LAPORAN TUTORIAL
Asma KardialDiajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Tutorial
Blok Penyakit Sistemik dan Kelainan Rongga Mulut
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember
Pembimbing :
Prof. DR. drg. I Dewa Ayu Ratna Dewanti, MSiFAKULTAS KEDOKTERAN
GIGI
UNIVERSITAS JEMBER
2015DAFTAR ANGGOTA KELOMPOK
Tutor
: Prof. DR. drg. I Dewa Ayu Ratna Dewanti, MSiKetua
: Hesti Rasdi Setiawati
(131610101020)Scriber Meja : Primawati Dyah R.
(131610101077)Scriber Papan : Rachel P.L Warinussy
(131610101049)
Anggota :
1. Afifannisa Dienda Rifani
(131610101013)
2. Jerry Daniel
(131610101018)3. Duati Mayangsari
(131610101039) 4. Arini Al Haq
(131610101040)5. Pungky Anggraini
(131610101042)
6. Fatimatuz Zahroh
(131610101051)7. Cholida Rachmatia
(131610101056)8. Lusi Hesti Pratiwisari
(131610101058)
9. Iman Santoso A
(131610101060)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah
NYA sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan yang berjudul
Asma Kardial. Laporan ini disusun untuk memenuhi hasil diskusi
tutorial kelompok V pada skenario keempat.
Penulisan makalah ini semuanya tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terimakasih
kepada:
1. Prof. DR. drg. I Dewa Ayu Ratna Dewanti, MSi selaku tutor
yang telah membimbing jalannya diskusi tutorial kelompok V Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Jember dan memberi masukan yang
membantu bagi pengembangan ilmu yang telah didapatkan.
2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan
ini.
Dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari kekurangan dan
kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
penulis harapkan demi perbaikan-perbaikan di masa yang akan datang
demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat berguna
bagi kita semua.
Jember,13 Maret 2015
Tim Penyusun
SKENARIO IVASMA KARDIAL
Seorang anak laki-laki usia 10 tahun datang ke klinik dokter
gigi bersama ibunya untuk melakukan pencabutan gigi sulung. Ketika
dilakukan anamnesa ibunya bercerita kalau anaknya sering mengalami
sesak nafas/asma dan masuk rumah sakit. Setelah pemeriksaan, dokter
di rumah sakit mendiagnosa dia menderita kelainan jantung. Kemudian
dokter gigi melakukan pemeriksaan, hasil pemeriksaan intraoral
menunjukkan gigi insisiv atas kiri sulung goyang, gigi insisiv
permanen atas kiri erupsi sebagian. Dokter gigi memutuskan untuk
mengkonsulkan ke dokter ahli untuk mendapatkan advis tentang
rencana perawatan gigi penderita.
BAB I
PENDAHULUAN1.1. Latar BelakangAsma merupakan penyakit radang
kronis saluran pernafasan yang menyebabkan saluran pernafasan
mengalami penyempitan dan penyumbatan. Penyumbatan ini dapat
disebabkan karena konstruksi bronkus, edema, maupun hipersekresi.
Asma dibedakan menjadi dua jenis, yaitu asma bronkial dan asma
kardial. Penderita asma bronkial hipersensitif dan hiperaktif
terhadap rangsangan luar seperti debu, asap, dan bahan lain
penyebab alergi. Sedangkan asma kardial merupakan asma yang di
sebabkan oleh kelainan pada jantung. Gangguan asma bronkial juga
bisa muncul lantaran adanya radang yang megakibatkan penyempitan
saluran pernapasan bagian bawah. Penyempitan saluran pernapasan ini
diakibatkan oleh berkerutnya otot polos saluran napas. Sedangkan
asma yang timbul akibat adanya kelainan jantung manifestasi
klinisnya sesak sering terjadi pada malam hari. kejadian ini
desebut ncural paroxymul dyspnea. Asma marupakan penyakit yang
kerap berhubungan dengan kedokteran gigi, oleh karena itu perlu
pemahaman lebih akan asma supaya perawtaan kedokteran gigi dapat
dimaksimalkan. BAB II
PEMBAHASANStep 1: Klarifikasi Istilah
1. Asma : Penyakit radang kronis saluran pernafasan yang
menyebabkan saluran pernafasan mengalami penyempitan dan
penyumbatan. Penyumbatan ini dapat disebabkan karena konstruksi
bronkus, edema, maupun hipersekresi.
