LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA FISIS DASAR I “CATU DAYA” NAMA : HERLINA SARI BA’RURU NIM : H21110006 JURUSAN / PRODI : FISIKA / FISIKA ASISTEN : ZAHRAWANI LABORATOIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN PRAKTIKUM
ELEKTRONIKA FISIS DASAR I
“CATU DAYA”
NAMA : HERLINA SARI BA’RURU
NIM : H21110006
JURUSAN / PRODI : FISIKA / FISIKA
ASISTEN : ZAHRAWANI
LABORATOIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN2011
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Di dunia sekarang ini, kita hanya bisa bergantung pada listrik yang
disediakan oleh PLN. Karena terkadang,kita mengalami yang namanya mati
lampu secara tiba-tiba ataupun tidak. Nah, jika kita sedang butuh sekali
listrik maka akan sangat menyedihkan bagi kita. Oleh karena itu, kita dapat
membuat suatu alat yang bernama catu daya (power supply).
Sumber tegangan (power supply) adalah bagian terpenting dalam suatu
pelajaran elektronika karena berfungsi sebagai sumber tenaga listrik seperti
baterai atau accu. Peranannya sangat menentukan bagi bekerjanya peralatan
seperti radio, tape recorder, pesawat TV dan lain-lain.
Selain daripada itu, pencatu daya banyak digunakan sebagai catu daya
dalam berbagai macam praktek dan percobaan pembuatan rangkaian
elektronika. Sebenarnya dalam melaksanakan suatu percobaan rangkaian
elektronika bias saja sebagai sumber tenaganya menggunakan baterai atau
accu namun kurang praktis dan tidak efissien, sebab pemakain baterai atau
accu sifatnya terbatas dan tidak tahan lama. Tegangan baterai makin lama
makin habis oleh karena itu harus segera diganti.
I.2 Ruang Lingkup
Adapun dalam laporan ini akan dibahas tentang pengertian catu daya
serta rangkaian dan hasil keluarannya.
I.3 Tujuan
Adapun tujuan pada percobaan ini adalah:
1. Merancang dan membuat catu daya dengan keluaran yang bervariasi.
2. Memahami prinsip kerja berbagai macam catu daya
I.4 Waktu dan Tempat
Percobaan catu daya ini dilakukan pada hari Senin,24 Oktober 2011 pada
pukul 13.30-16.00 WITA, bertempat di Laboratorium Elektronika dan
Instrumentasi, Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Power Supply adalah bagian pencatu daya bagi rangkaian elektronika. Fungsi
utama rangkaian power supply adalah mengubah tegangan AC jala-jala listrik
menjadi tegangan DC yang dibutuhkan. Saat ini dikenal dua sistem power
supply, yaitu:
1. Sistem konvensional dengan trafo step down 50Hz dan rangkaian penyearah
dioda dan elco.
2. Sistem switching yang dikenal dengan SMPS (Switching Mode Power
Supply)
1. Power Supply Konvensional
Pada power supply konvensional, tegangan AC ini lebih dahulu
diturunkan melalui sebuah transformator step down lalu keluaran trafo
disearahkan dengan dioda dan diratakan dengan kapasitor elektrolit (elco).
Sistem penyearahan dioda ada 3 macam, yaitu :
1. Penyearah setengah gelombang
Penyearah Setengah Gelombang
Sistem penyearah setengah gelombang menggunakan satu buah dioda
untuk menyearahkan sinyal AC. Dalam hal ini dioda hanya melewatkan
setengah dari bentuk gelombang sedangkan setengah gelombang lainnya tidak
dipakai. Jadi sistem penyearah setengah gelombang ini tidak efisien untuk
transfer daya.
Ada juga yang menggunakan capasitor sebagai filternya:
Rangkaian penyearah setengah gelembang dengan filter C
Gambar diatas adalah rangkaian penyearah setengah gelombang dengan
filter kapasitor C yang paralel terhadap beban R. Ternyata dengan filter ini
bentuk gelombang tegangan keluarnya bisa menjadi rata.
