Top Banner
LAPORAN HASIL BBDM MODUL 3.3 SKENARIO 4 “NYERI SENDI” KELOMPOK 4 22010113120017 ANINDITA RAHMASIWI 22010113120018 VANIA OKTAVIANI SUJAMTO 22010113120019 MAILIA FEBRIANI 22010113120020 ASA MUTIA SARI 22010113120021 CHANDRA HERMAWAN MANAPA 22010113120095 ALICIA SANDJAJA 22010113120096 HELENA AATASA KUSUMA CANTIKA 22010113120097 ARLITTA INTAN KUSUMA 22010113120098 NIMAS AU RINA !ULIANA M" 22010113120099 MILA ASTRILIA 22010113130172 ALE#ANDER LIM 220101131$0173 DIAN SHARAFINA !ATALINI 220101131$017$ SASKIA BIAKTO PUTRI 22010113130175 DANIELLE KAREN WIDJAJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO TAHUN 2015
26

laporan BBDM 2 Skenario 4.docx

Oct 05, 2015

Download

Documents

Saskia Bp
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

LAPORAN HASIL BBDM MODUL 3.3 SKENARIO 4NYERI SENDIKELOMPOK 4

22010113120017ANINDITA RAHMASIWI22010113120018VANIA OKTAVIANI SUJAMTO22010113120019MAILIA FEBRIANI22010113120020ASA MUTIA SARI22010113120021CHANDRA HERMAWAN MANAPA22010113120095ALICIA SANDJAJA22010113120096HELENA AYATASYA KUSUMA CANTIKA22010113120097ARLITTA INTAN KUSUMA22010113120098NIMAS AYU RINA ZULIANA M.22010113120099MILA ASTRILIA22010113130172ALEXANDER LIM22010113140173DIAN SHARAFINA ZATALINI22010113140174SASKIA BIYAKTO PUTRI22010113130175DANIELLE KAREN WIDJAJA

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS DIPONEGOROTAHUN 2015

Skenario 4: Nyeri SendiSeorang Nenek 65 tahun, datang dibawa ke Puskesmas oleh keluarganya dengan keluhan : pergelangan kaki kanan sakit dan bengkak. Riwayat 2 minggu yang lalu kaki kanan terpeleset di selokan di samping rumah. Pergelangan kaki bengkak, nyeri. Kalau untuk berjalan, pincang, kadang diseret. Sudah dibawa ke tukang urut selama 4 kali, tetap sakit. Riwayat Penyakit Dahulu : Sudah lebih 2 tahun kedua lutut sering sakit, terutama jika naik tangga.Riwayat Keluarga : Anak 2. Menophause sejak usia 50 tahunPada pemeriksaan fisik didapatkan: Kondisi umum : sadar, tampak kesakitan ( skala 4 )Tanda Vital : T : 120 / 80 mmHgN : 80 x / mnt RR: 16 x/mntt: afebrisStatus Lokalis :Ankle Kanan Look = Bengkak, Deformitas ( + ), warna lebih gelapFeel = Nyeri tekan ( + ), Pulsasi a. dorsalis pedis ( + ), Sensorik ( + )Move = Nyeri ( + ), ROM ( range of motion ) terbatas. Tidak bisa aktif plantar flexi.Lutut Kanan dan Kiri Look = genu varus ( + )Feel = Nyeri tekan ( + ), krepitus ( + )Move = Nyeri ( + ), ROM terbatas

Referensi:a) Harrison. Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam, alih bahasa : Prof.Dr.Ahmad H. Asdie, Sp.PD-KE, Edisi 13, Vol.5, EGC, Jakarta, 2000 : 2144-51b) De Jong W. Sjamsuhidayat, Buku Ajar Ilmu Bedah 2nd ed, 2005c) Robert Salter, Textbook of disorder and injuries of the musculoskeleat system. 3rd ed, Lippincott Williams and Wilkins, 1999d) Louis Solomon, Apley's System of Orthopaedics and Fractures. 8th ed, 2001e) Prof Chairuddin Rasjad MD. PhD, Pengantar Ilmu Bedah Orthopedi 2nd ed, Bintang lamumpathe, 2003f) Champbells Operative Orthopaedics, 10th ed,2006g) Sabiston, Textbook of Surgery, 17th ed, 2006h) Schwartz, Textbook of Surgery, 8th ed, 2005i) Norton JA, Surgery; Basic Science and Clinical Evidence, 2001j) Hamilton Bailey, Diagnosis in Surgery, 13th ed, 2000

