Tinjauan Kebijakan Moneter | 1 EVALUASI PEREKONOMIAN TAHUN 2012, PROSPEK EVALUASI PEREKONOMIAN TAHUN 2012, PROSPEK EVALUASI PEREKONOMIAN TAHUN 2012, PROSPEK EVALUASI PEREKONOMIAN TAHUN 2012, PROSPEK 2013 2013 2013 2013-2014, DAN KEBIJAKAN BANK INDONESIA 2014, DAN KEBIJAKAN BANK INDONESIA 2014, DAN KEBIJAKAN BANK INDONESIA 2014, DAN KEBIJAKAN BANK INDONESIA Evaluasi Evaluasi Evaluasi Evaluasi menyeluruh menyeluruh menyeluruh menyeluruh terhadap terhadap terhadap terhadap kinerja kinerja kinerja kinerja tahun tahun tahun tahun 2012 2012 2012 2012 dan dan dan dan prospek prospek prospek prospek tahun 2013 tahun 2013 tahun 2013 tahun 2013- - -2014 2014 2014 2014 menunjukkan menunjukkan menunjukkan menunjukkan perekonomian Indonesia tumbuh cukup tinggi dengan inflasi yang tetap perekonomian Indonesia tumbuh cukup tinggi dengan inflasi yang tetap perekonomian Indonesia tumbuh cukup tinggi dengan inflasi yang tetap perekonomian Indonesia tumbuh cukup tinggi dengan inflasi yang tetap terkendali dan rendah. terkendali dan rendah. terkendali dan rendah. terkendali dan rendah. Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja tersebut tidak terlepas dari berbagai kebijakan yang tersebut tidak terlepas dari berbagai kebijakan yang tersebut tidak terlepas dari berbagai kebijakan yang tersebut tidak terlepas dari berbagai kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia dan Pemerintah untuk menjaga stabilitas makro ditempuh Bank Indonesia dan Pemerintah untuk menjaga stabilitas makro ditempuh Bank Indonesia dan Pemerintah untuk menjaga stabilitas makro ditempuh Bank Indonesia dan Pemerintah untuk menjaga stabilitas makro dan dan dan dan momentum momentum momentum momentum pertumbuhan ekonomi pertumbuhan ekonomi pertumbuhan ekonomi pertumbuhan ekonomi nasional di tengah nasional di tengah nasional di tengah nasional di tengah perlambatan ekonomi dunia perlambatan ekonomi dunia perlambatan ekonomi dunia perlambatan ekonomi dunia. . . Ke depan, Ke depan, Ke depan, Ke depan, Bank Bank Bank Bank Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia juga juga juga juga akan memperkuat bauran kebijakan akan memperkuat bauran kebijakan akan memperkuat bauran kebijakan akan memperkuat bauran kebijakan mon mon mon moneter dan makroprudensial serta eter dan makroprudensial serta eter dan makroprudensial serta eter dan makroprudensial serta mempererat koordinasi dengan Pemerintah mempererat koordinasi dengan Pemerintah mempererat koordinasi dengan Pemerintah mempererat koordinasi dengan Pemerintah untuk mengelola permintaan domestik agar untuk mengelola permintaan domestik agar untuk mengelola permintaan domestik agar untuk mengelola permintaan domestik agar sejalan dengan upaya sejalan dengan upaya sejalan dengan upaya sejalan dengan upaya menjaga keseimbangan eksternal menjaga keseimbangan eksternal menjaga keseimbangan eksternal menjaga keseimbangan eksternal, , , mencapai sasaran inflasi mencapai sasaran inflasi mencapai sasaran inflasi mencapai sasaran inflasi, , , dan dan dan dan kesinambungan pertumbuhan ekonomi nasional. kesinambungan pertumbuhan ekonomi nasional. kesinambungan pertumbuhan ekonomi nasional. kesinambungan pertumbuhan ekonomi nasional. I. . . . Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan Ekonomi Ekonomi Ekonomi Ekonomi dan dan dan dan Kebijakan Kebijakan Kebijakan Kebijakan Moneter Moneter Moneter Moneter 2012 2012 2012 2012 Di tengah pelemahan ekonomi global yang masih berlanjut, perekonomian Indonesia pada tahun 2012 masih tumbuh cukup kuat, terutama ditopang oleh permintaan domestik. Inflasi tetap terkendali pada level yang cukup rendah dan berada pada kisaran sasaran inflasi 4,5%±1%. Kondisi tersebut tidak terlepas dari berbagai kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia dan Pemerintah dalam upaya menjaga momentum perekonomian, di tengah melambatnya perekonomian global dengan tetap memelihara kestabilan makroekonomi. Kuatnya perekoonomian domestik di tengah lemahnya ekonomi global menyebabkan meningkatnya defisit transaksi berjalan selama tahun 2012. PERKEMBANGAN EKONOMI PERKEMBANGAN EKONOMI PERKEMBANGAN EKONOMI PERKEMBANGAN EKONOMI DUNIA DUNIA DUNIA DUNIA Pertumbuhan ekonomi global pad Pertumbuhan ekonomi global pad Pertumbuhan ekonomi global pad Pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2012 tercatat lebih a tahun 2012 tercatat lebih a tahun 2012 tercatat lebih a tahun 2012 tercatat lebih rendah dibandingkan tahun rendah dibandingkan tahun rendah dibandingkan tahun rendah dibandingkan tahun sebelumnya. sebelumnya. sebelumnya. sebelumnya. Berbagai permasalahan ekonomi dunia, baik di Eropa maupun di Amerika Serikat (AS), yang belum sepenuhnya dapat diatasi mengakibatkan pemburukan ekonomi global yang telah terjadi sejak akhir tahun 2011 masih berlanjut di tahun 2012 (Grafik 1.1). Perekonomian kawasan Eropa masih mengalami pertumbuhan yang negatif, sementara ekonomi AS mulai membaik meskipun masih rentan dan dibayangi isu keterbatasan stimulus fiskal (fiscal cliff). Kontraksi pertumbuhan ekonomi Eropa disebabkan oleh krisis utang fiskal, sempitnya ruang kebijakan moneter, meningkatnya angka pengangguran, rapuhnya sektor keuangan, dan menurunnya kepercayaan pasar. Memburuknya perekonomian di negara-negara maju telah memberikan dampak pada melambatnya perekonomian sebagian besar negara emerging markets seperti China dan India. Berdasarkan kondisi tersebut, ekonomi dunia tahun 2012 diperkirakan tumbuh sebesar 3,3%, lebih rendah dari tahun 2011 sebesar 3,8%. TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER Januari 2013
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r | 1
EVALUASI PEREKONOMIAN TAHUN 2012, PROSPEK EVALUASI PEREKONOMIAN TAHUN 2012, PROSPEK EVALUASI PEREKONOMIAN TAHUN 2012, PROSPEK EVALUASI PEREKONOMIAN TAHUN 2012, PROSPEK
2013201320132013----2014, DAN KEBIJAKAN BANK INDONESIA2014, DAN KEBIJAKAN BANK INDONESIA2014, DAN KEBIJAKAN BANK INDONESIA2014, DAN KEBIJAKAN BANK INDONESIA
Evaluasi Evaluasi Evaluasi Evaluasi menyeluruh menyeluruh menyeluruh menyeluruh terhadap terhadap terhadap terhadap kinerja kinerja kinerja kinerja tahuntahuntahuntahun 2012201220122012 dandandandan prospek prospek prospek prospek tahun 2013tahun 2013tahun 2013tahun 2013----2014 2014 2014 2014
menunjukkan menunjukkan menunjukkan menunjukkan perekonomian Indonesia tumbuh cukup tinggi dengan inflasi yang tetap perekonomian Indonesia tumbuh cukup tinggi dengan inflasi yang tetap perekonomian Indonesia tumbuh cukup tinggi dengan inflasi yang tetap perekonomian Indonesia tumbuh cukup tinggi dengan inflasi yang tetap
terkendali dan rendah. terkendali dan rendah. terkendali dan rendah. terkendali dan rendah. KinerjaKinerjaKinerjaKinerja tersebut tidak terlepas dari berbagai kebijakan yang tersebut tidak terlepas dari berbagai kebijakan yang tersebut tidak terlepas dari berbagai kebijakan yang tersebut tidak terlepas dari berbagai kebijakan yang
ditempuh Bank Indonesia dan Pemerintah untuk menjaga stabilitas makro ditempuh Bank Indonesia dan Pemerintah untuk menjaga stabilitas makro ditempuh Bank Indonesia dan Pemerintah untuk menjaga stabilitas makro ditempuh Bank Indonesia dan Pemerintah untuk menjaga stabilitas makro dan dan dan dan momentum momentum momentum momentum
pertumbuhan ekonomipertumbuhan ekonomipertumbuhan ekonomipertumbuhan ekonomi nasional di tengah nasional di tengah nasional di tengah nasional di tengah perlambatan ekonomi duniaperlambatan ekonomi duniaperlambatan ekonomi duniaperlambatan ekonomi dunia.... Ke depan, Ke depan, Ke depan, Ke depan, Bank Bank Bank Bank
Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia juga juga juga juga akan memperkuat bauran kebijakan akan memperkuat bauran kebijakan akan memperkuat bauran kebijakan akan memperkuat bauran kebijakan monmonmonmoneter dan makroprudensial serta eter dan makroprudensial serta eter dan makroprudensial serta eter dan makroprudensial serta
mempererat koordinasi dengan Pemerintah mempererat koordinasi dengan Pemerintah mempererat koordinasi dengan Pemerintah mempererat koordinasi dengan Pemerintah untuk mengelola permintaan domestik agar untuk mengelola permintaan domestik agar untuk mengelola permintaan domestik agar untuk mengelola permintaan domestik agar
sejalan dengan upaya sejalan dengan upaya sejalan dengan upaya sejalan dengan upaya menjaga keseimbangan eksternalmenjaga keseimbangan eksternalmenjaga keseimbangan eksternalmenjaga keseimbangan eksternal,,,, mencapai sasaran inflasimencapai sasaran inflasimencapai sasaran inflasimencapai sasaran inflasi,,,, dan dan dan dan
kesinambungan pertumbuhan ekonomi nasional.kesinambungan pertumbuhan ekonomi nasional.kesinambungan pertumbuhan ekonomi nasional.kesinambungan pertumbuhan ekonomi nasional.
IIII. . . . Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan Ekonomi Ekonomi Ekonomi Ekonomi dan dan dan dan Kebijakan Kebijakan Kebijakan Kebijakan MoneterMoneterMoneterMoneter
2012201220122012
Di tengah pelemahan ekonomi global yang masih berlanjut, perekonomian Indonesia pada tahun
2012 masih tumbuh cukup kuat, terutama ditopang oleh permintaan domestik. Inflasi tetap terkendali
pada level yang cukup rendah dan berada pada kisaran sasaran inflasi 4,5%±1%. Kondisi tersebut tidak
terlepas dari berbagai kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia dan Pemerintah dalam upaya menjaga
momentum perekonomian, di tengah melambatnya perekonomian global dengan tetap memelihara
kestabilan makroekonomi. Kuatnya perekoonomian domestik di tengah lemahnya ekonomi global
menyebabkan meningkatnya defisit transaksi berjalan selama tahun 2012.
PERKEMBANGAN EKONOMIPERKEMBANGAN EKONOMIPERKEMBANGAN EKONOMIPERKEMBANGAN EKONOMI DUNIADUNIADUNIADUNIA
Pertumbuhan ekonomi global padPertumbuhan ekonomi global padPertumbuhan ekonomi global padPertumbuhan ekonomi global pada tahun 2012 tercatat lebih a tahun 2012 tercatat lebih a tahun 2012 tercatat lebih a tahun 2012 tercatat lebih rendah dibandingkan tahun rendah dibandingkan tahun rendah dibandingkan tahun rendah dibandingkan tahun
sebelumnya. sebelumnya. sebelumnya. sebelumnya. Berbagai permasalahan ekonomi dunia, baik di Eropa maupun di Amerika Serikat (AS),
yang belum sepenuhnya dapat diatasi mengakibatkan pemburukan ekonomi global yang telah terjadi
sejak akhir tahun 2011 masih berlanjut di tahun 2012 (Grafik 1.1). Perekonomian kawasan Eropa masih
mengalami pertumbuhan yang negatif, sementara ekonomi AS mulai membaik meskipun masih rentan
dan dibayangi isu keterbatasan stimulus fiskal (fiscal cliff). Kontraksi pertumbuhan ekonomi Eropa
disebabkan oleh krisis utang fiskal, sempitnya ruang kebijakan moneter, meningkatnya angka
pengangguran, rapuhnya sektor keuangan, dan menurunnya kepercayaan pasar. Memburuknya
perekonomian di negara-negara maju telah memberikan dampak pada melambatnya perekonomian
sebagian besar negara emerging markets seperti China dan India. Berdasarkan kondisi tersebut, ekonomi
dunia tahun 2012 diperkirakan tumbuh sebesar 3,3%, lebih rendah dari tahun 2011 sebesar 3,8%.
TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER
Januari 2013
Inflasi dunia selama Inflasi dunia selama Inflasi dunia selama Inflasi dunia selama tahun tahun tahun tahun
perlambatan ekonomi duniaperlambatan ekonomi duniaperlambatan ekonomi duniaperlambatan ekonomi dunia
melemahnya pertumbuhan ekonomi global yang
khususnya komoditas nonmigas.
alam (SDA), termasuk komoditas hasil pertanian. Komoditas logam dasar dan batubara tercatat
mengalami penurunan harga yang cukup tinggi
yang merupakan konsumen terbesar di dunia dari kedua komoditas tersebut.
Grafik Grafik Grafik Grafik 1111....2222
Inflasi Negara MajuInflasi Negara MajuInflasi Negara MajuInflasi Negara Maju
Melemahnya perekonomian dan rendahnya Melemahnya perekonomian dan rendahnya Melemahnya perekonomian dan rendahnya Melemahnya perekonomian dan rendahnya
besar negara mengalihkan fokusnya dari pengendalian inflasi kebesar negara mengalihkan fokusnya dari pengendalian inflasi kebesar negara mengalihkan fokusnya dari pengendalian inflasi kebesar negara mengalihkan fokusnya dari pengendalian inflasi ke
pertumbuhan ekonomi.pertumbuhan ekonomi.pertumbuhan ekonomi.pertumbuhan ekonomi. Negara-
yang longgar disertai dengan langkah
ekonomi. Sementara itu, beberapa negara berkembang merespons pelemahan ekonominya dengan
melakukan kebijakan moneter yang akomodatif
perlambatan ekonomi global secara signifikan.
memiliki keterbatasan fiscal space
ruang untuk memberikan stimulus fiskal
longgar yang diterapkan oleh negara
pasar keuangan global yang sebagian besar
08 0807
4.53.8
2.5
0201
00
-6
-4
-2
0
2
4
6
8
10
Ma
r-0
8
Jun
-08
Se
p-0
8
% yoy
, Sumber:
-2
-1
0
1
2
3
4
Jan
-10
Jun
-10
No
p-1
0
Ap
r-1
1
Se
p-1
1
Fe
b-1
2
Jul-
12
Jan
-10
Jun
-10
No
p-1
0
Ap
r-1
1
Eropa
US
Jepang
Kanada
Australia
Skala Kiri Skala Kanan% yoy
Sumber: Bloomberg
T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r
Grafik Grafik Grafik Grafik 1111.1.1.1.1
Realisasi dan Prakiraan Ekonomi DuniaRealisasi dan Prakiraan Ekonomi DuniaRealisasi dan Prakiraan Ekonomi DuniaRealisasi dan Prakiraan Ekonomi Dunia
tahun tahun tahun tahun 2012 secara umum mengalami penurunan sejalan dengan 2012 secara umum mengalami penurunan sejalan dengan 2012 secara umum mengalami penurunan sejalan dengan 2012 secara umum mengalami penurunan sejalan dengan
(Grafik 1.2 dan 1.3). Penurunan inflasi tersebut
ekonomi global yang berdampak pada menurunnya harga komoditas
Penurunan harga banyak terjadi pada komoditas berbasis sumber daya
alam (SDA), termasuk komoditas hasil pertanian. Komoditas logam dasar dan batubara tercatat
mengalami penurunan harga yang cukup tinggi terutama disebabkan oleh perlambatan ekonomi China
yang merupakan konsumen terbesar di dunia dari kedua komoditas tersebut.
Inflasi Negara MajuInflasi Negara MajuInflasi Negara MajuInflasi Negara Maju
Melemahnya perekonomian dan rendahnya Melemahnya perekonomian dan rendahnya Melemahnya perekonomian dan rendahnya Melemahnya perekonomian dan rendahnya inflasi mendorong otoritas moneter di sebagian inflasi mendorong otoritas moneter di sebagian inflasi mendorong otoritas moneter di sebagian inflasi mendorong otoritas moneter di sebagian
besar negara mengalihkan fokusnya dari pengendalian inflasi kebesar negara mengalihkan fokusnya dari pengendalian inflasi kebesar negara mengalihkan fokusnya dari pengendalian inflasi kebesar negara mengalihkan fokusnya dari pengendalian inflasi kepadapadapadapada upaya untuk mendorong upaya untuk mendorong upaya untuk mendorong upaya untuk mendorong
-negara maju secara umum tetap mempertahankan kebijakan moneter
tai dengan langkah-langkah nonkonvensional sebagai upaya mendorong
Sementara itu, beberapa negara berkembang merespons pelemahan ekonominya dengan
yang akomodatif, terutama di negara-negara yang terkena dampak
perlambatan ekonomi global secara signifikan. Di sisi kebijakan fiskal, berbeda dengan
fiscal space, pemerintah di negara berkembang pada umumnya
memberikan stimulus fiskal untuk mendorong perekonomiannya.
yang diterapkan oleh negara-negara maju tersebut pada akhirnya meningkatkan likuiditas di
sebagian besar mengalir ke negara berkembang kawasan Asia
T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r | 2
2012 secara umum mengalami penurunan sejalan dengan 2012 secara umum mengalami penurunan sejalan dengan 2012 secara umum mengalami penurunan sejalan dengan 2012 secara umum mengalami penurunan sejalan dengan
). Penurunan inflasi tersebut sejalan dengan
berdampak pada menurunnya harga komoditas,
harga banyak terjadi pada komoditas berbasis sumber daya
alam (SDA), termasuk komoditas hasil pertanian. Komoditas logam dasar dan batubara tercatat
terutama disebabkan oleh perlambatan ekonomi China
inflasi mendorong otoritas moneter di sebagian inflasi mendorong otoritas moneter di sebagian inflasi mendorong otoritas moneter di sebagian inflasi mendorong otoritas moneter di sebagian
upaya untuk mendorong upaya untuk mendorong upaya untuk mendorong upaya untuk mendorong
negara maju secara umum tetap mempertahankan kebijakan moneter
mendorong pertumbuhan
Sementara itu, beberapa negara berkembang merespons pelemahan ekonominya dengan
negara yang terkena dampak
berbeda dengan negara maju yang
negara berkembang pada umumnya masih memiliki
. Kebijakan moneter
negara maju tersebut pada akhirnya meningkatkan likuiditas di
negara berkembang kawasan Asia.
Korea
0
1
2
3
4
5
6
7
Ap
r-1
0
Jul-
10
Oct-
10
Jan
-11
Ap
r-1
1
Jul-
11
Oct-
11
Jan
-12
Ap
r-1
2
Jul-
12
Oct-
12
Skala Kanan % yoy
Thailand
Malaysia
Singapura
Per Des 2012
PERTUMBUHAN EKONOMIPERTUMBUHAN EKONOMIPERTUMBUHAN EKONOMIPERTUMBUHAN EKONOMI
Perekonomian Perekonomian Perekonomian Perekonomian tahun 2012 masih tumbuhtahun 2012 masih tumbuhtahun 2012 masih tumbuhtahun 2012 masih tumbuh
oleh oleh oleh oleh konsumsi rumah tangga dan investasikonsumsi rumah tangga dan investasikonsumsi rumah tangga dan investasikonsumsi rumah tangga dan investasi
peningkatan sebesar 5,4%, lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
rumah tangga tersebut utamanya bersumber dari konsumsi nonmakanan. Hal tersebut sejalan dengan
meningkatnya indeks penjualan eceran kelompok nonmakanan khususnya perlengkapan rumah tangga,
peralatan informasi dan komunikas
beberapa lembaga survei menunjukkan penguatan mencapai titik tert
1.5). Faktor-faktor yang mendukung solidnya kinerja konsumsi rumah tangga tersebut antara lain
meningkatnya jumlah kelas menengah, menguatnya keyakinan konsumen,
Kinerja investasi pada tahun 2012 Kinerja investasi pada tahun 2012 Kinerja investasi pada tahun 2012 Kinerja investasi pada tahun 2012
pencapaian tahun sebelumnya pencapaian tahun sebelumnya pencapaian tahun sebelumnya pencapaian tahun sebelumnya
investasi tersebut antara lain optimisme pelaku usaha terhadap perekonomian Indonesia
investasi yang tercermin dari survei preferensi negara tujuan investasi
kestabilan makroekonomi. Dari sisi pembiayaan, peningkatan investasi juga didukung oleh tersedianya
kredit investasi yang tumbuh sebesar
eksternal lainnya serta dukungan belanja modal Pemerintah. Dari sisi alokasi investasi, peningkatan
investasi terutama terjadi di sektor industri yang diikuti oleh sektor pertambangan dan sektor
perkebunan. Peningkatan investasi di sektor industri tersebut terutama terjadi di industri kimia, alat
angkut, serta mesin dan elektronik.
Kredit Investasi & Suku Bunga Kredit Investasi & Suku Bunga Kredit Investasi & Suku Bunga Kredit Investasi & Suku Bunga
-10
-05
00
05
10
15
20
25
30
35
40
1
%, yoy
T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r
PERTUMBUHAN EKONOMIPERTUMBUHAN EKONOMIPERTUMBUHAN EKONOMIPERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIAINDONESIAINDONESIAINDONESIA
tahun 2012 masih tumbuhtahun 2012 masih tumbuhtahun 2012 masih tumbuhtahun 2012 masih tumbuh cukup tinggicukup tinggicukup tinggicukup tinggi sebesar 6,3%, terutama sebesar 6,3%, terutama sebesar 6,3%, terutama sebesar 6,3%, terutama
konsumsi rumah tangga dan investasikonsumsi rumah tangga dan investasikonsumsi rumah tangga dan investasikonsumsi rumah tangga dan investasi. . . . Pertumbuhan konsumsi rumah tangga mengalami
sebesar 5,4%, lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Peningkatan konsumsi
rumah tangga tersebut utamanya bersumber dari konsumsi nonmakanan. Hal tersebut sejalan dengan
meningkatnya indeks penjualan eceran kelompok nonmakanan khususnya perlengkapan rumah tangga,
peralatan informasi dan komunikasi, serta suku cadang (Grafik 1.4). Keyakinan konsumen menurut
beberapa lembaga survei menunjukkan penguatan mencapai titik tertinggi sepanjan
faktor yang mendukung solidnya kinerja konsumsi rumah tangga tersebut antara lain
meningkatnya jumlah kelas menengah, menguatnya keyakinan konsumen, membaiknya daya
Kinerja investasi pada tahun 2012 Kinerja investasi pada tahun 2012 Kinerja investasi pada tahun 2012 Kinerja investasi pada tahun 2012 terus membaikterus membaikterus membaikterus membaik mencapai 10,7%, dibandingkan mencapai 10,7%, dibandingkan mencapai 10,7%, dibandingkan mencapai 10,7%, dibandingkan
pencapaian tahun sebelumnya pencapaian tahun sebelumnya pencapaian tahun sebelumnya pencapaian tahun sebelumnya sebesar 8,8%sebesar 8,8%sebesar 8,8%sebesar 8,8%. Faktor-faktor yang mendukung peningkatan kinerja
investasi tersebut antara lain optimisme pelaku usaha terhadap perekonomian Indonesia
survei preferensi negara tujuan investasi (UNCTAD)
. Dari sisi pembiayaan, peningkatan investasi juga didukung oleh tersedianya
kredit investasi yang tumbuh sebesar 29,8% (Grafik 1.6), meningkatnya FDI dan sumber pembiayaan
serta dukungan belanja modal Pemerintah. Dari sisi alokasi investasi, peningkatan
investasi terutama terjadi di sektor industri yang diikuti oleh sektor pertambangan dan sektor
n investasi di sektor industri tersebut terutama terjadi di industri kimia, alat
angkut, serta mesin dan elektronik.
Grafik Grafik Grafik Grafik 1111.6.6.6.6
Kredit Investasi & Suku Bunga Kredit Investasi & Suku Bunga Kredit Investasi & Suku Bunga Kredit Investasi & Suku Bunga Kredit Investasi RiilKredit Investasi RiilKredit Investasi RiilKredit Investasi Riil
2
4
6
8
10
12
14
3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11
2010 2011 2012
%Kredit Investasi
Sk.Bunga KI (sk.kanan)
Sk.Bunga Depo 1m (sk.kanan)
Peralatan RT
Lainnya
Komunikasi
Total
Makanan
Rekreasi
Sk.Cadang
Otomotif
Bensin
T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r | 3
sebesar 6,3%, terutama sebesar 6,3%, terutama sebesar 6,3%, terutama sebesar 6,3%, terutama ditopang ditopang ditopang ditopang
Pertumbuhan konsumsi rumah tangga mengalami
Peningkatan konsumsi
rumah tangga tersebut utamanya bersumber dari konsumsi nonmakanan. Hal tersebut sejalan dengan
meningkatnya indeks penjualan eceran kelompok nonmakanan khususnya perlengkapan rumah tangga,
). Keyakinan konsumen menurut
inggi sepanjang historisnya (Grafik
faktor yang mendukung solidnya kinerja konsumsi rumah tangga tersebut antara lain
mencapai 10,7%, dibandingkan mencapai 10,7%, dibandingkan mencapai 10,7%, dibandingkan mencapai 10,7%, dibandingkan
faktor yang mendukung peningkatan kinerja
investasi tersebut antara lain optimisme pelaku usaha terhadap perekonomian Indonesia, perbaikan iklim
(UNCTAD), serta terjaganya
. Dari sisi pembiayaan, peningkatan investasi juga didukung oleh tersedianya
meningkatnya FDI dan sumber pembiayaan
serta dukungan belanja modal Pemerintah. Dari sisi alokasi investasi, peningkatan
investasi terutama terjadi di sektor industri yang diikuti oleh sektor pertambangan dan sektor
n investasi di sektor industri tersebut terutama terjadi di industri kimia, alat
Melemahnya perekonomian global berdampaMelemahnya perekonomian global berdampaMelemahnya perekonomian global berdampaMelemahnya perekonomian global berdampa
sepanjang tahun 2012. sepanjang tahun 2012. sepanjang tahun 2012. sepanjang tahun 2012. Perlambatan ekspor disebabkan oleh melambatnya permintaan dari negara
mitra dagang utama Indonesia seperti China dan India,
dan komoditas industri seperti produk kimia.
disebabkan oleh penurunan kinerja ekspor di sektor pertambangan dan sektor manufaktur
Melambatnya ekspor juga didorong oleh tren penurunan harga komoditas terutama komoditas SDA
(Grafik 1.7). Dari sisi domestik, penurunan kinerja ekspor
mengetatkan ekspor mineral mentah
jangka menengah.
