Tugas Praktikum Hari/Tanggal: Jumat, 05 Oktober 2012 MK. Pengukuran dan Perkembangan Anak PENGUKURAN PERKEMBANGAN ANAK UMUR 1-2 TAHUN DENGAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN BKB DAN HOME Disusun oleh : Kelompok 4 Vioci Vesa Denia I24090017 Yusi Manzilatusifa I24090026 Istikhamah I24090043 Febrika Setiyawan I24090049 Susanti Kartikasari I24090055 Noor Aspasia I24090079 Dosen Praktikum : Alfiasari, SP, M.Si
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Tugas Praktikum Hari/Tanggal: Jumat, 05 Oktober 2012
MK. Pengukuran dan Perkembangan Anak
PENGUKURAN PERKEMBANGAN ANAK UMUR 1-2 TAHUN DENGAN
MENGGUNAKAN INSTRUMEN BKB DAN HOME
Disusun oleh :
Kelompok 4
Vioci Vesa Denia I24090017
Yusi Manzilatusifa I24090026
Istikhamah I24090043
Febrika Setiyawan I24090049
Susanti Kartikasari I24090055
Noor Aspasia I24090079
Dosen Praktikum :
Alfiasari, SP, M.Si
DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PETANIAN BOGOR
2012
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan adalah terjadinya perubahan ukuran dan bentuk tubuh atau
anggota tubuh. Pertumbuhan merupakan suatu perubahan fisiologis akibat dari proses
pematangan fungsi-fungsi fisik, misalnya bertambahnya berat badan tumbuh dan
tanggalnya gigi susu dan gigi tetap Setiap bagian tubuh memiliki perbedaan dalam
kecepatan tumbuhnya. Menurut Hukum Pertumbuhan Fisik, pertumbuhan memiliki pola
yang bersifat terarah. Ciri-ciri pertumbuhan yaitu bersifat herediter (keturunan) dan aktif
serta berkesinambungan. Pertumbuhan berbeda dengan perkembangan.
Perkembangan merupakan perubahan-perubahan psiko-fisik akibat proses
pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang ditunjang oleh factor lingkungan dan
proses belajar, misal kemampuan psikomotorik, kognitif, sosial-emosi, dan moral. Ciri
dari perkembangan adalah bersifat herediter (keturunan) dan dipengaruhi oleh
stimulasi lingkungan, sehingga jika anak kurang mendapatkan stimulasi dari
lingkungan sekitarnya maka perkembangan anak akan sedikit terhambat.
Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas 1 tahun atau lebih
populer dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun. Berdasarkan tahapan
perkembangan manusia menurut Elizabeth Hurlock (1980) masa balita dapat disebut
sebagai masa kanak-kanak awal yaitu periode usia dua tahun sampai enam tahun[1]
Bina keluarga balita merupakan suatu program yang dibentuk oleh Badan
Kesejahteraan Keluarga Badan Nasional. Bina keluarga balita diperuntukkan bagi anak
dengan rentang usia 0 tahun sampai 5 tahun. Program BKB memiliki beberapa ciri
utama diantaranya sebagai berikut :
a. Menitikberatkan pada pembinaan ibu dan anggota keluarga lainnya yang
memiliki balita
b. Membina tumbuh kembang anak
c. Menggunakan alat bantu seperti Alat Permainan Edukatif (APE), dongeng,
nyanyian sebagai perangsang tumbuh kembang anak
d. Menekankan pada pembangunan manusia pada usia dini, baik fisik maupun
mental
e. Tidak langsung ditujukan kepada balita
f. Meningkatkan keterampilan ibu dan anggota keluarga lainnya agar dapat
mendidik dan mendidik balitanya (BKKBN, 2007a)
Secara umum terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi tumbuh kembang anak,
yaitu:
1. Faktor genetik
Faktor genetik ini yang menentukan sifat bawaan anak tersebut. Kemampuan anak
merupakan ciri-ciri yang khas yang diturunkan dari orang tuanya (Kania, 2006)[2].
2. Faktor lingkungan
Yang dimaksud lingkungan yaitu suasana di mana anak itu berada. Dalam hal
ini lingkungan berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak untuk tumbuh
kembang sejak dalam kandungan sampai dewasa. Lingkungan yang baik akan
menunjang tumbuh kembang anak, sebaliknya lingkungan yang kurang baik akan
menghambat tumbuh kembangnya (Kania, 2006) )[3].
TINJAUAN PUSTAKA
Perkembangan
Ruang lingkup perkembangan menurut Papalia, Olds dan Feldman (2008)
meliputi perkembangan fisik, intelektual, kepribadian dan sosial. Perkembangan fisik
mencakup proses perubahan tubuh, otak, kemampuan sensori, dan keterampilan
motorik. Perkembangan intelektual meliputi proses perubahan kemampuan mental
seperti kemampuan belajar, mengingat, mempertimbangkan, berfikir dan berbahasa.
