Laporan Akhir PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR DAFTAR ISI
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
DAFTAR ISI
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
i
DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG I – 1
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN I – 1
1.3. SASARAN I – 2
1.4. RUANG LINGKUP I – 2
1.5. HASIL YANG DIHARAPKAN I – 2
1.6. MANFAAT PENELITIAN I – 3
1.7. SISTEMATIKA PEMBAHASAN I – 3
BAB II PENDEKATAN DAN METODOLOGI 2.1. UMUM II – 1
2.2. PENDEKATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN II – 1
2.3. METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN II – 2 2.3.1. Tahap Persiapan II – 2 2.3.2. Tahap Analisa II – 3 2.3.3. Tahap Akhir II – 3
2.4. KAJIAN LITERATUR II – 3 2.4.1. Definisi Umum II – 3 2.4.2. Penetapan Daya Tampung Beban Pencemar II – 4 2.4.3. Metoda Neraca Massa II – 4 2.4.4. Metoda Streeter-Phelps II – 5 2.4.5. Metode Qual2K II – 11
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
ii
BAB III GAMBARAN UMUM SUMBER DAYA AIR DI PROVINSI DKI JAKARTA 3.1. UMUM III – 1
3.2. SUNGAI DI PROPINSI DKI JAKARTA III – 2 3.2.1. Umum III – 2
3.2.2. Kondisi Sungai di Propinsi DKI Jakarta III – 3 3.2.2.1. Fungsi dan Manfaat Sungai di Propinsi DKI Jakarta III – 3 3.2.2.2. Sempadan Sungai di Provinsi DKI Jakarta III – 6 3.2.2.3. Morfologi dan Karakteristik Sungai di DKI Jakarta III – 6
3.3. TINJAUAN KHUSUS DAERAH STUDI III – 7 3.3.1. Kali Cipinang III – 7
3.3.1.1. Umum III – 7 3.3.1.2. Titik Pantau Kualitas Air III – 10
3.3.2. Kali Krukut III – 12 3.3.2.1. Umum III – 12 3.3.2.2. Titik Pantau Kualitas Air III – 15
BAB IV PENYUSUNAN PEDOMAN PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR 4.1. UMUM IV – 1
4.2. PEDOMAN PENETAPAN DAYA TAMPUNG SUMBER DAYA AIR IV – 1 4.2.1. Langkah-langkah Penetapan Daya Tampung Sumber
Daya Air
IV – 1
4.2.2. Metoda Neraca Massa IV – 3 4.2.2.1. Kebutuhan Data IV – 3 4.2.2.2. Prosedur Penggunaan IV – 3
4.2.3. Metoda Streeter-Phelps IV – 4 4.2.3.1. Kebutuhan Data IV – 4 4.2.3.2. Prosedur Penggunaan IV – 4
4.2.4. Metoda Qual2K IV – 7 4.2.4.1. Kebutuhan Data IV – 7 4.2.4.2. Prosedur Penggunaan IV – 7
4.2.5. Evaluasi Metoda Penetapan Daya Tampung Sumber Daya
Air
IV – 13
4.3. PEDOMAN PENETAPAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR IV – 14
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
iii
4.1.1. Umum IV – 14 4.1.2. Kebutuhan Data IV – 15 4.1.3. Prosedur IV – 15
BAB V APLIKASI PEDOMAN PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR 5.1. UMUM V – 1
5.2. KETERSEDIAAN DATA V – 1 5.2.1. Data Hidraulik V – 1 5.2.2. Data Kualitas Air V – 1 5.2.3. Data Penunjang V – 2
5.3. ANALISA KETERSEDIAAN DATA PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR V – 2 5.3.1. Analisa Ketersediaan Data V – 2
5.4. TINJAUAN KHUSUS APLIKASI PEDOMAN PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR V – 3 5.4.1. Kali Cipinang V – 3 5.4.2. Kali Krukut V – 7
5.5. REKOMENDASI PROGRAM DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG SUMBER DAYA AIR V – 12 5.5.1. Umum V – 12 5.5.2. Kali Cipinang V – 12 5.5.3. Kali Krukut V – 15
BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1. KESIMPULAN VI – 1
6.2. REKOMENDASI VI – 2
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
v
DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Konstanta Reaerasi II – 8 Tabel 3. 1. Jumlah Penduduk di Kali Cipinang III – 9 Tabel 3.2. Fasilitas MCK di Wilayah Kali Cipinang III – 10 Tabel 3.3. Jumlah Penduduk di Kali Krukut III – 14 Tabel 3. 4. Fasilitas MCK di Wilayah Kali Krukut III – 15 Tabel 4.1. Evaluasi Metoda Penetapan Daya Tampung SDA IV – 13 Tabel 5.1. Rekapitulasi Ketersediaan Data Hidraulik V – 1 Tabel 5.2. Rekapitulasi Ketersediaan Data Kualitas Air V – 2 Tabel 5.3. Rekapitulasi Ketersediaan Data Penunjang V – 2 Tabel 5.4. Analisa dan Penentuan Metoda Penetapan Daya Tampung
SDA V – 3
Tabel 5.5. Perhitungan Daya Tampung Beban Pencemar dengan Metoda Neraca Massa V – 4
Tabel 5.6. Daya Dukung Kali Krukut V – 8 Tabel 5.7. Data untuk Perhitungan Daya Tampung Kali Krukut V – 8 Tabel 5. 8. Hasil Perhitungan Daya Tampung Kali Krukut V – 9 Tabel 5. 9. Beban BOD dengan Beberapa Kondisi di Kali Krukut V – 10 Tabel 5. 10. Indikasi Program Penetapan Daya Dukung dan Daya
Tampung Kali Cipinang V – 13 Tabel 5. 11. Indikasi Program Penetapan Daya Dukung dan Daya
Tampung Kali Krukut V – 15
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
vi
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Metodologi Kegiatan II – 2 Gambar 3.1. Sungai di Provinsi DKI Jakarta III – 3 Gambar 3.2. Fungsi Sungai Mandi Cuci Penduduk di Propinsi DKI Jakarta III – 4 Gambar 3.3. Sungai Sebagai Sarana Transportasi III – 4 Gambar 3.4. Hunian Liar yang Memanfaatkan Bantaran Sungai III – 5 Gambar 3.5. Sungai Sebagai Tempat Pembuangan Limbah Cair Penduduk
dan Industri III – 6
Gambar 3.6. Peta Lokasi Kali Cipinang III – 8 Gambar 3. 7. Profil BOD di S. Cipinang Tahun 2008 III – 11 Gambar 3. 8. Profil COD di S. Cipinang Tahun 2008 III – 11 Gambar 3. 9. Profil DO di S. Cipinang Tahun 2008 III – 12 Gambar 3.10. Peta Lokasi Kali Krukut III – 13 Gambar 3. 11. Profil BOD di S. Krukut Tahun 2008 III – 16 Gambar 3. 12. Profil COD di S. Krukut Tahun 2008 III – 16 Gambar 3. 13. Profil DO di S. Krukut Tahun 2008 III – 17 Gambar 5. 1. Profil Debit di Kali Cipinang V – 5 Gambar 5. 2. Profil Beban BOD di Kali Cipinang V – 5 Gambar 5.3. Simulasi Profil Beban BOD Kali Cipinang V – 7 Gambar 5.4. Simulasi Profil Beban BOD Kali Krukut V – 11
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
BAB I PENDAHULUAN
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
I - 1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Sumber daya air khususnya sungai yang ada pada saat ini khususnya di
kota-kota besar seperti Ibukota Jakarta secara kualitas sudah mengalami
banyak penurunan yang disebabkan oleh pencemaran, baik itu
pencemaran domestik maupun non domestik. Padahal seperti kita ketahui
bersama peranan sumber daya air tersebut sangat penting untuk
menunjang hajat hidup orang banyak.
Untuk itu pada setiap sungai yang ada perlu dilakukan penetapan daya
tampung dan daya dukung untuk mengetahui sebesar apa daya tampung
sumber daya air tersebut terhadap masuknya limbah baik domestik maupun
non domestik serta untuk mengetahui sejauh mana daya dukung
lingkungan di sekitar sumber daya air tersebut.
Dalam upaya penetapan daya tampung dan daya dukung sungai tersebut
perlu dibuat suatu pedoman yang dapat dijadikan acuan dalam upaya
penetapan tersebut. Pemerintah melalui Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 10 Tahun 2003 telah mengeluarkan Keputusan tentang Pedoman
Penetapan Daya Tampung Beban Pencemaran Air pada Sumber Air, dimana
didalamnya terdapat 2 (dua) metoda yang dapat dipakai untuk penetapan
daya tampung tersebut yaitu Metoda Neraca Massa dan Metoda Streeter –
Phelps.
Penjelasan kedua metoda tersebut dalam Keputusan Menteri tersebut
dirasakan masih terlalu global serta belum detail, sehingga dirasa perlu
untuk melakukan kajian lebih lanjut mengenai tahapan yang diperlukan
untuk melaksanakan kedua metoda tersebut.
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
I - 2
Selain itu juga diperlukan suatu pedoman yang berisi rumusan
konsep/patokan yang lebih jelas dan detail untuk kegiatan penetapan daya
tampung dan daya dukung sumber daya air.
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dari kegiatan ini adalah dalam rangka penetapan daya tampung
dan daya dukung diperlukan suatu pedoman yang dapat dijadikan patokan
untuk kegiatan penetapan daya tampung dan daya dukung sumber daya
air, khsusunya sungai.
Tujuan dari kegiatan ini adalah membuat pedoman yang berisi tahapan
kegiatan, konsep/patokan yang akan digunakan dalam penetapan daya
tampung dan daya dukung sumber daya air, ksususnya sungai.
1.3. SASARAN
Sasaran Kegiatan “Penetapan Daya Tampung dan Daya Dukung Sumber
Daya Air”, antara lain:
1. Teranalisa berbagai metode yang ada untuk penentuan daya
tampung dan daya dukung
2. Tersusun tahapan kegiatan untuk penentuan daya tampung dan daya
dukung
3. Terumuskan konsep pedoman penetapan daya tampung dan daya
dukung
4. Ditetapkannya pedoman untuk penetapan daya tampung dan daya
dukung sumber daya air (sungai).
1.4. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Kegiatan “Penetapan Daya Tampung dan Daya Dukung
Sumber Daya Air’, antara lain :
1. Melakukan kajian literatur mengenai penetapan daya tampung dan
daya dukung
2. Melakukan analisa terhadap metoda-metoda dalam penetapan daya
tampung dan daya dukung
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
I - 3
3. Membuat tahapan kegiatan yang harus dilakukan dalam penetapan
daya tampung dan daya dukung
4. Merumuskan konsep pedoman yang dapat digunakan dalam
penetapan daya tampung dan daya dukung sumber daya air
(sungai).
5. Menetapkan pedoman yang dapat digunakan dalam penetapan
daya tampung dan daya dukung sumber daya air (sungai).
1.5. HASIL YANG DIHARAPKAN
Tersusunnya kajian yang meneliti dan merumuskan mengenai aspek-aspek
yang telah disebutkan pada ruang lingkup kegiatan, sebagai indikator untuk
pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Sumber Daya Air di Provinsi DKI Jakarta.
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
I - 4
1.6. MANFAAT PENELITIAN
1. Meningkatkan kualitas pemeliharaan dan penataan lingkungan di lokasi
sumber daya air
2. Sebagai salah satu bahan masukan penentuan kebijakan bagi
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
1.7. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Sistematika pembahasan laporan pendahuluan adalah sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
Bab ini membahas tentang latar belakang, maksud dan tujuan,
sasaran, ruang lingkup, hasil yang diharapkan, manfaat penelitian
dan sistematika pembahasan.
Bab II Pendekatan dan Metodologi
Bab ini membahas tentang pendekatan dan metodologi yang
akan digunakan dalam pelaksanaan Kegiatan ‘Penetapan Daya
Tampung dan Daya Dukung Sumber Daya Air’.
Bab III Gambaran Umum Sumber Daya Air Di Propinsi DKI Jakarta
Bab ini membahas tentang sumber daya air khususnya sungai,
gambaran umum sungai di Propinsi DKI Jakarta, yang meliputi :
kondisi sungai yaitu fungsi dan manfaat sungai, sempadan dan
morfologi dan karakteristik sungai di Propinsi DKI Jakarta.
Bab IV Penyusunan Pedoman Penetapan Daya Tampung dan Daya
Dukung Sumber Daya Air
Bab ini membahas tentang pedoman penetapan daya tampung
dan daya dukung sumber daya air.
Bab V Aplikasi Pedoman Penetapan Daya Tampung dan Daya Dukung
Sumber Daya Air
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
I - 5
Bab ini membahas tentang aplikasi/penerapan pedoman daya
tampung dan daya dukung sumber daya air, dimulai dari
ketersediaan data 13 sungai di DKI Jakarta baik data hidraulik,
kualitas air mapupun data pendukung yang dilanjutkan dengan
aplikasi untuk masing-masing metode sampai dengan tinjauan
khusus untuk aplikasi pedoman penetapan daya dukung dan
daya tampung yaitu di Kali Cipinang dan Kali Krukut.
Bab VI Kesimpulan dan Rekomendasi
Bab ini membahas tentang kesimpulan dari aplikasi pedoman
penetapan daya tampung dan daya dukung sumber daya air
serta rekomendasi untuk aplikasi/penerapan selanjutnya.
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
BAB II PENDEKATAN DAN METODOLOGI
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
II - 1
BAB II PENDEKATAN DAN METODOLOGI
2.1. UMUM
Langkah-langkah yang dilakukan konsultan untuk merumuskan pendekatan
dan metodologi pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
1. Analisis dan evaluasi terhadap Kerangka Acuan Kerja. Hasilnya
kemudian digunakan sebagai dasar untuk merumuskan metodologi
yang akan diterapkan, membuat rencana kerja, susunan organisasi
pelaksanaan pekerjaan dan tenaga ahli yang akan dilibatkan dalam
pelaksanaan pekerjaan.
2. Menganalisa dan merumuskan metodologi yang paling baik untuk
diterapkan dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat mencapai
tujuan yang diinginkan sebagaimana telah ditentukan dalam KAK
yaitu dalam bagian tujuan dan ruang lingkup pekerjaan. Rumusan
metodologi yang akan diterapkan tersebut diuraikan dalam bab ini.
3. Menyusun dan menetapkan rencana kerja sebagai hasil jabaran dari
metodologi yang dipilih. Rencana kerja konsultan diuraikan dalam bab
khusus yang terpisah dari bab ini.
4. Menetapkan bentuk organisasi dan klasifikasi tenaga ahli yang
dilibatkan untuk melaksanakan pekerjaan ini berdasarkan hasil-hasil
analisa KAK, metodologi yang telah ditetapkan dan rencana kerja
yang telah disusun.