I. Klarifikasi Kata Sulit1. Deformitas: Kelainan sistem muskuloskeletal, manifestasi dari bentuk abnormal ekstremitas dan batang tubuh.2. Genu Varus : Deformitas lutut abnormal berjauhan dan anggota gerak bawah bengkok ke dalam sehingga membentuk huruf O.3. Afebris: Jarang digunakan karena range yang kurang jelas.4. Krepitus : Rasa bergetar akibat tulang yang bergeser. Bunyi grinding, crunching, dan poping dapat disertai atau tidak diserati rasa nyeri yang meningkat.5. Kesakitan skala 4 : termasuk skala parah dan merupakan akibat penuruna respon kondrosit. Diukur dari skala 1-106. ROM (Range of Motion) : Teknik dasar untuk menilai gerakan dalam program inversi terapeutik.

II. Rumusan masalah1. Apakah kelainan pasien?2. Apakah hubungan penyakit dengan gender dan umur?3. Apakah arti kondisi umum kesakitan skala 4?4. Apakah hubungan lutut sering sakit dengan sakit pada pergelangan kaki?5. Bagaimana hubungan penyakit dengan riwayat keluarga, anak 2, dan menopause?6. Mengapa bisa terjadi genu varus?7. Apa penyebab pasien tidak dapat plantar flexi?

III. Analisis Masalah1. Osteoarthitis karena terdapat genu varus dan krepitus pada lutut kanan dan kiriRuptur tendo Achilles karena terpeleset, menyebabkan daerah tersebut tidak dapat plantar flexiNamun masih perlu pemeriksaan penunjang.2. Ruptur tendo Achilles rentan pada usia 30-50 tahun dan berhubungan dengan aktivitas beratOsteoarthritis pada pria usia kurang dari 50 tahun lebih tinggi pada wanita lebih dari 50 tahun lebih tinggi3. Pengukuran skala nyeri :0 : Tidak nyeri1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik. 4-6 : Nyeri sedang : Secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat menunjukkan lokasinyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan baik.7-9 : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti perintah tapi masihrespon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya,tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang dan distraksi10 : Nyeri sangat berat : Pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi, memukul.4. Genu varus adalah faktor risiko ruptu tendo Achilles5. Faktor genetik abnormalitas sintesis kolagen yang diturunkan6. Genu varus dapat terjadi karena Osteoporosis, osteoarthritis, dan deformitas. Selain itu karena menopause estrogen menurun dan menyebabkan peningkatan osteoklast sehingga enzim penghancur naik dan proteoglikan menurun dan kondrosit juga menurun.7. Wanita tersebut tidak dapat plantar flexi karena ruptur tendo Achilles.ROM pergelangan dorsoflexi : 80 ; plantarflexi : 50

IV. Peta Konsep

2 tahun lalu 2 minggu lalu Sekarang

Lutut sakit (OA)terpeleset -diurut 4 kali Kondisi Umum,-sudah menopause - jalan pincang, pem. Fisik, 13 taun bengkak dan tanda vital,-punya 2 anak nyeri status lokalis

Patogenesis dan patofisiologi Etiologi dan faktor resiko OA

Manifestasi klinis osteoarthritis

DD : reumatic athritis;gout

Pemeriksaan penunjang

Terapi dan edukasi

V. Sasaran Belajar1. Etiologi dan epidemiologi Osteoarthritis dan ruptur tendo Achilles2. Diagnosis dan Diagnosis Banding Osteoarthritis dan ruptur tendo Achilles3. Pemeriksaan penunjang Osteoarthritis dan ruptur tendo Achilles4. Patofisiologi Osteoarthritis dan ruptur tendo Achilles5. Penetalaksanaan Osteoarthritis dan ruptur tendo Achilles6. Edukasi, prognosis, pencegahan, dan faktor risiko Osteoarthritis dan ruptur tendo Achilles

