Top Banner
LAPORAN DASAR PRODUKSI TERNAK Identifikasi Kelas, Karakteristik, dan Anatomi Unggas KELOMPOK 1 Bayu Alnoor Ahmadillah Ma’ruf D24130021 Nur Khamidah D24130023 Miftakhun Naja D24130030 Rizky Iiis Firunika D24130047 Muhammad Riswan D24130052 Mohammad Rizqi Ramdhani D24130075 Ricky Fernaldy D24130093 Diana Ayu Ambarsari D24130111 Devina Talithania D24130115
42

Laporan Daspro

Jan 17, 2016

Download

Documents

Laporan mengenai mata kuliah daspro
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Laporan Daspro

LAPORAN DASAR PRODUKSI TERNAK

Identifikasi Kelas, Karakteristik, dan Anatomi Unggas

KELOMPOK 1

Bayu Alnoor Ahmadillah Ma’ruf D24130021

Nur Khamidah D24130023

Miftakhun Naja D24130030

Rizky Iiis Firunika D24130047

Muhammad Riswan D24130052

Mohammad Rizqi Ramdhani D24130075

Ricky Fernaldy D24130093

Diana Ayu Ambarsari D24130111

Devina Talithania D24130115

ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2014

Page 2: Laporan Daspro

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Unggas Hewan bersayap, berkaki dua dan berbulu yang termasuk sebagai

jenis burung, dapat dipelihara dan diternakkan sebagai penghasil pangan yaitu:

daging dan telur. Unggas adalah sebagian dari spesies burung yang telah

didomestikasi dan mempunyai manfaat sebagai sumber pangan. Yang dimaksud

didomestikasikan adalah proses penjinakan dalam jangka waktu yang panjang dan

mengahasilkan banyak keturunan. Penjinakan dilakukan agar unggas mengalami

perubahan yang lebih baik, karena asal usul unggas sendiri adalah hewan yang

liar.

Ternak unggas terdiri dari banyak jenis seperti ayam, itik, puyuh, burung dara

dan lain sebagainya. Diantara unggas tersebut paling banyak dikonsumsi

dagingnya yaitu ternak ayam.

Ternak ayam dan itik memiliki system pencernaan yang berbeda, walaupun

jika dilihat secara fisik kedua ternak serupa tetapi sebenarnya kedua ternak ini

berasal dari spesies dan bangsa yang berbeda.

Oleh karena itu dalam praktikum kali ini akan dilakukan pengamatan

mengenai eksterior dan anatomi fisiologi ternak ayam dan itik baik jantan maupun

betina, yang meliputi pernafasan, pencernaan, reproduksi, dan urinary.

Tujuan

Pratikum unggas ini bertujuaan untuk mengetahui dan melihat secara

langsung perbedaan bentuk,warna, bulu yang dimiliki, setiap tempat tinggal atau

asal pasti berbeda unggas satu dengan yang lain, dari melihat unggas local dan

non local.

Page 3: Laporan Daspro

TINJAUAN PUSTAKA

Pengenalan Jenis dan Klasifikasi Ternak Unggas

Klasifikasi secara Internasional

Menurut The American Standart of Perfection unggas khususnya ayam

didasarkan pada standar unggas yang dikelompokkan berdasarkan ras, bangsa,

varietas, dan strain. Berdasarkan buku standar terdapat sebelas kelas, namun

hanya ada empat kelas yang penting, yaitu kelas Amerika, kelas Mediterania dan

kelas Asia ( Suprijatna et al. , 2005).

Kelas Inggris. Ayam kelas Inggris merupakan sekelompok ayam yang

dibentuk dan dikembangkan di Inggris dengan karakteristik bentuk tubuh besar,

cuping berwarna merah, kulit putih, kerabang telur coklat kekuningan, dan bulu

merapat ke tubuh. Contohnya Australorp, Dorking ( Suprijatna et al., 2005).

Bangsa ayam kelas ini Inggris sebagai ayam tipe dwiguna.

Kelas Amerika. Ayam kelas Amerika merupakan kelompok ayam yang

dibentuk dan dikembangkan di Amerika Serikat dengan karakteristik bentuk

tubuh sedang, cuping telinga berwarna merah, bulu mengembang,dan kulit

berwarna putih. Bangsa yang termasuk kelas ini adalah Plymouth Rock,

Wyanditte, Rhode Island Red, Hampshire, Jersey (Suprijatna et al. 2005).

Kelas Mediterania. Ayam kelas Mediterania merupakan kelompok ayam yang

dikembangkan di sekitar Negara dan pulau di Laut Tengah seperti Spanyol dan

Italia . Karakteristik bulu mengembang, cuping telinga berwarna putih, bentuk

tubuh ramping, warna kulit putih,ndan kerabang telur berwarna putih. Bangsa-

bangsa yang termasuk kelas ini adalah Leghorn, Ancona, Spanish, Minorca,

Andalusia (Suprijatna et al. 2005).

Kelas Asia. Ayam kelas ini merupakan ayam yang dikembangkan di wilayah

Asia. Karakteristik bentuk tubuh besar, bulu merapat tubuh, cuping berwarna

merah, dan kerabang telur beragam, dari cokelat kekuningan sampai putih. Ciri

khas cakar berbulu, kulit berwarna putih sampai gelap merupakan dan tipe

pedaging. Bangsa ayam kelas Asia yang terkenal antara lain Brahma dari India,

Langshan dari Cina, dan Cochin dari Shanghai, Cina yang dikembangkan menjadi

ayam Amerika dan Inggris dan merupakan tipe ayam pedaging (Yuwanta 2004).

Page 4: Laporan Daspro

Unggas Darat adalah unggas yang hidup di darat, contoh dari unggas darat

adalah ayam ras dan ayam buras. Ayam secara umum memiliki ciri-ciri, yaitu

mempunyai ceker dengan tiga jari dan satu jalu, paruh bertipe pemakan biji-bijian,

memiliki jengger dan cuping (Susilorini et al., 2009). Ayam peliharaan yang ada

dewasa ini merupakan keturunan ayam hutan yang mengalami proses penjinakkan

yang sangat panjang. Jenis ayam itu terdiri dari: ayam hutan merah (Gallus

gallus), ayam hutan Ceylon (Gallus lafayettii), ayam hutan kelabu (Gallus

sonneratii) dan ayam hutan jawa atau Gallus varius (Siregar dan Sabrani 1970).