Berikut ini akan kami paparkan pendekatan dan metodologi yang akan
dilakukan Konsultan. Dengan pemahaman yang benar diharapkan
metodologi atau pendekatan pelaksanaan yang akan dilakukan dapat
terlaksana dengan baik dan tepat waktu.
2.2. PENDEKATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
II - 2
Berdasarkan pemahaman Konsultan terhadap ruang lingkup, idealnya
kedalaman kajian kegiatan akan terdiri dari :
Pertama, melakukan kajian literatur baik terhadap peraturan maupun
metoda yang berkaitan dengan penetapan daya dukung dan daya
tampung sumber daya air.
Kedua, melakukan analisa terhadap metoda yang ada, baik dari aspek
teknis maupun non teknis.
Ketiga, membuat tahapan/langkah yang harus dilaksanakan dalam rangka
kegiatan penetapan daya tampung dan daya dukung sumber daya air.
Keempat, merumuskan konsep penetapan daya tampung dan daya
dukung sumber daya air.
Kelima, menetapkan pedoman yang akan digunakan dalam penetapan
daya tampung dan daya dukung sumber daya air.
2.3. METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
Metodologi yang akan dilaksanakan untuk kegiatan ini, terdiri dari 3 (tiga)
tahap, yaitu : tahap persiapan, tahap pelaksnaan lapangan dan tahap
analisis data. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 2.1.
TAHAP ANALISATAHAP
PERSIAPANTAHAP AKHIR
PEDOMAN PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN
DAYA DUKUNGSUMBER DAYA AIR
Penetapan Pedoman Penetapan Daya Tampung &
Daya DukungSumber Daya Air
Aplikasi Pedoman Penetapan Daya Tampung &
Daya DukungSumber Daya Air
Perumusan Konsep Penetapan Daya Tampung &
Daya DukungSumber Daya Air
Analisa Metoda Penetapan Daya Tampung & Daya
DukungSumber Daya AirKajian Literatur
Data Sekunder
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
II - 3
Metodologi Kegiatan
2.3.1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan merupakan tahap awal dari kegiatan ini, yang bermaksud
untuk menunjang tahap kegiatan berikutnya yaitu tahap analisa sehingga
seluruh Kegiatan “Penetapan Daya Tampung dan Daya Dukung Sumber
Daya Air” dapat dilaksanakan.
Kegiatan pada tahap ini meliputi :
Kajian literatur terhadap peraturan terkait dengan penetapan daya
tampung dan daya dukung
Pengumpulan data sekunder dari studi-studi terdahulu (bila ada) serta
data pustaka
Melakukan koordinasi dengan pemberi tugas
2.3.2. Tahap Analisa
Tahap analisa merupakan tahap berikutnya, dimana pada tahap ini
dilakukan kegiatan yang meliputi :
Analisa terhadap berbagai metoda untuk penentuan daya tampung
dan daya dukung
Penyusunan langkah/tahapan untuk metoda yang terpilih
Perumusan konsep penetapan daya tampung dan daya dukung
sumber daya air
2.3.3. Tahap Akhir
Tahap akhir merupakan tahap penyelesaian dari kegiatan, dimana
kegiatan yang dilakukan meliputi :
Penetapan pedoman untuk penetapan daya tampung dan daya
dukung sumber daya air
Aplikasi pedoman penetapan daya tampung dan daya dukung
sumber daya air khususnya untuk kali krukut dan kali cipinang
2.4. KAJIAN LITERATUR
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
II - 4
2.4.1. Definisi Umum
Pemerintah melalui Menteri Negara Lingkungan Hidup telah mengeluarkan
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 110 Tahun 2003
tentang Pedoman Penetapan Daya Tampung Pencemar Air pada Sumber
Air.
Beberapa pengertian terkait Pekerjaan “Penetapan Daya Tampung dan
Daya Dukung Sumber Daya Air” diantaranya :
a. Daya tampung beban pencemaran air adalah kemampuan air
pada suatu sumber air, untuk menerima masukan beban
pencemaran tanpa mengakibatkan air tersebut menjadi cemar.
b. Beban pencemaran adalah jumlah suatu unsur pencemar yang
terkandung dalam air atau air limbah.
c. Metoda Neraca Massa adalah metoda penetapan daya tampung
beban pencemaran air dengan menggunakan perhitungan neraca
massa komponen-komponen sumber pencemaran.
d. Metoda Streeter-Phelps adalah metoda penetapan daya tampung
beban pencemaran air pada sumber air dengan menggunakan
model matematik yang dikembangkan oleh Streeter-Phelps.
2.4.2. Penetapan Daya Tampung Beban Pencemar
Ada beberapa metode yang dapat dilaksanakan untuk penetapan daya
tampung beban pencemar, yaitu :
1. Metoda Neraca Massa
2. Metoda Streeter-Phelps
3. Metoda Qual2K
2.4.3. Metoda Neraca Massa
Penentuan daya tampung beban pencemaran dapat ditentukan
dengan cara sederhana yaitu dengan menggunakan metoda neraca
massa. Model matematika yang menggunakan perhitungan neraca massa
dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi rata-rata aliran hilir (down
stream) yang berasal dari sumber pencemar point sources dan non point
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
II - 5
sources, perhitungan ini dapat pula dipakai untuk menentukan persentase
perubahan laju alir atau beban polutan.
Jika beberapa aliran bertemu menghasilkan aliran akhir, atau jika kuantitas
air dan massa konstituen dihitung secara terpisah, maka perlu dilakukan
analisis neraca massa untuk menentukan kualitas aliran akhir dengan
perhitungan :
Dimana
CR : konsentrasi rata-rata konstituen untuk aliran gabungan
Ci : konsentrasi konstituen pada aliran ke-i
Qi : laju alir aliran ke-i
Mi : massa konstituen pada aliran ke-i
Metoda neraca massa ini dapat juga digunakan untuk menentukan
pengaruh erosi terhadap kualitas air yang terjadi selama fasa konstruksi atau
operasional suatu proyek, dan dapat juga digunakan untuk suatu segmen
aliran, suatu sel pada danau, dan samudera. Tetapi metoda neraca
massa ini hanya tepat digunakan untuk komponen-komponen yang
konservatif yaitu komponen yang tidak mengalami perubahan (tidak
terdegradasi, tidak hilang karena pengendapan, tidak hilang karena
penguapan, atau akibat aktivitas lainnya) selama proses pencampuran
berlangsung seperti misalnya garam-garam. Penggunaan neraca massa
untuk komponen lain, seperti DO, BOD, dan NH3–N, hanyalah merupakan
pendekatan saja.
2.4.4. Metoda Streeter-Phelps
Pemodelan kualitas air sungai mengalami perkembangan yang berarti sejak
diperkenalkannya perangkat lunak DOSAG1 pada tahun 1970. Prinsip dasar
dari pemodelan tersebut adalah penerapan neraca massa pada sungai
dengan asumsi dimensi 1 dan kondisi tunak. Pertimbangan yang dipakai
pada pemodelan tersebut adalah kebutuhan oksigen pada kehidupan air
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
II - 6
tersebut (BOD) untuk mengukur terjadinya pencemaran di badan air.
Pemodelan sungai diperkenalkan oleh Streeter dan Phelps pada tahun 1925
menggunakan persamaan kurva penurunan oksigen (oxygen sag curve) di
mana metoda pengelolaan kualitas air ditentukan atas dasar defisit oksigen
kritik Dc.
Pemodelan Streeter dan Phelps hanya terbatas pada dua fenomena yaitu
proses pengurangan oksigen terlarut (deoksigenasi) akibat aktivitas bakteri
dalam mendegradasikan bahan organik yang ada dalam air dan proses
peningkatan oksigen terlarut (reaerasi) yang disebabkan turbulensi yang
terjadi pada aliran sungai.
Proses Pengurangan Oksigen (Deoksigenasi)
Streeter – Phelps menyatakan bahwa laju oksidasi biokimiawi senyawa
organik ditentukan oleh konsentrasi senyawa organik sisa (residual).
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
II - 7
dengan
L : konsentrasi senyawa organik (mg/L)
t : waktu (hari)
K’ : konstanta reaksi orde satu (hari-1)
Jika konsentrasi awal senyawa organik sebagai BOD adalah Lo yang
dinyatakan sebagai BOD ultimate dan Lt adalah BOD pada saat t, maka
persamaan (2-1) dinyatakan sebagai hasil integrasi persamaan (2-2) selama
masa deoksigenasi adalah:
Penentuan K’ dapat dilakukan dengan :
1. Metoda selisih logaritmatik,
2. Metoda moment (metoda moore dkk), dan
3. Metode thomas.
Laju deoksigenasi akibat senyawa organik dapat dinyatakan dengan
persamaan berikut:
dengan :
K’ : konstanta laju reaksi orde pertama, hari -1
L : BOD ultimat pada titik yang diminta, mg/L
Jika L diganti dengan Loe-K’t , persamaan 2-4 menjadi
dengan :
Lo : BOD ultimat pada titik discharge (setelah pencampuran), mg/L
Proses Peningkatan Oksigen Terlarut (Reaerasi)
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
II - 8
Kandungan oksigen di dalam air akan menerima tambahan akibat
turbulensi sehingga berlangsung perpindahan oksigen dari udara ke air dan
proses ini adalah proses reaerasi. Peralihan oksigen ini dinyatakan oleh
persamaan laju reaerasi :
dengan :
K`2 : konstanta reaerasi, hari-1 (basis bilangan natural)
Cs : konsentrasi oksigen terlarut jenuh, mg/L
C : konsentrasi oksigen terlarut, mg/L
Konstanta reaerasi dapat diperkirakan dengan menetukan karakteristik aliran
dan menggunakan salah satu persamaan empirik. Persamaan O’Conner
dan Dobbins adalah persamaan yang umum digunakan untuk menghitung
konstanta reaerasi (K’2).
dengan :
DL : koefisien difusi molekular untuk oksigen, m2/hari
U : kecepatan aliran rata-rata, m/detik
H : kedalaman aliran rata-rata, m
Variasi koefisiensi difusi molekular terhadap temperatur dapat ditentukan
dengan persamaan :
dengan :
DLT : koefisien difusi molekular oksigen pada temperatur T, m2/hari
1.760 x 10-4 : koefisien difusi molekular oksigen pada 20 oC
T : temperatur, oC
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
II - 9
Harga K`2 telah diestimasi oleh Engineering Board of Review for the
Sanitary District of Chicago untuk berbagai macam badan air (tabel 2-1).
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
II - 10
Table 2.1. Konstanta Reaerasi
K2 at 200C
Water Body
(base e)a
Small ponds and backwaters 0.10-0.23
Sluggish streams and large lake 0.23-0.35
Large streams of low velocity 0.35-0.46
Large streams of normal velocity 0.46-0.69
Swift streams 0.69-1.15
Rapid and waterfalls >1.15
K2T = K2,20. 1.024 T-20
1.8 (0C) + 32 = 0F
Kurva Penurunan Oksigen (Oxygen sag curve)
Sumbu tegak dan waktu atau jarak sebagai sumbu datar, maka hasil
pengaluran kumulatif yang menyatakan antaraksi proses deoksigenasi
dan reaerasi adalah kurva kandungan oksigen terlarut dalam badan air.
Kurva ini dikenal sebagai kurva penurunan oksigen (oxygen sag curve).
Jika diasumsikan bahwa sungai dan limbah tercampur sempurna
pada titik buangan, maka konsentrasi konstituen pada campuran air-
limbah pada x = 0 adalah
dengan :
Co = konsentrasi konsti tuen awal pada ti tik buangan setelah
pencampuran, mg/L
Qr = laju alir sungai, m3/detik
Cr = konsentrasi konstituen dalam sungai sebelum pencampuran,
mg/L
Cw = konsentrasi konstituen dalam air limbah, mg/L
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
II - 11
Perubahan kadar oksigen di dalam sungai dapat dimodelkan
dengan mengasuksikan sungai sebagai reaktor alir sumbat.
Neraca massa oksigen :
Akumulasi = aliran masuk – aliran keluar + deoksigenasi + reoksigenasi
Substitusi rD dan rR, maka persamaan 2-10 menjadi
Jika diasumsikan keadaan tunak, ∂C/∂t = 0, maka
substitusi dV menjadi A dx dan A dx/Q menjadi dt, maka persamaan 2-12
menjadi
Jika defisit oksigen D, didefinisikan sebagai
Kemudian perubahan defisit terhadap waktu adalah
maka perrsamaan 2-13 menjadi
Substitusi L
jika pada t=0, D=Do maka hasil integrasi persamaan 2-17 menjadi K1Lo
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
II - 12
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
II - 13
Dengan :
Dt = defisit oksigen pada waktu t, mg/L
Do= defisit oksigen awal pada titik buangan pada waktu t=o, mg/L
Gambar 2.2 - Kurva Karakteristik Oxygen–Sag
Berdasarkan Persamaan Streeter –Phelps
Suatu metoda pengelolaan kualitas air dapat dilakukan atas dasar defisit
oksigen kritik Dc, yaitu kondisi deficit DO terendah yang dicapai akibat
beban yang diberikan pada aliran tersebut. Jika dD/dt pada persamaan 2-
17 sama dengan nol, maka :
Dengan :
tc = waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik kritik.
Lo= BOD ultimat pada aliran hulu setelah pencampuran, mg/L
Jika dD/dt pada persamaan 2-17 sama dengan nol, maka
Dengan :
v = kecepatan aliran sungai
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
II - 14
Persamaan 2.19 dan 2.20 merupakan persamaan yang penting untuk
menyatakan defisit DO yang paling rendah (kritis) dan waktu yang
diperlukan untuk mencapai kondisi kritis tersebut. Dari waktu tersebut
dapat ditentukan letak (posisi, xC) kondisi kritis dengan menggunakan
persamaan 2.21.
Persamaan lain yang penting adalah menentukan Beban maksimum yang
diizinkan. Persamaan tersebut diturunkan dari persamaan 2.18. Persamaan
tersebut adalah:
2.4.5. Metode Qual2K
Qual2K merupakan program pemodelan kualitas air sungai yang sangat
komprehensif dan yang paling banyak digunakan saat ini. Qual2K
dikembangkan oleh US Environmental Protecion Agency. Tujuan
penggunaan suatu pemodelan adalah menyederhanakan suatu kejadian
agar dapat diketahui kelakuan kejadian tersebut. Pada Qual2K ini dapat
diketahui kondisi sepanjang sungai (DO dan BOD), dengan begitu dapat
dilakukan tindakan selanjutnya seperti industri yang ada disepanjang
sungai hanya diperbolehkan membuang limbahnya pada beban tertentu.
