Page 1
LAPORAN AKTUALISASI NILAI DASAR, PERAN, DAN KEDUDUKANPEGAWAI NEGERI SIPIL
PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI PADAPASIEN HIPERTENSI DI DESA WAWESA LINGKUP KERJA
PUSKESMAS BATALAIWORU KECAMATANBATALAIWORU KABUPATEN MUNA
OLEH :
FERDI, AMd. KepNIP. 19900505 201903 1 008
PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL (CPNS)GOLONGAN II ANGKATAN XI TAHUN 2020
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA BEKERJA SAMA DENGANBADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI SULAWESI TENGGARAKENDARI 2020
LAPORAN AKTUALISASI NILAI DASAR, PERAN, DAN KEDUDUKANPEGAWAI NEGERI SIPIL
PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI PADAPASIEN HIPERTENSI DI DESA WAWESA LINGKUP KERJA
PUSKESMAS BATALAIWORU KECAMATANBATALAIWORU KABUPATEN MUNA
OLEH :
FERDI, AMd. KepNIP. 19900505 201903 1 008
PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL (CPNS)GOLONGAN II ANGKATAN XI TAHUN 2020
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA BEKERJA SAMA DENGANBADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI SULAWESI TENGGARAKENDARI 2020
LAPORAN AKTUALISASI NILAI DASAR, PERAN, DAN KEDUDUKANPEGAWAI NEGERI SIPIL
PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI PADAPASIEN HIPERTENSI DI DESA WAWESA LINGKUP KERJA
PUSKESMAS BATALAIWORU KECAMATANBATALAIWORU KABUPATEN MUNA
OLEH :
FERDI, AMd. KepNIP. 19900505 201903 1 008
PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL (CPNS)GOLONGAN II ANGKATAN XI TAHUN 2020
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA BEKERJA SAMA DENGANBADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI SULAWESI TENGGARAKENDARI 2020
Page 2
HALAMAN PERSETUJUANLAPORAN HASIL AKTUALISASI
NamaNipJabatanUnit kerjaNDHGagasan Pemecah Isu
::::::
FERDI, Amd.Kep19900505 201903 1 008Perawat TerampilPuskesmas Batalaiworu37Peningkatan pengetahuan tentang penyakit hipertensi Padapasien hipertensi di desa wawesa lingkup kerja puskesmasbatalaiworu kecamatan batalaiworu kabupaten muna
Telah disetujui oleh coach dan mentor untuk diseminarkan pada Evaluasi PelaksanaanAktualisasi Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Golongan II Angkatan XIkelompok 5 tahun 2020, pada :
Hari / Tanggal
Pukul
Tempat
:
:
:
Senin, 22 Juni 2020
08.00 WITA sampai selesai
Hotel Srikandi
Kendari, 22 Juni 2020Coach,
KAFARUDDIN, SE., MMNip. 19690801 199403 1 014
Mentor
ASMAIDAH, S.STNip. 19790820 200604 2 026
Mengetahui,KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA,
Dr. Hj. NUR ENDANG ABBAS, SE., M.SiPembina Utama Madya Gol.IV/D
NIP. 19620407 198103 2 002
Page 3
LEMBAR PENGESAHANLAPORAN HASIL AKTUALISASI
NamaNipJabatanUnit kerjaNDHGagasan Pemecah Isu
::::::
FERDI, Amd.Kep19900505 201903 1 008Perawat TerampilPuskesmas Batalaiworu37Peningkatan pengetahuan tentang penyakit hipertensi Padapasien hipertensi di desa wawesa lingkup kerja puskesmasbatalaiworu kecamatan batalaiworu kabupaten muna
Telah diperbaiki dan di lengkapi sesuai dengan saran: penguji, coach, dan mentor pada EvaluasiPelaksanaan Aktualisasi Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Golongan II Angkatankelompok 5 XI Tahun 2020, pada :
Hari / Tanggal
Pukul
Tempat
:
:
:
Senin, 22 Juni 2020
08.00 WITA sampai selesai
Hotel Srikandi
Dan dinyatakan dapat diterima sebagai laporan hasil aktualisasi dasar PNS pelatihan dasar CPNSGolongan II Angkatan kelompok 5 XI Tahun 2020.
Kendari, 22 Juni 2020COACH,
KAFARUDDIN, SE., MMNip. 19690801 199403 1 014
MENTOR
ASMAIDAH, S.STNip. 19790820 200604 2 026
PENGUJI,
Dr. Ir. I Ketut Puspa Adnyana, M.TPNIP. 19590127 198803 1 004
MENGETAHUI,KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA,
Dr. Hj. Nur Endang Abbas, SE., M.SiPembina Utama Madya Gol.IV/D
NIP. 19620407 198103 2 002
Page 4
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga Laporan Hasil Aktualisasi Nilai - nilai dasar Prajabatan CPNS
Golongan II Angkatan XI dapat tersusun dengan baik.
Laporan hasil aktualisasi nilai dasar Latihan Dasar CPNS Golongan II bertujuan untuk
memberikan kesempatan mengaktualisasikan nilai - nilai dasar profesi Pegawai ASN. Selain
memahami materi CPNS dituntut agar dapat mengimplementasikan materi yang didapatnya
dalam kegiatan sehari - hari.
Dalam penyusunan laporan hasil aktualisasi ini penulis mendapatkan bimbingan dan
arahan dari berbagai pihak terkait. Dengan itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada
bapak / ibu :
1. Dr. Hj. Nur Endang Abbas, SE., M.Si. Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia (BPSDM) Provinsi Sulawesi Tenggara.
2. Dr. Ir. I Ketut Puspa Adnyana, M.TP, selaku penguji yang telah memberikan pemahaman
kepada penulis.
3. Kafaruddin, SE., MM. Selaku pembimbing atau coach yang mendukung dan membimbing
penulis dalam penyusunan Laporan Hasil Aktualisasi ini.
4. Laode Harifu, S.SI., selaku kordinator lapangan dalam kegiatan Latihan Dasar CPNS
2020 yang selalu mengarahkan kegiatan ini agar berjalan dengan baik.
5. Ince Suratman dan La Sahaba, SE., sebagai wali kelas angkatan X dan XI yang selalu
menjaga penulis dengan mengorbankan waktu dan tenaganya.
6. Asmaidah, S.ST, sebagai kepala Puskesmas Batalaiworu yang telah memberikan
bimbingan dan dukungan kepada penulis
7. Bapak, Ibu, Kakak, Istri, Anak, dan seluruh keluarga penulis, atas cinta, kasih sayang,
dukungan dan doa yang selalu di Panjatkan sehingga laporan hasil aktualisasi ini dapat
selesai tepat waktu.
8. Teman – teman angkatan X dan XI tahun 2020 yang tidak dapat penulis sebutkan
namanya satu persatu, atas perhatian dan dukungan semoga kita tetap menjalin serta
menjaga silahturahim dengan baik.
9. Teman – teman di puskesmas Batalaiworu yang membantu penulis menyelesaikan
Laporan hasil Aktualisasi ini.
Page 5
10. Terkhusus teman – teman pos 244, agar selalu menjaga kekompakan di manapun kita
berada.
11. Serta rekan – rekan dan pihak – pihak yang telah ikut serta dalam penyusunan Laporan
hasil Aktualisasi ini.
Proses penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik
dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan
yang diharapkan. Terimakasih
Kendari, 22 Juni 2020Penyusun,
FERDI, Amd.KepNDH. 37
Page 6
DAFTAR ISIHal.
Halaman Judul ..............................................................................................
Halaman Persutujuan .....................................................................................
Halaman Pengesahan ...................................................................................
Kata Pengantar ............................................................................................
Daftar Isi ......................................................................................................
Daftar Tabel ................................................................................................
Daftar Lampiran ..........................................................................................
i
ii
iii
iv
vi
viii
ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................
B. Tujuan ................................................................................
C. Manfaat ...............................................................................
D. Ruang Lingkup ...................................................................
1
3
3
4
BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN KONSEP NILAI DASAR,
KEDUDUKAN DAN PERAN ASN DALAM NKRI
A. Dasar Hukum .........................................................................
B. Visi dan Misi Puskesmas Batalaiworu ................................
C. Tugas dan Fungsi Pokok Perawat Terampil .........................
D. Struktur Organisasi ...............................................................
E. Data Pendukung Isu ..............................................................
F. Konsepsi Nilai – Nilai Dasar ASN ........................................
G. Konsepsi Kedudukan dan Peran ASN Dalam NKRI .............
5
5
7
10
11
14
17
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI
A. Identifikasi Isu .......................................................................
B. Pemilihan Isu Prioritas ..........................................................
C. Isu Prioritas ...........................................................................
D. Analisis Dampak Isu ..............................................................
E. Gagasan Pemecah Isu ............................................................
F. Kegiatan dan Tahapan Untuk Memecahkan Isu ...................
G. Time Shedule Pelaksanaan Aktualisasi Dan Habituasi .........
20
21
22
23
23
24
36
BAB IV HASIL AKTUALISASI
A. Deskripsi Hasil Pelaksanaan Kegiatan ...................................
B. Keterkaitan nilai dasar ASN dalam kegiatan dan tahapan kegitan
37
Page 7
yang dilaksanakan ................................................................
C. Nilai dasar yag d terapkan dalam kehidupan sehari – hari ....
D. Analisis capaian dampak .....................................................
E. Gambaran yang membuktikan tercapainya RA dan indikator...
F. Faktor kunci keberhasilan ......................................................
38
58
62
64
64
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................
B. Saran ......................................................................................
C. rencana tindak lanjut .............................................................
65
65
65
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
Page 8
DAFTAR TABEL
Hal.
Tabel 1.
Tabel 2
Tabel 3
Tabel 4
Tabel 5
Tabel 6
Tabel 7
Tabel 8
Tabel 9
Tabel 10
Tabel 11
Tabel 12
Tabel 13
Tabel 14
Tabel 15
Jumlah penduduk di Kecamatan Batalaiworu
Keadaan Penduduk Berdasarkan Pekerjaan
Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Data Petugas Puskesmas Batalaiworu
Capaian Indikator Penderita Hipertensi
Identifikasi Isu
Penilaian Isu
Rencana Kegiatan
Data pasien hipertensi di desa wawesa
Melakukan konsultasi dengan atasan / mentor
Membuat media informasi leaflet
Membuat kartu kendali berobat hipertensi
Melaksanakan kegiatan akualisasi
Nilai dasar yang di terapkan dalam kegiatan sehari – hari
Data peserta yang di sosiaalisasi edukasi
10
11
11
12
13
18
20
23
38
39
44
48
52
58
63
Page 9
DAFTAR LAMPIRAN
Hal.
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Media informasi leaflet
Kartu kendali berobat hipertensi
Soal pre test dan post test
Daftar yang ikut sosialisasi edukasi
Jadwal jaga pencegahan covid 19
Daftar nama jaga pencegahan covid 19
67
68
69
70
71
72
Page 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan
Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja yang bekerja pada instansi pemerintah,
pengertian tersebut sesuai dengan Undang-Undang No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara. Di dalam Undang-Undang tersebut, pegawai ASN memiliki peranan
penting dalam penyelenggaraan pemerintahan yang berfungsi sebagai : (1) Pelaksana
Kebijakan Publik; (2) Pelayan Publik; (3) Perekat dan Pemersatu Bangsa. Untuk tugas
ASN menurut UU ASN adalah melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat
Negara, memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas, serta
mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam sistem Pelatihan Dasar Calon PNS, setiap peserta pelatihan dituntut untuk
mampu mengaktualisasikan substansi materi pembelajaran yang telah dipelajari melalui
proses pembiasaan diri yang difasilitasi dalam pembelajaran agenda Habituasi.
Pembelajaran Agenda Habituasi memfasilitasi peserta melakukan kegiatan pembelajaran
aktualisasi dari materi Pelatihan yang telah dipelajari. Pengalaman belajar pada agenda
habituasi dirancang agar peserta mendapatkan pemahaman tentang konsep habituasi
melalui kegiatan pembelajaran aktualisasi di tempat kerja dan kegiatan pembelajaran
aktualisasi sehingga peserta akan memiliki kemampuan merumuskan substansi mata
pelatihan ke dalam Laporan aktualisasi, pembimbingan pembelajaran aktualisasi,
melaksanakan seminar Laporan aktualisasi, melaksanakan aktualisasi di tempat kerja dan
menyusun laporan aktualisasi serta melakukan analisis dampak (apabila nilai-nilai dasar
tidak diterapkan dalam pelaksanaan tugas jabatan), menyiapkan rencana presentasi
laporan pelaksanaan aktualisasi, dan melaksanakan seminar aktualisasi. Substansi dari
keseluruhan materi pelatihan yang diberikan selama pelatihan dasar calon pegawai negeri
sipil tersebut pada dasarnya adalah untuk mewujudkan sistem pemerintahan yang baik,
adapun materi tersebut isinya yaitu ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik,
Komitmen mutu, dan Anti korupsi), Whole of Government, Manajemen ASN, serta
Pelayanan Publik. Semua materi tersebut apabila diterapkan diseluruh lapisan
pemerintahan mulai dari yang terendah yaitu Desa dan Kelurahan, serta diterapkan pada
tiap tahapan pemerintahan baik mulai dari perencanaan, pengorganisasian, sampai
Page 11
pelaksanaaan, maka akan mudah dalam mewujudkan tujuan suatu organisasi
pemerintahan maupun mewujudkan Good Government.