Unggas air ialah semua spesies hewan bersayap yang dapat hidup di air,

menghasilkan produk atau jasa yang bermanfaat bagi manusia, spesises yang

termasuk unggas air adalah itik, angsa, dan undan (Srigandono,1997). Ciri-ciri

unggas air tidak jauh berbeda dengan unggas darat akan tetapi memiliki beberapa

kekhususan antara lain pada kakinya memiliki selaput yang berfungsi untuk

berenang dan memiliki kelenjar minyak yang jauh lebih banyak jika dibandingkan

dengan unggas darat, jari-jari kaki satu sama lain dihubungkan oleh bulu, tidak

mudah kedinginan kecuali yang masih kecil karena di bawah kulitnya dilapisi oleh

lemak yang bersifat isolator, dan dagingnya agak gelap dibanding daging ayam.

Sistem pencernaan

Unggas tidak memiliki gigi atau pinggiran paruh yang bergerigi sehingga

pada mulut (paruh) tidak terjadi pencernaan secara mekanik (Anggorodi 1994).

Lidah unggas berbentuk runcing dan keras seperti ujung panah dengan arah

kedepan serta berbentuk seperti kail pada bagian belakang lidah. Lidah pada

unggas berfungsi membantu pada waktu makan karena ada bagian dari lidah yang

bercabang pada bagian belakang yang mendorong makanan turun kedalam

kerongkongan. Saliva atau kelenjar ludah dalam jumlah sedikit dikeluakan dalam

mulut untuk membantu menelan makanan untuk melicinkan makanan yang masuk

menuju esophagus dan diteruskan ketembolok (Akoso 1998).

Organ pencernaan ayam terdiri atas mulut, faring, esophagus, tembolok,

lambung, kelenjar, lambung otot, usus halus, usus buntu, usus besar, kloaka, dan

alat asesoris yang berupa hati, limpa, dan pankreas (Anggorodi 1994).

Kerongkongan atau esophagus adalah saluran yang menuju ke tembolok dan terus

Page 5: Laporan Daspro

berlanjut ke proventriculus. Bagian esophagus memiliki kemampuan untuk

mengembang sehingga menjadi tembolok. Tembolok memiliki bentuk

menyerupai kantung. Pakan disimpan dalam tembolok untuk sementara, di sini

terjadi pelunakan dan pencernaan pendahuluan yang dibantu oleh enzim. Pakan

yang berupa serat kasar dan biji-bijian tinggal di tembolok selama beberapa jam

untuk proses pelunakan dan pengasaman (Akoso 1998). Tembolok itik memiliki

perbedaan bentuk dengan tembolok ayam. Tembolok itik berbentuk pipih dan

tidak mempunyai batas yang nyata, sedangkan tembolok ayam berbentuk kantung

dengan batas yang nyata. Perbedaan bentuk ini disebabkan jenis pakan itik dimana

ia lebih banyak menyerap air. Tembolok ayam memiliki dinding yang keras, kuat,

dan tebal (Rasyaf 1997).

Proventriculus atau perut kelenjar merupakan pelebaran dan penebalan dari

ujung akhir esophagus. Pencernaan pakan di dalam perut kelenjar hanya kecil

peranannya karena makanan hanya tinggal sebentar di dalam organ ini dalam

waktu yang relatif singkat (Akoso 1998). Kelenjar-kalenjar yang terdapat di

dalam proventriculus memproduksi getah-getah (asamgaram, pepsin dan HCl)

untuk membantu pencernaan makanan di dalam perut dan perut muscular

(ventriculus) yang berfungsi sebagai alat penghancur makanan (Anggorodi 1994).

Empedal tersusun dari suatu struktur bertanduk yang berotot tebal. Empedal

berbentuk bulat telur dengan dua lubang saluran di ujung-ujungnya (Blakely dan

Bade 1991). Bagian depan empedal berhubungan dengan perut kelenjar dan

bagian lain berhubungan dengan usus halus.  Fungsi utama empedal adalah

menggiling dan meremas pakan yang keras. Kerja penggilingan yang terjadi

secara tidak sadar oleh otot empedal memiliki kecenderungan untuk

menghancurkan pakan seperti yang dilakukan oleh gigi. Apabila unggas secara

rutin diberi pakan yang sudah siap tergiling, maka ukuran empedal lama-kelamaan

akan menyusut (Akoso 1998).

Usus halus dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu duodenum, jejenum, dan

ileum. Duodenum merupakan bagian pertama dari usus halus dimana kelenjar

pankreas melekat sejajar pada bagian ini. Jejenum dan ileum agak sulit dibedakan

tetapi biasanya terdapat suatu tonjolan kecil yang disebut “Michael

Diventrikulum” yang memisahkan jejenum dan ileum. Sebagian besar pencernaan

Page 6: Laporan Daspro

terjadi di dalam usus halus. Proses penyerapan makanan juga mulai terjadi pada

usus halus. Lapisan dalam usus halus mempunyai bangunan yang berupa tonjolan-

tonjolan yang berlipat-lipat, halus, dan jumlahnya sangat banyak, yang disebut

villi berfungsi memperluas permukaan absorbsi dari usus halus (Akoso 1998).

Cairan usus adalah enzim-enzim yang disekresikan untuk memecah guladan zat-

zat pakan lainnya menjadi bentuk-bentuk yang sederhana, dimana hasil

pemecahan tersebut disalurkan ke dalam aliran darah (Blakely dan Bade 1991).

Percabangan dari ujung usus halus dikenal dengan caecum. Panjang ceacum

mencapai 10-20cm. Didalam ceacum terjadi proses fermentasi dengan bantuan

mikroorganisme yang mencerna serat kasar (Srigandono 1997). Sekum dapat

disamakan dengan usus buntu pada manusia, dengan fungsi yang tidak dapat

diketahui dengan pasti. Unggas memiliki sepasang secum. Secum biasanya

berukuran panjang 10-15 cm dan berisi calon tinja. Usus besar adalah kelanjutan

saluran pencernaan dari persimpangan usus buntu ke kloaka. Kloaka merupakan

pertemuan atau muara bagi saluran pengeluaran sistem pencernaan, urinari,

genital dan kloaka merupakan pertemuan atau muara bagi saluran pengeluaran

sistem pencernaan, urinari, dan genital (Akoso 1998).

Hati dan pankreas membantu menghasilkan sekresi untuk pencernaan

meskipun makanan yang masuk tidak melalui organ tersebut. Hati berfungsi

menyaring darah dan menyimpan glikogen yang dibagikan ke seluruh tubuh

melalui aliran darah. Fungsi hati yang lain adalah mengeluarkan empedu yang

ditampung dalam kantong empedu yang berfungsi untuk mengemulsikan lemak

(Akoso 1998). Pankreas berfungsi mensekresikan enzim-enzim seperti amilase,

lipase, dan tripsin untuk membantu pencernaan karbohidrat, protein, dan lemak.