Manfaat yang dapat diambil dari pemodelan Qual2K adalah :
a) Mengetahui karakteristik sungai yang akan dimodelkan
dengan membandingkan data yang telah diambil langsung dari
sungai tersebut.
b) Mengetahui kelakuan aliran sepanjang sungai bila terdapat
penambahan beban dari sumber-sumber pencemar baik yang tidak
terdeteksi maupun yang terdeteksi,
c) Dapat memperkirakan pada beban berapa limbah suatu industri
dapat dibuang ke sungai tersebut agar tidak membahayakan
makhluk lainnya sesuai baku mutu minimum.
………………..……
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
II - 15
Perangkat lunak Qual2K adalah program pemodelan kualitas air sungai
yang sangat komprehensif. Program ini dapat diaplikasikan pada kondisi
tunak atau dinamik. Selain itu dapat mensimulasikan hingga 15 parameter
konstituen dengan mengikutsertakan perhitungan aliran-aliran anak sungai
yang tercemar. Model ini dapat juga digunakan untuk arus dendritik dan
tercampur sempurna dengan menitikberatkan pada mekanisme
perpindahan secara adveksi dan disperse searah dengan arus.
Selain melakukan simulasi perhitungan neraca oksigen, seperti yang
telah dijelaskan di atas, program Qual2K dapat mensimulasikan neraca
nitrogen dan fosfor. Gambar 2.3. berikut ini dapat menggambarkan
hubungan antar konstituen dengan menggunakan program simulasi Qual2K.
Gambar 2.3. Hubungan Antar Konstituen dengan Menggunakan Program Simulasi Qual2K
Keterangan:
α2 = Kandungan algae dalam bentuk fosfor, mg-P/mg-A
α3 = Laju produksi oksigen tiap unit proses fotosintesa alga, mg-O/mg-A
α4 = Laju produksi oksigen tiap unit proses respirasi alga, mg-O/mg-A
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
II - 16
α5 = Laju pengambilan oksigen tiap proses oksidasi dari amoniak, mg-
O/mg-N
α6 = Laju pengmabilan oksigen dari proses oksidasi dari nitrit , mg-O/mg-N
o1 = Laju pengendapan untuk Algae, ft/hari
o2 = Laju sumber benthos untuk fosfor yang terlarut, mg-P/ft2-hari
o3 = Laju sumber benthos pada amoniak dalam bentuk Nitrogen, mg-
N/ft2-hari
o4 = Koefisien laju untuk pengendapan nitrogen, hari -1
o5 = Laju pengendapan fosfor, hari-1
µ = Laju pertumbuhan alga, bergantung terhadap temperatur, hari-1
p = Laju respirasi alga, bergantung terhadap temperatur, hari -1
K1 = Laju deoksigenasi BOD, pengaruh temperatur, hari-1
K2 = Laju rearsi berdasarkan dengan analogi difusi, pengaruh temperatur,
day-1
K3 = Laju kehilangan BOD cara mengendap, faktor temperatur, day-1
K4 = Laju ketergantungan oksigen yang mengendap, faktor temperatur,
g/ft2-hari
β1 = Koefisien laju oksidasi amonia, faktor temperatur, hari-1
β2 = Koefisen laju oksidasi nitrit, faktor temperatur, hari-1
β3 = Laju hydrolysis dari nitrogen, hari-1
β4 = Laju fosfor yang hilang, hari-1
Pemodelan untuk Oksigen Terlarut (DO) dengan menggunakan Qual2K
Persamaan untuk penentuan laju perubahan DO :
Dengan :
O : konsentrasi oksigen terlarut (mg/L)
O* : konsentrasi oksigen terlarut jenuh, pada P dan T setempat (mg/L)
A : konsentrasi biomassa dari alga [mg-A/l]
L : konsentrasi dari senyawa karbon BOD [mg/L]
d : kedalaman aliran rata-rata [ft]
N1 : konsentrasi amonia dalam bentuk nitrogen [mg/L]
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
II - 17
N2 : konsentrasi nitrit dalam bentuk nitrogen [mg/L]
Persamaan untuk penentuan konsentrasi oksigen terlarut jenuh :
lnO* = -139.344410 + (1.575701x105/T) - (6.642308x107/T2) + (1.2438/1010/T3) –
(8.6219494x1011/T4)
………………………………………………………………………………………………….
.(3-2)
dengan
O * : konsentrasi oksigen jenuh, pada l atm (mg/L)
T : temperatur (K) = (0C + 273.15) dan 0C pada rentang 0-40 0C
Metoda penentuan laju reaerasi (K2)
K2 = 0,05 untuk permukaan sungai yang tertutup es, K2 = 1 untuk permukaan
sungai yang tak tertutup es.
Harga K2 pada temperatur 20 0C (Churcill dkk. (1962)) : K220 = 5.026.u 0.969 . d -
1.673 x 2.31
Dengan u = kecepatan rata-rata pada aliran (ft/detik) d = kedalaman
rata-rata pada aliran (ft) K2= koefisien reaerasi
O’Connor dan Dobbins (1958) dengan karakter aliran turbulen :
a. Untuk aliran dengan kecepatan tinggi dan kondisi isentropic
b. Untuk aliran dengan kecepatan tinggi dan kondisi isentropic
Dengan
So : derajat kemiringan sungai sepanjang aliran (ft/ft)
Dm : koefisien difusi molekul (ft2/day)
Dm : 1.91 x 103 (1.037) T-20
Owens (1964) untuk aliran yang dangkal dan mengalir dengan cepat
dengan batasan kedalaman 0.4 – 11.0 ft dan kecepatan dari 0,1 – 5 ft/detik.
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
II - 18
Thacktor dan krenkel (1966)
Dengan :
F = bilangan Froude
g = percepatan gravitasi (ft/sec2)
Se = Sudut dari perbedaan ketinggian
n = koefisien untuk gesekan
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
II - 19
Langbien dan Durun (1967)
hubungan empiris antara kecepatan dan kedalaman lajur alir pada bagan
hidraulik akan dikorelasikan :
Dengan :
a : koefisien lajur alir untuk K2
Q : laju alir (ft3/detik)
b :eksponen untuk laju alir K2
Tsivoglou dan Wallace (1972) K2 dipengaruhi oleh perbedaaan ketinggian
sepanjang aliran dan waktu yang diperlukan sepanjang aliran tersebut.
Harga c (koefisien kehilangan DO tiap ft sungai) dibatasi le laju air
Untuk Laju Air 1 – 5 Ft3/Detik Harga C= 0,054 Ft-1 (20oc)
Untuk laju air 15 – 3000 ft3/detik harga c= 0,110 ft-1 (20oC)
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
BAB III GAMBARAN UMUM SUMBER DAYA AIR
DI PROVINSI DKI JAKARTA
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
IV - 1
BAB IV PENYUSUNAN PEDOMAN
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
4.1. UMUM
Sesuai dengan kajian literatur yang telah dibahas pada bab sebelumnya,
berikut ini Penyusunan Pedoman Penetapan Daya Tampung dan Daya
Dukung Sumber Daya Air.
4.2. PEDOMAN PENETAPAN DAYA TAMPUNG SUMBER DAYA AIR
4.2.1. Langkah-langkah Penetapan Daya Tampung Sumber Daya Air
Pedoman untuk Penetapan Daya Tampung Sumber Daya Air akan disusun
berdasarkan urutan, mulai dari data yang dibutuhkan sampai dengan
prosedur/tahapan untuk menggunakan pedoman tersebut dalam rangka
Penetapan Daya Dukung Sumber Daya Air.
Sebelum membahas pedoman untuk masing-masing metoda dalam
Penetapan Daya Tampung Sumber Daya Air, berikut ini uraian tentang
langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam rangka penetapan daya
tampung sumber daya air.
1. Pengumpulan Data
a. Data hidrologi debit harian rata-rata untuk semua lokasi
pemantauan kualitas air,
b. Data kualitas air yang meliputi data rutin pemantauan serta kasus
pencemaran,
c. Data hidraulik dan geometri sungai atau sumber airnya (khusus
untuk pemodelan kualitas air),
d. Data jumlah penduduk (data samijaga), beban pencemaran
industri, luas daerah pertanian (sawah, palawija dll) dan
peternakan
2. Analisa Data
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
IV - 2
Berdasarkan data yang didapat dilakukan analisis data sebagai
berikut :
a. Perhitungan daya tampung tahunan dan musiman berdasarkan
data debit rata-rata harian, prosedur perhitungan
b. Perhitungan beban pencemaran untuk masing-masing jenis
sumber pencemar yaitu untuk penduduk, industri dan juga
pertanian
3. Pengukuran Kualitas Air
a. Persentase probability kejadian pencemaran untuk berbagai
parameter kualitas air spesifik
b. Pengukuran kualitas air untuk parameter kualitas air terkait
terutama untuk pelaksanaan pemodelan kualitas air
Catatan :
- Pelaksanaan pengukuran kualitas air dilakukan secara tepat
waktu pada saat kondisi debit (0,8 – 1,1) x DRDDKA
- Parameter kualitas air berdasarkan % probability kejadian
pencemaran atau Pedoman Pemantauan Kualitas Air
- Lokasi berdasarkan Pedoman Pemantauan Kualitas Air
4. Analisa Kualitas Air
a. Berbasis Titik/Lokasi
Penentuan parameter kualitas air spesifik dan besaran kadarnya
berdasarkan % probability kejadian pencemaran. Hal lain dengan
menggunakan parameter kualitas air berdasarkan Pedoman
Pemantauan Kualitas Air : Parameter kualitas air.
b. Berbasis Ruas/Daerah
Penentuan parameter kualitas air spesifik berdasarkan %
probability kejadian pencemaran dan besaran kadarnya dihitung
melalui pemodelan kualitas air menggunakan beban
pencemaran sebagai hasil kali dari DRDDKA dengan kadar
kualitas air pada butir 3.a, sehingga dapat diketahui besaran
kadar tiap parameter kualitas air yang dimodel untuk setiap
sel/ruas sungai atau sumber air.
5. Perhitungan Daya Tampung Beban Pencemaran Air
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
IV - 3
Apabila ada data yang tidak tersedia, maka harus dilakukan upaya untuk
memperoleh data tersebut. Dalam lampiran 4 akan diuraikan prosedur
(SOP) untuk beberapa kegiatan diantaranya :
- Pengukuran debit sungai
- Pengambilan contoh uji kualitas air
- Pemeriksaan Oksigen terlarut (DO),
- Pemeriksaan BOD
4.2.2. Metoda Neraca Massa
4.2.2.1. Kebutuhan Data
Data yang dibutuhkan untuk Metoda Neraca Massa adalah :
1. Data Hidraulika
Data hidraulika yang diperlukan adalah :
a. Alur sungai beserta anak-anak sungainya (inlet)
b. Debit sungai beserta anak-anak sungainya
2. Data Kualitas Air
Data kualitas air yang diperlukan adalah :
a. Kualitas air (BOD) pada alur sungai utama
b. Kualitas air (BOD) pada anak-anak sungai (inlet)
4.2.2.2. Prosedur Penggunaan
Untuk menentukan beban daya tampung dengan menggunakan Metoda
Neraca Massa, langkah-langkah yang harus dilakukan adalah :
1. Buat skema profil aliran sungai beserta anak-anak sungainya
2. Plot data debit dan konsentrasi BOD pada skema profil aliran tersebut
3. Hitung konsentrasi BOD campuran untuk masing-masing aliran yang
telah bercampur.
Rumus yang digunakan untuk perhitungan konsentrasi BOD campuran
adalah :
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
IV - 4
Dimana :
CR : konsentrasi rata-rata konstituen untuk aliran gabungan
Ci : konsentrasi konstituen pada aliran ke-i
Qi : laju alir aliran ke-i
Mi : massa konstituen pada aliran ke-i
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
IV - 5
4.2.3. Metoda Streeter-Phelps
4.2.3.1. Kebutuhan Data
Data yang dibutuhkan untuk Metoda Neraca Massa adalah :
1. Data Hidraulika
Data hidraulik yang diperlukan adalah :
a. Data debit harian (Qrata-rata)
b. Data kecepatan rata-rata (vrata-rata)
2. Data Kualitas Air
Data kualitas air yang diperlukan adalah :
a. Data Temperatur, DO dan BOD
b. Nilai koefisien reaksi orde satu (k)
c. Nilai konstanta reaerasi (k2)
d. Nilai DO jenuh
3. Data Penunjang
a. Data jumlah penduduk di sepanjang aliran sungai
b. Data kegiatan non domestik (industri, peternakan, dll) di
sepanjang aliran sungai yang terdiri dari data : jenis kegiatan,
debit limbah cair yang dihasilkan, kualitas limbah cair
(temperatur, DO dan BOD)
4.2.3.2. Prosedur Penggunaan
Untuk menentukan beban daya tampung dengan menggunakan Metoda
Streeter-Phelps, langkah-langkah yang harus dilakukan adalah :
1. Perhitungan Data Awal
a. Tentukan besarnya debit harian rata-rata (Qrata-rata)
b. Tentukan besarnya nilai Parameter : Temperatur, DO dan BOD
dari sungai
c. Hitung debit limbah domestik berdasarkan jumlah penduduk dan
konsumsi air bersih (l/orang/hari) (Qdomestik)
d. Tentukan besarnya nilai Parameter : Temperatur, DO dan BOD
dari limbah domestik (bila tidak ada data, tentukan berdasarkan
standar)
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
IV - 6
e. Hitung debit limbah non domestik berdasarkan data kegiatan non
domestic (Qnon domestik)
f. Tentukan besarnya Parameter : Temperatur, DO dan BOD dari
limbah non domestik (bila tidak ada data, tentukan berdasarkan
standar baku mutu limbah cair)
g. Hitung debit dan konsentrasi (Temperatur, DO dan BOD)
campuran untuk limbah cair baik domestik maupun non
domestik.
2. Perhitungan Daya Tampung
a. Tentukan Temperatur, DO, BOD dan BOD Ultimate setelah
pencampuran antara sungai limbah cair (domestik dan non
domestik).
Rumus untuk menghitung Temperatur, DO dan BOD campuran
adalah :
Co = Konsentrasi konstituent awal pada titik buangan setelah
pencampuran (mg/L)
Qr = Laju alir sungai (m3/detik )
Cr = Konsentrasi konstituent dalam sungai sebelum
pencampuran (mg/L)
Cw = Konsentrasi konstituent dalam air limbah (mg/L)
Rumus untuk menghitung BOD Ultimate adalah :
Dimana :
BOD520 = BOD Campuran (dari hitungan sebelumnya)
k = koefisien reaksi orde-1
b. Tentukan Defisit DO setelah pencampuran
QwQr
CwQwCrQrC
..0
'5
20
5
1 ke
BODeBODultimat
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
IV - 7
Nilai Defisit DO setelah Pencampuran :
DO = DO jenuh – DO campuran
Korelasi nilai k dan k2 terhadap temperatur pencampuran.
