiri

dari bahan mineral dan sebagian lainnya bahan organik. Yang

terkhir ini dijumpai dalam jumlah yang besar pada tanah organik

(organosol). Sisa volume selebihnya merupakan ruang pori yang

ditempati sebagian oleh fase cair dan gas yang perbandingannya

selalu bervariasi menurut musim dan pengolahan tanah.

Page 35: Laporan dastan

Secara fisik tanah mineral merupakan campuran dari bahan

anorganik, bahan organik, udara dan air. Masing - masing fraksi

mempunyai ukuran dan sifat yang berbeda beda. Bahan anorganik

secara garis besar dibagi atas golongan fraksi tanah yaitu :

1.   Pasir (0,05 mm – 2,00 mm) yaitu Tidak plastis dan tidak liat,

daya menahan air rendah, ukuran yang besar menyebabkan ruang pori

makro lebih banyak, perkolasi cepat, sehingga aerasi dan drainase

tanah pasir relative baik. Partikel pasir ini berbentuk bulat dan

tidak lekat satu sama lain.

2.   Debu (0,002 mm – 0,005 mm) yaituMerupakn pasir mikro. Tanah

keringnya menggumpal tetapi mudah pecah jika basah, empuk dan

menepung. Fraksi debu mempunyai sedikit sifat plastis dan kohesi

yang cukup baik.

3.   Liat (<0,002 mm) yaituBerbentuk lempeng, punya sifat lekat

yang tinggi sehingga bila dibasahi amat lengket dan sangat

plastis, sifat mengmbang dan mengkerut yang besar.

Berat ringannya tanah akan menentukan besarnya derajat kerut

tanah. Semakin tinggi kandungan liat, semakin besar derajat kerut

tanah.Selain itu bahan organik tanah, bahan organik tanah

Page 36: Laporan dastan

berpengaruh sebaliknya. Semakin tinggi kandungan bahan organik

tanah maka derajat kerut tanah makin kecil.

B.Tujuan

Megetahui besarnya derajat kerut tanah dari beberapa jenis tanah

dan membandingkan besarnya derajat kerut antar jenis tanah yang

diamati.

Page 37: Laporan dastan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Tanah merupakan hasil evolusi dan mempunyai susunan teratur

yang unik yang terdiri dari lapisan-lapisan yang berkembang

secara genetik. Proses-proses pembentukan tanah atau

perkembangan tanah dapat dilihat sebagai penambahan, pengurangan,

perubahan atau translokasi (Rizki, 2012).

Tanah merupakan hasil evolusi dan mempunyai susunan teratur

yang unik yang terdiri dari lapisan-lapisan yang berkembang

secara genetik. Proses-proses pembentukan tanah atau

perkembangan tanah dapat dilihat sebagai penambahan, pengurangan,

perubahan atau translokasi (Rizki, 2012).

Secara fisik tanah mineral merupakan campuran dari bahan

anorganik, organik,udara dan air. Bahan anorganik secara garis

besar dibagi atas golongan fraksi tanah yaitu:

1.      Pasir (0,05 mm – 2,00 mm) bersifat tidak plastis dantidak

liat,daya menahan air rendah,ukurannya yang menyebabkan pori

makro lebih banyak, perkolasi cepat,sehingga aerasi dan draianse

tanh pasiran relatif lebih baik.

Page 38: Laporan dastan

2.      Debu (0,002mm – 0,05mm) sebenarnya merupakan pasir

mikrodan sebagian besar adalah kuarsa. Fraksi debu mempunyai

sedikit sifat plastis dan kohesi yang baik.

3.      Liat (<0,002 mm) berbentuk mika atau lempeng, bila

dibasahi amat lengket dan sangat plastis, sofat mengembang dan

mengerut yang besar. Bila kering menciut banyak menyerap energi

panas, bila dibasahi terjadi pengembangan volume dan terjadi

pelepasan yang disebut sebagai panas pembasahan (Hardjowigeno,

1987).

Beberapa jenis tanah mempunyai sifat mengembang (bila basah)

dan mengkerut (bila kering). Akibatnya pada musim kering karena

tanah mengerut maka tanah menjadi pecah-pecah. Sifat mengembang

dan mengerutnya tanah disebabkan oleh kandungan mineral liat

montmorillonit yang tinggi. Besarnya pengembangan dari pengerutan

tanah dinyatakan dalam nilai COLE (Coefficient Of Linear

Extensibility) atau PVC (Potential Volume Change = Swell index =

index pengembangan). Istilah COLE banyak digunakan dalam bidang

ilmu tanah (pedology) sedang PVC digunakan dalam bidang

engineering (pembuatan jalan, gedung-gedung dsb).

(Hardjowigeno,2010)

Page 39: Laporan dastan

Bahan organic merupakan bahan penting dalam menciptakan

kesuburan tanah, baik secara fisika, kimia maupun dari segi

biologi tanah. Bahan organic adalah bahan pemantap agregat

tanah.Sekitar setengah dari kapasitas tukar kation (KTK) berasal

dari bahan organic. (Hakim, 1986).

Page 40: Laporan dastan

BAB III. METODE PRAKTIKUM

A.Alat dan bahan

Alat dan bahan yang digunakan yaitu contoh tanah hanus ( <

0,5 mm ),botol semprot,air,cawan porselin,colet,cawan

dakhil,jangka sorong dan serbet/lap pembersih.

B.Produr kerja

1.     Tanah halus diambil secukupnya, dimasukan kedalam cawan

porselin, ditambah air dengan menggunakan botol semprot, lalu

diaduk secara merata dengan colet sampai pasta tanah menjadi

homogen.

2.     Pasta tanah yang sudah homogeny tadi dimasukan kedalam cawan

dakhil yang telah diketahui diameternya dengan menggunakan jangka

soron (diameter awal).

3.     Cawan dakhil yang telah berisi pasta tanah tersebut dijemur

dibawah terik matahari, kemudian dilakukan pengukuran besarnya

pengkerutan setiap 2 jam sekali sampai diameternya konstan

(diameter akhir).