Perubahan-perubahan tersebut berhubungan dengan aspek motorik dan emosi.
Kepribadian adalah cara yang unik dari seseorang dalam menghadapi dunia dan
mengekspresikan emosi, sedangkan perkembangan sosial berhubungan dengan
pemungsian fisik dan kognitif.
Program Bina Keluarga Balita
Program BKB (Bina Keluarga Balita) adalah salah satu cara yang dibuat
pemerintah (BKKBN) dalam mengukur tumbuh kembang balita secara menyeluruh,
terutama dalam aspek mental dan sosial.
Kegiatan BKB biasanya dilaksanakan oleh kader yang sudah dilatih membina
ibu kelompok sasaran yang mempunyai anak balita. Ibu sasaran ini, dibagi menjadi 5
kelompok menurut umur anaknya, yaitu:
1. Kelompok ibu dengan anak umur 0-1 tahun
2. Kelompok ibu dengan anak umur 1-2 tahun
3. Kelompok ibu dengan anak umur 2-3 tahun
4. Kelompok ibu dengan anak umur 3-4 tahun
5. Kelompok ibu dengan anak umur 4-5 tahun
Pembagian kelompok ini sesuai dengan tugas perkembangan anak,dimana
tiap-tiap kelompok umur tersebut mempunyai tugas perkembangan yang berbeda,
sehingga cara stimulasi maupun media yang diperlukan untuk interaksi antara ibu dan
anak pun juga berbeda.
Pada program BKB ini, secara garis besarnya tugas perkembangan anak dibagi
menjadi 7 aspek perkembangan,yaitu:
1. Perkembangan gerakan motorik kasar yaitu aspek yang berhubungan dengan
pergerakan dan sikap tubuh dan biasanya memerlukan tenaga, karena
dilakukan oleh otot-otot tubuh lebih besar. Contohnya: menegakkan kepala,
tengkurap, merangkak, berjalan, dan berlari.
2. Perkembangan gerakan motorik halus yaitu gerakan yang melibatkan bagian-
bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi diperlukan
koordinasi yang cermat. Contohnya: menyulam dan memasukkan benda
kedalam botol.
3. Perkembangan komunikasi pasif yaitu kesanggupan mengerti dan melakukan
apa yang diperintahkan oleh orang lain.
4. Perkembangan komunikasi aktif yaitu kemampuan untuk menyatakan perasaan
dan keinginannya melalui tangisan, gerakan tubuh, maupun dengan kata-kata.
5. Perkembangan kecerdasan memungkinkan anak melakukan pemikiran-
pemikiran ke tingkat yang lebih tinggi ( abstrak dan majemuk).
6. Perkembangan kemampuan menolong diri sendiri.
7. Perkembangan tingkah laku sosial yaitu kemampuan anak berinteraksi dan
bersosialisasi dengan lingkungannya.
Ketujuh aspek perkembangan yang telah diuraikan ini semuanya saling terkait,
karena itu perlu diusahakan adanya stimulasi terhadap ketujuh aspek perkembangan
tersebut secara berimbang sehingga anak dapat mencapai tumbuh kembang yang
optimal sesuai dengan milestones-nya.
Stimulasi Psikososial
Stimulasi psikososial merupakan bagian dari cara pengasuhan terhadap anak
yang menentukan kualitas anak. Caldwell dan Bradley (1983) dalam Hastuti (2009)
menyatakan bahwa stimulasi psikososial adalah stimulasi yang diberikan orang tua
dan keluarga dalam memberikan kehangatan, suasana penerimaan, pemberian
teladan atau contoh, pemberian pengalaman, dorongan belajar dan berbahasa, serta
dorongan bagi kemampuan akademik anak. Stimulasi sosial dapat diukur melalui
interaksi pemberian kasih sayang dan pemberian stimulasi yang terangkum dalam
stimulasi psikososial yang dikembangkan oleh Caldwell dan Bradley (1983) melalui alat
ukur kualitas asuh HOME (Home Observation and Measurement of Environment).