Rumus yang digunakan :
k'T = k'20 (1,047)T-20
k2'T = k'2(20) (1,016)T-20
Tentukan tc (waktu yg dibutuhkan untuk mencapai titik kritis) dan
Xc (posisi kondisi kritis). Rumus yang digunakan adalah :
Dimana :
Do = defisit DO pada saat t = 0
Lo = BOD Ultimate pada saat t = 0
Xc = tc. vrata-rata
c. Tentukan Dc (Defisit DO kritis).
Rumus yang digunakan adalah :
d. Tentukan beban BOD Maksimum pada air limbah dibandingkan
terhadap Kelas Mutu Air yang berlaku.
Tahapannya berupa :
Menentukan nilai DO yang diijinkan (DOall).
Rumus yang digunakan :
D all = DO jenuh - DO BM
Dimana :
DO BM : DO sesuai dengan Baku Mutu/Kelas Mutu Air yang
berlaku
Menghitung BOD Ultimate Max.
Rumus yang digunakan :
Lok
kkDo
k
k
kktc
'
''1
'
'ln''
1 22
2
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
IV - 8
Dimana :
DO : DO defisit
Menghitung BOD max yang diijinkan di sungai (setelah
pencampuran)
Rumus yang digunakan adalah :
Menentukan Daya Tampung (maksimum) BOD di sungai.
Rumus yang digunakan adalah :
4.2.4. Metoda Qual2K
4.2.4.1. Kebutuhan Data
Data yang dibutuhkan untuk Metoda Qual2K adalah :
1. Data Hidraulik
Data hidraulik yang dibutuhkan adalah :
a. Data debit alur sungai dan anak-anak sungai (inlet/outlet)
b. Data penampang melintang (cross section) sungai dan anak-
anak sungai
c. Data kecepatan aliran
2. Data Kualitas Air
Data kuaiitas air yang dibutuhkan adalah :
a. Temperatur, BOD, DO, Algae, Fosfor, Nitrogen
b. Koefisien reaerasi
3. Data Penunjang
kmaks
e
BODLa
51
kmaks elaBOD 51
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
IV - 9
a. Data iklim dan geografi : temperatur bola basah dan kering (K),
tekanan (mbar), kecepatan angin, derajat sinar matahari
(Langley, hr) dan kecerahan sungai.
b. Koefisien Manning
4.2.4.2. Prosedur Penggunaan
Berikut ini prosedur penggunaan Metoda Qual2K.
Persiapan Qual2K
1. Memulai QUAL2K
a. Menulis judul dari simulasi yang akan dilakukan
b. Tipe simulasi yang diinginkan dengan 2 pilihan yaitu kondisi tunak dan
dinamik
c. Unit yang akan digunakan yaitu unit Inggris dan SI
d. Jumlah maksimum iterasi yang ingin dilakukan dengan batasan 30
iterasi
e. Jumlah aliran yang akan dibuat
2. Penjelasan tentang aliran yang akan dibuat dengan data yang diminta
a. Nama aliran
b. Titik awal sungai
c. Titik akhir sungai
d. Merupakan sumber sungai atau tidak ?
e. Selang sungai yang akan dimodelkan
3. Simulasi kualitas yang diinginkan
a. Terdapat pilihan temperature, BOD, Algae, Fosfor, Nitrogen, DO
b. BOD dengan data koefisien konversi BOD untuk konsentrasi BOD
4. Data iklim dan geografi yang akan dimasukkan
a. Letak sungai data bujur dan lintangnya
b. Sudut yang dibentuk sungai dari awal hingga titik akhir sungai
tersebut untuk menentukan bila menggunakan koefisiens reaerasi (K2)
pilihan 4 4.3 Ketinggian sungai yang terukur dari awal hingga akhir
untuk K2
5. Membuat beberapa titik untuk pembatasan dengan mengambil sample
harga DO baik min, average, dan max
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
IV - 10
6. Konversi temperature terhadap BOD untuk Decay dan Settling DO untuk
reaerasi dan SOD
7. Penentuan data hidraulik sungai dengan kebutuhan :
a. Persamaan untuk kecepatan u = a.Qb maka diperlukan data
kecepatan pada beberapa titik di sungai dengan laju air volumentrik
untuk mengetahui koefisien dan konstantanya. Data ini berpengaruh
terhadap koefisien reaerasi (K2) khususnya pilihan 2, 3 , 4, 5 , 6, 8
b. Persamaan untuk kedalaman d = c.Qd maka diperlukan data
kedalaman sungai pada beberpa titik dengan laju alir volumetrik
untuk mengetahui koefisien dan konstantanya. Data ini berpengaruh
terhadap pilihan K2 yang sebagian besar merupakan persamaan
empiris.
c. Manning Factor dengan data dapat dilihat pada manual.
8. Penentuan data konstanta reaerasi
a. BOD dengan data decay, settling time (1/hari)
b. SOD rate (g/m2-day)
c. Tipe persamaan reareasi dengan menggunakan persamaan yang
ada (lihat metoda penentuan laju konstanta reareasi K2)
d. Bila persamaan yang digunakan K2 pilihan 7 untuk persamaan K2 =
e.Qf disediakan data untuk data yang dimasukkan K2 dengan harga
e serta f
9. Kondisi awal dengan data yang dimasukkan temperatur, DO, BOD. 1°.
Kenaikan laju air sepanjang sungai dengan data yang dimasukkan laju
alir (m3/s), temperatur (°C), DO, BOD.
10. Data-data untuk aliran awal yang diperlukan laju alir (m3/s), temperatur
(°C), DO, BOD.
11. Harga-harga untuk kondisi iklim global sesuai letak bujur dan lintang
dengan data yang diperlukan
a. Waktu (jam, hari, bulan, tahun)
b. Temperatur bola basah dan kering (K)
c. Tekanan (mbar)
d. Kecepatan angin
e. Derajat sinar matahari (Langley, hr) dan kecerahan sungai.
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
IV - 11
Prosedur QUAL2K
1. Sub Menu : QUAL2K simulation (batasan model)
Sub menu ini berisi batasan model yang digunakan dalam simulasi. Sub
menu ini memerlukan data sebagai berikut :
Judul Simulasi : Daya Tampung Sumber Daya Air
Tipe Simulasi : Steady State
Unit Simulasi : Metric
Bentuk saluran : Trapezoid Channel
Maksimum Iterasi : 30
2. Sub Menu : Stream Reach System
Sub menu ini memerlukan input sebagai berikut :
Headwater yang terletak pada Ruas
Detail Ruas/Reach
Setiap ruas sungai akan dibagi menjadi elemen-elemen komputasi
dalam program QUAL2K. Jumlah elemen komputasi pada tiap ruas
diperoleh dari perhitungan panjang suatu ruas dibagi dengan beda
jarak perhitungan.
Contoh perhitungan penentuan elemen pada penelitian ini adalah
sebagai berikut :
3. Sub Menu : Computational Element
Sub menu ini berguna untuk melakukan modifikasi elemen perhitungan
dengan sifat elemen yang terdiri dari Dam, Point source, Standart,
Withdrawal, Junction, Upper Junction dan End. Namun dalam simulasi ini
hanya menggunakan Headwater, Standart dan End.
4. Sub Menu : Water Quality Simulation
Sub ini memerlukan input sebagai berikut :
Parameter kualitas air yang akan disimulasikan adalah BOD dan DO.
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
IV - 12
5. Sub Menu : Geographical dan Climatological Data
Sub ini memerlukan input sebagai berikut :
Latitude (deg) = 6o
Longitude (deg) = 106o
Standart meridian = 107o
Basis Elevation = 37 m
Dust attenuation coeff = 0.06 (nilai ini disesuaikan dengan nilai yang
distandarkan dalam model)
Koefisien evaporasi, terdiri dari AE dan BE dengan nilai standar yang
biasa dipakai pada model adalah 6.2 10-6 ft/hr-mbar dan 5.5 10-6
m/hr-mbar-m/dtk
6. Sub Menu : Temperatur Correction Factors
Sub ini memerlukan input, sebagai berikut :
A. Koreksi Koefisien BOD
BOD Decay = 1.047
BOD Setlling = 1.024
B. Koreksi Koefisien DO
DO Reaeration = 1.028
SOD Uptake = 1.08
7. Sub Menu : Hydraulic Data
Sub ini memerlukan input, sebagai berikut :
Konstanta Dispersi
Perhitungan konstanta disperse menggunakan persamaan (4.4) yaitu
:
Dimana :
H = ketinggian air (m)
U* = kecepatan rata-rata (m/dt), dihitung dengan menggunakan
persamaan (4.3) yaitu :
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
IV - 13
E = koefisien disperse longitudinal (m2/dtk), dihitung dengan
menggunakan persamaan (4.2) yaitu :
Manning
Angka manning adalah derajat kekasaran dasar sungai, semakin
kasar permukaan sungai semakin besar hambatan aliran. Angka
manning ditentukan juga oleh kelokan sungai dan debit.
Side slope 1 dan 2
Data yang harus diisi adalah kelerengan tanggul sungai pada sisi kiri
dan kanan sungai.
8. Sub Menu : BOD dan DO Rate Constant
Sub menu ini memerlukan input sebagai berikut :
BOD Decay (1/day) atau k1
BOD Settling (1/day) atau k3 yang diperoleh dari hasil perhitungan
dengan menggunakan persamaan (3.12) yaitu:
SOD rate (gr/m2-day) atau k4 yang didasarkan pada di bawah ini :
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
IV - 14
9. Sub Menu : Initial Condition of the Stream
Sub menu ini menunjukan kondisi awal perairan, yaitu pada saat
pengukuran di lapangan. Sub ini memerlukan input data Temperatur,
BOD dan DO.
10. Sub Menu : Incremental Inflow
Sub ini memerlukan data Debit Inflow, BOD dan DO. Debit input yang
diperlukan adalah data mengenai debit tambahan yang masuk ke ruas
sungai. Debit tambahan yang dimaksud adalah tambahan dari sumber-
sumber yang bersifat non-point source atau beban merata limbah. Debit
ini merupakan hasil pengukuran di lapangan. Sub menu ini mengandung
scenario yang akan digunakan dalam simulasi model.
11. Sub Menu : Head Water Source Data
Sub ini memerlukan dan menggambarkan debit sungai dan nilai awal
kualitas air, dan data yang perlu dimasukan adalah Debit Inflow,
Temperatur, BOD dan DO. Head Water merupakan titik awal atau titik
terhulu dari bagian yang akan disimulasikan dalam model. Head water
dalam simulasi ini adalah titik ruas.
12. Sub Menu : Global Values of Climatology Data
Sub ini memerlukan data sebagai berikut :
Radiasi matahari
Persamaan yang digunakan : Rs = (0.25 + 0.50 n/N) Ra
Dimana :
Ra : Extra Terestrial Matahari
Rs : Radiasi Matahari
Cloud
Rumus Cloudiness adalah sebagai berikut :
Cs = 1 – 0.65 Cl2
Dimana :
Cs = Cloudiness
Cl = Faktor Cloudiness
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
IV - 15
Tekanan udara dan Kecepatan angin
P = 1 – (0.089 * H/760)
Dimana :
P = Pressure dalam Atmosfir
H = Ketinggian Tempat (Elevasi dari muka air laut dalam m)
Sebagai misal bila ketinggian Ruas Sungai rata-rata adalah 24 m dpl
maka besarnya tekanan udara adalah :
P = 1 – (0.089 * 37/760)
= 0.996 atm
= 996 mbar
Program QUAL2K mensyaratkan data kecepatan angin pada
ketinggian 2 m dari muka air sungai. Apabila data kecepatan angin
tidak tersedia maka digunakan factor koreksi sebagai berikut :
Sebagai misal kecepatan angin adalah 4.5 m/detik dan ketinggian
pengukuran angin stasiun meteorology tersebut adalah 6 m,
sedangkan syarat program QUAL2K adalah memerlukan data
kecepatan angin pada 2 m di atas permukaan air. Dengan
menggunakan table tersebut di atas akhirnya didapat kecepatan
angin 2 m di atas muka air adalah 4.5 m/detik x 0.88 = 3.96 m/detik.
Setelah semua informasi atau data telah di input, Klik “OK” dan akan
diperoleh hasil penetapan daya tampung sumber daya air (sungai).
4.2.5. Evaluasi Metoda Penetapan Daya Tampung Sumber Daya Air
Dari ke-3 Metoda Penetapan Daya Tampung Sumber Daya Air, yaitu :
Metoda Neraca Massa, Metoda Streeter-Phelps dan Metoda Qual2K, berikut
ini perbandingan ke-3 metoda tersebut ditinjau dari beberapa aspek.
Tabel 4.1. Evaluasi Metoda Penetapan Daya Tampung SDA
Metoda Penetapan Daya Tampung SDA No Aspek
Neraca Masaa Streeter-Phleps Qual2K
1 Formulasi Mudah Rumit Rumit
2 Ketelitian Kurang Baik Baik
3 Biaya Murah Mahal Mahal
4 Waktu Penelitian Pendek Panjang Panjang
5 Tenaga Ahli Sedang Tinggi Tinggi
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
IV - 16
Sumber : Analisa, 2010
Berikut ini penjelasan tabel diatas :
1. Dari aspek formulasi (rumus-rumus) yang digunakan untuk pelaksanaan
penetapan daya tampung sumber daya air dalam ke-3 metoda
tersebut, Metoda Neraca Massa mempunyai formula/rumus yang
mudah dan Metoda Streeter-Phelps mempunyai rumus yang lebih
rumit. Sedangkan untuk Metoda Qual2K meskipun penetapannya
menggunakan peranti lunak/software tetapi dalam memasukkan
datanya termasuk rumit.
2. Dari aspek ketelitian (penetapan) berdasarkan formulasi yang
digunakan untuk pelaksanaan penetapan daya tampung sumber
daya air untuk dalam ke-3 metoda tersebut, Metoda Neraca Massa
mempunyai ketelitian yang kurang sedangkan Metoda Streeter-Phelps
dan Metoda Qual2K mempunyai ketelitian yang baik.
3. Dari aspek biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan penetapan
daya tampung sumber daya air untuk ke-3 metoda tersebut, Metoda
Neraca Massa mengeluarkan biaya yang lebih murah dibandingkan
dengan Metoda Streeter-Phelps dan Metoda Qual2K.
4. Dari aspek waktu penelitian yang dihabiskan untuk pelaksanaan
penetapan daya tampung sumber daya air untuk ke-3 metoda
tersebut, Metoda Neraca Massa menghabiskan waktu paling pendek
dibandingkan dengan Metoda Streeter-Phelps dan Metoda Qual2K.
5. Dari aspek tenaga ahli yang dikerahkan untuk penetapan daya
tampung sumber daya air dengan ke-3 metoda tersebut, Metoda
Neraca Massa cukup menggunakan tenaga ahli berkemampuan
sedang, sedangkan untuk Metoda Streeter-Phelps dan Metoda Qual2K
harus menggunakan tenaga ahli dengan kemampuan tinggi..