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja
(PMK No. 74, 2016). Upaya pembangunan kesehatan yang dilaksanakan di puskesmas
dapat berjalan dengan baik jika dilakukan proses manajemen yang baik, proses
manajemen yang baik dapat tercipta salah satunya dengan menaati tugas pokok dari
puskesmas itu sendiri yaitu salah satunya upaya pencegahan dan pengendalian penyakit
tidak menular diantaranya Hipertensi.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyakit kronis dan tidak menular
yang menjadi masalah kesehatan masyarakat global karena prevalensi yang tinggi dan
risiko bersamaan untuk penyakit kardiovaskular dan ginjal. Saat ini, lebih dari 25% dari
populasi dunia adalah hipertensi dengan perkiraan bahwa persentase ini dapat meningkat
menjadi 29% pada tahun 2025 (Amaral et al, 2015). Menurut World Health Organization
(2011), dari 50% penderita hipertensi yang diketahuihanya 25% yang mendapat
pengobatan dan hanya 12,5% yang diobati dengan baik. Diperkirakan pada tahun 2025
jumlah kasus hipertensi terutama dinegara berkembang akan mengalami peningkatan
sekitar 80% dari 639 juta kasus pada tahun 2000 dan menjadi 1,15 milyar kasus seiring
dengan pertambahan jumlah penduduk. Riskesdas 2018 menyatakan prevalensi
hipertensi berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk usia ≥18 tahun sebesar 34,1%,
tertinggi di Kalimantan Selatan (44.1%), sedangkan terendah di Papua sebesar (22,2%).
Estimasi jumlah kasus hipertensi di Indonesia sebesar 63.309.620 orang, sedangkan
angka kematian di Indonesia akibat hipertensi sebesar 427.218 kematian.
Hipertensi terjadi pada kelompok umur 31-44 tahun (31,6%), umur 45-54 tahun
(45,3%), umur 55-64 tahun (55,2%). Dari prevalensi hipertensi sebesar 34,1% diketahui
bahwa sebesar 8,8% terdiagnosis hipertensi dan 13,3% orang yang
terdiagnosis hipertensi tidak minum obat serta 32,3% tidak rutin minum obat. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar penderita Hipertensi tidak mengetahui bahwa
dirinya Hipertensi sehingga tidak mendapatkan pengobatan.
Di puskesmas Batalaiworu hipertensi masuk dalam 10 besar kasus terbanyak. Di
puskesmas Batalaiworu memiliki jumlah kasus hipertensi pada tahun 2019 sebanyak 145
kasus dan di desa wawesa ada 37 kasus. Dalam melaksanakan upaya pencegahan dan
pengendalian penyakit tidak menular yaitu Hipertensi di Puskesmas Batalaiworu terdapat
beberapa kendala yang didapatkan salah satunya tentang kurangnya pengetahuan pasien
Page 12
hipertensi. Dari hasil observasi penulis di Puskesmas Batalaiworu didapatkan informasi
bahwa penderita hipertensi umumnya berobat ketika sudah mengalami gejala yang dapat
mengganggu aktifitas sehari-hari seperti sakit kepala dan menurunnya fungsi penglihatan
serta kebiasaan berobat secara tidak teratur sesuai dengan anjuran dokter dikarenakan
pasien lupa mengingat waktu kontrol pengobatan, sibuk dengan aktivitas atau
pekerjaanya atau pun tidak ada support dari keluarga/orang terdekat. Biasanya penderita
hipertensi berhenti minum obat hipertensi ketika gejala yang dirasakannya berkurang
tanpa ada instruksi untuk menghentikan terapi. Penderita hipertensi merupakan salah satu
pasien yang harus diberikan konseling agar patuh terhadap pengobatan yang dijalani,
karena hipertensi merupakan penyakit yang secara pelan-pelan dapat menimbulkan
kematian karena payah jantung, infark miokard, stroke atau gagal ginjal. Dengan
demikian pemeriksaan tekanan darah secara teratur memiliki arti penting dalam
perawatan hipertensi (Onzenoort, 2010).
Berdasarkan dari uraian diatas, penulis akan melakukan aktualisasi di wilayah kerja
Puskesmas Batalaiworu terhadap pasien hipertensi. Pelayanan medis yang diberikan untuk
pencegahan dan pengendalian penyakit hipertensi yaitu dengan cara meningkatkan
pengetahuan tentang hipertensi pada pasien hipertensi.
B. Tujuan
1. Tujuan umum : dapat mengetahui dan menerapkan substansi nilai-nilai dasar profesi
PNS, yaitu ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan
Anti Korupsi), Manajemen Publik, Whole of Government, dan Pelayanan Publik serta
mengetahui dampak-dampaknya terhadap pencapaian visi misi organisasi apabila
nilai-nilai dasar tersebut tidak diaplikasikan dalam pekerjaan sehari-hari dengan baik.
2. Tujuan khusus : meningkatkan mutu pelayanan medis terhadap pasien hipertensi
dengan meningkatkan pengetahuan pasien hipertensi di Desa Wawesa lingkup kerja
di Puskesmas Batalaiworu Kecamatan Batalaiworu.
C. Manfaat
Manfaat kegiatan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN adalah sebagai berikut :
1. Manfaat untuk Penulis
Mampu mengimplementasikan nilai-nilai dasar ASN yaitu ANEKA sebagai landasan
dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
Page 13
2. Manfaat untuk Organisasi
Membantu upaya pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular yaitu
Hipertensi di Puskesmas Batalaiworu.
3. Manfaat untuk Masyarakat
Pasien dengan Hipertensi menjadi lebih mengetahui dan patuh untuk berobat ke
Puskesmas Batalaiworu.
D. Ruang Lingkup Kegiatan Aktualisasi
Ruang Lingkup dari Laporan Aktualisasi ini yaitu peningkatan pengetahuan
tentang penyakit hipertensi pada pasien hipertensi di desa wawesa lingkup kerja
Puskesmas Batalaiworu Kecamatan Batalaiworu. Batas waktu yang telah di tentukan
untuk melaksanakan aktualisasi nilai – nilai dasar ini adalah selama off kampus atau lebih
tepatnya pad atanggal 30 Maret sampai 06 Mei 2020. Ada beberapa kegiatan yang akan
di lakukan untuk mencapai tujuan yang di harapkan dan kegiatan tersebut didasarkan pada
tugas pokok dan fungsi peserta sebagai Perawat. Kegiatan ini akan di laksanakan sesuai
jadwal yang penulis susun. (Terlampir)
Page 14
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN KONSEPSI NILAI DASAR ASN,
KEDUDUKAN DAN PERAN ASN DALAM NKRI
A. DASAR HUKUM
Berdasarkan PERMENKES No. 75 Tahun 2014 tentan pusat kesehatan
masyarakat menyatakan bahwa kedudukan puskesmas, yaitu :
1. Sebagai fasillitas kesehatan tingkat pertama dalam sistem kesehatan nasional
khususnya subsistem upaya kesehatan.
2. Unit pelaksana teknis dinas kesehatan yang bertanggung jawab menyelenggarakan
sebagian tugas pembangunan kesehatan kabupaten / kota, dan
3. Dalam sistem pemerintah daerah memilik jalur koordinasi horizontal dengan
pelayanan kesehatan primer lainnya.
B. VISI DAN MISI PUSKESMAS BATALAIWORU
1. Visi : Visi Puskesmas Batalaiworu adalah “Menjadi Pusat Pelayanan Kesehatan Yang
Profesional, Berkualitas, dan Ramah Pasien”.
2. Misi : Misi yang ditetapkan Puskesmas Batalaiworu “Memberikan Pelayanan
Kesehatan Yang Bermutu dan Terjangkau Oleh Masyarakat”
a. Meningkatkan kualitas SDM yang profesional dan berkomitmen tinggi.
b. Meningkatkan tata kelola Puskesmas yang baik melalui perbaikan manajemen.
c. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana.
d. Membangun sistem informasi dan manajemen Puskesmas.
e. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan.
Tata nilai Puskesmas Batalaiworu : “PRIMA” yang artinya :
P = Profesional. Memberikan Kompetensi dan Kemampuan dalam memberikan
pelayanan yang terbaik.
R = Ramah. Memiliki yang sikap dan sopan santun kepada seluruh masyarakat dan
rekan kerja.
I = Inisiatif dan Inovatif. Memiliki Kemampuan untuk bekerja mandiri dengan ide-ide
kreatif serta memberi terobosan bagi peningkatan pelayanan kesehatan.
M = Malu. Memiliki budaya malu bila tidak melaksanakan tugas dengan sebaik-
baiknya.
Page 15
A = Akuntabel. Memberikan pelayanan kesehatan sesuai pedoman dan standar
pelayanan yang ditetapkan, dapat diukur dan dapat dipertanggungjawabkan.
3. Tugas Dan Fungsi Pokok
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran
serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
Puskesmas memiliki satuan penunjang di antaranya adalah puskesmas
pembantu dan puskesmas keliling, puskesmas pembantu yaitu unit pelayanan
kesehatan yang sederhana dan berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang dilakukan puskesmas dalam rung lingkup wilayah yang
lebih kecil.
Sedangkan puskesmas Keliling yaitu unit pelayanan kesehatan keliling
yang dilengkapi dengan kendaraan bermotor dan peralatan kesehatan, dengan tugas
yaitu memberi pelayanan kesehatan daerah terpencil. Fungsi dan kegiatan pokok
puskesmas tertuang dalam buku pedoman kerja. Puskesmas memiliki tanggung
jawab yang sangat besar dalam memelihara kesehatan masyarakat di wilayah
kerjanya dalam rangka meningkatkan status kesehatan masyarakat seoptimal
mungkin.
Fungsi Puskesmas
Ada 3 fungsi pokok puskesmas, yaitu:
a. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayahnya
b. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka
meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat
c. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya.
Proses dalam melaksanakan fungsinya, dilakukan dengan cara:
a. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam
rangka menolong dirinya sendiri.
b. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan
menggunakan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien.
Page 16
c. Memberi bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis
maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan
tersebut tidak menimbulkan ketergantungan.
d. Memberi pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.
e. Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan
program puskesmas.
Kegiatan Pokok Puskesmas
Berdasarkan Buku Pedoman Kerja Puskesmas yang terbaru ada beberapa
usaha pokok kesehatan yang dapat dilakukan oleh puskesmas, itupun sangat
tergantung kepada faktor tenaga, sarana dan prasarana serta biaya yang tersedia.
Pelaksanaan kegiatan pokok diarahkan kepada keluarga sebagai satuan
masyarakat terkecil. Oleh karena itu kegiatan pokok puskesmas ditujukan untuk
kepentingan keluarga sebagai bagian dari masyarakat di wilayah kerjanya.
Kegiaian-kegiatan yang dilaksanakan oleh petugas dan kegiatan pokok di atas
adalah:
a. Upaya kesehatan ibu dan anak
b. Upaya keluarga berencana
c. Upaya perbaikan gizi
d. Upaya kesehatan lingkungan
e. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
f. Upaya pengobatan
g. Upaya penyuluhan kesehatan masyaraka
h. Upaya kesehatan sekolah
i. Upaya kesehatan olah raga
j. Upaya perawatan kesehatan masyarakat
k. Upaya peningkatan kesehatan kerja
l. Upaya kesehatan gigi dan mulut
m. Upaya kesehatan jiwa
n. Upaya kesehatan mata
o. Upaya pembinaan peran serta masyarakat
p. Upaya pembinaan pengobatan tradisional
C. TUGAS DAN FUNGSI POKOK PERAWAT TERAMPIL
Page 17
Menurut Permenpan No 25 Tahun 2014 tentang rincian kegiatan Perawat
kategori keahlian sesuai dengan jenjang jabatan, sebagai berikut:
1. Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada individu;
2. Mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat pada individu dalam rangka
melakukanupaya promotif;
3. Membuat media untuk peningkatan perilakuhidup bersih dan sehat pada individu
dalamrangka melakukan upaya promotif;
4. Memfasilitasi penggunaan alat - alat pengamanan atau pelindung fisik pada pasien
untuk mencegah risiko cedera pada individu dalam rangka upaya preventif;
5. Memantau perkembangan pasien sesuaidengan kondisinya (melakukan pemeriksaan
fisik mengamati keadaan pasien pada individu dalam rangka upaya preventi)
6. Memfasilitasi penggunaan pelindung diri pada kelompok dalam rangka melakukan
upaya preventif;
7. Memberikan oksigenasi sederhana;
8. Memberikan bantuan hidup dasar;
9. Melakukan pengukuran antropometri;
10. Melakukan fasilitasi pasien dalam memenuhikebutuhan eliminasi;
11. Memantau keseimbangan "airan danelektrolit pasien;
12. Melakukan mobilisasi posisi pasien;
13. Mempertahankan posisi anatomis pasien;
14. Melakukan fiksasi fisik;
15. Memfasilitasi lingkungan yang mendukungistirahat;
16. Memfasilitasi kebiasaan tidur pasien;
17. Memfasilitasi penggunaan pakaian yangmendukung kenyamanan pada pasien;
18. Melakukan pemeliharaan diri pasien;
19. Memandikan pasien;
20. Membersihkan mulut pasien;
21. Melakukan kegiatan kompres hangat,dingin;
22. Mempertahankan suhu tubuh saat tindakan (memasang warming blanket)
23. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan;
24. Melakukan pendampingan pada pasienmenjelang ajal dying care);
25. Memberikan perawatan pada pasien menjelang ajal sampai meninggal;
26. Memberikan dukungan dalam proseskehilangan% berduka dan kematian;
27. Memfasilitasi suasana lingkungan yangtenang dan aman;
Page 18
28. Melakukan dokumentasi pelaksanaantindakan keperawatan
29. Menyusun rencana kegiatan individu perawat;
30. Melaksanakan kegiatan bantuan,partisipasikesehatan;
31. Melaksanakan tugas lapangan di bidangkesehatan;
32. Melaksanakan penanggulangan penyakit,wabah tertentu; dan
33. Melakukan supervisi lapangan.
Page 19
D. STRUKTUR ORGANISASI
Page 20
E. DATA PENDUKUNG ISU
1. Keadaan Geografis
Wilayah kerja Puskesmas Batalaiworu meliputi Kelurahan Laiworu, Kelurahan
Sidodadi, Desa WAWESA dan Desa Wawesa dengan jumlah penduduk 14.774
(3.840 KK).
