BAB I KRISTALOGRAFI Kristalografi adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat- sifat geometri dari kristal terutama perkembangan, pertumbuhan, kenampakan bentuk luar, struktur dalam (internal) dan sifat- sifat fisis lainnya. a) Sifat Geometri, memberikan pengertian letak, panjang dan jumlah sumbu kristal yang menyusun suatu bentuk kristal tertentu dan jumlah serta bentuk luar yang membatasinya. b) Perkembangan dan pertumbuhan kenampakkan luar, bahwa disamping mempelajari bentuk-bentuk dasar yaitu suatu bidang pada situasi permukaan, juga mempelajari kombinasi antara satu bentuk kristal dengan bentuk kristal lainnya yang masih dalam satu sistem kristalografi, ataupun dalam arti kembaran dari kristal yang terbentuk kemudian. c) Struktur dalam, membicarakan susunan dan jumlah sumbu-sumbu kristal juga menghitung parameter dan parameter rasio. d) Sifat fisis kristal, sangat tergantung pada struktur (susunan atom-atomnya). Besar kecilnya kristal tidak mempengaruhi, yang penting bentuk dibatasi oleh bidang- bidang kristal: sehingga akan dikenal 2 zat yaitu kristalin dan non kristalin Suatu kristal dapat didefinisikan sebagai padatan yang secara esensial mempunyai pola difraksi tertentu (Senechal, 1995 dalam Hibbard,2002). Jadi, suatu kristal adalah suatu padatan dengan susunan atom yang berulang secara tiga dimensional yang dapat mendifraksi sinar X. Kristal secara
Laporan Akhir Kristalografi dan Mineralogi Teknik Pertambangan Universitas Palangkaraya
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
KRISTALOGRAFI
Kristalografi adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat geometri dari kristal terutama
perkembangan, pertumbuhan, kenampakan bentuk luar, struktur dalam (internal) dan sifat-sifat fisis
lainnya.
a) Sifat Geometri, memberikan pengertian letak, panjang dan jumlah sumbu kristal yang menyusun
suatu bentuk kristal tertentu dan jumlah serta bentuk luar yang membatasinya.
b) Perkembangan dan pertumbuhan kenampakkan luar, bahwa disamping mempelajari bentuk-bentuk
dasar yaitu suatu bidang pada situasi permukaan, juga mempelajari kombinasi antara satu bentuk
kristal dengan bentuk kristal lainnya yang masih dalam satu sistem kristalografi, ataupun dalam arti
kembaran dari kristal yang terbentuk kemudian.
c) Struktur dalam, membicarakan susunan dan jumlah sumbu-sumbu kristal juga menghitung
parameter dan parameter rasio.
d) Sifat fisis kristal, sangat tergantung pada struktur (susunan atom-atomnya). Besar kecilnya kristal
tidak mempengaruhi, yang penting bentuk dibatasi oleh bidang-bidang kristal: sehingga akan dikenal
2 zat yaitu kristalin dan non kristalin
Suatu kristal dapat didefinisikan sebagai padatan yang secara esensial mempunyai pola
difraksi tertentu (Senechal, 1995 dalam Hibbard,2002). Jadi, suatu kristal adalah suatu padatan
dengan susunan atom yang berulang secara tiga dimensional yang dapat mendifraksi sinar X. Kristal
secara sederhana dapat didefinisikan sebagai zat padat yang mempunyai susunan atom atau
molekul yang teratur. Keteraturannya tercermin dalam permukaan kristal yang berupa bidang-bidang
datar dan rata yang mengikuti pola-pola tertentu. Bidang-bidang datar ini disebut sebagai bidang
muka kristal. Sudut antara bidang-bidang muka kristal yang saling berpotongan besarnya selalu
tetap pada suatu kristal. Bidang muka kristal itu baik letak maupun arahnya ditentukan oleh
perpotongannya dengan sumbu-sumbu kristal. Dalam sebuah kristal, sumbu kristal berupa garis
bayangan yang lurus yang menembus kristal melalui pusat kristal. Sumbu kristal tersebut
mempunyai satuan panjang yang disebut sebagai parameter.
A. Kristal
Kristal merupakan susunan kimia antara dua atom akan terbentuk bilamana terjadi penurunan
suatu energi potensial dari sistem ion atau molekul yang akan dihasilkan dengan penyusunan ulang
elektron pada tingkat yang lebih rendah. Kristalografi dapat diartikan sebagai cabang dari ilmu geologi,
kimia, fisika yang mempelajari bentuk luar kristal serta cara penggambarannya.
Komposisi kimia suatu mineral merupakan hal yang sangat mendasar, beberapa sifat-sifat
mineral / kristal tergantung kepadanya. Sifat-sifat mineral/kristal tidak hanya tergantung kepada
komposisi tetapi juga kepada susunan meruang dari atom-atom penyusun dan ikatan antar atom-
atom penyusun kristal / mineral.