VI. Hasil Belajar Mandiri1) Epidemiologi osteoarthritisPenyakit Osteoarthritis merupakan penyakit Arthritis yang paling sering ditemui, terutama pada usia dewas dan usia lanjut. Penyakit ini sebagian besar terjadi pada usia di atas 65 tahun dan hampir diderita oleh setiap orang dengan usia di atas 75 tahun. Osteoarthritis ditandai dengan nyeri dan kaku pada sendi.PREVALENSI OSTEOARTHRITIS (OA) Berdasarkan data prevalensi dari National Centers for Health Statistics diperkirakan 15,8 juta (12%) orang dewasa antara 25-74 tahun mempunyai keluhan sesuai OA. Prevalensi dan tingkat keparahan OA berbeda-beda antara rentang usia dewasa dan usia lanjut. Sebagai gambran, 20% pasien di bawah 45 tahun mengalami OA tangan dan hanya 8,5% terjadi pada usia 25-34 tahun, tetapi terjadi 10-20% pada kelompok 65-74 tahun. OA lutut moderat sampai berat dialami 33% pasien usia 65-74 tahun dan OA panggul moderat sampai berat dialami oleh 50% pasien dengan rentang usia yang sama.The National Arthritis Data Work Group dengan menggunakan The First National Health and National Examination Survey (HANES I) dan data lain meramalkan bahwa pada tahun 2020 diperkirakan 18,2% masyarakat Amerika akan menderita OAPerempuan di Amerika ternyata lebih sering terkena OA; perempuan tua mempunyai kemungkinan terkena OA lutut dan tangan dua kai lipat daripada laki-laki. OA lutut menyerang perempuan kulit hitam dua kali lipat dibandingkan kulit putih. OA panggul lebih sering menyerang kaukasian dibanding ras China, East India, dan Indian.Data di Indonesia, diketahui sekitar 56,7% pasien di poliklinik Rheumatologi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, didiagnosis menderita salah satu jenis OA.INSIDENSI OSTEOARTHRITIS (OA)Insidensi OA panggul dan lutut mendekati 200 per 100.000 orang pertahun. Insidensi OA panggul lebih banyak pada perempuan dibanding laki-laki, sedangkan insidensi OA lutut antara perempuan dan laki-laki sama. Pada laki-laki insidensi OA lutut dan panggul meningkat sesuai dengan pertamabahan umur, tetapi pada perempuan tidak berubah. Berdasarkan data tersebut, diramalkan tiap tahun di Amerika akan terjadi insidensi setengah juta kasus gejala OA idiopatik pada populasi kulit putih.

Etiologi osteoarthritis1. Adanya peradangan kronis pada persendian ditandai dengan pembengkakan pada jari-jari tangan, siku, dan lutut. Biasanya daereah yang mengalami pembengkakan, berwarna kemerah-merahan2. Pernah mengalami trauma dan radang pada sendi. Terutama patah tulang yang mengenai permukaan sendi.3. Faktor usiaKebanyakan orang yang terkena osteoarthritis adalah orang dengan usia diatas 50 tahun.4. Keturunan/riwayat OA pada keluargaAda beberapa orang yang mengalami osteoarthritis karena faktor keturunan 5. Berat badan yang berlebihanBerat badan yang berlebihan, dapat memberatkan sendi dalam menopang tubuh.6. Stres pada sendi biasanya stres pada sendi ini terjadi pada olahragawan.7. Neuropati perifer8. Densitas (kepadatan) tulang yang rendah.

Etiologi Ruptur tendo AchillesTendon Achilles dapat menjadi lemah dan tipis dengan usia dan kurangnya penggunaan. Hal itu yang menyebabkan tendo menjadi rentan terhadap cedera atau pecah. Penyakit tertentu (seperti arthritis dan diabetes ) dan obat (seperti kortikosteroid dan beberapa antibiotik ) juga dapat meningkatkan risiko pecah. Pecahnya paling sering terjadi pada atlet laki-laki setengah baya. Cedera sering terjadi selama olahraga seperti melompat, berputar, dan berjalan, seperti pada tenis, bulu tangkis, dan basket. Cedera dapat terjadi dalam situasi ini : Membuat push-off kaki dengan kuat dalam posisi berlutut dan meluruskan berkuasa paha otot. Sebagai contoh posisi saat akan memulai perlombaan lari atau melompat. Saat tersandung, dan dorong depan yang spontan agar menahan untuk tidak jatuh, menyebabkan peregangan berlebihan pada tendon. Jatuh dari ketinggian yang signifikan.