Luas wilayah kerja Puskesmas Batalaiworu adalah 22,71 km2, terdiri dari
dataran tinggi disebelah barat, dataran rendah dan pantai dibagian timur dan dengan
komposisi luas lahan yang hampir seimbang. Pemanfaatan tanah sebagai perkebunan,
bangunan/rumah, sawah dan lain-lain.
Wilayah kerja Puskesmas Batalaiworu meliputi keseluruhan wilayah
Kecamatan Batalaiworu, yang juga merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten
Muna.
Dengan Batas- batas wilayah administrasi sebagai berikut :
1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Lasalepa
2) Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Watupute
3) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Katobu
4) Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Buton
2. Keadaan Demografis
Berdasarkan Data Proyeksi Penduduk di Statistik jumlah penduduk di wilayah
Puskesmas Batalaiworu dengan luas wilayah 22,71 km2, 14.774 jiwa yang terhimpun
dalam 3.840 KK dan 3.087 Rumah Tangga. Dengan rincian Penduduk Perdesa
sebagai berikut :
Tabel 1 : Jumlah Penduduk Per Kelurahan/Desa Wilayah Puskesmas Batalaiworu
No Kelurahan/DesaLuas Wilayah
Area (km2)
Jumlah
Rumah
Tangga
Jumlah KK
Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
1. Laiworu 4,33 2012 2650 9281
2. Sidodadi 7,31 478 250 2201
3. Wawesa 4,26 239 375 1104
4. Wawesa 6,81 358 250 1648
Jumlah 22,71 3,087 3,840 14,774
Sumber : Statistik Data Proyeksi Penduduk 2019
3. Keadaan Sosial Ekonomi
Page 21
Dilihat dari sosial ekonomi masyarakat Kacamatan Batalaiworu Mata
Pencaharian terbanyak yaitu Buruh/Swasta (27,1%) untuk lebih jelasnya uraian
pekerjaan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2 : Jumlah dan Keadaan Penduduk Berdasarkan Pekerjaan, Per Kelurahan/Desa
Wilayah Puskesmas Batalaiworu.
No Pekerjaan/Mata Pencaharian Persentase (%)
1. PNS 3,7
2. TNI/POLRI 0,9
3. BURUH/SWASTA 27,1
4. PEDAGANG 4,3
5. PETANI 27,73
6. NELAYAN 3,2
7. DLL (SOPIR, MONTIR, PENGRAJIN 37
Jumlah 100
Sumber : Statistik Data Proyeksi Penduduk 2019
4. Keadaan Pendidikan
Tingkat pendidikan masyarakat Kecamatan Batalaiworu yang paling banyak
adalah tingkat pendidikan SD (30,6) untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 3. Jumlah dan Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan, Per
Kelurahan/Desa Wilayah Puskesmas Batalaiworu.
No Pekerjaan/Mata Pencaharian Persentase (%)
1. Tidak Tamat SD 4,8
2. SD 30,6
3. SMP 23,2
4. SMA 30,2
5. Akademi 3,6
6. Perguruan Tinggi 7,6
Jumlah 100
5. Jumlah Tenaga Medis di Fasilitas Kesehatan
Dalam menjalankan fungsinya sebagai pemberi pelayanan kesehatan tingkat
pertama Puskesmas Batalaiworu telah dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang
Page 22
memadai dan didukung oleh tenaga dokter umum, dokter gigi, bidan, perawat,
perawat gigi, tenaga analis kesehatan, sanitarian, ahli gizi, apoteker.
SDM Kesehatan yang memiliki kompetensi tentu akan menunjang
keberhasilan pelaksanaan kegiatan, program dan pelayanan kesehatan. Jenis dan
jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Batalaiworu pada tahun 2019 dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 4. Data Pegawai Berdasarkan Jumlah dan Kualifikasi Pendidikan
No Jenis Tenaga Kesehatan Jumlah
Status Pegawai
PNS PTTKontrak
PusatSukarela
1. Kepala Puskesmas 1 1
2. Dokter Umum 1 1
3. Dokter Gigi 1 1
4. Perawat 45 20 25
5. Perawat Gigi 3 3
6. Bidan 62 8 54
7. Asisten Apoteker 1 1
8. Kesehatan Masyarakat 9 9 1
9. Sanitarian 3 2 1
10. Tenaga Gizi 4 3 1
11. Rekam Medik 1 1 1
12. Analis Kesehatan 1 1
13. Tenaga Non Medis
1. Cleaning Service 1 1
2. Sopir 1 1
Jumlah 134 48 2 86
Berikut data capaian penderita hipertensi di kecamatan batalaiworu pada tahun 2019.
Tabel 5. Capaian Indikator Penderita Hipertensi Berobat secara teratur Tahun 2019
Kelurahan/
Desa
Jumlah Di
Diagnosis
Hipertensi
Jumlah di Diagnosis
Tapi Tidak Minum
Obat Hipertensi
Jumlah
suspek
Hipertensi
Sidodadi 21 17 1
Page 23
Laiworu 59 35 3
Wawesa 37 37 4
Wakorambu 28 13 0
Jumlah 145 102 8
Sumber : Laporan Administrasi PIS PK Tahun 2019
F. KONSEPSI NILAI – NILAI DASAR ASN
Penyelenggaraan Pelatihan Dasar ini bertujuan sebagai penguatan nilai-nilai dasar
profesi ASN yang merupakan nilai-nilai yang harus di implementasikan oleh seluruh
ASN, meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi (ANEKA), serta kedudukan dan peran ASN dalam NKRI yaitu Whole Of
Government, Manajemen ASN dan Pelayanan Publik. Berikut Nilai-nilai dasar profesi
ASN,kedudukan dan peran ASN dalam NKRIyang meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA) serta Whole Of Government,
Manajemen ASN dan Pelayanan Publik :
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk
memenuhi tanggungjawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang PNS adalah
menjamin terwujudnya nilai-nilai publik berikut :
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik kepentingan,
antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor, kelompok, dan pribadi;
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah
keterlibatan PNS dalam politik praktis;
c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik;
d. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai
penyelenggara pemerintahan.
Selain itu, akuntabilitas juga memiliki aspek-aspek yang mencangkup beberapa hal
antara lain :
a. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a relationship)
b. Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results oriented)
c. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requires reporting)
d. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is meaning less without
consequences)
Page 24
e. Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves performance)
Akuntabilitas publik memiliki 3 fungsi utama, yaitu :
a. Untuk menyediakan kontrol demokratis
b. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan
c. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
Nilai-nilai dasar yang terkandung pada aspek akuntabilitas antara lain :
a. Jujur
b. Transparan
c. Integritas
d. Tanggungjawab (responsibilitas)
e. Keadilan
f. Kepercayaan
g. Keseimbangan
h. Kejelasan target
i. Konsisten
j. Partisipatif
2. Nasionalisme
Nasionalisme dapat dirumuskan sebagai satu paham yang menciptakan dan
mempertahankan kedaulatan sebuah negara (nation) dengan mewujudkan satu
identitas sebagai ikatan bersama dalam satu kelompok. Nasionalisme Pancasila adalah
pandangan atau paham kecintaan Warga Negara Indonesia terhadap bangsa dan tanah
airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Dengan adanya nilai-nilai Pancasila
diharapkan setiap ASN memiliki rasa nasionalisme yang kuat dan lebih memikirkan
kepentingan publik, bangsa dan negara dibanding kepentingan pribadi dalam
menjalankan tugasnya.
Nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus diperhatikan, antara lain :
a. Religius
b. Amanah
c. Disiplin
d. Non Diskriminasi
e. Saling Menghormati
f. Persamaan Derajat
g. Mencintai sesama manusia
h. Rela Berkorban
Page 25
i. Menjaga Ketertiban
j. Kerja Sama
k. Cinta Tanah Air
l. Musyawarah
m. Kekeluargaan
n. Kepentingan Bersama
o. Hidup Sederhana
p. Tidak menggunakan hak yang bukan miliknya.
q. Kerja Keras
r. Menghargai karya orang Lain
s. Menghormati Keputusan Bersama
t. Tenggang Rasa
3. Etika publik
Etika publik adalah refleksi tentang baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan
keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan
tanggungjawab pelayanan publik. Nilai-nilai dasar etika publik :
a. Memegang teguh nilai-nilai ideologi Pancasila
b. Setia dan mempertahankan UUD NKRI 1945
c. Profesional
d. Tidak berpihak
e. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian
f. Non diskriminatif
g. Beretika luhur
h. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik
i. Memberikan pelayanan dengan jujur, tanggap, cepat, tepat dan akurat
j. Berdaya guna dan berhasil guna
k. Santun dalam berkomunikasi, berkonsultasi dan bekerjasama
l. Transparan
m. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai
n. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
o. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat
sistem karir
4. Komitmen mutu
Page 26
Penilaian mutu sesuatu berdasarkan pada subyektifitas seseorang, maka dari itu
untuk mengukur penilaian tersebut perlu adanya standar pelayanan sehingga sebuah
mutu pelayanan dapat terkontrol dengan baik. Berikut adalah nilai-nilai yang perlu
diperhatikan dalam komitmen mutu antara lain :
a. Bekerja dengan berorientasi pada mutu
b. Inovatif
c. Selalu melakukan perbaikan mutu
d. Membangun komitmen pegawai untuk jangka panjang
e. Membangun kerjasama kolegial antarpegawai yang dilandasi kepercayaan dan
kejujuran
f. Memfokuskan kegiatan pada kepuasan pelanggan, baik internal maupun eksternal
g. Menampilkan kinerja tanpa cacat (zerodefect) dan tanpa pemborosan (zerowaste),
sejak memulai setiap pekerjaan
h. Efektif dan efisien dalam bekerja
5. Anti korupsi
Korupsi adalah tindakan melanggar hukum dengan tujuan untuk memperkaya diri
sendiri maupun golongan. Nilai-nilai yang terkandung dalam aspek anti korupsi
antara lain :
a. Jujur
b. Peduli
c. Mandiri
d. Disiplin
e. Tanggungjawab
f. Kerja Keras
g. Sederhana
h. Berani
i. Adil
G. KONSEPSI KEDUDUKAN DAN PERAN ASN DALAM NKRI
1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN
yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik,
bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan
Page 27
kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar tersedia sumber daya
aparatur sipil negara yang unggul selaras dengan perkembangan zaman.
Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri dari :
a) Pegawai Negeri Sipil (PNS), b) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
(PPPK), c) Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan
kebijakan yang ditetapkan pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari
pengarugh dan intervensi semua golongan dan partai politik.
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka ASN berfungsi sebagai pelaksana
kebijakan publik, pelayan publik dan perekat dan pemersatu bangsa. Agar dapat
melaksanakan tugas dan tanggungjawab dengan baik dapat meningkatkan
produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN yang akuntabel, maka setiap ASN
diberikan hak. PNS berhak memperoleh Gaji, tunjangan dan fasilitas, Cuti, Jaminan
pensiun dan jaminan hari tua, perlindungan, dan pengembangan kompetensi.
Kewajiban pegawai ASN yang disebutkan dalam UU ASN adalah: 1) Setia dan taat
pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
Negara Kesatuan Republik Indonesia dan pemerintah yang sah; 2) Menjaga persatuan
dan kesatuan bangsa; 3) Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah
yang berwenang; 4) Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan; 5)
Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran dan
tanggung jawab; 6) Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku,
ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan; 7)
Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan 8) Bersedia ditempatkan di
seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. ASN sebagai profesi
berlandaskan pada kode etik dan kode prilaku. Kode etik dan kode prilaku ASN
bertujuan untuk menjaga martabat dankehormatan ASN. Kode etik dan kode
prilakuyang diatur dalam UU ASN menjadi acuan bagi para ASN dalam
penyelenggaraan birokrasi pemerintah.
2. Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah pemberian pelayanan prima kepada masyarakat yang
merupakan kewajiban ASN sebagai abdi masyarakat.
Terdapat 7 sikap pelayanan prima, yakni :
a. Passionate (bersemangat)
b. Progressive (memakain cara terbaik)
Page 28
c. Proaktive (antisipatif, tidak menunggu)
d. Promth (positif, tanpa curiga)
e. Patience (sabar)
f. Proporsional (tidak mengada-ada)
g. Functional (tepat waktu)
3. Whole of Government
WOG merupakan suatu upaya dalam sistem pemerintahan yang bersatu dalam
satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu.WOG juga memiliki pemahaman yakni
suatu pendekatan penyelenggaraan pemerintah yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintah dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup yang lebih luas di
pemerintahan.Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency,
yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-
urusan yang relevan.
H. KONSEP TEORI
1. Defenisi
Secara sederhana, hipertensi diartikan sebagai keadaan dimana tekanan darah
meningkat. Tekanan darah merupakan ukuran kekuatan darah saat menekan dinding
pembuluh darah arteri, pembuluh nadi yang menghantarkan darah ke seluruh tubuh.
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih
tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah
diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah ditulis sebagai
tekanan sistolik garis miring tekanan diastolik, misalnya 120/80 mmHg, dibaca seratus
dua puluh per delapan puluh. Dikatakan tekanan darah tinggi jika pada saat duduk
tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolic mencapai 90
mmHg atau lebih, atau keduanya. Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan
tekanan sistolik dan diastolik. Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik
mencapai 140 mmHg atau lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan
tekanan diastolik masih dalam kisaran normal. Hipertensi ini sering ditemukan pada
usia lanjut.
Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan
tekanan darah; tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan
diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara
perlahan atau bahkan menurun drastis. Hipertensi maligna adalah hipertensi yang
Page 29
sangat parah, yang bila tidak diobati, akan menimbulkan kematian dalam waktu 3-6
bulan. Hipertensi ini jarang terjadi, hanya 1 dari setiap 200 penderita hipertensi.
Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-
anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa.
Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada
saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam
satu hari juga berbeda; paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat
tidur malam hari.