Hal lain yang dapat dijadikan catatan dalam penetapan daya tampung
sumber daya air adalah :
- Sungai utama sebaiknya dilakukan dengan pemodelan kualitas air
(Metoda Streeter-Phelps atau Metoda Qual2K)
- Sungai ordo-2 dst dapat menggunakan Metoda Neraca Massa
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
IV - 17
4.3. PEDOMAN PENETAPAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
4.3.2. Umum
Pedoman untuk Penetapan Daya Dukung Sumber Daya Air adalah suatu
pedoman yang disusun berdasarkan urutan untuk menetapkan daya
dukung sumber daya air yang merupakan kelanjutan dari Penetapan Daya
Tampung Sumber Daya Air yang telah disusun terlebih dahulu.
Pedoman penetapan daya dukung sumber daya air lebih bersifat umum,
tidak spesifik untuk masing-masing metoda seperti dalam pedoman
penetapan daya tampung sumber daya air. Dimana tahapan dalam
penentuan daya dukung sumber daya air tersebut dapat diaplikasikan
untuk metoda yang mana saja sesuai dengan penetapan daya tampung
yang telah disusun terlebih dahulu.
4.3.3. Kebutuhan Data
Data yang dibutuhkan untuk penetapan daya dukung sumber daya air
adalah :
1. Data hidraulik, kualitas air dan data penunjang sesuai dengan metoda
yang akan digunakan.
2. Data eksisting sarana dan prasarana sanitasi yang ada di sepanjang
aliran sungai
4.3.4. Prosedur
Berikut ini tahapan untuk pedoman penetapan daya dukung sumber daya
air.
1. Tampilkan kondisi eksisting daya dukung sumber daya air, yang
meliputi :
a. Data Hidraulik (debit)
b. Data Kualitas Air
c. Data Penunjang : kegiatan domestik, non domestik, sarana
prasarana sanitasi (tangki septik, MCK, jamban, dll)
2. Lakukan analisa terhadap kondisi eksisting tersebut yang meliputi :
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
IV - 18
Analisa kualitas air (terhadap baku mutu yang berlaku)
Analisa keberadaan sarana prasarana sanitasi
3. Hitung daya tampung sumber daya air sesuai dengan metoda yang
dipilih (beban BOD maksimum yang diperbolehkan masuk ke badan
air/sungai)
4. Buat program untuk mengurangi beban BOD yang masuk ke badan
air/sungai
5. Hitung kembali daya tampung sumber daya air (beban BOD) sesuai
dengan program yang telah dibuat untuk mengetahui penurunan
beban BOD yang terjadi sesuai dengan program yang telah dibuat.
Program yang dapat dilaksanakan untuk Penetapan Daya Dukung Sumber
Daya Air adalah sebagai berikut :
1. Program Pengendalian Pencemaran Air
Adalah program yang dilaksanakan dalam upaya mengendalikan
pencemaran air, dilakukan pada sumber pencemar baik domestik
maupun non domestik.
2. Program Pengendalian Kerusakan Lingkungan
Adalah program yang dilaksanakan dalam upaya untuk
mengendalikan kerusakan lingkungan, khususnya di daerah bantaran
sungai baik pada lahan yang masih terbuka maupun pada lahan yang
telah terbangun (permukiman).
3. Program Penataan Ruang
Adalah program yang dilaksanakan dalam upaya menata kembali
tata ruang khususnya di daerah bantaran sungai.
4. Program Penegakan Hukum
Adalah program yang dilaksanakan dalam upaya menegakkan
hukum khususnya terhadap pelanggaran yang ada hubungannya
dengan program daya dukung.
5. Program Peningkatan Peran Masyarakat
Adalah program yang dilaksanakan dalam upaya meningkatkan
peran serta masyarakat, khususnya yang ada di kawasan bantaran
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
IV - 19
sungai dalam rangka menunjang program lain dalam kegiatan daya
dukung ini.
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
BAB IV PENYUSUNAN PEDOMAN
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
IV - 1
BAB IV PENYUSUNAN PEDOMAN
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
4.1. UMUM
Sesuai dengan kajian literatur yang telah dibahas pada bab sebelumnya,
berikut ini Penyusunan Pedoman Penetapan Daya Tampung dan Daya
Dukung Sumber Daya Air.
4.2. PEDOMAN PENETAPAN DAYA TAMPUNG SUMBER DAYA AIR
4.2.1. Langkah-langkah Penetapan Daya Tampung Sumber Daya Air
Pedoman untuk Penetapan Daya Tampung Sumber Daya Air akan disusun
berdasarkan urutan, mulai dari data yang dibutuhkan sampai dengan
prosedur/tahapan untuk menggunakan pedoman tersebut dalam rangka
Penetapan Daya Dukung Sumber Daya Air.
Sebelum membahas pedoman untuk masing-masing metoda dalam
Penetapan Daya Tampung Sumber Daya Air, berikut ini uraian tentang
langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam rangka penetapan daya
tampung sumber daya air.
1. Pengumpulan Data
a. Data hidrologi debit harian rata-rata untuk semua lokasi
pemantauan kualitas air,
b. Data kualitas air yang meliputi data rutin pemantauan serta kasus
pencemaran,
c. Data hidraulik dan geometri sungai atau sumber airnya (khusus
untuk pemodelan kualitas air),
d. Data jumlah penduduk (data samijaga), beban pencemaran
industri, luas daerah pertanian (sawah, palawija dll) dan
peternakan
2. Analisa Data
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
IV - 2
Berdasarkan data yang didapat dilakukan analisis data sebagai
berikut :
a. Perhitungan daya tampung tahunan dan musiman berdasarkan
data debit rata-rata harian, prosedur perhitungan
b. Perhitungan beban pencemaran untuk masing-masing jenis
sumber pencemar yaitu untuk penduduk, industri dan juga
pertanian
3. Pengukuran Kualitas Air
a. Persentase probability kejadian pencemaran untuk berbagai
parameter kualitas air spesifik
b. Pengukuran kualitas air untuk parameter kualitas air terkait
terutama untuk pelaksanaan pemodelan kualitas air
Catatan :
- Pelaksanaan pengukuran kualitas air dilakukan secara tepat
waktu pada saat kondisi debit (0,8 – 1,1) x DRDDKA
- Parameter kualitas air berdasarkan % probability kejadian
pencemaran atau Pedoman Pemantauan Kualitas Air
- Lokasi berdasarkan Pedoman Pemantauan Kualitas Air
4. Analisa Kualitas Air
a. Berbasis Titik/Lokasi
Penentuan parameter kualitas air spesifik dan besaran kadarnya
berdasarkan % probability kejadian pencemaran. Hal lain dengan
menggunakan parameter kualitas air berdasarkan Pedoman
Pemantauan Kualitas Air : Parameter kualitas air.
b. Berbasis Ruas/Daerah
Penentuan parameter kualitas air spesifik berdasarkan %
probability kejadian pencemaran dan besaran kadarnya dihitung
melalui pemodelan kualitas air menggunakan beban
pencemaran sebagai hasil kali dari DRDDKA dengan kadar
kualitas air pada butir 3.a, sehingga dapat diketahui besaran
kadar tiap parameter kualitas air yang dimodel untuk setiap
sel/ruas sungai atau sumber air.
5. Perhitungan Daya Tampung Beban Pencemaran Air
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
IV - 3
Apabila ada data yang tidak tersedia, maka harus dilakukan upaya untuk
memperoleh data tersebut. Dalam lampiran 4 akan diuraikan prosedur
(SOP) untuk beberapa kegiatan diantaranya :
- Pengukuran debit sungai
- Pengambilan contoh uji kualitas air
- Pemeriksaan Oksigen terlarut (DO),
- Pemeriksaan BOD
4.2.2. Metoda Neraca Massa
4.2.2.1. Kebutuhan Data
Data yang dibutuhkan untuk Metoda Neraca Massa adalah :
1. Data Hidraulika
Data hidraulika yang diperlukan adalah :
a. Alur sungai beserta anak-anak sungainya (inlet)
b. Debit sungai beserta anak-anak sungainya
2. Data Kualitas Air
Data kualitas air yang diperlukan adalah :
a. Kualitas air (BOD) pada alur sungai utama
b. Kualitas air (BOD) pada anak-anak sungai (inlet)
4.2.2.2. Prosedur Penggunaan
Untuk menentukan beban daya tampung dengan menggunakan Metoda
Neraca Massa, langkah-langkah yang harus dilakukan adalah :
1. Buat skema profil aliran sungai beserta anak-anak sungainya
2. Plot data debit dan konsentrasi BOD pada skema profil aliran tersebut
3. Hitung konsentrasi BOD campuran untuk masing-masing aliran yang
telah bercampur.
Rumus yang digunakan untuk perhitungan konsentrasi BOD campuran
adalah :
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
IV - 4
Dimana :
CR : konsentrasi rata-rata konstituen untuk aliran gabungan
Ci : konsentrasi konstituen pada aliran ke-i
Qi : laju alir aliran ke-i
Mi : massa konstituen pada aliran ke-i
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
IV - 5
4.2.3. Metoda Streeter-Phelps
4.2.3.1. Kebutuhan Data
Data yang dibutuhkan untuk Metoda Neraca Massa adalah :
1. Data Hidraulika
Data hidraulik yang diperlukan adalah :
a. Data debit harian (Qrata-rata)
b. Data kecepatan rata-rata (vrata-rata)
2. Data Kualitas Air
Data kualitas air yang diperlukan adalah :
a. Data Temperatur, DO dan BOD
b. Nilai koefisien reaksi orde satu (k)
c. Nilai konstanta reaerasi (k2)
d. Nilai DO jenuh
3. Data Penunjang
a. Data jumlah penduduk di sepanjang aliran sungai
b. Data kegiatan non domestik (industri, peternakan, dll) di
sepanjang aliran sungai yang terdiri dari data : jenis kegiatan,
debit limbah cair yang dihasilkan, kualitas limbah cair
(temperatur, DO dan BOD)
4.2.3.2. Prosedur Penggunaan
Untuk menentukan beban daya tampung dengan menggunakan Metoda
Streeter-Phelps, langkah-langkah yang harus dilakukan adalah :
1. Perhitungan Data Awal
a. Tentukan besarnya debit harian rata-rata (Qrata-rata)
b. Tentukan besarnya nilai Parameter : Temperatur, DO dan BOD
dari sungai
c. Hitung debit limbah domestik berdasarkan jumlah penduduk dan
konsumsi air bersih (l/orang/hari) (Qdomestik)
d. Tentukan besarnya nilai Parameter : Temperatur, DO dan BOD
dari limbah domestik (bila tidak ada data, tentukan berdasarkan
standar)
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
IV - 6
e. Hitung debit limbah non domestik berdasarkan data kegiatan non
domestic (Qnon domestik)
f. Tentukan besarnya Parameter : Temperatur, DO dan BOD dari
limbah non domestik (bila tidak ada data, tentukan berdasarkan
standar baku mutu limbah cair)
g. Hitung debit dan konsentrasi (Temperatur, DO dan BOD)
campuran untuk limbah cair baik domestik maupun non
domestik.
2. Perhitungan Daya Tampung
a. Tentukan Temperatur, DO, BOD dan BOD Ultimate setelah
pencampuran antara sungai limbah cair (domestik dan non
domestik).
Rumus untuk menghitung Temperatur, DO dan BOD campuran
adalah :
Co = Konsentrasi konstituent awal pada titik buangan setelah
pencampuran (mg/L)
Qr = Laju alir sungai (m3/detik )
Cr = Konsentrasi konstituent dalam sungai sebelum
pencampuran (mg/L)
Cw = Konsentrasi konstituent dalam air limbah (mg/L)
Rumus untuk menghitung BOD Ultimate adalah :
Dimana :
BOD520 = BOD Campuran (dari hitungan sebelumnya)
k = koefisien reaksi orde-1
b. Tentukan Defisit DO setelah pencampuran
QwQr
CwQwCrQrC
..0
'5
20
5
1 ke
BODeBODultimat
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
IV - 7
Nilai Defisit DO setelah Pencampuran :
DO = DO jenuh – DO campuran
Korelasi nilai k dan k2 terhadap temperatur pencampuran.
Rumus yang digunakan :
k'T = k'20 (1,047)T-20
k2'T = k'2(20) (1,016)T-20
Tentukan tc (waktu yg dibutuhkan untuk mencapai titik kritis) dan
Xc (posisi kondisi kritis). Rumus yang digunakan adalah :
Dimana :
Do = defisit DO pada saat t = 0
Lo = BOD Ultimate pada saat t = 0
Xc = tc. vrata-rata
c. Tentukan Dc (Defisit DO kritis).
Rumus yang digunakan adalah :
d. Tentukan beban BOD Maksimum pada air limbah dibandingkan
terhadap Kelas Mutu Air yang berlaku.
Tahapannya berupa :
Menentukan nilai DO yang diijinkan (DOall).
Rumus yang digunakan :
D all = DO jenuh - DO BM
Dimana :
DO BM : DO sesuai dengan Baku Mutu/Kelas Mutu Air yang
berlaku
Menghitung BOD Ultimate Max.
Rumus yang digunakan :
Lok
kkDo
k
k
kktc
'
''1
'
'ln''
1 22
2
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
IV - 8
Dimana :
DO : DO defisit
Menghitung BOD max yang diijinkan di sungai (setelah
pencampuran)
Rumus yang digunakan adalah :
Menentukan Daya Tampung (maksimum) BOD di sungai.
Rumus yang digunakan adalah :
4.2.4. Metoda Qual2K
4.2.4.1. Kebutuhan Data
Data yang dibutuhkan untuk Metoda Qual2K adalah :
1. Data Hidraulik
Data hidraulik yang dibutuhkan adalah :
a. Data debit alur sungai dan anak-anak sungai (inlet/outlet)
b. Data penampang melintang (cross section) sungai dan anak-
anak sungai
c. Data kecepatan aliran
2. Data Kualitas Air
Data kuaiitas air yang dibutuhkan adalah :
a. Temperatur, BOD, DO, Algae, Fosfor, Nitrogen
b. Koefisien reaerasi
3. Data Penunjang
kmaks
e
BODLa
51
kmaks elaBOD 51
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
IV - 9
a. Data iklim dan geografi : temperatur bola basah dan kering (K),
tekanan (mbar), kecepatan angin, derajat sinar matahari
(Langley, hr) dan kecerahan sungai.
b. Koefisien Manning
4.2.4.2. Prosedur Penggunaan
Berikut ini prosedur penggunaan Metoda Qual2K.