Page 41: Laporan dastan
Page 42: Laporan dastan

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

NoJenis

tanah

Pengamatan keDerajat keruh

1 2 3 4

1

Andisol

Φ1 35,4 35,1 34,9 34,5 2,54 %

Φ2 35,4 35,1 35 34,5 2,54 %

X 35,4 35,1 34,95 34,5 2,54 %

2

Inseptiso

l

Φ1 34,1 32,6 28,09 28,02 17,83 %

Φ2 34,1 31,2 28,07 28,07 17,68 %

X 34,1 31,9 28,08 28,04

5

17,76 %

3

Ultisol

Φ1 35,6 33,8 32,5 32,5 8,71 %

Φ2 35,5 33,7 32,4 32,4 8.73 %

X 35,55 33,75 32,45 32,45 8,72 %

4

Entisol

Φ1 35,1 35,1 34,6 33,3 5,13 %

Φ2 35,7 35,1 33,7 32,7 8,40 %

X 35,4 35,1 34,15 33 6,78 %

5

Vertisol

Φ1 34 32,3 32 31,5 7,35 %

Φ2 35,1 33,6 32,1 31,9 9,12 %

X 34,55 32,95 32,05 31,7 8,25 %

Page 43: Laporan dastan

Perhitungan :

Andisol

DK = dawal - dakhirx 100 % = 35,4 – 34,5 x 100 % = 2,54 %

dawal 35,4

ϕ1 => DK = 35,4 – 34,5 x 100 % = 2,54 %

35,4

Φ2 => DK = 35,4 – 34,5 x 100 % = 2,54 %

35,4

Inseptisol

DK = dawal - dakhirx 100 % = 34,1 – 28,045 x 100 % =

17,75 %

dawal 34,1

ϕ1 => DK = 34,1 – 28,02 x 100 % = 17,83 %

34,1

Φ2 => DK = 34,1 – 28,07 x 100 % = 17,68 %

Page 44: Laporan dastan

34,1

Ultisol

DK = dawal - dakhirx 100 % = 35,55 – 32,45 x 100 % =

8,72 %

dawal 35,55

ϕ1 => DK = 35,6 – 32,4 x 100 % = 8,71 %

35,6

Φ2 => DK = 35,5 – 32,4 x 100 % = 8,73 %

35,5

Entisol

DK = dawal - dakhirx 100 % = 35,4 – 33 x 100 % = 6,78 %

dawal 35,4

ϕ1 => DK = 35,1 – 33,3 x 100 % = 5,13 %

35,1

Φ2 => DK = 35,7 – 32,7 x 100 % = 8,40 %

35,7

Vertisol

DK = dawal - dakhirx 100 % = 35,55 – 31,7 x 100 % =

6,78 %

Page 45: Laporan dastan

dawal 35,55

ϕ1 => DK = 34 – 31,5 x 100 % = 7,35 %

34

Φ2 => DK = 35,1 – 31,9 x 100 % = 9,12 %

35,1

B. Pembahasan

Tanah mempunyai sifat mengembang (bila basah) dan mengerut

(bila kering). Berat ringannya tanah akan menentukan besarnya

derajat kerut tanah. Semakin tinggi kandungan liat, semakin besar

derajat kerut tanah. Selain itu, bahan organik tanah berpengaruh

sebaliknya. Semakin tinggi kandungan bahan organik tanah, maka

derajat kerut tanah semakin kecil (Notohadiprawiro, 1998).

Secara kasaran, zarah mineral tanah dapat dipilah menjadi 3

kategori. Yang  berdiameter lebih besar daripada 2 cm disebut

batu, berdiameter antara 2 cm dan 2 mm disebut krikil, dan

berdiameter lebih kecil daripada 2 mm disebut bahan tanah halus

(Kohnke, 1968).

Tanah yang banyak mengandung pasir akan mempunyai tekstur

yang kasar, mudah diolah, mudah merembaskan air dan disebut

Page 46: Laporan dastan

sebagai tanah ringan. Sebaliknya tanah yang banyak mengandung

liat akan sulit meloloskan air, aerasi jelek, lengket dan sukar

pengolahannya sehingga disebut tanah berat (Sarief, 1986).

Derajat kerut tanah adalah kemapuan tanah untuk mengembang

dan mengerut. Tanah mempunyai sifat mengembang (bila basah) dan

mengerut (bila kering).Tanah yang banyak mengandung pasir akan

mempunyai tekstur yang kasar, mudah diolah, mudah merembaskan air

dan disebut sebagai tanah ringan. Sebaliknya tanah yang banyak

mengandung liat akan sulit meloloskan air, aerasi jelek, lengket

dan sukar pengolahannya sehingga disebut tanah berat (Sarief,

1986)

Tanah yang banyak mengandung pasir akan mempunyai tekstur

yang kasar, mudah diolah, mudah merembaskan air dan disebut

sebagai tanah ringan. Sebaliknya tanah yang banyak mengandung

liat akan sulit meloloskan air, aerasi jelek, lengket dan sukar

pengolahannya sehingga disebut tanah berat (Sarief, 1986)

Secara fisik tanah mineral merupakan campuran dari bahan

anorganik, organik,udara dan air. Bahan anorganik secara garis

besar dibagi atas golongan fraksi tanah yaitu:

Page 47: Laporan dastan

1.      Pasir (0,05 mm – 2,00 mm) bersifat tidak plastis dantidak

liat,daya menahan air rendah,ukurannya yang menyebabkan pori

makro lebih banyak, perkolasi cepat,sehingga aerasi dan draianse

tanh pasiran relatif lebih baik.

2.      Debu (0,002mm – 0,05mm) sebenarnya merupakan pasir

mikrodan sebagian besar adalah kuarsa. Fraksi debu mempunyai

sedikit sifat plastis dan kohesi yang baik.

3.      Liat (<0,002 mm) berbentuk mika atau lempeng, bila

dibasahi amat lengket dan sangat plastis, sofat mengembang dan

mengerut yang besar. Bila kering menciut banyak menyerap energi

panas, bila dibasahi terjadi pengembangan volume dan terjadi

pelepasan yang disebut sebagai panas pembasahan (Hardjowigeno,

1987).

Berbagai macam ukuran, tekstur dan srtuktur yang telah

disebutkan diatas, sangat mempengaruhi derajat kembang atau

mengkerutnya tanah. Dipandang dari segi fisika, tanah mineral

merupakan campuran yang terbentuk dari butir-butir anorganik,

rapuhan bahan organik, udara dan air. Pecahan mineral yang lebih

besar biasanya terdapat di dalamnya dan dilapisi seluruhnya oleh

koloida, dan bahan lain yang sudah menjadi halus. Kadang-kadang

Page 48: Laporan dastan

butir-butir mineral yang lebih besar menguasai dan menjadikan

tanah berkerikil atau berpasir. Dapat juga terjadi sebagian

terbesar koloida anorganik; dalam hal ini tanah akan berciri

lempung (Soegiman, 1982).