Komposisi kimia kerak bumi :
a. Kerak
b. Mantel, dan
c. Isi bumi
Ketebalan kerak bumi di bawah kerak benua sekitar 36 km dan di bawah kerak samudra
berkisar antara 10 sampai 13 km. Batas antara kerak dengan mantel dikenal dengan Mohorovicic
discontinuity. Kimia kristal Sejak penemuan sinar X, penyelidikan kristalografi sinar X telah
mengembangkan pengertian kita tentang hubungan antara kimia dan struktur. Tujuannya adalah:
1. Untuk mengetahui hubungan antara susunan atom dan komposisi kimia dari suatu jenis kristal.
2. Dalam bidang geokimia tujuan mempelajari kimia kristal adalah untuk memprediksi struktur
kristal dari komposisi kimia dengan diberikan temperatur dan tekanan.
Perubahan energi yang dihasilkan oleh ikatan kimia yang terbentuk oleh dua macam ikatan yaitu
ikatan elektrovalen dan ikatan kovalen.
a. Isomorfisme
Isomorfisme adalah suatu substansi yang mempunyai rumus analog serta keamanan dari pada
kristalografi dalam merefleksikan struktur dari dalamnya.
b. Polimorfisme
Polimorfisme adalah kemampuan unsur atom untuk membentuk lebih satu macam kristal.
perbedaan dari sifat fisik kristal akan membentuk substansi polimerfic sebagai morfic,
trimorficdan seharusnya. Polimorfisme menunjukan bahwa struktur kristal tidak hanya
ditentukan oleh unsur kimia saja akan tetapi dapat disebabkan juga oleh unsur dari susunan
atom yang dibangaun kristal.
1. Enantriotrop yaitu suatu proses timbal balik
2. Monotropisme yaitu merupakan suatu proses yang tidak timbal balik
Contoh : Markasit menjadi pyrite
c. Pseudomorfisme
Mineral dapat mengalami perubahan mineral lain tanpa merubah ikatan kimianya proses ini
dikenal sebagai proses pseudomorfisme.
Pseudomorfisme ini terbagi menjadi dua yaitu :
1. Tidak terjadi perubahan unsur kimianya, akan tetapi terjadi perubahan sistem dari pada
kristalografinya.
2. Unsur lama diganti unsur baru.
Pseudomorfisme disebabkan mineral lama tidak stabil dalam lingkungan yang baru.
B. Daya Ikat dalam Kristal
Daya yang mengikat atom (atau ion, atau grup ion) dari zat pada kristalin adalah bersifat
listrik di alam. Tipe dan intensitasnya sangat berkaitan dengansifat-sifat fisik dan kimia dari mineral.
Kekerasan, belahan, daya lebur, kelistrikan dan konduktivitas termal, dan koefisien ekspansi termal
berhubungan secara langsung terhadap daya ikat.
Secara umum, ikatan kuat memiliki kekerasan yang lebih tinggi, titik leleh yang lebih tinggi
dan koefisien ekspansi termal yang lebih rendah. Ikatan kimia dari suatu kristal dapat dibagi menjadi
4 macam, yaitu: ionik, kovalen, logam dan van der Waals.
Kristal adalah bahan padat homogen, biasanya anisotropy dan tembus air serta menuruti
hukum-hukum ilmu pasti, sehingga susunan bidang-bidangnya mengikuti hukum geometri, jumlah dan
kedudukan dan bidangnya tertentu dan teratur.
Bahan padat homogen, biasanya anisotropy dan tembus air, mengandung pengertian:
a) Tidak termasuk didalamnya cair dan gas
b) Tidak dapat diuraikan menjadi senyawa lain yang lebih sederhana oleh proses proses fisika.
Menuruti hukum-hukum ilmu pasti sehingga susunan bidangnya mengikuti - hukum geometri,
mengandung pengertian :
a. Jumlah bidang dari suatu bentuk kristal tetap
b. Macam bentuk dari bidang kristal tetap
c. Sifat keteraturannya tercermin pada bentuk luar dari kristal yang tetap.
C. Klasifikasi kristal
Dari tujuh sistem kristal dapat dikelompokan menjadi 32 klas kristal. Pengelompokan ini
berdasarkan pada jumlah unsur simetri yang dimiliki oleh kristal tersebut. Sistem isometrik terdiri dari
lima kelas, sistem tetragonal mempunyai tujuh kelas, rombis memiliki tiga kelas, heksagonal
mempunyai tujuh kelas dan trigonal lima kelas. Selanjutnya sistem monoklin mempunyai tiga kelas.
Tiap kelas kristal mempunyai singkatan yang disebut simbol. Ada dua macam cara simbolisasi yang
sering digunakan, yaitu simbolisasi Schoenfies dan Herman Mauguin (simbolisasi internasional).
D. Bentuk – bentuk kristl
Bentuk Tunggal
Kristal yang dibatasi oleh bidang-bidang datar. Bidang-bidang kristal dengan bentuk dan ukuran yang
soma. Sering disebut sebagai bentuk dasar.
