KEMENTERIAN PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA
LAPORAN KINERJASEKRETARIAT JENDERAL
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 iii
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah, mengamanatkan pada setiap instansi pemerintah untuk menyusun
dokumen Laporan Kinerja Instansi Pemerintah secara berjenjang, sebagai bentuk
pertanggungjawaban atas seluruh tugas dan kewajiban yang diamanatkan.
Sekretariat Jenderal dalam menjalankan tugasnya melaksanakan fungsi Koordinasi
kegiatan Kementerian Perhubungan, Koordinasi dan penyusunan rencana,
program dan anggaran Kementerian Perhubungan, Pembinaan dan pemberian
dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan,
kerumahtanggaan, kerja sama, hubungan masyarakat, arsip, dan dokumentasi
Kementerian Perhubungan, Pembinaan dan penyelenggaraan organisasi dan
tata laksana, Koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan serta
pelaksanaan advokasi hokum, Pengelolaan barang milik/kekayaan negara dan
layanan pengadaan barang/jasa pemerintah, Pelaksanaan fungsi lainnya.
Berdasarkan PM 117 Tahun 2017 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor PM 189 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Perhubungan Struktur organisasi Sekretariat Jenderal terdapat
penambahan dan perubahan nomenklatur struktur organisasi di Lingkungan
Sekretariat Jenderal, yaitu :
a. Biro Perencanaan (Biro I);
b. Biro Kepegawaian dan Organisasi (Biro II);
c. Biro Keuangan (Biro III);
d. Biro Hukum (Biro IV);
e. Biro Layanan dan Pengelolaan BMN (Biro V);
f. Biro Umum (Biro VI);
g. Biro Komunikasi dan Informasi Publik (Biro VII);
h. Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi
Dilengkapi dengan unsur penunjang setingkat eselon II, yaitu ;
a. Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (Pustikom);
b. Pusat Pengelolaan Transportasi Berkelanjutan (PPTB);
c. Pusat Fasilitasi Kemitraan dan Kelembagaan Internasional;
d. Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT);
e. Mahkamah Pelayaran (Mahpel).
Penyusunan dokumen Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2017 dilakukan
melalui pengukuran capaian kinerja dari 13 (tiga belas) Sasaran Program yang
memuat 25 (dua puluh lima) Indikator Kinerja Utama (IKU). Tahapan pengukuran
dimaksud meliputi : (1) Perbandingan Realisasi Kinerja terhadap Target Kinerja
Tahun 2017, (2) Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2015-2017 terhadap Target
Kinerja Tahun 2015-2017, (3) Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2017
terhadap Target Kinerja Pada Tahun 2017 dalam Dokumen Renstra Tahun 2015-
RINGKASAN EKSEKUTIF
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 iv
2019, (4) Analisis Penyebab Keberhasilan atau Kegagalan serta Alternatif Solusi
Terhadap Pencapaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2017, dan (5) Analisis
Efisiensi Penggunaan Sumber Daya,
Berdasarkan penilaian Inspektorat Jenderal, nilai AKIP Setjen mengalami kenaikan
dari BB (79,95) tahun 2016 menjadi 80,19 (BB) tahun 2017, namun terdapat
beberapa hal dalam penyusunan Laporan Kinerja tahun 2017 dilakukan perbaikan,
yaitu :
a. Sesuai arahan Menteri Perhubungan, untuk menambahkan 2(dua) scope dalam
Reviu Renstra Sekretariat Jenderal 2015-2019, diantaranya:
Biro Kerjasama : Terlaksananya proses Kerjasama Proyek
Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU)
Biro Komunikasi dan
Informasi Publik
: Terlaksananya Proses Komunikasi di Biro
Komunikasi dan Informasi Publik
b. Rencana reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan tahun 2015-2019
yang dilakukan pada awal tahun anggaran 2018;
c. Penyempurnaan IKU Kemenhub yang sesuai ketentuan output menjadi outcome, tentunya hanya bagi kegiatan Eselon II yang memiliki kontribusi kepada IKU
Kementerian;
d. Pelaksanaan bimbingan teknis pengembangan aplikasi e-Performance kepada
seluruh unit kerja pada awal tahun 2018;
e. Koordinasi dengan Unit Kerja Eselon (UKE) 2 di lingkungan Sekretariat Jenderal
untuk merumuskan IKU yang berorientasi outcome.
Berdasarkan tahapan pengukuran dihasilkan rata-rata capaian kinerja Sasaran
Program unit kerja Sekretariat Jenderal pada tahun 2017 sebesar 103,14% turun
sebesar 21,95% dari tahun 2016 yang memperoleh capaian kinerja sebesar
125,09%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kinerja Sekretariat Jenderal
dalam memenuhi target sebagaimana tertuang dalam perjanjian kinerja telah
mencapai keberhasilan. Capaian kinerja 13 (tiga belas) Sasaran Program sebagai
berikut :
a. Sasaran Program pertama “Peningkatan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat
Jenderal Kementerian Perhubungan melalui tersedianya Dokumen Perencanaan,
Pemrograman, Kebijakan Pentarifan, dan dokumen Analisa dan Evaluasi sebagai
acuan dalam penyelenggaraan perhubungan” yang terdiri dari 3(tiga) IKU rata-
rata capaian kinerja sebesar 114,17%;
b. Sasaran Program kedua “Terwujudnya Pengelolaan SDM Aparatur Perhubungan
yang berintegritas, netral, capable, profesional, berkinerja tinggi dan sejahtera serta beretika” yang terdiri dari 1 (satu) IKU rata-rata capaian kinerja sebesar
86,67%;
c. Sasaran Program ketiga “Peningkatan Pelaksanaan RB di Lingkungan
Kementerian Perhubungan” yang terdiri dari 1 (satu) IKU rata-rata capaian
kinerja sebesar 90,59%;
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 v
d. Sasaran Program keempat “Terwujudnya Laporan Keuangan Kementerian
Perhubungan dengan penilaian opini WTP” yang terdiri dari 3 (tiga) IKU rata-
rata capaian kinerja sebesar 98,85%;
e. Sasaran Program kelima “Peningkatan Kerja Sama Kemitraan/Investasi Dalam
Negeri dan Kerja Sama Luar Negeri dalam Kerangka Regional/Sub Regional,
Bilateral dan Multilateral di Bidang Transportasi” yang terdiri dari 2 (dua) IKU
rata-rata capaian kinerja sebesar 100%;
f. Sasaran Program keenam “Peningkatan penetapan dan kualitas regulasi dalam
implementasi kebijakan sektor transportasi” yang terdiri dari 2 (dua) IKU rata-
rata capaian kinerja sebesar 113,61%;
g. Sasaran Program ketujuh “Peningkatan dalam pelayanan dan penyelesaian
masalah hukum” yang terdiri dari 1 (satu) IKU rata-rata capaian kinerja
sebesar 108,75%;
h. Sasaran Program kedelapan “Peningkatan kinerja layanan administrasi serta
sarana dan prasarana di lingkungan Kantor Pusat Kementerian Perhubungan”
yang terdiri dari 4 (empat) IKU rata-rata capaian kinerja sebesar 175,65%;
i. Sasaran Program kesembilan “Terwujudnya Good Governance & Clean Government di Kementerian Perhubungan” yang terdiri dari 1 (satu) IKU rata-
rata capaian kinerja sebesar 100%;
j. Sasaran Program kesepuluh “Terselenggaranya e-Government di Kementerian
Perhubungan” yang terdiri dari 1 (satu) IKU rata-rata capaian kinerja sebesar
103,82%;
k. Sasaran Program kesebelas “Terselenggaranya Manajemen Pengelolaan
Kebijakan Lingkungan Hidup, Penataan Sistem dan Inovasi Pelayanan
Transportasi yang Berkelanjutan” yang terdiri dari 4 (empat) IKU rata-rata
capaian kinerja sebesar 81,63%;
l. Sasaran Program keduabelas “Terselenggaranya Pemeriksaan Lanjutan
Kecelakaan Kapal sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan” yang
terdiri dari 1 (satu) IKU rata-rata capaian kinerja sebesar 84,84%;
m. Sasaran Program ketigabelas “Peningkatan kinerja pelaksanaan investigasi
kecelakaan transportasi” yang terdiri dari 1 (satu) IKU rata-rata capaian kinerja
sebesar 82%.
Dari 25 (dua puluh lima) Indikator Kinerja Utama (IKU) terdapat 1 (sepuluh) IKU
Sekretariat Jenderal yang berkontribusi langsung terhadap IKU Kementerian
Perhubungan, yaitu dari :
a. Biro Perencanaan, dengan IKU sebagai berikut:
Nilai Akuntabilitas Kinerja Kementerian Perhubungan berdasarkan hasil
evaluasi Kementerian Pendayagunaan Apartur Negara dan Reformasi
Birokrasi (Kemenpan-RB);
Tingkat maturasi SPIP.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 vi
b. Biro Kepegawaian dan Organisasi, dengan IKU sebagai berikut:
Persentase pemenuhan kebutuhan jabatan fungsional Penguji Kendaraan
Bermotor, Pengawas Keselamatan Pelayaran, dan Teknisi Penerbangan yang
Bersertifikat;
Persentase indeks RB.
c. Biro Keuangan dan Perlengkapan, dengan IKU sebagai berikut:
Opini BPK atas laporan keuangan Kementerian Perhubungan;
Persentase penyerapan anggaran Kementerian Perhubungan.
d. Biro Hukum, dengan IKU sebagai berikut:
Persentase pelaksanaan deregulasi peraturan di lingkungan Kementerian
Perhubungan.
e. Biro Komunikasi dan Informasi Publik, dengan IKU sebagai berikut:
Keterbukaan informasi publik
f. Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi, dengan IKU sebagai berikut:
Persentase kehandalan sistem informasi
g. Pusat Pengelolaan Transportasi Berkelanjutan, dengan IKU sebagai berikut:
Tingkat penerapan pedoman standar pelayanan sarana dan prasarana
transportasi yang dilaksanakan;
Persentase penurunan gas rumah kaca dari sektor transportasi nasional.
Keberhasilan pencapaian target kinerja ini tentunya tidak terlepas dari dukungan
seluruh personil sumber daya manusia yang dimiliki oleh Sekretariat Jenderal
sebanyak 799 orang, serta ketersediaan anggaran sebesar Rp536.027.315.000,00,
yang terdiri dari Belanja Pegawai sebesar Rp121.918,151,000,00, Belanja Barang
sebesar Rp349.482.353.000,00 dan Belanja Modal sebesar Rp64.626.811.000,00.
Realisasi penyerapan anggaran sampai akhir tahun 2017 adalah sebesar
Rp485.171.228.513,00 atau 90,51%, sisa dana tidak terserap sebesar
Rp50.856.086487,00 tersebut diantaranya merupakan sisa kontrak pada Biro umum,
Biro Hukum, Biro Perencanaan, Biro Keuangan dan Perlengkapan, serta Komite
Nasional Keselamatan Transportasi.
Pada tahun 2017 terdapat berbagai penghargaan yang diterima beberapa unit kerja
eselon II di lingkungan Sekretariat Jenderal, diantaranya:
a. Biro Keuangan dan Perlengkapan, atas penghargaan yang diperoleh
Kementerian Perhubungan, yaitu :
Penghargaan atas Keberhasilan “Menyusun dan Menyajikan Laporan
Keuangan Tahun 2016 dengan Capaian Standar Tertinggi (WTP)” yang
diberikan oleh Kementerian Keuangan;
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 vii
Penghargaan sebagai Kementerian/Lembaga “Pengelola Penerimaan Negara
Bukan Pajak (PNBP) Terbaik Ketiga Pada Kelompok Penerimaan Lebih Dari 1
Triliun” yang diberikan oleh Kementerian Keuangan.
b. Biro Kepegawaian dan Organisasi mendapatkan penghargaan “Pengelola
Kepegawaian Terbaik Tingkat Kementerian Besar” yang diberikan oleh Badan
Kepegawaian Negara dalam kegiatan BKN Award Tahun 2017.
c. Biro Perencanaan mendapatkan “Peringkat I (Pertama) Terbaik dalam
Pelaksanaan Rekonsiliasi Data Eksternal” yang diberikan oleh Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara Jakarta IV.
d. Biro Umum mendapat beberapa penghargaan, yaitu :
Biro Umum sebagai pengelola Museum Transportasi TMII mendapatkan
Penghargaan Kategori “Museum Favorit I” dalam pameran Museum
Transportasi TMII;
Pemenang Juara I Lomba Keindahan Lingkungan kategori Kelompok Museum
dalam rangka peringatan HUT TMII ke-42.
e. Biro Komunikasi dan Informasi Publik mendapat beberapa penghargaan, yaitu :
Pemenang “Stand Favorit” pada Pameran Gebyar Wisata dan Budaya
Nusantara Expo 2017, Jakarta;
Pemenang “Stand Favorit” pada Kegiatan Pameran Tourism, Trade, and
Investment (TTI) Expo, Medan;
Pemenang Kategori Stand “Inovasi dan Kreativitas” pada Pameran World
Habitat Day and World Cities Days 2017 yang diselenggarakan oleh
Kementerian PUPR, Jakarta;
Pemenang “Juara II Anugerah Media Humas 2017” Kategori “Siaran
Pers/Pemberitaan” yang diselenggarakan oleh Bakohumas Kominfo, Jakarta;
Pemenang “Peringkat III Keterbukaan Informasi Publik” yang diselenggarakan
Komisi Informasi Pusat.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 viii
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar ............................................................................... i Ringkasan Eksekutif ............................................................................... iii Daftar Isi ............................................................................... viii Daftar Tabel ............................................................................... x Daftar Gambar ............................................................................... xvi
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang............................................................................ 1 1.2 Tugas dan Fungsi Sekretariat Jenderal...................................... 2 1.2.1 Struktur Organisasi.................................................... 2 1.2.2 Tujuan dan Sasaran Strategis Sekretariat
Jenderal... 13
1.3 Sumber Daya Manusia Sekretariat Jenderal.............................. 19 1.3.1 Sumber Daya Manusia............................................... 19 1.3.2 Sumber Daya Keuangan............................................ 23 1.4 Potensi, Ruang Lingkup, Isu Strategis, dan Permasalahan........ 24 1.4.1 Potensi dan Ruang Lingkup....................................... 24 1.4.2 Isu Strategis............................................................... 33 1.4.3 Permasalahan............................................................ 34 1.5 Sistematika Laporan.................................................................... 42
BAB II Perencanaan Kinerja 2.1 Uraian Singkat Perencanaan Strategis....................................... 43 2.1.1 Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian
Perhubungan
2.2 Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2017...................................... 44 2.3 Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2017................... 47
BAB III Akuntabilitas Kinerja
3.1 Tahapan Pengukuran Kinerja..................................................... 57 3.2 Pengukuran Capaian Kinerja...................................................... 59 3.2.1 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2017
Terhadap Target Perjanjian Kinerja Revisi Tahun 2017............................................................................ 60
3.2.2 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2015-2017 Terhadap Target Kinerja Perjanjian Kinerja (PK) Sekretariat Jenderal Tahun 2015-2017......................
69 3.2.3. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2017
Terhadap Target Tahun 2017 dalam Dokumen Renstra Sekretariat Jenderal Tahun 2015-2017........
86 3.2.4. Analisis Penyebab Keberhasilan atau Kegagalan
Serta Alternatif Solusi Terhadap Pencapaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2017..........................
96 3.2.5. Capaian Keberhasilan Kinerja Unit Kerja Lainnya….. 132
3.2.6 Capaian Realisasi Indikator Kinerja Utama…………. 134
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 ix
3.3 Realisasi Anggaran………………………………………………… 140 3.3.1 Alokasi Total Anggaran Tahun 2017 ......................... 140 3.3.2 Realisasi Penyerapan Anggaran................................ 141 3.3.3 Pencapaian Keluaran................................................. 143 3.3.4 Analisis Efisiensi 147 3.3.5 Analisis Dana yang Tidak Terserap oleh Unit Kerja
Lainnya…………………………………………………
149 BAB IV Penutup
4.1 Kesimpulan…………………………………………………………. 151 4.1.1 Pencapaian Kinerja Sekretariat Jenderal…………… 151 4.1.2 Prestasi Kerja Tahun 2017…………………………… 159 4.2 Saran dan Tindak Lanjut…………………………………………. 160
4.2.1 Perencanaan Kinerja…………………………………. 160 4.2.2 Pengukuran Kinerja…………………………………… 161 4.2.3 Pelaporan Kinerja………………………………………. 162 4.2.4 Evaluasi Kinerja……………………………………….. 162 4.2.5 Capaian Kinerja……………………………………….. 163
Lampiran- Lampiran
Matrik Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Sekretariat Jenderal Tahun 2017
Matrik Penetapan/Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2017
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 x
Halaman
Tabel I.1 Perampingan Fungsi dan Struktur Organisasi
PPTB............……………………………………………………………………………………... 12
Tabel I.2 Komposisi SDM Sekretariat Jenderal Berdasarkan Tingkat
Pendidikan......................................................................................................................... 20
Tabel I.3 Jumlah SDM Sekretariat Jenderal Berdasarkan
Golongan............................................................................................................................
21
Tabel I.4 Pemberian Penghargaan Satyalancana Karya Satya Sekretariat
Jenderal Tahun 2017 .............................................................................................. 23
Tabel I.5 Pemberian Punishment di Sekretariat Jenderal Tahun
2017....................................................................................................................................... 23
Tabel I.6 Alokasi Anggaran Per Unit Kerja Eselon II Sekretariat Jenderal
TA. 2017.............................................................................................................................. 24
Tabel II.1 Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Sekretariat Jenderal Tahun
2017...................................................................................................................................... 45
Tabel II.2 Revisi Perjanjian Kinerja (PK) Sekretariat Jenderal
2017....................................................................................................................................... 48
Tabel II.3 Perbandingan Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun
2017 Sebelum dan Sesudah Revisi.................................................................. 51
Tabel III.1 Perbandingan Target PK dan Capaian Kinerja Kegiatan
Sasaran Program Pertama Tahun 2017....................................................... 61
Tabel III.2 Perbandingan Target dan Capaian Kinerja Kegiatan
Sasaran Program Kedua Tahun 2017............................................................. 61
Tabel III.3 Perbandingan Target dan Capaian Kinerja Kegiatan
Sasaran Program Ketiga Tahun 2017............................................................ 62
Tabel III.4 Perbandingan Target dan Capaian Kinerja Kegiatan
Sasaran Program Keempat Tahun 2017....................................................... 63
Tabel III.5 Perbandingan Target dan Capaian Kinerja Kegiatan
Sasaran Program Kelima Tahun 2017...........................................................
64
DAFTAR TABEL
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 xi
Tabel III.6 Perbandingan Target dan Capaian Kinerja Kegiatan
Sasaran Program Keenam Tahun 2017......................................................... 65
Tabel III.7 Perbandingan Target dan Capaian Kinerja Kegiatan
Sasaran Program Ketujuh Tahun 2017...........................................................
65
Tabel III.8 Perbandingan Target dan Capaian Kinerja Kegiatan
Sasaran Program Kedelapan Tahun 2017.....................................................
66
Tabel III.9 Perbandingan Target dan Capaian Kinerja Kegiatan
Sasaran Program Kesembilan Tahun 2017...................................................
67
Tabel III.10 Perbandingan Target dan Capaian Kinerja Kegiatan
Sasaran Program Kesepuluh Tahun 2017..................................................... 67
Tabel III.11 Perbandingan Target dan Capaian Kinerja Kegiatan
Sasaran Program Kesebelas Tahun 2017..................................................... 68
Tabel III.12 Perbandingan Target dan Capaian Kinerja Kegiatan
Sasaran Program Kedua Belas Tahun 2017................................................ 69
Tabel III.13 Perbandingan Target dan Capaian Kinerja Kegiatan
Sasaran Program Ketigabelas Tahun 2017.................................................. 69
Tabel III.14 Perbandingan Sasaran Program RKT dan Sasaran Program
Revisi PK Sekretariat Jenderal Tahun 2017................................................ 70
Tabel III.15 Perbandingan Realisasi Kinerja IKU1 dengan Target Kinerja
2015-2017…………………………………………………………………………………....... 72
Tabel III.16 Perbandingan Realisasi Kinerja IKU2 dengan Target Kinerja
2015-2017.......................................................................................................................... 72
Tabel III.17 Perbandingan Realisasi Kinerja IKU3 dengan Target Kinerja
2015-2017…………………………………………………………………………………....... 73
Tabel III.18 Perbandingan Realisasi Kinerja IKU4 dengan Target Kinerja
2015-2017…………………………………………………………………………………...... 73
Tabel III.19 Perbandingan Realisasi Kinerja IKU5 dengan Target Kinerja
2015-2017.......................................................................................................................... 74
Tabel III.20 Perbandingan Realisasi Kinerja IKU6 dengan Target Kinerja
2015-2017.......................................................................................................................... 75
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 xii
Tabel III.21 Perbandingan Realisasi Kinerja IKU7 dengan Target Kinerja
2015-2017........................................................................................................................ .. 75
Tabel III.22 Perbandingan Realisasi Kinerja IKU8 dengan Target Kinerja
2015-2017…………………………………………………………………………………...... 75
Tabel III.23 Perbandingan Realisasi Kinerja IKU9 dengan Target Kinerja
2015-2017…………………………………………………………………………………...... 76
Tabel III.24 Perbandingan Realisasi Kinerja IKU10 dengan Target Kinerja
2015-2017........................................................................................................................... 77
Tabel III.25 Perbandingan Realisasi Kinerja IKU11 dengan Target Kinerja
2015-2017……………………………………………………………………………………... 78
Tabel III.26 Perbandingan Realisasi Kinerja IKU12 dengan Target Kinerja
2015-2017......................................................................................................................... 79
Tabel III.27 Perbandingan Realisasi Kinerja IKU13 dengan Target Kinerja
2015-2017.......................................................................................................................... 79
Tabel III.28 Perbandingan Realisasi Kinerja IKU14 dengan Target Kinerja
2015-2017……………………………………………………………………………………... 80
Tabel III.29 Perbandingan Realisasi Kinerja IKU15 dengan Target Kinerja
2015-2017……………………………………………………………………………………... 80
Tabel III.30 Perbandingan Realisasi Kinerja IKU16 dengan Target Kinerja
2015-2017……………………………………………………………………………………... 81
Tabel III.31 Perbandingan Realisasi Kinerja IKU17 dengan Target Kinerja
2015-2017........................................................................................................................... 81
Tabel III.32 Perbandingan Realisasi Kinerja IKU18 dengan Target Kinerja
2015-2017……………………………………………………………………………………... 82
Tabel III.33 Perbandingan Realisasi Kinerja IKU19 dengan Target Kinerja
2015-2017……………………………………………………………………………………... 82
Tabel III.34 Perbandingan Realisasi Kinerja IKU20 dengan Target Kinerja
2015-2017……………………………………………………………………………………... 83
Tabel III.35 Perbandingan Realisasi Kinerja IKU21 dengan Target Kinerja
2015-2017……………………………………………………………………………………...
83
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 xiii
Tabel III.36 Perbandingan Realisasi Kinerja IKU22 dengan Target Kinerja
2015-2017.......................................................................................................................... 84
Tabel III.37 Perbandingan Realisasi Kinerja IKU23 dengan Target Kinerja
2015-2017.......................................................................................................................... 84
Tabel III.38 Perbandingan Realisasi Kinerja IKU24 dengan Target Kinerja
2015-2017……………………………………………………………………………………... 85
Tabel III.39 Perbandingan Realisasi Kinerja IKU25 dengan Target Kinerja
2015-2017……………………………………………………………………………………... 86
Tabel III.40 Perbandingan Realisasi Kinerja IKU1 dengan Target Renstra
Tahun 2017…………………………………………………………………………………... 87
Tabel III.41 Perbandingan Realisasi Kinerja IKU2 dengan Target Renstra
Tahun 2017………………………………………………………………………………….... 87
Tabel III.42 Perbandingan Realisasi Kinerja IKU4 dengan Target Renstra
Tahun 2017…………………………………………………………………………………... 88
Tabel III.43 Perbandingan Realisasi Kinerja IKU6 dengan Target Renstra
Tahun 2017…………………………………………………………………………………... 89
Tabel III.44 Perbandingan Realisasi Kinerja IKU8 dengan Target Renstra
Tahun 2017........................................................................................................................ 89
Tabel III.45 Perbandingan Realisasi Kinerja IKU10 dengan Target Renstra
Tahun 2017…………………………………………………………………………………. 90
Tabel III.46 Perbandingan Realisasi Kinerja IKU11 dengan Target Renstra
Tahun 2017…………………………………………………………………………………. 90
Tabel III.47 Perbandingan Realisasi Kinerja IKU13 dengan Target Renstra
Tahun 2017…………………………………………………………………………………. 91
Tabel III.48 Perbandingan Realisasi Kinerja IKU14 dengan Target Renstra
Tahun 2017………………………………………………………………………………….. 91
Tabel III.49 Perbandingan Realisasi Kinerja IKU15 dengan Target Renstra
Tahun 2017.. 92
Tabel III.50 Perbandingan Realisasi Kinerja IKU16 dengan Target Renstra
Tahun 2017…………………………………………………………………………………..
92
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 xiv
Tabel III.51 Perbandingan Realisasi Kinerja IKU17 dengan Target Renstra
Tahun 2017………………………………………………………………………………….. 93
Tabel III.52 Perbandingan Realisasi Kinerja IKU18 dengan Target Renstra
Tahun 2017………………………………………………………………………………….. 93
Tabel III.53 Perbandingan Realisasi Kinerja IKU22 dengan Target Renstra
Tahun 2017………………………………………………………………………………….. 94
Tabel III.54 Perbandingan Realisasi Kinerja IKU24 dengan Target Renstra
Tahun 2017………………………………………………………………………………….. 95
Tabel III.55 Perbandingan Realisasi Kinerja IKU25 dengan Target Renstra
Tahun 2017…………………………………………………………………………………… 95
Tabel III.56 Penilaian AKIP Kementerian Perhubungan Tahun 2017..................... 97
Tabel III.57 Rincian Jabatan Fungsional Tahun 2017...................................................... 99
Tabel III.58 Rincian Jumlah Deregulasi Kementerian Perhubungan Tahun
2017................................................................................................................................... .... 112
Tabel III.59 Rekapitulasi Perkara yang Ditangani oleh Biro Hukum Tahun
2017................................................................................................................................... .... 112
Tabel III.60 Daftar Naskah Dinas Keluar Kementerian Perhubungan Tahun
2017....................................................................................................................................... 115
Tabel III.61 Daftar Naskah Dinas Masuk Kementerian Perhubungan Tahun
2017....................................................................................................................................... 115
Tabel III.62 Daftar Naskah Dinas Keluar Kementerian Perhubungan Tahun
2017........................................................................................................................................ 116
Tabel III.63 Perhitungan Standar Konsumsi Listrik Kategori Efisien....................... 116
Tabel III.64 Perhitungan Standar Kosumsi Air Kategori Hemat................................. 117
Tabel III.65 Perhitungan Penghematan Konsumsi Listrik................................................. 117
Tabel III.66 Perhitungan Penghematan Konsumsi Air........................................................ 118
Tabel III.67 Perhitungan Penghematan Konsumsi Air........................................................ 119
Tabel III.68 Rata-Rata Persentase Penghematan Konsumsi
Listrik, Air, dan Biaya Telepon antara Tahun 2017 dan 2016...... 120
Tabel III.69 Pengadaan Kendaraan Selama Tahun 2011-2017.................................. 120
Tabel III.70 Penghapusan Kendaraan Operasional di Lingkungan
Kantor Pusat Kementerian Perhubungan Sepanjang tahun 2011
s.d 2017............................................................................................................................... 123
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 xv
Tabel III.71 Jumlah Kendaraan Operasional di Lingkungan
Kementerian Perhubungan Sampai dengan Tahun
2017......................................................................................................................................... 123
Tabel III.72 Persentase Peningkatan Pengunjung Museum Transportasi.............. 124
Tabel III.73 Realisasi Penerapan Pedoman Sandar Pelayanan Sarana dan
Prasarana Transportasi yang Dilaksanakan Tahun 2017.................... 128
Tabel III.74 Realisasi Pemenuhan Dokumen Lingkungan
Proyek Pembangunan Infrastruktur Transportasi Tahun 2017......... 129
Tabel III.75 Penurunan Gas Rumah Kaca dari Sektor Transportasi Nasional
(Dalam Ton CO2)...........................................................................................................
130
Tabel III.76 Aksi Mitigasi Sub Sektor Transportasi Darat dalam Penurunan
Emisi Gas Rumah Kaca.............................................................................................. 130
Tabel III.77 Aksi Mitigasi Sub Sektor Transportasi Laut dalam Penurunan
Emisi Gas Rumah Kaca............................................................................................... 130
Tabel III.78 Aksi Mitigasi Sub Sektor Transportasi Udara dalam Penurunan
Emisi Gas Rumah Kaca............................................................................................... 131
Tabel III.79 Aksi Mitigasi Sub Sektor Transportasi Perkeretaapian dalam
Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca................................................................... 131
Tabel III.80 Target dan Realisasi Anggaran IKU Sekretariat Jenderal Tahun
2017………………………………………………………………………………………………. 135
Tabel III.81 Pagu Anggaran Belanja Pegawai Sekretariat Jenderal Tahun
2017........................................................................................................................................ 140
Tabel III.82 Realisasi Anggaran Belanja Pegawai Sekretariat Jenderal Tahun
2017......................................................................................................................................... 141
Tabel III.83 Realisasi Anggaran Belanja Barang Sekretariat Jenderal Tahun
2017........................................................................................................................................ 142
Tabel III.84 Realisasi Anggaran Belanja Modal Sekretariat Jenderal Tahun
2017......................................................................................................................................... 143
Tabel III.85 Tingkat Capaian Keluaran Sekretariat Jenderal........................................ 144
Tabel III.86 Nilai Efisiensi Sekretariat Jenderal..................................................................... 148
Tabel IV.I Resume Capaian Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2017.............. 154
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar I.1 Perubahan dan Penambahan Struktur Organisasi PM 189 Tahun
2015 menjadi PM 117 Tahun 2017…....................................................................
9
Gambar I.2 Struktur Organisasi di Lingkungan Sekretariat Jenderal Kementerian
Perhubungan.....................................................………………………………
11
Gambar I.3 Cascading Sasaran Kementerian Perhubungan dan Sekretariat
Jenderal Tahun 2015-2019.........................................................................................
18
Gambar I.4 Peta Strategis Sekretaris Jenderal…............................................................ 19
Gambar I.5 Komposisi SDM Sekretariat Jenderal Berdasarkan Jenis Kelamin
Tahun 2017................……………………………...................................................... 21
Gambar I.6 Komposisi SDM Sekretariat Jenderal Berdasarkan Golongan Tahun
2017.............................................................................................................. 22
Gambar III.1 Rumus Capaian Keluaran............................................................................. 143
Gambar III.2 Rumus Nilai Efisiensi..................................................................................... 147
• Latar Belakang
• Tugas dan Fungsi
• Sumber Daya Manusia
• Potensi, Ruang
Lingkup, Isu
Strategis dan
Permasalahan
• Sistematika Laporan
BAB IPENDAHULUAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal tahun 2017
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 1
1.1. Latar Belakang
Dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah, yang kemudian diturunkan dalam Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014
tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu
atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, setiap instansi pemerintah wajib
mempertanggungjawabkan tugas pokok dan fungsi yang dilaksanakan dalam bentuk
Laporan Akuntabilitas Kinerja. Tata cara penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja
Kementerian Perhubungan tercantum dalam PM 45 Tahun 2016 perihal Petunjuk
Pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) di Lingkungan
Kementerian Perhubungan.
Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya yang tercantum di dalam PM 117 Tahun 2017
tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 189 Tahun
2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan, Sekretariat Jenderal
Kementerian Perhubungan sebagai salah satu Unit Kerja Eselon I di lingkungan
Kementerian Perhubungan, masuk dalam lingkup unit kerja yang wajib menjalankan
amanat peraturan tersebut, karena disamping bertanggungjawab dalam penyelenggaraan
kegiatan dan pengelolaan sumber daya dalam mendukung peningkatan kinerja
Kementerian Perhubungan, Sekretariat Jenderal juga bertanggungjawab dalam
penyelenggaraan administrasi untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi
Kementerian Perhubungan secara efektif, efisien, transparan dan akuntabel yang dilayani
oleh sumber daya manusia yang profesional.
Hal ini sejalan dengan upaya reformasi birokrasi yang sedang dilakukan oleh seluruh
Kementerian dan Lembaga, yaitu mewujudkan penyelenggaraan negara yang bersih
dan berwibawa serta memiliki kinerja yang baik (Good Governance). Salah satu azas
penyelenggaraan good governance terdapat dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun
1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi,
dan Nepotisme adalah azas akuntabilitas yang menentukan bahwa setiap kegiatan
dan hasil akhir dari penyelenggara negara harus dapat dipertanggung jawabkan
kepada masyarakat atau rakyat sebagai kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan
ketentuan peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Akuntabilitas tersebut, salah
satunya diwujudkan dalam bentuk penyusunan Laporan Kinerja.
BAB I
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 2
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2017 menggambarkan secara transparan
sejauh mana pencapaian kinerja melalui upaya-upaya strategis dan operasional yang
telah dilakukan dalam mencapai tujuan dan sasaran strategisnya jika dibandingkan
dengan target yang telah ditetapkan di awal tahun dalam kerangka pemenuhan visi dan
misi yang telah ditetapkan. Selain itu pada laporan ini menampilkan target kinerja secara
series selama 5 (lima) tahun berturut-turut dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2019.
Tujuan penyajian Laporan Kinerja ini adalah untuk memberikan informasi kinerja yang
terukur kepada Menteri Perhubungan atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai, dan
sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi Sekretariat Jenderal untuk meningkatkan
kinerjanya.
1.2. Tugas dan Fungsi Sekretariat Jenderal
Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 117 Tahun 2017 tentang
Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 189 Tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan, Sekretariat Jenderal adalah
unit organisasi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri
Perhubungan mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut:
TUGAS : Melaksanakan serta menyelenggaraan koordinasi pelaksanaan tugas,
pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit
organisasi di lingkungan Kementerian Perhubungan
FUNGSI : a. Koordinasi kegiatan Kementerian Perhubungan;
b. Koordinasi dan penyusunan rencana, program dan anggaran
Kementerian Perhubungan;
c. Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi
ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, kerja
sama, hubungan masyarakat, arsip, dan dokumentasi Kementerian
Perhubungan;
d. Pembinaan dan penyelenggaraan organisasi dan tata laksana;
e. Koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan serta
pelaksanaan advokasi hukum;
f. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara dan layanan
pengadaan barang/jasa pemerintah;
g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
1.2.1. Struktur Organisasi
Sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 189 Tahun 2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan, tugas dan fungsi Sekretariat
Jenderal dilaksanakan oleh 7 (tujuh) Biro dan 2 (dua) Pusat, sebagaimana berikut :
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 3
A. BIRO PERENCANAAN
TUGAS : Melaksanakan koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan
anggaran Kementerian Perhubungan.
FUNGSI : a. Penyiapan koordinasi, sinkronisasi, integrasi dan pengendalian
kebijakan, penyusunan rencana jangka menengah, jangka panjang
dan rencana bergulir (rolling plan), serta koordinasi penyusunan
rencana pembangunan sarana dan prasarana transportasi yang
dibiayai dengan mekanisme Pinjaman / Hibah Luar Negeri (PHLN)
di lingkungan Kementerian Perhubungan;
b. Penyiapan koordinasi, sinkronisasi dan pengendalian penyusunan
rencana jangka pendek, penyediaan dana pembangunan sarana
dan prasarana transportasi yang dibiayai dengan mekanisme
Pinjaman / Hibah Luar Negeri (PHLN), program dan anggaran serta
penyelesaian dokumen pelaksanaan anggaran Kementerian
Perhubungan dalam bentuk Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA);
c. Penyiapan koordinasi, sinkronisasi dan pengendalian kebijakan
penyusunan rencana, analisis dan penetapan pentarifan di bidang
transportasi, bahan untuk lembaga negara dan pemerintah;
d. Penyiapan analisis, evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan
rencana dan program Kementerian Perhubungan termasuk
perkembangan fisik dan nilai manfaatnya (outcome), Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), Penetapan Kinerja
Kementerian Perhubungan, Rencana Aksi Nasional Pemberantasan
Korupsi (RAN-PK) unit Sekretariat Jenderal serta kegiatan
pembangunan sarana dan prasarana transportasi yang dibiayai
dengan mekanisme Pinjaman / Hibah Luar Negeri (PHLN); dan
e. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro.
B. BIRO KEPEGAWAIAN DAN ORGANISASI
TUGAS : Melaksanakan pembinaan dan pemberian dukungan administrasi
kepegawaian, penataan organisasi dan tata laksana, serta
administrasi reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian
Perhubungan.
FUNGSI : a. Penyiapan pembinaan, pemberian dukungan administrasi, dan
pengendalian perencanaan kepegawaian;
b. Penyiapan pembinaan, pemberian dukungan administrasi, dan
pengendalian pengembangan kepegawaian;
c. Penyiapan pembinaan, pemberian dukungan administrasi, dan
pengendalian mutasi, kesejahteraan, disiplin, asessment dan
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 4
konseling pegawai;
d. Penyiapan pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana,
serta administrasi reformasi birokrasi; dan
e. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro.
C. BIRO KEUANGAN DAN PERLENGKAPAN
TUGAS : Melaksanakan pengelolaan dan pembinaan administrasi dan
pelaporan keuangan di lingkungan Kementerian Perhubungan.
FUNGSI : a. Penyiapan pembinaan dan koordinasi penyusunan rencana,
pengelolaan administrasi, revisi pelaksanaan/rencana, pemantauan,
penelitian, evaluasi, penilaian, dan penyusunan laporan pelaksanaan
anggaran pendapatan dan belanja di lingkungan Kementerian
Perhubungan;
b. Penyiapan pembinaan dan pelaksanaan akuntansi dan verifikasi
laporan pertanggungjawaban anggaran, penyusunan laporan
keuangan Kementerian Perhubungan, analisa dan evaluasi laporan
keuangan, serta penyiapan pembinaan pola pengelolaan Badan
Layanan Umum (BLU) di lingkungan Kementerian Perhubungan;
c. penyiapan pembinaan pengelolaan keuangan negara, penetapan
pengelola anggaran, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), tindak
lanjut tuntutan perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi, tindak lanjut
laporan hasil pemeriksaan unsur pengawasan, serta urusan tata
usaha dan rumah tangga Biro; dan
d. Penyiapan pembinaan, pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak.
D. BIRO HUKUM
TUGAS : Melaksanakan koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-
undangan serta pelaksanaan advokasi hukum.
FUNGSI : a. Penyiapan koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-
undangan di bidang transportasi;
b. Penyiapan Pengelolaan Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum
(JDIH) di bidang transportasi;
c. Penyiapan koordinasi dan penyusunan perjanjian hukum nasional,
advokasi hukum dan sosialisasi peraturan perundang-undangan di
bidang transportasi; dan d. pelaksanaan urusan tata usaha dan
rumah tangga Biro.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 5
E. BIRO KERJASAMA
TUGAS : Mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan pembinaan
pelaksanaan kerja sama dan kemitraan/investasi dalam negeri,
kerja sama luar negeri, serta ratifikasi konvensi dan perjanjian
internasional di bidang transportasi.
FUNGSI : a. Penyiapan koordinasi, pemantauan, analisis, evaluasi, pelaporan dan
konsultasi dengan lembaga terkait mengenai pelaksanaan kerja sama
dan kemitraan/investasi dalam negeri di bidang transportasi;
b. Penyiapan koordinasi, pemantauan, analisis, evaluasi, pelaporan dan
konsultasi dengan lembaga terkait mengenai pelaksanaan kerja sama
luar negeri;
c. Penyiapan ratifikasi konvensi dan perjanjian internasional di bidang
transportasi; dan
d. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro.
F. BIRO UMUM
TUGAS : Melaksanakan pembinaan dan pemberian dukungan urusan
keprotokolan, ketatausahaan, arsip, kerumahtanggaan, serta
penyiapan perencanaan dan keuangan Sekretariat Jenderal.
FUNGSI : a. Pelaksanaan urusan ketatausahaan Menteri, Sekretaris Jenderal, Staf
Ahli Menteri, dan Staf Khusus, serta pembinaan dan penyelenggaraan
keprotokolan;
b. Pembinaan dan penyelenggaraan urusan ketatausahaan Kementerian
Perhubungan, pelaporan, serta urusan ketatausahaan dan
kerumahtanggaan Biro;
c. Penyiapan pembinaan dan pelaksanaan urusan rumah tangga
Sekretariat Jenderal;
d. Penyiapan perencanaan, anggaran, akuntansi, laporan
pertanggungjawaban keuangan, penatausahaan keuangan, perjalanan
dinas Biro dan perwakilan Kementerian Perhubungan di luar negeri,
serta penggajian di lingkungan Sekretariat Jenderal.
G. BIRO KOMUNIKASI DAN INFORMASI PUBLIK
TUGAS : Melaksanakan pembinaan dan pemberian dukungan pelaksanaan
komunikasi dan informasi public.
FUNGSI : a. Penyiapan perumusan rencana strategi dan evaluasi program
komunikasi dan informasi publik;
b. Penyiapan pelaksanaan kegiatan komunikasi dan informasi publik
melalui pemanfaatan media massa, media sosial, jejaring komunikasi,
dan pengelolaan opini publik;
c. Penyiapan pelaksanaan kegiatan komunikasi dan informasi publik
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 6
melalui publikasi, edukasi publik, pelayanan informasi dan
dokumentasi;
d. Juru bicara Kementerian Perhubungan untuk penyampaian kebijakan
publik, kinerja, strategi dan program yang telah diputuskan Menteri
atau disepakati jajaran pimpinan di lingkungan Kementerian
Perhubungan serta memberikan penjelasan atau merespon
masalah/isu publik; dan
e. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro.
H. PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PERHUBUNGAN
TUGAS : Melaksanakan penyusunan rencana strategis dan kebijakan,
pengembangan sistem, serta pengelolaan data dan layanan operasional
sistem teknologi informasi dan komunikasi.
FUNGSI : a. Penyiapan penyusunan rencana strategis, pengelolaan program,
perumusan dan pembinaan pelaksanaan standar kebijakan dan tata
kelola, serta manajemen risiko sistem teknologi informasi dan
komunikasi;
b. Penyiapan perancangan, pembangunan, pengembangan, dan
pengujian sistem aplikasi, basis data, dan infrastruktur;
c. Penyiapan pengelolaan data dan layanan operasional sistem
teknologi informasi dan komunikasi; dan
d. Penyusunan rencana, program, anggaran, urusan keuangan,
kepegawaian, persuratan, kearsipan, perlengkapan, rumah tangga,
pengelolaan administrasi barang milik negara serta evaluasi dan
pelaporan.
I. PUSAT PENGELOLAAN TRANSPORTASI BERKELANJUTAN
TUGAS : Melaksanakan pengelolaan kebijakan lingkungan hidup,
peningkatan sistem dan inovasi pelayanan transportasi yang
berkelanjutan.
FUNGSI : a. Penyiapan pengelolaan kebijakan lingkungan hidup, dampak sektor
transportasi, adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim;
b. Penyiapan pengelolaan kebijakan peningkatan sistem dan inovasi
pelayanan prasarana transportasi;
c. Penyiapan pengelolaan kebijakan peningkatan sistem dan inovasi
pelayanan sarana transportasi; dan
d. Pelaksanaan penyusunan rencana, program kerja, anggaran dan
pelaporan, pengelolaan administrasi barang milik negara (BMN),
pelaksanaan urusan keuangan, kepegawaian, persuratan, kearsipan,
kerumahtanggaan, dan ketatausahaan.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 7
Selain itu, Sekretariat Jenderal dilengkapi pula dengan unsur-unsur penunjang yaitu
Komite Nasional Keselamatan Transportasi dan Mahkamah Pelayaran. Tugas dan fungsi
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) tercantum di dalam Peraturan
Presiden RI nomor 2 Tahun 2012 tentang Komite Nasional Keselamatan Transportasi,
berikut ini:
TUGAS : a. Melaksanakan investigasi kecelakaan transportasi;
b. memberikan rekomendasi hasil investigasi kecelakaan transportasi
kepada pihak terkait; dan
c. memberikan saran dan pertimbangan kepada Presiden berdasarkan
hasil investigasi kecelakaan transportasi dalam rangka mewujudkan
keselamatan transportasi.
FUNGSI : a. Pelaksanaan investigasi terhadap penyebab kecelakaan transportasi;
b. Permintaan data dan keterangan kepada instansi terkait,
lembaga/organisasi profesi terkait, masyarakat dan/atau pihak
lain yang dipandang perlu;
c. Pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data secara
sistematis dan obyektif penyebab kecelakaan transportasi;
d. Penyusunan laporan hasil investigasi kecelakaan transportasi;
e. Pemberian dan/atau penyampaian rekomendasi hasil investigasi
kecelakaan transportasi;
f. Pelaksanaan monitoring/pemantauan dan klarifikasi terhadap proses
tindak lanjut atas rekomendasi hasil investigasi kecelakaan
transportasi;
g. Penyusunan pemberian saran dan pertimbangan kepada Presiden
melalui Menteri Perhubungan;
h. Pelaksanaan kerjasama investigasi kecelakaan transportasi dan/atau
peningkatan pengetahuan SDM;
i. Penyampaian laporan kinerja kepada Presiden dan laporan kinerja
akhir masa jabatan;
j. Pelaksanaan pengangkatan dan pemberhentian investigator dan
tenaga ahli.
Sebagaimana tercantum di dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 76
Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Mahkamah Pelayaran, maka
tugas dan fungsi Mahkamah Pelayaran, sebagai berikut :
TUGAS : Melaksanakan pemeriksaan lanjutan kecelakaan kapal
FUNGSI : a. penyiapan koordinasi dan penyusunan rencana, program dan anggaran,
pengelolaan data, evaluasi kegiatan, serta pengelolaan sistem teknologi
dan informasi;
b. penyiapan penatausahaan pembiayaan dan penggajian, penyusunan
laporan pelaksanaan anggaran, pengelolaan Barang Milik Negara (BMN),
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 8
serta urusan perlengkapan;
c. penyiapan pengelolaan kepegawaian, penataan organisasi, pengelolaan
tata usaha, kerumahtanggaan, hubungan masyarakat, pengelolaan
Reformasi Birokrasi;
d. pelaksanaan verifikasi berkas perkara pemeriksaan kecelakaan kapal,
administrasi persidangan, pemberian dukungan substantif persidangan,
pengetikan dan penggandaan konsep putusan;
e. penelitian sebab kecelakaan kapal dan penentuan ada atau tidak
adanya kesalahan dan/atau kelalaian dalam penerapan standar profesi
kepelautan yang dilakukan oleh Nahkoda atau Pemimpin Kapal
dan/atau Perwira Kapal atas terjadinya kecelakaan kapal; dan
f. penjatuhan sanksi administratif kepada Nahkoda atau Pemimpin Kapal
dan/atau Perwira Kapal yang memiliki sertifikat keahlian pelaut yang
dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia yang melakukan
kesalahan dan/atau kelalaian dalam penerapan standar profesi
kepelautan.
Dalam mencapai tujuan penguatan kelembagaan pengadaan di Kementerian
Perhubungan maka perlu dibentuk susunan organisasi yang bertanggung jawab
secara keseluruhan dalam kegiatan pegadaan dan pengelolaan barang milik
negara. Hal ini bertujuan agar unit kerja utama dan seluruh unit kerja
pelaksana teknis dibawahnya secara keseluruhan harus berperan lebih strategis,
end to end process dan diarahkan agar berperan menjadi penjamin mutu
pengadaan barang/jasa di Kementerian Perhubungan.