2. Penyearah gelombang penuh sistem CT
Penyearah Gelombang Penuh Sistem CT
Sistem penyearah gelombang penuh artinya mengambil semua bagian
dari sinyal AC untuk disearahkan. Pada penyearah gelombang penuh sistem
CT maka dibutuhkan satu buah kumparan kawat lagi yang disusun kebalikan
dari kumparan yang pertama.
Pertemuan antara kumparan pertama dan kumparan kedua disebut dengan
CT (Center Tap). Titik CT inilah kemudian yang akan menjadi titik referensi
tegangan (titik nol).
3. Penyearah gelombang penuh sistem jembatan (bridge)
Penyearah Gelombang Penuh Sistem Jembatan
Prinsip penyearah gelombang penuh sistem jembatan hampir sama dari
sistem CT yaitu bertujuan melewatkan semua bagian sinyal AC. Namun
penyearah sistem jembatan hanya memerlukan satu kumparan saja. Untuk
mengambil fasa sinyal AC bagian atas dan bawah digunakan empat dioda yang
bekerja bergantian saat sinyal AC berayun pada posisi atas dan bawah.
Power Supply Switching
Salah satu kelemahan dari power supply konvensional adalah efisiensinya
yang rendah karena mengambil tegangan dari hasil penyearahan sinyal sinus.
Untuk meningkatkan efisiensi power supply maka sinyal yang disearahkan
harus berupa sinyal kotak. Dalam hal ini kemudian muncul sebuah power
supply sistem baru dengan metode pensaklaran yang disebut sistem switching.
Blok Diagram SMPS
Pada power supply sistem switching, sinyal AC dari tegangan jala-jala
listrik 220V disearahkan lebih dahulu menjadi tegangan DC melalui sebuah
rangkaian dioda penyearah dan elko. Tegangan DC hasil penyearahan ini
kemudian disaklar on-off secara terus menerus dengan frekuensi tertentu
sehingga memungkinkan nilai induktor dari trafo menjadi kecil. Hal ini
khususnya untuk memperkecil ukuran power supply.
Rangkaian penyearah sudah cukup bagus jika tegangan ripple-nya kecil,
namun ada masalah stabilitas. Jika tegangan PLN naik/turun, maka tegangan
outputnya juga akan naik/turun. Seperti rangkaian penyearah di atas, jika arus
semakin besar ternyata tegangan dc keluarnya juga ikut turun. Untuk beberapa
aplikasi perubahan tegangan ini cukup mengganggu, sehingga diperlukan
komponen aktif yang dapat meregulasi tegangan keluaran ini menjadi stabil.
Regulator Voltage berfungsi sebagai filter tegangan agar sesuai dengan
keinginan. Oleh karena itu biasanya dalam rangkaian power supply maka IC
Regulator tegangan ini selalu dipakai untuk stabilnya outputan tegangan.
Berikut susunan kaki IC regulator tersebut.
Misalnya 7805 adalah regulator untuk mendapat tegangan +5 volt, 7812
regulator tegangan +12 volt dan seterusnya. Sedangkan seri 79XX misalnya
adalah 7905 dan 7912 yang berturut-turut adalah regulator tegangan -5 dan -12
volt.
Selain dari regulator tegangan tetap ada juga IC regulator yang
tegangannya dapat diatur. Prinsipnya sama dengan regulator OP-amp yang
dikemas dalam satu IC misalnya LM317 untuk regulator variable positif dan
LM337 untuk regulator variable negatif. Bedanya resistor R1 dan R2 ada di
luar IC, sehingga tegangan keluaran dapat diatur melalui resistor eksternal
tersebut.
Gambar rangkaian di atas dapat anda aplikasikan untuk membuat adaptor
atau power suplly dengan tegangan keluaran (V output 12V DC). Power supply
di atas hanya dilindungi oleh capasitor sebagai pengaman apabila power supply
ini dihubungkan dengan beban pada rangkaian. Maka dari itu saya sarankan
memakai capasitor dengan minimal spesifikasi 35V. Untuk daya pengaman
power supply yang lebih kita bisa menggunakkan transistor TIP, tapi saya
belum membahasnya. Untuk dioda bridge dapat anda susun dari 4 dioda
kemudian anda solder menjadi satu bridge rectifier atau anda dapat membeli
jadi bridge rectifier yang berbentuk sisir (menyamping) atau kotak. Paling
tidak dioda bridge saya sarankan memakai 1 Ampere, dalam rangkaian
adaptor, semakin besar ampere diodanya semakin bagus jalannya arus di dalam
rangkaian. Dioda bagaikan jalan tol, dan arus sebagai mobil yang melewatinya.
