BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemahaman fungsi tanah sebagai media tumbuh dimulai sejak peradaban manusia mulai beralih dari manusia pengumpul pangan yang tidak menetap menjadi manusia pemukim yang mulai melakukan pemindah tanaman pangan/nonpangan ke areal dekat mereka tinggal. Pada tahap berikutnya, mulai berkembang pemahaman fungsi tanah sebagai penyedia nutrisi bagi tanaman tersebut, sehingga produksi yang dicapai tanaman tergantung pada kemampuan tanah dalam penyediaan nutrisi ini (kesuburan tanah).(Susanto.2005) dalam (Ahmad.2013). Tanah merupakan suatu bagian yang sangat menentukkan dalam perencanaan suatu konstruksi, karena menentukkan kestabilan konstruksi tersebut. Kekuatan tanah tersebut tidak sama untuk tempat-tempat yang berbeda, sehingga hal ini mengharuskan para perencana untuk memperhatikan kondisi tanah sebagai suatu elemen kestabilan konstruksi yang sangat menentukkan keadaan konstruksi pada masa penggunaannya (Susanto.2005) dalam (Ahmad.2013). Tanah berperanan penting dalam siklus hidrologi. Kondisi tanah menentukan jumlah air yang masuk ke dalam tanah dan mengalir pada permukaan tanah. Jadi, tidak hanya berperan sebagai media pertumbuhan tanaman tetapi juga sebagai media pengatur air. Analisis tanah membantu penyelidikan produktivitas dan penentuan tindakan pengolahan tanah. Hal ini dibutuhkan karena kondisi setiap tanah berbeda-beda bergantung pada proses pembentukannya. Proses pembentukan tanah 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemahaman fungsi tanah sebagai media tumbuh dimulai sejak peradaban manusia mulai
beralih dari manusia pengumpul pangan yang tidak menetap menjadi manusia pemukim yang
mulai melakukan pemindah tanaman pangan/nonpangan ke areal dekat mereka tinggal. Pada
tahap berikutnya, mulai berkembang pemahaman fungsi tanah sebagai penyedia nutrisi bagi
tanaman tersebut, sehingga produksi yang dicapai tanaman tergantung pada kemampuan tanah
dalam penyediaan nutrisi ini (kesuburan tanah).(Susanto.2005) dalam (Ahmad.2013).
Tanah merupakan suatu bagian yang sangat menentukkan dalam perencanaan suatu
konstruksi, karena menentukkan kestabilan konstruksi tersebut. Kekuatan tanah tersebut tidak
sama untuk tempat-tempat yang berbeda, sehingga hal ini mengharuskan para perencana
untuk memperhatikan kondisi tanah sebagai suatu elemen kestabilan konstruksi yang sangat
menentukkan keadaan konstruksi pada masa penggunaannya (Susanto.2005) dalam
(Ahmad.2013).
Tanah berperanan penting dalam siklus hidrologi. Kondisi tanah menentukan jumlah air
yang masuk ke dalam tanah dan mengalir pada permukaan tanah. Jadi, tidak hanya berperan
sebagai media pertumbuhan tanaman tetapi juga sebagai media pengatur air. Analisis tanah
membantu penyelidikan produktivitas dan penentuan tindakan pengolahan tanah. Hal ini
dibutuhkan karena kondisi setiap tanah berbeda-beda bergantung pada proses
pembentukannya. Proses pembentukan tanah dipengaruhi oleh faktor lingkungan
(pedogenesis) maupun kegiatan manusia (metapedogenesis). Air berfungsi sebagai media
gerak hara ke akar-akar tanaman. Akan tetapi, jika air terlalu banyak tersedia, hara-hara dapat
tercuci dari daerah-daerah perakaran atau bila evaporasi tinggi, garam-garam terlarut mungkin
terangkat kelapisan tanah atas .(Hanafiah.2004) dalam (Junaidi.2013)
Air mempunyai fungsi yang penting dalam tanah. Antara lain pada proses pelapukan
mineral dan bahan organik tanah, yaitu reaksi yang mempersiapkan hara larut bagi
pertumbuhan tanaman. Selain itu, air juga berfungsi sebagai media gerak hara ke akar-akar
tanaman. Akan tetapi, jika air telalu banyak tersedia, hara – hara dapat tercuci dari daerah –
daerah perakaran atau bila evaporasi tinggi, garam – garam terlarut mungkin terangkat
kelapisan tanah atas. Air yang berlebihan juga membatasi pergerakan udara dalam tanah,
merintangi akar tanaman memperoleh O2 sehingga dapat mengakibatkan tanaman mati.
(Nrhidayanti.2006) dalam (Junaidi.20013).
1
Jumlah air yang diperoleh tanah sebagian bergantung pada kemampuan tanah yang
menyerap air cepat dan meneruskan air yang diterima dipermukaan tanah ke bawah.
Berdasarkan gaya yang bekerja pada air tanah yaitu gaya adhesi, kohesi dan gravitasi, maka
air tanah dibedakan menjadi air higroskopis,air kapiler dan air gravitasi.(Susanto.2005) dalam
(Ramdani.2014).
Lengas tanah sangat berperan penting dalam menjaga kelembaban tanah karena lengas
tanah mengisi pori-pori tanah pada suhu kamar menjadi dua pertiga bagian dan menjadi satu
pertiga bagian jika suhu meningkat. Mengetahui kadar lengas tanah sangatlah penting untuk
dapat mengetahui kebutuhan tanah terhadap air dan kemampuan tanah dalam menyimpan air.
Oleh karena itu, pengetahuan terhadap lengas tanah sangatlah penting sehingga perlu
dilakukan pengujian kadar lengas tanah dan dapat dianalisis melalui praktikum
dilaboraturium.(Syarief, S.1994) dalam (Ramdani.2014).
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan dilakukan praktikum dasar-dasar ilmu tanah dengan materi mengenai kandungan
air tanah adalah:
1. Menetapkan kadar lengas kering angin.
2. Menetapkan kedar lengas kapasitas lapang.
3. Menetapkan persediaan air maksimum.
2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lengas Tanah
Lengas tanah merupakan air yang terdapat dalam tanah yang terikat oleh berbagai kakas
(matrik, osmosis dan kapiler). Kakas ini meningkat sejalan dengan peningkatan permukaan
jenis zarah dan kerapatan muatan elektrostatik zarah tanah. Tegangan lengas tanah juga
menentukan beberapa banyak air yang dapat diserap tumbuhan. Keberadaan lengas tanah
dipengaruhi oleh energi pengikat spesifik yang berhubungan dengan tekanan air, keberadaan
gravitasi dan tekanan osmosis apabila tanah dilakukan pemupukan dengan konsentrasi tinggi
(sutanto, 2005) dalam (Ahmad.2013).
