LAPORAN AKHIR TAHUN 2019 LAPORAN AKHIR TAHUN BPTP SULTRA 2019 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian Tahun 2019 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGGARA JL. PROF. MUH. YAMIN NO.89 KENDARI - KODE POS 93114 TELEPON : (0401) 3125871 FAXIMILE : (0401) 3123180 WEBSITE : www.sultra.litbang.pertanian.go.id e-mail : [email protected]
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LA
PO
RA
N A
KH
IR T
AH
UN
2019
LAPORAN AKHIR TAHUNBPTP SULTRA
2019
Balai Pengkajian Teknologi PertanianBadan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Kementerian PertanianTahun 2019
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGGARAJL. PROF. MUH. YAMIN NO.89 KENDARI - KODE POS 93114TELEPON : (0401) 3125871 FAXIMILE : (0401) 3123180WEBSITE : www.sultra.litbang.pertanian.go.id e-mail : [email protected]
Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2019
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, karena hanya
dengan Ridho dan Karunia-Nya, Laporan Tahunan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
(BPTP) Sulawesi Tenggara Tahun 2019 dapat diselesaikan.
Laporan tahunan ini disusun merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan
tugas, fungsi dan mandat yang diberikan kepada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
(BPTP) selama tahun 2019. Dengan demikian, laporan ini dapat digunakan sebagai
acuan atas dasar pertimbangan dan referensi di masa yang akan datang, baik dalam
tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi dalam upaya perbaikan kinerja ke
depan.
Dalam menjembatani hasil penelitian dan kesesuaian kebutuhan pengguna
teknologi pertanian, maka BPTP Sulawesi Tenggara melaksanakan peran strategisnya
bersama dengan BBP2TP, Balit dan Puslit di bawah naungan Badan Litbang Pertanian
Kementerian Pertanian; Pemerintah Daerah dan Pemkab/Pemkot; BAPPEDA Propinsi dan
Kab/Kota; Dinas Pertanian dan Badan Ketahanan Pangan tingkat Propinsi dan Kab/Kota,
Dinas terkait dan BPP; serta Universitas yang ada di daerah maupun luar daerah. BPTP
Sulawesi Tenggara juga meneruskan peran strategisnya bersama dengan media,
organisasi swasta, petani secara kelompok maupun individu. Diharapkan laporan ini
dapat memberikan gambaran tentang kegiatan BPTP Sulawesi Tenggara selama tahun
2019.
Kami menyadari laporan ini belum sempurna namun kami berharap semoga
laporan tahunan ini dapat bermanfaat bagi para pengguna, khususnya bagi mereka yang
ingin tahu dan peduli terhadap perkembangan lembaga ini.
Kendari, Desember 2019Kepala Balai,
Ir. Muh. Asaad, M.ScNIP. 19650101 198903 1 001
Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2019
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL..................................................................................................................iv
I. PENDAHULUAN ...........................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2. Kedudukan, Tugas dan Fungsi..........................................................................3
II. STRUKTUR ORGANISASI ...........................................................................................4
III. BAGIAN TATA USAHA ................................................................................................7
3.1.2. Keadaan SDM Berdasarkan Tingkat Pendidikan.......................................7
3.1.3. Penyebaran Tenaga Berdasarkan Jabatan Fungsional............................9
3.1.4. Rekapitulasi Pegawai BPTP Sulawesi Tenggara yang MendapatKenaikan Pangkat dan Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan, Pegawaiyang Dataser, dan Pensiun Tahun 2019 ..............................................................12
3.1.5 Pengembangan Sumber Daya Manusia ....................................................13
V. HASIL-HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN DAN DISEMINASI TEKNOLOGI .......45
VI. EVENT-EVENT PENTING YANG DIIKUTI BPTP SULAWESI TENGGARA TAHUN2019 ...................................................................................................................................83
VII. PERMASALAHAN DAN TINDAK LANJUT ...............................................................85
VIII. PENUTUP .................................................................................................................86
Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2019
iv
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1 Distribusi kepangkatan fungsional peneliti dan penyuluh BPTP Sultra
berdasarkan disiplin ilmu dan tingkat pendidikan per desember 2019 8
Tabel 2 Distribusi pegawai berdasarkan jabatan fungsional pada lingkup BPTP
Sultra per Desember 2019........................................................... 9
Tabel 3 Keragaan peneliti dan penyuluh fungsional BPTP Sultra berdasarkan
jabatan dan angka kredit per Desember 2019................................... 9
Tabel 4 Rekapitulasi pegawai BPTP Sultra yang mendapatkan kenaikan
pangkat/golongan tahun 2019......................................................... 11
Tabel 5 Distribusi pegawai berdasarkan golongan/ruang BPTP Sultra per
desember 2019 .............................................................................. 11
Tabel 6 Distribusi pegawai BPTP Sultra yang mutasi dan pensiun TA. 2019 ... 12
Tabel 7 Daftar pegawai BPTP Sultra yang mengikuti tugas / izin belajar per
desember Tahun 2019 ................................................................... 12
Tabel 8 Daftar nama pegawai BPTP Sultra yang mengikuti pelatihan/
workshop Tahun 2019 ................................................................... 13
Catatan : Bagi fungsional peneliti batas waktu angka kredit dalam jabatan fungsionalyaitu 5 tahun, ditambah pembebasan sementara 1 tahun.
3.1.4. Rekapitulasi Pegawai BPTP Sulawesi Tenggara yang Mendapat KenaikanPangkat dan Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan, Pegawai yang Dataser,dan Pensiun Tahun 2019
Tabel 4. Rekapitulasi Pegawai BPTP Sulawesi Tenggara Yang Mendapatkan KenaikanPangkat/Golongan Dalam Tahun 2019.
No. N a m aUsul Kenaikan Pangkat
Lama Baru
1. Dr. Ir. Baharuddin, MP IV/b IV/c
2. Dr. Julian Witjaksono, M.Si IV/a IV/b
3. Syafiuddin, S.Pt III/b III/c
4. Suhaeba Salam II/d III/a
5. Bahar II/c II/d
6. Andi Annna Riane II/c II/d
7. Dirah II/c II/d
8. Sabdi Obed II/c II/d
9. Isro Hariadi, SP III/a III/b
Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2019
13
10. Abdul Azis, SP III/b III/c
11. Dr. Abdul Wahab, SP, MP III/d IV/a
12. Bakir I/c I/d
13. Makmur II/a II/b
14. Herman II/c II/d
Jumlah PNS berdasarkan golongan pada BPTP Sulawesi Tenggara yang
terbanyak adalah golongan III (55 orang), golongan II (16 orang), kemudian secara
berturut-turut adalah golongan IV (10 orang) dan golongan I (3 orang). Distribusi
pegawai berdasarkan golongan/ruang pada BPTP Sulawesi Tenggara disajikan pada
Tabel 5.
Tabel 5. Distribusi Pegawai Berdasarkan Golongan/Ruang BPTP Sulawesi Tenggara perDesember 2019.
No Unit KerjaGol I Gol II Gol III Gol IV Total
a b c d Jlh a b c d Jlh a b c d Jlh a b c d Jlh1. BPTP Sulawesi
JUMLAH 13,142,930,000 97 12,938,339,719 98.44 98.44 95.86 204,590,281 1.56
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya BPTP Sulawesi Tenggara mempunyai
potensi dalam penerimaan negara yang digolongkan kedalam Penerimaan Negara
Bukan Pajak (PNBP) dan disetorkan ke Kantor Kas Negara. Besarnya Pendapatan
Negara Bukan Pajak (PNBP) T.A. 2019 disajikan pada tabel 11.
Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2019
21
Tabel 11. Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) TA. 2019
Kode Uraian Target
(Rp)
Realisasi(Rp)
Persen(%)
423111 Penjualan Hasil Pertanian/
Perkebunan
71.000.00
0
7.656.000 10,78
425131 Pend. Sewa Tanah, Gedung dan
Bangunan
21.154.00
0
16.795.450 79,39
425791 Pendapat penyelesaian ganti
kerugian negara terhadap pegawai
negeri bukan bendahara atau
pejabat lain
- 16.371.500
425793 Pendapat penyelesaian ganti
kerugian negara terhadap pihak
ketiga (penyedia).
- 49.752.056
425911 Penerimaan Kembali Belanja
Pegawain TAYL
- 51.684.200
Total 92.154.00
0
143.269.20
6
155.47
3.3. Urusan Rumah Tangga
Barang milik/kekayaan negara adalah semua barang milik negara yang
berasal/dibeli dengan dana yang bersumber dari seluruhnya atau sebagian dari dana
APBN atau dana di luar APBN yang dikuasai di bawah pengurusan Departemen,
Lembaga-Lembaga Negara, Lembaga Pemerintah Non Departemen serta unit-unit
dalam lingkungannya. Barang inventaris kekayaan milik negara yang berada di BPTP
Sulawesi Tenggara hingga Tahun 2019 dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Inventaris Kekayaan Milik Negara pada BPTP Sulawesi Tenggara Tahun 2019No. Nama Barang Jumlah Unit1 2 31. BPTP Sulawesi Tenggara
- Luas Tanah 539.072 m2
- Gedung Kantor Utama 1 unit- Gedung Kantor 1 unit- Gedung Laboratorium 3 unit- Gedung Perpustakaan 1 unit
Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2019
22
IV. SEKSI KERJASAMA DAN PELAYANAN PENGKAJIAN
Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian di BPTP Sulawesi Tenggara
mempunyai tugas dan fungsi sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor
19/Permentan/OT.020/5/2017 tentang organisasi dan tata kerja Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian. Tugas dan fungsi Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian
yaitu: melakukan penyiapan bahan, penyusunan program, rencana kerja, pemantauan,
anggaran, evaluasi, pelaporan, penyebarluasan dan pendayagunaan hasil serta
pelayanan secara teknis pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian
tepat guna spesifik lokasi.
- Gedung Aula 1 unit- Gedung Garasi 2 unit- Gedung Pos Jaga 3 unit- Gudang Peralatan Kantor 1 unit- Gudang Sarana 1 unit- Gedung Mushollah 1 unit- Gedung Guest House 1 unit- Rumah Dinas 42 unit- Kendaraan Roda 4 10 unit- Kendaraan Roda 2 18 unit- Kendaraan Roda 3 4 unit- Komputer 37 unit- Mesin-Mesin Pertanian 7 unit- Facum Friying 1 unit- Kamera Digital 17 unit- Jaringan LAN 1 unit
2. KP Wawotobi- Luas Tanah 197.396.000 m2
- Gedung Kantor Utama 1 unit- Kebun 1 unit- Tempat Kerja Lainnya 4 unit- Gedung Bengkel/Hanggar 1 unit- Lantai Jemur 2 unit- Gedung Mess/Guest House 1 unit- Rumah Dinas 9 unit
Secara struktural, dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, Seksi Kerjasama
dan Pelayanan Pengkajian membawahi beberapa bidang, yang masing-masing dipimpin
oleh seorang koordinator, yaitu:
1. Bidang Kerjasama Pengkajian
2. Bidang Sarana dan Pelayanan Pengkajian
Selain itu, terdapat Koordinator Program dan Pengkajian yang dalam melaksanakan
tugasnya, berkoordinasi dengan Seksi Kerjasama Pelayanan Pengkajian.
4.1. Bidang Kerjasama Pengkajian
Dalam tahun 2019, BPTP Sultra telah melakukan kerjasama penelitian dan
pengkajian, serta kerjasama pendampingan teknologi, melalui beberapa
penandatanganan MoU (memorandum of understanding) dan Perjanjian Kerjasama,
dan tindaklanjut MoU yang telah dilakukan pada tahun sebelumnya, seperti pada
tabel 13.
Tabel 13. Judul kerjasama dan kegiatan yang dilakukan penandatanganan MOU, tindaklanjut MOU, serta penjajakan peluang kerjasama di Sulawesi Tenggara,2019.
No Judul Kerjasamadan Kegiatan
MitraKerjasama
SumberDana
WaktuPelaksanaan
Keterangandan
Biaya1 2 3 4 5 6
a Kerjasama Internal1 Demfarm Budidaya
Tebu Modern diLahan KeringMarginal SulawesiTenggara
LitbangKementerianPertanian
LitbangKementerian Pertanian
2019 LaporanAkhir
400.000.000
2 Gogo MelaluiTeknologi LargoSuper Pada LahanPerkebunan KelapaMendukung UpsusSwasembadaPangan di Sultra
LitbangKementerianPertanian
LitbangKementerian Pertanian
2019 LaporanAkhir
310.000.000
3 PengembanganTeknologi JajarLegowo Super PadaPadi SawahMendukung UPSUSSwasembadaPangan di Sulawesi
LitbangKementerianPertanian
LitbangKementerian Pertanian
2019 LaporanAkhir
351.950.000
Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2019
24
Tenggara4 Pengkajian Paket
Teknologi SpesifikLokasi UsahataniPadi Sawah BukaanBaru di SulawesiTenggara
Tabel 14. Kegiatan kerjasama melalui pendampingan, bimbingan dan pembelajaranpada siswa(i) prakerin, kunjungan pembelajaran dan studi banding
No Nama Mitra Kerjasama Judul Kegitan Periode waktu
1 2 3 41. SMKN Konawe Kepulauan Praktek Kerja Industri 01 Oktober s/d
20 Desember 20192. SMKN 1 Wonggeduku
KonawePraktek Kerja Industri 26 Februari s/d
16 April 20193. SMKPPN Wawotobi Praktek Kerja Industri 13 Agustus s/d
20 september2019
4. SMKN 1 Tinondo Praktek Kerja Industri 20195. SMKN 1 Bombana Praktek Kerja Industri 20196. SMKN 4 Konawe Selatan Praktek Kerja Industri 5 Februari s/d
27 April 20197. PKK Kabupaten Buton
UtaraStudi Banding Dalam RangkaPeningkatan SDM TentangTeknologi Pertanian
03 Desember2019
8. Universitas LakidendeKonawe
Praktek Kerja Lapangan 2019
9. MTS PesantrenUmmushabri
Pembelajaran PrakaryaTentang Teknologi Pertanian
02 Februari 2019
10. MI PesantrenUmmushabri
Pembelajaran PrakaryaTentang Teknologi Pertanian
02 Februari 2019
11. SMPN 2 Kendari Pembelajaran PrakaryaTentang Teknologi Pertanian
20 Maret 2019
Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2019
26
12. SDIT Insan Tama Kendari Pembelajaran PrakaryaTentang Teknologi Pertanian
10 April 2019
Sumber : data primer setelah diolah
Kegiatan Kerjasama litbang pada dasarnya bertujuan untuk : (a) mempercepat
pematangan teknologi seperti uji verifikasi, uji multilokasi, uji adaptasi, uji kelayakan,
dan lain-lain; (b) mempercepat diseminasi dan adopsi teknologi; (c) mempercepat
pencapaian tujuan pembangunan pertanian; (d) meningkatkan capacity building Unit
Kerja/Unit Pelaksana Teknis (UK/UPT) lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian, (e) mendapatkan umpan balik untuk penyempurnaan teknologi, (f)
menciptakan alternatif sumber pembiayaan litbang. Kerjasama yang dilakukan dengan
mitra dalam negeri ataupun luar negeri harus dilakukan formal institusional, yang
dituangkan ke dalam dokumen bersifat kontraktual (memorandum of
understanding/MoU), ditandatangani oleh para pihak dan bersifat non-kontraktual yang
dituangkan ke dalam surat kesepakatan kedua belah pihak. Dalam proses
penandatanganan dokumen kerjasama kontraktual harus mempertimbangkan
kesetaraan (jabatan) para pihak yang mengikat Kerjasama.