Semakin tinggi kandungan liat, semakin besar derajat kerut

tanah. Selain itu, bahan orgaik tanah berpengaruh sebaliknya.

Semakin tinggi kandungan bahan organik tanah, maka derajat kerut

tanah semakin kecil. (Notohadiprawiro, 1998)

Tanah andisol mempunyai unsur hara yang cukup tinggi

hasil dari abu vulkanik. Tanah ini sangat subur sehingga tanah

jenis ini baik untuk ditanami. Selain unsur hara, tanah andisol

memiliki kandungan zat-zat organic yang berada di lapisan tengah

dan atas sementara pada bagian tanah sangat sedikit unsure hara

dan zat organiknya. Selain itu, tanah ini mampu mengikat air

dalam jumlah yang tinggi, kandungan karbonnyapun sangat tinggi

dibandingkan tanah yang lain.(Hardjowigeno, S. 1992.)

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Page 49: Laporan dastan

Dari pengamatan dan pembahasan diatas dapat ditarik suatu

kesimpulan bahwa suatu tanah semakin tinggi kandungan liatnya,

maka semakin besar derajat kerut tanah. Selain itu, bahan orgaik

tanah berpengaruh sebaliknya. Semakin tinggi kandungan bahan

organik tanah, maka derajat kerut tanah semakin kecil. Rata-rata

derajat kerut sebesar 8,80 %.

B.     Saran

Pada praktikum yang dilakukan diperlukan ketelitian dari

praktikan dalam melakukan pengamatan dan pengukuran menggunakan

jangka sorong agar mendapatkan data yang tidak melenceng dari

literatur.

Page 50: Laporan dastan

DAFTAR PUSTAKA

Hakim. N. M.Y. Nyapka, A.M Lubis, S.G Nugroho, M.R Saul, M.A

Dina, G.B Hong, H.H Baile, 1986, Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Penerbit

Universitas Lampung : Lampung

Hardjowigeno.  S., 1987. Ilmu Tanah.  Penerbit Akademika Pressindo.

Jakarta.

Kohnke, H. 1968. Soil Physic. Tata Mc Graw- Hill Publishing. Company

Ltd.: Bombay.

Notohadiprawiro, Tejoyuwono. 1998. Tanah Dan Lingkungan. Direktorat

Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan :

Jakarta.

Soegiman. 1982 . Ilmu Tanah . Bhratara Karya Aksara, Jakarta.

Page 51: Laporan dastan

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR-DASAR ILMU TANAH

ACARA IV

PENGAMATAN TANAH DENGAN INDRA

Disusun oleh :

Nama : Nia Safitri

NIM : A1L013123

Rombongan : C2

Asisten :

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Page 52: Laporan dastan

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS PERTANIAN

2014

BAB I. PENDAHULUAN

A.Latar belakang

Didunia pertanian, tanah mempunyai peranan yang penting,

tanah  sangat dibutuhkan tanaman. Dengan bertambah majunya

peradaban manusia yang sejalan dengan perkembangan pertanian dan

disertai perkembangan penduduk yang begitu pesat, memaksa manusia

mulai menghadapi masalah-masalah tentang tanah, terutama untuk

pertanian sebagai mata pencaharian pokok pada waktu itu.

Tanah bersifat dinamis, dimana tanah mengalami perkembangan

setiap waktunya. Karakteristik tanah di setiap daerah tentunya

berbeda dengan daerah lainnya. Tanah dapat dikelompokkan

berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifat yang dimilikinya. Ilmu

yang mempelajari tentang proses-proses pembentukan tanah dan

faktor-faktor yang mempengaruhinya disebut genesis tanah.

Page 53: Laporan dastan

Tanah adalah suatu benda alami yang terdapat di permukaan

kulit bumi, yang tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil

pelapukan sisa tumbuhan dan hewan, yang merupakan medium

pertumbuhan tanaman dengan sifat-sifat tertentu yang terjadi

akibat gabungan dari faktor-faktor iklim, bahan induk, jasad

hidup, bentuk wilayah dan lamanya waktu pertumbuhan.

Untuk meneliti sifat-sifat tanah di lapangan dan

mengklasifikasikannya ke dalam suatu ordo, maka kita dapat

melakukan suatu pengamatan melalui profil tanah, Dengan mengamati

profil tanah, kita dapat menganalisa tekstur, struktur,

konsistensi, warna tanah, bahan organik, aktivitas fauna,

perakaran yang terdapat dalam tanah, dan sebagainya pada suatu

wilayah.tentunya Pengamatan pada profil tanah tidak dapat

dilakukan secara individual. Dikarenakan dalam suatu pengamatan,

setiap orang akan berbeda dalam mengkelaskan (misal tekstur dan

struktur), dibutuhkan sensitivitas/kejelian setiap orang dalam

menginterpretasikan suatu sifat tanah.

B.Tujuan

Page 54: Laporan dastan

1.      Menetapkan warna dasar beberapa jenis tanah dengan

menggunakan buku Munsell Soil Color Chart.

2.      Menetapkan tekstur dari beberapa jenis tanah

3.      Menetapkan struktur dari beberapa jenis tanah.

4.      Menetapkan konsistensi berbagai jenis tanah dalam

keadaaan basah, lembab, dan kering.

Page 55: Laporan dastan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Tanah adalah suatu benda alami yang terdapat di permukaan

kulit bumi, yang tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil

pelapukan sisa tumbuhan dan hewan, yang merupakan medium

pertumbuhan tanaman dengan sifat-sifat tertentu yang terjadi

akibat gabungan dari faktor-faktor iklim, bahan induk, jasad

hidup, bentuk wilayah dan lamanya waktu pertumbuhan (Bale, 2001)

Tanah adalah akumulasi tubuh alam bebas, menduduki sebagian

besar planet bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman, dan memiliki

sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang

bertindak terhadap bahan induk dalam keadaan   relief tertentu

selama jangka waktu tertentu pula. Berdasar definisi tanah,

dikenal lima macam faktor pembentuk tanah, yaitu :

1.  Iklim

2.  Kehidupan

3.  Bahan induk

4.  Topografi

5. Waktu.

Page 56: Laporan dastan

Dari  kelima  faktor  tersebut yang bebas  pengaruhnya adalah

iklim. Oleh karena itu pembentukan tanah kering dinamakan dengan

istilah asing weathering. Secara garis  besar  proses 

pembentukan  tanah  dibagi  dalam  dua  tahap,  yaitu proses 

pelapukan dan proses perkembangan tanah  (Hardjowigeno, 1992).