Persiapan Qual2K
1. Memulai QUAL2K
a. Menulis judul dari simulasi yang akan dilakukan
b. Tipe simulasi yang diinginkan dengan 2 pilihan yaitu kondisi tunak dan
dinamik
c. Unit yang akan digunakan yaitu unit Inggris dan SI
d. Jumlah maksimum iterasi yang ingin dilakukan dengan batasan 30
iterasi
e. Jumlah aliran yang akan dibuat
2. Penjelasan tentang aliran yang akan dibuat dengan data yang diminta
a. Nama aliran
b. Titik awal sungai
c. Titik akhir sungai
d. Merupakan sumber sungai atau tidak ?
e. Selang sungai yang akan dimodelkan
3. Simulasi kualitas yang diinginkan
a. Terdapat pilihan temperature, BOD, Algae, Fosfor, Nitrogen, DO
b. BOD dengan data koefisien konversi BOD untuk konsentrasi BOD
4. Data iklim dan geografi yang akan dimasukkan
a. Letak sungai data bujur dan lintangnya
b. Sudut yang dibentuk sungai dari awal hingga titik akhir sungai
tersebut untuk menentukan bila menggunakan koefisiens reaerasi (K2)
pilihan 4 4.3 Ketinggian sungai yang terukur dari awal hingga akhir
untuk K2
5. Membuat beberapa titik untuk pembatasan dengan mengambil sample
harga DO baik min, average, dan max
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
IV - 10
6. Konversi temperature terhadap BOD untuk Decay dan Settling DO untuk
reaerasi dan SOD
7. Penentuan data hidraulik sungai dengan kebutuhan :
a. Persamaan untuk kecepatan u = a.Qb maka diperlukan data
kecepatan pada beberapa titik di sungai dengan laju air volumentrik
untuk mengetahui koefisien dan konstantanya. Data ini berpengaruh
terhadap koefisien reaerasi (K2) khususnya pilihan 2, 3 , 4, 5 , 6, 8
b. Persamaan untuk kedalaman d = c.Qd maka diperlukan data
kedalaman sungai pada beberpa titik dengan laju alir volumetrik
untuk mengetahui koefisien dan konstantanya. Data ini berpengaruh
terhadap pilihan K2 yang sebagian besar merupakan persamaan
empiris.
c. Manning Factor dengan data dapat dilihat pada manual.
8. Penentuan data konstanta reaerasi
a. BOD dengan data decay, settling time (1/hari)
b. SOD rate (g/m2-day)
c. Tipe persamaan reareasi dengan menggunakan persamaan yang
ada (lihat metoda penentuan laju konstanta reareasi K2)
d. Bila persamaan yang digunakan K2 pilihan 7 untuk persamaan K2 =
e.Qf disediakan data untuk data yang dimasukkan K2 dengan harga
e serta f
9. Kondisi awal dengan data yang dimasukkan temperatur, DO, BOD. 1°.
Kenaikan laju air sepanjang sungai dengan data yang dimasukkan laju
alir (m3/s), temperatur (°C), DO, BOD.
10. Data-data untuk aliran awal yang diperlukan laju alir (m3/s), temperatur
(°C), DO, BOD.
11. Harga-harga untuk kondisi iklim global sesuai letak bujur dan lintang
dengan data yang diperlukan
a. Waktu (jam, hari, bulan, tahun)
b. Temperatur bola basah dan kering (K)
c. Tekanan (mbar)
d. Kecepatan angin
e. Derajat sinar matahari (Langley, hr) dan kecerahan sungai.
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
IV - 11
Prosedur QUAL2K
1. Sub Menu : QUAL2K simulation (batasan model)
Sub menu ini berisi batasan model yang digunakan dalam simulasi. Sub
menu ini memerlukan data sebagai berikut :
Judul Simulasi : Daya Tampung Sumber Daya Air
Tipe Simulasi : Steady State
Unit Simulasi : Metric
Bentuk saluran : Trapezoid Channel
Maksimum Iterasi : 30
2. Sub Menu : Stream Reach System
Sub menu ini memerlukan input sebagai berikut :
Headwater yang terletak pada Ruas
Detail Ruas/Reach
Setiap ruas sungai akan dibagi menjadi elemen-elemen komputasi
dalam program QUAL2K. Jumlah elemen komputasi pada tiap ruas
diperoleh dari perhitungan panjang suatu ruas dibagi dengan beda
jarak perhitungan.
Contoh perhitungan penentuan elemen pada penelitian ini adalah
sebagai berikut :
3. Sub Menu : Computational Element
Sub menu ini berguna untuk melakukan modifikasi elemen perhitungan
dengan sifat elemen yang terdiri dari Dam, Point source, Standart,
Withdrawal, Junction, Upper Junction dan End. Namun dalam simulasi ini
hanya menggunakan Headwater, Standart dan End.
4. Sub Menu : Water Quality Simulation
Sub ini memerlukan input sebagai berikut :
Parameter kualitas air yang akan disimulasikan adalah BOD dan DO.
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
IV - 12
5. Sub Menu : Geographical dan Climatological Data
Sub ini memerlukan input sebagai berikut :
Latitude (deg) = 6o
Longitude (deg) = 106o
Standart meridian = 107o
Basis Elevation = 37 m
Dust attenuation coeff = 0.06 (nilai ini disesuaikan dengan nilai yang
distandarkan dalam model)
Koefisien evaporasi, terdiri dari AE dan BE dengan nilai standar yang
biasa dipakai pada model adalah 6.2 10-6 ft/hr-mbar dan 5.5 10-6
m/hr-mbar-m/dtk
6. Sub Menu : Temperatur Correction Factors
Sub ini memerlukan input, sebagai berikut :
A. Koreksi Koefisien BOD
BOD Decay = 1.047
BOD Setlling = 1.024
B. Koreksi Koefisien DO
DO Reaeration = 1.028
SOD Uptake = 1.08
7. Sub Menu : Hydraulic Data
Sub ini memerlukan input, sebagai berikut :
Konstanta Dispersi
Perhitungan konstanta disperse menggunakan persamaan (4.4) yaitu
:
Dimana :
H = ketinggian air (m)
U* = kecepatan rata-rata (m/dt), dihitung dengan menggunakan
persamaan (4.3) yaitu :
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
IV - 13
E = koefisien disperse longitudinal (m2/dtk), dihitung dengan
menggunakan persamaan (4.2) yaitu :
Manning
Angka manning adalah derajat kekasaran dasar sungai, semakin
kasar permukaan sungai semakin besar hambatan aliran. Angka
manning ditentukan juga oleh kelokan sungai dan debit.
Side slope 1 dan 2
Data yang harus diisi adalah kelerengan tanggul sungai pada sisi kiri
dan kanan sungai.
8. Sub Menu : BOD dan DO Rate Constant
Sub menu ini memerlukan input sebagai berikut :
BOD Decay (1/day) atau k1
BOD Settling (1/day) atau k3 yang diperoleh dari hasil perhitungan
dengan menggunakan persamaan (3.12) yaitu:
SOD rate (gr/m2-day) atau k4 yang didasarkan pada di bawah ini :
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
IV - 14
9. Sub Menu : Initial Condition of the Stream
Sub menu ini menunjukan kondisi awal perairan, yaitu pada saat
pengukuran di lapangan. Sub ini memerlukan input data Temperatur,
BOD dan DO.
10. Sub Menu : Incremental Inflow
Sub ini memerlukan data Debit Inflow, BOD dan DO. Debit input yang
diperlukan adalah data mengenai debit tambahan yang masuk ke ruas
sungai. Debit tambahan yang dimaksud adalah tambahan dari sumber-
sumber yang bersifat non-point source atau beban merata limbah. Debit
ini merupakan hasil pengukuran di lapangan. Sub menu ini mengandung
scenario yang akan digunakan dalam simulasi model.
11. Sub Menu : Head Water Source Data
Sub ini memerlukan dan menggambarkan debit sungai dan nilai awal
kualitas air, dan data yang perlu dimasukan adalah Debit Inflow,
Temperatur, BOD dan DO. Head Water merupakan titik awal atau titik
terhulu dari bagian yang akan disimulasikan dalam model. Head water
dalam simulasi ini adalah titik ruas.
12. Sub Menu : Global Values of Climatology Data
Sub ini memerlukan data sebagai berikut :
Radiasi matahari
Persamaan yang digunakan : Rs = (0.25 + 0.50 n/N) Ra
Dimana :
Ra : Extra Terestrial Matahari
Rs : Radiasi Matahari
Cloud
Rumus Cloudiness adalah sebagai berikut :
Cs = 1 – 0.65 Cl2
Dimana :
Cs = Cloudiness
Cl = Faktor Cloudiness
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
IV - 15
Tekanan udara dan Kecepatan angin
P = 1 – (0.089 * H/760)
Dimana :
P = Pressure dalam Atmosfir
H = Ketinggian Tempat (Elevasi dari muka air laut dalam m)
Sebagai misal bila ketinggian Ruas Sungai rata-rata adalah 24 m dpl
maka besarnya tekanan udara adalah :
P = 1 – (0.089 * 37/760)
= 0.996 atm
= 996 mbar
Program QUAL2K mensyaratkan data kecepatan angin pada
ketinggian 2 m dari muka air sungai. Apabila data kecepatan angin
tidak tersedia maka digunakan factor koreksi sebagai berikut :
Sebagai misal kecepatan angin adalah 4.5 m/detik dan ketinggian
pengukuran angin stasiun meteorology tersebut adalah 6 m,
sedangkan syarat program QUAL2K adalah memerlukan data
kecepatan angin pada 2 m di atas permukaan air. Dengan
menggunakan table tersebut di atas akhirnya didapat kecepatan
angin 2 m di atas muka air adalah 4.5 m/detik x 0.88 = 3.96 m/detik.
Setelah semua informasi atau data telah di input, Klik “OK” dan akan
diperoleh hasil penetapan daya tampung sumber daya air (sungai).
4.2.5. Evaluasi Metoda Penetapan Daya Tampung Sumber Daya Air
Dari ke-3 Metoda Penetapan Daya Tampung Sumber Daya Air, yaitu :
Metoda Neraca Massa, Metoda Streeter-Phelps dan Metoda Qual2K, berikut
ini perbandingan ke-3 metoda tersebut ditinjau dari beberapa aspek.
Tabel 4.1. Evaluasi Metoda Penetapan Daya Tampung SDA
Metoda Penetapan Daya Tampung SDA No Aspek
Neraca Masaa Streeter-Phleps Qual2K
1 Formulasi Mudah Rumit Rumit
2 Ketelitian Kurang Baik Baik
3 Biaya Murah Mahal Mahal
4 Waktu Penelitian Pendek Panjang Panjang
5 Tenaga Ahli Sedang Tinggi Tinggi
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
IV - 16
Sumber : Analisa, 2010
Berikut ini penjelasan tabel diatas :
1. Dari aspek formulasi (rumus-rumus) yang digunakan untuk pelaksanaan
penetapan daya tampung sumber daya air dalam ke-3 metoda
tersebut, Metoda Neraca Massa mempunyai formula/rumus yang
mudah dan Metoda Streeter-Phelps mempunyai rumus yang lebih
rumit. Sedangkan untuk Metoda Qual2K meskipun penetapannya
menggunakan peranti lunak/software tetapi dalam memasukkan
datanya termasuk rumit.
2. Dari aspek ketelitian (penetapan) berdasarkan formulasi yang
digunakan untuk pelaksanaan penetapan daya tampung sumber
daya air untuk dalam ke-3 metoda tersebut, Metoda Neraca Massa
mempunyai ketelitian yang kurang sedangkan Metoda Streeter-Phelps
dan Metoda Qual2K mempunyai ketelitian yang baik.
3. Dari aspek biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan penetapan
daya tampung sumber daya air untuk ke-3 metoda tersebut, Metoda
Neraca Massa mengeluarkan biaya yang lebih murah dibandingkan
dengan Metoda Streeter-Phelps dan Metoda Qual2K.
4. Dari aspek waktu penelitian yang dihabiskan untuk pelaksanaan
penetapan daya tampung sumber daya air untuk ke-3 metoda
tersebut, Metoda Neraca Massa menghabiskan waktu paling pendek
dibandingkan dengan Metoda Streeter-Phelps dan Metoda Qual2K.
5. Dari aspek tenaga ahli yang dikerahkan untuk penetapan daya
tampung sumber daya air dengan ke-3 metoda tersebut, Metoda
Neraca Massa cukup menggunakan tenaga ahli berkemampuan
sedang, sedangkan untuk Metoda Streeter-Phelps dan Metoda Qual2K
harus menggunakan tenaga ahli dengan kemampuan tinggi..
Hal lain yang dapat dijadikan catatan dalam penetapan daya tampung
sumber daya air adalah :
- Sungai utama sebaiknya dilakukan dengan pemodelan kualitas air
(Metoda Streeter-Phelps atau Metoda Qual2K)
- Sungai ordo-2 dst dapat menggunakan Metoda Neraca Massa
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
IV - 17
4.3. PEDOMAN PENETAPAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
4.3.2. Umum
Pedoman untuk Penetapan Daya Dukung Sumber Daya Air adalah suatu
pedoman yang disusun berdasarkan urutan untuk menetapkan daya
dukung sumber daya air yang merupakan kelanjutan dari Penetapan Daya
Tampung Sumber Daya Air yang telah disusun terlebih dahulu.
Pedoman penetapan daya dukung sumber daya air lebih bersifat umum,
tidak spesifik untuk masing-masing metoda seperti dalam pedoman
penetapan daya tampung sumber daya air. Dimana tahapan dalam
penentuan daya dukung sumber daya air tersebut dapat diaplikasikan
untuk metoda yang mana saja sesuai dengan penetapan daya tampung
yang telah disusun terlebih dahulu.
4.3.3. Kebutuhan Data
Data yang dibutuhkan untuk penetapan daya dukung sumber daya air
adalah :
1. Data hidraulik, kualitas air dan data penunjang sesuai dengan metoda
yang akan digunakan.
2. Data eksisting sarana dan prasarana sanitasi yang ada di sepanjang
aliran sungai
4.3.4. Prosedur
Berikut ini tahapan untuk pedoman penetapan daya dukung sumber daya
air.
1. Tampilkan kondisi eksisting daya dukung sumber daya air, yang
meliputi :
a. Data Hidraulik (debit)
b. Data Kualitas Air
c. Data Penunjang : kegiatan domestik, non domestik, sarana
prasarana sanitasi (tangki septik, MCK, jamban, dll)
2. Lakukan analisa terhadap kondisi eksisting tersebut yang meliputi :
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
IV - 18
Analisa kualitas air (terhadap baku mutu yang berlaku)
Analisa keberadaan sarana prasarana sanitasi
3. Hitung daya tampung sumber daya air sesuai dengan metoda yang
dipilih (beban BOD maksimum yang diperbolehkan masuk ke badan
air/sungai)
4. Buat program untuk mengurangi beban BOD yang masuk ke badan
air/sungai
5. Hitung kembali daya tampung sumber daya air (beban BOD) sesuai
dengan program yang telah dibuat untuk mengetahui penurunan
beban BOD yang terjadi sesuai dengan program yang telah dibuat.