Sesuai Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 117 Tahun 2017 tentang
Perubahan Menteri Perhubungan Nomor 189 Tahun 2015 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan yang ditetapkan pada tanggal 18
Desember 2017, terdapat penambahan dan perubahan nomenklatur struktur
organisasi di Lingkungan Sekretariat Jenderal. Dijelaskan sebagai berikut:
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 9
Gambar I.1
Perubahan dan Penambahan Struktur Organisasi
PM 189 Tahun 2015 menjadi PM 117 Tahun 2017
Terdapat perubahan nomenklatur Biro Keuangan dan Perlengkapan menjadi Biro
Keuangan, dan penambahan 1 (satu) Biro yaitu Biro Layanan Pengadaan dan
Pengelolaan Barang Milik Negara. Adapun Tugas dan Fungsi Biro Layanan Pengadaan
dan Pengelolaan Barang Milik Negara, sebagai berikut;
TUGAS : melaksanakan fasilitasi perencanaan, monitoring dan evaluasi, pelaporan,
penyiapan pembinaan penyelenggaraan, pengawasan pengadaan Barang/Jasa,
pemilihan Mitra, serta penyiapan pembinaan, koordinasi, dan pengelolaan
barang milik negara yang meliputi perencanaan kebutuhan dan
penganggaran, penggunaan, pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan,
penilaian, pemindahtanganan, pemusnahan, penghapusan, penatausahaan, serta
pembinaan, pengawasan dan pengendalian di lingkungan Kementerian
Perhubungan
FUNGSI : a. penyiapan fasilitasi perencanaan, pelaksanaan,monitoring dan evaluasi,
pelaporan, penyiapan pembinaan penyelenggaraan, pengawasan pengadaan
Barang/Jasa, serta pemilihan Mitra bidang transportasi Darat, Udara dan
Perkeretaapian;
b. penyiapan fasilitasi perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi,
pelaporan, penyiapan pembinaan penyelenggaraan, pengawasan pengadaan
Barang/ Jasa, serta pemilihan Mitra bidang transportasi Laut dan
Penunjang, serta koordinasi atas penanganan terhadap penyimpangan,
pengaduan dan menyusun pertimbangan terhadap permasalahan
pengadaan barang/jasa serta Mitra, sosialisasi peraturan layanan
pengadaan;
PUSAT FASILITASI KEMITRAAN
DAN KELEMBAGAAN
INTERNASIONAL
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 10
c. penyiapan pembinaan, koordinasi, dan pengelolaan barang milik negara
yang meliputi perencanaan kebutuhan dan penganggaran, penggunaan,
pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan, penilaian, pemindahtanganan,
pemusnahan, penghapusan, penatausahaan, serta pembinaan, pengawasan
dan pengendalian di lingkungan Kementerian Perhubungan; dan
d. pelaksanaan dokumentasi, urusan tata usaha dan rumah tangga Biro
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 11
Gambar 1.2 Struktur Organisasi di Lingkungan Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan
MENTERI PERHUBUNGAN
SEKRETARIAT JENDERAL STAF AHLI MENHUB INSPEKTORAT JENDERAL /
DIREKTORAT JENDERAL / BADAN
BIRO PERENCANAAN
BIRO
KEPEGAWAIAN DAN
ORGANISASI
BIRO KEUANGAN
BIRO HUKUM
BIRO LAYANAN PENGADAAN
DAN PENGELOLAAN
BMN
BIRO UMUM
BIRO KOMUNIKASI
DAN INFORMASI PUBLIK
PUSAT PENGELOLAAN TRANSPORTASI
BERKELANJUTAN
PUSAT TEKNOLOGI
INFORMASI DAN
KOMUNIKASI
KOMITE NASIONAL
KESELAMATAN TRANSPORTASI
MAHKAMAH
PELAYARAN
BAGIAN RENCANA
BAGIAN PERENCANAAN KEPEGAWAIAN
BAGIAN PELAKSANAAN
ANGGARAN
BAGIAN PERATURAN
TRANSP. DARAT
BAGIAN LAYANAN
PENGADAAN TRANS. DARAT,
UDARA & PERKERETAAPIAN
BAGIAN TU PIMPINAN DAN KEPROTOKOLAN
BAGIAN PERENCANAAN
STRATEGI KOMUNIKASI
DAN EVALUASI
BAGIAN TU BAGIAN TU
BAGIAN PROGRAM
BAGIAN PENTARIFAN
DAN PELAPORAN
BAGIAN ANALISA DAN EVALUASI
BAGIAN PENGEMBANGAN
KEPEGAWAIAN
BAGIAN MUTASI, KESEJAHTERAAN
DAN DISIPLIN
BAGIAN ORGANISASI
TATA LAKSANA
BAGIAN AKUNTANSI
BAGIAN PERBENDA-
HARAAN
BAGIAN PENERIMAAN
NEGARA BUKAN PAJAK
BAGIAN PERATURAN
TRANSP. LAUT
BAGIAN PERATURAN
TRANSP. UDARA
BAGIAN PERJANJIAN &
ADVOKASI
BAGIAN LAYANAN
PENGADAAN TRANSPORTASI
LAUT & PENUNJANG
BAGIAN PENGELOLAAN
BMN
BIDANG TATA KELOLA
LINGKUNGAN HIDUP
TRANSPORTASI
BIDANG PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN
BIDANG TATA KELOLA SISTEM
PELAYANAN SARANA &
PRASARANA TRANSPORTASI
BIDANG PENGEMBANGAN
BIDANG PENGELOLAAN
DATA DAN OPERASIONAL
BAGIAN TU KEMENTERIAN
BAGIAN RUMAH TANGGA
BAGIAN PERENCANAAN
DAN KEUANGAN
BAGIAN MEDIA MASSA & OPINI
PUBLIK
BAGIAN PUBLIKASI & PELAYANAN
INFORMASI
PUSAT FASILITASI
KEMITRAAN DAN
KELEMBAGAAN
INTERNASIONAL
BAGIAN TU
BIDANG HUBUNGAN BILATERAL &
SUBREGIONAL
BIDANG HUBUNGAN
MULTILATERAL
BIDANG FASILITASI
KEMITRAAN & INVESTASI
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 12
Di dalam PM 117 tahun 2017, terdapat perubahan nomenklatur pada Biro Kerjasama
menjadi Pusat Fasilitasi Kemitraan dan Kelembagaan Internasional. Adapun tugas dan
fungsi Pusat Fasilitasi Kemitraan dan Kelembagaan Internasional, sebagai berikut :
Terdapat perampingan struktur organisasi di Pusat Pengelolaan Transportasi
Berkelanjutan (PPTB). Dijelaskan pada tabel I.1:
Tabel I.1
Perampingan Fungsi dan Struktur Organisasi PPTB
STRUKTUR ORGANISASI PPTB
PM 189 Tahun 2015
STRUKTUR ORGANISASI PPTB
PM 117 Tahun 2017
FUNGSI PPTB:
a. Penyiapan pengelolaan kebijakan lingkungan
hidup, dampak sektor transportasi, adaptasi
dan mitigasi terhadap perubahan iklim;
b. Penyiapan pengelolaan kebijakan
peningkatan sistem dan inovasi pelayanan
prasarana transportasi;
c. Penyiapan pengelolaan kebijakan
peningkatan sistem dan inovasi pelayanan
sarana transportasi; dan
d. Pelaksanaan penyusunan rencana, program
kerja, anggaran dan pelaporan, pengelolaan
administrasi barang milik negara (BMN),
pelaksanaanurusan keuangan, kepegawaian,
persuratan,kearsipan, kerumahtanggaan, dan
ketatausahaan.
FUNGSI PPTB:
a. penyiapan pembinaan dan
pengelolaan kebijakan lingkungan
hidup, adaptasi dan mitigasi
perubahan iklim sektor transportasi;
b. penyiapan pembinaan dan
pengelolaan kebijakan peningkatan
sistem dan inovasi pelayanan
sarana dan prasarana transportasi
berkelanjutan; dan
c. pelaksanaan penyusunan rencana,
program kerja, anggaran dan
pelaporan, pengelolaan administrasi
barang milik negara (BMN),
pelaksanaan urusan keuangan,
kepegawaian, persuratan, kearsipan,
kerumahtanggaan, dan ketatausahaan.
TUGAS : melaksanakan koordinasi dan pembinaan pelaksanaan kerja sama dan
fasilitasi kemitraan/investasi, kerja sama luar negeri, serta penyiapan
ratifikasi konvensi dan perjanjian internasional di bidang transportasi
FUNGSI : a. penyiapan koordinasi, pemantauan, analisis, evaluasi, pelaporan dan
konsultasi dengan lembaga terkait mengenai pelaksanaan kerja sama dan
fasilitasi kemitraan/investasi di bidang transportasi;
b. penyiapan koordinasi, pemantauan, analisis, evaluasi, pelaporan dan
konsultasi dengan lembaga terkait mengenai pelaksanaan kerja sama luar
negeri;
c. penyiapan ratifikasi konvensi dan perjanjian internasional di bidang
transportasi; dan
d. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Pusat
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 13
ESELON III:
a. Bidang Tata Kelola Lingkungan Hidup
Transportasi;
b. Bidang Tata Kelola Sistem Pelayanan
Prasarana Transportasi;
c. Bidang Tata Kelola Sistem Pelayanan
Sarana Transportasi;
d. Bagian Tata Usaha
ESELON III:
a. Bidang Tata Kelola Lingkungan Hidup
Transportasi;
b. Bidang Tata Kelola Sistem Pelayanan
Sarana dan Prasarana Transportasi;
c. Bagian Tata Usaha.
ESELON IV:
Bidang Tata Kelola Lingkungan Hidup
Transportasi
a. Subbidang Tata Kelola Lingkungan Hidup
Transportasi Darat;
b. Subbidang Tata Kelola Lingkungan Hidup
Transporasi Laut dan Udara.
Bidang Tata Kelola Sistem Pelayanan
Prasarana Transportasi
a. Subbidang Tata Kelola Kualitas Pelayanan
Prima Prasarana Transportasi Darat,
Perkeretaapian dan Penunjang;
b. Subbidang Tata Kelola Kualitas Pelayanan
Prima Prasarana Transportasi Laut dan
Udara.
Bidang Tata Kelola Sistem Pelayanan Sarana
Transportasi
a. Subbidang Tata Kelola Kualitas Pelayanan
Prima Sarana Transportasi Darat,
Perkeretaapian dan Penunjang;
b. Subbidang Tata Kelola Kualitas Pelayanan
Prima Sarana Transportasi Laut dan Udara.
Bagian Tata Usaha
a. Subbagian Perencanaan dan Keuangan;
b. Subbagian Kepegawaian dan Umum.
ESELON IV:
Bidang Tata Kelola Lingkungan Hidup
Transportasi
a. Subbidang Tata Kelola Lingkungan
Hidup Transportasi Darat,
Perkeretaapian dan Penunjang;
b. Subbidang Tata Kelola Lingkungan
Hidup Transportasi Laut dan Udara
Bidang Tata Kelola Sistem Pelayanan
Sarana dan Prasarana Transportasi.
a. Subbidang Tata Kelola Kualitas
Pelayanan Prima Sarana dan
Prasarana Transportasi Darat,
Perkeretaapian dan Penunjang; dan
b. Subbidang Tata Kelola Kualitas
Pelayanan Prima Sarana dan
Prasarana Transportasi Laut dan
Udara.
Bagian Tata Usaha
a. Subbagian Perencanaan dan
Keuangan;
b. Subbagian Kepegawaian dan Umum.
1.2.2. Tujuan dan Sasaran Strategis Sekretariat Jenderal
Berdasarkan Reviu Rencana Strategis (Renstra) Sekretariat Jenderal Tahun 2015-
2019 dan dalam rangka mendukung tercapainya pembangunan perhubungan tahun
2015-2019, Sekretariat Jenderal merumuskan tujuan pembangunan transportasi
tahun 2015-2019, antara lain :
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 14
1. Meningkatkan kualitas perencanaan dan pengendalian pembangunan di
Kementerian Perhubungan, dengan tercapainya Peningkatan Akuntabilitas Kinerja
Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan melalui tersedianya Dokumen
Perencanaan, Pemrograman, Kebijakan Pentarifan, dan dokumen Analisa dan
Evaluasi sebagai acuan dalam penyelenggaraan perhubungan. Hal tersebut
dapat dicapai berdasarkan nilai akuntabilitas kinerja Kementerian Perhubungan
yang berdasarkan hasil evaluasi KemenPAN-RB serta Nilai akuntabilitas kinerja
Sekretariat Jenderal yang berdasarkan hasil evaluasi Inspektorat Jenderal;
2. Meningkatkan kualitas kelembagaan dan SDM Aparatur Perhubungan dalam
rangka optimalisasi kinerja Kementerian Perhubungan, dengan pencapaian
terwujudnya pengelolaan SDM Aparatur Perhubungan yang berintegritas, netral,
capable, profesional, berkinerja tinggi dan sejahtera serta beretika berdasarkan
jumlah aparatur Kementerian Perhubungan yang ditingkatkan kualitas dan
kompetensinya dan tersusunnya dokumen kebijakan terkait SDM aparatur di
lingkungan Kementerian Perhubungan. Disamping itu, tujuan ini juga dapat
tercapai dengan terwujudnya organisasi yang tepat fungsi dan tepat sasaran
melalui sistem, proses dan tata laksana yang rasional, jelas, efektif, efisien,
terukur, dan sesuai dengan visi Reformasi Birokrasi melalui penataan
organisasi/kelembagaan dan tata laksana di lingkungan Kementerian
Perhubungan;
3. Mempertahankan akuntabilitas laporan keuangan dan Barang Milik Negara
(BMN) Kementerian Perhubungan, serta pelayanan umum, dan sarana dan
prasarana gedung kantor pada lingkup Kementerian Perhubungan, tercapai
dengan terwujudnya Laporan Keuangan Kementerian Perhubungan dengan
penilaian opini WTP berdasarkan opini BPK atas pengelolaan keuangan
Kementerian Perhubungan dan tingkat penyerapan anggaran di lingkungan
Sekretariat Jenderal;
4. Meningkatkan kualitas produk hukum dan kajian kebijakan strategis serta
fasilitasi penyelesaian sengketa hukum di lingkungan Kementerian Perhubungan,
dicapai dengan peningkatan Kerjasama Luar Negeri Sektor Transportasi dalam
kerangka Regional, Bilateral dan Multilateral berdasarkan jumlah
MoU/Agreement Kerjasama Luar Negeri Sektor Transportasi dalam kerangka
Regional, Bilateral dan Multilateral. Tujuan ini juga dapat dicapai dengan
peningkatan penetapan dan kualitas regulasi dalam implementasi kebijakan
sektor transportasi ditandai dengan jumlah peraturan perundang-undangan di
sektor transportasi dan jumlah peraturan perundang-undangan terkait
pelaksanaan tugas Sekretariat Jenderal. Disamping itu juga dapat dicapai
dengan peningkatan dalam pelayanan dan penyelesaian masalah hukum
berdasarkan persentase penyelesaian perkara hukum.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 15
5. Meningkatkan kualitas layanan pengadaan barang/jasa serta pemelihan mitra
dan mempertahankan akuntabilitas laporan Barang Milik Negara (BMN)
Kementerian Perhubungan, serta pelayanan umum, dan sarana dan prasarana
gedung kantor pada lingkup Kementerian Perhubungan, tercapai dengan
pelaksanaan layanan pengadaan barang/jasa yang efektif, efisien, terbuka,
transparan, bersaing, adil, dan akuntabel sesuai dengan ketentuan yang
berlaku serta jumlah aset BMN yang berhasil ditetapkan statusnya.
6. Meningkatkan kualitas Kerjasama Kemitraan/Investasi Dalam Negeri dan
Kerjasama Luar Negeri di Kementerian Perhubungan, tercapai dengan
peningkatan Kerjasama Luar Negeri Sektor Transportasi dalam kerangka
Regional, Bilateral dan Multilateral berdasarkan jumlah MoU/Agreement
Kerjasama Luar Negeri Sektor Transportasi dalam kerangka Regional, Bilateral
dan Multilateral serta fasilitasi Kerjasama Kemitraan/Investasi pembangunan
infrastruktur transportasi melalui skema kerjasama pemerintah dengan badan
usaha.
7. Menyediakan layanan komunikasi dan informasi publik yang efektif, efisien dan
mudah diakses dengan dukungan pengelolaan data dan SDM yang berkualitas,
tercapai dengan peningkatan kinerja layanan administrasi serta sarana dan
prasarana di lingkungan Kantor Pusat Kementerian Perhubungan berdasarkan
tingkat ketepatan waktu pelayanan administrasi perkantoran, penghematan
konsumsi listrik, air dan biaya telepon di lingkungan kantor pusat Kementerian
Perhubungan, tingkat kecukupan sarana dan prasarana kantor pusat
Kementerian Perhubungan dan jumlah pengunjung museum transportasi. Tujuan
ini juga dapat tercapai dengan terselenggaranya e-government di Kementerian
Perhubungan melalui kehandalan Sistem Informasi Kementerian Perhubungan,
penguatan Perencanaan dan Kebijakan TIK, Pengelolaan Data dan Layanan
Operasional TIK. Disamping itu tujuan tersebut dapat tercapai dengan
terwujudnya kebijakan dan strategi bidang kemitraan, pelayanan jasa dan
lingkungan hidup sektor transportasi berdasarkan jumlah kajian yang menjadi
rekomendasi kebijakan sektor transportasi dan jumlah unit pelayanan publik
sektor transportasi yang dinilai dan dievaluasi telah memenuhi standar kriteria
pelayanan prima. Demikian pula tujuan ini juga dapat dicapai melalui
Terwujudnya Komunikasi dan Pelayanan Informasi sektor transportasi kepada
publik yang didukung SDM aparatur perhubungan dengan kompetensi
kehumasan untuk meningkatkan citra positif Kementerian Perhubungan
berdasarkan adanya Keterbukaan Informasi Publik dan jumlah dokumen
rekomendasi hasil analisis informasi untuk penyempurnaan kebijakan sektor
transportasi.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 16
8. Mewujudkan peningkatan kualitas pelaksanaan investigasi kecelakaan
transportasi, dicapai dengan terselenggaranya persidangan Pemeriksaan
Lanjutan Kecelakaan Kapal sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
berdasarkan jumlah perkara kecelakaan kapal yang ditindaklanjuti, disidangkan
dan diputus tepat waktu serta prosentase rekomendasi putusan Mahkamah
Pelayaran yang ditindaklanjuti. Hal itu juga dapat tercapai dengan peningkatan
kinerja pelaksanaan investigasi kecelakaan transportasi ditandai dengan
ketepatan waktu pelaksanaan investigasi kecelakaan sampai dengan penyusunan
laporan final/akhir.
9. Mewujudkan peningkatan tata kelola kebijakan lingkungan hidup, penataan
sistem dan inovasi pelayanan transportasi yang berkelanjutan, yang dapat
dicapai dengan terselenggaranya dukungan manajemen pengelolaan lingkungan
hidup dan pelayanan publik di sektor transportasi dengan indikator kinerja yang
diukur berdasarkan tingkat penerapan pedoman standar pelayanan sarana dan
prasarana transportasi yang dilaksanakan, persentase pemenuhan dokumen
lingkungan proyek pembangunan infrastruktur transportasi, persentase unit
pelayanan publik sektor transportasi yang dinilai dan dievaluasi telah memenuhi
standar kriteria pelayanan prima dan persentase penurunan emisi gas rumah
kaca dari sektor transportasi nasional.
Sasaran Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan adalah merupakan hasil
yang akan dicapai secara nyata dalam rumusan yang lebih spesifik dan
terukur. Adapun sasaran yang hendak diwujudkan oleh Sekretariat Jenderal
Kementerian Perhubungan adalah:
1. Peningkatan akuntabilitas kinerja Kementerian Perhubungan melalui
tersedianya dokumen perencanaan, pemrograman, kebijakan pentarifan
dan dokumen analisa dan evaluasi sebagai acuan dalam penyelenggaraan
perhubungan;
2. Terwujudnya pengelolaan SDM Aparatur Perhubungan yang berintegritas,
netral, capable, profesional, berkinerja tinggi dan sejahtera serta beretika;
3. Peningkatan Pelaksanaan RB di Lingkungan Kementerian Perhubungan;
4. Terwujudnya Laporan Keuangan Kementerian Perhubungan dengan
penilaian opini WTP;
5. Peningkatan kinerja layanan administrasi serta sarana dan prasarana di
lingkungan Kantor Pusat Kementerian Perhubungan;
6. Peningkatan penetapan dan kualitas regulasi dalam implementasi kebijakan
sektor transportasi;
7. Peningkatan dalam pelayanan dan penyelesaian masalah hokum;
8. Terwujudnya layanan pengadaan barang dan jasa di Lingkungan
Kementerian Perhubungan;
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 17
9. Peningkatan Kerja Sama Kemitraan/Investasi Dalam Negeri dan Kerja
Sama Luar Negeri dalam Kerangka Regional/Sub Regional, Bilateral dan
Multilateral di Bidang Transportasi;
10. Terwujudnya Good Governance & Clean Government di Kementerian
Perhubungan;
11. Terselenggaranya e-Government di Kementerian Perhubungan
12. Terselenggaranya Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan;
13. Peningkatan kinerja pelaksanaan investigasi kecelakaan transportasi;
14. Terselenggaranya Manajemen Pengelolaan Kebijakan Lingkungan Hidup,
Penataan Sistem dan Inovasi Pelayanan Transportasi yang Berkelanjutan.
Sasaran yang akan dicapai oleh Sekretariat Jenderal dalam lima (5) tahun
kedepan sangat terkait dengan sasaran Kementerian Perhubungan terutama
dalam aspek keselamatan dan pelayanan sektor transportasi. Dalam aspek
keselamatan dan keamanan menjadi sasaran Sekretariat Jenderal terutama
pada unit kerja Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan
Mahkamah Pelayaran, sementara untuk meningkatkan aspek pelayanan sektor
transportasi didukung oleh semua unit di lingkungan Sekretariat Jenderal.
Cascading antara sasaran Kementerian dengan sasaran Sekretariat Jenderal
Tahun 2015-2019 dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 18
Gambar I.3
Cascading Sasaran Kementerian dan Sekretariat Jenderal Tahun 2015-2019
Sasaran Kemenhub Sasaran Setjen
1. Meningkatnya keselamatan dan
keamanan transportasi
1. Terselenggaranya Pemeriksaan Lanjutan
Kecelakaan Kapal sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan;
2. Peningkatan kinerja pelaksanaan investigasi
kecelakaan transportasi;
2. Meningkatnya kinerja pelayanan
sarana dan prasarana transportasi
3. Terselenggaranya Manajemen Pengelolaan
Kebijakan Lingkungan Hidup, Penataan
Sistem dan Inovasi Pelayanan Transportasi
yang Berkelanjutan;
4. Terwujudnya layanan pengadaan barang
dan jasa di Lingkungan Kementerian
Perhubungan;
3. Terlaksananya perumusan kebijakan
dalam penyelenggaraan
transportasi
5. Peningkatan penetapan dan kualitas regulasi
dalam implementasi kebijakan sektor
transportasi;
6. Peningkatan dalam pelayanan dan
penyelesaian masalah hukum;
4. Terlaksananya pengembangan
sumber daya manusia transportasi
-
5. Tersedianya SDM Kementerian
Perhubungan yang kompeten
dan profesional
7. Terwujudnya pengelolaan SDM Aparatur
Perhubungan yang berintegritas, netral,
capable, profesional, berkinerja tinggi dan
sejahtera serta beretika.
6. Terwujudnya good governance and
clean government
8. Peningkatan Pelaksanaan RB di Lingkungan
Kementerian Perhubungan;
9. Peningkatan akuntabilitas kinerja
Kementerian Perhubungan melalui
tersedianya dokumen perencanaan,
pemrograman, kebijakan pentarifan dan
dokumen analisa dan evaluasi sebagai
acuan dalam penyelenggaraan perhubungan;
10. Terwujudnya Laporan Keuangan Kementerian
Perhubungan dengan penilaian opini WTP;
11. Peningkatan kinerja layanan administrasi
serta sarana dan prasarana di lingkungan
Kantor Pusat Kementerian Perhubungan;
12. Peningkatan Kerja Sama Kemitraan/Investasi
Dalam Negeri dan Kerja Sama Luar Negeri
dalam Kerangka Regional/Sub Regional,
Bilateral dan Multilateral di Bidang
Transportasi.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 19
Sasaran strategis Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan merupakan
kondisi yang diinginkan dapat dicapai sebagai suatu outcome dari beberapa
kegiatan yang dilaksanakan yang disusun berdasarkan balance scorecard
sebagaimana dapat dilihat pada Gambar berikut;
Gambar I.4
Peta Strategis Sekretaris Jenderal
Sumber: Renstra Sekretariat Jenderal, 2018
1.3. Sumber Daya Manusia Sekretariat Jenderal
1.3.1. Sumber Daya Manusia
Dalam mendukung visi dan misi Kementerian Perhubungan dan dalam rangka
mendukung tugas dan fungsi Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan, salah
satunya didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang berada di Sekretariat
Jenderal. Berdasarkan posisi sampai dengan 31 Desember 2017, jumlah SDM yang
dimiliki Unit Kerja Eselon I Sekretariat Jenderal berdasarkan data yang diperoleh
dari Biro Kepegawaian dan Organisasi adalah sebanyak 799 (tujuh ratus sembilan
puluh sembilan) orang yang dikelompokkan berdasarkan golongan/ruang gaji dan
tingkat pendidikan sebagaimana tabel berikut :
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 20
Tabel I.2
Komposisi SDM Sekretariat Jenderal Berdasarkan Tingkat Pendidikan
NO UNIT KERJA
PENDIDIKAN
JUMLAH Doktor
Pasca
Sarjana Spesialis S-1
D-
4
D-
3
D-
2
D-
1 SLTA SLTP SR/SD
1 Biro Perencanaan 1 18 0 20 0 17 0 0 10 0 0 66
2 Biro Kepegawaian dan Organisasi 0 17 0 34 1 3 0 0 18 0 0 73
3 Biro Keuangan dan Perlengkapan 1 13 0 37 0 13 0 0 18 0 0 82
4 Biro Hukum 1 9 0 38 1 2 0 0 10 0 1 62
5 Biro Umum 1 21 0 31 4 32 1 0 127 6 7 230
6 Biro Kerja Sama 0 8 0 12 0 0 0 0 2 0 0 22
7 Biro Komunikasi dan Informasi Publik 0 19 0 24 0 6 0 0 8 0 0 57
8 Pusat Pengelolaan Transportasi Berkelanjutan 2 12 0 18 3 6 0 0 4 0 0 45
9 Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi
Perhubungan
0 9 0 29 0 0 0 0 10 0 0 48
10 Mahkamah Pelayaran 1 15 0 17 0 4 0 0 11 0 0 48
11 Sekretariat Pengurus Unit Nasional KORPRI 0 2 0 7 0 0 0 0 0 0 0 9
12 Sekretariat Komite Nasional Keselamatan
Transportasi
15 0 25 1 5 2 0 9 0 0 57
JUMLAH 7 158 0 292 10 88 3 0 227 6 8 799
Sumber : Biro Kepegawaian & Organisasi, 2018
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 21
Gambar I.5
Komposisi SDM Sekretariat Jenderal Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2017
Tabel I.3
Jumlah SDM Sekretariat Jenderal Berdasarkan Golongan
NO. UNIT KERJA GOLONGAN
IV III II I
1 Biro Perencanaan 10 47 9 0
2 Biro Kepegawaian dan Organisasi 10 51 12 0
3 Biro Keuangan dan Perlengkapan 11 57 14 0
4 Biro Hukum 8 49 5 0
5 Biro Umum 17 126 86 1
6 Biro Kerja Sama 4 17 1 0
7 Biro Komunikasi dan Informasi Publik 5 43 9 0
8 Pusat Pengelolaan Transportasi Berkelanjutan 10 30 5 0
9 Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi
Perhubungan 9 34 5 0
10 Mahkamah Pelayaran 15 25 8 0
11 Sekretariat Pengurus Unit Nasional KORPRI 4 5 0 0
12 Sekretariat Komite Nasional Keselamatan
Transportasi 5 41 11 0
Sumber : Biro Kepegawaian & Organisasi, 2018
0
20
40
60
80
100
120
140
160
Jum
lah
Unit Kerja
Laki-laki
Perempuan
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 22
Gambar I.6
Komposisi SDM Sekretariat Jenderal Berdasarkan Golongan Tahun 2017
Dalam rangka meningkatkan profesionalitas pegawai dalam mendorong terwujudnya
sistem pemerintahan yang baik, bersih, dan akuntabel, selain proses rekruitmen
yang baik dan benar dan program pendidikan dan pelatihan (diklat) untuk
pengembangan kapasitas pegawai, juga diperlukan sistem pemberian reward and
punishment yang tepat dan efektif atas kinerja pegawai. Selama tahun 2017, reward
and punishment yang telah dilaksanakan di lingkungan Sekretariat Jenderal
berdasarkan data yang diperoleh dari Biro Kepegawaian dan Organisasi adalah
sebagai berikut :
a. Pemberian reward berupa kenaikan pangkat sebanyak 175 orang, kenaikan
jabatan administrator sebanyak 35 kenaikan jabatan pegawas sebanyak 68 dan
penghargaan Satyalancana Karya Satya tahun 2017 di lingkungan Sekretariat
Jenderal, sebagai berikut :
0
20
40
60
80
100
120
140Ju
mla
h
Unit Kerja
IV
III
II
I
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 23
Tabel I.4
Pemberian penghargaan Satyalancana Karya Satya
Sekretariat Jenderal Tahun 2017
NO NAMA PERNGHARGAAN JUMLAH
1. Satyalancana Karya Satya XXX 21 orang
2. Satyalancana Karya Satya XX 33 orang
3. Satyalancana Karya Satya X 79 orang
TOTAL 133 orang
Sumber : Biro Kepegawaian dan Organisasi, 2018
b. Pemberian punishment si lingkungan Sekretariat Jenderal selama tahun 2017,
sebagai berikut :
Tabel I.5
Pemberian Punishment di Sekretariat Jenderal Tahun 2017
NO JENIS HUKUMAN JUMLAH
KASUS
PERSENTASE
JUMLAH
KASUS
HUKUMAN DISIPLIN SEDANG
1. Penurunan Pangkat Setingkat Lebih Rendah Selama 1
(satu) Tahun 1 8,3%
HUKUMAN DISIPLIN BERAT
1. Penurunan Pangkat Setingkat Lebih Rendah Selama 3
(tiga) Tahun
10 83,3%
2. Pemberhentian Dengan Hormat Tidak Atas Permintaan
Sendiri Sebagai PNS/CPNS
1 83,3%
TOTAL 12 100%
Sumber : Biro Kepegawaian dan Organisasi, 2018
1.3.2. Sumber Daya Keuangan
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Sekretariat Jenderal didukung
pula dengan sumber daya keuangan yang berasal dari DIPA Tahun 2017, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp536.027.315.000,00 (lima ratus tiga puluh enam milyar
dua puluh tujuh juta tiga ratus lima belas ribu rupiah). Rincian alokasi anggaran
perunit kerja Eselon II sebagai berikut :
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 24
Tabel I.6
Alokasi Anggaran Per Unit Kerja Eselon II Sekretariat Jenderal TA. 2017
No Unit Kerja Alokasi Anggaran (Rp.)
Total Belj. Pegawai Belj. Barang Belj. Modal
1 Biro
Perencanaan
- 18.084.720.000 125.000.000 18.209.720.000
2
Biro
Kepegawaian
dan
Organisasi
- 29.074.776.000 - 29.074.776.000
3
Biro Keuangan
dan
Perlengkapan
- 18.134.293.000 - 18.134.293.000
4 Biro Hukum - 18.737.815.000 - 18.737.815.000
5 Biro
Kerjasama
- 19.315.356.000 - 19.315.356.000
6 Biro Umum 109.596.892.000 101.008.977.000 42.430.678.000 253.036.547.000
7 Biro KIP - 40.927.514.000 100.000.000 41.027.514.000
8 PPTB 3.589.196.000 8.910.968.000 - 12.500.164.000
9 PUSTIKOM 3.889.624.000 37.815.369.000 21.444.212.000 63.149.205.000
10 KNKT - 32.794.749.000 526.921.000 33.321.670.000
11 Mahkamah
Pelayaran
4.842.439.000 10.382.103.000 - 15.224.542.000
12 Atase
Perhubungan
- 14.295.713.000 - 14.295.713.000
Total 121.918.151.000 349.482.353.000 64.626.811.000 536.027.315.000
Sumber : Biro Keuangan dan Perlengkapan, 2018
1.4. Potensi, Ruang Lingkup, Isu Strategis, dan Permasalahan
Dalam mencapai pemenuhan tujuan dan sasaran Sekretariat Jenderal, terdapat
potensi, ruang lingkup, isu strategis, dan permasalahan yang dihadapi oleh
Sekretariat Jenderal, yaitu sebagaimana yang dijabarkan dalam subbab berikut :
1.4.1. Potensi dan Ruang Lingkup
A. Aspek Perencanaan
Potensi Perencanaan dapat terlihat dalam penyusunan perencanaan jangka
panjang, jangka menengah, dan jangka pendek Kementerian Perhubungan,
pelaksanaan integrasi pada penyusunan perencanaan telah dilaksanakan baik
secara internal maupun eksternal di lingkungan Kementerian Perhubungan
maupun antar Kementerian/Lembaga (seperti dengan Kementerian Keuangan,
KemePAN-RB, Kemendagri, Kemenko Perekonomian, Kemenko Kemaritiman,
KPP-PA, Bappenas, dll), terutama dalam memfasilitasi perencanaan dan
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 25
program lintas sektor, penguatan peran perencanaan sebagai pengendali
pembangunan infrastruktur perhubungan serta pelaksanaan monitoring dan
evaluasi.
Aspek perencanaan mempunyai peran yang sangat strategis yaitu
merumuskan serta melaksanakan kebijakan perencanaan dan penganggaran
di Lingkungan Kementerian Perhubungan. Hal ini dapat terlihat dalam
pelaksanaan kebijakan perencanaan yang menerapkan aplikasi monitoring
dan evaluasi dalam perencanaan diantaranya e-Performance, dan e-
monitoring,
Selain itu, sejalan perkembangan kebijakan di tingkat nasional maupun
internal, dan menyempurnakan Rencana Strategis Kementerian Perhubungan
Tahun 2015-2019 maka telah dilakukan penyusunan Reviu Rencana Strategis
Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Nomor KP 873 Tahun 2017. Isu
Strategis perencanaan yaitu penerapan e-Planning dalam sistem perencanaan
dan penganggaran yang mudah, cepat, dan akuntabel.
Ruang lingkup perencanaan meliputi penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja
yang merupakan rangkaian sistematik dari berbagai aktifitas, alat dan
prosedur yang dirancang untuk tujuan penetapan dan pengukuran,
pengumpulan data, pengklasifikasian, pengikhtisaran dan pelaporan kinerja
pada instansi pemeritah, sesuai ketentuan dalam Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (SAKIP).
B. Aspek Organisasi, Tatalaksana, dan Kepegawaian
Dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan jasa
transportasi diperlukan perlu perhatian khusus dalam restrukturisasi
organisasi Kementerian melalui kegiatan evaluasi dan penyusunan struktur
organisasi, tugas dan fungsi. Di samping hal tersebut, juga diperlukan
penguatan profesionalisme SDM aparatur yang perlu mendapat perhatian
khusus antara lain mencakup aspek perencanaan SDM, rekrutmen, seleksi
dan penempatan pegawai, penilaian kinerja pegawai, penggajian/remunerasi,
pelatihan dan pengembangan, perencanaan karir, penyusunan kompetensi
serta sistem prosedur administrasi kepegawaian. Terkait dengan reformasi
birokrasi maka penguatan SDM tentunya harus memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi sebagai faktor penunjang terlaksananya reformasi
birokrasi secara efektif dan efisien.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 26
C. Aspek Pengelolaan Administrasi Keuangan dan Perlengkapan/Barang Milik
Negara di Lingkungan Kementerian Perhubungan
Dalam rangka mempertahankan opini BPK atas laporan keuangan Kementerian
Perhubungan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) akan dilaksanakan dan terus
ditingkatkan langkah-langkah yang tepat antara lain :
1. Melaksanakan Instruksi Menteri Perhubungan agar menindaklanjuti
rekomendasi LHP BPK yang belum selesai, masih dalam proses atau belum
ditindaklanjuti;
2. Membuat rencana tindak dan memonitor tindak lanjutnya;
3. Meningkatkan kualitas penyusunan Laporan Keuangan mulai tingkat UAKPA
sampai dengan UAPA;
4. Meningkatkan kualitas SDM pengelola keuangan dengan pembinaan dan
pembekalan kepada seluruh KPA, PPK, dan Bendaharawan dilingkungan
Kemenhub;
5. Melaksanakan Bimbingan Teknis implementasi akrual dengan pelaksanaan
Bimbingan Teknis implementasi akrual kepada seluruh petugas penyusun
laporan keuangan tingkat Kantor/Satker, Eselon I dan Tim Reviu Itjen;
6. Penguatan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah;
7. Mencatat dan menyajikan semua transaksi keuangan dalam Laporan
Keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP);
8. PNBP wajib dipungut dengan tarif sesuai Peraturan Pemerintah, disetor
tepat waktu, dan digunakan sesuai dengan mekanisme APBN;
9. Segera melakukan penyetoran atas kerugian negara akibat pemahalan
harga, kelebihan pembayaran, kekurangan volume, dan/atau denda sesuai
rekomendasi apabila belum ditindaklanjuti.
D. Aspek Perundang-undangan dan Legalitas Hukum di Lingkungan Kementerian
Perhubungan
1. Program Reformasi Birokrasi Khususnya Penataan Peraturan Perundangan-
undangan membantu proses percepatan penyelesaian penyusunan peraturan
perundang-undangan dan menghasilkan kualitas regulasi dan legalitas
hukum yang lebih baik, sehingga meminimalisir adanya aturan yang
tumpang tindih atau tidak harmonis/sinkron.
2. Banyaknya regulasi yang dikeluarkan oleh Kementerian Perhubungan telah
berpengaruh pada meningkatnya keselamatan, keamanan dan pelayanan
transportasi serta mendukung dunia usaha/perekonomian nasional.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 27
3. Program deregulasi yang telah dilaksanakan di lingkungan Kementerian
Perhubungan meliputi simplifikasi atau penyederhanaan peraturan,
penghilangan tumpang tindih peraturan, dan penyelarasan antar peraturan
satu dengan peraturan yang lain. Proses deregulasi dilakukan dengan
memperbaiki beberapa peraturan seperti Peraturan Pemerintah dan
Peraturan Menteri Perhubungan, sebagai upaya untuk memberikan
kemudahan kepada masyarakat agar mendapatkan layanan yang lebih baik
serta menciptakan iklim kemudahan berusaha, antara lain dengan memberi
kemudahan perizinan, menyederhanakan persyaratan usaha, memangkas
birokrasi, penerapan perizinan online, dan pelayanan terpadu satu pintu.
E. Aspek Pelayanan Pengadaan Barang dan jasa dan Pengelolaan Administrasi
Barang Milik Negara di Lingkungan Kementerian Perhubungan
Dalam rangka terlaksananya proses layanan pengadaan barang/jasa serta
pemilihan mitra dengan efektif, efisien, terbuka, transparan, bersaing, adil,
dan akuntabel serta sesuai dengan ketentuan yang berlaku akan dilaksanakan
dan terus ditingkatkan langkah-langkah yang tepat antara lain :
1. Memastikan bahwa pelaksanaan kegiatan belanja modal dan proses
pengadaan barang dan jasa dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan yang berlaku;
2. Penguatan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah;
3. Melakukan proses layanan pengadaan barang/jasa serta pemilihan mitra
dengan efektif, efisien, terbuka, transparan, bersaing, adil, dan akuntabel
serta sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
4. Meningkatkan pengelolaan dan penatusahaan Barang Milik Negara.
F. Aspek Administrasi dan Pengelolaan Pelayanan Penunjang di Lingkungan
Kementerian Perhubungan
1. Peningkatan layanan sarana dan prasarana kantor pusat Kementerian
Perhubungan.
a. Kantor Pusat Kementerian Perhubungan memiliki 3 gedung utama,
Gedung Karsa, Gedung Cipta, dan Gedung Karya. Kondisi saat ini,
Gedung Karsa dimanfaatkan untuk pimpinan, sementara fasilitas
penunjang harian ditempatkan di dua gedung lainnya;
b. Jumlah kendaraan operasional di Lingkungan Kantor Pusat Kementerian
Perhubungan sebanyak 138 kendaraan dengan jenis dan fungsi yang
berbeda.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 28
2. Peningkatan layanan administrasi perkantoran Kementerian Perhubungan.
Saat ini, Sistem Administrasi Perkantoran Kementerian Perhubungan diatur
dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 95 Tahun 2016 tentang
Sistem Administrasi Perkantoran Kementerian Perhubungan. Terkait dengan
tata kearsipan, peraturan perundangan yang mengatur tentang kearsipan
di lingkungan Kementerian Perhubungan telah diatur dalam:
a. PM 94 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusutan Arsip di Lingkungan
Kementerian Perhubungan;
b. PM 78 Tahun 2010 tentang Kode Klasifikasi Arsip di lingkungan
Kementerian Perhubungan;
c. PM 79 tahun 2010 tentang Jadwal Retensi Arsip di Lingkungan
Kementerian Perhubungan.
d. PM 92 tahun 2014 tentang Jadwal Retensi Arsip Substantif di
Lingkungan Kementerian Perhubungan.
G. Aspek Pengelolaan Data dan Informasi Perhubungan Potensi
Untuk mendukung penyelenggaraan tugas dan fungsi Kementerian
Perhubungan khususnya dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat
dilakukan upaya-upaya penyelenggaraan e-government dengan
mengoptimalkan pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi di
lingkungan Kementerian Perhubungan. Optimalisasi pemanfaatan TIK
diupayakan melalui percepatan penyelesaian program-program dalam bentuk
Quick Win.
Implementasi Email Dinas Kementerian Perhubungan, Layanan Contact Center
151, Integrasi aplikasi-aplikasi penyelenggaraan e-government, Layanan
Perijinan Online di lingkungan Kementerian Perhubungan yang dibangun,
dikembangkan dan diintegrasikan menjadi prioritas dalam peningkatan layanan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
Perencanaan, pengembangan dan pengoperasian TIK di lingkungan
Kementerian Perhubungan, pada periode 2015-2019 dilaksanakan secara
terpusat sesuai dengan Instruksi Menteri Perhubungan Nomor IM 04 Tahun
2015 tentang Penerapan Teknologi Informasi di lingkungan Kementerian
Perhubungan, yang akan dilakukan dengan pemilahan program kegiatan dan
prioritas ke dalam 2 kelompok kegiatan yaitu program taktis dan strategis.
Program taktis lebih di arahkan kepada konsolidasi dan penentuan prioritas
pelaksanaan program-program kerja yang telah ditetapkan dan masih visible
untuk dijalankan dengan pertimbangan prioritas kebutuhan dan kontinuitas
terhadap program berjalan, sementara Program strategis mengarah kepada
langkah pembenahan prinsip dasar dan acuan pengembangan serat
pemanfaatan teknologi informasi di Kementerian Perhubungan.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 29
H. Aspek Komunikasi Publik dan Pemberian Informasi di Bidang Perhubungan
Struktur organisasi Pusat Komunikasi Publik mengalami perubahan dimana
pada KM 60 Tahun 2010 Pusat Komunikasi Publik dibawah Menteri / Wakil
Menteri Perhubungan sedangkan pada Perpres Nomor 40 Tahun 2015, fungsi
humas berada dibawah Sekretariat Jenderal. Untuk itu, Pusat Komunikasi
Publik akan menjadi Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Publik dibawah
Sekretariat Jenderal.
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 72 tahun 2010 tentang Standar
Prosedur Operasional dan layanan informasi publik di lingkungan Kementerian
Perhubungan merupakan dasar hukum dalam pemberian informasi di bidang
perhubungan sebagaimana amanat Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008
tentang keterbukaan informasi publik. Dalam PM72 tahun 2010, Kepala Pusat
Komunikasi Publik merupakan Pembantu Pejabat Pengelola Informasi dan
Dokumentasi (PPID) yang mempunyai tanggung jawab membantu PPID Utama
(Sekretaris Jenderal) dan dapat memberikan informasi berdasarkan penugasan
dan atas nama PPID.
Peningkatan layanan dan kualitas informasi publik telah dilakukan melalui
pemberian informasi langsung pada ruang layanan informasi dan secara
online pada ppid.dephub.go.id.
I. Aspek Pengelolaan Kebijakan Lingkungan Hidup, Penataan Sistem dan Inovasi
Pelayanan Transportasi yang Berkelanjutan
Pusat Pengelolaan Transportasi Berkelanjutan (PPTB) merupakan unsur
penunjang Kementerian Perhubungan yang berada dibawah dan
bertanggungjawab kepada Menteri melalui Sekretaris Jenderal, yang
mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan kebijakan lingkungan hidup,
peningkatan sistem dan inovasi pelayanan transportasi berkelanjutan. Dalam
melaksanakan tugas dimaksud diselenggarakan penyusunan rencana dan
program, pemantauan, evaluasi, perumusan dan pelaporan pengelolaan
kebijakan di bidang tata kelola lingkungan hidup sektor transportasi, tata
kelola sistem pelayanan sarana dan prasana transportasi.
Kondisi lingkungan strategis PPTB sebagai potensi, yang selanjutnya dijadikan
sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan Renstra PPTB 2016-2019.
Adapun identifikasi dari lingkungan strategis dimaksud dapat diuraikan sesuai
aspek-aspek berikut:
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 30
1. Aspek Tata Kelola Lingkungan Hidup Transportasi
Dampak sektor transportasi terhadap lingkungan perlu dikendalikan dengan
melihat semua aspek yang ada di dalam sistem transportasi, mulai dari
perencanaan sistem transportasi, sarana dan prasarana transportasi, jenis
mesin kendaraan dan bahan bakar yang digunakan. Perencanaan sistem
transportasi yang kurang matang, bisa menimbulkan berbagai
permasalahan dan dapat menjadi ancaman serius bila dibiarkan begitu
saja, seperti terjadinya kerusakan lingkungan hidup akibat pembangunan
infrastruktur transportasi yang tidak berwawasan lingkungan, terjadinya
perubahan iklim global akibat penggunaan bahan bakar fosil yang tidak
efisien dan terganggunya kesehatan masyarakat akibat polusi udara yang
melebihi ambang batas.
2. Aspek Tata Kelola Sistem Pelayanan Prasarana Transportasi
Peningkatan pelayanan prasarana transportasi melingkupi upaya-upaya
perbaikan sistem pelayanan dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat
melalui penyederhanaan dan standar pelayanan minimal serta fungsi
kontrol sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan.
Penyusunan program pemantauan, evaluasi dan pelaporan kebijakan
dilaksanakan dalam rangka peningkatan sistem pelayanan prasarana
transportasi ditujukan dalam bingkai tata kelola dan keberlanjutan
pelayanan sebagai bahan pertimbangan pimpinan dalam pengambilan
kebijakan pimpinan Kementerian Perhubungan.
3. Aspek Tata Kelola Sistem Pelayanan Sarana Transportasi
Tingkat pertumbuhan ekonomi dan pergerakan yang sangat tinggi,
sementara sarana dan prasarana transportasi sangat terbatas,
mengakibatkan aksesibilitas dan mobilitas menjadi terganggu.
Tata kelola sistem pelayanan sarana transportasi bertujuan meningkatkan
pelayanan pada masyarakat melalui inovasi pengelolaan sistem pelayanan.
Program kegiatan di bidang ini selaras dengan program kementerian /
lembaga lain, terutama dalam hal peningkatan keamanan, keselamatan,
dan kinerja pelayanan transportasi, pembaharuan dan pemanfaatan
teknologi serta mengatasi isu lintas sektoral (dalam hal gender).
J. Aspek Peningkatan Kerja Sama dan Kemitraan/Investasi Dalam Negeri dan
Kerja Sama Luar Negeri
Sebagai salah satu upaya mempercepat dan mendorong penyediaan
infrastruktur transportasi ditengah keterbatasan ketersediaan anggaran,
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 31
pemerintah mendorong pembiayaan pembangunan infrastruktur tersebut
melalui skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU). Guna
mendukung hal tersebut diperlukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Untuk mewujudkan terselenggaranya kerjasama dan kemitraan/investasi
dalam negeri dalam bentuk kerjasama pemerintah dengan badan usaha
pada sector transportasi diperlukan revisi/penyempurnaan
peraturan/Permenhub yang mengatur mengai kewenangan dalam
penyelenggaran proses kerja sama dimaksud
2. Diperlukan penguatan SDM yang berkompeten dalam mengidentifikasi,
menstruktur, melakukan pengadaan, memahami aspek keuangan dan
bernegosiasi dalam pendanaan pembangunan infrastruktur dengan skema
Public Private Partnership (PPP)
3. Perlunya promosi potensi di bidang transportasi kepada dunia
internasional
4. Peningkatan peran dan keterwakilan Indonesia di dunia internasional
melalui peningkatan kerjasama luar negeri dalam rangka mendukung
pembangunan transportasi di Indonesia.
