LAPORAN TUTORIALBLOK 11 MODUL 2 MANAJEMEN KESEHATAN
MASYARAKAT
KELOMPOK 2TUTOR: Drg. Murniwati, MPPM Addina Ainul Haq Annisa
Desva Elia Bulan Fatiha Bagustari Desmedio Deno Merinda Difa Putri
Utami Dirahmah Tulaila Firstadeina Rezkiannisa Melga Halim Muftihat
Israr Putri Mulya Sari Vixi Pratiwi Harry Muhammad Nur
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS 2012
SKENARIOKinerja ???? Drg. Melani dipanggil kepala dinas
kesehatan karena hasil penilaian kinerja puskesmas pencapaian
programnya dibawah target yang sudah ditetapkan seperti K4 Ibu
hamil 43%,cakupan imunisas i 65% . drg. Melani menanyakan kepada
kepala puskesmas mengenai Perencanaan Tingkat Puskesmas. Di
puskesmas Drg. Melani mengadakan lokakarya mini membahas pencapaian
program puskesmas. Dari hasi yang lokakarya mini diketahui bahwa
PTP dibuat dengan mencontoh yang tahun lalu. Petugas puskesmas
pembantu tidak mempunyai data mengenai pencapaian . bidan desa
tidak tahu masalah apa yang terjadi di daerah binaanya. Ternyata
Puskesmas belum membuat perencanaan berdasarkan masalah yang ada.
Dapatkah saudara menjelaskan mengenai manejemen Puskesmas.
STEP I. TERMINOLOGI1. K4 : merupakan kunjungan antenatal yang
ke-4. Kunjungan ibu hamil ke bidan / dokter untuk mendapatkan
pelayanan antenatal yang terdiri atas min 1x kontak pada trimester
I,1 x pada trimester II dan 2x pada trimester 3. 2. Lokakarya mini
: suatu pertemuan di puskesmas yang dihadiri oleh seluruh staff
puskesmas,petugas pustu,dan sektor lain yang terkait untuk
meningkatkan kerja sama tim dan meningkatkan mutu puskesmas. 3. PTP
: Perencaan Tingkat Puskesmas adalah suatu proses kegiatan yang
sistematis untuk menyusun atau mempersiapkan kegiatan yang akan
dilakasankan oleh Puskesmas pada tahun berikutnya untk meningkatkan
cakupan dan mutu pelayanan kepada masyarakat dalam upaya.
STEP II. MENENTUKAN MASALAH1. Apa tujuan dari PTP? 2. Bagaimana
prosedur pembuatan PTP? 3. Mengapa Drg. Melani menanyakan tentang
PTP ( skenario )? 4. Program-program apa saja yang ada di
puskesmas? 5. Apa saja kendala dalam pencapaian program puskesmas?
6. Apa saja masalah kesehatn yang sering ditemui di Indonesia? 7.
Bagaimana pemecahan masalah kesehatan ? 8. Bagaimana proses
evaluasi terhadap proses pencapaian kinerja puskesmas? 9. Bagaimana
sebaiknya manajemen Puskesmas? 10. Apa manfaat manajemen kesehatan
khususnya Puskesmas?
STEP III. MENGANALISA MASALAH1. Apa tujuan dari PTP ? Tujuan
dari PTP adalah untuk menyusun RUK dan melaksanakan RPK,
menghasilkan RPK yang didukung multipihak dan meningkatkan
manajemen Puskesmas dalam pelaksanaan pelyanan kesehatan 2.
Bagaimana prosedur pembuatan PTP? a. tahap persiapan b. tahap
analisis situasi c. tahap penyusunan rencana usulan kegiatan (RUK)
d.tahap penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan (RPK) 3. Mengapa
Drg. Melani menanyakan PTP ( scenario )? Untuk melihat RUK dan RPK
dan mengetahui bagaimana jalannya program setelah diberi dana 4.
Program-program apa saja yang ada di Puskesmas ?
a. Upaya kesehatan wajib Puskesmas : Promosi kesehatan Kesehatan
lingkungan Kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana
Perbaikan gizi masyarakat Pencegahan dan pemberantasan penyakit
menular Pengobatan
b. upaya kesehatan pengembangan Puskesmas : ditetapkan
berdasarkan permasalahan di masyarakat, disesuaikan dengan
kemampuan puskesmas. 5. Apa saja kendala dalam pencapaian program
puskesmas? Rencana strategis, visi dan misi belum dirumuskan oleh
puskesmas secara jelas Fungsi belum dipahami bersama dan belum
dilaksanakan oleh jajaran puskesmas dengan baik Sistem manajemen
puskesmas belum dilaksankan dengan optimal Dana operasional
terbatas Sumberdaya manusia yang masih terbatas kuantitas,
kualiatas dan kualifikasinya.