2. Tanda dan gejala
Pada sebagian orang, tanda pertama naiknya tekanan darahnya ialah apabila
terjadi komplikasi. Tanda yang umum ialah sesak nafas pada waktu kerja keras. Ini
menunjukkan bahwa otot jantung itu sudah turut terpengaruh sehingga tenaganya
sudah berkurang yang ditandai dengan sesak nafas. Pada pemeriksaan fisik, tidak
dijumpai kelainan apapun selain tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula
ditemukan perubahan pada retina, seperti perdarahan, eksudat (kumpulan cairan),
penyempitan pembuluh darah, dan pada kasus berat, edema pupil(edema pada diskus
optikus) dan penglihatan kabur.
Hipertensi tidak memberikan tanda-tanda pada tingkat awal. Kebanyakan
orang mengira bahwa sakit kepala terutama pada pagi hari, pusing, berdebar-debar,
dan berdengung ditelinga merupakan tanda-tanda hipertensi. Tanda-tanda tersebut
sesungguhnyadapat terjadi pada tekanan darah normal, bahkan seringkali tekanan
darah yang relatif tinggi tidak memiliki tanda-tanda tersebut. Cara yang tepat untuk
meyakinkan seseorang memiliki tekanan darah tinggi adalah dengan mengukur
tekanannya. Hipertensi sudah mencapai taraf lanjut, yang berarti telah berlangsung
beberapa tahun, akan menyebabkan sakit kepala, pusing, napas pendek, pandangan
mata kabur, dan mengganggu tidur
3. Kalsifikasi Hipertensi
Hipertensi dapat dibedakan menjadi tiga golongan yaitu hipertensi sistolik,
hipertensi diastolik, dan hipertensi campuran. Hipertensi sistolik (isolated systolic
hypertension) merupakan peningkatan tekanan sistolik tanpa diikuti peningkatan
tekanan diastolik dan umumnya ditemukan pada usia lanjut. Tekanan sistolik berkaitan
dengan tingginya tekanan pada arteri apabila jantung berkontraksi (denyut jantung).
Page 30
Tekanan sistolik merupakan tekanan maksimum dalam arteri dan tercermin pada hasil
pembacaan tekanan darah sebagai tekanan atas yang nilainya lebih besar.
Hipertensi diastolik (diastolic hypertension) merupakan peningkatan tekanan
diastolik tanpa diikuti peningkatan tekanan sistolik, biasanya ditemukan pada anak-
anak dan dewasa muda. Hipertensi diastolik terjadi apabila pembuluh darah kecil
menyempit secara tidak normal, sehingga memperbesar tahanan terhadap aliran darah
yang melaluinya dan meningkatkan tekanan diastoliknya. Tekanan darah diastolik
berkaitan dengan tekanan arteri bila jantung berada dalam keadaan relaksasi di antara
dua denyutan. Hipertensi campuran merupakan peningkatan pada tekanan sistolik dan
diastolik.
Klasifikasi tekanan darah menurut JNC VII :
Klasifikasi Tekanan
Darah
Tekanan Darah
Sistolik (mmHg)
Tekanan Darah
Diastolik (mmHg)
Normal < 120 < 80
Prehipertensi 120 –139 80 –89
Hipertensi derajat I 140 –159 90–99
Hipertensi derajat II ≥ 160 ≥ 100
Tekanan darah menurut WHO / ISH :
Klasifikasi Tekanan
Darah
Tekanan Darah
Sistolik (mmHg)
Tekanan Darah
Diastolik (mmHg)
Hipertensi berat ≥ 180 ≥ 110
Hipertensi sedang 160 –179 100 –109
Hipertensi ringan 140 –159 90 –99
Hipertensi perbatasan 120 –149 90 –94
Hipertensi sistolik perbatasan 120 –149 < 90
Hipertensi sistolik terisolasi > 140 < 90
Normotensi < 140 < 90
Optimal < 120 < 80
4. Komplikasi Hipertensi
Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Beberapa penelitian menemukan bahwa penyebab kerusakan
organ-organ tersebut dapat melalui akibat langsung dari kenaikan tekanan darah pada
organ, atau karena efek tidak langsung, antara lain adanya autoantibodi terhadap
Page 31
reseptor angiotensin II, stress oksidatif, down regulation, dan lain-lain. Penelitian lain
juga membuktikan bahwa diet tinggi garam dan sensitivitas terhadap garam berperan
besar dalam timbulnya kerusakan organ target, misalnya kerusakan pembuluh darah
akibat meningkatnya ekspresi transforming growth factor-β (TGF-β).
Umumnya, hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Kerusakan organ-organ yang umum ditemui pada
pasien hipertensi adalah:
a. Jantung
Hipertrofi ventrikel kiri
Angina atau infark miokardium
Gagal jantung
b. Otak : Stroke atau transient ischemic attack
c. Penyakit ginjal kronis
d. Penyakit arteri perifer
e. Retinopati
5. Pencegahan Hipertensi
Pencegahan lebih baik daripada pengobatan, demikian juga terhadap
hipertensi. Pada umumnya, orang berusaha mengenali hipertensi jika dirinya atau
keluarganya sakit keras atau meninggal dunia akibat hipertensi. Tidak semua penderita
hipertensi memerlukan obat. Apabila hipertensinya tergolong ringan maka masih
dapat dikontrol melalui sikap hidup sehari-hari.
Pengontrolan sikap hidup ini merupakan langkah pencegahan amat baik agar
penderita hipertensi tidak kambuh gejala penyakitnya. Usaha pencegahan juga
bermanfaat bagi penderita hipertensi agar penyakitnya tidak menjadi parah, tentunya
harus disertai pemakaian obat-obatan yang ditentukan oleh dokter.Agar terhindar dari
komplikasi fatal hipertensi, harus diambil tindakan pencegahan yang baik (Stop High
Blood Pressure), antara lain dengan cara menghindari faktor risiko hipertensi.
a. Pola makan. Makanan merupakan faktor penting yang menentukan tekanan darah.
Mengkonsumsi buah dan sayuran segar dan menerapkan pola makan yang rendah
lemak jenuh, kolesterol, lemak total, serta kaya akan buah, sayur, serta produk
susu rendah lemak telah terbukti secara klinis dapat menurunkan tekanan darah.
Untuk menanggulangi keadaan tekanan darah yang tinggi, secara garis besar ada
empat macam diet, yaitu :
1) Diet rendah garam
Page 32
2) Diet rendah kolesterol dan lemak terbatas
3) Diet tinggi serat
4) Diet rendah kalori bagi yang kegemukan
b. Pola istirahat
Pemulihan anggota tubuh yang lelah beraktifitas sehari penuh untuk menetralisir
tekanan darah.
c. Pola aktivitas
Tekanan darah. Jenis latihan yang dapat mengontrol tekanan darah yaitu : bejalan
kaki, bersepeda, berenang, aerobik. Kegiatan atau pekerjaan sehari-hari yang lebih
aktif baik fisik maupun mental memerlukan energi / kalori yang lebih banyak.
Orang dengan gaya hidup yang tidak aktif akan rentan terhadap tekanan darah
tinggi. Melakukan olahraga secara teratur tidak hanya menjaga bentuk dan berat
badan, tetapi juga dapat menurunkan tekanan darah.
6. Pengobatan Hipertensi
Setelah diagnose hipertensi ditegakkan dan diklasifikasikan menurut golongan
atau derajatnya, maka dapat dilakukan dua strategi penatalaknaan dasar yaitu :
a. Non farmakologik, yaitu tindakan untuk mengurangi faktor risiko yang telah
diketahui akan menyebabkan atau menimbulkan komplikasi, misalnya
menghilangkan obesitas, menghentikan kebiasaan merokok, alkohol, dan
mengurangi asupan garam serta rileks.
b. Farmakologik, yaitu memberikan obat anti hipertensi ygang telah terbukti
kegunaannya dan keamanannya bagi penderita. Obat-obatan yang digunakan pada
hipertensi adalah :
1) Diuretik, contohnya furosemide, triamferena, spironolactone
2) Beta blockers, contohnya metaprolol, atenolol, timolol
3) ACE-inhibitor, contohnya lisinopril, captopril, quinapril
4) Alpha-blockers, contohnya prazosin, terazosin
5) Antagonis kalsium, contohnya diltiazem, amlodipine, nifedipine
6) Vasodilator-direct, contohnya minixidil, mitralazine
7) Angiotensin reseptor antagonis, contohnya losartan.
8) False-neurotransmiter, contohnya clodine, metildopa, guanabens Khusus
Upaya terapi khusus ditujukan untuk penderita hipertensi sekunder yang jumlahnya kurang
lebih 10 % dari total penderita hipertensi. Tanda-tanda dan penyebab hipertensi perlu dikenali
Page 33
sehingga penderita dapat di rujuk lebih dini dan terapi yang tepat dapat dilakukan dengan
cepat. Perlu pemerikasaan dengan sarana yang canggih.
Page 34
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
A. IDENTIFIKASI ISU
Kesehatan masyarakat diwilayah kerja Puskesmas Batalaiworu masih dihadapakan
pada kondisi semakin bertambahnya angka kejadian penyakit tidak menular (hipertensi)
yang diakibatnya oleh perubahan pola gaya hidup dan kurangnya pengetahuan dari pesien
tersebut. Hipertensi termasuk kedalam kategori 10 penyakit terbanyak diwilayah kerja
puskesmas Batalaiworu dan masih selalu eksis sampai saat ini.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, isu prioritas yang diangkat penulis dalam
aktualisasi ini adalah :
a. Masih kurangnya pengetahuan tentang hipertensi pada pasien hipertensi.
b. Masih kurangnya kepatuhan berobat pasien hipertensi
c. Masih kurangnya kesadaran pasien hipertensi untuk memanfaatkan fasilitas
kesehatan.
Dapat di identifikasi isu - isu sebagai berikut:
Tabel 6. Identifikasi isu
No. Identifikasi IsuPrinsip
ASNKondisi Saat Ini
Kondisi yang
Diharapkan
1. Masih
kurangnya
pengetahuan
tentang
hipertensi
pada pasien
hipertensi.
Pelayanan
Publik
Banyak pasien
hipertensi yang
kurang mengetahui
tentang penyakitnya
dikarenakan
kurangnya
pengetahuan tentang
pendidikan kesehatan
yang diberikan oleh
tenaga medis serta
tidak ada alat bantu
yang diberikan untuk
mengingatkan pasien
Peningkatan
pengetahuan pasien
hipertensi terhadap
penyakit yang di
alaminya dengan
pemberian edukasi
mengenai penyakit dan
pentingnya berobat
serta pemberian alat
pendukung untuk
pasien agar mengingat
jadwal kontrolnya
sehingga tekanan darah
dapat terkontrol dan
mencegah terjadinya
Page 35
komplikasi.
2. Masih
kurangnya
kepatuhan
berobat pasien
hipertensi
Pelayanan
Publik
Banyak pasien yang
kurang patuh untuk
kontrol berobat tepat
waktu karena
kurangnya
pemahaman pasien
tentang pendidikan
kesehatan yang
diberikan oleh tenaga
medis dan tidak ada
alat bantu yang
diberikan untuk
mengingatkan pasien
Peningkatan kepatuhan
berobat pasien dengan
pemberian edukasi
mengenai penyakit dan
pentingnya berobat
serta pemberian alat
pendukung untuk
pasien agar mengingat
jadwal kontrolnya
sehingga tekanan darah
dapat terkontrol dan
mencegah terjadinya
komplikasi.
3. Masih
kurangnya
kesadaran
pasien
hipertensi
untuk
memanfaatkan
fasilitas
kesehatan
seperti di
puskesmas,
poslansia/
posbinru,
pustu, dll
Pelayanan
Publik
Masih banyak pasien
yang tidak
memanfaatkan
fasilitas kesehatan
yang ada seperti
puskesmas. Pasien
lebih cenderung
langsung membeli
obat di apotik atau
toko obat tanpa
adanya arahan /
kontrol dari petugas
kesehatan.
Peningkatan kesadaran
pasien hipertensi untuk
menggunakan fasilitas
kesehatan yang ada
dengan pemberian
edukasi langsung
seperti k unjungan
rumah dan penggunaan
alat bantu seperti kartu
kendali kontrol
sehingga tekanan darah
pasien hipertensi dapat
terkontrol yang di bantu
petugas kesehatan.
B. PEMILIHAN ISU PRIORITAS
Page 36
Penilaian secara APKL dilakukan menggunakan nilai dengan memberikan skor
rentang 1 sampai 5, semakin tinggi nilai menunjukan bahwa isu tersebut sangat urgent
dan sangat serius untuk segera ditangani.
tabel 7. Penilaian isu
No. Identifikasi IsuPenilaian isu Total
skoringRengking
A P K L
1
Kurangnya pengetahuan
tentang hipertensi pada
pasien hipertensi.
5 5 5 5 25 1
2
Masih kurangnya
kepatuhan berobat pasien
hipertensi
4 5 5 4 18 3
3
Masih kurangnya
kesadaran pasien
hipertensi untuk
memanfaatkan fasilitas
kesehatan.
4 4 5 4 17 2
Sebagaimana hasil analisis APKL di atas yang terpilih satu isu yang dominan
yaitu Kurangnya pengetahuan tentang hipertensi pada pasien hipertensi di puskesmas
Batalaiworu. Isu tersebut dinilai berdasarkan kriteria APKL. Isu ini selalu terjadi setiap
tahunnya dan dampaknya bila pasien kurang paham dan kepatuhan berobat pasien
hipertensi kurang maka berpengaruh pada pasien itu sendiri karena tekanan darah akan
menjadi tidak terkontrol dan semakin tinggi resiko terjadinya komplikasi. Menurut
penulis, isu ini layak diangkat untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Hal ini
sejalan dengan visi puksesmas Menjadi Pusat Pelayanan Kesehatan Yang Profesional,
Berkualitas, dan Ramah Pasien”. Dengan adanya solusi bagi isu tersebut diharapkan
pasien dengan hipertensi dapat meningkatkan pengetahuan pasien.
