Top Banner
LAPORAN AKHIR PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL Institusi REKAYASA MATERIAL KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT BATANG BAMBU UNTUK BAHAN KERAJINAN SOKASI DALAM RANGKA MENINGKATKAN KOMODITAS PRODUK WISATA DI BALI TIM PENGUSUL Dr. I Nyoman Pasek Nugraha, S.T., M.T. NIDN. 0021077705 Nyoman Arya Wigraha, S.T., M.T. NIDN. 0005127307 I Wayan Sudiarta, S.Pd., M.Si. NIDN. 0023046902 UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA September 2018 Kode/Nama Rumpun Ilmu : 445/Teknik Material (Ilmu Bahan) Bidang Fokus : Material Maju
46

LAPORAN AKHIR PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL Institusi

Nov 25, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: LAPORAN AKHIR PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL Institusi

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL

Institusi

REKAYASA MATERIAL KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT BATANG BAMBU

UNTUK BAHAN KERAJINAN SOKASI

DALAM RANGKA MENINGKATKAN KOMODITAS

PRODUK WISATA DI BALI

TIM PENGUSUL

Dr. I Nyoman Pasek Nugraha, S.T., M.T.

NIDN. 0021077705

Nyoman Arya Wigraha, S.T., M.T.

NIDN. 0005127307

I Wayan Sudiarta, S.Pd., M.Si.

NIDN. 0023046902

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

September 2018

Kode/Nama Rumpun Ilmu : 445/Teknik Material (Ilmu Bahan)

Bidang Fokus : Material Maju

Page 2: LAPORAN AKHIR PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL Institusi
Page 3: LAPORAN AKHIR PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL Institusi

IDENTITAS DAN URAIAN UMUM

1. Judul Penelitian : Rekayasa Material Komposit Berpenguat Serat Batang Bambu Untuk BahanKerajinan Sokasi Dalam Rangka Meningkatkan Komoditas Produk Wisata DiBali

2. Tim Peneliti

No Nama Jabatan BidangKeahlian Instansi Asal

AlokasiWaktu

(jam/minggu)

1Dr I NYOMAN

PASEK NUGRAHAS.T, M.T

Ketua Pengusul Material Universitas PendidikanGanesha 10.00

2 NYOMAN ARYAWIGRAHA S.T, M.T Anggota Pengusul Teknik Mesin Universitas Pendidikan

Ganesha -

3 I WAYANSUDIARTA S.Pd,M.Si Anggota Pengusul - Universitas Pendidikan

Ganesha -

3. Objek Penelitian (jenis material yang akan diteliti dan segi penelitian):

Batang bambu dengan mengolah seratnya sebagai pembuatan produk wisata khas Bali, yaitu sokasi.

4. Masa Pelaksanaan

Mulai tahun: 2018Berakhir tahun: 2019

5. Usulan Biaya DRPM Ditjen Penguatan Risbang

- Tahun ke-2: Rp75,000,000

6. Lokasi Penelitian (lab/studio/lapangan)

Desa Wisata Pengelipuran, Kabupaten Bangli Bali dan Workshop 2. Las dan Konstruksi (Proses Produksi)Jurusan Pendidikan Teknik Mesin, FTK Universi

7. Instansi lain yang terlibat (jika ada, dan uraikan apa kontribusinya)

-

8. Temuan yang ditargetkan (penjelasan gejala atau kaidah, metode, teori, atau antisipasi yang dikontribusikan padabidang ilmu))

Produk wisata berupa sokasi dengan rekayasa material batang bambu.

9. Kontribusi mendasar pada suatu bidang ilmu (uraikan tidak lebih dari 50 kata, tekankan pada gagasanfundamental dan orisinal yang mendukung pengembangan iptek)

Kontribusi penelitian ini berdampak pada peningkatan produk sokasi sebagai komoditas wisata denganimplementasi teknologi tepat guna untuk mendapatkan sokasi yang lebih inovatif dengan proses pembuatanrelatif cepat. Penelitian ini diharapkan member sumbangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu bahan (material)pada tema rekayasa material. Material yang direkayasa adalah batang bambu dengan penguat polimer epoxyuntuk mendapatkan material baru yang akan dijadikan sokasi yang merupakan produk luaran penelitian ini.

10.

Jurnal ilmiah yang menjadi sasaran (tuliskan nama terbitan berkala ilmiah internasional bereputasi, nasionalterakreditasi, atau nasional tidak terakreditasi dan tahun rencana publikasi)

Jurnal of Applied Engineering Research

11.

Rencana luaran HKI, buku, purwarupa atau luaran lainnya yang ditargetkan, tahun rencana perolehan ataupenyelesaiannya

Page 4: LAPORAN AKHIR PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL Institusi

- Publikasi Ilmiah Jurnal Internasional, tahun ke-2 Target: accepted/published- Publikasi Ilmiah Jurnal Nasional Terakreditasi, tahun ke-2 Target: belum/tidak ada- Pemakalah dalam pertemuan ilmiah Nasional, tahun ke-2 Target: sudah dilaksanakan- Pemakalah dalam pertemuan ilmiah Internasional, tahun ke-2 Target: belum/tidak ada- Keynote Speaker dalam pertemuan ilmiah Internasional, tahun ke-2 Target: belum/tidak ada- Keynote Speaker dalam pertemuan ilmiah Nasional, tahun ke-2 Target: sudah dilaksanakan- Visiting Lecturer Internasional, tahun ke-2 Target: belum/tidak ada- Paten, tahun ke-2 Target: belum/tidak ada- Paten Sederhana, tahun ke-2 Target: terdaftar- Hak Cipta, tahun ke-2 Target: terdaftar- Merk Dagang, tahun ke-2 Target: belum/tidak ada- Rahasia Dagang, tahun ke-2 Target: belum/tidak ada- Desain Produk Industri, tahun ke-2 Target: belum/tidak ada- Indikasi Geografis, tahun ke-2 Target: belum/tidak ada- Perlindungan Varietas Tanaman, tahun ke-2 Target: belum/tidak ada- Perlindungan Topografi Sirkuit Terpadu, tahun ke-2 Target: belum/tidak ada- Teknologi Tepat Guna, tahun ke-2 Target: penerapan- Buku Ajar (ISBN), tahun ke-2 Target: sudah terbit- Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT), tahun ke-2 Target: Skala 8- Publikasi Ilmiah Jurnal Nasional Tidak Terakreditasi, tahun ke-2 Target: accepted/published- Pemakalah dalam pertemuan ilmiah Lokal, tahun ke-2 Target: sudah dilaksanakan- Keynote Speaker dalam pertemuan ilmiah Lokal, tahun ke-2 Target: sudah dilaksanakan- Model, tahun ke-2 Target: penerapan- Purwarupa/Prototipe, tahun ke-2 Target: penerapan- Desain, tahun ke-2 Target: penerapan- Karya Seni, tahun ke-2 Target: produk- Rekayasa Sosial, tahun ke-2 Target: belum/tidak ada- Bahan Ajar, tahun ke-2 Target: sudah terbit- Tesis, tahun ke-2 Target: belum/tidak ada- Disertasi, tahun ke-2 Target: belum/tidak ada- Kebijakan, tahun ke-2 Target: belum/tidak ada- Sistem, tahun ke-2 Target: belum/tidak ada- Metode, tahun ke-2 Target: belum/tidak ada- Produk, tahun ke-2 Target: penerapan- Strategi, tahun ke-2 Target: belum/tidak ada- Keikutsertaan dalam Seminar Internasional, tahun ke-2 Target: belum/tidak ada- Keikutsertaan dalam seminar Nasional, tahun ke-2 Target: sudah dilaksanakan