Selama tahun 2019 (Tabel 13), BPTP Sultra melakukan beberapa
penandatanganan MoU atau Perjanjian Kerjasama penelitian dan pengkajian, serta
pendampingan teknologi baik secara Internal (Kementerian Pertanian) maupun
Eksternal (Pemerintah Daerah, Swasta maupun stakeholder lainnya) diantaranya :
kerjasama Pembinaan Petani Kakao Dalam Kegiatan Innovation Cocoa On Farm
Adoption (ICOFA) dengan Swisscontact Sulawesi Tenggara. Selanjutnya
penandatanganan MoU dengan PT Bumi Lestari Sejahtera dalam hal Penyediaan Bibit
Kelapa Ungul Bersertifikat, kegiatan yang dilaksanakan pada saat ini adalah pembibitan
dan akan segera disalurkan. Selanjutnya penandatangan MoU dengan Balitbangda
Provinsi Sulawesi Tenggara dalam hal Pengembangan Klon Kakao Unggul Lokal
mendukung Science Park di Sulawesi Tenggara, kegiatan ini telah berjalan dengan
penyediaan Klon Unggul Lokal. Selanjutnya penandantanganan dengan PT Dharma
Guna Wibawa Sulawesi Tenggara dalam hal Demfarm dan Ekspo Produk dan sosialisasi
Perbenihan, kegiatan ini telah berjalan dengan baik sesuai dengan perjanjian
kerjasama. Selanjutnya penandatangan Perjanjian Kerjasama dengan Dinas Pertanian
Kabupaten Bombana dalam hal Pengembangan Tanaman Perkebunan Palma Terpadu
Varietas Unggul (Kelapa Dalam, Kelapa Genjah, Aren, Pinang dan Lada) dan Gerakan
Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2019
27
Peningkatan Produksi Padi Sawah Irigasi (GP3SI) Dengan Teknologi Jarwo Super,
implementasi kegiatan kerjasama ini sudah pada tahap penyediaan lokasi, penyediaan
bibit varietas unggul palma terpadu serta pendampingan pelaksanaan kegiatan,
selanjutnya perjanjian kerjasama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Konawe
terkait dengan pengembangan tanaman padi serta peternakan sapi dengan Program
Sejuta Ton Beras dan Sejuta Ekor Sapi Tahun 2019 - 2023, kegiatan ini diawali dengan
FGD dengan tujuan untuk menyamakan persepsi terkait dengan program yang akan
dilaksanakan secara bersama-sama antara BPTP Sulawesi Tenggara dengan
Pemerintah daerah Kabupaten Konawe, pada kegiatan tersebut diperoleh rekomendasi
dimana BPTP bertindak sebagai pendamping, pembimbing serta membuat Road
Map/Rancangan kegiatan yang akan dilaksanakan selama tahun 2019-2023, kemudian
dilanjutkan dengan penandatangan MoU antara Pemerintah Daerah Kabupaten Konawe
dengan BPTP Sulawesi Tenggara yang berlangsung di Kantor Bupati Kabupaten
Konawe. Selanjutnya penandatanganan perjanjian pelaksanaan kegiatan secara
Internal Lingkup Kementerian Pertanian yaitu dengan Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian tentang Demfarm Budidaya Tebu Modern di Lahan Kering
Marginal Sulawesi Tenggara, Pengkajian Paket Teknologi Spesifik Lokasi Usahatani Padi
Sawah Bukaan Baru di Sulawesi Tenggara, Pengembangan Padi Gogo Melalui Teknologi
Largo Super Pada Lahan Perkebunan Kelapa dan Pengembangan Teknologi Jajar
Legowo Super Pada Padi Sawah Mendukung UPSUS Swasembada Pangan di Sulawesi
Tenggara, keempat kegiatan sudah berjalan sesuai dengan tahapan yang telah
direncanakan dan sudah pada tahap pengolahan lahan, penyediaan bibit, penanaman,
pemupukan serta pengamatan.
Sedangkan kegiatan yang merupakan bagian dari kerjasama dalam rangka
penyebaran Informasi Teknologi Pertanian (Tabel 14) diantaranya Kerjasama dengan
pihak sekolah, khususnya dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam rangka
mendukung peningkatan kapasitas SDM siswa, dan merupakan kegiatan ekstra 9
kurikuler yang sudah diprogramkan oleh masing-masing sekolah berupa kegiatan
praktek kerja industri (PRAKERIN) di lingkungan kerja BPTP Sultra yang berlangsung
selama antara 1 bulan sampai 3 bulan setiap tahun, terutama bagi siswa yang akan
menyelesaikan studinya di SMK, kerjasama ini bertujuan memberikan kesempatan
kepada sejumlah siswa SMK untuk melakukan kegiatan PRAKERIN di BPTP Sultra.
Pengaturan tempat pelaksanaan Prakerin disesuaikan dengan jurusan siswa masing-
Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2019
28
masing. Selama ini BPTP Sultra menempatkan siswa Prakerin untuk jurusan Peternakan
dan Perkebunan ditempatkan di Kebun Percobaan Onembute Kab. Konawe Selatan,
sedangkan jurusan Tanaman Pangan dan Hortikultura ditempatkan di Kompleks BPTP
dan Kebun Percobaan Wawotobi Kab. Konawe. Selama melakukan praktek lapang,
mereka mendapat bimbingan langsung dari para peneliti dan penyuluh serta teknisi
BPTP Sultra khususnya pada bidang tanaman pangan, perkebunan dan hortikultura,
serta peternakan. Pelayanan dalam bentuk bimbingan terhadap mahasiswa dari
perguruan tinggi, khususnya Fakultas Pertanian Universitas Haluoleo dilakukan melalui
layanan informasi dan data iklim yang dikelola oleh Seksi Kerjasama dan Pelayanan
Pengkajian (KSPP). Layanan data iklim yang dilakukan selama ini telah membantu para
mahasiswa baik dalam penyelesaian tugas mata kuliah maupun untuk penyelesaian
tugas akhir, serta kerjasama pelayanan kunjungan pembelajaran dan studi banding
dari tingkat Pemerintah Daerah, Perguruan Tinggi, Sekolah Menengah, Tingkat Dasar
dan Tingkat Taman Kanak-Kanak dengan tujuan untuk pengenalan tentang teknologi di
bidang pertanian.
Tindak lanjut MoU/Perjanjian kerjasama yang telah ditanda tangani pada tahun
2017 sampai sekarang dengan Swisscontact Sulawesi Tenggara berupa kegiatan
Pembinaan Petani Kakao Dalam Kegiatan Innovation Cocoa On Farm Adoption (ICOFA)
dan Integrasi antara tanaman Kakao dan peternakan kambing.
Kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Peningkatan Komunikasi, Kerja Sama
Dan Pendayagunaan Hasil Pengkajian dilaksanakan pada Tanggal 19 November 2019
yang dihadiri Kepala BPTP Balitbangtan Sultra, Pejabat Struktural, Peneliti, Penyuluh
dan seluruh Pegawai Lingkup BPTP Balitbangtan Sulawesi Tenggara. Kegiatan yang
dilaksanakan bertujuan untuk mensinergisitas pelaksanaan kegiatan yang dilakukan
baik individu maupun secara kelembagaan, tersusunnya mekanisme kerjasama baik
yang dilakukan baik secara individu maupun secara kelembagaan dan terbukanya
peluang kerjasama antara Instansi atau lembaga yang ada di Sulawesi Tenggara
dengan BPTP Sulawesi Tenggara dalam penggunaan, pemanfaatan serta penerapan
paket teknologi yang telah dihasilkan, dari kegiatan tersebut menghasilkan mekanisme
pelaksanaan kegiatan kerjasama di BPTP Sulawesi Tenggara. Kegiatan dimulai dengan
sambutan oleh Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Balitbangtan Sulawesi
Tenggara sekaligus membuka kegiatan, yang dilanjutkan dengan penyampaian materi
yang disampaikan oleh 3 Narasumber yang berasal dari BPTP Balitbangtan Sulawesi
Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2019
29
Tenggara yaitu Ir. Muh. Asaad, M.Sc, Dahya, SP, M.Si dan Dr. Abdul Wahab, SP, MP
yang kemudian dilanjutkan dengan diskusi dan penyusunan Draft Standart Operasional
Prosedur (SOP) Kegiatan Kerjasama.
Kunjungan dan Supervisi Tim Monitoring dan Evaluasi BBP2TP Kegiatan
Kerjasama dan Optimalisasi Kebun Percobaan BPTP Balitbangtan Sultra dilaksanakan
pada tangal 17 April 2019 oleh Bapak Suyud yang bertujuan untuk peningkatan
kegiatan kerjasama dan optimalisasi kegiatan kebun percobaan sebagai tempat
pengkajian, diseminasi serta dapat dimanfaatkan masyarakat untuk tempat belajar
serta peningkatan kerjasama. Hasil dari kegiatan supervisi yaitu penyampaian data
kerjasama tahun 2017 dan tahun 2019 yang telah dilaksanakan serta data produk-
produk hasil pengolahan serta laporan kegiatan Kebun Percobaan Onembute dan
Wawotobi.
Kendala yang pada umumnya sering terjadi di lingkup Pemda atau stakeholder
lainnya adalah ketersediaan anggaran pelaksanaan kegiatan yang telah dikerjasamakan
belum tersedia, sehingga kegiatan yang sudah direncanakan belum dapat
dilaksanakan, bahkan sampai tahun anggaran berikutnya juga belum tersedia.
.
4.2. Publikasi dan Informasi Hasil Pengkajian/Penelitian/Manajemen
Hasil pengkajian dan penelitian yang dilaksanakan BPTP Sulawesi Tenggara pada
Tahun 2019 dikomunikasikan pada berbagai seminar dan forum ilmiah baik intern BPTP
Sulawesi Tenggara maupun yang bersifat regional dan nasional sedangkan kegiatan
manajemen dikomunikasikan melalui seminar Intern BPTP Sultra.
Seminar hasil pengkajian dan penelitian serta manajemen dilakukan sebagai
bentuk pertanggung jawaban terhadap pelaksanaan pengkajian, penelitian dan
manajemen. Pelaksanaan seminar hasil penelitian/pengkajian/manajemen disajikan
pada Tabel 15.
Tabel 15. Judul Kegiatan Penelitian/Pengkajian dan Diseminasi TA. 2019
NO JUDUL ROPP PENANGGUNG JAWAB1 2 31 Kajian pemupukan spesifiklLokasi pada tanaman
tebu di lahan kering Sulawesi TenggaraIr. Asmin, MP
2 Kajian Paket Teknologi Pengendalian Hama PBK(Canopomorpha cramerella Snell) Pada Tanamankakao RamahLingkungan di Kabupaten Konawe
Dr. Ir. Baharudin, MP
Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2019
30
3 Kajian Kelembagaan Petani Dalam SistemUsahatani Kakao Rakyat (Kasus di Kab. Konawe,Sulawesi Tenggara)
Rusdin, SP
4 Kiinerja kelembagaan penyuluhan pertanianpasca berlakunya uu no.23 - 2014 tentangpemerintah daerah dan pp no.18 -2016 tentangperangkat daerah
Ir. Entis Sutisna, M.,Si
5 Kajian efektifitas bahan organik in situ serasahtebu terhadap pertumbuhan tanaman tebu diSulawesi Tenggara
Cipto Nugroho, S.Si/Didik Raharjo, SP
6 Kajian Aplikasi Pembenah Tanah pada TanamanTebu di Lahan Lering Sulawesi Tenggara
Imran, SP. MP
7 Kajian Paket teknologi pemupukan untukmeningkatkan produktivitas tanaman kakao
Didik Raharjo, SP
NO JUDUL RODHP PENANGGUNG JAWAB
9 Koordinasi, Advokasi dan Monitoring KegiatanUPSUS Swasembada Pangan
Ir. Suharno, MS
10 Pendampingan SIWAB di Sulawesi Tenggara Ir. Amiruddin Manrapi
11 Demplot Teknologi Pengelolaan TanamanTerpadu (PTT) Jagung Mendukung UPSUSSwasembada Pangan di Kabupaten Buton
Imran SP, MP
12 Demplot Tanaman Jagung di Desa Todanga,Kabupaten Buton
Paulus Milkiades Tellu,S.ST
13 Koordinasi, Advokasi dan Monitoring KegiatanUpsus Swasembada Pangan di Sulawesi Tenggara
Ir. Suharno, MS
14 Pendampingan Dan Dukungan Inovasi TeknologiDalam Program Upaya Khusus Sapi Induk WajibBunting Di Sulawesi Tenggara
Miftah Hidayat, S.Pt
15 Pembangunan Taman Tekno Pertanian (TTP) diKabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara
Ir. Muh. Asaad, M.Sc
16 Demonstrasi Teknologi Spesifik Lokasi MelaluiTaman Agro Inovasi Sulawesi di Tenggara
Faisal, SP
17 Penyebaran Informasi Pertanian Melalui RadioCitra Pertanian
Yudi Irawan, SP
18 Pameran dan Media Cetak Muhammad Darwin, SP,M.Si
19 Pendampingan Pengembangan Kawasan SapiPotong di Kabupaten Konawe
Ir. Yusuf, M.Si
20 Pendampingan Pengembangan Kawasan SapiPotong di Kabupaten Bombana
Wa Ode AlJumiati, S.Pt
21 Pendampingan Pengembangan Kawasan Kakao diKabupaten Kolaka Timur
Dr. Julian Witjaksono, SP,M.Si
22 Pendampingan Pengembangan Kawasan Kakao diKabupaten Kolaka
Musyadik, SP
Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2019
31
23 Pendampingan Pengembangan KawasanAgribisnis Hortikultura Cabai di KabupatenKonawe
Bungati, SP., MP
24 Pendampingan Pengembangan KawasanAgribisnis Hortikultura Cabai di Kabupaten KolakaTimur
Dr. Abdul Wahab, SP.,M.Si
25 Model Pertanian Bioindustri Berbasis Ternak SapiPotong Terintegrasi Dengan Jagung
Dahya, SP, M.Si
26 Model Pertanian Bioindustri Sagu TerintegrasiDengan Ternak Di Sulawesi Tenggara
Zainal Abidin, SP, MP
27 Sekolah Lapang Mandiri Benih Kedelai Rusdi, SP28 Sekolah Lapang Mandiri Benih Jagung Mendukung
Swasembada di Kabupaten Konawe SelatanSri Bananiek Sugiman,SP, M,Si
29 Dukungan Perbenihan Cengkeh di SulawesiTenggara
Dr. Ir. Baharuddin, MP
30 Dukungan Perbenihan Kakao di SulawesiTenggara
Ir. Agussalim, MP
31 Dukungan Perbenihan Jambu Mete di SulawesiTenggara
Ir. Asmin, MP
32 Pemeliharaan Perbenihan Kelapa Imran, SP, MP
33 Pemeliharaan Perbenihan Cengkeh Dr. Ir. Baharuddin, MP
3. KP Onembute01 Lahan kering 18 Ha02 Lahan sawah 3 Ha03 Alat – alat pertanian 2 unit04 Lantai jemur 1 unit05 Bangunan Green House 1 unit06 Sumur Pompa 1 unit
4.4.1. Laboratorium
Laboratorium BPTP Sulawesi Tenggara (Sultra) merupakan salah satu sub unit
pelaksana teknis dalam struktur organisasi BPTP Sultra yang berada dijajaran Sub
Bagian Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian (KsPP) yang bertugas (1) merencanakan
Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2019
35
pengadaan sarana dan prasarana analisa, (2) melaksanakan analisis sesuai dengan
kemampuan ketersediaan sarana pendukung analisa, dan (3) kerjasama di bidang
analisis dengan Laboratorium sejenis dalam upaya mengoptimalkan pelayanan
terhadap permintaan analisis dari pengguna. Sebagai salah satu bagian terpenting dari
lembaga litbang pertanian untuk menginterpretasikan hasil-hasil penelitian, operasional
laboratorium analisis diharapkan berfungsi dan berupaya untuk mengadopsi sistem
manajemen mutu ISO/IEC 17025-2005. Oleh karena itu pelaksana analisis dan
dan keberfungsiannya sejalan dengan semakin meningkatnya permintaan analisis
sebagai manifestasi dari produk pertanian spesifik lokasi seperti pupuk organik,
biopestisida dan produk olahan berbasis sumberdaya lokal.