Program yang dapat dilaksanakan untuk Penetapan Daya Dukung Sumber
Daya Air adalah sebagai berikut :
1. Program Pengendalian Pencemaran Air
Adalah program yang dilaksanakan dalam upaya mengendalikan
pencemaran air, dilakukan pada sumber pencemar baik domestik
maupun non domestik.
2. Program Pengendalian Kerusakan Lingkungan
Adalah program yang dilaksanakan dalam upaya untuk
mengendalikan kerusakan lingkungan, khususnya di daerah bantaran
sungai baik pada lahan yang masih terbuka maupun pada lahan yang
telah terbangun (permukiman).
3. Program Penataan Ruang
Adalah program yang dilaksanakan dalam upaya menata kembali
tata ruang khususnya di daerah bantaran sungai.
4. Program Penegakan Hukum
Adalah program yang dilaksanakan dalam upaya menegakkan
hukum khususnya terhadap pelanggaran yang ada hubungannya
dengan program daya dukung.
5. Program Peningkatan Peran Masyarakat
Adalah program yang dilaksanakan dalam upaya meningkatkan
peran serta masyarakat, khususnya yang ada di kawasan bantaran
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
IV - 19
sungai dalam rangka menunjang program lain dalam kegiatan daya
dukung ini.
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
BAB V APLIKASI PEDOMAN PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA
DUKUNG SUMBER DAYA AIR
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
V - 1
BAB V APLIKASI PEDOMAN PENETAPAN DAYA TAMPUNG
DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR 5.1. UMUM
Untuk mengaplikasikan pedoman penetapan daya tampung dan daya
dukung pada sumber daya air yang ada perlu dilengkapi data sesuai
dengan daftar data yang dibutuhkan yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya.
Berikut ini rekapitulasi ketersediaan data, untuk mengetahui metoda apa
yang bisa diterapkan dalam penentuan daya tampung sumber daya air.
5.2. KETERSEDIAAN DATA
5.2.1. Data Hidraulik
Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari berbagai studi dan Balai
Hidrologi - Puslitbang Sumber Daya Air, berikut ini daftar sungai beserta
ketersediaan data hidraulik.
Tabel 5.1. Rekapitulasi Ketersediaan Data Hidraulik
No Nama Sungai Data Debit Keterangan
1 K.Mookervart Ada -
2 K.Angke Ada Tahun 2006 - 2007
3 K.Pesanggrahan Ada Tahun 2006 - 2008
4 K.Grogol Ada Tahun 2006 - 2007
5 K.Krukut Ada Tahun 2006 - 2008
6 K.Ciliwung Ada -
7 K.Baru Timur Tidak Ada -
8 K.Cipinang Ada Lengkap dengan anak-anak sungai
9 K.Sunter Ada Tahun 2006 - 2008
10 K.Buaran Tidak Ada -
11 K.Jati Kramat Tidak Ada -
12 K.Cakung Tidak Ada -
13 K.Baru Barat Tidak Ada -
Sumber : Analisa, 2010
5.2.2. Data Kualitas Air
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
V - 2
Berdasarkan sumber dari BPLHD DKI Jakarta, berikut ini daftar sungai beserta
ketersediaan data kualitas air.
Tabel 5.2. Rekapitulasi Ketersediaan Data Kualitas Air
No Nama Sungai Data Kualitas Air Keterangan
1 K.Mookervart Ada Tahun 2004 s/d 2008
2 K.Angke Ada Tahun 2004 s/d 2008
3 K.Pesanggrahan Ada Tahun 2004 s/d 2008
4 K.Grogol Ada Tahun 2004 s/d 2008
5 K.Krukut Ada Tahun 2004 s/d 2008
6 K.Ciliwung Ada Tahun 2004 s/d 2008
7 K.Baru Timur Ada Tahun 2004 s/d 2008
8 K.Cipinang Ada Tahun 2004 s/d 2008
9 K.Sunter Ada Tahun 2004 s/d 2008
10 K.Buaran Ada Tahun 2004 s/d 2008
11 K.Jati Kramat Ada Tahun 2004 s/d 2008
12 K.Cakung Ada Tahun 2004 s/d 2008
13 K.Baru Barat Tidak Ada -
Sumber : Analisa, 2010
5.2.3. Data Penunjang
Berdasarkan sumber dari BPLHD DKI Jakarta, BPS dan studi-studi terdahulu
berikut ini daftar sungai beserta ketersediaan data penunjang.
Tabel 5.3. Rekapitulasi Ketersediaan Data Penunjang
Data Penunjang No Nama Sungai
Domestik Non Domestik
1 K.Mookervart Ada Ada
2 K.Angke Ada Ada
3 K.Pesanggrahan Ada Ada
4 K.Grogol Ada Ada
5 K.Krukut Ada Ada
6 K.Ciliwung Ada Ada
7 K.Baru Timur Ada Tidak Ada
8 K.Cipinang Ada Ada
9 K.Sunter Ada Ada
10 K.Buaran Ada Ada
11 K.Jati Kramat Tidak Ada Tidak Ada
12 K.Cakung Ada Ada
13 K.Baru Barat Ada Ada
Sumber : Analisa, 2010
5.3. ANALISA KETERSEDIAAN DATA PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA
DUKUNG SUMBER DAYA AIR
5.3.1. Analisa Ketersediaan Data
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
V - 3
Berdasarkan ketersediaan data pada masing-masing sungai yang ada di
Propinsi DKI Jakarta, berikut ini rekapitulasi beserta penentuan metoda yang
dapat digunakan untuk penetapan daya tampung dan daya dukung
sumber daya air.
Tabel 5.4. Analisa dan Penentuan Metoda Penetapan Daya Tampung SDA
Ketersediaan Data
Penunjang No Nama Sungai Hidraulik Kualitas Air
Domestik Non Domestik
Metoda
1 K.Mookervart Ada Ada Ada Ada Metoda Streeter-Phelps
2 K.Angke Ada Ada Ada Ada Metoda Streeter-Phelps
3 K.Pesanggrahan Ada Ada Ada Ada Metoda Qual2K
4 K.Grogol Ada Ada Ada Ada Metoda Streeter-Phelps
5 K.Krukut Ada Ada Ada Ada Metoda Streeter-Phelps
6 K.Ciliwung Ada Ada Ada Ada Metoda Streeter-Phelps
7 K.Baru Timur Tidak Ada Ada Ada Tidak Ada *)
8 K.Cipinang Ada Ada Ada Ada Metoda Neraca Massa
9 K.Sunter Ada Ada Ada Ada Metoda Streeter-Phelps
10 K.Buaran Tidak Ada Ada Ada Ada *)
11 K.Jati Kramat Tidak Ada Ada Tidak Ada Tidak Ada *)
12 K.Cakung Tidak Ada Ada Ada Ada *)
13 K.Baru Barat Tidak Ada Tidak Ada Ada Ada *)
Sumber : Analisa, 2010 Keterngan : *) Tidak bisa dihitung (data tidak lengkap)
5.4. TINJAUAN KHUSUS APLIKASI PEDOMAN PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN
DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
5.4.1. Kali Cipinang
Berdasarkan analisa ketersediaan data yang telah dibahas sebelumnya,
maka untuk Penetapan Daya Tampung dan Daya Dukung di Kali Cipinang
dihitung dengan Metoda Neraca Massa.
Berikut ini hasil perhitungan Daya Tampung Kali Cipinang.
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
V - 4
Tabel 5.5. Perhitungan Daya Tampung Beban Pencemar Kali Cipinang dengan Metoda Neraca Massa
Awal Masukan Campuran
Q BOD Q BOD Q BOD Beban Lokasi
m3/dt mg/L m3/dt mg/L m3/dt mg/L Ton/Hari
Radar Auri 1,64 12,9 - - - - 1,83
Qd1 1,64 11,8 - - - - 1,67
Qd2 1,64 17,1 0,1 150 1,74 24,74 3,72
Lap.Tembak 1,81 - - - - - -
Qd3 1,81 - - - - - -
Qd4 1,81 37,7 0,37 150 2,18 56,76 10,69
Ciracas 2,31 - - - - - -
Qd5 2,31 58,2 0,26 150 2,57 67,49 14,99
Qd6 2,57 67,5 0,42 150 2,99 79,09 20,43
Jemb. K. Ramb 2,99 - - - - - -
Qd7 2,99 - - - - - -
Qd8 2,99 77,6 0,95 150 3,94 95,06 32,36
Pdk. Gede 3,95 - - - - - -
Qd9 3,95 - - - - - -
Qd10 3,95 95,1 0,35 150 4,3 99,57 36,99
Halim 5,61 - - - - - -
Qd11 5,61 - - - - - -
Qd12 5,61 102 0,76 150 6,37 107,73 59,29
Jl. Basuki Rahmat
6,56 - - - - - -
Qd13 6,56 - - 6,56 - -
Qd14 6,56 106 0,35 150 6,91 108,23 64,62
Sumber : Analisa 2010
Dari tabel diatas, maka berikut ini Profil Daya Dukung Kali Cipinang
yang diwakili oleh debit di Kali Cipinang dapat dilihat pada gambar
berikut :
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
V - 5
Gambar 5. 1. Profil Debit di Kali Cipinang
Berikut ini Profil Daya Tampung di Kali Cipinang hasil perhitungan
dengan menggunakan Metoda Neraca Massa yang diwakili oleh
Parameter BOD, dimana dengan metoda ini dapat dilihat perubahan
beban BOD di Kali Cipinang mulai dari hulu sampai dengan hilir.
Berikut ini Profil Beban BOD di Kali Cipinang dari hulu sampai dengan
hilir.
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
V - 6
Gambar 5. 2. Profil Beban BOD di Kali Cipinang
Dari gambar diatas terlihat jelas bahwa beban BOD dari hulu ke hilir
mengalami peningkatan seiring dengan masuknya limbah cair, khususnya
yang berasal dari kegiatan domestik. Selain itu, kondisi BOD di Kali Cipinang
sendiri memang sudah dalam kondisi tercemar berat.
Untuk mengurangi pencemaran Kali Cipinang adalah dengan upaya untuk
memperbaiki daya dukung lingkungan di sepanjang aliran sungai. Seperti
telah dibahas pada bab sebelumnya tentang pedoman penetapan daya
dukung, ada 5 (lima) program utama untuk penetapan daya dukung, yaitu :
1. Program Pengendalian Pencemaran Air
2. Program Pengendalian Kerusakan Lingkungan
3. Program Penataan Ruang
4. Program Penegakan Hukum
5. Program Peningkatan Peran Masyarakat
Dari ke-5 program tersebut, program pengendalian pencemaran air
merupakan program yang paling tepat untuk mengurangi beban BOD yang
masuk ke Kali Cipinang tersebut baik dari sumbernya maupun pada Kali
Cipinang itu sendiri. Hal tersebut dapat direalisasikan dalam bentuk :
1. Reduksi beban BOD pada sumbernya, yang dapat dilaksanakan
dalam bentuk :
- Pembuatan tangki septik komunal
- Pengolahan air buangan (khususnya black water) dengan alternatif
: pengolahan ke IPAL terpusat
2. Reduksi BOD pada sungai, yang dapat dilaksanakan dengan cara :
- Pembuatan unit bioremediasi, dimana beban BOD yang ada pada
sungai diuraikan oleh mikroorganisma
- Pembuatan unit aerasi, dimana ditambahkan oksigen kedalam air
sungai supaya membantu mikroorganisma dalam menguraikan
beban BOD.
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
V - 7
Bila hal itu dapat direalisasikan, maka berikut ini profil BOD dari hulu ke hilir
dengan 2 skenario.
Gambar 5.3. Simulasi Profil Beban BOD Kali Cipinang
Keterangan :
- Beban BOD-1
Adalah beban BOD awal sesuai dengan kondisi Kali Cipinang
- Beban BOD-2
Adalah beban BOD setelah ada tindakan berupa pengurangan
beban BOD pada sumbernya
- Beban BOD-3
Adalah beban BOD setelah ada tindakan berupa pengurangan
beban BOD pada sumbernya disertai pengurangan beban BOD pada
Kali Cipinang itu sendiri
Terlihat dengan jelas pengurangan beban BOD dengan kedua tindakan
tersebut.
5.4.2. Kali Krukut
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
V - 8
Berdasarkan analisa ketersediaan data yang telah dibahas
sebelumnya, maka untuk Penetapan Daya Tampung dan Daya
Dukung di Kali Krukut dihitung dengan Metoda Streeter-Phelps.
Berikut kondisi daya dukung di Kali Krukut :
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
V - 9
Tabel 5. 6. Daya Dukung Kali Krukut
No Perihal Q (m3/det)
1 Sungai 9,31
2 Domestik 0,080829167
3 Non Domestik 0,110151389
a Makanan 0,01712963
b Mall 0,015625
c Rumah Sakit 0,003246528
d Apartemen 0,029069097
e Lain-lain 0,045081134
Sumber : Analisa, 2010
Dengan kondisi tersebut diatas, disertai data-data penunjang lainnya berikut
ini perhitungan daya tampung Kali Krukut.
Tabel 5. 7. Data untuk Perhitungan Daya Tampung Kali Krukut
Sungai
Q 9,31 m3/det
BOD 6,82 mg/L
DO 1,17 mg/L
Air Limbah
Q Domestik 0,080829167 m3/det
Q Non Domestik 0,110151389 m3/det
k1 0,455
k2 0,35
DO (BM Kls III) 3 mg/L
Sumber : Analisa, 2010
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
V - 10
Tabel 5. 8. Hasil Perhitungan Daya Tampung Kali Krukut
Campuran
BOD 8,42 mg/L
DO 1,19 mg/L
Defisit DO Awal 6,85 mg/L
tc 1,79 hari
Xc 154,78 km
Dc 4,87 mg/L
Hasil Perhitungan
BOD max 6,80 mg/L
BOD ijin 4,74 mg/L
Daya Tampung 44.659,33 mg/dt
1408,38 Ton/Tahun
Sumber : Analisa, 2010
Dari hasil perhitungan daya tampung Kali Krukut seperti terlihat pada tabel
diatas, dapat disimpulkan bahwa kondisi daya dukung di sepanjang Kali
Krukut sudah tidak memadai lagi untuk ekosistem perairan (sungai). Bahkan
kondisi yang ada menyebabkan terjadinya penambahan beban pencemar
baik yang disebabkan oleh kegiatan domestik maupun non domestik. Untuk
mengatasi hal itu maka perlu upaya untuk perbaikan daya dukung
lingkungan di sepanjang Kali Krukut.
Upaya yang dapat dilakukan untuk perbaikan daya dukung khususnya di
Kali Krukut sesuai dengan pedoman yang telah dibahas pada bab
sebelumnya, ada 5 (lima) program utama untuk penetapan daya dukung,
yaitu :
1. Program Pengendalian Pencemaran Air
2. Program Pengendalian Kerusakan Lingkungan
3. Program Penataan Ruang
4. Program Penegakan Hukum
5. Program Peningkatan Peran Masyarakat
Sama halnya dengan perbaikan daya dukung Kali Cipinang, untuk Kali
Krukut juga upaya yang paling prioritas dalam rangka memperbaiki daya
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
V - 11
dukung lingkungan sepanjang aliran Kali Krukut adalah dengan program
pengendalian pencemaran air.
