Top Banner
Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO Batubara Sebesar 60% Produksi Nasional pada Tahun 2019 1
115

Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

Jul 30, 2018

Download

Documents

lyque
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO Batubara Sebesar 60% Produksi Nasional pada Tahun 2019

1

Page 2: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...
Page 3: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO Batubara Sebesar 60% Produksi Nasional pada Tahun 2019

3

Dokumen RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) 2015-2019

menargetkan peningkatan konsumsi batubara domestik hingga 60% produksi nasional atau

240 juta ton pada 2019. Kebijakan DMO (Domestic Market Obligation) Batubara Indonesia

telah diterapkan sejak 2009 melalui Keputusan Menteri ESDM No. 34 tahun 2009 tentang

Pengutamaan Pemasokan Kebutuhan Mineral dan Batubara untuk Kepentingan Dalam

Negeri. Secara historis selama 2010-2015, target DMO batubara tersebut belum pernah

tercapai, dengan realisasi konsumsi domestik rata-rata sekitar 20% dari produksi nasional.

Kajian ini disusun untuk menganalisis faktor-faktor yang menjadi isu/permasalahan

tidak tercapainya target DMO batubara periode 2010-2015 dan melakukan perhitungan

proyeksi konsumsi batubara periode 2016-2019 sebagai dasar analisis ketercapaian target

DMO batubara menurut dokumen RPJMN 2015-2019. Berdasarkan proyeksi kebutuhan

hasil perhitungan tim kajian dan proyeksi dari sumber data lainnya, target DMO batubara

sebesar 60% produksi nasional pada 2019 hanya dapat tercapai sebesar sekitar 45%. Dalam

mencapai konsumsi batubara domestik sesuai hasil proyeksi tersebut, direkomendasikan

beberapa strategi sebagai berikut: (1) Perbaikan Mekanisme Kebijakan DMO Batubara

berdasarkan kesesuaian kualitas batubara produsen-konsumen; (2) Perumusan sistem

zonasi pasokan-permintaan batubara domestik untuk PLTU, semen, metalurgi, pupuk, dan

lainnya: (3) Penyediaan Infrastruktur Batubara yang terintegrasi melalui perumusan

Indonesian Coal Infrastructure Plan; (4) Perumusan Sistem Informasi Penyediaan-

Permintaan Batubara Domestik secara online; (5) Penyesuaian mekanisme harga batubara

produsen-konsumen (PLTU) untuk mengamankan pasokan dalam negeri dan (6) Strategi

hilirisasi batubara (gasifikasi, pencairan, upgrading) untuk mendorong penggunaan

batubara tidak hanya sebagai sumber energi melainkan juga sebagai sumber bahan baku.

Page 4: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...
Page 5: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO Batubara Sebesar 60% Produksi Nasional pada Tahun 2019

5

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa

karena dengan perkenan-Nya Laporan Kajian Kajian Ketercapaian Target DMO Batubara

Sebesar 60% Produksi Nasional pada Tahun 2019 dapat diselesaikan.

Kajian ini dilatarbelakangi oleh adanya target peningkatan konsumsi batubara

domestik dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)

2015-2019 yaitu mencapai 60% dari produksi nasional atau 240 juta ton pada tahun 2019.

Kenaikan persentase target konsumsi domestik yang signifikan pada tahun 2019 menjadi

tantangan tersendiri karena realisasi target DMO batubara di beberapa tahun terakhir yang

lebih rendah sering tidak tercapai.

Kajian dilakukan oleh Tim Kajian Direktorat Sumber Daya Energi, Mineral dan

Pertambangan BAPPENAS dengan melakukan penghimpunan data primer dan sekunder

untuk melakukan perhitungan proyeksi kebutuhan batubara hingga tahun 2019. Kegiatan

FGD juga dilakukan sebagai wadah diskusi dari berbagai narasumber yang merupakan

stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan

produsen batubara untuk memperkaya data serta masukan dan analisis mengenai faktor

penentu keberjalanan kebijakan DMO batubara dan sebagai dasar perumusan strategi

peningkatan konsumsi batubara. Selain itu, juga dilakukan kegiatan seminar untuk

mempublikasikan hasil kajian serta menambah pengkayaan materi strategi untuk

perumusan berbagai program prioritas yang diharapkan dapat menjadi masukan dalam hal

penentuan langkah strategis untuk meningkatkan pengutamaan penggunaan batubara

dalam negeri.

Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

memberikan dukungan dan membantu penyusunan laporan ini. Kami

berharap bahwa laporan ini dapat menjadi referensi dalam penyusunan kebijakan di sektor

pertambangan batubara ke depan.

Jakarta, Desember 2016

Tim Penyusun Kajian

Page 6: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...
Page 7: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO Batubara Sebesar 60% Produksi Nasional pada Tahun 2019

7

ABSTRAK ................................................................................................................................................... 3

Kata Pengantar ......................................................................................................................................... 5

Daftar Isi ................................................................................................................................................... 7

Bab I. Pendahuluan .......................................................................................................................... 9

1.1. Latar Belakang .............................................................................................................. 9

1.2. Rumusan Masalah dan Tujuan Kajian .................................................................... 13

1.3. Ruang Lingkup Kajian ............................................................................................... 14

1.4. Metodologi Kajian...................................................................................................... 14

1.5. Keluaran ........................................................................................................................ 17

Bab II. Tinjauan Batubara Indonesia ............................................................................................ 18

2.1. Sekilas tentang Batubara dan Pemanfaatannya ................................................ 18

2.2. Sumberdaya dan Cadangan Batubara Indonesia .............................................. 22

2.3. Business Process Pemanfaatan Batubara Indonesia .......................................... 24

2.4. Posisi Indonesia dalam Pasar Batubara Dunia .................................................... 26

2.5. Produksi dan Ekspor Batubara Indonesia 2000-2009 ....................................... 27

2.6. Konsumsi Domestik Batubara Indonesia 2000-2009........................................ 28

Bab III. Kebijakan DMO Batubara................................................................................................... 31

3.1. Tinjauan Dasar Hukum Pengutamaan Batubara untuk Kepentingan Dalam Negeri ............................................................................................................................ 31

3.2. Lahirnya Kebijakan Domestic Market Obligation Batubara .............................. 32

3.3. Sasaran DMO Batubara sesuai RPJMN 2015-2019 ............................................. 34

3.4. Produksi Batubara Indonesia dan Realisasi Kebijakan DMO Batubara 2010-2015 ................................................................................................................................ 36

3.4.1. Realisasi Kebijakan DMO Batubara tahun 2010 .................................................. 38

3.4.2. Realisasi Kebijakan DMO Batubara tahun 2011 ................................................... 38

3.4.3. Realisasi Kebijakan DMO Batubara tahun 2012 ................................................. 40

3.4.4. Realisasi Kebijakan DMO Batubara tahun 2013 .................................................. 42

3.4.5. Realisasi Kebijakan DMO Batubara tahun 2014 .................................................. 43

3.4.6. Realisasi Kebijakan DMO Batubara tahun 2015 ................................................. 44

Bab IV. Teori Dasar dan Metodologi Penelitian.......................................................................... 47

Page 8: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

8

4.1. Time Series Forecasting .............................................................................................. 47

4.2. Perhitungan Kebutuhan Batubara PLTU ............................................................. 54

4.3. Perhitungan Kebutuhan Batubara Sektor Industri ....................................................... 55

Bab V. Pengolahan Data ................................................................................................................. 57

5.1. Proyeksi Kebutuhan Batubara Sektor Pembangkit Listrik ..............................58

5.1.1. Data yang digunakan ................................................................................................58

5.1.2. Perhitungan Kebutuhan Batubara PLTU periode 2016-2019 ...........................58

5.1.3. Rekapituliasi Proyeksi Kebutuhan Batubara PLTU selama 2016-2019 .......... 64

5.2. Proyeksi Kebutuhan Batubara Sektor Industri Non Pembangkit Listrik ......65

5.2.1. Data yang digunakan ............................................................................................... 66

5.2.2. Perhitungan Kebutuhan Batubara tiap Sektor Industri Non Pembangkit Listrik 2016-2019 .......................................................................................................... 67

5.2.3. Rekapitulasi Proyeksi Kebutuhan Batubara Sektor Industri non Pembangkit Listrik pada 2016-2019................................................................................................ 77

5.3. Hasil Perhitungan Proyeksi Kebutuhan Batubara Domestik periode 2016-2019 ................................................................................................................................ 78

Bab VI Analisis dan Pembahasan .................................................................................................. 79

6.1. Analisis Isu/Permasalahan Keberjalanan Kebijakan DMO Batubara 2010-2015 ........................................................................................................................................ 79

6.2. Pencapaian Target DMO Batubara sesuai RPJMN 2015-2019 ........................ 84

6.3. Strategi Pencapaian Proyeksi Konsumsi Batubara Domestik 2016-2019 .... 90

Bab VII Penutup ................................................................................................................................ 99

7.1. Kesimpulan ................................................................................................................. 99

7.2. Rekomendasi ............................................................................................................ 100

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................... 103

LAMPIRAN A .......................................................................................................................................... 105

LAMPIRAN B .......................................................................................................................................... 109

LAMPIRAN C ............................................................................................................................................ 111

LAMPIRAN D .......................................................................................................................................... 113

Page 9: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO Batubara Sebesar 60% Produksi Nasional pada Tahun 2019

9

Indonesia memiliki potensi sumberdaya dan cadangan batubara yang tersebar sebagian

besar di Pulau Kalimantan dan Pulau Sumatera, serta sebagian kecil sisanya tersebar di

beberapa lokasi di Pulau Jawa, Sulawesi dan Papua. Menurut Badan Geologi (2015), total

sumberdaya yang dimiliki Indonesia yaitu sejumlah 106,845 milyar ton dan cadangan

batubara sejumlah 32,263 milyar ton. Kualitas sumberdaya batubara Indonesia cukup

bervariasi baik dalam parameter kalori, kandungan abu, kandungan sulfur, total lengas, dan

parameter lainnya. Sebagian besar batubara yang dimiliki Indonesia yaitu sekitar 60%

merupakan batubara berkalori sedang atau sekitar 5100-6100 kcal/kg ADB (medium rank)

sedangkan 30% sisanya batubara dengan kategori low rank (nilai kalori <5100 kcal/kg ADB).

Sedangkan sebagian kecil lainnya yaitu sebesar 7% termasuk dalam kategori high rank (nilai

kalori 6100-7100 kcal/kg ADB) dan sebanyak 2% termasuk batubara berkategori very high

rank (>7100 kcal/kg ADB).

Produksi batubara Indonesia mengalami peningkatan yang cukup pesat dari tahun

2000 sebesar 77 juta ton, menjadi 256 juta ton pada tahun 2009. Adapun pertumbuhan

produksi batubara Indonesia tersebut dapat dilihat pada Gambar I.1 berikut.

Page 10: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

10

Sebagian besar dari produksi batubara nasional tersebut, diekspor ke luar negeri dengan

tujuan China, India, Jepang, Korea, Taiwan, Hongkong, Taiwan, Filipina, Thailand, Spanyol

dan lainnya. Rata-rata persentase batubara yang diekspor selama tahun 2000-2009 adalah

74,3% produksi nasional. Besarnya persentase ekspor batubara ini di satu sisi mendatangkan

manfaat ekonomi berupa tambahan pemasukan negara, namun di sisi lain juga

menimbulkan kekhawatiran akan berkurangnya stok batubara nasional, terutama dalam

hal keamanan pasokan batubara untuk kepentingan dalam negeri.

Berdasarkan hal tersebut, pada tahun 2009 pemerintah menerbitkan kebijakan

pengutamaan pasokan batubara untuk dalam negeri (Domestic Market Obligation) yang

tertuang dalam Peraturan Menteri ESDM No. 34 tahun 2009 tentang Pengutamaan

Pemasokan Kebutuhan Mineral dan Batubara untuk Kepentingan Dalam Negeri. Dalam

peraturan tersebut, diatur nominal jumlah batubara yang wajib dialokasikan untuk

kepentingan dalam negeri, antara lain untuk konsumsi bahan bakar sektor pembangkit

listrik (PLTU), serta konsumsi bahan bakar sektor industri (semen, tekstil, pupuk, pulp dan

metalurgi/besi baja). Selain itu, juga diatur mengenai persentase dari produksi sejumlah

perusahaan tambang (PKP2B, BUMN dan IUP) yang diwajibkan untuk dialokasikan untuk

konsumsi dalam negeri. Setiap tahunnya, konsumen batubara domestik akan melaporkan

kebutuhan batubaranya dan setiap perusahaan tambang yang diwajibkan, akan

melaporkan juga rencana produksi batubaranya dalam bentuk dokumen RKAB (Rencana

Kerja dan Anggaran Biaya). Setiap tahun, pemerintah akan mengevaluasi pelaksanaan

kebijakan DMO ini, dan akan memberikan sanksi berupa sanksi adminstratif (teguran

tertulis) hingga pemotongan produksi sebesar 50% bagi pihak yang tidak dapat memenuhi

kuota pemenuhan batubara dalam negeri.

Kebijakan DMO batubara tersebut telah diterapkan mulai dari tahun 2010. Adapun

jumlah produksi batubara nasional, keberjalanan kebijakan DMO beserta realisasi nya pada

rentang waktu 2010 hingga 2014 dapat dilihat pada Tabel I.1 berikut.

Page 11: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO Batubara Sebesar 60% Produksi Nasional pada Tahun 2019

11

Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa terdapat tren kenaikan produksi batubara

nasional sejak tahun 2010 sejumlah 275 juta ton menjadi 435 juta ton pada 2014. Kenaikan

produksi nasional tersebut yang cukup signifikan tersebut disebabkan adanya kenaikan

harga batubara pada rentang 2010-2011, sebagai akibat dari meningkatnya permintaan

batubara dari China dan India. Walaupun terjadi penurunan harga batubara sejak 2012,

produksi batubara nasional tetap mengalami peningkatan hingga tahun 2014 yang diiringi

dengan peningkatan volume ekspor batubara. Selama tahun 2010 hingga 2014, mayoritas

dari produksi batubara nasional diekspor ke luar negeri dengan persentase rata-rata 81%.

Kenaikan produksi batubara nasional sebenarnya direspon juga oleh pemerintah dengan

peningkatan target konsumsi batubara domestik (target DMO) tiap tahunnya. Namun,

target DMO tersebut hanya dapat tercapai pada tahun 2010 dengan realisasi konsumsi

domestik sebesar 65 juta ton, sedangkan target DMO di tahun 2011 hingga 2014 tidak

tercapai. Rata-rata persentase penyerapan konsumsi batubara domestik selama 2010-2014

pun cukup rendah, yaitu 18,7%. Jika kondisi ini tetap dibiarkan, maka untuk selanjutnya

dikhawatirkan batubara Indonesia akan habis karena diekspor, tanpa sempat dioptimalkan

penggunaannya untuk industri dalam negeri. Hal ini menyebabkan perlu adanya kebijakan

lain yang dapat mendukung kebijakan DMO dalam rangka meningkatkan penyerapan

konsumsi batubara dalam negeri.

Pada 2015, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menerbitkan

buku RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) 2015-2019 sebagai

tindak lanjut dari dokumen RPJPN (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional)

2005-2025. Dalam dokumen RPJMN 2015-2019 tersebut, terdapat target produksi batubara

nasional serta target konsumsi batubara domestik yang termasuk dalam Sasaran Utama

Penguatan Ketahanan Energi yang akan dicapai dalam kurun waktu 2015-2019, sesuai Tabel

I.2 berikut.

Page 12: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

12

Target produksi batubara nasional selama lima tahun tersebut diproyeksikan menurun

yaitu sebesar 425 juta ton pada tahun 2015 hingga sebesar 400 juta ton pada tahun 2019,

sementara target konsumsi batubara domestik mengalami peningkatan yaitu sekitar 24%

atau 102 juta ton pada 2015 hingga mencapai 60% atau 240 juta ton pada 2019. Penurunan

target produksi batubara nasional dan peningkatan target konsumsi batubara domestik

tersebut dimaksudkan untuk mengamankan penyediaan batubara nasional untuk

kepentingan industri dalam negeri. Adapun target konsumsi batubara domestik menurut

dokumen RPJMN 2015-2019 tersebut akan dijadikan acuan target konsumsi batubara

domestik yang diatur dalam Keputusan Menteri ESDM yang mengatur kebijakan DMO tiap

tahunnya.

Kementerian ESDM melalui Keputusan Menteri ESDM No. 2805 K/30/MEM/2015

tentang Penetapan Kebutuhan dan Persentase Minimal Penjualan Batubara untuk

Kepentingan Dalam Negeri tahun 2015, mengatur target jumlah konsumsi batubara

domestik tahun 2015 yaitu 92,31 juta ton. Target konsumsi batubara domestik tersebut lebih

rendah dibandingkan dengan target menurut RPJMN 2015-2019, yaitu sebesar 102 juta ton.

Adapun realisasi produksi batubara nasional pada 2015 adalah 392 juta ton dengan total

konsumsi domestik sebesar 22% atau 87 juta ton. Realisasi konsumsi batubara domestik

tersebut tidak dapat mencapai target DMO menurut Kepmen ESDM tersebut, yaitu

pencapaiannya sebesar 94%. Apabila diukur berdasarkan target DMO menurut RPJMN

2015-2019, maka pencapaiannya hanya sebesar 85%. Sedangkan menurut dokumen

Page 13: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO Batubara Sebesar 60% Produksi Nasional pada Tahun 2019

13

tersebut, target DMO batubara diproyeksikan terus meningkat tiap tahunnya, dengan

puncaknya yaitu sebesar 60% produksi batubara nasional atau sejumlah 240 juta ton pada

2019.

Dengan demikian, diperlukan suatu kajian untuk dapat menjawab permasalahan

apakah target DMO batubara menurut RPJMN di tahun 2019 sebesar 60% tersebut dapat

terpenuhi atau tidak. Dalam menyelesaikan perumusan masalah tersebut, perlu dilakukan

proyeksi kebutuhan batubara dari sektor pembangkit listrik dan sektor industri lainnya

hingga tahun 2019. Selain itu, diperlukan juga pembahasan strategi yang dapat dilakukan

oleh pemerintah agar target DMO batubara pada tahun 2019 dapat tercapai.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, beberapa rumusan masalah yang akan

dikaji dalam kajian ini yaitu sebagai berikut.

1. Belum optimalnya pemanfaatan produksi batubara Indonesia untuk

kebutuhan domestik.

2. Ketidaksetimbangan rasio ekspor dan penggunaan batubara domestik,

sementara cadangan batubara Indonesia hanya 3,1% dari cadangan dunia.

3. Potensi ketidaktercapaian realisasi target DMO batubara 2016-2019.

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan yang akan dicapai dari kajian ini

adalah sebagai berikut.

1. Melakukan evaluasi dan analisis ketercapaian target konsumsi batubara

domestik sesuai kebijakan DMO batubara pada tahun 2010 – 2015.

2. Menghitung kebutuhan batubara periode 2016-2019 di sektor pembangkit

listrik (PLTU) sesuai kondisi existing dan rencana pembangunan PLTU periode

2016-2025, serta melakukan proyeksi pertumbuhan industri pengguna

batubara domestik lainnya seperti semen, tekstil, pupuk, pulp/paper dan

industrI metalurgi pada 2016-2019 serta menghitung jumlah kebutuhan

batubaranya.

3. Melakukan analisis potensi ketercapaian target DMO batubara dan perumusan

strategi pencapaian DMO batubara sebesar 60% pada tahun 2019.

Page 14: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

14

Analisis dan pembahasan yang dilakukan dalam kajian ini dibatasi dalam ruang lingkup

sebagai berikut.