2. Advis : Dari kata advice dalam bahasa inggis yang berarti
saran/nasehat
3. Asma Kardial : Penyakit asma yang timbul disebabkan oleh
penyakit jantung yang biasanya menyerang jantung sebelah kiri. Nama
lainnya adalah odema paru kardiogenik dimana di alveoli terdapat
cairan di dalam pembuluh kapiler pada paru-paru.
Step 2: Menetapkan Masalah
1. Adakah hubungan antara jenis kelamin dan usia pada penderita
asma kardial?
2. Apa saja tanda-tanda penyakit asma kardial selain sesak napas
dan apa yang membedakannya dengan yang lain?
3. Mengapa baru terjadi kegoyangan dan pertumbuhan gigi
permanennya padahal usia sudah 10 tahun?
4. Mengapa dokter gigi harus meminta advis dari dokter
umum/dokter ahli terlebih dahulu?
Step 3: Menganalisis Masalah1. Terdapat hubungan antara jenis
kelamin dan usia yaitu pada usia muda, laki-laki lebih sering
terkena daripada perempuan dengan prevalensi 2:1. Namun, setelah
dewasa, prevalensi laki-laki untuk terkena penyakit asma kardial
berhurang sehingga perbandingan terkena penyakit asma kardial pada
laki-laki dan perempuan pada waktu dewasa menjadi 1:1. Laki-laki
menjadi lebih tinggi prevalensinya dikarenakan obesitas yang
terjadi adalah di bagian perut sehingga sangat dekat dengan daerah
jantung. Selain usia dan jenis kelamin, lingkungan pun juga
mempengaruhi prevalensi terjadinya penyakit ini. Biasanya
prevalensi terkena penyakit asma kardial pada negara maju lebih
tinggi. Hal ini dikaitan dengan keadaan lingkungan dan pola hidup
yang dijalani di negara maju. Negara maju akan mengandung lebih
banyak polusi daripada negara berkembang, dan diet di negara maju
cenderung lebih tidak sehat daripada di negara berkembang. Obesitas
yang sering terjadi pada masa anak-anak di negara maju, menyebabkan
prevalensi lebih tinggi karena obesitas juga dapat merusak
jantung.
2. Gejala Asma Kardial :
Sering terjadi pada malam hari
Pada pemeriksaan radiologi, terdapat edema pada paru-paru
Berkaitan dengan aktivitas jantung seperti aabila sedang
beraktivitas dan emosi akan memacu kambuhnya asma kardial
Berkeringat dingin
Pucat (lebih pucat daripada asma bronkial)
Pucat kebiruan karena aliran darah yang berkurang ke kulit
Saangat lemas bila sedang kambuh
Terdapat nyeri pada dada
Adanya wheezing
Faktor psikologi dapat memicu kekambuhan
Asma kardial juga dibedakan menurut tingkatannya
Kelas I : Kekambuahan dapat terjadi saat beraktivitas berat
Kelas II : Kekambuhan dapat terjadi saat beraktivitas sedang
Kelas III : Kekambuhan dapat terjadi saat beraktivitas
ringan
Kelas IV : Kekambuhan dapat terjadi saat istirahat3. Pada
penderita asma kardial, akibat penyakit ini dapat berupa hipoplasia
enamel dan terlambatnya erupsi gigi. Terjadinya kegoyangan dan
pertumbuhan gigi yang lambat dapat dikarenakan oleh 2 kemungkinan
yaitu:
a. Karena distribusi darah yang tidak maksimal, maka dapat
berpengaruh pada pertumbuhan gigi permanennya.