Stimulasi psikososial yang dikembangkan oleh Caldwell dan Bradley (1983)
dibedakan dalam usia 0-3 tahun, 3-6 tahun, dan lebih dari 6 tahun. Cakupan stimulasi
psikososial untuk anak usia 0-3 tahun terdiri dari dimensi tanggap rasa dan kata,
penerimaan terhadap perilaku anak, pengorganisasian lingkungan anak, penyediaan
mainan untuk anak, keterlibatan ibu terhadap anak, dan kesempatan variasi asuhan
anak. Untuk anak usia 3-6 tahun, stimulasi psikososial yang diukur adalah stimulasi
belajar, stimulasi bahasa, lingkungan fisik, kehangatan dan penerimaan, stimulasi
akademik, modelling, variasi stimulasi kepada anak, dan hukuman positif. Stimulasi
psikososial pada anak berusia lebih dari enam tahun mencakup emosi dan tanggung
jawab, dorongan untuk kematangan fisik, iklim emosi, mendorong pengalaman anak
dan penyediaan material, ketersediaan stimulasi aktif, partisipasi keluarga dalam
pengalaman yang penuh stimulasi, keterlibatan ayah, serta aspek lingkungan fisik.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Responden 1 ( Usia 1 tahun 5 hari)
A. Kondisis Sosial Ekomomi Keluarga
Alamat :Babakan Doneng RT 01/RW 06 Desa Babakan
Nama Umur Pendidikan Pekerjaan Pendapatan
Ibu Iik Hikmatillah
26 tahun S1 Pengajar freelands
± Rp5.000.000,00
Bapak Andri 27tahun D3 PNS
Anak Geisan Azka 1 tahun 5 hari
- - -
Karakteristik sosial dan ekonomi keluarga termasuk keluarga dengan status
ekonomi menengah ke atas.Pak Andri bekerja sebagai PNS di luar kota dan pulang
sebulan sekali. Pak Andri jarang bertemu dengan anaknya yang masih kecil sehingga
anak mendapatkan perhatian terbesar dari ibu. Ibu Iik mempunyai jadwal mengajar
yang cukup fleksibel karena bekerja sebagai pengajar freelands.
B. Capaian tumbuh kembang anak (umur 1-2 tahun)
No Tugas perkembangan Skor Keterangan
1. Gerakan kasar 43% Anak mampu mengambil alat permainan dari lantai tanpa jatuh, duduk sendiri di kursi, dan bergoyang-goyang mengikuti irama musik.
2. Gerakan halus 14% Anak mampu melempar mainan
3. Mengerti isyarat dan pembicaraan
20 % Anak mampu menjalankan perintah untuk membawa benda yang sudah dikenalnya dari ruangan lain
4. Mengungkapkan dengan isyarat / kata-kata
17% Anak mampu mengucapkan kata yang mempunyai arti (mama, papa, ‘boy’ panggilan untuk kucing peliharaannya)
5. Kecerdasan 43% Anak berekasi terhadap perkataan dan perintah, mampu untuk memperhatikan (berkonsentrasi) meskipun masih terbatas, dan belajar melalui mencari tahu/mengenal segala sesuatu yang dihadapi
No Tugas perkembangan Skor Keterangan
6. Menolong diri sendiri 20% Anak bisa memakai sendok meskipun masih tumpah
7. Bergaul (tingkah laku sosial)
40% Anak bermain sendiri dan mampu meniru tingkah laku orang dewasa dalam bermain
Skor rata-rata 28%
Untuk menganalisis proses pencapaian tumbuh kembang anak, dapat
menggunakan pengkategorian cut off. Anak dikatakan memiliki capaian perkembangan
yang kurang apabila skornya kurang dari 60%. Untuk skor 60%-80%, capaian
perkembangannya dikatakan sedang. Sedangkan untuk skor diatas 80%, maka
capaian perkembangannya dapat dikatakan baik. Berikut adalah penghitungan
pencapaian tumbuh kembang pada anak menggunakan pengkategorian cut off:
1.Gerakan kasar
Pada kategori ini, anak berhasil melakukan 3 pernyataan dari jumlah total 7
pernyataan. Dengan begitu, capaian perkembangannya dapat dikatakan kurang
karena memiliki skor 43%.
2. Gerakan halus
Pada kategori ini, anak berhasil melakukan 1 dari 7 pernyataan. Skor yang dicapai
adalah 14%, sehingga capaian perkembangannya dapat dikatakan kurang.
3. Mengerti isyarat dan pembicaraan
Pada kategori ini, anak berhasil melakukan 1 dari 5 pernyataan. Skor yang dicapai
adalah 20%, sehingga capaian perkembangannya dapat dikatakan kurang.
4. Mengungkapkan dengan isyarat/kata
Pada kategori ini, anak berhasil melakukan 1 dari 6 pernyataan. Skor yang dicapai
adalah 17%, sehingga capaian perkembangannya dapat dikatakan kurang.
5. Kecerdasan
Pada kategori ini, anak berhasil melakukan 3 dari 7 pernyataan. Skor yang dicapai
adalah 43%, sehingga capaian perkembangannya dapat dikatakan kurang.
6. Menolong diri sendiri
Pada kategori ini, anak berhasil melakukan 1 dari 5 pernyataan. Skor yang dicapai
adalah 20%, sehingga capaian perkembangannya dapat dikatakan kurang.
7. Bergaul (tingkah laku sosial)
Pada kategori ini, anak berhasil melakukan 2 dari 5 pernyataan. Skor yang dicapai
adalah 40%, sehingga capaian perkembangannya dapat dikatakan kurang.
