Top Banner
i LAPORAN AKHIR PENELITIAN TERAPAN UNGGULAN PT PENINGKATAN KUALITAS HIDUP ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA (ODGJ) DENGAN SELF HELP GROUP DI KOTA SURAKARTA Ketua / Anggota Tim KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKKES KEMENKES SURAKARTA JURUSAN KEPERAWATAN TAHUN 2020 Kode/Nama Rumpun Ilmu: 371/Ilmu Keperawatan Nama : NIP : Endang Caturini S, SKep. Ns, M.Kep 19700420 199803 2 002 Insiyah, MN 19720502 199803 2 002
108

LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

Oct 16, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

i

LAPORAN AKHIRPENELITIAN TERAPAN UNGGULAN PT

PENINGKATAN KUALITAS HIDUP ORANG DENGAN GANGGUANJIWA (ODGJ) DENGAN SELF HELP GROUP

DI KOTA SURAKARTA

Ketua / Anggota Tim

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKKES KEMENKES SURAKARTA

JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN 2020

Kode/Nama Rumpun Ilmu: 371/Ilmu Keperawatan

Nama : NIP :Endang Caturini S, SKep. Ns, M.Kep 19700420 199803 2 002

Insiyah, MN 19720502 199803 2 002

Page 2: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

ii

Page 3: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

iii

Peningkatan Kualitas Hidup Orang Dengan Gangguan JiwaDengan Self Help Group Di Kota Surakarta

Endang Caturini Sulistyowati ¹, Insiyah²Health Polytechnic of Surakarta, Jl. Letjen Sutoyo Mojosongo Surakarta, Indonesia

Telp (0271) 856929 . E-mail : [email protected] Polytechnic of Surakarta, Jl. Letjen Sutoyo Mojosongo Surakarta, Indonesia

Telp (0271) 856929 . E-mail : insiyahkamal @gmail.com

ABSTRAK

Pendahuluan: Orang yang mengalami gangguan jiwa atau disebut ODGJ mengalamiberbagai masalah dengan gejala yang berbeda. Biasanya, mereka memiliki atributcampuran gejala, perasaan, perilaku, dan asosiasi yang berubah-ubah dengan orang lainyang menunjukkan berbagai manifestasi dan / atau perubahan perilaku penting yang dapatmenyebabkan hambatan dalam melakukan kapasitas individu sebagai manusia.(UUKesehatan no 18 2014, WHO, 2019). Hal ini merupakan salah satu masalah kesehatanyang serius, yang biasanya memiliki masalah terhadap kualitas hidup yang buruk yangberkaitan dengan perasaan tertekan, kurangnya kontrol atas gejala dan kehidupan secaraumum, persepsi negatif tentang diri, stigmatisasi dan penolakan, berkurangnya aktivitasdan kesulitan dengan fungsi sehari-hari, dan pandangan negatif. (Connell, J, Brazier, J,O'Cathain, A, Jones, M.L. & Paisley, S., 2012). Intervensi kelompok yang dilakukanperawat seperti terapi aktifitas kelompok, terapi suportif dan Self Help Group. Self HelpGroup adalah suatu terapi kelompok dimana setiap pihak ingin mengatasi masalah mentalatau meningkatkan kesejahteraan intelektual atau antusias diantara sekelompok individu.Self Help Group menciptakan rasa iba diantara individu yang berkumpul dimana individuyang berkumpul memberikan dukungan bersama yang berdampak pada peningkatankepuasan pribadi(Sulistyowati., E.C. & Sulistyowati D, 2019). Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui Peningkatan Kualitas Hidup Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)dengan Self Help Group Di Kota Surakarta. Metode: Penelitian quasi experiment denganpre-post test control group desain. Data diambil sebelum dan sesudah intervensi. Jumlahsampel sebanyak 160 responden dibagi 2 yaitu 80 responden untuk kelompok 1 di GriyaPMI dan 80 responden untuk kelompok 2 di RSJD Dr Arif Z Surakarta, masing-masingkelompok terdiri dari 40 responden intervensi dan 40 responden untuk kelompok kontrol.Riset ini mengukur kualiatas hidup dengan mengunakan kuesioner kualiatas hidupWHOQL-BREF. Uji Paired t-tes, wilcoxon signed ranks test, independent t-test dan mannwhitney-test digunakan untuk menganalisa data. Hasil: Penelitian membuktikan adanyaperbedaan yang siqnifikan secara statistik kualitas hidup sebelum dan setelah pemberianSelf Help Group (p value, 0,000) antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol, baikdi Griya PMI dengan selisih mean 20,23 maupun di RSJD Dr Arif Z. Self Help Groupdengan selisih mean 10,85. Kesimpulan: Self Help Group yang digunakan untuk

Page 4: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

iv

intervensi dianggap efektif untuk meningkatakan kualitas hidup. Saran: Self Help Groupdapat dimanfaatkan sebagai treatment kelompok dalam merawat pasien gangguan mental.

Kata kunci: ODGJ, Self Help group, Kualitas hidup

Page 5: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

v

The improvement of the quality of life of people with mental disordersusing the self help group in the city of Surakarta

Endang Caturini Sulistyowati ¹, Insiyah²Health Polytechnic of Surakarta, Jl. Letjen Sutoyo Mojosongo Surakarta, Indonesia

Telp (0271) 856929 . E-mail : [email protected] Polytechnic of Surakarta, Jl. Letjen Sutoyo Mojosongo Surakarta, Indonesia

Telp (0271) 856929 . E-mail : insiyahkamal @gmail.com

ABSTRACT

Introduction: People who suffer from mental disorders experience various problems withdifferent symptoms. Generally, they have characteristics with some combination ofabnormal thoughts, emotions, behavior and relationships with other people. Thesecharacteristics can be manifested in the form of a series of symptoms and changes inbehavior which is meaningful and can cause suffering and obstacles in carrying outpeople's functions as humans. This is a serious health problem, which usually has problemswith poor quality of life. They are related with sentiments of trouble, absence of authorityover manifestations and life all in all, negative impression of self, demonization anddismissal, decreased movement and trouble with every day working, and negativestandpoint. Group interventions carried out by nurses such as group activity therapy,supportive therapy and self-help groups to help individuals improvement in their quality oflife. Group therapy, one of the self help group, is a group where each member has similarlonging to conquer mental issues or increment the degree of psychological or passionateprosperity among bunch individual. Self Help group intends to create empathy amongindividuals in groups where they give common fortification which affects improving thepersonal satisfaction.This study aims to determine the improvement of the quality of life ofpeople with mental disorders (ODGJ) using the self help group in the city of Surakarta.Methods: This was a quasi-experimental study with a pre-post test control group design.Information were taken when giving the intervention of self improvement gatherings ofschizophrenia patients in the intercession gathering. The number of respondents was 160people, where the control group was given treatment as usual from the hospital while theintervention group was given a self-help group intervention. This study measures thequality of life with a research instrument using a life quality questionnaire. Data wereanalyzed using independent t-test and mann whitney-test. Results :The investigationdemonstrated that there was a factually critical contrast in the personal satisfaction whengiving the self help group (p value, 0.000) between the intervention group and the controlgroup, both at Griya PMI with a mean distinction of 20.23 and at RSJD Dr. Arif Z. Selfhelp group with a mean distinction of 10.85. Conclusion: self help group which is used forintervention is considered effective to improve quality of life. Implication: self help groupis one of the interventions that can be provided as an additional intervention in the hospitalbecause these interventions have a better impact on improving the quality of life for peoplewith mental disorders.

Keywords: odgj, quality of life, self help groups

Page 6: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

vi

Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat, rahmat, kasih sayang

dan karunia-Nya, akhirnya peneliti dapat menyelesaikan laporan hasil penelitian

dengan judul “Peningkatan Kualitas Hidup Orang Dengan Gangguan Jiwa Dengan

Self Help Group Di Kota Surakara ” tepat pada waktunya.

Tersusunnya laporan hasil penelitian ini, tak lepas dari bimbingan dan dukungan dari

berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima

kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat :

1. Satino, SKM,MScN., selaku Direktur Politeknik Kesehatan Surakarta yang telah

memberikan ijin kepada peneliti untuk mengajukan penelitian.

2. Dr. dr. Harimat Hendarwan, MKes, selaku Reviewer dalam penelitian ini

3. Yuyun Setyorini, SKp., MKep., selaku Kepala Unit Penelitian dan Pengabdian

Kepada Masyarakat Poltekkes Kemenkes Surakarta

4. Widodo, MN, selaku Ketua Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Surakarta

yang telah memfasilitasi penelitian ini

5. Semua pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu yang telah membantu

dalam penyusunan penelitian ini.

Akhirnya kami berharap penelitian ini dapat diterima dan dapat dijadikan

acuan dalam penelitian selanjutnya.

Surakarta, 2020

Peneliti

Page 7: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL....................................................................................... iHALAMAN PENGESAHAN…………..………..….……………………… iiABSTRAK ..................................................................................................... iiiKATA PENGANTAR………………………..….……….……………..….. viDAFTAR ISI …….…………………………..….………………………… viiDAFTAR TABEL …….…………………………..….………………......... ixDAFTAR GAMBAR.………………………..….…………………….......... xiDAFTAR LAMPIRAN.…………………………..….………………......… xii

BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah............................................................. 1B. Rumusan Masalah ..................................................................... 4C. Tujuan Penelitian…………..…………………………........….. 4D. Manfaat Penelitian ………...…………………...…………….. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. Gangguan Jiwa……..…………..….………………………….. 6B. Kwalitas Hidup………..…………….………………………… 8C. Self Help Group......................................................................... 9D. Kerangka Teori................................................................. 14E. Kerangka Penelitian.......................................................... 15G. Hipotesis…………………………………………………..….. 15

BAB III METODE PENELITIANA. Jenis dan Desain Penelitian .................................................... 16B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 17C. Populasi dan Sampel Penelitian……………….……………... 18D. Variabel Penelitian..........................................……………...... 18E. Definisi Operasional................................................................ 19F. Instrumen Penelitian………………………….......................... 20G. Jalannya Penelitian.................................................................... 20H. Analisis Data……..................................................................... 22

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil Penelitian ..........…..……………………………..…..... 24B. Pembahasan Penelitian ….………………………………....... 41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Page 8: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

viii

A. Kesimpulan ……………………...............................……….. 58B. Saran……………..........................................……………….. 59

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 9: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

ix

DAFTAR TABEL

HalamanTabel 3. 1 Definisi Operasional 19Tabel 4. 1 Analisis Umur, Lamanya menderita dan Frekuensi Dirawat 27Tabel 4. 2 Distribusi Karakteristik ODGJ Menurut Jenis Kelamin,

Pendidikan, Kerja dan Status Perkawinan28

Tabel 4. 3 Kesetaraan kelompok intervensi dengan kelompok kontrolpada ODGJ di Griya PMI Surakarta

30

Tabel 4. 4 Kesetaraan kelompok intervensi dengan kelompok kontrolpada ODGJ di RSJD Dr Arif Z Surakarta

30

Tabel 4. 5 Kesetaraan kelompok intervensi ODGJ di Griya PMIdengan di RSJD Dr Arif Z Surakarta

31

Tabel 4. 6 Uji normalitas pre post test kualitas hidup pada kelompokkontrol dan kelompok intervensi ODGJ di Griya PMISurakarta

33

Tabel 4. 7 Uji normalitas selisih pre posttes kualitas hidup padakelompok kontrol dan kelompok intervensi ODGJ di GriyaPMI Surakarta

34

Tabel 4. 8 Hasil keluaran descripstives data selisih pada kelompokkontrol dan kelompok intervensi ODGJ di Griya PMI Surakarta

34

Tabel 4. 9 Uji normalitas pre post test kualitas hidup pada kelompokkontrol dan kelompok intervensi ODGJ di di RSJD Dr Arif ZSurakarta

35

Tabel4.10

Hasil keluaran descripstives pre post test kelompok intervensiODGJ di Griya PMI Surakarta

36

Tabel4.11

Uji normalitas selisih pre posttes kualitas hidup padakelompok kontrol dan kelompok intervensi ODGJ di di RSJDDr Arif Z Surakarta,

37

Tabel4.12

Hasil uji berpasangan (wilcoxon signed ranks test) tentangperubahan kualitas hidup antara kelompok kontrol sebelumdan sesudah intervensi SHG pada ODGJ di Griya PMISurakarta

38

Tabel4.13

Hasil uji berpasangan (dependen test/ Paired SamplesTest) tentang perubahan kualitas hidup antara kelompokkontrol dan intervensi, sebelum dan sesudah intervensiSHG pada ODGJ di Griya PMI Surakarta

38

Tabel4.15

Hasil uji berpasangan (wilcoxon signed ranks test) tentangperubahan rata-rata kualitas hidup antara kelompok kontrol

39

Page 10: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

x

dan intervensi, sebelum dan sesudah intervensi SHG padaODGJ di RSJD Dr Arif Z Surakarta

Tabel4.16

Hasil uji beda dua mean (mann-whitney test) tentangperbedaan perubahan kualitas hidup antara kelompokkontrol dan intervensi, selisih sebelum dan sesudahintervensi SHG pada ODGJ di RSJD Dr Arif Z Surakarta

40

Tabel4.17

Uji normalitas pre post test kualitas hidup pada kelompokkontrol dan kelompok intervensi ODGJ di Griya PMISurakarta dan di RSJD Dr Arif Z Surakarta

41

Tabel4.18

Hasil uji beda dua mean (mann-whitney test) tentangperbedaan perubahan kualitas hidup antara kelompokkontrol dan intervensi, selisih sebelum dan sesudahintervensi SHG pada ODGJ di Griya PMI dan di RSJD DrArif Z Surakarta

41

Page 11: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori 14

Gambar 2.2 Kerangka Penelitian 15

Page 12: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Dukungan sarana dan prasarana penelitian

Lampiran 2 : Susunan Organisasi tim peneliti dan pengembangan tugas

Lampiran 3 : Biodata ketua dan anggota peneliti

Lampiran 4 : Surata Pernyataan ketua penelitian

Lampiran 5 : Intrumen Penelitian, Penjelasan Tentang Penelitian dan

lembar Persetujuan

Lampiran 6 : Persetujuan Kaji Etik

Lampiran 7 : Ijin Penelitian

Lampiran 8 : Hasil Pengolahan Data

Lampiran 9 : Luaran Penelitian

Lampiran 10 : Laporan Keuangan Penelitian

Page 13: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

1

Page 14: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Prevalensi gangguan jiwa terdapat sekitar 35 juta orang terkena depresi,

60 juta orang terkena bipolar, 21 juta terkena skizofrenia, serta 47,5 juta

terkena dimensia (Depkes,2016). Prevalensi ganggunan mental emosional yang

ditunjukkan dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan untuk usia 15 tahun

ke atas mencapai sekitar 14 juta orang atau 6% dari jumlah penduduk

Indonesia, prevalensi gangguan jiwa berat, seperti skizofrenia mencapai

sekitar 400.000 orang atau sebanyak 1,7 per 1.000 penduduk (Riskesdas,

2013). Sedangkan prevalensi gangguan jiwa di Indonesia menurut Riskesdas

(2018) mencapai sebanyak 7,0 per 1.000, hal ini menunjukan bahwa gangguan

jiwa di Indonesia semakin bertambah.

Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013 sampai tahun 2018 prevalensi

gangguan jiwa skizofrenia di Jawa Tengah adalah 2.3 per 1000 penduduk,

menempati peringkat ketiga secara nasional meningkat menjadi 9 per 1000

penduduk menempati peringkat kelima secara nasional, hal ini menunjukan

bahwa gangguan jiwa di Jawa tengah semakin bertambah.

Gangguan jiwa adalah respons maladaptif terhadap stresor dari

lingkungan internal dan eksternal, dibuktikan melalui pikiran, perasaan dan

perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma lokal atau budaya setempat,

Page 15: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

2

dan mengganggu fungsi sosial, pekerjaan dan/atau fisik (Townsend,2005).

Sedangkan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Banyak gangguan

jiwa yang berbeda, dengan presentasi yang berbeda. Gangguan jiwa terdiri dari

berbagai masalah, dengan gejala yang berbeda. Pada umumnya mereka punya

karakteristik dengan beberapa kombinasi pemikiran abnormal, emosi, perilaku

dan hubungan dengan orang lain (WHO, 2019).

Menurut UU Kesehatan Jiwa No.18 tahun 2014, orang yang

mengalami gangguan jiwa disebut ODGJ dimana orang tersebut

mengalami gangguan dalam pikiran, perilaku, dan perasaan yang

bermanifestasi dalam bentuk sekumpulan gejala dan atau perubahan perilaku

yang bermakna serta dapat menimbulkan penderitaan dan hambatan dalam

menjalankan fungsi orang sebagai manusia. Hal ini merupakan salah satu

masalah kesehatan yang serius, yang biasanya memiliki masalah terhadap

kualitas hidup.

Kualitas hidup adalah sesuatu yang subjektif, pengalaman multidimensi

dari kesejahteraan yang dibangun secara budaya dalam mencari keselamatan

dan keamanan individu, rasa integritas dan makna hidup serta rasa memiliki

dalam satu jaringan sosial (Singer, 2010). Kualitas hidup sebagai tingkat

persepsi positif dari keadaan kehidupan saat ini. Kualitas hidup yang baik

ditandai oleh perasaan kesejahteraan, kontrol dan otonomi, persepsi diri yang

positif, rasa memiliki, partisipasi dalam kegiatan yang menyenangkan dan

bermakna, dan pandangan positif tentang masa depan. Sebaliknya, kualitas

Page 16: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

3

hidup yang buruk dikaitkan dengan perasaan tertekan, kurangnya kontrol atas

gejala dan kehidupan secara umum, persepsi negatif tentang diri, stigmatisasi

dan penolakan, berkurangnya aktivitas dan kesulitan dengan fungsi sehari-hari,

dan pandangan negatif. Domain kehidupan ini berinteraksi dengan cara yang

kompleks dan timbal balik (Connell, J, Brazier, J, O'Cathain, A, Jones, M.L. &

Paisley, S., 2012).

Intervensi kelompok yang dilakukan perawat seperti terapi aktifitas

kelompok, terapi suportif dan self help group untuk membantu individu

meningkatkan kualitas hidup. Terapi kelompok, salah satunya Self Help

Group. Hasil penelitian Sudiantara., K dkk,(2015) menyatakan bahwa Self

Help Group meningkatkan kualitas hidup sebesar rerata 11,7 sebelum

dilakukan SHG dengan rerata 73,2 dan setelah dilakukan SHG sebesar 84,9.