b. Penderita menderita presistensi. Hal ini dapat terjadi karena
gigi sulung yang ada di skenario belum tanggal, namun gigi
penggantinya sudah erupsi sebagian. 4. Dokter gigi harus menanyakan
dahulu kepada dokter umum/ dokter ahli sejauh mana dilakukannya
pengobatan. Hal ini sangat penting karena dapat berpengaruh pada
rongga mulutnya. Hal ini juga berpengaruh pada aktu pembedahan,
sehingga penggunaan obat anastesi sewaktu pencabutan dan obat yang
diberikan setelah pencabutan tidak akan memperparah keadaan
penderita. Step 4: Mapping
Step 5: Learning Objektif
1. Mampu menjelaskan dan membedakan antara asma kardial dan asma
bronkial
2. Mampu menjelaskan etiologi dan patofisiologi asma kardial
3. Mampu menjelaskan penatalaksanaan kedokteran gigi untuk
penderita asma kardial
Step 71. Perbedaan Asma Kardial dan Asma Bronkial
No.Asma BronkialAsma Kardial
1.Dimana saluran udara (bronkiolus) meradang dan
menyempitKomplikasi yang berhubungan dengan gagal jantung yang
membuat pasien merasa sesak nafas dan sakit di bagian dada
2.Gejala terasa sesak di dada, kesulitan nafas, nafas pendek,
wheezing, dan batukNafas pendek dengan atau tanpa wheezing, batuk,
nafas cepat dan dangkal, peningkatan tekanan darah dan denyut
jantung.
3.Trigger : allergen, debu asap rokokKarena jantung tidak dapat
memompa dengan benar
4.Tidak dapat disembuhkanDapat dilakukan pembedahan.
5.Terjadi akibat dari transudasi cairan dari pembuluh-pembuluh
kapiler paru ke dalam ruang interstisial dan alveolus paru-paru
yang diakibatkan selain kelainan pada jantungTerjadi karena
peningkatan tekanan hidrostatik dalam kapiler paru yang menyebabkan
peningkatan filtrasi cairan transvaskular
2. Etiologi dan Patofisiologi Asma Kardial
A. Etiologi
Penyebab Asma Kardial adalah :
1. Katup Jantung
Edema paru dapat disebabkan oleh masalah dengan katup jantung.
Jika pembukaan katup mitral menyempit - suatu kondisi yang disebut
stenosis mitral - jumlah darah mencapai ventrikel kiri berkurang,
sehingga terjadi back-up di pembuluh darah paru. Mitral yang
memisahkan atrium kiri dan ventrikel. Hal ini terjadi, paling
sering, sebagai akibat dari penyakit jantung rematik, di mana katup
mitral dan korda tendinea menebal dan kaku. Korda tendinea menjaga
katup mitral dari back up ke atrium, suatu kondisi yang disebut
prolaps katup mitral. Setelah darah mencapai ventrikel kiri, aorta
membawanya ke seluruh tubuh. Jika menyempit katup aorta (stenosis
aorta), jumlah berkurang darah dapat meninggalkan ventrikel. Juga,
dalam kondisi yang disebut regurgitasi aorta, darah yang mencapai
aorta mengalir kembali ke ventrikel karena disfungsi katup aorta.
Masalah-masalah ini katup aorta dapat menyebabkan back-up yang
menghasilkan edema paru.
2. Jantung Otot Disfungsi
Edema paru dapat terjadi sebagai akibat dari beberapa masalah
otot jantung. Penyebab paling umum adalah fungsi sistolik - masalah
dengan jantung selama fase kontraksi detak jantung pasien. Penyakit
yang menyebabkan disfungsi sistolik termasuk penyakit arteri
koroner, nampak racun dalam aliran darah, dan miokarditis, yang
merupakan peradangan pada otot jantung. Disfungsi sistolik
menyebabkan peningkatan tekanan vena pulmonaris karena volume darah
didorong dari hati kurang dari jumlah yang dikirim ke jantung,
menyebabkan back-up dalam pembuluh pulmonaris. Disfungsi diastolik
juga dapat menyebabkan edema paru.
3.Tekanan Vena Pulmonaris
Penyebab langsung dari edema paru hanyalah peningkatan tekanan
vena pulmonaris, yang berarti bahwa lebih banyak darah daripada
biasanya dalam vena yang berjalan antara paru-paru dan jantung.
