Laporan Awal Kecepatan Disolusi Instrinsik

7/26/2019 Laporan Awal Kecepatan Disolusi Instrinsik

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-awal-kecepatan-disolusi-instrinsik 1/17

LAPORAN AWAL PRAKTIKUM FARMASI FISIKA

KECEPATAN DISOLUSI INTRINSIK

OLEH:

KELOMPOK 2

GOLONGAN II

Ni Nyoman Della Yani !"#$%&$&$'()

Ni Wayan P*+,a+a-i !"#$%&$&$'%)

Co.o-/a 01 A-y+ Caaya S*.a3ai !"#$%&$&$'4)

P** A5*+ Rama S*e-e+na !"#$%&$&$&$)

Ni P** Ri.a Sa-ia-i !"#$%&$&$&")

Ni Koman5 Ay* S-i A+*i !"#$%&$&$&2)

6URUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNI7ERSITAS UDAYANA

2$"&

0



KECEPATAN DISOLUSI INSTRINSIK

I1TU6UAN

Mempelajari pengaruh pH medium disolusi terhadap kecepatan disolusi

instrinsiknya sebagai preformulasi untuk bentuk sediaan.

II1DASAR TEORI

Disolusi atau pelarutan merupakan proses dimana suatu bahan kimia atau

obat menjadi terlarut dalam suatu pelarut (Shargel et al ., 202!. Hubungan yang

erat antara laju disolusi intrinsik dan kelarutan, mengukur laju disolusi intrinsik

menjadi metode alternatif untuk estimasi kelarutan saat kesetimbangan kelarutan

tidak dapat diperoleh secara eksperimental. "aju disolusi intrinsik merupakan laju

dimana suatu padatan melarut di dalam suatu pelarut dalam batasan kuantitatif

(#oight, $$$!.

Sebagai contoh, pengukuran tingkat pelarutan intrinsik adalah alat yang

ampuh untuk e%aluasi perbedaan kelarutan antara polimorf atau larutan&larutan.

'elarutan kesetimbangan bentuk kristal anhidrat tidak dapat ditentukan jika

mengkon%ersi ke hidrat ketika kontak dengan air. erbedaan kelarutan dari

anhidrat dengan bentuk kristal hidrat dapat diperkirakan dengan mempelajari

perbedaan tingkat kelarutan intrinsik a)al seperti yang terjadi kon%ersi. 'arena

laju disolusi selalu dipengaruhi oleh intensitas agitasi, luas permukaan, dan

konfigurasi kontainer. enentuan tingkat disolusi intrinsik membutuhkan metode

dengan reproducibility yang baik (*iu et al., 200$!.

21" Meo/e U8i Di+ol*+i

Metode uji disolusi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu +

a. Metode 'eranjang (asket!

Metode keranjang terdiri dari sebuah )adah tertutup yang terbuat dari

kaca atau bahan transparan lain yang inert, suatu motor, suatu batang

logam yang di gerakkan oleh motor dan keranjang berbentuk silinder.

-adah tercelup sebagian didalam suatu tangas air yang sesuai berukuran

sedemikian sehingga dapat mempertahankan suhu dalam )adah pada

/0 1 0,0 selama pengujian berlangsung dan menjaga agar gerakan

air dalam tangas air halus dan tetap. -adah disolusi dianjurkan

berbentuk silinder dengan dasar setegah bola, tinggi 30 mm hingga /

1



mm, diameter dalam $4 mm hingga 03 mm dan kapasitasnominal 000

m". ada bagian atas )adah dapt digunakan suatu tutup yang pas untuk

mencegah penguapan. atang logam berada pada posisi sedemikian

sehingga sumbunya tidak lebih dari 2 mm pada tiap titik dari sumbu

%ertikal )adah, berputar dengan halus dan tanpa goyangan yang berarti.

atas kecepatan yang memungkinkan untuk memilih kecepatan dan

mempertahankan kecepatan seperti yang tertera dalam masing&masing

monografi dalam batas lebih kurang 56 (Depkes 78, $$!.