1. Konsumen batubara domestik dibatasi hanya pada PLTU, industri semen,

industri pulp, industri metalurgi, industri pupuk dan industri tekstil.

2. Perhitungan kebutuhan batubara untuk PLTU didasarkan pada kebutuhan

energi dari sejumlah PLTU yang telah beroperasi (existing) ditambah dengan

sejumlah PLTU yang akan beroperasi hingga tahun 2019, dengan asumsi nilai

kalori tertentu.

3. Perhitungan kebutuhan batubara untuk industri semen, industri pupuk, industri

metalurgi, industri pulp dan industri tekstil didasarkan pada kebutuhan energi

batubara tiap industri, dengan didasarkan pada proyeksi pertumbuhan masing-

masing industri tersebut.

4. Peramalan pertumbuhan industri semen, industri pupuk, industri metalurgi,

industri pulp dan industri tekstil dilakukan dengan time series forecasting

method.

Kajian diawali dengan pengumpulan fakta dan data yang ada. Setelah itu, dilakukan

perumusan masalah yang selanjutnya dilakukan analisis dan perhitungan terhadap data

berdasarkan persamaan dan kriteria yang ada untuk mencapai parameter yang diinginkan.

Untuk mengetahui jumlah total proyeksi kebutuhan batubara domestik hingga

tahun 2019, dilakukan perhitungan kebutuhan batubara pada sektor pembangkit listrik

(PLTU) dan perhitungan kebutuhan batubara pada sektor industri lain (industri semen,

industri pupuk, industri metalurgi, industri pulp dan industri tekstil). Perhitungan kebutuhan

batubara pada sektor energi (PLTU) didasarkan pada kondisi PLTU existing dan rencana

PLTU yang akan beroperasi hingga tahun 2019 menurut dokumen RUPTL PT. PLN (Persero)

2016-2024. Masing-masing PLTU akan dihitung jumlah kebutuhan energinya sesuai besaran

kapasitas terpasangnya, lalu dengan asumsi nilai kalori yang digunakan, dihitung pula

jumlah kebutuhan batubara tiap PLTU tersebut. Perhitungan kebutuhan batubara pada

sektor industri lain (industri semen, industri pupuk, industri metalurgi, industri pulp dan

industri tekstil) didasarkan pada kebutuhan energi batubara tiap industri. Kebutuhan energi

Page 15: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO Batubara Sebesar 60% Produksi Nasional pada Tahun 2019

15

batubara didasarkan pada proyeksi pertumbuhan tiap industri tersebut. Peramalan

pertumbuhan tiap industri dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik yang

termasuk dalam Time Series Forecasting Method. Masing-masing teknik akan dievaluasi

parameter nilai deviasinya terhadap data historis aktual. Teknik peramalan terbaik dipilih

untuk tiap industri berdasarkan kriteria nilai deviasi yang terkecil.

Hasil perhitungan batubara dari sektor pembangkit listrik dan sektor industri lain

tersebut akan dijumlahkan untuk mengetahui berapa proyeksi jumlah konsumsi batubara

dalam negeri tiap tahunnya. Setelah itu akan dilakukan perbandingan jumlah konsumsi

batubara antara hasil proyeksi dengan target DMO menurut RPJMN 2015-2019. Hasil

perbandingan tersebut akan menjadi dasar analisis untuk pembahasan strategi

pemenuhan target DMO. Adapun strategi yang dibahas berupa kebijakan yang dapat

diusulkan kepada pemerintah, baik dari sisi hulu hingga hilir dari kegiatan pertambangan

batubara. Setelah perumusan strategi tersebut, akan ditarik kesimpulan dan saran dari

kajian ini. Adapun alur pikir kajian secara lebih lengkap dapat dilihat pada Gambar I.3 berikut.

Page 16: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

16

·

·

·

·

·

·

·

·

Gambar I.3. Alur pikir kajian

Page 17: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO Batubara Sebesar 60% Produksi Nasional pada Tahun 2019

17

Adapun keluaran yang diharapkan sebagai hasil kajian ini adalah sebagai berikut:

1. Proyeksi kebutuhan batubara domestik tahunan pada periode 2016-2019 yang

dapat dijadikan acuan dalam penyusunan kebijakan DMO tiap tahunnya oleh

Kementerian ESDM.

2. Perumusan strategi pencapaian target konsumsi batubara domestik untuk

target 60% produksi nasional pada 2019 berdasarkan dokumen RPJMN 2015-

2019, atau untuk target baru sesuai hasil proyeksi perhitungan kebutuhan

batubara.

Page 18: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

18

Batubara merupakan senyawa hidrokarbon padat alami, dapat dibakar, menyerupai batu,

berwarna coklat sampai hitam, yang berasal sisa tumbuhan dari jaman prasejarah yang

berubah bentuk akibat suhu dan tekanan tinggi sehingga mengalami proses perubahan

fisik dan kimia. Secara umum, batubara terdiri dari unsur dasar yaitu karbon (C), oksigen (O)

dan hidrogen (H) serta unsur lain seperti belerang (S), nitrogen (N) dan beberapa unsur

logam pengotor yang terjebak saat pembentukan batubara. Di batubara juga dikenal

beberapa istilah yang mewakili komposisi material penyusun batubara, seperti lengas

(moisture), abu, zat terbang (volatile matter) dan karbon tetap (fixed carbon).

a. Moisture atau lengas merupakan air yang terkandung dalam batubara. Total

moisture yang terkandung dalam batubara terbagi menjadi inherent moisture

dan surface moisture. Inherent moisture berasal dari pori-pori batubara yang

terisi air secara alami, sedangkan surface moisture merupakan kandungan air

yang berada di permukaan batubara saat ditambang dan diproses.

b. Abu mewakili mineral (contohnya oksida logam seperti aluminium dan besi)

yang terkandung di batubara yang terbentuk sebagai salah satu sisa hasil

pembakaran batubara.

c. Zat terbang (volatile matter) adalah gabungan zat organik dan anorganik yang

mudah menguap saat pemanasan.

d. Karbon tetap (fixed carbon) merupakan residu yang tersisa setelah moisture

dan volatile matter dihilangkan. Nilai fixed carbon merupakan nilai murni

penyusun batubara sesungguhnya yang terdiri dari unsur-unsur dasar yaitu

karbon (C), oksigen (O) dan hidrogen (H). Semakin tinggi nilai fixed carbon

maka semakin tinggi pula rank batubara.

Mutu dari setiap endapan batubara ditentukan oleh suhu dan tekanan serta lama waktu

pembentukan yang disebut sebagai maturitas organik. Perbedaan tingkat maturitas

organik dan lingkungan pembentukan akan mempengaruhi jenis dan kualitas batubara

yang terbentuk. Jenis dan kualitas batubara dinyatakan dalam istilah rank batubara.

Beberapa jenis rank batubara yang umum dijelaskan sebagai berikut.

Page 19: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO Batubara Sebesar 60% Produksi Nasional pada Tahun 2019

19

a. Gambut (Peat)

Gambut merupakan sedimen organik akumulasi sisa-sisa tanaman. Diperlukan

penimbunan, kompaksi dan pembatubaraan untuk mengubahnya menjadi

batubara. Kandungan air pada gambut sangat tinggi, sekitar 75%.

b. Batubara muda (lignit)

Proses pembentukan batubara diawali dengan berubahnya gambut menjadi lignit

(batubara muda). Batubara jenis ini memiliki maturitas organik yang rendah. Lignit

biasanya mengandung kandungan kalori sekitar 2.500 kkal/kg dalam basis as

received. Di Eropa dan Australia, lignit juga dikenal dengan istilah batubara coklat

(brown coal). Kandungan air pada lignit cukup tinggi sekitar 35%-75%.

c. Batubara sub bituminus

Mendapat pengaruh suhu dan tekanan yang terus menerus selama jutaan tahun,

batubara muda dapat mengalami perubahan secara bertahap, menambah

maturitas organiknya dan berubah menjadi batubara sub-bituminus. Batubara

dengan tipe ini biasanya mengandung kandungan kalori sekitar 2.500-4.000

kkal/kg dalam basis as received. Kandungan air pada batubara sub bituminus

sekitar 25%-35%.

d. Batubara bituminus

Perubahan kimiawi dan fisika terus berlangsung hingga batubara menjadi lebih

keras dan warnanya lebih hitam dan membentuk bitumen/batubara bituminus.

Batubara dengan tipe ini biasanya mengandung kandungan kalori sekitar 4.000-

5.000 kkal/kg dalam basis as received. Kandungan air pada batubara bituminus

sekitar 10%-25%.

e. Batubara antrasit

Dalam kondisi yang tepat, peningkatan maturitas organik yang semakin tinggi

terus berlangsung hingga membentuk antrasit. Batubara dengan tipe ini biasanya

mengandung kandungan kalori sekitar diatas 5.000 kkal/kg dalam basis as received.

Kandungan air pada batubara antrasit sekitar dibawah 10%.

Dalam industri pemanfaatan batubara, dikenal dua istilah produk batubara, yaitu

thermal coal dan coking coal/metallurgical coal. Thermal coal atau steam coal digunakan

sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik. Coking coal/metallurgical coal atau kokas

merupakan batubara yang digunakan sebagai bahan baku proses peleburan besi dan baja.

Pemanfaatan batubara secara umum dijelaskan sebagai berikut.

Page 20: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

20

Pembangkit listrik yang memanfaatkan batubara sebagai bahan bakar adalah PLTU.

Pembangkit Listrik Tenaga Uap adalah pembangkit listrik yang menggunakan energi kinetik

dari uap sebagai penggerak utama untuk memutar turbin. Prinsip yang digunakan adalah

siklus Rankine, dimana air dipanaskan hingga menjadi uap, lalu uap tersebut digunakan

untuk menggerakkan turbin yang selanjutnya akan memutar generator sehingga listrik

dapat dihasilkan. Selanjutnya uap dialirkan ke kondensor agar menjadi air kembali dan

didaur ulang untuk dipanaskan kembali. Gambar II.1 berikut merupakan diagram mengenai

komponen komponen yang terdapat di PLTU berbahan bakar batubara.

Semen terbuat dari campuran kalsium karbonat (umumnya dalam bentuk batu kapur),

silika, oksida besi dan alumina. Sebuah kiln suhu tinggi, yang berbahan bakar batubara, akan

memanaskan material tersebut menjadi bahan setengah jadi pada suhu 1450 ° C. Proses

tersebut akan mengubah karakteristik material secara kimia dan fisika menjadi suatu

Page 21: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO Batubara Sebesar 60% Produksi Nasional pada Tahun 2019

21

produk yang dikenal sebagai clinker. Clinker yang bertekstur seperti kerikil abu-abu ini

menghasilkan karakteristik mengikat (binding) yang penting dalam produk semen.

Selanjutnya clinker akan dicampur dengan gipsum dan digerus sampai menjadi bubuk halus

untuk membuat semen. Batubara digunakan sebagai sumber energi dalam produksi

semen terutama untuk memanaskan kiln. Menurut World Coal (2016), dibutuhkan sekitar

200 kg batubara untuk menghasilkan satu ton semen.

Baja merupakan bahan dasar dari banyak proses manufaktur peralatan dan mesin-mesin

untuk mendukung berbagai industri seperti telekomunikasi, transportasi, pertanian, dan

lainnya. Baja adalah paduan/alloy yang bahan utamanya merupakan besi. Di alam,

keterdapatan besi ada pada bijih-bijih oksida, dalam bentuk FeO2, sehingga diperlukan

proses reduksi menghasilkan besi, dengan bantuan reduktor yaitu karbon yang didapat dari

coking coal. Coking coal akan diubah menjadi kokas dengan cara dipanaskan untuk

menghilangkan unsur pengotor dan menyisakan hampir hanya karbon murni saja. Besi

dibuat dengan cara memasukkan umpan berupa bijih besi, kokas dan sedikit fluks (mineral

seperti gamping untuk menangkap pengotor) dalam suatu tanur uap. Udara yang

dipanaskan sampai sekitar 1200° C ditiupkan ke tanur melalui pipa di bagian bawah. Udara

panas tersebut akan menyebabkan kokas terbakar, menghasilkan karbon monoksida yang

bereaksi dengan bijih besi, serta panas untuk melelehkan besi. Selanjutnya besi cair dan

terak dapat ditampung pada lubang tap di bagian bawah tungku.

Briket adalah sebuah blok bahan yang dapat dibakar yang digunakan sebagai bahan bakar

untuk memulai dan mempertahankan nyala api. Salah satu bahan utama briket adalah

batubara, disamping dapat pula digunakan bahan lainnya seperti arang kayu, biomassa dan

gambut. Briket dibuat dengan mencampur bahan utama dan bahan pendukung seperti

batu kapur, pati, boraks, dan malam di suatu mesin pembuat briket yang akan menekan

dan mengeringkan campuran bahan tersebut menjadi blok yang keras.

Batubara dapat pula digunakan sebagai bahan baku dalam industri kimia seperti

pembuatan karbon aktif, serat karbon dan logam silikon. Selain itu, terdapat upaya

pemanfaatan lainnya yang termasuk dalam usaha-usaha peningkatan nilai tambah

batubara. Contoh upaya pemanfaatan tersebut yaitu Upgraded Brown Coal, Gasifikasi

Batubara dan Pencairan Batubara. Upgraded Brown Coal adalah upaya peningkatan kualitas

Page 22: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

22

batubara lignit/brown coal yang mempunyai nilai kalori rendah menjadi batubara berkalori

tinggi (bituminus) dengan cara mengurangi kadar moisture batubara tersebut. Gasifikasi

batubara adalah proses pembuatan syngas (terdiri dari unsur CH4 , CO, H2, CO2 dan H2O) dari

batubara, air, udara dan oksigen. Pencairan Batubara adalah proses pengubahan batubara

menjadi hidrokarbon cair, yang dilakukan dengan proses langsung dan tidak langsung. Pada

proses langsung (direct liquefaction), batubara dicairkan dengan cara penguraian unsur-

unsur pembentuknya dengan cara penggunaan solvent dan katalis dalam kondisi suhu

tinggi dan tekanan tinggi. Pada proses pencairan tidak langsung (indirect liquefaction),

batubara diubah terlebih dahulu menjadi produk antara berupa syngas melalui proses

gasifikasi, lalu diubah menjadi hidrokarbon cair menggunaan proses Fischer-Kosch.

Menurut SNI 5015:2011 tentang Pedoman pelaporan, sumberdaya dan cadangan batubara,

terdapat definisi khusus mengenai sumberdaya batubara dan cadangan batubara yang

digunakan di Indonesia. Sumberdaya batubara adalah bagian dari endapan batubara dalam

bentuk dan kuantitas tertentu serta mempunyai prospek beralasan yang memungkinan

untuk ditambang secara ekonomis. Sumberdaya batubara dibagi sesuai dengan tingkat

kepercayaan geologi ke dalam kategori tereka, tertunjuk dan terukur. Sedangkan cadangan

batubara adalah bagian dari sumberdaya batubara tertunjuk dan terukur yang dapat

ditambang secara ekonomis. Penentuan cadangan secara tepat telah dilaksanakan yang

mungkin termasuk studi kelayakan, yang telah mempertimbangkan semua faktor-faktor

yang berkaitan seperti metode penambangan, ekonomi, pemasaran, legal, lingkungan,

sosial dan peraturan pemerintah. Penentuan itu harus dapat memperlihatkan bahwa pada

saat laporan dibuat, penambangan ekonomis dapat ditentukan secara memungkinkan.

Cadangan batubara dibagi sesuai dengan tingkat kepercayaannya ke dalam cadangan

batubara terkira dan cadangan batubara terbukti. Berdasarkan data dari Pusat Sumber

Daya Geologi, pada tahun 2015 jumlah sumberdaya dan cadangan batubara di Indonesia

dapat dilihat pada Tabel II.1.

Pada Tabel II.2, terdapat pembagian rentang kualitas batubara yang dibagi

berdasarkan kelas nilai kalori. Pembagian tersebut didasarkan pada Keppres. No. 13 Tahun

2000 tentang Dewan Pengembangan Kawasan Timur Indonesia Presiden Republik

Indonesia yang diperbaharui dengan PP No. 45 Tahun 2003 tentang Tarif Atas Jenis

Page 23: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO Batubara Sebesar 60% Produksi Nasional pada Tahun 2019

23

Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Departemen Energi Dan Sumber Daya

Mineral. Pembagian kualitas batubara tersebut adalah sebagai berikut.

a. Kalori Rendah < 5.100 kal/gr

b. Kalori Sedang 5.100-6.100 kal/gr

c. Kalori Tinggi > 6.100-7.100 kal/gr

d. Kalori Sangat Tinggi > 7.100 kal/gr

Page 24: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

24

Secara umum, pemanfaatan batubara di Indonesia mengikuti skema business process yang

dapat dilihat pada Gambar II.3 berikut.

Sesuai dengan skema tersebut, potensi batubara Indonesia berupa keterdapatan

sumberdaya dan cadangan batubara yang merupakan hasil dari kegiatan eksplorasi

batubara akan dimanfaatkan dengan cara dilakukan proses penambangan. Proses

Page 25: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO Batubara Sebesar 60% Produksi Nasional pada Tahun 2019

25

penambangan dimulai dari persiapan penambangan (mine development), proses

pembersihan lahan dan pemindahan lapisan penutup, penambangan batubara hingga

proses pengolahan batubara berupa coal crushing dan pencucian batubara. Hasil dari

kegiatan penambangan berupa produk batubara yang dapat bervariasi sesuai dengan

profil kualitas cadangan yang dimiliki dan brand tiap perusahaan. Namun secara umum,

terdapat dua jenis produk utama batubara yaitu metallurgical coal atau batubara high rank

yang dimanfaatkan sebagai kokas dalam industri metalurgi/peleburan logam, dan steam

coal atau batubara medium to low rank yang dimanfaatkan sebagai bahan bakar boiler pada

PLTU. Selain itu, terdapat batubara yang berkualitas rendah (nilai kalori < 5.100 kkal/kg, adb)

yang dapat dimanfaatkan secara langsung sebagai bahan bakar PLTU Mulut Tambang atau

dimanfaatkan secara non konvensional melalui teknik upgrading brown coal, coal

liquefaction, coal gasification, dan sebagainya. Kedua jenis produk utama batubara yaitu

metallurgical coal dan steam coal akan ditransportasikan ke tiap konsumennya. Adapun alur

transportasi batubara dapat dilihat pada Gambar II.4 berikut.

Transportasi batubara ke tiap konsumen akan mengikuti alur penjualan batubara, yang

dapat ditujukan untuk ekspor ataupun konsumen domestik. Untuk ekspor batubara,

beberapa negara tujuan ekspor contohnya yaitu China, India, Jepang, Korea, Taiwan,

Page 26: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

26

Hongkong, Taiwan, Filipina, Thailand, Spanyol dan lainnya. Untuk batubara yang

dikonsumsi dalam negeri, konsumen yang menyerap penggunaan batubara adalah

konsumen dari sektor pembangkit listrik (PLTU) dan sektor industri (semen, metalurgi,

pupuk, pulp, tekstil dan lainnya).

Disamping potensi serta kapasitas produksi batubaranya, posisi suatu negara sangat

penting dalam menentukan perannya dalam perdagangan batubara dunia. Posisi Indonesia

dalam pasar batubara dunia dapat dilihat pada Gambar II.5 berikut.

Menurut peta perdagangan batubara dunia tersebut, Indonesia merupakan salah satu top

coal exporter atau pengekspor batubara terbesar dunia. Pada 2013 dan 2014, ekspor

batubara dari Indonesia mencapai nominal 400 juta ton. Bersama dengan Australia,

Indonesia mengisi porsi permintaan dari negara-negara yang merupakan mayoritas

konsumen batubara dunia, seperti China dan India. China dan India merupakan top coal

consumers dunia dengan porsi konsumsi batubara sekitar 55% dari total konsumsi batubara

dunia pada 2013. Selain China dan India, beberapa negara lain yang menjadi konsumen

batubara terbesar dunia yaitu Amerika Serikat Jepang, Rusia, Korea Selatan, dan negara-

negara Eropa.

