LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr. MUCHLIS SYAHNUDDIN drh. GUNAWAN PHETISYA PAMELA F. SUMOLANG, S.Si LEONARDO TARUK LOBO, S.Si BALAI LITBANG P2B2 DONGGALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2015
72
Embed
LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI ......LAPORAN AKHIR RISBINKES HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU TIM PENGUSUL : dr.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN AKHIR RISBINKES
HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGANPADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU
TIM PENGUSUL :dr. MUCHLIS SYAHNUDDIN
drh. GUNAWANPHETISYA PAMELA F. SUMOLANG, S.Si
LEONARDO TARUK LOBO, S.Si
BALAI LITBANG P2B2 DONGGALABADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN
Puji, syukur, hormat dan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kami naikkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberi kekuatan, ketekunan,
kesabaran, hikmat, berkat dan penyertaan-Nya yang tiada henti dan begitu sempurna
sehingga kami dapat menyelesaikan penelitian sampai dengan laporan akhir penelitian
Risbinkes dengan judul “HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI
KECACINGAN PADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU”.
Penelitian ini dapat terlaksana karena adanya dukungan dari berbagai pihak,
khususnya Sekretariat Badan Litbang Kesehatan yang telah mendanai kegiatan ini, para
reviewer yang telah membimbing dan memberikan masukan mulai dari penyusunan
protokol sampai dengan penyusunan laporan akhir, serta pihak lain yang membantu
sehingga kegiatan penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.
Kami menyadari bahwa laporan penelitian ini sepenuhnya ada berbagaiketerbatasan dan kekurangan yang dimiliki sehingga laporan akhir ini masih jauh darisempurna.
Demikian laporan ini kami susun, dengan harapan hasil kegiatan ini dapat
bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya dan masyarakat daerah penelitian pada
khususnya.
Donggala, November 2015
Penulis
x
RINGKASAN EKSEKUTIF
Penelitian ini berjudul Hubungan Anemia GIzi Dengan Infeksi Kecacingan PadaRemaja Putri Siswa SLTA Di Kota Palu dengan Ketua Pelaksana dr.MuchlisSyahnuddin dan anggotanya yaitu, drh. Gunawan, Phetisya Pamela F. Sumolang S,S.Si dan Leonardo Taruk Lobo, S.Si.
Anemia adalah suatu kondisi medis dimana jumlah sel darah merah atauhemoglobin kurang dari normal. Kadar Hb normal pada remaja putri adalah 12 gr/dl.Remaja putri dikatakan anemia jika kadar Hb <12 gr/dl.
Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT 1995) menunjukkanbahwa secara nasional prevalensi anemia masih tinggi, yaitu 57,1% remaja putrimenderita anemia. Prevalensi anemia diperkotaan menurut Riskesdas 2007 palingtinggi terjadi pada kelompok wanita yaitu 19,7%, diikuti kelompok laki-laki dewasa12,1%. Pada anak-anak prevalensinya mencapai 9,8%. WHO Guidelines menyebutkanbila prevalensi anemia dalam suatu populasi lebih dari 15%, hal itu sudah merupakanmasalah kesehatan nasional.
Remaja putri menderita anemia, hal ini disebabkan oleh berbagai faktorantara lain karena masa remaja adalah masa pertumbuhan yang membutuhkan zat gizilebih tinggi termasuk zat besi. Disamping itu remaja putri mengalami menstruasi setiapbulannya sehingga membutuhkan zat besi lebih tinggi, sementara jumlah makananyang dikonsumsi lebih rendah dari pada pria, karena faktor takut gemuk.
Pengambilan data pada penelitian “Hubungan Anemia Gizi Dengan InfeksiKecacingan Pada Remaja Putri Siswa SLTA Di Kota Palu” dengan hasil penelitian inimeliputi gambaran kejadian anemia pada remaja putri Siswa SLTA Di Kota Palu,meliputi proporsi kecacingan, hubungan anemia dengan infeksi kecacingan, hubungantingkat kecukupan zat besi dan vitamin C dengan infeksi kecacingan, serta jenis infeksikecacingan pada remaja Putri Siswa SLTA.
Hasil pemeriksaan sampel tinja pada remaja putri siswa SLTA di Kota Palumenunjukkan bahwa dari 72 sampel tinja yang terkumpul, sebanyak 8 sampel (11,11%)ditemukan positif terinfeksi telur cacing. Tidak ada hubungan antara anemia dankecacingan. Sebagian besar responden tidak tercukupi jumlah asupan zat besi hariansedang jumlah asupan vitamin C harian pada hampir semua responden juga tidaktercukupi. Spesies cacing yang ditemukan terbanyak berturut-turut adalah Hookwormdan Trihuris Trichiura.