2) Diagnosis Osteoarthritis

Klinis dan laboratorisKlinis dan radiologisKlinis

Nyeri lutut ditambah sedikitnya lima dari sembilan hal berikut ini:-Usia >50 tahun-Kekakuan biasanya normal

Pemeriksaan penunjang ruptur tendo Achillesa) RadiografiRadiografi lebih berguna dalam mengesampingkan luka lain daripada mendeteksi tendo achilles yang pecah, dan pada pemeriksaan dapat ditemukan pembengkakan pada jaringan lunak, meningkatnya dorsofleksi pergelangan kaki pada daerah stres, pembuluh darah atau kalsifikasi heterotopik , ossicles aksesori, patah tulang kalkanealis, deformitas Haglund, atau metaplasia tulang.

b) USGMuskuloskeletal ultrasonografi dapat digunakan untuk menentukan ketebalan tendon, karakter, dan ada atau tidaknya cairan. Pemindaian USG akan menunjukkan tendon achilles utuh sebagai gambar seperti hypoechogenik, ketika robek, tunggul distal akan menebal dan berisi pola echogenik yang tidak teratur. USG merupakan pemeriksaan yang invasif, murah, non-ionisasi, dan cepat. Sayangnya, USG tidak sensitif dalam membedakan antara ruptur parsial atau lengkap.

Tampilan ultrasonografi dari Achilles tendon yang normal Sebuah pita hypoechogenic dengan batas : Anterior(panah besar)menunjukkan lemak subkutan posterior Panah kecil menunjukkan batas anterior dari tendon Segitigaditempatkan di segitiga Kager.TE = tendon; TI = tibia; CA = kalkaneus; K = segitiga Kager itu; H = hematoma; SF = lemak subkutan.

Penampilan ultrasonografi dari Tendon Achilles pecah ditunjukkan oleh panah kecil, 2 panah besar menunjukkan tendon bengkak distal ke situs pecah, panah berongga menunjukkan hematoma hyperechogenic yang mengaburkan dinding anterior tendon.TE = tendon; TI = tibia; CA = kalkaneus; K = segitiga Kager itu; H = hematoma; SF = lemak subkutan.Dicetak ulang dengan izin dari Maffulli N, et al.J Med Olahraga.1989:29:365-368.[10]

c) MRIMagnetic Resonance Imaging (MRI) dapat digunakan untuk membedakan pecahan tidak lengkap dari degenerasi tendon Achilles, dan dapat membedakan antara paratenonitis, tendinosis, dan bursitis. Pada MRI, sebuah tendon Achilles utuh akan memiliki intensitas sinyal rendah pada semua urutan pulsa, setiap intensitas sinyal meningkat dalam tendon dipandang sebagai abnormal.Meskipun memakan lebih banyak waktu dan mahal, MRI umumnya unggul dalam membedakan perdarahan dan membedakan ruptur tendo yang parsial atau lengkap.\(A)T1-tertimbang gambar (TR 600, TE 20) sagital menunjukkan Achilles tendon robek antara panah hitam melalui pemusnahan biasanya tinggi sinyal pra-Achilles lemak.komponen jaringan lunak tidak dapat diidentifikasi karena ini urutan pencitraan tidak dapat membedakan antara darah dari tendon.(B)T2-tertimbang (TR 2000, TE 90) gambar sagital menunjukkan 2-cm kesenjangan terdiri dari darah sinyal tinggi dan fragmen tendon sinyal rendah dilawan(panah). Panah menunjukkan ujung distal tendon memiliki intensitas sinyal tinggi mewakili intratendinous perdarahan.

(A)T1-tertimbang gambar (TR 600, TE 20) sagital menunjukkan Achilles tendon robek antara panah hitam melalui pemusnahan biasanya tinggi sinyal pra-Achilles lemak.Komponen jaringan lunak tidak dapat diidentifikasi karena ini urutan pencitraan tidak dapat membedakan antara darah dari tendon.(B)T2-tertimbang (TR 2000, TE 90) gambar sagital menunjukkan 2-cm kesenjangan terdiri dari darah sinyal tinggi dan fragmen tendon sinyal rendah dilawan(panah). Panah menunjukkan ujung distal tendon memiliki intensitas sinyal tinggi mewakili intratendinous perdarahan.