Warna merupakan salah satu sifat fisik tanah yang lebih

banyak digunakan untuk pendeskripsian karakter tanah, karena

tidak mempunyai efek langsung terhadap tetanaman tetapi secara

tidak langsung berpengaruh lewat dampaknya terhadap temperatur

dan kelembapan tanah. Warna tanah dapat meliputi putih, merah,

coklat, kelabu, kuning dan hitam, kadangkala dapat pula kebiruan

atau kehijauan. Kebanyakan tanah mempunyai warna yang tidak

murni, tetapi campuran kelabu, coklat dan bercak, kerapkali 2-3

warna terjadi dalam bentuk spot-spot, disebut karatan (Tan, 1995)

Struktur tanah merupakan susunan  ikatan partikel  tanah 

satu  sama  lain. Ikatan  tanah  berbentuk  sebagai  agregat 

tanah.  Apabila  syarat  agregat  tanah terpenuhi maka dengan

sendirinya tanpa sebab dari luar  disebut  ped,  sedangkan

Page 57: Laporan dastan

ikatan  yang  merupakan  gumpalan  tanah  yang  sudah  

terbentuk  akibat penggarapan  tanah  disebut  clod.  Untuk 

mendapatkan  struktur tanah yang baik dan valid  harus  dengan 

melakukan  kegiatan  dilapangan,  sedang laboratorium elatif 

sukar  terutama  dalam  mempertahankan  keasliannya  dari bentuk

agregatnya (Hardjowigeno, 1992).

Konsistensi tanah menunjukkan integrasi antara kekuatan daya

kohesi butir-butir tanah dengan daya adhesi butir-butir tanah

dengan benda lain. Konsistensi adalah salah satu sifat fisika

tanah yang menggambarkan ketahanan tanah pada saat memperoleh

gaya atau tekanan dari luar yang menggambarkan bekerjanya gaya

kohesi (tarik menarik antar partikel) dan adhesi (tarik menarik

antara partikel dan air) dengan berbagai kelembaban tanah.

Konsistensi tanah adalah suatu sifat tanah yang menunjukkan

derajat kohesi dan adhesi diantara partikel – parkikel tanah dan

ketahanan massa tanah terhadap perubahan bentuk yang disebabkan

oleh tekanan dan berbagai kekuatan yang mempengarui bentuk tanah

(Kohnke, , 1968).

Page 58: Laporan dastan
Page 59: Laporan dastan

BAB III. METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan bahan

Alat yang digunakan antara lain cawan porselin, botol

semprot, colet/spatel, lap/serbet,lup, dan buku Munsell Soil

Color Chart. Bahan yang digunakan antara lain contoh tanah halus

(<0,5mm) dan tanah yang masih berbentuk gumpalan (Inseptisol,

Andisol, Ultisol, Vertisol, Entisol).

B.  Prosedur Kerja

1.        Warna Tanah

Diambil sedikit tanah gumpal yang lembab secukupnya

(permukaanya tidak mengkilap), diletakkan di bawah lubang kertas

buku Munsee Soil Collor Chart. Dicatat notasi warna (Hue, Value,

chroma) dan nama warna. Penamatan warna tanah tidak boleh terkena

cahaya matahari langsung.

2.        Tekstur Tanah

Penetapan tekstur tanah dilapang dilakukan dengan cara

merasakan atau meremas tanah antara ibu jari dan jari telunjuk.

Page 60: Laporan dastan

Diambil sebongkah tanah kira-kira sebesar kelereng, basahi dengan

air hingga tanah dapat ditekan. Contoh tanah dipijit kemudian

dibuat benang dan sambil dirasakan kasar halusnya tanah. Jika

  Bentukan benang mudah dan membentuk pita panjang, maka besar

kemungkinan teksturnya liat,

  Mudah patah, kemungkinan tekstur tanahnya lempung berliat dan

  Tidak terbentuk benang, kemungkinan lempung atau pasir. Jika

terasa lembut dan licin, berarti lempung berdebu ; terasa kasar :

lempung berpasir.

3.      Struktur Tanah

Sebongkah tanah diambil dari horison tanah, kemudian dipecah

dengan cara menekan dengan jari atau dengan dijatuhkan dari

ketinggian tertentu. Sehingga bongkah tanah akan pecah secara

alami. Pecahan tersebut menjadi agregat mikro (ped) yang

merupakan kelas struktur tanah.

4.      Konsistensi

Contoh tanah dalam berbagai kandungan air diamati dengan

cara dipijit dengan ibu jari dan telunjuk. Pengamatan dimulai

pada kondisi kering, lembab dan basah dengan cara menambah air

pada contoh tanahnya.

Page 61: Laporan dastan
Page 62: Laporan dastan

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Warna dan tekstur

NoJenis

tanah

Warna tanahTekstur

tanahNotasi

warnaNama warna

1 Andisol 10 YR 2/2Very dark

brown

Lempung

berpasir

(SL)

2 Ultisol 7,5 YR 3/4 Dark brown

Liat

berpasir

(CS)

3 Entisol 10 YR 2/2Very dark

brown

Lempung

berliat (CL)

4Inseptiso

l5 YR 2,5/2

Dark reddish

brown

Lempung liat

berdebu

(SICL)

5 Vertisol 5 YR 3/1 Very dark grey Lempung liat

berdebu

Page 63: Laporan dastan

(SICL)

2. Struktur

NoJenis

tanah

Struktur tanah

Tipe Klas Derajat

1 Andisol Gumpal Sangat halus (VF) Cukupan

2 Ultisol Gumpal Kasar (C) Kuat

3 Entisol Gumpal Halus (F) Lemah

4Inseptiso

lGumpal Halus (F) Cukupan

5 Vertisol Gumpal Sangat kasar (VC) Kuat

3. Konsistensi

NoJenis

tanah

Konsistensi basah Konsist

ensi

lembab

Konsist

ensi

keringKelekatan Keliatan

1 AndisolAgak

lekat(ss)

Agak

plastis(

ps)

Teguh(t

)

Keras(h

)

2 Ultisol Lekat(s) Agak Teguh(t Keras(h

Page 64: Laporan dastan

plastis(

ps)) )

3 EntisolAgak

lekat(ss)

Plastis(

p)