Self Help Group merupakan suatu kelompok dimana tiap anggota saling

memiliki keinginan yang sama untuk mengatasi gangguan mental atau

meningkatkan tingkat kesejahteraan kognitif atau emosional sesama anggota

kelompok (Sulistyowati., E.C. &Sulistyowati D, 2018). Self Help Group bertujuan

untuk mengembangkan empathy diantara sesama anggota kelompok dimana

sesama anggota kelompok saling memberikan penguatan untuk meningkatkan

kualitas hidup. Self Help Group pada pasien gangguan jiwa perlu dilakukan

untuk membantu mengatasi permasalahannya yang diselesaikan bersama dalam

kelompok.

Page 17: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

4

Berdasarkan uraian di atas maka penulis melakukan penelitian dengan

judul Peningkatan Kualitas Hidup Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)

dengan Self Help Group Di Kota Surakarta dengan harapan hasil penelitian ini

nantinya dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan dan evaluasi dalam

terapi modalitas pada pasien.

B. Perumusan Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah: Apakah ada peningkatan Kualitas Hidup Orang Dengan

Gangguan Jiwa (ODGJ) dengan Self Help Group ?

C. Tujuan

Tujuan Penelitian adalah:

1. Tujuan Umum

Mengetahui peningkatan Kualitas Hidup ODGJ dengan Self Help Group

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui karakteristik (umur, jenis kelamin, status perkawinan,

pendidikan, pekerjaan, frekwensi dirawat dan lama menderita

gangguan jiwa) ODGJ

b. Mengetahui peningkatan Kualitas Hidup ODGJ dengan Self Help

Group, baik yang dilakukan di Griya PMI dan di Rumah Sakit Jiwa

daerah di Kota Surakarta.

Page 18: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

5

c. Mengetahui perbedaan peningkatan Kualitas Hidup ODGJ dengan

Self Help Group antara kelompok intervensi dan kontrol di Griya

PMI dan di Rumah Sakit Jiwa daerah di Kota Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perawat

Menambah referensi tentang penelitian Self Help group bagi pasien

gamgguan jiwa bagi perawat dan tenaga kesehatan.

2. Bagi Rumah Sakit

Hasil penelitian dapat dimanfaatkan sebagai upaya menjaga dan

meningkatkan mutu pelayanan keperawatan kesehatan jiwa serta

menyediakan model keperawatan kesehatan jiwa dengan pendekatan terapi

modalitas kelompok dengan self help groups

Page 19: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Gangguan JIwa

1. Pengertian Gangguan Jiwa

Undang-Undang Republik Indonesia nomor 18 tahun 2014 tentang

kesehatan jiwa pasal 1 menyatakan bahwa Orang Dengan Gangguan Jiwa

(ODGJ) yaitu orang yang mengalami masalah dalam pikiran, perilaku, dan

perasaan yang membentuk sekumpulan gejala dan atau perubahan perilaku,

serta dapat menimbulkan penderitaan dan hambatan untuk menjalankan

fungsi sebagai manusia yang sehat secara fisik dan mental. Kriteria umum

gangguan jiwa meliputi beberapa hal, yaitu ketidakpuasan terhadap

kemampuan dan prestasi dalam diri, hubungan yang tidak efektif dan tidak

memuaskan, koping yang tidak efektif terhadap suatu kejadian, tidak terjadi

pertumbuhan kepribadian, serta terdapat perilaku yang tidak diharapkan

(Videbeck, 2008).

2. Penyebab Gangguan Jiwa

Berbagai faktor yang mempengaruhi penyebab gangguan jiwa

(Yusuf, Fitryasari, & Nihayati, 2015) yaitu:

a. Faktor somatik (somatogenik) yakni faktor yang disebabkan akibat dari

gangguan neuroanatomi, neurofisiologi, neurokimia, faktor pranatal dan

perinatal, termasuk tingkat kematangan dan perkembangan organik.

Page 20: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

7

b. Faktor psikologik yakni faktor yang mempengaruhi terkait dengan

interaksi ibu dan anak, peranan ayah, persaingan antar saudara

kandung, hubungan dengan keluarga, pekerjaan, permintaan

masyarakat, faktor intelegensi, tingkat perkembangan emosi, konsep

diri, serta pola daptasi dalam menghadapi masalah. Apabila faktor-

faktor tersebut tidak dapat dilakukan dengan baik, akan mengakibatkan

kecemasan, rasa mali, rasa bersalah berlebihan, dan depresi.

c. Faktor sosial budaya, meliputi faktor kestabilan keluarga, pola

mengasuh anak, tingkat ekonomi, dan masalah kelompok minoritas

yang meliputi prasangka, pengaruh rasial dan agama, fasilitas

kesehatan, serta kesejahteraan yang tidak merata

3. Penatalaksanaan

Selain terapi psikofarmaka banyak terapi lain yang bermanfaat bagi

penderita Skizoprenia yaitu terapi individu, terapi kelompok, terapi

lingkungan dan terapi keluarga pada pasien yang dirawat di lingkungan

rawat inap maupun lingkungan masyarakat. Terapi individu dan

kelompok bersifat suportif dengan memberi kesempatan pada pasien

untuk kontak sosial dan menjalin hubungan bermakna bagi orang lain

(Videbeck, 2008). Psikoedukasi, supportif group, Self Help group dan

family therapy dapat menjadi bagian dari rangkaian upaya membantu

keluarga agar mendapat informasi yang akurat tentang Skizoprenia dan

sebagai suatu sistem meningkat kohesivitasnya dan dapat saling

Page 21: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

8

menguatkan serta lebih mampu melakukan penyesuaian diri dari kesulitan

yang terjadi ketika merawat anggota keluarga menderita gangguan jiwa

(Stuart & Laraia, 2005).

B. Kualitas Hidup

Kualitas hidup adalah sesuatu yang subjektif, pengalaman

multidimensi dari kesejahteraan yang dibangun secara budaya sebagai

pencarian keselamatan dan keamanan individu, rasa integritas dan makna

dalam hidup dan rasa memiliki dalam satu jaringan sosial (Singer, 2010).

Kualitas hidup merupakan konsep multidimensi yang didefinisikan sebagai

persepsi seseorang tentang situasi kehidupan dalam hubungannya dengan

budaya, nilai-nilai, kesejahteraan, ekonomi dan akomodasi (Songhuai, 2009).

Kualitas hidup sebagai tingkat persepsi positif dari keadaan kehidupan saat

ini, kualitas hidup yang baik ditandai oleh perasaan kesejahteraan, kontrol dan

otonomi, persepsi diri yang positif, rasa memiliki, partisipasi dalam kegiatan

yang menyenangkan dan bermakna, dan pandangan positif tentang masa

depan. Sebaliknya, kualitas hidup yang buruk dikaitkan dengan perasaan

tertekan, kurangnya kontrol atas gejala dan kehidupan secara umum, persepsi

negatif tentang diri, stigmatisasi dan penolakan, berkurangnya aktivitas dan

kesulitan dengan fungsi sehari-hari, dan pandangan negatif. Domain

kehidupan ini berinteraksi dengan cara yang kompleks dan timbal balik

(Connell, J, Brazier, J, O'Cathain, A, Jones, M.L. & Paisley, S., 2012).

Page 22: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

9

Kualitas hidup ditentukan oleh individu itu sendiri karena sifatnya

sangat spesifik, abstrak dan sulit diukur, namun tenaga kesehatan harus

mampu menyikapi (Rasjidi, 2010 dalam Audina. 2016). Instrumen untuk

mengukur kualitas yang terstandarisasi secara internasional menurut WHO

dalam proyek yang bernama World Health Organization Quality of Life

(WHOQOL BREF, 2020). Instrumen kualitas hidup mengukur persepsi

seseorang dalam kontek budaya, sistem nilai, tujuan hidup, standar dan

pertimbangan mereka, terdiri dari 26 pertanyaan mengenai kesehatan fisik ,

kesehatan psikologis, hubungan sosial dan lingkungan dengan metode WHO

KUALITAS HIDUP-BREF.

C. Self Help Group

Intervensi kelompok yang dilakukan perawat seperti terapi aktifitas

kelompok, terapi suportif dan self help group untuk membantu individu

meningkatkan kualitas hidup. Terapi kelompok, salah satunya Self Help

Group merupakan terapi kelompok dimana saling tiap anggota memiliki

keinginan yang sama untuk mengatasi gangguan mental atau meningkatkan

tingkat kesejahteraan kognitif atau emosional sesama anggota kelompok

(Wikipedia, 2018).

Self Help Group bertujuan untuk mengembangkan empathy diantara

sesama anggota kelompok dimana sesama anggota kelompok saling

Page 23: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

10

memberikan penguatan, mengubah anggota dalam perspektif diri mereka

sendiri, belajar strategi koping baru, latihan perilaku. (Wikipidia , 2018).

Menurut Solomon, Phyllis (2004) dalam Wikipidia (2018) menyatakan

ada lima theoretical frameworks telah digunakan dalam upaya untuk

keefektifan Self Help Group .

1. Social support : Memiliki komunitas orang untuk memberikan kenyamanan

fisik dan emosional, orang yang mencintai dan peduli, adalah faktor

moderasi dalam perkembangan penyakit psikologis dan fisik.

2. Experiential knowledge : Anggota memperoleh informasi dan perspektif

khusus yang diperoleh anggota lain melalui hidup dengan penyakit mental

yang berat. Validasi pendekatan mereka terhadap masalah meningkatkan

kepercayaan diri mereka.

3. Social learning theory : Anggota dengan pengalaman menjadi panutan

yang bisa dikreditkan.

4. Social comparison theory : Individu dengan penyakit mental yang serupa,

berimpati satu sama lain untuk membangun perasaan normal dan untuk

membangun diri mereka sendiri.

5. Helper theory : Mereka saling membantu mengubah hidup orang lain

menjadi lebih baik dan merasakan kompetensi interpersonal lebih besar

Demikian juga dalam proses Self Help Group yang paling penting adalah

proses yang memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial dalam lingkungan yang

aman dan sederhana. Demikian juga dari hasil identifikasi para peneliti

Page 24: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

11

menyatakan tidak terbatas juga: penerimaan, latihan perilaku, mengubah

anggota perspektif dari diri mereka sendiri, mengubah perspektif anggota

dunia, katarsis, kepunahan /pematian, pemodelan peran, belajar strategi koping

baru, saling peneguhan, pengaturan tujuan pribadi, menanamkan harapan,

pembenaran/ justification, normalisasi, penguatan positif, mengurangi isolasi

sosial, mengurangi stigma, keterbukaan diri, berbagi/sharing, dan menunjukkan

empati (Solomon, Phyllis (2004), Davidson dkk (1999), Moeller, Michael L.

(1999).Wollert, dkk (1982), Dean, Stanley R. (1971), Powell, dkk (2000),

Sargent, dkk (2002) dalam Wikipidia ( 2018). Dengan demikian Self Help

Group akan membantu individu untuk meningkatkan kualitas hidup.

Pelaksanaan Self Help Group pada kelompok orang dengan

gangguan jiwa yang bersama-sama melakukan kegiatan yaitu memahami

masalah, cara untuk menyelesaikan masalah, memilih cara pemecahan

masalah, melakukan tindakan untuk penyelesaian masalah, melalui 5 langkah

kegiatan (Utami, T.,W., 2018) sebagai berikut :

1. Langkah I : Memahami masalah

Kegiatan yang dilakukan adalah mendiskusikan masalah yang dihadapi

oleh keluarga yang memiliki anggota keluarga dengan gangguan jiwa.

Setiap anggota mengungkapkan masalah yang dihadapinya. Pertemuan

kedua dan seterusnya mendiskusikan kembali apa ada masalah lain yang

dialami oleh keluarga. Hasil dari langkah pertama adalah kelompok

memiliki daftar masalah .

Page 25: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

12

2. Langkah II : cara untuk menyelesaikan masalah.

Kegiatan yang dilakukan adalah peserta saling berbagi informasi

bagaimana cara mengatasi permasalahan yang terjadi berdasarkan daftar

masalah yang sudah dibuat. Bila penyelesaian masalah tidak ditemukan

maka dibawah ini ada pedoman untuk menyelesaikan masalah . Materi

yang dapat diberikan adalah memberikan informasi tentang kesehatan

jiwa, tanda sehat jiwa, gangguan jiwa (penyebab, tanda dan gejala,

dampak gangguan jiwa bagi klien dan keluarga), cara yang dapat

dilakukan untuk merawat anggota keluarga seperti berinteraksi,membantu

melakukan perawatan diri (mandi, menyisir rambut, menggosok gigi,

berpakaian), melakukan kegiatan (seperti menyiapkan makan, mencuci

piring, merapihkan rumah, berbelanja), memberikan pujian klien dan

keluarga, cara memberikan obat.Materi tersebut diberikan oleh anggota

kelompok itu sendiri ataupun oleh tenaga kesehatan yang ditunjuk dan

sepakati oleh kelompok. Pertemuan kedua dan seterusnya kegiatan yang

dilakukan adalah mendiskusikan cara penyelesaian masalah yang lain,

apakah ada tambahan . Jika cara penyelesaian masalah tidak ditemukan

dapat konsul kepada ahlinya. Hasil dari langkah kedua adalah kelompok

memiliki daftar cara penyelesaian masalah

3. Langkah III: Memilih cara pemecahan masalah .

Kegiatan yang dilakukan adalah mendiskusikan tiap-tiap cara penyelesaian

masalah yang ada dalam daftar penyelesaian masalah dan memilih cara

Page 26: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

13

penyelesaian masalah dengan mempertimbangkan faktor pendukung dan

penghambat dalam menyelesaikan masalah tersebut. Pertemuan ke dua

dan seterusnya adalah mendiskusikan apakah ada cara lain yang dipilih

dalam mengatasi masalah. Hasil dari langkah ke tiga ini adalah daftar cara

penyelesaian masalah yang dipilih

4. Langkah IV : melakukan tindakan untuk penyelesaian masalah.

Kegiatan yang dilakukan adalah tiap peserta melakukan role play (bermain

peran) cara penyelesaian masalah yang telah dipilih. Pertemuan ke dua

dan selanjutnya melakukan role play cara lain yang telah dipilih oleh

kelompok. Hasil dari langkah ke empat adalah kelompok memiliki daftar

penyelesaian masalah yang sudah dilatih.

5. Langkah V : Pencegahan kekambuhan.

Kegiatan yang dilakukan adalah mendiskusikan cara – cara mencegah

kekambuhan, tanda dan tanda kekambuhan dan tindakan yang dilakukan

saat kekambuhan terjadi. Pertemuan kedua dan selanjutkan adalah

mendiskusikan tentang cara lain untuk mencegah kekambuhan dan

tindakan yang dilakukan saat kekambuhan terjadi. Hasil dari langkah

kelima adalah daftar cara mencegah kekambuhan dan tindakan yang

dilakukan jika kekambuhan terjadi.

Page 27: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

14

D. Kerangka Teori

Secara skematindasan teori digambarkan seperti pada kerangka teori berikut:

Faktor-faktorpenyebab gangguanjiwa Faktor Biologis Faktor

Psikologis : Selfkonsep,mekanismekoping

Faktor Sosial,Ekonomi ,Budaya,

Spiritual

Faktor-faktorpencetus Banyak stresor

yang dihadapiseseorang

Tuntutan darilingkungan

Stigmadimasyarakat

KualitasHidup

Intervensi Keperawatan :Pemberian obat antipsikotik (kolaborasi) tekhnik komunikasi,perubahan lingkungan (terapi Milieu, terapi musik), perilaku (tokeneconomy )Self awareness perawat, edukasi, terapi kognitif, thoughtstopping, latihan asertf, , terapi kognitif perilaku, terapi aktifitaskelompok, Group psychotherapy, self healp group dan psikoedukasikeluarga

Sesi-sesi pada terapi musik Sesi1. BHSP& Konse : Pembentukan self help group dan

konsep SHG Sesi 2 Role play lima langkah SHG (Arahan / Bimb.) Sesi 3 Role play lima langkah SHG ( Mandiri) Sesi 4 EvaluasiTindakan untuk penyelesaian masalah dengan 5 langkah kegiatan:meningkat kualitas hidup Langkah I : Memahami masalah Langkah II : cara untuk menyelesaikan masalah. Langkah III: Memilih cara pemecahan masalah . Langkah IV : melakukan tindakan untuk penyelesaian masalah. Langkah V : Pencegahan kekambuhan

Gambar 2.1: Kerangka Teori

Page 28: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

15

E. Kerangka Penelitian.

Gambar 2.2: Kerangka Penelitian

F. Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah :

Ada peningkatan Kualitas Hidup ODGJ dengan Self Help Group .

Variabel Independen

Self Help Group

Kualitas Hidup

1. Usia2. Frekwensi dirawat3. Lama menderita4. Jenis kelamin5. Pendidikan6. Pekerjaan7. Status Perkawinan

Variabel dependen Variabel dependen

Variabel Counfounding

Kualitas Hidup

Page 29: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

16

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini akan menggunakan metode quasi experiment dengan pre-

post test control group desain. Pengelompokan anggota sampel pada kelompok

eksperimen tidak dilakukan secara random atau acak, sebagai intervansi

berupa self help group. Penelitian dilakukan untuk mengetahui perubahan

kualitas hidup pada Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) sebelum dan

sesudah diberikan perlakuan berupa self help group.

Peneliti melakukan pengukuran sebelum perlakuan dan sesudah

perlakuan dengan kuesioner. Peneliti membagi menjadi dua kelompok

sama-sama kelompok intervensi yang mendapat perlakuan yaitu self help

group. Kelompok intervensi 1 yang mendapatkan perlakuan self help group

di Griya PMI Surakarta. Sedangkan kelompok intervensi 2 yang

mendapatkan perlakuan self help group di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr Arif

Z Surakarta. Masing-masing kelompok intervensi dibagi menjadi 2

kelompok, yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.

