LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS MAKANAN DAN MINUMAN II ANALISIS SILIKA ( BAHAN ANTI KEMPAL ) DISUSUN OLEH Nama : Andi Risma Damayanti Nim : 13 3145 453 002 Kls : analis II.a Kelompok : VI enam PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATAN STIKES MEGA REZKY MAKASSAR 2014 / 2015
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN PRAKTIKUM
ANALISIS MAKANAN DAN MINUMAN II
ANALISIS SILIKA ( BAHAN ANTI KEMPAL )
DISUSUN OLEH
Nama : Andi Risma Damayanti
Nim : 13 3145 453 002
Kls : analis II.a
Kelompok : VI enam
PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATAN
STIKES MEGA REZKY MAKASSAR
2014 / 2015
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Percobaan : Analis silica ( Bahan Antikempal )
Hari/Tanggal Percobaan : Sabtu / 02 Mei 2015
Kelompok : VI (Enam)
Rekan Kerja :1) Andi Risma Damayanti
2) Fistianti Nur
3) Zulfawati Musa
4) Nitalistiawati
5) Arlindasari
6) Yohanes
Penilaian :
Makassar, 02 Mei
2015
Disetujuioleh,
DosenPembimbing Praktikan
( Andi Sugrani, S.Pd, M.Si ) ( andi
risma damayanti)
A. JUDUL PERCOBAAN
Analisis silica ( bahan Antikempal )
B. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui ada
tidaknya bahan antikempal dalam suatu sampel makanan
( bumbu sop)
C. LANDASAN TEORI
Bahan Tambahan PanganBahan tambahan pangan (BTP) adalah bahan atau
campuran bahan yang secara alami bukan merupakanbagian dari bahan baku pangan, tetapi ditambahkan kedalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentukbahan pangan. BTP ditambahkan untuk memperbaikikarakter pangan agar kualitasnya meningkat. PemakaianBTP merupakan salah satu langkah teknologi yangditerapkan oleh industri pangan berbagai skala.Sebagaimana langkah teknologi lain, maka risiko-risikokesalahan dan penyalahgunaan tidak dapatdikesampingkan. BTP pada umumnya merupakan bahan kimiayang telah diteliti dan diuji lama sesuai dengankaidah – kaidah ilmiah yang ada. Pemerintah telahmengeluarkan aturan-aturan pemakaian BTP secaraoptimal.
Bahan Tambahan Pangan (BTP) atau food additivesadalah senyawa (atau campuran berbagai senyawa) yangsengaja ditambahkan ke dalam makanan dan terlibatdalam proses pengolahan, pengemasan dan/ataupenyimpanan, dan bukan merupakan bahan (ingredient)
utama. BTM dan produk-produk degradasinya, biasanyatetap di dalam makanan, tetapi ada beberapa yangsengaja dipisahkan selam proses pengolahan. Sementaraitu pada Undang-undang RI No. 7 Tahun 1996 tentangPangan khususnya pada Bab II (Kemanan Pangan) BagianKedua disebutkan banwa yang dimaksud dengan bahantambahan pangan adalah bahan yang ditambahkan ke dalampangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan.
Penggunaan bahan tambahan pangan dalam produk panganyang tidak mempunyai resiko kesehatan dapatdibenarkan, karena hal tersebut lazim digunakan. BTMyang secara tidak sengaja ditambahkan, atau lebihtepat disebut sebagai kontaminan, tidak termasuk dalamkonteks BTM yang dibicarakan.
Penambahan BTP secara umum bertujuan untu (1)meningkatkan nilai gizi makanan, (2) memperbaiki nilaisensori makanan, dan (3) memperpanjang umur simpan (shelf life) makanan. Bahan-bahan tambahan sepertivitamin, mineral, atau asam amino biasanya ditambahkanuntuk memperbaiki dan/atau menaikkan nilai gizi suatumakanan. Banyak makanan yang diperkaya ataudifortifikasi dengan vitamin untuk mengembalikanvitamin yang hilang selama pengolahan, sepertipenambahan vitamin B ke tepung terigu atau penambahanvitamin A ke dalam susu. Mineral besi ditambahkanuntuk memperkaya nilai gizi makanan, terutama karenabesi yang berada dalam makanan umumnya mempunyaiketersediaan hayati (biovailability) rendah Antikempal
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.722/Menkes/Per/IX/88 tentang Bahan Tambahan Pangan,yang dimaksud antikempal adalah bahan tambahan
pangan yang dapat mencegah mengempalnya panganberupa serbuk juga mencegah mengempalnya pangan yangberupa tepung.