Indeks Harga Komoditas Ekspor Indonesia (IHEx)Indeks Harga Komoditas Ekspor Indonesia (IHEx)Indeks Harga Komoditas Ekspor Indonesia (IHEx)Indeks Harga Komoditas Ekspor Indonesia (IHEx)
Di tengah Di tengah Di tengah Di tengah melambatnya melambatnya melambatnya melambatnya
impor masih tumbuh cukup tinggi. impor masih tumbuh cukup tinggi. impor masih tumbuh cukup tinggi. impor masih tumbuh cukup tinggi.
impor terutama terjadi di kelompok barang modal
termasuk pesawat terbang. Sementara itu, masih tingginya kegiatan produksi di dalam negeri
mengakibatkan impor bahan baku juga masih tetap tinggi.
terkait dengan keterbatasan industri domestik dalam memenuhi pasokan barang modal dan bahan baku.
Memasuki semester II 2012, akselerasi impor mengalami penurunan sejalan dengan
dan termoderasinya pertumbuhan investasi
nonmigas. Hampir seluruh komponen impor nonmigas mengalami perlambatan terutama pada impor
barang konsumsi berupa makanan dan minuman jadi, dan diikuti oleh perlambatan impor barang modal
seperti perlengkapan transportasi untuk industri. Sementara itu, impor bahan baku masih tumbu
Di sisi penawaran, sejalan dengan pelemahan Di sisi penawaran, sejalan dengan pelemahan Di sisi penawaran, sejalan dengan pelemahan Di sisi penawaran, sejalan dengan pelemahan
berorientasi ekspor mengalami perlambatan, sementara sektorberorientasi ekspor mengalami perlambatan, sementara sektorberorientasi ekspor mengalami perlambatan, sementara sektorberorientasi ekspor mengalami perlambatan, sementara sektor
masih tumbuh cukup kuat. masih tumbuh cukup kuat. masih tumbuh cukup kuat. masih tumbuh cukup kuat. Sektor
adalah sektor pertambangan dan penggalian yang mengalami p
2012. Sementara itu, sektor-sektor
pertanian masih tumbuh cukup kuat seiring dengan masih kuatnya permintaan domesti
kinerja sektor nontradables juga masih mencatat pertumbuhan yang tetap tinggi meski lebih rendah jika
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sektor PHR masih mampu tumbuh tinggi sej
meningkatnya kegiatan konsumsi rumah tangga dan masih tingginya impor. Kinerja sektor bangunan
tumbuh lebih baik sejalan dengan
keuangan, persewaan, dan jasa juga tumbuh
keuangan nonbank yang masih baik seiring
80
100
120
140
160
180
200
220
Jan
-07
Ap
r-0
7Indeks 200
T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r
Melemahnya perekonomian global berdampaMelemahnya perekonomian global berdampaMelemahnya perekonomian global berdampaMelemahnya perekonomian global berdampak pada termoderasinya kinerja ekspor k pada termoderasinya kinerja ekspor k pada termoderasinya kinerja ekspor k pada termoderasinya kinerja ekspor
Perlambatan ekspor disebabkan oleh melambatnya permintaan dari negara
mitra dagang utama Indonesia seperti China dan India, terutama pada komoditas pertanian seperti karet
dan komoditas industri seperti produk kimia. Berdasarkan sektornya, perlambatan ekspor terutama
disebabkan oleh penurunan kinerja ekspor di sektor pertambangan dan sektor manufaktur
elambatnya ekspor juga didorong oleh tren penurunan harga komoditas terutama komoditas SDA
, penurunan kinerja ekspor disebabkan oleh kebijakan
mentah yang ditujukan untuk meningkatkan nilai tambah produk dalam
Grafik Grafik Grafik Grafik 1111....7777
Indeks Harga Komoditas Ekspor Indonesia (IHEx)Indeks Harga Komoditas Ekspor Indonesia (IHEx)Indeks Harga Komoditas Ekspor Indonesia (IHEx)Indeks Harga Komoditas Ekspor Indonesia (IHEx)
melambatnya melambatnya melambatnya melambatnya ekspor, permintaan domestik yang masih kuat menyebabkan ekspor, permintaan domestik yang masih kuat menyebabkan ekspor, permintaan domestik yang masih kuat menyebabkan ekspor, permintaan domestik yang masih kuat menyebabkan
impor masih tumbuh cukup tinggi. impor masih tumbuh cukup tinggi. impor masih tumbuh cukup tinggi. impor masih tumbuh cukup tinggi. Sejalan dengan meningkatnya kegiatan investasi,
impor terutama terjadi di kelompok barang modal, terutama dalam bentuk mesin dan alat angkut,
. Sementara itu, masih tingginya kegiatan produksi di dalam negeri
mengakibatkan impor bahan baku juga masih tetap tinggi. Pertumbuhan impor yang masih tetap tinggi
engan keterbatasan industri domestik dalam memenuhi pasokan barang modal dan bahan baku.
akselerasi impor mengalami penurunan sejalan dengan
nya pertumbuhan investasi. Perlambatan impor terjadi baik pada impor migas maupun
komponen impor nonmigas mengalami perlambatan terutama pada impor
barang konsumsi berupa makanan dan minuman jadi, dan diikuti oleh perlambatan impor barang modal
seperti perlengkapan transportasi untuk industri. Sementara itu, impor bahan baku masih tumbu
ditopang oleh impor bahan baku (processed) untuk industri.
Di sisi penawaran, sejalan dengan pelemahan Di sisi penawaran, sejalan dengan pelemahan Di sisi penawaran, sejalan dengan pelemahan Di sisi penawaran, sejalan dengan pelemahan permintaan global, sektorpermintaan global, sektorpermintaan global, sektorpermintaan global, sektor
berorientasi ekspor mengalami perlambatan, sementara sektorberorientasi ekspor mengalami perlambatan, sementara sektorberorientasi ekspor mengalami perlambatan, sementara sektorberorientasi ekspor mengalami perlambatan, sementara sektor----sektor yang berorientasi domestik sektor yang berorientasi domestik sektor yang berorientasi domestik sektor yang berorientasi domestik
Sektor yang paling terkena dampak dari penurunan permintaan global
dan penggalian yang mengalami pertumbuhan negatif sejak triwulan III
sektor tradables lainnya seperti sektor industri pengolahan dan sektor
pertanian masih tumbuh cukup kuat seiring dengan masih kuatnya permintaan domesti
juga masih mencatat pertumbuhan yang tetap tinggi meski lebih rendah jika
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sektor PHR masih mampu tumbuh tinggi sej
meningkatnya kegiatan konsumsi rumah tangga dan masih tingginya impor. Kinerja sektor bangunan
tumbuh lebih baik sejalan dengan aktivitas investasi dan konstruksi yang meningkat
keuangan, persewaan, dan jasa juga tumbuh lebih baik terkait kinerja subsektor bank dan lembaga
keuangan nonbank yang masih baik seiring dengan meningkatnya kebutuhan pembiayaan aktivitas
Ap
r-0
7
Jul-
07
Oct
-07
Jan
-08
Ap
r-0
8
Jul-
08
Oct
-08
Jan
-09
Ap
r-0
9
Jul-
09
Oct
-09
Jan
-10
Ap
r-1
0
Jul-
10
Oct
-10
Jan
-11
Ap
r-1
1
Jul-
11
Oct
-11
Jan
-12
Ap
r-1
2
Jul-
12
Oct
-12
Pertanian Pertambangan
Industri Non-migas
2006=100
T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r | 4
k pada termoderasinya kinerja ekspor k pada termoderasinya kinerja ekspor k pada termoderasinya kinerja ekspor k pada termoderasinya kinerja ekspor
Perlambatan ekspor disebabkan oleh melambatnya permintaan dari negara
terutama pada komoditas pertanian seperti karet
erdasarkan sektornya, perlambatan ekspor terutama
disebabkan oleh penurunan kinerja ekspor di sektor pertambangan dan sektor manufaktur.
elambatnya ekspor juga didorong oleh tren penurunan harga komoditas terutama komoditas SDA
kebijakan Pemerintah untuk
yang ditujukan untuk meningkatkan nilai tambah produk dalam
ekspor, permintaan domestik yang masih kuat menyebabkan ekspor, permintaan domestik yang masih kuat menyebabkan ekspor, permintaan domestik yang masih kuat menyebabkan ekspor, permintaan domestik yang masih kuat menyebabkan
Sejalan dengan meningkatnya kegiatan investasi, peningkatan
terutama dalam bentuk mesin dan alat angkut,
. Sementara itu, masih tingginya kegiatan produksi di dalam negeri
Pertumbuhan impor yang masih tetap tinggi
engan keterbatasan industri domestik dalam memenuhi pasokan barang modal dan bahan baku.
akselerasi impor mengalami penurunan sejalan dengan melambatnya ekspor
impor terjadi baik pada impor migas maupun
komponen impor nonmigas mengalami perlambatan terutama pada impor
barang konsumsi berupa makanan dan minuman jadi, dan diikuti oleh perlambatan impor barang modal
seperti perlengkapan transportasi untuk industri. Sementara itu, impor bahan baku masih tumbuh tinggi
permintaan global, sektorpermintaan global, sektorpermintaan global, sektorpermintaan global, sektor----sektor yang sektor yang sektor yang sektor yang
sektor yang berorientasi domestik sektor yang berorientasi domestik sektor yang berorientasi domestik sektor yang berorientasi domestik
yang paling terkena dampak dari penurunan permintaan global
ertumbuhan negatif sejak triwulan III
lainnya seperti sektor industri pengolahan dan sektor
pertanian masih tumbuh cukup kuat seiring dengan masih kuatnya permintaan domestik. Di sisi lain,
juga masih mencatat pertumbuhan yang tetap tinggi meski lebih rendah jika
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sektor PHR masih mampu tumbuh tinggi sejalan dengan
meningkatnya kegiatan konsumsi rumah tangga dan masih tingginya impor. Kinerja sektor bangunan
konstruksi yang meningkat (Grafik 1.9). Sektor
terkait kinerja subsektor bank dan lembaga
kebutuhan pembiayaan aktivitas
ekonomi. Selain itu, sejalan dengan meningkatnya aktivitas ekonomi domestik, sektor transportasi dan
komunikasi masih mencatatkan pertumbuhan yang tinggi pada tahun 2012.
Grafik Grafik Grafik Grafik 1111....8888
Produksi PadiProduksi PadiProduksi PadiProduksi Padi
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA (NPI)NERACA PEMBAYARAN INDONESIA (NPI)NERACA PEMBAYARAN INDONESIA (NPI)NERACA PEMBAYARAN INDONESIA (NPI)
Pada Pada Pada Pada tahun 2012, tahun 2012, tahun 2012, tahun 2012, NPI mengalami surplus di tengah meningkatnya NPI mengalami surplus di tengah meningkatnya NPI mengalami surplus di tengah meningkatnya NPI mengalami surplus di tengah meningkatnya
realokasi gas untuk pemenuhan konsumsi gas di dalam negeri yang lebih besar
itu, neraca perdagangan nonmigas masih mengalami surplus meskipun lebih
sebelumnya sehingga belum mampu mengimbangi memburuknya neraca perdagangan migas
Menurunnya surplus neraca perdagangan nonmigas merupakan
dari negara mitra dagang utama dan penurunan harga komoditas ekspor yang cukup
impor nonmigas masih tumbuh cukup tinggi terutama dalam bentuk barang modal dan baha
untuk mendukung meningkatnya kegiatan perekonomian
yang masih tinggi, defisit neraca jasa diprakirakan
pengangkutan. Selain itu, defisit neraca
meningkatnya imbal hasil yang dibayarkan kepada investor asing sejalan dengan peningkatan investasi
asing langsung (FDI).
Grafik Grafik Grafik Grafik 1111....11110000
Neraca Transaksi Berjalan Neraca Transaksi Berjalan Neraca Transaksi Berjalan Neraca Transaksi Berjalan
Sepanjang tahun 2012, neraca transaksi modal dan finansial mencatat kenaikan surplus Sepanjang tahun 2012, neraca transaksi modal dan finansial mencatat kenaikan surplus Sepanjang tahun 2012, neraca transaksi modal dan finansial mencatat kenaikan surplus Sepanjang tahun 2012, neraca transaksi modal dan finansial mencatat kenaikan surplus
yang cukup signifikan.yang cukup signifikan.yang cukup signifikan.yang cukup signifikan. Masih baiknya kinerja ekonomi domestik dan imbal hasil investasi rupiah, serta
kebijakan stimulus ekonomi yang dilakukan oleh beberapa negara mendorong tingginya aliran masuk
-02
00
02
04
06
08
2005 2006 2007 2008 2009 2010
gLuas Tanam gProduktivitas Padi
Data: BPS, ARAM II-2012
% y
oy
Pert.Luas
TanamPert.Produktivitas
Padi
Trf. Berjalan
Jasa
Neraca Trs. Berjalan
Pendapatan
Neraca Perdagangan
T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r
Selain itu, sejalan dengan meningkatnya aktivitas ekonomi domestik, sektor transportasi dan
i masih mencatatkan pertumbuhan yang tinggi pada tahun 2012.
Grafik Grafik Grafik Grafik 1111....9999
Penjualan Semen dan Impor Material BangunanPenjualan Semen dan Impor Material BangunanPenjualan Semen dan Impor Material BangunanPenjualan Semen dan Impor Material Bangunan
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA (NPI)NERACA PEMBAYARAN INDONESIA (NPI)NERACA PEMBAYARAN INDONESIA (NPI)NERACA PEMBAYARAN INDONESIA (NPI)
NPI mengalami surplus di tengah meningkatnya NPI mengalami surplus di tengah meningkatnya NPI mengalami surplus di tengah meningkatnya NPI mengalami surplus di tengah meningkatnya
realokasi gas untuk pemenuhan konsumsi gas di dalam negeri yang lebih besar (Grafik
itu, neraca perdagangan nonmigas masih mengalami surplus meskipun lebih rendah
belum mampu mengimbangi memburuknya neraca perdagangan migas
Menurunnya surplus neraca perdagangan nonmigas merupakan dampak dari melemahnya
dari negara mitra dagang utama dan penurunan harga komoditas ekspor yang cukup
masih tumbuh cukup tinggi terutama dalam bentuk barang modal dan baha
meningkatnya kegiatan perekonomian domestik. Searah dengan pertumbuhan impor
neraca jasa diprakirakan meningkat yang didorong oleh tingginya biaya jasa
Selain itu, defisit neraca pendapatan juga diprakirakan meningkat
meningkatnya imbal hasil yang dibayarkan kepada investor asing sejalan dengan peningkatan investasi
Neraca Transaksi Berjalan Neraca Transaksi Berjalan Neraca Transaksi Berjalan Neraca Transaksi Berjalan
Grafik Grafik Grafik Grafik 1111....11111111
Neraca Perdagangan Migas dan Non MigasNeraca Perdagangan Migas dan Non MigasNeraca Perdagangan Migas dan Non MigasNeraca Perdagangan Migas dan Non Migas
Sepanjang tahun 2012, neraca transaksi modal dan finansial mencatat kenaikan surplus Sepanjang tahun 2012, neraca transaksi modal dan finansial mencatat kenaikan surplus Sepanjang tahun 2012, neraca transaksi modal dan finansial mencatat kenaikan surplus Sepanjang tahun 2012, neraca transaksi modal dan finansial mencatat kenaikan surplus
baiknya kinerja ekonomi domestik dan imbal hasil investasi rupiah, serta
kebijakan stimulus ekonomi yang dilakukan oleh beberapa negara mendorong tingginya aliran masuk
2010 2011 2012*
gProduksi Padi
Pert.Produksi Padi
Pert.Produktivitas
0
20
40
60
80
100
120
140
I II III IV I II III IV*
2011
%, yoy
Sumber : Asosiasi Semen Indonesia, CEIC
PDB Bangunan
-3000
-2000
-1000
0
1000
2000
3000
4000
Jan
-11
Fe
b-1
1
Ma
r-1
1
Ap
r-1
1
Me
i-1
1
Jun
-11
Jul-
11
Ag
ust
-11
Se
p-1
1
Okt-
11
No
p-1
1
De
s-1
1
Jan
-12
juta dolar ASPendapatan
Neraca Perdagangan
T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r | 5
Selain itu, sejalan dengan meningkatnya aktivitas ekonomi domestik, sektor transportasi dan
Penjualan Semen dan Impor Material BangunanPenjualan Semen dan Impor Material BangunanPenjualan Semen dan Impor Material BangunanPenjualan Semen dan Impor Material Bangunan
NPI mengalami surplus di tengah meningkatnya NPI mengalami surplus di tengah meningkatnya NPI mengalami surplus di tengah meningkatnya NPI mengalami surplus di tengah meningkatnya tekanan tekanan tekanan tekanan dari dari dari dari
terutama bersumber dari
konsumsi BBM di dalam negeri serta
(Grafik 1.11). Sementara
rendah dibanding tahun
belum mampu mengimbangi memburuknya neraca perdagangan migas.
melemahnya permintaan
dari negara mitra dagang utama dan penurunan harga komoditas ekspor yang cukup besar. Di sisi lain,
masih tumbuh cukup tinggi terutama dalam bentuk barang modal dan bahan baku
Searah dengan pertumbuhan impor
meningkat yang didorong oleh tingginya biaya jasa
diprakirakan meningkat disebabkan oleh
meningkatnya imbal hasil yang dibayarkan kepada investor asing sejalan dengan peningkatan investasi
1111
Neraca Perdagangan Migas dan Non MigasNeraca Perdagangan Migas dan Non MigasNeraca Perdagangan Migas dan Non MigasNeraca Perdagangan Migas dan Non Migas
Sepanjang tahun 2012, neraca transaksi modal dan finansial mencatat kenaikan surplus Sepanjang tahun 2012, neraca transaksi modal dan finansial mencatat kenaikan surplus Sepanjang tahun 2012, neraca transaksi modal dan finansial mencatat kenaikan surplus Sepanjang tahun 2012, neraca transaksi modal dan finansial mencatat kenaikan surplus
baiknya kinerja ekonomi domestik dan imbal hasil investasi rupiah, serta
kebijakan stimulus ekonomi yang dilakukan oleh beberapa negara mendorong tingginya aliran masuk
4
5
6
7
8
9
IV* 9 10 11
2012
%, yoy
Impor Barang
Keramik
Impor kerikil,
semen, mika
Penjualan
Semen
Jan
-12
Fe
b-1
2
Ma
r-1
2
Ap
r-1
2
Me
i-1
2
Jun
-12
Jul-
12
Ag
ust
-12
Se
p-1
2
Okt-
12
No
p-1
2
Neraca Perdagangan
NP Migas
NP Nonmigas
modal asing selama tahun 2012. Arus masuk modal asing didominasi oleh investasi langsun
investasi portofolio juga mengalami kenaikan tajam baik dalam pasar saham maupun pasar obligasi.
Meningkatnya arus masuk modal tersebut menggambarkan tingginya kepercayaan investor asing
terhadap kondisi fundamental dan prospek perekonomian Indone
asing di pasar saham dan obligasi, surplus di investasi portofolio juga didorong oleh meningkatnya
penerbitan utang luar negeri, baik pemerintah maupun swasta.
negeri tersebut masih berada dalam tingkat yang aman.
devisa pada akhir tahun 2012 mencapai 112,
pembayaran utang luar negeri (ULN) pemerintah.
NILAI TUKAR RUPIAHNILAI TUKAR RUPIAHNILAI TUKAR RUPIAHNILAI TUKAR RUPIAH
Selama tahun 2012,Selama tahun 2012,Selama tahun 2012,Selama tahun 2012, nilai tukar rupiah nilai tukar rupiah nilai tukar rupiah nilai tukar rupiah
dijaga pada tingkat yang relatif rendahdijaga pada tingkat yang relatif rendahdijaga pada tingkat yang relatif rendahdijaga pada tingkat yang relatif rendah
Rp9.358 per dolar AS dari Rp8.768
point, rupiah melemah sebesar 5,91
yang lebih terjaga pada level 4,3%
terlepas dari kebijakan Bank Indonesia dalam melakukan stabilisasi nilai tukar untuk menjaga volatilitas
rupiah pada tingkat yang rendah.
Tekanan depresiasi rupiah selama tahun 2012 terutama disebabkan oleh ketidakpastian Tekanan depresiasi rupiah selama tahun 2012 terutama disebabkan oleh ketidakpastian Tekanan depresiasi rupiah selama tahun 2012 terutama disebabkan oleh ketidakpastian Tekanan depresiasi rupiah selama tahun 2012 terutama disebabkan oleh ketidakpastian
ekonomi globalekonomi globalekonomi globalekonomi global dan dan dan dan melebarnya defisit transaksi berjalanmelebarnya defisit transaksi berjalanmelebarnya defisit transaksi berjalanmelebarnya defisit transaksi berjalan
kekhawatiran terhadap penyelesaian krisis utang dan fiskal di kawasan Eropa serta melemahnya prospek
pertumbuhan ekonomi regional dan global sempat memicu penarikan dana oleh investor dalam rangka
menghindari risiko (perilaku risk aversion
Indonesia. Dari sisi domestik, ketidakseimbangan
ekspor di tengah tingginya impor memberikan tekanan pada neraca
terutama pada transaksi berjalan (
tekanan terhadap rupiah. Namun, peningkatan arus modal asing yang cukup besar, baik dalam bentuk
investasi portofolio maupun investas
lanjut. Meningkatnya arus modal asing yang cukup besar tersebut didukung oleh kepercayaan investor
terhadap kondisi fundamental dan prospek ekonomi Indonesia dan perolehan status atau peri
investasi (investment grade), faktor risiko yang membaik
masih menarik (Grafik 1.13 dan 1
T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r
modal asing selama tahun 2012. Arus masuk modal asing didominasi oleh investasi langsun
investasi portofolio juga mengalami kenaikan tajam baik dalam pasar saham maupun pasar obligasi.
Meningkatnya arus masuk modal tersebut menggambarkan tingginya kepercayaan investor asing
terhadap kondisi fundamental dan prospek perekonomian Indonesia ke depan. Selain net beli investor
asing di pasar saham dan obligasi, surplus di investasi portofolio juga didorong oleh meningkatnya
penerbitan utang luar negeri, baik pemerintah maupun swasta. Meskipun meningkat, posisi utang luar
ih berada dalam tingkat yang aman. Berdasarkan perkembangan tersebut, cadangan
devisa pada akhir tahun 2012 mencapai 112,78 miliar dolar AS atau setara dengan 6,1 bulan impor dan
pembayaran utang luar negeri (ULN) pemerintah.
nilai tukar rupiah nilai tukar rupiah nilai tukar rupiah nilai tukar rupiah mengalami depresiasi walaupun volatilitasnya mengalami depresiasi walaupun volatilitasnya mengalami depresiasi walaupun volatilitasnya mengalami depresiasi walaupun volatilitasnya
dijaga pada tingkat yang relatif rendahdijaga pada tingkat yang relatif rendahdijaga pada tingkat yang relatif rendahdijaga pada tingkat yang relatif rendah. Secara rata-rata, rupiah terdepresiasi sebesar
8.768 per dolar AS pada tahun sebelumnya. Sementara itu, secara
5,91% dan ditutup pada level Rp9.638 per dolar AS dengan volatilitas
terlepas dari kebijakan Bank Indonesia dalam melakukan stabilisasi nilai tukar untuk menjaga volatilitas
Tekanan depresiasi rupiah selama tahun 2012 terutama disebabkan oleh ketidakpastian Tekanan depresiasi rupiah selama tahun 2012 terutama disebabkan oleh ketidakpastian Tekanan depresiasi rupiah selama tahun 2012 terutama disebabkan oleh ketidakpastian Tekanan depresiasi rupiah selama tahun 2012 terutama disebabkan oleh ketidakpastian
melebarnya defisit transaksi berjalanmelebarnya defisit transaksi berjalanmelebarnya defisit transaksi berjalanmelebarnya defisit transaksi berjalan.... Dari sisi eksternal, mengemukanya kembali
kekhawatiran terhadap penyelesaian krisis utang dan fiskal di kawasan Eropa serta melemahnya prospek
pertumbuhan ekonomi regional dan global sempat memicu penarikan dana oleh investor dalam rangka
risk aversion) dari aset-aset keuangan di negara emerging markets
Indonesia. Dari sisi domestik, ketidakseimbangan di pasar valuta asing dalam negeri akibat perlambatan
ekspor di tengah tingginya impor memberikan tekanan pada neraca pembayaran Indonesia (NPI)
terutama pada transaksi berjalan (current account) yang pada gilirannya menyebabkan peningkatan
tekanan terhadap rupiah. Namun, peningkatan arus modal asing yang cukup besar, baik dalam bentuk
investasi portofolio maupun investasi langsung (FDI) dapat menahan tekanan depresiasi nilai tukar lebih
lanjut. Meningkatnya arus modal asing yang cukup besar tersebut didukung oleh kepercayaan investor
terhadap kondisi fundamental dan prospek ekonomi Indonesia dan perolehan status atau peri
faktor risiko yang membaik, dan tingkat imbal hasil dalam aset rupiah yang
1.14).