Gembur(

f)

Lunak(s

)

4Inseptis

ol

Sangat

lekat(vs)

Tidak

plastis(

po)

Gembur(

f)

Keras(h

)

5 VertisolAgak

lekat(ss)

Agak

plastis(

ps)

Sangat

teguh

sekali(

et)

Sangat

keras

sekali(

eh)

B. Pembahasan

Suatu profil tanah terdiri dari horizon-horizon dengan warna

beragam antara horizon dan dalam satu horizon. Pada pemerian

profil tanah, warna setiap horizon itu haruslah diperi secara

lengkap. Pemerian warna tanah juga perlu memperhatikan hubungan

antara pola warna dengan struktu tanah kesarangan tanah. Agregat

Page 65: Laporan dastan

tanah yang disidik perlu di hancurkan untuk memastikan apakah

warna tanah tampak itu seragam diseluruh agregat. Buku Munsell

Soil Color Chart merupakan buku pedoman pemerian warna tanah yang

dipublikasikan oleh Badan Pertanian Amerika Serikat (USDA). Buku

edisi tahun 1971 ini terdiri dari tujuh halaman warna mempunyai

sejumlah potongan warna dan jumlah potongan warna pada tujuh

halaman ini adalah 196 potong. Potongan-potongan warna merupakan

versi modifikasi dari kumpulan warna yang terdapat dalam buku

induk Munsell dan hanya mencakup 1/5 dari seluruh kisaran warna

edisi lengkapnya (Poerwidodo, 1991)

Warna tanah diatas ditetapkan menggunakan Munsell Soil Color

Chart. Yaitu dimana dalam penetapan warna harus di catat HUE,

VALUE, dan CHROMA.

1.      HUE : warna dominan sesuai dengan panjang

gelombangnya,

2.      VALUE : merupakan kartu warna ke arah vertikal yang

menunjukkan warna tua-muda atau

hitam-putih, ditulis dibelakang nilai hue.

Page 66: Laporan dastan

3.      CHROMA : merupakan kartu warna yang disusun horizontal

yang menunjukkan intensitas cahaya. Ditulis dibelakang value yang

dipisahkan dengan garis miring.

Warna tanah yang terdeteksi berbeda-beda karena mencerminkan

sifat tanah, sedangkan diketahui jenis tanahnya berbeda, sehingga

warnanya pun pasti berbeda (Pipit, 2011)

Tekstur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang

terjadi karena terdapatnya perbedaan komposisi kandungan fraksi

pasir, debu dan liat yang terkandung pada tanah (Badan Pertanahan

Nasional). Dari ketiga jenis fraksi tersebut partikel pasir

mempunyai ukuran diameter paling besar yaitu 2-0,05 mm, debu

dengan ukuran 0,05-0.002 mm dan liat dengan ukuran <0.002 mm

(penggolongan berdasarkan USDA). Keadaan tekstur tanah sangat

berpengaruh terhadap keadaan sifat-sifat tanah yang lain seperti

struktur tanah, permeabilitas tanah, porositas dan lain-lain.

(Hanafiah, 2007).

Tekstur dapat didefinisikan sebagai perbandinga relatif

jumlah fraksi pasir, debu dan liat dalam masa tanah. Dalam tanah

terdapat perbandingan ketiga fraksi tersebut dikenal 12 macam

tekstur dari kasar sampai halus yaitu: pasir, berlempung, lempung

Page 67: Laporan dastan

berpasir, lempung, lempung berdebu, debu, lempung liat berpasir,

lempung berliat, lempung liat berdebu, liat berpasir, liat

berdebu dan liat. Tekstur merupakan salah satu sifat morfologi

tanah yang penting, karena variasi tekstur dapat digunakan untuk

menduga sejarah geogenesis dan pedogenesis. (Foth, 1991)

Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir

tanah. Gumpalan struktur ini terjadi karena butir-butir pasir,

debu, dan liat terikat satu sama lain oleh suatu perekat seperti

bahan organik, oksida-oksida besi dan lain-lain. Menurut

bentuknya struktur dapat dibedakan menjadi:

1.      Bentuk Lempeng (platy): sumbu vertikal < sumbu horizontal,

ditemukan di horison E atau pada lapisan padas liat

2.      Prisma: Sumbu vertikal > sumbu horizontal bagian atasnya

rata, di horison B tanah daerah iklim kering

3.      Tiang: Sumbu vertikal > sumbu horisontal, bagian atasnya

membulat, di horison B tanah daerah iklim kering

4.      Gumpal bersedut: Seperti kubus dengan sudut-sudut tajam.

Sumbu vertikal = sumbu horisontal, di horison B tanah daerah

iklim basah

Page 68: Laporan dastan

5.      Gumpal membulat: Seperti kubus dengan sudut-sudut membulat.

Simbu vertikal = sumbu horisontal, di horison B tanah daerah

iklim basah

6.      Granuler: Bulat-porous, di horison A

7.      Remah: Bulat sangat porous, di horison A(Hardjowigeno,

1992)

Struktur tanah menunjukkan kombinasi atau susunan partikel-

partikel tanah primer (pasir, debu, dan liat) sampai pada

partikel-partikel sekunder atau ped disebut juga agregat.

Struktur suatu horizon yang berbeda satu profil tanah merupakan

satu ciri penting tanah, seperti warna tekstur atau komposisi

kimia. Struktur mengubah pengaruh tekstur dengan memperhatikan

hubungan kelembaban udara. Struktur berkenbang tidak dari satu

butir tunggal maupun dari keadaan pejal. Warna merupakan sifat

tanah yang nyata dan mudah dikenali. Warna merupakan sifat tanah

yang nyata, bagaimanapun terutama digunakan sebagai suatu ukuran

langsung dibandingkan sifat tanah yang penting lainnya yang sukar

diamati dan diukur dengan teliti misalnya drainase. Jadi warna

tanah bila digunakan dengan ciri-ciri lainnya berguna dalam

penbentukan tanah dan penggunaan lahan. Bahan organik merupakan

Page 69: Laporan dastan

sebuah bahan utama pewarnaan tanah tergantung pada keadaan

alaminya, jumlah dan penyebaran dalam profil tanah tersebut.