6.Apa saja masalah kesehatn yang sering ditemui di Indonesia?
Mortilitas Tingginya dispartilitas miskin-kaya Keterbatasan di
pelayanan kesehatan Kurangnya peran antar lintas sector
7. Bagaimana pemecahan masalah kesehatan ? Analisis situasi
Identifikasi masalah : bisa dilakukan dengan pendekatan
logis,pragmatis dan politis Menetapkan tujuan Menentukan alternatif
Rencana operasional
8.Bagaimana proses evaluasi terhadap proses pencapaian kinerja
puskesmas? Berdasarkan kinerja program (dasar dan inovasi )
Berdasarkan pelaksanaan manajemen Berdasarkan mutu pelayanan
kesehatan puskesmas
9.Bagaimana sebaiknya manajemen Puskesmas? Ada tujuh konsep umum
manajeman:
Komunikasi : apa yang akan di benahi Koordinasi : keterpaduan
antar program Komitmen : bersikap professional dan berkomitmen
Konsisten : sesuai dengan apa yang disepakati Kontinuitas :
berkelajutan, aktif dan kreatif Konsekuen Kooperatif : integrasi
secara menyeluruh
Komponen manajemen Planning Organizing Actuating controlling
10. Apa manfaat manajemen kesehatan khususnya Puskesmas? Untuk
mengelola sumber daya Untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan
masyarakat Untuk pelayanan kesehatan yang sebaik-baiknya
STEP IV. SKEMADrg. Melani Lokakarya mini Pencapaian program
puskesmas
Kep Din Kes PTP mencontoh tahun lalu
Kinerja Puskesmas
Di bawah target
Kepala Puskesmas Puskesmas belum membuat perencanaan
Manajemen Puskesmas Manajemen kesehatan Kebijakan Dasar
Puskesmas Masalah Kesehatan Masyarakat
Pemecahan Masalah
Evaluasi Program Kesehatan
STEP V. LEARNING OBJECTIVE1. Mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan manajemen Puskesmas. 2. Mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan kebijakan dasar Puskesmas. 3. Mahasiswa mampu memahami
dan menjelaskan evaluasi program kesehatan. 4. Mahasiswa mampu
memahami dan menjelaskan masalah kesehatan masyarakat. 5. Mahasiswa
mampu memahami dan menjelaskan prinsip pemecahan masalah
kesehatan.
STEP VI. MENGUMPULKAN INFORMASI
STEP VII. SINTESA DAN UJI INFORMASILO I. MANAJEMEN PUSKESMAS
Untuk dapat melaksanakan usaha pokok Puskesmas secara efisien,
efektif, produktif, dan berkualitas, pimpinan Puskesmas harus
memahami dan menerapkan prinsip-prinsip manajemen. Manajemen
bermanfaat untuk membantu pimpinan dan pelaksana program agar
kegiatan program Puskesmas dilaksanakan secara efektif dan efisien.
Manajemen puskesmas meliputi tiga tahapan pokok, yaitu: A.
Perencanaan B. Pelaksanaan dan pengendalian C. Pengawasan dan
pertanggungjawaban A. PERENCANAAN Perencanaan merupakan proses
penyusunan rencana tahunan Puskesmas untuk mengatasi masalah
kesehatan di wilayah kerja Puskesmas. Hal ini meliputi: 1. Rencana
usulan kegiatan, terdiri dari: Upaya Kesehatan Puskesmas Wajib
Upaya Kesehatan Puskesmas Pengembangan 2. Rencana pelaksanaan
kegiatan, merupakan rancangan yang dibuat ketika akan melaksanakan
kegiatan. Terdiri dari upaya wajib dan pengembangan. B. PELAKSANAAN
DAN PENGENDALIAN Pelaksanaan dan pengendalian merupakan proses
penyelenggaraan, pemantauan serta penilaian terhadap
penyelenggaraan rencana tahunan Puskesmas. Ada tiga empat komponen
yang ada dalam tahap ini, yaitu: 1. Pengorganisasian Penentuan
penanggung jawab dan pelaksana kegiatan per-satuan wilayah kerja
Membagi habis pekerjaan Penggalangan kerjasama tim dg lintas
sektoral
2. Penyelenggaraan Dalam penyelenggaraan harus memperhatikan :
Azas penyelenggaraan puskesmas Standar dan Pedoman pelayanan
-
Menyelenggarakan kendali mutu dan kendali biaya
3. Pemantauan Pemantauan dilaksanakan dengan memperhatikan: a.
kinerja (cakupan, mutu, biaya) b. masalah dan hambatan c.
menggunakan data dari SIMPUS (Sistem Informasi Manajemen Puskesmas)
4. Penilaian sumber data utama SIMPUS C. PENGAWASAN DAN
PERTANGGUNGJAWABAN Pengawasan dan pertanggungjawaban merupakan
proses memperoleh suatu kepastian atas kesesuaian penyelenggaraan
dan pencapaian tujuan Puskesmas terhadap rencana dan peraturan
perundang-undangan serta berbagai kewajiban yang berlaku. 1.