Grafik Grafik Grafik Grafik 1111....11112222
Perkembangan Nilai Tukar RupiahPerkembangan Nilai Tukar RupiahPerkembangan Nilai Tukar RupiahPerkembangan Nilai Tukar Rupiah
T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r | 6
modal asing selama tahun 2012. Arus masuk modal asing didominasi oleh investasi langsung, namun
investasi portofolio juga mengalami kenaikan tajam baik dalam pasar saham maupun pasar obligasi.
Meningkatnya arus masuk modal tersebut menggambarkan tingginya kepercayaan investor asing
sia ke depan. Selain net beli investor
asing di pasar saham dan obligasi, surplus di investasi portofolio juga didorong oleh meningkatnya
Meskipun meningkat, posisi utang luar
Berdasarkan perkembangan tersebut, cadangan
8 miliar dolar AS atau setara dengan 6,1 bulan impor dan
mengalami depresiasi walaupun volatilitasnya mengalami depresiasi walaupun volatilitasnya mengalami depresiasi walaupun volatilitasnya mengalami depresiasi walaupun volatilitasnya dapat dapat dapat dapat
rata, rupiah terdepresiasi sebesar 6,3% (yoy) ke
per dolar AS pada tahun sebelumnya. Sementara itu, secara point-to-
% dan ditutup pada level Rp9.638 per dolar AS dengan volatilitas
. Terjaganya volatilitas rupiah tersebut tidak
terlepas dari kebijakan Bank Indonesia dalam melakukan stabilisasi nilai tukar untuk menjaga volatilitas
Tekanan depresiasi rupiah selama tahun 2012 terutama disebabkan oleh ketidakpastian Tekanan depresiasi rupiah selama tahun 2012 terutama disebabkan oleh ketidakpastian Tekanan depresiasi rupiah selama tahun 2012 terutama disebabkan oleh ketidakpastian Tekanan depresiasi rupiah selama tahun 2012 terutama disebabkan oleh ketidakpastian
Dari sisi eksternal, mengemukanya kembali
kekhawatiran terhadap penyelesaian krisis utang dan fiskal di kawasan Eropa serta melemahnya prospek
pertumbuhan ekonomi regional dan global sempat memicu penarikan dana oleh investor dalam rangka
emerging markets, termasuk
valuta asing dalam negeri akibat perlambatan
pembayaran Indonesia (NPI)
menyebabkan peningkatan
tekanan terhadap rupiah. Namun, peningkatan arus modal asing yang cukup besar, baik dalam bentuk
i langsung (FDI) dapat menahan tekanan depresiasi nilai tukar lebih
lanjut. Meningkatnya arus modal asing yang cukup besar tersebut didukung oleh kepercayaan investor
terhadap kondisi fundamental dan prospek ekonomi Indonesia dan perolehan status atau peringkat layak
tingkat imbal hasil dalam aset rupiah yang
Grafik Grafik Grafik Grafik 1111.1.1.1.13333
Indikator Risiko Indonesia (CDS & Indikator Risiko Indonesia (CDS & Indikator Risiko Indonesia (CDS & Indikator Risiko Indonesia (CDS &
INFLASIINFLASIINFLASIINFLASI
Inflasi sepanjang tahun 2012 Inflasi sepanjang tahun 2012 Inflasi sepanjang tahun 2012 Inflasi sepanjang tahun 2012
kisaran sasaran kisaran sasaran kisaran sasaran kisaran sasaran inflasi sebesar inflasi sebesar inflasi sebesar inflasi sebesar
kebijakan Bank Indonesia yang didukung oleh semakin baiknya koordinasi kebijakan dengan Pemerintah
Inflasi pada tahun 2012 tercatat sebesar 4,3% (yoy)
stabil, inflasi volatile food yang terkendali dan inflasi
stabil didukung oleh penerapan strategi bauran kebijakan moneter dan makroprudensial
tekanan inflasi dari sisi permintaan, harga komoditas impor, dan ekspektasi inflasi tetap terkendali
itu, terjaganya inflasi juga didukung oleh koordinasi yang semakin intensif antara Bank Indonesia dan
Pemerintah melalui forum TPI dan TPID, terutama pada upay
distribusi, dan stabilisasi harga pangan strategis.
Inflasi inti tahun 2012 tercatat rendah Inflasi inti tahun 2012 tercatat rendah Inflasi inti tahun 2012 tercatat rendah Inflasi inti tahun 2012 tercatat rendah
didukung oleh terkelolanya permintaan domestik serta meningkatnya kemampuan sisi produksi dalam
merespons permintaan domestik sejalan dengan tingginya pertumbuhan investasi dalam beberapa tahun
terakhir. Terjaganya kapasitas utilisasi pada level
permintaan yang masih kuat sehingga tidak menimbulkan tekanan yang berlebihan pada harga. Kondisi
itu tercermin dari inflasi industri pengolahan yang terjaga di
rendahnya inflasi inti juga disebabkan oleh rendahnya tingkat inflasi dari sisi impor (
(Grafik 1.17) seiring dengan penurunan harga komoditas akibat perlambatan perekonomian dunia, nilai
tukar yang terjaga dengan tingkat volatilitas rendah, dan kebijakan Pemerintah terkait bea masuk impor .
1 Data terakhir dari SKDU Triwulan III 2012 dan Survei Produksi November 2012.
-10
-4
2
8
14
20
1 2 3 4 5
2007
%, yoy
T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r
Indikator Risiko Indonesia (CDS & Indikator Risiko Indonesia (CDS & Indikator Risiko Indonesia (CDS & Indikator Risiko Indonesia (CDS & Yield SpreadYield SpreadYield SpreadYield Spread))))
Inflasi sepanjang tahun 2012 Inflasi sepanjang tahun 2012 Inflasi sepanjang tahun 2012 Inflasi sepanjang tahun 2012 tetap terkendali pada level yang rendah dan berada pada tetap terkendali pada level yang rendah dan berada pada tetap terkendali pada level yang rendah dan berada pada tetap terkendali pada level yang rendah dan berada pada
inflasi sebesar inflasi sebesar inflasi sebesar inflasi sebesar 4,5% ± 1%4,5% ± 1%4,5% ± 1%4,5% ± 1%. . . . Terkendalinya inflasi merupakan hasil dari berbagai
kebijakan Bank Indonesia yang didukung oleh semakin baiknya koordinasi kebijakan dengan Pemerintah
Inflasi pada tahun 2012 tercatat sebesar 4,3% (yoy) (Grafik 1.15) terutama didorong oleh inflasi inti yang
yang terkendali dan inflasi administered prices yang rendah. Inflasi inti yang
stabil didukung oleh penerapan strategi bauran kebijakan moneter dan makroprudensial
asi dari sisi permintaan, harga komoditas impor, dan ekspektasi inflasi tetap terkendali
itu, terjaganya inflasi juga didukung oleh koordinasi yang semakin intensif antara Bank Indonesia dan
Pemerintah melalui forum TPI dan TPID, terutama pada upaya peningkatan produksi, kelancaran
distribusi, dan stabilisasi harga pangan strategis.
Grafik Grafik Grafik Grafik 1111....11115555
Perkembangan Inflasi Perkembangan Inflasi Perkembangan Inflasi Perkembangan Inflasi
Inflasi inti tahun 2012 tercatat rendah Inflasi inti tahun 2012 tercatat rendah Inflasi inti tahun 2012 tercatat rendah Inflasi inti tahun 2012 tercatat rendah sebesar 4,40% (yoy)sebesar 4,40% (yoy)sebesar 4,40% (yoy)sebesar 4,40% (yoy). Rendahnya inflasi inti tersebut
didukung oleh terkelolanya permintaan domestik serta meningkatnya kemampuan sisi produksi dalam
merespons permintaan domestik sejalan dengan tingginya pertumbuhan investasi dalam beberapa tahun
Terjaganya kapasitas utilisasi pada level 70%-75%1 (Grafik 1.16) masih dapat mengimbangi
permintaan yang masih kuat sehingga tidak menimbulkan tekanan yang berlebihan pada harga. Kondisi
itu tercermin dari inflasi industri pengolahan yang terjaga di level yang rendah dan stabil. Selain itu,
rendahnya inflasi inti juga disebabkan oleh rendahnya tingkat inflasi dari sisi impor (
) seiring dengan penurunan harga komoditas akibat perlambatan perekonomian dunia, nilai
yang terjaga dengan tingkat volatilitas rendah, dan kebijakan Pemerintah terkait bea masuk impor .
2012 dan Survei Produksi November 2012.
4.30
4.40
5.68
2.66
4 5 6 7 8 91
011
12 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
11
12 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
11
12 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
11
12 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
11
12 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
11
12
2007 2008 2009 2010 2011 2012
IHK
Inflasi Inti
Inflasi Bhn.Makanan Begejolak
Inflasi Harga Diatur Pemerintah
T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r | 7
tetap terkendali pada level yang rendah dan berada pada tetap terkendali pada level yang rendah dan berada pada tetap terkendali pada level yang rendah dan berada pada tetap terkendali pada level yang rendah dan berada pada
merupakan hasil dari berbagai
kebijakan Bank Indonesia yang didukung oleh semakin baiknya koordinasi kebijakan dengan Pemerintah.
terutama didorong oleh inflasi inti yang
yang rendah. Inflasi inti yang
stabil didukung oleh penerapan strategi bauran kebijakan moneter dan makroprudensial sehingga
asi dari sisi permintaan, harga komoditas impor, dan ekspektasi inflasi tetap terkendali. Selain
itu, terjaganya inflasi juga didukung oleh koordinasi yang semakin intensif antara Bank Indonesia dan
a peningkatan produksi, kelancaran
. Rendahnya inflasi inti tersebut
didukung oleh terkelolanya permintaan domestik serta meningkatnya kemampuan sisi produksi dalam
merespons permintaan domestik sejalan dengan tingginya pertumbuhan investasi dalam beberapa tahun
) masih dapat mengimbangi
permintaan yang masih kuat sehingga tidak menimbulkan tekanan yang berlebihan pada harga. Kondisi
level yang rendah dan stabil. Selain itu,
rendahnya inflasi inti juga disebabkan oleh rendahnya tingkat inflasi dari sisi impor (imported inflation)
) seiring dengan penurunan harga komoditas akibat perlambatan perekonomian dunia, nilai
yang terjaga dengan tingkat volatilitas rendah, dan kebijakan Pemerintah terkait bea masuk impor .
Grafik Grafik Grafik Grafik 1111....11116666
Kapasitas Produksi Sektor ManufakturKapasitas Produksi Sektor ManufakturKapasitas Produksi Sektor ManufakturKapasitas Produksi Sektor Manufaktur
Ekspektasi inflasi selama Ekspektasi inflasi selama Ekspektasi inflasi selama Ekspektasi inflasi selama
sempat meningkat pada awal tahun terkait dengan rencana kenaikan harga BBM bersubsidi. Hal tersebut
sebagaimana tercermin pada beberapa indikator ekspektasi inflasi seperti hasil survei Consensus F
dan Survei Konsumen Bank Indonesia
berangsur-angsur membaik (bergerak menurun)
pada paruh kedua tahun 2012 (Grafik
terlepas dari penerapan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial serta penguatan koordinasi
kebijakan antara Bank Indonesia dengan Pemerintah
komunikasi yang terarah dan berkelanjutan untuk pembentukan ekspektasi para pelaku ekonomi.
Inflasi kelompok Inflasi kelompok Inflasi kelompok Inflasi kelompok volatile food volatile food volatile food volatile food
peningkatan produksi pangan domestik dan kelancaran distribusi. peningkatan produksi pangan domestik dan kelancaran distribusi. peningkatan produksi pangan domestik dan kelancaran distribusi. peningkatan produksi pangan domestik dan kelancaran distribusi.
pada tingkat yang rendah yakni sebesar 5,68% (yoy) pada tahun 2012
Pemerintah dalam memperbaiki infrastruktur pertanian dan keterhubungan antarwilayah serta koordinasi
yang intensif antara Bank Indonesia dan Pemerintah melalui forum Tim Pengendalian Inflasi (TPI) dan Tim
Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dalam hal pengendalian harga. Pe
terutama didukung oleh peningkatan luas lahan tanam dan produktivitas. Selain itu, kecukupan sisi
pasokan juga tidak terlepas dari peran TPI baik di tingkat pusat maupun daerah. Di tingkat pusat, TPI
secara aktif melakukan pemantauan serta merumuskan dan merekomendasikan respons kebijakan yang
perlu diambil untuk mengendalikan tekanan inflasi. Dalam kerangka yang lebih luas, TPI juga
memberikan masukan terkait kerangka kebijakan untuk menjaga kesinambungan pasokan bahan pangan
pokok dan mendorong pengembangan pusat informasi harga. Dengan tujuan yang sama, TPID yang
diwadahi Kelompok Kerja Nasional (Pokjanas) intensif memantau perkembangan inflasi di daerah dan
memberikan evaluasi dan masukan ke tingkat pusat terkait kebijakan
diperlukan untuk menjaga inflasi bahan pangan pokok pada tingkat yang rendah dan stabil.
T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r
Kapasitas Produksi Sektor ManufakturKapasitas Produksi Sektor ManufakturKapasitas Produksi Sektor ManufakturKapasitas Produksi Sektor Manufaktur
Grafik Grafik Grafik Grafik 1111....1111
Inflasi Inti, Nilai Tukar dan Harga GlobalInflasi Inti, Nilai Tukar dan Harga GlobalInflasi Inti, Nilai Tukar dan Harga GlobalInflasi Inti, Nilai Tukar dan Harga Global
Ekspektasi inflasi selama Ekspektasi inflasi selama Ekspektasi inflasi selama Ekspektasi inflasi selama tahun 2012 secara umum dapat terkendali dengan baiktahun 2012 secara umum dapat terkendali dengan baiktahun 2012 secara umum dapat terkendali dengan baiktahun 2012 secara umum dapat terkendali dengan baik
sempat meningkat pada awal tahun terkait dengan rencana kenaikan harga BBM bersubsidi. Hal tersebut
sebagaimana tercermin pada beberapa indikator ekspektasi inflasi seperti hasil survei Consensus F
dan Survei Konsumen Bank Indonesia (SK-BI) yang pada awal tahun cenderung tinggi namun
(bergerak menurun) hingga mendekati sasaran inflasi sebesar 4,5% ± 1%
2012 (Grafik 1.18 dan 1.19). Membaiknya ekspektasi inflasi tersebut tidak
terlepas dari penerapan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial serta penguatan koordinasi
kebijakan antara Bank Indonesia dengan Pemerintah yang turut didukung oleh penguatan strategi
ah dan berkelanjutan untuk pembentukan ekspektasi para pelaku ekonomi.
Ekspektasi Harga KonsumenEkspektasi Harga KonsumenEkspektasi Harga KonsumenEkspektasi Harga Konsumen
volatile food volatile food volatile food volatile food tahuntahuntahuntahun 2012 cenderung turun terutama dipengaruhi oleh 2012 cenderung turun terutama dipengaruhi oleh 2012 cenderung turun terutama dipengaruhi oleh 2012 cenderung turun terutama dipengaruhi oleh
peningkatan produksi pangan domestik dan kelancaran distribusi. peningkatan produksi pangan domestik dan kelancaran distribusi. peningkatan produksi pangan domestik dan kelancaran distribusi. peningkatan produksi pangan domestik dan kelancaran distribusi. Terkendalinya inflasi
pada tingkat yang rendah yakni sebesar 5,68% (yoy) pada tahun 2012 tidak terlepas dari upaya
memperbaiki infrastruktur pertanian dan keterhubungan antarwilayah serta koordinasi
yang intensif antara Bank Indonesia dan Pemerintah melalui forum Tim Pengendalian Inflasi (TPI) dan Tim
Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dalam hal pengendalian harga. Peningkatan produksi pangan
terutama didukung oleh peningkatan luas lahan tanam dan produktivitas. Selain itu, kecukupan sisi
pasokan juga tidak terlepas dari peran TPI baik di tingkat pusat maupun daerah. Di tingkat pusat, TPI
uan serta merumuskan dan merekomendasikan respons kebijakan yang
perlu diambil untuk mengendalikan tekanan inflasi. Dalam kerangka yang lebih luas, TPI juga
memberikan masukan terkait kerangka kebijakan untuk menjaga kesinambungan pasokan bahan pangan
k dan mendorong pengembangan pusat informasi harga. Dengan tujuan yang sama, TPID yang
diwadahi Kelompok Kerja Nasional (Pokjanas) intensif memantau perkembangan inflasi di daerah dan
memberikan evaluasi dan masukan ke tingkat pusat terkait kebijakan-kebijakan di tingkat nasional yang
diperlukan untuk menjaga inflasi bahan pangan pokok pada tingkat yang rendah dan stabil.
Inflasi IHK aktual (skala kanan)Indeks Ekspektasi Harga Konsumen 3 bln yadIndeks Ekspektasi Harga Konsumen 6 bln yadIndeks Ekspektasi Harga Konsumen 6 bln yad (CMA 5)
Indeks
T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r | 8
11117777
Inflasi Inti, Nilai Tukar dan Harga GlobalInflasi Inti, Nilai Tukar dan Harga GlobalInflasi Inti, Nilai Tukar dan Harga GlobalInflasi Inti, Nilai Tukar dan Harga Global
tahun 2012 secara umum dapat terkendali dengan baiktahun 2012 secara umum dapat terkendali dengan baiktahun 2012 secara umum dapat terkendali dengan baiktahun 2012 secara umum dapat terkendali dengan baik, meski
sempat meningkat pada awal tahun terkait dengan rencana kenaikan harga BBM bersubsidi. Hal tersebut
sebagaimana tercermin pada beberapa indikator ekspektasi inflasi seperti hasil survei Consensus Forecast
pada awal tahun cenderung tinggi namun secara
hingga mendekati sasaran inflasi sebesar 4,5% ± 1%
Membaiknya ekspektasi inflasi tersebut tidak
terlepas dari penerapan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial serta penguatan koordinasi
didukung oleh penguatan strategi
ah dan berkelanjutan untuk pembentukan ekspektasi para pelaku ekonomi.
1111.1.1.1.19999
Ekspektasi Harga KonsumenEkspektasi Harga KonsumenEkspektasi Harga KonsumenEkspektasi Harga Konsumen ---- SKBISKBISKBISKBI
2012 cenderung turun terutama dipengaruhi oleh 2012 cenderung turun terutama dipengaruhi oleh 2012 cenderung turun terutama dipengaruhi oleh 2012 cenderung turun terutama dipengaruhi oleh
Terkendalinya inflasi volatile food
tidak terlepas dari upaya
memperbaiki infrastruktur pertanian dan keterhubungan antarwilayah serta koordinasi
yang intensif antara Bank Indonesia dan Pemerintah melalui forum Tim Pengendalian Inflasi (TPI) dan Tim
ningkatan produksi pangan
terutama didukung oleh peningkatan luas lahan tanam dan produktivitas. Selain itu, kecukupan sisi
pasokan juga tidak terlepas dari peran TPI baik di tingkat pusat maupun daerah. Di tingkat pusat, TPI
uan serta merumuskan dan merekomendasikan respons kebijakan yang
perlu diambil untuk mengendalikan tekanan inflasi. Dalam kerangka yang lebih luas, TPI juga
memberikan masukan terkait kerangka kebijakan untuk menjaga kesinambungan pasokan bahan pangan
k dan mendorong pengembangan pusat informasi harga. Dengan tujuan yang sama, TPID yang
diwadahi Kelompok Kerja Nasional (Pokjanas) intensif memantau perkembangan inflasi di daerah dan
akan di tingkat nasional yang
diperlukan untuk menjaga inflasi bahan pangan pokok pada tingkat yang rendah dan stabil.
0
5
10
15
6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 9101112
2011 2012
Inflasi IHK aktual (skala kanan)Indeks Ekspektasi Harga Konsumen 3 bln yadIndeks Ekspektasi Harga Konsumen 6 bln yadIndeks Ekspektasi Harga Konsumen 6 bln yad (CMA 5)
menurunkan BI rate 25 bps sebagai langkah antisipatif lanjutan untuk memberikan dorongan bagi
pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah menurunnya kinerja ekonomi global. Pada saat yang sama,
Bank Indonesia juga menurunkan koridor bawah s
bps menjadi 3,75%. Penurunan koridor bawah suku bunga operasi moneter tersebut dimaksudkan untuk
mendorong pembiayaan antar bank dan mengurangi risiko likuiditas bank sekaligus memperluas sumber
pendanaan Bank. Pada Maret 2012, ekonomi Indonesia dihadapkan pada melambungnya ekspektasi
inflasi yang dipicu oleh pilihan-pilihan kebijakan yang akan
BBM. Sejalan dengan itu, Bank Indonesia sejak Maret 2012 mempertahankan BI rate pada tingkat 5,75%
dan mengambil langkah kebijakan untuk mengantisipasi dampak peningkatan inflasi jangka pendek
melalui penguatan operasi moneter untuk mengendalikan ekses likuiditas jangka pendek.
Sejalan dengan penurunan suku bunga BI Rate dan koridor bawah suku bungaSejalan dengan penurunan suku bunga BI Rate dan koridor bawah suku bungaSejalan dengan penurunan suku bunga BI Rate dan koridor bawah suku bungaSejalan dengan penurunan suku bunga BI Rate dan koridor bawah suku bunga
PUABPUABPUABPUAB secara umum mengalami penurunan pada tahun 2012.secara umum mengalami penurunan pada tahun 2012.secara umum mengalami penurunan pada tahun 2012.secara umum mengalami penurunan pada tahun 2012.
tahun 2012 tercatat sebesar 4,17
Sementara itu, suku bunga PUAB dengan tenor yang lebih panjang turut bergerak searah dengan suku
bunga PUAB O/N dengan volatilitas yang sedikit meningkat
tahun 2012 diikuti dengan persepsi risiko yang tetap terjaga.
suku bunga tertinggi dan terendah PUAB O/N
sebesar 10 bps dibandingkan dengan akhir
SSSSuku bungauku bungauku bungauku bunga simpanan dan kreditsimpanan dan kreditsimpanan dan kreditsimpanan dan kredit
sejalan dengan penurunan suku bunga di pasar sejalan dengan penurunan suku bunga di pasar sejalan dengan penurunan suku bunga di pasar sejalan dengan penurunan suku bunga di pasar
suku bunga simpanan dan kredit sebagai yang terendah sejak tahun 2005. Menurunnya suku bunga
tersebut sejalan dengan arah kebijakan moneter Bank Indonesia yang cenderung akomodatif sejak tahun
2011. Peningkatan transparansi melalui kewajiban perbankan untuk mengumumkan penentuan suku
bunga dasar kredit (SBDK) kepada masyarakat turut memengaruhi pergerakan suku bunga tersebut.
Sampai dengan November 2012, suku bunga deposito 1 bulan tercatat menurun sebesar 93 bps
menjadi 5,42%, sedangkan rata-
1.20). Dengan penurunan suku bunga deposito yang lebih besar dibandingkan dengan penurunan suku
bunga kredit, maka selisih antara suku bunga deposito dan suku
6,43% di tahun 2011 menjadi sebesar 6,71%
jenis kredit berdasarkan penggunaannya
konsumsi masing-masing mengalami penurunan sebesar
dengan tahun sebelumnya menjadi 11,
2 Tarif cukai rokok yang ditetapkan pada tahun 2011 adalah rata
T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r
administered pricesadministered pricesadministered pricesadministered prices tahun 2012 tercatat rendah sebesar 2,66% (yoy)tahun 2012 tercatat rendah sebesar 2,66% (yoy)tahun 2012 tercatat rendah sebesar 2,66% (yoy)tahun 2012 tercatat rendah sebesar 2,66% (yoy)
yang cukup besar pada kelompok administered price hanya terjadi di cukai rokok yang mengalami
. Selain rokok, komoditas administered prices lainnya seperti bahan bakar
rumah tangga dan bensin memberikan sumbangan yang minimal terhadap inflasi
inflasi kelompok administered prices pada tahun 2012 mengalami penurunan
MONETER, MONETER, MONETER, MONETER, PERBANKANPERBANKANPERBANKANPERBANKAN, DAN SISTEM KEUANGA, DAN SISTEM KEUANGA, DAN SISTEM KEUANGA, DAN SISTEM KEUANGA
, kebijakan , kebijakan , kebijakan , kebijakan moneter Bank Indonesia difokuskan pada upaya moneter Bank Indonesia difokuskan pada upaya moneter Bank Indonesia difokuskan pada upaya moneter Bank Indonesia difokuskan pada upaya
pertumbuhan ekonomipertumbuhan ekonomipertumbuhan ekonomipertumbuhan ekonomi,,,, namunnamunnamunnamun memasuki triwulan kedua memasuki triwulan kedua memasuki triwulan kedua memasuki triwulan kedua kebijakan kebijakan kebijakan kebijakan
gendalikan ekspektasi inflasi dangendalikan ekspektasi inflasi dangendalikan ekspektasi inflasi dangendalikan ekspektasi inflasi dan keseimbangan eksternalkeseimbangan eksternalkeseimbangan eksternalkeseimbangan eksternal.... Bank Indonesia
menurunkan BI rate 25 bps sebagai langkah antisipatif lanjutan untuk memberikan dorongan bagi
pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah menurunnya kinerja ekonomi global. Pada saat yang sama,
Bank Indonesia juga menurunkan koridor bawah suku bunga operasi moneter Bank Indonesia sebesar 50
bps menjadi 3,75%. Penurunan koridor bawah suku bunga operasi moneter tersebut dimaksudkan untuk
mendorong pembiayaan antar bank dan mengurangi risiko likuiditas bank sekaligus memperluas sumber
Pada Maret 2012, ekonomi Indonesia dihadapkan pada melambungnya ekspektasi
pilihan kebijakan yang akan ditempuh Pemerintah terkait kebijakan subsidi
BBM. Sejalan dengan itu, Bank Indonesia sejak Maret 2012 mempertahankan BI rate pada tingkat 5,75%
dan mengambil langkah kebijakan untuk mengantisipasi dampak peningkatan inflasi jangka pendek
n operasi moneter untuk mengendalikan ekses likuiditas jangka pendek.