Sumber Daya Manusia dan Aktivitas Laboratorium BPTP Sulawesi Tenggara
Dalam pelaksanaan analisis di laboratorium diperlukan kesiapan tenaga analis
dan teknisi laboratorium yang siap pakai. Personal tersebut diperlukan di dalam proses
registrasi contoh, persiapan contoh siap analisis, tenaga spesialis (analis) dan tenaga
adminitrasi. SDM Laboratorium BPTP Sulawesi Tenggara hingga 2019 baru 2 orang, 1
orang Laboran dan 1 orang peneliti yang diperbantukan untuk mengkoordinir
Laboratorium. Secara teknis laboratorium BPTP Sulawesi Tenggara menganalisis
tanah, tanaman/ pakan ternak dan pupuk organik. Rutinitas kegiatan analisis tidak
berjalan optimal sudah lebih dari lima tahun, hal ini disebabkan karena beberapa
peralatan vital seperti Timbangan analitik, pH meter dan Freezer tidak berfungsi karena
rusak. Penyebab kerusakan alat, misalnya karena usia alat yang sudah tua (pengadaan
1996) dan sarana fisik seperti listrik dan air yang belum memadai. Untuk
mengantisipasi upaya penanganan pemeliharaan dan pengadaan/pembangunan sarana
pendukung lainnya, sub bagian Laboratorium belum dimasukkan dalam DIPA tahunan
BPTP karena beberapa kebijakan yang mengatur dan kriteria khusus yang belum
dimiliki oleh Laboratorium BPTP Sultra.
Tabel 18. Kondisi Peralatan Laboratorium BPTP Sulawesi Tenggara TA. 2019
No. Jenis Peralatan Jumlah Keterangan/Kondisi1 2 3 4
I. Sarana Pendukung1. Vacuum Pump 1 buah baik2. Sieve Soil 1 unit baik3. N destilation 1 unit baik3. Soxhlet Extraction 1 unit baik
Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2019
36
4. Vortex Mixer 1 buah baik5. pH Meter 1 unit rusak6. Analytical Balance 1 unit rusak7. Centrifuge 1 buah baik8. DO Meter 1 buah rusak9. Fumehood 1 unit baik
10. Grinder Tissu 1 unit baik11. Hot plate 2 unit baik12. Incubator 1 unit rusak13. Microscope 1 unit Baik14. Moisture Tester (seed) 1 unit Rusak15. Mufle Furnace 1 unit Baik16. Oven 1 unit Baik17. Refrigerator 1 unit Rusak18. Shaker 1 buah Baik19. Thermohydrograph 1 buah Baik20. Top Loading Balance 1 buah Rusak21. UV/Visible Spectrophotometer 1 unit Baik22. Water Distilation 1 unit rusak23. Waterbath 1 unit rusak
II. Glassware :1. Erlenmeyer 5 buah baik2. Beaker 5 buah baik3. Gelas ukur 5 buah baik4. Decikator 1 buah baik5. Buret 2 buah baik6. Hydrometer Soil 1 buah baik7. Labu ukur 10 buah baik8. Pipet Volumetri 5 buah baik
III. Porcelinware :1. Mortal dan Pastel 1 unit baik2. Crucible 4 buah Baik
4.4.2. Pengadaan Barang Inventaris
Pengadaan barang inventaris selama Tahun Anggaran 2019 rutin disajikan pada
Tabel 19 berikut ini.
Tabel 19. Daftar pengadaan barang inventaris BPTP Sulawesi Tenggara berdasarkanjenis dan sumber dana Tahun 2019.
No. Nama Jenis Barang Sumber Dana Jumlah Barang(Unit)
1 2 3 41. Note book DIPA BPTP Sultra 22. Printer DIPA BPTP Sultra 73. Televisi DIPA BPTP Sultra 24. AC Window DIPA BPTP Sultra 15. Mesin pompa air DIPA BPTP Sultra 1
APIK-Kendari April-Mei 2019KAbupatenKonawe Selatan
Narasumber pada SLItahap II
StasiunKlimatologi
Pertanian Kendari
27-29 Agustus2019, HotelPlaza Inn KotaKendari
Narasumber padapelatihan TanamanPangan
Dinas TPHPKabupaten
Konawe Selatan
28 November2019
Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2019
45
V. HASIL-HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN DAN DISEMINASI TEKNOLOGI
KOORDINASI, KONSULTASI, ADVOKASI DAN MONITORING KEGIATAN STRATEGISKEMENTERIAN PERTANIAN DI SULAWESI TENGGARA
(Muh. Asaad dan Suharno)
Dalam upaya mendukung Upsus Swasembada Pangan di Sulawesi Tenggara,
maka dalam TA 2019 dilaksanakan kegiatan
Koordinasi, Konsultasi, Advokasi dan Monitoring
Pada Kegiatan Upsus Swasembada Pangan di
Sultra.Kegiatan dilaksanakan di tingkat Povinsi
dan Kabupaten. Hasil kegiatan sebagai berikut
KegiatanKoordinasi, Advokasi dan Monitoring
Upsus Swasembada Pangan di Sultra telah
berjalan sesuai tujuan. Koordinasi telah
dilaksanakan dengan instansi terkait di Sulawesi
Tenggara.Advokasi yang telah dilaksanakan
mencakup tingkat provinsi (2 kali) dan
Kabupaten Konawe (2 wilayah), Kab. Kolaka
Timur, Kab.Konawe Selatan (3
wilayah),Kab.Bombana, Kab.Konawe Utara,
Kab.Muna Barat , Kab. Buton Tengah, Kota
Baubau dengan peserta terdiri dari Penyuluh
pertanian, Kelompoktani, Kepala Pertanian
Kecamatan, Babinsa, Gapoktan,Kelompoktani
dan Petani., Melakukan dukungan inovasi
teknologi terapan ke Balai Penyuluhan Pertanian
di di Kab. Konawe, Kab.Konawe Selatan, Kab. Kolaka Timur, Kab. Konawe Utara, Kab.
Muna Barat, Kab. Buton, Kab. Buton Tengah, Kab. Muna, Kota Kendari dan Kota
Baubau. Monitoring Luas Tambah Tanam Padi, Jagung, Kedelai bersama Dinas
Pertanian Provinsi dan Kabupaten berupa SMS data harian, mingguan dan bulanan
sehingga diperoleh total luas tanam Januari – Desember 2019 yaitu realisasi tanam
padi Adapun realisasi tanam tahun 2019, luas tanam padi 170.476 ha, jagung
65.048,7 ha dan kedelai 612,3 ha. Disamping itu dilakukan pula monitoring Dampak
Perubahan Iklim yaitu banjir dimana sampai bulan Juni tercatat sawah seluas 11.001
Gambar 7. Rapat Koordinasi UPSUS dalammendukung Percepatan program UPSUSPajale Tahun 2019
Gambar 6. Panen Raya bersama MenteriPertanian di Kabupaten Konawe
Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2019
46
ha terkena banjir dan 10.185 ha dinyatakan puso. Untuk mendukung Upsus
Swasembada Pangan maka telah disebarkan media informasi teknologi pertanian ke
dinas pertanian kabupaten, penyuluha pertanian dan kelompoktani.
DEMPLOT PADI SAWAH MENDUKUNG UPSUSSWASEMBADA PANGAN DI KABUPATEN KONAWE SELATAN
(Yuliani Zainuddin)
Swasembada pangan menjadi target utama program pembangunan pemerintah
tiga tahun ke depan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan)
yang bersinergi dengan lintas instansi, penuh
semangat menyingsingkan lengan, menyatukan
misi, mengikis rasa ego sektoral, berjibaku
bekerja, bekerja dan bekerja menyongsong
program swasembada pangan (Balitbangtan,
2015a). Kegiatan Demplot inovasi teknologi padi
sawah mendukung Upsus Swasembada pangan
di Desa Lapulu Kecamatan Tinanggea Kabupaten
Konawe Selatan dilaksanakan dari bulan Januari
sampai Desember 2019. Kegiatan ini bertujuan
a). Mempercepat penyebaran inovasi teknologi
padi sawah di Kabupaten Konawe Selatan. b)
Memperkenalkan keunggulan teknologi yang
diitroduksikan, dan memberikan pembelajaran
kepada petani cara penerapan teknologi padi
sawah spesifik lokasi Keluaran dari kegiatan ini a). Tersebarnya inovasi teknologi padi
sawah di Kabupaten Konawe Selatan. b).Diketahuinya teknologi yang diintroduksikan
dan mengetahui cara penerapan teknologi padi sawah spesifik lokasi. Data dan
informasi yang dikumpulkan meliputi data primer dan sekunder. Data primer yang
dikumpulkan yaitu karakteristik petani responden, data produktivitas, data penyebaran
media dan data respon petani terhadap teknologi yang diintroduksikan. Untuk melihat
tingkat efektivitas kegiatan digunakan pendekatan With and Without yaitu analisis
yang membandingkan teknologi yang diterapkan dilokasi demplot dengan lokasi non
Gambar 8. Panen dan Temu Lapang
Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2019
47
demplot With and without. Untuk melihat respon petani menggunakan analisis persepsi
petani. Kegiatan Demplot ini dilaksanakan dalam bentuk sosialisasi, pelatihan,
penyebaran media penyuluhan dan temu lapang. Kegiatan Demplot ini telah
melibatkan unsur petani, penyuluh pertanian, babinsa, dan peneliti. Hasil pelaksanaan
kegiatan Demplot teknologi padi sawah adalah tersebarnya inovasi teknologi padi
sawah di Kabupaten Konawe Selatan melalui media diseminasi berupa buku saku,
folder, selebaran, poster dan bahan tayangan (power point) yang ditayangkan melalui
LCD. Media diseminasi tersebut diberikan kepada Dinas Pertanian Kabupaten, BPP,
penyuluh, petani kooperator dan non kooperator. Petani juga mengetahui cara
penerapan teknologi padi sawah spesifik lokasi melalui pelatihan dengan materi
pembelajaran antara lain: rekomendasi teknologi padi sawah, pengenalan varietas
unggul baru padi sawah, teknik tanam padi dengan menggunakan Atabela sistem
tanam jajar legowo 2 : 1 dan 6 : 1, pemupukan spesifik lokasi, praktek penggunaan
perangkat uji tanah sawah (PUTS), dan teknik pengendalian hama/penyakit secara
PHT. Respon petani terhadap teknologi padi sawah yang diintroduksikan pada lokasi
demplot di Kecamatan Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan rata-rata mencapai
78,13%. Hal ini menunjukkan bahwa teknologi yang diintroduksikan memiliki
keunggulan antara lain produktivitas masing-masing VUB Inpari 42 dan 43 Agritan GSR
diperoleh hasil 6,39 dan 6,11 t/ha GKP. Dengan nilai R/C ratio > 1, usahatani
mengalami keuntungan karena penerimaan lebih besar dari biaya.
DEMPLOT PADI SAWAH MENDUKUNG UPSUSSWASEMBADA PANGAN DI KABUPATEN KONAWE
(Rusdi)
Demplot Padi Sawah di Kabupaten Konawe TA 2019 bertujuan untuk (1) meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan
petani terhadap inovasi teknologi
padi sawah, dan (2) mengetahui
respon petani terhadap inovasi
teknologi sistem tanam jarwo super
yang diperkenalkan melalui kegiatan
demplot, berlangsung dari bulan
Januari hingga Desember 2019. Pendekatan dan pelaksanaan kegiatan mencakup
pertemuan intensif dan pelatihan-pelatihan inovasi teknologi kepada kelompok tani dan
Gambar 9. Koordinasi di Dinas TPHP Kab. Konawe :Dari kiri ke kanan :Kadis, Kabid Dinas TPHP Kab. Konawe, Tim Penyuluh dan PenelitiBalibangtan BPTP Sultra
Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2019
48
penyediaan benih sumber VUB. Pelaksana demplot dari kelompok tani Merongasako
Desa Ameroro, Kecamatan Uepay, Kabupaten Konawe. Metode pelaksanaan demplot
dilakukan melalui penerapan teknologi jarwo super terdiri dari pengolahan tanah
dengan memanfaatkan zat pengurai bahan organik (biodekomposer M-Dec),
pemanfaatan pupuk hayati (agrimeth) untuk perlakuan benih (seed treatment),
pemupukan spesifik lokasi berdasarkan hasil analisis tanah menggunakan PUTS,
pengendalian hama/penyakit berdasarkan PHT dan ramah lingkungan, dan panen
menggunakan combine harvester. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa Demplot padi
sawah mendukung upsus swasembada pangan di Kabupaten Konawe 2019 sangat
direspon oleh Pemerintah Daerah (Dinas TPHP,
Penyuluhan dan Pemerintah Kecamatan Uepay).
Efektivitas kegiatan Poktan dalam demplot teknologi
jarwo super adalah sebesar 81,25% dan efektivitas
kunjungan dalam rangka pembinaan, pelatihan
Poktan, pengamatan dan pengambilan data yang
dilakukan oleh Dinas TPHP, Penyuluhan dan BPTP
Sultra adalah sebesar 18,75%. Implementasi
teknologi jarwo super memberikan hasil produksi
lebih tinggi dibandingkan non jarwo super, yakni
memberikan selisih hasil sebesar kurang lebih 1,0
t/ha atau meningkat sebesar 20%. Usahatani padi
sawah melalui teknologi jarwo super memberikan
penerimaan yang lebih besar dibandingkan dengan
non jarwo super sehingga layak diterapkan dan diusahakan (B/C rasio 1,32).
SEKOLAH LAPANG MANDIRI BENIH KEDELAIDI KABUPATEN BUTON UTARA
(Agussalim)
Kebutuhan kedelai terus meningkat seiring peningkatan jumlah penduduk.
Rata-rata kebutuhan kedelai nasional setiap tahun berkisar 2.300.000 ton. Sementara
produksi dalam negeri hanya mampu memenuhi 907.031 ton (41,22 %) dari
kebutuhan (Dirjen Tanaman Pangan, 2012). Untuk mencukupi kebutuhan pangan
tersebut, diperlukan tambahan import.Mengandalkan impor untuk memenuhi
Gambar 10. Panen bersama denganmenggunakan combine harvester
Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2019
49
kebutuhan nasional dinilai riskan, karena memepengaruhi aspek sosial, ekonomi, dan
politik, sehingga upaya peningkatan produksi kedelai di dalam negeri perlu mendapat
perhatian khusus.