Rancangan penelitian Quasi Experiment dapat dilihat pada gambar 3.1

Pretes Postes

Kelompok Intervensi 01 X 02

Kelompok Kontrol 03 04

Gambar 3.1. Rancangan Penelitian

Page 30: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

17

Keterangan :

X : Intervensi terapi self help group

01 : Kualitas hidup pada ODGJ kelompok intervensi sebelummendapat perlakuan self help group

02 : Perubahan kualitas hidup pada ODGJ kelompok intervensisesudah mendapat perlakuan self help group

03 : Kualitas hidup pada ODGJ kelompok kontrol sebelumkelompok intervensi mendapat perlakuan self help group

04 : Perubahan kualitas hidup pada ODGJ kelompok kontrolsesudah kelompok intervensi mendapat perlakuan self helpgroup

02-01 : Perubahan kualitas hidup pada ODGJ kelompok intervensisebelum dan sesudah mendapat perlakuan self help group

04-03 : Perubahan kualitas hidup pada ODGJ kelompok kontrolsebelum dan sesudah kelompok intervensi mendapat perlakuanself help group

01-03 : Kualitas hidup pada ODGJ kelompok intervensi dan kelompokkontrol sebelum kelompok intervensi perlakuan self helpgroup.

02-04 : Perbandingan perubahan kualitas hidup pada ODGJ kelompokintervensi dan kelompok kontrol sesudah kelompokintervensi mendapat perlakuan self help group

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Griya PMI Surakarta dan Rumah Sakit Jiwa

Daerah Dr Arif Z Surakarta. Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli

2020 sampai dengan Oktober 2020.

Page 31: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

18

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian adalah orang dengan gangguan jiwa dilakukan di

Griya PMI Surakarta dan Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr Arif Z Surakarta

Sampel yang dipakai dalam penelitian ini masing- masing tempat 80 orang

dengan gangguan jiwa dengan kriteria inklusi sebagai berikut:

1. Pasien berumur antara 18- 55 tahun

2. Telah dirawat inap selama 2 minggu

3. Pasien telah mampu berkomunikasi secara verbal

4. Bersedia untuk dilakukan terapi self help group

D. Variabel Penelitian

Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran

yang dimiliki dan didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep

penelitian tertentu (Notoatmojo,2010). Variabel dari rencana penelitian ini :

1. Variabel independen : self help group .

2. Variabel dependen kualitas hidup pada ODGJ.

3. Variabel confonding : karakteristik pada ODGJ.

Page 32: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

19

E. Definisi Operasional

Tabel 3.1. Definisi Operasional

NOVariabel Definisi Operasional Alat Ukur dan Cara Ukur Hasil Ukur

SkalaUkur

A Variabel Counfounding

1. Usia Lama hidup seseorangsampai hari ulangtahun terakhir saat diobservasi

Satu item pertanyaan dalamkuesioner A tentang usia pasien

Usiadalamtahun

Interval

2 Frekuensidirawat

Berapa kali pasiendirawat di RS

Satu item pertanyaan dalamkuesioner A tentang berapa kalipasien di rawat di RS

Frekuensi dira watdlmhitungan

Interval

3 Lamamende rita

Lama pasien sejakdidiagnosa gangguansakit jiwa

Satu item pertanyaan dalamkuesioner A tentang lama pasiensakit jiwa

Lamasakitdalamtahun

Interval

4 JenisKelamin

Merupakanpembedaan genderpasien

Satu item pertanyaan dalamkuesioner A tentang jeniskelamin pasien

1.Perempuan

2. Laki-laki

Nominal

5 PendidikanTerakhir

Pendidikan yangditempuh secara formal

Satu item pertanyaan dalamkuesioner A tentang pendidikan

1.SD,SMPSMU

2.PT

Ordinal

6 Pekerjaan

Kegiatan pasien yangyang dapatmenghasilkan uang

Satu item pertanyaan dalamkuesioner A tentang pekerjaanpasien

1. Tidakbekerja

2.Bekerja

Nominal

7 StatusPerkaWinan

Status pernikahansecara resmi

Satu item pertanyaan dalamkuesioner A tentang statusperkawinan pasien

1. TidakKawin

2. Kawin

Nominal

B Variabel Dependen

1 Kualitashidup

Kriteria yangmenggambarkan kesankesehatan seseorang meliputikeadaan sehat, kesegaranjasmani,tingkat kenyamanan,kesejakteraan emosi, sosiaspiritual, tujuan hidup,harapan hidup, kepuasanhidup, dan makna hidup

Menggunakan lembar kuesioner Bdengan jumlah keseluruhan terdiridari 26 item pertanyaan , dimanasemua pertanyaan berbentuk skalaLikert, dengan rentang nilai skore1-5, nilai skore minimal 26 danmaksimal 130.

Nilai skore26-130

Interval

C Variabel Independen

1 SelfHelpgroup

Kelompok ODGJ yangbersama-sama melakukankegiatan yaitu memahamimasalah, cara untukmenyelesaikan masalah

Observasi dengan menggunakanformat ceklis evaluasi

1. Kelp.Interv. 12Kelp.Interv 2.

Nominal

Page 33: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

20

F. Instrumen Penelitian

1. Kuesioner sosiodemografi terdiri dari 7 pertanyaan yaitu usia, frekuensi

dirawat, lama menderita gangguan jiwa, jenis kelamin, pendidikan

pekerjaan, dan status perkawinan.

2. Kuesioner kualitas hidup menggunakan lembar kuesioner dengan jumlah

keseluruhan terdiri dari dari 26 item pertanyaan , dimana semua pertanyaan

berbentuk skala Likert, dengan rentang nilai skore 1-5, nilai skore minimal

26 dan maksimal 130.

G. Jalannya Penelitian

Jalannya penelitian dalam pelaksanaannya terdiri dari 3 (tiga) tahap,

tahap 1 persiapan, tahap 2 pengembangan instrumen, tahap sosialisasi 3

pelaksanaan penelitian sebagai berikut :

1.Tahap I merupakan tahap persiapan yang dilakukan berupa persiapan tempat

penelitian, diawali dengan melakukan ajuan usulan ethical clearance /

kelaikan etik penelitihan ke komisi etik penelitian kesehatan di Dr

Moewardi Surakarta dan dinyatakan layak etik. Demikian pula peneliti

melakukan ijin penelitian ke Kepala badan perencanaan daerah inovatif

Surakarta, Kepala Markas PMI Surakarta dan Direktur Rumah Sakit Jiwa

Daerah Dr Arif Z Surakarta. Setelah mendapat ijin, peneliti melakukan

presentasi proposal penelitian.

Page 34: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

21

2.Tahap II merupakan tahap setelah mendapatkan ijin KesBanglinmas

Surakarta, RS PMI Surakarta dan RSJD Dr Arif Z Surakarta, peneliti

melakukan presentasi proposal penelitian, yang dilanjutkan sosialisasi

dengan perawat/ pelaksana ruangan dan menjelaskan/ melatih perawat

ruangan yang akan membantu dalam penelitian dan sebagai numerator dan

penanggungjawab untuk membantu proses seleksi pasien yang memenuhi

kriteria inklusi, melakukan informed concent dengan keluarga responden

dan penggunaan instrumen A, B yaitu data demografi, kualitas hidup

3. Tahap III merupakan tahap pengambilan data dilakukan pada kelompok

kontrol dan intervensi 1 serta kelompok kontrol dan intervensi 2 mengikuti

tahapan kerja dalam proses penelitian ini dengan uraian sebagai berikut:

a. Tahap Pre Tes merupakan suatu cara untuk mengetahui kondisi awal

tentang sebelum pasien diberikan terapi Self Help group, maka

enumerator yang telah ditunjuk peneliti melakukan kegiatan pre tes

b. Tahap Intervensi peneliti melakukan intervensi terapi Self Help group

c. Tahap Post Tes merupakan proses setelah intervensi terapi Self Help

group diberikan pada responden kelompok intervensi, maka enumerator

yang telah ditunjuk peneliti melakukan kegiatan post tes dengan

memberikan kembali kuesioner.

Page 35: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

22

H. Rencana Analisis Data

Setelah data terkumpul kemudian diolah dengan menggunakan

komputer melalui proses editing, coding, dan entri data. Analisis data dalam

penelitian ini menggunakan :

1. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk melihat karakteristik responden

dengan menggunakan distribusi frekuensi dan hasil statistik deskriptif yang

meliputi mean, median, standar deviasi, nilai minimal dan maksimal. Pada

karakteristik pasien meliputi variabel jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan

dan status perkawinan dianalisis untuk menghitung frekwensi dan persentasi

Sedangkan karakteristik pasien yang meliputi usia, frekuensi perawatan dan

lama menderita gangguan jiwa dan kualitas hidup ODGJ menggunakan

sentral tendensi guna mendapatkan nilai mean, standar deviasi, nilai

minimal dan maksimal serta Confident Interval (CI 95%) .

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk membuktikan hipotesis penelitian.

Sebelum analisis bivariat dilaksanakan, maka dilakukan terlebih dahulu uji

kesetaraan untuk mengidentifikasi varian variabel antara kelompok kontrol

dengan kelompok intervensi. Uji kesetaraan dilakukan untuk

mengidentifikasi kesetaraan karakteristik pasien antara kelompok intervensi

1dan kelompok intervensi 2

Page 36: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

23

Kesetaraan variabel karakteristik responden meliputi variabel usia,

frekuensi perawatan dan lama menderita gangguan jiwa dan variable

kualitas hidup antara kelompok intervensi 1 dengan kelompok intervensi 2

diukur dengan uji homogenitas (test of homogenneity of varience). Peneliti

melakukan uji normalitas sebelum dan sesudah dilakukan intervensi baik

kelompok kontrol 1, intervensi 1 dan kelompok kontrol 2, intervensi 2 pada

vairiabel kualitas hidup. Selanjutnya peneliti melakukan uji berpasangan

yaitu membandingkan mean sebelum dan sesudah dilakukan intervensi

baik kelompok intervensi 1 dan kelompok intervensi 2 pada vairiabel

kualitas hidup dengan pendekatan uji dependent t-Test (data berdistribusi

normal) dan uji Wilcoxon Signed Ranks Test (data berdistribusi tidak

normal). Selanjutnya menggunakan uji beda dua mean yaitu

membandingkan kelompok kontrol dan intervensi, baik kelompok intervensi

1 dan kelompok intervensi 2 pada vairiabel kualitas hidup dengan

pendekatan uji Independent t-Test (data berdistribusi normal) dan uji Mann-

Whitney (data berdistribusi tidak normal ). Demikian juga menggunakan

uji beda dua mean yaitu membandingkan kelompok komulatif antara

kelompok intervensi dan kelompok kontrol pada vairiabel kualitas hidup

dengan pendekatan uji Independent t-Test (data berdistribusi normal) dan uji

Mann-WhitneyTtest (data berdistribusi tidak normal ).

Page 37: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

24

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Bab keempat berisi hasil, pembahasan, keterbatasan, implikasi penelitian

tentang " Peningkatan Kualitas Hidup ODGJ dengan Self Help Group di Kota

Surakarta" Tahun 2020 dilaksanakan di Griya PMI dan di Rumah Sakit Jiwa

Daerah Dr Arif Z Surakarta pada 27 Juli sampai 9 Oktober 2020. Peserta semua

pasien yang mengalami gangguan jiwa kreteria inklusi didapatkan sempel 80

pasien untuk kelompok kontrol, dan 80 pasien untuk kelompok intervensi Self

Help Group

A. Hasil Penelitian

Penyajian hasil penelitian terdiri dari 2 bagian yaitu proses pelaksanaan

penelitian Self Help Group pada orang dengan ganggguan jiwa (ODGJ) dan

hasil penelitian intervensi Self Help Group terhadap perubahan kwalitas hidup

pada pasien.

1. Proses pelaksanaan penelitian di Griya PMI dan di Rumah Sakit Jiwa DaerahDr Arif Z Surakarta pada ODGJ

a. Proses tentang pelaksanaan penelitian peningkatan Kualitas Hidup ODGJdengan Self Help Group.

Proses tentang pelaksanaan penelitian tentang pengaruh Self Help

Group terhadap kwalitas hidup pada ODGJ, diawali dengan ijin penelitian

Page 38: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

25

baik di Pemkot Surakarta, PMI Surakarta dan RSJD Dr Arif Z

Surakarta. Setelah mendapat ijin melakukan sosialisasi kuesioner kwalitas

hidup dan pelaksanaan terapi Self Help Group bersama komite etik

penelitian dan Diklat di RSJD Dr Arif Z Surakarta dan juga sosialisasi

kuesioner kwalitas hidup dan pelaksanaan terapi Self Help Group dengan

PMI Surakarta. Selanjutnya mensosialisasi dan penjelasan kuesioner

kwalitas hidup dan pelaksanaan terapi Self Help Group dengan pelaksana

dan perawat yang terlibat penelitian dalam penggunaan instrumen

pemilihan responden berdasarkan kreteria inklusi dan penggunaan

instrumen sosial demografi responden, dilanjutkan dengan sosialisasi

intervensi Self Help Group

Pengumpulan data dibantu dengan 2 perawat/pelaksana yang

membantun pelaksanaan penelitian dan 2 mahasiswa perawat sebagai

numerator untuk mengambil data pre dan post di Griya PMI surakarta

dan di RSJD Dr Arif Z Surakarta sebagai penanggungjawab untuk

membantu proses seleksi pasien yang memenuhi kreteria inklusi,

melakukan informed concent dengan responden dan penggunaan

instrumen kualitas hidup dan instrumen sosial demografi responden.

Pada Enumerator melaksanakan pengambilan data pada kelompok

intervensi dan kelompok kontrol terhadap ODGJ mendapatkan perlakuan

Self Help Group di Griya PMI dilakukakan pada mulai 24 Juli sampai 23

Agustus 2020 dan di RSJD Dr Arif Z. Enumerator yang telah ditunjuk

Page 39: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

26

peneliti melakukan seleksi pasien 1 minggu perawatan, dan telah

mendapatkan terapi umum, setelah pasien yang memenuhi kriteria inklusi,

selanjutnya menandatangani lembar persetujuan penelitian sebagai

reponden penelitian dan mengisi instrumen data demografi responden, dan

dilakukan pretest intrumen kualitas hidup..

Pasien yang memenuhi kriteria inklusi, dan sudah mengisi pretest

intrumen kualitas hidup, mendapatkan perlakuan Self Help Group

terbagi dalam 5 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 8 sampai 10

responden. Setiap kelompok akan mendapatkan intervensi Self Help

Group dalam 4 sesi selama 8 hari. Evaluasi respon pasien dilakukan di

setiap pelaksanaan pada hari itu, dicatat pada buku catatan perkembangan

pasien. Pada hari ke 8 setelah pasien mendapatkan perlakuan Self Help

Group dilakukan posttes dengan menggunakan instrumen penelitian sama

dengan pelaksanaan pretest. Demikian juga untuk responden kelompok

kontrol hari ke 8 setelah pasien kelompok kontrol mendapatkan perlakuan

intervensi diruangan , kelompok kontrol dilakukan posttest.

2.Hasil Penelitian

a. Karakteristik (umur, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan,pekerjaan, lama hari perawatan, frekwensi dirawat) ODGJ di Griya PMIdan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Kota Surakarta

Pada bagian ini diuraikan distribusi karakteristik responden terdiri dari

dua tabel. variabel usia, lama menderita dan frekwensi perawatan

termasuk data numerik yang dianalisis dengan menggunakan analisis

Page 40: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

27

sentral tendensi. Hasil distribusinya disajikan pada tabel 5.1. Variabel jenis

kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan status perkawinan dalam variabel

katagorik dianalisis dengan distribusi frekwensi, disajikan pada tabel 5.2.

Tabel 4.1. Analisis Umur, Lamanya menderita dan Frekuensi DirawatPada ODGJ di Griya PMI dan di RSJD Dr Arif Z Surakarta,tahun 2020 (n = 160)

Karakteristik Tempat Kelompok N Mean SD (Min– Max) (95% CI)Umur PMI

RSJD

KontrolIntervensiKontrolIntervensiTotal

40404040

160

43,5238,1534,6035,1537,86

7,8845,43310,569,189,118

18-5128-5018-5419-5618-56

41,00-46,0536,41-39,8931,22-27,9832,21-38,0936,43-39,28

LamanyaMenderita

PMI

RSJD

KontrolIntervensiKontrolIntervensiTotal

40404040

160

4,066,453,853,554,48

4,483,423,582,913,792

1-161-131-151-121-16

2,63-5,506,45-5,352,70-5,002,62-4,483,89-5,07

Frekuensiperawatan

PMI

RSJD

KontrolIntervensiKontrolIntervensiTotal

40404040

160

4,084,383,303,203,74

4,2518,4593,3012,2893,294

1-200-171-151-100-20

2,72-5,433,33-5,422,33-4,272,47-3,933,22-4,25

Sumber : Data primer (Diolah menggunakan SPSS for windows 18)

Hasil analisis pada tabel 4.1 menunjukan bahwa dari 160 pasien

rerata umur 37,86 tahun dengan standar deviasi 9,118 serta umur termuda

18 tahun dan tertua 56 tahun. Hasil estimasi interval dengan tingkat

kepercayaan 95% disimpulkan bahwa usia responden berada diantara

36,43 sampai 39,28 tahun.

Rerata lamanya menderita selama 4,48 tahun dengan standar deviasi

3,792 dengan lamanya menderita yang terendah 1 tahun dan terlama 16

tahun. Hasil estimasi interval dengan tingkat kepercayaan 95%

disimpulkan bahwa lamanya menderita responden berada diantara 3,89-

sampai 5,07 tahun.

Page 41: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

28

Rerata frekwensi perawatan sebanyak 3,74 kali dengan standar deviasi

3,294 dengan jumlah perawatan yang terendah 1 kali dan tertinggi

frekwensi perawatan perawatannya 0-20 kali. Hasil estimasi interval

dengan tingkat kepercayaan 95% disimpulkan bahwa frekwensi

perawatan responden berada diantara 3,22 sampai 4,25 kali.

Tabel 4.2.Distribusi Karakteristik ODGJ Menurut Jenis Kelamin,Pendidikan, Kerja dan Status Perkawinan Pada KelompokIntervensi dan Kontrol Pada ODGJ di Griya PMI dan di RSJDDr Arif Z Surakarta, tahun 2020 (n = 160)

H

a

SSumber : Data primer (Diolah menggunakan SPSS for windows 18)

Analisis dari tabel 4.2.terhadap proporsi pasien yang berjenis kelamin

laki-laki lebih banyak dari perempuan. Responden laki-laki berjumlah

64% (104) orang sedangkan sisanya berjenis kelamin perempuan 35%

(56).