Page 27: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO Batubara Sebesar 60% Produksi Nasional pada Tahun 2019

27

Banyaknya permintaan batubara ke Indonesia dan Australia dikarenakan posisi

yang strategis dan dekat dengan negara konsumen dan importir batubara terbesar dunia,

yaitu China dan India. Dibandingkan Australia, posisi Indonesia lebih dekat terhadap kedua

negara tersebut. Selain faktor lokasi, faktor kualitas batubara Indonesia yang mayoritas

adalah medium rank atau batubara thermal sangat cocok digunakan untuk kebutuhan

batubara PLTU di China dan India. Hal ini mengakibatkan permintaan batubara dari

Indonesia meningkat dan menjadikan Indonesia sebagai salah satu eksportir batubara

terbesar dunia.

Tingginya jumlah ekspor batubara Indonesia tidak sebanding dengan persentase

cadangan batubara yang dimiliki Indonesia terhadap persentase cadangan batubara dunia.

Dari total 891 milyar ton cadangan batubara dunia, Indonesia memiliki sekitar 30 milyar ton

cadangan batubara atau sekitar 3,1% cadangan batubara dunia (BP Statistical Review, 2016).

Adapun negara dengan cadangan batubara terbesar yaitu Amerika Serikat (26%), Rusia

(17%), China (12%), Australia (8%) dan India (6%).

Pada periode 2000 hingga tahun 2009, produksi batubara Indonesia terus mengalami

peningkatan yang juga diiringi dengan peningkatan ekspor batubara. Grafik pertumbuhan

produksi dan ekspor batubara Indonesia dapat dilihat pada Gambar II.6 berikut.

Page 28: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

28

Rata-rata laju kenaikan produksi batubara Indonesia selama produksi tersebut adalah sebesar 12 persen per tahun. Kenaikan produksi tersebut disebabkan oleh meningkatnya harga batubara. Pada periode 2000 – 2009 terjadi commodity price boom atau ledakan harga komoditas yang disebabkan oleh meningkatnya permintaan dari negara-negara berkembang seperti China, India, Taiwan, dan lainnya. Mayoritas harga komoditas primer seperti komoditas pangan dan energi mengalami peningkatan, dan batubara juga terkena dampak peningkatan harga. Hal tersebut dapat dilihat pada peningkatan harga batubara bituminus (kalori sedang) pada periode 2000 hingga 2014, yang dapat dilihat pada Gambar II.7 berikut.

Meningkatnya harga batubara dan permintaan batubara mengakibatkan perusahaan

tambang batubara melakukan peningkatan kapasitas produksi. Hal tersebut lah yang

mengakibatkan peningkatan produksi batubara Indonesia sesuai Gambar II.6. Sebagai

respons dari permintaan ekspor, mayoritas alokasi dari produksi batubara Indonesia

ditujukan untuk ekspor ke negara-negara konsumen batubara seperti China, India, Jepang,

Korea, Taiwan dan lainnya. Ekspor batubara Indonesia mengalami peningkatan sebesar

rata-rata 13% selama 2000 hingga 2009.

Selama periode tahun 2000 hingga tahun 2009, konsumsi domestik batubara Indonesia

juga mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan produksi batubara Indonesia.

Dominasi dari konsumsi batubara domestik adalah sektor pembangkit listrik atau PLTU,

yang mengkonsumsi batubara sebesar rata-rata 61% dari konsumsi batubara nasional.

Page 29: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO Batubara Sebesar 60% Produksi Nasional pada Tahun 2019

29

Dominasi kedua dari konsumen batubara domestik adalah sektor lainnya sebesar rata-rata

22%, disusul oleh konsumsi dari sektor keramik dan semen sebesar rata-rata 13%. Sektor

lainnya yang dimaksud ini adalah dari sektor industri pupuk, tekstil, bahan kimia dan lain

sebagainya. Secara detail, konsumsi batubara domestik dari tiap sektor industri dapat

dilihat pada Gambar II.8 berikut.

Page 30: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...
Page 31: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO Batubara Sebesar 60% Produksi Nasional pada Tahun 2019

31

Dalam UUD 1945 terutama pada pasal 33 ayat 3, secara tegas telah disebutkan bahwa

negara berdaulat atas kekayaan sumber daya alam dan pengeolaannya harus

dimanfaatkan secara sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Mineral dan batubara sebagai

sumber daya alam strategis yang tidak terbarukan mempunyai peran dan nilai yang penting

bagi pembangunan bangsa. Dalam upaya mendukung pembangunan nasional menuju

rakyat yang makmur, produksi sumber daya alam sudah sewajarnya dimaksimalkan

penggunaannya untuk kebutuhan industri dalam negeri.

Batubara merupakan salah satu sumber energi yang mendominasi bauran energi

listrik nasional (electricity energy mix). Blueprint Pengelolaan Energi Nasional 2005-2025

sesuai yang terkandung dalam Peraturan Presiden No.5 tahun 2006, menyebutkan bahwa

pada 2025 batubara akan mengisi porsi sebanyak 33% bauran energi nasional. UU No. 30

tahun 2007 tentang Energi, pada pasal 21 mengatakan, “pemanfaatan energi dilakukan

diantaranya dengan mengoptimalkan seluruh potensi sumber daya energi, dan

memprioritaskan pemenuhan kebutuhan masyarakat.” Dengan demikian, dalam

mendukung kebijakan pemerintah tentang ketahanan energi tersebut, pemenuhan

kebutuhan batubara dalam negeri merupakan hal yang penting dan prioritas untuk

dilakukan.

Sebagai bentuk implementasi dari amanat UUD 1945 pasal 33 ayat 3 dan sebagai

tindak lanjut dari implementasi dukungan terhadap tercapainya bauran energi nasional,

pemerintah kembali menegaskan tentang pengutamaan batubara untuk kepentingan

dalam negeri pada UU No.4 tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara. Bab Penguasaan

Mineral dan Batubara UU No.4 tahun 2009 yaitu pada tepatnya pada pasal 5 ayat 1 hingga

ayat 5, menyebutkan bahwa pemerintah dapat menetapkan kebijakan pengutamaan

mineral dan/atau batubara untuk kepentingan dalam negeri. Kebijakan tersebut dapat

dilakukan dengan pengendalian produksi maupun pembatasan ekspor. Peraturan

Pemerintah No. 23 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan

Mineral dan Batubara, pada pasal 84 ayat 1 menyebutkan bahwa: “Pemegang IUP Operasi

Page 32: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

32

Produksi dan IUPK Operasi Produksi harus mengutamakan kebutuhan mineral dan/atau

batubara untuk kepentingan dalam negeri.”

Pada periode 2000-2009, porsi konsumsi domestik dari produksi batubara masih rendah,

yaitu hanya sekitar 25,7% dari produksi batubara nasional. Sebanyak 74,3% batubara

Indonesia diekspor ke luar negeri. Pada 2009, Indonesia menjadi pengekspor batubara

terbesar kedua di dunia setelah Australia dengan jumlah ekspor sekitar 198 juta ton.

Cadangan batubara Indonesia sebanyak sekitar 32 milyar ton (Badan Geologi, 2015) hanya

sekitar 3% dari cadangan batubara dunia sebesar 826 milyar ton (EIA, 2010). Negara-negara

yang memiliki cadangan batubara lebih besar, seperti Amerika (238 milyar ton), Russia (157

milyar ton) dan China (114 milyar ton), mengkonsumsi batubara dalam porsi besar (sekitar

91% dari total produksi batubara nasional) untuk kepentingan dalam negerinya. Dengan

demikian, sebagai negara yang tidak memiliki cadangan batubara yang melimpah,

sewajarnya Indonesia harus mengutamakan penggunaan batubara untuk konsumsi dalam

negeri dibandingkan ekspor. Hal ini dikarenakan jika kondisi dominasi ekspor batubara ini

terus berlanjut, maka terdapat kemungkinan suatu saat cadangan batubara Indonesia

habis tertambang dan tidak tersedianya stok batubara nasional yang cukup untuk

memenuhi kebutuhan batubara dalam negeri.

Sebagai implementasi amanat UU No.4 tahun 2009 dan berdasarkan penjelasan

berbagai landasan hukum tentang pengutamaan batubara untuk kepentingan dalam

negeri, pada 31 Desember 2009, Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral menerbitkan

Peraturan Menteri No 34 tahun 2009 tentang Pengutamaan Pemasokan Kebutuhan

Mineral dan Batubara untuk Kepentingan Dalam Negeri, yang dikenal juga dengan istilah

Domestic Market Obligation. Di dalam Permen tersebut, diatur kewajiban pemasokan

kebutuhan mineral dan batubara bagi badan usaha pertambangan mineral dan batubara

yang ditentukan dalam persentase minimal penjualan mineral atau persentase minimal

penjualan batubara. Badan usaha pertambangan mineral dan batubara tersebut tetap

dapat melakukan ekspor komoditasnya sepanjang persentase minimal penjualan

batubaranya terpenuhi. Selain itu, diatur juga mengenai ketentuan pemakai mineral dan

pemakai batubara. Pemakai batubara terdiri dari pemakai batubara sebagai bahan baku

Page 33: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO Batubara Sebesar 60% Produksi Nasional pada Tahun 2019

33

yaitu dari industri briket, pengolahan logam, pencairan batubara, gasifikasi batubara dan

peningkatan mutu batubara serta pemakai batubara sebagai bahan bakar yaitu sektor

pembangkit listrik, sektor industri, sektor usaha kecil dan sektor rumah tangga.

Perencanaan pemasokan kebutuhan mineral dan batubara untuk kepentingan dalam

negeri dilakukan oleh Direktur Jenderal Mineral dan Batubara dengan melihat prediksi

kebutuhan mineral dan batubara setahun kedepan yang disampaikan oleh pemakai

mineral dan batubara serta prediksi produksi batubara setahun kedepan yang disampaikan

oleh badan usaha pertambangan mineral dan batubara dalam bentuk Rencana Kerja

Anggaran dan Biaya. Setelah data-data tersebut terkumpul, selanjutnya Direktur Jenderal

akan meminta persetujuan Menteri ESDM untuk menerbitkan Keputusan Menteri tentang

Penetapan Kebutuhan dan Persentase Minimal Penjualan Batubara atau Mineral untuk

Kepentingan Dalam Negeri. Keputusan Menteri itulah yang akan dijadikan acuan dan

patokan dalam implementasi pemasokan kebutuhan mineral dan batubara. Adapun

gambaran mekanisme penentuan pemasokan kebutuhan mineral dan batubara sesuai

dengan Permen No. 34 tahun 2009 dapat dilihat pada Gambar III.1 berikut.

Pemakai batubara dan produsen batubara akan menyampaikan prediksi kebutuhan dan

prediksi produksi batubara kepada Direktur Jenderal paling lambat bulan Maret tahun

berjalan, dan keputusan menteri tentang penetapan kebutuhan dan persentase minimal

penjualan dalam negeri untuk tahun berikutnya paling lambat dikeluarkan pada bulan Juni

Page 34: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

34

tahun berjalan. Jika terdapat revisi mengenai jumlah kebutuhan dan produksi, dapat

disampaikan kepada Direktur Jenderal hingga bulan November, dan revisi keputusan

menteri tentang penetapan kebutuhan dan persentase minimal penjualan dalam negeri

dapat diterbitkan pada bulan Desember.

Mekanisme pengawasan dan pelaporan dari implementasi kebijakan DMO

tersebut dilakukan pada tahun berlakunya, yaitu pelaporan dari pemakai dan produsen

batubara tiap tiga bulan, pada Maret, Juni, September dan Desember. Apabila dari pihak

produsen batubara tidak dapat memenuhi komitmen presentase penjualan minimum

untuk kebutuhan dalam negeri, maka Kementerian ESDM dapat memberikan sanksi

berupa peringatan tertulis sebanyak 3 kali dan sanksi pemotongan rencana produksi

sebesar 50% pada tahun berikutnya. Sanksi demikian juga berlaku pada pihak pemakai

batubara yang tidak dapat memenuhi komitmen pemakaian batubaranya, yaitu sanksi

berupa peringatan tertulis sebanyak 3 kali dan sanksi pemotongan rencana konsumsi

batubara sebesar 50% pada tahun berikutnya.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 merupakan

tahapan ketiga dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025

yang telah ditetapkan melalui UU No. 7 tahun 2007. RPJMN 2015-2019 yang disusun dari

rancangan teknokratik Bappenas merupakan pedoman untuk pencapaian visi misi presiden

dan pedoman untuk melaksanakan pembangunan agar tetap konsisten dengan amanat

UUD 1945 dan RPJPN 2005-2025.

Dalam Buku II RPJMN 2015-2019 tentang Agenda Pembangunan Bidang, pada

bagian Bidang Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup terdapat penjelasan

tentang permasalahan dan isu strategis yaitu dalam hal Penguatan Pasokan, Bauran dan

Efisiensi Konsumsi Energi. Salah satu isu yang berkaitan dengan batubara sebagai sumber

energi nasional adalah produksi batubara yang terus meningkat sejalan dengan

peningkatan ekspor dan konsumsi domestik. Pada 2010, produksi batubara nasional sekitar

275 juta ton dengan jumlah ekspor batubara 208 juta ton. Jumlah produksi tersebut

meningkat sebesar 158% pada 2014 menjadi 458 juta ton, dimana ekspor batubara mencapai

angka 359 juta ton atau 78% dari total produksi nasional. Hal ini menjadi isu strategis

dikarenakan timbulnya kekhawatiran akan keamanan pasokan batubara sebagai salah satu

Page 35: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO Batubara Sebesar 60% Produksi Nasional pada Tahun 2019

35

sumber energi nasional. Sebagai solusinya, pada dokumen RPJMN 2015-2019 terdapat salah

satu sasaran utama dalam Penguatan Pasokan, Bauran dan Efisiensi Konsumsi Energi dalam

mengatasi isu produksi batubara tersebut, yaitu penetapan target produksi batubara

sebesar 425-400 juta ton dengan konsumsi domestik sebesar 24-60 persen selama kurun

waktu 2015-2019. Secara detail, target produksi batubara dan konsumsi domestik tiap tahun

selama periode 2015-2019 ditampilkan dalam Tabel III.1 berikut.

Target produksi batubara ditetapkan menurun tiap tahunnya mulai dari 425 juta ton pada

2015, 419 juta ton pada 2016, 413 juta ton pada 2017, 406 juta ton pada 2018 dan 400 juta ton

pada 2019, dengan laju penurunan produksi rata-rata 1,5% per tahun. Persentase konsumsi

domestik ditargetkan meningkat tiap tahunnya, yaitu 24% atau 102 juta ton pada 2015, 26%

atau 111 juta ton pada 2016, 29% atau 121 juta ton pada 2017, 32% atau 131 juta ton pada 2018

serta 60% atau 240 juta ton pada 2019, dengan laju peningkatan rata-rata 8% pada rentang

2015-2018 namun terjadi peningkatan yang cukup signifikan sebesar 83% antara target pada

2018 dan 2019. Penurunan ekspor batubara dilakukan secara bertahap sebesar rata-rata 5%

pada rentang waktu 2015-2018, namun terjadi penurunan target ekspor yang cukup

signifikan pada 2019 sebesar 41%. Target produksi dan DMO batubara yang tertuang dalam

RPJMN 2015-2019 ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi Kementerian ESDM dalam

menyusun persentase minimal penjualan batubara dalam negeri yang diterbitkan dalam

bentuk Keputusan Menteri ESDM tiap tahunnya.

Page 36: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

36

Pada periode 2010-2015, produksi batubara Indonesia mengalami kenaikan dan penurunan.

Pada periode ini pula, kebijakan DMO batubara telah mulai diterapkan sejak 2010 dengan

bentuk Keputusan Menteri ESDM yang mengatur perkiraan kebutuhan dan persentase

minimal penjualan batubara untuk kepentingan dalam negeri. Adapun rencana produksi

dan realisasi produksi batubara Indonesia beserta rencana DMO dan realisasi DMO

batubara Indonesia dari tahun 2010 hingga 2015 dapat dilihat pada Gambar III.2 berikut.

Pada grafik tersebut, terlihat bahwa pada periode 2010 hingga 2015, realisasi produksi

batubara Indonesia terus mengalami peningkatan dan penurunan dengan puncak produksi

terjadi pada tahun 2013. Mayoritas batubara digunakan untuk ekspor batubara, dengan

rata-rata 77% dari porsi produksi batubara nasional. Hal tersebut terimbas oleh pengaruh

fluktuasi harga batubara dimana terjadi peningkatan yang cukup signifikan pada periode

2009 hingga 2011. Perkembangan harga batubara Indonesia dalam bentuk Harga Batubara

Acuan (HBA) selama 2008 hingga 2015 dapat dilihat pada Gambar III.3 berikut.

Page 37: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO Batubara Sebesar 60% Produksi Nasional pada Tahun 2019

37

Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa setelah mengalami peningkatan harga hingga

2011, untuk tahun selanjutnya terdapat tren penurunan harga hingga mencapai 60,73

USD/ton pada 2015. Namun hingga 2014, ekspor batubara tetap meningkat, hal ini

dikarenakan adanya pengaruh peningkatan permintaan batubara dari Tiongkok, India,

Jepang dan sebagainya.

Menurut Gambar III.2, target DMO batubara diproyeksikan terus meningkat tiap

tahunnya. Namun, realisasi konsumsi batubara tersebut mayoritas tidak mencapai target.

Hanya pada tahun 2010 target DMO batubara tercapai, sisanya dari tahun 2011 hingga 2015,

target DMO tersebut tidak tercapai. Pengguna batubara dalam negeri didominasi oleh

sektor pembangkit listrik. Selain penggunaannya dalam bahan bakar pembangkit listrik,

pengguna batubara juga berasal dari sektor industri yang menggunakan batubara sebagai

bahan baku maupun bahan bakar, yaitu di industri peleburan besi dan baja, industri semen,

pupuk, pulp, tekstil, kimia dan lainnya. Pembahasan rinci mengenai target yang tertuang

dalam Keputusan Menteri ESDM tentang DMO Batubara dan pencapaian konsumsi tiap

pemakai batubara dalam kebijakan DMO tersebut dijabarkan dalam penjelasan berikut.

Page 38: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

38

Sebagai tindak lanjut implementasi Peraturan Menteri ESDM No. 34 tahun 2009 tentang

Pengutamaan Pemasokan Kebutuhan Mineral dan Batubara untuk Kepentingan Dalam

Negeri, pada 19 April 2010 Kementerian ESDM mengeluarkan Keputusan Menteri ESDM

No. 1604 tahun 2010 tentang Penetapan Kebutuhan dan Persentase Minimal Penjualan

Batubara untuk Kepentingan Dalam Negeri Tahun 2010. Permen ESDM tersebut juga diatur

mengenai persentase minimal kewajiban pemasokan batubara pada tahun 2010 yaitu

sebanyak 41 perusahaan tambang batubara yang terdiri dari 36 perusahaan PKP2B, 1 BUMN

dan 6 perusahaan KP atau IUP. Perkiraan kebutuhan batubara untuk kepentingan dalam

negeri (domestic end user) oleh pemakai batubara tahun 2010 adalah sebesar 64,96 juta

ton.

Adapun rincian daftar pemakai batubara domestik Indonesia yang dilengkapi

dengan volume serta kualitas batubara untuk tahun 2010 beserta realisasi konsumsinya

adalah sebagai berikut.