K. Aspek Penegakan Hukum di Bidang Keselamatan Pelayaran
Beberapa permasalahan dalam bidang Penegakan Hukum di Bidang
Keselamatan Pelayaran antara lain:
1. Belum adanya upaya maksimal yang dilakukan Ditjen Perhubungan laut
untuk menindaklanjuti Putusan Mahkamah Pelayaran dengan
memerintahkan secara tertulis kepada UPT (KSU, OP, KSOP, UPP) untuk
melaksanakan eksekusi Putusan Mahkamah Pelayaran kepada Tersangkut
(Nahkoda atau Pemimpin kapal dan atau Perwira Kapal)
2. Jadwal waktu proses penyelesaian pemeriksaan lanjutan kecelakaan kapal
oleh Mahkamah Pelayaran sebagaimana yang ditetapkan oleh PP No 1
Tahun 1998 tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal selama 180 (seratus
delapan puluh) hari dinilai kurang efektif dan efisien sehingga
rekomendasi putusan Mahkamah Pelayaran terhadap pengenaan sanksi
administrasi berupa pencabutan sementara sertifikat kepelautan kepada
Tersangkut (Nakhoda atau Pemimpin Kapal dan atau Perwira Kapal) tidak
ditindaklanjuti secara optimal.
3. Tidak terpenuhinya kuota komposisi Hakim/Anggota Mahkamah Pelayaran
disebabkan karena promosi dan pensiun yang dipersyaratkan memiliki
kualifikasi pendidikan tertentu (ANT-1, ATT-1, dan ahli bangun kapal atau
Sarjana teknik perkapalan) sehingga proses rekrutmen Hakim/Anggota
Mahkamah Pelayaran tersebut memerlukan waktu yang lama.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 32
F. Aspek Pemeriksaan Awal dan Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Moda
Transportasi.
1. Kualitas dan kuantitas sumber daya manusia (Investigator, Tenaga Ahli,
Penunjang Investigator dan Tenaga Adminstrasi lainnya);
2. Regulasi yang memperkuat peran dan kedudukan Komite Nasional
Keselamatan Transportasi di dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi
sesuai Undang-Undang;
3. Pelaksanaan investigasi kecelakaan transportasi dan menghasilkan laporan
yang sesuai standar dan ketentuan yang berlaku serta rekomendasi yang
cepat, tepat, akurat, transparan dan akuntabel;
4. Keberadaan organisasi KNKT yang telah mendapat pengakuan oleh
lembaga yang sama ditingkat internasional merupakan pengakuan
keberadaan kelembagaan KNKT ditingkat Internasional;
6. Kualitas data dan laporan yang lengkap, aktual dan aplikatif melalui
sistem data base yang berlaku;
7. Advokasi pada instansi terkait atas rekomendasi keselamatan transportasi
dan personil terkait lainnya guna dapat mencegah terjadinya kecelakaan
transportasi;
8. Monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan rekomendasi hasil laporan
final.
9. Rencana Pengadaan gedung baru berikut sarana dan peralatan yang
menunjang terlaksananya investigasi kecelakaan transportasi dan
pelaporannya. Selain merupakan kebutuhan yang penting bagi KNKT
kedepan hal ini merupakan jawaban atas ratifikasi organisasi penerbangan
sipil internasional (ICAO). Secara otomatis KNKT patuh terhadap hasil
audit yang dikeluarkan guna pengembangan organisasi ke depannya, hasil
audit review ICAO terhadap keselamatan penerbangan di Indonesia yang
terdapat pada Corrective Action Plan (CAP) area ORG pada Protocol
Question (PQ) 2.205 juga mensyaratkan hal yang sama yaitu:
a. CAP yang disusun tidak menjelaskan bahwa KNKT akan mengalokasikan
gedung untuk mengakomodir para investigator dalam melaksanakan
investigasi kecelakaan secara efektif;
5. Sebagai anggota dari lembaga keselamatan transportasi internasional
perlu meningkatkan hubungan kerjasama dengan operator transportasi,
produsen transportasi, perguruan tinggi, lembaga penelitian. Pemerintah
Daerah dan lembaga-lembaga lainnya yang terkait dalam meningkatkan
keselamatan transportasi, baik di dalam negeri maupun luar negeri seperti
ICAO, IMO, ISASI, ASIASASI, MAIF, MAIFA, ITSAP/ATSB, JICA/JTSB, IAI
Forum, Fligth Scape, ECCAIRS dan COSCAP, APRAST/AIG dan
intansi/organisasi yang membidangi investigasi di setiap negara terkait;
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 33
b. ICAO beranggapan bahwa ruangan bagi investigator tetap (full time
investigator) tidak kondusif untuk bekerja secara efisien dan tidak
dapat menjaga privasi dalam diskusi-diskusi yang bersifat
rahasia/tertutup.
10. Peningkatan keberadaan KNKT yang pada saat ini hanya diatur dengan
Peraturan Presiden dan Peraturan Pemerintah menjadi Undang-Undang;
1.4.2. Isu Strategis
Dalam mewujudkan visi dan misi Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan
terdapat beberapa kondisi yang harus diperhatikan/dikedepankan dalam perbaikan
organisasi di masa datang. Pada unit organisasi Sekretariat Jenderal, beberapa
isu strategis yang menjadi perhatian, antara lain terkait dengan:
A. Aspek perencanaan, yaitu penerapan e-Planning dalam sistem perencanaan
dan penganggaran termasuk optimalisasi pemanfaatan e-Performance untuk
mengukur kinerja organisasi;
B. Aspek organisasi, yaitu tatalaksana dan kepegawaian, yaitu restrukturisasi
organisasi dan penguatan profesionalisme SDM aparatur;
C. Aspek pengelolaan administrasi keuangan dan perlengkapan/barang milik
negara di lingkungan Kemenhub, yaitu peningkatan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan dan pertanggungjawaban anggaran percepatan penyelesaian
tindak lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) oleh BPK;
D. Aspek perundang-undangan dan legalitas hukum di lingkungan Kementerian
Perhubungan, yaitu percepatan penyelesaian penyusunan peraturan
perundang-undangan yang terkait peningkatan keselamatan, keamanan, dan
pelayanan transportasi serta mendukung dunia usaha/perekonomian
nasional, serta mendukung iklim kemudahan investasi di sektor transportasi;
E. Aspek kerja sama, dengan isu strategis peningkatan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan kerja sama kemitraan/investasi dalam dan luar negeri dan
peningkatan peran serta Indonesia dalam sidang nasional dan internasional;
F. Aspek administrasi dan pengelolaan pelayanan penunjang di lingkungan
Kemenhub yaitu peningkatan layanan sarana dan prasarana kantor pusat
Kemenhub dan peningkatan layanan administrasi perkantoran Kemenhub;
G. Aspek Pengelolaan Data dan Informasi Perhubungan adalah pelaksanaan e-
Government yang menawarkan layanan kepada pihak-pihak terkait
(stakeholders) dengan Pemerintah;
H. Aspek komunikasi publik dan pemberian informasi di bidang perhubungan
adalah peningkatan layanan dan kualitas informasi publik dengan melakukan
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 34
pemberian informasi langsung pada ruang layanan informasi secara online
pada ppid.dephub.go.id;
I. Aspek dukungan manajemen pengelolaan kebijakan lingkungan hidup,
penataan sistem, dan inovasi pelayanan transportasi yang berkelanjutan,
yaitu penataan sistem dan inovasi pelayanan sarana prasarana transportasi
yang handal, berdaya saing dan memberikan nilai tambah yang
memperhatikan aspek sosial, ekonomi dan lingkungan;
J. Aspek penegakan hukum di bidang keselamatan pelayaran, yaitu menyusun
regulasi dan pedoman dalam pelaksanaan tugas Hakim/anggota Mahkamah
Pelayaran dalam kapasitasnya sebagai tim majelis dalam sidang pemeriksaan
lanjutan kecelakaan kapal;
K. Aspek pemeriksaan lanjutan kecelakaan moda transportasi, yaitu
penambahan dan peningkatan SDM investigator kecelakaan dan peningkatan
kebutuhan sarana dan prasarana investigasi kecelakaan transportasi.
1.4.3. Permasalahan
Keberhasilan suatu organisasi akan sangat ditentukan oleh kemampuan untuk
beradaptasi dengan perubahan lingkungan, baik secara internal maupun eksternal.
Untuk dapat selalu beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang cepat dan
sulit diprediksi, setiap organisasi perlu memperhatikan lingkungan internal dan
eksternal terkait permasalahan yang mempengaruhi organisasi dalam suatu proses
perencanaan. Pemetaan terhadap permasalahan Sekretariat Jenderal tersebut
dapat dilihat dari aspek-aspek berikut:
A. Aspek Perencanaan
Salah satu permasalahan yang cukup mendasar saat ini adalah belum ada
indikator yang jelas untuk mengukur efektifitas pengelolaan anggaran dalam
beberapa program/kegiatan, terutama terkait dengan tingkat korelasi dan
konsistensi antara tugas fungsi dengan kegiatan yang dilaksanakan. Hal ini
di indikasikan dari beberapa permasalahan yang sudah berlangsung cukup
lama namun belum sepenuhnya dapat ditangani dan diselesaikan secara
baik, seperti lemahnya koordinasi perencanaan antara unit kerja di
lingkungan Kementerian Perhubungan dengan pemerintah daerah dan belum
optimalnya pemanfaaatan tata ruang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Reformasi kebijakan Pemerintah di bidang perencanaan dan penganggaran
memerlukan sinkronisasi dan penyesuaian terhadap mekanisme perencanaan
program dan anggaran dalam lingkup internal Kementerian Perhubungan.Hal
ini berimplikasi pada berubahnya struktur program dan anggaran yang lebih
berorientasi pada efisiensi dan capaian kinerja di setiap komponen/unit kerja
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 35
lingkup Kementerian Perhubungan. Di sisi lain, masih diperlukan upaya-upaya
yang lebih terarah dalam rangka mewujudkan efisiensi perencanaan
anggaran lingkup Kementerian Perhubungan.
Monitoring dan evaluasi lingkup perencanaan program dan anggaran yang
dilaksanakan saat ini umumnya belum berjalan efektif, sehingga kendala dan
permasalahan yang ditemukan belum sepenuhnya dapat ditindaklanjuti
penyelesaiannya.
B. Aspek Organisasi, tatalaksana, dan kepegawaian
Besarnya organisasi Kementerian Perhubungan menjadi tantangan utama
dalam penataan kelembagaan yang baik (baik fungsi organisasi Kantor Pusat
dan kelembagaan UPT daerah), khususnya untuk kelembagaan Unit
Pelaksana Teknis di daerah.Belum optimalnya Ketersediaan dan tuntutan
SDM transportasi yang memenuhi standar kompetensi menjadi masalah yang
dihadapi selain kebijakan moratorium penerimaan PNS karena menjadi
kebijakan yang bertolak belakang. Selanjutnya adanya kebijakan tuntutan
peningkatan pelayanan kepada publik dibidang transportasi melalui
pembentukan BLU juga menjadi permasalahan karena terdapat kriteria
pokok untuk pembentukannya.Bentuk dan struktur serta susunan organisasi
belum disesuaikan untuk semua fungsi, terutama dikaitkan dengan
penyesuaian kewenangan terkait Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah. Fungsi pada Unit Pelaksana Teknis (UPT) perlu
dipertajam agar beban kerja dapat tepat dan proporsional, mengingat belum
optimalnya pelaksanaan tugas dan fungsi pada sejumlah Unit Pelaksana
Teknis (UPT).
Kapasitas/fungsi Lembaga/Dinas di daerah dalam penyelenggaraan
infrastruktur perhubungan masih terbatas termasuk dekonsentrasi dan tugas
perbantuan sesuai dengan urusan dan wewenang Pemerintah Daerah.
C. Aspek Pengelolaan Administrasi Keuangan dan Perlengkapan / Barang Milik
Negara di Lingkungan Kementerian Perhubungan
Diperlukan komitmen seluruh jajaran mulai dari pimpinan sampai staf untuk
mempertahankan Laporan Keuangan Kementerian Perhubungan dengan opini
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Dalam mewujudkan target ini masih banyak
terdapat tantangan antara lain berkenaan dengan kualitas Laporan Keuangan
sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) di dalam Penyusunan,
Penyajian dan Pengungkapan secara memadai, temuan dan rekomendasi BPK
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 36
yang masih mendapat status dalam proses atau belum ditindaklanjuti atas
Laporan Keuangan dan tahun-tahun sebelumnya.
D. Aspek Perundang-undangan dan Legalitas Hukum di Lingkungan Kementerian
Perhubungan
Masih terdapat beberapa permasalahan terkait Perundang-undangan dan
Legalitas Hukum di Lingkungan Kementerian Perhubungan antara lain:
1. Belum optimalnya pelaksanaan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM
82 Tahun 2013 tentang Tata Cara Tetap Pelaksanaan Penyusunan
Peraturan Perundang-undangan, Kesepakatan Bersama dan Perjanjian
Kerjasama di Lingkungan Kementerian Perhubungan, terutama dalam
proses perencanaan dan koordinasi dengan unit kerja terkait;
2. Belum optimalnya pelaksanaan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM
74 Tahun 2009 tentang Tata Cara Pemberian Bantuan Hukum di
Lingkungan Kementerian Perhubungan;
3. Masih kurangnya SDM dalam jabatan fungsional Perancang Peraturan
Perundang-undangan, hal ini terkait terbatasnya pelaksanaan diklat
jabatan fungsional Perancang yang dilaksanakan oleh Kementerian Hukum
dan HAM;
4. Belum optimalnya pelaksanaan sosialisasi Peraturan Perundang-undangan
kepada masyarakat dan stakeholder terkait.
E. Aspek Pelayanan Pengadaan Barang dan jasa dan Pengelolaan Administrasi
Barang Milik Negara di Lingkungan Kementerian Perhubungan
1. Kapasitas ruang kerja yang tidak memadai;
Pengembangan organisasi di lingkungan Kementerian Perhubungan ikut
berdampak pada kebutuhan ruang kerja karena idealnya pengembangan
organisasi akan diikuti pula oleh pemenuhan kebutuhan ruang kerja dan
fasilitas pendukungnya.
Dengan tercukupinya kebutuhan terhadap ruang kerja maka keselamatan
kerja dapat terjamin dan produktivitas kerja dapat meningkat. Untuk itu
dibutuhkan kajian lebih lanjut terkait dengan kapasitas kebutuhan
ruangan kerja yang ideal, khususnya pada Gedung Cipta dan Gedung
Karya.
2. Dengan berkembangnya organisasi Kementerian Perhubungan serta
adanya perkembangan teknologi informasi dibutuhkan penyempurnaan
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 37
terhadap Sistem Administrasi Perkantoran di Lingkungan Kementerian
Perhubungan.
F. Aspek Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi Perhubungan
Beberapa permasalahan dalam Pengelolaan Teknologi Informasi dan
Komunikasi Perhubungan antara lain:
1. Masih tersebarnya ruang penyimpanan server (server room) di masing-
masing Unit Kerja sehingga menyebabkan rentannya keamanan sistem
yang diterapkan;
2. Masih adanya program aplikasi yang tumpang tindih dan belum
termanfaatkan dengan baik karena belum optimalnya pelaksanaan
sinkronisasi pembangunan dan pengembangan TIK di masing-masing Unit
Kerja;
3. Masih terbatasnya kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang TIK
pada masing-masing Unit Kerja Eselon I serta UPT;
4. Implementasi sistem pelayanan berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) di Lingkungan Kemenhub belum sepenuhnya menerapkan
prinsip-prinsip Change Management sehingga sistem yang diterapkan
belum berjalan dengan baik.
G. Aspek Komunikasi Publik dan Pemberian Informasi di Bidang Perhubungan
Keberhasilan suatu organisasi akan sangat ditentukan oleh kemampuannya
untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan, baik secara internal
maupun eksternal.
Untuk dapat selalu beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang cepat
dan sulit diprediksi, setiap organisasi perlu memperhatikan lingkungan
internal dan eksternal terkait permasalahan yang mempengaruhi organisasi
dalam suatu proses perencanaan.
Beberapa permasalahan tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Sumber Daya Manusia
Belum seluruh pegawai Kementerian Perhubungan memahami mengenai
materi Undang-Undang keterbukaan Informasi Publik sehingga kewajiban
Badan Publik sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang
Keterbukaan Informasi Publik belum dapat terlaksana dengan baik.
Pelayanan informasi yang bersifat Desentralisasi memerlukan pemahaman
yang sama akan pemberian pelayanan informasi secara cepat dan tepat
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 38
waktu, biaya ringan, dan cara sederhana serta kesiapan masing masing
unit kerja terhadap mekanisme yang berlaku, sehingga pemenuhan
permohonan informasi dapat dilakukan secara efisien. Dengan demikian,
masing masing unit kerja di lingkungan Kementerian Perhubungan dapat
menyelenggarakan sistem informasi dan dokumentasi dalam rangka
informasi publik secara bertingkat dan sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
2. Prosedur Pelayanan Informasi
Sistem pengelolaan dokumen yang merupakan bahan informasi publik
yang belum terintegrasi sehingga menyulitkan pelayanan informasi yang
dilakukan oleh PPID. Pemutakhiran informasi publik secara tepat waktu,
untuk pelayanan informasi yang lebih baik kepada publik dan revisi PM
Nomor 72 tahun 2010 tentang Standar Prosedur Operasional Layanan
Informasi Publik di Lingkungan Kementerian Perhubungan.
3. Belum optimalnya integrasi perencanaan dan pelaksanaan Publikasi dan
Komunikasi Publik dengan Sub Sektor dan Badan.
H. Aspek Pengelolaan Kebijakan Lingkungan Hidup, Penataan Sistem dan Inovasi
Pelayanan Transportasi yang Berkelanjutan
Keberhasilan organisasi akan sangat ditentukan oleh kemampuan untuk
beradaptasi dengan perubahan lingkungan, baik secara internal maupun
eksternal. Untuk dapat selalu beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang
cepat dan mungkin sulit diprediksi, setiap organisasi perlu memperhatikan
lingkungan internal dan eksternal terkait permasalahan yang mempengaruhi
organisasi dalam suatu proses perencanaan. Pemetaan terhadap
permasalahan pada Pusat Pengelolaan Transportasi Berkelanjutan tersebut
dapat dilihat dari aspek-aspek berikut:
1. Aspek Tata Kelola Lingkungan Hidup Transportasi
Dalam sasaran nasional sesuai amanah RPJMN, isu lingkungan hidup
termasuk dalam prioritas pembangunan nasional. Namun aspek
lingkungan belum menjadi substansi dalam arus utama perencanaan
sistem transportasi. Hal ini mengakibatkan kurang terintegrasinya
perencanaan pembangunan karena perbedaan prioritas kegiatan yang
ditetapkan.
Berawal karena belum ditetapkan sebagai arus utama, juga berakibat
kepada peningkatan kualitas SDM di bidang substansi lingkungan sangat
kurang. Kondisi ini berdampak kepada penanganan permasalahan
lingkungan di bidang transportasi menjadi kurang optimal.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 39
2. Aspek Tata Kelola Sistem Pelayanan Prasarana Transportasi
Perubahan tingkat kebutuhan masyarakat terhadap peningkatan
pelayanan prasarana transportasi perlu didorong dengan penyiapan
sistem tata kelola pelayanan yang baik dan ditetapkan melalui
kebijakan berupa aturan yang telah dikeluarkan dalam upaya
peningkatan pelayanan prasarana transportasi. Untuk itu perlu disusun
suatu system kontrol terhadap pelaksanaan kebijakan meliputi
penyusunan program, penetapan sasaran dengan menyiapkan
sumberdaya manusia serta sistem pengawasan terhadap pelaksanaan
dan keberlanjutan pelayanan prasarana transportasi melalui tata kelola
yang baik.
3. Aspek Tata Kelola Sistem Pelayanan Sarana Transportasi
Jumlah dan kompetensi SDM di sektor transportasi belum sepenuhnya
memenuhi kebutuhan, rotasi SDM dan isu strategis yang dinamis
mempengaruhi keberlanjutan penyelesaian pekerjaan dalam hal
koordinasi sehingga kinerja yang dihasilkan belum optimal.
Terdapat kerancuan dalam ruang lingkup pekerjaan karena dalam satu
siklus pelayanan transportasi bidang sarana dan prasarana tidak dapat
dipisahkan sehingga perlu pembatasan ruang lingkup masing-masing
bidang.
Secara umum belum terbentuknya simpul mengenai tupoksi strategis
peran PPTB di Kementerian Perhubungan, sehingga peran PPTB belum
dikenal sebagai koordinator pelayanan transportasi berkelanjutan.
Belum tersedianya database pada PPTB, yang berhubungan dengan
pengelolaan sistem sarana.
I. Aspek Pengelolaan Administrasi Keuangan dan Perlengkapan / Barang Milik
Negara di Lingkungan Kementerian Perhubungan
Diperlukan komitmen seluruh jajaran mulai dari pimpinan sampai staf untuk
penatausahaan Aset Tak Berwujud di lingkungan Kementerian Perhubungan
dalam rangka memenuhi kriteria Aset Tak Berwujud dengan Standar
Akuntansi Pemerintah termasuk tata cara penghapusannya, serta masih
terdapatnya tanah-tanah yang belum bersertifikat.
Tantangan lainnya juga terdapat pada jumlah SDM unit layanan pengadaan
barang/jasa yang kompeten saat ini masih kurang.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 40
J. Aspek Peningkatan Kerja Sama dan Kemitraan/Investasi Dalam Negeri dan
Kerja Sama Luar Negeri
Sebagai unit kerja baru, Biro Kerja Sama mempunyai tantangan untuk dapat
mewujudkan dan meningkatkan kerja sama luar negeri serta kerja sama dan
kemitraan/investasi dalam negeri. Keberhasilan suatu organisasi akan sangat
ditentukan oleh kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan
lingkungan, baik secara internal maupun eksternal. Untuk dapat selalu
beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang cepat dan sulit diprediksi,
setiap organisasi perlu memperhatikan lingkungan internal dan eksternal
terkait permasalahan yang mempengaruhi organisasi dalam suatu proses
perencanaan. Pemetaan terhadap permasalahan Biro Kerja Sama Sekretariat
Jenderal antara lain:
1. Masih diperlukan peningkatan sistem dan ketatalaksanaan organisasi
yang dapat menunjang kerja sama dan kemitraan/investasi dalam
negeri dan luar negeri di lingkungan Kementerian Perhubungan secara
efisien dan efektif;
2. Diperlukan pemenuhan SDM sesuai dengan peta jabatan yang mempunyai
kompetensi yang cukup untuk menangani isu-isu terkait kerja sama dan
kemitraan/investasi dalam negeri dan luar negeri di lingkungan
Kementerian Perhubungan serta terkait penyelenggaraan administrasi
ketatausahaan di Biro Kerja Sama;
3. Pemenuhan fasilitas pendukung dan peralatan perkantoran dalam
mendukung pelaksanaan tupoksi di Biro Kerja Sama.
K. Aspek Penegakan Hukum di Bidang Keselamatan Pelayaran
Beberapa permasalahan dalam bidang Penegakan Hukum di Bidang
Keselamatan Pelayaran antara lain:
1. Belum adanya upaya maksimal yang dilakukan Ditjen Perhubungan laut
untuk menindaklanjuti Putusan Mahkamah Pelayaran dengan
memerintahkan secara tertulis kepada UPT (KSU, OP, KSOP, UPP) untuk
melaksanakan eksekusi Putusan Mahkamah Pelayaran kepada Tersangkut
(Nahkoda atau Pemimpin kapal dan atau Perwira Kapal);
2. Jadwal waktu proses penyelesaian pemeriksaan lanjutan kecelakaan
kapal oleh Mahkamah Pelayaran sebagaimana yang ditetapkan oleh PP
No 1 Tahun 1998 tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal selama 180
(seratus delapan puluh) hari dinilai kurang efektif dan efisien sehingga
rekomendasi putusan Mahkamah Pelayaran terhadap pengenaan sanksi
administrasi berupa pencabutan sementara sertifikat kepelautan kepada
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 41
Tersangkut (Nakhoda atau Pemimpin Kapal dan atau Perwira Kapal) tidak
ditindaklanjuti secara optimal;
3. Tidak terpenuhinya kuota komposisi Hakim/Anggota Mahkamah Pelayaran
disebabkan karena promosi dan pensiun yang dipersyaratkan memiliki
kualifikasi pendidikan tertentu (ANT-1, ATT-1, dan ahli bangun kapal atau
Sarjana teknik perkapalan) sehingga proses rekrutmen Hakim/Anggota
Mahkamah Pelayaran tersebut memerlukan waktu yang lama.
L. Aspek Pemeriksaan Awal dan Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Moda
Transportasi.
Beberapa permasalahan terkait Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Moda
Transportasi antara lain:
1. Investigator Keselamatan Transportasi sesuai dengan Perpres No. 2
Tahun 2012 sejumlah 40 orang untuk keempat moda Transportasi
belum terealisasi;
2. Khusus untuk penyelesaian laporan investigasi kecelakaan penerbangan
dari tahun 2007 sampai dengan 2009 sejumlah 47 laporan belum final;
3. Rekomendasi yang telah diterbitkan oleh Komite Nasional
Keselamatan Transportasi (KNKT), untuk instansi terkait melaksanakan
Safety Action kurang mendapat perhatian;
4. Jumlah PNS selaku staf pendukung tugas dan Fungsi KNKT baik
secara teknis maupun administratif masih kurang;
5. Keberadaan organisasi KNKT yang telah mendapat pengakuan oleh
lembaga yang sama ditingkat internasional merupakan pengakuan
keberadaan kelembagaan KNKT ditingkat Internasional;
6. Sebagai hasil tindak lanjut ratifikasi organisasi penerbangan sipil
internasional (ICAO) secara otomatis KNKT patuh terhadap hasil audit
yang dikeluarkan guna pengembangan organisasi kedepannya, hasil audit
terhadap keselamatan penerbangan di Indonesia disampaikan hasil review
ICAO terhadap Corrective Action Plan (CAP) area ORG pada Protocol
Question (PQ) 2.205 adalah sebagai berikut :
a. CAP yang disusun tidak menjelaskan bahwa KNKT akan mengalokasikan
gedung untuk mengakomodir para investigator dalam melaksanakan
investigasi kecelakaan secara efektif;
b. ICAO beranggapan bahwa ruangan bagi investigator tetap (full time
investigator) tidak kondusif untuk bekerja secara efisien dan tidak dapat
menjaga privasi dalam diskusi-diskusi yang bersifat rahasia/tertutup.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 42
7. Mengupayakan peningkatan keberadaan KNKT yang pada saat ini hanya
diatur dengan Peraturan Presiden dan Peraturan Pemerintah menjadi
Undang-Undang;
8. Sebagai pijakan penyusunan rencana kerja yang sifatnya strategis perlu
disusun melalui Masterplan Kinerja KNKT oleh lembaga yang mempunyai
kompetensi.
1.5. Sistematika Laporan
Sistematika penyajian Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal tahun 2016 mengacu
pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
(Kementerian PAN & RB) Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah, dengan susunan sebagai berikut :
1. BAB I PENDAHULUAN
Penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi
serta permasalahan utama (strategic issues)
2. BAB II PERENCANAAN KINERJA
Ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun 2017.
3. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
a. Capaian Kinerja Organisasi
Disajikan sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi dan dilakukan
analisis capaian kinerja untuk setiap pernyataan kinerja.
b. Realisasi Anggaran
Diuraikan realisasi anggaran yang digunakan untuk mewujudkan kinerja
organisasi sesuai dengan dokumen perjanjian kinerja.
4. BAB IV PENUTUP
Kesimpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah di masa
mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya.
LAMPIRAN :
Perjanjian Kinerja dan Lain-lain yang dianggap perlu
• Uraian Singkat
Perencanaan Strategis
• Rencana Kinerja
Tahunan Tahun 2017
• Perjanjian Kinerja
Tahun 2017
BAB IIPERENCANAAN KINERJA
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal tahun 2017
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 43
43
2.1. Uraian Singkat Perencanaan Strategis
Perencanaan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2017 merupakan penjabaran lebih
lanjut dari perencanaan strategis jangka menengah tahun 2015-2019, yang
didalamnya memuat seluruh sasaran program dan target kinerja yang hendak
dicapai dalam satu tahun mendatang dengan menunjukkan sejumlah Indikator Kinerja
Utama (Key Performance Indicators) yang relevan. Indikator dimaksud meliputi
indikator–indikator pencapaian sasaran dan Indikator Kinerja Utama (IKU).
Perencanaan Kinerja tersebut dijelaskan dalam dokumen Rencana Kinerja Tahunan
dan Penetapan/Perjanjian Kinerja. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) menjabarkan
secara umum target-target yang akan dicapai dalam mewujudkan visi dan misi yang
tercantum di dalam Renstra Sekretariat Jenderal tahun 2015-2019. Perjanjian Kinerja
dimaksudkan untuk lebih merinci dan memperjelas target-target dan program
kegiatan yang akan dicapai dalam waktu satu tahun agar dapat dilaksanakan
dengan lebih terencana dan terarah.
Penetapan/Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2017 antara lain memberi
informasi mengenai:
1. Sasaran Program (SP), Indikator Kinerja Utama (IKU) dan target yang akan dicapai
pada periode Tahun 2017;
2. Program yang akan dilaksanakan selama 1 (satu) tahun ke depan;
3. Total alokasi anggaran dalam DIPA Sekretariat Jenderal Tahun 2017.
Sasaran Program, Indikator Kinerja Utama beserta Satuan Ukur yang tercantum
dalam Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal tahun 2017 adalah standar
sebagaimana telah ditetapkan melalui Peraturan Menteri Perhubungan Nomor: PM.
70 Tahun 2017 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan
BAB II
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 44
44
Kementerian Perhubungan, dimana di dalamnya dijelaskan bahwa Unit Kerja
Sekretariat Jenderal memiliki 13 (tiga belas) butir SP dengan 25 (dua puluh lima)
butir Indikator Kinerja Utama (IKU).
2.1.1. Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Perhubungan
Arah kebijakan dan strategi Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019
dikelompokkan menjadi 3 aspek, meliputi keselamatan dan keamanan, pelayanan,
serta kapasitas transportasi, sebagai berikut:
a. Keselamatan dan Keamanan
Keselamatan dan keamanan dalam penyelengaraan pelayanan transportasi
ditujukan untuk meningkatkan rasa aman dan nyaman pengguna transportasi
serta menurunkan jumlah dan tingkat kecelakaan transportasi yang meliputi
transportasi jalan, kereta api, pelayaran, dan penerbangan. Tingkat keselamatan
dan keamanan transportasi diwujudkan melalui 2(dua) sasaran yaitu menurunnya
angka kecelakaan transportasi, dan menurunnya jumlah gangguan keamanan
dalam penyelenggaraan transportasi.
b. Pelayanan Transportasi
Dalam rangka meningkatkan pelayanan transportasi ditetapkan 7 sasaran, yaitu:
(1) Meningkatnya kinerja pelayanan sarana dan prasarana transportasi, (2)
Terpenuhinya SDM transportasi dalam jumlah dan kompetensi sesuai dengan
kebutuhan, (3) Meningkatnya kualitas penelitian sesuai dengan kebutuhan, (4)
Meningkatnya kinerja Kementerian Perhubungan dalam mewujudkan good
governance, (5) Meningkatnya penetapan dan kualitas regulasi dalam
implementasi kebijakan bidang perhubungan, (6) Menurunnya emisi gas rumah
kaca (RAN-GRK) dan meningkatnya penerapan teknologi ramah lingkungan pada
sektor tansportasi, dan (7) Meningkatnya kualitas kinerja pengawasan dalam
rangka mewujudkan clean governance.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 45
45
c. Kapasitas Transportasi
Dalam rangka meningkatkan kapasitas transportasi, Kementerian Perhubungan
menetapkan 5 (lima) sasaran, yaitu : (1) Meningkatnya kapasitas sarana sarana
dan prasarana transportasi dan keterpaduan sistem transportasi antarmoda dan
multimoda (2) Meningkatnya produksi angkutan penumpang dan barang, (3)
Meningkatnya layanan transportasi di daerah rawan bencana, perbatasan,
terluar, terpencil dan khususnya di wilayah timur Indonesia, (4) Meningkatnya
pelayanan angkutan umum massal perkotaan, dan (5) Meningkatnya aplikasi
teknologi informasi dan skema sistem manajemen transportasi perkotaan.
2.2. Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2017
Dalam tujuan untuk mencapai Sasaran Program (SP), Indikator Kinerja Utama (IKU)
dan target yang telah ditetapkan pada periode tahun 2017, kegiatan dan alokasi
anggaran Sekretariat Jenderal yang tertuang dalam Rencana Kinerja Tahunan
Sekretariat Jenderal Tahun 2017, sebagai berikut:
Tabel II.1
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Sekretariat Jenderal Tahun 2017
SASARAN PROGRAM (SP) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) SATUAN
TARGET
1. Peningkatan Akuntabilitas
Kinerja Sekretariat Jenderal
Kementerian Perhubungan
melalui tersedianya Dokumen
Perencanaan, Pemrograman,
Kebijakan Pentarifan, dan
dokumen Analisa dan
Evaluasi sebagai acuan dalam
penyelenggaraan
perhubungan.
1) Nilai akuntabilitas kinerja
Kementerian Perhubungan
berdasarkan hasil evaluasi
Kemenpan dan Reformasi
Birokrasi
Nilai A
80
2) Nilai akuntabilitas kinerja
Sekretariat Jenderal
berdasarkan hasil evaluasi
Inspektorat Jenderal
Nilai AA
90,00
2
Terwujudnya Pengelolaan
SDM Aparatur Perhubungan
yang berintegritas, netral,
capable, profesional,
berkinerja tinggi dan
sejahtera serta beretika
3) Jumlah aparatur
Kementerian Perhubungan
yang ditingkatkan kualitas
dan kompetensinya
Orang 370
4) Tersusunnya dokumen
kebijakan terkait SDM
aparatur di lingkungan
Kementerian Perhubungan
Dokumen
Kebijakan
3
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 46
46
SASARAN PROGRAM (SP) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) SATUAN
TARGET
3 Terwujudnya Organisasi yang
Tepat Fungsi dan Tepat
Sasaran melalui sistem,
proses dan tata laksana yang
rasional, jelas, efektif, efisien,
terukur, dan sesuai dengan
visi Reformasi Birokrasi
5) Penataan organisasi/
kelembagaan dan tata
laksana di lingkungan
Kementerian Perhubungan
Dokumen
Kebijakan
3
4 Terwujudnya Laporan
Keuangan Kementerian
Perhubungan dengan
penilaian opini WTP
6) Opini BPK atas pengelolaan
keuangan Kementerian
Perhubungan
Opini WTP
7) Jumlah aset BMN/Kekayaan
Negara Sekretariat Jenderal
yang terinventarisasi
Rp
1.338.057.263.9
64
8) Tingkat penyerapan
anggaran di lingkungan
Sekretariat Jenderal
% 90
5 Peningkatan Kerjasama Luar
Negeri Sektor Transportasi
dalam Kerangka Regional,
Bilateral dan Multilateral
9) Jumlah MoU/Agreement
Kerjasama Luar Negeri
Sektor Transportasi dalam
kerangka Regional, Bilateral
dan Multilateral
Kerjasama 4
6
Peningkatan penetapan dan
kualitas regulasi dalam
implementasi kebijakan
sektor transportasi
10) Jumlah peraturan
perundang-undangan di
sektor transportasi
peraturan 50
11) Jumlah peraturan
perundang-undangan terkait
pelaksanaan tugas
Sekretariat Jenderal
peraturan 10
7 Peningkatan dalam pelayanan
dan penyelesaian masalah
hukum
12) Persentase penyelesaian
perkara hukum
% 100
8 Peningkatan kinerja layanan
administrasi serta sarana dan
prasarana di lingkungan
Kantor Pusat Kementerian
Perhubungan
13) Tingkat ketepatan waktu
pelayanan administrasi
perkantoran
% 100
14) Penghematan konsumsi
listrik, air dan biaya telepon
di lingkungan kantor pusat
Kementerian Perhubungan
% 10
15) Tingkat kecukupan sarana
dan prasarana kantor pusat
Kementerian Perhubungan
% 100
16) Jumlah pengunjung museum
transportasi
orang 210.000
9 Terselenggaranya e-
government di Kementerian
Perhubungan
17) Jumlah Downtime Sistem
Inormasi
% 4
(=350.4 Jam)
(4%x365 Hari)
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 47
47
SASARAN PROGRAM (SP) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) SATUAN
TARGET
18) Jumlah Modul Aplikasi yang
dipelihara, dikembangkan,
diintegrasikan dan dibangun
Aplikasi 52
19) Jumlah kapasitas bandwidth Mbps 175
20) Jumlah penyajian data
transportasi
Dokumen 20
10 Terwujudnya kebijakan dan
strategi bidang kemitraan,
pelayanan jasa dan
lingkungan hidup sektor
transportasi
21) Jumlah kajian yang menjadi
rekomendasi kebijakan
sektor transportasi
Dokumen
Kajian
4
22) Jumlah unit pelayanan
publik sektor transportasi
yang dinilai dan dievaluasi
telah memenuhi standar
kriteria pelayanan prima
unit kerja 163
11 Terwujudnya Komunikasi dan
Pelayanan Informasi sektor
transportasi kepada publik
yang didukung SDM aparatur
perhubungan dengan
kompetensi kehumasan untuk
meningkatkan citra positif
Kementerian Perhubungan
23) Keterbukaan Informasi
Publik
Nilai KIP 98
24) Jumlah dokumen
rekomendasi hasil analisis
informasi untuk
penyempurnaan kebijakan
sektor transportasi
Dokumen
Rekomendasi
80
12 Terselenggaranya persidangan
Pemeriksaan Lanjutan
Kecelakaan Kapal sesuai
ketentuan peraturan
perundang-undangan
25) Jumlah perkara kecelakaan
kapal yang ditindaklanjuti,
disidangkan dan diputus
tepat waktu
Putusan 50
26) Prosentase rekomendasi
putusan Mahkamah
Pelayaran yang
ditindaklanjuti
% 100
13
Peningkatan kinerja
pelaksanaan investigasi
kecelakaan transportasi
27) Ketepatan waktu
pelaksanaan investigasi
kecelakaan sampai dengan
penyusunan laporan
final/akhir
% 100
2.3. Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2017
Perjanjian Kinerja (sebelumnya disebut dengan Penetapan Kinerja) sebagaimana
dijelaskan dalam Peraturan PAN & RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk
Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah, merupakan lembar/dokumen yang berisikan penugasan
dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 48
48
untuk melaksanakan program/kegiatan yang capaiannya ditunjukkan oleh indikator
kinerja dan target, ditampilkan dalam tabel berikut:
Tabel II.2
Revisi Perjanjian Kinerja (PK) Sekretariat Jenderal 2017
SASARAN PROGRAM
(SP)
INDIKATOR KINERJA UTAMA
(IKU) SATUAN
TARGET
PK
PENANGGUNG
JAWAB
1 Peningkatan Akuntabilitas
Kinerja Sekretariat
Jenderal Kementerian
Perhubungan melalui
Tersedianya Dokumen
Perencanaan,
Pemrograman, Kebijakan
Pentarifan, dan Dokumen
Analisa dan Evaluasi
Sebagai Acuan Dalam
Penyelenggaraan
Perhubungan
1
Nilai Akuntabilitas Kinerja
Kementerian Perhubungan
berdasarkan hasil evaluasi
Kemenpan dan Reformasi
Birokrasi.
Nilai 70(BB)
Biro
Perencanaan
2 Nilai Akuntabilitas Kinerja
Sekretariat Jenderal
berdasarkan hasil evaluasi
Inspektorat Jenderal
Nilai 84 (A)
3 Tingkat Maturasi SPIP
Level 2
2 Terwujudnya Pengelolaan
SDM Aparatur
Perhubungan yang
berintegritas, netral,
capable, profesional,
berkinerja tinggi dan
sejahtera serta beretika
4 Persentase pemenuhan
kebutuhan jabatan fungsional
Penguji Kendaraan Bermotor,
Pengawas Keselamatan
Pelayaran, dan Teknisi
Penerbangan yang
Bersertifikat.
% 90
Biro
Kepegawaian
dan Organisasi
3 Peningkatan Pelaksanaan
RB di Lingkungan
Kementerian
Perhubungan
5 Persentase Indeks RB
% 85
4 Terwujudnya Laporan
Keuangan Kementerian
Perhubungan dengan
penilaian opini WTP
6 Opini BPK atas laporan
keuangan Kementerian
Perhubungan
Opini WTP
Biro Keuangan
dan
Perlengkapan
7 Persentase penyerapan
anggaran Kementerian
Perhubungan
% 90
8 Persentase penyerapan
anggaran Sekretariat Jenderal % 90
5 Peningkatan Kerja Sama
Kemitraan/Investasi
Dalam Negeri dan Kerja
Sama Luar Negeri dalam
Kerangka Regional/Sub
Regional, Bilateral dan
Multilateral di Bidang
Transportasi
9 Persentase proses fasilitasi
kerjasama dan kemitraan /
investasi dengan badan usaha
dan instansi lembaga pemerintah
yang ditindaklanjuti.
% 100
Biro Kerjasama
10 Persentase kesepakatan kerjasama bilateral, regional
dan multilateral yang
ditindaklanjuti
% 100
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 49
49
6 Peningkatan penetapan
dan kualitas regulasi
dalam implementasi
kebijakan sektor
transportasi
11 Persentase rancangan
peraturan yang ditetapkan % 90
Biro Hukum
12 Persentase pelaksanaan
deregulasi peraturan di
lingkungan Kementerian
Perhubungan
% 60
7 Peningkatan dalam
pelayanan dan
penyelesaian masalah
hukum
13 Persentase penyelesaian
perkara hukum % 80
8 Peningkatan kinerja
layanan administrasi
serta sarana dan
prasarana di lingkungan
Kantor Pusat
Kementerian
Perhubungan
14 Tingkat ketepatan waktu
proses pelayanan
administrasi perkantoran
% 100
Biro Umum
15 Persentase penghematan
pemakaian listrik, air dan
biaya telepon di lingkungan
kantor pusat Kementerian
Perhubungan
% 10
16 Tingkat kecukupan sarana
dan prasarana kantor pusat
Kementerian Perhubungan
sesuai kebutuhan
% 100
17 Persentase peningkatan
pengunjung Museum
Transportasi
% 5
9 Terwujudnya Good
Governance & Clean
Government di
Kementerian
Perhubungan
18 Keterbukaan Informasi Publik
Peringkat 3
Biro
Komunikasi
dan Informasi
Publik
10 Terselenggaranya e-
Government di
Kementerian
Perhubungan
19 Persentase kehandalan
Sistem Informasi % 96
Pusat
Teknologi
Informasi dan
Komunikasi
11 Terselenggaranya
Manajemen Pengelolaan
Kebijakan Lingkungan
Hidup, Penataan Sistem
dan Inovasi Pelayanan
Transportasi Yang
Berkelanjutan
20 Tingkat penerapan Pedoman
Standar Pelayanan Sarana
dan Prasarana Transportasi
yang dilaksanakan
% 40
PPTB
21 Persentase pemenuhan
dokumen lingkungan proyek
pembangunan infrastruktur
transportasi
% 75
22 Persentase unit pelayanan
publik sektor transportasi
yang dinilai dan dievaluasi
telah memenuhi standar
kriteria pelayanan prima
% 72
23 Persentase penurunan gas
rumah kaca dari sektor
transportasi nasional
% 40
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 50
50
Untuk mencapai output sebagaimana yang telah dituangkan ke dalam Revisi Perjanjian
Kinerja Tahun 2017 dialokasikan anggaran total untuk Unit Kerja Eselon I Sekretariat
Jenderal TA. 2017 yang sebesar Rp536.027.315.000,00 (Lima Ratus Tiga Puluh Enam
Milyar Dua Puluh Tujuh Juta Tiga Ratus Lima Belas Ribu Rupiah).