Pengawasan, dilakukan secara Internal dan Eksternal 2.
Pertanggungjawaban, dilaporkan dalam bentuk laporan
pertanggungjawaban yang terdiri dari: - laporan berkala - laporan
pertanggung jawaban masa jabatan LO II. KEBIJAKAN DASAR PUSKESMAS
Kebijakan pembangunan kesehatan terutama diarahkan pada : (1)
peningkatan jumlah jaringan dan kualitas sarana dan prasarana
kesehatan; (2) peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan;
(3) pengembangan sistem jaminan kesehatan terutama bagi penduduk
miskin; (4) peningkatan sosialisasi kesehatan lingkungan dan pola
hidup sehat; (5) Peningkatan pendidikan kesehatan pada masyarakat
sejak usia dini; (6) Pemerataan dan peningkatan kualitas fasilitas
kesehatan dasar dan sebaran tenaga kesehatan. Tujuan Puskesmas
Mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas.
Kedudukan Puskesmas 1. Dalam Sistem Kesehatan Nasional Puskesmas
berperan sebagai sarana pelayanan kesehatan (perorangan dan
masyarakat) strata pertama 2. Dalam Sistem Kesehatan Kabupaten/
Kota Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis dinas yang bertanggung
jawab menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan
kabupaten/kota 3. Dalam Sistem Pemerintah Daerah Puskesmas sebagai
unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang merupakan
unit struktural pemda kabupaten/ kota
Fungsi Puskesmas 1. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan
Kesehatan Berupaya menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha di
wilayah kerjanya agar menyelenggarakan pembangunan yg berwawasan
Kesehatan Aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari
penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya
Mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa
mengabaikan penyembuhan dan pemulihan
2. Pusat Pemberdayaan Masyarakat Berupaya agar seluruh elemen
masyarakat: Memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri
sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat Berperan aktif dalam
memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk pembiayaan Ikut
menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program
kesehatan
3. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama Menyelenggarakan
pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan a. Pelayanan kesehatan perorangan b. Pelayanan
kesehatan masyarakat Organisasi Puskesmas Struktur organisasi
puskesmas 1. Kepala Puskesmas
2. Unit Tata Usaha 3. Unit Pelaksana Teknis Fungsional Upaya
Kesehatan Masyarakat Upaya Kesehatan perorangan 4. Jaringan
Pelayanan Puskesmas pembantu Puskesmas Keliling Bidan di
Desa/Komunitas Tata kerja 1. Dengan kantor kec: berkordinasi 2.
Bertanggung jawab kepada Dinkes kabupaten/ kota 3. Bermitra dengan
sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya 4. Menjalin
kerjasama yang erat dengan fasilitas rujukan 5. Dengan Lintas
sektor: berkordinasi 6. Dengan masyarakat: bermitra dg BPP ( BPP:
Organisasi yg menghimpun tokoh masyarakat yang peduli kesehatan
masyarakat) Upaya Puskesmas A. Upaya kesehatan wajib puskesmas 1.
Upaya promosi kesehatan 2. Upaya kesehatan lingkungan 3. Upaya
perbaikan gizi 4. Upaya pencegahan & pemberantasan penyakit
menular 5. Upaya kesehatan ibu, anak & kb 6. Upaya pengobatan
dasar
B. Upaya kesehatan pengembangan puskesmas Dilaksanakan sesuai
dengan masalah kesehatan masyarakat yang ada dan kemampuan
Puskesmas Bila ada masalah kesehatan, tetapi pusk tidak mampu
menangani, maka pelaksanaan dilakukan oleh dinkes kab/Kota Upaya
Lab (medis dan kesehatan masyarakat) dan Perkesmas serta Pencatatan
Pelaporan merupakan kegiatan penunjang dari setiap upaya wajib atau
pengembangan.
Azas Penyelenggaraan Puskesmas 1. Azas pertanggungjawaban
wilayah 2. Azas pemberdayaan masyarakat 3. Azas keterpaduan -
Lintas program - Lintas sektoral 4. Azas rujukan - Rujukan medis -
Rujukan kesehatan masyarakat Azas pertanggungjawaban wilayah 1.
