Top Banner
i LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI MODEL PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) MELALUI PENDEKATAN CLUSTERING YANG DINAMIS DAN INTEGRATIF (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, SE., MT., PhD (NIDN: 0022097001) Anggota : Prof. Munawar Ismail, SE., DEA., PhD (NIDN: 0012025705) : Dr. Ir. Imam Santoso, MP (NIDN: 0005106806) Dr. Ir. Maftuch, MSi (NIDN: 0025086604) Dibiayai oleh: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Melalui DIPA Universitas Brawijaya Nomor: DIPA-023.04.2.414989/2013, Tanggal 5 Desember 2013, dan berdasarkan SK Rektor Universitas Brawijaya Nomor: 157/SK/2014 tanggal 10 April 2014 UNIVERSITAS BRAWIJAYA Desember 2014 Bidang Unggulan PT: Good Governance
100

LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

Apr 30, 2018

Download

Documents

truongdang
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

i

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI

MODEL PENGEMBANGAN

USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM)

MELALUI PENDEKATAN CLUSTERING YANG DINAMIS DAN INTEGRATIF

(Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur)

Tahun ke dua dari rencana tiga tahun

Ketua : Arif Hoetoro, SE., MT., PhD (NIDN: 0022097001)

Anggota : Prof. Munawar Ismail, SE., DEA., PhD (NIDN: 0012025705)

: Dr. Ir. Imam Santoso, MP (NIDN: 0005106806)

Dr. Ir. Maftuch, MSi (NIDN: 0025086604)

Dibiayai oleh:

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Melalui DIPA Universitas Brawijaya

Nomor: DIPA-023.04.2.414989/2013, Tanggal 5 Desember 2013, dan berdasarkan

SK Rektor Universitas Brawijaya Nomor: 157/SK/2014 tanggal 10 April 2014

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Desember 2014

Bidang Unggulan PT: Good Governance

Page 2: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Penelitian : Model Pengembangan UMKM Melalui Pendekatan

Clustering yang Dinamis dan Integratif (Kaji Tindak

pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur)

Ketua Peneliti :

a. Nama Lengkap : Arif Hoetoro, SE., MT., PhD

b. NIDN : 0022097001

c. Jabatan Fungsional : Lektor

d. Program Studi : Ilmu Ekonomi

e. Nomor HP : 085235269884

f. Alamat surel (e-mail) : [email protected], [email protected]

Anggota (1) :

a. Nama Lengkap : Prof. Munawar Ismail, SE., DEA., PhD

b. NIDN : 0012025705

c. Perguruan Tinggi : Universitas Brawijaya

Anggota (2)

a. Nama Lengkap : Dr. Ir. Imam Santoso, MP

b. NIDN : 0005106806

c. Perguruan Tinggi : Universitas Brawijaya

Anggota (3)

a. Nama Lengkap : Dr. Ir. Maftuch, MSi

b. NIDN : 0025086604

c. Perguruan Tinggi : Universitas Brawijaya

Lama Penelitian Keseluruhan

Penelitian Tahun ke

:

:

3 Tahun

2

Biaya Penelitian Keseluruhan : Rp. 475.000.000,-

Biaya Tahun Berjalan

- Diusulkan ke DIKTI

- Dana internal PT

- Dana institusi lain

:

:

:

:

Rp. 125.000.000,-

-

-

Malang, 20 Desember 2014

Mengetahui

Dekan FEB UB Ketua Peneliti

Prof. Chandra Fajri Ananda, SE., MSc., PhD. Arif Hoetoro, SE., MT., PhD

NIP. 196201101987011001 NIP. 19700922 199512 1 002

Menyetujui

Ketua LPPM UB

Prof. Dr. Ir. Woro Busono, MS

NIP. 19560403 198003 1 002

Page 3: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

iii

RINGKASAN

Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dengan menggunakan

pendekatan pengklasteran sudah jamak dilakukan. Di Indonesia, bahkan, pendekatan tersebut

diadopsi sebagai program nasional dalam mengembangkan UMKM di semua daerah yang

sampai saat ini masih diwujudkan dalam bentuk sentra-sentra UMKM. Termasuk pula di

Jawa Timur, terdapat banyak sentra UMKM yang tersebar di setiap kabupaten maupun kota.

Namun demikian, masih terdapat celah yang perlu diisi dalam pengklasteran ini yaitu

perlunya penguatan kelembagaan sentra-sentra UMKM yang dapat memfasilitasi

berkembangnya lingkungan bisnis yang sehat secara dinamis dan integratif. Sekalipun sebuah

sentra dapat dianggap sebagai klaster, pendekatan pengklasteran UMKM dalam penelitian ini

dimaksudkan untuk lebih meningkatkan rantai nilai antar UMKM dan lembaga-lembaga

pendukungnya. Dengan kata lain, sentra-sentra UMKM di Jawa Timur perlu ditransformasi-

kan ke dalam bentuk klaster UMKM yang dinamis dan integratif.

Dalam konteks ini, yang dimaksud dengan istilah “dinamis” adalah menggali

kekuatan-kekuatan yang mendorong dinamika internal klaster UMKM yaitu seberapa dalam

derajat kerjasama dan persaingan UMKM dalam klaster mampu menciptakan “collective

efficiency” bagi UMKM. Sedangkan yang dimaksud dengan “integratif” adalah mengintegra-

sikan antar klaster UMKM yang terkait ke dalam sebuah mekanisme “networking” yang

efektif sehingga mampu meningkatkan kapabilitas inovasi dan skala usaha UMKM.

Hasil-hasil yang ditulis dalam penelitian ini adalah ditemukannya kecenderungan

UMKM di Jawa Timur untuk menjalin berbagai kaitan usaha antar firma baik yang bersifat

vertikal maupun horisontal. Kaitan usaha antar firma ini dimaksudkan oleh pelaku-pelaku

UMKM untuk menjalin kerja sama dengan mitra mereka agar dapat memperoleh skala

efisiensi dalam usaha. Seiring dengan hal itu, setiap pelaku UMKM juga menerapkan strategi

bisnis yang efektif agar dapat memenangi persaingan pasar. Namun demikian, ditengarai

bahwa UMKM dalam sentra di Jawa Timur cenderung lebih mengutamakan persaingan

bisnis ketimbang kerjasama di antara mereka. Hal ini tampak dari menguatnya strategi bisnis

yang diterapkan oleh setiap UMKM daripada tindakan-tindakan kolektif yang diperlukan

dalam membangun kerjasama antar UMKM dalam sentra. Oleh karena itu, perlu diatur

bagaimana derajat kerjasama dan persaingan ini dapat berjalan dengan seimbang sehingga

memberi mereka manfaat “collective efficiency” bagi kinerja perusahaan. Keberhasilan

UMKM untuk memajukan usaha mereka di sentra-sentra UMKM adalah jika para pelaku

Page 4: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

iv

UMKM di Jawa Timur mampu memperoleh efisiensi kolektif ini melalui kerjasama dan

persaingan yang sehat.

Usaha untuk memperoleh efisiensi kolektif tersebut adalah mentransformasikan sentra

UMKM dalam bentuk klaster. Penelitian ini telah melakukan usaha transformasi tersebut

dengan membentuk forum-forum interaktif dalam sentra yang disebut sebagai “Forum

Rembug Klaster” (FRK). Sentra-sentra yang telah dibentuk FRK adalah sentra mebel

Tunjung Sekar di Kota Malang, sentra mamin-agro Sidomulyo Kota Batu, sentra kerajinan

rumah tangga (cobek) Beji Kota Batu, dan sentra kulit Magetan. Fungsi penting dari FRK ini

adalah menjadi institusi yang menginisiasi tindakan-tindakan kolektif antar UMKM dalam

klaster sehingga nantinya diperoleh efisiensi kolektif klaster UMKM tersebut. FRK juga

berfungsi sebagai dinamisator dan stabilisator antara pencapaian tujuan-tujuan bisnis

individual UMKM dan kepentingan-kepentingan kolektif klaster.

Selama setahun sejak terbentuknya FRK di kota Malang dan Batu ditemukan adanya

usaha-usaha untuk membangun efisiensi kolektif di klaster mebel kota Malang, klaster cobek

dan klaster mamin-agro kota Batu. Usaha-usaha tersebut mewujud dalam hal: 1) tumbuhnya

kesadaran kolektif pelaku UMKM dalam klaster; 2) transformasi tindakan kolektif; 3)

peningkatan daya tawar klaster; 4) spesialisasi kerja dalam klaster; dan 5) peran aktif peme-

rintah dalam pengembangan klaster UMKM.

Page 5: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

v

ABSTRAK

Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dengan menggunakan

pendekatan klastering sudah jamak dilakukan. Di Jawa Timur, pendekatan tersebut

diwujudkan dalam bentuk sentra-sentra UMKM yang dimaksudkan untuk mengembangkan

UMKM di setiap kabupaten dan kota. Namun demikian, masih terdapat celah yang perlu diisi

dalam klastering ini yaitu perlunya penguatan kelembagaan klaster-klaster UMKM yang

memfasilitasi berkembangnya lingkungan bisnis yang sehat secara dinamis dan integratif.

Dalam konteks ini, sentra-sentra UMKM yang banyak ditemukan di penjuru Jawa Timur itu

memerlukan sebuah institusi yang mampu mendinamisasi sentra UMKM ke dalam klaster

yang sebenarnya. Oleh Karena itu, pada penelitian sebelumnya telah dibentuk Forum

Rembug Klaster (FRK) sebagai institusi penggerak klaster di empat sentra UMKM yaitu;

FRK Sido Rukun di sentra mebel Tunjung Sekar Malang, FRK Barokah di sentra cobek

Junrejo Batu, FRK Tani Wisata di sentra mamin-agro Sidomulyo Batu, dan FRK Kulit

Magetan. Dengan menggunakan metode analisis kebijakan, analisis lingkungan internal-

eksternal, dan analisis SWOT, penelitian ini dimaksudkan untuk mengkonstruksi

kelembagaan FRK di Jawa Timur yang terkoordinasi mulai di tingkat kabupaten/kota sampai

tingkat provinsi. Empat FRK yang telah terbentuk tersebut dipilih sebagai sampel penelitian

ini.

Kata-kata kunci: FRK, UMKM, klastering, dinamis-integratif, collective efficiency

Page 6: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Pengesahan……………………………………………………………….

Abstrak……………………………………………………………………………..

Daftar Isi……………………………………………………………………………

I

ii

iii

Daftar Tabel dan Gambar………………………………………………………….

Iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 4

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................ 5

1.4 Output Penelitian ................................................................................................ 6

1.5 Batasan Penelitian .............................................................................................. 6

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pendekatan Klastering (Clustering) UMKM ..................................................... 8

2.2 Interaksi antar Klaster UMKM........................................................................... 10

2.3 Kebijakan Pengembangan Klaster UMKM……………………………………. 12

2.4 Road Map Penelitian Unggulan Universitas Brawijaya: Good Governance ..... 15

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Model Penelitian ................................................................................................ 18

3.1.1 Model Klastering UMKM yang Dinamis .................................................. 18

3.1.2 Model Klastering UMKM yang Integratif ................................................ 20

3.2 Sampel Penelitian ............................................................................................... 22

3.3 Pengumpulan Data ............................................................................................. 22

3.4 Metode Analisis Data ......................................................................................... 23

3.4.1 Analisis Kebijakan..................................................................................... 23

3.4.2 Analisis (SWOT) Lingkungang Internal-Eksternal ................................... 23

3.5 Indikator Capaian Tahunan…………………………………………………….

BAB IV EKSISTENSI FORUM REMBUG KLASTER

4.1 Kerjasama dan Persaingan dalam Klaster……………………………………...

4.2 Forum Rembug Klaster………………………………………………………...

4.2.1 FRK Mebel “Sido Rukun” Tunjung Sekar Kota Malang…………………….

4.2.2 FRK “Tani Wisata” Sidomulyo Kota Batu…………………………………..

4.2.3 FRK Cobek “Barokah” Junrejo Keto Batu…………………………………..

4.3 Kondisi Eksisting FRK…………………………………………………………

4.3.1 Kendala dan Permasalahan…………………………………………………..

4.3.2 Prospek……………………………………………………………………….

26

27

33

34

36

39

43

43

44

Page 7: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

vii

BAB V DINAMIKA FORUM REMBUG KLASTER

5.1 Transformasi Kesadaran Kolektif……………………………………………...

5.1.1 FRK mebel Sido Rukun Tunjung Sekar Malang………………………...

5.1.2 FRK Cobek Barokah Junrejo Batu……………………………………….

5.1.3 FRK Tani Wisata Sidomulyo Batu……………………………………….

5.2 Transformasi Tindakan Kolektif (Collective Action)…………………………..

5.2.1 FRK mebel Sido Rukun Tunjung Sekar Malang………………………...

5.2.2 FRK Cobek Barokah Junrejo Batu……………………………………….

5.2.3 FRK Tani Wisata Sidomulyo Batu……………………………………….

5.3 Peningkatan Posisi Tawar……………………………………………………...

5.3.1 FRK mebel Sido Rukun Tunjung Sekar Malang………………………...

5.3.2 FRK Cobek Barokah Junrejo Batu……………………………………….

5.3.3 FRK Tani Wisata Sidomulyo Batu……………………………………….

5.4 Spesialisasi Kerja dalam FRK………………………………………………….

5.5 Efektivitas Peran Pemerintah…………………………………………………..

47

48

50

52

53

54

58

61

62

63

66

67

68

69

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan……………………………………………………………………..

6.2 Rekomendasi…………………………………………………………………...

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………...

71

72

74

Lampiran 1: Dokumentasi Pelatihan Manajemen Kelompok Usaha Kecil………...

Lampiran 2: Dokumentasi FGD Kebijakan Pengembangan Sentra UMKM………

Lampiran 3: Dokumentasi Pelatihan Pembentukan Koperasi FRK Sido Rukun…..

Lampiran 4: Dokumentasi Pelatihan Manajemen FRK Barokah Batu…………….

Lampiran 5: Dokumentasi FGD pada FRK Tani Wisata Batu……………………..

Lampiran 6: SK Lurah Tunjung Sekar Malang…………………………………….

Lampiran 7: SK Lurah Junrejo Batu……………………………………………….

76

80

83

86

89

91

Page 8: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

viii

DAFTAR TABEL & GAMBAR

Halaman

Tabel 3.1 Matrik SWOT ...........................................................................................

Tabel 4.1 Pengaruh Kerjasama dan Persaingan Bisnis terhadap Kinerja UMKM…

25

29

Gambar 2.1 Dinamika Internal-Eksternal Klaster Industri Kecil.............................

9

Gambar 2.2 Kelembagaan “Networking” antar Klaster UMKM……...................... 12

Gambar 2.3 Kebijakan Pemerintah pada Pengembangan Klaster UMKM…........... 14

Gambar 2.4 Analisis SWOT Klaster UMKM yang Dinamis-Integratif…………… 15

Gambar 2.5 Road Map Keunggulan Good Governance; Sub-Bidang: Tata Kelola

Klastering UMKM yang Dinamis-Integratif

17

Gambar 3.1 Model Pengklastern UMKM di Jawa Timur…………………………. 19

Gambar 3.2 Koordinasi FRK UMKM antar Daerah di Jawa Timur………………. 19

Gambar 3.3 Mekanisme Kerja Pengklasteran UMKM yang Integratif Jawa Timur

Gambar 4.1 Analisis SWOT FRK Mebel Sido Rukun Tunjung Sekar…………….

Gambar 4.2 Analisis SWOT FRK Tani Wisata Sidomulyo..………………………

Gambar 4.3 Model Klaster Agro Wisata Terpadu Sidomulyo……………………..

Gambar 4.4 Analisis SWOT FRK Cobek “Barokah” Junrejo Batu………………..

22

35

37

39

40

Page 9: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

ix

Page 10: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Geliat ekonomi kerakyatan, utamanya di Jawa Timur yang dimotori oleh para

wirausahawan (entrepreneurs) di sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM)

dewasa ini tampak semakin intensif mewarnai dinamika ekonomi daerah. Aviliani

(2013) menyatakan bahwa dari sisi jumlah, pelaku UMKM merupakan salah satu yang

terbesar secara nasional. Mereka ikut mendorong pertumbuhan ekonomi dan terbukti

teruji bertahan saat terjadi krisis moneter di tahun 1998. Di antara mereka, dua sektor

UMKM yang paling besar pelakunya adalah di sektor perdagangan dan perindustrian.

Diperkirakan sektor perdagangan memiliki 25 juta pelaku, sedangkan perindustrian

mempunyai 15 juta pelaku UMKM.

Sementara itu, Ayyagari (2006) menyoroti tiga hal utama mengapa UMKM

perlu dipacu pertumbuhannya untuk mendukung pembangunan nasional. Pertama,

UMKM, khususnya perusahaan yang sedang tumbuh, berperan penting bagi

berkembangnya kewirausahaan dalam perekonomian. Kedua, UMKM menghasilkan

dinamisme dan fleksibilitas ekonomi dengan cara menciptakan perusahaan baru,

menambah kekuatan kompetitif dan lebih murah dalam melakukan berbagai

penyesuaian terhadap guncangan ekonomi. Dan ketiga, UMKM memainkan peran yang

sangat strategis dalam transformasi ekonomi dan sosial melalui interaksi mereka

dengan perusahaan lain (Ayyagari, 2006). Dalam konteks pembangunan di era otonomi

daerah, UMKM diharapkan dapat menjadi basis pengembangan produk unggulan di

setiap daerah sehingga perlu adanya perbaikan dalam penciptaan dan peningkatan nilai

tambah yang tinggi (Aviliani, 2013).

Page 11: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

2

Dalam praktek bisnis UMKM, jamak diketahui bahwa tingkat efisiensi

operasional UMKM bergantung pada pola-pola interaksi dan kerjasama bisnis yang

disebut sebagai kaitan usaha antar perusahaan (Felzensztein dkk, 2010.), hubungan

antar-perusahaan (Phele, 2004; Saito et al, 2007), atau kaitan usaha antar firma (Sato,

2000). Bentuk-bentuk kerjasama tersebut merupakan bagian dari cara-cara UMKM

dalam mengatasi persoalan yang membelit dirinya baik secara internal maupun

eksternal.

Lebih jauh, kaitan usaha (inter-firm linkages) sebagai salah satu cara kerjasama

bisnis antar UMKM tersebut dikuatkan oleh pelaku-pelaku UMKM melalui pendekatan

pengklasteran dalam bentuk sentra-sentra industri kecil. Di Jawa Timur, pola

pengklasteran ini diadopsi sebagai kebijakan pemerintah daerah dalam mamajukan

UMKM.

Interaksi bisnis yang terbentuk dalam klaster tersebut selanjutnya memfasilitasi

UMKM meraih keuntungan lokasi yaitu keuntungan yang diperoleh melalui saluran

pemenuhan sumber daya dan layanan yang bernilai tambah dengan mendekatkan usaha

mereka pada pengguna akhir (Nadvi, 1999; Kuah, 2002; Kuncoro dan Supomo, 2003 ).

Sementara itu, Felzensztein (2003) menunjukkan bahwa interaksi bisnis dalam klaster

memfasilitasi UMKM pola produksi yang lebih fleksibel antar perusahaan dan mening-

katkan efisiensi produksi. Interaksi tersebut juga memfasilitasi UMKM ketersediaan

aliran informasi yang lebih baik dan ruang yang lebih luas untuk meningkatkan inovasi

dan kinerja perusahaan.

Namun demikian, pengembangan klaster-klaster UMKM di Jawa Timur sangat

terkait dengan berbagai faktor yang memengaruhinya baik secara internal maupun

eksternal. Secara internal, jika dilihat dari pendekatan kontingensi yang mencoba untuk

membangun hubungan fungsional antara variabel-variabel lingkungan dan variabel

Page 12: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

3

organisasi (Boyoung, 2010), dapat dikatakan bahwa penerapan kaitan usaha dalam

klaster secara efektif bergantung pada faktor-faktor seperti strategi dan preferensi

manajerial. Hal ini diperlukan oleh karena kendatipun UMKM dalam klaster di Jawa

Timur selalu berusaha untuk meningkatkan kerjasama antar UMKM melalui pola-pola

kaitan usaha tertentu, namun mereka juga tetap bersaing dengan sesama UMKM dalam

klaster.