C. ISU PRIORITAS / TERPILIH
Sebagaimana hasil analisis APKL di atas telah terpilih satu Isu yang dominan yaitu Masih
kurangnya pengetahuan tentang hipertensi pada pasien hipertensi. Isu ini selalu terjadi
setiap tahunnya dan dampaknya bila kurangnya pengetahuan pasien hipertensi maka
berpengaruh pada pasien itu sendiri karena tekanan darah akan menjadi tidak terkontrol
dan semakin tinggi resiko terjadinya komplikasi. Menurut penulis, isu ini layak diangkat
Page 37
untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Hal ini sejalan dengan visi puksesmas
“Menjadi Pusat Pelayanan Kesehatan Yang Profesional, Berkualitas, dan Ramah Pasien”.
Dan misi “Memberikan Pelayanan Kesehatan Yang Bermutu dan Terjangkau Oleh
Masyarakat”. Dengan adanya solusi bagi isu tersebut diharapkan pasien dengan hipertensi
dapat meningkatkan pengetahuannya tentang hipertensi.
D. ANALISIS DAMPAK ISU
Dari susunan kegiatan yang di buat ada beberapa dampak yang akan membuat
pengaruh besar tehadap pasien hipertensi demi penigkatan pengetahuannya, diantaranya :
1. Pasien dapat mengetahui tentang hipertensi
2. Patuh atau rutin mengonsumsi obat anti hipertensi sesuai dosis
3. Keluarga dapat turut ambil bagian dalam mendukung pasien hipertensi
4. Dengan therapi autogenik dan pola makan yang sehat Tekanan darah pasien dapat
terkontrol.
5. Pasien dapat menggunakan atau datang ke fasilitas kesehatan terdekat guna
mengontrol tekanan darah.
E. GAGASAN PEMECAHAN ISU : Peningkatan pengetahuan Tentang Penyakit
Hipertensi pada pasien hipertensi Di Desa Wawesa Lingkup Kerja Puskesmas
Batalaiworu.
Page 38
24
F. KEGIATAN DAN TAHAPAN UNTUK MEMECAHKAN ISU
No. KegiatanTahapan
KegiatanOutput / Hasil Keterkaitan Subtansi Mata Pelatihan
Kontribusi
Terhadap
Visi Misi
Organisasi
Penguatan
Nilai
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1 Melakukan
konsultasi
dengan
atasan /
mentor
1. Melakukan
konsultasi
dengan
pimpinan terkait
kegiatan yang
akan dilakukan
1. Terlaksananya
konsultasi
dengan
pimpinan
terkait kegiatan
yang akan
dilakukan
Akuntabilitas
Dalam melakukan konsultasi kepada pimpinan dengan
konsisten dan penuh tanggung jawab terkait kegiatan
aktualisasi ini.
Nasionalisme
Dalam bermusyawarah dengan pimpinan untuk
menetapkan waktu yang tepat dengan tidak
memaksakan kehendak secara pribadi
Etika public
Bersikap sopan dan santun ketika menghadap
pimpinan untuk meminta berkonsultasi terkait
kegiatan yang akan dilakukan
Komitmen Mutu
Dalam menetapkan jadwal konsultasi dengan
pimpinan secara efektif
Kegiatan ini
sesuai dengan
misi
puskesmas :
Memberikan
Pelayanan
Kesehatan
Yang
Bermutu dan
Terjangkau
Oleh
Masyarakat
Dengan
adanya
kegiatan ini
meningkatkan
nilai
organisasiyait
u jujur,
tanggung
jawab,
disiplin,
kerjasama,
menghargai
Page 39
25
Anti Korupsi
berkonsultasi dengan
pimpinan / mentor dengan jujur,
terbuka, dan apa adanya
2 Mencatat
arahan dan
bimbingan
sebagai hasil
konsultasi
dengan
pimpinan
2. Adanya
catatan
arahan dan
bimbinganda
ri pimpinan
sebagai hasil
konsultasi
Akuntabilitas
Mencatat dengan jelas hasil konsultasi dengan
pemimpin
Nasionalisme
Menghargai dan menghormati arahan atau masukan
pimpinan
Etika Publik
Bersikap sopan dan santun dalam mencatat arahan –
arahan pimpinan
Komitmen Mutu
Mencatat semua arahan/ masukan pimpinan dengan
dengan baik dan teliti.
Anti Korupsi
Menerima arahan/ masukan dari pimpinan dengan
penuh tanggung jawab, untuk melaksanakan
aktualisasi
Page 40
26
3. Meminta
persetujuan
pimpinan tentang
rencana kegiatan
yang di
aktualisasikan
3. Adanya
persetujuan
dari pimpinan
untuk
melakukan
aktualisasi
Akuntabilitas
Berpartisipasi meminta persetujuan pimpinan untuk
melakukan kegiatan aktualisasi
Nasionalisme
Meminta persetujuan dari pimpinan untuk
melaksanakan kegiatan aktualisasi dengan tidak
memaksakan kehendak
Etika Publik
Bersikap sopan dan santun ketika menyampaikan
maksud untuk meminta persetujuan pimpinan
Komitmen Mutu
Menggunakan komunikasi yang baik dan efektif
dalam meminta persetujuan dari pimpinan
Anti Korupsi
Berani meminta persetujuan pimpinan untuk
melakukan kegaiatan aktualisasi guna terselesainya
isu yang ada.
4. Menyampaikan
surat
persetujuan
palaksanaan
4. Adanya surat
persetujuan
telah ditanda
tangani atasan
Akuntabilitas
Berpartisipasi secara konsisten dan
bertanggungjawab dalam menyampaikan surat
persetujuan palaksanaan aktualisasi kapada atasan
Page 41
27
aktualisasi
kapada atasan
untuk ditanda
tangani
untuk ditandatangani
Nasionalisme
Dalam menyampaikan surat persetujuan palaksanaan
aktualisasi kapada atasan untuk ditandatangani
dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik
dan benar
Etika Publik
Menyampaikan surat persetujuan palaksanaan
aktualisasi kapada atasan untuk ditandatangani
dengan cermat dan penuh rasa tanggung jawab
Komitmen Mutu
Menggunakan media yang efektif dan efisien dalam
membuat surat tugas/ rekomendasi persetujuan
pimpinan
Anti Korupsi
Membuat surat persetujuan palaksanaan aktualisasi
untuk ditandatangani jujur dan bertanggungjawab
2. Membuat
media
informasi
Leafleat
1. Menyiapkan
bahan dan
materi untuk
kegiatan
1. Tersedianya
alat, bahan
dan materi
yang
Akuntabilitas
Berpartisipasi dan konsisten dalam mencari alat,
bahan dan materi yang akan digunakan untuk
kegiatan konseling
Kegiatan ini
sesuai dengan
misi
puskesmas :
Dengan
adanya
kegiatan ini
meningkatkan
Page 42
28
konseling digunakan
untuk
kegiatan
konseling
Nasionalisme
Bekerja keras untuk mengumpulkan alat, bahan dan
materi yang akan digunakan untuk kegiatan
konseling
Etika Publik
Mengumpulkan alat, bahan dan materi yang akan
digunakan untuk kegiatan konseling dengan cermat
Komitmen Mutu
Menggunakan media yang yang efektif melalui media
internet mengumpulkan bahan dan materi yang akan
digunakan untuk kegiatan konseling
Anti Korupsi
Berusaha mengumpulkan bahan – bahan dan materi
yang akan digunakan untuk konseling dengan penuh
tanggung jawab
Memberikan
Pelayanan
Kesehatan
Yang
Bermutu dan
Terjangkau
Oleh
Masyarakat
nilai
organisasiyait
u jujur,
tanggung
jawab,
disiplin,
kerjasama,
menghargai
2. Membuat
rancangan
Leafleat yang
akan digunakan
untuk konseling
agar menarik
2. Terlaksananya
pembuatan
rancangan
media leaflet
Akuntabilitas
Bersungguh – sungguh berpartisipasi dalam
membuat rancangan leaflet dari bahan dan materi
yang telah dikumpulkan
Nasionalisme
Menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar
Page 43
29
dan mudah
dimengerti
dalam membuat isi rancangan media Leaflet agar
mudah dipahami
Etika Publik
Membuat rancangan media Leaflet dengan cermat
dan penuh tanggung jawab
Komitmen Mutu
Membuat rancangan media leaflet dengan teliti dan
cermat menggunakan media yang efektif dan efisien
Anti Korupsi
Bekerja keras dan bertanggung jawab dalam
membuat rancangan media leaflet
3. Mencetak
Leaflet
3. Tersedianya
leaflet
Akuntabilitas
Berpartisipasi secara konsisten dalam membuat dan
mencetak leaflet
Nasionalisme
Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar pada isi leaflet yang dibuat.
Etika Publik
Membuat leaflet dengan cermat dan penuh tanggung
jawab
Page 44
30
Komitmen Mutu
Membuat leaflet dengan inovasi dan kreatifitas
sehingga lebih menarik perhatian
Anti Korupsi
Membuat leaflet secara jujur dan sederhana
3. Membuat
kartu
kendali
berobat
hipertensi
a. Menyiapkan
bahan
pembuatan
kartu kendali
berobat
a. Tersediannya
bahan untuk
membuat
kartu kendali
kontrol
Akuntabilitas
Berpartisipasi dan konsisten dalam mencari bahan
yang akan digunakan untuk membuat kartu kendali
kontrol
Nasionalisme
Bekerja keras untuk mengumpulkan bahan yang akan
digunakan untuk membuat kartu kendali kontrol
Etika Publik
Mengumpulkan bahan yang akan digunakan untuk
membuat kartu kendali kontrol dengan cermat
Komitmen Mutu
Menggunakan media yang yang efektif melalui
media internet mengumpulkan bahan yang akan
digunakan untuk membuat kartu kendali kontrol
Anti Korupsi
Berusaha mengumpulkan bahan yang akan
Kegiatan ini
sesuai
dengan misi
puskesmas :
Memberikan
Pelayanan
Kesehatan
Yang
Bermutu
dan
Terjangkau
Oleh
Masyarakat
Dengan
adanya
kegiatan ini
meningkatkan
nilai
organisasi
yaitu jujur,
tanggung
jawab,
disiplin,
kerjasama.
Page 45
31
digunakan untuk membuat kartu kendali kontrol
dengan penuh tanggung jawab
b. Membuat
rancangan
kartu kendali
berobat
b. Tersusun dan
terbentuknya
draft
penyusunan
kartu kendali
berobat
Akuntabilitas:
Mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang
untuk lancarnya kegiatan merupakan bentuk dari
tanggungjawab
Nasionalisme :
Sesuai sila ke 5, meningkatkan kepedulian pada
pasien dalam pemantauan kesehatan
Etika publik : penulis akan berikap sopan dan
santun dalam pengkoordinasian dan pembuatan draft
Komitmen Mutu : merupakan inovasi baru di
puskesmas
Antikorupsi : dengan tahapan ini saya harus berani
karena ini merupakan kegiatan baru di puskesmas
c. Mencetak
kartu kendali
berobat
a. Tercetaknya
kartu kendali
berobat
Akuntabilitas
Saya akan berpartisipasi secara konsisten dalam
membuat dan mencetak kartu kendali kontrol
Nasionalisme : saya akan meningkatkan kepedulian
pada pasien dalam pemantauan kesehatan
Etika Publik : dalam tahapan ini pasien di ajarkan
Page 46
32
untuk lebih cermat dalam pemantauan tekanan
darahnya
Komitmen Mutu :
Saya akan memudahkan dalam pengisiannya sehingga
lebih efektif dalam penggunaannya
Anti Korupsi
Saya akan mencetak kartu kendali kontrol secara
jujur dan sederhana.
4. Melaksanaka
n kegiatan
aktualisasi
konseling
edukasi
1. Meminta
kesediaan atau
persetunjuan
penderita
hipertensi
1. Penderita
hipertensi
bersedia
Akuntabilitas
Berpartisipasi dalam meminta kesediaan penderita
hipertensi untuk mengikuti kegiatan konseling
Nasionalisme
Bermusyawarah dengan penderita hipertensi untuk
meminta kesediaannya mengikuti kegiatan konseling
dengan tetap menghormati dan menghargai hak –
hak dan nilai – nilai yang berlaku di masyarakat/
keluarga
Etika Publik
Meminta kesediaan penderita hipertensi mengikuti
kegiatan konseling dengan sopan dan santun
Meminta
kesediaan
penderita
hipertensi
untuk
mengikuti
kegiatan
konseling
dengan
menerapkan
nilai – nilai
ANEKA
berkontribusi
Dengan
adanya
kegiatan ini
meningkatkan
nilai organisasi
yaitu santun,
jujur,
tanggung
jawab,
disiplin,
kerjasama,
maju.
Page 47
33
Komitmen mutu
Menggunakan komunikasi yang efektif dalam
meminta kesediaan penderita hipertensi untuk
mengikuti kegiatan konseling
Anti Korupsi
Meminta kesediaan penderita hipertensi dengan
berani dan jujur
terhadap visi
dan misi
organisasi
yaitu
Memberikan
Pelayanan
Kesehatan
Yang
Bermutu dan
Terjangkau
Oleh
Masyarakat
2 Membagikan
lefleat dan
kartu kendali
kontrol kepada
penderita
hipertensi
2. Leaflet dan
kartu kendali
kontrol diterima
oleh penderita
hipertensi
Akuntabilitas
Berpartisipasi membagikan leaflet dan kartu kendali
kontrol kepada penderita hipertensi
Nasionalisme
Saya akan membagikan leaflet dan kartu kendali
kontrol pada penderita hipertensi secara adil dan
tidak diskriminasi
Etika Publik
Membagikan leaflet dan kartu kendali kontrol
Page 48
34
penderita hipertensi dengan sopan dan santun
Komitmen Mutu
Membagikan leaflet dan kartu kendali kontrol pada
penderita hipertensi dengan teliti dan cermat
Anti Korupsi
Membagikan leaflet dan kartu kendali kontrol pada
penderita hipertensi dengan jujur dan transparan
3 Memberikan
penyuluhan/kon
seling kepada
penderita
hipertensi
tentang apa itu
hipertensi dan
mengajarkan
cara pengisian
kartu kendali
kontrol
2. Penderita
memahami dan
mengerti
dengan materi
yang
disampaikan
serta tahu cara
mengisi kartu
kendali kontrol
Akuntabilitas
Dalam memberikan penyuluhan/ konseling kepada
penderita hipertensi dengan penuh tanggung jawab
Nasionalisme
Menghormati nilai dan norma yang berlaku dalam
keluarga saat memberikan konseling pada penderita
hipertensi dan tidak diskriminatif
Etika Publik
Dalam memberikan penyuluhan/ konseling pada
penderita hipertensi dengan sopan dan santun
Komitmen Mutu
Menggunakan komunikasi yang efektif yang mudah
dimengerti dan mengefisienkan waktu dalam
memberikan penyuluhan atau konseling
Page 49
35
Anti Korupsi
Memberikan penyuluhan kepada penderita dengan
jujur dan penuh tanggung jawab
Menyetujui
Coach
KAFARUDDIN, SE., MM
NIP. 19690801 199403 1 014
Kendari, 22 Juni 2020
Peserta
FERDI, Amd.Kep
NIP. 19900505 201903 1 008
Page 50
36
G. Time Shedule Pelaksanaan Aktualisasi dan Habituasi
NO.