Selain membantu dalam diagnosis, USG dan MRI dapat membantu ahli bedah menentukan apakah tindakan operasi merupakan pilihan terbaik.Sebagai contoh, jika tes menunjukkan kesenjangan intertendinous menjadi kecil dengan berorientasi serat, kemungkinan penyembuhan tendon dengan pengobatan konservatif akan lebih besar.Beberapa dokter menggunakan ultrasound seri pada pasien yang telah menerima pengobatan non operasi untuk mendeteksi kesenjangan yang meningkat, yang dapat menghambat penyembuhan dan peningkatan risiko untuk re-pecah.

4) Patofisiologi Osteoarthritis

Patofisiologi ruptur tendo AchillesMekanisme yang paling umum dari ruptur tendo achilles adalah Fleksi plantar yang tiba-tiba sehingga memaksakan kaki Dorsofleksi tak terduga Trauma langsung Gesekan tendon akibat peritenonitis lama dengan atau tanpa disertai tendinosis. Mendorong dengan kaki menahan beban terlalu besar sementara memperpanjang sendi lutut, seperti berlari dan melompat.Tampaknya otot betis yang lemah dapat menyebabkan masalah.Jika otot yang lemah dan menjadi lelah, otot dapat mengencangkan dan memperpendek. Jika berlebihan dapat mengarah pada kelelahan otot. Semakin lelah otot betis, semakin pendek dan ketat sehingga menjadi sesak.

Hal ini dapat meningkatkan tekanan pada tendon Achilles dan mengakibatkan pecah, akibat gaya pada tendon lebih besar daripada kekuatan tendon.Jika kaki dorsofleksi sementara tungkai bawah bergerak maju dan betis kontrak otot, ruptur mungkin terjadi.Kebanyakan pecah terjadi selama peregangan kuat dari tendon otot betis sementara kontraksi.

5) Penetalaksanaan Osteoarthritis Penatalaksanaan Non FarmakologiAda beberapa cara dalam penanganan osteoarthritis non farmakologi, diantaranya1. OlahragaOlahraga dapat mengurangi rasa sakit dan dapat membantu mengontrol barat badan. Olahraga untuk osteoarthritis misalnya berenang dan jogging.2. Menjaga sendiMenggunakan sendi dengan hati-hati dapat menghindari kelebihan stres pada sendi.3. Panas/dinginPanas didapat, misalnya dengan mandi air panas. Panas dapat mengurangi rasa sakit pada sendi dan melancarkan peredaran darah.Dingin dapat mngurangi pembengkakan pada sendi dan mengurangi rasa sakit. Dapat didapat dengan mengompres daerah yang sakit dengan air dingin.4. Viscosupplementation yaitu gel untuk orang yang terkena osteoarthritis pada lutut.5. PembedahanApabila sendi sudah benar-benar rusak dan rasa sakit sudah terlalu kuat, akan dilakukan pembedahan. Dengan pembedahan, dapat memperbaiki bagian dari tulang6. vitamin D,C, E, dan beta karotinuntuk mengurangi laju perkembangan osteoarthritis.

Terapi FarmakologiSemua obat memiliki efek samping yang berbeda, oleh karena itu, penting bagi pasien untuk membicarakan dengan dokter untuk mengetahui obat mana yang paling cocok untuk di konsumsi. Berikut adalah beberapa obat pengontrol rasa sakit untuk penderita osteoarthritis1. AcetaminophenMerupakan obat pertama yang di rekomendasikan oleh dokter karena relatif aman dan efektif untuk mengurangi rasa sakit.2. NSAIDs (nonsteroidal anti inflammatory drugs)Dapat mengatasi rasa sakit dan peradangan pada sendi. Mempunyai efek samping, yaitu menyebabkan sakit perut dan gangguan fungsi ginjal.3. Topical painDalam bentuk cream atau spray yang bisa digunakan langsung pada kulit yang terasa sakit.4. Tramadol (Ultram)Tidak mempuyai efek samping seperti yang ada pada acetaminophen dan NSAIDs.5. Milk narcotic painkillersMengandung analgesic seperti codein atau hydrocodone yang efektif mengurangi rasa sakit pada penderita osteoarthritis.6. KorticosteroidEfektif mengurangi rasa sakit.7. Hyaluronic acidMerupakan glycosaminoglycan yang tersusun oleh disaccharides of glucuronic acid dan N-acetygluosamine. Disebut juga viscosupplementation.Digunakan dalam perawatan pasien osteoarthritis. Dari hasil penelitian yang dilakukan, 80% pengobatan dengan menggunakan hyaluronic acid mempunyai efek yang lebih kecil dibandingkan pengobatan dengan menggunakan placebo. Makin besar molekul hyaluronic acid yang diberikan, makin besar efek positif yang di rasakan karena hyaluronic acid efektif mengurangi rasa sakit.8. Glucosamine dan chondroitin sulfate Mengurangi pengobatan untuk pasien osteoarthritis pada lutut.