Puskesmas bertanggungjawab meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya 2. Dilakukan
kegiatan dalam gedung dan luar gedung 3. Ditunjang dengan puskesmas
pembantu, Bidan di desa, puskesmas keliling Azas pemberdayaan
masyarakat 1. Puskesmas harus memberdayakan perorangan, keluarga
dan masyarakat agar berperan aktif dlm menyelenggarakan setiap
upaya Puskesmas 2. Potensi masyarakat perlu dihimpun UKBM (Upaya
Kesehatan Berbasis Masyarakat) Azas Keterpaduan Setiap upaya
diselenggarakan secara terpadu, keterpaduan diwujudkan melalui: -
Keterpaduan lintas program Lokakarya Mini Bulanan - Keterpaduan
Lintas Sektoral Lokakarya Mini Tribulanan Azas Rujukan Rujukan
medis/upaya kesehatan perorangan - rujukan kasus - bahan
pemeriksaan
- ilmu pengetahuan Rujukan upaya kesehatan masyarakat - rujukan
sarana dan logistik - rujukan tenaga - rujukan operasional
LO III. EVALUASI PROGRAM PUSKESMAS a. Pengertian Penilaian
Kinerja Puskemas Penilaian kinerja Puskesmas adalah suatu upaya
untuk melakukan penilaian hasil kerja / prestasi Puskesmas.
Pelaksanaan penilaian dimulai dari tingkat Puskesmas sebagai
instrumen mawas diri karena setiap Puskesmas melakukan penilaian
kinerjanya secara mandiri, kemudian Dinas Kesehatan Kabupaten /
Kota melakukan verifikasi hasilnya. Adapun aspek penilaian meliputi
hasil pencapaian cakupan dan manajemen kegiatan termasuk mutu
pelayanan (khusus bagi Puskesmas yang telah mengembangkan mutu
pelayanan) atas perhitungan seluruh Puskesmas. Berdasarkan hasil
verifikasi, dinas kesehatan kabupaten / kota bersama Puskesmas
dapat menetapkan Puskesmas kedalam kelompok (I,II,III) sesuai
dengan pencapaian kinerjanya.Pada setiap kelompok tersebut, dinas
kesehatan kabupaten/kota dapat melakukan analisa tingkat kinerja
puskesmas berdasarkan rincian nilainya, sehingga urutan pencapian
kinerjanya dapat diketahui, serta dapat dilakukan pembinaan secara
lebih mendalam dan terfokus. b. Tujuan dan Manfaat Penilaian
Kinerja Puskesmas Tujuan Umum Tercapainya tingkat kinerja puskesmas
yang berkualitas secara optimal dalam mendukung pencapaian tujuan
pembangunan kesehatan kabupaten / kota. Tujuan Khusus 1.
Mendapatkan gambaran tingkat pencapaian hasil cakupan dan mutu
kegiatan serta manajemen puskesmas pada akhir tahun kegiatan. 2.
Mengetahui tingkat kinerja puskesmas pada akhir tahun berdasarkan
urutan peringkat kategori kelompok puskesmas. 3. Mendapatkan
informasi analisis kinerja puskesmas dan bahan masukan dalam
penyusunan rencana kegiatan puskesmas dan dinas kesehatan
kabupaten/kota untuk tahun yang akan datang. Manfaat Penilaian
Kinerja Puskesmas : 1. Puskesmas mengetahui tingkat pencapaian
(prestasi) kunjungan dibandingkan dengan target yang harus dicapai.
2. Puskesmas dapat melakukan identifikasi dan analisis masalah,
mencari penyebab dan latar belakang serta hambatan masalah
kesehatan di wilayah
kerjanya berdasarkan adanya kesenjangan pencapaian kinerja
puskesmas (out put dan out come) 3. Puskesmas dan dinas kesehatan
kabupaten/kota dapat menetapkan tingkat urgensi suatu kegiatan
untuk dilaksanakan segera pada tahun yang akan datang berdasarkan
prioritasnya. 4. Dinas kesehatan kabupaten/kota dapat menetapkan
dan mendukung kebutuhan sumber daya puskesmas dan urgensi pembinaan
puskesmas. c. Ruang Lingkup Penilaian Kinerja Puskesmas Ruang
lingkup kinerja puskesmas meliputi penilaian pencapaian hasil
pelaksanaan pelayanan kesehatan, manajemen puskesmas dan mutu
pelayanan. Penilaian terhadap kegiatan upaya kesehatan wajib
puskesmas yang telah ditetapkan di tingkat kabupaten/kota dan
kegiatan upaya kesehatan pengembangan dalam rangka penerapan tiga
fungsi puskesmas yang diselenggarakan melalui pendekatan kesehatan
masyarakat, dengan tetap mengacu pada kebijakan dan strategi untuk
mewujudkan visi Indonesia Sehat. d. Pelaksanaan Penilaian a. Di