Semakin besar dan lebar jalan tol yang ada, semakin cepat arus berjalan dan
melalui rangkaian.
Untuk rangkaian power supply 5 V, anda dapat mengganti volt regulator di
atas dengan tipe 7805 dan 7905. Aplikasi ini berlaku sama pada rangkaian ini.
Untuk variasi rangkaian seperti fuse ataupun switch on/off dapat anda coba
sendiri.
+ Transformator 18 V – CT minimal 1 A
+ Capasitor minimal 35 V
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
III.1 Alat dan Bahan
III.1.1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini adalah:
1. Papan PCB
2. Multimeter
III.1.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah:
1. Diode bridge, berfungsi sebagai diode penyambung .
2. Kapasitor, berfungsi sebagai penyimpan muatan.
3. Resistor, berfungsi sebagai penghambat arus.
4. Trafo, berfungsi sebagai
5. IC, berfungsi sebagai penstabil dan pengatur tegangan.
III.2 Prosedur percobaan
Adapun prosedur percobaan yang pada percobaan ini adalah:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Menyusun rangkaian seperti pada gambar di bawah ini:
4700 µF
4700 µF
2200 µF
2200 µF
C3
C4
CT
3. Mengukur apakah ada tegangan yang keluar, sebelum
disambungkan dengan transformator.
4. Mengukur tegangan keluaran pada keluaran (+) dan (-). Karena
kita menggunakan IC tipe 7812 dan 7912 maka seharusnya
tegangannya adalah 12 volt.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil
Dari percobaan ini, kami mendapatkan hasil:
Bahwa dengan menggunakan IC 7812 dan 7912, tegangan keluaran di
keluaran plus(+) dan minus(-)nya adalah 12 Volt.
IV.2 Pembahasan
Catu daya dapat dibuat oleh diri sendiri dengan cara yang sederhana.
Dari percobaan di atas dapat kami ketahui bahwa tegangan keluaran
yang dihasilkan oleh catu daya bergantung pada masukan yang
dihasilkan oleh transformator. Namun, dalam suatu rangkaian terkadang
tegangan yang dihasilkan tidak konstan atau stabil. Oleh karena itu,
dalam suatu rangkaian dibutuhkan adanya sebuah stabilisator yang
sering di sebut sebagai IC (Integrated Circuit).
4700 µF
4700 µF
C3
C4
2200 µF
2200 µF
CT
Integrated Circuit (IC) terbentuk dari sebuah rangkaian yang sudah
terintegrasi dan dibuat dalam satu buah chip komponen. Komponen IC
sering dijumpai terutama pada Komputer, TV, Audio Hi-Fi, Radio dan
Ponsel. Jenis IC yang paling populer adalah IC op-amp (operational
amplifier) dan Mikroprosseor/ Mikrocontroler.
Oleh karena adanya IC inilah yang menyebabkan tegangan masukan
dari transformator itu sama dengan keluaran plus(+) dan keluaran
minus(-).
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan ini, dapat disimpulakan bahwa:
1. Catu daya dapat stabil antara tegangan masukan dan keluaran
dengan menggunakan stabilisatior yang bernama IC.
2. Ada 2(dua) tipe IC yaitu IC tipe 78XX dan 79XX. Tipe 78XX
untuk regulator positif dan 79XX untuk regulator negative. Untuk
masing-masing tipe, ada beberapa macam. Contohnya tipe 7812
dan 7912.
V.2 Saran
V.2.1 Untuk Laboratorium
Saran saya, sebaiknya alat-alat dan bahan-bahan yang sudah tidak layak
pakai sebaiknya diganti saja. Kemudian, kalau bisa ada penambahan
alat dan bahan yang lain yang lebih modern untuk menunjang
praktikum.
V.2.2 Untuk asisten
Komunikasi dengan praktikan sangat baik, cara penjelasannya juga
sangat baik. Tingkatkan apa yang bisa lebih ditingkatkan.