Dengan demikian, klaster-klaster UMKM di Jawa Timur sebenarnya mewadahi

berkembangnya kerjasama dan persaingan antar UMKM yang merupakan ekspresi

dinamika internal klaster. Keadaan tersebut sering disebut sebagai hubungan bisnis

yang didasarkan pada kerjasama dan kompetisi atau co-opetition strategy (Solitander

dan Tidström, 2010); yaitu para pelaku UMKM harus mengelola keseimbangan antara

kaitan usaha antar firma dan rencana strategis yang diperlukan dari mitra usaha. Oleh

karena itu, kaitan usaha yang sukses sebagai bagian dari kerjasama antar UMKM juga

harus diiringi dengan kemampuan untuk memiliki strategi bisnis yang mampu

beradaptasi selaras dengan perkembangan UMKM (Harvie, 2007) yang pada gilirannya

dapat meningkatkan kinerja perusahaan.

Sementara itu, secara eksternal pengembangan klaster-klaster UMKM Jawa

Timur dipengaruhi pula oleh interaksi mereka dengan institusi ekternal yang terkait dan

klaster-klaster di luar mereka. Misalnya adalah keterkaitan klaster UMKM alas kaki di

Kabupaten Sidoarjo dengan klaster sepatu kulit di Kabupaten Mojokerto atau Magetan,

jika dapat disinergikan selayaknya akan memberikan efisiensi kolektif bagi perkem-

bangan UMKM di klaster-klaster tersebut.

Dalam bingkai paparan di atas, penelitian ini mengkaji lebih dalam dan

mengkonstruksi sebuah kerangka kerja ke dalam “model pengembangan UMKM

melalui pendekatan pengklasteran yang dinamis dan integratif” dengan mem-

Page 13: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

4

fokuskan pada penguatan institusi-institusi terkait yang diperlukan oleh sebuah klaster

UMKM. Penelitian sebelumnya telah menghasilkan pembentukan Forum Rembug

Klaster (FRK) sebagai institusi pemerolehan efisiensi kolektif di empat sentra UMKM,

yaitu; FRK Mebel “Sido Rukun” Tunjungsekar Malang, FRK Cobek “Barokah”

Junrejo Batu, FRK “Tani Wisata” Sidomulyo Batu, dan FRK Kulit Magetan.

Pada aras kebijakan, keberadaan FRK ini perlu dikuatkan dengan cara

membentuk lembaga-lembaga koordinasi di tingkat kabupaten/ kota dan provinsi Jawa

Timur. Hal ini diperlukan oleh karena terkait dengan kebijakan/ program pemerintah

Jawa Timur yang ingin mengembangkan ekonomi lokal dan produk unggulan daerah

melalui klaster UMKM. Jika di setiap kabupaten/ kota terdapat lembaga koordinasi

FRK, maka kesamaan visi dan misi dalam pengembangan ekonomi lokal dapat

diperoleh sehingga membantu efektifitas pelaksanaan program pembangunan daerah.

1.2 Rumusan Masalah

Berangkat dari latar belakang tersebut di atas, tampak jelas bahwa pengem-

bangan klaster UMKM secara internal dan eksternal berperan penting dalam

meningkatkan kinerja UMKM. Sebuah klaster seharusnya tidak hanya dipahami sebatas

sentra-sentra, namun lebih jauh haruslah dipahami sebagai kaitan antar unsur

pendukung yang memfasilitasi dinamika UMKM di internal klaster dan dinamika

eksternal antar klaster yang terkait. Oleh karena itu, perlu dibangun sebuah model yang

“dinamis dan integratif” bagaimana klaster-klaster yang ada di Jawa Timur

berkembang melampaui kapasitas mereka sebagai sentra UMKM.

Mempertimbangkan berbagai kekurangan yang ada dalam usaha-usaha

pengembangan UMKM melalui pendekatan clustering selama ini, penelitian ini

mengkonstruksi sebuah model “dinamis terintegrasi” yang menyelidiki penguatan

Page 14: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

5

kelembagaan klaster UMKM mulai di tingkat kabupaten/kota hingga provinsi Jawa

Timur. Terutama yang difokuskan dalam penelitian ini adalah penguatan kapasitas

FRK sebagai institusi yang mendinamisasi pencapaian efisiensi kolektif klaster

UMKM. Pada gilirannya, penguatan FRK ini merupakan titik masuk yang strategis

bagi usaha-usaha untuk membangun keterhubungan klaster dengan institusi-institusi

yang terkait.

Untuk itu, secara spesifik rumusan permasalahan di atas dituangkan dalam

beberapa pertanyaan penelitian berikut ini:

1. Bagaimanakah pola penguatan Forum Rembug Klaster (FRK) UMKM yang sesuai

untuk diterapkan di klaster-klaster UMKM Jawa Timur?

2. Bagaimanakah FRK mampu menjalin keterhubungan dengan institusi-institusi yang

terkait dalam pengembangan klaster UMKM?

3. Bagaimanakah regionalisasi klaster UMKM dapat dibangun dalam rangka

pengembangan UMKM di Jawa Timur?

4. Bagaimanakah kebijakan pemerintah kabupaten/kota dan provinsi Jawa Timur

mendukung penguatan FRK sebagai institusi pendinamisasi klaster-klaster UMKM

di Jawa Timur?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Menjelaskan pola-pola penguatan FRK yang sesuai dalam pengembangan klaster

UMKM di Provinsi Jawa Timur.

2. Mendeskripsikan jalinan keterhubungan klaster UMKM dengan institusi-institusi

yang terkait, seperti dengan industri pendukung dan lanjutan klaster UMKM.

Page 15: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

6

3. Mendeskripsikan pola-pola interaksi dalam regionalisasi klaster UMKM di Jawa

Timur.

4. Menjelaskan kebijakan pemerintah kabupaten/kota dan provinsi Jawa Timur dalam

penguatan FRK sebagai institusi pendinamisasi klaster-klaster UMKM di Jawa

Timur

1.4 Output Penelitian

Output penelitian ini adalah diperolehnya “model pengembangan UMKM

melalui pendekatan pengklasteran yang dinamis dan integratif”. Melalui model ini

diharapkan dapat dikembangkan berbagai kebijakan yang relevan dalam memajukan

dan menguatkan klaster-klaster UMKM di Jawa Timur.

Berdasarkan pada hal tersebut, penelitian ini akan menghasilkan dua model

pengembangan UMKM; yaitu:

1. Model pengembangan UMKM melalui pendekatan pengklasteran secara internal

yang difokuskan pada penguatan Forum Rembug Klaster (FRK) sebagai institusi

pendinamisasi klaster-klaster MKM di Jawa Timur.

2. Model pengembangan UMKM melalui konsep regionalisasi klaster-klaster UMKM

yang difokuskan pada integrasi antar klaster yang terkait. Model ini mengkonstruksi

bagaimana “networking” antar klaster UMKM mampu meningkatkan kapasitas

inovasi dan produktivitas UMKM Jawa Timur.

1.5 Batasan Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengkonstruksi pengembangan UMKM di

Jawa Timur melalui pendekatan “pengklasteran yang dinamis dan integratif”. Secara

teknis, penelitian ini memberi penekanan pada konstruksi institusi-institusi yang

Page 16: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

7

dibutuhkan untuk mengembangkan klaster UMKM di Jawa Timur. Salah satu institusi

yang strategis dalam pengembangan klaster UMKM tersebut adalah keberadaan Forum

Rembug Klaster (FRK) di sentra UMKM yang perlu dikuatkan dengan dukungan

kebijakan, keuangan, dan sumber-sumber daya lainnya dari pemerintah kabupaten/kota

dan provinsi Jawa Timur. Untuk maksud tersebut, penelitian ini dibatasi pada:

1. Tiga Forum Rembug Klaster (FRK) yang baru terbentuk pada penelitian

sebelumnya, yaitu: FRK Sido Rukun di sentra mebel Tunjung Sekar Kota Malang,

FRK Barokah di sentra cobek Junrejo Kota Batu, dan FRK Tani Wisata di sentra

mamin-agro Sidomulyo Kota Batu.

2. Penguatan kelembagaan FRK UMKM yang dimaksud adalah penguatan FRK

UMKM di tiga sentra tersebut di atas melalui penetapan dukungan kebijakan,

program, finansial, dan sumber daya lainnya mulai di tingkat kabupaten/kota dan

provinsi Jawa Timur.

3. Keterhubungan satu klaster UMKM dengan klaster lainnya yang sejenis dilakukan

melalui interaksi antar FRK UMKM.

Page 17: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

8

BAB II

LANDASAN TEORI

Bagian ini menjelaskan dasar-dasar teori pengembangan UMKM melalui

pendekatan klastering (clustering approach). Terkait dengan hal ini, pembahasan teori

diarahkan pada aras dasar pemodelan klater yang menghubungkan dinamika internal

dan eksternal klaster UMKM. Banyak penelitian terdahulu mengkaji dinamika UMKM

di klaster-klaster industri kecil secara internal tanpa mengkaji lebih jauh bagaimana

hubungan eksternal yang terjalin antar klaster.

2.1 Pendekatan Klastering (Clustering) UMKM

Konsep klaster memfokuskan perhatian pada hubungan antar pelaku dalam

mata rantai nilai produk dan jasa. Konsep klaster melampaui jaringan horizontal

sederhana di mana sebuah perusahaan beroperasi pada pasar produk akhir yang sama

dan termasuk dalam kelompok industri yang sama, pemasaran kolektif atau pembelian.

Di banyak negara, kelompok usaha ini semakin menjadi perancang kebijakan industri

dan inovasi yang fokus pada faktor-faktor teritorial karena mereka mampu mendorong

perbaikan kewirausahaan dan produktivitas (UNIDO, 2010).

Klaster sering bersifat lintas-sektoral; yaitu terdiri dari berbagai perusahaan

yang berbeda dan saling melengkapi yang mengkhususkan diri di lini tertentu atau basis

pengetahuan dalam mata rantai nilai (Roelandt dan Hertog, 1999). Untuk jalur

pertumbuhan klaster tersebut, terdapat lima faktor utama yang menentukan, yaitu: 1)

ukuran pasar, 2) saham skala ekonomi dan ruang lingkup, 3) tingkat upgrade, 4) sifat

dari pendukung institusi, dan 5) bentuk efisiensi kolektif (Uzor, 2004). Intinya, esensi

klaster industri terletak pada kemampuan mereka untuk mengembangkan hubungan

Page 18: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

9

bisnis melalui kemitraan strategis antara perusahaan, pelanggan, pemasok, dan lebih

luas lagi adalah komunitas bisnis (Nel dan Makuwaza, 2001;. Mills, dkk, 2008).

Schmitz (1995) berpendapat bahwa klaster akan menguntungkan perusahaan

jika mereka dapat memberikan efisiensi kolektif, yaitu keunggulan kompetitif yang

ditimbulkan oleh "ekonomi eksternal" dan "aksi bersama". Sejalan dengan pandangan

ini, Titze dkk. (2008) memberikan perspektif yang lebih fungsional tentang klaster

yang didefinisikan sebagai 'jaringan produsen perusahaan yang saling tergantung

(termasuk pemasok khusus) dihubungkan satu sama lain dalam rantai produksi nilai

tambah'. Dinamika klaster UMKM ini dapat dijelaskan pada Gambar 2.1 berikut:

Dinamika Eksternal

Sumber: Tambunan (2005)

Gambar 2.1 Dinamika Internal-Eksternal Klaster Industri Kecil

Mengacu pada Gambar 2.1 tersebut, terlihat jelas bahwa UMKM yang

beroperasi dalam klaster akan mampu memperoleh banyak keuntungan dari "ekonomi

eksternal", yaitu, keuntungan yang dihasilkan dari adanya "kedekatan geografis" seperti

Klaster UMKM

Dinamika Internal Klaster

UMK-A UMK-B

Perusahaan Besar Lembaga

Keuangan Lembaga

Pendamping

Pemerintah Pusat

Pemerintah Lokal

Klaster Pasok Input

Klaster Pemasar Output

Universitas Lembaga R&D

Page 19: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

10

ketersediaan tenaga kerja yang terampil dan imbas pengetahuan. Dalam hal ini, Dahl

dan Pedersen(2002: 5) menyatakan bahwa:

“Ketika perusahaan yang sejenis beroperasi dalam klaster, perusahaan

akan berbagi seperangkat nilai-nilai dan pengetahuan sehingga berperan

penting dalam membangun lingkungan budaya industrial. Dalam

lingkungan ini, perusahaan dihubungkan oleh hubungan informal

tertentu dalam campuran yang kompleks antara kerjasama dan

kompetisi......Dengan adanya budaya ini dan berbagai lembaga ikut

menyediakan layanan jaringan dengan mengatur pameran dagang,

konferensi, seminar, dan kegiatan sosial, maka pembentukan hubungan

dan kontak informal ini akan semakin diperkuat oleh kegiatan-kegiatan

bisnis yang sedang berlangsung.”

Sebagaimana pernyataan Schmitz (1995) tentang efisiensi kolektif, yaitu

keunggulan kompetitif yang disebabkan oleh "ekonomi eksternal" dan "aksi bersama",

maka UMKM yang beroperasi dalam klaster industri kecil sangat perlu membangun

kerjasama antar UMKM yang selaras dengan persaingan yang sehat antar mereka. Hal

ini dapat diwujudkan dengan cara setiap UMKM membangun kaitan usaha antar firma

(inter-firm linkages) dengan UMKM yang sederajat (horizontal linkage), UMKM

pemasok input (backward linkage), maupun UMKM pemroses output lanjutan (forward

linkage). Di samping itu, kaitan usaha antar firma tersebut perlu dikuatkan dengan

kompetisi yang sehat bagi berkembangnya inovasi dan skala usaha UMKM di internal

klaster.

2.2 Interaksi antar Klaster UMKM

Kaitan usaha yang terjalin secara internal oleh UMKM-UMKM di klaster

menciptakan daya vital klaster yang dinamis. Pada aras ini antar UMKM saling

bekerjasama bisnis untuk memperoleh “collective efficiency” namun sekaligus juga

mereka saling bersaing selaras dengan strategi bisnis yang mereka terapkan. Derajat

Page 20: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

11

kerjasama dan persaingan antar UMKM ini yang mewarnai dinamika internal klaster

UMKM.

Secara eksternal, daya vital klaster ditentukan oleh sejauh mana sebuah klaster

dapat menjalin kerjasama dan interaksi yang intens dengan membuat „networking‟

dengan klaster-klaster lainnya. Interaksi yang intens antar klaster ini sangat diperlukan

sebagai media pengembangan inovasi dan perluasan skala usaha UMKM yang

beroperasi di dalam klaster UMKM.

Dalam jejaring seperti ini perlu adanya pengaturan kelembagaan (institutional

arrangements) antara pemerintah di semua tingkat, institusi pengembangan UMKM,

dan lembaga intermediasi yang menghubungkan jejaring antar klaster. Peran-peran

pengembangan dan intermediasi ini dapat dimainkan, misalnya, oleh Business

Development Services (BDS) yang sudah banyak berdiri di hampir setiap propinsi dan

kabupaten di Indonesia. Universitas dengan unit-unit inkubasi usaha kecil yang

dimilikinya juga dapat memainkan fungsi konsultasi dan intermediasi antar klaster ini.

Fungsi pemerintah dalam jejaring antar klaster ini ialah meminimisasi beban-

beban administrasi dan memfasilitasi lingkungan kelembagaan yang mendukung bagi

interaksi antar klaster. Termasuk pula menciptakan lingkungan kerjasama dan bisnis

yang sehat antar UMKM baik secara internal maupun eksternal klaster. Sementara itu,

BDS dan/ atau universitas dapat memainkan fungsinya sebagai lembaga yang

memfasilitasi bekerjanya jejaring klastering, fasilitasi finansial, pelatihan, maupun

promosi “joint actions” oleh UMKM-UMKM yang terkait secara internal dan eksternal

klaster. Peran aktif yang dimainkan oleh lembaga-lembaga ini diharapkan mampu

menciptakan interaksi yang „dinamis dan integratif‟ bagi pengembangan UMKM di

klaster-klaster industri kecil.

Page 21: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

12

Mekanisme penguatan struktur dan kelembagaan jejaring antar klaster UMKM

tersebut dijelaskan pada Gambar 2.2 berikut:

Networking “Networking”

Gambar 2.2 Kelembagaan “Networking” antar Klaster UMKM

Terlihat pada Gambar 2.2 bahwa antar klaster UMKM yang saling terkait perlu

membangun jejaring aktif agar dapat meraih manfaat “collective efficiency” bagi

perkembangan UMKM. Tujuan akhir dalam sinergi antar klaster UMKM ini memang

agar efisiensi kolektif tersebut dapat diperoleh. Yaitu; bahwa inovasi, peningkatan skala

usaha, dan produktivitas UMKM akan tercapai ketika klaster-klaster yang terkait

membangun „networking‟ yang mengintegrasikan produk-produk mereka dalam mata

rantai nilai yang lebih luas.

2.3 Kebijakan Pengembangan Klaster UMKM

External economies yang tercipta akibat kaitan-kaitan usaha antar UMKM

dalam sebuah klaster memengaruhi capaian kinerja setiap UMKM yang berupa

“collective efficiency” dan kelak akan mampu memperbesar skala usaha yang dimiliki

PEMERINTAH UNIVERSITAS/ BDS

KLASTER UMKM-A

KLASTER UMKM-B

“Collective Efficiency”: inovasi, skala usaha, dan produktivitasUMKM

PERUSAHAAN BESAR

Page 22: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

13

UMKM. Keunggulan kompetitif seperti ini dalam praksisnya mensyaratkan adanya

jajaring bisnis yang dinamis baik secara internal maupun eksternal. Secara internal

sebagaimana terlihat pada Gambar 2.1 UMKM perlu aktif membangun “joint actions”

antar mereka dalam rentang kegiatan bisnis yang bersifat kooperatif dan kompetitif.

Sementara itu, secara eksternal setiap klaster UMKM seharusnya mampu menjalin

berbagai kaitan usaha dengan klaster-klaster ataupun institusi-institusi yang terkait di

luar klaster. Gerak usaha yang “dinamis” dan “integratif” seperti ini akan menjamin

meningkatnya kinerja UMKM yang beroperasi dalam klaster.

Dalam konteks persaingan global yang dewasa ini mendominasi dunia bisnis,

klaster sebagai institusi pengembangan UMKM yang efektif tidak selalu larut dalam

kompetisi global tersebut. Di banyak negara maju maupun berkembang, pemerintah

merasa perlu untuk mengiringi daya saing klaster dengan berbagai kebijakan yang

relevan. Merujuk pada Porter (1990, 2000) tentang keunggulan kompetitif klaster

industri, kebijakan pemerintah dalam meningkatkan kapasitas dan kinerja UMKM

dalam klaster perlu memperhatikan faktor-faktor berikut, yaitu; (1) tingkat kerjasama

dan persaingan antar UMKM di internal klaster, (2) kondisi-kondisi permintaan, (3)

institusi pendukung yang terkait, dan (4) kondisi-kondisi faktor yang relevan.

Memperhatikan faktor-faktor pendukung pengembangan klaster ini pemerintah

perlu mengintervensi dengan kebijakan-kebijakan yang kondusif bagi klaster dan

menghapus kendala-kendala yang mengurangi keunggulan kompetitif dari klaster

UMKM. Dalam perspektif yang lebih luas, pengembangan klaster ini pun bermuara

pada kebijakan pemerintah untuk pengembangan ekonomi lokal atau daerah sebab

kemajuan klaster kelak berpengaruh pada capaian kinerja ekonomi lokal atau daerah

yang kompetitif dengan daerah-daerah lainnya.

Page 23: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

14

Untuk itu, adalah sangat penting jika desain kebijakan pemerintah dalam

mengembangkan klaster-klaster UMKM tidak hanya karena tututan program kerja,

namun yang lebih esensial adalah memfasilitasi perkembangan klaster berdasarkan

pada perkembangan pasar. Dalam hal ini, UMKM-UMKM yang beroperasi dalam

klaster didorong untuk terus meningkatkan kerjasama antar mereka dan menghindari

merebaknya persaingan bisnis yang tidak sehat. Jika derajat kerjasama antar UMKM

dalam klaster lebih kuat ketimbang persaingan bisnis yang tidak sehat maka kebijakan

untuk memperoleh “collective efficiency” melalui klastering akan dapat diperoleh.