Penatalaksanaan pada ruptur tendo achillesPengobatanTujuan pengobatan adalah untuk mengembalikan panjang normal dan ketegangan otot yang menungkinkan kita melakukan gerakan seperti sebelum cedera. Pemilihan pengobatan :OperasiPembedahan adalah pengobatan umum pada ruptur seluruh tendo achilles. Prosedur ini umumnya melibatkan membuat sayatan di bagian belakang kaki dan menjahit kembali seluruh robekan tendon. Menurunkan resiko untuk robek kembali dibandingkan pengobatan non-operasi. Untuk masa penyembuhan dibutuhkan sekitar enam sampai delapan minggu.Ketika tendon robek, ujung dari untaian tendon kecil terpisah dan beberapa tendon terlihat seperti potongan-potongan spageti.Biasanya sayatan dibuat hanya untuk sisi garis tengah sehingga nantinya sepatu tidak akan mengenai pada tempat bekas luka itu.Ujung-ujung robek tendon Achilles diidentifikasi dan jahitan kuat ditempatkan di kedua ujung tendon.Ini jahitan kuat kemudian diikat bersama-sama untuk memperbaiki tendon.Ini dikenal sebagai teknik "terbuka".Ruptur tendon AchillesSebagian Achilles tendon diperbaikiAchilles Tendon sepenuhnya diperbaiki

Teknik-teknik baru, yang disebut perkutan, hanya membutuhkan sayatan kecil sekitar 1-2 cm panjangnya.Ini adalah operasi jauh lebih akurat dan pemulihan setelah prosedur ini lebih mudah dan tingkat komplikasi bedah sangat rendah.Perlu dicatat bahwa ini hanya jenis operasi harus dilakukan dalam satu cedera minggu berikutnya.

Gambar 1Tiga sayatan melintang 3cm dibuat di atas tendon Achilles.Yang pertama adalah langsung di atas tempat ruptur yang teraba, yang lain rentang distal dan proksimal 4cm-4cm ke sayatan pertama.Gambar 2Insisi proksimal dibuat untuk sisi medial tendon untuk mengurangi resiko kerusakan pada saraf Sural.Gambar 3Penyisipan jahitan 1 II PDS untai ganda pada jarum melengkung panjang melintang melalui sayatan distal melewati substansi tendon dan melalui sayatan yang sama.Gambar 4Jarum ini kemudian diperkenalkan kembali medial ke distal sayatan melalui entry point yang berbeda dalam tendon dan melewati longitudinal melalui tendon, untuk mengunci tendon, dan diarahkan menuju sayatan tengah dan keluar melalui ujung tendon pecah.Jahitan masih menonjol dari distal sayatan ulang-threaded ke jarum dan diperkenalkan kembali ke dalam sayatan lateral distal dan masuk ke tendon, lewat itu proksimal melalui tendon untuk keluar dari sayatan tengah.Traksi diterapkan untuk menjahit untuk memastikan pegangan memuaskan dalam tendon.Prosedur yang sama dilakukan pada akhir proksimal tendon.Gambar 5:Jahitan yang diikat dengan pergelangan kaki dalam plantar fleksi netral; ketegangan ini kemudian dinilai dengan mengamati ekstremitas kontralateral sebagai jahitan terikat.Secara tradisional, ini telah diikuti oleh imobilisasi kaku dalam gips selama empat sampai sembilan minggu.