Sejalan dengan penurunan suku bunga BI Rate dan koridor bawah suku bungaSejalan dengan penurunan suku bunga BI Rate dan koridor bawah suku bungaSejalan dengan penurunan suku bunga BI Rate dan koridor bawah suku bungaSejalan dengan penurunan suku bunga BI Rate dan koridor bawah suku bunga
secara umum mengalami penurunan pada tahun 2012.secara umum mengalami penurunan pada tahun 2012.secara umum mengalami penurunan pada tahun 2012.secara umum mengalami penurunan pada tahun 2012. Suku bunga PUAB O/N pada akhir
17% atau menurun 38 bps dari akhir tahun sebelumnya sebesar 4
Sementara itu, suku bunga PUAB dengan tenor yang lebih panjang turut bergerak searah dengan suku
dengan volatilitas yang sedikit meningkat. Penurunan suku bunga PUAB O/N selama
tahun 2012 diikuti dengan persepsi risiko yang tetap terjaga. Hal tersebut tercermin pada selisih antara
suku bunga tertinggi dan terendah PUAB O/N selama tahun 2012 (spread) yang relatif kecil yakni hanya
dibandingkan dengan akhir tahun sebelumnya yang mencapai 22 bps.
simpanan dan kreditsimpanan dan kreditsimpanan dan kreditsimpanan dan kredit perbankanperbankanperbankanperbankan mengalamimengalamimengalamimengalami penurunan penurunan penurunan penurunan
sejalan dengan penurunan suku bunga di pasar sejalan dengan penurunan suku bunga di pasar sejalan dengan penurunan suku bunga di pasar sejalan dengan penurunan suku bunga di pasar uanguanguanguang. Perkembangan tersebut menempatkan tingkat
suku bunga simpanan dan kredit sebagai yang terendah sejak tahun 2005. Menurunnya suku bunga
tersebut sejalan dengan arah kebijakan moneter Bank Indonesia yang cenderung akomodatif sejak tahun
ansparansi melalui kewajiban perbankan untuk mengumumkan penentuan suku
bunga dasar kredit (SBDK) kepada masyarakat turut memengaruhi pergerakan suku bunga tersebut.
Sampai dengan November 2012, suku bunga deposito 1 bulan tercatat menurun sebesar 93 bps
-rata suku bunga kredit turun sebesar 66 bps menjadi 12,13% (Grafik
). Dengan penurunan suku bunga deposito yang lebih besar dibandingkan dengan penurunan suku
bunga kredit, maka selisih antara suku bunga deposito dan suku bunga kredit tercatat
sebesar 6,71% di tahun 2012. Penurunan suku bunga terjadi pada seluruh
jenis kredit berdasarkan penggunaannya. Suku bunga kredit modal kerja, kredit investasi dan kredit
masing mengalami penurunan sebesar 55 bps, 80 bps dan 6
njadi 11,61%, 11,24%, dan 13,53% (Grafik 1.21 dan Tabel
Tarif cukai rokok yang ditetapkan pada tahun 2011 adalah rata-rata sebesar 5%.
T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r | 9
tahun 2012 tercatat rendah sebesar 2,66% (yoy)tahun 2012 tercatat rendah sebesar 2,66% (yoy)tahun 2012 tercatat rendah sebesar 2,66% (yoy)tahun 2012 tercatat rendah sebesar 2,66% (yoy).... Kenaikan harga
cukai rokok yang mengalami
lainnya seperti bahan bakar
rumah tangga dan bensin memberikan sumbangan yang minimal terhadap inflasi. Dengan
mengalami penurunan
, DAN SISTEM KEUANGA, DAN SISTEM KEUANGA, DAN SISTEM KEUANGA, DAN SISTEM KEUANGANNNN
moneter Bank Indonesia difokuskan pada upaya moneter Bank Indonesia difokuskan pada upaya moneter Bank Indonesia difokuskan pada upaya moneter Bank Indonesia difokuskan pada upaya menjaga menjaga menjaga menjaga
kebijakan kebijakan kebijakan kebijakan difokuskan difokuskan difokuskan difokuskan untuk untuk untuk untuk
Bank Indonesia pada Februari 2012
menurunkan BI rate 25 bps sebagai langkah antisipatif lanjutan untuk memberikan dorongan bagi
pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah menurunnya kinerja ekonomi global. Pada saat yang sama,
uku bunga operasi moneter Bank Indonesia sebesar 50
bps menjadi 3,75%. Penurunan koridor bawah suku bunga operasi moneter tersebut dimaksudkan untuk
mendorong pembiayaan antar bank dan mengurangi risiko likuiditas bank sekaligus memperluas sumber
Pada Maret 2012, ekonomi Indonesia dihadapkan pada melambungnya ekspektasi
ditempuh Pemerintah terkait kebijakan subsidi
BBM. Sejalan dengan itu, Bank Indonesia sejak Maret 2012 mempertahankan BI rate pada tingkat 5,75%
dan mengambil langkah kebijakan untuk mengantisipasi dampak peningkatan inflasi jangka pendek
n operasi moneter untuk mengendalikan ekses likuiditas jangka pendek.
Sejalan dengan penurunan suku bunga BI Rate dan koridor bawah suku bungaSejalan dengan penurunan suku bunga BI Rate dan koridor bawah suku bungaSejalan dengan penurunan suku bunga BI Rate dan koridor bawah suku bungaSejalan dengan penurunan suku bunga BI Rate dan koridor bawah suku bunga, suku bunga, suku bunga, suku bunga, suku bunga
Suku bunga PUAB O/N pada akhir
atau menurun 38 bps dari akhir tahun sebelumnya sebesar 4,55%.
Sementara itu, suku bunga PUAB dengan tenor yang lebih panjang turut bergerak searah dengan suku
Penurunan suku bunga PUAB O/N selama
Hal tersebut tercermin pada selisih antara
relatif kecil yakni hanya
sebelumnya yang mencapai 22 bps.
penurunan penurunan penurunan penurunan selama tahun 2012selama tahun 2012selama tahun 2012selama tahun 2012,
Perkembangan tersebut menempatkan tingkat
suku bunga simpanan dan kredit sebagai yang terendah sejak tahun 2005. Menurunnya suku bunga
tersebut sejalan dengan arah kebijakan moneter Bank Indonesia yang cenderung akomodatif sejak tahun
ansparansi melalui kewajiban perbankan untuk mengumumkan penentuan suku
bunga dasar kredit (SBDK) kepada masyarakat turut memengaruhi pergerakan suku bunga tersebut.
Sampai dengan November 2012, suku bunga deposito 1 bulan tercatat menurun sebesar 93 bps
rata suku bunga kredit turun sebesar 66 bps menjadi 12,13% (Grafik
). Dengan penurunan suku bunga deposito yang lebih besar dibandingkan dengan penurunan suku
bunga kredit tercatat melebar, yaitu dari
enurunan suku bunga terjadi pada seluruh
. Suku bunga kredit modal kerja, kredit investasi dan kredit
62 bps dibandingkan
dan Tabel 1.1).
Grafik Grafik Grafik Grafik 1111.2.2.2.20000
Suku Bunga PerbankanSuku Bunga PerbankanSuku Bunga PerbankanSuku Bunga Perbankan
Sejalan dengan peningkatan aktivitas ekonomi domestik, Sejalan dengan peningkatan aktivitas ekonomi domestik, Sejalan dengan peningkatan aktivitas ekonomi domestik, Sejalan dengan peningkatan aktivitas ekonomi domestik,
tahun 2012tahun 2012tahun 2012tahun 20123333 meningkatmeningkatmeningkatmeningkat (Grafik (Grafik (Grafik (Grafik
(yoy) dengan level Rp3.204 triliun dibandingkan dengan pertumbuhan pada akhir tahun sebelumnya
sebesar 16,4% (yoy). Meningkatnya pertumbuhan M2 tersebut sejalan dengan
tetap tinggi. Sementara itu, pertu
19,4% (yoy) menjadi 20,0% (yoy) dengan level Rp801 triliun
pertumbuhan M2 yang sedikit meningkat sejalan dengan ekspansi keuangan Pemerintah (NCG)
khususnya di akhir tahun dan meningkatnya sumbangan
Suku Bunga PerbankanSuku Bunga PerbankanSuku Bunga PerbankanSuku Bunga Perbankan
Grafik Grafik Grafik Grafik 1111.2.2.2.21111
Suku Bunga Kredit per Jenis PenggunaanSuku Bunga Kredit per Jenis PenggunaanSuku Bunga Kredit per Jenis PenggunaanSuku Bunga Kredit per Jenis Penggunaan
Tabel Tabel Tabel Tabel 1111....1111
Perkembangan Berbagai Suku BungaPerkembangan Berbagai Suku BungaPerkembangan Berbagai Suku BungaPerkembangan Berbagai Suku Bunga
Sejalan dengan peningkatan aktivitas ekonomi domestik, Sejalan dengan peningkatan aktivitas ekonomi domestik, Sejalan dengan peningkatan aktivitas ekonomi domestik, Sejalan dengan peningkatan aktivitas ekonomi domestik, likuiditas perekonomian selama likuiditas perekonomian selama likuiditas perekonomian selama likuiditas perekonomian selama
(Grafik (Grafik (Grafik (Grafik 1111.2.2.2.22222)))). Pertumbuhan M2 tercatat sedikit meningkat menjadi 17,4%
(yoy) dengan level Rp3.204 triliun dibandingkan dengan pertumbuhan pada akhir tahun sebelumnya
sebesar 16,4% (yoy). Meningkatnya pertumbuhan M2 tersebut sejalan dengan pertumbuhan kredit yang
Sementara itu, pertumbuhan M1 juga meningkat dari akhir tahun sebelumnya
menjadi 20,0% (yoy) dengan level Rp801 triliun. Dari sisi faktor
pertumbuhan M2 yang sedikit meningkat sejalan dengan ekspansi keuangan Pemerintah (NCG)
khususnya di akhir tahun dan meningkatnya sumbangan Net Foreign Asset (NFA).
T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r | 10
1111
Suku Bunga Kredit per Jenis PenggunaanSuku Bunga Kredit per Jenis PenggunaanSuku Bunga Kredit per Jenis PenggunaanSuku Bunga Kredit per Jenis Penggunaan
likuiditas perekonomian selama likuiditas perekonomian selama likuiditas perekonomian selama likuiditas perekonomian selama
Pertumbuhan M2 tercatat sedikit meningkat menjadi 17,4%
(yoy) dengan level Rp3.204 triliun dibandingkan dengan pertumbuhan pada akhir tahun sebelumnya
pertumbuhan kredit yang
tahun sebelumnya sebesar
yang memengaruhi,
pertumbuhan M2 yang sedikit meningkat sejalan dengan ekspansi keuangan Pemerintah (NCG)
Selama tahun 2012 sistem keuangan dan perbankan menunjukkan kinerja yang positif Selama tahun 2012 sistem keuangan dan perbankan menunjukkan kinerja yang positif Selama tahun 2012 sistem keuangan dan perbankan menunjukkan kinerja yang positif Selama tahun 2012 sistem keuangan dan perbankan menunjukkan kinerja yang positif
dengan ketahanan yang tetap terjagadengan ketahanan yang tetap terjagadengan ketahanan yang tetap terjagadengan ketahanan yang tetap terjaga
Indonesia, kinerja perbankan terlihat menunjukkan perbaikan. Dari sisi kelembagaan, jumlah bank umum
relatif tidak mengalami perubahan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dengan jumlah dan seba
kantor yang memadai. Kinerja intermediasi perbankan dapat dipertahankan pada tingkat pertumbuhan
yang aman bagi perekonomian. Pertumbuhan kredit hingga akhir November 2012 mencapai 22,3% dan
diprakirakan akan mencapai sekitar
tersebut terutama disalurkan dalam bentuk kredit investasi. Kredit investasi tercatat tumbuh paling tinggi
sebesar 29,8% (yoy), yang diikuti dengan pertumbuhan kredit KMK sebesar 26,1% (yoy) dan kredit
konsumsi sebesar 12,1% (yoy) (Grafik
Tingginya pertumbuhan kredit diikuti dengan kualitas penyaluran kredit yang lebih baikTingginya pertumbuhan kredit diikuti dengan kualitas penyaluran kredit yang lebih baikTingginya pertumbuhan kredit diikuti dengan kualitas penyaluran kredit yang lebih baikTingginya pertumbuhan kredit diikuti dengan kualitas penyaluran kredit yang lebih baik
Hal itu sebagaimana tercermin pada penyaluran kredit yang lebih besar pada sektor
Dibandingkan dengan tahun sebelumnya,
pengangkutan, perdagangan dan konstruksi m
dengan penurunan kredit konsumsi, penyaluran kredit pada sektor bukan lapangan usaha mengalami
perlambatan. Dengan meningkatnya penyaluran kredit ke sektor
dapat menambah kapasitas ekonomi ke depan.
Grafik Grafik Grafik Grafik 1111.2.2.2.23333
Pertumbuhan Kredit per Jenis PenggunaanPertumbuhan Kredit per Jenis PenggunaanPertumbuhan Kredit per Jenis PenggunaanPertumbuhan Kredit per Jenis Penggunaan
Dari sisi penghimpunan dana masyarakat, jumlah dana pihak ketiga (DPK) pada tahun
mengalami kenaikan sebesar 18,4% (yoy) atau mencapai Rp3.131 triliun
yang masih kuat tersebut terutama dikontribusi oleh pertumbuhan tabungan dan deposito yang tetap
stabil.
-
5
10
15
20
25
30
35
-10
0
10
20
30
40
50
Jan
-08
Ma
y-0
8
Se
p-0
8
Jan
-09
Ma
y-0
9
Se
p-0
9
Jan
-10
Ma
y-1
0
Se
p-1
0
Jan
-11
Ma
y-1
1
Total Loans Working Capital
Investment Consumption
% yoy
As of Nov 2012
Total Kredit
Kredit Modal Kerja
Kredit KonsumsiKredit Investasi
Per November 2012
T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r
Selama tahun 2012 sistem keuangan dan perbankan menunjukkan kinerja yang positif Selama tahun 2012 sistem keuangan dan perbankan menunjukkan kinerja yang positif Selama tahun 2012 sistem keuangan dan perbankan menunjukkan kinerja yang positif Selama tahun 2012 sistem keuangan dan perbankan menunjukkan kinerja yang positif
dengan ketahanan yang tetap terjagadengan ketahanan yang tetap terjagadengan ketahanan yang tetap terjagadengan ketahanan yang tetap terjaga. Dengan dukungan berbagai kebijakan yang ditempuh oleh Bank
Indonesia, kinerja perbankan terlihat menunjukkan perbaikan. Dari sisi kelembagaan, jumlah bank umum
relatif tidak mengalami perubahan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dengan jumlah dan seba
kantor yang memadai. Kinerja intermediasi perbankan dapat dipertahankan pada tingkat pertumbuhan
yang aman bagi perekonomian. Pertumbuhan kredit hingga akhir November 2012 mencapai 22,3% dan
sekitar 23% untuk keseluruhan tahun 2012. Tingginya pertumbuhan kredit
tersebut terutama disalurkan dalam bentuk kredit investasi. Kredit investasi tercatat tumbuh paling tinggi
sebesar 29,8% (yoy), yang diikuti dengan pertumbuhan kredit KMK sebesar 26,1% (yoy) dan kredit
(yoy) (Grafik 1.23).
Tingginya pertumbuhan kredit diikuti dengan kualitas penyaluran kredit yang lebih baikTingginya pertumbuhan kredit diikuti dengan kualitas penyaluran kredit yang lebih baikTingginya pertumbuhan kredit diikuti dengan kualitas penyaluran kredit yang lebih baikTingginya pertumbuhan kredit diikuti dengan kualitas penyaluran kredit yang lebih baik
Hal itu sebagaimana tercermin pada penyaluran kredit yang lebih besar pada sektor
Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, penyaluran kredit ke sektor-sektor seperti pertanian,
pengangkutan, perdagangan dan konstruksi mengalami peningkatan (Grafik 1.24). Sebaliknya sejalan
dengan penurunan kredit konsumsi, penyaluran kredit pada sektor bukan lapangan usaha mengalami
an. Dengan meningkatnya penyaluran kredit ke sektor-sektor produktif tersebut diharapkan
dapat menambah kapasitas ekonomi ke depan.
Pertumbuhan Kredit per Jenis PenggunaanPertumbuhan Kredit per Jenis PenggunaanPertumbuhan Kredit per Jenis PenggunaanPertumbuhan Kredit per Jenis Penggunaan
Grafik Grafik Grafik Grafik 1111
Pertumbuhan Kredit per Sektor EkonomiPertumbuhan Kredit per Sektor EkonomiPertumbuhan Kredit per Sektor EkonomiPertumbuhan Kredit per Sektor Ekonomi
Dari sisi penghimpunan dana masyarakat, jumlah dana pihak ketiga (DPK) pada tahun
mengalami kenaikan sebesar 18,4% (yoy) atau mencapai Rp3.131 triliun (Grafik 1.2
yang masih kuat tersebut terutama dikontribusi oleh pertumbuhan tabungan dan deposito yang tetap
Grafik Grafik Grafik Grafik 1111....22225555
Pertumbuhan Dana Pihak Pertumbuhan Dana Pihak Pertumbuhan Dana Pihak Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK)Ketiga (DPK)Ketiga (DPK)Ketiga (DPK)
1.60
0.77
4.24
0.35
0.96
6.13
1.25
2.37
0.21
4.43
19
28
17
19
22
30
22
26
33
20
27
13
27
34
29
23
8
13.05
-3 18 38
Pertanian
Pertambangan
Industri Pengolahan
Listrik, Air dan Gas
Konstruksi
Perdagangan
Pengangkutan
Jasa Dunia Usaha
Jasa Sosial
Lain-lain
-
5
10
15
20
25
-
5
10
15
20
25
30
35
Jan
-10
Ma
r-1
0
Ma
y-1
0
Jul-
10
Se
p-1
0
No
v-1
0
Jan
-11
Ma
r-1
1
Ma
y-1
1
Jul-
11
Se
p-1
1
No
v-1
1
Jan
-12
Ma
r-1
2
Ma
y-1
2
Jul-
12
Se
p-1
2
No
v-1
2
DPK (RHS) Giro (Pangsa 23.5%)
Tab (Pangsa: 32.3%) Depo (Pangsa 44.2%)%, yoy
Per Nov 2012
26.1
29.8
12.1
Ma
y-1
1
Se
p-1
1
Jan
-12
Ma
y-1
2
Se
p-1
2
Working Capital
Consumption
Kredit Modal Kerja
Kredit Konsumsi
T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r | 11
Selama tahun 2012 sistem keuangan dan perbankan menunjukkan kinerja yang positif Selama tahun 2012 sistem keuangan dan perbankan menunjukkan kinerja yang positif Selama tahun 2012 sistem keuangan dan perbankan menunjukkan kinerja yang positif Selama tahun 2012 sistem keuangan dan perbankan menunjukkan kinerja yang positif
. Dengan dukungan berbagai kebijakan yang ditempuh oleh Bank
Indonesia, kinerja perbankan terlihat menunjukkan perbaikan. Dari sisi kelembagaan, jumlah bank umum
relatif tidak mengalami perubahan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dengan jumlah dan sebaran
kantor yang memadai. Kinerja intermediasi perbankan dapat dipertahankan pada tingkat pertumbuhan
yang aman bagi perekonomian. Pertumbuhan kredit hingga akhir November 2012 mencapai 22,3% dan
n 2012. Tingginya pertumbuhan kredit
tersebut terutama disalurkan dalam bentuk kredit investasi. Kredit investasi tercatat tumbuh paling tinggi
sebesar 29,8% (yoy), yang diikuti dengan pertumbuhan kredit KMK sebesar 26,1% (yoy) dan kredit
Tingginya pertumbuhan kredit diikuti dengan kualitas penyaluran kredit yang lebih baikTingginya pertumbuhan kredit diikuti dengan kualitas penyaluran kredit yang lebih baikTingginya pertumbuhan kredit diikuti dengan kualitas penyaluran kredit yang lebih baikTingginya pertumbuhan kredit diikuti dengan kualitas penyaluran kredit yang lebih baik.
Hal itu sebagaimana tercermin pada penyaluran kredit yang lebih besar pada sektor-sektor produktif.
sektor seperti pertanian,
4). Sebaliknya sejalan
dengan penurunan kredit konsumsi, penyaluran kredit pada sektor bukan lapangan usaha mengalami
sektor produktif tersebut diharapkan
1111.2.2.2.24444
Pertumbuhan Kredit per Sektor EkonomiPertumbuhan Kredit per Sektor EkonomiPertumbuhan Kredit per Sektor EkonomiPertumbuhan Kredit per Sektor Ekonomi
Dari sisi penghimpunan dana masyarakat, jumlah dana pihak ketiga (DPK) pada tahun 2012
.25). Pertumbuhan DPK
yang masih kuat tersebut terutama dikontribusi oleh pertumbuhan tabungan dan deposito yang tetap
44
58 78
Nov-12 (yoy)
Nov 11 (yoy)
kontribusi Nov-12
%
Sementara itu, dari sisi permodalan, rasio kecukupan modal bank (CAR/Sementara itu, dari sisi permodalan, rasio kecukupan modal bank (CAR/Sementara itu, dari sisi permodalan, rasio kecukupan modal bank (CAR/Sementara itu, dari sisi permodalan, rasio kecukupan modal bank (CAR/
RatioRatioRatioRatio) tercatat jauh di atas batas minimum 8%.) tercatat jauh di atas batas minimum 8%.) tercatat jauh di atas batas minimum 8%.) tercatat jauh di atas batas minimum 8%.
terutama bersumber dari ekuitas (tier 1)
modal inti, diharapkan ketahanan bank dalam menyerap risiko yang muncul dari kegiatan usaha bank
atau perubahan lingkungan bisnis
Di tengah kinerja perbankan yang mengalami peningkatan selama tahun 2012, Di tengah kinerja perbankan yang mengalami peningkatan selama tahun 2012, Di tengah kinerja perbankan yang mengalami peningkatan selama tahun 2012, Di tengah kinerja perbankan yang mengalami peningkatan selama tahun 2012,
kemampuan bank dalam mengelola risiko masih tetap terjagakemampuan bank dalam mengelola risiko masih tetap terjagakemampuan bank dalam mengelola risiko masih tetap terjagakemampuan bank dalam mengelola risiko masih tetap terjaga
dan risiko operasional, serta risiko likuditas bank masih
tumbuh meningkat, risiko kredit masih terjaga, yang terlihat dari NPLs perbankan
merupakan rasio NPLs terendah yang pernah dialami oleh perbankan nasional. Rendahnya NPLs tersebut
selain disebabkan oleh proses penyaluran kredit yang dilakukan secara selektif, juga didukung oleh
pertumbuhan kredit yang lebih ditujukan kepada sektor
operasional juga tetap terjaga di tengah nilai tukar yang c
antara lain eksposur perbankan nasional terhadap nilai tukar yang relatif rendah dan kehandalan sistem
pembayaran nasional. Kepemilikan perbankan terhadap aset dalam bentuk instrumen keuangan
mengalami peningkatan. Namun, mengingat jumlah aset perbankan dalam bentuk instrumen keuangan
relatif tidak terlalu besar apabila dibandingkan dengan total asetnya, sehingga risiko
pasar dari pergerakan indeks saham, suku bunga, imbal hasil ataupun harga komoditas juga relatif
terbatas. Sementara itu, dari sisi likuiditas, dengan kondisi perbankan yang sebelumnya mengalami ekses
likuiditas, risiko likuiditas masih tet
Distribusi kepemilikan aset, alat likuid, dan DPK membaik, terlihat dari menurunnya konsentrasi aset, alat
likuid, dan DPK yang dimiliki oleh 14 bank utama (
Selama tahun 2012, kinerja pasar saham domestik mampu tumbuh positif meski Selama tahun 2012, kinerja pasar saham domestik mampu tumbuh positif meski Selama tahun 2012, kinerja pasar saham domestik mampu tumbuh positif meski Selama tahun 2012, kinerja pasar saham domestik mampu tumbuh positif meski
pergerakan indeks harga saham pergerakan indeks harga saham pergerakan indeks harga saham pergerakan indeks harga saham
emiten yang stabil serta kebijakan perekonomian yang akomodatif menjadi faktor penopang penguatan
IHSG hingga kembali mencapai level tertinggi sebesar 4.375,17 pada 26 November 2012. Dalam
perkembangannya, kinerja pasar saham sempat terimbas oleh gejolak pasar keuangan global menyusul
berlarutnya penyelesaian krisis Eropa. Hal tersebut mengakibatkan k
beberapa periode mengalami penurunan. Selama periode April
Sampai dengan 28 Desember 2012, IHSG ditutup pada level 4.316.69 (Grafik
12,9% jika dibandingkan dengan tahun 2011
Indikator
Utama Jan Feb
Total Aset (T Rp) 3.598,7 3.628,1
DPK (T Rp) 2.742,3 2.763,9
Kredit * (T Rp) 2.160,2 2.203,0
LDR* (%) 78,8 79,7
NPLs Gross* (%) 2,4
NPLs Net * (%) 0,5
CAR (%) 18,4 18,5
NIM (%) 0,5
ROA (%) 3,7
* tanpa channeling
T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r
Sementara itu, dari sisi permodalan, rasio kecukupan modal bank (CAR/Sementara itu, dari sisi permodalan, rasio kecukupan modal bank (CAR/Sementara itu, dari sisi permodalan, rasio kecukupan modal bank (CAR/Sementara itu, dari sisi permodalan, rasio kecukupan modal bank (CAR/
) tercatat jauh di atas batas minimum 8%.) tercatat jauh di atas batas minimum 8%.) tercatat jauh di atas batas minimum 8%.) tercatat jauh di atas batas minimum 8%. Dilihat dari struktur permodalannya, modal bank
terutama bersumber dari ekuitas (tier 1). Dengan struktur permodalan bank yang lebih didominasi oleh
modal inti, diharapkan ketahanan bank dalam menyerap risiko yang muncul dari kegiatan usaha bank
atau perubahan lingkungan bisnis bank menjadi lebih baik.