tingkat Puskesmas 1. Dilaksanakan oleh puskesmas dalam rangka mawas
diri mengukur keberhasilan kinerjanya 2. Kepala puskesmas membentuk
tim kecil Puskesmas untuk melakukan kompilasi hasil pencapaian (out
put dan out come) 3. Masing-masing penanggung jawab kegiatan
melakukan pengumpulan data pencapaian, dengan memperhitungkan
cakupan hasil (out-put) kegiatan dan mutu bila hal tersebut
memungkinkan 4. Hasil yang telah dicapai, masing-masing penanggung
jawab kegiatan melakukan analisis masalah,identifikasi kendala atau
hambatan, mencari penyebab dan latar belakangnya, mengenali
factor-faktor pendukung dan penghambat. 5. Bersama-sama tim kecil
Puskesmas menyusun rencana pemecahannya dengan mempertimbangkan
kecenderungan timbulnya masalah (ancaman) ataupun kecenderungan
untuk perbaikan (peluang) dengan metoda analisis sederhana maupun
analisa kecenderungan dengan menggunakan data yang ada 6. Hasil
perhitungan, analisa data dan usulan rencana pemecahannya
dilaporkan ke dinas kesehatan kabupaten/kota b. Di tingkat
kabupaten/kota 1. Menerima rujukan/ konsultasi Puskesmas dalam
melakukan perhitungan hasil kegiatan, menganalisa data dan membuat
pemecahan masalah. 2. Memantau dan melakukan pembinaan sepanjang
tahun pelaksanaan kegiatan Puskesmas berdasarkan urutan prioritas
masalah
3. Melakukan verifikasi hasil perhitungan akhir kegiatan
Puskesmas dan bersama dengan Puskesmas menghitung dan menetapkan
kelompok peringkat kinerja puskesmas. 4. Melakukan verifikasi
analisa data dan pemecahan masalah yang telah dibuat Puskesmas dan
membuat rencana usulan kegiatan berdasarkan kesepakatan bersama
dengan puskesmas 5. Mengirim umpan balik ke puskesmas dalam bentuk
penetapan kelompok puskesmas, evaluasi hasil kinerja puskesmas dan
rencana usulan kegiatan puskesmas. 6. Penetapan target dan dukungan
sumber daya masing-masing puskesmas berdasarkan evaluasi hasil
kinerja puskesmas dan rencana usulan kegiatan tahun depan. Teknis
pelaksanaan penilaian kinerja puskesmas sebagai berikut: 1.
Pengumpulan Data. Contoh: pengumpulan data dilaksanakan dengan
memasukkan data hasil kegiatan puskesmas tahun 2011 ( Januari s.d
Desember 2011 ) dengan variabel dan sub variabel yang terdapat
dalam formulir penilaian kinerja puskesmas tahun 2011. 2.
Pengolahan Data. 3. Setelah proses pengumpulan data selesai,
dilanjutkan dengan penghitungan sebagaimana berikut di bawah ini :
Penilaian Cakupan Kegiatan Pelayanan Kesehatan Nilai cakupan
kegiatan pelayanan kesehatan adalah rerata per jenis kegiatan.
Kinerja cakupan pelayanan kesehatan dikelompokkan menjadi tiga,
yaitu : a) Kelompok I (kinerja baik) : Tingkat pencapaian hasil 91
% b) Kelompok II (kinerja cukup) : Tingkat pencapaian hasil 81 90 %
c) Kelompok III (kinerja kurang):Tingkat pencapaian hasil 80 %
Penilaian Kegiatan Manajemen Puskesmas Penilaian kegiatan manajemen
puskesmas dikelompokkan menjadi empat kelompok : a) Manajemen
Operasional Puskesmas b) Manajemen alat dan obat c) Manajemen
keuangan d) Manajemen ketenagaan Nilai masing-masing kelompok
manajemen adalah rata-rata nilai kegiatan masing-masing kelompok
manajemen. Cara Penilaian : Nilai manajemen dihitung sesuai dengan
hasil pencapaian Puskesmas dan dimasukkan ke dalam kolom yang
sesuai. Hasil nilai skala di masukkan ke dalam kolom nilai akhir
tiap variable Hasil rata rata dari penjumlahan nilai variabel dalam
manajemen merupakan nilai akhir manajemen Hasil rata-rata
dikelompokkan menjadi: a) Baik : Nilai rata rata > 8,5 b) Cukup
: Nilai 5,5 8,4
c) Kurang : Nilai < 5 Penilaian mutu pelayanan Cara Penilaian
: Nilai mutu dihitung sesuai dengan hasil pencapaian Puskesmas dan
dimasukkan ke dalam kolom yang sesuai. Hasil nilai skala di
masukkan ke dalam kolom nilai akhir tiap variable Hasil rata rata
nilai variabel dalam satu komponen merupakan nilai akhir mutu.
