Kebahagiaan Dan Kepuasan Kerja Di China Perkotaan: Sebuah
Perbandingan Studi Dua Generasi Migran Dan Penduduk Setempat
Perkotaan
Oleh:
LIDIA HARNI PRATIWI (11.6758)MARTINI PRATIWI (11.6776)YUNITA
KRISTY (11.6971)
Kelas 4 SK 1Dosen: Sarni Maniar Berliana M.Si
Sekolah Tinggi Ilmu StatistikJakarta 2013/2014
Bab I Pendahuluan
1.1. Latar Belakang Baru-baru ini, para sarjana mulai membedakan
antara first-generation migran desa-kota, lahir sebelum 1980, dan
new-generation migran dari desa ke kota migran, yang lahir pada
tahun 1980 atau sesudahnya (Qin danHuang, 2011).Ada banyak
literatur yang mengkaji mengenaipenentu kebahagiaan dan kepuasan
kerja migran di berbagai negara, khususnya di Cina.Namun, literatur
yang ada masih memiliki beberapa keterbatasan, dimana literatur
tentang faktor penentu kebahagiaan antara migran desa-kota relatif
sedikit & tidak ada studi tentang kesejahteraan subjektif di
China.Misalnya dalamGao dan Smyth, 2011; Knight danGunatilaka,
2010a; Nielsen et al., 2010yang mengkaji mengenai faktor-faktor
penentu kesejahteraan migran rural-urban. Tapi,masing-masing studi
fokus pada migran generasi pertama atau gagal membedakan antara
migran first- & new-generation migrants.Satu-satunya yang masih
ada studi yang membandingkan pertama dan migran generasi baru Wang
et al. (2013).Tapi tidak mempertimbangkan kebahagiaan lebih umum,
tidak membandingkan first- & new-generation migrants dengan
penduduk setempat perkotaan & tidak menggunakan sampel dari
kota-kota lain.Penelitian ini membandingkan kepuasan kerja firstand
migran generasi baru dalam satu daratan Kota (Guiyang).Migrasi
desa-kota Cina telah digambarkan sebagai aliran migrasi terbesar
dalam sejarah(Zhao, 1999). Migran desa-kota telah menyediakan
tenaga kerja murah yang telah mendorong Tingginya Cina pertumbuhan
ekonomi selama lebih dari tiga dekade.Selanjutnya,Knight dan
Gunatilaka (2010a, 2012)menemukan bahwa kebahagiaan migran
desa-kota di China lebih rendah dariorang yang tersisa di daerah
pedesaan & penduduk lokalperkotaan.Penelitian mereka
menjelaskan bahwa migran desa-kota memiliki harapan palsu tentang
pengalaman bermigrasi generasi sebelumnya. Hal ini didukung oleh
periode panjang pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, temuan
tersebut konsisten dengan aspirasi new-generation migrantsyang
meningkat lebih cepat dari pendapatan, dibandingkan dengan migran
first-generation migrants, hal tersebut menyebabkan new-generation
migrantsfrustrasi dan tingkat kebahagiaannya lebih rendah.
1.2.Identifikasi dan batasan Masalah Berdasarkan data Biro
Statistik Nasional China,2011, New-generation migrants (16-30
tahun) menyumbang 89 juta orang (62% dari 230 juta) migran
desa-kota & jumlahnya meningkat 9 juta per tahun. Lebih dari
1/3 new-generation lahir & dibesarkan di perkotaan, namun tidak
mendapatkan keadilan sosial yang sama seperti orang dengan hukou
perkotaan (KK).
