ASPIRINPreparat : Aspirin 1/3 ProsedurPUSTAKA
1. Fessenden RJ, Fessenden JS. 1994. Organic Chemistry, 5th
edition, Brooks/Cole Publishing Company Pasific Grove. California.
page 512-513.2. Furniss BS, et al, 1978. Vogels Textbook of
Practical Organic Chemistry, 4th edition, The English Language Book
Society and Longman. London. page 831-8323. Hart, Harold dkk. 2003.
Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat Edisi Kesebelas. Jakarta :
Erlangga.4. Wilbraham, Antony C dan Michael S.Matta. 1992.
Pengantar Kimia Organik dan Hayati. Bandung : ITB.DASAR TEORI
Aspirin bersifat analgesik yang efektif sebagai penghilang rasa
sakit. Selain itu, aspirin juga merupakan zat anti-inflammatory
,untuk mengurangi sakit pada cedera ringan seperti bengkak dan luka
yang memerah. Aspirin juga merupakan zat antipiretik yang berfungsi
untuk mengurangi demam. Tiap tahunnya, lebih dari 40 juta pound
aspirin diproduksi di Amerika Serikat, sehingga rata-rata
penggunaan aspirin mencapai 300 tablet untuk setiap pria, wanita
serta anak-anak setiap tahunnya. Penggunaan aspirin secara
berulang-ulang dapat mengakibatkan pendarahan pada lambung dan pada
dosis yang cukup besar dapat mengakibatkan reaksi seperti mual atau
kembung, diare, pusing dan bahkan berhalusinasi. Dosis rata-rata
adalah 0.3-1 gram, dosis yang mencapai 10-30 gram dapat
mengakibatkan kematian.Pembentukan Aspirin Reaksi esterifikasi
adalah suatu reaksi antara asam karboksilat dan alkohol membentuk
ester. Turunan asam karboksilat membentuk ester asam karboksilat.
Ester asam karboksilat ialah suatu senyawa yang mengandung gugus
-COOR dengan R dapat berupa alkil maupun aril. Esterifikasi
dikatalisis asam dan bersifat dapat balik (Fessenden, 1990). Ester
diturunkan dari asam karboksilat. Sebuah asam karboksilat
mengandung gugus -COOH, dan pada sebuah ester hidrogen di gugus ini
digantikan oleh sebuah gugus hidrokarbon dari beberapa jenis.
Disini akan terlihat kasus-kasus dimana hidrogen pada gugus COOH
digantikan oleh sebuah gugus alkil, meskipun tidak jauh beda jika
diganti dengan sebuah gugus aril (yang berdasarkan pada sebuah
cincin benzen)(Clark, 2007). Sintetis aspirin termasuk reaksi
esterifikasi. Esterifikasi berkataliskan asam dan merupakan reaksi
yang reversible. Anhidrida asam ialah turunan dari asam dengan
mengambil air dari dua gugus karboksil danmenghubungkan
fragmen-fragmennya (Hart dkk, 2003). Asam salisilat dicampur dengan
anhidrin asetat, menyebabkan reaksi kimia yang mengubah grup
alkanol asam salisilat menjadi grup asetil (R-OHR-OCOCH3). Proses
ini menghasilkan aspirin dan asam asetat, yang merupakan produk
sampingan. Sejumlah kecil asam sulfat umumnya digunakan sebagai
katalis. Asam sulfat berfungsi sebagai donor proton sehingga ikatan
rangkap pada anhidrida asetat lebih mudah terbuka lalu bergabung
dengan asam salisilat yang kehilangan hidrogennya. Setelah proses
pengikatan selesai, ion SO42- kembali mengikat proton H+ yang
berlebih. Aspirin adalah turunan dari asam salisilat. Aspirin
berbentuk kristal berwarna putih, bersifat asam lemah (pH 3,5)
dengan titik lebur 136C. Aspirin mudah larut dalam cairan ammonium
asetat, karbonat, sitrat atau hidroksida dari logam alkali. Aspirin
stabil dalam udara kering, tetapi terhidrolisis perlahan menjadi
asetat dan asam salisilat bila kontak dengan udara lembab. Dalam
campuran basa, proses hidrolisis ini terjadi secara cepat dan
sempurna.