Dengan diterbitkannya Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 873 Tahun 2017
tentang Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan, maka telah dilakukan Revisi
Perjanjian Kinerja (PK) Sekretariat Jenderal yang ditetapkan pada tanggal 14 November
2017. Terdapat perubahan Sasaran Program, Indikator Kinerja Utama, Target, serta
Satuan. Perbedaan perubahan PK Sekretariat Jenderal 2017 dijelaskan sebagai berikut:
12 Terselenggaranya
Pemeriksaan Lanjutan
Kecelakaan Kapal Sesuai
Ketentuan Peraturan
Perundang-undangan
24 Persentase penyelesaian
perkara kecelakaan kapal
% 100
Mahkamah
Pelayaran
13 Peningkatan Kinerja
Pelaksanaan Investigasi
Kecelakaan Transportasi
25 Persentase penyelesaian
penyusunan laporan
final/akhir investigasi
kecelakaan transportasi
% 100
KNKT
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 51
51
Tabel II.3
Perbandingan Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2017
Sebelum dan Sesudah Revisi
NO SASARAN PROGRAM SEBELUM
SASARAN
PROGRAM
SESUDAH
IKU SEBELUM IKU SESUDAH SATUAN
SEBELUM
SATUAN
SESUDAH
TARGET
SEBELUM
TARGET
SESUDAH
1 Peningkatan Akuntabilitas Kinerja
Sekretariat Jenderal Kementerian
Perhubungan melalui Tersedianya
Dokumen Perencanaan,
Pemrograman, Kebijakan
Pentarifan, dan Dokumen Analisa
dan Evaluasi Sebagai Acuan
Dalam Penyelenggaraan
Perhubungan
SAMA
1 Nilai Akuntabilitas Kinerja
Kementerian Perhubungan
berdasarkan hasil evaluasi
Kemenpan dan Reformasi
Birokrasi
SAMA Nilai Nilai 76 (BB) 70(BB)
2 Nilai Akuntabilitas Kinerja
Sekretariat Jenderal
berdasarkan hasil evaluasi
Inspektorat Jenderal
SAMA Nilai Nilai 84(AA) 84 (AA)
3 N/A Tingkat Maturasi SPIP N/A Level N/A 2
2 Terwujudnya Pengelolaan SDM
Aparatur Perhubungan yang
berintegritas, netral, capable,
profesional, berkinerja tinggi dan
sejahtera serta beretika
SAMA
4 Jumlah Aparatur
Kementerian Perhubungan
yang ditingkatkan kualitas
dan kompetensinya
Persentase
pemenuhan
kebutuhan jabatan
fungsional Penguji
Kendaraan Bermotor,
Pengawas
Keselamatan
Pelayaran, dan
Teknisi Penerbangan
yang Bersertifikat
Orang % 135 90
5 Tersusunnya dokumen
kebijakan terkait SDM
Aparatur di lingkungan
Kementerian Perhubungan
DIHAPUSKAN Dokumen
Kebijakan N/A 3 N/A
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 52
52
NO SASARAN PROGRAM SEBELUM
SASARAN
PROGRAM
SESUDAH
IKU SEBELUM IKU SESUDAH SATUAN
SEBELUM
SATUAN
SESUDAH
TARGET
SEBELUM
TARGET
SESUDAH
3 Terwujudnya Organisasi yang
Tepat Fungsi dan Tepat Sasaran
melalui sistem, proses, dan tata
laksana yang rasional, jelas,
efektif, efisien, terukur, dan
sesuai dengan visi Reformasi
Birokrasi
Peningkatan
Pelaksanaan RB di
Lingkungan
Kementerian
Perhubungan
6 Penataan
Organisasi/kelembagaan
dan tata laksanadi
lingkungan Kementerian
Perhubungan
DIHAPUSKAN Dokumen
Kebijakan N/A 3 N/A
7 Penilaian pelaksanaan
program Reformasi
Birokrasi di lingkungan
Kementerian Perhubungan
Persentase Indeks RB Nilai % 85 (BB) 85(AA)
4
Terwujudnya Laporan
Keuangan Kementerian
Perhubungan dengan penilaian
opini WTP
SAMA
8 Opini BPK atas laporan
keuanganKementerian
perhubungan
SAMA Opini SAMA WTP SAMA
9 Jumlah aset
BMN/Kekayaan Negara
Sekretariat Jenderal
yang terinventarisasi
DIHAPUSKAN Rp N/A
1.386.565.361.204 N/A
10 Tingkat penyerapan
anggaran di lingkungan
Sekretariat Jenderal
SAMA % SAMA 90 SAMA
11
-
Tingkat penyerapan
anggaran
Kementerian
Perhubungan
N/A % N/A 90
5 Peningkatan Kerjasama
Kemitraan/Investasi Dalam
Negeri dan Kerjasama Luar
Negeri dalam Kerangka
Regional/Sub Regional,
Bilateral dan Multilateral di
Bidang Transportasi
SAMA
12 Jumlah Kerjasama
Kemitraan/Investasi
Dalam Negeri yang
ditindaklanjuti
Persentase proses
fasilitasi kerjasama
dan kemitraan /
investasi dengan
badan usaha dan
instansi lembaga
pemerintah yang
ditindaklanjuti
Proyek % 5 100
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 53
53
NO SASARAN PROGRAM SEBELUM
SASARAN
PROGRAM
SESUDAH
IKU SEBELUM IKU SESUDAH SATUAN
SEBELUM
SATUAN
SESUDAH
TARGET
SEBELUM
TARGET
SESUDAH
13 Jumlah Perjanjian
Internasional yang
ditindaklanjuti dalam
kerangka Regional/Sub
Regional, Bilateral, dan
Multilateral
Persentase
Kesepakatan
kerjasama bilateral,
regional dan
multilateral yang
ditindaklanjuti
MoU atau
Agreement % 12 100
6 Peningkatan Penetapan dan
Kualitas Regulasi Dalam
Implementasi Kebijakan Sektor
Transportasi
SAMA
14 Jumlah Peraturan
Perundang-undangan di
Sektor Transportasi
Persentase
Rancangan
Peraturan yang
Ditetapkan
Peraturan % 50 90
15 Jumlah Peraturan
Perundang-undangan
terkait pelaksanaan
tugas Sekretariat
Jenderal
DIHAPUSKAN Peraturan N/A 15 N/A
16
-
Persentase
Pelaksanaan
Deregulasi Peraturan
di Lingkungan
Kementerian
Perhubungan
N/A % N/A 60
7 Peningkatan dalam Pelayanan
dan Penyelesaian Masalah
Hukum
SAMA
17 Persentase Penyelesaian
Perkara Hukum SAMA % SAMA 85 80
8
Peningkatan Kinerja Layanan
Administrasi Serta Sarana dan
Prasarana di Lingkungan
Kantor Pusat Kementerian
Perhubungan
SAMA
18 Tingkat Ketepatan
Waktu Proses
Pelayanan Administrasi
Perkantoran
SAMA % SAMA 100 SAMA
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 54
54
NO SASARAN PROGRAM SEBELUM
SASARAN
PROGRAM
SESUDAH
IKU SEBELUM IKU SESUDAH SATUAN
SEBELUM
SATUAN
SESUDAH
TARGET
SEBELUM
TARGET
SESUDAH
19 Penghematan Konsumsi
Listrik, Air, dan Biaya
Telpon di Lingkungan
Kantor Pusat
Kementerian
Perhubungan Sesuai
Kebutuhan
Persentase
Penghematan
Konsumsi Listrik,
Air, dan Biaya
Telepon di
Lingkungan Kantor
Pusat Kementerian
Perhubungan
% SAMA 10 SAMA
20 Tingkat Kecukupan
Sarana dan Prasarana
Kantor Pusat
Kementerian
Perhubungan
SAMA % SAMA 100 SAMA
21 Jumlah Pengunjung
Museum Transportasi
Persentase
Peningkatan
Pengunjung
Museum
Transportasi
Orang % 210.000 5
9 Terselenggaranya Tata Kelola
Teknologi Informasi dan
Komunikasi di Kementerian
Perhubungan
SAMA
22 Persentase Kehandalan
Sistem Informasi SAMA % SAMA 96 SAMA
23 Jumlah Sistem Aplikasi
yang Dibangun,
Dikembangkan,
Diintegrasikan, dan
Dipelihara DIHAPUSKAN
Aplikasi
N/A
50
N/A
24 Jumlah Dokumen
Perencanaan dan Tata
Kelola TIK
Dokumen 7
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 55
55
NO SASARAN PROGRAM SEBELUM
SASARAN
PROGRAM
SESUDAH
IKU SEBELUM IKU SESUDAH SATUAN
SEBELUM
SATUAN
SESUDAH
TARGET
SEBELUM
TARGET
SESUDAH
25 Jumlah Laporan
Pengelolaan Data dan
Layanan Operasional
TIK
DIHAPUSKAN
Laporan N/A 17 N/A
10 Terselenggaranya Manajemen
Pengelolaan Kebijakan
Lingkungan Hidup, Penataan
Sistem dan Inovasi Pelayanan
Transportasi yang
Berkelanjutan
SAMA
26 Prosentase Pemenuhan
Dokumen lingkungan
Proyek Pembangunan
Infrastruktur
Transportasi
SAMA % SAMA 75 SAMA
27 Jumlah Unit Pelayanan
Publik Sektor
Transportasi yang
Dinilai dan Dievaluasi
Telah Memenuhi
Standar Kriteria
Pelayanan Prima
Persentase Unit
Pelayanan Publik
Sektor Transportasi
yang Dinilai dan
Dievaluasi Telah
Memenuhi Standar
Kriteria Pelayanan
Prima
Unit Kerja % 117 72
28
-
Tingkat Penerapan
Pedoman Standar
Pelayanan Sarana
dan Prasarana
Transportasi yang
dilaksanakan
N/A % N/A 40
29
-
Persentase
Penurunan Gas
Rumah Kaca dari
Sektor Transportasi
Nasional
N/A % N/A 40
11 Terwujudnya Komunikasi dan
Pelayanan Informasi Sektor
Terwujudnya
Good
30 Keterbukaan Informasi
Publik SAMA Nilai KIP Peringkat 93 3
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 56
56
NO SASARAN PROGRAM SEBELUM
SASARAN
PROGRAM
SESUDAH
IKU SEBELUM IKU SESUDAH SATUAN
SEBELUM
SATUAN
SESUDAH
TARGET
SEBELUM
TARGET
SESUDAH
Transportasi Kepada Publik
yang Didukung SDM Aparatur
Perhubungan dengan
Kompetensi Kehumasan untuk
Menigkatkan Citra Positif
Kementerian Perhubungan
Governance &
Clean
Government di
Kementerian
Perhubungan
31 Jumlah Dokumen
Rekomendasi Hasil
Analisis Informasi untuk
Penyempurnaan
Kebijakan Sektor
Transportasi
DIHAPUSKAN Dokumen
Rekomendasi N/A 150 N/A
12 Terselenggaranya Persidangan
Pemeriksaan Lanjutan
Kecelakaan Kapal Sesuai
Ketentuan Peraturan
Perundang-Undangan
Terselenggaranya
Pemeriksaan
Lanjutan
Kecelakaan
Kapal Sesuai
Ketentuan
Peraturan
Perundang-
Undangan
32 Data Kecelakaan Kapal
yang Ditindaklanjuti dan
Diputus Tepat Waktu
Persentase
Penyelesaian
Perkara Kecelakaan
Kapal
Sidang % 30 100
13 Peningkatan Kinerja
Pelaksanaan Investigasi
Kecelakaan Transportasi
SAMA
33 Ketepatan Waktu
Pelaksanaan Investigasi
Kecelakaan Sampai
dengan Penyusunan
Laporan Final/Akhir
Persentase
Penyelesaian
Penyusunan
Laporan Final/Akhir
Investigasi
Kecelakaan
Transportasi
% SAMA 100 SAMA
• Tahapan Pengukuran
Kinerja Tahun 2017
• Pengukuran Capaian
Kinerja Tahun 2017
• Realisasi Anggaran Tahun
2017
BAB IIIAKUNTABILITAS KINERJA
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal tahun 2017
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 57
57
Akuntabilitas kinerja merupakan pencapaian kinerja suatu organisasi melalui upaya-upaya
strategis dan operasional yang dilakukan untuk mencapai sasaran dan tujuan tertentu
dalam rangka pemenuhan visi dan misi, serta merupakan tolok ukur keberhasilan atau
kegagalan suatu organisasi. Hal ini merupakan suatu perwujudan kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam
mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
Kinerja operasional merupakan performance organisasi dalam perwujudan visi dan misi
organisasi yang dimanifestasikan dalam bentuk pelaksanaan program kerja sesuai dengan
perencanaan stratejik untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
3.1. Tahapan Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja pada tahun berjalan akan menjadi lebih efektif jika dilakukan tiap
bulan atau triwulan, dengan demikian informasi yang up to date mengenai hasil
realisasi kinerja dari setiap IKU organisasi dapat diperoleh dengan lebih mudah.
Dengan kata lain semakin sering dilakukan pengukuran kinerja terhadap setiap IKU
akan diperoleh informasi lebih awal terkait capaian dan selanjutnya akan dilakukan
tindakan yang nyata dalam rangka peningkatan kinerja yang akan
dipertanggungjawabkan setelah tahun anggaran berakhir.
Sejak tahun 2013, Kementerian Perhubungan telah membangun dan memperkenalkan
“e-Performance” yang merupakan sistem aplikasi berbasis web yang khusus
menyediakan fasilitas inputting, updating dan monitoring pengukuran kinerja per bulan
yang dapat dimanfaatkan oleh setiap unit kerja eselon I sampai dengan Unit
Pelaksana Teknis di lingkungan Kementerian Perhubungan. Sistem aplikasi ini telah
digunakan mulai tahun 2014 (http://www.e-performance.dephub.go.id). Dengan
mempergunakan aplikasi tersebut, diharapkan pelaksanaan monitoring dapat lebih
intensif sehingga penyelenggaraan manajemen kinerja organisasi akan menjadi lebih
mudah.
Sampai pada akhir tahun 2017, seluruh unit kerja eselon II di lingkungan Sekretariat
Jenderal telah memanfaatkan sistem aplikasi e-Performance ini secara optimal, dan
pada awal tahun 2017 aplikasi e-Performance mengalami penyempurnaan sehingga
BAB III
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 58
58
dapat mengakomodir seluruh kepentingan unit kerja di lingkungan Kementerian
Perhubungan.
Pada dokumen Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2017, belum seluruh
rumusan IKU yang ada telah menggambarkan outcome, dimana sebagian besar IKU
yang telah dirumuskan hanya menggambarkan capaian output kegiatan penting.
Namun Kementerian Perhubungan c.q Biro Perencanaan telah melakukan berbagai
upaya dalam melakukan perumusan IKU yang berorientasi pada outcome atau output
penting lainnya guna peningkatan Sistem Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Sekretariat
Jenderal yaitu antara lain:
a. Penyusunan reviu Rencana Strategis Sekretariat Jenderal dan Kementerian
Perhubungan Tahun 2015-2019;
b. Penyusunan studi “Penyusunan Strategy Map dan Indikator Kinerja Utama dengan
Balanced Score Card (BSC)”;
c. Pengembangan aplikasi e-performance;
d. Koordinasi dengan Unit Kerja Eselon (UKE) 2 di lingkungan Sekretariat Jenderal
untuk merumuskan IKU yang berorientasi pada outcome atau output penting
lainnya.
Capaian kinerja Sasaran Program (SP) unit kerja Sekretariat Jenderal dicapai melalui:
(1) identifikasi IKU pada setiap SP, dimana setiap SP minimal memiliki satu IKU, (2)
setiap IKU dilakukan pengukuran capaian kinerjanya (dalam %) melalui pembandingan
realisasi dengan targetnya, dan (3) nilai capaian kinerja setiap IKU dihitung
berdasarkan capaian kinerja setiap kelompok kegiatan yang telah dilakukan guna
mencapai SP dimaksud.
Tingkat capaian kinerja setiap SP merupakan nilai rata-rata capaian dari kelompok
IKU yang menunjukkan kinerja SP dimaksud, sama halnya dengan nilai/tingkat capaian
kinerja suatu IKU merupakan nilai rata-rata capaian dari kelompok kegiatan yang
mendukung IKU dimaksud.
Pada dokumen Laporan Kinerja Tahun 2017 ini tidak hanya menampilkan capaian
kinerja pada tahun 2017, namun mengacu pada PermenPANRB Nomor 53 Tahun 2014
tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal ini diharapkan
dapat menggambarkan pencapaian kinerja Sekretariat Jenderal tahun 2017 serta
membandingkan dengan pencapaian kinerja Sekretariat Jenderal tahun 2015-2016.
Analisis ini dilakukan untuk melihat bagaimana capaian kinerja Sekretariat Jenderal
Kementerian Perhubungan selama dalam kurun waktu 5(lima) tahun sesuai dengan
visi, misi, sasaran, dan target yang tercantum di dalam dokumen Reviu Renstra
Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Keputusan Menteri Perhubungan Republik
Indonesia Nomor KP 873 Tahun 2017.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 59
59
Rumus yang digunakan dalam pengukuran dan perhitungan persentase capaian kinerja
sebagai berikut:
1) Apabila realisasi pencapaian semakin tinggi menunjukkan kinerja yang semakin
baik, maka perhitungan pengukuran kinerja menggunakan rumus sebagai berikut:
2) Apabila realisasi pencapaian semakin tinggi menunjukkan kinerja yang semakin
buruk, maka perhitungan pengukuran kinerja menggunakan rumus sebagai berikut:
Tahapan yang dilakukan dalam pengukuran capaian kinerja adalah:
a) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2017 terhadap target kinerja tahun 2017;
b) Perbandingan realisasi serta Capaian Kinerja Tahun 2016 dengan Capaian
Kinerja Tahun 2017;
c) Perbandingan realisasi kinerja tahun 2017 terhadap target kinerja pada
dokumen Renstra Sekretariat Jenderal;
d) Analisis penyebab ketercapaian/ketidaktercapaian kinerja;
e) Analisis efisiensi penggunaan sumber daya;
f) Kontribusi unit kerja Sekretariat Jenderal terhadap capaian IKU Kementerian
Perhubungan.
3.2. Pengukuran Capaian Kinerja
Pengukuran tingkat capaian kinerja Sekretariat Jenderal dapat diketahui setelah
dilakukan pengukuran kinerja terhadap setiap Indikator Kinerja Utama (IKU).
Pengukuran Kinerja didefinisikan sebagai proses sistematis untuk menginventarisir,
menganalisis dan menggunakan informasi untuk menentukan efisiensi dan efektifitas
suatu instansi/organisasi pemerintah dalam melaksanakan program-programnya
sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang dibebankan. Hasil pengukuran kinerja
yang dibandingkan dengan target kinerja selanjutnya disebut pencapaian kinerja.
Pencapaian kinerja umumnya dipergunakan sebagai dasar untuk mengetahui tingkat
keberhasilan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi untuk mewujudkan tujuan dan
sasaran dalam kerangka pemenuhan visi dan misi yang telah ditetapkan.
((Target - (Realisasi-Target)) = x 100 %
Target
Capaian Kinerja
Realisasi = x 100 %
Target PK
Capaian Kinerja
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 60
60
Pencapaian kinerja setiap uraian sasaran ditunjukkan melalui pencapaian setiap
indikator kinerja utama pada sasaran tersebut yang berorientasi pada outcome
atau output penting lainnya sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014
tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
3.2.1 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2017 Terhadap Target Perjanjian Kinerja
Revisi Tahun 2017
Selama tahun 2017, realisasi kinerja Unit kerja Sekretariat Jenderal secara umum
telah berhasil dicapai dengan baik. Hal ini dapat terlihat dari persentase rerata
capaian kinerja sasaran program yang telah dicapai pada tahun 2017 yaitu sebesar
103,14%, mengalami penurunan sebesar 21,95% dari tahun 2016 yang memperoleh
capaian kinerja sebesar 125,09%. Hasil capaian ini diperoleh melalui perbandingan
antara nilai total realisasi dan target seluruh sasaran program di lingkungan
Sekretariat Jenderal. Capaian kinerja masing-masing program dijabarkan sebagai
berikut;
A. Sasaran Program Pertama “Peningkatan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat
Jenderal Kementerian Perhubungan melalui tersedianya Dokumen Perencanaan,
Pemrograman, Kebijakan Pentarifan, dan dokumen Analisa dan Evaluasi
sebagai acuan dalam penyelenggaraan perhubungan” pada tahun 2017 yang
dilaksanakan oleh Biro Perencanaan melalui 3(tiga) IKU yang telah ditetapkan
dalam dokumen Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2017 dengan
rata-rata kinerja SS1 sebesar 114,17%, dijelaskan sebagai berikut:
IKU Nomor 1: Nilai Akuntabilitas Kinerja Kementerian Perhubungan
berdasarkan hasil evaluasi Kemenpan dan Reformasi Birokrasi. Realisasi kinerja
tahun 2017 sampai dengan bulan Januari 2018 belum mendapatkan hasil
evaluasi dari KemenPAN-RB, sedangkan realisasi kinerja tahun 2017 adalah
68,63 dengan capaian kinerja terhadap IKU1 tahun 2017 sebesar 98,04%.
IKU Nomor 2: Nilai Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal berdasarkan hasil
evaluasi Inspektorat Jenderal. Realisasi kinerja tahun 2017 belum
mendapatkan hasil evaluasi dari Inspektorat Jenderal, sedangkan realisasi
kinerja tahun 2017 mendapatkan nilai 80,19 atau predikat “A” (Memuaskan)
dengan capaian kinerja terhadap IKU2 tahun 2017 sebesar 95,46%.
IKU Nomor 3: Tingkat Maturasi SPIP. Realisasi kinerja tahun 2017 sampai
dengan bulan Januari 2018 belum mendapatkan hasil evaluasi dari BPKP.
Realisasi kinerja tahun 2017 mendapatkan nilai sementara dari Inspektorat
Jenderal level 2,98 dengan capaian kinerja terhadap IKU3 tahun 2017 sebesar
149%.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 61
61
Tabel III. 1
Perbandingan Target PK dan Capaian Kinerja Kegiatan
Sasaran Program Pertama Tahun 2017
NO INDIKATOR KINERJA
UTAMA
SATUAN TARGET DAN REALISASI
KINERJA TAHUN 2017
KINERJA
(%)
TARGET CAPAIAN
IKU1 Nilai Akuntabilitas
Kinerja Kementerian
Perhubungan
berdasarkan hasil
evaluasi Kemenpan dan
Reformasi Birokrasi
Nilai 70 (BB) 68,63 (B)
98,04
IKU2 Nilai Akuntabilitas
Kinerja Sekretariat
Jenderal berdasarkan
hasil evaluasi
Inspektorat Jenderal
Nilai 84 (A) 80,19 (A) 95,46
IKU3 Tingkat Maturasi SPIP Level 2 2,98 149
RATA-RATA KINERJA SS1 (%) 114,17
B. Sasaran Program Kedua “Terwujudnya Pengelolaan SDM Aparatur Perhubungan
yang berintegritas, netral, capable, profesional, berkinerja tinggi dan sejahtera
serta beretika” pada tahun 2017 yang dilaksanakan oleh Biro Kepegawaian
dan Organisasi melalui 1 (satu) IKU yang telah ditetapkan dalam dokumen
Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2017 dengan rata-rata kinerja
SS2 sebesar 86,67%, dijelaskan sebagai berikut:
IKU Nomor 4: Persentase pemenuhan kebutuhan jabatan fungsional Penguji
Kendaraan Bermotor, Pengawas Keselamatan Pelayaran, dan Teknisi
Penerbangan yang Bersertifikat. Realisasi kinerja tahun 2017 sebesar 78,08%
dengan capaian kinerja terhadap IKU4 tahun 2017 sebesar 86,67%.
Tabel III.2
Perbandingan Target dan Capaian Kinerja Kegiatan
Sasaran Program Kedua Thaun 2017
NO INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET DAN REALISASI
KINERJA TAHUN 2017
KINERJA
(%)
TARGET CAPAIAN
IKU4
Persentase pemenuhan
kebutuhan jabatan fungsional
Penguji Kendaraan Bermotor,
Pengawas Keselamatan
Pelayaran, dan Teknisi
Penerbangan yang Bersertifikat
% 90 78,08 86,67
RATA-RATA KINERJA SS2 (%) 86,67
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 62
62
C. Sasaran Program Ketiga “Peningkatan Pelaksanaan RB di Lingkungan
Kementerian Perhubungan” pada tahun 2017 yang dilaksanakan oleh Biro
Kepegawaian dan Organisasi melalui 1 (satu) IKU yang telah ditetapkan dalam
dokumen Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2017 dengan
pencapaian rata-rata kinerja SS3 sebesar 90,59%, dijelaskan sebagai berikut:
IKU Nomor 5: Persentase Indeks RB. Realisasi kinerja tahun 2017 sebesar 77%
dengan capaian kinerja terhadap IKU5 tahun 2017 sebesar 90,59%, dijelaskan
dalam tabel berikut ini:
Tabel III.3
Perbandingan Target dan Capaian Kinerja Kegiatan
Sasaran Program Ketiga Tahun 2017
NO INDIKATOR KINERJA
UTAMA
SATUAN TARGET DAN REALISASI
KINERJA TAHUN 2017
KINERJA
(%)
TARGET CAPAIAN
IKU5 Persentase Indeks RB % 85 (A) 77 90,59
RATA-RATA KINERJA SS3 (%) 90,59
D. Sasaran Program Keempat “Terwujudnya Laporan Keuangan Kementerian
Perhubungan dengan penilaian opini WTP” pada tahun 2017 yang
dilaksanakan oleh Biro Keuangan dan Perlengkapan melalui 3 (tiga) IKU yang
telah ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun
2017 dengan rata-rata kinerja SS4 sebesar 98,85%, dijelaskan sebagai berikut:
IKU Nomor 6: Opini BPK atas laporan keuangan Kementerian Perhubungan.
Realisasi kinerja tahun 2017 adalah WTP dengan capaian kinerja terhadap
IKU6 tahun 2017 sebesar 100%.
IKU Nomor 7: Persentase penyerapan anggaran Kementerian Perhubungan.
Realisasi kinerja tahun 2017 sebesar 86,39% dengan capaian kinerja terhadap
IKU7 tahun 2017 sebesar 95,99%.
IKU Nomor 8: Persentase penyerapan anggaran Sekretariat Jenderal. Realisasi
kinerja tahun 2017 sebesar 90,51% dengan capaian kinerja terhadap IKU8
tahun 2017 sebesar 100,56%.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 63
63
Tabel III.4
Perbandingan Target dan Capaian Kinerja Kegiatan
Sasaran Program Keempat Tahun 2017
NO INDIKATOR KINERJA
UTAMA
SATUAN TARGET DAN REALISASI
KINERJA TAHUN 2017
KINERJA
(%)
TARGET CAPAIAN
IKU6 Opini BPK atas laporan
keuangan Kementerian
Perhubungan
Opini WTP WTP 100
IKU7 Persentase penyerapan
anggaran Kementerian
Perhubungan
% 90 86,39 95,99
IKU8 Persentase penyerapan
anggaran Sekretariat
Jenderal
% 90 90,51 100,56
RATA-RATA KINERJA SS4 (%) 98,85
E. Sasaran Program Kelima “Peningkatan Kerja Sama Kemitraan/Investasi Dalam
Negeri dan Kerja Sama Luar Negeri dalam Kerangka Regional/Sub Regional,
Bilateral dan Multilateral di Bidang Transportasi” pada tahun 2017 yang
dilaksanakan oleh Biro Kerjasama melalui 2(dua) IKU telah ditetapkan dalam
dokumen Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2017, dengan rata-rata
kinerja SS5 sebesar 100%, dijelaskan berikut ini:
IKU Nomor 9: Persentase proses fasilitasi kerjasama dan kemitraan / investasi
dengan badan usaha dan instansi lembaga pemerintah yang ditindaklanjuti.
Realisasi kinerja tahun 2017 sebanyak 100% dengan capaian kinerja terhadap
IKU9 tahun 2017 sebesar 100%.
IKU Nomor 10: Persentase kesepakatan kerjasama bilateral, regional dan
multilateral yang ditindaklanjuti. Realisasi kinerja tahun 2017 sebanyak 100%
dengan capaian kinerja terhadap IKU10 tahun 2017 sebesar 100%.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 64
64
III.5
Perbandingan Target dan Capaian Kinerja Kegiatan
Sasaran Program Kelima Tahun 2017
NO INDIKATOR KINERJA
UTAMA
SATUAN TARGET DAN REALISASI
KINERJA TAHUN 2017
KINERJA
(%)
TARGET CAPAIAN
IKU9 Persentase proses
fasilitasi kerjasama dan
kemitraan / investasi
dengan badan usaha dan
instansi lembaga
pemerintah yang
ditindaklanjuti
% 100 100 100
IKU10 Persentase kesepakatan
kerjasama bilateral,
regional dan multilateral
yang ditindaklanjuti
% 100 100 100
RATA-RATA KINERJA SS5 (%) 100
F. Sasaran Program Keenam “Peningkatan penetapan dan kualitas regulasi dalam
implementasi kebijakan sektor transportasi” pada tahun 2017 dilaksanakan
oleh Biro Hukum melalui 2(dua) IKU yang telah ditetapkan dalam dokumen
Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2017, dengan rata-rata kinerja
SS6 sebesar 113,61%, dijelaskan berikut ini:
IKU Nomor 11: Persentase rancangan peraturan yang ditetapkan. Realisasi
kinerja tahun 2017 sebanyak 92% dengan capaian kinerja terhadap IKU11
tahun 2017 sebesar 102,22%.
IKU Nomor 12: Persentase pelaksanaan deregulasi peraturan di lingkungan
Kementerian Perhubungan. Realisasi kinerja tahun 2017 sebanyak 75% dengan
capaian kinerja terhadap IKU12 tahun 2017 sebesar 125%.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 65
65
III.6
Perbandingan Target dan Capaian Kinerja Kegiatan
Sasaran Program Keenam Tahun 2017
NO INDIKATOR KINERJA
UTAMA
SATUAN TARGET DAN REALISASI
KINERJA TAHUN 2017
KINERJA
(%)
TARGET CAPAIAN
IKU11 Persentase rancangan
peraturan yang ditetapkan % 90 92 102,22
IKU12 Persentase pelaksanaan
deregulasi peraturan di
lingkungan Kementerian
Perhubungan
% 60 75 125
RATA-RATA KINERJA SS6 (%) 113,61
G. Sasaran Program Ketujuh “Peningkatan dalam pelayanan dan penyelesaian
masalah hukum” pada tahun 2017 dilaksanakan oleh Biro Hukum melalui
1(satu) IKU yang telah ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja
Sekretariat Jenderal Tahun 2017, dengan rata-rata kinerja SS7 sebesar
108,75%, dijelaskan berikut ini:
IKU Nomor 13: Persentase Penyelesaian Perkara Hukum. Realisasi kinerja
tahun 2017 sebanyak 87% dengan capaian kinerja terhadap IKU13 tahun
2017 sebesar 108,75%.
Tabel III.7
Perbandingan Target dan Capaian Kinerja Kegiatan
Sasaran Program Ketujuh Tahun 2017
NO INDIKATOR KINERJA
UTAMA
SATUAN TARGET DAN REALISASI
KINERJA TAHUN 2017
KINERJA
(%)
TARGET CAPAIAN
IKU13 Persentase Penyelesaian
Perkara Hukum % 80 87 108,75
RATA-RATA KINERJA SS7 (%) 108,75
H. Sasaran Program Kedelapan “Peningkatan kinerja layanan administrasi serta
sarana dan prasarana di lingkungan Kantor Pusat Kementerian Perhubungan”
pada tahun 2017 dilaksanakan oleh Biro Umum melalui 4(empat) IKU yang
telah ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun
2017, dengan rata-rata kinerja SS8 sebesar 175,65% dijelaskan berikut ini:
IKU Nomor 14: Tingkat ketepatan waktu proses pelayanan administrasi
perkantoran. Realisasi kinerja tahun 2017 sebanyak 99,28% dengan capaian
kinerja terhadap IKU14 tahun 2017 sebesar 99,28%.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 66
66
IKU Nomor 15: Persentase Penyelesaian Perkara Hukum. Realisasi kinerja
tahun 2017 sebanyak 33,52% dengan capaian kinerja terhadap IKU15 tahun
2017 sebesar 335,20%.
IKU Nomor 16: Tingkat kecukupan sarana dan prasarana kantor pusat
Kementerian Perhubungan sesuai kebutuhan. Realisasi kinerja tahun 2017
sebanyak 96,92% dengan capaian kinerja terhadap IKU16 tahun 2017 sebesar
96,92%.
IKU Nomor 17: Persentase peningkatan pengunjung museum transportasi.
Realisasi kinerja tahun 2017 sebanyak 8,56% dengan capaian kinerja terhadap
IKU17 tahun 2017 sebesar 171,20%.
Tabel III.8
Perbandingan Target dan Capaian Kinerja Kegiatan
Sasaran Program Kedelapan Tahun 2017
NO INDIKATOR KINERJA
UTAMA
SATUAN TARGET DAN REALISASI
KINERJA TAHUN 2017
KINERJA
(%)
TARGET CAPAIAN
IKU14 Tingkat ketepatan waktu
proses pelayanan
administrasi perkantoran
% 100 99,28 99,28
IKU15 Persentase penghematan
listrik, air, dan biaya
telepon di lingkungan
kantor pusat kementerian
perhubungan
% 10 33,52 335,20
IKU16 Tingkat kecukupan sarana
dan prasarana kantor
pusat Kementerian
Perhubungan sesuai
kebutuhan
% 100 96,92 96,92
IKU17 Persentase peningkatan
pengunjung museum
transportasi
% 5 8,56 171,20
RATA-RATA KINERJA SS8 (%) 175,65
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 67
67
I. Sasaran Program Kesembilan “Terwujudnya Good Governance & Clean
Government di Kementerian Perhubungan” pada tahun 2017 dilaksanakan oleh
Biro Komunikasi dan Informasi Publik melalui 1(satu) IKU yang telah
ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2017,
dengan rata-rata kinerja SS9 sebesar 100%, dijelaskan berikut ini:
IKU Nomor 18: Keterbukaan Informasi Publik. Realisasi kinerja tahun 2017
adalah peringkat 3(tiga) dengan capaian kinerja terhadap IKU18 tahun 2017
sebesar 100%.
Tabel III.9
Perbandingan Target dan Capaian Kinerja Kegiatan
Sasaran Program Kesembilan Tahun 2017
NO
INDIKATOR KINERJA
UTAMA
SATUAN TARGET DAN REALISASI
KINERJA TAHUN 2017
KINERJA
(%)
TARGET CAPAIAN
IKU18 Keterbukaan Informasi
Publik Peringkat 3 3 100
RATA-RATA KINERJA SS9 (%) 100
J. Sasaran Program Kesepuluh “Terselenggaranya e-Government di Kementerian
Perhubungan” pada tahun 2017 dilaksanakan oleh Pusat Teknologi Informasi
dan Komunikasi melalui 1(satu) IKU yang telah ditetapkan dalam dokumen
Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2017, dengan rata-rata kinerja
SS10 sebesar 103,82%, dijelaskan berikut ini:
IKU Nomor 19: Persentase Kehandalan Sistem Informasi. Realisasi kinerja
tahun 2017 adalah 99,67% dengan capaian kinerja terhadap IKU19 tahun
2017 sebesar 103,82%.
Tabel III.10
Perbandingan Target dan Capaian Kinerja Kegiatan
Sasaran Program Kesepuluh Tahun 2017
NO INDIKATOR KINERJA
UTAMA
SATUAN TARGET DAN REALISASI
KINERJA TAHUN 2017
KINERJA
(%)
TARGET CAPAIAN
IKU19 Persentase Kehandalan
Sistem Informasi % 96 99,67 103,82
RATA-RATA KINERJA SS10 (%) 103,82
K. Sasaran Program Kesebelas “Terselenggaranya Manajemen Pengelolaan
Kebijakan Lingkungan Hidup, Penataan Sistem dan Inovasi Pelayanan
Transportasi yang Berkelanjutan” pada tahun 2017 dilaksanakan oleh Pusat
Pengelolaan Transportasi Berkelanjutan melalui 4(empat) IKU yang telah
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 68
68
ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2017,
dengan rata-rata kinerja SS11 sebesar 81,91%, dijelaskan berikut ini:
IKU Nomor 20: Tingkat penerapan Pedoman Standar Pelayanan Sarana dan
Prasarana Transportasi yang dilaksanakan. Realisasi kinerja tahun 2017
sebanyak 14,25% dengan capaian kinerja terhadap IKU20 tahun 2017 sebesar
35,62%.
IKU Nomor 21: Persentase pemenuhan dokumen lingkungan proyek
pembangunan infrastruktur transportasi. Realisasi kinerja tahun 2017 sebanyak
90,93% dengan capaian kinerja terhadap IKU21 tahun 2017 sebesar 90,93%.
IKU Nomor 22: Persentase unit pelayanan publik sektor transportasi yang
dinilai dan dievaluasi telah memenuhi standar kriteria pelayanan prima.
Realisasi kinerja tahun 2017 sebanyak 72% dengan capaian kinerja terhadap
IKU22 tahun 2017 sebesar 100%.
IKU Nomor 23: Persentase penurunan gas rumah kaca dari sektor transportasi
nasional. Realisasi kinerja tahun 2017 sebanyak 40,43% dengan capaian
kinerja terhadap IKU23 tahun 2017 sebesar 100%.
Tabel III.11
Perbandingan Target dan Capaian Kinerja Kegiatan
Sasaran Program Kesebelas Tahun 2017
NO INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET DAN REALISASI
KINERJA TAHUN 2017
KINERJA
(%)
TARGET CAPAIAN
IKU20 Tingkat penerapan Pedoman
Standar Pelayanan Sarana
dan Prasarana Transportasi
yang dilaksanakan
% 40 14,25 35,62
IKU21 Persentase pemenuhan
dokumen lingkungan proyek
pembangunan infrastruktur
transportasi
% 75 90,93 90,93
IKU22 Persentase unit pelayanan
publik sektor transportasi
yang dinilai dan dievaluasi
telah memenuhi standar
kriteria pelayanan prima
% 72 72 100
IKU23 Persentase penurunan gas
rumah kaca dari sektor
transportasi nasional
% 40 40,43 100
RATA-RATA KINERJA SS11 (%) 81,91
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 69
69
L. Sasaran Program Kedua Belas “Terselenggaranya Pemeriksaan Lanjutan
Kecelakaan Kapal sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan” pada
tahun 2017 dilaksanakan oleh Mahkamah Pelayaran melalui 1(satu) IKU yang
telah ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun
2017, dengan rata-rata kinerja SS12 sebesar 84,84%, dijelaskan berikut ini:
IKU Nomor 24: Persentase penyelesaian perkara kecelakaan kapal. Realisasi
kinerja tahun 2017 sebanyak 84,84% dengan capaian kinerja terhadap IKU24
tahun 2017 sebesar 84,84%.
Tabel III.12
Perbandingan Target dan Capaian Kinerja Kegiatan
Sasaran Program Kedua Belas Tahun 2017
NO INDIKATOR KINERJA
UTAMA
SATUAN TARGET DAN REALISASI
KINERJA TAHUN 2017
KINERJA
(%)
TARGET CAPAIAN
IKU24 Persentase penyelesaian
perkara kecelakaan kapal % 100 84,84 84,84
RATA-RATA KINERJA SS12 (%) 84,84
M. Sasaran Program Ketiga Belas “Peningkatan kinerja pelaksanaan investigasi
kecelakaan transportasi” pada tahun 2017 dilaksanakan oleh KNKT melalui
1(satu) IKU yang telah ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja
Sekretariat Jenderal Tahun 2017, dengan rata-rata kinerja SS13 sebesar 82%,
dijelaskan berikut ini:
IKU Nomor 25: Persentase penyelesaian penyusunan laporan final/akhir
investigasi kecelakaan transportasi. Realisasi kinerja tahun 2017 sebanyak
82% dengan capaian kinerja terhadap IKU25 tahun 2017 sebesar 82%.
Tabel III.13
Perbandingan Target dan Capaian Kinerja Kegiatan
Sasaran Program Ketigabelas Tahun 2017
NO INDIKATOR KINERJA
UTAMA
SATUAN TARGET DAN REALISASI
KINERJA TAHUN 2017
KINERJA
(%)
TARGET CAPAIAN
IKU25 Persentase penyelesaian
penyusunan laporan
final/akhir investigasi
kecelakaan transportasi
% 100 82 82
RATA-RATA KINERJA SS13 82
3.2.2. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2015-2017 Terhadap Target Kinerja
Perjanjian Kinerja (PK) Sekretariat Jenderal Tahun 2015-2017
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 70
70
Perbandingan target dan realisasi kinerja ini merupakan perbandingan capaian
kinerja pada tahun 2015 dan 2016 dengan capaian kinerja tahun 2017. Terdapat
perbedaan indikator kinerja pada tahun 2015 dan 2016. Pada tahun 2015
terdapat 13(tiga belas) Sasaran Program dengan 27(dua puluh tujuh) Indikator
Kinerja Utama. Pada tahun 2016 terdapat 13(tiga belas) Sasaran Program dengan
28(dua puluh delapan) Indikator Kinerja Utama, sedangkan pada tahun 2017
terdiri 13(tiga belas) Sasaran Program dengan 25 (dua puluh lima) Indikator
Kinerja Utama, dijelaskan dalam tabel berikut:
Tabel III.14
Perbandingan Sasaran Program RKT dan Sasaran Program Revisi PK
Sekretariat Jenderal Tahun 2017
SASARAN PROGRAM RKT
TAHUN 2017
SASARAN PROGRAM REVISI PK
SEKRETARIAT JENDERAL 2017
1. Peningkatan Akuntabilitas Kinerja
Sekretariat Jenderal Kementerian
Perhubungan melalui tersedianya
Dokumen Perencanaan, Pemrograman,
Kebijakan Pentarifan, dan dokumen
Analisa dan Evaluasi sebagai acuan
dalam penyelenggaraan perhubungan.
Peningkatan Akuntabilitas Kinerja
Sekretariat Jenderal Kementerian
Perhubungan melalui Tersedianya Dokumen
Perencanaan, Pemrograman, Kebijakan
Pentarifan, dan Dokumen Analisa dan
Evaluasi Sebagai Acuan Dalam
Penyelenggaraan Perhubungan
2
Terwujudnya Pengelolaan SDM
Aparatur Perhubungan yang
berintegritas, netral, capable,
profesional, berkinerja tinggi dan
sejahtera serta beretika
Terwujudnya Pengelolaan SDM Aparatur
Perhubungan yang berintegritas, netral,
capable, profesional, berkinerja tinggi dan
sejahtera serta beretika
3 Terwujudnya Organisasi yang Tepat
Fungsi dan Tepat Sasaran melalui
sistem, proses dan tata laksana yang
rasional, jelas, efektif, efisien, terukur,
dan sesuai dengan visi Reformasi
Birokrasi
Peningkatan Pelaksanaan RB di Lingkungan
Kementerian Perhubungan
4 Terwujudnya Laporan Keuangan
Kementerian Perhubungan dengan
penilaian opini WTP
Terwujudnya Laporan Keuangan
Kementerian Perhubungan dengan penilaian
opini WTP
5 Peningkatan Kerjasama Luar Negeri
Sektor Transportasi dalam Kerangka
Regional, Bilateral dan Multilateral
Peningkatan Kerja Sama
Kemitraan/Investasi Dalam Negeri dan
Kerja Sama Luar Negeri dalam Kerangka
Regional/Sub Regional, Bilateral dan
Multilateral di Bidang Transportasi
-
6
Peningkatan penetapan dan kualitas
regulasi dalam implementasi kebijakan
sektor transportasi
Peningkatan penetapan dan kualitas
regulasi dalam implementasi kebijakan
sektor transportasi
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 71
71
SASARAN PROGRAM RKT
TAHUN 2017
SASARAN PROGRAM REVISI PK
SEKRETARIAT JENDERAL 2017
7 Peningkatan dalam pelayanan dan
penyelesaian masalah hukum
Peningkatan dalam pelayanan dan
penyelesaian masalah hukum
8 Peningkatan kinerja layanan
administrasi serta sarana dan
prasarana di lingkungan Kantor Pusat
Kementerian Perhubungan
Peningkatan kinerja layanan administrasi
serta sarana dan prasarana di lingkungan
Kantor Pusat Kementerian Perhubungan
9 Terselenggaranya e-government di
Kementerian Perhubungan
Terselenggaranya e-Government di
Kementerian Perhubungan
10 Terwujudnya kebijakan dan strategi
bidang kemitraan, pelayanan jasa dan
lingkungan hidup sektor transportasi
Terselenggaranya Manajemen Pengelolaan
Kebijakan Lingkungan Hidup, Penataan
Sistem dan Inovasi Pelayanan Transportasi
Yang Berkelanjutan
11 Terwujudnya Komunikasi dan
Pelayanan Informasi sektor
transportasi kepada publik yang
didukung SDM aparatur perhubungan
dengan kompetensi kehumasan untuk
meningkatkan citra positif Kementerian
Perhubungan
Terwujudnya Good Governance & Clean
Government di Kementerian Perhubungan
12 Terselenggaranya persidangan
Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan
Kapal sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan
Terselenggaranya Pemeriksaan Lanjutan
Kecelakaan Kapal Sesuai Ketentuan
Peraturan Perundang-undangan
13
Peningkatan kinerja pelaksanaan
investigasi kecelakaan transportasi
Peningkatan Kinerja Pelaksanaan Investigasi
Kecelakaan Transportasi
A. Pencapaian Kinerja Sasaran Program Pertama
Sasaran Program Nomor 1: Peningkatan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat
Jenderal Kementerian Perhubungan melalui tersedianya Dokumen Perencanaan,
Pemrograman, Kebijakan Pentarifan, dan dokumen Analisa dan Evaluasi
sebagai acuan dalam penyelenggaraan perhubungan. Secara umum, rata-rata
capaian kinerja Sasaran Program Pertama yang dilaksanakan oleh Biro
Perencanaan, tidak bisa dibandingkan dengan realisasi kinerja Sasaran
Program tahun 2015 dan 2016. Hal ini dikarenakan terdapat penambahan
IKU3 dalam dokumen Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal 2017. Secara
ringkas capaian kinerja tahun 2015-2017 terhadap target kinerja selama tahun
2015-2017, dijelaskan berikut ini:
IKU Nomor 1: Nilai Akuntabilitas Kinerja Kementerian Perhubungan
berdasarkan hasil evaluasi Kemenpan dan Reformasi Birokrasi. Kementerian
Perhubungan belum mendapatkan hasil penilaian dari MenPAN-RB. Realisasi
kinerja tahun 2017 sebesar 68,63% kategori ”Baik”, dibandingkan dengan
realisasi tahun 2016, nilai AKIP Kementerian Perhubungan Tahun 2017
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 72
72
mengalami peningkatan sebesar 0,12%, namun mengalami penurunan
dibandingkan tahun 2015 sebesar 3,17%. Capaian kinerja terhadap IKU1
mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun 2016 sebesar 1,55% dan
dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar 2,31%, dijelaskan dalam tabel
berikut ini:
Tabel III.15
Perbandingan Realisasi Kinerja IKU1 dengan Target Kinerja 2015-2017
IKU1 SATUAN KRITERIA TAHUN
2015 2016 2017
Nilai Akuntabilitas Kinerja
Kementerian Perhubungan
berdasarkan hasil evaluasi
Kemenpan dan Reformasi
Birokrasi
Nilai Target BB
(75)
BB
(71)
BB
(70)
Realisasi B
(71,80)
B
(68,51)
B
(68,63)
Kinerja (%) 95,73 96,49 98,04
IKU Nomor 2: Nilai Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal berdasarkan hasil
evaluasi Inspektorat Jenderal. Sekretariat Jenderal belum mendapatkan hasil
penilaian dari MenPAN-RB. Realisasi kinerja tahun 2017 sebesar 80,19%.
Dibandingkan dengan realisasi tahun 2016, Nilai AKIP Sekretariat Jenderal
mengalami peningkatan sebesar 0,24%. Namun, mengalami penurunan
dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar 9,81%. Capaian kinerja terhadap
IKU2 mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun 2016 sebesar 9,95%,
namun mengalami penurunan dibandingkan tahun 2015 sebesar 8,12%,
dijelaskan dalam tabel berikut ini:
Tabel III.16
Perbandingan Realisasi Kinerja IKU2 dengan Target Kinerja 2015-2017
IKU2 SATUAN KRITERIA TAHUN
2015 2016 2017
Nilai Akuntabilitas Kinerja
Sekretariat Jenderal
berdasarkan hasil evaluasi
Inspektorat Jenderal
Nilai Target 90
(AA)
93,50
(AA)
84
(A)
Realisasi 93,22
(AA)
79,95
(BB)
80,19
(A)
Kinerja (%) 103,58 85,51 95,46
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 73
73
IKU Nomor 3: Tingkat Maturasi SPIP. Realisasi kinerja tahun 2017
mendapatkan penilaian sementara dari Inspektorat Jenderal level 2,98
(Berkembang). Capaian kinerja IKU3 tahun 2017 tidak dapat dibandingkan
dengan tahun 2015 dan 2016. Hal ini dikarenakan penambahan IKU di
dokumen Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal tahun 2017, dijelaskan dalam
tabel berikut ini:
Tabel III.17
Perbandingan Realisasi Kinerja IKU3 dengan Target Kinerja 2015-2017
IKU3 SATUAN KRITERIA TAHUN
2015 2016 2017
Tingkat Maturasi SPIP Level Target - - 2
Realisasi - - 2,98
Kinerja (%) - - 149
B. Pencapaian Kinerja Sasaran Program Kedua
Sasaran Program Nomor 2: Terwujudnya Pengelolaan SDM Aparatur
Perhubungan yang berintegritas, netral, capable, profesional, berkinerja tinggi
dan sejahtera serta beretika”. Secara umum, rata-rata capaian Sasaran
Program Kedua yang dilaksanakan oleh Biro Kepegawaian dan Organisasi,
tidak bisa dibandingkan dengan realisasi kinerja Sasaran Program tahun 2015
dan 2016. Hal ini dikarenakan terdapat perubahan IKU4, satuan serta target.
Secara ringkas capaian kinerja tahun 2015-2017 terhadap target kinerja
selama tahun 2015-2017, dijelaskan berikut ini:
IKU Nomor 4: Persentase pemenuhan kebutuhan jabatan fungsional Penguji
Kendaraan Bermotor, Pengawas Keselamatan Pelayaran, dan Teknisi
Penerbangan yang Bersertifikat.. Realisasi kinerja tahun 2017 sebesar 78,08%.
Secara ringkas, capaian kinerja terhadap target kinerja selama tahun 2015-
2017, dijelaskan dalam tabel berikut ini:
Tabel III.18
Perbandingan Realisasi Kinerja IKU4 dengan Target Kinerja 2015-2017
KRITERIA TAHUN
2015 2016 2017
IKU
Jumlah Aparatur
Kementerian Perhubungan
yang ditingkatkan kualitas
dan kompetensinya
Jumlah Aparatur
Kementerian
Perhubungan yang
ditingkatkan kualitas
dan kompetensinya
Persentase pemenuhan
kebutuhan jabatan fungsional
Penguji Kendaraan Bermotor,
Pengawas Keselamatan
Pelayaran, dan Teknisi
Penerbangan yang
Bersertifikat
SATUAN Orang Orang %
TARGET 335 355 90
REALISASI 348 389 78,08
KINERJA
(%)
103,88 109,58 86,67
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 74
74
C. Pencapaian Kinerja Sasaran Program Ketiga
Sasaran Program Nomor 3: Peningkatan Pelaksanaan RB di Lingkungan
Kementerian Perhubungan. Secara umum, rata-rata capaian Sasaran Program
Ketiga yang dilaksanakan oleh Biro Kepegawaian dan Organisasi, tidak bisa
dibandingkan dengan realisasi kinerja Sasaran Program tahun 2015 dan 2016.
Hal ini dikarenakan terdapat penambahan Sasaran Program Ketiga, IKU5,
satuan serta target dalam dokumen Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal
Tahun 2017. Secara ringkas capaian kinerja tahun 2015-2017 terhadap target
kinerja selama tahun 2015-2017, dijelaskan berikut ini:
IKU Nomor 5: Persentase Indeks RB. Realisasi kinerja tahun 2017 sebesar
77%. Secara ringkas, capaian kinerja terhadap target kinerja selama tahun
2015-2017, dijelaskan dalam tabel berikut ini:
Tabel III.19
Perbandingan Realisasi Kinerja IKU5 dengan Target Kinerja 2015-2017
KRITERIA TAHUN
2015 2016 2017
IKU
N/A Jumlah Laporan Pelaksanaan Program
Reformasi Birokrasi di Lingkungan Kementerian
Perhubungan
Persentase Indeks RB
SATUAN N/A Laporan %
TARGET N/A 1 85
REALISASI N/A 92,26 77
KINERJA
(%)
N/A 124,68 90,59
D. Pencapaian Kinerja Sasaran Program Keempat
Sasaran Program Nomor 4: Terwujudnya Laporan Keuangan Kementerian
Perhubungan. Secara umum, rata-rata capaian Sasaran Program Keempat
yang dilaksanakan oleh Biro Keuangan dan Perlengkapan, tidak bisa
dibandingkan dengan realisasi kinerja Sasaran Program tahun 2015 dan 2016.