Tahun 2010 terjadi serangkaian kasus bunuh diri di kalangan
pekerja migran muda. Pada 5 Mei, juga Hari Pemuda Cina, tiga
pekerja migran di bawah usia 20 tahun bunuh diri bersama-sama oleh
keracunan sendiri, karena pekerjaan mereka terlalu menuntut dan
upah mereka tidak cukup (Sun, 2010). Kemudian, pada awal 2010
terdapat 13 buruh migran (19-25tahun) yg bekerja di Foxconn
(produsen elektronik terbesar dunia) mencoba bunuh diri, &
mengakibatkan 10 orang tewas dan 3 luka berat (Chan dan Pun,
2010).Laporan berita menyatakan hal ini disebabkan karena upah yg
rendah, tekanan tinggi, hubungan interpersonal acuh tak acuh dalam
tempat kerja dan penerapan manajemen semi-militer (Li,2010b;
Liu,2010). Pemerintah daerah lambat dan enggan memperlakukan
pekerja buruh migran perkotaan sama dengan penduduk setempat
perkotaan, yang menciptakan fenomena de facto apartheid (1 negara,
2 masyarakat) (Chan & Buckingham,2008; Whyte,2010) Migran
generasi baru tidak puas dengan pekerjaan & kehidupan mereka
dibanding migran generasi pertama, meski memiliki pendapatan lebih
tinggi dari generasi pertama.
1.3.Perumusan Masalah1. Apakah faktor-faktor penentu kebahagiaan
& kepuasan kerja dari penduduksetempat perkotaan, migran
generasi pertama (first generation migrants) & migrasigenerasi
baru (new-generation migrants) dalam angkatan kerja perkotaan China
& bagaimana tingkat kebahagian & kepuasan kerjanya?
1.4. Tujuan PenelitianMeneliti faktor-faktor penentu kebahagiaan
& kepuasan kerja dari penduduk setempat perkotaan, migran
generasi pertama (first generation migrants) & migran generasi
baru (newgeneration migrants), serta untuk mengetahui tingkat
kebahagian & kepuasan kerja migran generasi pertama, generasi
baru & penduduk kota asli.
Bab II
2.1.Penelitian TerkaitAkay et al. (2012) :Meneliti efek
pendapatan pada kebahagiaan migran desa-kota di Cina. Temuan utama
mereka adalah kebahagiaan memiliki dampak negatif terhadap
pendapatan migran, tapi memiliki efek positif dalam kaitannya
dengan pendapatan penduduk asli perkotaan. Zhou & Sun (2010),
migran generasi baru memiliki kesadaran yang lebih kuat akan
hak-hak hukum & sosial ekonomi mereka, yang telah sering
menghasilkan perubahan pekerjaan & kerusuhan kerja.Knight &
Gunatilaka (2010, 2012), membandingkan tingkat kebahagiaan migran
desa-kota, yang lebih rendah dari orang-orang yang tetap berada di
pedesaan & penduduk setempat perkotaan.Pusat Pengembangan
Industri, Universitas Fudan, 2008, menyatakan bahwa kurang dari 8%
migran desa-kota puas dengan kehidupan mereka & sebagian besar
mengeluhkan diskriminasi, kerja paksa & upah yang rendah.
Penelitian Sikap Sosial Kelompok Pekerja Migran, Renmin University
(2012, 2013), Migran merasa seperti orang luar & sumber utama
kebahagiaan mereka adalah keluarga mereka.Nielsen et
al.(2010),meneliti kebahagiaan sampel migran desa-kota provinsi
Fujian, menggunakan Personal Wellbeing Index (PWI).Temuannya adalah
meskipun pekerja migran menjalani hidup keras, PWI tetap dalam
kisaran normatif untuk sampel Cina.Gao dan Smyth (2011), harapan
pendapatan masa depan merupakan penentu penting dari kebahagiaan
migran desa-kota.
2.3.Kerangka Pikir
HAPPINESSANDJOB SATISFACTIONKarakteristik pribaiJenis
kelaminUmurPendidikan Status perkawinanStatus kesehatanJumlah
anak
Karakteristik sosial ekonomiLuas tempat tinggalJaringan
sosialPerubahan kelas sosialDaerah
Karakteristik pekerjaanAnggota serikat pekerjaStatus
pekerjaanEmployerWhite-collarKeikutsertaan asuransi sosial
2.4.Hipotesis PenelitianTidak terdapat perbedaan tingkat
kebahagiaan & kepuasan terhadappekerjaan di Cina antara migran
generasi pertama (first generationmigrants), migran generasi baru
(new-generation migrants) & pendudukkota asli.