Kegiatan / Tahapan KegiatanApril
1 2 3 4 5 6 7 8 910
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
I Membuat rencana pelaksanaan kegiatan
1 Melakukan konsultasi dengan pimpinan terkaitkegiatan yang akan dilakukan
2 Mencatat arahan dan bimbingan sebagai hasilkonsultasi dengan pimpinan
3Meminta persetujuan pimpinan tentang rencanakegiatan yang di aktualisasikan
4 Menyampaikan surat persetujuan palaksanaanaktualisasi kapada atasan untuk ditanda tangani
II Membuat media informasi Leafleat
1 Menyiapkan bahan dan materi untuk kegiatankonseling
2Membuat rancangan Leafleat yang akandigunakan untuk konseling agar menarik danmudah dimengerti
3 Mencetak LeafletIII Membuat kartu kendali berobat hipertensi
1Menyiapkan bahan pembuatan kartu kendaliberobat
2 Membuat rancangan kartu kendali berobat3 c. Mencetak kartu kendali berobat
IVMelaksanakan kegiatan aktualisasi konselingedukasi
1 Meminta kesediaan atau persetunjuanpenderita hipertensi
2 Membagikan lefleat dan kartu kendali kontrolkepada penderita hipertensi
3
Memberikan penyuluhan/konseling kepadapenderita hipertensi tentang apa itu hipertensidan mengajarkan cara pengisian kartu kendalikontrol
Page 51
41
BAB IV
HASIL AKTUALISASI
A. Deskripsi hasil pelaksanaan kegiatan
Kegiatan 1 : Melakukan konsultasi dengan atasan / mentor.
Pada kegiatan ini penulis melakukan konsultasi dengan atasan / mentor mengenai
rancangan kegiatan yang akan penulis lakukan untuk memecahkan salah satu isu yang
ada di wilayah kerja puskesmas batalaiworu tentang kurangnya pengetahuan hipertensi
pada pasien hipertensi di desa wawesa. Dari hasil konsultasi penulis mendapat beberapa
arahan yakni pada saat melakukan kegiatan dan tahapan kegiatan dengan baik dan penuh
tanggung jawab, persiapkan alat dan bahan yang diburuhkan dengan baik, gunakan
basaha yang mudah di pahami pasien, jaga sikap dan nama baik organisasi, selalu jaga
jarakdan gunakan masker, dan selalu mulai dengan niat yang tulus serta semangat.
Setelah mendengar arahan dan bimbingan dari mentor penulis meminta persetujuan untuk
melakukan kegiatan aktualisasi yang telah penulis susun. Kepala puskesmas memberikan
surat rekomendasi untuk melakukan kegiatan.
Hambatan : kesibukan atasan / mentor yang yang selalu mengikuti pertemuan sehingga
jarang ada di tempat.
Solusi : melakukan kontrak waktu (tanggal dan jam) agar konsultasi dan kegiatan
yang akan di laksanakan dapat terlaksana dengan baik.
Kegiatan 2 : membuat media informasi leaflet.
Kegiatan ini merupakan alat bantu bagi penulis untuk memberikan edukasi dan konseling
kepada penderita hipertensi. Kegiatan ini juga bertujuan agar penderita hipertensi lebih
tahu dan mengenal tentang penyakitnya sehingga tidak timbul berbagai macam
komplikasi yang ada. Lanjutan dari kegiatan 1 di atas, awalnya penulis menyiapkanbahan
dan materi untuk kegiatan konseling. Penulis mencari bahan dari media online, setelah
bahan terkumpul barulah disusun dan cetak. Dalam pembuatan leaflet ini penulis
menggunakan bahasa yang mudah di mengerti dan di pahami, dalam pembuatan ini juga
penulis membuat dengan penuh tanggung jawab, jujur, dan cermat.
Hambatan : kurangnya literatur buku dalam mencari bahan dari leaflet yang akan di buat
Solusi : mencari sumber / bahan leaflet dari media internet / online
Kegiatan 3 : membuat kartu kendali berobat hipertensi.
Kegiatan ini penulis lakukan agar tekanan darah penderita hipertensi dapat selalu di
kontrol baik itu pasien dan tenaga kesehatan terdekat. Dengan ini juga pasien akan lebih
Page 52
42
sering datang fasilitas kesehatan terdekat seperti puskesmas / poskesdes. Dalam kegiata
ini penulis mencari bahan dan selalu berkonsultasi dengan pimpinan, setelah itu barulah
di buat dan di cetak dengan penuh tanggung jawab.
Hambatan :
1. Kurangnya sumber yang tersedia
2. Merupakan inovasi baru di puskesmas tempat saya bertugas
Solusi :
1. Mancari dari media internet
2. Konsultasi dengan poli umum dan poli lansia untuk memakai kartu kendali berobat.
Kegiatan 4 : melaksanakan kegiatan aktualisasi
Sebelum kegiatan aktualisasi di laksanakan penulis terlebih dahulu menidentifikasi data
pasien hipertensi di desa wawesa. Data yang penulis dapat yaitu sebanyak 37 pasien.
Adapun nama – namanya sebagai berikut :
Tabel 9. data pasien hipertensi di Desa Wawesa
No. Nama No. Nama
1 Wd. Tasria 20 Zahria
2 Sabania 21 Wa Abe
3 Maryam 22 Wa Uri
4 Muliani 23 Wa Maharia
5 Wd. Husna 24 Wa Umpa
6 Wa Taona 25 Wd. Hamlia
7 Wa Haiya 26 Wd. Sakti
8 Wd. Sania 27 Heli
9 Wd. Salba 28 La Sabena
10 Waode Niswati 29 Wa Fainu
11 Wa Umbi 30 Wa Ije
12 Laode Hasaluma 31 Wa Mota
13 Wd. Wahyuni 32 Wa Lumina
14 Wd. Rahayu 33 La Sumbela
15 Wd. Nirma 34 Siti Hadija
16 Fatman sari 35 Wa Mesi
17 Wd. Heni ramadhan 36 La Eri
18 Hasti 37 Abdul Rasyid
Page 53
43
19 Mimin
Dari 37 orang yang di ketahui menderita hipertensi hanya sekitar 27 orang yang bisa saya
ketemukan ini karena sebagian penderita yang terdata berprofesi sebagai penjual di pasar
yang mulai berjualan dari subuh dan pulang pada malam hari, ada juga yang pergi
berkebun sampai bermalam di kebun. Setelah data terkumpul, leaflet, dan kartu kendali
kontrol telah tercetak penulis mulai berkoordinasi dengan kordinator lansia dan
kordinator prolanis untuk mengadakan sosialisasi edukasi yang bertempat di poskesdes.
Hasil dari koordinasi yaitu Kegiatan sosialisasi bisi berjalan dengan syarat pasien hasrus
menggunakan masker dan mengatur jarak.
Pada hari kegiatan di laksanakan alhamdulilah banyak pasien yang antusias untuk hadir.
Sambil menunggu pasien yang lain datang penulis mulai membagikan leaflet dan kartu
kendali kontrol yang telah penulis siapkan. Setelah terkumpul barulah penulis memulai
sosialiasi edukasi kepada pasien yang di awali dengan pembukaan dan perkenalan.
Kemudian penulis menjelaskan maksud dan tujuan kegiatan ini. Kegiatan ini berlangsung
kurang lebih 10 menit. Setelah penulis menjelaskan apa itu hipertensi barulah penulis
memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya. Ada beberapa pertanyaan yang
muncul salah satunya dari pasien ny. Sabania“ kenapa kita harus selalu minum obat
hipertensi terus – terusan ?” dan ada juga yang bertanya “obat tradisional apa yang bisa di
minum selain mentimun dan blimbing?”. Setelah penulis menjelaskan jawabannya
barulah penulis meutup kegiatan tersebut dengan ucapan terimakasih dan salam karena
sudah tidak ada lagi yang bertanya, dengan begitu penulis berharap pasien bisa mengerti
apa itu hipertensi / tekanan darah tinggi. Pada kegiatan ini penulis juga memberikan pre
test dan post pada pasien hipertensi agar bisa menjadi tolak ukur sampai di mana pasien
mengetahui apa itu hipertensi.
ketika saya mengunjung rumah pasien hipertensi yang tidak mengikuti sosialisasi edukasi
d PUSTU desa Wawesa ada 5 orang yang saya temui di antaranya 3 orang bertemu
langsung dan 2 orang nanti setelah kunjungan ke 2 baru di tenui. jadi total yang di
sosialisasi edukasi 27 orang.
ada 5 orang yang sampai 3 kali kunjungan tidak juga di temui, sisanya 5 orang menurut
informasi para tetangga bekerja di pasar dan berkebun di kampung.
Akhir dari kegiatan sosialisasi ini penulis mengadakan senam bersama dengan tetap
menggunakan masker dan saling menjaga jarak. Adapun instrukturnya penulis meminta
bantuan programer kesehatan dan jasmani di puskesmas tempat penulis bertugas yaitu
puskesmas Batalaiworu.
Page 54
44
Hambatan :
1. Susahnya untuk melakukan konsultasi edukasi home vicit karena banyaknya penderita
hiperteni di desa wawesa yang terdata.
2. Adanya pandemi covid 19 sehingga penderita tidak mau untuk datang ketika
sosialisasi edukasi
3. Banyak penderita berprofesi sebagai penjual di pasar yang pergi subuh dan pulang
malam sehingga susah untuk di lakukannya home vicit.
solusi :
1. Meminta bantuan teman yang tinggal di desa wawesa untuk mengumpulkan para
penderita hipertens yang telah terdata di PUSTU (puskesmas pembantu) untuk
melakukan konsultasi yang di rangkaikan dengan senam bersama.
2. Yang tidak datang di sosialisasi, saya mengunjungi secara home vicit walau masih
ada juga yang menolak.
Keterkaitan kedudukan dan peran ASN dalam kegiatan aktualisasi
Kedudukan dan
Peran ASNKegiatan 1 Kegiatan 2 Kegiatan 3 Kegiatan 4 Total
Management ASN 4
Pelayanan Publik 4
WOG (Whole Of
Goverment)
3
Dalam melaksanakan kegiatan aktualisasi nilai dari kedudukan dan peran ASN di
dominasi oleh management ASN dan Pelayanan Publik ini karena kegiatan yang saya
lakukan terfokus pada penderita hipertensi. Adapun keterkaitan nilai WOG berada pada
kegiatan 4 karena saya bekerja sama dengan programer ketika akan melakukan sosialisasi
di pustu Desa Wawesa.
B. Keterkaitan nilai dasar ASN dengan kegiatan dan tahapan kegiatan yang di
laksanakan
1. Melakukan konsultasi dengan atasan / mentor.
Tahapan kegiatan Output / hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
1. Berkonsultasi
dengan atasan /
mentor
Terlaksananya
konsultasi pada
pimpinan dan
Akuntabilitas
Dalam tahapan ini penulis telah
berkonsultasi dengan pimpinan dengan
Page 55
45
mendapatkan
arahan
penuh rasa tanggung jawab
Nasionalisme
Dalam melakukan tahapan ini, saya telah
bermusyawarah dengan pimpinan untuk
menetapkan waktu yang tepat dengan tidak
memaksakan kekehendak secara pribadi.
Etika publik
Saya selalu bersikap sopan santun ketika
menghadap pimpinan guna berkonsultasi
terhadap kegiatan yang akan saya lakukan
Komitmen mutu
Saya telah menetapkan jadwal konsultasi
dengan pimpinan secara efektif
Anti korupsi
Saya telah berkonsultasi dengan
pimpinan / mentor dengan jujur,
terbuka, dan apa adanya
2. Mendengarkan dan
mencatat arahan
dari atasan /
mentor
Terlaksannya
perumusan
arahan
pimpinan atau
mentor
Akuntabilitas
Saya telah mencatat dengan jelas hasil
konsultasi dengan pimpinan
Nasionalisme
Pada tahapan ini saya telah menghargai dan
menghormati arahan dari pimpinan dengan
tidak membantah masukkan – masukan
yang positif bagi saya guna kelancaran
kegiatan.
Etika publik
Saya telah mencatat arahan pimpinan
dengan jelas dan selalu bersikap sopan dan
santun
Komitmen mutu
Saya telah Mencatat semua arahan/
masukan pimpinan dengan dengan baik dan
Page 56
46
teliti.