Pengembangan model desa mandiri benih merupakan salah satu langkah
strategis untuk menjawab kebutuhan ketersediaan benih varietas unggul berkualitas
tinggi. Melalui pengembangan model desa mandiri benih, petani dapat memenuhi
kebutuhan benih melalui produksi benih dari wilayah sendiri secara mandiri, sehingga
benih unggul bersretifikat dapat dengan mudah
diakses oleh petani dengan harga yang lebih murah.
Melalui sekolah lapang Mandiri Benih kedelai,
calon penangkar dapat memperbaiki mutu benih
atau dapat memproduksi benih unggul secara
mandiri, sehingga petani akan lebih mudah
memperoleh benih unggul kedelai sesuai kebutuhan
baik dari aspek jumlah maupun waktu dan
preferensinya. Dalam skala yang lebih luas,
diharapkan adopsi benih unggul kedelai semakin
meluas/meningkat., sehingga produksi dan
produktivitas kedelai dapat meningkat. Dalam satu
unit mandiri benih bisa terdiri dari suatu individu, kelompok, desa dan kawasan. Untuk
satu unit LL terdapat luasan 1 ha, dengan peserta sekolah lapang (SL) sebanyak 10-20
petani di sekitarnya.
Hasil pendampingan dan pembelajaran dalam sekolah lapang desa mandiri
benih di Kabupaten Butn Utara, Sulawesi Tenggara, adalah sebagai berikut: 1)
Pendampingan dan pembelajaran dalam sekolah lapang madiri benih kedelai telah
berhasil meningkatkan pengetahuan dan pemahaman petani dalam memproduksi benih
kedelai, 2) Kegiatan sekolah lapang di kabupaten Buton Utara berhasil memproduksi
benih bermutu bersertifikasi sebanyak 2,35 ton, dan 3) Peserta memberikan presepsi
yang positif terhadap penangkaran benih kedelai.
Gambar 11. Penampilan pertumbuhan Var.Devon-1 dan Penampilan buah kedelai
Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2019
50
SEKOLAH LAPANG MANDIRI BENIH JAGUNGDI KABUPATEN KONAWE SELATAN
(Assayuthi Ma’suf)
Kegiatan Sekolah lapang mandiri benih jagung (SL-MBJ) dinilai model yang
sangat strategis dalam mendukung penyediaan benih yang berkualitas melalui transfer
teknologi produksi benih jagung melalui berbagai tahapan pelatihan dari peneliti hingga
teknologi tersebut diterapkan di lahan petani. Sekolah Lapang (SL) merupakan salah
satu upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani dalam memproduksi
benih jagung. Kegiatan dilaksanakan di Desa Puwehuko Kecamatan Mowila, Kabupaten
Konawe Selatan. Kegiatan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan petani/calon penangkar dalam sekolah
lapang perbenihan jagung di Kabupaten Konawe
Selatan.
Pelaksanaan kegiatan dimulai Januari-Desember
2019. Introduksi teknologi dalam kegiatan produksi
benih sumber jagung terdiri dari: persiapan lahan,
hingga pengolahan sagu menjadi kue dan kerupuk. Produksi tepung sagu kering
memiliki kapasitas produksi hingga 250-350 kg per bulan, dengan nilai keuntungan
sebesar Rp 6.435.000 dan nilai RCR sebesar 2,18, serta nilai TIP dan TIH masing-
masing 460 kg dan Rp 7.571.
Produksi gula cair dari tepung sagu merupakan salah satu upaya untuk
meningkastkan nilai tambah tepung sagus ekaligus juga untuk berupaya mengurangi
ketergantungan impor bahan pemanis utama tersebut. Hasil pengujian menunjukkan
bahwa tepung sagu dengan proses enzimatis dapat menghasilkan gula cair dengan
rendemen hasil 60% – 80% (1 kg tepung sagu basah dapat mengasilkan 0,6 – 0,8 liter
gula cair).
Pembuatan kompos ampas sagu merupakan salah satu upaya untuk
memanfaatkan biomassa ampas sagu yang selama ini masih terbuang. Komposisi
bahan kompos adalah 20% ampas sagu : 40% daun gamal dan 40% kotoran ternak.
Bahan-bahan tersebut di fermentasi dengan menggunakan dekomeposer. Hasil analisis
laboratorium Fakultas Pertanian UHO menunjukkan bahwa kadar C/N mencapai 25,7%;
C mencapai 32,82%; dan NPK mencapai 6,89%. Hasil tersebut telah meemnuhi
Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2019
53
standar criteria pupuk organik berdsarkan permentan No 70 tahun 2011. Kompos
ampas sagu tersebut berpotensi dimanfaatkan untuk pengembangan tanaman pangan,
perkebunan dan hortukultura.
Pengolahan ampas sagu menjadi pakan ternak juga telah dilaksanakan. Ampas
sagu yang digunakan adalah ampas sagu yang telah di fermentasi menggunakan
biodekomposer. Komposisi pakan yang digunakan adalah ampas sagu 20% +
Tepungikan 4% dan Tepung jagung 6% + Konsentrat 80% yang dipalikasikan pada
ternak ayam pedaging mulai umur 14 – 28 hari memberikan pertumbuhan bobot badan
akhir sebesar 1,606 kg per ekor yang tidak berbeda nyata dengan control yang hanya
menggunakan pakan konsentrat 100% dengan bobot badan akhir sebesar 1,871 kg per
ekor, akan tetapi dari sisi ekonomi subtitusi ampas sagu tersebut memberikan nilai
ekonomi yang cukup signifikan yang dapat dilihat dari nilai RCR sebesar 1,77;
sementara yang menggunakan pakan konsentrat 100% nilai RCR sebesar 1,61.
Pengolahan sagu menjadi produk sekunder berupa kue dan kerupuk juga telah
dilaksanakan. Hal ini juga sebagasi upaya meningkatkan nilai tambah dari produk sagu.
pembuatan kue dan kerupuk ini memberikan keuntungan berkisar antara Rp. 822.000
– Rp. 1.087.000 per periode produksi. Produksi kue dan ekrupuk ini dipasarkan baik
secara langsung maupun secara online.
Kegiatan yang telah dilaksanakan selama 5 tahun menghasillkan model
bioindustri sagu. Model tersebut berupa rangkaian proses peningkatan nilai tambah
tanaman sagu. Hal tersebut sebagaimana pada Gambar 1.
Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2019
53
standar criteria pupuk organik berdsarkan permentan No 70 tahun 2011. Kompos
ampas sagu tersebut berpotensi dimanfaatkan untuk pengembangan tanaman pangan,
perkebunan dan hortukultura.
Pengolahan ampas sagu menjadi pakan ternak juga telah dilaksanakan. Ampas
sagu yang digunakan adalah ampas sagu yang telah di fermentasi menggunakan
biodekomposer. Komposisi pakan yang digunakan adalah ampas sagu 20% +
Tepungikan 4% dan Tepung jagung 6% + Konsentrat 80% yang dipalikasikan pada
ternak ayam pedaging mulai umur 14 – 28 hari memberikan pertumbuhan bobot badan
akhir sebesar 1,606 kg per ekor yang tidak berbeda nyata dengan control yang hanya
menggunakan pakan konsentrat 100% dengan bobot badan akhir sebesar 1,871 kg per
ekor, akan tetapi dari sisi ekonomi subtitusi ampas sagu tersebut memberikan nilai
ekonomi yang cukup signifikan yang dapat dilihat dari nilai RCR sebesar 1,77;
sementara yang menggunakan pakan konsentrat 100% nilai RCR sebesar 1,61.
Pengolahan sagu menjadi produk sekunder berupa kue dan kerupuk juga telah
dilaksanakan. Hal ini juga sebagasi upaya meningkatkan nilai tambah dari produk sagu.
pembuatan kue dan kerupuk ini memberikan keuntungan berkisar antara Rp. 822.000
– Rp. 1.087.000 per periode produksi. Produksi kue dan ekrupuk ini dipasarkan baik
secara langsung maupun secara online.
Kegiatan yang telah dilaksanakan selama 5 tahun menghasillkan model
bioindustri sagu. Model tersebut berupa rangkaian proses peningkatan nilai tambah
tanaman sagu. Hal tersebut sebagaimana pada Gambar 1.
Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2019
53
standar criteria pupuk organik berdsarkan permentan No 70 tahun 2011. Kompos
ampas sagu tersebut berpotensi dimanfaatkan untuk pengembangan tanaman pangan,
perkebunan dan hortukultura.
Pengolahan ampas sagu menjadi pakan ternak juga telah dilaksanakan. Ampas
sagu yang digunakan adalah ampas sagu yang telah di fermentasi menggunakan
biodekomposer. Komposisi pakan yang digunakan adalah ampas sagu 20% +
Tepungikan 4% dan Tepung jagung 6% + Konsentrat 80% yang dipalikasikan pada
ternak ayam pedaging mulai umur 14 – 28 hari memberikan pertumbuhan bobot badan
akhir sebesar 1,606 kg per ekor yang tidak berbeda nyata dengan control yang hanya
menggunakan pakan konsentrat 100% dengan bobot badan akhir sebesar 1,871 kg per
ekor, akan tetapi dari sisi ekonomi subtitusi ampas sagu tersebut memberikan nilai
ekonomi yang cukup signifikan yang dapat dilihat dari nilai RCR sebesar 1,77;
sementara yang menggunakan pakan konsentrat 100% nilai RCR sebesar 1,61.
Pengolahan sagu menjadi produk sekunder berupa kue dan kerupuk juga telah
dilaksanakan. Hal ini juga sebagasi upaya meningkatkan nilai tambah dari produk sagu.
pembuatan kue dan kerupuk ini memberikan keuntungan berkisar antara Rp. 822.000
– Rp. 1.087.000 per periode produksi. Produksi kue dan ekrupuk ini dipasarkan baik
secara langsung maupun secara online.
Kegiatan yang telah dilaksanakan selama 5 tahun menghasillkan model
bioindustri sagu. Model tersebut berupa rangkaian proses peningkatan nilai tambah
tanaman sagu. Hal tersebut sebagaimana pada Gambar 1.
Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2019
54
Gambar 1. Desain Model Bioindustri sagu terintegrasi ternak di Sulawesi TenggaraUntuk mendukung penegmbangan model tersebut, maka perlu didukung
dengan rakitan kelembagaan sebagaimana pada gambar 2.
MODEL PERTANIAN BIOINDUSTRI BERBASIS TERNAK SAPI POTONGTERINTEGRASI DENGAN TANAMAN JAGUNG DI SULTRA
(Edi Tando)
Pertanian bio-industri merupakan sistem pertanian yang pada prinsipnya
mengelola/memanfaatkan secara optimal seluruh sumberdaya hayati, bagi
kesejahteraan masyarakat dalam suatu ekosistem secara harmonis. Integrasi tanaman
dan ternak merupakan suatu solusi untuk pertanian masa depan dalam rangka
menjaga kelestarian lingkungan. Pengembangan usaha ternak sapi potong di Sulawesi
Tenggara dilakukan melalui integrasi dengan tanaman jagung sebagi sumber pakan
dan pangan. Tujuan kegiatan yaitu membangun model pertanian bioindustri berbasis
sapi potong terintegrasi dengan tanaman jagung serta memasyarakatan hasil kegiatan
melalui promosi produk utama dan samping.
Metode diseminasi inovasi teknologi bio-industri ialah pemanfaatan biomassa
sebagai bahan baku dengan menggunakan biodekomposer melalui pengolahan limbah
ternak sapi potong menjadi pupuk organik padat, kompos pupuk kandang, biochar
pupuk kandang dan kompos jerami tanaman jagung yang diimplementasikan pada
pertanaman jagung serta pengolahan limbah hasil panen tanaman jagung menjadi
silase sebagai pakan alternatif untuk ternak sapi potong. Implementasi hasil
Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2019
54
Gambar 1. Desain Model Bioindustri sagu terintegrasi ternak di Sulawesi TenggaraUntuk mendukung penegmbangan model tersebut, maka perlu didukung
dengan rakitan kelembagaan sebagaimana pada gambar 2.
MODEL PERTANIAN BIOINDUSTRI BERBASIS TERNAK SAPI POTONGTERINTEGRASI DENGAN TANAMAN JAGUNG DI SULTRA
(Edi Tando)
Pertanian bio-industri merupakan sistem pertanian yang pada prinsipnya
mengelola/memanfaatkan secara optimal seluruh sumberdaya hayati, bagi
kesejahteraan masyarakat dalam suatu ekosistem secara harmonis. Integrasi tanaman
dan ternak merupakan suatu solusi untuk pertanian masa depan dalam rangka
menjaga kelestarian lingkungan. Pengembangan usaha ternak sapi potong di Sulawesi
Tenggara dilakukan melalui integrasi dengan tanaman jagung sebagi sumber pakan
dan pangan. Tujuan kegiatan yaitu membangun model pertanian bioindustri berbasis
sapi potong terintegrasi dengan tanaman jagung serta memasyarakatan hasil kegiatan
melalui promosi produk utama dan samping.
Metode diseminasi inovasi teknologi bio-industri ialah pemanfaatan biomassa
sebagai bahan baku dengan menggunakan biodekomposer melalui pengolahan limbah
ternak sapi potong menjadi pupuk organik padat, kompos pupuk kandang, biochar
pupuk kandang dan kompos jerami tanaman jagung yang diimplementasikan pada
pertanaman jagung serta pengolahan limbah hasil panen tanaman jagung menjadi
silase sebagai pakan alternatif untuk ternak sapi potong. Implementasi hasil
Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2019
54
Gambar 1. Desain Model Bioindustri sagu terintegrasi ternak di Sulawesi TenggaraUntuk mendukung penegmbangan model tersebut, maka perlu didukung
dengan rakitan kelembagaan sebagaimana pada gambar 2.
MODEL PERTANIAN BIOINDUSTRI BERBASIS TERNAK SAPI POTONGTERINTEGRASI DENGAN TANAMAN JAGUNG DI SULTRA
(Edi Tando)
Pertanian bio-industri merupakan sistem pertanian yang pada prinsipnya
mengelola/memanfaatkan secara optimal seluruh sumberdaya hayati, bagi
kesejahteraan masyarakat dalam suatu ekosistem secara harmonis. Integrasi tanaman
dan ternak merupakan suatu solusi untuk pertanian masa depan dalam rangka
menjaga kelestarian lingkungan. Pengembangan usaha ternak sapi potong di Sulawesi
Tenggara dilakukan melalui integrasi dengan tanaman jagung sebagi sumber pakan
dan pangan. Tujuan kegiatan yaitu membangun model pertanian bioindustri berbasis
sapi potong terintegrasi dengan tanaman jagung serta memasyarakatan hasil kegiatan
melalui promosi produk utama dan samping.
Metode diseminasi inovasi teknologi bio-industri ialah pemanfaatan biomassa
sebagai bahan baku dengan menggunakan biodekomposer melalui pengolahan limbah
ternak sapi potong menjadi pupuk organik padat, kompos pupuk kandang, biochar
pupuk kandang dan kompos jerami tanaman jagung yang diimplementasikan pada
pertanaman jagung serta pengolahan limbah hasil panen tanaman jagung menjadi
silase sebagai pakan alternatif untuk ternak sapi potong. Implementasi hasil
Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2019
55
pengolahan produk bioindustri mampu menghasilkan pakan dan produk dalam
mendukung peningkatan pertumbuhan dan hasil tanaman jagung. Hasil analisis
persepsi menunjukkan bahwa 76.56% petani kooperator
menyatakan setuju dengan inovasi teknologi yang telah
diintroduksikan. Hasil analisis kelayakan usahatani jagung
menunjukkan varietas jagung BISI 228, memberikan
keuntungan Rp. 10.000.000,- dengan R/C rasio 2.33,
selanjutnya hasil analisis kelayakan usahatani pupuk organik padat yang dikelola
kelompok tani memberikan keuntungan Rp. 12.632.500,- dengan R/C ratio 2.71, serta
hasil analisis kelayakan usaha tani kompos pupuk kandang (masih tahap inisiasi)
memberikan keuntungan Rp. 1.010.000,- dengan R/C ratio
2.07.