Sebaliknya, jika persaingan bisnis yang tidak sehat lebih mendominasi hubungan antar

UMKM dalam klaster maka bisa dipatikan bahwa klastering akan mengarah pada

“collective failure”.

Kebijakan pemerintah dalam menyediakan layanan institusional bagi

pengembangan UMKM melalui klaster tersebut dapat dijelaskan pada Gambar 2.3

berikut:

Pembangunan Ekonomi Lokal/Regional

Gambar 2.3 Kebijakan Pemerintah pada Pengembangan Klaster UMKM

Kebijakan Pemerintah

Konteks Kerjasama dan Kompetisi Internal Klaster

Kondisi Permintaan

Institusi Pendukung

Kondisi Faktor (Input)

Pengembangan Klaster UMKM

Page 24: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

15

2.4 Road Map Penelitian Unggulan Universitas Brawijaya:

Good Governance

Mengacu pada Road Map Rencana Induk Penelitian (RIP) Universitas

Brawijaya maka penelitian ini didesain dalam kerangka Road Map tersebut terutama

adalah bidang keunggulan “Good Governance”. Salah satu aspek yang diajukan dalam

keunggulan good governance ini adalah “tata kelola ekonomi dan bisnins lokal”. Dalam

kerangka ini, penelitian untuk mengkonstruksi model pengembangan UMKM melalui

pendekatan klastering yang dinamis dan integratif mencerminkan tata keloka ekonomi

dan bisnis lokal yang dimaksud.

Dasar pemikiran pengembangan UMKM melalui pendekatan klaster yang

“dinamis dan integratif” ini didasarkan pada analisis SWOT sebagaimana tertuang pada

Gambar 2.4 berikut:

Gambar 2.4 Analisis SWOT Klaster UMKM yang Dinamis-Integratif

STRENGTH- Kecenderungan UMKM Beraglomerasi

- Adanya "External Economies" yangdiperoleh UMKM dalam klaster

WEAKNESS- Derajat kerjasama dan persaingan

yang sehat belum seimbang- Integrasi antar klaster yang terkait

agar sinergis belum terwujud

OPPORTUNITY- Jejaring kerjasama bisnis luas- Informasi bisnis mudah diperoleh- Peluang ekonomi dan bisnis terus

berkembang

THREAT- Liberalisasi ekonomi dan bisnis

global- Persaingan bisnis tidak sehat- Perebutan sumberdaya lokal

Page 25: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

16

Kecenderungan UMKM untuk beraglomerasi memang berpotensi untuk

memperoleh “external economies” dari tersedianya sumberdaya dan tenaga kerja lokal.

UMKM-UMKM yang beroperasi dalam klaster ini pada gilirannya akan mampu

mengembangkan “joint action” agar diperoleh manfaat “approximate advantages” atas

lokasi yang saling berdekatan.

Namun demikian, seringkali manfaat-manfaat klaster tersebut tidak dapat diraih

oleh UMKM sebab banyak yang belum menyadari pentingnya kerja bersama dalam

klaster. Sebagian besar UMKM justru mengedepankan persaingan bisnis yang lebih

mementingkan diri sendiri sehingga dinamika klaster yang seperti ini berpotensi untuk

mengalami kegagalan bersama atau “collective failure”. Hal ini terjadi karena

kelembagaan klaster yang mampu menumbuhkan iklim kerja sama dan persaingan

bisnis yang sehat belum mewujud yang sebagian disebabkan oleh belum efektifnya

kebijakan-kebijakan pemerintah dalam klastering UMKM. Mengacu pada RIP UB

dalam bidang keunggulan good governance, model pengembangan UMKM melalui

pendekatan clustering yang dinamis dan integratif ini didesain untuk memfokuskan

pada penguatan kelembagaan klaster secara internal dan eksternal.

Tahapan dalam penguatan kelembagaan klaster tersebut selanjutnya dapat

dirujuk pada Road Map RIP bidang keunggulan Good Governance di Gambar 2.5

berikut:

Page 26: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

17

Gambar 2.5 Road Map Keunggulan Good Governance; Sub Bidang:

Tata Kelola Klastering UMKM yang Dinamis-Integratif

Mengacu pada Road Map seperti dituangkan pada Gambar 2.5, terlihat bahwa

capaian jangka panjang yang ingin diraih dalam klastering UMKM secara dinamis-

integratif adalah komersialisasi produk-produk UMKM dalam skala internasional. Hal

ini akan dapat dicapai jika klaster-klaster yang ada di Jawa Timur dapat mengem-

bangkan pola kerja yang menumbuhkan “collective effciency” dan menghindari

kemungkinan terjerumusnya klaster UMKM ke dalam “collective failure”.

Oleh karena itu, sangat diperlukan penguatan kelembagaan klaster yang

mendukung pencapaian efisiensi kolektif tersebut. Dalam jangka pendek, hal ini dapat

dilakukan dengan cara penguatan kelembagaan klaster yang mampu menciptakan iklim

kerjasama dan persaingan yang sehat antar UMKM. Penguatan kelembagaan selanjut-

nya adalah menciptakan pola-pola interaksi dan “networking” antar klaster yang terkait

agar bersinergi dalam mencapai efisiensi kolektif bagi UMKM yang beroperasi dalam

berbagai klaster UMKM di Jawa Timur.

2012-2015:- Penguatan kelembagaan

internal klaster UMKM- Inovasi produk-produk UMKM- Penguatan jejaring kerjasama

antar UMKM dalam klaster- Penguatan kelembagaan

networking antar klaster

2016-2019:- Tata kelola networking

antar klaster untuk kerjasama& persaingan yang sehat

- Perluasan pasar produk UMKM- Jejaring nasional dan

internasional

2020-2023:- Pencapaian standar

internasional - Komersialisasi produk-

produk UMKM secarainternasional

Page 27: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

18

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Model Penelitian

3.1.1 Model Klastering UMKM yang Dinamis

Model klastering UMKM yang dinamis-integratif dimaksudkan untuk

menjelaskan bagaimana interaksi antar UMKM dalam sebuah klaster industri kecil

menciptakan “collective efficiency” yang dapat mereka peroleh secara internal di

lingkungan klaster UMKM. Dalam model ini dideskripsikan secara mendalam

bagaimana UMKM-UMKM dalam sebuah klaster saling menjalin kaitan-kaitan usaha

dan sekaligus saling bersaing dalam memajukan kinerja bisnis mereka.

Dengan pertimbangan bahwa sebuah klaster UMKM memfasilitasi adanya

lingkungan kerjasama dan persaingan yang sehat antar UMKM (Nadvi, 1999), maka

model klastering UMKM yang dinamis memfokuskan derajat kerjasama dan

persaingan antar UMKM yang mencerminkan dinamika internal klaster UMKM. Model

ini dimaksudkan untuk menjelaskan lebih jauh adanya peluang-peluang klaster UMKM

memperoleh “collective efficiency” atau “collective failure”.

Model penelitian yang memfokuskan pada klastering UMKM yang dinamis

secara internal klaster tersebut ditampilkan pada Gambar 3.1 dan Gambar 3.2 sebagai

berikut:

Page 28: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

19

Pemerintah

Prov, Kab/Kota Supplier

Distributor

FASILITATOR (BDS, universitas)

Gambar 3.1 Model Pengklasteran UMKM di Jawa Timur

Gambar 3.2 Koordinasi FRK UMKM antar Daerah di Jawa Timur

SENTRA UMKM

Pengklasteran KLASTER UMKM

FORUM REMBUG KLASTER

Instansi Publik Provinsi: - DPRD - Bappeprov - Dinas

FK-P Forum Klaster

Provinsi

Asosiasi Pengusaha

Institusi Pendukung - BDS - Universitas

FK-D Forum Klaster

Daerah

Instansi Publik Provinsi: - DPRD - Bappeprov - Dinas

Asosiasi Pengusaha

Institusi Pendukung - BDS - Universitas

FRK Forum Rembug

Klaster

Dinas Teknis Terkait

BDS Klaster

UMKM

Page 29: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

20

Gambar 3.1 dan Gambar 3.2 menjelaskan model dinamika internal klaster

UMKM. Dalam hal ini pola kerjasama dan persaingan antar UMKM di dalam klaster

digerakkan oleh adanya kelembagaan Forum Rembug Klaster (FRK) UMKM.

Optimalisasi fungsi dan peran FRK UMKM tersebut hanya akan dicapai jika dikuatkan

oleh dukungan kebijakan, program, finansial, dan sumber daya lain dari pemerintah

kabupaten/kota dan provinsi Jawa Timur. Oleh karena itu, di setiap kabupaten dan kota

perlu dibentuk suatu institusi yang mengkoordinasi FRK UMKM yang dalam hal ini

dinama-kan Forum Klaster Daerah (FK-D). Sementara itu, untuk mengkoordinasi

setiap FK-D perlu dibentuk Forum Klaster Provinsi (FK-P).

3.1.2 Model Klastering UMKM yang Integratif

Sedangkan model klastering UMKM yang integratif dalam penelitian ini adalah

sebuah model yang menjelaskan bagaimana klaster-klaster UMKM yang terkait dapat

saling mengintegrasikan bisnis mereka pada sinergi yang memberikan keuntungan

bersama (collective efficiency). Dalam konteksi ini, sinergi antar klaster UMKM

diwujudkan dalam program “regionalisasi” UMKM yang dapat dilakukan melalui

fungsionalisasi FRK UMKM secara koordinatif oleh institusi-institusi yang terkait.

Gambar 3.3 menampilkan model mekanisme integrasi antar klaster UMKM ke

dalam sebuah lini bisnis yang sinergi agar “collective efficiency” dapat tercapai sebagai

berikut:

Page 30: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

21

Gambar 3.3 Mekanisme Kerja Pengklasteran UMKM

yang Integratif Jawa Timur

Gambar 3.3 di atas menjelaskan bagaimana model networking yang diciptakan

oleh kerjasama bisnis antar klaster UMKM. Sebuah networking antar klaster UMKM

sangat diperlukan sebagai sarana peningkatan kapasitas absorptif bagi UMKM dalam

klaster tersebut. Kapasitas absorptif ini sangat penting dimiliki oleh setiap UMKM

dalam klaster karena berfungsi sebagai modal dasar bagi peningkatan kapasitas inovatif

UMKM yang kelak mem-pengaruhi kemampun UMKM dalam klaster untuk

melakukan berbagai inovasi bagi produk-produk mereka.

Selanjutnya jika setiap UMKM dalam klaster sudah memiliki kapa-bilitas

inovasi yang memadai, maka kemampuan inovatif ini akan sangat berperan penting

Perkuatan

FK-D & FK-P

Perkuatan

FRK & BDS

Bottom Up

Partisipatif

Pertanian Berbasis Processing

Industri Berbasis Ekspor: Mebel, Tekstil,

Kerajinan, Logam

Kawasan Wisata Unggulan

Kebijakan Dinas/Instansi Kab/Kota, Prop, Pusat

Integrated

Program

Keterlibatan Multi

Stakeholder

REGIONALISASI Klaster UMKM Unggulan

Jawa Timur

Fokus

Kapabilitas

Inovatif UMKM

Produktivitas UMKM

Pasar Domestik/Internasional

Page 31: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

22

bagi usaha-usaha up-grading atau perbaikan fungsi produksi UMKM. Melalui up-

grading yang efektif UMKM akan mampu memperbaiki mode dan fungsi produksi

mereka yang sangat diperlukan dalam menciptakan produk-produk yang diterima oleh

pasar domestik maupun internasional. Beberapa celah atau peluang pasar domestik dan

internasional akan dapat diisi oleh UMKM jika produk-produk mereka memang

memenuhi standar mutu yang sudah ditentukan. Untuk itu, usaha-usaha up-grading

yang efektif bagi perbaikan fungsi produki UMKM perlu dilakukan secara

berkelanjutan.

3.2 Sampel Penelitian

Sampel penelitian yang digunakan adalah tiga FRK UMKM yang sudah

dibentuk pada penelitian tahun sebelumnya. Ketiga FRK UMKM tersebut adalah FRK

Sido Rukun di sentra mebel Tunjung Sekar Malang, FRK Barokah di sentra cobek

Junrejo Batu, dan FRK Tani Wisata di sentra mamin-agro Sidomulyo Batu. Pemilihan

sampel penelitian ini didasarkan pada asumsi bahwa FRK UMKM berfungsi sebagai

institusi yang mendinamisai klaster UMKM dalam memperoleh efisiensi kolektif.

3.3 Pengumpulan Data

Pengumpulan data direncanakan berlangsung dalam waktu delapan bulan yang

dilakukan dengan penyebaran kuesioner, wawancara mendalam, dan focus group

discussion (FGD). Berbagai metode pengumpulan data ini dipilih agar dapat diperoleh

data-data yang menjelaskan dinamika UMKM yang beroperasi di klaster UMKM

secara internal dan eksternal. Di samping itu, dokumen-dokumen resmi yang terkait

dengan kebijakan pengembangan UMKM melalui pendekatan klastering juga sangat

penting dan diperlukan dalam penelitian ini.

Page 32: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

23

3.4 Metode Analisis Data

Analisis data dilakukan secara dua tahap yaitu 1) analisis kebijakan, dan 2)

analisis SWOT. Langkah-langkah analisis data tersebut dijelaskan sebagai berikut.

3.4.1 Analisis Kebijakan

Analisis kebijakan digunakan untuk meneliti secara lebih mendalam ragam

kebijakan yang telah diimplementasikan oleh pemerintah Jawa Timur baik di tingkat

kabupaten/kota maupun provinsi dalam mengembangkan UMKM. Terutama dalam hal

ini adalah kebijakan pengkasteran melalui sentra-sentra UMKM yang tersebar di

penjuru Jawa Timur.

Oleh karena itu, diperlukan dokumen-dokumen yang terkait dengan

implementasi kebijakan pengklasteran UMKM seperti dokumen RPJM, per-kembangan

UMKM, penguatan kelembagaan sentra UMKM dan dokumen lain-lain yang relevan.

Kemudian, analisis dokumen dilanjutkan dengan cara diskusi mendalam melalui focus

group discussion (FGD). Beberapa institusi publik dan swasta yang diharapkan dapat

mengikuti FGD ini adalah Bappeda, Dinas Perindustrian, Koperasi dan UMKM,

Asosiasi Pengusaha, BDS, Per-guruan Tinggi, institusi keuangan, dan FRK UMKM.

Output yang diharapkan dalam FGD ini adalah adanya kesepahaman dan komitmen

untuk menguatkan FRK UMKM dalam koordinasi yang terintegratif mulai ditingkat

kabupaten/ kota hingga provinsi.

3.4.2 Analisis SWOT (Lingkungan Internal dan Eksternal)

Analisis SWOT terhadap lingkunan internal-eksternal ini dilakukan dengan

menggunakan matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan matriks External Factor

Evaluation (EFE). Dengan menggabungkan kedua matriks tersebut yang membentuk

Matriks Internal-Eksternal (IE) dalam membangun jejaring kerja antar klaster UMKM

Page 33: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

24

dapat diketahui kekuatan internal klaster UMKM dan pengaruh eksternal yang

dihadapi.

Matriks IE terdiri dari dua dimensi, yaitu:

1. Dimensi X, yaitu: total skor dari matriks IFE, dan

2. Dimensi Y, yaitu: total skor dari matriks EFE.

Sumbu X dari matriks IE, dihitung dengan cara memberikan skor berupa tiga

skor, yaitu; skor 1,0-1,99 menyatakan bahwa posisi internal klaster UMKM adalah

lemah, skor 2,0-2,99 menyatakan posisinya adalah rataan dan skor 3,0-4,0 menyatakan

bahwa posisinya adalah kuat. Dengan cara yang sama, pada sumbu Y dari matriks IE,

skor 1,0-1,99 menyatakan bahwa tantangan eksternal yang dihadapi oleh klaster

UMKM adalah rendah, skor 2,0-2,99 menyatakan tantangannya adalah sedang dan skor

3,0-4,0 tantangan-nya adalah tinggi (David, 2004).

Selanjutnya, berdasarkan pada analisis lingkungan internal-eksternal ini,

analisis SWOT digunakan untuk mengkaji faktor-faktor yang diperlukan dalam

mengkonstruksi networking antar klaster UMKM yang terkait. Pada kasus-kasus

strategi perusahaan, analisis SWOT (Stengths, Weaknesses, Opportunities and Threats)

merupakan alat analisis untuk mengevaluasi keseluruhan kekuatan, kelemahan, peluang

dan ancaman perusahaan dalam merumuskan strategi perusahaan (Kottler, 2005).

Penggunaan analisis SWOT dalam penelitian ini, dengan demikian, dimaksudkan untuk

mengevaluasi keseluruhan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman ketika sebuah

klaster UMKM ingin membangun sinergi dengan klaster industri UMKM lain yang

terkait.

Untuk keperluan ini, analisis dapat dilakukan dengan menggunakan matriks

SWOT yaitu sebuah matrik yang memuat faktor-faktor strategik perusahaan. Matriks

Page 34: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

25

ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang

dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang

dimilikinya. Terkait dengan topik penelitian ini, matrik SWOT menggambarkan secara

jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi sebuah klaster UMKM

dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya ketika bersinergi

dengan klaster UMKM lainnya.

Matrik SWOT menghasilkan 4 alternatif strategi, yaitu :

1. Strategi SO (Strenght-Opportunity) adalah strategi yang meng-gunakan

kekuatan internal perusahaan untuk meraih peluang-peluang yang ada di

luar perusahaan.

2. Strategi ST (Strenght-Threat) adalah strategi dalam menggunakan kekuatan

yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.

3. Strategi WO (Weakness-Opportunity) merupakan strategi yang diterapkan

berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan

kelemahan.

4. Strategi WT (Weakness-Threat) merupakan strategi yang didasar-kan pada

usaha meminimalkan kelemahan yang ada dan meng-hindari ancaman.

Tabel 3.1 menampilkan Matriks SWOT sebagai berikut:

Tabel 3.1 Matrik SWOT

IFE

EFE

Strenghts (S)

Weaknesses (W)

Opportunities (O)

Strategi SO

Strategi WO

Threats (T)

Strategi ST

Strategi WT

Sumber : Rangkuti, 2005

Page 35: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

26

3.5 Indikator Capaian Tahunan

Tujuan dari penelitian ini adalah menelaah dan mengkonstruksikan model

pengembangan UMKM melalui pendekatan klastering yang dinamis dan integratif.

Penelitian difokuskan pada gerak dinamik UMKM melalui penguatan kelembagaan

FRK UMKM. Melalui ini, beberapa indikator capaian tahunan yang diharapkan dari

penelitian ini adalah:

1. Tahun Pertama:

a. Penguatan kelembagaan kerjasama antar UMKM dalam klaster

b. Penguatan kelembagaan Forum Rembug Klaster.

c. Kelembagaan klaster yang menumbuhkan iklim persaingan antar UMKM

yang sehat.

d. Peningkatan aktivitas “joint actions” UMKM dalam klaster

2. Tahun Kedua:

a. Jalinan kerjasama antar klaster UMKM

b. Jalinan networking dengan institusi-institusi yang terkait

c. Inovasi produk-produk UMKM

3. Tahun Ketiga:

a. Penguatan “networking” antar klaster UMKM

b. Peningkatan kapasitas inovasi UMKM

Page 36: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

27

BAB IV

EKSISTENSI FORUM REMBUG KLASTER

Transformasi sentra-sentra UMKM menjadi klaster-klaster industri kecil di

Jawa Timur membutuhkan berbagai kelengkapan infrastruktur yang dapat meng-

hubungkan setiap UMKM dalam sentra dengan lembaga-lembaga terkait dalam jalinan

rantai nilai produksi. Demikian pula dinamika internal dalam sentra perlu memer-

hatikan keselarasan antara kepentingan individual dalam bisnis dan kemajuan bersama.

Dalam banyak studi disebutkan bahwa kemajuan sentra atau klaster UMKM hanya

akan dapat diperoleh jika setiap pelaku yang terlibat mampu mewujudkan berbagai

tindakan kolektif (joint actions) di setiap proses produksi dan pemasaran sehingga

dapat diperoleh tingkat efisiensi yang memungkinkan setiap pelaku UMKM untuk

meningkatkan kapasitas perusahaan.