Anti korupsi
Saya telah Menerima arahan/ masukan dari
pimpinan dengan penuh tanggung jawab,
untuk melaksanakan aktualisasi
3. Meminta
persetujuan
pimpinan tentang
rencana kegiatan
yang di
aktualisasikan
Adanya
persetujuan
dari pimpinan
atau
mentor
Akuntabilitas
Saya telah Berpartisipasi meminta
persetujuan pimpinan untuk melakukan
kegiatan aktualisasi
Nasionalisme
Saya telah Meminta persetujuan dari
pimpinan untuk melaksanakan kegiatan
aktualisasi dengan tidak memaksakan
kehendak
Etika publik
Saya selalu Bersikap sopan dan santun
ketika menyampaikan maksud untuk
meminta persetujuan pimpinan
Komitmen mutu
Saya selalu Menggunakan komunikasi yang
baik dan efektif dalam meminta persetujuan
dari pimpinan
Anti korupsi
Saya Berani meminta persetujuan pimpinan
untuk melakukan kegaiatan aktualisasi guna
terselesainya isu yang ada
4. Menyampaikan
surat persetujuan
palaksanaan
aktualisasi kapada
atasan untuk
ditanda tangani
Adanya surat
persetujuan
telah ditanda
tangani atasan
Akuntabilitas
Saya telah Berpartisipasi secara konsisten
dan bertanggungjawab dalam
menyampaikan surat persetujuan
palaksanaan aktualisasi kapada atasan untuk
ditandatangani
Nasionalisme
Page 57
47
Saya telah menyampaikan surat persetujuan
palaksanaan aktualisasi kapada atasan untuk
ditandatangani
dengan menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar
Etika publik
Saya telah Menyampaikan surat persetujuan
palaksanaan aktualisasi kapada atasan untuk
ditandatangani dengan cermat dan penuh
rasa tanggung jawab
Komitmen mutu
Saya telah Menggunakan media yang efektif
dan efisien dalam membuat surat tugas/
rekomendasi persetujuan pimpinan
Anti korupsi
Saya telah Membuat surat persetujuan
palaksanaan aktualisasi untuk
ditandatangani jujur dan bertanggungjawab
Kontribusi Terhadap Visi Misi Organisasi :
Kegiatan ini sesuai dengan misi puskesmas : membangun sistem informasi dan
manajemen puskesmas guna tercapainya Pelayanan Kesehatan Yang Bermutu dan
Terjangkau Oleh Masyarakat
Penguatan Nilai Organisasi
Dengan berkonsultasi dengan pimpinan dapat meningkatkan nilai organisasi yaitu
jujur (jujur dalam penyampain rancangan), tanggung jawab (bertanggung jawab
dalam mencatat arahan pimpinan)
Dampak negatif: Tidak terarahnya kegiatan ini Sehingga dapat berakibat buruk
ketika ada masalah dalam pelaksanaannya. Dan tidak adanya legalitas pada kegiatan
yang di laksananakan
Dampak positif : kegiatan dapat terlaksana dengan lebih terarah dan di ketahui oelh
atasan.
Page 58
48
Bukti tahapan :
1. Berkonsultasi dengan atasan / mentor
Gambar 1. konsultasi dengan atasan Gambar 2. memperllihatkan rancangan
kegiatan aktualisasi
2. Mendengarkan dan mencatat arahan dari atasan / mentor
Gambar 3. mendengar arahan mentor Gambar 4. arahan mentor
Page 59
49
3. Meminta persetujuan pimpinan tentang rencana kegiatan yang di aktualisasikan
Gambar 5. meminta persetujuan pimpinanGambar 6. surat rekomendasi
pelaksanaan kegiatan
4. Menyampaikan surat persetujuan palaksanaan aktualisasi kapada atasan untuk
ditanda tangani
Gambar 7. penanda tanganan surat
persetujuan aktualisasi
2. Membuat media informasi leaflet.
Tahapan kegiatan Output / hasil Keterkaitan Substansi Mata
Pelatihan
1. Menyiapkan
bahan dan
materi untuk
kegiatan
konseling
1. Tersedianya alat,
bahan dan materi
yang digunakan
untuk kegiatan
konseling
Akuntabilitas
Saya telah berpartisipasi dan
konsisten dalam mencari alat, bahan
dan materi yang akan digunakan
untuk kegiatan konseling
Page 60
50
Nasionalisme
Saya telah Bekerja keras untuk
mengumpulkan alat, bahan dan materi
yang akan digunakan untuk kegiatan
konseling
Etika Publik
Saya telah Mengumpulkan alat, bahan
dan materi yang akan digunakan
untuk kegiatan konseling dengan
cermat
Komitmen Mutu
Saya telah Menggunakan media yang
yang efektif melalui media internet
mengumpulkan bahan dan materi
yang akan digunakan untuk kegiatan
konseling
Anti Korupsi
Telah dan selalu berusaha
mengumpulkan bahan – bahan dan
materi yang akan digunakan untuk
konseling dengan penuh tanggung
jawab
2. Membuat
rancangan
Leafleat yang
akan digunakan
untuk konseling
agar menarik dan
mudah
dimengerti
2. Terlaksananya
pembuatan
rancangan media
leaflet
Akuntabilitas
Saya telah akan selalu bersungguh –
sungguh berpartisipasi dalam
membuat rancangan leaflet dari bahan
dan materi yang telah dikumpulkan
Nasionalisme
Saya telah menggunakan bahasa
indonesia yang baik dan benar dalam
membuat isi rancangan media Leaflet
agar mudah dipahami
Page 61
51
Etika Publik
Saya telah membuat rancangan media
Leaflet dengan cermat dan penuh
tanggung jawab
Komitmen Mutu
Saya telah membuat rancangan
media leaflet dengan teliti dan cermat
menggunakan media yang efektif dan
efisien
Anti Korupsi
Saya telah dan akan terus Bekerja
keras serat bertanggung jawab dalam
membuat rancangan media leaflet
3. Mencetak Leaflet 3. Tersedianya leaflet Akuntabilitas
Saya telah berpartisipasi secara
konsisten dalam membuat dan
mencetak leaflet
Nasionalisme
Saya telah menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar pada
isi leaflet yang dibuat.
Etika Publik
Saya telah membuat leaflet dengan
cermat dan penuh tanggung jawab
Komitmen Mutu
Saya telah membuat leaflet dengan
inovasi dan kreatifitas sehingga lebih
menarik perhatian
Anti Korupsi
Saya telah membuat leaflet secara
jujur dan sederhana.
Kontribusi Terhadap Visi Misi Organisasi :
Kegiatan ini sesuai dengan misi puskesmas : Membangun sistem informasi dan
Page 62
52
manajemen Puskesmas guna Pelayanan Kesehatan Yang Bermutu dan Terjangkau
Oleh Masyarakat
Penguatan Nilai Organisasi
Penguatan nilai-nilai Organisasi dalam Menyusun rencana kegiatan aktualisasi yaitu
Profesional : Memberikan kompetensi dan kemampuan dalam memberikan pelayanan
yang terbaik.
Malu : Memiliki budaya malu bila tidak melaksanakan tugas dengan sebaik baiknya.
Dampak negatif :
Tidak tersusun / terarah ketika akan melakukan sosialisasi
Dampak positif :
Akan lebih tersusun / terarah ketika melakukan sosialisasi sehingga dapat di mengerti
oleh penderita hipertensi.
Bukti tahapan
1. Menyiapkan bahan dan materi leaflet
Gambar 9. contoh leaflet di media internet Gambar 8. mencari materi leaflet
Page 63
53
2. Membuat rancangan Leafleat yang akan digunakan untuk konseling agar menarik
dan mudah dimengerti
Gambar 10. Membuat rancangan leaflet
Gambar 11. hasil rancangan leaflet
3. Mencetak Leaflet
Gambar 12. mencetak leaflet
Page 64
54
Gambar 13. print out leaflet
3. Membuat kartu kendali berobat hipertensi.
Tahapan
kegiatan
Output / hasil Keterkaitan Substansi Mata
Pelatihan
1. Menyiapkan
bahan
pembuatan
kartu kendali
berobat
1.Tersediannya bahan
untuk membuat kartu
kendali kontrol
Akuntabilitas
Saya telah berpartisipasi dan konsisten
dalam mencari bahan yang akan
digunakan untuk membuat kartu kendali
kontrol
Nasionalisme
Saya telah dan selalu Bekerja keras
untuk mengumpulkan bahan yang akan
digunakan untuk membuat kartu kendali
kontrol
Etika Publik
Saya telah mengumpulkan bahan yang
akan digunakan untuk membuat kartu
kendali kontrol dengan cermat
Komitmen Mutu
Saya telah menggunakan media yang
yang efektif melalui media internet
mengumpulkan bahan yang akan
Page 65
55
digunakan untuk membuat kartu kendali
kontrol
Anti Korupsi
Saya telah dan terus berusaha
mengumpulkan bahan yang akan
digunakan untuk membuat kartu kendali
kontrol dengan penuh tanggung jawab
2. Membuat
rancangan
kartu kendali
berobat
2.Tersusun dan
terbentuknya draft
penyusunan kartu
kendali berobat
Akuntabilitas:
Saya telah mempersiapkan segala
sesuatunya dengan matang untuk
lancarnya kegiatan merupakan bentuk
dari tanggungjawab
Nasionalisme :
Saya telah berupaya meningkatkan
kepedulian pada pasien dalam
pemantauan kesehatan
Etika publik
Saya telah bersikap sopan dan santun
dalam pengkoordinasian dan pembuatan
draft
Komitmen Mutu
saya telah membuat inovasi baru di
puskesmas
Antikorupsi
saya telah berani karena ini merupakan
kegiatan baru di puskesmas
3. Mencetak
kartu kendali
berobat
3.Tercetaknya kartu
kendali berobat
Akuntabilitas
Saya telah berpartisipasi secara
konsisten dalam membuat dan
mencetak kartu kendali kontrol
Nasionalisme : saya telah
meningkatkan kepedulian pada pasien
dalam pemantauan kesehatan
Page 66
56
Etika Publik : dalam tahapan ini pasien
di ajarkan untuk lebih cermat dalam
pemantauan tekanan darahnya
Komitmen Mutu :
Saya telah memudahkan dalam
pengisiannya sehingga lebih efektif dalam
penggunaannya
Anti Korupsi
Saya telah mencetak kartu kendali
kontrol secara jujur dan sederhana.
Kontribusi Terhadap Visi Misi Organisasi :
Kegiatan ini sesuai dengan misi puskesmas : Membangun sistem informasi dan
manajemen Puskesmas, Meningkatkan peran serta masyarakat dalam bidang
kesehatan guna Memberikan Pelayanan Kesehatan Yang Bermutu dan Terjangkau
Oleh Masyarakat
Penguatan Nilai Organisasi
P = Profesional. Memberikan Kompetensi dan Kemampuan dalam memberikan
pelayanan yang terbaik.
I = Inisiatif dan Inovatif. Memiliki Kemampuan untuk bekerja mandiri dengan ide-
ide kreatif serta memberi terobosan bagi peningkatan pelayanan kesehatan.
Dampak negatif :
Dampak yang bisa muncul apabila kegiatan ini tidak terlaksana, tekanan darah pasien
tidak terkontrol dan kurang pemantauan dari tenaga kesehatan
Dampak positif :
Pasien dapat mengetahui berapa dan kapan tekanan darahnya di ukur serta Tekanan
darah pasien bisa terkontrol karena sealu terpantau oleh tenaga kesehatan.
Page 67
57
Bukti tahapan :
1. Menyiapkan bahan pembuatan kartu kendali berobat
Gambar 14. mencari bahan pembuatan
kartu kendali berobat
Gambar 15. contoh kartu kendali
kontrol di media internet
2. Membuat rancangan kartu kendali berobat
Gambar 16. membuat rancangan kartu kendali
berobat
Page 68
58
Gambar 17. rancangan kartu kendali kontrol berobat
3. Mencetak kartu kendali berobat
Gambar 18. mencetak kartu kendali berobat Gambar 19. memotong kertas kartu
kendali kontrol
Page 69
59
Gambar 20. print out kartu kendali
4. Melaksanakan kegiatan aktualisasi
Tahapan
kegiatan
Output / hasil Keterkaitan Substansi Mata
Pelatihan
1. Meminta
kesediaan atau
persetunjuan
penderita
hipertensi
1. Penderita hipertensi
bersedia
Akuntabilitas
Saya telah berpartisipasi dalam
meminta kesediaan penderita hipertensi
untuk mengikuti kegiatan konseling
Nasionalisme
Saya telah bermusyawarah dengan
penderita hipertensi untuk meminta
kesediaannya mengikuti kegiatan
konseling dengan tetap menghormati
dan menghargai hak – hak dan nilai –
nilai yang berlaku di masyarakat/
keluarga
Etika Publik
Saya telah Meminta kesediaan penderita
hipertensi mengikuti kegiatan konseling
dengan sopan dan santun
Komitmen mutu
Saya telah Menggunakan komunikasi
Page 70
60
yang efektif dalam meminta kesediaan
penderita hipertensi untuk mengikuti
kegiatan konseling
Anti Korupsi
Saya telah Meminta kesediaan penderita
hipertensi dengan berani dan jujur
2. Membagikan
lefleat dan
kartu kendali
kontrol
kepada
penderita
hipertensi
2. Leaflet dan kartu
kendali kontrol
diterima oleh
penderita hipertensi
Akuntabilitas
Saya telah berpartisipasi membagikan
leaflet dan kartu kendali kontrol kepada
penderita hipertensi
Nasionalisme
Saya telah membagikan leaflet dan
kartu kendali kontrol pada penderita
hipertensi secara adil dan tidak
diskriminasi
Etika Publik
Saya telah membagikan leaflet dan
kartu kendali kontrol penderita
hipertensi dengan sopan dan santun
Komitmen Mutu
Saya telah membagikan leaflet dan
kartu kendali kontrol pada penderita
hipertensi dengan teliti dan cermat
Anti Korupsi
Saya telah membagikan leaflet dan
kartu kendali kontrol pada penderita
hipertensi dengan jujur dan transparan
3. Memberikan
penyuluhan/ko
nseling
kepada
penderita
hipertensi
3. Penderita memahami
dan mengerti dengan
materi yang
disampaikan serta
tahu cara mengisi
kartu kendali kontrol
Akuntabilitas
Saya telah memberikan penyuluhan/
konseling kepada penderita hipertensi
dengan penuh tanggung jawab
Nasionalisme
Saya Menghormati nilai dan norma
Page 71
61
tentang apa itu
hipertensi dan
mengajarkan
cara pengisian
kartu kendali
kontrol
yang berlaku dalam keluarga saat
memberikan konseling pada penderita
hipertensi dan tidak diskriminatif
Etika Publik
Saya telah memberikan penyuluhan/
konseling pada penderita hipertensi
dengan sopan dan santun
Komitmen Mutu
Saya telah menggunakan komunikasi
yang efektif yang mudah dimengerti
dan mengefisienkan waktu dalam
memberikan penyuluhan atau konseling
Anti Korupsi
Saya telah memberikan penyuluhan
kepada penderita dengan jujur dan
penuh tanggung jawab
Kontribusi Terhadap Visi Misi Organisasi :
Kegiatan ini sesuai dengan misi puskesmas : Membangun sistem informasi dan
manajemen Puskesmas, Meningkatkan peran serta masyarakat dalam bidang
kesehatan guna Memberikan Pelayanan Kesehatan Yang Bermutu dan Terjangkau
Oleh Masyarakat
Penguatan Nilai Organisasi
Tata nilai Puskesmas Batalaiworu : “PRIMA” yang artinya :
P = Profesional. Memberikan Kompetensi dan Kemampuan dalam memberikan
pelayanan yang terbaik.