Di tengah kinerja perbankan yang mengalami peningkatan selama tahun 2012, Di tengah kinerja perbankan yang mengalami peningkatan selama tahun 2012, Di tengah kinerja perbankan yang mengalami peningkatan selama tahun 2012, Di tengah kinerja perbankan yang mengalami peningkatan selama tahun 2012,
kemampuan bank dalam mengelola risiko masih tetap terjagakemampuan bank dalam mengelola risiko masih tetap terjagakemampuan bank dalam mengelola risiko masih tetap terjagakemampuan bank dalam mengelola risiko masih tetap terjaga. Secara umum risiko kredit, risiko pasar
dan risiko operasional, serta risiko likuditas bank masih relatif rendah. Di tengah penyaluran kredit yang
tumbuh meningkat, risiko kredit masih terjaga, yang terlihat dari NPLs perbankan
merupakan rasio NPLs terendah yang pernah dialami oleh perbankan nasional. Rendahnya NPLs tersebut
n disebabkan oleh proses penyaluran kredit yang dilakukan secara selektif, juga didukung oleh
pertumbuhan kredit yang lebih ditujukan kepada sektor-sektor produktif. Di sisi lain, risiko pasar dan
operasional juga tetap terjaga di tengah nilai tukar yang cenderung mengalami depresiasi, didukung oleh
antara lain eksposur perbankan nasional terhadap nilai tukar yang relatif rendah dan kehandalan sistem
pembayaran nasional. Kepemilikan perbankan terhadap aset dalam bentuk instrumen keuangan
, mengingat jumlah aset perbankan dalam bentuk instrumen keuangan
relatif tidak terlalu besar apabila dibandingkan dengan total asetnya, sehingga risiko
pasar dari pergerakan indeks saham, suku bunga, imbal hasil ataupun harga komoditas juga relatif
terbatas. Sementara itu, dari sisi likuiditas, dengan kondisi perbankan yang sebelumnya mengalami ekses
likuiditas, risiko likuiditas masih tetap terjaga meskipun pertumbuhan kredit mengalami peningkatan.
Distribusi kepemilikan aset, alat likuid, dan DPK membaik, terlihat dari menurunnya konsentrasi aset, alat
likuid, dan DPK yang dimiliki oleh 14 bank utama (systemically important banks).
Tabel Tabel Tabel Tabel 1.21.21.21.2
Kondisi Umum PerbankanKondisi Umum PerbankanKondisi Umum PerbankanKondisi Umum Perbankan
Selama tahun 2012, kinerja pasar saham domestik mampu tumbuh positif meski Selama tahun 2012, kinerja pasar saham domestik mampu tumbuh positif meski Selama tahun 2012, kinerja pasar saham domestik mampu tumbuh positif meski Selama tahun 2012, kinerja pasar saham domestik mampu tumbuh positif meski
pergerakan indeks harga saham pergerakan indeks harga saham pergerakan indeks harga saham pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) diwarnai oleh beberapa gejolak sebagai imbas gabungan (IHSG) diwarnai oleh beberapa gejolak sebagai imbas gabungan (IHSG) diwarnai oleh beberapa gejolak sebagai imbas gabungan (IHSG) diwarnai oleh beberapa gejolak sebagai imbas
dari peningkatan risiko eksternaldari peningkatan risiko eksternaldari peningkatan risiko eksternaldari peningkatan risiko eksternal. Dukungan stabilitas makro ekonomi yang cukup kondusif, kinerja
emiten yang stabil serta kebijakan perekonomian yang akomodatif menjadi faktor penopang penguatan
IHSG hingga kembali mencapai level tertinggi sebesar 4.375,17 pada 26 November 2012. Dalam
ya, kinerja pasar saham sempat terimbas oleh gejolak pasar keuangan global menyusul
berlarutnya penyelesaian krisis Eropa. Hal tersebut mengakibatkan kinerja pasar saham domestik selama
beberapa periode mengalami penurunan. Selama periode April-Mei, IHSG terkoreksi sebesar 8,32%.
Sampai dengan 28 Desember 2012, IHSG ditutup pada level 4.316.69 (Grafik 1.26) atau tumbuh sebesar
T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r | 12
Sementara itu, dari sisi permodalan, rasio kecukupan modal bank (CAR/Sementara itu, dari sisi permodalan, rasio kecukupan modal bank (CAR/Sementara itu, dari sisi permodalan, rasio kecukupan modal bank (CAR/Sementara itu, dari sisi permodalan, rasio kecukupan modal bank (CAR/Capital Adequacy Capital Adequacy Capital Adequacy Capital Adequacy
Dilihat dari struktur permodalannya, modal bank
. Dengan struktur permodalan bank yang lebih didominasi oleh
modal inti, diharapkan ketahanan bank dalam menyerap risiko yang muncul dari kegiatan usaha bank
Di tengah kinerja perbankan yang mengalami peningkatan selama tahun 2012, Di tengah kinerja perbankan yang mengalami peningkatan selama tahun 2012, Di tengah kinerja perbankan yang mengalami peningkatan selama tahun 2012, Di tengah kinerja perbankan yang mengalami peningkatan selama tahun 2012,
. Secara umum risiko kredit, risiko pasar
relatif rendah. Di tengah penyaluran kredit yang
tumbuh meningkat, risiko kredit masih terjaga, yang terlihat dari NPLs perbankan sebesar 2,02% yang
merupakan rasio NPLs terendah yang pernah dialami oleh perbankan nasional. Rendahnya NPLs tersebut
n disebabkan oleh proses penyaluran kredit yang dilakukan secara selektif, juga didukung oleh
sektor produktif. Di sisi lain, risiko pasar dan
enderung mengalami depresiasi, didukung oleh
antara lain eksposur perbankan nasional terhadap nilai tukar yang relatif rendah dan kehandalan sistem
pembayaran nasional. Kepemilikan perbankan terhadap aset dalam bentuk instrumen keuangan
, mengingat jumlah aset perbankan dalam bentuk instrumen keuangan
relatif tidak terlalu besar apabila dibandingkan dengan total asetnya, sehingga risiko operasional dan
pasar dari pergerakan indeks saham, suku bunga, imbal hasil ataupun harga komoditas juga relatif
terbatas. Sementara itu, dari sisi likuiditas, dengan kondisi perbankan yang sebelumnya mengalami ekses
ap terjaga meskipun pertumbuhan kredit mengalami peningkatan.
Distribusi kepemilikan aset, alat likuid, dan DPK membaik, terlihat dari menurunnya konsentrasi aset, alat
Selama tahun 2012, kinerja pasar saham domestik mampu tumbuh positif meski Selama tahun 2012, kinerja pasar saham domestik mampu tumbuh positif meski Selama tahun 2012, kinerja pasar saham domestik mampu tumbuh positif meski Selama tahun 2012, kinerja pasar saham domestik mampu tumbuh positif meski
gabungan (IHSG) diwarnai oleh beberapa gejolak sebagai imbas gabungan (IHSG) diwarnai oleh beberapa gejolak sebagai imbas gabungan (IHSG) diwarnai oleh beberapa gejolak sebagai imbas gabungan (IHSG) diwarnai oleh beberapa gejolak sebagai imbas
. Dukungan stabilitas makro ekonomi yang cukup kondusif, kinerja
emiten yang stabil serta kebijakan perekonomian yang akomodatif menjadi faktor penopang penguatan
IHSG hingga kembali mencapai level tertinggi sebesar 4.375,17 pada 26 November 2012. Dalam
ya, kinerja pasar saham sempat terimbas oleh gejolak pasar keuangan global menyusul
inerja pasar saham domestik selama
Mei, IHSG terkoreksi sebesar 8,32%.
6) atau tumbuh sebesar
Sep Okt Nov
4.009,4 4.028,8 4.103,5
3.050,0 3.070,6 3.130,5
2.555,9 2.585,4 2.631,0
83,8 84,2 84,0
2,1 2,2 2,0
0,6 0,7 0,6
17,3 17,2 17,4
0,5 0,5 0,5
3,1 3,1 3,1
Sementara itu, secara sektoral, struktur pertumbuhan sektoral dalam IHSG menunjukan Sementara itu, secara sektoral, struktur pertumbuhan sektoral dalam IHSG menunjukan Sementara itu, secara sektoral, struktur pertumbuhan sektoral dalam IHSG menunjukan Sementara itu, secara sektoral, struktur pertumbuhan sektoral dalam IHSG menunjukan
kualitas yang kualitas yang kualitas yang kualitas yang semakin baiksemakin baiksemakin baiksemakin baik. Selama tahun 2012, sebagian sektoral mengalami pertumbuhan dengan
peningkatan tertinggi dialami oleh sektor properti yang mengalami penguatan sebesar 42,4%
1.27). Penguatan juga dialami oleh sektor infrastruktur, perdagangan,
lain, sektor pertambangan dan pertanian mengalami penurunan masing
Sementara dari sisi mikro emiten, kinerja keuangan emiten domestik diperkirakan akan terus membaik.
Kinerja sektoral ini lebih baik jika dibandingkan dengan tahun 2008. Pada tahun tersebut seluruh sektor
mengalami penurunan dengan penurunan tertinggi dialami sektor pertambangan sebesar 73,2%, diikuti
oleh sektor pertanian dan perdagangan.
Fundamental emiten yang cukup kokoh pada akFundamental emiten yang cukup kokoh pada akFundamental emiten yang cukup kokoh pada akFundamental emiten yang cukup kokoh pada ak
stabilizationstabilizationstabilizationstabilization pada saat kondisi pasar mengalami tekananpada saat kondisi pasar mengalami tekananpada saat kondisi pasar mengalami tekananpada saat kondisi pasar mengalami tekanan
investor nonresiden membukukan jual neto sebesar Rp7,69
membukukan jual neto tersebut, investor asing kembali masuk sehingga secara keseluruhan selama tahun
2012 beli asing neto mencapai sebesar Rp15,88 triliun.
Grafik Grafik Grafik Grafik 1111....22226666
IHSG dan BI RateIHSG dan BI RateIHSG dan BI RateIHSG dan BI Rate
Pasar Surat Berharga Negara Pasar Surat Berharga Negara Pasar Surat Berharga Negara Pasar Surat Berharga Negara
Kinerja pasar Kinerja pasar Kinerja pasar Kinerja pasar Surat Berharga Negara (SBN) tetap tumbuh positif meski pemulihan Surat Berharga Negara (SBN) tetap tumbuh positif meski pemulihan Surat Berharga Negara (SBN) tetap tumbuh positif meski pemulihan Surat Berharga Negara (SBN) tetap tumbuh positif meski pemulihan
perekonomian global masih diliputi ketidakpastianperekonomian global masih diliputi ketidakpastianperekonomian global masih diliputi ketidakpastianperekonomian global masih diliputi ketidakpastian
merespons positif penurunan BI Rate sebesar 25 bps. Dalam perkembangan selanjutnya, memburukn
risiko eksternal dan domestik menyebabkan tekanan di pasar SBN meningkat pada pertengahan tahun
2012. Sebagai akibatnya, imbal hasil di pasar SBN mengalami kenaikan menjadi 6,52% pada Mei 2012.
Namun, seiring dengan langkah
peringkat layak investasi (investment grade
dengan akhir tahun ditutup pada level yang lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2011.
Imbal hasil SBN seluruh tenor menImbal hasil SBN seluruh tenor menImbal hasil SBN seluruh tenor menImbal hasil SBN seluruh tenor men
cenderung turun untuk keseluruhan tenor yang mencapai 72 bps ke level 5,16% dibandingkan dengan
tahun 2011 (Grafik 1.28). Imbal hasil SBN untuk tenor pendek, menengah dan panjang masing
turun sebesar 56 bps, 77 bps dan 84 bps. Imbal hasil SBN 10 Tahun mengalami penurunan sebesar 84
bps ke level 5,19% dibandingkan Desember 2011 sebesar 6,03%. Dibandingkan dengan negara di
kawasan, imbal hasil SBN masih cukup menarik.
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
5000
Jan
-07
Ma
r-0
7M
ay-0
7Ju
l-0
7S
ep
-07
No
v-0
7Ja
n-0
8M
ar-
08
Ma
y-0
8Ju
l-0
8S
ep
-08
No
v-0
8Ja
n-0
9M
ar-
09
Ma
y-0
9Ju
l-0
9S
ep
-09
No
v-0
9Ja
n-1
0M
ar-
10
Ma
y-1
0Ju
l-1
0S
ep
-10
No
v-1
0Ja
n-1
1
JCI BI RATE
T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r
Sementara itu, secara sektoral, struktur pertumbuhan sektoral dalam IHSG menunjukan Sementara itu, secara sektoral, struktur pertumbuhan sektoral dalam IHSG menunjukan Sementara itu, secara sektoral, struktur pertumbuhan sektoral dalam IHSG menunjukan Sementara itu, secara sektoral, struktur pertumbuhan sektoral dalam IHSG menunjukan
. Selama tahun 2012, sebagian sektoral mengalami pertumbuhan dengan
peningkatan tertinggi dialami oleh sektor properti yang mengalami penguatan sebesar 42,4%
7). Penguatan juga dialami oleh sektor infrastruktur, perdagangan, industri dasar dan konsumsi. Di sisi
lain, sektor pertambangan dan pertanian mengalami penurunan masing-masing 26,4% dan 3,9%.
Sementara dari sisi mikro emiten, kinerja keuangan emiten domestik diperkirakan akan terus membaik.
ik jika dibandingkan dengan tahun 2008. Pada tahun tersebut seluruh sektor
mengalami penurunan dengan penurunan tertinggi dialami sektor pertambangan sebesar 73,2%, diikuti
oleh sektor pertanian dan perdagangan.
Fundamental emiten yang cukup kokoh pada akFundamental emiten yang cukup kokoh pada akFundamental emiten yang cukup kokoh pada akFundamental emiten yang cukup kokoh pada akhirnya mendorong bekerjanya hirnya mendorong bekerjanya hirnya mendorong bekerjanya hirnya mendorong bekerjanya
pada saat kondisi pasar mengalami tekananpada saat kondisi pasar mengalami tekananpada saat kondisi pasar mengalami tekananpada saat kondisi pasar mengalami tekanan. Pada periode pasar mengalami tekanan,
residen membukukan jual neto sebesar Rp7,69 triliun dan Rp1,97
t, investor asing kembali masuk sehingga secara keseluruhan selama tahun
2012 beli asing neto mencapai sebesar Rp15,88 triliun.
IHSG dan BI RateIHSG dan BI RateIHSG dan BI RateIHSG dan BI Rate
Grafik Grafik Grafik Grafik 1111....2222
IHSG dan Perkembangan SektoralIHSG dan Perkembangan SektoralIHSG dan Perkembangan SektoralIHSG dan Perkembangan Sektoral
Pasar Surat Berharga Negara Pasar Surat Berharga Negara Pasar Surat Berharga Negara Pasar Surat Berharga Negara
Surat Berharga Negara (SBN) tetap tumbuh positif meski pemulihan Surat Berharga Negara (SBN) tetap tumbuh positif meski pemulihan Surat Berharga Negara (SBN) tetap tumbuh positif meski pemulihan Surat Berharga Negara (SBN) tetap tumbuh positif meski pemulihan
perekonomian global masih diliputi ketidakpastianperekonomian global masih diliputi ketidakpastianperekonomian global masih diliputi ketidakpastianperekonomian global masih diliputi ketidakpastian. Pada awal tahun 2012, para pelaku di pasar SBN
merespons positif penurunan BI Rate sebesar 25 bps. Dalam perkembangan selanjutnya, memburukn
risiko eksternal dan domestik menyebabkan tekanan di pasar SBN meningkat pada pertengahan tahun
2012. Sebagai akibatnya, imbal hasil di pasar SBN mengalami kenaikan menjadi 6,52% pada Mei 2012.
Namun, seiring dengan langkah-langkah lanjutan yang dilakukan oleh Pemerintah dan pencapaian
investment grade), pergerakan imbal hasil SBN kembali menurun dan sampai
dengan akhir tahun ditutup pada level yang lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2011.
Imbal hasil SBN seluruh tenor menImbal hasil SBN seluruh tenor menImbal hasil SBN seluruh tenor menImbal hasil SBN seluruh tenor mengalami penurunan.galami penurunan.galami penurunan.galami penurunan. Pergerakan imbal hasil SBN tahun 2012
cenderung turun untuk keseluruhan tenor yang mencapai 72 bps ke level 5,16% dibandingkan dengan
8). Imbal hasil SBN untuk tenor pendek, menengah dan panjang masing
sebesar 56 bps, 77 bps dan 84 bps. Imbal hasil SBN 10 Tahun mengalami penurunan sebesar 84
bps ke level 5,19% dibandingkan Desember 2011 sebesar 6,03%. Dibandingkan dengan negara di
kawasan, imbal hasil SBN masih cukup menarik.
4
5
6
7
8
9
10
11
Jan
-11
Ma
r-1
1M
ay-1
1Ju
l-1
1S
ep
-11
No
v-1
1Ja
n-1
2M
ar-
12
Ma
y-1
2Ju
l-1
2S
ep
-12
No
v-1
2
-26,4%
1,9%
-3,9%
-35% -25% -15% -5% 5%
IHSG
Infrastructure
Mining
Finance
Basic Industry
Misc. Industry
Consumption
Trade
Agriculture
Property
T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r | 13
Sementara itu, secara sektoral, struktur pertumbuhan sektoral dalam IHSG menunjukan Sementara itu, secara sektoral, struktur pertumbuhan sektoral dalam IHSG menunjukan Sementara itu, secara sektoral, struktur pertumbuhan sektoral dalam IHSG menunjukan Sementara itu, secara sektoral, struktur pertumbuhan sektoral dalam IHSG menunjukan
. Selama tahun 2012, sebagian sektoral mengalami pertumbuhan dengan
peningkatan tertinggi dialami oleh sektor properti yang mengalami penguatan sebesar 42,4% (Grafik
industri dasar dan konsumsi. Di sisi
masing 26,4% dan 3,9%.
Sementara dari sisi mikro emiten, kinerja keuangan emiten domestik diperkirakan akan terus membaik.
ik jika dibandingkan dengan tahun 2008. Pada tahun tersebut seluruh sektor
mengalami penurunan dengan penurunan tertinggi dialami sektor pertambangan sebesar 73,2%, diikuti
t, investor asing kembali masuk sehingga secara keseluruhan selama tahun
22227777
IHSG dan Perkembangan SektoralIHSG dan Perkembangan SektoralIHSG dan Perkembangan SektoralIHSG dan Perkembangan Sektoral
Surat Berharga Negara (SBN) tetap tumbuh positif meski pemulihan Surat Berharga Negara (SBN) tetap tumbuh positif meski pemulihan Surat Berharga Negara (SBN) tetap tumbuh positif meski pemulihan Surat Berharga Negara (SBN) tetap tumbuh positif meski pemulihan
. Pada awal tahun 2012, para pelaku di pasar SBN
merespons positif penurunan BI Rate sebesar 25 bps. Dalam perkembangan selanjutnya, memburuknya
risiko eksternal dan domestik menyebabkan tekanan di pasar SBN meningkat pada pertengahan tahun
2012. Sebagai akibatnya, imbal hasil di pasar SBN mengalami kenaikan menjadi 6,52% pada Mei 2012.
an oleh Pemerintah dan pencapaian
), pergerakan imbal hasil SBN kembali menurun dan sampai
dengan akhir tahun ditutup pada level yang lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2011.
Pergerakan imbal hasil SBN tahun 2012
cenderung turun untuk keseluruhan tenor yang mencapai 72 bps ke level 5,16% dibandingkan dengan
8). Imbal hasil SBN untuk tenor pendek, menengah dan panjang masing-masing
sebesar 56 bps, 77 bps dan 84 bps. Imbal hasil SBN 10 Tahun mengalami penurunan sebesar 84
bps ke level 5,19% dibandingkan Desember 2011 sebesar 6,03%. Dibandingkan dengan negara di
12,9%
29,7%
11,9%
29,0%
1,9%
19,0%
27,3%
42,4%
5% 15% 25% 35% 45%
Annually Changes
Investor nonresiden menambah eksposur pada pasar keuangan domestik termasuk di pasar Investor nonresiden menambah eksposur pada pasar keuangan domestik termasuk di pasar Investor nonresiden menambah eksposur pada pasar keuangan domestik termasuk di pasar Investor nonresiden menambah eksposur pada pasar keuangan domestik termasuk di pasar
SBNSBNSBNSBN. Selama tahun 2012, investor nonresiden mencatat beli neto sebesar Rp47,67 triliun dibandingkan
dengan tahun 2011 yang mengalami beli neto sebesar Rp27,11 triliun. Aksi beli asing terjadi pada
seluruh tenor seiring dengan fundamental ekonomi domestik yang
ekonomi dan inflasi yang stabil serta imbal hasil yang cukup menarik dibandingkan dengan negara
negara di kawasan (Grafik 1.29).
EVALUASIEVALUASIEVALUASIEVALUASI KEBIJAKANKEBIJAKANKEBIJAKANKEBIJAKAN BANK INDONESIA 2012BANK INDONESIA 2012BANK INDONESIA 2012BANK INDONESIA 2012
Berbagai pencapaian positif pada kinerja perekonomian nasional tersebut tidak terlepas Berbagai pencapaian positif pada kinerja perekonomian nasional tersebut tidak terlepas Berbagai pencapaian positif pada kinerja perekonomian nasional tersebut tidak terlepas Berbagai pencapaian positif pada kinerja perekonomian nasional tersebut tidak terlepas
dari dari dari dari berbagai langkahberbagai langkahberbagai langkahberbagai langkah----langkah langkah langkah langkah kebijakan dan koordinasi diantara otoritas kebijakan moneter, fiskal, kebijakan dan koordinasi diantara otoritas kebijakan moneter, fiskal, kebijakan dan koordinasi diantara otoritas kebijakan moneter, fiskal, kebijakan dan koordinasi diantara otoritas kebijakan moneter, fiskal,
dan sektor riil.dan sektor riil.dan sektor riil.dan sektor riil. Dari sisi Bank Indonesia,
kebijakan yang terdiri kebijakan suku bunga, kebijakan nilai tukar, kebijakan makroprudensial, penguatan
komunikasi dan koordinasi.
Kebijakan suku bunga diarahkan agar pergerakan inflasi ke depan tetap berada dalam Kebijakan suku bunga diarahkan agar pergerakan inflasi ke depan tetap berada dalam Kebijakan suku bunga diarahkan agar pergerakan inflasi ke depan tetap berada dalam Kebijakan suku bunga diarahkan agar pergerakan inflasi ke depan tetap berada dalam
sasaran yang telah ditetsasaran yang telah ditetsasaran yang telah ditetsasaran yang telah ditetapkan dan mendukung pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.apkan dan mendukung pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.apkan dan mendukung pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.apkan dan mendukung pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.
Indonesia pada Februari 2012 menurunkan BI rate 25 bps sebagai langkah antisipatif lanjutan untuk
memberikan dorongan bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah menurunnya kinerja ekono
global. Pada saat yang sama, Bank Indonesia juga menurunkan koridor bawah suku bunga operasi
moneter Bank Indonesia sebesar 50 bps menjadi 3,75%. Penurunan koridor bawah suku bunga operasi
moneter tersebut dimaksudkan untuk mendorong pembiayaan antar ba
likuiditas bank sekaligus memperluas sumber pendanaan Bank. Pada Maret 2012, ekonomi Indonesia
dihadapkan pada melambungnya ekspektasi inflasi yang dipicu oleh pilihan
T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r
Grafik Grafik Grafik Grafik 1111.2.2.2.28888
Imbal HasilImbal HasilImbal HasilImbal Hasil SBN dan BI RateSBN dan BI RateSBN dan BI RateSBN dan BI Rate
Investor nonresiden menambah eksposur pada pasar keuangan domestik termasuk di pasar Investor nonresiden menambah eksposur pada pasar keuangan domestik termasuk di pasar Investor nonresiden menambah eksposur pada pasar keuangan domestik termasuk di pasar Investor nonresiden menambah eksposur pada pasar keuangan domestik termasuk di pasar
. Selama tahun 2012, investor nonresiden mencatat beli neto sebesar Rp47,67 triliun dibandingkan
dengan tahun 2011 yang mengalami beli neto sebesar Rp27,11 triliun. Aksi beli asing terjadi pada
seluruh tenor seiring dengan fundamental ekonomi domestik yang membaik dengan pertumbuhan
ekonomi dan inflasi yang stabil serta imbal hasil yang cukup menarik dibandingkan dengan negara
Grafik Grafik Grafik Grafik 1111.2.2.2.29999
Imbal Hasil di Negara KawasanImbal Hasil di Negara KawasanImbal Hasil di Negara KawasanImbal Hasil di Negara Kawasan
BANK INDONESIA 2012BANK INDONESIA 2012BANK INDONESIA 2012BANK INDONESIA 2012
Berbagai pencapaian positif pada kinerja perekonomian nasional tersebut tidak terlepas Berbagai pencapaian positif pada kinerja perekonomian nasional tersebut tidak terlepas Berbagai pencapaian positif pada kinerja perekonomian nasional tersebut tidak terlepas Berbagai pencapaian positif pada kinerja perekonomian nasional tersebut tidak terlepas
kebijakan dan koordinasi diantara otoritas kebijakan moneter, fiskal, kebijakan dan koordinasi diantara otoritas kebijakan moneter, fiskal, kebijakan dan koordinasi diantara otoritas kebijakan moneter, fiskal, kebijakan dan koordinasi diantara otoritas kebijakan moneter, fiskal,
Dari sisi Bank Indonesia, perumusan kebijakan tetap ditempuh dengan melakukan bauran
kebijakan yang terdiri kebijakan suku bunga, kebijakan nilai tukar, kebijakan makroprudensial, penguatan
Kebijakan suku bunga diarahkan agar pergerakan inflasi ke depan tetap berada dalam Kebijakan suku bunga diarahkan agar pergerakan inflasi ke depan tetap berada dalam Kebijakan suku bunga diarahkan agar pergerakan inflasi ke depan tetap berada dalam Kebijakan suku bunga diarahkan agar pergerakan inflasi ke depan tetap berada dalam
apkan dan mendukung pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.apkan dan mendukung pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.apkan dan mendukung pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.apkan dan mendukung pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.