Pada tahun ini, hampir keseluruhan target konsumsi batubara tiap pemakai batubara tidak

terpenuhi, kecuali pada industri metalurgi.

Kementerian ESDM mengeluarkan Keputusan Menteri ESDM No. 2360 K/30/MEM/2010

tentang Penetapan Kebutuhan dan Persentase Minimal Penjualan Batubara untuk

Kepentingan Dalam Negeri Tahun 2011. Kepmen ESDM tersebut diatur mengenai

Page 39: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO Batubara Sebesar 60% Produksi Nasional pada Tahun 2019

39

persentase minimal kewajiban pemasokan batubara pada tahun 2011 yaitu sebanyak 53

perusahaan tambang batubara yang terdiri dari 42 perusahaan PKP2B, 1 BUMN dan 10

perusahaan KP atau IUP. Menurut Kepmen tersebut, Perkiraan kebutuhan batubara untuk

kepentingan dalam negeri (domestic end user) oleh pemakai batubara tahun 2010 adalah

sebesar 78,97 juta ton . Namun pada 1 Desember 2011 terbit Kepmen ESDM No.

1334.K/32/DJB/2011 yang merevisi target konsumsi batubara domestik menjadi 60,15 juta

ton.

Adapun rincian daftar pemakai batubara domestik Indonesia yang dilengkapi

dengan volume serta kualitas batubara untuk tahun 2011 beserta realisasi konsumsinya

adalah sebagai berikut.

(Sumber: Direktorat Pembinaan dan Pengusahaan Batubara, KESDM 2016)

Melalui Kepmen ESDM No. 1334.K/32/DJB/2011, terdapat revisi target konsumsi

pada konsumsi batubara dari target DMO yang telah ditetapkan sebelumnya pada

Keputusan Menteri ESDM No. 2360 K/30/MEM/2010. Revisi tersebut dilakukan pada target

konsumsi batubara oleh PLTU PT PLN (Persero) dikarenakan mundurnya Commercial

Operating Date beberapa PLTU yang tergabung pada Proyek PLTU 10.000 MW. Selain PLTU

PT PLN (Persero), pemakai batubara lainnya yang tidak memenuhi target konsumsi adalah

industri semen dan industri tekstil. Industri semen hanya menyerap 5,87 juta ton atau 66%

dari target konsumsi 8,87 juta ton. Industri tekstil juga tidak mampu mencapai target

dengan realisasi pemakaian batubara 0,189 juta ton atau hanya 10% dari target konsumsinya

Page 40: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

40

sekitar 1,97 juta ton. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya kesalahan prediksi perhitungan

kebutuhan batubara dari sektor industri, atau tidak terpenuhinya kebutuhan industri semen

dan tekstil akan batubara dengan kualitas tertentu (4.000 - 6.200 kkal/kg, gar dan 5.000 -

6.500 kkal/kg, gar) dari sejumlah perusahaan yang diwajibkan melaksanakan DMO

Batubara. Dengan demikian, total realisasi konsumsi batubara domestik dari beberapa

pemakai batubara tersebut adalah 51,35juta ton. Jumlah ini tidak dapat mencapai target

baik dari DMO awal yaitu 78,97 juta ton maupun target pada revisi DMO batubara yaitu

sebesar 60,15 juta ton.

Pada 25 Agustus 2011, Kementerian ESDM mengeluarkan Keputusan Menteri ESDM No.

1991 K/30/MEM/2011 tentang Penetapan Kebutuhan dan Persentase Minimal Penjualan

Batubara untuk Kepentingan Dalam Negeri Tahun 2012 yang mengatur mengenai

persentase minimal kewajiban pemasokan batubara pada tahun 2012 yaitu sebanyak 63

perusahaan (40 PKP2B, 1 BUMN dan 22 perusahaan KP atau IUP. Perkiraan kebutuhan

batubara domestik tahun 2012 adalah sebesar 78,97 juta ton. Pada 31 Oktober 2012,

Kementerian ESDM menerbitkan Kepmen ESDM No. 909.K/32/DJB/2012 sebagai revisi

Kepmen sebelumnya yang mengubah target perkiraan kebutuhan batubara domestik

menjadi 67,25 juta ton. Rincian target dan realisasi konsumsi batubara domestik untuk

tahun 2012 adalah sebagai berikut.

Page 41: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO Batubara Sebesar 60% Produksi Nasional pada Tahun 2019

41

Melalui Kepmen ESDM No. 909.K/32/DJB/2012, terdapat revisi target konsumsi

pada konsumsi batubara dari target DMO yang telah ditetapkan sebelumnya pada

Keputusan Menteri ESDM No. 1991 K/30/MEM/2011. Revisi tersebut dilakukan dikarenakan

adanya beberpa PLTU yang belum beroperasi pada tahun 2012 dan adanya

kenaikan/penurunan target produksi beberapa perusahaan tambang batubara. Revisi

terutama pada target konsumsi batubara oleh PLTU PT PLN (Persero) dikarenakan

mundurnya Commercial Operating Date beberapa PLTU yang seharusnya beroperasi pada

tahun 2012. Pemakaian batubara PLTU PT PLN (Persero), sebesar 37,2 juta ton pada tahun

2012 sesuai dengan revisi target DMO, namun tidak dapat mencapai target DMO awal

sebesar 57,2 juta ton.

Realisasi konsumsi batubara pada tahun 2012 untuk beberapa pemakai batubara

lainnya, secara mayoritas memenuhi revisi target DMO, kecuali pada industri semen dan

tekstil. Industri semen hanya menyerap 0,32 juta ton dari target konsumsi 8,4 juta ton.

Industri tekstil juga tidak mampu mencapai target dengan realisasi pemakaian batubara 0,3

juta ton atau hanya 15% dari target konsumsinya sekitar 1,93 juta ton, begitu pula dengan

realisasi konsumsi batubara yang tidak mencapai target terjadi pada sektor industri pulp,

dengan tingkat penyerapan batubara sebesar 0,6 juta ton serta sektor industri pupuk,

dengan tingkat konsumsi batubara sebesar 0,87 juta ton dari target konsumsi 1,3 juta ton.

Dengan demikian, total realisasi konsumsi batubara domestik dari beberapa pemakai

batubara yang terdaftar pada kebijakan DMO tahun 2012 tersebut adalah 55 juta ton.

Jumlah ini dapat tidak dapat mencapai target DMO awal yaitu sebesar 82,07 ton maupun

revisi target DMO batubara tahun 2012 sebesar 67,25 juta ton.

Page 42: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

42

Kementerian ESDM mengeluarkan Keputusan Menteri ESDM No. 2934 K/30/MEM/2012

tentang Penetapan Kebutuhan dan Persentase Minimal Penjualan Batubara untuk

Kepentingan Dalam Negeri Tahun 2013 pada 8 Oktober 2012. Dalam Kepmen ESDM

tersebut diatur mengenai persentase minimal kewajiban pemasokan batubara pada tahun

2013 yaitu sebanyak 71 perusahaan tambang batubara yang terdiri dari 46 perusahaan

PKP2B, 1 BUMN dan 25 perusahaan KP atau IUP. Perkiraan kebutuhan batubara untuk

kepentingan dalam negeri (domestic end user) oleh pemakai batubara tahun 2013 adalah

sebesar 74,32 juta ton. Pada 24 Desember 2013, KESDM menerbitkan Keputusan Menteri

ESDM No. 4023 K/30/MEM/2013 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri ESDM No.

2934 K/30/MEM/2012 tentang Penetapan Kebutuhan dan Persentase Minimal Penjualan

Batubara untuk Kepentingan Dalam Negeri Tahun 2013. Total target DMO batubara setelah

direvisi adalah senilai 72,07 juta ton.

Adapun rincian daftar kebutuhan pemakai batubara domestik Indonesia beserta

kualitas batubara yang digunakan, target, revisi target dan realisasi konsumsi batubara

untuk tahun 2013 adalah sebagai berikut.

Melalui Kepmen ESDM No. 4023 K/30/MEM/2013, terdapat revisi target konsumsi

pada konsumsi batubara dari target DMO yang telah ditetapkan sebelumnya pada

Keputusan Menteri ESDM No. 2934 K/30/MEM/2012. Revisi tersebut dilakukan dikarenakan

Page 43: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO Batubara Sebesar 60% Produksi Nasional pada Tahun 2019

43

adanya penurunan target konsumsi batubara PLTU PT.PLN akibat beberapa PLTU yang

belum beroperasi pada tahun 2013 dan adanya perubahan jumlah produksi beberapa

perusahaan tambang batubara. Dengan demikian pencapaian pemakaian batubara PLTU

pada tahun 2013 sesuai dengan revisi target DMO.

Realisasi konsumsi batubara pada tahun 2013 untuk beberapa pemakai batubara

lainnya, secara mayoritas memenuhi revisi target DMO, kecuali pada industri semen dan

tekstil. Industri semen hanya menyerap 7,19 juta ton atau 73% dari target konsumsi 9,8 juta

ton. Industri tekstil 1,46 juta ton atau hanya 76% dari target konsumsinya sekitar 1,93 juta ton,

begitu pula dengan industri pulp kertas yang hanya mencapai realisasi produksi 0,4 juta ton.

Industri yang dapat mencapai target konsumsi adalah industri pupuk dengan pencapaian

0,84 juta ton. Dengan demikian, total realisasi konsumsi batubara domestik dari beberapa

pemakai batubara yang terdaftar pada kebijakan DMO tahun 2013 tersebut adalah 72,07

juta ton. Jumlah ini dapat mencapai revisi target DMO batubara tahun 2013 sebesar 72,01

juta ton, namun tidak dapat mencapai target DMO sebelumnya yaitu sebesar 74,32 juta ton.

Pada 30 Juli 2013, Kementerian ESDM mengeluarkan Keputusan Menteri ESDM No.

2901K/30/MEM/2013 tentang Penetapan Kebutuhan dan Persentase Minimal Penjualan

Batubara untuk Kepentingan Dalam Negeri Tahun 2014. Kepmen ESDM tersebut mengatur

mengenai persentase minimal kewajiban pemasokan batubara pada tahun 2010 yaitu

sebanyak 85 perusahaan tambang batubara yang terdiri dari 50 perusahaan PKP2B, 1

BUMN dan 34 perusahaan IUP. Perkiraan kebutuhan batubara untuk kepentingan dalam

negeri tahun 2014 adalah sebesar 95,55 juta, dengan rincian sebagai berikut.

Page 44: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

44

Pada tahun 2014 ini, target DMO adalah sebesar 95,55 juta ton, namun

pencapaiannya hanya sebesar 73,26 juta ton. Hampir semua industri tidak mencapai target

konsumsinya, kecuali pada industri pulp. Pencapaian target konsumsi PLTU sebesar 63,05

juta ton, dari target konsumsi sebesar 76,7 juta ton; pencapaian target konsumsi industri

metalurgi adalah sebesar 0,3 juta ton dari target 3,23 juta ton; pencapaian target konsumsi

industri semen sebesar 7,19 juta ton dari target 9,8 juta ton; pencapaian target konsumsi

industri tekstil adalah sebesar 1,46 juta ton dari target 2,06 juta ton dan pencapaian industri

pupuk adalah sebesar 0,4 juta ton dati target 1,16 juta ton. Satu-satunya industri yang

mampu memenuhi target DMO adalah industri kertas dengan konsumsi sebesar 0,86 juta

ton dari targetnya sebesar 0,6 juta ton.

Kementerian ESDM mengeluarkan Keputusan Menteri ESDM No. 2805 K/30/MEM/2014

tentang Penetapan Kebutuhan dan Persentase Minimal Penjualan Batubara untuk

Kepentingan Dalam Negeri Tahun 2013. Perkiraan kebutuhan batubara untuk kepentingan

dalam negeri oleh pemakai batubara tahun 2015 adalah sebesar 92,31 juta ton. Permen

ESDM tersebut juga diatur mengenai persentase minimal kewajiban pemasokan batubara

pada tahun 2015 yaitu sebanyak 82 perusahaan tambang batubara ( 47 PKP2B, 1 BUMN dan

34 IUP). Rincian target dan realisasi DMO batubara tahun 2015 adalah sebagai berikut.

Page 45: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO Batubara Sebesar 60% Produksi Nasional pada Tahun 2019

45

Rekapitulasi keberjalanan kebijakan DMO Batubara sejak 2010 hingga 2015 dapat dilihat

pada gambar dan tabel berikut.

Page 46: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

46

Berdasarkan grafik dan tabel keberjalanan kebijakan DMO selama 2010-2015 tersebut,

dapat dilihat profil konsumsi batubara tiap pemakai. Pemakaian batubara oleh PLTU, baik

oleh PT PLN, IPP (Independent Power Producer/PLTU Swasta), merupakan pemakaian

batubara dengan porsi terbesar untuk tiap tahun, yaitu dengan rata-rata 87% dari total

realisasi konsumsi batubara domestik. Namun pemakaian batubara oleh PLTU ini sering

menyebabkan adanya revisi pada target DMO, terutama pada tahun 2011 hingga 2013.

Revisi ini disebabkan mundurnya COD (Commercial Operating Date) PLTU-PLTU yang

tergabung dalam proyek pembangkit 10.000 MW. Hal tersebut menyebabkan target awal

DMO PLTU sering tidak tercapai. Dengan demikian, salah satu indikasi awal penyebab tidak

terrealisasinya target DMO batubara adalah dari sisi COD PLTU. Selanjutnya, analisis

mendalam mengenai isu/permasalahan lainnya yang mempengaruhi ketercapaian target

DMO tiap tahun akan dibahas pada Bab VI.

Page 47: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO Batubara Sebesar 60% Produksi Nasional pada Tahun 2019

47

Peramalan adalah proses prediksi masa depan berdasarkan data yang telah didapat dari

masa lampau hingga saat ini. Secara umum, ada dua jenis peramalan yaitu peramalan

kualitatif dan peramalan kuantitatif. Peramalan kualitatif adalah teknik peramalan subjektif,

berdasarkan pendapat dan judgement narasumber dan ahli, yang cocok digunakan jika data

masa lalu tidak tersedia. Beberapa contoh metode peramalan kualitatif adalah metode

Delphi, riset pasar dan analogi siklus hidup historis. Peramalan kuantitatif adalah teknik

peramalan menggunakan model untuk menghitung prediksi data masa depan

berdasarkan historis data masa lalu yang tersedia. Contoh peramalan kuantitatif adalah

causal forecasting dan time series forecasting. Causal forecasting adalah peramalan dengan

menggunakan hubungan sebab akibat satu atau beberapa variabel yang mempengaruhi

perubahan data historis. Time series forecasting adalah peramalan dengan melihat pola dan

perilaku data historis dan menjadikannya dasar untuk memprediksi masa depan.

Time series adalah suatu set data pengamatan yang dikumpulkan dalam periode

waktu tertentu (Chatfield, 2000). Secara konvensi, ada dua tipe data time series yaitu

continous dan discrete. Contoh data continous time series adalah pengamatan aktivitas

organ tubuh melalui suatu alat rekam medis. Contoh data discrete time series adalah

penjualan tiket pesawat yang dihitung dalam orde bulanan. Analisis yang dilakukan pada

data time series mempunyai beberapa tujuan yaitu sebagai berikut.

a. Deskripsi dari data yang ada dengan menggunakan ringkasan statistik atau

metode grafis.

b. Penentuan jenis model statistik yang sesuai untuk menggambarkan proses

generasi data.

c. Untuk melakukan peramalan terhadap nilai data di masa depan.

d. Melakukan fungsi kontrol terhadap proses saat ini sehingga dapat dilakukan

tindakan yang tepat.

Analisis dan peramalan time series biasanya melibatkan penentuan model yang sesuai

berdasarkan data yang tersedia. Tahapan pembentukan model statistik dalam analisis time

series yaitu terdiri dari identifikasi model, estimasi model dan verifikasi model.

Page 48: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

48

Peramalan dengan menggunakan time series menggunakan data numerik historis

dengan asumsi pola dan perilaku data yang telah terjadi dapat terus berlanjut di masa depan

dan digunakan sebagai landasan untuk melakukan prediksi. Tahapan peramalan dengan

menggunakan time series digambarkan pada Gambar IV.1 berikut.

Sebagai tahap awal, setelah dilakukan plot data dalam bentuk grafik terhadap waktu,

penting untuk mengetahui karakteristik dan pola data historis yang terjadi. Sifat data yang

dimaksud disini yaitu stasioneritas yang merupakan suatu kondisi dimana nilai rataan dan

variansi dari suatu set data historis relatif tidak berganti sepanjang waktu pengamatan.

Contoh dari data time series yang stasioner dan data time series yang non stasioner adalah

seperti yang ditampilkan pada Gambar IV.2 berikut.

Page 49: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO Batubara Sebesar 60% Produksi Nasional pada Tahun 2019

49

Adapun pola dari suatu data time series dapat dijelaskan dengan penjelasan komponen-

komponen variasi pola data yang sering muncul pada suatu set data time series , yaitu

sebagai berikut.

a. Musiman (seasonal)

Variasi musiman merupakan munculnya pola variasi data pada periode tertentu

akibat faktor musiman baik yang diamati dalam jangka waktu mingguan, bulanan,

tiap triwulan atau caturwulan (quarterly). Variasi musiman terjadi dalam jangka

waktu kurang dari satu tahun. Gambar berikut merupakan contoh data dengan

pola seasonal.

Page 50: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

50

b. Tren (trend)

Tren merupakan perubahan yang terjadi secara jangka panjang yang mempunyai

kecenderungan meningkat, menurun ataupun konstan.

c. Siklus (cyclical)

Variasi berupa pengulangan siklus yang terjadi pada periode lebih dari satu tahun,

dan tidak dalam suatu periode pengulangan yang pasti. Gambar berikut

merupakan contoh data dengan pola cyclical, dengan periode pengulangan yang

tidak sama, antara 8-10 tahun.

Page 51: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO Batubara Sebesar 60% Produksi Nasional pada Tahun 2019

51

d. Irregullar component

Variasi selain tren, musiman dan siklus yang bersifat tidak beraturan dan acak.

Suatu data time series dapat memiliki satu, dua atau semua jenis pola tersebut. Gambar

berikut merupakan contoh plot data historis yang memiliki semua pola data.

Tahapan peramalan selanjutnya setelah pola data diketahui, adalah pemilihan teknik

peramalan. Beberapa teknik peramalan time series yang dapat digunakan adalah sebagai

berikut.

Page 52: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

52

1. Linear Regression

Regresi Linear adalah model yang menyatakan hubungan antara suatu parameter

y dan parameter x. Hubungan antara kedua parameter tersebut akan dinyatakan

dalam suatu bentuk persamaaan y = ax+c, dengan c adalah suatu nilai intercept

dengan sumbu y. Antara kedua parameter tersebut dapat dilihat hubungan

ketergantungannya melalui nilai R2. Jika nilai R2 bernilai mendekati 1, artinya kedua

parameter saling berhubungan. Teknik ini cocok digunakan untuk data yang

berpola tren meningkat atau menurun.

2. Moving Average

Teknik moving average adalah teknik peramalan dengan menghitung rata-rata dari

nilai pada periode sebelumnya. Persamaan yang digunakan adalah sebagai

berikut.

𝐴𝑡 =𝐷𝑡 + 𝐷𝑡−1 + 𝐷𝑡−2 + ⋯ + 𝐷𝑡−𝑁+1

𝑁

Dengan At adalah nilai peramalan, Dt adalah data aktual periode saat ini, Dt-1

adalah data aktual 1 periode sebelumnya, dan seterusnya. Sementara N adalah

banyaknya periode yang dipertimbangkan dalam peramalan. Contoh, jika N adalah

3 maka yang dihitung adalah rataan dari nilai aktual pada 3 periode ke belakang.