Aspirin yang dihasilkan masih dalam bentuk tidak murni, sehingga
untuk pemurnian dilakukan kristalisasi bertingkat dengan solvent
berupa 50% alcohol dan 50% air. Kemurnian aspirin dapat diuji
dengan cara dilarutkan kedalamalkohol, kemudian ditambahkan larutan
FeCl3. Jika tidak terjadi perubahan warna berarti aspirin sudah
dalam keadaan murni, namun jika berwarna violet masih mengandung
asam salisilat yang belum bereaksi (Respati, 1986).PROSEDUR
Vogel Textbook of Practical Organic Chemistry, 4 th ed, 1978
(B.S Furniss)
Place 10 g (0.725 mol) of dry salicylic acid and 15 g (14 ml
0.147 mol) of acetic anhydride in a small conical flask, add 5
drops of concentrated sulphuric acid and rotate the flask in order
to secure thorough mixing. Warm on a water bath to about 50-60,
stirring with a thermometer, for about 15 minutes. Allow the
mixture to cool and stir occasionally. Add 150 ml of water, stir
well and filter at the pump. Dissolve the solid in about 30 ml of
hot ethanol and pour the solution into about 75 ml of warm water:
if a solid separates at this point, warm the mixture until solution
is complete and then allow the clear solution to cool slowly.
Beautiful needle-like crystals will separate. The yield is 11 g
(85%). The air-dried crude product may also be recrystallised from
ether-light petroleum (b.p. 40-60).
Acetylsalicylic acid decomposes when heated and does not posses
a true, clearly defined m.p. Decomposition points varying from 128
to 135 have been recorded: a value of 129-133 is obtained on an
electric hot plate. Some decomposition may occur if the compound is
recrystallised from a solvent of high boiling point or if the
boiling period during recrystallisation is unduly
prolonged.TUJUAN1. Mampu menjelaskan reaksi asetilasi.
2. Terampil dalam melakukan pemurnian aspirin dengan cara
rekristalisasi menggunakan 2 pelarut campuran.ALAT DAN BAHAN
Alat :
1. Erlenmeyer 250 mL
2. Termometer
3. Corong Buchner
4. Kaca arloji
5. Labu hisap
6. Pengaduk
7. Gelas ukur
8. Pipet
9. Sudip
10. Kertas saring
11. Pompa hisap
12. Sumbat gabus
13. Beaker glass
14. Hot plate
15. Magnetic bar16. Bunsen + Kaleng (penangas air)17. Corong
kaca
18. Kapas
19. Timbangan gram
20. Anak timbangan
21. Pinset
Bahan ( prosedur) :
1. Asam salisilat
3 g
2. Anhidrida asetat4,25 mL3. H2SO4
2 tetes
4. Etanol
10 mL
5. Air dingin
50 mL
6. Air panas
25 mL
MEKANISME REAKSI
a. Rumus struktur kimia1. Asam salisilat :2. Anhidrida asetat
:3. 4. H2SO4 :
5. Aspirin :
b. Reaksi
SKEMA CARA KERJA
GAMBAR PEMASANGAN ALAT
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Percobaan = 3 g
Rendemen / Presentasi Hasil = Ketetapan alam =PEMBAHASANAsam
salisilat merupakan senyawa yang dapat bereaksi sebagai asam atau
alkohol tergantung pada pereaksi lainnya, hal ini disebabkan karena
adanya gugus karboksil dan hidroksil dalam satu molekul. Dalam
pembuatan aspirin, asam salisilat bertindak sebagai alkohol dan
reaksinya dengan anhidrida asetat berlangsung pada gugus
hidroksil.
Pada pelakuan awal, 3 g asam salisilat direaksikan dengan 4,25
mL anhidrida asetat di Erlenmeyer yang kering karena aspirin yang
terkena air dapat berubah kembali menjadi asam asetat / anhidrida
asetat (reaksinya reversible) dan tidak dapat dipakai kembali.