Metabolisme  gula juga  diatur oleh hormon  insulin yang dihasilkan oleh

pankreas (Blakely dan Bade 1991). Proses pencernaan pada unggas berlangsung

sangat cepat, hanya memerlukan waktu 2,5 jam untuk unggas betina bertelur dan

8-12 jam  pada  ayam  betina  tidak  bertelur,  untuk  perjalanan dari  mulut  ke 

kloaka (Sarwono 1993).

Page 7: Laporan Daspro

Sistem Reproduksi Unggas

Reproduksi Unggas Jantan 

Sistem reproduksi unggas jantan terdiri dari dua testis bentuknya elips dan

berwarnaterang, dan menghasilkan sperma yang masing-masing mempunyai

sebuah saluran sperma yang bernama vas defferensserta sebuah kloaka yang

menjadi muara dari sistem reproduksi tersebut (Srigandono 1997). Alat reproduksi

unggas jantan terdiri atas alat kelamin pokok danalat kelamin pelengkap. Alat

kelamin pokok adalah organ yang langsung membentuk spermatozoa yaitu testis.

Alat kelamin pelengkap terdiri atas salurantestis yang menuju kloaka yaitu

epididymis,vas defferens, dan papillae (Sarengat 1982).

Testis pada unggas berbentuk bulat seperti kacang, terletak ventral dari lobus

anterior ginjal. Ukuran testis tidak selalu konstan, karena menjadi besar pada saat

musim kawin. Bagian kiri sering lebih besar dari bagian kanan. Pinggir medial

testis sedikit konkaf dan mempunyai penjuluran kecil pipih yang dianggap sama

seperti epididimis pada mammalia. Dari situlah keluar saluran vas defferens yang

secara bergelombang-gelombang lateral terhadap ureter masuk ke dalam kloaka

(Soegiarsih 1990). Unggas jantan berbeda dari ternak piaraan lainnya, karena

testis tidak turun dalam skrotum tetapi tetap dalam rongga badan. Testis

menghasilkan sperma untuk membuahi telur yang berasal dari hewan betina.

Testis yang berbentuk bulat kacang tersebut besarnya berbeda-beda menurut umur

dan besar unggas. Permukaan testis diselaputi oleh suatu jaringan fibrosa yang

kuat yang diteruskan kedalam testis membentuk kerangka penunjang tenunan

testis (Sarwono 1993).

Masing-masing vas defferens menuju papilae yang berfungsi sebagai organ

cadangan yang mengalami rudimenter. Papilae ini terletak di bagian tengah dari

kloaka  (Sarengat 1982). Unggas air memiliki alat kopulasi yang nampak jelas,

penis yang berbentuk spiral dan bengkok, terdiri dari tenunan fibrosa dan terletak

pada dinding ventral kloaka,mempunyai suatu legok, dan semen testis pada

unggas berbentuk bulat seperti kacang, terletak ventral dari lobus anterior ginjal

(Soegiarsih, 1990). Khusus pada itik, spermanya mampu bertahan hidup 5-6 hari

didalam saluran genetika itik betina (Srigandono 1997).

Page 8: Laporan Daspro

Sistem Pernapasan Ayam

Ayam merupakan salah satu ternak yang termasuk dalam kelas aves. Adapun

organ-organ yang berkaitan dalam sistem pernafasan paada aves, yaitu:

a. Nares Anteriores (lubang hidung), berjumlah sepasang terdapat pada

pangkal rostrum bagian dorsal.

b. Nares Posteriores, lubang pada palatum, hanya 1 buah, terletak di tengah.

c. Glottis, terletak tepat di belakang pangkal lidah dan melanjutkan ke

caudal, ke dalam larynx. Glottis ini berhubungan dengan rongga mulut

melalui celah yang disebut rima Glottis

d. Larink, bagian yang disokong oleh cartilago cricoidea, dan cartilago

arytenoidea yang berjumlah sepasang.

e. Trachea adalah lanjutan larynx ke arah caudal. Ini berupa suatu pipa

mempunyai cincin-cincin tulang yang disebut annulus trechealis.

f. Bronchus adalah percabangan trachea ke kanan dan ke kiri, disebut

Bronchus dexter dan sinister. Tempat percebangan branchia tadi disebut

bifurcatio tracheae. Bronchi ini masih terbagi, ke dalam bronchi leteralis

yang masing-masing akan terbagi lagi parabronchi.

g. Pulmo, terdapat pada ujung-ujung bronchi berjumlah sepasang, melekat

pada dinding dorsal thorax. Pulmo ini dibungkus oleh selaput yang disebut

pleura. Pulmo mempunyai hubungan dengan kantong-kantong hawa yang

disebut saccus pneumaticus yang terdiri dari: (1) Saccus abdominalis,

terdapat diantara lipatan intestinum. (2) Saccus trhoracalis anterior,

terletak pada dinding sisi tubuh pada rongga dada sebelah muka. (3)

Saccus thoracolis posterior, terletak tepat di belakang saccus thoracolis

anterior. (4) Saccus interclavicularis, terletak di median, hanya satu buah

dan berhubungan dengan kedua pulmo. (5) Saccus cervicalis, terletak pada

pangkal leher, berjumlah sepasang. (6) Saccus axillaris, yaitu saccus yang

dibentuk oleh penonjolan sisi-sisi dari saccus interreclavicularis yang

terdapat pada daerah ketiak.

h. Syrinx, terdapat pada bifurcatio tracheae. Tersusun dari beberapa annulus

trachealis yang paling caudal dan annulus bronchialis yang paling cranial.

Page 9: Laporan Daspro

Alat ini membatasi suatu ruangan yang agak melebar yang disebut

tympanum.

Pada bagian trachea yang tercaudal terdapat suatu cartilago yang terletak

melintang dan ventral ke dorsal, yang disebut pessulus. Pessulus ini menyokong

suatu lipatan yang disebut membran seminularis. Adapun otot-otot yang terdapat

di trachea dan syarinx, yaitu:

1. Musculus syringealis intrinsic, sepasang berorigo pada dinding trchea, dan

berinsertio pada syrinx.

2. Musculus sterno trachealis, sepasang berorigo pada sternum dan berisertio

pada trachea.

Suara pada aves dihasilkan oleh getaran dari membrana seminularis. Rongga

hidung dilengkapi dengan silia (bulu getar) yang berperan menyaring partikel-

partikel yang tercampur udara yang dihirup ayam, seperti debu maupun bibit

penyakit (virus maupun bakteri). Sedangkan pada bagian trakea, bronkus dan

bronkeolus dilengkapi dengan sel-sel epitel yang juga mempunyai bulu getar dan

sel tak bersilia yang akan menghasilkan lendir yang mengandung enzimproteolitik

dan surfaktan. Adanya enzim dan surfaktan (penurun tegangan permukaan)

tersebut mampu menghancurkan beberapa mikroorganisme patogen.