Contoh:- 4 bidang kristal → Tetrahedron (111)
- 6 bidang kristal → Hexahedron (100)
- 8 bidang kristal → Oktahedron (111)
- 12 bidang kristal → Tetrahedron (110)
Bentuk Kombinasi
Bentuk-bentuk kristal yang terjadi dari penggabungan dua atau lebih bentuk tunggal yang tidak
sama, sehingga pada bentuk tersebut didapatkan dup atau lebih simbol bidang yang dipakai sebagai
simbol bentuk. Bentuk ini hanya terjadi pada sistem kristal yang sama.
Bentuk mineral dapat dikatakan kristalin, bila mineral tersebut mempunyai bidang kristal yang
jelas dan disebut amorf, bila tidak mempunyai batasbatas kristal yang jelas. Mineral-mineral di alam
jarang dijumpai dalam bentuk kristalin atau amorf yang ideal, karena kondisi pertumbuhannya yang
biasanya terganggu oleh proses-proses yang lain. Srtruktur mineral dapat dibagi menjadi beberapa,
yaitu:
(a) Granular atau butiran: terdiri atas butiran-butiran mineral yang mempunyai dimensi sama,
isometrik.
(b) Struktur kolom, biasanya terdiri dari prisma yang panjang dan bentuknya ramping. Bila prisma
tersebut memanjang dan halus, dikatakan mempunyai struktur brus atau berserat.
(c) Struktur lembaran atau lamelar, mempunyai kenampakan seperti lembaran. Struktur ini
dibedakan menjadi: tabular, konsentris, dan foliasi.
(d) Struktur imitasi, bila mineral menyerupai bentuk benda lain, seperti asikular,
liformis,membilah.
Sifat dalam merupakan reaksi mineral terhadap gaya yang mengenainya, seperti penekanan,
pemotongan, pembengkokan, pematahan, pemukulan atau penghancuran. Sifat dalam dapat dibagi
menjadi: rapuh (brittle), dapat diiris (sectile), dapat dipintal (ductile), dapat ditempa (malleable),
kenyal/lentur (elastic), dan eksibel (exible).
BAB III
PENUTUP
3 . 1. Kesimpulan
Berdasarkan dari apa yang telah penulis kemukakan dalam penulisan sebagai berikut :1. Kristalografi adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat geometri dari kristal terutama
perkembangan, pertumbuhan, kenampakan bentuk luar, struktur dalam (internal) dan sifat-
sifat fisis lainnya. Kristalografi adalah suatu cabang dari mineralogi yang mempelajari
tentang sifat-sifat geometri dari kristal terutama perkembangan, pertumbuhan,
kenampakan bentuk luar, struktur dalam (internal) dan sifat-sifat fisis lainnya. Suatu
kristal dapat didefinisikan sebagai padatan yang secara esensial mempunyai pola difraksi
tertentu (Senechal, 1995 dalam Hibbard, 2002).
Sistem kristalografi dibagi menjadi 4 sistem, ini didasarkan kepada :
- Perbandingan panjang sumbu-sumbu kristalografi
- Letak atau posisi sumbu kristalografi
- Jumlah sumbu kristalografi
- Nilai sumbu C atau vertikal
Sistem Sumbu Kristalografi :
1. Sistem Reguler
2. Sistem Tetragonal
3. Sistem Triklin
4. Sistem Monoklin
2. Mineralogi adalah salah satu cabang imu geologi yang mempelajari tentang mineral, baik
dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan antara lain mempelajari sifat-sifat
fisik, sifat-sifat kimia, cara terdapatnya, cara terjadinya dan kegunaannya. Mineralogi
terdiri dan kata mineral dan logos, dimana mengenai arti mineral mempunyai pengertian
berlainan dan bahkan di kacaukan di kalangan awam. Wing diartikan sebagai bahan bukan
ormanik (anorganik). Maka pengertian yang jelas dan batas mineral oleh beberapa ahli
geologi perlu diketahui walaupun dan kenyataannya tidak ada satupun persesuaian umum
untuk definisinya.
Didalam mineralogi sifat-sifat mineralogi terbagi menjadi 13 bagian yaitu :
1 Warna (Colour)
2 Perawakan kristal (Crystal habit)
3 Kilap (Luster)
4 Kekerasan (Hardness)
5 Gores (Streak)
6 Belahan (Cleavage)
7 Pecahan (Fracture)
8 Daya tahan terhadap pukulan (Tenacity)
9 Berat jenis (Specific gravity)
10 Rasa dan bau (Tasteand odour)
11 Kemagnetan
12 Derajat ketransparanan
13 Nama mineral dan rumus kimia
3. 2. Saran
Diharapkan para pengajar dalam penyampaian atau memberikan penjelasan dapat lebih
mudah lagi dalam praktikum, serta waktu dan tempat praktikum supaya lebih disesuaikan lagi,
sehingga dapat menjalani kegiatan praktikum dengan baik.