.Didalam tanah air dapat bertahan tetap berada didalam ruang pori karena adanya
berbagai gaya yang bekerja pada air tersebut. Untuk dapat mengambil air dari rongga pori
tanah diperlukan gaya atau energi yang diperlukan untuk melawan energi yang menahan air
hingga bertahan dalam rongga pori berasal dari absorbsi molekul air oleh padatan tanah, gaya
tarik menarik antara molekul air, adanya larutan garam dan gaya kapiler. Jumlah air tanah
yang bermanfaat untuk tanaman mempunyai batas-batas tanertentu. Seperti kekurangan air,
kelebihan air dapat merupakan kesukaran. Air yang berlebihan tidak berarti beracun, akan
tetapi kekurangan udara pada tanah-tanah yang tergenang dapat menyebabkan kerusakan
(Hardjowigeno, 2003) dalam (Ramdani.2014).
Adanya gaya-gaya tersebut maka air dalam tanah dapat dibedakan menjadi: air
higroskopik yaitu air yang diserap tanah sangat kuat sehingga tidak dapat digunakan tanaman
dan air kipler yaitu air dalam tanah dimana daya kohesi (tarik menarik antara butir-butir air)
dan daya adhesi (antara air dan tanah) lebih kuat dari gravitasi. Air ini dapat bergerak
kesamping atau keatas karena gaya-gaya kapiler. Sebagian besar dari air kapiler merupakan
air yang tersedia (dapat diserap) bagi tanaman (Anonim, 2014) dalam (Ramdani.2014).
Peran air tanah yang menguntungkan merupakan sebagai pelarut dan pembawa ion-ion
hara, sebagai saranan transportasi dan mendistribusi nutrisi, sebagai komponen kunci dalam
fotosintesis, sebagai agen pemicu pelapukan bahan induk, perkembangan tanah dan
diferensiasi horizon, sebagai stabilisator temperatur tanah, mempermudah pengelolaan tanah.
Sedangkan peran air tanah yang merugikan sebagai pemicu rusaknya tanah, sebagai pemicu
perubahan horizon melalui pelindihan komponen-komponennya, tanah yang jenuh dengan air
dapat menyebabkan terlambatnya aliran udara kedalam tanah, sehingga menganggu respirasi
dan serapan hara oleh akar, serta aktivitas mikrobia yang menguntungkan (Kemas, 2005).
3
Pengelolaan tanah ditakrifkan sebagai segala tindakan terhadap tanah agar tanah dapat
memberikan hasil bersih yang setinggi-tingginya dengan tetap mempertahankan kelestarian
kegunaannya. Tindakan yang dimaksud antara lain pengolahan tanah, pemupukan,
pengapuran, pengairan, penataan dan pengawetan tanah. Atas dasar konsep ini, ilmu
pengelolaan tanah mencakup sifat-sifat dasar tanah dan kegiatan-kegiatan fisik lingkungan
pada massa tanah. Paradigma pengelolaan tanah sekarang ini tidak hanya menekankan pada
tujuan produktivitas tanah semata tetapi juga lebih menekankan kepada upaya
mempertahankan danmeningkatkan kesehatan tanah (soil health) dalam (Ramdani.2014).
Kadar lengas tanah sering disebut sebagai kandungan uap air yang terdapat dalam pori
tanah. Satuan untuk menyatakan kadar lengas dapat berupa persen berat atau persen volume.
Kadar lengas tanah menentukan berapa banyak air yang dapat diserap oleh tumbuhan
(Hardjowigeno, 1993) dalam (Ramdani.2014).
Penetapan kadar lengas tanah dapat dilakukan secara tidak langsung. Metode langsung
diartikan sebagai metode dimana air dikeluarkan dari sampel, misalnya melalui evaporasi,
kemudia menentuka jumlah air yang dikeluarkan dengan mengujur kehilangan berat sampel.
Salah satu cara mengetahui bahwa air telah mencapai kapasitas lapang adalah jikaa air
siraman dari lubang pot yang ditandai dengan keluarnya air siraman dari dalam pot
(Sudarmono, 1997) dalam (Ramdani.2014).
2.2 Kandungan Air Tanah
Kadar Lengas Kapasitas Lapang adalah persentase kelembaban yang ditahan oleh
tanahsesudah terjadi drainase dan kecepatan gerakan air kebawah menjadi sangat lambat.
Keadaan ini terjadi 2-3 hari sesudah hujan jatuh yaitu bila tanah cukup mudah ditembus oleh
air, kapasitas lapag tanah di ketahui setelah 2 minggu setelah penanaman. Kapasitas lapang
sangat penting pua karena dapat menunjukkan kandungan maksimum dari tanah dan dapat
menentukan jumlah air pengairan yang diperlukan untuk membasahi tanah sampai lapisan
dibawahnya. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa air kapasitas lapang berasal dari sisa air
gravitasi yang turun kebawah (Wulan, 2011). dalam (Ahmad.2013).
Kapasitas Menahan Air Maksimum Merupakan jumlah air yang dikandung tanah dalam
keadaan jenuh, semua pori terisis penuh air. Cara untuk mengetahui penetapan kadar lengas
ini adalah menggunakan metode gravimetri yang artinya dengan cara : Dimasukan contoh
tanah kedalam kain kasa, Kemudian dipindahkan contoh tanah yang telah dilapisi kain kasa
ke dalam gelas plastik yang berisi air dan dibiarkan sampai jenuh kemudian diangkat dan
ditiriskan sampai air tidak menetes dan dimasukan kedalam cawan kosong kemudian di
4
timbang untuk menentukan nilai (b) gr. Kemudian di masukan ke dalam oven selama 24 jam
dan terakhi di keluarkan dan di timbang untuk menentukan (c) gr (Nurhidayati.2006) dalam
(Ramdani.2014).
Kadar lengas kering angin Kadar lengas kering angin merupakan kadar air tanah setelah
diangin-anginkan di tempat teduh sampai mencapai keseimbangan dengan kelengasan
atmosfer. Cara untuk mengetahui penetapan kadar lengas ini adalah menggunakan metode
gravimetri yang artinya dengan cara: Timbang cawan kosong bersih untuk menentukan nilai
(a) gr, masukan contoh tanah kering angin kedalam cawan, kemudian di timbang untuk
menentukan nilai (b) gr dan memasukan cawan berisi tanah tersebut di dalam oven yang telah
diatur temperaturnya 105 C – 110 C, lalu di biarkan selama 24 jam lalu dikeluarkan cawan
yang berisi tanah tadi dari oven kemudian di timbang untuk menentukan nilai (c) gr
(Nurhidayati.2006) dalam (Ramdani.2014).