Secara keseluruhan, capaian tumbuh kembang Azka kurang, hal ini dapat
dilihat dari skor yang dicapai dari perhitungan berdasarkan pengkategorian cut off ,
skor rata-rata yang dicapai adalah 28% yang termasuk pada capaian perkembangan
yang kurang. Namun, dibalik capaian perkembangan yang kurang tersebut, karena alat
ukur BKB adalah alat ukur dengan rentang 1-2 tahun dan Azka baru saja menginjak
umur 1 tahun 5 hari, hal ini dapat dikatakan masih awal perkembangan untuk Azka.
Terdapat banyak tugas perkembangan yang belum dapat tercapai pada umur Azka
sekarang. Selain itu, ibu dari anak juga menyampaikan bahwa Azka masih perlu
banyak belajar dan pemberian stimulus untuk melakukan semua tugas perkembangan
anak 1-2 tahun yang teradapat pada instrumen BKB.
Analisis capaian lingkungan perkembangan anak (HOME) umur 0-3 tahun
No
Lingkungan perkembangan anak Skor Keterangan
1. Tanggap rasa dan kata 10 Interval atas
2. Penerimaan terhadap perilaku anak 2 Interval bawah
3. Pengorganisasian lingkungan 3 Interval bawah
4. Penyediaan mainan 7 Interval tengah
5. Keterlibatan ibu terhadap anak 4 Interval tengah
6. Kesempatan variasi asuhan 4 Interval atas
Terdapat 4 lingkungan pada anak, yaitu lingkungan mikro, meso, ekso, dan
makro. Lingkungan mikro adalah pola aktifitas dan interaksi sehari-hari dari anak
dengan objek dan orang (Bronfenbrener, 1979). Lingkungan mikro (rumah) sangat
berpengaruh dalam praktik optimalisasi perkembangan anak dimana pada lingkungan
tersebut anak lebih sering berinteraksi sehingga mendapatkan rangsangan untuk
berkomunikasi. Lingkungan rumahyang paling dekat dengan anak dan mempengaruhi
perkembangan anak dapat diukur menggunakan instrumen HOME. Instrumen HOME
untuk umur 0-3 tahun terdiri dari 45 pertanyaan (skor 45 poin) terbagi dalam 6
subskala yaitu tanggap rasa dan kata, penerimaan terhadap perilaku anak,
pengorganisasian lingkungan, penyediaan mainan, keterlibatan ibu terhadap anak, dan
kesempatan variasi asuhan. Dari hasilpengamatan dan wawancara yang dilakukan
terdapat variasi pada setiap subskala. Secara keseluruhan orang tua Azka telah
memberikan stimulasi psikososial yang termasuk sedang pada Azka di rumah.Skor
yang tinggi terdapat pada tanggap rasa dan kata dan penyediaan mainan. Ibu Iik pada
saat pengamatan berlangsung selalu memberikan pujian dan berbicara aktif kepada
Azka. Ketika Azka berhasil mengambil barang dari kamar tidurnya, Ibu Iik
menunjukkan rasa sayangnya dengan mencium Azka. Pujian dan rasa sayng ini akan
membantu Azka untuk termotivasi memenuhi tugas perkembangan balita usia 1-2
tahun.
C. Perbandingan kondisi perkembangan anak hasil pengukuran dengan
literatur
Tabel Patokan perkembangan anak balita berdasarkan umur
Perkembangan
0-1 tahun 1-2 tahun 2-3 tahun 3-4 tahun 4-5 tahun
Gerakan kasar
Tengkurap kepala diangkat (4 bulan)
Berjalan (15 bulan)
Melempar bola (30 bulan)
Berdiri satu kaki dalam dua hitungan (42 bulan)
Berjalan mundur (54 bulan)
Gerakan halus Menjimpit (10 bulan)
Menyu-sun ke atas empat kubus (23 bulan)
Menyusun ke atas enam kubus
Menggam-bar lingkaran (42 bulan)
Menggam-bar orang tiga bagian (48 bulan)
Bahasa Menoleh ke arah sumber suara (5 bulan)
Mengu-capkan 4-6 kata (18 bulan)
Menyebut nama sendiri (24 bulan)
Mengenal warna (42 bulan)
Bercerita sederhana (54 bulan)
Sosialisasi Terse-nyum spontan (1,5 bulan)
Minum dari gelas (15 bulan)
Bermain dengan anak lain (30 bulan)
Berpakaian tanpa dibantu (36 bulan)
Mengancing baju sendiri (54 bulan)
Sumber: Soetjiningsih dan Ekawati (2000)
TabelMilestones perkembangan anak berdasarkan aspek fisik, kognitif, emosi
dan perkembangan (umum)
Umur (bulan)
Fisik Kognitif Emosi Perkembangan
0-3 Bertambah berat 6-8 ons per minggu
Mengangkat kepala dan bereaksi pada bunyi, gerak dan cahaya
Bersikap memperhatikan
Pada malam hari tidur selama tujuh jam dan siang hari selama delapan jam