Bahan organik biasanya tertinggi di lapisan permukaan tanah di

daerah sedang warna permukaan tanahnya agak gelap. (Foth, 1998)

Konsistensi tanah adalah istilah yang berkaitan sangat erat

dengan kandingan air yang menunjukkan manifestasi gaya-gaya

fisika yakni kohesi dan adhesi yang berada didalam tanah pada

kandungan air yang berbeda-beda. Setiap materi tanah mempunyai

konsistensi yang baik bila massa tanah itu besar atau kecil

(sedikit), dalam keadaan ilmiahataupun sangat terganggu,

terbentuk agregat atau tanpa struktur maupun dalam keadaanlembab

atau kering. Sekalipun konsistensi tanah dan struktur berhubungan

erat satu samalain, struktur tanah menyangkut bentuk ukuran dan

pendefinisian agregat alamiah yangmerupakan hasil dari keragaman

gaya tarikan di dalam massa tanah. Sebaliknyakonsistensi meliputi

corak dan kekuatan dari gaya-gaya tersebut (Hakim, 1986).

Page 70: Laporan dastan

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pengamatan jenis suatu tanah dapat ditentukan dari 4 cara yaitu

Warna tanah, Tekstur Tanah, Struktur Tanah dan Konsistensi.

2.      Pengamatan warna tanah dan tekstur tanah diketahui warna tanah

vertisol berada pada notasi warna 5 YR 3/1 yang berarti mempunyai

warna Very Dark Grayish Gray, sementara teksturnya adalah lempung

liat berdebu. Tanah andisol berada pada notasi warna 10 YR 2/2

yang mempunyai warna very Dark Brown dan bertekstur pasir

berlempung. Tanah inseptisol berada pada notasi warna 5 YR 2,5/2

yang mempunyai warna dark reddish Brown dan bertekstur lempung liat

berdebu. Tanah entisol berada pada nptasi warna 10R 2/2 dan

mempunyai warna very Dark Brown dan bertekstur lempung berliat.

Tanah ultisol berada pada notasi warna 7,5 YR 3/4 mempunyai warna

dark Brown bertekstur liat berpasir.

3.      Praktikum pengamatan struktur tanah, didapatkan tanah vertisol

yang mempunyai tipe gumpal, klas sangat kasar (VC) serta derajat

kuat.Tanah andisol mempunyai tipe gumpal dengan klas sangat halus

dan derajat cukupan.Tanah inseptisol mempunyai tipe gumpal,

Page 71: Laporan dastan

klasnya halus (F), serta derajatnya cukupan.Tanah entisol

mempunyai tipe gumpal dengan klas halus dan derajatnya

lemah.Tanah ultisol mempunyai tipe gumpal dengan klas kasar dan

derajatnya kuat

4.      Praktikum pengamatan konsistensi lembab dan kering tanah,

didapatkan konsistensi Vertisol, Entisol, Inceptisol, Ultisol,

dan Andisol pada keadaan lembab yaitu berturut-turut sangat teguh

sekali,gembur,gembur,teguh,teguh.Sedangkan konsistensi Vertisol,

Entisol, Inceptisol, Ultisol, dan Andisol pada keadaan kering

yakni Sangat Keras Sekali,lunak,keras,keras,keras.

B. Saran

Ketelitian dalam pengamatan warna, tekstur, struktur dan

konsistensi tanah sangat dibutuhkan agar dapat memperoleh data

yang sesuai dengan kenyataan.

Page 72: Laporan dastan

DAFTAR PUSTAKA

Bale, A. 2001. Ilmu Tanah I . Fakultas Kehutanan Universitas

Gadjah Mada : Yogyakarta.

Foth, H.D. 1988. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University

Press : Yogyakarta

Hakim, N. Et all. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas

Lampung : Lampung.

Hanafiah, Kemas A. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Pt. Raja Grafindo

Persada : Jakarta.

Hardjowigeno, S. 1993. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo : Jakarta

Kohnke, H. 1968. Soil Physic. Tata Mc Graw- Hill Publishing. Company

Ltd.: Bombay.

Poerwowidodo. 1991. Genesa Tanah, Proses Genesa dan Morfoli.Fahutan: Institut

Pertanian Bogor

Tan, Kim. 1991. Dasar-Dasar Kimia Tanah. Balai Penelitian The dan Kina

: Bandung.

Page 73: Laporan dastan

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR-DASAR ILMU TANAH

ACARA V

PENGENALAN PROFIL TANAH

Disusun oleh :

Nama : Nia Safitri

NIM : A1L013123

Rombongan : C2

Asisten :

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Page 74: Laporan dastan

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS PERTANIAN

2014

BAB I. PENDAHULUAN

A.Latar belakang

Tanah terdiri dari partikel pecahan batuan yang telah diubah

oleh proses kimia dan lingkungan yang meliputi pelapukan dan

erosi. Tanah berbeda dari batuan induknya karna interaksi

antara, hidrosfer,atmosfer,litosfer dan biosfer ini adalah

campuran dari konstituen mineral dan organic yang dalam

keadaan padat,gas, dan cair.

Fungsi utama tanah adalah sebagai media tumbuh makhluk

hidup. Proses pembentukan tanah dimulai dari hasil pelapukan

batuan induk (regolit) menjadi bahan induk tanah, diikuti oleh

proses pencampuran bahan organik yaitu sisa-sisa tumbuhan yang

dilapuk oleh mikroorganisme dengan bahan mineral dipermukaan

tanah, pembentukan struktur tanah, pemindahan bahan-bahan

tanah dari bagian atas ke bagian bawah dan berbagai proses

Page 75: Laporan dastan

lain, sehingga apabila kita menggali lubang pada tanah maka

akan terlihat lapisan-lapisan tanah yang berbeda sifat fisik,

kimia, dan biologinya, lapisan-lapisan inilah yang disebut

dengan horizon tanah yang terbentuk dari mineral anorganik

akar. Susunan horizon tanah tersebut biasa disebut Profil

Tanah.

Dengan kata lain, Profil Tanah merupakan suatu irisan

melintang pada tubuh tanah yang menunjukkan susunan horizon

tanah, dimulai dari permukaan tanah sampai lapisan bahan induk

dibawahnya. Lapisan-lapisan tersebut terbentuk selain

dipengaruhi oleh perbedaan bahan induk sebagai bahan

pembentuknya, juga terbentuk karena pengendapan yang berulang-

ulang oleh genangan air

Terdapatnya horizon-horizon pada tanah-tanah yang memiliki

perkembangan genetis menyugestikan bahwa beberapa proses

tertentu, umum terdapat dalam perkembangan Profil Tanah.      

Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan pengamatan profil

tanah dalam langkah awal penelitian dan pengamatan terhadap

tanah.