5
BAB III. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat praktikum mengenai pengamatan tentang kandungan air tanah
yaitu dilaksanaknan pada hari Jumat, 5 Juni 2015 pukul 09.00-10.00 WITA dan bertempat di
Laboratorium Silvikultur dan Teknologi Hasil Hutan, Program Studi Kehutanan, Universitas
Mataram.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum pengamatan kandungan air tanah ini
adalah:
1. Cawan
2. Benang
3. Oven
4. Kertas label
5. Timbangan analitik
6. Kain kasa
2.1.1 Bahan
1. Air
2. Sampel tanah badung.
3.3 Langkah Kerja
3.3.1 Kadar lengas kering angin
Adapun langkah kerja dalam melakukan praktikum ini mengenai kadar lengas kering
angin yaitu:
1. Dipersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Ditimbang cawan kosong bersih dan nyatakan berat cawan dengan (a) gram.
3. Dimasukkan sampel tanah kering angin kedalam cawan kosong sampai separuh penuh,
kemudian ditimbang menggunakan timbangan analitik lalu nyatakan dengan (b) gram.
4. Dimasukkan cawan yang berisi tanah tersebut ke dalam oven yang telah diatur
temperaturnya 105°C - 110°C, lalu dibiarkan selama 24 jam.
5. Dikeluarkan dari oven kemudian di timbang kembali menggunakan timbangan analitik,
lalu catat dan nyatakan dengan (c) gram.
6
3.3.2 Kadar Lengas contoh Tanah Kapasitas Lapang
1. Ditimbang cawan kosong bersih dan nyatakan berat cawan dengan (a) gram.
2. Di isi sampel tanah ke dalam cawan separuh penuh.
3. Diletakkan sampel tanah diatas kain kasa kemudian bungkus tanah tersebut dengan kain
kasa lalu di ikat menggunakan benang.
4. Dipindahkan contoh tanah yang telah di lapisi kain kasa kedalam wadah yang berisi air dan
dibiarkan sampai jenuh.
5. Kemudian diangkat kain kasa yang berisi tanah dan ditiriskan selama 24 jam.
6. Dimasukkan contoh tanah yang sudah ditiriskan kedalam cawan, kemudian ditimbang dan
nyatakan dengan (b) gram.
7. Dimasukkan cawan berisi tanah tersebut ke dalam oven yang telah di atur temperaturnya
105°C - 110°C dan di biarkan selama 24 jam.
8. Setelah 24 jam dikeluarkan dari oven dan di timbang menggunakan timbanagn analitik dan
nyatakan dengan (c) gram.
3.3.3 Kadar Lengas Persediaan Air Maksimum
1. Ditimbang cawan kosong bersih dan nyatakan dengan (a) gram.
2. Di isi sampel tanah ke dalam cawan separuh penuh.
3. Dipindahkan sampel tanah ke atas kain kasa lalu di bungkus dan di ikat menggunakan
benang.
4. Di pindahkan contoh tanah yang telah dilapisi kain kasa ke dalam wadah yang berisi air
dan di biarkan sampai jenuh.
5. Setelah jenuh, diangkat kain kasa yang berisi tanah dan di tiriskan sampai air berhenti
menetes.
6. Di masukkan tanah yang sudah diproses terlebih dahulu kedalam cawan kosong, kemudian
di timbang dan nyatakan dengan (b) gram.
7. Setelah di timbang lalu di oven selama 24 jam.
8. Dikeluarkan dari oven kemudian di timbang dan nyatakan dengan (c) gram.
7
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan dari praktikum ini yaitu:
Tabel 1.1 Hasil Pengamatan Kandungan Air Tanah
Sampel Tanah Kelompok (a) Gram (b) gram (c) gram Kadar Lengas
Tanah
Badung
K6 KA 3.1121 47.6277 36.8971 31.76 %
K6 KL 3.1498 41.2778 29.7296 43.45%
K6 KM 3.2716 48.4636 33.4841 49.58%
Perhitungan
- Kadar Lengas Kering Angin
Kadar Lengas = b−cc−a × 100%
= 47.6277−36.897136.8971−3.1121 x 100%
= 10.730633.7850 x 100%
= 31.76%- Kadar Lengas Kapasitas Lapang
Kadar Lengas = b−cc−a × 100%
= 41.2778−29.729629.7296−3.1498 x 100%
= 11.548226.5798 x 100%
= 43.45%
- Persediaan Air Maksimum
Kadar Lengas = b−cc−a × 100%
= 48.4636−33.484133.4841−3.2716 x 100%
8
= 14.979530.2125 x 100%
= 49.58%
4.2 Pembahasan
Kadar air tanah adalah jumlah air tanah yang terkandung dalam pori-pori tanah dalam
suatu tanah tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar air tanah adalah tekstur tanah,
iklim, topografi, adanya gaya kohesi, adhesi, dan gravitasi. Tanah-tanah yang bertekstur pasir,
karena butiran-butirannya berukuran lebih, maka setiap satuan berat (gram) mempunyai
luas permukaan yang lebih kecil sehingga sulit menyerap air dan unsur hara. Tanah-tanah
bertekstur liat, karena lebih halus maka setiap satuan berat mempunyai luas permukaan yang
lebih besar sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara lebih tinggi.
Tanah bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia dibanding tanah bertekstur kasar.
Berdasarkan hasil praktikum tentang kandungan air tanah, kadar lengas tanah pada
contoh tanah kering angin oleh kelompok 6 memiliki kadar lengas kering angin 31.76%,
kadar lengas kapasitas lapang memiliki kadar lengas sebesar 43.45%, dan persediaan air
maksimum memiliki kadar lengasa sebesar 49.58%. Terlihat perbedaan kadar lengas diantara
ketiganya. Ini dikarenakan pada contoh tanah kering angin tidak ditambahkan dengan air
sehingga jumlah air yang dipertahankan tidak sebanyak tanah yang telah menerima air. Jenis
tanah yang digunakan pada praktikum ini adalah sampel tanah badung yang memiliki tekstur
liat, Tanah ini memiliki kemampuan menahan air lebih besar. Tanah badung mencapai
kapasitas menahan maksimal ketika jumlah air maksimal yang didapat untuk ditampung tanah
ketika diberi perlakuan penambahan air. Pada saat kapasitas ini tercapai semua pori-pori tanah
telah jenuh oleh air, air bergerak kedalam (dasar) tanah karena adanya gaya gravitasi.