Moving average merupakan metode yang cocok diterapkan pada data yang

berperilaku acak.

3. Seasonal Index

Teknik ini cocok diterapkan pada data dengan pola seasonal (musiman). Seasonal

index disusun dengan cara menentukan periode musiman, lalu menghitung nilai

rataan data pada periode musiman tersebut. Selanjutnya dihitunga nilai rataan dari

semua periode waktu. Seasonal index ditentukan dengan persamaan berikut.

𝑆𝑒𝑎𝑠𝑜𝑛𝑎𝑙 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑥 = 𝑆𝑒𝑎𝑠𝑜𝑛𝑎𝑙 𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒

𝑂𝑣𝑒𝑟 𝑡𝑖𝑚𝑒 𝑎𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒∗ 100

Nilai seasonal index tersebut berlaku sama untuk tiap periode musiman. Peramalan

dengan menggunakan seasonal index dilakukan dengan cara mengalikan nilai

forecast sebelumnya dengan perbandingan seasonal index kedua data tersebut.

4. Exponential Smoothing

Metode pemulusan ini memberikan bobot yang lebih besar pada data periode

baru dan bobot lebih kecil pada data di periode awal. Persamaan yang digunakan

adalah sebagai berikut.

𝐴𝑡 = 𝑎 ∗ 𝐷𝑡 + (1 − 𝑎) ∗ 𝐷𝑡−1

Page 53: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO Batubara Sebesar 60% Produksi Nasional pada Tahun 2019

53

Dengan At merupakan nilai forecast, Dt merupakan data aktual periode saat ini dan

Dt-1 merupakan data periode sebelumnya, dan a adalah smoothing parameter

yang bernilai antara 0 dan 1. Pemilihan smoothing parameter akan mempengaruhi

bobot yang diberikan pada data periode baru. Teknik ini cocok digunakan untuk

data time series yang memiliki kecenderungan pola acak atau campuran.

5. Time Series Decomposition

Dekomposisi dari suatu set data time series merupakan deskripsi dari variasi dan

pola dari suatu set data yang tersedia. Beberapa jenis variasi dan pola tersebut

adalah seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, seperti pola data trend, pola data

seasonal dan pola data irregular. Madriakis et. al (1998) memberikan representasi

umum dari suatu model dekomposisi time series yaitu sebagai berikut.

𝑌𝑡 = 𝑓(𝑆𝑡 , 𝑇𝑡 , 𝐸𝑡)

Dimana Yt adalah data aktual pada periode t, St adalah seasonal index pada periode

t, Tt adalah trend cycle component pada periode t, dan Et adalah irregular

component pada periode t. Terdapat 2 tipe dekomposisi yaitu additive dan

multiplicative. Additive decomposition mempunyai bentuk persamaan sebagai

berikut.

𝑌𝑡 = 𝑆𝑡 + 𝑇𝑡 + 𝐸𝑡

Additive decomposition cocok diterapkan pada data yang perilaku musimannya

relatif tetap dan tidak berganti terhadap waktu. Sementara itu, jika perilaku

musiman data berfluktuasi terhadap waktu, metode yang cocok ditetapkan

adalah multiplicative decomposition, yang dapat merespons fluktuasi data

tersebut. Persamaan multiplicative decomposition adalah sebagai berikut.

𝑌𝑡 = 𝑆𝑡 ∗ 𝑇𝑡 ∗ 𝐸𝑡

Penentuan teknik peramalan terbaik didasarkan pada penentuan akurasi

peramalan tiap teknik yaitu dengan membandingkan peramalan data hasil forecast dengan

data historis. Model peramalan terbaik akan dipilih berdasarkan tingkat akurasi tiap model

yang dilihat dari tingkat error tiap teknik peramalan (akurasi statistik). Semakin baik suatu

model peramalan, maka semakin kecil error-nya terhadap data aktual. Parameter yang

umum digunakan dalam penentuan akurasi statistik tiap teknik peramalan adalah sebagai

berikut.

Page 54: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

54

a. Mean Absolute Error

Mean Absolute Error adalah rataan dari error absolut antara nilai hasil peramalan

dengan nilai aktual selama kurun waktu pengamatan. MAE dirumsukan sebagai

berikut.

𝑀𝐴𝐸 = 1

𝑛∑|𝐷𝑓 − 𝐷𝑎|

Dengan n adalah jangka waktu pengamatan, Df adalah nilai forecast dan Da adalah

nilai aktual.

b. Mean Absolute Percent Error

Mean Absolute Percent Error adalah rataan dari nilai absolut dari persentase

perbedaan antara antara nilai hasil peramalan dengan nilai aktual selama kurun

waktu pengamatan. MAPE dirumsukan sebagai berikut.

𝑀𝐴𝑃𝐸 = 1

𝑛∑ |

𝐷𝑓 − 𝐷𝑎

𝐷𝑎∗ 100%|

Dengan n adalah jangka waktu pengamatan, Df adalah nilai forecast dan Da adalah

nilai aktual.

c. Mean Squared Error

Mean Squared Error adalah rataan dari kuadrat error antara nilai hasil peramalan

dengan nilai aktual selama kurun waktu pengamatan. MSE dirumsukan sebagai

berikut.

𝑀𝑆𝐸 = 1

𝑛∑(𝐷𝑓 − 𝐷𝑎)

2

Dengan n adalah jangka waktu pengamatan, Df adalah nilai forecast dan Da adalah

nilai aktual.

Penentuan kebutuhan batubara dilakukan dengan cara konversi dari energi listrik yang

dihasilkan sesuai kapasitas PLTU dan energi yang disediakan dari pembakaran batubara

dengan tingkat efisiensi tertentu. Jumlah kalori yang diperlukan PLTU (CalPLTU) per tahun

ditentukan dengan persamaan sebagai berikut.

𝐶𝑎𝑙𝑃𝐿𝑇𝑈 (𝑘𝑐𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛) = (𝑃(𝑀𝑊) ∗ 𝐶𝐹 ∗ 8760

𝑗𝑎𝑚𝑡ℎ

∗ 1000𝑘𝑊𝑀𝑊

∗ 860,421 𝑘𝑘𝑎𝑙𝑘𝑊ℎ

𝑒𝑃𝐿𝑇𝑈)

Page 55: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO Batubara Sebesar 60% Produksi Nasional pada Tahun 2019

55

Dengan P adalah kapasitas dalam satuan MW, CF adalah faktor kapasitas (%), dan 𝑒𝑃𝐿𝑇𝑈

adalah efisiensi boiler PLTU (%). Dengan mengetahui jumlah kalori yang dibutuhkan PLTU,

dapat diketahui jumlah batubara yang diperlukan, yaitu sebagai berikut:

𝐵𝑎𝑡𝑢𝑏𝑎𝑟𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑘𝑎𝑛 𝑃𝐿𝑇𝑈 (𝑘𝑔 𝑝𝑒𝑟 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛) = (𝐶𝑎𝑙𝑃𝐿𝑇𝑈(𝑘𝑘𝑎𝑙/𝑡ℎ)

𝐶𝑉 (𝑘𝑘𝑎𝑙/𝑘𝑔))

Nilai CV batubara yang dipakai akan menyesuaikan dengan data CV tipikal yang dipakai tiap

PLTU.

Perhitungan Proyeksi kebutuhan batubara sektor industri dibedakan menjadi 2 opsi

perhitungan, berdasarkan ketersediaan data. Opsi perhitungan tersebut telah

digambarkan pada Gambar IV.8 berikut. Berdasarkan gambar tersebut, terdapat dua opsi

perhitungan kebutuhan batubara sektor industri. Opsi pertama dipilih, jika data kapasitas

produksi existing dan rencana penambahan kapasitas produksi pada suatu industri

diketahui, maka perhitungan prediksi kebutuhan batubara dilakukan dengan cara

menghitung intensitas penggunaan batubara secara historis, lalu menggunakan angka

tersebut untuk dikalikan dengan rencana pengembangan kapasitas produksi dan didapat

hasilnya berupa prediksi kebutuhan batubara di masa depan. Intensitas penggunaan

batubara adalah jumlah unit batubara yang diperlukan untuk menghasilkan satu unit

produksi. Contoh, intensitas penggunaan batubara suatu industri A pada 2016 adalah 10 ton

batubara per ton produksi industri tersebut. Pada 2017, terdapat rencana peningkatan

kapasitas produksi menjadi 1,5 juta ton produk, maka prediksi penggunaan batubara pada

2017 adalah 10 ton batubara dikalikan dengan 1,5 juta ton produk menghasilkan 15 juta ton

batubara yang dibutuhkan.

Page 56: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

56

Jika data rencana pengembangan kapasitas tersebut tidak tersedia, maka perhitungan

kebutuhan batubara dilakukan dengan opsi kedua yaitu dengan cara pengumpulan data

output tiap industri (dalam Rupiah) dan perhitungan intensitas pemakaian batubara (ton

per milyar rupiah output). Selanjutnya dilakukan peramalan nilai output tiap industri

tersebut untuk periode 2016-2019 dengan menggunakan time series. Hasil peramalannya

lalu digunakan untuk menghitung proyeksi penggunaan batubara untuk periode 2016-2019.

Perhitungan Kebutuhan Batubara 2016-2019

Sektor Non PLTU(Semen, pulp, besi baja,

pupuk, tekstil)

Perhitungan Kebutuhan Batubara sesuai dengan plan

pengembangan kapasitas produksi

Data kapasitas produksi existing dan rencana

pengembangan

Perhitungan Intensitas Energi Batubara

Data historis Output tiap industri dari BPS

Data Tersedia?

Perhitungan Intensitas Energi Batubara dan Kebutuhan

Batubara

Prediksi/Peramalan Output dengan Time Series

Prediksi Kebutuhan Batubara Domestik 2016-2019

Sektor Non PLTU(Semen, pulp, besi baja,

pupuk, tekstil)

Ya Tidak

Page 57: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO Batubara Sebesar 60% Produksi Nasional pada Tahun 2019

57

Pada bab ini akan dibahas tentang perhitungan proyeksi kebutuhan batubara dari sektor

pembangkit listrik (PLTU) dan sektor non pembangkit listrik (semen, tekstil, pulp, kertas,

dan pupuk). Tahapan perhitungan kebutuhan batubara digambarkan pada Gambar V.1

berikut.

Page 58: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

58

Sektor pembangkit listrik (PLTU) merupakan sektor yang mendominasi penyerapan

batubara domestik dengan rata-rata persentase 87,4% selama periode 2010-2015. Untuk

periode selanjutnya, kebutuhan batubara dari sektor PLTU diperkirakan terus meningkat,

seiring adanya proyek pembangkit listrik 35.000 MW yang dicanangkan pada periode 2015-

2019, dimana sejumlah 19.940 MW (56%) merupakan pembangkit dengan jenis PLTU

berbahan bakar batubara. Selain itu, juga terdapat pekerjaan pembangunan pembangkit

listrik sisa dari program percepatan pembangunan pembangkit Fast Track I (FTP1) sebesar

10.000 MW dan Fast Track Program 2 (FTP2) sebesar 17.825 dengan 10.559 MW diantaranya

adalah pembangkit berjenis PLTU. Menurut perkembangan status oleh PT. PLN (Persero)

pada 2016, terdapat 7.000 MW kapasitas pembangkit yang belum terbangun yang berasal

dari program FTP 1 dan FTP 2, dengan total 5.888 MW adalah pembangkit berjenis PLTU.

Proyeksi kebutuhan batubara sektor pembangkit listrik (PLTU) pada kajian ini

didasarkan pada kebutuhan batubara yang berasal dari PLTU existing (yang beroperasi

hingga tahun 2015) dan PLTU rencana yang akan beroperasi pada 2016, 2017, 2018 dan 2019

sesuai dengan dokumen Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT. PLN

(Persero) periode 2016-2025. Perhitungan kebutuhan batubara PLTU dilakukan dengan

cara menentukan kebutuhan energi batubara tiap PLTU, lalu dihitung kebutuhan batubara

berdasarkan data nilai tipikal kalori (CV) yang tersedia.

Data yang digunakan berupa data PLTU (baik existing maupun rencana) yang berasal dari

dokumen RUPTL PT. PLN 2016-2025 dan data spesifikasi kualitas CV tipikal batubara PLTU

existing yang bersumber dari PT. PLN (Persero). Adapun data PLTU existing dan rencana

dapat dilihat pada Lampiran A, dan data spesifikasi kualitas CV batubara tipikal yang tersedia

dapat dilihat pada Lampiran B.

Perhitungan kebutuhan batubara dilakukan dengan menggunakan rumus yang telah

dijelaskan pada Bab sebelumnya yaitu sebagai berikut.

𝐵𝑎𝑡𝑢𝑏𝑎𝑟𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑘𝑎𝑛 𝑃𝐿𝑇𝑈 (𝑘𝑔 𝑝𝑒𝑟 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛) = (𝐶𝑎𝑙𝑃𝐿𝑇𝑈(𝑘𝑘𝑎𝑙/𝑡ℎ)

𝐶𝑉𝑃𝐿𝑇𝑈 (𝑘𝑘𝑎𝑙/𝑘𝑔))

Page 59: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO Batubara Sebesar 60% Produksi Nasional pada Tahun 2019

59

Dimana CV PLTU adalah nilai spesifikasi kualitas batubara yang digunakan (nilai CV dalam

satuan kkal/kg, GAR). Sedangkan CalPLTU adalah nilai kalori yang dibutuhkan dalam satuan

kkal/tahun yang ditentukan dari persamaan berikut.

𝐶𝑎𝑙𝑃𝐿𝑇𝑈 (𝑘𝑐𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛) = (𝑃(𝑀𝑊) ∗ 𝐶𝐹 ∗ 8760

𝑗𝑎𝑚𝑡ℎ ∗ 1000

𝑘𝑊𝑀𝑊 ∗ 860,421

𝑘𝑘𝑎𝑙𝑘𝑊ℎ

𝑒𝑃𝐿𝑇𝑈

)

Dengan P adalah kapasitas dalam satuan MW, CF adalah faktor kapasitas (%), dan 𝑒𝑃𝐿𝑇𝑈

adalah efisiensi boiler PLTU (%). Asumsi yang digunakan dalam perhitungan kebutuhan

batubara ini adalah sebagai berikut.

a. Nilai spesifikasi kualitas kalori batubara bagi PLTU existing digunakan berdasarkan

data spesifikasi kualitas CV batubara tipikal yang tersedia dapat dilihat pada

Lampiran B.

b. Nilai spesifikasi kualitas kalori batubara bagi PLTU rencana lainnya, diasumsikan

sebesar 4.600 kkal/kg. Nilai ini merupakan CV rata-rata dari spesifikasi kualitas CV

batubara pada seluruh PLTU existing.

c. Faktor kapasitas (perbandingan antara jumlah produksi listrik selama periode

operasi terhadap jumlah produksi terpasang selama kurun waktu tertentu atau

selama 1 tahun) dinyatakan dengan notasi CF, yaitu diasumsikan sebesar 70 %.

d. Waktu operasi per tahun adalah 8.760 jam (24 jam x 365 hari/tahun).

e. Efisiensi pembakaran batubara di boiler PLTU (ePLTU ) adalah 35%.

f. Faktor konversi nilai kalori batubara dari kWh/kg menjadi kkal/kg adalah 860,421

kkal/kWh.

g. Waktu selesainya konstruksi dan mulainya operasional produksi listrik dari PLTU

atau dikenal dengan istilah Commercial Operating Date adalah dibuat optimis, yaitu

sesuai target rencana pembangunan PLTU. Jika target waktu COD adalah dalam

rentang tahun maka dipilih waktu COD adalah tahun tercepat (contoh COD pada

2018-2019, dipilih 2018 sebagai waktu COD PLTU).

Perhitungan kebutuhan batubara PLTU pada periode 2016-2019 ini dibagi menjadi beberapa

tahap perhitungan, yaitu sebagai berikut.

PLTU existing adalah PLTU yang saat ini telah beroperasi per September 2015 sesuai dengan

data pada dokumen RUPTL PT. PLN 2016-2025. Adapun hasil perhitungan kebutuhan

batubara PLTU existing adalah sebagai berikut.

Page 60: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

60

Dengan demikian, total kebutuhan batubara PLTU existing pada 2015 adalah sejumlah

75.623.366 ton per tahun.

Page 61: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO Batubara Sebesar 60% Produksi Nasional pada Tahun 2019

61

Perhitungan tambahan kebutuhan batubara bagi PLTU yang akan beroperasi pada 2016,

ditampilkan sebagai berikut.

Dengan demikian, total tambahan kebutuhan batubara PLTU pada 2016 adalah sebesar

10.974.506 ton.

Perhitungan tambahan kebutuhan batubara bagi PLTU yang akan beroperasi pada 2017,

ditampilkan sebagai berikut.

Page 62: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

62

Dengan demikian, total tambahan kebutuhan batubara PLTU pada 2017 adalah sebesar

1.777.364 ton.

Perhitungan tambahan kebutuhan batubara bagi PLTU yang akan beroperasi pada 2018,

ditampilkan sebagai berikut.

Page 63: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO Batubara Sebesar 60% Produksi Nasional pada Tahun 2019

63

Dengan demikian, total tambahan kebutuhan batubara PLTU pada 2018 adalah sebesar

18.791.784 ton.

Perhitungan tambahan kebutuhan batubara bagi PLTU yang akan beroperasi pada 2019,

ditampilkan sebagai berikut.

Page 64: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

64

Dengan demikian, total tambahan kebutuhan batubara PLTU pada 2019 adalah sebesar

58.812.242 ton.

Proyeksi kebutuhan batubara PLTU selama 2016 hingga 2019 merupakan akumulasi dari

kebutuhan batubara PLTU existing dan tambahan kebutuhan batubara dari PLTU baru yang

akan beroperasi dalam periode 2016 hingga 2019, sesuai Gambar V.2 berikut.

Kebutuhan batubara PLTU pada 2016 adalah sebesar 86,7 juta ton, pada 2017 sebesar 88,4

juta ton, pada 2018 meningkat menjadi 107,2 juta ton dan pada 2019 menjadi 166 juta ton.

Perhitungan yang dilakukan berdasarkan asumsi-asumsi yang digunakan, yakni antara lain

nilai kalori, faktor kapasitas, efisiensi boiler PLTU dan waktu COD PLTU rencana.

Page 65: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO Batubara Sebesar 60% Produksi Nasional pada Tahun 2019

65

Beberapa sektor industri pemakai batubara selain PLTU yang diwajibkan melaksanakan

kebijakan DMO batubara adalah industri semen, metalurgi, pulp, pupuk dan tekstil. Peran

batubara dalam industri-industri tersebut adalah sebagai bahan bakar, kecuali pada industri

metalurgi, batubara digunakan sebagai salah satu bahan baku kokas untuk melakukan

peleburan besi dan baja. Serapan konsumsi batubara domestik pada kelima industri

tersebut adalah 12,6% dari total konsumsi batubara nasional, dengan perincian 9,3%

konsumsi dari industri semen; 1,3% konsumsi dari industri tekstil; 0,8% konsumsi dari industri

pupuk; dan industri metalurgi serta pulp masing-masing mengkonsumsi 0,6% dari total

konsumsi batubara nasional.

Proyeksi kebutuhan batubara sektor industri dibedakan menjadi 2 opsi perhitungan,

berdasarkan ketersediaan data. Opsi perhitungan tersebut telah digambarkan pada

Gambar V.3 berikut.

Perhitungan Kebutuhan Batubara 2016-2019

Sektor Non PLTU(Semen, pulp, besi baja,

pupuk, tekstil)

Perhitungan Kebutuhan Batubara sesuai dengan plan

pengembangan kapasitas produksi

Data kapasitas produksi existing dan rencana

pengembangan

Perhitungan Intensitas Energi Batubara

Data historis Output tiap industri dari BPS

Data Tersedia?