4.1 Kerjasama dan Persaingan dalam Klaster

Kecenderungan UMKM untuk beraglomerasi di suatu tempat tertentu didorong

oleh keinginan untuk memeroleh manfaat lokasional dan daya tarik pembeli untuk

mendatangi pusat-pusat bisnis UMKM. Hal ini berarti bahwa pelaku UMKM yang

beroperasi di lokasi tersebut akan saling memanfaatkan sumberdaya yang tersedia

seperti ketersediaan bahan baku dan tenaga kerja sekalipun seringkali sumberdaya

tersebut tersedia secara terbatas. Setiap pelaku UMKM yang terklaster itu pun perlu

memertimbangkan kepentingan individual bisnis dan kolektif agar aglomerasi usaha

tidak mengalami kegagalan bersama. Dengan kata lain, setiap pelaku UMKM dalam

klaster didorong oleh keselarasan antara persaingan dan kerjasama bisnis yang

terbangun dari interaksi keseharian mereka dalam jarak yang saling berdekatan.

Page 37: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

28

Persaingan dan kerjasama yang sehat akan mendorong pemerolehan manfaat bersama

dalam klaster industri kecil.

Persaingan UMKM dalam klaster ditampakkan oleh perilaku usaha yang

didorong oleh strategi bisnis masing-masing UMKM. Dalam rangka merebut sumber-

sumber daya yang terbatas, setiap pelaku UMKM menampilkan aneka strategi bisnis

yang tidak jarang mereka jatuh dalam persaingan yang sangat ketat atau bahkan saling

mematikan. Perilaku-perilaku individual maupun oportunistik akan muncul dalam

konteks persaingan ini sehingga justru jika persaingan yang tidak sehat itu berjalan

secara liar setiap pelaku UMKM dalam klaster akan gagal memanfaatkan sumberdaya

lokal dengan optimal.

Sementara itu, kedekatan jarak dalam lokasi usaha mendorong pula setiap

UMKM untuk menjalin kerjasama bisnis di antara mereka. Kerjasama bisnis antar

UMKM dalam klaster ini biasa diwujudkan dalam bentuk keterkaitan usaha antar firma

(inter-firm linkages) yang dilakukan secara horizontal dan vertikal. Bentuk-bentuk

kerjasama ini misalnya adalah membuat subkontrak atas order tertentu, membeli input

produksi secara bersama maupun melakukan pameran produk secara bersama. Dengan

menjalin kerjasama bisnis ini, maka efisiensi maupun penghematan biaya akan dapat

diperoleh secara optimal.

Berdasarkan pada penghitungan data-data lapangan, diperoleh model yang

digunakan untuk menjelaskan hubungan antara persaingan dan kerjasama bisnis

terhadap kinerja UMKM dalam klaster yang didekati dengan mengukur tingkat kaitan

usaha antar firma dan strategi bisnis sebagaimana yang ditampilkan pada Tabel 4.1

sebagai berikut:

Page 38: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

29

Tabel 4.1

Pengaruh Kerjasama dan Persaingan Bisnis terhadap Kinerja UMKM

Variabel

Independen

Variabel Dependen

Penjualan Laba Aset Tenaga

Kerja Produktivitas

Kinerja

Total

Konstanta 1.223

(3.693)**

1.238

(4.026)**

2.351

(6.894)**

2.231

(7.692)**

1.922

(6.288)**

9.039

(8.437)**

Kaitan Usaha

antar Firma

0.019

(2.420)*

0.017

(2.383)*

0.016

(2.045)*

0.006

(0.946)

-0.001

(-0.164)

0.057

(2.300)*

Strategi

Bisnis

0.092

(6.212)**

0.076

(5.535)**

0.045

(2.938)**

0.051

(1.896)**

0.060

(4.397)**

0.323

(6.761)**

Ukuran

Usaha

0.128 (1.320)

0.308 (3.404)**

-0.166 (-1.654)

-0.405 (-4.725)

-0.067 (-0.742)

-0.195 (-0.618)

Usia Usaha -0.009

(-1.941) -0.007

(-1.582) -0.008

(-1.616) -0.004

(-1.154) -0.007

(-1.667) -0.036

(-2.376)*

Usia

Pengusaha

0.002 (0.420)

0.006 (1.190)

-0.003 (-0.537)

-0.001 (-0.060)

0.001 (0.053)

0.005 (0.296)

Tingkat

Pendidikan

0.066 (1.601)

-0.014 (-0.369)

0.041 (0.972)

0.018 (0.501)

0.097 (2.560)*

0.210 (1.583)

R2 0.239 0.195 0.098 0.153 0.137 0.251

D-W 1.676 1.631 1.245 1.102 1.434 1.326

F-Cal

Sig.

11.764

(0.000)

27.892

(0.000)

4.059

(0.001)

6.763

(0.000)

5.934

(0.000)

12.584

(0.000)

Catatan: * dan ** merupakan tingkat signifikansi statistik 5% dan 1%

Terbaca dalam model-model statistik ini bahwa Tabel 4.1 menjelaskan

hubungan kaitan usaha antar firma dan strategi bisnis terhadap kinerja UMKM dalam

sentra yang kemudian dijelaskan secara spesifik unsur-unsur yang terkandung di setiap

variabel. Semua model yang dirangkum oleh tabel tersebut menggunakan variabel-

variabel kontrol yaitu ukuran usaha, usia usaha, usia pengusaha, dan tingkat pendidikan

pengusaha.

Sebagaimana yang telah dirumuskan dalam model penelitian, kaitan usaha antar

firma memiliki peran yang penting dalam meningkatkan kinerja UMKM. Kekuatan

dalam hubungan ini menandai tingkat kerjasama yang dilakukan oleh antar pelaku

UMKM dalam sentra-sentra industri kecil di Jawa Timur sehingga memberikan

dampak ekonomi terhadap kinerja usaha mereka. Selanjutnya dapat dipahami bahwa

semakin tinggi tingkat kaitan usaha antar firma itu dilakukan oleh para pelaku UMKM

maka semakin tinggi pula pengaruhnya terhadap kinerja usaha. Kondisi ini

Page 39: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

30

mencerminkan adanya joint actions oleh para pelaku UMKM yang merupakan syarat

pokok diperolehnya efisiensi kolektif sebuah klaster UMKM.

Pada model yang ditampilkan oleh Tabel 4.1 terlihat bahwa kaitan usaha antar

firma berpengaruh terhadap kinerja UMKM di sentra-sentra di Jawa Timur. Hubungan

ini dapat dipahami dari dampak kaitan usaha antar-firma terhadap penjualan, laba, aset,

dan kinerja total. Secara umum, kaitan usaha antar firma berpengaruh positif terhadap

kinerja usaha dengan tingkat signifikansi 5%.

Konsisten dengan hubungan ini, secara spesifik kaitan usaha antar firma

berpengaruh positif terhadap penjualan produk-produk UMKM dalam sentra. Hal ini

mengindikasikan bahwa tingkat kerjasama yang baik oleh para pelaku UMKM akan

mampu meningkatkan penjualan produk-produk mereka. Semakin tinggi tingkat

kerjasama usaha semakin tinggi omset penjualan yang diperoleh perusahaan, sehingga

dapat disimpulkan bahwa kerjasama usaha (inter-firm linkage) akan memperlancar dan

meningkatkan capaian target dalam penjualan produk-produk perusahaan.

Selanjutnya terlihat pula bahwa kaitan usaha antar firma berpengaruh terhadap

laba usaha. Pada Tabel 4.1 dapat dipahami bahwa kaitan usaha antar firma memberikan

dampak yang positif terhadap laba usaha dengan derajat signifikansi 5%. Hal ini dapat

dipahami bahwa kaitan usaha antar firma memungkinkan UMKM dalam sentra untuk

menurunkan biaya transaksi dan meningkatkan kemudahan akses sehingga dapat

memperlancar capaian target laba usaha.

Menjalin kerjasama bisnis melalui kaitan usaha antar firma ternyata juga

berdampak positif terhadap peningkatan aset UMKM dalam sentra dengan derajat

signifikansi 5%. Usaha-usaha UMKM untuk bekerja bersama tersebut memungkinkan

mereka pada penggunaan asset seperti mesin dan alat-alat produksi sehingga dapat

meningkatkan kapasitas perusahaan. Dengan meningkatnya kapasitas produksi pelaku

Page 40: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

31

UMKM dapat memperoleh omset dan laba yang lebih tinggi sehingga keinginan untuk

menambah aset-aset perusahaan pun dapat dilakukan.

Sementara itu, terhadap pemanfaatan tenaga kerja dan produktivitasnya ternyata

kaitan usaha antar firma tidak memberi pengaruh apa pun. Padahal secara teoritis

dijelaskan bahwa pemanfaatan tenaga kerja seperti dalam bentuk pelatihan bersama

memungkinkan dilakukan oleh para pelaku UMKM dalam klaster sehingga

produktivitas tenaga kerja mereka pun meningkat. Namun hal yang sebaliknya seperti

saling membajak tenaga kerja bisa terjadi dalam lingkungan sentra UMKM sehingga

kaitan usaha antar firma justru tidak berpengaruh positif terhadap peningkatan tenaga

kerja dan produktivitas. Seperti yang disinyalir oleh Marshall (1920) bahwa sifat

sentra-sentra industri kecil yang terbuka memberi ruang bagi terjadinya kompetisi yang

tidak sehat antar pelaku UMKM dalam sentra.

Selain menjalin kaitan usaha antar firma, UMKM dalam sentra-sentra industri

kecil di Jawa Timur juga menjalankan usahanya melalui strategi-strategi bisnis tertentu.

Strategi bisnis ini memiliki peran penting bagi para pelaku UMKM untuk memenangi

persaingan usaha yang ketat. Sifat sentra yang terbuka memberi ruang bagi setiap

pelaku UMKM untuk saling meman-faatkan sumberdaya yang terbatas, sehingga

persaingan bisnis disifati oleh kemampuan pelaku UMKM menerapkan strategi bisnis

mereka.

Dengan demikian, penerapan strategi bisnis tertentu jelas berperan penting

dalam membangun fungsi kinerja usaha. Hal ini dapat ditelusuri dari sejauh mana

kemampuan pelaku UMKM membangun strategi bisnis yang diwujudkan melalui

strategi keuangan, pemasaran, manajemen sumberdaya manusia, riset dan pengem-

bangan, dan operasional. Selanjutnya strategi bisnis UMKM dalam satu sentra

digunakan untuk memenangi persaingan yang pada akhirnya memberikan banyak

Page 41: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

32

keuntungan bagi perusahaan. Selain itu, strategi bisnis dapat berupa kemampuan usaha

dalam membangun kontinum kinerja usaha untuk memperlancar berbagai aktivitas

ekonomi perusahaan. Namun demikian, patut ditegaskan bahwa penerapan strategi

bisnis oleh UMKM tidak selalu berdampak positif terhadap kinerja UMKM.

Pada Tabel 4.1 diperlihatkan bahwa strategi bisnis yang diterapkan oleh UMKM

dalam sentra di Jawa Timur berpengaruh positif terhadap kinerja UMKM. Pengaruh

tersebut tidak hanya secara total tetapi juga secara spesifik bahwa strategi bisnis yang

diterapkan oleh UMKM dalam sentra berpengaruh positif terhadap penjualan, laba,

aset, tenaga kerja, dan produktivitas mereka.

Dilihat pengaruhnya terhadap penjualan produk, Tabel 4.1 menunjukkan bahwa

strategi bisnis yang diterapkan oleh UMKM berpengaruh positif terhadap penjualan

produk dengan derajat signifikansi yang sangat kuat sebesar 1%. Hal ini meng-

indikasikan bahwa semakin efektif strategi bisnis yang diterapkan oleh UMKM dalam

sentra akan semakin tinggi penjualan produk yang diperoleh perusahaan.

Seiring dengan pengaruhnya terhadap penjualan produk, strategi bisnis juga

berpengaruh terhadap laba UMKM dengan tingkat signifikansi sebesar 1%. Hubungan

ini mengindikasikan bahwa jika strategi bisnis UMKM dapat ditingkatkan maka hal itu

akan berpengaruh positif terhadap laba usaha. Dengan demikian, jika para pelaku

UMKM mampu menerapkan strategi bisnis yang efektif maka hal itu akan sangat

berdampak pada peningkatan laba usaha.

Di samping pengaruhnya terhadap penjualan dan laba perusahaan, strategi

bisnis yang diterapkan oleh para pelaku UMKM dalam sentra-sentra di Jawa Timur

berdampak positif pula terhadap pertumbuhanan aset perusahaan. Dalam model

diperlihatkan bahwa dengan derajat signifikansi 1% jika terjadi peningkatan strategi

bisnis maka hal ini akan berpengaruh positif terhadap kenaikan aset UMKM. Hal ini

Page 42: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

33

dapat dipahami bahwa dengan kenaikan penjualan produk dan laba akan mendorong

pelaku UMKM untuk menambah aset mereka.

Strategi bisnis yang diterapkan oleh pelaku UMKM juga berpengaruh positif

terhadap peningkatan tenaga kerja dengan derajat signifikansi 1% yang berarti bahwa

jika terjadi peningkatan strategi bisnis oleh UMKM maka hal itu akan berpengaruh

pada kenaikan tenaga kerja. Dengan demikian, UMKM dalam satu sentra dapat saling

bersaing dalam rangka memperoleh tenaga kerja yang diharapkan.

Selanjutnya, strategi bisnis yang diterapkan oleh UMKM dalam sentra di Jawa

Timur dapat berpengaruh positif terhadap produktivitas. Dalam model diperlihatkan

bahwa dengan derajat signifikansi 1% maka setiap ada pening-katan strategi bisnis

berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas tenaga kerja. Oleh karena itu adalah

wajar jika setiap pelaku UMKM saling bersaing dengan strategi-strategi bisnis mereka

sebab hal itu berpengaruh positif terhadap produktivitas usaha.

4.2 Forum Rembug Klaster

Forum Rembug Klaster (FRK) merupakan sebuah institusi yang esensial dalam

pendekatan pengklasteran UMKM. Dalam transformasi sentra menjadi klaster UMKM

di Jawa Timur, institusi ini diperlukan untuk mengharmonisasi tingkat persaingan dan

kerjasama UMKM dalam sentra. Di samping itu, FRK juga berfungsi sebagai institusi

yang mendorong dan mendinamisasi UMKM dalam sentra untuk saling memajukan

usaha melalui tindakan-tindakan kolektif yang bermanfaat. Berikut ini akan dijelaskan

tiga FRK di sentra UMKM di kota Malang dan Batu yang sudah terbentuk dalam

penelitian sebelumnya.

Page 43: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

34

4.2.1 FRK Mebel “Sido Rukun” Tunjung Sekar Kota Malang

Kelurahan Tunjung Sekar sudah dikenal oleh masyarakat luas sebagai sentra

mebel di Kota Malang. Di sentra mebel ini terdapat sekitar 60 pelaku UMKM yang

memproduksi aneka jenis furnitur dari kayu dan multipleks dengan persebaran yang

merata di setiap lorong jalan Ikan Piranha Atas kelurahan Tunjung Sekar, Kecamatan

Lowokwaru, Kota Malang.

Karakteristik sentra mebel Tunjung Sekar ini disifati oleh pola-pola kerjasama

tertentu yang beriringan dengan persaingan bisnis. Pola kerjasama tersebut diwujudkan

di antaranya melalui pembagian order produk melalui sistem subkontrak maupun

menjalin pasokan input dan distribusi produk yang relatif kontinyu dengan mitra kerja.

Kendatipun demikian, jalinan kaitan usaha antar firma di sentra mebel Tunjung Sekar

tampaknya belum berjalan secara maksimal dan efektif.

Perilaku oportunistik dan soliter yang ditunjukkan oleh sebagian besar pengrajin

mebel di sentra tersebut mendorong kecenderungan setiap pelaku UMKM untuk saling

bersaing dalam situasi yang kurang sehat. Ditambah dengan perselisihan etnis yang

sering muncul antara etnis Madura sebagai pengrajin pendatang dengan etnis Jawa

sebagai pengrajin lokal menjadikan sentra mebel Tunjung Sekar kurang berkembang

dengan baik.

Oleh karena itu, FRK Mebel Tunjung Sekar dipandang bermanfaat oleh

pengusaha setempat setelah dikenalkannya konsep dan mekanisme pengklasteran

UMKM yang lebih dinamis dan berkeunggulan kompetitif daripada sekedar sentra.

Dengan menggunakan analisis SWOT, pembentukan FRK Mebel Tunjung Sekar

didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

Page 44: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

35

Gambar 4.1

Analisis SWOT Pembentukan FRK Mebel Sido Rukun, Tunjung Sekar

Tampak pada Gambar 4.1 bahwa pengusaha mebel di sentra Tunjung Sekar

memiliki kekuatan yang dibutuhkan untuk pengembangan usaha dalam sentra. Di

antaranya adalah kemauan untuk membangun kepercayaan dan saling berbagi

informasi bisnis dengan mitra kerja dapat menjadi modal sosial penting dalam menjalin

kerjasama.

Kekuatan yang dimiliki ini seharusnya dapat mengurangi kelemahan sentra

seperti tidak adanya standar harga dan kualitas, persaingan yang tidak sehat, dan

kecenderungan bertindak secara soliter. Seperti yang telah dijelaskan, perilaku yang

ditunjukkan oleh kelemahan di sentra mebel Tunjung Sekar ini mendorong para

pengusahanya untuk lebih mengutamakan persaingan daripada tindakan kolektif demi

merebutkan pangsa pasar.

Strength:- Masih ada harapan untuk salingmembangun kepercayaan

- Penghormatan antar pengusaha- Lingkungan bisnis yang kondusif- Saling berbagi informasi bisnis

Weakness:- Sulit mempercayai mitra kerja- Persaingan yang tidak sehat- Tidak ada standar harga dan mutu- Kecurigaan terhadap pendatang- Berperilaku soliter

Opportunity:- Lokasi usaha dikenal luas sebagaisentra mebel sehingga menarikminat pembeli

- Mulai tumbuh spesialisasi produk- Interaksi bisnis dengan sentramebel di luar kota Malang

Threat:- Perebutan pangsa pasar melaluiperang harga

- Egosentrisme etnis- Antar pengusaha salingmembajak input dan order

Page 45: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

36

Kelemahan-kelemahan yang tidak segera diatasi dapat menjadi titik masuk bagi

ancaman terhadap sentra misalnya adalah munculnya perebutan pasar dengan cara

perang harga, egosentrime etnik, dan saling membajak input dan order. Jika sebuah

sentra UMKM telah menunjukkan gejala perebutan pasar melalui perang harga yang

tidak fair, besar kemungkinan sentra mebel Tunjung Sekar tetap berjalan stagnan atau

bahkan mengalami kegagalan kolektif (collective failure).

Oleh karena itu, menatap optimisme dengan berusaha meraih peluang yang

tersedia akan membantu kemajuan pengusaha mebel dalam sentra. Peluang yang

mendukung kemajuan bisnis tersebut di antaranya adalah lokasi yang sudah dikenal

luas sebagai sebagai sentra mebel di Kota Malang, spesialisasi produk yang mulai

berkembang, dan interaksi bisnis dengan sentra mebel di luar Kota Malang seperti

dengan sentra mebel di Pasuruan.

4.2.2 FRK “Tani Wisata” Sidomulyo Kota Batu

Kelurahan Sidomulyo merupakan kawasan pengembangan agro wisata yang

strategis karena lokasinya yang berdekatan sekitar 2 km dengan taman rekreasi

“Selecta” yang terkenal. Di samping itu, Kelurahan Sidomulyo juga dikenal sebagai

kawasan pengembangbiak bunga hias dan olahan makanan-minuman (mamin) berbasis

hasil pertanian seperti keripik dan sari buah apel. Pembentukan FRK Tani Wisata

Sidomulyo ini dimaksudkan untuk lebih meningkatkan kapasitas dan potensi UMKM

yang sudah eksis selama ini. Dalam hal ini, FRK Tani Wisata Sidomulyo merupakan

forum rembug klaster yang mengakomodasi UMKM yang bergerak di bidang

pengolahan makanan-minuman dan agrikultura. Diharapkan FRK Tani Wisata ini akan

mampu mengaitkan satu sama lain jenis-jenis usaha yang berbeda tersebut dalam satu

Page 46: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

37

tujuan pengembangan usaha bersama, misalnya adalah pengembangan agro wisata

terpadu di Sidomulyo.