Nilai mutu dikelompokkan menjadi : a) Baik : Nilai rata rata >
8,5 b) Cukup : Nilai 5,5 8,4 c) Kurang : Nilai < 5, Berdasarkan
hasil verifikasi, dinas kesehatan kabupaten / kota bersama
Puskesmas dapat menetapkan Puskesmas kedalam kelompok (I,II,III)
sesuai dengan pencapaian: a) Kelompok 1: Kelompok puskesmas dengan
tingkat kinerja baik b) Kelompok 2: Kelompok puskesmas dengan
tingkat kinerja cukup c) Kelompok 3: Kelompok puskesmas dngan
tingkat kinerja kurang
LO IV. MASALAH KESEHATAN MASYARAKAT Permasalahan di bidang
kesehatan melliputi: 1. Masih cukup tingginya disparitas status
kesehatan antar tingkat sosial ekonomi, antar kecamatan dan
perdesaan. 2. Mobilitas penduduk yang cukup tinggi. 3. Kondisi
kesehatan lingkungan masih rendah. 4. Perilaku hidup sehat
masyarakat yang masih rendah. 5. Keterbatasan pelayanan kesehatan.
6. Jumlah tenaga kesehatan masih kurang merata. 7. Pemanfaatan
fasilitas kesehatan yang ada belum optimal. 8. Akses masyarakat
untuk mencapai fasilitas kesehatan yang ada belum optimal. 9. Masih
rendahnya kualitas pelayanan kesehatan di puskesmas dan jaringannya
10. Masih rendahnya kinerja SDM kesehatan 11. Peran lintas sektor
dalam bidang kesehatan belum optimal. 12. Status kesehatan penduduk
miskin masih rendah, dimana penyakit infeksi yang merupakan
penyebab kematian utama pada bayi dan balita lebih sering terjadi
pada penduduk miskin 13. Penduduk miskin belum terjangkau oleh
sistem jaminan atau asuransi kesehatan Masalah di puskesmas: 1.
Visi, misi dan fungsi Puskesmas belum dirumuskan secara jelas 2.
Beban kerja puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten atau Kota terlalu berat 3. Sistem manajemen puskesmas
dengan berlakunya prinsip otonomi perlu disesuaikan 4. Puskesmas
dan daerah tidak memiliki keleluasaan menetapkan kebijakan program
yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat, yang tentu saja
dinilai tidak sesuai lagi dengan era desentralisasi
5. Proses pencapaian tujuan Puskesmas. Dalam hal ini pemimpin
dituntut melaksanakan fungsi manajemen, seperti perencanaan,
pengorganisasian, penggerakkan pelaksanaan,
pengawasan/pembimbingan, dan evaluasi. Namun masih ada beberapa
kepala puskesmas belum optimal dalam melakukan fungsi manajemen
ini. Dapat dilihat bahwa petugas baik medis maupun non medis yang
berada di puskesmas tersebut tidak ada saat kejadian. Hal tersebut
menandakan bahwa proses pengorganisasian (organization) dan
penggerakan pelaksanaan (actuating) dalam pelaksanaan manajemen
belum optimal. Organization dan actiuating merupakan proses
menghimpun sumber daya dalam hal ini manusia yang dimiliki
puskesmas dan pembimbingan kepada petugas puskesmas agar mereka
mampu dan mau bekerja secara optimal menjalankan tugas-tugasnya
sesuai dengan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki. Karena
kurangnya pembimbingan kepala puskesmas kepada pegawai puskesmas
memungkinkan pegawai malas dalam melaksanakan tugasnya. Selain itu
proses pengawasan (Controlling) terhadap pegawai maupun sumber daya
yang ada juga belum dilaksanakan oleh kepala puskesmas dengan baik.
Global Public Health: 1. Penyakit menular: Malaria, TBC, Polio,
Campak, cacar 2. Penyakit Pandemik: SARS, demam berdarah, HIV/AIDS,
FLU 3. Perubahan lingkungan global: perubahan iklim cuaca buruk,
pemanasan global, badai dan topan 4. Alam dan bencana buatan
manusia 5. Gaya hidup dan adiktif penyakit: Tembakau, narkotika,
penyalahgunaan narkoba 6. Kekerasan: Terorisme dan bioterorisme 7.
Kecelakaan lalu lintas LO 5. PRINSIP PEMECAHAN MASALAH KESEHATAN1.