Perhitungan Intensitas Energi Batubara dan Kebutuhan

Batubara

Prediksi/Peramalan Output dengan Time Series

Prediksi Kebutuhan Batubara Domestik 2016-2019

Sektor Non PLTU(Semen, pulp, besi baja,

pupuk, tekstil)

Ya Tidak

Page 66: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

66

Berdasarkan gambar tersebut, terdapat dua opsi perhitungan kebutuhan batubara sektor

industri. Opsi pertama dipilih, jika data kapasitas produksi existing dan rencana

penambahan kapasitas produksi pada suatu industri diketahui, maka perhitungan prediksi

kebutuhan batubara dilakukan dengan cara menghitung intensitas penggunaan batubara

secara historis, lalu menggunakan angka tersebut untuk dikalikan dengan rencana

pengembangan kapasitas produksi dan didapat hasilnya berupa prediksi kebutuhan

batubara di masa depan. Intensitas penggunaan batubara adalah jumlah batubara yang

diperlukan Contoh, intensitas penggunaan batubara suatu industri A pada 2016 adalah 10

ton batubara per ton produksi industri tersebut. Pada 2017, terdapat rencana peningkatan

kapasitas produksi menjadi 1,5 juta ton produk, maka prediksi penggunaan batubara pada

2017 adalah 10 ton batubara dikalikan dengan 1,5 juta ton produk menghasilkan 15 juta ton

batubara yang dibutuhkan. Jika data rencana pengembangan kapasitas tersebut tidak

didapat, maka perhitungan kebutuhan batubara dilakukan dengan opsi kedua yaitu dengan

cara pengumpulan data output tiap industri (dalam Rupiah) dan perhitungan intensitas

pemakaian batubara (ton per milyar rupiah output). Selanjutnya dilakukan peramalan nilai

output tiap industri tersebut untuk periode 2016-2019 dengan menggunakan time series.

Hasil peramalannya lalu digunakan untuk menghitung proyeksi penggunaan batubara

untuk periode 2016-2019.

Adapun data yang digunakan adalah data penggunaan batubara tiap industri (semen,

metalurgi, pulp, pupuk dan tekstil) secara historis dari tahun 2010-2015 yang didapat dari

Direktorat Pembinaan dan Pengusahaan Batubara KESDM. Data produksi terpasang dan

rencana pengembangan kapasitas produksi hanya tersedia pada dua industri yaitu data

industri semen yang didapat dari Asosiasi Semen Indonesia (ASI) dan data industri pupuk

yang didapat dari Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia (APPI). Dengan demikian,

perhitungan kebutuhan batubara industri semen dan pupuk dilakukan dengan

menggunakan cara perhitungan opsi pertama. Sementara perhitungan kebutuhan

batubara untuk sektor industri lain yaitu metalurgi, pulp dan tekstil dilakukan dengan cara

perhitungan opsi kedua. Data output tiap industri metalurgi, pulp dan tekstil berasal dari

BPS untuk periode 2000-2014. Data untuk tahun 2015 belum tersedia karena survei Industri

Besar dan Sedang dilakukan selama periode 2 tahunan oleh BPS.

Page 67: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO Batubara Sebesar 60% Produksi Nasional pada Tahun 2019

67

Perhitungan kebutuhan batubara tiap sektor industri periode 2016-2019 dibagi menjadi

beberapa perhitungan berdasarkan jenis industrinya, yaitu perhitungan kebutuhan

batubara industri semen, pupuk, metalurgi, pulp dan tekstil. Sesuai ketersediaan data,

perhitungan kebutuhan batubara industri semen dan pupuk menggunakan perhitungan

opsi 1 sedangkan perhitungan kebutuhan batubara industri metalurgi, pulp dan tekstil

menggunakan perhitungan opsi 2. Adapun perhitungan untuk tiap industri dijabarkan

sebagai berikut.

Industri semen merupakan konsumen batubara dalam negeri yang mengkonsumsi sekitar

9,3% dari total penjualan batubara domestik pada periode 2010-2015. Batubara digunakan

dalam industri semen sebagai bahan bakar untuk memanaskan kiln untuk memproduksi

clinker. Selain batubara, energi yang digunakan di industri semen berasal juga bersumber

dari energi listrik. Pada tabel berikut ditampilkan kapasitas semen nasional, serta konsumsi

energi batubara dan listrik dalam satuan GWh. Data kapasitas produksi terpasang semen

nasional periode 2013-2015 yang disampaikan oleh Asosiasi Semen Indonesia. Konversi

satuan energi batubara dari ton menjadi kWh menggunakan asumsi nilai kalori 5.500

kkal/kg dan faktor konversi 0,00116222 kWh/kkal.

Energi Batubara mendominasi sumber energi dalam industri semen dengan rata-

rata 87%. Berdasarkan data yang ada, dihitung juga nilai intensitas energi listrik dan intensitas

energi batubara yang digunakan oleh industri semen, dalam satuan GWh per ton semen

yang diproduksi. Hasil perhitungan intensitas energi pada industri semen ditampilkan pada

tabel berikut.

Page 68: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

68

Nilai rata-rata intensitas energi industri semen tersebut akan digunakan untuk

menghitung proyeksi kebutuhan energi total yang terdiri dari energi listrik dan batubara

periode 2016-2019. Nilai proyeksi kebutuhan energi batubara dalam satuan GWh akan

dikonversi kembali ke dalam satuan ton batubara dengan menggunakan asumsi dan faktor

konversi yang telah digunakan sebelumnya. Perhitungan proyeksi kebutuhan energi ini

mengacu pada rencana peningkatan kapasitas terpasang semen nasional periode 2016-

2019 yang disampaikan oleh Asosiasi Semen Indonesia. Hasil perhitungan proyeksi tersebut

ditampilkan pada tabel berikut.

Kapasitas produksi terpasang semen nasional mengalami peningkatan dari sebesar

82.750.000 ton pada 2015, menjadi 92.700.000 ton pada 2016, dan 104.700.000 pada 2018

dan 2019. Peningkatan kapasitas produksi tersebut menyebabkan peningkatan kebutuhan

energi listrik dan batubaranya. Proyeksi kebutuhan energi dihitungan dengan acuan nilai

intensitas energi total industri semen yaitu sebesar 0,000767 GWh/ton yang terdiri dari

intensitas energi listrik sebesar 0,000096 GWh/ton dan intensitas energi batubara 0,000671

GWh/ton. Hasil proyeksi kebutuhan energi total industri semen tersebut menunjukkan

adanya peningkatan hingga mencapai 80.303 GWh pada 2018 dan 2019 yang terdiri dari

70.231 GWh energi batubara dan 10.072 GWh energi listrik. Proyeksi kebutuhan batubara

Page 69: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO Batubara Sebesar 60% Produksi Nasional pada Tahun 2019

69

industri semen pun mengalami peningkatan yaitu sebesar 9,7 juta ton pada 2016, menjadi

10,7 juta ton pada 2017 dan 10,9 juta ton pada 2018 dan 2019.

Sumber energi yang mendominasi dalam industri pupuk adalah gas. Selain sebagai bahan

bakar, gas juga digunakan sebagai salah satu bahan baku pupuk. Penggunaan batubara

dalam industri ini relatif lebih sedikit porsinya dibanding dengan gas. Batubara selain

digunakan sebagai bahan bakar juga dapat digunakan sebagai bahan baku pada pabrik

pupuk yang telah dilengkapi dengan teknologi gasifikasi batubara. Industri pupuk

mengkonsumsi sekitar 0,8% dari konsumsi batubar nasional pada periode 2010-2015. Pada

tabel berikut ditampilkan data konsumsi gas dan batubara dalam satuan GWh beserta

produksi pupuk pada periode 2012-2015. Adapun satuan batubara dalam ton diubah

menjadi GWh dengan asumsi nilai kalori 4.200 kkal/kg dan faktor konversi 0,00116222

kWh/kkal, dan satuan konsumsi gas dalam BBTU diubah menjadi GWh dengan faktor

konversi 0,293071 GWh/BBTU.

Gas mendominasi konsumsi energi dalam industri pupuk dengan rata-rata 83%.

Berdasarkan data yang ada, dihitung juga nilai intensitas energi batubara dan intensitas

energi gas yang digunakan oleh industri pupuk, dalam satuan GWh per ton pupuk yang

diproduksi. Hasil perhitungan intensitas energi pada industri pupuk ditampilkan pada tabel

berikut.

Page 70: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

70

Nilai rata-rata intensitas energi industri pupuk tersebut akan digunakan untuk

menghitung proyeksi kebutuhan energi total yang terdiri dari energi batubara dan gas

periode 2016-2019. Nilai proyeksi kebutuhan energi batubara dalam satuan GWh akan

dikonversi kembali ke dalam satuan ton batubara dengan menggunakan asumsi dan faktor

konversi yang telah digunakan sebelumnya. Perhitungan proyeksi kebutuhan energi ini

mengacu pada rencana peningkatan kapasitas terpasang pupuk nasional periode 2016-

2019 yang disampaikan oleh Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia. Hasil perhitungan proyeksi

tersebut ditampilkan pada tabel berikut.

Kapasitas produksi terpasang pupuk nasional mengalami peningkatan dari sebesar

11.651.223 ton pada 2015, menjadi 12.558.723 ton pada 2016, 13.128.723 pada 2018 serta

14.678.723 ton pada 2019 dikarenakan beroperasinya berbagai tambahan pabrik baru di

Indonesia. Peningkatan kapasitas produksi tersebut menyebabkan peningkatan

kebutuhan energi listrik dan batubaranya. Proyeksi kebutuhan energi dihitungan dengan

acuan nilai intensitas energi total industri pupuk yaitu sebesar 0,00221 GWh/ton yang terdiri

dari intensitas energi gas sebesar 0,00185 GWh/ton dan intensitas energi batubara 0,00036

GWh/ton. Hasil proyeksi kebutuhan energi total industri semen tersebut menunjukkan

adanya peningkatan hingga mencapai 32.498 GWh pada 2018 dan 2019 yang terdiri dari

Page 71: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO Batubara Sebesar 60% Produksi Nasional pada Tahun 2019

71

27.183 GWh energi gas dan 5.314 GWh energi batubara. Proyeksi kebutuhan batubara

industri semen pun mengalami peningkatan yaitu sebesar 0,9 juta ton pada 2016 hingga

2018 dan mencapai 1 juta ton pada 2019.

Industri metalurgi merupakan industri yang mengkonsumsi sekitar 0,6% dari konsumsi

batubara nasional periode 2010-2015. Dikarenakan tidak tersedianya data kapasitas

terpasang dan rencana penginkatan kapasitas produksi hasil industri metalurgi dalam

negeri (peleburan besi baja dan pemurnian logam), perhitungan proyeksi kebutuhan

batubara industri metalurgi menggunakan perhitungan opsi kedua yaitu proyeksi dengan

peramalan time series dari data output industri. Pada survei Industri Besar dan Sedang BPS,

industri metalurgi yaitu industri logam dasar mempunyai kode dalam Klasifikasi Baku

Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) yaitu 24 (untuk periode 2010 dst.) dan 27 (untuk periode

2009 dan sebelumnya). Tabel berikut menampilkan data output barang yang dihasilkan

(dalam rupiah) dari industri semen pada periode 2000-2014, bersama dengan data

konsumsi batubara dalam ton dan GWh serta intensitas energi batubaranya. Adapun

konversi satuan batubara dari ton menjadi GWh dilakukan dengan perhitungan nilai kalori

6.000 kkal/kg dan faktor konversi 0,00116222 kWh/kkal.

Page 72: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

72

Intensitas energi batubara merupakan nilai yang menyatakan berapa besar energi

batubara (dalam GWh) yang dibutuhkan untuk menghasilkan output dari industri metalurgi

senilai 1 milyar rupiah. Rata-rata intensitas energi batubara dalam industri metalurgi periode

2000-2014 adalah sebesar 0,0221 GWh/milyar rupiah output. Nilai ini dijadikan patokan untuk

menghitung kebutuhan batubara pada periode selanjutnya. Perhitungan proyeksi

kebutuhan batubara di periode selanjutnya dilakukan mengalikan nilai intensitas energi

batubara tersebut dengan hasil peramalan nilai output dari industri metalurgi. Sebelum

dilakukan peramalan, perlu dilakukan plot data dari nilai output industri metalurgi dalam

bentuk grafik yang dinyatakan pada Gambar berikut.

Berdasarkan plot datanya, data tersebut mempunyai pola tren yang mengalami

peningkatan dan pola acak. Dengan demikian, metode peramalan yang dapat digunakan

adalah peramalan regresi dan rataan bergerak (moving average). Hasil perhitungan

menunjukkan peramalan yang menghasilkan nilai error terkecil adalah dengan teknik

regresi. Berikut adalah hasil peramalan dan perhitungan kebutuhan batubara sektor

industri logam dasar ini.

Page 73: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO Batubara Sebesar 60% Produksi Nasional pada Tahun 2019

73

Berdasarkan perhitungan tersebut, kebutuhan batubara diproyeksikan terus

mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan nilai output industri metalurgi. Pada

2016, kebutuhan batubara adalah 492.001 ton, lalu meningkat menjadi 517.193 pada 2017,

lalu meningkat menjadi 542.385 ton pada 2018 dan menjadi 567.557 ton pada 2019.

Industri Pulp dan Kertas merupakan industri yang mengkonsumsi sekitar 0,6% dari

konsumsi batubara nasional periode 2010-2015. Dikarenakan tidak tersedianya data

kapasitas terpasang dan rencana penginkatan kapasitas produksi hasil industri pulp dan

kertas dalam negeri , perhitungan proyeksi kebutuhan batubara industri pulp dan kertas

menggunakan perhitungan opsi kedua yaitu proyeksi dengan peramalan time series dari

data output industri. Pada survei Industri Besar dan Sedang BPS, industri pulp yaitu industri

kertas dan barang dari kertas mempunyai kode dalam Klasifikasi Baku Lapangan Usaha

Indonesia (KBLI) yaitu 17 (untuk periode 2010 dst.) dan 210 (untuk periode 2009 dan

sebelumnya). Berikut adalah data output barang yang dihasilkan (dalam rupiah) dari

industri semen pada periode 2000-2014, bersama dengan data konsumsi batubara dalam

ton dan GWh serta intensitas energi batubaranya. Adapun konversi satuan batubara dari

ton menjadi GWh dilakukan dengan perhitungan nilai kalori 5.000 kkal/kg dan faktor

konversi 0,00116222 kWh/kkal.

Page 74: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

74

Intensitas energi batubara merupakan nilai yang menyatakan berapa besar energi

batubara (dalam GWh) yang dibutuhkan untuk menghasilkan output dari industri pulp dan

kertas senilai 1 milyar rupiah. Rata-rata intensitas energi batubara dalam industri pulp dan

kertas periode 2000-2014 adalah sebesar 0,04 GWh/milyar rupiah output. Nilai ini dijadikan

patokan untuk menghitung kebutuhan batubara pada periode selanjutnya. Perhitungan

proyeksi kebutuhan batubara di periode selanjutnya dilakukan mengalikan nilai intensitas

energi batubara tersebut dengan hasil peramalan nilai output dari industri pulp dan kertas.

Sebelum dilakukan peramalan, perlu dilakukan plot data dari nilai output industri pulp dan

kertas dalam bentuk grafik yang dinyatakan pada Gambar V.5 berikut.

Berdasarkan plot datanya, data tersebut mempunyai pola tren yang mengalami

peningkatan dan pola acak. Dengan demikian, metode peramalan yang dapat digunakan

adalah peramalan regresi dan rataan bergerak (moving average). Hasil perhitungan

menunjukkan peramalan yang menghasilkan nilai error terkecil adalah dengan teknik

regresi. Berikut adalah hasil peramalan dan perhitungan kebutuhan batubara sektor pulp

ini.

Page 75: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO Batubara Sebesar 60% Produksi Nasional pada Tahun 2019

75

Berdasarkan perhitungan tersebut, kebutuhan batubara diproyeksikan terus mengalami

peningkatan seiring dengan peningkatan nilai output industri pulp dan kertas. Pada 2016,

kebutuhan batubara adalah 1.134.568 ton, lalu meningkat menjadi 1.190.581 pada 2017, lalu

meningkat menjadi 1.246.594 ton pada 2018 dan menjadi 1.302.607 ton pada 2019.

Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) merupakan industri yang mengkonsumsi sekitar 1,3

% dari konsumsi batubara nasional periode 2010-2015. Dikarenakan tidak tersedianya data

kapasitas terpasang dan rencana pengingkatan kapasitas produksi hasil industri TPT dalam

negeri , perhitungan proyeksi kebutuhan batubara industri TPT menggunakan perhitungan

opsi kedua yaitu proyeksi dengan peramalan time series dari data output industri. Pada

survei Industri Besar dan Sedang BPS, industri TPT mempunyai kode dalam Klasifikasi Baku

Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) yaitu 13 (untuk periode 2010 dst.) dan 171 (untuk periode

2009 dan sebelumnya). Berikut adalah data output barang yang dihasilkan (dalam rupiah)

dari industri semen pada periode 2000-2014, bersama dengan data konsumsi batubara

dalam ton dan GWh serta intensitas energi batubaranya. Adapun konversi satuan batubara

dari ton menjadi GWh dilakukan dengan perhitungan nilai kalori 5.000 kkal/kg dan faktor

konversi 0,00116222 kWh/kkal.

Page 76: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

76

Intensitas energi batubara merupakan nilai yang menyatakan berapa besar energi batubara

(dalam GWh) yang dibutuhkan untuk menghasilkan output dari industri TPT senilai 1 milyar

rupiah. Rata-rata intensitas energi batubara dalam industri TPT periode 2010-2014 adalah

sebesar 0,025 GWh/milyar rupiah output. Nilai ini dijadikan patokan untuk menghitung

kebutuhan batubara pada periode selanjutnya. Perhitungan proyeksi kebutuhan batubara

di periode selanjutnya dilakukan mengalikan nilai intensitas energi batubara tersebut

dengan hasil peramalan nilai output dari industri TPT. Sebelum dilakukan peramalan, perlu

dilakukan plot data dari nilai output industri TPT dalam bentuk grafik yang dinyatakan pada

Gambar berikut.

Berdasarkan plot datanya, data tersebut mempunyai pola tren yang mengalami

peningkatan dan sedikit pola acak. Dengan demikian, metode peramalan yang dapat

digunakan adalah peramalan regresi dan rataan bergerak (moving average). Hasil

perhitungan menunjukkan peramalan yang menghasilkan nilai error terkecil adalah dengan

teknik regresi. Berikut adalah hasil peramalan dan perhitungan kebutuhan batubara sektor

industri logam dasar ini.

Page 77: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO Batubara Sebesar 60% Produksi Nasional pada Tahun 2019

77

Berdasarkan perhitungan tersebut, kebutuhan batubara diproyeksikan terus mengalami

peningkatan seiring dengan peningkatan nilai output industri pulp dan kertas. Pada 2016,

kebutuhan batubara adalah 723.613 ton, lalu meningkat menjadi 761.257 ton pada 2017, lalu

meningkat menjadi 798.900 ton pada 2018 dan menjadi 836.543 ton pada 2019.

Proyeksi kebutuhan batubara sektor industri pada 2016-2019 ini merupakan akumulasi dari

proyeksi kebutuhan batubara sektor industri semen, metalurgi, pulp, pupuk dan tekstil.

Gambar berikut menampilkan grafik proyeksi pertumbuhan kebutuhan batubara sektor

industri non PLTU periode 2016-2019.