Model bio-industri (zero waste) yang telah
terbentuk berbasis ternak sapi
potong terintegrasi dengan tanaman jagung
berorientasi pada pemanfaatan bahan baku biomassa hasil pertanian melalui proses
pengolahan dengan menggunakan bio-dekomposer untuk
menghasilkan pangan, pakan dan berbagai macam produk
pupuk organik, sehingga dapat meningkatkan nilai tambah
dan kesejahteraan petani.
ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN DI PROVINSI SULTRA(Kinerja Kelembagaan Penyuluhan Pertanian Pasca Berlakunya Uu No.23 -2014 Tentang Pemerintah Daerah Dan Pp No.18 -2016 Tentang Perangkat
Daerah)(Entis Sutisna)
Penyuluh pertanian memiliki peran sentral dalam pembangunan pertanian di
Indonesia. Perannya sebagai pendamping petani dalam rangka meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Seyogyanya saat ini sudah harus
mereposisi dirinya, memperkuat peran dalam rangka menghadapi arus besar
perubahan sosial menuju era digitalisasi di seluruh sektor termasuk sektor pertanian.
Adanya isyu aktual baru yang tak kalah menariknya yakni diberlakukannya UU
No.23 tahun 2014 dan PP no. 18 tahun 2016 yang menyemangati perbaikan otonomi
Gambar 8. Produk bio industri yang dipromosikan di pameran
Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2019
56
daerah. Sayangnya UU dan PP tersebut sejak diberlakukannya pada tahun 2017 telah
menggerus kelembagaan penyuluhan pertaian hingga terhapus dari percaturan OPD
baik di provinsi maupun di kabupaten. Fenomena ini dihawatirkan dapat memarjinalkan
peran penyuluh pertanian yang sampai saat ini masih dubutuhan kehadirannya.
Kajian kinerja kelembagaan penyuluh pasca berlakunya UU. No.23 tentang
daerah dan PP N0.18 tahun 2016 tentang perangkat daerah diharapkan dapat
memotret, mengurai secara lugas tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada
lingkup penyuluh pertanian, sekaligus dapat memberi alternatif/opsi kebijakan yang
mampu melindungi eksistensi kelembagaan penyuluh di daerah.
Penggunaan metode penelitian kombinasi (mixed Methods) memberikan
bimbingan untuk mewujudkan tujuan penelitian ini dengan menitik beratkan pada
metode non survai seperti observasi lapang, indeft interview, Focus Grouf Discussion
(FGD) dan peneliti sebagai instrument penelitian. Dengan menggunakan analisis
deskriptif dan skala liker sebagai alat takar kinerja kelembagaan penyuluhan dan
kinerja penyuluh pertanian pasca berlakunya UU No.23 tahun 2014 dan PP No. 18
tahun 2006, diperoleh hasil sebagai berikut: Kinerja kelembagaan Penyuluhan
pertanian pasca berlakunya PP N0. 18 tahun 2016 menjadi tidak efektif lagi. Sementara
kinerja penyuluh pertanian ditingkat BP3K (penyuluh lapangan) terbagi dalam dua
kelas katagori yakni cukup baik, 80 % dan baik 20%. Indikasinya bahwa dihapusnya
kelembagaan penyuluhan di tingkt provinsi dan kabupaten sementara ini belum
berpengaruh terhadap kinerja penyuluh lapangan. Namun demikian perlu seegera
dilakukan penanganan khusus untuk mempertahankan eksistensi kelembagaan
penyuluha.
Mengacu pada poin-poin penting yang dituangkan dalam sintesis kebijakan, maka
diajukan tiga opsi kebijakan untuk mendukung eksistensi kelembagaan penyuluhan
pertanian di propinsi Sulawesi Tenggara masa kini dan kedepan.
1. Kelembagaan penyuluhan pertanian provinsi secara struktural digabung dengan
BPTP, sehingga penyuluh pertanian daerah dapat bersatu dan bersinergis
dengan penyuluh BPTP.
2. Kelembagaan penyuluhan pertanian berpusat di kecamatan, dipimpin oleh
seorang penyuluh senior yang menduduki jabatan fungsional serendah-
rendahnya penyuluh ahli madya. Pada tingkat kabupaten dikoordinasikan oleh
ketua kelompok Jabatan Fungsional dan bernaung di Bidang penyuluhan
Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2019
57
pertanian. Penyuluh provinsi bernaung di dinas pertanian tanaman pangan dan
peternakan dengan pelaksanaan tugas lebih focus pada pembuatan programa,
pengawasan pelaksanaan penyuluhan, dan pengembangan program
penyuluhan
3. Kelembagaan penyuluhan diwadahi pada institusi daerah dibawah dinas tetapi
statusnya lebih otonom, semacam UPTD (unit Pelaksana Teknis Daaerah),
berbasis kecamatan. Perlu dihadirkan tiga unsur yang harus bersinergis yakni
penyuluh, peneliti, dan pemberdaya.
Gambar 14. FGD Di Tingkat Kabupaten Konawe Selatan, Konawe dan KabupatenProvinsi Sulawesi Tenggara
DUKUNGAN PERBENIHAN KOMODITAS JAGUNG DI SULAWESI TENGGARA(Sri Bananiek Sugiman)
Pemerintah telah menargetkan swasembada
berkelanjutan untuk komoditas jagung. Hal tersebut
merupakan salah satu cita-cita pemerintah
Indonesia yang tertuang dalam nawa cita untuk
mewujudkan kemandirian pangan. Salah satu
strategi untuk pencapaiannya adalah melalui
penyediaan benih bermutu dengan penggunaan
varietas unggul baru (VUB). Penyediaan benih
jagung melalui kegiatan dukungan perbenihan
jagung diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
benih varietas unggul produktivitas tinggi. Kegiatan dilaksanakan di Desa Pangan Jaya,
Kecamatan Lainea, Kabupaten Konawe Selatan Propinsi Sulawesi Tenggara. Kegiatan
bertujuan untuk memproduksi benih jagung. Manfaat dan dampak yang diharapkan
dari kegiatan ini adalah, melalui penggunaan benih bermutu diharapkan hasil produksi
jagung petani meningkat yang berdampak terhadap peningkatan produksi jagung
nasional yang pada akhirnya swasembada jagung dapat terwujud. Kegiatan produksi
benih dilakukan dengan luasan 4,5 ha dengan model kerjasama melibatkan penangkar
Gambar 17. Performance tanaman jagungumur 70 ± HST
Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2019
58
jagung dengan pendampingan dan pengawalan teknologi dari BPTP Sulawesi
Tenggara. Introduksi teknologi produksi benih sumber jagung terdiri dari: persiapan
lahan, perlakuan benih, penanaman, penyiangan dan pembumbunan, pengendalian
hama penyakit, seleksi tanaman (roguing), panen dan prosesing benih. Kesimpulan
dari hasil kegiatan diperoleh sebagai berikut: (1) kegiatan dukungan perbenihan
komoditas jagung menghasilkan 3 ton benih jagung bersertifikasi varietas Lamuru.
Benih tersebut telah didistribusikan ke beberapa wilayah/kabupaten di Sulawesi
Tenggara dan (2) Terdapat kendala dan permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan
produksi benih di lapangan yaitu faktor iklim / cuaca. Hal tersebut menjadi kendala
dalam upaya pencapaian target produksi benih.
DUKUNGAN PERBENIHAN KOMODITAS PADI SAWAH DI SULAWESI TENGGARA(Samrin)
Benih merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan budidaya tanaman
yang perannya tidak dapat digantikan oleh faktor lain, karena benih sebagai bahan
tanaman dan pembawa potensi genetik. Keunggulan varietas dapat dinikmati oleh
konsumen bila benih yang ditanam bermutu baik. Penyediaan benih unggul memegang
peranan yang menonjol diantaranya teknologi yang dihasilkan melalui penelitian, baik
dalam kontribusinya terhadap peningkatan hasil per/satuan luas maupun sebagai salah
satu komponen utama dalam pengendalian hama dan penyakit. Varietas unggul
merupakan salah satu teknologi yang berperan penting dalam peningkatan kuantitas
dan kualitas produk pertanian. Ketersediaan benih varietas unggul bermutu yang cukup
merupakan komponen teknologi utama dalam usahatani. Benih bermutu dari varietas
unggul spesifik lokasi juga merupakan komponen teknologi yang paling cepat diadopsi
oleh petani.
Kegiatan ini bertujuan (1) Menghasilkan benih unggul bersertifikat kelas ES
sebanyak 15 ton secara tepat (varietas, mutu, jumlah, waktu dan harga) sesuai
kebutuhan pengguna, (2) Mempercepat penggunaan benih varietas unggul baru (VUB)
yang sesuai dengan preferensi konsumen dan (3) Melakukan sinkronisasi dengan
lembaga perbenihan yang ada di daerah. Kegiatan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan
Wawotobi BPTP Sulawesi Tenggara di Kabupaten Konawe, dengan menggunakan lahan
sawah irigasi teknis seluas 8 Ha untuk 2 Musim Tanam (MT), mulai bulan Januari-
Desember 2019.
Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2019
59
Bahan yang digunakan antara lain benih varietas unggul padi, pupuk urea, NPK
Phonska dan pestisida. Sedangkan peralatan yang digunakan antara lain PUTS,
cangkul, sabit/arit, meteran, traktor, caplak tanam, sprayer, power trheser, seed
(f) penyiapan bahan, materi dan perlengkapan, (g) penyelenggaraan bimbingan teknis.
Metode yang digunakan yaitu: persentasi, ceramah, diskusi, demonstrasi dan praktek.
Data yang dikumpulkan meliputi: karakteristik peserta, peningkatan pengetahuan
peserta, evaluasi materi dan narasumber serta evaluasi penyelenggaraan bimbingan
teknis. Data yang telah terkumpul dituangkan dalam bentuk tabel dan selanjutnya
Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2019
67
dianalisis secara deskriptif. Hasil yang diperoleh : karakteristik peserta berdasarkan
pendidikan, didominasi pendidikan S1 mencapai 70%.
Karakteristik peserta yang memiliki pendidikan S1
tertinggi berada di kabupaten Bombana mencapai
93,33%. Karakteristik peserta berdasarkan status
penyuluh, didominasi penyuluh Pegawai Negeri Sipil
mencapai 82,50%.
Karakteristik peserta yang melibatkan Pegawai Negeri
Sipil tertinggi berada di kabupaten Bombana mencapai
100%. Karakteristik peserta bimbingan teknis
berdasarkan jenis kelamin (seks) didominasi dari laki-
laki mencapai 64,17%. Karakteristik peserta yang
melibatkan penyuluh dari seks laki-laki tertinggi berada
di kabupaten Bombana mencapai 86,67%. Peningkatan
pengetahuan peserta bimbingan teknis di Kab. Kolaka
Timur terhadap tiga materi yang disampaikan yaitu :
penulisan karya tulis ilmiah, inovasi teknologi
pengendalian penyakit pada tanaman cabai rawit, dan
inovasi teknologi pengendalian PBK dan VSD pada
tanaman kakao. Dari tiga materi yang disampaikan,
materi inovasi teknologi pengendalian penyakit pada
tanaman cabai rawit memperlihatkan peningkatan pengetahuan peserta tertinggi
sebesar 28%. Peningkatan pengetahuan peserta bimbingan teknis di Kota Kendari
terhadap tiga materi yang disampaikan yaitu : inovasi teknologi budidaya tumpangsari
tanaman padi, jagung dan kedele, inovasi pemanfaatan lahan pekarangan perkotaan
dan penulisan karya tulis ilmiah. Dari tiga materi yang disampaikan, materi inovasi
teknologi budidaya tumpangsari tanaman padi, jagung dan kedele memperlihatkan
peningkatan pengetahuan peserta tertinggi sebesar 40%. Peningkatan pengetahuan
peserta bimbingan teknis di Kab. Konawe terhadap tiga materi yang disampaikan yaitu:
inovasi teknologi seed treatment, penulisan karya tulis ilmiah dan penulisan berita pada
medsos. Dari tiga materi yang disampaikan, materi inovasi teknologi seed treatment
memperlihatkan peningkatan pengetahuan peserta tertinggi sebesar 34%. Peningkatan
Gambar 23. Bimtek yang dilaksanakan di 4Kabupaten/Kota
Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2019
68
pengetahuan peserta bimbingan teknis di Kab. Bombana terhadap tiga materi yang
disampaikan yaitu : inovasi teknologi pengendalian hama wereng, blast dan penggerek
batang, inovasi teknologi perbaikan manajemen pemberian pakan dan pengaturan
reproduksi ternak sapi, dan pemberkasan dan pengusulan DUPAK Online. Dari tiga
materi yang disampaikan, inovasi teknologi perbaikan manajemen pemberian pakan
dan pengaturan reproduksi ternak sapi memperlihatkan peningkatan pengetahuan
peserta tertinggi sebesar 68%. Evaluasi terhadap materi dan narasumber menunjukkan
bahwa sebanyak 66,67% peserta menyatakan sangat setuju materi yang disampaikan
bermanfaat dalam melaksanakan tugas penyuluh, 50% peserta menyatakan setuju dan
sangat setuju materi sesuai kebutuhan peserta, 61,67% peserta menyatakan setuju
materi yang diberikan mudah dimengerti. Evaluasi terhadap narasumber diperoleh
informasi bahwa 50% peserta menyatakan sangat setuju narasumber menguasai
materi yang disampaikan, 51,67% peserta menyatakan setuju narasumber
menyampaikan materi secara sistimatis dan 46,67% peserta menyatakan setuju
narasumber menyampaikan materi sesuai waktu yang disediakan. Evaluasi terhadap
penyelenggaraan bimbingan teknis menunjukkan bahwa sebanyak 45,84% peserta
menyatakan setuju ruang tempat penyelenggaraan bimbingan teknis
representative,47,50% peserta menyatakan setuju sarana pendukung penyelenggaraan
bimbingan teknis memadai, 43,33% peserta menyatakan setuju terhadap waktu yang
tersedia untuk penyelenggaraan bimbingan teknis memadai, 49,17% peserta
menyatakan sangat setuju kelengkapan peserta bimbingan teknis memadai, 49,17%
peserta menyatakan setuju konsumsi yang disediakan memadai dan 48,34% peserta
menyatakan setuju bantuan transfortasi memadai. Kesimpulan: (a) Penyelenggaraan
bimbingan teknis penyuluh pertanian daerah dapat meningkatkan pengetahuan
penyuluh pertanian dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan dan (b)
Penyelenggaraan bimbingan teknis penyuluh pertanian daerah telah mendiseminasikan
10 inovasi teknologi Balitbangtan kepada 120 orang penyuluh pertanian.