Pada pendidikan, yang terbanyak pasien berpendidikan SD 31,9%

(51) orang sedangkan SLTP 29,4% (47) orang dan SMU 26,3% (42)

orang.

Karakteristik Kelompok PMI Kelompok RSJ

Kontrol Intervensi Kontrol Intervensi TotalN % N % N % N % N %

JenisKelamin

PerempuanLaki-laki

1525

37,562,5

1327

32,567,5

1228

3070

1624

4060

56114

3565

Pendidikan

Tdk SklahSD

SLTPSMUPT

7221010

17,555,025,02,50

0

2121574

530

37,517,510

28

10191

52025

47,52,5

3912151

7,522,530

37,52,5

145147426

8,831,929,426,33,8

Kerja Tdk kerjaBekerja

400

1000

382

955

1921

47,552,5

1426

3565

11149

69,430,6

Status Tdk KawnCeraiPisahKawin

28453

7010

12,57,5

35230

87,557,50

1962

13

47,5155

52,5

173119

42,57,52,5

47,5

99131038

61,98,16,323,8

Page 42: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

29

Proporsi pasien sebelum sakit yang tidak bekerja lebih banyak dari

pada yang bekerja sebanyak 69,4% (111) orang, sisanya bekerja 30,6% (

49) orang

Proporsi pasien yang berstatus tidak kawin lebih banyak dari yang

kawin atau janda/duda dan cerai. Jumlah yang pasien yang tidak kawin

61,9% (99), sedangkan untuk sisanya kawin 23,8% (38) dan cerai 8,1 %

(31) serta pisah 6,3% (10)

Kesetaraan karakteristik responden.

Uji keseteraan pada karakteristik responden ini bertujuan untuk

mengetahui apakah responden dalam penelitian ini mempunyai varian

yang sama atau berbeda antara kelompok intervensi dengan kelompok

kontrol pada ODGJ di Griya PMI dan di RSJD Dr Arif Z Surakarta.

Uji homogenitas dengan test of homogenety of variance kelompok

intervensi dengan kelompok kontrol pada ODGJ di Griya PMI disajikan

dalam tabel 4.3.

Hasil pada tabel 4.3 dibawah ini berdasarkan uji kesetaraan menunjukkan

tidak terdapat perbedaan yang bermakna/ terdapat kesetaraan umur, jenis

kelamin, pendidikan, staus perkawinan, lamanya menderita, frekwensi

dirawat dan kualitas hidup sebelum intervensi antara kelompok intervensi

dengan kelompok kontrol secara statistik adalah setara/varian sama (p-

value > α 0,05), dimana nilai p umur = 0,201, nilai p jenis kelamin =

0,361, nilai p pendidikan= 0,062, nilai p status perkawinan = 0.091, nilai

Page 43: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

30

p lamanya menderita= 0,221 nilai p frekwensi dirawat= 0,110 dan nilai p

kualitas hidup sebelum intervensi= 0,176.

Tabel 4.3. Kesetaraan kelompok intervensi dengan kelompok kontrolpada ODGJ di Griya PMI Surakarta, tahun 2020 (n = 80)

Levene Statistic df1 df2 Sig.umur pasien Based on Mean 1,665 1 78 ,201JenisKelamin

Based on Mean ,845 1 78 ,361

Pekerjaan Based on Mean .a

Pendidikan Based on Mean 3,572 1 78 ,062Statusperkawinan

Based on Mean 2,933 1 78 ,091

Lamamenderita

Based on Mean 1,525 1 78 ,221

Frekwensidirawat

Based on Mean 2,614 1 78 ,110

KualitaHidupsebelumintervensi

Based on Mean 1,868 1 78 ,176

Sumber : Data primer (Diolah menggunakan SPSS for windows 18)

Uji homogenitas dengan test of homogenety of variance kelompok

intervensi dengan kelompok kontrol pada ODGJ di RSJD Dr Arif Z

Surakarta disajikan dalam tabel 4.4.

Tabel 4.4.Kesetaraan kelompok intervensi dengan kelompok kontrolpada ODGJ di RSJD Dr Arif Z Surakarta, tahun 2020 (n = 80)

Levene Statistic df1 df2 Sig.umur pasien Based on Mean ,647 1 78 ,424JenisKelamin

Based on Mean 3,250 1 78 ,075

Pekerjaan Based on Mean 3,538 1 78 ,064Pendidikan Based on Mean ,015 1 78 ,903Statusperkawinan

Based on Mean 3,211 1 78 ,077

Lamamenderita

Based on Mean 2,626 1 78 ,109

Frekwensidirawat

Based on Mean ,514 1 78 ,476

KualitaHidupsebelumintervensi

Based on Mean 2,844 1 78 ,096

Sumber : Data primer (Diolah menggunakan SPSS for windows 18)

Page 44: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

31

Hasil pada tabel 4.4 berdasarkan uji kesetaraan menunjukkan tidak

terdapat perbedaan yang bermakna/ terdapat kesetaraan umur, jenis

kelamin, pekerjaan, pendidikan, staus perkawinan, lamanya menderita,

frekwensi dirawat dan kualitas hidup sebelum intervensi antara kelompok

intervensi dengan kelompok kontrol secara statistik adalah setara/varian

sama (p-value > α 0,05), dimana nilai p umur = 0,424, nilai p jenis

kelamin = 0,075, nilai p pekerjaan= 0,064 nilai p pendidikan= 0,903, nilai

p status perkawinan = 0.077, nilai p lamanya menderita= 0,109, nilai p

frekwensi dirawat= 0,476 dan nilai p kualitas hidup sebelum

intervensi=0,096

Uji homogenitas dengan test of homogenety of variance kelompok

intervensi dengan kelompok kontrol pada ODGJ ODGJ di Griya PMI di

RSJD Dr Arif Z Surakarta disajikan dalam tabel 5.5.

Tabel 4.5. Kesetaraan kelompok intervensi dan kontrol ODGJ di GriyaPMI dengan di RSJD Dr Arif Z Surakarta tahun 2020 (n =160)

Levene Statistic df1 df2 Sig.umur pasien Based on Mean 12,966 1 158 ,095JenisKelamin

Based on Mean ,433 1 158 ,512

Pekerjaan Based on Mean 1,441 1 158 ,230Pendidikan Based on Mean 1,019 1 158 ,314Statusperkawinan

Based on Mean 3,185 1 158 ,076

Lamamenderita

Based on Mean ,420 1 158 ,518

Frekwensidirawat

Based on Mean 2,553 1 158 ,112

KualitaHidupsebelumintervensi

Based on Mean 11,908 1 158 ,077

Sumber : Data primer (Diolah menggunakan SPSS for windows 18)

Page 45: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

32

Hasil pada tabel 4.5 berdasarkan uji kesetaraan menunjukkan tidak

terdapat perbedaan yang bermakna/ terdapat kesetaraan umur, jenis

kelamin, pekerjaan, pendidikan, staus perkawinan, lamanya menderita,

frekwensi dirawat dan kualitas hidup sebelum intervensi antara kelompok

intervensi dengan kelompok kontrol secara statistik adalah setara/varian

sama (p-value > α 0,05), nilai p umur = 0,095, nilai p jenis kelamin =

0,1512, nilai p pekerjaan= 0,230, nilai p pendidikan= 0,314, nilai p status

perkawinan = 0.076, nilai p lamanya menderita= 0,518, nilai p frekwensi

dirawat= 0,112 dan nilai p kualitas hidup sebelum intervensi= 0,077,

menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang bermakna/ terdapat

kesetaraan (p-value < α 0,05).

b. Peningkatan Kualitas Hidup ODGJ dengan Self Help Group di GriyaPMI dengan Rumah Sakit Jiwa Daerah Kota Surakarta

Sebelum menentukan uji berpasangan dan uji beda dua mean

yang digunakan untuk menguji pengaruh Self Help Group terhadap skor

kualitas hidup terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dengan

menggunakan Shapiro-Wilk data kualitas hidup kelompok kontrol dan

kelompok intervensi pada ODGJ di Griya PMI dan di RSJD Dr Arif Z

Surakarta.

Uji normalitas pada data kualitas hidup pre posttest dilakukan SHG

kelompok kontrol dan kelompok intervensi pada ODGJ di Griya PMI

Page 46: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

33

disajikan dalam tabel 4.6., sedangkan untuk data selisih pre posttest

dilakukan SHG kelompok kontrol dengan kelompok interrvensi pada

ODGJ di Griya PMI disajikan dalam tabel 4.7

Tabel 4.6Uji normalitas pre post test kualitas hidup pada kelompok kontroldan kelompok intervensi ODGJ di Griya PMI Surakarta, tahun2020 dengan menggunakan Shapiro-Wilk

Statistik Df Sig. Statistik Df Sig.

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-WilkKelpKontrol

Pre test ,327 40 ,000 ,671 40 ,000

Post test ,306 40 ,000 ,757 40 ,000KelpIntervensi

Pre test ,334 40 ,000 ,825 40 ,000

Post test ,199 40 ,000 ,930 40 ,017Sumber : Data primer (Diolah menggunakan SPSS for windows 18)

Pada tabel 4.6 hasil signifikansi (sig.) data skor kualitas hidup pada

kelompok kontrol sebelum dilakukan SHG yaitu 0.000 dan setelah

dilakukan SHG yaitu 0.000, hasil ini menunjukkan p value < 0.05 yang

berarti data berdisitribusi tidak normal. Hasil signifikansi (sig.) data skor

kualitas hidup pada kelompok intervensi sebelum dilakukan SHG yaitu

0.000 dan setelah dilakukan SHG yaitu 0.017 hasil ini menunjukkan p

value < 0.05 yang berarti data berdisitribusi tidak normal.

Berdasarkan uji normalitas data yang diolah didapatkan hasil pre dan

post test pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi tidak normal

sehingga uji berpasangan yang digunakan pada kelompok kontrol dan

juga kelompok intervensi adalah wilcoxon signed ranks test

Pada tabel 4.7 dibawah ini hasil signifikansi (sig.) data selisih skor

kualitas hidup pada kelompok kontrol setelah dilakukan SHG yaitu

0.005 yang menunjukkan p value < 0.05 yang berarti data berdisitribusi

Page 47: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

34

tidak normal dan kelompok intervensi yaitu 0.574 yang menunjukkan p

value > 0.05 yang berarti data berdisitribusi normal.

Tabel 4.7 Uji normalitas selisih pre posttes kualitas hidup pada kelompokkontrol dan kelompok intervensi ODGJ di Griya PMI Surakarta,tahun 2020 dengan menggunakan Shapiro-Wilk

Statistik Df Sig. Statistik Df Sig.

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-WilkKelompok

Kontrol ,210 40 ,000 ,913 40 ,005

Intervensi ,118 40 ,167 ,977 40 ,574

Sumber : Data primer (Diolah menggunakan SPSS for windows 18)

Selanjutnya memastikan uji yang digunakan dengan melakukan

transformasi data untuk lebih menyakinkan uji yang diambil, dengan

menggunakan metode deskriptif berdasarkan rasio skewness dan rasio

kurtosis disajikan dalam tabel 4,8

Tabel 4.8 Hasil keluaran descripstives data selisih pada kelompokkontrol dan kelompok intervensi ODGJ di Griya PMI Surakartatahun 2020

Statistik

Kontrol Intervensi

Skewness 0,402 -0,488

Std. Error of Swekness 0,374 0,374

Kurtosis 1,110 -0,855

Std. Error of Kurtosis 0,733 0,733

Sumber : Data primer (Diolah menggunakan SPSS for windows 18)

Pada tabel 4.8 hasil keluaran descripstives pada kelompok kontrol

rasio skewness 0,402/0,374=1,075 dan rasio kurtosis 1,110/0,733=1,514,

pada kelompok intervensi rasio skewness -0,488/0,374=-1,319 dan rasio

kurtosis-0,855 /0,733=1,1664

Dari hasil pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi diatas

didapatkan hasil rasio skewness dan rasio kurtosis tidak melebihi angka

Page 48: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

35

2, dapat dikatakan data berdistribusi normal, sehingga uji beda dua mean

yang digunakan adalah independen t-test.

Uji normalitas pada data selisih pre posttest kelompok kontrol dan

kelompok intervensi pada ODGJ di RSJD Dr Arif Z Surakarta.disajikan

dalam tabel 4.9. dan tabel 5.10 sedangkan untuk data selisih pre posttest

kelompok kontrol dengan kelompok intervensi pada ODGJ di di RSJD Dr

Arif Z Surakarta. disajikan dalam tabel 5.11.

Tabel 4.9.Uji normalitas pre post test kualitas hidup pada kelompok kontroldan kelompok intervensi ODGJ di di RSJD Dr Arif Z Surakarta,tahun 2020 dengan menggunakan Shapiro-Wilk

Statistik Df Sig. Statistik Df Sig.

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-WilkKelpKontrol

Pre test ,174 40 ,004 ,822 40 ,000

Post test ,111 40 ,200* ,936 40 ,025KelpIntervensi

Pre test ,107 40 ,200* ,962 40 ,196

Post test ,191 40 ,001 ,924 40 ,010Sumber : Data primer (Diolah menggunakan SPSS for windows 18)

Pada tabel 5.9. hasil signifikansi (sig.) data skor kualitas hidup pada

kelompok kontrol sebelum dilakukan SHG yaitu 0.000 yang

menunjukkan p value < 0.05 dan setelah dilakukan SHG yaitu 0.025

yang menunjukkan p value < 0.05 yang berarti data berdisitribusi tidak

normal. Hasil signifikansi (sig.) data skor kualitas hidup pada kelompok

intervensi sebelum dilakukan SHG yaitu 0.196 yang menunjukkan p

value > 0.05 yang berarti data berdisitribusi normal dan sedangkan data

setelah dilakukan SHG yaitu 0.010 menunjukkan p value < 0.005 yang

berarti data berdisitribusi tidak normal.

Berdasarkan uji normalitas data yang diolah didapatkan hasil pre dan

Page 49: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

36

post test pada kelompok kontrol tidak normal sehingga uji berpasangan

yang digunakan pada kelompok kontrol adalah wilcoxon signed ranks

test, sedangkan untuk kelompok intervensi dilanjutkan dengan

memastikan uji yang digunakan dengan melakukan transformasi data

untuk lebih menyakinkan uji yang diambil, dengan menggunakan metode

deskriptif berdasarkan rasio skewness dan rasio kurtosis disajikan

dalam tabel 4,10

Tabel 4.10 Hasil keluaran descripstives pre post test kelompok intervensi ODGJ diGriya PMI Surakarta , tahun 2020

Statistik

pretest Post test

Skewness 0,420 0,790

Std. Error of Swekness 0,374 0,374

Kurtosis 0,036 0,093

Std. Error of Kurtosis 0,733 0,733

Sumber : Data primer (Diolah menggunakan SPSS for windows 18)

Pada tabel 4.10 hasil keluaran descripstives pada data pre test rasio

skewness 0,420/0,374=1,123 dan rasio kurtosis 0,036/0,733=0,049,

pada data post test rasio skewness 0,790/0,374=-2,112 dan rasio kurtosis

0,093/0,733=0,127, dari hasil pada kelompok intervensi pre post test

diatas didapatkan hasil hanya rasio skewness post test hasilnya melebihi

angka 2 sedangkan rasio skewness dan rasio kurtosis pretest serta rasio

kurtosis post test hasilnya tidak melebihi angka 2, dapat dikatakan data

berdistribusi normal, sehingga uji berpasangan yang digunakan adalah

dependen t-test.

Page 50: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

37

Tabel 4.11 Uji normalitas selisih pre posttes kualitas hidup pada kelompokkontrol dan kelompok intervensi ODGJ di di RSJD Dr Arif ZSurakarta, tahun 2020 dengan menggunakan Shapiro-Wilk

Statistik Df Sig. Statistik Df Sig.

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-WilkKelp.

Kontrol ,331 40 ,000 ,384 40 ,000

Intervensi ,116 40 ,193 ,878 40 ,000

Sumber : Data primer (Diolah menggunakan SPSS for windows 18)

Pada tabel 4.11. hasil signifikansi (sig.) data selisih skor kualitas

hidup pada kelompok kontrol setelah dilakukan SHG yaitu 0.000 yang

menunjukkan p value < 0.05 yaitu 0.000 yang berarti data berdisitribusi

tidak normal dan kelompok intervensi yaitu 0.000 yang menunjukkan p

value < 0.05 yaitu 0.000 yang berarti data berdisitribusi tidak normal.

Berdasarkan uji normalitas data yang diolah didapatkan hasil selisih

pre post test pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi tidak

normal sehingga uji beda dua mean yang digunakan adalah mann-

whitney test.

Analisis perubahan kualitas hidup ODGJ pada kelompok kontrol yang

tidak mendapatkan SHG di Griya PMI Surakarta pada data sebelum dan

sesudah dianalisis dengan uji berpasangan (wilcoxon signed ranks test),

dengan hasil uji analisis terangkum dalam tabel 4.12, sedangkan kelompok

intervensi yang mendapatkan SHG di Griya PMI Surakarta pada data

sebelum dan sesudah dianalisis dengan uji berpasangan (dependent test/

Paired Samples Test), dengan hasil uji analisis terangkum dalam tabel

4.13. Pada data selisih dianalisis dengan uji beda dua mean (independen

t-test) dengan hasil uji analisis terangkum dalam uji tabel 4.14.

Page 51: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

38

Tabel 4.12 Hasil uji berpasangan (wilcoxon signed ranks test) tentangperubahan kualitas hidup antara kelompok kontrol sebelumdan sesudah intervensi SHG pada ODGJ di Griya PMISurakarta, tahun 2020 (n = 80)

Kelompok N Mean SD (Min– Max) (95% CI) Uji Z P valueKontrol1. Sebelum2. Sesudah

Selisih

404080

85,7086,600,9

8,4599,368

65-9165-98

82,99-88,4183,62-89,8

-,82 0,326

Sumber : Data primer (Diolah menggunakan SPSS for windows 18)

Pada tabel 4.12 didapatkan peningkatan kualitas hidup pada hasil

pretpost test kelompok kontrol skor ini naik sebesar 0,9, hasil tersebut

lebih tinggi secara tidak bermakna (p value 0,326).