Kapasitas lapang tanah tercapai ketika air telah turun sama sekali, terlihat pada dasar mulai
menetes air secara perlahan seperti yang dikemukakan oleh sudarmono (1997) bahwa
kapasitas lapang dapat ditandai dengan keluarnya air siraman dari dalam tanah pada pot. Pada
tanah badung, kontak air dengan tanah tinggi karena permukaan kontak antara tanah liat
didominasi pori-pori mikro.
Dalam praktikum ini, contoh tanah kering yang diuji dengan oven pada suhu 105oC-
110oC selama 24 jam bertujuan untuk menghilangkan semua lengas yang terdapat dalam
sampel sehingga perbandingan selisih antara berat sebelum dioven dan sesudah dioven 9
merupakan berat lengas tanah. Bahan organik dapat membantu penyimpanan/penyekap air.
Hal ini karena ukuran bahan organik yang berupa koloid sehingga mempunyai luas
permukaaan jenis yang cukup besar. Relief dan topografi mempengaruhi lengas tanah
berhubungan dengan kecepatan mempengaruhi lengas tanah berhubungan dengan kecepatan
infiltrasi air dan perannya dalam mempercepat kehilangan lengas tanah melalui aliran
permukaan. Iklim yang berpengaruh besar terhadap lengas tanah adalah curah hujan dan
penguapan atau evaporasi. Dikarenakan kedua faktor tersebut menetukan jumlah air yang
terdapat dalam tanah.
Kapasitas lapang adalah kandungan lengas maksimum yang tersedia untuk pertumbuhan
tanaman. Pengukuran dapat dilaksanakan dengan membasahi tanah sampai lewat jenuh
kemudian dibiarkan air mengatur bebas karena gravitasi. Dalam praktikum ini, pada cawan
nomor 2 diberi perlakuan berupa penambahan air dan dioven selama 24 jam sebagai salah
satu penggambaran faktor yang mempengaruhi besarnya lengas tanah. Pengaruh tentang kadar
lengas sangatlah penting, karena kadar lengas mempengaruhi proses serapan hara dan
pernapasan akar tanaman dengan mengetahui kadar lengas dalam tanah dapat dilakukan
tindakan, terutama yang berhubungan denga manajemen sumber daya air. Tanah yang baik
memiliki kadar lengas yang sesuai dengan kebutuhan tanaman yang dibudidayakan. Apabila
kadar lengas rendah maka dapat diatasi dengan menambahkan jumlah air secara intensif dan
teratur, menambah bahan organik, ataupun menggunakan mulsa untuk mengurangi
penguapan. Sedangkan apabila kadar lengas makin tinggi maka dapat diatasi dengan membuat
saluran drainase.
Persediaan air maksimum suatu jenis tanah ditentukan oleh daya hisap matriks atau
partikel tanah, kedalaman tanah dan pelapisan tanah. Tektur tanah yang halus menyebabkan
porositasnya rendah sehingga mampu menahan air. Tinggi rendahnya kadar air maksimum
tergantung juga pada jenis tanah, sebab tanah juga mempunyai tekstur yang berbeda pula.
Pada percobaan ketiga, tanah badung memiliki tekstur yang liat sehingga kemampuan
menahan air lebih tinggi. Hal ini terbukti dari hasil percobaan yang telah kami lakukan yaitu
persediaan air maksimum mencapai 49.58%. Kapasitas lapang adalah persentase kelembaban
yang ditahan oleh tanahsesudah terjadi drainase dan kecepatan gerakan air kebawah menjadi
sangat lambat. Keadaan ini terjadi 2-3 hari sesudah hujan jatuh yaitu bila tanah cukup mudah
ditembus oleh air, kapasitas lapag tanah di ketahui setelah 2 minggu setelah penanaman.
Kapasitas lapang sangat penting pua karena dapat menunjukkan kandungan maksimum dari
tanah dan dapat menentukan jumlah air pengairan yang diperlukan untuk membasahi tanah
10
sampai lapisan dibawahnya. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa air kapasitas lapang berasal
dari sisa air gravitasi yang turun kebawah.
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan Hasil pengamatan dan pembahasan, maka dapat dismpulkan bahwa :
1. Dari hasil peraktikum yang dilakukan kita dapat menyimpulkan berapa jumlah kering
angin, kapasitas lapang dan kapasitas air maksimum yang terdaapat pada sampel tanah
badung yang di amati.
2. Data hasil perhitungan ini berbeda-beda dari tiap-tiap kelompok. ini bisa terjadi mungkin
karena kita menggunakan sampel tanh yang berbeda-beda atau mungkin ada faktor internal
atau paktor eksternal lain yang mempengaruhi sehingga hasil perhitungan yang didapatkan
oleh tiap-tiap kelompok itu bisa berbeda –beda.
5.2 Saran
Adapun Saran dari praktikan untuk praktikum ini yaitu :
1. Untuk Laboratorium agar alat-alat praktikum ditambah lagi supaya kita lebih enak dalam
melakukkan praktikumnya.
2. Untuk Coass supaya lebih terampil lagi dalam membimbing praktikan
3. Untuk praktikan agar mengikuti praktikum dengan tertib dan tenang agar praktikum kita
berlangsung dengan suasana yang nyaman.
11
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanah memiliki beberapa sifat-sifat fisik. Salah satunya adalah struktur tanah. Struktur
tanah merupakan salah satu sifat morfologi tanah yang dapat diamati secara langsung.
Morfologi tanah adalah deskripsi tubuh tanah yang menunjukkan kenampakan-kenampakan,
ciri-ciri dan sifat-sifat umum dalam suatu profil tanah (Anonim.2010) dalam (Ramdani.2014).
Ciri-ciri morfologi tanah merupakan petunjuk dari proses-proses yang pernah dialami
sesuatu jenis tanah selama pelapukan, pembentukan dan perkembangannya. Perbedaan faktor-
faktor pembentuk tanah, akan meninggalkan ciri dan sifat tanah yang berbeda pula pada suatu
profil tanah (Hanafiah.2010) dalam (Ramdani.2014).
Struktur tanah adalah susunan butir-butir primer tanah dan agregat-agregat primer tanah
secara alami menjadi bentuk tertentu yang dibatasi oleh bidang-bidang yang disebut agregat.
Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan ruangan partikel-
partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain membentuk agregat dari hasil proses
pedogenesis. Struktur tanah berhubungan dengan cara di mana, partikel pasir, debu dan liat
relatif disusun satu sama lain (Hanafiah.2010) dalam (Ramdani.2014).
Tanah memiliki beberapa sifat-sifat fisik, salah satunya adalah struktur tanah. Struktur
tanah merupakan salah sastu sifat morfologi tanah yang dapat di amati secara langsung.
Morfologi tanah adalah deskripsi tubuh tanah yang menunjukan kenampakkan- kenampakkan.
Struktur tanah adalah susunan butir-butir primer tanah dan agregat-agregat primer tanah
secara alami menjadi bentuk tertentu yang dibatasi oleh bidang-bidang yang disebut agregat.
Struktur tanah berhubungan dengan cara dimana pariikel pasir. Debu dan liat relatif disusun
satu sama lain. Dengan menentukan berat volume (BV), berat jenis (BJ) dan porositas tanah
dapat membedakan antara struktur yang ada. Kaitannya dengan daya serap air, struktur tanah
mempengaruhi karena berdasarkan dari pori-pori tanah yang besar bermanfaat untuk aerasi
dan lufiltrasi. Sedangkan pori-pori yang kecil untuk menyimpan lengsas, (Ananto, 2010)
dalam (Ramdani.2014).
12
1.2 Tujuan Peraktikum
Adapun tujuan di adakannya praktikum ini yaitu :
1. Untuk menentukan dan menetapkan massa tanah (BV)
2. Untuk menghitung porositas tanah
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Tanah adalah akumulasi tubuh alam bebas, menduduki sebagian besar planet bumi, yang
mampu menumbuhkan tanaman, dan memiliki sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad
hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam keadaan relief tertentu selama jngka waktu
tertentu pula. Berdasrkan definisi tanah, dikenal lima macam faktor pembentuk tanah yaitu
iklim, kehidupan, bahan induk, topografi, dan waktu ( Bale, 2001) dalam (Ramdani.2014).
Tanah memiliki beberapa sifat-sifat fisik, salah satunya adalah struktur tanah. Struktur
tanah merupakan salah sastu sifat morfologi tanah yang dapat di amati secara langsung.
Morfologi tanah adalah deskripsi tubuh tanah yang menunjukan kenampakkan- kenampakkan.
Struktur tanah adalah susunan butir-butir primer tanah dan agregat-agregat primer tanah
secara alami menjadi bentuk tertentu yang dibatasi oleh bidang-bidang yang disebut agregat.
Struktur tanah berhubungan dengan cara dimana pariikel pasir. Debu dan liat relatif disusun
satu sama lain. Dengan menentukan berat volume (BV), berat jenis (BJ) dan porositas tanah
dapat membedakan antara struktur yang ada. Kaitannya dengan daya serap air, struktur tanah
mempengaruhi karena berdasarkan dari pori-pori tanah yang besar bermanfaat untuk aerasi
dan lufiltrasi. Sedangkan pori-pori yang kecil untuk menyimpan lengsas, (Ananto, 2010)
dalam (Ramdani.2014).
Struktur lempung mempunyai ketebalan kurang dari 1 mm sampai lebih dari 10 mm.
Prisma dan tiang antara kurang ddari 10 mm sampai lebih dari 100 mm. Gumpal antara
kurang dari 100 mm sampai lebih dari 50 mm. Gramula kurang dari 5 mm sampai lebih dari
50 mm. Tingkat perkembangan struktur ditentukan berdasarkan atas kemantapan atau
ketahanan bentuk struktur tanah tersebut terhadap tekanan. Ketahanan sruktur tanah
dibedakan menjadi tingkat perkembangan tanah ( butir- butir struktur tanah mudah hancur)
tingkat perekambangan sedang ( butir- butir struktr tanah agak sukar hancur0 dan tingkat
perkembangan kuat ( butir- butir struktur tanah sukr hancur). Hal ini sesuai dengan jenis tanah
dan tingkat kelembabapan tanah (Anonim, 2013) dalam (Ramdani.2014).
13
Komponen-komponen tanah yang mengikat fraksi pasir dan debu membentuk struktur
yang tersusun adalah liat, bahan organik dan seskuioksida. Bila ikatan antara partikel-partikel
tanah lemah, tenaga mekanik akan mudah menceraikan partikel- partikel tanah ddan
akibatnya pori-pori tanah bertutup dan continuitas pori-pori tanah terganggu, (Team Asisten,
2010) dalam (Ramdani.2014).
Adapun pengaruh struktur tanah terhadap tanaman yaitu terjadi secara langsung, struktur
tanah yang lemah (ringan) pada umumnya menghasilkan laju pertumbuhan tanaman pakan
dan produksi persatuan waktu yang lebih tinggi dibandingkan dengan struktur tanah yang
padat. Jumlah dan panjang akar pada tanaman makanan ternak yang tumbuh pada tanah lemah
umumnya lebih banyak dibandingkan dengan akar tanaman makanan ternak yang tumbuh
pada tanah yang berstruktur berat. Hal ini disebabkan perkembangan akar pada tanah
berstruktur ringan lebih cepat persatuan waktu dibandingkan akar tanaman pada tanah
kompak, sebagai akibat mudahnya intersepsi akar pada tiap pori-pori tanah yang memang
tersedia banyak pada tanah remah. Selain itu, akar memiliki kesempatan untuk bernafas
secara maksimal pada tanah yang berpori, dibandingkan pada tanah yang padat. Sebaliknya
bagi tanaman makanan ternak yang tumbuh pada tanah yang berteksturhalus seperti
tanahyang berlempung tinggi, sulit mrngembangkan akarnya, karena sulit bagi akar utnuk
menyebar akibat rendahnya pori-pori tanah. Akar tanaman akan mengalami kesulitan utnuk
menembus struktur tanah yang padatt, sehingga perakaran tidak berkembang dengan baik,
( Kartaspoetria dan Mulyani, 1997 ) dalam (Ramdani.2014).
Tanah dikatakan tidak berstruktur bila butir-butir tanah tidak melekat satu sama lain
(disebut lepas,misalnya tanah pasir) atau saling melekat menjadi satu satuan yang padu
(kompak) dan disebut massive atau pejal (Hardjowigeno, 1987) dalam (Ramdani.2014).