Page 5: LAPORAN AKHIR PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL Institusi

v

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .................................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................................... ii

IDENTITAS DAN URAIAN UMUM ......................................................................... iii

DAFTAR ISI ................................................................................................................. v

RINGKASAN ............................................................................................................... 1

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 2

1.2 Perumusan Masalah ............................................................................................. 4

1.3 Tujuan .................................................................................................................. 5

1.4 Manfaat ................................................................................................................ 5

1.5 Urgensi ................................................................................................................ 6

1.6 Luaran Penelitian ................................................................................................. 7

1.7 Rencana Capaian Tahunan .................................................................................. 8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Serat Alam ........................................................................................................... 9

2.2 Serat Batang Bambu ............................................................................................ 9

2.3 Sokasi Press ....................................................................................................... 11

2.4 Road Map Penelitian ......................................................................................... 13

2.4 Hasil Penelitian Tahun Pertama (2017) ............................................................. 13

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian .................................................................................................. 16

3.2 Subyek Penelitian .............................................................................................. 17

3.3 Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data ................................................... 17

3.4 Analisis Data ..................................................................................................... 18

BAB IV. HASIL PENELITIAN TAHUN KEDUA (2018)

4.1 Penyiapan Bahan ............................................................................................... 19

4.2 Proses Pembuatan Prototype ............................................................................. 21

4.3 Transfer Knowledge Terkait Prototype yang Dihasilkan .................................. 25

4.4 Diskusi Hasil Pengembangan Prototype dengan Pengerajin ............................. 27

Page 6: LAPORAN AKHIR PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL Institusi

vi

BAB V. KESIMPULAN ............................................................................................. 28

REFERENSI

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 7: LAPORAN AKHIR PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL Institusi

1

RINGKASAN

Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan

membangun perekonomian pinggiran kota/desa, utamanya perekonomian masyarakat desa

lapisan bawah. Secara rinci tujuan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: (1)

mendayagunakan serat alam dari batang bambu yang ramah lingkungan sebagai serat

bahan baku pembuatan sokasi press, (2) memperkenalkan kepada masyarakat tentang

teknologi terkini dalam memproduksi komoditas produk wisata dengan metode press

(cetak). Penelitian yang diusulkan adalah untuk merekayasa dari material/bahan baku

pembuatan komoditas produk wisata di Bali. Metodologi yang digunakan dalam

pengembangan produk (sokasi press) adalah prototyping, sedangkan analisis kebutuhan

dan pengumpulan data akan dilakukan melalui metode wawancara, observasi dokumen

maupun lapangan, serta kajian literatur.

Pada Tahun Pertama, telah dihasilkan prototype sokasi dengan material komposit

berpenguat serat batang bambu sebagai produk wisata Bali serta hasil pengujian tarik,

elastisitas, dan densitas dari material komposit berpenguat serat bambu dilihat dari

pengaruh perbandingan fraksi volume serat batang bambu yang digunakan sebagai sokasi.

Dari hasil penelitian di Tahun Pertama, selanjutnya pada Tahun Kedua akan

menghasilkan proses produksi prototype sokasi berbahan komposit berpenguat serat batang

bambu di Desa Pengelipuran Kabupaten Bangli Bali. Selain itu juga akan diketahui

bagaimana dampak implementasi sokasi berbahan komposit berpenguat serat batang

bambu dalam mewujudkan kesinambungan kerajinan sokasi di Desa Pengelipuran

Kabupaten Bangli Bali.

Kata Kunci: serat alam potensial, sokasi press, produk wisata, prototyping.

Page 8: LAPORAN AKHIR PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL Institusi

2

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, kebutuhan masyarakat

akan semakin meningkat pula. Oleh karena itu, masyarakat harus dapat memanfaatkan

alam untuk menunjang perekonomiannya. Salah satunya adalah dengan cara

menciptakan material baru yang berasal dari alam. Hal ini dikarenakan kebutuhan akan

material cenderung bertambah dari tahun ke tahun sehingga dibutuhkan material-

material baru yang lebih berkualitas dengan biaya yang relatif murah.

Sepanjang kebudayaan manusia penggunaan serat alam sebagai salah satu

material pendukung kehidupan, mulai dari serat ijuk sebagai bahan bangunan.

Masyarakat Bali mengenal ijuk sebagai bahan bangunan, khususnya sebagai bahan

pembuatan atap rumah-rumah adat Bali. Begitu pula serat bambu atau serat-serat alam

lainnya sebagai bahan sandang dan serat alam yang dapat dipergunakan untuk

mendukung kehidupan sehari-hari. Seiring dengan perkembangan teknologi bahan,

peran serat-serat alam mulai tergantikan oleh jenis bahan serat sintetik seperti

fiberglass ataupun serat karbon. Dengan berbagai inovasi yang dilakukan dalam bidang

material, serat alam kembali dilirik untuk dijadikan sebagai bahan penguat komposit.

Elastis, melimpah, ramah lingkungan, dan biaya produksi yang lebih rendah

merupakan kelebihan yang dimiliki serat alam.

Indonesia sebagai Negara dengan keaneka ragaman hayati yang luas memiliki

peluang yang besar untuk mengeksplorasi pemanfaatan bahan serat alam sebagai

penguat material komposit. Karena sifat kekuatan serat alam yang bervariasi, maka

sudah tentu kemampuannya akan bervariasi juga, mulai dari bahan komposit untuk

penggunaan yang ringan dan tidak terlalu memerlukan kekuatan tinggi sampai bahan

komposit untuk penggunaan yang memerlukan kekuatan dan ketangguhan yang tinggi.

Dalam menciptakan material baru yang berkualitas tinggi diperlukan

pengabungan atau pengkombinasian dari dua atau lebih unsur-unsur dasar yang

berbeda yang disebut komposit.Satu diantaranya berfungsi sebagai matriks dan lainnya

berfungsi sebagai filler atau pengisi/penguat.Matriks pada umumnya terbuat dari

bahan-bahan yang lunak dan liat pada umumnya. Polimer (plastik) merupakan bahan

Page 9: LAPORAN AKHIR PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL Institusi

3

yang biasa digunakan sebagai matriks, meskipun untuk penggunaan yang memerlukan

ketahanan suhu yang tinggi, selain plastik yang umum digunakan sebagai matrik,

beberapa logam dapat digunakan seperti aluminium, tembaga, magnesium bahkan

titanium.

Sedangkan Filler merupakan penguat yang biasa dipakai pada serat dan menjadi

bagian utama yang menentukan karakteristik bahan komposit. Bahan yang digunakan

sebagai filler terbagi menjadi dua bagian yaitu bahan alami dan bahan buatan. Bahan

penguat alami yang berasal dari tumbuhan seperti : serat eceng gondok, serat ijuk, serat

kelapa sawit, serat pakis, serat bambu, serat pisang, serat jerami, serat daun sanseviera

trifasciata, serat sabut buah lontar dan lain-lain. Sementara bahan alami yang berasal

dari hewan seperti : wol dan sutera. Salah satu bahan serat alam yang bisa diterapkan

adalah serat dari bambu.Sudahsejak jaman dahulu bambu dipergunakan sebagai bahan

pakaian oleh orang-orang di Cina dan Jepang. Berbagai penelitian dan kajian ilmiah

pun sudah dilakukan, sehingga bambu dinilai sangat tepat untuk dijadikan bahan baku

produksi pakaian yang pro lingkungan hidup. Usianya hanya mencapai 3 sampai 5

tahun. Pada usia itu, bambu sudah bisa dipanen untuk berbagai keperluan bahan

bangunan atau industri pakaian.