Tabel 4.13 Hasil uji berpasangan (dependen test/ Paired Samples Test)tentang perubahan kualitas hidup antara kelompok kontroldan intervensi, sebelum dan sesudah intervensi SHG padaODGJ di Griya PMI Surakarta, tahun 2020 (n = 80)

Kelompok N Mean SD (Min– Max) (95% CI) Uji t P valueIntervensi1. Sebelum2. Sesudah

Selisih

404080

86,40106,6320,23

9,5969,032

67-10186-119

83,33-89,4715,94-24,51

-10,611 0,000

Sumber : Data primer (Diolah menggunakan SPSS for windows 18)

Pada tabel 4.13 didapatkan peningkatan kualitas hidup pada hasil

pretpost test kelompok intervensi yang mendapatkan SHG lebih tinggi

secara bermakna (p value 0,000), skor ini naik sebesar 20,23.

Tabel 4.14 dibawah ini menunjukan terdapat perbedaan yang

secara statistik signifikan (p = 0,00), tentang kualiatas hidup ODGJ

antara kelompok kontrol dan intervensi dengan selisih mean 19,33. Rata-

rata peningkatan kualitas hidup pasien pada kelompok intervensi (mean

Page 52: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

39

20,23) lebih tinggi dari pada kelompok kontrol (mean 0,9) dengan p<

0,05.

Tabel 4.14.Hasil uji beda mean (independen t-test) tentang perbedaanperubahan kualitas hidup antara kelompok kontrol danintervensi, selisih sebelum dan sesudah intervensi SHG padaODGJ di Griya PMI Surakarta, tahun 2020 (n = 80)

Kelompok N Mean SD (Min– Max) (95% CI) Uji-t P valueKontrolIntervensi

Selisih

404080

0,920,2319,33

7,20713,412

-15-19-9-47

-1,40-3,2015,94-24,51

-8,028 0,000

Sumber : Data primer (Diolah menggunakan SPSS for windows 18)

Analisis perubahan kualitas hidup ODGJ pada kelompok yang

mendapatkan SHG dengan kelompok yang tidak mendapatkan SHG

di RSJD Dr Arif Z Surakarta pada data sebelum dan sesudah dianalisis

dengan uji berpasangan (wilcoxon signed ranks test), dengan hasil uji

analisis terangkum dalam tabel 4.15., sedangkan pada data selisih

dianalisis dengan uji beda dua mean (mann-whitney test) dengan hasil

uji analisis terangkum dalam uji tabel 4.16.

Tabel 4.15 Hasil uji berpasangan (wilcoxon signed ranks test) tentangperubahan rata-rata kualitas hidup antara kelompok kontroldan intervensi, sebelum dan sesudah intervensi SHG padaODGJ di RSJD Dr Arif Z Surakarta, tahun 2020 (n = 80)

Kelompok N Mean SD (Min– Max) (95% CI) Uji Z P valueKontrol1. Sebelum2.Sesudah

Selisih

404080

75,9575,220,73

11,0387,937

61-12463-97

72,42-79,4872,69-77,76

-1,060 0,289

Intervensi1. Sebelum2. Sesudah

Selisih

404080

67,8578,7010,85

13,76313,955

46-10155-110

63,45-72,2574,24-86,16

-5,514 0,000

Sumber : Data primer (Diolah menggunakan SPSS for windows 18)

Page 53: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

40

Pada tabel 4.15 didapatkan peningkatan kualitas pada kelompok yang

tidak mendapatkan SHG lebih tinggi secara tidak bermakna (p value

0,289), skor ini naik sebesar 0,73. Sedangkan pada kelompok yang

mendapatkan SHG lebih tinggi secara bermakna (p value 0,000), skor

ini naik sebesar 10,85.

Tabel 4.16.Hasil uji beda dua mean (mann-whitney test) tentangperbedaan perubahan kualitas hidup antara kelompok kontroldan intervensi, selisih sebelum dan sesudah intervensi SHGpada ODGJ di RSJD Dr Arif Z Surakarta, tahun 2020 (n =80) Surakarta

Kelompok N Mean SD (Min–Max) (95% CI) Uji U Uji Z P valueKontrolIntervensi

Selisih

404080

0,7310,8510,12

7,326,467

-44-43-36

-3,07-1,628,78-12,92

11,000 -7,608 0,000

Sumber : Data primer (Diolah menggunakan SPSS for windows 18)

Tabel 4.16 menunjukan terdapat perbedaan yang secara

statistik signifikan (p< 0,05), tentang kualitas hidup ODGJ antara

kelompok intervensi dan kontrol. Rata-rata kualitas hidup ODGJ pada

kelompok intervensi (mean 10,85) lebih tinggi dari pada kelompok kontrol

(mean 0,73) dengan p = 0,000.

c. Perbedaan peningkatan Kualitas Hidup ODGJ dengan Self Help Groupantara kelompok kontrol dengan kelompok kontrol di Rumah di GriyaPMI dan Sakit Jiwa Daerah Kota Surakarta.hidup

Analisis perubahan kualitas hidup ODGJ pada kelompok yang

mendapatkan SHG di Griya PMI dengan Rumah Sakit Jiwa Daerah

Page 54: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

41

Surakarta, dilakukan setelah mengetahui hasil dari distribusi normal

seperti yang terangkum dalam tabel 4.17.

Tabel 4.17 Uji normalitas selisih pre posttes kualitas hidup pada kelompokkontrol dengan kelompok intervensi ODGJ di Griya PMI dan diRSJD Dr Arif Z Surakarta, tahun 2020 dengan menggunakanShapiro-Wilk

Statistik Df Sig. Statistik Df Sig.

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-WilkKelompok

Kontrol ,240 80 ,000 ,701 80 ,000

Intervensi ,091 80 ,097 ,961 80 ,016

Sumber : Data primer (Diolah menggunakan SPSS for windows 18)

Pada tabel 4.17. hasil signifikansi (sig.) data selisih skor kualitas

hidup pada kelompok kontrol setelah dilakukan SHG yaitu 0.000 yang

menunjukkan p value < 0.05 yaitu 0.000 yang berarti data berdisitribusi

tidak normal dan kelompok intervensi yaitu 0.016 yang menunjukkan p

value < 0.05 yaitu 0.016 yang berarti data berdisitribusi tidak normal.

Berdasarkan uji normalitas data yang diolah didapatkan hasil selisih

pre post test pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi tidak

normal sehingga uji beda dua mean yang digunakan adalah mann-

whitney test, dengan hasil uji analisis terangkum dalam uji tabel 4.18.

Tabel 4.18.Hasil uji beda mean (mann-whitney test.) tentang perbedaanperubahan kualitas hidup antara kelompok kontroldengan kelompok intervensi SHG di Griya PMI Surakartadan RSJD Dr Arif Z Surakarta, tahun 2020 (n = 160)

Kelompok N Mean SD (Min–Max) (95% CI) Uji U Uji Z P valueKontrolIntervensi

Selisih

8080

160

0,0915,5415,45

7,26411,476

-44-19-9-47

-1,53-1,7012,98-18,09

503,00 -9,219 0,000

Sumber : Data primer (Diolah menggunakan SPSS for windows 18)

Page 55: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

42

Tabel 4.18 menunjukan terdapat perbedaan yang secara statistik

signifikan (p = < 0,05), tentang kualitas hidup ODGJ antara kelompok

intervensi dan kelompok kontrol di Griya PMI Surakarta dan RSJD Dr

Arif Z Surakarta. Rata-rata peningkatan kualitas hidup (mean 15,45)

ODGJ pada kelompok intervensi (mean 15,54) lebih tinggi dari pada

kelompok kontrol (mean 0,09) dengan p< 0,000.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Karakteristik (umur, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan,pekerjaan, lama menderita, frekwensi dirawat) ODGJ di Griya PMI dan diRumah Sakit Jiwa Daerah Kota Surakarta

Karakteristik responden meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan

pekerjaan, status perkawinan, lama menderita, frekwensi dirawat di Griya

PMI dan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Kota Surakarta :

a. Umur

Usia responden berada diantara 36,43 sampai 39,28 tahun. Umur

ini adalah umur produktif bagi kebanyakan orang. Pada penelitian yang

dilakukan oleh Sulistyowati dan Patriani (2017), juga menunjukkan

bahwa rata rata pasien di usia dewasa produktif dengan rerata umur

responden 34-35 tahun.

b. Jenis kelamin

Pada penelitian ini persentase pasien laki – laki mencapai 64%

(104) orang sedangkan sisanya berjenis kelamin perempuan 35% (56).

Page 56: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

43

Proporsi responden yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak

dibandingkan dengan perempuan , hal ini dikuatkan oleh Stuart dan

Laraia (2005), bahwa proporsi responden yang berjenis kelamin laki-laki

lebih beresiko gangguasn jiwa karena beban laki laki lebih berat dari

perempuan.

c. Status perkawinan

Proporsi pasien yang berstatus tidak kawin lebih banyak dari

yang kawin atau janda/duda dan cerai. Jumlah pasien yang tidak kawin

61,9% (99), sedangkan untuk sisanya kawin 23,8% (38) dan cerai 8,1

% (31) serta pisah 6,3% (10). Stuart dan Laraia (2005), menyatakan

bahwa individu yang mengalami perceraian atau tidak memiliki

pasangan beresiko tinggi mengalami gangguan jiwa.

d. Pendidikan

Pada pendidikan, yang terbanyak pasien berpendidikan SD 31,9%

(51) orang sedangkan SLTP 29,4% (47) orang dan SMU 26,3% (42)

orang. Terkait dengan pendidikan persentase pasien dengan perbedaan

pendidikan tak jauh berbeda yang menggambarkan tingkat Pendidikan

masyarakat Indonesia pada umumnya dan gangguan jiwa dapat terjadi

pada segala umur.

e. Pekerjaan

Proporsi pasien sebelum sakit yang tidak bekerja lebih banyak

dari pada yang bekerja sebanyak 69,4% (111) orang, sisanya bekerja

Page 57: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

44

30,6% ( 49) orang. Towsend (2005) menyatakan bahwa sosial ekonomi

rendah merupakan salah satu faktor yang menyebabkan tingginya angka

gangguan jiwa. Demikian juga kehilangan pekerjaan sering memberi

dampak pada seseorang dan mengakibatkan tidak adekuatnya

pemenuhan kebutuhan fasilitas, makan, perumahan. Lebih lanjut

rendahnya pemenuhan perawatan kesehatan juga bisa diakibatkan

karena rendahnya faktor sosial ekonomi yang pada akhirnya bisa

menjadi pemicu rendahnya kemampuan seseorang untuk mengatasi

situasi stress.

f. Frekuensi perawatan

Frekuensi perawatan responden berada diantara 3,22 sampai

4,25 kali. Pada penelitian yang lain oleh Sulistyowati dan Patriani

(2017), menunjukkan bahwa rerata kekambuhan 2,88 kali dengan

frekuensi perawatan 10 kali, hal ini menunjukkan adanya peningkatan

frekuensi kekambuhan pada gangguan jiwa, sehingga perlu penanganan

yang komprehensif yang diharapkan dapat menurunkan angka

kekambuhan.

g. Lama menderita

Lamanya menderita responden dalam penelitian ini berada

diantara 3,89-sampai 5,07 tahun. Mayoritas pasien menderita gangguan

jiwa cukup lama. Hal ini terjadi karena pasien yang sudah kembali ke

rumah tidak jarang masuk rumah sakit lagi. Penelitian oleh (Hyun and

Page 58: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

45

Kim, 2019) menunjukkan bahwa mayoritas penderita gangguan jiwa

yang kembali ke masyarakat setelah pengobatan masih menderita

gangguan fungsional dan derajat tertentu gejala berlanjut. Kebanyakan

dari mereka tidak merasa bahwa mereka dapat memimpin kehidupan

produktif dan mengalami kesulitan dalam mempertahankan kekuatan

pribadi atas hidup mereka. Selain itu, mereka mungkin menganggap diri

mereka terstigmatisasi, berharap diperlakukan buruk oleh publik, dan

mengalami ketidakberdayaan. Akibatnya, orang dengan penyakit

mental menderita masalah ganda, seperti gejala yang disebabkan oleh

penyakit mental dan stigma publik. Selain itu, mereka sering gagal

untuk menegaskan hak asasi manusia yang menjadi hak setiap individu,

dan kualitas hidup orang-orang penyakit mental lebih buruk daripada

orang dengan gangguan fisik. Hal itulah yang menyebabkan pasien

menderita gangguan jiwa lebih lama.

2. Peningkatan Kualitas Hidup ODGJ dengan Self Help Group di Griya PMIdengan Rumah Sakit Jiwa Daerah Kota Surakarta

Di Griya PMI Surakarta didapatkan peningkatan kualitas hidup pada

hasil pretpost test kelompok kontrol skor ini naik sebesar 0,9, hasil

tersebut lebih tinggi secara tidak bermakna (p value 0,326). Sementara

didapatkan peningkatan kualitas hidup pada hasil pretpost test

kelompok intervensi yang mendapatkan SHG lebih tinggi secara

bermakna (p value 0,000), skor ini naik sebesar 20,23. Sedangkan di

Page 59: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

46

Rumah Sakit Jiwa Daerah Kota Surakarta, didapatkan peningkatan

kualitas pada kelompok yang tidak mendapatkan SHG lebih tinggi secara

tidak bermakna (p value 0,289), skor ini naik sebesar 0,73. Sedangkan

pada kelompok yang mendapatkan SHG lebih tinggi secara bermakna

(p value 0,000), skor ini naik sebesar 10,85. Terdapat perbedaan

yang secara statistik signifikan (p = 0,000), tentang kualiatas hidup

ODGJ antara kelompok kontrol dan intervensi. Rata-rata peningkatan

kualitas hidup pasien pada kelompok intervensi mean (20,23) lebih

tinggi dari pada kelompok kontrol (mean 0,9) dengan p< 0,05.

Dari kedua kelompok intervensi baik di Griya PMI maupun Rumah

Sakit Jiwa Daerah Kota Surakarta menunjukkan adanya peningkatan

yang signifikan dalam kualitas hidupnya setelah tindakan Self Help

Group. Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya dimana

SHG meningkatkan kualiatas hidup sebesar rerata 11,7 sebelum

dilakukan SHG dengan rerata 73,2 dan setelah dilakukan SHG sebesar

84,9 (Sudiantara., K dkk, 2015) Hal ini didukung Tew et al., (2012)

bahwa suatu hubungan terutama dengan keluarga dan teman-teman,

adalah pusat kualitas hidup Peran penting untuk perawat kesehatan

mental adalah untuk mendukung seseorang pulih dari penyakit mental

dalam pengembangan dan pemeliharaan hubungan sosial yang positif

(Tew Perubahan diperlukan dalam fokus perawatan kesehatan mental

saat ini dari pendekatan individual, ke model perawatan yang lebih

Page 60: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

47

inklusif secara sosial yang mencakup keluarga, teman, dan komunitas

dalam pemulihan individu (Barker & Buchanan-Barker, 2011). Dalam

hal ini SHG menjadi relevan dimana terapi ini bertujuan untuk

mengembangkan empathy diantara sesama anggota kelompok dimana

sesama anggota kelompok saling memberikan penguatan, mengubah

anggota dalam perspektif diri mereka sendiri, belajar strategi koping

baru, latihan perilaku. (Wikipidia , 2018).

Pendekatan perawatan kesehatan mental berdasarkan model sosial

perawatan, yang menekankan pada pemberdayaan dan pengembangan

kapasitas, dapat menawarkan cara baru untuk memahami kebutuhan

kesehatan mental dan mempromosikan pemulihan (Heenan, 2006).

Dukungan untuk kualitas hidup penting dilakukan secara

berkelanjutan dan teratur; pasien diharapkan mampu mengidentifikasi

akses terhadap ketersediaan dukungan yang teratur dan terus menerus

sebagai prioritas utama dalam perawatan kesehatan mental mereka.

Dukungan rutin dari perawat kesehatan jiwa merupakan elemen yang

sangat penting dalam mempromosikan dan mempertahankan kualitas

hidup yang positif. Berdasarkan temuan ini, sebaiknya Kesehatan jiwa

disarankan menilai tingkat dukungan yang dibutuhkan pasien dan

merencanakan tindakan keperawatan yang sesuai untuk memastikan

dukungan memadai dan berkelanjutan. Pasien harus diberdayakan untuk

mengidentifikasi elemen kehidupan mereka yang penting untuk

Page 61: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

48

menentukan kualitas hidupnya, untuk mengidentifikasi tujuan pribadi,

dan memberikan wawasan tentang apa yang dapat dilakukan perawat

untuk berkontribusi secara positif pada peningkatan kualitas hidup

mereka(Williams et al., 2015).

Sebuah proyek yang dijalankan 2010 hingga 2013. Tahap pertama

berlangsung dari 2010 hingga 2011 dan melibatkan penelitian kualitatif

partisipatif yang dilakukan di dua lokasi di Inggris Raya. Dua puluh satu

kelompok sengaja dipilih untuk memasukkan berbagai masalah, peneliti

melakukan 21 wawancara dengan koordinator kelompok dan dua puluh

diskusi kelompok dengan anggota untuk mengeksplorasi tujuan, sifat dan

perkembangan kelompok. Analisis awal data menunjukkan bahwa

kesejahteraan mental adalah sebuah tema umum di seluruh kelompok.

Selanjutnya data dianalisis ulang untuk mengeksplorasi kontribusi

kelompok terhadap kesejahteraan mental menggunakan daftar periksa

untuk kesejahteraan mental sebagai kerangka kerja pengkodean. Temuan

menunjukkan bahwa kelompok memberikan kontribusi yang kuat bagi

kesejahteraan mental anggota dengan meningkatkan rasa kendali,

meningkat ketahanan dan memfasilitasi partisipasi. Anggota kelompok

dapat bertukar dukungan emosional dan praktis; mereka mendapatkan

harga diri, pengetahuan dan kepercayaan diri (Seebohm et al., 2013).

Dengan demikian hal tersebut dapat meningkatkan kendali mereka

atas situasi yang dialami. Untuk beberapa kelompok, faktor sosial

Page 62: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

49

ekonomi membatasi ruang lingkupnya dan mengancam masa depan

mereka. Artikel tersebut memberikan basis bukti yang menggambarkan

bagaimana selfhelp group dapat meningkatkan kesejahteraan mental.