Untuk mengantisipasi ketidakcukupan asupan zat gizi pada siswa khususnyaremaja putri, sebaiknya dilakukan komunikasi antara guru dengan orang tua siswa agarmemperhatikan makanan, status gizi dan kesehatan putra-putrinya.Sebaiknya instansiterkait seperti dinas pendidikan, dinas kesehatan, Puskesmas, serta pihak sekolahsetempat lebih meningkatkan pendidikan gizi dan kesehatan, yang diintegrasikan padamata pelajaran seperti IPA (Biologi) dan Penjaskes (Pendidikan Jasmani danKesehatan), UKS dan PMR melalui kader remaja dapat dijadikan sarana untukmemberikan penyuluhan tentang anemia kepada para siswa khususnya remaja putri.Pihak sekolah seharusnya juga lebih memperhatikan, membina, dan mengarahkankualitas makanan yang dijual di kantin sekolah, agar tercapainya pemenuhan asupanzat gizi para siswa khususnya remaja putri.
xi
HUBUNGAN ANEMIA GIZI DENGAN INFEKSI KECACINGANPADA REMAJA PUTRI SISWA SLTA DI KOTA PALU
Anemia adalah suatu kondisi medis dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobinkurang dari normal. Kadar Hb normal pada remaja putri adalah 12 gr/dl. Remaja putridikatakan anemia jika kadar Hb <12 gr/dl. Tingginya angka kecacingan serta masihtingginya angka kejadian anemia pada remaja putri secara nasional sangat berhubungankarena infeksi kecacingan merupakan salah satu penyebab terjadinya anemia. Penelitianini bertujuan untuk menganalisis faktor – faktor yang berpengaruh pada anemia remajaputri SLTA di Kota Palu. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desainpenelitian Case Control. Hasil pemeriksaan sampel tinja pada remaja putri siswa SLTA diKota Palu menunjukkan bahwa dari 72 sampel tinja yang terkumpul, sebanyak 8 sampel(11,11%) ditemukan positif terinfeksi telur cacing. Tidak ada hubungan antara anemia dankecacingan. Sebagian besar responden tidak tercukupi jumlah asupan zat besi dan asupanvitamin C harian. Spesies cacing yang ditemukan terbanyak berturut-turut adalahHookworm dan Trihuris Trichiura.
Kata kunci : Anemia, Gizi, Infeksi Kecacingan, Siswa SLTA
1Balai Litbang P2B2 Donggala, Badan Litbangkes, Kementerian Kesehatan RI
ABSTRACT
Anemia is a medical condition in which the number of red blood cells or the hemoglobin isless than normal. Normal hemoglobin levels in young women is 12 g / dl. Young women issaid to be anemic if Hb <12 g / dl. The high number of worm infection and the highincidence of anemia among adolescent girls nationwide are closely related because theworm infection is one of the causes of anemia. This study aimed to analyze the factors -factors that affect the anemia girls high school in the city of Palu. This study was anobservational study with case control study design. Stool sample test results in adolescenthigh school students in Palu showed that of 72 stool samples were collected, a total of 8samples (11.11%) were found positive was infected by the worm eggs. There is norelationship between anemia and worm infection. most respondents are insufficient intakeof iron and vitamin C daily. Most species of worms were found in a row is hookworm andTrihuris trichiura.
Key word : Anemia, nutrient, worm infection, high school students.
xii
DAFTAR ISI
SUSUNAN TIM PENELITI .................................................................................................. iii
SURAT KEPUTUSAN PENELITIAN.................................................................................. iv
KATA PENGANTAR............................................................................................................ ix
Peta 1. Peta Wilayah Kota Palu 15Gambar 1 Diagram Proporsi Kecacingan pada Remaja Putri 17Tabel 1. Hubungan Anemia dengam Kecacingan 18Tabel 2 Hubungan Tingkat Kecukupan Zat Besi dengan Kadar Hb 18Tabel 3 Hubungan Tingkat kecukupan Vitamin C dengan Kadar Hb 19Tabel 4 Jenis Cacing yang menginfeksi Remaja Putri 19
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Distribusi frekuensi dan Hubungan Anemia Gizi Dengan Infeksi 28Kecacingan
Lampiran 2. Food Recall 24 Jam 40
Lampiran 3. FFQ 41
Lampiran 4. Naskah Penjelasan dan Formulir Persetujuan Setelah Penjelasan 43
Lampiran 5. Lembar Persetujuan 46
Lampiran 6. Kuesioner Untuk Penderita Anemia 47
Lampiran 7. Etik Penelitian 49
Lampiran 8. Perizinan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah 50
Lampiran 9. Rekomendasi Izin Penelitian Dinas Kesehatan Kota Palu 52
Lampiran 10. Foto-foto Kegiatan Penelitian 53
1
1. PENDAHULUAN
Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT 1995) menunjukkan bahwa
secara nasional prevalensi anemia masih tinggi, yaitu 57,1% remaja putri menderita
anemia1 . Prevalensi anemia di indonesia menurut Riskesdas 2013 adalah 21,7 % dengan
proporsi 20,6 % diperkotaan dan 22,8 % di pedesaan. paling tinggi terjadi pada kelompok
wanita yaitu 23,9 %, diikuti kelompok laki-laki dewasa 18,4 %2. Pada anak-anak
prevalensinya mencapai 9,8%. WHO Guidelines menyebutkan bila prevalensi anemia
dalam suatu populasi lebih dari 15%, hal itu sudah merupakan masalah kesehatan
nasional3.