Page 78: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

78

Pada tabel dan gambar berikut ditampilkan hasil perhitungan kebutuhan batubara

domestik untuk semua konsumen batubara, yang terdiri dari sektor PLTU, semen, tekstil,

pulp, metalurgi dan pupuk.

Page 79: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO Batubara Sebesar 60% Produksi Nasional pada Tahun 2019

79

Berdasarkan uraian atas produksi batubara, konsumsi batubara domestik dan keberjalanan

kebijakan DMO batubara periode 2010-2015 yang telah dijelaskan pada Bab III, beberapa

isu/permasalahan yang dapat dianalisis sebagai faktor yang mempengaruhi keberjalanan

kebijakan DMO batubara tersebut adalah sebagai berikut.

Peningkatan kebutuhan batubara sebagai salah satu sumber energi dominan akan

berbanding lurus dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi akan meningkatkan permintaan akan energi listrik sehingga terjadi

peningkatan produksi energi listrik dan peningkatan output produksi dari sektor industri.

Peningkatan permintaan listrik tersebut akan meningkatkan bahan bakar dari pembangkit,

salah satunya kebutuhan batubara dari PLTU sebagai pembangkit yang mendominasi

bauran sumber energi listrik nasional. Peningkatan output produksi industri tersebut juga

Page 80: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

80

akan meningkatan kebutuhan batubara pada industri semen, tekstil, pulp, metalurgi dan

pupuk. Dengan demikian, jumlah total konsumsi batubara nasional juga dapat meningkat.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami penurunan dari sebesar 6,82% pada

2010, 6,44% pada 2011, 6,19% pada 2012, 5,56% pada 2013, 5,02% pada 2014 hingga mencapai

4.79% pada 2015. Penurunan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2010-2015 dengan rata-rata

penurunan 6,7% per tahun secara tidak langsung juga berkontribusi terhadap

ketidaktercapaiannya target DMO batubara selama 2010-2015 dengan rata-rata tingkat

pencapaian target 76% per tahun. Hal tersebut dapat dilihat pada grafik berikut.

Pendekatan yang dilakukan dalam konsep kebijakan DMO batubara saat ini sebagaimana

yang diatur dalam Permen ESDM No.34 tahun 2009 adalah pendekatan kuantitas batubara

produsen-konsumen, tanpa memperhatikan kesesuaian kualitas. Mekanisme penentuan

target penjualan batubara domestik (DMO) adalah dengan melihat total jumlah konsumsi

batubara dari tiap konsumen dan total jumlah rencana produksi batubara dari sejumlah

produsen batubara yang diwajibkan. Lalu dihitung persentase penjualan batubara

domestik minimum yang harus dipenuhi dibagi rata untuk tiap perusahaan berdasarkan

perbandingan total rencana produksi dengan total rencana konsumsi batubara. Misalnya

Page 81: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO Batubara Sebesar 60% Produksi Nasional pada Tahun 2019

81

total rencana produksi batubara adalah 400 juta ton, dan total rencana konsumsi adalah

100 juta ton, dan dari perhitungan didapat hasil 25% batubara akan dikonsumsi dalam negeri,

maka angka 25% ini akan dikalikan dengan total rencana produksi tiap perusahaan dan

hasilnya adalah jumlah penjualan dalam negeri minimum yang harus dipenuhi oleh

perusahaan tersebut.

Faktor kualitas batubara dan kontrak penjualan yang telah berlangsung, tidak

diperhatikan dalam kebijakan DMO menurut Permen ESDM tersebut. Keberadaan

batubara di tiap perusahaan batubara adalah unik, karena berbeda-beda dalam parameter

kualitas nilai kalori, abu, sulfur, lengas, dan lainnya. Sifat batubara yang berbeda-beda

tersebut adalah given sesuai dengan proses pembentukan dan karakteristik geologi

lokalnya, sehingga tidak semua kualitas batubara yang tersedia dapat sesuai dengan

kualitas batubara yang diinginkan oleh konsumen domestik, terutama PLTU. Kualitas

batubara bagi perusahaan-perusahaan batubara yang diwajibakn DMO terdistribusi secara

beragam mulai dari low rank coal, medium rank coal, high rank coal dan very high rank coal

(2.500 -7.000 kkal/kg, gar) dengan mayoritas kualitas low rank coal dan medium rank coal.

Kualitas batubara yang dibutuhkan PLTU saat ini (existing) adalah batubara dengan nilai CV

4.000-6.200 kkal/kg (gar) dengan rata-rata 4.600 kkal/kg (gar) , atau medium rank coal.

Dengan demikian, tidak semua perusahaan batubara yang diwajibkan DMO dapat menjual

batubaranya di dalam negeri.

Melihat fakta tidak sesuainya kualitas batubara yang dimiliki tiap perusahaan

dengan kualitas yang dibutuhkan PLTU, serta tuntutan kewajiban pemenuhan jumlah

penjualan batubara dalam negeri, maka terjadi transfer kuota DMO antar perusahaan

tambang. Transfer kuota DMO batubara dilakukan dengan transaksi jual beli dokumen

penjualan batubara dari satu perusahaan yang sudah melebihi kuota kewajiban DMO-nya

kepada perusahaan yang belum dapat memenuhi kuota DMO batubara. Transfer kuota

DMO batubara yang dilakukan saat ini belum terinventarisir dalam suatu sistem yang baik

yang dapat mengakomodir informasi mengenai permintaan dan penyediaan pasokan

batubara dalam negeri.

PLTU sebagai konsumen batubara domestik terbesar merupakan pihak yang berperan

penting dalam pemenuhan target konsumsi batubara domestik. Tahapan pembangunan

PLTU dimulai dari : Perencanaan, Pengadaan (Investasi PLN atau Swasta), Financial Closing,

Kontrak Power Purchase Agreement, Konstruksi, Commisioning dan COD (Commercial

Page 82: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

82

Operating Date). Proses tersebut secara normal berlangsung sekitar 3 tahun. Hingga saat ini

masih terdapat beberapa PLTU yang belum selesai pembangunannya, terutama proyek-

proyek PLTU yang berasal dari program penyediaan pembangkit listrik yaitu FTP (Fast Track

Program) I yang akan menyediakan PLTU sejumlah total 10.000 MW dan FTP II yang akan

menyediakan pembangkit sejumlah 17.458 MW dengan pembangkit yang berjenis PLTU

sebanyak 10.520 MW. Menurut dokumen RUPTL 2016-2025, hingga akhir 2015, dari total

proyek PLTU dalam FTP I dan FTP II sejumlah 20.520 MW, terdapat 5.888 MW PLTU yang

masih dalam tahap konstruksi. Berdasarkan sumber yang sama, kemajuan proyek PLTU

sejumlah 19.940 MW dalam Program Pembangkit 35.000 MW pun baru mencapai 5% untuk

tahap konstruksi, 24% dalam tahap pendanaan, 49% dalam tahap pengadaan, 11% dalam

tahap commited dan 14% dalam tahap rencana.

PLTU adalah end-user yang mendominasi konsumsi batubara domestik selama

2010-2015, dengan persentase 87%. Terlambatnya operasional PLTU yang dibangun

menyebabkan tidak tercapainya target DMO batubara. Keterlambatan pembangunan

proyek PLTU timbul akibat kendala pada faktor teknis seperti ketersediaan jumlah

peralatan stringing yang terbatas menyebabkan adanya waiting time dalam proses

konstruksi pembangkit, dan faktor non teknis seperti proses pembebasan lahan yang

sering terhambat serta proses financial closing atau ketepatan memenuhi jadwal

pembiayaan dari banyak proyek listrik swasta terkait dengan perubahan kurs mata uang

dan yang lainnya.

Di sisi PLTU, harga batubara diinginkan serendah mungkin agar biaya bahan bakar tetap

rendah dan subsidi listrik terkendali. Harga bahan bakar merupakan kompoenen

pembiayaan yang mendominasi perhitungan harga dasar listrik. Jika harga bahan bakar

terlalu tinggi, maka harga dasar listrik juga akan meningkat dan subsidi listrik yang diberikan

oleh pemerintah juga akan terpengaruh. Di sisi perusahaan tambang batubara, harga

diinginkan pada level tertentu yang tetap memberikan margin keuntungan bagi

perusahaan agar bisnis perusahaan tambang batubara dapat tetap berkesinambungan. Hal

tersebut juga penting untuk menjaga kelangsungan pasokan batubara dalam jangka

panjang.

Harga batubara untuk penjualan kepada PLTU yang berlaku saat ini dihitung dalam

basis CIF (Cost Insurance Freight), yang dihitung berdasarkan harga dalam basis FOB Vessel

(berdasarkan Harga Batubara Acuan) yang ditambahkan dengan asuransi dan ongkos

Page 83: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO Batubara Sebesar 60% Produksi Nasional pada Tahun 2019

83

transportasi hingga mencapai pelabuhan batubara/stockpile PLTU. Satu faktor penentu

HBA (Harga Batubara Acuan) adalah pasar batubara global, sehingga sering terjadi fluktuasi

harga. Saat harga batubara tinggi, pihak PLTU menginginkan harga yang lebih rendah yang

dihitung dengan mekanisme cost plus margin. Namun saat harga batubara rendah, pihak

PLTU menginginkan harga yang dihitung dalam mekanisme HBA. Saat harga batubara

tinggi, timbul tendensi perusahaan tambang batubara untuk mengekspor batubara karena

pasar internasional mampu membeli batubara dengan harga tinggi, akibatnya PLTU dalam

negeri tidak mendapatkan batubara dengan kualitas yang dibutuhkan.

Penentuan harga batubara untuk PLTU perlu segera dirumuskan dalam suatu

mekanisme yang tetap (fixed) dalam suatu instrumen kebijakan tertentu. Hal ini penting

untuk menjaga kepastian pasokan batubara PLTU dalam jangka panjang.

Saat ini belum ada program hilirisasi batubara yang telah terimplementasi secara komersial

dalam skala yang besar. Kegiatan gasifikasi, pencairan serta upgrading batubara masih

dalam tahap pilot project. Jika kegiatan hilirisasi batubara ini dapat diakselerasi, akan dapat

berpotensi meningkatkan jenis potensi konsumen batubara domestik baru dari beberapa

industri, contohnya industri petrokimia yang menggunakan gas alam dapat disubstitusi

dengan gas yang disintesa dari gasifikasi batubara. Hal tersebut dapat meningkatkan

pertumbuhan konsumsi batubara nasional.

Page 84: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

84

Target DMO Batubara menurut dokumen RPJMN 2015-2019 adalah sebagai berikut.

Produksi Batubara 2015 2016 2017 2018 2019

Total (juta ton) 425 419 413 406 400 DMO (juta ton) 102 111 121 131 240 Persentase DMO 24% 26% 29% 32% 60% Ekspor (juta ton) 323 308 292 275 160

Target produksi batubara ditetapkan menurun tiap tahunnya mulai dari 425 juta ton pada

2015, 419 juta ton pada 2016, 413 juta ton pada 2017, 406 juta ton pada 2018 dan 400 juta ton

pada 2019, dengan laju penurunan target produksi rata-rata 1,5% per tahun. Persentase

konsumsi domestik ditargetkan meningkat tiap tahunnya, yaitu 24% atau 102 juta ton pada

2015, 26% atau 111 juta ton pada 2016, 29% atau 121 juta ton pada 2017, 32% atau 131 juta ton

pada 2018 serta 60% atau 240 juta ton pada 2019, dengan laju peningkatan rata-rata 8% pada

rentang 2015-2018 namun terjadi peningkatan yang cukup signifikan antara target pada

2018 dan 2019 dimana terjadi loncatan target konsumsi dari 32% menjadi 60% produksi

nasional.

Dalam penentuan ketercapaian target DMO batubara terutama sebesar 60% pada

2019 tersebut, akan dilakukan perbandingan antara target DMO menurut RPJMN dengan

hasil proyeksi perhitungan kebutuhan batubara 2016-2019 yang telah dilakukan oleh Tim

Page 85: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO Batubara Sebesar 60% Produksi Nasional pada Tahun 2019

85

Kajian, data prediksi kebutuhan batubara domestik dari Kementerian ESDM, serta proyeksi

kebutuhan batubara dari data industri (PT PLN (Persero) dan Asosiasi Semen Indonesia).

Perbedaan cara perhitungan dan asumsi yang digunakan dalam proyeksi kebutuhan

batubara yang bersumber pada data KESDM dan data industri tersebut ditampilkan pada

tabel berikut.

Berikut adalah perbandingan hasil perhitungan proyeksi kebutuhan batubara dengan

Target DMO sesusai dokumen RPJMN.

Proyeksi kebutuhan batubara telah dilakukan perhitungannya sesuai yang disajikan dalam

Bab V, perbandingannya dengan target DMO RPJMN ditampilkan pada tabel berikut.

Page 86: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

86

Berdasarkan tabel dan grafik tersebut, dapat dilihat bahwa selama periode 2016-2019,

terdapat deviasi dimana hasil proyeksi kebutuhan tidak mencapai target konsumsi. Pada

2016, terdapat kekurangan dari target sebesar 11 juta ton, pada 2017 terdapat selisih 18 juta

ton, pada 2018 terdapat selisih sebesar 9 juta ton dan selisih terbesar terjadi pada tahun 2019

dimana sebesar 59 juta ton konsumsi batubara masih dibutuhkan untuk mencapai target

sebesar 240 juta ton.

Data prediksi kebutuhan batubara 2016-2019 yang disampaikan oleh Kementerian ESDM

dapat dilihat secara rinci pada Lampiran C. Adapun perbandingan antara data prediksi

kebutuhan batubara tersebut dengan target DMO sesuai dokumen RPJMN adalah sebagai

berikut.

Page 87: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO Batubara Sebesar 60% Produksi Nasional pada Tahun 2019

87

Berdasarkan tabel dan grafik tersebut, dapat dilihat bahwa selama periode 2016-2019,

terdapat deviasi dimana data prediksi kebutuhan dari Kementerian ESDM tidak mencapai

target konsumsi batubara. Pada 2016 dan 2017, terdapat kekurangan dari target sebesar 9

juta ton, pada 2018 terdapat selisih sebesar 3 juta ton dan selisih terbesar terjadi pada tahun

2019 dimana sebesar 67 juta ton konsumsi batubara masih dibutuhkan untuk mencapai

target sebesar 240 juta ton.

Proyeksi kebutuhan batubara juga disampaikan dari pihak industri, terutama dari PT. PLN

(Persero) dan Asosiasi Semen Indonesia (ASI). Kedua sektor ini merupakan end user

konsumen batubara yang mendominasi konsumsi batubara domestik (total kontribusi 96%,

terdiri dari 87% PLTU dan 9% semen) secara historis sepanjang 2010-2015. Untuk data

proyeksi dari sektor industri lainnya (metalurgi, pupuk, pulp dan tekstil) yang disampaikan

berikut merupakan gabungan dari data perhitungan tim kajian.

Page 88: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

88

Berdasarkan tabel dan grafik tersebut, dapat dilihat bahwa selama periode 2016-2019,

terdapat deviasi bahwa proyeksi kebutuhan batubara tidak mencapai target konsumsi

batubara. Pada 2016 terdapat kekurangan dari target sebesar 17 juta ton, pada 2017 dan

2018 terdapat selisih sebesar 11 juta ton dan selisih terbesar terjadi pada tahun 2019 dimana

sebesar 108 juta ton konsumsi batubara masih dibutuhkan untuk mencapai target sebesar

240 juta ton.

Perbandingan pencapaian target DMO batubara dari ketiga sumber proyeksi

kebutuhan batubara tersebut ditampilkan pada tabel berikut.

Page 89: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO Batubara Sebesar 60% Produksi Nasional pada Tahun 2019

89

Pada tabel tersebut, dapat dilihat bahwa target DMO batubara di tiap tahun berbeda

tingkat pencapaiannya. Pada tahun 2016, dari target DMO sebesar 26%, diproyeksikan akan

tercapai sebesar 24% menurut proyeksi hasil perhitungan Tim Kajian dan data ESDM serta

menurut proyeksi kebutuhan batubara dari data industri, pencapaiannya adalah 22%. Pada

tahun 2017 hasil perhitungan tim kajian menunjukkan proyeksi konsumsi batubara sebesar

25%, menurut KESDM sebesar 27% serta menurut data industri sebesar 27%, dari target DMO

batubara sebesar 29%. Pada 2018, target DMO batubara sebesar 32%, diproyeksikan akan

tercapai sebesar 30% menurut perhitungan tim kajian, 31% menurut KESDM dan 30%

menurut data industri. Pada 2019 dimana terjadi peningkatan target DMO yang cukup

signifikan yaitu sebesar 60%, menurut proyeksi hasil perhitungan target tersebut akan

tercapai sebesar 45%, sedangkan menurut proyeksi konsumsi dari KESDM target tersebut

akan tercapai sebesar 43% dan menurut proyeksi konsumsi dari data industri target tersebut

akan tercapai sebesar 34%.

Dari perbandingan pencapaian antara target DMO batubara periode 2016-2019

menurut dokumen RPJMN 2015-2019 dengan tiga proyeksi kebutuhan batubara yang telah

ditampilkan tersebut, dapat diukur tingkat pencapaian target DMO batubara tersebut

berdasarkan indikator pengukuran kinerja yang digunakan oleh Bappenas, yaitu sebagai

berikut.

1) Jika proyeksi pertumbuhan batubara mencapai >90% dari target DMO, maka

pencapaian terindikator hijau atau pencapaian target tercapai / on track.

2) Jika proyeksi pertumbuhan batubara berada di antara 60% hingga 90% dari target

DMO, maka pencapaian terindikator kuning atau diperlukan kerja keras.

3) Jika proyeksi pertumbuhan batubara mencapai <60% dari target DMO, maka

pencapaian terindikator merah atau target sulit tercapai.

Page 90: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

90

Pada tabel tersebut, dapat dilihat bahwa pencapaian target DMO batubara di tahun 2016-

2019 berdasarkan proyeksi yang dilakukan bervariasi tingkat pencapaiannya di tiap tahun.

Pada tahun 2016, capaian dari target DMO batubara relatif baik yaitu capaian sekitar 90%

dari perhitungan tim kajian, 91% dari perhitungan Kementerian ESDM dan 87% dari

perhitungan industri, sehingga terkategorikan indikator pencapaian hijau dan kuning. Hal

tersebut juga terjadi pada tahun 2017 dan 2018 dimana capaian target DMO batubara juga

rata-rata terkategorikan indikator hijau. Pada tahun 2019 dimana persentase target DMO

paling tinggi yaitu sebesar 240 juta ton, menurut proyeksi hasil perhitungan target tersebut

akan tercapai sebesar 75% atau 180 juta ton (indikator kuning), sedangkan menurut proyeksi

konsumsi dari KESDM target tersebut akan tercapai sebesar 72% atau 172 juta ton (indikator

kuning) dan menurut proyeksi konsumsi dari data industri target tersebut akan tercapai

sebesar 34% atau 135 juta ton (indikator merah). Berdasarkan hasil tersebut, maka target

DMO batubara sebesar 240 juta ton atau 60% produksi nasional pada 2019 dapat

disimpulkan sulit tercapai. Namun demikian, dalam rangka meningkatkan persentase

konsumsi batubara domestik dari rata-rata sebesar 20% produksi batubara nasional pada

2010-2015 menuju 45% produksi batubara nasional pada tahun 2019, tetap perlu dilakukan

perumusan berbagai strategi dan program prioritas untuk mencapainya.

Perumusan strategi pencapaian proyeksi konsumsi batubara domestik periode 2016-2019

dirumuskan berdasarkan hasil analisis pada tantangan pencapaian target DMO batubara

2010-2015, yang ditampilkan sebagai berikut.