R = Ramah. Memiliki yang sikap dan sopan santun kepada seluruh masyarakat dan
rekan kerja.
I = Inisiatif dan Inovatif. Memiliki Kemampuan untuk bekerja mandiri dengan ide-ide
kreatif serta memberi terobosan bagi peningkatan pelayanan kesehatan.
M = Malu. Memiliki budaya malu bila tidak melaksanakan tugas dengan sebaik-
baiknya.
A = Akuntabel. Memberikan pelayanan kesehatan sesuai pedoman dan standar
pelayanan yang ditetapkan, dapat diukur dan dapat dipertanggungjawabkan.
Page 72
62
Dampak negatif:
Pasien tidak mengetahui apa itu hipertensi, gejala, dan pengobatan sehingga dapat
berdampak munculnya komplikasi yang dapat mengancam jiwa pasien.
Dampak positif :
Pasien dapat mengetahui tentang hipertensi dan dapat bertanya langsung ketika ada
yang tidak di ketahui tentang hipertensi.
Bukti tahapan :
1. Meminta kesediaan atau persetunjuan penderita hipertensi
Gambar 21. pemberian leaflet pada pasien 1
2. Membagikan lefleat dan kartu kendali kontrol kepada penderita hipertensi
Gambar 22. pemberian leaflet pada pasien
2 yang mengikuti sosialisasi
Gambar 23. pemberian kartu kendali
berobat pada pasien 3 yang mengikuti
sosialisasi
Page 73
63
Gambar 24. pemberian kartu kendali
berobat pada pasien 4 yang mengikuti
sosialisasi
Gambar 25. pemberian leaflet pada
pasien 5 yang mengikuti sosialisasi
Gambar 26. pemberian leaflet dan kartu kontrol pada pasien home vicit
3. Memberikan penyuluhan/konseling kepada penderita hipertensi tentang apa itu
hipertensi dan mengajarkan cara pengisian kartu kendali kontrol
Gambar 27. sosialisasi tentang hipertensi
Gambar 28. sosialisasi pengisian kartu
kendali berobat
Page 74
64
Gambar 29. pengukuran tekanan
darah pasien
Gambar 30. dirangkaikan kegiatan senam
Gambar 31. menulis kartu kendali berobat
Page 75
65
Gambar 32. memeriksa hasil pretest dan
post test Gambar 33. contoh hasil post test pasien
Page 76
66
Keterkaitan Nilai Dasar Dan Tahapan Hasil Aktualisasi :
Nilai Dasar Indikator Nilai
Kegiatan 1 Kegiatan 2 Kegiatan 3 Kegiatan 4
TotalTahapan Kegiatan TahapanKegiatan
TahapanKegiatan
Tahapan Kegiatan
I II III IV I II III I II III I II III
Akuntabilitas
Tanggung Jawab 4Jelas 1Konsisten 7partisipasi 8Transparansi
Nasionalisme
Rela Berkorban 1Peduli 4Musyawarah 1Tidak Memaksakankehendak 2Menghormatimenghargai 1Bekerja Sama 2Penggunaan bahasa yangbaik dan benar 3Jujur -Adil -
Etika Publik
Cermat 8Sopan santun 5Terbuka -Adil -Integritas Tinggi -Terbuka -Teliti 1Jujur -
Page 77
67
KomitmenMutu
Efektif 9Efisien 2Mutu -Inovatif 3
Anti Korupsi
Mandiri -Jujur 5Tanggung Jawab 6Berani 3Kerja Keras 1Sederhana 3Adil -
Adapun keterkaitan nilai dasar dengan kegiatan atau tahapan kegiatan yang memiliki skor tertinggi yaitu nilai tanggung jawab dengan jumlah 10.Ini menunjukkan bahwa nilai tanggung jawab mendominasi saya dalam melaksanakan tugas. Tanggung jawab memang hasus selalu ada dalammelaksanakan kegiatan begitupun dalam kegiatan sehari – hari. Walaupun di dominasi dengan nilai tanggung jawab namun kegiatan ini tidakakan berjalan dengan baik tanpa nilai – nilai yang lain. Dalam artian selalu memiliki keterikatan satu sama lain.
Page 78
37
C. Nilai dasar yang di terapkan dalam kegiatan rutin sehari – hari
1. Pelayanan pencegahan COVID-19 di pasar sentral Laino :
uraian : Edukasi kepada masyarakat tentang bahaya covid 19 dan pentingnya
menggunakan masker, dan pengecekan suhu badan pada setiap pengendara yang tidak
menggunakan masker
Bukti kegiatan
Gambar 34. jadwal jaga pencegahan
covid 19 di pasar sentral lainoGambar 35. daftar nama jaga pencegahan
covid 19 di pasar sentral laino
Gambar 36. pengecekan suhu
pengendara motor yang tidak memakai
masker
Gambar 37. pengecekan suhu pejalan kaki
yang tidak memakai masker
Page 79
38
2. Pelayanan pemberian obat cacing pada anak usia di bawah 12 tahun di desa wawesa
Uraian : Edukasi kepada orang tua tentang pentingnya obat cacing, memberikan dan
mengawasi langsung pada saat minum obat.
Bukti kegiatan
Gambar 39. pemberian obat cacing Gambar 38. brifing sebelum kegiatan
pembagian obat cacing
Gambar 40. memantau langsung minum
obat
D. Analisis capaian aktualisasi
Dari hasil pengumpulan data yang di peroleh jumlah pasien hipertensi yang ada di desa
wawesa yaitu 37 orang. Terkait dengan isu yang ada bahwa kurangnya pengetahuan
hipertensi pada pasien hipertenasi di desa wawesa lingkup kerja puskesmas batalaiworu
kecamatan batalaiworu. Perlu di adakan sosialisasi edukasi guna meningkatkan
pengetahuan penderita. Namun hanya 27 orang yang saya bisa edukasi.
Page 80
39
Untuk mengetahui hasil dari kegiatan ini maka di lakukan evaluasi pengetahuan pasien
dengan memberikan pertanyaan dalam benuk kouisoner pada saat konseling edukasi.
Kouisioner di buat dengan 10 pertanyaan .
Adapun hasil evaluasi peningkatan pengetahuan pada pasien hipertensi yang saya
lakukan, saya buat dalam bentuk tabel.
Tabel 16. penderita yang di sosialisasi edukasi di desa wawesa
No. Nama Pretest Post test Hasil
1. Wd. Tasria 6 9 M
2. Sabania 5 8 M
3. Maryam 7 10 M
4. Muliani 8 8 TM
5. Wd. Husna 8 8 TM
6. Wa Taona 5 9 M
7. Wa Haiya 7 8 M
8. Wd. Sania 5 8 M
9. Wd. Salba 6 9 M
10. Waode Niswati 7 10 M
Page 81
40
11. Wa Umbi 5 7 M
12. Laode Hasaluma 6 8 M
13. Wd. Wahyuni 8 9 M
14. Wd. Rahayu 5 8 M
15. Wd. Nirma 6 9 M
16. Fatman sari 5 9 M
17. Wd. Heni ramadhan 7 9 M
18. Hasti 6 8 M
19. Mimin 6 10 M
20. Zahria 7 10 M
21. Wa Abe 8 9 M
22. Wa Uri 6 8 M
23. Wa Maharia 4 9 M
24. Wa Umpa 6 10 M
25. Wd. Hamlia 8 10 M
26. Wd. Sakti 6 9 M
27. Heli 5 10 M
Jumlah 168 239
Rata - Rata 6 9
Keterangan :
M = Meningkat TM = Tidak Meningkat
Dari hasil 26 peserta yang melakukan pretest dan post test ada 24 orang yang
meningkat namun ada 2 orang yang tidak meningkat. Ini di akibatkan karena kurang
konsentrasi dalam menyimak pasien mendengarkan sosialisasi.
Dari hasil rata – rata telah di lihat ada peningkatan pretest rata – rata nilai 6 menjadi post test
raata – rata nilai 9.
E. Gambaran Hal yang membuktikan tercapainya Tujuan RA dan Indikator
Keberhasilan
Dengan telah dilaksanakannya kegiatan aktualisasi dengan menerapkan nilai-nilai dasar
ANEKA dalam peningkatan pengetahuan hipertensi pada pasien hipertensi di desa
wawesa maka tujuan pada BAB I telah tercapai. Hal ini dapat di lihat dari terlaksananya
kegiatan dan tahapan kegiatan yang telah disusun. Kegiatan ini di katakan berhasil karena
di lihat dari hasil post test lebih dari 50% pengetahuan pasien meningkat.
Page 82
41
dari hasil grafik ini pula bisa terlihat peningkatan pengetahuan hipertensi pada pasien.
berikut grafik rata – rata nilai pre test dan post tes.
dari hasil grafik rata – rata bsa di lihat perbedaan ketika sebelum dilakukan pre test dan
post test terjadi peningkatan. Dengan inidi simpulkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan
hipertensi pada pasien hipertensi di desa wawesa.
F. Faktor kunci keberhasilan
Adapun kunsi keberhasilan darii kegiatan aktualisasi dengan isu kurangnya pengetahuan
hipertensi pada pasien hipertensi di desa wawesa lingkup kerja puskesmas batalaiworu
kecamatan batalaiworu yaitu :
1. Doa kepada ALLAH S.W.T. sehingga selalu memberikan rahmatNya berupa
kesehatan, kekuatan, dan kesempatan dalam melakukan kegiatan aktualisasi
2. Doa dan dukungan keluarga yang selalu memotivasi saya dalam melakukan kegiatan.
3. Selalu berkonsultasi kepada atasan / mentor ketika dan akan melakukan kegiatan
aktualisasi pertahapan.
0
2
4
6
8
10
12
Wd.
Tas
riaSa
bani
aM
arya
mM
ulia
niW
d. H
usna
Wa
Taon
aW
a Ha
iya
Wd.
San
iaW
d. S
alba
Wao
de N
iswat
iW
a U
mbi
Laod
e Ha
salu
ma
Wd.
Wah
yuni
Wd.
Rah
ayu
Wd.
Nirm
aFa
tman
sari
Wd.
Hen
i ram
adha
nHa
sti
Mim
inZa
hria
Wa
Abe
Wa
Uri
Wa
Mah
aria
Wa
Um
paW
d. H
amlia
Wd.
Sak
tiHe
li
PRE TEST
POST TEST
0
2
4
6
8
10
RATA - RATA
PRE TEST
POST TEST
Page 83
42
4. Kerjasama dengan programer lansia, kepala ruangan poli umum.
5. Partisipasi pasien hipertensi di desa wawesa untuk mengikuti kegiatan yang saya buat.
6. Dukungan teman sejawat di tempat saya bertugas yaitu puskesmas batalaiworu
Page 84
43
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Melalui kegiatatan aktualisasi peserta Latsar dapat memahami lebih dalam nilai-nilai
dasar profesi ASN yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu
dan Anti Korupsi, sehingga mampu diterapkan dalam kegiatan pekerjaan ditempat
tugas.
2. Dengan mengimplementasikan nilai-nilai dasar ANEKA terdapat perubahan sikap,
budaya dan perilaku kerja ASN di tempat bertugas
3. Penerapan nilai dasar profesi ASN dalam setiap kegiatan pekerjaan menghasilkan
ASN yang memiliki integritas tinggi terhadap pekerjaannya sebagai pelaksana
pelayanan publik di bidang kesehatan, khususnya Puskesmas Batalaiworu.
B. Saran
1. Dengan adanya kegiatan ini diharapakn pasien penderita Hipertensi mengetahui
tentang penyakitnya sehingga tidak terjadi komplikasi yang tidak di harapkan
2. Diharapkan dengan adanya kartu kontrol hipertensi agar pasien selalu kembali ke
puskesmas untuk meminta obat dan mengontrol tekanan darah pasien apakah
mengalami peningkatan tekanan darah atau rentan stabil.
C. Rencana tindak lanjut
1. Setelah pelaksanaan aktualisasi peningkatan pengetahuan hipertensi pada pasien
hipertensi di desa wawesa lingkup kerja puskesmas batalaiworu kecamatan
batalaiworu di harapkan bisa kembali di terapkan di desa atau kelurahan lain di
lingkup kecamatan batalaiworu.
2. Kartu kendali kontrol yang telah di buat akan di serahkan juga kepada poli umum dan
poli lansia sehingga ketika ada pasien hipertensi baru bisa di berikan guna mengontrol
tekanan darah pasien tersebut.
Page 85
44
Menyerahkan kartu kendali kontrol pada
poli lansia.
Menyerahkan kartu kendali kontrol pada poli
umum.