Hal ini dikarenakan terdapat perubahan Sasaran Program, IKU6, IKU7, dan
IKU8, satuan serta target dalam dokumen Perjanjian Kinerja Sekretariat
Jenderal Tahun 2017. Secara ringkas capaian kinerja terhadap target kinerja
selama tahun 2015-2017, dijelaskan berikut ini:
IKU Nomor 6: Opini BPK atas laporan keuangan Kementerian Perhubungan.
Realisasi kinerja tahun 2017 sampai dengan bulan Januari 2018 belum
mendapatkan hasil evaluasi dari BPK, sedangkan realisasi kinerja tahun 2017
adalah WTP. Realisasi kinerja IKU6 tahun 2015, 2016, dan 2017 adalah opini.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 75
75
Capaian kinerja terhadap IKU6 tahun 2015, 2016, dan 2017 tercapai 100%,
dijelaskan dalam tabel berikut ini:
Tabel III.20
Perbandingan Realisasi Kinerja IKU6 dengan Target Kinerja 2015-2017
IKU6 SATUAN KRITERIA TAHUN
2015 2016 2017
Opini BPK atas laporan
keuangan Kementerian
Perhubungan
Opini Target WTP WTP WTP
Realisasi WTP WTP WTP
Kinerja (%) 100 100 100
IKU Nomor 7: Persentase penyerapan anggaran Kementerian Perhubungan.
Realisasi kinerja tahun 2017 adalah 86,39%, Capaian kinerja IKU7 tahun 2017
tidak dapat dibandingkan dengan tahun 2015 dan 2016. Hal ini dikarenakan
belum terdapat IKU7 dalam dokumen Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal
tahun 2017, dijelaskan dalam tabel berikut ini:
Tabel III.21
Perbandingan Realisasi Kinerja IKU7 dengan Target Kinerja 2015-2017
IKU7 SATUAN KRITERIA TAHUN
2015 2016 2017
Persentase penyerapan
anggaran Kementerian
Perhubungan
% Target N/A N/A 90
Realisasi 0 0 86,39
Kinerja (%) 0 0 95,99
IKU Nomor 8: Persentase penyerapan anggaran Sekretariat Jenderal. Realisasi
kinerja tahun 2017 adalah 90,51%. Realisasi kinerja tahun 2017 mengalami
kenaikan dibandingkan tahun 2016 sebesar 1,21% dan dibandingkan tahun 2015
sebesar 20,86%. Capaian kinerja terhadap IKU8 tahun 2017 mengalami kenaikan
dibandingkan dengan realisasi tahun 2016 sebesar 1,34%, dan realisasi tahun
2015 sebesar 18,62%, dijelaskan dalam tabel berikut ini:
Tabel III.22
Perbandingan Realisasi Kinerja IKU8 dengan Target Kinerja 2015-2017
IKU8 SATUAN KRITERIA TAHUN
2015 2016 2017
Persentase penyerapan
anggaran Sekretariat
Jenderal
% Target 85 90 90
Realisasi 69,65 89,30 90,51
Kinerja (%) 81,94 99,22 100,56
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 76
76
E. Pencapaian Kinerja Sasaran Program Kelima
Sasaran Program Nomor 5: Peningkatan Kerja Sama Kemitraan/Investasi
Dalam Negeri dan Kerja Sama Luar Negeri dalam Kerangka Regional/Sub
Regional, Bilateral dan Multilateral di Bidang Transportasi. Secara umum, rata-
rata capaian Sasaran Program Kelima yang dilaksanakan oleh Biro Kerjasama,
tidak bisa dibandingkan dengan realisasi kinerja Sasaran Program tahun 2015
dan 2016. Hal ini dikarenakan terdapat perubahan IKU9 dan IKU10, satuan
serta target dalam dokumen Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun
2017. Secara ringkas capaian kinerja terhadap target kinerja selama tahun
2015-2017, dijelaskan berikut ini:
IKU Nomor 9: Persentase proses fasilitasi kerjasama dan kemitraan / investasi
dengan badan usaha dan instansi lembaga pemerintah yang ditindaklanjuti.
Realisasi dan capaian kinerja tahun 2017 adalah 100%. Capaian kinerja terhadap
IKU9 tidak dapat dibandingkan dengan tahun 2015 dan 2016. Hal ini dikarenakan
sebagai berikut:
1. Pada tahun 2015, belum terdapat IKU yang dilaksanakan oleh Biro
Kerjasama;
2. Pada tahun 2016, dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor PM 189 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Perhubungan. Oleh karena itu, dalam dokumen PK Sekretariat
Jenderal tahun 2016, Biro Kerjasama memasukkan 2(dua) IKU diantaranya:
Jumlah Kerjasama Kemitraan/Investasi Dalam Negeri yang
ditindaklanjuti dengan satuan Proyek serta target 3(tiga);
Jumlah Perjanjian Internasional yang ditindaklanjuti dalam kerangka
regional/sub regional, bilateral dan multilateral dengan satuan Proyek
serta target 4(empat).
Tabel III.23
Perbandingan Realisasi Kinerja IKU9 dengan Target Kinerja 2015-2017
KRITERIA TAHUN
2015 2016 2017
IKU
N/A Jumlah Kerjasama
Kemitraan/Investasi
Dalam Negeri
yang ditindaklanjut
Persentase proses fasilitasi
kerjasama dan kemitraan /
investasi dengan badan usaha
dan instansi lembaga pemerintah
yang ditindaklanjuti
SATUAN N/A Proyek %
TARGET N/A 3 100
REALISASI N/A 0 100
KINERJA (%) N/A 0 100
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 77
77
IKU Nomor 10: Persentase Kesepakatan kerjasama bilateral, regional dan
multilateral yang ditindaklanjuti. Realisasi kinerja tahun 2017 sebesar 100%.
Capaian kinerja tahun 2017 terhadap IKU10 sebesar 166,67%. Capaian kinerja
terhadap IKU10 tidak dapat dibandingkan dengan tahun 2015 dan 2016. Hal
ini dikarenakan sebagai berikut:
1. Pada tahun 2015, belum terdapat IKU yang dilaksanakan oleh Biro
Kerjasama, namun terdapat IKU yang dilaksanakan oleh Biro Hukum dan
KSLN;
2. Pada tahun 2016, dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor PM 189 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Perhubungan. Oleh karena itu, dalam dokumen PK Sekretariat
Jenderal tahun 2016, Biro Kerjasama memasukkan 2(dua) IKU diantaranya:
Jumlah Kerjasama Kemitraan/Investasi Dalam Negeri yang ditindaklanjuti
dengan satuan Proyek serta target 3(tiga);
Jumlah Perjanjian Internasional yang ditindaklanjuti dalam kerangka
regional/sub regional, bilateral dan multilateral dengan satuan Proyek
serta target 4(empat)
Tabel III.24
Perbandingan Realisasi Kinerja IKU10 dengan Target Kinerja 2015-2017
KRITERIA TAHUN
2015 2016 2017
IKU
Jumlah MoU/agreement
kerjasama luar negeri
sektor transportasi
dalam kerangka
regional, bilateral dan
multilateral
Jumlah Perjanjian
Internasional
yang ditindaklanjuti dalam
kerangka regional/sub
regional, bilateral dan
multilateral
Persentase Kesepakatan
kerjasama bilateral,
regional dan multilateral
yang ditindaklanjuti
SATUAN Kerjasama Proyek %
TARGET 4 4 100
REALISASI 8 6 100
KINERJA
(%) 200 150 166,67
F. Pencapaian Kinerja Sasaran Program Keenam
Sasaran Program Nomor 6: Peningkatan penetapan dan kualitas regulasi
dalam implementasi kebijakan sektor transportasi. Secara umum, rata-rata
capaian Sasaran Program Keenam yang dilaksanakan oleh Biro Hukum tidak
bisa dibandingkan dengan realisasi kinerja Sasaran Program tahun 2015 dan
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 78
78
2016. Hal ini dikarenakan terdapat perubahan IKU11 dan IKU12, satuan serta
target dalam dokumen Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2017.
Secara ringkas capaian kinerja terhadap target kinerja selama tahun 2015-
2017, dijelaskan berikut ini:
IKU Nomor 11: Persentase rancangan peraturan yang ditetapkan. Realisasi
kinerja tahun 2017 sebesar 92% dan capaian kinerja terhadap IKU 11 sebesar
102,22%. Capaian kinerja terhadap IKU11 tidak dapat dibandingkan dengan
tahun 2015 dan 2016. Hal ini dikarenakan IKU pada tahun 2015 dan 2016
masih terdapat 2(dua) IKU dengan satuan, serta target yang berbeda dengan
IKU pada tahun 2017. Secara ringkas, capaian kinerja terhadap target kinerja
selama tahun 2015-2017, dijelaskan dalam tabel berikut ini:
Tabel III.25
Perbandingan Realisasi Kinerja IKU11 dengan Target Kinerja 2015-2017
KRITERIA TAHUN
2015 2016 2017
IKU
Jumlah
Peraturan
perundang-
undangan di
sektor
transportasi
Jumlah
Peraturan
perundang-
undangan
terkait
pelaksanaan
tugas
Sekretariat
Jenderal
Jumlah
Peraturan
perundang-
undangan di
sektor
transportasi
Jumlah
Peraturan
perundang-
undangan
terkait
pelaksanaan
tugas
Sekretariat
Jenderal
Persentase
rancangan
peraturan
yang
ditetapkan
SATUAN Peraturan Peraturan Peraturan Peraturan %
TARGET 100 10 50 10 90
REALISASI 204 49 88 65 92
KINERJA
(%) 204
490 176 650 102,22
IKU Nomor 12: Persentase Pelaksanaan Deregulasi Peraturan di Lingkungan
Kementerian Perhubungan. Realisasi kinerja tahun 2017 sebesar 75% dan
capaian kinerja terhadap IKU12 sebesar 125%. Capaian kinerja tahun 2017
tidak dapat dibandingkan dengan tahun 2015 dan 2016. Hal ini dikarenakan
penambahan IKU dalam dokumen Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal tahun
2017, dijelaskan dalam tabel berikut:
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 79
79
Tabel III.26
Perbandingan Realisasi Kinerja IKU12 dengan Target Kinerja 2015-2017
KRITERIA TAHUN
2015 2016 2017
IKU
N/A N/A Persentase pelaksanaan deregulasi peraturan di lingkungan
Kementerian Perhubungan
SATUAN N/A N/A %
TARGET N/A N/A 60
REALISASI N/A N/A 75
KINERJA
(%)
N/A N/A 125
G. Pencapaian Kinerja Sasaran Program Ketujuh
Sasaran Program Nomor 7: Peningkatan dalam pelayanan dan penyelesaian
masalah hukum. Realisasi kinerja yang dilaksanakan oleh Biro Hukum pada
tahun 2017 sebesar 87%. Capaian kinerja tahun 2017 sebesar 108,75%,
dijelaskan berikut ini:
IKU Nomor 13: Persentase penyelesaian perkara hukum. Realisasi kinerja
tahun 2017 sebesar 87% dan capaian terhadap IKU13 sebesar 108,75%.
Dibandingkan dengan realisasi tahun 2016, IKU17 mengalami peningkatan
sebesar 14%, namun mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2015
sebesar 13%. Capaian kinerja terhadap IKU17 mengalami kenaikan
dibandingkan dengan tahun 2016 sebesar 22,87%, namun mengalami
penurunan dibandingkan tahun 2015 sebesar 8,9%, dijelaskan dalam tabel
berikut ini:
Tabel III.27
Perbandingan Realisasi Kinerja IKU13 dengan Target Kinerja 2015-2017
IKU13 SATUAN KRITERIA TAHUN
2015 2016 2017
Persentase penyelesaian
perkara hukum
% Target 85 85 80
Realisasi 100 73 87
Kinerja (%) 117,65 85,88 108,75
H. Pencapaian Kinerja Sasaran Program Kedelapan
Sasaran Program Nomor 8: Peningkatan kinerja layanan administrasi serta
sarana dan prasarana di lingkungan Kantor Pusat Kementerian Perhubungan.
Secara umum, rata-rata capaian Sasaran Program Kedelapan yang
dilaksanakan oleh Biro Umum pada tahun 2017 tidak bisa dibandingkan
dengan tahun 2015 dan 2016. Hal ini dikarenakan, perubahan satuan pada
IKU17 yang tercantum di dalam dokumen Perjanjian Kinerja Sekretariat
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 80
80
Jenderal Tahun 2017. Dimana hal ini, mempengaruhi hasil capaian dan
realisasi kinerja. Secara ringkas capaian kinerja terhadap target kinerja selama
tahun 2015-2017, dijelaskan berikut ini:
IKU Nomor 14: Tingkat ketepatan waktu proses pelayanan administrasi
perkantoran. Realisasi dan capaian kinerja tahun 2017 sebesar 99,28%.
Realisasi dan capaian kinerja IKU14 mengalami penurunan dibandingkan tahun
2015 dan 2016 sebesar 0,72%, dijelaskan dalam tabel berikut ini:
Tabel III.28
Perbandingan Realisasi Kinerja IKU14 dengan Target Kinerja 2015-2017
IKU14 SATUAN KRITERIA TAHUN
2015 2016 2017
Tingkat ketepatan waktu
proses pelayanan
administrasi perkantoran
% Target 100 100 100
Realisasi 100 100 99,28
Kinerja (%) 100 100 99,28
IKU Nomor 15: Persentase penghematan pemakaian listrik, air dan biaya
telepon di lingkungan kantor pusat Kementerian Perhubungan. Realisasi kinerja
tahun 2017 sebesar 33,52%. Realisasi kinerja IKU15 tahun 2017 mengalami
penurunan dibandingkan tahun 2016 sebesar 10,93% dan mengalami kenaikan
dibandingkan tahun 2015 sebesar 13,52%. Capaian kinerja IKU15 mengalami
penurunan dibandingkan tahun 2016 sebesar 109,30% dan mengalami
kenaikan dibandingkan tahun 2015 sebesar 132,50%, dijelaskan dalam tabel
berikut ini:
Tabel III.29
Perbandingan Realisasi Kinerja IKU15 dengan Target Kinerja 2015-2017
IKU15 SATUAN KRITERIA TAHUN
2015 2016 2017
Persentase penghematan
pemakaian listrik, air dan
biaya telepon di lingkungan
kantor pusat Kementerian
Perhubungan
% Target 10 10 10
Realisasi 20,27 44,45 33,52
Kinerja (%) 202,70 444,50 335,20
IKU Nomor 16: Tingkat kecukupan sarana dan prasarana kantor pusat
Kementerian Perhubungan sesuai kebutuhan. Realisasi dan capaian kinerja
tahun 2017 sebesar 96,92%. Realisasi dan capaian kinerja mengalami
kenaikan dibandingkan tahun 2016 sebesar 26,76% dan mengalami kenaikan
dibandingkan tahun 2015 sebesar 5,14%, dijelaskan dalam tabel berikut ini:
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 81
81
Tabel III.30
Perbandingan Realisasi Kinerja IKU16 dengan Target Kinerja 2015-2017
IKU16 SATUAN KRITERIA TAHUN
2015 2016 2017
Tingkat kecukupan sarana
dan prasarana kantor pusat
Kementerian Perhubungan
sesuai kebutuhan
% Target 100 100 100
Realisasi 91,78 70,16 96,92
Kinerja (%) 91,78 70,16 96,92
IKU Nomor 17: Persentase peningkatan pengunjung Museum Transportasi.
Realisasi kinerja tahun 2017 sebesar 8,56% sebanyak 330.476 Orang. Capaian
kinerja IKU17 tidak bisa dibandingkan dengan capaian tahun 2015 dan 2016.
Hal ini dikarenakan terdapat perbedaan Satuan. Secara umum pada tahun
2017, jumlah pengunjung Museum Transportasi mengalami kenaikan
dibandingkan tahun 2016 sebanyak 125.476 orang, dan kenaikan jumlah
pengunjung dibandingkan tahun 2015 sebesar 169,949 orang, dijelaskan
dalam tabel berikut:
Tabel III.31
Perbandingan Realisasi Kinerja IKU17 dengan Target Kinerja 2015-2017
IKU17 SATUAN
2015 &
2016
SATUAN
2017
KRITERIA TAHUN
2015 2016 2017
Persentase
peningkatan
pengunjung
Museum
Transportasi
Orang % Target 200.000 205.000 5
Realisasi 160.527 304.420 8,56
Kinerja
(%)
80,26 148,50 171,20
I. Pencapaian Kinerja Sasaran Program Kesembilan
Sasaran Program Nomor 9: Terwujudnya Good Governance & Clean
Government di Kementerian Perhubungan. Realisasi dan capaian kinerja
Sasaran Program Kesembilan yang dilaksanakan oleh Biro Komunikasi dan
Informasi Publik tahun 2017 mencapai Peringkat 3. Realisasi dan capaian
IKU18 tahun 2017 tidak bisa dibandingkan dengan tahun 2015 dan 2016. Hal
ini dikarenakan terdapat perbedaan Sasaran Program, IKU, Satuan, serta
Target dengan dokumen Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal 2017. Secara
ringkas capaian kinerja terhadap target kinerja selama tahun 2015-2017,
dijelaskan berikut ini:
IKU Nomor 18: Keterbukaan Informasi Publik. Capaian kinerja tahun 2017
sebesar 100%, dijelaskan dalam tabel berikut ini:
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 82
82
Tabel III.32
Perbandingan Realisasi Kinerja IKU18 dengan Target Kinerja 2015-2017
IKU18 SATUAN
2015 & 2016
SATUAN
2017
KRITERIA TAHUN
2015 2016 2017
Keterbukaan
Informasi Publik
Nilai KIP Peringkat Target 96 97 3
Realisasi 91,445 92,74 3
Kinerja (%) 95,30 95,61 100
J. Pencapaian Kinerja Sasaran Program Kesepuluh
Sasaran Program Nomor 10: Terselenggaranya e-Government di Kementerian
Perhubungan. Secara umum, realisasi kinerja Sasaran Program Kesepuluh
tahun 2017 yang dilaksanakan oleh Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi
sebesar 99,67%, hanya bisa dibandingkan dengan realisasi tahun 2016. Hal
ini dikarenakan, belum terdapat IKU19, satuan serta target dalam dokumen
Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal tahun 2015. Secara umum, realisasi
kinerja tahun 2017 mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2016 sebesar
1,86%. Capaian kinerja tahun 2017 sebesar 103,82% mengalami kenaikan
sebesar 1,93% dibandingkan tahun 2016. Secara ringkas capaian kinerja
terhadap target kinerja selama tahun 2015-2017 dijelaskan berikut ini:
IKU Nomor 19: Persentase Kehandalan Sistem Informasi. Realisasi kinerja
tahun 2017 sebesar 99,67%. Capaian kinerja terhadap IKU19 sebesar
103,82%, dijelaskan dalam tabel berikut ini:
Tabel III.33
Perbandingan Realisasi Kinerja IKU19 dengan Target Kinerja 2015-2017
KRITERIA TAHUN
2015 2016 2017
IKU
N/A Persentase Kehandalan Sistem
Informasi
Persentase Kehandalan Sistem
Informasi
SATUAN N/A % %
TARGET N/A 96 96
REALISASI N/A 97,81 99,67
KINERJA (%) N/A 101,89 103,82
K. Pencapaian Kinerja Sasaran Program Kesebelas
Sasaran Program Nomor 11: Terselenggaranya Manajemen Pengelolaan
Kebijakan Lingkungan Hidup, Penataan Sistem dan Inovasi Pelayanan
Transportasi yang Berkelanjutan. Secara umum, rata-rata capaian Sasaran
Program Kesebelas yang dilaksanakan oleh Pusat Pengelolaan Transportasi
Berkelanjutan tahun 2017 tidak bisa dibandingkan dengan realisasi kinerja
Sasaran Program tahun 2015 dan 2016. Hal ini dikarenakan terdapat
perubahan IKU20, IKU21, IKU22, dan IKU23, satuan serta target dalam
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 83
83
dokumen Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2017. Secara ringkas
capaian kinerja terhadap target kinerja selama tahun 2015-2017, dijelaskan
sebagai berikut:
IKU Nomor 20: Tingkat penerapan Pedoman Standar Pelayanan Sarana dan
Prasarana Transportasi yang dilaksanakan. Realisasi kinerja tahun 2017
sebesar 14,25%. Capaian kinerja tahun 2017 tidak dapat dibandingkan
dengan tahun 2015 dan 2016. Hal ini dikarenakan IKU20 ditambahkan dalam
dokumen Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal 2017, dijelaskan dalam tabel
berikut ini:
Tabel III.34
Perbandingan Realisasi Kinerja IKU20 dengan Target Kinerja 2015-2017
KRITERIA TAHUN
2015 2016 2017
IKU
N/A N/A Tingkat penerapan Pedoman Standar Pelayanan Sarana dan
Prasarana Transportasi yang dilaksanakan
SATUAN N/A N/A %
TARGET N/A N/A 40
REALISASI N/A N/A 14,25
KINERJA
(%)
N/A N/A 35,62
IKU Nomor 21: Persentase pemenuhan dokumen lingkungan proyek
pembangunan infrastruktur transportasi. Realisasi dan capaian kinerja tahun
2017 sebesar 90,93%. Realisasi dan capaian terhadap IKU21 tahun 2017
tidak dapat dibandingkan dengan tahun 2015. Hal ini dikarenakan belum
terdata IKU tersebut dalam dokumen Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal
Tahun 2015. Capaian kinerja tahun 2017 mengalami kenaikan dibandingkan
tahun 2016 sebesar 45,97%. Capaian kinerja tahun 2017 mengalami kenaikan
dibandingkan tahun 2016 sebesar 26,70%, dijelaskan dalam tabel berikut ini:
Tabel III.35
Perbandingan Realisasi Kinerja IKU21 dengan Target Kinerja 2015-2017
KRITERIA TAHUN
2015 2016 2017
IKU
N/A Prosentase pemenuhan dokumen
lingkungan proyek pembangunan
infrastruktur transportasi
Persentase pemenuhan dokumen
lingkungan proyek pembangunan
infrastruktur transportasi
SATUAN N/A % %
TARGET N/A 70 75
REALISASI N/A 44,96 90,93
KINERJA
(%)
N/A 64,23 90,93
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 84
84
IKU Nomor 22: Persentase unit pelayanan publik sektor transportasi yang
dinilai dan dievaluasi telah memenuhi standar kriteria pelayanan prima.
Realisasi kinerja tahun 2017 sebesar 72%. Realisasi dan capaian tahun 2017
tidak dapat dibandingkan dengan tahun 2015 dan 2016. Hal ini dikarenakan
terdapat perubahan IKU, satuan serta target daam dokumen Perjanjian Kinerja
Sekretariat Jenderal Tahun 2017, dijelaskan dalam tabel berikut ini:
Tabel III.36
Perbandingan Realisasi Kinerja IKU22 dengan Target Kinerja 2015-2017
KRITERIA TAHUN
2015 2016 2017
IKU
Jumlah unit pelayanan
publik sektor
transportasi yang dinilai
dan dievaluasi telah
memenuhi standar
kriteria pelayanan prima
Jumlah Unit Pelayanan
Publik Sektor Transportasi
yang dinilai dan dievaluasi
telah memenuhi standar
kriteria pelayanan prima
Persentase unit
pelayanan publik
sektor transportasi
yang dinilai dan
dievaluasi telah
memenuhi standar
kriteria pelayanan
prima
SATUAN Unit Kerja Unit kerja %
TARGET 148 163 72
REALISASI 148 117 72
KINERJA
(%) 100 71,78 100
IKU Nomor 23: Persentase penurunan gas rumah kaca dari sektor transportasi
nasional. Realisasi dan capaian kinerja tahun 2017 sebesar 40,43%. Realisasi
dan capaian kinerja terhadap IKU23 tidak dapat dibandingkan dengan tahun
2015 dan 2016. Hal ini dikarenakan belum terdapat IKU23 dalam dokumen
Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 dan 2016, dijelaskan
dalam tabel berikut ini:
Tabel III.37
Perbandingan Realisasi Kinerja IKU23 dengan Target Kinerja 2015-2017
KRITERIA TAHUN
2015 2016 2017
IKU
N/A N/A Persentase penurunan gas rumah kaca dari sektor
transportasi nasional.
SATUAN N/A N/A %
TARGET N/A N/A 40
REALISASI N/A N/A 40,43
KINERJA
(%)
N/A N/A 100
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 85
85
L. Pencapaian Kinerja Sasaran Program Kedua Belas
Sasaran Program Nomor 12: Terselenggaranya Pemeriksaan Lanjutan
Kecelakaan Kapal sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Secara
umum, realisasi dan capaian kinerja Sasaran Program Kedua Belas yang
dilaksanakan oleh Mahkamah Pelayaran sebesar 84,84%. Capaian kinerja
terhadap Sasaran Program Kedua Belas tidak bisa dibandingkan dengan tahun
2015 dan 2016. Hal ini dikarenakan terdapat perbedaan IKU, Satuan serta
Target dalam dokumen Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2017.
Secara ringkas capaian kinerja terhadap target kinerja selama tahun 2015-
2017 dijelaskan berikut ini:
IKU Nomor 24: Persentase penyelesaian perkara kecelakaan kapal. Realisasi
dan capaian kinerja tahun 2017 sebesar 84,84%, dijelaskan dalam tabel
berikut ini:
Tabel III.38
Perbandingan Realisasi Kinerja IKU24 dengan Target Kinerja 2015-2017
KRITERIA TAHUN
2015 2016 2017
IKU
Jumlah data kecelakaan
kapal yang ditindaklanjuti,
disidangkan dan diputus
tepat waktu
Jumlah Data Kecelakaan
Kapal yang ditindaklanjuti,
disidangkan, dan diputus
tepat waktu
Persentase Penyelesaian
Perkara Kecelakaan Kapal
SATUAN Putusan Sidang %
TARGET 50 30 100
REALISASI 19 33 84,84
KINERJA
(%) 38 110 84,84
M. Pencapaian Kinerja Sasaran Program Ketiga Belas
Sasaran Program Nomor 13: Peningkatan kinerja pelaksanaan investigasi
kecelakaan transportasi. Secara umum, realisasi dan capaian kinerja Sasaran
Program Ketiga Belas yang dilaksanakan oleh KNKT sebesar 82%. Capaian
kinerja terhadap Sasaran Program Ketiga Belas tidak bisa dibandingkan
dengan tahun 2015 dan 2016. Hal ini dikarenakan terdapat perbedaan IKU,
Satuan serta Target dalam dokumen Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal
Tahun 2017. Secara ringkas capaian kinerja terhadap target kinerja selama
tahun 2015-2017 dijelaskan berikut ini:
IKU Nomor 25: Persentase penyelesaian penyusunan laporan final/akhir
investigasi kecelakaan transportasi. Realisasi dan capaian kinerja tahun 2017
sebesar 82%, dijelaskan dalam tabel berikut ini:
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 86
86
Tabel III.39
Perbandingan Realisasi Kinerja IKU25 dengan Target Kinerja 2015-2017
KRITERIA TAHUN
2015 2016 2017
IKU
Jumlah laporan
kecelakaan 4
(empat) moda
transportasi
(Perkeretaapian,
Pelayaran,
Penerbangan, Lalu
Lintas dan
Angkutan Jalan)
yang diinvestigasi
KNKT
Jumlah laporan
final kecelakaan
transportasi yang
terselesaikan
Ketepatan waktu
pelaksanaan
investigasi
kecelakaan sampai
dengan pemyusunan
laporan
akhir/final
Persentase
penyelesaian
penyusunan
laporan
final/akhir
investigasi
kecelakaan
transportasi
SATUAN Laporan Laporan % %
TARGET 48 32 100 100
REALISASI 51 22 59,75 82
KINERJA
(%) 106,25
68,75 59,75 82
3.2.3. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2017 Terhadap Target Tahun 2017 dalam
Dokumen Renstra Sekretariat Jenderal Tahun 2015-2017
Dalam mewujudkan pencapaian visi dan misi Kementerian Perhubungan dan
kesesuaian pelaksanaan kinerja dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(Rencana Strategis) Sekretariat Jenderal, disajikan tabel perbandingan realisasi
kinerja tahun 2017 dengan target tahun 2017 yang telah ditetapkan dalam
dokumen Rencana Strategis Sekretariat Jenderal.
Secara umum terdapat deviasi yang cukup signifikan antara realisasi dengan
target yang tercantum dalam Renstra Sekretariat Jenderal. Hal ini disebabkan
karena target yang ditetapkan dalam Renstra Sekretariat Jenderal merupakan
asumsi target awal yang akan dicapai dalam kurun waktu 5 tahun (2015 s.d.
2019).
Rata-rata pencapaian kinerja Sasaran Program Tahun 2017 tidak dapat
dibandingkan dengan target dalam Renstra Sekretariat Jenderal. Hal ini
dikarenakan terdapat perubahan struktur organisasi, perubahan dan penambahan
Sasaran Program, perubahan IKU, serta target dan satuan, dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 87
87
A. Sasaran Program Pertama “Peningkatan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat
Jenderal Kementerian Perhubungan melalui tersedianya Dokumen Perencanaan,
Pemrograman, Kebijakan Pentarifan, dan dokumen Analisa dan Evaluasi
sebagai acuan dalam penyelenggaraan perhubungan” dilaksanakan oleh Biro
Perencanaan.
IKU Nomor 1: Nilai Akuntabilitas Kinerja Kementerian Perhubungan
berdasarkan hasil evaluasi Kemenpan dan Reformasi Birokrasi. Realisasi kinerja
tahun 2017 sampai dengan bulan Januari 2018 belum mendapatkan hasil
evaluasi dari KemenPAN-RB dengan target Nilai A (80), terealisasi dengan
nilai 68,63(B). Capaian kinerja IKU1 dibandingkan dengan target IKU tahun
2017 dalam Renstra Sekretariat Jenderal sebesar 85,78%, dijelaskan dalam
tabel berikut ini:
Tabel III.40
Perbandingan Realisasi Kinerja IKU1 dengan Target Renstra Tahun 2017 IKU1 SATUAN TARGET
TAHUN 2017
RENSTRA
REALISASI KINERJA
(%)
Nilai Akuntabilitas Kinerja
Kementerian Perhubungan
berdasarkan hasil evaluasi
Kemenpan dan Reformasi Birokrasi
Nilai 80
(A)
68,63
(B)
85,78
IKU Nomor 2: Nilai Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal. Realisasi kinerja
tahun 2017 sampai dengan bulan Januari 2018 belum mendapatkan hasil
evaluasi dari Inspektorat Jenderal dengan target Nilai AA (90). Realisasi
kinerja tahun 2017 mendapatkan nilai A (80,19). Capaian kinerja IKU2
dibandingkan dengan target IKU tahun 2017 dalam Renstra Sekretariat
Jenderal sebesar 9,10%, dijelaskan dalam tabel berikut ini:
Tabel III.41
Perbandingan Realisasi Kinerja IKU2 dengan Target Renstra Tahun 2017 IKU2 SATUAN TARGET
TAHUN 2017
RENSTRA
REALISASI KINERJA
(%)
Nilai Akuntabilitas Kinerja Sekretariat
Jenderal berdasarkan hasil evaluasi
Inspektorat Jenderal
Nilai 90
(AA)
80,19
(A)
9,10
IKU Nomor 3: Tingkat Maturasi SPIP. Realisasi kinerja tahun 2017 sampai
dengan bulan Januari 2018 belum mendapatkan hasil evaluasi dari BPKP.
Inspektorat Jenderal sudah mengeluarkan nilai sementara mendapatkan level
2,98 (Berkembang), namun IKU3 tidak dapat dibandingkan dengan target
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 88
88
tahun 2017 dikarenakan belum terdapat IKU3 dalam dokumen Renstra
Sekretariat Jenderal 2015-2019.
B. Sasaran Program Kedua “Terwujudnya Pengelolaan SDM Aparatur
Perhubungan yang berintegritas, netral, capable, profesional, berkinerja tinggi
dan sejahtera serta beretika” dilaksanakan oleh Biro Kepegawaian dan
Organisasi.
IKU Nomor 4: Persentase pemenuhan kebutuhan jabatan fungsional Penguji
Kendaraan Bermotor, Pengawas Keselamatan Pelayaran, dan Teknisi
Penerbangan yang Bersertifikat. Realisasi kinerja tahun 2017 sebesar 78,08%,
namun tidak dapat dibandingkan dengan target tahun 2017 dikarenakan
terdapat perubahan IKU, satuan, serta target dalam dokumen Renstra
Sekretariat Jenderal 2015-2019, dijelaskan dalam tabel berikut ini:
III.42
Perbandingan Realisasi Kinerja IKU4 dengan Target Renstra Tahun 2017 KRITERIA TARGET RENSTRA TAHUN 2017 REALISASI TAHUN 2017
IKU Jumlah Aparatur Kementerian
Perhubungan yang ditingkatkan
kualitas dan kompetensinya
Persentase pemenuhan kebutuhan jabatan
fungsional Penguji Kendaraan Bermotor,
Pengawas Keselamatan Pelayaran, dan
Teknisi Penerbangan yang Bersertifikat
SATUAN Orang %
TARGET 370 90
REALISASI 78,08
C. Sasaran Program Ketiga “Peningkatan Pelaksanaan RB di Lingkungan
Kementerian Perhubungan” dilaksanakan oleh Biro Kepegawaian dan
Organisasi.
IKU Nomor 5: Persentase Indeks RB. Realisasi kinerja tahun 2017,
Kementerian Perhubungan mendapatkan nilai sementara sebesar 77%, namun
IKU5 tidak dapat dibandingkan dengan dengan target tahun 2017
dikarenakan belum terdapat IKU, satuan, serta target dalam dokumen
Renstra Sekretariat Jenderal 2015-2019.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 89
89
D. Sasaran Program Keempat “Terwujudnya Laporan Keuangan Kementerian
Perhubungan dengan penilaian opini WTP” dilaksanakan oleh Biro Keuangan
dan Perlengkapan.
IKU Nomor 6: Opini BPK atas laporan keuangan Kementerian Perhubungan.
Realisasi kinerja tahun 2017 adalah WTP. Capaian kinerja IKU6 dibandingkan
dengan target IKU dalam dokumen Renstra Sekretariat Jenderal 2015-2019
sebesar 100%, dijelaskan dalam tabel berikut ini:
III.43
Perbandingan Realisasi Kinerja IKU6 dengan Target Renstra Tahun 2017 IKU6 SATUAN TARGET
TAHUN
2017
RENSTRA
REALISASI
TAHUN
2017
CAPAIAN
KINERJA
(%)
Opini BPK atas laporan keuangan
Kementerian Perhubungan
Opini WTP WTP 100
IKU Nomor 7: Persentase penyerapan anggaran Kementerian Perhubungan.
Realisasi kinerja tahun 2017 sebesar 86,39%, namun IKU7 tidak dapat
dibandingkan dengan dengan target tahun 2017 dikarenakan belum terdapat
IKU, satuan, serta target dalam dokumen Renstra Sekretariat Jenderal 2015-
2019.
IKU Nomor 8: Persentase penyerapan anggaran Sekretariat Jenderal.
Realisasi kinerja tahun 2017 sebesar 90,51%. Terdapat perbedaan IKU,
namun masih dapat dibandingkan dengan renstra dikarenakan persamaan
satuan dan target. Capaian kinerja IKU8 dibandingkan dengan target IKU
tahun 2017 dalam Renstra Sekretariat Jenderal sebesar 100,56%, dijelaskan
dalam tabel berikut ini:
III.44
Perbandingan Realisasi Kinerja IKU8 dengan Target Renstra Tahun 2017 IKU LAMA IKU BARU SATUAN TARGET
RENSTRA
TAHUN 2017
REALISASI KINERJA
(%)
Tingkat penyerapan
anggaran di
lingkungan
Sekretariat Jenderal
Persentase
penyerapan
anggaran
Sekretariat
Jenderal
% 90 90,51 100,56
E. Sasaran Program Kelima “Peningkatan Kerja Sama Kemitraan/Investasi Dalam
Negeri dan Kerja Sama Luar Negeri dalam Kerangka Regional/Sub Regional,
Bilateral dan Multilateral di Bidang Transportasi” dilaksanakan oleh Biro
Kerjasama.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 90
90
IKU Nomor 9: Persentase proses fasilitasi kerjasama dan kemitraan /
investasi dengan badan usaha dan instansi lembaga pemerintah yang
ditindaklanjuti. Realisasi kinerja tahun 2017 sebanyak 100%, namun IKU9
tidak dapat dibandingkan dengan target tahun 2017 dikarenakan belum
terdapat IKU9 dalam dokumen Renstra Sekretariat Jenderal 2015-2019.
IKU Nomor 10: Persentase kesepakatan kerjasama bilateral, regional dan
multilateral yang ditindaklanjuti. Realisasi dan capaian kinerja tahun 2017
sebanyak 100%, namun IKU10 tidak dapat dibandingkan dengan target
tahun 2017 dikarenakan belum terdapat IKU10 dalam dokumen Renstra
Sekretariat Jenderal 2015-2019, dijelaskan dalam tabel berikut ini:
Tabel III.45
Perbandingan Realisasi Kinerja IKU10 dengan Target Renstra Tahun 2017 KRITERIA TARGET RENSTRA TAHUN 2017 REALISASI TAHUN 2017
IKU Jumlah MoU/Agreement
Kerjasama Luar Negeri Sektor
Transportasi dalam kerangka
Regional, Bilateral dan Multilateral
Persentase Kesepakatan kerjasama
bilateral, regional dan multilateral yang
ditindaklanjuti
SATUAN Kerjasama %
TARGET 4 100
REALISASI 100
F. Sasaran Program Keenam “Peningkatan penetapan dan kualitas regulasi
dalam implementasi kebijakan sektor transportasi” dilaksanakan oleh Biro
Hukum.
IKU Nomor 11: Persentase rancangan peraturan yang ditetapkan. Realisasi
kinerja tahun 2017 sebanyak 92%, namun IKU11 tidak bisa dibandingkan
dengan target tahun 2017, dikarenakan terdapat perubahan IKU, satuan
serta target dalam dokumen Renstra Sekretariat Jenderal Tahun 2015-2019,
dijelaskan dalam tabel berikut ini:
Tabel III.46
Perbandingan Realisasi Kinerja IKU11 dengan Target Renstra Tahun 2017
KRITERIA TARGET RENSTRA TAHUN 2017 REALISASI TAHUN
2017
IKU Jumlah peraturan perundang-
undangan di sektor transportasi;
Jumlah peraturan
perundang-
undangan terkait
pelaksanaan tugas
Sekretariat
Jenderal
Persentase rancangan
peraturan yang
ditetapkan
SATUAN peraturan peraturan %
TARGET 50 10 100
REALISASI 100
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 91
91
IKU Nomor 12: Persentase pelaksanaan deregulasi peraturan di lingkungan
Kementerian Perhubungan. Realisasi kinerja tahun 2017 sebesar 75%, namun
IKU12 tidak dapat dibandingkan dengan target tahun 2017 dikarenakan
belum terdapat IKU12 dalam dokumen Renstra Sekretariat Jenderal 2015-
2019.
G. Sasaran Program Ketujuh “Peningkatan dalam pelayanan dan penyelesaian
masalah hukum” dilaksanakan oleh Biro Hukum.
IKU Nomor 13: Persentase Penyelesaian Perkara Hukum. Realisasi kinerja
tahun 2017 sebesar 87%. Capaian kinerja IKU13 dibandingkan dengan target
IKU tahun 2017 dalam Renstra Sekretariat Jenderal sebesar 87%, dijelaskan
dalam tabel berikut ini:
Tabel III.47
Perbandingan Realisasi Kinerja IKU13 dengan Target Renstra Tahun 2017 IKU13 SATUAN TARGET
TAHUN 2017
RENSTRA
REALISASI KINERJA
(%)
Persentase penyelesaian perkara
hukum
% 100 87 87
H. Sasaran Program Kedelapan “Peningkatan kinerja layanan administrasi serta
sarana dan prasarana di lingkungan Kantor Pusat Kementerian Perhubungan”
dilaksanakan oleh Biro Umum.
IKU Nomor 14: Tingkat ketepatan waktu proses pelayanan administrasi
perkantoran. Realisasi dan capaian kinerja IKU14 tahun 2017 sebesar
99,28% dibandingkan dengan target IKU tahun 2017 dalam Renstra
Sekretariat Jenderal sebesar 99,28%, dijelaskan dalam tabel berikut ini:
Tabel III.48
Perbandingan Realisasi Kinerja IKU14 dengan Target Renstra Tahun 2017 IKU14 SATUAN TARGET
TAHUN
2017
RENSTRA
REALISASI
TAHUN
2017
KINERJA
(%)
Tingkat ketepatan waktu
pelayanan administrasi
perkantoran
% 100 99,28 99,28
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 92
92
IKU Nomor 15: Persentase penghematan pemakaian listrik, air dan biaya
telepon di lingkungan kantor pusat Kementerian Perhubungan. Realisasi
kinerja tahun 2017 sebesar 33,52%. Capaian kinerja IKU15 dibandingkan
dengan target IKU tahun 2017 dalam Renstra Sekretariat Jenderal sebesar
335,20% dijelaskan dalam tabel berikut ini:
Tabel III.49
Perbandingan Realisasi Kinerja IKU15 dengan Target Renstra Tahun 2017 IKU
LAMA
IKU
BARU
SATUAN TARGET
TAHUN
2017
RENSTRA
REALISASI
TAHUN
2017
KINERJA
(%)
Penghematan
pemakaian listrik,
air dan biaya
telepon di
lingkungan kantor
pusat
Kementerian
Perhubungan
Persentase penghematan
pemakaian listrik, air dan
biaya telepon di
lingkungan kantor pusat
Kementerian
Perhubungan
% 10 33,52 335,20
IKU Nomor 16: Tingkat kecukupan sarana dan prasarana kantor pusat
Kementerian Perhubungan sesuai kebutuhan. Realisasi dan capaian kinerja
IKU16 tahun 2017 sebesar 96,92% dibandingkan dengan target IKU tahun
2017 dalam Renstra Sekretariat Jenderal, sebesar 96,92%, dijelaskan dalam
tabel berikut ini:
Tabel III.50
Perbandingan Realisasi Kinerja IKU16 dengan Target Renstra Tahun 2017 IKU16
SATUAN TARGET
TAHUN
2017
RENSTRA
REALISASI
TAHUN
2017
KINERJA
(%)
Tingkat kecukupan sarana dan prasarana
kantor pusat Kementerian Perhubungan
sesuai kebutuhan
% 100 96,92 96,92
IKU Nomor 17: Persentase peningkatan pengunjung Museum Transportasi.
Realisasi kinerja tahun 2017 sebesar 8,56% sebanyak 330.476 orang, namun
IKU17 tidak dapat dibandingkan dengan target tahun 2017 dikarenakan
perubahan satuan. Secara umum pada tahun 2017, jumlah pengunjung
Museum Transportasi mengalami kenaikan sebanyak 120.476 orang
dibandingkan target IKU tahun 2017 dalam Renstra Sekretariat Jenderal,
dijelaskan dalam tabel berikut ini:
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 93
93
III.51
Perbandingan Realisasi Kinerja IKU17 dengan Target Renstra Tahun 2017 IKU LAMA IKU BARU SATUAN
LAMA
SATUAN
BARU
TARGET
RENSTRA
TAHUN 2017
REALISASI
TAHUN
2017
Jumlah pengunjung
museum transportasi
Persentase
peningkatan
pengunjung
Museum
Transportasi
Orang % 210.000 8,56%
I. Sasaran Program Kesembilan “Terwujudnya Good Governance & Clean
Government di Kementerian Perhubungan” dilaksanakan oleh Biro Komunikasi
dan Informasi Publik.
IKU Nomor 18: Keterbukaan Informasi Publik. Realisasi kinerja tahun 2017
adalah peringkat 3(tiga), namun realisasi IKU18 tahun 2017 tidak bisa
dibandingkan dengan target tahun 2017 dikarenakan perubahan satuan
dengan dokumen Renstra Sekretariat Jenderal, dijelaskan dalam tabel
sebagai berikut:
III.52
Perbandingan Realisasi Kinerja IKU18 dengan Target Renstra Tahun 2017 IKU SATUAN
LAMA
SATUAN
BARU
TARGET
RENSTRA
TAHUN 2017
REALISASI
TAHUN 2017
Keterbukaan Informasi Publik Nilai KIP Peringkat 98 3
J. Sasaran Program Kesepuluh “Terselenggaranya e-Government di Kementerian
Perhubungan” dilaksanakan oleh Pusat Teknologi dan Informasi Komunikasi.
IKU Nomor 19: Persentase Kehandalan Sistem Informasi. Realisasi kinerja
tahun 2017 adalah 99,67%, namun IKU19 tidak dapat dibandingkan dengan
target tahun 2017 dikarenakan belum terdapat IKU19 dalam dokumen
Renstra Sekretariat Jenderal.
K. Sasaran Program Kesebelas “Terselenggaranya Manajemen Pengelolaan
Kebijakan Lingkungan Hidup, Penataan Sistem dan Inovasi Pelayanan
Transportasi yang Berkelanjutan” dilaksanakan oleh Pusat Pengelolaan
Transportasi Berkelanjutan.
IKU Nomor 20: Tingkat penerapan Pedoman Standar Pelayanan Sarana dan
Prasarana Transportasi yang dilaksanakan. Realisasi kinerja tahun 2017
sebanyak 14,25%, namun IKU20 tidak dapat dibandingkan dengan target IKU
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 94
94
tahun 2017 dikarenakan belum terdapat IKU20 dalam dokumen Renstra
Sekretariat Jenderal.
IKU Nomor 21: Persentase pemenuhan dokumen lingkungan proyek
pembangunan infrastruktur transportasi. Realisasi kinerja tahun 2017
sebanyak 90,93%, namun IKU21 tidak dapat dibandingkan dengan target IKU
tahun 2017 dikarenakan belum terdapat IKU21 dalam dokumen Renstra
Sekretariat Jenderal.
IKU Nomor 22: Persentase unit pelayanan publik sektor transportasi yang
dinilai dan dievaluasi telah memenuhi standar kriteria pelayanan prima.
Realisasi kinerja tahun 2017 sebanyak 72%, namun IKU22 tidak bisa
dibandingkan dengan target IKU tahun 2017, dikarenakan terdapat
perubahan IKU, satuan serta target dalam dokumen Renstra Sekretariat
Jenderal, dijelaskan dalam tabel berikut ini:
III.53
Perbandingan Realisasi Kinerja IKU22 dengan Target Renstra Tahun 2017 IKU LAMA IKU BARU SATUAN
LAMA
SATUAN
BARU
TARGET
RENSTRA
TAHUN 2017
REALISASI
TAHUN
2017
Jumlah unit
pelayanan publik
sektor transportasi
yang dinilai dan
dievaluasi telah
memenuhi standar
kriteria pelayanan
prima
Persentase unit
pelayanan publik
sektor
transportasi yang
dinilai dan
dievaluasi telah
memenuhi standar
kriteria pelayanan
prima
unit kerja % 163 72
IKU Nomor 23: Persentase penurunan gas rumah kaca dari sektor
transportasi nasional. Realisasi kinerja tahun 2017 sebanyak 40,43%, namun
IKU23 tidak dapat dibandingkan dengan target IKU tahun 2017 dikarenakan
belum terdapat IKU23 dalam dokumen Renstra Sekretariat Jenderal 2015-
2019.
L. Sasaran Program Kedua Belas “Terselenggaranya Pemeriksaan Lanjutan
Kecelakaan Kapal sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan”
dilaksanakan oleh Mahkamah Pelayaran.
IKU Nomor 24: Persentase penyelesaian perkara kecelakaan kapal. Realisasi
kinerja tahun 2017 sebanyak 84,84%, namun IKU24 tidak dapat
dibandingkan dikarenakan terdapat perubahan IKU, satuan serta target IKU
tahun 2017 dalam dokumen Renstra Sekretariat Jenderal, dijelaskan dalam
tabel berikut ini:
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 95
95
III.54
Perbandingan Realisasi Kinerja IKU24 dengan Target Renstra Tahun 2017 IKU LAMA SATUAN
LAMA
TARGET
RENSTRA
TAHUN
2017
IKU
BARU
SATUAN
BARU
TARGET
BARU
REALISASI
TAHUN 2017
Jumlah
perkara
kecelakaan
kapal yang
ditindaklanjuti
disidangkan
dan diputus
tepat waktu
Prosentase
rekomendasi
putusan
Mahkamah
Pelayaran yang
ditindaklanjuti
Putusan % 50 100 Persentase
penyelesai
an perkara
kecelakaan
kapal
% 100 84,84
M. Sasaran Program Ketiga Belas “Peningkatan kinerja pelaksanaan investigasi
kecelakaan transportasi” dilaksanakan oleh Komisi Nasional Keselamatan
Transportasi.