Program tersebut dapat direalisasikan dalam bentuk pengurangan beban
BOD yang masuk ke Kali Krukut. Kegiatan tersebut dapat berupa :
1. Pembuatan tangki septik komunal
2. Pembuatan MCK komunal
3. Penyaluran air limbah black water ke IPAL terpusat
Selain program pengurangan beban BOD pada sumber pencemar,
pengurangan BOD juga perlu dilakukan pada Kali Krukut itu sendiri, karena
kualitas air Kali Krukut yang sudah melewati baku mutu. Program
pengurangan beban BOD pada Kali Krukut dapat dilakukan dengan :
1. Pembuatan unit bioremediasi, dimana beban BOD yang ada pada
sungai diuraikan oleh mikroorganisma
2. Pembuatan unit aerasi, dimana ditambahkan oksigen kedalam air
sungai supaya membantu mikroorganisma dalam menguraikan beban
BOD.
Bila telah dilaksanakan kegiatan tersebut, maka daya dukung lingkungan
perairan diharapkan dapat meningkat sehingga beban BOD pada perairan
dapat turun dan memenuhi Baku Mutu Air yang berlaku.
Berikut hasil perhitungan daya tampung Kali Krukut dengan beberapa
alternatif.
Tabel 5. 9. Beban BOD dengan Beberapa Kondisi di Kali Krukut
Beban BOD No Kondisi
mg/L Ton/Hari Ton/Tahun
1 Kondisi -1 8,42 6,77 2472,20
2 Kondisi-2 6,88 5,54 2021,12
3 Kondisi-3 6,72 5,41 1973,91
4 Kondisi-4 4,45 3,58 1306,45 Sumber : Analisa, 2010
Keterangan :
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
V - 12
- Kondisi-1
Kondisi beban BOD pada saat ini
- Kondisi-2
Kondisi beban BOD setelah pengurangan kadar BOD di sumber
pencemar sebanyak 75%
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
V - 13
- Kondisi-3
Kondisi beban BOD setelah pengurangan kadar BOD di sumber
pencemar sebanyak 90%
- Kondisi-4
Kondisi beban BOD setelah pengurangan kadar BOD di sumber
pencemar sebanyak 90% disertai pengurangan kadar BOD pada badan
air
Berikut gambar profil BOD tersebut.
Gambar 5.4. Simulasi Profil Beban BOD Kali Krukut
Dari beberapa kondisi diatas dapat dilihat bahwa dengan pada Kondisi-4,
beban pencemar maksimum dapat terpenuhi.
Tinjauan Khusus Bioremediasi
Bioremediasi adalah upaya pemulihan kualitas air dengan menguraikan
senyawa organik, melalui cara-cara biologis (memanfaatkan tanaman,
mikroorganisme).
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
V - 14
Konsep Remediasi :
1. Reaerasi : menambahkan oksigen terlarut ke dalam air yang diolah.
Reaerasi secara alamiah terjadi dengan adanya kontak air limbah
dengan udara yang ada di atas air, dan adanya pergerakan air.
Kontak ini mengakibatkan transfer oksigen di dalam udara ke dalam
fasa cair (oksigen terlarut di dalam air).
2. Biofiltrasi : pengolahan air limbah menggunakan lapisan
mikroorganisme yang dibiakkan pada suatu media sehingga tumbuh
dan berkembang.
Film (lapisan) mikroorganisme ini akan menguraikan senyawa organic
di dalam air limbah yang diolah, secara aerob atau anaerob. Proses
anaerobic biasanya digunakan untuk menurunkan senyawa organik
limbah yang cukup tinggi, sedangkan proses aerob untuk air yang
tercemar sedang.
5.5. REKOMENDASI PROGRAM DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG SUMBER
DAYA AIR
5.5.1. Umum
Dari uraian diatas, upaya yang dapat dilakukan untuk perbaikan daya
dukung dan daya tampung sumber daya air khususnya di Kali Cipinang dan
Kali Krukut sesuai dengan pedoman yang telah dibahas pada bab
sebelumnya, ada 5 (lima) program utama untuk penetapan daya dukung,
yaitu :
1. Program Pengendalian Pencemaran Air
2. Program Pengendalian Kerusakan Lingkungan
3. Program Penataan Ruang
4. Program Penegakan Hukum
5. Program Peningkatan Peran Masyarakat
Berikut ini akan dibahas Indikasi Program Penetapan Daya Dukung dan
Daya Tampung untuk Kali Cipinang dan Kali Krukut meliputi : lokasi, kondisi
dan sasaran kualitas air, penyebab/sumber masalah, kegiatan serta
penanggung jawab (sektor utama, sektor terkait).
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
V - 15
5.5.2. Kali Cipinang
Berikut ini Indikasi Program Penetapan Daya Dukung dan Daya Tampung
untuk Kali Cipinang.
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
V - 16
Tabel 5. 10. Indikasi Program Penetapan Daya Dukung dan Daya Tampung Kali Cipinang
Penanggung Jawab Kegiatan Titik Pantau
Mutu Air Saat Ini
Mutu Air Sasaran
Sumber Masalah Kegiatan Sektor Utama Sektor Terkait
Jl. Auri (Taman Bunga Cibubur)
Tercemar Berat
Kelas III A. Program Pengendalian Pencemaran Air
Jl. Pondok Gede, Tol Taman mini (Kramat Jati)
Limbah Domestik 1. Pembuatan tangki septik komunal BPLHD (KLH Wilayah : Jakarta
Timur)
BPLHD DKI Jakarta
Jl. Raya Bogor (Komseko)
2. Pembuatan MCK komunal Dinas Kesehatan
Jl. Kampung Dukuh
3. Penyaluran air limbah black water ke IPAL terpusat
Dinas PU
Ciracas (Pemadam)
Limbah Non Domestik
1. Pembuatan IPAL Industri
Jl. Halim Perdana Kusumah
2. Pembuatan IPAL Restauran
Sampah 1. Program 3R BPLHD DKI Jakarta
2. Pembuatan Jaring Sampah (sungai) Dinas PU
3. Pembuatan TPSA
Dinas Kebersihan (Sudin
Kebersihan Jakarta Timur)
Kualitas Air (Sungai)
1. Bioremediasi Dinas PU Pengairan
BPLHD DKI Jakarta
2. Aerasi
B. Program Pengendalian Kerusakan Lingkungan
Lahan Terbuka 1. Pelestarian daerah tangkapan air Dinas Kehutanan BPLHD DKI Jakarta
2. Program penghijauan sempadan sungai Dinas PU Pengairan
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
V - 17
Penanggung Jawab Kegiatan Titik Pantau
Mutu Air Saat Ini
Mutu Air Sasaran
Sumber Masalah Kegiatan Sektor Utama Sektor Terkait
3. Pembuatan sumur resapan dan bio pori
C. Program Penataan Ruang
1. Monitoring dan pengawasan tata ruang BPLHD DKI Jakarta
2. Sosialisasi tata ruang
Pelanggaran Tata Ruang
3. Penerapan peraturan
Dinas Tata Ruang Jakarta
Timur
1. Penertiban bangunan liar
Bangunan Liar pada Sempadan Sungai
2. Penerapan peraturan dan sanksi
D. Program Penegakan Hukum
Pelanggaran Peraturan Pengelolaan Sungai
1. Sosialisasi peraturan pengendalian pencemaran air
Pemda Jakarta Timur
BPLHD DKI Jakarta
2. Sosialisasi program pelestarian sungai
E. Program Peran Serta Masyarakat
Kurangnya Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Sungai
1. Penyuluhan, pelatihan dan pendampingan
Pemda Jakarta Timur
BPLHD (KLH Wilayah :
Jakarta Timur)
2. Pembentukan Forum Masyarakat Peduli Kali Cipinang
3. Melibatkan lembaga yang sudah ada
Kurangnya Sarana dan Prasarana Pendukung
1. Penambahan dan peningkatan sarana dan prasarana untuk sosialisasi
BPLHD (KLH Wilayah : Jakarta Timur)
Dinas PU
Sumber : Analisa, 2010
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
V - 18
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
V - 19
5.5.3. Kali Krukut
Berikut ini Indikasi Program Penetapan Daya Dukung dan Daya Tampung untuk Kali Krukut .
Tabel 5.11.
Indikasi Program Penetapan Daya Dukung dan Daya Tampung Kali Krukut
Penanggung Jawab Kegiatan Titik Pantau
Mutu Air Saat Ini
Mutu Air Sasaran
Sumber Masalah Kegiatan Sektor Utama Sektor Terkait
Jl. Pondok Labu
Tercemar Berat
Kelas III A. Program Pengendalian Pencemaran Air
Jl. Pejompongan (Karet Tengsin)
Limbah Domestik
1. Pembuatan tangki septik komunal BPLHD (KLH Wilayah : Jakarta Selatan)
BPLHD DKI Jakarta
2. Pembuatan MCK komunal Dinas Kesehatan
3. Penyaluran air limbah black water ke IPAL terpusat
Dinas PU
Limbah Non Domestik
1. Pembuatan IPAL Industri
2. Pembuatan IPAL Restauran
Sampah 1. Program 3R BPLHD DKI Jakarta
2. Pembuatan Jaring Sampah (sungai) Dinas PU
3. Pembuatan TPSA
Dinas Kebersihan
(Sudin Kebersihan
Jakarta Selatan)
Kualitas Air (Sungai)
1. Bioremediasi Dinas PU Pengairan
2. Aerasi
BPLHD DKI Jakarta
B. Program Pengendalian Kerusakan Lingkungan
Lahan Terbuka 1. Pelestarian daerah tangkapan air Dinas Kehutanan
BPLHD DKI Jakarta
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
V - 20
Penanggung Jawab Kegiatan Titik Pantau
Mutu Air Saat Ini
Mutu Air Sasaran
Sumber Masalah Kegiatan Sektor Utama Sektor Terkait
2. Program penghijauan sempadan sungai Dinas PU Pengairan
3. Pembuatan sumur resapan dan bio pori
C. Program Penataan Ruang
1. Monitoring dan pengawasan tata ruang Dinas Tata Ruang Jakarta Selatan
BPLHD DKI Jakarta
2. Sosialisasi tata ruang
Pelanggaran Tata Ruang
3. Penerapan peraturan
1. Penertiban bangunan liar
Bangunan Liar pada Sempadan Sungai
2. Penerapan peraturan dan sanksi
D. Program Penegakan Hukum
Pelanggaran Peraturan Pengelolaan Sungai
1. Sosialisasi peraturan pengendalian pencemaran air
Pemda Jakarta Selatan
BPLHD DKI Jakarta
2. Sosialisasi program pelestarian sungai
E. Program Peran Serta Masyarakat
Kurangnya Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Sungai
1. Penyuluhan, pelatihan dan pendampingan
Pemda Jakarta Selatan
BPLHD (KLH Wilayah : Jakarta Selatan
2. Pembentukan Forum Masyarakat Peduli Kali Cipinang
3. Melibatkan lembaga yang sudah ada
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
V - 21
Penanggung Jawab Kegiatan Titik Pantau
Mutu Air Saat Ini
Mutu Air Sasaran
Sumber Masalah Kegiatan Sektor Utama Sektor Terkait
Kurangnya Sarana dan Prasarana Pendukung
1. Penambahan dan peningkatan sarana dan prasarana untuk sosialisasi
BPLHD (KLH Wilayah :
Jakarta Selatan)
Dinas PU
Sumber : Analisa, 2010
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
VI - 1
BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
6.1. KESIMPULAN
Kesimpulan untuk Kegiatan Penyusunan Pedoman Penetpan Daya
Tampung dan Daya Dukung Sumber Daya Air (sungai) adalah sebagai
berikut :
A. Pedoman Penetapan Daya Dukung dan Daya Tampung Sumber Daya
Air
1. Ada 3 (tiga) metoda dalam penetapan daya tampung sumber
daya air, yaitu : Metoda Neraca Massa, Metoda Streeter-Phelps
dan Metoda Qual2K.
2. Ke-3 metoda tersebut sudah diaplikasikan di beberapa sungai di
Popinsi DKI Jakarta, yaitu :
a. Metoda Neraca Massa di Kali Cipinang
b. Metoda Streeter-Phelps di K. Mookervart, K. Angke, K.
Grogol, K. Ciliwung dan K. Sunter.
c. Metoda Qual2K di Kali Pasanggarahan
3. Ada 5 (lima) sungai yang belum bisa dihitung daya tampungnya
karena kurang lengkapnya data, yaitu : K. Baru Timur, K. Buaran,
K. Jati Kramat, K. Cakung dan K. Baru Barat.
4. Kekurangan data yang paling banyak dan mempunyai peranan
penting yaitu data debit, yang mengakibatkan tidak bisa dihitung
daya tampung sungai
B. Tinjauan Khusus Kali Cipinang dan Kali Krukut
1. Besarnya Daya Tampung Kali Cipinang berdasarkan Metoda
Neraca Massa adalah : 64,62 Ton/Hari
2. Besarnya Daya Tampung Kali Krukut berdasarkan Metoda
Streeter-Phelps adalah : 1.408,38 Ton/Tahun
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
VI - 3
6.2. REKOMENDASI
Rekomendasi untuk Kegiatan Penyusunan Pedoman Penetpan Daya
Tampung dan Daya Dukung Sumber Daya Air (sungai) adalah sebagai
berikut :
A. Pedoman Penetapan Daya Dukung dan Daya Tampung Sumber Daya
Air
1. Untuk mengaplikasikan setiap metoda dalam perhitungan daya
tampung sumber daya air, diperlukan kelengkapan data.
2. Perlu koordinasi dengan pihak terkait (PU Pengairan, BBWS,
Puslitbang Air) dalam rangka melengkapi kekurangan data
khususnya data hidraulik.
B. Tinjauan Khusus Kali Cipinang dan Kali Krukut
1. Indikasi Program untuk Penetapan Daya Dukung dan Daya
Tampung Kali Cipinang dan Kali Krukut meliputi :
a. Program Pengendalian Pencemaran Air
b. Program Pengendalian Kerusakan Lingkungan
c. Program Penataan Ruang
d. Program Penegakan Hukum
e. Program Peningkatan Peran Masyarakat
(Detail ada dalam Bab. 5)
2. Program prioritas adalah : Program Pengendalian Pencemaran
Air berupa :
a. Pengurangan beban pencemar pada sumber pencemar
b. Pengurangan beban pencemar pada sungai
Laporan Akhir
PENETAPAN DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG SUMBER DAYA AIR
LAMPIRAN