Tanah dengan struktur baik (granuler dan remah) mempunyai tata udara yang baik, unsur-
unsur hara lebih mudah tersedia dan mudah diolah. Struktur tanah yang baik adalah yang
bentuknya membulat sehingga tidak dapat saling betsinggungan dengan rapat. Akibatnya
pori-pori tanah banyak yang terbentuk. Di samping itu, struktur tanah harus tidak mudah
rusak (mantap) sehingga pori-pori tanah tidak cepat tertutup bila terjadi hujan (Hardjowigeno,
1987) dalam (Ramdani.2014).
14
BAB III. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum tentang Struktur Tanah ini dilaksanakan pada hari Sabtu 6 Juni 2015 mulai
pukul 08.00 Wita sampai dengan selesai. Kegiatan prktikum ini dilaksanakan di Laboratorium
Silvikultur dan Teknlogi Hasil Hutan, Program Studi Kehutanan, Universitas Mataram.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan pada kegiatan praktikum ini adalah ring sampel, timbangan
analitik, oven, palu, dan cutter.
Adapun bahan yang digunakan pada kegiatan praktikum ini adalah contoh tanah.
3.3 Prosedur Kerja
Adapun langkah-langka yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Membersihkan permukaan tanah yang akan di gali dari penutupan tumbuhan, serasah, dan
kemudian meratakannya.
2. Membuat garis persegi panjang pada tanah yang akan digali.
3. Menggali tanah pada area yang sudah di garis tersebut sampai kedalaman 20 cm.
4. Meletakkan tabung silinder arah vertical terhadap permukaan tanah yang akan di ambil
dengan bagian yang tajam berada pada sisi yang bersinggungan.
5. Meletakkan tabung silinder perlahan-lahan dengan tekanan yang merata.
6. Menggali tanah di sekeliling tabnng silinder sehingga tabung silinder itu dapat diambil
secara bersama-sama dalam keadaan tabung tetap bertautan.
7. Menutup kedua mulut tabung silinder dengan penutup yang sudah tersedia
8. Contoh tanah di bawah ke laboratorium untuk di analisis.
9. Menimbang contoh tanah utuh (= a gram) yang di ambil ,tersebut pada timbangan analitik.
10. Contoh tanah utuh yang telah di timbang tersebut di keringkan dengan temperatur 105°C
bersama tabung silindernya selama 24 jam.
11. Menimbang tanah yang telah di ovenkan (= c gram) dan menghitung volume tanah utuh
dengan menggunakan data diameter dalam dan tinggi tan=bung silinder (= b gram).
15
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatam
Adapun hasil pengamatan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1 Hasil Pengamatan Struktur Tanah
Sampel
tanah
a B C D r t BJ BV
Tanah
Badung
102
gram
254
gram
229
gram
5.2 cm 2.6 cm 5.1 cm 2.65
cm3
1.17
cm3
Perhitungan
- Volume Tanah (V)
V = π. r2. t
= 3.14 x (2.6)2. X 5.1
= 108.255 cm3
- Menghitung Berat Volume (BV) Tanah
BV = Bobot tanah kering
Volume tanah
= Massatanah kering ( c )−Massaring kosong (a)
π . r . r . t
= 229−102
3,14 ×2,6 ×2,6 × 5.1
= 127
108.255
= 1.17 g/cm3
- Menghitung Porositas Tanah
% Pori = ¿ ) × 100%
16
= ¿ ) × 100%
= ¿ ) × 100%
= 0, 56 × 100%
= 56 %
4.2 Pembahasan
Tanah adalah akumulasi tubuh alam bebas, menduduki sebagian besar planet bumi, yang
mampu menumbuhkan tanaman, dan memiliki sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad
hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam keadaan relief tertentu selama jangka
waktu tertentu pula. Berdasrkan definisi tanah, dikenal lima macam faktor pembentuk tanah
yaitu iklim, kehidupan, bahan induk, topografi, dan waktu.
Tanah memiliki beberapa sifat-sifat fisik, salah satunya adalah struktur tanah. Struktur
tanah merupakan salah sastu sifat morfologi tanah yang dapat di amati secara langsung.
Morfologi tanah adalah deskripsi tubuh tanah yang menunjukan kenampakkan- kenampakkan.
Struktur tanah adalah susunan butir-butir primer tanah dan agregat-agregat primer tanah
secara alami menjadi bentuk tertentu yang dibatasi oleh bidang-bidang yang disebut agregat.
Struktur tanah berhubungan dengan cara dimana pariikel pasir. Debu dan liat relatif disusun
satu sama lain. Dengan menentukan berat volume (BV), berat jenis (BJ) dan porositas tanah
dapat membedakan antara struktur yang ada. Kaitannya dengan daya serap air, struktur tanah
mempengaruhi karena berdasarkan dari pori-pori tanah yang besar bermanfaat untuk aerasi
dan lufiltrasi. Sedangkan pori-pori yang kecil untuk menyimpan lengsas.
Hasil dari percobaan ini dengan yang pertama menimbang berat dari ring sample dan di
dapatkan hasil 102 gram. Setelah itu di ambilnya tanah sample di kebun dengan menggunakan
ring sample dengan kedalaman tanah 20 cm . setelah itu di bawa ke laboratorium dan
ditimbang mendapatkan hasil 254 gram dan di masukkan ke dalam oven kmudian setelah di
oven di dapatkan hasil tanah 229 gram. Yang tinggi ring samplenya 5,1 cm, diameter ring
sample 5,2 cm, dan jari-jari ring sample 2,6 cm.
Struktur lempung mempunyai ketebalan kurang dari 1 mm sampai lebih dari 10 mm.
Prisma dan tiang antara kurang ddari 10 mm sampai lebih dari 100 mm. Gumpal antara
kurang dari 100 mm sampai lebih dari 50 mm. Gramula kurang dari 5 mm sampai lebih dari
50 mm. Tingkat perkembangan struktur ditentukan berdasarkan atas kemantapan atau
ketahanan bentuk struktur tanah tersebut terhadap tekanan. Ketahanan sruktur tanah
dibedakan menjadi tingkat perkembangan tanah ( butir- butir struktur tanah mudah hancur)
17
tingkat perekambangan sedang ( butir- butir struktr tanah agak sukar hancur0 dan tingkat
perkembangan kuat ( butir- butir struktur tanah sukr hancur). Hal ini sesuai dengan jenis tanah
dan tingkat kelembabapan tanah.
Komponen-komponen tanah yang mengikat fraksi pasir dan debu membentuk struktur
yang tersusun adalah liat, bahan organik dan seskuioksida. Bila ikatan antara partikel-partikel
tanah lemah, tenaga mekanik akan mudah menceraikan partikel- partikel tanah ddan
akibatnya pori-pori tanah bertutup dan continuitas pori-pori tanah terganggu.