Kelompok ini memungkinkan orang-orang dengan berbagai perbedaan

perhatian untuk mengembangkan respon yang disesuaikan kebutuhan

spesifik mereka. Peneliti menyarankan agar pembuat kebijakan terlibat

dengan masyarakat lokal, berinvestasi dalam mendukung terpenuhinya

kebutuhan yang berbeda pada pasien gangguan jiwa sehingga

memungkinkan mereka untuk mengembangkan kemandirian atau

hubungan timbal balik yang saling menguntungkan diantara kelompok

mereka sendiri untuk meningkatkan rasa kesejahteraan mental mereka

(Seebohm et al., 2013).

Self-help / mutual aid groups adalah terkait dengan peningkatan harga

diri dan kemampuan untuk mengatasinya, dan penurunan isolasi

(Seebohm et al., 2013). Edwards & Imrie (2008) menekankan self-help

dan terapi klinis sebagai intervensi untuk mendukung seseorang dengan

kecacatan untuk mendapatkan pekerjaan, dan mengalihkan fokus dari

hambatan sosio-struktural dan hak asasi manusia. Taylor (2011) setuju

bahwa penekanan pada kemandirian individu terlalu sempit dan

memerlukan penting untuk mengenali sifat sosial manusia. Sementara

Coote dengan Goodwin 2010, Marmot 2010) membantah bahwa

kebijakan kesejahteraan harus didasarkan pada sosial keadilan. Intervensi

Page 63: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

50

yang senada juga dilakukan oleh peneliti lan terhadap keluarga pasien

yang disebut Family Support Group (FSG). FSG telah dikembangkan

untuk mendukung anggota keluarga dalam menangani penyakit mental

dan tatanan hukum kerabat mereka. Intervensi FSG didasarkan pada

format kelompok multi-keluarga yang mengintegrasikan sistemik dan

pendekatan naratif dan disesuaikan dengan konteks forensik. Organisasi

FSG dijelaskan dan sketsa klinis digunakan untuk menggambarkan

proses terapeutik. Beberapa refleksi tentang FSG adalah: orang dengan

penyakit mental yang melakukan tindak criminal tidak dapat dianggap

bertanggung jawab secara kriminal atas kejahatan yang telah mereka

lakukan karena penyakit mental mereka. Anggota keluarga pelaku

penyakit jiwa dihadapkan pada stigma ganda dan beban yang berbeda

karena kerabat mereka dianggap gila dan jahat. Oleh karena itu mereka

membutuhkan dukungan profesional dan sosial untuk menghadapi situasi

yang mereka hadapi. FSG dikembangkan secara sistemik untuk

mendukung anggota keluarga dalam menangani penyakit mental dan

aturan hukum dari keluarga mereka. Setelah FSG, anggota keluarga

melaporkan lebih sedikit menyalahkan diri sendiri dan lebih sedikit

beban (misalnya, penurunan kehilangan kontrol atas hidup mereka dan

peningkatan kesejahteraan emosional). Faktor terapeutik seperti

pembelajaran dengan observasi, modeling, dukungan dari kelompok,

mengalami kesamaan dengan orang lain, dan universalitas masalah

Page 64: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

51

dikaitkan dengan hasil positif ini (Rowaert et al., 2018).

3. Perbedaan peningkatan Kualitas Hidup ODGJ dengan Self Help Groupantara kelompok intervensi dengan kontrol di Griya PMI dan Rumah SakitJiwa Daerah Kota Surakarta.

Terdapat perbedaan yang secara statistik signifikan (p = 0,000),

tentang kualitas hidup ODGJ antara kelompok intervensi dan kelompok

kontrol di Griya PMI Surakarta dan RSJD Dr Arif Z Surakarta. Rerata

peningkatan kualitas hidup ODGJ (mean 15,45), pada kelompok intervensi

(mean 15,45) lebih tinggi dari pada kelompok kontrol (mean 0,09) dengan

p< 0,05.

Banyak peserta menyampaikan tentang menghargai keterlibatan

kelompok mereka dan itu merupakan peran yang berharga. Mereka ingin

memberikan kembali bantuan yang mereka terima, untuk mencegah orag

lain dalam kelompok memiliki keterbatasan dalam pengalaman klinis yang

mereka miliki, atau untuk membantu komunitas mereka. Memberi sama

pentingnya dengan menerima bantuan. Banyak anggota membantu dengan

cara sederhana seperti pengorganisasian minuman atau berbagi pengalaman

pribadi. Fasilitator menuntut secara mental dan emosional, tanggung jawab

dan semangat untuk melakukan sesuatu yang membantu orang lain. Imbalan

mereka adalah mengetahui bahwa mereka membuat perbedaan bagi

kehidupan orang-orang lainnya melalui masukan dari anggota dan kesehatan

Page 65: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

52

mereka yang terlihat meningkat atau mendapatkan kebahagiaan (Seebohm et

al., 2013).

Stigma diri telah dikaitkan dengan keputusasaan, miskin harga diri,

penurunan pemberdayaan, penurunan kepatuhan pengobatan, dan

peningkatan keparahan gejala (Livingston & Boyd, 2010). Orang yang

memiliki gangguan mental harus dirawat dalam pengaturan yang longgar,

perawatan komunitas wajib memberikan strategi lain bagi mereka yang

tidak membutuhkan rawat inap paksa tradisional, tetapi masih membutuhkan

perawatan, pengawasan, dan dukungan. Meskipun stigma diri dirujuk

secara luas sebagai hambatan substansial dalam proses pemulihan kesehatan

mental, sifat pasti pengaruhnya terhadap kesehatan dan hasil sosial tetap

tidak jelas. Sejauh mana stigma diri menyebabkan atau memperburuk hasil

perawatan pada orang dengan gangguan mental, stigma diri memiliki

implikasi penting bagi layanan dan kebijakan kesehatan mental. Misalnya,

sejauh mana program dan intervensi kesehatan mental harus ditujukan

dalam meningkatkan kualitas hidup orang dengan penyakit mental

berkonsentrasi pada persepsi dan pengalaman stigma diri (Livingston,

2012). Dihipotesiskan bahwa, seiring waktu, stigma diri akan berdampak

langsung pada pengikisan kualitas hidup di antara orang-orang dengan

penyakit mental yang menerima perawatan komunitas wajib; Namun,

hubungan ini tidak dikonfirmasi oleh data. Walaupun analisis cross-

sectional mengungkapkan hubungan negatif yang sedang antara stigma diri

Page 66: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

53

dan kualitas hidup, analisis longitudinal menunjukkan bahwa stigma diri

tidak dapat memprediksi kualitas hidup di antara peserta penelitian.

Faktanya, setelah mengendalikan efek dari variabel perancu potensial,

stigma diri dasar terhitung kurang dari satu persen dari variasi kualitas hidup

1 tahun kemudian (Livingston, 2012).

Council of Australian Governments (2011) menyarankan bahwa

kegiatan kelompok dengan partisipasi sosial dan masyarakat merupakan

bagian integral dari pemulihan menuju inklusi sosial. Aktivitas sosial

bersama dapat berdampak positif terhadap kesehatan mental dan

kesejahteraan, mempromosikan perkembangan persahabatan, dan

mengurangi isolasi sosial (Hillier, 2007). Meskipun orang dengan

penyakit mental yang parah menghadapi peningkatan risiko kematian dan

kematian berdampak pada hasil kesehatan yang negatif, penelitian telah

menunjukkan bahwa intervensi gaya hidup dapat mendukung kesehatan

mereka. Penelitian oleh (Bj and Haage, 2018), meneliti intervensi gaya

hidup yang dipimpin perawat untuk mengukur dampaknya terhadap

kualitas kehidupan, kinerja kognitif, kapasitas berjalan, dan kesehatan

tubuh orang dengan gangguan mental berat. Berlangsung selama 26

minggu dan melibatkan 38 orang dengan gangguan jiwa berat, intervensi

tersebut memprioritaskan dua komponen: hubungan interpersonal orang

dengan penyakit mental yang berat, staf, dan pemimpin kelompok dan

pendidikan kelompok tentang kesehatan fisik dan mental. Pra-posting

Page 67: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

54

pengukuran intervensi kualitas hidup dikumpulkan dengan Manchester

Short Assessment of Kualitas Hidup, kinerja kognitif dengan Skala

Perilaku Sistem Frontal, kapasitas berjalan dengan tes jalan 6 menit, dan

kondisi tubuh ditinjau dari lingkar pinggang dan indeks massa tubuh

dianalisis menggunakan uji nonparametrik Wilcoxon signed-rank test.

Hasil menunjukkan bahwa intervensi memberikan peningkatan

signifikan dalam variabel kualitas hidup yang berhubungan dengan

kesehatan, kinerja kognitif, kapasitas berjalan, dan lingkar pinggang

untuk orang dengan gangguan mental.

Namun, studi jangka panjang dengan kelompok kontrol dan yang

memeriksa parameter hidup dengan gangguan kesehatan mental secara

negatif mempengaruhi beberapa aspek kualitas hidup dengan

mempromosikan kurangnya interaksi sosial, perasaan tertekan, dan

kurangnya kontrol dan otonomi (Connell et al. 2012)

C. Keterbatasan Penelitian

Setiap penelitian tentu memiliki keterbatasan-keterbatasan, peneliti

menyadari keterbatasan dari penelitian ini disebabkan oleh beberapa faktor

yang merupakan ancaman meliputi: keterbatasan desain penelitian,

keterbatasan proses pelaksanaan penelitian.

Page 68: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

55

1. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah ”Quasi

experimental pre-post test control group” dengan intervensi Self Help

Group . Pengumpulan data dan pengukuran variabel dilakukan pada

kelompok intervensi dan kelompok kontrol sebelum dan sesudah tindakan

Self Help Group .

Penelitian kuasi eksperimen semua variabel harus dikendalikan,

jadi dapat dipastikan bahwa tidak ada variabel pengganggu. Namun

demikian, area penelitian yang dilakukan adalah pasien yang dirawat di

rumah sakit dengan berbagai karakteristik yang berbeda dan bervariasi

maka peneliti tidak dapat mengontrol seluruh variabel karakteristik

demografi secara optimal sehingga variabel tersebut sedikit banyak akan

mempengaruhi variabel penelitian. Salah satu variabel yang menurut

peneliti menjadi pengganggu adalah faktor setting tempat pelaksanaan Self

Help Group yang paling banyak dilakukan di bangsal rawat inap kelas

tiga yang kurang nyaman dan terganggu dengan pasien lainnya ataupun

diluar ruangan dengan ketidaknyamanan silaunya sinar matahari. Untuk

mengantisipasi hal ini, maka peneliti menggunakan tempat ruang perawat

untuk menjaga pasien dari gangguan pasien lainnya. Masukan untuk

penelitian berikutnya untuk membuat suasana yang nyaman bagi pasien

dengan menempatkan pasien diruang khusus dan leluasa saat pelaksanaan

Page 69: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

56

Self Help Group sehingga tidak mengganggu pasien yang yang sedang

diintervensi.

2. Proses pelaksanaan penelitian

Pada pelaksanaan penelitian, peneliti dibantu oleh perawat

ruangan dalam melakukan intervensi Self Help Group, namun karena

ruangan kurang nyaman dan privacy bagi pasien, maka peneliti meminta

perawat yang sudah ditujuk untuk melakukan diruang perawat.

Pelaksanaan Self Help Group dilakukan selama 8 hari untuk setiap

kelompok pasien dalam Self Help Group . Pelaksanaannya dominan dipagi

hari mulai pukul 09.00 Selama pelaksanaan terdapat 4 orang pasien drop

out pada pasien kelompok kontrol pasien pulang 2 orang dan kelompok

intervensi pasien pulang 2 orang.

D. Implikasi Hasil Penelitian

Hasil penelitian peningkatan Kualitas Hidup Orang Dengan

Gangguan Jiwa (ODGJ) dengan Self Help Group Di Kota Surakarta

menunjukkan hasil yang bermakna.

Berikut diuraikan mengenai implikasi hasil penelitian terhadap :

a. Pelayanan Keperawatan

Panti Griya PMI dan Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta, bagi Kepala

ruangan dan perawat pelaksanan yang bertugas di ruang rawat inap

mendapatkan pengetahuan tentang Self Help Group bagi pasien ODGJ

Page 70: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

57

yang mengalami penurunan kualitas hidup. SHG bermanfaat sebagai

salah satu terapi yang dapat dilakukan oleh perawat bagi pasien untuk

meningkatkan kualitas hidup.

b. Keilmuan dan Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian menunjukkan pengaruh Self Help Group terhadap kualitas

hidup sebagai salah satu intervensi yang dapat diberikan kepada pasien

dengan gangguan jiwa (ODGJ). Pada kurikulum pendidikan perawat

khususnya mata ajar keperawatan jiwa Self Help Group merupakan bentuk

terapi pada kelompok dengan masalah psikososial dan gangguan jiwa

dalam upaya meningkatkan kesehatan jiwa dan dapat diberikan sebagai

bahan pembelajaran pendidikan keperawatan jiwa terutama pada terapi

keperawatan jiwa.

c. Kepentingan Penelitian

Hasil penelitian ini terbatas pada tingkat rumah sakit jiwa, agar dapat

digeneralisasi dapat diulang dibeberapa panti rehabilitasi dan rumah sakit

jiwa serta rumah sakit umum lainnya. Penelitian kualitatif diperlukan

untuk meneliti proses pelaksanaan Self Help Group. Hasil penelitian

merupakan data awal untuk melakukan penelitian Self Help Group

selanjutnya, baik pada pasien dengan gangguan jiwa yang dirawat di

rumah sakit jiwa dan gangguan fisik yang dirawat di rumah sakit umum

maupun pasien gangguan psikososial di masyarakat.

Page 71: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

58

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

Karakteristik klien pada umumnya berada dalam rata-rata usia 38 tahun,

jenis kelamin laki-laki, tidak bekerja dan tidak kawin lebih banyak,

demikian juga pendidikan SD, lamanya menderita 4,5 tahun sedangkan

frekwensi perawatan rata-rata 4 kali. Karakteristik responden (umur, jenis

kelamin, pendidikan, pekerjaan, status pernikahan, lamanya menderita,

frekensi rawat) antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol

didapatkan setara (p value > α 0.05).

2. Kualitas hidup setelah pelaksanaan Self Help Group di Griya PMI pada

responden kelompok kontrol menunjukkan selisih mean 0,9 dan kelompok

intervensi menunjukkan kualitas hidup selisih mean 20,23. Intervensi Self

Help Group dapat memberikan pengaruh peningkatkan kualitas hidup

lebih tinggi, menunjukan terdapat perbedaan secara statistik

signifikan (p value < α 0,05) antara kelompok intervensi dan kontrol.

Demikian juga di RSJD Dr Arif Z Surakarta pada responden kelompok

kontrol menunjukkan selisih mean 0,73 dan kelompok intervensi

menunjukkan kwalitas hidup selisih mean 10,85. Intervensi Self Help

Group dapat memberikan pengaruh peningkatkan kualitas hidup lebih

Page 72: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

59

tinggi, menunjukan terdapat perbedaan secara statistik signifikan

(p value < α 0,05) antara kelompok intervensi dan kontrol.

3. Ada perbedaan peningkatan kualitas hidup pada ODGJ di Griya PMI dan

RSJD Dr Arif Z Surakarta secara statistik signifikan (p = 0,000), antara

kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Rata-rata peningkatan kualitas

hidup pada ODGJ pada kelompok intervensi (mean 15,45) lebih tinggi

dari pada kelompok kontrol (mean 0,09) dengan p< 0,05.

B. Saran

Terkait dengan kesimpulan hasil penelitian, ada beberapa hal yang dapat

disarankan demi keperluan pengembangan dari hasil penelitian pengaruh SHG

terhadap kwalitas hidup sebagai berikut :

1. Teoritis

Pihak pendidikan tinggi keperawatan hendaknya menggunakan evidence

based dari hasil penelitian Self Help Group ini dan menjadikan sebagai

salah satu intervensi terapi kelompok dalam praktek keperawatan jiwa

serta sebagai bahan pembelajaran dalam pendidikan keperawatan

2. Praktis

Pihak rumah sakit diharapkan dengan hasil penelitian ini dapat

memberikan masukan informasi dan bahan pertimbangan dapat digunakan

sebagai salah satu pedoman dalam memberikan asuhan keperawatan pada

Page 73: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

60

pasien gangguan jiwa (ODGJ) dengan penerapan Self Help Group sebagai

intervensi terapi kelompok.

3. Penelitian

Perlunya dilakukan penelitian lanjutan dalam bentuk peneliti kualitatif

untuk meneliti proses pelaksanaan Self Help Group dan melengkapi

informasi keefektifan penggunaan tentang sejauh mana Self Help Group

dapat meningkatkan kwalitas hidup ing pada pasien gangguan jiwa.

Page 74: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

61

DAFTAR PUSTAKA

Audina. 2016. Hubungan antara Kualitas Hidup dengan pengambilanKeputusan untuk mengikuti kegiatan dalam kelompok senam prodiaPurwokerto. Fakultas Psikologi UMP

Barker, P., & Buchanan-Barker, P. (2011). Myth of mental health nursingand the challenge of recovery. International Journal of Mental HealthNursing, 20(5), 337–344. https://doi.org/10.1111/j.1447-0349.2010.00734.x

Bj, A., & Haage, D. (2018). Educational nurse-led lifestyle intervention forpersons with mental illness. 1022–1031.https://doi.org/10.1111/inm.12410

Citron, et.all(1999). Self-help groups for families of persons with mentalillness: Perceived benefits of helpfulness. http://www.proquest.com

Connell, J., Brazier, J., O’Cathain, A., Lloyd-Jones, M., & Paisley, S.(2012). Quality of life of people with mental health problems: Asynthesis of qualitative research. Health and Quality of LifeOutcomes, 10(1), 1. https://doi.org/10.1186/1477-7525-10-138

Dep Kes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar.http://www.depkes.go.id/resources/

download/general/Hasil%20Riskesdas%202013.pdf

Dep Kes RI. 2016. Peran keluarga dukung dalam kesehatan jiwamasayarakat.http://www.depkes.go.id/article/print/16100700005/peran-keluarga-dukung-kesehatan-jiwa-masyarakat.html

Dep Kes RI. 2018. Riset Kesehatan Dasar.http://www.depkes.go.id/resources/download/infoterkin/materi_rakorpop_2018/Hasil%20Riskesdas%202018.pdf

Page 75: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

62

Hastono, S.P. 2007, Analisis data kesehatan. Tidak dipublikasikan,Depok.