Page 10: Laporan Daspro

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengenalan Jenis Dan Klasifikasi Ternak Unggas

Ayam Kelas Asia Bantam

Bangsa Champines dan Varietas Silver memiliki ciri-ciri luar:

- Shank berwarna hitam,

- Bulu lehernya berwarna putih,

- Bulu badannya berwarna hitam dengan garis-garis berwarna hijau,

- Cuping berwarna putih,

- Tipe jengger single,

- Terdapat pial berwarna merah.

Bangsa Sebright dan Varietas Golden memiliki ciri-ciri luar:

- Bulu coklat keemasan dengan tepi hitam,

- Cuping berwarna merah, shanknya berwarna hitam,

- Paruh pendek,

- Jantan dan betina memiliki pial,

- Tipe jenggernya helmet.

Bangsa Polish dan Varietas Buff-Laced memiliki ciri-ciri luar:

- Shank berwarna hitam,

- Bulu berwarna kuning keemasan,

- Tipe jengger “v”,

- Memiliki cuping tetapi tidak terlalu terlihat,

- Tidak memiliki pial.

Bangsa Booted dan Varietas Mille Fleur memiliki ciri-ciri luar :

- Tipe jengger single, tidak memiliki pial,

- Cuping berwarna merah,

- Shank berwarna hitam,

- Pada jenis yama betina memiliki ciri-ciri seluruh bulunya berwarna coklat,

- Bulu pangkal ekor berwarna hitam tetapi ujungnya berwarna putih,

Page 11: Laporan Daspro

- Pada ayam jantan memiliki bulu dari kepala atas punggung berwarna

coklat,

- Leher, dada sampai tubuh bagian bawah berwarna coklat bintik putih, bulu

betis menjuntai,

- Shank serta berwarna hitam.

Ayam Kelas Mediteran

Bangsa Leghorns dan Varietas Single Comb White memiliki ciri-ciri luar :

- Bulu berwarna putih,

- Jengger berwarna merah dengan tipe single,

- Cuping berwarna putih, shank berwarn kuning serta tidak berbulu,

- Pial berwarna merah,

- Paruh berwarna kuning,

- Merupakan ayam tipe petelur.

Bangsa Andalusians dan Varietas Single Comb Blue memiliki ciri-ciri luar :

- Bulu berwarna biru kehitaman dengan bagian bawah abu-abu,

- Shank berwarna hitam,

- Cuping putih,

- Jengger berwarna merah dengan tipe single,

- Pial berwarna merah,

- Paruh berwarna kuning,

- Merupakan tipe ayam petelur.

Bangsa Anconas dan Varietas Single Comb memiliki ciri-ciri luar :

- Cuping berwarna putih,

- Bulu dominan hitam dengan bintik putih,

- Jengger tipe single,

- Shanknya berwarna kuning serta tidak berbulu,

- Paruh berwarna kuning, merupakan tipe ayam petelur.

Page 12: Laporan Daspro

Bangsa Buttercups dan Varietas Buttercups memiliki ciri-ciri luar :

- Single comb,

- Cuping berwarna putih,

- Shank berwana abu-abu,

- Pial berwarna merah,

- Bulu tubuh berwarna coklat kemerahan,

- Warna bulu ekor biru kehitaman,

- Paruh berwarna putih,

- Merupakan tipe ayam petelur.

Bangsa Minorcas dan Varietas Single Comb White memiliki ciri-ciri luar :

- Warna bulu putih,

- Jengger berwarna merah dengan tipe single,

- Shanknya berwarna putih,

- Pial merah,

- Tubuh jantan lebih tegak dibandingkan dengan betinanya,

- Shank tidak berbulu,

- Paruh berwarna putih,

- Merupakan tipe ayam petelur.

Ayam Kelas Amerika

Bangsa Rocks dan Varietas Barred Plymouth memiliki ciri-ciri luar :

- Berbadan besar dan panjang,

- Jengger tipe single dengan 5 gerigi dan cincin,

- Mata merah bulu berwarna barred.

Bangsa New Hampshire memiliki ciri-ciri luar :

- Bulu berwarna kuning kecoklatan,

- Bulu ekor berwarna hitam,

- Jengger tipe single dengan 6 gerigi,

- Cuping berwarna merah.

Page 13: Laporan Daspro

Bangsa Buft Wyandokkes memiliki ciri-ciri luar :

- Bulu berwarna kuning keemasan,

- Jengger berbentuk rose,

- Cuping berwarna merah,

- Bulu ekor pendek,

- Pial lebar,

- Kaki tidak berbulu,

- Badan berbentuk bulat dengan bulu tebal.

Bangsa Rhode Island Red dan Varietas S.C memiliki ciri-ciri luar :

- Bulu berwarna merah kecoklatan,

- Cuping berwarna merah,

- Tubuh berukuran besar,

- Jengger berwarna merah,

- Shanknya berwarna kuning,

- Kaki tidak berbulu.

Bangsa Giants dan Varietas Jersey Black memiliki ciri-ciri luar :

- Bulu berwarna hitam,

- Paruh berwarna kuning,

- Jengger,

- Pial serta cupingnya berwarna merah,

- Tipe jengger single dengan 5 gerigi,

- Kaki tidak berbulu.

Perbedaan Jantan Dan Betina Unggas

Itik jantan memiliki warna bulu kepala lebih hitam dibandingkan dengan itik

betna, ekor itik jantan terbalik dan keriting. Itik jantan memiliki leher yang lebih

pendek dibandingkan dengan itik betina, tidak memiliki alis, paruh lebih lebar

dibandingkan dengan ayam, warna paruh kuning dan pada bagian tengah paruh

berwarna hitam, serta memiliki warna shanknya lebih terang (kuning).

Page 14: Laporan Daspro

Itik betina memiliki warna bulu lebih terang (cokelat), dengan leher lebih

panjang dibandingkan dengan leher itik jantan. Terdapat alis pada itik betina yang

berwarna putih, bulu ekor pada itik betina tidak menggulung. Bagian kepala itik

betina berwarna lebih terang, itik betina memiliki paruh lebar dan berwarna lebih

gelap dibandingkan dengan itik jantan, serta memiliki warna shank yang lebih

gelap (hitam).