Indonesia pada Februari 2012 menurunkan BI rate 25 bps sebagai langkah antisipatif lanjutan untuk
memberikan dorongan bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah menurunnya kinerja ekono
global. Pada saat yang sama, Bank Indonesia juga menurunkan koridor bawah suku bunga operasi
moneter Bank Indonesia sebesar 50 bps menjadi 3,75%. Penurunan koridor bawah suku bunga operasi
moneter tersebut dimaksudkan untuk mendorong pembiayaan antar bank dan mengurangi risiko
likuiditas bank sekaligus memperluas sumber pendanaan Bank. Pada Maret 2012, ekonomi Indonesia
dihadapkan pada melambungnya ekspektasi inflasi yang dipicu oleh pilihan-pilihan kebijakan yang akan
T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r | 14
Investor nonresiden menambah eksposur pada pasar keuangan domestik termasuk di pasar Investor nonresiden menambah eksposur pada pasar keuangan domestik termasuk di pasar Investor nonresiden menambah eksposur pada pasar keuangan domestik termasuk di pasar Investor nonresiden menambah eksposur pada pasar keuangan domestik termasuk di pasar
. Selama tahun 2012, investor nonresiden mencatat beli neto sebesar Rp47,67 triliun dibandingkan
dengan tahun 2011 yang mengalami beli neto sebesar Rp27,11 triliun. Aksi beli asing terjadi pada
membaik dengan pertumbuhan
ekonomi dan inflasi yang stabil serta imbal hasil yang cukup menarik dibandingkan dengan negara-
Berbagai pencapaian positif pada kinerja perekonomian nasional tersebut tidak terlepas Berbagai pencapaian positif pada kinerja perekonomian nasional tersebut tidak terlepas Berbagai pencapaian positif pada kinerja perekonomian nasional tersebut tidak terlepas Berbagai pencapaian positif pada kinerja perekonomian nasional tersebut tidak terlepas
kebijakan dan koordinasi diantara otoritas kebijakan moneter, fiskal, kebijakan dan koordinasi diantara otoritas kebijakan moneter, fiskal, kebijakan dan koordinasi diantara otoritas kebijakan moneter, fiskal, kebijakan dan koordinasi diantara otoritas kebijakan moneter, fiskal,
perumusan kebijakan tetap ditempuh dengan melakukan bauran
kebijakan yang terdiri kebijakan suku bunga, kebijakan nilai tukar, kebijakan makroprudensial, penguatan
Kebijakan suku bunga diarahkan agar pergerakan inflasi ke depan tetap berada dalam Kebijakan suku bunga diarahkan agar pergerakan inflasi ke depan tetap berada dalam Kebijakan suku bunga diarahkan agar pergerakan inflasi ke depan tetap berada dalam Kebijakan suku bunga diarahkan agar pergerakan inflasi ke depan tetap berada dalam
apkan dan mendukung pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.apkan dan mendukung pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.apkan dan mendukung pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.apkan dan mendukung pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan. Bank
Indonesia pada Februari 2012 menurunkan BI rate 25 bps sebagai langkah antisipatif lanjutan untuk
memberikan dorongan bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah menurunnya kinerja ekonomi
global. Pada saat yang sama, Bank Indonesia juga menurunkan koridor bawah suku bunga operasi
moneter Bank Indonesia sebesar 50 bps menjadi 3,75%. Penurunan koridor bawah suku bunga operasi
nk dan mengurangi risiko
likuiditas bank sekaligus memperluas sumber pendanaan Bank. Pada Maret 2012, ekonomi Indonesia
pilihan kebijakan yang akan
ditempuh Pemerintah terkait kebijak
2012 mempertahankan BI rate pada tingkat 5,75% dan mengambil langkah kebijakan untuk
mengantisipasi dampak peningkatan inflasi jangka pendek melalui penguatan operasi moneter untuk
mengendalikan ekses likuiditas jangka pendek.
Kebijakan nilai tukar diarahkan agar stabilitas nilai tukar Kebijakan nilai tukar diarahkan agar stabilitas nilai tukar Kebijakan nilai tukar diarahkan agar stabilitas nilai tukar Kebijakan nilai tukar diarahkan agar stabilitas nilai tukar
tingkatnya sesuai dengan kondisi fundamental melalui intervensi dan pendalaman pasar valas.tingkatnya sesuai dengan kondisi fundamental melalui intervensi dan pendalaman pasar valas.tingkatnya sesuai dengan kondisi fundamental melalui intervensi dan pendalaman pasar valas.tingkatnya sesuai dengan kondisi fundamental melalui intervensi dan pendalaman pasar valas.
Kalibrasi dilakukan agar pergerakan nilai tukar
pembayaran, dan pertumbuhan ekonomi. Dalam implementasinya, Bank Indonesia perlu terus memantau
perkembangan nilai tukar rupiah di pasar dan melakukan intervens
Dalam rangka penguatan pasokan valuta asing yang lebih berkesinambungan Bank Indonesia
mengeluarkan ketentuan terkait penerimaan Devisa Hasil Ekspor (DHE) yang mulai efektif pada Januari
2012. Sesuai dengan kebijakan DHE,
negeri. Selain itu, untuk memperkuat struktur pasokan devisa, sejak Juni 2012 Bank Indonesia secara
reguler melakukan lelang Term Deposit
instrumen valas domestik dan menjadi
termasuk yang berasal dari hasil ekspor.
Pembatasan Transaksi Rupiah dan Pemberian Kredit Valuta Asing oleh Bank untuk mendukung
penguatan pasokan valuta asing melalui pendalaman pasar valuta asing domestik
Bank Indonesia dilakukan sebagai salah satu upaya dengan memberikan
dalam melakukan lindung nilai (hedging
upaya memperkuat keterkaitan antara transaksi valuta asing di pasar domestik dengan kegiatan ekonomi
sehingga dapat meminimalkan transaksi valuta asing yang bersifat spekulatif dan mendukung upaya
mendukung mendukung mendukung mendukung keseimbangan eksternal.keseimbangan eksternal.keseimbangan eksternal.keseimbangan eksternal.
keuangan yang bersumber dari meningkatnya secara tajam kredit perbankan, khususnya di sektor
perumahan dan otomotif, Bank Indonesia mengeluarkan kebijakan makroprudensial melalui pengaturan
besaran rasio loan-to-value ratio
tentang besaran rasio antara nilai kredit yang dapat diberikan oleh Bank terhadap nilai agunan pada saat
awal pemberian kredit untuk kredit kepemilikan rumah (KPR) dan
kredit kendaraan bermotor (KKB) yang berlaku pada Juni 2012.
makroprudensial LTV dan minimum DP juga mendukung upaya menekan impor untuk mengurangi
tekanan terhadap defisit transaksi berjalan.
sistem pembayaran yang selama tahun
dan mendukung upaya menjaga stabilitas sistem keuangan, melalui beberapa langkah penting, antara
lain: (i) penyusunan standar dan penggunaan
jaringan ATM antarbank, serta (iii) pengembangan Sistem Transfer Kredit Elektronik (STKE) bagi nasabah
BPR melalui Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI). S
penyelenggaraan kartu kredit, Bank Indonesia pada awal tahun 2012 menerbitkan peraturan mengenai
pembatasan kepemilikan kartu kredit berdasarkan jumlah penerbit kartu kredit, per nasabah, sesuai
dengan kemampuan keuangan nasabahnya.
Penguatan koordinasi dengan PemerintahPenguatan koordinasi dengan PemerintahPenguatan koordinasi dengan PemerintahPenguatan koordinasi dengan Pemerintah
selama selama selama selama tahun tahun tahun tahun 2012 untuk mendukung efekti2012 untuk mendukung efekti2012 untuk mendukung efekti2012 untuk mendukung efekti
agar kebijakan moneter Bank Indonesia dapat
kebijakan ekonomi lainnya yang ditempuh Pemerintah dalam menjaga momentum pertumbuhan
ekonomi dan kestabilan perekonomian makro. Penguatan koordinasi dalam pengendalian inflasi baik di
4 Peraturan Bank Indonesia No. 14/ 10/PBI/2012 tanggal 8 Agustus 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia No.
7/14/PBI/2008 tentang Pembatasan Transaksi Rupiah dan Pemberian Kredit Valuta Asing oleh Bank
T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r
ditempuh Pemerintah terkait kebijakan subsidi BBM. Sejalan dengan itu, Bank Indonesia sejak Maret
2012 mempertahankan BI rate pada tingkat 5,75% dan mengambil langkah kebijakan untuk
mengantisipasi dampak peningkatan inflasi jangka pendek melalui penguatan operasi moneter untuk
n ekses likuiditas jangka pendek. Kebijakan nilai tukar diarahkan agar stabilitas nilai tukar Kebijakan nilai tukar diarahkan agar stabilitas nilai tukar Kebijakan nilai tukar diarahkan agar stabilitas nilai tukar Kebijakan nilai tukar diarahkan agar stabilitas nilai tukar rrrrupiah tetap terjaga dan upiah tetap terjaga dan upiah tetap terjaga dan upiah tetap terjaga dan
tingkatnya sesuai dengan kondisi fundamental melalui intervensi dan pendalaman pasar valas.tingkatnya sesuai dengan kondisi fundamental melalui intervensi dan pendalaman pasar valas.tingkatnya sesuai dengan kondisi fundamental melalui intervensi dan pendalaman pasar valas.tingkatnya sesuai dengan kondisi fundamental melalui intervensi dan pendalaman pasar valas.
Kalibrasi dilakukan agar pergerakan nilai tukar rupiah mendukung pengendalian inflasi, neraca
pembayaran, dan pertumbuhan ekonomi. Dalam implementasinya, Bank Indonesia perlu terus memantau
upiah di pasar dan melakukan intervensi di pasar valas sesuai kebutuhan.
Dalam rangka penguatan pasokan valuta asing yang lebih berkesinambungan Bank Indonesia
mengeluarkan ketentuan terkait penerimaan Devisa Hasil Ekspor (DHE) yang mulai efektif pada Januari
2012. Sesuai dengan kebijakan DHE, eksportir wajib menerima seluruh DHE melalui bank devisa
. Selain itu, untuk memperkuat struktur pasokan devisa, sejak Juni 2012 Bank Indonesia secara
Term Deposit (TD) Valas. Instrumen ini diharapkan dapat memperkaya
instrumen valas domestik dan menjadi outlet penempatan devisa untuk memfasilitasi masuknya devisa,
termasuk yang berasal dari hasil ekspor. Bank Indonesia juga melakukan relaksasi terhadap ketentuan
Pembatasan Transaksi Rupiah dan Pemberian Kredit Valuta Asing oleh Bank untuk mendukung
penguatan pasokan valuta asing melalui pendalaman pasar valuta asing domestik4. Perubahan Peraturan
Bank Indonesia dilakukan sebagai salah satu upaya dengan memberikan fleksibilitas bagi pelaku pasar
hedging) atas kegiatan ekonomi di Indonesia. Hal ini juga merupakan
upaya memperkuat keterkaitan antara transaksi valuta asing di pasar domestik dengan kegiatan ekonomi
kan transaksi valuta asing yang bersifat spekulatif dan mendukung upaya
menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Langkah-langkah tersebut diharapkan dapat meningkatkan pasokan
valas secara efektif di pasar valas domestik.
Kebijakan makroprudensial ditujukan Kebijakan makroprudensial ditujukan Kebijakan makroprudensial ditujukan Kebijakan makroprudensial ditujukan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dan
keseimbangan eksternal.keseimbangan eksternal.keseimbangan eksternal.keseimbangan eksternal. Untuk mencegah terjadinya risiko pada stabilitas sistem
keuangan yang bersumber dari meningkatnya secara tajam kredit perbankan, khususnya di sektor
tomotif, Bank Indonesia mengeluarkan kebijakan makroprudensial melalui pengaturan
(LTV) dan minimum down payment (DP). Kebijakan tersebut mengatur
tentang besaran rasio antara nilai kredit yang dapat diberikan oleh Bank terhadap nilai agunan pada saat
awal pemberian kredit untuk kredit kepemilikan rumah (KPR) dan minimum down payment
kredit kendaraan bermotor (KKB) yang berlaku pada Juni 2012. Di samping itu, kebijakan
makroprudensial LTV dan minimum DP juga mendukung upaya menekan impor untuk mengurangi
tekanan terhadap defisit transaksi berjalan. Kebijakan makroprudensial juga didukung oleh kebijakan
tahun 2012 diarahkan untuk meningkatkan efisiensi sistem pembayaran
dan mendukung upaya menjaga stabilitas sistem keuangan, melalui beberapa langkah penting, antara
(i) penyusunan standar dan penggunaan chip untuk kartu ATM/Debit, (ii) mendorong kerjasama
jaringan ATM antarbank, serta (iii) pengembangan Sistem Transfer Kredit Elektronik (STKE) bagi nasabah
BPR melalui Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI). Selain itu, dalam rangka memitigasi risiko
penyelenggaraan kartu kredit, Bank Indonesia pada awal tahun 2012 menerbitkan peraturan mengenai
pembatasan kepemilikan kartu kredit berdasarkan jumlah penerbit kartu kredit, per nasabah, sesuai
uangan nasabahnya.
Penguatan koordinasi dengan PemerintahPenguatan koordinasi dengan PemerintahPenguatan koordinasi dengan PemerintahPenguatan koordinasi dengan Pemerintah dandandandan komunikasi kebijakan juga terus dilakukan komunikasi kebijakan juga terus dilakukan komunikasi kebijakan juga terus dilakukan komunikasi kebijakan juga terus dilakukan
2012 untuk mendukung efekti2012 untuk mendukung efekti2012 untuk mendukung efekti2012 untuk mendukung efektivvvvitas kebijakan moneteritas kebijakan moneteritas kebijakan moneteritas kebijakan moneter. Penguatan koordinasi
agar kebijakan moneter Bank Indonesia dapat saling mendukung dengan kebijakan fiskal maupun
kebijakan ekonomi lainnya yang ditempuh Pemerintah dalam menjaga momentum pertumbuhan
ekonomi dan kestabilan perekonomian makro. Penguatan koordinasi dalam pengendalian inflasi baik di
Peraturan Bank Indonesia No. 14/ 10/PBI/2012 tanggal 8 Agustus 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia No.
7/14/PBI/2008 tentang Pembatasan Transaksi Rupiah dan Pemberian Kredit Valuta Asing oleh Bank
T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r | 15
an subsidi BBM. Sejalan dengan itu, Bank Indonesia sejak Maret
2012 mempertahankan BI rate pada tingkat 5,75% dan mengambil langkah kebijakan untuk
mengantisipasi dampak peningkatan inflasi jangka pendek melalui penguatan operasi moneter untuk
upiah tetap terjaga dan upiah tetap terjaga dan upiah tetap terjaga dan upiah tetap terjaga dan
tingkatnya sesuai dengan kondisi fundamental melalui intervensi dan pendalaman pasar valas.tingkatnya sesuai dengan kondisi fundamental melalui intervensi dan pendalaman pasar valas.tingkatnya sesuai dengan kondisi fundamental melalui intervensi dan pendalaman pasar valas.tingkatnya sesuai dengan kondisi fundamental melalui intervensi dan pendalaman pasar valas.
upiah mendukung pengendalian inflasi, neraca
pembayaran, dan pertumbuhan ekonomi. Dalam implementasinya, Bank Indonesia perlu terus memantau
i di pasar valas sesuai kebutuhan.
Dalam rangka penguatan pasokan valuta asing yang lebih berkesinambungan Bank Indonesia
mengeluarkan ketentuan terkait penerimaan Devisa Hasil Ekspor (DHE) yang mulai efektif pada Januari
eksportir wajib menerima seluruh DHE melalui bank devisa di dalam
. Selain itu, untuk memperkuat struktur pasokan devisa, sejak Juni 2012 Bank Indonesia secara
(TD) Valas. Instrumen ini diharapkan dapat memperkaya
penempatan devisa untuk memfasilitasi masuknya devisa,
Bank Indonesia juga melakukan relaksasi terhadap ketentuan
Pembatasan Transaksi Rupiah dan Pemberian Kredit Valuta Asing oleh Bank untuk mendukung
. Perubahan Peraturan
fleksibilitas bagi pelaku pasar
) atas kegiatan ekonomi di Indonesia. Hal ini juga merupakan
upaya memperkuat keterkaitan antara transaksi valuta asing di pasar domestik dengan kegiatan ekonomi
kan transaksi valuta asing yang bersifat spekulatif dan mendukung upaya
langkah tersebut diharapkan dapat meningkatkan pasokan
untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dan
Untuk mencegah terjadinya risiko pada stabilitas sistem
keuangan yang bersumber dari meningkatnya secara tajam kredit perbankan, khususnya di sektor
tomotif, Bank Indonesia mengeluarkan kebijakan makroprudensial melalui pengaturan
(DP). Kebijakan tersebut mengatur
tentang besaran rasio antara nilai kredit yang dapat diberikan oleh Bank terhadap nilai agunan pada saat
down payment (DP) untuk
samping itu, kebijakan
makroprudensial LTV dan minimum DP juga mendukung upaya menekan impor untuk mengurangi
Kebijakan makroprudensial juga didukung oleh kebijakan
2012 diarahkan untuk meningkatkan efisiensi sistem pembayaran
dan mendukung upaya menjaga stabilitas sistem keuangan, melalui beberapa langkah penting, antara
untuk kartu ATM/Debit, (ii) mendorong kerjasama
jaringan ATM antarbank, serta (iii) pengembangan Sistem Transfer Kredit Elektronik (STKE) bagi nasabah
elain itu, dalam rangka memitigasi risiko
penyelenggaraan kartu kredit, Bank Indonesia pada awal tahun 2012 menerbitkan peraturan mengenai
pembatasan kepemilikan kartu kredit berdasarkan jumlah penerbit kartu kredit, per nasabah, sesuai
komunikasi kebijakan juga terus dilakukan komunikasi kebijakan juga terus dilakukan komunikasi kebijakan juga terus dilakukan komunikasi kebijakan juga terus dilakukan
Penguatan koordinasi dilakukan
saling mendukung dengan kebijakan fiskal maupun
kebijakan ekonomi lainnya yang ditempuh Pemerintah dalam menjaga momentum pertumbuhan
ekonomi dan kestabilan perekonomian makro. Penguatan koordinasi dalam pengendalian inflasi baik di
Peraturan Bank Indonesia No. 14/ 10/PBI/2012 tanggal 8 Agustus 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia No.
tingkat pusat maupun daerah dilakukan melalui penguatan TPI dan TPID.
pemantauan serta merumuskan dan merekomendasikan respons kebijakan yang perlu diambil untuk
mengendalikan tekanan inflasi. Dalam kerangka yang lebih luas, TPI juga memberikan mas
kerangka kebijakan untuk menjaga kesinambungan pasokan bahan pangan pokok dan mendorong
pengembangan pusat infomasi harga. Dengan tujuan yang sama, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID)
yang diwadahi Pokjanas TPID dengan intensif memantau perke
memberikan masukan ke tingkat pusat terkait kebijakan
dampak inflasi di tingkat daerah. Sementara itu, dalam kerangka pemeliharaan stabilitas sistem
keuangan, Bank Indonesia telah
memperkuat protokol manajemen krisis tingkat nasional melalui Forum Koordinasi Stabilitas Sistem
Keuangan (FKSSK).
T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r
aerah dilakukan melalui penguatan TPI dan TPID. TPI secara aktif melakukan
pemantauan serta merumuskan dan merekomendasikan respons kebijakan yang perlu diambil untuk
mengendalikan tekanan inflasi. Dalam kerangka yang lebih luas, TPI juga memberikan mas
kerangka kebijakan untuk menjaga kesinambungan pasokan bahan pangan pokok dan mendorong
pengembangan pusat infomasi harga. Dengan tujuan yang sama, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID)
yang diwadahi Pokjanas TPID dengan intensif memantau perkembangan inflasi di daerah dan
memberikan masukan ke tingkat pusat terkait kebijakan-kebijakan di tingkat nasional yang memberikan
dampak inflasi di tingkat daerah. Sementara itu, dalam kerangka pemeliharaan stabilitas sistem
keuangan, Bank Indonesia telah memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait dalam
memperkuat protokol manajemen krisis tingkat nasional melalui Forum Koordinasi Stabilitas Sistem
T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r | 16
TPI secara aktif melakukan
pemantauan serta merumuskan dan merekomendasikan respons kebijakan yang perlu diambil untuk
mengendalikan tekanan inflasi. Dalam kerangka yang lebih luas, TPI juga memberikan masukan terkait
kerangka kebijakan untuk menjaga kesinambungan pasokan bahan pangan pokok dan mendorong
pengembangan pusat infomasi harga. Dengan tujuan yang sama, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID)
mbangan inflasi di daerah dan
kebijakan di tingkat nasional yang memberikan
dampak inflasi di tingkat daerah. Sementara itu, dalam kerangka pemeliharaan stabilitas sistem
memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait dalam
memperkuat protokol manajemen krisis tingkat nasional melalui Forum Koordinasi Stabilitas Sistem
2012201220122012
PDB DuniaPDB DuniaPDB DuniaPDB Dunia 3.13.13.13.1
Jepang 2.2
Amerika Serikat 2.0
Kawasan Eropa -0.5
Perancis 0.3
Jerman 0.8
Italia -2.4
Spanyol -1.9
Negara Kawasan Eropa Lainnya -0.8
China 7.7
India 5.5
Sumber: Bank Indonesia
Tabel 2.1Tabel 2.1Tabel 2.1Tabel 2.1
Proyeksi PDB Dunia (%y-o-y)Proyeksi PDB Dunia (%y-o-y)Proyeksi PDB Dunia (%y-o-y)Proyeksi PDB Dunia (%y-o-y)
IIIIIIII. . . . Prospek, Tantangan, dan Arah KebijakanProspek, Tantangan, dan Arah KebijakanProspek, Tantangan, dan Arah KebijakanProspek, Tantangan, dan Arah Kebijakan
Perekonomian Indonesia
Pertumbuhan ekonomi di tahun 2013
6,7%-7,2%, terutama didukung oleh kuatnya
perekonomian dunia yang lebih baik.
persiapan dan penyelenggaraan Pemilihan Umum (
masih akan didorong oleh kinerja
serta sektor transportasi dan komunikasi.
Dengan dukungan bauran kebijakan
bahwa inflasi ke depan akan tetap terkendali dan berada pada kisaran
perkiraan inflasi tersebut juga berasal dari
yang terjaga.
PROSPEK PEREKONOMIAN GLOBALPROSPEK PEREKONOMIAN GLOBALPROSPEK PEREKONOMIAN GLOBALPROSPEK PEREKONOMIAN GLOBAL
kegiatan volume perdagangan dan harga komoditas yangkegiatan volume perdagangan dan harga komoditas yangkegiatan volume perdagangan dan harga komoditas yangkegiatan volume perdagangan dan harga komoditas yang
memprakirakan volume perdagangan dunia tumbuh sebesar
pertumbuhan volume perdagangan dunia, harga komoditas nonmigas diprakirakan juga akan mengalami
peningkatan sebesar 1,7%.