Adapun pengaruh struktur tanah terhadap tanaman yaitu terjadi secara langsung, struktur
tanah yang lemah (ringan) pada umumnya menghasilkan laju pertumbuhan tanaman pakan
dan produksi persatuan waktu yang lebih tinggi dibandingkan dengan struktur tanah yang
padat. Jumlah dan panjang akar pada tanaman makanan ternak yang tumbuh pada tanah lemah
umumnya lebih banyak dibandingkan dengan akar tanaman makanan ternak yang tumbuh
pada tanah yang berstruktur berat. Hal ini disebabkan perkembangan akar pada tanah
berstruktur ringan lebih cepat persatuan waktu dibandingkan akar tanaman pada tanah
kompak, sebagai akibat mudahnya intersepsi akar pada tiap pori-pori tanah yang memang
tersedia banyak pada tanah remah. Selain itu, akar memiliki kesempatan untuk bernafas
secara maksimal pada tanah yang berpori, dibandingkan pada tanah yang padat. Sebaliknya
bagi tanaman makanan ternak yang tumbuh pada tanah yang berteksturhalus seperti
tanahyang berlempung tinggi, sulit mrngembangkan akarnya, karena sulit bagi akar utnuk
menyebar akibat rendahnya pori-pori tanah. Akar tanaman akan mengalami kesulitan utnuk
menembus struktur tanah yang padatt, sehingga perakaran tidak berkembang dengan baik.
18
BAB V. PENUTUP
5.3 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum Dasar-dasar ilmu Tanah dengan materi Struktur
Tanah yaitu dari hasil pengamatan yang kita lakukan di simpulkan bahwawa :
1. bobot isi tanah diukur dgn menggunakan metode tabung selinder sehingga kita dapat
menetapkan dan mengetahui kerapatan massa tanah (BV) dan mengetahui porositas tanah.
5.2 Saran
Adapun Saran dari praktikan untuk praktikum ini yaitu :
1. Untuk Laboratorium agar alat-alat praktikum ditambah lagi supaya kita lebih enak dalam
melakukkan praktikumnya.
2. Untuk Coass supaya lebih terampil lagi dalam membimbing praktikan
3. Untuk praktikan agar mengikuti praktikum dengan tertib dan tenang agar praktikum kita
berlangsung dengan suasana yang nyaman.
19
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tekstur tanah merupakan ukuran relatif partikel tanah dinyatakan dalam istilah tekstur,
yang mengacu pada kehalusan da n kekasaran tanah. Lebih khasnya tekstur adalah
perbandingan relatif pasir, debu dan tanah liat. Partikel pasir berukuran relatif lebih besar
dibandingkan dengan yang ditunjukkan oleh partikel-partikel debu dan tanah liat yang
berbobot sama. Tanah yang bertekstur kasar dengan 20% bahan organik atau lebih dan tanah
bertekstur halus dengan 30% bahan organik atau lebih berdasarkan bobot mempunyai sifat
yang di dominasi oleh fraksi organik (Foth, 2000) dalam (Ramdani.2014).
Tanah terdiri dari butir-butir yang berbeda dalam ukuran dan bentuk, sehingga diperlukan
istilah-istilah khusus ang memberikan ide tentang sifat teksturnya dan akan memberikan
pentunjuk tentang sifat fisiknya. Untuk itu digunakan nama kelas seperti pasir, debu, liat, dan
lempung. Nama kelas dan klasifikasinya ini, merupakan hasil riset bertahun-tahun dan lambat
laun digunakan sebagai patokan. Tiga golongan pokok tanah yang kini umum dikenal adalah
pasir, liat dan lempung (Buckman dan Brady, 2002) dalam (Susanto, 2014).
Tekstur tanah menunjukkan kasar atau halusnya suatu tanah terdapat perbedaan penting
lainnya antara pasir, dan liat beberapa tanah yang dihubungkan dengan kemampuan tanah
tertentu untuk menyediakan elemen-elemen tanaman yang esensial (kesuburan tanah). Pada
umumnya unsur hara yang esensial dapat tersedia sebagai partikel debu, area permukaannya
pergram lebih besar dan tingkat pelapukannya lebih cepat dari pada pasir ang menyebabkan
tanah lebih subur dari pada tanah berpasir. Hukum stookes menghubungkan kecepatan
penurunan sebatas dari suatu bola yang lunak dan kasar dalam suatu cairan yang kental yang
diketahui densitas dan viskositas terhadap diameternya jika dicoba pada kekuatan lapang yang
diketahui (Winarso, 2005) dalam (Ramdani.2014).
Tekstur tanah di bagi menjadi 12 kelas tekstur seperti yang tertera pada Diagram segitiga
tekstur tanah USDA (cit, kohnke). Tabel ini menunjukan bahwa suatu tanah disebut bertekstur
pasir apabila mengandung minimal 85% pasir bertekstur debu apabila terkadar minimal 80%
20
debu, dan bertekstur liat apabila berkkadar minimal 40% liat. Tanah yang berkomposisi ideal
yaitu 22.5% - 52.5% pasir, 30%-50% debu dan 10%-30% liat disebut bertekstur lempung.
(Kemas Ali Hanafiah, 2010) dalam (Ramdani.2014).
Tanah-tanah yang bertekstur pasir, karena butir-butirnya berukuran lebih besar, setiap
saatuan berat mempunyai luas permukaan yaang lebih kecil sehingga suit menyerap
(Menahan air dan unsur hara). Tanah-tanah yang bertekstur liat karena lebih halus maka
setiap satuan berat mempunyai luas permukaan yang lebih besar sehingga kemampuan
menahan air dan menyediakan unsur hara tinggi. Tanah-tanah bertekstur halus lebih aktif
dalam reaksi kimia dari pada tanah bertekstur kasar (Hardjowigeno, 2003) dalam
(Ramdani.2014).
Tekstur tanah merupakan perbandingan relatif berat dari pasir, debu dan liat atau
kelompok partikel ukuran lebih kecil dari kerikil. Kelas tekstur tanah perlu diketahui karena
mempunyai hubungan erat dengan kemampuan tanah menyimpan, memengang air, aerasi,
permeabilitas, dan kapasitas tukar kation. Data tekstur tanah juga sangat diperlukan untuk
evoluasi tata air tanah, konduktivitas dan kekuatan tanah (Ariyanto, 2010) dalam
(Ramdani.2014).