Ayam jantan memiliki ukuran tubuh lebih besar dari ayam betina, memiliki

jalu panjang,jengger lebih besar, bulu ekor panjang dan menjuntai. Sedangkan

ayam betina memiliki ciri-ciri berukuran lebih kecil dari jantan, memiliki jalu

panjang pendek, terkadang tidak memiliki jalu, memiliki jengger kecil, bulu ekor

pendek.

Anatomi Ayam

Pencernaan Ayam

Pencernaan diartikan sebagai pengelolaan pakan sejak masuk kedalam mulut

sehingga diabsorpsi. Secara garis besar fungsi saluran pencernaan adalah sebagai

tempat paka ditampung, tempat pakan dicerna, tempat pakan diabsorbsi dan

tempat paka sisa yang dikeluarkan. Saluran pencernaan dapat dipandang sebagai

tabung memanjang yang dimulai dari mulut sampai anus dan pada bagian dalam

dilapisi oleh mukosa. Pencernaan itu sendiri merupakan suatu proses penguraian

bahan makanamenjadi zat-zat makanan pada saluran pencernaan untuk diserap

oleh jaringan tubuh untuk dimanfaatkan. Saluran pencernaan pada unggas terdiri

dari :

1. Mouth (mulut)

Ayam tidak mempunyai  bibir, lidah, pipi dan gigi sejati,  bagian

mulut atas dan bawah tersusun atas lapisan tanduk, bagian atas dan bawah

mulut dihubungkan ke tengkorak dan berfungsi seperti engsel. Lidah

unggas keras dan runcing seperti mata anak panah dengan arah ke depan.

Bentuk seperti kail pada belakang lidah berfungsi untuk mendorong

makanan ke oeshopagus sewaktu lidah digerakkan dari depan ke belakang

(Akoso 1993). Kelenjar saliva mengeluarkan sejenis mukosa yang

berfungsi sebagai pelumas makanan untuk mempermudah masuk ke

Page 15: Laporan Daspro

oesophagu. Di dalam mulut tidak diproduksi amilase. Air diambil dengan

cara menyendok saat minum dengan menggunakan paruh (beak), dan

masuk ke dalam kerongkongan setelah kepala menengadah dengan

memanfaatkan gaya gravitasi.

2. Oeshophagus (Tenggorok)

Oesophagus merupakan saluran memanjang berbentuk seperti tabung

yang merupakan jalan makanan dari mulut sampai permulaan tembolok

dan perbatasan pharynx pada bagian atas dan proventriculus bagian

bawah. Dinding dilapisi selaput lendir yang membantu melicinkan

makanan untuk masuk ke dalam tembolok. Setiap kali ayam menelan

secara otomatis esophagus menutup dengan adanya otot.

3. Crop (Tembolok)

Crop mempunyai bentuk seperti kantong atau pundi-pundi yang

merupakan perbesaran dari oesophagus. Pada bagian dindingnya terdapat

banyak kelenjar mukosa yang menghasilkan getah yang berfungsi untuk

melembekkan makanan. Crop berfungsi menyimpan dan menerima

makanan untuk sementara sebelum masuk ke proventriculus. Tembolok

adalah modifikasi dari esofagus. Bolus berada di tembolok selama dua

jam. Kapasitas tembolok mampu menampung pakan 250 g. Pada tembolok

terdapat saraf yang berhubungan dengan pusat kenyang-lapar di

hipotalamus sehingga banyak sedikitnya pakan yang terdapat dalam

tembolok akan memberikan respon pada saraf untuk makan atau

menghentikan makan (Yuwanta 2004). Tembolok mensekresikan mukus

yang berfungsi sebagai cairan lubrikasi yang dapat menghaluskan pakan.

Jika ayam lapar, pakan akan melewati tembolok dan menuju langsung ke

proventrikulus dan lambung otot. Terjadi sedikit atau sama sekali tidak

terjadi pencernaan di dalamnya kecuali jika ada sekresi kelenjar saliva

dalam mulut. Pakan unggas yang berupa serat kasar dan bijian tinggal di

dalam tembolok selama beberapa jam untuk proses pelunakan dan

pengasaman. Hal ini disebabkan pada tembolok terdapat kelenjar yang

mengeluarkan getah yang berfungsi untuk melunakkan makanan. 

Page 16: Laporan Daspro

4. Proventriculus (Lambung Kelenjar)

Proventriculus merupakan perbesaran terakhir dari oesophagus dan

juga merupakan perut sejati dari ayam. Juga merupakan kelenjar, tempat

terjadinya pencernaan secara enzimatis, karena dindingnya disekresikan

asam klorida, pepsin dan getah lambung yang berguna mencerna protein.

Sel kelenjar secara otomatis akan mengeluarkan cairan kelenjar perut

begitu makanan melewatinya dengan cara berkerut secara mekanis (Akoso

1993). Karena makanan berjalan cepat  dalam jangka waktu yang pendek

di dalam proventriculus, maka pencernaan pada material makanan secara

enzimatis sedikit terjadi.

5. Gizzard (Empedal/Rempela)

Gizzard berbentuk oval dengan dua lubang masuk dan keluar pada

bagian atas dan bawah. Bagian atas lubang pemasukkan  berasal

dari proventriculus dan bagian bawah lubang pengeluaran menuju ke

duodenum. Besar kecilnya empedal dipengaruhi oleh aktivitasnya, apabila

ayam dibiasakan diberi pakan yang sudah digiling maka empedal akan

lisut (Akoso 1993). Gizzard disebut pula otot perut yang terletak

diantara proventriculus dan batas atas dari intestine. Gizzard mempunyai

otot-otot yang kuat sehingga dapat menghasilkan tenaga yang besar dan

mempunyai mucosa yang tebal. Perototan empedal dapat melakukan

gerakan meremas kurang lebih empat kali dalam satu menit (Akoso 1993).

Fungsi gizzard adalah untuk mencerna makanan secara mekanik dengan

bantuan grit dan batu-batu kecil yang berada dalam gizzard yang ditelan

oleh ayam. Partikel batuan ini berfungsi untuk memperkecil partikel

makanan dengan adanya kontraksi otot dalam gizzard sehingga dapat

masuk ke saluran intestine.

6. Small Intestine (Usus Kecil)

Small intestine memanjang dari ventriculus sampai large intestinum

dan terbagi atas tiga bagian yaitu duodenum, jejenum dan ileum.

Duodenum berbentuk huruf  V dengan bagian pars descendens sebagai

bagian yang turun dan bagian pars ascendens sebagai bagian yang naik.

Menurut Akoso (1993) selaput mukosa pada dinding usus halus memiliki

Page 17: Laporan Daspro

jonjot yang lembut dan menonjol seperti jari yang berfungsi sebagai

penggerak aliran pakan dan memperluas permukaan penyerapan nutrien.