METODE HANLON Meode yang memberikan cara untuk membandingkan
berbagai masalah kesehatan dengan yang relative, tidak
absolut/mutlak, memiliki kerangka, sebisa mungkin sama/sederajat,
dan objektif. Metode ini juga bisa disebut sebagai Sistem Dasar
Penilaian Prioritas (BPRS). Metode ini memiliki 3 tujuan utama:
Memungkinkan para pengambil keputusan untuk mengindentifikasi
faktor-faktor eksplisit yang harus diperhatikan dalam menentukan
prioritas. Untuk mengorganisasi factor-faktor ke dalam kelompok
yang memiliki bobot relative satu sama lain Memungkinkan
factor-faktor agar dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan dan
dinilai secara individual. 2. DIAGRAM FISHBONE Penggunaan:
Melakukan identifikasi penyebab masalah Mengkategorikan berbagai
sebab potensial suatu masalah dengan cara yang sistematik
Mencari akar penyebab masalah Menjelaskan hubungan sebab-akibat
suatu masalah
Pedoman pelaksanaan: Identifikasi semua penyebab yang relevan
berdasarkan fakta dan data Karakteristik yang diamati benar-benar
nyata berdasarkan fakta, dapat diukur atau diupayakan dapat diukur
Dalam diagram tulang ikan, factor-faktor yang terkendali sedapat
mungkin seimbang peranan atau bobotnya Factor penyebab yang
ditemukan adalah yang mungkin dapat diperbaiki, bukan yang tidak
mungkin dapat diperbaiki atau diselesaikan Dalam menyelesaikan
fakta dimulai pada tulang yang kecil. Perlu dicatat masukan yang
diperoleh selama pertemuan dalam pembuatan diagram tulang ikan
Fishbone diagram sering juga disebut sebagai diagram Sebab
Akibat. Dimana dalam menerapkan diagram ini mengandung
langkah-langkah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Menyiapkan sesi
sebab-akibat Mengidentifikasi akibat Mengidentifikasi berbagai
kategori Menemukan sebab-sebab potensial dengan cara sumbang saran
Mengkaji kembali setiap kategori sebab utama Mencapai kesepakatan
atas sebab-sebab yang paling mungkin
Kelebihan diagram tulang ikan: Lebih terstruktur Mengkategorikan
berbagai sebab potensial dari suatu masalah dengan cara yang
sistematik Mengajarkan pada tim dan individu mengenai proses serta
prosedur yang berlaku atau yang baru
Kekurangan diagram tulang ikan: Tulang ikan belum menggambarkan
sebab yang sebenarnya (paling mungkin) harus didukung data
3. POHON MASALAH Kekurangan pohon masalah: membutuhkan waktu
yang banyakdan jika msalah semakin kompleks akan lebih sulit dalam
menentukan penyebab masalah Proses pelakasanaan pohon masalah:
Membuat kerangka pohon masalah Menentukan masalah yang akan
dianalisis Menuliskan masalah dan menempatkan dalam kotak paling
atas pada diagram Mengidentifikasi penyebab dari masalah yang telah
ditentukan melalui FGD atau Brainstorming
Dengan cara yang sama dengan langkah 4, dilakukan analisis
penyebab masalah sampai tidak terjawab pertanyaan, atas apa yang
menjadi penyebab tersebut melalui proses FGD maupun
Brainstorming
Memilih masalah inti: a. Sebelum melakukan analisa
masalah,pastikan orang yang terlibat dengan suatau permasalahan
terlibat dalam perumusan masalah b. Tulis rumusan singkat dari
masalah inti pada kartu apa yang dianggap sebagai titik pusat dari
masalah yang ada sekarang c. Masalah inti kemudian dipilih oleh
seluruh anggota kelompok dengan menyepakati satu maslah paling
inti. Masalah inti tidak harus berarti maslah paling penting karena
ia hanya berfungsi sebagai titik awal dari pembuatan pohon masalah.
d. Masalah-masalah yang mencakup hubungan sebab-akibat yang
menyeluruh dlam wilayah, cocok menjadi masalah inti e. Jika
kelompok tidak dapat menyetujui maslah inti, pilihlah secara
tantaive satu masalah dan lanjutkan bekerja. Membuat pohon masalah:
a. Setelah mentapkan maslah inti, letakkan kartu di dinding atau
papan tulis b. Telitilah masalah-masalah lainnya dan kondisi
negative yang merupakan penyebab langsung dari masalah inti
tersebut. c. Tamabahkan penyebab dari setiap masalah dan bekerjalah
terus ke bawah, sehingga membentuk sebuah pohon (pohon masalah) d.
Dengan cara yang sama, tempatkan efek langsung dan penting dari
masalah inti diatasnya e. Efek selanjutnya dapat ditambahkan pada
setiap kartu sebelum menyelasaikan bagian atas dari pohon f. Pada
umumnya, terdapat beberapa sebab-akibat permasalah g. Tunjukkan
semua hubungan seba-akibat yang utama dan penting dengan tanda
panah h. Sambil menyelesaikan pohon masalah, periksa diagram secara
keseluruhan dan periksa penggunaan kata yang tepat, hubungan
sebab-akibat yang tepat, dan kelengkapannya. Langkah-langkah ini
pada akhirnya memunculkan satu gambar yang lengkap dan terinci
dengan akar yang diwakili oleh penyebab masalah, dan akibat dari
maslah tersebut. 4. BRAINSTORMING (CURAH PENDAPAT) Suatu teknik
yang efektif untuk membantu melakukan identifikasi maslah,
menentukan penyebab masalah dan mencari cara pemecahan masalah,
merupakan metoda yang digunakan untuk meggali ide atau pemikiran
yang baru secara efektif melibatkan seluruh kelompok. Kelebihan
metoda brainstorming: Mendapatkan masalah, penyebab masalah dan
cara pemecahan masalah dengan cepat Merupakan data primer karena
sumber data dapat langsung diperoleh Dapat digunakan bila tidak
punya data sekunder Menghasilkan ide atau pemikiran baru yang
kreatif dan inovatif dengan cepat Kekurangan: Tidak dapat digunakan
pada sampel atau peserta yang besar dan ada resiko terjadinya
subyektifitas yang sangat besar bila tidak ditunjang dengan
data-data yang ada.