3-6 Mulai meraih sesuatu, mencoba menggenggamnya dan memasukkannya ke mulut
Mulai belajar sebab dan akibat (mendengar suara mainan jatuh), mulai menyadari kehadiran orang asing
Mulai mengenali orang terdekat, berinteraksi dan tersenyum
Mulai berinteraksi dengan orang lain, memainkan tangan dan kakinya, dan bersuara
6-9 Mampu duduk sendiri, mulai merangkak. Berat badan mencapai 7-9 kg
Menangis jika merasa frustasi
Marah jika mainannya diambil, ingin ikut orang terdekat,meniru bunyi yang didengar
Asyik bermain, memindahkan mainan, meraih sesuatu dengan jempol dan jari
9-12 Mobilitas tinggi dengan merangkak dan belajar berjalan. Pada usia satu tahun tinggi badan mencapai 28-32 inchi
Mulai memahami kata-kata dan kaitannya dengan gerakan (mengucapkan ‘daag’ dengan melambaikan tangan
Senang diberi penghargaan (tepuk tangan dan dicium jika berhasil melakukan sesuatu) dan ingin berpartisipasi dengan kegiatan orang di sekelilingnya
Mulai senang berjalan baik siang maupun malam dan marah jika dilarang
12-18 Sangat aktif karena dapat berjalan sendiri
Mengenal namanya dan dapat menunjukkan bagian tubuhnya
Gembira jika diberi penghargaan dan marah jika merasa tidak dihargai
Lebih banyak memahami kata-kata untuk mengungkapkan keinginan dan kemauannya
18-24 Berlari, memanjat, menendang bola, agresif
Perbendaharaan kata dan kemampuan membuat kalimat semakin bertambah
Tumbuh rasa kasih sayang, misal kepada binatang
Ingin mencoba melakukan sesuatu sendiri
Sumber: Stages of child development. Ladies Home Journal’s Child Development from
Birth to 4 years (Meredith Corporation, 2002)
Tumbuh kembang Azka bila dibandingkan dengan mailstones belum bisa
mencapai tumbuh kembang sesuai dengan umurnya karena usia pada mailstones
dibuat range usia. Untuk usia Azka yang baru satu tahun lima bulan masih belum bisa
melakukan tugas perkembangan seperti berjalan sendiri. Azka masih baru bisa berdiri
tetapi belum mampu untuk berjalan dengan/tanpa bantuan.
D. Analisis faktor-faktor yang diduga menjadi pendorong atau penyebab
kondisi perkembangan anak yang diukur
Faktor-faktor yang menghalangi perkembangan anak menurut Hurlock (1996)
diantaranya adalah:
1. Tingkat perkembangan yang mundur
2. Tidak ada kesempatan untuk mempelajari tugas-tugas perkembangan atau
tidak ada bimbingan untuk dapat menguasainya
3. Tidak ada motivasi
4. Kesehatan yang buruk
5. Cacat tubuh
6. Tingkat kecerdasan yang rendah
Faktor-faktor yang mendorong perkembangan anak menurut Hurlock (1996)
diantaranya adalah:
1. Tingkat perkembangan yang normal atau yang diakselerasikan
2. Kesempatan-kesempatan untuk mempelajari tugas-tugas dalam perkembangan
dan bimbingan untuk menguasainya
3. Motivasi
4. Kesehatan yang baik dan tidak ada cacat tubuh
5. Tingkat kecerdasan yang tinggi
6. Kreativitas
2. Responden 2 (Usia 1 tahun 1 bulan)
A. Kondisi umum sosial ekonomi keluarga responden
Keluarga ini terdiri dari 5 anggota keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan 3
orang anak. Responden yang bernama Zaida Mutiara Ramadhani merupakan anak
ketiga atau anak terakhir dari 3 bersaudara. Setiap harinya orangtua responden sibuk
bekerja, sehingga mengharuskan responden dititipkan kepada seorang pengasuh yang
mengasuhnya dari pukul 05.00 WIB sampai pukul 20.00 WIB yang tidak lain
merupakan kakak kandung dari ibu responden. Sang ayah yang bernama Soleh (40
tahun) merupakan seorang lulusan SMP yang bekerja sebagai seorang supir dengan
pendapatan sekitar Rp. 1.000.000/bulan, sedangkan sang ibu yang bernama Sri
Hasnah (38 tahun) merupakan lulusan SMEA yang bekerja di sebuah dealer mobil di
Jakarta dengan pendapatan Rp 2.000.000/bulan. Kakak pertamanya yang berusia 16
tahun merupakan siswa kelas 1 SMA, sedangkan kakak keduanya adalah seorang
siswa kelas 2 SD yang berusia sekitar 8 tahun.