Pada bagian duodenum disekresikan enzim pankreatik yang berupa enzim

amilase, lipase dan tripsin. Ada beberapa enzim yang dihasilkan oleh

dinding sel dari small intestine yang dapat mencerna protein dan

karbohidrat. Pencernaan pakan ayam di dalam usus kecil secara enzimatik

dengan berfungsinya enzim-enzim terhadap protein lemak dan karbohidrat.

Protein oleh pepsin dan khemotripsin akan diubah menjadi asam amino.

Lemak oleh lipase akan diubah menjadi asam lemak dan gliserol.

Karbohidrat oleh amilase akan diubah menjadi disakarida dan kemudian

menjadi monosakarida.

7. Ceca (Usus Buntu)

Ceca terletak diantara small intestine  (usus kecil) dan large

intestine (usus besar) dan pada kedua ujungnya buntu, maka disebut juga

usus buntu. Usus buntu mempunyai panjang sekitar 10 sampai 15 cm dan

berisi calon tinja (Akoso 1993). Fungsi utama ceca secara jelas belum

diketahui tetapi di dalamnya terdapat  sedikit pencernaan karbohidrat dan

protein dan absorbsi air. Di dalamnya juga terjadi digesti serat oleh

aktivitas mikroorganisma.

8. Large Intestine (Usus Besar)

Large intestine  berupa saluran yang mempunyai diameter dua kali

dari diameter small intentine dan berakhir pada kloaka. Usus besar paling

belakang terdiri dari rektum yang pendek dan bersambungan dengan

kloaka (Akoso 1993). Pada large intestine terjadi reabsorbsi air untuk

meningkatkan kandungan air pada sel tubuh dan  mengatur keseimbangan

air pada unggas.

9. Cloaca

Kloaka merupakan bagian akhir dari saluran pencernaan. Kloaka

merupakan lubang pelepasan sisa-sisa digesti, urin dan merupakan muara

saluran reproduksi. Air kencing yang sebagian berupa endapan asam urat

dikeluarkan melalui kloaka bersama tinja dengan bentuk seperti pasta

putih (Akoso 1993). Pada kloaka terdapat tiga muara saluran pelepasan

Page 18: Laporan Daspro

yaitu urodeum sebagai muara saluran kencing dan

kelamin, coprodeum sebagai muara saluran makanan

dan proctodeum sebagai lubang keluar  dan bagian luar yang berhubungan

dengan udara luar disebut vent. Kloaka juga bertaut dengan bursa

fabricius pada sisi atas berdekatan pada sisi luarnya (Akoso 1993). Kloaka

pada bagian terluar mempunyai lubang pelepasan yang disebut vent, yang

pada betina lebih lebar dibanding jantan, karena merupakan tempat

keluarnya telur.

Organ Pencernaan Tambahan

Organ tambahan mempunyai hubungan dengan saluran pencernaan dengan

adanya suatu duktus yang berfungsi sebagai saluran untuk mengekskresikan

material dari organ tambahan ke saluran pencernaan yang berguna untuk

kelancaran proses pencernaan pakan. Ada tiga organ pencernaan tambahan yaitu

hati, pankreas dan limpa.

a. Hati

Hati terletak diantara gizzard dan empedu, berwarna kemerahan dan

terdiri dari  dua  lobus,  yaitu  lobus dexter  dan  sinister.   Hati 

mengeluarkan   cairan berwarna hijau kekuningan yang berperan dalam

mengemulsikan lemak. Cairan tersebut tersimpan di dalam sebuah kantung

yang disebut kantung empedu yang terletak di lobus sebelah kanan.

Makanan yang berada pada duodenum akan merangsang kantung empedu

untuk mengkerut dan menumpahkan cairan empedu (Akoso 1993). Hati

juga menyimpan energi siap pakai (glikogen) dan menguraikan hasil sisa

protein menjadi asam urat yang dikeluarkan melalui ginjal.

b. Pankreas

Pankreas terletak pada lipatan duodenum. Pankreas mensekresikan

cairan pankreas ke duodenum melalui ductus pancreaticus dan

menghasilkan enzim yang mendigesti karbohidrat, lemak dan protein .

c. Limpa

Limpa berbentuk agak bundar, berwarna kecoklatan dan terletak pada

titik antara proventriculus, gizzard dan hati. Fungsi dari limpa sampai

Page 19: Laporan Daspro

sekarang belum diketahui, hanya diduga sebagai tempat untuk memecah

sel darah merah dan untuk menyimpan Fe dalam darah.

Pernapasan Ayam

Ayam merupakan salah satu ternak yang termasuk dalam kelas aves. Adapun

organ-organ yang berkaitan dalam sistem pernafasan paada aves, yaitu:

a. Nares Anteriores (lubang hidung), berjumlah sepasang terdapat pada

pangkal rostrum bagian dorsal.

b. Nares Posteriores, lubang pada palatum, hanya 1 buah, terletak di tengah.

c. Glottis, terletak tepat di belakang pangkal lidah dan melanjutkan ke

caudal, ke dalam larynx. Glottis ini berhubungan dengan rongga mulut

melalui celah yang disebut rima Glottis

d. Larink, bagian yang disokong oleh cartilago cricoidea, dan cartilago

arytenoidea yang berjumlah sepasang.

e. Trachea adalah lanjutan larynx ke arah caudal. Ini berupa suatu pipa

mempunyai cincin-cincin tulang yang disebut annulus trechealis.

f. Bronchus adalah percabangan trachea ke kanan dan ke kiri, disebut

Bronchus dexter dan sinister. Tempat percebangan branchia tadi disebut

bifurcatio tracheae. Bronchi ini masih terbagi, ke dalam bronchi leteralis

yang masing-masing akan terbagi lagi parabronchi.

g. Pulmo, terdapat pada ujung-ujung bronchi berjumlah sepasang, melekat

pada dinding dorsal thorax. Pulmo ini dibungkus oleh selaput yang disebut

pleura. Pulmo mempunyai hubungan dengan kantong-kantong hawa yang

disebut saccus pneumaticus yang terdiri dari: (1) Saccus abdominalis,

terdapat diantara lipatan intestinum. (2) Saccus trhoracalis anterior,

terletak pada dinding sisi tubuh pada rongga dada sebelah muka. (3)

Saccus thoracolis posterior, terletak tepat di belakang saccus thoracolis

anterior. (4) Saccus interclavicularis, terletak di median, hanya satu buah

dan berhubungan dengan kedua pulmo. (5) Saccus cervicalis, terletak pada

pangkal leher, berjumlah sepasang. (6) Saccus axillaris, yaitu saccus yang

dibentuk oleh penonjolan sisi-sisi dari saccus interreclavicularis yang

terdapat pada daerah ketiak.