Dengan menggunakan analisis SWOT, pembentukan FRK Tani Wisata

Sidomulyo didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan sebagaimana di-tampilkan

pada Gambar 4.2 berikut:

Gambar 4.2

Analisis SWOT Pembentukan FRK Tani Wisata Sidomulyo

Tampak pada Gambar 4.2 bahwa UMKM makanan-minuman dan agro di

Kelurahan Sidomulyo Kota Batu memiliki kekuatan yang dibutuhkan untuk

pengembangan usaha dalam klaster. Secara geografis, lokasi usaha yang dekat dengan

tempat wisata “Selecta” menjadi daya dukung yang potensial bagi pengembangan

klaster karena konsumen akan lebih mudah mengenalinya. Tumbuhnya banyak ragam

usaha dan daya kohevisitas sosial yang kuat juga merupakan kekuatan bagi FRK Tani

Strength:- Berlokasi di kawasan agro-wisata

Selecta- Tumbuh aneka ragam usaha - Tingkat kohesivitas sosial yang

tinggi

Weakness:- Kurangnya pembinaan usaha- Kurangnya kaitan usaha denganpihak luar

- Tata kelola usaha yang lemah

Opportunity:- Lokasi usaha dekat dengantempat wisata sehingga memicunaiknya konsumen

- Pengembangan usaha agro-wisata yang terpadu

Threat:- Tumbuhnya aneka ragam wisata

baru seperti BNS, Secreat Zooyang sementara ini lebih diminatiwisatawan

Page 47: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

38

Wisata Sidomulyo untuk memanfaatkan potensi tersebut bagi usaha agro-wisata

terpadu. Artinya, para wisatawan yang mengunjungi Selecta tidak lagi hanya pergi

menuju taman rekreasi tersebut tetapi juga dapat menjadi konsumen yang potensial

bagi produk-produk yang beragam klaster Sidomulyo tersebut.

Namun, kurangnya pembinaan dari instansi atau lembaga yang terkait bisa

menjadi kelemahan tersendiri. Di samping itu, kurangnya kaitan usaha antar firma

dengan pihak luar dan lemahnya tata kelola kawasan usaha juga merupakan kelemahan

yang perlu diatasi oleh FRK Tani Wisata Sidomulyo. Cara yang dapat dilakukan

misalnya adalah dengan memanfaatkan tingkat kohesivitas yang sudah dimiliki untuk

menumbuhkan tindakan kolektif bagi kemajuan usaha.

Jika kelemahan-kelemahan tersebut dapat segera diatasi, FRK Tani Wisata

Sidomulyo memiliki peluang pengembangan usaha melalui kenaikan daya tarik

konsumen terhadap kawasan usaha. Hal ini disebabkan oleh posisi yang berdekatan

dengan taman rekreasi “Selecta” sehingga peluang untuk meningkatnya permintaan

produk akan diperoleh melalui kunjungan para wisatawan. Peluang usaha akan semakin

dikembangkan jika FRK Taman Wisata Sidomulyo mengarahkan usaha-usaha mereka

pada pencapaian usaha agro-wisata yang terpadu. Artinya, produk-produk dari

Sidomulyo dapat didesain sebagai paket pelengkap bagi konsumen dan wisatawan yang

menikmati waktu luang ke taman rekreasi Selecta.

Lebih dari hal itu, FRK Tani Wisata Sidomulyo diharapkan berfungsi sebagai

institusi yang menginisiasi pengembangan agro-wisata yang terpadu. Konsep dan

tujuan pengembangan agro-wisata terpadu diarahkan pada usaha-usaha untuk

menjadikan area taman Selecta dan sekitarnya dijadikan sebagai Kawasan

Pengembangan Ekonomi (KPE). Di sepanjang KPE tumbuh ragam Kawasan Wisata

Alam (KWA), Kawasan Wisata Budaya (KWB) dan Klaster Ekonomi Lokal (CEL).

Page 48: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

39

Keberadaan FRK akan mampu mengintegrasikan semua potensi ekonomi tersebut

sebagaimana tampak pada Gambar 4.3:

Gambar 4.3

Model Agro-Wisata Terpadu Sidomulyo

Keterangan :

AGP : Agropolitan

CEL : Cluster Ekonomi Lokal (mamin, bunga potong, bunga hias)

KWA : Kawasan Wisata Alam (Taman Selecta)

KWB : Kawasan Wisata Budaya

KPE : Kawasan Pengembangan Ekonomi

Sumber: diadopsi dari Munir (2006)

4.2.3 FRK Cobek “Barokah” Junrejo Kota Batu

Dusun Gejos Kelurahan Junrejo Kota Batu dikenal sebagai sentra kerajinan

cobek yang terbuat dari batu gunung, kayu-kayuan, maupun semen. Terdapat sekitar 40

rumah tangga yang memproduksi cobek dengan kapasitas produksi total lebih dari 5000

buah per bulan. Area pemasaran cobek tidak hanya di sekitar kota Batu tetapi juga

menjangkau Kalimantan dan bahkan sudah ada permintaan dari Korea sebesar 10.000

buah per bulan.

Posisi sentra cobek yang berada di sepanjang jalan raya Malang-Batu sangat

strategis untuk mendukung peningkatan produksi cobek. Setiap orang atau wisatawan

Page 49: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

40

yang ingin berlibur di tempat-tempat wisata yang tersebar di hampir setiap sudut kota

Batu tentu melewati jalur perlintasan dari Malang ke Batu ini. Oleh karena itu,

penataan area promosi dan penjualan cobek yang tepat di sisi jalan raya Junrejo-Batu

akan dapat menarik para wisatawan untuk membeli cobek dan aneka kerajinan rumah

tangga lainnya yang diproduksi oleh sentra cobek Junrejo ini.

Dalam rangka peningkatan kapasitas sentra cobek, pendekatan peng-klasteran

UMKM pun dikenalkan kepada para pengrajin. Sebagaimana di daerah lainnya,

pengklasteran ini dimaksudkan untuk saling mengaitkan antar usaha yang sudah

berkembang di sentra cobek Junrejo. Beberapa alasan yang digunakan dalam

pengklasteran sentra cobek Junrejo ini dituangkan dalam analisis SWOT sebagaimana

ditampilkan pada Gambar 4.4 berikut:

Gambar 4.4

Analisis SWOT Pembentukan FRK Cobek “Barokah” Junrejo Batu

Strength:- Produk unik, berbeda dengan

cobek-cobek daerah lain- Tingkat kohesivitas sosial yang

tinggi

Weakness:- Kurangnya pembinaan usaha- Kurangnya kaitan usahadengan pihak luar

- Peralatan kurang memadai

Opportunity:- Lokasi usaha berada di sisi

jalan raya Malang-Batu- Menjadi salah satu ikon

wisata kota Batu

Threat:- Bahan baku alami yang kianberkurang

- Generasi penerus usaha yangmulai berkurang

Page 50: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

41

Mengacu pada Gambar 4.4 dapat dipahami bahwa sentra cobek Junrejo Kota

Batu memiliki beberapa kekuatan yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan

produksi sentra. Kekuatan yang utama itu adalah bahwa cobek yang diproduksi

sangatlah unik, berbeda dengan cobek-cobek yang diproduksi dari daerah lain.

Kekuatan lainnya adalah daya kohesivitas yang tinggi antar UMKM sehingga

merupakan modal sosial yang penting bagi pengembangan sentra. Dalam pola produksi

sentra, daya kohesivitas sosial ini membantu pemenuhan kapasitas produksi sekalipun

sampai saat ini belum mampu memenuhi permintaan luar negeri (Korea).

Kurangnya kapasitas produksi boleh jadi disebabkan oleh kelemahan yang

masih dimiliki oleh sentra. Di antaranya adalah kurangnya pembinaan usaha yang

diberikan oleh instansi yang terkait. Sejauh ini dirasakan oleh para pengrajin cobek di

sentra Junrejo bahwa pemerintah Kota Batu kurang mem-beri layanan pengembangan

usaha. Klinik UMKM yang dibangun tampaknya kurang dimanfaatkan secara optimal

oleh karena sangat jarang ada petugas dari pemerintah kota yang menjalankan

tugasnya.

Kurangnya kaitan usaha dengan pihak luar juga menjadi kelemahan sentra

cobek Junrejo dalam pengembangan usaha. Kota Batu yang dikenal sebagai kota wisata

yang unggul seharusnya dapat dimanfaatkan oleh sentra cobek untuk membangun

kawasan wisata cobek misalnya sebab dengan demikian kaitan usaha antara sektor

produksi dan wisata terjalin dengan kuat.

Dan kelemahan terakhir adalah kurangnya peralatan, modal usaha, dan sumber

daya lain yang dibutuhkan dalam proses produksi. Kelemahan ini terlihat dari belum

optimalnya kapasitas produksi sentra dalam memenuhi permintaan pasar domestik dan

internasional. Potensi ekspor oleh Korea yang meminta 10.000 cobek per bulan belum

mampu dipenuhi karena kapasitas produksi sentra yang hanya 5.000 cobek per bulan.

Page 51: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

42

Mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki, terdapat peluang

yang bermanfaat bagi pengembangan usaha sentra cobek Junrejo. Pertama, posisi sentra

yang terletak di sepanjang jalan raya Malang-Batu sebenarnya menjadi peluang

lokasional yang dapat dimanfaatkan untuk menarik minat konsumen sebab merupakan

jalan masuk utama para wisatawan dari Malang menuju Batu. Dan peluang yang kedua

adalah menjadikan cobek dari sentra sebagai ikon wisata kota Batu. Hal ini

memungkinkan dipenuhi oleh karena sampai saat ini sudah tercatat oleh Museum

Rekor MURI adanya cobek terbesar yang diproduksi oleh sentra cobek Junrejo. Dengan

pengakuan rekor ini tentu merupakan peluang besar yang dapat ditangkap oleh sentra

untuk peningkatan kapasitas produksinya.

Sedangkan ancaman yang kini sudah mulai dirasakan adalah semakin

berkurangnya bahan baku alami berupa batu alam untuk pembuatan cobek. Untuk

memenuhi permintaan, kini banyak cobek yang diproduksi dengan menggunakan bahan

baku non alam. Di samping itu, berkurangnya generasi penerus juga menjadi ancaman

tersendiri yang perlu segera diselesaikan.

FRK cobek “Barokah” merupakan forum klaster yang paling unik karena semua

anggotanya adalah para ibu sehingga boleh dikata program pengarusutamaan jender

telah dipenuhi oleh FRK ini. Para ibu biasanya mempunyai energi yang khas seperti

keuletan dan komitmen yang tinggi sehingga diharapkan FRK cobek “Barokah” dapat

mentransformasi sentra cobek menjadi klaster wisata cobek. Transformasi ini berarti

memanfaatkan jalinan yang kuat antara potensi-potensi produksi ekonomi rakyat

dengan tujuan pemerintah kota untuk menjadikan Batu sebagai kota wisata yang paling

unggul di Jawa Timur.

Page 52: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

43

4.3 Kondisi Eksisting FRK

Ketiga FRK yang telah dibentuk itu diharapkan mampu berperan sebagai

institusi yang mendinamisasi sentra mebel di kota Malang maupun sentra cobek dan

mamin-agro di kota Batu. Selanjutnya FRK dapat juga berfungsi sebagai agen

transformasi sentra menjadi klaster UMKM di kota Malang dan Batu.

Melalui pendampingan yang diberikan kepada ketiga FRK tersebut diperoleh

informasi mengenai kendala, permasalahan dan prospek perkembangan ketiga FRK

sebagai berikut:

4.3.1 Kendala dan Permasalahan

Dalam perjalanan roda organisasi yang baru terbentuk, ketiga FRK menghadapi

beberapa kendala dan permasalahan. Pertama, masih kurangnya pemahaman anggota

FRK terhadap fungsi dan peran FRK. Hal ini misalnya diungkapkan oleh Bapak Nadi

selaku sekretaris FRK Sido Rukun di sentra Mebel Tunjung Sekar bahwa anggota FRK

masih enggan untuk diajak membuat program-perogran organisasi agar dapat memaju-

kan usaha bersama. Sebagian dari mereka menganggap keberadaan organisasi seperti

sebuah rutinitas yang tidak tampak hasilnya.

Sementara itu, di sentra cobek Junrejo kota Batu juga didapatkan permasalahan

yang sama. Menurut Ibu Yus selaku ketua FRK Barokah di sentra cobek Junrejo

mengungkapkan bahwa kurangnya pemahaman anggota atas keberadaan organisasi

disebabkan oleh kesibukan anggota yang menangani urusan domestic rumah tangga.

Sebagaimana diketahui bahwa anggota FRK Barokah ini seluruhnya adalah ibu-ibu

rumah tangga sehingga mereka harus membagi waktu antara urusan rumah tangga dan

organisasi yang seringkali focus perhatian lebih ditujukan untuk urusan rumah tangga

ketimbang organisasi.

Page 53: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

44

Kedua, masih terdapat perilaku-perilaku soliter dan oportunistik di sebagian

anggota FRK. Kendala dan permasalahan ini tampaknya dapat dimaklumi mengingat

perubahan orientasi dari kerja individual menjadi kerja bersama memang memerlukan

waktu yang tidak sebentar. Perilaku-perilaku soliter dan oportunistik itu ditunjukkan

oleh keengganan sebagian anggota FRK untuk melakukan aksi bersama demi kemajuan

institusi FRK. Hal ini terjadi mungkin disebabkan oleh kurangnya pemahaman

sebagian anggota mengenai arti strategis dari keberadaan FRK.

Dan ketiga, belum tersentuh oleh kebijakan pemerintah kota. Organisasi FRK

memang dimaksudkan sebagai agen intermediasi yang menerjemahkan kebijakan

pemerintah kota dalam mengembangkan sektor UMKM melalui pendekatang klaster.

Sebagai organisasi yang mentrasformasi sentra menjadi klaster UMKM, FRK diharap-

kan dapat terintegrasi ke dalam desain kebijakan dan program pemerintah kota Malang

dan Batu dalam memajukan perkembangan UMKM. Jika FRK sudah terintegrasi ke

dalam desain kebijakan pemerintah kota maka FRK akan mampu memfungsikan

dirinya untuk lebih mengoptimalkan manfaat lokasional dari keberadaan sebuah sentra

atau klaster UMKM.

4.3.2 Prospek

Selain adanya kendala dan permasalahan, gerak organisasional FRK sebenarnya

juga member harapan atau prospek yang menjanjikan bagi perkembangan sentra atau

klaster UMKM di kota Malang dan Batu. Sebagian anggota yang sudah memahami

keberadaan atau fungsi FRK mempunyai gagasan-gagasan yang dimaksudkan untuk

membangun kerja bersama di antara para pelaku UMKM dalam sentra atau klaster.

Pertama, memajukan aksi bersama dalam pemasaran produk melalui rencana

pembangunan show room kelompok. Hal ini misalnya diungkapkan oleh para anggota

Page 54: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

45

FRK Sido Rukun di sentra Mebel Tunjung Sekar. Menurut Bapak Nadi selaku

sekretaris FRK Sido Rukun bahwa rencana pembangunan show room kelompok ini

didasari oleh keinginan anggota untuk lebih mengenalkan produk-produk mereka

secara langsung kepada konsumen. Terutama show room ini akan member manfaat

bagi anggota FRK yang lokasi usaha mereka tidak terletak di pinggir jalan utama sentra

atau klaster mebel.

Selama memberi pendampingan bagi kemajuan organisasi, gagasan ini telah

dibicarakan dengan mitra terkait yaitu PT. PGN (Perusahaan Gas Negara) yang berniat

untuk menyalurkan dana CSR-nya bagi pengembangan UMKM. Ide ini tampaknya

menjadi agenda kerja yang utama FRK Sido Rukun di sentra Mebel Tunjung Sekar

Kota Malang.

Kedua, peningkatan kapasitas organisasi FRK. Sekalipun pemahaman terhadap

fungsi FRK masih minim namun semangat untuk memajukan organisasi tampak relatif

tinggi. Sebagian anggota FRK mungkin menyadari pentingnya kerja bersama dalam

sentra namun belum mengetahui bagaimana kerja bersama itu dapat dilakukan. Oleh

karena itu, usaha-usaha untuk meningkatkan kapasitas organisasi diharapkan dapat

memberi pemahaman yang lebih baik bagaimana seharusnya FRK dikelola agar mampu

memajukan usaha bersama para pelaku UMKM.

Dalam konteks ini, pendampingan yang terus-menerus oleh lembaga-lembaga

terkait baik dari pemerintah kota maupun Business Development Services (BDS)

sangatlah diperlukan. Pendampingan ini dimaksudkan agar para anggota FRK semakin

memahami keberadaan FRK dan sekaligus mampu memfungsikannya untuk meraih

kemajuan bersama dan keunggulan kolektif dari sebuah sentra atau klaster UMKM.

Pendampingan juga dimaksudkan agar laju dan gerak organisasi dapat terus berjalan

sehingga mampu mentransformasi sentra menjadi klaster UMKM yang sebenarnya.

Page 55: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

46

Dan ketiga, peningkatan kapasitas usaha individual. Seiring dengan kesadaran

kolektif dalam menggiatkan gerak organisasi, setiap anggota FRK juga menginginkan

adanya peningkatan kapasitas usaha individual mereka. Hal ini menjadi penting karena

jika kapasitas individual meningkat maka dengan sendirinya kapasitas organisasi FRK

juga akan meningkat. Oleh karena itu berbagai pelatihan yang memungkinkan setiap

individu atau pelaku UMKM untuk maju perlu dilakukan secara berkelanjutan. Dalam

hal ini, beberapa pelatihan yang diperlukan misalnya adalah pelatihan manajemen

keuangan, manajemen pemasaran UMKM, pelatihan bisnis online, pelatihan inovasi,

dan pelatihan mengakses kebijakan pemerintah kota.

Page 56: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

47

BAB V

DINAMIKA FORUM REMBUG KLASTER

Usaha-usaha untuk mentrasformasi sentra-sentra UMKM di Jawa Timur

menjadi klaster yang dinamis diperlukan sebuah institusi yang mewadahi kesadaran

bersama untuk melakukan transformasi tersebut. Penelitian ini telah menghadirkan

institusi tersebut dalam bentuk perkumpulan informal yang diberi nama Forum Rembug

Klaster (FRK) di sentra UMKM terpilih di kota Malang dan Batu. Bab ini menjelaskan

perkembangan/dinamika FRK-FRK tersebut dalam melaksanakan fungsinya sebagai

institusi kesadaran bersama pengembangan sentra UMKM Jawa Timur.

5.1 Transformasi Kesadaran Kolektif

Sebagaimana telah ditampilkan pada Tabel 4.1 bahwa para pelaku UMKM di

sentra-sentra di Jawa Timur telah terbiasa menjalankan usaha bisnisnya dengan

mengandalkan pada kemampuan dan strategi bisnisnya sendiri. Kebiasaan ini pada

akhirnya melahirkan perilaku-perilaku bisnis yang lebih mengedepankan persaingan

hingga sampai pada tahap persaingan yang tidak sehat. Beberapa contoh persaingan

yang tidak sehat ditampakkan pada pembuatan produk dari bahan-bahan yang kurang

dari standar normal usaha sehingga menurunkan harga jual hingga perebutan tenaga

kerja yang dirasakan semakin langka ditemukan.

Padahal sebenarnya menjalankan usaha di sentra-sentra UMKM dimaksudkan

untuk memperoleh keunggulan lokasional dan menjalin kerja sama antar pelaku yang

ditimbulkan oleh tempat-tempat usaha yang mengumpul dan saling berdekatan. Dalam

situasi yang sedemikian ini setiap pelaku UMKM akan memperoleh manfaat yang lebih

baik jika mereka mampu menjalin kerja sama bisnis yang efektif baik yang dilakukan

Page 57: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

48

secara horizontal maupun vertikal. Kerjasama secara horizontal misalnya dapat

diwujudkan dalam pembelian input produksi bersama, sedangkan kerjasama vertikal

dapat dilakukan misalnya dengan memasok produk pada pengusaha yang lebih besar

sehingga memperluas pasar pelaku UMKM yang kurang berkembang.