Heenan, D. (2006). Art as therapy: An effective way of promoting positivemental health? Disability and Society, 21(2), 179–191.https://doi.org/10.1080/09687590500498143

Hillier, M. (2007). Rebuilding connections: creating opportunities forsocially isolated older Australians

Kem.Kes RI. 2014. Undang-undang Kesehatan Jiwa.http://www.farmalkes.kemkes.go.id

Livingston, J. (2012). SELF-STIGMA AND QUALITY OF LIFE AMONGPEOPLE WITH MENTAL ILLNESS WHO RECEIVE COMPULSORYCOMMUNITY TREATMENT SERVICES. 40(6), 699–714.https://doi.org/10.1002/jcop

Livingston, J. D., & Boyd, J. E. (2010). Correlates and consequences ofinternalized stigma for people living with mental illness: A systematicreview and meta-analysis. Social Science and Medicine, 71(12),2150–2161. https://doi.org/10.1016/j.socscimed.2010.09.030.

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Owaert, S. et al. (2018) ‘A Family Support Group for Family Members ofOffenders with a Mental Illness – Part 2 : Treatment Protocol’, pp.487–500. doi: 10.1002/anzf.1336.

Rowaert, S., Hanssens, F., Audenaert, K., Vandevelde, S., & Lemmens, G.(2018). A Family Support Group for Family Members of Offenders with aMental Illness – Part 2 : Treatment Protocol. 487–500.https://doi.org/10.1002/anzf.1336

Seebohm, P., Ma, B. A., Chaudhary, S., Ma, L. L. B., Ba, M. B., Elkan, R.,… Ma, C. M. B. A. (2013). The contribution of self-help / mutual aidgroups to mental well-being. 21, 391–401.https://doi.org/10.1111/hsc.12021

Page 76: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

63

Singer. 2010. Health- Related Quality of life and Culture. Seminar in OmncologyNursing .

Songhuai. 2009.The Effect of Depressionon the Quality of live of Patien.www. theijmed.com

Sugiyono. 2010. Metobe Penelitian Administrasi, DilengkapindenganMetode R&D. Bandung: Alfabeta.

Sulistyowati,E.C. Sulistyowati, D., (2019). Pemberdayaan Pasien denganPendekatan Self Help Group terhadap Perubahan MekanismeKoping pada pasien Gangguan Jiwa Skizoprenia di RSJD Dr Arif ZSurakarta. Poltekkes Surakarta, Interes Jurnal Ilmu Kesehatan No1,Vol 8. http://jurnalinterest.com/index.php/int/article/view/123/119

Sudiantara., K dkk, (2015) Pengaruh Self Help Group Therapy TerhadapPeningkatan Kemampuan Merawat diri dan Kualitas Hidup Lansia.http://www.poltekkes-denpasar.ac.id/wp-content/uploads/2017/12/sudiantara.pdf

Stuart, G.W., and Laraia. 2005. Principles and practice of psyhiatricnursing.(7"' ed.). St. Louis : Mosby Year B.

Utami. TW (2008) Pengaruh self-help groups terhadap kemampuankeluarga dalam merawat klien gangguan jiwa di kelurahan sindangbarang bogor . Jakarta : UI (tidak dipublikasikan

Videbeek, S.L. 2008. Psychiatric mental health nursing.(3r d edition). Philadhelpia:Lippincott Williams & Wilkin

WHO.2018. WHO 2019 Mental disordershttps://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/mental-disorders

World Health Organization. 2020. WHO Quality of Life-BREF.https://www.who.int/toolkits/whoqol/whoqol-bref/docs/default-source/publishing-policies/whoqol-bref/indonesian-whoqol-bref

Wikipedia 2018. Self Help Group for Mental Heath.

Page 77: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

64

https://en.wikipedia.org/wiki/Self-help groups for mental health

Yusuf., Fitryasari., dan Nihawati. Buku ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa.www.researchgate.net> publication>317040335

Page 78: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

65

Page 79: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

66

DUKUNGAN SARANA DAN PRASARANA PENELITIAN

Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan instrumen

berupa kuesioner demografi responden dan perkembangan sosial dan

emosional anak pra sekolah.

Adapun prasarana dan alat-alat serta bahan yang digunakan dalam

penelitian ini semua dapat difasilitasi dan tersedia di lingkungan Politeknik

Kesehatan Surakarta seperti:

1. Perangkat komputer untuk pembuatan laporan

2. Software SPSS untuk pengolahan data awal

3. Buku catatan lapangan

4. Lembar scoring sheet dalam pengumpulan data

5. Lembar kerja problem solving terapi

Peneliti berharap tidak ada kendala yang berarti, sehingga proses

penelitian dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana yang

telah disusun peneliti.

Page 80: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

67

Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas

No NamaLengkap

InstansiAsal

BidangIlmu

Alokasi

Waktu(Jam/

Minggu)

Pembagian Tugas

1 Endang

Caturini

Sulistyowati

,

S.Kep.,Ns.,

M.Kep.

PoliteknikKesehatanSurakarta

Kepera

Watan

8 jam /mingg

u

1. Penyusunan proposal2. Review literatur tentang

instrumen penelitian danmetodologi penelitian

3. Mengurus perijinanpenelitian

4. Melakukan intervensiSelf Help Group padakelompok intervensi

5. Pengambilan data6. Tabulasi data7. Menyusun pembahasan

dan hasil penelitian8. Menyusun materi

presentasi hasil

Page 81: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

68

2 Insiyah,

MN

PoliteknikKesehatanSurakarta

Keperawatan

8 jam /mingg

u

1. Membantu penyusunanproposal

2. Review literatur3. Mengurus perijinan

penelitian4. Membantu pelaksanaan

intervensi Self HelpGroup pada kelompokintervensi

5. Pengambilan data6. Tabulasi data7. Menyusun pembahasan

dan hasil penelitian

Biodata Ketua dan Anggota Peneliti

Biodata Ketua Penelitian

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap (dengangelar)

Endang Caturini Sulistyowati,S.Kep.,Ns.,M.Kep.

2 Jenis Kelamin Perempuan3 Jabatan Fungsional Lektor4 NIP 199700420 199803 2 0025 NIDN 4020047001

6 Tempat dan tanggal lahir Surakarta, 20 April 19707 Email [email protected] No HP 0856473948859 Alamat Kantor Jln Letjend Sutoyo Mojosongo

Page 82: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

69

Surakarta10 No telepon/Faks (0271) 85386911 Mata Kuliah yang Diampu 1. Keperawatan Jiwa

2. Psikologi3. Komunikasi dalam Keperawatan4. Kewirausahaan

B. Riwayat PendidikanS1 S2 S3

Nama PerguruanTinggi

UniversitasGajah Mada

UniversitasIndonesia

-

Bidang Ilmu Keperawatan Keperawatan -Tahun Masuk-Lulus

2000 – 2002 2007 – 2009 -

C. Pengalaman Penelitian dalam 5 tahun TerakhirNo Tahun Judul Penelitian Pendanaan

SumberJumlah (Juta

Rp)

1 2012 Pengaruh Cognitif Therapyterhadap perubahan kondisi

depresi pada pasien gangguanginjal kronik , dipublikasikan.

Risbinakes

2 2013 Pengaruh CognitifBehaviornTherapy terhadap

perubahan kecemasan,mekanisme koping, harga diri

pada pasien gangguan jiwadengan skizofrenia ,

dipublikasikan.

Risbinakes

3 2014 Pengaruh (SEFT) terhadapHarga Diri Pada Pasien

Skizoprenia di RSJD SurakartaDiri Pada Pasien Skizoprenia di

RSJD SurakartaPada PasienSkizoprenia di RSJD Surakarta

Risbinakes

4 2015 Penelitian dengan judulPemberdayaan keluarga dengan

pendekatan Budaya Trisnaterhadap peningkatan kualitas

hidup dan penurunan

BadanPPSDM

Page 83: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

70

kekambuhan pasien skizofrenia5 2016 Analisis deskriptif ketrampilan

mengenakan baju dan peningkatanself esteem pada anak dengan

retardasi mental dengan vidio self– modelling

Risbinakes

6 2017 Dukungan psikososial denganpendekatan budaya “Trisna”

terhadap penurunan kecemasandan peningkatan koping padapasien program terapi rumatan

metadon

Risbinakes

7 2018 Pemberdayaan Pasiendengan Pendekatan SelfHelp Group terhadapPerubahan MekanismeKoping pada pasienGangguan Jiwa Skizopreniadi RSJD Dr Arif Z Surakarta

Risbinakes

8 2019 Parenting PsikoedukasiDalam MendukungPerkembangan Sosial DanEmosional Anak Usia PraSekolah Di Kota Surakarta”

Risbinakes

D. Publikasi Artikel Ilmiah dalam 5 Tahun Terakhir

No Judul Artikel Ilmiah NamaJurnal

Vol/Nomor/Tahun

1 The Effect Of SpiritualEmotional FreedomTechnique To

Prosiding

ISSN/ISBN 1413536244Tahun Terbit/Tempat Pelaksanaan2017, In: 8th International NursingConference “Education, Practice And

Page 84: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

71

Increase Self EsteemOf Schizophrenia InMental HospitalSurakarta

Research Development In Nursing”.Penerbit/organise UniversitasAirlangga Surabayahttp://eprints.ners.unair.ac.id/591/3/253-Endang%20Caturini-The%20Effect%20of%20Spiritual%20Emotional%20Freedom.pdf

-12 The Self-Concept OfChronic Renal FailurePatients WhoUndergoingHemodialysis In DrSoeradji TirtonegoroHospital

Prosiding

ISSN/ISBN 1413536244Tahun Terbit/Tempat Pelaksanaan2017,In: 8th International Nursing Conference“Education, Practice And ResearchDevelopment In Nursing”Penerbit/organise UniversitasAirlangga Surabaya .Alamat repositoryPT/web Prosiding :http://eprints.ners.unair.ac.id/590/3/251-Sakha%20Insiyah-The%20Self-Concept%20of%20Chronic%20Renal%20Failure.pdf

113 Pengaruh CognitifBehavioral Therapy(CBT)

InteresJurnalIlmuKesehatan

Vol 4, No 2 (2015)

1 4 Pengaruh ROMPasif Terhadap LajuPernapasan DanSpO2 Pada PasienPost Craniotomy DiICU RSUD Dr.Moewardi SurakartaTahun 2015

Interes JurnalIlmuKesehatan

Vol 5, No 1 (2016)ISSN:2252-5432E-ISSN: 2579-6135

1 5 PemberdayaanPasien DenganPendekatan Self HelpGroup TerhadapPerubahanMekanisme KopingPada Pasien

InteresJurnalIlmuKesehatan

No1,Vol8.http://jurnalinterest.com/index.php/int/article/view/123/119

Page 85: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

72

Gangguan JiwaSkizoprenia Di RSJDDr Arif Z Surakarta

1 6 ParentingPsikoedukasi DalamMendukungPerkembangan SosialDan Emosional AnakUsia Pra Sekolah DiKota Surakarta

JKG)JURNALKEPERAWATANGLOBAL

Vol 4 No 2 (2019)ISSN:2528-0102E-ISSN: 2580-5916

E.Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral presentation) dalam 5 tahun Terakhir

No Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar Judul Artikel Waktu dan Tempat-

F.Karya buku dalam 5 Tahun Terakhir

No Judul Buku Tahun Jumlah halaman Penerbit- - - - -

G.Perolehan HKI dalam 5 -10 Tahun Terakhir

No Judul /Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ID-

Biodata Anggota Penelitian 1A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Insiyah, MN

2 Jenis Kelamin Perempuan3 Jabatan Fungsional Lektor Kepala4 NIP 19720502 199803 2 0025 NIDN 40020572016 Tempat dan Tanggal

LahirSemarang, 02 Mei 1972

Page 86: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

73

7 E-mail [email protected] Nomor Telepon/Hp 0857402711609 Alamat kantor Jl. Letjend Sutoyo, Mojosongo,

Surakarta, Jawa Tengah10 Nomor Telepon/Faks (0271) 856929/ 85538811 Mata Kuliah yang Diampu a. Konsep Dasar Keperawatan

b. Etika Keperawatanc. Aspek Legal Etik dalam

Keperawatand. Keperawatan Jiwa I

B. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2Nama PerguruanTinggi

The University ofMelbourne Australia

The University ofMelbourneAustralia

Bidang Ilmu Keperawatan MagisterKeperawatan

Tahun Masuk - Lulus 2000 – 2001 2001 – 2003

C. Pengalaman Penelitian dalam 5 tahun Terakhir

No Tahun

Judul Penelitian PendanaanSumber Jumlah

1 2010 Gambaran ImplementasiKuliah Mata AjarKeperawatan JiwaDalam RangkaPencapaian KompetensiMelaksanakan AsuhanKeperawatan Jiwa diJurusan KeperawatanPoltekkes Surakarta.

RisbinakesRp.

9.000.000,00

2 2011 Tingkat Pengetahuandan Ketrampilan dalamPenatalaksanaanKegawatdaruratan

RisbinakesRp.

6.000.000,00

Page 87: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

74

Sehari-hari padaanggota Karang TarunaDesa Wates KecamatanSimo Dalam RangkaPelaksanaan ProgramDasipena.

3 2013 Pengaruh terapipenyelesaianmasalah(problemsolving therapy)terhadap penurunandistress psikologik padacaregiver lansia di RT03 RW04, Mojosongo,Jebres, Surakarta.

RisbinakesRp.

20.000.000,00

4 2014 Penurunan TekananDarah denganmenggunakan TehnikNafas Dalam (DeepBreathing) pada PasienHipertensi di PuskesmasBendosari KabupatenSukoharjo.

RisbinakesRp.

12.000.000,00

5 2015 Tingkat Pengetahuandan Kepatuhan TentangDiit Diabetes Mellituspada Pasien DiabetesMellitus di PuskesmasSibela Kota Surakarta

RisbinakesRp.

30.000.000,00

6 2016 PeningkatanKemampuanPenatalaksanaanHipoglikemia denganPendidikan KesehatanMenggunakan ModulTentang Diabetes

RisbinakesRp.

30.000.000,00

Page 88: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

75

Mellitus Pada PasienDM di PuskesmasSibela Kota Surakarta

7 20178 20189 2019 Parenting Psikoedukasi

Dalam MendukungPerkembangan SosialDan Emosional AnakUsia Pra Sekolah DiKota Surakarta”

RisbinakesRp.

47.000.000,00

D. Publikasi Artikel Ilmiah dalam 5 Tahun Terakhir

No Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Vol/Nomor/Tahun1 Gambaran Implementasi

Kuliah Mata AjarKeperawatan JiwaDalam RangkaPencapaian KompetensiMelaksanakan AsuhanKeperawatan Jiwa diJurusan KeperawatanPoltekkes Surakarta

JurnalTerpaduIlmuKesehatanInterest

ISSN 2252-5432VOL 1,NOMOR 1Mei tahun 2012

http://jurnal.poltekkes-solo.ac.id/

2 Pengaruh terapipenyelesaianmasalah(problemsolving therapy)terhadap penurunandistress psikologik padacaregiver lansia di RT 03RW04, Mojosongo,Jebres, Surakarta.

JurnalTerpaduIlmuKesehatanInterest

ISSN 2252-5432VOL 3,NOMOR 2November 2014

http://jurnal.poltekkes-solo.ac.id/

3 Penurunan TekananDarah denganmenggunakan Tehnik

JurnalTerpaduIlmu

ISSN 2252-5432VOL 4, NOMOR 2November 2015

Page 89: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

76

Nafas Dalam (DeepBreathing) pada PasienHipertensi di PuskesmasBendosari KabupatenSukoharjo.

KesehatanInterest http://jurnal.poltekke

s-solo.ac.id/

4 Tingkat Pengetahuandan Kepatuhan TentangDiit Diabetes Mellituspada Pasien DiabetesMellitus di PuskesmasSibela Kota Surakarta

JurnalTerpaduIlmuKesehatanInterest

ISSN 2252-5432VOL 5, NOMOR 1Mei 2016http://jurnal.poltekkes-solo.ac.id/

5 Implementasi MetodeSelf Directed Learningdan Diskusi KelompokKecil Dalam RangkaMeningkatkanKompetensiMenerapkan KonsepModel KeperawatanDalam Berbagai SituasiPada Mata Ajar IlmuKeperawatan Dasar II

JURNALKEPERAWATANGLOBAL

ISSN 2528-0120VOL 1, NOMOR 1Juni 2016

6 Dinamika PenerimaanDiri (Self Acceptance)Pada Lansia PenderitaDiabetes Mellitus Tipe 2Di Posyandu LansiaDesa TasikharjoJatisrono Wonogiri

JURNALKEPERAWATANGLOBAL

HannaHanindyastiti, Insiyah

ISSN 2528-0120VOL 2, NOMOR 1Juni 2017

E. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral presentation) dalam 5 tahun Terakhir

No Nama PertemuanIlmiah/Seminar

Judul Artikel Waktu dan Tempat

1 - - -

F. Karya buku dalam 5 Tahun Terakhir

Page 90: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

77

No Judul Buku Tahun JumlahHalaman

Penerbit

1 - - - -

G. Perolehan HKI dalam 5 -10 Tahun Terakhir

No Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ID1 - - - -

Page 91: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

78

SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Endang Caturini Sulistyowati

NIP/NIDN : 19700420 199803 2 002/4020047001

Pangkat / Golongan :Penata Tingkat I/IIId

Jabatan Fungsional : Lektor

Dengan ini menyatakan bahwa proposal penelitian saya dengan Judul

“Peningkatan Kualitas Hidup Orang Dengan Ganggu Jiwa (ODGJ)Dengan Self Help Group Di Kota Surakarta. “

Yang diusulkan dalam skema penelitian PTUPT, untuk tahun anggaran2020, bersifat original dan belum pernah dibiayai oleh lembaga / sumberdana lain.Bila mana dikemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan

ini, maka saya bersedia dituntut dan diproses dengan ketentuan yang

berlaku dan mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima

ke kas negara

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan

sebenar-benarnya.

Surakarta, 2020

Mengetahui

Ka. Unit Penelitian Poltekkes Surakarta Ketua Peneliti

Yuyun Setyorini, M.KepNIP. 19750604 199803 2 003

Endang Caturini S, MKepNIP: 19700420 199803 2 002

Page 92: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

79

Mengesahkan

Direktur Poltekkes Surakarta

Satino, SKM., MSc .NIP. 19610102 198903 1 001

Page 93: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

80

DATA DEMOGRAFI RESPONDEN(Kuesioner A)

No Responden : (Diisi oleh peneliti)

Nama pasien: ..................