PROSPEK PROSPEK PROSPEK PROSPEK PERPERPERPEREKONOMIEKONOMIEKONOMIEKONOMIAN INDONESIAAN INDONESIAAN INDONESIAAN INDONESIA
diperkirakan meningkat secara gradual.diperkirakan meningkat secara gradual.diperkirakan meningkat secara gradual.diperkirakan meningkat secara gradual.
utama pertumbuhan ekonomi ke
mendorong pertumbuhan ekonomi domestik yang lebih tinggi adalah aktivitas persiapan
penyelenggaraan Pemilu 2014. Dari sisi eksternal, p
dan peningkatan harga komoditas diperkirakan
T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r
2013201320132013 2014201420142014
3.43.43.43.4 3.93.93.93.9
0.8 1.1
2.0 2.6
0.1 1.0
0.6 1.1
0.9 1.4
-0.7 0.5
-1.2 0.8
-0.1 0.7
8.0 8.2
6.0 6.4
Proyeksi PDB Dunia (%y-o-y)Proyeksi PDB Dunia (%y-o-y)Proyeksi PDB Dunia (%y-o-y)Proyeksi PDB Dunia (%y-o-y)
ProyeksiProyeksiProyeksiProyeksi
Prospek, Tantangan, dan Arah KebijakanProspek, Tantangan, dan Arah KebijakanProspek, Tantangan, dan Arah KebijakanProspek, Tantangan, dan Arah Kebijakan
erekonomian Indonesia ke depan diperkirakan akan mencatat pertumbuhan yang lebih tinggi.
di tahun 2013 dan 2014 diprakirakan dapat mencapai kisaran
terutama didukung oleh kuatnya konsumsi dan investasi serta
perekonomian dunia yang lebih baik. Peningkatan konsumsi tersebut antara lain terkait dengan
Pemilihan Umum (Pemilu). Secara sektoral, pertumbuhan perekonomian
kinerja sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran
serta sektor transportasi dan komunikasi.
dukungan bauran kebijakan melalui lima pilar kebijakan, Bank Indonesia memperkirakan
depan akan tetap terkendali dan berada pada kisaran sasarannya.
juga berasal dari membaiknya respons sisi penawaran dan
PROSPEK PEREKONOMIAN GLOBALPROSPEK PEREKONOMIAN GLOBALPROSPEK PEREKONOMIAN GLOBALPROSPEK PEREKONOMIAN GLOBAL
PadaPadaPadaPada tahun 2013 tahun 2013 tahun 2013 tahun 2013 perekonomian global perekonomian global perekonomian global perekonomian global
dipdipdipdipeeeerkirakan rkirakan rkirakan rkirakan tumbuh lebih baik tumbuh lebih baik tumbuh lebih baik tumbuh lebih baik
tahun sebelumnyatahun sebelumnyatahun sebelumnyatahun sebelumnya.... Beberapa perkembangan positif
di akhir tahun 2012 dan awal tahun 2013 seperti
tercapainya kesepakatan di AS mengenai penurunan
defisit anggaran (fiscal cliff
optimisme prospek pertumbuhan global yang lebih
baik di tahun 2013. Walaupun demikian, masih
terdapat berbagai faktor risiko
diwaspadai seperti proses negosiasi penetapan pagu
utang (debt ceiling) dan pemotongan belanja secara
global yang lebih tinggi diikuti dengan pglobal yang lebih tinggi diikuti dengan pglobal yang lebih tinggi diikuti dengan pglobal yang lebih tinggi diikuti dengan p
kegiatan volume perdagangan dan harga komoditas yangkegiatan volume perdagangan dan harga komoditas yangkegiatan volume perdagangan dan harga komoditas yangkegiatan volume perdagangan dan harga komoditas yang meningkat.meningkat.meningkat.meningkat.
memprakirakan volume perdagangan dunia tumbuh sebesar 4,1%. Sejalan dengan lebih tingginya
pertumbuhan volume perdagangan dunia, harga komoditas nonmigas diprakirakan juga akan mengalami
AN INDONESIAAN INDONESIAAN INDONESIAAN INDONESIA
Pertumbuhan perekonomian domestik Pertumbuhan perekonomian domestik Pertumbuhan perekonomian domestik Pertumbuhan perekonomian domestik tahun tahun tahun tahun 2013201320132013 dan 2014dan 2014dan 2014dan 2014 diprakirakan dapat mencapai diprakirakan dapat mencapai diprakirakan dapat mencapai diprakirakan dapat mencapai
dan 6,7%dan 6,7%dan 6,7%dan 6,7%----7,2%7,2%7,2%7,2% sejalan dengan kinerja perekonomian dunia yang sejalan dengan kinerja perekonomian dunia yang sejalan dengan kinerja perekonomian dunia yang sejalan dengan kinerja perekonomian dunia yang
diperkirakan meningkat secara gradual.diperkirakan meningkat secara gradual.diperkirakan meningkat secara gradual.diperkirakan meningkat secara gradual. Permintaan domestik diperkirakan tetap menjadi kontributor
depan, baik dari sisi konsumsi maupun investasi. Salah satu faktor yang
mendorong pertumbuhan ekonomi domestik yang lebih tinggi adalah aktivitas persiapan
Dari sisi eksternal, pertumbuhan perekonomian dunia yang lebih tinggi
dan peningkatan harga komoditas diperkirakan meningkatkan permintaan produk ekspor
T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r | 17
Prospek, Tantangan, dan Arah KebijakanProspek, Tantangan, dan Arah KebijakanProspek, Tantangan, dan Arah KebijakanProspek, Tantangan, dan Arah Kebijakan
depan diperkirakan akan mencatat pertumbuhan yang lebih tinggi.
kisaran 6,3%-6,8% dan
serta perkiraan kinerja
Peningkatan konsumsi tersebut antara lain terkait dengan
Secara sektoral, pertumbuhan perekonomian
i pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran
Bank Indonesia memperkirakan
. Optimisme terhadap
dan ekspektasi inflasi
perekonomian global perekonomian global perekonomian global perekonomian global
tumbuh lebih baik tumbuh lebih baik tumbuh lebih baik tumbuh lebih baik dibandingkan dibandingkan dibandingkan dibandingkan
global yang lebih tinggi diikuti dengan pglobal yang lebih tinggi diikuti dengan pglobal yang lebih tinggi diikuti dengan pglobal yang lebih tinggi diikuti dengan peeeerkiraan rkiraan rkiraan rkiraan
meningkat.meningkat.meningkat.meningkat. Bank Indonesia
Sejalan dengan lebih tingginya
pertumbuhan volume perdagangan dunia, harga komoditas nonmigas diprakirakan juga akan mengalami
diprakirakan dapat mencapai diprakirakan dapat mencapai diprakirakan dapat mencapai diprakirakan dapat mencapai
sejalan dengan kinerja perekonomian dunia yang sejalan dengan kinerja perekonomian dunia yang sejalan dengan kinerja perekonomian dunia yang sejalan dengan kinerja perekonomian dunia yang
Permintaan domestik diperkirakan tetap menjadi kontributor
Salah satu faktor yang
mendorong pertumbuhan ekonomi domestik yang lebih tinggi adalah aktivitas persiapan dan
ertumbuhan perekonomian dunia yang lebih tinggi
meningkatkan permintaan produk ekspor, sehingga
kontribusi ekspor ke depan diperkirakan akan lebih baik
tumbuh cukup tinggi. Dari sisi lapangan usaha, sektor
sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR); serta sektor pengangkutan dan komunikasi diprakirakan
tetap mondominasi perkembangan perekonomian nasional. Secara umum, perkembangan sektor
akan membaik seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian domestik dan global.
PertumbuhanPertumbuhanPertumbuhanPertumbuhan konsumsi riil Pemerintah di tahun 2013 konsumsi riil Pemerintah di tahun 2013 konsumsi riil Pemerintah di tahun 2013 konsumsi riil Pemerintah di tahun 2013
10,6%, meningkat 10,6%, meningkat 10,6%, meningkat 10,6%, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. dibandingkan tahun sebelumnya. dibandingkan tahun sebelumnya. dibandingkan tahun sebelumnya.
meningkat terutama untuk belanja
Investasi di tahun 2013 diprakirakan tumbuh 1Investasi di tahun 2013 diprakirakan tumbuh 1Investasi di tahun 2013 diprakirakan tumbuh 1Investasi di tahun 2013 diprakirakan tumbuh 1
investasi yang tetap tinggi tersebut
yang kuat serta prospek kinerja ekspor
pertumbuhan investasi di tahun 2013 juga didukung oleh adanya alokasi belanja modal pemerintah yang
lebih tinggi, relatif rendahnya suku bunga, serta membaiknya iklim usaha domestik.
Berdasarkan World Investment Report
UNCTAD tahun 2012, Indonesia untuk pertama
kalinya berhasil masuk dalam 4 besar negara yang
paling prospektif untuk alokasi investasi pada periode
2012 – 2014 (Tabel 3.2), posisi tersebut meningkat
bila dibandingkan dengan peringkat
sebelumnya.
T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r
depan diperkirakan akan lebih baik. Dengan kondisi tersebut, investasi diperkirakan
Dari sisi lapangan usaha, sektor-sektor utama, yakni sektor industri pengolahan;
sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR); serta sektor pengangkutan dan komunikasi diprakirakan
rkembangan perekonomian nasional. Secara umum, perkembangan sektor
akan membaik seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian domestik dan global.
Agregat Agregat Agregat Agregat
onsumsi rumah tangga onsumsi rumah tangga onsumsi rumah tangga onsumsi rumah tangga pada tahun 2013 pada tahun 2013 pada tahun 2013 pada tahun 2013 diperkirakan tetap tumbuh kuat mencapai diperkirakan tetap tumbuh kuat mencapai diperkirakan tetap tumbuh kuat mencapai diperkirakan tetap tumbuh kuat mencapai
Pertumbuhan tersebut didukung oleh meningkatnya pendapatan masyarakat
terkait kenaikan UMP serta rencana peningkatan gaji PNS. Pendapatan masyarakat juga akan meningkat
seiring dengan perkiraan membaiknya perekonomian global
pendapatan tidak kena pajak (PTKP) menjadi Rp24 juta per tahun
meningkatkan daya beli masyarakat. Selain itu, inflasi yang relatif terkendali
optimisme dan daya beli masyarakat (Grafik 2.1). Adanya aktivitas persiapan Pemilu 2014
meningkatkan sisi konsumsi masyarakat. Secara struktural, peningkatan konsumsi rumah
tangga juga didukung oleh populasi dan struktur demografi penduduk Indonesia yang didominasi usia
produktif dan semakin meningkatnya jumlah kelompok kelas menengah (Grafik 2.2)
Indeks Ekspektasi Konsumen Indeks Ekspektasi Konsumen Indeks Ekspektasi Konsumen Indeks Ekspektasi Konsumen –––– SK BISK BISK BISK BI
Grafik Grafik Grafik Grafik 2222.2.2.2.2
StrukturStrukturStrukturStruktur Demografi IndonesiaDemografi IndonesiaDemografi IndonesiaDemografi Indonesia
konsumsi riil Pemerintah di tahun 2013 konsumsi riil Pemerintah di tahun 2013 konsumsi riil Pemerintah di tahun 2013 konsumsi riil Pemerintah di tahun 2013 diprakirakandiprakirakandiprakirakandiprakirakan
dibandingkan tahun sebelumnya. dibandingkan tahun sebelumnya. dibandingkan tahun sebelumnya. dibandingkan tahun sebelumnya. Secara nominal, belanja pemerintah diprakirakan
meningkat terutama untuk belanja barang yang tumbuh sekitar 24%.
Investasi di tahun 2013 diprakirakan tumbuh 1Investasi di tahun 2013 diprakirakan tumbuh 1Investasi di tahun 2013 diprakirakan tumbuh 1Investasi di tahun 2013 diprakirakan tumbuh 10000,,,,2222% % % % ---- 11110000,,,,7777%.%.%.%. Perkiraan pertumbuhan
tersebut didasarkan pada tren pertumbuhan konsumsi rumah tangga domestik
serta prospek kinerja ekspor ke depan yang membaik. Selain itu, perkiraan
investasi di tahun 2013 juga didukung oleh adanya alokasi belanja modal pemerintah yang
lebih tinggi, relatif rendahnya suku bunga, serta membaiknya iklim usaha domestik.
d Investment Report
Indonesia untuk pertama
kalinya berhasil masuk dalam 4 besar negara yang
paling prospektif untuk alokasi investasi pada periode
, posisi tersebut meningkat
bila dibandingkan dengan peringkat pada periode
Tabel Tabel Tabel Tabel 2222.2 Peringkat Negara Tujuan Investasi.2 Peringkat Negara Tujuan Investasi.2 Peringkat Negara Tujuan Investasi.2 Peringkat Negara Tujuan Investasi
2012
RRC
Amerika Serikat
India
Indonesia
Brazil
Australia
Rusia
Sumber : UNCTAD
Negara Tujuan
Investasi
T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r | 18
tersebut, investasi diperkirakan
sektor utama, yakni sektor industri pengolahan;
sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR); serta sektor pengangkutan dan komunikasi diprakirakan
rkembangan perekonomian nasional. Secara umum, perkembangan sektor-sektor
akan membaik seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian domestik dan global.
diperkirakan tetap tumbuh kuat mencapai diperkirakan tetap tumbuh kuat mencapai diperkirakan tetap tumbuh kuat mencapai diperkirakan tetap tumbuh kuat mencapai
Pertumbuhan tersebut didukung oleh meningkatnya pendapatan masyarakat
terkait kenaikan UMP serta rencana peningkatan gaji PNS. Pendapatan masyarakat juga akan meningkat
membaiknya perekonomian global. Kebijakan
pendapatan tidak kena pajak (PTKP) menjadi Rp24 juta per tahun juga akan
nflasi yang relatif terkendali juga mendukung
danya aktivitas persiapan Pemilu 2014
eningkatan konsumsi rumah
tangga juga didukung oleh populasi dan struktur demografi penduduk Indonesia yang didominasi usia
.2).
.2.2.2.2
Demografi IndonesiaDemografi IndonesiaDemografi IndonesiaDemografi Indonesia
diprakirakandiprakirakandiprakirakandiprakirakan mencapai 10,1%mencapai 10,1%mencapai 10,1%mencapai 10,1%----
Secara nominal, belanja pemerintah diprakirakan
Perkiraan pertumbuhan
didasarkan pada tren pertumbuhan konsumsi rumah tangga domestik
itu, perkiraan terjaganya
investasi di tahun 2013 juga didukung oleh adanya alokasi belanja modal pemerintah yang
.2 Peringkat Negara Tujuan Investasi.2 Peringkat Negara Tujuan Investasi.2 Peringkat Negara Tujuan Investasi.2 Peringkat Negara Tujuan Investasi
2012 2011
1 1
2 2
3 3
4 6
5 4
6 7
7 5
Peringkat
PPPPertumbuhan ekspor barang dan jasa ertumbuhan ekspor barang dan jasa ertumbuhan ekspor barang dan jasa ertumbuhan ekspor barang dan jasa
mencapai kisaran mencapai kisaran mencapai kisaran mencapai kisaran 3333,,,,2222% % % % ---- 3333,,,,7777%.%.%.%.
dengan pertumbuhan perekonomian global yang lebih baik
komoditas. Kinerja ekspor Indonesia diperkirakan meningkat sebagai respon
pertumbuhan perekonomian negara
Sejalan dengan permintaan domestik yang kuat dan ekspor yang tumbuh positif, Sejalan dengan permintaan domestik yang kuat dan ekspor yang tumbuh positif, Sejalan dengan permintaan domestik yang kuat dan ekspor yang tumbuh positif, Sejalan dengan permintaan domestik yang kuat dan ekspor yang tumbuh positif,
barang dan jasa di tahun 2013 barang dan jasa di tahun 2013 barang dan jasa di tahun 2013 barang dan jasa di tahun 2013
domestik dan pertumbuhan ekspor
produksi yang pada gilirannya akan
konsumsi yang sebagian berasal dari
Perekonomian Indonesia pada triwulan I 2013 diprakirakan stabil pada level 6,2% (yoy) Perekonomian Indonesia pada triwulan I 2013 diprakirakan stabil pada level 6,2% (yoy) Perekonomian Indonesia pada triwulan I 2013 diprakirakan stabil pada level 6,2% (yoy) Perekonomian Indonesia pada triwulan I 2013 diprakirakan stabil pada level 6,2% (yoy)
(Tabel (Tabel (Tabel (Tabel 3333....3333). ). ). ). Stabilnya pertumbuhan tersebut didorong oleh prospek pemulihan kinerja eksternal dan
permintaan domestik yang tetap kuat. Motor penggerak pertumbuhan ekonomi diprakirakan masih
didominasi oleh konsumsi rumah tangga dan investasi. Kinerja ekspor pada tri
membaik dibandingkan triwulan sebelumnya meski masih terbatas sejalan dengan ekspektasi pemulihan
perekonomian dunia dan kembali naiknya harga komoditas. Konsumsi rumah tangga tumbuh relatif
stabil didukung oleh kuatnya keyakinan
yang tinggi diprakirakan masih berlanjut di triwulan I 2013, walaupun dengan akselerasi yang lebih
moderat. Tingginya pertumbuhan investasi sejalan dengan kondusifnya iklim usaha dan mulai
membaiknya kinerja ekspor. Sebagai respons terhadap kinerja ekspor dan masih kuatnya permintaan
Dari sisi lapangan usahaDari sisi lapangan usahaDari sisi lapangan usahaDari sisi lapangan usaha
dan restorandan restorandan restorandan restoran,,,, serta serta serta serta sektor sektor sektor sektor pengangkutan dan komunikasi diperkirakan masih pengangkutan dan komunikasi diperkirakan masih pengangkutan dan komunikasi diperkirakan masih pengangkutan dan komunikasi diperkirakan masih
2013.2013.2013.2013. Relatif tingginya tingkat investasi
masyarakat menjadi faktor positif yang men
beli masyarakat yang masih kuat dan pasar domestik yang relatif besar mendorong sektor perdagangan,
hotel dan restoran tetap tumbuh tinggi.
tingginya mobilitas masyarakat dan kebutuhan akan jasa komunikasi. Hal tersebut menjadi faktor yang
mendorong kinerja sektor pengangkutan dan komunikasi.
Pertumbuhan sektor industri pengolahan tahun 2013 Pertumbuhan sektor industri pengolahan tahun 2013 Pertumbuhan sektor industri pengolahan tahun 2013 Pertumbuhan sektor industri pengolahan tahun 2013
Perkiraan tersebut terutama didukung oleh
terutama dalam bentuk investasi asing (
global yang lebih baik dari tahun 2012, ekspor diper
mendorong optimisme dunia usaha dan meningkatkan kinerja sektor industri pengolahan. Pertumbuhan
Konsumsi Rumah Tangga
Konsumsi Pemerintah
Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto
Ekspor Barang dan Jasa
Impor Barang dan Jasa
PDBPDBPDBPDB
Sumber : BPS
* Proyeksi Bank Indonesia
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi PermintaanProyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi PermintaanProyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi PermintaanProyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan
KomponenKomponenKomponenKomponen
T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r
ertumbuhan ekspor barang dan jasa ertumbuhan ekspor barang dan jasa ertumbuhan ekspor barang dan jasa ertumbuhan ekspor barang dan jasa di tahun 2013 di tahun 2013 di tahun 2013 di tahun 2013 diprakirakan akan diprakirakan akan diprakirakan akan diprakirakan akan
%.%.%.%. Pertumbuhan ekspor diperkirakan lebih tinggi dari tahun 2012
pertumbuhan perekonomian global yang lebih baik dan diikuti dengan peningkatan harga
komoditas. Kinerja ekspor Indonesia diperkirakan meningkat sebagai respon
pertumbuhan perekonomian negara-negara mitra dagang utama seperti China dan India
Sejalan dengan permintaan domestik yang kuat dan ekspor yang tumbuh positif, Sejalan dengan permintaan domestik yang kuat dan ekspor yang tumbuh positif, Sejalan dengan permintaan domestik yang kuat dan ekspor yang tumbuh positif, Sejalan dengan permintaan domestik yang kuat dan ekspor yang tumbuh positif,
barang dan jasa di tahun 2013 barang dan jasa di tahun 2013 barang dan jasa di tahun 2013 barang dan jasa di tahun 2013 diprakirakandiprakirakandiprakirakandiprakirakan meningkatmeningkatmeningkatmeningkat menjadi 4,9%menjadi 4,9%menjadi 4,9%menjadi 4,9%----5,4%5,4%5,4%5,4%
pertumbuhan ekspor yang diperkirakan meningkat akan menambah
akan meningkatkan kebutuhan bahan baku, barang modal
konsumsi yang sebagian berasal dari impor.
Perekonomian Indonesia pada triwulan I 2013 diprakirakan stabil pada level 6,2% (yoy) Perekonomian Indonesia pada triwulan I 2013 diprakirakan stabil pada level 6,2% (yoy) Perekonomian Indonesia pada triwulan I 2013 diprakirakan stabil pada level 6,2% (yoy) Perekonomian Indonesia pada triwulan I 2013 diprakirakan stabil pada level 6,2% (yoy)
Stabilnya pertumbuhan tersebut didorong oleh prospek pemulihan kinerja eksternal dan
permintaan domestik yang tetap kuat. Motor penggerak pertumbuhan ekonomi diprakirakan masih
didominasi oleh konsumsi rumah tangga dan investasi. Kinerja ekspor pada triwulan I 2012 diprakirakan
membaik dibandingkan triwulan sebelumnya meski masih terbatas sejalan dengan ekspektasi pemulihan
perekonomian dunia dan kembali naiknya harga komoditas. Konsumsi rumah tangga tumbuh relatif
stabil didukung oleh kuatnya keyakinan konsumen dan daya beli masyarakat. Pertumbuhan investasi
yang tinggi diprakirakan masih berlanjut di triwulan I 2013, walaupun dengan akselerasi yang lebih
moderat. Tingginya pertumbuhan investasi sejalan dengan kondusifnya iklim usaha dan mulai
kinerja ekspor. Sebagai respons terhadap kinerja ekspor dan masih kuatnya permintaan
Dari sisi lapangan usahaDari sisi lapangan usahaDari sisi lapangan usahaDari sisi lapangan usaha,,,, kontribusikontribusikontribusikontribusi sektor industri pengolahansektor industri pengolahansektor industri pengolahansektor industri pengolahan, sektor, sektor, sektor, sektor
pengangkutan dan komunikasi diperkirakan masih pengangkutan dan komunikasi diperkirakan masih pengangkutan dan komunikasi diperkirakan masih pengangkutan dan komunikasi diperkirakan masih
nvestasi dalam beberapa waktu terakhir serta masih tingginya konsumsi
masyarakat menjadi faktor positif yang menjaga kinerja sektor industri (Grafik 2.3 dan
beli masyarakat yang masih kuat dan pasar domestik yang relatif besar mendorong sektor perdagangan,
hotel dan restoran tetap tumbuh tinggi. Tetap tingginya aktivitas ekonomi domestik jug
tingginya mobilitas masyarakat dan kebutuhan akan jasa komunikasi. Hal tersebut menjadi faktor yang
mendorong kinerja sektor pengangkutan dan komunikasi.
Pertumbuhan sektor industri pengolahan tahun 2013 Pertumbuhan sektor industri pengolahan tahun 2013 Pertumbuhan sektor industri pengolahan tahun 2013 Pertumbuhan sektor industri pengolahan tahun 2013 diperkirakan diperkirakan diperkirakan diperkirakan
terutama didukung oleh tren peningkatan kegiatan investasi sejak awal tahun 2010
investasi asing (foreign direct investment-FDI). Dengan prospek kondisi ekonomi
global yang lebih baik dari tahun 2012, ekspor diperkirakan semakin membaik. Kondisi ini akan
mendorong optimisme dunia usaha dan meningkatkan kinerja sektor industri pengolahan. Pertumbuhan
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi PermintaanProyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi PermintaanProyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi PermintaanProyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan
20112011201120112012201220122012
2012*2012*2012*2012*
T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r | 19
diprakirakan akan diprakirakan akan diprakirakan akan diprakirakan akan meningkat dan meningkat dan meningkat dan meningkat dan
Pertumbuhan ekspor diperkirakan lebih tinggi dari tahun 2012 sejalan
diikuti dengan peningkatan harga
komoditas. Kinerja ekspor Indonesia diperkirakan meningkat sebagai respons dari positifnya
dan India.
Sejalan dengan permintaan domestik yang kuat dan ekspor yang tumbuh positif, Sejalan dengan permintaan domestik yang kuat dan ekspor yang tumbuh positif, Sejalan dengan permintaan domestik yang kuat dan ekspor yang tumbuh positif, Sejalan dengan permintaan domestik yang kuat dan ekspor yang tumbuh positif, impor impor impor impor
5,4%5,4%5,4%5,4%.... Laju permintaan
yang diperkirakan meningkat akan menambah intensitas aktivitas
barang modal dan barang
Perekonomian Indonesia pada triwulan I 2013 diprakirakan stabil pada level 6,2% (yoy) Perekonomian Indonesia pada triwulan I 2013 diprakirakan stabil pada level 6,2% (yoy) Perekonomian Indonesia pada triwulan I 2013 diprakirakan stabil pada level 6,2% (yoy) Perekonomian Indonesia pada triwulan I 2013 diprakirakan stabil pada level 6,2% (yoy)
Stabilnya pertumbuhan tersebut didorong oleh prospek pemulihan kinerja eksternal dan
permintaan domestik yang tetap kuat. Motor penggerak pertumbuhan ekonomi diprakirakan masih
wulan I 2012 diprakirakan
membaik dibandingkan triwulan sebelumnya meski masih terbatas sejalan dengan ekspektasi pemulihan
perekonomian dunia dan kembali naiknya harga komoditas. Konsumsi rumah tangga tumbuh relatif
konsumen dan daya beli masyarakat. Pertumbuhan investasi
yang tinggi diprakirakan masih berlanjut di triwulan I 2013, walaupun dengan akselerasi yang lebih
moderat. Tingginya pertumbuhan investasi sejalan dengan kondusifnya iklim usaha dan mulai
kinerja ekspor. Sebagai respons terhadap kinerja ekspor dan masih kuatnya permintaan
, sektor, sektor, sektor, sektor perdagangan, hotel perdagangan, hotel perdagangan, hotel perdagangan, hotel
pengangkutan dan komunikasi diperkirakan masih pengangkutan dan komunikasi diperkirakan masih pengangkutan dan komunikasi diperkirakan masih pengangkutan dan komunikasi diperkirakan masih dominan dominan dominan dominan di tahun di tahun di tahun di tahun
beberapa waktu terakhir serta masih tingginya konsumsi
.3 dan 2.4). Selain itu, daya
beli masyarakat yang masih kuat dan pasar domestik yang relatif besar mendorong sektor perdagangan,
aktivitas ekonomi domestik juga berdampak pada
tingginya mobilitas masyarakat dan kebutuhan akan jasa komunikasi. Hal tersebut menjadi faktor yang
diperkirakan diperkirakan diperkirakan diperkirakan masih cukup tinggimasih cukup tinggimasih cukup tinggimasih cukup tinggi....
kegiatan investasi sejak awal tahun 2010,
FDI). Dengan prospek kondisi ekonomi
kirakan semakin membaik. Kondisi ini akan
mendorong optimisme dunia usaha dan meningkatkan kinerja sektor industri pengolahan. Pertumbuhan
Sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) pada tahun 2013 diperkirakan tumbuh pada Sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) pada tahun 2013 diperkirakan tumbuh pada Sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) pada tahun 2013 diperkirakan tumbuh pada Sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) pada tahun 2013 diperkirakan tumbuh pada
kisaran kisaran kisaran kisaran 7777,7% ,7% ,7% ,7% ---- 8888,,,,2222%.%.%.%. Pertumbuhan tersebut sejalan dengan konsumsi masyarakat dan
yang diperkirakan tetap kuat. Akselerasi pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi yang didorong oleh
meningkatnya jumlah kelompok kelas menengah menyebabkan kebutuhan barang dan jasa
rekreasi, yang semakin meningkat.
juga diperkirakan akan menunjukkan tren yang sama. Dengan kondisi tersebut pengeluaran sehubungan
dengan kegiatan wisata yang mencakup antara lain akomodasi serta makan dan minum
akan ikut meningkat (Grafik 2.5).