Reaksi Antara asam salisilat dan anhidrida asetat akan menghasilkan
reaksi esterifikasi. Berikut Reaksi yang terjadi:
Setelah mereaksikan asam salisilat dan anhidrida asetat, kita
tambahkan sekitar 2 tetes asam sulfat pekat yang berfungsi sebagai
zat penghidrasi. Hasil samping dari reaksi asam salisilat dan
anhidrida asam asetat adalah asam asetat. Hasil samping ini akan
terhidrasi membentuk anhidrida asam asetat. Anhidrida asam asetat
akan kembali bereaksi dengan asam salisilat membentuk aspirin dan
tentu saja dengan hasil samping berupa asam asetat. Jadi dapat
dikatakan bahwa reaksi akan berhenti setelah asam salisilat habis
karena adanya asam sulfat pekat ini.
Selanjutnya kita melakukan pemanasan pada suhu 50-60C, hal ini
kami lakukan untuk memperlancar reaksi pembentukan aspirin. Alasan
kami memilih suhu 50-60C karena bila suhu pada waktu reaksi dibawah
500C maka reaksi akan berjalan lambat. Sedangkan jika suhu diatas
60 0C maka ester yang terbentuk akan terurai. Pada suhu tersebut
reaksi berlangsung cepat tetapi ikatan ester aspirin tidak lepas.
Setelah dilakukan pemanasan ini akan terbentuk endapan putih
(aspirin). Kemudian, setelah didiamkan hingga dingin kami melakukan
tes menggunakan FeCl3, tes ini bertujuan untuk mengetahui apakah
masih ada asam salisilat yang tersisa (yang belum bereaksi dengan
anhidrida asetat) untuk membentuk aspirin. Pada reaksi ini
menandakan positif dengan warna ungu yang menunjukkan adanya gugus
OH yang terikat pada aromatis. Jadi apabila asam salisilat masih
ada (masih belum berubah menjadi aspirin) maka pada penambahan
FeCl3 akan berwarna ungu. Apabila asam salisilat sudah berubah
menjadi aspirin maka larutan tersebut akan berwarna kuning bila
ditambahkan FeCl3. Lakukan pemanasan kembali apabila masih terdapat
asam salisilat sampai tidak berwarna ungu kembali. Berikut
Reaksinya:
Setelah reaksi selesai, kemudian agar dapat terbentuk suatu
padatan (kristal) , campuran larutan ditambahkan dengan air dan
didinginkan. Akan tetapi, air yang ditambahkan tidak boleh terlalu
banyak karena aspirin sedikit larut di air. Digunakan air biasa
suhu kamar karena dengan berkurangnya suhu kelarutan aspirin dalam
air akan berkurang. Setelah pendinginan selesai, maka kristal
aspirin terbentuk, warna dari kristal aspirin tersebut yakni warna
putih kristal. Untuk memisahkan kristal aspirin dengan dengan
campurannya yang lain, maka campuran tersebut perlu disaring agar
mendapatkan kristal aspirin. Proses penyaringan menggunakan corong
Buchner.
Kemudian dilakukan proses rekristalisasi yaitu dengan memasukkan
kristal kasar aspirin saringan I (pertama) dengan corong buchner
dan labu hisap ke dalam 15 ml etanol yang telah dipanaskan di hot
plate lalu ditambahkan 37,5 ml air panas ke dalam larutan tersebut.
Untuk mendapatkan kristal yang bagus dan hasil yang maksimum kitaa
melakukan dengan dua pelarut (etanol dan air). Dua pelarut
tersebut, yang satu harus bisa melarutkan dan yang satunya lagi
harus bisa mengkristalkan sehingga dengan penggunaan dua pelarut
ini kita dapat mendapatkan kristal yang bagus dan dalam jumlah
maksimum. Dalam proses ini etanol berperan untuk melarutkan
sedangkan air berperan untuk mengkristalkan. Syarat pelarut
rekristalisasi adalah dalam keadaan panas maupun dingin, aspirin
tetap larut dalam etanol sehingga perlu ditambahkan air untuk
membantu mengkristalkan aspirin. Namun, penambahan air dilakukan
setelah aspirin larut dalam etanol, karena aspirin akan berubah
menjadi asam asetat jika terkena air langsung.