Remaja putri menderita anemia, hal ini disebabkan oleh berbagai faktor antara
lain karena masa remaja adalah masa pertumbuhan yang membutuhkan zat gizi lebih tinggi
termasuk zat besi. Disamping itu remaja putri mengalami menstruasi setiap bulannya
sehingga membutuhkan zat besi lebih tinggi, sementara jumlah makanan yang dikonsumsi
lebih rendah dari pada pria, karena faktor takut gemuk1.
Anemia adalah suatu kondisi medis dimana jumlah sel darah merah atau
hemoglobin kurang dari normal. Kadar Hb normal pada remaja putri adalah 12 gr/dl.
Remaja putri dikatakan anemia jika kadar Hb <12 gr/dl4.
Penyebab anemia besi antara lain disebabkan oleh kebutuhan zat besi yang
meningkat, berkurangnya intake zat besi, bertambahnya kehilangan zat besi, berkurangnya
penyerapan zat besi. Interaksi antara infeksi kecacingan dan anemia gizi sudah banyak
terungkap dari berbagai penelitian yang telah dilakukan. Masing-masing saling
memberikan kontribusi terhadap terjadinya kesakitan. Apabila diperhatikan dari segi
hematology, biokimia, gejala dan terapinya, maka anemia yang disebabkan oleh
Ancylostoma duodenale dan Necator americanus tergolong anemia defisiensi besi5.
Dari data laporan penelitian Balai Litbang P2B2 donggala tahun 2009
menunjukkan bahwa Prevalensi infeksi cacing usus di kota Palu dan Kabupaten Donggala
Provinsi Sulawesi tengah adalah T. trichiura (43,01 %), A. lumbricoides (27,96 %),
Hookworm (11,95 %), O. vermicularis (9,68 %), dan infeksi campuran (1,08 %)6.
Tingginya angka kecacingan serta masih tingginya angka kejadian anemia pada remaja
putri secara nasional sangat berhubungan karena infeksi kecacingan merupakan salah satu
penyebab terjadinya anemia. Sementara itu, anemia yang terjadi pada remaja putri
merupakan risiko terjadinya gangguan fungsi fisik dan mental, serta dapat meningkatkan
risiko terjadinya gangguan pada saat kehamilan.
2
Masalah anemia membutuhkan penanggulangan yang tepat. Tindakan yang
dilakukan akan tepat apabila diketahui prioritas masalah dari berbagi faktor yang
menyebabkan anemia khususnya pada remaja putri. Oleh karena itu perlu dilakukan
penelitian untuk menganalisis faktor – faktor yang menyebabkan anemia pada remaja putri
diwilayah kota Palu.
3
2. TINJAUAN PUSTAKA
Anemia adalah suatu kondisi medis dimana jumlah sel darah merah atau
hemoglobin kurang dari normal. Kadar Hb normal pada remaja putri adalah 12 gr/dl.
Remaja putri dikatakan anemia jika kadar Hb <12 gr/dl.7
Prevalensi anemia di perkotaan menurut Riskesdas 2013 paling tinggi terjadi pada
kelompok wanita yaitu 23,9%, diikuti kelompok laki-laki dewasa 18,4%. Pada anak-anak
prevalensinya mencapai 9,8%.2 WHO Guidelines menyebutkan bila prevalensi anemia
dalam suatu populasi lebih dari 15%, hal itu sudah merupakan masalah kesehatan
nasional.3
Penyebab anemia besi antara lain disebabkan oleh kebutuhan zat besi yang
meningkat, berkurangnya intake zat besi, bertambahnya kehilangan zat besi, berkurangnya
penyerapan zat besi. faktor – faktor yang mendorong terjadinya anemia gizi pada remaja
adalah adanya penyakit infeksi yang kronis, mentruasi yang berlebihan pada remaja putri,
pendarahan mendadak seperti kecelakaan, serta jumlah makanan atau penyerapan yang
buruk dari zat besi,vitamin B12, vitamin B6, vitamin C, dan tembaga.8
Akibat jangka panjang anemia defisiensi besi ini pada remaja putri adalah apabila
remaja putri nantinya hamil, maka ia tidak akan mampu memenuhi zat-zat gizi bagi dirinya
dan juga janin dalam kandungannya serta pada masa kehamilannya anemia ini dapat
meningkatkan frekuensi komplikasi, resiko kematian maternal, angka prematuritas, BBLR,
dan angka kematian perinatal.9
Interaksi antara infeksi kecacingan dan anemia gizi sudah banyak terungkap dari
berbagai penelitian yang telah dilakukan. Masing-masing saling memberikan kontribusi
terhadap terjadinya kesakitan. Apabila diperhatikan dari segi hematology, biokimia, gejala
dan terapinya, maka anemia yang disebabkan oleh Ancylostoma duodenale dan Necator
americanus tergolong anemia defisiensi besi.5
Dari data laporan penelitian Balai Litbang P2B2 donggala tahun 2009
menunjukkan bahwa Prevalensi infeksi cacing usus di kota Palu dan Kabupaten Donggala
Provinsi Sulawesi tengah adalah T. trichiura (43,01 %), A. lumbricoides (27,96 %),
Hookworm (11,95 %), O. vermicularis (9,68 %), dan infeksi campuran (1,08 %).6
4
3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
a. Tujuan Umum
Menganalisis faktor – faktor yang berpengaruh pada anemia remaja putri SLTA
di Kota Palu.
b. Tujuan Khusus
1. Mengetahui proporsi kecacingan pada remaja putri SLTA di Kota Palu.
2. Menilai hubungan anemia dengan infeksi kecacingan pada remaja putri SLTA
di Kota Palu.