Sektor pengangkutan dan komunikasi pada tahun 2013 diperkirakan akan tumbuh Sektor pengangkutan dan komunikasi pada tahun 2013 diperkirakan akan tumbuh Sektor pengangkutan dan komunikasi pada tahun 2013 diperkirakan akan tumbuh Sektor pengangkutan dan komunikasi pada tahun 2013 diperkirakan akan tumbuh
mencapai 10,mencapai 10,mencapai 10,mencapai 10,2222% % % % ---- 10,10,10,10,7777%.%.%.%. Prospek ekonomi domestik yang tetap solid akan meningkatkan kegiatan arus
barang, aktivitas perjalanan serta arus informasi.
aktivitas bongkar pasang di pelabuhan dan angkutan kargo
diangkut oleh berbagai jenis moda transportasi terutama pesawat udara.
komunikasi data diperkirakan akan terus meningkat
tinggi.
T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r
sektor industri pengolahan pada tahun 2013 diprakirakan sebesar 6,4% - 6,9%. Kontributor utama kinerja
i pengolahan diperkirakan berasal dari subsektor otomotif, makanan dan minum
Perkembangan subsektor otomotif sangat didukung oleh keberadaan kelas menengah
yang meningkat dengan daya beli yang relatif kuat. Untuk beberapa tahun ke depan tren produksi
kendaraan bermotor diperkirakan masih terus meningkat. Dari sisi industri makanan dan minuman, jumlah
penduduk yang besar dan permintaan domestik yang tetap solid menjadi faktor utama pendorong kinerja
kegiatan pada industri besi dan baja serta semen diperkirakan akan semakin
tinggi seiring dengan kegiatan pembangunan berbagai infrastruktur yang diperkirakan akan terus
Perkembangan InvestasiPerkembangan InvestasiPerkembangan InvestasiPerkembangan Investasi
Grafik Grafik Grafik Grafik 2222.5.5.5.5
PertumbPertumbPertumbPertumbuuuuhan, Makanan , Minuman dan Tembakauhan, Makanan , Minuman dan Tembakauhan, Makanan , Minuman dan Tembakauhan, Makanan , Minuman dan Tembakau
Sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) pada tahun 2013 diperkirakan tumbuh pada Sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) pada tahun 2013 diperkirakan tumbuh pada Sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) pada tahun 2013 diperkirakan tumbuh pada Sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) pada tahun 2013 diperkirakan tumbuh pada
Pertumbuhan tersebut sejalan dengan konsumsi masyarakat dan
yang diperkirakan tetap kuat. Akselerasi pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi yang didorong oleh
meningkatnya jumlah kelompok kelas menengah menyebabkan kebutuhan barang dan jasa
semakin meningkat. Selain peningkatan wisatawan domestik, kunjungan wisatawan asing
menunjukkan tren yang sama. Dengan kondisi tersebut pengeluaran sehubungan
dengan kegiatan wisata yang mencakup antara lain akomodasi serta makan dan minum
Sektor pengangkutan dan komunikasi pada tahun 2013 diperkirakan akan tumbuh Sektor pengangkutan dan komunikasi pada tahun 2013 diperkirakan akan tumbuh Sektor pengangkutan dan komunikasi pada tahun 2013 diperkirakan akan tumbuh Sektor pengangkutan dan komunikasi pada tahun 2013 diperkirakan akan tumbuh
Prospek ekonomi domestik yang tetap solid akan meningkatkan kegiatan arus
barang, aktivitas perjalanan serta arus informasi. Tren pertumbuhan sektor ini terlihat dari meningkatnya
aktivitas bongkar pasang di pelabuhan dan angkutan kargo serta meningkatnya jumlah penumpang yang
diangkut oleh berbagai jenis moda transportasi terutama pesawat udara. Penggunaan internet dan
akan terus meningkat untuk mendukung aktivitas ekonomi yang cukup
T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r | 20
Kontributor utama kinerja
dan minuman, besi dan
Perkembangan subsektor otomotif sangat didukung oleh keberadaan kelas menengah
n ke depan tren produksi
kendaraan bermotor diperkirakan masih terus meningkat. Dari sisi industri makanan dan minuman, jumlah
penduduk yang besar dan permintaan domestik yang tetap solid menjadi faktor utama pendorong kinerja
kegiatan pada industri besi dan baja serta semen diperkirakan akan semakin
tinggi seiring dengan kegiatan pembangunan berbagai infrastruktur yang diperkirakan akan terus
.4.4.4.4
Perkembangan InvestasiPerkembangan InvestasiPerkembangan InvestasiPerkembangan Investasi
Sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) pada tahun 2013 diperkirakan tumbuh pada Sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) pada tahun 2013 diperkirakan tumbuh pada Sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) pada tahun 2013 diperkirakan tumbuh pada Sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) pada tahun 2013 diperkirakan tumbuh pada
Pertumbuhan tersebut sejalan dengan konsumsi masyarakat dan aktivitas impor
yang diperkirakan tetap kuat. Akselerasi pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi yang didorong oleh
meningkatnya jumlah kelompok kelas menengah menyebabkan kebutuhan barang dan jasa, termasuk
wisatawan domestik, kunjungan wisatawan asing
menunjukkan tren yang sama. Dengan kondisi tersebut pengeluaran sehubungan
dengan kegiatan wisata yang mencakup antara lain akomodasi serta makan dan minum juga diperkirakan
Sektor pengangkutan dan komunikasi pada tahun 2013 diperkirakan akan tumbuh Sektor pengangkutan dan komunikasi pada tahun 2013 diperkirakan akan tumbuh Sektor pengangkutan dan komunikasi pada tahun 2013 diperkirakan akan tumbuh Sektor pengangkutan dan komunikasi pada tahun 2013 diperkirakan akan tumbuh
Prospek ekonomi domestik yang tetap solid akan meningkatkan kegiatan arus
ertumbuhan sektor ini terlihat dari meningkatnya
meningkatnya jumlah penumpang yang
enggunaan internet dan
mendukung aktivitas ekonomi yang cukup
Kinerja sektoral pada triwulan I 2013 diprakirakan tumbuh relatif stabil dibandingkan Kinerja sektoral pada triwulan I 2013 diprakirakan tumbuh relatif stabil dibandingkan Kinerja sektoral pada triwulan I 2013 diprakirakan tumbuh relatif stabil dibandingkan Kinerja sektoral pada triwulan I 2013 diprakirakan tumbuh relatif stabil dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya (Tabel dengan triwulan sebelumnya (Tabel dengan triwulan sebelumnya (Tabel dengan triwulan sebelumnya (Tabel
didukung oleh masih kuatnya permintaan domestik disertai dengan potensi pemulihan kinerja ekspor ke
depan. Sektor PHR diprakirakan tumbuh meningkat didorong oleh masih solidnya konsumsi rumah
tangga dan masih baiknya aktivitas domestik. Sementara itu, sektor pengangkutan dan komunikasi
masih tumbuh tinggi didukung oleh kinerja subsektor angkutan udara dan komunikasi data.
Di Di Di Di tahun 2013tahun 2013tahun 2013tahun 2013 dan 2014dan 2014dan 2014dan 2014
sebesar 4,5%±1%.sebesar 4,5%±1%.sebesar 4,5%±1%.sebesar 4,5%±1%. Perkiraan inflasi yang tetap terkendali tersebut juga didukung oleh
makroekonomi yang kondusif dan perkiraan perbaikan produksi dan distribusi bahan makanan
Meneruskan keberhasilan pencapaian target inflasi
Indonesia dan Pemerintah akan mempererat koordinasi baik di tingkat pusat dan daerah serta
melanjutkan penguatan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial dengan tujuan utama untuk
menjaga inflasi dalam kisaran 4,5%
SSSSumber tekanan inflasi diperkirakan antara lain berasal dari peningkatan permintaan umber tekanan inflasi diperkirakan antara lain berasal dari peningkatan permintaan umber tekanan inflasi diperkirakan antara lain berasal dari peningkatan permintaan umber tekanan inflasi diperkirakan antara lain berasal dari peningkatan permintaan
domestikdomestikdomestikdomestik. . . . Tekanan inflasi dari sisi permintaan diperkirakan akan meningkat sejalan dengan peningkatan
permintaan domestik. Walaupun demikian, kapasitas
mengimbangi peningkatan permintaan sehingga dampaknya terhadap kenaikan harga diperkirakan
relatif terbatas. Di sisi lain, tekanan inflasi diperkirakan juga semakin terkendali dengan ekspektasi
masyarakat yang semakin terjangkar ke rentang sasaran inflasi.
diperkirakan akan tetap terkendali,
didukung oleh perbaikan infrastruktur pertanian dan keterhubungan antarwil
cukup tinggi di tahun 2013 diperkirakan memberikan dampak terhadap inflasi yang relatif moderat
sejalan dengan hasil survei Bank Indonesia yang menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan akan
merespons kenaikan UMP tersebut dengan
prices diprakirakan lebih tinggi dari tahun 2012 seiring dengan adanya penyesuaian tarif tenaga listrik
(TTL) sebesar 15% di tahun 2013.
diperkirakan masih berada dalam kisaran sasaran inflasi di tahun 2013.
Pertanian
Pertambangan & Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas & Air Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel & Restoran
Pengangkutan & Komunikasi
Keuangan, Persewaan & Jasa
Jasa-jasa
PDBPDBPDBPDB
Sumber : BPS
* Proyeksi Bank Indonesia
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi PenawaranProyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi PenawaranProyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi PenawaranProyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran
S e k t o rS e k t o rS e k t o rS e k t o r
T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r
Kinerja sektoral pada triwulan I 2013 diprakirakan tumbuh relatif stabil dibandingkan Kinerja sektoral pada triwulan I 2013 diprakirakan tumbuh relatif stabil dibandingkan Kinerja sektoral pada triwulan I 2013 diprakirakan tumbuh relatif stabil dibandingkan Kinerja sektoral pada triwulan I 2013 diprakirakan tumbuh relatif stabil dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya (Tabel dengan triwulan sebelumnya (Tabel dengan triwulan sebelumnya (Tabel dengan triwulan sebelumnya (Tabel 3333....4444). ). ). ). Sektor industri pengolahan diprakirakan tumbuh meningkat
didukung oleh masih kuatnya permintaan domestik disertai dengan potensi pemulihan kinerja ekspor ke
depan. Sektor PHR diprakirakan tumbuh meningkat didorong oleh masih solidnya konsumsi rumah
dan masih baiknya aktivitas domestik. Sementara itu, sektor pengangkutan dan komunikasi
masih tumbuh tinggi didukung oleh kinerja subsektor angkutan udara dan komunikasi data.
dan 2014dan 2014dan 2014dan 2014, inflasi diperkirakan dapat diarahkan , inflasi diperkirakan dapat diarahkan , inflasi diperkirakan dapat diarahkan , inflasi diperkirakan dapat diarahkan pada kisaran sasarannya pada kisaran sasarannya pada kisaran sasarannya pada kisaran sasarannya
Perkiraan inflasi yang tetap terkendali tersebut juga didukung oleh
dan perkiraan perbaikan produksi dan distribusi bahan makanan
pencapaian target inflasi di tahun sebelumnya, di tahun 2013
Indonesia dan Pemerintah akan mempererat koordinasi baik di tingkat pusat dan daerah serta
melanjutkan penguatan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial dengan tujuan utama untuk
kisaran 4,5% + 1%.
umber tekanan inflasi diperkirakan antara lain berasal dari peningkatan permintaan umber tekanan inflasi diperkirakan antara lain berasal dari peningkatan permintaan umber tekanan inflasi diperkirakan antara lain berasal dari peningkatan permintaan umber tekanan inflasi diperkirakan antara lain berasal dari peningkatan permintaan
Tekanan inflasi dari sisi permintaan diperkirakan akan meningkat sejalan dengan peningkatan
Walaupun demikian, kapasitas produksi yang ada diperkirakan masih dapat
mengimbangi peningkatan permintaan sehingga dampaknya terhadap kenaikan harga diperkirakan
relatif terbatas. Di sisi lain, tekanan inflasi diperkirakan juga semakin terkendali dengan ekspektasi
akin terjangkar ke rentang sasaran inflasi. Sementara itu,
terkendali, sejalan dengan perkiraan perbaikan produksi dan distribusi
perbaikan infrastruktur pertanian dan keterhubungan antarwilayah.
cukup tinggi di tahun 2013 diperkirakan memberikan dampak terhadap inflasi yang relatif moderat
sejalan dengan hasil survei Bank Indonesia yang menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan akan
merespons kenaikan UMP tersebut dengan peningkatan efisiensi dan produktivitas.
diprakirakan lebih tinggi dari tahun 2012 seiring dengan adanya penyesuaian tarif tenaga listrik
sebesar 15% di tahun 2013. Dengan memperhitungkan dampak kenaikan UMP dan TTL,
diperkirakan masih berada dalam kisaran sasaran inflasi di tahun 2013.
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi PenawaranProyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi PenawaranProyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi PenawaranProyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran
20112011201120112012201220122012
2012*2012*2012*2012*
T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r | 21
Kinerja sektoral pada triwulan I 2013 diprakirakan tumbuh relatif stabil dibandingkan Kinerja sektoral pada triwulan I 2013 diprakirakan tumbuh relatif stabil dibandingkan Kinerja sektoral pada triwulan I 2013 diprakirakan tumbuh relatif stabil dibandingkan Kinerja sektoral pada triwulan I 2013 diprakirakan tumbuh relatif stabil dibandingkan
Sektor industri pengolahan diprakirakan tumbuh meningkat
didukung oleh masih kuatnya permintaan domestik disertai dengan potensi pemulihan kinerja ekspor ke
depan. Sektor PHR diprakirakan tumbuh meningkat didorong oleh masih solidnya konsumsi rumah
dan masih baiknya aktivitas domestik. Sementara itu, sektor pengangkutan dan komunikasi
masih tumbuh tinggi didukung oleh kinerja subsektor angkutan udara dan komunikasi data.
pada kisaran sasarannya pada kisaran sasarannya pada kisaran sasarannya pada kisaran sasarannya
Perkiraan inflasi yang tetap terkendali tersebut juga didukung oleh kondisi
dan perkiraan perbaikan produksi dan distribusi bahan makanan.
di tahun sebelumnya, di tahun 2013 dan 2014 Bank
Indonesia dan Pemerintah akan mempererat koordinasi baik di tingkat pusat dan daerah serta
melanjutkan penguatan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial dengan tujuan utama untuk
umber tekanan inflasi diperkirakan antara lain berasal dari peningkatan permintaan umber tekanan inflasi diperkirakan antara lain berasal dari peningkatan permintaan umber tekanan inflasi diperkirakan antara lain berasal dari peningkatan permintaan umber tekanan inflasi diperkirakan antara lain berasal dari peningkatan permintaan
Tekanan inflasi dari sisi permintaan diperkirakan akan meningkat sejalan dengan peningkatan
produksi yang ada diperkirakan masih dapat
mengimbangi peningkatan permintaan sehingga dampaknya terhadap kenaikan harga diperkirakan
relatif terbatas. Di sisi lain, tekanan inflasi diperkirakan juga semakin terkendali dengan ekspektasi
Sementara itu, inflasi volatile food,
produksi dan distribusi yang
ayah. Kenaikan UMP yang
cukup tinggi di tahun 2013 diperkirakan memberikan dampak terhadap inflasi yang relatif moderat
sejalan dengan hasil survei Bank Indonesia yang menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan akan
peningkatan efisiensi dan produktivitas. Inflasi administered
diprakirakan lebih tinggi dari tahun 2012 seiring dengan adanya penyesuaian tarif tenaga listrik
Dengan memperhitungkan dampak kenaikan UMP dan TTL, inflasi
ARAH KEBIJAKANARAH KEBIJAKANARAH KEBIJAKANARAH KEBIJAKAN
Pencapaian ekonomi Pencapaian ekonomi Pencapaian ekonomi Pencapaian ekonomi tahun tahun tahun tahun
meningkat pada tahun 2013meningkat pada tahun 2013meningkat pada tahun 2013meningkat pada tahun 2013----2014201420142014
dari global maupun domestik.dari global maupun domestik.dari global maupun domestik.dari global maupun domestik.
ketidakpastian pemulihan ekonomi dan harga komoditas yang dapat mengganggu kinerja ekspor
Indonesia. Permintaan domestik yang terus
global dapat meningkatkan tekanan terhadap ketidakseimbangan
perekonomian dengan ketergantungan impor yang tinggi khususnya untuk barang modal dan bahan
baku menimbulkan kerentanan terhadap keseimbangan eksternal
mengalami peningkatan.
Ke depan, kebijakan Bank Indonesia akan diarahkan untuk mengelola permintaan domestik Ke depan, kebijakan Bank Indonesia akan diarahkan untuk mengelola permintaan domestik Ke depan, kebijakan Bank Indonesia akan diarahkan untuk mengelola permintaan domestik Ke depan, kebijakan Bank Indonesia akan diarahkan untuk mengelola permintaan domestik
agar sejalan dengan upaya untuk menjaga keseimbanganagar sejalan dengan upaya untuk menjaga keseimbanganagar sejalan dengan upaya untuk menjaga keseimbanganagar sejalan dengan upaya untuk menjaga keseimbangan
memperkuat bauran kebijakan melalui
ditempuh secara konsisten dengan prakiraan inflasi ke depan agar tetap terjaga dalam kisaran target
yang ditetapkan. Kedua, kebijakan nilai tukar akan diarahkan untuk menjaga pergerakan Rupiah
dengan kondisi fundamentalnya.
sistem keuangan dan mendukung terjaganya keseimbangan internal maupun eksternal.
penguatan strategi komunikasi kebijakan untuk mengelola ekspektasi inflasi. Kelima, penguatan
koordinasi Bank Indonesia dan Pemerintah dalam mendukung pengelolaan ekonomi makro, khususnya
dalam memperkuat struktur perekonomian, memperluas sumber p
respons sisi penawaran, serta pemantapan Protokol Manajemen Krisis (PMK).
T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r
tahun tahun tahun tahun 2012 yang cukup baik diprakirakan masih akan berlanjut dan 2012 yang cukup baik diprakirakan masih akan berlanjut dan 2012 yang cukup baik diprakirakan masih akan berlanjut dan 2012 yang cukup baik diprakirakan masih akan berlanjut dan
2014201420142014, namun , namun , namun , namun sejumlah tantangan harus dihadapisejumlah tantangan harus dihadapisejumlah tantangan harus dihadapisejumlah tantangan harus dihadapi
Di sisi global, faktor risiko terutama bersumber dari masih tingginya
ketidakpastian pemulihan ekonomi dan harga komoditas yang dapat mengganggu kinerja ekspor
Permintaan domestik yang terus berlanjut di tengah masih tingginya ketidakpastian ekonomi
global dapat meningkatkan tekanan terhadap ketidakseimbangan eksternal. Di sisi
ketergantungan impor yang tinggi khususnya untuk barang modal dan bahan
baku menimbulkan kerentanan terhadap keseimbangan eksternal ketika kegiatan investasi terus
Ke depan, kebijakan Bank Indonesia akan diarahkan untuk mengelola permintaan domestik Ke depan, kebijakan Bank Indonesia akan diarahkan untuk mengelola permintaan domestik Ke depan, kebijakan Bank Indonesia akan diarahkan untuk mengelola permintaan domestik Ke depan, kebijakan Bank Indonesia akan diarahkan untuk mengelola permintaan domestik
agar sejalan dengan upaya untuk menjaga keseimbanganagar sejalan dengan upaya untuk menjaga keseimbanganagar sejalan dengan upaya untuk menjaga keseimbanganagar sejalan dengan upaya untuk menjaga keseimbangan eksternal.eksternal.eksternal.eksternal. Bank Indonesia akan
memperkuat bauran kebijakan melalui lima pilar kebijakan.lima pilar kebijakan.lima pilar kebijakan.lima pilar kebijakan. Pertama, kebijakan suku bunga akan
ditempuh secara konsisten dengan prakiraan inflasi ke depan agar tetap terjaga dalam kisaran target
ebijakan nilai tukar akan diarahkan untuk menjaga pergerakan Rupiah
Ketiga, kebijakan makroprudensial diarahkan untuk menjaga kestabilan
sistem keuangan dan mendukung terjaganya keseimbangan internal maupun eksternal.
penguatan strategi komunikasi kebijakan untuk mengelola ekspektasi inflasi. Kelima, penguatan
koordinasi Bank Indonesia dan Pemerintah dalam mendukung pengelolaan ekonomi makro, khususnya
dalam memperkuat struktur perekonomian, memperluas sumber pembiayaan ekonomi, penguatan
respons sisi penawaran, serta pemantapan Protokol Manajemen Krisis (PMK).
T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r | 22
2012 yang cukup baik diprakirakan masih akan berlanjut dan 2012 yang cukup baik diprakirakan masih akan berlanjut dan 2012 yang cukup baik diprakirakan masih akan berlanjut dan 2012 yang cukup baik diprakirakan masih akan berlanjut dan
sejumlah tantangan harus dihadapisejumlah tantangan harus dihadapisejumlah tantangan harus dihadapisejumlah tantangan harus dihadapi baik yang berasal baik yang berasal baik yang berasal baik yang berasal
Di sisi global, faktor risiko terutama bersumber dari masih tingginya
ketidakpastian pemulihan ekonomi dan harga komoditas yang dapat mengganggu kinerja ekspor
di tengah masih tingginya ketidakpastian ekonomi
. Di sisi struktural, struktur
ketergantungan impor yang tinggi khususnya untuk barang modal dan bahan
ketika kegiatan investasi terus
Ke depan, kebijakan Bank Indonesia akan diarahkan untuk mengelola permintaan domestik Ke depan, kebijakan Bank Indonesia akan diarahkan untuk mengelola permintaan domestik Ke depan, kebijakan Bank Indonesia akan diarahkan untuk mengelola permintaan domestik Ke depan, kebijakan Bank Indonesia akan diarahkan untuk mengelola permintaan domestik
Bank Indonesia akan terus
Pertama, kebijakan suku bunga akan
ditempuh secara konsisten dengan prakiraan inflasi ke depan agar tetap terjaga dalam kisaran target
ebijakan nilai tukar akan diarahkan untuk menjaga pergerakan Rupiah sesuai
kebijakan makroprudensial diarahkan untuk menjaga kestabilan
sistem keuangan dan mendukung terjaganya keseimbangan internal maupun eksternal. Keempat,
penguatan strategi komunikasi kebijakan untuk mengelola ekspektasi inflasi. Kelima, penguatan
koordinasi Bank Indonesia dan Pemerintah dalam mendukung pengelolaan ekonomi makro, khususnya
embiayaan ekonomi, penguatan
Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan
Gubernur (RDG) pada setiap bulan Januari, Februari, Maret, Mei, Juni, Agustus, September, dan November. Laporan
ini dimaksudkan sebagai media bagi Dewan
masyarakat luas mengenai evaluasi kondisi moneter terkini atas asesmen dan prakiraan perekonomian Indonesia
serta respons kebijakan moneter Bank Indonesia yang dipublikasikan dalam Laporan Kebijaka
triwulanan pada setiap bulan April, Juli, Oktober, dan Desember. Secara rinci, TKM menyampaikan hasil evaluasi atas
perkembangan terkini mengenai inflasi, nilai tukar, dan kondisi moneter selama bulan laporan, serta keputusan
Untuk informasi lebih lanjut hubungi:
Divisi Outlook Jangka Pendek dan Diseminasi Kebijakan
Grup Kebijakan Moneter - Departemen Riset Ekonomi dan
Telp: +62 21 381 8180/8163/8119
Email:
Website: http//www.bi.go.id
Jan
SUKU BUNGA & SAHAM
Suku bunga SBI 9 bln 1) 4.88
Suku bunga deposito 1 bln 2) 6.26
Suku bunga deposito 3 bln 2) 6.68
JIBOR satu minggu 2) 4.43
IHSG Indeks 3) 3,942
BESARAN MONETER (miliar Rp)
Base Money 594,078
M1(C+D) 696,323
Uang Kartal (C) 286,242
Uang giral (D) 410,082
Broad Money (M2 = C+D+T+S) 2,854,978 2,849,796
Uang kuasi (T) 2,145,246 2,150,808
Uang kuasi (Rupiah) 1,842,815 1,848,124
Deposito 993,655
Tabungan Total 849,160
Deposito (Valas) 141,171
Simpanan Giro Valuta Asing 161,260
Surat Berharga Selain Saham (S) 13,409
M2 - Rupiah 2,854,978 2,849,796
Tagihan kepada Sektor Lainnya 2,374,862 2,403,464
Tagihan pada Sektor Swasta 2,106,449 2,138,727
Inflasi bulanan (%, mtm) 0.76
Inflasi tahunan (%, yoy) 3.65
Rp/USD (akhir periode, nilai tengah) 9,000
Ekspor Barang Non migas (f.o.b, juta USD) 4) 12,414
Impor Barang Non migas (c & f, juta USD) 4) 11,715
Pertumbuhan PDB (%, yoy) **
Konsumsi
Investasi (PMTB)
Perubahan Stok
Ekspor
Impor
* angka sementara
** angka BPS berdasarkan tahun dasar 2000
*** angka prakiraan Bank Indonesia
1) minggu terakhir
2) rata-rata tertimbang
3) penutupan pada akhir periode
4) closed file
Sumber : Bank Indonesia, kecuali data pasar modal (BAPEPAM), IHK, ekspor/impor dan PDB dari BPS