Di Desa Pangelipuran, Kecamatan Kubu, Kabupaten Bangli adalah salah satu

daerah penghasil bambu terbaik dan terbanyak di Bali. Topografi desa tersusun

sedimikian rupa dimana pada daerah utama desa kedudukannya lebih tinggi demikian

seterusnya menurun sampai daerah hilir. Pada daerah desa terdapat Pura penataran dan

Pura Puseh yang merupakan daerah utama desa yang unik dan spesifik karena

disepanjang jalan koridor desa hanya digunakan untuk pejalan kaki, yang kanan kirinya

dilengkapi dengan atribut-atribut struktur desa; seperti tembok penyengker, angkul-

angkul dan telajakan yang seragam. Keseragaman dari wajah desa tersebut disamping

karena adanya keseragaman bentuk juga dari keseragaman bahan yaitu bahan tanah

untuk tembok penyengker dan angkul-angkul (pol-polan) dan atap dari bambu yang

dibelah untuk seluruh bangunan desa. Penggunaan bambu baik untuk atap, dinding

maupun lain-lain kebutuhan merupakan suatu keharusan untuk digunakan karena desa

Penglipuran dikelilingi oleh hutan bambu dan masih merupakan teritorial desa

Page 10: LAPORAN AKHIR PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL Institusi

4

Penglipuran. Hutan bambu inilah yang nantinya dapat dimanfaatkan sebagai salah satu

sumber bahan dasarnatural fiber dalam rangka pengembangan produk-produk wisata

lokal ramah lingkungan.

Melalui Penelitian Produk Terapan ini maka diusulkan penelitian dengan judul

“Rekayasa Material Komposit Berpenguat Serat Batang Bambu Untuk Bahan

Kerajinan Sokasi Dalam Rangka Meningkatkan komoditas Produk Wisata di Bali”.

Penelitian ini menggunakan desa wisata Pengelipuran di Kabupaten Bangli sebagai

pilot study. Penelitian ini direncanakan akan berlangsung selama 2 tahun. Pada Tahun

Pertama, telah dihasilkan prototype sokasi dengan material komposit berpenguat serat

batang bambu sebagai produk wisata Bali serta hasil pengujian tarik, elastisitas, dan

densitas dari material komposit berpenguat serat bambu dilihat dari pengaruh

perbandingan fraksi volume serat batang bambu yang digunakan sebagai sokasi. Dari

hasil penelitian di Tahun Pertama, selanjutnya pada Tahun Kedua akan

menghasilkan proses produksi prototype sokasi berbahan komposit berpenguat serat

batang bambu di Desa Pengelipuran Kabupaten Bangli Bali. Selain itu juga akan

diketahui bagaimana dampak implementasi sokasi berbahan komposit berpenguat serat

batang bambu dalam mewujudkan kesinambungan kerajinan sokasi di Desa

Pengelipuran Kabupaten Bangli Bali.

1.2 Perumusan Masalah

Adapun pertanyaan atau perumusan masalah yang diajukan pada penelitian ini

berdasarkan latar belakang yang di ungkapkan dan hasil yang didapat pada tahun

pertama adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana proses produksi prototype sokasi berbahan komposit berpenguat serat

batang bambu di Desa Pengelipuran Kabupaten Bangli Bali?

2. Bagaimana dampak implementasi sokasi berbahan komposit berpenguat serat

batang bambu dalam mewujudkan kesinambungan kerajinan sokasi di Desa

Pengelipuran Kabupaten Bangli Bali?

Page 11: LAPORAN AKHIR PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL Institusi

5

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada tahun pertama, yaitu telah

diketahuinya hasil pengujian tarik, elastisitas, dan densitas dari material komposit

berpenguat serat bambu dilihat dari pengaruh perbandingan fraksi volume serat batang

bambu yang digunakan sebagai sokasi dan menghasilkan prototype sokasi dengan

material komposit berpenguat serat batang bambu sebagai produk wisata Bali. Secara

umum penelitian di tahun kedua ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui proses produksi prototype sokasi berbahan komposit berpenguat serat

batang bambu di Desa Pengelipuran Kabupaten Bangli Bali.

2. Mengetahui dampak implementasi sokasi berbahan komposit berpenguat serat

batang bambu dalam mewujudkan kesinambungan kerajinan sokasi di Desa

Pengelipuran Kabupaten Bangli Bali.

Secara Khusus Tujuan penelitian ini adalah terciptanya suatu produk wisata

Bali berupa sokasi berbasis material baru dari bahan komposit yang kuat, berkualitas

dan mempunyai kekuatan yang tidak jauh berbeda dengan komposit berbahan kimia

seperti fiberglass yaitu dari serat batang bambu. Hasil penelitian ini akan memiliki

implikasi yang sangat luas di bidang industri rumah tangga, kerajinan, otomotif,

maupun sektor lainnya.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat diterapkan untuk memecahkan masalah-

masalah di masyarakat, diantaranya:

1. Dengan dihasilkannya produk berupa sokasi dari rekayasa perbandingan fraksi

volume material sokasi press berbasis komposit berpenguatserat alam batang bambu

ini diharapkan memberikan dampak pada pengurangan pencemaran lingkungan

melalui sumber daya alam yang terbarukan.

2. Produk ini diharapkan dapat memberikan effect yang positif terhadap perkembangan

produk wisata yang ramah lingkungan khususnya di Bali dengan material yang

berasal dari serat alam.

Page 12: LAPORAN AKHIR PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL Institusi

6

3. Dapat memberikan dampak pada sektor-sektor lain, seperti: peternakan, pangan,

pendidikan, industri, dan lain-lain, dengan memanfaatkan produk yang dihasilkan.

4. Penyediaan lapangan kerja langsung maupun tidak langsung terhadap dampak

produk yang dihasilkan dengan bekerjasama dengan industri rumahan lainnya yang

memproduksinya. Hal ini akan terwujud, jika produk ini dapat diimplementasikan

secara luas dan nyata.

1.5 Urgensi

Secara praktis dan akademik, pentingnya dan keutamaan dari penelitian ini

dapat dilihat dari konstribusi positifnya terhadap pembangunan, yaitu:

1. Konstribusi dalam Menunjang Pembangunan

Dilihat dari perspektif pengembangan pembangunan, penelitian ini juga

memberikan manfaat penting bagi pegembangan di berbagai sektor, khususnya

dalam pengembangan bahan baku yang ramah lingkungan. Secara lebih spesifik

kebermanfaatan penelitian ini bagi pengembangan bahan baku yangramah

lingkungan adalah:

a. Memberikan sumbangan pengetahuan dan pengalaman kepada masyarakat

tentang petingnya pengembangan teknologi untuk diimplementasikan pada

kehidupan sehari-hari untuk meningkatkan daya saing dan kualitas produk yang

diberikan.

b. Memberikan implementasi langsung tentang bahan baku alternatif berupa serat

alam lokal potensial berupa serat batang bamboo sehingga lebih ramah

lingkungan. Strategi ini diharapkan nantinya dapat menggantikan keberadaan

serat sintetis, sehingga dengan serat alam berbasiskan sumberdaya alam

terbarukan dapat digunakan untuk perkembangan industry rumahan pada

umumnya.