Namun, karena filosofi usaha dalam sentra masih disemangati untuk melihat

mitra usaha sebagai pesaing dan bukan orientasi pada konsumen maka tampak bahwa

sikap-sikap soliter dalam usaha di sentra UMKM masih mendominasi atmosfer bisnis

sentra-sentra UMKM di Jawa Timur. Tanpa disadari sepenuhnya, atmosfer bisnis yang

demikian ini kemudian membentuk karakter pelaku UMKM yang lebih mengedepan-

kan kesadaran dan kepentingan individual.

5.1.1 FRK Mebel Sido Rukun Tunjung Sekar Malang

Menyelaraskan antara kepentingan kolektif dan individual di antara pelaku

UMKM dalam klaster memerlukan tumbuhnya kesadaran kolektif sebab jika pelaku

UMKM lebih mementingkan kepentingan individu justru hal ini akan berdampak buruk

pada bisnis individual maupun kolektif. Hal ini tampak pada terjadinya perang harga di

sentra Mebel Tunjung Sekar Kota Malang yang menyebabkan kerugian di tingkat

individual dan kelak mendorong kejatuhan bersama (collective failure) sentra UMKM.

Tumbuhnya FRK Sido Rukun di sentra mebel Tunjung Sekar sejak setahun

terakhir dirasakan oleh anggota forum sebagai wahana yang menyatukan visi mereka

untuk meraih keuntungan bersama. Sekalipun belum mencapai tingkat yang optimal

pada penguatan atmosfer bisnis yang saling bekerjasama dan bersaing secara sehat,

FRK Sido Rukun sedikit banyak telah berhasil mengarahkan anggota-anggota forum

untuk membangun kesadaran kolektif yang seimbang dengan kesadaran individual

dalam menggeluti bisnis mebel melalui sentra mebel di Kota Malang. Bapak Jumain

Page 58: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

49

selaku ketua FRK Sido Rukun menyatakan bahwa pentingnya forum ini dimaksudkan

untuk mewadahi keinginan pelaku-pelaku UMKM memperoleh kesejahteraan yang

lebih baik daripada jika bekerja secara individual:

“Menawi rencang-rencang saged kumpul kados niki la nggih sae tah.

Kabeh iso rembugan yaopo carane supados sejahtera bareng. Misale

menawi wonten rencang sing pikantuk garapan kathah la nggih saged

bagi-bagi, yaopo cho iso ngewangi garap orderku ta?”

(Apabila teman-teman dapat berkumpul seperti ini tentu hal itu sangat

baik. Semua masalah dapat dibicarakan bagaimana caranya agar

semua pengrajin jadi sejahtera bersama-sama. Misalnya jika ada salah

seorang teman yang memperoleh order banyak pastinya dapat dibagi,

bagaimana teman-teman siapa yang bisa membantu mengerjakan

order saya?)

Pernyataan pak Jumain menandakan munculnya kesadaran kolektif di antara

anggota FRK untuk saling bekerjasama dalam menjalankan usaha mebel mereka. Tidak

dapat dipungkiri bahwa sebagian pengrajin mungkin memeroleh order yang lebih

banyak dibandingkan dengan lainnya. Jika telah tumbuh sebuah kesadaran kolektif di

antara anggota FRK maka penyelesaian order dapat dikerjakan secara kolektif agar

dapat memenuhi permintaan barang yang melimpah. Kesadaran kolektif ini didasarkan

pada satu keingginan agar setiap anggota memeroleh keuntungan yang lebih baik

disebabkan adanya kesadaran untuk saling membagi informasi dan order.

Namun demikian, membangun kesadaran kolektif di antara pelaku UMKM di

sentra mebel Tunjung Sekar Malang bukanlah sebuah perkara yang mudah. Kebiasaan

untuk bekerja secara soliter telah begitu melekat sehingga diperlukan berbagai cara atau

pendekatan secara personal maupun bersama. Dalam kerangka ini, pelatihan mana-

jemen kelompok usaha kecil yang dilaksanakan pada Minggu, 14 September 2014

merupakan salah satu cara untuk membangun kesadaran kolektif tersebut.

Page 59: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

50

Pelatihan manajemen kelompok usaha kecil ini dimaksudkan untuk

membekali angota FRK Sido Rukun keterampilan bekerjasama dalam sebuah

kelompok. Setiap anggota perlu dipahamkan bahwa dalam membangun

keberhasilan kelompok usaha diperlukan kinerja individual yang lebih baik

sehingga jika setiap anggota telah mem-berikan kinerja yang baik maka

kelompok usaha bersama akan dapat berjalan secara efektif. Dr. Sumiati, SE.,

MM, instruktur utama dalam pelatihan manajemen kelompok usaha tersebut

menegaskan bahwa:

“Efektifitas sebuah kelompok usaha bersama seperti FRK ini sangat

ditentukan oleh kesadaran anggota untuk mewujudkan cita-cita

bersama. Namun hal ini akan sulit diperoleh jika anggota kelompok

tidak memperlihatkan kinerja yang baik sehingga diperlukan usaha

yang sungguh-sungguh dari setiap anggota kelompok untuk

memberikan yang terbaik”.

5.1.2 FRK Cobek Barokah Junrejo Batu

Sentra cobek di kecamatan Junrejo kota Batu telah tumbuh relatif lama yang

beraglomerasi di dusun Rejoso. Aktivitas pembuatan cobek di dusun ini merupakan

sebuah industry rumah tangga yang digeluti oleh hamper semua rumah tangga yang ada

di dusun tersebut. Bentuk dari sentra ini lebih mirip pada sebuah sentra yang digerak-

kan oleh satu pengusaha yang memiliki akses pemasaran luas dengan mendorong

kapasitas produksi pengusaha-pengusaha lain yang lebih kecil. Para pengrajin yang

mayoritas berskala mikro dengan sendirinya akan terbantu dalam memasarkan cobek-

cobek mereka hingga ke daerah pemasaran di luar dusun Rejoso. Adalah Ibu Yusmiati

yang merupakan pendorong dan sekaligus pusat dari berlangsungnya kegiatan

pembuatan cobek di sentra cobek Junrejo tersebut. Ibu Yusmiati menyatakan bahwa

Page 60: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

51

selama puluhan tahun dia bertindak sebagai produsen dan sekaligus pemasar produk

dari para pengrajin yang ada di dusun Rejoso:

“Sampun puluhan tahun kulo dados produsen nggih sekaligus masara-

ken produk saking rencang-rencang nang dusun mriki. Kirang

langkung saben wulan kulo kirim limang ewu ngantos sedoso ewu

cobek nang Kalimantan, Bali, lan daerah-daerah sekitar Jawa Timur.

Sakjane kathah permintaan nanging sering dereng saged dipun kintun

sedoyo”.

(Sudah puluhan tahun saya jadi produsen dan sekaligus memasarkan

produk dari teman-teman di desa sini. Kurang lebih setiap bulan saya

mengirim lima ribu hingga sepuluh ribu cobek ke Kalimantan, Bali,

dan daerah-daerah sekitar Jawa Timur. Sebenarnya sangat banyak

permintaan cobek tapi seringkali belum dapat dipenuhi semuanya).

Kemampuan Ibu Yusmiati menjadi pemasar tunggal di dusun cobek Rejoso

tersebut mendorong tumbuhnya kesadaran di semua pengrajin untuk selalu menjalin

kerjasama yang baik dengan Ibu Yusmiati dan di antara sesama pengrajin. Mereka

menyadari bahwa sekalipun potensi pasar masih sangat luas terbuka namun seringnya

ketidakmampun memenuhi permintaan pasar tersebut membutuhkan peningkatan

kapasitas produksi yang dapat dikerjakan secara kolektif. Dengan demikian, kesadaran

kolektif yang tumbuh di sentra cobek tersebut lebih bersifat alamiah sebab didorong

oleh kepentingan bersama sehingga dapat digunakan sebagai modal sosial yang

potensial untuk lebih mengembangkan sentra cobek kota Batu ini.

FRK cobek Barokah yang didirikan setahun yang lalu coba mengelola

kesadaran kolektif ini sebagai kekuatan yang dapat memfasilitasi para pengrajin cobek

untuk dapat meningkatkan kapasitas usaha mereka. Dalam pembentukan FRK ini, Ibu

Yusmiati terpilih sebagai ketua FRK Barokah sebab dipandang sebagai sosok wanita

pengrajin kecil yang terampil, berwawasan luas, dan memiliki akses pemasaran produk

yang lebih baik.

Page 61: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

52

Demi memanfaatkan kesadaran koletif untuk peningkatan usaha anggota, dalam

setahun ini FRK Barokah sudah banyak melakukan berbagai pelatihan manajemen

usaha kecil dan menjalin jejaring usaha dengan pihak-pihak yang terkait baik dengan

swasta mapun pemerintah kota Batu. Terdapat ide segar yang disampaikan oleh Ibu

Yusmiat kepada pemerintah kota Batu agar menjadikan sentra cobek Junrejo sebagai

desa wisata cobek yang menambah variasi unggulan kota Batu sebagai kota wisata

terkenal di Jawa Timur. Cara-cara yang mungkin dapat dilakukan dalam mewujudkan

gagasan ini agar pemerintah kota Batu mendorong setiap kunjungan kerja ke kota Batu

oleh pemerintah maupun swasta untuk diajak mengunjungi sentra cobek tersebut.

Dengan jadwal yang sudah diatur, setiap kali ada kunjungan maka dusun Rejoso akan

menyiapkan bazaar insidental yang memamerkan semua produk yang dihasilkan oleh

para pengrajin di dusun Rejoso.

5.1.3 FRK Tani Wisata Sidomulyo Batu

FRK Tani Wisata merupakan forum rembug dari para pengrajin bunga potong

dan pengolah makanan ringan berbahan sayur dan buah yang berlokasi di kelurahan

Sidomulyo berdekatan dengan kawasan wisata Selecta Batu. Oleh karena itu nama FRK

Tani Wisata dimaksudkan untuk mendinamisasi klaster pertanian, pengolahan dan

wisata di kota Batu.

Para anggota FRK telah lama menekuni profesi sebagai pengrajin bunga potong

dan pengolahan makanan ringan karena didorong oleh potensi Sidomulyo yang sangat

cocok untuk pengembangan tanaman hortikultura. Di samping itu anggota FRK

memiliki kesadaran untuk memajukan kawasan wisata Selecta yang dapat mesinergikan

antara potensi pertanian dan wisata Sidomulyo.

Page 62: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

53

Oleh karena itu, pembentukan FRK Tani Wisata merupakan sarana untuk

menumbuhkan kesadaran kolektif para pelaku UMKM di sekitar kawasan wisata

Selecta tersebut. Kesadaran yang awalnya masih bersifat individual dikuatkan dengan

cita-cita bersama bagaimana memajukan usaha individual yang selaras dengan

kepentingan kolektif pengembangan kawasan wisata kota Batu yang sudah melegenda

atau menjadi ikon kota Batu.

Namun demikian, kesadarn kolektif untuk meningkatkan potensi kawasan

pertanian dan wisata di kelurahan Sidomulyo tersebut masih membutuhkan penguatan

kelembagaan dan organisasional yang dibutuhkan. FRK Tani Wisata yang terbentuk

setahun yang lalu belum secara optimal dimanfaatkan sebagai organisasi pencapaian

cita-cita kolektif para pelaku UMKM di sekitar kawasan. Hal ini boleh jadi disebabkan

oleh kurangnya pengetahuan para anggota mengenai cara-cara yang efektif dalam

mengelola sebuah organisasi profesi. Pendampingan tampaknya perlu dilakukan terus-

menerus baik yang diberikan oleh Perguruan Tinggi, instansi terkait, maupun lembaga-

lembaga pemberdayaan masyarakat dan UMKM lainnya. Sebuah pendampingan yang

efektif akan memungkinkan terjadinya tranformasi pengetahuan dan keterampilan

bagaimana memanfaatkan kesadaran kolektif menjadi tindakan bersama bagi pening-

katan usaha-usaha produktif yang dimiliki oleh anggota FRK Tani Wisata.

5.2 Transformasi Tindakan Kolektif (Collective Action)

Sebuah sentra atau klaster UMKM akan mampu memberi keuntungan bagi

setiap pelaku UMKM di dalamnya jika masing-masing pelaku usaha tersebut dapat

mewujudkan tindakan kolektif (collective action) bagi perkembangan sentra. Tindakan

kolektif ini diperlukan bukan hanya merupakan konsekuensi logis dari kedekatan

spasial antar pelaku UMKM dalam sentra namun lebih dari hal itu adalah untuk

Page 63: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

54

meningkatkan efisiensi kapasitas usaha baik dari jalur pasokan bahan baku maupun

penjualan produk.

5.2.1 FRK Mebel Sido Rukun Tunjung Sekar Malang

Transformasi tindakan kolektif pada sebuah klaster UMKM tumbuh dari

semakin menguatnya kesadaran kolektif pelaku UMKM untuk saling membangun

kerjasama usaha yang saling menguntungkan. Berawal dari kesadaran koletif ini, para

anggota FRK Sido Rukun mulai membangun beberapa tindakan kolektif dalam usaha

produksi mebel misalnya diwujudkan untuk memasok bahan baku secara bersama.

Tindakan kolektif dalam pasokan bahan baku misalnya dapat dilakukan dengan cara

menyediakan input produksi yang diusahakan dalam skala besar dengan jaminan

tanggungan bersama. Penyediaan bahan baku dalam skala yang besar tentu memberi

manfaat bagi setiap anggota karena dapat diperoleh dengan harga yang lebih murah jika

dibandingkan dengan pasokan individual. Tindakan kolektif lainnya adalah melakukan

pelatihan bersama bagi pekerja yang dimaksudkan untuk membuat standarisasi produk

sehingga harga jual produk oleh setiap anggota kelompok dapat diseragamkan dan

tidak terjadi permainan/perang harga. Demikian juga dalam pemerolehan modal usaha

terutama yang diberikan dari lembaga perbankan dibutuhkan jaminan keuangan yang

pasti yang biasanya lembaga perbankan mensyaratkan adanya kelompok usaha. Sering

terjadi bahwa modal usaha dari perbankan diberikan tidak secara individual tetapi

secara berkelompok karena tindakan kolektif ini dipandang sebagai sarana yang efektif

dari pengembalian modal usaha yang telah disalurkan tersebut.

Sementara itu tindakan kolektif dapat diwujudkan dalam hal penjualan produk

misalnya dengan melakukan pameran maupun pemasaran bersama. Bagi pelaku usaha

mikro dan kecil (UMK), mengikuti pameran produk yang biasanya digelar oleh

Page 64: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

55

pemerintah daerah bukanlah sebuah kegiatan yang mudah dilakukan. Kapasitas yang

terbatas seringkali menjadikan keraguan di pihak pelaku usaha untuk memamerkan

produk-produk mereka. Dalam konteks ini, kebiasaan yang dilakukan oleh pengrajin di

sentra mebel Tunjung Sekar adalah menitipkan produk-produk mereka pada pelaku

usaha yang lebih besar dan memiliki ruang display yang strategis, misalnya ruang-

ruang display produk yang berada di pinggir jalan utama.

Pola kerjasama seperti ini mirip dengan model-model yang pernah dikembang-

kan dalam program Anak Angkat dan Bapak Asuh dalam kemitraan antara pengusaha

mikro/kecil dengan pengusaha menengah/besar. Namun demikian menurut Pak

Bambang, anggota FRK Sido Rukun, bahwa model kemitraan usaha tersebut justru

merugikan pihak pengrajin mikro/kecil:

“Seperti yang pernah terjadi dalam kemitraan anak angkat – bapak

Asuh, kami dalam menjual produk sering menitipkan produk-produk

mebel kepada pengusaha yang memiliki ruang pamer di depan atau

pinggir jalan utama. Tetapi yang seringkali terjadi justru mereka tidak

memasarkan produk-produk kami tapi hanya memasarkan produknya

sendiri. Akibatnya kami tidak pernah terangkat maju dan semakin

minggir tidak terlihat oleh konsumen”.

Menyadari kelemahan-kelemahan yang timbul dalam kemitraan seperti ini,

muncul sebuah gagasan untuk melakukan tindakan kolektif dalam memasarkan produk

bagi setiap anggota FRK Sido Rukun. Di berbagai kegiatan pendampingan, anggota

FRK Sido Rukun seringkali menyampaikan sebuah gagasan atau rencana untuk mem-

buat ruang pamer (show room) bersama yang memungkinkan setiap anggota yang

berkapasitas usaha mikro atau kecil dapat memperluas pemasaran produk mereka.

Sebenarnya ruang pamer tidak hanya berfungsi sebagai tempat pemajangan produk tapi

dapat juga difungsikan sebagai pusat kegiatan bersama bagi anggota FRK Sido Rukun.

Pak Jumain menyarankan jika kelak forum dapat mewujudkan keinginan ini maka

Page 65: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

56

mereka akan berusaha mengadakan mesin produksi yang disimpan di ruang pamer ini

sehingga setiap anggota FRK Sido Rukun dapat memanfaatkan mesin tersebut untuk

memproduksi mebel di masing-masing anggota.

Keinginan untuk memiliki ruang pamer bersama bukanlah sebatas mimpi.

Kebetulan di kelurahan Tunjung Sekar terdapat sebidang tanah bengkok yang selama

ini tidak diketahui asal mula kepemilikan tanah itu. Forum pun berpikir bagaimana

seandainya tanah kosong itu dapat dimanfaatkan untuk kegiatan mereka dalam

memasarkan produk melalui ruang pamer bersama. Keinginan ini kemudian disampai-

kan kepada Lurah Tunjung Sekar yang pada prinsipnya disetujui namun masih perlu

negosiasi dalam memperjelas status kepemilikan tanah kosong tersebut.

Transformasi tindakan kolektif ini juga muncul dalam rencana pendirian

koperasi dan arisan pengadaan alat-alat produksi. Dengan membangun koperasi, FRK

yang sifatnya informal ini semakin diperkuat dengan pemenuhan kewajiban dan hak

anggota dalam kegiatan kelompok. Sedangkan arisan pengadaan alat-alat produksi

dimaksudkan untuk mempermudah anggota kelompok dalam memperoleh alat-alat

produksi yang diinginkan. Beberapa alat atau mesin produksi mungkin berharga sangat

mahal sehingga melalui arisan ini dapat diusahakan untuk memiliki alat tersebut secara

lebih ringan meskipun harus menunggu giliran untuk memperolehnya. Di akhir putaran

arisan ini diharapkan masing-masing anggota FRK Sido Rukun sudah memiliki alat

atau mesin yang diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi masing-masing

anggota forum.

Rencana untuk melakukan tindakan kolektif ini muncul setelah dilakukan

beberapa kali kegiatan pendampingan. Tampak bahwa forum rembug klaster mulai

berfungi sebagai wahana untuk mentransformasi kesadaran individual pengrajin mebel

Page 66: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

57

menuju kesadaran kolektif untuk membangun bersama bagi keunggulan sentra mebel

Tunjung Sekar kota Malang.