Manfaat: Dapat digunakan secara efektif untuk memperoleh ide
untuk menentukan masalah, identifikasi masalah, prioritas masalah
serta mengajukan alternative pemecahan masalah Untuk memperoleh ide
atau pemikiran baru dari sekelompok orang dalam waktu singkat
dengan menggunakan 2 kemampuan (kreatif dan intuitif) Memberikan
kesempatan pada semua angota kelompok untuk memberikan konstribusi
dan keterlibatan dalam memecahkan masalah. 5. METODE DELPH Metode
delphy adalah cara mendapatkan informasi, membuat keputusan,
menetukan indicator, parameter, dll. yang reliable dengan
mengeksplorasi ide dan informasi dari orang-orang yang ahli
dibidangnya, yaitu dengan menggunakan kuisioner yang diisi oleh
ekspertis atau praktisi yang kompeten di bidang yang akan diteliti,
kemudian hasil kuisioner direview oleh piahak fasilitator atau
peniliti untuk dibuat summary, dikelompokkan, diklasifikasikan dan
kemudian dikembalikan pada ekspertis dan praktisi yang sama untuk
direview, direvisi, dan begitu seterusnya dalam beberapa tahap yang
berulang. Delph technique yaitu penetapan prioritas masalah
dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang yang sama
keahliannya. Pemilihan prioritas masalah dilakukan melalui
pertemuan khusus. Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan
untuk mengemukakan beberapa masalah pokok, masalah yang paling
banyak dikemukakan adalah prioritas masalah yang dicari.
Langkah-langkah metode delphy: Tentukan periode waktu Tentukan
jumlah putaran pengambilan pendapat Tentukan apa saja yang akan
didefine Tentukan ahlinya Tentukan input apa yang akan diharapkan
dari mereka Review literature oleh para ahli tersebut (kriteria dan
tujuan) Pelaksanaan sesi diskusi dan feedback iterative bersama
ekspertif Perumusan hasil dari sesi diskusi dengan pengelompokan,
pengkategorian, ataupun pemeringkatan Menyepakati hasil diskusi dan
feedback. 6. DELBECH TECHNIQUE Pada metode ini penetapan prioritas
masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang yang tidak
sama keahliannya. Sehingga diperlukan penjelasan terlebih dahulu
untuk meningkatkan pengertian dan pemahaman peserta tanpa
mempengaruhi peserta. 7. NOMINAL GROUP TECHNIQUE NGT adalah suatu
metode untuk mencapai consensus dalam suatu kelompok, dengan cara
mengumpulkan ide-ide dari tiap peserta, yang kemudian memberikan
voting dan ranking terhadap ide-ide yang mereka pilih. Ide yang
dipilih adalah ide yang paling besar skornya, yang berarti
merupakan consensus bersama.
NGT adalah salah satu quality tools yang bermanfaat dalam
mengambilan keputusan terbaik. Dalam quality manajemen, metode ini
dapat digunakan untuk berbagai hal, mulai dari mencari solusi
permsalahan, hingga memilih ide pengembangan yang baru. NGT dapat
diimplementasikan ketika membutuhkan consensus dari tim, sementara
tim punya pendapat dan perspektif yang berbeda-beda mengenai
masalah tersebut. Jika butuh consensus yang cepat, NGT juga cocok
dibandingkan dengan brainstorming yang memakan waktu lebih lama.
Keunggulan: Menghasilkan ide yang lebih banyak dibandingkan dengan
diskusi biasa Menyeimbangkan peran masing-masing individu,
membatasi dominasi dari orang yang punya pengaruh dalam kelompok
Menghilangkan persaingan dalam kelompok dan tekanan untuk
konformitas Mendorong peserta untuk menyelesaikan masalah dengan
konstruktif problem solving Tiap peserta dapat memberikan prioritas
idenya secara independen dan tertutup Kelemahan: Membuthkan
persiapan Hanya memfasilitasi untuk pencapaian satu tujuan saja
Satu pertemuan hanya membahas satu topic Diskusi hanya terbatas,
tidak seperti brainstorming yang menstimulasi perkembangan dari
ide-ide