B. Capain Hasil Perkembangan Uji Lingkungan Perkembangan Anak (HOME) umur 0-3 tahun
No Skala Skor Status
1 Tanggap rasa dan kata 11 Atas
2 Penerimaan terhadap perilaku anak 3 Bawah
3 Penyediaan mainan 6 Tengah
4 Pengorganisasian lingkungan 4 Tengah
5 Keterlibatan ibu terhadap anak 4 Tengah
6 Kesempatan variasi asuhan 3 Tengah
TOTAL 31 Tengah
- Bina Keluarga Balita (BKB)
No. Aspek yang diukur Skor
1. Gerakan kasar 7 (100%)
2. Gerakan halus 4 (57,14%)
3. Menceritakan isyarat dan pembicaraan 5 (100%)
4. Mengungkapkan dengan isyarat atau kata-kata 2 (33,33%)
5. Kecerdasan 5 (71,42%)
6. Menolong diri sendiri 1 (20%)
7. Bergaul (tingkah laku sosial) 3 (60%)
TOTAL 65,98%
a. Gerakan Kasar
Pada dimensi ini, responden mendapat skor 7 dari 7 indikator atau 100%, yang
menunjukan bahwa semua tugas perkembangan responden pada aspek tersebut
sudah dapat tercapai dengan baik secara keseluruhan. Sesuai dengan indikator
perkembangan pada instrument BKB, pada usianya yang masih 1 tahun 1 bulan
responden sudah dapat berjalan sendiri tanpa bantuan, berjalan mundur, mengambil
alat permainan atau barang –barang ringan lainnya dari lantai tanpa jatuh, menarik dan
mendorong alat permainan, duduk sendiri di kursi, naik dan turun tangga dengan
pertolongan orangtua atau pengasuhnya, dan bergoyang-goyang mengikuti irama
musik. Dari hasil pengukuran tersebut dapat disimpulkan bahwa responden memiliki
perkembangan gerakan kasar yang sangat tinggi. Bukan hanya indikator dari
instrument BKB, responden juga sudah dapat mencapai milestone of motor
development menurut Papalia dan Olds (1989), misalnya: berjalan dengan baik tanpa
bantuan. Dimana menurut Papalia dan Olds anak dengan usia tersebut harus sudah
mampu berjalan dengan baik (sekitar 50%). Skor perkembangan gerakan kasar yang
tinggi ini tidak lepas dari pengaruh pola asuh yang dilakukan baik oleh pengasuh
maupun oleh orangtua responden yang selalu memberikan rangsangan agar dimensi
gerakan kasar pada responden dapat tercapai dengan baik. Dari pengukuran
menggunakan instrumen HOME, menurut penuturan pengasuh responden yang
mengatakan bahwa orangtua responden terbilang sering dalam menyediakan mainan
untuk anaknya. Dimana dalam hal ini responden mendapat skor 6 dari 9 indikator yang
ada.
b. Gerakan Halus
Pada dimensi ini, responden mendapat skor 4 dari 7 indikator yang ada atau
sekitar 57,14%. Responden sudah bisa membuka lembaran-lembaran pada buku,
mencoret-coret dengan pulpen, menarik, memutar dan mendorong benda-benda
ringan, serta melempar suatu benda, misalnya: boneka. Adapun yang belum bisa
dilakukan responden adalah menyusun menara dari balok/kubus kecil, memasukan
benda-benda ke dalam tongkat/pasak, dan menggambar dengan tangan menyeluruh.
Hal tersebut menunjukan bahwa responden sudah mencapai setengah dari indikator
yang ada, sehingga dapat disimpulkan bahwa responden memiliki perkembangan
gerakan halus yang tergolong cukup meskipun belum tercapai secara keseluruhan. Hal
ini disebabkan oleh kakak kandung responden yang masih duduk di bangku SD,
sehingga ketika sang kakak sedang belajar atau menggambar responden terangsang
untuk meniru dan mengikuti yang dilakukan sang kakak.
c. Mengerti Isyarat dan Pembicaraan
Dari hasil pengukuran, responden mendapat skor 5 dari 5 atau 100% dari
indikator yang ada. Hal tersebut menunjukkan bahwa responden sudah mencapai
semua tugas perkembangan dengan baik, seperti: responden sudah bisa memberikan
reaksi yang tepat ketika ditanya dimana meskipun hanya dengan menunjuk-nunjuk
dengan jari, sama dengan saat ditanya dimana responden juga menunjuk-nunjuk
dengan jari ketika diminta untuk menunjuk arah seperti atas atau bawah, saat diminta
untuk membawa mainannya di kursi responden juga sudah bisa melakukannya dengan
baik, responden sudah bisa mengerti kalimat sederhana yang terdiri dari paling banyak
dua kata, serta sudah bisa mengerti dua perintah sederhana yang saling berhubungan,
dapat dilihat ketika pengasuh menyuruh mengambil mainan yang jatuh dan kemudian
menyuruhnya duduk, responden dapat mencerna dan melakukan perintah tersebut
dengan baik. Dari hasil pengukuran tersebut dapat disimpulkan bahwa semua tugas
perkembangan pada dimensi ini sudah tercapai dengan baik secara keseluruhan oleh
responden, sehingga dapat dikatakan bahwa perkembangan responden dalam dimensi
ini tergolong sangat tinggi. Hal ini disebabkan karena pengasuh seing menggunakan
tangan sebagai isyarat saat misalnya mengatakan kepada responden bahwa
responden tidak boleh melakukan hal tersebut karena berbahaya, sehingga sedikit
demi sedikit responden sudah mengerti isyarat dan perintah atau pembicaraan yang
sederhana.