IKU Nomor 25: Persentase penyelesaian penyusunan laporan final/akhir
investigasi kecelakaan transportasi. Realisasi kinerja tahun 2017 sebanyak
82%, namun IKU25 tidak dapat dibandingkan dengan target IKU tahun 2017
dikarenakan terdapat perubahan IKU, satuan serta target dalam dokumen
Renstra Sekretariat Jenderal, dijelaskan dalam tabel berikut ini:
III.55
Perbandingan Realisasi Kinerja IKU25 dengan Target Renstra Tahun 2017 IKU LAMA IKU BARU SATUAN
TARGET
RENSTRA
TAHUN 2017
REALISASI
TAHUN
2017
Ketepatan waktu
pelaksanaan investigasi
kecelakaan sampai
dengan penyusunan
laporan final/akhir
Persentase penyelesaian
penyusunan laporan
final/akhir investigasi
kecelakaan transportasi
% 100 82
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 96
96
3.2.4. Analisis Penyebab Keberhasilan atau Kegagalan Serta Alternatif Solusi Terhadap
Pencapaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2017
Selama tahun 2017, realisasi kinerja Unit kerja Sekretariat Jenderal secara
umum telah berhasil dicapai dengan baik. Hal ini dapat terlihat dari persentase
rerata capaian kinerja sasaran program yang telah dicapai pada tahun 2017
yaitu sebesar 103,14%. Hasil capaian ini diperoleh melalui perbandingan antara
nilai total realisasi dan target seluruh sasaran program di lingkungan Sekretariat
Jenderal.
A. Sasaran Program Pertama “Peningkatan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat
Jenderal Kementerian Perhubungan melalui tersedianya Dokumen
Perencanaan, Pemrograman, Kebijakan Pentarifan, dan dokumen Analisa dan
Evaluasi sebagai acuan dalam penyelenggaraan perhubungan” pada tahun
2017 yang dilaksanakan oleh Biro Perencanaan melalui 3(tiga) IKU yang
telah ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal
Tahun 2017, dijelaskan sebagai berikut:
IKU Nomor 1: Nilai Akuntabilitas Kinerja Kementerian Perhubungan
berdasarkan hasil evaluasi Kemenpan dan Reformasi Birokrasi. Realisasi
kinerja tahun 2017 sampai dengan bulan Januari 2018 belum mendapatkan
hasil evaluasi dari KemenPAN-RB, sedangkan realisasi kinerja tahun 2017
adalah 68,63 dari target yang ditetapkan 70(BB). dengan capaian kinerja
terhadap IKU1 tahun 2017 sebesar 90,30%
Berdasarkan surat MenPAN-RB Nomor B/612/M.AA.05/2017 tanggal 16
Februari 2017 perihal Hasil evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Tahun 2016. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa Kementerian
Perhubungan mendapatkan nilai 68,63 atau predikat “B” (Baik).
Hasil penilaian tersebut menunjukkan tingkat efektivitas dan efisiensi
penggunaan anggaran sudah cukup baik jika dibandingkan dengan capaian
kinerjanya. Hal ini disebabkan oleh pembangunan budaya kinerja birokrasi,
dan penyelenggaraan pemerintahan yang berorientasi pada hasil di
Kementerian Perhubungan sudah mulai berjalan namun masih memerlukan
perbaikan lanjut.
Pada unsur-unsur penilaian AKIP, rata-rata realisasinya mengalami
peningkatan. Hal ini dipengaruhi oleh upaya-upaya uang telah dilakukan
Kementerian Perhubungan dalam rangka meningkatkan nilai akuntabilitas
kinerja, sebagai berikut :
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 97
97
1. Melakukan Reviu Renstra Kementerian Perhubungan yang ditetapkan
dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 873 Tahun 2017
Tentang Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-
2019 dengan menggunakan penyempurnaan Indikator Kinerja Utama
berbasis outcome yang ditetapkan melalui Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor PM 70 Tahun 2017 Tentang Indikator Kinerja Utama
di Lingkungan Kementerian Perhubungan;
2. Menginstruksikan penyusunan Perjanjian Kinerja secara berjenjang mulai
dari level Eselon II sampai dengan level Pelaksana di Lingkungan
Kementerian Perhubungan melalui Surat Sekretaris Jenderal Nomor
UM.007/41/22 PHB 2017 tanggal 20 Juni 2017 perihal Hasil Evaluasi
atas Pelaksanaan Kinerja Kementerian Perhubungan Tahun 2016 ;
3. Melakukan penyempurnaan terhadap aplikasi e-performance, yang saat
ini telah dapat memonitor capaian kinerja sampai dengan unit kerja
mandiri di Lingkungan Kementerian Perhubungan. Pada aplikasi e-
performance yang telah disempuranakan ini Pimpinan unit kerja
diwajibkan untuk melakukan validasi atas Perjanjian Kinerja. Nilai AKIP
Kementerian Perhubungan berdasarkan hasil evaluasi Kemenpan RB
dapat dirinci sebagai berikut:
Tabel III.56
Penilaian AKIP Kementerian Perhubungan Tahun 2017
Komponen Penilaian Satuan Target Realisasi Capaian
Nilai AKIP Kementerian Perhubungan Nilai BB (70) B (68,63) 98,04%
Nilai Perencanaan Kinerja Kemenhub Nilai 22 21,58 98,09%
Nilai Pengukuran Kinerja Kemenhub Nilai 16 16,16 101,00%
Nilai Pelaporan Kinerja Kemenhub Nilai 11 10,99 99,91%
Nilai Evaluasi Kinerja Kemenhub Nilai 8 7,57 94,63%
Nilai Capaian Kinerja Kemenhub Nilai 13 12,33 94,85%
Sumber: Biro Perencanaan, 2018
IKU Nomor 2: Nilai Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal berdasarkan
hasil evaluasi Inspektorat Jenderal. Realisasi kinerja tahun 2017 belum
mendapatkan hasil evaluasi dari Inspektorat Jenderal, sedangkan realisasi
kinerja tahun 2017 mendapatkan nilai 80,19 atau predikat “A” (Memuaskan)
dari target yang ditetapkan 84(A) dengan capaian kinerja terhadap IKU2
tahun 2017 sebesar 95,46%
Berdasarkan surat Inspektur Jenderal Nomor UM.007/34/2/ITJEN-2017
tanggal 18 Agustus 2017 perihal Ikhtisar Laporan Hasil Evaluasi atas
Implementasi SAKIP Tahun 2016 di Lingkungan Kementerian Perhubungan,
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 98
98
Inspektorat Jenderal Kementerian Perhubungan telah melakukan evaluasi
terhadap implementasi SAKIP pada unit kerja eselon I di lingkungan
Kementerian Perhubungan Tahun 2016. Sekretariat Jenderal mendapatkan
penilaian kinerja tahun 2016 sebesar 80,19.
Dalam rangka meningkatkan nilai akuntabilitas kinerja Sekretariat Jenderal,
telah dilakukan upaya sebagai berikut :
1. Melakukan Reviu Renstra Sekretariat Jenderal Tahun 2015-2019 dengan
menggunakan penyempurnaan indikator dari yang sebelumnya berbasis
output menjadi berbasis outcome;
2. Mendorong Unit Kerja Eselon II di Lingkungan Sekretariat Jenderal untuk
menyusun Rencana Kinerja Tahunan yang disesuaikan dengan Reviu
Renstra Sekretariat Jenderal Tahun 2015-2019.
IKU Nomor 3: Tingkat Maturasi SPIP. Realisasi kinerja tahun 2017 sampai
dengan bulan Januari 2018 belum mendapatkan hasil evaluasi dari BPKP.
Realisasi kinerja tahun 2017 mendapatkan level 2,98 (berkembang) dari
target yang ditetapkan level 2 dengan capaian kinerja terhadap IKU3 tahun
2017 sebesar 100%.
Berdasarkan surat Deputi Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) Nomor S-12/D1/03/02/2017 tanggal 10 Januari 2017
perihal Peningkatan Maturitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah dan Peningkatan Kapabilitas APIP Kementerian Perhubungan,
BPKP menghimbau Kementerian Perhubungan untuk memasukkan Indikator
Kinerja ke dalam Reviu Renstra Kementerian Perhubungan, sebagai berikut;
a. Tingkat Kapabilitas APIP dengan Target tahun 2019 sebesar Level 3
selaku penanggung jawab Sekretaris Jenderal;
b. Tingkat Kematangan Implementasi SPIP dengan target tahun 2019
sebesar Level 3 selaku penanggung jawab Inspektorat Jenderal.
Menindaklanjuti arahan BPKP, Sekretariat Jenderal c.q Biro Perencanaan
menambahkan 1(satu) IKU di dokumen revisi Perjanjian Kinerja Sekretariat
Jenderal Tahun 2017. Oleh karena itu, realisasi kinerja Tingkat Maturasi SPIP
tidak dapat dibandingkan dengan target dan realisasi di tahun-tahun
sebelumnya.
Evaluasi Tingkat Maturitas SPIP Kementerian Perhubungan oleh Aparat
Pengawasan Intern Pemerintah menunjukkan hasil yang sangat positif,
dimana realisasi yang dicapai diatas target yang ditetapkan. Hal ini
berdasarkan surat Inspektur Jenderal Kementerian Perhubungan Nomor
UM.007/52/22/ITJEN-2017 tanggal 20 November 2017 perihal Laporan
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 99
99
Penilaian Maturitas SPIP di Lingkungan Kementerian Perhubungan Tahun
2017, Kementerian Perhubungan mendapatkan penilaian maturitas SPIP
memperoleh skor 2,98 yang berarti berada pada tingkat “Berkembang” atau
Level 2.
Dalam rangka pencapaian target tingkat maturitas SPIP Kementerian
Perhubungan tahun 2019 pada level 3 atau “Terdefinisi” sesuai dengan Reviu
Renstra Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 saat ini sedang
dilakukan Penyusunan Peraturan Menteri Perhubungan Tentang Pedoman
Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan
Kementerian Perhubungan.
B. Sasaran Program Kedua “Terwujudnya Pengelolaan SDM Aparatur
Perhubungan yang berintegritas, netral, capable, profesional, berkinerja tinggi
dan sejahtera serta beretika” pada tahun 2017 yang dilaksanakan oleh Biro
Kepegawaian dan Organisasi melalui 1 (satu) IKU yang telah ditetapkan
dalam dokumen Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2017, dengan
capaian kinerja sebesar 86,67%,
IKU Nomor 4: Persentase pemenuhan kebutuhan jabatan fungsional Penguji
Kendaraan Bermotor, Pengawas Keselamatan Pelayaran, dan Teknisi
Penerbangan yang Bersertifikat. Realisasi kinerja tahun 2017 sebesar
78,08% dari target yang ditetapkan 90% dengan capaian kinerja terhadap
IKU4 tahun 2017 sebesar 86,67% dari target sebesar 90%. Rincian jabatan
fungsional penguji kendaraan bermotor, pengawas keselamatan pelayaran,
dan teknisi penerbangan yang bersertifikat adalah sebagaimana tabel berikut:
Persentase pemenuhan kebutuhan jabatan fungsional Penguji Kendaraan
Bermotor, Pengawas Keselamatan dan Teknisi Penerbangan tidak sesuai
dengan target yang ditetapkan yaitu 90 % (5000 orang) dan hanya
Tabel III.57
Rincian Jabatan Fungsional Tahun 2017
NO JABATAN FUNGSIONAL JUMLAH
1 Penguji Kendaraan Bermotor (PKB) 27
2 Pengawas Keselamatan Pelayaran (PKP) 2.477
3 Teknisi Penerbangan (TP) 1.400
Jumlah 3.904
Sumber: Biro Kepegawaian & Organisasi, 2018
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 100
100
terealisasi sebesar 78 % (3904 orang). Realisasi belum tercapai dikarenakan
hal-hal sebagai berikut:
a. Pejabat fungsional Penguji Kendaraan Bermotor (PKB) banyak yang
ditempatkan di Dinas Perhubungan Provinsi maupun Kabupaten, sehingga
mereka tidak menjadi pegawai Kementerian Perhubungan;
b. Banyak PKP yang mengundurkan diri dari jabatan fungsionalnya dan masuk
ke dalam jabatan pelaksana nakhoda karena jabatan pelaksana nakhoda
lebih tinggi dari jabatan PKP;
c. Banyak TP yang mengundurkan diri dari jabatan fungsionalnya dan masuk
ke dalam jabatan pelaksana Inspektur Penerbangan karena jabatan
Inspektur Penerbangan lebih tinggi dari jabatan PKP;
d. Ada beberapa unit kerja yang membutuhkan jabatan fungsional PKB,PKP
dan TP, namun jabatan fungsional tersebut tidak tercantum sehingga
banyak pegawai yang tidak dapat masuk/menduduki jabatan fungsional
tersebut.
Upaya pemenuhan kebutuhan jabatan fungsional Penguji Kendaraan Bermotor,
Pengawas Keselamatan dan Teknisi Penerbangan dimasa yang akan datang
antara lain:
a. Melakukan koordinasi dengan unit kerja terkait (pengguna jabatan
fungsional PKB,PKP dan TP) terkait perhitungan beban kerja dan analisa
jabatan untuk menghitung formasi yang akan menjadi dasar pencantuman
jabatan tersebut pada peta jabatan.
b. Bekerja sama dengan Ditjen Darat, Ditjen Hubla, Ditjen Hubud untuk
melakukan sosialisasi jabatan fungsional PKB, PKP dan TP;
c. Melakukan penyempurnaan Permenpan dan RB jabatan fungsional
PKB,PKP dan TP (apakah masih relevan dengan tupoksi pemangku jabatan
fungsional tersebut) bekerja sama dengan Ditjen Darat, Ditjen Hubla, Ditjen
Hubud;
d. Melakukan sertifikasi kompetensi.
C. Sasaran Program Ketiga “Peningkatan Pelaksanaan RB di Lingkungan
Kementerian Perhubungan” pada tahun 2017 yang dilaksanakan oleh Biro
Kepegawaian dan Organisasi melalui 1 (satu) IKU yang telah ditetapkan dalam
dokumen Perjanjian Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2017 dengan
pencapaian kinerja sebesar 90,59%.
IKU Nomor 5: Persentase Indeks RB. Realisasi kinerja tahun 2017 sebesar
90,59% dengan capaian kinerja sementara terhadap IKU5 tahun 2017 sebesar
77% dari target yang ditetapkan 85%. Kementerian Perhubungan sedang
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 101
101
menunggu hasil Sidang Pleno Kementerian PAN dan RB terkait penilaian RB
Kementerian Perhubungan Tahun 2017. Kementerian Perhubungan telah
melakukan berbagai upaya-upaya untuk meningkatkan persentase indeks RB,
antara lain:
a. Penyempurnaan Keputusan Menteri Perhubungan tentang Tim Reformasi
Birokrasi Kementerian Perhubungan.
Tim Reformasi Birokrasi Kementerian Perhubungan dibentuk dengan
Keputusan Menteri Perhubungan No mor KP 191 Tahun 2015 tentang Tim
Reformasi Birokrasi Kementerian Perhubungan dan disempurnakan dengan
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 216 Tahun 2016 tentang Tim
Reformasi Birokrasi Kementerian Perhubungan.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang
Kementerian Perhubungan, telah dilakukan penataan terhadap kelembagaan
Kementerian Perhubungan dengan telah terbitnya Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor PM 44 Tahun 2017 Perubahan Kedua Atas Peraturan
Menteri Perhubungan Nomor PM 189 Tahun 2015 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Perhubungan.
b. Penetapan Peta Proses Bisnis
Telah disusun dan ditetapkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 50
Tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan Peta Proses Bisnis Dan Standar
Operasional Prosedur Di Lingkungan Kementerian Perhubungan.
c. Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) online.
Terkait Surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor B/01/M.RB.06/2017 tanggal 19 Februari 2017 perihal
Kewajiban Penyampaian Laporan Bidang Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas
Aparatur, dan Pengawasan, dapat disampaikan:
1) Penyampaian laporan kinerja tahun 2016.
Laporan kinerja Kementerian Perhubungan tahun 2016 telah disampaikan
ke Kementerian PAN dan RB melalu surat Menteri Perhubungan nomor
UM.107/1/6 PHB 2017 tanggal 27 Februari 2017;
2) Penyampaian PMPRB online.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 102
102
PMPRB Kemenhub telah dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Menteri
PAN dan RB Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pedoman Evaluasi Reformasi
Birokrasi Instansi Pemerintah dan Submit telah dilakukan secara online
pada tanggal 26 April 2017 oleh Bapak Sekretaris Jenderal dan Bapak
Inspektur Jenderal di Ruang Rapat Kutai Gedung Karsa lantai 7, dengan
hasil 93.21 (Kategori AA interpretasi “ Istimewa”).
d. Penilaian Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
1) Penilaian Pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Kementerian
Perhubungan terdiri dari:
Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Kementerian
Perhubungan memiliki bobot penilaian 60%;
Berdasarkan surat Deputi Bidang Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas
Aparatur dan Pengawasan Kementerian PAN dan RB Nomor
B/61/RB.04/2017 tanggal 13 September 2017 perihal Pelaksanaan
Evaluasi Reformasi Birokrasi Tahun 2017 telah dilaksanakan Entry
Meeting Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan
Kementerian Perhubungan pada tanggal 27 September 2017 dan Evaluasi
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Kementerian Perhubungan
pada tanggal 27 dan 28 September 2017.
2) Survey Eksternal memiliki bobot 40%;
Survey eksternal merupakan survey terhadap masyarakat pengguna
layanan jasa utama yang diberikan oleh Kementerian Perhubungan.
Survey eksternal telah dilaksanakan pada bulan Oktober s.d November
2017 pada :
a) Direktorat Jenderal Perhubungan Darat yaitu: Kepala Terminal Tipe A
Tirtonadi Solo dan Kepala Otoritas Pelabuhan Penyeberangan
Ketapang-Gilimanuk;
b) Direktorat Jenderal Perhubungan Udara yaitu: Kepala Bandar Udara
Kalimarau dan Kepala Bandar Udara Radin Inten, Lampung;
c) Badan Pusat Pengembangan SDM Perhubungan, yaitu: Direktur
Politeknik Penerbangan Surabaya, dan Kepala BP2IP Barombong.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 103
103
Diharapkan Penilaian Pelaksanaan Reformasi Birokrasi tahun 2016-2017
(hasil dari evaluasi pelaksanaan RB dan survei eksternal) dapat mencapai
nilai indeks RB>80%. Namun berdasarkan hasil rapat exit meeting terakhir
nilai sementara presentasi Indeks RB Kementerian Perhubungan mendapat
nilai sebesar 77%. Dengan dasar nilai tersebut Kementerian Perhubungan
diharapkan dapat mengajukan kenaikan tunjangan kinerja pegawai di
lingkungan Kementerian Perhubungan sesuai peraturan perundangan.
D. Sasaran Program Keempat “Terwujudnya Laporan Keuangan Kementerian
Perhubungan dengan penilaian opini WTP”
IKU Nomor 6: Opini BPK atas laporan keuangan Kementerian Perhubungan.
Realisasi kinerja tahun 2017 adalah WTP dari target yang ditetapkan WTP
dengan capaian kinerja terhadap IKU6 tahun 2017 sebesar 100%.
Berdasarkan surat Anggota I Badan Pemeriksa Keuangan RI Nomor 27/S/III-
XIV/05/2017 tanggal 19 Mei 2017 perihal Laporan Hasil Pemeriksaan atas
Laporan Keuangan Kementerian Perhubungan Tahun 2016, BPK memberikan
opini Wajar Tanpa Pengecualian.
Tercapainya Opini WTP Pada Laporan Keuangan TA.2016 Kementerian
Perhubungan Karena Terpenuhinya Kriteria-Kriteria Sebagai Berikut :
1. Kesesuaian dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), bahwa posisi
Keuangan Kemenhub tgl. 31 Desember 2016, Laporan Realisasi Anggaran,
Laporan Operasional serta Laporan Perubahan Ekuitas untuk tahun yang
berakhir pada tanggal tersebut sudah sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintah (SAP).
2. Kecukupan Pengungkapan (Adequate Disclosures), bahwa angka-angka
yang disajikan dalam Laporan Keuangan Kemenhub TA. 2016 telah wajar
dalam semua hal material.
3. Kepatuhan terhadap Perundang-Undangan, bahwa BPK telah melakukan
pengujian kepatuhan pada Kemenhub terhadap ketentuan peraturan
perundang-undangan, kecurangan serta ketidakpatutan yang berpengaruh
langsung dan material terhadap penyajian laporan keuangan .
4. Efektivitas Sistem Pengendalian Intern telah memadai untuk menyusun
laporan keuangan yang bebas dari kesalahan penyajian material, baik
yang disebabkan oleh kesalahan maupun kecurangan.
Dalam rangka mempertahankan Opini Wajar Tanpa Pengecualian,
Kementerian Perhubungan telah membuat upaya-upaya sebagai berikut :
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 104
104
1. Peningkatan Komitmen dan Integritas Pimpinan dan para Pengelola
Keuangan;
2. Penguatan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah;
3. Peningkatan Kualitas SDM Pengelola Keuangan;
4. Peningkatan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan dan
Pertanggungjawaban Anggaran;
5. Penguatan Perencanaan dan Penganggaran;
6. Peningkatan Kualitas Pengawasan dan Reviu Laporan Keuangan;
7. Percepatan Penyelesaian Tindak Lanjut LHP BPK;
8. Pembenahan Penatausahaan Barang Milik Negara (BMN) dan Penerimaan
Negara Bukan Pajak (PNBP);
9. Peningkatan Kualitas Laporan Keuangan;
10. Peningkatan Kualitas Proses Pengadaan Barang/Jasa.
Strategi yang dilaksanakan dalam rangka mempertahankan Opini Wajar
Tanpa Pengecualian adalah sebagai berikut:
a. Menerbitkan Peraturan/Instruksi Menteri Perhubungan;
b. Menyelenggarakan pembekalan/ bimbingan teknis/sosialisasi kepada
pengelola anggaran;
c. Melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksaan anggaran;
d. Pimpinan Unit Kerja (Auditee) harus peduli dan mendukung penuh proses
pemeriksaan;
e. Menindaklanjuti temuan BPK tahun-tahun sebelumnya;
f. Memberikan dokumen dan informasi yang diperlukan kepada Tim BPK
sesuai permintaan dan menjawab semua kuesioner;
g. Memberikan penjelasan kepada Tim BPK secara transparan dan
terkoordinasi;
h. Menyelesaikan segera hasil temuan BPK pada saat masa audit;
i. Meningkatkan kapasitas SDM dengan mengikuti bimbingan teknis
akuntansi berbasis akrual; dan
j. Meningkatkan pemahaman tentang Sistem Akuntansi Instansi Berbasis
Akrual (SAIBA) dan mampu menyusun Laporan Keuangan sesuai dengan
Standar Akuntansi Pemerintah berbasis aktual.
IKU Nomor 7: Persentase penyerapan anggaran Kementerian Perhubungan.
Realisasi kinerja tahun 2017 sebesar 86,39% dari target yang ditetapkan 90%
dengan capaian kinerja terhadap IKU7 tahun 2017 sebesar 95,99%. Hal ini
dikarenakan sebagai berikut:
1. Terdapat kegiatan yang masih menjadi catatan halaman DIPA;
2. Sisa belanja Transito pada Ditjen Perhubungan Darat karena adanya
perubahan organisasi;
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 105
105
3. Terdapat kegiatan yang tidak dilaksanakan dan putus kontrak
4. Masih terdapat permasalahan lahan;
5. Adanya bantalan loan pada kegiatan PHLN;
6. Kegiatan Subsidi perintis baru dilakukan penandatanganan kontrak dibulan
april karena adanya temuan BPK;
7. Adanya alokasi dana bersumber dari SBSN yang tidak terserap di tahun
2016 yang diluncurkan tahun 2017;
8. Adanya kegiatan kontrak tahun jamak yang persetujuannya oleh Menteri
Keuangan diakhir tahun anggaran.
Hal-hal ini menyebabkan terjadinya pengurangan output pada beberapa
program dan kegiatan, sehingga target outcome tidak tercapai. Meskipun
demikian, capaian tahun 2017 masih menunjukkan hasil yang baik yaitu
86,39%.
Dalam rangka optimalisasi pelaksanaan pembangunan sektor Perhubungan dan
realisasi anggaran tahun 2017, dilakukan langkah-langkah strategis sebagai
berikut :
1. Meneliti kembali DIPA yang telah diterima dan segera mengajukan usulan
revisi DIPA dalam hal hasil penelitian yang dilakukan memerlukan
penyesuaian/perbaikan dalam DIPA;
2. Dalam hal terdapat anggaran yang diberikan catatan dalam DIPA (a.l.
blokir), segera mempersiapkan dokumen (TOR, RAB,dll) yang diperlukan
untuk menyelesaikan catatan dalam DIPA tersebut dan mengajukan usul
revisi sesuai Peraturan Menteri Keuangan tentang Tata Cara Revisi;
3. Menetapkan Pejabat Pengelola Anggaran sesuai ketentuan perundangan;
4. Mengumumkan rencana pengadaan TA. 2017 melalui aplikasi Sistem
Informasi Rencana Umum Pengadaan (SiRUP ver.2.0); dan
5. Target lelang akhir Maret 90% dan/atau 70% kontrak.
IKU Nomor 8: Persentase penyerapan anggaran Sekretariat Jenderal. Realisasi
kinerja tahun 2017 sebesar 90,51% dari target yang ditetapkan 90% dengan
capaian kinerja terhadap IKU8 tahun 2017 sebesar 100,56%. Secara umum
capaian kinerja terhadap IKU8 mencapai target. Upaya-upaya yang dilakukan
dalam mencapai penyerapan anggaran Tahun 2017 dapat mencapai target,
diantaranya:
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 106
106
1. Menyiapkan data dukung lelang TA 2017 seperti KAK, RAB, spesifikasi
teknik, dan dokumen terkait lainnya;
2. PPK mengusulkan lelang tidak mengikat TA 2017sebelum 31 Desember
2016 (input pekerjaan dimaksud dalam Sistem Informasi Rencana Umum
Pengadaan / SiRUP);
3. Inventarisasi kegiatan TA 2017 untuk lelang tidak mengikat ataupun lelang
setelah DIPA terbit;
4. Menetapkan kegiatan strategis TA 2017;
5. Melakukan analisa terhadap DIPA yang telah terbit dan mengajukan revisi
bila erdapat kesalaha penganggaran atau ingin merelokasikan anggaran;
6. Mengajukan data kontrak ke KPPN;
7. Peningkatan koordinasi dengan instansi terkait;
8. Percepatan pengesahan desain;
9. Target lelang akhir Maret 90% dan/atau 70% kontrak.
Namun terdapat dana tidak terserap sebesar Rp50.871.361.000,00 yaitu sisa
kontrak sebesar Rp4.065.098.533,00 dan sisa dana sebesar
Rp46.806.262.467,00, dengan rincian sebagai berikut:
a. Sisa kontrak pada Kantor Pusat (Biro Umum), yaitu kegiatan:
1. Pembangunan gedung arsip tahap IV pada Kantor Pusat (Biro Umum);
2. Pengadaan alat kesehatan;
3. Pemeliharaan lift dan AC;
4. Biaya pengamanan khusus, Satpam, Pramubhakti, Pengemudi, dan
Reception;
5. Pengadaan pakaian dinas pegawai
b. Sisa kontrak pada Biro Hukum yaitu kegiatan:
1. Penyelenggaraan Rapat Koordinasi Teknis (RAKORNIS) Peraturan
Perundang-Undangan Di Bidang Transportasi TA, 2017;
2. Penyelenggaraan Penyuluhan Hukum Peraturan Perundang-Undangan
di Bidang Transportasi dan Peraturan Menteri Lainnya.
c. Sisa kontrak Biro Perencanaan yaitu kegiatan:
1. Rapat Koordinasi Penyusunan Pagu Kebutuhan RKA-KL Tahun 2018
Kemenhub;
2. Penyusunan Program Pembangunan Infrastruktur Transportasi Dalam
Rangka Mendukung Konektivitas Kawasan Industri dan KEK;
3. Pengembangan SDM (Capacity Building) Bidang Penyusunan
Perencanaan Peningkatan Keselamatan Transportasi.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 107
107
d. Sisa kontrak Biro Keuangan dan Perlengkapan yaitu kegiatan:
1. Bimbingan Teknis PPK dan ULP;
2. Bimbingan Teknis Pengelola Keuangan dan BMN Tahap I S.D V.
e. Sisa kontrak KNKT yaitu kegiatan Pengadaan Permanent Investigation
Equipment (PIE) dan Pengadaan Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi
E. Sasaran Program Kelima “Peningkatan Kerja Sama Kemitraan/Investasi Dalam
Negeri dan Kerja Sama Luar Negeri dalam Kerangka Regional/Sub Regional,
Bilateral dan Multilateral di Bidang Transportasi”
IKU Nomor 9: Persentase proses fasilitasi kerjasama dan kemitraan /
investasi dengan badan usaha dan instansi lembaga pemerintah yang
ditindaklanjuti. Realisasi kinerja tahun 2017 sebanyak 100% dari target yang
ditetapkan 100% dengan capaian kinerja terhadap IKU9 tahun 2017 sebesar
100%. Pada tahun 2017, terealisasi sebanyak 2 (dua) kegiatan fasilitasi
kerjasama, terdiri dari:
a. Fasilitasi kerjasama dengan instansi pemerintah dapat dilihat antara lain
dari penyusunan dokumen MOU kerjasama dengan Universitas Negeri
(Universitas Airlangga), kerjasama dengan Bank Pemerintah (Bank
Tabungan Pemerintah), kerjasama integrasi data dengan
Kementerian/Lembaga (Kementerian PUPR dan POLRI, Komisi
Pemberantasan Korupsi, PPATK, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan).
b. Fasilitasi kerjasama dan kemitraan/investasi dengan BUMN, swasta dan
masyarakat dapat dilihat antara lain penyusunan buku pedoman
pelaksanaan kerjasama pemerintah dengan badan usaha, penyusunan
buku investasi, penyusunan draft peraturan Menteri Perhubungan terkait
pedoman kerjasama pemerintah dan Badan Usaha, MOU pendidikan dan
pelatihan SDM untuk operation dan maintenance dengan PT. KCIC
(Kereta Cepat Indonesia China) serta Memorandum of Understanding on
Developing Public-Private Partnership in the Transport Sector between
The Government of The Republic of Indonesia and Asian Development
Bank
IKU Nomor 10: Persentase kesepakatan kerjasama bilateral, regional dan
multilateral yang ditindaklanjuti. Realisasi kinerja tahun 2017 sebanyak 100%
dari target yang ditetapkan 100% dengan capaian kinerja terhadap IKU10
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 108
108
tahun 2017 sebesar 100%. Pada tahun 2017, terealisasi sebanyak 25 (dua
puluh lima) kesepakatan kerjasama, terdiri dari:
a. Penandatanganan Air Services Agreement Indonesia – Ceko Republik;
b. Penandatanganan Memorandum of Understanding Indonesia – Saudi
Arabia dibidang perhubungan udara (penambahan hak angkut);
c. Penandatangan Protocol to Amend the Memorandum of Understanding
between the Governments of Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia and
the Philippines on Expansion of Air Linkages;
d. Joint Statement The Twelfth Brunei Darussalam – Indonesia – Malaysia –
Philippines East Asean Growth Area Summit (12th BIMP-EAGA Summit);
e. Penandatanganan Air Services Agreement Indonesia – Qatar;
f. Memorandum of Understanding between the Ministry of Transportation of
the Republic of Indonesia and the Ministry of the Republic of Korea
concerning Cooperation in the field of Transport;
g. Letter of Intent (LOI) RI – Lithuania on the Cooperation in Transportation
Sector
h. Letter of Intent between the Government of the Kingdom of Sweden and
the The Government of the Rupublic of Indonesia concerning Knowledge
Exchange and Technology Transfer in Air Navigation and Traffic
Management.
i. MoU between the Government of the Kingdom of Sweden and the The
Government of the Rupublic of Indonesia concerning Cooperation in the
Transportation Sector;
j. Letter of Intent between the Government of the Kingdom of Sweden and
the The Government of the Rupublic of Indonesia on Cooperation in the
Transportation Sector;
k. Bali Declaration yang disepakati pada pertemuan Menteri-Menteri
Transportasi Asia-Eropa (ASEM-TMM);
l. Indonesia berhasil kembali terpilih menjadi anggota dewan IMO kategori
C, periode 2018-2019 pada pertemuan International Maritime
Organization (IMO) assembly ke-30;
m. Initial Signing Memorandum Of Understanding (MoU) pada pertemuan
Bilateral RI-Australia di Nusa Dua, Bali;
n. Agreement Between the Government of the Republic of Indonesia and
the Government of the Federal Democratic Republic of Ethiopia
Concerning Air Services;
o. Memorandum Of Understanding on The Conduct of Phase 2 of The
Joint Hydrographic Survey of the Straits of Mallaca and Singapore;
p. Signing Protocol to Implement the Tenth Package of Commitments on
Air Transport Services Under AFAS Concerning Liberalisation Agreement
In Air Transport Services;
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 109
109
q. Signing Protocol 3 on Domestic Code Shares Rights between points
within the territory of any other ASEAN Member States;
r. Mutual Recognition Arrangement (MRA) on Flight Crew Licensing (FCL);
s. Joint Ministerial Statement Twenty Third Asean Transport Ministers (ATM)
Meeting;
t. Joint Ministerial Statement 8th Asean And Republic Of Korea Transport
Ministers Meeting (8th ATM+ROK);
u. Joint Ministerial Statement The Sixteenth Asean And China Transport
Ministers Meeting (16th ATM+CHINA);
v. Joint Ministerial Statement The Fifteenth Asean And Japan Transport
Ministers Meeting (15th ATM+JAPAN);
w. Pengesahan Protocol of 1988 Relating To The International Convention
On Load Lines,1966 (protokol 1988 terkait dengan konvensi internasional
tentang garis muat kapal, 1966);
x. Pengesahan Protocol of 1988 Relating To The International Convention
For The Safety Of Life At Sea,1974 (protokol 1988 terkait dengan
konvensi internasional untuk keselamatan jiwa di laut, 1974);
y. Penandatanganan MOU ASEAN Framework Agreement on Cross Border
Transit of Passengers (CBTP), Oktober 2017.
F. Sasaran Program Keenam “Peningkatan penetapan dan kualitas regulasi
dalam implementasi kebijakan sektor transportasi”
IKU Nomor 11: Persentase rancangan peraturan yang ditetapkan. Realisasi
kinerja tahun 2017 sebesar 82% dari target 90% dengan capaian kinerja
terhadap IKU11 tahun 2017 sebesar 102,22%. Kementerian Perhubungan
juga telah menerbitkan 110 (seratus sepuluh) Peraturan Menteri Perhubungan,
yang terdiri atas : 10 (sepuluh) peraturan transportasi darat, 17 (tujuh belas)
peraturan transportasi laut, 30 (tiga puluh) peraturan transportasi udara, 11
(sebelas) peraturan transportasi perkeretaapian, dan 42 (empat puluh dua)
peraturan penunjang.
Aspek Perundang-undangan dan Legalitas Hukum di Lingkungan Kementerian
Perhubungan. Masih terdapat beberapa permasalahan terkait Perundang-
undangan dan Legalitas Hukum di Lingkungan Kementerian Perhubungan
antara lain:
a. Belum optimalnya pelaksanaan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor
PM 69 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor PM 82 Tahun 2013 tentang Tata Cara Tetap
Pelaksanaan Penyusunan Peraturan Perundang-undangan, Kesepakatan
Bersama dan Perjanjian Kerjasama di Lingkungan Kementerian
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 110
110
Perhubungan, terutama dalam proses perencanaan dan koordinasi
dengan unit kerja terkait;
b. Terbatasnya SDM Perancang Peraturan Perundang-undangan serta
terbatasnya diklat jabatan fungsional Perancang Peraturan Perundang-
undangan dan diklat kompetensi lainnya di bidang hukum;
c. Belum optimalnya sosialisasi Peraturan Perundang-undangan kepada
masyarakat dan stakeholder;
d. Belum optimalnya koordinasi dengan unit kerja terkait dalam proses
deregulasi dalam rangka simplifikasi peratuan perundang-undangan di
bidang transportasi.
IKU Nomor 12: Persentase pelaksanaan deregulasi peraturan di lingkungan
Kementerian Perhubungan. Realisasi kinerja tahun 2017 sebesar 75% dari
target 60% dengan capaian kinerja terhadap IKU12 tahun 2017 sebesar
125%. Pembentukan deregulasi peraturan terkait pengaturan investasi
merupakan arahan dari Presiden dalam rangka percepatan pembangunan
infrastruktur di bidang transportasi, dan dibuat berdasarkan kebutuhan
masyarakat di lapangan karena Kementerian Perhubungan selaku instansi
pemerintah yang secara teknis mengatur pelaksanaan transportasi di
Indonesia, khususnya dibidang keselamatan dan keamanan transportasi.
Pemerintah melalui paket kebijakan ekonomi jilid I yang diumumkan oleh
Presiden pada penghujung tahun 2015 salah satunya memfokuskan pada
pembenahan regulasi atau dikenal dengan istilah deregulasi, yaitu
perombakan dan penyederhanaan peraturan dengan tujuan untuk memacu
pertumbuhan ekonomi nasional serta meningkatkan daya saing Indonesia
dalam perekonomian global. Deregulasi diwujudkan dengan merasionalisasi
peraturan yaitu penghilangan peraturan yang tumpang tindih, keselarasan
antar satu peraturan dengan peraturan yang lain, serta penyederhanaan
peraturan terutama yang terkait dengan perizinan dalam rangka membangun
iklim kemudahan berinvestasi. Kementerian Perhubungan mengemban amanat
untuk melakukan deregulasi khususnya terhadap peraturan perundang-
undangan di bidang transportasi. Biro Hukum selaku unit kerja yang
mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan koordinasi dan penyusunan
peraturan perundang-undangan, menjadikan program deregulasi sebagai
indikator kinerja utama untuk dilaksanakan dalam periode tahun 2015-2019.
Dalam periode tahun 2015 sampai dengan 2017 Kementerian Perhubungan
telah melakukan deregulasi sejumlah 56 (lima puluh enam) peraturan baik
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 111
111
berupa Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, maupun Peraturan Menteri
Perhubungan. Adapun substansi deregulasi tersebut secara garis besar
meliputi:
a. Penyederhanaan persyaratan kepemilikan modal usaha dalam berbagai
bidang penyelenggaraan dan pengusahaan transportasi, keagenan,
bongkar muat, dan lain sebagainya;
b. Pelaksanaan pelayanan terpadu satu pintu bidang perhubungan dengan
tujuan untuk memangkas birokrasi dan mempermudah proses pengurusan
perizinan usaha;
c. Penyelenggaraan pelayanan dan perizinan online untuk memudahkan dan
mengefisienkan proses perizinan;
d. Pemangkasan tahapan dan waktu proses pengurusan perizinan;
e. Pendelegasian kewenangan pemberian izin usaha dari Menteri
Perhubungan kepada pejabat di bawahnya atau kepada Kepala Badan
Koordinasi Penanaman Modal;
f. Menstimulasi percepatan proses logistik/ penurunan angka dwelling time;
g. Menstimulasi/merangsang minat investor untuk berinvestasi dengan
membuka kemungkinan penunjukan langsung/ penugasan Konsesi kepada
BUP dengan syarat tertentu.
Upaya yang dilakukan dalam rangka mencapai target yaitu dengan
menginventarisasi peraturan perundang-undangan yang sifatnya tumpang
tindih, mempersulit kesempatan berusaha dan penyederhanaan persyaratan
berinvestasi. Dalam kurun waktu 2015-2017 Kementerian Perhubungan telah
melaksanakan program deregulasi berbagai peraturan perundang-undangan
sebanyak 56 peraturan, dengan rincian sebagai berikut:
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 112
112
Tabel III.58
Rincian Jumlah Deregulasi Kementerian Perhubungan Tahun 2017
Jenis Peraturan Tahun
2015 2016 2017
Peraturan Pemerintah 1 1 -
Peraturan Presiden - 2 -
Peraturan Menteri Perhubungan 20 17 15
Jumlah 21 20 15
Sumber: Biro Hukum, 2018
G. Sasaran Program Ketujuh “Peningkatan dalam pelayanan dan penyelesaian
masalah hukum”
IKU Nomor 13: Persentase Penyelesaian Perkara Hukum. Realisasi kinerja
tahun 2017 sebesar 87% dari target 80% dengan capaian kinerja terhadap
IKU13 tahun 2017 sebesar 108,75%, dengan rincian sebagai berikut:
Tabel III.59
Rekapitulasi Perkara yang Ditangani oleh Biro Hukum Tahun 2017
NO. JENIS PERKARA JUMLAH
1. PERKARA PERDATA 19 Perkara closed : 11
on going : 8
2. PERMOHONAN HAK UJI MATERIIL
(JUDICIAL REVIEW)
12
Permohonan
closed : 10
on going : 2
3. PERKARA TATA USAHA NEGARA 4
Perkara
closed : 2
on going : 2
4. PERKARA PIDANA 4
Perkara
Pendampingan
tingkat
penyelidikan
JUMLAH 39 Perkara
Sumber: Biro Hukum, 2018
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 113
113
H. Sasaran Program Kedelapan “Peningkatan kinerja layanan administrasi serta
sarana dan prasarana di lingkungan Kantor Pusat Kementerian Perhubungan”
IKU Nomor 14: Tingkat ketepatan waktu proses pelayanan administrasi
perkantoran. Realisasi kinerja tahun 2017 sebesar 99,28% dari target 100%
dengan capaian kinerja terhadap IKU14 tahun 2017 sebesar 99,28%. Hal ini
dikarenakan sebagai berikut:
Tingkat ketepatan waktu pelayanan administrasi perkantoran dicapai dengan
upaya peningkatan layanan tata persuratan dan kearsipan.Capaian kinerja
dilakukan dengan mengukur layanan tata persuratan dan kearsipan yang
diberikan disesuaikan dengan prosedur operasi standar (standard operating
procedure/ SOP) di setiap kegiatan tata persuratan dan kearsipan.
Untuk meningkatkan efektivitas organisasi sesuai dengan kebutuhannya maka
dilakukan perubahan dan pengembangan organisasi sebagai respon dalam
menjawab tantangan dan perubahan yang terjadi di lingkungan Kementerian
Perhubungan. Perubahan dan pengembangan organisasi ini secara nyata
dapat dilihat pada struktur organisasi di lingkungan Kementerian
Perhubungan, sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor PM 189 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Perhubungan.
Dengan adanya perubahan struktur organisasi di lingkungan Kementerian
Perhubungan ini maka berpengaruh pula kepada jalannya proses kegiatan
administrasi perkantoran agar dapat berfungsi sesuai dengan struktur
organisasi yang baru dibentuk. Agar pelaksanaan administrasi perkantoran
dapat berjalan dengan baik dan tepat waktu, maka kegiatan tata persuratan
dan kearsipan yang sebelumnya diatur dalam Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor KM 59 tahun 2010 tentang Sistem Administrasi Perkantoran
Kementerian Perhubungan telah direvisi menjadi Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor PM 95 Tahun 2016 tentang Sistem Administrasi
Perkantoran Kementerian Perhubungan, dengan didukung oleh beberapa
dokumen petunjuk teknis seperti :
1. PM 65 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Tata Naskah Dinas
Kementerian Perhubungan;
2. PM 7 Tahun 2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Tata Naskah Dinas
Elektronik di Lingkungan Kementerian Perhubungan;
3. PM 94 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusutan Arsip di Lingkungan
Kementerian Perhubungan;
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 114
114
4. PM 78 Tahun 2010 tentang Kode Klasifikasi Arsip di lingkungan
Kementerian Perhubungan;
5. PM 79 tahun 2010 tentang Jadwal Retensi Arsip di Lingkungan
Kementerian Perhubungan;
6. PM 92 tahun 2014 tentang Jadwal Retensi Arsip Substantif di Lingkungan
Kementerian Perhubungan.
Dalam melaksanakan kegiatan tersebut, selain mengacu pada Peraturan
Menteri Perhubungan sebagaimana tersebut di atas, kegiatan tata persuratan
dan kearsipan mengacu pada standar operasional prosedur yang telah
disusun agar pelaksanaan kegiatan administrasi perkantoran dapat terlaksana
tepat waktu sesuai dengan ketentuan. Standar yang telah disusun tersebut
adalah:
1. SOP Pengelolaan Tata Naskah (Takah) Keluar;
2. SOP Pengelolaan Tata Naskah (Takah) Masuk;
3. SOP Pemindahan Arsip Inaktif;
4. SOP Pencetakan/ Penerbitan Bahan Materi Pimpinan Kementerian;
5. SOP Penyerahan Arsip Statis; dan
6. SOP Pemusnahan Arsip.
Upaya peningkatan pencapaian kinerja pelayanan administrasi perkantoran,
antara lain:
1. Sosialisasi Penyempurnaan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 59
tahun 2010 tentang Sistem Administrasi Perkantoran Kementerian
Perhubungan yang diubah menjadi PM 95 Tahun 2016 tentang Sistem
Administrasi Perkantoran Kementerian Perhubungan;
2. Pembinaan Jabatan fungsional Arsiparis melalui Bimbingan Teknis;
3. Forum Komunikasi Kearsipan;
4. Rapat Koordinasi Ketatausahaan;
5. Monitoring dan evaluasi;
6. Aplikasi e-persuratan;
Data capaian kinerja pelayanan administrasi perkantoran, antara lain:
1. Pengelolaan Tata Naskah (Tata Persuratan)
a. Pengiriman naskah dinas Kementerian Perhubungan ke instansi lain
(naskah dinas keluar)
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 115
115
Tabel III.60
Daftar Naskah Dinas Keluar Kementerian Perhubungan Tahun 2017
NO URAIAN
JUMLAH NASKAH DINAS KELUAR
(Berkas)
Per Triwulan Total
I II III IV
1 Pengiriman Melalui Pos 290 530 325 640 1785
2 Pengiriman melalui
Caraka/ Ordonan 870 1225 1320 1125 4540
3 Pengiriman Naskah
Diplomatik 605 340 280 360 1585
4 Pengiriman Naskah
Internal 1095 960 870 965 3890
Total 2.860 3.055 2.795 3.090 11.800
Sumber: Biro Umum, 2018
b. Penerimaan dan Pendistribusian Naskah Dinas masuk dan
diagendakan sebelum dikirim ke Menteri Perhubungan, Sekretaris
Jenderal atau Unit-Unit Kerja di lingkungan Sekretariat Jenderal.
Tabel III.61
Daftar Naskah Dinas Masuk Kementerian Perhubungan Tahun 2017
NO URAIAN
JUMLAH NASKAH DINAS MASUK
(Berkas)
Per Triwulan Total
TW I TW II TW III TW IV
1 Surat Pribadi 9040 10300 10200 15000 44540
2 Non-Takah (Dossier) 21540 26700 28045 34000 110285
3 Naskah Khusus 1670 1867 1800 1945 7282
Total 32.250 38.867 40.045 50.945
162.10
7
Sumber: Biro Umum, 2018
c. Penerimaan dan pendistribusian Naskah Dinas masuk dan
didistribusikan ke unit organisasi/ kerja penerima tahun 2017.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 116
116
Tabel III.62
Daftar Naskah Dinas Keluar Kementerian Perhubungan Tahun 2017
NO UNIT PENERIMA
JUMLAH NASKAH DINAS KELUAR
(Berkas)
Per Triwulan Total
TW I TW II TW III TW IV
1 Ditjen Perhubungan Darat 4025 3845 2978 6050 16.898
2 Ditjen Perhubungan Laut 26530 28750 25677 29750 110.707
3 Ditjen Perhubungan Udara 17550 19550 19000 25220 81.320
4 Ditjen Perkeretaapian 2870 3850 4051 3960 14.731
5 Biro Komunikasi dan
Informasi Publik 420 700 902 998 3.020
6 PUSTIKOM 1501 1696 1767 1991 6.955
Total 52.896 58.391 54.375 67.969 233.631
Sumber: Biro Umum, 2018
IKU Nomor 15: Persentase penghematan listrik, air, dan biaya telepon di
lingkungan kantor pusat kementerian perhubungan. Realisasi kinerja tahun
2017 sebanyak 12,18% dengan capaian kinerja terhadap IKU15 tahun 2017
sebesar 121,80%. Penghematan konsumsi listrik, air dan telepon di
lingkungan kantor pusat Kementerian Perhubungan” dicapai melalui upaya
yang dilakukan dalam rangka penghematan konsumsi listrik, air, dan biaya
telepon di lingkungan kantor pusat Kementerian Perhubungan. Persentase
penghematan diharapkan dapat memenuhi target 10% dari jumlah konsumsi
air, listrik dan telepon dalam setahun sesuai standar efiensi konsumsi energi.