3. Mendeskripsikan asupan zat gizi besi dan Vitamin C pada remaja putri.
4. Menentukan jenis infeksi kecacingan pada remaja putri.
MANFAAT PENELITIAN
a. Manfaat bagi Program
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan data prevalensi kecacingan dan
sebagai acuan keberhasilan program pemberantasan kecacingan serta membantu
program pemerintah memberantas anemia gizi.
b. Manfaat bagi Iptek
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah tentang hubungan
anemia gizi dengan infeksi kecacingan.
c. Manfaat bagi masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang faktor penyebab
terjadinya anemia dan akibat dari anemia bagi remaja putri.
d. Manfaat bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan.
4. HIPOTESIS
Ha : Ada hubungan antara anemia gizi dengan infeksi kecacingan.
H0 : Tidak ada hubungan antara anemia gizi denga infeksi kecacingan.
5
5. METODE PENELITIAN
5.1 Kerangka teori
Gambar 1. Kerangka Teori
( sumber : Arlinda Sari wahyuni : 2004, dengan modifikasi)
Kebutuhan zat besimeningkat1. Masa pertumbuhan.2. Kehamilan.3. menyusui.
Berkurangnya intake zat besi:1.Vegetarian.2. Intake zat besi yang kurang.3. Alkoholisme.4.Diet yang tidak seimbang.
Bertambahnya kehilangan zatbesi :1.Infeksi kecacingan.2.Menstruasi.3.Perdarahan4.penyakit kelainan darah
Lampiran 1. Distribusi frekuensi dan Hubungan Anemia Gizi Dengan Infeksi
Kecacingan
CrosstabsNotes
Output Created 14-DEC-2015 08:31:43
Comments
Input
Data
D:\My Documents\laporan
hasil risbinkes\tab_dr_ujang
(fix).sav
Active Dataset DataSet1
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data
File72
Missing Value Handling
Definition of MissingUser-defined missing values
are treated as missing.
Cases Used
Statistics for each table are
based on all the cases with
valid data in the specified
range(s) for all variables in
each table.
Syntax
CROSSTABS
/TABLES=Hasil_Kecacingan
BY Indikator_anemia
/FORMAT=AVALUE
TABLES
/STATISTICS=CHISQ RISK
/CELLS=COUNT
/COUNT ROUND CELL.
Resources
Processor Time 00:00:00.00
Elapsed Time 00:00:00.05
Dimensions Requested 2
Cells Available 174762
[DataSet1] D:\My Documents\laporan hasil risbinkes\tab_dr_ujang (fix).sav
29
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
status kecacingan * Status
anemia72 100.0% 0 0.0% 72 100.0%
status kecacingan * Status anemia Crosstabulation
Count
Status anemia Total
anemia Normal
status kecacinganpositif 4 4 8
negatif 32 32 64
Total 36 36 72
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .000a 1 1.000
Continuity Correctionb .000 1 1.000
Likelihood Ratio .000 1 1.000
Fisher's Exact Test 1.000 .645
Linear-by-Linear Association .000 1 1.000
N of Valid Cases 72
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.00.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for status
kecacingan (positif / negatif)1.000 .230 4.349
For cohort Status anemia =
anemia1.000 .480 2.085
For cohort Status anemia =
Normal1.000 .480 2.085
N of Valid Cases 72
30
FREQUENCIES VARIABLES=BESI_K100 Besi__mg/STATISTICS=STDDEV MINIMUM MAXIMUM SEMEAN MEAN MEDIAN MODE SUM/ORDER=ANALYSIS.
FrequenciesNotes
Output Created 14-DEC-2015 08:32:01
Comments
Input
Data
D:\My Documents\laporan
hasil risbinkes\tab_dr_ujang
(fix).sav
Active Dataset DataSet1
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data
File72
Missing Value Handling
Definition of MissingUser-defined missing values
are treated as missing.
Cases UsedStatistics are based on all
cases with valid data.
Syntax
FREQUENCIES
VARIABLES=BESI_K100
Besi__mg
/STATISTICS=STDDEV
MINIMUM MAXIMUM
SEMEAN MEAN MEDIAN
MODE SUM
/ORDER=ANALYSIS.