Non-operasi

Pendekatan ini biasanya melibatkan mengenakan gips, yang memungkinkan ujung tendon yang robek untuk kembali bersatu. Metode ini bisa efektif, dan menghindari risiko, seperti infeksi, terkait dengan operasi. Namun, kemungkinan untuk kembali pecah lebih tinggi. Selain itu pengobatan non-operasi memakan waktu lebih lama. Jika kembali suatu ketika tendon tersebut pecah kembali, perbaikan dengan bedah akan lebih sulit.

Latihan gerakMenggerakan kaki dan pergelangan kaki perlahan untuk mencegah kekakuan dan kehilangan tonus otot. Pengobatan awal untuk keseleo lakukan secepat mungkin. Istirahatkan bagian yang cedera. Nyeri adalah sinyal tubuh untuk tidak bergerak pada saat cedera. Kompres es batu pada bagian yang cedera. Hal ini akan membatasi pembengkakan dan membantu meredakan kejang . Kompres pada daerah yang luka. Hal ini guna membatasi pembengkakan. Berhati-hatilah untuk tidak menekan terlalu erat, karena dapat menghambat suplai darah. Tinggikan bagian yang cedera. Hal ini memungkinkan gravitasi membantu mengurangi pembengkakan dengan memungkinkan cairan dan darah untuk mengalir ke jantung .Pemilihan obat-obatan :Tidak ada terapi medis yang diindikasikan untuk kondisi ini.Obat hanya diresepkan untuk mengurangi gejala-gejala nyeri. Anti-inflamasi nonsteroid Agen (NSAID)Meskipun kebanyakan NSAID digunakan terutama untuk anti-inflamasi, efek, analgesik yang efektif berguna untuk menghilangkan nyeri ringan sampai sedang. Ibuprofen (Motrin, Advil, Ibuprin)Menghambat reaksi inflamasi dan nyeri dengan mengurangi sintesis prostaglandin.

AnalgesikMengontrol rasa sakit sangat penting untuk kualitas perawatan pasien. Analgesik menjamin kenyamanan pasien dan memiliki sifat penenang, yang bermanfaat bagi pasien yang telah menderita trauma atau yang telah menderita luka-luka. Acetaminophen (Tylenol, Feverall)Untuk nyeri pada pasien dengan hipersensitivitas terhadap aspirin dan NSAID. Pasien dengan penyakit saluran cerna atas, atau mereka yang mengkonsumsi antikoagulan oral.

6) Edukasi, prognosis, pencegahan, dan faktor risiko Osteoarthritis Pencegahan OADengan mengeleminir faktor predisposisi di atas. Sebagai tips, lakukan hal-hal berikut untuk menghindari sedini mungkin anda terserang OA atau membuat OA anda tidak kambuh yaitu dengan;1. Menjaga berat badan2. Olah raga yang tidak banyak menggunakan persendian3. Aktifitas Olah raga sesuai kebutuhan4. Menghindari perlukaan pada persendian.5. Minum suplemen sendi6. Mengkonsumsi makanan sehat7. Memilih alas kaki yang tepat dan nyaman8. Lakukan relaksasi dengan berbagai tehnik9. Hindari gerakan yang meregangkan sendi jari tangan.Jika ada deformitas pada lutut, misalnya kaki berbentuk O, jangan dibiarkan. hal tersebut akan menyebabkan tekanan yang tidak merata pada semua permukaan tulang.

Faktor Risiko OA :1. Umur > sering terjadi pada usia >60 tahun, jarang terjadi pada usia wanita lebih sering terkena OA lutut dan banyak sendi, sedangkan laki-laki lebih sering terkena OA paha, pergelangan tangan dan leher.3. Suku Bangsa > lebih jarang pada orang kulit hitam dan Asia daripada kaukasia, lebih sering pada orang Amerika asli (Indian) daripada orang kulit putih.4. Genetik > OA juga bersifat herediter.5. Kegemukan dan penyakit metabolik > Penyakit Jantung Koroner, DM, hipertensi.6. Cedera sendi, pekerjaan dan olahraga > pekerja breat lebih sering terkena OA.7. Kelainan pertumbuhanFaktor lain > kepadatan tulang