Cara pengukuran IKU dilakukan dengan mengukur persentase pemakaian
listrik yang dibandingkan dengan target sebagai berikut:
a. Target pemakaian listrik: 1.017.254 kWh/ bulan. Didapat dari perhitungan
standar konsumsi listrik kategori efisien:
Tabel III.63
Perhitungan Standar Konsumsi Listrik Kategori Efisien
Kategori Bangunan Luas (m2) Intensitas Energi
(kWh/m2/bln)
Batas Pemakaian
(kWh/bln)
Lantai Ber-AC 72661 14 1017254
Total 1017254
Sumber: Biro Umum, 2018
b. Target pemakaian air: 10.899 m3/bulan. Didapat dari perhitungan standar
kosumsi air kategori hemat:
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 117
117
Tabel III.64
Perhitungan Standar Kosumsi Air Kategori Hemat
Kategori Bangunan Luas (m2) Intensitas Energi
(kWh/m2/bln)
Batas Pemakaian
(kWh/bln)
Lantai Ber-AC 72661 14 1017254
Total 1017254
Sumber: Biro Umum, 2018
c. Target pemakaian telepon: Rp875.000.000,00/tahun. Didapat dari anggaran
yang disediakan untuk penggunaan telepon di tahun 2017.
Tabel III.65
Perhitungan Penghematan Konsumsi Listrik
Bulan Pemakaian
(kWh) Standard
Efisien (kWh) % Pemakaian % Penghematan
Januari 1018140 12207048 8,340591435 -0,007258102
Februari 996580 12207048 16,50456359 0,162103074
Maret 984360 12207048 24,56842965 0,431570352
April 845010 12207048 31,49074207 1,842591264
Mei 973260 12207048 39,46367705 2,202989617
Juni 793680 12207048 45,96549469 4,034505312
Juli 977880 12207048 53,97627666 4,357056677
Agustus 932520 12207048 61,61547001 5,051196653
September 858240 12207048 68,64616245 6,353837554
Oktober 953.580 12207048 76,45787909 6,875454246
November 905.430 12207048 83,87515147 7,791515197
Desember 996.250 12207048 92,03642027 7,963579729
Total 11234930 Sumber: Biro Umum, 2018
Penghematan pemakaian listrik di Biro Umum disebabkan karena mulai
dipergunakannya lampu LED (Light Emitting Diode) hampir di seluruh
lingkungan kantor pusat Kementerian Perhubungan. Sesuai himbauan dari
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) agar publik dan
instansi pemerintah menggunakan lampu LED, mengingat produk ini hemat
energi karena daya pemakaian listriknya yang sangat kecil, memiliki umur
operasional yang panjang, serta ramah lingkungan karena tidak
mengandung merkuri. Hal lain yang juga berpengaruh terhadap efisiensi
energi yaitu dengan digunakannya inverter dihampir semua sistem
kelistrikan, pompa air bersih dan kotor, air conditioning (AC), Air Handling
Unit (AHU), dan pompa chiller di AC sentral.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 118
118
Total pemakaian listrik selama satu tahun di Kantor Pusat Kementerian
Perhubungan menghabiskan energi sebesar 11.234.930 Kwh/ tahun,
sedangkan berdasarkan perhitungan data efisiensi, hasil perhitungan yang
termasuk dalam kategori efisiensi adalah sebesar 12.207.048 Kwh/ tahun.
Berdasarkan data tersebut, dapat dilihat bahwa pemakaian listrik di kantor
pusat Kementerian Perhubungan mengalami efisiensi dari perhitungan
standar konsumsi listrik kategori efisien sebesar 7,96%.
Tabel III.66
Perhitungan Penghematan Konsumsi Air
Bulan Pemakaian (m3) Standard
Hemat (m3) % Pemakaian % Penghematan
Januari 7682 130788 5,87362755 2,459705783
Februari 7965 130788 11,96363581 4,703030859
Maret 7559 130788 17,74321803 7,256781968
April 9781 130788 25,22173288 8,111600453
Mei 10072 130788 32,92274521 8,743921461
Juni 8469 130788 39,39810992 10,60189008
Juli 10502 130788 47,42789858 10,90543475
Agustus 10102 130788 55,15184879 11,51481787
September 9958 130788 62,76569716 12,23430284
Oktober 9622 130788 70,12264122 13,21069211
November 8223 130788 76,40991528 15,25675138
Desember 9045 130788 83,32568737 16,67431263
Total 108980
Sumber: Biro Umum, 2018
Seperti halnya penggunaan konsumsi listrik, konsumsi air juga mengalami
penghematan sebesar 16,67%, dari target pemakaian sebesar 130.788 m3/
tahun. Penggunaannya turun menjadi 108.980 m3/ tahun. Penghematan
konsumsi air ini, antara lain disebabkan karena sudah terintegrasinya sistem
pengelolaan air dengan BAS (Building Automation System) yang baru
dikembangkan sejak tahun 2017, dimulai dengan digunakannya inverter di
semua motor pompa air bersih sehingga lebih terkontrol dalam penggunaan
airnya. Selain itu adanya himbauan untuk menghemat pemakaian air yang
dipasang ditempat strategis, seperti di dalam toilet dan running text di pintu
masuk bagian depan Kementerian Perhubungan, juga diharapkan dapat
meningkatkan kesadaran setiap pekerja di lingkungan Kementerian
Perhubungan untuk melakukan gerakan konservasi Sumber Daya Air,
sebagaimana himbauan dari Kementerian ESDM.
Standar hemat penggunaan air bersih pada bangunan gedung Kantor Pusat
Kementerian Perhubungan dihitung berdasarkan luas lantai bangunan (m2/
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 119
119
liter) dikali koefisien (10,899 m3/ bulan) adalah 130.788 m3/ tahun. Standar
konsumsi hemat air ini, selanjutnya akan menjadi target perhitungan standar
hemat penggunaan air bersih per tahun. Sehingga berdasarkan data tersebut,
di tahun 2017 Kantor Pusat Kementerian Perhubungan mengkonsumsi air
bersih sebanyak 108.980 m3/ tahun dari standar penghematan sebesar
130.788 m3/ tahun sehingga terjadi penghematan dalam penggunaan air
bersih sebesar 16,67%.
Tabel III.67
Perhitungan Penghematan Konsumsi Air
Bulan Pemakaian (Rp.) Standard % Pemakaian % Penghematan
Januari 14856357 1060000000 1,401543113 6,93179022
Februari 16330131 1060000000 2,942121509 13,72454516
Maret 15867395 1060000000 4,439045566 20,56095443
April 18382513 1060000000 6,173244906 27,16008843
Mei 14994597 1060000000 7,587829528 34,07883714
Juni 13799410 1060000000 8,88966066 41,11033934
Juli 16353316 1060000000 10,43242632 47,90090701
Agustus 16579963 1060000000 11,99657377 54,67009289
September 20068504 1060000000 13,88982887 61,11017113
Oktober 14506328 1060000000 15,25835038 68,07498296
November 17627445 1060000000 16,92131689 74,74534978
Desember 31375968 1060000000 19,88131387 80,11868613
Total 210741927 1060000000
Sumber: Biro Umum, 2018
Penggunaan telepon mengalami efisiensi dalam hal biaya penggunaan
telepon sebesar 80,12%, dari jumlah alokasi awal anggaran sebesar
Rp1.060.000.000,00/tahun dan hanya dapat terealisasi sebesar
Rp210.741.927,00. Hal ini disebabkan karena perkembangan jumlah
penggunan telepon seluler sebagai alat komunikasi yang lebih efektif untuk
kepentingan pribadi sekaligus kepentingan di kantor pusat Kementerian
Perhubungan sehingga memicu penurunan jumlah pengguna telepon kantor
untuk keperluan pekerjaan.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 120
120
Tabel III.68
Rata-Rata Persentase Penghematan Konsumsi
Listrik, Air, dan Biaya Telepon antara Tahun 2017 dan 2016
2017 2018
Bulan % Kinerja Bulan % Kinerja
Januari 3,03 Januari -0,15
Februari 5,99 Februari 1,81
Maret 9,10 Maret 3,90
April 11,94 April 5,53
Mei 14,47 Mei 7,76
Juni 17,96 Juni 9,49
Juli 20,32 Juli 11,52
Agustus 22,90 Agustus 13,66
September 25,59 September 16,12
Oktober 28,31 Oktober 18,55
November 31,41 November 20,86
Desember 33,52 Desember 22,74
TOTAL 0
Sumber: Biro Umum, 2018
IKU Nomor 16: Tingkat kecukupan sarana dan prasarana kantor pusat
Kementerian Perhubungan sesuai kebutuhan. Realisasi kinerja tahun 2017
sebanyak 96,92% dengan capaian kinerja terhadap IKU16 tahun 2017
sebesar 96,92%. Terdapat 3(tiga) kegiatan dalam pemenuhan kecukupan
sarana dan prasarana kantor pusat Kementerian Perhubungan, diantaranya:
1. Pemenuhan kendaraan operasional perkantoran. Pengadaan kendaraan
selama tahun 2011-2017 sebagai berikut:
Tabel III.69
Pengadaan Kendaraan Selama Tahun 2011-2017
NO JENIS KENDARAAN JUMLAH
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
1 Sedan 2 - 2 - 8 2 -
2 Jeep - - 5 - 1 4 -
3 Bus Penumpang ≥ 30
orang - - 1 -
- -
4 Mini bus penumpang 15
s.d 29 orang - - - - - -
5 Mini bus penumpang ≤
14 orang 1 2 7 -
7 13 -
6 Mobil bak terbuka/ Pick
Up - - 1 -
- - -
7 Sepeda Motor - - 4 - 9 4 -
8 Ambulance - - 1 - - -
Total 3 2 21 - 25 23 -
Sumber: Biro Umum, 2018
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 121
121
Sepanjang tahun 2017, Kementerian Perhubungan tidak melakukan aktivitas
pengadaan kendaraan operasional karena tidak ada kegiatan penghapusan
Barang Milik Negara (BMN) yang diusulkan untuk dihapuskan oleh Unit Kuasa
Pengguna Barang (UAKPB) Biro Umum Sekretariat Jenderal Kementerian
Perhubungan.
Pengadaan kendaraan operasional hanya dapat dilakukan jika ada usulan
penghapusan barang. Selain itu, terkait dengan aktivitas pengadaan
kendaraan operasional, unit kerja Biro Umum memang tidak mengajukan
usulan pengadaan kendaraan operasional karena untuk pemenuhan
kebutuhan akan kendaraan operasional sudah ditentukan akan menggunakan
sistem sewa agar dapat mengurangi biaya perawatan kendaraan. Pengajuan
pengadaan kendaraan operasional didasari oleh adanya pengajuan
kendaraan yang akan dihapuskan untuk kemudian dilakukan pengadaannya
kembali dengan jenis mobil yang sama. Sistem sewa kendaraan operasional
mulai diterapkan pada 2017 dan akan berlangsung hingga 2018.
Kebijakan untuk melakukan pengadaan kendaraan operasional dengan sistem
sewa juga sesuai dengan aturan dari Menteri Keuangan, sebagaimana
dijelaskan dalam Salinan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor 577/Km.6/2017 tentang Modul Perencanaan Kebutuhan Barang Milik
Negara Untuk Penyusunan Rencana Kebutuhan Barang Milik Negara Berupa
Alat Angkutan Darat Bermotor Dinas Operasional Jabatan di Dalam Negeri.
Peraturan tersebut menjelaskan bahwa sebagai pertimbangan dalam rangka
efisiensi dan efektivitas pengelolaan Barang Milik Negara (BMN), Menteri
Keuangan telah menetapkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor
76/PMK.06/2015 tentang Standar Barang dan Standar Kebutuhan Barang
Milik Negara Berupa Alat Angkutan Darat Bermotor Dinas Operasional
Jabatan di Dalam Negeri. Peraturan ini mengatur Standar Barang dan
Standar Kebutuhan mengenai batas tertinggi atas spesifikasi teknis dan
jumlah maksimum Alat Angkutan Darat Bermotor (AADB) Dinas Operasional
Jabatan yang dapat dialokasikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN).
Sesuai dengan peraturan tersebut, dapat disampaikan bahwa pemenuhan
kebutuhan terhadap kendaraan operasional hanya diperbolehkan untuk
Menteri, Eselon I, Eselon II, dan Eselon III setingkat yang berkedudukan
sebagai Kepala Balai. Lain daripada itu dapat dilakukan melalui sistem sewa.
2. Penyediaan Prasarana di Lingkungan Kantor Pusat Kementerian
Perhubungan sebagai berikut:
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 122
122
a. Pemeliharaan dan Perawatan Gedung Kantor Pusat Kementerian
Perhubungan yang terdiri dari :
Gedung Perkantoran di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan
yaitu: Gedung Cipta (7 Lantai), Gedung Karya (25 Lantai) dan
Gedung Karsa (9 Lantai) yang berlokasi di Jalan Medan Merdeka
Barat No.8 Jakarta Pusat 10110;
Gedung Museum Transportasi yang berlokasi di Taman Mini
Indonesia Indah;
Gedung Graha Transportasi yang berlokasi di Desa Tugu, Puncak -
Bogor;
Gedung Depo Arsip yang berlokasi di Jalan Wastukancana,
Bandung dengan status bukan milik;
Gedung Transit Arsip yang berlokasi di Komplek Kementerian
Perhubungan Sekretariat Jenderal, Jalan Jatiwaringin, Jakarta Timur.
b. Pembangunan Gedung Record Center Kementerian Perhubungan di
Soreang, Bandung
Pada Desember 2017, Gedung Record Center Kementerian
Perhubungan di Kabupaten Soreang sudah selesai dibangun dan
direncanakan diresmikan pada 25 Januari 2018. Sebagai tahap
awal, direncanakan akan dilakukan pemindahan sarana dan
prasarana beserta sumber daya manusianya yang berasal dari
Depo Arsip Bandung.
3. Penghapusan Kendaraan Operasional di Lingkungan Kantor Pusat
Kementerian Perhubungan Sepanjang tahun 2011 s.d 2017. Biro Umum
mengajukan beberapa daftar usulan penghapusan Barang Milik Negara
(BMN) untuk dihapuskan pada Unit Kuasa Pengguna Barang (UAKPB) Biro
Umum Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan. Kendaraan
operasional tersebut dihapuskan karena telah habis masa manfaat
maupun kondisinya yang sudah tidak layak. Jenis dan jumlah kendaraan
operasional yang dihapuskan yaitu sebagai berikut :
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 123
123
Tabel III.70
Penghapusan Kendaraan Operasional di Lingkungan
Kantor Pusat Kementerian Perhubungan Sepanjang
tahun 2011 s.d 2017
NO JENIS KENDARAAN JUMLAH
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
1 Sedan - - - - - 3 6
2 Jeep 3 - - 2 1 1 5
3 Bus (Penumpang ≥ 30
orang) 2 - - 5
- 1 -
4 Micro bus (penumpang
15 s.d 29 orang) - - - - - - 2
5 Mini bus (penumpang
≤ 14 orang) 2 - 3 1
- 5 21
6 Mobil bak terbuka/
pick up - - 2 -
- - -
7 Sepeda Motor 3 - - - - - 27
8 Ambulance - - - - - - -
Total 10 - 5 8 1 10 61
Sumber: Biro Umum, 2018
Jumlah kendaraan operasional di lingkungan Kementerian Perhubungan
sampai dengan tahun 2017 yaitu sebagai berikut :
Tabel III.71
Jumlah Kendaraan Operasional di Lingkungan
Kementerian Perhubungan Sampai dengan Tahun 2017
NO JENIS KENDARAAN JUMLAH KENDARAAN OPERASIONAL
TAHUN 2017
1 Sedan 14
2 Jeep 5
3 Bus (Penumpang ≥ 30 orang) 5
4 Micro bus (penumpang 15 s.d 29
orang) 2
5 Mini bus (penumpang ≤ 14 orang) 22
6 Mobil bak terbuka/ pick up 2
7 Sepeda Motor 26
8 Ambulance 2
Total 78
Sumber: Biro Umum, 2018
IKU Nomor 17: Persentase peningkatan pengunjung museum transportasi.
Realisasi kinerja tahun 2017 sebanyak 8,56% dengan capaian kinerja
terhadap IKU17 tahun 2017 sebesar 171,20%.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 124
124
Persentase Peningkatan Pengunjung Museum Transportasi dicapai dengan
upaya-upaya melalui kegiatan pameran keliling, pembinaan dan peningkatan
kemampuan SDM Museum, kegiatan promosi, serta konservasi, penyajian dan
pengembangan koleksi, serta pemeliharaan dan pengadaan sarana dan
prasarana.
Persentase Peningkatan Pengunjung Museum Transportasi dilihat berdasarkan
banyaknya jumlah pengunjung museum dari tahun ke tahun, mengacu pada
besarnya persentase peningkatan pengunjung sebesar 5% dari jumlah
pengunjung di tahun sebelumnya.
Sepanjang tahun 2017, jumlah pengunjung Museum Transportasi mengalami
peningkatan persentase sebesar 8,56% (26.056 orang) dari target persentase
peningkatan pengunjung sebesar 5% per tahun.
Terkait dengan PNBP, jika di tahun 2016 Museum Transportasi dapat
berkontribusi dalam hal PNBP sebesar Rp1.590.217.000,00, maka di tahun
2017 ini PNBP yang diberikan sebesar Rp1.659. 677.000,00.
Dengan demikian, dapat disampaikan bahwa berdasarkan target persentase
peningkatan pengunjung, Museum Transportasi dapat merealisasikannya
dengan baik, bahkan melampaui jumlah target pengunjung, yaitu sebanyak
330.476 orang, dengan PNBP sebesar Rp1.659.677.000,00 yang diperoleh dari
hasil penjualan tiket masuk museum dan biaya sewa penggunaan tempat di
area museum.
Tabel III.72
Persentase Peningkatan Pengunjung Museum Transportasi
NO. BULAN JUMLAH
PENGUNJUNG AKUMULASI
1 JANUARI 29797 29797
2 FEBRUARI 23412 53209
3 MARET 35911 89120
4 APRIL 37391 126511
5 MEI 23468 149979
6 JUNI 26058 176037
7 JULI 25429 201466
8 AGUSTUS 16265 217731
9 SEPTEMBER 23089 240820
10 OKTOBER 32089 272909
11 NOVEMBER 21411 294320
12 DESEMBER 36156 330476
TOTAL 330.476
PENGUNJUNG 2016 304.420
% PENINGKATAN JUMLAH PENGUNJUNG 8,56
Sumber: Biro Umum, 2018
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 125
125
I. Sasaran Program Kesembilan “Terwujudnya Good Governance & Clean
Government di Kementerian Perhubungan”
IKU Nomor 18: Keterbukaan Informasi Publik. Realisasi kinerja tahun 2017
adalah peringkat 3 dari target yang ditetapkan peringkat 3 dengan capaian
kinerja terhadap IKU18 tahun 2017 sebesar 100%.
Setiap Badan Publik (BP) termasuk Kementerian dan Lembaga (K/L)
mempunyai kewajiban untuk mengimplementasikan Undang-Undang Nomor 14
Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP). Hal ini
dilaksanakan untuk mengetahui sejauhmana BP mampu dan serius
mengimplementasikan hasil tersebut. Setiap tahunnya Komisi Informasi Pusat
melakukan kegiatan pemeringkatan yang menghasilkan peringkat KIP
berdasarkan nilai angka. Nilai KIP sebesar 93,28 yang diperoleh Kementerian
Perhubungan berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh Komisi Informasi
Pusat (KIP).
Selanjutnya pemeringkatan tersebut secara teknis telah diatur dalam
Peraturan Komisi Informasi Nomor 5 Tahun 2016 tentang Metode dan Teknik
Evaluasi Keterbukaan Informasi Badan Publik. Kegiatan tersebut dilaksanakan
selama 7 (tujuh) bulan yang berlangsung pada bulan Juni s.d Desember
2017 yang diakhiri dengan pemeringkatan. Badan Publik wajib mengikuti
seluruh alur kegiatan yang telah ditetapkan oleh Komini Informasi Pusat.
Pemeringkatan ini bertujuan untuk menilai pelaksanaan Badan Publik dalam
menjalankan kewajiban, melalui 4 (empat) indikator yaitu :
a. Mengumumkan Informasi Publik;
b. Menyediakan Informasi Publik;
c. Melakukan Pelayanan Permohonan Informasi Publik; dan
d. Melakukan Pengelolaan Informasi dan Dokumentasi sesuai dengan UU KIP.
Sehingga dapat terjadi refleksi atas kinerja kelembagaan dan munculnya
pemahaman dalam pengelolaan informasi public Komisi Infromasi Pusat telah
melakukan pemeringkatan Keterbukaan Informasi Publik berdasarkan 4 (4)
variabel penilaian yaitu Self Assesment Questioner (SAQ); Verifikasi SAQ;
Visitasi Lanjutan Acak (VLA) dan Visitasi. Sehingga pada tahun 2017 telah
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 126
126
diperolah hasil penilaian tentang KIP melalui pemeringkatan dengan kategori
Badan Publik Kementerian/ Lembaga sebagai berikut:
a. Peringkat I Kementerian Keuangan dengan nilai 95,39;
b. Peringkat II Kementerian Perindustrian dengan nilai 95,37;
c. Peringkat III Kementerian Perhubungan dengan nilai 93,28;
d. Peringkat IV Kementerian Pertanian dengan nilai 92,16.
Metode penilaian yang dilakukan Komisi Informasi Pusat dalam menilai KIP
pada tahun ini tidak berubah dari tahun sebelumnya. Kegiatan yang
mendukung untuk tercapainya IKU Keterbukaan Informasi Publik ini adalah
Pelaksanaan Pelayanan Informasi dan Pengelolaan Pengaduan Masyarakat.
Dengan capaian yang diperoleh oleh Biro Komunikasi dan Informasi Publik
maka perlu peningkatan beberapa hal yang dapat menunjang dan
meningkatkan performa Kinerja dari Biro Komunikasi dan Informasi Publik,
antara lain:
a. Meningkatkan pemanfaatan asset digital, meningkatkan penguasaan
teknologi informasi dan komunikasi, sebagai bekal pelaksanaan
komunikasi publik yang efektif, serta pelayanan informasi yang optimal,
yang dapat meningkatkan pemahaman dan dukungan publik terhadap
Kementerian Perhubungan.
b. Peningkatan kompetensi SDM, melalui berbagai program pendidikan dan
pelatihan, guna membentuk SDM Humas yang handal, dan mampu
melaksanakan pengelolaan komunikasi dan informasi yang efektif, efisien
dan berkelanjutan.
c. Melaksanakan perekrutan tenaga honorer yang kompeten dan
berkualitas, guna mengisi kebutuhan SDM dan memperkuat performa dan
kinerja BKIP.
d. Untuk lebih menguatkan pelaksanaan tugas dan fungsi PPID di BKIP,
perlu dilakukan penyempurnaan struktur organisasi BKIP yang dapat
mengakomodir keberadaan level PPID di level yang lebih tinggi (Eselon
III).
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 127
127
J. Sasaran Program Kesepuluh “Terselenggaranya e-Government di Kementerian
Perhubungan”
IKU Nomor 19: Persentase Kehandalan Sistem Informasi.
Realisasi kinerja tahun 2017 sebesar 99,67% dari target 96% dengan
capaian kinerja terhadap IKU20 tahun 2017 sebesar 103,82%. Keberhasilan
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Perhubungan dalam mencapai
target Indikator Kinerja Utama “Persentase Kehandalan Sistem Informasi”
dalam pelaksanaannya didukung oleh infrastruktur yang memadai dan
sumber daya yang handal.
Pencegahan dan Identifikasi permasalahan dalam pelaksanaan operasional
layanan Teknologi Informasi dan Komunikasi merupakan salah satu hal
utama dalam menjaga kehandalan sistem yang berjalan. Pengembangan
Infrastruktur, penguatan sistem melalui pengujian cyber security baik pada
sistem aplikasi maupun infrastruktur serta kemampuan sumber daya manusia
masih perlu ditingkatkan, sejalan dengan proses integrasi yang terus
berkesinambungan terhadap seluruh sistem informasi yang beroperasi baik
internal maupun ekternal kementerian dalam layanan terhadap masyarakat
dan stakeholder.
K. Sasaran Program Kesebelas “Terselenggaranya Manajemen Pengelolaan
Kebijakan Lingkungan Hidup, Penataan Sistem dan Inovasi Pelayanan
Transportasi yang Berkelanjutan”
IKU Nomor 20: Tingkat penerapan Pedoman Standar Pelayanan Sarana dan
Prasarana Transportasi yang dilaksanakan. Realisasi kinerja tahun 2017
sebesar 14,25% dari target 40% dengan capaian kinerja terhadap IKU7
tahun 2017 sebesar 35,62%. Pada tahun 2017 target penerapan standar
pelayanan sarana dan prasarana yang dilaksanakan sebesar 40% atau 221
UPT dari 550 UPT. Dari target tersebut baru 79 UPT yang telah menyusun
standar pelayanan. Tidak tercapainya target kinerja tingkat penerapan
standar pelayanan sarana dan prasarana transportasi yang dilaksanakan
pada tahun 2017 dikarenakan:
a. Target dimaksud merupakan indikator IKU baru sesuai Keputusan Menteri
Perhubungan Nomor KP 873 Tahun 2017 tentang Reviu Rencana
Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019, yang ditetapkan
pada tanggal 2 Oktober 2017;
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 128
128
b. Belum terdapat anggaran rutin dalam rangka monitoring dan evaluasi
tingkat penerapan standar pelayanan pada UPT Kementerian
Perhubungan yang memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat;
c. Adanya kebijakan penghematan anggaran yang berdampak pada proses
pelaksanaan penerapan standar pelayanan di sub sektor.
Tabel III.73
Realisasi Penerapan Pedoman Sandar Pelayanan Sarana dan Prasarana
Transportasi yang Dilaksanakan Tahun 2017
No Sub Sektor Jumlah UPP Target (40%) Realisasi
1 Perhubungan Laut 323 129 41
2 Perhubungan Udara 165 66 19
3 Perhubungan Darat 26 10 0
4 Perkeretaapian 9 4 0
5 BPSDM Perhubungan 31 12 19
Total 554 221 79
Sumber: PPTB, 2018
Adapun upaya untuk mencapai target kinerja pada tahun mendatang yakni
dengan pendampingan penyusunan dokumen Standar Pelayanan dan
melakukan evaluasi terhadap dokumen serupa yang belum disusun dan
ditetapkan sebagai dokumen Standar Pelayanan di Unit Pelaksana Teknis
(UPT) Kementerian Perhubungan melalui penganggaran program kegiatan
tahun 2018 “Evaluasi Pemenuhan Dokumen Standar Pelayanan pada Unit
Penyelenggara Pelayanan Publik di Lingkungan Kementerian Perhubungan”.
IKU Nomor 21: Persentase pemenuhan dokumen lingkungan proyek
pembangunan infrastruktur transportasi. Realisasi kinerja tahun 2017 sebesar
69,70% dari target 75% dengan capaian kinerja terhadap IKU21 tahun 2017
sebesar 92,93%. Hal ini dikarenakan sebagai berikut:
A. Keterbatasan kompetensi SDM dari pihak Pemrakarsa (UPT) terkait dengan
informasi substansi dokumen lingkungan hidup;
B. Terdapat beberapa UPT yang terkendala oleh status lahan, dimana lahan
yang akan digunakan untuk pembangunan/pengembangan prasarana
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 129
129
termasuk dalam kawasan lindung, sehingga dokumen lingkungan tidak
boleh dilanjutkan penyusunannya;
C. Pergantian kepala daerah di beberapa wilayah berpotensi memperlambat
penerbitan Ijin Lingkungan, sementara Dinas Lingkungan Hidup hanya
berwenang mengeluarkan rekomendasi kelayakan lingkungan hidup sebagai
dasar pengesahan ijin lingkungan.
Tabel III.74
Realisasi Pemenuhan Dokumen Lingkungan
Proyek Pembangunan Infrastruktur Transportasi Tahun 2017
Sumber: PPTB, 2018
IKU Nomor 22: Persentase unit pelayanan publik sektor transportasi yang
dinilai dan dievaluasi telah memenuhi standar kriteria pelayanan prima.
Realisasi kinerja tahun 2017 sebesar 72% dari target 72% dengan capaian
kinerja terhadap IKU22 tahun 2017 sebesar 100%. Pelaksanaan penilaian
telah dilaksanakan pada tahun 2016, dan pada tahun 2017 merupakan
tindak lanjut/evaluasi dari hasil penilaian pada tahun sebelumnya sebagai
upaya untuk mendorong perbaikan terhadap pemenuhan kriteria/aspek-aspek
pelayananan prima guna peningkatan kualitas pelayanan publik. Dari target
163 UPP yang dinilai/dievaluasi terdapat 117 UPP (72%) yang dinyatakan
memenuhi standar kriteria pelayanan prima.
IKU Nomor 23: Persentase penurunan gas rumah kaca dari sektor
transportasi nasional.Realisasi kinerja tahun 2017 sebesar 40,43% dari target
40% dengan capaian kinerja terhadap IKU23 tahun 2017 sebesar 100%.
Pencapaian ini direalisasikan pada seluruh sub sektor transportasi, yaitu:
Sub sektor Total Terpenuhi Belum terpenuhi
Perhubungan Darat 7 7 0
Perkeretaapian 22 22 0
Perhubungan Laut 201 92 109
Perhubungan Udara 167 153 14
BPSDM 9 9 0
Total 406 283 123
Prosentase 100 % 69,7 % 30,3 %
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 130
130
Tabel III.75
Penurunan Gas Rumah Kaca dari Sektor Transportasi Nasional
(Dalam Ton CO2)
No. Mitigasi Sub Sektor Realisasi Target 2017 Persentase (%)
1 Perhubungan Darat 368.819 940.000
2 Perkeretaapian 1.543.000 693.000
3 Perhubungan Laut 141.800 448.000
4 Perhubungan Udara 1.322.107 6.268.000
Total 3.375.726 8.349.000 40 %
Sumber: PPTB, 2018
Tiap sub sektor memiliki aksi mitigasi yang berbeda dalam rangka
menurunkan emisi gas rumah kaca. Aksi mitigasi yang dilakukan masing-
masing sub sektor untuk mencapai target pencapaian penurunan emisi gas
rumah kaca dari sektor transportasi nasional pada tahun 2017, adalah
seperti rincian Tabel di bawah ini :
Tabel III.76
Aksi Mitigasi Sub Sektor Transportasi Darat
dalam Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca
No Aksi Mitigasi Capaian Penurunan
Emisi (Dalam Ton CO2)
1 Mendorong Pembinaan dan Pengernbanqan sistem
transit – Bus Rapid Transit (BRT)/ semi BRT
165.704
2 Pemanfaatan Teknologi Lalu Lintas untuk
Kelancaran Lalu Lintas di Jalan Nasional/ (Area
Traffic Control System/ ATCS)
203.116
Total 368.819
Sumber: PPTB, 2018
Tabel III.77
Aksi Mitigasi Sub Sektor Transportasi Laut dalam
Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca
No Aksi Mitigasi Capaian Penurunan
Emisi (Dalam Ton CO2)
1 Efisiensi Manajemen Operasional Pelabuhan
(Pembangunan Teknologi Sollar Cell pada Sarana
Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) )
141.800
Total 141.800
Sumber: PPTB, 2018
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 131
131
Tabel III.78
Aksi Mitigasi Sub Sektor Transportasi Udara dalam
Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca
No Aksi Mitigasi Capaian Penurunan
Emisi (Dalam Ton CO2)
1 Peremajaan Armada Angkutan Udara 429.836
2 Penyempurnaan Sistem Dan Prosedur Pengoperasian
Serta Perawatan Pesawat Udara (Efisiensi
Operasional Penerbangan)
519.476
3 Performance Base Navigation (PBN) 362.317
4 Penghijauan Lingkungan Bandar udara 10.147
5 Pemanfaatan Energi Baru dan Terbarukan 331
Total 1.322.107
Sumber: PPTB, 2018
Tabel III.79
Aksi Mitigasi Sub Sektor Transportasi Perkeretaapian dalam
Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca
No Aksi Mitigasi Capaian Penurunan
Emisi (Dalam Ton CO2)
1 Pembangunan Jalur Ganda Lintas Utara Jawa 552.000
2 Pembangunan KA Perkotaan Jabodetabek 778.000
3 Terbangunnya Jalur KA Trans Sumatera 213.000
Total 1.543.000
Sumber: PPTB, 2018
L. Sasaran Program Kedua Belas “Terselenggaranya Pemeriksaan Lanjutan
Kecelakaan Kapal sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan”
IKU Nomor 24: Persentase penyelesaian perkara kecelakaan kapal. Realisasi
kinerja tahun 2017 sebesar 84,84% dari target 100% dengan capaian kinerja
terhadap IKU24 tahun 2017 sebesar 84,84%. Pada tahun 2017, jumlah
berkas Perkara yang terealisasi sebanyak 28 berkas perkara kecelakaan
kapal (19 berkas tahun 2017 dan 9 berkas tahun 2016) yang terselesaikan,
Pada tahun 2017, Mahkamah Pelayaran menerima 25 berkas perkara dari
Ditjen Perhubungan Laut cq. KPLP, namun terdapat 1 berkas dikembalikan ke
KPLP dikarenakan tidak memenuhi syarat untuk ditindaklanjuti.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 132
132
M. Sasaran Program Ketiga Belas “Peningkatan kinerja pelaksanaan investigasi
kecelakaan transportasi”
IKU Nomor 25: Persentase penyelesaian penyusunan laporan final/akhir
investigasi kecelakaan transportasi. Realisasi kinerja tahun 2017 sebesar 82%
dari target 100% dengan capaian kinerja terhadap IKU25 tahun 2017
sebesar 100%. Hal ini dikarenakan sebagai berikut
a. Pengumpulan data faktual investigasi kecelakaan lebih dari satu
tempat/lokasi dan pada waktu yang berbeda (pengambilan bukti
peristable, available, dan retrievable tidak bisa pada waktu yang sama);
b. Lama waktu penelitian dan menganalisa tergantung pada kompleksitas
dari objek yang diteliti;
c. Diperlukan waktu untuk pengumpulan data faktual tambahan jika dalam
proses analisis diperlukan data faktual lainnya yang mendukung hipotesis
hasil analisis dalam menentukan faktor yang berkontribusi terhadap
kecelakaan dan faktor keselamatan.
d. Diperlukan waktu untuk penyusunan laporan draft final dan laporan final
serta masa tanggapan dari pihak terkait terhadap draft laporan final;
e. Diperlukan investigasi lanjutan pada banyak kasus investigasi kecelakaan
transportasi;
f. Jumlah investigator baru bergabung mulai Agustus 2017 (Assesment
2017);
g. Khusus untuk Sub Komite Penerbangan fokus pada pemenuhan temuan
hasil audit ICAO;
h. Terdapat banyak instansi yang memiliki kepentingan yang sama di sarana,
prasarna dan lingkungan lokasi kejadian; dan
i. Jumlah kecelakaan moda transportasi yang diinvestigasi meningkat pada
tahun 2017, untuk moda Pelayaran sebesar 47%, moda Perkeretaapian
sebesar 14%, moda Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sebesar 60%.
3.2.5 Capaian Keberhasilan Kinerja Unit Kerja Lainnya
Pada tahun 2017 terdapat beberapa unit kerja eselon II di lingkungan Sekretariat
Jenderal yang turut memiliki andil dalam capaian keberhasilan kinerja dan
menerima beberapa penghargaan antara lain :
a. Biro Keuangan dan Perlengkapan, menginisasi atas penghargaan yang
diperoleh Kementerian Perhubungan, yaitu :
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 133
133
1) Penghargaan atas Keberhasilan “Menyusun dan Menyajikan Laporan
Keuangan Tahun 2016 dengan Capaian Standar Tertinggi (WTP)” yang
diberikan oleh Kementerian Keuangan;
2) Penghargaan sebagai Kementerian/Lembaga “Pengelola Penerimaan Negara
Bukan Pajak (PNBP) Terbaik Ketiga Pada Kelompok Penerimaan Lebih Dari
1 Triliun” yang diberikan oleh Kementerian Keuangan.
b. Biro Kepegawaian dan Organisasi mendapatkan penghargaan “Pengelola
Kepegawaian Terbaik Tingkat Kementerian Besar” yang diberikan oleh Badan
Kepegawaian Negara dalam kegiatan BKN Award Tahun 2017;
c. Biro Perencanaan mendapatkan “Peringkat I (Pertama) Terbaik dalam
Pelaksanaan Rekonsiliasi Data Eksternal” yang diberikan oleh Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara Jakarta IV;
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 134
134
d. Biro Umum sebagai pengelola Museum Transportasi TMII mendapatkan
penghargaan Museum Transportasi TMII Kategori “Museum Favorit I” Pameran
Museum Bersama di Provinsi Banten dan Juara I Lomba Keindahan
Lingkungan kategori Kelompok Museum dalam rangka peringatan HUT TMII ke-
42;
e. Biro Komunikasi dan Informasi Publik mendapat beberapa penghargaan, yaitu :
1) Pemenang “Stand Favorit” pada Pameran Gebyar Wisata dan Budaya
Nusantara Expo 2017, Jakarta;
2) Pemenang “Stand Favorit” pada Kegiatan Pameran Tourism, Trade, and
Investment (TTI) Expo, Medan;
3) Pemenang Kategori Stand “Inovasi dan Kreativitas” pada Pameran World
Habitat Day and World Cities Days 2017 yang diselenggarakan oleh
Kementerian PUPR, Jakarta;
4) Pemenang “Juara II Anugerah Media Humas 2017” Kategori “Siaran
Pers/Pemberitaan” yang diselenggarakan oleh Bakohumas Kominfo, Jakarta;
5) Pemenang “Peringkat III Keterbukaan Informasi Publik” yang diselenggarakan
Komisi Informasi Pusat.
3.2.6 Capaian Realisasi Indikator Kinerja Utama
Secara rinci capaian realisasi per IKU Sekretariat Jenderal disajikan dalam tabel
berikut.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 135
135
Tabel III.80
Target dan Realisasi Anggaran IKU Sekretariat Jenderal Tahun 2017
SASARAN PROGRAM IKU INDIKATOR KINERJA
UTAMA PAGU REALISASI
CAPAIAN
KEUANGAN
(%)
CAPAIAN
KINERJA
(%)
PENANGGUNG
JAWAB
SS1 Peningkatan
Akuntabilitas Kinerja
Sekretariat Jenderal
Kementerian
Perhubungan melalui
tersedianya Dokumen
Perencanaan,
Pemrograman,
Kebijakan Pentarifan,
dan dokumen Analisa
dan Evaluasi sebagai
acuan dalam
penyelenggaraan
perhubungan
IKU1 Nilai Akuntabilitas
Kinerja Kementerian
Perhubungan
berdasarkan hasil
evaluasi Kemenpan
dan Reformasi
Birokrasi
1.070.600.000 1.010.547.300 94,39 98,04
Biro
Perencanaan IKU2 Nilai Akuntabilitas
Kinerja Sekretariat
Jenderal berdasarkan
hasil evaluasi
Inspektorat Jenderal
- - - 95,46
IKU3 Tingkat Maturasi SPIP - - - 149
SS2 Terwujudnya
Pengelolaan SDM
Aparatur
Perhubungan yang
berintegritas, netral,
capable, profesional,
berkinerja tinggi dan
sejahtera serta
beretika
IKU4 Persentase
pemenuhan
kebutuhan jabatan
fungsional Penguji
Kendaraan Bermotor,
Pengawas
Keselamatan
Pelayaran, dan
Teknisi Penerbangan
yang Bersertifikat
201.145.000 200.605.290 99,73 86,67
Biro
Kepegawaian
dan
Organisasi
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 136
136
SASARAN PROGRAM IKU INDIKATOR KINERJA
UTAMA PAGU REALISASI
CAPAIAN
KEUANGAN
(%)
CAPAIAN
KINERJA
(%)
PENANGGUNG
JAWAB
SS3 Peningkatan
Pelaksanaan RB di
Lingkungan
Kementerian
Perhubungan
IKU5 Persentase Indeks RB
2.103.528.000 2.075.491.600 98,67 90,59
SS4 Terwujudnya Laporan
Keuangan Kementerian
Perhubungan dengan
penilaian opini WTP
IKU6 Opini BPK atas
laporan keuangan
Kementerian
Perhubungan
- - - 100
Biro
Keuangan
dan
Perlengkapan
IKU7 Persentase
penyerapan anggaran
Kementerian
Perhubungan
47.941.453.295.000 41.418.150.341.000 86,39 95,99
IKU8 Persentase
penyerapan anggaran
Sekretariat Jenderal
536.027.315.000 485.171.228.513 90,51 100,56
SS5 Peningkatan Kerja
Sama
Kemitraan/Investasi
Dalam Negeri dan
Kerja Sama Luar
Negeri dalam
Kerangka
Regional/Sub Regional,
Bilateral dan
Multilateral di Bidang
Transportasi
IKU9 Persentase proses
fasilitasi kerjasama
dan kemitraan /
investasi dengan
badan usaha dan
instansi lembaga
pemerintah yang
ditindaklanjuti
977.264.000 897.522.861 91,84 100
Biro
Kerjasama
IKU10 Persentase
kesepakatan
kerjasama bilateral,
regional dan
multilateral yang
ditindaklanjuti
5.061.691.000 4.918.656.312 97,17 100
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 137
137
SASARAN PROGRAM IKU INDIKATOR KINERJA
UTAMA PAGU REALISASI
CAPAIAN
KEUANGAN
(%)
CAPAIAN
KINERJA
(%)
PENANGGUNG
JAWAB
SS6 Peningkatan penetapan
dan kualitas regulasi
dalam implementasi
kebijakan sektor
transportasi
IKU11 Persentase rancangan
peraturan yang
ditetapkan
2.970.402.000 2.587.625.677 87,11 102,22
Biro Hukum
IKU12 Persentase
pelaksanaan
deregulasi peraturan
di lingkungan
Kementerian
Perhubungan
2.558.357.000 2.487.236.872 97,22 125
SS7 Peningkatan dalam
pelayanan dan
penyelesaian masalah
hukum
IKU13 Persentase
Penyelesaian Perkara
Hukum 3.570.698.000 3.170.990.960 88,81 108,75
SS8 Peningkatan kinerja
layanan administrasi
serta sarana dan
prasarana di
lingkungan Kantor
Pusat Kementerian
Perhubungan
IKU14 Tingkat ketepatan
waktu proses
pelayanan
administrasi
perkantoran
13.712.109.000 13.613.404.442 99,28 99,28
Biro Umum
IKU15 Persentase
penghematan listrik,
air, dan biaya telepon
di lingkungan kantor
pusat kementerian
perhubungan
14.589.834.000 13.250.397.025 90,82 33,52
IKU16 Tingkat kecukupan
sarana dan prasarana
kantor pusat
Kementerian
Perhubungan sesuai
kebutuhan
42.430.678.000 41.122.561.083 96,92 96,92
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 138
138
SASARAN PROGRAM IKU INDIKATOR KINERJA
UTAMA PAGU REALISASI
CAPAIAN
KEUANGAN
(%)
CAPAIAN
KINERJA
(%)
PENANGGUNG
JAWAB
IKU17 Persentase
peningkatan
pengunjung museum
transportasi
3.113.812.000 2.986.871.071 95,92 8,56
SS9 Terwujudnya Good
Governance & Clean
Government di
Kementerian
Perhubungan
IKU18 Keterbukaan Informasi
Publik
2.500.000.000 2.324.728.701 92,99 100 Biro KIP
SS10 Terselenggaranya e-
Government di
Kementerian
Perhubungan
IKU19 Persentase
Kehandalan Sistem
Informasi
31.232.817.000 31.186.864.034 99,85 99,67
SS11 Terselenggaranya
Manajemen
Pengelolaan Kebijakan
Lingkungan Hidup,
Penataan Sistem dan
Inovasi Pelayanan
Transportasi yang
Berkelanjutan
IKU20 Tingkat penerapan
Pedoman Standar
Pelayanan Sarana
dan Prasarana
Transportasi yang
dilaksanakan
- - - 14,25
PPTB
IKU21 Persentase
pemenuhan dokumen
lingkungan proyek
pembangunan
infrastruktur
transportasi
1.076.090.000 1.072.695.700 99,68 90,93
IKU22 Persentase unit
pelayanan publik
sektor transportasi
yang dinilai dan
dievaluasi telah
memenuhi standar
908.731.000 900.619.908 99,11 72
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 139
139
SASARAN PROGRAM IKU INDIKATOR KINERJA
UTAMA PAGU REALISASI
CAPAIAN
KEUANGAN
(%)
CAPAIAN
KINERJA
(%)
PENANGGUNG
JAWAB
kriteria pelayanan
prima
IKU23 Persentase penurunan
gas rumah kaca dari
sektor transportasi
nasional
299.317.000 298.217.500 99,63 40,43
SS12 Terselenggaranya
Pemeriksaan Lanjutan
Kecelakaan Kapal
sesuai Ketentuan
Peraturan Perundang-
undangan
IKU24 Persentase
penyelesaian perkara
kecelakaan kapal 2.121.747.000 2.096.523.391 99,74 84,84
Mahkamah
Pelayaran
SS13 Peningkatan kinerja
pelaksanaan
investigasi kecelakaan
transportasi
IKU25 Persentase
penyelesaian
penyusunan laporan
final/akhir investigasi
kecelakaan
transportasi
8.919.779.000 8.901.182.738 99,80 82 KNKT
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 140
140
3.3 Realisasi Anggaran
Dalam mencapai visi dan misi Sekretariat Jenderal, sudah disusun langkah-langkah
perencanaan yang telah ditetapkan 5(lima) tahun sebelumnya dalam dokumen
Rencana Strategis (Renstra) Sekretariat Jenderal Tahun 2015- 2019. Selanjutnya,
disusun dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT), Perjanjian Kinerja (PK), serta
Rencana Aksi.
Dikarenakan terdapat perubahan struktur organisasi di lingkungan Sekretariat
Jenderal, maka diperlukan dilakukan Reviu Renstra dan Perjanjian Kinerja (PK) Tahun
2017. Pada akhir Tahun 2017, telah dilakukan Revisi Perjanjian Kinerja (PK)
Sekretariat Jenderal Tahun 2017.
Pencapaian kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2017 didukung oleh dokumen
Perjanjian Kinerja (PK) Sekretariat Jenderal Tahun 2017 terdapat 13 (tiga belas)
Sasaran Program dan 25 (dua puluh lima) Indikator Kinerja Utama menggunakan
APBN Tahun 2017 sebesar Rp536.027.315.000,00 yang terdiri dari Belanja Pegawai
sebesar Rp121.918,151,000,00, Belanja Barang sebesar Rp349.482.353.000,00 dan
Belanja Modal sebesar Rp64.626.811.000,00.
Salah satu cara untuk melihat keefektifan penggunaan anggaran adalah dengan
melakukan evaluasi kinerja realisasi anggaran. Hal ini dilakukan untuk melihat
konsistensi anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya di dalam Renstra dan PK
Tahun 2017 dengan realisasi keuangan, pencapaian keluaran dan pencapaian hasil,
serta efisiensi penggunaan anggaran.