Page 20: Laporan Daspro

h. Syrinx, terdapat pada bifurcatio tracheae. Tersusun dari beberapa annulus

trachealis yang paling caudal dan annulus bronchialis yang paling cranial.

Alat ini membatasi suatu ruangan yang agak melebar yang disebut

tympanum.

Pada bagian trachea yang tercaudal terdapat suatu cartilago yang terletak

melintang dan ventral ke dorsal, yang disebut pessulus. Pessulus ini menyokong

suatu lipatan yang disebut membran seminularis. Adapun otot-otot yang terdapat

di trachea dan syarinx, yaitu:

1. Musculus syringealis intrinsic, sepasang berorigo pada dinding trchea, dan

berinsertio pada syrinx.

2. Musculus sterno trachealis, sepasang berorigo pada sternum dan berisertio

pada trachea.

Suara pada aves dihasilkan oleh getaran dari membrana seminularis. Rongga

hidung dilengkapi dengan silia (bulu getar) yang berperan menyaring partikel-

partikel yang tercampur udara yang dihirup ayam, seperti debu maupun bibit

penyakit (virus maupun bakteri). Sedangkan pada bagian trakea, bronkus dan

bronkeolus dilengkapi dengan sel-sel epitel yang juga mempunyai bulu getar dan

sel tak bersilia yang akan menghasilkan lendir yang mengandung enzimproteolitik

dan surfaktan. Adanya enzim dan surfaktan (penurun tegangan permukaan)

tersebut mampu menghancurkan beberapa mikroorganisme patogen.

Sistem Reproduksi Unggas

Reproduksi Unggas Jantan 

Sistem reproduksi unggas jantan terdiri dari dua testis bentuknya elips dan

berwarnaterang, dan menghasilkan sperma yang masing-masing mempunyai

sebuah saluran sperma yang bernama vas defferensserta sebuah kloaka yang

menjadi muara dari sistem reproduksi tersebut (Srigandono 1997). Alat reproduksi

unggas jantan terdiri atas alat kelamin pokok danalat kelamin pelengkap. Alat

kelamin pokok adalah organ yang langsung membentuk spermatozoa yaitu testis.

Alat kelamin pelengkap terdiri atas salurantestis yang menuju kloaka yaitu

epididymis,vas defferens, dan papillae (Sarengat 1982).

Page 21: Laporan Daspro

Testis pada unggas berbentuk bulat seperti kacang, terletak ventral dari lobus

anterior ginjal. Ukuran testis tidak selalu konstan, karena menjadi besar pada saat

musim kawin. Bagian kiri sering lebih besar dari bagian kanan. Pinggir medial

testis sedikit konkaf dan mempunyai penjuluran kecil pipih yang dianggap sama

seperti epididimis pada mammalia. Dari situlah keluar saluran vas defferens yang

secara bergelombang-gelombang lateral terhadap ureter masuk ke dalam kloaka

(Soegiarsih 1990). Unggas jantan berbeda dari ternak piaraan lainnya, karena

testis tidak turun dalam skrotum tetapi tetap dalam rongga badan. Testis

menghasilkan sperma untuk membuahi telur yang berasal dari hewan betina.

Testis yang berbentuk bulat kacang tersebut besarnya berbeda-beda menurut umur

dan besar unggas. Permukaan testis diselaputi oleh suatu jaringan fibrosa yang

kuat yang diteruskan kedalam testis membentuk kerangka penunjang tenunan

testis (Sarwono 1993).

Masing-masing vas defferens menuju papilae yang berfungsi sebagai organ

cadangan yang mengalami rudimenter. Papilae ini terletak di bagian tengah dari

kloaka  (Sarengat 1982). Unggas air memiliki alat kopulasi yang nampak jelas,

penis yang berbentuk spiral dan bengkok, terdiri dari tenunan fibrosa dan terletak

pada dinding ventral kloaka,mempunyai suatu legok, dan semen testis pada

unggas berbentuk bulat seperti kacang, terletak ventral dari lobus anterior ginjal

(Soegiarsih, 1990). Khusus pada itik, spermanya mampu bertahan hidup 5-6 hari

didalam saluran genetika itik betina (Srigandono 1997).

Sistem Reproduksi Unggas Betina

Sistem reproduksi unggas betina terdiri dari alat kelamin primer dan alat

kelamin sekunder. Alat kelamin primer adalah ovarium dan alat kelamin sekunder

adalah oviduct atau saluran telur. Unggas betina secara normal hanya memiliki

ovarium dan oviduct sebelah kiri yang berkembang sempurna (Sarengat 1982).

Ovarium merupakan bagian alat kelamin primer yang berfungsi sebagai alat

pembentuk telur. Ovarium terletak diantara paru-paru dan ginjal dibawah dan

dibelakang hati, ovarium tersebut terletak pada tulang belakang dan dikelilingi

oleh alat-alat lainnya sehingga ia tertutup dalam suatu kantung ovarium sehingga

jalan satu-satunya adalah oviduct (Sarwono 1993).

Page 22: Laporan Daspro

Ovarium tersebut terletak pada tulang belakang dan dikelilingi oleh alat-

alat lainnya, sehingga ia tertutup dalam suatu kantong ovarium. Jalan satu-satunya

untuk keluar adalah oviduct (Blakely dan Bade 1991). Oviduct digantung oleh dua

lapis lipatan peritoneum yang membentuk ligamen-ligamen oviduct. Oviduct

terdiri dari 5 bagian, yaitu infundibulum, magnum, isthmus, uterus dan vagina.

Infundibulum berfungsi sebagai corong yang terdapat pada bagian ujung oviduct,

di tempat inilah terjadi pembuahan. Magnum terletak di bagian bawah funnel,

panjangnya 33 cm. Vagina merupakan tempat penyimpanan telur sementara

waktu, sebelum telur dikeluarkan dari dalam tubuh (Sarwono 1993). Tugas uterus

adalah menyempurnakan pembentukan.

Sistem Ekskresi Ayam

Pengertian ekskresi adalah proses pengeluaran zat-zat sisa hasil metabolisme

yang sudah tidak digunakan lagi oleh tubuh. Proses metabolisme menghasilkan

beberapa senyawa biokimia yang diperlukan oleh tubuh untuk berbagai

aktivitas ,metabolisme juga menghasilkan senyawa kimia lain yang tidak dapat

digunakan dan sebagian berupa racun sehingga harus dikeluarkan. Pengeluaran

zat sisa tersebut dapat melalui urin, keringat, dan pernapasan. Alat-alat tubuh yang

berfungsi dalam sistem ekskresi di antaranya adalah ginjal ,paru-paru,hati dan

kulit.