Memanaskan etanol di hot plate menggunakan erlenmeyer yang
ditutup dengan corong dan kapas basah untuk mencegah penguapan dari
etanol tersebut. Dan etanol dipanaskan di hot plate (bukan di atas
api bebas) karena sifat etanol mudah terbakar. Setelah ditambah
etanol panas dan air panas, larutan tersebut didinginkan, dan bila
sudah dingin disaring dengan corong buchner dan hasilnya
dikeringkan dalam oven. Setelah kering, kemudian hasil kristal
tersebut ditimbang dan dimasukkan dalam botol coklat serta diberi
tutup dan etiket.
Diskusi
1) Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum mereaksikan
bahan.
Erlenmeyer yang kering karena aspirin yang terkena air dapat
berubah kembali menjadi asam asetat / anhidrida asetat (reaksinya
reversible) dan tidak dapat dipakai kembali.2) Mengapa temperatur
reaksi dilakukan 50oC-60oC Bila suhu pada waktu reaksi dibawah 500C
maka reaksi akan berjalan lambat. Sedangkan jika suhu diatas 60 0C
maka ester yang terbentuk akan terurai.3) Apa gunanya hasil reaksi
diuji dengan larutan FeCl3 ? Bagaimana reaksinya? Kegunaan FeCl3
Untuk menguji kemurnian aspirin dapat menggunakan FeCl3. FeCl3
bereaksi dengan gugus OH membentuk kompleks ungu. Jika tidak
terjadi perubahan warnapada test FeCl3, hal itu berarti asam
salisilat telah bereaksi semua menjadi asam asetil salisilat.
4) Setelah hasil reaksi menjadi padat, ditambahkan air dan
segera disaring. Mengapa?5) Mengapa harus di rekristalisasi dengan
2 pelarut?6) Faktor apa saja yang mempengaruhi hasil3 g asam
salisilat + 4.25 mL anhidrida asetat ke dalam labu Erlenmeyer
kering
Goyang ad homogen
Tentukan titik leleh dengan mikroskop hot stage/tabung
Thiele
Kristal ditimbang
Dikeringkan dalam oven/vakum eksikator
Didinginkan. Saring dengan corong Buchner
Disaring panas bila ada kotoran
Kristal kasar aspirin ke dalam 10 mL etanol yang telah
dipanaskan di hot plate lalu ditambah ? mL air panas ke dalam
larutan tadi
Lakukan rekristalisasi
Saring dengan corong Buchner dan labu hisap
Tambahkan 50 mL air dingin
Test dengan FeCl3 : jika (+) berwarna ungu, panaskan lagi ; jika
(-) tidak berwarna ungu
Didinginkan sampai terbentuk kristal kasar
Panaskan di water bath (suhu 50 QUOTE -60 QUOTE C) sambil diaduk
15 menit ad jernih
Lalu ditambah 2 tetes H2SO4 pekat
Hasil Teoritis : 3,9 g
EMBED ACD.ChemSketch.20 \s
C
OH
O
O
Fe2+ 2Cl-
+
C5H5NH+Cl-
OH
C
O
OH
Asam Salisilat
FeCl3
C5H5N
+
Ungu
C
OH
O
O
Fe2+ 2Cl-
+
C5H5NH+Cl-
OH
C
O
OH
Asam Salisilat
FeCl3
C5H5N
+
Ungu
C
OH
O
O
Fe2+ 2Cl-
+
C5H5NH+Cl-
OH
C
O
OH
Asam Salisilat
FeCl3
C5H5N
+
Ungu
C
OH
O
O
Fe2+ 2Cl-
+
C5H5NH+Cl-
OH
C
O
OH
Asam Salisilat
FeCl3
C5H5N
+
Ungu
C
OH
O
O
Fe2+ 2Cl-
+
C5H5NH+Cl-
OH
C
O
OH
Asam Salisilat
FeCl3
C5H5N
+
Ungu
Laporan Kimia Organik II AspirinPage 4