Dengan peningkatan tekanan, ada sedikit waktu untuk mengkompensasi
volume vaskular yang meningkat; lapisan sel yang awalnya hanya gas
yang memungkinkan untuk diserap, mulai memungkinkan cairan untuk
melewatinya. Cairan ini menumpuk di ruang paru-paru, dan pernapasan
menjadi terbatas dan sulit.
4. Penyebab lain dari Jantung Asma
Penyebab lain dari asma jantung kurang umum, tapi perlu dicatat.
Penyempitan arteri ginjal, atau stenosis arteri renalis (RAS),
dapat menyebabkan edema paru. Dalam beberapa kasus, edema merupakan
satu-satunya gejala dimana RAS didiagnosis. Sebuah tumor jinak pada
dinding atrium, yang disebut atrial myxoma, dan bekuan darah di
dalam jantung, yang dikenal sebagai trombus intrakardiak, juga
menampakkan edema paru sebagai gejala.
B. Patofisiologi
Pada keadaan jantung yang noral di akhir sistol akan selalu ada
sisa darah pada ventrikel. Dengan adanya gagal jantung, khususnya
gagal jantung bagian kiri maka curah jantung juga akan berkurang,
maka pada saat akhir sistol terdapat sisa darah yang lebih banyak
dari keadaan normal pada ventrikel kiri. Pada fase diastole
berikutnya maka sisa darah ini akan bertambah lagi dengan darah
yang masuk ke ventrikel kiri, sehingga tekanan akhir diastole
menjadi lebih tinggi.
Dengan berjalannya waktu, maka pada suatu saat akan timbul
bendungan di daerah atrium kiri. Tekanan darah di atrium kiri juga
akan meninggi karena bendungan tersebut. Hal ini akan diikuti
peninggian tekanan darah di vena pulmonalis dan di pembuluh darah
kapiler paru-paru. Karena ventrikel kanan yang masih sehat memompa
darah terus sesuai dengan jumlah darah yang masuk ke atrium kanan
maka dalam waktu cepat tekanan hidrostatik di kapiler paru-paru
akan menjadi begitu tinggi dan terjadilah transudasi cairan dari
pembuluh kapiler paru-paru.
Pada tahap selanjutnya saat tekanan di arteri pulmonalis dan
arteri bronchialis meninggi terjadi pula transudasi di jaringan
interstisial bronkus. Jaringan tersebut menjadi edema dan hal ini
akan mengurangi besarnya lumen bronchus, sehingga aliran udara
menjadi terganggu. Pada keadaan ini suara pernafasan menjadi
berbunyi pada saat ekspirasi, terdengar bising ekspirasi dan fase
ekspirasi menjadi lebih panjang. Bila tekanan di kapiler paru makin
tinggi, maka cairan transudasi ini akan makin bertambah banyak.
Cairan transudasi ini mula-mula akan masuk ke dalam saluran
limfatik dan kembali ke peredaran darah. Namun bilamana tekanan
hidrostatik kapiler paru sudah di atas 25 mmHg, maka transudasi
cairan ini menjadi lebih banyak dan saluran limfatik tidak cukup
untuk menampungnya, cairan tersebut akan tertahan di jaringan
interstisial paru dan suatu saat akan memasuki alveoli.
Dengan terjadinya edema interstisial, maka pergerakan alveoli
akan terganggu sehingga proses pertukaran udara juga tergangggu.
Penderita akan merasa sesak nafas disertai dengan nadi yang cepat.
Bila transudasi sudah masuk ke rongga alveoli, terjadilah edema
paru dengan gejala sesak nafas yang hebat, takikardia.3.
Penatalaksanaan Kedokteran Gigi pada Penderita Asma Kardial
Diet rendah garam, karena asma kardial merupakan penyakit yang
berhubungan erat dengan gejala hipertensi maka diperlukan adanya
diet rendah garam untuk mengurangi / menanggulangi hipertensinya
sehingga frekuensi kekambuhan asma dapat dikurangi.