ResourcesProcessor Time 00:00:00.02
Elapsed Time 00:00:00.05
[DataSet1] D:\My Documents\laporan hasil risbinkes\tab_dr_ujang (fix).sav
Statistics
Konsumsi zat
besi menurut
100%AKG
Besi__mg
NValid 72 72
Missing 0 0
Mean 1.2778 24.1411
31
Std. Error of Mean .05316 .40320
Median 1.0000 23.6430
Mode 1.00 20.33a
Std. Deviation .45105 3.42124
Minimum 1.00 16.22
Maximum 2.00 35.62
Sum 92.00 1738.16
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Frequency TableKonsumsi zat besi menurut 100%AKG
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
1.00 52 72.2 72.2 72.2
2.00 20 27.8 27.8 100.0
Total 72 100.0 100.0
Besi__mg
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
16.22 1 1.4 1.4 1.4
17.89 1 1.4 1.4 2.8
19.81 1 1.4 1.4 4.2
19.86 1 1.4 1.4 5.6
19.97 1 1.4 1.4 6.9
20.33 3 4.2 4.2 11.1
20.49 1 1.4 1.4 12.5
20.52 1 1.4 1.4 13.9
20.75 1 1.4 1.4 15.3
20.85 1 1.4 1.4 16.7
20.91 1 1.4 1.4 18.1
21.11 1 1.4 1.4 19.4
21.16 2 2.8 2.8 22.2
21.27 1 1.4 1.4 23.6
21.58 1 1.4 1.4 25.0
21.68 1 1.4 1.4 26.4
21.74 1 1.4 1.4 27.8
22.00 1 1.4 1.4 29.2
22.27 1 1.4 1.4 30.6
32
22.31 1 1.4 1.4 31.9
22.38 1 1.4 1.4 33.3
22.61 1 1.4 1.4 34.7
22.67 2 2.8 2.8 37.5
22.72 1 1.4 1.4 38.9
22.78 1 1.4 1.4 40.3
22.93 1 1.4 1.4 41.7
23.00 1 1.4 1.4 43.1
23.23 1 1.4 1.4 44.4
23.29 1 1.4 1.4 45.8
23.30 1 1.4 1.4 47.2
23.61 1 1.4 1.4 48.6
23.63 1 1.4 1.4 50.0
23.66 1 1.4 1.4 51.4
23.80 1 1.4 1.4 52.8
23.87 1 1.4 1.4 54.2
23.97 1 1.4 1.4 55.6
24.23 1 1.4 1.4 56.9
24.28 1 1.4 1.4 58.3
24.36 1 1.4 1.4 59.7
24.44 1 1.4 1.4 61.1
24.49 1 1.4 1.4 62.5
24.65 1 1.4 1.4 63.9
25.43 1 1.4 1.4 65.3
25.55 1 1.4 1.4 66.7
25.60 1 1.4 1.4 68.1
25.66 1 1.4 1.4 69.4
25.84 1 1.4 1.4 70.8
25.94 1 1.4 1.4 72.2
26.00 3 4.2 4.2 76.4
26.10 1 1.4 1.4 77.8
26.79 2 2.8 2.8 80.6
26.85 1 1.4 1.4 81.9
27.30 1 1.4 1.4 83.3
27.75 1 1.4 1.4 84.7
28.08 1 1.4 1.4 86.1
28.34 1 1.4 1.4 87.5
33
28.44 1 1.4 1.4 88.9
28.88 1 1.4 1.4 90.3
29.33 1 1.4 1.4 91.7
29.54 1 1.4 1.4 93.1
29.80 1 1.4 1.4 94.4
30.18 1 1.4 1.4 95.8
30.37 1 1.4 1.4 97.2
30.84 1 1.4 1.4 98.6
35.62 1 1.4 1.4 100.0
Total 72 100.0 100.0
FREQUENCIES VARIABLES=VITc_K100 Vit._C__mg_/STATISTICS=STDDEV MINIMUM MAXIMUM SEMEAN MEAN MEDIAN MODE SUM/ORDER=ANALYSIS.
FrequenciesNotes
Output Created 14-DEC-2015 08:32:40
Comments
Input
Data
D:\My Documents\laporan
hasil risbinkes\tab_dr_ujang
(fix).sav
Active Dataset DataSet1
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data
File72
Missing Value Handling
Definition of MissingUser-defined missing values
are treated as missing.
Cases UsedStatistics are based on all
cases with valid data.
Syntax
FREQUENCIES
VARIABLES=VITc_K100
Vit._C__mg_
/STATISTICS=STDDEV
MINIMUM MAXIMUM
SEMEAN MEAN MEDIAN
MODE SUM
/ORDER=ANALYSIS.