Page 91: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO Batubara Sebesar 60% Produksi Nasional pada Tahun 2019

91

Penjelasan dari tiap strategi yang disebutkan dalam tabel tersebut dipaparkan sebagai

berikut.

Pertumbuhan ekonomi adalah tujuan dari terseleranggaranya pemerintahan, sehingga

upaya untuk meningkatan pertumbuhan ekonomi harus sesuai dengan program-program

yang dicanangkan pemerintah saat ini antara lain proyek penyediaan infrastruktur strategis

nasional, pengembangan kawasan industri, dan lain sebagainya. Sebagai hasil dari

penerapan paket kebijakan ekonomi tahap 1, deregulasi di berbagai bidang untuk

kemudahan investasi telah dapat diwujudkan. Untuk selanjutnya, perlu dilanjutkan

pengimplementasian dari paket kebijakan ekonomi tahap II yang akan berfokus pada

perbaikan sistem logistik, peningkatan investasi infrastruktur, perbaikan pendidikan dan

pelatihan vokasi, serta kebijakan industrialisasi. Dengan adanya peningkatan pertumbuhan

Page 92: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

92

ekonomi secara menyeluruh, maka pertumbuhan industri serta peningkatan permintaan

terhadap energi akan terjadi sehingga konsumsi batubara domestik dapat meningkat pula.

Diperlukan suatu mekanisme penjualan batubara dalam negeri yang lebih sesuai dengan

pasar batubara domestik yang sudah ada. Revisi terhadap Permen ESDM tentang DMO

batubara perlu memperhatikan kebutuhan dan ketersediaan batubara domestik dari sisi

kuantitas dan kualitas. Jika ada beberapa pihak konsumen yang telah melakukan kontrak

penjualan dengan satu atau beberapa perusahaan tambang batubara dikarenakan kualitas

batubara yang sesuai, akan diakomodir mekanisme penjualannya dalam revisi Permen

ESDM tersebut. Jika ada tambahan kebutuhan batubara dari konsumen yang belum

terakomodir oleh kontrak jual beli batubara (uncontracted), maka kebutuhan akan

sejumlah batubara tersebut akan diwajibkan pada produsen-produsen batubara yang

memiliki batubara yang mendekati spesifikasi kualitas batubara tersebut. Produsen

batubara yang kualitas batubaranya tidak dapat dijual di dalam negeri, boleh melakukan

ekspor. Namun, sebagai bentuk insentif produsen batubara yang dapat menjual batubara

secara domestik, akan diberlakukan tarif royalti khusus (diskon royalti).

Konsep zonasi dalam supply chain batubara adalah konsep peta distribusi pemasokan dan

permintaan batubara sesuai dengan zona cakupan transportasi batubaranya. Contoh

batubara Kalimantan Selatan mempunyai cakupan zonasi wilayah yaitu Pulau Jawa, Bali,

Nusa Tenggara dan bagian selatan Sulawesi. Artinya kebutuhan PLTU dari wilayah tersebut

harus dan hanya dapat dipenuhi oleh batubara Kalimantan Selatan. Tidak hanya PLTU,

namun untuk industri lainnya seperti semen, tekstil, pulp, briket, metalurgi (smelter) juga

dipenuhi oleh batubara tersebut. Perencanaan ke depan perlu dirumuskan dan dikaji lebih

lanjut karena dibutuhkan integrasi dan sinergi antara perencanaan pasokan batubara

dengan perencanaan pembangunan industri konsumennya.

Page 93: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO Batubara Sebesar 60% Produksi Nasional pada Tahun 2019

93

Peta di atas menggambarkan posisi industri PLTU (kotak putih) dan semen (kotak

berwarna abu-abu) terhadap lokasi tambang batubara (lingkaran kecil berwarna merah,

kuning, atau biru). Lokasi tambang batubara yang berwarna merah merupakan lokasi

batubara berkalori tinggi, warna kuning mengindikasikan batubara berkalori sedang dan

warna biru untuk batubara berkalori rendah. Selanjutnya dari peta tersebut akan

ditentukan alur distribusi pasokan batubara kepada konsumen yang telah ada saat ini

sehingga dapat ditentukan zonasi dari sistem pasokan-permintaan batubara tersebut.

Sebagai bahan perencanaan PLTU dan industri lain selanjutnya dapat ditentukan berapa

maksimum jarak yang dapat ditempuh untuk memasok batubara dalam harga yang

ekonomis, berdasarkan zonasi-zonasi yang ada tersebut.

Kebutuhan batubara PLTU existing berkisar di nilai kalori sekitar 4.000 kkal/kg, gar hingga

5.700 kkal/kg, gar, atau termasuk batubara berkategori medium-high rank. Hal tersebut

menyebabkan produsen batubara yang mempunyai kualitas batubara diluar rentang

tersebut, tidak dapat menjual batubaranya di dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan

PLTU. Namun demikian, pasokan batubara dengan kualitas tersebut yang saat ini tersedia

perlu dijamin kemanan pasokannya selama umur operasional PLTU. Selain itu, beberapa

Page 94: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

94

PLTU dipasok oleh batubara yang berasal dari lokasi yang jauh, dikarenakan tidak

tersedianya batubara yang memenuhi spesifikasi kualitas yang diinginkannya. Contoh,

PLTU Nagan Raya yang berada di Aceh harus dipasok oleh batubara dari Kalimantan Selatan

karena hanya batubara dari Provinsi tersebut yang sesuai dengan spesifikasi boiler PLTU-

nya. Sebagai solusi agar batubara diluar spesifikasi yang diinginkan oleh PLTU dapat

dimanfaatkan, dapat diajukan suatu pembangunan infrastruktur penangangan batubara

(coal handling facility) yang berperan sebagai sentra pencampuran batubara (coal blending)

untuk memenuhi kualitas batubara yang diinginkan oleh konsumen. Adapun skema dari

Coal Handling Facility ini dapat dilihat pada grafik berikut.

Lebih luas lagi, Indonesia perlu melakukan perumusan konsep Indonesian Coal

Infrastructure Plan (ICIP) dalam mendukung pasar batubara domestik. Dalam ICIP tersebut,

fasilitas yang disediakan tidak hanya terbatas pada Coal Handling Facility saja, namun juga

sarana pelabuhan batubara khusus dan jalur transportasi darat untuk pengangkutan

batubara menuju lokasi-lokasi industri semen, pulp, tekstil dan lainnya.

Saat ini, dikarenakan tidak semua perusahaan tambang batubara memiliki kualitas yang

sesuai dengan kebutuhan konsumen domestik, business as usual yang terjadi dalam pasar

batubara domestik adalah transfer kuota DMO batubara. Transfer kuota DMO batubara

tersebut, jika dilakukan secara adil dan transparan serta diatur dalam instrumen hukum,

merupakan salah satu solusi dalam permasalahan pemenuhan target DMO dari sisi

Page 95: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO Batubara Sebesar 60% Produksi Nasional pada Tahun 2019

95

perusahaan tambang batubara. Dengan demikian, transfer kuota DMO batubara penting

untuk dilakukan secara transparan. Perumusan sistem informasi online akan kesediaan dan

pemenuhan kebutuhan batubara dari konsumen (PLTU dan lainnya) akan menghimpun

semua data kebutuhan batubara dari semua konsumen dan semua ketersediaan pasokan

batubara berbagai kualitas dari produsen. Dengan demikian, akan terjadi transparansi

secara waktu nyata (real time) akan pihak konsumen mana saja yang belum terpenuhi

kebutuhan batubaranya, bagaimana kualitas batubara yang dicari, serta pihak produsen

mana saja yang dapat menyediakan batubara tersebut. Adanya sistem informasi tersebut

akan memudahkan proses pemenuhan target DMO batubara baik dari sisi produsen dan

konsumen, serta pengawasan oleh pemerintah dalam hal ini Kementerian ESDM.

Instrumen kebijakan merupakan salah satu dukungan pemerintah yang dapat diberikan

untuk menyelesaikan permasalahan non teknis dalam pembangaunan PLTU seperti seperti

pembebasan lahan. Lokasi-lokasi yang berpotensi untuk dijadikan lokasi pembangkit dapat

dirumuskan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional sebagai lokasi strategis

penyediaan energi. Selain itu, bagi proyek-proyek PTLU strategis (berkapasitas besar dan

berlokasi di pusat beban) yang dikembangkan oleh PT PLN sendiri, dapat diberikan insentif

investasi berupa Penyertaan Modal Negara atau bentuk insentif lainnya.

Diperlukan suatu mekanisme penentuan harga batubara untuk mengamankan pasokan

dalam negeri, agar tetap terjaga ketersediaannya saat kondisi pasar batubara global

membaik atau memburuk. Selama ini, ketidaksepakatan harga antara PLTU dan produsen

batubara sering terjadi, yaitu apakah menggunakan harga berbasis HBA atau harga yang

didasarkan pada mekanisme cost plus margin. Perlu disusun suatu mekanisme harga

sedemikian rupa yang berdasarkan pasar batubara domestik (tanpa indeks harga dari luar

negeri) atau mekanisme harga yang menggunakan floor price dan ceiling price. Besarnya

floor price dapat ditetapkan pada basis harga cost plus margin, tujuannya adalah untuk

mengamankan posisi produsen batubara agar tetap dapat menjalankan bisnis mereka

secara profitable. Besarnya ceiling price dapat ditetapkan setelah memperhatikan

maksimum subsidi yang dapat diberikan pemerintah kepada PT PLN dalam hal penentuan

tarif listrik, dikarenakan harga bahan bakar sangat mempengaruhi formulasi penentuan

Page 96: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

96

harga listrik. Sebagai bahan pertimbangan, saat ini telah terbit Keputusan Menteri ESDM

No. 7424 K/30/MEM/2016 tentang Patokan Besaran Komponen Biaya Produksi untuk

Perhitungan Harga Dasar Batubara untuk Pembangkit Listrik Mulut Tambang. Dalam

dokumen tersebut, terdapat rentang biaya produksi yang dapat digunakan sebagai dasar

untuk negoisasi harga antar produsen batubara dan pihak PLTU Mulut Tambang, yang

dapat diimplementasikan kepada seluruh PLTU lainnya.

Saat ini, belum ada proyek gasifikasi, pencairan serta upgrading batubara yang telah

beroperasi dalam skala komersial di Indonesia. Padahal, produk derivatif dari hilirasi

batubara tersebut seperti gas, batubara cair (heavy oil atau coal water mixture), serta

upgraded coal dapat dimanfaatkan sebagai bahan subsitusi di banyak industri. Gas alam

yang saat ini banyak digunakan di kalangan industri terutama pupuk dapat disubsitusi

dengan gas yang disintesa dari gasifikasi batubara. Selain pupuk, industri petrokimia lainnya

seperti metanol dan amonia juga dapat menggunakan produk gas hasil gasifikasi batubara

sebagai bahan bakunya. Berikut ditampilkan rencana pembangunan industri berbasis

migas, batubara dan mineral logam yang disampaikan oleh Kementerian Perindustrian.

Dengan adanya rencana pembangunan industri tersebut dapat menimbulkan potensi

bertambahnya jenis konsumen end user batubara di Indonesia sehingga dapat

Page 97: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO Batubara Sebesar 60% Produksi Nasional pada Tahun 2019

97

meningkatkan penggunaan batubara baik sebagai bahan baku maupun sebagai sumber

energi.

Dalam perumusan strategi hilirisasi batubara lebih lanjut, perlu dilakukan

pendefinisian yang jelas mengenai batasan hilirisasi yang dimaksud. Sebagai contoh, untuk

proses upgrading batubara, perlu didefinisikan berapa batasan minimum peningkatan

kalori batubara untuk dapat mengkategorikan kegiatan upgrading batubara tersebut,

apakah cukup dengan aktivitas sederhana berupa pengeringan moisture batubara yang

membuat nilai kalori batubara meningkat sudah dapat disebut dengan hilirisasi atau perlu

dilakukan aktivitas pengeringan yang lebih kompleks dengan teknologi-teknologi tertentu,

baru dapat terkategorikan hilirisasi batubara. Selain itu, pendefinisian mengenai kewajiban

DMO bagi perusahaan tambang batubara yang melakukan hilirisasi. Jika hilirisasi tersebut

merupakan kegiatan yang terintegrasi dengan kegiatan pertambangan, maka perusahaan

tersebut tetap diwajibkan DMO terhadap batubara dan produk hasil hilirisasinya. Jika

hilirisasi tersebut merupakan industri yang terpisah, maka perusahaan tambang batubara

yang memasok batubara ke industri baru tersebut, telah melaksanakan kewajiban DMO-

nya. Teknologi hilirisasi batubara yang telah dilakukan penelitiannya oleh Tekmira selama ini

(boiler untuk Low Rank Coal, Underground Coal Gasification, dan lainnya) hendaknya dapat

ditransformasikan menjadi industri yang komersial dengan diinisiasi oleh pemerintah.

Dukungan terhadap industri tersebut dapat berupa pemberian insentif-insentif khusus.

Page 98: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...
Page 99: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO Batubara Sebesar 60% Produksi Nasional pada Tahun 2019

99

Beberapa kesimpulan sebagai hasil dari kajian ini adalah sebagai berikut:

a. Berdasarkan perkembangan perekonomian Indonesia saat ini,

perkembangan industri kelistrikan, manufaktur maupun sumber daya alam,

kajian evaluasi dan perhitungan kembali target DMO batubara nasional dalam

dokumen RPJMN 2015-2019 memberikan hasil perhitungan proyeksi bahwa

total konsumsi batubara nasional dapat diserap sebesar 45% atau 180 juta ton

batubara pada tahun 2019. Angka ini 15% lebih rendah dari target sebelumnya

pada RPJMN sebesar 60% atau 240 juta ton. 91% dari 180 juta ton tersebut akan

dikonsumsi oleh PLTU , 6% oleh industri semen, 3% sisanya oleh industri pupuk,

tekstil, metalurgi, dan pulp.

b. Berbagai faktor yang dianalisis sebagai penentu ketercapaian target DMO

batubara dapat dilihat dari analisis terhadap isu/permasalahan yang

mempengaruhi ketercapaian target DMO batubara pada periode sebelumnya

yaitu antara lain disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan ekonomi;

perbedaan karakteristik kualitas batubara yang tersedia dengan kebutuhan

PLTU dalam negeri yang belum diakomodir dalam kebijakan DMO batubara

saat ini; kendala teknis, finansial dan permasalahan lahan dalam

pembangunan PLTU; serta mekanisme harga batubara domestik yang belum

mendukung produsen dan konsumen batubara yaitu antara ditentukan oleh

perumusan berdasarkan Harga Batubara Acuan atau perumusan berdasarkan

Harga cost plus margin.

c. Sebagai upaya untuk mengamankan target DMO batubara ke depannya,

maka beberapa terobosan langkah strategis perlu dilakukan antara lain dalam

hal penyempurnaan kebijakan DMO batubara, perumusan harga batubara,

upaya percepatan pembangunan PLTU, perumusan zonasi serta infrastruktur

batubara nasional yang terintegarsi, perumusan sistem informasi penyediaan

batubara secara online, dan percepatan hilirisasi batubara.

Page 100: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

100

Dengan melihat berbagai perumusan strategi yang telah dijabarkan sebelumnya, dapat

disusun program-program prioritas untuk mendukung pencapaian target konsumsi

batubara periode 2016-2019 yang dapat dilihat pada Gambar VII.1 berikut.

Untuk mendukung tercapainya program prioritas optimalisasi DMO batubara tersebut,

telah disusun rencana aksi dengan melibatkan Kementerian/Lembaga terkait. Rencana Aksi

disusun berdasarkan masukan dari Kementerian/Lembaga terkait yang diundang dalam

kegiatan Focus Group Discussion dan Seminar Akhir Kajian. Adapun detail dari Rencana Aksi

tersebut dapat dilihat pada Lampiran D.

Page 101: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO Batubara Sebesar 60% Produksi Nasional pada Tahun 2019

101

Sebagai tindak lanjut dari kajian ini dan sebagai upaya untuk mewujudkan program

prioritas tersebut, beberapa kajian lanjutan yang dapat diusulkan adalah sebagai berikut.

a. Kajian perumusan dan pembuatan Sistem Informasi Penyediaan-Permintaan

Batubara Nasional, yang melibatkan Bappenas, Kementerian ESDM, dan asosiasi

produsen batubara serta asosiasi konsumen batubara.

b. Kajian perumusan Indonesian Coal Infrastructure Plan (ICIP) untuk mendukung

pasar batubara domestik terutama penyediaan Coal Handling Facility untuk PLTU

untuk mengamankan pasokan batubara PLTU, serta penyediaan sarana

transportasi pelabuhan dan darat untuk mendukung pengangkutan batubara

menuju lokasi-lokasi konsumen batubara yang merupakan industri non PLTU yaitu

semen, pulp, tekstil, dan lainnya.

Page 102: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...
Page 103: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO Batubara Sebesar 60% Produksi Nasional pada Tahun 2019

103

Anonim (2011). Standar Nasional Indonesia: Pedoman pelaporan, sumberdaya dan cadangan

batubara, Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.

Anonim (2014). Indonesian Coal Book 2014/2015 Petromindo.com-APBI. Jakarta:

Petromindo.com

Anonim. (2015). Executive Summary Pemutakhiran Data dan Neraca Sumber Daya Energi 2015.

Pusat Sumber Daya Geologi, Kementerian ESDM.

Anonim. (2015). Handbook of Energy and Economics Statitstic of Indonesia 2015. Jakarta:

Kementerian ESDM.

Anonim. (2016). International Energy Outlook. Washington DC: US Energy Information

Agency.

Anonim. (2016). Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero) 2016-2025. PT

PLN (Persero).

Arif, I. (2014). Batubara Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Chatfield, C. (2000). Time Series Forecasting. Florida: Chapman &C Hall/CRC.

Makridaris, S. G., & Wheelwright, S. C. (1983). Forecasting Methods and Applications. New

Jersey: Wiley.

Republik Indonesia. (2005). Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025.

Badan Perencanaan Nasional.

Republik Indonesia. (2009). Keputusan Menteri ESDM No 34 tahun 2009 tentang

Pengutamaan Pemasokan Kebutuhan Mineral dan Batubara Dalam Negeri.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Republik Indonesia. (2009). Undang Undang No 4 tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara.

Presiden Republik Indonesia.

Republik Indonesia. (2015). Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019.

Badan Perencanaan Nasional.

Republik Indonesia. (2015). Rencana Strategis Kementerian ESDM 2015-2019. Jakarta:

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Republik Indonesia. (2015). Rencana Strategis Kementerian Perindustrian 2015-2019. Jakarta:

Kementerian Perindustrian.

Page 104: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...
Page 105: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO Batubara Sebesar 60% Produksi Nasional pada Tahun 2019

105

Daftar PLTU existing dan PLTU Rencana periode 2016-2019

Page 106: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

106

Page 107: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO Batubara Sebesar 60% Produksi Nasional pada Tahun 2019

107

Page 108: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

108

Page 109: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO Batubara Sebesar 60% Produksi Nasional pada Tahun 2019

109

Daftar Nilai Kalori Tipikal PLTU existing

Page 110: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

110

Page 111: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO Batubara Sebesar 60% Produksi Nasional pada Tahun 2019

111

Data Prediksi Kebutuhan Batubara 2016-2019 dari Kementerian ESDM

Page 112: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

112

Page 113: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO Batubara Sebesar 60% Produksi Nasional pada Tahun 2019

113

Rencana Aksi untuk Mendukung Optimalisasi Pemanfaatan Batubara 2016-2019

Page 114: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

114

Page 115: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO … · hilirisasi batubara (gasifikasi, ... stakeholders dalam kebijakan terkait DMO batubara maupun pelaku industri konsumen dan ...

Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO Batubara Sebesar 60% Produksi Nasional pada Tahun 2019

115