Disamping itu, secara lebih detil dan operasional, penelitian ini memberikan

guna-manfaat dan dukungan besar bagi pembangunan karakter kebangsaan

(nasionalism building) dan peningkatan daya saing bangsa yang nantinya

diharapkan sebagai generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa, terutama dalam

Page 13: LAPORAN AKHIR PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL Institusi

7

pembangunan dan pengembangan kompetensi bernegara secara utuh dan

menyeluruh.

2. Kontribusi Bagi Pengembangan IPTEK, Khususnya Bidang Pemberdayaan Usaha

Kecil Menengah (UKM)

Dilihat dari perspektif pengembangan pendidikan, penelitian ini juga

memberikan sumbagan ilmiah yang berarti pada ilmu pengetahuan, yaitu pada bidang

kewirausahaan khususnya bidang Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam

pemanfaatanbahan baku alternatif yang ramah lingkungan dan berbasiskan pada

sumberdaya alam terbarukan. Temuan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat

sebagai dasar berpijak dalam melaksanakan implementasi bahan baku alternatif yang

yang ramah lingkungan, sehingga dapat meningkatkan kepedulian terhadap masalah-

masalah pencemaran lingkungan khususnya sampah plastik. Dengan demikian

nantinya dapat memberikan pengaruh positif terhadap pembangunan perekonomian

nasional dalam cakupan yang lebih luas.

1.6 Luaran Penelitian

Luaran yang akan dihasilkan melalui penelitian ini adalah produk wisata yang

mampu menjadi komoditas utama di Bali, melalui rekayasa perbandingan fraksi

volume serat alam yang digunakan, yang ramah lingkungan, dan berbasiskan

sumberdaya alam terbarukan berupa serat bamboo sebagai serat alam alam lokal

potensial di desa wisata Penelipuran Kabupaten Bangli Bali. Diharapkan serat bambu

ini akan menjadi bahan baku alternatif pengganti serat sintetis yang banyak digunakan

dewasa ini. Strategi ini diharapkan natinya dapat meningkatkan efektivitas bahan baku

yang ramah lingkungan dengan maksimal untuk mencapai kepuasan masyarakat.

Sedangkan assessment dilakukan terhadap implementasi prototype dengan pengujian

yang menghasilkan properties material yang dikembangkan dengan serat bambu ini.

Secara rinci luaran penelitian yang telah dihasilkan pada Tahun Pertama adalah

prototype sokasi dengan material komposit berpenguat serat batang bambu sebagai

produk wisata Bali serta hasil pengujian tarik, elastisitas, dan densitas dari material

komposit berpenguat serat bambu dilihat dari pengaruh perbandingan fraksi volume

Page 14: LAPORAN AKHIR PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL Institusi

8

serat batang bambu yang digunakan sebagai sokasi. Selanjutnya luaran yang ingin

dicapai pada Tahun Kedua yaitu diharapkan menghasilkan proses produksi prototype

sokasi berbahan komposit berpenguat serat batang bambu di Desa Pengelipuran

Kabupaten Bangli Bali serta bagaimana dampak implementasi sokasi berbahan

komposit berpenguat serat batang bambu dalam mewujudkan kesinambungan

kerajinan sokasi di Desa Pengelipuran Kabupaten Bangli Bali.

1.7 Rencana Capaian Tahunan

Penelitian ini dilakukan selama 2 (dua) tahun, dimana di tahun 2018 merupakan

tahun ke-2 dari pelaksanaan penelitian ini. Untuk gambaran yang lebih detail mengenai

rencana capaian tahunan, akan ditampilkan pada tabel berikut:

Tabel 1. Rencana Target Capaian Tahunan No Jenis Luaran Indikator Capaian

Kategori Sub Kategori Wajib Tambahan TS TS 1

1 Artikel Ilmiah Internasional Bereputasi √ Draft Published

dimuat di jurnal Nasional Terakreditasi √ Tidak Ada Tidak Ada

2 Artikel ilmiah Internasional Terindeks √ Tidak Ada Tidak Ada

dimuat di prosiding Nasional √ Tidak Ada Tidak Ada

3 Invited speaker Internasional √ Tidak Ada Tidak Ada

dalam temu ilmiah Nasional √ Ada Ada

4 Visiting Lecturer Internasional √ Tidak Ada Tidak Ada

5 Hak Kekayaan Paten √ Tidak Ada Tidak Ada

Intelektual (HKI) Paten sederhana √ Draft Terdaftar

Hak Cipta √ Draft Terdaftar

Merek dagang √ Tidak Ada Tidak Ada

Rahasia dagang √ Tidak Ada Tidak Ada

Desain Produk Industri √ Tidak Ada Tidak Ada

Indikasi Geografis √ Tidak Ada Tidak Ada

Perlindungan Varietas

Tanam

√ Tidak Ada Tidak Ada

Perlindungan Topografi

Sirkuit Terpadu

√ Tidak Ada Tidak Ada

6 Teknologi Tepat Guna √ Produk Penerapan

7 Model/Purwarupa/Desain/Karya Seni/Sosial √ Produk Penerapan

8 Bahan Ajar √ Draft Editing

9 Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT) √ 5 8

Page 15: LAPORAN AKHIR PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL Institusi

9

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Serat Alam

Serat adalah suatu jenis bahan berupa potongan-potongan komponen yang

bentuknya ringan memanjang yang utuh. Contoh serat yang paling sering dijumpai

adalah serat pada kain. Serat dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu serat alami dan

serat sintetis (serat buatan manusia). Serat sintetis dapat diproduksi secara murahdalam

jumlah yang besar. Namun demikian, serat alami memilikiberbagai kelebihan

khususnya dalam hal kenyamanan. Saat ini, serat alam mulai mendapatkan perhatian

yang serius dari para ahli material komposit karena :

1. Serat alam memiliki kekuatan spesifik yang tinggi karena serat alam memiliki berat

jenis yang rendah.

2. Serat alam mudah diperoleh dan merupakan sumber daya alamyang dapat diolah

kembali, harganya relatif murah, dan tidak beracun (ramah lingkungan).

3. Serat alam sebagai salah satu solusi nyata dalam dunia industri untuk mengatasi

pemanasan global (global warming).

Serat alami adalah serat yang diproduksi oleh tumbuh-tumbuhan, hewan, dan

proses geologis. Serat alam (natural fiber) dapat di golongkan sebagai berikut:

1. Serat tumbuhan/serat pangan, biasanya tersusun atas selulosa, hemiselulosa, dan

terkadang mengandung pula lignin. Serat tumbuhan digunakan sebagai bahan

pembuat kertas dan tekstil.

2. Komoditas serat dan kulit. Serat hewan, umumnya tersusun atas protein tertentu.

Contoh dari serat hewan yang dimanfaatkan oleh manusia adalah serat sutra dan

bulu domba (wol).

2.1 Serat Batang Bambu

Bambu merupakan salah satu tanaman yang mudah dijumpai di seluruh wilayah

Indonesia, dimana iklimnya mendukung tanaman ini dapat tumbuh dengan mudah.

Bambu banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia, pemanfaatannya mulai dari

bahan baku bangunan, sebagai sumber makanan (untuk tunas bambu), hingga kerajinan

tangan.

Page 16: LAPORAN AKHIR PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL Institusi

10

Gambar 1. Hutan Bambu di Desa Pengelipuran Kabupaten Bangli.