Resources Processor Time 00:00:00.03
34
Elapsed Time 00:00:00.17
[DataSet1] D:\My Documents\laporan hasil risbinkes\tab_dr_ujang (fix).sav
Statistics
Konsumsi
vitamin C
menurut
100%AKG
Vit._C__mg_
NValid 72 72
Missing 0 0
Mean 1.0278 66.7066
Std. Error of Mean .01950 1.17628
Median 1.0000 65.2000
Mode 1.00 58.65
Std. Deviation .16549 9.98106
Minimum 1.00 46.80
Maximum 2.00 102.75
Sum 74.00 4802.88
Frequency Table
Konsumsi vitamin C menurut 100%AKG
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
1.00 70 97.2 97.2 97.2
2.00 2 2.8 2.8 100.0
Total 72 100.0 100.0
Vit._C__mg_
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
46.80 1 1.4 1.4 1.4
51.29 1 1.4 1.4 2.8
51.60 1 1.4 1.4 4.2
52.28 1 1.4 1.4 5.6
55.67 1 1.4 1.4 6.9
55.96 1 1.4 1.4 8.3
35
56.52 1 1.4 1.4 9.7
57.15 1 1.4 1.4 11.1
57.30 1 1.4 1.4 12.5
57.51 1 1.4 1.4 13.9
57.60 1 1.4 1.4 15.3
58.22 1 1.4 1.4 16.7
58.65 3 4.2 4.2 20.8
59.07 1 1.4 1.4 22.2
59.10 1 1.4 1.4 23.6
59.49 1 1.4 1.4 25.0
59.85 1 1.4 1.4 26.4
60.15 1 1.4 1.4 27.8
60.90 1 1.4 1.4 29.2
60.90 1 1.4 1.4 30.6
61.05 2 2.8 2.8 33.3
61.35 1 1.4 1.4 34.7
62.25 1 1.4 1.4 36.1
62.55 1 1.4 1.4 37.5
62.70 1 1.4 1.4 38.9
63.45 1 1.4 1.4 40.3
63.59 1 1.4 1.4 41.7
63.87 1 1.4 1.4 43.1
64.01 1 1.4 1.4 44.4
64.15 1 1.4 1.4 45.8
64.35 1 1.4 1.4 47.2
64.86 1 1.4 1.4 48.6
65.00 1 1.4 1.4 50.0
65.40 2 2.8 2.8 52.8
65.55 1 1.4 1.4 54.2
65.70 1 1.4 1.4 55.6
66.15 1 1.4 1.4 56.9
66.98 1 1.4 1.4 58.3
67.01 1 1.4 1.4 59.7
67.12 1 1.4 1.4 61.1
67.20 1 1.4 1.4 62.5
68.10 1 1.4 1.4 63.9
68.25 2 2.8 2.8 66.7
36
68.85 1 1.4 1.4 68.1
69.15 1 1.4 1.4 69.4
69.38 1 1.4 1.4 70.8
69.90 1 1.4 1.4 72.2
70.05 1 1.4 1.4 73.6
70.50 1 1.4 1.4 75.0
70.65 1 1.4 1.4 76.4
71.10 1 1.4 1.4 77.8
72.21 1 1.4 1.4 79.2
74.55 1 1.4 1.4 80.6
75.00 2 2.8 2.8 83.3
75.30 1 1.4 1.4 84.7
75.46 1 1.4 1.4 86.1
77.28 1 1.4 1.4 87.5
81.00 1 1.4 1.4 88.9
81.75 1 1.4 1.4 90.3
82.05 1 1.4 1.4 91.7
84.60 1 1.4 1.4 93.1
85.20 1 1.4 1.4 94.4
85.95 1 1.4 1.4 95.8
87.60 1 1.4 1.4 97.2
88.95 1 1.4 1.4 98.6
102.75 1 1.4 1.4 100.0
Total 72 100.0 100.0
CROSSTABS/TABLES=BESI_K100 VITc_K100 BY Indikator_anemia/FORMAT=AVALUE TABLES/STATISTICS=CHISQ RISK/CELLS=COUNT/COUNT ROUND CELL.
CrosstabsNotes
Output Created 14-DEC-2015 08:42:17
Comments
InputData
D:\My Documents\laporan
hasil risbinkes\tab_dr_ujang
(fix).sav
Active Dataset DataSet1
37
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data
File72
Missing Value Handling
Definition of MissingUser-defined missing values
are treated as missing.
Cases Used
Statistics for each table are
based on all the cases with
valid data in the specified
range(s) for all variables in
each table.
Syntax
CROSSTABS
/TABLES=BESI_K100
VITc_K100 BY
Indikator_anemia
/FORMAT=AVALUE
TABLES
/STATISTICS=CHISQ RISK
/CELLS=COUNT
/COUNT ROUND CELL.
Resources
Processor Time 00:00:00.03
Elapsed Time 00:00:00.11
Dimensions Requested 2
Cells Available 174762
[DataSet1] D:\My Documents\laporan hasil risbinkes\tab_dr_ujang (fix).sav
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Konsumsi zat besi menurut
100%AKG * Status anemia72 100.0% 0 0.0% 72 100.0%
Konsumsi vitamin C menurut
100%AKG * Status anemia72 100.0% 0 0.0% 72 100.0%
38
Konsumsi zat besi menurut 100%AKG * Status anemia
Crosstab
Count
Status anemia Total
anemia Normal
Konsumsi zat besi menurut
100%AKG
1.00 27 25 52
2.00 9 11 20
Total 36 36 72
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .277a 1 .599
Continuity Correctionb .069 1 .792
Likelihood Ratio .277 1 .598
Fisher's Exact Test .793 .396
Linear-by-Linear Association .273 1 .601
N of Valid Cases 72
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.00.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Konsumsi zat
besi menurut 100%AKG (1.00
/ 2.00)
1.320 .469 3.717
For cohort Status anemia =
anemia1.154 .665 2.001
For cohort Status anemia =
Normal.874 .537 1.422
N of Valid Cases 72
39
Konsumsi vitamin C menurut 100%AKG * Status anemia
Crosstab
Count
Status anemia Total
anemia Normal
Konsumsi vitamin C menurut
100%AKG
1.00 35 35 70
2.00 1 1 2
Total 36 36 72
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .000a 1 1.000
Continuity Correctionb .000 1 1.000
Likelihood Ratio .000 1 1.000
Fisher's Exact Test 1.000 .754
Linear-by-Linear Association .000 1 1.000
N of Valid Cases 72
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.00.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Konsumsi
vitamin C menurut 100%AKG
(1.00 / 2.00)
1.000 .060 16.629
For cohort Status anemia =
anemia1.000 .245 4.078
For cohort Status anemia =
Normal1.000 .245 4.078
N of Valid Cases 72
GETFILE='D:\My Documents\laporan hasil risbinkes\tab_dr_ujang (fix).sav'.