DEMONSTRASI TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI MELALUI TAMANAGROINOVASI DI SULAWESI TENGGARA
(Faisal)
Taman Agroinovasi merupakan kegiatan pengembangan display inovasi
teknologi. Pembangunan taman secara keseluruhan masih merupakan kegiatan
peyebarluasan dan penerapan teknologi spesifik lokasi. Oleh karena itu, ruang lingkup
Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2019
69
kegiatan terbagi atas dua golongan yakni implementasi teknologi serta penyebarluasan
informasi teknologi dan penguatan agri-mart. Kegiatan implementasi teknologi berupa
pembangunan taman inovasi teknologi dan perbanyakan koleksi tanaman.
Penyebarluasan informasi teknologi dilakukan dalam bentuk pelayanan klinik teknologi
pertanian dan penyebarluasan benih unggul bermutu. Sedangkan penguatan agri-mart
dilakukan dalam bentuk inisiasi outlet pemasaran hasil. Kegiatan dilaksanakan selama
12 bulan yang dimulai pada bulan Januari sampai Desember 2019 di Kota Kendari.
Bahan utama adalah aneka ragam benih/bibit tanaman hortikultura sayuran, pupuk
organik, media tanam serta wadah penampung media tanam.Bahan pendukung yang
akan digunakan adalah obat-obatan dan rak tanaman. Jenis peralatan yang digunakan
adalah aneka peralatan pertanian berupa cangkul, linggis, pacul, arit, hand-sprayer,
gembor dan lain-lain. Kegiatan demplot percontohan Taman Agroinovasi dilakukan
untuk mewujudkan model pemanfaatan lahan pekarangan berbasis sumberdaya lokal.
Tujuan perwujudan taman adalah penyediaan model pemanfaatan lahan pekarangan
spesifik lokasi yang berorientasi bisnis dan mampu dicontoh oleh masyarakat. Wujud
kegiatan percontohan adalah demonstrasi cara Penerapan inovasi teknologi pada
masing-masing blok lahan yang telah terbentuk. Jenis inovasi teknologi yang akan
dijadikan display teknologi spesifik lokasi adalah:
1. Teknologi irigasi tetes model datar
2. Teknologi Irigasi Springkler
3. Teknologi irigasi tetes model bertingkat
4. Teknologi vertikultur model terowongan dan rak tanaman
5. Teknologi kesuburan lahan menggunakan bahan organik
6. Teknologi hidroponik
7. Teknologi vertiminaponik
8. Penggunaan Biochar
9. Penggunaan mulsa PHP
10. Teknologi penataan lahan
Pembangunan Taman Agroinovasi dan Obor Pangan Lestari tahun 2019 pada
umumnya menekankan pada aspek penataan lahan. Upaya tersebut dilakukan dengan
tujuan membentuk penampilan kawasan Taman Agroinovasi dan Obor Pangan
Lestariyang sinergis dan kompak sebagai lokasi display inovasi teknologi Balitbangtan.
Keseluruhan tanaman yang ditampilkan merupakan Varietas Unggul Baru dan Varietas
Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2019
70
Unggul Lokal, sebagai fungsi edukasi sebanyak 65 orang siswa telah melakukan
Praktek Kerja Industri, fungsi Taman Agroinovasi sebagai tempat kunjungan sepanjang
tahun 2019 sebanyak 895 orang. Sedangkan sebagai fungsi sosial telah didistribusikan
aneka benih sayuran sebanyak 18.200 g.
Gambar 24. Kunjungan TK PKK Lepo-lepo, Kunjungan siswa SPP Negeri Wawotobi,Kunjungan Penyuluh Kehutanan, Kunjungan Kepala Badan Litbang Pertanian di area
Obor Pangan Lestari
PENDAMPINGAN GERAKAN PETANI MILENIALDI KABUPATEN KONAWE SELATAN
(Abdul Wahab)
Peran generasi muda, khususnya petani muda dalam pembangunan pertanian
sangatlah penting untuk mendukung peningkatkan pertanian di Indonesia. Telah kita
ketahui bahwa kondisi pertanian di Indonesia saat ini mengalami penurunan minat,
terbukti banyak produk-produk pertanian dari luar negeri yang dijual di pasaran
tradisional maupun modern, mulai jenis buah-buahan, sayuran dan pengolahan hasil
pertanian. Oleh karena itu mari kita terus dorong petani muda agar berperan aktif,
kreatif dan inovatif dan tertarik dengan bidang pertanian, sehingga dapat menjadi
pemicu dan pemacu sebagai motor penggerak bidang pertanian di Indonesia.
Penurunan minat oleh generasi muda sebagai penerus sektor pertanian disebabkan
oleh 2 faktor yaktu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dapat terdiri dari
pendapatan, peranan, resiko usaha dan kenyamanan kerja. Sedangkan faktor eksternal
berupa status kepemilikan tanah, pengaruh orang tua dan lingkungan masyarakat.
Tujuan dalam kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan minat
generasi petani milenial terhadap usaha pertanian. Kegiatan dilaksanakan di Kabupaten
Konawe Selatan untuk komoditas tanaman pangan (padi), perkebunan (kakao),
hortikultura (cabai) dan peternakan (sapi) yang dilaksanakan pada bulan Januari
sampai dengan bulan Desember 2019. Pendampingan Gerakan Petani Milineal
merupakan kegiatan agar generasi yang mampu mengadopsi inovasi teknologi yang
telah dihasilkan. Ruang lingkup kegiatan terdiri dari: 1) Identifikasi karakteristik dan
permasalahan petani milenial saat ini, 2) Menetapkan kriteria petani milenial yang akan
Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2019
71
dibina, 3) Penentuan petani milenial yang akan didampingi, 4) Pendampingan petani
milenial, dan 5) Evaluasi. Kegiatan ini berlangsung pada 6 Kecamatan dengan hasil
identifikasi petani milenial diantaranya Kecamatan Lalembu sebanyak 26 orang, Angata
sebanyak 6 orang, Laeya sebanyak 10 orang, Konda sebanyak 20 orang, Ranomeeto
Barat sebanyak 17 orang dan Baito sebanyak 28 orang.
Semua kecamatan kecuali Kecamatan Baito telah sampai
pada tahap pendampingan petani milenial, namun
Kecamatan Baito baru sampai identifkasi petani milenial.
a. Keberhasilan dalam kegiatan ini berupa: telah
terdatanya petani milenial di Kecamatan Konda, Lalembu, Laeya, Ranomeeto
Barat, Angata dan Baito; telah terdatanya masalah dan
karakteristik petani milenial; dan telah terkoordinasinya
dengan baik dengan pihak stakeholders terkait.
b. Permasalahan yang dihadapi di lapangan
adalah sebagai berikut: teknologi pertanian yang digunakan
oleh petani sebagian masih konvensional/tradisional; jumlah
SDM petani milenial masih terbatas; efektivitas
pendampingan penyuluh masih kurang karena jumlah
penyuluh terbatas dan telah banyak yang telah berusia tua;
modal usahatani petani milenial masih terbatas dengan
ditandai oleh peminjaman ke pihak bank; dan pengetahuan
atau wawasan berusahatani masih rendah.
c.Solusi yang dapat ditempuh dalam penyelesaian
masalah yang dihadapi terdiri dari 2 komponen yaitu bersifat
komponen pertumbuhan (tinggi tanaman, diameter batang umur 40 HST), produksi
Gambar 27. Sosialisasi hasil kegiatan di KP.Onembute
Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2019
74
untuk setiap varietas yang dikembangkan, jumlah pengunjung dan reson petani
terhadap kegiatan yang dilaksanakan. Hasil yang didapatkan adalah produksi jagung
varietas sukma raga yang dihasilkan sebesar t/ha sedangkan lamuru sebesar
t/ha. Sedangkan jumlah pengunjung selama kegiatan berlangsung sebanyak 53 orang
dan respon petani terhadap komponen teknologi yang didemonstrasikan sebesar
95,8% menerima 25 % ragu-ragu dan 0% menolak.
PEMELIHARAAN PERBENIHAN KAKAO MENDUKUNG PROGRAM STRATEGISKEMENTERIAN PERTANIAN DI SULAWESI TENGGARA
(Agussalim)
Tanaman kakao dapat diperbanyak dengan dua
cara yaitu perbanyakan secara generatif maupun
vegetatif. Cara perbanyakan generatif dewasa ini sangat
jarang digunakan lagi dalam penyediaan bahan tanam
untuk usaha perkebunan, karena dengan cara ini akan
menghasilkan tanaman dengan tipe pertumbuhan yang
tidak seragam dan terjadi segregasi genetis (Puslit Kopi
dan Kakao, 2006).
Penggunaan varietas/klon unggul tanaman kakao
akan meningkatkan produktivitas dan produksi komoditas
perkebunan di Sulawesi Tenggara. Bibit yang akan
digunakan untuk tanaman kelapa, cengkeh, kakao dan
mente berasal dari pohon induk bersertifikat.
Pelaksanaan kegiatan bertempat di Kebun
Percobaan Onembute, Kabupaten Konawe Selatan,
Provinsi Sulawesi Tenggara. Kegiatan dilaksanakan pada
bulan Januari sampai dengan Desember 2019.
Penyiapan bahan tanam batang bawah dalam
kurung waktu 3-4 bulan sebelum dilakukan sambung
pucuk. Batang bawah disiapkan dengan cara menanam
benih kakao ke dalam polibag yang berukuran 20 cm x 30
cm. Polibag yang telah diisi tanah campur pasir dan pupuk kandang dengan
perbandingan 3:1:1 di deder dengan lebar 60 m dan panjangnya 10 m. Batang bawah
Gambar 28. Penanaman Benih, sambungsamping, Pengecekan benih untuksertifikasi serta Distribusi bibit
Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2019
74
untuk setiap varietas yang dikembangkan, jumlah pengunjung dan reson petani
terhadap kegiatan yang dilaksanakan. Hasil yang didapatkan adalah produksi jagung
varietas sukma raga yang dihasilkan sebesar t/ha sedangkan lamuru sebesar
t/ha. Sedangkan jumlah pengunjung selama kegiatan berlangsung sebanyak 53 orang
dan respon petani terhadap komponen teknologi yang didemonstrasikan sebesar
95,8% menerima 25 % ragu-ragu dan 0% menolak.
PEMELIHARAAN PERBENIHAN KAKAO MENDUKUNG PROGRAM STRATEGISKEMENTERIAN PERTANIAN DI SULAWESI TENGGARA
(Agussalim)
Tanaman kakao dapat diperbanyak dengan dua
cara yaitu perbanyakan secara generatif maupun
vegetatif. Cara perbanyakan generatif dewasa ini sangat
jarang digunakan lagi dalam penyediaan bahan tanam
untuk usaha perkebunan, karena dengan cara ini akan
menghasilkan tanaman dengan tipe pertumbuhan yang
tidak seragam dan terjadi segregasi genetis (Puslit Kopi
dan Kakao, 2006).
Penggunaan varietas/klon unggul tanaman kakao
akan meningkatkan produktivitas dan produksi komoditas
perkebunan di Sulawesi Tenggara. Bibit yang akan
digunakan untuk tanaman kelapa, cengkeh, kakao dan
mente berasal dari pohon induk bersertifikat.
Pelaksanaan kegiatan bertempat di Kebun
Percobaan Onembute, Kabupaten Konawe Selatan,
Provinsi Sulawesi Tenggara. Kegiatan dilaksanakan pada
bulan Januari sampai dengan Desember 2019.
Penyiapan bahan tanam batang bawah dalam
kurung waktu 3-4 bulan sebelum dilakukan sambung
pucuk. Batang bawah disiapkan dengan cara menanam
benih kakao ke dalam polibag yang berukuran 20 cm x 30
cm. Polibag yang telah diisi tanah campur pasir dan pupuk kandang dengan
perbandingan 3:1:1 di deder dengan lebar 60 m dan panjangnya 10 m. Batang bawah
Gambar 28. Penanaman Benih, sambungsamping, Pengecekan benih untuksertifikasi serta Distribusi bibit
Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2019
74
untuk setiap varietas yang dikembangkan, jumlah pengunjung dan reson petani
terhadap kegiatan yang dilaksanakan. Hasil yang didapatkan adalah produksi jagung
varietas sukma raga yang dihasilkan sebesar t/ha sedangkan lamuru sebesar
t/ha. Sedangkan jumlah pengunjung selama kegiatan berlangsung sebanyak 53 orang
dan respon petani terhadap komponen teknologi yang didemonstrasikan sebesar
95,8% menerima 25 % ragu-ragu dan 0% menolak.
PEMELIHARAAN PERBENIHAN KAKAO MENDUKUNG PROGRAM STRATEGISKEMENTERIAN PERTANIAN DI SULAWESI TENGGARA
(Agussalim)
Tanaman kakao dapat diperbanyak dengan dua
cara yaitu perbanyakan secara generatif maupun
vegetatif. Cara perbanyakan generatif dewasa ini sangat
jarang digunakan lagi dalam penyediaan bahan tanam
untuk usaha perkebunan, karena dengan cara ini akan
menghasilkan tanaman dengan tipe pertumbuhan yang
tidak seragam dan terjadi segregasi genetis (Puslit Kopi
dan Kakao, 2006).
Penggunaan varietas/klon unggul tanaman kakao
akan meningkatkan produktivitas dan produksi komoditas
perkebunan di Sulawesi Tenggara. Bibit yang akan
digunakan untuk tanaman kelapa, cengkeh, kakao dan
mente berasal dari pohon induk bersertifikat.
Pelaksanaan kegiatan bertempat di Kebun
Percobaan Onembute, Kabupaten Konawe Selatan,
Provinsi Sulawesi Tenggara. Kegiatan dilaksanakan pada
bulan Januari sampai dengan Desember 2019.
Penyiapan bahan tanam batang bawah dalam
kurung waktu 3-4 bulan sebelum dilakukan sambung
pucuk. Batang bawah disiapkan dengan cara menanam
benih kakao ke dalam polibag yang berukuran 20 cm x 30
cm. Polibag yang telah diisi tanah campur pasir dan pupuk kandang dengan
perbandingan 3:1:1 di deder dengan lebar 60 m dan panjangnya 10 m. Batang bawah
Gambar 28. Penanaman Benih, sambungsamping, Pengecekan benih untuksertifikasi serta Distribusi bibit
Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2019
75
yang digunakan berasal dari Penangkar Benih PT. Hasfram, Ladongi. Sedangkan
batang atasnya (entris) dari kebun kakao tersertifikasi dari Ladongi (H. Pisse).
Hasil yang telah dicapai menunjukkan bahwa batang bawah tumbuh baik, yaitu
daya tumbuhnya 96% dari total benih yang disemai 23.000 butir. Lulus sertifikasi mutu
benih sebanyak 16.181 batang dan dilabel warna biru muda dengan nomor seri
:01.102.860 s/d 01.119.040. Dan Lulus sebagai benih Kakao sambung Pucuk sebanyak
16.158 batang dengan label warna Biru Muda, dengan nomor seri:
01.807929.01.824086.
PEMELIHARAAN PERBENIHAN KOMODITAS CENGKEHMENDUKUNG PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN PERTANIAN
DI SULAWESI TENGGARA(Baharuddin)
Dalam rangka peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani, berbagai
upaya dilakukan terutama dalam program peningkatan produksi, produktivitas dan
mutu melalui penanaman bibit pada wilayah sentra komoditas tanaman cengkeh.