Sementara itu, bambu juga merupakan salah satu tanaman penghasil serat terbaik

dari batangnya. Hal ini dikarenakan serat bambu memiliki beberapa keunggulan,

diantaranya adalah :

a. Mengandung anion (ion negatif) dengan kepadatan mencapai 6000 bh/m3.

Ion negatif adalah ion-ion yang mempunyai muatan oksigen, tidak berwarna dan

tidak berasa. Ion ini berfungsi member asupan oksigen bagi tubuh kita.Karena itulah

bisa memberikan efek menyegarkan (memperbaiki sistem pernafasan),

menenangkan dan meringankan rasa sakit. Ion negatif juga mampu menetralkan ion

positif (asap rokok, debu, asap kendaraan, dsb).

b. Memiliki FIR (Far Infrared Rays).

Tingkat emisi sinar infrared panjang serat bambu mencapai 0.87 lebih tinggi

dibandingkan dengan serat alam lainnya.

c. Mengandung zat kinon (bamboo quinone).

Zat ini memiliki fungsi anti bakteri, anti tungau, anti kutu dan anti jamur. Bakteri

yang terdapat pada serat bambu justru mati sebanyak 75 % dalam waktu 24 jam.

d. Kapilaritas tinggi.

Dibawah mikroskop electron dengan pembesaran 2000 kali, pada permukaan serat

bambu banyak terdapat cekungan dan cembungan, membentuk lubang-lubang

berbentuk oval dan besar. Hal inilah yang menunjukkan daya kapilaritas serat

bambu tinggi, mampu menyerap dan menguapkan air dengan baik.

Page 17: LAPORAN AKHIR PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL Institusi

11

e. Anti Ultraviolet.

Artinya mampu menangkal ultraviolet dengan baik melebihi serat yang lain, yaitu

417 kali lipat lebih banyak.

f. Mengandung pectin, madu bambu, tyrosine, vitamin E dan berbagai asam amino.

Semua zat tersebut bermanfaat untuk menghalau radikal bebas, meningkatkan

kekebalan tubuh, serta lain sebagainya.

g. Serat yang lembut.

Serat tanaman bambu setelah memalui proses pengolahan menghasilkan serat yang

lembut, sehingga serat bambu ini banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku

pembuatan kain.

Gambar 2. Serat yang Dihasilkan dari Batang Bambu.

2.2 Sokasi

Sokasi adalah suatu produk kerajinan yang biasanya digunakan sebagai sarana

untuk tempat buah-buahan dan makanan lainnya. Sokasi biasanya dibuat dari bambu

yang dianyam secara manual oleh para pengerajin, salah satunya di Desa Pengelipuran,

Kecamatan Kubu, Kabupaten Bangli.

Sokasi yang terbuat dari bambu (bamboo weaving basket) mengalami banyak

perkembangan, mulai dari jenis, ukuran, model anyaman, motif hingga warnanya kini

kian bervariasi. Namun untuk proses pembuatannya maasih sangat rumit, diperlukan

waktu hingga 1 – 2 hari untuk menghasilkan sokasi yang sudah jadi.

Page 18: LAPORAN AKHIR PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL Institusi

12

Gambar 3. Sokasi Bambu Tradisional Dengan Metode Produksi Konvensional.

Gambar diatas merupakan sokasi konvensional yang biasanya dibuat oleh

masyarakat sekitar, proses yang rumit dan memakan waktu menjadi kendala dalam

memproduksi salah satu komoditas wisata ini. Padahal sokasi ini memiliki pangsa

pasar yang luas, dimana tidak hanya diminati oleh para wisatawan, melainkan

masyarakat di Bali pun menggunakan produk kerajinan ini dalam kehidupan sehari-

harinya. Untuk itu, akan dibuat cetakan yang nantinya memudahkan pengerajin sokasi

untuk meningkatkan jumlah produksinya. Cetakan dibuat dengan menggunakan motif-

motif yang bervariasi yang disesuaikan dengan perkembangan pasar namun tidak

meninggalkan nilai-nilai budaya dan kearifan lokalnya.

Sokasi press ini nantinya akan menggunakan hardener sebagai penguatnya,

sehingga sokasi yang dihasilkan lebih kuat dan tahan lama dari sokasi pada umumnya.

Proses pembuatan motif dan jenisnya juga tentunya lebih mudah karena cetakan yang

dibuat disesuaikan tentunya dengan kebutuhan dan minat konsumen itu sendiri.

Page 19: LAPORAN AKHIR PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL Institusi

13

2.3 Road Map Penelitian

Gambar 4. Road Map Penelitian.

2.4 Hasil Penelitian Tahun Pertama (2017)

Dari hasil penelitian pada Tahun Pertama (2017) dan berdasarkan atas

pengolahan data yang diperoleh dapat dijelaskan yang pertama mengenai kekuatan

tarik bahwa kekuatan tarik antara kedua jenis komposit polimer baik dengan penguat

serat bambu maupun penguat fiberglass mengalami trend naik dan turun. seharusnya

terjadi tren yang meningkat pada kekuatan tarik untuk kedua jenis komposit terhadap

fraksi volume penguatnya.

Sebelumnya

- Identifikasi serat alam (natural fiber) di Bali Utara

- Pelekatan interfacial antara serat Rami dengan resin epoksi dipengaruhi perlakuan sitting natrium silika

Kegiatan tahun 2017-2018

- Menghasilkan material baru dari serat alam batang bambu dalam menghasilkan prototype sokasi

- Menghasilkan mechanical propertis serat batang bambu sebagai bahan baku produk wisata dengan pengujian tarik, elastisitas, densitas

- Bekerjasama dengan industri rumahan untuk mengimplementasikan produk serat alam berbahan batang bambudi industri lokal untuk produk wisata

- Evalusai dampak produk sokasi serat batang bambu sebagai pilot study)

Kegiatan selanjutnya

- Desiminasi hasil penelitian serat batang bambu sebagai komoditas produk wisata

- Melakukan analisis lanjut penyempurnaan produk wisata serat batang bambu

- Melakukan Evaluasi yang lebih luas terhadap dampak produk wisata berbahan serat batang bambu

Page 20: LAPORAN AKHIR PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL Institusi

14

Gambar 5. Perbandingan Kekuatan Tarik Antara Komposit Berpenguat Serat

Bambu Dan Komposit Berpenguat Fiberglass.

Pada kedua jenis komposit dengan fraksi volume penguat masing-masing 2,5%

diperoleh nilai kekuatan tarik yang mendekati ideal dengan hasil prediksinya

disebabkan pada kedua komposi ini terjadi peningkatan konsentrasi penguat serat di

daerah sekitar patahannya. Pada fraksi volume penguat 5% untuk masing-masing jenis

komposit dan komposit polimer penguat fiberglass dengan fraksi volume penguat 10%

terjadi cacat sehingga letak patah yang diperoleh bukan di daerah gaugenya tetapi di

dekat pangkal penjepit dikarenakan adanya konsentrasi tegangan yang lebih tinggi

didaerah tersebut. Adapun secara umum ada beberapa factor yang mempengaruhi

kekuatan tarik komposit polimer penguat serat di antaranya ikatan antara serat dan

matriksnya, gaya coulomb, gaya adhesi , void, sifat mekanik serat dan matriks, jenis

serat, bentuk serat, letak serat, katalis, fraksi volume penguat terhadap matrik.