b. Metode Dayung

Metode dayung terdiri atas suatu dayung yang dilapisi khusus, yang

berfungsi memperkecil turbulensi yang disebabkan oleh pengadukan.Dayung diikat secara %ertikal kesuatu motor yang berputar dengan suatu

kecepatan yang terkendali. 9ablet atau kapsul diletakan dalam labu

pelarutan yang beralas bulat yang juga berfungsi untuk memperkecil

turbulensi dari media pelarutan. :lat ditempatkan dalam suatu bak air

yang bersuhu konstan, seperti pada metode basket dipertahankan suhu

pada /0 1 0,0. osisi dan kesejajaran dayung ditetapkan dalam

;armakope 8ndonesia. Metode dayung sangat peka terhadap kemiringan

dayung. ada beberapa produk obat, kesejajaran dayung yang tidak tepat

secara drastis dapat mempengaruhi hasil pelarutan. Standar kalibrasi

pelarutan yang sama digunakan untuk memeriksa peralatan sebelum uji

dilaksanakan (Shargel et al ., 202!.

212 Fa.o-9a.o- yan5 Mem,en5a-*i Ke;e,aan Di+ol*+i

a. pH "arutan

:pabila dilakukan pelarutan dalam media berair, obat akan terlarut lebih cepat

apabila berada dalam bentuk terionkan karena bentuk terion memiliki

kelarutan yang besar di dalam air. ontohnya cairan dalam lambung bersifat

asma dengan pH &,< usus kecil memiliki pH ,&/,. =bat&obat yang

bersifat asam lemah memiliki kelarutan yang rendah dan kecepatan disolusi

yang rendah di dalam lambung serta kelarutan dan kecepatan disolusi yang

tinggi di dalam usus kecil (andit, 200/!.

b. olimorfisme

2



ila suatu obat memilki polimorfisme, salah satu pollimorfisme akan memiliki

tingkat kestabilan yang lebih besar atau memiliki struktur latik kristal yang

lebih kuat. Semua bentuk 'ristal lainnya memiliki struktur latik yang lebih

lemah sehingga bersifat lebih tidak stabil. >mumnya kristal yang tidak stabil

atau kurang stabil memiliki kelarutan dan laju disolusi yang tinggi karena

struktur latik kristalnya lebih mudah untuk dipatahkan (andit, 200/!

c. Suhu

Suhu mempengaruhi kelarutan dari suatu obat dan juga mempengaruhi

%iskositas kinematis dari pelarut. Sehingga dalam uji disolusi, temperature

harus dijaga agar tetap konstan (Dressman dan 'ramer, 200!

d. 'oefisien Difusi

'oefisien difusi berhubungan dengan konstanta, dimana hubungannya +

Dimana 'i adalah konstanta laju disolusi, D adalah koefisien difusi, dan ?h"

adalah tebal lapisan difusi. 'oefisien difusi ini memiliki hubungan dengan

ukuran partikel @at terlarut yang diterangkan oleh persamaan +

D A

Dimana 9 adalah temperatur dalam kel%in< ' adalah konstanta olt@man

,4 B 0&2 C'. ersamaan diatas menggambarkan pula bah)a koefisien

difusi dipengaruhi oleh %iskositas ( !. Dalam saluran cerna, koefisien difusi

dapat menurun karena perubahan %iskositas cairan dalam saluran cerna

(Dressman dan 'ramer, 200!

e. 9egangan ermukaan

Disolusi sistem dispersi padat dengan obat hidrofobik dapat ditingkatkan

dengan meningkatkan kelarutan obat dalam pemba)a (:latas dkk, 2003!.

III1ALAT DAN 0AHAN

. :lat

& 9imbangan analitik alat&alat gelas

3

K i =



& Stop)atch

& :lat uji disolusi apparatus 2

& Spektrofotometer >#

.2 ahan

& elettablet obat& "ilin kuning murni

& Medium disolusi

I71PERHITUNGAN

'1" Pem<*aan HCl $=" N

Diketahui+

#2 A 20 ml

M A 3,53 gmol

C A ,$ gcm

A /6 bbDitanya+

# Hl A E

enyelesaian+

# A 45,05 cm A 45,05 ml

MHl /6 bb A 2,0/ M

M2Hl A Fek

A 0, gr ek"

gr ekmol

4



A 0, M

M.# A M2. #2

2,0/ M . # A 0, M . 20 m"