Tujuan dari kegiatan ini adalah menyediakan 4.000 bibit tanaman cengkeh dari varietas
unggul dan bersertifikat kepada petani pada sentra pengembangan di Sulawesi
Tenggara. Implementasi dari program ini pemerintah berkontribusi dalam penyediaan
kebutuhan bibit unggul tanaman cengkeh bersertifikat dan gratis pada tahun 2017-
2019. Luas areal tanaman cengkeh 471.526 ha, dimana 98.2% dikelola oleh
perkebunan rakyat dan 1,8% pemerintah dan swasta. Produksi cengkeh 75.757 ton,
sebesar 75,76% dari perkebunan rakyat dan sisanya 2,5% dari pemerintah dan
swasta. Kebutuhan cengkeh dunia 80% berasal dari Indonesia. Kegiatan yang telah
dilakukan adalah koordinasi pada tingkat propinsi dengan instansi teknis yang
berkaitan langsung dengan Pembibitan cengkeh yaitu Balai Pengujian, Pengawasan
dan Sertifikasi Benih (BP2SB) tanaman perkebunan. Kegiatan koordinasi dilakukan
untuk sinkronisasi materi dan metoda dalam rangka mendukung program peningkatan
Gambar 29. Sertifikasi bibit cengkeh umur 8 bulan oleh BP2SB propinsi Sulawesi Tenggara
Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2019
76
produksi cengkeh di Sulawesi Tenggara. Hal ini guna meningkatkan pendapatan petani,
juga sistem perbenihan tanaman harus mampu menjamin tersedianya benih bermutu
dan bersertifikat secara memadai dan berkesinambungan. Benih bermutu tersebut
adalah benih yang telah disertifikasi dan diberi sertifikat oleh Instansi terkait yaitu Balai
Pengujian, Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Perkebunan. Kegiatan yang
telah dilakukan lahan, pembuatan naungan persemaian dan pembibitan/perbenihan,
penyediaan bahan, pemasangan naungan dari paranet, pengisian media tanah, pasir
dan pupuk kandang (2:1:1) ke dalam polibag, pendederan polibag dan pembuatan
saluran drainase. Selain itu pembuatan media pendederan benih pada box persemaian
awal dan pemesanan benih cengkeh dari varietas zanzibar Gorontalo sebanyak 4.000
biji di Gorontalo. Kegiatan koordinasi terus dilakukan dengan Dinas Perkebunan dan
Hortikultura serta Balai Pengujian, Pengawasan dan Sertifikasi Benih tanaman
perkebunan Provinsi Sulawesi Tenggara. Mengikuti BIMTEK perbenihan cengkeh
selama 4 hari di Manado, pada tanggal 28 Oktober s/d 1 November 2019 dengan
materi Harmonisasi dan Sinkronisasi bimbingan teknis Akselerasi Diseminasi
Perbenihan Hortikultura dan Perkebunan, Sertifikasi Benih Tanaman Perkebunan dan
Teknis Perbenihan dan Standar Mutu Benih Cengkeh. Dokumen hasil kegiatan
perbenihan mulai dari SK. Varietas (Zanzibar Gorontalo), sertifikasi benih, kesehatan
benih sampai sertifikasi bibit, serta berita acara penyerahan bibit tanaman cengkeh.
Pada kegiatan perbenihan sebanyak 4.000 pada umur bibit 8 bulan dilakukan sertifikasi
dan yang lolos sertifikasi sebanyak 3.015 bibit cengkeh varietas Zanzibar Gorontalo dan
berlabel biru.
PEMELIHARAAN PERBENIHAN KOMODITAS JAMBU METE MENDUKUNGPROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN PERTANIAN
DI SULAWESI TENGGARA(Asmin)
Tanaman jambu mete merupakan salah satu komoditas perkebunan yang
dijadikan sebagai mata pencaharian bagi petani yang tinggal di lahan kering marginal.
Jumlah KK petani jambu mete di Indonesia sebesar 762.820. Di Indonesia jambu mete
merupakan komoditi yang penting bagi perekonomian dimana nilai ekonomi yang
diperoleh dari komoditi ini sebagai penyumbang devisa Negara pada tahun 2014
mencapai 22 ribu ton atau setara dengan 52,7 juta dollar (Ditjenbun, 2016). Kegiatan
perbenihan jambu mete dapat dilakukan baik melalui perbenihan secara generatif
(perbenihan melalui perbanyakan melalui biji) maupun perbenihan melalui
Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2019
77
perbanyakan secara vegetatif (melalui sambung pucuk/grafting), guna untuk
meningkakan produktivitas tanaman jambu mete dan tentunya dapat meningkatkan
volume ekspor yang diinginkan oleh pemerintah. Komposisi tanaman jambu mete yang
sudah memasuki fase pertumbuhan tanaman tua rentah (TTR) dalam lima tahun
terakhir (tahun 2011-2015) jumlahnya semakin meningkat yaitu 12.628 ha pada tahun
2011 menjadi 19.522 ha pada tahun 2015. Semakin meningkatnya jumlah TTR
berdampak pada rendahnya produktivitas gelondong mete dan hasil kacang mete.
Tindakan rehabilitasi dan peremajaan perlu dilakukan secara cepat untuk
mengganti tanaman yang telah rusak. Pelaksanaan peremajaan dapat dilakukan
melalui pengembangan tanaman secara bertahap dengan pola “ alternate” dan bisa
juga dilakukan peremajaan pada tingkat 100 %, dengan menggunakan pola
diversifikasi tanaman semusim. Penerapan pola diversifikasi tanaman jambu mete
dengan tanaman semusim dapat meningkatkan nilai ekonomi lahan. Sebagai tindak
lanjut dari pada peremajaan jambu mete TTR perlu dilakukan perbenihan yang berasal
dari blok penghasil tinggi sehingga dapat menghasilkan benih sebar yang berkualitas.
Tujuan dari kegiatan ini adalah 1). Produksi benih generatif dari blok penghasil tinggi
varietas lokal Muna dan 2). Distribusi bibit sebar jambu mete. Ruang lingkup kegiatan
meliputi Seminar proposal RDHP dan RODHP, pemeliharaan tanaman meliputi
penyiraman setiap hari, perbaikan-perbaikan rumah pembibitan jika mendapat tiupan
angin kencang, perbaikan paranet yang rusak akibat terpaan angin yang kencang,
perbaikan-perbaikan saluran drainase, penyiangan gulma, pemberantasan
hama/penyakit, pemupukan, pengamatan terhadap pertumbuhan tanaman, sertifikasi
benih, distribusi benih jambu mete di daerah basis pengembangan jambu mete
berdasarkan CPCL dinas pertanian/perkebunan, pembuatan laporan akhir dan seminar
hasil. Hasil yang dicapai dri kegiatan ini adalah dari hasil sertifikasi tersebut perbenihan
jambu mete memenuhi dari semua standarisasi persyaratan perbenihan dengan benih
yang memenuhi syarat sebagai benih jambu mete sebanyak 9.767 batang dan dilabel
dengan biru dengan nomor seri 05.119041 s/d 05.128807 sehingga benih jambu mete
Gambar 30. Penanaman benih mete, Benih jambu mete mulai berkecambah, Perkembangan benih tanaman jambu mete
Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2019
78
memperlihatkan pertumbuhan yang baik dan telah disertifikasi dan siap untuk
didistribusi.
DUKUNGAN PERBENIHAN KOMODITAS KELAPA DALAM STRATEGISKEMENTERIAN PERTANIAN DI SULAWESI TENGGARA
(Imran)
Pengembangan kelapa melalui pembibitan sejalan dengan visi dan misi
program strategis Kementan dalam hal peningkatan ketersediaan bahan baku
bioindustri dan bio energy serta peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani.
Komoditas kelapa merupakan salah satu komoditas perkebunan unggulan yang
diprioritaskan pengembangannya di bawah binaan Ditjen Perkebunan tahun 2015-
2019. Dalam mendukung kebijakan prioritas pengembangan komoditas perkebunan
khususnya komoditi kelapa, sebagai UPT Balitbangtan Kementan BPTP Sulawesi
Tenggara pada tahun 2017 melaksanakan pengembangan komoditi kelapa yang
mengarah kepada dukungan pembangunan dan pemeliharaan kebun sumber
benih/bibit kelapa, mengingat benih atau bibit menjadi salah satu unsure dari sarana
usahatani yang memerlukan inovasi teknologi. Untuk itu, diperlukan penggunaan
benih/bibit unggul berpotensi hasil tinggi, adaptif terhadap perubahan iklim, efektif
dalam penggunaan input dan ramah lingkungan atau yang terkait dengan
pengembangan dan perluasan logistik benih/bibit kelapa. Kegiatan dilaksanakan secara
on farm di wilayah kawasan pengembangan Kelapa Dalam, Sulawesi Tenggara, dengan
tahapan kegiatan, Koordinasi dan konsultasi dengan pemerintah daerah dan instansi
terkait baik ditingkat provinsi maupun kabupaten dan kegiatan dilaksanakan di Kebun
Percobaan Onembute Kabupaten Konawe Selatan Sulawesi Tenggara, dimulai bulan
Januari hingga Desember 2019.
Bahan dan alat yang digunakan antara lain pupuk anorganik (NPK), pupuk
organik (kompos), pestisida, gunting, meteran, sprayer, cangkul,dan lain-lain. Kegiatan
pemeliharaan pembibitan kelapa dalam dilaksanakan sesuai prosedur teknis
pemeliharaan pembibitan yang telah di lakukan Balitbangtan Kementerian Pertanian
Gambar 31. Pemeliharaan kelapa dalam, Tim sertifikasi perbenihan, dan Pendistribusian kelapa dalam di kelmpok tani
Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2019
79
dalam hal ini oleh Balai Penelitian Tanaman palma (Balitpalma) untuk memperoleh
bahan tanaman yang diperlukan untuk ditanam di lapangan. Perbenihan kelapa dalam
telah dilakukan pemeliharaan dan pendistribusian di kelompok tani sebanyak 5000 bibit
yang sudah tersalur dari target 5000 bibit di kelompok tani sehingga bisa
meningkatkan kesejahtraan petani kelapa.
DUKUNGAN PERBENIHAN KAKAOPADA PROGRAM STRATEGIS KEMENTAN DI SULAWESI TENGGARA
(Agussalim)
Salah satu program Nawacita adalah ingin membangun Indonesia dari pinggiran
dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan,
termasuk didalamnya pengembangan kawasan pertanian nasional. Salah satu kawasan
pertanian nasional di Sulawesi Tenggara adalah perkebunan (kakao, jambu mete dan
kelapa dalam). Salah satu bentuk penguatannya adalah menyediakan benih yang baik
dan bermutu bagi masyarakat petani.
Tanaman kakao dapat diperbanyak dengan dua cara yaitu perbanyakan secara
generatif maupun vegetatif. Cara perbanyakan generatif dewasa ini sangat jarang
digunakan lagi dalam penyediaan bahan tanam untuk usaha perkebunan, karena
dengan cara ini akan menghasilkan tanaman dengan tipe pertumbuhan yang tidak
seragam dan terjadi segregasi genetis (Puslit Kopi dan Kakao, 2006).
Penggunaan varietas/klon unggul tanaman kakao akan meningkatkan
produktivitas dan produksi komoditas perkebunan di Sulawesi Tenggara. Bibit yang
akan digunakan untuk tanaman kelapa, cengkeh, kakao dan mete berasal dari pohon
induk bersertifikat.
Pelaksanaan kegiatan bertempat di Kebun Percobaan Onembute, Kabupaten
Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara. Kegiatan dilaksanakan pada bulan
Januari sampai dengan Desember 2019.
Penyiapan bahan tanam batang bawah dalam kurung waktu 3-4 bulan sebelum
dilakukan sambung pucuk. Batang bawah disiapkan dengan cara menanam benih
kakao ke dalam polibag yang berukuran 20 cm x 30 cm. Polibag yang telah diisi tanah
Gambar 32. Persiapan pembibitan, Pertumbuhan benih batang bawah, Pengamatan pertumbuhan Benih danPengecekan Benih oleh BPT dari Surabaya
Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2019
79
dalam hal ini oleh Balai Penelitian Tanaman palma (Balitpalma) untuk memperoleh
bahan tanaman yang diperlukan untuk ditanam di lapangan. Perbenihan kelapa dalam
telah dilakukan pemeliharaan dan pendistribusian di kelompok tani sebanyak 5000 bibit
yang sudah tersalur dari target 5000 bibit di kelompok tani sehingga bisa
meningkatkan kesejahtraan petani kelapa.
DUKUNGAN PERBENIHAN KAKAOPADA PROGRAM STRATEGIS KEMENTAN DI SULAWESI TENGGARA
(Agussalim)
Salah satu program Nawacita adalah ingin membangun Indonesia dari pinggiran
dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan,
termasuk didalamnya pengembangan kawasan pertanian nasional. Salah satu kawasan
pertanian nasional di Sulawesi Tenggara adalah perkebunan (kakao, jambu mete dan
kelapa dalam). Salah satu bentuk penguatannya adalah menyediakan benih yang baik
dan bermutu bagi masyarakat petani.
Tanaman kakao dapat diperbanyak dengan dua cara yaitu perbanyakan secara
generatif maupun vegetatif. Cara perbanyakan generatif dewasa ini sangat jarang
digunakan lagi dalam penyediaan bahan tanam untuk usaha perkebunan, karena
dengan cara ini akan menghasilkan tanaman dengan tipe pertumbuhan yang tidak
seragam dan terjadi segregasi genetis (Puslit Kopi dan Kakao, 2006).
Penggunaan varietas/klon unggul tanaman kakao akan meningkatkan
produktivitas dan produksi komoditas perkebunan di Sulawesi Tenggara. Bibit yang
akan digunakan untuk tanaman kelapa, cengkeh, kakao dan mete berasal dari pohon
induk bersertifikat.
Pelaksanaan kegiatan bertempat di Kebun Percobaan Onembute, Kabupaten
Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara. Kegiatan dilaksanakan pada bulan
Januari sampai dengan Desember 2019.
Penyiapan bahan tanam batang bawah dalam kurung waktu 3-4 bulan sebelum
dilakukan sambung pucuk. Batang bawah disiapkan dengan cara menanam benih
kakao ke dalam polibag yang berukuran 20 cm x 30 cm. Polibag yang telah diisi tanah
Gambar 32. Persiapan pembibitan, Pertumbuhan benih batang bawah, Pengamatan pertumbuhan Benih danPengecekan Benih oleh BPT dari Surabaya
Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2019
79
dalam hal ini oleh Balai Penelitian Tanaman palma (Balitpalma) untuk memperoleh
bahan tanaman yang diperlukan untuk ditanam di lapangan. Perbenihan kelapa dalam
telah dilakukan pemeliharaan dan pendistribusian di kelompok tani sebanyak 5000 bibit
yang sudah tersalur dari target 5000 bibit di kelompok tani sehingga bisa
meningkatkan kesejahtraan petani kelapa.
DUKUNGAN PERBENIHAN KAKAOPADA PROGRAM STRATEGIS KEMENTAN DI SULAWESI TENGGARA
(Agussalim)
Salah satu program Nawacita adalah ingin membangun Indonesia dari pinggiran
dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan,
termasuk didalamnya pengembangan kawasan pertanian nasional. Salah satu kawasan
pertanian nasional di Sulawesi Tenggara adalah perkebunan (kakao, jambu mete dan
kelapa dalam). Salah satu bentuk penguatannya adalah menyediakan benih yang baik
dan bermutu bagi masyarakat petani.