Untuk modulus elastisitas kedua jenis komposit juga diperoleh nilai yang

bervariasi naik dan turun. Ketelitian elongasi komposit polimer penguat serat yang

diperoleh setelah uji tarik juga turut berpengaruh pada nilai modulus elastisitas

komposit. Semakin besar nilai elongasi komposit maka semakin besar pula nilai

modulus elasisitasnya. Sedangkan hasil yang diperoleh yaiu pada fraksi volume

penguat 2,5% diperoleh komposit polimer filler serat bambu dengan modulus

elastisitas tertinggi yaitu 1326,9 MPa dan modulus elastisitas komposit terendahnya

pada fraksi volume penguat 12,5 % sebesar 221,502 MPa. Untuk jenis komposit

polimer penguat fiberglass diperoleh hasil pada fraksi volume penguat 10% diperoleh

Page 21: LAPORAN AKHIR PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL Institusi

15

komposit dengan modulus elastisitas tertinggi yaitu 916,220 MPa. Sedangkan modulus

elastisitas komposit terendah pada fraksi volume penguat 12,5 % sebesar 267,313 MPa.

Dari hasil modulus elastisitas kedua jenis komposit di atas seharusnya berbanding lurus

dengan kenaikan fraksi volume penguat nya, void juga juga menjadi salah satu faktor

penyebabnya.

Gambar 7. Perbandingan Modulus Elastisitas Antara Komposit Berpenguat Serat

Bambu Dan Komposit Berpenguat Fiberglass.

Hasil pengujian densitas menunjukan bahwa terjadi tren penurunan yakni

semakin besar fraksi volume penguat pada komposit polimer penguat serat serat bambu

maka semakin kecil densitas komposit polimer penguat serat serat bambu. Sebaliknya

densitas komposit polimer- penguat fiberglass berbanding lurus dengan peningkatan

fraksi volume penguatnya. Hal ini sesuai dengan teori yang ada. Penyebabnya yaitu

sifat dan karakteristik penguat serat dan matrik yang menyusun komposit itu sendiri.

Gambar 8. Perbandingan Densitas Antara Komposit Berpenguat Serat Bambu dan

Komposit Berpenguat Fiberglass.

Page 22: LAPORAN AKHIR PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL Institusi

16

BAB III. METODE PENELITIAN

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai jenis penelitian, subyek penelitian,

prosedur pengumpulan dan pengolahan data, analisis data yang akan dilakukan, luaran

penelitian pertahun, dan indikator capaian yang terukur.

3.1 Jenis Penelitian

Mengacu pada fokus dan produk akhir penelitian, maka penelitian ini dapat

dikategorikan dalam penelitian pengembangan. Dasar dari pemilihan rancangan

penelitian ini adalah : (a) pengembangan produk merupakan suatu kegiatan akademik

yang memerlukan kajian teoritis dan tindakan nyata di lapangan, baik sebelum

dilakukannya pengembangan maupun pada saat dilakukannya eksperimentasi model,

(b) dalam merancang produk ini, peneliti harus mendasarkan pada serangkaian

tindakan nyata yang bertahap, baik di dalam laboratorium maupun di lapangan,

sehingga rancangan penelitian dan pengembangan sangat tepat untuk digunakan. Hal

ini dilakukan untuk menghasilkan rekayasa perbandingan fraksi volume material

sokasi press berbasis komposit berpenguat serat batang bambu dalam rangka

meningkatkan komoditas produk wisata di Balidalam rangka meningkatkan daya

dukung produk-produk ramah lingkungan.

Gambar 9. Tahapan Rancangan Penelitian.

Tahun I (2017)

Studi Pustaka dan Analisis Kebutuhan

Rancangan Prototype Sokasi Komposit

Pengembangan Desain Prototype Sokasi komposit

Pengujian Mechanical Test (Uji tarik, elastisitas, densitas)

Validasi dan Verifikasi hasil Pengujian

Deseminasi dan Sosialisasi

Tahun II (2018)

Evaluasi Awal Prototype Sokasi Komposit

Improvement Prototype Sokasi Komposit

Pelatihan Proses Produksi Sokasi Komposit

Pembuatan Sokasi Komposit

Validasi Hasil Produk Akhir

Deseminasi dan Sosialisasi

Page 23: LAPORAN AKHIR PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL Institusi

17

Tahapan dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut: (a) studi

kepustakan (bibliografi research), untuk menemukan filosofis dan teori-teori

mengenai material properties yang diperlukan agar serat yang digunakan dapat

memenuhi standar kelayakan, (b) pengujian terhadap setiap serat yang digunakan

dalam uji komparasi pada penelitian ini, (c) melakukan verifikasi dan validasi terhadap

pengujian yang dihasilkan, (d) secara bersama-sama melakukan pengembangan

material yang digunakan, (f) menerapkan produk yang dihasilkan sebagai komoditas

produk wisata berupa sokasi press yang ramah lingkungan, serta (g) seminari dan

desiminasi temuan penelitian sehingga dapat memberikan imbas yang lebih luas.

3.2 Subyek Penelitian

Pada penelitian ini akan menggunakan desa Pengelipuran, Kecamatan Kubu,

Kabupaten Bangli, Bali sebagai pilot study. Pilot study dilakukan secara purposive,

sedangkan sampel pengujian penelitian untuk melakukan perbandingan rekayasa

terbaik dari produk wisata yang dihasilkan dari serat batang bambu. Sampel pada

penelitian ini adalah sokasi press berbasis komposit berpenguat serat batang bambu

dalam rangka meningkatkan komoditas produk wisata di Bali, yaitu melalui pengujian

tarik, elastisitas, dan densitas komposit bambu.

3.3 Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini, terdiri dari

beberapa instrumen yaitu: (1) pedoman observasi, (2) statistik hasil uji, (3) studi

dokumentasi, dan (4) expert judgement. Keseluruhan data yang diperoleh ini akan

digunakan dalam merekayasa perbandingan fraksi volume material sokasi press

berbasis komposit berpenguat serat batang bambu dalam rangka meningkatkan

komoditas produk wisata di Bali.

Page 24: LAPORAN AKHIR PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL Institusi

18

3.4 Analisis Data

Analisis data dilakukan pada saat melakukan assesment terhadap rekayasa

perbandingan fraksi volume material sokasi press berbasis komposit berpenguat serat

batang bambu dalam rangka meningkatkan komoditas produk wisata di Bali yang

diusulkan. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data kuantitatif dan data

kualitatif. Berdasarkan hal itu, maka untuk kepentingan pengolahan datanya digunakan

analisis non-statistik dan analisis statistik. Analisis non-statistik digunakan untuk

memberi makna terhadap deskripsi data yang menyangkut isi, logika inferensinya,

proses, dan produk (output). Sedangkan untuk data yang bersifat kuantitatif, digunakan

analisis statistik deskriptif untuk mendeskripsikan data kuantitatif, sehingga dapat

diformulasikan kedalam pemaknaan kualitatif agar mudah untuk melakukan analisis

dan revisi terhadap pengembangan produk yang dilakukan.

Page 25: LAPORAN AKHIR PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL Institusi

19

BAB IV. HASIL PENELITIAN TAHUN KEDUA (2018)

Hasil implementasi penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti, dapat diuraikan

sebagai berikut berdasarkan tahapan – tahapan yang ditempuh dari proses awal yaitu

penyiapan bahan, pembuatan prototype hingga implementasi yang dilakukan di Desa

Adat Penglipuran Kelurahan Kubu, Bangli – Bali.