Bahan tambahan ini biasanya ditambahkan padamakanan yang berbentuk serbuk, misalnya garam mejaatau merica bubuk dan bumbu lainnya agar pangantersebut tidak mengempal dan mudah dituang dariwadahnya.
Antikempal merupakan senyawa anhydrous yangdapat menyerap air tanpa menjadi basah. Bahantersebut ditambahkan ke dalam produk berupa granulaatau bubuk yang mempunyai sifat higroskopis,misalnya garam meja, lada bubuk, bubuk untukpembuatan roti, dan lain sebagainya. Secara umumantikempal dapat berfungsi karena mudah menyerap airdengan melapisi partikel-partikel bubuk yangmenyebabkan penolakan penyerapan air atau bubuk danatau karena bahan tersebut tidak dapat larut air.
Antikempal dapat berupa garam anhydrous atau zatyang dapat menyerap air karena pengikatan dipermukaan, tetapi dia sendiri tetap mudah dicurahkanatau dapat dibuat dalam keadaan yangdiperlukan dengan perlakuan fisik.
Banyaknya garam anhydrous bersifat polimorfi,yaitu dapat berada dalam bentuk kristal. Padakeadaan ini zat tersebut menyimpan energy yangrendah dengan ikatan antar atom yang kuat. Keadaantersebut berubah pada waktu terjadi perubahan darisuatu bentuk kristal ke bentuk kristal yang lain.
Menurut daftar dari FAO/WHO lebih dari 20 zatdapat digunakan sebagai antikempal, dan dapatdikelompokkan sebagai berikut.
1) Garam stearat yang diujikan penggunaannya ialahgaram-garam aluminium, ammonium
2) Kalium fosfat3) Kalium dan natrium ferosianida4) Magnesium oksida5) Garam-garam asam silikat dari aluminium,
magnesium, kalsium, dan campuran aluminium.Senyawa-senyawa tersebut pada kelompok 1, 2, dan
3 dapat berbentuk hidrat. Kelompok 4 dan 5 dapatmenyerap air. Magnesium oksida dan garam-garam silikatharus disiapkan khusus untuk memperoleh bentuk yangdapat menyerap air.
Garam-garam kalsium dan magnesium asam lemahrantai panjang (diproses dari lemak sapi), banyakdigunakan sebagai antikempal pada bubuk sayurankering, garam dapur, bubuk campuran garam dapur denganbawang, dan lain-lain. Kalsium stearat bersifat tidakdapat larut dalam ai, tetapi tidak dapat melekatdengan baik pada partikel bubuk sehingga dapatmendorong sifat penolakan terhadap air.
Kalsium stearat [Ca(C18H35O2)2] digunakan untukmencegah penggumpalan roti (sampai 0,5%), garam meja(sampai 2%), dan dalam beberapa jenis pangan lainnya.Kalsium stearat yang digiling halus dapat menyerap airsampai 2,5 kali beratnya, sedangakan sifatnya yangmudah dicurahkan tetap. Kecuali dapat menyerap air,kalsium silikat dapat menyerap minyak dan beberapajenis senyawa organic non polar. Sifat-sifat inibanyak dimanfaatkan untuk mempertahankan sifatkemudahcurahan bubuk adonan kering dan beberapa bubukbumbu-bumbu atau bubuk rempah-rempah yang mengandungminyak esensial bebas
Dikalsium fosfat, dimagnesium fosfat, sertacampuran aluminium fosfat dan trikalsium fosfat dapatdigunakan untuk mencegah pengempalan bubuk bumbupenyedap. Trikalsium fosfat digunakan dalam bubukminuman sebanyak kurang lebih 1%.
Antikempal lain yang umum digunakan dalamindustry pangan adalah natrium silikoaluminat,magnesium silikat, dan magnesium karbonat. Semuanyatidak larut dalam air, tetapi dapat menyerap airdengan kemampuan yang berbeda-beda.