3.3.1 Alokasi Total Anggaran Tahun 2017
Dari total anggaran Sekretariat Jenderal Tahun 2017 sebesar Rp536.027.315.000,00
yang terdiri dari Belanja Pegawai sebesar Rp121.918,151,000,00, Belanja Barang
sebesar Rp349.482.353.000,00 dan Belanja Modal sebesar Rp64.626.811.000,00,
dijelaskan dalam tabel berikut ini:
Tabel III.81
Pagu Anggaran Belanja Pegawai Sekretariat Jenderal Tahun 2017
UNIT KERJA
ALOKASI ANGGARAN PAGU
TOTAL
PAGU PEGAWAI PAGU BARANG PAGU MODAL
Biro Perencanaan - 18.084.720.000 125.000.000 18.209.720.000
Biro Kepegawaian
dan Organisasi
- 29.074.776.000 - 29.074.776.000
Biro Keuangan dan
Perlengkapan
- 18.134.293.000 - 18.134.293.000
Biro Hukum - 18.737.815.000 - 18.737.815.000
Biro Kerjasama - 19.315.356.000 - 19.315.356.000
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 141
141
UNIT KERJA
ALOKASI ANGGARAN PAGU
TOTAL
PAGU PEGAWAI PAGU BARANG PAGU MODAL
Biro Umum 109.596.892.000 101.008.977.000 42.430.678.000 253.036.547.000
Biro KIP - 40.927.514.000 100.000.000 41.027.514.000
PPTB 3.589.196.000 8.910.968.000 - 12.500.164.000
PUSTIKOM 3.889.624.000 37.815.369.000 21.444.212.000 63.149.205.000
KNKT - 32.794.749.000 526.921.000 33.321.670.000
Mahkamah
Pelayaran
4.842.439.000 10.382.103.000 - 15.224.542.000
Atase Perhubungan - 14.295.713.000 - 14.295.713.000
TOTAL 121.918.151.000 349.482.353.000 64.626.811.000 536.027.315.000
Sumber: Biro Keuangan, 2018
3.3.2 Realisasi Penyerapan Anggaran
Secara umum, realisasi penyerapan anggaran sampai akhir tahun 2017 adalah
sebesar Rp485.171.228.513,00 atau 90,51%. Belanja Pegawai sebesar
Rp121.918,151,000,00, Alokasi anggaran Pagu Pegawai dilaksanakan oleh Biro Umum,
PPTB, Pustikom, dan Mahkamah Pelayaran. Realisasi penyerapan anggaran Pagu
Pegawai sampai akhir tahun 2017 sebesar Rp90.835.010.300,00, dijelaskan dalam
tabel, sebagai berikut:
Tabel III.82
Realisasi Anggaran Belanja Pegawai Sekretariat Jenderal Tahun 2017
UNIT KERJA PAGU
PEGAWAI Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
Biro
Perencanaan
- - - - -
Biro
Kepegawaian
dan
Organisasi
- - - - -
Biro
Keuangan
dan
Perlengkapan
- - - - -
Biro Hukum - - - - -
Biro
Kerjasama
- - - - -
Biro Umum 109.596.892.000 18.607.338.840 38.350.468.711 68.516.483.027 80.512.821.664
Biro KIP - - - - -
PPTB 3.589.196.000 714.948.714 1.634.545.984 2.699.197.071 3.192.133.250
PUSTIKOM 3.889.624.000 678.693.388 1.564.451.967 2.706.961.767 3.196.319.413
KNKT - - - - -
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 142
142
UNIT KERJA PAGU
PEGAWAI
Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
Mahkamah
Pelayaran
4.842.439.000 845.646.212 1.854.441.679 3.253.374.054 3.933.735.973
Atase
Perhubungan
- - - - -
TOTAL 121.918.151.000 20.846.627.154 43.403.908.341 77.176.015.919 90.835.010.300
Sumber: Biro Keuangan, 2018
Belanja Barang sebesar Rp349.482.353.000,00. Realisasi penyerapan anggaran Pagu
Barang sampai akhir tahun 2017 sebesar Rp331.130.000.000,00, dijelaskan dalam
tabel sebagai berikut:
Tabel III.83
Realisasi Anggaran Belanja Barang Sekretariat Jenderal Tahun 2017
UNIT KERJA PAGU
BARANG TW I TW II TW III TW IV
Biro Perencanaan 18.084.720.000 2.290.883.100 6.804.128.400 12.387.987.600 16.792.033.750
Biro Kepegawaian
dan Organisasi
29.074.776.000 3.344.924.300 10.920.563.142 19.284.011.618 28.515.456.730
Biro Keuangan
dan Perlengkapan
18.134.293.000 2.915.796.922 8.123.633.830 15.714.791.019 18.105.191.908
Biro Hukum 18.737.815.000 2.033.951.897 5.632.425.350 11.313.387.885 16.904.338.902
Biro Kerjasama 19.315.356.000 194.107.539 3.045.242.980 7.030.274.968 18.151.556.660
Biro Umum 101.008.977.000 11.856.393.740 40.072.142.126 75.218.555.505 96.206.502.231
Biro KIP 40.927.514.000 2.110.039.994 8.736.902.890 20.040.081.403 37.893.631.955
PPTB 8.910.968.000 1.146.837.199 3.460.215.873 6.050.187.042 8.844.411.730
PUSTIKOM 37.815.369.000 2.258.524.973 10.650.115.404 22.825.982.779 36.420.819.269
KNKT 32.794.749.000 2.913.622.445 9.892.825.876 19.405.138.379 29.562.689.979
Mahkamah
Pelayaran
10.382.103.000 2.107.939.529 4.273.053.937 7.384.632.988 10.044.917.297
Atase
Perhubungan
14.295.713.000 229.054.235 3.731.347.880 7.903.712.603 13.688.449.589
TOTAL 349.482.353.000 33.402.075.873 115.342.597.688 224.558.743.789 331.130.000.000
Sumber: Biro Keuangan, 2018
Belanja Modal sebesar Rp64.626.811.000,00. Realisasi penyerapan anggaran Pagu
Barang sampai akhir tahun 2017 sebesar Rp63.206.218.213,00, dijelaskan dalam
tabel sebagai berikut:
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 143
143
Tabel III.84
Realisasi Anggaran Belanja Modal Sekretariat Jenderal Tahun 2017
UNIT KERJA PAGU MODAL TW I TW II TW III TW IV
Biro
Perencanaan
125.000.000 - - 122.475.000 122.475.000
Biro
Kepegawaian
dan Organisasi
- - - - -
Biro Keuangan
dan
Perlengkapan
- - - - -
Biro Hukum - - - - -
Biro Kerjasama - - - - -
Biro Umum 42.430.678.000 565.565.000 3.498.807.208 18.086.950.883 41.122.561.083
Biro KIP 100.000.000 - 98.370.000 98.370.000 98.370.000
PPTB - - - - -
PUSTIKOM 21.444.212.000 - 8.886.410.076 18.898.838.630 21.338.886.130
KNKT 526.921.000 191.664.000 436.421.000 474.041.000 523.926.000
Mahkamah
Pelayaran
- - - - -
Atase
Perhubungan
- - - - -
TOTAL 64.626.811.000 757.229.000 12.920.008.284 37.680.675.513 63.206.218.213
Sumber: Biro Keuangan, 2018
3.3.3 Pencapaian Keluaran
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 249 Tahun 2011 tentang
Pengukuran dan Evaluasi Kinerja atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran
Kementerian Negara/Lembaga, rumus yang digunakan untuk mengukur pencapaian
keluaran, adalah:
Gambar III.1
Rumus Pencapaian Keluaran
Secara rinci nilai tersebut diperoleh sebagaimana tabel di bawah ini:
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 144
144
Tabel III. 85
Tingkat Pencapaian Keluaran Sekretariat Jenderal
NO NAMA KEGIATAN
VOLUME INDIKATOR KINERJA
TARGET
VOLUME
KELUARAN
(TVK)
REALISASI
VOLUME
KELUARAN
(RVK)
CAPAIAN
VOLUME INDIKATOR SATUAN TARGET REALISASI
1 Pembinaan dan
Koordinasi
Penyusunan
Produk dan
Pelayanan Hukum
205 860 4,19 Persentase
Rancangan
Peraturan yang
Ditetapkan
% 90 92
Persentase
pelaksanaan
deregulasi
peraturan di
lingkungan
Kementerian
Perhubungan
% 60 75
Persentase
Penyelesaian
Perkara Hukum
% 80 87
2 Pembinaan dan
Pengelolaan
Kepegawaian
5 5 1 Persentase
pemenuhan
kebutuhan
jabatan
fungsional
Penguji
Kendaraan
Bermotor,
Pengawas
Keselamatan
Pelayaran, dan
Teknisi
Penerbangan
yang
Bersertifikat
% 90 86,67
Persentase
Indeks RB
% 85(A) 90,59
3 Pembinaan dan
Pengelolaan
Administrasi
Keuangan dan
Perlengkapan di
Lingkungan
Kementerian
Perhubungan
81 81 1 Opini BPK atas
laporan
keuangan
Kementerian
Perhubungan
Opini WTP WTP
Persentase
penyerapan
anggaran
Kementerian
Perhubungan
% 90 96,39
Persentase
penyerapan
anggaran
Sekretariat
Jenderal
% 90 90,51
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 145
145
NO NAMA KEGIATAN
VOLUME INDIKATOR KINERJA
TARGET
VOLUME
KELUARAN
(TVK)
REALISASI
VOLUME
KELUARAN
(RVK)
CAPAIAN
VOLUME INDIKATOR SATUAN TARGET REALISASI
4 Penyusunan
Dokumen Rencana,
Program, Evaluasi
serta Penetapan
Kebijakan
Pentarifan di
Sektor
Perhubungan
42 51,83 1,23 Nilai
Akuntabilitas
Kinerja
Kementerian
Perhubungan
berdasarkan
hasil evaluasi
Kemenpan dan
Reformasi
Birokrasi
Nilai 70 (BB) 68,63 (B)
Nilai
Akuntabilitas
Kinerja
Sekretariat
Jenderal
berdasarkan
hasil evaluasi
Inspektorat
Jenderal
Nilai 84 (A) 80,19 (A)
Tingkat
maturasi SPIP
Level 2 2,98
5 Pembinaan
Administrasi dan
Pengelolaan
Pelayanan
Penunjang
Pelaksanaan Tugas
Biro Umum Setjen
Kementerian
Perhubungan
121 178 1,47 Tingkat
ketepatan waktu
proses
pelayanan
administrasi
perkantoran
% 100 99,28
Persentase
penghematan
listrik, air, dan
biaya telepon di
lingkungan
kantor pusat
kementerian
perhubungan
% 10 33,52
Tingkat
kecukupan
sarana dan
prasarana
kantor pusat
Kementerian
Perhubungan
sesuai
kebutuhan
% 100 96,92
Persentase
peningkatan
pengunjung
museum
transportasi
% 5 8,56
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 146
146
NO NAMA KEGIATAN
VOLUME INDIKATOR KINERJA
TARGET
VOLUME
KELUARAN
(TVK)
REALISASI
VOLUME
KELUARAN
(RVK)
CAPAIAN
VOLUME INDIKATOR SATUAN TARGET REALISASI
6 Pelayanan
Pemeriksaan
Lanjutan
Kecelakaan Moda
Transportasi
48 48 1 Persentase
penyelesaian
penyusunan
laporan
final/akhir
investigasi
kecelakaan
transportasi
% 100 82
7 Penegakan Hukum
di Bidang
Keselamatan
Pelayaran
63 48 0,76 Persentase
penyelesaian
perkara
kecelakaan
kapal
% 100 84,84
8 Pengelolaan
Teknologi Informasi
dan Komunikasi
Perhubungan
39 39 1 Persentase
Kehandalan
Sistem
Informasi
% 96 99,67
9 Dukungan
Manajemen
Pengelolaan
Kebijakan
Lingkungan Hidup,
Penataan Sistem
dan Inovasi
Pelayanan
Transportasi yang
Berkelanjutan
30 51 1,7 Tingkat
penerapan
Pedoman
Standar
Pelayanan
Sarana dan
Prasarana
Transportasi
yang
dilaksanakan
% 40 14,25
Persentase
pemenuhan
dokumen
lingkungan
proyek
pembangunan
infrastruktur
transportasi
% 75 90,93
Persentase unit
pelayanan
publik sektor
transportasi
yang dinilai dan
dievaluasi telah
memenuhi
standar kriteria
pelayanan
prima
% 72 72
Persentase
penurunan gas
rumah kaca
dari sektor
transportasi
nasional
% 40 40,43
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 147
147
NO NAMA KEGIATAN
VOLUME INDIKATOR KINERJA
TARGET
VOLUME
KELUARAN
(TVK)
REALISASI
VOLUME
KELUARAN
(RVK)
CAPAIAN
VOLUME INDIKATOR SATUAN TARGET REALISASI
10 Pengelolaan
Komunikasi Publik
dan Pemberian
Informasi di Bidang
Perhubungan
15 15 1 Keterbukaan
Informasi Publik
Peringkat 3 3
11 Pembinaan dan
Koordinasi Kerja
Sama dan
Kemitraan/Investasi
Dalam dan Luar
Negeri serta
Ratifikasi Konvensi
Perjanjian
Internasional di
Bidang
Transportasi
22 22 1 Persentase
proses fasilitasi
kerjasama dan
kemitraan /
investasi
dengan badan
usaha dan
instansi
lembaga
pemerintah
yang
ditindaklanjuti
% 100 100
Persentase
kesepakatan
kerjasama
bilateral,
regional dan
multilateral
yang
ditindaklanjuti
% 100 100
Sumber: Aplikasi SMART (Modifikasi), 2018
Nilai Pencapaian Keluaran selama tahun 2017 sebesar 149,91 (Sangat Baik) yang berarti
pencapaian keluaran selaras dengan proses penganggaran pada penyusunan perjanjian
kinerja di awal tahun 2017.
3.3.4 Analisis Efisiensi
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 249 Tahun 2011 tentang Pengukuran dan
Evaluasi Kinerja atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian
Negara/Lembaga, rumus yang digunakan untuk mengukur analisis efisiensi sumber
daya, adalah:
Gambar III.2
Rumus Nilai Efisiensi
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 148
148
Tabel III. 86
Nilai Efisiensi Sekretariat Jenderal
NO NAMA KEGIATAN PAGU
ANGGARAN
REALISASI
ANGGARAN
TARGET
VOLUME
REALISASI
VOLUME
EFISIENSI
(%)
PENANGGUNG
JAWAB
1 Pembinaan dan
Koordinasi
Penyusunan Produk
dan Pelayanan
Hukum
18.737.815.000 16.904.338.902 205 860 78,50 Biro Hukum
2 Pembinaan dan
Pengelolaan
Kepegawaian
29.074.776.000 28.515.456.730 5 5 1,92
Biro
Kepegawaian
dan Organisasi
3 Pembinaan dan
Pengelolaan
Administrasi
Keuangan dan
Perlengkapan di
Lingkungan
Kementerian
Perhubungan
18.134.293.000 18.105.191.908 81 81 0,16 Biro Keuangan
4 Penyusunan
Dokumen Rencana,
Program, Evaluasi
serta Penetapan
Kebijakan
Pentarifan di
Sektor
Perhubungan
18.209.720.000 16.914.508.750 42 51,83 24,73 Biro
Perencanaan
5 Pembinaan
Administrasi dan
Pengelolaan
Pelayanan
Penunjang
Pelaksanaan Tugas
Biro Umum Setjen
Kementerian
Perhubungan
267.332.260.000 231.530.334.567 121 178 41,13 Biro Umum
6 Pelayanan
Pemeriksaan
Lanjutan
Kecelakaan Moda
Transportasi
33.321.670.000 30.086.615.979 48 48 9,71 KNKT
7 Penegakan Hukum
di Bidang
Keselamatan
Pelayaran
15.224.542.000 13.978.653.270 63 48 -20,51 Mahkamah
Pelayaran
8 Pengelolaan
Teknologi Informasi
dan Komunikasi
Perhubungan
63.149.205.000 60.956.024.812 39 39 3,47 Pustikom
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 149
149
NO NAMA KEGIATAN PAGU
ANGGARAN
REALISASI
ANGGARAN
TARGET
VOLUME
REALISASI
VOLUME
EFISIENSI
(%)
PENANGGUNG
JAWAB
9 Dukungan
Manajemen
Pengelolaan
Kebijakan
Lingkungan Hidup,
Penataan Sistem
dan Inovasi
Pelayanan
Transportasi yang
Berkelanjutan
12.500.164.000 12.036.544.980 30 51 43,36 PPTB
10 Pengelolaan
Komunikasi Publik
dan Pemberian
Informasi di Bidang
Perhubungan
41.027.514.000 37.992.001.955 15 15 7,40 Biro KIP
11 Pembinaan dan
Koordinasi Kerja
Sama dan
Kemitraan/Investasi
Dalam dan Luar
Negeri serta
Ratifikasi Konvensi
Perjanjian
Internasional di
Bidang
Transportasi
19.315.356.000 18.151.556.660 22 22
6,03 Biro Kerjasama
EFISIENSI 17,80
Sumber: Biro Keuangan, 2018
Nilai Efisiensi dari Sekretariat Jenderal, yaitu
NE = 50% +
,
= 50% +
,
= 94,50 %
Nilai efisiensi Sekretariat Jenderal tahun 2017 sebesar 17,80% (nilai minimal skala
efisiensi sebesar -20% dan nilai maksimal sebesar 20%) dengan asumsi realisasi
Sekretariat Jenderal Tahun 2017 sudah efisien dengan skala efisiensi 94,50%
3.3.5 Analisis Dana yang Tidak Terserap oleh Unit Kerja Lainnya
Penyerapan anggaran Sekretariat Jenderal tahun 2017 sudah melebihi dari target
yang ditetapkan sebesar 90,51%. Namun terdapat dana tidak terserap sebesar
Rp50.871.361.000,00 yaitu sisa kontrak sebesar Rp4.065.098.533,00 dan sisa dana
sebesar Rp46.806.262.467,00, dengan rincian sebagai berikut:
a. Sisa kontrak pada Kantor Pusat (Biro Umum), yaitu kegiatan:
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 150
150
1. Pembangunan gedung arsip tahap IV pada Kantor Pusat (Biro Umum);
2. Pengadaan alat kesehatan;
3. Pemeliharaan lift dan AC;
4. Biaya pengamanan khusus, Satpam, Pramubhakti, Pengemudi, dan Reception;
5. Pengadaan pakaian dinas pegawai
b. Sisa kontrak pada Biro Hukum yaitu kegiatan:
1. Penyelenggaraan Rapat Koordinasi Teknis (RAKORNIS) Peraturan Perundang-
Undangan Di Bidang Transportasi TA, 2017;
2. Penyelenggaraan Penyuluhan Hukum Peraturan Perundang-Undangan di
Bidang Transportasi dan Peraturan Menteri Lainnya.
c. Sisa kontrak Biro Perencanaan yaitu kegiatan:
1. Rapat Koordinasi Penyusunan Pagu Kebutuhan RKA-KL Tahun 2018
Kemenhub;
2. Penyusunan Program Pembangunan Infrastruktur Transportasi Dalam Rangka
Mendukung Konektivitas Kawasan Industri dan KEK;
3. Pengembangan SDM (Capacity Building) Bidang Penyusunan Perencanaan
Peningkatan Keselamatan Transportasi.
d. Sisa kontrak Biro Keuangan dan Perlengkapan yaitu kegiatan:
1. Bimbingan Teknis PPK dan ULP;
2. Bimbingan Teknis Pengelola Keuangan dan BMN Tahap I S.D V.
e. Sisa kontrak KNKT yaitu kegiatan Pengadaan Permanent Investigation Equipment
(PIE) dan Pengadaan Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi.
• Kesimpulan
• Saran dan Tindak Lanjut
BAB IVPENUTUP
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal tahun 2017
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 151
151
4.1 Kesimpulan
Penyusunan laporan kinerja Sekretariat Jenderal dilakukan dan disusun sebagai
wujud akuntabilitas dalam pelaksanaan tugas dan fungsi dengan mengacu kepada
Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Ukuran keberhasilan dalam melaksanakan tugas dan fungsi Sekretariat Jenderal
dilaksanakan dengan mengukur capaian kinerja melalui unit kerja Eselon II yang ada
dibawahnya.
4.1.1. Pencapaian Kinerja Sekretariat Jenderal
Pada awal tahun 2017 unit kerja Sekretariat Jenderal telah menandatangani
Perjanjian Kinerja (PK) yang mencakup sasaran program yang hendak dicapai,
dengan menggunakan indikator kinerja dan target yang telah ditentukan, dan
secara umum unit kerja Sekretariat Jenderal telah melaksanakan seluruh kinerja
sebagaimana ditetapkan atau diperjanjikan dalam Perjanjian Kinerja (PK) tersebut,
melalui pelaksanaan program dan kegiatan dimasing-masing unit kerja Eselon II
yang ada di lingkungan Sekretariat Jenderal. Sebagai ukuran keberhasilan, unit
kerja Sekretariat Jenderal telah menetapkan 13 (tiga belas) sasaran program dan
25 (dua puluh lima) indikator kinerja untuk dinilai capaiannya pada akhir tahun
2017, sedangkan kriteria keberhasilan capaian kinerja ditentukan oleh terpenuhinya
target kinerja dengan anggaran yang digunakan lebih kecil atau sama dengan
alokasi.
BAB IV
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 152
152
Nilai capaian kinerja sasaran program Sekretariat Jenderal secara keseluruhan
selama periode tahun anggaran 2017 mencapai 103.14% mengalami penurunan
sebesar 21,95% dibandingkan tahun 2016. Capaian kinerja secara garis besar
sebagai beriku:
a. Sasaran Program pertama “Peningkatan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal
Kementerian Perhubungan melalui tersedianya Dokumen Perencanaan,
Pemrograman, Kebijakan Pentarifan, dan dokumen Analisa dan Evaluasi sebagai
acuan dalam penyelenggaraan perhubungan” yang terdiri dari 3(tiga) IKU rata-
rata capaian kinerja sebesar 114,17%;
b. Sasaran Program kedua “Terwujudnya Pengelolaan SDM Aparatur Perhubungan
yang berintegritas, netral, capable, profesional, berkinerja tinggi dan sejahtera
serta beretika” yang terdiri dari 1(satu) IKU rata-rata capaian kinerja sebesar
86,67%;
c. Sasaran Program ketiga “Peningkatan Pelaksanaan RB di Lingkungan Kementerian
Perhubungan” yang terdiri dari 1(satu) IKU rata-rata capaian kinerja sebesar
90,59%;
d. Sasaran Program keempat “Terwujudnya Laporan Keuangan Kementerian
Perhubungan dengan penilaian opini WTP” yang terdiri dari 3(tiga) IKU rata-rata
capaian kinerja sebesar 98,85%;
e. Sasaran Program kelima “Peningkatan Kerja Sama Kemitraan/Investasi Dalam
Negeri dan Kerja Sama Luar Negeri dalam Kerangka Regional/Sub Regional,
Bilateral dan Multilateral di Bidang Transportasi” yang terdiri dari 2(dua) IKU
rata-rata capaian kinerja sebesar 100%;
f. Sasaran Program keenam “Peningkatan penetapan dan kualitas regulasi dalam
implementasi kebijakan sektor transportasi” yang terdiri dari 2(dua) IKU rata-rata
capaian kinerja sebesar 113,61%;
g. Sasaran Program ketujuh “Peningkatan dalam pelayanan dan penyelesaian
masalah hukum” yang terdiri dari 1(satu) IKU rata-rata capaian kinerja sebesar
108,75%;
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 153
153
h. Sasaran Program kedelapan “Peningkatan kinerja layanan administrasi serta
sarana dan prasarana di lingkungan Kantor Pusat Kementerian Perhubungan”
yang terdiri dari 4(empat) IKU rata-rata capaian kinerja sebesar 175,65%;
i. Sasaran Program kesembilan “Terwujudnya Good Governance & Clean
Government di Kementerian Perhubungan” yang terdiri dari 1(satu) IKU rata-rata
capaian kinerja sebesar 100%;
j. Sasaran Program kesepuluh “Terselenggaranya e-Government di Kementerian
Perhubungan” yang terdiri dari 1(satu) IKU rata-rata capaian kinerja sebesar
103,82%;
k. Sasaran Program kesebelas “Terselenggaranya Manajemen Pengelolaan Kebijakan
Lingkungan Hidup, Penataan Sistem dan Inovasi Pelayanan Transportasi yang
Berkelanjutan” yang terdiri dari 4(empat) IKU rata-rata capaian kinerja sebesar
81,63%;
l. Sasaran Program keduabelas “Terselenggaranya Pemeriksaan Lanjutan
Kecelakaan Kapal sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan” yang terdiri
dari 1(satu) IKU rata-rata capaian kinerja sebesar 84,84%;
m. Sasaran Program ketigabelas “Peningkatan kinerja pelaksanaan investigasi
kecelakaan transportasi” yang terdiri dari 1(satu) IKU rata-rata capaian kinerja
sebesar 82%.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 154
154
Tabel IV. I
Resume Capaian Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2017
SASARAN PROGRAM IKU
INDIKATOR
KINERJA
UTAMA
SATUAN
TARGET DAN
REALISASI KINERJA
TAHUN 2017
KINERJA
(%)
CAPAIAN
SP
TARGET CAPAIAN
SS1 Peningkatan
Akuntabilitas
Kinerja Sekretariat
Jenderal
Kementerian
Perhubungan
melalui tersedianya
Dokumen
Perencanaan,
Pemrograman,
Kebijakan
Pentarifan, dan
dokumen Analisa
dan Evaluasi
sebagai acuan
dalam
penyelenggaraan
perhubungan
IKU1 Nilai
Akuntabilitas
Kinerja
Kementerian
Perhubungan
berdasarkan
hasil evaluasi
Kemenpan dan
Reformasi
Birokrasi
Nilai 70 (BB) 68,63 (B) 98,04
114,17 IKU2 Nilai
Akuntabilitas
Kinerja
Sekretariat
Jenderal
berdasarkan
hasil evaluasi
Inspektorat
Jenderal
Nilai 84 (A) 80,19 (A) 95,46
IKU3 Tingkat
Maturasi SPIP Level 2 2,98 149
SS2 Terwujudnya
Pengelolaan SDM
Aparatur
Perhubungan yang
berintegritas,
netral, capable,
profesional,
berkinerja tinggi
dan sejahtera
serta beretika
IKU4 Persentase
pemenuhan
kebutuhan
jabatan
fungsional
Penguji
Kendaraan
Bermotor,
Pengawas
Keselamatan
Pelayaran, dan
Teknisi
Penerbangan
yang
Bersertifikat
% 90 78,08 86,67 86,67
SS3 Peningkatan
Pelaksanaan RB di
Lingkungan
Kementerian
Perhubungan
IKU5 Persentase
Indeks RB
% 85 (A) 77 90,59 90,59
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 155
155
SASARAN PROGRAM IKU INDIKATOR
KINERJA
UTAMA
SATUAN TARGET DAN
REALISASI KINERJA
TAHUN 2017
KINERJA
(%)
CAPAIAN
SP
SS4 Terwujudnya
Laporan Keuangan
Kementerian
Perhubungan
dengan penilaian
opini WTP
IKU6 Opini BPK atas
laporan
keuangan
Kementerian
Perhubungan
Opini WTP WTP 100
98,85
IKU7 Persentase
penyerapan
anggaran
Kementerian
Perhubungan
% 90 86,39 95,99
IKU8 Persentase
penyerapan
anggaran
Sekretariat
Jenderal
% 90 90,51 100,56
SS5 Peningkatan Kerja
Sama
Kemitraan/Investasi
Dalam Negeri dan
Kerja Sama Luar
Negeri dalam
Kerangka
Regional/Sub
Regional, Bilateral
dan Multilateral di
Bidang
Transportasi
IKU9 Persentase
proses fasilitasi
kerjasama dan
kemitraan /
investasi
dengan badan
usaha dan
instansi
lembaga
pemerintah
yang
ditindaklanjuti
% 100 100 100
100,00
IKU10 Persentase
kesepakatan
kerjasama
bilateral,
regional dan
multilateral
yang
ditindaklanjuti
% 100 100 100
SS6 Peningkatan
penetapan dan
kualitas regulasi
dalam
implementasi
kebijakan sektor
transportasi
IKU11 Persentase
rancangan
peraturan yang
ditetapkan
% 90 92 102,22
113,61
IKU12 Persentase
pelaksanaan
deregulasi
peraturan di
lingkungan
Kementerian
Perhubungan
% 60 75 125
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 156
156
SASARAN PROGRAM IKU INDIKATOR
KINERJA
UTAMA
SATUAN TARGET DAN
REALISASI KINERJA
TAHUN 2017
KINERJA
(%)
CAPAIAN
SP
SS7 Peningkatan dalam
pelayanan dan
penyelesaian
masalah hokum
IKU13
Persentase
Penyelesaian
Perkara Hukum
% 80 87 108,75 108,75
SS8 Peningkatan kinerja
layanan
administrasi serta
sarana dan
prasarana di
lingkungan Kantor
Pusat Kementerian
Perhubungan
IKU14 Tingkat
ketepatan
waktu proses
pelayanan
administrasi
perkantoran
% 100 99,28 99,28
175,65
IKU15 Persentase
penghematan
listrik, air, dan
biaya telepon
di lingkungan
kantor pusat
kementerian
perhubungan
% 10 33,52 335,2
IKU16 Tingkat
kecukupan
sarana dan
prasarana
kantor pusat
Kementerian
Perhubungan
sesuai
kebutuhan
% 100 96,92 96,92
IKU17 Persentase
peningkatan
pengunjung
museum
transportasi
% 5 8,56 171,2
SS9 Terwujudnya Good
Governance &
Clean Government
di Kementerian
Perhubungan
IKU18
Keterbukaan
Informasi Publik Peringkat 3 3 100 100,00
SS10 Terselenggaranya
e-Government di
Kementerian
Perhubungan
IKU19 Persentase
Kehandalan
Sistem
Informasi
% 96 99,67 103,82 103,82
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 157
157
SASARAN PROGRAM IKU INDIKATOR
KINERJA
UTAMA
SATUAN TARGET DAN
REALISASI KINERJA
TAHUN 2017
KINERJA
(%)
CAPAIAN
SP
SS11 Terselenggaranya
Manajemen
Pengelolaan
Kebijakan
Lingkungan Hidup,
Penataan Sistem
dan Inovasi
Pelayanan
Transportasi yang
Berkelanjutan
IKU20 Tingkat
penerapan
Pedoman
Standar
Pelayanan
Sarana dan
Prasarana
Transportasi
yang
dilaksanakan
% 40 14,25 35,62
81,91
IKU21 Persentase
pemenuhan
dokumen
lingkungan
proyek
pembangunan
infrastruktur
transportasi
% 75 90,93 90,93
IKU22 Persentase unit
pelayanan
publik sektor
transportasi
yang dinilai
dan dievaluasi
telah
memenuhi
standar kriteria
pelayanan
prima
% 72 72 100
IKU23 Persentase
penurunan gas
rumah kaca
dari sektor
transportasi
nasional
% 40 40,43 101,07
SS12 Terselenggaranya
Pemeriksaan
Lanjutan Kecelakaan
Kapal sesuai
Ketentuan Peraturan
Perundang-undangan
IKU24 Persentase
penyelesaian
perkara
kecelakaan kapal % 100 84,84 84,84 84,84
SS13 Peningkatan kinerja
pelaksanaan
investigasi
kecelakaan
transportasi
IKU25 Persentase
penyelesaian
penyusunan
laporan
final/akhir
investigasi
kecelakaan
transportasi
% 100 82 82 82,00
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 158
158
Dengan demikian sesuai kriteria keberhasilan dapat dikatakan unit kerja Sekretariat
Jenderal telah berhasil dalam mencapai kinerjanya. Hal ini dapat dipahami, karena
hampir seluruh unit kerja Eselon II di lingkungan Sekretariat Jenderal dapat
melaksanakan kinerja sesuai IKU yang menjadi lingkup tanggung jawabnya dengan
baik, dan memperoleh capaian kinerja yang lebih baik atau sesuai target yang
telah ditetapkan sebelumnya. Dari 28 (dua puluh lima) IKU sebanyak 16 IKU,
capaian kinerjanya mengalami keberhasilan dan sebanyak 9 IKU dapat dikatakan
belum mencapai keberhasilan. IKU yang belum mengalami keberhasilan meliputi :
1) IKU nomor 1 yaitu “Nilai akuntabilitas kinerja Kementerian Perhubungan
berdasarkan hasil evaluasi Kemenpan dan Reformasi Birokrasi” secara capaian
target tidak berhasil dan capaian anggaran berhasil;
2) IKU nomor 2 yaitu “Nilai akuntabilitas kinerja Sekretariat Jenderal berdasarkan
hasil evaluasi Inspektorat Jenderal” secara capaian target tidak berhasil namun
capaian anggaran berhasil;
3) IKU nomor 5 yaitu “Persentase indeks RB” secara capaian target tidak berhasil
namun capaian anggaran berhasil;
4) IKU nomor 7 yaitu “Persentase penyerapan anggaran Kementerian
Perhubungan” secara capaian target tidak berhasil namun capaian anggaran
berhasil;
5) IKU nomor 14 yaitu “Tingkat ketepatan waktu proses pelayanan administrasi”
secara capaian target tidak berhasil namun capaian anggaran berhasil;
6) IKU nomor 16 yaitu “Tingkat kecukupan sarana dan prasarana kantor pusat
Kementerian Perhubungan sesuai kebutuhan” secara capaian target tidak
berhasil namun capaian anggaran berhasil;
7) IKU nomor 20 yaitu “Tingkat penerapan Pedoman Standar Pelayanan Sarana
dan Prasarana Transportasi yang dilaksanakan” secara capaian target tidak
berhasil namun capaian anggaran berhasil;
8) IKU nomor 24 yaitu “Persentase penyelesaian perkara kecelakaan kapal” secara
capaian target tidak berhasil namun capaian anggaran berhasil;
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 159
159
9) IKU nomor 25 yaitu “Persentase penyelesaian penyusunan laporan final/akhir
investigasi kecelakaan transportasi” secara capaian target tidak berhasil namun
capaian anggaran berhasil.
4.1.2. Prestasi Kerja Tahun 2017
Pada tahun 2017 terdapat berbagai penghargaan yang diterima beberapa unit kerja eselon
II di lingkungan Sekretariat Jenderal, diantaranya:
a. Biro Keuangan dan Perlengkapan, atas penghargaan yang diperoleh Kementerian
Perhubungan, yaitu :
Penghargaan atas Keberhasilan “Menyusun dan Menyajikan Laporan Keuangan
Tahun 2016 dengan Capaian Standar Tertinggi (WTP)” yang diberikan oleh
Kementerian Keuangan;
Penghargaan sebagai Kementerian/Lembaga “Pengelola Penerimaan Negara
Bukan Pajak (PNBP) Terbaik Ketiga Pada Kelompok Penerimaan Lebih Dari 1
Triliun” yang diberikan oleh Kementerian Keuangan.
b. Biro Kepegawaian dan Organisasi mendapatkan penghargaan “Pengelola
Kepegawaian Terbaik Tingkat Kementerian Besar” yang diberikan oleh Badan
Kepegawaian Negara dalam kegiatan BKN Award Tahun 2017.
c. Biro Perencanaan mendapatkan “Peringkat I (Pertama) Terbaik dalam Pelaksanaan
Rekonsiliasi Data Eksternal” yang diberikan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan
Negara Jakarta IV.
d. Biro Umum mendapat beberapa penghargaan, yaitu :
Biro Umum sebagai pengelola Museum Transportasi TMII mendapatkan
Penghargaan Kategori “Museum Favorit I” dalam pameran Museum Transportasi
TMII;
Pemenang Juara I Lomba Keindahan Lingkungan kategori Kelompok Museum
dalam rangka peringatan HUT TMII ke-42.
e. Biro Komunikasi dan Informasi Publik mendapat beberapa penghargaan, yaitu :
Pemenang “Stand Favorit” pada Pameran Gebyar Wisata dan Budaya Nusantara
Expo 2017, Jakarta;
Pemenang “Stand Favorit” pada Kegiatan Pameran Tourism, Trade, and
Investment (TTI) Expo, Medan;
Pemenang Kategori Stand “Inovasi dan Kreativitas” pada Pameran World Habitat
Day and World Cities Days 2017 yang diselenggarakan oleh Kementerian PUPR,
Jakarta;
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 160
160
Pemenang “Juara II Anugerah Media Humas 2017” Kategori “Siaran
Pers/Pemberitaan” yang diselenggarakan oleh Bakohumas Kominfo, Jakarta;
Pemenang “Peringkat III Keterbukaan Informasi Publik” yang diselenggarakan
Komisi Informasi Pusat.
4.2 Saran dan Tindak Lanjut
Keberhasilan pencapaian kinerja Sekretariat Jenderal pada Tahun Anggaran
2017 sebagai penunjang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kementerian
Perhubungan tentunya tidak terlepas dari peran serta seluruh jajaran unit kerja
eselon II di lingkungan Sekretariat Jenderal.
Berikut ini adalah beberapa saran/rekomendasi yang diharapkan dapat menjadi
bahan masukan guna perbaikan dan peningkatan kinerja di lingkungan
Sekretariat Jenderal.
4.2.1 Perencanaan Kinerja
Langkah-langkah dan upaya dalam penyempurnaan perencanaan kinerja dari
tingkat Sekretariat Jenderal sampai dengan unit kerja yang terendah meliputi
antara lain:
1. Menyiapkan konsep penyempurnaan IKU yang bersifat outcome, direncanakan
akan diimplementasikan pada Tahun 2018 sejalan dengan dengan
penyempurnaan Reviu Renstra Sekretariat Jenderal Tahun 2015-2019;
2. Mempercepat Penetapan IKU di lingkungan Sekretariat Jenderal yang
berpedoman pada PerMenPANRB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk
Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu
atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Perhubungan
70 tahun 2017 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan
Kementerian Perhubungan;
3. Sesuai arahan Menteri Perhubungan, untuk menambahkan 2(dua) scope dalam
Reviu Renstra Sekretariat Jenderal 2015-2019, diantaranya:
a. Biro Kerjasama dengan “Terlaksananya proses Kerjasama Proyek
Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU)”;
b. Biro Komunikasi dan Informasi Publik dengan “Terlaksananya Proses
Komunikasi di Biro Komunikasi dan Informasi Publik”.
4. Penyusunan dokumen perencanaan dengan jangka waktu minimal 2 (dua)
tahun sebelum pelaksanaan;
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 161
161
5. Mensosialisasikan dan menghimbau para eselon II di lingkungan Sekretariat
Jenderal untuk menyusun Renstra, Rencana Kinerja Tahunan (RKT), PK
berjenjang eselon I, II sampai dengan eselon IV di lingkungan Sekretariat
Jenderal, serta Rencana Aksi per tahun masing-masing unit eselon II;
6. Melakukan percepatan pelaksanaan anggaran;
7. Menyusun dan menyiapkan administrasi (Teknik dan Keuangan) untuk
percepatan penyiapan anggaran.
8. Menyiapkan dokumen pendukung untuk pelelangan dini, termasuk untuk
kegiatan yang strategis.
4.2.2 Pengukuran Kinerja
Langkah-langkah dan upaya untuk penyempurnaan pengukuran kinerja meliputi :
1. Pelaksanaan penyempurnaan e-performance pada Tahun 2018 melalui
kegiatan bimtek untuk memudahkan unit kerja yang mengoperasikan, dan
implementasinya tidak hanya sampai dengan unit kerja terendah tetapi sampai
dengan perseorangan;
2. Direncanakan dilakukan integrasi sistem aplikasi e-performance dengan sistem
aplikasi e-planning dan e-monev;
3. Diusulkan unit kerja yang secara berkala melakukan monitoring dan evaluasi
untuk aplikasi e-performance diberikan reward atas prestasi kerja, termasuk
bagi para operator dari sistem aplikasi e-performance yang secara rutin
melakukan input data pengukuran kinerja.
4. Penyempurnaan manual IKU dan legalisasinya.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 162
162
4.2.3 Pelaporan Kinerja
Langkah-langkah dan upaya untuk penyempurnaan pelaporan kinerja meliputi :
1. Seluruh unit kerja di lingkungan Sekretariat Jenderal wajib menyusun Laporan
Kinerja sebagai bentuk pertanggung jawaban perencanaan dan penganggaran;
2. Laporan Kinerja dijadikan tolak ukur evaluasi dalam penyusunan perencanaan
dan penganggaran;
3. Indikator kinerja dalam laporan kinerja harus selaras dengan indikator kinerja
di atasnya;
4. Penggunaan sistem pelaporan kinerja secara elektronik
4.2.4 Evaluasi Kinerja
Langkah-langkah dan upaya untuk penyempurnaan evaluasi kinerja meliputi:
1. Evaluasi kinerja tetap mengacu kepada ketentuan yang berlaku dengan tetap
memperhatikan standar kualitas serta secara rutin dilaksanakan sosialisasi
atas pedoman evaluasi kinerja yang berlaku;
2. Setiap unit kerja wajib menyusun evaluasi kinerja tepat waktu dan diusulkan
adanya reward bagi unit kerja yang menyelesaikan evaluasi kinerja secara
tepat waktu dan berkualitas;
3. Diharapkan setiap unit kerja eselon II dapat secara benar menyampaikan
tingkat kinerja sesuai IKK dan memberikan evaluasi faktor penyebab dan
upaya pencegahannya jika tingkat capaian kinerja dibawah 100%. Hal ini
dimaksudkan agar dokumen Laporan Kinerja di masa mendatang dapat
berfungsi sebagaimana mestinya, yaitu sebagai bahan evaluasi/alat kontrol
bagi pimpinan unit kerja dalam rangka peningkatan kinerja di unit kerja eselon
II maupun kinerja di tingkat atasnya yakni eselon I atau Unit kerja Sekretariat
Jenderal.
4. Perlul dilakukan pelatihan evaluator SAKIP oleh Biro Perencanaan yang dilatih
langsung oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP);
5. Melakukan evaluasi atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan dan upaya
tidak lanjut yang harus dilakukan, termasuk pada kegiatan Multiyears Contract;
6. Menyiapkan Rapermen penyempurnaan Juknis SAKIP di Lingkungan Sekretariat
Jenderal.
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan Tahun 2017 163
163
4.2.5 Capaian Kinerja
Langkah-langkah dan upaya untuk penyempurnaan capaian kinerja meliputi:
1. Perlu adanya komitmen dari Pimpinan unit kerja atas pelaksanaan SAKIP pada
unit kerja masing-masing;
2. Perlu ditingkatkan kembali cakupan wilayah program pemberian reward and
punishment bagi tiap unit kerja yang memberikan pelayanan terbaik kepada
masyarakat;
3. Secara berkesinambungan terus diupayakan penciptaan inovasi guna
mendukung perbaikan kinerja di masa mendatang.
•Matrik Rencana Kinerja
Tahunan (RKT) Sekretariat
Jenderal Tahun 2017
•Matrik Penetapan/Perjanjian
Kinerja Sekretariat Jenderal
Tahun 2017
LAMPIRAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA
Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal tahun 2017
RENCANA KINERJA TAHUNAN
TAHUN 2017
SEKRETARIAT JENDERAL
JAKARTA, JANUARI 2017
SEKRETARIAT JENDERAL
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
RENCANA KINERJA TAHUNAN 2017
UNIT KERJA SEKRETARIAT JENDERAL
SASARAN PROGRAM (SP) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) SATUAN TARGET
1. Peningkatan Akuntabilitas
Kinerja Sekretariat Jenderal
Kementerian Perhubungan
melalui tersedianya Dokumen
Perencanaan, Pemrograman,
Kebijakan Pentarifan, dan
dokumen Analisa dan
Evaluasi sebagai acuan dalam
penyelenggaraan
perhubungan.
1) Nilai akuntabilitas kinerja
Kementerian Perhubungan
berdasarkan hasil evaluasi
Kemenpan dan Reformasi
Birokrasi
Nilai A
80
2) Nilai akuntabilitas kinerja
Sekretariat Jenderal
berdasarkan hasil evaluasi
Inspektorat Jenderal
Nilai AA
90,00
2
Terwujudnya Pengelolaan
SDM Aparatur Perhubungan
yang berintegritas, netral,
capable, profesional,
berkinerja tinggi dan
sejahtera serta beretika
3) Jumlah aparatur
Kementerian Perhubungan
yang ditingkatkan kualitas
dan kompetensinya
Orang 370
4) Tersusunnya dokumen
kebijakan terkait SDM
aparatur di lingkungan
Kementerian Perhubungan
Dokumen
Kebijakan
3
3 Terwujudnya Organisasi yang
Tepat Fungsi dan Tepat
Sasaran melalui sistem,
proses dan tata laksana yang
rasional, jelas, efektif, efisien,
terukur, dan sesuai dengan
visi Reformasi Birokrasi
5) Penataan organisasi/
kelembagaan dan tata
laksana di lingkungan
Kementerian Perhubungan
Dokumen
Kebijakan
3
4 Terwujudnya Laporan
Keuangan Kementerian
Perhubungan dengan
penilaian opini WTP
6) Opini BPK atas pengelolaan
keuangan Kementerian
Perhubungan
Opini WTP
7) Jumlah aset BMN/Kekayaan
Negara Sekretariat Jenderal
yang terinventarisasi
Rp
1.338.057.263.9
64
8) Tingkat penyerapan
anggaran di lingkungan
Sekretariat Jenderal
% 90
5 Peningkatan Kerjasama Luar
Negeri Sektor Transportasi
dalam Kerangka Regional,
9) Jumlah MoU/Agreement
Kerjasama Luar Negeri
Sektor Transportasi dalam
kerangka Regional, Bilateral
Kerjasama 4
SASARAN PROGRAM (SP) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) SATUAN TARGET
Bilateral dan Multilateral dan Multilateral
6
Peningkatan penetapan dan
kualitas regulasi dalam
implementasi kebijakan sektor
transportasi
10) Jumlah peraturan
perundang-undangan di
sektor transportasi
peraturan 50
11) Jumlah peraturan
perundang-undangan terkait
pelaksanaan tugas
Sekretariat Jenderal
peraturan 10
7 Peningkatan dalam pelayanan
dan penyelesaian masalah
hukum
12) Persentase penyelesaian
perkara hukum
% 100
8 Peningkatan kinerja layanan
administrasi serta sarana dan
prasarana di lingkungan
Kantor Pusat Kementerian
Perhubungan
13) Tingkat ketepatan waktu
pelayanan administrasi
perkantoran
% 100
14) Penghematan konsumsi
listrik, air dan biaya telepon
di lingkungan kantor pusat
Kementerian Perhubungan
% 10
15) Tingkat kecukupan sarana
dan prasarana kantor pusat
Kementerian Perhubungan
% 100
16) Jumlah pengunjung museum
transportasi
orang 210.000
9 Terselenggaranya e-
government di Kementerian
Perhubungan
17) Jumlah Downtime Sistem
Inormasi
% 4
(=350.4 Jam)
(4%x365 Hari)
18) Jumlah Modul Aplikasi yang
dipelihara, dikembangkan,
diintegrasikan dan dibangun
Aplikasi 52
19) Jumlah kapasitas bandwidth Mbps 175
20) Jumlah penyajian data
transportasi
Dokumen 20
10 Terwujudnya kebijakan dan
strategi bidang kemitraan,
pelayanan jasa dan
lingkungan hidup sektor
transportasi
21) Jumlah kajian yang menjadi
rekomendasi kebijakan
sektor transportasi
Dokumen
Kajian
4
22) Jumlah unit pelayanan
publik sektor transportasi
unit kerja 163
SASARAN PROGRAM (SP) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) SATUAN TARGET
yang dinilai dan dievaluasi
telah memenuhi standar
kriteria pelayanan prima
11 Terwujudnya Komunikasi dan
Pelayanan Informasi sektor
transportasi kepada publik
yang didukung SDM aparatur
perhubungan dengan
kompetensi kehumasan untuk
meningkatkan citra positif
Kementerian Perhubungan
23) Keterbukaan Informasi
Publik
Nilai KIP 98
24) Jumlah dokumen
rekomendasi hasil analisis
informasi untuk
penyempurnaan kebijakan
sektor transportasi
Dokumen
Rekomendasi
80
12 Terselenggaranya persidangan
Pemeriksaan Lanjutan
Kecelakaan Kapal sesuai
ketentuan peraturan
perundang-undangan
25) Jumlah perkara kecelakaan
kapal yang ditindaklanjuti,
disidangkan dan diputus
tepat waktu
Putusan 50
26) Prosentase rekomendasi
putusan Mahkamah
Pelayaran yang
ditindaklanjuti
% 100
13
Peningkatan kinerja
pelaksanaan investigasi
kecelakaan transportasi
27) Ketepatan waktu
pelaksanaan investigasi
kecelakaan sampai dengan
penyusunan laporan
final/akhir
% 100
Jakarta, Januari 2017
SEKRETARIS JENDERAL
SUGIHARDJO
Pembina Utama Madya (IV/d)
19610224 199203 1 001