Edukasi, prognosis, pencegahan, dan faktor risiko ruptur tendo AchillesFaktor risiko :Faktor-faktor dari dapat meningkatkan risiko ruptur tendon Achilles meliputi: Umur. Usia puncak untuk ruptur tendon Achilles 30 sampai 40. Dalam kebanyakan kasus, pecah dari Achilles tendon terjadi di pada tendon yang menerima aliran darah kurang. Hal ini yang dapat melemahkan bagian dari tendon. Jenis kelamin, pada pria ruptur tendon Achilles hingga lima kali lebih mungkin terjadi dibandingkan pada wanita. Obesitas. Beratnya beban yang harus di tahan dapat meningkatkan stres/kelelahan pada tendon achilles. Melalukan olahraga berat tanpa pendinginan. Riwayat penggunaan terakhir fluoroquinolones, kortikosteroid, atau suntikan kortikosteroid, yang keduanya (kortikosteroid, steroid anabolik dan fluoroquinolones) berperan dalam pecah tendo achilles. Injeksi kortikosteroid ke dalam tendon tikus telah terbukti menyebabkan nekrosis tendon. Kortikosteroid dapat menutupi gejala yang menyakitkan, dan menyebabkan individu untuk overexert tendon melemah. Steroid anabolikdan fluoroquinolonesmenyebabkan displasia fibril kolagen, sehingga menurunkan kekuatan tarik-menarik tendon. Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa hewan yang diberikan fluoroguinolones dengan dosis yang sebanding dengan yang diberikan pada manusia, hewan tersebut akan mengalami ganggian matrix ekstraseluler tulang rawan dan penipisan kolagen. Penyakit gout, hipertiroid, insufisiensi ginjal, dan arteriosklerosis. Fraktur Pergelangan kaki, Keseleo Ankle, Cedera ligamen Calcaneofibular, Cedera ligamen Talofibular

PrognosisDengan pengobatan yang tepat dan rehabilitasi, prognosis untuk ruptur tendon Achilles sangat baik, kebanyakan atlet dapat kembali ke aktivitas tingkat sebelumnya, tetapi pada pasien usia tua dengan masalah kesehatan seperti diabetes mempunyai risiko penyembuhan yang lama. Dengan perawatan baik bedah atau konservatif.Namun, orang yang menjalani pengobatan non-bedah cenderung mengalami rupture kembali.Tingkat rerupture untuk pengobatan operasi adalah 0-5%, dibandingkan dengan hampir 40% pada mereka yang memilih untuk pengobatan konservatif.

PencegahanUntuk membantu mencegah cedera tendon achilles, lakukanlah peregangan tendon achilles dan otot betis dengan perlahan, sebelum melakukan kegiatan fisik lainnya. Lakukan latihan peregangan perlahan, peregangan ke titik di mana Anda merasa tertarik, tetapi tidak sakit. Untuk membantu otot dan tendon menyerap tenaga lebih banyak dan menghindari cedera, cobalah latihan yang memperkuat betis Anda. Untuk mengurangi terjadinya ruptur tendo achilles, lakukanlah hal-hal ini : Hindari kegiatan yang menempatkan beban berlebih pada tendon achilles, misalnya berlari dan melompat. Jika anda melihat rasa sakit selama latihan, istirahatlah. Jika salah satu latihan atau kegiatan yang menyebabkan Anda sakit terus-menerus, coba lakukan latihan atau kegiatan yang lain. Gantilah olahraga seperti berlari, melompat menjadi berenang dan bersepeda Menjaga berat badan yang sehat. Kenakan sepatu yang baik dengan bantalan yang tepat atletik di tumit.

VII. Daftar Pustakaa. Harrison. Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam, alih bahasa : Prof.Dr.Ahmad H. Asdie, Sp.PD-KE, Edisi 13, Vol.5, EGC, Jakarta, 2000 : 2144-51b. De Jong W. Sjamsuhidayat, Buku Ajar Ilmu Bedah 2nd ed, 2005c. Nannini Christopher C. eMedicineHealth. (2006). Achilles Tendon Rupture.d. McClelland D, Maffulli N. Eothorpod. (2008). Achilles Tendon Rupture.e. Felson, D.T. 2006. Osteoarthritis of the Knee. NEJM 354: 841-848f. Lane, N. E. 2007. Osteoarthritis of the Hip. NEJM 357: 1413-14.g. Setyohadi, Bambang, dkk. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi IV. Jakarta; PAPDI. 2004.