4.1 Penyiapan Bahan

Proses awal yang dilakukan oleh tim pelaksana kegiatan ini adalah dengan

memilih bahan dasar berupa bambu yang berasal dari hutan bambu yang ada di wilayah

Desa Adat Penglipuran. Bambu – bambu tersebut dipotong – potong dengan ukuran

yang disesuaikan dengan kebutuhan untuk membuat produk – produk kerajinan yang

ingin diciptakan yaitu sokasi/dulang press. Sebelumnya, dipilih terlebih dahulu bambu

yang sudah cukup tua usianya, sehingga bambu tersebut memiliki mechanical

properties yang baik.

Gambar 4.1 Proses pemilihan bahan bambu yang melibatkan warga setempat

sehingga diperoleh kualitas bahan yang baik.

Bahan – bahan yang telah didapat tersebut kemudian dibersihkan dan diberikan

treatment awal berupa penjemuran (pengeringan bahan dari kandungan air) agar

kekuatan bahan tetap terjaga, selain itu diberikan pewarna agar memberi motif yang

lebih menarik nantinya setelah produk selesai dibuat.

Page 26: LAPORAN AKHIR PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL Institusi

20

Gambar 4.2 Perlakuan awal yang diberikan pada bahan yang akan digunakan, mulai

dari proses pembersihan hingga proses pengeringan.

Page 27: LAPORAN AKHIR PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL Institusi

21

Gambar 4.3 Proses Pewarnaan dan pengeringan tahap akhir sebelum bahan bambu

dicampur dengan perekat (resin).

4.2 Proses Pembuatan Prototype

Proses pembuatan prototype diawali dengan penyiapan campuran resin dan

hardener untuk dicampur dengan bahan baku bambu yang telah dikeringkan

sebelumnya. Setelah seluruh bahan tercampur, selanjutnya didiamkan beberapa saat

hingga campuran serat bambu dan campuran resin-hardener benar – benar kering.

Gambar 4.3 Proses pencampuran resin dan hardener yang selanjutnya dituangkan

pada cetakan yang telah disiapkan. Pada cetakan ini pula bahan baku bambu tadi

dilapisi dengan campuran resin dan hardener.

Page 28: LAPORAN AKHIR PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL Institusi

22

Gambar 4.4 Proses pengeringan bahan baku sokasi atau dulang.

Setelah bahan benar – benar kering, selanjutnya dilakukan proses pembubutan

bahan yang dilakukan di Workshop Teknik Las dan Konstruksi Program Studi

Pendidikan Teknik Mesin sesuai dengan bentuk yang telah ditentukan sebelumnya.

Gambar 4.5 Proses pembubutan bahan sesuai dengan bentuk yang diinginkan.

Page 29: LAPORAN AKHIR PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL Institusi

23

Selanjutnya setelah bentuk yang diinginkan sudah didapat, dilakukan proses

pengamplasan. Pengamplasan ini dilakukan agar produk yang dibuat memiliki tingkat

kekasaran permukaan yang kecil (halus) sehingga nyaman saat dipegang atau

digunakan.

Pengamplasan yang dilakukan meliputi seluruh bagian permukaan produk

kerajinan yang dihasilkan, sehingga produk benar – benar halus saat dipegang atau

digunakan.

Gambar 4.6 Proses pengamplasan produk kerajinan yang selesai dibentuk.

Langkah terakhir pada tahapan ini adalah dengan memberi lapisan varnish

(kilap), ini bertujuan untuk menambah daya tarik produk kerajinan dan juga

memberikan perlindungan terhadap perubahan temperatur dan uap air dari produk

kerjinan yang dihasilkan sehingga produk yang dihasilkan dapat bertahan dalam jangka

waktu yang lama.

Proses pengeringan akhir dilakukan dengan menjemur produk yang telah

dilapisi varnish dibawah terik sinar matahari hingga benar-benar kering. Proses

pengeringan ini dilakukan selama 3 x 12 jam dibawah terik sinar matahari penuh.

Page 30: LAPORAN AKHIR PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL Institusi

24

Gambar 4.7 Proses pelapisan varnish pada produk kerajinan yang dihasilkan.

Gambar 4.8 Proses pengeringan akhir dibawah terik sinar matahari.

Page 31: LAPORAN AKHIR PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL Institusi

25

4.3 Transfer Knowledge Terkait Prototype yang Dihasilkan

Proses transfer knowledge (pengetahuan) tentang proses pembuatan produk

kerajinan ini dilakukan di Desa Adat Penglipuran Kelurahan Kubu Bangli – Bali pada

tanggal 06 Agustus 2018, dimana kegiatan ini dihadiri oleh kelompok PKK dan

pengerajin yang ada di Desa Adat Penglipuran meliputi kegiatan sosialisasi, pelatihan

dan tanya jawab terkait produk yang dihasilkan oleh tim peneliti.

Gambar 4.9 Proses transfer knowledge (pengetahuan) kepada pelaku kerajinan

sokasi dan dulang di Desa Adat Penglipuran Kelurahan Kubu Bangli – Bali yang di

hadiri oleh kelompok PKK dan pengerajin yang ada di daerah tersebut.

Page 32: LAPORAN AKHIR PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL Institusi

26

Dari kegiatan yang dilakukan, dilihat kelompok PKK dan pengerajin begitu

antusias terhadap produk kerajinan yang dapat dikembangkan dengan memanfaatkan

potensi yang ada di wilayah tempat tinggal mereka yaitu tanaman bambu. Tim peneliti

menjelaskan setiap tahapan dari proses pembuatan kerajinan ini, mulai dari proses

pemilihan bahan baku, pengolahan bahan, treatment yang dilakukan, pembentukan

bahan, hingga menghasilkan produk kerajinan yang sudah jadi berupa sokasi atau

dulang.

Gambar 4.10 Antusiasme kelompok PKK dan pengerajin yang hadir saat Tim

Peneliti memaparkan proses pembuatan produk kerajinan di Desa Adat Penglipuran

Kelurahan Kubu Bangli – Bali.

Page 33: LAPORAN AKHIR PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL Institusi

27

4.4 Diskusi Hasil Pengembangan Prototype dengan Pengerajin

Tahap evaluasi produk yang telah dihasilkan dilakukan guna mengetahui

kelemahan – kelemahan produk yang dibuat, namun sebelum melakukan evaluasi

produk terlebih dahulu dilakukan diskusi dengan kelompok PKK dan pengerajin

terkait, mengingat keduanya merupakan kelompok masyarakat yang berhubungan erat

dengan produk kerajinan yang dihasilkan melalui kegiatan penelitian ini. Kegiatan

diskusi ini sangat penting dilakukan, karena masukan – masukan dari kelompok PKK

dan pengerajin akan semakin menyempurnakan prototype produk kerajinan yang

dihasilkan, selain itu pula dari diskusi yang terjadi antara Tim Peneliti dan kelompok

masyarakat yang dilibatkan, secara tidak langsung dapat diketahui dan dilakukan need

analysis terkait produk kerajinan yang nantinya dapat memberikan dampak bagi

peningkatan perekonomian di daerah terkait.

Gambar 4.11 Kegiatan diskusi yang dilakukan oleh Tim Peneliti dengan Kelompok

PKK dan Pengerajin di Desa Adat Penglipuran Kelurahan Kubu Bangli – Bali.