Page 76: Laporan dastan

B. Tujuan

Untuk mengetahui profil tanah atau lahan di suatu daerah.

C.

Page 77: Laporan dastan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

   Profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh

tanah, dibuat dengan cara membuat lubang dengan ukuran panjang,

dan lebar serta kedalam tertentu sesuai dengan keadaan tanah dan

keperluan penelitian. Tanah merupakan tubuh alam yang terbentuk

dan berkembang akibat terkena gaya-gaya alam ( natural forces )

Terhadap proses pembentukan mineral, serta pembentukan dan

pelapukan bahan-bahan koloid (Hakim,1982).

            Hasil pelapukan batuan-batuan yang bercampur dengan

sisa batuan dari organism yang hidup diatasnya. Selain itu,

terdapat pula udara dan air di dalam tanah. Air dalam tanah

berasal dari air hujan yang ditahan oleh tanah sehingga tidak

meresap ke tempat lain, di samping pencampuran bahan organik di

dalam proses pembentukan tanah, terbentuk pula lapisan-lapisan

tanah (Hardjowigeno,1985).

            Pengenalan profil tanah secara lengkap meliputi sifat

fisik, kimia dan biologi tanah. Pengenalan ini penting dalam hal

mempelajari pembentukan dan klasifikasi tanah dengan pertumbuhan

tanaman serta kemungkinan pengolahan tanah yang lebih tepat.

Page 78: Laporan dastan

Adapun faktor-faktor pembentuk tanah, maka potensi untuk

membentuk berbagai jenis tanah yang berbeda amat besar

(Foth,1999).

            Dalam rangka penelitian tanah, kadang-kadang

diperlukan deskripsi (penguatan) profil tanah. Dari pengamatan

sifat-sifat tanah di lapangan serta di sokong oleh analisis

contoh tanah di laboratorium yang di ambil dari tiap horizon, di

dalam profil, maka dapat ditentukan jenis tanahnya. Tiap jenis

tanah dan tipe tanah memiliki ciri yang khas dipandang dari tiap

horizon di dalam profil atau dari sifat-sifat fisik dan kimianya.

Profil tanah ialah penampang tegak/vertikal tanah di mulai dari

permukaan tanah sampai lapisan induk bawah tanah. Solum tanah

adalah penampang tanah di mulai dari horizon A hingga horizon B.

Terdapat horizon-horizon pada tanah-tanah yang memiliki

perkembangan genetis menyugestikan bahwa beberapa proses

tertentu, umumnya terdapat dalam perkembangan pembentukan profil

tanah ( Gobahong,1994 ).

            Pembentukan lapisan atau perkembangan horizon dapat

membangun tubuh alam yang di sebut tanah. Tiap tanah di cirikan

oleh susunan horizon tertentu. Secara umum dapat di sebutkan

Page 79: Laporan dastan

bahwa setiap profil tanah terdiri atas dua atau lebih horizon

utama. Tiap horizon dapat dibedakan berdasarkan warna, tekstur,

struktur dan sifat morfologis lainnya (Pairunan.1985).

            Faktor-faktor pembentukan tanah adalah tidak

tergantung ( bebas ), namun perlu dilihat situasinya. Oleh karena

itu, dari seluruh faktor pada bentang lahan yang efektif sehingga

hanya satu faktor peubah yang tampak. Hal ini menjadikan sekuen-

sekuen tanah dapat dikatakan hanya dirajai oleh faktor tunggal,

sehingga dapat ditemui tanah-tanah climosekuen, biosekuen,

toposekuen, litosekuen, dan kronosekuen ( Jenny,1941 ).

Page 80: Laporan dastan

BAB III. METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan bahan

Bor tanah, abney level ( clinometer ) untuk mengukur

kemiringan tanah, kompas, altimeter, pH saku, botol semprot,

kertas label, meteran, larutan H2O2 3 %, larutan HCL 10 %,

larutan aa – dipridil dalam 1 N NH4Oac netral, aquades, buku

Munsell Soil Colour Chart, Kantong plastik, spidol, buku pedoman

pengamatan tanah di lapang dan daftar isian profil.

B. Prosedur kerja

1.      Memilih tempat pembuatan profil. Sebelumnya dilakukan dengan

pengeboran ( boring ) di tempat – tempat sekitar profil yang akan

dibuat sedalam 1 meter pada 2 atau 3 tempat berjarak 1 meter,

yang berguna supaya tercapai keseragaman.

2.      Menggali lubang sedemikian rupa sehingga terbentuk profil

tanah dengan ukuran panjang 2m, lebar 1,5 m, dan kedalaman 1,5.

Di depan bidang pengamatan profil dibuat tangga ( trap ) kebawah

untuk memudahkan pengamat turun.

Page 81: Laporan dastan
Page 82: Laporan dastan

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Nama lapisan

1 2 3 4 5

Dalam lapisan(cm)

0-28 28-44 44-58 58-75 75-91

Simbol lapisan

A B C D E

Batas lapisan

d d d d d

Batas topografi

s s s s s

Warna tanah(matriks)

10 YR 2/2(very dark brown)

7,5 YR ¾(dark brown)

7,5 YR ¾(dark brown)

10 YR ¾(dark yellow brown)

10 YR ¾(darkyellowbrown)

Tekstur tanah

cl cl l cl

Struktur tanah

2 VF 1 M 1 VF 1 VF 2 M

Konsistensi

B L K B L K B L K B L K B L Kso

vf

sh

ss vf

s ss

vf

l so

f l ss

vf

s

ps

pH tanah(lapang)

6 5 5,5 5 5,5

Reaksi terhadap HCl(buih)

banyak sedikit sedikit Tidak ada

Tidak ada

Reaksi terhadap

sedikit banyak banyak banyak banyak

Page 83: Laporan dastan

H2O(buih)Perakaran sedang sedikit sedang sedikit Sediki

t

B. Pembahasan

Profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh

tanah, dibuat dengan cara membuat lubang dengan ukuran panjang

dan lebar serta kedalaman tertentu sesuai dengan keadaan tanah

dan keperluan penelitian. Tanah merupakan tubuh alam yang

terbentuk dan berkembang akibat terkena gaya-gaya alam (natural

forces) terhadap proses pembentukan mineral. Pembentukan dan

pelapukan bahan-bahan organik pertukaran ion-ion, pergerakan dan

pencucian bahan-bahan koloid (Wahyuaskari, 2011).