DATASET NAME DataSet1 WINDOW=FRONT.
40
Lampiran 2. Food Recall 24 jam
Nama Anak / ID Sample :.................................................../...............
Recall 1x24 jam
NomorUrut
Hidangan
WaktuMakan
(Jam)
Nama Hidangan(Makanan / Minuman)
RincianBahan
Makanan /Minuman
BeratMakananMentah
(gr)
BeratMakananMatang
(gr)
Catatan : Kondisi anak saat recall sehat / sakit
41
Lampiran 3. FFQ
Tanggal wawancara : ..... / ..... / 2015 Nama Petugas :....................................
Frekuensi Konsumsi Makanan dalam 1 bulan terakhir
Nama Makanan/ BahanMakanan
2-3Kali/hr
1 Kali/hr 2-3Kali/mg
1 Kali /mg
2 minggusekali
Jarang
A. Mkn Utama
B. Lauk
C. Sayur-buah
42
D. Lain-lain
43
Lampiran 4. Naskah Penjelasan dan Formulir Persetujuan Setelah Penjelasan(Pemeriksaan darah, pemeriksaan tinja dan wawancara)
KEMENTERIAN KESEHATAN RIBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN
BALAI PENELITIAN DAN PENGEMBANGANPENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG DONGGALA
Jalan Masitudju No. 58 Labuan Panimba, Kec. Labun, Kab. Donggala, Sulawesi TengahSurat Elektronik : [email protected], [email protected]
Hubungan Anemia Gizi Dengan Infeksi Kecacingan Pada Remaja PutriSiswa SLTA Di Kota Palu
NASKAH PENJELASAN
Anemia atau kurang darah sampai saat ini masih merupakan masalah di masyarakatkarena dapat menyebabkan dampak yang merugikan terutama pada kelompok risiko tinggiantara lain anak, balita, ibu hamil dan remaja putri sehingga dapat secara langsungmenurunkan kualitas hidup bagi penderitanya. Salah satu penyebab dari terjadinya kurangdarah adalah adanya infeksi kecacingan. Infeksi kecacingan adalah suatu penyakit tropisyang disebabkan oleh cacing seperti cacing tambang, kremi dan gelang. Salah satu aspekprogram pemberantasan untuk memutus rantai penularan kecacingan serta mencegahterjadinya anemia adalah penemuan penderita dini dan pengobatan cepat. Pemeriksaanpada seseorang yang dicurigai menderita kurang darah dilakukan dengan wawancaralangsung dan pemeriksaan fisik, pemeriksaan darah dan pemeriksaan tinja denganmengidentifikasi gejala-gejala yang terdapat pada penderita kurang darah.
Kami dari Balai Litbang P2B2 Donggala, Kementerian Kesehatan RI mulai bulan marets/d oktober 2015 meminta anda untuk turut mengambil bagian dalam penelitian yangberjudul “Hubungan Anemia Gizi Dengan Infeksi Kecacingan Pada Remaja Putri SiswaSLTA Di Kota Palu”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor – faktor yangberpengaruh pada anemia remaja putri SLTA di Kota Palu. Respondennya adalah siswikelas 1 dan 2 pada SLTA di sekolah yang terpilih di kota Palu. Jumlah sampel untukpenelitian ini berjumlah 72 orang siswa.
PEMERIKSAAN DARAH
Semua siswi kelas 1 dan 2 pada SLTA terpilih akan dilakukan pengambilan sediaan darahdi ujung jari tangan untuk pemeriksaan Hb, sebanyak 1 – 2 tetes darah ( ± ).Pengambilan darah akan menimbulkan sedikit rasa nyeri tetapi tidak berakibatmembahayakan subyek penelitian.
44
PEMERIKSAAN TINJA
Semua siswi kelas 1 dan 2 pada SLTA terpilih yang telah dilakukan pengambilan darahdan dari hasil pemeriksaan Hb diketahui mengalami kurang darah, maka akan dilanjutkandengan pemeriksaan tinja. Kepada siswi yang kurang darah akan diberikan pot tinja danstik es krim. Pot tinja berguna untuk menampung tinja sedang stik es krim berguna untukmengambil tinja. Tinja yang diambil sebanyak sebesar ibu jari tangan/ jempol ( 10 gram)dengan menggunakan stik es kemudian disimpan dalam pot tinja untuk diserahkan padatim peneliti. Pengumpulan sampel tinja akan dilakukan oleh tim peneliti selama 3 hari, jikadalam 3 hari responden tidak menyerahkan sampel tinja maka responden dianggapmengundurkan diri.