Bab IIIMetodologi
3.1.Ruang Lingkup PenelitianData dikumpulkan dari 29 provinsi
dan kota di daratan Cina pada 2008.3.2.Metode Pengumpulan DataData
diperoleh dari data sekunder melalui Cina General Sosial Survey
(CGSS), yang bersama-sama diadministrasikan oleh Renmin University
dan Hon Kong Universitas Sains dan Teknologi. Survey ini meliputi
eilayah Beijing, Shanghai dan Tianjin kota, di kota Chongqing dan
26 ibukota propinsi (termasuk Lhasa di Tibet), di bagian timur,
tengah dan barat.CGSS menggunakan empat tahap skema stratified
sampling dengan probabilitas yang tidak sama. Unit sampling pada
setiap tahap adalah sebagai berikut:
Survei menggunakan stratified sampel.Sumber:
http://www.src.ust.hk/survey/GSS2003e0.htmlDari 125 unit
utama(PSUs) di daerah Cina dikelompokkan menjadi lima strata:
Strata pertama terdiri dari 1.200 rumah tangga perkotaan di
Beijing, Shanghai dan Tianjin kota. (Kota Besar di Cina) Strata
kedua terdiri dari 1.280 urban rumah tangga di kota Chongqing dan
26 ibukota propinsi (termasuk Lhasa di Tibet). Strata ketiga,
keempat dan kelima terdiri dari 3520 rumah tangga perkotaan dan
pedesaan 4000 rumah tangga di wilayah timur, tengah dan barat
daerah seperti yang didefinisikan oleh pemerintah Cina.
3.3.Metode AnalisisMetode analisis menggunakan analisis
deskriptif dan analisis inferensia.Sebuah kontribusi metodologis
penelitian ini adalah bahwa, mengingat korelasi berpotensi tinggi
antara kebahagiaan dan kepuasan kerja, kami menggunakan regresi
yang tampaknya tidak berhubungan (SUR/ seemingly unrelated
regression) kebersamaan memodelkan kebahagiaan dan kepuasan kerja,
dan Test Robust.Sistem dua persamaan dalam bentuk:
di mana: H dan JS adalah kebahagiaan dan kepuasan kerja untuk
responden i, masing-masing; X adalah vektor dari karakteristik
pribadi; S adalah vektor karakteristik sosial ekonomi; W adalah
vektor karakteristik kerja; m dan e adalah istilah kesalahan
Bab IVPembahasan
Tabel 1 : Menyajikan distribusi pekerja migran di setiap
kelompok umur, dimana dapat dilihat bahwa pada kelompok umur 16-30
tahun (migran generasi baru) menyumbang tenaga kerja migran sebesar
62% dari 230 juta migran.
Tabel 2 : Menyajikan distribusi pekerjaan migran di setiap
perusahaan industri, dimana dapat dilihat bahwa secara keseluruhan
generasi pertama dan generasi baru lebih terkonsentrasi di bidang
manufaktur dan konstrusi. Untuk bidang manufaktur lebih banyak
pekerja dari migran generasi pertama dibanding migran generasi
baru. Sedangkan migran generasi baru lebih terkonsentrasi di bidang
konstruksi.
Tabel 3: Menyajikan rata-rata kebahagiaan dimana, penduduk
setempat perkotaan & migran generasi baru lebih tinggi daripada
migran generasi pertama.Kemudian untuk kepuasan kerja, penduduk
setempat perkotaan lebih tinggi dari migran 2 generasi. (Tingkat
kepuasan rata-rata pada Tabel 3 tidak mengontrol karakteristik
demografi & sosial ekonomi).Sedangkan rata-rata pendapatan per
jam , migran generasi baru lebih tinggi dari migran generasi
pertama, tapi lebih rendah dari penduduk setempat perkotaan.