Dalam klasifikasi tanah (taksonomi tanah) tingkat famili, kasar halusnya tanah
ditunjukkan dalam sebaran besar butir (particle size distribution) yang merupakan
penyederhanaan dari kelas tekstur tanah dengan memperhatikan pula fraksi tanah yang lebih
besar / kasar dari pasir (Bale. 2001) dalam (Junaidi, 2014)
Tekstur tanah penting untuk kita ketahui karena komposisi ketiga fraksi butir-butir tanah
tersebut (fraksi padat, cair, dan gas) akan menentukan sifat-sifat fisika, fisika - kimia, dan
kimia tanah. Alasan lainnya adalah karena tekstur mempunyai hubungan erat dengan
kemampuan tanah menyimpan dan memegang air, aerasi serta permeabilitas, kapasitas tukar
kation dan kesuburan tanah. Data tekstur juga sangat diperlukan untuk evaluasi tata air,
retensi air, konduktivitas hidrolik dan kekuatan tanah (Hardjo, 2003) dalam (Junaidi, 2014)
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Pengukuran tekstur tanah menggunakan metode pengendapan.
2. Menetapkan kelas tekstur tanah secara kuantitatif.
3. Menetapkan fraksi pasir, debu, liat.
21
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Tanah dapat ditemukan hampir dimana saja dan kiranya tanah itu selalu bersama
kita.Karena itu kebanyakan orang tidak pernah berusaha menentukan apakah tanah
itu,darimana asalnya dan bagaimana sifatnya.Mereka tidak memperhatikan bagaimana tanah
itu di suatu tempat berbeda dengan tanah di tempat lain. Tanah juga merupakan komponen
hidup dari lingkungan yang penting.Bila tanah disalahgunakan, tanaman menjadi kurang
produktif. Bila ditangani secara hati-hati dengan memperhatikan tabiat fisik dan biologinya,
akan terus menerus menghasilkan tanaman dalam beberapa generasi yang tidak terhitung (Lal,
1979) dalam (Junaidi, 2014)
Tanah terdiri dari butir-butir yang berbeda dalam ukuran dan bentuk, sehingga diperlukan
istilah-istilah khusus yang memberikan ide tentang sifat teksturnya dan akan memberikan
petunjuk tentang sifat fisiknya. Untuk ini digunakan nama kelas seperti pasir, debu, liat dan
lempung. Nama kelas dan klasifikasinya ini, merupakan hasil riset bertahun-tahun dan lambat
laun digunakan sebagai patokan. Tiga golongan pokok tanah yang kini umum dikenal adalah
pasir, liat dan lempung (Buckmandan Brady, 1992) dalam (Junaidi, 2014).
Tekstur merupakan sifat kasar-halusnya tanah dalam percobaan yang ditentukan oleh
perbandingan banyaknya zarah-zarah tunggal tanah dari berbagai kelompok ukuran, terutama
perbandingan antara fraksi-fraksi lempung, debu, dan pasir berukuran 2 mm ke bawah
(Notohadiprawito, 1978) dalam (Junaidi, 2014).
Tekstur tanah menunjukkan komposisi partikel penyusun tanah (separat) yang dinyatakan
sebagai perbandingan proporsi (%) relatif antara fraksi pasir, fraksi debu dan fraksi liat
(Hanafiah, 2008) dalam (Ramdani.2014).
Tekstur tanah dapat menentukan sifat-sifat fisik dan kimia serta mineral tanah. Partikel-
partikel tanah dapat dibagi atas kelompok-kelompok tertentu berdasarkan ukuran partikel
tanpa melihat komposisi kimia, warna, berat, dan sifat lainnya. Analisis laboratorium yang
mengisahkan hara tanah disebut analisa mekanis. Sebelum analisa mekanis dilaksanakan,
contoh tanah yang kering udara dihancurkan lebih dulu disaring dan dihancurkan dengan 22
ayakan 2 mm. Sementara itu sisa tanah yang berada di atas ayakan dibuang. Metode ini
merupakan metode hidrometer yang membutuhkan ketelitian dalam pelaksanaannya. Tekstur
tanah dapat ditetapkan secara kualitatif dilapangan (Hakim, 1986) dalam (Ramdani.2014).
Dalam penetapan tekstur tanah ada tiga jenis metode yang biasa digunakan yaitu metode
feeling yang dilakukan berdasarkan kepekaan indra perasa (kulit jari jempol dan telunjuk),
metode pipet atau biasa disebut dengan metode kurang teliti dan metode hydrometer atau
disebut dengan metode lebih teliti yang didasarkan pada perbedaan kecepatan jatuhnya
partikel-partikel tanah di dalam air dengan asumsi bahwa kecepatan jatuhnya partikel yang
berkerapatan sama dalam suatu larutan akan meningkat secara linear apabila radius partikel
bertambah secara kuadratik (Hardjowigeno, 1995) dalam (Junaidi, 2014).
23
BAB III. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Adapun praktikum ini dilaksanakan pada hari jumat, 19 Juni 2015 pukul 09.00 – 10.00
WITA di laboraturium Silvikultur dan Teknologi Hasil Hutan Program Studi Kehutanan
Universitas Mataram.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:
1. Tabung kocok
2. Plastik es
3. Karet
4. Cawan
5. Timbangan
3.2.2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:
1. Sample tanah badung 10 gr
2. Aquadest
3. NaOH 1 N 10ml
3.3 Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerjanya adalah sebagai berikut:
1. Diambil contoh tanah yang sudah disiapkan sebelumnya
2. Ditimbang tanah menggunakan cawan sebanyak 10gr lalu dimasukan tanah kedalam
tabung kocok.
3. Dimasukan larutan NaOH 1 N kedalam tabung kocok dan ditambahkan juga aquadest
sampai batas takar pada tabung 45ml.
4. Kocok tanah yang sudah dicampur dengan larutan ±5 menit dan di diamkan selama ±25
menit.24
5. Kemudian dituangkan larutan kedalam tabung yang kedua sampai semua fraksi debu
masuk dan di diamkan selama ±15 menit.
6. Dituangkan larutan kedalam tabung tiga sampai semua fraksi liat masuk dan di diamkan
selama beberapa saat.
7. Amati berapa persen fraksi pasir, debu, dan liat pada ketiga tabung.
8. Dihitung % Pasir= I15
x100 % , % Debu= II15
x100 %, % Liat=100−(% I +% II ).
25
BAB IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan dalam peraktikum ini yaitu:
Tabel 3.2 Hasil Pengamatan Tekstur tanah
Sampel Tanah % Pasir % Debu % Liat Tipe TeksturTanah Badung 33.33 % 10 % 56.67 % C (Clay) / Liat