WAWANCARA
Wawancara dilakukan pada semua siswi kelas 1 dan 2 pada SLTA terpilih yang telahdilakukan pengambilan darah dan dari hasil pemeriksaan Hb diketahui mengalami kurangdarah, maka akan dilanjutkan dengan pemeriksaan tinja. Wawancara ini memakan waktusekitar 30 menit. Metode wawancara dengan menggunakan kuesioner, dimanapewawancara menanyakan identitas responden dan menanyakan dengan lengkap makanandan minuman apa yang telah dikonsumsi oleh remaja putri 24 jam yang lalu apa yang telahdikonsumsi kemarin ketika makan pagi, makan siang, makan malam dan makanan kecildiluar waktu makan tersebut. Dalam wawancara ini responden ditanyai tentang jenismakanan yang dikonsumsi, berapa banyak yang dikonsumsi dengan menggunakan satuanukur yang umum digunakan seperti sendok makan, sendok teh, potongan kecil, sedang ataubesar kemudian mengambil bahan makanan yang serupa untuk ditimbang berat makanantersebut dalam keadaan mentah dan matang sehingga akan didapatkan jumlah kalori yangdi konsumsi.
KERAHASIAAN
Untuk menjaga kerahasiaan sampel maka setiap sampel wawancara, sampel darah jari, dansampel tinja akan diberikan nomor identitas penganti nama dan data yang dihasilkan tidakakan diberikan kepada pihak ketiga.
PERTANYAAN-PERTANYAAN
Apabila ada pertanyaan mengenai penelitian ini, mengenai hak-hak anda, anda dapatmenghubungi dr.Muchlis Syahnuddin (08114511541), drh.Gunawan (082292684506),Leonardo Taruk Lobo (081341233060), Phetisya P.F. Sumolang, S.Si (085296599559).
KEIKUTSERTAA SUKARELA DAN HAK UNDUR DIRI
Keikutsertaan anda bersifat sukarela, setiap waktu anda dapat mengundurkan diri tanpadikenai sanksi atau bayaran. Sebagai pengganti waktu dalam keikutsertaan penelitian inidiberikan uang tunai senilai Rp.50.000,00.
45
KEUNTUNGAN
Dapat mengetahui apakah anda menderita kurang darah atau kecacingan secara cepat dantanpa membayar. Selain itu dapat memberikan pengetahuan tentang faktor penyebabterjadinya anemia dan akibat dari anemia bagi remaja putri, memberikan data prevalensikecacingan dan sebagai acuan keberhasilan program pemberantasan kecacingan, sertaMembantu program pemerintah memberantas anemia gizi.
Akan diberikan pengobatan anemia atau kecacingan dilakukan oleh petugas puskesmassetempat terhadap penderita yang diketahui positif menderita anemia dan atau kecacingan.Bagi responden yang ketika pengambilan darah mengalami kejadian darah sulitberhenti/membeku maka akan dirujuk ke puskesmas/rumah sakit terdekat untuk diberikanpengobatan lebih lanjut.
46
Lampiran 5. Lembar Persetujuan.
LEMBAR PERSETUJUAN
TANDA TANGAN
Saya telah membaca atau dibacakan pada saya apa yang tertera di atas ini dan saya telahdiberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan dan membicarakan penelitian ini dengananggota tim penelitian. Saya memahami maksud, risiko, waktu dan prosedur penelitian ini.
Dengan membubuhkan tanda tangan saya di bawah ini, saya menyatakankeikutsertaan saya secara sukarela dalam penelitian ini untuk diwawancara sertadiambil sampel darah dan tinja.
Nama Responden Tanggal Tanda Tangan
Nama Saksi Tanggal Tanda Tangan
Nama Peneliti Tanggal Tanda Tangan
Palu, 2015
Ketua Pelaksana Penelitian
dr. Muchlis SyahnuddinNIP. 198211072014021001
Keterangan:- Persetujuan dan tanda tangan responden dapat diwakili orang tua/wali.- Nama saksi diwakili oleh Bapak / Ibu Guru di Sekolah responden.
47
Lampiran 6. Kuesioner Untuk Penderita Anemia
KUESIONER(UNTUK PENDERITA ANEMIA)
No:Tanggal wawancara :………………………….
A. IDENTITAS1. Nama Responden :2. Umur :3. Jenis Kelamin : L / P4. Pendidikan :5. Pekerjaan :6. ALAMAT : Jalan…………………..Nomor…………….
RT/RW:…………./………………
Dusun:……………………………..
Desa :………………………………
B. GEJALA ANEMIA YANG DIRASAKAN1. PUSING2. LEMAS3. MUAL4. MUNTAH5. SAKIT KEPALA6. BERDEBAR7. RAMBUT RONTOK8. NAPSU MAKAN MENURUN9. KERINGAT DINGIN10. DLL ( SEBUTKAN)
1. YA 2. TIDAK1. YA 2. TIDAK1. YA 2. TIDAK1. YA 2. TIDAK1. YA 2. TIDAK1. YA 2. TIDAK1. YA 2. TIDAK1. YA 2. TIDAK1. YA 2. TIDAK1. YA 2. TIDAK…………………………