Pemberian Oksigen ketika ditengah perawatan dan terjadi
kekambuhan, hal ini dapat menghindari terjadinya gagal napas
pasien.
Pemberian bronkodilator untuk mengencerkan sekret yang menutupi
jalan napas, sehingga distribusi oksigen menjadi lancar. Jenis obat
pengisi :
a. Agonis b2
Obat ini mempunyai efek bronkodilatasi. Terbutalin, salbutamol
dan feneterol memiliki lama kerja 4-6 jam, sedangkan agonis b2 long
action bekerja lebih dari 12 jam.
b. Antikolinergik
Golongan ini menurunkan tonus vagus intrinsik dari saluran
napas. Dental Management
Menilai resiko kekambuhan pasien saat dilakukan perawatan di
rongga mulut pada sebelum perawatan dengan cara menanyakan secara
detail pertanyaan tentang frekuensi asma dan apakah pernh masuk
rumah sakit, agen yang memicu kekambuhan dan obat serta dosis yang
sedang dikonsumsi.
Pastikan pasien sudah meminum obatnya sesuai aturan.
Siapkan bronkodilator sebagai premedikasi sebelum perawatan
gigi.
Jadwalkan ulang pasien yang sedang terlihat mengalami
wheezing/batuk.
Pengguna analgesia Nitrous Oxide digunakan untuk pasien asma
ringan sampai sedang, tetapi kontraindikasi selama masa wheezing
(perlu adanya konsultasi).
Beberapa laporan menunjukkan bahwa bahan kedokteran gigi dapat
memicu atau memperburuk asma. Contohnya :fisur sealent, methyl
metracrylat dan cotton roll.
Memiliki oksigen yang siap diapaki selama perawatan pada pasien
asma
Awasi pernafsan pasien dan menghindari penyumbatan jalan
nafas.
Rubber dam akan mengurangi adanya inhalasi partikuler.
Usahakan setiap pemberian resep usahakan memberi fluoride,
karena pada pasien asma karies meningkat.
Hentikan semua perawatan yang dilakukan saat asma pasien
kumat.
Memberikan agonis 2 secara inhalasi untuk relaksasi otot polos
daluran nafas dan menghambat reaksi asma dan memberikan oxygen
melalui tudung hidung atau masker.
BAB IIIPENUTUP
3.1. SimpulanAsma merupakan penyakit radang kronis saluran
pernafasan yang menyebabkan saluran pernafasan mengalami
penyempitan dan penyumbatan. Asma dibedakan menurut etiologinya
menjadi 2 yaitu asma yang disebabkan kelainan jantung yang sering
disebut asma kardial(edema paru kardiogenik) dan asma
bronkial(edema paru non kardiogenik). Asma Kardial terjadi karena
kelainan pada jantung sebelah kiri sehingga tekanan hidrostatik
dalam kapiler paru meningkat dan menimbulkan peningkatan filtrasi
cairan transvaskular. Gejala yang timbul biasanya sesak napas yang
tiba-tiba dan disertai dengan nyeri dada. Kekambuhan biasanya
terjadi akibat aktivitas jantung seperti melakukan kegiatan berat
serta psikologi. Dokter gigi harus menanyakan betul riwayat
penyakit pasien agar kekambuhan saat perawatan dapat dihindari.
Apabila terjadi kekambuhan saat perawatan, dokter gigi jangan panik
dan berusaha merilekskan pasien dan sedia oksigen sebagai alat
bantu nafas. .
DAFTAR PUSTAKA
Guyton. 2011. Fisiologi Kedokteran. Jakarta :
EGCHuldani.2014.Edema Paru Akut.Banjarmasin:Universitas Lambung
Mangkurat National asthama council Australia. Asthma and pain
relievers available @www.nationalasthma.org.auRampengan, Starry.
2014. Edema Paru Kardiogenik Akut. Manado:Fakultas Kedokteran
Universitas Sam RatulangiSchool of Dentistry. Children with
Respiratory Disorders: Asthma and Allergies. USA: University of
WashingtonASMA
Bronkial
Kardial
Etiologi
Patofisiologi
Etiologi
Gejala
Patofisiologi
Penatalaksanaan KG