Petunjuk Pengisian :1. Bacalah dengan teliti pertanyaan berikut di bawah ini2. Isilah pertanyaan pada tempat yang telah disediakan3. Apabila pertanyaan berupa pilihan, cukup dijawab sesuai dengan

petunjuk

1. Kapan anda lahir? ______/ ______/ ________Tanggal Bulan Tahun

Usia : .............................. tahun

2. Apa jenis kelamin anda? :a. Perempuanb. Laki-laki

3. Apa status pekerjaan anda?a. Tidak Bekerjab. Bekerja

4. Apa pendidikan terakhir anda?:a. Tidak Sekolahb. SDc. SLTPd. SMUe. Perguruan Tinggi

5. Apa status perkawinan anda?a. Menikahb. Lajangc. Pisahd. Ceraie. Janda/ Duda

6. Apa anda sedang dalam kondisi sakit?a. Yab. Tidak

7. Jika ada yang mengganggu kesehatan anda, Apa itu menurut anda?

Page 94: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

81

___________________________________sakit/ masalah

8. Sudah berapa lama anda Sakit?: ................... tahun

9. Berapa kali (Frekuensi) anda dirawat dirumah sakit ?................... kali :

Page 95: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

82

KUALITAS HIDUP RESPONDEN(WHOQL-BREF Tentang Anda)

(Kuesioner B)

No Responden : (Diisi oleh peneliti)

Nama pasien : .................. Tempat : ..................

Petunjuk Pengisian :Kuesioner ini menanyakan tentang apa yang anda rasakan tentang kualitas hidupanda, kesehatan atau area lain dalam kehidupan anda. Tolong jawab semuapertanyaan. Jika anda tidak yakin tentang respon seperti apa untuk memberikansebuah pertanyaan, tolong pilih satu yang paling tepat. Sering ini menjadi responpertama anda.

Tolong ingat tentang standar, harapan, kesenangan dan perhatian anda. Kamimenanyakan apa yang anda pikirkan tentang hidup anda dalam 2 minggu terakhir.Contohnya, pikirkan tentang 2 minggu terakhir, pertanyaan bisa berupa:

Apakah kamu mendapat semacam dukungan dari orang lain yang andabutuhkan?

(Tolong lingkarilah nomer)

Tidak sama sekali1

Sedikit2

Biasa3

Banyak4

Penuh5

Anda harus melingkari nomor yang terbaik, untuk mengukur seberapa banyakdukungan yang anda dapat dalam 2 minggu terakhir. Jadi anda akan melingkarinomer 4 jika anda mendapatkan banyak dukungan dari orang lain.

Apakah anda mendapat semacam dukungan dari orang lain yang andabutuhkan?

(Tolong lingkarilah nomer)

Tidak sama sekali1

Sedikit2

Biasa3

Banyak4

Penuh5

Page 96: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

83

Anda akan melingkari nomor 1 jika anda tidak mendapat dukungan apapundari orang lain dalam 2 minggu terakhir.

Apakah anda mendapat semacam dukungan dari orang lain yang andabutuhkan?

(Tolong lingkarilah nomer)

Tidak sama sekal1

Sedikit2

Biasa3

Banyak4

Penuh5

Tolong baca setiap pertanyaan, perkirakan perasaan anda dan lingkar nomoryang memberkan jawaban terbaik untuk setiap pertanyaan anda.

1. Bagaimana anda mengukur kualitas hidup anda?(Tolong lingkarilah nomer)

Sangatburuk

1

Buruk2

Sedang3

Baik4

Sangat Baik5

2. Seberapa puas anda dengan kesehatan anda?

(Tolong lingkarilah nomer)

Sangat tidakpuas

1

TidakPuas

2

Sedang3

Puas4

Sangat Puas5

Pertanyaan-pertanyaan berikut bertanya tentang berapa banyak anda mengalamihal-hal tertentu dalam 2 minggu terakhir.

Page 97: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

84

3. Sampai sejauh mana anda merasakan sakit fisik yang menghalangi andamelakukan apa yang anda perlu lakukan?

(Tolong lingkarilah nomer)

Tidak SamaSekali

1

Sedikit2

Sedang3

SangatBanyak

4

Sangat AmatBanyak

5

4. Berapa banyak perawatan medis yang anda butuhkan dalam kehidupananda?

(Tolong lingkarilah nomer)

Tidak SamaSekali

1

Sedikit2

Sedang3

Sangat Banyak4

Sangat AmatBanyak

5

5. Seberapa banyak anda menikmati hidup anda?(Tolong lingkarilah nomer)

Tidak SamaSekali

1

Sedikit2

Sedang3

SangatBanyak

4

Sangat AmatBanyak

5

6. Sejauh mana anda merasa hidup anda berarti?(Tolong lingkarilah nomer)

Tidak SamaSekali

1

Sedikit2

Sedang3

SangatBanyak

4

Sangat AmatBanyak

5

7. Seberapa baik anda dalam berkonsentrasi?(Tolong lingkarilah nomer)

Tidak SamaSekali

1

Sedikit2

Sedang3

Sangat Baik4

Sangat Amat Baik5

8. Seberapa aman yang anda rasakan dalam kehidupan anda?(Tolong lingkarilah nomer)

Tidak SamaSekali

1

Sedikit2

Sedang3

Sangat Baik4

Sangat Amat Baik5

Page 98: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

85

9. Seberapa sehat lingkungan anda?(Tolong lingkarilah nomer)

Tidak SamaSekali

1

Sedikit2

Sedang3

Sangat Baik4

Sangat Amat Baik5

Pertanyaan-pertanyaan berikut bertanya tentang seberapa lengkap pengalamananda atau mampu melakukan hal-hal tertentu dalam 2 minggu terakhir.

10. Apakah anda memiliki cukup energy setiap hari?(Tolong lingkarilah nomer)

Tidak SamaSekali

1

Sedikit2

Sedang3

Banyak4

Penuh/ Lengkap5

11. Apakah anda dapat menerima penampilan tubuh anda?(Tolong lingkarilah nomer)

Tidak SamaSekali

1

Sedikit2

Sedang3

Banyak4

Penuh/ Lengkap5

12. Apakah anda memiliki cukup uang untuk memenuhi kebutuhan?(Tolong lingkarilah nomer)

Tidak SamaSekali

1

Sedikit2

Sedang3

Banyak4

Penuh/ Lengkap5

13. Seberapa tersedianya informasi yang anda butuhkan dari hari ke-haridalam hidup anda?

(Tolong lingkarilah nomer)Tidak Sama

Sekali1

Sedikit2

Sedang3

Banyak4

Penuh/ Lengkap5

14. Sejauh mana Anda memiliki kesempatan untuk kegiatan rekreasi?(Tolong lingkarilah nomer)

Tidak SamaSekali

1

Sedikit2

Sedang3

Banyak4

Penuh/ Lengkap5

Page 99: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

86

15. Seberapa baik anda bisa berbaur?

(Tolong lingkarilah nomer)Sangat Kurang

1Kurang

2Sedang

3Baik

4Sangat Baik

5

Pertanyaan-pertanyaan berikut bertanya kepada anda tentang seberapa baik danmemuaskan yang anda rasakan dalam berbagai aspek kehidupan dalam 2 mingguterakhir.

16. Seberapa puas anda dengan tidur anda?(Tolong lingkarilah nomer)

Sangat TidakPuas

1

Tidak Puas2

Sedang3

Puas4

Sangat Puas5

17. Seberapa puas anda dengan kemampuan anda melakukan aktivitas sehari-hari?

(Tolong lingkarilah nomer)Sangat Tidak

Puas1

Tidak Puas2

Sedang3

Puas4

Sangat Puas5

18. Seberapa puas anda dengan kapasitas pekerjaan anda?(Tolong lingkarilah nomer)

Sangat TidakPuas

1

Tidak Puas2

Sedang3

Puas4

Sangat Puas5

19. Seberapa puas anda dengan diri anda sendiri?(Tolong lingkarilah nomer)

SangatTidak Puas

1

Tidak Puas

2

Sedang

3

Puas

4

Sangat Puas

5

Page 100: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

87

20. Seberapa puas anda dengan pasangan anda?(Tolong lingkarilah nomer)

SangatTidak Puas

1

Tidak Puas

2

Sedang

3

Puas

4

Sangat Puas

5

21. Seberapa puas anda dengan kehidupan seks anda?(Tolong lingkarilah nomer)

SangatTidak Puas

1

Tidak Puas

2

Sedang

3

Puas

4

Sangat Puas

5

22. Seberapa puas anda dengan dukungan dari teman-teman anda?(Tolong lingkarilah nomer)

SangatTidak Puas

1

Tidak Puas

2

Sedang

3

Puas

4

Sangat Puas

5

23. Seberapa puas anda dengan kondisi tempat tinggal anda?(Tolong lingkarilah nomer)

SangatTidak Puas

1

Tidak Puas

2

Sedang

3

Puas

4

Sangat Puas

5

24. Seberapa puas anda dengan akses anda ke pelayanan kesehatan?(Tolong lingkarilah nomer)

SangatTidak Puas

1

Tidak Puas

2

Sedang

3

Puas

4

Sangat Puas

5

25. Seberapa puas anda dengan jenis transportasi anda?(Tolong lingkarilah nomer)

SangatTidak Puas

1

Tidak Puas

2

Sedang

3

Puas

4

Sangat Puas

5

Page 101: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

88

Pertanyaan-pertanyaan berikut bertanya tentang seberapa sering anda merasa ataumemiliki pengalaman berbagai hal tertentu dalam 2 minggu terakhir.

26. Seberapa sering anda memiliki perasaan negative, seperti murung, putusasa, gelisah dan depresi?

(Tolong lingkarilah nomer)Tidak

Pernah

1

Jarang

2

CukupSering

3

SangatSering

4

Selalu

5

Apakah seseorang membantu anda Ya Tidak

untuk mengisi formulir ini?

(Tolong lingkari Ya atau Tidak)

Seberapa lama waktu yang dibutuhkan

Untuk mengisi formulir ini? ______________________

Page 102: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

89

PENJELASAN TENTANG PENELITIAN

Judul Penelitian :

“Peningkatan Kualitas Hidup Orang Dengan Ganggu Jiwa (ODGJ) Dengan SelfHelp Group Di Kota Surakarta. ”

Peneliti : 1. Endang Caturini Sulistyowati

2. Insiyah

No. Telpon : 085647394885

Saya, Endang Caturini (Dosen Poltekkes Kemenkes Surakarta Jurusan

Keperawatan) bermaksud mengadakan penelitian untuk mengetahui pengaruh Self

Help Group terhadap peningkatan kualitas hidup Orang Dengan Gangguan

Jiwa (ODGJ) Di Kota Surakarta.

Hasil penelitian ini akan direkomendasikan sebagai masukan untuk program

pelayanan keperawatan di pelayanan kesehatan Jiwa.

Peneliti menjamin bahwa penelitian ini tidak akan menimbulkan dampak negatif

bagi siapapun. Peneliti berjanji menjunjung tinggi hak-hak responden dengan

cara:

1. Menjaga kerahasiaan data yang diperoleh, baik dalam proses pengumpulan

data, pengolahan data, maupun penyajian hasil penelitian nantinya.

2. Menghargai keinginan responden untuk tidak berpartisipasi dalam penelitian

ini.

Melalui penjelasan singkat ini, peneliti mengharapkan saudara sebagai

responden. Terimakasih atas kesediaan dan partisipasinya.

Surakarta, 2020

Peneliti

Page 103: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

90

LEMBAR PERSETUJUAN

Setelah membaca penjelasan penelitian ini dan mendapatkan jawaban atas

pertanyaan yang saya ajukan, maka saya mengetahui manfaat dan tujuan

penelitian ini, saya mengerti bahwa peneliti menghargai dan menjunjung tinggi

hak-hak pasien/ anggota keluarga saya sebagai responden.

Saya menyadari bahwa penelitian ini tidak akan berdampak negatif bagi pasien/

anggota keluarga saya. Saya mengerti bahwa keikutsertaan pasien/ anggota

keluarga saya dalam penelitian ini sangat besar manfaatnya bagi peningkatan

kualitas pelayanan kesehatan jiwa.

Dengan menandatangani formulir ini, saya menyetujui untuk diikutsertakan dalam

penelitian di atas dengan suka rela tanpa paksaan dari pihak manapun.

Surakarta.. 2000

Tanda Tangan

Perawat / Keluarga

............................................

Page 104: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

91

Lampiran 5.

Lembar Kerja Self Help Group

Judul Penelitian : “Peningkatan Kualitas Hidup Orang DenganGanggu Jiwa (ODGJ) Dengan Self Help Group DiKota Surakarta”.

Pelaksanaan self help group terbagi menjadi dua tahap yaitu

1. Pembentukan self help group terdiri dari tiga kali pertemuan :

pertemuan pertama menjelaskan tentang konsep self help group,

pertemuan kedua melakukan role play lima langkah kegiatan self help

group dan pertemuan ketiga melakukan role play lima langkah

kegiatan self help group.

Kelima langkah kegiatan tersebut adalah :

a. Langkah I : Memahami masalah

Kegiatan yang dilakukan adalah mendiskusikan masalah yang

dihadapi oleh keluarga yang memiliki anggota keluarga dengan

gangguan jiwa. Setiap anggota mengungkapkan masalah yang

dihadapinya. Pertemuan kedua dan seterusnya mendiskusikan

kembali apa ada masalah lain yang dialami oleh keluarga.

Hasil dari langkah pertama adalah kelompok memiliki daftar

masalah .

b. Langkah II : cara untuk menyelesaikan masalah.

Kegiatan yang dilakukan adalah peserta saling berbagi informasi

bagaimana cara mengatasi permasalahan yang terjadi berdasarkan

daftar masalah yang sudah dibuat.Bila penyelesaian masalah tidak

ditemukan maka dibawah ini ada pedoman untuk menyelesaikan

masalah . Materi yang dapat diberikan adalah memberikan informasi

Page 105: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

92

tentang kesehatan jiwa, tanda sehat jiwa, gangguan jiwa (penyebab,

tanda dan gejala, dampak gangguan jiwa bagi klien dan keluarga),

cara yang dapat dilakukan untuk merawat anggota keluarga seperti

berinteraksi,membantu melakukan perawatan diri (mandi, menyisir

rambut, menggosok gigi, berpakaian) ,melakukan kegiatan (seperti

menyiapkan makan, mencuci piring, merapihkan rumah, berbelanja),

memberikan pujian klien dan keluarga, cara memberikan obat.Materi

tersebut diberikan oleh anggota kelompok itu sendiri ataupun oleh

tenaga kesehatan yang ditunjuk dan sepakati oleh kelompok.

Pertemuan kedua dan seterusnya kegiatan yang dilakukan adalah

mendiskusikan cara penyelesaian masalah yang lain, apakah ada

tambahan . Jika cara penyelesaian masalah tidak ditemukan dapat

konsul kepada ahlinya.

Hasil dari langkah kedua adalah kelompok memiliki daftar cara

penyelesaian masalah

c. Langkah III: Memilih cara pemecahan masalah .

Kegiatan yang dilakukan adalah mendiskusikan tiap-tiap cara

penyelesaian masalah yang ada dalam daftar penyelesaian masalah

dan memilih cara penyelesaian masalah dengan mempertimbangkan

faktor pendukung dan penghambat dalam menyelesaikan masalah

tersebut. Pertemuan ke dua dan seterusnya adalah mendiskusikan

apakah ada cara lain yang dipilih dalam mengatasi masalah.

Hasil dari langkah ke tiga ini adalah daftar cara penyelesaian masalah

yang dipilih

d. Langkah IV : melakukan tindakan untuk penyelesaian masalah.

Kegiatan yang dilakukan adalah tiap peserta melakukan role play

(bermain peran) cara penyelesaian masalah yang telah dipilih.

Pertemuan ke dua dan selanjutnya melakukan role play cara lain yang

telah dipilih oleh kelompok.

Page 106: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

93

Hasil dari langkah ke empat adalah kelompok memiliki daftar

penyelesaian masalah yang sudah dilatih.

a. Langkah V : Pencegahan kekambuhan.

Kegiatan yang dilakukan adalah mendiskusikan cara – cara mencegah

kekambuhan, tanda dan tanda kekambuhan dan tindakan yang

dilakukan saat kekambuhan terjadi. Pertemuan kedua dan selanjutkan

adalah mendiskusikan tentang cara lain untuk mencegah kekambuhan

dan tindakan yang dilakukan saat kekambuhan terjadi.

Hasil dari langkah kelima adalah daftar cara mencegah kekambuhan

dan tindakan yang dilakukan jika kekambuhan terjadi.

2. Implementasi

Implementasi adalah penerapan kegiatan self help group.

Implementasi dilakukan sebagai upaya menjaga keberlangsungan

kegiatan self help group agar dapat mencapai tujuan pelaksanaan self

help group itu sendiri. Pada tahap implementasi terdiri dari dua kali

pertemuan

Kegiatan yang dilakukan adalah : menyusun jadual kegiatan self help

group, menyusun topik setiap pertemuan, menyusun leader setiap

pertemuan ( leader yang dipilih merupakan anggota kelompok itu

sendiri, dan setiap anggota kelompok mempunyai kesempatan untuk

menjadi leader) , melaksanakan lima langkah kegiatan self help group

yang dimulai dengan pembukaan, kerja dan penutup ( seperti pada saat

pertemuan pembentukan self help group), mencatat kemampuan yang

dimiliki oleh kelompok, melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan

kelompok.

Page 107: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

94

Lampiran 6

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama/Inisial :Umur :Alamat :Pendidikan Terakhir :Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa setelah mendapat penjelasan tentang

tujuan dan manfaat penelitian dan tidak akan berdampak negatif bagi saya, saya

memahami penjelasan yang diberikan oleh peneliti, maka dengan ini saya secara

suka rela bersedia untuk berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian ini.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dengan penuh

kesadaran dan tanpa paksaan dari siapapun.

Surakarta.. 2000

Tanda Tangan Tanda Tangan

Pendamping / Wali Subyek/ cap jempol

............................................. . ............................................

Nama Jelas Nama Jelas

Page 108: LAPORAN AKHIR - ppid.rsjd-surakarta.jatengprov.go.id

95