Tanaman kakao dapat diperbanyak dengan dua cara yaitu perbanyakan secara
generatif maupun vegetatif. Cara perbanyakan generatif dewasa ini sangat jarang
digunakan lagi dalam penyediaan bahan tanam untuk usaha perkebunan, karena
dengan cara ini akan menghasilkan tanaman dengan tipe pertumbuhan yang tidak
seragam dan terjadi segregasi genetis (Puslit Kopi dan Kakao, 2006).
Penggunaan varietas/klon unggul tanaman kakao akan meningkatkan
produktivitas dan produksi komoditas perkebunan di Sulawesi Tenggara. Bibit yang
akan digunakan untuk tanaman kelapa, cengkeh, kakao dan mete berasal dari pohon
induk bersertifikat.
Pelaksanaan kegiatan bertempat di Kebun Percobaan Onembute, Kabupaten
Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara. Kegiatan dilaksanakan pada bulan
Januari sampai dengan Desember 2019.
Penyiapan bahan tanam batang bawah dalam kurung waktu 3-4 bulan sebelum
dilakukan sambung pucuk. Batang bawah disiapkan dengan cara menanam benih
kakao ke dalam polibag yang berukuran 20 cm x 30 cm. Polibag yang telah diisi tanah
Gambar 32. Persiapan pembibitan, Pertumbuhan benih batang bawah, Pengamatan pertumbuhan Benih danPengecekan Benih oleh BPT dari Surabaya
Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2019
80
campur pasir dan pupuk kandang dengan perbandingan 3:1:1 di deder dengan lebar
60 m dan panjangnya 10 m. Batang bawah yang digunakan berasal dari klon Hibrida
F1 ICCRI 06H dari Puslitkoka Jember.
Hasil yang telah dicapai menunjukkan bahwa batang bawah tumbuh baik, yaitu
daya tumbuhnya 98% dari total benih yang disemai 27.027 butir. Lulus sertifikasi mutu
benih sebanyak 17.889 batang dan dilabel warna biru muda dengan nomor seri
:01.824087-01.841975.
DUKUNGAN PERBENIHAN KOMODITAS CENGKEH PADA PROGRAMSTRATEGIS KEMENTAN DI SULAWESI TENGGARA
(Baharuddin)
Untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, segala usaha telah
dilakukan dalam rangka perbaikan produksi, produktivitas dan mutu dengan
penyediaan bibit pada sentra pengembangan tanaman cengkeh. Tujuan menyediakan
10.000 bibit tanaman cengkeh dari varietas unggul dan bersertifikat kepada petani
pada sentra pengembangan di Sulawesi Tenggara. Implementasi dari program ini
pemerintah berkontribusi dalam penyediaan kebutuhan bibit unggul tanaman cengkeh
bersertifikat dan gratis pada 2019. Tanaman cengkeh dengan luas areal 471.526 ha,
(98.2%) merupakan perkebunan rakyat dan 1,8% pemerintah dan swasta. Hasil
produksi cengkeh 75.757 ton (75,76%) merupakan perkebunan rakyat dan 2,5%
pemerintah dan swasta. Indonesia sebesar 80% menyediakan kebutuhan cengkeh
dunia. Kegiatan ini melakukan koordinasi dengan Dinas Perkebunan dan Hortikultura,
Balai Pengujian, Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BP2SB) tanaman perkebunan
Sulawesi Tenggara. Koordinasi dilakukan untuk sinkronisasi materi dan metoda dalam
rangka mendukung program peningkatan produksi cengkeh di Sulawesi Tenggara.
Singkronisasi dilakukan guna menyamakan presepsi dan sistem perbenihan tanaman
harus mampu menjamin tersedianya benih unggul bermutu dan bersertifikat secara
memadai dan berkesinambungan. Benih unggul bermutu adalah benih yang telah
disertifikasi oleh instansi terkait yaitu Balai Pengujian, Pengawasan dan Sertifikasi
Benih Tanaman Perkebunan. Kegiatan yang telah dilakukan dalam perbenihan cengkeh
adalah penyediaan bahan, pemasangan naungan dari paranet, pengisian media tanah,
pasir dan pupuk kandang (2:1:1) ke dalam polibag, pendederan polibag dan
pembuatan saluran drainase. Selain itu pembuatan media pendederan benih pada box
pesemaian awal dan pemesanan 10.000 biji benih cengkeh varietas zanzibar Gorontalo
Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2019
81
di Gorontalo. Kegiatan koordinasi terus dilakukan dengan Dinas Perkebunan dan
Hortikultura serta Balai Pengujian, Pengawasan dan Sertifikasi Benih tanaman
perkebunan Provinsi Sulawesi Tenggara. Mengikuti BIMTEK perbenihan cengkeh
selama 4 hari di Manado, pada tanggal 28 Oktober s/d 1 November 2019 dengan
materi Harmonisasi dan Sinkronisasi, Akselerasi Diseminasi Perbenihan Hortikultura
dan Perkebunan, Sertifikasi Benih Tanaman Perkebunan dan Teknis Perbenihan dan
Standar Mutu Benih Cengkeh. Dokumen hasil kegiatan perbenihan mulai dari SK.
Varietas (Zanzibar Gorontalo), sertifikasi benih, kesehatan benih sampai sertifikasi bibit,
serta berita acara penyerahan bibit tanaman cengkeh. Pada kegiatan perbenihan
cengkeh sebanyak 10.000 pada umur bibit 8 bulan yang lolos sertifikasi pertama 2.147
bibit berlabel biru dan kedua setelah umur 8 bulan sebanyak 4.674 bibit menunggu
sertifikasi dan pemberian label dari BP2SB Perkebunan Propinsi Sulawesi Tenggara.
DUKUNGAN PERBENIHAN KOMODITAS JAMBU METE PADA PROGRAMSTRATEGIS KEMENTERIAN PERTANIAN DI SULAWESI TENGGARA
(Asmin)
Tanaman jambu mete merupakan salah satu komoditas perkebunan yang
dijadikan sebagai mata pencaharian bagi petani yang tinggal di lahan kering marginal.
Jumlah KK petani jambu mete di Indonesia sebesar 762.820. Sulawesi Tenggara
merupakan salah satu sentra produksi jambu mete terbesar di Kawasan Timur
Indonesia (Ditjenbun, 2016). Dari
segi perkembangan harga secara
regional kmoditas ini, sangat
menjanjikan bagi petani yang
tinggal di daerah kering marginal.
Harga mete dalam bentuk
gelondong pada level regional di
Sulawesi Tenggara per kg nya di
tahun 2010 berkisar Rp. 5.000.,- Rp. 6.000., pada tahun 2013 harga gelondong mete
Gambar 33. Pemeliharaan bibit tanaman cengkeh, Penampilan bibit cengkeh sembelum dilakukan sertifikasi danPelaksanaan sertifikasi bibit cengkeh oleh BP2SB Perkebunan Sulawesi Tenggara
Gambar 34. Penanaman benih jambu mete dan benih mulai berkecambah
Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2019
82
mengalami kenaikan berkisar Rp.8.000., - Rp.10.000., di tahun 2014 harga gelondong
mete berkisar Rp. 12.000., - Rp. 13.000., dan pada tahun 2015 harga gelondong mete
menjadiRp 15.000-Rp.17.000 (Dinas Perindag Sultra, 2015). Mengingat pengembangan
tanaman jambu mete umumnya ditujukan untuk daerah yang mempunyai kondisi
lingkungan yang sub optimal seperti Sulawesi Tenggara, maka perlu dilakukan
pemilihan bahan tanam batang bawah yang memiliki sistem perakaran kuat dari blok
penghasil tinggi (BPT). Tujuan dari kegiatan ini adalah : 1). Produksi benih generatif
dari blok penghasil tinggi varietas lokal Muna dan 2). Distribusi bibit sebar jambu
mete. Ruang lingkup kegiatan meliputi seminar proposal RDHP dan RODHP, koordinasi,
pembersihan lahan, penyediaan bahan tanam dari BPT, pembuatan rumah
pembibitan, pembuatan saluran drainase, pengisian polibag, pendederan polibag,
penanaman, penyiraman setiap hari, penyiangan/pengendalian gulma, pengendalian
hama/penyakit, pengamatan terhadap pertumbuhan tanaman, sertifikasi benih,
distribusi benih jambu mete di daerah basis pengembangan jambu mete berdasarkan
CPCL dinas pertanian/Perkebunan, pembuatan laporan akhir dan seminar hasil.
Kegiatan pembibitan jambu mete dilaksanakan di Kebun Percobaan (KP) Onembute di
Desa Anggondara, Kecamatan Palangga, Kabupaten Konawe Selatan. Hasil yang
dicapai Sertifikasi benih dilakukan pada umur kurang lebih 6 bulan dengan kisaran
tinggi tanaman rata-rata 50,60 cm dengan jumlah daun kurang lebih rata-rata 24,96
helai daun. Sertifikasi benih dilakukan oleh balai sertifikasi benih dari Surabaya yang
didatangkan oleh Balai Sertifikasi dan Pengawasan Benih Provinsi Sulawesi Tenggara.
Standarisasi penilaian sertifikasi benih adalah umur benih berkisar dari 3 bulan sampai
6 bulan dari varietas unggul, tinggi benih minimal 30 cm, warna daun adalah hijau
segar, jumlah daun minimal 8 helai, diameter batang minimal 7 mm, ukuran polybag
30 cm x 20 cm, warna polybag adalah hitam, dan kesehatan adalah bebas OPT. Dari
hasil sertifikasi tersebut perbenihan jambu mete memenuhi dari semua standarisasi
persyaratan perbenihan dengan benih yang memenuhi syarat sebagai benih jambu
mete sebanyak 7.204 batang dan dilabel dengan biru dengan nomor seri 05.800725-
05.807928.
Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2019
83
VI. EVENT-EVENT PENTING YANG DIIKUTI BPTP SULAWESI TENGGARATAHUN 2019
Dalam Tahun 2019 BPTP Sulawesi Tenggara telah mengikuti beberapa event
penting yang diselenggarakan oleh Badan Litbang Pertanian maupun institusi lainnya.
Keikutsertaan BPTP Sulawesi Tenggara dalam event tersebut sangat bermanfaat
dalam meningkatkan koordinasi, konsultasi serta peningkatan kemampuan staf dalam
penelitian dan pengkajian. Kegiatan yang dikuti BPTP Sulawesi Tenggara pada event
penting tersebut disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 25. Pertemuan dan Event – Event Penting Yang Diikuti BPTP SulawesiTenggara Tahun 2019
No. Agenda PertemuanWaktu
PelaksanaanTempat
Pelaksanaan1 2 3 4
1.Rapat Kerja Nasional LingkupLitbang Pertanian
15 Januari 2019 Jakarta
2.Rapat Kerja lingkup Badan LitbangPertanian
16 Januari 2019Bogor – Jawa
Barat
3. Rapat Pimpinan lingkup Balitbangtan28 Februari s/d02 Maret 2019
Bogor
4.
Pertemuan monitoring danRekonsiliasi Aplikasi Monev SMART (PMK No 214/PMK.02/2017) danAplikasi E- Monev Bidang Pertanian
27 – 28 Maret2019
Makassar
5.Pertemuan Padu Padan lingkupBalitbangtan
16-18 April 2019 Bogor
6.Pencanangan TanamanPengembangan Teknologi JajarLegowo Super Padi Sawah
26 April 2019KabupatenKonawe
7.Rapat Koordinasi Badan Penelitiandan Pengembangan Pertanian
25-26 Juni 2019 Makassar
8.Temu Lapang dan Panen PerdanaJagung Kegiatan Padat Karya
2 Juli 2019 Kabupaten Buton
9.Rapat Pimpinan (RAPIM) A LingkupKementerian Pertanian
4- 5 Juli 20192019
Jakarta
10.Konsolidasi dan Sinkronisasi ProgramBPTP
27-29 Juli 2019Audiotorium BPTP
Sulsel
Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2019
84
1 2 3 4
11.Rapat Pimpinan (RAPIM) A LingkupKementerian Pertanian
02 Agustus 2019 Ciawi Bogor
12. Rapat Koordinasi UPSUS Sultra 8 Agustus 2019 Kendari
13.Rapat Pimpinan (RAPIM) LingkupKementerian Pertanian
05 September2019
The AnnayaBeach. Bali Hotel
14.Rapat Kerja Balitbangtan Tahun2019 lingkup Litbang Kementan
14 – 15 Oktober2019
Jawa Barat
15. Hari Pangan Nasional (HPS) 02 November 2019Kabupaten Konsel
Prov. Sultra
16.Sosialisasi HKI dan Bimbingan TeknisPenyusunan Deskripsi Paten
10- 11 Desember2019
Balitsereal Maros
17.
Penandatanganan Berita AcaraSertah Terima (BAST) Asset TTPBombana Tahun 2017-2019 dariBalitbangtan Kementerian Pertaniankepada Pemda Bombana
14 Desember 2019Aula BPTPKendari
18.Musyawarah PerencanaanPembangunan (Musrembang) RPJMDKab. Konawe Tahun 2019-2023
19 Desember 2019Aula PendopoBupati Konawe
19.Pendampingan Kunjungan MenteriPertanian Dalam Rangka PanenJagung
27 Desember 2019Kabupaten Kolaka
utara
Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2019
85
VII. PERMASALAHAN DAN TINDAK LANJUT
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya BPTP Sulawesi Tenggara
menghadapi masalah utama yaitu :
1. Komposisi tenaga peneliti dan penyuluh di BPTP Sulawesi Tenggara dirasakan
masih kurang terutama peneliti peternakan, serta kurangnya teknis lapang
terutama KP. Onembute dan analisis laboratorium.
2. Belum optimalnya komisi teknologi pertanian dalam perencanaan pengkajian
maupun rekomendasi hasil penelitian/pengkajian
3. Belum optimalnya dukungan Pemda baik Provinsi maupun Kab/Kota dalam
mendukung Diseminasi Teknologi Pertanian.
Upaya untuk mengatasi masalah tersebut telah ditempuh beberapa langkah
yaitu :
1. Mengoptimalkan tenaga peneliti dan penyuluh yang ada dalam pelaksanaan
Litkaji dan Diseminasi.
2. Melaksanakan koordinasi dengan Bappeda Sulawesi Tenggara dan Balitbang
Provinsi dalam rangka dukungan APBD untuk Litkaji dan Diseminasi.
Laporan Tahunan BPTP Sultra TA. 2019
86
VIII. PENUTUP
Laporan ini merupakan gambaran pencapaian kinerja Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Sulawesi Tenggara TA. 2019. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan
dalam rangka pencapaian visi dan misi yang diemban BPTP Sulawesi Tenggara.
Meskipun demikian, disadari bahwa pencapian hasil kegiatan yang telah
diperoleh belum sempurna. Masih terdapat berbagai kendala dan permasalahan
terkait dengan pelaksanaan kegiatan pengkajian. Kedepan, perbaikan dan
peningkatan kualitas kinerja akan menjadi prioritas utama dalam mewujudkan bentuk
pelayanan prima sebagai wujud tanggung jawab, terkait dengan visi dan misi yang
telah diamanahkan kepada BPTP Sulawesi Tenggara.
Semoga hasil kegiatan yang telah dilaksanakan oleh BPTP Sulawesi Tenggara
dapat bermanfaat bagi pengguna teknologi, stakeholders, penyuluh dan instansi lain,
yang pada akhirnya keberadaan BPTP Sulawesi Tenggara betul-betul berperan dalam
mendukung pengembangan pembangunan pertanian di Sulawesi Tenggara. Semoga
hasil-hasil Penelitian/Pengkajian dapat mewujudkan peningkatan kesejahteraan