Tabel 4: Menyajikan ringkasan statistik untuk full sampel serta
Subsamples dari migran generasi pertama dan migran generasi baru
dan yang memiliki hukou perkotaan. Sekitar setengah dari sampel
adalah laki-laki, usia rata-rata adalah 41 tahun dan rata-rata lama
sekolah adalah 8,8 tahun. Migran generasi baru memiliki rata-rata
usia yang lebih muda, pendidikan yang lebih baik, status kesehatan
yang lebih tinggi, lebih banyak yang bekerja di formal job, lebih
banyak bekerja di daerah timur yang relative lebih maju, lebih
banyak yang single dan mempunyai teman lebih banyak dibanding
migran generasi pertama, dibandingkan dengan penduduk setempat
perkotaan,migran generasibaru memilikipendidikan yang lebih rendah.
Singkatnya bahwa migran generasi baru memiliki Sumber daya manusia
yang lebih baik dalam modal di pasar tenaga kerja dari migran
generasi pertama, namun masih ada kesenjangan antara migran
generasi baru dan penduduk setempat perkotaan pada beberapa
indikator utama.
Tabel 5: merupakan Hasil Probit untuk sampel penuh, migran
generasi pertama, migran generasi baru dan penduduk pemegang hukou
perkotaan.Hasil dari full sampel bahwa dibandingkan dengan migran
generasi pertama, kebahagiaan dan kepuasan kerja dari
migrangenerasi baru adalah 5.87% dan 1,06% lebih rendah,
masing-masing. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kebahagiaan
penduduk setempat perkotaan 5,6% lebih tinggi dari migran generasi
baru. Dengan demikian, migran generasi baru memiliki tingkat
kesejahteraan subjektif terendah di antara tiga kohort, walaupun
memiliki pendapatan per jam lebih tinggi dan melakukan yang lebih
baik di pasar tenaga kerja dari migran generasi pertama. Penjelasan
untuk hasil ini adalah migran generasi barun memiliki harapan
terlalu tinggi akan kondisi yang akan merekaalami di kota-kota.
Newgeneration migran memiliki motivasi yang kuat untuk kehidupan
yang lebih baik, kemajuan karir dan kesetaraan hak, tetapi peluang
untuk mewujudkan ambisi ini di kota-kota sering terbatas.Mobilitas
Atas kelas sosial memberikan kontribusi signifikan terhadap
kebahagiaan migran generasi pertama dan penduduk setempat
perkotaan, tetapi tidak berpengaruh pada migrangenerasi baru. Hal
ini menunjukkan bahwa migran generasi baru memiliki motivasi lebih
kuat dari dua kelompok lain dalam hal meningkatkan kelas sosial
mereka di kota dan mereka mungkin tidak puas dengan peningkatan
hanya dalam kelompok pemegang hukou pedesaan.Pria dilaporkan
memiliki tingkat kebahagiaan antara 2,6% dan 6,5% lebih rendah dari
perempuan dan tingkat kepuasan kerja antara 0,6% dan 1% lebih
rendah dari perempuan. Hasil ini konsisten dengan Studi
sebelumnyauntuk migran desa-kota di Cina (lihat misalnya Gao dan
Smyth, 2011; Smyth et al., 2009) dan studi untuk negara lain (Dolan
et al., 2008). Efek marjinal gender pada kebahagiaan bagi migran
generasi pertama dan migran generasibaru (3%) adalah sekitar
setengah untuk penduduk setempat perkotaan (6%). Satu tahun
tambahan sekolah dikaitkan dengan sekitar 1% peningkatan
kebahagiaan.Migran desa-kota yang masih lajang atau bercerai
memiliki tingkat kebahagiaan lebih rendah dari orang-orang yang
sudah menikah. Mereka yang masih lajang adalah antara 6,7% dan
10,5% kurang bahagia dibandingkan mereka yang menikah, sementara
mereka yang bercerai adalah antara 6,2% dan 18,3% kurang bahagia
dibandingkan mereka yang menikah.Kesehatan yang dilaporkan sendiri
berkorelasi positif dengan kebahagiaan dan kepuasan kerja, dengan
efek marginal lebih tinggi untuk kebahagiaan daripada kepuasan
kerja.Untuk sampel penuh, serta untuk migran generasi pertama dan
penduduk setempat perkotaan,Pendapatan mutlak berkorelasi positif
dengankebahagiaan dan kepuasan kerja, tetapi marjinal Efek kecil
(0,2%) namun tidak dengan migran generasi baru, pendapatan
berkorelasi negatif dengan kebahagiaan migran generasi baru,
meskipun hanya pada tingkat 10%. Hal ini mungkin mencerminkan
pendapatan yang lebih tinggi dikaitkan dengan lemburberlebihan,
stres yang berhubungan dengan pekerjaan yang tinggi dan perampasan
hak-hak hukum yang migran genrasi baru rasakan.Sebuah survei 2011
menunjukkan bahwa, meskipun sejak tahun 2009 Pemerintah Cina telah
menerapkan kebijakan preferensial untuk mendorong migrasi kembali
dan kewirausahaan pedesaan, lebih dari 80% dari newgeneration buruh
migran masih memilih untuk bekerja di wilayah timur (Banyuetan
Survei Pusat, 2011b).