Untuk semakin mengutkan forum rembug klaster ini maka Pak Jumain selaku

ketua FRK Sido Rukun mengajukan legalisasi organisasi kepada Lurah Tunjung Sekar

dan berhasil memeroleh legalisasi tersebut yang dikuatkan dengan Surat Keputusan

Lurah Tunjung Sekar Nomer: 188.51/24/35.73.05.1008/2014. SK tersebut memuat

susunan pengurus dan anggota FRK Sido Rukun sebagai berikut:

PENGURUS DAN ANGGOTA FRK MEBEL SIDO RUKUN

KELURAHAN TUNJUNG SEKAR

KECAMATAN LOWOKWARU

KOTA MALANG

a. Pelindung : Lurah Tunjung Sekar (Bambang Heryanto, S.Sos., MSi)

b. Penasehat : Arif Hoetoro, SE., MT., PhD

c. Ketua : Djumain Evendy (Mebel Bayu)

d. Sekretaris : Arifin (Mebel UAN)

e. Bendahara : Nadi (Mebel Kembar Putra)

f. Humas : 1. Ahmad Kasim (Mebel Seni Ukir Antik)

2. Bambang (Mebel GDT)

3. Widiyanto (Mebel Sekar Wangi)

g. Anggota : 1. Purnomo (Mebel Pandowo)

2. Gatot Nugroho (Mebel Usaha Jati)

3. Maul Rumake (Mebel Airlangga)

4. Suyanto (Mebel Multimebel)

5. Taukid (Mebel Irwan Jaya)

6. Ngadi (Mebel Ngadiman)

7. Nuri (Mebel Suroso)

8. Yulianto (Mebel PATAS)

9. A‟an (Mebel 69)

10. Dasim (Mebel Sinar Jaya)

11. Misdianto (Mebel MTD)

12. Tomo (Mebel Jaya Utama)

13. Saifuddin (Mebel Sinar)

Page 67: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

58

14. Luhur WW (Mebel Barokah)

15. H. Ilyas (Mebel Ilyas)

16. Hadari (Mebel al-Amin)

17. Gianto (Mebel Wisnu Jaya)

18. Sutarlim (Mebel Muncul Jaya)

19. Sidik (Mebel Sidik)

20. H. Sulaiman (Mebel Jati Bersama Putra)

21. Issa (Mebel Piramid)

22. Kholiq (Mebel Kholiq)

23. Juli (Mebel Juli)

24. Darmono (Mebel Mia)

5.2.2 FRK Cobek Barokah Junrejo Batu

Tindakan kolektif yang terbangun di FRK cobek Barokah Junrejo tidak cukup

dinamis jika dibandingkan dengan FRK Sido Rukun. Transformasi ini boleh jadi

disebabkan oleh karakteristik sentra yang hanya memusat pada pelaku UMKM

dominan sementara sebagian besar pengrajin cobek lainnya hanya bertindak sebagai

pengekor usaha. Untuk sementara, hubungan semacam ini masih menjadi media yang

efektif dalam memajukan usaha para pengrajin cobek mikro ini, namun dilihat dari

sudut pandang klaster hal ini mencerminkan sifat klaster yang masih bergerak secara

stagnan.

Pada FRK Cobek Barokah, tindakan kolektif telah terjadi secara alamiah sejak

terbentuknya sentra cobek di desa Junrejo yang ditunjukkan oleh kegiatan pemenuhan

kapasitas dan pemasaran cobek secara kolektif. Permintaan pasar cobek yang tinggi

dipenuhi dengan cara setiap pengrajin memproduksi pada kapasitasnya masing-masing

yang kemudian dikumpulkan oleh seorang pengrajin yang paling berkembang.

Demikian pula dalam hal pemasaran produk juga dilakukan dengan mekanisme yang

sama. Dalam hal ini Ibu Yusmiati selaku ketua FRK Barokah berperan sebagai agen

Page 68: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

59

pengumpul dan pemasar produk tunggal yang memungkinkan kegiatan produksi cobek

terus berlangsung di sentra Junrejo tersebut.

Mekanisme tindakan kolektif ini boleh jadi merupakan model klaster yang

sesuai dengan keadaan para pengrajin cobek Junrejo yang umumnya masih berskala

mikro. Bagi mereka, keterbatasan kapasitas usaha merupakan kendala yang khas untuk

dapat melakukan terobosan yang lebih mandiri dalam hal produksi dan pemasaran

cobek. Oleh sebab itu, bergantung dan menjalin kaitan output dengan pengusaha

tunggal di desa Junrejo barangkali merupakan tindakan rasional untuk terus dapat

berproduksi dan memasarkan produk.

Sekalipun demikian, penguatan dan peningkatan kapasitas sentra harus terus

dilakukan. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengefektifkan

pengelolaan forum rembug klaster (FRK) Barokah yang sudah terbentuk sejak setahun

yang lalu. Keunikan dari FRK ini adalah bahwa semua pengurus dan anggota forum

adalah wanita yang memiliki tekad untuk terus berkembang. Memang wanita seringkali

dipandang sebagai makhluk Tuhan yang lebih “telaten” dalam mengelola kegiatan-

kegiatan bersama. Hal yang demikian ditunjukkan oleh FRK Barokah bahwa setiap

bulan mereka mengadakan acara atau kegiatan yang dimaksudkan untuk lebih menguat-

kan ikatan dan solidaritas anggota FRK.

Modal sosial yang dimiliki oleh FRK Barokah ini seharusnya dapat digunakan

untuk mendinamisasi sentra cobek Junrejo kota Batu menjadi klaster usaha kecil yang

mensinergikan kerjasama efektif antar lembaga ekonomi/usaha yang terkait. Salah satu

agenda dari FRK Barokah untuk mewujudkan desa Junrejo sebagai desa wisata cobek

dapat dimulai dari pendayagunaan modal sosial ini. Pemerintah kota Batu hanya perlu

memfasilitasi gagasan ini dengan menyediakan kebijakan dan program yang relevan.

Pembenahan infrastruktur demi terwujudnya desa wisata cobek tersebut juga perlu terus

Page 69: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

60

dilakukan misalnya dengan membangun pintu gapura (name board) di ujung jalan

masuk agar dapat menarik minat masyarakat untuk mengunjungi lokasi pengembangan

desa wisata cobek Junrejo tersebut.

Solidaritas yang terbangun dalam organisasi FRK Barokah perlu terus ditingkat-

kan mengingat hal ini menjadi modal bagi pengembangan usaha produksi cobek yang

menyeimbangkan antara persaingan dan kerjasama bisnis. Pada tahap pengembangan

sentra yang lebih intensif lagi perlu dipikirkan bagaimana meningkatkan kapsitas usaha

setiap pelaku UMKM untuk tidak hanya bergantung pada satu pelaku dominan di

sentra. Ikatan-ikatan sosial yang bersifat “bridging” semakin lama akan diperlukan bagi

pengembangan klaster cobek yang lebih kompleks. Oleh sebab itu, keberadaan FRK

Barokah menjadi penting dan strategis untuk mengiringi transformasi modal sosial

yang awalnya bersifat sederhana menjadi kompleks seiring dengan semakin berkem-

bangnya klaster cobek Junrejo.

Penguatan FRK Barokah dengan sendirinya memerlukan legalisasi dari peme-

rintah agar jalinan kerjasama dengan instansi-instansi yang terkait dapat dilakukan

secara efektif. Berdasarkan pada Surat Keputusan Kepala Desa Junrejo Nomor 25

Tahun 2013 susunan pengurus dan anggota FRK Barokah ditetapkan sebagai berikut:

a. Ketua : Yusmiati

b. Wakil : Astik Sofiana

c. Sekretaris I : Aris Wijaya

Sekretaris II : Nina Astini

d. Bendahara I : Mursini

Bendahara II : Zemah

e. Penasehat : Hj. Fatuchah

Page 70: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

61

f. Anggota : Ningsih

Tikat

Retno

Nur Solikhah

Siti Aminah

Rodiyah

Haryati

Sunarti

Ifa

Imama

Idawati

Tutik

Siska

Istiyah

Isnaeni

Ina

Yeni

Diana

Sugini

5.2.3 FRK Tani Wisata Sidomulyo Batu

Sebagaimana telah ditulis sebelumnya bahwa kesadaran kolektif yang tumbuh

di FRK Tani Wisata memerlukan pendampingan yang efektif agar dapat ditransformasi

menjadi tindakan kolektif bagi kemajuan usaha bersama. Selama setahun sejak terben-

tuknya FRK Tani Wisata memang belum muncul satu kegiatan yang mencerminkan

tindakan kolektif para anggota FRK. Menurut hasil FGD yang dilaksanakan pada

tanggal 20 Desember 2014 para anggota FRK menyatakan bahwa mereka memang

belum mampu melakukan tindakan kolektif disebabkan oleh kegiatan-kegiatan pribadi

mereka. Namun kemudian disadari bahwa dengan melakukan pertemuan seperti FGD

yang sedang dilaksanakan ini ternyata memunculkan gagasan-gagasan menarik dalam

mewujudkan tindakan kolektif FRK.

Beberapa gagasan menarik yang muncul dari kegiatan FGD adalah keinginan

untuk memanfaatkan bunga potong untuk bisnis parfum berbahan dasar bunga-bunga

yang diproduksi oleh FRK Tani Wisata seperti mawar, crysan, sedap malam dan jenis-

Page 71: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

62

jenis bunga potong lainnya. Gagasan yang ingin dilakukan secara bersama ini adalah

pembuatan bibit parfum yang berasal dari proses penyulingan bunga-bunga potong

tersebut. Mereka menyadari hal ini karena melihat banyak bunga potong seperti mawar

yang dihasilkan dengan sangat melimpah di kawasan usaha mereka. Di samping itu,

terdapat pula bunga-bunga potong yang tersisa setelah dijual secara segara kepada

konsumen yang bertamsya di kawasan klaster Tani Wisata.

Oleh sebab itu, FRK Tani Wisata sepakat untuk menindaklanjuti gagasan ini

dengan segera menghubungi Fakultas Teknologi Pasca Panen Univesrsitas Brawijaya

agar dapat memfasilitasi mereka dalam membuat alat penyulingan bunga menjadi

bahan dasar atau bibit parfum. Munculnya gagasan ini menandai awal transformasi

kesadaran menjadi tindakan kolektif FRK Tani Wisata dalam meningkatkan kapasitas

usaha produktif mereka. Para pihak yang terkait perlu untuk terus melakukan pola-pola

pendampingan yang efektif dalam menguatkan eksistensi FRK Tani Wisata sebagai

lembaga yang mendinamisasi klaster pertanian, pengolahan dan pariwisata di kawasan

wisata Selecta kota Batu ini.

5.3 Peningkatan Posisi Tawar

Bekerja dalam sebuah kelompok dimaksudkan untuk menguatkan modal sosial

bagi pelaku UMKM yang berperan penting sebagai perekat kerjasama dalam proses

produksi dan pemasaran produk maupun rantai nilai tambah lainnya. Kekuatan modal

sosial juga berfungsi sebagai energi untuk membangun kesadaran dan tindakan kolektif

yang kelak berperan dalam meningkatkan posisi tawar usaha mikro dan kecil dalam

persaingan dan perebutan ceruk pasar yang sempit. Dengan demikian, peran kelompok

usaha dalam sebuah sentra atau klaster UMKM bukan hanya untuk menciptakan rantai

nilai tambah produksi tetapi juga membangun transformasi modal sosial yang sering

Page 72: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

63

diabaikan kontribusi utamanya. Dengan tumbuhnya modal sosial yang tinggi inilah

jalinan kerjasama bisnis di antara pelaku UMKM dalam sentra akan mampu diefektif-

kan seiring dengan strategi bisnis di masing-masing pengusaha kecil.

5.3.1 FRK Mebel Sido Rukun Tunjung Sekar Malang

Sebagaimana yang dipahami bersama bahwa para pelaku UMKM seringkali

mengalami banyak hambatan dalam mengakses modal, bahan baku, maupun pemasaran

yang disebabkan oleh terbatasnya kapasitas usaha mereka. Hal ini dikeluhkan oleh

anggota FRK Sido Rukun yang merasakan adanya kesulitan untuk mengakses sumber-

sumber produksi tersebut secara individu karena dipandang sebagai sebuah kelemahan

posisi tawar pengusaha UMKM. Melalui FRK Sido Rukun setiap pengrajin mebel di

kelurahan Tunjung Sekar kota Malang berharap bahwa mereka akan memiliki posisi

tawar yang lebih tinggi dalam memenangkan persaingan di pasar mebel.

Salah satu pesaing bagi pengrajin mebel Tunjung Sekar adalah produk-produk

mebel yang diproduksi oleh sentra mebel Pasuruan. Secara umum pengrajin mebel

Pasuruan diakui oleh para pengrajin mebel Tunjung Sekar memiliki posisi tawar yang

lebih tinggi. Hal ini dapat dilihat dari aspek harga produk yang lebih murah disebabkan

oleh kemampuan mereka mengefisienkan biaya-biaya produksi. Sekalipun pada

dasarnya kedua sentra mebel tersebut mengisi ceruk pasar yang berbeda namun

terdapat kesan umum di kalangan pengrajin mebel Tunjung Sekar bahwa mereka perlu

belajar banyak dari pengrajin mebel Pasuruan cara-cara untuk mengefisiensi biaya

produksi dan mengefektifkan penjualan produk. Misalnya mengingat upah tenaga kerja

yang lebih mahal dari pada upah tenaga kerja di Pasuruan dan harga kayu jati yang

semakin meroket, para pengrajin mebel Tunjung Sekar kini lebih memfokuskan diri

Page 73: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

64

pada produksi mebel yang berbahan triplek atau hardboard sehingga menjadi

karakteristik yang khas dari sentra mebel Tunjung Sekar.

Dari perspektif latar belakang pengrajin, sentra mebel Tunjung Sekar memang

memiliki keunikan tersendiri karena secara sosiologis mereka disekat oleh persoalan

etnisitas antara etnis Jawa sebagai orang asli dan etnis Madura sebagai pendatang.

Dalam banyak hal tampak bahwa para pengrajin yang beretnis Madura mampu

menekan biaya produksi terutama upah tenaga kerja disebabkan oleh ikatan

kekarabatan mereka yang sangat kuat. Kesulitan modal dan biaya produksi yang

dialami oleh pengrajin mebel Tunjung Sekar karena umumnya tenaga kerja tidak

diambil dari keluarga sendiri seperti kebiasaan etnis Madura yang membiayai tenaga

kerja dari kalangan saudara sendiri sehingga dapat diatur pola pembiayaan yang lebih

mudah. Demikian pula kebiasan tenaga kerja yang meloncat dari satu pengusaha ke

pengusaha lainnya belum mampu diatasi sepenuhnya karena masih longgarnya ikatan

kekerabatan pengrajin asli Tunjung Sekar.

Pak Djumain, ketua FRK, mengeluhkan persoalan kompetisi antar etnis ini

menyebabkan kondisi persaingan usaha yang tidak sehat sebagai berikut:

“Rencang-rencang saking Madura niku biasane wantun sadean mebel

luwih murah tinimbang rencang-rencang asli saking Tunjung Sekar.

Iku sebabe rego produk ora standar lan mergo rencang-rencang

Tunjung Sekar kurang modal sing cukup dadekno kalah bersaing…..

Niku sebabe kelawan organisasi FRK kito sedaya pingin saged rukun

terus saged ningkatake kemampuan rencang-rencang supados mboten

kalah melawan rencang-rencang Maduro”.

(Teman-teman dari Madura itu biasanya berani menjual mebel

dengan harga yang lebih murah daripada teman-teman asli dari desa

Tunjung Sekar. Itu sebabnya harga produk tidak standar dank arena

teman-teman Tunjung Sekar masih kurang cukup modalnya menye-

babkan mereka kalah bersaing…. Oleh sebab itu, melalui organisasi

FRK ini kita semua ingin rencang-rencang rukun dan terus mampu

meningkatkan kemampuannya agar tidak kalah bersaing melawan

teman-teman dari Madura).

Page 74: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

65

Oleh karena itu, dengan bergabungnya pengrajin mebel di FRK Sido Rukun

diharapkan dapat membantu mereka dalam meningkatkan posisi tawar produk mebel

Tunjung Sekar atas pesaingnya oleh karena mereka sebenarnya sudah memiliki trade

mark yang khas. Melalui FRK Sido Rukun diharapkan mereka dapat menjalin ikatan

kekerabatan yang lebih baik sehingga berbagai persoalan seperti yang telah dituliskan

tersebut dapat diatasi secara efektif. Di samping itu posisi tawar pelaku UMKM di FRK

Sido Rukun dibutuhkan ketika mereka coba mengakses kebijakan-kebijakan dan

program-program pemerintah kota Malang dalam mengembangkan sentra-sentra

UMKM yang tersebar di beberapa lokasi kota Malang. Melalui Dinas Koperasi dan

UKM, pemerintah kota Malang sebenarnya telah mendesain berbagai kebijakan dan

program pengembangan UMKM yang biasanya dilakukan secara kolektif. Pemerintah

perlu mendisain programnya secara kolektif agar diperoleh tanggung jawab bersama

dalam menyukseskan program pengembangan UMKM tersebut.

Pada dasarnya meningkatkan posisi tawar pelaku UMKM bukan hanya menjadi

persoalan internal anggota FRK Sido Rukun tapi merupakan agenda utama pola

pengembangan klaster mebel Tunjung Sekar. Apalagi menjelang diberlakukannya

Masyarakat Ekonomi ASEAN, peningkatan posisi tawar ini diperlukan agar para

pengrajin mebel lokal tidak digilas oleh kemungkinan masuknya para pengusaha asing

sektor permebelan ini. Klaster mebel Tunjung Sekar kelak akan mampu menghadapi

gempuran produk-produk mebel asing jika setiap pelaku UMKM dalam klaster dapat

menciptakan efisiensi kolektif dari pola pengklasteran usaha kecil yang dinamis di kota

Malang.

Page 75: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

66

5.3.2 FRK Cobek Barokah Junrejo kota Batu

Kendatipun sentra cobek di desa Junrejo kota Batu telah lama terbentuk namun

dalam perkembangannya tampak kurang begitu dinamis. Sentra cobek Junrejo masih

terkesan berjalan di tempat dan belum mampu mengembangkan dirinya menjadi sebuah

klaster yang dinamis.

Keberadaan FRK Barokah diharapkan dapat membantu pengembangan sentra

cobek ini melalui peningkatan daya tawar sentra atas permintaan cobek yang terus

meningkat. Salah satu usaha yang dilakukan oleh FRK Barokah dalam meningkatkan

daya tawar produk-produk anggotanya adalah menetapkan standar kualitas produk yang

tidak bervariasi. Demikian pula harga produk disepakati untuk tidak dimainkan sebagai

strategi perang harga dengan maksud memenangkan persaingan.

Sejauh ini, FRK barokah telah mampu merintis usaha-usaha untuk peningkatan

daya tawar sentra melalui berbagai kegiatan yang dimaksudkan untuk membangun

kesadaran dan cita-cita mengenai pentingnya untuk saling bekerjasama ketimbang

persaingan yang tidak sehat. Hal-hal lain yang sedang diagendakan untuk dilakukan

sebagai kegiatan organisasi adalah membuat kekhasan cobek yang berbeda dengan

sentra-sentra cobek di daerah lain. Labelisasi produk juga tengah dipikirkan agar ter-

dapat merek dagang yang khas diketahui oleh masyarakat tentang cobek yang

diproduksi oleh klaster cobek Junrejo Batu.

Akan tetapi, usaha-usaha untuk meningkatkan nilai tawar sentra cobek Junrejo

adalah menjadikan desa Junrejo sebagai kawasan wisata cobek. Maknanya adalah kota

Batu yang menjadi tujuan wisata utama di Jawa Timur karena kontur keindahan alam

yang dimilikinya seharusnya juga memberi dampak positif bagi peningkatan ekonomi

kerakyatan. Para wisatawan yang telah puas menikmati eksotisme alam kota Batu

diharapkan menambah kenangan mereka dengan membeli peralatan rumah tangga yang

Page 76: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

67

terbuat dari batu sungai dari sentra cobek Junrejo sehinggka meningkatkan pendapatan

dan usaha para pengrajin di desa tersebut.

5.3.3 FRK Tani Wisata Sidomulyo Batu

FRK Tani Wisata mungkin belum merasakan adanya peningkatan posisi tawar

atas keberadaan mereka. Hal ini karena secara kelembagaan eksistensi FRK Tani

Wisata belum disosialisasikan kepada pemerintah kota Batu maupun masyarakat secara

luas. Posisi tawar atas bisnis bunga potong hanyalah dimiliki secara personal mengingat

bisnis ini tidak memperoleh pesaing dari daerah lain di Malang Raya. Boleh dikata,

kelurahan Sidomulyo Batu merupakan satu-satunya kawasan penghasil bunga potong di

Malang Raya sehingga hal ini menjadikannya memiliki posisi tawar yang tinggi.

Namun demikian jika keberadaan FRK Tani Wisata dikaitkan dengan keinginan

untuk mengembangkan kawasan terpadu pertanian dan pariwisata di kota Batu, maka

FRK Tani Wisata perlu meningkatkan efektifitas dari eksistensi kelembagaan mereka.

Pengembangan kawasan terpadu wisata ini memerlukan adanya lembaga yang mampu

mengakselerasi pencapaian target kebijakan yang telah ditetapkan dan hal itu

merupakan tugas strategis yang dapat dilakukan oleh FRK Tani Wisata. Oleh sebab itu

langkah pertama yang perlu dilakukan adalah agar FRK Tani Wisata segera

menjelaskan eksistensi mereka kepada pemerintah kota sehingga dapat mengakses

kebijakan pemerintah dalam pengembangan kawasan. Dan kedua, FRK Tani Wisata

perlu melakukan sosialisasi yang efektif kepada masyarakat luas bahwa keberadaan

FRK Tani Wisata dimaksudkan untuk lebih mendayagunakan potensi alam pertanian

dan pariwisata di sekitar kelurahan Sidomulyo.