d. Mengungkapkan dengan isyarat/kata-kata
Pada dimensi ini, responden mendapat skor 2 dari 6 indikator yang ada atau
sekitar 33,33%. Dari semua tugas perkembangan pada dimensi ini, responden baru
bisa mengucapkan kata yang mempunyai arti, seperti: saat responden meminta susu
kepada pengasuhnya maka biasanya dia mengucapkan kata “nenen”, dan mengatakan
hak milik/kepunyaan dengan menunjuk pada benda-benda miliknya, misalnya:
mainannya. Untuk 4 indikator yang lain, seperti: mengucapkan perkataan yang disertai
gerakan untuk meminta sesuatu, mengungkapkan kata-kata tunggal secara berurutan
untuk menceritakan suatu kejadian, dan menyebut diri sendiri dengan namanya,
responden belum mampu melakukannya. Dari hasil pengukuran pada dimensi ini,
dapat disimpulkan bahwa perkembangan responden tergolong masih sangat rendah
karena dari 6 indikator, responden baru mampu mencapai 2 indikator saja. Perlu
adanya rangsangan dari luar agar responden nantinya mampu melakukan hal tersebut.
Hal lain yang mungkin mempengaruhi perkembangan responden adalah sibuknya
kedua orangtua yang bekerja dari pagi sampai malam, sehingga orangtua kurang
memperhatikan perkembangan responden secara detail.
e. Kecerdasan
Dari hasil pengukuran yang dilakukan, responden mendapat skor 5 dari 7
indikator yang ada pada instrumen BKB. Responden sudah bisa menirukan ucapan
dan perbuatan orang dewasa, bereaksi terhadap perkataan dan perintah, hal tersebut
dapat dilihat saat pengasuh yang tidak lain merupakan kakak kandung dari ibu
responden menyuruhnya duduk responden mampu melakukannya dengan baik
dengan langsung duduk untuk merespon perintah tersebut, responden juga sudah
mampu menyamakan atau memasangkan benda yang serupa, saat pengukuran media
yang digunakan adalah pulpen. Responden juga sering melihat buku gambar dengan
atau tanpa bantuan orang dewasa, menurut penuturan pengasuhnya responden
memang suka dengan buku-buku bergambar terutama gambar binatang, ketika melihat
gambar binatang maka reaksi responden akan terlihat sangat tertarik terhadap gambar
tersebut. Responden juga memiliki banyak buku-buku cerita bergambar yang tidak lain
merupakan bekas kakak kandungnya saat masih TK. Responden juga sudah mampu
untuk memperhatikan (berkonsentrasi) meskipun dalam waktu yang tergolong singkat,
hal tersebut dapat terlihat saat pengasuh memintanya untuk duduk, responden
memperhatikan pengasuhnya setelah kemudian kembali terfokus pada mainannya.
Dari pengukuran tersebut, dapat disimpulkan bahwa perkembangan responden pada
dimensi ini tergolong cukup tinggi yaitu sekitar 71,42%. Hal ini disebabkan salah
satunya karena orangtua responden juga tergolong cukup sering membelikan
responden mainan untuk merangsang perkembangan anaknya, seperti: boneka,
berbagai bentuk-bentuk binatang dalam ukuran yang kecil, dll. Hal tersebut dapat
bermanfaat bagi anak dalam belajar berkonsentrasi, dapat dilihat pada ketekunan anak
bermain dengan satu mainan yang dimilikinya.
f. Menolong diri sendiri
Pada dimensi ini, responden mendapat skor 1 dari 5 indikator yang ada atau
sekitar 20%. Hal tersebut dapat menuunjukan secara jelas bahwa perkembangan
responden pada dimensi ini masih sangat rendah. Dari 5 indikator yang ada responden
hanya mampu melakukan satu indikator, yaitu: minum dari cangkir dengan satu tangan
tanpa bantuan dari orang lain. Untuk ke-4 indikator lainnya seperti: memakai sendok,
membuka sepatu atau baju, membuka resleting, dan bisa mengatakan ketika ingin ke
belakang, responden belum mampu melakukannya. Hal ini bisa jadi disebabkan
karena persepsi pengasuh yang masih mengganggap bahwa umur responden yang
masih sangat kecil yaitu 1 tahun 1 bulan untuk melakukan hal-hal tersebut, sehingga
pengasuh kurang merangsang perkembangan anak dalam dimensi ini.