# A 2 M. m"

2,0/

A 2,0/25 m"

A 2, m"

A 2 m"

'12 Pem<*an La-*an So. Pa-a;eamol " m5>mL /alam A?*a/e+:

erhitungan +

arasetamol A 0 mg

:Guades A ad 0 ml

'1# Pem<*an La-*an So. Pa-a;eamol " m5>mL /alam HCl:

erhitungan +

arasetamol A 0 mg

Hl A ad 0 ml

'1' Pem<*an La-*an So. Pa-a;eamol " m5>mL /alam A?*a/e+:

Diketahui + 'adar larutan stok arasetamol (stok ! A mgml

A B 0 gml

'adar larutan baku arasetamol ( baku! A 00 gml

#olume larutan baku arasetamol (# baku! A 0 ml

Ditanya + #olume larutan stok arasetamol yang diambil IE

enyelesaian +

stok . #stok A baku . # baku

000 gml . #stok A 00 gml . 0 ml

#stok A ml

Cadi, %olume larutan stok arasetamol yang diambil sebanyak 0 ml

'1& Pem<*an La-*an So. Pa-a;eamol " m5>mL /alam HCl:

Diketahui + 'adar larutan stok arasetamol (stok ! A mgml

A B 0

gml

5



'adar larutan baku arasetamol ( baku! A 00 gml

#olume larutan baku arasetamol (# baku! A 0 ml

Ditanya + #olume larutan stok arasetamol yang diambil IE

enyelesaian +

stok . #stok A baku . # baku

000 gml . #stok A 00 gml . 0 ml

#stok A ml

Cadi, %olume larutan stok arasetamol yang diambil sebanyak 0 m

'1@ Pem<*an La-*an Se-i Pa-a;eamol

'1@1" La-*an Se-i Pa-a;eamol " 5>mL:

Diketahui+

'adar larutan baku arasetamol A 00

'adar larutan baku siap ukur arasetamol A gm"

#olume larutan baku siap ukur arasetamol A 0 m"

Ditanya+

#olume larutan baku arasetamol AI..Eenyelesaian+

baku .# baku A ukur .#ukur

00 gm". # baku A gm". 0 m"

# baku A 0, m"

Cadi, %olume larutan baku arasetamol yang diambil adalah 0, m".

'1@12 La-*an Se-i Pa-a;eamol 2 5>mL:

Diketahui+


'adar larutan baku siap ukur arasetamol A 2 gm"


Ditanya+

#olume larutan baku arasetamol AI..E

6



enyelesaian+


00 gm". # baku A 2 gm". 0 m"

# baku A 0,2 m"

Cadi, %olume larutan baku arasetamol yang diambil adalah 0,2 m".

'1@1# La-*an Se-i Pa-a;eamol # 5>mL:

Diketahui+




Ditanya+


enyelesaian+


00 gm". # baku A gm". 0 m"

# baku A 0, m"


'1@1' La-*an Se-i Pa-a;eamol ' 5>mL:

Diketahui+


'adar larutan baku siap ukur arasetamol A 5 gm"

#olume larutan baku siap ukur arasetamol A 0 Ml

Ditanya+


enyelesaian+


00 gm". # baku A 5 gm". 0 m"

7



# baku A 0, m"


'1@1& La-*an Se-i Pa-a;eamol & 5>mL:

Diketahui+




Ditanya+


enyelesaian+


00 gm". # baku A gm". 0 m"

# baku A 0, m"


'1( La-*an Se-i Pa-a;eamol Sia, U.*-

'1(1" La-*an Se-i Pa-a;eamol Sia, U.*- $=$" 5>mL:

Diketahui+

'adar larutan seri arasetamol A

'adar larutan seri siap ukur arasetamol A 0,0 gm"


Ditanya+


enyelesaian+


gm". # baku A 0,0 gm". 0 m"

# baku A 0, m"

Cadi, %olume larutan seri arasetamol yang diambil adalah 0, m".