Tabel 6: Merupakan hasil analisis probit IV instrumentinguntuk
pendapatan dengan pendidikan ayah. Berdasarkan penelitian
sebelumnya bahwa pendidikan ayah mempunyai efek tidak langsung
terhadap pendapatan. Hasil yang didapat bahwa efek marginal pada
pendapatan menjadi lebih tinggi daripada hasil pada table 5. Pada
table 6 pendapatan berkorelasi positif terhadap kebahagian migran
generasi baru dimana sebelumnya di table 5 efek pendapatan
berkorelasi negative dengan pendapatan.Sesuai dengan Happy
productive worker thesis bahwa productivitas meningkatkan
kebahagiaan; orang yang bahagia adalah orang yang produktif.
Hasil pada Tabel 5 dan 6 memperlakukan kebahagiaan dan kepuasan
kerja sebagai ordinal (Skor kebahagiaan merupakan ordinal seperti
yang ekonom lakukan). Dalam Tabel 7 dan 8 kami memperlakukan
kebahagiaan dan kepuasan kerja sebagai kardinal (suatu skor nominal
yang umumnyapsikolog lakukan). Tabel 7 tidak diinstrumen untuk
pendapatan sehingga Kardinal setara Tabel 5. Tabel 8 diinstrumen
untuk pendapatan sehingga kardinal setara dengan Tabel 6. Tanda dan
signifikansi koefisien pada Tabel 7 sangat mirip dengan yang di
Tabel 5. Satu-satunya perbedaan adalah bahwa koefisien jumlah anak
tidak signifikan dalam kepuasan kerja pada persamaan untuk sampel
penuh pada Tabel 7.Demikian pula, tanda dan signifikansi koefisien
pada Tabel 8 sangat mirip denganpada Tabel 6 dengan beberapa
pengecualian (umur, usia-kuadrat dan penduduk setempat perkotaan
dalam pekerjaan persamaan kepuasan bagi sampel penuh; gender dalam
persamaan kepuasan kerja untuk migran generasi pertama; tunggal,
status kesehatan dan kerja formal di kepuasan kerja persamaan untuk
migran generasi baru). Bahwa hasil pada umumnya tidak sensitif
terhadap memperlakukan kesejahteraan subjektif sebagai ordinal atau
Kardinal.
Bab VKESIMPULAN5.1.KesimpulanDibandingkan dengan para migran
generasi pertama, migran generasi baru memiliki kualitas sumber
daya manusia & modal sosial yang lebih tinggi & lebih sadar
akan hak hukum mereka.
Migran generasi baru memiliki kesejahteraan yang lebih rendah
dari generasi pertama migran & penduduk lokal perkotaan. Karena
migran generasi baru memiliki keinginan yang lebih tinggi &
keinginan tersebut tidak dapat terjadi, yang akhirnya menyebabkan
rendahnya tingkat kebahagiaan & kepuasan terhadap
pekerjaannya.