g. Bergaul (tingkah laku sosial)
Dari hasil pengukuran yang dilakukan pada dimensi tersebut, responden
mendapatkan skor 3 dari 5 indikator yang ada. Responden sudah bisa mengenali diri
sendiri di kaca, bermain sendiri, misalnya saat pengasuhnya membuatkan susu, serta
sudah mampu meniru tingkah laku orang dewasa saat bermain. Namun, ada 2
indikator dalam tugas perkembangan yang belum tercapai yaitu responden belum
mampu menyebut diri sendiri dengan nama, serta belum mampu membantu
membereskan/menyimpan benda-benda miliknya setelah bermain. Dari skor yang di
dapat responden dalam pengukuran pada dimensi ini, dapat disimpulkan bahwa
perkembangan responden pada dimensi ini tergolong cukup tinggi, yaitu sekitar 60%.
Hal ini disebabkan karena responden belajar dari lingkungan sekitarnya, dimana
pengasuh sering bahkan hampir setiap hari mengajak responden bermain di lapangan
badminton di depan rumah pengasuhnya yang notabene merupakan tempat bermain
anak-anak kecil dan orangtua berkumpul ketika sore hari, yang memungkinkan
responden belajar bersosialisasi dengan lingkungan luar. Terbukti saat dilakukan
pengukuran oleh pengukur, responden tetap melakukan aktivitasnya bermain seperti
biasanya yang menunjukkan bahwa responden sudah terbiasa berinteraksi dengan
dunia luar. Hal tersebut diperkuat dengan hasil pengukuran menggunakan instrumen
HOME, yang menunjukkan bahwa pengorganisasian lingkungan anak oleh pengasuh
mendapat skor 4 dari 6 indikator, dimana skor tersebut terbilang cukup tinggi karena
setengah dari indikator yang ada sudah dilakukan oleh pengasuh maupun oleh
orangtua.
3. Responden 3 (Usia 1 tahun 3 bulan)
A. Kondisi sosial ekonomi responden
Anak yan menjadi responden ialah anak yang berusia 1 tahun 3 bulan. Nama
responden ialah Muhammad Rizko Faqih atau kerap disapa dengan nama “Iko”. Saat
ini anak tinggal dengan kedua orangtua dan dua saudara kakak perempuannya dan
nenek-nya. Kedua orangtua responden bernama, Rita Marlina (39), dan Nanang
Wibowo (40). Pekerjaan ibu sebagai ibu rumahtangga, dan ayah sebagai wiraswasta
dengan membuka usaha playstations dan jual es batu disebelah rumah tinggal.
Pendidikan terakhir kedua orangtua iko ialah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Saat ini keluarga berpendapatan sebesar satu juta/bulan. Alokasi pendapatan ini untuk
kebutuhan pangan keluarga, kebutuhan sekolah saudara perempuan responden untuk
melajutkan pendidikan di sekolah menengah atas dan sekolah dasar, dan kebutuha
primer keluarga lainnya
B. Analisis Capaian Tumbuh Kembang Responden
Responden berusia 1 tahun 3 bulan. Saat pengukuran dan perkembangan anak akan
diukur melalui tujuh dimensi :
a. Gerakan kasar
Pada perkembangan dimensi ini anak diajak pengukur untuk berjalan sendiri,
berjalan mundur, mengambil alat mainan dari lantai yang jatuh, menarik atau
mendorong alat permainan, duduk sendiri di kursi, naik dan turun tangga dengan
pertolongan, bergoyang-goyang mengikuti dengan irama musik. Pada tahap
pengukuran secara baik mampu melakukan semuanya. Anak sangat menyukai
gerakan bergoyang-goyang dengan musik, namun pada tahap naik turun tangga atau
duduk dikursi masih dibantu, dipandu, diawasi oleh orangtua. Secara matematik dari
tujuh indikator kemampuan penguasan gerakan kasar anak mampu menguasai
semua-nya.
Sesuai dengan teori Papalia & Olds (1976) anak berusia baduta sudah mampu
berjalan sendiri, mundur, dan sebagai-nya sehingga bisa dikatakan perkembangan
anak sesuai dengan pekembangan anak seharusnya.
b. Gerakan Halus
Pada perkembangan dimensi ini anak diajak pengukur untuk menyusun menara
dari balok/kubus kecil, memasukkan benda-benda ke dalam tongkat/plastik, membuka-
Kemampuan yang dikuasai x 100% : 7 x 100% : 100%total indikator gerakan kasar 7