Page 34: LAPORAN AKHIR PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL Institusi

28

BAB V. KESIMPULAN

Dari hasil implementasi produk prototype sokasi/dulang yang dihasilkan oleh

peneliti terdapat beberapa bahan evaluasi yang dapat dijadikan acuan dalam

memperbaiki produk kerajinan yang dihasilkan kedepannya yaitu :

(1) Dari dimensi bentuk, menurut kelompok PKK dan pengerajin bahwa prototype

yang dibuat sudah cukup layak dilihat dari aspek kegunaannya, dalam artian

bentuknya sudah proporsional. Kemudian terdapat masukan dari beberapa

kelompok PKK dan pengerajin mengenai bentuk agar dibuat lebih ramping dan ada

lekukan sehingga memberi kesan dinamis dan enak dipandang.

(2) Dari dimensi berat, kelompok PKK dan pengerajin menyarankan agar berat dari

prototype yang dihasilkan bisa dibuat lebih ringan lagi sehingga lebih mudah

dibawa atau digunakan. Peneliti tidak memungkiri bahwa dimensi berat dari

prototype yang dihasilkan memang perlu dibuat lebih ringan lagi, sehingga

kenyamanan saat produk digunakan dapat dicapai.

(3) Dari dimensi warna, kelompok PKK dan pengerajin mengutarakan bahwasanya

kesan natural lebih diminati namun tidak menutup kemungkinan bahwa pemberian

warna atau corak pada produk yang dihasilkan dapat menjadi daya tarik tersendiri

bila nantinya prototype kerajinan ini diproduksi secara masal dan dilepas ke

pasaran.

Selanjutnya dari hasil implementasi dan sosialisasi produk serta diskusi yang

telah dilakukan, peneliti akan melakukan revormulasi produk melalui evaluasi dari

prototype sokasi atau dulang, sehingga selanjutnya akan dihasilkan produk kerajinan

berupa sokasi atau dulang yang sesuai dengan kebutuhan pasar tanpa meninggalkan

aspek ramah lingkungan dari produk yang dihasilkan.

Page 35: LAPORAN AKHIR PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL Institusi

REFERENSI

Alcides at. Al., 1998. Applications of Natural Fibers in automotive industry in Brazil.

Plenum Press, New York.

Ansoff, and E. McDonnell. 1990. Implanting Strategic Management, 2nd Ed. Prentice Hall

International UK.

ASTM. 1990. Standards and Literature References for Composite Materials,2nd.American

Society for Testing and Materials, Philadelphia: PA.

Budinsky, Kenneth. 2000. Engineering Materials Properties and Selection, sixth ed, New

Jersey: Prentice Hall.

Faulkner, J. P. 1995. The Essence of Competitive Strategy. Prentice Hall International UK

Masy Robert. R. Franck.2005. Bast and Other Plant Fiber.Woodhead Publishing

Limited. UK

George, J., Weyenberg, I.V.D. Ivens, J dan Verpoest, I, 1999,’’ Mechanical Properties o

Flax Fibre Reinforced Epoxy Composites’’, Department MTM, Katholieke

Universiteit Leuven Belgium.

Gibson, Ronald F.1994. Principles of Composite Material Mechanics. New York: Mc

Graw Hill Inc.

Gomes, A, Goda, K. dan Ohgi J, 2004,’’ Effect of Alkali Treatment to Reinforcement on

Tensile Properties of Curaua Fiber Green Composites ’’, JSME International

Journal, Series A, Vol 47, No. 4. hal 541 -546.

Himawan, T., 2008, “Target Penjualan Sepeda Motor Terlampui”, Otomotif, Koran harian,

Kamis 22 Desember 2008, On line Http/:www.Republika.co.id.

Roseno, Seto. 2003. Karakteristik dan Model Mekanis Material Komposit Berpenguat

Serat Alam. Jakarta: BPPT.

Page 36: LAPORAN AKHIR PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL Institusi

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Page 37: LAPORAN AKHIR PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL Institusi

DOKUMENTASI IMPLEMENTASI DAN DESEMINASI KEGIATAN DI

DESA ADAT PENGLIPURAN KELURAHAN KUBU BANGLI – BALI.

Gambar 01. Salah satu warga pengelipuran tertarik dengan produk yang

dikembangkan dan disosialisasikan oleh tim peneliti.

Gambar 02. Kegiatan sosialisasi dan pengenalan prototype pada Kelompok PKK dan

pengerajin di Desa Adat Penglipuran Kelurahan Kubu Bangli – Bali.

Page 38: LAPORAN AKHIR PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL Institusi

Gambar 03. Tim peneliti memperkenalkan produk kerajinan yang dikerjakan beserta

tahapan pengerjaannya.

Gambar 04. Masyarakat sangat antusias mengikuti proses sosialisasi dan pelatihan

pembuatan produk kerajinan berupa dulang.

Page 39: LAPORAN AKHIR PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL Institusi

Gambar 05. Kegiatan tanya jawab yang dilakukan oleh Tim Peneliti dengan

Kelompok PKK dan pengerajin.

Gambar 06. Antusiasme Kelompok PKK terkait dengan produk dulang yang

dihasilkan oleh Tim Peneliti.

Page 40: LAPORAN AKHIR PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL Institusi

Gambar 07. Diskusi yang dilakukan oleh Tim Peneliti dengan Kelompok PKK dan

Pengerajin di Desa Adat Penglipuran Kelurahan Kubu Bangli – Bali.

Gambar 08. Diskusi yang dilakukan oleh Tim Peneliti dengan Kelompok PKK dan

Pengerajin di Desa Adat Penglipuran Kelurahan Kubu Bangli – Bali.

Page 41: LAPORAN AKHIR PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL Institusi

Gambar 09. Diskusi yang dilakukan oleh Tim Peneliti dengan Kelompok PKK dan

Pengerajin di Desa Adat Penglipuran Kelurahan Kubu Bangli – Bali.

Gambar 10. Diskusi yang dilakukan oleh Tim Peneliti dengan Kelompok PKK dan

Pengerajin di Desa Adat Penglipuran Kelurahan Kubu Bangli – Bali.

Page 42: LAPORAN AKHIR PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL Institusi

Gambar 11. Diskusi yang dilakukan oleh Tim Peneliti dengan Kelompok PKK dan

Pengerajin di Desa Adat Penglipuran Kelurahan Kubu Bangli – Bali.

Gambar 12. Diskusi yang dilakukan oleh Tim Peneliti dengan Kelompok PKK dan

Pengerajin di Desa Adat Penglipuran Kelurahan Kubu Bangli – Bali.

Page 43: LAPORAN AKHIR PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL Institusi

Gambar 13. Diskusi yang dilakukan oleh Tim Peneliti dengan Kelompok PKK dan

Pengerajin di Desa Adat Penglipuran Kelurahan Kubu Bangli – Bali.

Page 44: LAPORAN AKHIR PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL Institusi

Gambar 14. Bahan baku bambu yang diperoleh langsung oleh Tim Peneliti di Desa

Adat Penglipuran.

Page 45: LAPORAN AKHIR PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL Institusi

Gambar 15. Bahan baku bambu yang diperoleh langsung oleh Tim Peneliti di Desa

Adat Penglipuran.

Gambar 16. Bahan baku bambu yang diperoleh langsung oleh Tim Peneliti di Desa

Adat Penglipuran.

Page 46: LAPORAN AKHIR PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL Institusi

Gambar 17. Produk yang dihasilkan oleh peneliti di potret dengan lingkungan Desa

Adat Penglipuran, tampak menyatu dengan suasana disekitarnya.

Gambar 18. Produk yang dihasilkan oleh peneliti di potret dengan lingkungan Desa

Adat Penglipuran, tampak menyatu dengan suasana disekitarnya.