Sistem ekskresi pada unggas terdiri dari dua buah ginjal yang bentuknya

relative sama memanjang, berlokasi di belakang paru-paru, dan menempel pada

tulang punggung. Masing-masing ginjal terdiri dari tiga lobus yang tampak dan

jelas. Ginjal terdiri dari banyak tubulus kecil atau nephron yang menjadi unit

fungsional utama dari ginjal (Suprijatna et al. 2005). Ginjal berfungsi

memproduksi urin melalui proses filtrasi darah dan reabsorbsi beberapa nutrient.

Sistem urinaria ayam maupun itik terdiri atas sepasang ginjal yang berbentuk

panjang yang menempel rapat pada tulang punggung dan tulang rusuk serta

melekat pada selaput rongga perut (peritonium). Air kencing keluar dari tubuh

melalui cloaca bersama-sama feses dan kelihatan sebagai masa putih diatas feses

tersebut (Yuwanta 2004). Ureter adalah saluran muscular yang mengalirkan urine

dari dinding ginjal menuju ke blader (kantong kencing). Kloaka merupakan suatu

Page 23: Laporan Daspro

tabung yang berhubungandengan saluran pencernaan, saluran kencing dan

reproduksi (Rasyaf 2002).

Saluran pernafasan atau respirasi pada unggas terdiri dari laring, trakea,

syrinx, bronkus, paru-paru, dan kantong udara (Suprijatna et al.  2005). Fungsi

utama paru adalah untuk mencukupi kebutuhan oksigen yang diperlukan tubuh

untuk pembakaran dan untuk pembentukan tenaga, paru juga berfungsi untuk

tempat pengeluaran karbondioksida sebagai sisa dari pembakaran (sistem

ekskresi). Unggas tidak berkeringat karena kulit ayam mempunyai kulit yang

relatif tipis jika dibandingkan dengan mamalia dan tidak terdapat kelenjar

keringat pada kulit kecuali kelenjar minyak .

Sistem ekskresi pada hati akan menghasilkan cairan empedu yang akan

dikeluarkan melalui usus. Empedu berasal dari perombakan sel darah merah

(Eritrosit) yang telah tua dan rusak. Perombakan sel darah merah menjadi empedu

di lakukan oleh sel-sel hati yang di sebut sel Histiosit. Sel histiosit akan

hemoglobin dalam darah akan diuraikan menjadi senyawa hemin, Fe, dan

globulin. Senyawa hemin inilah yang kemudian oleh hati di ubah menjadi zat

warna empedu dan di kirim ke usus untuk kemudian di buang keluar tubuh

melalui feces dan urin. Sedangakn Fe dan globulin di manfaatkan kembali untuk

proses metabolisme berikutnya.

Page 24: Laporan Daspro

KESIMPULAN

Unggas memiliki kelas dan variasi serta bangsa-bangsa yang tersebar seperti

kelas asia, kelas mediterania serta berbagai kelas lainnya yang masing-masing

mempunyai ciri-ciri khas yang berbeda. Unggas telah dikembangbiakan secara

intensif, ekstensif dan semi intensif, untuk menghasilkan produk pangan serta

sebagai hewan hias. Dalam perkembangbiakannya unggas memiliki ciri-ciri

sebagai pembeda antara jantan dan betina serta antara produk pangan yang

dihasilkan. Ciri-ciri tersebut dilihat dari ciri-ciri fisik unggas yang dapat

berbengaruh pada tingkat produksi. Setiap ciri-ciri pada unggas menggambarkan

asal, produk yang dihasilkan, umur, jenis kelamin dan tingkat produksi. Unggas

juga mempunyai saluran pencernaan, saluran reproduksi, saluran pernafasan,

saluran ekskresi, saluran urinary. Saluran tersebut mempunyai fungsi yang

mempengaruhi tingkat pertumbuhan, produktivitas, reproduksi serta tingkat

kesehatan. Semua kompenen tersebut dimiliki oleh unggas sebagai dasar dalam

kelangsungan hidupnya.

Page 25: Laporan Daspro

DAFTAR PUSTAKA

Akoso, Nuggroho. 1993. Keanekaragaman Ternak Unggas. Jakarta (ID) : Dian

Rakyat

Akoso, B.T. 1998. Kesehatan Unggas. Yogyakarta(ID) : Kanisius

Anggorodi, R. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. Jakarta (ID) : PT Gramedia

Pustaka

Anggorodi R. 1995. Nutrisi Aneka Ternak Unggas. Jakarta (ID) : Gramedia

Pustaka Utama:

Blakely, J dan D. H. Bade. 1998. Ilmu Peternakan. Yogyakarta (ID) : Gadjah

Mada University  Press.  (Diterjemahkan oleh Bambang Srigandono).

Fadilah, Roni. 2006. Panduan Beternak Ayam Broiler Komersial. Jakarta(ID) :

Penebar Swadaya

Kamal S. 1994. Pencernaan Ayam Bloiler. Bogor (ID) : ACIAR

Rasyaf M. 2002. Bahan Makanan Unggas di Indonesia. Yogyakarta (ID) :

Kanisius,

Rasyaf, M. 1997. Penyajian Makanan AyamPetelur. Jakarta (ID) : Kanisius

Sarengat, W. 1982. Pengantar Ilmu Ternak Unggas. Semarang (ID) : Fakultas

Peternakan dan Perikanan Universitas Diponegoro.

Sarwono, B. 1993. Ragam Ayam Piaraan. Jakarta (ID) : Penebar Swadaya

Soegiarsih, P. 1990. Diktat Ilmu Ternak Unggas. Semarang (ID) : Fakultas

Peternakan Universitas Diponegoro. 

Srigandono, B. 1997. Produksi Unggas Air. Yogyakarta (ID) : Gadjah Mada

University Press.

Suprijatna EU, Atmomarsono, Kartasudjana. 2005. Ilmu Dasar Ternak

Unggas. Jakarta (ID) : Penebar Swadaya,

Yuwanta T. 2004. Dasar Ternak Unggas Cetakan ke-5. Yogyakarta (ID) :

Kanisius

Page 26: Laporan Daspro

LAMPIRAN

Gambar 1. Bangsa ayam brahma, cochin, dan lengshan.

Gambar 2. Sistem reproduksi dan kerangka ayam.

Gambar 3. Sistem pencernaan ayam dan itik.

Page 27: Laporan Daspro

Gambar 4. Itik alabio dan itik cihatep.

Gambar 5. Ayam jantan arab, betina layer, betina arab, dan ayam broiler jantan

dan betina.