D. ALAT
Tabur
Neraca analitik
Sendok tanduk
Desikator
Cawan porselin
E. BAHAN / SAMPEL
Aquadest
Asam laktat
Asam fluoride
Sampel bumbu sop
F. PROSEDUR KERJA
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Timbang sampel padat sebanyak 0,5 gram dalam cawan
porselin
3. Secara perlahan krus tutup dan dibakar dengan hati-hati
dalam tanur dengan suhu 1150˚ C – 1200 ˚ C, selama
kurang lebih 30 menit
4. Pindahkan kedalam desikator selama 15 menit dan setelah
dingin ditimbang, catat beratnya sebagai W1
5. Panaskan kembali dalam tanur dengan suhu 1150˚ C – 1200
˚ C selama kurang lebih 15 menit
6. Pindahkan kedalam desikator selama 15 menit dan setelah
dingin, ditimbang jika beratnya konstan ( sama atau
hamper sama dengan berat penimbangan pertama ) maka
catat berat akhir ini sebagai Wn
7. Jika setelah penimbangan kedua beratnya belum konstan
maka ulangi langkah ke 5 dan 6 hingga diperoleh berat
yang konstan
8. Ditambhkan kedalam 1 ml air, 2 tetes asam sulfat 1 : 1,
dan 10 ml asam fluoride
9. Diuapkan sampai kering , panaskan 2 menit pada suhu
1050˚ C – 1100 ˚ C, dinginkan dalam desikator hingga
diperoleh berat kostan B.
G. HASIL PENGAMATAN
Hasil Pengamatan
Pada penentuan kali ini setelah dilakukan beberapa kali
pemanasan menggunakan tanur dan didinginkan menggunnakan
desikator dan mendapatkan hasil W1 = 34,8505, Wn =
34,8640 dan B = 36, 446.
H. ANALISA DATA/PERHITUNGAN
Diketahui : bobot kosong = 34, 6306
Sampel = 0,5021 gr
Bobot kosong + sampel = 35, 1327 gr
Ba Si = 28,08
Ba SiO2 = 60,08
Ditanyakan :
% kadar Si dalam sampel ……………. ?
KADAR SiO2 ……………………………?
Kadar Si …………………………………?
Penyelesaian :
Kadar SiO2 = Wn – B
=34,8460 – 36,446
= -1,6
kadarSiO2= BaSiBaSiO2
xkadarSiO2
kadarSiO2=28,0860,08
x−1,6
=0,46 x -1,6
= - 0,736
faktorpengenceran (fp)=10020
=5
%kadarSidalamsampel=KadarSi
Beratmula−mula×100%
¿−0,7360,5021
x100%
= - 1,46 x 100%
= - 146
I. PEMBAHASAN
BTP Anti Kempal adalah BTP yang dapat mencegah
mengempalnya (menggumpalnya) pangan yang berupa
serbuk seperti tepung atau bubuk. Termasuk dalam BTP
anti kempal adalah Aluminium Silikat, Kalsium
Aluminium Silikat dan Kalsium Silikat. Berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
722/Menkes/Per/IX/88 tentang Bahan Tambahan Pangan,
yang dimaksud dengan antikempal adalah bahan
tambahan pangan yang dapat mencegah mengempalnya
pangan berupa serbuk juga mencegah mengempalnya
pangan yang berupa tepung.
Bahan tambahan pangan ini biasanya ditambahkan
pada makanan yang berbentuk serbuk misalnya garam
meja, susu bubuk, tepung terigu, gula pasir atau
merica bubuk dan bumbu lainnya agar bahan tersebut
tidak mengempal dan mudah dituang dari wadahnya.
Peranannya di dalam pangan tidak secara langsung,
tetapi terdapat di dalam bahan-bahan yang digunakan
untuk membuat makanan seperti susu bubuk, tepung
terigu, gula pasir, dsb
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
722/MENKES/PER/ IX/88, anti kempal dapat mencegah
pengempalan makanan yang berupa serbuk. Contoh bahan
anti kempal:
a. Aluminium silikat
b. Kalsium aluminium silikat (garam meja)
c. Magnesium oksida
d. Kalium ferrosianida
e. Kalsium silikat
f. Alumunium kalsium silikat
g. Magnesium stearat
Mekanisme Kerja
Antikempal merupakan senyawa anhydrous yang
dapat menyerap air tanpa menjadi basah. Bahan
tersebut ditambahkan kedalam produk berupa granula