'1(12 La-*an Se-i Pa-a;eamol Sia, U.*- $=$2 5>mL:

Diketahui+

8



'adar larutan seri arasetamol A 2



Ditanya+


enyelesaian+


2 gm". # baku A 0,02 gm". 0 m"

# baku A 0,2 m"

Cadi, %olume larutan baku arasetamol yang diambil adalah 0,2 m".'1(1# La-*an Se-i Pa-a;eamol Sia, U.*- $=$# 5>mL:

Diketahui+




Ditanya+#olume larutan baku arasetamol AI..E

enyelesaian+


gm". # baku A 0,0 gm". 0 m"

# baku A 0, m"


'1(1' La-*an Se-i Pa-a;eamol Sia, U.*- $=$' 5>mL:

Diketahui+

'adar larutan seri arasetamol A 5



Ditanya+


9



enyelesaian+


5 gm". # baku A 0,05 gm". 0 m"

# baku A 0,5 m"


'1(1& La-*an Se-i Pa-a;eamol Sia, U.*- $=$& 5>mL:

Diketahui+




Ditanya+


enyelesaian+


gm". # baku A 0,0 gm". 0 m"

# baku A 0, m"

Cadi, %olume larutan baku arasetamol yang diambil adalah 0, Ml

.

71 DATA PENGAMATAN

&1" Ta<el a<+o-<an+i ,a-a+eamol /alam HCL

'onsentrasi(g0ml! :bsorbansi

0,0 0,0

0,02 0,03

0,0 0,050

0,05 0,033

0,0 0,034

10



&12 Ta<el a<+o-<an+i ,a-a+eamol /alam a?*a/e+

'onsentrasi (g0ml! :bsorbansi

0,0 0,343

0,02 0,3$5

0,0 0,3$/

0,05 0,3$$

0,0 0,/0

&1# .*-Ba .ali<-a+i ,a-a+eamol /alam HCL

Jambar . 'ur%a kalibrasi parasetamol dalam H" pada panjang gelombang 25

&1' .*-Ba .ali<-a+i ,a-a+eamol /alam a?*a/e+

Jambar 2. 'ur%a kalibrasi parasetamol dalam aGuades pada panjang gelombang

25

11



7I1CARA KER6A

@1" Pem<*an La-*an So. Pa-a;eamol " m5>mL /alam A?*a/e+:

@12 Pem<*an La-*an So. Pa-a;eamol " m5>mL /alam HCl:

@1# Pem<*an La-*an <a.* Pa-a;eamol "$$ 5>mL /alam a?*a/e+:

@1'Pem<*an La-*an <a.* Pa-a;eamol "$$ 5>mL /alam HCl:

12

Ditimbang 0 mg serbuk parasetamol

Dimasukkan ke dalam beaker glass

Dilarutkan dengan aGuades dan dituang kedalam labu ukur 0 ml

Dimasukkan aGuades hingga tanda batas 0 ml dan digojog hingga

homogen

Dimasukkan kedalam botol %ial dan diberi label larutan stok

parasetamol mgml dalam aGuades

Dimasukkan ke dalam beaker glass

Dilarutkan dengan Hl dan dituang kedalam labu ukur 0 ml

Dimasukkan Hl hingga tanda batas 0 ml dan digojog hingga

homogen

Dimasukkan kedalam botol %ial dan diberi label larutan stok

parasetamol mgml dalam Hl

Ditimbang 0 mg serbuk parasetamol

Dimasukkan ke dalam labu ukur 0 m"

Dilarutkan dalam aGuades dan genapkan %olume sampai tanda.

Dimasukkan kedalam botol %ial dan diberikan label "arutan aku

parasetamol 00 gm"

Dipipet m" larutan stok 9eofilin dengan konsentrasi mgm"

Dipipet m" larutan stok 9eofilin dengan konsentrasi mgm"



@1& Pem<*an La-*an Se-i Pa-a;eamol /alam a?*a/e+:

@1@1" La-*an Se-i Pa-a;eamol " 5>mL= 2 5>mL= # 5>mL= ' 5>mL= &

5>mL /alam a?*a/e+:

@1@ Pem<*an La-*an Se-i Pa-a;eamol /alam HCl:@1@1" La-*an Se-i Pa-a;eamol " 5>mL= 2 5>mL= # 5>mL= ' 5>mL= &

5>mL /alam HCl:

@1( Pem<*an La-*an Se-i Pa-a;eamol Sia, U.*- /alam A?*a/e+:

@1(1" La-*an Se-i Sia, U.*- Pa-a;eamol $=$" 5>mL= $=$2 5>mL= $=$#

5>mL= $=$' 5>mL= $=$& 5>mL /alam a?*a/e+:

13

Dimasukkan ke dalam labu ukur 0 m"


Dimasukkan kedalam botol %ial dan diberikan label "arutan aku

parasetamol 00 gm"

Dimasukkan masing&masing kedalam ke dalam labu ukur 0 m"


Dipipet 0, m", 0,2 ml, 0, ml, 0,5 ml, dan 0, larutan baku

parasetamol dengan konsentrasi 00 gm"

Dimasukkan masing&masing larutan kedalam botol %ial dan

diberikan label larutan seri parasetamol gm", 2 gm", gm", 5 gm", gm" dalam aGuades


Dilarutkan dalam Hl dan genapkan %olume sampai tanda.

Dipipet 0, m", 0,2 ml, 0, ml, 0,5 ml, dan 0, larutan baku

parasetamol dengan konsentrasi 00 gm"


diberikan label larutan seri parasetamol gm", 2 gm",

gm", 5 gm", gm" dalam Hl

Dipipet 0, m", 0,2 ml, 0, ml, 0,5 ml, dan 0, larutan seri

parasetamol dengan konsentrasi gm", 2 gm", gm", 5

gm", gm"



@1% Pem<*an La-*an Se-i Pa-a;eamol Sia, U.*- /alam HCl:

@1%1" La-*an Se-i Sia, U.*- Pa-a;eamol $=$" 5>mL= $=$2 5>mL= $=$#

5>mL= $=$' 5>mL= $=$& 5>mL /alam HCl:

@14 Ke;e,aan Di+ol*+i In-in+i.

14




diberikan label larutan seri parasetamol 0,0 gm", 0,02 gm",

0,0 gm", 0,05 gm", 0,0 gm" dalam aGuades


Dilarutkan dalam Hl dan genapkan %olume sampai tanda.

Dipipet 0, m", 0,2 ml, 0, ml, 0,5 ml, dan 0, larutan seri

parasetamol dengan konsentrasi gm", 2 gm", gm", 5

gm", gm"


diberikan label larutan seri parasetamol 0,0 gm", 0,02 gm",

0,0 gm", 0,05 gm", 0,0 gm" dalam Hl

9abung percobaan diisi dengan medium disolusi, suhunya diatur

dengan thermostat pada / 1 0,o

elet diletakkan pada dasar tabung dengan sisi yang terbuka

mengarah ke atas

Motor pemutar segera dinyalakan dengan kecepatan 00 putaran

per menit. Carak antara permukaan pelet dengan batang pengaduk

1 2 cm

elet bentuk tablet bahan obat dituangi lilin cair pada satu sisinya,

sehingga hanya satu permukaan pelet yang terbuka yang langsung

bersinggungan dengan medium disolusi.

Sampel hasil disolusi diambil tiap selang )aktu tertentu (menit ke

, 0, 20, 0, 5 dan 30!Selanjutnya sampel yang diperoleh ditentukan kadarnya secara

spektrofotometrik



D:;9:7 >S9:':

:latas, ;., S. Furono, dan S. :syarie. . 2003. engaruh 'onsentrasi KJ 5000

9erhadap "aju Disolusi 'etoprofen dalam Sistem Dispersi adat

'etoprofen&KJ 5000. Majalah Farmasi Indonesia. #ol. . Hal. /&32.

Depkes 78. $$. Farmakope Indonesia Edisi IV. Cakarta+ Departemen 'esehatan

7epublik 8ndonesia.

*iu, L. et al ., 200$. Developing Solid ral Dosage Forms! "harmaceutical

#heory and "ractice. Fe) Lork+ :cademic ress.

Shargel, ". et al ., 202. $io%armasetika dan Farmakokinetika #erapan Edisi

&elima. Surabaya+ :irlangga >ni%ersity ress.

#oigt, $$. $uku "elajaran #eknologi Farmasi. >ni%ersitas Jadjah Mada

ress. Logyakarta.

15

http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/





16

Laporan Awal Kecepatan Disolusi Instrinsik

Documents