Page 77: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

68

5.4 Spesialisasi Kerja dalam FRK

Penguatan FRK Sido Rukun dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja usaha

masing-masing pengrajin/pelaku UMKM mebel Tunjung Sekar yang tergabung di

kelompok itu. Melalui bekerja dalam FRK setiap potensi yang dimiliki oleh masing-

masing anggota disinergikan menjadi kekuatan bersama sehingga dapat mendorong

adanya kerja kolektif bagi kemajuan usaha individual maupun perkembangan sentra

mebel Tunjung Sekar.

Di samping itu, kemajuan dan perkembangan usaha anggota FRK Sido Rukun

dapat juga diwujudkan dengan cara membagi peran atau kerja masing-masing anggota

yang memiliki keunggulan spesifik disbanding lainnya. Dalam konteks ini terdapat satu

keinginan yang diinisiatifkan oleh salah satu anggota untuk mengkhususkan diri pada

pasokan bahan baku bagi kepentingan semua anggota FRK dalam proses produksi. Pak

Nadi, sekretaris FRK Sido Rukun, mengajukan diri untuk bertindak dan mengkhusus-

kan peran pada pengadaan triplek atau hardboard yang dibutuhkan oleh setiap anggota

dengan kemudahan-kemudahan yang dapat diberikan ketimbang jika pengadaan bahan

baku tersebut dilakukan secara individual.

Selama ini pengrajin mebel Tunjung Sekar merasakan ketentuan yang mem-

beratkan bila mereka ingin membeli bahan baku produksi semacam triplek atau

hardboard. Misalnya adalah adanya persyaratan dari pemasok agar setiap pengrajin

yang menginginkan pasokan bahan baku untuk menyediakan kemampuan bayar

setidaknya lima puluh persen dari yang dipersyaratkan. Karena keterbatasan modal

yang dimiliki, persyaratan pembelian itu seringkali tidak dapat diwujudkan sehingga

pasokan bahan baku menjadi tidak lancar.

Inisiatif Pak Nadi sebagai pemasok bahan baku produksi bagi keperluan semua

anggota FRK Sido Rukun dirasakan dapat membantu anggota karena disepakati untuk

Page 78: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

69

menerapkan persyaratan pembelian yang lebih ringan. Mekanisme pembelian diatur

sedemikian rupa sehingga masing-masing anggota FRK tidak mengalami kesulitan

dalam pasokan bahan baku produksi.

5.5 Efektivitas Peran Pemerintah

Dalam kegiatan Focused Group Discussion (FGD) dengan Dinas Koperasi dan

UKM kota Malang yang diselenggarakan pada Minggu, 21 September 2014 disepakati

perlunya pembinaan yang efektif oleh pemerintah kota Malang dalam pengembangan

UMKM. Para pengrajin mebel yang tergabung dalam FRK Sido Rukun mengharapkan

adanya pembinaan terhadap pengembangan UMKM bukan sekedar karena realisasi

program tanpa arah kemajuan yang jelas. Mereka mengkritik cara-cara pemerintah kota

yang tampak bersifat tergesa-gesa dalam pembinaan UMKM disebabkan oleh

keinginan agar program pemerintah segera terselesaikan.

Hal ini tampak, misalnya, pada pemberian proyek atau order kepada pengrajin

mebel Tunjung Sekar yang dimaksudkan untuk memberi keberlanjutan kapasitas bisnis

UMKM tapi pada prakteknya justru memberatkan pihak pengrajin mebel. Dengan

kritik yang tajam Pak Nadi, sekretaris FRK Sido Rukun, menyatakan:

“Proyek dari pemerintah bukannya memberi makan tapi malah

membunuh. Produk yang semestinya diselesaikan tiga bulan,

pemerintah minta hanya satu bulan sehingga tidak dapat terselesaikan

dengan baik. Makanya kami perlu informasi standar produk yang

jelas dari pemerintah sehingga pengusaha dapat siap-siap…”

Sedangkan pak Gatot anggota FRK Sido Rukun menyesalkan mengapa

pemerintah kota melalui dinas yang terkait tidak serius untuk mendatangkan pasar

kepada para pengrajin mebel di Tunjung Sekar padahal daerah ini dikenal luas sebagai

sentra mebel kota Malang. Bagi para pengrajin, pemasaran produk dipandang jauh

Page 79: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

70

lebih penting daripada pemenuhan kelangkaan modal kerja. Karena kapasitas yang

terbatas para pengrajin mebel di Tunjung Sekar belum mampu mengekspansi pasar

mebel namun hanya menunggu secara pasif kedatangan konsumen. Jika pemerintah

kota dapat memfasilitasi pengrajin mebel Tunjung Sekar dengan mendatangkan pasar

yang lebih luas tentu sentra mebel Tunjung Sekar akan mampu berkembang lebih pesat

lagi.

Menanggapi keluhan-keluhan yang dilontarkan oleh para peserta FGD, Bapak

Bagus, SE., MM Kabid Kewirausahaan Dinas Koperasi dan UKM kota Malang

menyatakan akan menindaklanjuti keluhan-keluhan tersebut. Dalam arahannya, Bapak

Bagus menyarankan agar FRK Sido Rukun lebih sering berkonsultasi dengan Dinas

Koperasi dan UKM agar dapat mengakses kebijakan dan program pengembangan

UMKM yang telah ditetapkan oleh pemerintah kota Malang.

Sementara itu, pembinaan klaster (FRK) cobek Barokah Junrejo memeroleh

perhatian yang memadai dari pemerintah kota Batu. Berbagai pelatihan pengembangan

usaha cobek telah dilakukan yang dapat menambah wawasan dan pengetahuan para

anggota FRK Barokah. Demikian pula promosi untuk memajukan klaster cobek Junrejo

dilakukan dengan cara mengajak para tamu kedinasan mengunjungi klaster cobek

Junrejo. Pemerintah kota Batu mencanangkan program bahwa desa Junrejo akan

dijadikan sebagai desa wisata cobek yang berarti memajukan potensi wisata dan

kerajinan masyarakat Junrejo sekaligus bagi pengembangan ekonomi rakyat kota Batu.

Page 80: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

71

BAB VI

PENUTUP

Interaksi UMKM yang terjadi dalam sentra-sentra di Jawa Timur mencermin-

kan dinamika yang kompleks pada perkembangan sentra UMKM. Penelitian ini telah

mengungkapkan bahwa UMKM dalam sentra tidak hanya menjalin kaitan usaha antar

firma tetapi juga mereka bersaing satu sama lain. Persoalannya adalah jika persaingan

tidak sehat dan mengurangi manfaat dari kaitan usaha antar firma akan menyebabkan

perkembangan sentra UMKM di Jawa Timur berjalan stagnan.

Mengatasi persoalan yang muncul di sentra-sentra UMKM tersebut perlu

dibentuk Forum Rembug Klaster (FRK) yang berfungsi sebagi institusi pendinamisasi

sentra UMKM. Institusi FRK inilah yang berfungsi menyelaraskan persaingan dan

kerjasama antar UMKM dalam sentra sehingga dapat diperoleh efisiensi kolektif yang

bermanfaat bagi perkembangan UMKM secara individual maupun kolektif. Bab VI

menguraikan secara ringkas beberapa kesimpulan dan rekomendasi yang diperlukan

bagi pengembangan sentra UMKM di Jawa Timur melalui FRK yang sudah terbentuk

di tiga tempat di kota Malang dan Batu sebagai berikut.

6.1 Kesimpulan

1. Kebijakan Pemerintah kota Malang dan Batu dalam memajukan UMKM di

wilayah-nya lebih banyak menggunakan pendekatan sentra yang seringkali

tumbuh akibat dari aglomerasi alamiah.

2. Dalam sentra-sentra tersebut, setiap UMKM berusaha untuk membangun kaitan

usaha antar firma baik berupa kaitan usaha pendukung, lanjutan, maupun

Page 81: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

72

horizontal. Kaitan usaha antar firma ini dimaksudkan sebagai bagian dari cara-

cara UMKM dalam sentra menjalin kerja sama bisnis di antara mereka.

3. Beriringan dengan kaitan usaha antar firma ini, setiap UMKM dalam sentra juga

menerapkan strategi-strategi bisnis tertentu yang dimaksudkan untuk memenangi

pasar dan mewujudkan tujuan individual perusahaan.

4. Dalam prakteknya, sentra-sentra UMKM di Jawa Timur menampakkan perilaku

yang lebih mementingkan persaingan bisnis ketimbang kerjasama antar UMKM.

Sebenarnya persaingan yang sehat diperlukan dalam inovasi sentra UMKM,

namun yang terjadi adalah seringkali persaingan bisnis dilakukan secara tidak

sehat sehingga UMKM di Jawa Timur belum berhasil memperoleh efisiensi

kolektif dari keberadaan sentra-sentra tersebut.

5. Penelitian berupa kaji tindak ini telah melakukan pengamatan atas dinamika yang

terbangun di tiga FRK yaitu FRK “Sido Rukun” di sentra mebel Tunjung Sekar

Kota Malang, FRK “Barokah” di sentra cobek Junrejo Kota Batu, dan FRK

“Tani Wisata” di sentra mamin-agro Sidomulyo Kota Batu.

6.2 Rekomendasi

1. Pemerintah kabupaten/kota utamanya di kota Malang dan Batu perlu menetapkan

kebijakan yang mendorong terwujudnya kerjasama dan persaingan bisnis yang

sehat dalam sentra-sentra UMKM di wilayahnya melalui FRK-FRK yang sudah

terbentuk dan melaksanakan aktivitasnya yang strategis.

2. Melalui keberadaan FRK tersebut pemerintah kabupaten/kota maupun provinsi

Jawa Timur perlu mentransformasikan sentra-sentra UMKM yang sudah ada ke

dalam bentuk klaster UMKM. Hal ini dikarenakan bahwa pendekatan

pengklasteran UMKM memberikan rantai nilai yang lebih luas sehingga

Page 82: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

73

kemajuan ekonomi tidak hanya dinikmati oleh UMKM tetapi juga oleh

lingkungan UMKM sebagai kawasan pengembangan ekonomi local di Jawa

Timur.

3. Dalam kerangka kerja transformasi sentra menuju klaster ini, pemerintah Jawa

Timur perlu menguatkan FRK di sentra-sentra terpilih dengan cara membetuk

institusi koordinatif baik di tingkat kabupaten/kota maupun provinsi. Kebijakan

ini diperlukan untuk memperoleh kesinambungan visi dan misi yang sepaham

dalam pengembangan UMKM di setiap kabupaten/ kota. Pada akhirnya,

kesepahaman visi dan misi dalam pengembangan UMKM tersebut adalah

dimaksudkan untuk mencapai tujuan pembangunan yang lebih luas yaitu

kemajuan ekonomi lokal Jawa Timur.

4. Setelah penguatan koordinasi FRK dapat dilakukan, pemerintah Jawa Timur

perlu menindaklanjuti pengembangan klaster melalui program regionalisasi

klaster UMKM Jawa Timur. Reginalisasi ini bermanfaat dalam peningkatan

kapasitas inovatif dan produktivitas UMKM sehingga produk-produk yang

dihasilkan oleh UMKM Jawa Timur lebih mampu menembus pasar domestik

dan internasional.

Page 83: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

74

DAFTAR PUSTAKA

Aviliani, (2013). “UMKM Masih Jadi Bantalan Krisis”, Kompas, Jumat 6 Desember

2013, Halaman 20.

Ayyagari, M. (2006).Micro and Small Enterprises: Unexplored Pathways to Growth.

MicroREPORT #63.IRIS Center, University of Maryland. US.

Boyoung, K. (2010). The Contingency Factors Influencing Organizational Structuring

of the Design Units within a Company.Journal of Digital Interaction Design,

Vol. 9, No. 1: 28–43.

Dahl, M.S., and Pedersen, C.O.R. (2002). Knowledge Flows through Informal Contacts

in Industrial Cluster: Myths or Realities? DRUID Working Paper No 03-01.

David, F. (2004). Manajemen Strategi : Konsep-konsep. PT Indeks kelompok

Gramedia, Jakarta.

Felzensztein, C. (2003). „Collaborative networks and inter-firm co-operation in

marketing: Where are we? Where do we need to go?” <http://www.

uach.cl/facultad/economicas/instituto/administracion/docents/cfelzensztein/univ

/papers/papers_files/113_Final_Paper>

Harvie, C. (2007). “SME Clustering and Networking and its Contribution to Regional

Development: An Overview of the Key Issues”. The 4th

SMEs in Global

Economy Conference, 9–10th

July, <http://www.uow. edu.au/commerce/econ/

csbrr/Paper%2014 .pdf>.

Kotler, P. (2005). Manajemen Pemasaran. (Jilid 1). PT Indeks kelompok Gramedia,

Jakarta.

Kuah, A.T.H. (2002). “Cluster Theory and Practice: Advantages for Small Business

Locating in a Vibrant Cluster”. Journal of Research in Marketing and

Entrepreneurship: Volume Four, Issue 3: 206–228.

Kuncoro, M., and Supomo, I.A. (2003). “Analisis Formasi Keterkaitan, Pola Klaster,

dan Orientasi Pasar: Studi Kasus Sentra Industri Keramik di Kasongan,

Kabupaten Bantul, D.I. Yogyakarta”. Jurnal Empirika Volume 16.No. 1. Juni.

Mills,K.G., Reynolds,E.B and Reamer,A. (2008). Clusters & Competitiveness: A New

Federal Role for Stimulating Regional Economies. Metro-politan Policy

Program. Brookings. April 2008.

Nadvi, K. (1999). “Collective Efficiency and Collective Failure: the Response of

Sialkot Surgical Instrument Cluster to Global Quality Pressures”. World

Development Vol. 27, No. 9: 1605–1626.

Page 84: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

75

Nel, H and Makuwaza, G.C. (2001).Clustering as a Policy Strategy for Improving

Manufacturing Performance and Economic Growth in South Africa: a Case

Study of Motor Industry in the Eastern Cape. Paper presented at the SA

Economic Society Conference. Muldersdrift.

Phele, T., Roberts, S. and Steuart, I. (2004). Industrial Strategy and Local Economic

Development: Manufacturing Policy and Technology Capabilities in

Ekurhuleni. Forum Paper on African Development and Poverty Reduction: The

Macro-micro Linkage. 13–15th October. Lord Charles Hotel. South Africa.

Porter, M.E. (1990). The Competitive Advantage of Nations. The Free Press a Division

of Macmillan, Inc. New York.

Porter, M.E. (2000). Location, Competition, and Economic Development: Local

Clusters in a Global Economy. Economic Development Quarterly, Vol. 14, No.

1.

Rangkuti, F. (2005). Analisis SWOT Teknik Membelah Kasus Bisnis. PT Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta.

Roelandt, T and Hertog, P. (1999).Cluster Analysis and Cluster Based Policy Making

in OECD Countries: an Introduction to the Theme. OECD Publication Service.

France.

Saito, Y.U., Watanabe, T., and Iwamura, M. (2007).Do Larger Firms have more Inter-

firm Relationships? RIETI Discussion Paper Series 07-E-028.

Sato, Y. (2000). “Linkage Formation by Small Firms: the Case of Rural Cluster in

Indonesia”. Bulletin of Indonesian Economic Studies Vol. 36 No. 1. April: 137–

166.

Schmitz, H., (1995). Collective Efficiency: Growth Path for Small Scale Industry. The

Journal of Development Studies 31 (4).

Solitander, M., and Tidström, A. (2010). Competitive flows of intellectual capital in

value creating networks. Journal of Intellectual Capital Vol. 11 No. 1: 23–38.

Titze, M., Brachert, M., and Kubis, A. (2008).The Identification of Regional Industrial

Clusters Using Qualitative Input-Output Analysis. IWH Discussion Paper

13/2008 Halle Institute for Economic Research.

UNIDO. (2010). Cluster development for pro-poor growth: the UNIDO approach. The

United Nations Industrial Development Organization. Vienna.

Uzor, O.O. (2004). Small and Medium Scale Enterprises Cluster Development in

South- Eastern Region of Nigeria. IWIM, Nr. 86.

Page 85: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

76

Lampiran 1

Pelatihan Manajemen Kelompok Usaha Kecil pada FRK Sido Rukun

Minggu, 14 September 2014

Gambar 1: Ketua Peneliti, Lurah Tunjung Sekar (Bambang Herryanto), dan Instruktur

(Dr. Sumiati) memandu pelatihan manajemen kelompok usaha kecil.

Gambar 2: Dr. Sumiati sedang menyampaikan materi pelatihan.

Page 86: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

77

Gambar 3: Peserta pelatihan memerhatikan paparan materi pelatihan secara serius.

Gambar 4: Sesi diskusi pelatihan dilaksanakan dengan santai tapi tetap serius.

Page 87: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

78

Gambar 5: Dr. Sumiati menjawab pertanyaan-pertanyaan peserta pelatihan.

Gambar 6: Dr. Sumiati menjawab pertanyaan-pertanyaan peserta pelatihan.

Page 88: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

79

Gambar 7: Ketua Peneliti dan Dr. Imam Santoso memandu jalannya sesi diskusi.

Page 89: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

80

Lampiran 2

Focused Group Discussion Usaha Kecil pada FRK Sido Rukun

Minggu, 21 September 2014

Gambar 1: Acara FGD sedang dimulai pelaksanaanya.

Gambar 2: Bersama ketua peneliti, Bpk Bagus SE (Kasi Kewirausahaan Dinas

Koperasi dan UKM kota Malang) sedang menyampaikan materi FGD.

Page 90: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

81

Gambar 3: Peserta FGD memerhatikan paparan materi dengan santai tapi serius.

Gambar 4: Peserta FGD memerhatikan paparan materi dengan santai tapi serius.

Page 91: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

82

Gambar 5. Suasana diskusi yang serius tapi santai

Gambar 6. Suasana diskusi berlangsung serius tapi santai

Page 92: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

83

Lampiran 3

Pelatihan Pembentukan Koperasi Usaha pada FRK Sido Rukun

Selasa, 14 Oktober 2014

Gambar 1. Materi pelatihan pembentukan koperasi pada FRK Sido Rukun

Gambar 2. Dr. Imam Santoso, MP sedang menyampaikan materi pelatihan

Page 93: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

84

Gambar 3. Contoh struktur koperasi pada FRK Sido Rukun

Gambar 4. Dr. Maftuch dan Dr. Imam Santoso memandu diskusi pelatihan

Page 94: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

85

Gambar 5. Dr. Imam Santoso menjawab pertanyaan peserta pelatihan

Page 95: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

86

Lampiran 4

Pelatihan Manajemen Usaha Kecil pada FRK Cobek Barokah, Batu

Sabtu, 22 November 2014

Gambar 1. Papan nama sentra cobek Junrejo kota Batu

Gambar 2. Dr. Sumiati dan Ketua Peneliti memaparkan materi pelatihan

Page 96: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

87

Gambar 3. Ibu-ibu anggota FRK Barokah mendengarkan pemaparan materi

Gambar 4. Ibu-ibu anggota FRK Barokah serius mendengarkan pemaparan materi

Page 97: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

88

Gambar 5. Sesi diskusi berlangsung dengan santai tapi serius

Page 98: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

89

Lampiran 5

Focused Group Discussion pada FRK Tani Wisata, Batu

Sabtu, 20 Desember 2014

Gambar 1. Diskusi pengembangan FRK Tani Wisata Sidomulyo Batu

Gambar 2. Irisan kentang kering sebagai bahan baku makanan ringan FRK Tani Wisata

Page 99: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

90

Gambar 3. Kawasan rest area di klaster Tani Wisata Sidomulyo Batu

ar

Gambar 4. Kawasan rest area dan pintu masuk menuju wisata petik apel di klaster

Tani Wisata, Sidomulyo Batu

Page 100: LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN … · (Kaji Tindak pada Klaster-klaster Industri Kecil di Jawa Timur) Tahun ke dua dari rencana tiga tahun Ketua : Arif Hoetoro, ... 3.2 Sampel

91