Horizon Tanah adalah tanah yang terdiri dari lapisan berbeda

horisontal, pada lapisan yang disebut horizons.Mereka mulai dari

kaya, organik lapisan atas (humus dan tanah) ke lapisan yang

rocky (lapisan tanah sebelah bawah, dan regolith bedrock).Horizon

dan lapisan terbagi sesuai dengan (Mul, M.S. 2007).

Faktor- faktor yang mempengaruhi pembentukan tanah:

1.Kemiringan

Page 84: Laporan dastan

Daerah dengan kemiringan terjal akan mengandung sedikit soil atau

tidak sama sekali, Hal ini disebabkan oleh gravitasi yang membuat

air dan partikel soil bergerak ke bawah. Vegetasi akan jarang

sehingga akan sedikit akar tanaman yang menyentuh batuan lapuk

dan akan sangat jarang bahan organik yang menyediakan nutrien.

Kontras dengan yang tadi, daerah bottomland akan sangat tebal,

namun drainasenya kurang baik dan soil akan jenuh air.

2. Material Asal

Material asal adalah sumber dari mineral lapuk yang membentuk

hampir seluruh soil. Soil yang berasal dari granit lapuk akan

menjadi pasiran karena partikel kuarsa dan feldspar yang terlepas

dari granit. Setelah butiran feldspar lapuk, mineral lempung

berukuran halus akan terbentuk. Soil yang terbentuk akan memiliki

variasi ukuran butir yang sangat baik untuk drainase dan

kemampuan menahan air.

3. Organisme Hidup

Fungsi utama organisme hidup adalah untuk menyediakan bahan

organik bagi soil. Humus akan menyediakan nutrien dan membantu

menahan air. Tumbuhan membusuk akan melepaskan asam organik yang

meningkatkan pelapukan kimiawi. Hewan penggali seperti semut,

Page 85: Laporan dastan

cacing, dan tikus membawa partikel soil ke permukaan dan

mencampur bahan organik dengan mineral.

4.  Waktu

Karakter soil berubah seiring berjalannya waktu.Soil yang masih

muda masih mencerminkan struktur material asalnya. Soil yang

sudah dewasa akan lebih tebal. Pada daerah volkanik aktif,

rentang waktu antarerupsi dapat ditentukan dengan meneliti

ketebalan soil yang terbentuk pada masing-masing aliran

ekstrusif.Soil yang telah terkubur dalam-dalam oleh aliran lava,

debu vulkanik, endapan glasial, atau sedimen lainnya disebut

paleosol.Soil seperti ini dapat dilacak secara regional dan dapat

mengandung fosil.Maka dari itu, soil inisangat berguna untuk

dating batuan dan sedimen, serta untuk menginterpretasi iklim dan

topografi lampau.

5. Iklim

Iklim barangkali merupakan faktor terpenting yang menentukan

ketebalan dan karakter soil. Material asal pada topografi yang

sama dapat terbentuki menjadi soil yang berbeda jika iklimnya

berbeda. Temperatur dan curah hujan menentukan pelapukan kimiawi

atau mekaniskah yang paling dominan, dan akan berpengaruh kepada

Page 86: Laporan dastan

laju dan kedalaman pelapukan. Iklim juga menentukan jenis

organisme yang dapat hidup di soil tersebut

Horizon O merupakan horizon yang didominan oleh bahan

organic, baik yang jenuh air, yang drainase sudah diperbiaki atau

pun yang tidak pernah jenuh dari air. Pada lapisan ini merupakan

lapisan yang memiliki sifat keremahan tinggi dan daya ikat air

pun tinggi jika jumlah bahan organic didalamnya tinggi. Merupkan

hal yang jika diatan lapisan ini juga banyak ditumbuhi oleh

tumbuhan. Setelah lapisan (horizon) O, terdapat lapisan dengan

kandungan mineral tinggi dan memiliki struktur lebih halus.

Horizon mineral di permukaan tanah atau di bawah lapisan O dan

mempunyai salah satu atau kedua sifat berikut. 1) merupakan

akumulasi bahan organic halusyang tercampur dengan bahan mineral

dan tidak didominan oleh sifat horizon E atau B. dan 2)

menunjukan sifat sebagai hasil pengolahan tanah. Horizon mineral

dengan sifat utama terjadi pencucian liat (clay), besi, alumunium

atau kombinasinya, bahan organic, dan lain-lain sehingga

tertinggal pasir dan debun umumnya berwarna pucat. Horizon A di

atasnya atau horizon B di bawahnya(Hardjowigeno, 1993).

Page 87: Laporan dastan

Perkembangan pembentukan profil tanah dipengaruhi oleh topografi,

yaitu dipengaruhi oleh curah hujan, terarbsobsi dan tersimpan di

dalam tanah, mempengaruhi tingkat perpindahan tanah oleh aerosi,

mempengaruhi arah pergerakan bahan dalam suatu suspense atau

larutan dari suatu tempat ke tempat yang lainnya. (Hakim, 1984).

Page 88: Laporan dastan

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang dilakukan dapat ditarik

kesimpulan :

1.      Tiap – tiap lapisan pada profil tanah berbeda, mulai dari

warna ; tekstur ; struktur ; konsistensi ; pH tanah dll.

2.      Untuk mengetahui kandungan bahan organik dalam tanah

digunakan larutan H2O2 dan akan ditandai dengan keluarnya buih

dari dalam tanah.

3.      Selain itu, ada juga larutan HCL yang digunakan untuk

mengetahui kandungan kapur dari dalam tanah, sama halnya

dengan H2O2 ditandai dengan keluarnya buih dari dalam tanah.

B. Saran

buku penuntun praktikumnya lebih diperjelas lagi. Hal ini perlu

direspon agar ke depan tidak lagi mengalami kesalahan data.

Page 89: Laporan dastan

DAFTAR PUSTAKA

Foth, D Henry. 1985. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Gadjamadah

University:Yogyakarta.

Gobahong.1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung.

Lampung.

Hakim,N.M.Y, dkk.1982. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas

Lampung.Lampung.

Hardjowigeno, S. 1987. Ilmu Tanah. Penerbit Akademika Pressindo.

Jakarta.

Mul, M.S. 2007. Analisis Tanah, air dan jaringan tanaman. Rieneka Cipta

, Jakarta.

Pairunan.A.K.dkk.1985.Dasar-Dasar Ilmu Tanah.Ujung

Pandang:BKPT INTIM